Rpp FISIKA X

75
Lalu Gede Sudarman, S.Pd RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMK NEGERI 1 MALUK F I S I K A Kelas x Semester Ganjil TP 2012/2013 Oleh Lalu Gede Sudarman, S.Pd NIP. 19860316 201001 1 009

Transcript of Rpp FISIKA X

Page 1: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMK NEGERI 1 MALUK

F I S I K A

Kelas x Semester Ganjil TP 2012/2013

Oleh

Lalu Gede Sudarman, S.Pd NIP. 19860316 201001 1 009

Page 2: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SMKN 1 MALUK

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/Semester : X (sepuluh) / Semester I

Standar Kompetensi : 1. Mengukur besaran dan menerapkan satuannya

Kompetensi Dasar : 1.1 Menguasai konsep besaran dan satuannya

Pertemuan ke : 1 (Satu)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Indikator

1. Membedakan besaran pokok dan besaran turunan

2. Menyusun dimensi besaran-besaran fisika

B. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

1. Membedakan antara besaran pokok dan besaran turunan.

2. Menganalisis besaran fisika

3. Menganalisis satuan besaran turunan

4. Melakukan analisis dimensi terhadap besaran-besaran fisika.

C. Materi Pembelajaran

BESARAN DAN SATUAN

Besaran didefinisikan dengan dua cara, yaitu definisi besaran secara umum dan secara

fisika. Definisi besaran secara umum adalah segala sesuatu yang dapat diukur, misalnya

warna, indah, cantik, panjang, luas, volume dan lain-lain.

Definisi Besaran secara fisika adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan

dinyatakan dengan angka eksak, misalnya panjang, luas, volume, dan kecepatan sedangkan

warna, indah, cantik bukan termasuk besaran secara fisika karena ketiganya tidak dapat

dinyatakan dengan angka eksak.

Besaran fisika dibagi menjadi dua macam yaitu besaran pokok dan besaran turunan.

Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak

diturunkan dari besaran lain. Dalam Sistem Internasional (SI) ada 7 besaran pokok yang

mempunyai satuan dan 2 besaran pokok yang tidak mempunyai satuan.

Besaran Pokok yang mempunyai satuan diantaranya seperti tertera pada tabel dibawah

Page 3: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

ini

No. Besaran pokok Satuan SI Singkatan Alat ukur

1. Panjang Meter m Mistar

2. Massa Kilogram kg Neraca

3. Waktu Sekon s stopwatch

4. Suhu Kelvin k termometer

5. Kuat arus Ampere a ampermeter

6. Jumlah molekul Mole mol

7. Intensitas cahaya Candela cd

Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok.

No. Besaran turunan Besaran pokok Satuan

1 Luas panjang x lebar m2

2 Volume panjang x lebar x tinggi m3

3 Kecepatan Jarak / waktu m/s

4 Massa jenis Massa / panjang x lebar x tinggi Kg/m3

Analisis dimensional.

Diatas kita telah mempelajari besaran-besaran pokok dan besaran turunan. Selain mempunyai

satuan, besaran pokok juga mempunyai Dimensi besaran yang menyusun besaran turunan.

Dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun dari besaran-besaran pokok.

Dimensi 7 besaran pokok disajikan dalam table berikut:

Besaran Satuan (SI ) Dimensi

massa Kilogram M

Panjang Meter L

Waktu Sekon T

arus listrik Ampere I

Suhu Kelvin

intensitas cahaya Kandela J

jumlah zat Mol N

Karena besaran turunan tersusun oleh besaran pokok, maka dimensi besaran turunan juga

tersusun oleh dimensi-dimensi besaran pokok.

Contoh soal 1.1

Tentukan dimensi untuk besaran percepatan dan gaya

Penyelesaian

besaran percepatan = tubesaranwak

epabesarankec tan

dimensi kecepatan a = tv

=T

LT 1

= 2LT

besaran gaya = besaran massa x besaran percepatan

Page 4: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

dimensi gaya F = m x a

= M x 2LT

= 2MLT

D. Nilai Karakter

Jujur

Toleransi

Mandiri

Komunikatif

Tanggung Jawab

E. Metode Pembelajaran

- Diskusi kelompok

- Ceramah

F. Langkah-langkah Kegiatan

a. Kegiatan Pendahuluan

Motivasi dan Apersepsi:

- Apakah kalian pernah melakukan pengukuran? (contoh pengukuran)

- Jika kalian mengukur meja dengan hasil pengukuran 2 m. manakah dari

hasil pengukuran tersebut yang dinamakan besaran?

- Apakah manfaat satuan dalam pengukuran yang kita lakukan?

Prasyarat pengetahuan:

- Apakah yang dimaksud dengan besaran pokok?

- Apakah yang dimaksud dengan besaran Turunan?

- Apakah yang dimaksud dengan satuan Sistem Internasional (SI)?

b. Kegiatan Inti

Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. Setiap

kelompok terdiri dari 4-5 orang.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan tentang 7 besaran pokok dan

satuannya beserta contoh2nya.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan tentang cara memperoleh

besaran turunan dari besaran pokok

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.

Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan

informasi yang sebenarnya.

Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan satuan Sistem

Internasional (SI) dari beberapa besaran pokok.

Peserta didik memperhatikan penjelasan mengenai nilai satuan standar untuk

besaran-besaran pokok yang disampaikan oleh guru.

Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan satuan Sistem

Internasional (SI) dari beberapa besaran turunan.

Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan

informasi yang sebenarnya.

Guru menjelaskan kegunaan analisis dimensi dan memberikan contoh dimensi

dari beberapa besaran fisika.

Peserta didik diminta untuk menuliskan lima contoh analisis dimensi dari besaran

Page 5: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

turunan.

Guru memeriksa penulisan analisis dimensi dari besaran turunan yang dilakukan

peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada

peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar,

guru dapat langsung memberikan bimbingan.

c. Kegiatan Penutup

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan

kerjasama yang baik.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.

Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

F. Sumber Belajar

a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur)

b. Internet

c. LCD Proyektor

G. Penilaian Hasil Belajar

Prosedur Penilaian

a. Tatap Muka (TM) Bentuk : Uraian

Instrumen Soal

No. Soal dan Uraian Jawaban Skor

1.

Jelaskan perbedaan besaran pokok dan besaran turunan!

jawaban

Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan

tidak diturunkan dari besaran lain.

Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok.

2. Berikan 7 contoh besaran pokok dan 4 contoh besaran turunan! (sertakan dengan

satuan masing-masing)

Jawaban

No. Besaran pokok Satuan SI Singkatan

1. Panjang Meter M

2. Massa Kilogram Kg

3. Waktu Sekon S

4. Suhu Kelvin K

5. Kuat arus Ampere A

6. Jumlah molekul Mole Mol

7. Intensitas cahaya Candela Cd

No

.

Besaran

turunan

Besaran pokok Satuan

1 Luas panjang x lebar m2

2 Volume panjang x lebar x tinggi m3

3 Kecepatan Jarak / waktu m/s

4 Massa jenis Massa / panjang x lebar x

tinggi

Kg/m3

3. Tentukanlah satuan dari :

a. Percepatan b. Gaya c. Tekanan

Page 6: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Jawaban

a. Percepatan (a) b. Gaya (F) c. Tekanan (P)

a = v/t F = m. a p = F/A

a = m/s/s F = kg. m/s2 p = kg. m/s

2 /m

2

a = m/s2

p = kg/s2m

4 Buktikan apakah benar atau salah persamaan dibawah ini dengan menggunakan

analisis dimensi

s = vo.t + a2

1.t

2

Jawaban

s = vo.t + a2

1.t

2

[ L ] = [ L.T -1

.T ] + [ L.T -2

. T 2 ]

[ L ] = [ L ] + [ L ] persamaan bernilai benar karena dimensi ruas kiri dan kanan

sama.

b. Penugasan terstruktur (PT)

1. Tentukan satuan dari :

a. Energi Potensial b. Massa Jenis c. Usaha

2. Tentukan dimensi dari Energi Potensial (Ep) dan Energi Kinetik (Ek)

3. Tentukan dimensi dari :

a. Percepatan b. Gaya c. Tekanan

Maluk, Juli 2012

Mengetahui,

Kepala SMAKN 1 Maluk Guru Matapelajaran

Agus Futrahadi, S.Pd Lalu Gede Sudarman, S.Pd

NIP. 19770817 200212 1 010 NIP. 19860316 201001 1 009

Page 7: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Lampiran RPP (Pertemuan 1)

Soal-soal diskusi

1. Apa yang dimaksud dengan besaran

2. Jelaskan perbedaan besaran pokok dan besaran turunan

3. Tuliskan 7 besaran pokok beserta satuan dan dimensinya masing-masing

4. Tuliskan 5 contoh besaran turunan beserta satuannya masing-masing

Page 8: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SMKN 1 MALUK

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/Semester : X (sepuluh) / Semester I

Standar Kompetensi : 1. Mengukur besaran dan menerapkan satuannya

Kompetensi Dasar : 1.2 Menggunakan alat ukur yang tepat untuk mengukur suatu

besaran fisis

Pertemuan ke : 2 (Dua)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Indikator

Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

B. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

1. Membaca alat ukur besaran fisika (massa, panjang,dan waktu) dengan benar

2. menuliskan hasil pengukuran besaran fisika (massa, panjang,dan waktu) obyek yang telah

ditentukan.

3. Mengoperasikan alat ukur besaran fisika (massa, pdapatanjang, dan waktu) sesuai dengan

prosedur yang benar.

C. Materi Pembelajaran

PENGUKURAN

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan besaran lain

sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.

Pengukuran ada dua macam yaitu pengukuran langsung dan pengukuran tidak

langsung. Pengukuran langsung adalah pengukuran yang dilakukan dengan cara langsung

mengukur benda yang bersangkutan dan memperoleh hasilnya, seperti mengukur panjang

dengan penggaris, massa dengan neraca, suhu dengan termometer dan sebagainya.

Sedangkan, pengukuran tak langsung adalah dengan menggunakan rumus, seperti

mengukur luas lingkaran, luas persegi panjang dan sebagainya.

1. Panjang

Panjang didefiniskan sebagai jarak antara dua titik. Dalam SI panjang mempunyai

satuan meter. Meter standart didefinisikan jarak yang dilalui cahaya melalui vakum pada

Page 9: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

1/299.792.458 detik (kecepatan cahaya ditetapkan sebesar 299.792.458 meter per detik).

Ada tiga alat ukur panjang yang umum digunakan, mistar, jangka sorong, dan

mikrometer sekrup untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

No Alat ukur panjang Ketelitian Penggunaan

1 Mistar 0,1 cm Mengukur panjang, misalnya panjang meja atau pensil

2 Jangka sorong 0,01 cm Mengukur diameter dalam dan luar, misalnya pada cincin

3 Mikrometer sekrup 0,001 cm Mengukur diameter luar dan ketebalan yang sangat tipis,

misalnya tebal uang logam atau kertas

2. Pengukuran massa dan waktu

Massa diukur dengan neraca. Neraca yang biasa dipakai di laboratorium adalah neraca

tiga lengan. Selang waktu secara prinsip dapat diukur oleh kejadian yang berulang secara

teratur, misalnya detak jantung, getaran pegas, rotasi bumi, dan revolusi bumi. Selang waktu

singkat seperti catatan waktu lomba lari dengan stopwatch. Stopwatch analog memiliki

ketelitian 0,1 sekon dan stopwatch digital memiliki ketelitian 0,01 sekon.

3. Pengukuran luas dan volume

Pengukuran luas termasuk pengukuran tidak langsung. Luas benda dapat diukur

dengan menggunakan rumus. Misalnya, luas segitiga = ½ x alas x tinggi, luas kubus = sisi x

sisi, luas lingkaran = r2. Satuan SI untuk luas adalah m

2.

Pengukuran volume benda yang teratur dapat ditentukan secara tidak langsung

dengan menggunakan rumus. Misalnya, volume balok = panjang x lebar x tinggi, volume

kubus = sisi x sisi x sisi, volume silinder = r2t. Volume benda padat yang bentuknya tidak

teratur harus diukur secara langsung dengan menggunakan: sebuah gelas ukur atau pasangan

(a) (b) (c) Gambar 1.(a). Macam-macam penggaris plastik, (b) Penggaris tukang kayu 2 meter, (c) Penggaris pita

(a) (b)

Gambar 2. (a). Jangka sorong analog, (b). Jangka sosong digital.

Gambar 3. Mikrometer sekrup

Page 10: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

gelas ukur dan gelas berpancuran. Satuan SI untuk volume adalah m3, walau yang sering

dijumpai adalah cm3.

D. Nilai Karakter

Jujur

Toleransi

Mandiri

Komunikatif

Tanggung Jawab

E. Metode Pembelajaran

- Diskusi kelompok

- Eksperimen

- Ceramah

F. Langkah-langkah Kegiatan

a. Kegiatan Pendahuluan

Motivasi dan Apersepsi:

Bagaimana cara mendapatkan hasil pengukuran yang tepat?

Dapatkah kita megukur volume benda yang berbentuk tidak teratur?

Prasyarat pengetahuan:

- Apa yang dimaksud dengan pengukuran?

- Bagaimana cara mengetuhui volume benda yang berbentuk tidak teratur?

Pra eksperimen:

- Berhati-hatilah menggunakan peralatan yang digunakan dalam pengukuran.

b. Kegiatan Inti

Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.

Guru menjelaskan tentang pengukuran secara langsung dan pengukuran secara tidak

lanngsung dalam fisika.

Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil mistar, jangka sorong dan

mikrometer sekrup.

Guru mempresentasikan bagian-bagian mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup

dan menunjukkannya kepada peserta didik.

Guru meminta salah satu peserta didik untuk melakukan hal yang sama seperti yang

ditunjukkan oleh guru, jika terdapat kesalahan langsung diberi umpan balik.

Guru mendemontrasikan langkah-langkah penggunaan alat ukur, pengukuran suatu

objek, cara membaca skala, menentukan nilai, dan membandingkan tingkat ketelitian

dari hasil pengukuran dengan menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer

sekrup.

Masing-masing kolompok mengerjakan lembar kerja yang telah disiapkan oleh guru.

Guru memeriksa kegiatan pengukuran yang dilakukan peserta didik apakah sudah

dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang

belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.

Guru menjelaskan pengukuran secara tidak langsung untuk besaran panjang, massa,

dan waktu.

Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai cara mengukur luas dan

Page 11: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

volume banda yang berbentuk teratur dan tidak teratur.

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.

Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi

yang sebenarnya.

c. Kegiatan Penutup

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama

yang baik.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.

Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

G. Sumber Belajar

a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur)

b. Lembar kerja

c. Alat dan bahan praktikum

H. Penilaian Hasil Belajar

No Uraian Jawaban Skor

1. Berapakah hasil pengukuran dari beberapa alat ukur berikut

a. c.

b. d.

Jawab

a. 1,14 cm b. 2,65 cm c. 6,30 mm d. 5,71 mm

Page 12: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

2.

Apa nama Alat ukur dibawah ini dan sebutkan bagian2 dari alat ukur tersebut

Jawab

A. Mikrometer Skrup B. Jangka Sorong Bagian-bagiannya Bagian-baiannya

a. Poros tetap d. Skala nonius a. Rahang tetap d. Skala

utama

b. Poros geser e. Pemutar b.Rahang geser e. Skala

nonius

c. Skala utama f. Pengunci c. Pengunci

Penilaian:

Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang meliputi penilaian penilaian kinerja

(performamce assessment) pada saat kegiatan berlangsung, tes tertulis, dan penugasan (proyek).

a. Penilaian Kinerja

Nilai diperoleh dari hasil pengamatan guru terhadap kinerja kelompok selama proses

pembelajaran berlangsung yaitu pada saat melakukan percobaan. Unsur-unsur yang dinilai

meliputi:

No

.

Aspek Penilaian Nama Kelompok

Kel

. A

Kel

. B

Kel

. C

Kel

. D

…. …..

1. Merancang alat

2. Menyusun Hipotesis

3. Menetapkan Variabel yang tetap dan yang

dikendalikan

4. Menetapkan alat dan bahan yang sesuai

5. Menentukan langkah-langkah kerja

6. Ketelitian mengukur

7. Menyimpulkan hasil percobaan

Skor Total

Skor adalah 1 sampai 4 dimana:

5 = sangat baik; 4 = baik; 3 = Cvukup; 2 = Kurang; 1 = Sangat Kurang

a b

c

d

e f

A.

a b

c

d e

B.

Page 13: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Nilai yang diperoleh adalah: : N = 35

diperoleh yangskor jumlah x 10

b. Aspek Sikap Ilmiah

No. Aspek Penilaian

Skor setiap kelompok

Sangat

Baik (5)

Baik

(4)

Cukup

(3)

Kurang

(2)

Sangat

Kurang (1)

1. Kesungguhan dalam melakukan kegiatan

2. Kejujuran dalam mengungkap fakta

3. Ketelitian dalam bekerja

4. Penggunaan waktu secara efektif

5. Kerja sama

6. Tanggung Jawab

7 Memperhatikan keselamatan kerja

Catatan: Berikan tanda untuk setiap penampilan dari setiap tindakan yang dilakukan kelompok

. Nilai: N = 35

diperoleh yangskor jumlah x 10

Maluk, Juli 2012

Mengetahui,

Kepala SMAKN 1 Maluk Guru Matapelajaran

Agus Futrahadi, S.Pd Lalu Gede Sudarman, S.Pd

NIP. 19770817 200212 1 010 NIP. 19860316 201001 1 009

Page 14: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

LKS

ALAT UKUR

1. Tujuan

- Mengukur panjang, lebar, diameter dan kedalaman benda

- Menentukan gaya sentripetal benda yang bergerak melingkar.

2. Alat & Bahan

- Mistar

- Jangka sorong

- Mikrometer skrup

- Balok

- Pipa

3. Dasar teori

Sebuah benda yang bergerak melingkar beraturan mempunyai kelajuan V = T

R2 . Untuk

mempertahankan agar lintasan yang di tempuh berupa lingkaran maka harus ada gaya yang

menuju pusat lingkaran.

F = m.a

= m R

v2

Besarnya gaya untuk mempertahankan kedudukan tidak lain adalah berat beban,

W = m.g.

4. Langkah praktikum

1. Siapkan penggaris mikrometer jangka sorong

2. Pilih beberapa alat yang akan kalian ukur seperti buku pensil penghapus

3. Ukurlah peralatan tersebut kemudian masukan angka tersebut ke dalam tabel

5. Tabel

No Benda yang diukur Hasil Pengukuran

Penggaris Jangka sorong Mikrometer

6. Pertanyaan

a. Samakah nilai yang kalian dapatkan pada setiap pengukuran

b. Alat ukur apa yang memiliki ketelitian paling tinggi

c. Tuliskan kesimpulanmmu

7. Kesimpulan

Kesimpulan :

Page 15: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SMKN 1 MALUK

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/Semester : X (sepuluh) / Semester I

Standar Kompetensi : 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya.

Kompetensi Dasar : 1.2 Menggunakan alat ukur yang tepat untuk mengukur suatu

besaran fisis

Pertemuan ke : 3 (Tiga)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Indikator

1. Menggunakan Aturan penulisan/penyajian angka penting dalam pengukuran

2. Menjumlahkan dua vektor atau lebih secara grafis.

3. Menjumlahkan dua vektor secara analisis.

B. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

1. Menentukan hasil pengukuran dengan menggunakan Aturan penulisan/penyajian angka

penting

2. Membedakan pengertian besaran vektor dan besaran skalar.

3. Menyebutkan contoh besaran vektor dan besaran skalar.

4. Menuliskan simbol vektor.

5. Melakukan operasi vektor dengan metode jajargenjang dan metode poligon.

6. Menganalisis komponen-komponen vektor.

7. Menyelesaikan masalah vektor dengan menggunakan metode analitik.

C. Materi Pembelajaran

Angka Penting

Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran disebut Angka Penting, terdiri atas angka-

angka pasti dan angka-angka terakhir yang ditaksir (angka taksiran).

Aturan penulisan/penyajian angka penting dalam pengukuran:

1. Semua angka yang bukan nol adalah angka penting.

Contoh: 72,753 (5 angka penting).

2. Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah angka penting.

Contoh: 9000,1009 (9 angka penting).

3. Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir, tetapi terletak di

depan tanda desimal adalah angka penting.

Contoh: 30000 (5 angka penting).

Page 16: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

4. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan di belakang tanda

desimal adalah angka penting.

Contoh: 67,50000 (7 angka penting).

5. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan tidak dengan tanda

desimal adalah angka tidak penting.

Contoh: 4700000 (2 angka penting).

6. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama adalah angka tidak

penting.

Contoh: 0,0000789 (3 angka penting).

Ketentuan - ketentuan pada operasi angka penting:

1. Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dengan angka-angka penting hanya boleh

terdapat Satu Angka Taksiran saja.

Contoh: 2,34 angka 4 = angka taksiran

0,345 + angka 5 = angka taksiran

2,685 angka 8 dan 5 (dua angka terakhir) taksiran maka ditulis: 2,6824 (Untuk

penambahan/pengurangan perhatikan angka di belakang koma

yang paling sedikit).

13,46 angka 6 = angka taksiran

2,2347 - angka 7 = angka taksiran

11,2253 angka 2, 5 dan 3 (tiga angka terakhir) taksiran

maka ditulis: 11,23

2. Angka penting pada hasil perkalian dan pembagian, sama banyaknya

dengan angka penting yang paling sedikit.

Contoh: 8,141 (empat angka penting)

0,22 × (dua angka penting)

1,79102

Penulisannya: 1,79102 ditulis 1,8 (dua angka penting)

1,432 (empat angka penting)

2,68 : (tiga angka penting)

0,53432

Penulisannya: 0,53432 di tulis 0,534 (tiga angka penting)

3. Untuk angka 5 atau lebih dibulatkan ke atas, sedangkan angka kurang dari 5 dihilangkan. Jika

angkanya tepat sama dengan 5, dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil dan dibulatkan

ke bawah jika angka sebelumnya genap.

Page 17: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Contoh: Bulatkanlah sehingga mempunyai tiga angka penting:

a) 24,48 (4 angka penting) = 24,5

b) 56,635 (5 angka penting) = 56,6

c) 73,054 (5 angka penting) = 73,1

d) 33,127 (5 angka penting) = 33,1

VEKTOR

Pengertian Vektor

Penggolongan besaran-besaran dalam kehidupan sehari-hari telah diketahui menjadi dua,

yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Namun ada juga pengelompokan lain berdasarkan

nilai dan arah besaran. Penggolongan semacam ini membedakan besaran-besaran menjadi dua

kelompok, yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar diartikan sebagai besaran

yang hanya memiliki nilai saja, sedangkan besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai

dan memiliki arah. Jarak termasuk besaran skalar, sedangkan perpindahan dikatakan sebagai

besaran vektor. Orang mengukur jarak adalah menghitung seluruh lintasan gerak yang

ditempuh, sedangkan mengukur perpindahan berarti mengukur panjang dari titik awal ke arah

titik akhir lintasan. Jadi kalau seorang siswa berlari dari suatu sudut mengelilingi lapangan

sepak bola satu kali putaran, berarti Ia menempuh jarak keliling lapangan sepak bola itu, tetapi

dikatakan perpindahannya nol. Contoh besaran skalar lainnya adalah panjang, massa, waktu,

suhu, kelajuan. perlajuan, usaha, daya sedangkan contoh besaran vektor diantaranya

perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, momentum dan sebagainya.

Gambar berikut ini merupakan besaran vektor diantaranya kecepatan angin, kecepatan

arus air laut yang menggerakkan kapal laut, kecepatan pesawat tempur.

Tentu saja kecepatan–kecepatan tersebut memiliki besar dan arah.

Gambar 1. Kecepatan angin Gambar 2. Kecepatan pesawat

Menurut Alonso dan Finn, sebuah vektor dapat digambarkan berupa anak panah atau

ruas garis berarah. Panjang anak panah atau ruas garis menyatakan nilai atau besar vektor,

sedangkan arah anak, panah menyatakan arah vektor.

Page 18: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Notasi besaran vektor dapat dinyatakan dengan huruf besar atau huruf kecil yang diberi tanda

panah di atasnya. Misalnya: vektor ab atau |AB|

B

A

Penjumlahan dan Pengurangan Vektor

Dua buah vektor atau lebih dapat dijumlahkan atau dikurangi. Ada beberapa cara

penjumlahan dan pengurangan vektor.

A. Cara Grafis

Cara ini menekankan pada cara menggambarnya. Yang termasuk dalam cara grafis

adalah cara poligon, cara segitiga dan cara jajaran genjang.

a. Cara Poligon

Berikut ini adalah langkah-langkah penjumlah vektor cbar

dengan cara poligon.

gambarkan salah satu vektor yang kita pilih, misalnya vektor a

Berikut menggambarkan vektor b dengan cara pangkal vektor b

berada diujung vektor a

Kemudian gambarkan vektor c dengan cara yang sama

Gambarkan resultan vektor r yang merupakan jumlah dari vektor a, b dan c

dengan cara menggambarkan vektor dari pangkal vektor a ke ujung vektor c,

vektor resultan dinyatakan dengan besarnya atau penjang vektor resultan dan

arahnya sesuai dengan hasil dari gambar yang didapat, seperti vektor berikut ini

a

b

b

a

c

b

r c

a

b a

c

b

r c

a

a

b

r c

Page 19: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

b. Cara Segitiga

Untuk cara segitiga, berlaku untuk tiap-tiap dua vektor. Semua pangkal vektor-vektor yang

akan dijumlahkan digabung menjadi satu titik tangkap. Kemudian gambarkan vektor resultan

dengan menghubungkan kedua ujung vektor tersebut.

b

a

c. Cara Jajaran Genjang

Untuk cara jajaran genjang, semua pangkal vektor-vektor yang akan dijumlahkan

digabung menjadi satu titik tangkap. Kemudian gambarkan vektor bayangan masing-

masing vektor. Selanjutnya gambarlah vektor resultan dari titik tangkap ke

perpotongan vektor bayangan. Perhatikan contoh penjumlahan vektor secara jajaran

genjang berikut ini.

b

a

Untuk vektor yang lebih dari dua; pertama kali tentukan a + b terlebih dahulu, kemudian ( a

+ b ) + c, perhatikan contoh berikut ini.

a

b

a

c

a b

c

a

b

c a + b

b c

( a + b )+ c

a

r

r = a + b

b

a

r

r = a + b

b

Page 20: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

2. Cara analitis.

Masing-masing vektor diuraikan menjadi komponen-komponen vektor searah sumbu x dan

sumbu y dari sistem koordinat Cartesius.

Menurut Bresnick besar Resultan vektor dan arah ditentukan dengan :

VR =22 )()( YX vv Arah resultan : tg =

v

v

Y

X

D. Metode Pembelajaran

- Diskusi kelompok

- Ceramah

E. Langkah-langkah Kegiatan

a. Kegiatan Pendahuluan

Motivasi dan Apersepsi:

- Sebutkan besaran fisika yang tergolong besaran vektor.

- Dapatkah besaran vektor mempunyai nilai negatif?

- Bagaimana cara operasi pengurangan dua buah vektor?

- Adakah cara yang lebih efektif untuk menjumlahkan vektor yang sangat

banyak?

Prasyarat pengetahuan:

- Apa yang dimaksud dengan besaran vektor?

- Apa yang dimaksud dengan negatif dari sebuah vektor?

- Apa yang dimaksud dengan pengurangan vektor?

- Bagaimana cara melakukan penjumlahan vektor secara analitik?

b. Kegiatan Inti

Vektor v x = v cos v y = v sin

v1

v2

v3

1

2

3

v1 x = v cos 1

v2 x = v cos 2

v3 x = v cos 3

v1 y = v sin 1

v2 y = v sin 2

v3 y = v sin 3

v x = ................ v y = ................

Page 21: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.

Guru menjelaskan perbedaan besaran vektor dan besaran skalar dan contoh-contohnya.

Peserta didik memperhatikan penulisan simbol vektor yang disampaikan oleh guru.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan operasi vektor dengan metode

jajargenjang dan metode poligon.

Peserta didik memperhatikan langkah-langkah penjumlahan vektor dengan metode

jajargenjang yang disampaikan oleh guru.

Guru memberikan contoh soal mengenai penjumlahan dua vektor atau lebih dengan

metode jajargenjang.

Peserta didik memperhatikan langkah-langkah penjumlahan vektor dengan metode

poligon yang disampaikan oleh guru.

Guru memberikan contoh soal mengenai penjumlahan dua vektor atau lebih dengan

metode poligon.

Guru memberikan beberapa soal mengenai penjumlahan dua vektor atau lebih dengan

metode jajargenjang dan metode poligon untuk dikerjakan oleh peserta didik.

Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih

terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung

memberikan bimbingan.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengurangan vektor.

Peserta didik memperhatikan tahap-tahap dalam menyelesaikan pengurangan dua buah

vektor yang disampaikan oleh guru.

Guru memberikan contoh soal mengenai pengurangan dua buah vektor.

Guru memberikan beberapa soal mengenai pengurangan dua buah vektor untuk

dikerjakan oleh peserta didik.

Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih

terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung

memberikan bimbingan.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan komponen-komponen vektor.

Peserta didik memperhatikan langkah-langkah penjumlahan vektor secara analitik yang

disampaikan oleh guru.

Guru memberikan contoh soal mengenai penjumlahan lebih dari dua vektor dengan

metode analitik.

Guru memberikan beberapa soal mengenai penjumlahan dua vektor atau lebih dengan

metode analitik.

Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih

terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung

memberikan bimbingan.

c. Kegiatan Penutup

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama

yang baik.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.

Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

F. Sumber Belajar

a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur)

b. Buku referensi yang relevan

G. Penilaian Hasil Belajar

Page 22: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

No Jawaban skor

1 Apa yang dimaksud dengan besaran vektor dan besaran skalar? Berikan

masing-masing 5 contohnya

Jawaban

Besaran vektor adalah besaran yang memiliki besara dan arah. Contoh:

kecepatan, percepatan, gaya, usaha, momentum

Besaran skalar: besaran yang hanya memiliki besar saja tidak meiliki arah:

berat, luas, volume, massa jenis

2 Tentukan besar komponen gaya sumbu X dan Y

Jawaban

Fx = F cos = 60 cos 60° = 60 x 0,5 = 30 N

Fy = F sin = 60 sin 60° = 60 x 0,5 3 = 30 3 N

3 Dua buah vektor F1 = 5 N, F2 = 12 N membentuk sudut = 600, maka

tentukan resultan dari F1 + F2

Jawaban

Diket

F1 = 5 N, F2 = 12 N dan = 600

Ditanya

R12=...?

solusi

R = 2F1F2.cos + F22 + F12

R = 60cos.12.5.2135 22

R = 5,0.12.5.216925

R = 254 = 15,94 N

Maluk, Juli 2012

Mengetahui,

Kepala SMAKN 1 Maluk Guru Matapelajaran

600

Fx

Fy

F=60N

Y

Page 23: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Agus Futrahadi, S.Pd Lalu Gede Sudarman, S.Pd

NIP. 19770817 200212 1 010 NIP. 19860316 201001 1 009

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SMKN 1 MALUK

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/Semester : X (sepuluh) / Semester I

Standar Kompetensi : 2. Menerapkan hukum gerak dan gaya

Kompetensi Dasar : 2.1 Menguasai konsep gerak dan gaya

Pertemuan ke : 5 (Lima)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Indikator

1. Membedakan jarak dan perpindahan

2. Membedakan kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat

3. Menganalisis besaran-besaran fisika pada gerak

B. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

1. Mendeskripsikan definisi dari beberapa besaran gerak.

2. Menjelaskan arti lintasan, jarak, perpindahan, kelajuan, kecepatan, dan percepatan

3. Menghitung kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat benda

Page 24: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

C. Materi Pembelajaran

GERAK

Benda-benda di alam semesta ini ada yang diam ada pula yang

bergerak. Perhatikan batu-batu di pinggir jalan, mereka diam terhadap

jalan kecuali mendapat dorongan dari luar misalkan ditendang oleh kaki

seorang anak. Perhatikan rumah-rumah di sekeliling kita, mereka diam

terhadap pohon-pohon di sekelilingnya.

Perhatikan pula orang yang berolah raga lari di jalan, ia bergerak

terhadap batu di pinggir jalan maupun terhadap rumah-rumah dan

pohon-pohon. Dengan demikian apakah yang dimaksud gerak ? Suatu

benda dikatakan bergerak jika benda itu mengalami perubahan

kedudukan terhadap titik tertentu sebagai acuan. Jadi jelaslah bahwa

gerak adalah perubahan posisi atau kedudukan terhadap suatu titik

acuan tertentu.

Sekarang perhatikan orang yang berlari di mesin lari fitness atau

kebugaran, Apakah ia mengalami perubahan kedudukan terhadap tiang

pegangan di mesin tersebut. Ternyata tidak. Dalam fisika orang tersebut

tidak dikatakan bergerak, karena tidak mengalami perubahan posisi atau

kedudukan dalam selang waktu yang ditempuhnya.

Demikian pula anak yang bermain komputer dikatakan tidak

mengalami gerak karena sepanjang waktu ia hanya duduk di kursinya.

Dapat dikatakan pula anak tersebut diam terhadap kursi yang diduduki,

dalam hal ini kursi berperan sebagai kerangka acuan. Penempatan

kerangka acuan dalam peninjauan gerak merupakan hal yang sangat

penting, mengingat gerak dan diam itu mengandung pengertian yang

relatif. Sebagai contoh seorang yang duduk di dalam kereta api yang

bergerak, dapat dikatakan bahwa orang tersebut diam terhadap

bangku yang didudukinya dan terhadap kereta api tersebut. Namun

orang tersebut bergerak relatif terhadap stasiun maupun terhadap

pohon-pohon yang dilewatinya.

Sekarang orang tersebut berjalan-jalan di dalam kereta api searah

dengan kecepatan kereta. Dapat dikatakan bahwa orang tersebut

bergerak relatif terhadap kereta, terhadap stasiun, terhadap pohon,

tetapi orang tersebut diam terhadap buku yang dipegangnya.

Jarak dan Perpindahan

Selama bergerak benda mengalami perubahan kedudukan. Menurut Bresnick, garis lurus

terpendek yang menghubungkan titik awal dan titik akhir, tanpa mempedulikan lintasannya

disebut dengan perpindahan Jadi selisih kedudukan akhir dan kedudukan awal disebut dengan

perpindahan. Sedangkan seluruh lintasan yang ditempuh benda disebut sebagai jarak. Jarak

merupakan besaran skalar, sedangkan perpindahan termasuk besaran vektor. Sebagai contoh,

seorang siswa yang berlari mengelilingi lapangan sepakbola satu kali putaran, dikatakan ia

menempuh jarak sama dengan keliling lapangan itu, namun ia tidak menempuh perpindahan

karena ia kembali ke titik semula berarti selisih kedudukan awal dan akhir adalah nol.

Contoh lain, ada seorang siswa bergerak ke utara sejauh 3 km, kemudian berbelok ke timur

sejauh 4 km, lalu berhenti. Berapa jarak yang ditempuh siswa tersebut ? Berapa pula

Gambar 1. Berlari berarti

bergerak terhadap pohon

Gambar 2. Lari

fitness tidak

bergerak terhadap

mesin fitness

Gambar 4. Gerak

relatif orang di

dalam dan di luar

kereta

Gambar 3. Anak bermain komputer

dikatakan tidak

bergerak

Page 25: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

perpindahannya ?

4 km

3 km

Jarak yang ditempuh siswa tersebut berarti keseluruhan lintasan yang ditempuh yaitu 3 km + 4

km = 7 km, sedangkan perpindahannya sepanjang garis putus-putus pada gambar di atas, yaitu

22 43 = 25 = 5 km.

Analisa

Jawablah di buku tugasmu!

1. Sebuah mobil bergerak sejauh 5 km kearah utara. Kemudian berbalik arah ke selatan sejauh 3 km.

Bagaimanakah Kamu membedakan tentang jarak dan perpindahan mobil tersebut.

2. Eko berlari mengelilingi lapangan berbentuk lingkaran. Jika Eko berlari sebanyak 2,5 kali

putaran, dan jari-jari lapangan 7 m. Bedakanlah jarak dan perpindahan yang ditempuh Eko?

Kecepatan Rata-Rata dan Kecepatan Sesaat

Dalam pembahasan gerak dikenal istilah kecepatan dan kelajuan. Kecepatan diartikan sebagai

perpindahan yang ditempuh tiap satuan waktu, sedangkan kelajuan diartikan sebagai jarak yang

ditempuh tiap satuan waktu. Kecepatan termasuk besaran vektor, sedangkan kelajuan merupakan

besaran skalar.

Kelajuan = (sekon)waktuselang

(meter)jarak

Kecepatan = (sekon)waktuselang

(meter)nPerpindaha

Contoh

Seorang siswa berjalan dengan lintasan ABC, seperti gambar . Selang waktu dari A ke C 10

sekon. Tentukan kelajuan dan Kecepatan siswa tersebut ?

Jawab : B 4 m C

Diketahui

jarak AC = 7 m 3 m

Selang waktu = 10 sekon 5 m

Perpindahan AC = 5 m A

Kelajuan = (sekon)waktuselang

(meter)jarak =

sekon

meter

10

7= 0,7 m/s

Kecepatan = )(

)(

sekonwaktuselang

meternPerpindaha=

sekon

meter

10

5 = 0,5 m/s

Tugas

Kerjakanlah di buku tugas!

Page 26: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

1. Anton berlari mengelilingi lapangan berukuran 8 m x 6 m sebanyak 2,5 putaran. Selang waktu

yang diperlukan 10 sekon. Hitunglah Kelajuan dan Kecepatan Anton ?

2. Gambar berikut ini adalah grafik perpindahan terhadap waktu dari kecepatan mobil A, B C,

dan D. Manakah yang memiliki Kecepatan terbesar dan urutankan dari yang terbesar sampai

terkecil.

Perpindahan

A

B

C

D

Waktu

1. Kecepatan Rata-rata Ketika Kamu melakukan perjalanan dengan mobil dari suatu kota ke kota lain tentulah

kamu melewati jalan yang tidak selalu lurus dan naik turun. Misalnya dari Bandung ke Bogor

melewati puncak. Kendaraan yang kamu gunakan kecepatannya berubah-rubah. Hal ini dapat

dilihat dari nilai yang ditunjukan speedometer pada kendaraan. Oleh karena kecepatannya tidak

tetap maka sering ddigunakan istilah kecepatan rata- rata.

Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai perbandingan perpindahan benda dengan selang

waktu yang diperlukan , sedangkan kelajuan rata-rata merupakan jarak yang ditempuh

seluruhnya dibagi dengan selang waktu tempuh. Kecepatan rata-rata dan kelajuan rata-rata dapat

dirumuskan sebagai berikut.

V r = t

s

Vr = kecepatan rata-rata, s = perpindahan,

t = selang waktu

V r = t

s

Vr = kelajuan rata-rata, s = jarak , t = selang waktu

Menurut Sears dan Zemansky, kecepatan rata-rata adalah suatu besaran vektor yang sama

arahnya dengan vektor s.

Berikut ini merupakan contoh tabel perjalanan Bus dari Semarang- Solo Besaran 1 2 3 jumlah

Perpindahan (km) 35 25 50 110 km

Selang waktu (menit) 20 20 50 90 menit

Berdasarkan tabel tersebut dapat ditentukan kecepatan rata-rata dari Bus tersebut

V r = t

s

=

menit90

km110 =

jam1,5

km110= 73,3 km /jam

Contoh Analisis Grafik

Grafik berikut menyatakan hubungan antara jarak (s) terhadap waktu (t) dari benda yang

bergerak. Bila s dalam m dan t dalam sekon. Tentukan kecepatan rata-rata benda.

s (m)

10

Page 27: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

5

2 6 t s)

Jawab. Dari grafik didapat :

V r = t

s

, s = 10 m, t = 6s

= 10 m/6 s = 1,67 m/s

2. Kecepatan Sesaat Grafik berikut merupakan grafik hubungan perpindahan(s) dengan selang waktu (t). Grafik

berupa garis lengkung, karena laju benda tidak tetap. Kecepatan rata-rata dapat dihitung dengan

vr = t

s

, jika titik B mendekati titik A, maka selang waktu t menjadi kecil, Untuk selang

waktu t mendekati nol , B akan berimpit di A, maka ketika itu kecepatan yang terjadi disebut

kecepatan sesaat. Arah kecepatan sesaat di suatu titik searah dengan garis singgung di titik

tersebut. Kecepatan sesaat sering disebut dengan kecepatan benda.

V sesaat = lim t

s

t 0

Percepatan

Benda yang bergerak dengan kecepatan yang tidak konstan akan mengalami perubahan

kecepatan dalam selang waktu tertentu. Benda tersebut dikatakan mengalami percepatan.

Besarnya percepatan atau perlambatan (akselerasi) dapat ditentukan dengan membagi perubahan

kecepatan dengan selang waktu yang ditempuh.

a = t

=

waktuselang

kecepatanPerubahan

dimana a adalah percepatan dalam m/s2 dan v adalah perubahan kecepatan dan t adalah

selang waktu.

Berikut ini grafik hubungan perubahan kecepatan terhadap selang waktu

v v

vt

A

vt -vo B

vo C

t (selang waktu) t (selang waktu)

Grafik A Grafik B

Dari grafik A terlihat bahwa perubahan kecepatan dalam selang waktu tertentu sama dengan

kemiringan grafik. Semakin besar kemiringan grafik semakin besar percepatan benda. Pada

grafik B percepatan terbesar adalah A, kemudian B dan C., karena kemiringan grafik terbesar

adalah A, B kemudian C.

Page 28: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Contoh Soal

Seorang polisi mengejar penjahat mula–mula dari keadaan diam kemudian menambah

kecepatannya menjadi 30 m/s dalam selang waktu 3 detik. Hitunglah percepatan benda ?

Jawab

Diketahui vo = 0 m/s vt = 30 m/s t = 3 detik

a = t

=

s3

m030 = 10 m/s

D. Metode Pembelajaran

- Diskusi kelompok

- Ceramah

- Observasi

E. Langkah-langkah Kegiatan

a. Kegiatan Pendahuluan

Motivasi dan Apersepsi:

- Sebutkan beberapa contoh gerak lurus dalam kehidupan sehari-hari?

- Mungkinkah perpindahan sebuah benda lebih besar daripada jarak tempuhnya?

Prasyarat pengetahuan:

- Apa yang dimaksud dengan gerak lurus?

- Apakah pengertian jarak tempuh?

b. Kegiatan Inti

Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.

Guru menjelaskan pengertian posisi, aturan dan contoh posisi dalam sumbu koordinat

yang disampaikan oleh guru.

Guru menjelaskan perbedaan antara perpindahan dan jarak tempuh, serta perbedaan

antara kecepatan rata-rata dan laju rata-rata.

Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk memberikan contoh perpindahan dan

jarak tempuh dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai kecepatan rata-rata dan laju rata-

rata yang disampaikan oleh guru.

Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menjawab soal mengenai kecepatan rata-

rata dan laju rata-rata di depan kelas, sedangkan yang lain memperhatikannya.

Guru menjelaskan konsep kecepatan sesaat sekaligus memberikan contoh soal.

Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai perbedaan percepatan

rata-rata dan percepatan sesaat.

Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh percepatan rata-rata

dan percepatan sesaat dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.

Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi

yang sebenarnya.

Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai percepatan rata-rata dan percepatan

sesaat yang disampaikan oleh guru.

Guru memberikan beberapa soal mengenai percepatan rata-rata dan percepatan sesaat.

Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih

terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung

Page 29: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

memberikan bimbingan.

c. Kegiatan Penutup

Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.

Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

F. Sumber Belajar

a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur)

b. Buku referensi yang relevan

H. Penilaian Hasil Belajar

No Soal jawaban skor

1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan jarak, perpindahan, kelajuan, kecepatan, dan

percepatan

Jawaban

jarak menyatakan panjang lintasannya yang ditempuh benda selama geraknya,

perpindahan menyatakan perbedaan posisi akhir benda dibandingkan posisi

awalnya.

Kelajuan : jarak yang ditempuh tiap satuan waktu

Kecepatan: diartikan sebagai perpindahan yang ditempuh tiap satuan waktu

Percepatan: perubahan kecepatan benda dalam selang waktu tertentu.

2 Mobil dipercepat sepanjang jalan lurus dari diam hingga berkecepatan 60 km/jam

dalam waktu 5,0 sekon. Berapakah percepatan rata-rata mobil tersebut?

Penyelesaian:

Jawab:

Percepatan rata-rata dinyatakan

sekon

jamkmjamkm

tt

vva

0,5

/0/60

32

12

2/3,3//3,3//12 smssmsekonjamkm

3

Bus berjalan dari A ke B dengan kelajuan 36 km/j. Lalu bergerak dari B ke C

dengan kelajuan yang sama selama 30 detik. Bila panjang lintasan AB adalah 400

meter dan panajng lintasan dari B ke C adalah 500 meter, tentukan:

a. selang waktu yang ditempuh bus dari A ke B

b. kelajuan rata-rata dari A ke C

c. kecepatan rata-rata dari A ke C

jawaban

VAB = 36 km/j = 36000 m/ 3600 s = 10 m/s

a. Waktu = tAB = rata-ratakelajuan

BkeAjarak

=

s

m10

m400

= 40 s

B A

C

400 m

300 m

Page 30: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

b. Jarak ABC = jarak AB + jarak BC

= 400 m + 300 m

= 700 m

waktu ABC = waktu AB + waktu BC

= 40 s + 30 s

= 70 s

v = 700m/70s= 10 m/s

c. Kecepatan rata-rata bus adalah 10 m/s dari A ke C

Maluk, Juli 2012

Mengetahui,

Kepala SMAKN 1 Maluk Guru Matapelajaran

Agus Futrahadi, S.Pd Lalu Gede Sudarman, S.Pd

NIP. 19770817 200212 1 010 NIP. 19860316 201001 1

009

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SMKN 1 MALUK

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/Semester : X (sepuluh) / Semester I

Standar Kompetensi : 2. Menerapkan hukum gerak dan gaya

Kompetensi Dasar : 2.2 Menguasai hukum Newton

Pertemuan ke : 6 (Enam)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Indikator

1. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 1 Newton (hukum inersia) dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 2 Newton dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 3 Newton dalam kehidupan sehari-hari.

4. Menerapkan hukum Newton pada gerak benda pada bidang miring tanpa gesekan.

B. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

Page 31: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

1. Menyebutkan bunyi hukum-hukum Newton tentang gerak.

2. Menyebutkan contoh penerapan hukum-hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.

3. Menerapkan hukum-hukum Newton untuk menyelesaikan soal analisis dan soal

hitungan.

C. Materi Pembelajaran

HUKUM NEWTON tentang GERAK

3.1 Gaya

Di SLTP gaya didefinisikan sebagai tarikan atau dorongan. Bila kepada benda

diterapkan gaya, benda itu mengalami dorongan atau tarikan. Akibat gaya diterapkan itu

dapat berupa perubahan gerak, dan/atau perubahan bentuk. Contoh perubahan gerak ialah

dari diam menjadi bergerak atau sebaliknya, dari gerak lambat menjadi cepat, atau

sebaliknya.

Contoh perubahan bentuk misalnya lilin mainan, jika dipencet (ditekan), berubah

bentuknya, kawat telepon atau kawat listrik, meskipun direntangkan dengan kuat, selalu

melengkung oleh adanya gaya gravitasi.

Gaya adalah besaran yang memiliki arah. Misalnya gaya berat arahnya kebawah. Jadi gaya

adalah besaran vektor. Karena itu aturan-aturan berhitung dengan vektor berlaku untuk

gaya ini.

3.2 Hukum I Newton

Bila resultan gaya yang bekerja pada benda nol, atau tidak ada gaya yang bekerja pada

benda, benda itu diam (tak bergerak) atau akan bergerak lurus beraturan (GLB).

Bila resultan gaya yang bekerja pada benda nol, maka vektor kecepatan benda tidak akan

berubah. Benda yang sedang berada dalam keadaan diam akan tetap diam, dan benda

yang sedang bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan. Hukum 1 Newton

ini disebut juga sebagai hukum kelembaman (inertia law)

3.3 Hukum II Newton

Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada benda, dan

berbanding terbalik dengan massa benda itu. Arah percepatan sama dengan arah gaya itu.

Jika resultan gaya (gaya netto) F yang bekerja pada sebuah benda bermassa m tidak

nol, benda dipercepat searah dengan gaya yang bekerja.

Percepatan a berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan massa dari

benda.

Hukum ini biasanya dinyatakan secara singkat dengan menggunakan persamaan :

m

aF

maF

Persamaan vektor diatas, dapat dituliskan dalam komponen:

xx maF

yy maF

zz maF

Berdasarkan hukum II newton gaya dapat dipandang sebagai penyebab perubahan

kecepatan benda.

Telah diketahui bahwa gaya tarik bumi memberikan percepatan kepada setiap benda.

F

a

m

Page 32: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Dipermukaan bumi percepatan itu kurang lebih sama besarnya untuk setiap benda.

Percepatan yang disebabkan oleh gaya berat atau gaya gravitasi ini disebut percepatan

gravitasi. Percepatan gravitasi biasanya dinyatakan dengan lambang g. Besar g ini

bergantung pada jarak benda ke pusat bumi. Makin jauh benda dari pusat bumi, makin kecil

percepatan gravitasi itu.

Bila massa benda kita sebut m, beratnya (gaya berat) kita sebut w, menurut hukum II

newton:

Gaya berat:

gmw .

3.4 Hukum III Newton

Hukum III newton berkaitan dengan “interaksi” dua benda. Interaksi artinya saling

“tindak”.

Dua benda disebut berinteraksi jika tindakan benda yang satu terhadap yang lain disertai

tindakan benda yang lain terhadap yang satu (yang disebut pertama).

Hukum III newton bersangkutan dengan interaksi dalam wujud gaya. Newton

merumuskan hukum III ini sebagai gaya aksi reaksi,

Bila dua benda berinteraksi, gaya yang diadakan oleh benda yang satu kepada yang lain

sama besarnya dan berlawanan arahnya.

Suatu contoh aksi reaksi adalah benda (sebuah kotak) yang terletak diatas meja.

Umpamakan berat kotak adalah W (gaya berat ini tidak digambar). Karena adanya gaya

berat pada kotak menekan meja dengan gaya N’ ke bawah. Sebaliknya meja menekan kotak

dengan gaya N ke atas.

Gaya yang bekerja pada balok:

Jika benda diam atau bergerak pada bidang horizontal, maka total gaya dalam arah vertikal

sama dengan nol.

0Fy

wNwN 0

Gaya Normal = gaya berat

Gaya yang bekerja pada bidang lantai:

N’

wNN

Page 33: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Besar gaya N sama dengan gaya yang dilakukan kotak ke meja, yaitu N’. Karena gaya tekan

kotak ke meja adalah akibat adanya gaya berat, maka besar N’ sama dengan berat kotak.

Hal ini berarti N juga sama denga berat kotak.

Contoh lain aksi dan reaksi adalah aksi dan reaksi yang terjadi pada waktu kita berjalan

kaki. Pada waktu kita melangkah kaki, kaki kita mendorong tanah (atau lantai) dengan suatu

gaya yang arahnya ke belakang. Jika lantai /tanah tidak licin, lantaipun mendorong kita

dengan gaya yang sama besar, akan tetapi arahnya kedepan. Jika tanah/lantai sangat licin,

gaya gesek antara kaki dan tanah/lantai tidak ada, sehingga tanahpun tidak mengadaan gaya

kepada kaki kita. Akibatnya kita tidak bisa jalan kaki.

Mengapa di jalan yang sangat licin kendaraan bermotor tidak dapat maju, sekalipun

rodanya berputar dengan cepat

Balok pada bidang miring:

Gaya yang bekerja pada balok:

Jika balok bergerak menyusuri bidang miring:

Gaya yang menggerakkan balok

sinF

Jumlah total gaya yang tegak lurus bidang miring sama dengan nol

0FN

0cos wN

coswN

D. Metode Pembelajaran

- Diskusi kelompok

- Eksperimen

- Observasi

E. Langkah-langkah Kegiatan

a. Kegiatan Pendahuluan

Motivasi dan Apersepsi:

- Mengapa pada saat di dalam mobil tubuh kita akan bergerak ke depan ketika mobil

direm mendadak?

- Apakah fungsi melukis diagram gaya yang bekerja pada benda?

Prasyarat pengetahuan:

Page 34: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

- Bagaimana bunyi hukum I Newton?

- Apakah yang dimaksud dengan diagram gaya?

b. Kegiatan Inti

Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan perbedaan kinematika dan

dinamika.

Peserta didik memperhatikan analisis tentang semua persoalan gerak di alam semesta

yang dapat diterangkan dengan hukum Newton yang disampaikan oleh guru.

Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan bunyi hukum-hukum

Newton tentang gerak.

Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai contoh penerapan

hukum-hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.

Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi

yang sebenarnya.

Peserta didik memperhatikan penerapan hukum I Newton sampai hukum III Newton

untuk menyelesaikan soal analisis dan soal hitungan yang disampaikan oleh guru.

Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai penerapan hukum I Newton

sampai hukum III Newton yang disampaikan oleh guru.

Guru memberikan beberapa soal mengenai penerapan hukum I Newton sampai hukum

III Newton.

Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih

terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung

memberikan bimbingan.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan fungsi diagram gaya yang bekerja

pada benda.

Peserta didik memperhatikan diagram gaya untuk berbagai macam gerak yang

disampaikan oleh guru.

Perwakilan peserta didik diminta untuk menggambarkan diagram gaya pada benda

yang berada di atas bidang miring, sedangkan yang lain memperhatikannya.

Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih

terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung

memberikan bimbingan.

c. Kegiatan Penutup

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan

kerjasama yang baik.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.

Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

E. Sumber Belajar

a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur) halaman

141-186

b. Buku referensi yang relevan

c. Alat dan bahan praktikum

F. Penilaian Hasil Belajar

No Soal jawaban skor

Page 35: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

1

2

3

Maluk, September 2011

Mengetahui,

Kepala SMAKN 1 Maluk Guru Matapelajaran

Hustanuddin, S.Pd Lalu Gede Sudarman, S.Pd

NIP. 19660313 199203 1 014 NIP. 19860316 201001 1 009

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SMKN 1 MALUK

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/Semester : X (sepuluh) / Semester I

Standar Kompetensi : 2. Menerapkan hukum gerak dan gaya

Kompetensi Dasar :2.3 Menghitung gerak lurus

Perteman ke : 9 (Sembilan)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Indikator

1. Menganalisis besaran-besaran fisika pada gerak dengan kecepatan konstan.

2. Menganalisis besaran-besaran fisika pada gerak dengan percepatan konstan.

3. Menganalisis grafik gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan

percepatan konstan.

B. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

1. Menganalisis Gerak Lurus Beraturan (GLB) dalam kehidupan sehari-hari.

2. Menganalisis Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dalam kehidupan sehari-hari.

3. Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan GLB, GLBB, dan gerak vertikal.

4. Menggambar grafik gerak lurus beraturan.

5. Menggambar grafik gerak lurus berubah beraturan.

Page 36: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

6. Menentukan perpindahan benda berdasarkan kurva kecepatan-waktu.

C. Materi Pembelajaran

Gerak lurus

Gerak suatu benda dalam lintasan lurus dinamakan gerak lurus. Sebuah mobil melaju di jalan

raya yang lurus merupakan contoh gerak lurus. Seorang siswa berlari mengelilingi lapangan

sepakbola juga merupakan contoh dari gerak lurus dengan empat segmen lintasan lurus yang

berbeda pada saat menempuh sisi-sisi lapangan yang berbeda.

Berdasarkan kelajuan yang ditempuhnya gerak lurus dapat dibedakan menjadi dua yaitu Gerak

Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).

Untuk dapat membedakan GLB dan GLBB Anda bersama guru dapat melakukan percobaan

dengan menggunakan ticker timer dan perlengkapannya (lakukan kegiatan mandiri).

Gambar 6. Meja ticker timer, troli, ticker timer dan pitanya

1. Gerak Lurus Beraturan Dalam gerak lurus beraturan, benda menempuh jarak yang sama dalam selang waktu

yang sama. Sebagai contoh, mobil yang melaju menempuh jarak 2 meter dalam waktu 1 detik,

maka 1 detik berikutnya menempuh jarak 2 meter lagi, begitu seterusnya. Dengan kata lain

perbandingan jarak dengan selang waktu selalu konstan, atau kecepatannya konstan. Dalam

GLB kelajuan dan kecepatan hampir sulit dibedakan karena lintasannya yang lurus

menyebabkan jarak dan perpindahan yang ditempuh besarnya sama.

Dapat dirumuskan untuk GLB, bahwa :

v = t

s

dimana s adalah jarak dalam meter, t adalah waktu dalam sekon, dan v adalah kecepatan dalam

m/s. Pada gerak lurus beraturan pertambahan jarak yang ditempuh terhadap waktu dapat

digambarkan dalam grafik berikut ini.

s

t

Sedangkan kecepatan selalu konstan terhadap waktu, grafiknya dapat digambarkan sebagai

berikut.

v

Gradien kemiringan grafik atau

tan menunjukkan kecepatan

gerak. Jadi v = tan

Page 37: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

t

Kereta listrik bawah tanah yang ada di negara maju, hanya

memerlukan waktu beberapa detik untuk mencapai kecepatan

konstan dalam jangka waktu lama. Gerak lurus beraturan kereta

itu akan berakhir sewaktu kereta mulai direm saat memasuki

stasiun pemberhentian.

Gambar 7. Kereta api bawah tanah

Demikian pula alat produksi di suatu pabrik yang biasa disebut

dengan bantalan berjalan atau meja berjalan selalu mengalami

gerak lurus beraturan sewaktu dihidupkan mesinnya.

Gambar 8. Bantalan berjalan di bagian produksi suatu pabrik

Contoh

Sebuah mobil bergerak kecepatan tetap 36 km/jam. Hitung jarak yang ditempuh mobil selama

10 sekon. ?

Jawab :

Diketahui kecepatan v = 36 km/jam = 10 m/s

t = 10 sekon

s = v x t = 10 m/s x 10 sekon = 100 m

Tugas

Jawablah di buku tugasmu!

1. Busway melaju dengan kecepatan konstan 108 km/jam selama 2 jam. Tentukan jarak yang

ditempuhnya !

2. Pesawat tempur F 16 melintas di udara dengan kecepatan tetap 216 km/jam, menempuh

jarak 500 meter. Berapakah waktu yang dibutuhkannya.

2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Untuk menyelidiki gerak suatu benda dapat digunakan dengan suatu alat yang

dinamakan ticker timer atau pengetik waktu. Alat ini dilengkapi pemukul yang dapat bergetar

sesuai dengan frekuensi listrik PLN, yaitu 50 Hz atau sebanyak 50 kali ketikan dalam satu detik.

Dalam satu ketikan diperlukan waktu 0,02 detik. Alat ticker timer dilengkapi dengan troli atau

mobil-mobilan

yang dapat bergerak, papan luncur dan pita rekaman. Dari pita rekaman akan terlihat jenis gerak

benda.

Benda bergerak lurus beraturan (GLB) akan menghasilkan tanda ketikan/ketukan yang jaraknya

selalu sama dalam selang waktu tertentu.

Untuk benda yang bergerak lurus berubah beraturan (GLBB) dipercepat akan menghasilkan

tanda ketukan yang jaraknya semakin besar dan perubahannya secara teratur, dan sebaliknya

apabila dihasilkan tanda ketikan semakin kecil berarti benda melakukan GLLB diperlambat.

Perhatikan contoh rekaman pita ketikan berikut ini.

o o o o o o o o o o o o o o o o o

A B C D

Page 38: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Benda dari A ke B melakukan GLB, dari titik B sampai titik C mengalami GLBB dipercepat,

sedangkan dari C ke D mengalami GLBB diperlambat.

Untuk menyelidiki gerak GLBB dipercepat beraturan dengan ticker timer lakukanlah kegiatan

percobaan berikut ini.

a. Aplikasi Konsep GLBB dalam Kehidupan Sehari-hari

Benda yang mengalami gerak lurus berubah beraturan memiliki kecepatan yang berubah

seiring dengan perubahan waktu. Dengan demikian dalam selang waktu yang sama perubahan

jarak yang dicapai benda tidak sama. Bila perubahan jarak yang dicapai semakin bertambah

besar, berarti kecepatan benda semakin bertambah pula. Gerak semacam itu dinamakan gerak

lurus berubah beraturan dipercepat. Sebaliknya jika perubahan jarak yang dicapai semakin

berkurang, berarti kecepatan benda semakin lambat, maka gerak demikian disebut dengan gerak

lurus berubah beraturan diperlambat.

Kecepatan akhir pada saat tertentu berbeda dengan kecepatan awal pada saat t = 0 yaitu saat

peninjauan gerak dilakukan.

Persamaan untuk menentukan kecepatan akhir , jarak yang ditempuh, dan hubungan antara

kecepatan akhir dengan jarak, serta grafik hubungan v - t dapat dinyatakan sebagai berikut.

vt = vo + at

s = vo t + ½ at2

vt2

= vo2 + 2as

s = 2

vv to . t

Hampir semua gerak yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah gerak lurus berubah

beraturan. Namun demikian ada juga yang kombinasi antara GLB dan GLBB secara berselang-

seling.

Grafik atau kurva perubahan jarak terhadap perubahan waktu dapat di tunjukkan sebagai

berikut.

s

t Adapun grafik perubahan kecepatan terhadap perubahan waktu dapat di tunjukkan sebagai

berikut.

v

t

vo

vt

Gradien kemiringan

grafik atau tan

menunjukkan percepatan

gerak. Jadi a = tan

Page 39: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

t

Sedangkan grafik percepatan terhadap perubahan waktu dapat di tunjukkan sebagai berikut.

a

t Aplikasi dari GLBB diantaranya adalah

1. Gerak seorang penerjun payung

2. Gerak mobil dalam balapan mobil

3. Gerak Jatuh Bebas

4. Gerak benda dilempar vertikal ke atas

5. Gerak benda dilempar vertikal ke bawah.

Contoh soal

Sebuah mobil melaju dengan kecepatan 72 km/jam dalam waktu 2 menit mengalami percepatan

5 m/s2 . Tentukan jarak yang ditempuh dan kelajuan akhirnya !

Jawab

Diketahui vo = 72 km/jam = 20 m/s

t = 2 menit = 120 sekon

a = 5 m/s2

Ditanya s = ? v t = ?

s = vo t + ½ a t2

= 20 x 120 + ½ 5 (120)2

= 36240 m

vt = vo + a t

= 20 + 5 x 120 = 620 m/s

3. Gerak Vertikal

a. Gerak Vertikal ke Atas

Gerak Benda dilempar vertikal keatas (GVA) merupakan GLBB yang mengalami perlambatan

dimana gesekan udara diabaikan dan percepatan benda a = - g, g = percepatan gravitasi bumi.,

Ketika benda mencapai titik puncak , kecepatan benda sama dengan nol atau

Vt = 0 , waktu untuk mencapai titik puncak ( t p ) dapat ditentukan dengan persamaan

kecepatan

B S = vo t + ½ at2

vt = vo + at

vt = 0 h = vo t - 1/2g t2

v t = vo - g t

waktu untuk mencapai titik puncak

h t p = ….? vt = 0

v t = vo - g t

V0 A 0 = vo - g tp

t p = vo / g

vt2

= vo2 2gh

Page 40: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

vt2 = vo

2 2gh

b. Gerak Vertikal ke Bawah

Gerak vertikal ke bawah (GVB) merupakan GLBB dimana benda dilempar ke bawah dengan

kecepatan awal tertentu dan gesekan udara diabaikan atau ditiadakan sebagai berikut :

S = vo t + ½ at2

vt = vo + at

A h = vo t + 1/2 g t2

v t = vo + g t

V0 h = ½ g t2

v t = kecepatan akhir

vt2

= vo2 + 2gh

h vt2 = vo

2 + 2gh

B

c. Gerak Jatuh Bebas

Gambar disamping merupakan contoh gerak jatuh bebas (GJB)

dari bola dan seekor kucing. Walaupun keduanya memiliki

massa yang berbeda akan tetapi mempunyai waktu jatuh yang

sama. Hal ini disebabkan gesekan udara ditiadakan.

Gerak Jatuh bebas merupakan gerak vertikal ke bawah tanpa

kecepatan awal (v0 = 0 ) dan gesekan di udara diabaikan atau

ditiadakan. Gerak jatuh bebas merupakan GLBB dipercepat

dengan a = + g.

Gerak Benda A jauh bebas dari ketinggian h dan jatuh di tanah pada titik B dapat dirumuskan

sebagai berikut :

S = vo t + ½ at2

vt = vo + at

A h = 0 + 1/2 g t2 v t = 0 + g t

v0= 0 h = ½ g t2

v t = gt

v t = kecepatan akhir

vt2

= vo2 + 2gh

= 02 + 2gh = 2gh

B

Contoh soal

1. Sebuah genting jatuh bebas dari sebuah gedung setinggi 20 m. Tentukan kapan benda jatuh ke

tanah dan berapa kecepatan genting ketika sampai di tanah ,g= 10 m/s2.

Penyelesaian

Diketahui h = 20 m g = 10 m/s2

Ditanya t = ... ? vt = ... ?

Jawab : h = S = vo t + ½ at2

vt = vo + at

h = 0 + 1/2 g t2

vt = vo + g t

20 = 1/2 . 10 t2

= 5 t2

vt = 0 + 10 . 2 = 20 m/s

t = 4 = 2 sekon.

2. Sebuah batu dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan 20 m/s dari tanah.

Tentukan ( g = 10 m/s2) :

a. Waktu yang diperlukan untuk mencapai titik puncak

Gambar 9. Bola dan

kucing jatuh

bersamaan

h

Page 41: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

b. Tinggi benda ketika mencapai titik puncaik

c. Ketinggian benda saat 1 detik setelah dilempar

d. Waktu yang diperlukan batu untuk jatuh ke tanah lagi.

e. Kecepatan batu ketika tiba di tanah

Penyelesaian :

Diketahui v0 = 20 m/s g = 10 m/s2

Ditanya:

a. t p = ….? vt = 0

v t = vo - g t

0 = 20 - g t

t p = 20 / 10 = 2 sekon

b. hmax = .....?

hmax = vo t - 1/2 g t2

= 20. 2 – ½ .10 .22

= 20 m

c. h = …. t = 1 sekon

h = vo t - 1/2 g t2

= 20 . 1 – ½ . 10 . 1 = 15 m

d. tS = ….. (waktu naik dan turun)

t naik = t turun jadi t s = 2 x t naik. = 2 x 2 = 4 sekon

e. vt = ….?

v t = vo - g t

= 20 – 10. 4

v t = - 20 m/s ( tanda negatip menunjukkan arah kecepatan ke bawah)

4. Penerapan GLB dan GLBB

a. Menganalisa grafik v – t untuk berbagai gerakan benda

Sebagaimana kamu ketahui pada bahasan sebelumnya berbagai gerak lurus adalah gerak

lurus beraturan (GLB), gerak lurus berubah beraturan dipercepat dan diperlambat serta

perpaduan gerak-gerak tersebut. Berkut ini merupakan hubungan grafik v – t beserta cara

menentukan jarak yang ditempuh benda

V v

t t

s = luas persegi panjang = v x t s = luas travesium =( a+b)/2 x tg

s = (luas persegi dari 0 – t1 ) + (luas segitiga

dari (t1 – t2 ) –( luas segitiga t2 – t3)

v

Page 42: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Gambar 5. Perahu yang

menyeberang sungai

0 t1 t2 t3 t

b. Perpaduan GLB dan GLB menghasilkan GLB

Grafik berikut ini menunjukan hubungan vektor

kecepatan perahu motor dan vektor kecepatan arus air sungai.

Perpaduan gerak kedua vektor kecepatan terhadap perahu

menghasilkan resultan gerak lurus beraturan.

vperahu

vpa = kecepatan perahu motor terhadap arus air

v arus air sungai

Contoh soal:

Sebuah perahu motor menyeberangi sungai dengan kecepatan 4 m/s dengan arah tegak lurus

arus air sungai.Jika kecepatan arus sungai 2 m/s tentukan jarak yang ditempuh perahu setelah 2

sekon.

Penyelesaian

Diketahui : vp = 4 m/s va = 2 m/s

t = 2 sekon

Ditanya S = …?

Jawab: vR = 22 vavp = 22 24 = 2 5 m/s

S = vR . t = 2 5 . 2 = 4 5 m

Tugas

Buatlah penyelesaian persoalan berikut di buku tugas!

1. Seseorang benda menyeberangi sungai, yang lebarnya 420 m kecepatan arusnya 2 12 m/s. Jika

ia mengarahkan perahunya siku-siku pada tepi sungai dengan kecepatan tetap sebesar

2 58 m/s, tentukanlah :

a. Waktu yang diperlukan untuk menyeberang.

b. Tempat ia sampai di tepi lain.

c. Jarak yang dilaluinya.

D. Metode Pembelajaran

- Diskusi kelompok

- Ceramah

- Observasi

E. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Kegiatan Pendahuluan

Motivasi dan Apersepsi:

- Apakah tujuan lintasan rel kereta api harus dibuat lurus dan mendatar?

Page 43: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

- Gerak jatuh peloncat indah tergolong GLB atau GLBB?

- Bagaimana menentukan ketinggian maksimum gerak vertikal?

- Apa manfaat menggambarkan gerak dengan menggunakan grafik?

Prasyarat pengetahuan:

- Apa yang dimaksud dengan gerak lurus beraturan?

- Apakah ciri dari gerak lurus berubah beraturan?

- Apakah syarat terjadinya ketinggian maksimum gerak vertikal?

- Bagaimana langkah-langkah menggambarkan gerak dengan menggunakan grafik?

b. Kegiatan Inti

Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.

Guru menjelaskan pengertian gerak lurus beraturan, ciri-cirinya dan contoh gerak lurus

beraturan dalam kehidupan sehari-hari.

Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh yang lain dari gerak

lurus beraturan dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai gerak lurus beraturan yang

disampaikan oleh guru.

Guru memberikan beberapa soal mengenai gerak lurus beraturan.

Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih

terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung

memberikan bimbingan.

Guru menjelaskan pengertian gerak lurus berubah beraturan, ciri-cirinya dan contoh

gerak lurus beraturan dalam kehidupan sehari-hari.

Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh yang lain dari gerak

lurus berubah beraturan dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai gerak lurus berubah beraturan yang

disampaikan oleh guru.

Guru memberikan beberapa soal mengenai gerak lurus berubah beraturan.

Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih

terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung

memberikan bimbingan.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian gerak vertikal dan

cirinya.

Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan contoh gerak vertikal dalam

kehidupan sehari-hari.

Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh gerak vertikal dalam

kehidupan sehari-hari.

Perwakilan peserta didik diminta untuk melemparkan sebuah bola ke atas di depan

kelas, sedangkan peserta didik yang lain memperhatikannya.

Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya untuk membuat kesimpulan dari

hasil percobaan melemparkan sebuah bola ke atas.

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.

Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi

yang sebenarnya.

Peserta didik memperhatikan cara mendapatkan rumusan untuk menentukan ketinggian

maksimum gerak vertikal yang disampaikan oleh guru.

Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai gerak vertikal yang disampaikan

oleh guru.

Guru memberikan beberapa soal mengenai gerak vertikal.

Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih

Page 44: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung

memberikan bimbingan.

Peserta didik memperhatikan langkah-langkah menggambar grafik gerak lurus

beraturan dan grafik gerak lurus berubah beraturan yang disampaikan oleh guru.

Guru menjelaskan cara menentukan posisi dari kurva kecepatan-waktu.

Peserta didik memperhatikan contoh soal menggambar grafik gerak lurus beraturan,

grafik gerak lurus berubah beraturan, dan menentukan posisi dari kurva kecepatan-

waktu yang disampaikan oleh guru.

Guru memberikan beberapa soal menggambar grafik gerak lurus beraturan, grafik gerak

lurus berubah beraturan, dan menentukan posisi dari kurva kecepatan-waktu.

Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih

terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung

memberikan bimbingan.

c. Kegiatan Penutup

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama

yang baik.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.

Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

E. Sumber Belajar

a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur)

b. Alat dan bahan praktikum

F. Penilaian Hasil Belajar

No Soal dan jawaban skor

1 Mobil dipercepat sepanjang jalan lurus dari diam hingga berkecepatan 60

km/jam dalam waktu 5,0 sekon. Berapakah percepatan rata-rata mobil

tersebut?

Penyelesaian

Percepatan rata-rata dinyatakan

sekon

jamkmjamkm

tt

vva

0,5

/0/60

32

12

2/3,3//3,3//12 smssmsekonjamkm

1. Benda bergerak dipercepat beraturan, sehingga kecepatan berubah dari 50

m/s menjadi 150 m/s dalam waktu 10 sekon, sebagaimana terlihat pada grafik

di bawah ini.

Berapakah jarak yang ditempuh benda tersebut, antara t = 2 s dan 6 s?

Penyelesaian

Saat s

mvst 702 , Saat s

mvst 1106

Jarak yang ditempuh ekuivalen dengan luasan arsiran pada grafik tv di atas,

150

100

50

6,0 4,0 2,0

v (m/s)

t (s)

Page 45: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

yakni:

36042

/110/70

sx

smsmx meter

2 Seorang arsitek merancang lapangan terbang untuk pesawat-pesawat kecil.

Panjang lintasan terbang yang dibuat 150 meter. Suatu pesawat yang

membutuhkan kelajuan minimal 100 km/jam atau 27,8 m/s agar dapat takeoff,

menggunakan lapangan terbang ini dengan percepatan rata-rata 2,0 m/s2.

Apakah pesawat tersebut dapat terbang?

Penyelesaian

Diketahui : mxxt 1500 ; 20,2

sma ;

smv 00

Menggunakan persamaan (15c) kita peroleh

)(2 0

2

0

2 xxavv tt

ms

m 1500,220 2

2

2

600s

m

Sehingga diperoleh s

mvt 5,24

3 Satu titik memiliki kecepatan awal benda 6,0 m/s, titik tersebut mengalami

percepatan sebesar 4,0 m/s. Berapakah kecepatan titik tersebut setelah 6,0

kemudian?

Jawaban

Diket

0v = 6,0 m/s ; stdansma 6/4

Ditanya

tv =....?

solusi

atvvt 0

sm

ssmsm

/30

0,6)/0,4(/0,6 2

Maluk, September 2011

Mengetahui,

Kepala SMAKN 1 Maluk Guru Matapelajaran

Page 46: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Hustanuddin, S.Pd Lalu Gede Sudarman, S.Pd

NIP. 19660313 199203 1 014 NIP. 19860316 201001 1 009

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SMKN 1 MALUK

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/Semester : X (sepuluh) / Semester I

Standar Kompetensi : 2. Menerapkan hukum gerak dan gaya

Kompetensi Dasar : 2.4 Menghitung gerak melingkar

Pertemuan ke : 9 (Sembilan)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Indikator

1. Megidentifikasi besaran frekuensi, frekuensi sudut, periode, dan sudut tempuh yang

terdapat pada gerak melingkar dengan laju konstan.

2. Menerapkan prinsip roda-roda yang saling berhubungan secara kualitatif.

3. Menganalisis besaran yang berhubungan antara gerak linier dan gerak melingkar pada

gerak menggelinding dengan laju konstan.

B. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

1. Menyebutkan contoh gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mendeskripsikan besaran-besaran dalam gerak melingkar.

3. Menjelaskan karakteristik Gerak Melingkar Beraturan (GMB).

Page 47: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

4. Menjelaskan karakteristik Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB).

5. Membedakan Gerak Melingkar Beraturan (GMB) dan Gerak Melingkar Berubah

Beraturan (GMBB).

6. Menganalisis aplikasi gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari.

7. Menghitung besaran-besaran yang terkait dengan gerak melingkar.

C. Materi Pembelajaran

Gerak Melingkar Beraturan Berbagai macam benda-benda yang melakukan gerak dalam orbit lintasan melingkar. Roda kendaraan, komedi putar di pekan raya menunjukkan gerak melingkar. Gerak melingkar dengan kelajuan sudut konstan dinamakan gerak melingkar beraturan.

Suatu benda yang bergerak mengelilingi sumbu dalam lintasan melingkar

disebut gerak melingkar. Elektron dalam atom dimodelkan melakukan gerak

melingkar mengelilingi inti atom. Benda-benda angkasa seperti bulan juga

melakukan gerak melingkar mengelilingi bumi. Bumipun melakukan gerak

melingkar mengelilingi matahari. Pada salah satu rukun haji, yaitu thowaf, para

jamaah haji melakukan gerak melingkar mengelilingi ka’bah. Gambar 1. Komedi putar di pekan raya melakukan gerak melingkar.

Ketika memahami gerak melingkar akan menemukan sudut yang dibentuk oleh vektor jari-jari

yang menghubungkan dua posisi benda yang berbeda dalam lintasan melingkar itu.

r

Gambar 2. Menggambarkan gerak melingkar, sudut yang dibentuk oleh vektor jari-jari. Satu radian adalah satuan sudut yang

setara dengan 57,3o.

Dalam geometri berbagai satuan digunakan untuk menyatakan pengukuran sudut. Misalnya

derajad (°), yang mana untuk satu putaran penuh sebesar 360°. Satuan lain adalah radian, yang

mana untuk satu putaran penuh sebesar 2 radian, sehingga dapat dikatakan bahwa 360°setara

dengan 2 radian.

Hubungan antara sudut tempuh dengan busur lingkaran yang ditempuh s adalah ,

jika sudut tempuh satu putaran 2 radian maka panjang busur yang ditempuh adalah keliling

lingkaran = 2 r (r = jari-jari lingkaran). jika sudut tempuh satu putaran radian maka panjang

busur lingkaran yang ditempuh adalah = s.

Dengan demikian 2/ = 2 r/s atau 2 .s = 2 r. sehingga s = r.

Satuan radian lebih banyak digunakan dalam pembahasan gerak melingkar.

1. Periode dan Frekuensi Waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu kali putaran penuh dinamakan

periode dan dilambangkan dengan T.

Atau dinyatakan dengan T = n

t

Satuan periode adalah sekon atau detik. Sedangkan jumlah putaran yang dilakukan benda dalam

s = r

r

Page 48: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

satuan waktu disebut frekuensi, dan dilambangkan dengan f. Dengan demikian dapat

dirumuskan sebagai berikut.

f = t

n

Satuan frekuensi adalah cyclus per second (cps) atau 1/s atau s-1

,dan sering juga menggunakan

Hertz (Hz).

Periode dan frekuensi berhubungan satu sama lain. Hubungan antara periode dan frekuensi

sebagai berikut.

T = f

1 atau f =

T

1

2. Kecepatan Anguler dan Kecepatan Tangensial

Benda yang bergerak dalam lintasan melingkar menempuh busur lingkaran s dalam

selang waktu tertentu t. Bila perubahan busur lingkaran yang ditempuh sama tiap selang

waktu yang sama, maka gerak melingkar semacam ini disebut gerak melingkar beraturan.

Kelajuan tangensial (besar dari kecepatan tangensial ) atau sering disebut dengan kelajuan linier

dirumuskan dengan :

v = Δt

Δs

Arah vektor kecepatan tangensial selalu tegak lurus dengan arah vektor jari-jari dengan arah

gerak benda

Jika s adalah keliling lintasan yang ditempuh benda dalam satu periode waktu maka

s = 2 r dan (t =T) sehingga kelajuan tangensial dirumuskan menjadi :

v = T

π.r2

Substitusikan T = f

1 ke dalam persamaan tersebut maka akan diperoleh persamaan sebagai

berikut.

v = 2 r f

Gambar 3. Gerak melingkar memiliki dua kecepatan yaitu kecepatan tangensial dan

kecepatan anguler.

Sudut yang ditempuh benda dalam selang waktu tertentu dinamakan kelajuan anguler atau

kecepatan sudut benda dan pada gerak melingkar beraturan selalu sama dalam selang waktu yang

sama, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut.

= Δt

Δθ

Apabila sudut yang ditempuh benda dalam satu periode waktu t = T adalah = 2 radian,

maka kelajuan anguler dalam gerak melingkar beraturan dirumuskan;

= T

s v

v

r

Page 49: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Tempatkan T = f

1 ke dalam persamaan tersebut maka akan diperoleh hubungan antara kelajuan

anguler dengan frekuensi sebagai berikut.

= 2 f

Menurut Alonso dan Finn, kecepatan sudut dapat dinyatakan sebagai besaran vektor,

yang arahnya tegak lurus pada bidang gerak, dengan arah yang ditunjukkan oleh ibu jari tangan

kanan jika jari-jari tangan menunjuk ke arah gerak partikel.

Gambar 4. Arah vektor kecepatan sudut

Hubungan antara kelajuan tangensial dengan kelajuan anguler dapat ditentukan dari;

Δt

Δs =

Δt

Δθ r

Persamaan hubungan antara kelajuan tangensial dengan kelajuan anguler tersebut dapat lebih

disederhanakan menjadi sebagai berikut.

v = .r

3. Percepatan Anguler dan Percepatan Tangensial

Dalam gerak melingkar beraturan selalu memiliki kelajuan anguler konstan. Perubahan

kecepatan anguler tiap satuan waktu dinamakan dengan percepatan anguler.

= t

ω

Karena gerak melingkar beraturan sama dengan nol maka = 0. Percepatan anguler tidak

nol melainkan konstan yaitu pada gerak melingkar berubah beraturan

Percepatan linier atau tangensial diperoleh dengan membagi perubahan kecepatan linier

dengan selang waktu.

a = Δt

Δv

Pada gerak melingkar beraturan v = 0 sehingga diperoleh a = 0. Sedangkan pada gerak

melingkar beraturan nilai a = konstan.

Contoh Soal

1. Sebuah roda berbentuk cakram homogen berputar 7.200 rpm. Hitunglah kecepatan linier

sebuah titik yang berada 20 cm dari sumbu putarnya.

Diketahui : = 7.200 rpm = 7.200 x 60

2π = 240 rad/s

r = 20 cm = 0,2 m

Ditanya : v =…?

0

Y

X

C R

r A

Page 50: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Jawab : v = .r

v = 240x 0,2 = 48 m/s

2. Suatu titik materi bergerak melingkar beraturan. Dua detik yang pertama menempuh busur

sepanjang 40 cm, Bila jari-jari lingkaran 5 cm, maka :

a. Tentukan kelajuan liniernya.

b. Tentukan kelajuan angulernya.

c. Dispacement angulernya ( sudut pusat yang ditempuh )

Diketahui : t = 2 s

s = 40 cm = 0,4 m

r = 5 cm = 0,05 m

Ditanya : a. v =…?

b. = …?

c. =….?

Jawab : a. v = t

s

v = 2

4,0 = 0,2 m/s

b. = r

v =

05,0

2,0= 4 rad/s

c. = r

s =

05,0

4,0 = 8 rad atau = . t = 4 x 2 = 8 rad

4. Percepatan Sentripetal

Jika suatu benda yang mengalami gerak melingkar beraturan mempertahankan kecepatan

tetap yang dimilikinya, berarti ada percepatan yang selalu tegak lurus dengan arah kecepatannya,

sehingga lintasannya selalu lingkaran. Percepatan yang diperlukan mengarah ke arah pusat

lingkaran dan disebut percepatan sentripetal. Menurut Sears dan Zemansky, karena arahnya yang

ke pusat inilah maka percepatan itu disebut percepatan sentripetal atau percepatan radial yang

berarti mencari pusat.

Y X

v

v2 v1

v = v2 - v1

Gambar 5. Benda mengalami gerak melingkar berpindah dari titik X ke titik Y

Benda yang bergerak dengan kecepatan v1 di titik X dan kecepatan v2 di titik Y pada suatu

lingkaran berjari-jari r, menempuh busur lingkaran sepanjang s = .r , maka analog dengan

Page 51: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

itu besar selang kecepatannya sebesar v = .v, sehingga percepatan sentripetalnya adalah

a = Δt

Δv

a = Δt

Δθ.v

karena = Δt

Δθ

maka a = .v

Substitusikan persamaan v = .r maka diperoleh a = 2. r atau a =

r

v2

Arah percepatan sentripetal selalu menuju ke pusat dimanapun benda itu berada dan selalu tegak

lurus dengan vektor kecepatannyan

5. Hubungan Antara Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Melingkar Beraturan

(GMB)

Antara Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Melingkar Beraturan

(GMB) memiliki hubungan kesetaraan besaran -besaran geraknya. Perhatikan

tabel berikut ini.

GLB GMB Hubungannya

Pergeseran linier s Pergeseran sudut s = . r

Kecepatan linier

t

sv Kecepatan sudut

t

θω v = . r

Percepatan Linier t

va Percepatan sudut

t

ωα a = . r

Contoh Soal:

1. Sebuah tamiya berputar mengikuti lintasan melingkar dengan kelajuan tetap 3 m/s dan periode

2 s. Jika jari-jari lintasan lingkaran adalah 1 m, tentukan;

a. percepatan sentripetal tamiya

b. perubahan kecepatan tangensial tamiya selama bergerak 1 s, dan percepatan rata- rata

tamiya selama itu.

Penyelesaian

v = 3 m/s

T = 2 s

r = 1 m

Gambar 6. Arah percepatan sentripetal selalu tegak

lurus vektor kecepatannya

Page 52: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

a. as = r

v2

= 1

32

= 9 m/s2

b. v = a . t = 0, karena gerak melingkar beraturan

art = t

v

= 0

6. Sistem Gerak Melingkar pada Susunan Roda

a. Sistem Persinggungan Langsung.

Pemindahan gerak pada sistem persinggungan langsung yaitu melalui persinggungan roda yang

satu dengan roda yang lain.

Pada sistem ini kelajuan liniernya sama, sedangkan kelajuan anguler tidak sama.

v1 = v2, tetapi 1 2

b. Sistem Serantai atau Setali

Pemindahan gerak pada sistem tak langsung yaitu pemindahan gerak dengan menggunakan ban

penghubung atau rantai.

Pada sistem ini kelajuan liniernya sama, sedangkan kelajuaan angulernya tidak sama.

v1 = v2, tetapi 1 2

c. Sistem Sesumbu ( Co-Axle )

Jika roda-roda tersebut disusun dalam satu poros putar, maka pada sistem tersebut titik-titik

yang terletak pada satu jari mempunyai kecepatan anguler yang sama, tetapi kecepatan liniernya

tidak sama.

A = B, tetapi vA vB

7. Gaya sentripetal

Ketika sebuah bola diputar dalam suatu lintasan lingkaran, maka bola sedang mengalami

percepatan sentripetal yang disebabkan oleh suatu gaya yang selalu mengarah menuju pusat.

Page 53: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Gaya tersebut ditimbulkan oleh tegangan dalam tali, disebut gaya sentripetal. Dinyatakan oleh

Bueche bahwa, gaya sentripetal tidak mempunyai gaya reaksi dan harus bekerja pada massa m

yang bergerak melingkar. Agar massa itu mengalami percepatan sebesar r

v2

.

Menurut hukum II Newton tentang gerak F = m.a, bila a merupakan percepatan sentripetal maka

besar gaya sentripetal pada bola adalah

F = m.r

v2

di mana m adalah massa bola, v kecepatan nya ( kelajuan dan arah), dan r jaraknya dari pusat

lingkaran. Sedangkan F diasumsikan sebagai resultan gaya pada bola.

Gambar 7. Gaya Sentripetal adalah gaya ke pusat yang

menyebabkan suatu benda bergerak dalam lintasan

melingkar. Sebagai contoh, sebuah bola diikat pada tali

yang diayunkan melingkar horisontal dengan kecepatan

tetap.

Bola bergerak dalam lintasan melingkar karena pada tali

berlaku gaya sentripetal. Menurut Menurut Hukum I

Newton, benda bergerak dengan kecepatan tetap akan bergerak terus pada suatu alur lurus

kecuali jika ada resultan gaya yang bekerja pada benda. Maka, jika tali tiba-tiba purus, bola

akan tidak lagi mengikuti arah gaya sentripetal melainkan akan bergerak menurut suatu garis

lurus yang tegak lurus arah lintasan melingkar bola atau searah dengan vektor kecepatannya

(jika tidak ada gaya berat).

Gambar 8. Bola diikat pada tali yang diayunkan melingkar horisontal dengan kecepatan tetap,

apabila tali putus bola akan bergerak lurus searah dengan vektor kecepatannya.

Sering, gaya sentripetal dikacaukan dengan gaya sentrifugal. Gaya sentripetal adalah suatu gaya

yang nyata ada dalam kaitan dengan pengaruh benda, sedangkan gaya sentrifugal adalah suatu

gaya samaran. Gaya samaran hadir hanya ketika sistem ditinjau dari suatu kerangka acuan

percepatan. Jika sistem yang sama ditinjau dari kerangka acuan non percepatan, semua gaya

samaran menghilang.

Sebagai contoh, seseorang yang naik komedi putar yang berputar akan mengalami suatu gaya

sentrifugal yang berarah meninggalkan pusat sistem itu. Orang mengalami gaya ini sebab dia

berputar pada komedi putar, yang mana percepatan ada pada kerangka acuan.

Jika sistem yang sama dianalisa dari trotoar dekat komedi putar, sebagai kerangka acuan tanpa

percepatan, maka tidak ada gaya sentrifugal. Seseorang di trotoar hanya mencatat gaya

sentripetal yang bekerja pada orang itu bergerak ke pusat lintasan melingkar. Secara umum,

gaya riil/nyata hadir dengan mengabaikan apakah kerangka acuan yang digunakan ada

percepatan atau tidak ada percepatan; gaya samaran hadir hanya dalam suatu kerangka acuan

yang ada percepatannya.

Analisa Buatlah sebuah pesawat sentrifugal sederhana seperti pada

gambar di samping. Gunakan bahan-bahan yang mudah

didapat nisalnya bambu atau pipa pralon, benang, bola logam.

Putarkanlah bambu sehingga bola logam yang berada di atas

dapat berputar. Lakukan dengan cepat kemudian berganti

putarlah dengan lambat. Lakukan berulang-ulang dan

analisalah keadaan benang pada saat putaran cepat dan

lambat. Berilah hasil analisamu dengan penjelasan yang

menyebabkan peristiwa itu.

Page 54: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Tugas

Kerjakan di buku tugas!

1. Sebuah balok 1 kg diikat pada ujung tali sepanjang 1 m dan berputar dalam lintasan melingkar

horisontal dengan kelajuan sudut 2 rad/s. Gambarlah gaya-gaya dalam sistem dan hitunglah

gaya tegangan tali.

2. Sebuah benda bermassa 5 kg terikat pada tali berjarak 2 m dari pusat lingkaran, berputar

dalam lintasan horizontal. Tentukan besar gaya tegangan tali !

B. Gerak Melingkar Berubah Beraturan

Gerak melingkar beraturan biasanya berlangsung dengan didahului oleh gerak melingkar

berubah beraturan yang dipercepat dan diakhiri dengan gerak melingkar berubah beraturan yang

diperlambat. Pada keadaan awal benda yang mula-mula diam mulai bergerak melingkar

dipercepat beraturan hingga mencapai kelajuan sudut tertentu yang dipertahankan selama terjadi

gerak melingkar beraturan. Apabila benda akan berhenti maka geraknya berubah menjadi gerak

melingkar diperlambat beraturan. Perhatikan grafik di bawah ini.

Contoh benda yang mengalami gerak tersebut misalnya pada sebuah gergaji mesin yang mulai

dihidupkan, kemudian dipertahankan beberapa saat pada kelajuan sudut tertentu dan dimatikan

powernya hingga piringan gergaji berhenti.

Benda-benda angkasa seperti bulan yang mengorbit bumi melakukan gerak melingkar beraturan

yang sudah berlangsung dalam waktu lama, karena awal dari gerak melingkar beraturan itu

apakah terjadi gerak melingkar dipercepat beraturan, tidak diketahui manusia. Apakah kelak

bulan juga mengakhiri geraknya dengan gerak melingkar diperlambat beraturan? Kitapun tidak

yakin akan hal itu.

Pada gerak melingkar beraturan (GMB) dijumpai sudut yang ditempuh tiap selang waktu yang

sama adalah sama besarnya, sehingga kecepatan sudutnya () bernilai konstan. Dengan

demikian kelajuan liniernya (v) selalu bernilai sama pula. Sedangkan pada gerak melingkar

berubah beraturan (GMBB), sudut yang ditempuh tiap selang waktu yang sama tidak sama

besarnya, sehingga kecepatan sudutnya () berubah-ubah. Dengan demikian kelajuan liniernya

(v) selalu berubah-ubah pula. Roda penggerak, putaran mesin-mesin, poros mesin, adakalanya

melakukan gerak melingkar berubah beraturan.

Perubahan kecepatan sudut tiap satuan waktu disebut percepatan sudut (), sehingga dapat

dirumuskan sebagai berikut.

= Δt

Δω

o

O

t

t

Gambar 9. Benda dari keadaan diam

bergerak melingkar dipercepat

beraturan kemudian

mempertahankan kelajuan sudut

pada konstan sebagai gerak

melingkar beraturan ditunjukkan

dengan garis lurus mendatar dan

bergerak melingkar diperlambat

beraturan hingga akhirnya berhenti.

Page 55: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Jika bernilai positif maka terjadi gerak melingkar dipercepat beraturan, dan bila bernilai

negatif maka terjadi gerak melingkar diperlambat beraturan,

Perubahan kelajuan linier atau tangensial tiap selang waktu dinamakan percepatan linier dan

dirumuskan sebagai berikut.

a = Δt

Δv

Karena v = r maka akan diperoleh hubungan antara percepatan sudut dan percepatan linier

yaitu;

a = Δt

Δω.r

a = .r

atau dapat ditulis dengan = r

1

Δt

Δv

= r

a

Kecepatan sudut awal (o) pada t = 0, tidak sama dengan kecepatan sudut akhir (t) pada saat t,

hubungan antara keduanya dapat dirumuskan sebagai berikut.

t = o + .t

Sedangkan sudut akhir () yang ditempuh dengan asumsi sudut awal o = 0 dapat dirumuskan

dengan;

= o . t + ½ .t2

Sekarang substitusikan persamaan t = α

ωω ot ke dalam persamaan

= o . t + ½ .t2 untuk mendapatkan persamaan tanpa variabel waktu.

= o .

α

ωω ot + ½ .

α

ωω ot 2

Persamaan akhir yang didapat adalah;

t2 = o

2 + 2 .

Gaya sentripetal pada benda-benda angkasa yang mengorbit benda lain, misalnya bulan

mengedari bumi, berupa gaya gravitasi antara kedua benda itu.

v

m

Gambar 10. Bulan berevolusi mengelilingi Bumi. Gaya gravitasi antara

Bulan dengan Bumi berperan sebagai gaya sentripetal

D. Metode Pembelajaran1

F

M r

Page 56: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

- Diskusi kelompok

- Ceramah

- Observasi

E. Langkah-langkah Kegiatan

a. Kegiatan Pendahuluan

Motivasi dan Apersepsi:

- Sebutkan contoh gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari.

- Sebutkan ciri-ciri gerak melingkar.

- Sebutkan contoh gerak melingkar beraturan dalam kehidupan sehari-hari.

- Mengapa ketika kendaraan melewati jalanan yang melengkung, supir harus hati-hati

dan mengurangi kecepatan mobilnya?

Prasyarat pengetahuan:

- Apa yang dimaksud dengan gerak melingkar?

- Apa yang menjadi ciri khas gerak melingkar?

- Apakah syarat terjadinya gerak melingkar beraturan?

- Berapakah batas kecepatan mobil ketika melewati jalanan yang melengkung?

- Apakah syarat terjadinya gerak melingkar berubah beraturan?

- Apakah perbedaan antara percepatan sentripental dan percepatan tangensial?

b. Kegiatan Inti

Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian dan ciri-ciri gerak

melingkar.

Guru meminta perwakilan dari tiap kelompok untuk menyebutkan contoh gerak

melingkar dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai besaran-besaran fisika dalam

gerak melingkar serta pengertian frekuensi, frekuensi sudut, periode, dan sudut

tempuh.

Peserta didik memperhatikan perumusan dalam menentukan kecepatan sudut dan

hubungan antara laju benda dengan kecepatan sudut yang disampaikan oleh guru.

Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai kecepatan sudut dan hubungan

antara laju benda dengan kecepatan sudut yang disampaikan oleh guru.

Guru memberikan beberapa soal mengenai kecepatan sudut dan hubungan antara laju

benda dengan kecepatan sudut.

Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih

terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung

memberikan bimbingan.

Guru menyampaikan materi tentang karakteristik dan syarat terjadinya gerak

melingkar beraturan.

Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh gerak melingkar

beraturan dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik memperhatikan perumusan dalam menentukan percepatan sentripental

yang disampaikan oleh guru.

Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai percepatan sentripental yang

disampaikan oleh guru.

Guru memberikan beberapa soal mengenai percepatan sentripental.

Page 57: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih

terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung

memberikan bimbingan.

Peserta didik memperhatikan penerapan konsep gerak melingkar beraturan pada laju

satelit ketika mengitari bumi dan laju kendaraan di jalan yang melengkung yang

disampaikan oleh guru.

Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai laju satelit ketika mengitari bumi

dan laju kendaraan di jalan yang melengkung yang disampaikan oleh guru.

Guru memberikan beberapa soal mengenai laju satelit ketika mengitari bumi dan laju

kendaraan di jalan yang melengkung.

Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih

terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung

memberikan bimbingan.

Guru menyampaikan materi tentang karakteristik dan syarat terjadinya gerak

melingkar berubah beraturan.

Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh gerak melingkar

berubah beraturan dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai perbedaan antara gerak

melingkar beraturan dan gerak melingkar berubah beraturan.

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.

Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi

yang sebenarnya.

Peserta didik memperhatikan perumusan dalam menentukan percepatan tangensial,

kecepatan sudut sebagai fungsi waktu, dan sudut yang disampaikan oleh guru.

Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai percepatan tangensial, kecepatan

sudut sebagai fungsi waktu, dan sudut yang disampaikan oleh guru.

Guru memberikan beberapa soal mengenai percepatan tangensial, kecepatan sudut

sebagai fungsi waktu, dan sudut.

Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih

terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung

memberikan bimbingan.

c. Kegiatan Penutup

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan

kerjasama yang baik.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.

Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

E. Sumber Belajar

a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur)

b. Buku referensi yang relevan

F. Penilaian Hasil Belajar

No Soal dan jawaban skor

1 Jika lintasan revolusi bula terhadap bumi berbentuk lingkaran dengan jejari rata-

rata 510.84,3 km dan kala revolusi 28 hari, tentukan:

a. kelajuan bulan revolusi

b. kelajuan anguler bulan berevolusi

Page 58: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

c. percepatan sentripetal bulan berevolusi

Penyelesaian

Diketahui mkmR 85 10.84,310.84,3

shariT 200.419.228

a. kelajuan bulan, s

m

T

Rv

200.419.2

10.84,3.14,3.22 8

sm210.97,9

b. kelajuan anguler bulan, s

radm

sm

r

v 6

8

2

10.56,210.84,3

/10.97,9

c. percepatan sentripetal,

23

8

222

10.59,210.84,3

10.97,9

sm

r

vas

2 Sepeda mempunyai roda belakang dengan jari-jari 35 cm, Gigi roda belakang dan

roda putaran kaki, jari-jarinya masing-masing 4 cm dan 10 cm. Gigi roda belakang

dan roda putaran depan tersebut dihubungkan oleh rantai. Jika kecepatan sepeda

18 km/jam, Hitunglah :

a. Kecepatan sudut roda belakang.

b. Kecepatan linier gigi roda belakang.

c. Kecepatan sudut roda gigi depan tempat putaran kaki.

Penyelesaian

r1 = 4 cm

r2 = 10 cm

r3 = 35 cm, v3 = 18 km/jam = 5 m/s = 500 cm/s.

a. Roda belakang dan roda gigi belakang seporos.

3 = 3

3

r

v =

35

500 rad/s

b. 2 = 3 = 500/35 rad/s

2 = 2

2

r

v

v2 = 2.r2 = 500/35 x 10 = 600/35 cm/s

c. Roda gigi belakang dan roda gigi depan serantai.

v1= v2 = 600/35 cm/s.

Maluk, Oktober 2010

Mengetahui,

Kepala SMAKN 1 Maluk Guru Matapelajaran

Page 59: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Hustanuddin, S.Pd Lalu Gede Sudarman, S.Pd

NIP. 19660313 199203 1 014 NIP. 19860316 201001 1 009

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SMKN 1 MALUK

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/Semester : X (sepuluh) / Semester I

Standar Kompetensi : 2. Menerapkan hukum gerak dan gaya

Kompetensi Dasar : 2.5 Menghitung gaya gesek

Pertemuan ke : 10 (Sepuluh)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Indikator

1. Menyelidiki karakteristik gesekan statik dan gesekan kinetik melalui percobaan.

2. Merancang percobaan gerak benda pada bidang miring di bawah pengaruh gaya gesekan

3. Merumuskan dan menerapkan besarnya gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari

B. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

1. Menjelaskan pengertian gaya gesekan.

2. Menyebutkan macam-macam gaya gesekan.

3. Membedakan gaya gesekan statik dan gaya gesekan kinetik.

4. Menyebutkan gaya gesekan yang bekerja pada benda.

5. Menentukan koefisien gesekan statik antara balok dan permukaan datar dengan

menggunakan neraca.

6. Menentukan koefisien gesekan kinetik antara balok dan permukaan datar.

7. Menjelaskan manfaat mengontrol gaya gesekan yang terjadi pada benda.

C. Materi Pembelajaran

Page 60: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

GAYA GESEK

Pernahkah kalian melihat orang bermain ski? Mengapa pemain ski dapat meluncur dengan

bebas? Coba bandingkan dengan orang yang mendorong sebuah kotak di atas lantai kasar!

Apakah gerakan kotak tersebut selancar orang yang melakukan gerakan di atas lantai es?

Perbedaan kecepatan gerak dari kedua benda tersebut dikarenakan adanya sebuah gaya

yang mempengaruhinya. Gaya yang mempengaruhi gerakan benda adalah gaya gesek. Gaya

gesek sebagai faktor yang mempengaruhi gerakan benda dipelajari dalam dinamika.

Dinamika sebagai bagian dalam fisika adalah salah satu cabang yang memperhatikan

gaya penyebab dari suatu gerakan benda. Sebagai misal, jika kalian mendorong sebuah peti di

atas lantai yang licin dibandingkan dengan mendorong peti tersebut di atas lantai kasar, tentu

akan terasa mudah dilakukan di atas lantai licin. Mengapa demikian?

Pernahkah kalian terpeleset? Mengapa lantai yang licin memungkinkan kalian terpeleset?

Mengapa seorang pemain ski dapat bergerak dengan leluasa di atas lantai es ssdengan sepatu

khusus? Apa yang akan terjadi pada pemain ski jika sepatu yang digunakan adalah sepatu boat

biasa? Mengapa para pembalap perlu mengganti ban jika lintasan balap berubah dari kondisi

kering ke kondisi basah? Mengapa tank mempunyai roda yang khusus agar dapat berjalan di atas

lumpur yang licin?

A. Gaya Gesek Statis dan Gaya Gesek Kinetis

Secara umum, gaya gesek suatu benda dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu gaya

gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya gesek statis terjadi saat benda dalam keadaan diam

atau tepat akan bergerak. Sedang gaya gesek kinetik terjadi saat benda dalam keadaan bergerak.

Gaya gesek merupakan gaya sentuh, artinya gaya ini muncul jika permukaan dua zat

bersentuhan secara fisik, di mana gaya gesek tersebut sejajar dengan arah gerak benda dan

berlawanan dengan arah gerak benda. Untuk menentukan gaya gesek suatu benda perhatikan

beberapa langkah sebagai berikut!

1. Analisislah komponen-komponen gaya yang bekerja pada benda dengan menggambarkan

uraian gaya pada benda tersebut. Peruraian gaya-gaya ini akan membuat kita lebih mudah

memahami permasalahan.

2. Tentukan besar gaya gesek statis maksimun dengan persamaan:

fsmak = s . N

dimana :

fsmak = gaya gesek statis maksimum (N)

s = koefisien gesek statis. Nilai koefisien ini selalu lebih besar dibanding

Page 61: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

nilai koefisien gesek kinetis (tanpa satuan)

N = gaya normal yang bekerja pada benda (N)

3. Tentukan besar gaya yang bekerja pada benda yang memungkinkan menyebabkan benda

bergerak. Kemudian bandingkan dengan gesar gaya gesek statis maksimum.

a. Jika gaya penggerak lebih besar dari gaya gesek statis maksimum, maka benda

bergerak. Gaya gesek yang bekerja adalah gaya gesek kinetis, dengan demikian:

fk = k . N

dimana :

fk = gaya gesek kinetis (N)

k = koefisien gesek kinetis (tanpa satuan)

N = gaya normal yang bekerja pada benda (N)

b. Jika gaya penggerak sama dengan gaya gesek statis maksimum maka benda

dikatakan tepat akan bergerak. Artinya masih tetap belum bergerak, sehingga gaya

gesek yang bekerja pada benda sama dengan gaya gesek statis maksimumnya.

c. Jika gaya penggeraknya lebih kecil dari gaya gesek statis maksimumnya maka benda

dikatakan belum bergerak. Gaya gesek yang bekerja pada benda sebesar gaya

penggerak yang bekerja pada benda.

B. Gaya Gesek pada Bidang Datar

Agar dapat memahami bekerjanya sebuah gaya gesek pada bidang datar perhatikan

analisis beberapa contoh soal berikut ini:

Contoh 1 :

Sebuah buku bermassa 200 gram berada di atas meja yang memiliki koefisien gesek statik dan

kinetik dengan buku sebesar 0,2 dan 0,1. Jika buku didorong dengan gaya 4 N sejajar meja,

maka tentukan besar gaya gesek buku pada meja ? (g = 10 m/s2)

Penyelesaian:

Langkah 1:

Uraikan atau gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada buku di atas meja.

Page 62: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Langkah 2:

Tentukan gaya gesek statis maksimumnya:

fsmak = s . N

fsmak = s . w

fsmak = s . m.g

fsmak = 0,2 . 0,2.10

fsmak = 0,4 N

Langkah 3 :

Bandingkan gaya penggeraknya (F = 4 N) dengan gaya gesek statis maksimumnya. Ternyata

gaya penggeraknya lebih besar dibanding dengan gaya gesek statis maksimumnya, maka gaya

gesek yang bekerja pada benda adalah gaya gesek kinetis.

fk = k . N

fk = k . w

fk = k . m.g

fk = 0,1 . 0,2.10

fk = 0,2 N

Jadi gaya geseknya f = 0,2 N

Contoh 5 :

Sebuah balok bermassa 400 gram berada di atas lantai datar dengan koefisien gesek statis dan

kinetis 0,2 dan 0,1. Jika balok yang mula-mula diam diberi gaya mendatar sebesar 4 N selama 5

sekon, tentukan percepatan yang dialami balok!

Penyelesaian:

Langkah 1:

Uraikan komponen gaya yang bekerja:

Langkah 2 :

Tentukan besar gaya gesek statis

maksimumnya :

fsmak = s . N

fsmak = s . m . g

fsmak = 0,2 . 0,4 . 10

Page 63: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

fsmak = 0,8 N

Langkah 3 :

Bandingkan gaya penggerak F = 4 N dengan fsmak. Ternyata F lebih besar dibandingkan dengan

fsmak, sehingga benda bergerak, dan besar gaya geseknya adalah gaya gesek kinetis.

f = k . N

f = k . m . g

f = 0,1 . 0,4 . 10

f = 0,4 N

Langkah 4 :

Masukkan dalam persamaan hukum Newton yang ke II

F = m . a

F – f = m . a

4 – 0,4 = 0,4 . a

3,6 = 0,4 . a

a = 9 m/s2

Jadi percepatannya sebesar 9 m/s2.

C. Gaya Gesek pada Bidang Miring

Mengapa seorang yang memindahkan kotak besar dan

berat pada sebuah truk, cenderung menggunakan bidang miring?

Apakah bidang miring tersebut memberikan keuntungan mekanik?

Apa yang akan terjadi jika balok tersebut diangkat secara vertikal

ke atas truk? Manakah yang lebih menguntungkan, menggunakan

bidang miring atau diangkat secara langsung?

D. Metode Pembelajaran

- Diskusi kelompok

- Eksperimen

- Observasi

E. Langkah-langkah Kegiatan

a. Kegiatan Pendahuluan

Gambar:

Orang mendorong

kotak pada truk

Page 64: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Motivasi dan Apersepsi:

Sebutkan contoh gaya gesekan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Mengapa ban mobil dibuat agak kasar?

Prasyarat pengetahuan:

Apakah yang dimaksud dengan gaya gesekan?

Apakah manfaat mengontrol gaya gesekan yang terjadi pada benda?

Pra eksperimen:

- Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.

b. Kegiatan Inti

Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian gaya gesekan.

Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan macam-macam gaya

gesekan.

Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan perbedaan gaya gesekan statik dan

gaya gesekan kinetik.

Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan macam-macam gaya gesekan

yang bekerja pada benda.

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.

Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi

yang sebenarnya.

Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil beberapa balok yang

memiliki massa dan kekerasan permukaan yang berbeda-beda, neraca pegas, papan

yang panjangnya 50 cm, dan lebar sekitar 10 cm.

Guru mempresentasikan langkah kerja untuk menentukan koefisien gesekan statik

antara balok dan permukaan datar dengan menggunakan neraca

Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah

kerja yang telah dijelaskan oleh guru.

Guru memberi instruksi kepada peserta didik untuk melakukan eksperimen menentukan

koefisien gesekan kinetik antara balok dan permukaan datar

Peserta didik secara berkelompok melakukan eksperimen dengan menggunakan

beberapa balok yang memiliki massa dan kekerasan permukaan yang berbeda-beda,

neraca pegas, benang, papan yang panjangnya 50 cm, dan lebar sekitar 10 cm.

Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan

dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum

dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.

Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya untuk membuat kesimpulan dari

hasil percobaan.

Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai manfaat mengontrol gaya

gesekan yang terjadi pada benda.

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.

Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi

yang sebenarnya.

c. Kegiatan Penutup

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama

yang baik.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.

Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

Page 65: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

E. Sumber Belajar

a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur)

b. Buku referensi yang relevan

c. Alat dan bahan praktikum

F. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian:

Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang meliputi penilaian penilaian kinerja

(performamce assessment) pada saat kegiatan berlangsung, tes tertulis, dan penugasan (proyek).

a. Penilaian Kinerja

Nilai diperoleh dari hasil pengamatan guru terhadap kinerja kelompok selama proses

pembelajaran berlangsung yaitu pada saat melakukan percobaan. Unsur-unsur yang dinilai

meliputi:

No.

Aspek Penilaian Nama Kelompok

Kel.

A

Kel.

B

Kel.

C

Kel.

D

…. …..

1. Merancang alat

2. Menyusun Hipotesis

3. Menetapkan Variabel yang tetap dan yang dikendalikan

4. Menetapkan alat dan bahan yang sesuai

5. Menentukan langkah-langkah kerja

6. Ketelitian mengukur

7. Menyimpulkan hasil percobaan

Skor Total

Skor adalah 1 sampai 4 dimana:

5 = sangat baik; 4 = baik; 3 = Cvukup; 2 = Kurang; 1 = Sangat Kurang

Nilai yang diperoleh adalah: : N = 35

diperoleh yangskor jumlah x 10

b. Aspek Sikap Ilmiah

No. Aspek Penilaian

Skor setiap kelompok

Sangat

Baik (5)

Baik (4) Cukup

(3)

Kurang

(2)

Sangat Kurang

(1)

1. Kesungguhan dalam melakukan kegiatan

2. Kejujuran dalam mengungkap fakta

3. Ketelitian dalam bekerja

4. Penggunaan waktu secara efektif

5. Kerja sama

6. Tanggung Jawab

7 Memperhatikan keselamatan kerja

Catatan: Berikan tanda untuk setiap penampilan dari setiap tindakan yang dilakukan kelompok

Page 66: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

. Nilai: N = 35

diperoleh yangskor jumlah x 10

Maluk, Oktober 2010

Mengetahui

Kepala SMAKN 1 Maluk Guru Matapelajaran

Hustanuddin, S.Pd Lalu Gede Sudarman, S.Pd

NIP. 19660313 199203 1 014 NIP. 19860316 201001 1 009

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SMKN 1 MALUK

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/Semester : X (sepuluh) / Semester I

Standar Kompetensi : 3. Menerapkan gerak translasi, rotasi, dan keseimbangan benda

tegar

Kompetensi Dasar : 3.1 Menguasai konsep gerak translasi dan rotasi.

Pertemuan ke : 12 (Dua Belas)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Indikator

1. Merumuskan gerak translasi dan gerak rotasi secara kuantitatif

2. Memformulasikan pengaruh torsi pada benda dalam kaitannya dengan gerak rotasi benda

tersebut

3. Membuat analogi hukum II Newton tentang gerak translasi dan gerak rotasi

B. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

1. Siswa dapat menunjukkan momen gaya atau torsi.

2. Siswa dapat menjelaskan pengaruh torsi pada sebuah benda dalam kaitannya dengan gerak

rotasi.

3. Siswa dapat menunjukkan pengaruh momen kelembaman terhadap gerak rotasi.

Page 67: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

4. Siswa dapat merumuskan momen inersia pada berbagai bentuk benda tegar.

C. Materi Pembelajaran

Seperti yang telah Anda pelajari tentang materi dinamika partikel, di mana suatu benda sebagai obyek

pembahasan dianggap sebagai suatu titik materi mengalami gerak translasi (dapat bergerak lurus atau

melengkung) jika resultan gaya eksternal yang bekerja pada benda tersebut tidak nol (∑F≠0). Untuk

menyelesaikan masalah dinamika partikel, Anda harus menguasai menggambar diagram gaya

untuk benda bebas dan kemudian menggunakan Hukum II Newton (∑F= m.a)

Benda tegar adalah suatu benda dimana partikelpartikel penyusunnya berjarak tetap antara

partikel satu dengan yang lainnya. Benda tegar sebagai objek pembahasan, ukurannya tidak

diabaikan (tidak dianggap sebagai satu titik pusat materi), di mana resultan gaya eksternal dapat

menyebabkan benda bergerak translasi dan juga rotasi (berputar terhadap suatu poros tertentu). Gerak

rotasi disebabkan oleh adanya torsi, yaitu tingkat kecenderungan sebuah

gaya untuk memutar suatu benda tegar terhadap suatu titik poros.

Untuk menyelesaikan masalah dinamika rotasi benda tegar,

Anda harus menguasai menggambar diagram gaya benda bebas,

kemudian menggunakan �F � ma

� untuk benda yang bergerak

translasi dan menggunakan �� � I� untuk benda yang bergerak rotasi,

dengan I (kg.m2) besaran momen inersia dan � percepatan sudut.

Dalam materi dinamika partikel, Anda telah mempelajari dan

menggunakan hukum kekekalan energi mekanik untuk menyelesaikan

masalah gerak translasi dan ternyata dapat terelesaikan dengan lebih

mudah dan cepat dibanding dengan menggunakan analisa dinamika

partikel �F � ma

� . Hal demikian juga berlaku pada pemecahan

masalah gerak rotasi tertentu seperti gerak menggelinding (gabungan

translasi dan rotasi) benda tegar yang menuruni atau mendaki suatu

permukaan bidang miring, dimana penggunaan hukum kekekalan

energi mekanik lebih mudah dan cepat dibanding menggunakan analisa

dinamika rotasi yang menggunakan persamaan �F � ma

� dan

�� � I� . Sebelum materi dinamika rotasi, Anda telah mempelajari

hukum kekekalan momentum linier. Dalam Sub-bab ini Anda akan

diperkenalkan dengan materi hukum kekekalan momentum sudut.

Contoh aplikasi hukum ini ditemui pada pada atlit penari es yang

melaukan peningkatan laju putarannya dengan cara menarik kedua

lengannya dari terentang ke merapat badannya.

3.2. Kecepatan dan Percepatan Angular

Dalam membahas materi tentang gerak rotasi Anda harus

terlebih dahulu mempelajari besaran fisis gerak rotasi yaitu pergeseran

sudut, kecepatan sudut dan percepatan sudut. Besaran pergeseran sudut,

kecepatan sudut dan percepatan sudut selalu dinyatakan dalam bentuk

vektor, masing-masing dilambangkan dengan � ,� dan� . Arah

pergeseran sudut adalah positif bila gerak rotasi (melingkar atau

berputar) berlawanan dengan arah putaran jarum jam, sedangkan arah

vektornya (seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.1) sejajar dengan

sumbu rotasi (sumbu putar) yaitu arah maju sekrup putar kanan.

Page 68: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

D. Metode Pembelajaran

Informasi/ceramah

Demonstrasi

Diskusi dan tanya jawab

E. Langkah-langkah Kegiatan

a. Kegiatan Pendahuluan

Guru membuka pelajaran dengan melakukan tanya jawab mengenai materi yang sudah

dipelajari pada pertemuan sebelumnya

Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan disampaikan

b. Kegiatan Inti

Guru memberikan ceramah dengan melakukan demonstrasi yang disertai

tanya jawab untuk menunjukkan gerak rotasi pada benda.

Siswa melakukan diskusi kelas untuk mengungkap kembali hubungan

besaran-besaran yang terkait pada gerak melingkar.

Guru memberikan ceramah dengan melakukan demonstrasi yang disertai

tanya jawab untuk memformulasikan konsep momen gaya dan merumuskannya.

Siswa melakukan diskusi kelas untuk menunjukkan beberapa contoh

penerapan momen gaya pada kehidupan sehari-hari.

Siswa melakukan diskusi kelas untuk menginterpretasikan konsep momen inersia.

Siswa melakukan diskusi kelas untuk mendefinisikan konsep momen inersia suatu titik

massa dan beberapa titik massa serta merumuskannya.

Siswa melakukan diskusi kelas untuk menunjukkan keterkaitan antara momen gaya

dengan percepatan sudut.

Siswa melakukan diskusi kelompok untuk membahas persoalan yang berkaitan dengan

momen gaya dan momen inersia.

c. Kegiatan Penutup

Dengan cara tanya jawab, siswa menyimpulkan dan guru memberi penekanan materi

momen gaya dan momen inersia

Guru memberikan tugasmandiri, tugas kelompok, serta tugas membaca dan memahami

materi berikutnya.

E. Sumber Belajar

a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur)

b. Buku referensi yang relevan

F. Penilaian Hasil Belajar

a. Penilaian

1.Tuliskan persamaan hubungan kelajuan linear dengan kelajuan sudut pada gerak melingkar

2.Tuliskan persamaan momen gaya.

3.Besar momen inersia batang yang mempunyai panjang L dan massa m, untuk sumbu di tengah

adalah ....

4.Berikan dua contoh penerapan momen gaya dalam kehidupan sehari-hari.

5.Tuliskan persamaan hubungan antara momen gaya dengan percepatan

sudut.

Jawaban Kuis

1. V = ω R

Page 69: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

2. τ = r F

3. 1/12 m L2

4.pengungkit , katrol, neraca

5. τ = I α

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SMKN 1 MALUK

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/Semester : X (sepuluh) / Semester I

Standar Kompetensi : 3. Menerapkan gerak translasi, rotasi, dan keseimbangan benda

tegar

Kompetensi Dasar : 3.2 Menguasai konsep keseimbangan benda tegar.

Pertemuan ke : 13 (Tiga Belas)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Indikator:

Memformulasikan momentum sudut pada gerak rotasi.

Menganalisis gerak gasing.

Menganalisis dan memformulasikan energi kinetik pada gerak rotasi.

B. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat memformulasikan momentum sudut dan menerapkannya dalam

menyelesaikan masalah.

Siswa dapat menganalisis gerak pada gasing yang sedang berputar.

Siswa dapat menganalsis dan memformulasikan energi kinetik pada gerak rotasi.

C. Materi Ajar

Page 70: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

D. Metode Pembelajaran

Informasi/ceramah

Demonstrasi

Diskusi dan tanya jawab

E. Langkah-Langkah Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran yang diteruskan dengan tanya jawab mengenai momentum

linear dan momentum sudut (anguler).

b. Kegiatan Inti

Guru memberikan ceramah yang disertai dengan tanya jawab untuk menjelaskan

momentum sudut dan memformulasikannya.

Siswa melakukan diskusi kelas untuk mengungkap kembali pengertian momentum

linear beserta rumusan besaran terkait.

Siswa melakukan diskusi kelas untuk membedakan pengertian antara momentum linear

dengan momentum sudut.

Siswa melakukan pengamatan demonstrasi yang disertai tanya jawab untuk

menunjukkan momentum sudut.

Siswa melakukan pengamatan demonstrasi dari gerak gasing dan diteruskan dengan

menganalisis serta merumuskan gerak tersebut.

Guru memberikan informasi (ceramah) dan dilanjutkan oleh siswa dengan diskusi kelas

untuk merumuskan energi gerak (kinetik) rotasi.

Siswa melakukan diskusi kelompok untuk membahas persoalan yang berkaitan dengan

momentum sudut dan energi gerak rotasi.

Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru.

c. Kegiatan Penutup

Dengan cara tanya jawab, siswa memberikan kesimpulan dan guru memberi penekanan

materi momentum sudut dan energi kinetik rotasi, diteruskan dengan pemberian tugas

mandiri, tugas kelompok, tugas membaca dan memahami materi berikutnya.

F. Sumber Belajar

a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur)

b. Buku referensi yang relevan

G. Penilaian

1.Tuliskan rumus momentum linear.

2.Tuliskan momentum sudut.

3.Tuliskan besar energi kinetik rotasi.

4.Seorang peloncat indah menekuk badan dan kakinya. Hal ini dilakukan agar momentum

sudutnya, membesar atau mengecilkah?

5.Apabila momen inersia mengecil maka kelajuan sudut akan ....

Jawaban Kuis

1. m v

2. I ω

3.

Page 71: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

1

2

I ω2

4.mengecil

5.membesar

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SMKN 1 MALUK

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/Semester : X (sepuluh) / Semester I

Standar Kompetensi : 3. Menerapkan gerak translasi, rotasi, dan keseimbangan benda

tegar

Kompetensi Dasar : 3.3 Menghitung gerak translasi dan gerak rotasi.

Pertemuan ke : 14 (Empat belas)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Indikator:

Menganalisis dinamika rotasi benda tegar untuk berbagai kondisi

Menganalisis Gerak menggelinding tanpa slip

B. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat memformulasikan momentum sudut dan menerapkannya dalam

menyelesaikan masalah.

Siswa dapat menganalisis gerak pada gasing yang sedang berputar.

Siswa dapat menganalsis dan memformulasikan energi kinetik pada gerak rotasi.

C. Materi Ajar

D. Metode Pembelajaran

Informasi/ceramah

Page 72: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Demonstrasi

Diskusi dan tanya jawab

E. Langkah-Langkah Pembelajaran

a. Kegiatan Pendahuluan

Guru membuka pelajaran dengan mengecek kehadiran siswa dengan tanya jawab

mengenai materi pada pertemuan sebelumnya.

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

b. Kegiatan Inti

Siswa mengingat kembali materi gerak translasi dan gerak rotasi dengan cara tanya

jawab.

Guru memberikan informasi (ceramah) dan dilanjutkan oleh siswa dengan diskusi

kelas untuk merumuskan gerak translasi dan gerak rotasi.

Guru memberi contoh soal dan siswa meperhatikan penjelasan guru

Guru memberikan soal latihan kepada siswa tentang gerak translasi dan gerak rotasi.

Siswa melakukan diskusi kelompok untuk membahas soal latihan yang diberikan

Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal latiahan

c. Kegiatan Penutup

Dengan cara tanya jawab, siswa memberikan kesimpulan

memberikan tugas mandiri, tugas kelompok, tugas membaca dan memahami materi

berikutnya.

F. Sumber Belajar

a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur)

b. Buku referensi yang relevan

G. Penilaian

Page 73: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SMKN 1 MALUK

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/Semester : X (sepuluh) / Semester I

Standar Kompetensi : 3. Menerapkan gerak translasi, rotasi, dan keseimbangan benda

tegar

Kompetensi Dasar : 3.4 Menghitung keseimbangan benda tegar.

Pertemuan ke : 15 (Lima Belas)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Indikator

Mendeskripsikan Jenis-jenis keseimbangan benda tegar

Merumuskan keseimbangan berbagai bentuk susunan benda tegar

B. Tujuan

Siswa dapat menunjukkan dan menentukan titik berat suatu benda dengan eksperimen.

Siswa dapat menunjukkan dan menentukan titik berat benda homogen yang berbentuk

garis atau busur, bidang, kulit homogen, dan pejal homogen dengan eksperimen.

C. Materi Ajar

Titik Berat (Keseimbangan Benda Tegar)

D. Metode Pembelajaran

Informasi/ceramah

Eksperimen

Page 74: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Diskusi

Presentasi

E. Langkah-Langkah Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran dengan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

Guru memberikan informasi tentang kegiatan praktikum dan persiapan sebelum

melakukan praktikum.

b. Kegiatan Inti

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

Siswa mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk melakukan praktikum.

Siswa melakukan praktikum sesuai LKS yang diberikan oleh gurudan guru

membimbing siswa jika ada yang eksulitan.

Salah satu mempresentasikan hasil percobaannya dan kelompok lain memperhatikan

Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk membuat laporan

ilmiah hasil percobaan untuk dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

c. Kegiatan Penutup

Guru memberi informasi bahwa dalam membuat laporan ilmiah sesuai dengan

data yang diperoleh serta memberi penekanan tujuan diadakannya praktikum.

Siswa dibantu guru menyimpulkan hasil kegiatan yang telah dilakukan

F. Sumber Belajar

Alat-Alat/Bahan:Silinder, bola, papan datar, kertas, penggaris

Sumber:Buku Fisika Dasar SMA 2B (Tiga Serangkai)

Sarana/Media:OHP, papan tulis, chart, dan slide

G. Penilaian

Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang meliputi penilaian penilaian kinerja

(performamce assessment) pada saat kegiatan berlangsung, tes tertulis, dan penugasan (proyek).

a. Penilaian Kinerja

Nilai diperoleh dari hasil pengamatan guru terhadap kinerja kelompok selama proses

pembelajaran berlangsung yaitu pada saat melakukan percobaan. Unsur-unsur yang dinilai

meliputi:

No.

Aspek Penilaian Nama Kelompok

Kel.

A

Kel.

B

Kel.

C

Kel.

D

…. …..

1. Merancang alat

2. Menyusun Hipotesis

3. Menetapkan Variabel yang tetap dan yang dikendalikan

4. Menetapkan alat dan bahan yang sesuai

5. Menentukan langkah-langkah kerja

6. Ketelitian mengukur

7. Menyimpulkan hasil percobaan

Skor Total

Page 75: Rpp FISIKA X

Lalu Gede Sudarman, S.Pd

Skor adalah 1 sampai 4 dimana:

5 = sangat baik; 4 = baik; 3 = Cvukup; 2 = Kurang; 1 = Sangat Kurang

Nilai yang diperoleh adalah: : N = 35

diperoleh yangskor jumlah x 10

b. Aspek Sikap Ilmiah

No. Aspek Penilaian

Skor setiap kelompok

Sangat

Baik (5)

Baik (4) Cukup

(3)

Kurang

(2)

Sangat Kurang

(1)

1. Kesungguhan dalam melakukan kegiatan

2. Kejujuran dalam mengungkap fakta

3. Ketelitian dalam bekerja

4. Penggunaan waktu secara efektif

5. Kerja sama

6. Tanggung Jawab

7 Memperhatikan keselamatan kerja

Catatan: Berikan tanda untuk setiap penampilan dari setiap tindakan yang dilakukan kelompok

. Nilai: N = 35

diperoleh yangskor jumlah x 10

Maluk, Oktober 2010

Mengetahui

Kepala SMAKN 1 Maluk Guru Matapelajaran

Hustanuddin, S.Pd Lalu Gede Sudarman, S.Pd

NIP. 19660313 199203 1 014 NIP. 19860316 201001 1 009