Penanggulangan Bencana

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam apapun bentuknya memang tidak diinginkan. Sayangnya kejadian pun terus saja ada. Berbagai usaha tidak jarang dianggap maksimal tetapi kenyataan sering tidak terelakkan. Masih untung bagi kita yang mengagungkan Tuhan sehingga segala kehendak-Nya bisa dimengerti, meski itu berarti derita. Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk yang paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dalam arti mudah difahami dan mudah diterima oleh mereka yang mengalami. Bayangkan saja harta yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, dipelihara bertahun- tahun lenyap seketika. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng pasifik, ada lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antar lempeng itu maka terbentuk daerah penunjaman memanjang di sebelah barat pulau Sumatra, sebelah selatan Pulau Jawa hingga Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara, sebelah utara Kepulauan Maluku dan sebelah utara Papua. Konsekuensi lain lain dari tumbukan itu maka terbentuk palung samudra, lipatan, punggungan dan patahan dari busur kepulauan, sebaran gunung api dan sebaran sumber gempa bumi. Gunung

Transcript of Penanggulangan Bencana

Page 1: Penanggulangan Bencana

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bencana alam apapun bentuknya memang tidak diinginkan. Sayangnya kejadian

pun terus saja ada. Berbagai usaha tidak jarang dianggap maksimal tetapi kenyataan

sering tidak terelakkan. Masih untung bagi kita yang mengagungkan Tuhan sehingga

segala kehendak-Nya bisa dimengerti, meski itu berarti derita.

Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan

termasuk yang paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda

dan manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dalam

arti mudah difahami dan mudah diterima oleh mereka yang mengalami. Bayangkan saja

harta yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, dipelihara bertahun-tahun lenyap seketika.

Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia,

lempeng pasifik, ada lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat

tumbukan antar lempeng itu maka terbentuk daerah penunjaman memanjang di sebelah

barat pulau Sumatra, sebelah selatan Pulau Jawa hingga Bali dan Kepulauan Nusa

Tenggara, sebelah utara Kepulauan Maluku dan sebelah utara Papua. Konsekuensi lain

lain dari tumbukan itu maka terbentuk palung samudra, lipatan, punggungan dan patahan

dari busur kepulauan, sebaran gunung api dan sebaran sumber gempa bumi. Gunung api

yang ada di Indonesia berjumlah 129. Angka itu 13% dari jumlah gunung api aktiv di

dunia. Dengan demikian Indonesia rawan dengan bencana letusan gunung api dan gempa

bumi. Di beberapa pantai, dengan bentuk pantai sedang hingga curam, jika terjadi gempa

bumi dengan sumber berada didasar laut atau samudra dapat menimbulkan gelombang

Tsunami.

Jenis tanah pelapukan yang sering dijumpai di Indonesia adalah hasil letusan

gunung api. Tanah ini memilki komposisi sebagian besar lempung dengan sedikit pasir

dan bersifat subur. Tanah pelapukan yang berada diatas batuan kedap air pada

perbukitan/punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal berpotensi

mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan dengan curah hujan berkuantitas tinggi.

Jika perbukitan tersebut tidak ada tanaman keras berakar kuat dan dalam, maka kawasan

tersebut rawan bencana tanah longsor.

Page 2: Penanggulangan Bencana

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah terjadinya tanah longsor ?

2. Bagaimanakah proses penanggulangan bencana tanah longsor ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui terjadinya tanah longsor ?

2. Untuk mnegetahui proses penanggulangan bencana tanah longsor ?

Page 3: Penanggulangan Bencana

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tanah Longsor

A. Pengertian

Tanah longsor merupakan proses penurunan muka tanah yg terjadi secara alamiah

karena konsolidasi pada lapisan tanah dangkal dan lapisan tanah lunak maupun karena

penurunan tekanan air tanah pada sistem aquifer di bawahnya akibat pengaruh

kegiatan manusia di atas permukaan tanah dan pengambilan air tanah.

Masalahnya jika

ada orang atau pemukiman di atas tanah yang longsor atau di bawah tanah yang jatuh

maka sangat berbahaya. Tidak hanya tanah saja yang longsor karena batu, pohon,

pasir, dan lain sebagainya bisa ikut longsor menghancurkan apa saja yang ada di

bawahnya.

Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang

terjadi karena pergerakan asa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti

jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor

disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor

pendorong adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi material sendiri,

sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material

tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang mempengaruhi

suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut

berpengaruh :

Erosi  yang disebabkan sungai - sungai atau gelombang laut yang menciptakan

lereng-lereng yang terlalu curam lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui

saturasi yang diakibatkan hujan lebat gempa bumi menyebabkan tekanan yang

mengakibatkan longsornya lereng-lereng yang lemah gunung berapi menciptakan

Page 4: Penanggulangan Bencana

simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu getaran dari

mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir berat yang

terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju.

B. Faktor Penyebab

1. Hujan

Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena meningkatnya

intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya

penguapan air di permukan tanah dalam jumlah besar. Hal ini mengakibatkan

munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah

permukaan.

Ketika hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan cepat

mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intesitas hujan yang tinggi biasanya

sering terjadi, sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat.

Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang

merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga

menimbulkan gerakan lateral. Bila ada pepohonan di permukaanya, tanah longsor

dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga akan

berfungsi mengikat tanah.

2. Lereng Terjal

Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal

terbentuknya karena pengikisan air sungai, mata air, air laut dan angin. Kebanyakan

sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan

bidang longsorannya mendatar.

3. Tanah yang kuramg [padat dan tebal

Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanh liat dengan ketebalan

lebih dari 2.5 m dan sudut lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini memilki potensi

untuk terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu tanah ini sangat

rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek terkena air dan pecah ketika

hawa terlau panas.

Page 5: Penanggulangan Bencana

4. Batuan yang kurang kuat

Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara

kerikil, pasir dan lempung umumnya kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah

menjadi tanah bila mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah

longsor bila terjadi pada lereng yang terjal.

5. Jenis tata lahan

Tanah longsor banayak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan dan

adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang

kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh

dengan air sehingga mudah menjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan

penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran

yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsor lama.

6. Getaran

Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempa bumi, ledaka, getaran mesin

dan getaran lalu lintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan

jalan, lantai dan dinding rumah menjadi retak.

7. Susut muka air danau atau bendungan

Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi

hilang, demgan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi lonsoran dan penuruna

tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.

8. Adanya beban tambahan

Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng dan kendaraan akan

memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama disekitar tikungan jalan

pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan dan retakan yang

arahnya kea rah lembah.

9. Pengikisan/erosi

Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai kea rah tebing, selain itu akibat

penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.

Page 6: Penanggulangan Bencana

10. Adanya material timbunan pada tebing

Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan

pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut

belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada dibawahnya. Sehingga

apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan

tanah.

11. Bekas longsoran lama

Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material

gunung api pada lereng yang relative terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan

kulit bumi.

12. Adanya bidang diskontuinitas

Bidang ini memiliki cirri:

• Bidang pelapisan batu

• Bidang kontak antara tanah penutup dan batuan besar

• Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat.

• Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan yang tidak

melewatkan air.

• Bidang kontak antara tanah yang ;lembek dengan tanah yang padat

• Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai

bidang luncuran tanah longsor.

13. Penggundulan hutan

Tanah longsor umum terjadi di daerah yang relative gundul dimana pengikat air tanah

sangat kurang.

14. Daerah pembuangan sampah

Penggunaan lapisan yang rendaha untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak

dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti

yang terjadi di TPA Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini menyebabkan 120 orang

meninggal.

15. Tambang batubara, terutama metoda penggalian keseluruhan (total extraction)

contohnya metoda longwall atau block caving. Tetapi kadang-kadang pada  sistem

Page 7: Penanggulangan Bencana

room and pillar  pada kedalaman yang dangkal memungkinkan terjadinya amblesan

dan geometri dari amblesan mencerminkan pola pola support yang ada. Adanya

spontaneous combustion pada lapisan batubara juga bisa menyebabkan timbulnya

amblesan. Amblesan sebagai akibat penambangan biasanya hanya terjadi pada skala

kecil (lokal) yaitu di daerah bekas tambang yang bersangkutan saja. Meskipun

demikian faktor geologi tetap mempunyai peranan yang penting.

16. Penambangan untuk endapan berlapis (stratiform), contohnya garam, bijih besi,

gipsum dll.

17. Pemompaan air tanah, uap geothermal dan minyak bumi yang berlebihan, akan

menaikkan efektifitas tekanan dan mengakibatkan kompaksi dan amblesan tanah.

18. Penambangan pada badan bijih yang mempunyai kemiringan yang sangat tajam

dan berbentuk pipa

19. Pengeringan pada endapan gambut atau lignite.

20. Akibat tektonik, biasanya peristiwa ini terjadi akibat turunnya bagian bawah dari

patahan atau sinklin. Umumnya terjadi sangat lambat walaupun pernah terjadi

amblesan sedalam 2 m dalam waktu yang singkat.

21. Pelarutan batuan di bawah tanah. Amblesan ini umumnya terjadi akibat proses

pelapukan kimia pada batu gamping, dolomite dan gipsum. Pelarutan ini merupakan

proses alamiah, tetapi akibat perubahan  hidrologi kemungkinan proses pelarutan akan

dipercepat sehingga menyebabkan amblesan.

C. Gejala Umum Tanah Longsor

Gejala-gejala umum yang biasanya timbul sebelum terjadinya bencana tanah longsor

adalah:

• Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.

• Biasanya terjadi setelah hujan.

• Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.

• Tebing rapuh dan krikil mulai berjatuhan

D. Peroses kejadiannya

Fenomena tanah longsor biasanya terjadi tiba-tiba, walaupun hanya dikenal di

tempat-tempat tertentu yang rawan ambles, fenomena ini telah terjadi di seluruh dunia.

Awalnya ditandai dengan bocornya pipa-pipa ledeng yang berkarat, itu menandakan

Page 8: Penanggulangan Bencana

tanah berpijak kita sedang ambles pertahan, dan suatu hari nanti wuuusss...! Bangunan-

bangunan diatasnya akan tersedot kedalamnya dan jalan-jalan akan hancur. Tapi ada

juga yang amblesnya bersifat alami bukan karena campur tangan manusia dan hasilnya

sangat indah dan menakjubkan

E. Wilayah Rawan Tanah Longsor

Setidaknya terdapat 918 lokasi rawan longsor di Indonesia. Setiap tahunnya kerugian

yang ditanggung akibat bencana longsor sekitar Rp.800 milyar, sedangkan jiwa

terancam sekitar 1 juta.

Daerah yang memiliki rawan longsor:

• Jawa Tengah 327 lokasi

• Jawa Barat 276 lokasi

• Sumatera Barat 100 lokasi

• Sumatera Utara 53 lokasi

• Yogyakarta 30 lokasi

• Kalimantan Barat 23 lokasi

• Sisanya tersebar di NTT, Riau, Kalimantan Timur, Bali dan Jawa Timur.

F. Tahapan Mitigasi Bencana Tanah Longsor

• Pemetaan

Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana alam geologi di suatu

wilayah, sebagai masukkan kepada masyarakat dan atau pemerintah kabupaten/kota

dan propinsi sebagai data dasar untuk melakukan pembangunan wilayah agar terhindar

dari bencana.

• Penyelidikan

Mempelajari penyebab dan dampak dari suatu bencana sehingga dapat digunakan

dalam perencanaan penanggulangan bencana dan rencana pengembangan wilayah.

• Pemeriksaan

Melakukan penyelidikian pada saat dan setelah terjadinya bencana, sehingga dapat

diketahui penyebab dan cara penanggulangannya.

• Pemantauan

Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis sevara ekonomi

dan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh pengguna dan masyarakat yang

bertempat tinggal di daerah tersebut.

Page 9: Penanggulangan Bencana

• Sosialisasi

Memberikan pemahaman kepada Pemerintah Propinsi/kabupaten/kota atau masyarakat

umum, tentang bencana alam tanah longsor dan akibat yang ditimbulkannya. Sosialisasi

dilakukan dengan berbagai cara antara lain, mengirim poster, booklet dan leaflet atau

dapat juga secara langsung kepada masyarakat dan aparat pemerintah.

• Pemeriksaan bencana longsor

Bertujuan mempelajari penyebab, proses terjadinya, kondisi bencana dan tata cara

penanggulangan bencana di suatu daerah yang terlanda bencana tanah longsor.

G. Tindakan Yang Bisa Dilakukan Selama dan Sesudah Tanah Longsor

1. Tanggapan Darurat

Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamat dan pertolongan

korban secepatnya supaya korban tidak bertambah. Ada beberapa hal yang harus di

perhatikan, antara lain:

• Kondisi Medan

• Kondisi bencana

• Peralatan

• Informasi bencana

2. Rehabilitas

Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi social, ekonomi dan

sarana transportasi. Selain itu di kaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik

pengendaliannya supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi

korban tanah longsor bila tanah longsor sulit dikendaliakn.

3. Rekonstruksi

Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi

pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor,

karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang di bangun pada jalur tanah longsor

hampir 100%.

H. Dampak/Akibat

1.   Retakan pada dinding batu yang disebabkan oleh tekanan dan tarikan.

2.   Mengubah bentuk bingkai pintu dan jendela, dan badan jalan.

3.   Bangunan-bangunan tinggi menjadi tidak seimbang atau miring, misalnya chimney,

tower transmisi.

Page 10: Penanggulangan Bencana

4.   Masuknya air ke area penambangan.

5.   Banjir pada daerah rendah atau menjadi rawa.

6.   Kerusakan pada jaringan pipa atau terjadinya aliran balik di dalam pipa.

7.   Retakan terbuka sampai ke permukaan tanah akan mengakibatkan rusaknya

konstruksi di atasnya.

8.   Perubahan pola aliran permukaan dan air tanah.

I. Upaya/Usaha Penanggulangan

Pengawasan yang melekat mengenai amblesan tanah

Perlunya tenaga teknik spesifik yang berkompeten dalam bidang tanah longsor

Pemanfaatan sediment sungai untuk mendapatkan nilai ekonomisnya

(pengurugan dsb)

Tata ruang kita belum mengakomodasi Potensi Sumberdaya Air menyeluruh.

Pengelolaan pesisir yang terkoordinasi baik antar instansi satu kabupaten

maupun antar kabupaten dengan memperhatikan factor hidrologi dan geologi.

Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia dalam bidang kebencanaan.

2.2. Manajemen Penanggulangan Bencana Tanah Longsor

Page 11: Penanggulangan Bencana

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Tim gabungan melanjutkan pencarian tujuh korban tanah longsor di Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, Kabupaten Jombang, yang hingga saat ini belum ditemukan.

"Kami sudah mulai pencarian lagi. Tim sudah mulai mencari dibantu dengan alat berat," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang Gunadi di Jombang, Rabu.

Ia mengatakan petugas pada pukul 18.00 WIB memang menghentikan pencarian setelah musibah yang terjadi pada Selasa (28/1). Hal itu, katanya, dilakukan karena hujan turun sangat deras.

Pihaknya juga mengantisipasi terdapat korban yang terhanyut di sungai, mengingat rumah korban berada di tepi sungai. Ia berharap, seluruh korban bisa ditemukan.

Bencana tanah longsor terjadi di Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang. Bencana itu terjadi setelah hujan deras pada Senin (27/1) malam.

Tebing tinggi di belakang rumah warga longsor, menimpa empat rumah warga. Saat itu, pemilik rumah sedang istirahat, sehingga mereka tertimpa tanah longsor. Musibah tanah longsor itu, mengubur 16 warga. Dua orang ditemukan selamat, tujuh orang ditemukan meninggal dunia, sedangkan sisanya masih belum ditemukan.

Warga setempat juga sudah memakamkan tujuh warga yang ditemukan meninggal dunia di tempat pemakaman umum desa setempat. Mereka dimakamkan berdampingan.

Gubernur Jatim Soekarwo juga sudah meninjau lokasi bencana. Gubernur juga memberikan bantuan sebesar Rp 50 juta yang diberikan kepada lima keluarga yang menjadi korban tanah longsor tersebut.

Dalam proses evakuasi warga tertimbun lainnya, dibantu tim BPBD, TNI, dan warga. Dua ekskavator diturunkan membantu memudahkan proses pencarian

republika.co.id

Tahapan Mitigasi Bencana Tanah Longsor

• Pemetaan

“Menurut surat yang dikirim PVMBG tetang pergerakan tanah yang terjadi di lokasi kejadian

bencana, wilayah tersebut merupakan daerah rawan tanah gerak dengan potensi menengah.

Oleh karenanya,di daerah yang rawan tanah gerak dengan potensi menengah

kemungkinannya dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan diatas normal”

• Penyelidikan

“Bencana itu terjadi setelah hujan deras pada Senin (27/1) malam.”

• Pemeriksaan

“Pergerakan tanah mulai terjadi di beberapa titik yang mengakibatkan tertimbunnya rumah

warga, Pada titik longsor terdapat sedikitnya lima rumah yang tertimbun material longsor,

Page 12: Penanggulangan Bencana

daerah bencana merupakan daerah perbukitan yang termasuk wilayah lereng gunung

Anjasmara dengan kemiringan lereng terjal” dengan begitu maka penanggulangannya dengan

menghimbau masyarakat saat hujan deras agar lebih waspada terhadap terjadinya longsor,

jika wilayah tinggalnya termasuk daerah lereng gunung.

• Pemantauan

Pemantaun dilakukan di daerah lereng gunung, apakah termasuk daerah strategis

kegiatan masyarakat, apakah termasuk banyak pemukiman warga, sehingga dapat

dikatahui tingkat bahaya jika terjadi bencana ulang, pemantaun ini dilakukan oleh

warga setempat, agar lebih waspada.

• Sosialisasi

Memberikan sosialisasi kepada warga setempat tentang bencana alam tanah longsor

dan akibat yang ditimbulkannya.

• Pemeriksaan bencana longsor

Bertujuan mempelajari penyebab, proses terjadinya, kondisi bencana dan tata cara

penanggulangan bencana di suatu daerah yang terlanda bencana tanah longsor.

Tindakan Yang Bisa Dilakukan Selama dan Sesudah Tanah Longsor

1. Tanggapan Darurat

Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamat dan pertolongan

korban secepatnya supaya korban tidak bertambah. Ada beberapa hal yang harus di

perhatikan, antara lain:

• Kondisi Medan : daerah bencana merupakan perbukitan dengan kemiringan lereng

terjal, daerah rawan tanah gerak dengan potensi menengah.

• Kondisi bencana : situasi cuaca hujan deras

• Peralatan : dalam proses evakuasi awal digunakan alat berat dari pemkab

• Informasi bencana : dihimbau kepada seluruh warga masyarakat yang berada di titik

rawan longsor untuk meningkatkan kewaspadaan guna mengurangi kerugian risiko

bencana

2. Rehabilitas

“Dinas kesehatan Kabupaten jombang telah menurunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) ke lokasi

bencana dan mendirikan Pos Kesehatan di lokasi pengungsian. PPK Regional Jawa Timur juga

telah mengirimkan bantuan MP-ASI sebanyak 100 dos dan 1 unit ambulans. Hingga saat ini

banjir belum surut namun permasalahan kesehatan masih dapat diatasi oleh jajaran

kesehatan setempat.”

Page 13: Penanggulangan Bencana

3. Rekonstruksi

Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi

pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor,

karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang di bangun pada jalur tanah longsor

hampir 100%.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan,

bahan rombakan, tanah atau material campuran tersebut, bergerak kebawah atau keluar

lereng. Proses terjadinya tanah longsor adalah aie yang meresap ke dalam tanah akan

menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang

berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan

diatasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempebg

Pasifik dan lempeng Australia yang bergerak salingmenumbuk. Konsekuensi dari

tumbukan itu maka terbentuk palung samudra, lipatan, punggungan dan patahan di busur

kepulauan, sebaran gunung api dan sebaran sumber gempa bumi.

3.2. Saran

Ada beberapa tindakanperlindungan dan perbaikan yang bias ditambah untuk tempat-

tempat hunian, antara lain:

• Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang biasa menyerap).

• Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pembangunan).

• Vegetasi kembali lereng-lereng.

• Beton-beton yang menahan tembok mungkin bias menstabilkan lokasi hunian.

Selain itu ada hal-hal yang harus diketahui untuk menghindari bencana tanah longsor

dalah:

• Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas didekat

pemukiman.

• Buatlah terasering(sengkedan) pada lereng yang terjal bila membangun pemukiman

• Segera menutup retakan tanah dan di padatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah

Page 14: Penanggulangan Bencana

melaui retakan

• Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal.

• Jangan menebang pohon di lereng.

• Jangan mendirikan pemukiman di tepi lereng yang terjal

• Jangan mendirikan bangunan di bawah tebing yang terjal

DAFTAR RUJUKAN

http://irwansyah-hukum.blogspot.com/2012/06/makalah-cara-penanggulangan-bencana.html/

http://asharvandsa.blogspot.com/2013/10/makalah-tentang-bencana-alam.html/

http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-timur/14/01/29/n0514q-proses-pencarian-

korbang-longsor-di-jombang-dilanjutkan/

http://penanggulangankrisis.depkes.go.id/longsor-di-kabupaten-jombang-provinsi-jawa-

timur/

http://bpbd.jatimprov.go.id/v1/index.php/informasi-bencana/228-kejadian-bencana-28-

januari-2014/