Relasi Sosial Prososial Dan Altruistik (Psikologi Sosial)
-
Upload
atonelotus -
Category
Education
-
view
1.593 -
download
6
Transcript of Relasi Sosial Prososial Dan Altruistik (Psikologi Sosial)
RELASI SOSIALPROSOSIAL DAN ALTRUISTIK
Disusun Oleh Kelompok 8
Aulia Medina Putri I1C113043Lisa Rizky I1C113026Moch. Raka Kurniawan I1C113075Muzida Najimah I1C113217Noor Lailasari I1C113234St. Lailiani Noor I1C113067Wiwin Widayanti I1C113012Yenny Marwinda I1C113201
DASAR TEORI
PERILAKU PROSOSIAL
Secara umum, tingkah laku prososial
ialah suatu tindakan menolong yang
menguntungkan orang lain tanpa harus
menyediakan suatu keuntungan
langsung pada orang yang melakukan
tindakan tersebut, dan mungkin bahkan
melibatkan suatu resiko bagi yang
menolong.
Menjelaskan Tingkah Laku
Prososial : Mengapa orang
menolong?Hal yang memengaruhi adalah
salah satunya situasi sangat
penting dan terdapat variabel
kepribadian penting yang
memengaruhi kemungkinan
menolong atau tidak menolong.
Berbagai karakteristik dari orang
yang membutuhkan pertolongan
Faktor situasioner yang
mendukung atau
menghambat tingkah laku
menolong :
Daya tarik, atribusi, dan
model-model prososial
a. Menolong Mereka yang Mereka Sukai atau DayaTarik
Apapun faktor yang dapat meningkatkan ketertarikanbystander kepada korban akan meningkatkan
kemungkinan terjadinya respon prososial apabilaindividu tersebut membutuhkan pertolongan.
Contohnya korban yang menarik secara fisik mendapatlebih banyak pertolongan dibandingkan yang tidak
menarik. Selain itu, Anda tidak akan terkejut denganfakta bahwa bystander lebih mungkin menolong korbanyang mirip dengan dirinya sendiri dibandingkan dengan
korban yang tidak mirip.
b. Atribusi yang Menyangkut Tanggung Jawab Korban
• Menurut Weiner pertolongan tidak akandiberikan secara otomatis ketika seorang
bystander mengasumsikan bahwa kejadiantersebut akibat kesalahan si korbansendiri, terutama jika penolong yang potensial cenderung mengasumsikan
bahwa kebanyakan kesialan dapatdikontrol. Jika demikian, masalah
dipersepsikan sebagai kesalahan korban.
• Kecenderungan umumnya adalahmengatribusikan lebih banyak tanggung
jawab pribadi untuk musibah yang menimpa
c. Model-Model Prososial :
Kekuatan dari Contoh Positif.
Dalam situasi darurat, kita mengindikasikanbahwa keberadaan bystander lainnya yang tidak
berespon dapat menghambat tingkah lakumenolong. Hal yang juga sama benarnya adalahbahwa keberadaan bystander yang menolongmemberi model sosial yang kuat, dan hasilnyaadalah suatu peningkatan dalam tingkah laku
menolong di antara bystander lainnya.
Self-Interest, Integritas Moral,
Dan Hipokrisi Moral• Kebanyakan dari kita tidak secara sengaja
memilih untuk menjadi tidak berhati nurani
dan tidak berbelas kasih, tetapi kita dapat
terbawa ke arah tersebut dengan
meyakinkan diri kita bahwa tidak ada
alasan untuk menolong (bersoff, 1999)
• Lebih umum, dapat disimpulkan bahwa
orang bermoral kadang-kadang gagal
untuk merespon secara bermoral. Motivasi
dan moralitas, Batson dan Thompson
(2001) menyatakan bahwa masalah
motivasional harus di pertimbangkan juga.
Mereka mengindikasikan bahwa 3 motif
Membuat Moralitas
Menjadi Penting
Menggunakan situasi
penelitian yang sama dengan
yang digambarkan, Batson
dan kolega-koleganya
(Batson, Thomson,Dkk.
1999) menambahkan Elemen
Menolong Sebagai Fungsi
dari Keadaan Emosional
Bystander
Secara kasar, kondisi suasana
hati yang baik akan
meningkatkan peluang
terjadinya tingkah laku
menolong orang lain,
sedangkan suasana hati yang
tidak baik akan menghambat
Pengambilan Keputusan untuk
Menolong pada Keadaan Darurat
Langkah 1 : Menyadari Adanya
Keadaan Darurat
Menurut definisinya, keadaan darurat
tidak terjadi menurut jadwal, jadi tidak
ada cara untuk mengantisipasi kapan
atau dimanapun masalah yang tidak
diharapkan terjadi
Dapat disimpulkan, seseorang yang
terlalu sibuk untuk memperhatikan
lingkungan sekitarnya gagal untuk
Langkah 2 : Menginterpretasikan
Keadaan Sebagai Keadaan Darurat
Meskipun kita memperhatikan apa yang
terjadi disekitar kita, kita hanya memiliki
informasi yang tidak lengkap dan terbatas
mengenai apa yang kira-kira sedang
dilakukan oleh orang asing. Biasanya, hal
tersebut tidak penting bagi kita, dan lagi pula
itu bukan urusan kita.
Biasanya, lebih baik untuk mengasumsikan
penjelasan yang sifatnya rutin dan sehari-
hari dari pada yang sifatnya tidak biasa dan
aneh. Namun ketika benar-benar terjadi
Langkah 3 : MengasumsikanTanggung Jawabnya Untuk
Menolong
Salah satu alasan tingkah lakuprososial akan dilakukan bahwabystander yang seorang dirilebih mungkin untuk bertindakdibandingkan seorangbystander dalam kelompokadalah karena tidak ada orang lain saat itu yang dapatbertanggung jawab. Dalamsuatu kelompok tanpa
Langkah 4 : Mengetahui
Apa yang Harus Dilakukan
Tidak ada hal berarti yang
dapat dilakukan kecuali
orang tersebut tahu
bagaimana ia dapat
menolong. Beberapa
keadaan darurat
membutuhkan pengetahuan
Langkah 5 : Mengambil
Keputusan Untuk Menolong
Bahkan jika tanggapan
byestander pada setiap empat
langkah pertama adalah
jawaban iya, pertolongan tidak
diberikan kecuali mereka
membuat keputusan akhir untuk
bertindak. Pertolongan pada
tahap akhir ini dapat dihambat
ALTRUISTIK DAN PANDANGAN
PARA TOKOH
Altruisme atau Altruistik
Istilah altruisme merujuk pada
suatu doktrin etis yang mengklaim
bahwa individu-individu secara
moral berkewajiban untuk
dimanfaatkan bagi orang lain.
Menurut Walstern, dan Piliavin
• Perilaku altruistik adalah prilaku menolong
yang timbul bukan karena adanya tekanan
atau kewajiban, melainkan tindakan
tearsebut bersifat sukarela dan tidak
berdasarkan norma-norma
tertentu, tindakan tersebut juga merugikan
penolong, meminta pengorbanan
waktu, usaha, uang dan tidak ada imbalan
ataupun hadiah dari semua pengorbanan.
• Altruisme adalah tindakan sukarela yang
dilakukan oleh seseorang ataupun
kelompok orang itu untuk menolong orang
Menurut Sears dkk
Altruisme adalah tindakan
sukarela untuk menolong orang
lain tanpa mengharapkan
imbalan dalam bentuk apapun
atau disebut juga tindakan
tanpa pamrih.
Menurut Macaulay dan
Berkowitz
Altruisme adalah
keadaan motivasional
seseorang yang
bertujuan meningkatkan
kesejahteraan orang lain.
Menurut Baston
• Altruisme adalah respon yang
menimbulkan positif feeling, seperti
empati. Seseorang yang altruis memilki
motivasi altruistic, keinginan untuk selalu
menolong orang lain. Motivasi altruistik
tersebut muncul karena ada alasan
interval didalam dirinya yang menimbulkan
positif feeling sehingga dapat
memunculkan tindakan untuk menolong
orang lain. Dua alasan interval tersebut
tidak akan memunculkan egoistik
multivation.
Kesimpulan• Penelitian psikologi sosial pada tingkah
laku seperti ini bermaksud untuk
mengetahui mengapa orang kadang-
kadang memberi pertolongan kepada
orang asing dan kadang-kadang diam saja
dan tidak melakukan apapun. Secara
umum, tingkah laku prososial ialah suatu
tindakan menolong yang menguntungkan
orang lain tanpa harus menyediakan suatu
keuntungan langsung pada orang yang
melakukan tindakan tersebut, dan
mungkin bahkan melibatkan suatu resiko