PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE ...eprints.ums.ac.id/31963/9/Naskah Publikasi.pdfperiode penemuan...
Transcript of PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE ...eprints.ums.ac.id/31963/9/Naskah Publikasi.pdfperiode penemuan...
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh :
VIOLITA FRIDA ARUMSARI
NIM. B 100 100 076
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca naskah publikasi dengan judul:
”PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH”
Yang ditulis oleh :
Nama : Violita Frida Arumsari
NIM : B. 100 100 076
Pendandatangan berpendapat bahwa naskah publikasi tersebut telah memenuhi
syarat untuk diterima.
ABSTRAKSI
Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan
komisaris terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. 2) Untuk mengetahui pengaruh
komite audit terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. 3) Untuk mengetahui
pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. 4)
Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja keuangan
perbankan syariah.
Sampel yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan
perbankan syariah yang mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember 2010
sampai 31 Desember tahun 2013. Pemilihan sampel pada perusahaan perbankan syariah
yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis t diketahui variabel ukuran dewan komisari tidak
mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Variabel komite audit mempunyai
pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Variabel kepemilikan institusi tidak
mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Variabel kepemilikan manajerial
mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil uji F diketahui Fhitung > Ftabel
(4,468 > 2,99), maka Ho ditolak, Berarti secara bersama-sama variabel ukuran dewan
komisaris, komite audit, kepemilikan institusi, kepemilikan manajerial secara bersama-
sama terhadap kinerja (Y). Sehingga model yang digunakan adalah fit. Sedangkan hasil
analisis koefisien determinasi diperoleh Adjusted R square (R2) sebesar 0,316, hal ini
menunjukkan bahwa variasi dari laba dapat dijelaskan oleh variabel kinerja keuangan
yang terdiri Ukuran Dewan Komisaris, Komite Audit, Kepemilikan Institusi,
Kepemilikan Manajerial sebesar 31,6%, sedangkan sisanya di jelaskan 68,4%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel yang diteliti.
Kata Kunci : Ukuran Dewan Komisaris, Komite Audit, Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan Manajerial, Kinerja Keuangan.
A. Latar Belakang
Badan Usaha yang memiliki status
Badan Hukum, maka tentu lebih tepat jika
menggunakan istilah Korporat. Meski
demikian, tidak salah juga jika kita
memilih untuk tetap menggunakan istilah
perusahaan. Sebagai suatu Badan Usaha,
maka Korporat menjalankan aktifitas
usaha baik secara internal Korporat
maupun berhubungan dengan pihak-pihak
eksternal.
Aktifitas korporat ini dijalankan
dan dikendalikan oleh 3 unsur yang secara
UU/40 2008 disebut 3 Organ Perseroan
yaitu Rapat Umum Pemegang Saham,
Dewan Komisaris, dan Direksi. Aktifitas
ketiga Organ Perseroan inilah (dalam
menjalankan dan mengendalikan korporat)
yang dikenal dengan istilah Governance.
Meski pada awalnya terdapat kesimpang-
siuran padanan kata bahasa Indonesia
untuk istilah ini, namun sejak 2007,
Komite Nasional Kebijakan Governance
(KNKG) resmi menggunakan istilah “Tata
kelola” sebagai padanan kata resmi untuk
istilah Governance ini.
Dari uraian di atas, nampak bahwa
istilah Tatakelola ini memiliki perbedaan
yang mendasar dengan istilah
management, atau diindonesiakan menjadi
“manajemen”. Istilah manajemen
digunakan untuk menggambarkan aktifitas
Direksi dan jajarannya sebagai badan
eksekutif yang menjalankan operasi
korporat sehari-hari. Sementara istilah Tata
kelola lebih ditujukan pada aktifitas yang
menggambarkan tata hubungan antara
ketiga Organ Perseroan dan juga
belakangan oleh KNKG diarahkan juga
untuk menggambarkan tata hubungan
antara korporat selaku badan hukum
dengan para pemangku kepentingan, atau
yang lebih dikenal dengan istilah,
Stakeholders.
Dengan demikian, menjadi jelas
bagi kita, pengertian Corporate
Governance dapat dipahami sebagai
aktifitas Organ Perseroan dalam
menjalankan aktifitas Korporasi sebagai
badan hukum, baik secara intern maupun
dalam hubungannya dengan para
pemangku kepentingan yang berada di luar
korporat.
Sejak Asia dilanda krisis moneter
di paruh kedua 1997 yang kemudian di
Indonesia berkembang menjadi krisis
multidimensi, banyak pihak berkesimpulan
bahwa hal tersebut dapat terjadi karena
lemahnya Tata kelola Perusahaan (untuk
selanjutnya saya cenderung menggunakan
istilah “perusahaan” untuk maksud ini).
Bahkan dalam Penjelasan UU/19
2003 tentang BUMN, secara eksplisit hal
ini diakui oleh Pemerintah maupun DPR
yang mengesahkan undang-undang ini. Hal
ini menunjukkan bahwa praktek tatakelola
perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance) merupakan kebutuhan
absolute bagi perbaikan perekonomian
negara kita ini. Akan tetapi banyak pihak
hingga saat ini masih kesulitan untuk
memahami apa itu Good Corporate
Governance (GCG). Kedangkalan
pemahaman GCG berakibat pada
kekeliruan praktek GCG. Kekeliruan
praktek GCG berdampak pada penggunaan
istilah GCG sekedar jargon, bahkan
sampai kadar tertentu dapat merusak
reputasi perusahaan maupun individu
Pengelolanya, karena dianggap sebagai
bagian dari praktek kebohongan publik.
Penelitian Andriyan dan Supatmi,
2010 tentang “Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance Terhadap Kinerja
Keuangan Bank Perkreditan Rakyat. Hasil
penelitian menemukan bahwa mekansime
CG secara simultan berpengaruh terhadap
rasio NPL, KPMM, dan ROA. Secara
parsial, kepemilikan manajerial dan
proporsi outside directors menunjukkan
pengaruh negatif terhadap rasio NPL dan
ROA, sedangkan jumlah BOD
berpengaruh negatif terhadap rasio LDR.
Dewayanto, 2010 tentang
“Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance Terhadap Kinerja Perbankan
Nasional Studi pada Perusahaan Perbankan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2006-2008. Berdasarkan hasil
penelitian ini model regresi berganda yang
digunakan dalam penelitian ini cukup
layak, karena lolos dari empat pengujian
terhadap asumsi klasik, yaitu uji
multikolineritas, uji autokolerasi, uji
heterokedasitas dan uji normalitas.
Mekanisme Pemantauan Kepemilikan
menujukan hubungan yang tidak signifikan
terhadap kinerja perbankan artinya tidak
berpengaruh terhadap kinerja perbankan.
Mekanisme Pemantauan Pengendalian
Internal menujukan hubungan yang
negative signifikan terhadap kinerja
perbankan kecuali hanya satu ukuran
dewan direksi yang menujukan hubungan
yang positif namun tidak signifikan.
Mekanisme Pemantauan Regulator melalui
persyaratan cadangan atau Rasio
Kecukupan Modal (CAR) menunjukan
hubungan yang positif signifikan terhadap
kinerja perbankan.dengan variabel kontrol
ukuran bank yang diproksikan oleh total
assets. Mekanisme Pemantauan
Pengungkapan melalui auditor eksternal
(BIG 4) menunjukan hubungan yang
positif signifikan terhadap kinerja
perbankan. Mekanisme Pemantauan Tata
Kelola Yang Baik masih menjadi masalah
dalam rangka meningkatkan tujuan yang
ingin dicapai oleh shareholders,
stakeholders juga tujuan perusahaan pada
periode penemuan diadopsinya Good
Corporate Governance di Indonesia pada
tahun 2006-2008. Hal ini dibuktikan dari
tingkat pengaruhnya antara tata kelola
perusahaan dengan kinerja perusahaan
masih dikatakan kecil yaitu 44,6%
B. Perumusan Masalah
1. Apakah ukuran dewan komisaris
berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perbankan syariah?
2. Apakah komite audit berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perbankan
syariah?
3. Apakah kepemilikan institusional
berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perbankan syariah?
4. Apakah kepemilikan manajerial
berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perbankan syariah?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran
dewan komisaris terhadap kinerja
keuangan perbankan syariah
2. Untuk mengetahui pengaruh komite
audit terhadap kinerja keuangan
perbankan syariah
3. Untuk mengetahui pengaruh
kepemilikan institusional terhadap
kinerja keuangan perbankan syariah
4. Untuk mengetahui pengaruh
kepemilikan manajerial terhadap
kinerja keuangan perbankan syariah
D. Corporate Governance
1. Pengertian Corporate Governance
Corporate Governance
menurut Komite Cadbury adalah
system yang mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan dengan
tujuan, agar mencapai keseimbangan
antara kekuatan kewenangan yang
diperlukan oleh perusahaan untuk
menjamin kelangsungan eksistensinya
dan pertanggungjawaban kepada
stakeholders. Hal ini berkaitan dengan
peraturan kewenangan pemilik,
direktur, manajer, pemegang saham,
dan sebagainya. Cadbury Commite
adalah seperangkat aturan yang
merumuskan hubungan antara para
pemegang saham, manajer, kreditor,
pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak
yang berkepentinagn lainnya baik
internal maupun eksternal sehubungan
dengan hak-hak dan tanggung jawab
mereka (Surya dan Ivan Yustiavandana
2006, h.24).
OECD mendefinisikan
Corporate Governance sebagai
sekumpulan hubungan antar pihak
manajemen perusahaan, board,
pemegang saham, dan pihak lain yang
mempunyai kepentinagan dengan
perusahaan. Corporate Governance
juga mensyaratkan adanya struktur
perangkat untuk mencapai tujuan dan
pengawasan atas kinerja. Corporate
Governance yang baik dapat
memberikan rangsangan bagi board
dan manajemen untuk mencapai tujuan
yang merupakan kepentingan
perusahaan dan pemegang saham harus
memfasilitasi pengawasan yang efektif
sehingga mendorong perusahaan
menggunakan sumber daya dengan
lebih efisien (Surya dan Ivan
Yustiavandana 2006, h.25).
Menurut Keputusan Menteri
Badan Usaha Milik Negara Nomor
KEP-117/M-MBU/2002, Corporate
Governance adalah suatu proses dari
struktur yang digunakan oleh organ
BUMN untuk meningkatkan
keberhasilan usaha dan akuntabilitas
perusahaan guna mewujudkan nilai
pemegang saham dalam jangka
panjang dengan tetap memerhatikan
kepentingan stakeholder lainnya,
berlandaskan peraturan perundangan
dan nilai-nilai etika. Adapun tujuan
akhir dengan pengambilan keputusan
yang efektif. Dibangun melalui kultur
organisaasi, nilai-nilai, system,
berbagai proses, kebijakan-kebijakan
dan struktur organisasi, yang bertujuan
untuk mencapai bisnis yang
menguntungkan, efisien, dan efektif
dalam mengelola risiko dan
bertanggung jawab dengan
memerhatikan kepentingan
stakeholders (Surya dan Ivan
Yustiavandana 2006, h.26).
2. Pengertian Kinerja Perusahaan
Perusahaan sebagai suatu
organisasi mempunyai tujuan tertentu
yang menunjukan apa yang ingin
dilakukan untuk memenuhi keinginan
anggotanya. Untuk menilai apakah
tujuan yang telah ditetapkan sudah
dicapai, tidaklah mudah dilakukan
karena menyangkut aspek-aspek
manajemen yang harus
dipertimbangkan. Salah satu cara untuk
mengetahui apakah suatu perusahaan
dalam menjalankan opersinya telah
sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan dan sesuai dengan
tujuannya adalah dengan mengetahui
dari kinerja perusahaan tersebut.
Apakah kinerjanya sudah menjalankan
tugasnya dengan baik dan sesuai
dengan peraturan perusahaan atau
belum (Perwirasari, 2009). Kinerja
adalah tingkat pencapaian hasil atas
pelaksanaan tugas tertentu, dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan
visi suatu organisasi. Kinerja
perusahaan adalah tingkat pencapaian
hasil dalam rangka mewujudkan tujuan
perusahaan. Pelaopran kinerja
merupakan refleksi kewajiban untuk
mempresentasikan dan melaporkan
kinerja semua aktivitas dan sumber
daya yang perlu
dipertanggungjawabkan. Kinerja
perusahaan dapat dilihat dari laporan
keuangan sering dijadikan dasar untuk
penilaian kinerja perusahaan. Salah
satu jenis laporan keuangan yang
mengukur keberhasilan operasi
perusahaan untuk suatu periode
tertentu adalah laporan laba rugi
(Simanjuntak 2005, h.1).
E. Analisis Data
1. Pengujian Regresi Berganda
Analisis ini digunakan untuk
menguji pengaruh variabel bebas
Ukuran Dewan Komisaris, Komite
Audit, Kepemilikan Institusi,
Kepemilikan Manajerial terhadap
variabel terikat yaitu Kinerja
Keuangan. Hasil pengujian regeresi
linier berganda dengan SPSS for
windows versi 17 didapatkan sebagai
berikut :
Y = 1,451 + 0,136X1 – 0,664X2 +
0,001X3 + 0,001X4 + e
Interprestasi sebagai berikut :
a = 1,451, adalah konstanta
yang artinya apabila ukuran dewan
komisaris, komite audit, kepemilikan
institusi, kepemilikan manajerial sama
dengan 0 (nol) maka kinerja keuangan
mengalami peningkatan sebesar 1,534
satuan.
Koefisien regresi variabel
ukuran dewan komisaris memiliki nilai
positif yaitu sebesar 0,136 satuan. Hal
ini berarti apabila terjadi kenaikan
ukuran dewan komisaris sebesar satu
satuan maka kinerja keuangan akan
mengalami peningkatan sebesar 0,136
satuan.
Koefisien regresi variabel
komite audit memiliki nilai negatif
yaitu sebesar -0,664 satuan. Hal ini
berarti apabila terjadi kenaikan komite
audit sebesar satu satuan maka kinerja
keuangan akan mengalami penurunan
sebesar -0,664 satuan.
Koefisien regresi variabel
kepemilikan institusi memiliki nilai
negatif yaitu sebesar 0,001 satuan. Hal
ini berarti apabila terjadi kenaikan
kepemilikan institusi sebesar satu
satuan maka kinerja keuangan akan
mengalami peningkatan sebesar 0,001
satuan.
Koefisien regresi variabel
kepemilikan manajerial memiliki nilai
negatif yaitu sebesar 0,001 satuan. Hal
ini berarti apabila terjadi kenaikan
kepemilikan manajerial sebesar satu
satuan maka kinerja keuangan akan
mengalami peningkatan sebesar 0,001
satuan.
2. Pengujian Asumsi Klasik
Model regresi dalam penelitian
ini dapat digunakan untuk estimasi
dengan signifikan dan representatif jika
model regresi tersebut tidak
menyimpang dari asumsi-asumsi dasar
klasik regresi berupa normalitas,
multikolinearitas, heteroskedastisitas
dan autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data yang
digunakan dalam penelitian ini
menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov. Hasil uji normalitas
diketahui bahwa nilai probabilitas
> 0,05, maka data dalam penelitian
ini bisa disimpulkan berdistribusi
normal karena nilai probabilitas
lebih besar dari (0,05).
b. Uji Multikolinearitas
Dalam penelitian ini uji
adanya multikolinearitas dilihat
berdasarkan Tolerance value dan
variance inflation factor (VIF).
Hasil uji multikolinearitas
diketahui bahwa tidak terjadi
masalah multikolinearitas dari
persamaan penelitian ini. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai Tolerance
Value lebih besar dari 0,1 dan nilai
VIF lebih kecil dari 10.
c. Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas
diketahui bahwa besarnya nilai
thitung untuk masing-masing variabel
ukuran dewan komisaris, komite
audit, kepemilikan institusi,
kepemilikan manajerial nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05
(). Dengan demikian dapat
disimpulkan dalam penelitian ini
bahwa tidak ditemukan masalah
heteroskedastisitas.
d. Autokorelasi
Berdasarkan pengujian yang
dilakukan, diketahui dengan
menggunakan derajat kesalahan (α)
=5%, dengan prediktor sebanyak 2
maka batas atas (U) adalah sebesar
1,54 sedang batas bawah (L) adalah
sebesar 1,735 Karena nilai DW
hasil regresi adalah sebesar 1,885
yang berarti lebih besar dari nilai
batas bawah, maka koefisien
autokorelasi lebih besar dari nol.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hasil regresi
tersebut terbebas dari masalah
autokorelasi. Dengan kata lain,
hipotesis yang menyatakan tidak
terdapat masalah autokorelasi dapat
diterima, sedangkan hipotesis nol
yang menyatakan terdapat
autokorelasi dapat ditolak.
F. Uji Hipotesis
1. Uji t
Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh yang signifikan
antara masing-masing variabel bebas
terhadap variabel tidak bebas.
Adapun perhitungannya adalah sebagai
berikut :
1) Uji pengaruh variabel Ukuran
Dewan Komisaris (X1) terhadap
kinerja (Y) adalah diketahui thitung <
ttabel (0,584 < 2,473) dan
signifikansi lebih dari 5% (0,564 <
0,05) maka variabel ukuran dewan
komisaris tidak mempunyai
pengaruh terhadap kinerja
keuangan.
2) Uji pengaruh variabel komite audit
(X2) terhadap kinerja (Y) diketahui
thitung > ttabel (-2,486 > 2,473) dan
signifikansi kurang dari 5% (0,020
< 0,05) maka variabel komite audit
mempunyai pengaruh negatif
terhadap kinerja keuangan.
3) Uji pengaruh variabel kepemilikan
institusi (X3) terhadap kinerja (Y)
diketahui thitung < ttabel (1,468 >
2,473) dan signifikansi lebih dari
5% (0,154 > 0,05) maka variabel
kepemilikan institusi tidak
mempunyai pengaruh terhadap
kinerja keuangan.
4) Uji pengaruh variabel kepemilikan
managerial (X4) terhadap kinerja
(Y) dikethaui thitung > ttabel (3,173 >
2,473) dan signifikansi kurang dari
5% (0,004 < 0,05) maka variabel
kepemilikan manajerial
mempunyai pengaruh terhadap
kinerja keuangan.
2. Uji F
Uji F digunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh dari
variabel independen secara bersama-
sama terhadap variabel dependen.
Diketahui Fhitung > Ftabel (4,468 > 2,99),
maka Ho ditolak, Berarti secara
bersama-sama variabel ukuran dewan
komisaris, komite audit, kepemilikan
institusi, kepemilikan manajerial secara
bersama-sama terhadap kinerja (Y).
Sehingga model yang digunakan
adalah fit.
3. Koefisien Determinasi (R2)
Metode ini digunakan untuk
mengetahui seberapa besar variasi Y
yang dapat dijelaskan oleh variasi X,
yaitu untuk mengetahui seberapa besar
varians ukuran dewan komisaris,
komite audit, kepemilikan institusi,
kepemilikan manajerial secara
bersama-sama terhadap kinerja
keuangan (Y).
Berdasarkan hasil analisis data
yang menggunakan bantuan komputer
program SPSS for windows maka
diperoleh Adjusted R square (R2)
sebesar 0,316, hal ini menunjukkan
bahwa variasi dari laba dapat
dijelaskan oleh variabel kinerja
keuangan yang terdiri Ukuran Dewan
Komisaris, Komite Audit, Kepemilikan
Institusi, Kepemilikan Manajerial
sebesar 31,6%, sedangkan sisanya di
jelaskan 68,4% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain diluar variabel yang
diteliti.
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Regresi Linear Berganda
Y = 1,451 + 0,136X1 – 0,664X2 +
0,001X3 + 0,001X4 + e
Interprestasinya sebagai berikut :
a = 1,451, adalah konstanta yang
artinya apabila ukuran dewan
komisaris, komite audit, kepemilikan
institusi, kepemilikan manajerial sama
dengan 0 (nol) maka kinerja keuangan
mengalami peningkatan sebesar 1,534
satuan.
Koefisien regresi variabel
ukuran dewan komisaris memiliki nilai
positif yaitu sebesar 0,136 satuan. Hal
ini berarti apabila terjadi kenaikan
ukuran dewan komisaris sebesar satu
satuan maka kinerja keuangan akan
mengalami peningkatan sebesar 0,136
satuan.
Koefisien regresi variabel
komite audit memiliki nilai negatif
yaitu sebesar -0,664 satuan. Hal ini
berarti apabila terjadi kenaikan komite
audit sebesar satu satuan maka kinerja
keuangan akan mengalami penurunan
sebesar -0,664 satuan.
Koefisien regresi variabel
kepemilikan institusi memiliki nilai
negatif yaitu sebesar 0,001 satuan. Hal
ini berarti apabila terjadi kenaikan
kepemilikan institusi sebesar satu
satuan maka kinerja keuangan akan
mengalami peningkatan sebesar 0,001
satuan.
Koefisien regresi variabel
kepemilikan manajerial memiliki nilai
negatif yaitu sebesar 0,001 satuan. Hal
ini berarti apabila terjadi kenaikan
kepemilikan manajerial sebesar satu
satuan maka kinerja keuangan akan
mengalami peningkatan sebesar 0,001
satuan.
2. Hasil analisis uji t diketahui :
a. Variabel ukuran dewan komisari
tidak mempunyai pengaruh
terhadap kinerja keuangan karena
thitung < ttabel (0,584 < 2,473) dan
signifikansi lebih dari 5% (0,564 <
0,05).
b. Variabel komite audit mempunyai
pengaruh negatif terhadap kinerja
keuangan karena thitung > ttabel (-
2,486 > 2,473) dan signifikansi
kurang dari 5% (0,020 < 0,05)
c. Variabel kepemilikan institusi tidak
mempunyai pengaruh terhadap
kinerja keuangan karena thitung <
ttabel (1,468 > 2,473) dan
signifikansi lebih dari 5% (0,154 >
0,05)
d. Variabel kepemilikan manajerial
mempunyai pengaruh terhadap
kinerja keuangan karena thitung >
ttabel (3,173 > 2,473) dan
signifikansi kurang dari 5% (0,004
< 0,05).
3. Hasil uji F diketahui Fhitung > Ftabel
(4,468 > 2,99), maka Ho ditolak,
Berarti secara bersama-sama variabel
ukuran dewan komisaris, komite audit,
kepemilikan institusi, kepemilikan
manajerial secara bersama-sama
terhadap kinerja (Y). Sehingga model
yang digunakan adalah fit.
4. Hasil analisis koefisien determinasi
diperoleh Adjusted R square (R2)
sebesar 0,316, hal ini menunjukkan
bahwa variasi dari laba dapat
dijelaskan oleh variabel kinerja
keuangan yang terdiri Ukuran Dewan
Komisaris, Komite Audit, Kepemilikan
Institusi, Kepemilikan Manajerial
sebesar 31,6%, sedangkan sisanya di
jelaskan 68,4% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain diluar variabel yang
diteliti.
H. Keterbatasan Penelitian
1. Keterbatasan dalam penelitian ini
jumlah sampel yang digunakan hanya
12 bank syariah yang terdaftar di BEI,
mungkin jika jumlah sampel lebih
besar akan lebih memperkuat hasil
analisis data.
2. Dalam penilaian variabel good
corporate governance hanya
berdasarkan variabel ukuran dewan
komisaris, komite audit, kepemilikan
institusional dan kepemilikan
manajerial.
I. Saran
1. Bagi penelitian mendatang sebaiknya
menambah jumlah sampel yang diteliti
dan tidak hanya perusahaan perbankan
saja melainkan semua perusahaan yang
ada di BEI
2. Bagi penelitian yang akan datang
sebaiknya variabel yang diteliti tidak
hanya good corporate governance saja
melainkan meliputi beberapa variabel
yang mempengaruhi kinerja keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyan dan Supatmi. 2010 tentang
“Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance Terhadap Kinerja Keuangan
Bank Perkreditan Rakyat.
Dewayanto, 2010 tentang “Pengaruh
Mekanisme Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Perbankan Nasional
Studi pada Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2006-2008.
Surya I dan Yustiavandana, I. 2006. Penerapan
Good Corporate Governance
(Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa
Demi Kelangsungan Usaha), Jakarta:
Kendana. Ed. 1.
Gunarsih, Tri. 2003. “Struktur Kepemilikan
Sebagai Salah Satu Mekanisme
Corporate Governance.” Kompak
Nomor 8.
Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Bisnis,
Bandung : Alfabeta.
Sulaiman dan Ana Handi. 2004. Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Return
Saham Pada Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek (BEJ). Journal Penelitian
dan Pengembangan Akuntansi (Juli),
Vol. 2, No.2.
Sukaredi, 2011. Pengaruh Corporate
Governance Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan (Studi Pada Perusahaan
Yang Terdaftar di LQ45 Tahun 2005-
2009). Skripsi. Dipublikasikan.
Sam’ani. 2008. Pengaruh Good Corporate
Governance dan Leverage Terhadap
Kinerja Keuangan Pada Perbankan Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2004 – 2007. Tesis Magister
Manajemen Universitas Diponegoro.
Ali, Wakhid Sulistyo, 2002. Pengaruh
Mekanisme Corporate Governance
Terhadap Agency Cost pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Skripsi S. Tidak
Dipublikasikan.