PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

22
PERTEMUAN IX PERTEMUAN IX PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) DAN PENERAPAN HAK-HAK PEKERJA/BURUH DR. CUT ZURNALI, SE., M.Si A Pengertian Pemutusan Hubungan Kerja A. Pengertian Pemutusan Hubungan Kerja B. Jenis Pemutusan Hubungan Kerja C. Prosedur Pemutusan Hubungan Kerja D Penetapan Hak Pemutusan Hubungan Kerja D. Penetapan Hak Pemutusan Hubungan Kerja BAHAN AJAR “MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL” PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS BUDI LUHUR - JAKARTA 2011

description

Pekerja

Transcript of PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

Page 1: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

PERTEMUAN IXPERTEMUAN IXPEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

DAN PENERAPAN HAK-HAK PEKERJA/BURUH

DR. CUT ZURNALI, SE., M.Si

A Pengertian Pemutusan Hubungan KerjaA. Pengertian Pemutusan Hubungan KerjaB. Jenis Pemutusan Hubungan KerjaC. Prosedur Pemutusan Hubungan KerjaD Penetapan Hak Pemutusan Hubungan KerjaD. Penetapan Hak Pemutusan Hubungan Kerja

BAHAN AJAR “MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL”PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS BUDI LUHUR - JAKARTA2011

Page 2: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

A. PENGERTIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

PSuatu langkah pengakhiran hubungan kerja antara

P buruh dan majikan karena suatu hal tertentu (Halim,1990: 136)

Pengahiran hubungan kerja antara pengusaha dan

HPengahiran hubungan kerja antara pengusaha danpekerja berdasarkan izin Panitia Daerah atau PanitiaPusat (Pasal 1 ayat 4 Keputusan Menteri tenagaKerja No Kep-15 A/Men/1994)

KPengakhiran hubungan kerja karena karena suatuhal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hakdan kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha.K (Pasal 1 angka 25 UU No 13 Th 2003 tentangKetenagakerjaan)

Page 3: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

BEBERAPA DASAR HUKUM PENGATURAN PHK:

1. UU No 13 Th 2003 tentang Ketenagakerjaan2. UU No 2 Th 2004 tentang Penyelesaian Hubuingan Kerja di Perusahaan

BEBERAPA DASAR HUKUM PENGATURAN PHK:

2. UU No 2 Th 2004 tentang Penyelesaian Hubuingan Kerja di PerusahaanSwasta

3. Putusan Mahkamah Konstitusi Reoublik Indonesia No. 012/PUU-I/2003tanggal 28 Oktober 2004atas Hak Uji Materiil UU No 13 Thn 2003 tentangK t k j t h d UUD 1945Ketenagakerjaan terhadap UUD 1945

4. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.SE.907/Men.PHI-PPHI/X/2004 tentang Pencegahan Pemutusan Hubungan Kerja Massal

5. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.SE.13/Men/SJ-g j gHK/I/2005 tentang Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia atasHak Materiil UU No 13 Th 2003 tentang Ketenagakerjaan terhadap UUD1945

6 Surat menteri tenaga Kerja dan Transmigrasi No B 600/Men/SJ6. Surat menteri tenaga Kerja dan Transmigrasi No. B.600/Men/SJ-HK/VIII/2005 perihal Uang Penggantian Perumahan serta Pengobatan danPerawatan.

Page 4: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

BEBERAPA KETENTUAN MENGENAI PENGATURAN PHK MENURUT UU No 13 Th 2003:

1. Lingkup pengaturan PHK menurut Pasal 150, meliputi:a. Badan usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseoarangan, milik

persekutuan atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara;b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus danb. Usaha usaha sosial dan usaha usaha lain yang mempunyai pengurus dan

mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuklain.

2. Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah, dengansegala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerjasega a upaya a us e gusa a a aga ja ga te jad pe utusa ubu ga e ja(Pasal 151 ayat 1).

3. Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja tidakdapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan olehpengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh atau dengan pekerja/buruh apabilap g p j g p j ppekerja/buruh yang bersangkutan tidak menjadi anggota serikat pekerja/serikatburuh (Pasal 151 ayat 2).

4. Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) benar-benar tidakmenghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerjag p j , p g y p g jdengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaianperselisihan hubungan industrial (Pasal 151 ayat 3).

5. Permohonan penetapan pemutusan hubungan kerja diajukan secara tertulis kepadalembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial disertai alasan yangg p y p g y gmenjadi dasarnya (Pasal 152 ayat 1).

Page 5: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

LANJUTAN: BEBERAPA KETENTUAN MENGENAI PENGATURAN PHK

6. Permohonan penetapan PHK dapat diterima dan diberikan keputusan penetapan PHK apabilasudah dirundingkan dan tidak menghasilkan kesepakatan (Pasal 152 Ayat 2 dan 3)g g p ( y )

7. Penetapan PHK dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial tidak diperlukandalam:a. Pekerja/buruh (Pasal 154):

o Masih dalam masa percobaan;o Masih dalam masa percobaan;o Mengajukan permintaan pengunduran diri secara tertulis atas kemauan sendiri tanpa

adanya indikasi tekanan/intimidasi dari pengusaha;o Berakhirnya hubungan kerja sesuai dengan perjanjian kerja waktu tertentu untuk pertama

kali;o Mencapai usia pensiun sesuai dengan ketetapan dalam perjanjian kerja, peraturan

perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau peraturan perundang-undangan; atauo Meninggal dunia.

b. Pengusaha dinyatakan tidak melakukan perbuatan sebagimana pasal 169 ayat 1 oleh lembagapenyelesaian perselishan hubungan industrial yaitu: 1) tidak menganiaya menghina secarapenyelesaian perselishan hubungan industrial, yaitu: 1) tidak menganiaya, menghina secarakasar atau mengancam pekerja/buruh; 2) tidak membujuk dan/atau menyusuh pekerja/buruhuntuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan; 3)telah membayar upah tepat pada waktu yang telah ditentukan selama 3 (tiga) bulan berturut-turut atau lebih; 4) telah melakukan kewajiban yang telah dijanjikan kepada pekerja/buruh; 5)tid k i t hk k j /b h t k l k k k j di l di j jiktidak memerintahkan pekerja/buruh untuk melaksanakan pekerjaan di luar yang diperjanjikan,atau 6) tidak memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan, kesehatan dankesusilaan pekerja/buruh sedangkan pekerjaan tersebut tidak dicantumkan pada perjanjiankerja.

8. PHK batal demi hukum (Pasal 153 ayat 2 dan Pasal 155 ayat 1 apabila pengusaha dalam( y y p p gmelakukan PHK:

a. Melanggar ketentuan Pasal 153 ayat 1b. Tanpa ada penetapan lembaga penyelesaian hubungan industrial/

Page 6: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

B JENIS PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJAB. JENIS PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

SECARA TEORITIS

1. PHK Demi Hukum

2. PHK oleh PengadilanJenis Pemutusan Hubungan Kerja

3. PHK oleh Pekerja/Buruh

Hubungan Kerja

4. PHK oleh Pengusaha

Page 7: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

1. PHK Demi Hukum

PHK Demi HukumTerjadi dengan

sendirinya secara hukum

“Hubungan kerja berakhirdemi hukum jika habiswaktunya yang ditetapkandalam perjanjian dan dalamhukumperaturan undang-undangatau jika semuanya itu tidakada, menurut kebiasaan”.(Pasal 1603se KUH Perdata)

Berdasarkan Pasal 154 UU No 13 Th 2003, penyebabPHK Demi Hukum adalah:

Tidak memerlukan

a. pekerja/buruh masih dalam masa percobaankerja, bilamana telah dipersyaratkan secaratertulis sebelumnya;

penetapan dari pengadilan hubungan industrial

b. pekerja/buruh mengajukan permintaanpengunduran diri, secara tertulis atas kemauansendiri tanpa ada indikasi adanyatekanan/intimidasi dari pengusaha, berakhirnya industrialhubungan kerja sesuai dengan perjanjian kerjawaktu tertentu untuk pertama kali;

c. pekerja/buruh mencapai usia pensiun sesuaidengan ketetapan dalam perjanjian kerja,peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama,atau peraturan perundang-undangan, atau

d. pekerja/buruh meninggal dunia.

Page 8: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

2. PHK oleh Pengadilan

PHK oleh PengadilanTindakan PHK karena adanya putusan hakim

d dilpendadilan

Hal ini terjadi karena salah satu pihak (Pengusaha ataupekerja/keluarganya) mengajukan pembatalan perjanjian kepada

pengadilan

Contoh: Jika seorang pengusaha mempekerjakan anak di bawahumur (kurang dari 18 (delapan belas) tahun, maka orang tua atauwali si anak tersebut dapat mengajukan pembatalan perjanjiankerja kepada pengadilankerja kepada pengadilan.

Page 9: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

3. PHK oleh Pekerja/Buruh

PHK oleh Pengadilan

Menurut Abdul Khakim, PHK ini terjadi dan disebabkan olehdua hal :1. Karena permintaan pengunduran diri (Pasal 154 huruf b UU

No 13 Th 2003); dang2. Karena permohonan PHK kepada Pengadilan Hubungan

Industrial (Pasal 169 UU No 13 Th 2003)

2. PHK Karena permohonan PHK kepada

1. PHK Karena Pengunduran Diri:

2. PHK Karena permohonan PHK kepadaPengadilan Hubungan Industrial :

PHK ini terjadi karena pengusaha melakukanperbuatan sebagi berikut:

i hi k tSyarat-Syarat pengunduran diri yang harusdipenuhi oleh seorang pekerja/buruh menurutPasal 162 UU No 13 Th 2003 adalah:a. mengajukan permohonan pengunduran diri

a. menganiaya, menghina secara kasar ataumengancam pekerja/buruh;

b. membujuk dan/atau menyusuh pekerja/buruhuntuk melakukan perbuatan yang bertentangandengan peraturan perundang-undangan;

secara tertulis selambat-lambatnya tigapuluh hari sebelum tanggal mulaipengunduran diri

b. tidak terikat dalam ikatan kedinasanc tetap menjalankan kewajibannya sampai

g p p g g ;c. tidak membayar upah tepat pada waktu yang

telah ditentukan selama 3 (tiga) bulan berturut-turut atau lebih;

d. tidak melakukan kewajiban yang telahdijanjikan kepada pekerja/buruh;c. tetap menjalankan kewajibannya sampai

tanggal mulai pengunduran diri.

Keterangan:PHK karena permintaan pengunduran diri

dijanjikan kepada pekerja/buruh;e. memerintahkan pekerja/buruh untuk

melaksanakan pekerjaan di luar yangdiperjanjikan, atau

f. memberikan pekerjaan yang membahayakanTidak memerlukan penetapan dari pengadilanhubungan industrial (Pasal 154 huruf b UU No13 Th 2003)

jiwa, keselamatan, kesehatan dan kesusilaanpekerja/buruh sedangkan pekerjaan tersebuttidak dicantumkan pada perjanjian kerja.

Page 10: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

4. PHK oleh Pengusaha

PHK l h P h

PHK dimana kehendak atau prakarsanya berasal daripengusaha karena adanya pelanggaran atau kesalahan yangdil k k l h k j /b h t ki k f ktPHK oleh Pengusaha dilakukan oleh pekerja/buruh atau mungkin karena faktor-faktor lain, seperti pengurangan tenahga kerja, perusahaantutup karena merugi, perubahan status dan sebagainya.

Menurut Abdul Khakim (2009:193), PHK oleh pengusaha terbagi menjadi dua macam, yaitu :a. PHK karena kesalahan ringan; danb. PHK karena kesalahan berat

Berdasarkan Pasal 151 :Berdasarkan Pasal 151 :Ayat 1. Permohonan penetapan pemutusan hubungan kerja diajukan secara tertulis kepada lembaga

penyelesaian perselisihan hubungan industrial disertai alasan yang menjadi dasarnya.

Ayat 2. Permohonan penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diterima oleh lembagapenyelesaian perselisihan hubungan industrial apabila telah dirundingkan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 151 ayat (2).

Ayat 3. Penetapan atas permohonan pemutusan hubungan kerja hanya dapat diberikan oleh lembagapenyelesaian perselisihan hubungan industrial jika ternyata maksud untuk memutuskanpenyelesaian perselisihan hubungan industrial jika ternyata maksud untuk memutuskanhubungan kerja telah dirundingkan, tetapi perundingan tersebut tidak menghasilkankesepakatan.

Hal ini berarti bahwa penguasaha tidak bisa semaunya mem-PHK pekerja/buruh, harus ada alasanyang kuat sebagaimana diatur dalam Pasal 158 UU No 13 Th 2003

Page 11: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

PENGUSAHA DILARANG MELAKUKAN PHK TERHADAP PEKERJA/BURUH (PASAL 153 UU NO 13TH 2003) KARENA BERBAGAI ALASAN PEKERJA/BURUH:

a Pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidaka. Pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidakmelampaui 12 (dua belas) bulan secara terus-menerus;

b. Pekerja/buruh berhalangan menjalankan pekerjaannya, karena memenuhi kewajiban terhadap negarasesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. Pekerja/buruh menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya;d. Pekerja/buruh menikah;

e. Pekerja/buruh perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau menyusui bayinya;

f. Pekerja/buruh mempunyai pertalian darah dan atau ikatan perkawinan dengan pekerja/buruh lainnya didalam satu perusahaan, kecuali telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atauperjanjian kerja bersama;

g Pekerja/buruh mendirikan menjadi anggota dan/atau pengurus serikat pekerja/serikat buruhg. Pekerja/buruh mendirikan, menjadi anggota dan/atau pengurus serikat pekerja/serikat buruh,pekerja/buruh melakukan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh di luar jam kerja, atau di dalam jam kerjaatas kesepakatan pengusaha, atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturanperusahaan, atau perjanjian kerja bersama;

h Pekerja/buruh yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai perbuatan pengusahah. Pekerja/buruh yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai perbuatan pengusahayang melakukan tindak pidana kejahatan;

i. Karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi fisik,atau status perkawinan;

j. Pekerja/buruh dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat kecelakaan kerja, atau sakit karena hubungankerja yang menurut surat keterangan dokter yang jangka waktu penyembuhannya belum dapatdipastikan.

Page 12: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

PENGUSAHA DAPAT MELAKUKAN PHK TERHADAP PEKERJA/BURUH KARENA PEKERJA/BURUHTELAH MELAKUKAN KESALAHAN-KESALAHAN BERAT (PASAL 158 AYAT 1 UU NO 13 TH 2003)SBB:

a. melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik perusahaan;b. memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan;c. mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau mengedarkan narkotika,

psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja;d l k k b t il t j di di li k k jd. melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;e. menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di

lingkungan kerja;f. membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan;p p g g ;g. dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik

perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan;h. dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya

di tempat kerja;i membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuki. membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk

kepentingan negara, atauj. melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara 5 (lima)

tahun atau lebih.

Persyaratan lain yang harus dipenuhi pengusaha dalam melakukan PHK adalah BUKTI PENDUKUNG (Pasal 158 Ayat 2), yaitu:a pekerja/buruh tertangkap tangan;a. pekerja/buruh tertangkap tangan; b. ada pengakuan dari pekerja/buruh yang bersangkutan, atauc. bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yang berwenang di perusahaan yang

bersangkutan dan didukung oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi.

Page 13: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

C. PROSEDUR PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Berikut adalah prosedur PHK menurut UU No 13 Th 2003:

a. Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh,dan pemerintah, dengan segala upaya harusmengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungankerja (Pasal 151 Ayat 1)j ( y )

b. Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapipemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindari, makamaksud pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkanoleh pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh ataudengan pekerja/buruh apabila pekerja/buruh yang

1. PROSEDUR PHK SECARA UMUM

dengan pekerja/buruh apabila pekerja/buruh yangbersangkutan tidak menjadi anggota serikatpekerja/serikat buruh. (Pasal 151 Ayat 1)

c. Jika perundingan berhasil, buat persetujuan bersamad. Jika tidak berhasil, pengusaha mengajukan permohonan

penetapan secara tertulis disertai dasar dan alasan-alasannya kepada pengadilan hubungan industrial (Pasal151 ayat 3 dan Pasal 152 Ayat 1)

e. Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihanhubungan industrial belum ditetapkan, baik pengusahahubungan industrial belum ditetapkan, baik pengusahamaupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan segalakewajibannya (Pasal 155 ayat 2)

f. Pengusaha dapat melakukan penyimpangan terhadapketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupati d k k i k d k j /b h dtindakan skorsing kepada pekerja/buruh yang sedangdalam proses pemutusan hubungan kerja dengan tetapwajib membayar upah beserta hak-hak lainnya yang biasaditerima pekerja/buruh (Pasal 155 ayat 3)

Page 14: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

2. PROSEDUR PHK OLEH PENGUSAHA

A. PHK Karena Kesalahan Ringan1. Memberikan peringatan lisan, peringatan

Sejak terbitnya Putusan Mahkamah KonstitusiRepublik Indonesia Perkara No,or 012/PUU-

tertulis satu, dua dan tiga (terakhir). Tapiperingatan tertulis ini tidak mutlak,bergantung tingkat kesalahan pekerja/buruh

2. Apabila setelah peringatan tertulis ketiga ,pekerja masih melakukan kesalahan, maka

I/2003 tanggal 28 Oktober 2004 atas Hak UjiMateriil terhadap UU No 13 Th 2003terhadap UUD 1945, maka PHK olehpengusaha kepada pekerja/buruh yangmelakukan kesalahan berat hanya dapatpekerja masih melakukan kesalahan, maka

pengusaha dapat secara langsungmelakukan PHK

3. Apabila PHK dapat diterima oleh pekerja,buat perjanjian bersama untuk dasar

h t k P dil

melakukan kesalahan berat hanya dapatdilakukan setelah adanya putusan hakimpidana yang telah mempunyai kekuatanhukum tetap (inkracht).

permohonan penetapan ke PengadilanHubungan Industrial

4. Apabila PHK tidak dapat diterima olehpekerja/buruh yang bersangkutan, salahsatu pihak atau para pihak menemouhp p pmekanisme penyelesaian perselisihanhubungan industrial sebagaimana diaturdalam UU No. 2 Th 2004

Page 15: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

3. PROSEDUR PHK OLEH PEKERJA/BURUH

a. Prosedur PHK karena b. Prosedur PHK karena permohonan kepadaa. Prosedur PHK karenapermintaan Pengunduran diri

b. Prosedur PHK karena permohonan kepadaPengadilan Hubungan Industrial

Diatur dalam Pasal 162 Ayat 3 UU No13 Th 2003 sebagai berikut:

Diatur dalam Pasal 169 Ayat 1 UU No 13 Th 2003 sebagaiberikut:13 Th 2003 sebagai berikut:

a. Mengajukan permohonanpengunduran diri secara tertulisselambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari sebelum tanggal

berikut:Pekerja/buruh dapat mengajukan permohonanpemutusan hubungan kerja kepada lembagapenyelesaian perselisihan hubungan industrial dalamhal pengusaha melakukan perbuatan sebagai berikut :

mulai pengunduran diri;b. tidak terikat dalam ikatan dinas,

danc. tetap melaksanakan

kewajibannya sampai tanggal

a. menganiaya, menghina secara kasar ataumengancam pekerja/buruh;

b. membujuk dan/atau menyusuh pekerja/buruh untukmelakukan perbuatan yang bertentangan denganperaturan perundang-undangan;kewajibannya sampai tanggal

mulai pengunduran diri.

Atau prosedur yang lebih rinci dapatdiatur lebih lanjut dalam perjanjiank j t h t

peraturan perundang-undangan;c. c. tidak membayar upah tepat pada waktu yang

telah ditentukan selama 3 (tiga) bulan berturut-turutatau lebih;

d. tidak melakukan kewajiban yang telah dijanjikank d k j /b hkerja, peraturan perusahaan, atau

perjanjian kerja bersama.kepada pekerja/buruh;

e. memerintahkan pekerja/buruh untuk melaksanakanpekerjaan di luar yang diperjanjikan, atau

f. fmemberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa,keselamatan, kesehatan dan kesusilaan

Prosedur penyelesaiannya melaluiperundingan bipartit konsiliasi atau ,

pekerja/buruh sedangkan pekerjaan tersebut tidakdicantumkan pada perjanjian kerja.

perundingan bipartit, konsiliasi, ataumediasi. Baru kemudianmengajukan gugatan ke PengadilanHubungan Industrial

Page 16: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

D. PENETAPAN HAK PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Pasal 156 UU No 13 Th 2003 :

a. Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangondan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima.

b. Perhitungan uang pesangon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikitsebagai berikut :

a masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun 1 (satu) bulan upah;a. masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan upah;

b. masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan upah;

c. masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun , 3 (tiga) bulan upah;

d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) bulan upah;

e. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan upah;f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan upah;f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan upah;

g. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan upah;

h. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan) bulanupah;upah;

i. masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.

Page 17: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

Pasal 156 UU No 13 Th 2003 :

3 Perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai3. Perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagaiberikut :a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan upah;b. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan upah;c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat) bulan

upah;upah;d. masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5 (lima) bulan

upah;e. masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun, 6 (enam)

bulan upah;f masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun 7 (tujuh)f. masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun, 7 (tujuh)

bulan upah;g. masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun, 8

(delapan) bulan upah;h. masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih, 10 (sepuluh) bulan upah;

4. Uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :a. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat dimana pekerja/buruh

diterima bekerja;ti h t b t d t dit t k 15% (li b l t )c. penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% (lima belas perseratus)

dari uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat;d. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusanaan atau perjanjian kerja

bersama.

5 P b h hit hit h k j d5. Perubahan perhitungan uang pesangon, perhitungan uang penghargaan masa kerja, dan uangpenggantian hak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) ditetapkan denganPeraturan Pemerintah.

Page 18: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

TABEL FORMULASI “UANG PESANGON” MENURUT PASAL 156 AYAT 2 UU NO 13 TH 2003 TENTANG KETENAGAKERJAANUU NO 13 TH 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

No. Masa Kerja Uang Pesangon

1 Masa kerja kurang dari 1 tahun 1 bulan upah

2 Masa kerja 1 tahun sampai < 2 tahun 2 bulan upah

3 Masa kerja 2 tahun sampai < 3 tahun 3 bulan upah3 Masa kerja 2 tahun sampai < 3 tahun 3 bulan upah

4 Masa kerja 3 tahun sampai < 4 tahun 4 bulan upah

5 Masa kerja 4 tahun sampai < 5 tahun 5 bulan upah

6 Masa kerja 5 tahun sampai < 6 tahun 6 bulan upah

7 Masa kerja 6 tahun sampai < 7 tahun 7 bulan upah

8 Masa kerja 7 tahun sampai < 8 tahun 8 bulan upah

9 Masa kerja 8 tahun atau lebih 9 bulan upah

Page 19: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

TABEL FORMULASI “UANG PENGHARGAAN MASA KERJA” MENURUTTABEL FORMULASI UANG PENGHARGAAN MASA KERJA MENURUT PASAL 156 AYAT 3 UU NO 13 TH 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

No. Masa Kerja Uang PesangonNo. Masa Kerja Uang Pesangon

1 Masa kerja 3 tahun sampai < 6 tahun 2 bulan upah

2 Masa kerja 6 tahun sampai < 9 tahun 3 bulan upah

3 Masa kerja 9 tahun sampai < 12 tahun 4 bulan upah

4 Masa kerja 12 tahun sampai < 15 tahun 5 bulan upah

5 M k j 15 t h i 18 t h 6 b l h5 Masa kerja 15 tahun sampai < 18 tahun 6 bulan upah

6 Masa kerja 18 tahun sampai < 21 tahun 7 bulan upah

7 Masa kerja 21 tahun sampai < 24 tahun 8 bulan upahj p p

8 Masa kerja 14 tahun atau lebih 10 bulan upah

Page 20: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

TABEL KOMPONEN “UANG PENGGANTIAN HAK” MENURUT PASAL 156 AYAT 4TABEL KOMPONEN UANG PENGGANTIAN HAK MENURUT PASAL 156 AYAT 4UU NO 13 TH 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

No. Komponen Uang Penggantian Hak KeteranganNo. Komponen Uang Penggantian Hak Keterangan

1 Cuti yang belum diambil

2 Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dank l k t t di k j /b hkeluarganya ke tempat dimana pekerja/buruhditerima bekerja

3 Penggantian perumahan serta pengobatan danperawatan ditetapkan 15 % dari uang pesangon dan

Bagi yang tidak berhak uangpesangon dan atau uangp p g p g

atau uang penghargaan masa kerja bagi yangmemenuhi syarat

p g gpenghargaan masa kerja, makaotomatis tidak berhak atas uangpengganti ini

4 H l h l l i dit t k d l j ji k j4 Hal‐hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerjabersama

Page 21: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

TABEL KOMPONEN HAK PHK BERDASARKAN ALASAN PHK MENURUT UU NO 13 TH 2003

No Alasan Komposisi Hak PHK KeteranganNo. Alasan Komposisi Hak PHK Keterangan

1 Pekerja/buruh melakukan kesalahan berat PH*) Pasal 158 ayat 12 Pekerja/buruh melakukan pelanggaran terhadap perjanjian kerja, peraturan

perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau ketentuan perundang‐undanganPsg + PMK+ PH Pasal 161 ayat 3

3 Ditahan pihak berwajib dan tidak dapat melakukan pekerjaan atau dinyatakansalah oleh pengadilan

PMK+ PH Pasal 160 ayat 7

4 Mengundurkan diri secara baik atau kemauan sendiri PH*) Pasal 162 ayat 15 Perubahan status, penggabungan, atau peleburan perusahaan, tetapi:

a) Pekerja/buruh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerjanya Psg + PMK+ PH Pasal 163 ayat 1) j / j g j yb) Pengusaha tidak bersedia menerima pekerja/buruh di perusahaannya

g2 (Psg) + PMK+ PH

yPasal 163 ayat 2

6 Perusahaan tutup karena merugi dua tahun terus‐menerus atau keadaanmemaksa (force majeure)

Psg + PMK+ PH Pasal 164 ayat 1

7 Perusahaan tutup bukan karena merugi atau keadaan memaksa (force 2 (Psg) + PMK+ PH Pasal 164 ayat 3majeure), melainkan karena efisiensi

8 Perusahaan pailit Psg + PMK+ PH Pasal 1659 Pekerja/buruh meninggal dunia 2 (Psg) + PMK+ PH Pasal 166

10 Pekerja/buruh mamasuki usia pensiun:a) Ada program pension, dan iuran/premi ditanggung sepenuhnya oleh

pengusahab) Tidak ada program pensiun

**)

2 (Psg) + PMK+ PH

Pasal 167 ayat 1Pasal 167 ayat 5

11 Pekerja/buruh mangkir lima hari atau lebih berturut‐turut PH*) Pasal 168 ayat 312 Pelanggaran yang dilakukan oleh pengusaha 2 (Psg) + PMK+ PH Pasal 169 ayat 212 Pelanggaran yang dilakukan oleh pengusaha 2 (Psg) + PMK+ PH Pasal 169 ayat 2

13 Pekerja/buruh sakit berkepanjangan, cacat tetap akibat kecelakaan kerja, dantidak dapat melakukan pekerjaan melebihi dua belas bulan

2 (Psg) + 2 (PMK) + PH Pasal 172

Page 22: PHK & Penerapan Hak Hak Pekerja - Cutzurnali

KETERANGAN TABEL KOMPONEN HAK PHK BERDASARKAN ALASAN PHK :

Psg = Uang pesangonPMK = Uang Penghargaan Masa KerjaPH = Uang Penggantian Hak

*) = Ditambahkan uang pisah bagi pekerja/buruh yang tugas dan fungsinyatidak mewakili kepentingan pengusaha secara langsung (blue collarworker), yang besar dan pelaksanaannya diatur dalam perjanjian kerja,peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersamaperaturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

**) = Berhak jaminan atau manfaat pensiun, tetapi tidak berhak uangpesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak,dengan catatan:dengan catatan:

1. Jika nilai jaminan atau manfaat pensiun ternyata lebih kecil dari2 (Psg) + PMK + PH, selisihnya harus dibayar pengusaha (Pasal 167Ayat 2)Ayat 2)

2. Jika iuran/premi pensiun dibayar oleh pengusaha dan pekerja/buruh,yang diperhitungkan dengan uang pesangon ialah iuran/premi yangdibayar oleh pengusaha (Pasal 167 Ayat 3)dibayar oleh pengusaha (Pasal 167 Ayat 3)