PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE ...eprints.ums.ac.id/31963/9/Naskah Publikasi.pdfperiode penemuan...

13
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh : VIOLITA FRIDA ARUMSARI NIM. B 100 100 076 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Transcript of PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE ...eprints.ums.ac.id/31963/9/Naskah Publikasi.pdfperiode penemuan...

Page 1: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE ...eprints.ums.ac.id/31963/9/Naskah Publikasi.pdfperiode penemuan diadopsinya Good Corporate Governance di Indonesia pada tahun 2006-2008. Hal ini

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :

VIOLITA FRIDA ARUMSARI

NIM. B 100 100 076

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 2: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE ...eprints.ums.ac.id/31963/9/Naskah Publikasi.pdfperiode penemuan diadopsinya Good Corporate Governance di Indonesia pada tahun 2006-2008. Hal ini

PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca naskah publikasi dengan judul:

”PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH”

Yang ditulis oleh :

Nama : Violita Frida Arumsari

NIM : B. 100 100 076

Pendandatangan berpendapat bahwa naskah publikasi tersebut telah memenuhi

syarat untuk diterima.

Page 3: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE ...eprints.ums.ac.id/31963/9/Naskah Publikasi.pdfperiode penemuan diadopsinya Good Corporate Governance di Indonesia pada tahun 2006-2008. Hal ini

ABSTRAKSI

Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan

komisaris terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. 2) Untuk mengetahui pengaruh

komite audit terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. 3) Untuk mengetahui

pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. 4)

Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja keuangan

perbankan syariah.

Sampel yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan

perbankan syariah yang mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember 2010

sampai 31 Desember tahun 2013. Pemilihan sampel pada perusahaan perbankan syariah

yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan hasil analisis t diketahui variabel ukuran dewan komisari tidak

mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Variabel komite audit mempunyai

pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Variabel kepemilikan institusi tidak

mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Variabel kepemilikan manajerial

mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil uji F diketahui Fhitung > Ftabel

(4,468 > 2,99), maka Ho ditolak, Berarti secara bersama-sama variabel ukuran dewan

komisaris, komite audit, kepemilikan institusi, kepemilikan manajerial secara bersama-

sama terhadap kinerja (Y). Sehingga model yang digunakan adalah fit. Sedangkan hasil

analisis koefisien determinasi diperoleh Adjusted R square (R2) sebesar 0,316, hal ini

menunjukkan bahwa variasi dari laba dapat dijelaskan oleh variabel kinerja keuangan

yang terdiri Ukuran Dewan Komisaris, Komite Audit, Kepemilikan Institusi,

Kepemilikan Manajerial sebesar 31,6%, sedangkan sisanya di jelaskan 68,4%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel yang diteliti.

Kata Kunci : Ukuran Dewan Komisaris, Komite Audit, Kepemilikan Institusional,

Kepemilikan Manajerial, Kinerja Keuangan.

A. Latar Belakang

Badan Usaha yang memiliki status

Badan Hukum, maka tentu lebih tepat jika

menggunakan istilah Korporat. Meski

demikian, tidak salah juga jika kita

memilih untuk tetap menggunakan istilah

perusahaan. Sebagai suatu Badan Usaha,

maka Korporat menjalankan aktifitas

usaha baik secara internal Korporat

maupun berhubungan dengan pihak-pihak

eksternal.

Aktifitas korporat ini dijalankan

dan dikendalikan oleh 3 unsur yang secara

UU/40 2008 disebut 3 Organ Perseroan

yaitu Rapat Umum Pemegang Saham,

Dewan Komisaris, dan Direksi. Aktifitas

ketiga Organ Perseroan inilah (dalam

menjalankan dan mengendalikan korporat)

yang dikenal dengan istilah Governance.

Meski pada awalnya terdapat kesimpang-

siuran padanan kata bahasa Indonesia

untuk istilah ini, namun sejak 2007,

Komite Nasional Kebijakan Governance

(KNKG) resmi menggunakan istilah “Tata

kelola” sebagai padanan kata resmi untuk

istilah Governance ini.

Page 4: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE ...eprints.ums.ac.id/31963/9/Naskah Publikasi.pdfperiode penemuan diadopsinya Good Corporate Governance di Indonesia pada tahun 2006-2008. Hal ini

Dari uraian di atas, nampak bahwa

istilah Tatakelola ini memiliki perbedaan

yang mendasar dengan istilah

management, atau diindonesiakan menjadi

“manajemen”. Istilah manajemen

digunakan untuk menggambarkan aktifitas

Direksi dan jajarannya sebagai badan

eksekutif yang menjalankan operasi

korporat sehari-hari. Sementara istilah Tata

kelola lebih ditujukan pada aktifitas yang

menggambarkan tata hubungan antara

ketiga Organ Perseroan dan juga

belakangan oleh KNKG diarahkan juga

untuk menggambarkan tata hubungan

antara korporat selaku badan hukum

dengan para pemangku kepentingan, atau

yang lebih dikenal dengan istilah,

Stakeholders.

Dengan demikian, menjadi jelas

bagi kita, pengertian Corporate

Governance dapat dipahami sebagai

aktifitas Organ Perseroan dalam

menjalankan aktifitas Korporasi sebagai

badan hukum, baik secara intern maupun

dalam hubungannya dengan para

pemangku kepentingan yang berada di luar

korporat.

Sejak Asia dilanda krisis moneter

di paruh kedua 1997 yang kemudian di

Indonesia berkembang menjadi krisis

multidimensi, banyak pihak berkesimpulan

bahwa hal tersebut dapat terjadi karena

lemahnya Tata kelola Perusahaan (untuk

selanjutnya saya cenderung menggunakan

istilah “perusahaan” untuk maksud ini).

Bahkan dalam Penjelasan UU/19

2003 tentang BUMN, secara eksplisit hal

ini diakui oleh Pemerintah maupun DPR

yang mengesahkan undang-undang ini. Hal

ini menunjukkan bahwa praktek tatakelola

perusahaan yang baik (Good Corporate

Governance) merupakan kebutuhan

absolute bagi perbaikan perekonomian

negara kita ini. Akan tetapi banyak pihak

hingga saat ini masih kesulitan untuk

memahami apa itu Good Corporate

Governance (GCG). Kedangkalan

pemahaman GCG berakibat pada

kekeliruan praktek GCG. Kekeliruan

praktek GCG berdampak pada penggunaan

istilah GCG sekedar jargon, bahkan

sampai kadar tertentu dapat merusak

reputasi perusahaan maupun individu

Pengelolanya, karena dianggap sebagai

bagian dari praktek kebohongan publik.

Penelitian Andriyan dan Supatmi,

2010 tentang “Pengaruh Mekanisme

Corporate Governance Terhadap Kinerja

Keuangan Bank Perkreditan Rakyat. Hasil

penelitian menemukan bahwa mekansime

CG secara simultan berpengaruh terhadap

rasio NPL, KPMM, dan ROA. Secara

parsial, kepemilikan manajerial dan

proporsi outside directors menunjukkan

Page 5: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE ...eprints.ums.ac.id/31963/9/Naskah Publikasi.pdfperiode penemuan diadopsinya Good Corporate Governance di Indonesia pada tahun 2006-2008. Hal ini

pengaruh negatif terhadap rasio NPL dan

ROA, sedangkan jumlah BOD

berpengaruh negatif terhadap rasio LDR.

Dewayanto, 2010 tentang

“Pengaruh Mekanisme Good Corporate

Governance Terhadap Kinerja Perbankan

Nasional Studi pada Perusahaan Perbankan

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2006-2008. Berdasarkan hasil

penelitian ini model regresi berganda yang

digunakan dalam penelitian ini cukup

layak, karena lolos dari empat pengujian

terhadap asumsi klasik, yaitu uji

multikolineritas, uji autokolerasi, uji

heterokedasitas dan uji normalitas.

Mekanisme Pemantauan Kepemilikan

menujukan hubungan yang tidak signifikan

terhadap kinerja perbankan artinya tidak

berpengaruh terhadap kinerja perbankan.

Mekanisme Pemantauan Pengendalian

Internal menujukan hubungan yang

negative signifikan terhadap kinerja

perbankan kecuali hanya satu ukuran

dewan direksi yang menujukan hubungan

yang positif namun tidak signifikan.

Mekanisme Pemantauan Regulator melalui

persyaratan cadangan atau Rasio

Kecukupan Modal (CAR) menunjukan

hubungan yang positif signifikan terhadap

kinerja perbankan.dengan variabel kontrol

ukuran bank yang diproksikan oleh total

assets. Mekanisme Pemantauan

Pengungkapan melalui auditor eksternal

(BIG 4) menunjukan hubungan yang

positif signifikan terhadap kinerja

perbankan. Mekanisme Pemantauan Tata

Kelola Yang Baik masih menjadi masalah

dalam rangka meningkatkan tujuan yang

ingin dicapai oleh shareholders,

stakeholders juga tujuan perusahaan pada

periode penemuan diadopsinya Good

Corporate Governance di Indonesia pada

tahun 2006-2008. Hal ini dibuktikan dari

tingkat pengaruhnya antara tata kelola

perusahaan dengan kinerja perusahaan

masih dikatakan kecil yaitu 44,6%

B. Perumusan Masalah

1. Apakah ukuran dewan komisaris

berpengaruh terhadap kinerja keuangan

perbankan syariah?

2. Apakah komite audit berpengaruh

terhadap kinerja keuangan perbankan

syariah?

3. Apakah kepemilikan institusional

berpengaruh terhadap kinerja keuangan

perbankan syariah?

4. Apakah kepemilikan manajerial

berpengaruh terhadap kinerja keuangan

perbankan syariah?

Page 6: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE ...eprints.ums.ac.id/31963/9/Naskah Publikasi.pdfperiode penemuan diadopsinya Good Corporate Governance di Indonesia pada tahun 2006-2008. Hal ini

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran

dewan komisaris terhadap kinerja

keuangan perbankan syariah

2. Untuk mengetahui pengaruh komite

audit terhadap kinerja keuangan

perbankan syariah

3. Untuk mengetahui pengaruh

kepemilikan institusional terhadap

kinerja keuangan perbankan syariah

4. Untuk mengetahui pengaruh

kepemilikan manajerial terhadap

kinerja keuangan perbankan syariah

D. Corporate Governance

1. Pengertian Corporate Governance

Corporate Governance

menurut Komite Cadbury adalah

system yang mengarahkan dan

mengendalikan perusahaan dengan

tujuan, agar mencapai keseimbangan

antara kekuatan kewenangan yang

diperlukan oleh perusahaan untuk

menjamin kelangsungan eksistensinya

dan pertanggungjawaban kepada

stakeholders. Hal ini berkaitan dengan

peraturan kewenangan pemilik,

direktur, manajer, pemegang saham,

dan sebagainya. Cadbury Commite

adalah seperangkat aturan yang

merumuskan hubungan antara para

pemegang saham, manajer, kreditor,

pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak

yang berkepentinagn lainnya baik

internal maupun eksternal sehubungan

dengan hak-hak dan tanggung jawab

mereka (Surya dan Ivan Yustiavandana

2006, h.24).

OECD mendefinisikan

Corporate Governance sebagai

sekumpulan hubungan antar pihak

manajemen perusahaan, board,

pemegang saham, dan pihak lain yang

mempunyai kepentinagan dengan

perusahaan. Corporate Governance

juga mensyaratkan adanya struktur

perangkat untuk mencapai tujuan dan

pengawasan atas kinerja. Corporate

Governance yang baik dapat

memberikan rangsangan bagi board

dan manajemen untuk mencapai tujuan

yang merupakan kepentingan

perusahaan dan pemegang saham harus

memfasilitasi pengawasan yang efektif

sehingga mendorong perusahaan

menggunakan sumber daya dengan

lebih efisien (Surya dan Ivan

Yustiavandana 2006, h.25).

Menurut Keputusan Menteri

Badan Usaha Milik Negara Nomor

KEP-117/M-MBU/2002, Corporate

Governance adalah suatu proses dari

struktur yang digunakan oleh organ

BUMN untuk meningkatkan

Page 7: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE ...eprints.ums.ac.id/31963/9/Naskah Publikasi.pdfperiode penemuan diadopsinya Good Corporate Governance di Indonesia pada tahun 2006-2008. Hal ini

keberhasilan usaha dan akuntabilitas

perusahaan guna mewujudkan nilai

pemegang saham dalam jangka

panjang dengan tetap memerhatikan

kepentingan stakeholder lainnya,

berlandaskan peraturan perundangan

dan nilai-nilai etika. Adapun tujuan

akhir dengan pengambilan keputusan

yang efektif. Dibangun melalui kultur

organisaasi, nilai-nilai, system,

berbagai proses, kebijakan-kebijakan

dan struktur organisasi, yang bertujuan

untuk mencapai bisnis yang

menguntungkan, efisien, dan efektif

dalam mengelola risiko dan

bertanggung jawab dengan

memerhatikan kepentingan

stakeholders (Surya dan Ivan

Yustiavandana 2006, h.26).

2. Pengertian Kinerja Perusahaan

Perusahaan sebagai suatu

organisasi mempunyai tujuan tertentu

yang menunjukan apa yang ingin

dilakukan untuk memenuhi keinginan

anggotanya. Untuk menilai apakah

tujuan yang telah ditetapkan sudah

dicapai, tidaklah mudah dilakukan

karena menyangkut aspek-aspek

manajemen yang harus

dipertimbangkan. Salah satu cara untuk

mengetahui apakah suatu perusahaan

dalam menjalankan opersinya telah

sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan dan sesuai dengan

tujuannya adalah dengan mengetahui

dari kinerja perusahaan tersebut.

Apakah kinerjanya sudah menjalankan

tugasnya dengan baik dan sesuai

dengan peraturan perusahaan atau

belum (Perwirasari, 2009). Kinerja

adalah tingkat pencapaian hasil atas

pelaksanaan tugas tertentu, dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan

visi suatu organisasi. Kinerja

perusahaan adalah tingkat pencapaian

hasil dalam rangka mewujudkan tujuan

perusahaan. Pelaopran kinerja

merupakan refleksi kewajiban untuk

mempresentasikan dan melaporkan

kinerja semua aktivitas dan sumber

daya yang perlu

dipertanggungjawabkan. Kinerja

perusahaan dapat dilihat dari laporan

keuangan sering dijadikan dasar untuk

penilaian kinerja perusahaan. Salah

satu jenis laporan keuangan yang

mengukur keberhasilan operasi

perusahaan untuk suatu periode

tertentu adalah laporan laba rugi

(Simanjuntak 2005, h.1).

Page 8: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE ...eprints.ums.ac.id/31963/9/Naskah Publikasi.pdfperiode penemuan diadopsinya Good Corporate Governance di Indonesia pada tahun 2006-2008. Hal ini

E. Analisis Data

1. Pengujian Regresi Berganda

Analisis ini digunakan untuk

menguji pengaruh variabel bebas

Ukuran Dewan Komisaris, Komite

Audit, Kepemilikan Institusi,

Kepemilikan Manajerial terhadap

variabel terikat yaitu Kinerja

Keuangan. Hasil pengujian regeresi

linier berganda dengan SPSS for

windows versi 17 didapatkan sebagai

berikut :

Y = 1,451 + 0,136X1 – 0,664X2 +

0,001X3 + 0,001X4 + e

Interprestasi sebagai berikut :

a = 1,451, adalah konstanta

yang artinya apabila ukuran dewan

komisaris, komite audit, kepemilikan

institusi, kepemilikan manajerial sama

dengan 0 (nol) maka kinerja keuangan

mengalami peningkatan sebesar 1,534

satuan.

Koefisien regresi variabel

ukuran dewan komisaris memiliki nilai

positif yaitu sebesar 0,136 satuan. Hal

ini berarti apabila terjadi kenaikan

ukuran dewan komisaris sebesar satu

satuan maka kinerja keuangan akan

mengalami peningkatan sebesar 0,136

satuan.

Koefisien regresi variabel

komite audit memiliki nilai negatif

yaitu sebesar -0,664 satuan. Hal ini

berarti apabila terjadi kenaikan komite

audit sebesar satu satuan maka kinerja

keuangan akan mengalami penurunan

sebesar -0,664 satuan.

Koefisien regresi variabel

kepemilikan institusi memiliki nilai

negatif yaitu sebesar 0,001 satuan. Hal

ini berarti apabila terjadi kenaikan

kepemilikan institusi sebesar satu

satuan maka kinerja keuangan akan

mengalami peningkatan sebesar 0,001

satuan.

Koefisien regresi variabel

kepemilikan manajerial memiliki nilai

negatif yaitu sebesar 0,001 satuan. Hal

ini berarti apabila terjadi kenaikan

kepemilikan manajerial sebesar satu

satuan maka kinerja keuangan akan

mengalami peningkatan sebesar 0,001

satuan.

2. Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi dalam penelitian

ini dapat digunakan untuk estimasi

dengan signifikan dan representatif jika

model regresi tersebut tidak

menyimpang dari asumsi-asumsi dasar

klasik regresi berupa normalitas,

multikolinearitas, heteroskedastisitas

dan autokorelasi.

Page 9: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE ...eprints.ums.ac.id/31963/9/Naskah Publikasi.pdfperiode penemuan diadopsinya Good Corporate Governance di Indonesia pada tahun 2006-2008. Hal ini

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data yang

digunakan dalam penelitian ini

menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov. Hasil uji normalitas

diketahui bahwa nilai probabilitas

> 0,05, maka data dalam penelitian

ini bisa disimpulkan berdistribusi

normal karena nilai probabilitas

lebih besar dari (0,05).

b. Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini uji

adanya multikolinearitas dilihat

berdasarkan Tolerance value dan

variance inflation factor (VIF).

Hasil uji multikolinearitas

diketahui bahwa tidak terjadi

masalah multikolinearitas dari

persamaan penelitian ini. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai Tolerance

Value lebih besar dari 0,1 dan nilai

VIF lebih kecil dari 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas

diketahui bahwa besarnya nilai

thitung untuk masing-masing variabel

ukuran dewan komisaris, komite

audit, kepemilikan institusi,

kepemilikan manajerial nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05

(). Dengan demikian dapat

disimpulkan dalam penelitian ini

bahwa tidak ditemukan masalah

heteroskedastisitas.

d. Autokorelasi

Berdasarkan pengujian yang

dilakukan, diketahui dengan

menggunakan derajat kesalahan (α)

=5%, dengan prediktor sebanyak 2

maka batas atas (U) adalah sebesar

1,54 sedang batas bawah (L) adalah

sebesar 1,735 Karena nilai DW

hasil regresi adalah sebesar 1,885

yang berarti lebih besar dari nilai

batas bawah, maka koefisien

autokorelasi lebih besar dari nol.

Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa hasil regresi

tersebut terbebas dari masalah

autokorelasi. Dengan kata lain,

hipotesis yang menyatakan tidak

terdapat masalah autokorelasi dapat

diterima, sedangkan hipotesis nol

yang menyatakan terdapat

autokorelasi dapat ditolak.

F. Uji Hipotesis

1. Uji t

Pengujian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh yang signifikan

antara masing-masing variabel bebas

terhadap variabel tidak bebas.

Adapun perhitungannya adalah sebagai

berikut :

Page 10: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE ...eprints.ums.ac.id/31963/9/Naskah Publikasi.pdfperiode penemuan diadopsinya Good Corporate Governance di Indonesia pada tahun 2006-2008. Hal ini

1) Uji pengaruh variabel Ukuran

Dewan Komisaris (X1) terhadap

kinerja (Y) adalah diketahui thitung <

ttabel (0,584 < 2,473) dan

signifikansi lebih dari 5% (0,564 <

0,05) maka variabel ukuran dewan

komisaris tidak mempunyai

pengaruh terhadap kinerja

keuangan.

2) Uji pengaruh variabel komite audit

(X2) terhadap kinerja (Y) diketahui

thitung > ttabel (-2,486 > 2,473) dan

signifikansi kurang dari 5% (0,020

< 0,05) maka variabel komite audit

mempunyai pengaruh negatif

terhadap kinerja keuangan.

3) Uji pengaruh variabel kepemilikan

institusi (X3) terhadap kinerja (Y)

diketahui thitung < ttabel (1,468 >

2,473) dan signifikansi lebih dari

5% (0,154 > 0,05) maka variabel

kepemilikan institusi tidak

mempunyai pengaruh terhadap

kinerja keuangan.

4) Uji pengaruh variabel kepemilikan

managerial (X4) terhadap kinerja

(Y) dikethaui thitung > ttabel (3,173 >

2,473) dan signifikansi kurang dari

5% (0,004 < 0,05) maka variabel

kepemilikan manajerial

mempunyai pengaruh terhadap

kinerja keuangan.

2. Uji F

Uji F digunakan untuk

mengetahui besarnya pengaruh dari

variabel independen secara bersama-

sama terhadap variabel dependen.

Diketahui Fhitung > Ftabel (4,468 > 2,99),

maka Ho ditolak, Berarti secara

bersama-sama variabel ukuran dewan

komisaris, komite audit, kepemilikan

institusi, kepemilikan manajerial secara

bersama-sama terhadap kinerja (Y).

Sehingga model yang digunakan

adalah fit.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Metode ini digunakan untuk

mengetahui seberapa besar variasi Y

yang dapat dijelaskan oleh variasi X,

yaitu untuk mengetahui seberapa besar

varians ukuran dewan komisaris,

komite audit, kepemilikan institusi,

kepemilikan manajerial secara

bersama-sama terhadap kinerja

keuangan (Y).

Berdasarkan hasil analisis data

yang menggunakan bantuan komputer

program SPSS for windows maka

diperoleh Adjusted R square (R2)

sebesar 0,316, hal ini menunjukkan

bahwa variasi dari laba dapat

dijelaskan oleh variabel kinerja

keuangan yang terdiri Ukuran Dewan

Page 11: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE ...eprints.ums.ac.id/31963/9/Naskah Publikasi.pdfperiode penemuan diadopsinya Good Corporate Governance di Indonesia pada tahun 2006-2008. Hal ini

Komisaris, Komite Audit, Kepemilikan

Institusi, Kepemilikan Manajerial

sebesar 31,6%, sedangkan sisanya di

jelaskan 68,4% dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain diluar variabel yang

diteliti.

G. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Regresi Linear Berganda

Y = 1,451 + 0,136X1 – 0,664X2 +

0,001X3 + 0,001X4 + e

Interprestasinya sebagai berikut :

a = 1,451, adalah konstanta yang

artinya apabila ukuran dewan

komisaris, komite audit, kepemilikan

institusi, kepemilikan manajerial sama

dengan 0 (nol) maka kinerja keuangan

mengalami peningkatan sebesar 1,534

satuan.

Koefisien regresi variabel

ukuran dewan komisaris memiliki nilai

positif yaitu sebesar 0,136 satuan. Hal

ini berarti apabila terjadi kenaikan

ukuran dewan komisaris sebesar satu

satuan maka kinerja keuangan akan

mengalami peningkatan sebesar 0,136

satuan.

Koefisien regresi variabel

komite audit memiliki nilai negatif

yaitu sebesar -0,664 satuan. Hal ini

berarti apabila terjadi kenaikan komite

audit sebesar satu satuan maka kinerja

keuangan akan mengalami penurunan

sebesar -0,664 satuan.

Koefisien regresi variabel

kepemilikan institusi memiliki nilai

negatif yaitu sebesar 0,001 satuan. Hal

ini berarti apabila terjadi kenaikan

kepemilikan institusi sebesar satu

satuan maka kinerja keuangan akan

mengalami peningkatan sebesar 0,001

satuan.

Koefisien regresi variabel

kepemilikan manajerial memiliki nilai

negatif yaitu sebesar 0,001 satuan. Hal

ini berarti apabila terjadi kenaikan

kepemilikan manajerial sebesar satu

satuan maka kinerja keuangan akan

mengalami peningkatan sebesar 0,001

satuan.

2. Hasil analisis uji t diketahui :

a. Variabel ukuran dewan komisari

tidak mempunyai pengaruh

terhadap kinerja keuangan karena

thitung < ttabel (0,584 < 2,473) dan

signifikansi lebih dari 5% (0,564 <

0,05).

b. Variabel komite audit mempunyai

pengaruh negatif terhadap kinerja

keuangan karena thitung > ttabel (-

2,486 > 2,473) dan signifikansi

kurang dari 5% (0,020 < 0,05)

Page 12: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE ...eprints.ums.ac.id/31963/9/Naskah Publikasi.pdfperiode penemuan diadopsinya Good Corporate Governance di Indonesia pada tahun 2006-2008. Hal ini

c. Variabel kepemilikan institusi tidak

mempunyai pengaruh terhadap

kinerja keuangan karena thitung <

ttabel (1,468 > 2,473) dan

signifikansi lebih dari 5% (0,154 >

0,05)

d. Variabel kepemilikan manajerial

mempunyai pengaruh terhadap

kinerja keuangan karena thitung >

ttabel (3,173 > 2,473) dan

signifikansi kurang dari 5% (0,004

< 0,05).

3. Hasil uji F diketahui Fhitung > Ftabel

(4,468 > 2,99), maka Ho ditolak,

Berarti secara bersama-sama variabel

ukuran dewan komisaris, komite audit,

kepemilikan institusi, kepemilikan

manajerial secara bersama-sama

terhadap kinerja (Y). Sehingga model

yang digunakan adalah fit.

4. Hasil analisis koefisien determinasi

diperoleh Adjusted R square (R2)

sebesar 0,316, hal ini menunjukkan

bahwa variasi dari laba dapat

dijelaskan oleh variabel kinerja

keuangan yang terdiri Ukuran Dewan

Komisaris, Komite Audit, Kepemilikan

Institusi, Kepemilikan Manajerial

sebesar 31,6%, sedangkan sisanya di

jelaskan 68,4% dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain diluar variabel yang

diteliti.

H. Keterbatasan Penelitian

1. Keterbatasan dalam penelitian ini

jumlah sampel yang digunakan hanya

12 bank syariah yang terdaftar di BEI,

mungkin jika jumlah sampel lebih

besar akan lebih memperkuat hasil

analisis data.

2. Dalam penilaian variabel good

corporate governance hanya

berdasarkan variabel ukuran dewan

komisaris, komite audit, kepemilikan

institusional dan kepemilikan

manajerial.

I. Saran

1. Bagi penelitian mendatang sebaiknya

menambah jumlah sampel yang diteliti

dan tidak hanya perusahaan perbankan

saja melainkan semua perusahaan yang

ada di BEI

2. Bagi penelitian yang akan datang

sebaiknya variabel yang diteliti tidak

hanya good corporate governance saja

melainkan meliputi beberapa variabel

yang mempengaruhi kinerja keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Andriyan dan Supatmi. 2010 tentang

“Pengaruh Mekanisme Corporate

Governance Terhadap Kinerja Keuangan

Bank Perkreditan Rakyat.

Dewayanto, 2010 tentang “Pengaruh

Mekanisme Good Corporate Governance

Terhadap Kinerja Perbankan Nasional

Page 13: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE ...eprints.ums.ac.id/31963/9/Naskah Publikasi.pdfperiode penemuan diadopsinya Good Corporate Governance di Indonesia pada tahun 2006-2008. Hal ini

Studi pada Perusahaan Perbankan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2006-2008.

Surya I dan Yustiavandana, I. 2006. Penerapan

Good Corporate Governance

(Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa

Demi Kelangsungan Usaha), Jakarta:

Kendana. Ed. 1.

Gunarsih, Tri. 2003. “Struktur Kepemilikan

Sebagai Salah Satu Mekanisme

Corporate Governance.” Kompak

Nomor 8.

Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Bisnis,

Bandung : Alfabeta.

Sulaiman dan Ana Handi. 2004. Pengaruh

Kinerja Keuangan Terhadap Return

Saham Pada Perusahaan Manufaktur di

Bursa Efek (BEJ). Journal Penelitian

dan Pengembangan Akuntansi (Juli),

Vol. 2, No.2.

Sukaredi, 2011. Pengaruh Corporate

Governance Terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan (Studi Pada Perusahaan

Yang Terdaftar di LQ45 Tahun 2005-

2009). Skripsi. Dipublikasikan.

Sam’ani. 2008. Pengaruh Good Corporate

Governance dan Leverage Terhadap

Kinerja Keuangan Pada Perbankan Yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

tahun 2004 – 2007. Tesis Magister

Manajemen Universitas Diponegoro.

Ali, Wakhid Sulistyo, 2002. Pengaruh

Mekanisme Corporate Governance

Terhadap Agency Cost pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Skripsi S. Tidak

Dipublikasikan.