PENGHARUM RUANGAN

26
PENGHARUM RUANGAN Dari “si keras” D I S U S U N Oleh : Gasha Aryapratama <14> XI IPA 3 SMAN 31 Jakarta

Transcript of PENGHARUM RUANGAN

Page 1: PENGHARUM RUANGAN

PENGHARUM RUANGAN Dari “si keras”

D

I

S

U

S

U

N

Oleh :Gasha Aryapratama <14>

XI IPA 3

SMAN 31 Jakarta

Page 2: PENGHARUM RUANGAN

Kata Pengantar

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah

SWT, karena atas berkah dan rahmat yang telah diberikan-nya, saya

dapat menyelesaikan karya tulis dalam mata pelajaran kimia yang

berjudul “ PENGHARUM RUANGAN dari ‘si keras’.

Tujuan saya menulis makalah ini adalah untuk menyelesaikan

tugas yang diberikan oleh Ibu Agnes untuk pelajaran kimia. Selain

itu, karya tulis itu memberi wawasan dan ilmu pengetahuan bagi

saya penulis dan mudah-mudahan bagi teman-teman yang

membaca, juga dapat merasakan hal tersebut.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu Agnes yang

telah memberikan tugas ini kepada kami. Tak lupa kepada sumber –

sumber yang telah memperlengkap isi dari karya tulis saya. Serta

pihak – pihak lain yang tidak dapat saya sebut satu per satu.

Tidak lupa, saya mohon maaf kepada semua pihak jika di

dalam makalah ini terdapat kesalahan, karena saya hanyalah

manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.

Jakarta, 2 juni 2009

Gasha Arya

httpwww.sith.itb.ac.idprofile1pdfiriawatibahan-kuliahbahan-

2STRUKTUR-DAN-FUNGSI-MITOKONDRIA.pdf

Page 3: PENGHARUM RUANGAN

Daftar Isi

Kata pengantar

…………………………………………………………………………………1

Daftar Isi

………………………………………………………………………………………….

.2

Bab 1

Pendahuluan…………………………………………………………………………

…………….3

1.1 judul

penelitian…………………………………………………………………………….

3

1.2 latar

belakang………………………………………………………………………………

3

1.3 rumusan

masalah………………………………………………………………………..4

1.4

tujuan…………………………………………………………………………………

…………4

1.5

manfaat………………………………………………………………………………

…………4

Bab 2

Pembahasan…………………………………………………………………………

…………….5

2.1

variabel………………………………………………………………………………

………..5

Page 4: PENGHARUM RUANGAN

2.2 tinjauan

pustaka………………………………………………………………………….5

2.3 manfaat pewangi

kerang……………………………………………………………16

2.4 Rancangan

percobaan…………………………………………………………......17

2.5 sasaran percobaan………………………………………………………….

…….....17

2.6 alat dan

bahan……………………………………………………………………………17

2.7 cara

kerja……………………………………………………………………………………

18

Bab 3

Penutup………………………………………………………………………………

…………….19

3.1

kesimpulan…………………………………………………………………………

……..19

Daftar

Pustaka………………………………………………………………………………

….20

Bab 1

Pendahuluan

1.1 Judul Penelitian

Page 5: PENGHARUM RUANGAN

Judul penelitian yang saya lakukan adalah “pewangi ruangan

dari kerang”.

1.2 Latar belakang

Belakangan ini telah terjadi pemanasan global yang begitu

cepat dari kenaikan suhu bumi serta permukaan air laut yang naik

secara cepat dari yang kita bayangkan. Padahal ini dipengaruhi juga

oleh mencairnya kutub utara.

Mungkin penyebab utama hal tersebut adalah efek gas rumah

kaca yaitu dari gedung-gedung bertingkat. Sampah yang tidak

dapat di olah oleh bumi seperti plastic dan streyofoam itu butuh

waktu puluhan tahun untuk di daur oleh tanah.

Dan yang terakhir adalah CFCs (chlorofluorocarbons) yang

terdapat pada lemari es, Air condisioner, serta pewangi ruangan

yang berbentuk spray. Pewangi ruangan ini memang hal kecil dalam

kehidupan sehari-hari namun tak dapat disangka spray pewangi

ruangan itu dapat merusak lapisan ozon bumi kita ini.

Saya mencoba mencari alternatife dari pewangi ruangan yang

ramah lingkungan sehingga tidak merusak ozon pada bumi kita ini.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari percobaan saya adalah :

1. mengapa pengharum ruangan merusak ozon ?

2. bagaimana cfc dapat merusak ozon ?

Page 6: PENGHARUM RUANGAN

3. apakah dampak dari perusakan ozon ?

4. bagaimana cara penanggulangannya ?

1.4 Tujuan

Tujuan dari percobaan saya adalah :

1. untuk mengetahui bahaya dari cfc.

2. melihat dampak dari kerusakan ozon.

3. melihat dampak pada organ manusia.

1.5 Manfaat

Manfaat yang dapat kami ambil adalah :

Membuat sebuah pewangi ruangan yang ramah lingkungan

serta mudah membuatnya.

BAB 2

Pembahasan

Page 7: PENGHARUM RUANGAN

2.1 variabel

Judul percobaan yang saya lakukan adalah “pewangi ruangan

dari ‘kerang’. Dari judul tersebut, kita dapat menentukan variabel

bebas, variabel terikat dan variabel kontrol. Variabel bebas adalah

variabel yang ingin di uji coba. Dalam percobaan ini, variabel

bebasnya adalah kerang yang menjadi wangi. Variabel terikat

adalah variabel yang di akibatkan variabel bebas, sehingga variabel

terikat pada percobaan ini adalah wangi pada ruangan. Variabel

control sendiri adalah variabel yang dapat dikendalikan atau

dikontrol oleh penguji. Variabel kontrolnya adalah penambahan atau

pengurangan bibit pewangi pada kerang.

2.2 Tinjauan Pustaka

Mario Molina dilahirkan di Mexico City pada

tanggal 19 Maret 1943. Ayahnya Mario Molina

Pasquel adalah seorang pengacara dan

pengajar di National University of Mexico

(Universidad Nacional Autonoma de Mexico

(UNAM) dan juga pernah menjalankan tugas

sebagai duta besar Meksiko untuk Ethiopia,

Australia dan Filipina.

Setelah beberapa tahun di Barkeley dengan riset di bidang

dinamika kimia, dia bergabung ke kelompok Professor F. Sherwood

(Sherry) Rowland sebagai mahasiswa postdoctoral di Irvine, CA.

Rowland merupakan perintis penelitian sifat kimia "hot atom",

meneliti sifat-sifat kimia atom dengan energi translasi berlebih dan

Page 8: PENGHARUM RUANGAN

diproduksi melalui proses radioaktif. Salah satu bidang kajian

risetnya berhubungan dengan chlorofluorocarbons (CFCs),

yang terakumulasi di atmosfer, dan pada saat itu tidak

memiliki efek yang signifikan pada lingkungan. Tiga bulan setibanya

di Irvine, dia mengembangkan teori penipisan lapisan ozon-CFC

(CFC-ozone depletion theory).

Pada tahun 1975, dia menjadi Asisten Profesor. Kemudian, dia

memulai program mandiri untuk meneliti sifat kimia dan

spektroskopik senyawa atmosfer yang penting, dengan fokus pada

senyawa yang tidak stabil dan sulit ditangani di laboratorium,seperti

asam hipoklorida, klor nitrit, asam peroksinitrit, dan lain sebagainya.

Setelah menghabiskan waktu selama tujuh tahun di Irvine sebagai

Asisten Profesor dan kemudian Associate Professor, di bergabung ke

bagian Molecular Physics and Chemistry di Jet Propulsion

Laboratory, Pasadena, CA. Pada 1989, dia menjadi Profesor Kimia

Atmosfer di Department of Earth, Atmospheric and Planetary

Sciences dan Department of Chemistry, Massachusetts Institute of

Technology, Cambridge, MA, yang mana ditempat inilah dia

melanjutkan penelitian mengenai isu-isu kimia atmosfer global.

Dia adalah anggota United States National Academy of

Sciences, Institute of Medicine dan Pontifical Academy of Sciences.

Dia menjabat sebagai United States President’s Committee of

Advisors in Science and Technology, sekretaris Lembaga Penasehat

Energi, National Research Council Board dalam bidang

Environmental Studies and Toxicology, dan lembaga US-Mexico

Foundation of Science dan berbagai organisasi lingkungan non

profit. Pada 1995, di berbagi Nobel Prize bidang kimia dengan Paul

Crutzen dan F. Sherwood Rowland untuk penelitian mereka pada

kimia atmosfer, khususnya pembentukan dan dekomposisi ozon.

Page 9: PENGHARUM RUANGAN

Sekarang telah marak kembali penyelundupan cfc

dikarenakan pengurangan import cfc dari luar negeri sehingga

banyak pihak yang ingin mendapatkan cfc secara banyak dan

mudah. Survei tersebut 'menggaruk' lebih dari 4.000 bengkel

airconditioner (AC) mobil di DKI Jakarta. Dari jumlah itu, 60 persen

bengkel terbukti memakai hydrofluorocarbons (HFC) palsu. HFC

adalah bahan isi ulang AC yang ramah lingkungan.

Meski mengklaim HFC pada labelnya, isi tabung-tabung AC

tersebut bukan HFC, melainkan chlorofluorocarbons (CFC)-12 atau

CFC-11. Ini adalah bahan kimia pembobol lapisan ozon yang

dilarang secara internasional. ITB menduga praktik tipu-menipu --

merusak ozon-- ini terjadi pula di kota-kota selain Jakarta. Pelabuhan

Belawan, Medan, awal Agustus 2006, bagai membuktikan dugaan

tersebut. Puluhan tabung HFC palsu dari Cina dan India berhasil

diendus petugas. Kendati mencantumkan label R-134 (nama sejenis

HFC) di bagian luarnya, instrumen indentifier digital menangkap

basah tabung-tabung itu berbahan baku CFC-11 atau CFC-12 yang

maut. Sesuai aturan, HFC 'gadungan' itu langsung dikembalikan ke

negeri asalnya.

Maka tak keliru betul jika dikatakan bahwa negeri ini adalah pasar

gelap bahan kimia pembolong ozon. Survei terpisah dari Jurusan

Teknik Kimia ITB kian menguatkan dugaan tersebut. Secara

keseluruhan, menurut survei itu, kandungan CFC impor di udara

tercatat lebih tinggi dari kuota yang ditetapkan.

''Di Indonesia hanya ada satu importir yang diperbolehkan

mengimpor bahan CFC, sehingga dapat terlacak mudah jumlahnya

di udara. Tapi di lapangan, jumlahnya jauh lebih besar. Ini jelas

indikasi adanya penyelundupan,'' terang Redni Tota Sihite, staf

Asisten Deputi Urusan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim

Kementerian Lingkungan Hidup, Rabu (30/8).

Page 10: PENGHARUM RUANGAN

Di salah satu wilayah di Peru, Amerika Selatan, pemerintah

setempat telah memperingatkan warganya untuk selalu memakai

kacamata hitam serta meluluri kulit dengan sunblock setiap keluar

rumah. Area tersebut disinyalir sebagai lokasi dengan penipisan

lapisan ozonnya paling parah di dunia. Indonesia ingin menyusul?

Akibat tipisnya ozon Penipisan lapisan ozon memberi peluang

radiasi ultraviolet B (UV-B) dari sinar matahari mengguyur deras ke

muka Bumi. Ini adalah sinar yang berbahaya jika memapar dalam

jumlah besar. Banyak riset soal itu, salah satunya dari dr Nila J

Moeloek (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia). Ia

menunjukkan bahwa radiasi UV-B berpotensi memicu katarak.

Katarak tercatat sebagai pemicu kebutaan nomor wahid di

Indonesia (50 persen). Penyakit ini terutama terjadi pada manula

(1,6 juta orang), namun terbukti dapat menyerang penduduk usia

muda. Guyuran sinar UV-B dalam jumlah besar terbukti sebagai

salah satu pemicu katarak pada berbagai usia.

Bukan hanya itu. Sinar UV-B juga tercatat dapat menumbuhkan

bibit-bibit bagi terbentuknya tumor ganas pada mata. Jika terpapar

kulit dalam jumlah besar dan intens, sinar UV-B juga terbukti dapat

memicu terjadinya kanker kulit.Tak cuma berbahaya bagi kesehatan

manusia, sinar UV-B dalam jumlah yang berlebihan juga menyisakan

petaka bagi flora dan fauna. Berdasar riset para pakar, kata Redni

Tota Sihite, paparan sinar UV-B dengan takaran berlebih dapat

mengganggu keseimbangan ekosistem laut.

''Sinar UV-B membunuh fitoplankton. Matinya fitoplankton jelas

berpotensi memicu kekacuauan dalam rantai makanan ekosistem

Page 11: PENGHARUM RUANGAN

laut,'' terang dia.

Di darat, sinar UV-B tercatat dapat menciptakan penurunan

produktivitas tanaman. ''Tanaman jadi tumbuh kerdil,'' tambah dia

mengungkap hasil riset para pakar.

Sumber pembolong ozon Sumber petaka itu adalah bahan kimia

jenis klorin dan bromida. Bahan-bahan kimia berbahaya itu

mengapung ke angkasa, lantas membuat kerusakan di stratosfer

(lokasi lapisan ozon), yakni dengan mengurai O3 kembali menjadi

O2. Rontoknya atom pada O3 membuat kemampuan lapisan ini

menapis sinar UV-B ikut rontok. Inilah awal mula petaka itu.

Di mana bahan perusak ozon (BPO) itu berada? ''Mereka ada di

mana-mana dalam keseharian kita sebagai manusia modern,''

terang Tota. Namun, para ahli merangkum, bahan kimia CFC --

pemicu utama bolongnya ozon-- terutama berasal dari produksi

busa (foam). Pembuatan busa, kata Tota, tidak bisa tidak

menggunakan CFC 11, sebab ia berperan sebagai media

pengembang (blowing agent). Nah, lewat cerobong pabrik, zat maut

itu mengudara ke angkasa.

Selain itu, penyumbang CFC terbesar adalah AC atau pendingin

ruangan (refrigerator). Guna menghasilkan udara dingin,

refrigerator memanfaatkan CFC-11, CFC-12, dan CFC-115, yang

berbahaya bagi ozon. Kontribusi AC dan refrigerator dalam

membolongi ozon adalah 31 persen, sementara produksi busa 45

persen.

Sumber-sumber polusi ozon lainnya adalah produksi bahan cair

pemadam kebakaran yang memanfaatkan Halon 1211 atau Halon

Page 12: PENGHARUM RUANGAN

1301; aerosol (seperti parfum, spray, pengharum ruangan) yang

menggunakan CFC-12; pabrik rokok mild yang menggunakan CFC-

11 dalam produksinya; pabrik elektronik yang menggunakan CFC-

113, CTC, atau TCA pada proses pelarutan; serta sektor pertanian

yang menggunakan methyl bromida untuk fumigasi tanah.

SIAPA bilang Anda dijamin telah bebas polusi setelah berada

di dalam rumah yang nyaman? Beginilah nasib menjadi orang

modern, terlebih di kota-kota besar. Di luar rumah terpapar polusi,

di dalam ruangan seperti rumah pun tak bebas dari polusi.

Keduanya pun sama-sama berbahaya. Ruangan yang terasa sejuk-

karena berpendingin udara-sebenarnya bisa juga terpolusi dan

menjadi sumber penyakit.

Bahkan, studi United State Environmental Protection Agency (US

EPA) tentang peluang manusia terpapar polusi malah

mengindikasikan bahwa derajat polusi dalam ruang bisa dua sampai

lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan polusi luar ruang.

Lembaga EPA tersebut juga menempatkan polusi udara dalam

ruang sebagai satu dari lima besar polusi yang berisiko mengancam

kesehatan masyarakat modern.

Selama beberapa dekade terakhir, peluang manusia terpapar polusi

udara dalam ruang diyakini meningkat karena bermacam faktor.

Misalnya, konstruksi bangunan yang tertutup rapat, penggunaan

material sintetis untuk perabot dan bangunan, penggunaan formula

Page 13: PENGHARUM RUANGAN

kimia untuk berbagai produk perawatan, pestisida dan insektisida,

hingga beragam pembersih barang-barang rumah tangga.

“Suatu penelitian pada tahun 1990-an di Indonesia pernah

menyebutkan bahwa pencemaran udara yang berasal dari dalam

gedung (ruang) berkontribusi sebanyak 17 persen, luar gedung 11

persen, gangguan ventilasi 52 persen, dan sisanya bahan

bangunan, mikroorganisme, dan yang belum diketahui

penyebabnya,” papar spesialis okupasi, dr Hendrawati Utomo, MS,

SpOk, yang juga ahli masalah polusi udara dalam ruang.

Polusi dalam ruang bisa terjadi pada bangunan apa saja, mulai dari

rumah, sekolah, kantor, hotel, juga mal. Beberapa golongan polusi

dalam ruang, yaitu fisiologi, kimia, juga mikroorganisme. Penyebab

yang digolongkan sebagai polusi fisiologi, misalnya, gangguan

ventilasi atau ventilasi yang selalu tertutup, debu, pendingin udara

(AC) yang tidak terawat, karpet yang tak terawat, hingga paparan

gelombang elektromagnetik dari komputer atau barang-barang

elektronik.

Di kantor, di rumah, hingga di dalam lift kerap kali kita mencium

bau pewangi. Tak jarang pula baunya begitu menusuk hidung

hingga membuat kepala menjadi pening. Tak terkecuali pula

pembersih dan pewangi telepon. Tampaknya, ada saja produk yang

dibuat untuk mewangikan segala sesuatu.

Tak hanya pewangi ruangan dan telepon, ada juga pewangi kamar

mandi, pewangi lemari, pewangi mobil, pewangi pakaian. Pewangi-

pewangi macam itu ternyata juga penyumbang polusi dalam ruang

yang bersifat kimiawi. “Penggunaan pewangi ruangan salah satu

penyebab polusi dalam ruang karena dia memaparkan bermacam

bahan yang serba kimiawi. Ada yang bisa menyebabkan alergi,

pusing, hingga mual. Selain itu, juga penyemprot nyamuk, rokok,

mesin fotokopi yang mengeluarkan ozon (O3), penggunaan

Page 14: PENGHARUM RUANGAN

berbagai desinfektan, hingga tanaman hidup yang tidak pernah

dikeluarkan dari ruangan,” tutur Hendrawati.

Tanaman yang jarang dikeluarkan dari ruangan juga tidak baik

karena pada malam hari tanaman mengeluarkan karbondioksida

dan mengonsumsi oksigen. Terlebih jika tanaman hias tersebut

berada di dalam ruangan kantor yang jarang dibuka ventilasi udara

segarnya.

“Selain polusi karena faktor kimiawi dan fisiologis, juga karena

faktor mikroorganisme,” tambah Hendrawati. Polusi mikroorganisme

yang dimaksud adalah penyebaran bakteri, virus, dan jamur di

dalam ruang. Salah satu yang berkontribusi dalam penyebarannya

adalah pendingin udara (air conditioner/AC).

PENDINGIN udara diklasifikasikan menjadi pendingin udara lokal dan

sentral. Pendingin udara lokal, yaitu pendingin udara seperti yang

umum digunakan di rumah- rumah. Adapun pendingin udara sentral

adalah pendingin udara yang dikendalikan dari satu tempat

tersendiri oleh operator khusus. Biasanya hotel- hotel, pusat

perbelanjaan, dan gedung perkantoran menggunakan sistem AC

sentral.

Kedua macam pendingin udara tersebut berpeluang besar dalam

menyebarkan berbagai virus dan bakteri. Jika operator AC sentral

lengah sedikit saja merawat cooling tower AC, kemungkinan virus

dan bakteri menyebar luas di seluruh ruangan gedung sangat besar.

Kasus yang cukup fenomenal mengenai penyebaran bakteri melalui

AC sentral terjadi di Philadelphia, Amerika Serikat, tahun 1976 saat

34 orang meninggal secara misterius. Belakangan diketahui

penyebabnya adalah terinfeksi bakteri legionella dalam suatu hotel

karena sistem cooling tower AC sentral yang kurang baik.

Page 15: PENGHARUM RUANGAN

Sejak itu perhatian dunia terhadap bakteri legionella sangat besar,

terlebih kasus-kasus serupa di Philadelphia kemudian bermunculan

di berbagai negara. Kontributor penyebaran bakteri ini nyaris selalu

cooling tower AC.

Penyakit infeksi pernapasan akut yang disebabkan bakteri itu

kemudian populer disebut sebagai legionella disease (penyakit

legionella). Oleh karena itu, AC sentral sangat membutuhkan

perawatan secara cermat. Bakteri legionella sangat umum di

lingkungan dan terdapat di mana-mana. Namun, ketika menyebar

dalam ruang tertutup melalui AC sentral, efeknya bisa sangat fatal,

terlebih bagi orang yang kekebalan tubuhnya sedang menurun.

“Oleh karena itu, saya lebih senang menyekolahkan anak saya di

sekolah yang tak ber-AC. Karena di sekolah-sekolah yang masih

memakai AC lokal, perawatannya kadang justru terabaikan. Sebab,

enggak ada operator khusus AC kan?” ujar Hendrawati.

Keluhan-keluhan yang disinyalir karena paparan polusi dalam ruang

sering kali disebut sebagai sick building syndrome. Keluhan

umumnya tidak spesifik, seperti, pegal, linu, pusing, migren,

kelelahan, kaku otot, dan sebagainya.

“Polusi dalam ruang yang disebabkan berbagai faktor tadi dalam

jangka pendek memang hanya menimbulkan keluhan- keluhan

semacam itu. Namun, dalam jangka panjang diyakini menjadi

penyebab berbagai penyakit yang lebih serius termasuk kanker,”

Page 16: PENGHARUM RUANGAN

tutur Hendrawati, sambil menambahkan, kanker umumnya muncul

15-20 tahun sejak terpapar penyebabnya.

Lalu, bagaimana mengantisipasi paparan berbagai polusi dalam

ruang tersebut?

Hendrawati memberi saran untuk menghindari penyebabnya. Saran-

saran tersebut, misalnya, menghindari berbagai produk desinfektan

yang tak perlu di rumah, menghindari berbagai produk pewangi

kimiawi meskipun mengklaim beraroma alami, membersihkan AC

dan karpet sesering mungkin, termasuk karpet mobil, serta tidak

menggunakan berbagai wujud obat nyamuk.

Pewangi ruangan mengandung zat- zat seperti imonene,

benzyl acetate, linalool, citronellol, ocimene,butane, propane,

amonia, fenol, dan formaldehyde.Pengharum ruangan bekerja

dengan mengganggu daya cium. Pengharum tersebut melapisi

saluran hidung dengan selaput minyaknya, atau melepaskan zat

pemati saraf pencium. Efeknya pada kesehatan manusia antara lain

mengiritasi mata, hidung, tenggorok, kulit, mengakibatkan mual,

pusing, perdarahan, hilang ingatan, kanker dan tumor, kerusakan

hati, menyebabkan iritasi ringan hingga menengah pada paru-paru,

termasuk gejala seperti asma. Sedangkan bahan lainnya seperti

benzyl acetate, benzyl alcohol, ethanol, limonene, dan linalool bisa

menyebabkan muntah, turunnya tekanan darah, merusak sistem

kekebalan tubuh, menurunkan kemampuan motorik spontan, dan

depresi.

Page 17: PENGHARUM RUANGAN

Contoh – contoh pewangi ruangan

Page 18: PENGHARUM RUANGAN

2.3 Manfaat pengharum kerang

Manfaatnya adalah memberikan keharuman pada ruangan

yang sangat ramah lingkungan dan memanfaatkan kerang sebagai

tempat pewanginya. Dan tidak mengandung cfc sehingga ozon

dibumi kita tetap aman dan menjaga kesehatan manusia pula.

2.4 Rancangan Percobaan

Kerang ini wanginya berasal dari bibit pewangi yang di

rendam oleh air dan di campur oleh busa. Kemudian kerang di

rendam dalam beberapa hari sehingga wangi menyeap kepada

kerang tersebut. Dan dapat di taruh di ruangan mana saja setelah di

rendam

2.5 sasaran percobaan

Page 19: PENGHARUM RUANGAN

Sasaran percobaan kami adalah untuk membuat pewangi

ruangan yang ramah lingkungan dan tanpa bahan kimia yang

terlalu berbahaya bagi lingkungan.

2.6 Alat dan bahan

Berbagai macam kerang Sabun cuci. Pemutih pakaian. Handuk. Kapas bekas pewangi mobil. Bibit wangi-wangian atau aromatherapi. Kotak makan dari plastik atau bekas tempat es krim. Baskom sedang. Mangkuk hias untuk tempat menata kerang. Sikat gigi untuk mebersihkan kerang.

2.7 cara kerja

1. Siapkan larutan, campur sabun cuci dengan air secukupnya,

tambahkan sedikit pemutih pakaian didalamnya. Kemudian masukkan

kerang kedalam larutan tersebut. Tunggu beberapa saat sampai bau

amis pada kerang hilang.

2. Gosok kerang satu persatu dengan sikat gigi untuk menghilangkan

kotoran yang melekat di kerang. Kemudian cuci bersih. Ulangi 2-3 kali

sampai bau amis kerang benar-benar hilang.

Page 20: PENGHARUM RUANGAN

3. Keringkan kerang dengan mengunakan handuk satu persatu sampai

benar-benar kering. Karena jika ada bagian yang masih lembab akan

membuat kerang tersebut berjamur dan bau.

4. Ambil busa yang sudah dicuci, teteskan dengan bibit pewangi.

5. Masukkan busa tersebut ke dalam kotak atau tempat es krim, lalu

masukkan juga kerang-kerang diatasnya. Kemudian tutup rapat dan

simpan di tempat kering sampai kurang lebih 4 minggu. Sesekali aduk

kerang-kerang tersebut agar bau merata.

6. Setelah 4 minggu, keluarkan sebagian kerang tersebut. Tempatkan di

mangkuk hias. Bisa diletakkan di tempat ruang tamu, kamar atau

kamar mandi.

7. Bila bau wangi sudah berkurang, tukar kerang dengan sebagian

kerang yang ada di tempat es krim. Jangan lupa memberikan bibit

pewangi di busa secara berkala. agar menjaga agar busa tersebut

tetap wangi.

BAB 3

Penutup

3.1 kesimpulan

Dari percobaan pewangi kerang tersebut yang telah kita coba

buat dapat disimpulakn bahwa kerang tersebut wangi disebabkan oleh

Page 21: PENGHARUM RUANGAN

bibit pewangi yang di campur kedalam busa yang kemudian di rendam

dalam air bersama campuran larutan pewangi tersebut.

Semakin banyak jumlah bibit pewangi yang di masukan ke

dalam air makan semakin lama pula ketahanan wangi pada kerang

tersebut sehingga dapat menghemat pengeluaran. Serta tidak

mengandung bahan kimia yang berbahya untuk ozon serta kesehatan

organ manusia.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.univ-ekasakti-pdg.ac.id/content/view/167/32/

http://id.answers.yahoo.com/question/index?

qid=20081113072115AAMljqb