PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN TANAMAN SAWI …eprints.ums.ac.id/54979/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...

13
PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN TANAMAN SAWI SENDOK ( Brassica rapa L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI LIMBAH AMPAS TEH DAN LIMBAH BIJI NANGKA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Oleh: Dhani Prasetyo A420130086 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Transcript of PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN TANAMAN SAWI …eprints.ums.ac.id/54979/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...

PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN TANAMAN SAWI SENDOK

( Brassica rapa L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR

(POC) DARI LIMBAH AMPAS TEH DAN LIMBAH BIJI NANGKA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi strata I pada

Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

Dhani Prasetyo

A420130086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

1

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI SENDOK

( Brassica rapa L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR

(POC) DARI LIMBAH AMPAS TEH DAN LIMBAH BIJI NANGKA

ABSTRAK

Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan organik atau materi

makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri

pengurai. Limbah ampas teh mengandung unsur nitrogen, seng, kalsium, protein dan

lemak kasar. Limbah biji nangka mengandung protein sebesar 4,2 g/100g, kalsium, fosfor

dan zat besi. Limbah ampas teh dan limbah biji nangka dapat dibuat menjadi pupuk

organik cair. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian

pupuk organik cair limbah ampas teh dan limbah biji nangka terhadap pertumbuhan

tanaman sawi sendok. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama volume pupuk

organik cair ( D1=7ml, D2=10ml, D3=13ml), faktor kedua waktu pemupukan ( W1=3hari,

W2=5hari) dengan dua kali ulangan. Data dianalisis menggunakan ANOVA dua jalur.

Tinggi tanaman sawi sendok terbaik yaitu perlakuan D2W1 dengan rata-rata tinggi 5,85

cm, berat basah terbaik pada perlakuan D1W1 dengan rata-rata berat basah sebesar 8,41g.

Terdapat pengaruh Interaksi volume dan waktu pemupukan terhadap pertumbuhan

tanaman sawi sendok.

Kata kunci : pupuk organik cair ( limbah ampas teh dan limbah biji nangka), Tanaman

sawi sendok, tinggi tanaman, berat basah.

ABSTRACT

Liquid organic fertilizer is a solution of decomposition organic matter or living matter

processed by decomposition process of decomposing bacteria. Waste of tea contains

elements of nitrogen, zinc, calcium, protein and crude fat. Jackfruit seed waste contains a

protein of 4.2 g / 100g, calcium, phosphorus and iron. Waste of tea waste and jackfruit

seed waste can be made into liquid organic fertilizer. The purpose of this study is to

determine the effect of organic fertilizer application of liquid waste tea waste and

jackfruit seed waste on the growth of mustard plant spoon. This study used an

experimental method with Completely Randomized Design (RAL) with two factors. The

first factor was the dose of liquid organic fertilizer (D1 = 7ml, D2 = 10ml, D3 = 13ml),

second factor of fertilization interval (W1 = 3hari, W2 = 5hari) with two replications. Data

were analyzed using two-way ANOVA. The best height spoon mustardis the D2W1

treatment with a mean height 5.85 cm, the best wet weight on the D1W1 treatment with an

average wet weight 8.41g. There is an effect of dose interaction and fertilization interval

on the growth of spoon mustard plant.

Keywords : liquid organic fertilizer (waste pulp tea and jackfruit seed waste), spoon

mustard, plant height, wet weight.

2

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya

bermata pencarian sebagai petani dan banyak diantaranya adalah petani

sayuran. Produktivitas hasil pertanian berupa sayuran dari tahun ketahun

semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah populasi penduduk

yang mengakibatkan kebutuhan akan bahan pangan berupa sayuran juga

semakin besar. Salah satu jenis tanaman sayuran yang mudah dibudidayakan

adalah sawi (Hamli, 2015).Sawi sendok merupakan tanaman semusim atau

tanaman hortikultura yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan

pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi merupakan sayuran yang

mengandung nutrisi lengkap. Menurut Hariyanto (2006), Komposisi zat-zat

makanan yang terkandung dalam 100 g berat basah sawi adalah sebagai

berikut: 2,3 g protein; 0,3 g lemak; 4,0 g karbohidrat; 220 mg Ca; 38 mg

P;2,9 mg Fe; 1.940 mg vitamin A; 0,09 mg vitamin B; dan 102 mg vitamin C.

Salah satu faktor yang berperan penting dalam peningkatan

produktivitas dan mutu gizi tanaman sawi adalah pemupukan. Pemupukan

bertujuan untuk mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman sawi sehingga

tanaman sawi yang dihasilkan dapat tumbuh lebih sehat. Penggunaan pupuk

anorganik oleh para petani dapat menyebabakan efek samping seperti

penurunan kualitas tanah, dan dapat merusak lingkungan sekitar. Oleh karena

itu penggunaan pupuk anorganik harus dibatasi dan mulai beralih

menggunakan pupuk organik karena lebih ramah lingkungan.

Pupuk organik merupakan pupuk yang terbuat dari limbah organik

contohnya limbah ampas teh dan limbah biji nangka. Limbah ampas teh dapat

menjadi alternatif pembuatan POC karena jumlahnya melimpah dan

pemanfaatanya masih belum maksimal. Menurut Simon (2010) limbah ampas

teh mengandung protein kasar 20,08 %, lemak kasar 0,82 %, serat kasar15,45

%, bahan kering 93,59 %, kadar air 6,41 %, abu 6,5%.Sedangkan limbah biji

nangka memiliki banyak kandungan yang bermanfaat, antara lain vitamin A,

vitamin C, vitamin B1, kalsium(Ca), Fospor, zat besi, protein, lemak,

3

karbohidrat, dan kadar air. Komposisi Kimia Biji Nangka Per 100 Gram

adalah Kalori 165 kal; Protein 4,2 g; Lemak 0,1 g; Karbohidrat 36,7 g;

Kalsium 33 mg; Besi 200 mg; Fosfor 1 mg; Vitamin B1 0,2 mg; Vitamin C

10 mg; dan Air 57,7 g. (Nusa, 2014).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti melakukan penelitian

dengan judul “PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN TANAMAN

SAWI SENDOK ( Brassica rapa L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK

ORGANIK CAIR (POC) DARI LIMBAH AMPAS TEH DAN LIMBAH

BIJI NANGKA”.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium biologi UMS (Green House).

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2017 sampai dengan bulan Juni

2017. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian iniadalah metode

ekperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 kali

ulangan dan 2 faktor, faktor 1 volume pupuk 7ml (D1), 10ml (D2), 13ml (D3)

dan faktor 2 waktu pemupukan 3 hari sekali (W1), 5 hari sekali (W2).

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Baskom, botol 1,5 L,

pisau, ember plastik, kertas pH indikator universal, polybag, timbangan

digital, kertas label, blender, pengaduk, gelas takar 1 L, penggaris, alat tulis,

gelas ukur 10ml dan saringan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 1 kg limbah ampas teh, 1 L ekstrak biji nangka, 3 L air,100 gram gula

pasir, 500 ml air kelapa, 300 ml aktivator EM4, campuran tanah dan arang

sekam, lembar pengamatan, dan 14 bibit sawi sendok umur 17 hari.

Pelaksanaan penelitian diawali dengan pembuatan pupuk organik cair

dan difermentasi selama 2 minggu kemudian memberikan pupuk organik cair

dengan volume 7ml, 10ml, 13ml dengan waktu pemupukan 3 hari sekali, dan

5 hari sekali. Pengukuran tinggi dilakukan 7 hari sekali selama 3 minggu.

Penimbangan berat basah dilakukan ketika panen yakni setelah 3 minggu

pengamatan.

4

Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode

eksperimen yang menjelaskan segala sesuatu yang akan terjadi bila variable

tertentu dikontrol atau dimanipulasi secara tertentu. Analisis data dari

penelitian ini menggunakan analisis varian anova dua jalur karena terdapat

dua faktor. Analisis data anova dua jalur menggunakan taraf signifikansi 5%

dilakukan dengan analisis data spss.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk organik cair

(POC) dari limbah ampas teh dan limbah biji nangka terhadap tinggi dan

berat basah tanaman sawi sendok diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.1 Rata-rata tinggi dan berat basah tanaman sawi sendok

Perlakuan Rata-rata Tinggi Tanaman

Minggu ke-3

Rata-rata Berat Basah

Tanaman

D1W1 4.95 8.41**

D1W2 3.75 6.12

D2W1 5.85** 5.11

D2W2 4.90 5.71

D3W1 4.10 5.48

D3W2 4.35 5.07

KONTROL 3.70* 4.41*

Keterangan : ** rata-rata tertinggi

* rata-rata terendah

Tabel 3.2 Hasil uji anava dua jalur rata-rata tinggi tanaman (cm) pada

minggu ke-3

Sumbervariasi Db JK KT F hit F tabel

5% Sig Keputusan

D 2 3.185 1.593 15.064 3.739 0.003 H0 ditolak

W 1 1.203 1.203 11.383 4.600 0.012 H0 ditolak

D*W 2 1.202 0.601 5.684 3.739 0.034 H0 ditolak

Galat 7 .740 0.106 - - -

Total 14 293.180 - - - -

5

Tabel 3.3 hasil uji anava dua jalur rata-rata berat basah pada minggu

ke-3

Sumbervariasi Db JK KT F hit F tabel

5% Sig Keputusan

D 2 9.872 4.936 23.039 3.739 0.001 H0 ditolak

W 1 1.471 1.471 6.864 4.600 0.034 H0 ditolak

D*W 2 4.316 2.158 10.073 3.739 0.009 H0 ditolak

Galat 7 1.500 0.214 - - -

Total 14 485.355 - - - -

3.2 Pembahasan

3.2.1 Tinggi Tanaman

Berdasarkan tabel 3.1 menunjukkan hasil bahwa tinggi tanaman

sawi sendok paling baik yaitu pada perlakuan D2W1 (Volume 10ml

dengan waktu 3 hari) dengan tinggi rata–rata 5 ,85cm, sedangkan rata-

rata tinggi terendahpada tanaman KONTROL (Tanpa perlakuan)

dengan tinggi rata– rata 3,70cm.

Gambar 3.1 Perlakuan D2W1 Gambar 3.2 Tanaman Kontrol

Hal tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Hamli

(2015) tentang respon pertumbuhan tanaman sawi terhadap komposisi

media tanam dan konsentrasi pupuk organik cair dimana volume pupuk

organik cair 10 ml/L air memberikan hasil terbaik dibandingkan

volume 7ml, 13ml dan tanpa perlakuan. Peningkatan tinggi tanaman

6

sawi sendok pada tanaman sawi tersebut disebabkan karena kandungan

unsur N pada bahan pembuat POC yaitu ampas teh.

Ampas teh memiliki kandungan nitrogen yang mudah diserap

oleh tanaman sehingga sangat bagus untuk menyuburkan tanaman.

Nitrogen diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian

vegetatif tanaman, seperti daun, batang, dan akar. Berdasarkan

penelitian sebelumnya oleh Widyati (2005) bahwakompos dari ampas

teh mengandung unsur N sebesar 0,32%, pemberian kompos ampas teh

meningkatkan produksi jagung manis dari 939 g/m2 menjadi 1116

g/m2. Semakin banyak N dari kompos ampas teh akan semakin tinggi

pula produksi jagung manisnya.

Meskipun ketersedian unsur N dalam pupuk memberikan

dampak positif pada tinggi tanaman, penggunaan unsur N harus dengan

komposisi yang tepat. Menurut hasil penelitian Fahmi (2011) bahwa

pemberian pupuk organik dengan kandungan N yang terlalu tinggi

dapat bereaksi negatif terhadap unsur hara lain seperti K dan Si

sehingga dapat mempengaruhi fungsi unsur N dalam transport hasil

fotosintesis ke tubuh tumbuhan sehingga dapat menyebabkan

terganggunya pertumbuhan tanaman terutama tinggi tanaman. Dengan

demikian sebelum melakukan pemupukan pada tanaman

perludilakukan uji kandungan unsur hara pada pupuk yang akan

diberikan.

Berdasarkan tabel 3.2 dari analisis uji anova tinggi tanaman

sawi sendok minggu ke-3 didapatkan hasil nilai F hitung Volume > F

tabel, 15.064 > 3.739 hasilnya signifikan. Maka Volume yang

digunakan berpengaruh terhadap tinggi tanaman sawi sendok.

Pada Waktu pemupukan juga demikian,F hitung Waktu pemupukan

> F tabel 11.383 > 4.600 artinya signifikan. Maka Waktu pemupukan

berpengaruh terhadap pertambahan tinggi tanaman sawi sendok. Nilai

F hitung interaksi > F tabel, yaitu 5.684 > 3.739 maka hasil signifikan

7

artinya interaksi antara Volume dan Waktu pemupukan berpengaruh

terhadap tinggi tanaman sawi sendok.

3.2.2 Berat Basah Tanaman

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3.1 berat basah tanaman

sawi terbaik adalah pada perlakuan D1W1 (Volume 7ml dengan waktu

3 hari sekali) dengan rata-rata berat basah 8.41 g. Sedangkan berat

basah terkecil pada perlakuan kontrol (Tanpa perlakuan) dengan rerata

berat basah 4.41g.

Gambar 3.3 Perlakuan D1W1 Gambar 3.4 Tanaman Kontrol

Hasil pengukuran berat basah sangat beragam dan tidak sesuai

dengan penelitian yang sebelumnya yang dilakukan oleh Hamli (2015)

tentang respon pertumbuhan tanaman sawi terhadap komposisi media

tanam dan konsentrasi pupuk organik cairdimana seharusnya

konsentrasi pupuk organik cair 10 ml/L air memberikan respon

pertumbuhan dan hasil terbaik yaitu menghasilkan nilai rata-rata

tinggi tanaman dan berat basah tertinggi. Hasil yang tidak sesuai

tersebut dikarenakan tanaman sawi sendok yang digunakan sebagai

sampel tidak ditanam dari biji melainkan menggunakan bibit sawi

sendok yang sudah berumur 17 hari dimana masing-masing tanaman

memiliki berat basah yang berbeda-beda karena dalam penanamanya

tidak memperhatikan media dan kondisinya sehingga berat basahnya

ketika berumur 17 hari sudah berbeda-beda.

8

Menurut hasil penelitian Fatimah (2008), bahwa perlakuan

komposisi media tanam berpengaruh sangat nyata pada berat basah

total tanaman sambiloto dimana komposisi media terbaik adalah (

50% grumosol : 50% kompos ). Sejalan dengan hal tersebut, menurut

penelitian Augustien (2010) juga menunjukan bahwa komposisi media

tanam berpengaruh terhadap berat basah tanaman sawi di polybag

dimana komposisi media tanam terbaik yaitu Tanah: Kompos: Kertas

(2:1:1) meningkatkan berat basah tanaman sawi sebesar 40,31%.

Berdasarkan tabel 3.3 dari analisis uji anova berat basah

tanaman sawi sendok minggu ke-3 didapatkan hasil nilai F hitung

Volume > F tabel, 23.039 > 3.739 hasilnya signifikan. Maka

konsentrasi Volume yang digunakan berpengaruh terhadap berat

basah tanaman sawi sendok. Pada Waktu pemupukan juga

demikian, F hitung > F tabel 6.864 > 4.600 artinya signifikan. Maka

Waktu pemupukan berpengaruh terhadap berat basah sawi sendok.

Nilai F hitung interaksi > F tabel, yaitu 10.073 > 3.739 maka hasil

signifikan artinya interaksi antara Volume dan Waktu pemupukan

berpengaruh terhadap berat basah tanaman sawi sendok.

4. PENUTUP

Pertumbuhan tinggi tanaman sawi terbaik yaitu pada perlakuan

Volume pemupukan 10 ml dan Waktu pemupukan 3 hari sekali dengan

rata-rata pertambahan tinggi 5 ,85cm, berat basah tanaman sawi terbaik

yaitu pada perlakuan Volume pemupukan 7 ml dan Waktu pemupukan 3

hari sekali dengan rata-rata berat basah 8.41 g.

Ada pengaruh pemberian pupuk organik cair limbah ampas teh dan

limbah biji nangka terhadap tinggi dan berat basah tanaman sawi.

9

DAFTAR PUSTAKA

Augustien, Nora., Hadi Suhardjono. 2010. “Peranan Berbagai Komposisi Media

Tanam Organik Terhadap Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Di

Polybag”. Agritop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. Hal : 54-58.

Fahmi, Ahmad. 2011. “Pengaruh Interaksi Hara Nitrogen Dan Fosfor Terhadap

Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L) Pada Tanah Regosol dan

Latosol”. Jurnal FMIPA. Vol 10 No.3.

Fatimah, Siti., B. M. Hendarto. 2008. Pengaruh Komposisi Media Tanam

Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sambiloto (Andrographis

paniculata, Nees). Jurnal Embryologi. Vol.5 No.2. ISSN 0216-0188.

Hamli, Fitriani., I.M.Lapanjang dan R. Yusuf.2015. “Respon Pertumbuhan

Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Secara Hidroponik Terhadap

Komposisi Media Tanamdan Konsentrasi Pupuk Organik Cair”. e-Jurnal

Agrotekbis. Vol. 3,No.3.ISSN : 2338-3011.

Haryanto. 2006. Teknik Budidaya Sayuran Pakcoy (Sawi Mangkok). Jakarta:

Penebar Swadaya.

Nusa, Mhd.Iqbal., Misril Fuadi dan Siti Fatimah. 2014. “ Studi Pengolahan Biji

Buah Nangka Dalam Pembuatan Minuman Instan “. Jurnal Agrium.

Vol.19,No. 1.

Simon. 2009. Respon Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Secara

Hidroponik Terhadap Komposisi Media Tanamdan Konsentrasi Pupuk

Organik Cair. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Medan.

Widyati. 2005. Pengaruh dosis pemupukan Kompos Ampas Teh Terhadap

Produksi jerami Jagung manis (Zea mays S). Skripsi Fakultas peternakan

Universitas Dipenogoro. Semarang.