Responsi Cardio Fix Blum Di Cekdocx.

58
TUGAS RESPONSI KARDIOLOGI HEART FAILURE e.c HIPERTENSION HEART DISEASE Oleh: Anak Agung Derisna C.S 105070107111022 Dewangga Primananda Susanto 105070103121008 Syafril Alfian Akbar 105070100111098 Pembimbing: dr. Cholid Tri Tjahjono. M.Kes, Sp. JP LABORATORIUM/SMF CARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

description

cardio

Transcript of Responsi Cardio Fix Blum Di Cekdocx.

TUGAS RESPONSI KARDIOLOGI

HEART FAILURE e.c HIPERTENSION HEART DISEASE

Oleh:Anak Agung Derisna C.S105070107111022Dewangga Primananda Susanto105070103121008Syafril Alfian Akbar105070100111098

Pembimbing:dr. Cholid Tri Tjahjono. M.Kes, Sp. JP

LABORATORIUM/SMF CARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULERFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYARSUD DR.SAIFUL ANWARMALANG2015BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMembicarakan penyakit kardiovaskuler tentunya tidak dapat lepas dari hipertensi. Hipertensi sampai saat ini menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia karena prevalensinya yang tinggi, sekitar 90% tidak diketahui penyebabnya dan juga karena asosiasinya terhadap kejadian penyakit kardiovaskuler yang salah satunya adalah gagal jantung. Hipertensi disebut juga dengan istilah the Silent Killer. Hal ini disebabkan karena sering kali penyakit ini dijumpai tanpa gejala, yang apabila tidak diobati dan ditanggulangi akan menimbulkan komplikasi seperti stroke, penyakit jantung dan pembuluh darah, gangguan ginjal dan lainnya yang pada akhirnya dapat mengakibatkan cacat maupun kematian. Hipertensi dapat terjadi karena faktor herediter, asupan garam yang berlebihan, kurangnya aktifitas dan stress psikososial. Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak lagi mampu memompa darah dalam jumlah yang memadai ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh walaupun aliran darah balik masih normal. Sindroma gagal jantung ini merupakan manifestasi lanjut dari penyakit-penyakit jantung tertentu termasuk penyakit jantung koroner, hipertensi, penyakit katup jantung dan penyakit miokardium primer. Faktor-faktor pencetus antara lain infeksi pada paru-paru, anemia akut atau menahun, tidak teratur minum obat jantung atau obat diuretik, terjadi infark jantung yang berulang, melakukan pekerjaan berat, dan stress emosional. Penyakit jantung koroner merupakan etiologi gagal jantung akut pada pasien usia lanjut. Sedangkan pada usia muda, gagal jantung akut sering diakibatkan oleh kardiomiopati dilatasi, aritmia, penyakit jantung kongenital, valvular dan miokarditis. Gagal jantung memiliki prevalensi yang besar dan merata pada negara-negara maju, maupun negara yang sedang berkembang. Prevalensi gagal jantung di Amerika dan Eropa sekitar 1 2%. Diperkirakan bahwa 5,3 juta warga Amerika saat ini memiliki gagal jantung kronik dan setidaknya ada 550.000 kasus gagal jantung baru didiagnosis setiap tahunnya. Pasien dengan gagal jantung akut kira-kira mencapai 20% dari seluruh kasus gagal jantung. Prevalensi gagal jantung meningkat seiring dengan usia, dan mempengaruhi 6-10% individu lebih dari 65 tahun.1.2 Rumusan Masalah1. Apakah yang dimaksud dengan gagal jantung?2. Apakah gejala dari gagal jantung?3. Bagaimana cara mendiagnosis gagal jantung?4. Apakah yang dimaksud dengan hipertensi?5. Bagaimana cara mendiagnosis hipertensi?6. Bagaimana penatalaksanaan pada hipertensi?1.3 Tujuan1. Mengetahui definisi dari penyakit gagal jantung2. Mengetahui gejala dari gagal jantung3. Mengetahui cara mendiagnosis gagal jantung4. Mengetahui definisi dari penyakit jantung rematik5. Mengetahui cara mendiagnosis hipertensi6. Mengetahui penatalaksanaan pada hipertensi

BAB IILAPORAN KASUS

2.1 Identitas PasienNama: Dina KurniaJenis Kelamin: PerempuanUmur: 52 tahunTanggal Lahir: 06 - 01 -1963Alamat: JL. Danau Tondano BRT 1 A2/F15, SawojajarPekerjaan: SwastaPendidikan: SMPStatus: NikahEtnis/Suku: JawaAgama: Islam MRS: 11-4-2015No Reg: 1510528

2.2 Anamnesis Keluhan utama : Nyeri dada Deskripsi : Nyeri dada dirasakan pasien seperti tertekan,panas dan diremes-remes, tembus ke punggung dan menjalar ke lengan kanan dan kiri disertai keringat dingin, nyeri dada dirasakan pasien sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit, saat pasien sedang duduk di mobil dalam perjalanan tidak reda dengan istirahat. Nyeri dada dirasakan pasien dengan skala 7/10, keluhan tersebut bertahan 2 jam, sampai tiba di RSSA, reda setelah mendapat obat, skala 2/10, pasien sudah dikatakan sakit jantung koroner dan jantung, bengkak sejak tahun 2012, rutin control di poli sejak 1 tahun terakhir, pasien juga mengeluhkan sesak nafas saat berjalan dekat hilang timbul, tidur dengan 3 bantal ,riwayat DOE (+), PND (+),orthopneu (+), bengkak kakik (+), Riwayat penyakit dahulu : Hipertensi (+) sejak 4 tahun yang lau , DM 4 tahun yang lalu (+), Demam (+) 1 hari ini. Riwayat keluarga : Hipertensi (-), DM (-)` Riwayat Pengobatan : mengkonsumsi metformin 3x 500 mg yang di dapat dari dokter poli, Riwayat social Ibu rumah tangga Pekerja swasta ( Toko )

2.3 Pemeriksaan Fisik (diperiksa tanggal )Keadaan umum: tampak sakit BB: kg, TB cm, BMI kg/m2

GCS 456BP: 140/70 mmHgPR: 110 x/mnt RR:24 x/mntTax: 36,30 C

KepalaKonjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

LeherJVP R +2 cm H2O (450), pembesaran KGB (-), kelenjar tiroid

ThoraxJantungIctus visible, palpable at ICS V MCL S 2 cm lateral RHM ~ Parasternal line D LHM ~ ictusHeaves (-), thrills (-) pada apeksS1 dan S2 reguler single murmur (-), gallop (-)

ParuInspeksi: Statis D=S ; Dinamis D=SPalpasi: Ekspansi dada simetris, D=S Stem Fremitus N N N N N NPerkusi: Sonor Sonor Sonor Sonor Sonor SonorAuskultasi: v v Rh - - Wh - - v v - - - - v v - - - -

AbdomenRounded, soefl, BU (+) normal, traubes space thympanic, H/L tidak teraba

EkstremitasAkral hangat, edema - - - -

1. 2. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. Pemeriksaan Penunjang2.5.1. RadiologiChest X-Ray

Keterangan:Foto thorax posisi AP, simetris, inspirasi kurang.Skeletal dan soft tissue normal.Trakea di tengah. Aorta normalHemidiafragma D: domeshapeHemidiafragma S: dome shapeSinus costophrenicus D : tajamSinus costophrenicus S : TajamPulmo: tidak tampak infiltrat, tampak opasitas dilaterobasal sinistra yang menutupi sinus costophrenicus kiriCor: site normal, CTR 57%, Kesimpulan: efusi pleura sinistra2.5.2. EKG

Keterangan: Irama : Sinus rhythm Heart Rate : 93 x/menit Frontal axis: normal Horizontal axis: normal PR interval: 0,2 detik QRS complex: 0,08 detik QT interval: 0,36 detikKesimpulan : Sinus rhythm 93x/ menit

2.5.3. Laboratorium (11-04-2015)LaboratoriumNilaiSatuanNilai Normal

HEMATOLOGI

Hemoglobin14,8gr/dL 11,4-15,1

Eritrosit4,9106/L4,0-5,0

Leukosit16,45103/L4,7-11,3

Hematokrit41% 38-42

Trombosit241103/ L142 - 424

MCV83,7fL80-93

MCH30,2pg27-31

MCHC36,1g/dL32-36

RDW12,6%11,5-14,5

PDW11,7fL9-13

MPV10,1fL7,2-11,1

P-LCR25,5%15,0-25,0

PCT0,24%0,150-0,400

Hitung Jenis Eosinofil Basofil Neutrofil Limfosit Monosit

0,40,488,55,84,9

%%%%%0-40-151-6725-332-5

KIMIA KLINIKFAAL HATI

AST/SGOT44U/L0-32

ALT/SGPT58U/L0-33

Albuming/dL3,5-5,5

METABOLISME KARBOHIDRAT

Glukosa Darah Sewaktu 176mg/dL< 200

Jantung

Troponin I0,09Negative bila < 1,0Positive bila > 1,0

FAAL GINJAL

Ureum 23,8mg/dL16,6-48,5

Kreatinin 0,94mg/dL 50 % : Cardiomegaly

TeoriAdaya perbesaran jika ictus dirasakan lebih dari ictus

CTR sisi terpanjang jantung digi sisi terpanjang thorax >50 % perbesaran

4.3. Pemeriksaan PenunjangKasusTeori

Irama : Sinus rhythm Heart Rate : 93 x/menit Frontal axis: normal Horizontal axis: normal PR interval: 0,2 detik QRS complex: 0,08 detik QT interval: 0,36 detikKesimpulan : Sinus rhythm 93x/ menit

Keterangan:Foto thorax posisi AP, simetris, inspirasi kurang.Skeletal dan soft tissue normal.Trakea di tengah. Aorta normalHemidiafragma D: domeshapeHemidiafragma S: domeshapeSinus costophrenicus D : tajamSinus costophrenicus S : TajamPulmo: tidak tampak infiltrat, tampak opasitas dilaterobasal sinistra yang menutupi sinus costophrenicus kiriCor: site normal, CTR 57%, Kesimpulan: efusi pleura sinistra

Troponin I 0.03 N negatifCK NAC : 267 N : 26-192Rekaman EKG harus dilakukan pada setiap pasien yang dicurigai dengan gagal jantung. Perubahan EKG biasanya dijumpai pada pasien yang diduga mengalami gagal jantung. Abnormalitas dari EKG memiliki nilai prediksi yang kecil akan adanya gagal jantung. 1

Foto thoraks merupakan komponen penting dalam diagnostik gagal jantung. Pada foto thoraks kita dapat menilai kongesti pulmonal serta dapat menunjukkan penyebab sesak nafas oleh karena paru atau thoraks.Foto thoraks digunakan untuk mendeteksi adanya kardiomegali, kongesti pulmonal dan akumulasi cairan pleura, serta dapat menunjukkan adanya penyakit paru atau infeksi yang menyebabkan atau yang memperberat sesak nafasnya. Temuan kongestif bersifat prediktir. Namun kardiomegali bisa tidak dijumpai pada keadaan akut, tetapi selalu dijumpai pada gagal jantung kronik.1

Pemeriksaan diagnostik yang rutin dilakukan pada pasien gagal jantung berupa pemeriksaan darah lengkap (hemoglobin, leukosit, dan platelet), elektrolit serum, kreatinin serum, Laju Filtrasi Glomerulus, kadar glukosa, tes fungsi hati, dan urinalisa. Abnormalitas elektrolit atau hematologis tidak sering dijumpai pada pasien gagal jantung, meskipun anemia ringan, hiponatremia, hiperkalemia, dan penurunan fungsi ginjal umum dijumpai, khususnya pada pasien yang mendapat terapi dengan diuretik dan ACE-I/ARB/aldosteron antagonis. 1TroponinPemeriksaan Troponin I atau T sebaiknya dilakukan pada pasien yang diduga gagal jantung dengan tampilan klinis yang mengarah pada sindroma koroner akut. Peningkatan troponin kardiak mengindikasikan adanya nekrosis myosit, dan jika ada indikasi sebaiknya revaskularisasi dipertimbangkan dan dilakukan pemeriksaan diagnostik yang sesuai. Peningkatan troponin juga terjadi pada akut miokarditis. Peningkatan ringan pada troponin kardiak sering dijumpai pada gagal jantung berat atau selama episode gagal jantung dekompensasi pada pasien tanpa bukti adanya iskemik miokard yang disebabkan sindrom koroner akut dan situasi lain seperti sepsis. 1

4.4. PenatalaksanaanKasusTeori

Inj. Furosemide 20 20 0

Diet rendah garam