PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK, KEMISKINAN TERHADAP PENGANGGURAN...
Transcript of PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK, KEMISKINAN TERHADAP PENGANGGURAN...
i
PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK, KEMISKINAN TERHADAP
PENGANGGURAN DI KECAMATAN PELAYANGAN KOTA JAMBI
TAHUN 2010-2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ekonomi Islam
Oleh:
RAHAYU WIDIA NINGSIH
NIM : SES 130342
PEMBIMBING :
DR. ROFIQOH FERAWATI, SE.,M.EI
AMBOK PANGIUK, M.Sy
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019
ii
SURAT PERNYATAAN ORI SINALITAS SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Rahayu Widia Ningsih
Nim : SES130342
Tempat/Tgl lahir : Pemusiran 13 September 1994
Jurusan : Ekonomi Islam
Alamat : Desa Pemusiran, Rt 007 Kecamatan. Mandiangin,
Kabupaten. Sarolangun, Provinsi Jambi
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yan berjudul
:“Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Kemiskinan Terhadap Pengangguran
Di Kecamatan Pelayangan Kota Jambi Tahun 2010-2016”
Benar karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya
sesuai kektentuan yang berlaku. Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini
tidak benar, maka saya sepenuhnya bertanggung jawab sesuai dengan hukum
yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh
melalui skripsi ini.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk
dapat dipergunakan seperlunya.
Jambi, November 2018
Penulis,
Rahayu Widia Ningsih
Nim: SES130342
iii
Pem bimbing I : Dr. RofiqohFerawati, SE, M.EI
Pembimbing II : AmbokPangiuk, M.SI
Alamat : Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN STS Jambi
Jl. Arif Rahman Hakim No. 01 Telanai Pura Jambi.
Kode Pos.36122.
Kepada :
Yth, Bapak Dekan FakultasEkonomidanBisnis Islam UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
Di
Jambi
NOTA DINAS
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami
berpendapatbahwa skripsi saudariRahayu Widia Ningsih yang
berjudul“PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK, KEMISKINAN
TERHADAP PENGANGGURAN DI KECAMATAN PELAYANGAN
KOTA JAMBI TAHUN 2010-2016” dapat diajukan untuk dimunaqasahkan
guna melengkapi tugas dan memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata (S.1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi.
MakadenganinimengajukanSkripsitersebut agar dapat di
terimadenganbaik.Demikian nota dinasini kami buat, kami
ucapkanterimakasihsemogabermanfaatbagikepentinganagama,nusadanbangsa.
Wassalamu‟alaikum Wr.Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. RofiqohFerawati, SE, M.EI AmbokPangiuk, M.SI
NIP:19780531 200701 2 020 NIP:19750829 200501 1 005
iv
v
MOTTO
…..
“supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara
kamu.”
( QS.Al-HasyrAyat 07)1
1Al-Quran Dan Terjemahanya,QS.Al-HasyrAyat 07, Depertemen RI, 2011.
iv
vi
PERSEMBAHAN
بسواللهاالشحونالشحين
Alhamdulillahirobbilalamin sebagai ucapan terimakasih dan rasa syukur, cinta
serta kasih sayang yang teramat tulus, saya persembahkan.
Skripsi ini kepada orang-orang tersayang:
Kedua Orang Tua Saya Bapak Sutrisno Dan Ibu Sukarsih yang telah memberikan
dukungan, motivasi dan doanya tidak pernah terhenti, sehingga penulis bisa
menyelesaikan dengan baik.
Untuk seluruh keluarga besarku terimakasih selama kuliah sudah membantu
segala keperluan, motivasi untuk menjadi orang yang sukses serta terimakasih
atas doa yang selalu diberikan untuk penulis.
Dan terimakasih kepada Guru, Serta Seluruh Dosen Yang Berada Di Lingkungan
Fakultas FEBI UIN STS JAMBI Saya Ucapkan Terima Kasih.
Dengan hati yang tulus dan ikhlas sembari menadahkan kedua tangan berdoa
kepada allah SWT, semoga Allah SWT membalas semuah kebaikan dan
pengorbanan mereka dengan pahala yang berlipat ganda. Amin yarabbalalamin.
v
vii
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Kemiskinan Terhadap
Pengangguran Di Kecamatan Pelayangan Kota Jambi Tahun 2010-2016. Metode
penelitian ini adalalah penelitian kuantitatif. Jenis data yang digunakan yaitu data
sekunder. Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara angket (Kuesioner) dan
dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 6 kelurahan . Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Analisis Regresi Liniear Berganda, uji
T, uji F dan analisis koefisien determinasi. Dalam penelitian ini mengunakan
regresi linier berganda :
Y= -870,752+ 084 X1 + 048X2+ e. Pengaruh pertumbuhan penduduk Thitung < Ttabel
atau 5,589< 1,693 sedangkan nilai signifikan 0,005 lebih kecil dari taraf
keyakinan 0,05. Pengaruh kemiskinan terhadap pengangguran diperoleh nilai
Thitung> Ttabel atau 4,074> 1,693 sedangkan nilai signifikan 0,015 lebih besar dari
taraf keyakinan 0,05. Dengan nilai koefesien derteminasi 0,995 yang artinya
besarnya pengaruh pertumbuhan penduduk, dan kemiskinan secara bersama sama
mempengaruhi jumlah pengangguran yang ada di kecamatan Pelayangan Kota
Jambi Seberang dilihat dari nilai R2
99,5% sedangkan sisanya 0,5% di pengaruhi
oleh variabel lain.
Kata kunci : Pertumbuhan Penduduk, Kemiskinan, Pengangguran
vi
viii
KATA PENGANTAR
بسناللهاالشحونالشحين
AssalamualaikumWr.Wb
Alhamdulillahirobbil„alamin, segala puji bagi Allah yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta anugerah yang tiada terkira, sholawat
berserta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan
kemudahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Kemiskinan Terhadap Pengangguran
Di Kecamatan Pelayangan Kota Jambi Tahun 2010-2016’’
Adapun maksud dan tujuan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Hal yang pantas penulis
ucapkan adalah kata terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Subhan, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Rafidah, SE.M.EI, Bapak Dr. Novi Mubiarto, SE.ME, dan Ibu Dr.
Halimah Dja‟far. M.Fil.i, selaku wakil dekan I, II, dan III dilingkungan
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
vii
ix
4. Bapak Dr. Sucipto, S.Ag.,MA selaku Ketua Program Studi Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
5. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE, M.EI dan Bapak Ambok Pangiuk, M.SI, selaku
pembimbing I dan pembimbing II skripsi ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan ilmu pengetahuan
kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu karyawan/karyawati di lingkungan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Kedua orang tua saya tercinta yang selalu memberikan restu, doa dan nasehat
disetiap langkah saya dalam menyelesaikan perkuliahan.
9. Teman-teman mahasiswa seperjuangan khususnya Jurusan Akuntansi Syariah,
yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu.
Jambi, November 2018
Penulis
Rahayu Widia Ningsih
Nim: SES 130342
viii
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...…………………………………………………….. i
PERNYATAAN KEASLIAN......…………………………………………. ii
NOTA DINAS………………………....…………………………………… iii
MOTTO……..……………………………………………………………… iv
PERSEMBAHAN………………………………………………………..… v
ABSTRAK……..………………………………………………...…………. vi
KATA PENGANTAR……………………………………………………... vii
DAFTAR ISI………………………………………………………………. ix
DAFTAR TABEL………………………………………………………..... xi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.. ...…………………………………. 1
B. Rumusan Masalah .....………………………………………… 12
C. Tujuan Penelitian..………………………………….………… 12
D. Manfaat Penelitian………………...………………………….. 12
E. Batasan Penelitian.....………………………………………… 13
F. Kerangka Teori……..………………………………………… 13
G. Kerangka Pemikiran………………………………………….. 32
H. Hipotesis……………………………………………………… 32
I. Tinjauan Pustaka ...…………………………………………… 33
BAB 11 METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian…..…………………………………… 36
B. Jenis dan Sumber Data ...…………………………………….. 36
C. Instrumen Pengumpulan Data .....……………………………. 37
D. Devenisi Operasional Variabel..……………………………... 37
E. Tehnik Analisis Data………………………………………… 40
F. Sistematika Penulisan...……………………………………… 45
BAB III GAMBARAN UMUM JAMBI KOTA SEBERANG
A. Sejarah Singkat Jambi Seberang...…………………………... 46
B. Visi dan Misi Kecamatan Pelayangan Jambi Kota
Seberang...…………………………………………………… 48
C. Geografis Kecamatan Pelayangan………………………….... 49
D. Struktur Organisasi Kecamatan Pelayangan Jambi Kota
Seberang................................................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Uji Asumsi Klasik.…………………………………………... 51
B. Hasil Uji Statistik…………………………………………..… 55
ix
xi
C. Analisis Uji Hipotesis………………………………………... 56
D. Pembahasan………………………………………………….. 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .....………………………………………………. 62
B. Saran...……………………………………………………….. 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
x
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Angka Kemiskinan Kota Jambi Berdasarkan Kecamatan Selama
Tahun 2010-2016 (Jiwa/Orang) ..................................................… 5
Tabel 1.2: Angka Kemiskinan Pelayangan Kota Jambi Tahun 2010-2016
(Jiwa/Orang)..................................................................................... 6
Tabel 1.3 : Persentase Pengangguran Kota Jambi Tahun 2010-2016............ ... 9
Tabel 1.4 : Jumlah Pengangguran Di Kecamatan Pelayangan Per Kelurahan
Tahun 2010-2016............................................................................ 10
Tabel 1.5 : Skema KerangkaPemikiran............................................................ 32
Tabel 1.6 : Tinjauan Pustaka............................................................................. 33
Tabel 3.1 : Struktur Organisasi Kecamatan Pelayangan................................... 50
Tabel 4.1 : Hasil Uji Normalitas……………………………………………… 52
Tabel 4.2 : Hasil Uji Heteroskedastisitas........................................................... 53
Tabel 4.3 : Hasil Uji Multikolinieritas……………………………………….. 54
Tabel 4.4 : Hasil Uji Autokorelasi…………………………………………. ... 55
Tabel 4.5 : Hasil Uji Statistik………………………………………………… 55
Tabel 4.6 : Hasil Uji Persial (Uji T)………………………………………...... 57
Tabel 4.7 : Hasil Uji Simultan (Uji F)……………………………………….. 58
Tabel 4.8 : Hasil Uji Koefesien Derteminasi (R2)………………………….. . 59
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja
perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan
yang layak bagi seluruh rakyat, yang pada akhirnya akan mewujudkan
kesejahteraan penduduk Indonesia. Kemiskinan dan pengangguran merupakan
salah satu masalah yang sering di hadapi oleh negara berkembang. Tingginya
tingkat kemiskinan dan pengangguran dalam suatu negara membawa dampak
negatif terhadap negara tersebut. Angka kemiskinan yang semakin tinggi, dapat
memperlambat tingkat perekonomian suatu masyarakat, sedangkan angka
pengangguran yang rendah dapat mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang
baik.2
Salah satu akar permasalahan kemiskinan yaitu jumlah penduduk
yang tinggi. Menurut Todaro pertumbuhan penduduk yang cepat mendorong
timbulnya masalah keterbelakangan dan membuat prospek pembangunan
menjadi jauh. Kenaikan jumlah penduduk tanpa diikuti dengan kemajuan
faktor-faktor perkembangan yang lain tentu tidak akan menaikkan pendapatan
dan permintaan. Dengan demikian, tumbuhnya jumlah penduduk justru akan
menurunkan tingkat upah yang artinya akan memperendah biaya produksi.
2 Vika Novianti, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di
Jawa Tengah Tahun 1991 Sampai 2011,(Surakarta: Universitas Muhammadiyah, 2014), hlm 1
2
Ada dua pendekatan dalam melihat masalah kemiskinan. Pendekatan
pertama adalah perspektif yang melihat kemiskinan dari garis absolut.
Pendekatan yang kedua melihat kesejahteraan rakyat dari persediaan barang
dan jasa yang tersedia dalam masyarakat.3 Pertumbuhan penduduk yang selalu
meningkat menyebabkan bertambahnya kebutuhan ekonomi setiap orang,
semakin meningkat pertumbuhan penduduk, maka semakin sedikit lapangan
pekerjaan yang ada, sehingga jumlah pengangguran bertambah.
Akar permasalahan kemiskinan yang berkaitan dengan jumlah
penduduk yang tinggi adalah keberadaan lapangan pekerjaan yang tidak bias
menampung kebutuhan angkatan kerja yang tercipta tersebut, sehingga
terciptalah pengangguran yang berujung terhadap kemiskinan. Pengangguran
adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang aktif menncari kerja
tetapi belum memperolehnya.4 Sedangkan menurut Mankiw pengangguran
adalah masalah makro ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung
dan merupakan masalah yang paling berat. Salah satu unsur yang menentukan
kemakmuran suatu masyarakat adalah tingkat pendapatan. Pendapatan
masyarakat mencapai maksimum apabila kondisi tingkat peggunaan tenaga
kerja penuh (full employment) dapat terwujud, jika tidak maka akan terjadi
pengangguran. Efek buruk dari pengangguran adalah mengurangi tingkat
pendapatan masyarakat dengan begitu akan mengurangi tingkat kemakmuran.5
3 Arsyad Anwar, Thee Kian Wie, Dan Iwan Jaya Azis, Pemikiran Pelaksanaan Dan
Perintisan Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm 250 4 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, ( Jakata: Raja Grafindo Persada,
2004), hlm. 28 5 Irhamni, Pengaruh Jumlah Penduduk, Pengangguran,Dan Pengeluaran Pemerintah
Terhadap Kemiskinan Di Indonesia Tahun 1986-2015, (Yogyakarta:2017), hlm. 4
3
Dilihat dari sisi etimologis, kemiskinan berasal dari kata miskin yang
artinya tidak berharta benda dan kekurangan. Lebih jauh disebutkan
kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada dibawah garis nilai standar
kebutuhan minimum, baik standar makanan dan non makanan.6 Teori ekonomi
pada dasarnya lebih memusatkan perhatianya tentang bagaimana mencapai
kemakmumran melalui peroses akumulasi kapital, karena itulah mengapa teori
makro dan mikro yang telah direkam dalam buku pada umumnya berkisar pada
soal efesiensi, maksimal laba, akumulasi laba dan ekspansi pemasaran.7
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir ditengah-tengah
masyarakat khususnya di negara berkembang.
Kemiskinan senantiasa menarik perhatian berbagai kalangan, baik
dari kalangan akademisi maupun para praktisi.8 Paradikma kemiskinan pada
hakikatnya merupakan persoalan klasik yang telah ada sejak umat manusia,
strategi penanganan kemiskinan masih harus dikembangkan.9
Kemiskinan
terjadi karena kurangnya pendapatan, sulitnya mencari pekerjaan, faktor
pendidikan juga dapat berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan. Kenaikan
harga bahan pangan yang turut membawa kecemasan, kemungkinan naiknya
jumlah penduduk miskin, jika angka inflasi naik maka jumlah penduduk
miskin juga naik, dan jika harga konsumsi pangan naik, banyak rakyat
6 Achmad Khabhibi, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan:
Studi Kasus 35 Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011, (Surakarta: Universitas
Sebelas Maret 2013), hlm. 1-2 7 Dawan Raharjo, Esei-Esei Ekonomi Politik, ( Jakarta:LP3FS,1988), hlm 1
8 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: Refika
Aditama, 2005), hlm 131 9Ibid, 138
4
perdesaan yang semula hampir miskin kemudian jatuh masuk kategori
miskin.10
Kemiskinan berkaitan dengan lapangan pekerjaan dan biasanya
penduduk yang dikategorikan miskin tidak memiliki pekerjaan
(pengangguran), serta tingkatpendidikan dan kesehatan yang pada umumnya
tidak memadahi. Jumlah penduduk dalam pembangunan ekonomi dalam suatu
daerah merupakan permasalahan mendasar. Karena pertumbuhan penduduk
yang tidak terkendali dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan
pembangunan ekonomi yaitu kesejahteraan rakyat serta menekan angka
kemiskinan.11
Rendahnya tingkat kehidupan yang sering menjadi masalah
dalam suatu provinsi sehingga dapat menimbulkan sebuah rantai kemiskinan.12
Selama tiga tahun terakhir jumlah kemiskinan Kota Jambi mengalami kenaikan
pada setiap tahunnya. Berikut data jumlah kemiskinan per kecamatan yang ada
di Kota Jambi selama tahun 2010-2016.
10
Aunur Rofiq, Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan,(Jakarta:Republika, 2014),
hlm.77 11
Kurnia Dwi Rahmawati, Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Tingkat Pendidikan
Dan Tingkat Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di DIY Periode 2006-2013,( Yogyakarta:
Skripsi State Islamic University Sunan Kalijaga, 2017), hlm 8 12
N.Gregori Mankiw, Pengantar Ekonomi Makro, (Jakarta: Pustaka Media, 2007), hlm.
65
5
Tabel I.I
Angka Kemiskinan Kota Jambi Berdasarkan Kecamatan Selama
Tahun 2010-2016 (Jiwa/Orang)
No Kecamatan
Angka Kemiskinan Kota Jambi Berdasarkan Kecamatan
Selama Tahun 2010-2016
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Kota Baru - - 2,145 794 842 1,372 1,375
2 Jambi Selatan 211 472 475 476 218 218 71
3 Jelutung 592 744 454 648 648 648 648
4 Pasar Jambi - - - - 215 303 180
5 Telanaipura 805 872 905 - 650 771 302
6 Danau Teluk - 148 148 648 640 648 -
7 Pelayangan 297 287 368 577 711 3,103 6,929
8 Jambi Timur - - 523 - 520 523 1,081
9 Danau Sipin - - - - - - -
10 Paal Merah - - - - - - 838
11 Alam Barajo - - - - - - 1,504
Jumlah Kemiskinan 1,905 2,523 5,018 3,143 4,444 7,586 12,928
Sumber : Bps Kota Jambi Dalam Angka Tahun 2010-2016
Dari tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk miskin
yang ada di Kota Jambi mengalami kenaikan setiap tahunnya, peningkatan
jumlah kemiskinan mulai terlihat dari tahun 2010 sampai 2016. Pada tahun
2016 jumlah masyarakat miskin mengalami kenaikan hingga mencapai 12,928
jiwa. Di tahun 2016 Kota Jambi memiliki 11 kecamatan. Diantara 11
kecamatan tersebut terdapat 1 kecamatan yang memiliki jumlah kemiskinan
yang setiap tahunnya mengalami kenaikan yaitu Kecamatan Pelayangan, di
tahun 2010 dan 2011 jumlah masyarakat miskin mencapai 297 jiwa turun
menjadi 287 jiwa, tahun 2012 jumlah kemiskinan menjadi 368 jiwa, tahun
2013 dan 2014 jumlah kemiskinan mengalami kenaikan kembali mencapai 577
jiwa menjadi 711 jiwa, di tahun 2015 mengalami kenaikan mencapai 3,103
ribu jiwa, dan jumlah kemiskinan tahun 2016 mencapai 6,929 ribu jiwa. Dari
data kemiskinan yang ada di kota jambi maka data kemiskinan yang ada di
6
kecamatan Pelayangan Kota Jambi yang di ambil berdasarkan kelurahan yang
ada di kecamatan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2
Angka Kemiskinan Pelayangan Kota Jambi Tahun 2010-2016
(Jiwa/Orang)
No Kelurahan
Angka Kemiskinan Berdasarkan Kelurahan Selama Tahun
2010-2016
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Tengah 40 40 50 83 119 110 279
2 Jelmu 38 35 47 87 98 149 372
3 Mudung Laut 41 40 74 113 89 219 1,095
4 Arab Melayu 49 46 51 75 79 214 2,012
5 Tahtul Yaman 60 60 70 125 178 1,011 1,916
6 Tanjung Johor 69 66 76 94 148 1,400 1,300
Jumlah Kemiskinan 297 287 368 577 711 3,103 6,925
Sumber: Data Kecamatan Pelayangan Kota Jambi Tahun 2010-2016
Kondisi kemiskinan di kecamatan pelayangan kota jambi di tunjukkan
pada tabel 1.2 dimana pada tahun 2010 jumlah kemiskinan 297 jiwa dan
mengalamai penurunan pada tahun 2011 menjadi 287 penduduk miskin.
Jumlah penduduk miskin di kecamatan pelayangan terus mengalami kenaikan
dari tahun ketahun hingga pada tahun 2016 mencapai angka 6,925 ribu
jiwa.penduduk miskin di kecamatan pelayangan masih tergolong tinggi,
fenomena jumlah penduduk miskin yang lebih banyak di temukan di desa
dibandingkan di kota menandakan bahwa pembangunan inflastruktur dan pusat
perekonomian masih terkonsentrasi di perkotaan dan belum sepenuhnya
menjangkau di perdesaan.
Masalah kemiskinan belum dapat teratasi secara optimal juga
diakibatkan karena faktor penyebab kemiskinan yang beragam dan komplek.
Faktor yang mempengaruhi kemiskinan bukan hanya faktor ekonomi saja.
7
Dengan melihat faktor kemiskinan maka dapat diketahui cara untuk
meminimalisir kemiskinan terebut. Beberapa diantaranya adalah: pertumbuhan
penduduk dan pengangguran.13
Distribusi angkatan kerja dan pola penyebaran penduduk dan inflasi
yang merupakan salah satu indikator penting dalam menganalisis
perekonomian suatu daerah. Berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap
variabel makro ekonomi agregat, pertumbuhan ekonomi, keseimbangan
eksternal, daya saing, tingkat bunga dan bahkan distribusi pendapatan.
Kesempatan kerja ini juga akan dipengaruhi oleh jumlah penduduk, angkatan
kerja dan kebijaksanaan kesempatan kerja itu sendiri. Keseluruhan faktor-
faktor ini, secara langsung atau tidak langsung, akan dipengaruhi pula oleh
berbagai faktor-faktor internasional, baik ekonomi maupun politik.
Menurut Nanga, pengangguran (unemployment) di definisikan sebagai
suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja
(labour force) tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari
pekerjaan.14
Sedangkan menurut Keynes juga berpendapat bahwa dalam sistem
pasar bebas penggunaan tenaga kerja penuh tidak selalu tercipta, sehingga
perlu dilakukan usaha dan kebijakan pemerintah untuk menciptakan
penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh.15
13
Nurul Fadlillah, Sukiman, dan Agustin Susyatna Dewi, Analisis Pengaruh
Pendapatan Per Kapita, Tingkat Pengangguran, Ipm Dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap
Kemiskinan Di Jawa Tengah Tahun 2009-2013. Jurnal .Universitas Jenderal Soedirman, hlm. 19 14
Nanga, Muana, Makroekonomi Teori, Masalah dan Kebijakan. Edisi Perdana (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada,2001), hlm.253 15
Sadono, Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2004), hlm. 7
8
Pengangguran terjadi di sebabkan oleh tidak seimbangnya jumlah
penduduk dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Pada dasarnya
peningkatan jumlah penduduk memiliki dua sisi yang berbeda, di satu sisi
jumlah penduduk yang besar merupakan modal dalam pencapaian tujuan
pembanguna nasional, tetapi di sisi lain dengan pengaturan yang tidak tepat,
jumlah penduduk yang besar dapat menimbulkan permasalahan penduduk yang
sangat krusial terutama di bidang ketenagakerjaan.
Kota merupakan perkembangan dari desa, di kota terdapat
permukiman yang memusat dan memiliki karakter yang multifungsi, termasuk
central business district (CBD). Dari sisi demografi, penduduk kota biasanya
memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak dibandingkan dengan penduduk
di desa. Hal ini terjadi karena di kota terdapat akses dan fasilitas yang lebih
banyak dibandingkan yang ada di desa, sehingga banyak terjadi perpindahan
penduduk dari desa ke kota. Selain kemiskinan, Kota Jambi menempati posisi
teratas untuk angka pencari kerja di Provinsi Jambi. Pengangguran merupakan
masalah yang harus di perhatikan oleh pemerintah Kota Jambi, di karenakan
pengangguran mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor yang
saling berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah untuk dipahami.
Berdasarkan tingkat pengangguran dapat dilihat tabel di bawah ini:
9
Tabel 1.3
Persentase Pengangguran Kota Jambi Tahun 2010-2016
No Kota Persentase Pengangguran Kota Jambi Tahun 2010-2016
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Kota Jambi 7,82% 3,6% 4,89% 7,44% 10,13% 7,32% -
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Jambi tahun 2010-2016
Berdasarkan persentase pengangguran tahun 2010 sampai tahun 2016,
jumlah pengangguran di Kota Jambi selalu berubah-ubah, pada tahun 2014
persentase pengangguran mencapai 10,13% namun di tahun 2015 persentase
pengangguran mengalami penurunan sebesar 7,32%. Denngan banyaknya
jumlah pencari kerja namun lapangan pekerjaan yang tidak memadahi sehingga
menyebabkan pengangguran di Kota Jambi lebih tinggi dibandingkan dengan
kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jambi.
Jumlah pengangguran di kecamatan Pelayangan yang diambil dari
setiap kelurahan selama tahun 2010-2016.
Tabel 1.4
Jumlah Pengangguran Di Kecamatan Pelayangan Per Kelurahan
Tahun 2010-2016
No Kelurahan
Jumlah Pengangguran Perkelurahan Kecamatan
Pelayangan Tahun 2010-2016
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Tengah 19 28 28 49 49 69 91
2 Jelmu 11 19 19 29 46 79 87
3 Mudung Laut 10 18 18 38 38 50 137
4 Arab Melayu 21 25 25 37 35 88 143
5 Tahtul Yaman 30 30 30 48 53 39 178
6 Tanjung Johor 24 34 34 55 57 46 289
Jumlah
Pengangguran 115 154 154 256 278 371 925
Sumber: Data Kecamatan Pelayangan Kota Jambi Tahun 2010-2016
10
Dilihat dari tabel 1.4 jumlah pengangguran di kecamatan pelayangan
pada tahun 2010 berjumlah 115 orang, di tahun 2011 dan 2012 mengalami
kenaikan sebesar 154 orang. Jumlah pengangguran mengalami kenaikan setiap
tahunnya sehingga pada tahun 2016 jumlah pengangguran mencapai 925 orang.
Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi yang kaya akan sumber
daya alam yang tidak dimiliki oleh provinsi lainnya, namu pemanfaatan
sumber daya alam yang ada di Provinsi Jambi masih belum maksimal. Jambi
merupakan salah satu provinsi berkembang yang mana permasalahan utama
yang dihadapi sama seperti provinsi berkembang lainnya yaitu masalah
tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran dari tahun ke tahun sehingga
jumlah kemiskinan dan pengangguran di Provinsi Jambi semakin bertambah.16
Kota Jambi memiliki jumlah penduduk yang setiap tahunnya
mengalami peningkatan. Sehingga yang menjadi permasalahan utama adalah
jumlah kemiskinan dan pengangguran yang setiap tahunnya mengalami
peningkatan dan penurunan. Kecamatan di Kota Jambi mengalami pemekaran
di tahun 2016, dari 8 (delapan) kecamatan menjadi 11 (sebelas) kecamatam.
Kecamatan yang mengalami pemekaran adalah Kecamatan Kota Baru, Jambi
Selatan, dan Telanaipura. Kota Baru menjadi 2 kecamatan yaitu Kota Baru (
terdiri dari 5 kelurahan) dan Alam Barajo (terdiri dari 5 kelurahan). Kecamatan
Jambi Selatan memiliki 2 kecamatan dengan menjadi Jambi Selatan dan Alam
16
Bayu Anggara, “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Kemiskinan
Di Provinsi Jambi Tahun 2009-2013”, (Jambi: IAIN STS JAMBI, 2015), hlm. 1
11
Barajo. Kecamatan Telanaipura menjadi 2 kecamatan yaitu telanai pura (terdiri
6 kelurahan) dan Danau Sipin (terdiri 5 kelurahan).17
Pemerintah baik pusat maupun daerah telah berupaya melaksanakan
berbagai kebijakan dan program-program penangulangan kemiskinan dan
pengangguran namun masih jauh dari pokok permasalahan kebijakan dan
program yang dilaksanakan belum menampakkan hasil yang optimal. Masih
terjadi kesenjangan antara rencana dan pencapaian tujuan karena kebijakan dan
program penangulangan kemiskinan lebih berorientasi pada program sektor,
oleh karena itu diperlukan suatu strategi penangulangan yang terpadu, sehingga
dapat menyelesaikan masalah secara tuntas.
Dari latar belakang yang diuraikan diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dibidang ini dan menuangkannya ke dalam bentuk
skripsi dengan judul “Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Kemiskinan Terhadap
Pengangguran Di Kecamatan Pelayangan Kota Jambi Tahun 2010-2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka rumusan
masalahnya adalah:
1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan penduduk, kemiskinan terhadap
pengangguran?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas tujuan penelitian ini yang akan di
lakukan adalah:
17
Naskah Badan Pusat Statistik Kota Jambi, Penduduk Kota Jambi Tahun 2016, hlm 10
12
1. Ingin mengetahui berapa besar pertumbuhan penduduk, kemiskinan yang
mempengaruhi tingkat pengangguran setiap tahunnya yang ada di
Kecamatan Pelayangan Kota Jambi tahun 2010-2016.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur dan
referensi yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian lain.18
Hasil dari
penelitian ini diharapkan member gambaran dan pemahaman lebih
mendalama tentang pertumbuhan penduduk, kemiskinan dan
pengangguran yang ada di Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.
2. Manfaat Praktis
Dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan atau
pertimbangan bagi kecamatan atas hasil dari penelitian yang dilakukan dan
juga sebagai sumbangan pemikiran kepada pemerintah setempat dalam
mengambil kebijakan yang berhubungan dengan pertumbuhan penduduk,
kemiskinan dan pengangguran.
E. Batasan Penelitian
Pembahasan penelitian di lakukan agar permasalahan yang diteliti
lebih terfokus pada tujuan penelitian. Oleh karena itu dalam penelitian ini
dilakukan pembatasan masalah, yaitu mengenai bagaimana menganalisis
pengaruh pertumbuhan penduduk, kemiskinan dan seberapa besar pengaruh
18
Pedoman Penulisan Skripsi Edisi Ke 1 ( Jambi: Fakultas Syariah IAIN STS Jambi
Press 2012), hlm.13
13
pengangguran yang ada di Kecamatan Pelayangan Kota Jambi disetiap
tahunnya.
F. Kerangka Teori
1. Kemiskinan
a. Definisi Kemiskinan
Ada banyak defenisi dan konsep mengenai kemiskinan.
Kemiskinan sekarang ini merupakan masalah yang bersifat
multidimensional. Artinya karena kebutuhan manusia itu bermacam-
macam maka kemiskinanpun memiliki banyak aspek. Dilihat dari
kebijakan umum maka kemiskinan memiliki aspek primer yang berupa
miskin akan aset, pengetahuan dan keterampilan. Aspek sekunder yang
berupa miskin akan jaringan sosial, sumber-sumber keuangan dan
informasi. Namun secara umum, kemiskinan adalah ketidak mampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak.
Namun secara umum kemiskinan dapat juga di defenisikan dari segi
ekonomi, khusunya pendapatan dalam bentuk uang ditambah dengan
keuntungan-keuntungan Non-material yang diterima seseorang.19
Tingkat kemiskinan menurrut Badan Pusat Statistik (BPS)
adalah persentase penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan di
masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Garis kemiskinan
yang merupakan dasar perhitungan jumlah penduduk miskin ditentukan
dua kriteria yaitu pengeluaran konsumsi perkapita perbulan setara
19
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: Refika
Aditama, 2005), hlm. 134.
14
dengan 2100 kalori perkapita per hari dan nilai kebutuhan minimum
komoditi bukan makanan.20
Dalam persfektif syariah, terjadi perbedaan pendapatan yang
menjadi penyebab kemiskinan sesungguhnya merupakan sunnatullah fil
hayah. Keberadaan kelompok masyarakat yang berbeda-beda
penghasilan sesungguhnya tidak bisa dinafihkan, karena itu islam tidak
pernah berbicara mengenai bagaimana upaya untuk menghilangkan
kemiskinan. Selain itu Islam bahkan menjadikan orang kafir yang
memiliki ahlak yang baik sebagai salah satu pilar penting dalam
pembangunan suatu masyarakat. Adapun limapilar penting yang dapat
mendorong keberhasilan pelaksanaan pembangunan masyarakat menurut
islam. Hal ini dapat dilihat dari pendapatan yang dikemukakan oleh Ali
Bin Abi Thalib:
بعلن : أشياء بخوسة نيا الذ ءقىام الغنيا وسخاوة الهشاء وعذل العلواء
واهانة الفقشاء ودعاء
.الوحتشفين
Artinya: Tegaknya urusan dunia dan masyarakat karena lima faktor:
Ilmu para ulama, Pemerintah yang adil, Kedermawanan orang-orang
kaya, Doanya orang-orang fakir, Kejujuran para pegawai.
Dalam pandangan islam, ketika berbicara mengenai
kemiskinan maka yang ditekankan adalah upaya atau perhatian,
pembelaan dan perlindungan terhadap kelompok miskin, dilakukan oleh
mereka yang terkategori sebagai kelompok mampu. Pihak yang
20
Data Dokumentasi Badan Pusat Statistik Jambi. BPS.go.id
15
dianggap mampu ini diharapkan dapat mengoptimalkan potensi yang
dimiliki baik secara individu maupun kelembagaan, sehingga tingkat
kemiskinan masyarakat dapat di minimalisir.21
Selain itu kemiskinan juga dapat di ukur dari berbagai
macam, seperti ada yang berdasarkan dari penghasilan dan ada juga yang
didasarkan pada konsumsi. Kemiskinan pada hakekatnya merupakan
perbedaan antara penghasilan, dan standar kehidupan minimum.
Masyarakat memandang suatu hal yang cukup relatif karena pandangan
masyarakat yang berubah-ubah. Seseorang dalam kemiskinan, bila ia
menguasai sumber daya lebih sedikit dibandingkan dengan orang lain
dan sering kurang dari apa yang dipandang orang banyak sebagi cukup.22
Hidup dalam kemiskinan bukan hanya hidup dalam
kekurangan uang dan tingkat pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal
lain seperti tingkat kesehatan dan pendidikan rendah, perlakuan tidak
adil dalam hukum, kerentanan terhadap ancaman tindak kriminal,
ketidak berdayaan dalam menentukan jalan hidup sendiri.
b. Jenis-Jenis Kemiskinan
Menurut Kuncoro kemiskinan secara sederhana dapat
dibedakan dalam empat jenis:23
21
Irfan Syauqi Beik, Laily Dwi Arsyianti, Ekonomi Pembangunan Syariah, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2016), hlm. 71 22
Sukanto Reksohadiprodjo dan Karseno, Ekonomi Perkotaan, (Yogyakarta: BPFE,
1985), hlm. 127 23
Kuncoro Dan Mudrajat, Metode Kuantitatif, (Yogyakarta: Upp Amp YKPM, 2003),
hlm.171
16
1) Kemiskinan Absolut, orang yang memiliki pendapatan perkapita
berada di bawah kemiskinan dan tidak cukup untuk mencukupi
kebutuhan dasar hidupnya sehari-hari seperti makanan, pakaian, dan
perumahan.
2) Kemiskinan Relatif, seseorang yang telah dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya tetapi lebih rendah di bandingkat masyarakat
disekitarnya. Berdasarkan konsep ini garis kemiskinan akan berubah
sepanjang perubahan setandar hidup masyarakat berubah.
3) Kemiskinan Kultural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh
sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki
kehidupanya meskipun ada pihak lain yang berusaha untuk
memperbaiki taraf hidupnya.
4) Kemiskinan Struktural, yaitu situasi penduduk miskin yang
disebabkan oleh rendahnya akses terhadap sumber daya yang terjadi
dalam suatu sistem sosial budaya dan sosial politik yang tidak
mendukung pembebasan kemiskinan, tetapi sering kali menyebabkan
suburnya kemiskinan.
Syekh An-Nabhani menggatakorikan yang memiliki harta,
tetapi tidak mencukupi kebutuhan pembelanjaan sebagai orang fakir.
Sementara itu orang miskin adalah orang yang tidak memiliki harta dan
tidak memili penghasilan. Perbedaan ini tepat untuk menjelaskan
pengertian dua pos mustaqih zakat, yakni al-fuqarah (orang-orang fakir)
17
dan al-massakiin (orang-orang miskin). Sebagai mana firmannya dalam
QS.At-Taubah: 60.
Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.( QS. At Taubah: 60).24
Kemiskinan dan kekafiran adalah suatu fakta, yang dilihat
dari sudut pandang manapun seharusnya mendapat pengertian yang
sesuai dengan realitanya. Mereka menganggap bahwa kemiskinan adalah
ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan atas barang ataupun jasa
secara mutlak. Penyebab kemiskinan merupakan pembenaran terhhadap
ketidak berdayaan atau kemalasan dari manusia itu sendiri. Sebagai
mana firmannya dalam QS. An Najam: 48.
24
QS At-Taubah Ayat 60.
18
Artinya: Dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan
memberikan kecukupan.(QS An Najm: 48).25
Allah SWT tidak mengatakan bahwa kemiskinan adalah dari-
Nya, karena dengan sifat kasih dan sayang-Nya telah memberikan
kekayaan dan kecukupan kepada umat manusia.
c. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan
Penyebab kemiskinan dan keterbelakangan adalah persoalan
akses, akibat keterbatasan dan tidak adanya akses. Maka manusia
menghadapi keterbatasan pilihan untuk mengembangkan hidupnya,
kecuali menjalankan apa yang dapat dilakukan. Penyebab kemiskinan
menurut Kuncoro adalah:
1) Secara Makro, kemiskinan muncul karena ketidak samaan pola
kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan,
penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah
terbatas dan kualitas rendah.
2) Secara Mikro, kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber
daya manusia yang rendah yang berarti produktifitas rendah, dan
upahnya rendah.26
25
QS An Najm Ayat 48. 26
Mudrajat Kuncoro, Ekonomi Pembangunan Teori Masalah Dan Kebijakan
(Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2000), hlm.157
19
Sedangkan penyebab kemiskinan menurut Todaro,
kemiskinan dinegara berkembang di sebabkan oleh beberapa faktor
yaitu:27
a) Perbedaan geografis, jumlah penduduk, dan tingkat pendapatan.
b) Perbedaan sejarah yang di jajah negara lain.
c) Perbedaan sumber daya alam dan kualitas sumber daya manusia.
d) Perbedaan peranan sektor swasta dan negara.
e) perbedaan strutru industri.
f) Perbedaan derajat tergantung pada kekuatan ekonomi dan politik
serta kelembagaan dalam negeri.
d. Dampak Kemiskinan Terhadap Masyarakat
Banyak hadis Rasulullah SAW memandang kemiskinan itu
bahaya yang sangat menghawatirkan bagi pribadi dan masyarakat,
akidah dan keimanan, akhlak dan prilaku, pemikiran dan budaya,
keluarga dan juga bangsa. Yusuf Qardhawi menyebutkan dampak-
dampak kemiskinan sebagai berikut:
1) Kemiskinan berbahaya bagi akidah, kemiskinan dapat menjadi
penyebab utama keraguan seseorang akan kebijakan aturan Allah
SWT.
2) Kemiskinan berbahaya bagi prilaku, dapat mendorong pada prilaku
atau perbuatan tidak terpuji.28
27
Todaro, Michael P, Pembangunan Di dunia Ketiga, (Jakarta: Erlangga, 1995), hlm. 37 28
Yusuf Qardhawi, Shadaqah: Cara Islam Mengentas Kemiskinan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 11-14.
20
3) Kemiskinan berbahaya pada fikiran, sebagaimana di riwayatkan dari
Imam Abu Hanifah berkata: “jangan meminta keputusan kepada
orang yang tidak berfikir teliti di rumahnya” maksutnya adalah
jangan meminta pendapat kepada orang yang memiliki fikiran kacau,
karena emosi yang temperamen itu berpengaruh pada kelurusan
berfikir dan berpendapat.
4) Kemiskinan berbahaya bagi keluarga.
5) Kemiskinan berbahaya bagi ketentraman masyarakat.
e. Pandangan Islam Terhadap Kemiskinan
a) Aspek Dasar Dalam Kemiskinan
Al-Ghazali mendefenisikan kemiskinan sebagai ketidak
mampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Islam memandang kemiskinan merupakan salah satu hal yang
mampu membahayakan akhlak, kelogisan berfikir, keluarga, dan
juga masyarakat. Islampun menganggapnya sebagai musibah dan
bencana yang seharusnya memohon perlindungan kepada allah atas
kejahatan yang tersembunyi didalamnya.
Banyak sahabat Rasulullah SAW yang meriwayatkan
bahwasanya Rasulullah SAW sendiri pernah memohon perlindungan
Allah SWT dari kemiskinan. Apabila kemiskinan tidak berbahaya
maka tentunya Rasulullah tidak perlu meminta permohonan kepada
Allah dari kemiskinan. Sebagai mana yang diterangkan dalam hadis
berikut, yang berati:
21
إنىأعىربكهنفتنةالناسو الغنىوالفقش)سواهابىاللهن عزابالناس,وهنشش
داو(
Artinya:“ya Allah aku berlindung pada-mu dari fitnah api neraka,
dan azab neraka, dan dari keburukan kekayaan dan kekafiran”(
HR.Abu Daud ).29
Terlihat dari hadis tersebut sesungguhnya Rasulullah SAW
berlindung kepada Allah dari semua hal yang melemahkan baik
secara material maupun secara maknawi, baik kelemahan itu tidak
mempunyai uang (kemiskinan), atau tidak mempunyai harga diri dan
juga karena hawa nafsu (kehinaan).30
2. Pertumbuhan Penduduk
a. Defenisi Pertumbuhan Penduduk
Penduduk merupakan unsur yang penting dalam kegiatan
ekonomi karena menyediakan tenaga kerja, tenaga ahli, dan tenaga
usahawan yang diperlukan untuk menciptakan kegiatan ekonomi,
sebagai akibat dari beberapa fungsi ini maka penduduk merupakan unsur
menciptakan dan mengembangkan teknologi penggunaan berbagai factor
produksi.31
Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan yang dinamis
antara kekuatan-kekuatan yang menguranggi jumlah penduduk.32
29
„Aunul M‟bud Syarh Sunan Bi Dud, Al‟azhim Abadi Abuth Thoyib,4/282, Darul
Kutub Al „Iilmiyyah Beirut, Cetakan Kedua,1415 H. 30
Nurul Huda Dkk, Ekonomi Pembangunan Islam (Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 23-24. 31
Sukirno Sandono, Ekonomi Pembangunan:Proses, Masalah, Dan Dasar Kebijakan,
(LPFE UI: Jakarta 1985), hlm.32 32
Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan, (Jakarta:
ESIS, 2007), hlm. 15
22
Lebih jelasnya menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk
justru akan men33
ambah potensi masyarakat untuk menghasilkan dan
juga sebagai sumber permintaan baru yang berarti dapat menambah luas
pasar dan barang yang dihasilkan dalam suatu ekonomi tergantung pada
pendapatan penduduk dan jumlah penduduk bertambah dengan
sendirinya luas pasar juga akan bertambah.
Menurut Subandi, pertumbuhan penduduk adalah perubahan
jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu
dibandingkan waktu sebelumnya. Semakin maraknya pertumbuhan
penduduk di suatu wilayah maka akan semakin banyak pula masyarakat
yang menganggur atau yang tidak mempunyai pekerjaan karena
lapangan kerja yang tercipta tidak memenuhi syarat untuk jumlah
penduduk yang semakin bertambah tiap tahunnya.34
Menurut kuncoro dikalangan para pakar pembangunan telah
ada konsensus bahwa laju pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak
hanya berdampak buruk terhadap supply bahan pangan, namum juga
semakin membuat kendala bagi pengembangan tabungan, cadangan
devisa, dan sumberdaya manusia. Terdapat tiga alas an mengapa
pertumbuhan penduduk yang tinggi akan memperlambat pembangunan,
yaitu:35
34 Subandi, Ekonomi Pembangunan, ( Bandung: Alfabeta 2011), hlm 98.
35 Kuncoro , Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah, Dan Kebijakan, Edisi Ketiga,
(Yogyakarta:UPP AMP YKPM, 1997), hlm 17
23
1) Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan dibutuhkan untuk membuat
konsumsi dimasa mendatang semakin tinggi. Rendahnya sumberdaya
perkapita akan menyebabkan penduduk tumbuh lebih cepat.
2) Banyak Negara yang penduduknya masih sangat tergantung dengan
sektor pertanian, pertumbuhan penduduk mengancam keseimbangan
antara sumberdaya alam yang lanngka.
3) Pertumbuhan penduduk yang cepat membuat semakin sulit
melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk meningkatkan
perubahan ekonomi dan sosial. Tingginya tingkat kelahiran
merupakan penyumbang utama pertumbuhan penduduk kota lebih
cepat.
Jumlah penduduk yang selalu berkembang menuntut adanya
perkembangan ekonomi secara terus-menerus. Semua ini memerlukan
lebih banyak investasi. Bagi Negara berkembang, cepatnya pertumbuhan
penduduk menjadi sebuah ganjalan dalam perkembangan penduduk
menjadi sebuah ganjalan dalam perkembangan ekonomi.
b. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk dalam suatu Negara dapat
dipengaruhi oleh tiga hal pokok, yaitu fertilitas, mortalitas, dan
migrasi.36
Adalah sebagai berikut:
36
Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2003), hlm.41
24
1) Fertilitas (kelahiran), merupakan kemampuan seseorang perempuan
atau sekelompok perempuan secara nyata untuk melahirkan atau
hasil reproduksi yang menghasilkan kelahiran hidup.fertilitas atau
kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah penduduk
di samping migrasi masuk. Kelahiran bayi membawa konsekuensi
pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang bayi tersebut, termasuk
pemenuhan gizi, kecukupan kalori dan perawatan kesehatan. Pada
gilirannya, bayi ini akan tumbuh menjadi anak usia sekolah yang
menuntut pendidikan.
2) Mortalitas (kematian) merupakan salah satu diantara komponen
demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Ukuran
kematian menunjukkan suatu angka yang dipakai sebagai dasar
untuk menentukan tinggi rendahnya kematian suatu penduduk dalam
sebuah Negara.
3) Migrasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. Migrasi dari
desa ke kota akan membawa dampak yang positif maupun negatif,
dampak positif akan mengakbatkan adanya migrasi dari desa ke kota
akan memberi dampak pada modernisasi serta memperbaiki
kehidupan para migrasi. Dapat mengubah pandangan dan prilaku
orang, menambah keterampilan dan membuat seseorang lebih
mempunyai inovasi. Sedangkan dampak negatifnya adalah apabila
pertumbuhan proporsi penduduk kos lebih tinggi dari laju
25
pertumbuhan industri dan pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan
kesepakatan kerja.
3. Pengangguran
a. Definisi Pengangguran
Menurut Sadono Sukirno pengangguran adalah seseorang
yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif
sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu. Tetapi
tidak memperoleh pekerjaan yang diinginkan.37
Pengangguran
merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam
angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan, tetapi mereka belum
dapat memperoleh pekerjaan tersebut. Angka pengangguran adalah
belum dapat persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angka
kerja, penduduk yang sedang mencari pekerjaan tetapi tidak sedang
mempunyai pekerjaan disebut pengangguran.38
Dalam menentukan jumlah pengangguran merupakan suatu
masalah yang paling rumit dalam usaha untuk menentukan tingkat
pengangguran. Untuk menentukan tingkat pengangguran dapat
dilakukan dengan membandingkan antara angkatan kerja dan
penggunaan tenaga kerja yang sebenarnya. Angkatan kerja adalah
jumlah penduduk umur produktif (usia 12-56 tahun) yang terdapat
37
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar ( Jakarta: Rajagrafindo Persada
2004), hlm. 24 38
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2000), hlm.
19
26
dalam suatu perekonomian pada periode waktu tertentu yang benar-
benar ingin bekerja.39
Pengangguran (unemployment) merupakan masalah yang
selalu hampir ada dalam setiap perekonomian terutama di negara
berkembang seperti Indonesia. Secara umum pengangguran
didefenisikan sebagai ketidak mampuan angkatan kerja (labor force)
untuk memperoleh pekerjaan sesui yang mereka butuhkan. Dalam kata
lain pengangguran merujuk pada situasi atau keadaan dimana
seseorang menghadapi ketiadaan kesempatan kerja. Perubahan dalam
komposisi permintaan keseluruhan merupakan ciri yang selalu ada
dalam suatu perekonomian yang dinamis. Selanjutnya, selalu terdapat
partisipasi baru yang memasuki angkatan kerja. Pada prinsipnya
tingkat pengangguran alamiah dapat diukur sebagai jumlah
pengangguran yang sama dengan jumlah lowongan pekerjaan dalam
perekonomian.40
b. Jenis-Jenis Pengangguran
Dalam suatu perekonomian pengangguran dibagi menjadi
enam kelompok yaitu sebagai berikut:
a) Pengangguran Normal, apabila dalam suatu priode tertentu
perekonomian terus menerus mengalami perkembangan yang
39
Detri Karya, Syamri Syamsuddin, Makro Ekonomi Pengantar Untuk Manajemen,
(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2016), hlm. 47 40
Don Bellante And Mark Jakson, Ekonomi Ketenaga kerjaan, (Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia), hlm. 410
27
pesat, jumlah dan tingkat pengangguran akan menjadi semakin
rendah. Pengangguran normal bukanlah wujud sebagai akibat dari
ketidak mampuan mendapatkan pekerjaan.
b) Pengangguran Struktural, pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi selalu di ikuti oleh perubahan struktur dan corak kegiatan
ekonomi.
c) Pengangguran Tersembunyi, apabila dalam suatu kegiatan
perekonomian jumlah tenaga kerja sangat berlebihan,
pengangguran tersembunyi atau pengangguran tidak terlihat dapat
berlaku.
d) Setengah Menganggur, kelebihan penduduk disektor pertanian di
Negara-negara berkembang yang disertai oleh pertambahan
penduduknya yang cepat dari tahun ketahun, telah menimbulkan
percepatan dalam proses urbanisasi.
e) Pengangguran Musiman, pengangguran yang terjadi pada waktu-
waktu tertentu di dalam satu tahun.41
Secara Makro, pengangguran tenaga kerja terdidik
merupakan suatu pemborosan. Apabila dikaitkan dengan opportunity
cost yang dikorbankan oleh negara akibat menganggurnya angkatan
kerja terdidik terutama pendidikan tinggi. Namun dari pandangan
Mikro, menganggur mempunyai tingkat utilitas yang lebih tinggi dari
pada menerima tawaran kerja yang tidak sesuai dengan aspirasinya.
41
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makro Ekonomi, (Jakarta: Rajagrafindo Persada,
1995), hlm. 294-300
28
c. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pengangguran
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
pengangguran adalah sebagai berikut:
1) Besarnya angkatan kerja yang tidak seimbang dengan kesempatan
kerja, ketidak seimbangan terjadi apa bila jumlah angkatan kerja
lebih besar dari pada kesempatan kerja yang tersedia.
2) Struktur lapangan kerja tidak seimbang.
3) Kebutuhan jumlah dari jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga
terdidik tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya
sama atau lebih besar dari pada angkatan kerja, pengangguran
belum tentu terjadi.
4) Meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam
seluruh struktur angkatan kerja Indonesia.
5) Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antara daerah tidak
seimbangan.42
Pada umumnya dinegara berkembang menjadi masalah
yang jauh lebih rumit dan lebih serius dibandingkan dengan yang
dihadapi oleh negara-negara maju. Perkembangan kesempatan kerja
memerlukan investasi yang baru, perkembangan dan struktur
42
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2000), hlm.
477
29
demografis di negara-negara membangun serta menimbulkan pula
keadaan pengangguran menjadi semakin serius dari tahun ketahun.43
d. Dampak Pengangguran
Pengangguran yang terjadi dalam suatu perekonomian
dapat memiliki dampak atau akibat buruk baik terhadap perekonomian
maupun indifidu dan masyarakat. Salah satu dampak buruk
pengangguran terhadap perekonomian yaitu menyebabkan masyarakat
tidak dapat memaksimumkan kesejahteraan yang mungkin dicapainya.
Sedangkan salah satu dampak pengangguran terhadap individu dan
masyarakat yaitu pengangguran dapat menyebabkan kehilangan mata
pencarian dan pendapatan.44
4. Hubungan Kemiskinan, Pertumbuhan Penduduk Terhadap
Pengangguran.
a. Hubungan Kemiskinan Dan Pengangguran
Secara teori, tingkat kemiskinan akan bergerak mengikuti
tingkat pengangguran, akan tetapi perubahan antara tingkat
pengangguran dan tingkat kemiskinan tidak selalu sejalan, menurut
Bob Defina yang dikutip oleh Robert Defina menemukan bahwa
kemiskinan tidak memiliki korelasi yang kuat dengan pengangguran,
ketika tingkat kemiskinan meningkat maka tingkat pengangguran juga
43
Ibid 482 44
Irhamni, Pengaruh Jumlah Penduduk, Pengangguran, Dan Pengeluaran Pemerintah
Terhadap Kemiskinan Di Indonesia Tahun 1986-2015, (Yogyakarta: Skripsi Universitas Negeri
Yogyakarta, 2017), hlm 25
30
meningkat, dan sebaliknya jika kemiskinan menurun maka jumlah
pengangguran juga ikut turun. Kemiskinan dan pengangguran dapat
diibaratkan dua sisi mata uang, naiknya jumlah kemiskinan sejalan
dengan bertambahnya pengangguran.
Menurut Hernando De Soto, kaum miskin sebenarnya
memiliki peranan untuk merubah modal ke dalam bentuk usaha
produktif. Terkait dengan adanya penciptaan lapangan kerja guna
menggurangi pengangguran, perlu diciptakan suasana yang kondusif
demi tersemainya semangat kewirausahaan dikalangan warga bangsa.
b. Hubungan Jumlah Penduduk Terhadap Pengangguran
Secara umum penduduk adalah setiap orang yang
bersdomisili atau bertempat tinggal di dalam wilayah suatu negara
dalam waktu cukup lama. Jumlah penduduk menunjukkan total
manusia atau penduduk yang menempati suatu wilayah pada jangka
waktu tertentu.45
Malthus juga berpendapat tentang hubungan antara
populasi, upah riil, dan inflasi. Ketika populasi buruh tumbuh lebih
cepat dari pada produksi makanan, maka upah riil turun, karena
pertumbuhan penduduk menyebabkan biaya hidup naik. Jika upah riil
di suatu wilayah tinggi, maka akan mempengaruhi pengangguran.
Ketika penawaran tenaga kerja lebih tinggi dari pada permintaan
tenaga kerja maka akan terjadi pengangguran. Artinya Malthus
45
Haryanto, Geografi Program Ilmu Pengetahuan Sosial, ( Klaten: Intan Pariwara,
2013), hlm.23.
31
beranggapan bahwa terdapat pengaruh positif antara pengangguran
dengan jumlah penduduk.
G. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan dalam bentuk
skema kerangka berpikir sebagai berikut:
Tabel 1.5
Skema Kerangka Pemikiran
H. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang kebenarannya harus diuji. Berdasarkan defenisi dan
kerangka pemikiran yang dijelaskan sebelumnya, maka hipotesis yang
diambil dalam penelitian ini adalah:46
Ha: Pertumbuhan penduduk dan kemiskinan berpengaruh terhadap
pengangguran.
Ho: Pertumbuhan penduduk dan kemiskinan tidak berpengaruh terhadap
pengangguran.
46
Pedoman Penulisan Skripsi, Edisi Ke 1 (Jambi: Fakultas Syariah IAIN STS Jambi
Press, 2012), hlm. 17-18
X1 = Pertumbuhan
Penduduk
X3 = Kemiskinan
Y=
Pengangguran
32
I. Tinjauan Pustaka
Tabel 1.6
Tinjauan Pustaka
No Penulis Judul Penelitian Metode
Penelitian Hasil Penelitian
1 Irhamni
(Universitas
negeri
Yogyakarta
tahun 2017)
Pengaruh Jumlah
Penduduk,
Pengangguran, Dan
Pengeluaran Pemerintah
Terhadap Kemiskinan di
Indonesia Tahun 1986-
2015
Kuantitatif Variable jumlah penduduk,
pengangguran berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
kemiskinan dalam jangka
panjang. Variable pengeluaran
pemerintah berpengaruh negatif
dan signifikan dalam jangka
panjang. Variabel jumlah
penduduk, pengangguran, dan
pengeluaran pemerintah secara
simultan berpengaruh terhadap
kemiskinan dalam jangka waktu
panjang.47
2 Rohani
(Universitas
Islam Negeri
Alahuddin
Makasar
Tahun 2016)
Pengaruh Pertumbuhan
Penduduk, Pertumbuhan
Ekonomi,
Pengangguran, Dan
Inflasi Terhadap Tingkat
Kemiskinan Di Provinsi
Sulawesi Selatan.
Kuantitatif Secara simultan variabel
pertumbuhan penduduk,
pertumbuhan ekonomi,
pengangguran, dan tingkat
inflasi berpengaruh secara
signifikan terhadap tingkat
kemiskinan di provinsi Sulawesi
selatan.48
3 Achmad
Khabibi
(universitas
sebelas maret
Surakarta
tahun 2013)
Analisis Faktor-faktor
yang mempengaruhi
tingkat kemiskinan
(studi kasus 35
kabupaten/kota di
provinsi jawa tengah
tahun 2011)
Uji ordinary
least square
(OLS)
Hasil penelitian menunjukkan
dengan uji terhadap koefesien
regresi secara persial (uji t)
dengan α= 5% menunjukkan
dua variabel upah minimum
kabupaten/kota dan tingkat
pengangguran, berpengaruh
signifikan terhadap tingkat
kemiskinan sedangkan variabel
pertumbuhan ekonomi tidak
berpengaruh signifikan terhadap
tingkat kemiskinan. Hasil uji f
dengan α= 5% menunjukkan
47
Irhamni,” Pengarh Jumlah Penduduk, Pengangguran, Dan Pengeluaran Pemerintah
Terhadap Kemiskinan Di Indonesia Tahun 18986-2015, (Yogyakarta: Skripsi Universitas Negeri
Yogyakarta, 2017), hlm.4
48Rohani,”Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, Dan
Inflasi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Sulawesi Selatan”, (Makasar: Skripsi
Universitas Islam Negeri Alahuddin, 2016), hlm. 13
33
bahwa secara bersama-sama
variabel pertumbuhan ekonomi,
upah minimum kabupaten/kota
dan tingkat pengangguran
berpengaruh signifikan terhadap
tingkat kemiskinan 35
kabupaten/kota di provinsi jawa
tengah.49
4 Nurul
Fadlillah,
Sukiman, Dan
Agustin
Susyatna
Dewi.
(Universitas
Jendral
Soedirman
Jawa Tengah)
Analisis penggaruh
pendapatan perkspita,
tingkat pengangguran,
IPM dan pertumbuhan
penduduk terhadap
kemiskinan di jawa
tengah tahun 2009-
2013.
Deskriptif Variabel pendapatan perkapita
dan variabel IPM menunjukkan
tanda negatif dan berpengaruh
signifikan terhadap jumlah
penduduk miskin. Variabel
tingkat pengangguran terbuka
menunjukkan tanda positif dan
berpengaruh signifikan terhadap
jumlah penduduk miskin, dalam
penelitian ini tingkat
pertumbuhan penduduk lebih
kecil dari tingkat pertumbuhan
ekonomi sehinggapertumbuhan
penduduk juga tidak
berpenggaruh signifikan
terhadap kemiskinan di jawa
tengah.50
5 Fadhilatun
Nisbah
(Universitas
Sumatera
Utara
Medan 2018)
Analis pengaruh
Tingkat pengangguran
dan pertumbuhan
ekonomi terhadap
tingkat kemiskinan Di
Kabupaten/Kota Medan,
Binjai, Deli Serdang,
Karo, Dan Langkat.
Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel tingkat
pengangguran berpengaruh
positif tetapi tidak signifikan
terhadap tingkat kemiskinan di
Kabupaten/Kota Medan, Binjai,
Deli Serdang, Karo, dan
Langkat. Sedangkan variabel
pertumbuhan ekonomi
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap tingkat
kemiskinan di Kabupaten/Kota
Medan, Binjai, Deli Serdang,
Karo, dan Langkat.51
49
Achmad Khabibi,” Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan
(Studi Kasus 35 Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011)”, (Surakarta: Skripsi
Universitas Sebelas Maret, 2013), hlm.14
50 Nurul Fadlillah, Sukiman, Dan Agustin Susyatna Dewi,” Analisis Penggaruh
Pendapatan Perkapita, Tingkat Pengangguran, IPM Dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap
Kemiskinan Di Jawa Tengah Tahun 2009-2013”, ( Jurnal, Universitas Jenderal Soedirman), hlm
22 51
Fadhilatun Nisbah, Analis Pengaruh Tingkat Pengangguran Dan Pertumbuhan Ekonomi
Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten/Kota Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo, Dan
Langkat (Medan: Skripsi Universitas Sumatera Utara 2018), hlm 1
34
BAB II
METODE PENELITIIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode yang menggunakan alat analisis
bersifat kuantitatif di mana hasil analisis disajikan dalam bentuk angka-angka
yang kemudian dijelaskan dan di interprentasikan dalam suatu uraian.52
B. Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis Pendekatan
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis kuantitatif dengan pendekatan kuantitatif adalah
metode yang menggunakan alat ukur analisis bersifat kuantitatif, dimana
hasil analisis disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan
dalam suatu uraian.53
2. Sumber Data
Pengunaan data sekunder adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-
sumberyang telah ada. Dalam penelitian ini yang dimaksut dengan data
sekunder adalah data pertumbuhan penduduk, kemiskinan dan
pengangguran yang ada di Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.
52
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara), hlm.
30 53
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D ( Bandung: Alfabeta,
2014), hlm.7
35
C. Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
peneliti mengunakan beberapa instrument pengumpulan data. Adapun
instrument pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan fakta penelitian.
Dokumentasi adalah teknik penggunaan data dengan memanfaatkan
data sekunder yang tersedia dalam dokumen-dokumen dengan menggunakan
bukti yang akurat. Data sekunder ini antara lain dari pencatatan sumber-sumber
informasi khusus dari karangan/tulisan, buku, arsip, jurnal artikel dan
sebagainya yang berhubungan dengan permasalahan judul skripsi di atas.54
D. Devenisi Operasional Variabel
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya55
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
dependen dan variabel independen. Variabel dependen (terikat) adalah variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.56
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pengangguran (Y). Variabel
independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab timbulnya variabel dependen. Adapun variabel independen dalam
54
Ibid 63 55
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta
2011), hlm.38
56
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 39
36
penelitian ini adalah pertumbuhan penduduk (X1) dan kemiskinan (X2).
Adapun variabel-variabel tersebut sebagai berikut:
Y : Pengangguran
X1 : Pertumbuhan penduduk
X2: Kemiskinan
1. Variabel Bebas (independent variable)
a. Pertumbuhan Penduduk
Penduduk merupakan unsur yang penting dalam kegiatan
ekonomi karena menyediakan tenaga kerja, tenaga ahli, dan tenaga
usahawan yang diperlukan untuk menciptakan kegiatan ekonomi, sebagai
akibat dari beberapa fungsi maka penduduk merupakan unsur
menciptakan dan mengembangkan tehknologi penggunaan berbagai
faktor produksi.57
Pertumbuhn penduduk adalah perubahan jumlah penduduk disuatu
wilayah tertentu dan dalam waktu tertentu. Pertambahan penduduk yang
cepat menimbulkan masalah yang serius bagi kesejahteraan dan bagi
pembangunan, oleh karena itu besarnya jumlah penduduk jika tidak
diimbangi dukungan ekonomi yang tinggi, akan menimbulkan berbagai
masalah seperti kemiskinan dan tidak stabilnya kondisi nasional secara
keseluruhan.58
57
Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, Dan Dasar Kebijakan,
(Jakarta: LPFE UI 1985), hlm. 32 58
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Pembangunan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2011), hlm. 23
37
b. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan kondisi absolut dan relatif yang
menyebabkan seseorang atau kelompok masyarakat dalam suatu wilayah
tidak mempunyai kemampuan untuk mencukupi kebutuhan
minimumnya, sesuai dengan tata nilai atau norma tertentu yang berlaku
di dalam masyarakat karena sebab-sebab natural, kultural, atau struktural.
Dengan kata lain seseorang dikatakan miskin jika tingkat pendapatannya
tidak memungkinkan orang tersebut untuk memenuhi tata nilai dalam
masyarakat.59
Defenisi tentang kemiskinan telah mengalami perluasan, seiring
dengan semakin kompleksnya faktor penyebab, indikator maupun
permasalahan lain yang melingkupinya. Kemiskinan tidak lagi hanya
dianggap sebagai dimensi ekonomi melainkan telah meluas hingga ke
dimensi sosial, kesehatan, pendidikan dan politik.
2. Variabel Terikat (dependent variable)
Variabel dependen yang digunakan adalah jumlah pengangguran.
Besarnya tingkat pengangguran merupakan cerminan kurang berhasilnya
pembangunan di suatu negara. Pengangguran dapat mempengaruhi
kemiskinan dengan berbagai cara. Efek buruk dari pengangguran adalah
59
Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri, Pembangunan Wilayah: Perspektif Ekonomi
Sosial, dan Lingkungan, (Jakarta: LP3ES, 2004), hlm. 52
38
mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya mengurangi tingkat
kemakmuran yang telah dicapai seseorang.60
E. Tehnik Analisis Data
Analisis data yang dimaksud adalah analisis untuk melakukan
pengujian hipotesis dan menjawab rumusan masalah yang telah diajukan. Data-
data yang telah diperoleh akan diolah menggunakan teknik kuantitatif. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan metode regresi linear berganda
dikarenakan variabel independennya lebih dari satu. Metode regresi linier
berganda digunakan apabila kita ingin meramalkan pengaruh variabel dua buah
variabel prediktor (X) atau lebih terhadap sebuah variabel kriterium (Y) atau
untuk membuktikan bahwa terdapat atau tidak terdapatnya hubungan
fungsional antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah
variabel terikat (Y).61
Untuk menguji asumsi klasik dilakukan uji normalitas, uji
autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinieritas. Pengujian
hipotesis dilakukan dengan Uji hipotesis parsial (Uji T), melihat nilai koefisien
determinasi (R2). Adapun untuk menjawab permasalahan pengaruh
pertumbuhan penduduk, pendapatan perkapita, kemiskinan terhadap
pengangguran mengunakan regresi linier berganda dengan persamaan
statistiknya sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2+e
60
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi: Teori Pengantar,. (Jakarta: PT Raja Grafindo
Perkasa 2004), hlm. 41 61
Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012) Edisi Kedua, hlm. 249
39
Dimana:
Y : Pengangguran
a : Konstanta
β1 = Koefisien regresi dari variabel X1
β2 = Koefisien regresi dari variabel X2
X1 : Pertumbuhan penduduk
X2 : Kemiskinan
e = Standar error
1. Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil yang
digunakan untuk menguji data yang digunakan dalam penelitian
merupakan data linier yang terbaik dan tidak bias. Model yang baik harus
bebas dari penyimpangan asumsi klasik. Model penyimpangan asumsi
klasik tersebut terdiri dari uji multikolinearitas, autokorelasi, dan
normalitas.
a. Uji Normalitas
Tujuan dilakukan uji asumsi normalitas adalah untuk
menguji apakah dalam variabel independen dan variabel dependen
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Dasar
pengambilan keputusan adalah jika data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka artinya data tersebut
memenuhi asumsi klasik.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan
40
lain. Heteroskedastisitas adalah gangguan dalam fungsi regresi dimana
variabelnya mempunyai varian yang tidak sama.62
c. Uji Multikolineritas
Uji multikolineritas berarti adanya hubungan linier yang
sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel penjelas
(bebas) dari model regresi ganda. Dan dalam arti yang lebih luas
istilah multikolineritas digunakan untuk terjadinya korelasi linier yang
tinggi di antara variabel-variabel penjelas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi multikolineritas. Multikolineritas dapat dilihat
dari nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Untuk bebas
dari masalah multikolineritas, nilai tolerance harus ˃ 0,10. Dan nilai
VIF (Variance Inflation Factor) harus < 10,00.63
d. Uji Autokorelasi
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi.64
Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya
masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan
ketentuan sebagai berikut:
Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW di bawah -2 (DW < -2).
Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 (-
2 < DW <+2).
62
Bambang Juanda, Ekonometrika Pemodelan Dan Pendugaan, (Bogor: IPB Press,
2009), Hlm. 141 63
Setiawan dkk, Ekonometrika, ( Yogyakarta: ANDI, 2010) hal. 82. 64
Ibid. 136.
41
Terjadi autokorelasi positif jika nilai DW di atas +2 (DW ˃ +2).65
2. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji T)
Uji parsial bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual (parsial)
terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah
menentukan Ho dan Ha:
Ho diterima, Ha ditolak, jika: Thitung< Ttabel atau sig ˃ α (tidak
terdapat pengaruh yang signifikan).
Ho diterima, Ha ditolak, jika: Thitung ˃ Ttabel atau sig < α (terdapat
pengaruh yang signifikan).
b. Uji Simultan (uji F)
Secara silmutan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-
test. Uji F pada dasarnya menunjukkan semua variabel bebas
dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel terikat. Uji ini dilakukan dengan
membandingkan signifikan Fhitung dengan ketentuan:
Ho diterima, Ha di tolak, jika: Fhitung < Ftabel atau sig >α (tidak
terdapat pengaruh yang signifikan).
Ho diterima, Ha di tolak, jika: Fhitung < Ftabel atau sig >α (tidak
terdapat pengaruh yang signifikan).
c. Koefesien Determinasi (R2)
65
Danang Sunyoto, Metodologi Penelitian Akuntansi, hal. 97-98.
42
Koefisien determinasi (R2) bertujuan mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefesien determinasi (R2) yang mendekati satu berarti variabel
independenya menjelaskan hamper semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variabel dependen.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini di uraikan dalam lima bab yaitu:
BAB I : Pendahuluan, bab pendahuluan menjelaskan latar belakang maslah,
rumusan masalah, tujuan, manfaat serta sistematika penulisan lainnya.
BAB II : Metode penelitian, bab ini berisikan pendekatan penelitian,
instrument pengumpulan data, tehnik analisis data, serta metode
analisis yang digunakan dalam penelitian.
BAB III : Gambaran Umum, Lokasi Penelitian pada bab ini menjelaskan
tentang sejarah penelitian, visi, misi penelitian, struktur organisasi
serta informasi yang menyangkut tentang penelitian.
BAB IV : Analisis dan pembahasan, bab ini berisi tentang pengujian atas
hipotesis yang dibuat dan pengujian tersebut, serta pembahasan
tentang hasil analisis yang dikaitkan dengan teori serta fenomena yang
terjadi.
BAB V : Penutup, Pada bab ini merupakan penutup dan kesimpulan dari hasil
penelitian yang dilakukan, serta saran yang akan dianut dalam skripsi.
43
BAB III
GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Jambi Seberang
Seberang Kota Jambi atau yang di kenal dengan sebutan SEKOJA
adalah bagian utra dari Kota Jambi yang dipisahkan oleh sungai batanghari.
Seberang Kota Jambi adalah wajah Kota Jambi sebenarnya, di mana tempat
asli warga melayu Jambi serta adat istiadatnya dan tempat peningalan sejarah
yang masih bertahan dan dijaga dari gerusan zaman. Sekoja memang seperti
kampung yang berada di tengah kota, masyarakat melayu Jambi masih
menjaga tradisi secara turun temurun, mulai dari rumah yang ditempati yang
sebagian besar masih berupa rumah panggung khas Jambi.
Arsitektur rumah tradisional di sekoja adalah perpaduan antara budaya
Melayu, Tionghoa, dan Arab karena ketiga budaya ini lah yang memang sejak
awal membentuk kawasan sekoja seperti sekarang. Salah satu rumah tua yang
sekarang menjadi cagar budaya adalah rumah batu, rumah yang berada di
Jl.KH Ibrahim RT 02 Kelurahan Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk.
Rumah ini merupakan peninggalan Sayyid Idrus bin Hasan Al Jufri, salah
seorang penyiar agama Islam pertama yang memasuki wilayah Jambi. Sayyid
Idrus adalah sultan atau raja yang berkuasa sejak dekade terakhir abad ke-19
dengan gelar pangeran Kusumo. Beliau merupakan seorang ulama keturunan
Arab.
Sayyid Iddrus bin Hasan Al Jufri wafat pada tahun 1902 dan
dimakamkan di depan masjid Ikhsaniyah yang telah didirikannya. Tanggal
44
kelahiran Sayyid Idrus ini tidak diketahui, satu-satunya informasi dari
dokumentasi belanda yang menyebutkan bahwa pada tahun 1879, Sayyid Idrus
berumur lebih dari 40 tahun.66
Sayyid Idrus merupakan salah satu keluarga Al-
Jufri di Jambi yang berasal dari golongan sayyid (said). Keluarga Al-Jufri yang
datang kenusantara kemudian menikah dengan putri dari kalangan bangsawan
dikarenakan wanita Arab tidak turut serta bermigrasi ke Nusantara.
Suasana Islam di sekoja sangat kental, terbukti dengan banyaknya
masjid, madrasah dan pondok pesantren. Di sini juga terdapat masjid tertua
yang ada di Kota Jambi yaitu masjid Ikhsaniyyah atau yang lebih dikenal
dengan sebutan masjid batu, selain itu banyak madrasah dan pesantren tua yang
sudah berumur puluhan tahun, salah satunya adalah madrasah Nurul Iman yang
sudah berdiri sejak tahun 1915. Selain kental dengan nuansa Islami,
masyarakat sekoja juga kental dengan berbagai tradisi dan budaya.
Salah satunya adalah batik khas Jambi, sekoja adalah pusat produksi
batik Jambi, disini pula dapat melihat proses pembuatan batik. Batik tulis
Jambi memiliki ciri khas yang unik dan eksotis, baik dari segi warna maupun
motifnya. Sebagian besar pewarna batik Jambi di ambil dari bahan-bahan
alami, yaitu campuran dari aneka ragam kayu dan tumbuhan yang ada di
Jambi, seperti getah kayu lambato dan buah kayu bulian, daun pandan, kayu
tinggi dan kayu sepang. Motif yang ada diantaranya adalah motif durian pecah,
kaca piring, pucuk rebung, angso duo besayap mahkota, tampuk mangis, kapal
nyanggat,dll. Dan terdapat banyak sangar batik salah satu diantaranya adalah
66
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/2015/04/29/menelisik-sejarah-jambi-
kota-seberang.
45
kreasi batik asma, milik Azmiah di Jl H.Somat No 41, Olak Kemang, Danau
Teluk Jambi.67
B. Visi dan Misi
1. Visi
Terwujutnya kecamatan pelayangan sebagai kecamatan terdepan
dalam pengembangan pendidikan dan budaya yang bernuansa islami, serta
kerajinan khas daerah jambi yang berdaya saing tinggi serta kawasan
pengembangan sektor agribisnis unggulan Kota Jambi.
2. Misi
a. Mendorong pertumbuhan pengembangan kegiatan pendidikan dan budaya
bernafaskan islami sebagai karakteristik masyarakat kecamatan
pelayangan.
b. Mewujudkan kecamatan pelayangan sebagai pusat pengembangan
berbagai usaha kerajinan khas daerah jambi berbasis pada penguatan
ekonomi rakyat, usaha kecil dan menengah.
c. Menjadikan salah satu kawasan utama pengembangan sector agribisnis
umggulan, ruang terbuka hijau serta pengelolaan daerah aliran sungai
batang hari.
d. Mewujutkan aparatur yang profesional, berdedikasi, tanggap dan prima
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
67
https://jalanblog.wordpress.com
46
C. Geografis
Kecamatan Pelayangan merupakan salah satu kecamatan yang ada
dikota Jambi yang geografisnya terletak pada ketingian 12m dari permukaan
air laut. Batas Kecamatan Pelayangan sebagai berikut: Sebelah Utara
berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi, Sebelah selatan berbatasan
dengan sungai Batang Hari, sebelah timur bebatasan dengan Kabupaten Muaro
Jambi, dan sebelah barat berbatasan dengan Danau Teluk. Kecamatan
Pelayangan dengan luas 15,29 Km2 dan terdiri dari 6 kelurahan:
68
1. Kelurahan Tengah dengan luas 2,31 Km2 atau 15,11% dari luas kecamatan.
2. Kelurahan Jelmu dengan luas 2,30 Km2 atau 15,04% dari luas kecamatan.
3. Kelurahan Mudung Laut dengan luas 2,23 Km2 atau 14,59% dari luas
kecamatan.
4. Kelurahan Arab Melayu dengan luas 1,15 Km2 atau 7s,52% dari luas
kecamatan.
5. Kelurahan Tahtul Yaman dengan luas 2,71 Km2
atau 17,72% dari luas
kecamatan.
6. Kelurahan Tanjung Johor dengan luas 4,59 Km2 atau 30,02% dari luas
kecamatan.
68 Bps Kota Jambi,Kecamatan Pelayangan Dalam Angka Tahun 2016, hlm. 3
47
D. Struktur Organisasi
Gambar 3.1
Bagan Struktur Organisasi Kecamatan Pelayangan Kota Jambi
CAMAT PELAYANGAN
NOFIANTO. SE
SEKERTARIS
SYIFIAN. SE
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
KASUBAK PERENCANAAN
DAN KEUANGAN
DIAN EKAWATY S,SE
KASUBAK UMUM
KEPEGAWAIAN
ISMAIL SE
KASI PELAYANAN UMUM
RACMAWATI. SP
KASI PMK
ERMINATI
KASI TATA
PEMERINTAHAN
IBRAHIM ST
KASI TRANTIB
YANI SLAMET, SE
KASI KESSOS
Drs FAISHOL
48
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengujian Asumsi Klasik
Karena penelitian ini mengunakan lebih dari satu variabel
sindependen dan satu variabel dependen maka metode statistik yang digunakan
adalah analisis regresi linier berganda. Sebelum melakukan pengujian model
regresi, maka perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu, sehingga
model regresi yang diharapkan akan benar-benar sebagai suatu model regresi
yang baik dan efesien dalam arti adanya ketepatan model yang digunakan.
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak normal. Uji normalitas data dilakukan dengan melihat
pada gambar normal p-p plot regression standardized residual dimana
sebaran data mengikuti garis diagonal, yang artinya semua variabel bebas
terdistribusi secara normal. Dapat dilihat dari hasil uji normalitas sebagai
berikut:
49
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
Pada diagram diatas dapat dilihat bahwa sebaran data tidak jauh
dari garis diagonal, yang berarti sebaran data mengenai pengaruh
pertumbuhan penduduk, kemiskinan terhadap pengangguran.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi berganda terjadi ketidak samaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji Heteroskedastisitas dilakukan
dengan membuat scartteplot (alur sebaran) antara residual dan nilai prediksi
dari variabel terikat yang telah distandarisasi.
50
Gambar 4.2
Hasil Uji Scatterplot
Dari gambar diatas terlihat bahwa sebaran titik tidak membentuk
suatu pola atau alur tertentu, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolineritas
Didalam penelitian yang mengunakan tehnik analisis regresi linier
berganda antara variabel independen tidak boleh saling berkorelasi atau
terjadi multikolinieritas. Deteksi tidak terjadinya multikolinieritas dapat
dilihat pada collinearity statistics, dengan ketentuan apabila nilai tolerance
value masing-masing variabel independen berada diatas 0,1 dan variabel
inflation value atau nilai VIF masing-masing variabel independen berada
51
dibawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas dapat dilihat hasilnya
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolineritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Pertumbuhan Penduduk .123 8.112
Kemiskinan .123 8.112
a. Dependent Variable: Pengangguran
Berdasarkan hasil pengujian multikolineritas menunjukkan bahwa
antara variabel independen pertumbuhan penduduk dan kemiskinan tidak
terjadi multikolineritas, karena nilai tolerance masing-masing variabel
independen berada diatas 0,1 dan nilai VIF masing-masing variabel
independen berada di bawah 10. Oleh sebab itu pengujian hipotesis dapat
dilaksanakan.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi ini untuk melihat terjadinya dari serangkaian
pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu, variabel sampel tidak
dapat mengambarkan variabel populasi. Data yang digunakan untuk model
regresi linier berganda merupakan data runtun waktu, maka diperlukan
dengan adanya uji autokorelasi. Uji Autokorelasi dilihat melalui nilai
Durbin-watson. Hasil uji Autokorelasi dapat dilihat pada tabel model
summary.
52
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Mode
l R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .997a .995 .992 25.280 1.961
a. Predictors: (Constant), Kemiskinan, Pertumbuhan Penduduk
b. Dependent Variable: Pengangguran
Uji autokolerasi dilihat melalui nilai durbin waston, dimana nilai
DW sebesar 1,961 karena nilai DW berada diantara -2 sampai dengan +2
yang artinya tidak terdapat autokorelasi.
B. Uji Statistik
Semua data yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan data
sekunder dari tahun 2010-2016. Pengujian statistik dilakukan dengan
mengunakan metode regresi linier berganda, dengan hasil output sebagai
berikut.
Tabel 4.5
Hasil Uji Statistik
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Pengangguran 321.86 280.357 7
Pertumbuhan Penduduk 13145.57 1948.337 7
Kemiskinan 1753.14 2492.306 7
Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah
pengangguran selama tahun 2010-2016 sebesar 321,86 orang dan standar
deviasinya sebesar 208,357. Pertumbuhan penduduk selama tahun 2010-2016
53
sebesar 13145,57 orang dan standar devisiasinya sebesar 1948,337. Sedangkan rata-
rata dari jumlah kemiskinan selama tahun 2010-2016 memiliki jumlah 1753,14 orang
sedangkan nilai deviasinya sebesar 2492,306.
C. Analisis dan Pengujian Hipotesis
Analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan program
sraristical product and service solution (SPSS). Pengujian hipotesis pada
penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pengujian secara parsial (uji T),
pengujian secara simultan (uji F) dan pengujian koefesien determinasi (R2).
a. Uji Persial (Uji T)
Pengujian secara persial untuk mengetahui apakah variabel bebas
memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel terikat.
Pengujian pengaruh secara persial antara variabel bebas (independen)
terhadap variabel terikat (dependen) mengunakan uji T diperoleh data
statistik sebagai berikut.
Tabel 4.6
Hasil Uji Persial (Uji T)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -870.752 179.367 -4.855 .008
Pertumbuhan Penduduk .084 .015 .586 5.589 .005
Kemiskinan .048 .012 .427 4.074 .015
a. Dependent Variable: Pengangguran
54
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas maka dapat diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + e
Y = -870,752+ 084 X1 + 048X2+ e.
a) Jika pertumbuhan penduduk mengalami kenaikan sebesar 0,084 maka
jumlah pengangguran mengalami penurunan sebesar -870,752 orang. Dari
tabel diatas dapat pula diketahui bahwa, nilai sig untuk variabel X1
pertumbuhan penduduk adalah 0,005 < 0,05, dan diperoleh hasil thitung =
5.589 dan ttabel =1,693 jadi dapat dilihat bahwa thitung < ttabel sedangkan
nilai signifikan 0,005 lebih kecil dari taraf keyakinan 0,05. Maka hasil uji
t menyatakan bahwa terima Ha/ tolak Ho, yang artinya variabel
pertumbuhan penduduk berpengaruh terhadap kenaikan jumlah
pengangguran.
b) Jika angka kemiskinan memiliki nilai koefesien regresi sebesar 048 maka
jumlah pengangguran mengalami penurunan sebesar -870,752 orang.
dapat pula diketahui bahwa untuk variabel X2 kemiskinan diperoleh nilai
sig 0,015< 0,05, diperoleh nilai thitung = 4.074 dan ttabel 1,693 jadi dapat
dilihat bahwa thitung < tabel dengan nilai sig 0,015. Maka hasil uji t
menyatakan bahwa terima Ha/tolak Ho, yang artinya variabel kemiskinan
berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah pengangguran.
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan mempunyai pengaruh secara bersama-sama
55
terhadap variabel dependen. Atau untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan
penduduk secara simultan terhadap jumlah kemiskinan. Hasil uji F dapat
dilihat dalam bentuk tabel ANOVA.
Tabel 4.7
Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 469042.595 2 234521.298 366.975 .000b
Residual 2556.262 4 639.065
Total 471598.857 6
a. Dependent Variable: Pengangguran
b. Predictors: (Constant), Kemiskinan, Pertumbuhan Penduduk
Dari tabel diatas diperoleh nilai Fhitung 366,975 dan nilai dan nilai
probabilitas ( sig) 0,000. Nilai Fhitung = 366,975dan Ftabel = 3,79 dapat di
simpulan bahwa 0,000 > 0,05 yang berarti terima Ha/tolak Ho, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara pertumbuhan penduduk, kemiskinan terhadap
pengangguran.
c. Koefesien Determinasi (R2)
Koefesien determinasi (R2) koefesien determinasi ini menunjukkan
kemampuan garis regresi menerangkan variabel terikat Y yang dapat
dijelaskan oleh variabel bebas X.
56
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefesien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .997a .995 .992 25.280 .995 366.975 2 4 .000 1.961
a. Predictors: (Constant), Kemiskinan, Pertumbuhan Penduduk
b. Dependent Variable: Pengangguran
Dari hasil analisis tabel koefesien determinasi dapat dilihat bahwa
nilai R-Square sebesar 0,995 atau 99,5%. Hasil perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan penduduk (X1), kemiskinan
(X2) mempenggaruhi penganguran yang ada di Kecamatan Pelayangan
Kota Jambi sebesar 99,5%. Sedangkan sisa sebesar 0,5% merupakan
pengaruh dari faktor-faktor lain yang terdapat dikecamatan Pelayangan Kota
jambi.
Analisis berganda digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel
dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual. Dampak
dari pengunaan analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah
naik atau menurunnya variabel independen. Atau untuk meningkatkan
variabel dependen dapat dilakukan dengan meningkatkan variabel
independen dan sebalikknya.
57
D. Pembahasan
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa secara simultan dengan
menggunakan uji F dari tiga variabel independen dan satu variabel dependen
diperoleh Fhitung sebesar 204.123 dengan nilai P value = 0,000 > 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kemiskinan, dan
pertumbuhan penduduk terhadap pengangguran. Adapun berdasarkan analisis
regresi dari R square sebesar 0,995 yang berarti bahwa kontribusi antara
variabel independen yaitu pertumbuhan penduduk, kemiskinan, terhadap
pengangguran sebesar 99,5%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen
sangat terbatas.
Berdasarkan hasil penelitian variabel pertumbuhan penduduk,
kemiskinan terhadap pengangguran di Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.
Adapun hasil pengujian antara variabel dependen dan variabel independen
dapat dianalisis dalam pembahasan sebagai berikut:
a. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pengangguran.
Berdasarkan hasil analisis regresi variabel pertumbuhan penduduk
berpengaruh secara signifikan terhadap pengangguran ( Thitung sebesar 5,589
dengan nilai P value sebesar 0,005 ) lebih kecil dari taraf keyakinan 0,05.
Maka hipotesis diterima, artinya variabel pertumbuhan penduduk
berpengarh secara signifikan terhadap pengangguran.
Pertumbuhan penduduk juga dapat mempengaruhi adanya
pengangguran, jika setiap tahunnya jumlah penduduk mengalami
58
peningkata sedangkan lapangan pekerjaan yang tidak memadahi maka akan
menimbulkan adanya pengangguran yan kemungkinan akan lebih banyak.
Namun sebaliknya jika jumlah penduduk yang setiap tahunnya meningkat
dan lapangan pekerjaan memadahi kemungkinan akan menguranggi jumlah
penggangguran yang ada.
b. Pengaruh Kemiskinan Terhadap Pengangguran.
Berdasarkan hasil analisis regresi variabel kemiskinan berpengaruh
secara signifikan terhadap pengangguran ( Thitung 4,074 dengan nilai P value
sebesar 0,015) karena nilai signifikan lebih besar dari taraf keyakinan 0,05
maka hipotesis diterima Artinya variabel kemiskinan berpengaruh signifikan
terhadap pengangguran.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengujian baik mengunakan uji asumsi klasik
maupun uji statistik dengan mengunakan metode regresi linier berganda
dengan menganalisis data sekunder mengenai pengaruh kemiskinan,
pertumbuhan penduduk, pendapatan perkapita terhadap pengangguran tahun
2010 sampai dengan tahun 2016.
Berdasarkan hasil pengujian analisis pada bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel independen (pertumbuhan
penduduk, dan kemiskinan) berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah
pengangguran dengan nilai signifikan hasil uji F diperoleh Fhitung = 366,975
dengan nilai P value 0,000 > 0,05. Dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penyebab tingginya tingkat pengangguran dalam suatu daerah di pengaruhi
oleh pertumbuhan penduduk yang setiap tahunnya mengalami peningkatan,
sedangkan lapangan pekerjaan yang sangat minim, serta pencari kerja yang
tidak sesuai dengan lapangan pekerjaan menyebabkan pengangguran yang
tidak dapat diatasi. Dapat dilihat bahwa pertumbuhan penduduk
berpengaruh secara signifikanterhadap pengangguran, diperoleh hasil thitung
5,589 > ttabel 1,693 jadi dapat dilihat bahwa t hitung > t tabel sedangkan nilai
signifikan 0,005 lebih kecil dari taraf keyakinan 0,05. Dengan demikian,
hasil uji t menyatakan bahwa variabel pertumbuhan penduduk berpengaruh
terhadap pengangguran.
60
2. Penduduk miskin berpengaruh secara signifikan terhadap pengangguran
diperoleh hasil thitung 4,074 < tabel 1,693 jadi dapat dilihat bahwa thitung < ttabel
sedangkan nilai signifikan 0,015 lebih kecil dari taraf keyakinan 0,05.
Dengan demikian, hasil uji t menyatakan bahwa variabel penduduk miskin
berpengaruh terhadap pengangguran.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya
adapun saran yang diajukan penulis sebagai berikut:
a. Dalam mengentaskan kemiskinan, pemerintah setempat perlu mengambil
keputusan untuk meningkatkan kapasitas ketenagakerjaan dan lapangan
pekerjaan sehingga dapat menguranggi jumlah pengangguran.
b. Dari hasil analisis menunjukan bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif
terhadap tingkat kemiskinan dan pengangguran, sehingga perlu kebijakan
dalam mengatasi atau mengendalikan laju pertumbuhan penduduk yang
terus mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Kebijakan yang harus
diambil adalah memperluas lapangan pekerjaan sehingga memperoleh
pendapatan yang layak untuk masyarakat setempat.
c. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan bisa menemukan dan membahas
tentang analisis pengentasan kemiskinan, pertumbuhan penduduk,
pendapatan perkapita dan pengangguran serta menambahkan variabel baru
dan pengembangan teori sehingga peneliti selanjutnya lebih baik.
61
DAFTAR PUSTAKA
A. Literature
Arsyad Anwar, Thee Kian Wie, Dan Iwan Jaya Azis, Pemikiran Pelaksanaan Dan
Perintisan Pembangunan Ekonomi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1992.
Aunur Rofiq, Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan, Jakarta:Republika, 2014.
Dawan Raharjo, Esei-Esei Ekonomi Politik, Jakarta: LP3FS,1988.
Detri Karya, Syamri Syamsuddin, Makro Ekonomi Pengantar Untuk Manajemen,
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2016.
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: Refika
Aditama, 2005.
Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, Edisi Kedua
Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta: Bumi Aksara.
Irfan Syauqi Beik, Laily Dwi Arsyianti, Ekonomi Pembangunan Syariah, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2016.
Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri, Pembangunan Wilayah: Perspektif Ekonomi
Sosial, dan Lingkungan, Jakarta: LP3ES, 2004.
Kuncoro Dan Mudrajat, Metode Kuantitatif, Yogyakarta: Upp Amp YKPM, 2003.
M Dawan Raharjo, Esei-Esei Ekonomi Politik, Jakarta: LP3ES 1988.
Mudrajat Kuncoro, Ekonomi Pembangunan Teori Masalah Dan Kebijakan,
Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2000.
Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan,
Jakarta: ESIS, 2007.
Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2003).
Nangan, Muana. Makro Ekonomi Teori, Masalah dan Kebijakan, Edisi Perdana,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2001.
Nurul Huda Dkk, Ekonomi Pembangunan Islam, Jakarta: Kencana, 2015.
Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, Dan Dasar
Kebijakan, LPFE UI: Jakarta 1985.
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2000.
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Pembangunan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2011.
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Jakata: Raja Grafindo
Persada, 2004.
Setiawan dkk, Ekonometrika, Yogyakarta: ANDI, 2010.
Subandi, Ekonomi Pembangunan, Bandung: Alfabeta 2011.
62
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2014.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta 2011.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2013.
Sukanto Reksohadiprodjo dan Karseno, Ekonomi Perkotaan, Yogyakarta: BPFE,
1985.
Suparmono, Pengantar Ekonomika Makro Edisi Pertama, Yogyakarta: UPP
AMP YKPN 2004.
Todaro, Michael P, Pembangunan Di dunia Ketiga, Jakarta: Erlangga, 1995.
B. Jurnal
Achmad Khabibi, ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Kemiskinan” Studi Kasus 35 Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2011.
Bayu Anggara, “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan
Kemiskinan Di Provinsi Jambi Tahun 2009-2013”, Jambi:IAIN STS
JAMBI, 2015.
Fadhilatun Nisbah, “Analis Pengaruh Tingkat Pengangguran Dan Pertumbuhan
Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten/Kota Medan,
Binjai, Deli Serdang, Karo, Dan Langkat” Medan: Skripsi Universitas
Sumatera Utara 2018.
Irhamni,” Pengarh Jumlah Penduduk, Pengangguran, Dan Pengeluaran
Pemerintah Terhadap Kemiskinan Di Indonesia Tahun 18986-2015”,
Yogyakarta: Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, 2017.
Kurnia Dwi Rahmawati,”Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Tingkat
Pendidikan Dan Tingkat Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di DIY
Periode 2006-2013”, Yogyakarta: State Islamic University Sunan
Kalijaga, 2017.
Nurul Fadlillah, Sukiman, Dan Agustin Susyatna Dewi,” Analisis Penggaruh
Pendspstsn Perkspita, Tingkat Pengangguran, IPM Dan Pertumbuhan
Penduduk Terhadap Kemiskinan Di Jawa Tengah Tahun 2009-2013”,
Jurnal, Universitas Jenderal Soedirman.
Rohani,”Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi,
Pengangguran, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi
Sulawesi Selatan”, Makasar, Universitas Islam Negeri Alahuddin,
2016.
C. Lain-lain
63
https://id.m.wikipedia.org
https://jalanblog.wordpress.com
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/2015/04/29/menelisik-sejarah-
jambi-kota-seberang.
Bps Kota Jambi,Kecamatan Pelayangan Dalam Angka Tahun 2016.
Data Dokumentasi Badan Pusat Statistik Jambi. BPS.go.id.
Pedoman Penulisan Skripsi Edisi Ke 1, Jambi: Fakultas Syariah IAIN STS Jambi
Press 2012.
64
LAMPIRAN-LAMPIRAN
65
A. Uji Normalitas
B. Uji Heteroskedastisitas
C. Uji Multikolineritas
Coefficientsa
66
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Pertumbuhan Penduduk .123 8.112
Kemiskinan .123 8.112
a. Dependent Variable: Pengangguran
D. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Mode
l R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .997
a .995 .992 25.280 1.961
a. Predictors: (Constant), Kemiskinan, Pertumbuhan Penduduk
b. Dependent Variable: Pengangguran
E. Hasil Uji Statistik
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Pengangguran 321.86 280.357 7
Pertumbuhan Penduduk 13145.57 1948.337 7
Kemiskinan 1753.14 2492.306 7
67
F. Uji Persial (Uji T)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -870.752 179.367 -4.855 .008
Pertumbuhan Penduduk .084 .015 .586 5.589 .005
Kemiskinan .048 .012 .427 4.074 .015
a. Dependent Variable: Pengangguran
G. Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 469042.595 2 234521.298 366.975 .000b
Residual 2556.262 4 639.065
Total 471598.857 6
a. Dependent Variable: Pengangguran
b. Predictors: (Constant), Kemiskinan, Pertumbuhan Penduduk
68
H. Koefesien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .997a .995 .992 25.280 .995 366.975 2 4 .000 1.961
a. Predictors: (Constant), Kemiskinan, Pertumbuhan Penduduk
b. Dependent Variable: Pengangguran
Angka Kemiskinan Kota Jambi Berdasarkan Kecamatan Selama Tahun
2010-2016 (Jiwa/Orang)
No Kecamatan
Angka Kemiskinan Kota Jambi Berdasarkan Kecamatan
Selama Tahun 2010-2016
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Kota Baru - - 2,145 794 842 1,372 1,375
2 Jambi Selatan 211 472 475 476 218 218 71
3 Jelutung 592 744 454 648 648 648 648
4 Pasar Jambi - - - - 215 303 180
5 Telanaipura 805 872 905 - 650 771 302
6 Danau Teluk - 148 148 648 640 648 -
7 Pelayangan 297 287 368 577 711 3,103 6,929
8 Jambi Timur - - 523 - 520 523 1,081
9 Danau Sipin - - - - - - -
10 Paal Merah - - - - - - 838
11 Alam Barajo - - - - - - 1,504
Jumlah Kemiskinan 1,905 2,523 5,018 3,143 4,444 7,586 12,928
69
Angka Kemiskinan Pelayangan Kota Jambi Tahun 2010-2016 (Jiwa/Orang)
No Kelurahan
Angka Kemiskinan Berdasarkan Kelurahan Selama Tahun
2010-2016
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Tengah 40 40 50 83 119 110 279
2 Jelmu 38 35 47 87 98 149 372
3 Mudung Laut 41 40 74 113 89 219 1,095
4 Arab Melayu 49 46 51 75 79 214 2,012
5 Tahtul Yaman 60 60 70 125 178 1,011 1,916
6 Tanjung Johor 69 66 76 94 148 1,400 1,300
Jumlah Kemiskinan 297 287 368 577 711 3,103 6,925
Sumber: Data Kecamatan Pelayangan Kota Jambi Tahun 2010-2016
Persentase Pengangguran Kota Jambi Tahun 2010-2016
No Kota Persentase Pengangguran Kota Jambi Tahun 2010-2016
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Kota Jambi 7,82% 3,6% 4,89% 7,44% 10,13% 7,32% -
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Jambi tahun 2010-2016
Jumlah Pengangguran Di Kecamatan Pelayangan Per Kelurahan
Tahun 2010-2016
No Kelurahan
Jumlah Pengangguran Perkelurahan Kecamatan
Pelayangan Tahun 2010-2016
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Tengah 19 28 28 49 49 69 91
2 Jelmu 11 19 19 29 46 79 87
3 Mudung Laut 10 18 18 38 38 50 137
4 Arab Melayu 21 25 25 37 35 88 143
5 Tahtul Yaman 30 30 30 48 53 39 178
6 Tanjung Johor 24 34 34 55 57 46 289
Jumlah
Pengangguran 115 154 154 256 278 371 925
Sumber: Data Kecamatan Pelayangan Kota Jambi Tahun 2010-2016
70
Bagan Struktur Organisasi Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.
CAMAT PELAYANGAN
NOFIANTO. SE
SEKERTARIS
SYIFIAN. SE
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
KASUBAK PERENCANAAN
DAN KEUANGAN
DIAN EKAWATY S,SE
KASUBAK UMUM
KEPEGAWAIAN
ISMAIL SE
KASI PELAYANAN UMUM
RACMAWATI. SP
KASI PMK
ERMINATI
KASI TATA
PEMERINTAHAN
IBRAHIM ST
KASI TRANTIB
YANI SLAMET, SE
KASI KESSOS
Drs FAISHOL
71
DAFTAR RIWAYAT
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Rahayu Widia Ningsih
Tempat/Tgl. Lahir : Pemusiran, 13 September 1994
Email : [email protected]
Telepon : 082281349594
Alamat : Desa Pemusiran Rt 007, Kecamatan Mandiangin,
Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.
Pendidikan Formal :
No. Nama Sekolah Alamat Sekolah Tahun Tamat
1. SDN 147 Mandiangin 2007
2. MTs Irsyadul „ibad Batanghari 2010
3. MAN 1 Sarolangun Sarolangun 2013
Pengalaman Organisasi :
1. PMII
Motto Hidup : “Tiada Rasa Puas Tanpa Kerja Keras, Tiada Rasa Bangga Tanpa
Usaha.”
Jambi,17 Januari 2019
Rahayu Widia Ningsih
SES. 130 342
Foto
3 x 4