PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE...

86
PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG DIPERIKSA KURANG DARI 1 JAM DAN LEBIH DARI 1 JAM PADA PASIEN SUSPEK INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSUD KOTA KENDARI KARYA TULIS ILMIAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Analis Kesehatan Di Poltekkes Kemenkes Kendari OLEH : Wa Ode Asriyani P00320013137 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2016

Transcript of PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE...

Page 1: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE

YANG DIPERIKSA KURANG DARI 1 JAM DAN

LEBIH DARI 1 JAM PADA PASIEN SUSPEK

INFEKSI SALURAN KEMIH

DI RSUD KOTA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Diploma III Analis Kesehatan Di Poltekkes Kemenkes Kendari

OLEH :

Wa Ode Asriyani

P00320013137

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2016

Page 2: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari
Page 3: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari
Page 4: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari
Page 5: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

v

RIWAYAT HIDUP PENELITI

A. Identitas Diri

Nama : Wa Ode Asriyani

NIM : P00320013137

Tempat, Tanggal Lahir : Marobea, 27 Agustus 1995

Suku / Bangsa : Muna/ Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

B. Pendidikan

1. SD Negeri 08 Kendari, tamat tahun 2007

2. MTs Negeri 2 Kendari, tamat tahun 2010

3. SMA Negeri 3 Kendari, tamat tahun 2013

4. Sejak tahun 2013 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

Page 6: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

vi

MOTTO

“The best feeling in the world is to know that your parents are

smiling because of you”

Perasaan yang paling baik didunia adalah mengetahui bahwa

orang tuamu tersenyum karena kamu

Kupersembahkan untuk alamamaterku,

Ayahanda dan ibunda tersayang

Keluargaku tersayang

Doa dan nasehat untuk menunjang keberhasilanku

Page 7: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

vii

ABSTRAK

Wa Ode Asriyani (P00320013137) Perbedaan Hasil Pemeriksaan

Sedimen Urine Yang Diperiksa Kurang Dari Satu Jam Dan Lebih Dari Satu Jam

Pada Pasien Suspek Infeksi Saluran Kemih (ISK) Di Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Kendari. Dibimbing oleh ibu Sitti Rachmi Misbah dan ibu Satya Darmayani

(xiv + 54 halaman + 9 lampiran + 5 tabel + 3 gambar).

Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah yang dipakai untuk menyatakan

adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Untuk dapat mendiagnosa

seseorang pasien terkena ISK maka dilakukan pemeriksaan urinalisis.Pemeriksaan

urinalisis sebaiknya dilakukan < 1 jam setelah pengambilan sampel. Namun

seringkali dengan banyaknya sampel urine yang harus diperiksa dan kondisi lain

yang menyebabkan terjadinya penundaan pemeriksaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan

sedimen urine yang diperiksa kurang dari satu jam dan lebih dari satu jam pada

pasien suspek ISK di RSUD Kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah observasi

analitik. Sampel dalam penelitian sebanyak 35 sampel dengan menggunakan urine

sewaktu yang diambil secara Sampling Purposive.

Pada perhitungan statistik menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan pada

pemeriksaan leukosit nilai signifikan (P) 0,157, pada pemeriksaan eritrosit nilai

signifikan (P) 0,011 sedangkan pada pemeriksaan sel epitel nilai signifikan (P)

0,783. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan

yang signifikan terhadap hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang

dari satu jam dan lebih dari satu jam pada pasien suspek ISK di RSUD Kota

Kendari.

Kata Kunci : Sedimen urine, ISK, kurang dari satu jam dan lebih dari

satu jam

Daftar Pustaka : 21 buah (2000 – 2015)

Page 8: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan

judul “Perbedaan Hasil Pemeriksaan Sedimen Urine yang Diperiksa Kurang Dari

Satu Jam dan Lebih Dari Satu Jam Pada Pasien Suspek Infeksi Saluran Kemih

(ISK) di RSUD Kota Kendari”. Penelitian ini disusun dalam rangka melengkapi

salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma III (D III)

pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

Proses penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang, dan

penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis juga menghanturkan rasa terimakasih

kepada ibu Sitti Rachmi Misbah, S.Kp.,M.Kes selaku pembimbing I dan ibu Satya

Darmayani,S.Si.,M.Eng selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

kesabaran dalam membimbing dan atas segala pengorbanan waktu dan pikiran

selama menyusun karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis juga tujukan

kepada:

1. Bapak Petrus, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.

2. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara

yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

3. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Dr.Hj.Asridah

Mukaddimah, M.Kes dan Kepala Laboratorium Tuty Dwiyana Amd.Anakes,

SKM atas kesediaan tempat penelitian.

4. Ibu Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd., M.Pd selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan.

5. Kepada bapak dan Ibu Dewan Penguji, Bapak Petrus, SKM., M.Kes, ibu

Askrening, SKM.,M.Kes dan ibu Reni Yunus, S.Si.,M.Si yang telah

memberikan arahan perbaikan demi kesempurnaan karyatulis ilmiah ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik

yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.

Page 9: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

ix

7. Teristimewa dan tak terhingga penulis ucapkan terima kasih kepada keluarga,

kepada ibunda Wa Ode Anaridi dan ayahanda Kasim, S.Pd yang selama ini

telah banyak berkorban baik materi maupun non materi demi kesuksesan

penulis, terima kasih buat saudaraku Wa Ode Listiani, S.Pd.,M.Pd dan Ansar

Lubis yang telah membantu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

8. Terima kasih penulis ucapkan kepada kakak Julianti Isma Sari Usman, S.ST

dan Rolly Iswanto,S.ST yang telah membantu dalam menyelesaikan

penyusunan karya tulis ilmiah ini.

9. Seluruh sahabat dan teman-teman seperjuanganku jurusan analis kesehatan

yang dari awal kita bersama hingga saat ini, Terimakasih atas motivasi dan

semangat kalian.

Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan

yang ada, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih terdapat kekeliruan dan kekurangan. Oleh karena itu

dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini.

Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua

khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

Karya ini merupakan tugas akhir yang wajib dilewati dari masa studi yang telah

penulis tempuh, semoga menjadi awal yang baik bagi penulis. Aamiin.

Kendari, Agustus 2016

Peneliti

Page 10: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ......................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iv

RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... v

MOTTO ....................................................................................................... vi

ABSTRAK .................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang .................................................................. …1

B. RumusanMasalah ............................................................. …4

C. TujuanPenelitian .................................................................. 4

D. ManfaatPenelitian ................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Infeksi Saluran Kemih ............... 6

B. Tinjauan Umum Tentang Urine ......................................... 10

C. Tinjauan Umum Tentang Urinalisis ................................... 13

BAB III KERANGKA KONSEP

A. DasarPemikiran .................................................................. 27

B. KerangkaPikir .................................................................... 28

C. VariabelPenelitian .............................................................. 29

D. DefinisiOperasional Dan KriteriaObjektif ......................... 29

E. Hipotesis Penelitian ........................................................... 30

BAB IV METODE PENELITIAN

A. JenisPenelitian .................................................................... 31

B. Tempat Dan WaktuPenelitian ............................................ 31

C. Populasi Dan Sampel ......................................................... 31

D. ProsedurPengumpulan Data ............................................... 32

Page 11: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

xi

E. InstrumenPenelitian............................................................ 32

F. ProsedurKerja ..................................................................... 33

G. Kerangka Konsep .............................................................. 35

H. Jenis Data ........................................................................... 36

I. Pengolahan Data................................................................. 36

J. Analisis Data ...................................................................... 37

K. Penyajian Data ................................................................... 37

L. EtikaPenelitian ................................................................... 38

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................ 39

B. Hasil Penelitian ................................................................ 42

C. Pembahasan ...................................................................... 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................... 53

B. Saran ................................................................................. 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Distribusi Responden Pasien Berdasarkan Jenis

Kelamin di Laboratorium Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Kendari ............................................................. 42

Tabel 2 Distribusi Responden Pasien Berdasarkan Umur

di Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Kendari ......................................................................... 43

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Sedimen

Urine Kurang Dari Satu Jam Pada Pasien Suspek

ISK ........................................................................................ 43

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Sedimen

Urine Lebih Dari Satu Jam Pada Pasien Suspek

ISK ........................................................................................ 44

Tabel 5 Hasil Uji Alternatif Uji T Berpasangan (Uji

Wilcoxon) Pada Perbedaan Hasil Pemeriksaan

Sedimen Urine Yang Diperiksa Kurang Dari

Satu Jam Dan Lebih Dari Satu Jam Pada Pasien

Suspek ISK ............................................................................ 48

Page 13: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Diagram Pemeriksaan Leukosit Kurang Dari

Satu Jam (segera) dan Lebih Dari Satu Jam (120

menit) .................................................................................... 45

Gambar 2 Diagram Pemeriksaan Eritrosit Kurang Dari

Satu Jam (segera) dan Lebih Dari Satu Jam (120

menit) .................................................................................... 46

Gambar 3 Diagram Pemeriksaan Sel Epitel Kurang Dari

Satu Jam (segera) dan Lebih Dari Satu Jam (120

menit) .................................................................................... 47

Page 14: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Hasil Penelitian

Lampiran 2 : Tabulasi Data

Lampiran 3 : Hasil Uji Alternatif Uji T berpasangan (Uji Wilcoxon) Pada

Perbedaan Hasil Pemerikisaan Sedimen Urine Yang

Diperiksa Kurang Dari Satu Jam Dan Lebih Dari Satu Jam

Lampiran 4 : Hasil Uji Normalitas Terhadap parameter Pemeriksaan

Lampiran 5 : Dokumentasi Penelitian

Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes Kendari

Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan

Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

Lampiran 8 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 9 : Surat Keterangan Bebas Pustaka

Page 15: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk

menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih.Prevalensi

ISK di masyarakat makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada

usia 40-60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2%, sedangkan pada usia

sama atau di atas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar

20%. Infeksi saluran kemih dapat terindikasi baik pada laki-laki maupun

wanita dari semua umur, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia.

Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering terinfeksi

dari pada pria dengan angka populasi umum kurang lebih 5-15% (Agus

Tessy, 2008).

Infeksi saluran kemih terjadi karena adanya invasi mikroorganisme

pada saluran kemih. Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan

bakteri dalam urin melalui biakan atau kultur dengan jumlah signifikan.

Tingkat signifikan jumlah bakteri dalam urin lebih besar dari 100/ml urin.

Agen penginfeksi yang paling sering adalah Eschericia Coli, Proteus Sp,

Klebsiella Sp, Serratia, Pseudomonas Sp (Coyle & Prince, 2008).

Menurut WHO, Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit infeksi

yang kedua tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran pernafasandan

sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan per tahun. Menurut perkiraan Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, jumlah kasus penderita ISK di Indonesia

adalah 90 – 100 kasus per 100.000 penduduk pertahunnya atau sekitar

180.000 kasus baru pertahun. Berdasarkan data yang diperoleh di Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Kendari jumlah pasien yang melakukan

pemeriksaan urinalisis (sedimen urine) dari bulan Januari sampai dengan

Maret tahun 2016 sebanyak 233 orang dan jumlah pasien ISK pada tahun

2015 sebanyak 16 orang.

Page 16: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

2

Diperkirakan hampir 10 juta penduduk yang datang ke dokter untuk

memeriksakankesehatannya adalah pasien suspek infeksi saluran kemih (ISK)

dan wanita 50 kalilebih banyak teridentifikasi dibandingkan laki-laki, yakni 1

dari 5 wanita mengalami ISK dibandingkan pria. Penyebabnya adalah

saluran-saluran uretra (saluran yang menghubungkan kantung kemih ke

lingkungan luar tubuh) perempuan lebih pendek (sekitar 3 – 5 cm), berbeda

dengan uretra pria yang panjang sepanjang penisnya, sehingga kuman lebih

sulit masuk (Toto Suharyanto, 2009).

Untuk mendiagnosis seorang pasien terkena infeksi saluran kemih

maka dilakukan pemeriksaan urinalisis yaitu dengan memeriksa sampel urine

dari pasien tersebut, karena pada urine terdapat cairan sisa yang diekskresikan

oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses

urinari. Ekskresi urine ini diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa

yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga hemostasis cairan tubuh.

Indikasi tes urin adalah untuk tes saring pada tes kesehatan, keadaan

patologik sebelum operasi, menentukan infeksi saluran kemih terutama yang

berbau busuk karena nitrit, leukosit atau bakteri, menentukan kemungkinan

gangguan metabolisme misalnya diabetes melitus atau komplikasi kehamilan,

menentukan berbagai jenis penyakit ginjal seperti glomerulonephritis,

sindroma nefrotik dan pyelonephritis (Hardjoeno dan Fitriani, 2007).

Tes urine rutin (urinalisis) bertujuan untuk menunjukan adanya zat-zat

yang dalam keadaan normal tidak terdapat dalam urin, atau menunjukan

perubahan kadar zat yang dalam keadaan normal terdapat dalam urin

(Rosalita, 2012).

Pemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentang

ginjal dan saluran urine, tetapi juga mengenai faal berbagai organ dalam

tubuh seperti hati, saluran empedu, pancreas, cortex adrenal, dan lain-lain

(Gandosoebrata, 2007).

Urinalisis merupakan salah satu tes yang sering diminta oleh para

klinis. Tes ini lebih populer karena dapat membantu menegakkan diagnosis,

mendapatkan informasi mengenai fungsi organ dan metabolisme tubuh, juga

Page 17: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

3

dapat mendeteksi kelainan asimptomatik, mengikuti perjalanan penyakit dan

pengobatan. Dengan demikian hasil tes urin haruslah teliti,tepat dan cepat.

Permintaan urinalisis diindikasikan pada pasien dengan evalusi kesehatan

secara umum, gangguan endokrin, gangguan pada ginjal atau traktus

urinarius, monitoring pasien dengan diabetes, kehamilan, kasus toksikologi

atau over dosis obat.Tes urin terdiri dari pemeriksaan makroskopik,

mikroskopik atau sedimen dan pemeriksaan kimia urin..

Pemeriksaan sedimen urine merupakan pemeriksaan mikroskopik.

Sedimen urin adalah unsur yang larut di dalam urin yang berasal dari darah,

ginjal dan saluran kemih. Sedimen urin dapat memberikan informasi penting

bagi klinis dalam membantu menegakkan diagnosis dan memantau perjalanan

penyakit penderita dengan kelainan ginjal dan saluran kemih (Hardjoeno dan

Fitriani, 2007).

Unsur sedimen dibagi atas dua golongan yaitu unsur organik dan

anorganik. Unsur organik berasal dari sesuatu organ atau jaringan antara lain

epitel, eritrosit, leukosit, silinder, potongan jaringan, sperma, bakteri, parasit

dan yang tak organik tidak berasal dari sesuatu organ atau jaringan. Seperti

urat amorf dan kristal.

Untuk tes sedimen urin diperlukan urine sewaktu dalam penampung

yang tertutup rapat dan tidak terkontaminasi. Tes harus di lakukan secepat

mungkin paling lambat 1 jam setelah penampungan. Seringkali sampel urine

datang ke laboratorium sudah tidak segar lagi dan telah dikeluarkan beberapa

jam sebelumnya. Klinisi sering mengalami kesulitan untuk tepat mengirim

sampel urine sehingga hasil yang diharapkan banyak tidak sesuai dengan

kondisi klinis pasien. Padahal tes urine dapat banyak memberikan informasi

tentang disfungsi ginjal.

Bahan tes yang terbaik adalah urine sewaktu atau urine segar kurang

dari 1 jam setelah dikeluarkan. Penundaan antara berkemih dan urinalisis

akan mengurangi validitas hasil, Urine yang dibiarkan dalam waktu lama

pada suhu kamar akan menyebabkan perubahan pada urine. Unsur-unsur yang

Page 18: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

4

terbentuk didalam urine (sedimen) mulai mengalami kerusakan dalam 2 jam

(Hardjoeno dan Fitriani, 2007).

Froom. Et al (2000) menilai stabilitas urin saat penundaan waktu

terhadap hasil urinalisis sedimen urine 24 jam dengan metode strip yang

disimpan pada lemari pendingin memberikan hasil positif palsu pada

beberapa parameter kimiawi urinalisis, yaitu protein, dan hasil negatif palsu

pada leukosit dan eritrosit sedangkan menurut Sheila Savitri (2015)

memberikan hasil yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan jumlah

leukosit yang signifikan pada penundaan pemeriksaan spesimen urin sampai

180 menit menggunakan Sysmex UX 200.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Pemeriksaan Sedimen

Urine Yang Diperiksa Kurang Dari Satu Jam dan Lebih Dari Satu Jam Pada

Pasien Suspek ISK di RSUD Kota Kendari”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan

hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari satu jam dan

lebih dari satu jam pada pasien suspek ISK di RSUD Kota Kendari ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine

yang diperiksa kurang dari satu jam dan lebih dari satu jam pada pasien

suspek ISK di RSUD Kota Kendari.

2. Tujuan khusus

a. Memperoleh hasil pemeriksaan sedimen urine kurang dari satu jam

pada pasien suspek ISK.

b. Memperoleh hasil sedimen urine lebih dari satu jam pada pasien

suspek ISK.

c. Untuk menganalisis perbedaan hasil sedimen urine yang diperiksa

kurang dari satu jam dan lebih dari satu jam pada pasien suspek ISK

dengan metode mikroskopik.

Page 19: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi institusi

Untuk memberikan sumbangsih ilmiah untuk almamater

berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan hasil pemeriksaan

sedimen urine yang diperiksa kurang dari satu jam dan lebih dari satu

jam pada pasien suspek ISK di RSUD Kota Kendari.

2. Bagi tenaga kesehatan

Sebagai bahan informasi kepada tenaga kesehatan khususnya di

laboratorium klinik mengenai adanya perbedaan hasil pemeriksaan

sedimen urine yang diperiksa kurang dari satu jam dan lebih dari satu

jam pada pasien suspek ISK

3. Bagi peneliti

menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam

mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama pendidikan.

Page 20: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Infeksi Saluran Kemih

1. Pengertian Infeksi Saluran Kemih

a. Infeksi saluran kemih adalah infeksi akibat berkembangbiaknya

mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan

normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus atau

mikroorganisme lain. ISK merupakan salah satu penyakit infeksi

yang sering di temukan di praktik umum. ISK dapat terjadi pada pria

dan maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin

ternyata wanita lebih sering menderita infeksi saluran kemih dari

pada pria (Sukandar,2007).

b. ISK adalah ditemukannya bakteri pada urine di kandung kemih,

yang umumnya steril. Istilah ini dipakai secara bergantian dengan

istilah infeksi urin. Termasuk pula berbagai infeksi di saluran kemih

yang tidak hanya mengenai kandung kemih (prostatitis, uretritis)

(Arief Mansjoer, 2008).

c. Infeksi saluran kemih adalah berkembangbiaknya mikroorganisme

didalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal tidak

mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain (Suharyanto

Toto, 2009).

d. Infeksi saluran kemih di diagnosis dengan membiak organisme

spesifik. Bakteri penyebab paling umum adalah Escheria Coli,

organisme aerobik yang banyak terdapat di daerah usus bagian

bawah (Tambayong, 2008).

Dari berbagai pengertian disimpulkan bahwa ISK atau Urinarius

Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya infasi

mikroorganisme pada saluran kemih.

Page 21: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

7

2. Etiologi Infeksi Saluran Kemih

Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK antara lain:

a. Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple).

b. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella: penyebab ISK complicated.

c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain- lain.

Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut antara lain:

a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan

kandung kemih yang kurang efektif.

b. Mobilitas menurun.

c. Nutrisi yang sering kurang baik.

d. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral.

e. Adanya hambatan pada aliran urin.

f. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prosta

3. Kriteria Diagnostik Infeksi Saluran Kemih

Gambaran klinis ISK sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala

hingga menunjukkan gejala yang sangat berat akibat kerusakan pada

organ-organ lain. Keluhan dan gejala klinis ISK berbeda-beda, sesuai

dengan organ yang terkena. Presentasi klinis pada pyelonefritis akut

presentasi klinis yang didapat adalah demam tinggi disertai menggigil

dan sakit pinggang, sedangkan pada cystitis ditemukan gejala nyeri

suprapubik, polakisuria, dan nocturia (Purnomo, 2011).

Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk menegakkan diagnosis

ISK, terutama pada ISK asimtomatik. Pemeriksaan penunjang yang

mungkin diperlukan antara lain urinalisis, pemeriksaan mikrobiologi

urine, pemeriksaan darah dan teknik pencitraan. Hasil pemeriksaan

penunjang yang dapat menunjang diagnosis ISK (Purnomo, 2012).

Page 22: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

8

a. Urinalisis

1) Carik celup

a) Leukosit esterase positif

Merupakan enzim yang terdapat di dalam neutrofil,

menggambarkan banyaknya leukosit dalam urine.

b) Nitrit positif

Tidak termasuk dalam komposisi urine normal, tetapi dapat

ditemukan bila nitrat menjadi nitrit oleh bakteri.

c) Darah positif

Hematuria terkadang bisa menyertai ISK tetapi tidak dipakai

sebagai indikator diagnostik.

d) Protein

Proteinuria dapat menyertai ISK tetapi tidak digunakan

sebagai indikator diagnostik.

2) Mikroskopis

Urinalisis dengan cara pengambilan sampel urine yang bersih

biasanya akan memperlihatkan piuria (sel-sel leukosite PMN

dalam urine), bakteriuria, leukosite esterase dan senyawa nitrit

(Tao dan Kendall, 2014).

a) Leukosituria

Dinyatakan positif apabila secara mikroskopis didapatkan

>10 leukosit per mm3 atau >5 per lapangan pandang bbesar

(LPB).

b) Hematuria

Dapat disebabkan oleh kerusakan glomerulus ataupun

urolithiasis, tumor ginjal, dan sebagainya. Oleh beberapa

penelitian digunakan sebagai petunjuk adanya ISK, yaitu bila

dijumpai 5 – 10 eritrosit/lapangan pandang besar.

b. Pemeriksaan mikrobiologi

Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan biakan urine untuk

menentukan keberadaan bakteri, jenis bakteri, sekaligus antibiotik

Page 23: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

9

yang cocok untuk membunuh kuman tersebut. Pada pemeriksaan ini

perlu diperhatikan cara pengambilan spesimen urine. Dikatakan

bakteriuria jika didapatkan >105colony forming unit (cfu) per ml pada

pengambilan spesimen urine porsi tengah. Pada pengambilan spesimen

urine melalui aspirasi suprapubik dikatakan bermakna jika didapatkan

bakteri tanpa memperhitungkan banyaknya cfu (purnomo, 2012).

Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada pasien rawat inap, pasien yang

tidak berhasil diobati dengan terapi antibiotik atau pada kasus ISK

dengan komplikasi lain (Tao dan Kendall, 2014).

c. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah lengkap dapat mengungkap adanya proses

inflamasi meupun infeksi. Didapatkannya leukositosis, peningkatan

laju endap darah, atau didapatkannya sel-sel imatur shift to the left

pada sediaan hapusan darah menandakan adanya proses inflamasi akut.

d. Pencitraan

Pada ISK komplikasi (ISK dengan disertai kelainan struktur

anatomis saluran kemih atau disertai penyakit sistemik) terkadang

perlu dilakukan pemeriksaan pencitraan yang dapat digunakan untuk

mendukung diagnosis ISK antara lain foto polos abdomen, pyelografi

intra vena (PIV), ultrasonografi (USG), dan computerized

tomography scan (CT scan).

4. Penatalaksanaan Infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih yang telah menimbulkan keluhan pada

pasien, harus segera mendaptkan antibiotik berdasarkan biakan kuman

dan uji resistensi antibiotik. Infeksi yang cukup berat memerlukan

perawatan di rumah sakit; tirai baring, pemberian cairan, pemberian

analgetik dan antibiotika secara intravena (Purnomo, 2012)

5. Komplikasi infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih dapat menimbulkan beberapa komplikasi

yang dapat mempersulitpenyembuhan paien, diantaranya:

Page 24: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

10

a) Gagal ginjal akut

Gagal ginjal akut menyebabkan terjadinya edema akibat inflamasi

pada ginjal, sehingga dapat mendesak sistem pelvikalises dan

menyebabkan gangguan aliran urine.

b) Sepsis

Bakteri penyebab ISK dapat memasuki peredaran darah dan infeksi

menjadi sistemik.

c) Urolitiasis

Adanya papila ginjal yang terkelupas akibat ISK serta debris dari

bakteri dapat menjadi bahan-bahan pembentuk batu saluran kemih.

Selain itu, beberapa jenis bakteri pemecah urea mampu mengubah

suasana pH urine menjadi basa. Suasana basa ini memungkinkan

unsur pembentuk batu mengendap di dalam urine.

d) Supurasi

Infeksi saluran kemih yang mengenai ginjal dapat menyebabkan

abses pada ginjal yang selanjutnya dapat meluas ke rongga perirenal

dan bahkan ke pararenal. Dapat pula mengenai prostat dan testis

pada laki-laki, sehingga menimbulkan abses prostat dan abses testis

(Purnomo, 2012).

B. Tinjaun Umum Tentang Urine

1. Pengertian Urine

Urine merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan

melalui ginjal. Dari 1200 ml darah yang melalui glomeruli permenit akan

terbentuk filtrat 120 ml permenit. Filtrat tersebut akan mengalami

reabsopsi, difusi dan eksresi oleh tubulus ginjal yang akan terbentuk 1 ml

urine per menit. Dalam keadaan normal orang dewasa akan dibentuk

1200 – 1500 ml urine dalam satu hari. Secara fisiologis maupun patologis

volume urine dapat bervariasi. Volume urine yang diperlukan untuk

mengekskresi produk metabolisme tubuh adalah 50 ml (wirawan, dkk.

2011).

Page 25: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

11

Pemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta

tentang ginjal dan saluran urine, tetapi juga mengenai faal berbagai organ

dalam tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, cortex adrenal, dan

lain-lain (Gandosoebrata, 2007).

2. Proses Perkemihan

Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria

(kandung kemih). Vesika urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf

bila urinaria berisi ± 250 – 450 cc (pada orang dewasa) dan 200 – 250 cc

(pada anak-anak).

Mekanisme berkemih terjadi karena vesika urinaria berisi urine

yang dapat menimbulkan rangsangan pada saraf-saraf di dinding vesika

urinaria. Kemudian rangsangan tersebut diteruskan melalui medula

spinalis ke pusat pengontrol berkemih yang terdapat di korteks serebral.

Selanjutnya, otak memberikan implus/rangsangan melalui medula

spinalis ke neuromotoris di daerah sakral, kemudian terjadi koneksasi

otot detrusor, dan relaksasi otot sphincter internal.

Urine dilepaskan dari vesika urinaria, tetapi masih tertahan

sphincter eksternal. Jika waktu dan tepat memungkinkan, akan

menyebabkan relaksasi sphincter eksternal dan urine kemungkinan

dikeluarkan (Uliyah dan Hidayat, 2008).

3. Komposisi Urine

Jumlah dan komposisi urine sangat berubah-ubah dan tergantung

pemasukan bahan makanan, berat badan, usia, jenis kelamin dan

lingkungan hidup seperti temperatur, kelembaban, aktivitas tubuh dan

keadaan kesehatan. Karena eksresi urine menunjukan irama siang dan

malam yang jelas, maka jumlah urine dan komposisinya kebanyakan

dihubungkan dengan waktu 24 jam. Susunan urine tidak banyak berbeda

dari hari ke hari, tetapi pada pihak lain mungkin banyak berbeda dari

waktu ke waktu sepanjang hari, karena itu penting untuk mengambil

contoh urine menurut tujuan pemeriksaan (Wirawan, dkk. 2011).

Page 26: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

12

Komposisi urine adalah sebagai berikut:

a. Air (96%)

b. Larutan (4%)

1. Larutan organik

Urea, amonia, kreatinin, dan asam urat.

2. Larutan anorganik

Natrium (sodium), klorida, kalium (potasium), sulfat, magnesium,

fosfor. Natrium klorida merupakan garam anorganik yang paling

banyak (Uliyah dan Hidayat, 2008).

4. Proses Pembentukan Urine

Proses pembentukan urine melalui tiga proses yaitu filtrasi,

reabsorbsi, dan sekresi yang berlangsung pada nefron.

a. Filtrasi

Kira-kira 25% dari jumlah keseluruhan darah yang dipompakan

dari ventrikel kiri pada setiap siklus jantung dialirkan ke ginjal

melalui arteri renalis untuk proses filtrasi. Proses filtrasi terjadi pada

glomerulus. Semua plasma darah dan komponen lainnya difiltrasi.

Kecuali molekul yang berukuran besar seperti protein dan sel darah.

b. Reabsorbsi

Cairan yang telah difiltrasi (filtrate glomerulus) kemudian

mengalir ke tubulus renalis. Bahan-bahan yang diperlukan oleh tubuh

akan diserap kembali, sehingga yang tersisa adalah bahan-bahan yang

tidak diperlukan oleh tubuh.

c. Sekresi

Sel-sel tubulus proksimal menyekresi urea, kreatinin, hidrogen,

dan amonia ke dalam urine (filtrat). Filtrat (urine) menjadi lebih tinggi

konsentrasinya. Selanjutnya, urine dibuang melalui uretra dengan

produksi urine sekitar 1 – 2 cc/kgBB/jam (Asmadi, 2008).

Page 27: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

13

C. Tinjauan Umum Tentang Urinalisis

1. Pengertian Urinalisis

Urinalisis adalah pemeriksaan sampel urine secara fisik, kimia dan

mikroskopik. Urinalisis merupakan tes saring yang sering diminta oleh

dokter karena persiapannya tidak membebani pasien seperti pengambilan

darah, cairan otak atau puksi sumsum tulang. Secara umum pemeriksaan

urine selain untuk mengetahui kelainan ginjal dan salurannya juga

bertujuan mengetahui kelainan-kelainan diberbagai organ tubuh seperti

hati, saluran empedu, pankreas, dan lain-lain. Tes ini juga menjadi

populer karena dapat membantu menegakkan diagnosis, mendapatkan

informasi mengenai fungsi organ dan metabolisme tubuh.

Ada 2 macam pemeriksaan urine didalam laboratorium yaitu urine

rutin dan urine lengkap. Pemeriksaan urine rutin terdiri dari pemeriksaan

makroskopik, mikroskopik, dan kimia urine sedangkan pemeriksaan

urine lengkap meliputi pemeriksaan urine rutin yang dilengkapi dengan

pemeriksaan bilirubin, orobilinogen, keton, darah samar, nitrit dan

esterase leukosit (Hardjoeno dan Fitriani, 2007).

2. Macam-Macam Sampel Urine

a) urine sewaktu

Untuk bermacam-macam pemeriksaan dapat digunakan urine

sewaktu, yaitu urine yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak

ditentukan dengan khusus. Urine sewaktu ini biasanya cukup baik

untuk pemeriksaan rutin.

b) urine pagi

Yang dimaksud dengan urine pagi ialah urine yang pertama-

tama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur. Urine ini lebih

pekat dari urine yang dikeluarkan siang hari, jadi baik untuk

pemeriksaan sediment, berat jenis, protein, dan lain-lain, dan baik

juga untuk tes kehamilan berdasarkan adanya HCG (human

chorionic gonadotrophin) dalam urine.

Page 28: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

14

c) urine postprandial

Sampel urine ini berguna untuk pemeriksaan terhadap

glukosuria. Ia merupakan urine yang pertama kali dilepaskan 1 1/2 –

3

jam sehabis makan. Urine pagi tidak baik untuk penyaringan

terhadap adanya glukosuria.

d) urine 24 jam

Apabila diperlukan penetapan kuantitatif suatu zat dalam

urine, urine sewaktu sama sekali tidak bermakna dalam menafsirkan

proses-proses metabolik dalam badan. Hanya jika urine itu

dikumpulkan selama waktu yang diketahui, dapat diberikan suatu

kesimpulan. Agar angka analisa dapat diandali, biasanya dipakai

urine 24 jam.

Untuk mengumpulkan urine 24 jam diperlukan botol besar,

bervolume 11/2

liter atau lebih yang dapat ditutup dengan baik. Botol

itu harus bersih dan biasanya memerlukan suatu zat pengawet

(Gandosoebrata, 2007).

Prosedur pengumpulan urine 24 jam adalah sebagai berikut :

a. Anjurkan klien untuk buang air kecil atau mengosongkan

kandung kemih (seperti pukul 08.00 pagi), kemudian urine

dibuang.

b. Semua urine 24 jam berikutnya dikumpulkan dan disimpan

dalam wadah yang bersih.

c. Setelah pengumpulan kemudian disimpan selama 24 jam

(Suharyanto dan Madjid, 2013).

e) Urine 3 gelas dan urine 2 gelas pada orang laki-laki

Penampungan dengan cara ini dipakai pada pemeriksaan

urologik dan dimaksudkan untuk mendapat gambaran tentang

letaknya radang atau lesi lain yang mengakibatkan adanya nanah

atau darah dalam urine seorang laki-laki.

Cara menjalankan penampungan tiga gelas dimulai dengan

instruksi kepada penderita bahwa ia beberapa jam sebelum

Page 29: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

15

pemeriksaan dilakukan tidak boleh berkemih. Sediakanlah tiga gelas,

sebaiknya gelas sediment (sedimenteerglas), yaitu gelas yang

dasarnya menyempit guna memudahkan mengendapnya sediment

dan agar sediment itu mudah terlihat dengan mata belaka.

Penderita harus berkemih langsung ke dalam gelas-gelas itu,

tanpa menghentikan aliran urinnya:

a. Kedalam gelas pertama ditampung 20 – 30 ml urine yang

mula-mula keluar. Urine ini terutama berisi sel-sel dari pars

anterior dan pars prostatica urethrae yang dihanyutkan oleh

arus urine, meskipun ada juga sejumlah kecil sel-sel dari

tempat-tempat yang lebih proximal.

b. Kedalam gelas kedua dimasukkan urine berikutnya, kecuali

beberapa ml yang terakhir dikeluarkan. Urine dalam gelas

kedua mengandung terutama unsur-unsur dari kantong

kencing.

c. Beberapa ml urine terakhir ditampung dalam gelas ketiga.

Urine ini diharapkan akan mengandung unsur-unsur khusus

dari pars prostatica urethrae serta getah prostat yang terperas

keluar pada akhirnya berkemih.

Untuk mendapat urine dua gelas, caranya serupa diterangkan

tadi, dengan perbedaan gelas ketiga di tiadakan dan ke dalam gelas

pertama ditampung 50 – 75 ml urine (Gandosoebrata, 2007).

3. Wadah Pengambilan Sampel Urine

Wadah sampel urine harus bersih dan kering. Adanya air dan

kotoran dalam wadah berarti adanya kuman-kuman yang kelak

berkembang biak dalam urine dan mengubah susunannya.

Wadah urine yang terbaik ialah yang berupa gelas bermulut lebar

yang dapat di tutup rapat. Sebaiknya pula urine dikeluarkan langsung

kedalam wadah itu. Sebuah wadah yang volumenya 300 ml, mencukupi

untuk urine sewaktu. Jika hendak mengumpulkan urine kumpulan,

pakailah wadah yang lebih besar. Jika hendak memindahkan urine dari

Page 30: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

16

satu wadah ke wadah yang lain, kocoklah terlebih dahulu agar semua

endapan ikut serta pindah tempat. Jagalah jangan ada yang terbuang.

Hal pertama yang harus diperhatikan pada pengambilan sampel

urine adalah identitas penderita yaitu nama, nomor rekam medis, tanggal

dan jam pengambilan bahan. Identitas ini ditulis diwadah urine dan harus

sesuai dengan nomor permintaan. Pada formulir permintaan dicantumkan

nama, nomor rekam medis, dan tanggal. Sebelum mengerjakan tes,

diteliti kembalu jenis tes yang diminta untuk diperiksa. Hal ini akan

mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi.

Bahan tes yang terbaik adalah urine segar kurang dari 1 jam

setelah dikeluarkan. Urine yang dibiarkan dalam waktu lama pada suhu

kamar akan menyebabkan perubahan pada urine. Apabila terpaksa

menunda pemeriksaan, urine harus disimpan dalam lemari es pada suhu 2

– 8oC dan penundaan tidak lebih dari 8 jam. Pada keadaan tertentu

sehingga urine harus dikirim pada tempat yang jauh dan atau tidak ada

lemari es, bisa menggunakan pengawet (Gandosoebrata, 2007).

4. Pemeriksaan Makroskopik

Pemeriksaan makroskopik meliputi :

1) Kejernihan dan warna

Secara normal urine berwarna kuning muda dan kejernihan jernih

atau sedikit keruh.

2) Derajat keasaman (pH)

Penetapan pH urine dilakukan dengan memakai indikator strip

3) Bau

Bau urine secara normal yang karakteristik disebabkan oleh asam

organik yang mudah menguap

4) Volume urin

Pada orang dewasa normal produksi urine ± 1500 ml / 24 jam,

berguna untuk menentukan adanya gangguan faal ginjal serta

kelainan keseimbangan cairan tubuh.

Page 31: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

17

5) Berat jenis

Berat jenis memberikan kesan tentang kepekatan urine. Urine pekat

dengan berat jenis > 1,030 mengindikasikan kemungkinan adanya

glukosuria. Batas normal berat jenis urine berkisar antara 1,003 –

1,030 (Hardjoeno dan Fitriani, 2007).

5. Pemeriksaan Kimia

Pemeriksaan kimia urine cukup banyak diminta oleh para klinisi.

Pemeriksaan kimia urine yang dilakukan di rumah sakit dengan

menggunakan carik celup. Tes carik celup menggunakan reagen strip

dimana reagen telah tersedia dalam bentuk kering siap pakai, reagen

relatif stabil, murah, volume urine yang dibutuhkan sedikit, bersifat siap

pakai serta tidak memerlukan persiapan reagen. Prosedurnya sederhana

dan mudah. Penilaian secara semikuantitatif dilakukan dengan melihat

skala warna pada area tes yang kemudian dibaca dengan alat

semiotomatik atau urine analyzer seperti uriscan untuk penilaian secara

kuantitatif.

Parameter dapat diketahui dengan memakai reagen strip, salah satu

contoh reagen strip yang digunakan di rumah sakit adalah uriscan 11 strip

yang dapat menentukan 11 parameter tes urine yaitu:

1) Glukosa

Pemeriksaan glukosa dalam urine berdasarkan pada glukosa

oksidase yang akan menguraikan glukosa menjadi asam glukonat

dan hidrogen peroksida. Kemudian hidrogen peroksida ini dengan

adanya peroksida akan mengkatalisis reaksi antara potassium iodida

dengan hidrogen menghasilkan H2O dan O n. O nascens akan

mengoksidasi zat warna potassium iodide dalam waktu 60 detik

membentuk warna biru muda, hijau sampai coklat. Sensitivitas

pemeriksaan ini adalah 50 mg/dl. Dan pemeriksaan ini spesifik untuk

glukosa. Hasil negatif palsu pada pemeriksaan glukosa dapat

disebabkan oleh bahan reduktor seperti vitamin C, keton, asam

Page 32: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

18

homogentisat, aspirin, dan obat – obat seperti dipyrone. Nilai

rujukan : < 30 mg/dl.

2) Bilirubin

Pemeriksaan bilirubin dalam urine berdasarkan reaksi antara

garam diazonium dengan bilirubin dalam suasana asam kuat yang

menimbulkan suatu kompleks yang berwarna coklat muda hingga

merah coklat dalam waktu 60 detik. Sensitivitas pemeriksaan ini

adalah 0,5 mg/dl. Beberapa zat yang menimbulkan warna pada urine

dapat mengganggu pemeriksaan bilirubin urine yaitu rifampicin,

piridum. Clorpromazine dalam jumlah banyak memberikan reaksi

positif palsi, vitamin C dan asam salisilat dapat memberikan hasil

negatif palsu. Nilai rujukan : negatif.

3) Urobilinogen

Pemeriksaan urobilinogen dalam urine berdasarkan reaksi

antara orobilinogen dengan reagen Ehrlich. Intensitas warna yang

terjadi dari jingga samapi merah tua, dibaca dalam 60 detik warna

yang timbul sesuai dengan peningkatan kadar urobilinoen dalam

urine. Hasilnya dilaporkan dalam Erlich Units (EU). Sensitivitas

adalah Trace – 1 EU/dl. Kadar nitrit yang tinggi juga menyebabkan

hasil negatif palsu. Nilai rujukan : laki-laki 0,3 – 2,1 mg/2 jam,

perempuan 0,1 – 1,1 mg/2 jam.

4) Keton

Pemeriksaan ini berdasarkan reaksi antara asam asetoasetat

dengan senyawa nitroprusida. Warna yang dihasilkan adalah coklat

muda bila tidak terjadi reaksi dan ungu untuk hasil yang positif.

Positif palsu terjadi apabila urine banyak mengandung pigmen atau

metabolit levodopa serta phenylketones. Sensitivitas asam

asetoasetat adala 5 mg/dl. Nilai rujukan : negatif.

5) Protein

Pemeriksaan protein berdasarkan pada prinsip kesalahan

penetapan pH oleh adanya protein. Sebagai indikator digunakan

Page 33: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

19

tetrabromphenol blue yang dalam suatu sistem buffer akan

menyebabkan pH tetap konstan. Akibat kesalahan penetapan pH oleh

adanya protein, urine yang mengandung albumin akan bereaksi

dengan indikator menyebabkan perubahan warna hijau muda

menjadi hijau. Indikator tersebut sangat spesifik dan sensitif terhadap

albumin. Sensitivitasnya dalah 10 mg/dl. Nilai rujukan : < 20 mg.dl.

6) Nitrit

Tes nitrit urine adalah tes yang dapat digunakan untuk

mengetahui ada tidaknya bakteri urine. Prinsip tes ini adalah nitrit

yang terbentuk bereaksi dengan parsanilic acid menjadi senyawa

diazonium yang akan berkaitan dengan 1,2,3,4

tetrahydrobenzoquinolin -3-1, dalam suasana asam membentuk

warna merah muda, negatif bila tidak terdapat nitrit maka warna

tidak berubah. Sensitivitasnya adalah 0,05 mg (105 bakteri/ml). Nilai

rujukan adalah negatif.

7) Leukosit

Pemeriksaan esterase leukosit didasarkan adanya reaksi

esterase yang merupakan enzim pada granula azudofil. Esterase akan

menghidrolisis derivate aster naftil. Naftil yang dihasilkan bersama

dengan garam diazonium akan menyebabkan perubahan warna dari

coklat muda menjadi warna ungu. Sensitifitasnya adalah 10 leukosit

/ µl atau 3 – 5 leukosit/LPB. Nilai rujukan adalah negatif.

8) Derajat keasaman (pH)

Pemeriksaan pH urine berdasarkan adanya indikator ganda

(methyl red dan bromthymol blue), dimana akan terjadi perubahan

warna sesuai pH yang berkisar dari jingga hingga kuning kehijauan

dan hijau kebiruan. Nilai rujukan adalah pH 5 – 8.

9) Blood (darah)

Pemeriksaan darah samar dalam urine berdasarkan

hemoglobin dan mioglobin akan mengkatalisa oksidasi dari indikator

3.3, 5.5 – tetramethylbenzidine menghasilkan warna berkisar dari

Page 34: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

20

kuning kehijau – hijauan hingga hijau kebiru –biruan dan biru tua.

Protein kadar tinggi dan vitamin C dapat menghasilkan negatif paslu.

Positif palsu kadang dijumpai apabila urine terdapat bakteri.

Sensitivitasnya adalah 5 RBC/ µl atau 3 – 5 RBC/LPB. Nilai rujukan

adalah negatif.

10) Berat jenis

Pemeriksaan berat jenis dalam urine berdasarkan pada

perubahan pKa dari polielektrolit. Polielektrolit yang terdapat pada

carik celup akan mengalami ionisasi menghasilkan ion hidrogen. Ion

hidrogen yang dihasilkan tergantung jumlah ion yang terdapat dalam

urine. Perubahan pH yang terdeteksi oleh indikator bromthymol

blue. Bromthymol blue akan berwarna biru tua hingga hijau pada

urine dengan berat jenis rendah dan berwarna hijau kekuning –

kuningan jika berat jenis urine tinggi. Nilai rujukan asalah 1,003 –

1,029, anak dengan intake cairan yang normal Bj 1,016 – 1,022.

11) Asorbacid acid

Jika kadar asorbacid acid lebih dari 25 mg/dl akan menunjukan

warna ungu. Glukosa, nitrat, darah samar akan mempengaruhi hasil.

Snsitivitasnya adalah 10 mg/dl (Hardjoeno dan Fitriani, 2007).

6. Pemeriksaan Mikroskopik

Pemeriksaan mikroskopik ialah pemeriksaan sedimen urine yang

termasuk pemeriksaan rutin, urine yang dipakai adalah urine sewaktu.

Untuk mendapatkan sedimen yang baik diperlukan urine pekat yaitu

urine yang diperoleh pada pagi hari dengan berat jenis e”1,023 atau

osmolalitas >300 mosm/kg dengan pH yang asam (Hardjoeno dan

Fitriani, 2007).

Gandosoebrata (2007) menyatakan bahwa Pemeriksaan sedimen

urine ini penting untuk mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan

saluran kemih serta berat ringannya penyakit. Urine yang dipakai ialah

urine sewaktu yang segar atau urine yang dikumpulkan dengan pengawet

formalin. Pemeriksaan sedimen dilakukan dengan memakai lensa

Page 35: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

21

objektif kecil (10X) yang dinamakan lapangan pandang penglihatan kecil

atau LPK, selain itu dipakai lensa objektif besar (40X) yang dinamakan

lapangan pandang penglihatan besar atau LPB. Pada pemeriksaan ini

diusahakan menyebut hasil pemeiksaan secara semikuantitatif dengan

menyebut jumlah unsur sedimen yang bermakna perlapangan penglihatan

(Wirawan, dkk. 2011).

Lazimnya unsur-unsur sedimen dibagi atas 2 golongan yaitu

organik (organized), yaitu yang berasal dari sesuatu organ atau jaringan,

dan anorganik (unorganized) yaitu bukan berasal dari sesuatu jaringan

(Gandasoebrata, 2007).

Hasil yang mungkin ditemukan pada tes sedimen urine dapat

dibedakan atas :

1. Elemen organik, dapat berupa :

a. Sel :

1) Erirosit, nilai rujukannya < 4/LPB. Hematuria mikroskopik

menunjukan adanya perdarahan pada saluran kemih

2) Leukosit, nilai rujukannya < 4/LPB. Glitter cells adalah

leukosit yang berukuran lebih besar berasal dari ginjal,

dapat dikenali dengan mneteskan 2 – 3 tetes pewarna

Sternheimer-Malbin. Piuria menunjukan adanya infeksi

pada saluran kemih.

3) Epitel adalah sel berinti satu dengan ukurannya lebih besar

dari leukosit. Macam-macam sel epitel adalah sebagai

berikut :

a. Sel epitel gepeng / skuamous dari uretra bagian distal

yang normal ditemukan dalam urine.

b. Sel epitel transisional dari kandung kemih

c. Sel epitel bulat dari pelvis dan tubuli ginjal, ukurannya

lebih kecil dari epitel skuamous.

Page 36: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

22

b. Silinder / Torak / Cast

Silinder terbentuk pada tubulus ginjal dengan matriks

glikoprotein yang berasal dari sel epitel ginjal. Silinder pada

urine menunjukkan adanya keadaan abnormal pada parenkim

ginjal yang biasanya berhubungan dengan proteinuria. Tetapi

pada urine yang abnormal mungkin saja ditemui sejumlah kecil

silinder hialin. Macam-macam silinder yang dapat dijumpai

adalah:

1) Silinder hialin / Hyaline Cast

a) Tidak berwarna, homogen dan transparan dengan ujung

membulat.

b) Meningkat pada setelah latihan fisik dan keadaan

dehidrasi.

2) Silinder sel / cellullar cast, yang dapat berupa :

a) Silinder eritrosit / erythrocyte cast

Ditemukan pada glomerulonefritis akut (GNA), lupus

nefritis, goodpasture’s sindrome, subakut bakterial

endokarditis, trauma ginjal, infark ginjal, pielonefritis,

gagal jantung kongestif, trombosis renalis dan

periarteritis nodosa.

b) Silinder leukosit / leukocyte cast

Menunjukkan adanya infeksi saluran kemih,

pielonefritis akut, nefritis interstisial, lupus nefritis dan

pada penyakit glomerolus.

c) Silinder epitel / epithelial cast

Menunjukkan adanya infeksi akut tubulus ginjal.

3) Silinder berbutir / granular cast, bisa berbutir halus atau

kasar

a) Berisi sel-sel yang mengalami degenerasi, mula-mula

terbentuk granula kasar kemudian menjadi halus.

Page 37: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

23

b) Ditemukan pada nefritis kronik, dapat juga pada

inflamasi akut

4) Silinder lemak / fatty cast

Berhubungan dengan proses yang kronik misalnya pada

sindroma nefrotik, glomerulonefritis kronik (GNK) silinder

hialin / waxy cast :

a) Merupakan degenerasi yang lebih lanjut dari silinder

granular.

b) Terbentuk karena adanya stasis urine yang lama.

c) Menggambarkan kondisi patologi yang serius pada

ginjal dan saluran kemih misalnya pada gagal ginjal

kronik, hipertensi maligna, renal amiloidosis, dan

nefropati diabetika.

c. Oval fat bodies

Adalah sel epitel tubulus berbentuk bulat yang mengalami

degenerasi lemak. Seringkali disertai dengan proteinuria. Dapat

dijumpai pada sindroma nefrotik.

d. Spermatozoa

e. Mikroorganisme

yang dapat dijumpai adalah bakteri, sel yeast dan kandida, dan

parasit (Hardjoeno dan Fitriani, 2007).

2. Elemen anorganik, dapat berupa :

a. Bahan amorf:

Urat-urat dalam urine asam dan fosfat-fosfat dalam urine akali.

b. Kristal :

1) Pada urine normal yang asam (pH < 7,0) dapat dijumpai

kristal seperti asam urat (berwarna kuning), natrium urat,

kalsium sulfat (jarang).

2) Pada urine normal yang asam, netral, atau sedikit akali dapat

dijumpai kristal kalsium oksalat, asam hipurat (kadang-

kadang)

Page 38: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

24

3) Pada urine normal yang netral dan alkali dapat dijumpai

kristal tripel fosfat (amonium magnesium fosfat) dan

dikalsium fosfat (jarang)

4) Pada urine normal yang alkali dapat dijumpai kristal kalsium

karbonat, amonium biurat dan kalsium fosfat.

5) Pada keadaan abnormal, dalam urine yang asam dapat

dijumpai kristal sistin, leusin, tirosin, dan kolesterol.

6) Kristal yang berasal dari obat seperti sulfonamida juga dapat

dijumpai pada urine yang asam. Dapat diidentifikasi dengan

tes lignin terhadap sedimen

c. Zat lemak

Pada lipiduria dapat ditemukan butir-butir lemak bebas yang

dapat berupa trigliserida atau kolesterol. Butir lemak ini

diidentifikasi dengan pewarnaan sudan III atau IV pada sedimen

atau memakai mikroskop polarisasi (Hardjoeno dan Fitriani,

2007).

7. Akibat Penundaan Pemeriksaan Spesimen Urine

Penundaan pemeriksaan urine dapat menurunkan kualitas hasil

pemeriksaan akibat perubahan komposisi urine, terutama apabila urine

disimpan dari 2 jam di suhu kamar tanpa penambahan zat pengawet

(Delanghe dan Speeckaert, 2014). Dianjurkan oleh CLSI bahwa

pemeriksaan urine dilakukan paling lambat 2 jam dari waktu urine

dikemihkan. Berikut adalah beberapa akibat dari penundaan pemeriksaan

spesimen urine pada pemeriksaan urine carik celup dan mikroskopis.

a. Carik celup

Pemeriksaa carik celup adalah pemeriksaan kimiawi urine

menggunakan suatu strip plastik yang mengandung beberapa reagen

kimia. Masing-masing reagen dapat mendeteksi zat yang spesifik

(Chakraborty, 2012). Penundaan pemeriksaan urine dapat mengubah

beberapa hasil pemeriksaan carik celup, seperti darah, urobilinogen,

nitrit, dan deteksi bakteri.

Page 39: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

25

Penundaan pemeriksaan urine dengan metode carik celup dapat

menimbulkan hasil negatif palsu. Pada pemeriksaan bilirubin dan

urobilinogen dapat ditemukan hasil negatif palsu apabila spesimen

terpapar sinar matahari sehingga bilirubin dan urobilinogen

teroksidasi atau pada keadaan dimana ditemukan kontaminasi

formaldehyde pada urine. Pemeriksaan nitrit dapat menunjukkan hasil

positif palsu apabila spesimen dibiarkan terlalu lama dalam suhu

kamar karena peningkatan pertumbuhan bakteri in vitro. Pertumbuhan

bakteri in vitro ini juga menyebabkan hasil positif palsu pada deteksi

bakteri (Delanghe dan Speeckaert, 2014).

b. Mikroskopis

Penundaan pemeriksaan urine mikroskopis dapat menyebabkan

perubahan hasil pemeriksaan, terutama disebabkan oleh lisisnya sel-

sel dan pertumbuhan bakteri. European Confederation of Laboratory

Medicine European Urinalysis Guidelines (2000) menganjurkan

pemeriksaan urine maksimal dilakukan 4 jam setelah urine

dikemihkan. Untuk penyimpanan di lemari pendingin (2-80C) untuk

mengurangi kemungkinan terjadinya lisis pada komponen urine

(Delanghe dan Speeckaert, 2014).

Pemeriksaan leukosit urine mikroskopis dapat menunjukkan

hasil negatif palsu apabila pemeriksaan ditunda. Hasil negatif palsu ini

disebabkan oleh lisisnya leukosit sebelum pemeriksaan (Delanghe dan

Speeckaert, 2014). Kecepatan lisis komponen urine berbanding lurus

dengan kenaikan Ph urine akibat jarak waktu antara urine dikemihkan

dan pemeriksaan yang terlalu panjang. Leukosit lebih rentan lisis pada

urine dengan pH yang sangat alkali (pH >8), seperti pada pasien

dengan infeksi proteus.

Berat jenis juga berpengaruh dalam lisisnya komponen urine.

Pada urine dengan berat jenis kurang dari 1.007 konsentrasi unsur

pada urine menurun secara signifikan. Pada lingkunga hipotonis dapat

ditemukan lisisnya eritrosit (Gillenwater, dkk. 2002).

Page 40: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

26

8. Prinsip Pemeriksaan

Urine mengandung elemen-elemen sisa hasil metabolisme

didalam tubuh, elemen tersebut ada yang secara normal dikeluarkan

bersama urine tetapi ada pula yang dikeluarkan pada keadaan tertentu.

Elemen-elemen dapat dipisahkan dari urine dengan sentrifugasi, elemen

akan mengendap, dan endapan tersebut dilihat dengan mikroskop.

Page 41: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

27

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Infeksi organ urogenitalia atau infeksi saluran kemih merupakan

penyakit yang sering dijumpai pada praktik dokter sehari-hari mulai dari

infeksi ringan yang hanya terdeteksi lewat pemeriksaan urin, hingga infeksi

berat yang dapat mengancam jiwa. Infeksi yang terjadi pada saluran kemih

merupakan infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme di dalam

saluran kemih, sehingga menimbulkan reaksi inflamasi urotelium yang

melapisi saluran kemih.

Urine merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui

ginjal. Pemeriksaan mikroskopik urine yaitu pemeriksaan sedimen urine yang

meliputi pemeriksaan leukosit, eritrosit dan sel epitel yang didapatkan setelah

urine disentrifugasi. Pada pemeriksaan ini urine yang dipakai adalah urin

sewaktu. Pemeriksaan ini penting untuk megetahui adanya kelainan pada

ginjal dan saluran kemih serta berat ringannya penyakit.

Pemeriksaan sedimen dilakukan dengan memakai lensa objektif kecil

(10 X) yang dinamakan lapangan pandang kecil atau LPK , selain itu dipakai

lensa objektif besar (40 X) yang dinamakan lapangan pandang besar atau

LPB. Jumlah unsur sedimen bermakna dilaporkan secara semi kuantitatif,

yaitu jumlah rata – rata per LPK untuk silinder dan LPB untuk eritrosit dan

leukosit. Unsur sedimen yang kurang bermakna seperti epitel atau kristal

cukup dilaporkan dengan + (ada), ++ (banyak), +++ (banyak sekali).

Page 42: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

28

B. Kerangka pikir

Pasien rawat inap dan

rawat jalan(suspek ISK)

Pengambilan sampel urine

Diperiksa kurang dari

satu jam

Diperiksa lebih dari

satu jam

Urine disentrifus Urine disentrifus

Endapan urine

(sedimen)

Endapan urine

(sedimen)

Diamati menggunakan

mikroskop

Diamati menggunakan

mikroskop

Hasil pemeriksaan unsur-

unsur sedimen

Hasil pemeriksaan

unsur-unsur sedimen

Perbedaan hasil

pemeriksaan

Page 43: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

29

C. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independent variabel): waktu yaitu kurang dari satu jam

dan lebih dari satu jam.

2. Variabel terikat (dependent variabel): Sedimen urine.

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Waktu adalah rangkaian proses kegiatan yang diperlukan untuk

pemeriksaan sedimen urine terdiri dari 0 menit (segera) dan 120 menit.

Kriteria objektif:

a. Kurang dari satu jam merupakan waktu pada saat diterimanya sampel

urine oleh Ruanga Penerimaan Urine Laboratorium RSUD Kota

Kendari. Waktu pemeriksaan yang ditentukan oleh peneliti antara 0 –

59 menit.

b. Lebih dari satu jam merupakanpenundaan waktu yang ditentukan

oleh peneliti untuk melihat perbedaan hasil pemeriksaan sedimen

urine. Waktu pemeriksaan yang ditentukan peneliti adalah 120 menit.

2. Urine adalah hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal.

3. Sedimen urine adalah pemeriksaan mikroskopik urine yang meliputi

leukosit, eritrosit dan sel epitel yang didapatkan melalui proses

sentrifugasi kemudian diperiksa dibawah mikroskop.

Kriteria objektif :

Elemen-elemen yang mengendap setelah disentrifus selama 5 menit pada

2000 rpm yaitu leukosit, eritrosit, dan epitel.

Cara pelaporan unsur sedimen menurut JCCLS :

Sel darah dan epitel dilaporkan:

- : 0 – 2 sel/Lapangan pandang besar (LPB)

1+ : <4 sel/Lapangan pandang besar (LPB)

2+: 5 – 9 sel/Lapangan pandang besar (LPB)

3+: 10 – 29 sel/Lapangan pandang besar (LPB)

4+ : > 30 sel – ½ Lapangan pandang besar (LPB)

5+ : > ½ Lapangan pandang besar (LPB)

Page 44: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

30

4. Metode mikroskopik merupakan metode untuk pemeriksaan sedimen

urine dengan menggunakan suatu alat yang disebut mikroskop.

5. Infeksi saluran kemih merupakan keadaan infeksi yang biasanya

disebabkan oleh bakteri pada saluran kemih bagian bawah.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan hasil pemeriksaan

sedimen urine yang diperiksa kurang dari satu jam dan lebih dari satu jam

pada pasien suspek infeksi saluran kemih di RSUD Kota Kendari.

Page 45: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

31

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasi analitik untuk

melihat perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang

dari satu jam dan lebih dari satu jam pada pasien suspek ISK.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2016 di Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Kendari.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono.2013: 169). Populasi dalam penelitian ini adalah

semua pasien suspek infeksi saluran kemih yang melakukan pemeriksaan

urine di RSUD Kota Kendari mulai Januari sampai Maret sebanyak 233

populasi.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang dipilih adalah dengan menggunakan

teknik Sampling Purposive dimana penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (sugiyono, 2011:84).

a. Kriteria Sampel

1) Kriteria inklusi:

a. Spesimen urine dengan suspek ISK yang masuk ke

Laboratorium RSUD Kota Kendari.

2) Kriteria ekslusi :

a. pasien yang memiliki penyakit yang dapat mengganggu

pengukuran maupun interpretasi hasil.

b. Pasien yang menolak pemeriksaan.

Page 46: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

32

b. Besar Sampel

Jika populasi > 100 maka diambil sampel 15 – 30 % dan jika

populasi < 100 maka diambil sampel 25 – 50 % (Notoatmodjo.

2005).

Besar sampel dalam penelitian ini adalah 35 sampel ditentukan

dengan cara sebagai berikut :

D. Prosedur Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dari awal penelitian yaitu

pengumpulan jurnal, buku atau literatur-literatur yang mendukung penelitian.

Pengambilan sampel pada pasien yang melakukan pemeriksaan urinalisis di

RSUD Kota Kendari, kemudian di lakukan pemeriksaan sedimen urine yang

di periksa kurang dari satu jam dan lebih dari satu jam. Hasil pemeriksaan

kemudian diolah dan dilaporkan sebagai data hasil penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Adapun alat ukur yang digunakandalam penelitian ini adalah:

1. Alat yang digunakan yaitu:

a) Mikroskop

b) Sentrifuge

c) Tabung sentrifuge

d) Objek glas (kaca objek)

e) Deg glas (kaca penutup)

f) Mikropipet

g) Tips kuning

2. Bahan yang digunakan yaitu:

a) Urine sewaktu

Page 47: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

33

F. Prosedur kerja

1. Pra Analitik

a. Prinsip pemeriksaan: Urine mengandung elemen-elemen sisa hasil

metabolisme didalam tubuh, elemen tersebut ada yang secara normal

dikeluarkan bersama urine tetapi ada pula yang dikeluarkan pada

keadaan tertentu. Elemen-elemen dapat dipisahkan dari urine dengan

sentrifugasi, elemen akan mengendap, dan endapan tersebut dilihat

dengan mikroskop

b. Persiapan pasien

Pasien diberi wadah penampung urine. Penampung urine terdiri dari

berbagai macam tipe dan bahan, saat ini yang lazim digunakan adalah

wadah yang terbuat dari plastik. Wadah harus bermulut lebar, bersih,

kering dan bertutup (Hardjoeno dan Fitriani, 2007).

c. Persiapan sampel

Hal pertama yang harus diperhatikan pada pengambilan sampel urine

adalah identitas penderita yaitu nama, nomor rekam medis, tanggal dan

jam pengambilan bahan. Identitas ini ditulis diwadah urine dan harus

sesuai dengan nomor permintaan. Pada formulir permintaan

dicantumkan nama, nomor rekam medis, dan tanggal (Hardjoeno dan

Fitriani, 2007).

d. Jenis sampel

Sampel urine yang dipakai dalam pemeriksaan urinalisis adalah urine

sewaktu.

2. Analitik

a) Homogenkan terlebih dahulu sampel urine.

b) Masukkan 10 mL urine kedalam tabung sentrifus lalu urine tersebut

disentrifuge selama 5 menit pada 1500 – 2000 rpm

c) Buanglah supernatan (cairan bagian atas) dengan cepat, lalu tabung

ditegakkan kembali sehingga didapatkan sedimen urine.

d) Kocok tabung untuk mensuspensikan sedimen.

Page 48: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

34

e) Ambil 1 – 2 tetes dengan mikropipet ke atas kaca objek dan tutup

dengan kaca penutup.

f) Periksa sedimen dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10 X untuk

lapangan pandang kecil (LPK) dilaporkan jumlah silinder, serta lensa

objektif 40 X untuk lapangan pandang besar (LPB) dilaporkan jumlah

unsur luekosit, eritrosit, epitel, bakteri, ragi, kristal dan protozoa.

3. Pasca Analitik

Cara pelaporan unsur sedimen menurut JCCLS

Sel darah dan epitel dilaporkan :

1+ : < 4 sel/Lapangan pandang besar (LPB)

2+ : 5 – 9 sel/Lapangan pandang besar (LPB)

3+ : 10 – 29 sel/Lapangan pandang besar (LPB)

4+ : > 30 sel – Lapangan pandang besar (LPB)

5+ : > Lapangan pandang besar (LPB)

Page 49: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

35

G. Kerangka Konsep

Keterangan:

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

urinalisis

pasien

Pemeriksaan

Mikroskopik

Pemeriksaan

Kimia

Pemeriksaan

makroskopik

sedimen

Leukosit

Eritrosite

Sel epitel

kristal

protozoa

ragi

Bakteri

Page 50: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

36

H. Jenis Data

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung pada saat

penelitian, meliputi hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa

kurang dari satu jam dan lebih dari satu jam di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Kendari.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang berasal dari literatur yang mendukung

dalam penelitian yang meliputi jurnal dan penelitian terdahulu.

I. Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini adalah menggunakan program

SPSS for windows versi 20.

1. Memeriksa Data (Editing)

Editing adalah langkah atau kegiatan yang dilakukan dengan maksud

memeriksa data, menghindari kesalahan yang salah dari data yang telah

dikumpulkan, serta memperjelas data yang diperoleh.

2. Memberi Kode (koding)

Koding adalah kegiatan mengklasifikasikan data menurut kategori

dan jenisnya masing-masing untuk memudahkan dalam pengolahan data

maka setiap kategori diberi kode.

3. Memasukan Data (Entry Data)

Entry Data adalah kegiatan memasukan data sesuai dengan

variable-variabel yang telah ada.

4. Menyusun Data (Tabulating)

Tabulating adalah kegiatan untuk meringkas data yang diperoleh

kedalam tabel-tabel yang telah dipersiapkan. Data yang diperoleh

kemudian dikelompokkan dan diproses dengan menggunakan tabel

tertentu menurut sifat dan kategorinya.

Page 51: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

37

J. Analisi Data

1. Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan secara deskritif dari masing-masing

variabel dengan tabel distribusi frekuensi disertai penjelasan.

2. Analisis bivariat

Analisi bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis yaitu ada

perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

satu jam dan lebih dari satu jam pada pasien infeksi saluran kencing di

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari. Untuk menguji hipotesis

tersebut dilakukan uji-t dengan rumus:

Dengan:

t : Nilai t hitung

D = X1 – X2

Sd : Standar Deviasi dari D

Karena perhitungan uji ini dibantu dengan program SPSS, maka

pengambiulan keputusan adalah dengan melihat nilai t atau probabilitas

(sig.) untuk equal variance assumed maupun equal variance not

assumed, yaitu:

Jika thitung ttabel atau probabilitas (sign.) 0,05, maka hipotesis di tolak

Jika thitung ttabel atau probabilitas (sign.) 0,05, maka hipotesis diterima

dengan nilai ttabel = t(α,n1+n2-2)

K. Penyajian Data

Data yang telah diolah disajikan secara deskriptif dalam bentuk narasi

dan tabel.

Page 52: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

38

L. Etika Penelitian

Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subyek. Adapun

etika penelitian yaitu :

1. Informedconsent

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yaitu pasien

ataupun keluarga dari pasien yang ditemui peneliti saat pengambilan data

pada pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Bila subyek menolak, maka

peneliti tidak akan memaksakan dan tetap menghormati hak-hak pasien

maupun responden.

2. Anomity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan

nama responden tetapi lembaran tersebut diberikan inisial atau kode.

3. Confidentially

Kerahasian informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya

kelompok data tertentu akan dilaporkan sebagai hasil penelitian. Data

yang telah dikumpulkan dalam disk dan hanya bisa diakses oleh peneliti

dan pembimbing.

Page 53: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

39

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

RSUD kota kendari awalnya terletak di Kota Kendari, tepatnya di

Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan luas lahan 3.527 M2 dan

luas bangunan 1.800 M2. Pada tahun 2008 pemerintahan Kota Kendari

telah memperluas 13.000 ha untuk relokasi Rumah Sakit yang dibangun

secara bertahap dengan menggunakan dana APBD, TP, DAK dan

DPPIPD.

2. Sejarah Berdirinya RSUD Kota Kendari

RSUD Kota Kendari merupakan bangunan atau gedung tinggalan

pemerintah Belanda yang didirikan pada tahun 1927 dan telah mengalami

beberapa kali perubahan yaitu: dibangun oleh pemerintah Belanda pada

tahun 1927, dilakukan rehabilitas oleh pemerintah Jepang pada tahun 1942

– 1945, Menjadi Rumah Sakit Tentara pada tahun 1945 – 1960, menjadi

Rumah Sakit Umum Kabupaten Kendari pada tahun 1960 – 1989, menjadi

Rumah Sakit Gunung Jati pada tahun 1989 – 2001, menjadi Rumah Sakit

Umum Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan Perda Kota Kendari

No.17 Tahun 2001.

Diresmikan penggunaannya sebagai Rumah Sakit Umum Daerah

Abunawas Kota Kendari oleh bapak Walikota Kendari pada tanggal 23

Januari 2003. Pada tanggal 9 Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah

Abunawas Kota Kendari resmi menempati gedung baru yang terletak di Jl.

Brigjen Z.A Sugiono No: 39 kelurahan Kambu Kecamatan Kambu Kota

Kendari. Pada tanggal 12 – 14 Desember 2012 telah divisitasi oleh TIM

Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dan berhasil terakreditasi penuh

sebanyak 5 pelayanan (Administrasi & Manajemen, Rekam Medik,

Pelaanan Keperawatan, Pelayanan Medik dan IGD). Berdasarkan SK

Walikota Kendari No.16 Tahun 2015 tanggal 13 mei 2015 dikembalikan

Page 54: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

40

namanya menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari sesuai perda

Kota Kendari No.17 tahun 2001.

3. Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang ada di RSUD Kota Kendari pada tahun

2015 sebanyak 451 (207 PNS dan 244 Non PNS) yang terdiri dari:

a. Tenaga medis

b. Tenaga paramedis perawatan

c. Tenaga paramedis non perawatan

d. Tenaga administrasi

4. Sarana Gedung

Dilokasi baru RSUD Kota Kendari saat ini memiliki sarana gedung

sebagai berikut:

a. Gedung Anthurium (Kantor)

b. Gedung Bougenville (Poliklinik)

c. Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD)

d. Gedung Matahari (Radiologi)

e. Gedung Crysant (Ruang O.K)

f. Gedung Asoka (ICU)

g. Gedung Teratai (Ponek)

h. Gedung Lavender (Rawat inap penyakit dalam)

i. Gedung Mawar (Rawat inap anak)

j. Gedung Melati (Rawat inap bedah)

k. Gedung Anggrek (Rawat inap VIP, kelas 1 dan kelas 2)

l. Gedung Instalasi Gizi

m. Gedung Loundry

n. Gedung Laboratorium

o. Gedung Kamar Jenazah

p. Gedung VIP

q. Gedung PMCC

Page 55: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

41

Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan, RSUD Kota Kendari

dilengkapi dengan 4 unit mobil ambulance, 1 buah mobil direktur, 10 buah

mobil operasional dokter dan 10 buah sepeda motor.

5. Sarana dan Prasarana Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Kendari

Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari terbagi

atas beberapa bagian ruang , yaitu:

a. Ruang Administrasi;

b. Ruang Tunggu Pasien;

c. Ruang Sampling;

d. Ruang Pengolahan Sampel, terbagi atas:

1) Ruang Kimia;

2) Ruang Hematologi, Serologi dan Urinalisa;

3) Ruang Bakteri dan Parasit.

e. Toilet, terbagi atas :

1) Toilet Pasien;

2) Toilet Petugas Laboratorium.

f. Ruang Istirahat;

g. Ruang Ganti;

h. Ruang Penyimpanan Alat Gelas dan Reagen.

Dalam menunjang pelayanan kesehatan, laboratorium rumah sakit

umum daerah kota kendari dilengkapi dengan pemeriksaan laboratorium

yang terdiri dari pemeriksaan hematologi (darah rutin menggunakan alat

Hematologi Analyzer yang pemeriksaannya meliputi Hemoglobin (Hb),

Leukosit, Eritrosit, Hematokrit, MCV, MCH, MCHC, Trombosit, Laju

Endap Darah (LED) (meliputi pemeriksaan CT, BT, Hitung Jenis)

pemeriksaan Kimia Darah (Glukosa : GDS, GDP, GD 2 Jam PP. SGOT,

SGPT, Protein Total, Albumin, Globulin, Bilirubin Total, Bilirubin Direct,

Ureum, Creatinin, Asam Urat, Chol Total, Chol HDL, Chol LDL,

Trigliserida. Pemeriksaan Urinalisa (Kimia Urin (Carik Celup/Strip),

Sedimen Urin). Pemeriksaan Bakteriologi (Basil Tahan Asam (BTA)).

Page 56: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

42

Pemeriksaan Parasitologi (DDR Malaria, Feaces, Jamur). Pemeriksaan

Immunologi/Serologi (Plano Test (tes kehamilan), Widal Test, Test

Narkoba, Golongan Darah, HbsAg, Anti Hbs, HIV).

B. Hasil Penelitian

Telah dilakukan penelitian perbedaan hasil pemeriksaan sedime urine

yang diperiksa kurang dari satu jam dan lebih dari satu jam pada pasien

suspek infeksi saluran kemih (ISK) pada tanggal 23 Juni – 11 juli 2016 di

Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.

1. Karakteristik Responden

a. Jenis kelamin

Pada saat penelitian berlangsung diperoleh jumlah responden

yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah

responden laki-laki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 1 Distribusi Responden Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin

di Laboratorium RSUD Kota Kendari

(Sumber: Data Primer 2016)

Berdasarkan tabel 1 di atas, maka dapat diketahui bahwa pasien

dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak jumlahnya dibandingkan

dengan laki-laki, yaitu dari 35 orang pasien yang diperiksa sedimen

urine terdapat 19 orang perempuan (54,29%) dan 16 orang laki-laki

(45,71%).

b. Umur

Pada saat penelitian berlangsung diperoleh hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa karakteristik responden banyak yang berumur 17

– 26 tahun lebih banyak dibandingkan 57 – 66 tahun. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

No Jenis Kelamin N %

1 Laki-laki 16 45,71

2 Perempuan 19 54,29

Total 35 100

Page 57: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

43

Tabel 2 Distribusi Responden Pasien Berdasarkan Umur di

Laboratorium RSUD Kota Kendari

(Sumber: Data Primer 2016)

Dari tabel 2 diatas, maka dapat diketahui bahwa dari total

frekuensi 35 responden selama penelitian, jumlah responden

terbanyak yaitu yang berumur 17 – 25 tahun yaitu sebanyak 16 orang

(45,71 %) dan jumlah responden terendah yaitu yang berumur 56 – 65

tahun yaitu sebanyak 1 orang (2,85%).

2. Hasil Pemeriksaan Sedimen Urine Kurang Dari Satu Jam Pada

Pasien Suspek ISK di RSUD Kota Kendari

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Sedimen Urine

Kurang Dari Satu Jam Pada Pasien Suspek ISK

Hasil

Pengamatan

Leukosit Eritrosit Sel Epitel

N % N % N %

Negatif (-) 3 8,57 13 37,14 11 31,43

Positif(+) 32 91,43 22 62,86 24 68,57

Total 35 100 35 100 35 100

(Sumber: Data Primer 2016)

Berdasarkan table 3 menunjukkan distribusi frekuensi hasil

pemeriksaan sedimen urine, pada pemeriksaan leukosit dari 35 sampel

urine yang diperiksa kurang dari satu jam (segera) ditemukan 3 sampel

yang memperoleh hasil negatif dengan persentasi (8,57%) sedangkan

untuk hasil positif diperoleh 32 sampel dengan persentasi (91,43%). Pada

No Umur N %

1 17 – 25 16 45,71

2 26 – 35 11 31,42

3 36 – 45 2 5,71

4 46 – 55 5 14,28

5 56 – 65 1 2,85

Total 35 100

Page 58: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

44

pemeriksaan eritrosit ditemukan 13 sampel yang memperoleh hasil negatif

dengan persentasi (37,14%) dan hasil positif diperoleh 22 sampel dengan

persentasi (62,86%). Sedangkan pada pemeriksaan sel epitel ditemukan 11

sampel yang memperoleh hasil negatif dengan persentasi (31,43%) dan

hasil positif sebanyak 24 sampel dengan persentasi (68,57%).

3. Hasil Pemeriksaan Sedimen Urine Lebih Dari Satu Jam Pada Pasien

Suspek ISK di RSUD Kota Kendari

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Sedimen Urine

Lebih Dari Satu Jam Pada Pasien Suspek ISK

Hasil

Pengamatan

Leukosit Eritrosit Sel Epitel

N % N % N %

Negatif (-) 3 8,57 10 28,57 9 25,71

Positif (+) 32 91,43 25 71,43 26 74,29

Total 35 100 35 100 35 100

(Sumber: Data Primer 2016)

Dari tabel 4 yang menunjukkan distribusi frekuensi hasil

pemeriksaan sedimen urine pada pemeriksaan leukosit dari 35 sampel

urine yang diperiksa lebih dari satu jam (120 menit) ditemukan 3 sampel

yang memperoleh hasil negatif dengan persentasi (8,57%) sedangkan

untuk hasil positif diperoleh 32 sampel dengan persentasi (91,43%). Pada

pemeriksaan eritrosit ditemukan 10 sampel yang memperoleh hasil negatif

dengan persentasi (28,57%) dan hasil positif diperoleh 25 sampel dengan

persentasi (71,43%). Sedangkan pada pemeriksaan sel epitel ditemukan 9

sampel yang memperoleh hasil negatif dengan persentasi (25,71%) dan

hasil positif sebanyak 26 sampel dengan persentasi (74,29%).

4. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Sedimen Urine Yang Diperiksa Kurang

Dari Satu Jam Dan Lebih Dari Satu Jam Pada Pasien Suspek Infeksi

Saluran Kemih (ISK) Dengan Metode Mikroskopik.

Dari hasil penelitian pembacaan leukosit pada sedimen urine pasien

yang diperiksa kurang dari satu jam (segera) terhadap 35 sampel urine

didapatkan 3 sampel negatif (8,57%) dan positif sebanyak 32 (91,43%)

sedangkan pada urine dengan sampel yang sama yakni sampel yang di

Page 59: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

45

periksa lebih dari satu jam (120 menit) didapatkan hasil leukosit yang

negatif sebanyak 3 sampel (8,57%) dan positif sebanyak 32 (91,43%).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1:

Gambar 1. Diagram pemeriksaan leukosit kurang dari satu jam

(segera) dan lebih dari satu jam (120 menit)

Berdasarkan gambar 1 menunjukkan tidak ada perbedaan pada

hasil pemeriksaan leukosit baik kurang dari satu jam (segera) maupun

yang lebih dari satu jam (120 menit). Leukosit atau sel darah putih

mempunyai batas normal jika ditemukan dalam urine berkisar 0-

5/lapangan pandang kecil. Adanya leukosit dalam urine sering ditemukan

pada kasus infeksi saluran kemih atau kontaminasi dengan sekret vagina

pada penderita flour albus.

Dari hasil Pemeriksaan eritrosit didapatkan bahwa dari 35 sampel

urine yang diperiksa kurang dari satu jam (segera) diperoleh hasil yang

negatif sebanyak 13 sampel (37,14%) dan positif sebanyak 22 (62,86%)

sedangkan pada urine yang diperiksa lebih dari satu jam (120 menit)

diperoleh hasil negatif sebanyak 10 sampel (28,57%) dan 25 sampel

positif (71,43%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2:

8,57% 8,57%

91,43% 91,43%

0

5

10

15

20

25

30

35

0 menit 120 menit

Pemeriksaan Leukosit

Negatif positif

Page 60: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

46

Gambar 2. Diagram pemeriksaan eritrosit kurang dari satu jam (segera)

dan lebih dari satu jam (120 menit)

Dari gambar diatas menunjukkan perbedaan dalam hasil pemeriksaan

eritrosit yang diperiksa kurang dari satu jam (segera) dan lebih dari satu jam

(120 menit) dimana kepekatan dari urin yang diperiksa kurang dari satu jam

(segera) memberikan hasil yang akurat sehingga dalam penegakan diagnosa

dari hasil pemeriksaan lebih terarah dalam memberikan pengobatan pada

pasien. Dalam keadaan normal tidak dijumpai eritrosit dalam sedimen urine,

adanya eritrosit dalam urine disebut hematuria. Hematuria dapat disebabkan

oleh pendarahan dalam saluran kemih, seperti infark ginjal, nephrolithiasis,

infeksi saluran kemih dan pada penyakit dengan diatesa hemoragik.

Pemeriksaan sel epitel pada sedimen urine yang diperiksa kurang dari

satu jam (segera) mendapatkan hasil yang negatif 11 sampel (31,43%) dan

positif 24 sampel (68,57%) sedangkan yang diperiksa lebih dari satu jam (120

menit) yang negatif sebanyak 9 sampel (25,71%) dan positif sebanyak 26

sampel (74,29%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3:

37,14% 28,57%

62,86% 71,43%

0

5

10

15

20

25

30

0 menit 120 menit

Pemeriksaan Eritrosit

Negatif positif

Page 61: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

47

Gambar 3. Diagram pemeriksaan sel epitel kurang dari satu jam

(segera) dan lebih dari satu jam (120 menit)

Berdasarkan gambar 3, sedimen yang diperiksa kurang dari satu jam

(segera) lebih jelas bentuk, ukuran dan jumlahnya dibandingkan dengan

sedimen urine yang diperiksa lebih dari satu jam (120 menit) dan dalam

keadaan patologik jumlah sel epitel dapat meningkat, seperti pada infeksi

saluran kemih.

Sebelum di lakukan uji statistik untuk melihat perbedaan hasil

pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari satu jam dan lebih dari

satu jam pada pasien suspek ISK terlebih dahulu dilakukan uji normalitas

untuk mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal atau tidak.

Setelah dilakukan uji normalitas terhadap sampel berpasangan didapatkan

data tidak terdistribusi normal, dikarenakan data tidak bervariasi artinya

hanya beberapa parameter pemeriksaan yang berbeda. Maka dari itu untuk

melihat perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang

dari satu jam dan lebih dari satu jam pada pasien suspek ISK digunakanlah uji

t alternatif (uji wilcoxon) yaitu uji hipotesis komparatif numerik dua

kelompok berpasangan distribusi tidak normal dengan tingkat kepercayaan

95% dengan bantuan SPSS for windows versi 20, yang hasil pengujiannya

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

31,43% 25,71%

68,57% 74,29%

0

5

10

15

20

25

30

0 menit 120 menit

Pemeriksaan Sel Epitel

Negatif positif

Page 62: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

48

Tabel 5 Hasil Uji Alternatif Uji T Berpasangan (Uji Wilcoxon) Pada

Perbedaan Hasil Pemeriksaan Sedimen Urine Yang

Diperiksa Kurang Dari Satu Jam Dan Lebih Dari Satu Jam

Pada Pasien Suspek ISK

No Sedimen Urine Signifikan (P)

1 Leukosit 0,157

2 Eritrosit 0,011

3 Epitel 0,783

(Sumber: Data Primer 2016)

Berdasarkan tabel 5, pada pembacaan hasil statistik menggunakan uji

wilcoxon diperoleh nilai P > 0,05 yang berarti hipotesis ditolak artinya

tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil pemeriksaan sedimen

urine baik diperiksa kurang dari satu jam dan lebih dari satu jam pada

pasien suspek ISK di RSUD Kota Kendari.

C. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi analitik dengan teknik

pengambilan sampel secara Sampling Purposive, dimana penetuan sampel

dengan pertimbangan tertentu yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

hingga jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Penelitian ini dilakukan di

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari, dimana dalam penelitian ini yang

menjadi kriteria pemilihan sampel adalah spesimen urine dengan suspek atau

diagnosa kerja ISK dengan waktu pemeriksaan kurang dari satu jam (segera)

dan lebih dari satu jam (120 menit) dengan jumlah sampel sebanyak 35

sampel.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap perbedaan hasil pemeriksaan

sedimen urine yang diperiksa kurang dari satu jam dan lebih dari satu jam

pada pasien suspek ISK bahwa dari 35 subjek penelitian yang di periksa di

Laboratorium RSUD Kota Kendari yakni terdapat 16 orang laki-laki

(45,71%) dan 19 orang perempuan (54,29%). Data ini dapat dilihat pada tabel

1, dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ISK merupakan penyakit

yang lebih sering menyerang perempuan. Hasil ini didukung oleh Purnomo

Page 63: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

49

(2011) yang menyatakan bahwa insiden ISK lebih tinggi pada wanita karena

uretra wanita yang lebih pendek dari pada uretra pria, sehingga memudahkan

masuknya bakteri dari anus dan daerah sekitar genitalia kedalam saluran

kemih.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, jumlah responden

terbanyak berumur 17-25 tahun yaitu sebanyak 16 orang (45,71%) dan

jumlah responden terendah berumur 56-65 tahun yaitu sebanyak 1 0rang

(2,85%). Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semakin rendah

tingkat umur seseorang maka semakin rendah tingkat pengetahuan terhadap

hygiene organ reproduksi begitupun sebaliknya semakin tinggi tingkatan

umur seseorang maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan yang

dimilikinya mengenai hygiene organ reproduksinya.

Untuk dapat mendeteksi penyakit ISK maka perlu dilakukan

pemeriksaan sedimen urine. Tes sedimen urine digunakan untuk

mengidentifikasi jenis atau unsur sedimen urine yaitu leukosit, eritrosit dan

sel epitel. Selain itu Tes ini juga digunakan untuk memantau perjalanan

penyakit pada kelainan ginjal dan saluran kemih.

Secara teori dalam pemeriksaan sedimen urine dibutuhkan urine

sewaktu yang masih segar dalam penampungan yang tertutup rapat dan tidak

terkontaminasi. Pemeriksaan harus dilakukan secepat mungkin paling lambat

1 jam setelah urine ditampung. Melakukan penundaan pemeriksaan dapat

menjadi sumber kesalahan, sehingga hasil yang diharapkan tidak sesuai

dengan kondisi klinis pasien. Unsur-unsur berbentuk (sedimen) dalam urine

mulai rusak dalam waktu 2 jam dan bila dibiarkan lama dalam suhu kamar

akan terjadi lisis sel serta torak dan urine akan berubah menjadi alkalis

(Hardjoeno dan Fitriani, 2007).

Dari hasil penelitian pembacaan leukosit pada sedimen urine pasien

yang diperiksa kurang dari satu jam (segera) terhadap 35 sampel urine

didapatkan 3 sampel negatif (8,57%) dan positif sebanyak 32 (91,43%)

sedangkan pada urine dengan sampel yang sama yakni sampel yang di periksa

Page 64: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

50

lebih dari satu jam (120 menit) didapatkan hasil leukosit yang negatif

sebanyak 3 sampel (8,57%) dan positif sebanyak 32 (91,43%).

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan tidak ada perbedaan pada

hasil pemeriksaan leukosit baik kurang dari satu jam (segera) maupun yang

lebih dari satu jam (120 menit). Hasil yang diperoleh tidak sejalan dengan

teori yang menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan leukosit mulai diragukan

apabila pemeriksaan dilakukan lebih dari 2 jam setelah urine dikemihkan

(Delanghe dan Speeckaert, 2014). Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Vejkovic et al (2012) yang melaporkan bahwa

urine dapat disimpan disuhu ruang sampai 4 jam tanpa penambahan bahan

pengawet dan tidak terjadi perubahan yang signifikan terhadap hasil

pemeriksaan urine mikroskopis. Leukosit atau sel darah putih mempunyai

batas normal jika ditemukan dalam urine berkisar 0-5/lapangan pandang

kecil. Adanya leukosit dalam urine sering ditemukan pada kasus infeksi

saluran kemih atau kontaminasi dengan sekret vagina pada penderita flour

albus.

Dari hasil Pemeriksaan eritrosit didapatkan bahwa dari 35 sampel

urine yang diperiksa kurang dari satu jam (segera) diperoleh hasil yang

negatif sebanyak 13 sampel (37,14%) dan positif sebanyak 22 (62,86%)

sedangkan pada urine yang diperiksa lebih dari satu jam (120 menit)

diperoleh hasil negatif sebanyak 10 sampel (28,57%) dan 25 sampel positif

(71,43%).

Berdasarkan hasil pemeriksaan eritrosit, menunjukkan perbedaan

dalam hasil pemeriksaan eritrosit yang diperiksa kurang dari satu jam (segera)

dan lebih dari satu jam (120 menit) dimana kepekatan dari urin yang

diperiksa kurang dari satu jam (segera) memberikan hasil yang akurat

sehingga dalam penegakan diagnosa dari hasil pemeriksaan lebih terarah

dalam memberikan pengobatan pada pasien. Dalam keadaan normal tidak

dijumpai eritrosit dalam sedimen urine, adanya eritrosit dalam urine disebut

hematuria. Hematuria dapat disebabkan oleh pendarahan dalam saluran

Page 65: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

51

kemih, seperti infark ginjal, nephrolithiasis, infeksi saluran kemih dan pada

penyakit dengan diatesa hemoragik.

Pemeriksaan sel epitel pada sedimen urine yang diperiksa kurang dari

satu jam (segera) mendapatkan hasil yang negatif 11 sampel (31,43%) dan

positif 24 sampel (68,57%) sedangkan yang diperiksa lebih dari satu jam (120

menit) yang negatif sebanyak 9 sampel (25,71%) dan positif sebanyak 26

sampel (74,29%).

Berdasarkan hasil pemeriksaan sel epitel, sedimen yang diperiksa

kurang dari satu jam (segera) lebih jelas bentuk, ukuran dan jumlahnya

dibandingkan dengan sedimen urine yang diperiksa lebih dari satu jam (120

menit) dan dalam keadaan patologik jumlah sel epitel dapat meningkat,

seperti pada infeksi saluran kemih.

Data yang diperoleh dari penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel

dan dianalisis dengan program SPSS for windows versi 20. Analisis data

dengan program SPSS terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk

mengetahui apakah distribusi data yang diperoleh normal atau tidak. Setelah

dilakukakn uji normalitas terhadap sampel berpasangan didapatkan data tidak

terdistribusi normal disebabkan karena data tidak bervariasi artinya hanya

beberapa parameter pemeriksaan yang berbeda maka digunakan uji alternatif t

berpasangan yakni uji wilcoxon terhadap variasi waktu pemeriksaan urine

pada suspek ISK.

Perlakuan pemeriksaan terhadap urine yang diperiksa kurang dari satu

jam (segera) dan lebih dari satu jam (120 menit) menunjukkan hasil

pemeriksaan sedimen urine leukosit dengan nilaisignifikan (P) 0,157 > 0.05,

maka hipotesis ditolak. Sedangkan pada pemeriksaan eritrosit didapatkan

nilai signifikan (P) 0,011 > 0,05 maka hipotesis ditolak. Begitu pula pada

pemeriksaan sel epitel, didapatkan nilai signifikan (P) 0,783 > 0,05 maka

hipotesis di tolak yakni tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap

hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari satu jam dan

lebih dari satu jam pada suspek ISK. Hasil penelitian ini berbeda dengan

referensi dari Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI) (2009)

Page 66: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

52

yang menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan urine paling lambat 2 jam

dari waktu urine dikemihkan. Hal ini dapat memberikan hasil negatif palsu

apabila pemeriksaan ditunda yang disebabkan oleh lisisnya leukosit sebelum

pemeriksaan. Kecepatan lisis komponen urine berbanding lurus dengan

kenaikan pH urine yakni leukosit lebih rentan lisis pada pH yang sangat alkali

(pH >8) dan berat jenis yang kurang dari 1.007 konsentrasi unsur pada urine

menurun secara signifikan. Terjadinya lisis pada pHurine akan berbanding

lurus dengan penurunan Berat jenis urine dimana secara teori berat jenis urine

normal 1,003 – 1,030. Penurunan konsentrasi urine secara signifikan ini dapat

mempengaruhi kepekatan urine yakni semakin tinggi pH urine berat jenis

urine semakin berkurang dan kepekatan urine pun akan semakin berkurang.

Meskipun berbeda dengan saran dari CLSI, hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Almahdaly (2012) yang melakukan

penundaan pemeriksaan 2 jam dan 3 jam masih dalam batas normal adanya

leukosit, eritrosit dan sel epitel dalam urine, dan tidak terdapat pengaruh yang

signifikan terhadap hasil pemeriksaan sedimen urine leukosit, eritrosit dan sel

epitel pada pemeriksaan segera, 2 jam dan 3 jam.

Page 67: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

53

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 23 juni-

11 juli 2016 di RSUD Kota Kendari pada pasien suspek ISK, dari 35 subjek

penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada pemeriksaan sedimen urine kurang dari satu jam (segera) diperoleh

hasil pemeriksaan leukosit sebanyak 3 sampel yang memperoleh hasil

negatif dengan persentasi 8,57% sedangkan untuk hasil positif diperoleh

32 sampel dengan persentasi 91,43%. Pada pemeriksaan eritrosit

ditemukan 13 sampel yang memperoleh hasil negatif dengan persentasi

37,14% dan positif sebanyak 22 sampel dengan persentasi 62,86%.

Sedangkann pada pemeriksaan sel epitel ditemukan 11 sampel dengan

persentasi 31,43% dan untuk hasil positif diperoleh sebanyak 24 sampel

dengan persentasi 68,57%.

2. Pada pemeriksaan sedimen urine lebih dari satu jam (120 menit) diperoleh

hasil pemeriksaan leukosit sebanyak 3 sampel yang memperoleh hasil

negatif dengan persentasi 8,57% sedangkan untuk hasil positif diperoleh

32 sampel dengan persentasi 91,43%. Pada pemeriksaan eritrosit

ditemukan 10 sampel yang memperoleh hasil negatif dengan persentasi

28,57% dan positif sebanyak 25 sampel dengan persentasi 71,43%.

Sedangkann pada pemeriksaan sel epitel ditemukan 11 sampel dengan

persentasi 31,43% dan untuk hasil positif diperoleh sebanyak 24 sampel

dengan persentasi 68,57%.

3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil pemeriksaan

sedimen urine leukosit, eritrosit dan sel epitel yang diperiksa kurang dari

satu jam(segera) dan lebih dari satu jam (120 menit) pada pasien suspek

ISK di RSUD Kota Kendari.

Page 68: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

54

B. Saran

1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan atau

tambahan kepustakaan bagi pembaca.

2. Apabila ingin melakukan penundaan pemeriksaan sedimen urine lebih

dari 2 jam dapat dilakukan dengan syarat urine disentrifus terlebih dahulu

sebelum dilakukan penundaan tes

3. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti elemen-elemen yang

lain terhadap sedimen urine.

Page 69: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

DAFTAR PUSTAKA

Almahdaly.,H. 2012. Pengaruh Penundaan Waktu Terhadap Hasil Urinalisis

Sedimen Urin. Skripsi. Makassar: Program Konsentrasi Teknologi

Laboratorium Kesehatan Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin..

Arief Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga Jilid Pertama.

Penerbit Media Aesculapius FKUI.

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.

Jakarta: Salemba Medika.

Clinical And Laboratory standards Institute (CLSI), 2009. Urinalysis; Approved

Guideline-Third Edition. Vol 29 (4). ISBN 1-56238-687-5.

Froom, P dkk. 2000. Stability Of Common Analytes in Urine Refrigerated for24 h

Before Automated Analysis by Test Strip. Clinical chemistry.

Gandosoebrata, R. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat.

Hardjoeno, H., & Fitriani. 2007. Substansi dan Cairan Tubuh. Makassar:

Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin (LEPHAS).

Naid., T. Mangerangi. F dan Almahdaly. H. 2014. Pengaruh Penundaan Waktu

Terhadap Hasil Urinalisis Sedimen Urin. As-Syifaa. 06.(02):212-219.

Notoadmojo,S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Capita.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Rosalita, L. 2012. Pengaruh Penundaan Waktu Terhadap Hasil Urinalisis.

Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Indonesia Yogyakarta.

Saryono, & Anggraeni,M.D. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif dan

Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sheila Savitri. 2015. Pengaruh Penundaan Pemeriksaan Sedimen Urine Terhadap

Hasil Pemeriksaan Leukosit Urine. Skripsi. Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Sopiyudin., D. 2013. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Kelapa

Dua Wetan Ciracas

Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Page 70: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

Suharyanto, Toto., & Madjid, Abdul. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Klien

dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: CV. Trans Info

Media.

Tambayong dr.Jan. 2008. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Tao,L & Kendall,K. 2014. Sinopsis Organ System Ginjal Pendekatan dengan

Sistem Terpadu dan disertai Kumpulan Kasus Klinik. Tanggerang

Selatan: Karisma Publishing Group.

Uliyah, Musrifatul., & Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Keterampilan Dasar

Praktik Klinik untuk Kebidanan. Ed. 2. Jakarta: Salemba Medika.

Wirawan R,dkk. Penilaian Hasil Pemeriksaan Urine(Cermin Dunia Kedokteran)

No.30. Jakarta. 2011.

Zahrin, I., Wande. N dan Purwaningsih. V. N. 2015. Pengaruh Penundaan

Pemeriksaan Serta Suhu Penyimpanan Terhadap pH dan Eritrosit

Urin. Klinika Laboratory. 2.(01):32-36.

Page 71: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

LAMPIRAN

Page 72: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

Lampiran 1

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI LABORATORIUM

Jl.Z.A.Sugianto No.39 Kota Kendari Tlp.(0401)33359171

LEMBAR HASIL PENELITIAN

NAMA PENELITI : WA ODE ASRIYANI

NIM : P00320013137

JUDUL PENELITIAN : PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG DIPERIKSA KURANG DARI SATU JAM DAN LEBIH DARI SATU JAM PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI

KODE SAMPEL

UMUR/SEX SEDIMEN

URINE

Hasil Pengamatan Pada Mikroskop

< 1 jam > 1 jam

Positif/Negatif Rata-

rata/LPB Positif/Negatif

Rata-rata/LPB

Sampel. A1

47/P

Leukosit +1 2 – 3 +1 2 – 4

Eritrosit - 0 - 1 - 0 - 1

Epitel - 0 - 1 - 0 - 1

Sampel. A2

23/P

Leukosit +1 3 - 2 +1 3 - 5

Eritrosit - 0 - 2 - 1 - 2

Epitel +3 6 - 10 +3 6 - 12

Sampel. A3

26/L

Leukosit +1 2 - 3 +1 3 - 5

Eritrosit - 0 - 1 - 1 - 2

Epitel - 0 - 1 - 1 - 2

Sampel. A4

18/P

Leukosit +2 7 - 8 +2 8 - 9

Eritrosit - 0 – 1 +1 1 - 2

Epitel +4 >30 +4 >30

Sampel. A5

53/L

Leukosit +1 1 – 2 +1 2 - 4

Eritrosit - 0 - 1 - 0 - 1

Epitel +1 2 – 3 +1 2 - 3

Sampel. A6

50/L Leukosit +1 3 - 4 +1 4 - 6

Eritrosit +1 1 - 2 +1 2 - 3

Page 73: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

Epitel +2 5 - 9 +2 6 - 10

Sampel.

A7 61/L

Leukosit +3 10 - 15 +4 >30

Eritrosit +1 2 - 4 +1 4 - 6

Epitel +1 1 - 2 +1 1 - 2

Sampel.

A8 20/P

Leukosit +1 2 - 4 +1 2 - 4

Eritrosit +2 4 - 9 +2 5 - 9

Epitel +1 2 - 4 +3 10 - 12

Sampel.

A9 26/L

Leukosit +1 2 - 4 +1 4 - 6

Eritrosit +2 4 - 6 +2 6 - 8

Epitel +3 10 - 12 +2 10 - 15

Sampel.

A10 21/P

Leukosit +1 2 - 4 +1 2 - 4

Eritrosit +2 4 - 6 +2 6 - 8

Epitel +3 9 - 10 +3 10 - 13

Sampel.

A11 29/P

Leukosit +2 5 - 9 +2 9 - 10

Eritrosit +3 10 - 13 +3 10 - 13

Epitel - 0 - 1 - 1 - 2

Sampel.

A12 32/P

Leukosit +2 6 - 7 +2 6 - 8

Eritrosit +2 5 - 9 +2 5 - 9

Epitel +2 4 - 6 +2 6 - 8

Sampel.

A13 37/L

Leukosit +1 2 - 6 +1 2 - 6

Eritrosit - 0 - 1 - 0 - 1

Epitel - 0 - 1 - 0 - 1

Sampel. A14

26/P

Leukosit +2 4 - 8 +2 8 - 9

Eritrosit +2 8 - 10 +2 9 - 10

Epitel +2 5 – 9 +2 5 - 9

Sampel. A15

18/P

Leukosit +2 4 – 8 +2 5 - 8

Eritrosit +1 1 - 3 +1 2 - 6

Epitel +2 5 – 9 +2 5 - 10

Sampel. A16

21/P

Leukosit +2 4 – 8 +2 5 - 8

Eritrosit +1 2 – 3 +1 3 - 4

Epitel +2 5 – 9 +2 5 - 8

Sampel. A17

28/L Leukosit +1 4 -6 +1 4 - 6

Eritrosit +2 5 - 8 +2 5 - 9

Page 74: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

Epitel +2 4 - 8 +2 5 - 9

Sampel. A18

40/L

Leukosit +2 4 - 8 +2 5 - 9

Eritrosit +2 6 - 9 +2 6 - 9

Epitel +3 9 10 +1 2 - 4

Sampel. A19

20/L

Leukosit +3 20 – 26 +3 20 - 26

Eritrosit +3 10 - 15 +3 10 - 15

Epitel - 0 - 1 - 1 - 2

Sampel. A20

22/L

Leukosit +1 3 - 5 +1 3 - 5

Eritrosit +2 2 - 7 +2 2 - 7

Epitel +2 4 - 6 +2 4 - 6

Sampel. A21

28/L

Leukosit - 1 - 2 - 1 – 2

Eritrosit - 0 - 1 - 0 - 1

Epitel - 1 - 2 - 1 - 2

Sampel. A22

28/P

Leukosit +2 4 - 6 +2 4 - 6

Eritrosit +1 2 - 3 +2 4 - 5

Epitel +1 2 - 4 +1 3 - 4

Sampel. A23

53/L

Leukosit +1 2 - 4 +2 4 - 5

Eritrosit - 0 - 1 - 0 – 1

Epitel - 0 - 1 - 0 - 1

Sampel. A24

21/P

Leukosit +1 3 - 4 +1 3 – 4

Eritrosit - 0 - 1 - 0 – 1

Epitel +3 10 - 29 +3 10 - 29

Sampel. A25

25/P

Leukosit - 0 - 1 - 1 - 2

Eritrosit +1 1 - 3 +1 1 – 3

Epitel - 0 - 1 - 0 - 1

Sampel. A26

48/P

Leukosit +1 2 - 3 +1 2 – 3

Eritrosit +1 2 - 4 +2 2 – 4

Epitel +2 4 - 6 +2 5 – 6

Sampel. A27

35/P

Leukosit +1 2 - 4 +1 2 -4

Eritrosit +2 4 - 8 +3 9 – 10

Epitel +1 2 - 4 +1 2 – 4

Sampel. A28

21/P

Leukosit +3 20 - 30 +3 20 – 26

Eritrosit +3 10 - 20 +3 10 – 14

Epitel +2 5 - 7 +2 5 – 7

Sampel. A29

23/P

Leukosit +2 3 - 5 +2 4 – 5

Eritrosit +2 5 - 8 +2 5 – 7

Epitel +1 2 - 4 +1 2 – 4

Sampel. A30

17/P Leukosit +2 5 - 10 +2 5 – 10

Eritrosit +1 2 - 4 +1 3 – 4

Page 75: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

Epitel +2 4 - 6 +2 4 – 6

Sampel. A31

27/L

Leukosit +1 2 - 4 +1 3 – 6

Eritrosit +1 1 - 2 +1 2 – 3

Epitel - 0 - 1 +1 2 – 3

Sampel. A32

24/P

Leukosit - 1 - 2 - 1 – 2

Eritrosit - 0 - 1 - 0 – 1

Epitel - 0 - 1 +1 2 – 4

Sampel. A33

25/L

Leukosit +1 2 -4 +1 3 – 4

Eritrosit - 1 - 2 +1 2 – 4

Epitel +1 2 - 4 +1 2 - 4

Sampel. A34

23/L

Leukosit +1 2 - 3 +1 2 - 4

Eritrosit - 0 - 1 - 0 - 1

Epitel - 0 - 1 - 0 - 1

Sampel. A35

30/L

Leukosit +1 1 - 2 +1 2 - 4

Eritrosit - 0 - 1 +1 3 - 4

Epitel +1 2 - 3 +1 2 - 3

Page 76: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

Lampiran 2

TABULASI DATA

PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE

YANG DIPERIKSA KURANG DARI SATU JAM DAN

LEBIH DARI SATU JAM PADA PASIEN SUSPEK

INFEKSI SALURAN KEMIH

DI RSUD KOTA KENDARI

TAHUN 2016

KODE SAMPEL

UMUR/SEX SEDIMEN

URINE

HASIL PENGAMATAN PADA MIKROSKOP

< 1 JAM > 1 JAM

NILAI + - NILAI + -

Sampel. A1 47/P

Leukosit +1 1 +1 1

Eritrosit - 0 - 0

Epitel - 0 - 0

Sampel. A2 23/P

Leukosit +1 1 +1 1

Eritrosit - 0 - 0

Epitel +3 1 +3 1

Sampel. A3 26/L

Leukosit +1 1 +1 1

Eritrosit - 0 - 0

Epitel - 0 - 0

Sampel. A4 18/P

Leukosit +2 1 +2 1

Eritrosit - 0 +1 1

Epitel +4 1 +4 1

Sampel. A5 53/L

Leukosit +1 1 +1 1

Eritrosit - 0 - 0

Epitel +1 1 +1 1

Sampel. A6 50/L

Leukosit +1 1 +1 1

Eritrosit +1 1 +1 1

Epitel +2 1 +2 1

Sampel. A7 61/L

Leukosit +3 1 +4 1

Eritrosit +1 1 +1 1

Epitel +1 1 +1 1

Sampel. A8 20/P

Leukosit +1 1 +1 1

Eritrosit +2 1 +2 1

Epitel +1 1 +3 1

Sampel. A9 26/L

Leukosit +1 1 +1 1

Eritrosit +2 1 +2 1

Epitel +3 1 +2 1

Page 77: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

Sampel. A10 21/P

Leukosit +1 +1 1

Eritrosit +2 1 +2 1

Epitel +3 1 +3 1

Sampel. A11 29/P

Leukosit +2 1 +2 1

Eritrosit +3 1 +3 1

Epitel - 0 - 0

Sampel. A12 32/P

Leukosit +2 1 +2 1

Eritrosit +2 1 +2 1

Epitel +2 1 +2 1

Sampel. A13 22/L

Leukosit +1 1 +1 1

Eritrosit - 0 - 0

Epitel - 0 - 0

Sampel. A14 26/P

Leukosit +2 1 +2 1

Eritrosit +2 1 +2 1

Epitel +2 1 +2 1

Sampel. A15 18/P

Leukosit +2 1 +2 1

Eritrosit +1 1 +1 1

Epitel +2 1 +2 1

Sampel. A16 21/P

Leukosit +2 1 +2 1

Eritrosit +1 1 +1 1

Epitel +2 1 +2 1

Sampel. A17 28/L

Leukosit +1 1 +1 1

Eritrosit +2 1 +2 1

Epitel +2 1 +2 1

Sampel. A18 24/L

Leukosit +2 1 +2 1

Eritrosit +2 1 +2 1

Epitel +3 1 +1 1

Sampel. A19 20/L

Leukosit +3 1 +3 1

Eritrosit +3 1 +3 1

Epitel - 0 - 0

Sampel. A20 22/L

Leukosit +1 1 +1 1

Eritrosit +2 1 +2 1

Epitel +2 1 +2 1

Sampel. A21 28/L

Leukosit - 0 - 0

Eritrosit - 0 - 0

Epitel - 0 - 0

Sampel. A22 28/P Leukosit +2 1 +2 1

Eritrosit +1 1 +2 1

Page 78: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

Epitel +1 1 +1 1

Sampel. A23 53/L

Leukosit +1 1 +2 1

Eritrosit - 0 - 0

Epitel - 0 - 0

Sampel. A24 21/P

Leukosit +1 1 +1 1

Eritrosit - 0 - 0

Epitel +3 1 +3 1

Sampel. A25 25/P

Leukosit - 0 - 0

Eritrosit +1 1 +1 1

Epitel - 0 - 0

Sampel. A26 48/P

Leukosit +1 1 +1 1

Eritrosit +1 1 +2 1

Epitel +2 1 +2 1

Sampel. A27 35/P

Leukosit +1 1 +1 1

Eritrosit +2 1 +3 1

Epitel +1 1 +1 1

Sampel. A28 21/P

Leukosit +3 1 +3 1

Eritrosit +3 1 +3 1

Epitel +2 1 +2 1

Sampel. A29 23/P

Leukosit +2 1 +2 1

Eritrosit +2 1 +2 1

Epitel +1 1 +1 1

Sampel. A30 17/P

Leukosit +2 1 +2 1

Eritrosit +1 1 +1 1

Epitel +2 1 +2 1

Sampel. A31 27/L

Leukosit +1 1 +1 1

Eritrosit +1 1 +1 1

Epitel - 0 +1 1

Sampel. A32 24/P

Leukosit - 0 - 0

Eritrosit - 0 - 0

Epitel - 0 +1 1

Sampel. A33 25/L

Leukosit +1 1 +1 1

Eritrosit - 0 +1 1

Epitel +1 1 +1 1

Sampel. A34 23/L

Leukosit +1 1 +1 1

Eritrosit - 0 - 0

Epitel - 0 - 0

Sampel. A35 30/L Leukosit +1 1 +1 1

Page 79: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

Eritrosit - 0 +1 1

Epitel +1 1 +1 1

Kendari, Juli 2016

Peneliti

Page 80: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

Lampiran 3 : Hasil Uji Alternatif Uji T berpasangan (Uji Wilcoxon) Pada

Perbedaan Hasil Pemerikisaan Sedimen Urine Yang Diperiksa

Kurang Dari Satu Jam Dan Lebih Dari Satu Jam

1. Pemeriksaan Leukost

Test Statisticsa

Hasilhasilleu2 - Hasilleu1

Z -1,414b

Asymp. Sig. (2-tailed) ,157

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

2. Pemeriksaan Eritrosit

3. Pemeriksaan Epitel

Test Statisticsa

hasilepi2 - Hasilepi1

Z -,276b

Asymp. Sig. (2-tailed) ,783

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

Test Statisticsa

Hasilerit2 -

Hasilerit1

Z -2,530b

Asymp. Sig. (2-tailed) ,011

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

Page 81: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

Lampiran 4 : Hasil Uji Normalitas Terhadap parameter Pemeriksaan

1. Pemeriksaan Leukosit

2. Pemeriksaan Eritrosit

3. Pemeriksaan Sel P Epitel

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hasilepi1 ,175 70 ,000 ,885 70 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hasilleu1 ,314 35 ,000 ,835 35 ,000

Hasilhasilleu2 ,293 35 ,000 ,842 35 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hasilerit1 ,202 70 ,000 ,857 70 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 82: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari

Lampiran 5 : Dokumentasi Penelitian

Sampel Urine Pasien Proses Mengsentrifus Urine

Proses Saat Pengamatan Sedimen Urine Alat Mengsentrifus Urine

Proses Penuangan Urine ke tabung sentrifus

Page 83: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari
Page 84: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari
Page 85: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari
Page 86: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE YANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf · perbedaan hasil pemeriksaan sedimen urine yang diperiksa kurang dari