RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

134
Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014 i

Transcript of RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Page 1: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

i

Page 2: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

ii

Page 3: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

iii

Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap satuan kerja pemerintahan agar membuat rencana strategis sebagai pedoman kerja setiap satuan kerja dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang diembannya. Direktorat Sumber Daya Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap sebagai bagian integral dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap harus berkomitmen untuk membangun Prestasi Aksi dan Prestasi Hasil melalui tugas dan fungsinya sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja KKP. Rencana Strategis ini jabaran lebih detail di bidang pengelolaan sumber daya ikan sebagai turunan dari Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Tahun 2010-2014. Renstra ini menjadi dokumen perencanaan yang diharapkan menjadi panduan khususnya bagi seluruh unit kerja dan satuan kerja terkait. Saya sampaikan terima kasih dan penghargaan atas jerih payah dari semua pihak yang telah menyusun dan memberikan masukan dan sumbangsih pemikiran sehingga berhasil membuahkan dokumen rencana strategis ini. Semoga Renstra ini dapat dijadikan sebagai pedoman yang turut mendukung upaya memajukan sub sektor perikanan tangkap Indonesia.

Jakarta, Mei 2014 Dirjen Perikanan Tangkap ttd Gellywnn Jusuf

Page 4: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

iv

halaman

KEPUTUSAN DIRJEN PERIKANAN TANGKAP NOMOR: KEP.09/DJ-PT/2014 TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT SUMBER DAYA IKAN DITJEN PERIKANAN TANGKAP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2010-2014

i

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIRJEN PERIKANAN TANGKAP NOMOR: KEP.09/DJ-PT/2014 TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT SUMBER DAYA IKAN DITJEN PERIKANAN TANGKAP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2010-2014

iii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

1.1 Kondisi Umum 1-1

1.2 Potensi dan Permasalahan 1-33

BAB 2 VISI, MISI, DAN SASARAN STRATEGIS 2-1

2.1 Kelautan dan Perikanan 2-1

2.2 Perikanan Tangkap 2-12

2.3 Sumber Daya Ikan 2-20

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1 Pembangunan Nasional 3-1

3.2 Pembangunan Kelautan dan Perikanan 3-5

3.3 Pembangunan Perikanan Tangkap 3-24

3.4 Pengelolaan Sumber Daya Ikan 3-46

BAB 4 PENUTUP 4-1

LAMPIRAN L-1

Page 5: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-1

1.1 Kondisi Umum

1.1.1 Perikanan Tangkap

Pembangunan perikanan tangkap sebagai bagian penting dari pembangunan kelautan dan perikanan dilaksanakan untuk mewujudkan 4 (empat) pilar pembangunan nasional, yaitu pro-poor (penanggulangan kemiskinan), pro-job (penyerapan tenaga kerja), pro-growth (pertumbuhan ekonomi), dan pro-enviroment (pemulihan dan pelestarian lingkungan). Selanjutnya, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, pembangunan perikanan tangkap dilaksanakan melalui 1 (satu) program yakni Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap. Program tersebut selanjutnya dijabarkan dalam 6 (enam) kegiatan, yaitu: (1) Pengelolaan sumber daya ikan, (2) Pembinaan dan pengembangan kapal perikanan, alat penangkap ikan, dan pengawakan kapal perikanan, (3) Pengembangan, pembangunan, dan pengelolaan pelabuhan perikanan, (4) Pelayanan usaha perikanan tangkap yang efisien, tertib, dan berkelanjutan, (5) Pengembangan usaha penangkapan ikan dan pemberdayaan nelayan skala kecil, dan (6) Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis Ditjen Perikanan Tangkap. Penjabaran Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap melalui 6 (enam) kegiatan tersebut,

1

Page 6: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-2

dimaksudkan untuk mendukung pencapaian target nasional pembangunan kelautan dan perikanan yang diamanatkan kepada Ditjen Perikanan Tangkap, yakni untukmendukung pencapaian target indikator kinerja utama (IKU) sebagai berikut: (1) meningkatnya volume dan nilai produksi perikanan tangkap, (2) meningkatnya pendapatan nelayan, (3) dan meningkatnya nilai tukar nelayan (NTN). Selama periode tahun 2010–2011, pelaksanaan pembangunan perikanan tangkap telah menghasilkan berbagai capaian. Capaian indikator kinerja program dijabarkan pada uraian berikut ini.

1. Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap

Upaya peningkatan produksi perikanan tangkap dilakukan untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan nasional, terutama dalam penyediaan sumber bahan pangan hewani sebagai penyedia protein untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat. Peningkatan produksi juga diprioritaskan untuk mencukupi kebutuhan konsumsi domestik dan mendukung penyediaan bahan baku bagi industri pangan, khususnya industri pengolahan hasil perikanan, baik yang berorientasi pasar domestik maupun pasar internasional.

Dalam rangka menjaga kelestarian sumber daya ikan dan peningkatan produksi perikanan tangkap lebih diorientasikan pada peningkatan nilai produksi daripada volume produksi. Upaya tersebut dilakukan melalui peningkatan kualitas ikan hasil tangkapan sejak ditangkap di atas kapal hingga didaratkan di pelabuhan perikanan.

Produksi perikanan tangkap berasal dari produksi di perairan umum daratan dan perairan laut. Kenaikan volume produksi perikanan tangkap secara keseluruhan selama tahun 2010 – 2011 rata-rata sebesar 0,44% per

Page 7: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-3

tahun, yaitu 5.384.276 ton pada tahun 2010 dan 5.408.900 ton pada tahun 2011. Adapun nilai produksi perikanan tangkap meningkat rata-rata sebesar 5,90% per tahun selama tahun 2010 – 2011, yaitu sebesar Rp 61,242 trilyun pada tahun 2010 menjadi Rp 64,861 trilyun pada tahun 2011.

2. Peningkatan Pendapatan Nelayan

Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahtaraan nelayan.Semakin meningkatnya pedapatan, maka nelayan memiliki kekuatan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Namun demikian, kenaikan pendapatan tentu saja harus diiringi dengan kemampuan keluarga nelayan untuk mengelola keuangan.

Selama tahun 2010-2011, pendapatan nelayan pemilik meningkat rata-rata sebesar 7,57%, yaitu dari Rp 1.769.220,-/orang/bulan pada tahun 2010 menjadi Rp 1.903.290,-/orang/bulan pada tahun 2011. Sedangkan pendapatan nelayan buruh selama tahun 2010-2011 rata-rata naik sebesar 19,88%, yakni dari Rp 601.730,- /orang/bulan menjadi Rp 721.384,- /orang/bulan.

3. Peningkatan Nilai Tukar Nelayan

Sebagaimana halnya dengan tingkat pendapatan nelayan, nilai tukar nelayan (NTN) menjadi salah satu indikator sebagai pendekatan (proxy) untuk mengukur tingkat kesejahteraan nelayan.

Nilai Tukar Nelayan (NTN) merupakan rasio antara indeks harga yang diterima nelayan dengan indeks harga yang dibayar nelayan. Secara konsepsinya, NTN adalah pengukur kemampuan tukar produksi ikan hasil tangkapan terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan.

Page 8: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-4

Selama tahun 2010-2011, nilai tukar nelayan meningkat sebesar 0,7 point, dari 105,54 pada tahun 2010 menjadi 106,24 pada tahun 2011. Nilai Tukar Nelayan lebih besar dari 100 menunjukkan daya beli nelayan yang sudah cukup baik.

Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja Utama Ditjen Perikanan Tangkap Tahun 2010-2011

NO Rincian IKU Capaian Kenaikan

(%/tahun) 2010 2011

1

Jumlah produksi perikanan tangkap

Volume (Ton)

5.384.740 5.408.900 0,44

Nilai (Rp. Juta)

61.242.670 64.861.355 5,90

2 Pendapatan nelayan (Rp/bulan/orang)

Pemilik 1.769.220 1.903.290 7,57

Buruh 601.730 721.384 19,88

3 NTN 105,54 106,24 0,7 point

Selanjutnya beberapa capaian penting kinerja kegiatan Ditjen Perikanan Tangkap berdasarkan 4 (empat) tujuan utama sesuai pilar pembangunan nasional (pro poor, pro growth, pro job, pro environment) dijelaskan pada uraian berikut ini.

1. Upaya Penanggulangan Kemiskinan (pro poor)

a. Peningkatan Akses Permodalan Nelayan

Permodalan merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung pengembangan skala dan kapasitas usaha nelayan untuk mencapai tingkat efisiensi tertentu sebagai unit usaha yang

Page 9: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-5

menguntungkan. Sampai saat ini, masih terdapat persoalan klasik yang dihadapi nelayan untuk mengakses permodalan secara formal yang bersumber dari lembaga keuangan (perbankan dan non perbankan). Beberapa kendala tersebut antara lain: lembaga keuangan menilai usaha penangkapan ikan berisiko tinggi, karena tergantung musim, sehingga perolehan hasil tidak menentu. Selain itu juga adanya persyaratan agunan (sertifikat tanah, kendaraan bermotor, dsb) yang memberatkan nelayan. Faktor lainnya adalah ketiadaan pihak yang bersedia memberikan jaminan apabila nelayan tidak bisa mengembalikan pinjaman.

Faktor-faktor tersebut di atas yang menyebabkan nelayan memanfaatkan jasa para pelepas uang untuk memperoleh pinjaman dengan proses yang lebih cepat dan mudah, meskipun dengan suku bunga yang lebih tinggi daripada suku bunga kredit dari lembaga keuangan. Keadaan inilah yang menyebabkan nelayan tidak bisa lepas dari ketergantungan terhadap para pelepas uang. Akibatnya banyak nelayan terjebak dalam kemiskinan karena jeratan utang yang tidak berkesudahan.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Ditjen Perikanan Tangkap terus melakukan upaya untuk memfasilitasi agar nelayan dapat mengakses permodalan dari sumber-sumber permodalan, antara lain melalui:

a.1. Sertifikasi Hak Atas Tanah (SeHaT) Nelayan

Sertifikasi Hak Atas (SeHaT) Nelayan merupakankegiatan pemberdayaan nelayan sebagai hasil kerjasama antara Ditjen Perikanan Tangkap dengan Badan Pertanahan

Page 10: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-6

Nasional (BPN) sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kerjasama tanggal 15 November 2007. SeHat nelayan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan status formal dan nilai aset tanah nelayan sekaligus upaya untuk meningkatkan kemampuan nelayan untuk mengakses permodalan ke lembaga keuangan. Melalui kepastian kepemilikan aset tanah, lembaga perbankan diharapkan dapat menyalurkan kredit kepada nelayan.

Selama tahun 2010-2011 telah direalisasikan sertifikasi tanah nelayan sebanyak 3.000 sertifikat (2010) dan 8.700 sertifikat (2011). Hasil sertifikasi tersebut merupakan tindak lanjut dari kegiatan tahun 2009, dimana telah dilakukan sertifikasi untuk 1.499 bidang tanah nelayan. Untuk tahun 2012 ditargetkan akan direalisasikan sebanyak 15.000 sertifikat. Adapun pada tahun 2013 dan 2014, ditargetkan akan direalisasikan sertifikat tanah nelayan sebanyak 18.000 sertifikat dan 20.000 sertifikat.

a.2. Fasilitasi Penyaluran Permodalan melalui Jasa Pegadaian di Pelabuhan Perikanan

Upaya lain untuk penguatan akses permodalan bagi nelayan dilakukan dengan penyediaan jasa lembaga keuangan, salah satunya adalah penyediaan jasa layanan Pegadaian di pelabuhan perikanan sebagai sentra kegiatan usaha nelayan. Pertimbangan Perum Pegadaian dijadikan sebagai mitra untuk penyaluran kredit bagi nelayan dikarenakan skema kredit yang disediakan oleh Perum Pegadaian mudah diakses oleh nelayan,

Page 11: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-7

dengan proses yang cepat dan waktu yang singkat.

Sampai dengan akhir tahun 2011 telahtersediakantor cabang layanan jasa Pegadaian di 8 lokasi yakni: PPS Cilacap-Jawa Tengah, PPS Kendari-Sulawesi Tenggara, PPN Palabuhanratu-Jawa Barat, PPN Pekalongan-Jawa Tengah, PPN Ternate-Maluku Utara, PPP Tegalsari-JawaTengah, PPP Blanakan-Jawa Barat, dan PPP Paotere-Sulawesi Selatan. Sampai tahun 2011, realisasi penyaluran kredit gadai untuk nelayan di 8 KCP Pegadaian yang ada di Pelabuhan Perikanan telah mencapai Rp 203 milyar.

a.3. Fasilitasi Penyaluran Permodalan melalui KUR dan KKP-E Bidang Kelautan dan Perikanan

Kredit Usaha Rakyat (KUR) bidang kelautan dan perikanan merupakan kredit yang disalurkan kepada pelaku usaha perikanan melalui Bank Pelaksana yang ditunjuk Pemerintah. Kredit tersebut ditujukan untuk membiayai kegiatan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan koperasi perikanan yang feasible namun belum bankable di bidang perikanan tangkap. Kredit yang disediakan berupa kredit modal kerja dan kredit investasi dengan plafon antara Rp 20 juta – Rp 1 milyar.

Realisasi outstanding penyaluran KUR untuk bidang perikanan sampai dengan Februari 2012 mencapai Rp 432 milyar dari plafon kredit yang disediakan sebesar Rp 756,5 milyar.

Sedangkan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) untuk sub bidang perikanan

Page 12: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-8

tangkap merupakan kredit yang diperuntukkan untuk pelaku usaha perikanan tangkap baik perorangan maupun badan usaha (KUB/Koperasi Perikanan) untuk pembiayaan kegiatan operasional penangkapan ikan, pembiayaan pengadaan atau peremajaan peralatan, mesin dan sarana penunjang yang mendukung usaha penangkapan ikan, serta untuk pembiayaan pengadaan pangan (khusus untuk Koperasi). Besarnya plafon kredit adalah Rp 100 juta untuk perorangan dan Rp 500 juta untuk KUB/Koperasi.

Realisasi outstanding penyaluran KKP-E bidang perikanan sampai dengan triwulan pertama tahun 2012 sebesar Rp 83, 18 milyar dari total plafon sebesar Rp 946,5 milyar. Realisasi penyaluran tersebut hanya sebesar 8,8% dari total plafon yang disediakan. Dalam hal ini Ditjen Perikanan Tangkap akan terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong agar realisasi penyaluran KKP-E bagi usaha perikanan tangkap untuk tahun berikutnya dapat meningkat.

a.4. Fasilitasi Asuransi Kapal Perikanan untuk Penjaminan Kredit

Selama ini kapal nelayan tidak dapat dijadikan sebagai agunan untuk mendapatkan kredit dari perbankan. Melalui fasilitasi asuransi kapal perikanan, kapal nelayan yang telah dicover asuransi dengan pola banker’s clause (kerjasama asuransi-perbankan) dapat dijadikan agunan bagi nelayan untuk mendapatkan kredit perbankan.

Tujuan dari fasilitasi aset kapal nelayan sebagai agunan kredit adalah untuk: (1) Memberikan

Page 13: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-9

kekuatan hukum atas kepemilikan hak atas Kapal Perikanan melalui Buku Kapal Perikanan, (2) Memfasilitasi aset kapal kayu nelayan agar dapat digunakan sebagai agunan melalui program asuransi kapal nelayan, dan (3) Memberikan jaminan penggantian kerugian terhadap risiko kecelakaan kapal perikanan (total loss).

Pada tahun 2011, telah dirintis pilot project asuransi kapal perikanan di Kabupaten Indramayu, dengan hasil telah diasuransikan 14 unit kapal milik 10 orang nelayan dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 3,285 milyar. Pada tahap selanjutnya pengembangan asuransi kapal perikanan tersebut akan didorong untuk diimplementasikan di berbagai daerah lainnya.

a.5. Pengembangan Usaha Mina Perdesaan (PUMP) Perikanan Tangkap

PUMP Perikanan Tangkap merupakan kegiatan pemberdayaan nelayan dalam rangka penanggulangan kemiskinan melalui penumbuhan jiwa kewirausahaan Kelompok Usaha Bersama (KUB) di pedesaan.

Tujuan dari PUMP-PT adalah untuk: (1) Meningkatkan pendapatan nelayan melalui pemanfaatan sumber daya ikan sesuai dengan potensi lestarinya; (2) Menumbuhkan kewirausahaan nelayan; dan (3) Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi nelayan menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka memperkuat akses permodalan.

PUMP diberikan dalam bentuk stimulus permodalan bantuan langsung masyarakat (BLM), dimana setiap KUB penerima dapat

Page 14: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-10

memanfaatkan dana tunai sebesar Rp 100 juta untuk mendukung kegiatan usaha penangkapan ikan berupa:

(1) Pengadaan dan perbaikan sarana penangkapan (perahu/mesin/bahan alat penangkapan ikan/alat bantu penangkapan ikan);

(2) Dukungan biaya operasional (contoh: bensin/solar/minyak tanah/pelumas/es),

(3) Perbengkelan nelayan; (4) Asuransi;

Penyaluran stimulus permodalan bagi KUB melalui PUMP mulai direalisasikan sejak tahun 2011. Pada tahun 2011 telah disalurkan bantuan permodalan PUMP-PT untuk 1.106 KUB yang tersebar di 132 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia dengan nilai sebesar Rp 110,6 milyar.

Adapun pada tahun 2012 disalurkan paket bantuan permodalan melalui PUMP-PT untuk 3.700 KUB di 287 Kabupaten/Kota dengan nilai sebesar Rp 370 milyar. PUMP-PT untuk tahun 2013 direncanakan akan disalurkan untuk 3.000 KUB dan pada tahun 2014 untuk 2.500 KUB.

b. Peningkatan Perlindungan Sosial bagi Nelayan

Usaha penangkapan ikan merupakan jenis pekerjaan yang memiliki risiko tinggi terhadap kecelakaan yang berdampak terhadap cacat fisik maupun kematian. Oleh karena itu peningkatan perlindungan sosial bagi nelayan menjadi sangat penting untuk memberikan jaminan dan kepastian perlindungan sosial bagi nelayan dan keluarganya.

Salah satu upaya yang ditempuh Ditjen Perikanan Tangkap untuk meningkatkan perlindungan sosial

Page 15: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-11

nelayan adalah melalui sosialisasi perlindungan dan keselamatan kerja bagi nelayan. Upaya lainnya dilakukan melalui fasilitasi asuransi bagi nelayan.Upaya ini juga memberikan dukungan terhadap implementasi Inpres No. 15 Tahun 2011 tentang Perlindungan Nelayan.

Asuransi nelayan tersebut bertujuan untuk: 1) Memberikan jaminan/perlindungan bagi nelayan, pada saat nelayan tersebut kehilangan sebagian ataupun seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya risiko kecelakaan kerja, meninggal dunia, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan lain-lain; 2) Merintis pemberian jaminan/perlindungan bagi nelayan pada saat kehilangan sebagian ataupun seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya risiko-risiko, antara lain: kecelakaan kerja dan meninggal dunia melalui mekanisme asuransi sosial.

Pada tahap awal Ditjen Perikanan Tangkap telah merintis pemanfaatan jasa asuransi kepada nelayan melalui pilot project asuransi nelayan sebanyak 2.095 orang di Lamongan, Jawa Timur. Adapun hingga bulan Mei 2012, jumlah nelayan yang telah memiliki asuransi sebanyak 4.427 nelayan. Untuk pengembangan asuransi bagi nelayan tahap selanjutnya, pada tahun 2013 ditargetkan 15.000 nelayan telah memiliki asuransi.

c. Penguatan Kelembagaan Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil

Salah satu wadah kelembagaan nelayan dalam menjalankan usahanya secara berkelompok adalah Kelompok Usaha Bersama (KUB) Perikanan Tangkap. Namun demikian, belum semua nelayan

Page 16: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-12

terhimpun dalam wadah KUB dan belum semua KUB yang ada tumbuh dan berkembang menjadi KUB yang mandiri dan bankable.

Sampai dengan akhir tahun 2011, jumlah KUB perikanan tangkap tercatat sebanyak 8.201 KUB. Sebanyak 1.229 KUB telah mencapai KUB Mandiri.Dalam hal ini akan terus didorong agar jumlah KUB yang mandiri dapat terus meningkat. Selain itu KUB yang telah mandiri akan didorong menjadi KUB yang bankable, dengan mengembangkan kelembagaan usaha menjadi Koperasi berbadan hukum. Selanjutnya, akan didorong dan dilakukan fasilitasi agar KUB yang telah mandiri dapat menjalin kemitraan usaha dengan para pelaku usaha perikanan skala menengah dan besar, misalnya dalam hal penyediaan bahan baku untuk industri pengolahan hasil perikanan.

Pada tahun 2012 ditargetkan jumlah KUB yang mandiri mencapai 1.400 KUB dan pada tahun 2013 mencapai 1.600 KUB.

2. Upaya Peningkatan Penyerapan Tenaga Kerja (Pro

Job)

a. Penyerapan Lapangan Pekerjaan dalam Usaha Perikanan Tangkap

Kegiatan usaha perikanan tangkap mampu menyediakan lapangan pekerjaan dalam jumlah cukup besar. Lapangan pekerjaan yang tercipta dari kegiatan usaha perikanan tangkap sebagian besar berasal dari kegiatan usaha penangkapan ikan (profesi nelayan) sebagai kegiatan utama. Selain itu, banyak tenaga kerja yang terserap dari kegiatan usaha pendukung perikanan tangkap

Page 17: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-13

seperti usaha galangan kapal, perbengkelan, pembuatan dan penyediaan bahan dan alat penangkapan ikan, perdagangan kebutuhan logistik melaut, perdagangan ikan, pengolahan hasil perikanan, dan berbagai usaha terkait lainnya.

Penyerapan tenaga kerja dari usaha penangkapan ikan(profesi nelayan) tercatat sebanyak 2.620.277 orang pada tahun 2010 dan tumbuh menjadi 2.730.510 orang pada tahun 2011. Adapun jumlah penyerapan tenaga kerja non nelayan dan non pengolah/pemasar tercatat sebanyak 93.025 orang, tersebar sentra-sentra perikanan tangkap (pelabuhan perikanan), yakni 42.930 orangdi pelabuhan perikanan UPT pusat dan 50.095 orang di pelabuhan perikanan UPT daerah.

b. Pemberian Identitas Profesi bagi Nelayan Melalui Kartu Nelayan

Pemberian identitas profesi bagi nelayan melalui Kartu Nelayan dilakukan untuk meningkatkan pembinaan terhadap nelayan sekaligus melindungi profesi nelayan. Selain itu manfaat yang diperoleh dari pengembangan kartu nelayan adalah untuk menginventarisasi jumlah nelayan secara pasti yang dapat dimanfaatkan untuk optimalisasi proses pembinaan, terutama terkait dengan penentuan target dan sasaran program/kegiatan pemberdayaan nelayan.

Sampai dengan akhir tahun 2011, jumlah kartu nelayan yang telah dicetak sebanyak 256.000 kartu nelayan. Dari jumlah tersebut telah diterbitkan kartu nelayan sebanyak 88.036 kartu di 3o provinsi. Pada tahun 2012 jumlah kartu yang dicetak ditargetkan sebesar 750.000 kartu dan pada tahun 2013 ditargetkan tercetak 1,5 juta kartu nelayan.

Page 18: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-14

c. Pengembangan Diversifikasi Usaha bagi Nelayan dan Pemberdayaan Wanita Nelayan

Pengembangan diversifikasi usaha dimaksudkan agar nelayan dan keluarganya memperoleh penghasilan tambahan diluar kegiatan usaha penangkapan ikan. Pengembangan kegiatan usaha diluar penangkapan ikan ini dapat menjadi alternatif sumber pendapatan bagi keluarga nelayan, terutama pada saat musim paceklik dimana nelayan tidak melakukan kegiatan usaha penangkapan dalam jangka waktu tertentu.

Pengembangan diversifikasi usaha terutama difokuskan bagi para wanita nelayan agar mampu mengembangkan usaha ekonomi produktif yang berkelanjutan, misalnya: usaha pengolahan, perdagangan, kerajinan tangan, dan usaha lainnya. Untuk mendukung pengembangan diversifikasi usaha tersebut, Ditjen Perikanan Tangkap terus memberikan dukungan melalui berbagai kegiatan antara lain melalui bimbingan teknis pengembangan diversifikasi usaha, pelatihan kewirausahaan, fasilitasi permodalan usaha, fasilitasi sarana penunjang kegiatan usaha, serta berbagai kegiatan pendukung lainnya.

Selama tahun 2010 – 2011, jumlah nelayan yang telah melakukan diversifikasi usaha mencapai 45.514 orang nelayan (2010) dan 55.363 orang nelayan (2011).Adapun pada tahun 2012 jumlah nelayan yang melakukan diversifikasi usaha ditargetkan sebanyak 138.090 orang nelayan dan pada tahun 2013 ditargetkan sebanyak 182.592 orang nelayan.

Page 19: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-15

3. Upaya Mendukung Pertumbuhan Ekonomi (Pro Growth)

a. Peningkatan Investasi Usaha Perikanan Tangkap Terpadu

Dalam rangka mendorong pengembangan investasi di bidang perikanan tangkap untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari sub sektor perikanan tangkap, Ditjen Perikanan Tangkap telah melakukan berbagai upaya untuk pengembangan usaha perikanan tangkap terpadu.

Realisasi investasi usaha perikanan tangkap terpadu sampai dengan Desember 2010 telah mencapai Rp 9,99 trilyun. Realisasi investasi usaha perikanan tangkap terpadu tersebut berasal dari 159 perusahaan, terdiri dari 31 Penanaman Modal Asing (PMA), 6 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dan 122 Swasta Nasional (SN).

Sebagian besar realisasi investasi usaha perikanan tangkap terpadu terkonsentrasi di wilayah Indonesia Bagian Tengah (Bali, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan Maluku) dan Indonesia Bagian Timur (Papua dan Papua Barat), yakni sebesar Rp 8,01 trilyun atau mencapai 81 % dari total realisasi investasi. Adapun provinsi yang menjadi tujuan investasi usaha perikanan tangkap terpadu adalah Sulawesi Utara, Maluku, DKI Jakarta dan Bali. Realisasi investasi usaha perikanan tangkap terpadu di 5 provinsi tersebut mencapai Rp 7,23 trilyun atau 72,80 % dari total realisasi investasi.

Page 20: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-16

b. Pengembangan Minapolitan Perikanan Tangkap

Minapolitan merupakan konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis manajemen ekonomi kawasan dengan motor penggerak sektor kelautan dan perikanan berdasarkan prinsip: terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan akselerasi. Pengembangan minapolitan bertujuan untuk: 1) Meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas produk perikanan, 2) Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan, pengusaha dan pengolah ikan yang adil dan merata, dan 3) Mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi daerah.

Terkait dengan pengembangan minapolitan perikanan tangkap, pada tahun 2011 telah dilakukan inisiasi pengembangan minapolitan perikanan tangkap di 9 lokasi Kabupaten/Kota, yaitu: Banyuwangi, Sukabumi, Cilacap, Pacitan, Bangka, Bitung, Ternate, Ambon, dan Medan.

Pada tahun 2012 dilakukan lanjutan pengembangan di 12 lokasi Kabupaten/Kota lainnya, yaitu: Minahasa Selatan, Pekalongan, Belitung, Bulukumba, Padang, Kerinci, Musi Banyuasin, Lamongan, Tapanuli Tengah, Simalungun, Sambas, dan Jembrana.

c. Penghapusan Retribusi Perikanan

Dalam upaya mengurangi inefisiensiekonomi di bidang usaha perikanan tangkap akibat adanya retribusi perikanan dan pungutan ganda di daerah yang memberatkan pelaku usaha perikanan, Ditjen Perikanan terus berupaya mendorong agar Pemerintah Daerah bersedia menghapus retribusi

Page 21: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-17

perikanan di daerah yang memberatkan nelayan dan pelaku usaha. Berkaitan dengan hal ini dari 18 Provnsi 103 Kabupaten/Kota yang memungut retribusi perikanan, sebanyak 4 provinsi, yaitu: Gorontalo, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, Jawa Timur dan 7 (tujuh) Kabupaten/Kota yakni Cilacap, Luwu Utara, Langsa, Bireuen, Buleleng, Tidore Kepulauan, dan Kaur telah menghapuskan retribusi perikanan. Sebagai langkah tindak lanjut akan terus di dorong agar Pemerintah Daerah lainnya yang masih memungut retribusi perikanan yang memberatkan pelaku usaha bersedia menghapuskan retribusi perikanan yang memberatkan.

d. Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana

Perikanan Tangkap

d.1. Ketersediaan Pelabuhan Perikanan

Ketersediaan pelabuhan perikanan di sentra-sentra usaha perikanan tangkap sangat vital untuk mendukung kelancaran usaha penangkapan ikan dan usaha pendukungnya. Pelabuhan perikanan sebagai infrastruktur pendukung usaha mempunyai fungsi untuk: melayani operasional kapal perikanan, pengumpulan data produksi, pelayanan pembinaan mutu, tempat pengembangan penyuluhan dan pembinaan masyarakat nelayan, pelaksanaan fungsi kesyahbandaran, tempat pengawasan dan pengendalian SDI, kepabeanan, imigrasi, dan lainnya.

Sampai dengan akhir tahun 2011 jumlah pelabuhan perikanan di seluruh Indonesia adalah 816 unit, yang terdiri dari 22 Pelabuhan Perikanan UPT Pusat, 792 Pelabuhan

Page 22: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-18

Perikanan/PPI UPT Daerah (Provinsi dan Kab/Kota), dan 2 Pelabuhan Perikanan swasta.

Tabel 2. Jumlah Pelabuhan Perikanan

Status Pelabuhan

Kelas Pelabuhan Jumlah

PPS PPN PPP PPI Swasta

Operasional 6 14 44 455 2 521

Belum aktif - - - 243 - 243

Tidak aktif - - 1 51 - 52

Total 6 14 45 749 2 816

Jumlah pelabuhan perikanan yang telah operasional mencapai 521 unit. Adapun sisanya, sebanyak 243 unit belum operasional, terdiri dari 243 unit belum aktif dan 52 unit tidak aktif. Pelabuhan perikanan yang belum operasional (belum aktif) disebabkan oleh karena fasilitas pelabuhan belum mencapai standar minimal untuk operasional. Sedangkan pelabuhan perikanan yang tidak aktif karena masih dalam tahap rintisan pembangunan.

Oleh karena itu, setiap tahunnya Ditjen Perikanan Tangkap terus mengembangkan pelabuhan perikanan daerah yang dipandang prioritas melalui pembiayaan tugas pembantuan.

Pengembangan pelabuhan perikanan ke depan diarahkan untuk meningkatkan operasional (pengelolaan dan pelayanan) pelabuhan perikanan, mengembangkan kelembagaan pengelola, dan meningkatkan fasilitas dasar pelabuhan perikanan. Upaya tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan peran dan fungsi pelabuhan perikanan sebagaimana telah diamanatkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Page 23: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-19

Nomor 16 Tahun 2006 yang telah diubah menjadi Peratruran Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor08 Tahun 2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan.

d.2. Pengembangan Kesyahbandaran di Pelabuhan Perikanan

Salah satu fungsi pelabuhan perikanan adalah melaksanakan kesyahbandaran. Pelaksanaan fungsi kesyahbandaran ini merupakan amanat dari UU 31 Tahun 2004 (pasal 42) sebagaimana telah diubah dalam UU No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan.

Sampai dengan tahun 2011, jumlah petugas syahbandar yang telah dilantik adalah 89 orang. Petugas syahbandar tersebut ditempatkan di 56 pelabuhan perikanan. Penempatan 89 petugas syahbandar diharapkan dapat meningkatkan peran pelayanan di pelabuhan perikanan untuk mendukung kegiatan operasional kapal-kapal perikanan yang ada di pelabuhan perikanan.

Berdasarkan hasil rekapitulasi, jumlah SPB (Surat Perintah Berlayar)/SIB (Surat Ijin Berlayar) yang telah diterbitkan oleh syahbandar perikanan secara kumulatif sampai dengan triwulan kedua tahun 2012 sebanyak 34.629 SPB.

Dalam upaya meningkatkan kompetensi dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh para petugas syahbandar perikanan, Ditjen Perikanan Tangkap secara rutin melakukan evaluasi kinerja para petugas syahbandar. Selain itu juga diberikan dukungan melalui berbagai bentuk kegiatan pelatihan

Page 24: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-20

kesyahbandaran bekerja sama dengan instansi terkait seperti Badan Diklat Kementerian Perhubungan.

d.3. Pengembangan Wilayah Kerja Operasional Pelabuhan Perikanan (WKOPP)

WKOPP ditetapkan dengan maksud agarsetiap pelabuhan perikanan mempunyai batas-batas yang jelas dalam hal wilayah kerja operasionalnya.Sejak tahun 2009 sampai dengan 2011, pelabuhan perikanan yang telah ditetapkan WKOPP-nya berjumlah 18 pelabuhan perikanan. Seluruhnya merupakan pelabuhan perikanan UPT Pusat.

Sampai dengan akhir tahun 2014, seluruh pelabuhan perikanan UPT pusat ditargetkan sudah memiliki WKOPP yang secara legal ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan.

d.4. Pengembangan Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan (PIPP)

Ketersediaan informasi di pelabuhan perikananyang up to date dan akurat sangat penting untuk mendukung pengembangan pelabuhan perikanan dan kawasan di sekitarnya.Untuk mendukung ketersediaan informasi di pelabuhan perikanan, Ditjen Perikanan Tangkap telah mengembangkan Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan (PIPP), baik yang bersifat intranet maupun internet. Informasi yang bersifat internet dapat diakses melalui situs htpp://www.pipp.kkp.go.id.

Informasi yang disediakan melalui PIPP antara lain: aktivitas kapal di pelabuhan perikanan, produksi ikan, distribusi dan harga ikan,

Page 25: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-21

ketersediaan harga dan penyeluran perbekalan, potensi lahan pengembangan industri, ketersediaan sarana dan prasarana, kelembagaan, tenaga kerja dan kepegawaian serta data umum dan lingkungan fisik pelabuhan perikanan.

Ketersediaan data dan informasi yang disajikan melalui PIPP diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha maupun para pemangku kepentingan lainnya, terutama untuk mendukung pengembangan kegiatan bisnis perikanan seperti perdagangan hasil perikanan maupun pengembangan investasi di pelabuhan perikanan. Selain itu data dan informasi yang disediakan PIPP dapat digunakan sebagai bahan perencanaan dan evaluasi kinerja operasional pelabuhan perikanan.

Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan telah tersedia di 44 pelabuhan perikanan, yaitu: di 6 PPS, 14 PPN, 19 PPP, 3 PPI, dan 1 PP swasta. Data pelabuhan perikanan yang telah mengembangkan dan menerapkan PIPP disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Pelabuhan Perikanan yang Telah Menerapkan PIPP

No Kelas Pelabuhan Rincian

1 Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)

6 Pelabuhan Perikanan: PPS Belawan, PPS Bitung, PPS Bungus, PPS Cilacap, PPS NZ, PPS Kendari

2 Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)

14 Pelabuhan Perikanan: PPN Ambon, PPN Brondong, PPN Kejawanan, PPN Pelabuhan ratu, PPN Pekalongan, PPN Pemangkat, PPN Pengambengan, PPN

Page 26: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-22

No Kelas Pelabuhan Rincian

Prigi, PPN Sibolga, PPN Sungai Liat, PPN Tanjung Pandan, PPN Ternate, PPN Tual, PPN Karangantu

3 Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)

19 Pelabuhan Perikanan: PPP Teluk Batang, PPP Kwandang, PPP Bajomulyo, PPP Banjarmasin, PPP Blanakan, PPP Eretan, PPP Kupang, PPP Labuan Banten, PPP Labuan Lombok, PPP Lampulo, PPP Lempasing, PPP Morodemak, PPP Pondok Dadap, PPP Sadeng, PPP Tegalsari, PPP dagho, PPP Mayangan, PPP Muncar, PPP Pacitan

4 Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

3 Pelabuhan Perikanan: PPI Batulicin, PPI Paotere, PPI Muara Kintap

5 Pelabuhan Perikanan Swasta

1 Pelabuhan Perikanan: Pelabuhan Perikanan Barelang

d.5. Pengembangan Rencana Induk Nasional (RIN) Pelabuhan Perikanan

Pengembangan pelabuhan perikanan secara nasional membutuhkan dokumen rencana induk. Rencana induk nasional pengembangan pelabuhan perikanan harus sejalan dengan: a) kebijakan perencanaan pembangunan nasional, b) kebijakan pembangunan perekonomiaan nasional, dan c) kebijakan pembangunan kewilayahan. Selain itu pengembangan pelabuhan perikanan juga harus memperhatikan beberapa aspek yakni: i) daya dukung sumberdaya ikan, ii) rencana tata ruang wilayah, iii) kelembagaan, iv) geografis daerah perairan, v) keberadaan dan jumlah nelayan, vi) wilayah pengelolaan

Page 27: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-23

perikanan dan vii) fasilitas lain yang diperlukan.

Dokumen rencana induk nasional pengembangan pelabuhan perikanan yang terdiri dari naskah akademis dan rancangan draft rencana induk telah disusun. Sampai dengan saat Renstra ini disusun, draft rencana masih dalam tahap penyempurnaan disesuaikan dengan kondisi aktual yang ada seperti pemekaran di beberapa daerah, perubahan kelas pelabuhan, perubahan lokasi pelabuhan, serta perubahan wilayah pelabuhan berdasarkan WPP.

Draft rencana induk nasional pelabuhan perikanan diharapkan dapat segera ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan sebagai pedoman dasar dalam kebijakan pengembangan pelabuhan perikanan secara nasional.

d.6. PenerapanPort State Measure (PSM) Sebagai salah satu negara anggota FAO dan anggota organisasi pengelolaan perikanan regional yaitu IOTC dan CCSBT, Indoensia mempunyai kewajiban untuk mengikuti ketentuan/kesepakatan yang telah disepakati bersama dalam organisasi Internasional tersebut. Port State Measures(PSM) merupakan salah satu aturan terkait dengan negara yang mempunyai pelabuhan perikanan untuk memerangi, mencegah, dan memberantas IUU Fishingyang dimulai di wilayah pelabuhan.

PSM diterapkan berdasarkan ketentuan dalam Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) dan rencana aksi international untuk

Page 28: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-24

memerangi/ memberantas Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing.

Tujuan penerapan PSM adalah menjamin terpeliharanya kelestarian sumber daya ikan melalui penguatan dan harmonisasi penerapan Port State Measures (PSM).

Penerapan PSM mensyaratkan standar minimum yang harus dipenuhi, yakni:

a. Informasi yang diperlukan pada saat kapal memasuki pelabuhan.

b. Pedoman dan prosedur inspeksi atas kapal.

c. Tindakan yang diambil ketika pengawas menemukan bukti yang cukup.

d. Program pelatihan SDM yang diperlukan e. Sistem informasi oleh negara pelabuhan

dan komunikasi dengan negara/badan-badan lainnya.

f. Penerapan Log Bookperikanan.

Terkait dengan rencana penerapan PSM, saat ini sedang dilakukan penyempurnaan dan finalisasi draft ratifikasi PSM.

Setelah proses ratifikasi PSM selesai, pada tahap awal penerapan PSM diharapkan dapat dilaksanakan dibeberapa pelabuhan perikanan sebagai berikut:

1. PPS Nizam Zachman, Jakarta 2. PPS Bungus, Sumatera Barat 3. PPS Kendari, Sulawesi Tenggara 4. PPS Bitung, Sulawesi Utara 5. PPN Ambon, Maluku 6. PPN Tual, Maluku Utara 7. PPN Palabuhanratu, Jawa Barat 8. Pelabuhan Perikanan Benoa, Bali

Page 29: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-25

d.7. PenerapanSertifikasi Hasil Tangkapan Ikan

(SHTI)

Penerapan Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan (SHTI) merupakan upaya tindak lanjut yang dilakukan oleh Ditjen Perikanan Tangkap untuk meresponregulasi tentang Catch Certificate yang dikeluarkan oleh Komisi Eropa melalui COUNCIL REGULATION (EC) No. 1005/2008 tanggal 29 September 2008 yang secara tegas melarang masuknya produk perikanan yang berasal dari kegiatan IUU Fishing kedalam wilayah teritorial Komunitas Eropa.

Sertifikat Hasil Tangkapan (Catch Certificate) adalah surat keterangan yangdikeluarkan oleh Kepala Pelabuhan Perikanan yang ditunjuk oleh Otoritas Kompeten yang menyatakan bahwa hasil tangkapan ikan bukan dari kegiatan Illegal,Unreported and Unregulated (IUU) Fishing.

Penerapan SHTI tersebut secara legal formal ditetapkan melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor PER.28/MEN/2009 tentang Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan yang secara eksplisit memberikan kewenangan kepada Direktur Jenderal Perikanan Tangkap untuk menerbitkan SHTI.

Sampai dengan kuartal kedua tahun 2012, pelayanan SHTI telah dilakukan di 22 Pelabuhan Perikanan, yaitu di 14 UPT Pelabuhan Perikanan Pusat dan 8 UPT Pelabuhan Perikanan Daerah.

Page 30: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-26

e. Pengembangan Sarana Perikanan Tangkap e.1. Perkembangan Armada Penangkapan Ikan

Jumlah kapal penangkap ikan di laut pada tahun 2010mencapai 570.827 unit dan pada tahun 2011 menjadi 557.140 unitatau menurun 1,4% dari tahun sebelumnya. Dari sisi komposisi, armada perikanan nasional masih didominasi oleh armada perikanan skala kecil (perahu tanpa motor, perahu motor tempel, dan kapal motor di bawah 30 GT) yang mencapai 99 %, sedangkan kapal motor berukuran di atas 30 GT hanya mencapai 1 %. Pada tahun 2011 terjadi penurunan pada jumlah kapal ikan skala kecil sebesar 1,4% dibandingkan tahun 2010, sementara kapal ikan skala menengah meningkat 3,6% dari tahun sebelumnya.

Pengurangan jumlah armada penangkapan ikan berukuran kecil merupakan bagian dari upaya untuk melakukan restrukturisasi armada perikanan nasional. Dalam hal ini, pemerintah memberikan peluang seluas-luasnya kepada para pelaku usaha penangkapan ikan dalam negeri untuk mengembangkan armada perikanan nasional skala menengah dan besar guna memanfaatkan potensi sumber daya ikan di ZEEI dan laut lepas.

Restrukturisasi armada perikanan nasional dilaksanakan melalui tiga kegiatan, yakni rasionalisasi, nasionalisasi, dan modernisasi. Rasionalisasi dilakukandalam bentuk relokasi usaha penangkapan ikan dari perairan padat penangkapan ke kawasan under utilized.

Page 31: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-27

Sedangkan nasionalisasi dilakukan untuk mendorong industri sarana perikanan tangkap nasional (galangan kapal, industri alat tangkap, alat bantu dan perlengkapan penangkapan ikan, alat navigasi, dsb). Sementara itu, modernisasi dilakukan dalam bentuk peningkatan teknologi penangkapan dan penanganan ikan di atas kapal.

e.2. Penguatan Armada Perikanan Nasional

Dalam upaya mendukung penguatan armada perikanan nasional, Ditjen Perikanan telah memberikan paket bantuan kapal perikanan berukuran 10-30GT maupun lebih dari 30 GT kepada nelayan dalam negeri, khususnya yang tergabung dalam KUB maupun koperasi perikanan. Sedangkan bantuan kapal perikanan 3-10 GT dialokasikan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).

Pada tahun 2011 telah dialokasikan 253 unit kapal > 30 GT dimana 125 unit melalui Tugas Pembantuan APBN tahun 2011 dan 128 unit melalui DAK provinsi tahun 2011. Pola operasionalisasi untuk bantuan kapal perikanan tersebut dilakukan melalui beberapa pola, antara lain (i) model Taksi Minabahari, (ii) KUB dan atau Koperasi Nelayan; dan (iii) KSO (Kerja Sama Operasi).

Untuk tahun 2012 bantuan kapal baru untuk pengembangan armada perikanan nasional dialokasikan sebanyak 250 unit melalui anggaran Tugas Pembantuan Provinsi/Kabupaten/Kota dan DAK 2012.

Untuk mendukung pengembangan armada perikanan nasional, selain melalui bantuan

Page 32: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-28

kapal perikanan juga dilakukan berbagai kegiatan pembinaan maupun penyelenggaraan kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis, antara lain:1) bimbingan teknis dasar – dasar keselamatan kerja awak kapal perikanan, 2) bimbingan teknis dasar-dasar penanganan ikan di atas kapal perikanan, serta 3) bimbingan teknsi sertifikasi perwira kapal perikanan.

f. Peningkatan Pelayanan Perizinan dan Kepatuhan Pelaku Usaha Perikanan Tangkap

Untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari kegiatan usaha perikanan tangkap, selain ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, juga harus didukung dengan peningkatan kualitas pelayanan perizinan usaha perikanan tangkap. Peningkatan pelayanan perizinan merupakan salah satu ujung tombak dalam pengembangan usaha perikanan tangkap. Oleh karena itu berbagai upaya dilakukan agar pelayanan perizinan semakin prima, baik dari sisi kelengkapan sarana dan prasarana, kualitas SDM, maupun dari sistem pelayanan itu sendiri. Capaian tahun 2011 untuk waktu rata-rata proses pelayanan penerbitan izin adalah 6,24 hari per dokumen.

Terkait dengan data perkembangan perizinan usaha penangkapan ikan, jumlah seluruh izin yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (periode tahun 2002 s.d. 29 Juni 2012) sejumlah 6.965 dokumen izin yang meliputi SIUP sebanyak 2.375 dokumen izin dan SIKPI/SIPI sebanyak 4.590 dokumen izin. Jumlah SIUP yang sudah diterbitkan terdiri dari SIUP koperasi sebanyak 105 buah, SIUP perorangan sebanyak 1.948 buah, SIUP perusahaan sebanyak 275 buah,

Page 33: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-29

SIUP perusahaan pengangkut sebanyak 10 buah, SIUP perusahaan PMA sebanyak 30 buah, dan SIUP perusahaan PMDN sebanyak 7 buah. Sedangkan SIPI/SIKPI yang diterbitkan terdiri dari SIPI sebanyak 4.034 buah dan SIKPI sebanyak 552 buah.

Selain menerbitkan izin usaha perikanan tangkap, Ditjen Perikanan Tangkap juga terus melakukan monitoring terhadap izin yang telah diterbitkan salah satunya dengan pencabutan izin (SIUP/SIPI/SIKPI). Sampai dengan pertengahan tahun 2012, jumlah SIUP yang telah dicabut sebanyak 575 buah, sedangkan SIPI dan SIKPI yang dicabut sebanyak 236 buah.

Untuk meningkatkan kepatuhan pelaku usaha, Ditjen Perikanan Tangkap juga telah melakukan verifikasi faktual perizinan, yang difokuskan untuk kapal-kapal berbendera Indonesia eks asing yang berjumlah 1.162 kapal. Tindak lanjut dari verifikasi faktual tersebut adalah pemberian sanksi berupa peringatan bahkan pencabutan izin terhadap pelaku usaha yang terbukti tidak mematuhi ketentuan yang berlaku.

Pencabutan izin dalam usaha perikanan tangkap dilakukan atas dasar beberapa alasan sebagai berikut: (1) Pemilik izin tidak merealisasikan alokasi SIUP yang dimilikinya dalam jangka waktu 2 (dua) tahun; (2) Kapal dilaporkan dan telah terbukti melakukan IUU Fishing (masuk dalam IUU List RFMO’s); (3) Tidak melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam SIUP dan SIPI/SIKPI; (4) Permohonan pelaku usaha karena kapal terbukti telah tidak ada (tenggelam atau rusak/hancur) atau tidak beroperasi lagi.

Pencabutan SIUP berimplikasi dalam menambah peluang alokasi dan membuka kesempatan kepada

Page 34: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-30

pelaku usaha lain untuk memanfaatkan alokasi usaha penangkapan ikan yang telah tersedia serta berkurangnya effort penangkapan di suatu perairan.

4. Upaya Pemulihan dan Pelestarian Lingkungan (Pro

Environment)

a. Pemulihan Stok Sumber Daya Ikan Permasalahan utama dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan (SDI) adalah ketersediaan stok SDI yang semakin menurun apabila tidak dilakukan pengendalian dalam pemanfaatannya. Oleh karena itu, pemulihan SDI menjadi sangat penting untuk dilakukan.

Salah satu upaya Ditjen Perikanan Tangkap untuk memulihkan stok ikan, baik di perairan laut maupun perairan umumdaratan,dilakukan melalui penebaran benih ikan dan pembangunan rumah ikan. Selama tahun 2010 – 2011 telah dilakukan penebaran benih ikan di perairan umum daratan sebanyak 2,97 juta benih (2010) dan 2,98 juta benih (2011). Adapun di perairan laut teritorial dan perairan kepulauan masing-masing sebanyak 1,25 juta benih (2010) dan 11,56 juta benih (2011). Sedangkan untuk rumah ikan telah dilakukan pengembangan dan pembangunan 18 unit rumah ikan untuk pemulihan habitat dan SDI di 18 provinsi.

b. Penyusunan Rencana Pengelolaan Perikanan

Untuk mendukung upaya pengelolaan sumber daya ikan di setiap wilayah pengelolaan perikanan (WPP) agar dapat dimanfaatkan secara lestari dan berkelanjutan perlu disusun rencana pengelolaan perikanan (RPP). RPP tersebut akan menjadi pedoman utama dalam pengelolaan SDI. Terkait dengan hal tersebut, Ditjen Perikanan Tangkap

Page 35: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-31

telah menyusun RPP untuk beberapa lokasi perairan.

Sampai dengan tahun 2011 telahdilakukan penyusunan dokumen Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) di perairan umum (RPP PU) yakni RPP Danau Tempe dan RPP Sungai Musi). Sedangkan untuk RPP perairan laut telah disusun RPP Laut Jawa (WPP-RI 712), RPP Teluk Tomini (WPP-RI 715), RPP Selat Malaka (WPP-RI 571) dan RPP Laut Banda (WPP-RI 714) .

Penyusunan RPP di seluruh perairan laut dan umum dilakukan secara bertahap hingga seluruh perairan mempunyai RPP.

c. Pengelolaan SDI secara Bertanggung Jawab

Berbagai upaya lain untukmendukung pengelolaan sumber daya ikan yang bertanggung jawab telahdilakukan berbagai kegiatan antara lain: a) Inisiasi pengembangan observer on board. b) Dukungan pengelolaan SDI terancam

punah/dilindungi di perairan teritorial dan kepulauan, antara lain pengelolaan Banggai Cardinal Fish (BCF) di Kepulauan Banggai.

c) Pengelolaansumberdaya ikan hias di perairan laut Indonesia.

d) Identifikasi dan analisis pemanfaatan sumber daya ikan di perairan umum daratan.

e) Penataan pemanfaatan sumber daya ikan di perairan umum daratan.

f) Penataan nelayan andon. g) Penguatan koordinasi pengelolaan perikanan

melalui Forum Koordinasi Pengelolaan. Pemanfaatan Sumber Daya Ikan (FKPPS)

h) Penataan pemanfaatan SDI di ZEEI dan laut lepas.

Page 36: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-32

i) Pengembangan kerjasama internasional di bidang perikanan tangkap.

1.1.2 Sumber Daya Ikan

Saat ini beberapa kondisi pengelolaan sumber daya ikan nasional masih harus terus ditingkatkan untuk kemajuan usaha bidang perikanan tangkap. Gambaran kondisi yang dapat ditemui misalnya meliputi; masih adanya konflik dalam pemanfaatan sumber daya ikan, ketidakseimbangan pemanfaatn sumber daya ikan pada beberapa wilayah perairan secara nasional, kasus konflik perbatasan wilayah perairan dengan Negara tetangga, serta masih rendahnya tingkat kepatuhan pemangku kepentingan terhadap ketentuan yang berlaku. Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap sebagaimana direpresentasikan pada unit kerja Direktorat Sumber Daya Ikan, Ditjen Perikanan Tangkap dijabarkan melalui 5 kinerja utama, yaitu: (1) Penyiapan Pengolahan, Analisis, serta Penyusunan Statistik melalui Unit Kerja Sub Direktorat Data dan Statistik; (2) Penyiapan dan Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Sumber Daya Ikan Perairan Umum melalui Unit Kerja Sub Direktorat Sumber Daya Ikan Perairan Umum, Organisasi, dan Humas, humas, dan perpustakaan; (3) Penyiapan dan Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Sumber Daya Ikan Laut Teritorial dan Perairan Kepulauan melalui Unit Kerja Sub Direktorat Sumber Daya Ikan Laut Teritorial dan Perairan Kepulauan; (4) Penyiapan dan Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Sumber Daya Ikan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dan Laut Lepas melalui Unit Kerja Subdirektorat Sumber Daya Ikan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dan Laut Lepas, serta; (5) Penyiapan dan Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Evaluasi Pengelolaan Sumber Daya Ikan melalui Unit Kerja Sub Direktorat Evaluasi Pengelolaan Sumber Daya Ikan.

Page 37: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-33

1.2 Potensi dan Permasalahan

1.2.1 Perikanan Tangkap

A. Potensi

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas laut dan jumlah pulau yang laur biasa. Panjang pantai Indonesia mencapai 104.000 km (Bakosurtanal, 2006) dengan luas wilayah laut berdasarkan UNCLOS 1982 mencapai 284.210,9 km2 laut teritorial, 2.981.211 km2 ZEEI, dan 279.322 km2 laut 12 mil. Potensi tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara yang dikaruniai sumber daya kelautan yang besar, baik hayati maupun non hayati. Dari sisi keanekaragaman, dari sekitar 28.400 jenis ikan yang ada di dunia, yang ditemukan di perairan Indonesia lebih dari 25.000 jenis.

Klasifikasi potensi tersebut pada umumnya dibedakan menjadi sumber daya terbaharukan (renewable resources), seperti sumber daya perikanan (perikanan tangkap dan budidaya), mangrove, terumbu karang, padang lamun, energi gelombang, pasang surut, angin dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion); dan sumber daya tidak terbaharukan (non-renewable resources), seperti sumber daya minyak dan gas bumi dan berbagai jenis mineral. Selain dua jenis sumber daya tersebut, juga terdapat berbagai macam jasa lingkungan kelautan yang dapat dikembangkan untuk pembangunan kelautan seperti pariwisata bahari, industri maritim, jasa angkutan, dan sebagainya. Potensi perikanan tangkap di perairan laut Indonesia diestimasi mencapai 6,5 juta ton/tahun dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 5,2 juta/tahun atau 80% dari jumlah potensi yang ada. JTB di perairan Indonesia ini akan meningkat bila memperhitungkan potensi sumberdaya ikan di perairan Zona Ekonomi

Page 38: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-34

Ekskulsif Indonesia (ZEEI) yang diperkirakan sebesar 1,9 juta ton/tahun serta kelompok jenis ikan yang belum diperhitungkan dalam potensi SDI, yakni kepiting dan rajungan, binatang lunak (mollusca) tanpa cumi, binatang air lainnya, dan tumbuhan air. Angka potensi perikanan tangkap perlu diperbarui dari waktu ke waktu untuk mengetahui data akurat yang terkini. Potensi perikanan tangkap yang ada tersebar di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP). Sebagai perbandingan, WPP 711 (Laut Cina Selatan) memiliki potensi yang tertinggi yaitu 1,05 juta ton, diikuti WPP 713 (Selat Makassar-Laut Flores) sebesar 0,92 juta ton dan WPP 718 (Laut Arafura-Laut Timor) sebesar 0,85 juta ton. Secara lengkap estimasi potensi SDI ini disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Estimasi Potensi Sumber Daya Ikan pada Masing-Masing Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (dalam ribu ton/tahun)

SUMBER DAYA IKAN

SELAT MALA-

KA

SAMUDERA HINDIA

LAUT CINA

SELA-TAN

LAUT JAWA

SELAT MAKA-

SAR LAUT

FLORES

LAUT BANDA

TELUK TOMINI-LAUT

SERAM

LAUT SULA-WESI

SAMU-DERA

PASIFIK

LAUT ARAFU-

RA-LAUT

TIMOR TOTAL

WPP 571

WPP 572

WPP 573

WPP 711

WPP 712

WPP 713

WPP 714

WPP 715

WPP 716

WPP 717

WPP 718

Ikan Pelagis Besar

27,7 164,8 201,4 66,1 55,0 193,6 104,1 106,5 70,1 105,2 50,9 1.145,4

Ikan Pelagis Kecil

147,3 315,9 210,6 621,5 380,0 605,5 132,0 379,4 230,9 153,9 468,7 3.645,7

Ikan Demersal

82,4 68,9 66,2 334,8 375,2 87,2 9,3 88,8 24,7 30,2 284,7 1.452,5

Udang Penaeid

11,4 4,8 5,9 11,9 11,4 4,8 0 0,9 1,1 1,4 44,7 98,3

Ikan Karang Konsumsi

5,0 8,4 4,5 21,6 9,5 34,1 32,1 12,5 6,5 8,0 3,1 145,3

Lobster 0,4 0,6 1,0 0,4 0,5 0,7 0,4 0,3 0,2 0,2 0,1 4,8

Cumi-cumi 1,9 1,7 2,1 2,7 5,0 3,9 0,1 7,1 0,3 0,3 3,4 28,3

TOTAL POTENSI

(1.000 TON/ TAHUN)

276,0 565,2 491,7 1.059,0 836,6 929,7 278,0 595,6 333,6 299,1 855,5 6.520,1

Sumber : Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor

KEP.45/MEN/2011 tentang Estimasi Potensi Sumber Daya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia

Page 39: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-35

Di samping sumber daya ikan laut, potensi perikanan tangkap juga berada di perairan umum daratan (PUD). Perairan umum daratan Indonesia yang meliputi danau, waduk, sungai, rawa dan genangan air lainnya, memiliki luas sekitar 54 juta ha. Luasan ini menempatkan posisi perairan umum Indonesia paling luas di Asia setelah China (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2004). Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian dari Pusat Riset Perikanan Tangkap tahun 2005, total potensi produksi perikanan PUD di Indonesia mencapai 3,035 juta ton/tahun yang terdiri dari 2,868 juta ton/tahun dari perairan sungai dan rawa banjiran, 158.000 ton/tahun dari danau dan 9.000 ton/tahun dari waduk.

Selain itu dalam perpesktif plasma nutfah dan genetik, PUDIndonesia memiliki keanekaragaman jenis ikan yang tinggi, sehingga tercatat sebagai salah satu perairan dengan “mega biodiversity” di dunia. Komisi Nasional Plasma Nutfah Indonesia melaporkan bahwa perairan umum Indonesia mengandung kekayaan plasma nutfah ikan yang jenisnya sangat banyak, mencapai 25% dari jumlah jenis ikan yang ada di dunia. Menurut FAO terdapat sekitar 2.000 jenis ikan di perairan umum daratan Indonesia.

Disamping potensi sumber daya ikan yang besar di perairan laut dan perairan umum, terdapat pula potensi sarana dan prasarana seperti pelabuhan perikanan yang berjumlah 816 unit dan armada perikanan tangkap sejumlah 596 ribu unit. Ketersediaan pelabuhan perikanan apabila dikelola dan dikembangkan dengan baik, selain dapat menjalankan fungsinya untuk melayani kegiatan usaha perikanan tangkap, juga dapat berkembang menjadi sentra-sentra pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya perikanan di daerah. Pelabuhan perikanan dapat dikembangkan menjadi zona inti pengembangan kawasan industri perikanan terpadu, sehingga berpotensi

Page 40: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-36

untuk memberikan multipliereffect yang besar sebagai prime mover perekonomian di daerah.

Adapun jumlah armada perikanan yang besar dapat menjadi modal dasar untuk memanfaatkan potensi sumber daya ikan yang ada, terutama sumber daya yang belum dimanfaatkan secara optimal seperti di ZEE dan laut lepas. Namun demikian pemanfaatan sumber daya tersebut harus dilakukan secara bertanggungjawab dan rasional agar sumber daya ikan yang ada dapat diekstraksi secara berkelanjutan. Pengembangan armada perikanan nasional perlu didukung dengan kebijakan rasionalisasi, redistribusi, dan modernisasi armada perikanan sesuai potensi SDI di setiap WPP.

Potensi lainnya adalah potensi kelembagaan, yaitu kelembagaan masyarakat nelayan seperti Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Perhimpunan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI), dan berbagai kelembagaan lainnya. Disamping itu juga ada kelembagaan asosiasi pelaku usaha perikanan tangkap seperti Gabungan Pengusaha Perikanan Indonesia (GAPPINDO), Asosiasi Tuna Indonesia (ASTUIN), Himpunan Pengusaha Perikanan Indonesia (HPPI), Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI), dan berbagaiasosiasi lainnya yang berjumlah 20 asosiasi/organisasi di bidang perikanan tangkap. Keberadaan kelembagaan tersebut apabila dikelola dan disinergikan dengan baik dapat menjadi wadah untuk memperkuat dan mengakselerasikan pengembangan sub sektor perikanan tangkap, sekaligus untuk menjadi wadah dalam menyelesaikan secara bersama atas berbagai permasalahan yang timbul yang terkait dengan usaha perikanan tangkap.

Terdapat pula kelembagaan usaha nelayan dalam bentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) Perikanan Tangkap dan Koperasi Perikanan yang tersebar di berbagai daerah. Keberadaan KUB dan Koperasi Perikanan tersebut

Page 41: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-37

apabila dilakukan pembinaan dan pemberdayaan secara optimal dapat menjadi wadah pengembangan kemandirian usaha bagi nelayan dan keluarganya, sehingga nelayan dan keluarganya mempunyai taraf kehdupan yang lebih baik.

B. Permasalahan

Produksi perikanan dunia selama beberapa dekade terakhir mengalami tren penurunan. Persentase stok ikan laut yang berada pada tingkat eksploitasi moderat tercacat menurun tajam, dari 40% pada dekade 1970-an menjadi hanya 15% pada tahun 2008. Sementara itu proporsi yang berada pada tingkat melampaui batas optimum produksi meningkat dari 10% pada dekade 1970-an menjadi 32% pada tahun 2008. Begitu pula untuk beberapa jenis ikan-ikan ekonomis penting dunia seperti jenis Tuna Mata Besar (Bigeye Tuna - Thunnus obesus), Madidihang (Yellowfin Tuna – Thunnus albacores), dan ikan Pedang (Swordfish – Xiphias gladius) sudah berstatus fully exploited, dan mengarah pada tingkat melampaui batas optimum.

Dari sisi total produksi, perikanan tangkap laut dunia juga mengalami penurunan. Pada tahun 2004 produksi perikanan tangkap sebesar 83,8 juta ton, namun pada tahun 2009 total produksinya menurun menjadi 79,9 juta ton.

Apabila melihat produksi perikanan tangkap di Indonesia, meskipun trennya meningkat selama tiga dekade terakhir, namun selama periode 10 tahun terakhir presentase kenaikannya cenderung semakin mengecil jika dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya.

Sejak dua dekade yang lalu, tepatnya pada tahun 1993, total produksi perikanan tangkap telah mencapai 3.194,9 ribu ton atau meningkat rata-rata sebesar 4,58% per

Page 42: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-38

tahun. Kemudian pada periode selanjutnya, tahun 1994 – 1998 kenaikan rata-rata produksi perikanan tangkap menurun manjadi 4,11% per tahun, yaitu dari produksi tahun 1994 sebesar 3.416,3 ribu ton menjadi 4.012,4 ribu ton pada tahun 1998.Selanjutnya pada tahun 1999 - 2007, persentase rata-rata kenaikan produksi perikanan tangkap kembali mengalami penurunan hanya sebesar 2,8% per tahun, yaitu 4,01 juta ton pada tahun 1999 menjadi 5,04 juta ton pada tahun 2007.

Tren penurunan persentase kenaikan produksi antara lain diakibatkan kondisi sumberdaya ikan laut di beberapa WPP sudah mengalami pemanfaatan yang melebihi daya dukungnya, serta produksi perikanan tangkap di PUD yang belum optimal.

Secara umum gambaran pemanfaatan sumber daya ikan di seluruh perairan Indonesia (Tabel 5) rata-rata menunjukkan terjadinya gejala tangkap lebih (over fishing) terhadap jenis ikan tertentu di sebagian WPP. Tabel 5. Status Tingkat Eksploitasi Sumber Daya Ikan di

Masing-Masing WPP-NRI

KELOMPOK SDI

WPP

KET. Selat

Malaka

S. Hindia (Barat Sumat

era)

S. Hindia (Selata

n Jawa)

Laut Cina

Selatan

Laut Jawa

Selat Makassar - Flores

Laut Banda

Teluk Tomini -

Laut Seram

Laut Sulaw

esi

S. Pasif

ik

L. Arafura - L. Timor

WPP-571

WPP-572

WPP-573

WPP-711

WPP-712

WPP-713

WPP-714

WPP-715 WPP-

716 WPP-717

WPP-718

UDANG O O O O O O O O F

DEMERSAL F F M F F O F M M M O(*)

(*) dampak dari pukat ikan

- Kurau O O

- Manyung O

F M O

- Layur M M

- Kurisi F F M(1) O (1) Laut Jawa >40 m

- Kuniran F F F O

- Swanggi F F M(1) O

- Bloso F F F O

- Gulamah F F O (2) khusus pancing

- Kakap Merah O(3) O(4) F(5) O M(2) F M O

(3) khusus pancing

- Kerapu O(4) O M(2) F M (4) bubu beton

- Kuwe F(5) M (5) pancing

Page 43: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-39

KELOMPOK SDI

WPP

KET. Selat

Malaka

S. Hindia (Barat Sumat

era)

S. Hindia (Selata

n Jawa)

Laut Cina

Selatan

Laut Jawa

Selat Makassar - Flores

Laut Banda

Teluk Tomini -

Laut Seram

Laut Sulaw

esi

S. Pasif

ik

L. Arafura - L. Timor

WPP-571

WPP-572

WPP-573

WPP-711

WPP-712

WPP-713

WPP-714

WPP-715 WPP-

716 WPP-717

WPP-718

ulur & rawai dasar (NTT)

- Ikan Lidah F

PELAGIS KECIL F O F O O O F F M M M

- Banyar O O F O

- Kembung O O F O

- Ikan Terbang O F

- D. kuroides M F M

- D. macarellus F M-F M M

- D. macrosoma F F O M-F

- D. ruselli F F O

- Golok-golok M

- Lemuru O(6) (6) Selat Bali

TUNA BESAR:

Note : Pelagis besar non-tuna:

- Cakalang M M M M M M M M - Tongkol

- Albakora F - Tenggiri

- Madidihang F F O F F F O - Setuhuk

- Mata besar O O F O O O O - Layaran

- SBT O - Lemadang

CUMI-CUMI M M M

Keterangan

O Over-exploited

F Fully-exploited

M Moderate

M - F Moderate to Fully-expl.

Sumber : Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor KEP.45/MEN/2011 tentang Estimasi Potensi Sumber Daya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa beberapa kelompok jenis sumber daya ikan telah mengalami gejala overfishing di beberapa WPP seperti udang (WPP-571, WPP-572, WPP-573, WPP-711, WPP-712, WPP-713, WPP-715, dan WPP-717), ikan demersal (WPP-713 dan WPP-718), pelagis kecil (WPP-572, WPP-711, WPP-712, dan WPP-713), serta Tuna Besar (Tuna Mata Besar: WPP-572,WPP-573, WPP-714, WPP-715, WPP-716, WPP-717; South Bluefin Tuna/SBT: WPP-573; serta Madidihang: WPP-713).

Page 44: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-40

Permasalahan ini tentunya harus dijawab melalui pengembangan dan pengelolaan perikanan tangkap yang optimal dan berkelanjutan.

Secara lebih rinci berbagai permasalahan yang masih menjadi kendala dalam pengembangan sub sektor perikanan tangkap dirangkum dalam 3 (tiga) permasalahan utama sebagai berikut:

a. Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Ikan, antara lain: 1. Ketidakseimbangan pemanfaatan ikan antar

WPP, serta status sumber daya ikan di beberapa WPP sudah menunjukkan indikasi overfishing dan penurunan daya dukung sumber daya ikan.

2. Rendahnya kesadaran para pemangku kepentingan dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dan keberlanjutan dalam pengelolaan dan pemanfataan SDI.

3. Persepsi otonomi daerah yang belum sinergi sehingga masih ditemukan beberapal konflik pemanfaatan antar kelompok/nelayan.

4. Belum optimalnya pemanfaatan SDI di laut lepas.

5. Belum optimalnya pengelolaan perairan umum daratan. Sampai saat ini belum terbentuk WPP perairan umum daratan.

b. Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap (kapal

perikanan dan alat penangkap ikan serta pelabuhan perikanan), antara lain: 1. Struktur armada penangkapan masih

didominasi armada skala kecil. 2. Perlunya peningkatan standardisasi kapal

perikanan, alat penangkapan ikan, dan awak kapal perikanan.

Page 45: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-41

3. Perlunya peningkatan dukungan perekayasaan teknologi penangkapan ikan yang diaplikasikan secara masif.

4. Mutu ikan hasil tangkapan yang masih harus ditingkatkan karena penanganan ikan di atas kapal dan saat didaratkan di pelabuhan perikanan belum optimal.

5. Belum optimalnya ketersediaan pelabuhan perikanan baik dari sisi kelengkapan infrastruktur maupun dari sisi tingkat pelayanan dan operasionalnya.

c. Pelayanandan Pengembangan Usaha Perikanan

Tangkap, antara lain: 1. Dukungan lintas sektor yang belum optimal. 2. Permodalan dan akses permodalan yang masih

rendah. 3. Masih rendahnya efisiensi usaha perikanan

tangkap, khususnya pada usaha perikanan tangkap skala kecil.

4. Lemahnya kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan usaha perikanan tangkap skala kecil.

5. Pengembangan usaha perikanan tangkap terpadu belum optimal.

6. Masih rendahnya ketaatan pelaporan kegiatan usaha penangkapan ikan dari para pelaku usaha.

7. Belum optimalnya kesadaran pelaku usaha perikanan dalam menaati seluruh peraturan terkait dengan perizinan usaha penangkapan ikan.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan aktual yang ada serta memanfaatkan potensi dan peluang yang dimilik imaka perlu disusun Rencana Strategis (renstra) Ditjen Perikanan Tangkap Tahun 2010-2014.

Page 46: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-42

1.2.2 Sumber Daya Ikan

A. Potensi Sebagai Unit Kerja yang secara langsung menangani lingkup hulu, Direktorat SDI memiliki peran strategis untuk melakukan segala bentuk pengelolaan, inovasi, maupun optimalisasi dari sumberdaya ikan.

Di sisi lain sebagai sebuah wujud kekayaan alam, sumber daya ikan tentu juga memiliki potensi unsur kelangkaan, terlebih di masa mendatang dengan semakin tingginya tingkat eksploitasi. Oleh sebab itu menjadi sebuah peluang bagi Direktorat Sumber Daya Ikan untuk melakukan segala upaya preventif agar potensi kelangkaan dapat diantisipasi.

B. Permasalahan

Terdapat beberapa permasalahan yang masih terjadi pada bidang pengelolaan sumber daya ikan antara lain:

• Masih terjadi praktek penangkapan ikan yang melanggar dan merusak (illegal and destructive fishing).

• Penurunan kualitas lingkungan atau habitat SDI, yang diakibatkan oleh aktivitas manusia dan alam.

• Belum optimal dukungan PEMDA dalam kegiatan statistik perikanan tangkap sebagai implementasi amanat Undang-Undang Nomor 31 dan 45 tentang perikanan, terutama pasal 46.

• Masih rendahnya kepatuhan pelaku usaha dalam melaporkan ikan hasil tangkapan

• Masih rendahnya partisipasi pemangku kepentingan dalam mendukung upaya pemulihan dan pengkayaan sumber daya ikan.

Page 47: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

1-43

• Belum ada pemahaman yang sama diantara pemangku kepentingan terhadap hak dan kewajiban serta urgensi pendaftaran kapal di RFMOs.

• Belum optimalnya pengelolaan sumber daya ikan di PUD.

Page 48: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-1

2.1. Kelautan dan Perikanan

Pembangunan kelautan dan perikanan yang telah dilaksanakan selama ini telah membawa hasil yang cukup menggembirakan. Perubahan tatanan global serta nasional yang berkembang dinamis menuntut percepatan pembangunan kelautan dan perikanan nasional secara nyata untuk mampu menyesuaikan dan memenuhi tantangan lingkungan strategis yang bergerak cepat tersebut. Munculnya paradigma untuk menjadikan pembangunan berbasis sumber daya kelautan dan perikanan sebagai motor penggerak pembangunan nasional, tercermin dalam keputusan politik nasional, sebagaimana terimplementasi dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang salah satu misinya menyatakan: Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. Untuk itu, perlu pelaksanaan konsep blue economy dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan melalui pengembangan berbagai inovasi yang berorientasi pada pelestarian sumber daya untuk memberikan manfaat secara ekonomi, sosial, dan lingkungan secara berkelanjutan. Pengembangan blue economy tersebut diharapkan dapat menciptakan daya saing yang lebih tinggi melalui inovasi dan efisiensi yang berkelanjutan, melakukan pembangunan tanpa merusak lingkungan, menciptakan berbagai industri baru di bidang kelautan dan perikanan, serta menciptakan lapangan kerja.

2

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS

Page 49: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-2

Upaya pengembangan blue economy perlu pula diiringi upaya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelautan dan perikanan melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta disertai upaya untuk mengelola wilayah laut nasional secara terintegrasi. Undang-Undang No. 31 Tahun 2024 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang No. 45 Tahun 2011 telah mengamanatkan bahwa tujuan pengelolaan perikanan adalah untuk (1) meningkatkan taraf hidup nelayan kecil dan pembudidaya ikan kecil, (2) meningkatkan menerimaan dan devisa negara, (3) mendorong perluasan kesempatan kerja, (4) meningkatkan ketersediaan dan konsumsi sumber protein ikan, (5) mengoptimalkan pengelolaan sumber daya ikan, (6) meningkatkan produktivitas, mutu, nilai tambah, dan daya saing, (7) meningkatkan ketersediaan bahan baku untuk industri pengolahan ikan, (8) mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya ikan, lahan pembudidaya ikan dan lingkungan sumber daya ikan, dan (9) menjamin kelestarian sumber daya ikan, lahan pembudidaya ikan dan tata ruang. Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil mengamanatkan bahwa tujuan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil adalah (1) melindungi, mengkonservasi, merehabilitasi, memanfaatkan, dan memperkaya sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil serta sistem ekologisnya secara berkelanjutan, (2) menciptakan keharmonisan dan sinergi antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, (3) memperkuat peran serta masyarakat dan lembaga pemerintah serta mendorong inisiatif masyarakat dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan pulau- pulau kecil agar tercapai keadilan, keseimbangan, dan keberkelanjutan, dan (4) meningkatkan nilai sosial, ekonomi, dan budaya

Page 50: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-3

masyarakat melalui peran serta masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil. Mempertimbangkan perubahan lingkungan strategis dalam pelaksanaan pembangunan nasional dan pembangunan kelautan dan perikanan sejak tahun 2010 sampai tahun 2012, diperlukan langkah-langkah terobosan yang bukan merupakan upaya terpisah dari kebijakan lain atau kebijakan sebelumnya, tetapi merupakan upaya terintegrasi yang saling memperkuat dalam rangka percepatan pembangunan kelautan dan perikanan, terutama untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kelautan dan perikanan. Untuk itu, KKP akan mengembangkan industrialisasi kelautan dan perikanan yang akan dimulai sejak tahun 2012, dengan tujuan untuk meningkatkan kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Melalui industrialisasi, para pelaku usaha perikanan mulai dari nelayan, pembudidaya ikan, serta pengolah dan pemasar hasil perikanan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing, sekaligus membangun sistem produksi yang modern dan terintegrasi dari hulu sampai ke hilir. Dengan demikian, industrialisasi perikanan diharapkan mampu mengokohkan struktur usaha perikanan nasional, yang membawa multiplier effect sebagai prime mover perekonomian nasional. Disamping itu, KKP mulai tahun 2012 akan melaksanakan beberapa kebijakan baru yakni Program Peningkatan Kehidupan Nelayan yang merupakan bagian dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) dan pengembangan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di 3 Koridor Ekonomi yang terkait dengan sektor kelautan dan perikanan.

Page 51: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-4

Sehubungan dengan hal tersebut, visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2013-2014 yang telah ditetapkan sebelumnya dilakukan penyesuaian dan ditetapkan sebagai berikut :

A. Visi

Visi pembangunan kelautan dan perikanan adalah Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat.

Melalui visi tersebut, diharapkan dapat terwujud negara kepulauan yang maju didukung dengan SDM yang handal dan IPTEK yang kuat, masyarakat yang sejahtera baik sosial maupun ekonominya, serta berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya alamnya.

B. Misi

Untuk mewujudkan visi pembangunan kelautan dan perikanan tersebut, maka misi yang diemban adalah: 1. MengoptimalkanPemanfaatan Sumber Daya

Kelautan dan Perikanan. 2. Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing

Produk Kelautan dan Perikanan. 3. Memelihara Daya Dukung dan Kualitas

Lingkungan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.

C. Tujuan

Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah:

1. Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Usaha Kelautan dan Perikanan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan :

Page 52: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-5

a. Meningkatnya peranan sektor kelautan dan perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

b. Meningkatnya kapasitas sentra-sentra produksi kelautan dan perikanan yang memiliki komoditas unggulan.

c. Meningkatnya pendapatan.

2. Berkembangnya Diversifikasi dan Pangsa Pasar Produk Hasil Kelautan dan Perikanan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan : a. Meningkatnya ketersediaan hasil kelautan

dan perikanan. b. Meningkatnya branding produk perikanan

dan market share di pasar luar negeri. d. Meningkatnya mutu dan keamanan produk

perikanan sesuai standar.

3. Terwujudnya Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara Berkelanjutan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan : a. Terwujudnya pengelolaan konservasi

kawasan secara berkelanjutan. b. Meningkatnya nilai ekonomi pulau-pulau

kecil. c. Meningkatnya luas wilayah perairan

Indonesia yang diawasi oleh aparatur pengawas Kementerian Kelautan dan Perikanan.

D. Sasaran Strategis

Sasaran strategis pembangunan kelautan dan perikanan berdasarkan tujuan yang akan dicapai, dibagi dalam empat perspektif, yakni:

Page 53: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-6

STAKEHOLDER PERSPECTIVE 1. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat

melautan dan merikanan.Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah: a. nilai tukar nelayan; b. nilai tukar pembudidaya ikan; c. rata-rata pendapatan pengolah & pemasar; d. rata-rata pendapatan petambak garam; dan e. pertumbuhan PDB perikanan.

CUSTOMERPERSPECTIVE 2. Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan

perikanan yangbernilai tambah. IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah: a. jumlah produksi perikanan tangkap; b. jumlah produksi perikanan budidaya; c. jumlah produk olahan hasil perikanan; d. jumlah produksi garam rakyat; dan e. nilai produk KP non konsumsi pada tingkat

pedagang besar. 3. Meningkatnya pemasaran produk kelautan dan

perikanan di dalam dan luar negeri. IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah: a. nilai ekspor produk perikanan; dan b. konsumsi ikan per kapita.

4. Meningkatnya pengelolaan SDKP secara berkelanjutan. IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah: a. proporsi tangkapan perikanan laut berada

dalam batasan jumlah tangkapan yang diperbolehkan;

b. jumlah jenis ikan yang dikonservasi secara berkelanjutan;

c. jumlah pulau-pulau kecil termasuk pulau kecil terluar yang dikelola; dan

Page 54: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-7

d. luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan.

5. Meningkatnya kesiapan masyarakat untuk usaha dan kesempatan kerja di bidang KP. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah Jumlah tenaga kerja baru di sektor KP.

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 6. Tersedianya kebijakan kelautan dan perikanan

yang implementatif. IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah: a. rasio jumlah kajian yang dijadikan bahan

kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan; dan

b. persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala likert 1-5).

7. Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu. IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah: a. jumlah unit perbenihan yang bersertifikat; b. jumlah unit pembudidayaan ikan

tersertifikasi dan memenuhi standar; c. rasio kapal penangkap ikan yang memenuhi

standar laik laut, laik tangkap, dan laik simpan;

d. utilitas UPI; e. jumlah kasus penolakan ekspor hasil

perikanan per negara mitra; f. persentase jumlah produksi garam rakyat

Kualitas Produksi (KP1) dibandingkan total produksi;

g. rasio jumlah peserta yang dididik, dilatih, dan disuluh yangkompeten di bidang KP terhadap total peserta; dan

h. jumlah hasil litbang yang inovatif.

Page 55: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-8

8. Terselenggaranya pengendalian, pengawasan dan penegakan hukum. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah: a. wilayah perairan bebas IUU fishing dan

kegiatan yang merusak SDKP; b. ketaatan unit usaha perikanan berdasarkan

peraturan perundangundangan yang berlaku; dan

c. persentase jumlah nelayan Indonesia yang diadvokasi.

LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE 9. Tersedianya SDM KKP yang kompeten dan

profesional. IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III.

10. Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses. IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah: a. Service Level Agreement; dan b. persepsi user terhadap kemudahan akses

(skala likert 1-5). 11. Terwujudnya good governance dan clean

goverment. IKU pencapaiansasaran strategis ini adalah: a. opini BPK atas Laporan Keuangan KKP; b. tingkat kualitas akuntabilitas kinerja KKP; c. nilai integritas KKP; d. nilai Inisiatif anti korupsi; dan e. nilai Penerapan RB KKP.

12. Terkelolanya anggaran secara optimal. IKU pencapaian sasaranstrategis ini adalah Persentase penyerapan DIPA.

Page 56: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-9

Secara terinci, IKU pembangunan kelautan dan perikanan dari Sasaran Strategis diatas beserta target yang akan dicapai tahun 2013-2014 sebagaimana tersebut pada tabel berikut:

Kode

SS Uraian IKU

Target 2013

Target 2014

STAKEHOLDER PERSPECTIVE

SS 1

1 Nilai Tukar Nelayan 110 112

2 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan

104 105

3 Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar (KK/bulan)

Rp1,8 juta Rp2,0 juta

4 Rata-rata pendapatan petambak garam (KK/bulan)

Rp1,8 juta Rp2,0 juta

5 Pertumbuhan PDB Perikanan

7,00% 7,25%

COSTUMER PERSPECTIVE

SS 2

6 Jumlah produksi perikanan tangkap (Jt Ton)

5,47 5,5

7 Jumlah produksi perikanan budidaya ( Jt Ton)

13,02 16,89

8 Jumlah produk olahan hasil perikanan ( Jt Ton)

5,0 5,2

9 Jumlah produksi garam rakyat (Jt Ton)

1,85 3,3

10 Nilai produk KP non konsumsi pada tingkat pedagang besar (Rp triliun)

1,5 2,0

SS 3

11 Nilai ekspor produk perikanan (USD miliar)

5,0 6,0

12 Konsumsi ikan per kapita

35,14 38.00

Page 57: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-10

SS 4

13 Proporsi tangkapan perikanan laut berada dalam batasan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB)

<100% <100%

14 Jumlah jenis ikan yang dikonservasi secara berkelanjutan

12 jenis 15 jenis

15 Jumlah pulau-pulau kecil termasuk pulau kecil terluar yang dikelola

60 30

16 Luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan

3,6 juta ha 4,5 juta ha

SS 5 17 Jumlah tenaga kerja

baru di sektor KP (orang)

208.186 229.005

INTERNAL PROCESS

SS 6

18 Rasio jumlah kajian yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan

23% 33%

19 Persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala likert 1-5)

3 3

SS 7

20 Jumlah unit perbenihan yang bersertifikat (unit)

225 265

21 Jumlah unit pembudidayaan ikan tersertifikasi dan memenuhi standar (unit)

7,000 10,000

22 Rasio kapal penangkap ikan yang memenuhi standar laik laut, laik

48,7% 51,0%

Page 58: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-11

tangkap, dan laik simpan

23 Rasio pelabuhan perikanan yang memenuhi standar operasional

70 75

24 Utilitas UPI (%) 70 75

25 Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra

≤ 10 ≤ 10

26 Persentase jumlah produksi garam rakyat Kualitas Produksi (KP1) dibandingkan total produksi

50% : 50% 80% : 20%

27 Rasio jumlah peserta yang dididik, dilatih, dan disuluh yang kompeten di bidang KP terhadap total peserta

61,67% 65%

28 Jumlah hasil litbang yang inovatif

87 90

SS 8

29 Wilayah perairan bebas IUU fishing dan kegiatan yang merusak SDKP

41 39

30 Ketaatan unit usaha perikanan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

87,13% 97,5%

31 Persentase jumlah nelayan Indonesia yang diadvokasi

100% 100%

LEARNING AND GROWTH

SS 9 32 Indeks Kesenjangan

Kompetensi Eselon II dan III

60% 50%

Page 59: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-12

SS 10

33 Service Level Agreement

70% 75%

34 Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5)

4,00 4,25

SS 11

35 Opini BPK atas LK KKP WTP WTP 36 Tingkat kualitas

akuntabilitas kinerja KKP

Nilai AKIP A

Nilai AKIP A

37 Nilai integritas KKP 6,75 7,00 38 Nilai Inisiatif anti

korupsi 8 9

39 Nilai Penerapan RB KKP

80 setara level 4)

90 setara level 4)

SS 12 40 Persentase

penyerapan DIPA > 95% > 95%

2.2. Perikanan Tangkap

Pembangunan perikanan tangkap merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari pembangunan kelautan dan perikanan secara keseluruhan. Oleh karena itu, visi dan misi pembangunan perikanan tangkap yang ditetapkan merupakan penjabaran dari visi dan misi kelautan dan perikanan, demikian pula dengan kebijakan dan strategi yang dikembangkan. Sehubungan dengan hal tersebut, visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis pembangunan perikanan tangkap tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut : A. Visi

Perikanan Tangkap yang Maju dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Nelayan.

Page 60: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-13

B. Misi

Untuk mewujudkan visi pembangunan perikanan tangkap tersebut, misi yang diemban adalah:

1. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya ikan secara berkelanjutan; dan

2. Meningkatkan efisiensi usaha perikanan tangkap.

C. Tujuan

Tujuan pembangunan perikanan tangkap adalah:

1. Meningkatnya produksi dan produktivitas usaha perikanan tangkap berbasis pengelolaan sumber daya ikan yang berkelanjutan;

2. Meningkatnya kesejahteraan nelayan .

D. Sasaran Strategis

Sasaran strategis pembangunan perikanan tangkap berdasarkan tujuan yang akan dicapai, dibagi dalam empat perspektif, yakni:

STAKEHOLDER PERSPECTIVE

1. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat melautan dan merikanan. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah:

a. nilai tukar nelayan; b. pertumbuhan PDB perikanan.

CUSTOMERPERSPECTIVE 2. Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan

perikanan yang bernilai tambah. IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah: a. jumlah produksi perikanan tangkap;

Page 61: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-14

b. nilai produksi perikanan tangkap. 3. Meningkatnya pengelolaan SDKP secara

berkelanjutan. IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah: a. proporsi tangkapan perikanan laut berada

dalam batasan jumlah tangkapan yang diperbolehkan;

b. Rasio alat tangkap yang ramah lingkungan terhadap total alat tangkap;

c. Rasio antara Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) yang disusun dengan RPP yang diimplementasikan.

4. Terwujudnya usaha perikanan tangkap yang maju. IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah: a. Rata-rata pendapatan nelayan b. Penyaluran modal usaha perikanan tangkap

5. Meluasnya kesiapan masyarakat untuk usaha dan kesempatan kerja. IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah: a. Jumlah awak kapal perikanan yang

meningkat kemampuannya dan tersertifikasi;

b. Jumlah pembinaan kenelayanan; c. Jumlah pembinaan dan pengelolaan usaha

untuk mendukung minapolitan dan industrialisasi.

6. Meningkatnya usaha dan investasi di bidang Perikanan tangkap. IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah: a. Nilai investasi usaha perikanan tangkap; b. Rasio pemanfaatan lahan industri di

pelabuhan perikanan

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 7. Tersedinya kebutuhan inovasi teknologi hasil

litbang danrekayasa untukmodernisasi sistem

Page 62: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-15

penangkapan ikan. IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah: a. Rasio teknologi inovasi sarana penangkapan

ikan yang dapat dimanfaatkan masyarakat nelayan terhadap jumlah ujiterap; dan

8. Tersedianya kebijakan perikanan tangkap sesuai kebutuhan. IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah: a. Jumlah kebijakan publik bidang perikanan

tangkap; b. Jumlah draft peraturan perundang-

undangan bidang perikanan tangkap; 9. Terselenggaranya modernisasi ssistem produksi

kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah: a. Rasio kapal penangkap ikan yang memenuhi

standar laik laut, laik tangkap, dan laik simpan;

b. Rasio pelabuhan perikanan yang memenuhi standar operasional.

10. Terselenggaranya pengendalian usaha perikanan tangkap. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah: a. Tingkat ketaatan pelaku usaha yang

melaporkan hasil kegiatan usaha sesuai ketentuan yang berlaku;

b. Tingkat penyelesaian rekomendasi pelanggaran perijinan sesuai ketentuan yang berlaku;

c. Tingkat ketaatan pemangku kepentingan dalam penyampaian hasil tangkapan.

11. Terselenggaranya sistem perijinan penangkapan ikan yang terintegrasi. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah: a. Waktu pelayanan usaha penangkapan ikan

Page 63: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-16

LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE 12. Tersedianya SDM Ditjen Perikanan Tangkap yang

kompeten dan profesional di DJPT. IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah: a. Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II ,

III dan IV di DJPT; 13. Tersedianya informasi perikanan tangkap yang

valid, handal dan mudah diakses di DJPT a. Service Level Agreement (SLA) di DJPT; b. Persepsi user terhadap kemudahan akses

informasi di DJPT (skala likert 1-5). 14. Terwujudnya good governance dan clean

goverment di DJPT a. Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas

Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di DJPT;

b. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja DJPT. 15. Terwujudnya good governance dan clean

goverment di DJPT a. Nilai Integritas DJPT b. Nilai Inisiatif anti korupsi di DJPT c. Nilai Penerapan RB di DJPT

16. Terkelolanya anggaran yang optimal di DJPT a. Persentase penyerapan DIPA di DJPT

Secara terinci, IKU Ditjen Perikanan Tangkap (level 1) dari Sasaran Strategis di atas beserta target yang akan dicapai tahun 2013-2014 sebagaimana tersebut pada tabel berikut: Kode

SS Uraian IKU

Target 2013

Target 2014

STAKEHOLDER PERSPECTIVE

SS 1

1 Nilai Tukar Nelayan 110 112

2 Pertumbuhan PDB Perikanan

7,00% 7,25%

Page 64: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-17

COSTUMER PERSPECTIVE

SS 2

3 Jumlah produksi perikanan tangkap (Jt Ton)

5,47 5,5

4 Nilai produksi perikanan tangkap (Rp. Trilyun)

79,39 85,10

SS 3

5 Proporsi tangkapan perikanan laut berada dalam batasan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB)

<100 <100

6 Rasio alat tangkap yang ramah lingkungan terhadap total alat tangkap (%)

80 100

7 Rasio antara Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) yang disusun dengan RPP yang diimplementasikan (%)

40 50

SS 4

8 Rata-rata Pendapatan Nelayan (Rp/orang/bulan)

1,594,296 1,820,775

9 Penyaluran modal usaha perikanan tangkap (Rp)

720 840

SS 5

10 Jumlah awak kapal perikanan yang meningkat kemampuannya dan tersertifikasi(orang)

210 240

11 Jumlah pembinaan kenelayanan (lokasi)

43 57

12 Jumlah pembinaan dan pengelolaan usaha Untuk mendukung minapolitan & industrialisasi (lokasi)

33 57

SS 6 13 Nilai investasi usaha 16 18

Page 65: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-18

perikanan tangkap (Rp trilyun)

14 Rasio pemanfaatan lahan industri di pelabuhan perikanan (%)

70 80

INTERNAL PROCESS

SS 7

15 Rasio teknologi inovasi sarana penangkapan ikan yang dapat dimanfaatkan masyarakat nelayan terhadap jumlah ujiterap (%)

40 50

SS 8

16 Jumlah kebijakan publik bidang perikanan tangkap (buah)

70 60

17 Jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang perikanan tangkap (buah)

21 21

SS 9

18 Rasio kapal penangkap ikan yang memenuhi standar laik laut, laik tangkap, dan laik simpan (%)

48,7 51,0

19 Rasio pelabuhan perikanan yang memenuhi standar operasional (%)

70 75

20 Rasio jumlah produksi perikanan tangkap yang diolah terhadap jumlah produksi perikanan tangkap yang dipasarkan segar (%)

50 52

SS 9

21 Persentase usaha penangkapan ikan yang memiliki dan yang bermitra dengan

40 45

Page 66: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-19

UPI (%)

22 Rasio Perairan Umum Daratan (PUD) yang terkelola sumber daya ikannya (%)

60 70

23 Jumlah kelompok usaha bersama (KUB) yang Mandiri (KUB)

1.600 1.800

SS 10

24 Tingkat ketaatan pelaku usaha yang melaporkan hasil kegiatan usaha sesuai ketentuan yang berlaku (%)

70 75

25 Tingkat penyelesaian rekomendasi pelanggaran perijinan sesuai ketentuan yang berlaku (%)

100 100

26 Tingkat ketaatan pemangku kepentingan dalam penyampaian hasil tangkapan (%)

86 90,2

SS 11 27 Waktu pelayanan

usaha penangkapan ikan (SIUP, SIPI, SIKPI

7 7

LEARNING AND GROWTH

SS 12 28 Indeks Kesenjangan

Kompetensi Eselon II , III dan IV di DJPT

60 50

SS 13

29 Service Level

Agreement (SLA) di

DJPT (%)

70 75

30 Persepsi user terhadap kemudahan akses informasi di DJPT (skala likert 1-5)

4 4,25

SS 14 31 Jumlah rekomendasi

Aparat Pengawas 100 100

Page 67: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-20

Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di DJPT (%)

32 Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja DJPT

Nilai AKIP A

79

33 Nilai Integritas DJPT 6,75 7,00

34 Nilai Inisiatif anti korupsi di DJPT

7,5 7,75

35 Nilai Penerapan RB di DJPT

75 setara level 4)

80 setara level 4)

SS 15 36 Persentase

penyerapan DIPA di DJPT

> 95 > 95

Rincian IKU untuk masing-masing kegiatan di unit kerja Eselon II (IKU level 2) Ditjen Perikanan Tangkap sebagaimana terdapat dalam lampiran.

2.3. Sumber Daya Ikan

Pengelolaan bidang sumber daya ikan merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari pembangunan perikanan tangkap secara keseluruhan. Oleh karena itu, visi dan misi pengelolaan bidang sumber daya ikan yang ditetapkan merupakan penjabaran dari visi dan misi Ditjen Perikanan Tangkap, demikian pula dengan kebijakan dan strategi yang dikembangkan. Sehubungan dengan hal tersebut, visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis pengelolaan bidang sumber daya ikan Ditjen Perikanan Tangkap tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut :

Page 68: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-21

A. Visi

Sumber daya ikan yang dikelola secara optimal dan berkelanjutan

B. Misi

Untuk mewujudkan visi pengelolaan sumber daya ikan tersebut, misi yang diemban adalah:

1. Menyelenggarakan pengolahan, analisis serta penyusunan data dan statistik secara akurat

2. Optimalisasi pengelolaan sumber daya ikan perairan umum

3. Optimalisasi pengelolaan sumber daya ikan laut teritorial dan perairan kepulauan

4. Optimalisasi pengelolaan sumber daya ikan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dan laut lepas

5. Meningkatkan evaluasi pengelolaan sumber daya ikan

C. Tujuan

Tujuan pengelolaan sumber daya ikan adalah:

1. Telaksananya pengolahan, analisis serta penyusunan data dan statistik secara akurat

2. Terlaksananya pengelolaan sumber daya ikan perairan umum yang optimal

3. Terlaksananya pengelolaan sumber daya ikan laut teritorial dan perairan kepulauan yang optimal

4. Terlaksananya pengelolaan sumber daya ikan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dan laut lepas yang optimal

5. Terwujudnya evaluasi pengelolaan sumber daya ikan yang optimal

Page 69: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-22

D. Sasaran Strategis

Sasaran strategis pengelolaan sumber daya ikan berdasarkan tujuan yang akan dicapai, dibagi dalam empat perspektif, yakni:

STAKEHOLDER PERSPECTIVE

1. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian sasaran strategis ini adalah:

a. Niai Tukar Nelayan (NTN) b. Pertumbuhan PDB Perikanan

CUSTOMER PERSPECTIVE 2. Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan

perikanan yang berkualitas dan bernilai tambah. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian sasaran strategis ini adalah:

a. Jumlah produksi perikanan tangkap b. Nilai produksi perikanan tangkap

3. Meningkatnya pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan (SDKP) yang berkelanjutan. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian sasaran strategis ini adalah:

a. Proporsi tangkapan perikanan laut berada dalam batasan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB)

b. Rasio antara Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) yang disusun dengan RPP yang diimplementasikan

4. Tersedianya kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan sesuai kebutuhan. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian sasaran strategis ini adalah:

a. Jumlah kebijakan publik bidang pengelolaan sumberdaya ikan

Page 70: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-23

b. Jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang pengelolaan sumberdaya ikan

5. Terselenggaranya modernisasi sistem produksi perikanan yang optimal dan berkelanjutan. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian sasaran strategis ini adalah:

a. Rasio jumlah produksi Sumberdaya ikan yang diolah terhadap jumlah produksi perikanan tangkap yang dipasarkan segar melalui Datik, Catch Document Scheme (CDS), Logbook, serta Observer

b. Rasio Perairan Umum Daratan (PUD) yang terkelola sumber daya ikannya

c. Akumulasi kawasan perairan Laut teritorial dan perairan kepulauan yang dipulihkan

d. Jumlah lembaga pengelola perikanan laut teritorial dan perairan kepulauan (LTPK).

e. Presentasi jumlah lokasi rumah ikan yang terjaga fungsi dan peruntukannya

f. Prosentase rekomendasi Forum Koordinasi Pengelolaan Pemanfaatan Sumberdaya Ikan (FKPPS) Nasional yang dilaksanakan dengan yang ditindak lanjuti

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 6. Terselenggaranya Pengendalian usaha Perikanan

Tangkap. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian sasaran strategis ini adalah:

a. Tingkat ketaatan pemangku kepentingan dalam penyampaian laporan hasil tangkapan

b. Rasio Rekomendasi kapal bebas IUU Fishing terhadap kapal yang terdaftar di Regional Fisheries Management Organizations (RFMOs)

Page 71: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-24

c. Rasio kepatuhan Indonesia terhadap Resolusi dan Conservations and Management Measures (CMM) di RFMOs

d. Rasio kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan di ekosistem perairan umum daratan (PUD) yang diimplementasikan

e. Rasio efektivitas kegiatan pemulihan sumberdaya ikan di perairan umum daratan

LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE 7. Tersedianya sumberdaya manusia Direktorat

Sumberdaya Ikan yang kompeten dan professional. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian sasaran strategis ini adalah:

a. Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II, III dan IV di Direktorat Sumberdaya Ikan

8. Tersedianya informasi perikanan tangkap yang valid, handal dan mudah diakses di Direktorat Sumberdaya Ikan. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian sasaran strategis ini adalah:

a. Service Level Agreement (SLA) di Direktorat Sumberdaya Ikan

9. Terwujudnya good governance and clean goverment di Direktorat Sumberdaya Ikan. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian sasaran strategis ini adalah:

a. Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di Direktorat Sumberdaya Ikan

b. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja di Direktorat Sumberdaya Ikan

c. Nilai Inisiatif anti korupsi di Direktorat Sumberdaya Ikan

d. Nilai Penerapan RB di Direktorat Sumberdaya Ikan

Page 72: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-25

10. Terkelolanya anggaran yang optimal di Direktorat Sumberdaya Ikan. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian sasaran strategis ini adalah:

a. Persentase penyerapan DIPA – Direktorat Sumberdaya Ikan

Secara terinci, IKU Direktorat Sumber Daya Ikan, Ditjen Perikanan Tangkap (level 2) dari Sasaran Strategis di atas beserta target yang akan dicapai tahun 2013-2014 sebagaimana tersebut pada tabel berikut: Kode

SS Uraian IKU

Target 2013

Target 2014

STAKEHOLDER PERSPECTIVE

SS 1

1 Niai Tukar Nelayan (NTN).

110 112

2 Pertumbuhan PDB Perikanan (%).

7 7,25

COSTUMER PERSPECTIVE

SS 2

3 Jumlah produksi perikanan tangkap (juta ton).

5,86 6,08

4 Nilai produksi perikanan tangkap (Rp. triliun).

85,1 93,08

SS 3 5 Proporsi tangkapan perikanan laut berada dalam batasan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB).

<100% 85%

6 Rasio antara Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) yang disusun dengan RPP yang diimplementasikan (%).

40 50

SS 4 7 Jumlah kebijakan publik bidang pengelolaan sumberdaya ikan (buah).

14 16

8 Jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang pengelolaan sumberdaya ikan (buah).

8 8

SS 5 9 Rasio jumlah produksi 50 52

Page 73: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-26

Sumberdaya ikan yang diolah terhadap jumlah produksi perikanan tangkap yang dipasarkan segar melalui Datik, Catch Document Scheme (CDS), Logbook, serta Observer (%).

10 Rasio Perairan Umum Daratan (PUD) yang terkelola sumber daya ikannya (%).

60 70

11 Akumulasi kawasan perairan Laut teritorial dan perairan kepulauan yang dpulihkan (ha).

15 20

12 Jumlah lembaga pengelola perikanan laut teritorial dan perairan kepulauan (LTPK).

0 1

13 Presentasi jumlah lokasi rumah ikan yang terjaga fungsi dan peruntukannya (%).

60 70

14 Prosentase rekomendasi Forum Koordinasi Pengelolaan Pemanfaatan Sumberdaya Ikan (FKPPS) Nasional yang dilaksanakan dengan yang ditindak lanjuti (%).

50 60

INTERNAL PROCESS

SS 6

15 Tingkat ketaatan pemangku kepentingan dalam penyampaian laporan hasil tangkapan (%).

60 70

16 Rasio Rekomendasi kapal bebas IUU Fishing terhadap kapal yang terdaftar di Regional Fisheries Management Organizations (RFMOs).

100 100

17 Rasio kepatuhan 75 80

Page 74: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

2-27

Indonesia terhadap Resolusi dan Conservations and Management Measures (CMM) di RFMOs (%).

18 Rasio kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan di ekosistem perairan umum daratan (PUD) yang diimplementasikan (%).

- 25

19 Rasio efektivitas kegiatan pemulihan sumberdaya ikan di perairan umum daratan (%).

- 26

LEARNING AND GROWTH

SS 7

20 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II , III dan IV di Direktorat Sumberdaya Ikan (%).

60 50

SS 8 21 Service Level Agreement

(SLA) di Direktorat Sumberdaya Ikan (%).

70 75

SS 9

22 Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di Direktorat Sumberdaya Ikan (%).

100 100

23 Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja di Direktorat Sumberdaya Ikan.

Nilai AKIP A

79

24 Nilai Inisiatif anti korupsi di Direktorat Sumberdaya Ikan.

7,5 7,75

25 Nilai Penerapan RB di Direktorat Sumberdaya Ikan.

7,5 (setara level 4)

80 (setara level 4)

SS 10 26 Persentase penyerapan

DIPA – Direktorat Sumberdaya Ikan (%).

> 95 > 95

Page 75: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-1

3.1. Pembangunan Nasional

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 diarahkan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan iptek serta penguatan daya saing perekonomian. Penguatan daya saing perekonomian tersebut, diantaranya ditempuh melalui peningkatan pembangunan kelautan dan sumber daya alam lainnya sesuai dengan potensi daerah secara terpadu serta meningkatnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembangunan kelautan meliputi industri kelautan seperti perhubungan laut, industri maritim, perikanan, wisata bahari, energi dan sumber daya mineral yang dikembangkan secara sinergi, optimal, dan berkelanjutan. Visi pembangunan nasional jangka menengah 2010-2014 adalah: “Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera Demokratis dan Berkeadilan”. Visi tersebut dijabarkan ke dalam misi sebagai berikut: 1. Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang

Sejahtera 2. Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi 3. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang

3

ARAH KEBIJAKANDAN STRATEGI

Page 76: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-2

Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2010-2014, ditetapkan lima agenda utama pembangunan nasional tahun 2010-2014, yaitu: 1. Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan

Kesejahteraan Rakyat. 2. Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan. 3. Penegakan Pilar Demokrasi. 4. Penegakkan Hukum dan Pemberantasan Korupsi. 5. Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan.

Terkait dengan visi, misi dan agenda utama pembangunan nasional tersebut, maka perumusan dan penjabaran operasionalnya dituangkan dalam 11 prioritas nasional seperti terlihat pada gambar berikut ini. Gambar 1. Prioritas Pembangunan Nasional

Sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar di atas, pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2010-2014 yang terkait dengan 5 prioritas nasional adalah sebagai berikut:

1. reformasi birokrasi dan tata kelola; 2. pendidikan; 3. kesehatan; 4. penanggulangan kemiskinan; 5. ketahanan pangan; 6. infrastruktur; 7. iklim investasi dan usaha; 8. energi; 9. lingkungan hidup dan bencana; 10. daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan paskakonflik;

11. kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi.

Prioritas Nasional terkait

Kelautan dan Perikanan

Page 77: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-3

1. Prioritas 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; Pemantapan tata kelola pemerintahan yang lebih baik melalui terobosan kinerja secara terpadu, penuh integritas, akuntabel, taat kepada hukum yang berwibawa, dan transparan. Peningkatan kualitas pelayanan publik yang ditopang oleh efisiensi struktur pemerintah di pusat dan di daerah, kapasitas pegawai pemerintah yang memadai, dan data kependudukan yang baik.

2. Prioritas 4: Penanggulangan Kemiskinan; Penurunan tingkat kemiskinan absolut dari 14,1% pada 2009 menjadi 8-10% pada 2014 dan perbaikan distribusi pendapatan dengan pelindungan sosial yang berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat dan perluasan kesempatan ekonomi masyarakat yang berpendapatan rendah.

3. Prioritas 5: Ketahanan Pangan;Peningkatan ketahanan pangan dan lanjutan revitalisasi pertanian untuk mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing produk pertanian, peningkatan pendapatan petani,

Page 78: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-4

serta kelestarian lingkungan dan sumber daya alam. Peningkatan pertumbuhan PDB sektor pertanian sebesar 3,7% per tahun dan Indeks Nilai Tukar Petani sebesar 115-120 pada 2014.

4. Prioritas 9: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan

Bencana; Konservasi dan pemanfaatan lingkungan hidup mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang berkelanjutan, disertai penguasaan dan pengelolaan risiko bencana untuk mengantisipasi perubahan iklim.

5. Prioritas 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar,

dan Pasca-Konflik;Program aksi untuk daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik ditujukan untuk pengutamaan dan penjaminan pertumbuhan di daerah tertinggal, terdepan, terluar serta keberlangsungan kehidupan damai di wilayah pascakonflik.

Disamping 5 (lima) Prioritas Nasional tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan terkait dengan Pengarusutamaan dan Lintas Bidang, yakni Pengarusutamaan Pembangunan Berkelanjutan; Lintas Bidang Perubahan Iklim Global dan Lintas Bidang Pembangunan Kelautan Berdimensi Kepulauan. Pembangunan kelautan dan perikanan berada dalam lingkup Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (SDA dan LH). Peranan SDA dan LH sangat penting dalam pembangunan nasional, baik sebagai penyedia bahan baku bagi pembangunan ekonomi maupun sebagai pendukung sistem kehidupan. Sesuai dengan fungsinya tersebut, SDA dan LH perlu dikelola dengan bijaksana agar pembangunan serta keberlangsungan kehidupan manusia dapat terjaga dan lestari saat ini dan di masa yang akan datang.

Page 79: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-5

Gambar 2.Lingkup Kebijakan Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Lingkup pembangunan bidang SDA dan LH meliputi (1) revitalisasi pertanian, dan (2) perbaikan pengelolaan SDA dan perbaikan fungsi LH. Pelaksanaan dari kebijakan ini memberikan hasil terhadap meningkatnya peran SDA dan LH dalam perkembangan perekonomian nasional. Hal ini dicerminkan dengan semakin meningkatnya kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor-sektor yang berbasis SDA dan LH terhadap pembentukan PDB nasional selama periode tersebut. Selain itu, sektor-sektor yang berbasis SDA dan LH juga menjadi tumpuan utama bagi sebagian besar tenaga kerja, terutama di perdesaan dan pesisir.

BAB I KEBIJAKAN PENGARUSUTAMAAN DAN LINTAS BIDANG

BAB X BIDANG SDA DAN LH

1. Pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan

2. Pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan

3. Lintas bidang perubahan iklim global

4. Lintas bidangpembangunan kelautan berdimensi kepulauan

1. Pemanfaatan SDA yang mendukung pembangunan ekonomi

2. Peningkatan kualitas dan kelestarian LH

Page 80: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-6

3.2. Pembangunan Kelautan dan Perikanan

Arah kebijakan dan strategi Kementerian Kelautan dan Perikanan diimplementasikan dalam keterkaitannya dengan 5 prioritas nasional yang dirumuskan secara umum sebagai berikut: 1. Prioritas ke-1 : Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

Pemerintahan, yang akan dilaksanakan antara lain melalui peningkatan kinerja kementerian dalam pelayanan publik, pengelolaan keuangan Negara menuju opini Wajar Tanpa Pengecualian, penataan organisasi, dan pemangkasan red tape yang terkait bidang kelautan dan perikanan.

2. Prioritas ke-4 : Penanggulangan Kemiskinan, yang dalam implementasinya akan dilaksanakan untuk memberikan konstribusi dalam menurunkan tingkat kemiskinan absolut nasional dari 14,1% pada 2009 menjadi 8-10% pada 2014, pemberdayaan masyarakat dan perluasan kesempatan ekonomi masyarakat yang berpendapatan rendah, khususnya nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasarmelalui perluasan jangkauan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kelautan dan Perikanan, pengembangan kawasan minapolitan, pengembangan lembaga pembiayaan kelautan dan perikanan, peningkatan kapasitas skala usaha dan kewirausahaan menjadi usaha yang bankable.

3. Prioritas ke-5 : Ketahanan Pangan, yang akan

dilaksanakan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dan melanjutkan revitalisasi perikanan dalam mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing produk perikanan, peningkatan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar, serta kelestarian lingkungan dan sumber daya alam.

Page 81: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-7

Peningkatan konstribusi PDB perikanan tanpa migas menjadi 6,5% pada tahun 2014 dan Indeks Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya sebesar 115 pada tahun 2014, melalui peningkatan produksi hasil perikanan, peningkatan konsumsi ikan, dan stabilisasi harga ikan.

4. Prioritas ke-9 : Lingkungan Hidup dan Penanggulangan

Bencana, yang akan dilaksanakan melalui konservasi dan pemanfaatan lingkungan laut, pesisir dan pulau-pulau kecil dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang keberlanjutan, disertai penguasaan dan pengelolaan risiko bencana melalui melalui pengembangan kawasan konservasi laut dan perairan, dan pengembangan SDM dan riset tentang perubahan iklim dan mitigasi bencana di wilayah pesisir dan laut.

5. Prioritas ke-10 : Pembangunan Daerah Tertinggal,

Terdepan, dan Pasca Konflik, yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal dan terdepan, serta keberlangsungan kehidupan damai di wilayah pasca-konflik yang akan diimplementasikan melalui pengelolaan/pemberdayaan pulau-pulau terluar dan pengembangan ekonomi alternatif berbasis sumber daya perikanan.

Page 82: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-8

Terkait dengan pengarusutamaan dan lintas bidang, pembangunan kelautan dan perikanan akan mendukung 3 pilar pembangunan berkelanjutan, yakni: (1) ekonomi, dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan konstribusi kelautan dan perikanan pada PDB nasional, dan dampak ekonomi melalui peningkatan kesejahteraan; (2) sosial, tingkat partisipasi masyarakat pelaku pembangunan, partisipasi masyarakat marjinal/minoritas (kaum miskin dan perempuan), dampak terhadap struktur sosial masyarakat, serta tatanan atau nilai sosial yang berkembang di masyarakat; dan (3) lingkungan hidup, dampak terhadap kualitas air, udara dan lahan serta ekosistem dan keanekaragaman hayati. Arah kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam mendukung kebijakan nasional dalam 5 tahun ke depan adalah : 1. Pro poor

Pendekatan Pro-poor dilakukan melalui pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat pelaku usaha kelautan dan perikanan.

Page 83: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-9

2. Pro job Pendekatan Pro-job dilakukan melalui optimalisasi potensi perikanan budidaya yang belum tergarap untuk menurunkan tingkat pengangguran nasional. Usaha membuka lapangan kerja diiringi dengan dukungan pengembangan modal dan kepastian berusaha.

3. Pro growth Pendekatan pro-growth dilakukan untuk mewujudkan pertumbuhan sektor kelutan dan perikanan sebagai pilar ketahanan ekonomi nasional melalui transformasi pelaku ekonomi kelautan dan perikanan, dari pelaku ekonomi subsisten menjadi pelaku usaha modern, melalui berbagai dukungan pengembangan infrastruktur, industrialisasi dan modernisasi.

4. Pro environment Pendekatan pro-environment dilakukan melalui upaya pemulihan dan pelestarian lingkungan perairan, pesisir, dan pulau-pulau kecil, serta mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Dalam rangka mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan (sustainable growth) berdasarkan keadilan, KKP akan mengimplementasikan prinsip-prinsip blue economy dalam pembangunan kelautan dan perikanan sebagaimana telah disampaikan Presiden Republik Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Rio+20 di Rio de Jainero, Brazil untuk mengelola dan melestarikan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan melalui penggunaan sumber daya kelautan dan perikanan secara efisien dan tidak merusak lingkungan, menyinergikan pengelolaan ekosistem laut dengan ketahanan pangan, strategi pembangunan ekonomi dan sosial serta transisi ekonomi, pasar, industri dan masyarakat menuju pola yang lebih berkelanjutan.

Page 84: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-10

Pembangunan kelautan dan perikanan juga dilaksanakan dalam rangka mendukung kerja sama lintas sektor/instansi terkait seperti: pemberdayaan perempuan, pembangunan daerah tertinggal, pembangunan daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar, dan lain sebagainya. Disamping itu, KKP juga melaksanakan beberapa Rencana Aksi Nasional (RAN) diantaranya RAN perubahan iklim, RAN hak asasi manusia, RANPemberantasan Korupsi, RAN Kepemudaan dan lain-lain. Menjabarkan arah kebijakan dan strategi pembangunan nasional yang terkait dengan pembangunan kelautan dan perikanan, maka arah kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2013- 2014 adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan produktivitas, efisiensi, dan nilai tambah

produk.

2. Pengembangan dan pengawasan sistem jaminan mutu dan traceability (penelusuran) produk hasil perikanan dan jaminan ketersediaan bahan baku industri.

3. Konservasi dan rehabilitasi sumberdaya kelautan dan perikanan serta pengelolaan pulau-pulau kecil dan upaya adaptasi dan mitigasi bencana dan perubahan iklim untuk wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

4. Pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan.

5. Pengembangan sumberdaya manusia dan iptek kelautan dan perikanan.

6. Peningkatan kesejahteraan nelayan dan masyarakat perikanan dengan fokus pada Program Peningkatan Kehidupan Nelayan.

7. Percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi sektor kelautan dan perikanan, terutama di Koridor Ekonomi Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, dan Maluku Papua.

Page 85: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-11

Strategi yang dilakukan untuk melaksanakan arah kebijakan di atas dilakukan melalui:

1. Pengembangan Kawasan

a. Pengembangan Minapolitan

Minapolitan merupakan upaya percepatan pengembangan pembangunan kelautan dan perikanan di sentra-sentra produksi perikanan yang memiliki potensi untuk dikembangkan.

Pengembangan minapolitan bertujuan untuk (i) meningkatkan produksi perikanan, produktivitas usaha, dan meningkatkan kualitas produk kelautan dan perikanan, (ii) meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan yang adil dan merata, serta (iii) mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah dan sentra-sentra produksi perikanan sebagai penggerak ekonomi rakyat. Adapun sasaran pengembangan minapolitan adalah sebagai berikut (i) ekonomi rumah tangga masyarakat kelautan dan perikanan skala kecil makin kuat, (ii) usaha kelautan dan perikanan kelas menengah ke atas makin bertambah dan berdaya saing tinggi, serta (iii) sektor kelautan dan perikanan menjadi penggerak ekonomi nasional.

Pendekatan pengembangan minapolitan dilakukan melalui:

a. Ekonomi Kelautan dan Perikanan Berbasis Wilayah Mendorong penerapan manajemen hamparan untuk mencapai skala ekonomi, mencegah

Page 86: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-12

penyebaran penyakit, meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya, sekaligus mengintegrasikan pemenuhan kebutuhan sarana produksi, proses produksi, pengolahan dan pemasaran hasil dan pengelolaan lingkungan dalam suatu kesisteman yang mapan.

b. Kawasan Ekonomi Unggulan Memacu pengembangan komoditas yang memiliki kriteria: (i) bernilai ekonomis tinggi, (ii) teknologi tersedia, (iii) permintaan pasar besar, dan (iv) dapat dikembangkan secara massal.

c. Sentra Produksi Minapolitan berada dalam kawasan pemasok hasil perikanan (sentra produksi perikanan) yang dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap mata pencaharian dan kesejahteraan masyarakatnya. Seluruh sentra produksi kelautan dan perikanan menerapkan teknologi inovatif dengan kemasan dan mutu terjamin.

d. Unit Usaha Seluruh unit usaha dilakukan dengan menggunakan prinsip bisnis secara professional dan berkembang dalam suatu kemitraan usaha yang saling memperkuat dan menghidupi.

e. Penyuluhan Penguatan kelembagaan dan pengembangan jumlah penyuluh merupakan salah satu syarat mutlak keberhasilan pengembangan minapolitan. Penyuluh akan berperan sebagai fasilitator dan pendamping penerapan teknologi penangkapan dan budidaya ikan serta pengolahan hasil perikanan.

Page 87: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-13

f. Lintas Sektor Minapolitan dikembangkan dengan dukungan dan kerjasama berbagai instansi terkait untuk mendukung kepastian usaha antara lain terkait dengan sarana dan prasarana pemasara produk perikanan, tata ruang wilayah, penyediaan air bersih, listrik, akses jalan, dan BBM.

b. Pengembangan Ekonomi Regional

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Tahun 2011-2025, terdapat 6 (enam) Koridor Ekonomi (KE) yang akan dikembangkan, yakni KE Sumatera, KE Jawa, KE Kalimantan, KE Sulawesi, KE Bali-Nusa Tenggara, dan KE Papua-Kepulauan Maluku.

Pelaksanaan MP3EI dikoordinasikan oleh Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI), yang diketuai oleh Presiden R.I., dengan Ketua Harian Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. KP3EI dibantu oleh Tim Kerja, yang terdiri dari Tim Kerja Regulasi, Tim Kerja Konektivitas, Tim Kerja SDM dan Iptek, serta 6 (enam) Tim Kerja Koridor Ekonomi.

Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Harian Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) No. 35/M.EKON/08/2011 tentang Tim Kerjapada KP3EI, Menteri Kelautan dan Perikanan ditunjuk sebagai Ketua Tim Kerja Koridor Ekonomi Sulawesi, dimana Koridor Ekonomi Sulawesi akan

Page 88: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-14

mengembangkan 5 kegiatan ekonomi utama, yakni pangan, kakao, perikanan, migas, dan nikel.

Kegiatan kelautan dan perikanan tahun 2012-2014 akan mengisi pengembangan KE Sulawesi, KE Bali-Nusa Tenggara, dan KE Papua-Kepulauan Maluku. Beberapa kegiatan yang akan dikembangkan antara lain pengembangan prasarana pelabuhan perikanan, industri rumput laut, industri pengolahan ikan, budidaya ikan dan rumput laut, dll.

Dalam kaitan ini, pengembangan akan dilakukan di beberapa lokasi Kawasan Perhatian Investasi (KPI) di setiap Koridor Ekonomi yang akan lebih diprioritaskan bagi masuknya investasi swasta. Diharapkan pada tahun 2014 dapat dicapai peningkatan PDRB di setiap Koridor Ekonomi.

2. Penguatan Kelembagaan, SDM dan IPTEK

Kelembagaan yang kuat dan mandiri serta pelaku usaha kelautan dan perikanan yang berpengetahuan dan menguasai teknologi akan mempengaruhi keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, penguatan kelembagaan, SDM dan penguasaan iptek akan menjadi sangat penting, terutama dalam menghadapi persaingan pasar global. Keberadaan kelompok masyarakat di bidang budidaya, penangkapan ikan, pengolahan, pemasaran dan kelompok pengawasan akan memberikan keuntungan bagi anggota kelompoknya. Melalui kelompok akan terjadi interaksi antar anggota untuk saling tukar pengalaman dan menumbuhkan kesadaran bersama untuk menguatkan posisi tawar, serta kemudahan

Page 89: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-15

dalam pembinaan, penyampaian informasi, dan diseminasi teknologi. Kelompok-kelompok yang sudah terbentuk, seperti Pokdakan (kelompok pembudidaya ikan), KUB (Kelompok Usaha Bersama) penangkapan ikan, KUGAR (Kelompok Usaha Garam Rakyat), Pokmaswas (Kelompok Masyarakat Pengawas), dan Pokmas (Kelompok Masyarakat) pengelola terumbu karang, akan terus diupayakan keberadaannya dan ditingkatkan kapasitasnya, sedangkan kelompok-kelompok baru akan ditumbuhkan. Selain penguatan kelembagaan kelompok masyarakat, diperlukan pula penguatan kelembagaan birokrasi pelaksana pembangunan KP, baik di pusat maupun di daerah. Kondisi ini diharapkan dapat mewujudkan kelembagaan birokrasi yang efektif dan efisien dalam melaksanakan tugas dan fungsinya terutama peningkatan kualitas pelayanan publik. Penguatan SDM kelautan dan perikanan akan dilakukan melalui penyelenggaraan pendidikan bagi siswa/mahasiswa dan anak-anak nelayan. Pelatihan dilakukan bagi aparatur dan pelaku usaha kelautan dan perikanan dalam rangka meningkatkan kapasitasnya. Untuk mendukung pelaksanaan program-program pro rakyat yang langsung menyentuh masyarakat, dilakukan penyuluhan dan pendampingan usaha oleh para tenaga penyuluh fungsional dan penyuluh perikanan tenaga kontrak. Selanjutnya, penguatan dan penguasaan Iptek pada kegiatan usaha masyarakat(penangkapan dan pembudidayaan ikan, pengolahan produk perikanan serta pemasarannya),pengelolaan sumber daya perikanan, dan pemanfaatan sumber daya baru ekonomi kelautan (farmasetika laut, energi laut, air laut dalam, garam dan produk turunannya), serta

Page 90: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-16

pengelolaan mitigasi terhadap bencana laut untuk meminimalkan dampak bencana terhadap masyarakat pesisir beserta aktivitasnya menjadi suatu kebutuhan dalam rangka mewujudkan masyarakat kelautan dan perikanan yang maju dan mandiri serta sejahtera. Peran penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan dalam penguatan dan penguasaan iptek di masyarakat adalah dengan menyediakan data dan informasi, produk-produk biologi unggul(calon induk dan benih unggul, vaksin, probiotik, dsb), paket teknologi,rekomendasi,dan penerapanpengembangan kawasan yang diimplementasikan dalam bentuk teknologi tepat guna yang inovatif dan adaptif, serta model penerapan iptek di masyarakat. Dalam konteks skala dan pelaku ekonomi yang lebih luas penerapan iptek yang inovatif dan adaptif ditujukan untuk mendorong aktivitas ekonomi berbasis dan berorientasi laut dan perikanan, berdasarkan optimalisasi modal sosial masyarakat terutama kearifan lokal, efisiensi pemanfaatan sumberdaya untuk meminimalisasi limbah serta pengembangan sektor riil yang inovatif untuk kesejahteraan, pertumbuhan ekonomi dan kelestarian ekosistem.

3. Pemberdayaan dan Kewirausahaan

Kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak dan memerlukan langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistematis, terpadu dan menyeluruh. Dalam rangka mengurangi beban dan dan memenuhi hak dasar masyarakat secara layak untuk menempuh dan mengembangkan kehidupan bermartabat, maka dibutuhkan pemberdayaan mayarakat.

Page 91: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-17

Pada prinsipnya, pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk memberi fasilitas, dorongan atau bantuan kepada masyarakat agar mampu menentukan pilihan yang terbaik dalam memanfaatkan sumber daya kelautan dan perikanan menuju kemandirian dan kesejahteraan. Secara umum, pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan kultur, penguatan lembaga keuangan mikro, penggalangan partisipasi masyarakat, dan kegiatan usaha ekonomi produktif yang berbasis sumber daya lokal. Pemberdayaan masyarakat ini dalam jangka panjang diarahkan untuk (a) peningkatan kemandirian masyarakat melalui pengembangan kegiatan ekonomi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, partisipasi mayarakat, penguatan modal dan penguatan kelembagaan masyarakat, (b) peningkatan kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan berkelanjutan sesuai dengan kaidah kelestarian lingkungan, (c) pengembangan kemitraan dengan lembaga swasta dan pemerintah. Pemberdayaan masyarakat merupakan perwujudan komitmen KKP dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di lingkungan KKP dilaksanakan melalui : a. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Kelautan dan Perikanan

KKP sejak tahun 2009 telah melaksanakan PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri KP) dibawah koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM

Page 92: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-18

Mandiri) dan berada dalam kelompok program pemberdayaan masyarakat.

PNPM Mandiri KP dilaksanakan melalui tiga komponen yaitu Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP), Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR), dan Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT). Tujuan PNPM Mandiri KP adalah meningkatkan kemampuan usaha dan kesejahteraan, pengembangan wirausaha anggota Kelompok Usaha Kelautan dan Perikanan (KUKP), serta meningkatnya kualitas lingkungan. Sedangkan sasaran yang akan dicapai adalah berkembangnya KUKP di Kabupaten/Kota yang mencakup kegiatan perikanan tangkap, budidaya perikanan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, dan usaha garam rakyat serta masyarakat pesisir lainnya. Melalui pelaksanaan PNPM Mandiri KP diharapkan diperoleh kelauran berupa tersalurkannya Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) kepada KUKP, dan terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitas dan kelembagaan KUKP melalui sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan, Sedangkan hasil yang akan dicapai adalah meningkatnya produksi, pendapatan, dan penumbuhan wirausaha kelautan dan perikanan serta meningkatnya kualitas lingkungan di dalam kelompok mandiri.

b. Program Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN)

Sejak tahun 2012, Pemerintah telah menetapkan kebijakan baru yakni penerapan Masterplan

Page 93: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-19

Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI). Salah satu program terkait dengan KKP yang akan mengisi MP3KI adalah Program Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN) yang merupakan program-program pro rakyat/klaster 4. Untuk mengkoordinasikan Program PKN, berdasarkan Keputusan Presiden No. 10 Tahun 2011 tanggal 15 April 2011 tentang Tim Koordinasi Peningkatan dan Perluasan Program Pro-rakyat, Menteri Kelautan dan Perikanan telah ditunjuk sebagai Ketua Kelompok Kerja Program PKN mengkoordinasikan beberapa K/L, seperti Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Pendidikan dan Kebudidayaan, Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Badan Pertamahan Nasional, Badan Pusat Statistik, Bappenas, Kementerian ESDM, dll. Dalam kaitan ini, Presiden R.I. telah mengarahkan secara spesifik untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan melalui pembuatan rumah sangat murah, pemberian pekerjaan alternatif dan tambahan bagi keluarga nelayan, skema UMK dan KUR, pembangunan SPBU solar, pembangunan cold storage, angkutan umum murah, fasilitas sekolah dan puskesmas, dan fasilitasi ‘bank rakyat’. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) dan TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulanngan Kemiskinan), saat ini jumlah desa pesisir mencapai 10.640 desa, yang merupakan desa miskin dan harus ditangani secara

Page 94: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-20

lintas sektor. Sementara itu, dari penduduk miskin sebanyak 31,02 juta orang, sebesar 25,14% atau 7,87 juta orang adalah penduduk miskin di pesisir. Rumah Tangga Sasaran (RTS) di pesisir mencapai 2,13 juta RTS, yang terdiri dari RTS sangat miskin, miskin, dan hamper miskin. Kesemua ini merupakan target Program PKN yang lokasinya akan mengambil basis pada Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yang untuk tahun 2011 akan masuk di 100 lokasi PPI, tahun 2012 di 400 lokasi PPI, tahun 2013 di 200 lokasi PPI, dan tahun 2014 di 116 lokasi PPI. Untuk mengimplementasikan Program PKN tersebut, KKP akan melakukan intervensi langsung pada individu nelayan, kelompok nelayan, dan sarana prasarana PPI. Beberapa kegiatan untuk individu nelayan mencakup pemberian Sertifikasi Hak atas Tanah Nelayan dan bantuan peralatan rantai dingin. Untuk kelompok nelayan akan diberikan bantuan kapal penangkap ikan, bantuan langsung melalui Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) perikanan tangkap, budidaya dan pengolahan, serta pemberian pendampingan pada kelompok. Sedangkan untuk mendukung pengembangan sarana prasarana di PPI, akan dilakukan pembangunan cold storage/pabrikes, pembangunan SPDN (Solar Packed Dealer Nelayan), dan kendaraan roda 3 berinsulasi. Disamping itu, terdapat beberapa dukungan lintas sektor yang akan dilakukan pada lokasi Program PKN, antara lain dari Kementerian Perumahan Rakyat yang akan melakukan pembangunan rumah Bantuan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya (BSP2S) dan Peningkatan Kualitas Perumahan (PKP), Kementerian ESDM

Page 95: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-21

yang akan memberikan listrik sangat murah untuk rumah nelayan, Kementerian Pekerjaan Umum yang akan membagun sarana air bersih di lokasi PPI, Kementerian Perhubungan akan dilaksanakan Basic Training Safety (BST) untuk nelayan. Sementara itu, Kementerian Kesehatan akan memberikan pelayanan kesehatan dan penyediaan sarana/prasarana kesehatan, dan Kementerian Pndidikan dan Kebudidayaan akan memberikan bantuan beasiswa dan penyediaan sekolah di lokasi desa nelayan. Diharapkan Program PKN dilakukan melalui kerjasama lintas Kementerian/Lembaga sehingga dapat mendorong terwujudnya percepatan peningkatan kesejahteraan nelayan.

Sementara itu dalam rangka pengembangan kewirausahaan dan peningkatan skala usaha (entrepreneurship), pelaksanaannya dilakukan melalui upaya membangun kepercayaan (trust building) bagi para pelaku, yakni nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar ikan. Jiwa entrepreneurship para pelaku tersebut dibangun agar para pelaku dapat memanfaatkan fasilitas guna memperlancar pengelolaan usaha, baik yang diperoleh melalui kredit maupun melalui program-program pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah.

Pengembangan kewirausahaan dilakukan dalam rangka penciptaan lapangan usaha di sektor kelautan dan perikanan bagi sarjana terdidik yang masih menganggur. KKP akan melakukan pembekalan dan motivasi dilanjutkan dengan pelatihan/magang mengenai budidaya perikanan, penangkapan, pengolahan dan pemasaran serta pembuatan proposal,sampai akhirnya diharapkan mendapat

Page 96: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-22

bantuan permodalan baik dari lembaga keuangan, BUMN, swasta maupun dari pemerintah melalui dana APBN. Dalam rangka meningkatkan kapasitas pemuda, KKP memiliki UPT yang dapat digunakan sebagai tempat pelatihan teknis/magang budidaya perikanan, penangkapan, pengolahan.

4. Industrialisasi Kelautan dan Perikanan

Salah satu strategi pembangunan kelautan dan perikanan yang dimulai tahun 2012 adalah industrialisasi kelautan dan perikanan. Industrialisasi kelautan dan perikanan adalahintegrasi sistem produksi hulu dan hilir untuk meningkatkan skala dan kualitas produksi,produktivitas, daya saing, dan nilai tambah sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. Tujuan industrialisasi kelautan dan perikanan adalah terwujudnya percepatan pendapatan pembudidaya, nelayan, pengolah, pemasar, dan petambak garam. Sasaran yang akan dicapai melalui industrialisasi kelautan dan perikanan adalah meningkatnya skala dan kualitas

Page 97: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-23

produksi,produktivitas, daya saing, dan nilai tambah sumberdaya kelautan dan perikanan. Pendekatan industrialisasi kelautan dan perikanan dilakukan melalui penataan sistem dan manajemen yang mencakup : a. Pengembangan komoditas dan produk unggulan

berorientasi pasar. b. Penataan dan pengembangan kawasan dan

sentra produksi secara berkelanjutan. c. Pengembangan konektivitas dan infrastruktur d. Pengembangan usaha dan investasi. e. Pengembangan iptek dan sumber daya manusia f. Pengendalian mutu dan keamanan produk. g. Penguatan pengawasan pemanfaatan

sumberdaya kelautan dan perikanan.

Langkah operasional pengembangan industrialisasi kelautan dan perikanan akan dijabarkan lebih lanjut dalam peta jalan (roadmap) industrialisasi kelautan dan perikanan tahun 2013-2014 untuk setiap lokasi prioritas. Dengan dilaksanakannya industrialisasi kelautan dan perikanan yang dimulai secara bertahap sejak tahun 2012, maka ditargetkan diperoleh nilai tambah disisi hulu dan hilir. Hal tersebut sangat memerlukan banyak dukungan dari berbagai pihak, terutama dukungan penyediaan prasarana/infrastruktur produksi.Dalam kaitan ini, KKP akan mendorong sinergi lintas K/L, pemerintah daerah, perbankan, pelaku usaha dan masyarakat.

Page 98: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-24

3.3. Pembangunan Perikanan Tangkap

Sub sektor perikanan tangkap merupakan salah satu sub sektor yang mempunyai peran strategis dalammendukung pengembangansektor kelautan dan perikanan. Dalam implementasinya, pembangunan perikanan tangkap dilaksanakan dengan menerapkan 4 (empat) prinsip keberlanjutan, yakni: 1) Keberlanjutan Ekologi; 2) Keberlanjutan Sosial Ekonomi; 3) Keberlanjutan Komunitas/ Masyarakat; dan 4) Keberlanjutan Kelembagaan.

Penerapan prinsip keberlanjutan dalam pembangunan perikanan tangkap tersebut selaras dengan upaya pencapaian 4 (empat) pilar pembangunan nasional, yakni: peningkatan kontribusi sub sektor perikanan tangkap dalam mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah dan nasional (pro growth), penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat dari kegiatan usaha perikanan tangkap dan usaha pendukungnya (pro job),turut andil dalam pengentasan kemiskinan nelayan(pro poor), danmenjaga keberlanjutan/ kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan(pro environment).

Gambar 3. Prinsip Keberlanjutan dalam Pembangunan Perikanan Tangkap

Page 99: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-25

Keberlanjutan sub sektor perikanan tangkap sangat dipengaruhi oleh dinamika sumber daya ikan yang secara langsung akan mempengaruhi kelangsungan usaha perikanan tangkap dan usaha pendukungnya. Dinamika sumber daya ikan tersebut dipengaruhi oleh faktor internal (alamiah) dan faktor eksternal, antara lain akibat kematian alami, tambahan individu baru, perubahan lingkungan perairan maupun intensitas kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh manusia. Interaksi berbagai faktor tersebutdapat mempengaruhi besaran ketersediaan stok sumber daya ikan di perairan. Hubungan kausalitas antara siklus sumber daya ikan dan siklus usaha perikanan tangkap dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 4. Dinamika Sumber Daya Ikan dan Usaha Perikanan Tangkap

Atas dasar hal tersebut, pengembangan sub sektor perikanan tangkap perlu memperhatikan dinamika sumber daya ikan yang ada, sehingga mampu memberikan manfaat dalam jangka panjang, baik secara ekonomi, sosial maupun lingkungan.

Page 100: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-26

Pengembangan perikanan tangkap dilakukan melalui 4 (empat) strategi pendekatan, yakni:1) Pengelolaan Sumber Daya Ikan secara Berkelanjutan; 2) Pengembangan Kawasan Berbasis Perikanan Tangkap, 3) Penguatan Kelembagaan, SDM, dan Teknologi,4) Pemberdayaan Nelayan dan Kewirausahaan, dan 5) Industrialisasi Perikanan Tangkap dalam kerangka Blue Economy.

1. Pengelolaan Sumber Daya Ikan secara Berkelanjutan

Keberlanjutan pembangunan perikanan tangkap sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya ikan yang lestari dan berkelanjutan. Oleh karena itu pemanfaatan sumber daya ikan, baik di perairan laut maupun di perairan umum daratan perlu diiringi dengan pengelolaan yang baik. Selain melalui pengendalian dan pengawasan yang ketat, juga perlu diiringi dengan upaya pemulihan dan pelestarian SDI (konservasi), sehingga mampu memberikan manfaat secara berkelanjutan bagi masyarakat, baik bagi para pelaku usaha perikananan (nelayan, pengolah, dan pemasar) maupun bagi masyarakat di daerah pesisir lainnya. Manfaat yang dihasilkan bukan hanya manfaat secara ekonomi saja, namun juga manfaat terhadap lingkungan, budaya, dan iptek.

Pengembangan usaha perikanan tangkap yang berkelanjutan dilaksanakan secara terintegrasi dengan mengutamakan keseimbangan antara pemanfaatan dengan pengelolaannya. Secara lengkap konsepsi pengembangan usaha perikanan tangkap yang berkelanjutan dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 101: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-27

Gambar 5. Konsepsi Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap Melalui Pengelolaan SDI yang Berkelanjutan

2. Pengembangan Kawasan Berbasis Perikanan Tangkap

Pengembangan kawasan berbasis perikanan tangkap dilakukan untuk meningkatkan daya saing kawasan dan produk unggulan dari komoditas perikanan tangkap di sentra-sentra perikanan tangkap yang ada di daerah. Dalam operasionalnya, pengembangan kawasan diwujudkan melalui pengembangan kawasan minapolitan yang telah ditetapkan sebagai salah satu strategi pengembangan kawasan di sektor kelautan dan perikanan.

Strategi pengembangan kawasanberbasis perikanan tangkap didasarkan pada 5 (lima) prinsip, yakni: (1) berbasis pada sektor unggulan; (2) dilakukan atas dasar karakteristik daerah; (3) dilakukan secara komprehensif dan terpadu; (4) mempunyai keterkaitan kuat ke depan dan ke belakang; dan (5) dilaksanakan sesuai dengan

Page 102: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-28

prinsip prinsip otonomi dan

desentralisasi.Pengembangan kawasan berbasis perikanan tangkap dilaksanakan dengan memenuhi 5 prinsip tersebut.

Pengembangan kawasan berbasis perikanan tangkapmemerlukan pra-kondisi spesifik, yakni: (1) setiap kawasan harus memiliki spesialisasi; (2) terdapat industri pendorong berdaya saing; (3) mempunyai skenario keterkaitan antara sektor unggulan dengan sektor pendorong; (4) memfokuskan strategi pengembangan kepada produk berdaya saing dan berorientasi pada pasar regional dan global; (5) memiliki sinergitas antar sektor; (6) penguatan peran pemerintah sebagai katalisator dan fasilitator; dan (7) peningkatan peran swasta sebagai leading sektor dalam pengembangan kawasan andalan (minapolitan) berbasis perikanan tangkap. Berdasarkan pra-kondisi yang dipersyaratkan tersebut, pengembangan kawasanminapolitan perikanan tangkap dilakukan di daerah yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a) Kesesuaian dengan Renstra Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/kota serta Rencana Pengembangan Investasi Jangka Menengah Daerah (RPIJMD).

b) Memiliki komoditas unggulan perikanan tangkap dengan nilai ekonomi tinggi atau komoditas yang memiliki permintaan tinggi di pasar regional dan global.

c) Letak geografis yang strategis dan secara alami memenuhi persyaratan untuk pengembangan produk unggulan perikanan tangkap.

d) Terdapat unit produksi, pengolahan dan atau pemasaran dan jaringan usaha yang aktif

Page 103: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-29

berproduksi, mengolah dan atau memasarkan, yang terkonsentrasi di suatu lokasi dan mempunyai matarantai produksi pengolahan dan atau pemasaran yang saling terkait.

e) Tersedianya fasilitas pendukung berupa aksesibilitas terhadap pasar, permodalan, sarana dan prasarana produksi, pengolahan dan atau pemasaran, serta keberadaan lembaga-lembaga usaha dan fasilitas penyuluhan dan pelatihan.

Selain memenuhi persyaratan di atas, pengembangan kawasan perlu didukung dengan: (1) ketersediaan infrastruktur yang memadai; (2) pengembangan SDM pelaku utama yang terlibat di dalamnya;(3) dukungan penelitian dan pengembangan, baik untuk pengembangan produk, teknologi produksi maupun kelembagaan; (4) pengembangan pasar, (5) penguatan akses terhadap sumber input atau faktor produksi, (6)penguatan jalinan keterkaitan, kerjasama, dan kemitraan antara pemerintah dan pelaku usaha, serta (7)adanya jaminan keamanan dan iklim usaha yang kondusif.

Melalui pendekatan tersebut diharapkan dapat tercipta mata rantai kegiatan ekonomi berbasis perikanan tangkap yang terintegrasi dan efisien, sehingga mampu mengurangi komponen biaya dari proses produksi (hulu) sampai dengan pemasaran (hilir). Dengan demikian akan terbentukusaha perikanan tangkap yang maju dan berdaya saing.

3. Penguatan Kelembagaan, SDM, dan Teknologi.

Aspek kelembagaan merupakan salah satu elemen penting dalam pengembangan sub sektor perikanan tangkap. Sub sektor perikanan tangkap merupakan sub

Page 104: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-30

sektor yang paling dinamis dan mempunyai tantangan yang tinggi dalam pengembangannya. Dinamika dan tantangan dalam pengembangan sub sektor perikanan tangkap dapat dilihat dari beberapa aspek, yakni:

1) Kompleksitas permasalahan pada sub sektor perikanan tangkap (interaksi antara kepentingan ekonomi dengan kelestarian SDI, dinamika sosial- budaya, kemiskinan, dsb);

2) Perikanan tangkap merupakan sektor yang pertumbuhannya sangat tergantung dengan ekstraksi sumber daya ikan, sehingga rentan terhadap tekanan eksternal seperti, pengurangan stok SDI akibat aktivitas penangkapan ikan, perubahan iklim global, degradasi lingkungan, perubahan kebijakan subsidi, dan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil (BBM);

3) Pelaku utama perikanan tangkap sebagaian besar merupakan pelaku usaha kecil yang memiliki akses terbatas terhadap sumber daya ikan, modal, teknologi, dan pasar;

4) Sebagai negara kepulauan, sebaran kegiatan usaha perikanan tangkap berada di hampir seluruh wilayah pesisir di berbagai pulau di Indonesia. Keadaan ini menimbulkan adanya disparitas pembangunan antarwilayah, karena keterbatasan jangkauan pemerintah untuk melaksanakan pembangunan di berbagai wilayah;

5) Aspek kelembagaan yang masih lemah, mengakibatkan masih lemahnya posisi tawar dan kemandirian pelaku utama perikanan tangkap.

Salah satu strategi untuk mengembangkan sub sektor perikanan tangkap ditempuh melalui pendekatan penguatan kelembagaan. Penguatan

Page 105: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-31

kelembagaanperikanan tangkap ini mempunyai peran sangat strategis, yaitu untuk:

1) Mengurangi ketergantungan pelaku utama terhadap intervensi pemerintah dalam pembangunan;

2) Menumbuhkan kemandirian pelaku utama perikanan tangkap untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal;

3) Memperkuatposisi tawar pelaku utama dan masyarakat dalam rantai ekonomi perikanan;

4) Memberikan kesempatan dan akses yang luas kepada pelaku utama untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya perikanan secara bertanggungjawab.

Kelembagaan perikanan tangkap saat ini telah berkembang cukup baik, baik asosiasi/organisasi usaha, koperasi perikanan maupun Kelompok Usaha Bersama (KUB) perikanan tangkap. Dalam hal ini, kelembagaan yang telah ada tersebut harus di dorong dan difasilitasi agar saling berninergi untuk meningkatkan kemandirian anggota yang terlibat di dalamnya. Penguatan kelembagaan juga diarahkan agar pelaku utama perikanan tangkap dapat mengelola sumber daya ikan yang tersedia secara bertanggungjawab.

Penguatan kelembagaan perikanan tangkap perlu di dukung dengan peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) para pelaku utama perikanan tangkap agar mampu meningkatkan perannya untuk mengelola dan mengembangkan kelembagaan yang ada serta mampu meningkatkan kontribusinya dalam pembangunan perikanan tangkap.

Page 106: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-32

Selain peningkatan SDM, dukungan akses dan ketersediaan teknologi juga dibutuhkan, baik akses terhadap teknologi informasi maupun akses teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan efiseiensi kegiatan usaha perikanan tangkap. Ketersedian dan penguasaan teknologi menjadi sangat penting, terutama untuk meningkatkan daya saing usaha perikanan tangkap, terutama untuk: 1) memperluas akses pelaku usaha terhadap sumber daya ikan, 2) meningkatkan nilai perolehan (nilai tambah) usaha perikanan tangkap, dan 3) meningkatkan efisiensi usaha.

Untuk mendukung berbagai upaya tersebut, Ditjen Perikanan Tangkap perlu melakukan kerjasama dengan para pemangku kepentingan lainnya, baik di internal Kementerian Kelautan dan Perikanan (Badan Litbang KP, BPSDM KP) maupun dengan Kementerian/Lembaga lain, pemerintah daerah, perguruan tinggi, serta elemen masyarakat lainnya.

4. Pemberdayaan Nelayan dan Kewirausahaan

Salah satu permasalahan pokok pada sub sektor perikanan adalah masih tingginya angka kemiskinan nelayan akibat ketidakberdayaan nelayan secara kultural dan struktural. Penyebab ketidakberdayaan nelayan tersebut dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut:

a) Ketidakberdayaan struktural, antara lain disebabkan oleh sistem ekonomi makro yang tidak kondusif dan kurang mendukung pembangunan nelayan seperti keterbatasan akses terhadap: sumberdaya alam, permodalan, infrastruktur dan sarana, pemasaran serta akses terhadap IPTEK yang meliputi pendidikan, informasi dan transfer teknologi.

Page 107: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-33

b) Ketidakberdayaan kultural, antara lain disebabkan oleh sistem budaya dan SDM yang kurang kondusif bagi kemajuan nelayan yaitu pendidikan dan keterampilan, pola hidup masyarakat konsumtif, sikap mental yang destruktif terhadap lingkungan, adat-istiadat yang kurang terbuka, degradasi nilai-nilai kearifan lokal, serta kurangnya keterbukaan terhadap motivasi / hal-hal baru.

Terkait dengan hal tersebut, pemberdayaan nelayan diarahkan pada pemenuhan dan perlindungan hak-hak nelayan (terutama hak-hal dasar nelayan) dengan mengutamakan prinsip kesetaraan dan non diskriminasi.

Pemberdayaan nelayan diarahkan untuk mendukung program dan kegiatan pemberdayaan di tingkat Kementerian Kelautan dan Perikanan, baik melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kelautan dan Perikanan maupunProgram Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN).

Secara spesifik pemberdayaan nelayan diarahkan untuk:

a) Meningkatkan akses nelayan terhadap sumber-sumber pembiayaan dan permodalan;

b) Meningkatkan akses nelayan terhadap sumber daya ikan;

c) Meningkatkan akses nelayan terhadap teknologi produksi;

d) Meningkatkan akses nelayan terhadap informasi pasar.

Selain pemberdayaan tersebut di atas, pengembangan kewirausahaan juga menjadi faktor pendorong untuk mengakselerasikan pengembangan sub sektor perikanan tangkap. Pengembangan kewirausahaan

Page 108: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-34

diarahkan untukmendorong dan memfasilitasi agar anggota keluarga nelayan dapatmengembangkan sumber-sumber pendapatan alternatif di luar kegiatan usaha penangkapan ikan. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan keluarga nelayan.

5. Industrialisasi Perikanan Tangkap dalam kerangka Blue Economy

Industrialisasi perikanan tangkap merupakan salah satu strategi untuk mengakselerasikan pembangunan sub sektor perikanan tangkap. Pengembangan industrialisasi perikanan tangkap dilaksanakan dalam kerangka blue economy, dengan ciri spesifik sebagai berikut:

1) Merupakan penyempurnaan dari pembangunan berkelanjutan (sustainable development dan green economy).

2) Lebih menitikberatkan pentingnya inovasi. 3) Memiliki nilai investasi lebih sedikit. 4) Lebih banyak menciptakan kesempatan kerja. 5) Menstimulasi kewirausahaan. 6) Memperhatikan modal sosial.

Industrialisasi dalam kerangka blue economymerupakan sebuah proses transformasi untuk meningkatkan daya saing, produktivitas, dan nilai tambah secara berkelanjutan, melalui upaya:

1) Mengubah keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif.

2) Mengubah orientasi dari peningkatan produksi menjadi peningkatan nilai tambah.

3) Mengembangkan sub sistem perikanan tangkap yang terintegrasi dari hulu sampai hilir.

Page 109: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-35

4) Meningkatkan komoditas perikanan tangkap menjadi produk primer yang bermutu.

5) Mengubah usaha perikanan yang sub-sisten menjadi usaha yang beroientasi pasar.

6) Mengolah produk sampingan menjadi produk bernilai ekonomi.

Pelaksanaan industrialisasiperikanan tangkap dalam kerangka blue economydijabarkan melalui 9 (sembilan) langkah operasional, yakni sebagai berikut:

1) Penguatan Sistem dan Manajemen Pengelolaan dan Pemulihan Sumber Daya Ikan.

2) Penguatan Sistem dan Manajemen Standardisasi dan Modernisasi Sarana Perikanan Tangkap.

3) Penguatan Sistem dan Manajemen Pendaratan Ikan.

4) Penguatan Sistem dan Manajemen Pelabuhan Perikanan.

5) Penguatan Sistem dan Manajemen Perizinan Usaha Penangkapan Ikan.

6) Penguatan Sistem dan Manajemen Modal dan Investasi.

7) Penguatan Sistem dan Manajemen Usaha Nelayan.

8) Penguatan Sistem dan Manajemen Data dan Informasi.

9) Penguatan Sistem Monitoring dan Pelaporan Usaha.

Berbagai strategi pendekatan dalam pembangunan perikanan tangkap yang telah dipaparkan tersebut, selanjutnya dijabarkan ke dalam1 (satu) program dan 6 (enam) kegiatan sebagaimana pada gambar berikut:

Page 110: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-36

Gambar 6. Program dan Kegiatan Pembangunan Perikanan Tangkap

1) Pengelolaan Sumber Daya Ikan

Sasaran dari kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Ikan adalah meningkatnya kapasitas pengelolaan sumber daya ikan (SDI) yang berkelanjutan.

2) Pembinaan dan Pengembangan Kapal Perikanan, Alat Penangkap Ikan, dan Pengawakan Kapal Perikanan

Sasaran kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Kapal Perikanan, Alat Penangkap Ikan, dan Pengawakan Kapal Perikanan adalah terwujudnya kapal perikanan, alat penangkap ikan dan pengawakan yang memenuhi standar di setiap WPP.

3) Pengembangan, Pembangunan, dan Pengelolaan Pelabuhan Perikanan

Sasaran kegiatanPengembangan, Pembangunan, dan Pengelolaan Pelabuhan Perikanan adalah meningkatnya kapasitas pengelolaan dan pelayanan pelabuhan perikanan (PP).

Page 111: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-37

4) Pelayanan Usaha Perikanan Tangkap yang Efisien,

Tertib, dan Berkelanjutan

Sasaran kegiatan Pelayanan Usaha Perikanan Tangkap yang Efisien, Tertib, dan Berkelanjutan adalah meningkatnya pelayanan prima dan ketertiban usaha perikanan tangkap sesuai ketersediaan SDI di setiap WPP secara akuntabel dan tepat waktu.

5) Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan dan

Pemberdayaan Nelayan Skala Kecil

Sasaran kegiatan Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan dan Pemberdayaan Nelayan Skala Kecil adalah meningkatnya peran kelembagaan usaha perikanan tangkap dan berkurangnya kemiskinan nelayan.

6) Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Ditjen Perikanan Tangkap

Sasaran kegiatan Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Ditjen Perikanan Tangkapadalahmeningkatnya dukungan kesekretariatan dan SDM dalam pelaksanaan pembangunan perikanan tangkap secara terintegrasi, akuntabel, dan tepat waktu.

Secara garis besar alur pembangunan perikanan tangkap dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 112: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-38

Gambar 7. Alur Pembangunan Perikanan Tangkap

Pelaksanaanprogram dan kegiatan pembangunan perikanan tangkap tidak hanya menjadi tanggungjawab Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap semata, namunjuga membutuhkan dukungan dari para pemangku kepentingan lainnya. Oleh karena itu dukungan, keterpaduan, dan kerjasama yang sinergis antara Ditjen Perikanan Tangkap,Pemerintah Daerah, para pelaku usaha perikanan tangkap, serta para pemangku kepentingan lainnya sangat diperlukan. Sinergi tersebut diwujudkan dalam bentuk penyusunan dan pelaksanaan kebijakan dan program maupun dalam penganggaran untuk mendukung pelaksanaan pembangunan perikanan tangkap di daerah, termasuk di dalamnya dukungan APBD Provinsi maupun Kabupaten/Kota.

Indikatif komponen kegiatan dalam mendukung pembangunan perikanan tangkap tersaji pada Tabel 8.

Page 113: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-39

Tabel 8. Indikatif Komponen Kegiatan Ditjen Perikanan Tangkap 2010 - 2014

No Rincian Kegiatan Satker Pelaksaana

PST UPT DEK TP

a. Pengelolaan SDI

1 Penyusunan RPP Perikanan berbasis WPP dan PUD

X

2 Pengelolaan dan pelaksanaan RPP berbasis WPP, spesies dan WPP PUD

X X X

3 Pemulihan dan pengayaan SDI di perairan laut (kepulauan dan teritorial) dan di PUD

X X X X

4 Pengembangan rumah ikan dan reservat perikanan di PUD

X

5 Pengembangan dan penguatan kelembagaan pengelolaan SDI

X X X

6 Peningkatan koordinasi Pengelolaan SDI melalui FKPPS Nasional, Regional dan Provinsi serta FKPPS PUD

X X X

7 Peningkatan kapasitas Monev SDI melaui observer, logbook, NPOA

X X X

7 Peningkatan kapasitas kelembagaan dan operasional perlindungan dan pengkayaan SDI dan lingkungannya

X X X

6 Peningkatan kapasitas penataan pemanfaatan SDI di ZEEI dan laut lepas

X

7 Pengembangan Wilayah Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan

X

X

8 Pengumpulan, pengolahan, analisa dan penyajian data Statistik Perikanan Tangkap

X X X

9 Pengembangan kerjasama internasional dan regional pengelolaan perikanan tangkap

X

10 Penguatan kelembagaan dan sumberdaya manusia bidang statistik perikanan tangkap

X X X

b. Pembinaan dan Pengembangan Kapal Perikanan, Alat Penangkap Ikan, dan Pengawakan Kapal

Page 114: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-40

No Rincian Kegiatan Satker Pelaksaana

PST UPT DEK TP

Perikanan

1 Restrukturisasi dan modernisasi armada perikanan tangkap nasional

X

2 Standarisasi kapal perikanan, alat penangkap ikan dan awak kapal perikanan X X

3 Pendaftaran dan penandaan kapal perikanan dan alat penangkapan ikan X

X

4 Perekayasaan teknologi terapan penangkapan Ikan dan diseminasinya

X

5 Konversi BBM Dan Pemenuhan BBM Untuk Kapal Perikanan X

X

6 Peningkatan keahlian (kompetensi) dan keterampilan (proviciency) serta optimalisasi pengawakan kapal perikanan X X

7 Sertifikasi awak kapal perikanan X 8 Produktivitas Kapal Penangkap Ikan X

X 9 Pembangunan dan Pengelolaan Kapal

INKA MINA X

X

c. Pengembangan, Pembangunan, dan Pengelolaan Pelabuhan Perikanan

1 Pembangunan pelabuhan perikanan dengan prioritas di lingkar luar (outer ring fishing port) dan daerah perbatasan yang potensial

X X - X

2 Peningkatan fasilitas dan pelayanan pelabuhan perikanan

X X - X

3 Pengembangan pelabuhan perikanan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi wilayah berbasis aktivitas kelautan dan perikanan, termasuk wisata bahari

- X - X

4 Peningkatan jumlah pelabuhan perikanan yang mempunyai Wilayah Kerja Operasional Pelabuhan Perikanan (WKOPP)

X X X X

5 Pelaksanaan Port State Measure di pelabuhan perikanan yang memberikan pelayanan berkualitas

X X - -

Page 115: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-41

No Rincian Kegiatan Satker Pelaksaana

PST UPT DEK TP

internasional

6 Peningkatan pelayanan kesyahbandaran di pelabuhan perikanan

X X - X

7 Pelaksanaan Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan (SHTI) di Pelabuhan Perikaan

X X X -

8 Pengembangan Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan (PIPP)

X X X X

9 Pengembangan CCTV di Pelabuhan Perikanan

X X

10 Peningkatan operasional dan pelayanan pelabuhan perikanan, termasuk K3 dan proses kegiatan yang bersih dan higienis

X X - X

11 Peningkatan status pelabuhan perikanan

X X X X

d. Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan dan Pemberdayaan Nelayan Skala Kecil

1 Pemberdayaan nelayan dan kelembagaan usaha melalui penumbuhan dan pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUB)

X X

2 Peningkatan akses permodalan nelayan (pegadaian, sertifikasi hak atas tanah nelayan, KUR, dan KKPE)

X X

3 Pengembangan Sistem Informasi Manajemen PUPI

X

4 Pembinaan Kelembagaan Asosiasi Usaha Perikanan Tangkap

X

5 Peningkatan kualitas SDM perikanan tangkap (Bimbingan teknis peningkatan ketrampilan nelayan, bimbingan teknis kesehatan dan keselamatan kerja, bimbingan teknis usaha ekonomi

X X

Page 116: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-42

No Rincian Kegiatan Satker Pelaksaana

PST UPT DEK TP

produktif wanita nelayan, dan bimbingan teknis KKMB)

6 Fasilitasi asuransi nelayan X X

7 Pengembangan diversifikasi usaha perikanan tangkap

X X

8 Pendaftaran dan pembuatan Kartu Tanda Anggota Nelayan

X X

9 Implementasi usaha perikanan tangkap terpadu

X X

10 Pengembangan Minapolitan Perikanan Tangkap

X X

11 Pengembangan Usaha Mina Perdesaaan (PUMP) Perikanan Tangkap

X X

12 Pengembangan kemitraan usaha X X

e. Pelayanan Usaha Perikanan Tangkap yang Efisien, Tertib, dan Berkelanjutan

1 Pemberian alokasi usaha penangkapan ikan sesuai ketersediaan SDI

X

X

2 Peningkatan pelayanan perizinan prima (implementasi ISO 9001:2008)

X

X

3 Pengembangan layanan e-services perizinan

X

X

4 Pengembangan data sharing perizinan Pusat – Daerah

X

X

5 Peningkatan ketertiban dan kepatuhan pelaku usaha perikanan tangkap

X

6 Perbantuan proses pelayanan perizinan usaha penangkapan ikan kewenangan Pusat dan Daerah

X X X

7 Pendelegasian kewenangan Izin Pusat kapal perikanan ukuran 30 s/d 60 GT kepada Daerah

X

X

8 Peningkatan investasi ( PMDN / PMA ) usaha penangkapan ikan melalui unit perikanan terpadu

X

Page 117: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-43

No Rincian Kegiatan Satker Pelaksaana

PST UPT DEK TP

9 Sosialisasi dan Percepatan perizinan usaha penangkapan ikan kewenangan pusat

X

10 Pemantauan dan Evaluasi Pelaporan usaha penangkapan ikan

X

11

Penguatan data dan ketertiban pelaporan usaha penangkapan ikan secara akuntabel dalam perizinan usaha penangkapan ikan

X

X

12 Pengembangan blanko perizinan elektronik

X

X

13 Verifikasi Faktual (Her Registrasi) dan Uji Petik Dokumen Perizinan Usaha Penangkapan Ikan

X

14 Uji Petik Ketaatan Pembayaran Pungutan Perikanan

X

Dukungan Lintas Sektor

Pembangunan perikanan tangkap merupakan salah satu bagian/ komponen pendukung pelaksanaan pembangunan nasional yang pelaksanaan membutuhkan dukungan lintas sektor. Bentuk dukungan dari institusi lain yang dibutuhkan untuk mendukung pembangunan perikanan tangkap antara lain adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Dukungan Lintas Sektordalam Pembangunan Perikanan Tangkap

No Bidang Bentuk Dukungan Institusi Terkait

1. Infrastruktur a. Peningkatan konektivitas antar wilayah(sentra produksi dan pasar)

b. Peningkatan akses jalan dan jembatan dari dan ke sentra perikanan tangkap (pelabuhan perikanan)

Kemenko Bid. Perekonomian, Kementerian PU, Kementerian Perhubungan, Pertamina, PLN,

Page 118: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-44

No Bidang Bentuk Dukungan Institusi Terkait

c. Pengembangan infrastruktur listrik dan komunikasi

d. Penyediaan dan pengembangan jaringan air bersih

e. Penyediaan/ peningkatan akses ke bandara

f. Penyediaan fasilitas pokok dan fungsional yang memadai di pelabuhan perikanan

Perusahaan Telekomunikasi, Pemda

2. Energi a. Pengembangan/ penyediaan energi baru dan terbarukan bagi usaha perikanan tangkap

b. Penyediaan suplai BBM yang memadai di sentra perikanan tangkap

c. Peningkatan suplai listrik di sentra perikanan tangkap (PP/PPI)

Kementerian ESDM, Pertamina, PLN

3. Pasar a. Dukungan regulasi untuk pengembangan pangsa pasar produk perikanan

b. Penguatan akses pasar domestik

c. Peningkatan akses pasar internasional

Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian

4. Lingkungan a. Pelestarian SDI di perairan laut dan PUD

b. Pengembangan suaka perikanan (konservasi dan pemulihan ekosistem dan habitat perairan) laut dan PUD

Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan, WALHI, WWF,Perguruan Tinggi, Pemda

5. Permodalan a. Peningkatan akses permodalan bagi usaha perikanan tangkap

b. Pengembangan skim-skim permodalan bagi usaha perikanan tangkap

BI, Perbankan, Perum Pegadaian, Lembaga Penjaminan

Page 119: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-45

No Bidang Bentuk Dukungan Institusi Terkait

c. Peningkatan dukungan lembaga penjaminan bagi usaha perikanan tangkap

6. Teknologi dan Informasi

a. Pengembangan teknologi dan alat bantu penangkapan ikan yang efisien dan ramah lingkungan

b. Pengembangan informasi pola migrasi dan sebaran ikan

c. Pegembangan teknologi daur ulang limbah di PP/PPI

d. Penelitian stok sumber daya ikan

Kemenristek, BPPT, LIPI, Kementerian Perindustrian, Perguruan Tinggi, Pemda

7. Sosial a. Peningkatan perlindungan sosial bagi nelayan (kesehatan, asuransi, perumahan, dll)

b. Peningkatan program-program pemberdayaan bagi masyarakat nelayan

c. Stimulus dan bantuan sosial bagi masyarakat nelayan

Kemenko Kesra, Kementerian Sosial, Kementerian KUKM, Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Kesehatan, BPN, Pemda

8. Pendidikan dan Kewirausahaan

a. Peningkatan akses pendidikan bagi keluarga nelayan

b. Pengembangan kewirausahaan bagi keluarga nelayan

c. Peningkatan ketrampilan nelayan untuk mengembangkan kegiatan usaha produktif

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian KUKM

Page 120: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-46

3.4. Pengelolaan Sumber Daya Ikan

Sumber daya ikan merupakan komoditas utama dalam pembangunan bidang perikanan tangkap. Pada konteks kelautan dan perikanan, arah kebijakan yang ditempuh dalam pengelolaan sumber daya ikan yaitu melalui pendekatan pro environment (pemulihan dan pelestarian lingkungan).

Adapun dalam implementasinya, pengelolaan sumber daya ikan dilaksanakan dengan lebih memperhatikan aspek keberlanjutan, utamanya untuk dapat mempertahankan lebih lama segala bentuk keseimbangan baik kelestarian, potensi maupun nilai tambah yang bisa didapatkan dari komoditas sumber daya ikan tersebut. Untuk mencapai keseimbangan, setiap proses pengelolaan akan diarahkan pada penggunaan basis ekosistem.

Atas dasar kebijakan tersebut, selanjutnya pengelolaan sumber daya ikan dapat dilakukan melalui 3 (tiga) strategi pendekatan, yakni: 1) Penguatan data SDI dan Statistik; 2) Pengelolaan SDI berbasis WPP, serta 3) Penguatan Peran Indonesia pada Forum Perikanan Internasional;

1. Penguatan data SDI dan Statistik

Data dan statistik merupakan salah satu komponen dasar terpenting dalam bidang pengelolaan sumber daya ikan. Pada kapasitasnya sebagai sebuah komoditas, sumber daya ikan perlu direpresentasikan secara kuantitatif melalui manajemen data kedalam bentuk statistik. Perencanaan bidang pengelolaan sumber daya ikan selanjutnya akan menggunakan informasi statistik tersebut sebagai basis data, sehingga sebelumnya proses manajemen data sudah seharusnya dilakukan secara akurat dengan metode yang tepat. Oleh sebab itu upaya penguatan data SDI

Page 121: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-47

maupun statistik harus dilakukan secara menyeluruh mulai dari pengambilan data (hulu) sampai penyajian data (hilir), misalnya melalui upaya-upaya peningkatan kualitas ataupun pengawasan observer, enumerator, serta pemilihan metode pengambilan, pengolahan, dan penyajian data secara tepat.

2. Pengelolaan SDI berbasis WPP

Untuk meningkatkan fungsi kontrol terhadap kelestarian sumber daya ikan dengan juga tanpa menurunkan potensi nilai tambah ekonomi didalamnya, dibutuhkan mekanisme pengaturan wilayah penangkapan ikan dalam hal ini lebih dikenal dengan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP). Melalui pengendalian jumlah penangkapan ikan pada sebuah wilayah, diharapkan eksosistem ikan dapat berjalan sebagaimana mestinya sehingga keberlanjutannya dapat terus dipertahankan. Di sisi lain rekomendasi beberapa wilayah penangkapan yang telah ditentukan, diharapkan dapat meningkatkan baik jumlah produksi nelayan maupun efek nilai tambah bagi daerah bukaan baru sekitarnya.

3. Penguatan Peran Indonesia di Forum Perikanan Internasional

Pembangunan bidang perikanan tangkap nasional tidak dapat dilepaskan dari konteks perikanan global. Faktor geografis kelautan, kebutuhan terhadap sumber protein hewani, serta pengelolaan ekosistem laut secara berkelanjutan menjadi sebagian alasan utama dari hubungan internasional negara-negara pada bidang perikanan. Dibutuhkan sinergitas peran antara Indonesia dengan negara lainnya di bidang perikanan sehingga kedepannya secara keseluruhan pembangunan bidang perikanan tidak tumpang tindih.

Page 122: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-48

Berbagai strategi pendekatan dalam pengelolaan sumber daya ikan yang telah dipaparkan tersebut, selanjutnya dijabarkan ke dalam 1 (satu) kegiatan dan 5 (lima) kinerja utama sebagaimana pada gambar berikut:

Gambar 6. Kegiatan dan Kinerja Utama Pembangunan Sumber Daya Ikan

1) Penyiapan Pengolahan, Analisis, serta Penyusunan Statistik

Sasaran kinerja utama Penyiapan, pengolahan, analisis, serta penyusunan statistik adalah tersedianya bahan pelaksanaan bimbingan teknis, serta laporan data dan statistik bidang perikanan tangkap. Adapun dalam konteks organisasi, kinerja utama ini direpresentasikan oleh unit kerja Subdirektorat Data dan Statistik yang terdiri dari:

a. Seksi Pengumpulan dan Pengolahan, dengan tugas melakukan pengumpulan, pengolahan data,

Penyiapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya ikan Penyiapan Penyiapan pengolahan, analisis, serta penyusunan statistik

Penyiapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya ikan laut teritorial dan perairan kepulauan

Penyiapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya ikan zona ekonomi eksklusif Indonesia dan laut lepas

Penyiapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang evaluasi pengelolaan sumber daya ikan

Kegiatan: Pengelolaan Sumber Daya Ikan

Page 123: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-49

evaluasi, dan pelaporan di bidang pengumpulan dan pengolahan data.

b. Seksi Analisis dan Penyajian, dengan tugas melakukan analisis dan penyiapan bahan penyusunan analisis, sistem informasi dan bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang analisis dan penyajian data statistik.

2) Penyiapan dan Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Sumber Daya Ikan Perairan Umum

Sasaran kinerja utama Penyiapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya ikan perairan umum adalah tersedianya bahan kebijakan, norma, standar, prosedur dan kriteria, serta bimbingan teknis, pemantauan, evaluasi dan laporan di bidang sumber daya ikan perairan umum. Adapun dalam konteks organisasi, kinerja utama ini direpresentasikan oleh unit kerja Subdirektorat Sumber Daya Ikan Perairan Umum yang terdiri dari:

a. Seksi Pemulihan Sumber Daya Ikan Perairan Umum, dengan tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, evaluasi dan laporan di bidang pemulihan sumber daya ikan perairan umum.

b. Seksi Tata Kelola Sumber Daya Ikan Perairan Umum, dengan tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, evaluasi dan laporan di bidang tata kelola sumber daya ikan perairan umum.

Page 124: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-50

3) Penyiapan dan Pelaksanaan Kebijakan di Bidang

Sumber Daya Ikan Laut Teritorial dan Perairan Kepulauan

Sasaran kinerja utama Penyiapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya ikan laut teritorial dan perairan kepulauan adalah tersedianya bahan kebijakan, norma, standar, prosedur dan kriteria, serta bimbingan teknis, pemantauan, evaluasi dan laporan di bidang sumber daya ikan laut teritorial dan perairan kepulauan. Adapun dalam konteks organisasi, kinerja utama ini direpresentasikan oleh unit kerja Subdirektorat Sumber Daya Ikan Laut Teritorial dan Perairan Kepulauan yang terdiri dari:

a. Seksi Pemulihan Sumber Daya Ikan Laut Teritorial dan Perairan Kepulauan, dengan tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, evaluasi dan laporan di bidang pemulihan sumber daya ikan laut teritorial dan perairan kepulauan.

b. Seksi Tata Kelola Sumber Daya Ikan Laut Teritorial dan Perairan Kepulauan, dengan tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, evaluasi dan laporan di bidang tata kelola sumber daya ikan laut teritorial dan perairan kepulauan.

4) Penyiapan dan Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Sumber Daya Ikan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dan Laut Lepas

Sasaran kinerja utama Penyiapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya ikan zona ekonomi

Page 125: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-51

eksklusif Indonesia dan laut lepas adalah tersedianya bahan kebijakan, norma, standar, prosedur dan kriteria, serta bimbingan teknis, pemantauan, evaluasi dan laporan di bidang sumber daya ikan zona ekonomi eksklusif Indonesia dan laut lepas. Adapun dalam konteks organisasi, kinerja utama ini direpresentasikan oleh unit kerja Subdirektorat Sumber Daya Ikan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dan Laut Lepas yang terdiri dari:

a. Seksi Identifikasi Sumber Daya Ikan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dan Laut Lepas, dengan tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, evaluasi dan laporan di bidang identifikasi sumber daya ikan ZEEI dan laut lepas.

b. Seksi Tata Kelola Sumber Daya Ikan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dan Laut Lepas, dengan tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, evaluasi dan laporan di bidang tata kelola sumber daya ikan ZEEI dan laut lepas.

5) Penyiapan dan Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Evaluasi Pengelolaan Sumber Daya Ikan

Sasaran kinerja utama Penyiapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang evaluasi pengelolaan sumber daya ikan adalah tersedianya bahan kebijakan, norma, standar, prosedur dan kriteria, serta bimbingan teknis, pemantauan, evaluasi dan laporan di bidang evaluasi pengelolaan sumber daya ikan. Adapun dalam konteks organisasi, kinerja utama ini direpresentasikan oleh

Page 126: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Recana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-52

unit kerja Subdirektorat Evaluasi Pengelolaan Sumber Daya Ikan yang terdiri dari:

a. Seksi Pengelolaan Data Sumber Daya Ikan, dengan tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, evaluasi dan laporan di bidang pengelolaan data sumber daya ikan.

b. Seksi Analisis Pengelolaan Sumber Daya Ikan, dengan tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, evaluasi dan laporan di bidang analisis pengelolaan sumber daya ikan.

Disamping itu terdapat pula unit kerja pendukung lain di lingkup Direktorat Sumber Daya ikan, yaitu Sub Bagian Tata Usaha, dengan tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga, perlengkapan, surat menyurat, dokumentasi, dan kearsipan Direktorat. Dalam melaksanakan tugasnya, Sub Bagian Tata Usaha secara administratif dibina oleh Kepala Bagian Keuangan dan Umum, Sekretariat Ditjen Perikanan Tangkap.

Page 127: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

4-1

encana Strategis (RENSTRA) Direktorat Sumber Daya Ikan, Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014 merupakan dokumen perencanaan yang disusun Direktorat Sumber Daya Ikan,

Ditjen Perikanan Tangkap yang telah disesuaikan dengan perubahan pada visi, misi, strategi dan kebijakan di tingkat Kementerian Kelautan dan Perikanan. Penyusunan RENSTRA ini mengacu pada Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025, Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, visi dan misi Presiden terpilih serta program kerja Kabinet Indonesia Bersatu II masa bakti 2009-2014, Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja KKP, serta Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-2014. Renstra ini menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) setiap tahunnya lingkup Direktorat Sumber Daya Ikan, Ditjen Perikanan Tangkap. Renstra ini juga merupakan acuan perencanaan satker terkait. Disadari bahwa keberhasilan pelaksanaan pembangunan perikanan tangkap tidak hanya ditentukan dengan adanya dokumen Renstra, tapi yang lebih penting adalah pelaksanaan dari dokumen renstra

R

4

Page 128: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

4-2

dimaksud dengan dukungan sektor terkait lainnya dan masyarakat luas. Akhirnya, kebersamaan dan kerja keras dari seluruh jajaran Direktorat Sumber Daya Ikan, Ditjen Perikanan Tangkap dan Ditjen Perikanan Tangkap khususnya serta seluruh pemangku kepentingan di bidang perikanan tangkap pada umumnya merupakan hal yang mutlak dalam rangka mewujudkan harapan untuk mendukung upaya mensejahterakan nelayan melalui pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya perikanan tangkap secara optimal dan berkelanjutan.

Page 129: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

L-1

Kebutuhan Pendanaan Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan 2010-2014

NO PROGRAM/ KEGIATAN

KEBUTUHAN PENDANAAN (RP MILYAR)

2010* 2011* 2012* 2013* 2014**

1 Pengelolaan Sumber Daya Ikan

37,5 52,02 53,32 52,00 75,00

Keterangan: * realisasi, ** menurut RPJM 2010-2014

Lampiran A

Page 130: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

L-3

Indikator Kinerja Direkorat Sumber Daya Ikan - Ditjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan 2013-2014

NO PROGRAM/ KEGIATAN

SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET DALAM RENSTRA DJPT

2013 2014

KEGIATAN

A. Pengelolaan Sumber Daya Ikan (SDI)

STAKEHOLDER PERSPECTIVE

1.

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan.

1. Niai Tukar Nelayan (NTN). 110 112

2. Pertumbuhan PDB Perikanan (%). 7 7,25

CUSTOMER PERSPECTIVE

2.

Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan yang berkualitas dan bernilai tambah.

3. Jumlah produksi perikanan tangkap (juta ton).

5,86 6,08

4.

Nilai produksi perikanan tangkap (Rp. triliun).

85,1 93,08

Lampiran B

Page 131: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

L-4

NO PROGRAM/ KEGIATAN

SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET DALAM RENSTRA DJPT

2013 2014

3.

Meningkatnya pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan (SDKP) yang berkelanjutan.

5. Proporsi tangkapan perikanan laut berada dalam batasan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB).

<100% 85%

6. Rasio antara Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) yang disusun dengan RPP yang diimplementasikan (%).

40 50

4.

Tersedianya kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan sesuai kebutuhan.

7 Jumlah kebijakan publik bidang pengelolaan sumberdaya ikan (buah).

14 16

8 Jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang pengelolaan sumberdaya ikan (buah).

8 8

5.

Terselenggaranya modernisasi sistem produksi perikanan yang optimal dan berkelanjutan..

9

Rasio jumlah produksi Sumberdaya ikan yang diolah terhadap jumlah produksi perikanan tangkap yang dipasarkan segar melalui Datik, Catch Document Scheme (CDS), Logbook, serta Observer (%).

50 52

10 Rasio Perairan Umum Daratan (PUD) yang

terkelola sumber daya ikannya (%). 60 70

11 Akumulasi kawasan perairan Laut teritorial dan perairan kepulauan yang dpulihkan (ha).

15 20

12 Jumlah lembaga pengelola perikanan laut teritorial dan perairan kepulauan (LTPK). 0 1

Page 132: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-5

NO PROGRAM/ KEGIATAN

SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET DALAM RENSTRA DJPT

2013 2014

13. Presentasi jumlah lokasi rumah ikan yang terjaga fungsi dan peruntukannya (%). 60 70

14 Prosentase rekomendasi Forum Koordinasi Pengelolaan Pemanfaatan Sumberdaya Ikan (FKPPS) Nasional yang dilaksanakan dengan yang ditindak lanjuti (%).

50 60

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

6. Terselenggaranya Pengendalian usaha Perikanan Tangkap

15 Tingkat ketaatan pemangku kepentingan dalam penyampaian laporan hasil tangkapan (%).

60 70

16 Rasio Rekomendasi kapal bebas IUU Fishing terhadap kapal yang terdaftar di Regional Fisheries Management Organizations (RFMOs).

100 100

17 Rasio kepatuhan Indonesia terhadap Resolusi dan Conservations and Management Measures (CMM) di RFMOs (%).

75 80

18 Rasio kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan di ekosistem perairan umum daratan (PUD) yang diimplementasikan (%).

- 25

19 Rasio efektivitas kegiatan pemulihan sumberdaya ikan di perairan umum daratan - 26

Page 133: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

L-6

NO PROGRAM/ KEGIATAN

SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET DALAM RENSTRA DJPT

2013 2014

(%).

LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE

7.

Tersedianya sumberdaya manusia Direktorat Sumberdaya Ikan yang kompeten dan professional.

20 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II , III dan IV di Direktorat Sumberdaya Ikan (%).

60 50

8.

Tersedianya informasi perikanan tangkap yang valid, handal dan mudah diakses di Direktorat Sumberdaya Ikan.

21 Service Level Agreement (SLA) di Direktorat Sumberdaya Ikan (%).

70 75

9.

Terwujudnya good governance and clean goverment di Direktorat Sumberdaya Ikan.

22

Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di Direktorat Sumberdaya Ikan (%).

100 100

23

Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja di Direktorat Sumberdaya Ikan.

Nilai AKIP A 79

24.

Nilai Inisiatif anti korupsi di Direktorat Sumberdaya Ikan.

7,5 7,75

Page 134: RENSTRA-SDI 2010-2014-BSC.pdf

Rencana Strategis Direktorat Sumber Daya Ikan

Ditjen Perikanan Tangkap 2010-2014

3-7

NO PROGRAM/ KEGIATAN

SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET DALAM RENSTRA DJPT

2013 2014

25.

Nilai Penerapan RB di Direktorat Sumberdaya Ikan.

7,5 (setara level 4)

80 (setara level 4)

10.

Terkelolanya anggaran yang optimal di Direktorat Sumberdaya Ikan.

26. Persentase penyerapan DIPA – Direktorat Sumberdaya Ikan (%).

> 95 > 95