PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, …eprints.ums.ac.id/55580/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfii halaman...

17
PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, INDEPENDENSI, KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURAKARTA DAN DIY Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh: TITO SUGIARTO B200 120 385 PROGRAM STUDI EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Transcript of PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, …eprints.ums.ac.id/55580/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfii halaman...

PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, INDEPENDENSI,

KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN BUDAYA

ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR

AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURAKARTA DAN DIY

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

TITO SUGIARTO

B200 120 385

PROGRAM STUDI EKONOMI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, INDEPENDENSI,

KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN BUDAYA

ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR

AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURAKARTA DAN DIY

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

TITO SUGIARTO

B200 120 385

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Drs. M. Abdul Aris, M.Si.

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, INDEPENDENSI,

KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN BUDAYA

ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR

AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURAKARTA DAN DIY

Oleh :

TITO SUGIARTO

B200 120 385

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Kamis tanggal 3 Agustus 2017

Dewan Penguji:

1. Drs. M. Abdul Aris, M.Si. (...........................................)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Eny Kusumawati, SE, Ak, MM., CA (...........................................)

(Anggota I Ketua Dewan Penguji)

3. Dra. Rina Trisnawati, MSi, Ph.D, Ak, CA (...........................................)

(Anggota II Ketua Dewan Penguji)

Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Dr. Syamsudin, M.M.

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tid ak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

.

Surakarta, 08 Juni 2017

Penulis

TITO SUGIARTO

B200 120 385

1

PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, INDEPENDENSI,

KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN BUDAYA

ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR

AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURAKARTA DAN DIY

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemahaman good governance, independensi, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, dan budaya organisasi terhadap kinerja auditor. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 36 auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surakarta dan DIY, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner. Uji persyaratan regresi menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Kesimpulan dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa independensi, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, dan budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor, sedangkan pemahaman good governance tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Kata kunci : pemahaman good governance, independensi, komitmen organisasi,

gaya kepemimpinan, budaya organisasi, kinerja auditor

Abstract This study aims to analyze the effect of comprehension of good governance, independency, organizational commitment, leadership style, and organization culture on performance of auditors. The sample of this study are 36 auditors of the Public Accounting Firms (KAP) in Surakarta and DIY taken by purposive sampling. Collecting data using questionnaire techniques. Data were analyzed using multiple linear regression analysis. Regression results were tested with the classical assumption method, consisting of normality test, multicolinierity test, and heteroscedasticity test. Conclusion of the hypothesis test results show that independency, organizational commitment, leadership style and organization culture have a positive effect on on performance of auditors, but comprehension of good governance have not a positive effect on performance of auditors. Keywords : comprehension of good governance, independency, organizational

commitment, leadership style, organization culture, performance of auditors

1. PENDAHULUAN

Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan sebuah organisasi yang

bergerak di bidang jasa antara lain audit operasional, audit kepatuhan (compliance

audit) dan audit laporan keuangan. Akuntan publik dalam menjalankan profesinya

diatur oleh Kode Etik Akuntan Indonesia. Pasal 1 ayat 2 Kode Etik Akuntan

Indonesia menyatakan bahwa setiap anggota harus mempertahankan integritas,

objektivitas dan independensi dalam melaksanakan tugasnya (Trisnaningsih,

2

2007: 2). Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi

auditor menuntut auditor untuk selalu meningkatkan kinerjanya dengan tujuan

agar dapat menciptakan auditor yang mampu menghasilkan produk audit yang

berkualitas tinggi (Hanna & Firnanti, 2013: 14).

Kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) sampai saat ini masih

menjadi isu strategis, terutama skandal perusahaan yang telah menurunkan

kepercayaan publik terhadap kinerja auditor. Beberapa skandal perusahaan telah

menurunkan kepercayaan para pengguna terhadap kualitas auditor dari kantor

akuntan publik, misalnya skandal yang terjadi di Enron Corporation dan Firman

Com di Amerika Serikat sekitar tahun 2001 dan 2002; dan di Indonesia

dicontohkan dari kasus Kimia Farma, Indo Farma, Agis, dan Bank Century yang

terjadi tahun 2001 sampai 2008 (Suyono, 2012: 42).

Penelitian ini dimotivasi oleh pentingnya kinerja auditor dalam

nenentukan kinerja KAP yang berkualitas. Peran auditor sangat penting dalam

membantu meningkatkan dan memperbaiki kinerja akuntan publik menjadi

semakin berkualitas. Kinerja auditor dapat dipengaruhi oleh banyak faktor di

antaranya adalah pemahaman good governance, independensi, komitmen

organisasi, gaya kepemimpinan, dan budaya organisasi.

Pemahaman good governance merupakan wujud penerimaan akan

pentingnya suatu perangkat peraturan atau tata kelola yang baik untuk mengatur

hubungan fungsi dan kepentingan berbagai pihak dalam urusan bisnis maupun

pelayanan publik. Penerapan good governance pada KAP diharapkan akan

memberikan arahan yang jelas pada perilaku kinerja auditor (Hanna & Friska,

2013: 16). Auditor yang memahami good governance secara baik dan benar akan

mempengaruhi perilakunya dalam melaksanakan tugas pemeriksaan (auditing)

dengan orientasi memperoleh hasil yang baik sehingga kinerja yang dicapai akan

semakin lebih baik. Semakin tinggi pemahaman good governance, maka kinerja

auditor akan semakin tinggi.

Independensi auditor merupakan aspek penting bagi profesionalisme

akuntan khususnya dalam membentuk integritas pribadi yang tinggi. Seorang

auditor yang memiliki independensi yang tinggi maka kinerjanya akan menjadi

3

lebih baik (Lawalata dkk., 2013: 5). Arens et al. dalam Widhi & Erma (2015: 66)

menyatakan nilai auditing sangat bergantung pada persepsi publik akan

independensi yang dimiliki auditor. Dengan demikian diperoleh pemahaman

bahwa auditor yang menegakkan independensi, akan menunjukkan kejujuran

dalam mempertimbangkan fakta dan tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan

yang berasal dari luar diri auditor sehingga hasil kerja yang dicapainya akan

semakin baik sesuai standar-standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya.

Semakin tinggi independensi auditor, maka kinerja auditor akan semakin tinggi.

Komitmen organisasi yang dimiliki karyawan telah menjadi salah satu

Komitmen organisasional dibangun atas dasar kepercayaan pekerja atas nilai-nilai

organisasi, kerelaan pekerja membantu mewujudkan tujuan organisasi dan

loyalitas untuk tetap menjadi anggota organisasi. Oleh karena itu, komitmen

organisasi akan menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi pekerja

terhadap organisasi (Trsinaningsih, 2007: 21). Auditor dengan komitmen

organisasional yang semakin tinggi akan menunjukkan kerelaan, rasa tanggung

jawab, loyalitas, dan bersedia memberikan hasil kerja kerasnya untuk mendukung

kesuksesan organisasi. Semakin tinggi komitmen organisasi, maka kinerja auditor

akan semakin tinggi.

Gaya kepemimpinan adalah cara pemimpin dalam mempengaruhi orang

atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan

kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan bersama (Trisnaningsih, 2007: 12).

Fitriany dkk. (2011) menyatakan bahwa pemimpin KAP perlu memperhatikan

gaya kepemimpinan yang cocok agar dapat meningkatkan kepuasan kerja auditor

sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor. Bagi para pemimpin KAP dapat

menerapkan gaya kepemimpinan konsideran (atasan bersikap ramah, saling

percaya, menghargai bawahan, terbuka dan menyenangkan) atau kepemimpinan

struktur (atasan mampu berkomunikasi dengan bawahan secara jelas, mampu

memberi arahan, dan fokus pada tujuan). Semakin cakapnya pemimpin dalam

mempengaruhi bawahan, maka auditor akan termotivasi dan bersemangat untuk

bekerja, sehingga kinerja yang dihasilkan akan semakin meningkat.

4

Kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja auditor, di

mana budaya organisasi memiliki efek positif pada peningkatan kinerja auditor

(Prajitno, 2012: 190). Budaya organisasi merupakan nilai-nilai dominan atau

kebiasaan dalam suatu organisasi perusahaan yang disebarluaskan dan diacu

sebagai filosofi kerja karyawan (Trisnaningsih, 2007: 13). Budaya organisasi pada

KAP merupakan nilai-nilai yang dianut dan diterapkan pada organisasi KAP

berfungsi sebagai pedoman bekerja sehingga dapat memberikan perubahan

perilaku yang lebih baik pada kinerja auditor. Nilai-nilai dominan dapat

diterjemahkan kedalam perilaku yang mengedepankan kerja sama atau

kebersamaan dalam mencapai tujuan. Apabila budaya organisasi yang diterapkan

KAP berfungsi dengan baik, auditor akan melaksanakan pekerjaan yang bermutu

berdasarkan nilai-nilai yang dianut sehingga memberikan perubahan yang lebih

baik pada kinerja auditor.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dapat diperoleh pemahaman,

bahwa pengaruh pemahaman good governance, independensi, komitmen

organisasi, gaya kepemimpinan, dan budaya organisasi terhadap kinerja auditor

mengindikasikan hasil temuan yang saling bertentangan (research gap). Hal ini

memotivasi peneliti untuk menguji kembali pengaruh kelima faktor tersebut

terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan DIY.

Pemilihan objek penelitian ini dengan alasan bahwa, penelitian tentang pengaruh

pemahaman good governance, independensi, komitmen organisasi, gaya

kepemimpinan, dan budaya organisasi terhadap kinerja auditor pada Kantor

Akuntan Publik (KAP) di Surakarta dan DIY sampai saat ini belum pernah

dilakukan. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bukti empirik tentang

pengaruh pemahaman good governance, independensi, komitmen organisasi, gaya

kepemimpinan, dan budaya organisasi terhadap kinerja auditor.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, yang menjadi permasalahan

dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah pemahaman good governance berpengaruh

terhadap kinerja auditor; Apakah independensi berpengaruh terhadap kinerja

auditor ; Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor;

Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja auditor; Apakah

5

budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor. Tujuan penelitian ini

adalah 1) Untuk menganalisis pengaruh pemahaman good governance terhadap

kinerja auditor; Untuk menganalisis pengaruh independensi terhadap kinerja

auditor; Untuk menganalisis pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja

auditor; Untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja

auditor; Untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja auditor.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan sampel

auditor yang bekerja pada KAP di Surakarta dan DIY. Sumber data berasal dari

data primer dengan alat pengumpul data berupa kuesioner. Alat analisis yang

digunakan dengan analisis regresi, uji t, dan uji F, dan dalam pengolahan datanya

menggunakan program SPSS versi 16.00.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

linier berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

yang meliputi pemahaman good governance, independensi, komitmen organisasi,

gaya kepemimpinan, dan budaya organisasi terhadap kinerja auditor. Berdasarkan

analisis regresi linier berganda menggunakan tingkat signifikansi 0,05 diperoleh

hasil sebagai berikut:

Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Model

Unstandarized

Coefficients

Standarized

Coefficients thitung Sig B Std. error Beta

1 (Constant) -0,332 5,958 -0,056 0,956

PGG 0,028 0,173 0,022 0,162 0,872

IND 0,331 0,148 0,314 2,239 0,033

KO 0,287 0,125 0,306 2,289 0,029

GK 0,222 0,102 0,277 2,174 0,038

BO 0,179 0,087 0,261 2,052 0,049

Fhitung

Probabilitas

R Square

Adj. R Square

8,504

0,000

0,586

0,517

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

6

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan komputer program

SPSS Release 16,00 didapatkan persamaan regresi:

KA = -0,322 + 0,028PGG + 0,331IND + 0,287KO + 0,222GK + 0,179BO + e

Berdasarkan hasil regresi tersebut diperoleh nilai konstanta sebesar -0,322

dengan parameter negatif menunjukkan bahwa apabila tidak terdapat pemahaman

good governance, independensi, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, dan

budaya organisasi maka kinerja auditor akan menurun sebesar 0,332%. Koefisien

regresi pemahaman good governance menunjukkan koefisien positif sebesar

0,028, artinya setiap kenaikan 1% pemahaman good governance akan

meningkatkan kinerja auditor sebesar 0,028%. Dengan demikian jika pemahaman

good governance semakin ditingkatkan maka kinerja auditor akan semakin

meningkat. Koefisien regresi independensi menunjukkan koefisien positif sebesar

0,331, artinya setiap kenaikan 1% independensi akan meningkatkan kinerja

auditor sebesar 0,331%. Dengan demikian jika independensi semakin ditingkatkan

maka kinerja auditor akan semakin meningkat. Koefisien regresi komitmen

organisasi menunjukkan koefisien positif sebesar 0,287, artinya setiap kenaikan

1% komitmen organisasi akan meningkatkan kinerja auditor sebesar 0,287%.

Dengan demikian jika komitmen organisasi semakin ditingkatkan maka kinerja

auditor akan semakin meningkat. Koefisien regresi gaya kepemimpinan

menunjukkan koefisien positif sebesar 0,222, artinya setiap kenaikan 1% gaya

kepemimpinan akan meningkatkan kinerja auditor sebesar 0,222%. Dengan

demikian jika gaya kepemimpinan semakin ditingkatkan maka kinerja auditor

akan semakin meningkat. Koefisien regresi budaya organisasi menunjukkan

koefisien positif sebesar 0,179, artinya setiap kenaikan 1% budaya organisasi akan

meningkatkan kinerja auditor sebesar 0,179%. Dengan demikian jika budaya

organisasi semakin ditingkatkan maka kinerja auditor akan semakin meningkat.

Berdasarkan hasil perhitungan uji t menunjukkan bahwa 1) variabel

pemahaman good governance menunjukkan nilai thitung sebesar 0,162 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,872 > 0,05 sehingga menolak H1 berarti

pemahaman good governance tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor; 2)

variabel independensi menunjukkan nilai thitung dengan tingkat signifikansi sebesar

7

2,239 < 0,05, sehingga menerima H2 berarti independensi berpengaruh terhadap

kinerja auditor. 3) Variabel komitmen organisasi menunjukkan nilai thitung sebesar

2,289 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,029033 < 0,05 sehingga menerima H3

berarti komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor. 4) Variabel

gaya kepemimpinan menunjukkan nilai thitung sebesar 2,174 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,038 > 0,05 sehingga meneima H4 berarti gaya

kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja auditor. 5) Variabel budaya

organisasi menunjukkan nilai thitung sebesar 2,052 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,049 < 0,05 sehingga menerima H5 berarti budaya organisasi

berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Hasil perhitungan uji F, dengan level of significant sebesar 0,05, diperoleh

nilai Fhitung 8,504 dengan nilai signifikansi F sebesar 0,000< 0,05. Artinya, bahwa

model regresi dalam penelitian ini fit dalam memprediksi pengaruh pemahaman

good governance, independensi, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, dan

budaya organisasi terhadap kinerja auditor.

Hasil perhitungan uji koefisien determinasi diperoleh nilai adjusted

R2sebesar 0,517. Hal ini berarti bahwa 51,7% variabel dependen kinerja auditor

dapat dijelaskan oleh variabel independen pemahaman good governance,

independensi, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, dan budaya organisasi,

sedangkan sisanya sebesar 48,3% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar

model dalam penelitian ini.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Pengaruh pemahaman good governance terhadap kinerja auditor

Dalam menjalankan profesi sebagai akuntan publik, pemahaman auditor

mengenai good governance merupakan kompetensi yang dipersyaratkan.

Pemahaman good governance adalah seberapa jauh pemahaman atas konsep

tata kelola perusahaan yang baik oleh para auditor. Pemahaman good

governance diperlukan untuk mendorong peningkatan kinerja auditor dalam

melaksanakan tugas audit. Jika seorang auditor memahami good governance

secara benar maka akan mempengaruhi perilakunya dalam melaksanakan

8

pekerjaannya dengan orientasi memperoleh hasil yang baik sehingga

kinerjanya akan meningkat.

Hasil temuan ini menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman good

governance tidak mempengaruhi peningkatan kinerja auditor. Dalam

pelaksanaannya para auditor sebagian besar telah mengikuti pendidikan dan

uji sertifikasi akuntansi publik sehingga dalam menjalankan profesi sebagai

akuntan publik sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai good

governance. Selain faktor kompetensi tersebut, akuntan sebagai profesional

wajib memiliki sikap objektif dan mengutamakan integritas. Dengan

demikian, jika pemahaman good governance ditingkatkan tidak akan

mempengaruhi kinerja mereka. Hasil temuan ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Prajitno (2012); Hanna (2013); Elyawati dkk (2010); Widhi

dkk (2015; Fembriani dkk (2016); Putra dkk (2016) bahwa peningkatan

pemahaman good governance tidak mempengaruhi kinerja auditor.

3.2.2 Pengaruh independensi terhadap kinerja auditor

Hasil temuan ini menunjukkan bahwa independensi secara statistik

berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor, semakin tinggi independensi

yang dimiliki auditor maka kinerja auditor yang dihasilkkan akan semakin

tinggi. Dalam pelaksanaan tugas auditing, sikap independen yang dimiliki

auditor merupakan faktor yang turut menentukan kinerja auditor. Seorang

auditor independen apabila memiliki sikap yang tidak memihak, tidak

mempunyai kepentingan pribadi, dan tidak mudah dipengaruhi oleh pihak-

pihak yang berkepentingan dalam memberikan pendapat. Apabila

independensi auditor semakin tinggi, maka kinerja auditor yang dihasilkan

akan semakin baik.

Implikasi dari temuan ini, kinerja auditor yang dihasilkan para auditor di

KAP wilayah Surakarta dan DIY akan semakin tinggi apabila para auditor

memiliki independensi yang semakin tinggi. Hasil penelitian ini mendukung

penelitian yang pernah dilakukan oleh Trisnaningsih (2007) dan Elyawati dkk.

(2010) bahwa independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kinerja

auditor. Temuan ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

9

Widhi & Erma (2015) bahwa independensi tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja auditor.

3.2.3 Pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja auditor

Hasil temuan ini menunjukkan bahwa komitmen organisasi secara

statistik berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor, semakin tinggi

komitmen organisasi yang dimiliki auditor maka kinerja auditor yang

dihasilkkan akan semakin tinggi. Implikasi dari temuan ini, bahwa auditor

yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasi tempat bekerja, akan

menunjukkan loyalitas, rasa identifikasi, merasa senang bekerja, memiliki

sense of belonging (rasa memiliki organisasi), bertanggung jawab dan terlibat

lebih banyak dalam memajukan organisasi. Apabila komitmen organisasi yang

dimiliki auditor semakin tingg maka kinerjanya akan semakin baik.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Elyawati

dkk. (2010); Fembriani & I Ketut (2016); Julianingtyas (2012); Mindarti

(2015); Novatiani & Taofik (2014); dan Sanjiwani & I Gede (2016) bahwa

komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Temuan

ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Putra & Dodik (2016); Hanna &

Friska (2013); dan Widhi & Erma (2015) yang menemukan bahwa komitmen

organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.

3.2.4 Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor.

Hasil temuan ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan secara

statistik berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Gaya kepemimpinan

atasan menurut persepsi auditor dalam penelitian ini diukur dari gaya

kepemimpinan konsiderasi dan gaya kepemimpinan struktur inisiatif. Gaya

kepemimpinan konsiderasi menggambarkan kedekatan hubungan antara

bawahan dengan atasan, adanya saling percaya, kekeluargaan, menghargai

gagasan bawahan, dan adanya komunikasi antara pimpinan dengan bawahan.

Pemimpin yang memiliki konsiderasi yang tinggi menekankan pentingnya

komunikasi yang terbuka dan parsial. Gaya kepemimpinan struktur inisiatif

menggambarkan perilaku pemimpin untuk mengorganisasikan dan

mendefinisikan hubungan dalam kelompok, cenderung membangun pola dan

10

saluran komunikasi yang jelas, menjelaskan cara mengerjakan tugas yang

benar. Keberhasilan pemimpin dalam menerapkan gaya kepemimpinan

tersebut dapat memotivasi auditor untuk melaksanakan tugas pekerjaannya

dengan baik, yang selanjutnya akan memberikan kontribusi pada peningkatan

kinerja auditor.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Putra &

Dodik (2016); Elyawati dkk. (20w10); Hanna & Friska (2013); Julianingtyas

(2012); dan Trisnaningsih (2007) bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh

signifikan terhadap kinerja auditor. Temuan ini tidak konsisten dengan hasil

penelitian Fembriani & I Ketut (2016) dan Widhi & Erma (2015) bahwa gaya

kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.

3.2.5 Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja auditor.

Hasil temuan ini menunjukkan bahwa budaya organisasi secara statistik

berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor, semakin tinggi budaya

organisasi maka kinerja auditor yang dihasilkkan akan semakin tinggi.

Implikasi dari temuan ini, bahwa budaya organisasi merupakan nilai-nilai

yang dianut dan diterapkan pada organisasi KAP di wilayah Surakarta dan

DIY berfungsi sebagai pedoman bekerja sehingga dapat memberikan

perubahan perilaku yang lebih baik pada kinerja auditor. Nilai-nilai dominan

dapat diterjemahkan kedalam perilaku yang mengedepankan kerja sama atau

kebersamaan dalam mencapai tujuan. Apabila budaya organisasi yang

diterapkan KAP berfungsi dengan baik, auditor akan melaksanakan pekerjaan

yang bermutu berdasarkan nilai-nilai yang dianut sehingga memberikan

perubahan yang lebih baik pada kinerja auditor.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Prajitno

(2012) bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja

auditor. Temuan ini tidak konsisten dengan hasil Trisnaningsih (2007) bahwa

budaya organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Hal

ini terjadi karena kuat lemah budaya organisasi yang diterapkan pada

organisasi KAP tidak langsung mempengaruhi kinerja auditor, disebabkan

karena harus melalui komitmen organisasi terlebih dahulu. Hal ini dibuktikan

11

dari hasil temuan, bahwa pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja auditor

dimediasi oleh komitmen organisasi.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil pengujian setiap hipotesis, diperoleh simpulan sebagai

berikut :

1. Pemahaman good governance secara statistik tidak berpengaruh terhadap

kinerja auditor pada KAP di wilayah Surakarta dan DIY, berarti hipotesis 1

ditolak.

2. Independensi secara statistik berpengaruh terhadap kinerja auditor pada KAP

di wilayah Surakarta dan DIY, berarti hipotesis 2 diterima.

3. Komitmen organisasi secara statistik berpengaruh terhadap kinerja auditor

pada KAP di wilayah Surakarta dan DIY, berarti hipotesis 3 diterima.

4. Gaya kepemimpinan secara statistik berpengaruh terhadap kinerja auditor

pada KAP di wilayah Surakarta dan DIY, berarti hipotesis 4 diterima.

5. Budaya organisasi secara statistik berpengaruh terhadap kinerja auditor pada

KAP di wilayah Surakarta dan DIY, berarti hipotesis 5 diterima.

Saran-saran yang dapat penulis berikan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil temuan ini, peningkatan kinerja auditor pada Kantor

Akuntan Publik (KAP) Surakarta dan DIY harus selalu diupayakan. Untuk

mencapai tujuan tersebut auditor harus terus berupaya meningkatkan

pemahaman good governance, wajib menegakkan independensi dalam

melaksanakan tugas profesionalnya, meningkatkan komitmen organisasi

berprestasi, serta meningkatkan budaya organisasi.

2. Kualitas KAP di wilayah Surakarta dan DIY sangat ditentukan oleh kinerja

para auditor. Untuk itu organisasi KAP disarankan memotivasi para auditor

untuk terus meningkatkan kompetensi baik melalui pelatihan atau melanjutkan

jenjang pendidikan yang lebih tinggi, memberikan kompensasi yang lebih

tinggi baik penghargaan finansial dan non finansial.

3. Model penelitian ini hanya menguji pengaruh langsung seluruh variabel

independen terhadap kinerja auditor, sehingga untuk selanjutnya masih perlu

adanya pengembangan model. Penelitian mendatang disarankan untuk

12

mengembangkan model dengan memasukkan variabel moderasi atau variabel

pemediasi sehingga diperoleh hasil temuan yang lebih beragam. Populasi

penelitian perlu dikembangkan pada KAP di beberapa kota, bahkan mungkin

akan lebih baik apabila dilakukan penelitian pada KAP di seluruh Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Elyawati, Lismawati, dan Nila Aprilla, 2010, “Independensi, Gaya

Kepemimpinan, Komitmen Organisasi, dan Pemahaman Good Governance

terhadap Kinerja Auditor Pemerintah (Studi Pada Auditor Pemerintah di

BPKP Perwakilan Bengkulu)”, Simposium Nasional Akuntansi- SNA XIII,

Purwokerto, Hal. 1-25.

Fembriani, A. dan I Ketut Budiartha, 2016, ”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kinerja Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali”, ISSN : 2337-3067, E-

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Vol. 5 (3), Hal. 601-628.

Fitriany, Lindawati G., Sylvia V.S., Arywarti M., dan Viska A., 2011, “Analisis

Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Auditor dan Hubungannya

dengan Kinerja dan Keinginan Berpindah Kerja Auditor”, Jurnal Akuntansi

dan Keuangan Indonesia, Vol. 8 (2), Hal. 171-196.

Hanna, Elizabeth dan Friska Firnanti, 2013, ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kinerja Auditor”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15 (1), Hal. 13-28.

Julianingtyas, Bunga Nur, 2012, “Pengaruh Locus Of Control, Gaya

Kepemimpinan Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor”,

ISSN 2252-6765, Accounting Analysis Journal, Vol. 1 (1), Hal. 7-14.

Lawalata, J., Darwis Said dan Mediaty, 2013, “Pengaruh Independensi Auditor,

Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi

terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di

Makasar)”, Jurnal Online, Hal. 1-10.

Mindarti, Ceacilia Sri, 2015, ”Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Kinerja

Auditor”, ISSN 1979 – 6471, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. XVIII (3),

Hal. 59-74.

Novatiani, R. Ait dan Taofik Mustofa, 2014, ”Pengaruh Profesionalisme Auditor

Internal dan Komitmen Organisasi Auditor Internal terhadap Kinerja

Auditor Internal (Studi Kasus pada Inspektorat Kabupaten Purwakarta)”,

ISBN NO 978-602-71601-0-1, Conference on Management and Behavioral

Studies (CMBS) 2014, Hal. 104-110.

13

Prajitno, Sugiarto, 2012, “Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Akuntan

Publik di Jakarta”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14 (3), Hal. 181-192.

Putra, K.A.A. dan Dodik Ariyanto, 2016, “Gaya Kepemimpinan, Pemahaman

Good Governance, Locus of Control, Struktur Audit dan Komitmen

Organisasi”, ISSN: 2303-1018, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,

Vol. 14 (1), Hal. 340-370.

Sanjiwani, Desak Made Putri dan I Gede Suparta Wisadha, 2016, ” Pengaruh

Locus Of Control, Gaya Kepemimpinan dan Komitmen Organisasi pada

Kinerja Auditor Kantor Akuntan Publik”, ISSN: 2302-8556, E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 14 (2), Hal. 920-947.

Suyono, Eko, 2012, ”Determinant Factors Affecting The Audit Quality : An

Indonesian Perspective”, Global Review of Accounting and Finance, Vol. 3

(2), pp. 42–57.

Trisnaningsih, Sri, 2007, “Independensi Auditor Dan Komitmen Organisasi

sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya

Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor”,

Simposium Nasional Akuntansi X Makasar, Hal. 1-56.

Widhi, Saputro Nugroho dan Erma Setyawati, 2015, ”Pengaruh Independensi,

Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi Dan Pemahaman Good

Governance Terhadap Kinerja Auditor Pemerintah”, BENEFIT Jurnal

Manajemen dan Bisnis, Vol. 19 (1), Hal. 64-79.