PEMBINAAN NILAI KARAKTER MELALUI KEGIATAN … · 2016-10-09 · sekolah, lebih disiplin, mentaati...
Transcript of PEMBINAAN NILAI KARAKTER MELALUI KEGIATAN … · 2016-10-09 · sekolah, lebih disiplin, mentaati...
PEMBINAAN NILAI KARAKTER MELALUI
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TEATER DI SMK
NUSANTARA TANGERANG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Harmellawati
NIM 109018200022
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013
i
ABSTRAK
Pembinaan Nilai Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Teater di SMK
Nusantara
Penelitian dengan judul “Pembinaan Nilai Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Teater di SMK Nusantara Tangerang”. Skripsi program studi Manajemen Pendidikan,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai karakter pada kegiatan
ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara. Penelitian ini dilaksanakan di SMK
Nusantara Tangerang pada bulan April sampai bulan Agustus 2013. Metode
penelitian yang digunakan adalah kualitatif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk
menggambarkan suatu kegiatan atau keadaan tertentu yang terlebih dahulu
menganalisis data-data dan kejadiannya dalam bentuk tulisan. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.
Untuk wawancara sebanyak 9 responden dan semua aspek yang berkaitan dengan
pembinaan nilai karakter kegiatan ekstrakurikuler teater yang menjadi bahan
dokumentasi peneliti. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa pembinaan nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler teater
di SMK Nusantara Tangerang cukup berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari
hasil wawancara yang mengatakan bahwa dilakukannya latihan rutin pada hari Sabtu
dan dibentukknya nilai karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater, yaitu religius,
jujur, kreatif, disiplin, percaya diri, mandiri, tanggung jawab dan kebersamaan.
Kata Kunci: Nilai Karakter, Ekstrakurikuler Teater
Harmellawati (MP)
ii
ABSTRACT
Development of Character Values through Theatre Extracurricular Activities at
SMK Nusantara
Research by title "Development of Character value through Theater
Extracurricular Activities at SMK Nusantara".This Thesis is course of education
management, Faculty of Tarbiyah and Teaching Islamic State of University Jakarta.
This Research aims to determine the value of the character in theater extracurricular
activities at SMK Nusantara. This research was conducted in SMK Nusantara (April
to August 2013). The method used is qualitative, which is a method that aims to
describe a particular activity or situation to first analyze the data and its occurrence in
writing.The Sampling was done by using the technique of interview, observation and
documentation. Interview as many as 12 respondents and all aspects relating to the
development of character values Theatre extracurricular activities was become a
object researcher. Based on the research that has been done can be concluded that
Development of charactervalue throughTheater extracurricular activities at SMK
Nusantarahas gone well.It can be seen from the results of the interview which say that
doing regular exercise on Saturday and develop character values in theater
extracurricular activities is religious, honest, creative, discipline, self-confidence,
independence, responsibility and togetherness.
Keyword : Character Value, Theaterextracurricular
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Bismillahirrahmanirrahim, segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan
nikmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebagai syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana pada jurusan Manajemen Pendidikan.
Dalam hal ini penulis mengangkat judul yaitu “PEMBINAAN NILAI
KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TEATER DI
SMK NUSANTARA TANGERANG”
Terima kasih dan syukur penulis ucapkan atas segala dukungan dan motivasi
yang telah diberikan kepada penulis dari berbagai pihak sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dukungan dan motivasi dari
berbagai pihak sangat membantu penulis dalam melalui hambatan selama proses
penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’I, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd, selaku Kepala Program Studi Manajemen
Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak Drs. Mu’arif SAM, M. Pd, selaku Dosen MP yang telah meluangkan
waktu dalam berkonsultasi dan memberikan banyak masukan selama saya kuliah.
4. Pembimbing I Bapak Prof. Dr. Armai Arief, MA, dan Pembimbing II Ibu Rosida
Erowati, M. Hum, yang dengan penuh kesabaran dan kasih sayang memberikan
waktu luang untuk memberikan bimbingan, arahan, nasihat dan ilmu untuk
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga
iv
Bapak dan Ibu senantiasa diberikan nikmat dan selalu menjadi suri tauladan bagi
kami.
5. Penguji I Drs. Masyuri, AM, M.Pd dan Penguji II Dindin Nurwanudin, M.Pd,
yang telah bersedia menguji dan memberikan nilai yang terbaik bagi penulis
dalam sidang munaqosah.
6. Seluruh Dosen beserta jajaran staf karyawan Program Studi Manajemen
Pendidikan yang telah memberikan saya begitu banyak ilmu pengetahuan selama
saya kuliah.
7. Bapak Drs. Hudlori Ma’arif, M.Pd, selaku Kepala SMK Nusantara yang telah
memberikan izin untuk penelitian di SMK Nusantara.
8. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
mengizinkan saya mencari sumber referensi dalam mengerjakan skripsi.
9. Orang tua dan keluargaku khususnya Ibunda tercinta Sri Suryati dan Ayah
tercinta Abdul Kohar yang telah banyak memberikan dukungan moril dan materil
dan tak henti-henti memanjatkan do’a kepada-Nya untuk puteri tersayang. Juga
teruntuk kakakku Desse Harviyanti dan adikku Reva Harseptiani yang tak henti
memberikan memotivasi hingga skripsi ini terselesaikan.
10. Faris Bimantara, yang tak hentinya memotivasi, memberikan nasihat, saran,
kritik, memberikan kasih dan sayang serta menghibur dikala penulis merasa jenuh
sampai skripsi ini selesai.
11. Keluarga Besar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Syahid UIN Jakarta,
teman-teman Forum UKM UIN Jakarta dan Bambang Prihadi selaku sutradara
yang membantu penulis untuk mengetahui lebih dalam mengenai teater.
12. Sahabat dan teman-teman seperjuangan MP A 2009 Genk Keceh, Rempong,
Bacok, Silet dan genk jama’ah, yaitu Silvi, Ocy, Riong, Vina, Tami, Yayu,
Omah, Iput, Ika, Yuli, Dea, Lilis, Nisa, Fika, Lulu, Tines, Harni, Sri, Anis, Kahvi,
Daus, Ari, Kikin, Rady, Herda, Leo, Januar, Fajar, Ruslan, MP B Yona, Deblo,
Dinda, Helmi, Aan, Ardy, Azi, Mimi serta semua teman yang tidak bisa
v
disebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat, saran, kritik dan
do’anya.
13. Sahabat dan teman-teman tercinta Widha, Indah, Dimas, Iman, Bangkit, Fiqi,
Nunu, Yunita, Dini, Kamil, Wiwi, Ila, Hilmi, Tanti, Aida, Erdi, Rania, Vina, Ira,
Anul, Amel, Nova, Dewi dan Surur yang bersedia menjadi tempat berbagi dan tak
pernah bosan memberikan semangat, do’a serta cinta.
14. Seluruh pihak di sekolah SMK Nusantara khususnya Pembina dan siswa/i
kegiatan ekstrakurikuler teater SMK Nusantara yang membantu proses kegiatan
dan berjalannya penelitian.
15. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
Terakhir, dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf atas segala
kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Maka, untuk semua saran dan kritik yang
bersifat membangun, sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa mendatang,
serta besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang
membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 30 Oktober 2013
Harmellawati
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ..................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................. iii
ABSTRACT ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 4
D. Perumusan Masalah .................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembinaan ................................................................................... 6
1. Pengertian Pembinaan .......................................................... 7
B. Nilai Karakter ............................................................................. 8
1. Pengertian Karakter .............................................................. 8
2. Nilai-Nilai Karakter .............................................................. 11
3. Tahap Pengembangan Karakter ............................................ 16
C. Kegiatan Ekstrakurikuler ............................................................ 18
1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler .................................... 18
2. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler.......................................... 19
3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler .......................................... 22
4. Prinsip-Prinsip Program Ekstrakurikuler.............................. 23
5. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler........................................ 24
D. Teater .......................................................................................... 26
1. Pengertian Teater .................................................................. 26
2. Drama ................................................................................... 28
E. Hasil Penelitian Relevan ............................................................. 29
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian ................................................................. 32
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 33
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 34
D. Data dan Sumber Data ................................................................ 34
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 35
F. Kisi-Kisi Instrument Penelitian .................................................. 37
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Objek Penelitian ......................................................... 39
1. Sejarah Singkat SMK Nusantara .......................................... 39
2. Visi, Misi dan Strategi SMK Nusantara ............................... 41
3. Tujuan Sekolah SMK Nusantara .......................................... 42
4. Guru yang terlibat dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Teater.. 44
5. Guru dan Tenaga Kependidikan ........................................... 45
6. Jumlah Siswa SMK Nusantara ............................................. 48
7. Sarana dan Prasarana SMK Nusantara ................................. 49
8. Kegiatan Ekstrakurikuler ...................................................... 50
B. Paparan dan Analisis Data .......................................................... 51
1. Nilai Karakter Kegiatan Ekstrakurikuler Teater ................... 51
2. Analisis Hasil Wawancara, Observasi dan Dokumentasi ..... 57
3. Hasil Temuan Penelitian ....................................................... 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 70
B. Saran .......................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 73
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nilai Karakter .................................................................................. 11
Table 3.1 Kisi-Kisi Instrument Penelitian ....................................................... 38
Tabel 4.1 Guru yang terlibat dalam Kegiatan Ekstrakurikuler ........................ 45
Tabel 4.2 Guru dan Tenaga Kependidikan ...................................................... 45
Table 4.3 Jumlah Siswa SMK Nusantara ........................................................ 48
Table 4.4 Fasilitas SMK Nusantara ................................................................. 49
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pendidikan manusia memperoleh bimbingan,
pengalaman, pengertian, serta pandangan yang menyebabkan seorang berfikir
lebih maju. Pemberian bimbingan, kecakapan dan pengetahuan kepada siswa
yang merupakan proses belajar mengajar itu dilakukan oleh guru di sekolah
dengan mnggunakan metode tertentu. Penggunaan metode yang tepat
diharapkan dapat meningkatkan kualitas atas mutu pendidikan.
Pendidikan membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya
terhadap potensi yang dimiliki dan menjadi pribadi yang berkarakter, baik
bagi lingkungan keluarga dan masyarakat. Karakteristik terdapat pada diri
seseorang yang tergolong dalam nilai karakter.
Nilai karakter merupakan sifat kepribadian yang khas pada tiap
individu dan tampak dalam kehidupan sehari-hari dalam bersikap. Nilai
karakter yaitu mandiri, kreatif, jujur disiplin, kerja keras dan masih banyak
lagi yang dapat membedakan seseorang dengan orang lain, karena karakter
yang dimiliki seseorang belum tentu sama dengan karakter yang dimiliki
orang lain. Karakter dapat terbentuk sejak lahir maupun dengan melalui
proses sejak ia sudah mengenal lingkungan, misalnya lingkungan keluarga.
Sifat maupun ciri khas seseorang dapat dibentuk dan dibina melalui
sekolah. Dalam pembinaan siswa di sekolah, banyak tempat atau wadah
sebagai program yang dijalankan demi menunjang proses pendidikan yang
2
menampung peserta didik dan dibina agar mereka dapat memiliki
kemampuan, kecerdasan dan keterampilan. Salah satu wadah pembinaan
siswa yaitu kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian kegiatan dari pendidikan
yang mempunyai tujuan atau sasaran yang akan dicapai. Kegiatan
ekstrakurikuler yang beragam tersebut dibutuhkan untuk membantu
mengembangkan kreatifitas, menambah wawasan pengetahuan dan
pengalaman yang didapat dari kegiatan ekskul khususnya teater, serta
mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.
Misalnya, seorang siswa akan mendapatkan nilai maupun prestasi
yang baik apabila minat dalam belajarnya tinggi. Dengan adanya minat yang
besar siswa akan mudah memperoleh ilmu yang diberikan guru, karena
dengan minat tersebut ia merasa senang mengerjakan sesuatu atau ilmu yang
diberikan guru, karena dengan minat tersebut ia merasa senang mengerjakan
apa yang diperintahkan dan latihan-latihan yang diberikan guru. Apabila
mereka tidak mempunyai minat untuk belajar, maka ia tidak akan bisa
mendapatkan semangat, menangkap dan memahami pelajaran tersebut.
Kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya membutuhkan peran aktif antara
kepala sekolah, guru,pembina atau pembimbing, dana dan fasilitas saja, akan
tetapi juga keinginan atau minat siswa. Jika siswa kurang berperan aktif atau
kurang berminat dalam kegiatan ekstrakurikuler, maka kegiatan tersebut
tidak akan berjalan dengan baik. Karena kegiatan ekstrakurikuler dapat
memberikan pengaruh yang besar terhadap siswa, seperti di lingkungan
sekolah, maupun interaksi antara guru dengan siswa saat belajar di dalam
kelas. Maka demikian, siswa sendirilah yang sangat berpengaruh dalam
kegiatan ekstrakurikuler dan perlu adanya pembinaan dalam mengetahui nilai
karakter apa saja yang terdapat di dalamnya.
Karena terlihat berbeda siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
dengan siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, terlihat dari
keaktifan siswa itu sendiri dalam berorganisasi, dalam menerima pelajaran di
sekolah, lebih disiplin, mentaati tata tertib, kemampuan sosialisasi dengan
3
teman-temannya, guru-guru terutama dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya dan masyarakat.
Bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di sekolah adalah :
Teater, Kepramukaan, Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Pasukan Pengibar Bendera
(PASKIBRA), Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Jurnalistik,
Band, Tari Saman, Dance, Marawis, Rohis, Taekwondo dan lain lain. Peserta
didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dapat mempengaruhi
lingkungan yang dapat diwujudkan dalam sikap dan perilakunya sehari-hari
serta dapat membangun nilai karakter dan kepribadiannya. Salah satunya
yaitu membangun kreatifitas. Dalam pembahasan penelitian ini, akan
membahas keterkaitan pembinaan karakter dalam ekstrakulikuler teater.
Teater adalah bentuk kegiatan yang dapat membentuk kepribadian
seperti disiplin, mandiri, bertanggung jawab, rasa ingin tahu, kreatif,
kebersamaan (solidaritas), kerja keras dan sportivitas. Di dalam teater,
seseorang dapat dibina terbentuk karakter dengan sendirinya, bukan dengan
apa yang dikatakan, namun dengan apa yang dilihat. Teater merupakan
kegiatan yang dapat menciptakan kebersamaan kemudian menjaganya serta
membangun imajinasinya seluas mungkin. Sehingga nilai karakter sebagian
besar terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler teater.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui adanya keterkaitan pembinaan
nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler khususnya teater. Karena
karakter peserta didik dapat dibentuk melalui proses pembelajaran formal dan
informal di sekolah (ekstrakurikuler), dengan tujuan untuk membangun
karakter sehingga peserta didik tidak hanya diajarkan materi sekolah saja,
akan tetapi dengan melalui ekstrakurikuler itu sendiri agar peserta didik
mampu secara aktif dalam pembelajaran ekstrakurikuler itu sendiri.
Sekolah beserta jajarannya seperti kepala sekolah dan guru juga
mempunyai peran penting dalam merangsang dan membina siswanya dalam
mengikuti kegiatan yang bermanfaat seperti kegiatan belajar mengajar
maupun kegiatan tambahan (ekstrakurikuler), dengan menyediakan fasilitas,
4
lingkungan, dana, pembina, dan menyediakan ekstrakurikuler yang bervariasi
agar siswa tidak jenuh dan dapat sesuka hati memilih kegiatan ekstrakurikuler
mana yang sesuai dengan minatnya.
Kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara Tangerang masih
belum optimal pada pembinaan kegiatan esktrakurikuler teater, yaitu dapat
dilihat pada pihak sekolah yang kurang memberikan perhatian dan bimbingan
pada peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler khususnya teater.
Masih terdapat siswa yang tidak percaya diri seperti ketika sedang
presentasi di dalam kelas. Selain itu kurangnya disiplin dan kerjasama dalam
berbagai hal, yaitu seperti masih terdapat siswa yang datang terlambat dan
masih menyendiri kurang adanya komunikasi dalam bekerjasama. Sehingga
tidak sedikit siswa yang berminat untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
teater agar siswa tersebut mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, dapat
disiplin dan dapat bekerjasama dengan baik dalam arti yang positif.
Berdasarkan pada pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang “Pembinaan Nilai Karakter melalui
Kegiatan Ekstrakurikuler Teater di SMK Nusantara Tangerang”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah
yang dikemukakan penulis sebagai berikut:
1. Belum optimalnya pembinaan pada ekstrakurikuler teater.
2. Belum tumbuhnya rasa percaya diri pada siswa.
3. Kurangnya disiplin dan kerjasama pada siswa.
C. Pembatasan Masalah
Untuk terarahnya penelitian ini, maka penulis membatasi masalah
kepada :
Pembinaan ekstrakurikuler teater untuk membentuk nilai karakter
yang positif: jujur, bertanggung jawab, mandiri, kreatif dan aktif di SMK
Nusantara Tangerang.
5
D. Perumusan Penelitian
Berdasarkan masalah di atas maka perumusan masalah yang
dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana
pembinaan nilai karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK
Nusantara Tangerang?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pembinaan nilai-nilai karakter kegiatan
ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara.
2. Untuk mengembangkan wawasan tentang dunia pendidikan dan
kemajuan peserta didik terutama tentang kegiatan ekstrakurikuler
teater di SMK Nusantara
3. Untuk mengetahui lebih jelas gambaran pembinaan kepada siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan atau
wawasan tentang pendidikan khususnya yang terkait dengan penelitian
tentang kegiatan ekstrakurikuler Teater di SMK Nusantara.
2. Manfaat bagi Sekolah SMK Nusantara adalah mengetahui lebih jelas
tentang pembinaan kegiatan ekstrakurikuler Teater di sekolah, apakah
berkembang dengan adanya ekstrakurikuler Teater tersebut.
3. Sebagai bahan pengetahuan bagi pembaca.
4. Memberikan gambaran kepada siswa untuk mengembangkan bakat dan
minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan
manusia yang seutuhnya.
5. Meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan
khususnya psikomotor.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembinaan
1. Pengertian Pembinaan
Pembinaan berasal dari kata dasar “bina”, yang berarti membangun,
mendirikan sesuatu supaya lebih baik. Pembinaan yaitu proses, cara,
perbuatan membina, pembaruan, penyempurnaan, usaha, tindakan, dan
kegiatan yang dilakukan secara efesien dan efektif untuk memperoleh
hasil yang lebih baik.1
Pembinaan dilakukan untuk ke arah yang lebih baik lagi agar terjadi
suatu peningkatan dalam bekerja. Pembinaan diharapkan dapat membantu
seseorang memecahkan masalah dan kesulitan yang mungkin akan
dihadapi di dalam menggunakan cara-cara baru untuk melaksanakan
1 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2008), h. 193.
7
tugasnya agar berjalan dengan efektif dan efesien untuk mendapatkan
hasil yang optimal.
Membina disiplin peserta didik harus mempertimbangkan berbagai
situasi, dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena
itu, disarankan kepada guru untuk melakukan hal-hal sebagai berikut.
a. Memulai seluruh kegiatan dengan disiplin waktu, dan patuh/taat
aturan.
b. Mempelajari pengalaman peserta didik di sekolah melalui kartu
catatan kumulatif.
c. Mempelajari nama-nama peserta didik secara langsung, misalnya
melalui daftar hadir di kelas.
d. Mempertimbangkan lingkungan pembelajaran dan lingkungan peserta
didik.
e. Memberikan tugas yang jelas, dapat dipahami, sederhana dan tidak
bertele-tele.
f. Menyiapkan kegiatan sehari-hari agar apa yang dilakukan dalam
pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, tidak terjadi banyak
penyimpangan.
g. Bergairah dan semangat dalam melakukan pembelajaran, agar
dijadikan teladan oleh peserta didik.
h. Berbuat sesuatu yang berbeda dan bervariasi, jangan monoton,
sehingga membantu disiplin dan gairah belajar peserta didik.
i. Menyesuaikan argumentasi dengan kemampuan peserta didik, jangan
memaksakan peserta didik sesuai dengan pemahaman guru, atau
mengukur peserta didik dari kemampuan gurunya.
8
j. Membuat peraturan yang jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik dan lingkungannya.2
B. Nilai Karakter
1. Pengertian Karakter
Menurut Jack Corley dan Thomas Philip karakter adalah perilaku yang
tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam
bertindak. Maksudnya karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan
berprilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik
dalam lingkup keluarga,masyarakt,bangsa dan negara. Individu yang
berkarakter baik individu yang dapat membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusannya. 3
Selain itu, karakter menurut Helen G Douglas dikatakan bahwa
karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara
berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran
demi pikiran, tindakan demi tinndakan. Sehingga karakter dapat dipahami
sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan
Yang Maha Esa,diri sendiri,sesama manusia,lingkungan dan kebangsaan
yang.terwujud dalam pikiran ,sikap, perasaan,perkataan dan perbuatan
berdasarkan norma agama,hukum,tata krama,budaya,adat istiadat dan
estetika.4
Karakter adalah “watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang
yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang
diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir,
bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan
norma, seperti jujur berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada
2 Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT Bumi Aksara), cet 2, hal.173.
3 Muchlas, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya), Cet. 1, hal. 42. 4 Ibid, h. 41.
9
orang lain”. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter
masyarakat dan karakter bangsa5
“Karakter seseorang akan dipengaruhi oleh gen (keturunan). Namun,
gen hanya salah satu factor pembentuk karakter, karena itu karakter
bisa dibentuk sejak anak lahir. Dalam hal ini orang tualah yang
memiliki peluang paling besar dalam pembentukan karakter anak”.6
Karakter menurut kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dari yang lain. Karakter juga bisa diartikan tabiat, yaitu perangkai atau
perbuatan yang selalu dilakukan atau kebiasaan. Karakter yang diartikan
watak, yaitu sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan
tingkah laku atau kepribadian.7
Dalam mendiskusikan kepribadian manusia, Freud berpandangan
bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk biologis. Sebelum ada yang
lain seperti misalnya pergaulan social, akal sehat, tingkah laku, adat istiadat,
moralitas dan lain-lain. Dalam teaori Freud, kehidupan psikis berakar pada
kehidupan biologis. Oleh karena itu, penggerak kehidupan psikis
(kepribadian) tidak lain dari pada upaya untuk memenuhi hasrat-hasrat
biologis dalam kehidupan manusia di dunia.8
“Kepribadian adalah totalitas kejiwaan seseorang yang menampilkan
sisi yang didapat dari keturunan (orang tua dan leluhur) dan sisi yang
didapat dari pendidikan, pengalaman hidup, dan lingkunganya”.9
Kepribadian menunjukkan siapa diri kita yang sebenarnya dan
menunjukkan pribadi kita yang sesungguhnya”.
5 Yusuf, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet.
1, h. 32. 6 Howard, Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 2.
7 Sulhan, Karakter Guru Masa Depan, (Surabaya: PT Jepe Press Media Utama, 2011),
Cet. 1, h. 201. 8 Arief, Dinamika Kepribadian, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), Cet. 1, h. 1.
9 Sudarsono, Character Building Membentuk Watak, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia, 2002), Cet. 1, hal. 49.
10
Menurut Hamka, “Kepribadian adalah tingkah laku atau perangai
sebagai hasil dari pendidikan dan pengajaran”. Jadi kepribadian adalah hasil
bentukan dan berhubungan erat dengan milieu (lingkungan)”.10
Sebagian akar psikologi kepribadian bisa ditelusuri ke teater. Menurut
Allport, “Aktor-aktor Romawi dan Yunani kuno menggunakan topeng untuk
menekankan bahwa mereka sedang memainkan karakter yang berbeda dengan
diri mereka sendiri. Ini menekanakn adanya kekaguman terhadap hakikat
sebenarnya dari individu”.11
a. Karakter yang Dikembangkan:
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter
bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini:
1) Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh
karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu
didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya.
2) Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas
prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang
disebut Pancasila. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik,
hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni.
3) Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang
hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya
yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar
dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam
komunikasi antara anggota masyarakat itu.
4) Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas yang harus
dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh
10
Hamka, Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati, (Jakarta: Al-Mawardi prima,
2011), Cet. 1, h. 50. 11
Friedman, Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern, (Jakarta: Erlangga, 2006), h.
11.
11
berbagai satuan pndidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan
pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang
harus dimiliki warga negara Indonesia.12
2. Nilai-nilai Karakter
Table 1.1
Nilai-Nilai Karakter
NILAI/
KARAKTER
DESKRIPSI
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh
dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan
hidup rukun dengan pemeluk agama
lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan dan
pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan pada upaya
12
Yusuf, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h.
33.
12
saling menghargai.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan
tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu
untuk menghasilkan cara lain dalam
hak dan kewajiban dirinya dan
orang lain.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak
mudah tergantung pada orang lain.
8. Demokratis Cara berpikir, bersikap dan
bertindak yang menilai sama hak
dan kewajibandirinya dengan orang
lain
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya dilihat dan
didengar.
13
10. Semangat kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara
diatas kepentingan diri dan
kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air Cara berfikir,bersikap, dan berbuat
yang menunjukan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial,budaya,ekonomi dan
politik bangsa.
12. Menghargai prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
13.Bersahabat/komunikatif Tindakan yang memperlihatkan cara
senang berbicara,
bergaul,bekerjasama dengan orang
lain
14. Cinta damai Sikap,perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran
14
dirinya.
15. Gemar membaca
Kebiasaaan menyediakan waktu
untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
16. Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya menjaga kerusakan pada
lingkungan alam sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi.
17. Peduli social Sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan kepada orang lain
dan masyarakat yang mebutuhkan.
18. Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap dirinya
sendiri,masyarakat,lingkungan
(alam, sosial dan budaya), negara
dan Tuhan Yang Maha Esa.13
13
Ibid, h. 34-35.
15
Beberapa prinsip pendidikan karakter yang harus dipahami oleh
peserta didik sebagai berikut, Pertama “karaktermu ditentukan oleh apa yang
kamu lakukan, bukan apa yang kamu katakan atau yang kamu yakini”.
Prinsip ini memberikan verifikasi konkrit tentang karakter seseorang individu
dengan memberikan prioritas pada unsur psikomotorik yang menggerakkan
seseorang untuk bertindak. Pemahaman, pengertian, keyakinan akan nilai
secara obyektif oleh seorang individu akan membantu mengarahkan individu
tersebut pada sebuah keputusan berupa tindakan. Namun verifikasi nyata
sebuah perilaku berkarakter hanya bisa dilihat dari fenomena luar berupa
perilaku dan tindakan . Jadi, perilaku berkarakter itu ditentukan oleh
perbuatan, bukan melalui kata-kata seseorang.14
Kedua, “sikap dan keputusan yang kamu ambil menentukan akan
menjadi orang macam apa dirimu”. Individu mengukuhkan karakter pribadi
melalui setiap keputusan yang diambilnya. Hanya dari keputusannya inilah
seorang individu mendefinisikan karakternya sendiri. Oleh karena itu karakter
seseorang itu bersifat dinamis, ia bukanlah kristalisasi pengalaman masa lalu,
melainkan kesediaan setiap individu untuk terbuka dan melatihkan
kebebasannya itu dalam membentuk jenis manusia macam apa dirinya melalui
keputusan-keputusan dalam hidupnya. Untuk inilah setiap kebutusan menjadi
semacam jalinan yang membingkai, membentuk jenis manusia macam apa
yang diinginkannya.15
Ketiga, “karakter yang baik mengandalkan bahwa hal yang baik itu
dilakukan dengan cara-cara yang baik. Bahkan seandainya pun kamu harus
membayarnya secara mahal, sebab mengandung resiko”. Pribadi yang
berproses membentuk dirinya menjadi manusia yang baik, juga akan memilih
cara-cara yang baik bagi dirinya. Setiap manusia mesti menganggap bahwa
14
Syarbini, Pendidikan Karakter, (Jakarta: Prima Pustaka), h. 13. 15
Ibid, h.14.
16
manusia itu bernilai di dalam dirinya sendiri, karena itu tidak pernah boleh ia
diperalat dan dipergunakan sebagai sarana bagi tujuan-tujuan tertentu.16
3. Tahap Pengembangan Karakter
Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing),
pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit). Karakter tidak terbatas pada
pengetahuan saja. Seseorang yang memiliki pengetahuan kebaikan belum
tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya, jika tidak terlatih
(menjadi kebiasaan) untuk melakukan kebaikan tersebut. Karakter juga
menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri. Dengan demikian diperlukan
tiga komponen karakter yang baik (components of good character), yaitu
pengetahuan tentang moral (moral feling), dan perbuatan bermoral (moral
action). Hal ini diperlukan agar peserta didik dan atau warga sekolah lain yang
terlibat dalam sistem pendidikan tersebut sekaligus dapat memahami,
merasakan, menghayati, dan mengamalkan (mengerjakan) nilai-nilai
kebajikan (moral).17
Pengembangan karakter dapat dilihat dari metode pembelajaran
karakter berbasis seni. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Zuchdi,
bahwa “Inkulkasi nilai dalam pendidikan karakter berbasis seni dapat
dilakukan dengan menginventarisasi nilai-nilai pendidikan karakter yang
terkandung dalam berkesenian, baik substansi seninya maupun proses
kegiatannya”.18
Dalam kegiatan seni terdapat peran yang dimainkan. Seorang pemeran
harus mampu menghayati peran yang dimainkannya. Melalui peran, peserta
didik berinteraksi dengan orang lain yang juga membawakan peran tertentu
16
Ibid 17
Ibid 18
Suyanto, Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktik, (Jogyakarta: UNY
Press, 2011), cet 1, hal. 266.
17
sesuai dengan tema yang dipilih. Dalam hal ini, setiap pemeran dapat melatih
sikap empati, simpati, rasa benci, marah, senang dan peran-peran lainnya.19
Menurut Rendra, “Peran ialah gambaran orang. Semakin utuh
gambaran orang itu, akan semakin hidup ia kelihatan. Bagaimana
gambar pikirannya, perasaannya, wataknya, keadaan dan sifat
jasmaninya, bagaimana kedudukannya dalam masyarakat dan lain-
lain”.20
Melalui bermain peran dalam pendidikan karakter, diharapkan para
peserta didik dapat (1) mengeksplorasi perasaan-perasaannya. (2) memperoleh
wawasan tentang sikap, nilai dan persepsinya, (3) mngembangkan
keterampilan dan siakp dalam memecahkan masalah yang dihadapi, (4)
mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai cara.21
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembinaan karakter:22
1. Guru
2. Selebriti/artis
3. Pejabat
4. Tokoh Masyarakat
5. Teman Sejawat
6. Kedua Orang Tua
7. Media Cetak
8. Media Elektronik
19
Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT. Bumi Aksara), Cet 1, h. 181 20
Rendra, Seni Drama untuk Remaja, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1993), Cet. 1, h. 101. 21
Ibid, h. 181. 22
Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional,
(Jakarta, Bumi Aksara, Cet. 1 dan 2, h. 141.
18
C. Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler
Menurut Oemar Hamalik “kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan
pendidikan diluar ketentuan kurikulum yang berlaku, akan tetapi bersifat
paedagogis dan menunjang pendidikan dalam menunjang ketercapaian
tujuan sekolah”.23
Menurut Muhaimin kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk
membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.24
Ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang
dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut
dilaksanakan di dalam dan di luar lingkungan sekolah dalam rangka
memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan
menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta morma-norma
sosial, baik lokal, nasional, maupun global untuk membntuk insan yang
paripurna. Dengan kata lain ekstrakurikuler merupakan kegiatan
pendidikan di luar jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu
perkembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, poensi, dan minat
mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh
pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan
berkewenangan di sekolah.25
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan yang
23
Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya), h.181. 24
Muhaimin, dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Pada Sekolah & Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2008), h. 74. 25
Aqib, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: Yrama Widya, 2011),
Cet. 1, h. 14.
19
dilaksanakan di luar jam pelajaran dengan maksud mengisi waktu
senggang yang bertujuan agar memperkaya dan memperluas wawasan
pengetahuan siswa serta mengembangkan kemampuan dan keterampilan
yang ada pada dirinya melalui jenis-jenis kegiatan yang sesuai dengan
minat dan bakatnya.
Bakat merupakan kecakapan potensial yang bersifat khusus, yaitu
khusus dalam sesuatu bidang atau kemampuan tertentu dan merupakan
suatu kapasitas atau potensi yang belum dipengaruhi oleh pengalaman
atau belajar yang berkenaan dengan kemungkinan menguasai sesuatu pola
tingkah laku dalam aspek kehidupan tertentu.26
Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan belajar
yang waktunya di luar jam pelajaran yang telah di tetapkan dalam susunan
program pelajaran. Kegiatan ini biasanya berupa kegiatan pembinaan yang
berkaitan dengan program kurikuler, memperluas wawasan pengetahuan
dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi yang
bertujuan memantapkan pembentukkan kepribadian, yang dimaksudkan
untuk mengembangkan bakat siswa yang diminati oleh sekelompok siswa
diluar jam pelajaran biasa.
2. Tujuan kegiatan Ekstrakurikuler
Seperti yang telah disebutkan dalam pengertian ekstrakurikuler diatas,
bahwa kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah pembinaan dan pelatihan
bagi siswa yang terdapat dalam diri siswa sebagai penambahan
pengetahuan dan pengalaman mereka. Adapun tujuan dari pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat pendidikan
Menengah Kejuruan yang dikutip oleh B. Suryo Subroto adalah:
26
Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya), Cet. 1, h. 101.
20
a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan
siswa beraspek kognitif dan psikomotor.
b. Mengembangkan minat dan bakat siswa dalam upaya pembinaan
pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
c. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan
satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.27
Tujuan kegiatan ekstrakurikuker sesuai dengan tujuan yang tercantum
dalam Permendiknas No. 39 Tahun 2008, yaitu sebagai berikut:
1. Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan terpadu
yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas.
2. Memantapkan kepribadian peserta didik untuk mewujudkan
ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga
terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan
tujuan pendidikan.
3. Mengaktualisasikan potensi peserta didik dalam pencapaian
prestasi unggulan sesuai bakat dan minat.28
Dari tujuan yang telah dikemukakan diatas bahwa ekstrakurikuler
bertujuan untuk memperluas, meningkatkan dan memantapkan
pengetahuan siswa, membina dan mengembangkan bakat, minat dan
keterampilan dalam rangka mengisi waktu senggang mereka serta
dalam upaya pembentukkan pribadi dan mengenal hubungan antara
berbagai mata pelajaran, serta melengkapi upaya pembentukkan
manusia Indonesia seutuhnya.
27
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997),
h. 287-288. 28
Aqib, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: Yrama Widya), Cet 1,
h. 15.
21
Dari tujuan yang telah dikemukakan di atas bahwa
ekstrakurikuler bertujuan untuk memperluas, meningkatkan dan
memantapkan pengetahuan siswa, membina dan mengembangkan
bakat, minat dan keterampilan dalam rangka mengisi waktu senggang
mereka serta dalam upaya pembentukkan pribadi dan mengenal
hubungan antara berbagai mata pelajaran, serta melengkapi upaya
pembentukkan manusia Indonesia seutuhnya.
Selain itu tujuan kegiatan ekstrakurikuler juga untuk
membiasakan siswa melakukan kesibukan-kesibukan yang positif
dengan mengisi waktu-waktu luang setelah pulang sekolah atau pada
waktu libur sekolah. Disini siswa tidak akan ada waktu luang untuk
mengisi hal-hal yang tidak bermanfaat seperti : tawuran antar pelajar,
kumpul-kumpul untuk hal yang tida jelas (minum-minuman, merokok)
dan lain sebagainya.
Dengan demikian kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah
merupakan kegiatan preventif atau pencegahan terjadinya hal-hal
negatif yang dilakukan oleh siswa. Kegiatan ekstrakurikuler sangat
penting bagi siswa. Siswa akan memiliki rasa tanggung jawab dan
dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya dalam kehidupan sehari-
hari. Secara umum dapat dikemukakan bahwa tujuan ekstrakurikuler
adalah untuk membina dan melatih siswa dengan berbagai
pengetahuan dan keterampilan untuk mengisi waktu senggang
sehingga mereka dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri
mereka sendiri.
22
3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler
Dalam pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler mempunyai beberapa
fungsi sebagai berikut:
a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai
dengan potensi, bakat dan minat mereka.
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial
peserta didik.
c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan
menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses
perkembangan.
d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik.29
Fungsi dan makna kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang
tercapainya tujuan pendidikan akan terwujud, manakala pengelolaan
kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan sebaik-baiknya khususnya
pengaturan siswa, peningkatan disiplin siswa dan semua petugas.
Biasanya mengatur siswa di luar jam-jam pelajaran lebih sulit dari
mengatur mereka dalam kelas. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler melibatkan banyak pihak, memerlukan peningkatan kerja
administrasi yang lebih tinggi.
29
Aqib, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: 2011, Yrama Widya),
Cet. 1, h. 14.
23
4. Prinsip-prinsip Program Ekstrakurikuler
Agar pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler mencapai hasil baik
dalam mendukung kegiatan kurikuler maupun dalam upaya
menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai kepribadian, maka perlu
diusahakan adanya informasi yang jelas mengenai prinsip kegiatan
ekstrakurikuler. Dan dengan berpedoman kepada tujuan kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah dapat ditetapkan prinsip-prinsip program
ekstrakurikuler sebagai berikut:
a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai
dengan potensi, bakat, minat peserta didik masing-masing.
b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.
d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam
suasana yang disukai dan menggembirakan peserta didik.
e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun
semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.30
Prinsip-prinsip umum:
a. Semua murid, guru dan personil administrasi hendak ikut serta
dalam usaha meningkatkan program.
b. Kerjasama dalam tim adalah fundamental.
30
Panduan Penyusunan KTSP Lengkap (Kurikulum Tingkat pendidikan) SD, SMP dan
SMA, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2007), h. 213.
24
c. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan
sejauh mungkin.
d. Prosesnya adalah lebih penting dari pada hasilnya.
e. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.
f. Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang sehingga
dapat memenuhi kebutuhan minat semua murid.31
5. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler
Secara umum kegiatan ekstrakurikuler bermanfaat bagi siswa,
guru, dan sekolah. Karena selain untuk menambah pengetahuan, wawasan,
menyalurkan bakat dan minat siswa juga untuk popularitas sekolah
sehingga menambah kualitas pendidikan dan proses belajar mengajar di
sekolah tersebut. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat
mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuannya di berbagai
bidang di luar aspek akademik. Meskipun ada juga kegiatan
ekstrakurikuler yang berkaitan langsung dengan sisi akademik siswa.
Manfaat kegiatan ini untuk wadah penyaluran hobi, minta dan bakat para
siswa secara positif yang dapat mengasah kemampuannya, daya
kreatifitas, jiwa sportifitas dan meningkatkan rasa percaya diri.
Manfaat yang terdapat dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah
mancapai sebuah nilai sosial, nilai moral, maupun nilai-nilai lainnya.
Secara garis besar manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler, antara
lain:
1. Memenuhi kebutuhan kelompok.
2. Menyalurkan minat dan bakat.
31
Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,
(Bandung: Angkasa, 1983), Cet. 3, h. 70
25
3. Memberikan pengalaman eksplotorik.
4. Mengembangkan dan mendorong motivasi terhadap mata pelajaran.
5. Mengikat para siswa di sekolah.
6. Mengembangkan loyalitas terhadap sekolah.
7. Mengintegrasikan loyalitas terhadap sekolah.
8. Mengembangkan sifat-sifat tertentu.
9. Menyediakan kesempatan pemberian bimbingan dan layanan secara
informal.
10. Mengembangkan citra masyarakat terhadap sekolah.32
Membangun citra terhadap sekolah tergantung dari warga sekolah.
Salah satunya adalah siswa dalam menjaga dan menciptakan citra yang
baik, sikap, perilaku dan prestasi yang diraih merupakan ukuran dalam
menciptakan citra yang baik. Pendapat lain dikemukakan oleh Oteng
Sutisna tentang hasil-hasil yang dapat dirasakan siswa dalam mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler seperti:
Hasil-hasil individu:
a. Siswa dapat menggunakan waktu senggangnya dengan kontruktif.
b. Mengembangkan kepribadian.
c. Memperkaya kepribadian.
d. Mencapai realisasi diri untuk maksud-maksud baik.
e. Mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab.
f. Belajar memimpin dan turut aktif dalam pertemuan-pertemuan.
g. Menyediakan waktu bagi penilaian diri.33
Hasil-hasil Sosial:
32
Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Rosdakarya, 2004), h.
182. 33
Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,
(Bandung: Angkasa, 1983), Cet. 3, h. 69.
26
a. Memberikan rekreasi mental dan fisik yang sehat.
b. Memberikan pengalaman dalam bekerja dengan orang lain.
c. Mengembangkan tanggung jawab kelompok yang demokratis.
d. Belajar mempraktekkan hubungan manusia yang baik.
e. Memahami proses kelompok.
f. Memupuk hubungan murid-guru yang baik.
g. Menyediakan kesempatan bagi partisipasi murid-guru.
h. Meningkatkan hubungan-hubungan social.34
D. Teater
1. Pengertian Teater
Teater berasal dari bahasa Yunani, yaitu Theatron. Yang
diturunkannya dari kata theaomai, yang mempunyai arti ta‟jub melihat
atau memandang. Sedangkan dalam arti luas, teater adalah segala macam
jenis tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak.35
Teater secara luas dapat diartikan sebagai segala jenis pertunjukkan
yang ditampilkan di depan penonton dan secara terbatas dapat diartikan
sebagai drama, yaitu penuturan hidup dan kehidupan manusia yang
ditampilkan diatas pentas.36
Teater bisa juga diartikan mencakup gedung, pekerja (pemain fan kru
panggung), sekaligus kegiatannya (isi pentas-peristiwanya). Sementara
itu, ada juga yang mengartikan teater sebagai semua jenis dan bentuk
tontonan (seni pertunjukkan tradisional-rakyat-kontemporer), baik di
panggung tertutup maupun di arena terbuka. Jika peristiwa tontonan
mencakup “Tiga Kekuatan” (pekerja-tempat-penikmat), atau ada “Tiga
Unsur” (bersama-saat-tempat) maka peristiwa itu adalah teater.37
34
Sutisna, op.cit, h. 69. 35
Asmara, Apresiasi Drama, (Yogyakarta: Nur Cahaya, 1979), h. 11. 36
Hermawan, Teater yang Hidup, (Bandung: Etnoteater Publisher, 2008), h. 27. 37
Riantiarno, Kitab Teater, (Bandung: Gramedia, 2011), h. 1.
27
Cohen (1983) menyebutkan bahwa teater adalah “wadah kerja artistic
dengan actor menghidupkan tokoh, tidak direkam tetapi langsung dari
naskah”.38
Teater adalah suatu kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan
tubuhnya sebagai alat atau media utama untuk menyatakan rasa dan
karsanya, mewujud dalam suatu karya (seni).39
Teater istilah lain dari
drama. Drama lebih merupakan „penciptaan kembali‟ realitas kehidupan.
Aristoteles menyebutnya „peniruan gerak‟ dengan memanfaatkan unsur-
unsur aktivitas yang nyata.40
Teater adalah sekelompok orang-orang yang ingin mengasah dirinya
di atas panggung dalam peran dan mempertunjukkan dirinya yang
sebenarnya. Di dalam teater dapat membentuk karakter yang kuat karena
di dalam sekelompok teater tersebut bersama-sama membangun rasa cipta
dalam satu tujuan. Di dalam berteater banyak manfaat yang didapat salah
satunya yaitu menjadikan pribadi yang kreatif.
Kreativitas adalah kemampuan: a) untuk membuat kombinasi baru,
berdasarkan data, informasi atau unsur yang ada, b) berdasarkan data atau
informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban
terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kualitas,
ketepatgunaan dan keragaman jawaban, c) yang mencermikan kelancaran,
keluwesan dan orisinilitas dalam berpikir serta kemampuan untuk
mengkolaborasi suatu gagasan.41
Saran untuk mengembangkan kreativitas sebagaimana yang
diringkaskan oleh Taylor sebagi berikut:
a. Menilai dan menghargai berpikir kreatif.
38
Yudiaryani, Panggung Teater Dunia Perkembangan dan Perubahan Konvensi,
(Jogjakarta: Pustaka Gonddho Suli, 1999), h. 2. 39
Padmodarmaya, Tata dan Teknik Pentas, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. 1, h. 21. 40
Rahmanto, Drama, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), cet. 1, hal. 1.31 41
Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 104.
28
b. Membantu anak menjadi lebih peka terhadap rangsangan dari
lingkungan.
c. Memberanikan anak untuk memanipulasi benda-benda (objek) dan
ide-ide.
d. Mengembangkan rasa toleransi terhadap gagasan baru.
e. Mengajar anak untuk menilai berpikir kreatifnya.
f. Memberikan informasi tentang proses kreativitas.42
2. Drama
Drama berasal ari bahasa Yunani, dram yang berarti gerak. Atau
Inggris lebih lanjut kata drama ini sebagai action atau a thing done. Dan
drama ini tidak lain dari pada „life presented in Action‟ atau suatu segi
kehidupan yang dihidangkan dengan gerak.43
Dalam The American Colege Dictionary dijelaskan bahwa drama
adalah suatu karangan dalam prosa atau puisi yang disajikan dalam bentuk
dialog atau pantomim suatu cerita yang mengandung konflik atau kontras
seorang tokoh terutama suatu cerita dipentaskan di atas panggung.44
Drama adalah suatu cerita dalam bentuk dialog (antawacana) tentang
konflik (pertentangan) manusia, diproyeksikan dengan ucapan dan
perbuatan dari sebuah panggung kepada penonton.45
Jenis Drama:
1. Drama Teater peristiwa (kejadian) yang dipertunjukkan di atas
panggung gedung pertunjukkan (teater).
2. Drama Film dan Drama TV peristiwa-peristiwa dalam cerita dapat
dipertunjukkan pada tempat kejadian yang sesungguhnya, atau
42
Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008), h. 60. 43
Asmara, op. Cit, h. 9. 44
Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, (Bandung: Angkasa, 2011), h. 70. 45
Prasmadji, Drama Konvensional, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1984), Cet. 1, h. 10.
29
mirip dengan tempat yang sesungguhnya, berkat kemajuan
teknologi dalam dunia fim.46
Tujuan penting dalam pembelajaran drama adalah untuk
memahami bagaimana suatu tokoh harus diperankan dengan sebaik-
baiknya. Untuk mempelajari pementasan, memang tidak mudah.
Apalagi bagi siswa yang sama sekali belum mengenal seluk beluk
pentas drama. Untuk itu, seorang guru harus memperkenalkan siswa-
siswanya pada seluk beluk pementasan drama.47
E. Hasil Penelitian Relevan
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan relevansi dengan judul
skripsi “Pembinaan Karakter Siswa melalui Kegiatan Kepramukaan di SMAN
3 Slawi”. Skripsi ini ditulis oleh Mahpiatun, Jurusan Hukum dan
Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
Pembinaan karakter siswa dalam kegiatan pramuka sebagai salah satu
wadah atau organisasi bertujuan untuk membentuk setiap manusia agar
memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa
patriot, taat hokum, disiplin menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan
memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam membangun Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pembinaan karakter siswa melalui kegiatan kepramukaan,
mengetahui factor-faktor yang menunjang dan menghambat pembinaan
karakter siswa melalui kegiatan kepramukaan di SMA Negeri 3 Slawi
Kabupaten Tegal.
Hasil penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa pembiasaan, keteladanan,
penugasan, ceramah dan hukuman atau sanksi merupakan cara yang
46
Ibid, h. 9. 47
Rahmanto, Drama, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), cet. 1, h. 1.31.
30
digunakan dalam pembinaan karakter siswa melalui kegiatan kepramukaan di
SMA Negeri 3 Slawi. Pembiasaan dengan meyuruh siswa (anggota pramuka)
datang tepat waktu, saling bertegur sapa, melaksanakan sholat berjama‟ah dan
lain-lain. Keteladanan yaitu memberikan contoh perbuatan langsung kepada
anggota pramuka. Penugasan yaitu saat kegiatan kemah pindah golongan
berlangsung, siswa baru diberi tugas individu dan kelompok. Ceramah dengan
memberikan penjelasan akan pentingnya nilai-nilai yang terkandung di dalam
Pansasila dan lain-lain.
Relevansi yang kedua yaitu skripsi yang berjudul “Peran Ekstrakurikuler
Seksi Kerohanian Islam dalam Pembinaan Mental Siswa SMAN 1”, yang
ditulis oleh Rokhana Idah Kusnawati mahasiswa jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
Berdasarkan penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dapat
diketahui bahwa dalam pembinaan mental siswa SMAN 1 dapat dilakukan
dengan berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler seksi kerohanian Islam agar
terbina mental yang baik, terbukti dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
siswa sudah mempunyai kesadaran untuk berakhlak mulia terhadap Allah
SWT, orang tua, guru, sesama teman dan terhadap sekitar. Banyaknya
kenakalan pelajar tampak jelas bahwa pada mereka yang sedang tumbuh
jiwanya. Terutama mereka yang hidup dikota-kota besar yang mencoba
mengembangkan diri kearah kehidupan yang lebih maju dan modern sejalan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana beraneka ragam
kebudayaan asing yang merusak seolah-olah tanpa seleksi. Mereka
dihadapkan pada kontradiksi dan aneka ragam pengalaman yang
menyebabkan mereka bingung memilih mana yang baik mana yang buruk.
Nilai-nilai moral yang akan diambilnya menjadi pegangan terasa kabur,
terutama peranan pendidikan keluarga yang kurang mengindahkan ajaran
agama bagi anak-anaknya.
31
Sebelum memasuki SMA, kehidupan terarah dan teratur serta mengikuti
tata cara tertentu, tetapi setelah memasuki SMA terasa seolah-olah kehilangan
kemudi dan arah. Tindakannya sering kali mengalami tantangan baik dari
teman sebaya, maupun dari teman yang lebih tua dan sering pula tindakan-
tindakan mereka sudah dibatas kesopanan.
Para pendidik termasuk orang tua mempunyai tanggung jawab yang
bersama dalam membentuk karakter serta tingkah laku yang baik bagi siswa
terutama dalam hal mengatasi kenakalannya dilingkungan sekolah. Mental
merupakan faktor penting dalam menentukan akhlak yang baik bagi manusia
untuk berakhak mulia. Oleh karena itu dalam menanamkan nilai-nilai moral
pada anak didik, maka disekolah tersebut dibentuklah kegiatan ekstrakurikuler
Seksi Kerohanian Islam, yaitu suatu kegiatan yang dilaksanakan diluar jam
pelajaran tatap muka yang bertujuan untuk menunjang serta mendukung
program ko kulikuler Pendidikan Agama Islam yang bertujuan meningkatkan
keimanan, pemahaman, pengamatan dan pengamalan ajaran Agama Islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT serta bermental mulia.
Sedangkan dalam skripsi ini penulis menganalisis tentang pembinaan
nilai karakter melalui kegiaan ekstrakurikuler teater. Siswa dibina pada nilai-
ilai yang positif yang didapat dalam kegiatan ekstrakurikuler teater seperti
religious, rasa percaya diri, mandiri, bertanggung jawab, disiplin dan dapat
bersosialisasi dengan baik di keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan penelitian
tersebut diharapkan dapat diperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam
mengenai makna, kenyataan dan fakta yang relevan. Informasi faktual yang
dicari dengan mendeskripsikan fakta-fakta yang ada. Dengan metode kualitatif
ini, diharapkan dapat menggali data-data tentang kegiatan ekstrakurikuler Teater
di SMK Nusantara. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat dan mengkaji
data-data faktual tentang proses pembelajaran yang terjadi di lapangan, kemudian
mendeskripsikan hasil temuan dalam bentuk tulisan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk
memaparkan tentang “PEMBINAAN NILAI KARAKTER MELALUI
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TEATER DI SMK NUSANTARA”.
Menurut Cresswell, 1 pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan
pemahaman yang berdasarkan pada fenomena sosial dan masalah manusia,
yaitu pengamatan pengamatan yang pencatatan dengan sistematis fenomena-
1Creswell, John W. 1994. Research Design : Qualitative and Quantitative Approaches.
Thousand Oaks : SAGE Publications,IncCharles,William Maynes. 1998. The perils of (and
for) an Imperial America, foreign Policy, Summer
33
fenomena yang diselidiki, observasi ini dilakukan untuk memperoleh data yang
menyeluruh mengenai kondisi yang ada.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang jenis datanya bersifat
nonangka. Bisa berupa kalimat, pernyataan, dokumen, seta data lain yang bersifat
kualitatif untuk dianalisis secara kualiatif.2
Menurut Denzin & Licoln, penelitian kualitatif merupakan fokus
perhatian dengan beragam metode yang mencakup pendekatan interpretatif dan
naturalistik terhadap subjek kajiannya. Hal ini berarti bahwa para peneliti
kualitatif mempelajari benda-benda di dalam konteks alaminya, yang berupaya
untuk memahami, atau menafsirkan, fenomena dilihat dari sisi makna yang
dilekatkan manusia (peneliti) kepadanya.
Menurut Strauss & Corbin, istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai
jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
statistik atau bentuk hitungan lainnya. Contohnya dapat berupa penelitian tentang
riwayat dan perilaku seseorang, di samping juga tentang peranan organisasi,
pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung
sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif.3
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Jl. Tarumanegara Dalam No. 1 Pisangan
Ciputat, Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitian dilakukan dari bulan April
sampai bulan Agustus 2013.
2 Musfiqon, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012), h. 70.
3Nusa Putra, Penelitian Kualitatif, (jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. 1, h.
66 .
34
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah Pupulasi, tetapi
oleh Spradley dinamakan “Sosial Situation” atau situasi social yang terdiri atas
tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity).5
Dalam situasi ini penulis akan mengamati nilai karakter yang dimiliki
siswa pada kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik
SMK Nusantara yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yaitu sebanyak 50
siswa.
Sampel dalam penelitian ini penulis gunakan sebagai sumber data yang
dianggap mengetahui tentang situasi sosial, dan untuk menentukan sampel
tersebut penulis menggunakan teknik Cluster sampling (area sampling).Yaitu
Kepala sekolah, pembina kegiatan ekstrakurikuler teater dan peserta didik yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater. Ketiga bagian ini memiliki peranan
penting dalam memberikan pembinaan nilai karakter pada kegiatan
ekstrakurikuler teater.
D. Data dan Sumber Data
1. Data Primer, adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya dan
diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk dimanfaatkan. Data primer
dapat berbentuk opini subjek secara individual atau kelompok, dan hasil
observasi terhadap karakteristik benda (fisik), kejadian, kegiatan dan hasil
4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009), h. 215. 5 Ibid,. h. 215.
35
pengujian tertentu.6 Merupakan observasi langsung pada pelaksanaan program
dan wawancara mendalam. Informan dalam data primer ini, antara lain :
pembina ekstrakurikuler teater dan peserta didik yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler teater.
2. Data Sekunder, adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung
melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga
lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam
suatu penelitian tertentu.7 Berupa catatan-catatan dan dokumen dari sekolah,
gambar (foto kegiatan), serta arsip-arsip yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menjawab pertanyaan penelitian skripsi ini, penulis mengandalkan
data sekunder sebagai acuan, yakni data-data yang didapat dalam bentuk yang
sudah jadi berupa publikasi dan sudah dikumpulkan oleh pihak atau instansi lain.
Data ini diperoleh melalui studi kepustakaan untuk mengetahui adakah
Pembinaan nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK
Nusantara. Sumber-sumber data tersebut dapat berupa buku, jurnal, interview
dan observasi.
Setelah data yang diperoleh terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
mengklarifikasi data-data tersebut secara sistematis yang kemudian dianalisis
sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelian, setelah itu disajikan dalam
bentuk laporan ilmiah, yaitu skripsi.
Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan analisis deskriptif
yaitu dengan cara mengumpulkan data, disusun, disajikan yang kemudian
dianalisis untuk mengungkapkan arti data tersebut, menggambarkan keadaan
sasaran apa adanya berdasarkan teori yang ada.
6 Rosady Ruslan, Metode Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, h. 138.
7 Ibid,. h. 139.
36
1. Observasi
Observasi, merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti
untuk mengamati atau mencatat suatu peristiwa dengan penyaksian langsung,
dan biasanya peneliti dapat sebagai partisipan atau observer dalam
menyaksikan atau mengamati suatu objek peristiwa yang sedang ditelinya.8
Dalam penelitian kualitatif, salah satu teknik yang digunakan peneliti
untuk mengamati secara langsung responden di lapangan adalah dengan
teknik observasi. Observasi dilakukan guna mengadakan secara langsung
terhadap objek penelitian, tentang hal hal yang dilakukan dalam observasi
adalah mengenal keadaan yang sebenarnya terjadi dan mengamati kegiatan,
kejadian maupun peristiwa di lokasi penelitian yang terkait dengan masalah
pembinaan nilai karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater. Dalam hal ini
penulis melakukan penelitian selama 4 bulan mulai dari 17 April 2013 sampai
31 Agustus 2013 dengan cara mengamati langsung terhadap segala sesuatu
yang berkaitan dengan pembinaan nilai karakter siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler teater serta manfaat kegiatan ekstrakurikuler teater.
2. Wawancara
Selain observasi kami sebagai peneliti memilih teknik penelitian
pengumpulan data dengan kegiatan wawancara.
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi dan keterangan-
keterangan yang ada. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan
kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru bidang kesiswaan, guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia, guru mata pelajaran PAI, guru mata pelajaran
PKN, Pembina kegiatan ekstrakurikuler Teater, peserta didik yang
8 Ibid., h. 221.
37
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater dan siswa yang tidak mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler Teater.
Wawancara yang digunakan peneliti melalui pertanyaan yang diajukan
setelah disusun terlebih dahulu oleh peneliti yang kemudian dirumuskan
ke dalam pedoman wawancara. Penulis menggunakan beberapa
pertanyaan bebas terpimpin, yaitu penulis menggunakan beberapa
pertanyaan yang penulis siapkan, lalu dijawab dengan bebas dan terbuka.
3. Dokumentasi
Dokumentasi, yaitu teknik untuk memperoleh data dari responden.
Pada teknik ini, peneliti memperoleh informasi dari dokumen yang ada
dari responden atau tempat dimana responden melakukan kegiatan
ekstrakurikuler teater. Dokumen yang dikumpulkan seperti kegiatan
ekstrakurikuler di dalamnya, foto-foto saat pementasan, sarana dan
prasarana dan penghargaan yang didapat saat mengikuti perlombaan.
F. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Dalam peelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti
sendiri. Untuk itu maka peneliti akan membuat kisi-kisi instrumen sebagai
bahan acuan pertanyaan yang akan dinyatakan kepada responden melalui
teknik wawancara.
38
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No. Variabel Sub Variabel Indikator
1.
2.
Nilai karakter
Kegiatan
Ekstrakurikuler
Pembinaan nilai
karakter
Kegiatan
Ekstrakurikuler
Teater
a. Pelaksanaan
pembinaan kegiatan
ekstrakurikuler teater
b. Nilai karakter yang
dimiliki siswa setelah
mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler teater
c. Siswa setelah
mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler teater
a. Konstribusi sekolah
dalam meningkatkan
ekstrakurikuler teater
b. Tujuan kegiatan
ekstrakurikuler teater
c. Manfaat kegiatan
ekstrakurikuler teater
d. Pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler teater
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat SMK Nusantara
Sekolah Nusantara ini pada dasarnya dibawah naungan Yayasan Al-Diana
Nusantara berdiri pada tanggal 05 Mei 1995. Nama Al-Diana Nusantara
diambil dari nama pemiliknya, yaitu Al adalah nama tengah dari Bapak Dr. H.
Alimudin Al-Murtala, MM dan nama Diana adalah dari nama belakang
istrinya bernama DRs. Hj. Risdianah, SE. Nama Nusantara itu sendiri
dicantumkan karena mengingat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
merupakan suatu sekolah yang diperuntukkan bagi putra/I Bangsa Indonesia
yang bersifat umum/campuran dari berbagai suku dari sabang sampai
merauke. Awal mulanya Yayasan Aldiana Nusantara ini membuka Akademik
Pariwisata Nusantara yaitu pada tahun 1998 yang berada di Jl. Ir. H. Juanda
disampaing IAIN Jakarta (UIN sekarang) dengan status gedung masih
mengontrak.
40
Pada tahun 2001 Yayasan Al-Diana Nusantara membuka kembali Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Nusantara yang berada di Jl. Legoso Raya No.30
Pisangan Ciputat, dengan status gedung masih mengontrak. Untuk jurusan
yang pertama SMK Nusantara membuka jurusan/dibidang Pariwisata (
Akomodasi perhotelan ) dan peminatnya cukup memadai. Mengingat minat
dan prospek kedepan menjanjikan maka pada tahun 2004 Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Nusantara ini membuka kembali dua jurusan yaitu pertama
Jurusan Usaha Jasa Pariwisata yang bergerak dibidang Tour dan Travel dan
kedua Bisnis Manajmen ( Penjualan ). Pada tahun 2006 Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Nusantara membuka kembali 2 jurusan yaitu Jurusan
Farmasi dan Tehnik Informatika.
Banyak upaya yang dilakukan pihak Sekolah demi memajukan Sekolah
dan meningkatkan prestasi belajar khususnya untuk siswa/i agar memiliki
keahlian dibidangnya masing-masing. Salah satu yang dilakukan pihak
sekolah yaitu melaksanakan kerjasama kepada pihak Hotel-hotel yang
berbintang satu sampai dengan bintang lima yang ada di Jabotabek bahkan
yang ada diluar negeri juga, begitu juga untuk jurusan Usaha Jasa Pariwisata
dan Penjulan. Sebelum siswa/i di terjunkan langsung ke DU/ DI pihak sekolah
mewajibkan kepada siswa/i harus mengikuti praktek-praktek di lab baik itu
praktek bahasa inggris, bahasa jepang, bahasa mandarin, praktek di lab
penjualan, paraktek House Keeping, Fo, praktek komputer dan kegiatan-
kegiatan yang mendukung peningkatan prestasi belajar. Sehingga bila siswa/i
telah memiliki bekal maka akan mudah mempraktekkannya di Dunia Usaha
/Dunia Industri.
Pada tahun 2005 Yayasan Aldiana Nusantara membeli tanah yang luasnya
1600 m2,
kemudian dibagun gedung Sekolah menengah Kejuruan SMK
Nusantara yang disebut dengan Gedung Baru yang berada di Jl. Tarumanegara
Dalam No.1 Pisangan Ciputat Tangerang, digunakan untuk jurusan
41
Akomodasi Perhotelan, Usaha Jasa Pariwisata, dan Farmasi. Kemudian
Gedung yang berada di Jl. Legoso Raya No.30 Pisangan Ciputat masih
digunakan untuk jurusan Penjualan dan Tehnik Informatika, akan tetapi mulai
tahun ajaran baru tahan 2008 gedung yang berada di Jl. Legoso Raya No. 30
Pisangan Ciputat tidak dipakai untuk SMK Nusantara karena semua jurusan
akan dipindahkan di Gedung Baru semua.
2. Visi, Misi, dan Strategi SMK NUSANTARA
Adapun visi dan misi SMK Nusantara 1 diantaranya adalah :
Visi : Menciptakan tenaga kerja yang profesional yang berahlak
mulia
Misi ` :
- Memelihara budaya bangsa sebagai aset pariwisata
- Mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan budaya bangsa yang
bermoral dan religius.
- Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang bersifat teoritis
dalam rangka profesional.
- Mengedepankan pendidikan agama dalam menciptakan tenaga kerja
yang berakhlak mulia.
- Mendidik tenaga kerja terampil melalui guru industri
berpengalaman dan dapat dipertanggung jawabkan guna
kepentingan dunia kerja dalam dan luar negeri.
- Industri sebagai partner dalam mengembangkan kompetensi siswa/ i
job training dan penempatan kerja.
- Setiap alumni dibekali sikap mental dan mampu bersaing dalam
memasuki dunia kerja.
42
Strategi : Dalam rangka persaingan global multidemensi, SMK Nusantara
selain bekerja sama secara aktif dengan dunia Industri, dalam
Negeri juga mempersiapkan On The Job Training ke luar Negeri
khususnya Malaysia, brunei Darussalam dan Singapura dengan
bekal English Tourist.
3. Tujuan Sekolah SMK Nusantara
Tujuan Sekolah
1. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mandiri dan
dapat memenuhi kebutuhan dunia kerja sesuai dengan kompetensi pogram
keahliannya.
2. Membekali peserta didik dengan ketrampilan agar lulusannya dapat terserap
oleh dunia usaha dan industri yang relevan secara optimal.
3. Membekali peserta didik dengan jiwa kewirausahaan agar mampu
menciptakan lapangan kerja yang berwawasan lingkungan.
4. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu
bersaing untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
5. Meningkatkan profesionalisme kinerja tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan dengan mengedepankan aspek pelayanan.
Tujuan SMK
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan Pendidikan
kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan pasal 15 UU Sisdiknas.
Merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekrja dalam bidang tertentu.
Tujuan umum dan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagi
berikut:
43
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan perserta didik kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokrasi dan
bertanggung jawab.
3. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan,
memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa.
4. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap
lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumberdaya alam dengan efektif dan
efisien.
Tujuan Khusus
1. Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam kompetensi
keahlian Administrasi Perkantoran, agar dapat bekerja baik secara mandiri
atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah.
2. Mendidik peserta didik agar mampu memilih karier, berkompetisi, dam
mengembangkan sikap profesional dalam Kompetensi keahlian Administrasi
Perkantoran.
3. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan
kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran.
4. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan masa yang
akan datang dalam Bidang keahlian Bisnis dan Manajemen khususnya
kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran.
5. Siap untuk memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap
profesional dalam Bidang keahlian Bisnis dan Manajemen khususnya
kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran.
44
6. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai
bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan.
7. Menjadi warga negara yang produktif dan kreatif.
Tujuan Program Keahlian
Menerapkan dan membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan
dan sikap agar kompeten :
1. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis
dengan relasi dengan memperhatikan norma dan lingkungan masyarakat.
2. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan teknologi informasi untuk
melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.
3. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan untuk merencanakan,
melaksanakan, mengorganisasi, dan mengevaluasi tugas yang menjadi
tanggungjawabnya.
4. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan dalam mengelola
surat/dokumen sesuai standar operasi dan prosedur untuk mendukung tugas
pokok lembaga.
5. Menerapkan dan mengembangkan pelayanan terhadap relasi sehingga
diperoleh manfaat masing-masing pihak.
6. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan mengelola adminitrasi
keuangan sehingga segala aspek keuangan dapat dilaporkan dan
dipertanggungjawabkan.
4. Guru yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler teater
Peran guru sangat menentukan dalam meningkatkan proses belajar
mengajar, untuk itu dibutuhkan guru yang profesional yang bekerja sesuai
dengan bidangnya masing-masing.
Adapun jumlah guru yang terlibat dalam pembinaan nilai karakter kegiatan
45
ekstrakurikuler teater SMK Nusantara dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 4.1
Guru yang terlibat dalam
Kegiatan Ekstrakurikuler teater
No. Nama Jabatan
1. Drs. H. Hudlori Ma’arif, M.Pd Kepala Sekolah
2. M. Arief Noor, SE, S.Pd, MM Wakasek
3. Bahrozih, SE, MM Wakasek.Bid.
Kesiswaan/Guru
PKN dan PAI
4. Susanty Wanindya, SH. Pembina
5. N. Herlina, M.Pd Guru Bahasa
Indonesia
5. Guru dan Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan di SMK Nusantara berjumlah 93 orang, terdiri atas guru
78 orang, karyawan tata usaha 15 orang. Secara terperinci ialah sebagai
berikut:
Table 4.2
Guru dan Staf Karyawan
No. Nama Jabatan
1 Drs. H.Hudlori M.Pd. Kepala Sekolah
2 M Arief Noor, SE, S.Pd, MM Wakasek/Guru
3 Bahrozih, SE, MM Wakasek. Bd. Kesiswaan/Guru/
W.Kls XII MM-1
4 Dra. Kanaah Djamal, SE.MM Wakasek. Bd. Kurikulum BM/ Guru/
W.Kls XII -1 Pms
46
5 Ika Kusumatuti, S.Kom Wakasek. Bd. Kurikulum TI/ Guru/
W.Kls XII -1 Tkj
6 R. Asnan Efendi, S,Pd Wakasek. Bd. Kurikulum BM/Guru/
W.Kls XII -2 Aph
7 Kartini, SE, MM Guru/ Kaprog Upw/ W.Kls XII Upw
8 Slamet Rujito, SE, MM Guru/ Kaprog APH/ W.Kls XII -1 aph
9 Tarudin, S.Pd Guru/ Kaprog T.Boga/ W.Kls XII
T.Boga
10 Yusroni, SPd. SE. Guru/ Kaprog Pms/ W.Kls XII - 2
Pms
11 Diana Rikaoknia D, S.Pd Guru/ Kaprog AK/ W.Kls XII -1 AK
12 Ramdan, S.Kom Guru/ Kaprog MM/ W.Kls X - 2 MM
13 Kusdiyono Irfan, S.T Guru/ Kaprog TKJ/ W.Kls XI-1 Tkj
14 Sumarto, SPd. SE. Guru/ W.Kls XII-2 TKj
15 Drs. M. Sarudji HB, S.Ag.MM Guru/ W.Kls XII - 2 MM
16 Nina Yuliestina, SE. Guru/ W.Kls XI-1 Aph
17 Sartoyo Soeman, SE. Guru
18 Ruzayana, SPd. Guru/ W.Kls X-2 Aph
19 Drs. Daeng Sibella Guru
20 Rochimah, SPd. Guru/ W.Kls XI-3 AK
21 Nurjanah, SE. Guru/ W.Kls X Pms
22 Wardoyo, SE. Guru
23 Pramaditya, SE. Guru
24 Hj. Tafi Erilla Lubis, SE. Guru/ W.Kls X-2 Ak
25 H. Joni Bastian, SE. MM. Guru/ W.Kls XII-2 Ak
26 Annie Rufeidah, SPd. Guru/ W.Kls XII-2 Rpl
27 Inung Idawati, SE Guru/ W.Kls XI-2 Pms
28 M. Arsyad Noor, SE Guru/ W.Kls XII-1 RPl
29 Husnul Ummah, S.Pd Guru/ W.Kls X-1 Tkj
30 Marino, SE Guru
31 Dra. Siti Aisyah M.Pd Guru
32 Salmawati, SH Guru
33 Herdianto, S.Hi Guru/ W.Kls XI-2 Ak
34 Meulana Malahayati, S.Pd Guru/ W.Kls X-1 T. Boga
35 Drs. Rasuddin, HB, SE. Guru
36 Imam Syambodo, S.Kom Guru
37 Rizqia Herliana, S.Psi Guru/ W.Kls X-2 T. Boga
38 N. Herlina, M.Pd. Guru/ W.Kls XII-3 AK
47
39 Yuni Ruwanti, S.Pd Guru/ W.Kls XI-2 Aph
40 Andi Setiadi, S.Kom Guru
41 Agustomi, S.Pd. Guru/ W.Kls XI-2 Tkj
42 Rini Ramadani Yafas, SE. Guru/ W.Kls XI-1 Pms
43 Prandiri Wijaya, S.Pd Guru
44 Nur Afriani, S.Pd Guru
45 Suryani, S.Pd Guru/ W.Kls XI-1 T.Boga
46 Shartika, S. Kom Guru/ W.Kls X-1 Ak
47 Amran Mursalim, S.Pd.I, ST Guru
48 M. Yusuf, ST Guru
49 Yepi Iriani, S.Pd Guru
50 Achmad Mulyana, SE, MM Guru
51 Kaidar Rifaat Hidayatullah, M. Si Guru/ W.Kls X Upw
52 Petty Supartiwi, S.Pd Guru/ W.Kls X-1 Aph
53 Ima Maryamah, S.Pd Guru/ W.Kls XI-1 Rpl
54 Hanum Ningtyas, S.Pd Guru/ W.Kls XI-2 Rpl
55 Sofwan, SE,MM. Guru
56 Iceu Nururohmah, S.Pd Guru/ W.Kls X-1 MM
57 Hayatun Nufus, SH Guru
58 Ernita Krisnayanti, Amd Guru/ W.Kls XiI- Upw
59 Rohadi Sutaryono, SE Guru
60 Bahriah, S.Pd Guru/ W.Kls X- Rpl
61 Budi Riswanto, S.Pdi, ST Guru/ W.Kls X-2 Tkj
62 Dessy Natalia ,SE Guru/ W.Kls XI-1 AK
63 Nurbaiti, S.Pd Guru/ W.Kls XII- 4 Ak
64 Dra. Priska Hutapea Guru/ W.Kls XI-2 T. Boga
65 Asianto Herlambang, Ss Guru
66 Abdul Khohar, S.Pd, M.Pd Guru
67 Syaiful Amri, ST Guru/ W.Kls XI Rpl
68 Andi Rustandi, S.Pd Guru
69 Arief Marna Sanjaya, Guru
70 Arief Wibowo, S.Pd Guru/ W.Kls X-3 Ak
71 Washadi, S.Pd Guru
72 Euis Tien Muliawati, SE Guru
73 Dra. Tienelfia Agus Guru
74 Mahfud Arifin Guru
75 Alwis Susanti, S.pd Guru
76 Hendra Hasan, ST Guru
48
77 Nurdiansyah Guru
78 H. Muslim Guru
79 Muntohar Kepala Keuangan
80 Minarni, S.Pd. Kepala TU
81 Arie Candrawati, SE. TU. Adm. Kesiswaan
82 Nurhidayat TU Humas
83 Hariyanto TU. Adm. Umum
84 Maman Fathurohman TU. Adm. Umum
85 Anggi Yulianto TU. Adm. Umum
86 Raisera Agustina TU
87 Sujana Octaviany TU
88 Sukatma TU Perpustakaan
6. Jumlah Siswa SMK Nusantara
Siswa SMK Nusantara terbagi ke dalam tiga rumpun, yakni rumpun
Pariwisata, Bisnis Manajemen, dan Teknik Informatika. Masing-masing rumpun
terbagi menjadi beberapa jurusan. Rumpun pariwisata memiliki jurusan
Akomodasi Perhotelan, Boga dan Usaha Perjalanan Wisata; rumpun bisnis
manajemen memiliki jurusan Pemasaran dan Akuntansi; sedangkan rumpun teknik
informatika memiliki jurusan Teknik Komputer Jaringan, Rekayasa Perangkat
Lunak dan Multimedia. Jumlah siswa masing-masing jurusan ditunjukkan oleh
tabel berikut.
Table 4.3
Jumlah Siswa SMK Nusantara 1
Rumpun/Jurusan Kelas X Kelas XI Kelas
XII
PARIWISATA
- Akomodasi Perhotelan
- Boga (Restoran)
59
50
66
39
54
43
49
- Usaha Perjalanan Wisata 21 20 23
BISNIS MANAJEMEN
- Pemasaran
- Akuntansi
37
91
68
117
62
137
TEKNIK INFORMATIKA
- Teknik Komputer Jaringan
- Rekayasa Perangkat Lunak
- Multimedia
66
22
68
67
38
69
67
59
57
7. Sarana dan Prasarana SMK Nusantara
Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Nusantara sudah cukup media sesuai dengan standar yang ditetapkan. Sehingga
masing -masing jurusan dapat memahami pelajarannya dengan baik ditambah
praktek -praktek kejuruan yang dapat memperjelas dan memahami ilmu yang
didapat didalam kelas mengenai pelajaran mereka.
Sarana dan Prasarana yang miliki pada dasarnya banyak sekali, akan tetapi ada
beberapa yang penulis catat sebagai fasilitas yang dianggap penting antara lain :
Table 4.4
Fasilitas SMK Nusantara
No. Nama Fasilitas Jumlah Keadaan Ket
1.
2.
Lab Bahasa Inggris
Lab Bahasa Jepang
1
1
Kurang Baik
Baik
50
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Lab Bahasa Mandarin
Lab Penjualan
Lab Farmasi
Lab Komputer
House Keeping
FO
Hotel Nusantara
Perpustakaan
Lab Restoran
Lab Pastry
1
2
1
2
2
1
1
2
1
1
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Hak dan Kepemilikan
Hak dan kepemilikan tanah dan gedung adalah milik sepenuhnya Yayasan
Aldiana Nusantara, dengan tanah 2000 m2. Jumlah kelas yang sebanyak 40
kelas termasuk ruang TU dan kepala Sekolah dan ruang guru. Hak kepemilikan
tanah dang dung yaitu pada tahun 2005.
8. Kegiatan Ekstrakurikuler
SMK Nusantara memiliki berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler yang
diadakan untuk menyalurkan dan mengembangkan potensi, minat, bakat dan
kreatifitas peserta didik.
Adapun jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMK Nusantara yaitu:
51
1. Teater
2. Paskibra
3. ROHIS
4. Saman
5. Safle Dance
6. Taekwondo
7. Vocal Group
B. Paparan dan Analisis Data
Penelitian dilakukan sejak pertengahan April 2013 sampai Agustus 2013.
Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara/interview, observasi dan
dokumentasi. Berikut ini dapat peneliti paparkan beberapa data dari para
informan yang terkait dengan pembinaan nilai karakter melalui kegiatan
ekstrakurikuler teater.
1. Nilai Karakter Kegiatan Ekstrakurikuler Teater
1. Religius
Kegiatan ekstrakurikuler teater membina bagaimana siswa dapat
mempunyai sifat yang religi. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat
memiliki dan berperilaku dengan baik yang didasarkan pada ketentuan
agama. Selain itu siswa diajarkan bagaimana caranya menghormati
orang lain dan menghargai keberagaman antar agama lainnya.1
1 Observasi Peneliti. Tanggal 14 Agustus 2013.
52
Menurut Pembina kegiatan ekstrakurukuler teater, bahwa nilai
religi yang dibina pada siswa dan siswi teater yaitu secara bertahap,
salah satu contohnya ketika dari mereka mengajak temannya untuk
sholat yang awalnya siswa tersebut malas untuk melaksanakan sholat.
Karena setiap pertemuannya dilakukan sholat berjama’ah di masjid.2
Pada saat mereka hendak latihan dibiasakan untuk membaca do’a
bersama-sama sebelum latihan dan sebelum pementasan agar latihan
dan acara berjalan dengan lancar dan terjalinnya kekompakkan
diantara mereka. Selain itu pada bulan Ramadhan diadakan buka puasa
bersama anak-anak teater dengan pihak sekolah.3
2. Jujur
Nilai kejujuran pada kegiatan ekstrakurikuler di lihat dari mereka
yang saling mengenal. Rasa saling mengenal tersebut otomatis
membuat mereka juga harus jujur satu sama lain dan saling
menghargai kekurangan dan kelebihan orang lain.4
Berdasarkan wawancara dengan sutradara teater syahid UIN,
beliau mengatakan bahwa “Panggung kecil teater mengajarkan ke
mereka bagaimana mereka harus bersikap jadi mereka tidak bisa
sembarang hadir di atas panggung tanpa mempunyai kejujuran, tanpa
mempunyai proses yang baik, tanpa mempunyai tubuh yang sehat dan
tanpa mempunyai pikiran yang luas”.5
Bekerja sama di dalam panggung harus mempunyai pikiran yang
peka agar dapat menyampaikan pesan yang baik kepada penonton.
2 Ibid
3 Ibid
4 Ibid
5 Bambang Prihadi sutradara teater syahid (UIN). Tanggal 27 Agustus 2013. Pukul 19.00
WIB.
53
Karena panggung kecil atau teater memberikan ruang yang seadanya
untuk mereka dapat bersikap jujur di atas panggung. Di dalamnya
mereka belajar dengan penuh kejujuran dan dengan penuh kerendahan
hati agar apa yang di hadirkan itu memang apa adanya. Dari ruang
yang mereka eksplor untuk berlaku jujur dapat memproses dirinya
semaksimal mungkin dan mempengaruhi dirinya di dalam
kehidupannya sehari-hari.6
3. Kreatif
Kegiatan ekstrakurikuler teater menjadikan siswa dan siswi
kreatif. Karena di dalamnya selalu ditanamkan bagaimana caranya
menciptakan sesuatu yang baru. Tidak hanya yang terlihat akan tetapi
cara berpikir dan bersikap yang kreatif. Contohnya ketika mereka
ingin pentas siswa melakukan segala macam sesuatu yang diperlukan
saat acara kegiatan pementasan teater, yaitu seperti alat maupun atribut
yang digunakan di atas panggung, kostum dan lain sebagainya.7
Berdasarkan wawancara dengan Kepsek dan pembina teater SMK
Nusantara tentang nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler teater
adalah beliau mengatakan bahwa “kegiatan ekstrakurikuler teater
merupakan kegiatan yang kreatif dan banyak diminati oleh siswa.
Karena didalamnya ditanamkan nilai positif seperti disiplin, tanggung
jawab dan rasa percaya diri yang tinggi”.8
Kontribusi sekolah sangat penting dalam meningkatkan kegiatan
ekstrakurikuler, agar kegiatan ekstrakurikuler selalu kreatif dan
diminati banyak siswa, yaitu dengan cara sering diikutsertakan dalam
6 Observasi Peneliti. Tanggal 16 April 2013.
7 Ibid
8 Wawancara dengan Kepala Sekolah SMK Nusantara. Tanggal 15 April 2013, pukul
08.00 WIB.
54
perlombaan-perlombaan dan acara-cara penting yang diadakan di
sekolah.9
Kegiatan ekstrakurikuler teater banyak mengundang minat siswa
untuk mengikutinya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh
pembina teater yaitu Ibu Santi, bahwa “kegiatan ekstrakurikuler teater
ini cenderung membuat siswa/i SMK Nusantara tertarik untuk
menggelutinya, semua ini dilihat ketika maupun setelah dari anggota
teater mengadakan pementasan. Misalnya sekolah SMK Nusantara ini
sedang mengadakan acara Maulid Nabi SAW dan dari anggota teater
ini pentas dengan tema yang berhubungan dengan acara Maulid
tersebut.”
Kreatif, dapat dilihat ketika Adam anggota dari teater SMK
Nusantara yang memerankan tokoh Randy yang memiliki karakter
anak yang sholeh yang setiap harinya tidak pernah meninggalkan
sholat lima waktu, maka otomatis peran tersebut menjadi contoh yang
baik dan bermanfaat bagi dirinya.10
4. Disiplin
Dalam kegiatan teater ditanamkan nilai disiplin yaitu tertib dan
patuh pada ketentuan dan peraturan. Ekstrakurikuler teater dapat
bermanfaat meningkatkan disiplin belajar siswa. Hal ini sesuai dengan
yang dinyatakan oleh Ibu Santi selaku Pembina ekstrakurikuler teater,
yang menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler teater ini
mempunyai pengaruh dalam meningkatkan disiplin siswa. 11
Contohnya disiplin waktu pada saat latihan. Masih banyak terdapat
99
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMK Nusantara. Tanggal 15 April 2013, pukul
08.00 WIB 10
Observasi Peneliti. Tanggal 8 Mei 2013. 11
Pembina ekstrakurikuler teater. Tanggal 31 Agustus 2013. Oukul 11.00 WIB.
55
anak-anak yang tidak tepat waktu saat latihan. Misalnya latihan
dimulai pukul 9 pagi namun masih terdapat anak yang baru datang
terlambat yaitu datang jam 10 atau pukul 11 pagi, sehingga dapat
mengulur waktu dan merugikan siswa yang lain yang sudah bersiap
untuk mengikuti latihan.12
Siswa yang datang terlambat tidak mendapakan hukuman, tetapi
ditugaskan untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan
kegiatan ekstrakurikuler tersebut, contohnya siswa itu diminta untuk
membuat sebuah naskah atau harus melakukan sesuatu dengan
mencoba memerankan sebagai tokoh sehingga untuk pertemuan
latihan berikutnya siswa tersebut dapat tepat waktu dalam latihan.
Maka pembina kegiatan ekstrakurikuler teater membina siswa/i untuk
lebih disiplin dan mananamkan nilai karakter yang dapat dicontoh bagi
siswa yang lainnya, khususnya siswa yang tidak mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler teater.13
5. Percaya diri
Percaya diri merupakan salah satu manfaat yang paling banyak
didapat oleh siswa dan siswi pada kegiatan ekstrakurikuler teater.
Kegiatan ekstrakurikuler teater selain dapat mengembangkan bakat
dan minat siswa juga dapat menjadikan siswa percaya diri. Hal ini
sesuai dengan apa yang dikatakan Ibu Santi selaku Pembina
ekstrakurikuler teater, beliau mengatakan “Terlihat dari bagaimana
mereka berada di dalam kelas maupun di luar kelas. Mereka terlihat
12
Observasi Peneliti. Tanggal 20 Agustus 2013. 13
Pembina Ekstrakurikuler, op.cit.
56
lebih berani dan percaya diri karena sudah terlatih ketika mereka
dilihat di depan orang-orang banyak”.14
Sedangkan menurut Ibu Herlina selaku guru Bahasa Indonesia,
beliau menyatakan bahwa nilai karakter yang dimiliki siswa cenderung
percaya diri karena di dalam ekstrakurikuler tersebut mereka dilatih
dan diajarkan drama dan bahwa drama itu akan selalu ditampilkan di
depan orang-orang maka siswa tersebut terlatih untuk berani dengan
rasa kepercayaan diri yang bagus. Sehingga ketika dalam pelajaran
bahasa Indonesia siswa dan siswi tersebut sudah terbiasa dan bisa
bahkan mengajarkan kepada teman-temannya yang belum
memahami.15
Selain itu diadakannya kegiatan ekstrakurikuler teater yaitu untuk
melatih aktivitas agar anak tersebut berani tampil di muka umum dan
melatih mental mereka, misalnya yang sebelumnya anak tersebut
pemalu akan tetapi setelah mengikuti ekstrakurikuler teater menjadi
anak yang pemberani.16
6. Mandiri
Mandiri yaitu sikap yang tidak mudah tergantung pada orang lain.
Di dalam kegiatan ekstrakurikuler teater, diajarkan bagaimana siswa
dapat belajar mandiri. Mandiri yaitu contohnya ketika mereka mencari
kostum masing-masing sebagai pelengkapan pementasan acara teater
tanpa dibantu oleh pihak sekolah. Mereka membuat, menjahit bahkan
14
Ibid 15
Wawancara dengan guru bahasa Indonesia SMK Nusantara. Tanggal 27 Agustus 2013.
Pukul 10.00 WIB. 16
Observasi Peneliti. Tanggal 16 Agustus 2013.
57
membelinya dengan uang mereka sendiri demi pertunjukan yang akan
mereka tampilkan.17
7. Tanggung Jawab
Kegiatan ekstrakurikuler teater menjadikan peserta didik memiliki
rasa tanggung jawab yang tinggi. Contohnya yaitu ketika mereka
diberikan tanggung jawab pada pekerjaan mereka masing-masing,
seperti membaca dan menghapal sebuah naskah kemudian
memerankannya di depan orang banyak. Sehingga terlihat dari siswa
untuk dapat mempertanggungjawabkan peran yang mereka miliki.
Selain itu tugas per divisi dari masing-masing siswa pada kegiatan
latihan setiap sabtu seperti ketua, sekretaris dan bendahara sampai
pada saat menjelang pementasan. Agar mereka dapat memanage dan
bertanggung jawab kepada tugas yang mereka miliki.
8. Bekerjasama
Kegiatan ekstrakurikuler teater memberikan aspek-aspek yang
mereka bangun baik secara individu maupun kelompok. Salah satunya
yaitu siswa dibangun untuk dapat bekerjasama dalam satu organisasi.
Solidaritas yang ada didalam kegiatan ekstrakurikuler teater terjalin
sangat baik dan dapat membentuk nilai karakter pada siswa itu sendiri.
2. Analisis hasil wawancara, observasi dan dokumentasi
Dalam penelitan ini penulis mengambil data dengan populasi yaitu
siswa/i yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater dan yang dijadikan
responden atau sampel dalam penelitian ini berjumlah 7 orang dengan
tujuan untuk mendapatkan data tentang pembinaan nilai karakter pada
17
Observasi Peneliti. Tanggal 16 Agustus 2013.
58
kegiatan ekstrakurikuler teater. Data yang didapat yaitu berupa
wawancara, observasi dan dokumentasi.
1. Wawancara
Untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut tentang pembinaan
nilai karakter ekskul teater, maka dilakukan wawancara. Kegiatan
wawancara ini dilakukan dengan cara peneliti mendengarkan hasil
wawancara yang ada dan mendeskripsikan seluruh hasil yang ditemukan
dilapangan. Wawancara ini dikemukakan oleh kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, pembina ekstrakurikuler teater, guru Bidang Kesiswaan,
guru Bahasa Indonesia, guru PKN, siswa/i ekstrakurikuler teater dan siswa
yang tidak mengikuti ekatrakurikuler teater.
2. Observasi
Observasi yang penulis lakukan adalah dengan mengamati, melihat,
memantau dan mencatat tentang pembinaan kegiatan ekstrakurikuler
teater. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui dan menyaksikan proses
yang terjadi secara langsung.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yang penulis lakukan adalah dengan mengumpulkan
foto-foto yang berkaitan dengan pembinaan pada kegiatan ekstrakurikuler
teater, seperti foto-foto pada saat latihan sampai pementasan.
59
Gambar 4.1
Siswi yang sedang Mempelajari Naskah Dialog
Gambar di atas merupakan gambar dari siswi yang sedang
bekerjasama dalam menghapal naskah dan berdialog pada saat latihan
dalam kegiatan eksrakurikuler teater.
Pada gambar tersebut dijelaskan yaitu mereka sedang latihan
menghapal dialog dengan judul naskah “Jungkir Balik Dunia Cinderella”.
Siswa mempelajari dan mendalami dari masing-masing peran yang
mereka lakoni yaitu untuk pertunjukkan acara PANSI disekolah.
Menceritakan tentang terbaliknya kisah seorang cinderella yang kita tahu
bahwa cinderella merupakan gadis manis yang baik hati tetapi cerita pada
naskah ini bahwa cinderella seorang gadis yang jahat dan angkuh.
60
Gambar 4.2
Pementasan Teater pada Acara PENSI
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar minat
dan bakat siswa dapat berkembang dalam kegiatan ekatrakurikuler teater.
Gambar ini merupakan gambar saat siswa pentas pada acara PENSI di
sekolah.
Pada gambar tersebut diambil pada saat acara PENSI di sekolah
dengan judul naskah “Mencintaimu Karena Allah” yang menceritakan
siswa yang pada awalnya malas beribadah yang diperankan oleh Adam
sebagai Rendy namun ketika bertemu dengan salah satu siswi yang ia
sukai dan taat pada agamanya yang diperankan oleh Desti sebagai
Muslimah, maka Rendy berubah menjadi anak yang baik dan sholeh.
3. Hasil Temuan Penelitian
Berdasarkan paparan di atas, maka dapat diuraikan temuan-temuan
sebagai berikut:
Pembinaan nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler teater
merupakan kegiatan yang dapat menumbuhkan sikap yang positif.
61
Kegiatan ini telah menambah wawasan bagi siswa, dapat mengembangkan
bakat dan minat siswa, dapat membuat siswa percaya diri, meningkatkan
rasa tanggung jawab, dapat menjadikan siswa belajar mandiri dan
menjalin kebersamaan dalam organisasi.
Melalui pembinaan kegiatan ekstrakurikuler ini terdapat manfaat.
Sesuai observasi yang penulis lakukan, manfaat yang didapat, yaitu siswa
dapat disiplin dan berani dalam mengatur waktu, dapat menanamkan jiwa
yang berkarakter, dapat memahami karakter teman-temannya, siswa dapat
percaya diri berada di depan orang banyak, siswa berani dan siap dalam
menghadapi sesuatu terutama dalam lingkungan sekolah, bermasyarakat
dan dalam pergaulannya sehari-hari.
Pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK
Nusantara sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan ketika akan mempersiapkan suatu
acara seperti pementasan. Kelompok ekstrakurikuler ini selalu aktif dalam
mengisi acara-acara khususnya di dalam sekolah. Ketika akan diadakan
pementasan siswa dibina dan dilatih untuk menjadi pribadi yang lebih baik
lagi dan berkarakter karena akan terlihat ketika mereka semua berada
dalam satu panggung contohnya, dimana peran yang mereka bawakan
akan terlihat dengan sendirinya oleh orang-orang yang menyaksikan.
4. Kegiatan Ekstrakurikuler
Menurut wakil kepala sekolah SMK Nusantara, kontribusi sekolah
sangat besar karena melibatkan semua stakeholder, yaitu kepala
sekolah, guru, staff TU, pembina ekstrakurikuler dan pada siswa itu
62
sendiri dan tentunya juga dukungan dari orang tua siswa dalam hal
sarana dan prasarana dan pembiayaan sekolah.18
Setiap siswa diwajibkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
khususnya pada siswa kelas X. Terdapat banyak siswa yang berminat
untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater dan terlihat pada saat
siswa X yang baru masuk dan mendaftarkan diri sebanyak 50 orang
dan diadakan seleksi pada siswa yang ingin masuk ke dalam kegiatan
ekstrakurikuler. Adapun seleksinya yaitu siswa diminta untuk unjuk
kebolehan bakat yang mereka miliki khususnya pada bakat acting.
Kegiatan ekstrakurikuler teater dilaksanakan pada setiap hari sabtu
jam 9 pagi dan dipandu oleh Pembina ekstrakurikuler.
Tugas pembina adalah membimbing, membina dan pada kegiatan
ekstrakurikuler yang dibinanya dan melaporkan perkembangan siswa
yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kepada wali kelas.
Nilai karakter yang dibina yaitu baru sebatas memperkenalkan
sebuah drama. Karena siswa belum mengerti benar apa itu teater, hal
ini sesuai yang dinyatakan oleh Ibu Santi selaku Pembina teater, “Nilai
karakter mereka dibina seperti apa mereka belum benar mengetahui
teater itu apa. Mereka lebih mengetahui bahwa itu adalah drama. Saya
baru memperkenalkan ke mereka apa itu panggung dan naskah drama.
Akan tetapi saya selipkan arti teater di dalamnya”.19
Kegiatan ekstrakurikuler teater banyak diminati sekitar 50 sampai
100 anak , karena sifatnya variasi dan karakter yang mereka bangun
berbeda-beda dari mulai karakter yang tingkat emosionalnya tinggi
18
Wawancara dengan Wakasek SMK Nusantara. Tanggal 18 April 2013, pukul 11.30
WIB. 19
Pembina teater ekstrakurikuker teater. Tanggal 31 Agustus 2013. Pukul 11.30 WIB.
63
dan tentunya juga karakter-karakter anak yang pendiam, pemalu dan
sebagainya. Semua itu dibangun dalam satu kesatuan organisasi teater.
Maka kita lebih memfokuskan kepada peserta didik pada tahun ajaran
baru karena untuk siswa kelas XI mereka konsentrasi pada PKL
(Praktek Kerja Lapangan) dan kelas XII konsentrasi pada Ujian Akhir
Nasional (UAN).20
5. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Berdasarkan wawancara dengan pembina teater SMK Nusantara
tentang pembinaan nilai karakter, bahwa kegiatan ini dilaksanakan
pada hari sabtu jam 9 pagi.
Selanjutnya beliau mengatakan bahwa “Pada kegiatan ini belum
ada mike atau handsfree jadi mau tidak mau kita adakan dubbing, jadi
saya mengajarkan mereka bagaimana membaca dan memahami
naskah itu dari dubbing karena dengan suara mereka belum bisa dan
tidak terdengar”.21
Mereka belum dilatih vocal dalam teater, arena
dalam pelatihan vocal memerlukan tempat diluar dan membutuhkan
waktu yang lama. Sedangkan waktu yang ada untuk latihan sedikit
yaitu hanya seminggu sekali, sehingga tidak efektif.
6. Manfaat Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Teater
Banyak manfaat yang diperoleh dari pembinaan kegiatan
ekstrakurikuler teater, yaitu menurut Ibu Santi selaku pembina
ekstrakurikuler beliau mengungkapkan bahwa pada kegiatan
ekstrakurikuler teater ini menjadikan siswa/i tersebut disiplin dan
percaya diri. Sedangkan menurut Gusti siswi teater Nusantara
20
Wawancara wakasek SMK Nusantara. Tanggal 18 April 2013. Pukul 12.30 WIB. 21
Wawancara pembina ekstrakurikuler teater. Tanggal 31 Agustus 2013. Pukul 11.00
WIB.
64
menyatakan bahwa merasa sudah tidak canggung lagi berada di depan
umum karena di dalam kegiatan teater itu sendiri dibina untuk tepat
waktu dan mandiri.22
Pada pembinaan kegiatan ekstrakurikuler teater, dilatih untuk
mengenal bagaimana rasanya kebersamaan dan solidaritas yang tinggi
dan dilihat dari bagaimana memainkan peran yang kita mainkan
sehingga lebih mengenal lebih dalam lagi dari masing-masing karakter
teman kita dan diri kita yang sebenarnya. Selain itu dapat
mengembangkan bakat yang dimiliki pada setiap siswa.
Selain untuk memberikan rasa percaya diri kepada peserta didik,
kegiatan ekstrakurikuler teater dapat menyalurkan bakat dan minat
mereka terhadap dunia teater itu sendiri, dan tentunya juga hal yang
dapat membantu sekolah yaitu dapat dikenalnya sekolah pada
lingkungan teater di sekolah-sekolah yang lain.23
Contohnya Adam,
yang merankan menjadi tokoh Randy dalam pementasan Maulid Nabi,
ia merasa bahwa Randy yang sholeh yang iya mainkan terbawa dalam
kehidupan sehari-hari dan manfaatnya ia menjadi lebih percaya diri,
menjadi pintar berbicara dan banyak dikenal orang. 24
Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler teater dengan siswa yang
tidak mengikuti ekstrakurikuler teater terlihat perbedaannya. Misalnya
anak yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater, anak
22
Wawancara dengan Gusti anggota teater SMK Nusantara. Tanggal 03 Juni 2013.
Pukul 12.30 WIB. 23
Wawancara dengan wakasek SMK Nusantara. Tanggal 18 April 2013. Pukul 11.30
WIB. 24
Wawancara dengan Adam siswa teater SMK Nusantara. Tanggal 15 Agustus 2013.
Pukul 10.00 WIB.
65
tersebut cenderung pasif jika dibandingkan dengan siswa yang
mengikuti akan lebih aktif, berani dan kuat mentalnya.25
Seperti dalam bertanya pelajaran di dalam kelas yang tadinya
malas dan takut, anak tersebut berani untuk memulainya. Karena pada
tiap acara kegiatan di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler teater selalu
diikutsertakan untuk mementaskan sebuah pertunjukkan dan terdapat
suatu kebanggaan bagi sekolah dan para pemain khususnya. Biasanya
anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater mental mereka
lebih diuji antara konteks kejiwaan dan fisik mereka.
Dari manfaat yang ada dari pembinaan nilai karakter pada
kegiatan ekstrakurikuler teater, terdapat kelemahan pada kegiatan
tersebut. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Bahrozih, selaku
bidang kesiswaan sekaligus guru PKN, beliau mengatakan bahwa
terdapat jadwal yang tidak diketahui oleh pihak sekolah sehingga
terjadinya miskomunikasi antara pembina ekstrakurikuler dengan
pihak sekolah.26
Pembina dari kegiatan ekstrakurikuler tekadang tidak melapor
kepada pihak sekolah bahwa terdapat jam tambahan pada kegiatan
ekstrakurikuler. Sehingga orang tua dari siswa menanyakan pada
pihak sekolah bahwa anaknya tersebut belum pulang ke rumah,
sedangkan pihak sekolah tidak mengetahui hal tersebut.27
Selain itu kelemahan yang ada pada kegiatan tersebut, yaitu
contohnya dalam sarana dan yang belum memadai. Yaitu kostum
25
Wawancara kepala sekolah SMK Nusantara. Tanggal 17 April 2013. Pukul 09.00
WIB. 26
Wawancara Bidang Kesiswaan SMK Nusantara. Tanggal 31 Agustus 2013. Pukul
13.00 WIB. 27
Ibid
66
yang mereka perlukan sebagai properti untuk pementasan, mereka
harus mencari sendiri bahkan membuatnya, karena pihak sekolah tidak
memfasilitasinya. 28
Terdapat juga kelemahan yang lainnya, yaitu ketika mereka
pentas peran yang dimainkan diantara siswa kurang mendalami ada
saja yang tidak sesuai dengan tokoh yang dimainkan dalam dirinya.
Mungkin itu karena siswa tersebut kurang intensif dalam latihan dan
mendalami peran. Selain itu alat yang dibutuhkan dalam pementasan
masih kurang , contohnya microfon ketika mereka berdialog dengan
lawan mainnya.29
Sementara ini untuk menyatukan persepsi pada anak itu sendiri
dalam hal latihan mereka masih bentrok dengan jadwal praktek ,
kadang pada saat jadwal yang sudah disesuaikan oleh pembina
bertabrakan dengan guru yang sedang melaksanakan praktek. Tapi
pada prinsipnya semuanya dapat berjalan dengan baik yaitu dapat di
ganti waktunya pada mereka yang masuk pagi ditetapkan latihan pada
siang dan yang masuk siang ditetapkan latihan pada pagi.
7. Sarana dan Prasarana Kegiatan Ekstrakurikuler Teater
Sarana dan prasarana dalam kegiatan ekstrakurikuler teater masih
berkurang dan belum memadai. Di sekolah ini masih belajar jika
dibandingkan dengan kegiatan pada sekolah lain.30
Seperti yang
penulis lihat pada pementasan Maulid Nabi dan pada acara pensi,
properti yang mereka gunakan belum sesuai dengan tema dan peran
28
Wawancara dengan Muslimah anggota teater SMK Nusantara. Tanggal 31 Agustus
2013. Pukul 12.00 WIB. 29
Wawancara dengan Togar. Siswa jurusan APH SMK Nusantara. Tanggal 17 April
2013. Pukul 09.00 WIB. 30
Wawancara pembina ekstrakurikuler teater. Tanggal 31 Agustus 2013. Pukul 11.00
WIB.
67
yang mereka mainkan. Karena mereka menggunakan rekaman ketika
berdialog, sehingga suara mereka kurang jelas didengar. Selain itu
tempat mereka latihan hanya di kelas saja yang kurang luas dalam
berlatih sebuah drama.
Sekolah belum menunjang dana dan memfasilitasi untuk semua
kebutuhan kegiatan ekstrakurikuler teater. Misalnya ketika siswa
membutuhkan kostum dan properti lainnya, mereka mencari dan
membuatnya sendiri.31
Berdasarkan penemuan penelitian dilakukan dalam teori
Muhaimin, yang mengatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling
untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi dan bakat dari siswa. Penelitian ini membuktikan
bahwa teori tersebut terbukti pada kegiatan ekstrakurikuler teater di
SMK Nusantara, bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan
di luar jam pelajaran dalam membantu perkembangkan bakat dan
minat peserta didik.
Berdasarkan teori Zainal Aqib, yang mengatakan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan diluar
jam pelajaran tatap muka yang dapat meningkatkan keterampilan.
Penelitian ini membuktikan bahwa teori tersebut terbukti yaitu bahwa
kegiatan ekstrakurikuler teater merupakan kegiatan yang dapat
membuat siswa terampil, karena bakat yang mereka miliki bahkan
belum mereka miliki dapat berkembang di dalamnya. Pada
31
Wawancara dengan Mega siswi teater SMK Nusantara. Tanggal 31 Agustus 2013.
Pukul 12.00 WIB.
68
ekstarkurikuler teater dibebaskan untuk aju kebolehan sebisa mungkin
dan mengeluarkan ide-ide yang kreatif.
Berdasarkan teori Mulyasa, yang mengatakan bahwa kegiatan
pembinaan disiplin peserta didik dimulai dengan disiplin waktu dan
patuh pada aturan. Penelitian ini membuktikan bahwa teori tersebut
terbukti yaitu bahwa pada kegiatan ekstrakurikuler teater siswa dibina
untuk disiplin contohnya disiplin waktu yaitu pada saat jam latihan
siswa diharuskan datang tepat waktu dan bagi yang datang terlambat
siswa dihukum tetapi hukumannya disesuaikan dengan apa yang
dibutuhkan siswa dan berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler teater
itu sendiri.
Berdasarkan teori Mushlas Samani yang dikatakan oleh Jack
Corley bahwa karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan
sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam bertindak. Penelitian
ini membuktikan bahwa sikap atau perilaku yang tampak pada diri
seseorang merupakan karakter yang sebenarnya. Contohnya dalam
kegiatan ekstrakurikuler teater ketika dalam pendalaman peran
seseorang akan merasakan karakter yang dimiliki di dalam dirinya
seperti apa dan mencoba untuk memerankan karakter orang lain yang
bertentangan dengan karakter diri dia yang sebenarnya. sehingga dapat
dikatakan bahwa karakter adalah sikap yang membedakan seseorang
dengan orang lain.
Berdasarkan teori Adhy Asmara yang mengatakan bahwa teater
adalah segala macam jenis tontonan yang dipertunjukkan di depan
orang banyak. Penelitian ini membuktikkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara memang jenis kegiatan yang
dipertunjukkan di depan orang banyak. Kegiatannya berupa latihan
69
pada setiap minggunya dengan menguasai naskah sampai waktu
pertunjukan tiba.
Berdasarkan teori Prasmadji yang mengatakan bahwa drama
adalah suatu cerita dalam bentuk dialog yang diproyeksikan dengan
ucapan dan perbuatan dari sebuah panggung kepada penonton.
Penelitian ini membuktikkan bahwa drama yang terdapat dalam
ekstrakurikuler teater SMK Nusantara adalah drama yang dilakukan
dengan membaca naskah, berdialog samapi hapal dan menguasai peran
yang dimiliki kemudian di ucapkan di atas panggung di depan para
penonton.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan dalam kegiatan ekstrakurikuler teater adalah siswa dibina
pada setiap hari Sabtu yaitu pada saat jam latihan siswa dibina untuk
disiplin waktu yang ditetapkan jam latihan pada pukul 9 pagi sampai
pukul 1 siang. Sebelum latihan siswa bersama-sama membaca doa agar
pelaksanaan latihan berjalan dengan baik. Siswa dibina untuk bersikap
jujur yang diterapkan atau dibentuk pada saat mereka berperan di atas
panggung yang dapat membentuk karakter jujur mereka pada diri mereka
dan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa bekerja sama dalam pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler teater itu sendiri seperti dalam pembuatan
kostum, rias dan berdialog dalam naskah. Kreatif, yang mengharuskan
mereka memiliki segudang ide-ide baru yang dituangkan di dalam latihan
71
khususnya pada saat pementasan teater. Bertanggung jawab, yaitu
bertanggung jawab pada tugas mereka masing-masing seperti
menghafalkan naskah dan tokoh yang mereka perankan. Kebersamaan
yaitu ketika mereka makan bersama-sama, sholat berjama’ah dan hadir
dalam satu kelompok dan saling menguatkan untuk menghasilkan satu
karya yang dinanti (pementasan).
2. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater lebih aktif, memiliki
rasa percaya diri yang lebih tinggi karena mereka sudah terbiasa berada di
depan orang banyak yaitu berupa pertunjukan pementasan, siswa lebih
berani dalam arti berani yang positif, bertanggung jawab, mandiri, kreatif,
disiplin, siswa lebih memahami sifat dari sesama teman-temannya serta
kebersamaan diantaranya lebih terjalin dengan baik.
3. Kegiatan ekstrakurikuler teater banyak diminati yaitu terdapat sekitar 50
sampai 100 peserta didik, terutama pada ajaran baru yaitu pada peserta
didik kelas X. Tidak diwajibkan bagi siswa kelas XI dan XII karena pada
kelas XI fokus pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan untuk kelas XII
mereka difokusnya dalam Ujian Akhir Nasional (UAN).
4. Sarana dan prasarana pada kegiatan ekstrakurikuler masih belum
memadai. Masih terdapat kekurangan dalam hal latihan, misalnya tidak
terdapatnya Aula sebagai fasilitas yang diperlukan dalam kegiatan
ekstrakurikuler teater.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang didapat, maka berikut ini dikemukakan saran
peneliti dengan harapan dapat bermanfaat dalam upaya pembinaan niali
karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater, khususnya di SMK Nusantara,
sebagai berikut:
72
1. Sekolah diharapkan lebih meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler agar
bakat yang dimiliki siswa dapat dikembangkan dan dapat mendorong
siswa untuk lebih kreatif dan aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
khususnya teater.
2. Pada jam latihan kegiatan ekstrakurikuler teater sebaiknya ditambah lagi
tidak hanya pada hari Sabtu saja. Agar persiapan dan hasil untuk ke
depannya lebih baik terutama dalam penjiwaan peran dan dalam
menghadapi pementasan.
3. Pembinaan pada kegiatan ekstrakurikuler teater harus lebih dipertegas lagi
terutama dalam disiplin waktu latihan bagi siswa yang tidak mentaati tata
tertib dalam latihan agar karakter pada masing-masing siswa
menghasilkan nilai yang positif, dan sekolah diharapkan mampu
meningkatkan disiplin siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler dan dapat
berpengaruh terhadap kedisiplinan belajarnya.
4. Komunikasi antara pembina ekstrakurikuler dengan pihak sekolah harus
lebih lancar agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pihak-pihak yang
berkaitan sehingga kegiatan ekstrakurikuler dapat berjalan lebih baik
dengan sebagaimana mestinya.
5. Sarana dan prasarana pada kegiatan ekstrakurikuler teater diharapkan
dapat dilengkapi lagi untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler.
73
DAFTAR PUSTAKA
Abriono Hermawan, Teater yang Hidup, Bandung: Etnoteater Publisher, 2008.
Aqib Zainal, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, Bandung: Yrama Widya,
2011.
Arief Iman Setiadi, Dinamika Kepribadian, Jakarta: Refika Aditama, 2006.
Asmara Adhy, Apresiasi Drama, Yogyakarta: Nur Cahaya, 1979.
Aziz Hamka Abdul, Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati, Jakarta: Al-Mawardi
prima, 2011.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2008.
Fidman Howard, Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern, Jakarta: Erlangga,
2006.
Hamalik Oemar, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004.
John Creswell, W. 1994. Research Design : Qualitative and Quantitative Approaches.
Thousand Oaks : SAGE Publications,IncCharles,William Maynes. 1998. The
perils of (and for) an Imperial America, foreign Policy, Summer
Muhaimin, dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) Pada Sekolah & Madrasah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2008.
Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008.
Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.
Musfiqon, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012.
Muslich Masnur, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Padmodarmaya Padmodarmaya, Tata dan Teknik Pentas, Jakarta: Balai Pustaka,
1988.
74
Panduan Penyusunan KTSP Lengkap (Kurikulum Tingkat pendidikan) SD, SMP dan
SMA, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2007.
Prasmadji, Drama Konvensional, Jakarta: PN Balai Pustaka, 1984.
Putra Nusa, Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012.
Rahmanto, Drama, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.
Rendra, Seni Drama untuk Remaja, Jakarta: Pustaka Jaya, 1993.
Riantiarno, Kitab Teater, Bandung: Gramedia, 2011.
Ruslan Rosady , Metode Penelitian Public Relations dan Komun ikasi, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2008.
Samani Muchlas, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011.
Sudarsono Soemarno, Character Building Membentuk Watak, Jakarta: PT Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2002.
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2009.
Sukmadinata Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sulhan Najib, Karakter Guru Masa Depan, Surabaya: PT Jepe Press Media Utama,
2011.
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997.
Sutisna Oteng, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,
Bandung: Angkasa, 1983.
Suyanto, pendidikan Karakter dalam Perspekif Teori dan Praktik, Jogyakarta: UNY
Press, 2011.
Syarbini Amirullah, Pendidikan Karakter, Jakarta: Prima Pustaka, 2012.
Tarigan Henry Guntur, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, Bandung: PN Balai Pustaka,
1984.
Yudiaryani, Panggung Teater dan Teknik Pentas, Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
Yusuf Syamsu, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011.
LAMPIRAN 1
PEDOMAN WAWANCARA
(Untuk Kepala Sekolah SMK Nusantara)
A. Identitas Responden
Nama : Drs. H. Hudlori Ma’arif, M.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah
Pendidikan Terakhir : S2
Hari, Tgl : Selasa, 17-April-2013
B. Pertanyaan
1. Bagaimana kontribusi sekolah dalam meningkatkan kegiatan
ekstrakurikuler teater?
2. Apa tujuan kegiatan ekstrakurikuler teater?
3. Apa manfaat kegiatan ekstrakurikuler teater?
4. Bagaimana caranya siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuker tater?
5. Apakah kegiatan ekstrakurikuler diwajibkan di sekolah ini?
6. Apakah ekskul teater di sekolah ini banyak diminati?
7. Apakah sarana dan prasarana untuk ekskul teater disini sudah
lengkap dalam menunjang kegiatan ekskul?
8. Apa kendala dalam kegiatan ekstrakurikuler teater di sekolah ini?
9. Kegiatan apa saja yang sudah dilaksanakan dalam ekskul teater?
10. Bagaimana siswa setelah mengikuti ekskul teater?
LAMPIRAN 2
PEDOMAN WAWANCARA
(Untuk Pembina Teater SMK Nusantara)
A. Identitas Responden
Nama : Santi
Jabatan : Pembina Teater
Pendidikan Terakhir :
Hari, Tgl :
B. Pertanyaan
1. Bagaimana pembinaan nilai karakter melalui kegiatan
ekstrakurikuler teater?
2. Nilai karakter apa saja yang dimiliki siswa seteleh mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler teater?
3. Apa tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler teater?
4. Apa manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler teater?
5. Berapa jumlah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater
6. Bagaimana caranya siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater?
7. Kapan kegiatan ekstrakurikuler teater dilaksanakan?
8. Apakah siswa aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater?
9. Apakah siswa sudah mentaati peraturan yang diterapkan pada
kegiatan ekstrakurikuler teater?
10. Apa bedanya siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuker teater
dengan yang tidak mengikutinya?
11. Apakah fasilitas kegiatan ekstrakurikuler teater sudah memadai?
12. Kendala apa saja dalam kegiatan ekstrakurikuler teater?
13. Pementasan apa saja yang sudah dilaksanakan dalam kegiatan
ekstrakurikuler teater?
14. Penghargaan apa saja yang sudah diraih pada kegiatan
ekstrakurikuler teater SMK Nusantara?
LAMPIRAN 3
PEDOMAN WAWANCARA
(Untuk Siswi Teater SMK Nusantara)
A. Identitas Responden
Nama : Gusti
Jabatan : Pelajar
Hari, Tgl : Rabu, 08 Mei 2013
B. Pertanyaan
1. Apakah kegiatan ekstrakurikuler teater diwajibkan di sekolah ini
?
2. Apakah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler berjalan dengan
baik?
3. Mengapa anda berminat untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler teater?
4. Kapan kegiatan ekstrakulikuler teater dilaksanakan?
5. Apa tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler teater?
6. Apa manfaat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater?
7. Apakah sarana dan prasarana untuk kegiatan ekstrakurikuler
teater disini sudah lengkap dalam menunjang kegiatan ekskul?
8. Apa kendala dalam kegiatan ekstrakurikuler teater?
9. Apakah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berpengaruh pada
kehidupan sehari-hari?
10. Nilai-nilai positif apa saja yang dimiliki siswa setelah mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler teater?
11. Apa bedanya siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuker
teater dengan yang tidak mengikutinya
LAMPIRAN 4
PEDOMAN WAWANCARA
(Untuk Siswa SMK Nusantara)
A. Identitas Responden
Nama : Togar
Jabatan : Pelajar
Hari, Tgl : Rabu, 08 Mei 2013
B. Pertanyaan
1. Apakah kegiatan ekstrakurikuker diwajibkan di sekolah ini?
2. Bagaimana dengan kegiatan ekstrakurikuker teater?
3. Apakah kegiatan ekstrakurikuler teater di sekolah ini banyak
diminati?
4. Apakah sarana dan prasarana untuk kegiatan ekstrakurikuler teater
disini sudah lengkap dalam menunjang kegiatan ekskul?
5. Kegiatan apa saja yang sudah dilaksanakan dalam ekskul teater?
6. Bagaimana siswa setelah mengikuti ekskul teater?
7. Nilai karakter apa saja yang dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan
ekskul teater?
8. Apa bedanya siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater
dengan siswa yang tidak mengikutinya?
LAMPIRAN 5
PEDOMAN WAWANCARA
(Untuk Guru Bahasa Indonesia SMK Nusantara)
A. Identitas Responden
Nama :
Jabatan :
Hari, Tgl :
B. Pertanyaan
1. Apa tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler teater?
2. Apa manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler teater?
3. Bagaimana siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater?
4. Apakah berpengaruh dalam pembelajaran di dalam kelas?
LAMPIRAN 6
PEDOMAN WAWANCARA
(Untuk Guru Pendidikan Agama Islam SMK Nusantara)
A. Identitas Responden
Nama :
Jabatan :
Hari, Tgl :
B. Pertanyaan
1. Apa tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler teater?
2. Apa manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler teater?
3. Bagaimana siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater?
4. Apakah berpengaruh dalam pembelajaran di dalam kelas?
LAMPIRAN 7
PEDOMAN WAWANCARA
(Untuk Bidang kurikulum SMK Nusantara)
A. Identitas Responden
Nama :
Jabatan :
Hari, Tgl :
B. Pertanyaan
1. Apa tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler teater?
2. Apa manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler teater?
3. Bagaimana siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater?
4. Apakah berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari khususnya di
dalam lingkungan sekolah?
STRUKTUR ORGANISASI SMK NUSANTA
SISWI-SISWI EKSTRAKURIKULER TEATER
PADA SAAT MEMPELAJARI NASKAH DRAMA
PEMENTASAN TEATER PADA PENSI 08 MEI 2013
WAWANCARA PENULIS DENGAN NARASUMBER