Prososial Behavior Dan Altruisme

download Prososial Behavior Dan Altruisme

of 23

Transcript of Prososial Behavior Dan Altruisme

PROSOSIAL BEHAVIOR DAN ALTRUISME

PROSOSIAL BEHAVIORPrososial behavior adalah perilaku menolong, atau dirancang untuk menolong orang lain terlepas apapun motif yang melatar belakangi perilaku menolong tersebut (O.Sears,et all).

ALTRUISMEPrososial behavior yang dilakukan mengharapkan pamrih (O.Sears,et all). tanpa

PERSPEKTIF TEORETIS PROSOSIAL BEHAVIOR 1. Perspektif Evolusi 2. Perspektif Sosiokultural 3. Perspektif Belajar 4. Perspektif Pengambilan Keputusan 5. Perspektif Atribusi 6. Perspektif Personal 7. Bystander effect 8. Volunteerisme 9. Merawat: (membantu keluarga dan teman) 10. Menolak Perilaku Menolong 11. Self Help

1. Perspektif Evolusi Prespektif evolusi memberikan perhatian bahwa perilaku menolong secara instingtif muncul. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan dan membantu kelangsungan hidup gen individual untuk generasi selanjutnya.

Beberapa penelitian psikologi evolusi terkait perilaku menolong Simbiosis Mutualisme (R.Trivers) Semakin kesamaan-kesamaan informasi genetis, semakin besar peluang memberikan bantuan (Burnstein, Crandal, & Kitayama. Insting survival for the fittes dapat berjalan beriringan dengan perilaku menolong (Bell, Kottler).

2. Perspektif Sosiokultural Faktor-faktor sosial memegang peranan penting dalam menentukan perilaku menolong. Bagi masyarakat, umumnya perilaku menolong mempunyai manfaat. Maka dari itu perilaku menolong menjadi bagian dari aturan atau norma sosial.

Sebagai norma sosial, perilaku menolong muncul dalam masyarakat yang mempunyai (1) kemiripan kultural, maupun yang (2) mempunyai variasi kultural. 1. Kemiripan Kultural. Dalam masyarakat yang memiliki kesamaan kultural, terdapat paling tidak tiga norma sosial: Tanggung Jawab Sosial, Resoprositas, Keadilan Sosial

2. Variasi Kultural. Prososial behavior muncul dalam bentuk yang berbeda-beda dalam kultur yang variatif. Contoh: Prososial behavior di kultur masyarakat AS>> Pilihan pribadi Prososial behavior di kultur masyarakat Hindu India>> adalah tugas kewajiban moral Patrilineal >> Laki-Laki Pengayom >> Lebih banyak menolong

3. Perspektif Belajar Orang mempelajari perilaku menolong dan norma sosial melalui penguatan dan modelling.

4. Perspektif Pengambilan Keputusan Perilaku menolong adalah hasil dari proses kognitif yang kompleks, misalnya: Pertolongan tersebut memang dibutuhkan Mempertimbangkan tanggung jawab personal Untung-rugi Rupa, dan jenis pertolongan yang dibutuhkan

5. Perspektif Atribusi Dilihat dari kacamata Atribusi, perilaku lebih sering muncul manakala terdapat pemahaman bahwa orang yang ditolong menderita/butuh pertolongan bukan karena kesalahannya sendiri sehingga pantas ditolong,

6. Perspektif Personal Good Mood >> Menolong >> Menjaga Mood Bad Mood >> Menolong >> Memperbaiki mood Empati >> Menolong untuk mengurangi penderitaan orang lain Personal Distress >> Menolong untuk mengorangi ketidaknyamanan pribadi

7. Bystander Effect Bystander (intervensi orang sekitar) Kehadiran banyak orang, membuat individu secara personal kurang bertanggungjawab untuk memberikan pertolongan. Tanggung jawab memberikan pertolongan tidak dimiliki sendiri, tetapi dimiliki bersama-sama dengan orang lain yang hadir. Sehingga individu merasa tidak harus menolong (difusi tanggung jawab).

Selain difusi tanggung jawab, perhatian terhadap pertolongan seperti apa yang tepat untuk diberikan pun menjadi pertimbangan. Semakin tidak ada pilihan bantuan yang dapat diberikan, tangung jawab/ keinginan membantu semakin kecil (Evaluation Apprehension).

8. Volunteerisme Ke-sukaralawan-an (Volunteerisme) adalah perilaku menolong yang direncanakan, dipertahankan, dan membutuhkan waktu lebih lama. Motif relawan belum tentu bersifat altruistik, paling tidak ada 6 motif dalam penelitian Clary dkk

1. Nilai: Mengekspresikan nilai-nilai personal seperti kasih sayang kepada sesama 2. Pemahaman: Pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman baru 3. Sosial: Menjadi relawan adalah salah satu aktivitas yang dihargai orang lain, mendapat persetujuan sosial, dan memperkuan hubungan sosial

4. Karier: Menjadi relawan untuk menunjang karier 5. Proteksi Diri: Membantu relawan mengalihkan perhatian dari masalah pribadi dan menghindari rasa bersalah 6. Pengayaan Diri: Menjadi relawan untuk pertumbuhan personal dan memperkuat harga diri.

9. Merawat (Membantu keluarga dan teman) Tingkah laku merawat umumnya tertuju pada teman, dan keluarga. Perilaku merawat sifatnya intens. Perilaku menolong yang termasuk merawat misalnya merawat anggota keluarga yang sakit, menyusui anak, membantu teman pindah kos, dll Sedangkan pertolongan kepada rang asing bersifat spontan dan kausal misalnya memberitahukan alamat.

10. Menolak Perilaku menolong Ada beberapa alasan individu menolak bantuan dari orang lain: Ancaman terhadap harga diri (atribusi) Utang Budi (Resioprositas) Kehilangan kebebasan (reaktansi)

11. Self Help Kemudahan mengakses kebutuhan dan meningkatnya taraf pendidikan membuat perilaku prososial behavior menurun. Individu mengembangkan self-help untuk memenuhi kebutuhannya. Cara ini sekaligus memperkuat tesis mengapa individu-individu menolak diberi bantuan.

Refrensi: Psikologi Sosial 12edition. O.Sears et all Social Psychologi 1&2. Baron & Byrne. Psikologi Sosial. Sarwono.dkk The Art of Loving. Erich Fromm