profil PPA 2011[1]

44
I. KOMITMEN Tujuan akhir kebijakan dan strategi penanggulangan kemiskinan adalah membebaskan masyarakat dari kemiskinan dan mengangkat harkat dan martabat mereka agar menjadi warga negara dengan seluruh hak dan kewajibannya (SMERU, 2003). Untuk itu salah satu strategi mendasar yang patut ditempuh adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi orang miskin untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam proses pembangunan ekonomi. Pemerintah harus menciptakan suatu kondisi pertumbuhan ekonomi yang dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, termasuk penduduk miskin (pro-poor growth). Oleh karenanya kebijakan dan program pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh pemerintah seharusnya dititik-beratkan pada sektor ekonomi riil yang secara langsung maupun tidak langsung menyentuh kehidupan sebagian besar orang miskin, seperti pertanian, perikanan, usaha kecil menengah, dan sektor informal. Landasan paradigma kebijakan pembangunan yang selama ini lebih banyak menciptakan konglomerasi, perlu dirubah menjadi paradigma kebijakan yang lebih memihak kepada kelompok masyarakat “pinggiran”. Pemberdayaan perekonomian rakyat, pencabutan berbagai peraturan dan kebijakan pemerintah (daerah) yang mempersempit akses ekonomi masyarakat miskin, penghentian pungutan-pungutan terhadap petani, nelayan, peternak dan sebagainya adalah beberapa contoh kebijakan yang berdampak positif terhadap masyarakat miskin. Kebijakan anggaran yang memihak kepada orang miskin sebenarnya hanyalah salah satu dari sekian banyak kebijakan yang diperlukan untuk menanggulangi kemiskinan secara komprehensif (SMERU,2003). Mengingat 1 PROFIL PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH (PPKD) KABUPATEN SAMPANG TAHUN 2011

Transcript of profil PPA 2011[1]

Page 1: profil PPA 2011[1]

I. KOMITMEN

Tujuan akhir kebijakan dan strategi penanggulangan kemiskinan adalah membebaskan

masyarakat dari kemiskinan dan mengangkat harkat dan martabat mereka agar menjadi warga

negara dengan seluruh hak dan kewajibannya (SMERU, 2003). Untuk itu salah satu strategi

mendasar yang patut ditempuh adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi orang miskin

untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam proses pembangunan ekonomi. Pemerintah harus

menciptakan suatu kondisi pertumbuhan ekonomi yang dapat dinikmati oleh semua lapisan

masyarakat, termasuk penduduk miskin (pro-poor growth). Oleh karenanya kebijakan dan program

pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh pemerintah seharusnya dititik-beratkan pada sektor

ekonomi riil yang secara langsung maupun tidak langsung menyentuh kehidupan sebagian besar

orang miskin, seperti pertanian, perikanan, usaha kecil menengah, dan sektor informal.

Landasan paradigma kebijakan pembangunan yang selama ini lebih banyak menciptakan

konglomerasi, perlu dirubah menjadi paradigma kebijakan yang lebih memihak kepada kelompok

masyarakat “pinggiran”. Pemberdayaan perekonomian rakyat, pencabutan berbagai peraturan dan

kebijakan pemerintah (daerah) yang mempersempit akses ekonomi masyarakat miskin, penghentian

pungutan-pungutan terhadap petani, nelayan, peternak dan sebagainya adalah beberapa contoh

kebijakan yang berdampak positif terhadap masyarakat miskin. Kebijakan anggaran yang memihak

kepada orang miskin sebenarnya hanyalah salah satu dari sekian banyak kebijakan yang diperlukan

untuk menanggulangi kemiskinan secara komprehensif (SMERU,2003). Mengingat kebijakan propoor

budget merupakan kebijakan yang bersifat teknis operasional, maka beberapa pra-syarat kebijakan

pemerintah daerah agar menerapkan kebijakan propoor budget antara lain:

1. Kehendak Politik

Adanya komitmen kuat dan tekad keras pihak-pihak yang secara langsung mempunyai

kewenangan dan bertanggung jawab dalam penanggulangan kemiskinan

Agenda pembangunan (daerah) menempatkan upaya dan program penanggulangan

kemiskinan pada skala prioritas utama

Kemauan untuk secara jujur dan terbuka mengakui kelemahan dan kegagalan program

penanggulangan kemiskinan di masa lalu, dan bertekad untuk memperbaikinya, baik pada

waktu sekarang maupun di masa mendatang

1

PROFIL PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH (PPKD) KABUPATEN SAMPANG

TAHUN 2011

Page 2: profil PPA 2011[1]

2. Iklim yang Mendukung

Ada kesadaran kolektif untuk menempatkan kemiskinan sebagai musuh bersama yang harus

diperangi, kemudian diikuti dengan langkah-langkah kampanye sosial melalui berbagai

saluran informasi untuk lebih meningkatkan kepedulian, kepekaan, dan partisipasi

masyarakat

Ada peraturan dan kebijakan daerah (Perda) yang mendukung penanggulangan kemiskinan,

misalnya yang berkaitan dengan usaha kecil, akses terhadap kredit, pedagang kaki lima,

penghapusan pungutan terhadap hasil-hasil pertanian, dan sebagainya.

3. Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance)

Mengingat kemiskinan bersifat multidimensi, maka penanggulangannya tidak cukup hanya

dengan mengandalkan pendekatan ekonomi, melainkan memerlukan pula kebijakan dan program di

bidang sosial, politik, hukum dan kelembagaan. Dengan kata lain diperlukan adanya tata

pemerintahan yang baik (good governance) dari lembaga-lembaga pemerintahan, terutama birokrasi

pemerintahan, legislatif, lembaga hukum dan pelayanan umum lainnya. Secara lebih spesifik, hal ini

antara lain ditandai dengan adanya keterbukaan, pertanggungjawaban publik, penegakan hukum,

penghapusan birokrasi yang menyulitkan, pemberantasan korupsi, dan koordinasi lintas lembaga

dan lintas pelaku yang baik.

Turkewitz (2001) melalui studi empirisnya di beberapa negara menyimpulkan adanya

hubungan yang kuat antara karakter suatu rezim pemerintahan dengan capaian berbagai indikator

pembangunan. Kesimpulan dari studi ini antara lain adalah:

a. Makin efektif suatu pemerintahan, makin rendah tingkat kematian bayi

b. Makin rendah tingkat korupsi di birokrasi pemerintahan, makin tinggi tingkat melek huruf

orang dewasa

c. Makin baik kondisi penegakan hukum suatu negara, makin rendah tingkat kematian bayi

d. Makin sedikit regulasi yang diciptakan pemerintah, makin tinggi tingkat pendapatan per

kapita.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka jelas bahwa untuk mencapai terciptanya kebijakan pro-

poor budget diperlukan adanya kebijakan awal seperti pro-poor policy (kebijakan umum yang

memihak pada orang miskin), pro-poor institutions (adanya institusi-institusi – khususnya institusi

pemerintah yang memihak orang miskin), dan yang lebih penting lagi adalah adanya pro-poor

government (pemerintahan yang memihak orang miskin). Tanpa adanya pra-syarat kebijakan seperti

ini, sulit mengharapkan pemerintah (daerah) untuk mempunyai kebijakan anggaran yang bersifat

pro-poor.

2

Page 3: profil PPA 2011[1]

A. Dukungan Kebijakan

Salah satu indikator penilaian keberhasilan pembangunan di suatu daerah adalah Indeks

Pembangunan Manusia (IPM). Adapun faktor-faktor yang terkandung dalam IPM adalah tingkat

daya beli masyarakat, tingkat kesehatan, dan tingkat pendidikan, dimana ketiga faktor tersebut

dipengaruhi oleh angka kemiskinan. Hubungan ketiga faktor tersebut dengan angka kemiskinan

memiliki slope yang negatif. Apabila tingkat kemiskinan tinggi, maka tingkat kesehatan, tingkat

pendidikan, dan tingkat daya beli masyarakat akan cenderung rendah.

Dalam hal ini Kabupaten Sampang memiliki indeks yang paling rendah di bandingkan daerah-

daerah lain di Jawa Timur. Pada tahun 2005, IPM Sampang tercatat hanya 53,83. Pada tahun 2008,

IPM Kabupaten Sampang meningkat sebesar 55,77 dan tahun 2009, naik menjadi 58,23 (BPS.2010).

Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sampang tergolong cukup tinggi. Berdasar data BPS tahun

2009 total penduduk Sampang adalah 864.620 jiwa dan 39,42 persennya adalah penduduk miskin

atau sebesar 340.833 jiwa. Angka tersebut telah mengalami penurunan jika dibandingan pada tahun

2008, di mana presentasi penduduk miskin sebesar 46,11 persen dari total penduduk kabupaten

Sampang.

Rendahnya indikator pembangunan ini berkaitan dengan kegiatan ekonomi masyarakat

Kabupaten Sampang. Sebagian besar masyarakat Kabupaten Sampang adalah masyarakat petani dan

nelayan. Kedua aktivitas ekonomi ini selalu dikatakan aktivitas yang kurang produktif, karena

memberikan nilai tambah (value added) yang relatif lebih rendah dari aktivitas ekonomi lainnya

seperti perdagangan dan industri. Oleh karena itu, masyarakat petani dan nelayan identik dengan

masyarakat miskin.

Melihat fenomena tersebut di atas, pemerintah kabupaten Sampang tidak tinggal diam.

Perumusan kebijakan dilakukan untuk memperbaiki perekonomian masyarakat sehingga dapat

kembali menorehkan hasil dalam pengurangan angka kemiskinan dan meningkatkan IPM yang ada

di Kabupaten Sampang. Penyusunan program penanggulangan kemiskinan disesuaikan dengan

profil masyarakat Kabupaten Sampang serta potensi daerah yang bisa dikembangkan. Adapun 7

(tujuh) arah kebijakan pembangunan Kabupaten Sampang 2008-2013 sebagaimana tercantum

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D) Kabupaten Sampang Tahun 2008-

2013 adalah sebagai berikut:

1) Arah kebijakan dari strategi pemberdayaan masayarakat dan kelembagaan

pemerintahan:

a. Menjaring masukan dari setiap stakeholders dan kelompok masyarakat dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

3

Page 4: profil PPA 2011[1]

b. Mendorong keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan

c. Memperkuat kelembagaan masyarakat desa

d. Pengembangan kelembagaan daerah

e. Melakukan pemekaran wilayah kecamatan yang telah direkomendasikan

2) Arah kebijakan strategi penciptaan daya saing perekonomian daerah:

a. Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan, kehutanan,

peternakan, dan perikanan

b. Pemberdayaan dan penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat berbasis ekonomi

lokal

c. Percepatan transformasi struktur perekonomian daerah secara seimbang

d. Peningkatan laju investasi oleh pihak pemerintah, swasta, maupun masayarakat

(pelaku usaha)

e. Mengembangkan pusat-pusat kegiatan ekonomi wilayah

f. Mengembangkan kegiatan ekonomi yang potensial

3) Arah kebijakan dari strategi pengembangan kapasitas perekonomian daerah:

a. Mengembangkan sistem ketahanan pangan daerah

b. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

c. Mengembangkan sarana pemasaran produk unggulan

d. Mengintegrasikan nilai-nilai islam dalam usaha ekonomi

e. Menanggulangi kemiskinan

f. Menyelenggarakan sistem pelayanan administrasi terpadu

4) Arah kebijakan dari strategi pengembangan sistem tata kelola pelayanan dasar

masyarakat:

a. Menyelenggarakan regulasi untuk menjamin pelaksanaan pelayanan dasar yang

berkualitas dan terjangkau

b. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan pendidikan, kesehatan, dsn

infrastruktur dasar

c. Menjamin akses pelayanan dasar bagi masyarakat miskin

5) Arah kebijakan dari strategi peningkatan proporsi pengalokasian anggaran untuk

penyelenggaraan pelayanan dasar

a. Mengalokasikan anggaran pendidikan minimal 20% dari APBD

b. Mengalokasikan anggaran kesehatan minimal 15% dari APBD

6) Arah kebijakan dari strategi pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat:

a. Mendorong rekonsiliasi sosial

b. Meningkatkan kapasitas SDM dan kelembagaan sosial

4

Page 5: profil PPA 2011[1]

c. Menyelenggarakan regulasi yang mendukung terciptanya harmoni sosial

d. Melaksanakan penegakan hukum

7) Arah kebijakan dari strategi pengoptimalan pemanfaatan potensi wilayah dengan tetap

memperhatikan kemampuan/ daya dukung lingkungan:

a. Menyelenggarakan kebijakan tentang penataan ruang dan penataan lingkungan secara

terpadu dan seimbang

b. Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk pemanfaatan dan

pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Buatan

c. Mengembangkan inovasi teknologi yang dapat mendorong perambahan nilai bagi

potensi wilayah

Sesuai dengan visi-misi Bupati Sampang tahun 2008-2013, strategi dan arah kebijakan di atas,

maka pemerintah Kabupaten Sampang membagi 5 (lima) program prioritas pembangunan, yaitu:

1) Peningkatan pelayanan dasar

2) Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas

3) Peningkatan partisipasi masyarakat dan kelembagaan pemerintahan

4) Peningkatan harmoni sosial

5) Optimalisasi pemanfaatan Sumber Daya Alam sesuai daya dukung lingkungan

Fokus pembangunan internasional Millenium Development Goals (MDGs) atau yang biasa

disebut dengan tujuan pembangunan milenia telah tercakup dalam arah kebijakan, serta program

prioritas pembangunan Kabupaten Sampang 2011. Adapun tujuan dari fokus pembangunan

Kabupaten Sampang adalah menurunkan angka kemiskinan hingga berada di bawah 35% pada

tahun 2013.

Program-program tersebut kemudian disusun dalam rangkaian program penanggulangan

kemiskinan. Program penanggulangan kemiskinan yang berada di Kabupaten Sampang dibagi

dalam 4 (empat) kelompok program, berdasar atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Repubik

Indonesia Nomor 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Propinsi dan

Kabupaten Kota, yaitu:

1) Bantuan Sosial Terpadu Berbasis Keluarga

Program dan kegiatan yang termasuk dalam kelompok program bantuan sosila terpadu berbasis

keluarga adalah program dan kegiatan dengan tujuan utama pada peningkatan daya beli

masyarakat, tingkat kesehatan, serta tingkat pendidikan (indikator IPM).

2) Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

Program dan kegiatan yang termasuk dalam kelompok program kemiskinan berbasis

pemberdayaan masyarakat adalah program dan kegiatan dengan basis kelompok masyarakat

5

Page 6: profil PPA 2011[1]

(POKMAS). Seperti pendidikan dan pelatihan, pendampingan masyarakat, Pemberdayaan

lembaga dan organisasi masyarakat melalui kegiatan PNPM-MP, dan lain sebagainya.

3) Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil

Program dan kegiatan yang termasuk dalam kelompok program pemberdayaan usaha mikro dan

kecil adalah program dan kegiatan dengan tujuan utama pelaku usaha mikro dan kecil.

Programnya berupa kegiatan yang bisa membantu dan berdampak secara langsung terhadap

peningkatan dan pengembangan usaha bagi UMKM.

4) Program-program lainnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat

meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin. Program dan kegiatan

yang termasuk dalam kelompok program penunjang/ pendukung kegiatan ekonomi adalah

program dan kegiatan yang bertujuan untuk mendukung kegiatan ekonomi, maupun

pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.

Dalam mewujudkan pencapaian “Tujuan Pembangunan Milenia” dilakukan berbagai upaya

melalui pengembangan program melalui empat kelompok program di atas. Program-program

baru yang mengacu pada capaian Millenium Development Goals yang berbasis gender telah

dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Sampang dengan SKPD pelaksana Badan Pemberdayaan

Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) melalui kegiatan-kegiatan seperti pelayanan

kontrasepsi bagi masyarakat miskin, pengembangan usaha bagi perempuan, dan peningkatan

ekonomi produktif bagi perempuan. Sedangkan program untuk mengurangi angka kematian Ibu dan

Bayi dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan bekerjasama dengan RSUD Kabupaten Sampang.

Program dan kegiatan tersebut direncanakan, dilaksanakan, maupun dimonitoring dengan

kerjasama beberapa SKPD yang terkait dalam program penanggulangan kemiskinan di Kabupaten

Sampang. Berikut adalah SKPD yang turut berperan dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan

program penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sampang:

1) Bappeda bertanggung jawab dalam membuat perencanaan program pengentasan

kemiskinan lintas SKPD maupun lintas wilayah dan mengkoordinir pelaksanaannya. Melalui Program

Perencanaan Pembangunan Ekonomi Bappeda menentukan wilayah/ kawasan miskin (desa

tertinggal), penyebab, strategi hingga program/ kegiatan yang harus dilakukan. Selanjutnya berbagai

program terkait pengentasan kemiskinan diarahkan dan diprioritaskan di kawasan miskin tersebut.

2) Badan Pemberdayaan Masyarakat bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UMKM dapat

melakukan berbagai kegiatan pelatihan maupun fasilitas pemodalan bagi UMKM, terutama usaha

mikro, melalui program pengembangan lembaga ekonomi perdesaan. Selain itu Bapemas juga

melaksanakan program dengan basis masyarakat.

3) Program Peningkatan Kesejahteraan Pelaku Pertanian (petani, nelayan, peternak,

penambang) yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas

6

Page 7: profil PPA 2011[1]

Perkebunan dan Kehutanan, Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan, Badan Ketahanan Pangan

dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, dan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan

merupakan program yang secara langsung ataupun tak langsung bertujuan meningkatkan

kesejahteraan petani/peternak/penambang, sekaligus mengangkat mereka dari kemiskinan.

Bagaimanapun pelaku bidang pertanian masih diidentikkan dengan rata-rata tingkat pendapatan per

kapita yang rendah. Program ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan per kapita rumah

tangga petani.

4) Program pelayanan kesehatan penduduk miskin atau kegiatan pelayanan penduduk miskin

di sarana kesehatan merupakan bagian dari program pengentasan kemiskinan sekaligus peningkatan

kualitas kesehatan sumberdaya manusia yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan maupun RSUD.

Demikian pula halnya program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana

Puskesmas dan jaringannya, terutama di kawasan miskin (desa tertinggal), akan meningkatkan akses

dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.

5) Berbagai program/kegiatan dalam rangka program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun,

terutama dengan kelompok sasaran masyarakat miskin dan di kawasan miskin, akan membuka akses

ke pendidikan dan meningkatkan kualitas SDM. Program ini didukung keberhasilannya oleh Dinas

Pendidikan.

6) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS dan Program Pembinaan Anak

Terlantar yang dilakukan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi secara langsung

membantu masyarakat miskin.

7) Dinas PU Cipta Karya, terutama yang diprioritaskan di kawasan/desa miskin/tertinggal,

diharapkan dapat membantu pengentasan kemiskinan. PU Cipta Karya melakukan kegiatan

pengentasan kemiskinan dengan melakukan perbaikan pada rumah tempat tinggal

masyarakatmiskin menjadi rumah yang layak huni elalui perbaikan lantai, dinding rumah, atau

genteng.

8) Program dengan isu pengarusutamaan gender dilakukan oleh Badan Pemberdayaan

Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB).

9) Dinas kesehatan dan RSUD saling bekerjasama untuk menjalankan program peningkatan

kualitas kesehatan bagi masyarakatmiskin.

10) Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika bekerjasama dengan PU Bina Marga

untuk melakukan kegiatan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Sampang.

11) Sedangkan sejak tahun 2010, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga

dimasukkan dalam rangkaian SKPD yang turut berpartisipasi dalam mengentaskan kemiskinan.

Adapun fungi dari SKPD ini adalah melaksanakan kegiatan dengan promosi pariwisata dan

7

Page 8: profil PPA 2011[1]

kebudayaan daerah. Dalam jangka panjang diharapkan sektor pariwisata dapat membantu dalam

meningkatkan pendapatan penduduk Sampang.

12) Semua Kecamatan yang ada di Sampang, terutama yang memiliki kawasan/desa tertinggal,

akan terlibat dalam berbagai program pengentasan kemiskinan di daerahnya. Pemerintah

kecamatan, desa/kelurahan setidaknya berfungsi sebagai motivator masyarakat untuk berperan aktif

dalam berbagai program dan/atau program yang dilaksanakan di daerahnya.

Adapun program-program penanggulangan kemiskinan yang dianggarkan dalam APBD

Kabupaten Sampang Tahun 2009 yang terdapat dalam kegiatan program-program SKPD dapat

diuraikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 1. Program Penanggulangan Kemiskinan dengan Dana APBD Kabupaten Sampang Tahun 2009

NO. NAMA SKPD NAMA PROGRAM

1. BAPEMAS 1. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan2. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan

3. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa

2. DISPENDALOKA 1. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri3. BKP4 1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan

3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan

4. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan

5. Program Prasarana Penyuluhan Pertanian4. DINAS 1. Program Penyediaan Perbaikan Infrastruktur Pertanian

KEHUTANAN & 2. Program Rehabilitasi Hutan dan lahanPERKEBUNAN 3. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

4. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan5. Program Peningkatan Produksi dan Mutu Tanaman Tembakau6. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Pertanian/Perkebunan5. DINAS 1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

PERTANIAN 2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian4. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian5. Program Peningkatan Produksi Pertanian

6. DINAS SOSIAL TENAGA KERJA & TRANSMIGRASI

1. Program Pemberdayaan Fakmis Komunitas Adat Terpencil (KAT) Dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya.

2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

8

Page 9: profil PPA 2011[1]

3. Program Pembinaan Anak Terlantar4. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Eks Trauma5. Program Pembinaan Panti Asuhan6. Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks

Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lain)7. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial8. Program Perlindungan Pengembangan Lembaga

Ketenagakerjaan9. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi

7. DINAS 1. Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem ProduksiPERINDUSTRIAN 2. Program Pengembangan Industri Kecil dan MenengahPERDAGANGAN & 3. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi IndustriPERTAMBANGAN 4. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

5. Program Pembinaan Pengawasan di Bidang Pertambangan6. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat Yang

Berpotensi Merusak Lingkungan7. Program Pembinaan Pengawasan di Bidang Pertambangan8. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat Yang

Berpotensi Merusak Lingkungan8. DINAS KELAUTAN 1. Pemberdayaan ekonomi masyarakat Pesisir

PERIKANAN & 2. Peningkatan Produktivitas Hasil Peternakan PETERNAKAN

9. DINAS PUPENGAIRAN

1. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan, Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya

2. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku3. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai,

Danau dan Sumber Daya Air Lainnya4. Program Pengendalian Banjir

10. DINAS 1. BOSDAPENDIDIKAN 2. BKSM (SMP) (SMA/MA/SMK)

11. DINAS 1. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin KESEHATAN

12 BRSUD 1. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

Tabel 2. Program Penanggulangan Kemiskinan dengan Dana APBD Kabupaten Sampang Tahun 2010.

NO. NAMA SKPD Nama Program dan Kegiatan

9

Page 10: profil PPA 2011[1]

1 Bapemas

1 Pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat melalui kegiatan PNPM-MP

2 Penyelenggaraan diseminasi informasi bagi masyarakat desa

3 Pengadaan Jaringan Instalasi Listrik Desa

4 Fasilitasi Pelaksanaan Program Gerdu-Taskin

5 Fasilitasi Pelaksanaan Program Pengembangan Ekonomi Kawasan

6 Teknologi Tepat Guna

2 BP2KB

1 Pelayanan kontrasepsi bagi masyarakat miskin

2 Pengembangan Usaha Bagi Perempuan

3 Peningkatan ekonomi produktif bagi Perempuan

3 Dispendaloka 1 Pengembangan Pasar dan Distribusi Barang/Produk

4 BKP4

1 Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agrobisnis

2 Penngkatan Kemampuan Lembaga Petani3 Pengembangan Cadangan Pangan Daerah4 Pengembangan Desa Mandiri Pangan

5 Pengembangan Pertanian pada Lahan kering

6 Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan

7 Peningkatan Produksi, Produktififitas dan Mutu Produk Perkebunan Produk Pertanian

8 Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna

9 Peningkatan dan Penguatan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian

10 Sarana Penyuluhan Pertanian

5 Dinsosnakertrans

1Peningkatan Kemampuan (Capacitty Building) dan Pendampingan Sosial pemberdayaan Fakir Miskin

2 Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Keluarga Miskin

3Pelatihan Ketrampilan Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

4 Pemantauan dan Penyampaian Bahan Pokok Keluarga Miskin

5 Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Lanjut Usia Potensial

6Pelatihan Ketrampilan dan Praktek Belajar Kerja Bagi Anak Terlantar Termasuk Anak Jalanan, Anak Cacat, Anak Nakal

7Penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa

10

Page 11: profil PPA 2011[1]

8 Pendataan PMKS dan PSKS

9 Pelatihan Ketrampilan Praktek Belajar Kerja Bagi Anak Terlantar

10 Pendidikan dan Pelatihan Bagi Penyandang Cacat dan Eks Truma

11 Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Berusahan bagi Eks Penyandang Penyakit Sosial

12 Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Bagi Pencari Kerja

13 Sosialisasi Berbagai Peraturan Pelaksanaan Tentang Ketenagakerjaan

14 Fasilitas Penyelesaian Prosedur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

15 Fasilitas Penyelesaian Prosedur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

16 Pendidikan Pelatihan Ketrampilan dan Kemampuan Masyarakat Penghasil Tembakau (DBHCHT)

17 Pengerahan dan fasilitasi perpindahan serta penempatan transmigrasi untuk memenuhi kebutuhan SDM

6 PU Pengairan

1 Perencanaan pembangunan jaringan irigasi2 Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi

3 Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi yang telah dibangun

4 Rehabilitasi/pemeliharaan petani pemakai air

5 Pelaksanaan WISMP

6 Operasional dan pemeliharaan rutin jaringan irigasi

7 Pembangunan sumur-sumur air tanah8 Rehabilitasi sumur-sumur air tanah

9 Pembangunan embung dan bangunan penampung air lainnya

10Pemeliharaan dan rehabilitasi embung dan bangunan penampung air lainnnya

11 Rehabilitasi kawasan kritis daerah tangkapan sungai dan danau

7 Dinas Pendidikan

1 Pembinaan Bantuan Operasional Sekolah Daerah

2 Pemberian Bantuan untuk siswa miskin

3 Pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS)

8 Dishutbun 1 Penyuluhan dan pendampingan bagi pertanian/perkebunan

9Dinas Koperasi dan

UMKM

1 Pengembangan jaringan Infrastuktur Usaha kecil menengah (UKM)

2 Fasilitasi pengembangan Usaha kecil Mmenengah (UKM)

11

Page 12: profil PPA 2011[1]

3 Koordinasi penggunaan dana pemerintahan bagi UMKM

10 PU Bina Marga

1 Program Pembangunan Jalan Kabupaten

2 Program Pembangunan Jembatan Kabupaten

3 Program Rehabilitasi Jalan Kabupaten

4 Program Rehabilitasi Jembatan Kabupaten

5 Program Pembangunan Jalan Poros Desa

11 PU Cipta Karya1 Penyediaan Sarana air bersih dan sanitasi dasar

2 Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan

12 Dinas Kesehatan

1 Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah

2 Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

3 Peningkatan imunisasi

4 Penanggulangan penyakit cacingan

5 Pembangunan Puskesmas

6 Pembangunan Puskesmas Pembantu

7 Pembangunan Polindes (Pondok persalinan desa) dan Poskesdes (Pos kesehatan desa)

8 Jaminan Kesehatan Daerah

13Dinas Perhubungan,

Komunikasi, dan Informatika

1 Pembangunan halte bus/taxi dan gedung terminal

2 Pembangunan dermaga pelabuhan

14Dinas Kebudayaan,

Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga

1 Pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah

2 Fasilitasi penyelenggaraan festival budaya daerah

3 Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan luar negeri

4 Pengembangan obyek pariwisata unggulan

15Bagian Pemerintahan Desa dan kelurahan 1 Alokasi Dana Desa

Berdasarkan tabel (1) dan (2) di atas dapat ditunjukkan bahwa kebijakan program

pembangunan di Kabupaten Sampang dalam upaya penanggulangan kemiskinan dapat melibatkan

berbagai lintas sektor SKPD dan berkelanjutan. Pada tahun 2009 Kabupaten Sampang

mengikutsertakan dua belas SKPD, namun pada 2010 bertambah sebesar lima belas SKPD yang

12

Page 13: profil PPA 2011[1]

memiliki hubungan langsung dengan program penanggulangan kemiskinan yang dialokasikan

menggunakan dana APBD.

Program penanggulangan kemiskinan juga difokuskan berdasar kebutuhan masyarakat serta

berbasis potensi ekonomi lokal. Berdasar pada hasil survey yang dilakukan oleh Bappeda Sampang

2010 menunjukkkan bahwa sektor prioritas yang perlu ditingkatkan di Kabupaten Sampang adalah

UMKM/ Perdagangan, Pertanian, Pendidikan, dan Kesehatan. Sedangkan infrastruktur prioritas

adalah air bersih, jalan, penerangan jalan, puskesmas, dan sekolah. Dari keempat puluh sembilan

program di atas, kesemuanya telah menjawab sektor prioritas maupun infrastruktur prioritas yang

dibutuhkan penduduk Sampang.

B. Dukungan Anggaran (Pro Poor Budget)

1. Pengalokasian Anggaran

Total pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah Kabupaten Sampang pada tahun 2009

adalah, total pendapatan sebesar Rp.657,93 milyar (naik 14,8%), total belanja sebesar Rp.848,31

milyar (naik 18,2%), dan total pembiayaan sebesar Rp.190,38 milyar (naik 30,1%). Pembiayaan ini

merupakan akibat adanya defisit dimana terjadi selisih minus antara pendapatan dan belanja. Total

pendapatan sebesar Rp. 657,93 milyar terdiri dari pendapatan asli daerah sebesar Rp.28,20 milyar

(naik 28,3%), dana perimbangan sebesar Rp.628,82 milyar (naik 16,1%), dan lain-lain pendapatan

daerah yang sah sebesar Rp.910 juta (turun 92,5%). Total belanja daerah sebesar Rp. 693,86 milyar

diperuntukkan belanja tidak langsung sebesar Rp.438,97 milyar (naik 24,6%) dan belanja langsung

sebesar Rp.409,34 milyar (naik 11,3%). Total pembiayaan sebesar Rp.190,38 milyar terdiri dari

penerimaan pembiayaan sebesar Rp.205,38 milyar (naik 24,5%) dan pengeluaran pembiayaan

sebesar Rp.15 milyar (naik 50,7%).

Sedangkan total pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah Kabupaten Sampang pada Juli

tahun 2010 adalah, total pendapatan sebesar Rp. 646,944 milyar, total belanja sebesar Rp. 743,014

milyar, dan total pembiayaan sebesar Rp. 96,069. Pembiayaan ini terjadi karena adanya defisit

antara total pendapatan dan belanja. Rotal pendapatan sebesar Rp. 646,944 milyar terdiri dari

Pendapatan Asli Daerah Rp. 35,120 milyar, dana perimbangan sebesar Rp. 585,435 milyar, dan lain-

lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp. 26,390 milyar. Total belanja daerah sebesar Rp.

743,014 milyar diperuntukkan belanja tidak langsung sebesar Rp.467,664 milyar dan belanja

langsung sebesar Rp. 275,349 milyar. Total pembiayaan sebesar Rp.96,069 milyar terdiri dari

penerimaan pembiayaan sebesar Rp. 111,070 milyar dan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp.

15,001 milyar.

13

Page 14: profil PPA 2011[1]

Dari Total APBD Tahun 2009 dan tahun 2010 dapat diuraikan alokasi anggaran yang

dibelanjakan untuk penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sampang sebagaimana yang terdapat

pada tabel berikut ini :

Tabel 3. Alokasi Anggaran Program Penanggulangan Kemiskinan dengan Dana APBD Kabupaten Sampang Tahun 2009.

NO. NAMA SKPD NAMA PROGRAM JUMLAH ANGGARAN (Rp.)

1. BAPEMAS 1. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan

11.521.232.750

2. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan

91.300.000

3. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa

286.396.760

4. Program Peningkatan Peran Perempuan di Pedesaan

240.667.500

2. DISPENDALOKA 1. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

11.210.037.750

3. BKP4 1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

135.634.000

2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan

730.963.000

3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan

69.945.000

4. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan

74.651.000

5. Program Prasarana Penyuluhan Pertanian

2.703.683.150

4. DINAS KEHUTANAN

1. Program Penyediaan Perbaikan Infrastruktur Pertanian

300.000.000

& PERKEBUNAN 2. Program Rehabilitasi Hutan dan lahan 1.433.808.8503. Program Pemanfaatan Potensi Sumber

Daya Hutan203.410.000

4. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

2.077.144.000

5. Program Peningkatan Produksi dan Mutu Tanaman Tembakau

841.833.000

6. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan

40.760.000

5. DINAS PERTANIAN

1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

58.634.700

2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

1.135.312.150

3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil 44.772.500

14

Page 15: profil PPA 2011[1]

Produksi Pertanian

4. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian

219.893.600

5. Program Peningkatan Produksi Pertanian

860.733.350

6. DINAS SOSIAL TENAGA KERJA & TRANSMIGRASI

1. Program Pemberdayaan Fakmis Komunitas Adat Terpencil (KAT) Dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya.

1.661.672.500

2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

1.437.846.000

3. Program Pembinaan Anak Terlantar 50.000.0004. Program Pembinaan Para Penyandang

Cacat dan Eks Trauma 47.335.000

5. Program Pembinaan Panti Asuhan 2.674.460.000 6. Program Pembinaan Eks Penyandang

Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lain)

50.000.000

7. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

1.302.962.500

8. Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

181.662.500

9. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi

173.010.000

7. DINAS 1. Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi

499.900.000

PERINDUSTRIAN 2. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

805.306.500

PERDAGANGAN & 3. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

912.355.000

PERTAMBANGAN 4. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

203.084.500

5. Program Pembinaan Pengawasan di Bidang Pertambangan

637.773.000

6. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat Yang Berpotensi Merusak Lingkungan

70.000.000

8. DINAS KELAUTANPERIKANAN &

1. Pemberdayaan ekonomi masyarakat Pesisir

11.326.500

PETERNAKAN 2. Peningkatan Produktivitas Hasil Peternakan

910.987.100

3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan

74.999.000

9. DINAS KOPERASI & UKM

1. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif

98.686.500

2. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil

284.215.000

15

Page 16: profil PPA 2011[1]

Menengah3. Program Pengembangan Sistem

Pendukung Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

1.051.183.000

4. Penigkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

808.191.000

9. DINAS PUPENGAIRAN

1. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan, Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya

10.026.305.000

2. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

1.450.000.000

3. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya

12.444.500.000

4. Program Pengendalian Banjir 5.906.945.00010. DINAS PRASARANA 1. Program Pembangunan Jalan dan

Jembatan8.967.393.000

WILAYAH 2. Program Rehablitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

19.683.523.000

3. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

15.000.000.000

4. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

9.986.372.000

11. DINAS PERMUKIMAN

1. Program Lingkungan Sehat Perumahan 4.379.017.800

WILAYAH 2. Program Pengembangan Perumahan 247.243.5003. Program Pemberdayaan Komunitas

Perumahan1.546.480.000

4. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaaan

16.441.552.000

5. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong

1.649.787.000

6. Program Pengolahan Air Baku 1.181.996.50012. DINAS 1. BOSDA 5.235.188.400

PENDIDIKAN 2. BKSM (SMP) (SMA/MA/SMK) 902.460.00013. DINAS KESEHATAN 1. Program Pelayanan Kesehatan

Penduduk Miskin 629.055.000

2. Program Pengadaan, Peningkatan Dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya

6.351.444.500

14. BRSUD 1. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

29.305.000

15. BAPPEDA 1. Program Jaring Pengaman Ekonomi dan Sosial (JPES)

5.400.000.000

JUMLAH 176.686.336.360Tabel 4. Alokasi Anggaran Program Penanggulangan Kemiskinan dengan Dana APBD Kabupaten

Sampang Tahun 2010

16

Page 17: profil PPA 2011[1]

NO. NAMA SKPD Nama Program dan Kegiatan Jumlah Anggaran Rp.

(dalam 000)

1 Bapemas

1 Pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat melalui kegiatan PNPM-MP

7,800,000

2 Penyelenggaraan diseminasi informasi bagi masyarakat desa

50,169

3 Teknologi tepat guna 163,067.5

4 Fasilitasi Pelaksanaan Program Gerdu-Taskin

571,223.10

5 Fasilitasi Pelaksanaan Program Pengembangan Ekonomi Kawasan

16,300

6 Pengembangan jaringan instalasi listrik desa

4,238,870

2 Dispendaloka 1 Pengembangan Pasar dan Distribusi Barang/Produk

10,101,956.45

3 BKP4

1 Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agrobisnis

69,474

2 Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani

64,895

3 Pengembangan Cadangan Pangan Daerah

295,065

4 Pengembangan Desa Mandiri Pangan 80,950

5 Pengembangan Pertanian pada Lahan kering

75,000

6 Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan

100,687

7Peningkatan Produksi, Produktififitas dan Mutu Produk Perkebunan Produk Pertanian

99,950

8Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna

69,945

9 Peningkatan dan Penguatan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian

74,651

10 Sarana Penyuluhan Pertanian 801,412.35

4 Dinsosnakertrans

1Peningkatan Kemampuan (Capacitty Building) dan Pendampingan Sosial pemberdayaan Fakir Miskin

74,965

2 Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Keluarga Miskin

55,400

3 Pelatihan Ketrampilan Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

60,000

4 Pemantauan dan Penyampaian Bahan Pokok Keluarga Miskin

1,216,195.5

5 Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Lanjut Usia Potensial

60,000

6 Pelatihan Ketrampilan dan Praktek Belajar Kerja Bagi Anak Terlantar

47,000

17

Page 18: profil PPA 2011[1]

Termasuk Anak Jalanan, Anak Cacat, Anak Nakal

7Penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa

150,000

8 Pendataan PMKS dan PSKS 95,500

9 Pelatihan Ketrampilan Praktek Belajar Kerja Bagi Anak Terlantar

50,000

10 Pendidikan dan Pelatihan Bagi Penyandang Cacat dan Eks Truma

47,335

11Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Berusahan bagi Eks Penyandang Penyakit Sosial

50,000

12 Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Bagi Pencari Kerja

74,988.25

13 Sosialisasi Berbagai Peraturan Pelaksanaan Tentang Ketenagakerjaan

42,740

14Fasilitas Penyelesaian Prosedur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

16,425

15Fasilitas Penyelesaian Prosedur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

48,361.5

16Pendidikan Pelatihan Ketrampilan dan Kemampuan Masyarakat Penghasil Tembakau (DBHCHT)

116,876

17Pengerahan dan fasilitasi perpindahan serta penempatan transmigrasi untuk memenuhi kebutuhan SDM

112,821.5

5 PU Pengairan

1 Perencanaan pembangunan jaringan irigasi

600,000

2 Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi

1,895,000

3 Rehabilitasi/pemeliharaan petani pemakai air

92,499.67

4 Pelaksanaan WISMP 67,503.4

5 Operasional dan pemeliharaan rutin jaringan irigasi

1,100,000

6 Pembangunan sumur-sumur air tanah 1,150,0007 Rehabilitasi sumur-sumur air tanah 300,000

8 Pembangunan embung dan bangunan penampung air lainnya

2,700,000

9 Pemeliharaan dan rehabilitasi embung dan bangunan penampung air lainnnya

390,000

10 Rehabilitasi kawasan kritis daerah tangkapan sungai dan danau

9,354,500

6 Dinas Pendidikan 1 Pembinaan Bantuan Operasional Sekolah Daerah

5,235,188.40

2 Pemberian Bantuan untuk siswa miskin 902,460

18

Page 19: profil PPA 2011[1]

3 Pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS)

563,896,650

7 PU Cipta Karya 1 Penyediaan Sarana air bersih dan sanitasi dasar

250,000

8 Dinas Kesehatan

1 Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

467,206

2 Peningkatan imunisasi 110,0003 Penanggulangan penyakit cacingan 85,0004 Pembangunan Puskesmas 360,0005 Pembangunan Puskesmas Pembantu 140,000

6Pembangunan Polindes (Pondok persalinan desa) dan Poskesdes (Pos kesehatan desa)

280,000

Dari tabel (3) dan (4) di atas dapat ditunjukkan bahwa dukungan APBD Kabupaten Sampang

terhadap alokasi anggaran untuk penanggulangan kemiskinan sangat besar. Adapun besarnya

jumlah dana pendamping (dana sharing) yang dialokasikan dari APBD Kabupaten Sampang untuk

mendukung program penanggulangan kemiskinan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi Jawa Timur

pada berbagai SKPD dapat ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 5. Dana Sharing Pemerintah Kabupaten Sampang Tahun 2009

NO. NAMA PROGRAM MITRA SKPDANGGARAN

DANA PROGRAM DANA SHARING

1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP)

Bapemas 33.202.805.000 8.300.701.000

2. Program Gerakan Terpadu Penegetasan Kemiskinan (Gerdutaskin)

Bapemas 821.500.000 361.460.000

2. Program Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal (P2KPDT)

Bappeda 1.000.000.000 120.000.000

3. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

BKP4 549.800.000 181.163.000

4. Program Pemberdayaan Usaha Skala Mikro

Dinas Koperasi & UKM

2.000.000.000 250.000.000

19

Page 20: profil PPA 2011[1]

5. Program Penyediaan dan Perbaikan Infrastruktur Pertanian

Dinas Kehutanan & Perkebunan

300.000.000 55.000.000

6 Program Pengembangan Agribisnis

Dinas Pertanian 80.000.000 15.000.000

7. Program Ketahanan Pangan

Dinas Pertanian 2.527.175.000 379.760.00

9. Program Kesejahteraan Petani

Dinas Pertanian 1.095.650.000 164.347.000

10. Program PLBPM (Pengelolaan Lingkungan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat)

Dinas Kelautan & Perikanan

400.000.000 46.200.000

11. Program Mitigasi Lingkungan Laut dan Pesisir

Dinas Kelautan & Perikanan

1.933.530.000 212.688.000

12. Program WISMP (Water Resources and Irrigation Sector Management Program)

Dinas Pengairan 210.221.000 67.503.400

JUMLAH 44.120.681.000 9.774.062.400

Tabel 6. Dana Sharing Pemerintah Kabupaten Sampang Tahun 2010

No. Nama Program Mitra SKPD

AnggaranDana Program (Rp 000) Dana Sharing (Rp 000)

APBN APBD tingkat I APBD tingkat II

1

Pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat melalui kegiatan PNPM-MP

Bapemas 33,202,805 8,721,122.50

2Penyelenggaraan diseminasi informasi bagi masyarakat desa

Bapemas 50,169

3 Pengadaan Jaringan Instalasi Listrik Desa

Bapemas 5,521,823 4,238,870

4Fasilitasi Pelaksanaan Program Gerdu-Taskin Bapemas 821,500 571,223

20

Page 21: profil PPA 2011[1]

5Fasilitasi Pelaksanaan Program Pengembangan Ekonomi Kawasan

Bapemas 16,300

6 Teknologi Tepat Guna Bapemas 163,067.5

7Pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS)

BP2KB 563,896,650

8Pengembangan Pasar dan Distribusi Barang/Produk

Dispendaloka 10,101,956

9Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agrobisnis

BKP4 69,474

10 Penngkatan Kemampuan Lembaga Petani BKP4 64,895

11Pengembangan Cadangan Pangan Daerah

BKP4 295,065

12 Pengembangan Desa Mandiri Pangan BKP4 80,950

13Pengembangan Pertanian pada Lahan kering

BKP4 75,000

14Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan

BKP4 100,687

15

Peningkatan Produksi, Produktififitas dan Mutu Produk Perkebunan Produk Pertanian

BKP4 99,950

16

Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna

BKP4 69,945

21

Page 22: profil PPA 2011[1]

17Peningkatan dan Penguatan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian

BKP4 74,651

18Sarana Penyuluhan Pertanian BKP4 1,902,270.8 801,412.35

19

Peningkatan Kemampuan (Capacitty Building) dan Pendampingan Sosial pemberdayaan Fakir Miskin

Dinsosnakertrans 74,965

20Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Keluarga Miskin

Dinsosnakertrans

55,400

21

Pelatihan Ketrampilan Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Dinsosnakertrans 60,000

22Pemantauan dan Penyampaian Bahan Pokok Keluarga Miskin

Dinsosnakertrans 1,216,195.5

23Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Lanjut Usia Potensial

Dinsosnakertrans 60,000

24

Pelatihan Ketrampilan dan Praktek Belajar Kerja Bagi Anak Terlantar Termasuk Anak Jalanan, Anak Cacat, Anak Nakal

Dinsosnakertrans 47,000

25

Penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa

Dinsosnakertrans

150,000

26Pendataan PMKS dan PSKS

Dinsosnakertrans 95,500

27Pelatihan Ketrampilan Praktek Belajar Kerja Bagi Anak Terlantar

Dinsosnakertrans 50,000

28Pendidikan dan Pelatihan Bagi Penyandang Cacat dan Eks Trauma

Dinsosnakertrans 47,335

22

Page 23: profil PPA 2011[1]

29

Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Berusahan bagi Eks Penyandang Penyakit Sosial

Dinsosnakertrans 50,000

30Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Bagi Pencari Kerja

Dinsosnakertrans 74,988.25

31Sosialisasi Berbagai Peraturan Pelaksanaan Tentang Ketenagakerjaan

Dinsosnakertrans

42,740

32

Fasilitas Penyelesaian Prosedur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Dinsosnakertrans

16,425

33

Fasilitas Penyelesaian Prosedur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Dinsosnakertrans 48,361.5

34

Pendidikan Pelatihan Ketrampilan dan Kemampuan Masyarakat Penghasil Tembakau (DBHCHT)

Dinsosnakertrans 116,876

35

Pengerahan dan fasilitasi perpindahan serta penempatan transmigrasi untuk memenuhi kebutuhan SDM

Dinsosnakertrans 112,821.5

36Perencanaan pembangunan jaringan irigasi

PU Pengairan 600,000

37Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi

PU Pengairan 1,895,000

38

Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi yang telah dibangun

PU Pengairan 2,985,245

39Rehabilitasi/pemeliharaan petani pemakai air

PU Pengairan 92,499.67

40 Pelaksanaan WISMP PU Pengairan 67,503.4

23

Page 24: profil PPA 2011[1]

41Operasional dan pemeliharaan rutin jaringan irigasi

PU Pengairan 1,100,000

42Pembangunan sumur-sumur air tanah PU Pengairan 1,150,000

43 Rehabilitasi sumur-sumur air tanah

PU Pengairan 300,000

44Pembangunan embung dan bangunan penampung air lainnya

PU Pengairan 2,700,000

45

Pemeliharaan dan rehabilitasi embung dan bangunan penampung air lainnnya

PU Pengairan 390,000

46Rehabilitasi kawasan kritis daerah tangkapan sungai dan danau

PU Pengairan 9,354,500

47Pembinaan Bantuan Operasional Sekolah Daerah

Dinas Pendidikan 7,87

4,782.60 5,235,188.

40

48 Pemberian Bantuan untuk siswa miskin

Dinas Pendidikan 902,460

49Penyuluhan dan pendampingan bagi pertanian/perkebunan

Dishutbun 841,833

50Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

Dinas Kesehatan

150,000 467,206

51 Peningkatan imunisasi Dinas Kesehatan 200,000 110,000

52 Penanggulangan penyakit cacingan

Dinas Kesehatan

100,000 85,000

24

Page 25: profil PPA 2011[1]

53Pembangunan Puskesmas

Dinas Kesehatan 3,600,000 360,000

54Pembangunan Puskesmas Pembantu

Dinas Kesehatan 1,400,000 140,000

55

Pembangunan Polindes (Pondok persalinan desa) dan Poskesdes (Pos kesehatan desa)

Dinas Kesehatan

2,800,000 280,000

TOTAL 52,253,977 10,098,912 41,721,277.57

Berdasarkan tabel (5) dan (6) dapat ditunjukkan bahwa dukungan alokasi dana sharing

terhadap program-program penanggulangan kemiskinan dari Pemerintah maupun Pemerintah

Provinsi Jawa Timur adalah cukup besar yakni rata-rata di atas 25%. Hal ini menunjukkan bahwa

Pemerintah Kabupaten Sampang sangat apresiatif terhadap upaya penanggulangan dan

pengentasan kemiskinan sesuai dengan visi pembangunan “Sampang Bersatu untuk Kesejahteraan

Umat”.

2. Tingkat Akomodasi Terhadap Usulan Musrenbang

Perencanaan pembangunan daerah di berbagai bidang termasuk pembangunan dalam upaya

penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sampang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan

antara lain: pendekatan partisipatif, pendekatan bottom up (bawah-naik) dan top down (atas-turun).

Pendekatan top down dalam perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Sampang

dilaksanakan sebagai perwujudan amanah Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D) Kabupaten Sampang Tahun 2008-2013.

Sedangkan perencanaan dengan pendekatan buttom up merupakan penggalian gagasan atau

prakarsa masyarakat desa melalui musyawarah, dengan melihat permasalahan dan kebutuhan yang

dihadapi sehari-hari untuk dapat diatasi dengan suatu kegiatan pembangunan. Pendekatan top

down dan buttom up tersebut dilaksanakan melalui forum musrenbang yang partisipatif dan

demokratis, sehingga diperoleh suatu kesepakatan oleh kedua belah pihak yaitu pemerintah daerah

dan masyarakat.

Kabupaten Sampang adalah merupakan salah satu kabupaten tertinggal yang memiliki tingkat

kemiskinan yang cukup tinggi. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa sebagaian besar desa-desa di

Kabupaten Sampang adalah merupakan desa tertinggal dan miskin. Hal ini dapat juga berpengaruh

25

Page 26: profil PPA 2011[1]

terhadap hasil pelaksanaan Musrenbang yang dilakukan baik di tingkat kecamatan maupun tingkat

desa. Sebagian besar usulan kegiatan pembangunan yang direncanakan adalah mengarah pada

kegiatan-kegiatan dalam program penanggulangan kemiskinan seperti; PNPM, JPES, Gerdutaskin,

PPEK, USP dan sebagainya. Usulan-usulan tersebut menjadi usulan prioritas yang harus diakomodasi

dalam APBD Kabupaten Sampan

II. KREATIVITAS

A. Prakarsa/Kebijakan Lokal

Dalam rangka upaya percepatan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sampang telah

dibentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah. Tugas dari TKPKD ini adalah

melakukan koordinasi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten dan mengendalikan pelaksanaan

penanggulangan kemiskinan di kabupaten.

Adapun fungsi dari TKPKD adalah:

Pengkoordinasian penyusunan SKPD Kabupaten sebagai dasar penyusunan RPJMD Kabupaten

di bidang penanngulangan kemiskinan

Pengkoordinasian SKPD atau gabungan SKPD bidang penanggulangan kemiskinan dalam hal

penyusunan rencana strategis SKPD

Pengkoordinasian SKPD atau gabungan SKPD bidang penanggulangan kemiskinan dalam hal

penyusunan rencana kerja SKPD dan

Pengkoordinasian evaluasi pelaksanaan perumusan dokumen rencana pembangunan daerah

bidang penanggulangan kemiskinan

Beberapa kebijakan yang ditempuh TKPKD dalam upaya mengoptimalkan kinerja

penanggulangan kemiskinan pada 4 (empat) tahun terakhir (2007-2010) adalah :

1. Pembentukan TKPKD dengan keputusan Bupati Sampang.

2. Penyusunan SK Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) dengan keputusan Bupati

Sampang sebagai bagian dari TKPKD

3. Penyusunan Strategi Daerah (Strada) Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal 2007-2010

4. Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal

26

Page 27: profil PPA 2011[1]

Tabel 7. Program Kerja TKPKD Kabupaten Sampang

NO. NAMA PROGRAM TUJUAN/SASARAN PELAKSANA KETERANGAN1. Pembentukan TKPKD Terwujudnya

kelembagaan induk yang menangani kemiskinan

Bappeda dan Bapemas

2. Monitoring dan evaluasi Program kemiskinan

Mengetahui sejauhmana pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan

Tim/Pokja TKPKD Tim turun ke lapangan

3. Rapat-rapat koordinasi di dalam daerah

Terkoordinasinya program penanggulangan kemiskinan

TKPKD

4. Penyusunan Review pelaksanaan program penaggulangan kemiskinan

Mereview berbagai pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan

Sekretariat TKPKD

Tabel 8. Produk-Produk TKPKD Kabupaten Sampang Tahun 2007- 2010

NO. NAMA PRODUK TUJUAN/SASARAN PELAKSANA KETERANGAN1 STRADA PPDT 2007-

2009Tersusunnya strategi daerah Percepatan Pembangunan daerah Tertinggal

Bappeda

2 RAD PPDT 2007 Tersusunnya Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan daerah Tertinggal tahun 2007

Bappeda

3 RAD PPDT 2008 Tersusunnya Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan daerah Tertinggal tahun 2008

Bappeda

4 RAD PPDT 2009 Tersusunnya Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan daerah Tertinggal tahun 2009

Bappeda

B. Inovasi dan Kreatifitas Lokal

Dalam upaya percepatan penanggulangan kemiskinan diperlukan suatu inovasi dalam

menciptakan kreatifitas lokal. Program tersebut disusun tidak terlepas dari karakteristik masyarakat

serta potensi daerah yang berada di Kabupaten Sampang. Adapun program yang menjadi unggulan

di tahun 2011 adalah:

27

Page 28: profil PPA 2011[1]

1. Program pembangunan embung dan bangunan penampung air lainnya PU Pengairan

2. Program pengembangan diseminasi informasi bagi masyarakat desa (Bapemas)

3. Program penggunaan lahan dan air (Dinas Pertanian) yang disinergikan dengan program Water

Resources and Irrigation Sector Management Program (PU Pengairan)

Program-program inovatif dan kreatif di atas dapat diuraikan dalam tabel-tabel berikut ini :

Tabel 9. Program Pembangunan Embung dan Bangunan Penampung Air Lainnya

NAMA PROGRAM Program Pembangunan Embung dan Bangunan Penampung Air Lainnya

LOKASI Kecamatan Sreseh, Robatal, dan Karang Penang

PELAKSANA/SKPD PUPengairan

SUMBER DANA/TAHUN APBD Kabupaten Sampang Tahun 2010

DESKRIPSI INOVASI/KREATIFITAS

Latar Belakang

Kegiatan Pembangunan Embung dan Bangunan Penampung Air Lainnya merupakan salah satu bentuk kegiatan untuk masyarakat daerah tertinggal yang diharapkan mampu mebantu masayarakat dalam penyediaan air baku untuk kebutuhan konsumsi dan irigasi.

Program ini terlihat sebagai salah satu program yang dianggap biasa-biasa saja bagi daerah lain. Namun Kabupaten Sampang merupakan salah satu daerah dengan kondisi geografis yang berbukit-bukit. Kondisi ini membuat jarangnya daerah patahan yang terdapat di Kabupaten Sampang. Sumber air seperti sungai pun menjadi sulit untuk ditemukan. Fenomena ini membuat masyarakat miskin di Kabupaten Sampang sulit untuk mengakses air bersih.

Seringkali masayarakat miskin yang membutuhkan air bersih harus membeli air dalam bentuk jirigen, yang notabene harganya lebih tinggi dibandingkan harga air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sebagian masyarakat lain memilih untuk meminum air hijau yang kualitas kelayakannya rendah.

Menghadapi fenomena tersebut, PU Pengairan membangun embung-embung di daerah perbukitan guna membantu masyarakat untuk mensupply kebutuhan air baku. Embung dengan luasan di bawah 2 Ha dimanfaatkan untuk konsumsi (mandi, air minum, dan memasak), sedangkan embung dengan luasan di atasnya dimanfaatkan juga untuk saluran irigasi.

Salah satu daerah di Kecamatan Sreseh yaitu desa Marpanah dan Tisanah, dikelilingi oleh air payau sehingga masyarakatnya susah untuk mendapatkan air baku. Dalam menanggulanginya, PU pengairan membangun embung di sekitar daerah tersebut. Dari empat puluh embung yang tersebar di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten sampan, delapan diantaranya berada pada desa tersebut. Dimana dua

28

Page 29: profil PPA 2011[1]

diantaranya dibangun pada tahun 2010.

Tujuan:

1. Menyediakan kebutuhan air baku masyarakat miskin untuk memenuhi kebutuhan konsumsi2. Membantu saluran irigasi sektor pertanian dan perkebunan sehingga tidak hanya bergantung pada sistem tadah hujan3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin karena mengurangi beban masyrakat untuk membeli air bersih4. Meningkatkan kesehatan masyarakat karena mengkonsumsi air yang lebih bersih

Sasaran:

Sasaran bagi pembangunan embung dan sarana penampung air lainnya ini adalah daerah/ desa dengan kriteria sebagai berikut:

1. Memilki tingkat kekeringan yang cukup tinggi2. Merupakan daerah yang berbukit-bukit atau daerah lain yang sulit untuk ditemukan sumber air

Tabel 10. Program Pengembangan Diseminasi Informasi bagi Masyarakat DesaNAMA PROGRAM Program Pengembangan Diseminasi Informasi bagi Masyarakat DesaLOKASI Kabupaten Sampang ( tersebar )PELAKSANA/SKPD BapemasSUMBER DANA/ THN APBD Kabupaten Sampang Tahun 2010DISKRIPSI INOVASI/KREATIFITAS

Latar Belakang Melalui hasil survey yang dilakukan oleh Bappeda Sampang tahun

2010 kepada 128 rumah tangga miskin yang tersebar pada empat belas Kecamatan yang berda di Kabupaten Sampang, diketahui bahwa 63,21% masyarakatnya bekerja sebagai petani dan pekebun, 14,51% bekerja sebagai buruh tani, 9,43% tidak bekerja, 5,66% bekerja sebagai pedagang, 4,72% adalah nelayan dan 2,83% sebagai buruh.

Tingginya jumlah petani/pekebun yang berada di Kabupaten Sampang merupakan potensi sendiri yang sebenarnya bisa dikembangkan. Selama ini masyarakat menanam kebutuhan pokok, maupun sayur dan buah-buahan, namun tidak memiliki jalan untuk mendistribusikan produknya.

Program pengembangan diseminasi informasi bagi masyarakat desa adalah program dinas untuk membangun satu pasar di setiap desa yang berada di Kab. Sampang. Mengingat banyaknya jumlah petani dan pekebun, sehingga potensi jumlah hasil-hasil pertanian yang akan dijual juga cukup banyak.

Selain itu program ini juga ditujukan untuk merangsang penggeliatan sektor ekonomi desa melalui tumbuhnya usaha mikro dan kecil melali adanya pasar (tempat pendistribusian produk). Di sini, pedagang tidak dikenakan retribusi, namun berkewajiban untuk berpartisipasi secara langsung dalam perawatan keberlangsungan

29

Page 30: profil PPA 2011[1]

pasar.Mekanisme Pembangunan Pasar Desa:1. Bapemas mensosialisasikan kepada masyarakat di desa bahwa

dinasnya memiliki program untuk pembangunan pasar desa2. Masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat

(Pokmas) mengajukan kepada Bapemas untuk pembangunan pasar di desanya

3. Dinas melakukan kunjungan pada desa tersebut untuk meninjau kelayakan tempat usaha

4. Setelah tempat dirasa cukup memadai, Bapemas membantu pembangunan pasar semi permanen melalui pembangunan paving dan Los

Tujuan1. Menggerakkan ekonomi lokal desa2. Merangsang masyarakat untuk memiliki pekerjaan sampingan

sebagai pedagang3. Mencegah keluarnya dana yang beredar dari desa setempat

Tabel 11. Program Pengelolaan Lahan dan Air

NAMA PROGRAM Program Pengelolaan Lahan dan Air dan WISMP

LOKASI Kecamatan jrengik, Sampang , Omben, Banyuates, Sokobanah,

Camplong, Torjun

PELAKSANA/SKPD Dinas Pertanian dan PU Pengairan

SUMBER DANA/THN Sistem Sharing APBD dan APBN Kabupaten Sampang 2010

DISKRIPSI

INOVASI/KREATIFITAS

Latar Belakang Data menunjukkan bahwa sebagian besar petani di Kabupaten Sampang

mengandalkan pertanian dengan sistem tadah hujan. Melalui sistem tadah hujan, petani hanya bisa melakukan satu kali panen dalam satu tahun. Sedangkan bila menggunakan sistem irigasi teknis, petani bisa melakukan panen hingga tiga kali dalam setahun.

Program pengolahan lahan dan air merupakan salah satu sistem irigasi dengan mencari titik suplesi (sumber air baru). Daerah dengan sumber ar berlebih menyalurkan air pada daerah dengan jumlah air terbatas. Kegiatan ini baru dilakukan sebagai contoh di satu desa yang berisi 60 Ha lahan pertanian. Pada tahun 2010 program ini terbukti berhasil dengan meningkatnya jumlah kali panen petani dari satu kali menjadi tiga kali di wilayah tersebut.

Program penggunaan lahan air ini dapat disinergikan dengn program WISMP dari PU Pengairan. Dimana program WISMP/ petani pemakai air juga merupakan program pembangunan jaringan irigasi teknis dengan pemberdayaan masyarakat. Pada program ini petani dilibatkan secara penuh dalam proses pembangunan serta perawatan jaringan irigasi.

30

Page 31: profil PPA 2011[1]

Sebelumnya petani diberi pelatihan dan pendampingan terlebih dahulu. Sehingga apabila terjadi persoalan pada jaringan irigasi tersebut akan langsung teratasi oleh para petani dengan sistem swadaya.

Sasaran:

Sasaran dari program ini adalah para petani yang notabene merupakan jenis pekerjaan tertinggi di Kabupaten Sampang. Diharapkan dengan dukungan program jenis ini, produktivitas petani dapat meningkat sehingga dalam jangka panjang bisa meningkatkan kesejahteraan petani.

III. DAMPAK NYATA

A. Peningkatan kualitas SDM

Untuk menentukan kualitas SDM masyarakat Kabupaten Sampang bisa kita lihat pada Angka

partisipasi Kasar (APK) dimana APK SMP/MTS (sektor pendidikan) di kabupaten Sampang sebagai

salah satu menentukan variabel untuk menentukan rata-rata lama sekolah dimana pada tahun 2009

APK SD/ MI adalah 112,09%, APK untuk SMP/ MTs sebesar 97,35% dan APK untuk SMA / MA adalah

sebesar 38,54%. Sedangkan angka partisipasi kasar pada tahun 2008 adalah 105,68% untuk SD/ Mi,

92,21% untuk SMP/ MTs, dan 27,23% untuk SMA/ MA.

Sedangkan tingkat partisipasi murni pada tahun 2009 SD/ MI adalah 95,76%, APM untuk SMP/

MTs sebesar 74,61% dan APM untuk SMA / MA adalah sebesar 24,62%. Sedangkan angka partisipasi

murni pada tahun 2008 adalah 95,63% untuk SD/ Mi, 71,40% untuk SMP/ MTs, dan 18,41% untuk

SMA/ MA.

31

Page 32: profil PPA 2011[1]

IPM kabupaten Sampang meskipun masih tertinggal bila dibandingkan dengan kabupaten

lainnya di Jawa Timur, namun telah mengalami peningkatan. Tahun 2005 IPM kabupaten Sampang

berada pada 54,50, tahun 2008 56,99 dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 58,23.

B. Peningkatan kesejahteraan Sosial-Ekonomi

Perkembangan perekonomian terus mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan laju

pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 sebesar 4,58% meningkat menjadi 4,64% pada tahun 2009.

Sektor Pertanian masih mendominasi indikator PDRB disusul dengan sektor perdagangan, hotel dan

restoran dan bahan galian tambang.

32

Page 33: profil PPA 2011[1]

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sampang tidak melaju secara tinggi disebabkan karena

sektor pertanian yang mendominasi. Sedangkan tingkat distribusi sektor industri masih sangat

rendah. Pembangunan jembatan Suramadu diharapkan bisa merangsang tumbuhnya investai lokal.

Pemerintah daerah mendukung melalui perbaikan Peraturan Daerah serta peraturan juga program

lain yang bisa mendukung. Selain itu pemerintah Kabupaten Sampang juga berupaya terus

memperbaiki kehidupan penduduk melalui berbagai program penanggulangan kemiskinan yang

mendukung sektor ekonomi lokal (pertanian).

C. Penurunan Angka Kemiskinan

Meskipun kabupaten Sampang masuk kabupaten tertinggal atau miskin namun jumlah dan

persentase penduduk miskin mempunyai tren penurunan. Jumlah penduduk berdasarkan data BPS

pada tahun 2009 sebesar 864.620 jiwa dan 39,42% adalah penduduk miskin atau 340.833 jiwa.

Angka tersebut telah mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2006, dimana jumlah penduduk

miskin sebesar 632.280 jiwa atau 73,72% dari total penduduk Sampang. Jumlah Rumah Tangga

Miskin juga mengalami penurunan. Berdasarkan data BPS 2009, tercatat 150.386 RTM berada di

Kabupaten Sampang. Sedangkan pada tahun 2006 jumlah Rumah Tangga Miskin di kabupaten

Sampang mencapai 153.733 RTM. Penurunan angka kemiskinan tersebut adalah dampak dari

membaiknya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas SDM, dimana keduanya telah

diperbaiki melalui program penanggulangan kemiskinan yang telah dilakukan oleh Kabupaten

Sampang 2010.

33