PENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Jhun...

14
PENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS KONTEKSTUAL MATERI FLUIDA STATIS SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 6 MODEL LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2018/2019 Oleh: Jhun Sobri 1 , Tri Ariani. 2 , Yaspin Yolanda. 3 Alumni Prodi Fisika STKIP-PGRI 1 , Pembimbing Utama 2 , Pembimbing Pendamping 3 Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar Fisika berbasis kontekstual materi fluida statis siswa kelas XI di SMA Negeri 6 Model Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 dan untuk mendeskripsikan karakteristik bahan ajar Fisika berbasis kontekstual yang dikembangkan memenuhi sasaran kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan pada siswa kelas XI di SMA Negeri 6 Model Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI dan subjek penelitian ini terdiri dari 23 siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 6 Model Lubuklinggau. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, angket, tes, dan observasi. Persentase keseluruhan komponen bahan ajar adalah 81,82% (sangat baik). Persentase respon siswa terhadap bahan ajar berbasis kontekstual yaitu 79,78% (sangat baik). Selain itu dari hasil tes ulangan harian memiliki persentase keefektifan 86,95% (sangat baik) siswa yang memperoleh nilai di atas 70 dari 10 butir soal tes. Nilai t hitung > ttabel dengan nilai t hitung = 3,69 dan ttabel = 1,717. Sehingga penggunaan bahan ajar berbasis kontekstual dapat dikatakan valid, praktis dan efektif. Kata kunci: Bahan ajar, Fluida Statis, Pembelajaran Kontekstual ABSTRACT This study aims to develop contextual teaching material based on static fluid material for students of class XI in Lubuklinggau 6 Public High School in 2018/2019 Academic Year and to describe the characteristics of contextual-based Physics teaching materials developed to meet the goals of validity, practicality, and effectiveness in class XI students. in Lubuklinggau 6 Model State High School 2018/2019 Academic Year. The population of this study were all students of class XI and the subject of this study consisted of 23 students of class XI IPA 4 of State Senior High School 6 Model Lubuklinggau. Data collection is done by interview techniques, questionnaires, tests, and observations. The overall percentage of teaching material components is 81.82% (very good). The percentage of student responses to contextual-based teaching materials is 79.78% (very good). In addition, from the results of daily test results, the effectiveness percentage of 86.95% (very good) of students who received scores above 70 out of 10 test items. The value of t count> t table with the value of t count = 3.69 and t table = 1.717. So that the use of contextual based teaching materials can be said to be valid, practical and effective. Keywords: Teaching materials, Static Fluid, Contextual Learning. 1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2 dan 3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

Transcript of PENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Jhun...

Page 1: PENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Jhun Sobri.pdfPENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS KONTEKSTUAL MATERI FLUIDA STATIS SISWA

PENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS KONTEKSTUAL MATERI

FLUIDA STATIS SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 6 MODEL LUBUKLINGGAU

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Oleh:

Jhun Sobri1, Tri Ariani.

2, Yaspin Yolanda.

3

Alumni Prodi Fisika STKIP-PGRI1, Pembimbing Utama

2,

Pembimbing Pendamping3

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar Fisika berbasis kontekstual materi

fluida statis siswa kelas XI di SMA Negeri 6 Model Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019 dan untuk mendeskripsikan karakteristik bahan ajar Fisika berbasis kontekstual yang

dikembangkan memenuhi sasaran kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan pada siswa kelas XI

di SMA Negeri 6 Model Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI dan subjek penelitian ini terdiri dari 23 siswa kelas XI IPA 4

SMA Negeri 6 Model Lubuklinggau. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara,

angket, tes, dan observasi. Persentase keseluruhan komponen bahan ajar adalah 81,82% (sangat

baik). Persentase respon siswa terhadap bahan ajar berbasis kontekstual yaitu 79,78% (sangat baik). Selain itu dari hasil tes ulangan harian memiliki persentase keefektifan 86,95% (sangat

baik) siswa yang memperoleh nilai di atas 70 dari 10 butir soal tes. Nilai thitung > ttabel dengan

nilai thitung = 3,69 dan ttabel = 1,717. Sehingga penggunaan bahan ajar berbasis kontekstual dapat dikatakan valid, praktis dan efektif.

Kata kunci: Bahan ajar, Fluida Statis, Pembelajaran Kontekstual

ABSTRACT

This study aims to develop contextual teaching material based on static fluid material for students of class XI in Lubuklinggau 6 Public High School in 2018/2019 Academic Year and to

describe the characteristics of contextual-based Physics teaching materials developed to meet

the goals of validity, practicality, and effectiveness in class XI students. in Lubuklinggau 6 Model State High School 2018/2019 Academic Year. The population of this study were all

students of class XI and the subject of this study consisted of 23 students of class XI IPA 4 of

State Senior High School 6 Model Lubuklinggau. Data collection is done by interview

techniques, questionnaires, tests, and observations. The overall percentage of teaching material components is 81.82% (very good). The percentage of student responses to contextual-based

teaching materials is 79.78% (very good). In addition, from the results of daily test results, the

effectiveness percentage of 86.95% (very good) of students who received scores above 70 out of 10 test items. The value of t count> t table with the value of t count = 3.69 and t table = 1.717.

So that the use of contextual based teaching materials can be said to be valid, practical and

effective.

Keywords: Teaching materials, Static Fluid, Contextual Learning.

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau

2 dan 3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

Page 2: PENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Jhun Sobri.pdfPENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS KONTEKSTUAL MATERI FLUIDA STATIS SISWA

A. PENDAHULUAN

Dalam pendidikan formal dan

sistem pendidikan Indonesia, salah satu

mata pelajaran diajarkan di sekolah adalah

Fisika. Karena Fisika merupakan ilmu

yang mempelajari tentang fenomena

gejala alam dan tak lepas dari penerapan

kehidupan sehari-hari. Fisika juga

merupakan ilmu universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern dan

mempunyai peran penting dalam berbagai

disiplin ilmu dan mengembangkan daya

pikir manusia. Untuk menguasai dan

meciptakan teknologi dimasa depan

diperlukan penguasaan konsep-konsep

Fisika sejak dini dan dilakukan suatu

tindakan yang terencana. Oleh karena itu,

Fisika berperan mempersiapkan siswa

atau generasi penerus agar dapat

menghadapi tantangan-tantangan di

kehidupan yang semakin berkembang dan

modern. Persiapan-persiapan yang

tersebut dilakukan dengan membekali

siswa kemampuan berpikir logis,

mengembangkan, pemahaman konsep,

sistematis, mandiri, dan kreatif, serta

kemampuan menerapkan aplikasi dalam

kehidupan sehari-hari dari teori dan

bekerja sama dalam pemecahan masalah.

Jhonson (2009:32) mendefinisikan

CTL adalah sebuah sistem yang

menyeluruh. CTL terdiri bagian-bagian-

bagian yang saling berhubung, jika

bagian-bagian ini terjalin suatu sama lain,

maka akan dihasilkan pengaruh yang

melebihi hasil yang diberikan bagian-

bagian secara terpisah.

Yolanda (2014:27) menyatakan

bahwa pembelajaran CTL adalah konsep

belajar dimana guru menghadirkan dunia

nyata kedalam kelas dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimiliki dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sehari-hari, sementara

siswa memperoleh pengetahuan dan

keterampilan dari konteks yang terbatasi

sedikit demi sedikit dan dari proses

mengkonstruksi sendiri sebagai bekal

untuk memecahkan masalah dalam

kehidupannya sebagai anggota

masyarakat.

Perkembangan suatu era globalisasi

dan kualitas peradaban, tidak akan lagi

disadarkan pada kekuatan sumber daya

alam secara utuh melainkan sangat

diperlukan manusia-manusia yang mampu

mengembangkan suatu produk atau

komponen penting dalam pelaksanaan

pembelajaran yaitu melalui suatu

pengembangan buku ajar.

Buku ajar merupakan komponen

penting dalam pembelajaran. Buku ajar

yang disampaikan oleh seorang guru

hendaknya mengacu kepada tujuan yang

telah digariskan dalam kurikulum. Selain

itu, bahan ajar idealnya juga sesuai

dengan kondisi lingkungan setempat agar

pembelajaran lebih bermakna. Oleh

karena itu, guru mempunyai keleluasan

untuk mengembangkan buku ajar yang

akan disampaikan sejauh tidak

menyimpang dengan tujuan.

Sumariato (2018:23) mendefinisikan

buku ajar adalah sebuah karya tulis

berbentuk buku dalam bidang tertentu,

merupakan buku standar yang digunakan

guru dan siswa dalam proses

pembelajaran untuk maksud-maksud dan

tujuan instruksional.

Pratama dkk (2016:90) menyatakan

buku ajar merupakan media pembelajaran

cetak yang dapat digunakan untuk

memudahkan pendidik dan peserta didik

guna meningkatkan kompetensinnya.

Fluida statis adalah ilmu yang

mempelajari tentang zat alir dalam kondisi

diam khususnya zat cair dan gas dan

merupakan salah satu materi dalam mata

pelajaran Fisika dalam setiap indikator

mempunyai hubungan dalam kehidupan

sehari-hari. Sehingga aplikasi

penerapannya materi fluida statis ini

Page 3: PENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Jhun Sobri.pdfPENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS KONTEKSTUAL MATERI FLUIDA STATIS SISWA

sangat cocok dalam pembelajaran

kontekstual, sehinggga materi sangat

penting diajarkan secara optimal sehingga

peserta didik bisa mengetahui penerapan

dari kehidupan sehari-hari dari teori

tersebut.

Alasan perlu diterapkan

pembelajaran kontekstual berdasarkan

definisi Fisika merupakan ilmu yang

mempelajari tentang gejala alam sehingga

pembelajaran kontekstual sangat cocok

sekali dalam mata pelajaran Fisika karena

pembelajaran kontekstual merupakan

konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata dan dapat

mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimiliki dan

penerapannya dalam situasi nyata yakni

dalam kehidupan sehari-hari sehingga

pemahaman konsep Fisika yang

melibatkan keterlibatan siswa secara aktif

baik fisik maupun mental akan

mendapatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang yang

diuraikan di atas tampak betapa

pentingnya pengembangan bahan ajar

berbasis kontekstual dalam penyelesaian

masalah sehingga menghasilkan lulusan

yang mampu mengembangkan suatu

produk tujuannya menerapkan suatu teori

dalam kehidupan nyata. Maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul β€œ Pengembangan Bahan Ajar

Fisika Berbasis Kontekstual Materi Fluida

Statis Siswa Kelas XI SMA Negeri 6

Model Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2018/2019”.

B. KAJIAN TEORITIK

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan inti dari

proses pendidikan yang berbentuk

komunikasi dua arah, yaitu antara peserta

didik dengan pendidik serta antara peserta

didik dalam rangka perubahan sikap.

Komalasari (2010:3) menyatakan

pembelajaran merupakan suatu sistem

atau proses membelajarkan subjek didik

atau pembelajar yang direncanakan atau

didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi

secara sistematis agar subjek didik atau

pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran secara efektif.

Hosnan (2016:18) menyatakan

pembelajaran merupakan proses dasar dari

pendidikan. Disanalah lingkup terkecil

secara formal yang menentukan dunia

pendidikan berjalan baik atau tidak.

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah proses interaksi yang dirancang,

dilaksanakan, serta dievaluasi secara

sistematis oleh guru untuk membuat siswa

memahami dan mencapai tujuan

pembelajaran sehingga terjadi perubahan

perilaku siswa ke arah yang lebih baik.

2. Pembelajaran Kontekstual

Hosnan (2016:267) menyatakan bahwa

pembelajaran kontekstual merupakan

konsep belajar dimana guru menghadirkan

dunia nyata kedalam kelas dan mendorong

siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapanya dalam kehidupan sehari-hari.

Yolanda (2014:26) menyatakan sistem

Contextual Teaching and Learning (CTL)

merupakan proses pendidikan yang

bertujuan membantu siswa melihat makna

dalam bahan pekerjaan yang mereka

pelajari dengan cara menghubungkan

dengan konteks kehidupan mereka sehari-

hari yaitu dengan konteks lingkungan,

pribadinya, sosialnya, dan budayanya.

Berdasarkan beberapa definisi

pembelajaran kontekstual tersebut dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran

kontekstual adalah pembelajaran yang

mengaitkan antara materi yang dipelajari

dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari,

baik dalam lingkungan keluarga, sekolah,

masyarakat maupun warga negara, dengan

tujuan untuk menemukan makna materi

Page 4: PENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Jhun Sobri.pdfPENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS KONTEKSTUAL MATERI FLUIDA STATIS SISWA

tersebut bagi kehidupanya dan

mempunyai tujuh komponen

pembelajaran kontekstual yang membantu

guru dalam melakukan kegiatan belajar

mengajar karena setiap komponen tersebut

sangat membantu sekali dalam proses

belajar mengajar.

Sementara itu, Ditjen Dikdasmen

(dalam komalasari 2010:11-12)

menyebutkan tujuh komponen utama

pembelajaran kontekstual, yaitu:

1. Konstruktivisme.

Konstruktivisme (constructivism)

adalah proses atau menyusun pengetahuan

baru dalam struktur kognitif peserta didik

berdasarkan pengalaman pribadinya serta

fase dilaksanakan pada menyampaikan

suatu apersepsi kepada peserta didik

sebelum melakukan proses belajar.

2. Menemukan (inquiry).

Menemukan (inquiry) adalah proses

pembelajaran yang didasarkan pada

pencarian dan penemuan melalui berpikir

secara sistematis. Pengetahuan dan

keterampilan yang diperoleh siswa

diharapkan bukan hasil mengingat

seperangkat fakta-fakta, melainkan hasil

dari menemukan.

3. Bertanya (questioning).

Bertanya (questioning) adalah belajar

hakikatnya bertanya dan menjawab,

bertanya dapat dipandang sebagai refleksi

dari keingintahuan setiap individu

terhadap sesuatu yang baru.

4. Masyarakat belajar (learning

community).

Masyarakat belajar adalah kerja sama

atau belajar bersama dan sebuah

masyarakat atgau kelompok. Hal ini dapat

melakukan menerapkan pembelajarn

kelompok

5. Pemodelan (modelling).

Pemodelan adalah pembelajaran

dengan memperagakan sesuatu serbagai

contoh yang dapat ditiru oleh peserta

didik. Dalam pembelajaran keterampilan

atau pengetahuan tertentu ada model yang

bisa ditiru

6. Refleksi (reflection).

Refleksi adalah proses pengendapan

pengetahuan dan pengalaman dilakukan

dengan cara mengurutkan kembali

kejadian-kejadian peristiwa pembelajaean

yang telah diprosesnya

7. Penilaian yang sebenarnya (authentic

assesment)

Penilaian yang sebenarnya adalah

proses yang dilakukan guru untuk

mengumpulkan informasi tentang

perkembangan belajar yang dilakukan

oleh siswa.

3. Konsep Model Pengembangan yang

Digunkan

Dalam mengembangkan buku ajar

Fisika berbasis kontekstual materi model

pengembangan yang digunakan yakni

model dick and carrey

Trianto (2010:91-92) Model

perancanagan dan pengembangan

pengajaran Model Dick and Carey

mempunyai tahapan tahapan sebagai

berikut:

a. Indentifikasi Tujuan Pengajaran

(Identity Instructional Goals).

Tahap awal model ini adalah

menentukan apa yang diinginan agar

siswa dapat melakukanya ketika mereka

telah menyelesaikan program

pengajaranya. Definisi tujuan pengajaran

mungkin mengacu pada kurikulum

tertentu atau mungkin mengacu pada

kurikulum tertentu atau mungkin juga

berasal dari daftar tujuan sebagai hasil

need assessment, atau dari pengalaman

pratik dengan kesulitan belajar siswa

didalam kelas.

b. Melakukan Analisis Instruksional

(Conducting a Goal Analysis).

Setelah mengndentifikasi tujuan

pembelajaran, maka akan ditentukan apa

tipe belajar yang dibutuhkan siswa.

Tujuan yang dianalis untuk

Page 5: PENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Jhun Sobri.pdfPENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS KONTEKSTUAL MATERI FLUIDA STATIS SISWA

mengindentifikasi keterampilan yang

lebih khusus lagi yang harus dipelajari.

Analisis ini akan menghasilkan cara atau

diagram tentang keterampilan-

keterampilan atau konsep dan menunjukan

keterampilan atau konsep tersebut dan

tujuan pembelajaran terdiri dari tujuan

instruksional umum dan khusus.

c. Mengindentifikasi Tingkah Laku

Awal/karakteristik siswa (Identity

Entry Behaviours, characteristics).

Ketika melakukan analisis terhadap

keterampilan- keterampilan yang perlu

dilatihkan dan tahapan prosedur yang

diperlu dilewati, juga harus

dipertimbangkan keterampilan apa yang

telah dimiliki siswa saat mulai mengikuti

pengajaran, yang penting juga untuk

diindentifikasi adalah karakteristik khusus

siswa yang mungkin ada hubunganya

dengan rancangan aktivitas - aktivitas

pengajaran serta tahapan ini

mengindentifikasi siswa.

d. Merumuskan Tujuan Kinerja (Write

Performance Objectives).

Berdasarkan analisis instruksional

dan pernyataan tentang tingkah laku

awal siswa, selanjutnya akan dirumuskan

pernyataan khusus tentang apa yang harus

dilakukan siswa setelah menyelesaikan

pembelajaran. Dalam tahapan ini bahwa

analisis intruksional digunakan untuk

melihat perkembangan awal siswa dalam

proses pembelajaran serta dari proses

belajar bisa mengetahui kemampuan siswa

tersebut meningkat atau menurun.

e. Pengembangan Tes Acuan Patokan

(Develop Criterian-Referenced Test

Items).

Pada tujuan yang telah dirumuskan,

maka dilakukan pengembangan butir

asesmen untuk mengatur kemampuan

siswa seperti yang diperkirakan di dalam

tujuan. Dalam tes acuan patokan

berdasarkan tujuan insturuksional khusus

dan tujuan intruksioanal umum.

f. Pengembangan Strategi Pembelajaran

(Develop Instructional Strategy

Informasi dari lima tahap selanjutnya,

maka selanjutnya akan mengidentifikasi

yang akan digunakan untuk mencapai

tujuan akhir. Strategi akan meliputi

aktivitas preinstruksional, penyampaian

informasi, praktik dan balikan, testing,

yang dilakukan lewat aktivitas.

g. Pengembangan atau Memilih

Pengajaran (Develop and Select

Instructional Materials).

Tahap ini akan digunakan strategi

pengajaran untuk menghasilkan

pengajaran yang meliputi petunjuk untuk

siswa, bahan pelajaran, tes, dan panduan

guru tahap ini juga sangat efektif

dalam kegiatan belajar.Tes merupakan

suaru cara penilaian kepada peserta didik

yang digunakan untuk mengukur

kemampuan siswa dalam aspek

penialain seorang guru.

h. Merancang dan Melaksanakan

Evaluasi Formatif (Design and

Conduct Formative Evolution).

Evaluasi merupakan kegiatan menilai

dan mengukur kemudian dilakukan untuk

mengumpulkan data yang digunakan

untuk mengidentifikasi bagaimana

meningkatkan pengajaran.

i. Revisi Pengajaran (Instructional

Revition).

Tahap ini mengulangi siklus

pengembangan perangkat pengajaran.

Data dari evaluasi sumatif yang telah

dilakukan pada tahap sebelumnya

diringkas dan dianalisis serta

diinterpretasikan untuk diidentifikasi

kesulitan yang dialami oleh siswa dalam

mencapai tujuan pembelajaran.

C. METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian yang digunakan

adalah Research and Development

(R&D). Sugiyono (2012:407) menyatakan

bahwa penelitian pengembangan

Page 6: PENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Jhun Sobri.pdfPENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS KONTEKSTUAL MATERI FLUIDA STATIS SISWA

(Research and Development) adalah

metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan

menguji keefektifan produk tersebut.

Penelitian ini menghasilkan produk

berupa buku ajar fisika berbasis

kontekstual. Pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan kontekstual. Desain

dan pengembangan buku ajar

menggunakan model pengembangan Dick

and Carey.

Dalam buku ajar Fisika berbasis

kontekstul pada materi fluida statis

dengan menggunakan metode penelitian

Research and Development (R&D)

menggunakan teknik pengumpulan data

dan teknik analisis data sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data terdiri atas

sebagai berikut: Observasi, kuesioner atau

angket, wawancara, tes.

2. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam

mengembangkan buku ajar Fisika berbasis

kontekstual pada materi fluida statis

yakni: Analisis Kelayakan dan Respon

Siswa Terhadap Buku Ajar Fisika berbasis

kontekstual materi Fluida Statis:

Teknik analisis data untuk kelayakan

Buku Ajar Fisika Berbasis kontekstual

dan respon siswa terhadap Buku Ajar

Fisika Berbasis kontekstual dilakukan

dengan menganalisis angket atau

kuesioner yang diberikan peneliti. Lembar

angket kelayakan buku ajar tersebut

direkam menggunakan instrumen lembar

uji coba. Angket ini juga digunakan untuk

merekam respon siswa saat proses uji

coba produk dilakukan.

Tujuan utama angket ini adalah

untuk mengetahui respon siswa dan untuk

menentukan kepraktisan buku ajar fisika

berbasis kontekstual pada materi fluida

statis di SMA Negeri 6 Model

Lubukinggau tahun pelajaran 2018/2019

pada semester ganjil pada pelaksanaan uji

small group, serta pelaksanaan field test..

Sugiyono (2012:137) menyatakan

bahwa skor yang telah ditetapkan dapat

dihitung sebagai berikut

Persentase = π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘π‘’π‘Ÿπ‘œπ‘™π‘’β„Ž

π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š Γ— 100%.

Untuk penilaian angket tentang

respon siswa terhadap buku ajar fisika

berbasis kontekstual

Evaluasi Small Group

Skor maksimum : 10 Γ— 4 = 40

Skala : 4

Rentang skor : π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š

π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž =

40

4 = 10

Evaluasi field Test

Skor maksimum : 20 Γ— 4 = 80

Skala : 4

Rentang skor : π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š

π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž =

80

4 = 20

Data dianalisis menggunakan uji

hipotesis. Sugiyono (2012:96)

menyatakan bahawa hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan

masalah, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan.

Uji hipotesis menggunakan uji t,

Sugiyono (2012:250) dinyatakan

persamaan rumus sebagai berikut:

t = οΏ½Μ…οΏ½βˆ’ πœ‡0

𝑠

βˆšπ‘›

Buku ajar Fisika berbasis

kontekstual pada materi fluida statis

dirancang oleh peneliti dengan tujuh

komponen pembelajaran kontekstual

terdapat didalam buku ajar tersebut

kemudian divallidasi oleh pakar ahli

sebagai berikut:

Validasi materi isi buku ajar

Fisika berbasis kontekstual pada materi

fluida statis oleh Bapak Ahmad Amin,

Page 7: PENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Jhun Sobri.pdfPENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS KONTEKSTUAL MATERI FLUIDA STATIS SISWA

M.Si selaku dosen pendidikan Fisika.

Validasi materi juga akan dilakukan oleh

guru mata pelajaran fisika Bapak

Juniyanto M.Pd.

Untuk penilaian angket validasi

materi: Skor maksimum : 12 Γ— 4 = 48

Skala : 4

Rentang skor : π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š

π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž =

48

4 = 12

Rentang

Skor

Persentase Kategori

37-48 78% ≀ P<100% Sangat

Baik

25-36 53% ≀ P < 75% Baik

13-24 28% ≀ P < 50% Kurang

0-12 0% ≀ P < 25% Sangat

Kurang

Validasi media buku ajar Fisika

berbasis kontekstual pada materi fluida

statis dan desain bahan ajar yaitu Bapak

Leo Charli, selaku dosen Pendidikan

Fisika.

Untuk penilaian angket validasi

materi: Skor maksimum :9 Γ— 4 = 36

Skala : 4

Rentang skor : π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š

π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž =

36

4 = 9

Persentase rentang pada ahli media

sebagai berikut:

Rentang

Skor

Persentase Kategori

28-36 78% ≀P< 100% Sangat

Baik

19-27 53% ≀ P < 75% Baik

10-18 28% ≀ P < 50% Kurang

0-9 0% ≀ P < 25% Sangat Kurang

Validasi tata bahasa isi buku ajar

Fisika berbasis kontekstual pada materi

fluida statis yaitu Ibu Dr. Yohana

Satinem, M.Pd selaku dosen Pendidikan

Bahasa Indonesia.

Untuk penilaian angket validasi

materi: Skor maksimum :6 Γ— 4 = 24

Skala : 4

Rentang skor : π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š

π‘ π‘˜π‘Žπ‘™π‘Ž =

24

4 = 6

Persentase rentang pada ahli media

sebagai berikut:

Rentang

Skor

Persentase Kategori

19-24 79%≀P< 100% Sangat

Baik

13-18 54% ≀ P < 75% Baik

7-12 29% ≀ P < 50% Kurang

0-6 0% ≀ P < 25% Sangat

Kurang

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Dalam menggembangkan buku ajar

Fisika berbasis kontekstual pada materi

Fluida Statis setelah diterpakan buku ajr

tersebut didapatkan hasil bahwa

Setelah diterapkan Buku ajar Fisika

berbasis kontekstual siswa mudah

memahami antara teori dengan kehidupan

yang nyata. buku ajar Fisika berbasis

kontekstual hasilnya bisa merubah pola

pikir anak bahwa Fisika itu bukan hanya

rumus saja yang dipelajari bahwa Fisika

juga banyak juga hubungan kehidupan

yang nyata, dan Fisika tidak akan lepas

dengan kehidupan sehari-hari bahwa

sangat jelas dari definisi saja Fisika

merupakan ilmu yang mempelajari

tentang fonemena gejala alam.

Kemudian buku Fisika berbasis

kontekstual lingkungan sekitar

dimanfaatkan contohnnya aqua bekas

dijadikan siswa-siswi untuk melakukan

suatu eksperimen tentang tekanan

hidrostatis, jadi siswa –siswi bisa

mengetahui konsep yang selama ini yang

mereka tidak tahu menjadi tahu serta buku

ajar Fisika berbasis kontekstual pada

materi fluida statis pada proses

Page 8: PENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Jhun Sobri.pdfPENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS KONTEKSTUAL MATERI FLUIDA STATIS SISWA

pembelajaran dilakukan suatu

penyampaian atau membangun

pengetahuan sebelum menyampaikan

suatu apersepsi yaitu mengaitkan antara

teori dengan kehidupan yang nyata dan

uraian diatas merupakan slah satu fase

konstruktivisme.

Kelayakan Buku ajar Fisika secara

teoritik terdiri dari yakni melalui tahapan

evaluasi ahli untuk melihat kevalidan

buku ajar yang divalidasi oleh ahli materi,

desain serta tata bahasa sehingga bahan

ajar tersebut baik digunakan ke peserta

didik kemudian dalam tahap kelayakan

bahan ajar ini akan dilaksanakan uji coba

one to one, small group serta field test

kelayakan buku ajar Fisika berbasis

kontekstual pada kelayakan bahan ajar

secara teoritik terdiri dari evaluasi ahli

materi, desain serta tata bahasa secara

rinci peneliti uraikan sebagai berikut:

a. Evaluasi Ahli Materi

Dalam evaluasi materi divalidasi

oleh dosen Fisika dan guru Fisika di SMA

Negeri 6 Model lubuklinggau didapatkan

persentase akhirnya 85,41% dengan

kategori (Sangat Baik).

b. Evaluasi Ahli Media Dalam evaluasi materi divalidasi

oleh dosen Fisika yang membuat buku

ajar tersebut menjadi menarik dan

berkualitas serta didapatkan persentase

akhirnya 83,3% (Sangat Baik).

c. Evaluasi Ahli Tata Bahasa

Dalam evaluasi materi divalidasi

oleh dosen program studi Bahasa

Indsonesia yang berkompenten di dalam

bidang tersebut dengan melihat ejaan yang

digunakan tata bahasa yang digunakan

dalam penulisan tersebut serta didapatkan

persentase akhirnya 79,16% (Sangat

Baik).

Berdasarkan penilaian dari ketiga

orang ahli terhadap buku ajar berbasis

kontekstual yang sudah diuraikan di atas

menunjukkan penilaian yang sangat baik.

Oleh karena itu, buku ajar berbasis

kontekstual dapat dikatakan valid dan

dapat digunakan untuk tahap selanjutnya

yaitu tahap uji coba yang akan

dilaksanakan di SMA Negeri 6 Model

Lubuklinggau.

No Validato

r

Hasil penilaia

n

Presentase

Kategori

1 Validasi materi

120 83,3% Sangat Baik

2 Validasi media

60 83,3% Sangat Baik

3 Validasi bahasa

19 79,16%

Sangat Baik

Total 199 81,92

% Sangat Baik

2. Kelayakan Buku Ajar Secara Empiris

Dalam buku ajar fiiska berbasis

kontekstual pada materi fluida stattis

pada kelayakan buku ajar fisika berbasis

kontekstual terdiri dari pelaksanaan uji

one to one, small group serta field test

serta pelaksanaan kelayakan buku ajar

Fisika berbasis kontekstual si sekolah

SMA Negeri 6 Model Lubuklinggau

tahun pelajaran 2018/2019 pada

semester ganjil di kelas XI IPA 4 yang

akan diterapkan bahan ajar tersebut

berikut ini penjelasan kelayakan buku

ajar secara empiris akan diuraikan

sebagai berikut:

a. Pelaksanaan Uji Coba Perorangan

(One To one)

Dalam pelaksanaan uji coba

perorangan diambil siswa berjumlah tiga

orang yang berkemampuan tinggi, sedang,

rendah.

Dengan teknik pengambilan sampel

berdasarkan purvosive sampling serta

dalam pelaksanaan ini dilakukan

wawancara dengan siswa tersebut

didapatkan hasil bahwa buku ajar tersebut

dari segi materi, tata bahasa, serta media

sudah baik dan hasil itu tersebut didaptkan

dari wawancara serta tidak perlu lagi

direvisi serta layak digunakan dan

selanjutnya ketahapan small group.

Page 9: PENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Jhun Sobri.pdfPENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS KONTEKSTUAL MATERI FLUIDA STATIS SISWA

b. Pelaksanaan Uji Coba Kelompok kecil

(small group) Uji coba kelompok kecil

dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2018

hari Kamis dilaksanakan di ruangan

multimedia SMA Negeri 6 Model

Lubuklinggau, dengan memberikan

angket yang terdiri dari sepuluh butir

pernyataan kepada enam siswa yang

diambil secara purposive sampling dari

kelas XI IPA I. Angket ini menggunakan

skala likert mempunyai gradasi dari

sangat setuju sampai sangat tidak setuju

yang dapat dikategorikan sebagai

berikut: sangat setuju (SS), setuju (S),

tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju

(STS) dan pelaksanaan diambil siswa

dengan jumlah enam orang yang teridiri

dua berkemampuan tinggi, sedang serta

rendah.

Hasil angket yang didapatkan dari

pelaksanaan uji coba kelompok kecil ini

dilakukan dengan tujuan agar dapat

melihat kepraktisan buku ajar berbasis

kontekstual dan respon siswa.

Berdasarkan komentar yang diberikan

oleh subjek uji coba kelompok kecil

tidak ada masukan maupun perbaikan

dari yang disarankan, itu artinya buku

ajar tersebut bisa digunakan tanpa revisi

dan dari angket yang diberikan kepada

siswa pada uji coba kelompok kecil ini

menunjukkan respon setuju terhadap

buku ajar berbasis kontekstual. Hasil

sikap siswa pada uji coba kelompok

kecil disajikan dalam bentuk diagram

berikut:

Diagram tersebut memperlihatkan

bahwa buku ajar berbasis kontekstual

dapat dikatakan praktis dengan persentase

16% yang sangat setuju 82% setuju serta

tidak setuju 2% tidak setuju serta 0%

sangat tidak setuju maka persentase

keseluruhan 79,16%. Hal ini menunjukkan

bahwa buku ajar berbasis kontekstual

sudah praktis dan siap digunakan tanpa

adanya perbaikan, tidak ada saran atau

masukan guna kebaikan buku ajar

berbasis kontekstual. Selanjutnya, bahan

ajar Fisika berbasis kontekstual tersebut

di uji cobakan pada ruang lingkup yang

lebih luas yaitu uji coba lapangan guna

melihat keefektifannya.

c. Pelaksanaan Uji Coba Field Test

Uji coba field test, dilakukan pada

kelas XI IPA 4 di SMA Negeri 6 Model

Lubuklinggau yang dilaksanakan pada

hari Senin dan Selasa dari tanggal 23 Juli

2018 sampai 6 Agustus 2018 yang

melibatkan 23 siswa terdiri atas 7 laki-

laki dan 16 siswa perempuan.

Pada tahap akhir ini, uji coba yang

dilakukan untuk mendapatkan informasi

yang menyeluruh tentang kualitas

produk bahan ajar berbasis kontekstual,

tahap uji coba lapangan merupakan

tahap praktikalitas. Hal ini dilakukan

untuk melihat keefektifan buku ajar

fisika berbasis kontekstual materi fluida

statis dari hasil belajar siswa. Respon

siswa pada uji lapangan ini untuk

melihat kepraktisan buku ajar.

Kemudian pada pelaksanaan field

test ini dilakukan dengan memberikan

suatu angket kepada peserta didik

dengan guna melihat kepraktisan suatu

buku ajar fisika berbasis kontekstual

pada materi fluida statis dan diberikan

kegiatan belajar mengajar telah selesai.

Pada pelaksaan field test yaitu

diamana buku ajar Fisika tersebut

diterapkan dikelas XI IPA 4 yang akan

diuji cobakan kelompok besar dan sama

16%

82%

2% 0%

Page 10: PENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Jhun Sobri.pdfPENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS KONTEKSTUAL MATERI FLUIDA STATIS SISWA

halnnya dengan pelaksanaan small

group memberikan angket tertutup

kepada seluruh siswa kelas XI Ipa 4

tersebut dengan hasil pada pelaksanaan

uji kelompok besar yaitu persentase

akhirnnya 79,78% jadi dapat dikatakan

buku ajar tersebut dapat dikatakan

praktis. Berdasarkan uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa buku ajar Fisika

berbasis kontekstual pada materi fluida

statis dapat dikatakan praktis.

3. Efektivitas Buku Ajar Fisika Berbasis

Kontekstual.

Efektivitas buku ajar Fisika Berbasis

kontekstual pada materi fluida statis di

SMA Negeri 6 Model Lubuklinggau tahun

pelajaran 2017/2018 pada semester ganjil.

Dalam penelitian ini efektivitas buku ajar

Fisika berbasis kontekstual pada materi

fluida statis hanya mengukur pada ranah

kognitif yaitu penilaian yang dilakukan

dengan memberikan sepuluh butir soal

yang sudah valid dan dilakukan setelah

kegaitan belajar mengajar telah selesai.

Setelah diterapkan buku ajar fisika

berbasis kontekstual pada materi fluida

statis bahwa didapatkan hasil dalam

kemampuan siswa dalam ranah kognitif

sangat baik data tersebut berdasarkan nilai

ulangan harian siswa dengan jumlah siswa

kelas XI IPA 4 terdii 23 siswa yang tuntas

sebesar 20 orang sedangkan yang tidak

tuntas hanya 3 orang dengan persentase

akhirnya pada ranah kongnitif ini sebesar

86.95% dengan kategori sangat baik.

E. PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis angket

validasi dari tiga orang para ahli serta

guru Fisika, buku ajar berbasis Fisika

berbasis kontekstual pada materi fluida

statis tergolong sangat baik dengan hasil

persentase 81,92%, artinya buku ajar

Fisika berbasis kontekstual pada materi

fluida statis telah valid dan kategori sangat

baik.

Setelah bahan ajar direvisi sesuai

dengan masukan, kritik dan saran dari

para ahli, selanjutnya buku ajar Fisika

diujicobakan di sekolah yaitu SMA

Negeri 6 Model Lubuklinggau. Selain itu,

untuk melihat kepraktisan bahan ajar

Fisika juga dilakukan adanya uji coba

perorangan atau one to one diambil subjek

pada kelas XI IPA 2 dan uji coba

kelompok kecil subjeknya diambil kelas

XI IPA 1. Untuk membedakan kedua

evaluasi tersebut evaluasi one to one

dilakukan dengan wawancara terhadap

tiga orang siswa dengan menjawab

sejumlah pertanyaan yang mengandung

tentang kepraktisan penggunaan buku ajar

berbasis kontekstual, sedangkan pada uji

coba kelompok kecil dilakukan dengan

pemberian angket tertutup mengenai

kepraktisan penggunaan buku ajar fisika

berbasis kontekstual pada materi fluida

statis terhadap enam orang siswa. Hasil

angket respon siswa uji coba kelompok

kecil persentansenya 79,16% maka respon

siswa dikategorikan Sangat Baik.

Setelah melakukan wawancara

dengan guru mata pelajaran kelas XI

diketahui bahwa kemampuan siswa relatif

sama sehingga peneliti langsung memilih

sesuai dengan tujuan peneliti, sampel yang

diambil untuk uji field test pada kelas XI

IPA 4 yang jumlahnnya 23 siswa yang

terdiri dari 14 Prempuan dan 9 laki-laki

serta teknik pengambilan sampel

berdasarkan purposive sampling bahwa

teknik pengambilan sampel berdasarkan

pertimbangan.

Berdasarkan nilai test ulangan

harian kelas XI IPA 4 dengan jumlah

siswa 23 yang terdiri dari 14 prempuan

dan 9 laki-laki hasil dari ulangan harian

mereka adalah 86.95% dimana 20 siswa

yang mendapatkan nilai di atas KKM

yaitu 70 artinnya siswa 20 siswa yang

tuntas sedangkan 3 siswa mendapatkan

nilai di bawah KKM. Dan persentase

Page 11: PENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Jhun Sobri.pdfPENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS KONTEKSTUAL MATERI FLUIDA STATIS SISWA

keafektifan sebesar 86,95% (Sangat Baik)

sehingga dikatakan efektif.

Berdasarkan hasil penelitian senada

dengan penelitian yang terdahulu benar

adanya bahwa Yolanda (2014:38)

menyatakan Contextual Teaching and

Learning (CTL) disebut sebagai

pendekatan kontekstual karena konsep

belajar membantu guru mengaitkan antara

materi dengan situasi nyata dan

mendorong siswa dengan membuat

hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai masyarakat.

Kemudian bukan hanya menurut Yolanda

akan tetapi menurut penelitian terdahulu

yakni Hosnan (2016:267) menyatakan

bahwa pembelajaran kontekstual

merupakan konsep belajar dimana guru

menghadirkan dunia nyata kedalam kelaas

dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari.

Kemudian hasil yang ditemukan

peneliti dalam melakukan penelitian

dalam melakukan mengembangkan buku

ajar Fisika berbasis kontekstual

didapatkan bahwa pada pembelajaran

kontekstual mempunyai suatu kelebihan

yaitu siswa lebih aktif dalam proses

belajar mengajar kemudian siswa mudah

memahami suatu konsep sehingga peserta

didik bisa mengaplikasikan suatu teori

dengan kehidupan nyata serta

pembelajaran lebih bermakna dan siswa

bukan dituntut menghapal sehingga daya

ingat siswa terhadap materi tidak akan

mudah lupa serta hasil belajar siswa

meningkat karena proses kegiatan belajar

mengajar menggunkan pembelajaran

kontekstual yang mempunyai tujuh

komponen penting dalam proses

pembelajaran kontekstual yang membantu

guru dan memudahkan seorang guru

dalam mengajar.

Pembelajaran kontekstual ini sangat

cocok sekali dalam mata pelajaran Fisika

karena berdasarkan definisi Fisika bahwa

ilmu yang mempelajari peristiwa atau

gejala alam sehingga sesuai dengan

diharapkan untuk mengaplikasikan suatu

materi tersebut dengan kehidupan yang

nyata sedangkan kekurangan

pembelajaran kontekstual ini yang

ditemukan peneliti dalam

mengembangkan buku ajar tersebut bahwa

pembelajaran kontekstual ini mempunyai

suatu kekurangan yaitu guru tidak lagi

sebagai pusat pembelajaran peserta didik

karena setiap tujuh komponen

pembelajaran kontekstual khususnnya

pada komponen menemukan dan belajar

kelompok yang sangat berperan penting

menekankan siswa lebih aktif dan mandiri

dalam kegiatan proses belajar mengajar.

Berdasarkan uraian diatas kelebihan

dan kekurangan pada pembelajaran

kontekstual yang ditemukan oleh peneliti

mempunyai kesamaan dengan penelitian

yang terdahulu bahwa adannya kebenaran

pada pembelajaran kontekstual yakni:

Hosnan (2014:279) menyatakan model

pembelajaran kontekstual mempunyai

kelebihan dan kekuragan sebagai berikut:

Pembelajaran menjadi lebih

bermakna dan real artinya, siswa dapat

dituntut dapat menangkap hubungan

antara pengalaman belajar disekolah

dengan kehidupan yang nyata. Hal ini

sangat penting, sebab dengan

mengorelasikan materi ditemukan dengan

kehidupan yang nyata, bukan saja bagi

siswa materi itu akan berfungsi secara

fungsional, akan tetapi materi yang akan

dipelajarinya akan tertanam erat dalam

memori siswa. Sehingga tidak mudah

dilupakan.

Pembelajaran lebih produktif dan

mampu menumbuhkan penguatan konsep

kepada siswa karena metode pembelajaran

Page 12: PENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Jhun Sobri.pdfPENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS KONTEKSTUAL MATERI FLUIDA STATIS SISWA

kontekstual menguat aliran

konstuktivisme, dimana seorang siswa

dituntut untuk menemukan pengetahuan

sendiri. Melalui landasan filosofis

konstruktivisme, siswa diharapkan belajar

melalui β€œ mengalami” bukan mengahapal.

Dalam penelitian ini pengembangan

buku ajar Fisika berbasis kontekstual pada

materi Fluida Statis menggunakan model

pengembangan model dick and carey.

Karena model tersebut mempunyai

kelebihan yaitu langkah –langkah model

tersebut sangat terperinci serta sangat

cocok sekali dalam dunia pendidikan.

Dalam model tersebut terdiri sepuluh

langkah yang sistematis akan tetapi dalam

penelitian ini hanya sampai sembilan

langkah saja yaitu sampai revisi dan

melaksanakan test dan tidak hanya sampai

pada evaluasi suamatif dikarenakan

peneliti melakukan penelitian hanya satu

bulan saja sehingga evalusi sumatif

tersebut tidak dilakukan.

F. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dengan

menggunakan buku ajar Fisika berbasis

kontekstual pada materi Fluida Statis di

SMA Negeri 6 Model Luklinggau tahun

pelajaran 2018/2019 pada semester Ganjil

serta sampel diteliti pada kelas XI IPA 4

yang jumlannya 23 siswa yang teridiri dari

14 laki-laki dan 9 perempuan serta uji

coba one to one pada kelas XI IPA 2 serta

pelaksanaan uji coba small group kelas XI

IPA 1 kemudian teknik pengambilan

sampel yaitu purposive sampling yaitu

teknik pengambilan sampel berdasarkan

pertimbangan, kemudian pelaksanaan

penerapan buku ajar pada kelas XI IPA 4

yang digunakan peneliti untuk uji coba

field test. Berikut ini hasil penelitian

terhadap buku ajar Fisika berbasis

kontekstual pada materi Fluida Statis di

SMA Negeri 6 Model Lubuklinggau tahun

pelajaran 2018/2019 semester Ganjil

Buku ajar Fisika berbasis

kontekstual pada materi Fluida Statis

yang telah dikembangkan dievaluasi

oleh ahli dan direvisi sesuai dengan

kritik, saran dan tanggapan dari para

ahli. Hasil penilaian validator terhadap

kualitas buku ajar Fisika berbasis

kontekstual pada komponen kelayakan

materi memliki persentase sebesar

83.3%, sementara itu untuk media

memiliki persentase 83,3% dan untuk

komponen kebahasaan memiliki

persentase 79,16%. persentase

keseluruhan komponen tersebut adalah

81.82% sehingga buku ajar Fisika

berbasis kontekstual pada materi Fluida

Statis dikatakan telah valid dengan

kategori sangat baik.

Buku ajar yang telah divalidasi

kemudian uji coba di SMA Negeri 6

Model Lubuklinggau. Pelaksanaan uji

one to one peneliti mewancarai tiga

orang siswa diambil secara purposive

sampling yaitu teknik pengambilan

sampel berdasarkan pertimbangan siswa

yang berkemampuan tinggi, sedang,

rendah pada kelas IPA 2. Sedangkan uji

coba small group dilakukan dengan

pemberian angket tertutup mengenai

kepraktisan penggunaan buku ajar

berbasis kontekstual terhadap enam

orang siswa diambil kelas XI IPA 1.

Hasil angket respon siswa uji coba small

group persentasenya 79,16% maka

respon siswa dikategorikan sangat baik.

Uji coba kepraktisan buku ajar berbasis

kontekstual dilakukan guna untuk

melihat kepraktisan penggunaan bahan

ajar berbasis kontekstual, selain tahap uji

one to one dan small group juga

dilakukan uji coba field test yaitu

79.78% dengan kategori sangat baik,

sedangkan presentase respon siswa

terhadap pembelajaran kontekstual

dengan persentase 91.07% kategori

sangat baik. Artinya buku ajar Fisika

Page 13: PENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Jhun Sobri.pdfPENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS KONTEKSTUAL MATERI FLUIDA STATIS SISWA

berbasis kontekstual pada materi Fluida

statis di SMA Negeri 6 Model

lubuklinggau tahun pelajaran 2018/2019

semester ganjil dapat dikatakan paraktis

serta dapat layak digunakan.

Pada kefektivan buku ajar Fisika

berbasis kontekstual pada materi fluida

statis hasilnya adalah : persentase tes

ulangan harian 86.95%dengan kategori

sangat baik siswa memperoleh nilai

diatas 70 dan pas KKM sebanyak 20

siswa sedangkan yang di bawah dari

KKM di bawah 70 dari sepuluh butir

soal tes sehingga buku ajar Fisika

berbasis kontekstual pada materi fluida

statis statis di SMA Negeri 6 Model

lubuklinggau tahun pelajaran 2018/2019

semester Ganjil dapat dikatakan efektif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa buku ajar

Fisika berbasis kontekstual pada materi

Fluida Statis dapat dikatakan valid,

praktis dan efektif sehingga buku ajar

tersebut layak digunakan dalam proses

belajar mengajar.

G. SARAN

Adapun saran pemanfaatan dan

pengembangan produk lebih lanjut adalah

sebagai berikut: Penulis menyarankan

buku ajar Fisika berbasis kontekstual

dapat digunakan dalam pembelajaran

materi Fluida Statis karena telah

mendapatkan nilai penilaian sangat baik

dan layak digunakan.

Buku ajar Fisika berbasis

kontekstual bisa dikolaborasikan dengan

model pembelajaran yang lain selama

menyertakan tujuh komponen penting

dalam pembelajaran kontekstual.

Penulis menyarankan guru buku

ajar Fisika berbasis kontekstual pada

materi Fluida Statis dapat membantu guru

dalam menyampaikan suatu materi serta

model tersebut mempunyai tujuh

komponen pembelajaran kontekstual.

H. DAFTAR PUSTAKA

Johnson, B Elaine. 2009. Contextual

Teaching & Learning. California:

Corwin Press

Hosnan, M. 2016. Pendekatan Saintifik

dan Kontekstual Dalam

Pembelajaran Abad 21. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran

Kontekstual Konsep dan Aplikasi.

Bandung: PT Refika Aditama

Pratama Martin Artiyano, Mohamad

Amin & Endang Suarsini .2016.

Pengembangan Buku Ajar

Matakuliah Biokteknologi di

Universitas Jember. No 10 vol 1

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan &

Desain Sistem Pembelajaran.

Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumarianto. 2018. Analisis Buku Ajar

Pendidikan Agama Islam Dalam

Perspektif Badan Standar Nasional

Pendidikan.Tesis

Trianto. 2007. Model Pembelajaran

Terpadu dalam Teori dan Praktek.

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran

Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Yolanda.Y. 2014. Kualiatas Bata Bata

Campuran Kotoran Sapi Serta

Implementasi Pada Pembelajaran

Fisika Materi Tekanan

Menggunakan Pembelajaran

dengan Pendekatan CTL di SMP

Negeri 1 Lubuklinggau. Tesis

Page 14: PENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Jhun Sobri.pdfPENGEMBANGAN BAHAN JAR FISIKA BERBASIS KONTEKSTUAL MATERI FLUIDA STATIS SISWA