PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman...

41
i PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SUB MATERI POKOK INDONESIA ZAMAN HINDU-BUDDHA PADA SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah Oleh Siti Nurjanah 3101413050 JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman...

Page 1: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

i

PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SUB MATERI POKOK

INDONESIA ZAMAN HINDU-BUDDHA PADA SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI

PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah

Oleh

Siti Nurjanah

3101413050

JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Page 2: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul Simplifikasi Novel Sawise Langite Katon Biru Karya Yunani

S.W sebagai Alternatif Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) telah

disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Skripsi

pada hari : Rabu

tanggal : 3 Mei 2017

Semarang, 3 Mei 2017

Pembimbing I Pembimbing II

Yusro Edy Nugroho, S.S, M. Hum. Ucik Fuadhiyah, S. Pd, M. Pd.

NIP196512251994021001 NIP 198401062008122001

Page 3: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi yang berjudul Simplifikasi Novel Sawise Langite Katon Biru Karya Yunani

S.W sebagai Alternatif Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) telah

dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra

Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.

pada hari :

tanggal :

Panitia Ujian Skripsi

...............................................

(........................................)

Ketua

...............................................

(.......................................)

Sekretaris

Drs. Hardyanto, M.Pd.

(195811151988031002)

Penguji I

Yusro Edy Nugroho, S.S, M.Hum.

(196512251994021001)

Penguji II/Pembimbing I

Ucik Fuadhiyah, S. Pd, M.Pd.

(198401062008122001)

Penguji III/Pembimbing II

Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum

(196008031989011001)

Page 4: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi yang berjudul Simplifikasi

Novel Sawise Langite Katon Biru Karya Yunani S.W sebagai Alternatif Bahan

Ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) ini benar-benar hasil karya saya sendiri,

bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat

atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang,

Penulis

Nurul Amalia

NIM 2601412143

Page 5: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

� Sesungguhnya di dalam kesulitan selalu ada kemudahan

� Jangan pernah menyerah berjuang untuk orang-orang tersayang

Persembahan

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

� Bapak Hadi Sucipto, Ibu Suparti serta

Mas Nur Hidayat, mas Hendro

Sukmono Aji, mas Wasis Wiyanto,

mbak Ucik, mbak Nur Hidayanti, mbak

Risqa Ramadani, mbak Lucky Retno

Lestining yang selalu memberikan

kasih sayang, do'a, dan dukungan yang

tiada henti.

� Dosen pembimbing dan penguji yang

dengan sabar membimbing.

� Almamater tercinta

Page 6: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

vi

PRAKATA

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta

inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Simplifikasi Novel Sawise Langite Katon Biru Karya Yunani S.W sebagai

Alternatif Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Penulisan skripsi ini dapat selesai berkat bimbingan, dukungan, dan

bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis

menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu baik

secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada:

1. Bapak Yusro Edy Nugroho, S.S, M.Hum., dan Ibu Ucik Fuadhiyah, S.Pd.,

M.Pd., pembimbing yang telah sabar memberikan bimbingan, masukan,

pengarahan, dan perhatian kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Hardyanto, M. Pd., penguji skripsi yang telah memberikan

pengarahan kepada penulis.

3. Rektor Universitas Negeri Semarang dan Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan untuk

menyelesaikan skripsi ini.

4. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan izin untuk penyusunan skripsi

5. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Universitas Negeri Semarang yang

telah memberikan izin untuk penyusunan skripsi.

6. Seluruh dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa yang telah membekali ilmu

dan memberikan motivasi kepada penulis.

7. Bapak, ibu, mbak dan mas, serta keluarga besar yang selalu memberikan do'a

dan dukungan.

8. Ela Sulistyo yang selalu memberikan dukungan serta motivasi.

9. Sahabat seperjuangan yang memberikan semangat dan do'a.

Page 7: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

vii

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya bagi

semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis berharap agar

skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan dunia pendidikan

pada umumnya.

Semarang, 2017

Penulis

Page 8: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

viii

ABSTRAK

Amalia, Nurul. 2017. Simplifikasi Novel Sawise Langite Katon Biru Karya Yunani S.W sebagai Alternatif Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA). Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa. Fakultas Bahasa dan

Seni. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Yusro Edy Nugroho,

S.S, M.Hum., Pembimbing II Ucik Fuadhiyah, S.Pd, M. Pd.

Kata kunci: Simplifikasi Novel, Struktur Naratif, Bahan Ajar

Pembelajaran sastra pada mata pelajaran Bahasa Jawa di SMA belum

mencapai hasil yang optimal. Faktor yang mempengaruhi yaitu kurangnya

ketertarikan peserta didik untuk mempelajari karya sastra Jawa. Bahan ajar yang

kurang juga menjadi sebab peserta didik kurang tertarik memperlajari sastra Jawa.

Dalam pembelajaran Bahasa Jawa, karya sastra yang dapat dijadikan bahan ajar

untuk proses pembelajaran bahasa Jawa salah satunya adalah novel. Kompetensi

dalam pembelajaran adalah memahami petikan novel. Bahan ajar yang digunakan

di dalam kelas masih menggunakan novel utuh, dengan alokasi waktu yang

terbatas. Peserta didik juga masih sulit untuk memahami novel berbahasa Jawa.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur novel Sawise Langite Katon Biru karya Yunani S.W. dan mendeskripsikan hasil simplifikasi novel

Sawise Langite Katon Biru karya Yunani S.W sebagai bahan ajar memahami teks

sastra di Sekolah Menengah Atas.

Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif. Teori strukturalisme

Chatman digunakan sebagai alat dan langkah awal dalam memulai menganalisis

teks Sawise Langite Katon Biru. Metode yang digunakan adalah metode analisis

struktural. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca heuristik

dilanjutkan dengan teknik membaca hermeuneutik. Setelah membaca kegiatan

dilanjutkan dengan teknik catat yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang

ada di dalam novel dalam bentuk catatan. Analisis strukturalisme Chatman dalam novel Sawise Langite Katon Biru

mempunyai hasil struktur cerita, diantaranya yaitu: alur, tokoh, penokohan, dan

setting. Novel Sawise Langite Katon Biru mempunyai 53 satuan naratif. Satuan

naratif tersebut kemudian digabungkan menjadi 17 satuan naratif. Hasil tersebut

dijadikan dasar untuk menulis simplifikasi. Meskipun digabungkan namun dalam

proses ini tidak mengubah komposisi cerita di dalam novel Sawise Langite Katon Biru. Hasil simplifikasi berupa buku yang dijadikan alternatif bahan ajar SMA

untuk mencapai kompetensi dasar memahami petikan novel.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa teks novel Sawise Langite Katon Biru dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar memahami

petikan novel dalam proses pembelajaran Bahasa Jawa di SMA, karena di dalam

novel tersebut terdapat nilai nilai kehidupan, khususnya nilai religius.

Page 9: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

ix

SARI

Amalia, Nurul. 2017. Simplifikasi Novel Sawise Langite Katon Biru karya Yunani S.W sebagai alternatif Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA). Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa. Fakultas Bahasa dan

Seni. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Yusro Edy Nugroho,

S.S, M.Hum., Pembimbing II Ucik Fuadhiyah, S.Pd, M. Pd.

Tembung Wigati: Simplifikasi Novel, Struktur Naratif, Bahan Ajar

Piwulangan sastra ing mapel Basa Jawa ing SMA durung ngasilake asil kang mentes. Perkara kang njalari bab kasebut yaiku peserta didik kurang nduweni karep kanggo nyinaoni sastra Jawa. Bahan ajar kang kurang uga dadi sabab peserta didik sansaya kendho kekarepan sinaune. Ing piwulangan Basa Jawa, salah siji kasusastran kang bisa didadekake bahan ajar kang wigati yaiku novel. Kompetensi ing piwulangan yaiku mangerteni pethikan novel. Bahan ajar kang digunakake ing kelas isih awujud novel utuh, kanthi wektu kang winates. Peserta didik uga isih kangelan kanggo mangerteni novel bahasa Jawa. Panaliten iki nduweni ancas kanggo ngandharake struktur novel Sawise Langite Katon Biru karya Yunani S.W lan njlentrehake asil simplifikasi novel Sawise Langite Katon Biru karya Yunani S.W kanggo alternatif bahan ajar mangerteni sastra ing Sekolah Menengah Atas (SMA).

Panaliten iki migunakake pendekatan objektif. Teori strukturalisme Chatman digunakake minangka alat lan miwiti analisis teks novel Sawise Langit Katon Biru. Metode ing panaliten iki yaiku metode analisis struktural. Teknik kanggo ngumpulake dhata ing panaliten iki migunakake teknik maca heuristik lan hermeneutik. Sawise maca nganggo teknik mau banjur migunakake teknik catat kanggo ngumpulake dhata kang ana ing novel kang awujud cathetan.

Analisis strukturalisme Chatman ing novel Sawise Langit Katon Biru nduweni asil arupa struktur cerita, antarane yaiku: alur, tokoh, penokohan, lan setting. Novel Sawise Langit Katon Biru nduweni 53 satuan naratif. Satuan naratif mau banjur digabungake dadi 17 satuan naratif. Asil iku didadekake dhasar kanggo nulis simplifikasi. Sanajan digabungake nanging tetep ora ngowahi utawa ngurangi wosing carita novel Sawise Langit Katon Biru. Asil simplifikasi awujud buku kang didadekake alternatif bahan piwulangan ing SMA kanggo nggayuh kompetensi dhasar mangerteni pethikan novel.

Adhedhasar asil panaliten, pratikel kang bisa diandharake novel Sawise Langit Katon Biru bisa dinggo minangka alternatif bahan ajar mangerteni teks sastra ing proses piwulangan basa Jawa tumrap siswa SMA amarga ana pitutur kang adiluhung.

Page 10: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iii

PERNYATAAN .................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................ v

PRAKATA............................................................................................................ vi

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

SARI ...................................................................................................................... ix

DAFTAR ISI.......................................................................................................... x

DAFTAR BAGAN............................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

LAMPIRAN ........................................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................... 6

1.3 Batasan Masalah.......................................................................................... 6

1.4 Rumusan Masalah ....................................................................................... 7

1.5 Tujuan Penelitian......................................................................................... 7

1.6 Manfaat Penelitian....................................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ................................. 8

2.1 Kajian Pustaka............................................................................................. 8

2.2 Landasan Teori .......................................................................................... 12

2.2.1 Struktur Naratif ......................................................................................... 12

2.2.2 Simplifikasi ............................................................................................... 18

2.2.3 Novel ..........................................................Error! Bookmark not defined.

2.2.4 Bahan Ajar................................................................................................. 20

2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 20

3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................... 20

Page 11: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

xi

3.2 Sasaran Penelitian ..................................................................................... 20

3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 21

3.4 Instrumen Penelitian.................................................................................. 21

3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................. 23

3.6 Pemaparan Hasil Analisis Data ................................................................. 24

BAB IV SIMPLIFIKASI NOVEL “SAWISE LANGITE KATON BIRU”

KARYA YUNANI S.W BERDASARKAN STRUKTUR NARATIF

SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA ......................... 25

4.1 Urutan Struktur Naratif ............................................................................. 26

4.1.1 Urutan Tekstual ......................................................................................... 26

4.1.2 Urutan Logis.............................................................................................. 26

4.1.3 Urutan Kronologis..................................................................................... 26

4.2 Peristiwa .................................................................................................... 38

4.2.1 Tindakan.................................................................................................... 38

4.2.2 Kejadian .................................................................................................... 50

4.3 Wujud ........................................................................................................ 56

4.3.1 Tokoh dan Penokohan ............................................................................... 56

4.3.2 Latar atau Setting....................................................................................... 68

4.3.2.1 Latar Tempat ............................................................................................. 68

4.3.2.2 Latar Waktu............................................................................................... 76

4.4 Proses Simplifikasi .................................................................................... 77

4.4.1 Simplifikasi Urutan Kronologis ................................................................ 78

4.4.1.1 Tindakan.................................................................................................... 81

4.4.1.2 Kejadian .................................................................................................... 82

4.4.2 Simplifikasi Tokoh.................................................................................... 82

4.4.3 Simplifikasi Latar/Setting.......................................................................... 83

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 85

5.1 Simpulan .................................................................................................... 85

5.2 Saran........................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

xii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Bagan dari Sekuen ............................................................................... 15

Bagan 2.2 Bagan Kerangka Berpikir .................................................................... 22

Page 13: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kartu Data 1 .......................................................................................... 21

Tabel 3.2 Kartu Data 2 .......................................................................................... 22

Tabel 3.3 Kartu Data 3 .......................................................................................... 22

Tabel 3.4 Kartu Data 4 .......................................................................................... 23

Tabel 3.5 Kartu Data 5 .......................................................................................... 23

Tabel 4.1 Tokoh Protagonis dan Antagonis .......................................................... 68

Tabel 4.2 Simplifikasi Urutan Kronologis ............................................................ 78

Tabel 4.3 Hasil Simplifikasi .................................................................................. 80

Tabel 4.4 Tindakan dalam Sekuen ........................................................................ 81

Tabel 4.5 Kejadian dalam Sekuen ......................................................................... 82

Tabel 4.6 Simplifikasi Tokoh ................................................................................ 82

Tabel 4.7 Simplifikasi Latar .................................................................................. 83

Page 14: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

xiv

LAMPIRAN

Lampiran 1 Draft ................................................................................................... 90

Lampiran 2 Hasil Simplifikasi Novel Sawise Langit Katon Biru karya Yunani

S.W. .................................................................................................... 97

Page 15: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran bahasa Jawa di SMA secara umum masih belum mencapai

hasil yang optimal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu kurangnya

ketertarikan peserta didik untuk mempelajari karya sastra bahasa Jawa dan bahan

ajar yang digunakan dalam pembelajaran kurang menarik perhatian dan minat

peserta didik. Bahan ajar yang digunakan cenderung apa adanya tanpa modifikasi

sehingga kurang menarik minat peserta didik. Meskipun pembelajaran tidak selalu

bergantung kepada pendidik namun bahan ajar merupakan faktor pendukung

dalam pembelajaran.

Bahan ajar merupakan komponen penting dalam proses penunjang

pembelajaran. Hakikatnya bahan ajar merupakan informasi yang berupa alat dan

teks yang diperlukan pendidik dalam proses pembelajaran. Pemilihan bahan ajar

harus tetap mempertimbangkan tingkat perkembangan peserta didik sehingga

peserta didik akan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Bahan ajar yang

baik untuk pembelajaran sastra memiliki nilai pendidikan dan nilai moral agar

dapat membantu membentuk karakter dari peserta didik yang tentunya sesuai juga

dengan kurikulum pendidikan. Semakin terpenuhinya bahan ajar yang sesuai

dengan materi kurikulum serta kreatif, makin mempermudah pendidik dalam

menyampaikan materi untuk peserta didik. Demikian pula peserta didik, mereka

akan mudah dalam menyerap maupun memahami materi pembelajaran. Bahan

Page 16: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

2

ajar yang baik yaitu bahan ajar yang tujuan dan isinya dapat dipahami dengan

mudah oleh peserta didik sehingga peserta didik mendapat pendidikan dengan

maksimal dan kompet ensi dasar dapat tercapai. Dalam pembelajaran sastra, karya

sastra dapat dijadikan bahan ajar untuk proses pembelajaran.

Karya sastra sangat memungkinkan dijadikan sebagai bahan ajar, karena

dengan membaca karya sastra diharapkan mengubah pola pikir dan sikap peserta

didik serta dapat menumbuhkan sikap apresiasi terhadap karya sastra. Selain itu,

karya sastra juga dapat membantu dalam pembentukan karakter peserta didik

ketika peserta didik dapat melihat dan menangkap pesan yang tersirat dalam karya

sastra yang dibacanya serta terdapat nilai-nilai yang ada di dalam karya sastra itu

sendiri. Karya sastra mempunyai nilai-nilai moral yang baik untuk membantu

pembentukan karakter peserta didik. Karya sastra merupakan ungkapan pribadi

manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan

dalam bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan imajinasi melalui

bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. Karya sastra sangat bermanfaat bagi

kehidupan, karena karya sastra dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang

kebenaran-kebenaran hidup, walaupun dilukiskan dalam bentuk fiksi. Peserta

didik diajak untuk memahami apa saja yang ada dalam karya sastra baik unsur-

unsur yang ada didalam karya sastra itu sendiri maupun konflik-konflik sosial

yang umum terjadi di masyarakat.

Karya sastra menunjukan suatu keistimewaan yang imajinatif yang

dituangkan dalam bentuk tulisan dan lisan. Karya sastra yang berbentuk tulisan

merupakan hasil proses kreatif pencipta atau pengarang yang dituangkan lewat

Page 17: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

3

idenya menjadi sebuah karya sastra tulis, sedangkan pada bentuk lisan merupakan

karya kolektif yang tidak diketahui pengarangnya. Karya sastra berfungsi sebagai

karya estetik atau keindahan yang bertujuan untuk memberikan karya yang indah

kepada pembaca ataupun publik. Novel adalah salah satu bentuk karya sastra tulis

yang di dalamnya terdapat estetik atau keindahan yang memberikan karya yang

indah kepada pembaca ataupun publik. Novel sebagai sebuah karya fiksi prosa

yang tertulis dan naratif biasanya berbentuk cerita.

Sebagai salah satu karya sastra, novel sangat memungkinkan untuk

dijadikan bahan ajar untuk peserta didik tingkat SMA dalam kompetensi dasar

memahami petikan novel, karena di dalam novel terdapat banyak nilai-nilai yang

bisa diteladani oleh peserta didik. Penggunaan kata yang sangat banyak dan juga

membingungkan sering membuat siswa kurang tertarik atau berminat membaca

novel karena banyaknya halaman untuk dibaca. Selain itu, selama ini peserta didik

masih bingung oleh maksud dari penulis ketika membaca sebuah karya sastra

khususnya novel, karena sastra menggunakan bahasa yang imajinatif sehingga

ketika membaca novel sacara utuh peserta didik merasa kesulitan untuk

memahami maksud dari novel yan mereka baca. Hal ini mengakibatkan peserta

didik cepat jenuh saat membaca dan memahami hasil karya sastra yaitu novel.

Untuk membaca sebuah novel yang dijadikan bahan ajar tentu menghabiskan

banyak waktu, padahal waktu pembelajaran yang diberikan dua jam pelajaran.

Waktu sesingkat itu tidak cukup bagi mereka untuk membaca sebuah karya sastra,

khususnya novel. Jika novel dijadikan bahan ajar dalam mata pelajaran bahasa

Jawa dalam Kompetensi Dasar memahami petikan novel maka perlu dilakukan

Page 18: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

4

simplifikasi novel agar mudah dipahami serta menarik perhatian dari peserta

didik.

Yunani S.W. merupakan penulis yang terhitung produktif. Hal ini terlihat

dari jumlah karya-karyanya yang menghasilkan judul karya sastra yang terhitung

banyak. Beliau juga anggota dalam Organisasi Pengarang Sastra Jawa. Beliau

menulis sejak tahun 1970an. Karya-karya yang beliau hasilkan berjenis cerita

bersambung, cerita pendek, geguritan. Beberapa karya beliau memasukkan unsur

agama, sehingga hal ini baik untuk pembentukan moral pembaca. Salah satu hasil

karya sastra Yunani S.W adalah novel Sawise Langite Katon Biru .

Novel Sawise Langite Katon Biru dijadikan sebagai bahan kajian, karena

isi cerita yang kental dengan polemik kehidupan masyarakat Jawa sehingga novel

ini disimplifikasikan menjadi teks baru sebagai bahan ajar dalam pelajaran Bahasa

Jawa. Novel ini merupakan salah satu cerita bersambung yang diterbitkan majalah

Jaya Baya tahun 1978. Pada saat bedah buku di Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa

Unnes pada tanggal 15 Juni 2013, menjelaskan bahwa cerita Sawise Langite

Katon Biru sebenarnya adalah cerita bersambung di majalah Jaya Baya yang

menjadi salah satu cerbung yang terpilih untuk dibukukan karena banyaknya

permintaan. Selain itu, banyaknya nilai-nilai atau pesan-pesan yang terdapat pada

novel ini yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan yang biasa terjadi

dalam keseharian masyarakat khususnya masyarakat Jawa terlebih karena

kejadian yang terdapat dalam novel sangat mungkin terjadi dalam kehidupan

nyata membuat Cerbung ini pantas untuk dibukukan. Pembaca diharapkan dapat

Page 19: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

5

mengambil pesan yang terdapat dalam novel Sawise Langite Katon Biru karya

Yunani S.W.

Novel Sawise Langit Katon Biru karya Yunani S.W mengangkat konflik

sosial yang masih kental di masyarakat Jawa yaitu kasih sayang seorang kakak

kepada adiknya yang buta. Pada novel ini tidak mengisahkan tentang kasih sayang

seorang kakak kepada adiknya saja, namun juga diceritakan konflik-konflik sosial

lainnya. Konflik yang digambarkan dalam novel Sawise Langite Katon Biru yaitu

tentang kasih sayang dan pengorbanan yang dilakukan oleh Endah untuk adiknya

Retno yang buta. Tokoh Retno sebagai tokoh utama digambarkan sebagai

perempuan yang buta karena mengalami kecelakaan. Tokoh Endah dalam novel

ini digambarkan sebagai sosok kakak yang sangat menyayangi adiknya, dia rela

melakukan apapun untuk adiknya. Endah mencari pasangan hidup seorang dokter

mata, agar bisa membantu operasi adiknya Retno. Calon suami Endah bernama

Hendratmo, dia adalah dokter mata. Retno dan Hendratmo menjalin hubungan di

belakang Endah. Suatu hari Endah mengetahui hubungan Retno dan Hendratmo,

hatinya hancur dan tidak mengira adik dan suaminya bisa melakukan hal itu

terhadapnya. Retno kembali ke kota Batu dan bertemu dengan pastur Robertus.

Retno mengatakan ia ingin menjadi seorang biarawati meskipun keluarganya

menentang Retno tetap menjadi seorang biarawati.

Berdasarkan latar belakang di atas maka topik dirasa masih relevan dan

penting untuk dikaji.

Page 20: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

6

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah. Permasalahan yang terjadi adalah sebagai berikut :

1.) Pembelajaran sastra Jawa di sekolah khususnya tingkat SMA kurang menarik.

2.) Metode pembelajaran sastra Jawa yang diterapkan oleh pendidik cenderung

membosankan.

3.) Peserta didik kurang antusias terhadap pembelajaran bahasa Jawa yang dalam

hal ini lebih difokuskan pada pembelajaran sastra.

4.) Bahan ajar sastra khusus novel terlalu berat untuk peserta didik tingkat SMA.

5.) Alokasi waktu pembelajaran bahasa Jawa di kelas tidak mencukupi jika

digunakan untuk membaca novel utuh sehingga bahan ajar perlu untuk

disederhanakan.

6.) Peserta didik tingkat SMA masih kesulitan dalam memahami novel berbahasa

Jawa.

1.3 Batasan Masalah

Berdasar pada identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini perlu

dibatasi pada bahan ajar dalam pembelajaran memahami karya sastra (novel) di

tingkat SMA. Bahan ajar dalam pembelajaran memahami novel ini disimplifikasi

untuk memudahkan peserta didik dalam memahami novel.

Page 21: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

7

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, arah penelitian ini akan memfokuskan pada

permasalahan bagaimana simplifikasi novel Sawise Langite Katon Biru karya

Yunani S.W menjadi bahan ajar, permasalahan tersebut adalah

1) Bagaimana struktur novel Sawise Langite Katon Biru karya Yunani S.W?

2) Bagaimana hasil simplifikasi novel Sawise Langite Katon Biru karya Yunani

S.W sebagai alternatif bahan ajar memahami petikan novel di Sekolah

Menengah Atas?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, tujuan dalam

penelitian ini adalah :

1) Mendeskripsikan struktur novel Sawise Langite Katon Biru karya Yunani

S.W.

2) Mendeskripsikan hasil simplifikasi novel Sawise Langit Katon Biru karya

Yunani S.W sebagai alternatif bahan ajar memahami petikan novel di Sekolah

Menengah Atas.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini di bagi menjadi dua yaitu :

1) Manfaat Teoretis

Novel Sawise Langit Katon Biru karya Yunani S.W. dianalisis

menggunakan teori struktur naratif Seymour Chatman yang dapat digunakan

Page 22: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

8

untuk menyederhanakan atau mensimplifikasikan menjadi cerita dengan versi

baru tanpa mengubah struktur untuk dijadikan alternatif bahan ajar memahami

petikan novel.

2) Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar bagi guru

bahasa Jawa dalam memilih novel untuk pembelajaran sastra Jawa dalam

Kompetensi Dasar memahami petikan novel di Sekolah Menengah Atas.

Page 23: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Pustaka yang mendasari penelitian ini yaitu hasil-hasil penelitian terdahulu

yang memiliki relevansi dengan penelitian ini. Penelitian yang berkaitan dengan

penelitian ini dilakukan oleh Isdayati (2002), Septitantizahro (2013) , Noviana

(2013), Angesti (2015), dan Fuadhiyah (2013).

Isdayati (2002) melalui penelitiannya yang berjudul Struktur Novel Dawet

Ayu Karya Widi Widayat, mengemukakan bahwa pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif dengan menggunakan teori

strukturalisme A.J. Greimas untuk menganalisis teks Dawet Ayu. Hasil analisis

digunakan sebagai dasar untuk menganalisis struktur naratif. Strukturalisme A.J

Greimas memiliki konstruksi dasar yaitu subjek-subjek, pengirim-penerima,

pembantu-penentang, dan diuraikan dengan model fungsional.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Isdayati dengan penelitian ini

terletak pada menganalisis novel menggunakan teori struktur naratif. Perbedaan

penelitian Isdayati dengan penelitian ini terletak pada teori struktur naratif yang

digunakan. Jika penelitian Isdayati menyederhanakan novel dengan menggunakan

teori strukturalisme A.J. Greimas dengan menggunakan objek Novel Dawet Ayu,

sedangkan penelitian ini menggunakan teori struktur naratif Chatman dengan

menggunakan objek Novel Sawise Langit Katon Biru. Perbedaan yang lain, yaitu

Page 24: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

9

Isdayati hanya menganalisis strukturnya saja tanpa menyimplifikasi atau

menyederhanakan novel tersebut untuk bahan ajar.

Penelitian Septitantizahro (2014) yang berjudul Simplifikasi Novel

Kunarpa Tan Bisa Kandha karya Suparto Brata sebagai Bahan Ajar Membaca

Teks Sastra di SMP menguraikan bahwa simplifikasi novel Kunarpa Tan Bisa

Kandha tidak mengubah komposisi cerita di dalam novel tersebut. Hasil analisis

novel Kunarpa Tan Bisa Kandha ini terdiri atas 23 sekuen inti. Simplifikasi novel

Kunarpa Tan Bisa Kandha karya Suparto Brata didasarkan pada unit-unit naratif.

Di dalam unit-unit naratif diketahui tujuhbelas nilai-nilai pendidikan karakter

yang dikembangkan dalam sekuen baru hasil simplifikasi sebagai kerangka dalam

membuat cerita yang lebih sederhana.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Septitantizahro dengan

penelitian ini terletak pada upaya menyederhanakan novel serta teori yang

digunakan yaitu teori Seymor Chatman. Perbedaan penelitian Septitantizahro

dengan penelitian ini terletak pada jenjang kelas yang berbeda serta objek yang

diteliti juga berbeda. Jika penelitian Septitantizahro menyederhanakan untuk

jenjang SMP dengan Kompetensi Dasar Membaca Teks Sastra dan menggunakan

objek Novel Kunarpa Tan Bisa Kandha, sedangkan penelitian ini untuk jenjang

SMA dengan Kompetensi Dasar Memahami Petikan Novel dan menggunakan

objek Sawise Langit Katon Biru.

Noviana (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Simplifikasi Novel

Timbreng Karya Satim Kadarjono sebagai Bahan Ajar Membaca bacaan Teks

Sastra di Sekolah Menengah Pertama, mengemukakan bahwa dianalisis

Page 25: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

10

menggunakan teori strukturalisme A.J Greimas. Simplifikasi novel Timbreng

menjadi bahan ajar membaca bacaan sastra pad siswa SMP dilakukan dengan cara

menggunakan struktur aktan pokok menjadi cerita dengan memperhatikan alur

cerita, aktan pertama dan prinsip penyusunan bahan ajar. Pengembangan cerita

disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan pendidikan karakter yang dimunculkan.

Penelitian novel Timbreng karya Satim Kadarjono diharapkan dapat dijadikan

alternatif bahan ajar membaca teks sastra dalam pembelajaran Bahasa Jawa di

Sekolah Menengah Pertama Kelas VII.

Persamaan penelitian yang dilakukan Noviana dengan penelitian ini

terletak pada upaya penyederhanaan novel untuk bahan ajar. Penelitian Noviana

dan penelitian ini juga sama-sama menggunakan simplifikasi novel untuk

meningkatkan hasil belajar. Perbedaan penelitian Noviana dengan penelitian ini

terletak pada upaya mengatasi permasalahan pada pembelajaran teks sastra. Jika

penelitian yang dilakukan Noviana untuk jenjang SMP dengan Kompetensi Dasar

Membaca teks Sastra, sedangkan penelitian ini untuk jenjang SMA dengan

Kompetensi Dasar Memahami Petikan Novel. Perbedaan lain penelitian yang

dilakukan oleh Noviana dengan penelitian ini adalah teori yang digunakan, pada

penelitian Noviana menggunakan teori strukturalisme A.J Greimas sedangkan

penelitian ini mengggunakan teori struktur naratif Seymour Chatman.

Angesti (2015), dalam skripsinya yang berjudul Simplifikasi Struktur

Naratif dalam Novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara Serta

Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Menengah Atas

mengemukakan bahwa di dalam novel Kumandhanging Katresnan karya Any

Page 26: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

11

Asmara terdapat 23 sekuen inti. Selain itu, diketahui pula peristiwa dan wujud

dalam novel tersebut. Simplifikasi novel Kumandhanging Katresnan karya Any

Asmara memiliki 13 sekuen gabungan hasil turunan dari 23 sekuen inti. Hasil

simplifikasi novel Kumandhanging Katresnan mempunyai relevansi dengan

pembelajaran bahasa Jawa di SMA, yaitu dapat membantu guru dan siswa

memahami isi dari novel tersebut dengan efektif. Penelitian “Simplifikasi

Struktur Naratif dalam Novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara

Serta Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Menengah

Atas menggunakan teori Seymour Chatman.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah upaya

penyederhanaan novel dengan menggunakan teori Seymour Chatman. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian Angesti terletak pada objek yang dikaji.

Fuadhiyah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Struktural

Naskah Drama Berbahasa Jawa ‘Sadhumuk Bathuk Sanyari Bumi’ Karya Arih

Numboro, mengemukakan bahwa penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

unsur-unsur drama Sadhumuk Bathuk Sanyari Bumi berdasarkan teori struktural.

Hasil dari penilitian yang dilakukan adalah memperkuat eksistensi dan

mendekatkan drama Jawa kepada generasi muda, teori struktural dapat menjadi

alternatif untuk menganalisis unsur yang ada di dalam naskah drama, serta

mengetahui unsur struktural dalam nasakah drama Sadhumuk Bathuk Sanyari

Bumi yang meliputi: tema, dialog, latar dan setting, tokoh, penokohan, alur, dan

amanat.

Page 27: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

12

Persamaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah upaya untuk

menganalisis berdasarkan pada struktur dari sebuah karya. Perbedaan penelitian

ini dengan penelitian Fuadhiyah terletak pada objek yang dikaji.

2.2 Landasan Teori

Teori-teori yang mendasari penelitian pengembangan ini, meliputi: 1)

Novel; 2) Simplifikasi; 3) Bahan Ajar.

2.2.1 Novel

Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang

berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui

berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang

yang bersifat imajinatif. Novel mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan

sesuatu secara lebih rinci, lebih detil, dan lebih banyak melibatkan berbagai unsur

cerita yang membangun novel.

Menurut Widayat (dalam Mulyana 2008:216), ditemukan berbagai kasus

dalam hubungannya dengan kemorosotan moral yang terjadi pada usia Sekolah

Menengah Atas yakni menyangkut narkoba, pergaulan bebas, tawuran antar

sekolah, dan sebagainya. Pembelajaran prosa Jawa Modern, yang dalam penelitian

ini novel sangat relevan dengan berbagai konteks sosial yang terjadi.

Ciri-ciri novel adalah jumlah kata lebih dari 35.000 buah, jumlah waktu

rata-rata yang dipergunakan buat membaca novel yang paling pendek diperlukan

waktu minimal 2 jam atau 120 menit, jumlah halaman novel minimal 100

halaman, novel bergantung pada pelaku dan mungkin lebih dari satu pelaku, novel

Page 28: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

13

menyajikan lebih dari satu impresi, efek dan emosi, skala novel luas, seleksi pada

novel lebih luas, kelajuan pada novel kurang cepat, unsur-unsur kepadatan dan

intensitas dalam novel kurang diutamakan (Sugihastuti 2011:40). Sehingga

membaca sebuah novel, untuk sebagian besar orang hanya dapat menikmati cerita

yang disuguhkan. Novel yang panjang baru dapat diselesaikan setelah berkali-kali

baca, dan setiap kali baca hanya selesai beberapa episode, akan memaksa kita

untuk selalu mengingat kembali cerita yang sebelumnya. Melalui ciri-ciri novel

yang disebutkan terbukti bahwa novel adalah bacaan yang panjang yang kurang

efektif digunakan sebagai bahan ajar di SMA karena jumlah halaman yang banyak

dan menggunakan bahasa yang imajinatif sehingga untuk ukuran peserta didik

sulit untuk memahami maksud dari novel dan terlalu panjang ketika membaca

novel sacara utuh. Hal ini mengakibatkan peserta didik cepat jenuh saat membaca

dan memahami hasil karya sastra yaitu novel, sedangkan peserta didik dituntut

untuk memahami petikan novel. Masalah tersebut yang membuat penulis ingin

mengugah minat peserta didik dengan cara simplifikasi novel.

Simplifikasi ini memudahkan siswa untuk memahami isi dan nilai yang

terkandung dalam novel yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Melalui

simplifikasi novel, dengan kemasan dan bentuknya yang sederhana dan singkat

memunculkan kemenarikan dan motivasi siswa untuk membacanya sehingga

pembelajaran dapat tercapai. Untuk memudahkan proses simplifikasi yang

dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teori struktural naratif yang

mengubah novel menjadi teks sastra baru dengan cerita bernuansa baru tanpa

mengubah komposisi cerita didalamnya. Struktur naratif hanya diambil bagian

Page 29: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

14

yang penting saja (sekuen) yang dapat dijadikan acuan untuk membuat teks sastra

baru sedangkan tokoh, penokohan, latar dan lain-lain hanya menjadi pendukung

dalam simplifikasi novel menjadi teks sastra.

2.2.1.1 Struktur Naratif

Struktur berarti bentuk keseluruhan yang kompleks, dimana setiap objek

dan peristiwa adalah pasti sebuah struktur yang terdiri dari berbagai unsur, yang

setiap unsurnya saling berkaitan satu dengan yang lainnya (Siswantoro 2010:13).

Strukturalisme dianggap sebagai salah satu pendekatan kesusastraan yang

dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya, hubungan timbal

balik, saling menentukan, saling mempengaruhi, yang secara bersama

membangun kesatuan yang utuh. Inti dari strukturalis lebih diartikan sebagai

susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan bagian membentuk menjadi

komponen dan bersama membentuk suatu kebulatan yang indah.

Strukturalisme adalah aliran dalam studi sastra yang bertumpu pada teks

sebagai bidang kajiannya. Menurut pandangan strukturalis teks naratif dapat

dibedakan ke dalam unsur cerita (story, content) dan wacana (discourse,

expression). Chatman (dalam Nurgiyantoro 1998:26), cerita merupakan isi dari

ekspresi naratif, sedangkan wacana merupakan bentuk dari sesuatu yang

diekspresikan. Cerita terdiri dari peristiwa (event) wujud keberadaannya atau

eksistensinya (existents). Peristiwa itu sendiri berupa tindakan, aksi (actions) dan

kejadian (happenings).

Menurut Nurgiyantoro (1998:37), menganalisis sebuah karya sastra dapat

dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan

Page 30: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

15

hubungan antara unsur intrinsik fiksi yang bersangkutan. Teeuw (1988:135)

menyatakan, tujuan dari analisis struktural adalah untuk membongkar dan

memaparkan secermat, seteliti, semendetil, dan mendalam mungkin keterkaitan

dan terjalin aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna yang

menyeluruh.

Penelitian struktural dipandang objektif karena hanya berdasarkan sastra

itu sendiri. Dengan tanpa campur tangan unsur lain, karya sastra tersebut akan

dilihat sebagaimana cipta estetis. Misalnya ide, tema, plot, latar, watak, tokoh,

gaya bahasa dan sebagainya yang terjalin rapi. Jalinan antar unsur tersebut akan

membentuk makna yang utuh pada sebuah teks.

Menurut Chatman (dalam Ratna, 2004:257) karya sastra dipahami sebagai

sekuen yaitu rangkaian kejadian. Suatu teks naratif terdiri atas sejumlah rangkain

cerita atau sekuen-sekuen. Sekuen dapat berupa satu kalimat atau rangkaian

kalimat yang bermakna. Setiap sekuen dapat terdiri dari beberapa sekuen yang

lebih kecil lagi.

Bagan 2.1 Bagan dari Sekuen

Bagan di atas menunjukan bahwa S1 merupakan peristiwa awal,

sedangkan S2-S3-S4-dst merupakan peristiwa-peristiwa selanjutnya dan saling

berhubungan. S1 menunjukan bahwa peristiwa awal menyebabkan terjadinya

peristiwa-peristiwa berikutnya.

S1 S2 S3 S4 dst

Page 31: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

16

Chatman (Sukadaryanto, 2010: 22) membedakan peristiwa menjadi dua,

yaitu kernel dan satelit.Kernel merupakan peristiwa utama yang menentukan

perkembangan plot.Kernel merupakan momen naratif yang menaikkan inti

permasalahan pada arah seperti yang dimaksudkan oleh peristiwa.Kernel tidak

dapat dihilangkan karena dapat merusak logika cerita (Nurgiyantoro

1998:121).Satelit adalah peristiwa pelengkap yang ditampilkan untuk

menunjukkan eksistensi kernel.Satelit tidak mempunyai fungsi menentukan arah

perkembangan dan struktur cerita.Satelit dapat dihilangkan karena tidak merusak

logika cerita, namun dapat mengurangi keindahan cerita. sedangkan satellite tidak

membuka tindakan yang lain, fungsi satellite adalah mengisi kerangka yang

disediakan oleh kernel (Ratna 2004:257). Setelah diketahui istilah sekuen, kernel,

dan satelit, maka diurutkan pada urutan tekstual, logis, dan kronologisnya.

Dapat dikatakan bahwa analisis naratif sebagai alat untuk menguraikan

struktur cerita melalui unit-unit cerita (sekuen) dalam peristiwa-peristiwa naratif

mayor (kernel) sampai peristiwa-peristiwa naratif minor (satelite) dalam teks

cerita dan untuk menentukan unsur-unsur pembentuk dalam sebuah karya sastra.

2.2.1.1.1 Tokoh dan Penokohan

Abrams (Nurgiyantoro,1998: 165) menyebutkan bahwa tokoh merupakan

orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca

ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang

diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Menurut

Aminudin (2013: 79) bahwa tokoh yang terdapat dalam suatu cerita memiliki

peran yang berbeda-beda.Seorang tokoh yang memiliki peran penting dalam suatu

Page 32: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

17

cerita disebut dengan tokoh inti atau tokoh utama. Tokoh yang mempunyai peran

untuk melengkapi atau mendukung tokoh utama disebut dengan tokoh tambahan

atau tokoh pembantu. Berdasarkan peran suatu tokoh dalam cerita, dibedakan

menjadi tokoh protagonis dan antagonis.

Tokoh dan penokohan merupakan unsur yang penting dalam sebuah karya

naratif. Istilah tokoh dan penokohan mempunyai makna yang berbeda.Tokoh

merujuk pada pelaku cerita, sedangkan penokohan merupakan penempatan watak

tertentu pada tokoh tertentu dalam suatu cerita.

2.2.1.1.2 Latar

Setting atau latar adalah tempat atau waktu terjadinya cerita. Suatu cerita

hakikatnya tidak lain ialah lukisan peristiwa atau kejadian yang menimpa atau

dilakukan oleh satu atau beberapa orang tokoh pada suatu waktu di suatu tempat.

Kegunaan latar atau setting dalam cerita biasanya bukan hanya sekedar sebagai

petunjuk kapan dan dimana cerita itu terjadi, melainkan juga sebagai tempat

pengambilan nilai-nilai yang ingin diungkapkan pengarang melalui ceritanya

tersebut.

2.2.1.1.3 Tema

Tema seing disebut juga dasar cerita, yakni permasalahan yang

mendominasi suatu karya sastra. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita,

untuk menentukan tema dapat dilakukan dengan cara berikut:

1) Melihat persoalan yang paling menonjol dalam cerita, bisa juga dengan

persoalan yang dihadapi tokoh utama.

Page 33: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

18

2) Melihat persoalan yang paling banyak menimbulkan konflik atau

menimbulkan peristiwa-peristiwa

3) Menghitung waktu penceritaan, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk

menceritakan peristiwa atau tokoh dalam cerita sehubungan dengan persoalan

yang dihadapi.

2.2.1.1.4 Amanat

Nurgiyantoro (1998: 320) mengatakan amanat/moral merupakan sesuatu

yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembacanya, merupakan makna

yang terkandung dalam sebuah karya, makna yang disarankan lewat cerita.

Amanat sebuah cerita merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang

kepada pembacanya. Amanat dapat disampaikan secara tersurat dan tersirat.

Secara tersurat, amanat dituliskan di akhir cerita. Secara tersirat, amanat tidak

dituliskan secara langsung, tetapi disampaikan melalui unsur-unsur cerita

sehingga pembaca dapat menyimpulkan sendiri amanat yang terkandung dalam

cerita.

2.2.2 Simplifikasi

Simplifikasi dalam wikipedia mempunyai arti sederhana. Simplifikasi

berarti penyederhanaan yang dilakukan untuk mempermudah dalam mempelajari

sesuatu. Penyederhanaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

penyederhanaan novel dari yang bentuknya tebal menjadi teks sastra yang lebih

singkat. Ciri-ciri novel adalah jumlah kata lebih dari 35.000 buah, jumlah waktu

rata-rata yang dipergunakan buat membaca novel yang paling pendek diperlukan

waktu minimal 2 jam atau 120 menit, jumlah halaman novel minimal 100

Page 34: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

19

halaman, novel bergantung pada pelaku dan mungkin lebih dari satu pelaku, novel

menyajikan lebih dari satu impresi, efek dan emosi, skala novel luas, seleksi pada

novel lebih luas, kelajuan pada novel kurang cepat, unsur-unsur kepadatan dan

intensitas dalam novel kurang diutamakan (Sugihastuti 2011:40). Ciri-ciri novel di

atas apabila bahan ajar yang digunakan dalam Kompetensi Dasar memahami

petikan novel menggunakan novel utuh dengan alokasi waktu yang kurang

mencukupi cenderung memberatkan peserta didik. Sehingga novel perlu

disimplifikasi agar lebih memudahkan peserta didik.

Teori struktural naratif yang mengubah novel menjadi teks sastra baru

dengan cerita bernuansa baru tanpa mengubah komposisi cerita didalamnya

digunakan untk menyederhanakan. Dalam struktur naratif hanya diambil bagian

yang penting saja (sekuen) yang dapat dijadikan acuan sedangkan tokoh,

penokohan, latar dan lain-lain hanya menjadi pendukung dalam simplifikasi novel

menjadi teks sastra.

Langkah-langkah dalam menyimplifikasi novel “Sawise Langit Katon

Biru” karya Yunani S.W. :

1. Menyusun novel ke dalam bentuk unit naratif yaitu dengan mencari sekuen,

kernel, satellite

2. Menyusun tokoh, penokohan, latar, dan setting

3. Mendeskripsikan tokoh, penokohan, latar, dan setting

4. Mensimplifikasikan novel “Sawise Langit Katon Biru” menjadi teks baru

untuk alternatif bahan ajar

Page 35: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

20

2.2.3 Bahan Ajar

Bahan ajar adalah sarana atau alat yang terdiri atas pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka

mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan (Pranowo 2014:239). Bahan

ajar merupakan penunjang dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga pendidik

harus tepat dalam memilih bahan ajar agar dapat membantu peserta didik

mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran. Bahan ajar bukan hanya sesuatu

yang berbentuk tulisan, namun juga bisa berupa benda asli, benda buatan,

aktivitas buku, brosur dan sebagainya. Di dalam bahan ajar terdapat materi ajar

yang dapat dipelajari dan dipahami oleh peserta didik untuk dapat mencapai

kompetensi. Bahan ajar yang baik berisi materi ajar yang menggugah motivasi dan

minat belajar peserta didik. Bahan ajar dan materi ajar saling terkait satu sama lain.

keduanya saling melengkapi.

Menurut Sudjana (2010:67), bahan ajar adalah isi yang diberikan kepada

siswa pada saat proses belajar mengajar.

Bahan ajar adalah segala bahan atau materi pembelajaran yang disusun

secara sistematis yang digunakan oleh guru dan peserta didik dalam pembelajaran

(Pannen 2005:6).

Menurut Widodo & Jasmadi (dalam Lestari, 2013:1), bahan ajar adalah

seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran,

metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang di desain secara sistematis

dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang di harapkan yaitu mencapai

kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya.

Page 36: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

21

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah segala

bahan atau materi pembelajaran yang disusun sesuai kompetensi yang akan dicapai

untuk digunakan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Dari

pengertian mengenai bahan ajar yang sudah dipaparkan, Simplifikasi novel Sawise

Langit Katon Biru karya Yunani S.W diharapkan memenuhi tujuan bahan ajar di

SMA dalam memahami petikan novel.

Page 37: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

22

2.3 Kerangka Berpikir

permasalahan

Bahan ajar

Proses simplifikasi

1. Membaca novel Sawise Langit

Katon Biru untuk menemukan unit-

unit naratif dengan teknik heuristik.

Dilanjutkan dengan membaca ulang

novel untuk memahami cerita dan

struktur naratifnya.

2. Menyusun novel ke dalam bentuk

unit naratif yaitu dengan mencari

sekuen, kernel, satellite.

3. Menyusun tokoh, penokohan, latar,

dan setting.

4. Mendeskripsikan tokoh,

penokohan, latar, dan setting.

5. Menyimplifikasikan novel “Sawise Langit Katon Biru” menjadi teks baru untuk alternatif bahan ajar.

1. Pembelajaran sastra pada mata

pelajaran Bahasa Jawa di

sekolah, khusunya tingkat SMA

kurang menarik.

2. Metode pembelajaran yang

diterapkan oleh pendidik

cenderung membosankan.

3. Peserta didik kurang antusias

terhadap pembelajaran bahasa

Jawa, khususnya pembelajaran

sastra.

4. Bahan ajar sastra khusus novel

terlalu berat untuk peserta

didik, jika berupa novel utuh.

5. Alokasi waktu pembelajaran

tidak mencukupi jika digunakan

untuk membaca novel utuh.

6. Kesulitan peserta didik

memahami novel berbahasa

Jawa.

Kompetensi Dasar : Memahami

Petikan Novel

Novel utuh “Sawise Langit Katon Biru

Novel “Sawise Langit

Katon Biru”

disimplifikasi

Bagan 2.2 Bagan Kerangka Berpikir

Page 38: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

85

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Hasil analisis novel Sawise Langite Katon Biru karya Yunani S.W dengan

menggunakan teori Chatman dapat disimpulkan sebagai berikut

1) Berdasarkan hasil analisis novel Sawise Langite Katon Biru karya Yunani

S.W. menggunakan teori Chatman dapat diketahui unit-unit naratif yang ada

di dalam novel yaitu uraian secara struktural dalam novel Sawise Langit

Katon Biru terdapat 53 sekuen inti. Berdasarkan struktur cerita dapat

diketahui urutan kronologis serta diketahui peristiwa (event) dan wujud

(existant) dalam novel Sawise Langit Katon Biru. Peristiwa berupa tindakan,

aksi (actions) dan kejadian (happenings). Wujud berupa tokoh (characters)

dan latar (setting). Dengan demikian hasil analisis struktur ini bertujuan untuk

memaparkan secara cermat struktur yang terdapat dalam novel yang saling

terkait. Hal ini yang memudahkan dalam melakukan proses penyederhanaan

novel Sawise Langit Katon Biru karya Yunani S.W. menjadi teks yang lebih

singkat tanpa mengubah cerita untuk alternatif bahan ajar di Sekolah

Menengah Atas (SMA).

2) Hasil simplifikasi dari novel Sawise Langite Katon Biru karya Yunani S.W.

berupa buku, dari novel yang telah disederhanakan. Dari yang bentuknya

tebal menjadi teks sastra yang lebih singkat. Dalam analisis struktural novel

Sawise Langite Katon Biru terdapat 53 satuan naratif. Kemudian dari 53

Page 39: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

86

satuan naratif disederhanakan menjadi 17 satuan naratif, satuan naratif yang

hampir sama digabungkan menjadi satu satuan naratif karena peristiwa yang

hampir sama. Satuan naratif gabungan ini diketahui setelah mengetahui

urutan kronologis, dari 17 sekuen gabungan inilah yang dijadikan dasar untuk

melakukan proses simplifikasi atau penyederhanaan. Meskipun melalui

proses simplifikasi namun dalam proses penyederhanaan ini tidak mengubah

cerita di dalam novel Sawise Langite Kato Biru. Hasil dari proses uji coba

untuk membaca simplifikasi novel dengan jumlah 17 halaman memerlukan

waktu 30 menit sehingga diharapkan simplifikasi novel ini dapat menjadi

alternatif bahan ajar untuk mempermudah dalam mempelajari atau

memahami novel untuk mencapai kempetensi dasar memahami petikan novel.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat disampaikan adalah hasil

simplifikasi yang berupa buku dapat digunakan untuk alternatif bahan ajar di

SMA dalam kompetensi dasar memahami petikan novel, sebab di dalam novel

tersebut terdapat nilai nilai kehidupan, khususnya nilai religius.

Page 40: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

87

DAFTAR PUSTAKA

Angesti. 2015. Simplifikasi Struktur Naratif dalam Novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara Serta Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Menengah Atas. Tesis: UNS

Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarata:

Publishing Service

. 2003. Metodologi Penelitian Sastra (Epistemologi, Model,

Teori, dan Aplikasi). Yogyakarta: Medpress

Fuadhiyah, Ucik. 2013. Analisis Struktural Naskah Drama Berbahasa Jawa ‘Sadumuk Bathuk Sanyari Bumi’ Karya Arih Numboro. Unnnes: Lingua

Isdiyati. 2002. Struktur Novel Dawt Ayu Karya Widi. Skripsi: Unnes

Jabrohim. 2012. Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta:

Akademia Permata.

Muzir, Inyiak Ridwan. 2012. Hermeneutika Filosofis Hans-George Gadamer.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Mulyana. 2008. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Daerah. Yogyakarta : Tiara

Wacana

Nurgiyantoro, Burhan. 1994. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Noviana, Erna. 2013. Simplifikasi Novel Timbreng Karya Satim Kadarjono sebagai Bahan Ajar Membaca bacaan Teks Sastra di Sekolah Menengah Pertama. Unnes: Jurnal Piwulang Jawi

Pannen, P. 2005. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: PAU-PPAI.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2011. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Pranowo. 2014. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Rafiek, M. 2013. Pengkajian Sastra. Bandung: Refika Aditama

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 41: PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam pembelajaran sejarah sub materi pokok indonesia

88

Septitantizahro, Raras. 2014. Simplifikasi Novel Kunarpa Tan Bisa Kandha karya Suparto Brata sebagai Bahan Ajar Membaca bacaan Teks Sastra di Sekolah Menengah Pertama. Skripsi: Unnes

Siswantoro. 2010. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar

Baru Algensindo

Sugihastuti. 2011. Teori Apresiasi Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sukadaryanto. 2010. Sastra Perbandingan (Teori, Metode, dan Implementasi).Semarang: Griya Jawi

. 1998. Struktur Naratif. Semarang: Lingua Artistika Jurnal Bahasa

dan Seni

. 1996. Naratif dalam Sastra. Semarang: Lingua Artistika Jurnal

Bahasa dan Seni

Syuropati, Mohammad A, Agustina Soebachman. 7 Teori Sastra Kontemporer dan 17 Tokohnya. Yogyakarta : IN AzNa Books.

Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta : Pustaka

Pelajar

Wahyuni, Yunani S. 2013. Sawise Langite Katon Biru. Yogyakarta: Azzagrafika