S2 ek pertemuan 2

26
1 Konsep dan Teori

Transcript of S2 ek pertemuan 2

Page 1: S2 ek pertemuan 2

1

Konsep dan Teori

Page 2: S2 ek pertemuan 2

Masalah Ekonomi Spatial di Indonesia

• Strategi industrialisasi yang diterapkan di Indonesia menimbulkan polarisasi dan dualisme proses pembangunan

• Dua sektor ekonomi,sektor manufaktur dan sektor pertanian,yang berbeda karakteristiknya saling berhadapan

• Dualisme terjadi karena adanya urbanisasi• Tingkat urbanisasi suatu wilayah dapat dinyatakan

sebagai besarnya proporsi penduduk perkotaan pada wilayah tersebut (BPS, 1997: bab IV).

2

Page 3: S2 ek pertemuan 2

Proses Urbanisasi

Menurut Todaro model migrasi desa- kota didasari pemikiran :

–Migrasi dirangsang oleh pertimbangan ekonomi yang rasional antara keubtungan dan biaya dari migrasi itu sendiri

–Keputusan bermigrasi bergantung pada tingkat pendapatan aktual di pedesaan dengan tingkat pendapatan yang diharapkan di kota

–Kemungkinan mendapat pekerjaan berbanding terbalik dengan tingkat pengangguran di perkotaan

–Migrasi terus berlangsung meskipun pengangguran sudah cukup tinggi

3

Page 4: S2 ek pertemuan 2

4

WHY STUDY AGGLOMERATION?WHY STUDY AGGLOMERATION?

Increasing role of geography in Increasing role of geography in industrialization due to:industrialization due to:– Massive globalisation reinforces Massive globalisation reinforces

agglomerations & clusters (sticky agglomerations & clusters (sticky places in slippery space)places in slippery space)

– Limited explanation of traditional Limited explanation of traditional location theorylocation theory

– Why a cluster arise in a specific Why a cluster arise in a specific location?location?

– Growing awareness on spatial Growing awareness on spatial aspects but yet little tested aspects but yet little tested empirically, in particular in Indonesiaempirically, in particular in Indonesia

Page 5: S2 ek pertemuan 2

Mega-cities and urbanisation• UN Report (1998):

– by 1995 almost half of the world’s population lived in urban areas– just after the turn of the millennium, urban dwellers will outnumber those in

rural areas– by 2030 three of every five persons in the world will be living in urban areas

• In the process of world urbanisation, several mega-cities, defined as cities with more than 10 million inhabitants, have emerged strikingly in Asia over the last four decades:– the largest increase in the urban population has occurred in the less developed

countries rather than in developed countries– Asia is represented by the emergence of Tokyo, Shanghai and Bombay among

the 5 largest agglomerations (See table 1)

5

Page 6: S2 ek pertemuan 2

Table 1. The 5 Largest Urban Agglomerationsand ASEAN Cities, 1960-1995

1960 1995Agglomerations,country Ra

nkPopulation

Rank Population

New York, USATokyo, JapanLondon, UKShanghai, ChinaParis, FranceMexico City, MexicoSao Paulo, BrazilBombay, India

1234514156

14.211.09.18.87.25.44.74.1

4125618235

16.327.07.613.69.516.616.515.1

Jakarta, IndonesiaMetroManila,PhilippinesBangkok, Thailand

28nana

2.7nana

222029

8.69.36.5

na = data not availableSource: United Nations (1998),World Urbanization Prospects The 1996 Revision, UN:New York

6

Page 7: S2 ek pertemuan 2

Current Trends• The most striking features of the geography of economic activity is

concentration and unevenness: – extended metropolitan regions– emergence of mega-cities – transformation of urbanisation– agglomerations and clusters

• Location does really matter even in the wave of globalisation– Mega global trend: 3F (food, fun, fashion)==> spatial widening of economic

activity (borderless world)– Paradox of space: globalisation vs localisation leading to glocalisation strategy

(think globally but act locally)– Paradox of regional economic integration (AFTA, EC, APEC, etc.) vs WTO

• Key questions– How significantly has urban form being altered?– How have these changes varied geographically?– How differently does urban life feel? And for whom?

7

Page 8: S2 ek pertemuan 2

WHY INDONESIA?

– Indonesia provides an excellent laboratory for studying the pattern of geographic concentration in LDCs

8

Page 9: S2 ek pertemuan 2

• Konsentrasi spasial industri:– Main industrial areas in

Indonesia have been located overwhelmingly in Java & Sumatra.

– Java with more than half of Indonesians inhabitants offers a huge potential market and is importance by its own rights.

– Most of investments, either foreign or domestic, have been concentrating in Java.

Employment Distribution(% of total)Main Island 1976 1999Sumatra 6.7 11.7Java 89.1 81.1Kalimantan 1.8 3.8Sulawesi 0.9 1.6EasternIslands

1.5 1.9

INDONESIA 100 100

9

Page 10: S2 ek pertemuan 2

Keterkaitan Geografi ekonomi, Teknologi, dan Strategi

10

GEOGRAFI EKONOMI• Where• Why

STRATEGI• Globalisasi (slippery space)

• Sticky places (local embeddedness)

TEKNOLOGI• Inovasi

• Trajectories• Knowledge spillover

Mengapa aktivitas ekonomi cenderung untuk terkonsentrasi dan mengelompok secara geografis di beberapa tempat ?

Page 11: S2 ek pertemuan 2

11

Aglomerasi skala kecil=Kluster industri

* berada dalam satu wilayah tertentu

Industri karpet di Dalton, Georgia, USA (Krugman, 1991) dan industri tekstil Italia di kota Prato (Pyke, Bacattini dan Sangenberger, 1990; Porter, 1990)

Aglomerasi skala besar

* melintasi batas wilayah dan negara

Manufacturing Belt di USA (yang meliputi wilayah : Green Bay-Saint Louis-Baltimore-Portland) dan Hot Banana di Eropa (meliputi daerah antara Milan dan London : Italia bagian Utara, Jerman bagian Selatan, Perancis bagian Tenggara, wilayah Ruhr, Ile de France, Belgia, Belanda dan Inggris bagian Tenggara)

Page 12: S2 ek pertemuan 2

Aglomerasi Industri Manufaktur

Teori LamaTeori Tempat Sentral (Central Place Theory)

Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Poles Theory)

Teori Baru New Economic Geography / Geographical Economics

12

Page 13: S2 ek pertemuan 2

Teori LamaTeori Tempat Sentral (Central Place Theory)Pengelompokan industri muncul• minimalisasi biaya transport, produksi dan kekuatan aglomeratif

(Weber, 1909; Isaard, 1956; Hoover, 1984)• permintaan pasar (Losch, 1959)• maksimalisasi laba perusahaan (Isard, 1957; Greenhut, 1956;

Hotelling, 1929)

Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Poles Theory)

Industri yang mengalami ekspansi yang berlokasi di suatu daerah perkotan, mendorong berkembangnya kegiatan industri lain keseluruh daerah dalam lingkup yang luas

13

Page 14: S2 ek pertemuan 2

Teori BaruNew Economic Geography / Geographical Economics

Muncul karena paradigma lama memiliki banyak kelemahan dan kekurangan yang umumnya hanya memberikan penjelasan ‘secara klasik’ berdasarkan atas penghematan aglomerasi (agglomeration economies) dalam bentuk :

• Penghematan lokalisasi (localisation economies)• Penghematan urbanisasi (urbanisation economies)

14

Page 15: S2 ek pertemuan 2

Konsep Dasar Pengertian Aglomerasi

pengelompokan ……… terjemahan bahasakonsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi dikawasan perkotaan sebagai akibat terjadinya penghematan akibat lokasi yang berdekatan (economies of proximity) ……….. Montgomerysuatu lokasi yang ‘tidak pernah berubah’ sebagai akibat adanya penghematan eksternal (external economies) yang terbuka bagi semua perusahaan yang letaknya berdekatan dengan perusahan lain serta penyedian jasa-jasa pendukung dan bukan sebagai akibat dari kalkulasi perusahaan/ pekerja secara individual …….. Markusenpola lokasi yang terpadu atau berdekatan/ pola kebersamaan lokasi ……. Soepomosekumpulan kluster industri ……………….. Kuncoro

15

Page 16: S2 ek pertemuan 2

Perspektif Aglomerasi

Teori dan studi tentang aglomerasi dapat digolongkan dalam 2 (dua) perspektif yaitu :

Perspektif Klasik

Perspektif Modern

16

Page 17: S2 ek pertemuan 2

Perspektif KlasikAda dua pendekatan yang digunakan untuk melihat aglomerasi dari perspektif klasik

Pendekatan PenghematanAglomerasi merupakan bentuk spasial dan para pelaku ekonomi berupaya mendapatkan penghematan aglomerasi (agglomeration economies) dalam bentuk penghematan lokalisasi (localisation economies) dan penghematan urbanisasi (urbanisation economies)

17

Page 18: S2 ek pertemuan 2

18

Penghematan Lokalisasi (Localisation Economies)

Terjadi apabila biaya total rata-rata (produksi) dari perusahaan yang sejenis pada lokasi yang sama turun bila jumlah produksi dari industri itu naik.

Ada 3 (tiga) alasan penyebabnya Pembelian input bersama dalam jumlah besar dari perusahaan sejenis dalam lokasi yang sama dari perusahaan input yang sama

Ekonomi pasar tenaga kerja, dimana pekerja mudah berganti pekerjaan dilokasi yang sama

Komunikasi ekonomi, dimana mudahnya pertukaran informasi dan penyebaran teknologi antara pekerja dan perusahaan

Page 19: S2 ek pertemuan 2

19

Penghematan Urbanisasi (Urbanisation Economies)

Terjadi apabila biaya total rata-rata (produksi) dari tiap perusahaan (yang berbeda) turun bila jumlah produksi dari berbagai industri dilokasi yang sama naik.

Penghematan urbanisasi terjadi untuk alasan yang sama

seperti penghematan lokalisasi, hanya bedanya : Perusahaan dari berbagai industri (yang tidak sejenis) dilokasi yang sama dapat membeli secara bersama pada perusahaan bahan baku yang sama

Dari sisi pekerja, mereka yang diberhentikan di suatu industri mudah mendapat pekerjaan di industri lain, dan dari sisi perusahaan, mereka dapat dengan mudah merubah / mengurangi pekerja karena biaya mencari pekerja dan biaya pindah murah

Aglomerasi mempermudah dan mempercepat pertukaran informasi dan penyebaran teknologi

Page 20: S2 ek pertemuan 2

20

Pendekatan Eksternalitas Aglomerasi merupakan bentuk spasial melalui konsep eksternalitas.Eksternalitas dapat dibedakan menjadi :

1. External agglomeration economies

2. Internal agglomeration economies

3. Economies of scale

4. Economies of scope

Page 21: S2 ek pertemuan 2

21

External Agglomeration EconomiesPenghematan aglomerasi eksternal melihat penurunan biaya yang terjadi akibat aktivitas diluar lingkup perusahaan/ industri, dengan cara beraglomerasi secara spasial dalam bentuk :

penghematan biaya, dimana perusahaan dalam industri yang sama bersaing satu dengan yang lainnya untuk memperoleh pasar atau konsumen

penghematan tenaga kerja terampil

penghematan bahan baku

Page 22: S2 ek pertemuan 2

22

Internal Agglomeration economiesPenghematan aglomerasi internal melihat penurunan biaya secara internal di dalam suatu perusahaan/ industriakibat adanya efisiensi dalam kegiatan produksi, dalam bentuk :

Pembagian kerja (spesialisasi)

Mekanisasi

Sub kontrak aktivitas rposes produksi kepada perusahaan lain

Kontinuitas dan stabilitas titik optimum produksi yang akan meminimumkan biaya

Page 23: S2 ek pertemuan 2

23

Economies of ScalePenghematan skala terjadi karena perusahaan/ industri menaikkan tingkat produksi melalui perluasan skala ekonomi (dengan memperbesar/ memperluas pabrik)

Penghematan biaya terjadi dengan meningkatkan skala pabrik sehingga biaya produksi per unit dapat ditekan

Economies of ScopePenghematan cakupan terjadi karena seluruh unit produksi yang ada dalam perusahaan/ industri bekerja secara bersama sehingga dapat dilakukan penghematan biaya.

Page 24: S2 ek pertemuan 2

Perspektif ModernMeskipun konsep-konsep dasar perspektif Klasik secara intuitif dapat memberikan penjelasan yang beralasan dan dinamik mengapa aktivitas ekonomi cenderung untuk terkonsentrasi secara geografis di suatu/ beberapa tempat saja, tetap saja memiliki kelemahan mendasar yaitu tidak dapat memperhitungkan berbagai biaya yang hendak diminimalkan oleh perusahaan.

Untuk itu dikembangkaan pemikiran-pemikiran baru yang mencoba menjelaskan mengapa aglomerasi terjadi di daerah tertentu. Pemikiran baru tersebut diantaranya :

Eksternalitas Dinamis

Paradigma Pertumbuhan Perkotaan

Geografi Ekonomi Baru

Analisis Biaya Transaksi

24

Page 25: S2 ek pertemuan 2

25

Konsep dan teori yang telah dikemukakan mengenai aglomerasi di atas menyajikan sumbangan pemikiran yang sangat berharga dalam menganalisa perilaku pengelompokan industri secara spasial. Namun konsep dan teori ini sebenarnya belumlah cukup apabila kita ingin mengetahui mengapa industri (khususnya manufaktur) cenderung mengelompok disuatu atau beberapa daerah tertentu.

Analisis kluster (tepatnya industrial cluster/ industrial district) dapat membantu melengkapi analisa perilaku industri secara spasial tersebut.

Page 26: S2 ek pertemuan 2

26

SEKIAN TERIMAKASIH