N(ITA KEUANGAN

455
v 1, ", N(ITA KEUANGAN DAII RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN 1975 11976 l I REPUBLIK INDONESIA -/

Transcript of N(ITA KEUANGAN

Page 1: N(ITA KEUANGAN

v1, ",

N(ITA KEUANGANDAII

RANCANGAN ANGGARAN

PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

TAHUN 1975 11976

l

I

REPUBLIK INDONESIA

-/

Page 2: N(ITA KEUANGAN

DAFTAR ISI

3 ,1 . Umum . . . . . ' . . . . . . . . , . . . .

3.2. Penerimaan dalam negeri

@!' Pe,rge lu aran rutin

3_r.4. Tabungan Pemerintah

Q/' Penerimaan Pembangunan3.6. Pengeluaran Pembangunan

BAB IV. RENCANAAPBN 1975/1976

4 .1 . Umum . . " . . . . . . . . " . . . . . . '

4.2. Penerimaan dalam negeri

4.2. f . Pajak langsung . . . , ' . . . . . . . . . . . ' .

4.2.2. Paja,k tidak langzung

4.2.3. Penerimaan minYak

4.2.4. Penerimaan non tax

4.3. Penerimaan Pembangunan

Halaman

vii

xix

xxiv

BAB II. PERKEMBANGAN HARGA, GAII DAN UPAH

2.1. Perkembangan harga 29

2.1.1. Indeks biaya hiduP 34

2.1,2. Indeks harga 9 macam bahan pokok 3+

2.1. 3. Perkembangan harga barang-barang utama

lainnya

2.1.4. Indeks harga emas dan indeks harga valuta

asing serta devisa

2.1.5. Harga hasil bumi ekspor golongan A

2.2. Perkembangan gaji dan uPah

BAB NI. PELAKSANAAN APBN 197411975

29

38

4044

48

) J

) J

) o

o I a '

I J

74

80

80

84

87

93

101

r03

103

Page 3: N(ITA KEUANGAN

BAB V.

4.3.1. Bantuan pro$am

4.3.2, Bantuanproyek . . . . . . . . . . , .

4.4. Pengeluaran rutin

4.4.1. Belanja pegawai . . . . . . . . . . . .

4.4.2. Belanja barang . . . . . . . . . . . . . . . . .4.4.3, Subsidi daerah otonom

4.4.4. Bunga dan cicilan hutang

4.4.5. Lain{ain pengeluaran rutin

4.5. Tabungan pemerintah

4.6. Pengeluaran pembangunan

4.7. Pengawasan Keuangan Negara ..............

PERKEMBANGAN MONETER DAN PERKREDITAN ....

5 .1. Pokok-pokok kebijaksanaan moneter dalam

REPELITA I dan sasaran kebijaksa-naan dalam

REPELITA I I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5.2. Perkembangan jumlah uang beredar dan sebab-sebab

perubahannya

5,3. Dana perkredi tan . . . . . . . . . . . . . . . . .

5.3. 1. Pokok-pokok kebijaksanaan pengerahan dana

perkeditan

5.3.2. Perkembangan dana perkredi tan . . ' . ' . " . . . . . . . . . . . '

5.4. Perkembangan pengerahan dana ...........'.....

5.4.1. Deposito berjangka

5.4.2. Tabungan Pembangunan Nasional dan

Tabungan Asuransi Berjangka

5.4.3. Sertifikat deposito

5.4.4, Pengerahan dana lainnya

5 .4.5 . Lembaga keuangan dan Pasar Uang dan Modal

5.5. Perkembangan perkreditan

5.5.1. Kebijaksanaan perkreditan

5 .5.2. Perkembangan pemberian kredit menurut

sektor perbankan

Halaman

IU )

105

L07

108713r74 ,/1 l )

t16

117

721

130

r36

736

I

1 5 6

t4+

144r46

7+9

158

158

r+9

150I ) J

. t ) )

r57

159

Page 4: N(ITA KEUANGAN

r

5.5.3. Perkembangan pemberian kredit menurut

sektor pemerintah dan swasta

5.5.4. Perkembangan pemberian kredit menurut

sektor ekonomi

5.5 .5. Perkembangan pemberian kredit bank-bank

pemerintah menurut Daswati I

5.5.6. Perkembangan kredit investasi ..'................"..

5 .6. Perkiraan jumlah uang beredar dan perkreditan

L Y I J I I Y I O

PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN DAN

LALU LINTAS DEVISA .......,,.....

6.1. Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . " ' . .

6.1.1. Situasi ekonomi dan moneter intemasional ..'

6.1.2, Kebijaksanaan perdagangan luar negeri

6.2. Perkembangan neraca pembayaran ..'."................'....

6.2.1. Transaksi berjalan

6 .2 .1 .L . EksPor ' . . . . . . . . ' . ' . .

6 .2 .1 .2 . Impord i l ua rm inyak ' . ' . ' . . " . ' . . . ' . . . .

6.2.1.3. Pengeluaran jasa-jasa

6.2.1.4. Penerimaan minYak

Halaman

161

t6l

167r69

I I )

175

175180

181

182182185185

185

186

190

190

197

799

202

2L l2t7J 1 ?

2L3

BAB VI.

6,2.2, Lah:' lintas modal dan ffansfer ........"....""""'

6.3. Realisasi perkembangan nilai ekpor

6.3.1. Realisasi nilai ekspor barang'barang golongan

u tama. . . . . , . . . . , , . .

6.3.2. Realisasi nilai ekspor barang-barang golongan

lainnya

6.4. Perkembangan realisasi nilai impor .....'............'......'.

6:5. Bantuan luar negeri

6.5.1. Perkembangan bantuan luar negeri

6.5.f.1. Baftuan Program6,5.1'2, Bantuan ProYek

6.5.2. Realisasi bantuan luar negeri .'.".........'...'...'

t

Page 5: N(ITA KEUANGAN

6.6. Perkiraan neraca Dembavaran tahun I975/1976 .,........

Perkiraan nilai ekspor

Perkiraan nilai impor

Perk i raan pener imaan minyak . . . . . . . . . . . . , . . . . . . . . . . . - .

Perkiraan lain-lain

o . o . r .

6 .6 .2 .6 .6 .3 .o .o - t .

Halaman

275

zr5L t o

276217

279

?19

219

L Z )

229

229

229229z+o2+62462+9z+925226r267

276282286292298

302302308

317

318

BAB VN.

7.4.1. Pertanian

7 . 4 .1 .7 .

7 .+ .1 .3 .

| 7 .+.1.+.

PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN FAKTOR-FAKTOR

PRODUKSI

7.1. Pendahuluan

7.2. Perkembangan pendapatan nasional

7.3. Keadaan pangan - . . . . . . . . . . .

7.4. Perkembangan produksi

PendahuluanProduksi berasPalawija dan hortikulruraPerkebunan

7 .+ .1 .4 .1 . Pe rkebunan rakya t , . . . . . , . . . .

7.+J.+.2. Perkebunan besar swasta ...

7 .+ .L4 .3 . Pe rkebunan negara , . . . . . . . . . .

Produksi kehutanan7 .4 . r .5 .7 .+ .1 .6 .7 .+ . r ,7 .

7.4.2. lndustr i7 .4 .2 . r .7 .4 .2 .2 .7 .4 .2 .3 .7 .4.2.+.

7,4.3. Pertambangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7.4.3.7. Minyak dan gas bumi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

7 .+.3.2. Hasi l tambang lainnya . . . . . . . . . . . . . . . . , . . . . . .

7.4.4. Pariwisata

7.5. Prasarana

Produksi pe temakan

Produksi perikanan

k dustri tekstil

Industri ringan dan kcrajinan rakyat ..

Industri dasar

Indusni kimia

lV

Page 6: N(ITA KEUANGAN

7 .5 .7 .7 .5 .2 ,

7 ,5 .3 .7 .5 .4 .7 .5 ,5 .

Halaman

319320

32032r322

322t 4 t

326330330

331332333) J /

3J7

347

Sektor pengairan

Sektor cipta karya

7 ,r.2.L. Penvediaan air minum7 ,5,2,2. Perumahan rakyat7,5,2,3, P€rencanaan kota dan daeralr7 .t .2,4. Penelitian Derumahan rakvat dan

penyediaan air minumSektot tenaga listrik dan gasSektor Bina Marg L . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Perhubungan

7.5.5.L. Perhubungan darat7 .5.5 .2. Angkutan kereta api7,5.5.3. Angkutan sungai ferry dan danau ...7 .5 .5 .+. Perhubungan laut7 .5 .5 .5. Prasarana nelavaran7,5.5,6. Produksi ia-sa dan industri maritim ..7 ,5 .5 .7 . Perhubungan udara

I7 .5.5 .8. Meteorologi dan geofisika7 .5 .5 .9. Pos giro dan telekomunikasi

7,6. Pendidikan dan kebudayaan

7,7. Kesehatan dan Keluarga berencana

7.7,1, Kesehatan7,7,1,7, Kebijaksanaan umum dan program

lpsehatan dalam REPELITA I .........7,7.1.2. Kebijaksanaan umum dan program

kesehat4n dqlam talun pertamaREPELITA r r . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

7,7,13, Heril pelaksanaan programREpELITA I . . , . , . . . , . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . , , . . .

7 ,7.1.+. KebiJaksenaen den langkah-langkal

pokok dela$ pElekFaqsan pro$amkereheten dalam REPELITA II .....

343) + J

347

J ) U

J ) U

350

J ) U

t) l-

358

3587,7.2, Keluuga, berencana

Page 7: N(ITA KEUANGAN

Halemsn

7,8. Tenaga kerja, transmigrasi dan koperasi

7.8.1. Tenaga kerja

7.8.1.1- Penduduk dan tenaga kerj 8' .....'....."'

7.8.1.2. Angkatan kerja

7.8.1.3. Perawatan dan pcrlindungan teflaga

kerj a

7.8.2. Transmigtasi . . . . . . . . ' . . . . ' . . : . . . . . . . . .

7.8.3. Koperasi

7.9. Pertahanan dan keamanan

7.9.1. Program dan kebijakanaan bidang pertahanan

dan keamanan dalam REPELITA I ...........'.'.",

7.9.2. Rencana dan pokok-pokok kebijaksanaan

dalam bidang pertahanan dan keamanan

dalam tahun kedua REPELITA II ."'...........'...

359

359359362

i.

364364

50(}

370

370

7,to,

7 . t r .

7.12.

7 .13 .

7.r4.

Pemerintahan dalam negeri

Penanaman modal .....,.....,,

7.11.1, Penanaman modaldalamnegeri . . . " ' . . . . . . . . ' . . . . . . .

7.11.2. Penanaman modal asing

Kesej ah teraan sosial ........,,......"'.

Agama

Penerensan

371

37r

374

375

380

384

387

389

vi

Page 8: N(ITA KEUANGAN

DAFTAR TABEL

Persentase kenaikan indeks biaya hidup

di Jakarta, 1969l l97O - 197411975

Indeks biaya hidup berdasarkan 62 macam bartngl

fasa di Jakana, 196911970 - 1974/1975

Indeks biaya hidup, indeks 9 macam bahanpokok dan indeks beras di Jakarta, 1969/1970 -

r97 4/197 5

Harga dan indeks 9 bahan pokok di Jakarta

Pcrkembangan harga rata-rata gula pasir,

tepung terigu dan tekstil di beberapa kota

besar di Indonesia tahun 1974

Harga rata-rata dan indeks valuta asing di

Jrkuta, 1969l!97 O - 1974/\975

Harga dan indeks rata-rata emas serta kurs

dan indeks rata-rata devisa kredit dan devisa

umum di J a!."arta, 7969 /1970 - 797+17975

Perkembangan harga lokal beberapa hasil

bumi golongan A di Jakarta, f96911970 -

r97 +t797 5

Perkembangan harga beberapa hasil bumi

ekspor golongan A dipasar internasional'

7969/r970 - r97+11975

Perhembangan upah minimum dan maksimum

untuk berbagai sektor, Juli 1973 -

Jul i 1974

Perkembangan upah riil, upah minimum

dan maksimum untuk berbagai sektor,

Jrr l i 1973 - Jdi I97+

Ikhtisar APBN, 796917970 - 797 41197 5

Penerimaan dalam negeri, 197 4/197 5

Halaman

Tabel II. 1.

Tabel IL 2.

Tabel I I . 3 .

Tabel

Tabel

Tabel IL 6.

Tabel IL 7.

Tabel II. 8.

Tabel I I . 9,

Tabel t I . 10.

Tabel l I . 11.

Tabel III.

Tabel III.

I I . 4 .

I I , 5 ,

,)o

35

39

+ l

45

+6

1 .

51

) L

54

59

vll

Page 9: N(ITA KEUANGAN

tl

Tabel IIL 3.

Tabel III. 4.

Tabel III. 5.

Tabel III.

Tabel III.

Tabel ll l.

Tabel IV. I

Tabel IV. 2

Tabel IV. 3.

Tabel IV. 4.

Tabel IV. 5.

Tabel IV. 6.

Tabel IV. 7.

Tabel IV. 8.

Tabel IV. 9.

Penerimaan pajak{angsung,797+/r97 5

Penerimaan pajak-tidak-langsung,797 4/197 5

Perkembangan penerimaan dalam negerimenurut sektor, 197411975. . . . . .

Pengeluaran rutin, 197 4/197 5

Belanja pegawai, 1974/197 5

Pelaksanaan APBN 1974/ 1975,Semes t€ r I . . . , .

Perbandingan perkembangan APBNdengan REPELITA, 7969/197O -

797 5 /r97 6

Perkembangan penerimaan dalam negeri,7969/r970 - r975 tr976

Perkembangan penerimaan pajaklangsung, 196917970 - 7975/7976

Perkembangan penerimaan pajak-tidak-Iangsung, 196917970 - 197 5 /L97 6

Perkembangan penerimaan minyak,1969/7970 - 7975tL976

Perkembangan penerimaan non-t:rx,t969/r970 - 7975/1976

Perkembangan penerimaan pembangunan,7969/1970 - r975/1976

Perkembangan penerimaan bantu an

Proyek, 1969/1970 - 797517976

Perkembangan pengeluaran rutin,1969/1970 - 7975tr976

Halaman

62

o t

66

69 ,.

79

6 .

L

82

85

o 1

98

100

702

104

106

109

v11l

Page 10: N(ITA KEUANGAN

Halaman

139

140

1+1

747

l ) r

762

165

\ttz'

+

Tabel lV. 10.

Tabel IV. 11.

Tabel IV. 12.

Tabel IV. 13.

Tabel IV. 14.

Tabel V. 1.

Tabel V. 2.

Tabel V. 3.

Tabel V. 4.

Tabel V. 5.

Tabel

Tabel

Tabel

Belanja pegawai, 1969/7970 - 1975/1976

Perkembangan tabungan pemerintah,

1969/7970 - 1975/1976. 118

Perkembangan pengeluaran pembangunan,

rg6gng70 - 1975/1976 r22

Hasil pemeriksaan khusus proyek-proyekPELITA, 1969/t970 - 7973/1974 t) ' t

Rencana Anggaran PendaPatan danBelanja Negara, 1g75ltg76 135

Perkembangan jumlah uang yang beredar,

f

796911970 - 1974/7975 . . . . .

Sebab-sebab perubahan jumlah uang yang

beredar,1969/7970 - 797 4/797 5

Perkembangan jumlah uang yang beredardan deposito dalam arti riil,1969/1970 - r97+/1975

Perkembangan dana perkreditan bank'7969tr970 - 7974/1975 . . . . .

Perkembangan deposito berjangka bank-bankpemerintah, Tabanas dan Taskz, 1969/1970 -

797 4/r97 5

V.6. Perkembangan sertifikat dePosito bank-bank , 1971 -197+ . . . ' . . .

lnvestasi danz, L969 - 1973

t5+

156v. 7.

v. 8. Perkembangan perkreditan bank menurut

sektor pemerintah dan sektot swasta,t9691r970 - r97 41197 5 . . .

Tabel V. 9. Perkembangan perkreditan bank menurutsektor ekonomi, 196911970 - 1974/7975

IX

Page 11: N(ITA KEUANGAN

Halarnan

Perkembangan pemberian kreditbank-bank pemerintah menurutDaswati I tidak termasuk kreditlangsung BI, April 197+ . . 168

Perkembangan kredit investasi,

, \

Tabel V. 10.

Tabel V. 11.

Tabel V. 12.

Tabel VI. 1.

Tabel VI. 2.

Tabel VI. 3.

Tabel VI. 4.

Tabel VI. 5.

Tabel VI. 6.

Tabel VI. 7.

Tabel VI. 8.

Tabel VI. 10.

1969t1970 - 197+t7975

Prognosa jumlah uang beredar danperkreditan bank seluruhnya, T9T5tl97 6

Perkembangan neraca pembayaran,

17+

7969 t r970 -7972 t r973 . . 183

Perkembangan neraca pembayaran,7973t1974-r974/r975 . . 787

Perkembangan ekspor, 1969/1970 -

1973/7974 792

Perkembangan ekspor barang-baranggolongan utama dan lainnya,rg73/r974-7974/t975 . . 796

Perkembangan harga barang ekspordipasar internasional, .., 198

Perkembangan realisasi impor,7969tr970 - 1973/7974. 200

Perkembangan realisasi impor, '' '

r973t7974-197+11975 . . 203

Komitmen bantuan luar negeri,1969/7970-1974/1975 . . 208

Bantuan luar negeri, 7969/197O -

7974tr975 2rz

Realisasi bantuan luar negeri,r969n970 - 7974/7975

Tabel VI. 9.

21+

Page 12: N(ITA KEUANGAN

Halaman

Tabel VI. 11.

Tabel VIL 1.

Tabel VII. 2.

Tabel VII. 3,

Tabel VII.

Tabel VII.

+ .

Perkembangan neraca Pembayaran,r973tr97+ - 797511976

Produk domestik bruto atas dasar hargayang berlaku

Produk domestik bruto, atas dasarharga konstan tahun 196o

Penggunaan produk domestik bruto,atas dasar htrga yang berlaku ,

Penggunaan produk domestik bruto,atas dasar harga konstan tahun 7960

Distribusi persentase produk domestikbruto dtas dasar harga yang berlaku .

Perkembangan harga beras kwalitasmedium dibeberapa kota di Indonesia,1969tr970 - r97411975

Produksi beberapa hasil pertanianterpenting, 1968 - 197 3

Areal panen, rata-rzta hasil per-ha danproduksi ber'as, L968-1973 . . . . . .

Luas panen Bimas dan Inmas Padi,7968 - 1973

Perkembangan penyaluran danpengendalian kredit Bimas, 7971- 7973(Mr 1971 -MT1973)

Penggunaan pupuk untuk tanaman pangan,t vo tJ - t v r J

Penggunaan pestisida untuk tanamanpangan 1968 - 1973 .

Jumlah alat pengolahan padi, 1968 - L97 3 ' . ' . ,

2I8

220

22r

222

223

2245 .

Tabel VII. 6.

Tabel VII. 7.

Tabel VII. 8.

Tabel VIL 9.

Tabel VIL 10.

Tabel VII. 11.

Tabel VII. 12.

Tabel VII. 13.

227

230

232

23+

234

236

237

2+O

x1

Page 13: N(ITA KEUANGAN

Halaman

Tabel VII. 14. Luas panen, hasil rata-rata dan produksijagung, 1968 - 1973 .

Tabel VIl. 15. Luas panen, hasil rata-rata dan produksiubi kayu, 1968 - 1973

Tabel VII. 16. Luas panen, hasil rata-rata dan produksiubi jalar, 1968 - 1973

Tabel VIL 17. Luas panen, hasil rata-rata dan produksikacang-kacangan , 1968 - 1973 ..

Tabel VIL 18. Luas panen dan produksi hortikultura7969 - 1971 244

Tabel VII . 19. Produksi perkebunan rakyar, 1969-1973.. . . . . 247

Tabel VIl.20. Usaha peremajaan oleh dinas-dinasperkebunan rakyat diseluruh Indonesia,1969/7970 - 7973/7974 248

Tabel VII. 21. Produksi perkebunan besar swasta,1968 - 1973

Tabel VII. 22. Produksi perusahaan negara perkebunan,7968 - t973

Tabel VII. 23. Volume ekspor hasil perkebunan,7968 - 1973

24r

242

243

+ 250

251

253

Tabel VII. 24. Perkembangan penerimaan ekspor utamaperkebunan, 1968 - 7973 .. 25+

Tabel VII. 25, Penerimaan dari ekspor utama perkebunan,1968 - 1973 256

Tabel VII .26. Produksi kay'u pertukangan, 1968 - 1973 . . . . . . 258

Tabel VII. 27. Perkembangan realisasi ekspor kayu,1968 - 7973 258

Tabel VIL 28. Ekspor hasil hutan rotan dan damar,1968 - t97 3 260

xu

Page 14: N(ITA KEUANGAN

Tabel VIL 29. Keadaan perkembangan hak pengusahaanhutan, tercatat sampai dengan 31 Maretr974

Tabel VII. 30. Reboisasi penghijauan, L96911970-197 3/r974

Tabel VIL 3l. Produksi daging, 1969 - 7973

Tabel VII. 32. Jumlah pemotrngan ternak dan unggas1969- r97 3

Halaman

263

26+

zo)

265

268

268

269

260

261

z o t

Tabel VII .33.

Tabel VIL 34,

Tabe l V I I . 35 .

Tabel VII .36.

Tabcl VIL 37.

Populasi tcrnak, 1969 - 1973

Produksi tclur, 1969 - 197 3

Produksi susu, 1969 - 1973

Volume ekspor ternak dan hasil-hasilnya,1969 - 197 3

Nilai ckspor ternak dan hasil-hasilnya,

I1969 - 7973

Tabel VII. 38. Pemberantasan dan pencegahair penyakitternak, 1969 - 197 3

Tabel VII .39.

Tabel VII. 40.

Tabel VII. 41.

Produksi obat-obat Veteriner,1969 - r973

Produksi ikan, 7968 - 197 3

Jumlah dan penyebaran perahu motordan perahu layar penangkapan ikanmenurut daerah, 1968 - 1973

Tabel VII. 42. Volume dan nilai ekspor hasil-hasilperikanan, 1968 - 1973

Tabel VII. 43. Volume dan nilai ekspor udang terhadapekspor perikanan , 7968 - 1973

Produksi beberapa hasil industri,

269

1 ' ' 1

1

272

273

277Tabel VII. 44.

1968 - 1973/797+

x|lt

Page 15: N(ITA KEUANGAN

A

Halaman

Tabel VII.45. Nilai produksi beberapa hasilindustr i , 1969/1970- L97i/ i ,97+ . . 280

Tabel VII.46. Target dan realisasi produksiindustri tekstil, 1969t7970 - t97i/7974 ZBz

Tabel VII.47. Pemakaian tekstil per kapita,1969 /1970_1973 /7974 . . 283

Tabel VII. 48. Pembangur.ran fisik dibidangindustri tekstil, 1969/1970 - 1973/1974 284

Tabel vII.49. pelaksanaan pernbangunan tahunke v REPELITA Ibidang industri reksril,7973/1974 . . . . . . . . . . . ZAs

Tabel VII. 50. Perkembangan volume produksii nd i r s t r i r i ngan ,1969 l l 97 j , t 973 t I9Z4 . , . . . . 287

Tabel VII. 51. Perkembangan pelaksanaan probinkra,t969 / I97O - r973 t r974 . Zg I

Tabel VII. 52. Produksi hasil-hasil industri dasar,1969/1970 - 1973/1974. 29J

Tabel VII. 53. Perkembangan beberapa hasit industrikimia, 1969/1970 - 19T3/7974 Zgg

Tabel VII. 54. Produksi minyak mentah Indonesia,r969 t I97o - r974 / r975 . , 303

Tabe l V IL 55 . Has i l pengb lahan m inyak , 1969-1973 . . . . . , 305

Tabel VII. 56. Volume ekspor minyak mentah danhas i l m inyak , 1969A970 - 197+ /7975 . . . . . . ? ,O7

Tabel VIL 57. Produksi hasil tambang lainnya,1969/7970 _ 7974t797 5

Tabel VlI. 58. Ekspor hasil tambang lainnya,1969/7970 - t97+t7975

Tabel VII. 59. Perkembangan produksi pariwisata,1969 - 797 3

372

, L J

5 t t

xlv

Page 16: N(ITA KEUANGAN

Tab€l VU.60.

Tabel VII .61.

Tabel VII .62.

Tabel VII .63.

Pelaksanaan pembangunan pengairan,1969t7970 - r973/1974

Target realisasi dan sasaran Programpembangunan tenaga listrik dalamREPELITA r, 196911970 - r973/1974. . .

Hasil rehabilitasi kegiatan produksigas dalam REPELITA I,1969t7970 - t973/197+

Hasil-hasil yang dicapai dalampembangunan bina marga,1969/r970 - 197 3lr97 4

Perkembangan armada angkutanjd .an rzyz ,1969 - 1973 . . . . . . . :

Perkembangan produksi perkeretaapian, 1969 - 7973 .

Perkembangan rehabilitasi perkeretaapim, 1969 - I97 4

Perkembangan pelayaran niaga'nusantara, 1969 - 197 3

Perkembangan armada dan muatan

pelayaran lokal, 7969 - 1973

Perkembangan armada pelayaransamudera, 1969 - 197 3

Halaman

326

320

J a l

4

Tabel VII.64.

Tabel VII .65.

Tabel VII .66.

Tabel VII .67.

Tabel VII .68.

Tabel Vl I .69.

Tabel VII .70.

Tabel VIL 71.

Tabel VIL 72.

Tabel VII .73.

Realisasi fisik pembangunan fasilitaspelabuhan, 796911970 - 197 3 /197 +

Perkembangan hasil pengerukanpelabuhan, 7969/7970 - 197 3 /797 +

Hasil kegiatan produksi jasa danindustri maritim, 1969 - 197!

Perkembangan penerbangan sipil

t L t

330

J J I

332

5 J +

334

336

338

339

339

347dalam negeri, 1969 - 7973

Page 17: N(ITA KEUANGAN

Tabel VII.74.

Tabcl VII.75.

Tabel VII.76.

Tabel VII .77.

Tabel VII.78.

Tabel VII.79.

Tabel VIL 80.

Tabel VIL 81.

Tabel VII .82.

Tabel VII .83.

Halaman

Perkembangan penerbangan sipilkeluar negeri, 7969 - 1973

Perkembangan arus lalu lintas Posdan Giro, 7969 - 1973

Perkembangan pembangunan Posdan Giro, 1969/7970- 1973/197+ 3+4

Jumlah unit telepon otomat,7969 - 7973 34s

Perkembangan telekomunikasi,1969 - 1973 346

Jumlah murid sekolah dasar sampaidengan perguruan tinggi negeri danswasta, 1969 - 1973 . 348

Perkembangan penyediaan sarana pendidika:n,1969/7970 - 197417975

Perkembangan kegiatan usaha-usahakesehatan sekolah, 1968 - 7973 . 352.

Penderita kolera dan jumla} kematiannya,7969t1970 - 7973/1974 3s3

Jumlah penderita dan kematian karenapenyakit cacar di Indonesia,1969/7970 - 7973/7974

Tabel VII. 84, Jumlah penderita dan vaksinasi BCGyang telah dilaksanakan,

1969/7970 - 1973/797+ 355

357Tabel VIL 85.

J+L

5 + 5

349

J ) )

4 Realisasi penataran tenaga kesehatan di

Indonesia, 7969 I L97 O - 197 3 / 197 4

xvl

Page 18: N(ITA KEUANGAN

Tabel VIL 86. Perkembangan akseptor baru dan

targetnya, 1969/197 0-197 3 /797 4 . .

Halaman

359

J O t

Tabel VII. 87. Perkembangan penduduk lndonesiamenurut golongan umur pada tahun1961 dan 1971, serta proycksinya

D a d a t a h u n 7 9 7 2 , 1 9 7 4 , 7 9 7 5 d a n 1 9 7 6 . . . . . 3 6 0

Tabel ! i 88. Kepadatan penduduk menurut dr.erahta}un 1930, 1967,1977 dan proyeksinyap a d a t a h u n 1 9 7 5 . . . 3 6 L

Tabel VIL r>9. Penduduk umur 10 tahun keatas menurutpendidikan dikota dan pedesaan 1971 .. . . . . . .

Tabcl 'VII. 90. Persentase (70) tenaga kerja menuruttingkat pendidikan tahun 1961 dan197 r , o f

Tabel VII. 91. Hasil pencmpatan transmigrasi, 196911,970 -

1973/1974 366

Tabel VII. 92. Perkembangan jumlah koperasi, 1969 - 1973 . . 367

Tabel VII. 93. lumlah BUUD / KUD tahun 1973

Tabel VII. 94. Perkembangan jumlah anggota koperasi,1969 - 7971

Tabel VII. 95. Perkembangan jumlah simpanan koperasi,1969 - r97 3

368

369

369

I

Tabel VII. 96. Hasil pemb4ngunan proyek bantuan kepadadaerah tingkat Il, l970ll97l - 19731t97+. , . . 373

Tabel VII. 97. Proyck-proyek penanaman modal dalamnegeri yang telah disetujui Pemerintah,7968 - r974 / t 975 . . . . . 376

Tabel VII. 98. Proyek-proyek penanarnan modal dalamnegeri yang mendapat fasilitas tax holidaydrn investment allowance, 1968-797 +1197 5 . . 378

xvii

Page 19: N(ITA KEUANGAN

Tabel VIL 99.

Tabel VILIOO.

Halaman

Proyek-proyek penanaman modal dalam

negeri menurut lokasi usahanYa,7968 -197411975 . , . . .

Proyek-proyek penanaman modal asing

yang telah disetujui Pemerintah m€nurut

bidang usaha, 1967 - 797411975

hoyek-proyek penanaman modal asing yang

disetujui Pemerintah menurut negara asal,

1967 -197411975 . . . . . .

Bantuan kepada para korban bencana alam,

7969 | I97 O sl d 797 3 | 197 4

Pendayagunaan tenaga tuna karya kesektor

pertanian di Lampung dan Bengkulu,

Jumlah produksi film nasional, 1969 - 1971 . .

387

388

39r

39r

392

392

393

796911970 - 7974/7975

Jumlah jemaah haji, 196911970 sld

t974 / r975 . . . .

Luas daerah dan jumlah penduduk daerah

pancaran TV - RI, 1969 - 7973

Jumlah jam siaran TV - RI menurut

klasifikasi, 1969 - r97 3

Jumlah Studio dan Station pemancar TV - RI '

1969 -1973 . . . .

Perkembangan jumlah pesawat televisi,

1969 -1973 . . , . .

379

38r

Tsbel VlLrOl.

383

385

^

Tabel VII.102.

Tabel VII.103.

Tabel vIL104.

vII.105.Tabel

Tabel VII.106.

Tabel VII.107.

Tabel VII.1O8.

Tabel VII.109.

xvlll

Page 20: N(ITA KEUANGAN

G rafik

DAFTAR GRAFIK

Beberapa indikator ekonomi Indonesia

Apri l 1969 - September I 974

Grafik Indeks harga barang'barang impor diluar

negeri, 197 4

Grafik Perkembangan harga beberapa barang dipasat

London, tahun 7974 ' - . .

Grafik IL 1'

Graf ik 11.2,

Grafik II. 3.

Grafik lI. 4.

Grafik II. 5.

Indeks 62 macam barang/jasa di Jakarta1969 /7970 - 19741r975 . . .

1969/1970 - 1974/7975 . . .

1969 /1970 - 1974 /1975 . . . - . '

1969/1970- r97+/7975 . .

L t .

t .2 .

r. 3.

Halaman

26

27

28

30

J J

.10

43

47

) )

60

r.

Perkembangan indeks biaya hidup di Jakarta'

Perkembangan indeks beberapa barang,

Perkembangan harga emas, valuta asing

dan devisa, 196911970' 797411975

Perkembangan harga barang'barang ekspor,

Perkembangan APBN, 1969/1970 - 7974/7975 " '

Penetimaan negan, !97317974 - I9741I975 " ' "

Penerimaan dalam negeri, 1973/1974 - 197417975 '

Pengeluaran rut in, 797 3 / 197 + - 797 41 197 5 " " ' ' '

Pengeluaran Pembangunan' 197 3 / 797 + - 197 4 | 197 5

Ferbandingan penerimaan negara dalam APBN dan

REPELITA, 79691 t97 0-197 5 /197 6 .

Perbandingan pengeluaran negara dalam APBN dan

REPELITA, 7969 /197 0-797 5 / 197 6'

Grafik III. 1.

Grafik III. 2.

Grafik IIL 3.

Grafik III. 4.

Grafik III. 5.

Grafik IV. 1.

Graf ik IV.2.

70

T )

6 l

83

xIX

Page 21: N(ITA KEUANGAN

flalaman

Grafik lV. 3. Perbandingan penerimaan dalam negeri danREPELITA, t969/r970-r975/1976 . . . . . . . .

Penerinraar.r dalam negeri, 1969 / 797 0-797 5 / I97 6

Pengeluaran rtin, 79691197o - 1975/1976 . . . . .

Perbandingan tabungan pemerintah dalam APBN

dan REPELITA, 7969 /7970-797 5/I97 6

Dana pembangunzn, 796917970' 197 51197 6 . . .

Pengeluaran pembangunan, 79691I97 O - 1975/I976

Perkreditan bank, jumlah uang beredar dan dana

perkredi tan bznk, 19691197o-7974/1975 . . ' . '

Dana perkreditan bank menurut sumber,

7969/1970 - 1974/7975

Deposito berjangka menurut waktu,

1969 /r97 0 - 197 +1r97 5

Perkembangan kredit perbankan menurut sektor

pemerintah dan sektor swtsta, 1969/197O '

L97 +/r97 5

Perkembangan kredit perbankan menutut sektor

ekonomi, 79691797 0 - 797 +1197 5

Perkembangan kredit investasi yang disetujui

perbankan, 1969/1970 - 797 4/197 5

Perkembangan ekspor keseluruhan,L969/1,970 - 197+/r97 5

Perkembangan ekspor barang golongan utama dan

barang lainnya 1969 | 197 O' 197 41197 5

Nilai ekspor barang golongan rttama dan lainnya,

7973t797+ - r97+tr97 5

I

Grafik

Grafik

Grafik

Grafik

Grafik

Grafik

8 6

9?

1 1 0

1 1 9

7 Z O

IV.

IV.

IV.

4.

5 .

6.

7 .

8.

l .

IV.

IV.

v.

L L J

7+2

148

i52

Grafik V. 2.

Grafik V. 3.

Grafik V. 4.

Grafik V. 5.

Grafik V. 6.

Grafik VI. 1.

Grafik VL 2.

Grafik VI. 3.

1 ( ) J

r66

772

184

188

189

XX

Page 22: N(ITA KEUANGAN

Halaman

Grafik VI. 4.

Grafik Vl' 5'

Graf ik VI.6.

Grafik Vl' 7.

Gra f i k V I .8 .

Graf ik VI.9.

Grafik VI.10.

Grafik VI 11.

Grafik VII.

Grafik VlI. 2

Grafik VII' 3.

Grafik VII' 4.

Grafik VII. 5.

Grafik VlI. 6.

Perkembangan nilai ekspor minyak kelapa sawit'

kopi dan timah, 1969/1970' 797+/1975

Perkembangan nilai ekspor tanpa minyak'

1969l1970' 197+11975

Perkernbangan nilai impor menurut golongan

ekonomi, 7969 | 197 O - 197 4 | 197 5

Perkembangan nilai impor beberapa barang

konzumsi, 1969ll97O - 797+l\975

Perkembangan nilai impor beberapa bahan

baku/penolong, 1969l197o - 797 +1197 5

Petkembanqan nilai impor beberapa barang

modal, 1969/1970 - 197417975 '

Nilai impor menurut golongan ekonomi'

r973/r974 - 197411975

Komitmen bantuan Iuar negeri,

rg6gt1970 - 197 41797 5

Produksi beras dan rata-tata hasil padi pet ha'

7968 - 797 3

Penggunaan pupuk untuk tanaman pangan'

t968 - 197 3

Jumlah dan kapasitas alat pengolahan padi'

1968- 1973

Produksi hortikulura, 1968 - 1973

Penerimaan ekspor utama perkebunan'

7968- 1973 . .

Produksi, ekspor kayu dan nilai ekspor kayu'

t968 - r97 3

193

194

20r

20+

zo5

206

207

209

233

238

239

2+5

255

259

xxr

Page 23: N(ITA KEUANGAN

Grafik VIL 7.

Grafik VII. 8.

Grafik VII. 9.

Grafik VII.10.

Grafik VIl.11.

Grafi|. VIL1?.

Grafik VII.13.

Grafik VILI4.

Grafik VII.15.

Grafik VII.I6.

Grafik VII.I7.

Grafik VII.r8.

Grafik VII.19.

Grafik VII.20.

Grafik VIl.21.

Produksi daging, telur dan zusu, 1969 - 197 3 . ' ' .

Volume dan nilai ekspor hasil-hasil perikanan,

1968 - r97 3

Perkembangan beberapa hasil industri ringan'

7969/t970 - 19731797+

Perkembangan beberapa hasil industri ringan,

t969t1970 - r97 3 /r97 +

Perkembangan beberapa hasil industri ringan,

1969/7970 - 197 3/197+

Perkembangan beberapa hasil industri dasar,

t969t7970 - 7973/1974

Perkembangan beberapa hasil industri dasar,

1969/1970 - 7973/797+

Perkembangan beberapa hasil industri dasar,

t969 /197 0 - r97 3 /r97 +

Perkembangan beberapa hasil industri dasar,

7969/1970 - r97 3/197 4

Perkembangan beberapa hasil indusui kimia,

1,9691797 0 - 197 31 r97 +

Perkembangan beberapa hasil industri kimia,

r969t1970 - r97!11974

Perkembangan beberapa hasil industri kimia,

1969t7970 - 797317974

Produksi minyak mentah, 1969/1970 - 7974/1975

dan hasil pengolahan minyak, 1969 - 7973 . ' .

Produksi beberapa hasil tambang, 1969/1970 -

197 4/797 5

Produksi beberapa hasil tambang, 1969/197o '

197 4/797 5

Halaman

266

275

288

289

290

294

295

296

297

299

300

301

30+

3 l+

J I )

xxll

Page 24: N(ITA KEUANGAN

Halaman

Grafik

Grafik

Grafik

Grafik

Grafik

Grafik

Grafik

vll. 22.

v .23 .

vU.24.

v I I .25 .

vi l .26.

vlt .27.

vrl 28.

Produksi beberapa hasil tambang, 797011977 '

797 +tr97 5

Hasil rehabilitasi kegiatan produksi gas,

1969/L970 - r973/r97+

HasiLhasil pembangunan jalan, 19 69 | 197 o -

t97 3 tr97 +

Hasil-hasil pembangunan jembatan, 1969/ 797 O -

L97 3/L974

Perkembangan pelayaran niaga nusantara,1969/7970 - 7973t1974

Hasil pengerukan pelabuhan, 1969/797 O'

797 3 /t974

Jumlah penderita cacar dan kematiannya,

376

325

? , R

329

33s

340

354

l

1969/r970 - 19731197+

Grafik VII. 29. Proyek-proyek penanaman modal dalam negeriyang telah disetujui1968 - r97+tr97 5

pemerintah,

Grafik VII. 30. Proyek-proyek penanaman modal asing yang

telah disetuiui pemerintah, 1967 - 1974/197 5 382

xxllr

Page 25: N(ITA KEUANGAN

Lampiran L

Lampitan Z.

Lampiran 3a.

Lampiran 4.

DAFTAR LAMPIRAN

Perkiraan Pbnerimaan NegaraTahun Anggaran 797 51t97 6

Anggaran Belanja fi.utin 797 5/197 6,perinciar menurut sektor/sub sektor

Anggaran Belanja Pembangunan 197 517976suzunan sektor/sub sektor

Nilai rupia} bantuan proyek/tehnistahun 1975ll97 6, perincian menurutsektor/sub sektor

Rancangan Undang-Undang Republik IndonesiaNomor Tahun 1975 tentang AnggaranPendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaranr97 5 tr976

Halaman

1

10

I J

3b.

17

zo

xxiv

Page 26: N(ITA KEUANGAN
Page 27: N(ITA KEUANGAN

a

UMUM4

+

Page 28: N(ITA KEUANGAN

BAB I

UMUM

Adalah suatu kewajiban bagi rakyat dan bangsa Indonesia, khususnya

Pemerintah dan segenap eparantrnya untuk pada saat-saat menjelang tahun

anggaran baru, meresapkan kembali bahwa pembangunan mudak harus di-

laksanakan.

Hal ini disebabkan karena dengan pembangunan, rakyat dan bangsa Indonesia

akan dapat meraih cita-cita kemerdekaannya ;dengan melaksanakan pembangunan,

rakyat dan bangsa Indonesia akan dapat menikmati kemajuan dan kesejahteraan

serta merasakan ketenteraman karena keadilan ditegakkan dalam suasana ke-

cukupan, Itulah makna dari suatu pembangunan yang berhasil' Namun apabila

pelaksanaan pembangunan mengalami kegagalan, katena disiplin pembangunan

terabaikan atau karena pertentangan yang dibiarkan berkepanjangan, maka yang

sedemikian itu akan menyebabkan generasi mendatang hidup dalam penderitaan

dan bahkan dapat membawa kehancuran bagi bangsa dan negara Republik

Indonesia.

Oleh sebab itu kemerdekaan yang telah dicapai dengan penuh pengorbanan,

harus diikuti oleh pembangunan yang terus-menerus dilaksanakan dengan penuh

kesungguhan dan dengan tekad yang tak tergoyahkan, agar hari esok bangsa

Indonesia selalu nampak lebih cerah.

Sejalan dengan itu seyogyanya terus pula diresapi bahwa pembangunan tidak

boleh mengikuti selera golongan, karena yang sedemikian itu akan mengingkari

hakekat bahwa pembangunan harus dilakukan bersama*ama oleh seluruh rakyat

Indonesia.

Pembangunan bukan pula merupakan pekerjaan yang boleh dilakukan secara

kepingan, terpisah kaitan hubungannya bidang yang satu dari yang lain, karena

cara seperti itu akan menghasilkan pertumbuhan yang liar dan menimbulkan

ketidak seimbangan.

Maka benarlah pendapat yang ditopang oleh pengalaman, bahwa pem-

bangunan harus dilaksanakan secara menyeluruh dengan irama yang padu,

terjalin menjadi satu kesaruan yurg serasi da.n menjurus kepada sasaran yang

telah ditetapkan, sehingga dapat menjedi kekuatan pendorong yang besar kearah

tercapainya tujuan yang dicita-citakan.

{

Page 29: N(ITA KEUANGAN

I

Memahami hal ini adalah Penting, karena akan terbina keyakinan bahwa

pembangunan harus direncanakan. Melalui rencana pembangunan akan tegak

i.rp*.u:ng arah yang hatus ditempuh dan tujuan yang harus dicapai ; akan jelas

t.rungUf kesanggupan untuk memadukan hasrat dan kenyataan, memadukan

idealisme dan realitas, sehingga pilihan yang dilakukan akan menjadi landasan

beranjak yang kokoh kuat.

Dalam hubungan ini hendaknya disadari pula, bahwa rencana yang baik

haruslah didukung oleh nitai-nilai yang hakiki yang dianggap luhur' nilai-nilai

yang menjadi ,.ndi hidnp dan kehidupan bangsa' Bagi bangsa Indonesia' nilai

yan! sedemikian itu ialah Panca Sila, faLsafah dan dasar Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Dengan demikian akan menjadi jelas pulalah, mengapa pembangunan yang

di lakukanolehbangsalndonesiaharusbersendikanPancaSi la 'harusbertumpudiatas Undang-undang Dasar 1945 dan harus beranjak dari Garisgaris Besar

Haluan Negara. Dengan merencanakan dan melaksanakan pembangunan seperti

itu, maka pengabdian rakyat Indonesia kepada Tuhan Yang Maha Esa akan lebih

khidmat bersemarak, wajah kemanusiaan akan lebih cerah dengan ruang lingkup

yang lebih luas, persatuan Indonesia akan lebih terjalin erat' kerakyatan yang

dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan akan lebih jelas mewarnai demokrasi yang

aiiipuii oteh kebebasan yang bertanggung jawab, serta keadilan sosial dalam propor-

,iry" yung wajar, akan lebih merata bagi seluruh rakyat dan di segenap pcnjuru nu-

,"rrr"r". D"n inilah yang telah dan akan terus dilakukan oleh Pemerintah dan rakyat

Indonesia sejak Orde Baru ditegakkan ditahun 1966 Strategi Dasar Pembangunan

telah ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, baik oleh Majelis Permusya-

waratan Rakyat Sementara dengan menetapkan KETETAPAN MPRS No' XXIII/-

MPRS/I966 dan terutama oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat pilihan rakyat

yang berhasil menetapkan KETETAPAN MPR No IV/MPR/1973 tenrang Garis-ga-

ris Besar Haluan Negara.

Garis-garis Besar Haluan Negara seperti yang diperintahkan oleh Undang'undang

Dasar 1945, dituang dalam pola Umum Pembangunan Nasional secara sistimatis da-

lam bentuk Pola Dasar Pembangunan Nasional, Pola Umum Pembangunan jangka

panjang dan Pola Umum Pembangunan Lima Tahun II' Dinyatakan pula oleh

lr.l".j.ti, U"t*a pola ini tiap lima tahun sekali ditinjau kembali untuk disesuaikan

dengan petkembangan rakyat dan bangsa lndonesia' Selanjutnya ditegaskan bahwa

renJana Pembangunan [,ima Tahun ini setiap tahunnya dituangkan dalam rencana

Page 30: N(ITA KEUANGAN

\

tahunan yang berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang sebelum

dilaksanakan dimintakan pendapat dan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat'

Sejak semula telah disadari oleh Pemerintah Otde Baru, bahwa penyelenggara-

an pembangunan harus didahului dengan mengusahakan stabilisasi, baik stabilisasi

politik, ekoncmi sosial, maupun keamanan. Tegasnya stabilisasi nasional adalah

syarat mutlak bagi terlaksananya pembangunan ; dan memang itulah yang dilaku-

kan oleh Perncrintah, sehingga Pemerintah telah berhasil menciptakan suasana

yang relll:if nnntap dikda Rencana Pembangunan Lima Tahun I hendak di' Iaksanakan.

Stabilitas yang dinarnis dilapangan politik dan sosial benambah kokoh de-

ngan usaha yang terus menerus dalam mengembangkan pelaksanaan demokrasi

yang sehzt, sistim konstitusionil lrang kuat dan tegaknya hukum Demikian pula

stabilitas keamanan dapat makin dimant&pkan dengan peningkatan kewaspadaan

terhadap ancaman dari sisa-sisa G-30-S/PKI dan subversi lainnya serta pemeliharaan

ketertibcn masyarakat. Dalam pada itu stabilitas politik, sosial dan keamanan

bertambah mantap berkat hasil-hasil yang dicapai dalam pemeliharaan stabilitas

ekonomi dan pembangunan yang makin dirasakan oleh rakyat banyak. Perbaikan

ekonomi dan meluasnya pembangunan itu telah makin memperkecil kemungkinan

gejolak sosial dan keresahan masyarakat, yang dapat merupakan sumber terganggu-

nya stabilitas nasional.

Demikianlah ketika stabilisasi ekonomi agak terganggu menjelang pelaksanaan

Rencana Pembangunan Lima Tahun lI, maka Pemerintah telah mengeluarkan

peraturan-peraturan sebagai kebijaksanaan yang menyeluruh dan bertujuan untuk

mengendalikan harga-harga agzr- tetap berada dalam batas-batas yang tidak akan

mengganggu kelancaran pelaksanaan pembangunan.

Sekedar gambaran dapat dikemukakan bahwa harga yang melonjak-lonjak

Iiar dimasa orde lama dan memuncak mencapai 650 persen ditahun 1966,

telah dapat dikendalikan menjadi 10,65 persen dipermulaan Rencana Pembangunan

Lima Tahun I. l{al ini dapat dilaksanakan melalui kebijaksanaan 3 oktober 1966,

suatu kebijaksanaan yang mengatur dan mengarahkan berbagai bidang kegiatan

ekonomi secara serasi.

Tingkat harga yang sejak iru makin lama makin mantap, agak terganggu men-

jelang akhir Rencana Pembangunan Lima Tahun I dan permulaan pelaksanaan

Rencana Pembansttnan Lima Tahun II; dan dari legi ekonomi, gangguan kali ini

+

Page 31: N(ITA KEUANGAN

lebih serius sifatnya, karena disebabkan tidak saja oleh faktor dalam negerimelainkan dan terutama oleh faktor-faktor luar negeri.

Sejak beberapa tahun terakhir ini dunia sedang dilanda oleh berbagai krisisyang baik jangkauan maupun ruang lingkupnya tidak pernah terjadi sebelumnya.Kali ini berbagai krisis seperti krisis moneter, krisis enersi, inflasi dan kekuranganpangan saling mempengaruhi dan mendorong ciptakan ketidak seimbangan dalamkebutuhan yang bersifat fisik dan sejalan dengan itu mempengaruhi pula nilai-nilaiyang menopang keseimbangan.

Untuk menanggulangi hal tersebut, Pemerintah telah mcnetapkan paketkebijaksanaan 9 Lprtl 1974 yang terutama ditujukan untuk mengendalikan per-kembangan harga tanpa mengurangi laju pembangunan. Jalinan kebijaksanaan9 April ini meliputi bidang-bidang moneter, fiskal dan perdagangan yang me-nyokong produksi dalam negeri. Ketekunan Pemerintah dan sikap masyarakatyang positip terhadap kebijaksanaan tersebut telah memungkinkan dikendalikanharga-harga sehingga sejak 31 Maret 1974 sampai 31 Oktober 1974 perkembanganharga berdasarkan indeks 62 macam barang hanya mencapai 10,72 persen.Apa yang dicapai ini sungguh menarik, karena tiga bulan sebelum dikeluarkanperaturan tersebut, yakni dari akhir Desember 1973 sampai dengan 31 Maret 1974,biaya hidup telah meningkat sebesar 15,62 persen. Untuk seluruh tahun anggaran7973/1974, tingkat kenaikan harga malahan mencapai 47,3 5 persen.

Oleh sebab itu hasil yang dicapai oleh kebijaksanaan 9 AprtI 1974 telah mem-bawa kesan yang mendalam, karena dinegara-negara industri scndiripun inflasibelunr lagi mereda, sehingga pengaruhnya terhadap Indonesia melalui pemasukanbarang-barang yang penting untuk kelancaran pembangunan dan kemantapanstabilisasi, sukar untuk dapat dihindari.

Menarik pula dalam usaha pengendalian inflasi ini ialah, bahwa jumlah uangberedar dari tahun ke tahun terus meningkat, namun tingkat kenaikannya padaumumnya selalu lebih tinggi dari tingkat kcnaikan harga. Hal ini merupakanpetunjuk yang nyata dari bertambah besarnya kepercayaan masyarakat padamata uang rupiah.

Sepintas lalu petlu kiranya disinggung kepercayaan dunia internasional ter-hadap kestabilan mata uang rupiah, yakni dengan dimasukkannya mata uangrupiah kedalam anggaran mata uang Dana Moneter Internasional. Kepercayaan

Page 32: N(ITA KEUANGAN

+

tersebut didasarkan pada tingkat Perkembangan ekonomi Indonesia yang dicaPai

sebagai akibat dari kesungguhan Pemerintlh untuk menanggulangi inflasi tanpa

mengabaikan keharusan meningkatkan pembangunan.

Sebagairnana diketahui, bertambahnya jumlah uang beredar disebabkan

oleh berbagai faktor, salah satu dari padanya ldalah penambahan yang berasal

dari sektor perkreditan,

Dalam hubungarr ini perlu kiranya direnung kembali, bahwa dijaman orde

Iama uang beredar yang berasal dari kredit merupal<an salah satu sumber yang

melonjakkan inflasi. Sekedar catatan dapat kiranya diketengahkan, bahwa dalam

jangka waktu antara tahun 7960-1965 kredit telah bertambah dengan 60 kali,

sedangkan dalam waktu yang bcrsamaan pengerahan dana perkreditan dari

masyarakat sengaja diterlantarkan.

Penambahan kredit dalam jumlah yang demikian besar itu dilakukan dengan

mengabaikan pertimbangan-pertimbangan tehnis perbankan serta tidak ditujukan

kepada kegiatan-kegiatan yang produktif. OIeh sebab itu telah tertanam tekad

untuk tidak terantul( kepada kesalahan yang sama yang telah dilakukan dijaman

orde lama, yakni ekspansi kredit tanpa batas dan dihamburkan untuk membiayai

kegiatan yang tidak mengutamakan motif ekonomi dan peningkatan produksi'

Tekad tersebut telah dituangkan didalam kebijaksanaan kredit yang bersifat

selektip terarah. Sesuai dengan kebijaksanaan tersebut maka sejak 3 Oktober 1966

jumlah kredit yang diarahkan ke proyek-proyek yang produktip dan cepat

menghasilkan serta kesektor-sektor lain yang sesuai dengan urutan prlorltas

yang telah ditetapkan, dari tahun ke tahun telah menunjukkan perkembangan yang

cukup mengesankan. Dalam hubungan ini dapat kiranya diungkapkan bahwa pada

permulaan pelaksanaan REPELITA I besarnya kredit perbankan baru mencapai

Rp 136,s milyat ; dan kini, dipertengahan tahun pertama REPELITA ll' tegasnya

akhir September 1974, jumlah kredit yang disalurkan telah melampaui Rp 1,2

triliun, satu pertambahan yang tidak kurang dari 8 kali.

Pengarahan kredit kesektor-sektor yang diprioritaskan dilakukan melalui

kebijaksanaan suku bunga ; sektor yang merupakan prioritas tinggi, dikenakan

suku bunga yang Iebih rendah dari pada sektor yang kurang diprioritaskan'

Namun penggolongan suku bunga bukanlah suatu kebijaksana'an yang statis'

Oleh sebab itu penyesuaian suku bunga dengan perkembangan keadaan setiap

Page 33: N(ITA KEUANGAN

kali dilakukan, agar selalu tercipta keselarasan antara keharusan menjaga stabili-

sasi dan gerak pertumbuhan pembangunan

Mengikuti alur kredit yang disalurkan itu, maka menarik pula untuk melihat

betapa jumlah kredit investasi telah berkembang dengan cePat. Pada permulaan

REPELITA l, jumtah kredit investasi baru mencapai Rp 31,6 milyar. Tahun demi

tahun jumlah tersebut tetus bertambah besar dan pada tahun terakhir REPELITA I

jumlah yang telah disetujui tetah menjadi Rp 175,3 milyar' Dalam tahun anggaran

lg7+/1g75, tepatnya akhir Agustus 1974 kredit investasi tercatat sebesar Rp 187,7

milyar atau telah berkembang dengan 19,6 persen bila dibanding dengan tahun

sebelumnya, atau telah bertambah menjadi lebih dari lima kali bila dibanding de-

ngan kredit investasi pada permulaan REPELITA I. Apabila ditelaah proyek'proyek

ya:rg memperoleh kredit investasi, maka tampaklah bahwa bagian terbesar darikredit tersebut telah membiayai sektor-sektor industri, pertanian, perhubungandan pariwisata.

Disamping arah kredit seperti yang telah diketengahkan diatls, kredit juga

digunakan untuk menampung kebijaksanaan Pemerintah dalam membantu golong-

an ekonomi lemah. Perlu kiranya diketengahkan, bahwa kebijaksanaan kredit

kecil ini adalah kelanjutan dari l<ebijaksanaan pokok yang sejak semula dilaksana-

kan oleh Pemerintah untuk membantu golongan ekonomi yang terlemah, yakni

yang berada disektor pertanian

Dengan bcrtambahnya kesanggupan Pemerintah, maka bantuan kepada golong-

an ekonomi lemah ini kini dapat diperluas dengan kredit bagi pengusaha kccil

yang diberikan dalam bentuk kredit investasi kecil dan kredit modal kerja

permanen. Sejak dilaksanakannya pada tanggal 3 Desember 1973 sampai dengan

Agustus 1974 jumlah kredit investasi kecil dan kredit modal kerja permanen yang

disetujui telah mencapai lebih dari Rp 25,0 milyar. Kredit tersebut diberikan

menurut prosedurarosedur yang lebih mudah dan tatz caia yang lebih sederhana'

Dalam hubungan dengan kredit kecil ini dapat kiranya diketengahkan,

bahwa peranan PT Askrindo sangat membanm kelancaran pelaksanaannya'

Sebagaimana diketahui PT Askrindo didirikan oleh Pemerintah untuk membantu

golongan ekonomi lemah dengan tumt serta memperkuat posisi usaha yang

bersangkutan melalui pemberian jaminan'

Page 34: N(ITA KEUANGAN

Dalam usahanya seperti itu, maka sejak bulan Januari 1974 sampai dengan

bulan Agustus 7974 PT Askrindo telah menjamin kredit sebesar lebih dari

Rp 25,7 milyar kepada 67.630 peminjam diberbagai daerah dan keberbagai

kegiatan seperti industri, perdagangan, jasa-jasa dan sebagainya. Dalam periode

yang sama tahun 1973, jaminan yang diberikan kepada 2.335 peminjam, baru

mencapai nilai sebesar kurang lebih Rp 637,1 juta. Apa yang telah dicapai oleh

PT Askrindo hingga kini adalah suatu perkembangan yang menggugah harapan.

Disamping PT Askrindo, Pemerintah telah pula melengkapi lembaga yang

harus membantu golongan ekonomi lemah dengan mendirikan PT Bahana yang

terutama sekali akan bergerak dibidang kredit investasi, yakni dengan membantu

usaha yang bersangkutan dalam menyediakan dana sendiri sebesar 25 persen se-

perti yang disyaratkan oleh perbankan. Berhubung bantuan yang diberikan kepada

perusahaan yang bersangkutan berupa Penyertaan dalam modal saham, maka

kelancaran usahanya bersangkut?aut dengan masalah bentuk hukum perusahaan

tersebut, Sejalan dengan sifat dari bantuan yang diberikan, maka PT Bahana

turut pula membantu dalam penentuan proyek dan bantuan tehnis lainnya.

Kiranya jelas bahwa jumlah kredit yang demikian besar yang disalurkan ke-

sekian banyak proyek dan rneluas kepelbagai bidang kegiatan produktip sesuai

dengan tahap-tahap pnoritas dan kesanggupan, seyogyanya dilola oleh lembaga

keuangan yang benar-benar dipersiapkan unruk itu. Itulah sebabnya mengaPa

sejak tahun-tahun pertama pemerintah Orde Baru, lembaga keuangan khususnya

Iembaga perbankan telah ditata kembali secara menyeluruh. Disamping lembaga

perbankan, lembaga asuransipun berangsur-angsur ditertibkan sedangkan lernbaga

keuangan non bank terus pula dibina. Sejalan dengan tingkat perkembangan yang

telah dicapai, sebagai tahap pertama dalam rangka pendirian pasar uang dan

modal, maka pada tanggal I Aprll 1974 telah dimulai kegiatan Pasar Uang Antar

Bank. Untuk sementata peserta Pasar Uang Antar Bank adalah Bank Umum dan

Bank Pembangunan Pcserta clearing di Jakarta.

Tak dapat disangkal, bahwa usaha yang terus menerus untuk memperbaiki

organisasi dan meningkatkan ketrampilan aparatur lembaga keuangan klususnya

perbankan, telah membawa hasil yang antara lain nampak tercermin didalam

meningkatnya dana yang dapat dikumpulkan.

Sejak REPELITA I dana perkreditan senantiasa mengalami peningkatan'

Dalam rangka ini patut diketengahkan perkembangan deposito berjangka' Dalam

tahun anggaran 7969/7970 deposito berjangka baru berjumlah Rp 34,8 milyar'

I

Page 35: N(ITA KEUANGAN

I

sedangkan pada permulaan ta.hun 19741197 5 jumlah tersebut meningkat menjadi

Rp 143,9 milyar, yang berarti suatu penambahan sebanyak 313,5 persen. Dalam

semester I tahun anggaran 797+/7975 deposito berjangka telah meningkat cukup

besar, yakni tidak kurang dari Rp 62,2 milyar atau lebih dari 4o persen bila di-

bandingkan dengan jumlah deposito berjangka dalam periode yang sama tahun

anggaran lg73/7974. Kenyataan ini antara lain menunjukkan betapa kebijaksanaan

9 April 7974 telah membawa hasil.

Dalam pada itu, Tabanas dan Taska tetap menunjukkan peningkatan yang

berarti, sedangkan perkembangan sertifikat deposito memperlihatkan kenaikan

yang mengesankan. Posisi sertifikat deposito dalam peredaran sampai dengan

bulan September 1974 berjumlah Rp 77,5 milyar' Disamping dana yang dikerah-

kan melalui sektor perbankan, pengumpulan dana yang dilakukan oleh sektor

asuransi mulai menampakkan perkembangan yang positip, sehingga perlu didorong

dalam REPELITA II agar berperan lebih besar sebagai sumber pembiayaan

pembangunan.

Tak dapat dimungkiri, bahwa dari dana yang dikumpulkan, terdapat pula

dana yang diperoleh dari luar negeri, Betapapun bermanfaatnya dana dari luar

negeri tersebut, pengawasan terhadapnya adalah suatu keharusan agar tidak me-

nimbulkan gangguan terhadap kestabilan moneter didalam negeri' Jelaslah kiranya

bahwa jasa lembaga keuangan pada umumnya dan perbankan pada khususnya

sangat diperlukan bagi pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh sektor

swasta.

Adalah suatu konsensus nasional bahwa penanaman modal terutama harus

dilakukan oleh modal dalam negeri. Namun memahami berbagai keterbatasan

yang dihadapi oleh usahawan Indonesia sebagai akibat masa lampau yang suramt

r"k" k.r.*p.r"n diberikan kepada penanaman modal asing untuk berusaha di

Indonesia dalam kegiatan-kegiatan yang terusma memerlukan modal yang besar

serta penatalaksanaan dan tehnologi yang modern.

Kenyataan menunjukkan bahwa pada tahun-tahun permulaan, para penanam

modal memilih proyek-proyek atau bidang usaha yang jumlah investasinya kecil

dan bersifat cepat menglrasilkan (quick-yielding,project), sedangkan pada tahun-

'tahun selanjutnya kegiatan telah banyak diarahkan kepada proyek-proyek 'yang

memerlukan modal besar dan menghasilkan dalam jangka waktu menengah dan pan-

j"tg.

J.

Page 36: N(ITA KEUANGAN

Mengikuti perkembangan Penanaman modal akan tampak, bahwa sampai

dengan ai.hir nspsl-tfe I jumlah penanaman modal dalam negeri yang telah

disetujui Pemerintah mencapai 1.900 proyek dengan nilai investasi sebesar

Rp l.'331.577 juta. Jumlah tersebut telah bertambah dengan 126 proyek senilai

Rp 99,029 juta yang disetujui oleh Pemerintah selama 5 bulan pertama pelaksana'

an REPELITA II.

Apabila dikaji sektor'sektor yang diruju oleh penanaman modal dalam negeri'

maka terlihatlah bahwa bem.rrut-turut sektor perindustrian, kehutanan dan sektor

perhubungan/pariwisata merupakan sasaran yang diutamakan'

Sampai dengan akhir REPELITA I terdapat 715 proyek penanaman modal

asing dengan nilai rencana investasi sebesar US$ 3 624,2 1t:ta; dari jumlah tersebu:

kurang lebih 19,7 persen atau US$ 714,2 juta telah direalisir dengan sektor

perindustrian merupakan penyerap terbesar, yaitu sebesar US$ 370,5 juta atar't

!1,9 p..r.n, menyusul sektor-sektor pertambangan serta perhubungan dan pari'

wisata.

Dalam semester I tahun lg7+/1975, penanarnan modal asing yang telah

disetujui oleh Pemerintah meliputi 39 proyek dengan rencana investasi sekitar

US $ 482,9 1uta. 1

Memperhatikan perkernbangan investasi, baik yang dilakukan oleh Pemerin-

tah maupun yang dikerjakan oleh swasta antara lain melalui penanaman modal

dalam dan luar negeri, akan nampak jelas betapa kebutuhan terhadap bahan baku

dan barang modal terus berkembang Hal ini tercermin pula dalam komposisi

barang-barang impor, dimana setiap tahun terlihat adanya peningkatan secara

proporsionil dari impor barang modal dan bahan baku bila dibandingkan dengan

impor barang-barang konsumsi-

Secara keseluruhan impor yang pada permulaan REPELITA I baru berjumlah

US$ 1.227,0 juta ternyata telah berkembang menjadi US$ 6 107'0 juta pada

permulaan REPELITA II. Dalam tahun anggaran 7975/7976 impor diperkirakan

akan mencapai US$ 6.993,0 juta. Dengan demikian akan menjadi jelas pula'

bahwa devisa yang diburuhkan tidaklah kecil jumlahnya; suaft kebutuhan yang

terutama harus dipenuhi oleh hasil ekspor.

Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan hasil ekspor, baik melalui

penyempurnaen tata cara pemasaran, perbaikan kwalitas, penumnan biaya ekspor

Page 37: N(ITA KEUANGAN

10

A

dan sebagainya maupun mclalui usaha bersama I eglrl-negaru' ASEAN' telah me-

nyebabkan bahwa hasil ekspor dari tahun ke tahun terus bertambah besar. Pada

tahtn 7977/1972 hasil ekspor telah melampaui ekspor tertinggi yang pernah

dicapai dalam tahun 1951. Pada permulaan REPELITA Il pcrkembangan ekspor

diperkirakan mencapai us$ 7.461,0 juta arau 7 kali lebih besar dari tahun

796911970, sedangkan untuk tahun anggaran 197517976 nilai ekspor diharapkan

akan mencapai US$ 8.016,0 juta.

Berbeda dengan bahan-bahan ekspor tradisionil, ekspor minyak telah berkem-

bang sangat cepat antara lain kr'rena meningkatnya baik produksi maupun harga

minyak. Pada permulaan REPELITA I ekspor minyak baru mencapai US$ 384'0

juta, namun pada permulaan REPELITA ll telah meningkat menjadi US$ 5'514'0

juta, sedangkan unruk tahun anggaran I97517976 diperkirakan akan mencapat

US$ 6.048,0luta.

Perkembangan ekspor yang pesat dialami pula oleh barang-barang tambang

diluar minyak, khususnya timah dan tembaga yang bila dibanding dengan tahun

sebelumnya telah meningkat dengan masing-masing sekitar 40 persen dan 114

persen. \

Selain itu ekspot kayu pun telah menunjukkan perkembangan yang cePat'

yakni dari US$ 34,0 juta pada permulaan REPELITA I, menjadi US$ 594'0 juta

pada permulaan REPELITA II, suatu peningkatan yang tidak kurang dari 17 kali'

Namun sejak permulaan triwulan kedua tahun angglran L97411975 ekspor kayu

telah mengalami Penurunan baik dalam jumlah maupun nilainya' Keadaan ini

diakibatkan oleh turunnya harga kayu dipasaran intemasional, meningkatnya

ongkos angkut dan adanya surplus kayu di Jepang dalam jumlah yang besar'

. Perkembangan ekspor sePerti yang diketengahkan diatas hendaknya dilihat

dalam hubungan nya dengan berbagai kr.isis yang terjadi didunia dewasa ini.

Gejala ekonomi dibeberapa negara industri terkemuka menunjukkan belum

terkendalinya inflasi yang erat bertaut dengan lambatnya pertumbuhan ekonomi'

Betapapun telah meningkatnya penerimaan yang dihasilkan oleh ekspor'

kebutuhan terhadap devisa karena meluasnya pembangunan telah menyebabkan

bantuan luar negeri masih perlu diusahakan.

Keadaan ekonomi Indonesia yang bertambah baik karena berhasilnya

REPELITA I dan perkembangan yang positip dari netaca pembayaran, telah

meletakkan kewajiban moral kepada Republik Indonesia untuk tidak bersaing

+

I

Page 38: N(ITA KEUANGAN

1 1

dengal negara-negara berkembang lainnya dalam memperoleh ban an luar negert

dengan kondisi yang sangat lunak seperti yang telah diterima sejak tahun 1967

Oleh sebab itu, disamping bantuan luar negeri melalui negara-negara lGGl, usaha-

usaha kini diarahkan untuk memperoleh bantuan luar negeri dengan syarat-syarat

yang kurang lunak. Dalam hubungan ini telah pula dijajagi bantuan luar negeri'

baik dari negara-negara Eropah Timur maupun negara-negara Timur Tengah peng-

hasil minyak. Pemerintah dalam hal ini tetap memegang teguh kebijaksanaan'

bahwa bantuan luar negeri harus digunakan secara tepat-guna dan hasilguna dan

sepenuhnya untuk kepentingan masyarakat.

Seperti diketahui, bantuan luar negeri yang terdiri dari bantuan program dan

bantuan proyek mengalami perkembangan yang sejalan dengan kebutuhan nasional'

Apabila iimasa-masa permulaan pembangunan persentase bantuan program selalu

telih tinggi dari bantuan proyek, maka perkembangan selanjutnya menunjukkan

Uahwa k.L,,1ut<sanaan untuk mengutamakan bantuan proyek sedikit demi sedikit

telah menjadi kenyataan.

Sejak semula telah ditegaskan, bahwa tindak lanjut perjuangan kemerdekaan

dalam bentuk pengolahan kekayaan alam Indonesia yang berlimpah'limpah agar

bermanfaat bagi seluruh rr'kyat, terutama harus dilakukan dengan kekuatan senditi'

Oleh sebab itu, sejak tahun 1967 dan lebih'lebih setelah pembangunan mulai

dilaksanakan, kebijaksanaan penerimaan negara ditujukan untuk terus menerus

menggali dan meningkatkan sumber-sumber Penerimaan dalam negeri, sehingga

dapat membiayai pengeluaran dan memupuk tabungan Pemerintah'

Usaha peningkatan penerimaan tersebut ditempuh dengan berbagai jalan'

antara lain melalui usaha ekstensifikasi dan intensifikasi pemungutan pajak' Sejak

pemungutan pajak tidak lagi diabaikan, maka dasar pengenaan pajak terus diperluas

sejalan-dengan perkembangan ekonomi, perkembangan produksi serta pola kon'

sumsi masyarakat. Peningkatan jumlah wajib pajak terus diusahakan antara lain

mela.lui surat pemberitahuan pajak dari pintu kepintu, sedangkan perkembangannya

ditelaah dengan seksama. Sementara rtu kebijaksanaan unruk menjadikan pajak

langsung sumber utama penerimaan pajak, secara bertahap terus pula dilaksanakan'

Penerimaan pajak tangsung termasuk pajak perseroan minyak jauh melampaui

penerimaan yang berasal dari pajak tidak langsung Namun yang jelas pula ialah

Lahwa tingkat kenaikan penerimarn pajak langsung pada umumnya telah dapat

berkernbang melampaui tingkat perkembangan pajak tidak langsung, sekalipun

tanpa pajak Perseroan minyak. Sekedar gambaran dapat kiranya diketengahkan

Page 39: N(ITA KEUANGAN

13

Sejalan dengan itu kegiatan Pemberantasan penyelundupan terus pula dilaku-

kan. Sekalipun rarnainya kegiatan pembangunan telah merobah komposisi barang-

barang impor kearah rnakin besarnya irnpor bahan baku/penolong dan barang

modal yang tarif bea masuknya rendah, namun usaha yang tekun telah dapat

meningkatlan penerimaan bea masuk sebesar lebih dari 75,7 persen pdda akhir

trhun 197!17974 bila dibandingkan dengan penerimaan bea masuk pada akhir

trhun 19721197 3. Dalam semester I lg74tL975 penerimaan bea masuk mencapai

Rp 85,0 milyar, suatu jumlah yang 44,6 persen lebih tinggi dari penerimaan

semester I tahun anggaran 19731197+.

Sementara itu penerimaan dari cukai menunjukkan perkembangan yang

positip. Usaha-usaha dilakukan agar penerimiurn dari sektor yang ddak sedikit

menyerap tenaga kerja ini dapat terus ditingkatkan.

Dengan kebijaksanaan yang mernedu secara serasi usaha meningkatkan pene-

drnaan dan menyajikan iklim yang mendorong dunia usaha untuk menanam modal

kedalam kegiatan-kegiatan yang produktip, maka penerimaan negara menunjukkan

perkembangan yang terus bertarnbah besat, sehingga penyalurannya kembali keda-

lam masyarakat dalam bentuk berbagai macam prasdana dan jasa pernerintahan

akan membana manfaat yang besar bagi seluruh rakyat. Pada permulaan

REPELITA I, penerimaan negara baru mencapai Rp 3 34,7 milyar. Sekalipun jumlah

tersebut telah hampir 4 kali lebih besar dari yang dapat dikumpulkan di tahun

1967 - tahun pertama penggunaan ueng rakyat berdasarkan ketenruan Undang-

Undang Dasar 1945 - namun bila dibandingkan dengan penerimaan negara dalam

APBN pade permulaan REPELITA II sebesar lebih dari Rp 1,5 triliun, maka

tampak jelas betapa penerimaan negara telah meningkat deng4n cepat, suatu

kenaikan lebih dui 371,3 persen. Kini, dalam tahun kedua REPELITA ll penerima-

an negara diperkirakan akan melampaui jumlah Rp 2,7 triliun.

Dengan penerirnaan negarl sebesir im, maka kebijrksanaan pengeluaran n€gara

harus benar-benar diarahkan kepada pembiayaan kegiatan pembangunan, baik

sektoral rnaupun regional, disamping pengeluaran rutin yang harus mencakup

baik pelaksanaan nrgas umum pemerintahan, terpenuhinya kewajiban untuk

mendukung pelaksanaan pembangunan maupun kegiatan-kegiatan yang akan mem-

bawa manfaat yang lebih besar dalam menikmati hasil pembangunan.

Dengan pengeluaran pembangunan sePefti yeng diketengahkan diatas, maka

diperbanyaklah jalan dan jembatan, diperbaiki pelabuhan laut dan udara, diperluas

Page 40: N(ITA KEUANGAN

14

l

bendungan dan irigasi, diperbesar kesanggupan listrik dan telekomunikasi serta

proyek-proyek pembangunan dati berbagai sektor lainnya sesuai dengan pengu-

tamaan yang telah ditentukan.

Dalam pada itu, pembangunan daerah yang dengan giat dilaksanakan oleh

masing-masing daerah sesuai dengan kemungkinan dan kesanggupan, telab pula

dibantu serta dirangsang kegiatannya dan sejalan dengan itu didorongarahkan

pula perkembengtnnyl a4ar tidak menyimpang dari tujuan dan arah pembangunan

yang telah ditetapkan.

Sejak permulaan sampai dengan akhir REPELITA l bantuan kepada desa

seluruhnya telah mencapai jumlah sebesar Rp 24,9 milyar. Bantuan yang diberikan

unnrk merangsang kegiatan desa membangun dengan kekuatan sendiri, telah meng-

hasilkan perkembangan yang berlipat ganda besarnya' Itulah sebabnya mengaPa

bantuan kepada desa terus ditingkatkan; dari Rp 100.000 Per desa pada PermulaanREPELITA I menjadi Rp 200.000 pada permulaan REPELITA II; dalam tahun

anggaran 7975/1976 ini bantuan tersebut juga akur dinaikan lagi menjadiRp 300.000 per desa.

Sejalan dengan itu, bantuan telah diberikan pr:la kepada kabupaten sebagai

usaha nyata unuk meningkatlan pcmbangunan daerah serta mengurangi tekanan

pengangguran didaerah-daerah. Kenyauan menunjukkan bahwa bantuan tersebut

telah dapat dimanfaatkan ke proyek-proyek yang cepat menghasilkan, sehinggausaha yang baik itu perlu tenrs menerus ditingkatkan. Dalam rahun anggaran1974t7975 bantuan tersebut berjumlah Rp 300 per kapita, dan untuk tahunanggaran 197511976 dinaikan menjadi sebesar Rp 400 per kapita. Selain bantuan

kcpada desa dan kabupaten, telah pula diberikan bantuan kepada daerah tingkat I

diseluruh Indonesia. Ban$an yang bertujuan unruk memperbaiki jalm, jembatan

serta irigasi dan sebagainya yang pemeliharaannya menjadi tanggung jawab propinsi,telah mengalami kenaikan yang besar, yakni dari Rp 20,8 milyar pada tahun

197 31197 4 menjaAi Rp 42,7 milyar pada uhun 797411975 'Dalarn rahlun 7975 /1976bantuan tersebut akao diperbesar menjadi Rp 52,3 milyar, dengan ketentuan tiappropinsi serendah-rendatrnya akan menerima bantuan sebesar Rp 750 juta'

Mengikuti perkembangan pengeluaran pembangunan yang demikian besar danjelas kegunaannya, hasrat untuk membargun akan tambah bergairah. Dipihak lainharus pula disadari, behwa pembangunan memerlukan kegiatan yang menjamin danmenunjang perkembangannya; dan pembangunanpun harus dirawat agar bermanfaat

+

Page 41: N(ITA KEUANGAN

l 5

r rII

bagi negara dan bangsa dalam jangka waktu yang panjang.

Semua pengeluaran seperti itu harus dibiayai oleh anggaran tutin, terutama

pengeluaran untuk melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan. Olch sebab itu

pengeluaran rutin tiap tahun bertambah besar, seka-lipun tingkat perkembangannya

tidak sebesar tingkat perkembangan pengeluaran pembangunan. Pada permulaan

pelaksanaan REPELITA I, jumlah pengeluaran rutin adalah sebesar Rp 216;5 milyar;jumlah ini pada permulaan REPELITA II telah menjadi Rp 961,6 milyar dan untuk

tahun anggaran 1975/7976 direncanakan sebesar Rp 1.466,3 milyar. Betapa-

pun mendesaknya kebutuhan pengeluaran rutin, Penghematan terhadaPnya mutlak

harus dilaksanakan, agar dapat dibentuk tabungan Pemerintah sebagai perwujudan

yang nyata dari kebulatan tekad untuk membiayai pembangunan dengan kekuatan

sendiri. Tabungan Pemerintah yang merupakan selisih dari penerimaan dalam

negeri dikurangi pengeluaran rutin dan dimulai dalam tahun pertama REPELITA I

dengan jumlah sebesar Rp 27,2 mrlyar telah berkembang dengan pesat. Pada

permulaan REPELITA II jumlah tabungan Pemerintah direncanakan sebesarRp 401,8 milyar atau Rp 187,9 milyar lebih besar dari jumlah bantuan program

dan bantuan proyek bersama-sama. Untuk tahun arggaran 1975/1976 jumlah ter-

sebut aka4 mencapai Rp 1.029,8 milyar, suatu kenaikan sebesar Rp 628,0 milyar

bila dibandingkan dengan tabungan Pemerintah pada permulaan REPELITA II atau

331,6 persen melampaui bantuan luar negeri, yang untuk tahun anggaran ini di-

perkirakan sebesar Rp 238,6 milyar. Dengan perkembangan tabungan Pemerintah

seperti itu, maka akan terlihatlah dengan jelas, bahwa tekad untuk membiayai

pembangunan sepenuhnya dengan kekuatln sendiri telah dilaksanakan dengtn

penuh kesungguhan.

Dalam pada itu disadari pula bahwa menghemat bukanla} membatasi tanpa

pertimbangan atau mengabaikan tujuan. Menyadari bahwa unsur manusia sangat

penting bagi tercapainya tujuan pembangunan, maka gaji pegawai negeri dan ABRI

dalam tahun anggaran ini akan dinaikkan lagi. Kenaikan tersebut antara lain

karena mulai bulan Januari 1975 tunjangan kerja pegawai negeri/ABRl dinaikkan

menjadi 900 persen dari gaji pokok. Penghasilan pegawai negeri/ABRl terendah

yang semula sebesar Rp 7.500,- sejak bulan Januari 1975 juga dinaikkan menjadi

sekurang-kurangnya berjumlah Rp 10.000,-. Demikian pula kepada para pensiunan

diberikan kenaikan uang bantuan pensiun, yang semula sebesar 135 persen

menjadi 270 persen dari penghasilannya, dengan ketentuan jumlah penghasilan

setelah ditambah uang bantuan tersebut sekurang-kurangnya sebesar Rp 4000,-'

Page 42: N(ITA KEUANGAN

76

Dengan meningkatnya penghasilan pegawai negeri dan AtsRI serta usaha

yang terus menerus untuk memperbaiki kcadaan ekonomi, maka diharapkan

kesejahteraan mereka akan terus bertambah baik.

Disamping itu, tekanan terhadap biaya rutin masih juga terasa berat' antara

lain terus meningkatnya subsidi kepada daerah swatantra serta kehamsan pem-

bayaran bunga dan cicila n hutang luar ncgeri

Kiranya jelas, bahwa meningkatnya penerimaan dan bertambah besarnya

pengeluaran mengharuskan dilaksanakannya pengawasan yang sepadan agar uang

rakyat benar-benar dilola berdasarkan prinsip-prinsip tepat-guna dan hasil-guna un-

tuk mcncapai manfaat yang optimal.

Perkembangan Keuangen Ncgara sejak pemerintahan Orde Baru' telah diiringi

dengan pengawasan dan penertiban tcrhadap pelaksanaannya Pada hakekatnya

fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan merupakan suatu Proscs yang

saling mengisi, saling berkaitan didalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan'

Dilingkungan pemerintahan, pellgawas:rn umum terhadap pengelolaan keuangan

negara dilakukan oleh Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan Negara Departemen

Keuangan, sedangkan pengawasan intetn Departemen dilakukan olch lnspektorat

Jendral masing-masing Departcmen yang bersrngkutan Untuk pengawasan ekstern,

Pemerintah berusaha meningkatkan kernarnpuan Badan Pemeriksa Keuangan dengan

memperlengkapi berbagai sarana sesuai dengan kemampuan keuangan negara'

Sebagaimana diketahui, pengawasan terhadap keuangan negara dilakukan baik

secara preventif maupun represif. Dalam pelaksanaannya, Pengawasan Preventif

dilakukan melalui berbagai c:rra, antarr Iain dalam bentuk sistim DIP bagi pelaksa-

naan anggaran pembangunan dan sistim DIK bagi ̂ nggaran rutin; ketcntuan me-

ngenai standardisasi kendaraatl bermotor, perumahan serta ruangan kantorr ke-

tentuan-ketentuan mengenai pedoman pelaksanaan anggaran dan cara memper-

tanggung jawabkannya dan lain sebagainya.

Pengawasan preventif juga dilakukan terhadap kekayaan negara yang dipisah-

kan, baik dalam bentuk pembagian fungsi dalam unit masing-masing, maupun

melalui pedoman Penyusunan Anggaran Perusahaan.

Didalam pengawasan represif, tekanan diletakkan pada pemeriksaan dan

penilaian fisik terhadap pelaksanaan penggunaan keuangan negara Selama

REPELITA I, tiap tahun telah dilakukan pemeriksaan terhadap rltarata 7'396

proyek. Dengan pengawasan yang seksama dan dilakukan secara terus menerus'

r rII

Page 43: N(ITA KEUANGAN

pelaksanaan pembangunan akan berjalan lebih lancar dan perencanaan akan

memperoleh umpan balik yang lebih terPercaya

Kiranya tak dapat dielakkan kenyataan, bahwa perkcmbangan ekonomi

lndonesia telah makin meningkat Salah satu ukuran yang dapat diguna-

kan untuk mengukur perkembangan tersebut adalah perkembangan produksi

nasiona.l. Sebagai diketahui, dalam periode 1960 - 7964 produksi nasional

hanya meningkat dengan rata-rata dua persen setf,:hun'

Kegiatan - kegiatan produktip yang dilakukan, terutama dengan ber-

hasilnya pelaksanaan REPELITA l, telah menyebabkan bahwa sampai de-

ngan tahun 1973, produksi nasional telah meningkat dengan rata-rata lebih

dari 7 persen setahun. Sementara itu, usaha yang tekun terus menerus di-

lakukan dalam rangka keluarga berencana telah menghasilkan tingkat Per-

tambahan penduduk yang diperkirakan tidak akan melamPaui 2'4 persen

setahun. Dengan hasil seperti itu, maka terbentuklah modal yang sangat

dibutuhkan untuk mendorong perkembangan pembangunan selanjutnya'

Dalam hubungan ini perlu diingatkan kembali, bahwa struktur ekonorni

Indonesia yang berat agraris' seyogyanya d\tatz kembali sedemikian rupa

agar tersusun lebih seimbang. Namun betapapun besarnya hasrat unruk

mencapai sttuktur sePerti itu, usaha kearah itu tidak boleh dilakukan de-

ngan mengurangi kegiatan di sektor pertanian Hal ini dibuktikan dengan

pengutamaan pembangunan sektor pertanian' Tujuannya jelas ialah agar ter-

jamin beras dan bahan pangan lainnya, baik untuk memenuhi kebutuhan

pokok rakyat mauPun untuk menunjang Perkembangan sektor-sektor lain-

nya, terutama sektor Industri.

Pengalaman telah mengajarkan bahwa beras memainkan peranan penting

dalam menegakkan dan memantapkan stabilisasi Kekurangan pangan dunia

dan gawatnya masalah pertambahan jumlah penduduk dinegara-negara ber'

kembang, memPeringatkan betapa pentingnya usaha yang harus dilakukan

untuk meningkatkan produksi beras. Dan memang inilah yang telah dan akan

Page 44: N(ITA KEUANGAN

1 8

terus dilakukan oleh Pemerintah. Peningkatan produksi beras dilakukan baik

melalui perluasan areal maupun peningkatan hasil setiap hektar sawah melalui

kegratan Bimas dan Inmas, Melalui Bimas dan Inmas para petani mulai

terbiasa dengan bibit unggul, tehnologi pertanian yang lebih maju, termasuk

penggunaa.n pupuk, pcstisida dan tatacara berusaha yang berpedoman pada

prinsip-prinsip ekonomi. Sementara itu irigasi direhabilitasi dan dibangun baru,

areal panen diperluas, pupuk dan sarana peningkat produksi lainnya di-

usahakan agar tiba pada waktunya. Disamping itu, peninghatan produksi

juga dirancang melalui kebijaksanaan harga dalam bentuk harga terendah

untuk menjamin penerimaan petani dan harga tertinggi agar konsumen dapat

membeli beras dengan harga yang layak.

Bertolak dari pokok pikiran bahwa petani harus memperoleh manfaat

yang wajar dari hasil jerih lelahnya, maka telah dibentuk BUUD Berdasarkan

pikiran tersebut, maka jasa BUUD telah digunakan, baik sebagai penyalur

pupuk dan pestisida kepada pctani rnaupun dalam kegiatan pembelian padi

dari para petani. Mengenai BUUD kiranya telah sama diketahui, bahwa secara

bertahap BUUD akan berkembang menjadi usaha koperasi milik masyarakat

desa yaitu koperasi unit desa.

Dengan usaha-usaha seperti yang tclah diuraikan diatas, maka selama

REPELITA I produksi beras telah meningkat dengan rata-rata hampir 5 persen

s€tahun.

Ditunjang oleh keadaan iklim yang baik serta kebijaksanaan peningkatalproduksi yang konsisten, maka produksi beras dalam talun 1974 diharapkanakan dapat mencapai 15.032 ribu to\ yang berurti 4 persen lebih tinggi dariproduksi yang dicapai dalam tahun terakhir REPELITA I.

Dalam pada itu sebagai akibat kenaikan harga pupuk dan beras dipasaran

internasional, terutama sejak terjadinya krisis enersi akhir-akhir ini maka

dipandang perlu untuk mcnyesuaikan hubungan-hubungan harga didalam

negeri. Pcnyesuaian ini juga dimaksudkan untuk tetap menjaga kegairahan

berproduksi dari para petani, dan sekaligus dapat mengurangi beban subsidi

terhadap barang-barang tersebut. Dengan demikian seluruh kebijaksanaan

ini tetap didasarkan pada kcbrlaksanaan pokok Pemerintah dalam era pem-

bangunan yaitu Pembangunan dengan Stabilisasi.

Page 45: N(ITA KEUANGAN

19

A-

+

Penyezuaian harga dilakukan terhadap pupuk' misalnya pupuk Urea/TSP

y"r,g ,.*ul" np aO,-lt<g disesuaikan menjadi Rp 60'-lkg yang berlaku sejak

tanigat zo Noiember igT4 Ptnyts"aian harga pupuk jelas akan menambah

U.r""iny, biaya produksi. Untuk menanggulangi hal tclsebut Pemerintah juga

menet;pkan t.n"it*"n Paket krerlit Bimas, sedangkan padi yang dihasilkan dengan

iurgu i,.tput yang telah disesuaikan sejak tanggal 1 Pebruari 1975 dinaikkan

irri"ry^.' sebagaiiontoh dapat kiranya diungkapkan bahwa padi kering lumbung

di ier" akrn mengalami peningkatan dari Rp 30'-lkg menjadi Rp 42'-lkg Kc-

bijaksanaan Pemeri-ntah telah pula dilengkapi dengan usaha-us:rha yang ditujukan

unruk menjamin aglr- hasgz beras tidak melampaui harga tertinggi yang ditctapkan

antara lain dengan mengadakan stok nasional'

Serntjntara itu, produksi bahan ekspor tradisionil pada umumnya telah

meningkat, sehingga bertambah pula devisa yang amat dibutuhkan unftk meng-

gerakkan sektor-sektor lainnYa

Perkembangan produksi kayu telah meningkat dengan cepat sehingga volume

ekspornyapun tiah mencapai nilai yang menjadikan kayu ekspor nomor 2 terbesar

*.rud"h'minynk bumi. Mengikuti perkembangannya akan terlihat' bahwa pada

tahun 1968 produksi kayu baru mencapai 5257 ribu m3' sedangkan pada tahun

1973 produksinya telah mencapai 24 800 ribu m3 at'r' rata-tata meningkat dengan

37,6 persen setiap tahun. Menarik juga untuk diketahui' bahwa pada tahun 1968

volume ekspor kayu baru mencapai 23,6 persen dari produksi' sedangkan pada

tahun 1973 persentase tersebut telah meningkat menjadi 78'4 persen'

Menghadapi situasi perdagangan internasional yang diakibatkan oleh menurun-

nya pertu;buhan e konomi dine gara-negara industri' maka dapat dimengerti bahwa

p.tk.*brng"n produksinya untuk sementara seyogyanya memperoleh penyesuaian

yang diperlukan.

Seperti diketahui, titik pusat pembangunan dalam REPELITA I ialah sektor

p.rtrni"n dengan industri yang menunjang dan menampung hasil pertanian' Dalam

REPELITA Il Pembangunan tkonomi harus diarahkan kepada sektor industri yang

mengolah bahan mentah, tanpa menglrangi usaha peningkatan produksi di sektor

pertinian. Melalui berbagai usaha yang konsisten selama REPELITA II' tampak

Lahwa perk.*bangan sektor industri bukan saja memperlihatkan kenaikan dalam

volume produksi, melainkan juga dalam banyaknya jenis dan ragam barang-barang

yang dihasilkan.

Page 46: N(ITA KEUANGAN

20

I

Dalam hubungan ini, beberapa perkembangan perlu diketengahkan untuk

menambah kejelasan. Pada permulaan REPELITA I produksi pupuk urea addah

sebesar 84,0 ribu ton dan produksi tersebut t€lah meningkat menjadi 118'7 ribu

ton pada akhir REPELITA I, suaru peningkatan sebesar 41,3 persen' Perkembangan

y-! ,"rn" juga terlihat pada produksi seme n yang meningkat dati 542 ribu ton

dalam,tahun |969||970 menjadi lebih dari 818 ribu ton dalam'tahun 797317974.

Ini berarti produksi semen telah meningkat lebih dari 50 persen' Dengan

adanya usaha perluasan dan pembangunan pabrik baru, maka produksi ditahun-

tahun mendatang diperkirakan akan bertambah besar'

Perkembangan y"lg ..p", juga dialami oleh produksi tekstil' baik dalam

jumlah maupun dalam mutu. Meningkatnya jumlah produksi tekstil menjadi 926

ju,. -",., dalam tahun lg73tLg74 telah memperlihatkan kenaikan yang cukup

berart ib i ladibandingkandengankenaikanproduksi tekst i lda|amtahun.tahunsebelumnya. Dengan jumlah yang besar dan perbaikan muru yang terus dilakukan'

maka produksi tikstil yang telah memenuhi pasaran dalam negeri itu' telah pula

memasuki pasaran internasional, karena daya saingnya yang telah bertambah kuat'

Jugab idangb idang indus t r i l a i nnyaseper t i i ndus t r i dasa r ' i ndusu ik im iadaninJusti ringan telah memperlihatkan peningkatan produksi yang memenuhi

harapan.

Sejalan dengan sektor industri, sektor pertambangan juga mengalami per-

kembangan yang memuaskan. Kegiatan-kegiatan penelitian, eksplorasi dan pe-

ngemb"igan ' suana untuk meningkatkan kesanggupan mengolah hasil tambang

did"lr- neg.ti, telah menambah Pesatnya perkembangan sektor pertambangan'

terutama usaha pertambangan minyak bumi' Merigenai minyak bumi yang merupa-

kan hasil utama usaha pertambangan Indonesia, dapat kiranya diketengahkan

bahwa produksinya telah meningkat dengan pesat' Selama REPELITA I produksi

minyak bumi telah berkemban g dari 284,O juta ton menjadi 508'4 juta ton'

Sebagaimana diketahui, pada permulaan tahun i972 - tepatnya padr bulan

Pebruati i9Z2 - produksi minyak bumi Indonesia untuk pertama kalinya telah

melampaui jumlah satu juta banel sehari. Dan kini dalam tahun 7974/1975'

prodrrksi minyak bumi telah mencapai 1,4 juta barrel tiap hari' Dewasa ini minyak

Lumi dapat menghasilkan kurang lebih 73,9 persen dari seluruh pendapatan dwisa

negara.

Menyinggung perkembangan produksi dmah, daPat kiranya dikemukakan

bahwa selama REPELITA I produksi timah telah meningkat da,ti 17 '9 ribu ton

Page 47: N(ITA KEUANGAN

21

menjadi 22,6 ribu ton, su atu kenaikan sebesar 26,0 persen Dalam semester I

1g74llg75 produksinya mencaPai 12,7 ribu ton'

Sementara itu, produksi nikkel telah meningkat dari 311 ribu ton pada

permulaan REPELITA I menjadi 989,9 ribu ton pada akhir REPELITA I' Kecuali

tauksit, perak dan batubara yang sedikit mengalami penurunan produksi' produksi-

prod.,ksi seperti tembaga, pasir besi dan sebagainya telah pula mengalami pe-

ningkatan produksi Yrng bcrr rti

Kenaikan produksi seperti yang diuraikan diatas sukar dicapai bila sektor

prasarana tidak menunjangnya dengan pcrkembangan yang sepadan Selama

nEpnure I telah berhasil dilakukan rehabilitasi dan pembangunan irigasi yang

memungkinkannya berfungsi dcngan baik dalam mempercepat usaha peningkatan

produksi pangan, penciptaan kesempatan kerja serta menunjang program trans-

mlgrasl.

Dalam pada itu scktor perhubungan telah menunjukkan perbaikan dan per-

tumbuhan yang lcbih mantap. Angkutan darat telah bertambah cepat dan

frekwensinya serta pelayanannya mengalami peningkatan dan perbaikan Angkutan

laut telah bertambah besar tonase dan peranannya ; angkutan udarapun telah meng-

alami kemajuan dengan bertambahnya frekwensi dan jangkauan terbangnya'

Perbaikan perhubungan telah memungkinkan hubungan yang makin Iancar seantero

wi layah,sehinggadapatmemrtahkandinding-d indingiso las idaerah.Perbaikan

perhubungan bukan saja mempunyai arti ekonomi, mclainknn juga mempunyai

i"knn d"lu- memPerkokoh Persatuan dan kesatuan bangsa serta memberi isi

kepada Wawasan Nusantira.

P e l a y a n a n o l c h p o s d a n t e l e k o m u n i k a s i t e l a h m e n i n g k a t s e b a g a i a k i b a t d a r i

modernisasi dan pengcmbangan jaringrurjaringan perhubungan' baik di dalam

negeri maupun dllam hubungannya dengan luar negeri

Dengan bertambahnya frekwensi angkutan darat, laut dan udara serta lebih

intensifnya jaringan telekomunikasi, maka sektor pariwisata sebagai salah satu

.u-b.. i.ngh"ril devisa telah lebih mampu untuk berkembang D€ngan diselengga-

."kannya Konperensi Pzta 1974 di Indonesia, maka perkembangan pariwisata

diharapkan dapat lebih meningkat lagi Disamping itu, meningkatnya fasilitas

perhubungan dan telekomunikasi akan menambah lancamya arus barang dan

roda pemerintahan, disamping memPererat persatuan dan kesaruan bangsa'

Page 48: N(ITA KEUANGAN

22

Suaru faktor penting bagi suksesnya pembangunan kini dan tahap-tahap

berikumya adalah tersedianya cukup tenaga listrik. Usaha kearah itu tcrus dilaku-

kan, baik dalam bentuk pemanfaatan waduk dan bendungan dcngan mcmbangun

PLTA-PLTA, maupun penambahan tenaga lisnik melalui rehabilitasi dan pem-

bangunan PLTD dan PLTU. Hasil yang telah dicapai seltma REPELITA I ialah

rehabilitasi dan pembangunan pusat tenaga lisuik sebesar 304'180 MW' jaring

transmisi sepanjang lebih dari 488,11 km, 21 unit gardu induk dengan kapasitas

415,25 MVA dan sebagainya, maka produksi tenaga listrik antara lain akan mem-

berikan jasa yang lebih baik kepada sektor indusrri yang tengah dikembangkan'

Narnun tidak pula dapat diingkari bahwa pelaksanaan pembangunan maupun

menikmati hasilnya, banyak tergantung dari terjaminnya keamanan dan ditegakkan-

nya ketertiban. Oleh sebab itu keamanan dan ketertiban bukan saja prasyarat bagi

pelaksanaan pembangunan akan tetapi juga merupakan tujuan dari pembangunan

itu sendiri.

Keamanan dan ketertiban mencakup bidang yang luu Masalah keamanan dan

ketertiban bukan semata untuk melcnyapkan gangguan bersenjata dan meningkatkan

kesiap-siagaan terhadap segala lxnnrk ancaman dari luar, melainkan juga menyang-

kut usaha bagaimzna agar masyarakat mampu menolak bahaya seperti rongrongan

ideologi asing terl.radap Panca Sila, subversi, infiltrasi, kebudayaan asing yang tidak

sezuai dengan kcpribadian bangsa lndonesia dan sebagainya Disamping itu

ancaman bahaya latent G.30 S/PKI merupakan tantangan yang harus dijawab de-

ngan tindrkan yang langsung menyentuh hakekat persoalan Oleh sebab itu di-

sa=mping usaha unmk meniadakan kemiskinan dan kemelaratan, maka meresapkan

dan mengamalkln Panca Sila adalah suatu keharusan, tanpa mengabaikan ke-

waspadaan yang diperlukan. Sejalan dengan itu, dalam rangka penyclesaian secara

menyeluruh, tindakan lanjut dilakukan untuk meniadakan sumber-sumber dan

akibat-akibat negatif dari "Peristiwa 15 Januari", agar peristiwa seperti itu tidak

akan terulang ke mbali.

Erat hubungannya dengan pembinaan keamanan dan ketertiban adalah ter-

laksananya tertib hukum. Oleh sebab itu, pcmbinaan dan pembangunan hukum

dilaksanakan berdasarkan kebijaksanaan untuk meningkatkan hukum dan per-

undang-undangan sebagai sarana penunjang pernbangunan, menegakkan negara

nepublik lndonesia sebagai negara hukum, membina tata-hukum yang menjamin

keamanan dan ketertiban, menyempurnakan administrasi peradilan yang tertib

dan tidak memihak, meningkatkan kemampuan alat-alat penegak hukum dan

s€bagainya.

\

Page 49: N(ITA KEUANGAN

23

L

Sementara itu, dengan meningkatnya berbagai kegiatan pembangunan maka

peranan apaxatut negara jelas bertambah berat' Oleh sebab itu usaha-usaha telah

dilakukan agr eparattr negara memiliki kemampuan kerja, inisiatif dan integritas

yang dapat menunjang ketekunan pengabdian. Dalam hubungan ini, maka telah

diadakan penertiban dalam srukrur organisasi DePartemen/L€rnbaga Pemerintah

Non Departemen agar lebih tegas perumusan fungsinya dan jelas pula pokok'pokok

organisasinya.

Memperhatikan perkembangan pembangunan seperti yang telah diura.ikan

diatas, maka kesan yang diperoleh ialah bahwa hasilnya akan mempengaruhi

sm.rktur perekonomian Indonesia kearah perimbangan yang lebih baik Dari per-

kembangan produksi nasional terlihat jelas, bahwa untuk tahun 1973 sumbangan

sektor pertanian sekalipun masih yang terbesar, telah turun menjadi 40,0 persen ;

dalam tahun 1969 persentase sumbangan sektor pertanian adalah sebesar 49,0

persen, sedangkan sumbangan sektor-sektor lainnya seperti industri, pertambangan,

listrik dan sebagainya telah meningkat. Dengan pelaksanaan pembangunan yang

terus menerus ditingkatkan, harapan untuk mencapai struktur per€konomian yang

seimbang pasti akan menjadi kenyataan.

Adalah suao kenyataan, bahwa berhasilnyz pembangsnan ekonomi akan

membawa pengaruh positif kepada kesejahteraan rohani. Dalam hubungan ini

pembangunan dibidang pendidikan ditujukan untuk membentuk manusia pem'

bangunan ; yang sehat jasmani dan rokhaninya, yang memiliki kednggian moral

dan ketajaman akal, yang dapat menjadi kekuatan pembaharuan dan yang setia

kepada Pancasila dan UUD 1945. Langkah{angkah kearah ini antara lain berupa

usaha untuk meningkatkan mutu serta menghasilkan tenaga terdidik sesuai dengan'

kebutuhan pembangunan Sejalan dengan itu Pemerintah telah berusala untuk

men)rusun sistim dan struktur pendidikan yang sedemikian rupa agar terpecahkan

masalah-masalah kuriL:ulum pendidikan yang kurang memenuhi kebutuhan pem'

bangunan, ketidak-seimbangan antara berbagai tingkat dan jenis pendidikan, anak'

anak umur sekolah yang tidak tertampung pada sekolah-sekolah yang ada dan

sebagainya, Dalam hubungan ini perlu disinggung kebijaksanaan Pemerintah untuk

membannr pendidikan dasar. Pada akhir REPELITA I telah dibangun60o0 gedung

sel<olah dasar, pen gadaan 3,6 iutabuku dan pengangka tan 57 '7 4O got's sekolah dasar'

Dalam tahun "r,gg"r-

197511976 akan ditambah gedung sekolah dasar lengkap

dengan perabot sekolahnYa'

-i(

Page 50: N(ITA KEUANGAN

z+

x

Sementara itu dibidang kesehatan telah dilaku kan berbagai macam usahayang meliputi peningkatan kesehatan masyarakat, pembasmian penyakit menular,up-grading tenaga medis dan para medis dan sebagainya, dalam usaha untukmemperbaiki kesehatan seluruh rakyat. Adanya Puskesmas yang merupakan poskesehatan yang terdepan untuk mencapai rakyat didesa-desa yang terpencilsungguh sangat besar artinya bagi pelaksanaan kebijaksanaan Pem€rintah untukmendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Selanjumya dibidang tenaga kerja langkah-langkah telah dilakukan untukmencapai sasaran memperluas kesempatan kerja, membina tenaga kerja terdidikdalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan perkembangan kegiatan pembangunandan pembinaan hubungan perburuhan serta peningkatan jaminan sosial, keselamatan

kerja dan syarat-syarat kerja lainnya. Salah satu usaha penting didalam mengatasi

tenaga terdidik di daerah pedesaan ialah pengerahan tenaga kerja sukarela Sarjanadan Sarjana Muda melalui Badan Urusan Tenaga-kerja Sukarela Indonesia (BUTSI).

Dilain pihak penyelenggaraan transmigtasi tetap dijalankan dan terutamadiarahkan kepada terlaksananya transmigrasi swakarsa yang teratur. Sasaran yangditujukan untuk membuka dan membangun daerah baru di luar Jawa, BaIi danLombok.

Sementara itu pembangunan koperasi ditujukan untuk mengembalikankepercayaan masyarakat kepada koperasi, memupuk dan memperkuat permodalanserta mempertinggi kemampuan ketata-laksanaan koperasi. Dalam rangka mening-katkan kegiatan koperasi, maka lembaga jaminan kredit koperasi telah memainkan

peranan yang tidak kecil artinya. Agar koperasi dapat berkembang dengan baik,

maka penyempurnaan organisasi dan peningkatan kecakapan pcngurus dan para

anggota terus dilaksanakan.

Dalam pada itu, kesejahteraan sosial terus pula mendapat perhatian- SelamaREPELITA I telah diusahakan dengan menampung dan membina para tuna fisik,tuna mental, tuna sosial dan tuna karya. Usaha ini akan terus ditingkatkan denganmerehabilitasi dan membangun panti-panti sosial untuk memperluas daya tampungserta pelayanan kesejahteraan sosial.

Sementara itu penerangan kepada masyarakat dilakukan melalui berbagaibidang kegiatan antara lain melalui pemberitaan radio, televisi, film, pers danlain sebagainya. Siaran yang berhubungan dengan kegiatan pembangunan terutamasiaran desa terus ditingkatkan. Demikian pula telah ditingkatkan kekuatan

I

Page 51: N(ITA KEUANGAN

25

(

pemancar, diperluas daetah jangkauan dan ditinggikan mutu siaran radio dantelevisi.

Pembangunan disektot agama ditujukan untuk meningkatkan kerukunanhidup beragama dan peningkatan mutu pendidikan agiuna ; disamping itu pe-nerangan dan bimbingan agama terus diarahkan agar kehidupan beragama yangdidasarkan atas iman dan akhlak yang luhur untuk membentuk rasa takwa kepadaTuhan Yang Maha Esa dapat berfungsi positif bagi perkembangan pembangunan.

Jelas terlihat perbaikan dan peningkatan diberbagai bidang sebagai pertandaberhasilnya pembangunan. Roda pembangunan yang telah digerakkan kini ber-putar lebih cepat dan sejalan dengan itu kebu tuhanpun bertarnbah luas, baik

yang produktif maupun yang konsumtif. Kesadaran untuk meneruskan pemba-

ngunan sebagai tindak lanjut dari perjuangan kemerdekaan harus dijiwai dengan

ketabahan untuk tidak tergelincir kedalam pilihan hidup yang mengutamakan

kemewahan.

Oleh sebab itu dalam ketulusan pengabdian kepada rakyat, bangsa dan

negara, tersimpul pilihan yang menjamin kelangsungan pembangunan, yakni sikap

jiwa yang berorientasi kepada usaha-usaha yang produktif.

+

Page 52: N(ITA KEUANGAN

E N'a 'aaeE d

? ?! . E

A Ee ! ,

d 8gs EsE€ E€94 En

t -o\

c-

NF

F

)"

I

Fo\

Fo\

t-

Nt .

F

ct(

)

2O +A Fz 2

1

Page 53: N(ITA KEUANGAN

II

27Gra f i k l ' 2 .

INDEKS HARGA BARANG-BARANG IMPOR DILUAR NEGERIt974

( Des 1972 = 100 )

- Copra (kopra) (New York)

, Sugar (gula) (London)

- Fertilizer (Pupuk DAI') (London)'

- Lead (Timal hitam) (London)' Wheat flour (Tepung terigu)

(London)

Page 54: N(ITA KEUANGAN

*

r.

+

Page 55: N(ITA KEUANGAN

BAB II

PERKEMBANGAN HARGA, GAJT DAN UPAH

2,1. Perkembangon harga

Selama masa REPELITA I, harga barang-barang dan jasajasa pada

umumnya menunjukkan perkembangan yang lebih stabil bila dibanding-

kan dengan tahun-tahun sebelumnya' Walaupun dalam tahun anggarirn

7g72||gTSdantahun|973| lgT4ter jadikenaikan-kenaikanhatglyangcukup berarti, namun berkat usaha serta kebijaksanaan Pemerintah hal

t....but d"p"t diatasi, sehingga tingkat kemantap an hatgz - harga dapat

dipertahankan dan sekaligus dapat memperlancar pelaksanaan pembangunan'

Siagai hasil dari pada iebiiai'a"aan Pemerintah yang dilaksanakan pada

tangg-ar 9 Rpril f lZ4,maka samPai dengan bulan Oktober 1974 perkembangan

harga pada umumnya menjadi lebih stabil lagi dari tahun sebelumnya'

Perkembangan harga didalam negeri dapat diukur berdasarkan perkem-

bangan angka indeks biaya hidup di Jakarta yang meliputi 62 jenis baraug

dan jasa.

Dari Tabel II.1. dapat dilihat perkeinbangan persentase kenaikln

indeks tersebut sejak tahun 796911970 sampai dengan tahun pertana

REPELITA II 197411975,

Tabe l I I . l .

PERSENTASE KENAIKAN INDEKS BIAYA HIDUP

DI JAKARTAL96911970 - 197411975

Tahun P€rsentase kenaikan

tg6g | 7g7o + 1O,65 o/o

1g7O t1g77 + 7 '78 o/o

tgTt / rg|z + 0'81 %

tg7 z / 797j + 20,79 "/o

7973 I 1974 * 47 '35 o/o

lg7 4 | lg75 sampai dengan bulan Oktobcr 1974 + 1o'72 o/o

Tingkat inflasi sebesar 10'65 persen didalam tahun pertama REPELITA I

1969/1970 telah turun menjadi 7,78 persen ditahun kedtta (l97oll97ll

c l anda lamtahunke t i ga ( Ig7 | / | 972 ) tu run lag imen jad i0 ,S lpe rsen .

{

29

Page 56: N(ITA KEUANGAN

30

SE

6 . c

@ z

i . o

N E

E5Eg E E 3 g Rs F

I

F

X

6 l v€ah|t

z

l ^ + . n N d Ol'- t\ l. F. a. l.o \ o \ 6 0 \ o \ c

i ;n>E;F F . i \ F t \ €6 O \ O \ q \ O \ O \. I N F ' F H H

lil lll F ( <

Page 57: N(ITA KEUANGAN

31

{

Namun menjelang akhir tahun anggatan t972/1973, perkembangan harga menun-jukkan kenaikan yang cukup berarti ; dalam tahun anggaran 1972/7973 tetsebutlaju inflasi naik menjadi 20,79 persen. Hal tersebut t?rurama disebabkan olehmusirn kemarau yang panjang yang terjadi didalam negeri, serta p€ngaruhkenaikan harga dari luar negeri melalui barang - barang irnpor sebagai akibatkegoncangan moneter internasional dan krisis pangan yang terjadi diseluruhdunia. Keadaan ini makin memburuk, antara lain karena pengaruh krisis energiyang terjadi menjelang akhir tahun 1973, sehingga tingkat inflasi diakhir tahunREPELITA | 7973/1974 naik menjadi 47,35 persen. Perubahan - perubahanyang terjadi selama periode tersebut, adalah kenaikan disektor makanan sebesar52,32 persen, disektor perumahan sebesar 32,19 persen, disektor pakaian sebesar3 5,36 persen dan sektor lain - lain meningkat dengan 43 ,37 perrr.n.

Tingkat kenaikan harga sebesar 47,35 persen ditahun anggaran 1973/197+tersebut adalah yang paling tinggi selama Iima tahun pelaksanaan REPELITA Iapabila dibandingkan dengan tahun - tahun sebelumnya. Untuk mengendalikantingkat inflasi tersebut, maka Pemerintah telah melakukan serangkaian tindakanpengendalian inflasi pada tanggal 9 Aprl L974. Disamping tindakan Pemerintahdibidang fiskal dan bidang perkreditan kebijaksanaan Penierintah dibidang per-dagangan bertujuan untuk mengawasi perkembangan harga barang - barangtertentu dan penting, terutama harga 9 bahan pokok yang dihasilkan baik olehperusahaan - perusahaan negara maupun perusahaan swasta yang besar. Disam-ping. itu telah dilaksanakan kebijaksanaan untuk mengadakan stock nasionaldari barang - barang tertentu seperti beras, gula, tepung terigu, kapar kasar,benang tenun, semen, besi beton, pupuk, kertes koran dan sebagainya. Demikianpula telah dilakukan tindakan - tindakan untuk memperlancar arus barang, teru-tama dipelabuhan - pelabuhan.

Sebagai hasil kebijaksanaan Pemerintah tersebut, maka selama tahunanggaran 1974/1975 sampai dengan bulan Oktober 1974 persentase kenaikanindeks biaya hidup di Jakarta dapat ditekan menjadi 10,72 persen.

Usaha Pemerintah mempertahankan stabilitas ekonomi, disamping per-kembangan angka indela biaya hidup, dapat pula dinilai dari perkembangan indeksharga 9 macam bahan pokok di Jakarta. Perlu ditambahkan bahwa perkem-bangan harga barang - ba.rang utama lainnya, harga barang - barang eksporpenting dan harga emas serta perkembangan kurs valuta asing dan kurs de-visa di Jakarta dapat diikuti dari tabel - tabel terlampir.

Page 58: N(ITA KEUANGAN

32

Tabel ll. 2.

INDEKS BIAYA HIDUP BERDASARKAN 62 MACAM BARANG4ASA

Dr JAKARTA, 19691197 O - 197 41197 5( Oktobet 1966 = loo )

+ Akhir masaIndeks

Makanan(63%l

IndeksPerumahan

(11%)

IndeksPakdan

(9%)

IndeksIain.lain

(L7%l

IndeksUmum(1oo%)

{

196911970 JruniSeptemberDesemberMaret

1970/1971 JuniSeptemberDesemberMa!et

797111972 JuniSeptemberDesemberMaret

19721197! !'tni,SeptemberDesemberMaret

197317974 JuniSeptemb€rDesemberMaret

79741197J AprilM e i

JuniJuliAgustus

September

Oktober

524,82 +t8,42547,39 +58,52537,+t 48r,39572,06 516,56

592,70 513,79600,07 504,76600,96 526,t26L7,O2 556,75

617,32 525,98617,80 t19,83622,84 5 39,31o r r , o o t t z t

63r,61 546,66634,82 553,08644,99 678,6565r ,17 677,93

7O7,O7 712,59749,+5 794,33817 ,7 5 863,95933 ,89 998 ,91

434,r3447 ,Aa503,05524,39

50t,7 2+45,29509,38554,9s

502,52492,74520,73) ) o , J /

5 1 ? 5 S

545 ,7 67 5 3 ,207 40,83

806,4587 r ,9 3966,8r

1.124,+r

1 . 1 8 3 , 9 81.15 6 ,901.148,811,1+6,3+L,t+L,OZ1 . 1 7 1 , 1 8

1.205,25

437,OO) 1 / , O l

50+,69662,89

7 22 ,74

702,90750,66

7 61,58

757 ,91746,99

7 54,28

742,OO7 67,587 68,877 7 9,O2

c 2 q ( 2

931,25883,49

1.029,81

986,1r6,O2

1.05 6,5 21.060,431.065,30

7.065,94t.o16,24

325,62332,57328,25346,68

360,05362,16389,24390,09

388,29390,5 s399,46398,61

398,6r777 <<

398,32427,+3

441,O9495,5 3525,28578,58

5 90,85604,64620,46638,90

648,65

667 ,66685,82

982,9r1.052,58t .o97, l+1.111,891.7r9,24

1.126,75t,149,70

1.039,581.o39,921.051,511.05 6,10t .o5 6, r2

LO7a,191. r05,98

Page 59: N(ITA KEUANGAN

33

t -o\

F.o\

Fo\

t -ol

t-

NF.

f-

t-o\

F.6

t\o\

\oo\

,t-

l: b-

<+^> t t

" i sgt

i.

EEsE"* iE;EE 5 . d . 3 ;

Page 60: N(ITA KEUANGAN

I

2,1.1. Indeks biaya hidup

Kenaikan indeks biaya hidup sebesar 10,72 persen, yaitu dari indeks998,91 pada bulan Maret 1974 menjadi indeks 1.105,98 pada bulan Oktober1974, disebabkan karena selama periode rersebut relah terjadi kenaikanindeks harga bahan makanan sebesar 6,81 persen, kenaikan indeks hargabahan perumahan sebesar 4,51 persen, kenaikan indeks harga bahan pakaiansebesar 18,54 persen dan kenaikan indeks harga bahan lain-lain sebesar23,11 persen. Kenaikan indeks harga bahan makanan selama periode tersebut,antaxa lain disebabkan oleh kenaikan yang cukup tinggi baik terhadap hargasayur-sayuran maupun terhadap harga lauk-pauk, terutatna dihari-harimenjelang Lebaran. Sedangkan harga beras, lombok merah dan bawangmerah selama periode tersebut telah mengalami penurunan yang cukupbesar. hal ini disebabkan karena persediaan dipasaran cukup banyak.Kenaikan disektor perumahan dalam masa itu terutlma disebabkan olehmeningkatnya sewa rumah, tarip air minum dan tarip listrik serta naiknyaharga korek api. Sedangkan harga minyak tanah selama periode itu telahmenunrn, sebagai akibat kebijaksanaan penyaluran yang cukup baik.Dalam masayang sama, disektor pakaian, kenaikan indeks tersebut disebabkanoleh karena meningkatnya harga sandal dan sepatu daxi kulit, bahan celana,kerneja serta kain sarung, bahan kebaya dan rok sebagai akibat banyaknyapermintaan menjelang Lebaran. Akhirnya kenaikan disektor lain{ain disebab-kan antara lain oleh kenaikan yang cukup tinggi terhadap harga tabletiifluensa, mkok kretek, ongkos pengangkutan dan ongkos potong rambut.Perkembangan indeks biaya hidup ini dapat dilihat dalam Tabel II.2.

2.1.2. Indeks harga 9 macarn bahan pokok

Perkembangan indeks harga 9 macam bahan pokok di Jakarta, yangmeliputi bahan kebutuhan pokok sehari-hari yaitu beras, ikan asin, minyakgoreng, gula pasir, garam, minyak tanah, sabun cuci, tekstil kasar danbatik kasat, dapat dilihat dalam Tabel II.4. Selama periode bulan Maret1974 sampai dengan bulan Oktober 1974, secan keseluruhan indekstersebut menunjukkan persentase yang menurun yaitu sebcsar 7,65 persen.Penurunan tersebut disebabkan oleh karena perubahanaerubahan hargayang terjadi atas bahan-bahan pokok itu terutama indeks harga beras turunsebesar 11,15 persen. Demikian pula halnya dengan indeks harga garam,

Page 61: N(ITA KEUANGAN

35

Tabe l I I ' 3 '

INDEKS BIAYA HIDUP, INEEKS 9 MACAM BAHAN POKOK

DAN INDEKS BERAS DIJAKARTA

1969t1970 - 197411975

Akhir masafndeks biaYa hiduP

Oktober 1966 = 100Indeks 9 bahan PokokOktober 1966 = 100

Indcks berasRat4-ratl

1966 = 100

J

i^

19691797 0 J u n i

September

Desember

M r r c t

rg70t l97 | Jun i

SePtember

Desember

M a r € t

rg7r t l972 Jun i

SePtcmber

Dcsember'

M a r c t

rn2 t r973 Jun iSePtember

Dcsemb€r

M a r e t

7 9 7 3 1 7 n 4 J u n r'SePtember

Desember

M a r e t

197 4 i197 s APr i l

M e i

J u n i

J u l i

Agustus

SePtember

Oktober

+38,42

458,52

48 3,3 9

516,56

57r,79

50+,76

556,75

525,98

519,83

539,1r

567,27

5+6,66

55 3,O8

67a,6567 7 ,91

732,59

794,33

863,95

998,91

'.039,58

1.ot9,92

1.051,51

1.056,10

t.o56,32

LO7A,r91.105,98

43 6,10

509,28

549,24

592,58

5 48,34

516,70

562,46601,80

516,69

514,92

534,97581,63

541,16s83,96

948,25861,03

899,32

1.0O4,40

t.o49,91

Lt29,a5

r . r27 ,60t.o74,12

1.05 3,03

1.048,16

1 .o47 ,34

r.o49,621.043,40

52+,70

652,27

71+,59

807,41

69t ,35

684,27

695,96

7 5! ,48

608,66

6 r 9 ,15

644,r3

713,60

640,98

7O\A4

r.!79,7 4

1 . 1 8 1 , 2 8

1.L79,28

r .27 | ,7 6

1.303,36

1.3 37,85

1.322,86

t.212,63

1, r90,1r

1.189,40

1,187 ,62

t.187 ,627.17 3,72

Page 62: N(ITA KEUANGAN

q\

t .o\

F.o\

o\

c.tt .

(!F\

t\

a\o\

o\\o

a-q\

o\

)

z

* g d . Ei f i s -

r e i . r l- j , l a g \ o; x, t- Ee -

&EI

^

Page 63: N(ITA KEUANGAN

3T

b 5't ':'

3t:

I

+

I

d

I

I

I

I

+

+

+

+

I

+

id

i4

(o.

d

6

&qqR"aa3.3.F"o o o o @ o ' !

3EEqqEq63- c { ! r o @ o o r ' o q oo r . 1 c o - i : o { o - \ o l o "r o + i r o o c o + r r o

sEEE4Eq;S

@ 6 : o + i o o @ Nf ) A t + t s ( o o c 1 l . D -

6 o ! ' l : +0 i < o c o +

O 6 i O + o O O , Oc l o - o l N- '1 o"o^ q

"1@ o c a c { +c h ( o ( b +

: o o o r o

o < b + + r o o ( o i n rc o o d ) o 6

o N c o e o o o r o €o o F $ o N o F ( o 6. : u t $ d i o i d d d " j

o F @ 3 $ ' o 0 6 o ) c o

c { t s O Od . o o r o a o

6 6 r + 6 C r O ( o t so e - i + o , : i r o r 3i F q o + ' + o $ o t 6

' l o * + < ) 6 6 , o

6 ( 0 r r o ( l , I o f , 6d d n i + o i r d n r d

6i

oi.i o r; --i + <i rt ri$ c n :

+ < o I l t sF + O 1 6 6

oo r ot :ft

r o o N o r D + o ( o :D t o + : 6 i o c . r ( onr di od c.i i.t c.i d c'i d

€ c a ( o o l

c o o o , o c o

o c o i o c ! 6 f r o N 0 . lq i c \ ( ) | o 0 t

o o ) . a r o

: i v ) o ! .

o o + r o ( ) i on\ 1 c.r- r^ \ r- F- \

i + o . oH i +

t -as^q R^ r^ts r-E-o + N 6 . o

_ i . . o - r + i i r o ' o

r- 3r c\,- 1 6{ r- oq. q Elo + d ) r l r o

{r c\r :

" i - a m s+ ! r . D o )

!d dt oi oi d { d dt dtr- ar ca +

6ia ! ( o o r o r a

, d c . i 6 i d i d + t i d t l l1 6 c o +

H H -

" o r c r , o . o r o ( n eri .o

:5" 3-, ! 3.5 t 3-& I33;*:3$:- 3 = t - - ^ 9 I J 3 5 3 B 3 E R I E lnR3 3 s I g I s R & 3 3 S f r t 3 p E; ; ; c ; ' . i d " i n i c . i c i d . o . - ' r i d i i i . i j

" d * n i I . j : 6 + S 5 5 3 g 3 R B S R

o o . o. 'r. i6. L.Lr: 35:;S.q3gn; A a o i b l ; ; r j o $ g B e B S S B n e

-.; c.i qj <, d d r.r od oi..: c.i di + ri d r di o;

€a

6r

'a

b

B

tsF

4

|\.4

er^

V

zA

a|.

n4

{

Page 64: N(ITA KEUANGAN

38

)

minyak tanah dan sabun cuci masing-masing turun dengan 3,41 persen,13,85 persen dzn 6,75 persen. Sedangkan indeks harga ikan asin, minyakgoreng, gula pasir dan batik kasar masing-masing naik sebesar 1,26 persen,2,68 persen, 3,63 persen dan 1,56 persen. Sedangkan indeks harga tekstil

kasar selama periode tersebut tidak mengalami perubahan.

2.1.3. Perkembangan harga barang-barang utarna lainnya

Disamping beras sebagai bahan makanan pokok, tepung terigu, gulapasir dan tekstil termazuk pula kedalam golongan barang-barang utamalainnya.

Perkembangan indeks harga beras dalam tahun anggaran 197+/7975

sampai dengan bulan Oktober 1974, dtpat dilihat pada Tabel IL3. yangmenunjukkan persentase penurunan sebesat 72,27 persen, yaitu dariindeks 1.337,85 pada bulan Maret 1974 turun menjadi indeks 1.173,72

pada bulan Oktober 1974. Selama periode tersebut fluktuasi indeks hargaberas dari bulan ke bulan terus menerus menunjukkan penurunan, yarg

antara lain disebabkan karena persediaan beras dipasaran cukup banyak

sebagai akibat hasil panen yang cukup baik dan pengadaan pangan dalam

negeri yang cukup berhasil.

Dibeberapa kota besar di Indonesia perkembangan harga barang-barang

utama lainnya seperti tepung terigu, gula pasir dan tekstil pada umumnya

mengalami penurunan (tihat Tabel IL5.). Tepung terigu merupakan bahan'makanan yang banyak membantu dalam usaha memantapkan harga beras.

Sejak bulan Marct 7974 sampai dengan bulan Oktober 1974 harga tepung

terigu dibeberapa kota di lndonesia berkisar antara Rp 75,- dan Rp 90'-

tiap kilogram. Harga terendah terjadi di Ujung Pandang, Yogyakaxta dan

Semarang yang berkisar antara harga Rp 75,- dan Rp 80,- tiap kilogram.

Sedangkan harga tertinggi berfluktuasi antara RP 80,- dan Rp 90,' tiap

kilogram yang terjadi di Denpasar, Banjarmasin dan Medan. Selama

periode yang sama, harga gula pasir berkisar antaxa Rp 125,- dan Rp 150,'

tiap kilogram. Hatga terendah terjadi di Semarang, Yogyakarta dan Surabaya,

yang berfluktuasi antara Rp 125,- dan Rp 135,- tiap kilogram ; sedang

harga tertinggi terjadi di Mcdan, Denpasar dan Ujung Pandang dengan

fluktuxi harga setiap kilogram Rp 137,62 dan Rp 150,-. Harga tekstil kasar

di Indonesia selama periode tersebut berkisar antara Rp 175,- dan Rp 275,-

tiap meter. Harga terendah yang berfluktuasi antara Rp 775 dan Rp 209 '67

{

Page 65: N(ITA KEUANGAN

) 7

\4, l - { I . S. r - , . , .€--Q i i . l i . j . . ! , , , }* -diii i d$g R5{ s$F D!A BEE ' ' ' Rl*

t *p= ,S :g t r f rp ' ' r *9* , " , r I

tgi Fi5 {gq i$f dgri 'i3d F g* 8gH

S g $ , 3 t rR r r $ 5R I ' 34 ' - t - t - R - t t

Agg Fif Ff e sgg $g5i diFi Kg5:dgn

l r r r r r r r f r G R R P l l l g l l l - l - l - l

Riii {qg-.gg sdf, dfn sERi Rgs E gR

! * r r5 r rS€ raB q$" r . i " i -S- t " t - t - .1 - f l "*iS sg6 s5i sgS,f:f5 ogn sg* 8ER

n nDF,.i.QE .+.q l^s...rI iF***$iii$s SSB Fd* siQ s3i l sER FtF ;EK* ) a i '

- t o t

' l ! I r r RGr rgStS ,E t . t " l . 1 . l ' ' '

sf 1 sifi s1g Ff R sE 1i;3R KER 8sE

s ' : S :g f rR r RB r r I t r *3 r . r - r - R-$K

ii$ t5fr s;1g i$f, agR sip RgR HiE:i

s,8 r33. r^{{ qq$ s.s^E R.Es- S-8. l - l - i 'R 'Fniinst ' f ss i is ss: s$i Fqfi 33H

- e l - . . r * : F - : i i - N i F i

, . | | r * *$H r $€I R3- r^ {$ . t ' . r . r^ r - -L r .

ritn s{sf $$ s$n dla RrH FEI sIa

!l

a

V

g

F

E

E

F

a

rlF

rI]Fz

) +U i

2z; . pY TA 4

E l <?a=z

&s< l t J,rr lq

zaz

E)t

I

{

Page 66: N(ITA KEUANGAN

40

tiap meter terjadi di Semarang dan Banjarmasin, sedang harga tertinggi telah

terjadi di Ujung Pandang dan Denpasar dengan fluktuasi harga setiaP meter

Rp 231,25 dan Rp 275,-. Kalau dilihat perkembangan harga tepung terigu'

gnla pasir dan tekstil kasar secara keseluruhan sejak bulan Marct L974

sampai dengan bulan Oktober 1974, maka dari bulan ke bulen hanya

mengalami turun naik yang tidak begitu berarti ; hal ini tcrutama disebabkan

oleh karena persediaan yang cukup banyak dari bahan-bahan tersebut

dipaseran beberapa kota Indonesia.

2.1.4. Indeks harga emas den indeks harga valuta asing serta devisa

Dari Tabel II.6. dapat dilihat perkembangan indeks harga tata'rata

valuta asing di Jakarta, yang terdiri dari indeks harga dollar Amerika, dolltu

Singapura, poundsterling Inggris dan dollar Ausralia ; selarna tahun anggaran

lg7+llg75 sampai dengan bulan Oktobet 1974, indeks harga tersebut

menunjukkan penurunan sebesar 2,80 persen, yaitu dari indeks harga rata'rata

343,99 pada bulan Maret 1974 wrun menjadi indeks h a;rgt rute-rata 334'37

pada bulan Oktober 1974. Penurunan terhadap harga maupun indeks

rata-rata ,raluta asing tersebut, disebabkan oleh perubahan-perubahan yang

terjadi selama periode itu pada harga ataupun indeks masing-rnasing valuta

asing yang bersangkutan ; terutamt turunnya indeks harga dollar Ausnalia

sebesar 13,58 petsen. Sedangkan dollar Amerika' dollar Singapura dan

poundsterling Inggris masing-masing naik dengan 0,29 persen, 2,24 persen

dan 1,99 persen.

Selama tahun anggaran 197411975 sampai dengan bulan Oktober

1974 perkembangan indeks harga emas di Jakarta ( Tabel II'7' ) yang

-"nunlukk- suatu kenaikan, bila angka indeks bulan Oktober 1974

dibandingkan dengan angka indeks bulan Maret 1974. Tetapi bila dilihat

perkembangan indeks harga emas setiap bulan sejak bulan April 1974'

maka indeks harga emas tersebut terus menunjukkan Penurunen dari bulan

ke bulan sampai dengan bulan Juli 1974. Kemudian meningkat lagi dibulan

Agustus dan turun kembali pada bulan September dan akhirnya naik

lagi dibulan Oktober 7974' Hal ini disebabkan karena turun naiknya hatga

emas didalam negeri selalu mengikuti Perkembangan harga emas diluar

negeri.

Di Jakarta indeks harga emas 24 karat selama periode bulan Maret

1974 sampai dengan bulan Oktob€r 1974 naik sebesar 10'42 pers€n ;

I

I

Page 67: N(ITA KEUANGAN

6 N d t s r a * N 6 O c o o + Q O c o + O . q \ r - O c O ? f -

o- ;,4- i';^ b- .o. o- 1 oo- o: q -" n "l +- o: 6" o: \ _-- ?^ 1 o. -"( \ i O O - F \ o c o + 6 ^ r . ' 1 + 6 6 1 6 o - : O C F 6 +i ^ 6 6 o . o N . , r 6 6 N N e h h r t r h 6 r t r ^ t + 6n i i ^ i N o r - i o . a

6 o l ^ Q Q h c o o : f o ' @ o \ h \ o o h q o,- 11 "'_

F-- r.r- c" \ "'l -- \'o" vl o: --l co- -. \ 9- a ! t -.o \ F t - - o d . o H ! - + 4 . o 6 6 6 i + . o - O O . c O \ o O ++ + + + + o o - r F 6 o \ F ! i + + ^ r . i + 6 ! 1 ! ! 6 -+ + + + + h r t , n h + + 6

o \ o o o \ o \ + + + + + r ' 1 . \ . ' . r - + o 6 6 h 6 h + o \; F F ; r j - o a + { + 6 N N - c o - + ^ o - o \ - - 1 ' a - ^ a € ,; i ; ' , i d F j r . + + { - o ^ i e i o ' * o a o P c F a a 9 q 9 0o . . o o d d ; . n + * - i n c r N 6 + u | h + + + $ = l : b; ; ; 6 f t 6 h r t ! t + + + - f + + t ! ' \ f 6

o h' - ' - r : ' . ' - t - - ' ^ v l \ , - , . ' - ' - - - . -

lEei sqi l€ q€Ff; * i lgH €€H€€€f;< i + + + + + d ! | + + ! f '

t - - r . - r \ o o h F - o 6 o 6 o r - 6 c - f ' t \ o o t ' o 6 hG^io^o_ 6- 6" q io. o^ q o. .1 +_ 'o^ ̂ l ro- .a - j o j h^.o. 1a.1; e . i 6 i ' i - { . i o n 6 o h o d . o : 0 1 + \ o . { F Q h hO \ O i O . d \ O r 6 - + + N - N + ^ l 6 Q N . ^ r N ' ' l N ; :;! ii ii cr

c ) O O O'^ ,. '- l- l- '^ ,- l.r. '- ,- '- vf h^ '- h- '. '- ! '-

- j c i d F i ^ i c j o ' e ' o o o c o r l ' h h f ' N N t - u . r o Q o

B55s s8-3 ER$R qRss h533sxx- i . . j . j H

o h 6 c , o o o o a a 6 ' . ' 1 1 o c D 6 h o c o t ^ ? - : 1 o;_

"i "i 6 4 '': 6. o^ -" -- -" "t \ q ao. t-- ^r. o. co- '{ o- o- a-

r - : < j < j c r F N O h N t ' - c O \ O 6 F - \ O o F \ O r l \ O r , h h

egRs SsnS 33s?;+;+ $$s5++$

6 o O A O o o O.r^ 6_ o- a- .. -. o- o_ F- F-- \ \ 1\ +. 1. .t^ T. .r. a ? q .'r.

rRRR RsRR R3S3 H333 33RXE3h; n ; { i \ . . l N r . r - N N ( . t . - t N . . 1 N . . r . l N N N c l N N ( . . r

o O O h Au l , - , ^ , ^ , - . - , - i a \ 1ERPP R: : : :E IJ :g : : 5 : : : : : :; ; ; 4 6 ; . + + + + + + + + + + + + + t r t i s + v

,*+r -++r -t+r -t+; -i#r = Ets;EE; .eE:'gE: :tfi : igF: ;;i:F"g!igA E lgE; 3,r 'A i 1.F8; :,Fa i ; i 3:s,95

tltE$5nRss**

t- t'- tr l-

\o \o t.- h-o o o o

O O a O h O O r O O o l t i o Oh ^ r I , ^ , - , . n " t . - d ; ; ' t - h 1 1 + t . h ' '

" r. n N ^ . h - " . o J ; n j " r d " ? - ' . 9 e e 9 9 d ' q 9 9 cEIi l r ' rs:r s: i : j is: : : : : : :s: : : :

O\ O\ O\ O.

!l

I

F

6b

t_l

F4

7tn

F

F.l

Page 68: N(ITA KEUANGAN

o o H c { o \ o \ o \ o \ o \ + ! t + \ f + < t + + t f r t + r t r t + t + + +-- 6^ c9 d- oo. cE- ao^ co- co- oo- @^ ca- od- co- co" co- co- co" 0o- cD- co- co- @- T- co- co. oo-6. 6. c.j .o F- F t- a- F. \o \o \o \O \o \o \o \o \o \o \o \o \o \o \o \o \o \oo \ o \ o \ o \ o \ o \ o \ o \ o \ h s f t; ; ; ; 6 o . n - ; + + + + + s t + + + < t ! i + < i ! i + ! i + +

' - , - d : h - ' - l - ' . , ^ ' - , - ' ^ ' " , - , - 1 "

*RiP Bsf r R: :P 5: : : P5:e:P:FF$g6 . n h h 6 * + + + < l + r i ' < ' + + + + + + + + + q

o o o o o o i i r + + + ! r + + + < t ' + + : t < ' + + + + J r d '5- 6- 5- E 6- 6- n: r..1 ":

.t *^ *. &- n^ d,- n- n" n .\ n- N" d'- i'- .r .'r n :"$s$s $s++ $*Es s4s$ EBsE 4S6E4SS; m ; 6 . 6 a + t i + $ + + + $ + + + < t + : t r t r + t f { ' t n + v

! h c { o o . 6 o o h F i N 6 \ o c D h N F . \ O d \ + ' . r e l Q \ O l ^ q+ " . ! n i u ] d - F - i - r + _ - . i q F ^ 1 " 1 c o - + . \ \ + ^ F r m c o o c \ m No ; h ! i . < t o c o l f $ ^ r o \ + d r i - c t c o i € r i \ o c o N d " c l ' - i { v i

nsiR XRFF RsRH E$$5 sFFs E€EeqCqo a o a

, " , - v . I , ^ - r 3 t . . . t . t " t ^ : - , - " 1 l "- ^ A ? - ) v j o F - o F { t \ O 6 O Q o ( > c . . l o6 ; 5 , ^ \ o + r r o c o € o r € l ; F . | ; o . 1 c t - - l . l + o c r " t - oh h v r + f ! - q - f . t r ' r r , r i ' o F . l . - o . * 1 ^ - 1 . t n o g o q 4 \ \ \ \

6 i < i r ' - a o \ o t ' - c o i 6 o \ m + ' f 9 . t o \ r r - r + q \ t - i t - o i \ o.r-

": i "r "L o- ":.i- \ +-.t {. 1"1 o^ +- N- \ \ -1 .{..r- t-- "1 -" \ co-

. i , ' i r - c o + . r c o + h i * i d F O i < t o 6 r - + q ) 6 0 o o h c !o r i o . . 6 F - \ o . i 5 F - c D 6 ; 6 o l ^ F t - - ; c o h * O c o N + ' l \ oo ; i l c n N ^ r . . r c . r N 6 6 h + + + . c o o o F - o . i - , q q q e q

o h o

sRRe 3qR3 83sq pg$E $H[€ FRRgE$g6 6 6 + $ + + + e _ . i . j ' j ' . ' i . - . ; . j , i _ _ ;

^ - ^ / ) o O O O h h O O O O O O O h Q6- 6^ 5..^ 6^o^o-a- o. c. o. o- o- o- v: o- ..- \ o- b" a^ 9^ ?.

c- -qi.! a-d - , o , a o o o 6 f i c ) o o r h t . - h \ o h r ' | N h o o o c \ o o6 o i F + r ' | + h , . | \ o 6 6 ; N . r m ^ l h * N c b ! J q l < r 9 \ 9 h c o; & N N t \ e ' . | . l N N 6 6 6 . . | + + h a ' t ' \ F \ c o o o o c \ c r \ o ' o \

o Q o

Hc*ii f,ded e$sq l3gS H$3.-a$BB

iu- .Er- "Eq- Eq- ir-- b

EFE J IFEJ :FE J E9EJ IrE J ;::.f,rsF.o\

o\

o\

Fo\

oi

t-o\

o.

o\

o o . $ (

o.

o\

o\

o\

o\

FO

I

trl

a

e

(n|4

7z_

t h =

&- )?SH

{ t

Page 69: N(ITA KEUANGAN

.._

P'5

H S e ,:+ 5 E g

s:s IE E!E6 b 6 b o l .

rll

43

o\

ar

o\

t\q\

z

z

<sF C

2

z:14ll

t!

Fc.

Fo\

o\

F.o\

o\

Tx

Page 70: N(ITA KEUANGAN

44

yaitu dad harga Rp 1.775,- tiLP gram dengan indeks 887,50 pada bulan

Marct L974 naik menjadi harga Rp 1.960,- tiap gram dengan indeks

980,00 pada bulan Oktober 1974. Namun kalau dilihat perkembangan

sedap bulan sejak bulan Aprll 1974 sampai dengan bulan Juli 1974, ma,ka

indeks harga emas 24 karat terus menurun, masing-masing sebesar o,49

persen pada bulan Mei 1974, 1,96 persen pada bulan Juni dan 5,00 persen

dibulan Juli. Sedangkan dibulan Agustus indeks harga emas ini naik dengan

1,05 persen, dan turun kembali pada bulan September sebesar 0,39 persen,

dan akhirnya naik lagi dibulan Oktober 1974 sebesar 2,48 persen. Pola

yang s^ma" tampak pula pada perkembangan indeks harga emas 23 ktat

dan emas 22 kaftq masing-masing naik sebesar 11,O4 persen dan 11'75

persen selama periode tersebut.

Kemantapan kurs devisa kredit dan kurs devisa umum dalam tahun

Lnggaran 7974/1975 sampai dengan bulan Oktober 1974, mastng-masmg

dengan harga Rp 415,- adalah liasil dari kebijaksanaan pemerintah sejak

tahun 1971.

2,1.5. Harga hasil bumi ekspor golongan A

Kemerosotan harga ytng tajam dipasaran komoditi internasional

terhadap bahan-bahan mentah industri dan bahan-bahan pangan serta

bahan-bahan logam adalah sejajar dengan timbulnya resesi dipelbagai bidang

industri sebagai akibat krisis energi. Hal ini sangat mempengaruhi harga

barangbarang ekspor lndonesia diluar negeri maupun harga barang-barang

tersebut didalam negeri.

Dari Tabel IL8. dapat dilihat perkembangan harga lokal beberapa hasil

bumi golongan A di Jakarta. Selama tahun anggaran 7974/7975 sampu

dengan bulan Oktober 1974, pada umumnya harga barang-barang tersebut

mengalami penumnan. Harga karet RSS I telah mengalami penurunan

sebesar Rp 733,47 tiap kilogram (43,68 petsen), demikian Pula halnya

dengan harga kopra, lada putih dan kopi robusta, selama periode yang sama

masing-masing turun dengan Rp 29,27 (15,21 persen), Rp 21I,55 (28'72

persen) dan Rp 65,90 (18,28 persen), setiap kilogram. Turunnya harga

karet, kopra, lada putih dan kopi robusta tersebut didalam negeri adalah

sebagai akibat dari merosotnya harga barang-barang tersebut dipasar

internasional.

I

Page 71: N(ITA KEUANGAN

+f,

a t r + o \ d + + 6 d N . 6 O \ m r i . r + . n o \ h F - " f , | + o c o N S oi.i + fi o, ob o .o F. h F N h €- 'o- co- n o\\o-

"lq q co- co-'o- vlo\N-

$gRE sH*s HHFs $;Ha9e$Eqq$$nR\

s-s- r- r. qs.3.K. eqq8" qE"qes"q€"iqES-fRi$-iif,n $i$a $iH$ $sH$$$g$g$$$HHs

s. q i l E s. q8- q q B. F- E s. qi q_q8 {- $- E R-AE1Ies$d $$se sH$$ $sneg$3$ $i3t.Eii, \o , co od€q *c*R IEf ,Rh-q8S^\q4q.RS.qr - o" r -a :a1-* - : - - - - 1 ; l+ l * l i . , i ; . : ^ tJ * . .^n*EsGg s€n€ G€sH l ; ; i ; i : :H9 iFi55=:

c - t ^ N C n N d \ O r N + r O \ i o 0 h c - ' l N C O O N ^ l o \ i+ d c. j 'h \O $ r . r c . - I ' - r i .a co .o ur c. l + N O\ r { m NO\6'6 i; X ; ; . i . i ' ; a . . i - l q i d 6 d d ' 4 i 6 d e i d e i { y i ' d S {' ; 6 \ c i . f + F . i ' o + c l + + l ^ € a \ o C r O b 9 N r | F o q \ ( c \ t i ', 6 , € - ' , ' , v r r + ' < - + + + + + + € @

: : _ t : : : : - - * *

N ri 6 \O \o N 6 (> i c) + N (\l ur h t' r o\ c{ \o \ l' f' O\ F cn+S- i i 6 ^ i + "q -1 * - { - - 1 t * l 1 . - ? -a \ " r , 1 -q F : \ ' o - 1 \a€f K RE=s BEBg gEI$RnHHFSEHHqEi : ' r i

R € 3 S S $ $ A 5-$ qS- AS. qq S^qh":- R-E $"qnq4ss3: Rsss sFss gR $FE$i! E58FE€$; j h; i 6 d i + + rn 6.^ F| c l Gr .a + l " \o oo co co cD F \o\g\o\ot '

3 $ r r B $ t I I - {4s. qs" s.A qR.qq. i l "q €-qh.Eq; j u i v i j + ' . t . . t r J d d a d o 9 l n + 9 N Q . o + r . r H o ' o +i : ; i + n . 6 n F . . ' ' + , ^ . a N d 6 6 o . F N 1 6 o + N c o \ o + F o \'

: i d

€g +C EC EE +g e

cFEi eFEs rFEs atgseFEsegcaEFgRHHSXHB B i $B$

90

&

F

F

d

ta

:

}{

z

zj

i , e ,i1 o'

z

v

t

I

Page 72: N(ITA KEUANGAN

( o 6 c b @ o ( ) i - F 1 ! ) . ! 6 ( o c . \ | q e Q Q o . l+ 6 - c . r - -

" t i t \ o " @ - o q 1 ( D - 1 6 ! 0 1 n i ' - n : n l 6 " o - o - q . q " n ' - . -

6 o 6 c n o + 6 o l c o € o r 6 { c r ) + c { 6 q ) l ! ) q r r o f ) r o 6 ( . ) o o6 ' b n F G @ r < o 6 , r ' r , + i + + 4 6 € 9 9 R

I I & 9 : : :

o o v : o r o c o o 9 9 \ Q O \or- r r q oi, 6- .^ (o^ o. c.f ,^ 6l '. .o- e: .^ €. {o- of cb. ,. c{ '- €" '. ,. ,_

E g :; : : E:s; s3s: $f iFE EftHiFFE

6 c a o 6 0 0 0 ( l N 6 0 l o € c o, - (o_--q o- n co- c. r o- or c,1(o- c. { q c.r" ' r l " d lo( . : . - \n lN. ! r tY.11

i o o r c . c . r r c n c { @ r - 9 F . a f 9 . . r ( o . o c ! + f q i o ,6 F - F F ( ) F . O f j N ( )

n q q ' . l a ( t q { : { < 1 i : t n : q q \ r q \ ! ! ! \ ! 9 9 ?

6 @ o o 6 0 r o o $--r_qr- 'o- co- or (o, of ."dr-o" '.'il q c.f '- s( '. ol, o-(o"c?, '" ..cY ..

o i 6 i i i . r 6 ( i 6 i o 1 6 t r + . + \ r $ + 6 6 ( o ( o N . o . D c o c o 6 @ 6

c . r 6 t o c o 6 r ! ) d l 6 @ o 1 r ) r o : f +o-co-- : \ r t ' . - t+. ,^r lqq dl .1o)6: *" 6- o1o," c ' r " or c.9F d i ( o c . r + i o : : r r @ @ . t l O c ! F c ) c b € 6 r + F c o 6 c qd r + r + , + t i t i l o + + . o o c D o l

4 + . O o r o ( o l t ] o +c ! , b - 1 c . r 6 l o - . _ { c L i : d t c . l 9 . ' 1 d l 6 - € " r i n i 6 ^ \ ( o " ' -

c o N @ D c \ r c . c ! ( o f ' - 1 9 @ - {

6 c d f ) o o c a r o o r o o o o o o . r N o F o 6^ r d E q - ^ " i C . 1 d ) .

" 6 { q , - q o " C , q . o ^ o . 0 1 . - . " @ . o . o C . - { . a -

; d N N o o . r o r r 6 r @ c o r ) . ! o o o o o o r ) + . : N o 9 ! : 9 ( ,- n o l 6 d o F o q o o | ' o o i a o 6 ( ' 1 ( o ( D ( D r o 6 c n N c . . l

f ) $ + 9 t @ - 6 ' 1 9 0 0 0 q ! o r o:- lo- 6- (r -- c\- Eo- n- <1 -- !: co- q .o" +. N- \ c,)- o{ (o. trI rt @- 4 6* .. ,.o 6 6 o ( E F i . o ( o + { o i < ) . o ( D o r € n i ! . 4 o { '6 o + + i o f ) o o t s f i + + ( ) f ) q r ( o ( o 4 O ' F F F: i - & c . r c { c . r 6 i N : - ; ; ;

r i o o @ 1 ) . o, t o € 6 t f N + N i r | o

6 d ) c 6 + F c ) o F r r f 6. o + ! o c n

F 6 @ 6 r < O @ Onl cr 6r,o- q co-.o- @"n r r o c { O O , ( o N +d 6 . r c . r 6 i i i : :

t s 6 0 1 6 + 4 c n . o $ o d c ? f r + i + c o ( o f ) € f ) o 9 c r l 9.+ di- .o- oq '!^ cn- !a o- rf ..,- 6l- o^ n:. o. 1 q vt- -" 'o" ni -" €. o. \ 6- tD" dl,+ @ c ! o o | , f i o ) @ I c . l $ c . r € N 3 o : € r& & d i N = o . s + 6

1 or .o- (D"

6 , r c O O N r r O N F F O c Od1 F,o- .- -^ 6{- c,)^ c\r- 4.6- oI or- ..t.o.6t s4 1N-\ (o" (o"€"€o.q (o^crt s * A i 6 N i o 6 < b + r i F ( o o t s € l r oc o o r n o . D ( o o r F r o c . l F ( D s l r t o , ( }; d N N ; i i H i c n r o t s \ o r o ( o < o

i r 6 t s 6 + i ' . o @ . r | r o . o t J o c ) - F r n + o d ) ( o o t ( o $ c n Q t 5 )d^ q .o- dr- +" 6l c.r_ €- dl q ol c.{ 1oq N-.i1 t} ''l €o- ot o) q q q oq (D" .o.o i - + s r f | r o r c o r o l r ) + i . o r o o o r r * r . a ( D 6 o t s . o + rF t s 6 b d + + o ) o c o c o r b . o - : 9 9 9 R R : : 9 I : : :

.EE, ir- ir- Es. i t-- "9,.. - E € o . - E t " , - E t " . - 8 t " . - F f " : . . . . z F - t s:s"E; I , "g: :Efr ; : ""Hi : r"HI e; : :aE:: , 84> i 3d> i J l d> ; 3d> ; J t d> <> ; ; a ,Bo

R iSFFPaD or or o)

; -> - ; -TEEAEEE

i^\

a\l

<1 zt= | ,t=

--: -b ;- 2 E

q i ? EdE -3

o r E,lr :l

< . !

{ a }

) 4

^?€ . !

€.8 EE E >- g tq c : ;

, . t9 +' i i E- E ' E. A E gi ' J . E

. a Ep g

: , f ,

Eg{?reE8E r 6\ !

A E

; ir 4

d!

Ix.:. E l> r ,

fl5c e a

E A

- d E

a

' !

dI

Page 73: N(ITA KEUANGAN

z

z

: =

z

<)

! 4 a i

.5

;2

sf

V

J

I

tz

EFi

v

=z^

1 4 s

o\

taEI

z4.

I

zq

z4z

E!a

Page 74: N(ITA KEUANGAN

48

)

Berbeda dengan keadaan pada tahun anggaran 197311974, d\mant

harga beberapahasil ekspor lndonesia telah meningkat dipasaral internasional,

maka dalam tahun anggatan 7974t1975 sampai dengan bulan Oktober 1974

harga barang-barang ekspor tersebut dipasar internasional telah mengalami

penurunan, karena keadaan pasaran dunia lesu dan permintaan fihak

konsumen berkurang, sejajar dengan timbulnya resesi dipelbagai bidang

industri sebagai akibat krisis energi. Perkembangan harga beberapa hasil

bumi ekspor golongan A dipasar internasional ini dapat dilihat dalam

Tabel IL9. Selama tahun anggaran t97+/1975 sampai dengan bulan

Oktober 1974, persentase penurunan harga telah terjadi pada karet RSS III

baik dipasar New York, London maupun Singapura, masing-masing sebesar

US $ ct 15,O7llb (35,52 persen), Brp 16,40/lb (41,02 persen) dan

Str $ ct 91,11/lb (43,60 persen). Hal yang sama terjadi pula pada harga

kopra baik dipasar Manila maupun diPasar London, telah mengalami

p.r,u-n"n sebesar US $ 257,42/lt (33,53 persen) di Manila dan di London

turun dengan US $ 224,60/lt (24,97 persen) Harga kopi robusta ex

Lampung dipasar Singapura dan kopi robusta ex Palembang dipasar

New York selama periode itu telah turun masing-masing sebesar Su $ 37 'Tolpic

(22,36 persen) dan US $ ct 18,31/1b (29,39 persen) Hal ini terutama

disebabkan karena kurangnya animo pembeli sejak bulan April 1974'

setelah mencapai harga puncaknya dalam bulan Maret 1974' Penurunan

harga dipasar London selama periode yang sama terjadi pula terhadap

timah putih sebesar Br f, 464,831mr (13,19 persen)' Lada putih dan

bijih sawit ex Nigeria masing'masing turun sebesar Brp 10'69/lb ( 10'81

persen) dan sr i lrz,go/lt (39,89 persen). Sedangkan dalam periode

tersebut dipasar New York harga lada hitam mengalami kenaikan sebesar

US $ ct 9,0S/lb (11,36 persen), dan demikian pula halnya dengan harga

minyak sawit ex Malaysia dipasar London naik sebesar Br !. 209 '20/k(3 2,85 persen).

2.2. Perkembangan gaji dan uPah

Berdasarkan surat keputusan Presiden Republik Indonesia No' 58 tahun

1969 telah dibentuk Dewan Penelitian Pengupahan Nasional yang bertugas

memberikan pertimbangan-pertimbangan kepadaPemerintah tentang kebijak-

sanaan-kebijaksan Mn yang perlu diambil mengenai prinsiparinsip pengupah-

an baik dalam jangka waku pendek marryun jangka paqiang, dengan memper-

hatikan faktor-faktor ekonomis, sosial sena perkembangan ekonomi dalarr

Page 75: N(ITA KEUANGAN

49

axti yang luas. Dewan ini yang diketuai oleh Menteri Tenaga Kerja, Trarsmi-

grasi dan Koperasi terdiri dari wakil-wakil Departemen Keuangan, Perindusui-an, Perdagangan, Pertanian, Perhubungan, Pertambangan, DalamNegeri,Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi,Wakil-wakil dari Bank Sentral, Bappenas dan Universitas Indonesia, tiga orang

wakil dari kalangan buruh dan tiga orang wakil dari kalangan pengusaha.

Pengertian upah yang ditetapkan oleh Dewan tersebut adalah sebagaiberikut : "Upah ialah suatu penerimaan sebagai suatu imbalan dari pemberikerja kepada penerima kerja untuk pekerjaan atau jasa yang telah dan akandifakukan, berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang lzyakbagi kemanusiaan dan produksi, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uangyang ditetapkan menumt suatu persetujuan, undang-undalg dan peraturan-peraturan dan dibayarkan atas dasar perj anjian kerja antara pemberi kerja danpenerima kerja".

Selama periode bulan Juli 1973 sampai dengan bulan Januari 1974,upah bagi seorang pegawai dan isni beserta duaorang anak, dibeberapa jenis

perusahaan telah mengalami kenaikan, baik upah minimum maupun upah

maksimum. Rata-rata upah minimum selama periode tersebut naik sebesar

Rp 1.454,93 atau 10,40 persen, dan rata-rata upah maksimum naik sebesarRp 10.378,72 atar L0,92 persen. Demikian pula terhadap upah bulan Jaauari7974 makt dalam bulan Jfi 7974 ratarlta. upah minimum dan upah mak-

simum telah naik masing-masing dengan Rp 2.253,73 ata.u 14,6O persen dan

Rp 31,050,64 atut 29,46 persen. Kalau dilihat upah dalam arti riil, maka

perkembangan upah minimum dan upah maksimum tersebut dalam periode

bulan Juli 1973 sampai dengan bulan Jmuari 1974, tetnyata mengalami pe-

nurunan masing-masing sebesar 10,43 persen dan 9,99 persen. Hal ini disebab-

kan terutama oleh karena kenaikan indeks biaya hidup selama Periode itl

lebih besar dari pada kenaikan rlta-rzra. upah minimum dan upah maksimum

dalam arti uang, yaitu sebesar 23,25 persen. Tetapi dengan kebijaksaaaanPemerintah, sejak bulan Januari 1974 sampai dengan bulan Juli 1974,

kenaikan r^ta-rata upah minimum dan upah maksimum dalam bentuk uang

disertai pula kenaikan dalam arti riil, yaitu masing-masing sebesar 3,07 persen

dan 16,51 persen. Hal ini disebabkan karena kenaikan indeks biaya hidup

selama periode bulan Januari 1974 sampai dengan bulan J:un 1-974 ad alah lebih

rendah dari pada kenaikan rltl+ata" upah minimum dan upah maksimum

Page 76: N(ITA KEUANGAN

50

selama periode tersebut ; yaitu sebcsar 11,11 persen. Perkembangan upah

minimum dan upah maksimum serta upah riil tersebut dapat diikuti dalam

Tabel II.10. dan Tabel II.11.

Page 77: N(ITA KEUANGAN

t l

o \ d . ' | + c F r G . | €'o_ co- v! co- .f" 1 co. n Go-N D r 1 6 6 l ! t o \ \ o ! ' l Nl ^ + r m v ! + r a . 6

+ + + l + + + + +

u r r . \ i \ o . r n \ o .N r r . l I O 1 . . | \ C | |

€EtaEssBg! - r t \ \ o ( o h i * F r iG co.i c<i c.i 'o od o dA r F . O \ ( l ' - \ O + . n c .F l N r

Is. i r^t3- r-E-t-u i + ( r r r o r A ; - oN + \ O O \ O O \ O r Nc 6 \ o c o F . G l Q ! f €o d o i 6 i i * i . i - i 6 c , io 6 + O l ^ H O c o n r

r r F t r , O ( f . 6 9N H O I O o I m O

d l l , ' i . i i i i d d6 \ o @ q \ O O \ \ o $ Nc $ q e q . , - r q l o c6 l e t n t i h + r . r d . {o r ^ a l o r ^ c o c o r

o a o N , o c ' c a Qo- 61 a r-.! €" ,.

"1 :

$BF6HHESEaiEng*gE:i*

N O c o H a O a r l r . c E ! t, r + F F . n | ^ q r \ O F .o d u i . i v i t . i u i b j o i o i+ 6 6 a t c l

+ + + + + + + + +

( ) . ' | t - O t \ rO r + O | | N l \ O .o i d + ' i 6 o i o i i O$1€R€RPSEN . r r ' . d c l d . j b j r i o

N ( \ l ! - l F

Bl3 r rRSEt' d u i d i o o ' . i ' d o i j dr \ o Q r ( \ 1 9 F 6 €o r . | . a F . 6 t 6 \ O l ^ . nd Fi ..i co' e' oi d d

Q8.E r -8"QQ t"8"i + a t \ 0 O N \ O O \ r A QN C O \ O F h 6 r \ 6 \ Odr c) \o r .n € \o r'1 ..1G od ..i od oi d oi ci cri

N F

r o \ o o o 6 6 0t s ! ^ r 6 i o N e D o..t' .i ui cd .,i d oi ri d. . | m t f F . . r . n r > ( {. a N \ O l a c € 9 F - 6vi vj r.ii ad oi od oi ui cd

N d

F

?

!fFo\

a

+ . 8N EIr

. i E

F '

!-l E, . 2

,_, ,B

F

v

E

Eth,4

E

:FIYEI

F

{

; . i d i + u i € . - d o i

Page 78: N(ITA KEUANGAN

52

o \ h F r r o l l - c o Ni T o \ 6 O @ ' l N l \ r o

r F \ o C \ r ' i c - 1 6 6: i N

O a * + O \ r .ri" r.r c- cO H N r.r Q \Oq a " t o q l . i n t " - 1c ) N r F h 6 r c , h

6 N c t \ m O \ O O . t - a t6 o \ i i l A m 6 n ' F .9 \ 9 q \ e q 9 9o ' 1 \ o N o \ ! - o , c o t +

o c o r \ h H 6 o o \ i6 0 1 f - O \ 6 h r r c O Vh < i O ' + r . l F \ + 6 +q t v i F i o v i o d o d u i

a O F . Q . O O O F - O \ \ O

8:F9338:Ro i G F i . i q i . i . i o i v i

+ + + l l + + + |

b!

. j 6 i r i + u i S t : : d o i

+ l l l l l + l l

R: S S S $ R tnd i - i o o ' i f d E -

sE*3Ss3RE. t i ( o 6 c o a o \ . ' i " : €

F i i F r . r i

BE$silHEEsa.l d

i 6 r A ! i i Q F - c o i

ssqsEsq€3i N i

: + o . 6 6 M h N O \

3qq3qqiq8a . t i i N ( r t F

t"

5 ; . ' i ; + ' i ' d F q t o i

t-

E : - *X F r E

eJ3P t " -

5e5 E

s€i ^ E

i l

a \ ' F

a\eEe

F

v

=

=

tz

z4

z

E

Ci

/

Page 79: N(ITA KEUANGAN

u

I}

Page 80: N(ITA KEUANGAN

AT.IGGARAN PENDAPATANDAN

BELAT.IJA NEGARA

I

F

Page 81: N(ITA KEUANGAN

7t

F

BAB IN

PELAKSANAAN APBN I97 4 /I97 5

3 .1 . Umum

Pelaksanaan APBN dalam tahun anggaxan 1974/1975 sangat dipengaruhioleh berkembangnya ekonomi dan pola pembangunan yang digariskan sertaberbagai kebijaksanaan Pemerintah.

Tabungan Pemerintah senantiasa berkembang setiap tahunnya meskipunbiaya pengeluaran rutin terus meningkat sejalan dengan pesatnya pelaksanatnpembangunan. Disamping itu berkembangnya tabungan pemerintah tersebutdimungkinkan berkat berhasilnya usaha peningkatan peneiimaan yang digalidari sumber-sumber dalam negeri.

Dalam tahun anggarar. 7969/tg71 sampai dengan tahw l97jll974berturut-turut telah terjadi peningkatan sebesar 41,4 persen, 24,2 persen,38,0 persen dan 63,9 persen dibidang penerimaan dalam negeri. peningkatantersebut dicapai melalui perbaikan sistim pemungutan pajak, administrasiiyang lebih baik, kebijaksanaan tarip pajak, peningkatan hasil minyak bumidan hasil-hasil lainnya serta pertumbuhan ekonomi itu sendiri.

Dilain pihak jumlah penerimaan dari nilai lawan bantuan program sema -

kin berkurang, yaitu dui Rp 95,5 rnilyar dalam tahun 7972/7973,mentniir-menjadi Rp 89,8 milyar dalam tahun 1973/1974. Didalam pelaksanaanREPELITA I, peranan penerimaan bantuan proyek dibandingkan denganbantuan program menjadi semakin meningkat yaitu dari 27,g persen dalamtaJnln 7969/1970 menjadi 56,0 persen dalam tahun tg73/7974 dari seluruhdana bantuan luar negeri.

Dibidang pengeluaran rutin juga telah terjadi peningkatan selama perio-de tersebut, yaitu sebesar 33,1 persen,21,1 persen,25,5 persendan 62,g persen. Hal ini antara lain disebabkan karena kebijaksanaan kenaikan gajipegawai negeri secara bertahap, peningkatan zubsidi kepada daerah otonom,pembayaran bunga dan cicilal hutang yang semakin meningkat dan kebijak-sanaan atas subsidi bahan pangan pokok seperri beras, gandum dan gulayang terjadi pada dua tahun terakhir REPELITA L

53

Page 82: N(ITA KEUANGAN

54

i

o<

N F . r r

X ;l oci

+

c^l 00t +rf, \Ol F-ii- ..|l

o^ ox .1ro l.|l N

c.l (\l

+

q o:l vro\ Ol co\o r.1l -r

+

. A i l N

r^ col F-.n Nl

+

O. O\l

e.i .r1 |o. o.l

Es€Ag E

\o \o | .,1oi o1 dO i l N

q aoJ .l+ o\l $rar (Pl .(r

|.r l.rl oc.i -1 dr o\l <-

o \ r l . { -od o"l oif- O.l \O

+ o.l ..|'d tol *i

( \ l f - , (

si "il e.i

N \ol o\

\o \ol cNN - r l . Oo. <_t r.,

F-- .61 qF. .nl +\ o i l t rO \ F I N

ro^ -l 'lo col N

o^ -{ o:cO O\l 0OCr *l t-

\o Nl ++ co] 'd+ col t

*i ..o"l rj+ .rt NN N I

6l

\ .a b<sHr - ! q E9;E

ND-

t-

+t \o.!i

F

F-+.6lt .

F-

F

tro\

o\

p

t\

F.

O r -

a

I'

Page 83: N(ITA KEUANGAN

f , l

2.000

. X

2,000

1.500 1.500

( dolam milyar rupiah )

I = nilai lawan banftan Program

! = peoerimaan datam negeri

| = pengeluaran pcmbangunan (diluar bantuan proyck)

| = pengeluaran rutin

1969170 197 4t7 5( APBN )

Page 84: N(ITA KEUANGAN

,-

Demikian pula pengeluaran pembangunan diluar bantuan proyek telahmenunjukkan peningkatan setiap tahunnya, yaitu sebesar 37,9 persren, 77,8persen, 56,3 persen dan 42,8 persen seiama REPELITA I. Hal ini dimungkin-kan karena berkembangnya Tabungan Pemerintah dafi Rp 27 ,2 milyar dalamtahun 1969 / 1970 menjadi Rp 56,4 milyar dan Rp 7S,9 milyar dalamtahun 197O/7977 darL7971/1972 dan berkembang lagi dalam tahun 1972/7973dan 7973/7974 menjadi Rp 15 2,5 milyar dan Rp 254,4 milyar.

Realisasi penerimaan dalam negeri selama semesrer | - 197+/7975telah mencapai jumlal Rp 926,1 milyrr, sedangkan pengeluaran rutin ber-jumlah Rp 416,5 milyar. Dengan demikian dalam periode tersebut telahterbenruk tabungm Pemerintah sebesar Rp 509,6 milyar.

Penerimaan pembangunaa yang diperoleh dari nilai lawan bantuanprogram dalam semester | - 797 +/797 5 telah mencapai jumlah Rp 10,6 milyar.Dengan demikian, jumlah dana pembangunan yang tersedia dalam periodetersebut adalah sebesar Rp 52O,2 milyar. Disamping itu, juga masih tersediasaldo anggaran lebih 797311974 sebesar Rp 7 t milyar yang dapar dipakaiuntuk membiayai pengeluaran pembangunan. Dilain pihak juga masih tersediapenerimaan bantuan proyek yang digtrnakan untuk pengeluaran pembangunan,yaitu sebesar Rp 126,0 milyar. Sedangkan jumlah pengeluaran pembangunandiluar bantuan proyek dalam semester | - 797+/1975 telah mencapai jumlalrsebesar Rp 3 38,7 milyar.

Penerimaan dalam negeri

Dalam semester | - 1974/1975 telah dapat direalisir penerimaan dalamnegeri sebesar Rp 926,1 milyar. Berbagai kebijaksanaan dan usaha yangberpengaruh terhadap meningkamya penerimium tersebut antara lain adalah ;(a) perubahan tarip-tarip yang meringankan beban pajak untuk mendorongpertumbuhan dan perkembangan dunia usaha serta mendorong berkembang-nya penerimaan negara pzAz umumnya ; (b) usaha intensifikasi dan eksten-sifikasi pemungutan pajak melalui peningkatan kesadaran pajak, perbaikanorganisasi, prasarana dan administasi perpajakan serta lebih mengintensifkansegi penagihan pajaknya; (c) berbagai kebijaksanaan Iainnya yang secaratidak langsung mempengaruhi penerimaan negara, seperti kebijaksanaan per-baikan prosedur ekspor, impor, penanarnan modal dan lain - lain.

I t

Page 85: N(ITA KEUANGAN

57G r a f i k L 2 .

PENERIMAAI{ NEGARA, 1973/1974 - 197411975

,

( dalam milyar rupiah )

oo

Ir

pcnerimaan dalam negeri semcstcr I

penerimaan pernbanguna[ semcster I

pencrimaan dalam negeri (APBN)

penerimaan pembangunan (APBN)

L971t r97 4 r97 41197 5

Page 86: N(ITA KEUANGAN

58

Searah dengan sasaran dari REPELITA II, maka penerimaan dlrlam ne-

geri tetap harus ditingkatkan dengan suatu laju pertumbuhan yang lebilt

besar daripada laju pertumbuhan produksi' Disamping itu kebijaksanaa'r

pajak akan lebih diarahkan kepada tercapainya pembagian beban pajalt

dan pembagian pendapatan masyarakat yang lebih merata serta perluasan

kesempatan kerja.

Dalam pelaksanaannya, pajak langsung berkembang seperti yang diharap-

kan dan dapat menghasilkan penerimaan dalam semester | - 1974/797:i

sebesar Rp 660,3 milyar. Sedangkan realisasi pajak tidak langzung darr

non-tax mencapai jumlah masing-masing sebesar Rp 235,5 milyar dar

Rp 30,3 milyar.

Dibandingkan dengan semester I talrun sebelumnya telah terjadi pe-

ningkatan penerimaan pajak langsung sebesar 209,3 persen, pajak tidal<

langzung sebesar 24,7 persen dan non - tax sebesar 133,1 persen. Dari pe'-

ningkatan tersebut, pajak perseroan minyak dan pajak perseroan serta non-t3-(

menunjukkan perkembangan sangat pesat.

Penerimaan pajak pendapatan dalam semester I - 7974/1975 telah men-

capai jumlah Rp 20,6 milyar. Bila dibandingkan dengan realisasi semester I-

19731I97+ telah terjadi peningkatan sebesar Rp 2,8 milyar atau 15,7 persen.

Dibidang tarip pajak pendapatan 1974, telah dilaksanakan perubaharr

lapisan pendapatan sisa kena pajak dan Perubahan batas pendapatan bebas

pajak. Dalam kebijaksanaan tersebut, batas pendapatan bebas pajak untul<

diri wajib pajak dinaikkan dari Rp 60.000 menjadi Rp 90'000' Disampin;;

itu untuk isteri dan setiap talggungan yang sah juga telah dinaikkan yait,r

masing-masing dari Rp 60.000 dan Rp 24.000 menjadi Rp 90.000 dart

Rp 40.000. Didalam hal ini, jumlah tanggungan yang diperkenankan tida;<

lagi 10 orang, tetapi hanya terbatas pada 5 orang tanggungan.

Walaupun secara efektip telah terj adi penurunan tarip pajak'perrdapata;l

narnun penerimaan pajak pendapatan dapat berkembang searah dengall

peningkatan diberbagai bidang usaha dan perekonomian pada urmrmnyr.

Pajak Perseroan yang dipungut dari badan-badan usaha sl,vasta dair

perusahaan n€gara dapat menghasilkan penerimaan dalam semester I

1974/7975 sebesar Rp 41,1 milyar. Bila dibandingkan dcngan realisasi semer.

ter I tahun anggaran yang lalu maka telah terjadi peningkatan 86,0 persen.

Page 87: N(ITA KEUANGAN

59

a

.'r F-- 1o \ + t nO c ! r nN d

.n rl|

c ) u r o\o f6\ O N

r a o.n coF'I (D

FF

FPf4J =

F- - x8o*S

,& )l

d r iZ

n^E8! t -tt

{+

iuq}

at)

t

CJv\

q)

F-o\

+F-

ltrt\.o\

F.

!-l

(q

(,

(u

a\o.ti

F-

z

Page 88: N(ITA KEUANGAN

60

G r a f i k I I I . 3 .

PENERIMAAN DALAM NEGERI, 797!11974 ' I974IIN5

T

APBN Rcalisssisemester I

r97 3 I 1974

APBN RealiscsiSemester I

191+ | 1975

( ddam milyar nrpiah )

Page 89: N(ITA KEUANGAN

67

I

Dalam tahun anggaran L97+/1975, telah dilakukan perubahan kebijaksanaan

tarip pajak pers€roan. Dari kebijaksanaan tersebut, beban pajak perseroan

rnenjadi semakin bertambah ringan karena tambahan pajak perseroan dengan

tarip 25 To baru dikenakan terhadap laba kena pajak diatas Rp 10 juta.

Kebijaksanaan dibidang pajak pendapatan dan pajak perseroan diarah-

kan untuk dapat merangsang tabungan masya-rakat serta mendorong investasi

dan produksi khuzusnya dalam bidang penananan modal seperti : (a) pem-

bebasar dari pajak pendapatan, pajak atas bunga dividen dan royalty serta

pajak perseroan atas bunga deposito berjangka, settifikat deposito,'fabanas

dan Taska ; Selanjutnya juga telah diberikan pembebasan pajak kekayaan

atas deposito berjangka lebih dari satu tahun, Tabanas dan Taska, serta tidak

dilakukannya pengusutan fiskal terhadap asal-uzul deposito dan tabungan ;(b) fasilitas pajak berdasarkan Undang-Undang Pelalaman Modal Dalam

Negeri dan Penanaman Modal Asing , (1) pemberian bebas pajak perseroan

( tax holiday selama 2 sampai dengan 6 tahun ), (2) pembebasan dari pajak

pendapatan, kekayaan dan perseroan dari modal yang ditanam, (3 ) pembebasan

dari pajak dividen selama dua tahun terhitung dari saat mulai berproduksi.

Pajak perseroan minyak realisasinya meningkat pesat dan telah mencapai

jumlah Rp 541,0 milyar. Bila dibandingkan dengan realisasi semester I-

lg73/1.974, telah terjadi peningkatan 296,0 persen. Adapun yang menyebab-

kan berkembangnya penerimaan tersebut disamping faktor-faktor peningkatan

produksi juga karena pengaruh naikn1,2 h21g3 sl<spor minyak bumi.

Realisasi penerimaan MPO dalam semester l'197+/1975 telah mencapai

Rp 37,6 milyar. Bila dibandingkan dengan penerimaan semester l-7973/197+'

telah terjadi peningkatan sebesar Rp I3,7 milyar ata'u 57,3 persen. MPO me-

rupakan pungutan pendahuluan atas pendapatan atau laba yang kemudian

dapat diperhitungkan kembali pada saat perhitungan akhir pajak pendapatan

atau pajak perseroan. Pengawasan dan penertiban wajib pungut terus ditingkat-

kan sehingga dengan sistim MPO penerimaan negara dapat lebih diamankan

dan ditingkatkan.

Iuran pembangunan daerah (Ipeda) dalam semester I-197411975 meng-

hasilkan penerimaan Rp 16,3 milyar. Bila dibandingkan' dengan realisasi

semester I-7973/7974 telah terjadi peningkatan sebesar Rp 6,1 milyar atau

5 9,8 persen.

Page 90: N(ITA KEUANGAN

62

F!i

a.q

F o^ o- q co. 'o-

dEShsNN

\O- .1 q \O- .'1 \R+ils: 'v'

OO !-.r \O o|\ c{ O\ri .,i .d .?i d ri,-r e.r : 6r

qE

-u^t l e

}(

n

v1

ru

l.-o.

Fo\

^9

o

t\o\ri

!ft\0\

i

.ovE( d < E

: - Ez-

z

,,

Page 91: N(ITA KEUANGAN

o )

>

penerimaan pajak kel jJ:'lT-,ff;'J1Tserta penerimaan p"jiu

.l,i ,.*- np 3,7 milyar'

oaiak langsung, mengbasrll 97+ 1.n,lah terjadi pe-'niia

dibandingkan dengan ..li"il;;"r Rp 0'8 milvar trutz7'6petxrt'

Realisasi pajak tidak fJf#Tj#y#'Icapai jumlah sebesar.Rp ai 46,6 milyar atau

n, t-tgl t ltgl +, telaf te ya kemajuan dibidang-

24,7 persen. HaI tetsebut nian pada umumnya'

bidang usaha dan Proou

Dari jumrahterseb*IT,il,ft :::,ililJiiltri":|;T,.1$,#,l::loenerimaan Yang terbesar D

Lngzung lainnYa'

Penetimaan pajak penjualan mencapai ry'':l:':lY: Biia dibanding-

kan dengan ""li'"" *t'nt"J'' i-i'i'i' d o'tefah terjadi peningkatan sebesar

*f tn,t-tttYtt atau 7o'3 Petsen'

Dibidang kebijaksanaan tarip' sejak "Y"t :l:.:Oal:n l974lle75'

telah dilakukan p"'nutu"* '"1i"ii'r' it"' buang-barang hasil dalam negert

dari Pengenaan Pajak Pentua

telah diturunkxn tanpn)

barang-b arang tertentu I

lang iebih tinggi' Rang

sebut akan berPengaru

laiu inflasi'

Realisasi pajak penjualan impor dalam semestst r-r97411975"1Tfi ltt;

**';;;"fi y: j:'; .i:Ti:i'jil"1T1il, i,il:lsen penyempu,naanteiladi peningkat*. *lT.l:;

i;*i,i":i lir_:: ]"lii'#T-*,::;tarip pajak ryFitT -'i:; iJrim uol,.r,.r"*'. p"adenean klasifikasi Brusse ts

- ti"' '1"-^:-:,-'o,,

,.rsebut disamping me'

ilffi ,,-,' :"yiT_i:T?:,#:Jffi ':#,#i

ningkatnYa volume tmPot

Penerimaanvangberasaldaripunsutan*I1::t:}fi ffi:"il"h;fibt dan alkohol zulingan dalam seme$er l-197 41197

'5 'tc" "in,.J* "ti*t"-;

;;:;l;"' nila iibandin gkan den gan demester I -r :

Page 92: N(ITA KEUANGAN

*l .'l o- .o- cl \o^ o\O ! - r 1 . | t N F . Ot\ rar .n + N ..1

I

. o - \ - L q . o ^ q a lr.r r.r ts- 1.| 0 \o a.-r.t ?Y| oo +

I

O\ \O a\ cO t- F- rd . . i r : o d d ; . . ;( \ . t N N r f {

o - ti - E

i I^

l ! v

X

t

9t

a

tt)

qJ

e(u

(n

t]

q.l

!\

+t\a

rft-o,

D\

E

t\o\

F\o\

2( , t ^

z

E

I

Page 93: N(ITA KEUANGAN

o)

peningkatan sebesar Rp 9,7 milyzr atau 35,0 persen. Berkembangnya peneri-maan tersebut anttra lain disebabkan oleh meningkamya produksi, intensifi-kasi dan ekstensifikasi pungutan cukai. Dari jumlah tersebut Rp 33,1 milyaratau 88,5 persen berupa cukai tembakau.

Penerimaan cukai tembakau berkembang karena meningkatnya produksirokok dan hasil-hasil tembakau lainnya serta adanya pengaruh kenaikurpermintaan dan daya beli masyarakat. Disamping itu, kwalitas produksirokok dalam negeri yang mampu bersaing dengan rokok impor, serta adanyapeningkatan usaha-usaha pemberantasan rokok-rokok yang tidakberpita cukaisangat berpengaruh terhadap berkembangnya penerimaan ters€but.

Penerimaan cukai gula, cukai bir, dan alkohol sulinganjuga berkembangkarena pengaruh peningkatan kwalitas dan volume produksinya.

Dalam semester l-197+/1975, dari pungutan bea masuk dapat dihasilkanpenerimaan sebesar Rp 85,0 milyar. Bila dibandingkan dengar sernesrer I-7973/797+ telah terjadi peningkatrn Rp 26,2 milyar atau 44,6 persen.Betkembangnya penerimaan bea mazuk tersebut antara Iain karena me-ningkamya volume impor sebagai akibat dari berkembangnya ekonomi,serta intensifikasi dibidang pungutan bea mazuknya. Disamping iru pe-nyederhanaan prosedur impor seca-ra tidak langsung juga berpengaruh terhadapberkembangnya penerimaan tersebut.

Realisasi pajak ekspor dalam semester l-7974/1975 telah mencapaiRp 40,6 milyar. Bila dibandingkan dengan realisasi semester I-1973/1974,telah terjadi peningkatan sebesar Rp 9,9 milyar atar 32,2 persen. Berkembang-nya penerimaan tersebut disebabkan anara lain karena perbaikan kwalitassetta peningkatan volume barang-barang ekspor.

Penjualan bahan bakar minyak dalam semester l-197+/1975 menghasil-kan penerimaan yang defisit sebesar Rp 6,0 milyar karena meningkamyabiaya pengadaan bahan-bahan bakar tertentu antara lain minyak tanah, solar,diesel, yang jauh lebih besar dari pada harga jualnya. Jumlah penerimaan beameterai, bea lelang dan penerimaan pajak tidak langsung lainnya dalamsemester l-1974/1975 mencapai Rp 7,2 milyar. Bila dibandingkan dengantealisasi semester l-7973/7974 telah terjadi peningkatan sebesar 30,9 persen.Dari jumlah tersebut, sebagian besar berasal dari penerirnaan bea meteraiyang diharapkan meningkat setiap tahunnya searah dengan berkembangnya

I

Page 94: N(ITA KEUANGAN

66

Tab e I I I I . 5 .

PERKEMBANGAN PENERIMAAN DALAM NEGERI

MENURUT SEKTOR, 1974 I I975

( dalam milyar rupiah )

Sekor{enis Ferrrimaan 1973 / t974RealisasiSemester I

1974 I r975RealisasiS€mester I

Kenaikan(v. ,

L

I. Sektor Usaha/Perdagangan

a. Pajak Pendapatan

b. Pajak Perseroan

c . M P O

d. Cukai

e. Pajak Penjualan

f . I p e d a

g. Lain - Iain

II. Sektor Impor

a, Bea masuk

b. Pajak Pergualan impor

III. Sektor ekspor

Pajak ekspor

IV. Sektor Minyak

a. Pajak Perseroan minyak

b. Penerimaan minyak lainnya

V. Penerimaan Non Tax

13 1 ,0

77 ,822 , r, l o

27,720,910,2Ar '-

82,4

58,823 ,6

30,7

30,7

158 ,3

t to ,o

2t ,7

13,0

r99,5

20,64r,r37,6

37,435,6t6 ,310,9

120,7

85 ,03 5 ,7

+0,6

40,6

535 ,0

5+1,O- 6,0

30,3

52,3

l5,786,0

57,335 ,070,359,8? o e

+6,s4+,6

2'' ''

7'' 7

238,0

296,O- 127,6

13 3 ,1

Jum lah . +r5,4 926,r t22,9

') Angka eementara

Page 95: N(ITA KEUANGAN

I

67

dunia usaha dan perdagangan. Didalam kebijaksanaan akhir Juli 797+ telah

dilakukan penyempurnaan tarip bea meterai un k menggairahkan jual'beli

kertas-kertas berharga dalam rangka perkembangan pasar uang dan modal'

Penerimaan non-tax dalam semester l'lg7 +11975 telah mencapai jumlah

Rp 30,3 milyar. Bila dibandingkan dengan realisasi semester l-197 3 /7974' telah

terjadi peningkatan sebesar Rp 17,3 milyar atau 133,1 persen' Didalam jumlah

t..r.b.rt t..-"rnk penerimaan pembukuan kembali subsidi impor pupuk

sebagai akibat adanya pembatalan L/C sebesar Rp 12,0 milyar'

Dalam semester l-1974/I975, pendimaan sektor minyak tetap merupa-

kan bagian terbesar bila dibandingkan dengan sektor penerimaan lainnya'

Dari jumlah penerimaan dalam negeri semester l-L97411975 sebesar Rp 926'1

milyar, sektor minyak menyumbang Rp 535,0 milyar' Disamping inr' sektor

usala/perdagangan dan sektor impor telah menghasilkan penetimaan sebesar

np f ff ,5 milyar dan Rp f 20,7 milyar, sedangkan sektor ekspor dan peneri-

*""n non-* masing-masing sebesar Rp 40,6 milyar dan Rp 30'3 milyar'

Gambaran dari pola perkembangan penerimaan tersebut dapat dilihat

dari Tabel III. 5.

Pengeluaran rutin

Realisasi pengeluaran rutin selama semester I tahun 197411975 telah

mencapai jumlah sebesar Rp 416,5 milyar yang berarti meningkat dengan

np t+i,1 milyar atau 52,3 persen dari realisasi semester I tahtn 1973/1974'

Jumlah tersebut terdiri dari belanja pegawai sebesar Rp 194'5 milyar'

belanja barang sebesar Rp 63,9 milyar, subsidi daerah otonom sebesar

np lb,Z milyar, bunga dan cicilan hutang sebesar Rp 20,7 milyar dan lain-

lain pengeluaran rutin sebesar Rp 47,2 milyar'

Peningkatan pelayananPemerintah kepada masyarakat dilakukan dengan

jalan memperbaiki administrasi yang tepat' mengadakan reorganisasi serta

penertiban sehingga dapat dihasilkan suatu aparat Pemerintah yang akan

sanggup melaksanakan tugasnya secara lebih efisien' Selain dari pada itu

.oii p.g"un"i harus ditingkatkan guna melakukan tugasnya secara lebih

efektif. Kemudian secara bertahap diperbaiki gaji pegawai dan akhirnya

secara tegas akan ditindak setiap Pegawai negeri yang melanggar disiplin

dan menyala'rgunakan wewenangnya'

J . t .

Page 96: N(ITA KEUANGAN

I

Dengan berhasilnya pembangunan dalam REPELITA I maka hasil-hasil

pembangunan yang telah dilakukan Pemerintah itu perlu diamankan' Kekaya-

"n t.g"." yang perlu diamankan berupa jalan raya, jembatan, pelabuhan'

irigasi, gedong-gedorrg, d"t sebagainya ya;ng rr'carl langsung dapat memberi

t<an 1am t<epada masyarakat. Kekayaan negfia tetsebut harus selalu dipelihara

agar selalu dapat memberikan jasa-jasa yang terus menerus dan tetatur'

p-erincian p..rg.lu"r* rutin selarna semester | 197+11975 dapat dilihat pada

Tabel III.6.

Realisasi betanja pegawai selama semester | 197+11975 tersebut diban-

dingkan dengan realisasi semester I tahun teraklir REPELITA I telah me-

ninlkat sebesar 59,3 persen' Kenaikan realisasi belanja pegawai itu adalah

seb-agai akibat pelaksanaan kebijaksanaan kenaikan gaii pegaw negeri/ABRl

yanf seti"p tahun dilakukan sejak REPELITA I hingga sekarang' Disamping

ito, -p"rttitunga.,

harga beras dalam tunjangan beras kepada pegawai negeri/

ABRI telah disesuaikan dengan perkembangan harga beras yang berlaku'

Tujuan dari kebijaksanaan tersebut antara lain adalah untuk menuju tercaPal-

nya peningkatan kesejahteraan pegawai negeri dan ABRI pada umumnya'

Dengan peningkatan kesejahteraan pegrwai negeri/ABRl akan dapat diting'

katk-an gairah kerja dan disiplin kerja dan dengan demikian akan dapat

ditingkatkan pula jasa Pemerintah kepada masyarakat'

Pelaksanaan kebijaksanaan tersebut untuk tthun 1974/1975 berupa

kenaikan gaji pegawai negeri sebesar 400 persen dari gaji pokok untuk Para

guru, perawat dan para medis, hakim dan peneliti, sedang kepada pegawat

i.g.rilnent lainnya diberikan kenaikan gaji sebesar 200 persen dari gaji

po-kok. Terhadap pegawai negeri/ABRl golongan rendah untuk tahun-lg74lIg7

5 telah dinaikkan pendapatan minimumnya menjadi Rp 7 500'

Bantuan pensiun dalam tlhun lg7+/1975 meningkat menjadi 135 persen

dari penghasilannya dan tunjangan beras kepada para pegawai dinaikkan

menjadi Rp 83 per kilogram.

Dengan adanya kebijaksanaan tersebut maka realisasi semester I tahun

tg74/Igi5 untuk gajilupah/pensiun adalah sebesar Rp 135,3 milyar' run-

jangan beras sebesai ep 29,1 mi\z.ar, uang makan/lauk pauk sebesar Rp 13'5

mi{rar dan belanja pegawai dalam'ncgeri lainnya serta belanja pegawai luar

negeri ma.ing-masing iebeqar np 9,1 milyar dan Rp 7,3 milyar' Perincian

pengeluaran belanja pegawai dapat dilihat pada Tabel III'7'

1

Page 97: N(ITA KEUANGAN

E

69

N

+

t\N

i- f\ !-r

to

\ o r r NN C O F .

n +- q o^ cb^ .l'c- cl + co o'N6 o\ + rn .6 C) q\ . ' i r . ] {N + . . | r i ' + F i r i v

bD

11 of \ -r o\ wI+ a"

*$ s s H ig r-

r.r Cr\ co F-r c..| aO + Fr+ , * iF :6d ' . o * i dc|l \O rrr O. rO a{

, i : ^

Ext4

o(,

c)th

ai

9r

g.tu

c,,

D-o\

t \

t.-

+t \ ^

A Z E( ! <. . 1 t r-?*

'-l -

zC'

l-

Y

r-{ (\l

Page 98: N(ITA KEUANGAN

G r s f i k l I L 4 .

PENGELUARAN RUTIN, 1973/1974 - I9741197 5( ddan nllyar rupiah )

70

I hin-lain

I bunga dan cicilan hutang

I $brldi d.eth otonom

I b€bDja barang

I bch4ia pegawai

I

AIBN RedirariSemcrter I

t97S/1974

APBN R€alitrliS€megtcr I

r97 41r97 5

Page 99: N(ITA KEUANGAN

7r

oi\ o < - O r F ' r. i o d d + o dr.r r rl.r (\r

Fl t-l

vl lnO. O. F-

e l t : q o : . *O \ r l / r C O . n!-{ QO

t-l a{ !- r'1

1{

{,,

IA

0.1

c,

t )

ah

!l

F.

+r-

+t -!i

D\

t-.

F - d

,l

I

Page 100: N(ITA KEUANGAN

l

Belanja barang dalam semester I I97+1t975 mencapai realisasi sebesar

Rp 63,9 milyar. Jumlah tersebut terditi dari realisasi belanja barang dalam

negeri sebesar Rp 57,8 milyar dan belanja barang Iuar negeri sebesar Rp 6,1

milyar. Penggunaan belanja barang tersebut adalah unruk pengadaan barang-

barang keperluan perkantoran, pemeliharaan atas harta kekayaan negara serta

pembiayaan rutin lainnya dalam rangka pelaksanaan gas-tugas Pemertn-

tahan.

Realisasi belanja barang semester I 7974/1975 tersebut menunjukkan

15,3 persen dari seluruh pengeluaran rutin. Dibandingkan dengan realisasi

semester 1 ttltllln 797 31197 4 yang menczpai jumlah sebesar Rp 43,4 milyar

berarti telah terjadi suatu peningkatan sebesar Rp 20,5 milyar. Setiap

peningkatar pembangunan diburuhkan pcningkatan biaya, karena setiap

tahap pembangunan berarti akan menambah kekayaan negara yang harus

dipelihara. Setiap akhir tahap pembangunan tertentu akan tercipta pem-

bentukan kekayaan negara baru. q-

Subsidi kepada daerah otonom selama semester | 1974/1975 teI^h

mencapai realisasi sebesar Rp 90,2 milyar. Jumlah tersebut menunjukkan

21,7 persen dari seluruh pengeluaran rutin selama sem€ster | 797+/1975.

Realisasi tersebut menunjukkan kenaikan sebesar Rp 46,4 milyar bila di-

bandingkan dengan realisasi s€mester | 1973/1974. Kenaikan ini disebabkan

karena adanya kenaikan gaji, tambahan guru-guru Sekolah Dasar dan kenaikan

tunjangan beras yang berlaku pula untuk pegawai-pegawai daerah otonom.

Pembayaran cicilan hutang beserta bunganya selama semester I

1974/1975 mencapai realisasi sebesar Rp 20,7 milyar atau 5,0 persen dari

seluruh jumlah pengeluaran futin selama periode yang sama dalam tahun

7g7+llg7 5, Jumlah realisasi tersebut terdiri dari realisasi pembayaran bunga

dan cicilan hutang dalam negeri sebesar Rp 2,6 milyar serta bunga dan cicilaa

hutang luar negeri sebesar Rp 18,1 milyar. Pembayaran cicilan hutang luar

negeri dan bunganya dilakukan berdasarkan persetujuan pembayaran kembali

hutang-hutang yang bersangkutan.

Pengeluaran lain-lain dalam anggaran belanja rutin selama semester I

lg7+/1975 mencapai realisasi sebesar Rp 47,2 milyar' Jumlah tersebut

sebagian besar menampung pengeluaran-pengeluaran untuk subsidi impor

komersiil atas bahan pangan yang jumlahnya sebesar Rp 45,0 milyar'

Page 101: N(ITA KEUANGAN

73

T

sedeng sisanya adalah berupa pengeluaran-pengeluaran yang bersifat non

departemental dan khusus, seperu misalnya pengeluaran untuk Pengiriman

surat menyurat Pemerintah maupun dalam rangka pelaksanaan Egas-tugas

perbendaharaan, iuran badan-badan intemasional dan lain-lain'

3.4, Tabungan Pemerintah

Tabungan Pemerintah selame semester | 197411975 menunjukkan per-

kembangan yang sangat besar. tlal ini berkat hasil usaha yang telah dilaksana-

kan dalL meningkatkan penerimaan dalam negsri dan berhasilnya usaha

dalam melaksanakan penghematan dalam pengeluaran rutin'

Apabila dalam s€mester I tahun 197311974 tabungan Pemerintah dapat

diciptakan sebesar Rp L42,O milyt, maka dalam semester I tthun 1974/1975

telai, Oapat dihimpun tabungan Pemerinuh sebesar Rp 509'6 milyar' Hal ini

berarti bahwa realisasinya menunjukkan peningkatan sebesar Rp 367 '6 milyar

atau 258,9 Persen'

Dengan tetap berpedoman pada prinsip bahwa pembiayaan pembangunan

h"rus s.ri"kin besar dibiayai oleh sumbersumber dalam negeri, maka dalam

realisasi semester I tahun lg7 +tlg75 pengeluaran pembangunan diluar

bantuan proyek sebesar Rp 338,7 milyr, seharusnya telah dapat dibiayai

seluruhnya oleh sumbersumber da.ri dalam negeri'

PerkembangantabunganPemerintahselamasemesterltahun|97+l|975bukan saja menrtnjukkan peningkatan yeng sangat besar dibandingkan dengan

tabunganPemerintahsemesterltlhln|9731|gT4bahkanmelebihitabunganPemerintah sehma tahun 797311974.

3,5. Penerimaan Pcmbangunan

Penerimaan pembangunan yang merupakan penerimaan nilai lawan

bantuan program dair bantuan proyek dalam semester | 1974/1975 telah

mencapai- realisasi sebesar Rp 136,6'milyar' Dari junrlah tersebut Rp 10'6

milyu adalah meruPakan realisasi nilai lawan bantuan ptogram dan Rp 126p

milyar adalah bantuan proyek (termasuk pinjaman sektor minyak dari Jepang

sebesar Rp, 61,1 milYar).

Penerimaan pembangunan bantuan program terdiri dari devisa kredit'

I

Page 102: N(ITA KEUANGAN

7+

bantuan pangan serta bantuan bukan pangan. Bantuan tersebut merupakan

bahan baku yang sangat diperlukan untuk mencukupi kebutuhan industri

sandang dan sebagian adalah untuk pelaksanaan Program peningkatan pangan.

Sejak adanya krisis moneter intetnasional dan krisis pangan yang melanda

seluruh dunia, jenis bantuan program khususnya bantuan pahgan, pada akhir

akhir ini telah menjadi berkurang.

3.6. Pengeluaran pembangunan

Sasaran dari pada pengeluaran pembangunan dalam REPELITA II

rnerupakan kelanjutan dati sasaran REPELITA I yar:.g tetap ditujukan untuk

memperbaiki kesejahteraan rakyat banyak. Pembangunan pada bidang eko-

nomi iititik beratkan pada sektor pertanian. Sejak REPELITA II mulai

ditingkatkan pembangunan sektor pertanian dan peningkatan industri yang

mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.

Seirama dengan perkembangan pembangunan dibidang ekonomi dalam

REPELITA I, maka dalam REPELITA II pembangunan bidang sosial dan

budaya, politik dan pertahanan keamanan nasional mulai ditingkatkan.

Dalam tahun anggaran 1974/7975 realisasi semester I pengeluaran

pembangunan diluar bantuan proyek adalah sebesar Rp 338,7 milyar (jumlah

keseluruhan pengeluaran pembangunan termasuk bantuan proyek dalam

semester I adalah sebesar Rp 464,2 milyar).

Kenaikan volume pembangunan tersebut sejalan dengan tingkat pem-

bangunan yang diarahkan guna mencapai sasaran-sasaran yang terwjud

dalam peningkatan produksi, perluasan kesempatan kerja, kesanggupan untuk

Iebih meratakan pembagian kembali hasiLhasil pembangunan. Hasil tersebut

antara lain berupa penyebaran yang lebih merata dari pada pelaksanaan

pembangunan keseluruh daerah termasuk kegiatan transmigrasi, peningkatan

prasarana, perhubungan, pertambangan, sosial dan pendidikan sebagai im-

bangan terhadap peningkatan sektor produksi.

Realisasi tersebut diatas terdiri dari pembiayaan pembangunan melalui

Departemen dan Lembaga sebesar Rp 89,6 milyar, pembiayaan pembangunan

untuk daerah sebesar Rp 57,1 milyar dan pembiayaan pembangunan lainnya

sebesar Rp 192,0 milYar,

Pengeluaran pembangunan Departemen/Lembaga sebesar Rp 89,6 milyar

t

.r

Page 103: N(ITA KEUANGAN

G r a f i k l I I .5 .

PENGELUAITAN PEMBAI{GI'NAI\I, 1973 IIYI4' 19741197 S( delam milyar rupiah )

t

a

APBN Reali8ssiSemester I

r97l | 1974

Page 104: N(ITA KEUANGAN

76

I

terdiri dari pengeluaran pembangunan untuk Hankam sebesar Rp 11,3 milyardan pengeluaran pembangunan Departemen/Lembaga lzinnyz sebesar Rp 78,3milyar.

Pengeluaran pembangunan melalui Departemen/Lembaga merupakanjenis pengeluaran yang meliputi proyek-proyek yang penyelengganannya.dilaksanakan atau diatur oleh Departemen dan Lembaga.

Peningkatan realisasi semester I tahun 7974/7975 dibandingkan dengansemester I tahun 1973/7974 disebabkan adanya kebutuhan dari masing'masing Departemen yang meningkat sesuai dengan peningkatan tahap pem-bangunan.

Dari realisasi pengeluaran pembangunan untuk daerah sebesar Rp 57,1milyar selama semester | 797411975 telah dipergunakan dalam bentuk ban-tuan pembangunan desa sebesar Rp 4,2 milyar', bantuan pembangunankabupaten sebesar Rp 18,7 milyar, banruan pembangunan Daswati I sebesarRp 15,9 milyar, pembangunan Irian Jaya sebesar Rp 2,0 milyar dan pengelu-aran melalui dana Ipeda sebesar Rp 16,3 milyar.

Mengingat hasil yang dilaksanakan selama REPELITA I menunjukkanpengaruh yang positif terhadap tingkat kehidupaa dan perkembangan pem-

bangunan daerah, maka jenis bantuan tersebut diatas tetap mendapatkanprioritas dan dalam tahun pertama REPELITA II telah ditingkatkan. Hal ini

dimaksudkan guna terus dapat mernberikan kemungkinan perluasan kesem-

patan kerja bagi masyarakat tani, nelayan, pekerja-pekerja kerajinan rakyat

dan sebagainya. Dengan demikiau bantuan tersebut diharapkan selalu dapat

mengikut sertakan masyarakat desa secara produktif dalam kegiatar pem-

bangunan.

Seperti diketahui dalarn tahun L974/1975 kebijaksanaan banruan pem-

bangunan desa dipelhitungkan scbesar Rp 200.000 untuk tiaP desa dan dalambantuan kabupaten diperhitungkan sebesar Rp 300 per kapita.

Jenis bantuan daerah lainnya adalah pembangunan untuk Irian Jaya dan

pengeluaran melalui dana Ipeda

Pengeluaran pembangunan untuk Irian Jaya sejak tzhun 1974/7975

lebih ditingkatkan dan penggunaannya antara Iain untuk pembangunanproyek-proyek yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar

Page 105: N(ITA KEUANGAN

tingkat hidupnya setaraf dengan daerah-daerah 1r;n "ya di Indonesia.

Pengeluaran pembangunan melalui dana Ipeda yang dimasukkan kedalamAPBN baik sebagai penerimaan maupun pengeluaran sepenuhnya digunakanoleh daerah.

Jenis pengeluaran pembangunan lainnya ialah subsidi impor pupuk,pembangunan Sekolah Dasar, penyertaan modal pemerintah dan lain-lainpengeluaran pembangunan.

Mengingat tingkat perkembangan harga belum sesuai dengan daya belimasyarakat dan untuk menjaga agar tidak terjadi kegoncangan harga padaumumnya serta guna menjaga kelancaran jalannya pelaksanaan pembangu.nan,maka sejak tahun anggaran 7973/7974 pemerintah telah mengambil serang,kaian kebijaksanaan antara lain dengan jalan menetapkan suatu kebijaksanaanharga atas pupuk dan bahan lainnya seperti insektisida. Dengan demikian bilaterdapat perbedaan antlra p€netapan harga pemerintah dengan harga impormaka sebagai konsekwensinya pemerintah harus membiayai perbedaan ter-sebut yang disebut subsidi.

Sebagai akibat kenaikan atas harga impor pupuk dari tahun ke tahunsehubungan dengan adanya krisis energi dan krisis monerer internasionilakhir-akhir ini, maka subsidi impor komersiil

",", pupuk selama semester I

797+/7975 menunjukkan peningkatan, dan realisasinya telab mencapaijumlah sebesar Rp 107,3 milyar.

Pembangunan Sekolah Dasar adalah jenis pengeluaran pembangunanyang merupakan banruan khusus melalui proyek Inpres untuk melengkapibantuan pembangunan daerah. Selama sem€ster l-1974/1975 realisasinyaadalah sebesar Rp 5,2 milyar. Pelaksanaan pembangunan Sekolah Dasartahtn 7974/197 5 merupakan kelanjutan dari kebijaksanaan tzhun 197 3/1974dalam rangka mempercepar peningkatan kesempatan belajar di Sekolah Dasarkhususnya bagi anak-anak yang berumur 7 - 12 tahun.

Penyertaan modal Pemerintah selama semester l-197+/7975 mencapairealisasi sebesar Rp 56,4 milyar, Realisasi tersebut bila dibandingkan denganrealisasi semester I tahun 7973/1974 telah terjadi peningkatan sebesarRp 37,8 milyar. Pengeluaran tersebut dimaksudkan untuk menunjang proyek-proyek pemerintah dan swasta yang memperoleh prioritas dan pembiayaan-nya disalurkan melalui perbankan. Dari jugrlah Rp 56,4 milyar diantaranya

Page 106: N(ITA KEUANGAN

78

I

Rp 19,7 milyar digunakan untuk Pembiayaan pengadaan stock nasional

atas barang-berang yang diperlukan untuk pembengunan antara lain semen,

besi beton dan obat-obatan.

Akhirnya lain-lain pengeluaran pembangunan merupakan pembiayaan

untuk program pembangunan industri, pertambangan, tenaga listrik, perhu-

bungan dan pariwisata, serta pembangunen bebempa proyek antata lain

proyek bantuan peningkatan hygiene sanitasi dan air minum, statistik,

sensus, keluarga berencana dan sebagainya selama semester l-t97411975

mencapai realisasi sebesar Rp 23,1 milyar'

Page 107: N(ITA KEUANGAN

79Tabe l I I I . 8 .

PELAKSANAAN APBN T974 / 1975, SEMESTER I ')

( dalam milyar rupiah )

JtI|| Pdrcdrn.en Rcal&.riEcncrtar I Jctri, Pcrgcluahn Rcdload

Scrncrtcr I

I

I. Patcdrtraan dds|'t rcFri

A. Pajat la.ngrung

|. Pqiak pcndapatan

2. Pajak peBeroan

t 3, Pqia& pelr€roEn minyat

4 . M P O

5 . I p € d a

6. Lain - lain

I. P.nFluu,an rotilr

l. Belar\ia pegawai

2. BelErja barang

3. Subsidi daerEh otonom

4, BunSa dan cicilan hutanS

5. Lain - lain

3, Pcmbiryaen leinnye

a" $rbsidi imporpupuL

b. Pembangunan S€kolah

Dasar

c. P€ny€rtaan modd pcmetintah

d. Lain - lain

4. B.ltlraD proyc&

tr. Pcngclurl|n Pcmban8uran 464,7

1. PcobiryisrDqrartdcn/Ltrnb.ga 8g,O

& D€?arteEen / Lembaga 78,9

b, Hankan I l,g

2. Pcmbiryarl b.tl dacrrt ,7,1

Pqlak tidel( IangruDg

L Paiat p€r\iualan

2. Pqiak penjualan impor

3 . C u k a i

4, Bea ma-suk

5. Pqjak ekpor

6. Pen€rimaan minyak lainnya

7, Lain - lain

PcnariDsen non - lsx

IL Pcnerima.aD Pcmb.ntuDsn

Bantuan ptogram

B.ntuan proy€k

a. Bantuan p€mbangunan desa

b. Bantuan pemban8unan labupaten

c, iPembangunan Irian Jayad. Sumban8En p€mbahgunan

Dati - I

e . I p c d a

926,1

660,3

20,6

41, I

541,0

37,6

16,8

3 ,7

?95,5

35,6

95,7

37,4

E5,0

40,6

50,3

r56,6

r0,6

126,0

416,5

194,5

63,9

90,2

20,7

47,2

la,7

2,0

16,9

16,3

r99,0

107,3

56A

23,1

126,0

J U M L A H r - 0 6 2 , 7 J U M L A H 881 ,2

+) Angka sementara

Page 108: N(ITA KEUANGAN

I

BAB IV

RENCANA APBN 1975 I 1976

4 - 1 . U m u m

Kebijaksanaan fiskal memegang peranan yang penting didalam tahaP

stabilisasi dan masa pembangunan. Yang menjadi sasaran fiskal dalam

REPELITA ll ialah mcmantapkan dan me ningkatkan hasil yang telah dicapai

selama REPELITA I dan diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan ma-

ryarakat secara kcseluruhan. Tegasnya dengan melalui kebijaksanaan fiskal

didalam tahap REPELITA II akan lebih dimantapkan dan ditingkatkan

pertumbuhan ekonomi dan stabilisasi ke arah tercapainya sasaran per luasan

kesempatan kerja, peningkatan keadilan sosial, usaha memperkuat golongan

ekonomi lemah, serta perluasan pendidikan, kesehatan dan lain-lain' Untuk

memperlancar tercapainya tujuan tersebut diperlukan pemupukan modal

Pemerintah dan mendorong perkembangan investasi swasta; dengan terap

menjaga dan mengcndalikan tingkat kestabilur yang wajar'

Dasar-dasar pedoman kebijaksanaan yang hendak dilaksanakan dalam

tahun anggaran lg75ll976 adalah tetap berprinsip pada anggaran berimbang'

Jumlah penerimaan dan pengeluaran negara tahtn 197517976 direncanakan

berimbang pada tingkat yang cukup besar, yaitu mencapai Rp 2.734,7 milyzt,

yang berarti menunjukkan suatu peningkatan sebesat Rp 1.157,4 milyar

*au73,4 persen dari APBN 1974/197 5' Dalam jumlah tersebut direncanakan

pencrimaan dalam negeri dan pengeluaran rutin masing-masing mencapai

Rp 2.496,7 milyar dan Rp 1.466,3 milyar, sehingga dalam tahun 197511976

direncanakan dapat dihimpun tabungan Pemerintah sebesar Rp 1.029,8 milyar

yang berarti Rp 62S,0 milyar atau 156,3 persen lebih besar dari APBN

r97 4/197 5 .

Disamping tabungan Pemerintah, maka untuk pembiayaan pembangunan

dalam rencana tahunan tersebut masih diperkirakan adanya penerimaan dari

bantuan luar negeri. Jumlah penerimaan pembangunan berupa bantuan

program direncanakan mencapai Rp 20,2 milyar. Disamping itu, penerimaan

bantuan proyek yang dicatat langsung sebagai pengeluaran pembangunan

'1

80

Page 109: N(ITA KEUANGAN

8 l

G r a f i k I V . 1 .

PERBANDINGAN PENERIMAAN NEGARA DALAM APBN DAN REPELITA

.196911970 - 797511976.( dalarn milYar ruPiah )

t974lr97b 197511976(A}BN) (RAPBN)

1969/1970 1970/1971 r9721t973 191511974

Page 110: N(ITA KEUANGAN

82

$ 5

+ +

cJ

d t d r

€" .o - 1 \aa6 6 g 5 ' I &c D + r o i r n

ol:

6 - a

:q @ "

. o N r 6t s 6

( o H

o @ c { u to r o o n o r

$ r c a i r 6

r O c { + o .<r ca. l @ r o t s

6 + . + d , rc..r €

c.i !i d

F

tl

14

FT

tr

tl

lrl

c

\oi..o\

Fq\

I

F.o\

o\€CA

FFl

tll

z

EE]*FI

2

z2

ItJ

F

f

F

Page 111: N(ITA KEUANGAN

G r r f i k I v . 2 .

PERBANDINGAN PENGELUARAN NEGARA DAIIIM APBN DAN REPEI,TTA

1969 | 1970-1975 11976

( dalem milYar ruPioh )

1969/1970 r970il97r r97rlr972 197211973 19751197+ t9?+1r975(APBN}

-L

1975/1976(RAPBN)

Effig Pen8duaranPcmbugulan

FsntEluafltt ttr[n

ffi Pengclua'enPcmbangurun

I Penseluann rutin

Page 112: N(ITA KEUANGAN

84

direncanakan mencapai Rp 218,4 milyar. Dengan demikian jumlah penerimaanpembangunan dari bantuan luar negeri tah,tn lg75 /797 6 direncanakan dapatmencapai Rp 238,6 milyar yang berarti Rp 24,7 mllyar atau 11,5 persenmeningkat lebih tinggi dari APBN 1974/1975. Dari jumlah tersebut 91,5 per-sen berasal dari penerimaan bantuan proyek.

4.2. Penerimaan dalam negeri

Kebijaksanaan dibidang penerimaan senantiasa diselaraskan denganperkembangan di berbagai sektor perekonomian dan rencana pembangunanyang hendak dilaksanakan. Perkembangan,perkembangan yang terjadi di-berbagai bidangdan sektor ekonomi dapat berpengaruh terhadap berkembang-nya penerimaan negara. Dalam hubungan tersebut diperlukan penyesuaiantarip dan penyempurnaan efisiensi kerja yang meliputi peningkatan ketram-pilan personalia dan prasarana apararur perpajakan serta tingkat kesadaranpajak dari masyarakat.

Salah satu kebijaksanaan umum ur.rruk jangha panjang, diusahakan agarpenerimaan pajak langsung terus meningkat. Berkembangnya penerimaantersebut diusahakan ranpa mengabaikan peranan pajak tidak langsung yangmasih terus dapat ditinghatkan, Peranan penerimaan yang didapat daripenggalian sumber-sumber dalam ncgeri terhadap pembangunan terus mening-kat setiap tahunnya. Bila dalam awal tahun REPELITA I peranan pcnerrmaandalam negeri baru menyumbang Rp 216,5 milyar bagi pengeluaran rurin dan29,3 persen bagi daaa pembangunan, maka pada akhir REPELITA I penerima-an tersebut telah meningkat yaitu disamping membiayai pengeluaran rutinsebesar Rp 713,3 nilyar juga telah berhasil membiayai dana pembangunansebesar 73,9 persen. Dilain pihak jumlah penerimaan pembangunan berupabanruan program sebagai pelengkap bagi pembiayaan pembangunan peranan-nya nampak semakin menurun, yairu dari 70,7 persen dalam tahun 7969/1970menurun menjadi 26,1 persen dalam tahu,n 7973/1974 terhadap dana pemba-ngunan diluar banuan proyek.

Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang akan diambil dibidang penerimaannegara dalam tahun 197517976 terutama ditujukan untuk memupuk danayang sebesar-besarnya guna membiayai tugas pemerintahan dan pelaksanaanpembangunan, serta mendorong gerak pembangunan dengan memberikandorongan fiskal yang dapat merangsang kegiatan investasi. Kebijaksanaan

F

Page 113: N(ITA KEUANGAN

85

Tab e l 1V.2 .

PERKEMBANCAN PENERIMAAN DALAM NEGERI, 1969II97O _ I97511976

( dalam milyar rupiah )

K e n a i k a nTahun anggoran Jumlah

Jurnlah Persentase

t

t:

Repelita I :

1969 t1970

r970/1971

r97 U1972

1972t197 3

t97 r97 4

Repe l i ta I l :

t97 4t 197 5

t975 t1976

243,7

344,6

428,0

590,6

967,7

+ 100,9

t 83,4

+ 162,6

+ 3 7 7 , 7

+ 41,+

+ 24 ,2

+ 38 ,O

+ 63,9

1 . 3 6 3 , 4 1 )

2 .496J 2)

+ 395,7

+1.132,7

+

+

40,9

8 3 , 1

l ) AnSka APBN

2) Anska RAPBN

Page 114: N(ITA KEUANGAN

G r a f i k t V . 3 .

PERDANDINGAN PENERIMAAN DALAM NEGERI DAN REPEIITA1969 | t970 -t975 t 7976

( delam milyar rupiah )

86

3000 3 000

-f

2500 2500

2000 2000

t

15 00 1500

1000 1000

500 500

1969/19?0 19mi1971 191119?2 19?211973 19t1r974 1974/19?5 195/1976(APBN) (RAPBN)

I F firasn Rcpdita

I realbsli/p€rkiEsn APAN

I

Page 115: N(ITA KEUANGAN

87

7

tersebut diselaraskan dengan kebijaksanaan REPELITA ll, yaitu diarahkan

untuk : (a) meningkatkan penerimaan dalam negeri; (b) menciptakan pemba-

gian beban pajak scrta pembagian penghasilan yang lebih merata; (c) mendo'

rong pembangunan dan mengarahkan penggunaan sumber-sumber produksi ;(d) memantapkan kestabilan ekonomi dan (e) membantu memanfaatkan

sumber-sumbe r alam,

Dari perkembangan yang telah dicapai dan berbagai Iangkah kebijaksanaan

yang hendak dilaksanakur, maka direncanakan jumlah penerimaan dalam

negeri tahun 197511976 sebesar Rp 2.496,1 milyar. Bila dibandingkan

dengan APBN 1974/7975 maka hal ini berarti suatu peningkatan sebesar

Rp 1.132,7 milyar atau 83,1 persen. Dengan demikian sangat diperlukan

peningkatan dan ketekunan kerja sesuai dengan kebijaksanaan yang telah

digariskan. Dari jumlah tersebut direncanakan penerimaan pajak langsung,

pajak tidak langsung daa non tax masing"masing akar dapat mencapai

Rp 1.867,5 mi lyar , Rp 571,6 mi lyar dan Rp 57,0 mi lyar .

4,2.1. Pajak langsung

Arah kebijaksanaan pajak didalam REPELITA Il ditujukan kepada

tercapainya pembagian beban pajak dan pembagizn pendapatan masyarakat

yang lebih merata. Prinsip pajak progresip yang telah dilaksanakan selama

REPELITA I akan terus disempurnakan.

Dalam tahun L969ll97o,pener imaan pajak langsung masih merupakan

37,5 persen sedangkan pajak tidak langzung adalah 61,2 persen dari jumlah

penerimaan dalzm negeri. Jumlah perbandingan tersebut mengalami per-

crbahan pada t:,h:un 1972/197 3, dimana pcnerimaan pajak langsung dapat

mencapai 51,2 persen sedangkan pajak tidak langsung 43,0 persen dari jum-

lah pencrimlan dalam negeri.

Pokok-pokok kebijaksanaan yang telah dijalankan Pemerintah dibidang

pajak langsung an tara lain berupz penyempurnaan uudang-u ndang yang me-

nyangkut pajak pendapatan, pajak perseroar, pajak dividen, penanaman

modal asing dan pena.naman modal dalam negeri. Disamping itu berbagai

kebijaksanaan yang dituangkan dalam pera ran-peraturan pelaksanaannya,

diarahkan sesuai dengaa irama pembangunan yang dijalankan.

F

a

L

Dari kebijaksanaan tersebut, tarip dasar pengenaan pajak langsung telah

Page 116: N(ITA KEUANGAN

88

I

disesuaikan agzr d,apar diciptakan iklim fiskal yang semakin baik dan dapat

mendorong perkembangan ekonomi pada umumnya. Dalam tahun pajak

1969,lg7l, 1971,1973 d'an 1974 beban pajak pendapatan telah diturunkan

dengan merubah lapisan-lapisan pendapatan-sisa-kenaaajak dan menaikkan

batas pendapatan bebas pajak. Jumlah batas pendapatan bebas pajak bagi

sa keluarga yang terdiri dari satu istri dan satu tanggung:ln dalam tahun

1970 telah dinaikkan dari Rp 48.000 menjadi Rp 108.000 . Kemudian

dalam tahun - lahun !973 dan 1974 dirubah Iagi meningkat menjadi

Rp 1,t4.000 dan Rp 220.000 , Sedangkar jumlah tanggungan yang dibe-

baskan pajak pendapatan, jumlah batas tanggungannya telah diturunkan dalam

tahun 7974 yaitu dari 10 orang menjadi 5 orang'

Didalam tahun 1974 juga telah dilakukan keringanar beban pajak

kekayaan dan pajak perseroan melalur perobahan batas kekayaan kcna pajak

dan dasar tambahan laba-kena-pajak perseroan.

Salah satu faktor lainnya yang sangat Penting dalam pelaksanaau pemu-

ngutan pajak adalah tingkat kesadaran pajak. Peningkatan disiplin dan ting'

kat kesadaran pajak terus menerus diusahakan dengar.r lebih menyempurnakan

sisdm MPS-I,{PO. Dengan sistim MPS dimaksudkan agar wajib pajak dapat

dibimbing untuk lebih berdisiplin untul( membayar pajaknya yang terhutang

secara periodik. Sedangkan MPO dimaksudkar! untuk mcngurangi kemungkin-

an penghindaran wajib pajak dari keharusan pembayaran pajaknya. Untuk

meningkatkan efisiensi kerja dan pengawasannya, penunjukan subyek wajib

punglt lebih disederhanakan pada subyek yang efcktif seperti bank devisa,

importir dan indentor, indusni, bank devisa, eksportir, pemborong besar,

kontraktor minyak bumi (kecuali para kontraktor yang tingkat kegiatannya

masih pada tarap melakukan survcy/eksplorasi), KBN/KPBI'J, bendaharawan

termazuk bendaharawan proyek dan badan urusan logistik.

Dalam pelaksanaan REPELITA I, pajak langsung dapat menghasilkan

jumlah penerimaan sebesar Rp 1.201,4 milyat ' Dari jumiai tersebut, pajak

pendapatan, pajak perseroan dan pajak perseroan minyak, masing-masing

dapat mencapai Rp 101,0 milyar, Rp 136,5 milyar dan Rp 773,1 milyar'

Sedangkan MPO, Ipeda dan pajak langsung lainnya mencapai Rp 145,5 milyar'

Rp 34,7 milyar dan Rp 10,6 milYar.

Tabel IV.3. menunjuRan perkembtngan jenisjenis pajak langsung

diluat minyak dari tahun 1969/1970 sampai dengan L975/1976.

I

Page 117: N(ITA KEUANGAN

-(

89

Dalam tahun 1970/1971 dan 197711972 penerimaan pajak langsung

diluar minyak telah meningkat 22,5 persen dan 29,5 persen. Dalam tahun

anggaran tersebut Ipeda belum dimasukkan dalam APBN dan baru di

masukkan kembali dalam APBN sejak tahun 1972/197 3. Termasuk Ipeda,

penerimaan pajak langsung 7973/1974 menunjukkan peningkatan sebesar

5 5,3 persen.

Dari perkembangan penerimaan dan berbagai kebijaksanaan pokok

tersebut, maka penerimaan pajak Iangsung diluar pajak perseroan minyak

dalam tahun 197517976 direncanakan sebesar Rp 327,5 milyar. Jumlahtersebut menunjukkan peningkatan sebesar Rp 113,8 milyar atau 53,3 persen

dari APBN 797+/1975.

Penerimaan pajak pendapatan dalam tahun a.nggaran 1975/7976 dkencz-

nakan sebesar Rp 52,4 milyar, yang berarti menunjukkan suatu peningkatan

sebesar Rp 3,1 milyar atau 6,3 persen dari APBN 197+17975. Setiap tahunnya

senantiasa terjadi peningkatan dalam penerimaan tersebut yaitu dari Rp 12,1

milyar dalam tahrn 1969/197 0 menjadi Rp 13,4 milyar dalam tahun

t97O/1977. Kemudian meningkat lagi dalam tzhrn 1971/L972, 1972/7973

dan 797317974 sebesar 29,9 persen, 36,2 persen dan 45,1 persen.

Berkembangnya penerimaan tersebut ditempuh dengan penyesuaian

tarip yang ditujukan untuk mendorong berkembangnya berbagai bidang usaha

dan investasi swasta, yang kernudian menghasilkan penerimaan yang lebih besar.

Berbagai kebijaksanaan yang lebih merangsang tabungan masyarakat akan

terus ditingkatkan yaitu antare lain dengan menarnbah keringanan beban

pajak pendapatan. Dalam kebijaksanaan tarip pajak pendapatan tahun 1975

telah ditetapkan bahwa tarip marginal sebesar 50 persen baru akan diterapkan

pada lapisan pendapatan sisa kena palak diatas Rp 6 juta setahun. Disamping

penyesuaian lapisan pendapatan sisa kena pajak maka untuk lebih meringankan

beban pajaknya telah dilakukan perubahan batas pendapatan bebas pajak

yaitu untuk diri wajib pajak dan lsteri yang sa.h masing-masing dari

Rp 90.000 menjadi Rp 108,00q sedangkan untuk setiap tanggungan dalam

batas lima orang dinaikkan menjadi Rp 48.000 setahun' Disamping itu

,,.

t(

Page 118: N(ITA KEUANGAN

90

berbagai usaha perluasan wajib pajak, peningkatan kesadaran pajak danintensifikasi penagihan terus dilakukan.

Pajak perseroan yang dipungut atas laba yang diperoleh perusahaanperusahaan swasta dan perusahaan negara dalam tahun anggaran 19T5/7976direncanakan sebesar Rp 125,6 milyar. Jumlah tersebut menunjukkan suatupeningkatan sebesar Rp 65,4 milyat auu 108,6 persen dari APBN lg74fig7s-Dalam awal pelaksanaan REPELITA I tahnn 796911970 pajak perseroandapat menghasilkan penerimaan Rp 15,6 milyar kemudian meningkat dalamtahun 7970/197l menjadi Rp 2O,7 nilyar. Sampai dengan akhir REpELITA I,penerimaan tersebut terus meningkat setiap hhunnya yaitu 22,T persendalam tahun L97L/1972,20,5 persen dalam tahun lgi2/1973 dan 44,4 persendalam tahun 7973/7974.

Disamping kelonggaran-kelonggaran fiskal, maka sejak tahun 1970telah dilakukan ekstensifikasi berupa pengenaan pajak atas laba yang dipero-leh perusahaan penerbangan dan pelayaran yang beroperasi di Indonesia dantidak berkedudukan di Indonesia. Berbagai kebijaksanaan tersebut sangatberpengaruh terhadap berkembangnya kegiatan di berbagai bidang usaha.Selanjutnya untuk melifidungi perusahaan-perusahaan yang lemah dan untukmendorong perkembangannya, maka pada akhir Juni 7974 telah dilakukanperubahan batas tambahan laba-kena-pajak. Berdasarkan kebijaksanaan terse-but, maka batas tambahan laba-kenaaajak perseroan, baru akan dikenakanterhadap laba-kenaaajak diatas Rp 10 juta. Disamping itu, mengingat masihbanyaknya bank-bank swasta nasional yang akan melakukan penggabungan(merger), maka pemerintah telah memperpanjang batas waktu penggabungan

dengan fasilitas perpajakan.

Penetimaan MPO yang merupakan punguan pendahuluan atas pen-

dapatan seseorang dan laba badan-badan usaha dalam tahun 797511976

direncanakan akan mencapai Rp 104,8 milyat Bila dibandingkan dengan

APBN 797+11975 menunjukkan peningkatan sebesar Rp 34,7 milyar atau

49,5 persen.

Page 119: N(ITA KEUANGAN

97

T a b c l I V . 3 .

PERTGMBANGAN PENERIMAAN PAIAK IIINGSUNG, 1 96911970 _ I97 511976II

( dalun mflyar rupiah )(

X c n a i k r nTrbun anggrran f umlrh

Jumtrh Pcr|enttsc

Rcpelitr I :

1969tr970

r970tr97 |

r97u1972

!9721t97 '

1973tr974

Repdits ll :

t974t7975

1975tr976

+3,2

52,9

68,5

103, I

160,4

2r3,7 z)

327,5 ')

+ 9,7

+ 15,6

+ 34,8

+ 5 7 , L

+ 53,3

+ 113,8

' , , , <

+ 29,5

+ 50,8

+ jS,3

h

33,2

5 3,3

Y l) Diluar minyat2) Angka AIBNC) Angb nAPEN

Page 120: N(ITA KEUANGAN

92G r a f i k | V , 4 ,

PENERMAAN DALAtt NEGERI, 1969 | 7970 - t975 I 1976

( dalam milyar rupish )

196/1970 19?0il97l r97rlt972 197211978 197311974 r9741t976 197611976(APBN) (RAPBN)

f

).

;

F

E-

Page 121: N(ITA KEUANGAN

tt:F

rtII

l

93

Y

Selama REPELITA I, MPO menghasilkan penerimaan sebesar Rp 145,5milyar dan setiap tahunnya terjadi peningkatan sebesar 21,6 persen,

32,3 persen, 22,8 persen dan 88,1 persen. Berkembangnya penerimaan

tersebut dimungkinkan karena pengaruh perkembangan di berbagai bidang

ekonomi antera lain di sektor usaha dan perdagangan.

Iuran pembangunan daerah dipungut atas manfaat yang diambil dari

penggunaan tanah di sektor - sektor pedesaan, perkotaar, perkebunan,

pertambangan dan perhutanan. Hasil pungutan tersebut digunakan langsung

bagi pembangunan proyek - proyek daerah sehingga diharapkan adanya

pembangunan yang cepat dan merata. Jumlah penerimaannya sangat di-pengaruhi oleh perkembangan perekonomian dan kemajuan di sektor agraria

dan pertambangan serta makin intensifnya penggunaan tanah di kota.

Dalam tahun 797211973 Ipeda dapat menghasilkan penerimaan sebesar

Rp 15,2 nilyar dan berkembang . menjadi Rp 19,5 milyar dalam tahun

797 3/197 4. Berdasarkan perkembangan tersebut maka direncanakan dalam

tahun 7975/L976 jumlah penerimaan Ipeda mencapai Rp 31,7 milyar yang

berarti menunjukkan suatu peningkaten sebesar Rp 7,5 milyar atau 31,0 per-

sen dari APBN L97 4/197 5.

Penerimaan pajak kekayaan, pajak atas bunga, dividen dan royalty,

dan penerimaan - penerimaan lainnya yang tergabung dalam lain - lain pajak

langsung dalam tahun L97517976 direncanakan mencapai jumlah Rp 13,0

milyar. Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan sebesar Rp 3,1 milyar

atau 31,3 persen dari APBN 1974/1975.

4.2.2. Plak tidak langsung

Perkembangan penerimaan pajak tidak langsung sangat dipengaruhi

oleh tingkat harga, produksi, serta kemajuan perdagangan dan sektor-sektor

ekonomi lainnya. Serangkaian kebijaksanaan yang telah dilaksanakan selama

REPELITA I terutama diarahkan dan dikaitkan dengan program stabilisasi

harga serta peningkatan penerimaan yang sanget diperlukan bagi pembentukanE

Page 122: N(ITA KEUANGAN

94

I

modal pembangunan. Penyempurnaan tarip pajak tidak langsung diarahkan

untuk melindung produksi barang-barang dalam negeri serta mendorong

penumbuhan dan perkembangan perekonomian pada umumnya.

Disamping iru, peningkatan kesadaran pajak, ekstensifikasi, intensifika-

si serta berkembangnya perekonomian itu sendiri sangat berpengaruh ter-

hadap penerimaan pajak tidak langsung. Prinsip kebijaksanaan tersebut akan

terus ditingkatkan dalam tahun 1975/1976. Dengan demikian walaupun

pemungutan penerimaannya terasa semakin berat oleh karena makin mantap-

nya harga-harga brang, penerimaan pajak tidak langsung dihanpkan dapat

berkembang searah dengan pertumbuhan dan perkembangan perekonomian

pada umumnya.

Jumlah penerim aan pajak tidak langsung dalarn tahun 197311974

mencapai Rp 412,9 milyar. Bila dibandingkan dengan penerimaan diawal

REPELITA I sebesar Rp 149,1 milyar, berarti selama periode tersebut te-

lah terjadi peningkatan sebesar 176,9 persen.

Diluar penerimaan minyak, sejak tahun 196917970 penerimaan pajak

tidak langsung telah meningkat 36,3 persen dalam tahun 7970/1971.

Kemudian meningkat lagi dalam tahun-tahun !97111972 dan !972/197 3

masing-masing sebesar 6,6 persen, 16,2 persen dan melonjak sebesar 68,9

persen dalam tahun 797 31197 4.

Dengan berbagai kebijaksanaan yang telah drrintis selama REPELITA I

serta melihat perkembangan yang telzh dtcapai dan pola pembangunan yang

digariskan, maka penerimaan pajak tidak langsung diluar minyak direncanakan

dalam APBN 1975/1976 sebesar Rp 6O2,7 mrlyar, Jumlah terscbut berarti

suatu peningkatan sebesar Rp 155,6 milyar atau 34,8 persen dari APBN

79741797 5.

Penerimaan pajak penjualan dalam pelaksanaan REPELITA I dapat

terus berkembang searah dengan majunya perdagangan dan perkembangan

industri dalam negeri. Selama REPELITA I, penerimaan tcrsebut mencapai

Page 123: N(ITA KEUANGAN

95

junlah Rp 146,5 milyar. Setiap tahunnya penerimain tersebut terus me.ningkat yeitu dari Rp 15,1 milyar dalam tahun 196911970 menjadi Rp lB,3milyar dalam tehun 197O17971, kemudian meningkat lagi dalam tahun197111972, 197211.973 dan 797311974 masing-masing dengan 31,1 persen,43,8 persen dan 58,3 persen, Rangkaian kebijaksanaan penurunan tarip yangdilakukan sejak tahun 1969/1970 dimaksudkan untuk melindungi produksib4rang dalam negeri deri saingan barang-barang impor sehingga depat me.numbuhkan perkembargan perdagangan dan industri serta memanftrpkankctabilan ekonomi, Walaupun terjadi penurunan tarip, namun penerimaenpajak penjualan diharapkan meningkat searah dengan perkembangan ekonomidan ekstensifikasi serta intensifikasi pemungutan pajaknya. Dalam ranglamengintensifkan pemungutennya, telah ditunjuk Bank Indonesia, KantorBendahara Negara dan Badan Urusen Logistik/Depot- Logistik sebagai subyekwajib pungut pajak penjuatan, Berdasarkan perkembangan penerimaan danberbagai kebijaksanaan tersebut, dalam tahun 19T5/1976 pajak penjualandirencanakan sebesar Rp 109,9 milyar, yang borarti menunjukkan swrtu pe.ningkatan sebesar Rp 44,1 milyar atau 67,0 persen dari ApBN lg74llg75.

Pcnerimaan pajak penjualan impor selama REPELITA I mencapaiRp I 3.8,9 milyar, yang berasal dari penerimaan setiap tahunnya sebesar Rp I 5 ,9milyar, Rp 22,1 milyat, Rp 22,4 milyar, Rp 27,8 milyar dan Rp 50,7 milyar.Setiap tahunnya menunjukkan perkembangan dengan tingkat ntt-tata 36,7persen. Penyempumaan tarip pajak pcnjualan impor dia.rahkan pada polape4bangunan dan program stabilisasi. Sejalan dengan adanya penyempurnaanpengEolongan tarip pajak penjualan atas barang-barang produksi dalam negeri,dalam tehun 197 | juge telah disusun penggolongan rarip-terip pajak penjualenatas bareng-barang impor sgs'ei dengan perkembangan teknologi dan potapembangunan. Dalam tahun 19721197 3 kebijaksanaan tersebut lebih disem-purnakan lagi dengan sistfun klasifikxi Brussells Tariff Nomenclature.Dalem tahun 197511976 pcnerimaarr pajak penjualan impor direncanrkrnsebesa.r Rp 88,5 milyar. Bila dibandingkan dengan rencana A?BN 197411975,

,

f

Page 124: N(ITA KEUANGAN

96

maka hal ini menunjukkan peningkatan sebesar RP 23,2 milyar atau 35'5

Persen.

Jumlah penerimaan ctkai tembakau, cukai guia, cukai bir' cukai alkohol

sulingan dalam pelaksanaan REPELTTA I mencapai Rp 220,4 milyar. Diluar

sektor impor, jumlah tersebut menunjukkan peranan yang terbesar bila

dibandingkan dengan jenis pajak tidak langzung lainnya. Sebagian besar dari

penerimaan tersebut teruta.ma berasal dari pungutan cukai tembakau. Cukai

tembakau diperhitungkur dalam persentase tertentu dari harga pita cukai dan

perkembangannya sangat dipengaruhi oleh perkembangan produksi rokok

dan hasil tembakau lainnya serta tersedianya bahan baku dan cengkeh'

Disamping itu h'.ralitas barang, tingkat harga dan daya beli masyarakat sangat

berpengaruh terhadap penerimaan tersebut.

Cukai lainnya walaupun belum begiru besar penerimaannya, senandasa

diusahakan peningkatan setiap tahunnya' Didalam kebijakanaan ters€but,

Pemerintah telah merobah harga dasar pengenaan cukai bir setiap litemya,

dari Rp 40 dalam tahun 7g77llg72 menjadi Rp 60 dalam 1972/7973 dan

dinaikkan lagi menjadi Rp 70 dan Rp 100 dalam tahun 1973/1974 dan

1g7417975. Penyezuaian harga dasar bagi pengenaan cukai tersebut, juga

berlaku bagi alkohol zulingan yeitu dari Rp 50 dalam tahtn l97lll972

menjadi Rp 70 dalam 1972/f973 setiap liternya.

Dengan berbagai kebijaksanaan tersebut, maka dalam tahun 1970/1971

penerimaan cukai dcpat ditingkatkan yaitu sebesar Rp 6,8 milyar *at 21i2'

persen dari tahun sebelumnya. Kemudian meningkat Iagi dalam tahun-tahun

berikutnya sebesar 3,9 persen, 17,1 persen dan 30,4 persen. Dalam tahun

7975/1976 dari cukai direncanakan penerimaan sebesar Rp 70,2 nllyat '

Jumlah tersebut menunjukkan pqningkata.n sebesar Rp 22;1 rnilyzr eta'u

3 3 ,0 persen dari APBN 19741197 5 .

Bea masuk dalam REPELITA I menghasilkan penerimaan Rp 399 '2

milyar dan merupakan jumlah yang terbesar bila dibandingkan jenis pajak

ridak langzung lainnya. Penggunaan klasifikasi barang dengan sistim Brussells

Tariff Nomenclarure dan meningkatnya realisasi impor sangat berPengaruh

terhadap meningkatnya penerimaan tersebut. Disamping itu penyempurnaan

prosedur impor dalam rahun 1974/L975, Pemberantasan peny€lundupan dan

usaha intensifikasi pemungunn bea mazuk terus ditingkatkan. Perkembangan

Page 125: N(ITA KEUANGAN

97

t-

penerimaannya juga dipengaruhi oleh kebijaksuraan tarif dan impor padakhususnya serta kebijaksanaan stabilisasi dan pembangunan ekonomi padaumumnya.

Kebutuhan akan impor bahan kebutuhan pokok dan barang konsumsipada masa stabilisasi telah mengalami perubahanaerubahan dalam masapembangunan, yaitu kearah bahan baku dan barang modal. Didalam kebijaksa-naan tersebut telah diberikan berbagai fasilitas bea masuk dan kelonggaranfiskal terhadap sejumlah besar impor bahan baku dan barang modal dalamrangka penanaman modal asing dan penanarnan modal dalam negeri ymgmenunjarg perkembangan industri, pariwisata dan bidang pembangunan lain-nya.

Serangkaian kebijaksanaan pcmerintah di bidang bea masuk antara laindituangkan dalam Peraturan Pemerintah No 6 tahun 1969, tentang pembe-banan atas impor, yang berisikan tentang dasar pengenaan bea masuk danpungutan-pungutan lainnya serta pembebasan/keringanan yang dapat diberi-kan. Bersamaan denga:r keluarnya peraturan tersebut, juga dilakukan penye-suaian dan p€nuiunan tarif bea masuk atas sejumlah besar bahan mentah danbahan baku serta barang modal. Sebagai tindak lanju t kebijaksanaan tersebur,dalam bulan September 1.969 dan bulan Januari 1970 telah dilakukan pe-penyempurnaan tarif bea masuk sesuai dengan pcrkembangan ekonomi padaumumnya. Penyesuaian dari penyempurnaan tarif bea masuk tenrs menerusdilakukan dalam bulan Juni dan September 1971. Disamping itu juga telahdikeluarkan p€raturan tentang kebijaksaraan terhadap kendara^an bermotorex barang pindahan dan sebagainya. Kemudian berdasarkan PeratlranPemerintah No 2 tahun 1973, sejzl< akhir Januari 1973 relah digunakansistim klasifil<asi Brussells Tariff Nomenclature. Berbagai kebijaksanaanrcrsebut dimaksudkan untuk memberikan dorongan bagi perkembanganildustri, paliwisata dan bidang-bidang lainnya, mcmbatasi pcla konsumsiimpor barang-barang mewah, mengurangi rangsangan penyelundupan dur

Pengamanan devlsa.

Berdasarkan perkembangan dan berbagai kebijaksanaan yang telal

dilaksanakan, maka dalam tahun 7975 /7976 dari pungutan bea mazuk

direncanakan menghasilkan penerimaar scbesax Rp 227,4 milyat . Berartitelah menunjukkan p€ningkatan sebes.rr Rp 54,7 milyar atau 32,3 persen

Page 126: N(ITA KEUANGAN

98

T a b e l 1 v , 4 .

PERKEMBANGAN PENERIMAAN PAJAK-TIDAK LANGSUN(,, 11969llgll - ';g75tr976rl

( d6tsm mily{r rupiah )

ltK e n a i k a n

Tahun anggaran JumllhJumlah Persentase

j

Repelita I ,

t969t1970

r970n97 |

197vr972

t97Ztr973

197 3 tr97 4

Repeliu Il :

r97 4n97 5

197 5 n976

1 3 r , 6

r79,4

1 9 1 , 3

' r ' r r ' ,

t7 5,3

+ 47,8

+ 1 1 , 9

+ 30,9

+ 1 5 3 , 1

' r1 I

1 5 5 , 6

+ t 6 , 3

+ 6,6

+ 16,2

+ 68,9

19,1

34,8

447 ,L

602,7

2)

3 )

Yl) IXuar rninyak2) Anslo A.PBN3) An8ka MPBN

Page 127: N(ITA KEUANGAN

99

,

dari APBN 1974/7975.

Pajak ekspor dalam REPELITAI, 1969/797 0-197 3/797 4 menghasilkanjumlah penerimaan sebesar Rp 161,8 milyar. Dalam awal uhun REPELITA Ipenerimaan pajak ekspor baru menyumbang penerimaan Rp 7,4 milyar.Dengan berbagai usaha untuk meningkatkan kwalitas barang ekspor, penye-derhanaan prosedur ekspor dan berbagai kebijaksanaan untuk mendorongekspor lainnya, maka penerimaan pajak ekspor dapat berkembang mencapaiRp 68,6 milyar dalam rahun 1973/7974. Bila dibandingkan dengan realisasitahun 1969/1970, maka ini betarti bahwa telah terjadi peningkatan sebesar827,0 persen.

Disamping usaha peningkatan penerima.annya, kebijaksanaan didalambidang ini juga diarahkan untuk mendorong ekspor guna menambah pem'

bentukan cadangan devisa. Dengan demikian maka selama REPELITA Itelah dilakukan penurunan pungutan atas ekspor barangtarang. DenganPeraturan Pemerintah No 16 tahun 1970 maka pungutan atas eksporsebesar 5 persen untuk Pemerintah Pusat dan pungutan ADO sebesar 10 persenbagi Pemerintah Daerah dihapuskan dan sebagai gantinya dikenakan pu'ngutan umum sebesar 10 persen. Disamping itu ekspor barang jadi dankerajinan rakyat dibebaskan dari pengenaan pajak ekspor.

Dalam perkembangannya penerirnaan tersebut dapat mencapai Rp 25,0milyar dan Rp 28,1 milyar dalam tahun l97O/I971 dm 197111972. Kents-

dian berkembang lagi dalam tahrn 7972/1973 dan 1973/1974 sebesar 16,4

persen dan 109,8 persen. Dalam tahun kelima REPELITA I pajak ekspor

telah merupakan sumber penerimaan pajak tidak langzung yang terbesarsetelah bea masuk. Dari realisasi perkembangan tcrsebut, maka dalam tahun7975/1976 pajak ekspor direncanakan akan mencapai Rp 71,7 milyzr.

Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan Rp 6,5 milyar atau 10,0Persen

dari APBN 797417975.

Penerimaan bea meterai, bea lelang dan lain-lain yang tergabung dalam

penerimaan pajak tidak langzung lainnya, terus menunjukkan peningkaan

setiap tahunnya. Dalam pelaksanaan REPELITA I jumlah pajak tidak langsung

Iainnya dapat menghasilkan penerimaan Rp 3 3,0 milyar. Penerimaan tersebut

betkembang dari Rp 3,4 milyar dalam tahun 196917970 menjadi Rp 11,5 miL

yar dalam tahun 1973/1974.

Page 128: N(ITA KEUANGAN

aI

100

T a b e l 1 V . 5 .

PERKEMBANGAN PENERMAAN MINY AK,1969II97O - I97 511976

( dalam milyqr rupiah )

,^

Tahun arggaBnPqjsk

Pe$ero$nminy6k

Pendim.ranminyakLlnnya

J,'-lrhK c n a i k a n

Jumlal Pa$cnta.e

Rcp€lira I :

1969/r970

1970/19?r

r91rlr9?2

r972lr9? 3

1973119?4

Repclita lI :

t9741t97 5

t97 51t976

659,7

1.540,0

r9,3

- $ l , r

673,0 l)

l.6oE,9 2)

+ 76,1

+124,2

48,3

68,E

I t2,5

ts8,9

344,6

30,4

31 ,6

3?,6

65,E

t40,7

?30,5

382,2

33,4

41,5

89,8

l5l,?

50,E

41,8

63,E

65,8

+

,.

290,8

895,9

l ) Anska APBN

2) Aneke RAPBN

Page 129: N(ITA KEUANGAN

;

101

Dalam tahun 1975/1976 jumlah pajak tidak langsung lainnya direncana-kan dapat mencapai jumlah sebesar Rp 21,0 milyar. Jumlah rersebut me-nunjukkan Rp 5,3 milyar atau 33,8 persen dari ApBN 7gZ4/IgTS.

4.2.3. Penerimaan minyak

Penerimaan minyak berupa pajak perseroan minyak dan penerimaanminyak lainnya yang dipcroleh sebagai hasil penjualan bahan-bahan minyakdalam negeri, merupakan sektor penerimaan negara yang terbesar.

Selama REPELITA I sektor minyak telah menghasilkan penerimaansebesar Rp 918,4 milyar yang terdiri dari pajak perseroan minyak Rp 773,1milyar dan penerimaan minyak lainnya Rp 145,3 milyar. Dalam tahun7969/I97O sektor tersebut menghasilkan penerimaan sebesar Rp 65,8 milyarya,ng terus meningkat setiap tahunnya selama REPELITA I, yaitu sebesar50,8 persen, 41,8 persen, 63,8 persen dan 65,8 persen. Berk€mbangnyapenerimaan pajak perseroan minyak anrara lain disebabkan karena peningkat-an produksi dan ekspor minyak serta pengaruh kenaikan harga eksporminyak terutama pada tahun 1973 dan 1974.

Realisasi pajak pers€roan minyak dalam tahtn 7969/1970 adalah se-besar Rp 48,3 milyar dan dapat meningkat setiap tahunnya sebesar 42,4persen, 63,5 persen, 76,8 persen dan 73,3 persen. Dalam tahun 7975/1976penerimaan pajak perseroan minyak direncanakan Rp 1.540,0 milyar atauberarti 135,6 persen lebih besar dariyang diperkirakan dalam ApBN Ig7+11975.

Penerimaan minyak lainnya sangat ditentukan oleh besarnya biayapengadaan, harga dan volume penjualan bahan bakar minyak. Dengan berlaku-nya Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 7970, maka dasar perhitungan biayapengadaan menjadi semakin tinggi. Kemudian untuk mencapai keseimbanganyang wljar antara harga-harga di dalam negeri, maka sejak tahun lgTO jugttelah dilakukan beberapa kali perubahan harga penjualan bahan.bahan bakardalam negeri sejalan dengan naiknya biaya produksi pada umumnya.

Dalam tahun 7969/1970,79701197 | d;;nlgTlllg7? penerimaan minyaklainnya menghasilkan Rp 17,5 milyar, Rp 3p,4 milyar dan Rp 28,2 mil-yar. Kemudian meningkat dalam tahun-tahun berikutnya sebesar 12,1 persen

a

Page 130: N(ITA KEUANGAN

702

T a b e t I V . 6 .

PERKEMBANGAN PENERIMAAN NON-TAX, 1969/1970 _ I97511976

( dalam milyar rupiah )

K e n a i k a nTahun anggaran Jumlah

Junlah Persent4se

F

Repel i ta I :

7969t r970

r970/797 |

197Ut972

r972t197 3

197 3 l r97 4

Repelita II :

r974^975

r97 5 /1976

3 , 1

g ,6 1 )

$ J 1 )

29 ,7 l )

+6 ,g 1 )

+ 6 , 1

+ 14,0

+ 17 ,2

+ o J , )

+ e O t

29,6 2\

57,0 3)

- t 7 l - 36,9

+ 92 ,6

l ) Tidak termasuk SIAP Bawah2) Aigka APBN3) Anska RAIBN-v

Page 131: N(ITA KEUANGAN

.^

dan 19,0 persen. Walaupun telah beberapa kali dilakukan perubahan hargapenjualan bahan-bahan bakar dalam negeri, akan tetapi diperkirakan dalamtahun 7975/7976 belum dapat mengikuti kenaikan harga ekspor minyakmentah di luar negeri. Oleh karenanya untuk tahun 1975/1976 sektor pene-rimaan minyak lainnya tidak akan menghasilkan penerimaan, bahkan diper-kirakan akan menunjukkan angka minus Rp 31,1 milyar. Ini berarti di-perlukan suatu subsidi untuk penjualan bahan bakar minyak dalam negeri.

4.2.4. Penennaan non tax

Penc-ir:raan negara berupa derida-denda, iuran, retribusi, hasil lelang,ongkos nik"h talak rujuk, bagian laba perusahaan negara dan bank-bankpemerintah serta penerimaan departemen dan penerimaan lainnya yang ter-gabung dalam penerimaan non tax terus meningkat setiaP tahunnya.

Dalam tahun 1969/7970 dan L970/1971 penerimaan non tax diluarsisa anggaran pembangunan dan rutin mencapai Rp 3,t milyar dan Rp 9,6milyar. Kemudian meningkat dalam tahun-tahun berikutnya sebesar 63,5persen, 89,2 persen dan 57,9 persen. Dalam tahun 7975/7976 dari non taxdirencanakan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 57,0 milyar. Jumlah ter-sebut menunjukkan peningkatan Rp 27,4 milyar atau 92,6 persen dariAPBN r974/1975.

4.3. Penerimaan pembangunan

Sumber penerimaan yang beraial dari bantuan luar negeri dipergunakan

sebagai pelengkap dana pembangunan. Didalam perkembangannya Perananpenerimaan tersebut semakin berkurang bila dibandingkan dengan jumlah

rabungan Pemerintah yang digali dari sumber-sumber pembiayaan pembangun-

an dalam negeri. Bila dana bantuan luar negeri dalam rahun 196917970

merupakan 77,0 persen dari seluruh dana pembangunan. maka pada akhir ta-

hun REPELITA | - 197311974 perananiya menurun menjadi 44,5 persen.

Namun demikian selama REPELITA I penerimaan pembangunan terus me-

ningkat setiap tahunnya sebesar 32,3 persen, 12,5 persen, 16,5 persen dan

29,2 petsen, Didalam penerimaan tersebut, penerimaan pembangunan berupa

bantuan progra -n peranannya semakin kecil.

Dari perkembangan tersebut, direncanakan penerimaan pembangunan

)'ang berasal dari bantuan luar negeri berupa nilai lawan bantuan Program dan

T

Page 132: N(ITA KEUANGAN

104

t s b c l t V . 7 ,

PERI@MBANGAN PENERHAAN PEMBANGUNAN, 1969 ft97l - 19?51119761)

( dalrn nilyar nrpiah )

A

I ( e n r l k a nTahun rnggrren Jumlrh

luo dt Parlcn@e

Rcpeliu | !

1969tr970

r970ll97l

197717972

r912tr97l

t973tr974

It?elits lt !

1974/1975

1975^976

65,7

78,9

90,5

95,5

89,8

89Jz,

20,2,)

+ 73,2

+ 11,6

+ 5,O

- 2 , t

o,7

68,9

+ n,r

14,7

5 , 5 .

6,O

o,8

77,'

_ {

1) Diluar banuran proyck2) An*a APBN3) AnSL RAPBN

Page 133: N(ITA KEUANGAN

T

105

bantuan ptoyek dalam tahun r9751f976 sebesar Rp 238,6 milyar. Jumlahtersebut menunjukkan peningkatan sebesar Rp 24,7 milyar atau 11,5 persen

dari APBN 797 41197 5.

4.3.1. Bantu4n pro$am

Penerimaan pembangunan bempa bantuan program diperoleh dati nilai

lawan hasil penjualan devisa kredit, bantuan pangan serta non Pangan.

Devisa kredit diterima dari negara-negara kreditur dan perkembangan

penerimaannya sangat diPengaruhi oleh perkembangan impor dan perdagang

an luar negeri. Sedangkan bantuan pangan berupa bantuan beras, tepung terigu

dan bulgur dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan pangan dan lebih me-

mantapkan kestabilan harga pada umumnya.

Selama REPELITA I, penerimaan tersebut semakin berkurang Peranan-nya bila dibandingkan dengan penerimaan bantuan proyek. Dalam tahun

7969/7970 nilai lawan bantuan prograrn menghasilkan 72,2 percen darijumlah penerimaan luar negeri, kemudian pada akhir tahun REPELITA I

peranannya berkurang menjadi 44,0 persen.

Dalam tahun 196911970, l970lt97 | dzn ]'97 !f972 dari nilai lawan

bantuan program dihasilkan penerimaan sebesar Rp 65,7 milyat, Rp 78'9

milyar dan Rp 90,5 milyar. Kemudian dalam tahun 1972/7973 dan 197311974

masingmasing sebeser Rp 95,5 milyar dan Rp 89,8 milyar.

Berdasarkan perkembangan tersebut dalam tahun 19751L976 nilai lawan

bantuan program direncanakan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 20'2

milyar.

4.3.2. Bantuan proyek

Penerimaan pembangunan berupa bantuan proyek diperoleh dalam bentuk

peralatan dan mesin-mesin yang didatangkan dari luar negeri. Penerimaan ter-

sebut langsung dicatat sebegei pengeluaran pembangunan untuk proyek-proyek

tertentu baik di sektor pertanian, irigasi, perhubungan, industri, listrik mau-

pun proyek-proyek,lainnya.

Selama REPELITA I penerimaan tersebut semakin meningkat Peranan-nya bila dibandingkan dengan penerimaan pembangunan deri bantuan Program.

-t

Page 134: N(ITA KEUANGAN

106

T a b e l I V , 8 .

PERKEMBANGAN PENERTMAAN BANTUAN PROYEK

196911970 - r97 517976

( dalam milyar rupiah )

K c n a i k a nTahun angaran Jumlah

Jumlah Pe$cntsse

ii . f

l.I

I

Rcpelita I :

19691r970

797017971

1971t797 2

1972t t97 3

r97 1t197 4

R€pelita ll '

t97 4t 197 5

1975/ t9?6

t 5 I

45,0

114,1

t2+,8 | |

n8,42t

+ 16,2

+ l <

+ I7 ,3

r < l q

+ IO,7

+ 93,6

+ 64,0

+ 8,4

+ 38,4

+ Q l l

+ 9,+

+ 75,O

-f

l) A.ruka AIBN

2) Aieka RAPsN

Page 135: N(ITA KEUANGAN

I

107

Dalam tahun 7969/1970 realisasi penerimaan bantuan proyek baru meng-hasilkan 27,8 persen dari jumlah penerimaan luar negeri, kemudian padaakhir tahun REPELITA I peranannya meningkat menjadi 56,0 persen.

Jumlah bantuan proyek tersebut selama REPELITA I terus mengalamikcnaikan. Dalam tahun 79691I97o realisasi bantuan proyek berjumlah Rp 25,3milyar dan jumlah ini terus meningkat hingga rnencapa.i Rp 114,1 milyardalam tahun 797 3/I97 4.

Berdasarkan perkembangan tersebut, maka bantuan proyek direncana-kan dalam tahun 1975/1976 sebesar Rp 218,4 milyar. Bila dibandingkandengan APBN 197411975 menunjukkan peningkatan sebesar Rp 93,6 milyaratau 7 5,0 pcrsen.

4.4, Pengeluaran Rutin

Program pokok penyusunan pengeluaran rutin dalam tahun keduaREPELITA II adalah tetap berpedoman pada penghematan dan diarahkanmelalui pengendalian yang terus menerus. Untuk mcncapai tujuan terscbutpenggunaan sistim D.I.K. (Daftar Isian Kegiatan) terus disenputnakan sesuaidengan perkcmbangan pembangunan dan tingkat pengawasan. Dengan peng-

hematan dan pengarahan yang dilakukan mclalui pengendalian atas pengeluar'an yang kurang mempunyai prioritas dalam pcngeluaran rutin, maka diharap-

kan tabungan Pemerintah akan terus dapat ditingkatkan.

Dengan sistim D.l.K. tersebut anggaran belanja rutin disusun atas dasar

program atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah dalam tahun

anggaral yang bersangkutan. Anggaran belanja rutin pada dasarnya merupa-kan rencana kerja daripada Pemerintlh dan menrperinct rencana-rencaniLkonkrit yang akan dilakukan beserta penyediaan biayanya.

Walaupun effisiensi dan penghematan tetap menjadi Pedoman akm tetapi

pengeluaran rutinpun harus ditingkatkan sejalan dengan perkembangan hasil-

hasil pembangunan. Setiap peningkatan hasil pembangunan memerlukan biaya

bagi peningkatan didalam kesejahteraan aparaturnya, peningkatan administrasi

dan organisasinya maupun biaya bagi pemeliharaan hasil-hasil yang telah

dicapai.

Sebagaimana telah dilakukan dalam pelaksanaan anggaran tahun

197+/1975 maka sasaran pelaksanaan anggaran tahun kedua REPELITA II

\

Page 136: N(ITA KEUANGAN

I

108

dalam pengeluaran rutin adalah berusaha lebih menyempurnakan dan me-

ningkatkan jasa Pemerintah kepada masyarakat dan tetap berusaha untuk

mengamankan kekayaan negaru yzng telah diciptakan selama tahap pem-

bangunan sebelumnya.

Realisasi pengeluaran rutin yang dalam tahun 196911970 mencapaijumlah Rp 216,5 milyar, dalam tahun 19731197+ realisasinya telah me'

ningkat menjadi Rp 713,3 milyar, suatu kenaikan lebih dari 200 persen

dalam waktu €mpat ta.hun. Perkembangan realisasi pengeluartn rutin beserta

komponen-komponennya dapat diikuti pada Tabel IV.9 dan Grafik IV. 5.

Dengan meningkatnya hasil'hasil pembangunan dan tuntutan akan per-

baikan dan pcningkatan didalam kesejahteraan aparaturnya maka dalam tahun

1975/7976 pengeluaran rutin akan meningkat lagi dan diperkirakan akan

mencapai Rp 1.466,3 milyar. Hal tersebut berarti bahwa terdaPat suatu

peningkatan sebesar Rp 504,7 milyat atzrt 52,5 persen dibandingkan dengan

perkiraan APBN 197+/197 5.

4.4.1. Belanja pegawai

Belanja pegawai menduduki jenis pengeluaran rutin yang terus menerus

makin meningkat dan berkembang sejalan dengan usaha peningkatan kesejah'

teraan pegawai dan pensiun. Kompon€n yang terp€nting dari belanja pegawai

adalah pengeluaran untuk gaji dan pensiun. Selama REPELITA I peningkatanjenis pengeluaran tersebut merupakan program pokok dalam rangka pelaksana-

an pengeluaran rutin. Secara bertahap telah dilakukan peningkatan gaji dan

kesejahteraan pegawai negeri sipil dan ABRI sesuai dengan kemampuan

keuangan ncgara.

Dengan tidak mengesampingkan program stabilisasi ekonomi, Pemerintah

akan terus berusaha untuk memperbaiki gaji pegawai tahap demi tahap'

Gaji dan kesejahteraan pegxwai negeri adalah sangat erat hubungannya dengan

prestasi kerja, penegakan disiplin kerja dan tuntutan tugas serra tanggung jawab

yang semakin berat dan makin dirasakan pentingnya untuk meningkatkanjasa Pemerintah kepada masyarakat. Dengan tindakan pengendalian ilflasi

yang terus menerus, diharapkan bahwa kenaikan gaji tersebut akan tetasa

manfaatnya bagi para pegawai negeri sipil dan ABRI.

Reafisasi pengeluaran untuk belanja Pegawai dalam tthun 19691197o

adalah sebesar Rp 103,8 milyar sedangkan pada akhir tahun REPELITA I

Page 137: N(ITA KEUANGAN

109

T a b e l I V . 9 .

PERKEMBANGAN PENGELUAR.AN RUTIN, 196911970 - I97 '11976

( ddqn milysr rupish )

K e n a i k a nTahun rnggaf,an Jumlah

Jumtah Persentas€

Rcp€litq | :

L969t1970

1970t797 |

797ut972

L972t7973

L97 3t1974

R€?clita lI !

1974t197 5

1975n97 6

216,5

288,2

,49,r

434,1

7 r3,3

961,6 r) '.

r .46632)

+ 71,7

+ 60,9

+ 89,0

+ 27 5 ,2

+ 3 3 , 1

+ 2 l , l

+ 25,5

+ 62,8

34,8

52,5

,'

+

+

+

+

248,3

504,7

l) AnSka APBN

2) Angta RAPBN

Page 138: N(ITA KEUANGAN

T

I

G r s f i k w , 5 .

PENGELUARAN RUTIN, 1969 / r97O - 1975 | 1976( dalrm orilyar rupirh )

110

500

15@ 1500

looo

500

1000

1grp11970 191011971 197111912 r972ll97g rpnlt974 19741r975(APBN)

19751t976(RAPBN)

lain - lain

bun8a dan cicilan hutang

subsidi daerah otonoh

bclanja barang

bdanja peSawai

I

IIEI

Page 139: N(ITA KEUANGAN

I

111

telah meningkat realisasinya menjadi Rp 269,9 milyar atau kurang lebih2'6 kali dibandingkan realisasi tahun pertama. secara keseluruhan rearisasibelanja pegawai diperkirakan 43,3 persen dari seluruh realisasi pengeluaranrutin dalam REPELITA t dan pada tahun 1974/1975 diperkirakan 42,1 persendari anggaran pengeluaran rutin. perkembangan realisasi belanja pegawai dapatdiikuti pada Tabel IV. 10..

Dilihat dari seluruh pengeluaran rutin, dari tahun ke tahun belanja pegawaimerupakan bagian yang rertinggi dan meningkat terus jumlahnya. Akan tetapidalam perkembangannya dari tahun ke tahun terlihat bahwa hal ini tidak me_rupakan beban yang terlalu berat apabila dibandingkan dengan kemampuanpenerimaan dalam negeri. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan realisasibelanja pegawai yang ditinjau dari proporsi penerimaan dalam negeri telah me-nurun dari 42,6 persen dalam tahun 1969/1970 menjadi 27,g persen dalamtahun 197 3 /1974.

Pengeluaran untuk belanja pegawai dalam tahun 1975/7976 diperkirakanakan meningkat menjadi Rp 602,4 milyar. Dengan anggaran tersebut diperkirakanjumlahnya akan meningkat dengan Rp 197,3 milyar a"tau 4g,7 persen dibanding_kan dengan anggarun tahtn 7974/1975. Kenaikan tersebut disebabkan mulaibufan Januari L975 tunlz;ngan kerja pegawai negeri/ABRl dinaikkan menjadi900 persen dari gaji pokok. Penghasilan pegawai negeri terrendah yang dalamtahun 7974/7975 ditetapkan sekurang-kurangnya Rp 7.500,- mulai bulan Januari1975 dinaikkan menjadi sekurang-kurangnya Rp 10.000,-. Kepada para penerimapensiun diberikan kenaikan uang bantuan pensiun dari 135 persen menjadi 270persen dari penghasilannya, dengan ketentuan bahwa jumlah penghasilan setelahditambah uang bantuan pensiun rersebut diatas yang ienendahadalah sekurang-kurangnya Rp 4.000,-.

Mengingat bahwa kebijaksanaan pcmberian tunjangan bcras yang selama inidr.lalankan oleh Pen.rerintah bermanfaat untuk menjamin ketenangan kerja danmembantu menciptakan stabilisasi harga beras khususnya dan harga pada umum-nya, maka dalam tahun 7975/1976 kebijaksanaan tersebut masih tetap diper-tahankan. Untuk menyesuaikan perhitungan harga beras dengan kebijaksanaanmengenai subsidi pupuk yang baru, maka beras untuk pegawai ncgeri/ABRI diper-hitungkan atas dasar harga yang lebih besar daripada yang diperhitungkan dalamtahun anggaran 1,97 4/197 5.

Dengan pengeluaran untuk gaji dan pensiun yang diperkirakan sejumlahRp 418,7 milyar, berarti akan meningkat dengan Rp 128,3 milyar atau 44,2 persendibandingkan dengan anggaran tahtn 7g74/I975. Demikian juga untuk tunjangan

Page 140: N(ITA KEUANGAN

t t2

zzel Q F I

c r << t r

N

o\

\oN

E

rtr l- c.l \O ltrr-r cD N t.- r{lO - - { + N ' - - i

r r + O - . r r . lF- o ..r r.r o\r . , O \ N N

\ o o \ c o c ! +O . n \ O O f -r^ t- !-r (\

..1 \o \o cn \orr F.r i. f- trla.| a.| !i r-.1

O \ N t - - i h Ni r o \ N + r . '..r o\ ; r-r

r.1 \o t.- co co. ^ o . - , r o +.n t\ Fr !-l

c o + F - c O r rc o \ o o . 6 +

,r (\.] .'| + l,1

\o

i-

t -

i -o.

o

F.q\

c

Rrr

FaYo

t\

F-

I

: ; ' 5 .>9E

O\ rdq r - i E

!?E,*BEF < S

zJt!

l

Ii

Page 141: N(ITA KEUANGAN

,

beras akan meningkat sebesar Rp 44,3 milyar atau 77,6 persen dibandingkandengan tahun sebelumnya.

OIeh karena pengeluaran untuk uang makan/lauk-pauk dan lain-lain belanjapegawai merupakan bagian yang sama pentingnya dalam komponen belanjapegawai dalam rangka kebijaksanarn Pemerintah untuk meningkatkan kesejahtera-an pegawai, maka dalam trhun 197517976 juga mengalami pcningkatan. Hal initercermin dalam kenaikan uang makan/lauk pauk dalam tahrn 7975119'76 yar'gdisebabkan antara lain karena perhitungan harga beras dalam uang makan/laukpauk yang telah disesuaikan dengan perhirungan harga beras bant,

Begitu pula dengan lain{ain belanja pegar,vai dalarn negeri yang didalamnyatelah diperhitungkan honorarium, tunjangan-tunja.ngan dan IainJain pengeluaranbelalja pegawai yang tidak tertampung dalam bclanja gaji dan pcnsiun.

Perincian belanja pegawai sebesar Rp 602,4 milyar terdiri dari gaji danpensiun sebesar Rp 418,7 milyar, tunjangan beras sejumlah Rp 101,4 milyar,uang makrn/lauk-pauk sebesar Rp 42,2 milyar, lainJain belanja pegawai dalamnegeri dan bclanja pegawai lurr negeri masing-masing sr:besar Rp 27,6 milyardan Rp 12,5 milyar.

4.4.2. Belanjz barang

Dalam rencana anggaran tahun kedua REPELITA II pengeluaran belanja

barang perlu ditingkatkan. Hal ini disebabkan karena belanja barang perlu di-

sesuaikan dengan perkembangan kebutuhan dan keadaan. Sebagai akibat dari

pengutamaan kenaikan gaji sebagai prioritas dalam penyusunan anggaran belanja

rutin, besarnya belanja barang belum sepenuhnya dapat disesuaikan dengan

besarnya keperluan akan belanja barang yang sebenarnya. Oleh karena itu secara

bert:rhap pula diusahakan agar belanja barang tersebut dapat ditingkatkan sesuai

dengan meluasnya pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah.

Realisasi untuk pengeluaran belanja barang selama REPELITA I rata'rltt

merupakan 21,0 persen dari seluruh pengeluaran rutin. Apabila dalam tahun

1969/1970 belanja barang mencapai realisasi Rp 50,3 milyar maka dalam tahun

1973/1974 telah meningkat mencapai Rp 110,1 milyar. Dengan demikian dalam

waktu empat tahun telah mcningkat menjadi 218,8 persen. Anggaran belanja

barang tahun 7974/1975 diperkirakan sebesar Rp 774,7 mrlyzr.

Page 142: N(ITA KEUANGAN

7t4

Petkiraan belanja barang dalam tahun 197 51197 6 adalah sebesar Rp 267,2

milyar. Ini menunjukkan peningkatan sebesar Rp 92,5 mllyar atus,52,9

persen diatas perkiraan belanja barang tahun L97411975.

Dilihat dad perkembangan tersebut diatas, maka selama REPELITA I

hingga tahun 197+11975, belanja barang menunjukkan kenaikan yang cukup

besar, agar dapat mengikuti perkembangan hasil-hasil pembangunan dan

penyempurnaan aparatur pemerintahan. Namun demikian, karena telah ber

tahun-tahun belanja barang tersebut kurang mendapat prioritas, maka masih

dirasa kekurangannya. Dengan adanya perkembangan kegiatan pembangunan

yang semakin meningkat dan meluas dibutuhkan pula peningkatan biaya

untuk pemeliharaan, pengamanan dan kelancaran jalannya pembangunan

untuk operasi proyek-proyek. Disamping itu dalam usaha untuk penyem-

purnaan aparatur negara dibutuhkan peningkatan jumlah maupun mutu

perlengkapan serta peralatan.

Dalam pelaksanaan penggunaan belanja barang telah dilakukan kebi-jaksanaan untuk mengadakan pembelian barang-barang perlengkapan didalam

negeri, sejauh hal itu dapat memenuhi jenis, mutu serta kwalitas yang

diperlukan.

4.4,3. Subsidi daerah otonom

Pemberian subsidi daerah otonom adalah untuk membantu perluasan

dan penyempurnaan administrasi daerah agar segera dapat menampung

tugas-ftgas pemerintahan umum dan Perkembangan kegiatan pembangunan

yang semakin meluas. Sebagian besar dari jumlah bantuan ini dimaksudkan

untuk gaji dan tunjangan beras pegawai daerah otonom. Seperti halnya

dengan belanja pegawai, peningkatan subsidi daerah otonom €rat hubungan-

nya dengan prestasi kerjx, serta penegekxn disiplin kerja dari setiap pegawai

daerah otonom dalam memikul tugas dan tanggung jawab yang semakin hrat

akibat dari perkembangan dan meluasnya pembangunan.

Perkembangan subsidi daerah otonom sejak tahun 1969/197o sampai

Page 143: N(ITA KEUANGAN

I

r15

dcngan tahun 197311974 selalu menunjukkan peningkatan. pada akhirREPELTTA I realisasi subsidi daerah otonom telah mencapai jumlah se.besar Rp t08,6 milyar atau kurang lebih 2,5 kali realisasi pelaksanaananggeran tahun pertema. Secara keseluruhan subsidi daerah otonom merupakan komponen yang cukup besar, kurang lebih 17,9 persen dari se-luruh pengeluaran rutin selama REPELITA I. Dalam anggeran tahun197 411975 perkiraan zubsidi daerah otonom adalah sebesar Rp 168,4milyar atau meningkar dengan 55,1 persen dibandingkan dengan realisasi

tahun sebelumnya. Untuk tthun l97ill976 anggaran subsidi daerah otonomakan ditingkatkan lagi sesuai dengan peningkatan belanja pegawai danpenyesueian harga beras, sehingga diperkirakan mencapai jumlah sebesarRp 279,3 milyar, berani meningkat dengan Rp 11O,9 milyar arau 65,9 persendibandingkan dengan anggaran tahun 197 4 / 197 5.

Kenaikan anggaran subsidi daerah otonom disebabkan antara lainoleh adanya kenaikan gaji pegawai Pemerintah Pusat dan kenaikan tun-jangan beras yang berlaku juga bagi pegawai-pegawai daerah otonom,Disa4ping itu karena adanya tambahan guru-guru sekolah dasar dan tam-bahnya tenaga Puskesmas dalam tahun 1975/7976.

4.4.4. Bunga den cicilan hutang

Kebijaksanaan terhadap pengeluaran untuk bunga dan cicilan hutangtetap berpedornan bahwa pembayaran kembali hutang diusahakan untuktidak menjadikan beban yang tidak terlampau berat terhadap ang$uanbelanja negara dan tidak mengganggu program stabilisasi dan kelancaranpcmbangunan. Untuk pelaksanaan pembayaran bunga dan cicilan hutangluar negeri telah dicapai persetujuan dengan hampir semua negara pemberibantuan mengenai penundaan pembayarannya. Terhadap pembayaran bungadan cicilan hutarg dalam negeri pada prinsipnya Pemerintah akan melunasi hutangnya selama hal itu memang menjadi kewajiban Pemerintah.

Page 144: N(ITA KEUANGAN

L

776

Hanya didalam pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kemampuan ke-uangan negara.

Dari realisasi pembayaran bunga dan cicilan hutang selama REpELITA Isebagian besar adalah merupakan realisasi pembayaran bunga dan cicilanhutang luar negeri.

Dibandingkan dengan jumlah penerimaan dalam negeri, pembayaranbunga dan cicilan hutang luar negeri adalah sebesar 5,2 persen dalamtahun 196911970 dan meningkat menjadi 9,6 persen dalzm tahun1971/7972, akan rerapi kemudian menurun dalam tahun 7973/1974 dn1974/197 5 menjadi masing-masing 6,5 persen dan 4,9 persen. Dalam tahun7975/1976 perkiraan untuk pengeluaran pembayaran bunga dan cicilanhutang seluruhnya adalah Rp 74,2 ^nilyar yang terdiri dari pembayaranbunga dan cicilan hutang dalam negeri sebesar Rp 2,5 milyar dan untr:kpembayaran bunga dan cicilan hutang luar negeri sebesax Rp 71,7milyar.

4.4. 5. l,ain-lain pengeluaraa rutin

Dalam perkembangannya lain-lain pengeluaran rutin merupakan kom-ponen yang cukup besar, terurama sejak tahun rerakhir REPELITA I. Hal

ini disebabkan sejak tahun 7973/197+ jenis pengeluaran ini sebagian besarmenampung pengeluaran untuk subsidi impor komersiil atas bahan pangan.

Kebijaksanaan atas subsidi impor komersiil dilaksanakan berdasarkan pe-ngalaman yang menunjukkan bahwa kegoncangan harga pelbagai barangsangat erat hubungannya dengan perkembangan harga bahan pokok terutamabahan pangan. Dengan demikian untuk menjaga kestabilan harga umum, makaperlu diusahakan agar tidak terjadi kegoncangan harga bahan-bahan pokoktersebut. Dalam rangka pengendalian harga bahan-bahan pokok tersebut,terutama bahan pangan, sehingga terjangkau oleh daya beli masyarakat,maka Pemerintah telah mengambil kebijaksanaan untuk menetapkan harga

atas bahan pangan tersebut. Dengan perkataan lain Pemerintah memberikan

Page 145: N(ITA KEUANGAN

zubsidi atas perbedaan harga impor dengan harga yang ditetapkan olehPe merintah.

Realisasi pengeluaran lainlain tahun 1969/7970 menunjukkan jumlahsebesar Rp 3,9 milyar kernudian dalam tahun 1973/1974 meningkat menjadiRp 155,0 milyar. Sedang angglran tahun 1974/797 5 diperkirakan sebesarRp 131,3 milyar. Dalam tzfitn 7975/1976 direncanakan jumlah lainJainpengeluaran rutin adalah sebesar Rp 243,2 mtlyar. Dari jurnlah tersebutRp 218,4 milyar dipergunakan untuk zubsidi impor komersiil aras be ras,gandum terigu dan gula. Sedang sisanya dipergunakan unruk menampungpengeluaran-pengeluaran yang bersifat non departemental dan yang bersifatkhusus, antara lain untuk biaya Pemilu scbesar Rp 20 milyar, pcnggantiankepada Giro Pos karena rugas pcrbendaharaan dan penggantian untuk suratdinas bebas bea.

4.5. l 'abungan Pemerintah

Selama REPELITA I bagian pengeluaran pembangunan yang dapatdibiayai dari tabungan Pemerintah terus-menerus meningkat, sehingga tahunI973/I974 realisasi tabungan Pemerintah mcncapai 55,5 persen dari seluruhdana pembangunan termazuk banruan proyek atau 73,9 persen diluar ban-tuan proyck. Hal ini adalah berkat hasil usaha yang telah dijalankan dalammeningkatkan peuerimaan dalam negeri dan usaha-usaha penghematan dalampengelu aran rutin.

Dari pelaksanaan anggaran selama REPELITA I dapat disimpulkanbahwa bukan saja tabungan Pcmerintah menunjukkan perkembangan akantetapi laju peningkatannya lebih besar dibandingkan dengan penerimaanbantuan luar negeri. Dengan demikiar. maka bagian daripada pengeluaranpembangunan yang dibiayai dari tabungan Pemerintah menjadi s€makin besar.

Tabungan Pemerintah rahun 7974/1975 diperkirakan sebesa.r Rp,S0l,8milyar atau 65,2 persen dari perkira.an seluruh pengeluaran pembangunanatau 81 ,8 persen darijumlah pengeluaran pembangunan diluar bantuan proyek.Dalam tahtn 1975/1976 tabungan Pemerintah diperkirakan sebesarRp 1.029,8 milyar atau meningkat dengan Rp 628,0 milyar arau 1.56,3 persendibandingkan dengan perkiraan tahun 1974/1975 .

A

Page 146: N(ITA KEUANGAN

118

T r b e l I V . l l .

PERKEMBANGAN TABUNGAN PEMEBINTAH, 79691197O - I97511976

( dalam milyar rupiah )

)

L

K e n a i k a nTahun anggaran Jumbh

Jumlah Persql tasc

A

Repelita I :

1969/1970

1970t1971

197 U1972

1972/197 3

197 3t197 4

Repelita Il '

197 4t 197 5

197 5 /197 6

, , , t

56,4

78,9

401,8 1)

1.O2g,8 2)

+ 29,2

+ 22 ,5

+ 73,6

+ 101,9

r47,4

628,O

+ 107,4

+ 39,9

+ 93,3

r 66,8

++ <,, Q

15 6,3

l ) Angk APBN2) Angkt RAPBN

Page 147: N(ITA KEUANGAN

1500

1200

900

G r a f i k t V . 6 .

PERBANDINGAN TA"BT'NGAN PEMERINTAH DALAM APBN DAN REPELITA1969n970 - t975^n6( dalam milyar rupiah )

197411975 197511976

(APBN) - (RAPBN)

15 00

119

900

1200

A

I

I

I

;

600 600

3003oo

pcrkiraan Repclita

realisasi/perkiraan APBN

fE&I

Iid'{d

,gffi

t97rll972 197211573 r97U1974

Page 148: N(ITA KEUANGAN

Grrfi k IV. 7.

DANA PEMBANGIJNAN, 1969 / 1970 - 1975 I 1976',

( dalarn milyar rupiah )

120

A

t

! - {

1960/1970 r970/19?l

*) Tanpa bonnran proyek

r97vr972 l9nll973 rs73lr974197411915(APBN)

r975lrs76(RAPBN)

Page 149: N(ITA KEUANGAN

r27

4.6, Pengeluaran Pembangunan 1

Perkiraan jumlah pengeluaran pembangunan tahun 1975/1976 akan

mengalami peningkatan dibandingkan dengan anggaran rahun 197 4 / 197 5'Hal

ini didasarkan atas perkembangan tingkat pembangunan selama REPELITA I

sampai dengan pelaksanaan Lngparrr tafun L9741797 5 ' Oleh karena kebu-

tuhan hidup yang harus dicakup dalam pembangunan sangat luas' maka

mengingat kemampuan Pemerintah yang terbatas, pembangunan yang dilak-

sanakan dalam REPELITA I.@i'

Dengan berhasilnya pelaksanaan pembangunan selama REPELITA I da-

lam meningkatkan hasil- hasil dibidang ekonomi, maka dimungkinkan penye-

diaan pemliayaan pembangunan yang lebih luas bagi bidang'bidang lainnya'

Dalam pada itu menginjak tahap REPELITA II sasaran pengeluaran pem-

bangunan diarahkan pula pada bidang - bidang lain seperti sosial budaya'

politik dan peruhanan keamanan nasional'

Peningkatan pengeluaran pembangunan tahtn \97517976 diarahkan

untuk mencapai sasaran yang merupakan kelanjutan daripada REPELITA I

dan tahun pertama REPELITA II, yaitu perbaikan kesejahteraan rakyat

banyak. Dalam pada itu pembangunan dibidurg ekonomi dititik beratkan

pada sektor pertanian dan peningkatan industri yang mengolah bahan

mentah menjadi bahan baku'

Seiring dengan inr pembangunan bidang-bidang sosial budaya' poliuk

dan pertahanan k."."n* nasional ditingkatkan sejalan dengan kemajuan-

kemajuan yang dicaPai.

Perkembangan pembangrrnan berarti peningkatan pertumbuhan produksi'

perluasan kesempatan kerja dan kesanggupan unmk lebih meratakan pem-

bagian kembali hasil-hasil pembangunan keseluruh daerah-

Pembangunan untuk daerah dilalsanakan melalui banuran pembangunan

yang pada umumnya merupakan proyek-proyek InPr's' BanNan tersebut

dilaksanakan melalui bentuk bantuur pembangunan desa' bantuan pem-

bangunan kabupaten dan bantuan pembangunan Dati I' Maksud daripada

bantuan ini adalah untuk memperhras pengikut sertaan lapisan masyaraket

dalam kegiaun pembangunan. Disamping itu diharapkan pula usatra ini akan

memberikan perluasan kesegrpatan kerja bagi masyarakat pedesaan terutarna

petani, nelayan, pekerja-pekerja kerajinan rakyat dan lain sebagainya'

- , .

Page 150: N(ITA KEUANGAN

122

Tabe l IV .12 '

PERKEMBANGAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN, I}'

196911970 - 197511976( dalarn milYar mPiah )

Kena i kanTahun anggaran Jumlah

Jumlah Persentase

A

Repelita I :

19691r970

1970/197r

r97l l l972

7972/1973

797 t/197+

Repelita II :

r974/r975

797511976

92,9

128,1

150,9

235,9

336,8

+go,9z)

1.050,03)

+ 35,2

+ 22,8

+ 85,0

+100,9

+154,1

+559 ,1

38,0

r7,8

56,3

+2,8

+ 45,8

+ 1139

.1

1) Diluat bantuan Proyek

2) Angha APBN

3 ) A n g k a R A P B N

Page 151: N(ITA KEUANGAN

t23G r r f i k I V . 8 .

PENGELUARAN PEMBANGITNAN, 1969 / 1970 - 1975 I 1976*l( ddrm milyrr rupiah )

A

-1

r9€A970 reTo/le?r l97r/r972

*) trnpa bantu.n ptoyck

197411975 19151t976(APEN) (RAPBN}

1972/1973 1973/1974

Page 152: N(ITA KEUANGAN

A.

r2+

Berhasilnya usaha tersebut akan sangat berpengaruh terhadap tingkatkehidupan masyarakat daerah dan memberikan landasan yang kuat bagitahap pembangunan berikutnya.

Disamping itu sejalan dengan pembangunan dibidang ekonomi selainbidang pertanian telah dimulai pembangunan dibidang prasarana perhu-bungan dan pertambangan. Sektor sosial budaya termasuk sektor pendi-dikan, kebudayaan dan pembinaan generasi muda sejak tahtn 1974/!975telah mulai dilaksanakan, dan dalam tafin 797511976 akan makin diting-katkan, termasuk program pembangunan Sekolah Dasar. Begitu pula terhadappemberian fasilitas bagi sekolah-sekolah menengah dan perguruan tinggi.

Jenis bantuan pembangunan yang lain yang bersifat sosial adalah pem-bangunan untuk penyediaan fasilitas-fasilitas kesehatar masyarakat danperbaikan pemeliharaan kesehatan rakyat serta pengembangan kehidupankerokhanian. rf

Dalam tahun 197411975 jenis pengeluaran pembangunan melalui pe-nyertaan modalPemerintah realisasinya diperkirakan meningkat dibandingkandengan tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan tingkat pembangunan dima-na banyak dibutuhkan permodalan bagi perusahaan negara dan swasta untukikut serta dalam kegiatan pembangunan, terutama dalam usaha-usaha vital.Usaha ini telah sangat membantu mempercepat proses peningkatan kegiatanekonomi.

Perkiraan pengeluaran pembangunan dalam talrun 1975/7976, dilu:ubantuan proyek, sebesar Rp 1.O5O,O milyar dircncanakan antara lainuntuk pengeluaran pembangunan Departemen/Lembaga rermasuk Departe_men Hankam sebesar Rp 467,6 milyar, pengeluaran pembangunan untukdaerah sebesar Rp 164,0 milyar, bantuan pengembangan Sekolah Dasarsebesar Rp 49,9 milyar, bantuan sarana kesehatan (puskesmas) termasukpenyediaan obat-obatan sebesar Rp IS,Z milyt, subsidi impor pupuk sebesarRp 187,0 milyar, pengeluaran untuk penyertaan modal Pemerintah sebesarRp 112,7 milyar, lainLain pengeluaran pembangunan diperkirakan sebesar

Rp 59,6 milyar. Pengeluaran pembengunan dari bantuan proyek diperkirakans€besar Rp 218,4 milyar, Dengan demikian seluruh pengeluaran pembangun-ao tahun 197511976 direncanakan sebesar Rp 1.268,4 milyar.

Ditinjau pengeluaran pembangunan secara sektoral maka pengelolaanpengeluaran pembangunan, termasuk bantuan proyek, sebesar Rp 1.268,4milyar antara lain diperuntukkan bagi sektor pertanian dan pengairansebesar Rp 315,3 milyar, sektor pembangunan regional dan daerah sebesarRp 168,7 milyar, sektor perhubungan dan pariwisata sebesar Rp 156,5 mil-yar, sektor pendidikan, kebudayaan nasional dan pembinaan generasi muda

-1

Page 153: N(ITA KEUANGAN

L Z )

,A

sebesar Rp 119,5 milyar. Selanjutnya pengeluaran pembangunan untuk sektor

lainnya juga mengalami peningkatan dalam tahun anggaran 197511976

Pengeluaran pembangunan untuk sektor regional dan daerah sebesar

Rp 168,7 milyar tersebut, Rp 164,0 milyar digunakan untuk pembangunan

daerah dalam bentuk :

Bantuan pembangunan desa sebesar Rp 15 '9 milyar ;

Bantuan pembangunan Kabupaten sebesar Rp 59,1 mtlyar ;

Bantuan pembangunan DATI I sebesar Rp 52,3 milyar ;

Bantuan pembangunan Irian Jaya sebesar Rp 5,0 milyar ;

Pembangunan melalui Ipeda sebesar Rp 31,7 milyar'

Dengan berhasilnya bentuk-bentuk bantuan pembangunan untuk daeralr

selama REPELITA I maka dalam pelaksanaan anggaran iahtn 197411975 telah

ditingkatkan jumlah bantuannya menjadi masing-masing dua kali l ipat' Kenaikan

tersebut sejalan dengan perkembangan tingkat pembangunan dan karena pe-

ngeluaran sektor ini telah menunjukkan hasil-hasil yang nyata'

Bantuan pembangunan desa yang dalam REPELITA I tahun pertama sebesar

Rp 2,6 milyar meningkat menjadi Rp 5,7 milyar dalam tahun 197317974' mal<a

dalam REPELITA II tahun pertama dinaikkan menjadi Rp 11,4 milyar' dan untuk

trhun kedua (197511976) bantuan tersebut diperkirakan akan meningkat men-

jadi Rp 15,9 milyar. Demikian juga untuk pengcluaran bantuan pembangunan

Kabupaten dimana realisasi tlhun terahhir REPELITA I sebesar Rp 19'2 milyar

telah meningkat menjadi Rp 42,5 milyar dalam tahun L974ll975 Sedang untuk

tahun anggaran 7975/fg76 diperkirakan akan meningkat menjadi Rp 59'1 milyar'

Pengeluaran pembangunan untuk bantuan pembangunan DA't'l I menurut

p..ki.""n APBN 197411975 adalah sebcsar Rp 42,7 milyar dan dalam ta-

l,,rn nngg"rrlt I97511976 diperkirakan akan meningkat menjadi Rp 52'3

mill '11.

Dengan berhasilnya pelaksanaan pembangunan untuk bantuan pembangunan

daerah selama REPELITA I, terutama dalam bantuan pembangunan desa dan

bantuan pembangxnan Kabupaten, maka bantuan pembangunan desa ditingkatkan

menjadi sebesar Rp 200.000,- Per desa pada tahun 797417975' Kebijaksanaan ini

selama REPELITA II akan dilanjutkan dan dalam tahun 7975/7976 besarnya

ba4tuan akan ditingkatkan menjadi Rp 300.000'- per desa' Sedangkan dalam hal

bantuan pembangunan Kabupaten yang dalam tahun anggaran 1974/7975

Page 154: N(ITA KEUANGAN

t26

A

sebesar Rp 300,- per kapita, dalam tahun anggaran 1975/1976 akan dinaikkan

menjadi Rp 400,' per kapita. Bantuan pembangunan DATI I dalam tahun

797 5/lg7 6 masing-masing akan dinaikkan dengan minimum Rp 750'- juta per

Propinsi.

Selain dari pada itu melalui pembiayaan proyek - proyek Inpres oleh

pemerintah telah ditingkatkan bantuan pengembangan sekolah Dasar dan bantuan

sarana kesehatan yang m€rupakan jenis pembangunan khusus untuk daerah'

Dalam tahun 7g7511976 bantuan pengembangan Sekolah Dasar akan dinaikkan

menjadi Rp 49,9 milyar dan bantuan sarana kesehatan' termasuk penyediaan obat-

obatan ditingkatkan menjadi sebesar Rp 15,2 milyar'

Meluasnya lapisan masyarakat yang diikut sertakan dalam kegiatan pem-

bangunan melalui bantuan pembangunan desa, kabupaten, DATI I dan proyek-

proyek Inpres lainnya telah mewujudkan penyebaran pembagian pendapatan

sampai kedaerah daerah. Program bantuan pembangunan ini terutama ditujukan

pada bidang irigasi, pengerukan sungai, pencegahan banjir dan infra struktur

seperti jalan, jembatan didaerah daerah, yang mempunyai ptnfruh-poliiip'

terhadap kelancaran hubungan antai kota kabupaten/kotamadya, yang secara

Iangsung menunjang kegiatan pembangunan didaerah daerah'

Penerimaan Ipeda yang sejak tahun 1972/1973 dimasukkan kedalam APBN

baik sebagai penerimaan negara maupun sebagai pengeluaran negara telah dapat

memberikan sumbangan yang makin meningkat bagi terciptanya dana pembangun'

an daerah. Dengan makin meningkatnya jumlah penerimaan Ipeda setiap tahun

maka proyek-proyek daerah yang dibiayai dari dana Ipcda juga telah bertambah'

Secara keseluruhan pengeluaran pembangunan untuk daerah terus meningkat'

Apabila tahun 1g7o/1g71 jumlah pengeluaran pembangunan untuk daerah

baru mencapai Rp 32,7 milyar, maka pada tahun 1973/797+ ( akhir tahun

REPELITA I ) telah rnencapai Rp 63,5 milyar atau rneningkat menjadi 209'5

persen. Kemudian pada tahun pertama REPELITA II meningkat menjadi 182'2

persen dibandingkan tahun 197317974. Dalam tahun anggaran 1'975/1976 per'

kiraan jumlahnya meningkat menjadi Rp 164,0 miiyar atau 131'4 persen di-

bandingkan tahun sebelumnya'

Kegratan pPr'llJ,jngunan menurut sektor yang dilaksanakan melalui ang-

garan pembang,Lirar, termasuk bantuan proyek, tahun 1975 / 7976 adaLah

_ r f

Page 155: N(ITA KEUANGAN

127

A

L

,

3.

4.

) -

6.

7.

sebagai berikut :

SEKTOR PERTANIAN DAN PENGAIRAN

Sub Sektor Pertanian

Sub Sektor Pengairan

SEKTOR INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN

Sub Sektor Industri

Sub Sektor Pertambangan

SEKTOR TENAGA LISTRIK

Sub Sektor Peningkatan Tenaga Lisuik dan Gas

SEKTOR PERHUBI,JNGAN DAN PARIWISATA

Sub Sektor Perhubungan

Sub Sektor Pariwisata

SEKTOR PERDAGANGAN DAN KOPERASI

Sub Sektor Perdagangan

Sub Sektor Koperasi

SEKTOR TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Sub Sektor Tenaga Kerja

Sub Sektor Transmigrasi

SEKTOR PEMBANGUNAN BEGIONAL DAN

DAERAH

Sub Sektor Desa dan Daerah

Sub Sektor Tata Ruang

(dalam ribuan rupiah)

3r5.296.0OO

219.972.000

95.384.000

r12 .951 .000

44.601.OO0

68.350.000

93.220.000

93.220.OOO

,156.470.000

t54.972.000

1.498.000

5.618.000

4.067.OOO

1.5 51 .000

L4.7t3.OOO

1.310.000

13.403.000- t

168.680.000

t66.+2+.AOO

2.256.O0O

Page 156: N(ITA KEUANGAN

8. SEKTOR AGAMA DAN KEPERCAYAAN

TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

Sub Sektor Agama dan KePercaYaan

Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL

DAN PEMBINAAN GENERASI MUDA

Sub Sektor Pendidikan Umum dan

Pembinaan Generasi Muda

Sub Sektor Pendidikan dan Latihan

Institusionil/Kedinasan

Sub Sektor KebudaYaan

SEKTOR KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA

DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

Sub Sektor Kesehatan

Sub Sektor Keluarga Berencana

Sub Sektor Kesejahteraan Sosial

SEKTOR PERUMAHAN RAKYAT DAN

PENYEEIAAN AIR MINUM

Sub Sektor Perumahan RakYat

Sub Sektor Air Minum dan Kesehatan

Lingkungan

SEKTOR TERTIB HUKUM DAN

PEA{BINAAN HUKUM

Sub Sektor Tertib Hukum

Sub Sektor Pembinaan Hukum Nasional

SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN

NASIONAL

Sub Sektor Pertahanan dan Keamanan Nasional

728

( dalam ribuan ruPiah)

3.160.000

3.160.000

119 .5 3 3 .000

ro2.232.OOO

12.3+3.OOO

4.958.000

40.727.0OO

30.562.000

8.280.000

r.885.000

18.223.000

8.327.O0O

9.896.000

5.827.OOO

5.557 .000

270.OOO

26.O23.0OO

26.023.O00

9.

10.

I

(

1 1 .

12.

13 .

Page 157: N(ITA KEUANGAN

129

74.

15 .

SEKTOR PENERANGAN DANKOMUNIKASI

Sub Sektor Penerangan dan Komunikasi

SEKTOR PENGEMBANGAN ILMU DANTEHNOLOGI, PENELITIAN DANSTATISTIK

Sub Sektor Pengembangan Ilmu danTehnologi

Sub Sektor Penelitian Umum

Sub Sektor Penelitian Iirstitusionil

Sub Sektor Statistik

SEKTOR APARATUR NEGARA

Sub Sektor Prasarana LembagaTertinggi/Tinggi Negara

Sub Sektor Aparatur Pemerintahan

Sub Sektor Keuangan Negara

SEKTOR PENYERTAAN MODALPEMERINTAH

Sub Sektor Penyertaan Modal Pemerintah

( dalam ribuan rupiah )

10.590.000

10.5 90.000

20.873.000

2 .727 .500

1 .5 03 .5 00

15 .+19 .000

7.223.OOO

37.146.000

2.2t6.OAO

27.9LO.OOO

7.020.000

119.3 50.O00

119.3 50.000

I

I r6.A

17 .

t - - J UMLAH 1.268.400.000

l

Page 158: N(ITA KEUANGAN

130

A

4.7. Pengawasan Keuangan Negara

Dalam perkembangan sejarah keuangan negara sejak Pemerintah Orde

Baru, telah disadari bahwa pengawasan dan penertiban terhadap pelaksanaan

keuangannegaraperluterusdi t ingkatkan.Lebihlebihdidalamusahauntukmensukseskan pelaksanaan anggaran belanja pembangunan dalam REPELITA I

dan selanjutnya.

Sejalan dengan pokok kebijaksanaan tersebut, fungsi pengawasan telah

ditingkatkan pada proporsi yang seharusnya diantara fungsi perencanaan

dan pelaksanaan pembangunan Fungsi perencanaan, pelaksanaan dan peng-

awasan pada dasarnya merupakan suatu proses yang saling rnengisi dan saling

kait mcngait didalam mencapai tujuan terten ' Dengan demikian fungsi

pengawasan merupakan alat pengaman yang utama bagi berhasilnya pelaksana-

"n *ra rencana, karena hasil-hasil pengawasan pada akhirnya dipakai sebagai

dasar didalam usaha untuk menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan.

Un k melaksanakan tugas-tugas tersebut t€lah ditencukan wadah bagi

tugas pengawasan dalam organisasi dan tata kerja pengawasan keuangan negara'

Pembentukan Inspektorat Jendral bagi tiap-tiap depattemen dimaksudkan

untuk membantu Menteri dalam menyelenggarakan pengawasan intern de-

partemen. Didalam perkembangannya unruk menjaga adanya koordinasi

dalam tugas pengawasan, benruk dan cara pengawasan' organisasi tersebut

terus menerus disempurnakan'

Dalam tahun 7g77/7972 telah dilakukan penyempurnaan bidang tata

kerja yang meliputi perumusan fungsi Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan

Negara serta perubahan dan tambahan atas struktur organisasinya Disamping

itu dipertegas perumusan fungsi daripada lnspektorat-lnspektorat Jendral

departemen.

Dengan demikian maka pengawasan umum atas penguasaan dan pengurus-

an keuangan negara dilakukan oleh Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan

Negara DePartemen Keuangan. Sedang terhadap Pengawesan khusus terutama

terhadap "ngg".*

pembangunan (proyek-proyek pembangunan) telah diada-

kan koordinasi antara Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan Negara dengan

Inspektorat Jcndral dePartemen

{

Page 159: N(ITA KEUANGAN

731

Tujuan dari koordinasi tersebut adalah dalam rangka meningkatkan

efektifitas dan efesiensi pengawasan sehingga tidak terjadi pemeriksaan yang

berulangkali atas suatu obyek pemeriksaan yang sama. Untuk mencapai tujuan

tersebui maka telah disepakati adanya keseragaman dalam sasaran pemeriksaan'

cara pemeriksaan, cara pelaporan dan bentuk laporan'

Dengan adanya keseragaman tersebut maka laporan hasil pemeriksaan

dapat disisun dalam "bahasa" yang sama dan saling mengisi atau melengkapi'

Berdasarkan laporan hasil pemetiksaan Inspektorat Jendral dan Direktorat

Jendral Pengawasan Keuangan Negara dapat disusun suatu kompilasi Iaporan

yang menyeluruh dan dapat mencakup jangkauan yang lebih luas' Dari kom-

pil"ri l"pot"n ini dapat diketahui adanya penyimpangan-penyimpangan dan

ha-batan dalam pelaksanaan APBN yang perlu mendapat perhatian dari

masing-masing departemen untuk melakukan tindakan-tindakan, baik yang

bersifat administratif Proseduril maupun yang bersifat justisionil'

Dalam pada itu di tiap-tiap propinsi telah dibentuk pula Inspektorat

Daerah sebagai perangkat Gubernur KDH yang bertugas untuk mengawasi pe-

laksanaan APBD, baik rutin maupun pembangunan. Khusus untuk melaksana-

kan fungsi pengarnanan atas berbagai proyek pembangunan, Presiden telah

mengangkat Inspektr:r'Inspektur Jendral Pembangunan'

Pengawasan Preventif

Sejalan dengan perkembangan pembangunan dan meningkamya jumlah

anggalran yang harus dilola oleh aparatur negara dalam rangka pelaksanaan

anggaran pembangunan, maka diperlukan pengawasan yang efektif' Pengawas-

"n-y"ng efektif mem..lukan informasi yang selengkap mungkin untuk me-

laksanatannya. Untuk itu diperlukan sistim administasi keuangan yang baik

dan pada dasarnya dapat diperoleh dengan memberikan ketenuan dan

pedoman yang jelas dan baik Pula.

Informasi yang lengkap, cepat dan mutakhir merupakan alat pengawasan

dalam pengel,'laan keu angan negara agar dapat diambil tindakan yang tepat

d"n ,.t.rr, Pada hakekatnya setiap tindakan yang menuju kepada perbarkan

administrasi dan memaksakan ditaatinya Peraturar-Peraturan keuangan mem-

punyai arti pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang merugikan

negara,

A

,(

Page 160: N(ITA KEUANGAN

732

A

Pengawasar preventif merupakan pengawasan yang dilakukan sebelum

tindakan dijalankan ymg pada hakekatnya tercermin didalam tatacara yang

harus ditempuh dalam melakukan suatu tindakan. Dalam bentuk nyatanya

pengawasan preventif ters€but meruPakan berbagai macam Peraturan/keten-tuan, misalnya ketentuan bahwa dalam pelaksanaan anggaran pembangunan

harus mempergunakan DIP, ketentuan bendalrarawan menyelenggarakan buku

kas umum dan cara-cara mengerjakannya ; penegasan kembali tentang

kewajiban untuk mempergunakan kantor lelang negara dalam penjualan/

pemindahtanganan barang-barang yang dimiliki negara ; larangan membayar

langsung jasa giro kepada bendaharawan ; ketentuan mengenei standardisasi

kendaraan bermotor, perumahan serta mangan kantor ; ketentuan-ketentuan

mengenai pedoman pelaksanaan anggaran APBN dan cara memPeranggung-

jawabkannya serta mulai digunakannya sistim DIK dalam anggaran rutin'

Penyempurnaan ketentuan/peraturan dalam bidang keuangan negata' me-

rupakan pula peningkatan pengawasan preventif.

Pengawasan preventif terhadap kekayaan negara yang dipisahkan di-

laksanakan dengan mengadakan pembagian fungsi dalam unit masing-masing'

Demikian juga penyusunan Pedoman Penyusunan Anggaran Perusahaan adalah

merupakan usaha dalam rangka pengawasan preventif.

Penentuan tentang tata cara pengalihan bentuk perusalraan menjadi

Persero atau Perjan merupakan tindakan Pengal'vasan preventif, yaitu menjaga

agai hanya perusahaan yang benar-benar mempunyai prospek yang baik dan

memberikan kzuntungan yang dijadikan Persero.

Pengawasan Represif

Dalam pengawasan represif tekanan diarahkan pada pemeriksaan dan

penilaian t..i,udap sua pelaksanaan yang telah dilakukan' Untuk itu peng-

awasan pelaksanaan keuangan negara dilakukan dengan pemeriksaan rutin

dan khusus. Pemeriksaan rutin mencakup bidang pelaksanaan APBN dan

APBD dan meliputi pemeriksaan terhadap bendaharawan rutin Pusat, benda-

harawan penerima, proyek'proyek REPELITA, bendahatawan rudn daerah

dan proyek-proyek daerah.

Apabila dalam tahun pertama REPELITA I sasaran pemeriksaan hanya

ditujukan terhadap kebenaran saldb kas pada seseorang bendaharawan' maka

dalam tahun-tahun selanjutnya sasaran tersebut diperluas sesuai dengan tahap

Page 161: N(ITA KEUANGAN

A

1 3 3

peningkatan pengawasan, Sasaran pemeriksaan pada saat ini mulai diarahkan

terhadap posisi kas, kelengkapan dan kebenaran daripada administrasi

keuangan yang diselenggarakan bendaharawan, kebenaran penggunaan uang,

kelancaran pembiayaan dari DIP/DIK sampai pihak ketiga, kemungkinan

penyimpangan pembiayaan, pckerjaan fisik pembelian dan kebenaran angka

sisa anggaran pembangunan.

Dari hasil pemcriksaan rutin dapat diketahui adanya gejala penyimpangan

tertentu, Untuk menilai apakah gejala penyimpangan tersebut merupal{an

gejala insidentil atau gejala umum, maka dilakukan pemeriksaan khusus.

Pcmeriksaan khusus dilakukan untuk mengetahui kebenaran suatu fakta

ter tentu pada saat Lcr tentu,

Hasil pemeriksaan tersebut dapat diikuti pada Tabel IV. 13. dengan

catatan bahwa data pemeriksaan lainnya dari hasil pemeriksaan khusus pada

akhir tahun anggaran 196911970 tidak dapat dikemukakan karena sasaran

pemeriksaannya pada waktu itu hanya memeriksa kebenaran saldo kas pada

bendaharawan. Tabel tersebut menunjukkan bahwa telah ada perbaikan dalarn

mentaati peraturan keuangan yang berlaku. Selain itu digambarkan pula bahwa

proyek REPELITA yang dapat diperiksa dalam rangka pemeriksaan khusus,

telah mcningkat dari tahun ke tahun. Adapun gambarannya adalah sebagai

berihut ,

Tahun 1969 /1970 :759 p roye l ( a tauPelita

T ahu,n 797O11977 : 99? proyek atau

20,18% dari seluruh proyek

42,260/o dart selur-uh proyekPelita

- Tahun I97lll972 : 1.483 proyek arau 7 7,600/o dari seluruh proyek

Pelrta'l ahln 197211973 t 1.791 proyek atau 80,89% dari seluruh proyek

Pelita

Tahrn 1973/!97+ | 7.956 proyck atau 80,06%'dari selurul.r proyek

Pelita *)

*) Angka scmentara.

Ditilik dari segi penyimpangan yang diketemukan dalam pemeriksaan,

ternyatabahwa jumlah penyimpangan-penyimpangantersebut sudah berkurang.

Walaupun demikian penyimpangan ini tetap akan mendapat perhatian aparat

pengawasan agar gejala-gejala penyimpangan yang dapat membahayakan dapat

dihindari dan selaniutnva ditertibkan,

Page 162: N(ITA KEUANGAN

134

E

I

F iz ? d i + ! i

F,l

v

on( q- \6 Ft :

e 9Qi a t hZ a o- ( , ' :: P ;! . V X? z

dzu r 3Y E:<clEEI

FI

A

)f

Page 163: N(ITA KEUANGAN

r J )

T a b e l I V . 1 4 .

RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA5 197511976

( dalam milyar rupiah )

Penerimaan Jumlah Pengeluaran Jumlah

{

A. DALAM NEGER1

L Pajak Inngsung

l. Pajak Pendapatan

2. Pajak Perseroan

3. Pajak-Perscroan-Minyak

4 . M P O

5 . I P E D A

6. Lain - lain

II. PajakTidak.Lanssung

l. Pajak Penjualan

2. Pajak-Penjua-Ian-Impor

3 . C u k a i

4. Bea Masuk

5. Pajak Ekspor

6 Pener imaan-Minyak.Lainnya-31,1

A . R U T I N

L Belanja P€gawai

l. Tunjangan Bcras

2, Gaji/Upah/Pensiun

3. Biaya makan (lauk-pauk)

4. Lain-lain-Belanja-Pe6awai-

Dalam-Ncgeri

5, Belanja Pegawai Luar NeBcri

lI. Belanja Barang

1 Dalam Negcri

2, Luar Ne8eri

UI. Subsidi/Perimbangan Keuangan

Daerah

.1, Ir ianJaya

2, DaeFh Otonom lainnya

IV, Bunga & Cicilan Hutang

l. Dalam Neseri

2. Luar Negeri

V. Lain - lain

B. PDMBANGUNAN

l. Pembiayaan .Ja.lam Rupiah

2. BanLuan Proyek

2.496,r

1.86?,5

125,6

1.540,0

r04,8

3l,7

13 ,0

109 ,9

90,2

71 ,7

1.466,3

602,4

101 ,4

4t8,7

42,2

27,6

12,5

267,2

22,5

279,3

19,7

259,6

7 4,2

7 t , 7

243,2

1.268,4

1.050,0

2ta,4

7. t ain - lain

IIt, Penerimaan.Non-Tax

2 l , 0

57,0

B. PEMBANGUNAN

L Bantuan Program

2, Bantuan Proyek

238,6

20,2

218,4T

J U M L A H 2 ,? 34 ,7 J U M L A H 2 .?34 ,7

Page 164: N(ITA KEUANGAN
Page 165: N(ITA KEUANGAN

MONETER DAN PERBANKAN

Page 166: N(ITA KEUANGAN

r.

BAB V

PERKEMBANCAN MONETDR DAN PERKREDITAN

5.1. Pokok-pokok kebijaksanaan moneter dalain III1PELITA I dan sasaran ke-

bijaksanaan dalam REPELITA IL

Kebijaksanaan moneter dalam REPELITA I terutama ditujukan kearah

usaha menciptakan stabilisasi dan pemulihan kepercayaan masyarakat kcpada

lembaga-lembaga heuangr.n. Usaha menciptakan stabilisasi merupakan kondisi

yang diperlukan dalam pembangunan ekonomi. Sclanjutnya berhasilnya pem-

bangunan ekonomi dengan azas stabilisasi memetlukan adanya suatu kebijak-

sanaan moneter yang tepat. Beberapa rangkaian hebijaksanaan moneter telah

ditempuh antara lain dibidang perkreditan, yang meliputi penyehatan dan

penyempurnaan lembaga perkreditan dan keuangan, Pengaturan arah dan

jumlah kredit, penyesuaian tingkat bunga pinjaman dan simpanan, usaha

pengerahan dana dari masyarakat melalui deposito berjangka, Tabanas dan

Taska, pengaturan didalam likwiditas perbankan dan beberapa kebijaksanaan

moneter lainnya. Usaha-usaha tersebut telah menurlukltan hasilnya yang

menggembirakan. Perkembangan harga-harga umum dalam REPELITA I

menunjukkan tingkatan yang relatif stabil. Hal ini antara lain mencerminkan

adanya keseimbangan dalam permintaan dan penawaran likwiditas moneter

dalam masyarakat.

Didalam REPELITA II sasaran kebijaksanaan moneter telah makin di-

perluas. Disamping tetaF mempertahankau stabilisasi kebijaksanaan yang di-

tempuh pada pokoknya meliputi peninghatan laju pembangunan ekonomi

melalui usaha peningkatan tabungan, mendorong perluasan kesempatan kerja

dan pemerataan pendapatan masyarakat. Usaha meningkatkan peranan per-

l<reditan dalam pembangunan di tempuh melalui penyempurnaan lembaga-

lembaga perkreditan bank dan pcngembangan lembirga-lembaga heuangan lain-

nya. Pengembangan lembaga-lembagn keuaugan ini diperlukan dalam rallgka

usaha persiapan pembentukan pasar uzrng dau rnodal sebagai sumber pembiaya-

an pembangunan yang tidak bersifat inflatoir' Lembaga-lembaga keuangan ter-

sebut berfungsi menyediahan fasilitas kreditjangka menengah dan paniang yang

sangat diperlukan bagi rehabilitasi dan perluasau perusahaan disamping fasilitas

kredit yang telah tersedia dari sektor perbankan. Selain dari pada itu lembaga

keuangan tersebut dapat berrindek sebagai penerbit dan perantara dalam

I t o

t

Page 167: N(ITA KEUANGAN

.t

737

jual-beli surat berharga di pasar uang dan modal, melakukan penyertaan modaldalam perusahaan dan memberikan jasa berupa jaminan terhadap pengeluaransurat-surat berharga.

Lembaga-lembaga keuangan lainnya seperti lembaga perasuransian terusditingkatkan, mengingat peranur usaha perasuransian tidak hanya terbataspada perjanjian proteksi untuk menjamin kelancaran dan kelangsungan prosespembangunan, tetapi juga dari sektor ini diharapkan penyediaan dana untukpembiayaan pembangunan. Dalam rangka meningkatkan modal dan manage-ment perusahaan asuransi, khususnya perusahaan asuransi kerugian, perludidorong usaha-usaha kearah penggabungan perusahaan asuransi. Usaha penggabungan ini dapat dilakukan dengan kerja sama dengan perusahaan asuransi

asing yang telah mendapat izin usaha. Dalam rangka kerja sama tersebut telahdiperhatikan pula masalah jangka waktu lndonesianisssi baik dalam pemilikansaham dan hak suara maupun dalam management perusahaan.

Dibidang kebijaksanaan kredit perbankan tetap ditempuh kebijaksanaanpemberian kredjt secara selektif dalam mengatur jumlah dan pengarahannyadalam perekonomian. Pemberian kredit bagi golongan ekonomi lemali senanti-asa terus ditingkatkan berupa kredit investasi kecil maupun kredit modalkerja permanen. Dengan adanya perkembangan harga-Jrarga umum yang ku-rang menguntungkan pada bulan-bulan pertama tahun 1974 maka padatanggal 9 April 1974 telah diambil serangkaian kebijaksanaan anti inflasi yangmeliputi kebijaksanaan perpajakan, perdaga-ngan dan moneter. Dibidang mo-ncter dan perkreditan usaha tersebut meliputi pengendalian dan penyesuaianjumlah kredit dan tingkat bunga kredit, penyesuaion tingkat bunga depositoberjangka dan diadakan program deposito berjangka baru yang berjangkawaktu 24 bulan dan 18 bulan, pemeliharaan likwiditas perbankan danpengaturan penerimaan dana luar negeri melalui sektor perbankan, lembagakeuangan dan petusahaan swasta.

Kebijaksanaan-kebijaksanaan lersebut diatas telah memberikan hasilnyayang positip, dimana tingkat kenaikan harga dalam masa betikutnya me-nunjukkan penumnan.

Usaha pembentukan pasar uang dan modal telah diawali dengan ter-selenggaranya pasar uang antar bank yang terorganisir mulai 1 April 1974.Dengan adanya pasar uang antar bank ini, maka keperluan bank-bank yangkekurangan dan kelebihan dana dapat dipenuhi secara mudah dan cepat.

.t

Page 168: N(ITA KEUANGAN

138

.{.

5.2. Perkembangan jumlah uang beredar dan sebab*ebab perubahannya,

Usaha tercapainya pelaksanaan pembangunan dengan stabilisasi sebagianterletak dibidang kebijaksanaan moneter, dalam hal ini ialah usaha mempe-

ngaruhi perkembangan jumlah uang beredar. Pengaturan didalam jumlah uang

beredar mempunyai kaitan yang luas dengan keperluan mempertahankan

stabilitas harga, kepentingan menjaga keseimbangan dalam neraca pembayar-

an maupun dengan unsur penerimaan dan pengeluaran negara. Selanjutnya

peranan jumlah uang beredar tidaklah cukup dilihat dari sudut pertambahan-

nya yLng meningkat sebagai indikator kwantitatip yang merupakan akibatlangsung dari pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi penting pula dilihat dari

sudut sebab-sebab perubahannya sebagai pencerminan arah dari pertambah-

an uang beredat didalam alokasi sumber-sumber ekonomi secara effisien.

Dalam masa lalu sebelum dilancarkannya usaha stabilisasi oleh Pemerintah

pada tahun 1966, jumlah uang beredar baik perkembangan maupun sumber

pertambahannya telah menimbulkan inflasi yang panjang, dan merupakan

sumbet kesulitan ekonomi masa itu.

Perkembangan jumlah uang beredar sejak dimulainya REPELITA I

senantiasa menunjukkan peningkatan, sejalan dengan pertumbuhan dan mone-

tisasi perekonomian. Sedangkan pengaruhnya terhadap harga telah dapat

dikendalikan pada tingkatan yang wajar dan aman bagi pembangunan'

Dalam REPELITA I, sejak tahun 1969/1970 sampai dengan tahun

1973/197+ jumlah uang beredar tiap tahunnya senantiasa bertambah. Dalam

keseluruhan tahun REPELITA I kecuali pada tahun terakhir, tingkat kenaikan

harga senantiasa iebih kecil dari tingkat pertambahan jumlah uang beredar'

Hal ini merupakan indikasi nyata meningkatnya kepercayaan masyarakat

terhadap mata uang rupiah. Dilihat dari komposisi uang, hal yang menggembi-

rakan telah terjadi. Jumlah uang giral telah makin berkembang berangsur-

angsur naik dari 38 persen pada akhir Maret 1969 menjadi 46 persen pada

akhir Maret I97 4,dzri jumlah peredaran uang. Hal ini merupakzn salah satu

pencerminan dari meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada lembaga

perbankan,

Kebijahsanaan anti inflasi yang dilancarkan Pemerintah pada ta^rggal

9 April 1974 pada hakekatnya ialah sebagai usaha pengendaliar, jumiah uang

beredar agar terdapat perimbangan yang wajar dengan petkemb angan hatga.

Page 169: N(ITA KEUANGAN

Tabe l V .1 .

PERKEMBANGAN JUMI-AH UANG YANG BEREDAR

1969/1970 - r9741L975( dalam milyar rupiah )

rt9* )

JumlehPers.trtarc

Lenaika.trUeng

% Uq

kaltrl dralAthir waLtu

^

1969/t9?0

r970/197r

197 | 1r972

t9721r975

|97nlr97 4

r97 41r975

{eret 126'3

M.ar€t 166,8

J u n i 176 '4

Scpterobrr 182,3

Des€mber 195,5

Mar r t 208 '4

KoEulatil

J u n i 2 1 7 ' 8

Scptembd 243,1

Desember 271,7

M a r e t 2 9 1 , 1

KuDulatif

J u n i 3 3 1 ' 6

S€ptedber 350,8

I)esedber a7b,0

M a r e t 4 2 1 , 1

Kumolatif

A p r i l 4 2 5 ' +

M e i 429,0

Jun i 439 ,2

J u l i 4 3 t ' 2

Agustus **)

44E,0

S€pteldber ' 461,0

60 a4,4

61 103,4

61 113,0

60 12r,7

62 r r? ,1

59 142,7

58 159,8

57 181,2

57 202,8

54 245,6

55 267,2

56 2784

54 363,2

54 367,7

53 379,6

53 3E8,7

52 405,9

52 +14,4

bO 451,r

+ 79,6 608

+ 59,5 28,2

+ 21,2 7 ,8

+ 12,6 4,8

+ 8,6 2,8

+ 38,5 r2,3

+ 80,9 29,9

+ 26,5 7,5

+ 46,7 12,4

+ 50,2 I l,E

+ 62,2 l3,l

+ 185,6 528

+ 62,1 1l,6

+ 30,4 5,I

+ 39,8 6,$

+ 115,3 l7 ,2

+ 247 ,6 46,1

+ 8 ,8 I , l

+ l5,4 1,9

+ 19,4 2,4

+ 13,2 1,6

+ ?1 ,3 2 ,5

+ 65,7 6'5

40

39

39

40

4 l

4g

43

46

45

44

4+

46

2to,7

2?O,2

s04p

912,6

377,6

424,1

474,5

526,7

598,8

629,2

669,0

744,3

793,1

E08,5

a27,9

84 t , r

862,4

918,1

46

47

4 7

48

46

50

. ) ScJaL Ottobcr 1972 algla-atrgfa dipeda*r

bcdrsa*a.|r to$ep ba pfihitunEaD utng bcEdat

AoBLa ac|nc tr8+*)

Page 170: N(ITA KEUANGAN

140

Tlbel V.2.

SEBAB-SEBAD PERUDAHAN JUMI.AII UANG YANG BEREDAR

t9691r970 - 197411975

{ dalarn mityar rupiah )

Albir s.ttuDcpo|fto

Luar neSEn bcdalgtaPenerintah

Kegiat!.tr

pcnrtahrar

+ 28,6

+ 34,8+ 6 ,1_ 18,8+ 33,5

Lalnnya

1969/1970 Maret

1970/197r Marct

l97r/1972 Juni

S€ptember

D€sember

Maret

Kunulatif

1972/1978 Juni

Skptember

D€6€lober

Maret

^ Kurulatir

1973/1974 Juni

Sept€mber

Desember

Mar€t

Kumulrtij

l9?4/19?5 Apri l

M e i

Juni

Juli

Agustus * )

sePtember *)

- 4,1

+ 4,1

+ 18 ,3+ 5,6+ 16,3

_ 15,3- 30,2

+ 13,1+ 3 l ,6- 0 2

- 39,3- 35,6+ 0,5+ 49,9

- 24,5

- r51 ,6+ I 1 , 3

- 136,8+ 107,1+ 50,9

+ 4O,4

+ 153,6- 66,3

+ t51,0 - 15,5

+ 127,6 + 14,3+ 27,5 - 20,3

+ 54,2 + lO,7+ 10,2 * u,,+ 39,9 + 66,4+ l r l ,E t 6 r l

+ 12,3 + 48,3

+ 68,8 + 9l'2

+ 42,0 + 93,5+ 82,8 + 16,8+ 205,9 + 191,8

+ 1!l,4 + 24,5+ 195,2 + 0,5

I 125,7 + 90,0+ 79,E + 97,3

+ 472,1 + 112,3

- 27,5 - 24,1 + 79,8- 39,8 - 26,3 + 59,5- 16,2 + 26,7 + 2r,2- 16,6 - 24,O + 12,6- 17,5 - ?,6 + 8,6- 3t,5 - 41,9 + 38,5- E1,8 - 46,8 + 808

- 30,9 + 12,1 + 26,5- 11,0 - lz,t t 46,?- 2,7 - 96,3 + 50,2- 23,2 - 47,a + 62,2- 67,8 - 144,1 + 185,6

- 26,6 - 28,0 + 62,1- 12,4 - 57,3 + 30,4- 35,4 - 81,0 + 39,8- 101,1 - 10,6 + 115,3

- 175,4 - 176,9 + 247,6

- 32,5 + 40,1 + 8,8+ 2,2 - ?7,4 + 15,4+ 20,1 + 10,0 + 19,4_ 99,3 + 29,6 + t3,z- 31,2 + 20,5 + 21,5+ 3,2 + 7,9 + 55,7

-rF

') Angka scmentara

Page 171: N(ITA KEUANGAN

1+7

Tabe l

PERKEMBANGAN JUMI-AH UANG YANG BEREDAR DAN DEPOSITO

DALAM ARTI RIIL, t969tt970 - t9741t975( dalam milyat rupiah )

Aldir waktuu-ELwa!i

Juntah Jumlaluang beF uang ber-edar daD edar da.ruanE kwari uang kldaii(noniml) ( .iii )

JuElahuaJrS y tb€ttdar( dil )

r.

1969/1970

rs?olr97 |

197 Ur972

r9721r978

t9731r97 4

t9? 41197 5

1 1 7 , 8

126,9

119,9

1 1 q . 6

123,0

128,0

124,7

126,2

154,8

154,6

t67 , t

181,2

19 7 ,1

22?,8

23?,1

239,8

240,9

240,9

245,9

210,7

270,2

291,4

rt04,0

312,6

351,1

377,6

424,5

+14,6

556,7

598,8

629,2

669,0

7 84,3

?93,I

808,5

827,9

641, I

862,+

918,1

55,0

94,9

l l l , l

r27 ,7t45,3

176 ,8

207,7

2 IE ,E

244,6

271,1

283,5

318 ,9

420,0

450,2

430,1

469,4

500,6

+97,+

265,7

565,1

402,5

4A\7

45? B

585,3

643,1

695B

7ar,g

869,9

912,7

987,9

1.204,3

1.245,6

1,25E,7

1,258,0

1 .310,5

r.363,0

1 .997,5

225,6

2a7,7

335 t?

364,r

x72,3

4t2,4

469,4

509,6

449,5

5O5,4

620,6

503,7

501"2

528,7

525,3

530,6

524,6

54+,O

565,8

568,3

178,9

243,0

256,3

254,1

274,3

302,8

336,2

306,5

347,2

358,3

347,2

339,4

344,3

5n4,5

540,9

345,2

349,l

5h7,9

373,4

M a r e t

M a r e t

J u n i

Septemher

Desemb€r

M a r e t

J u n i

Sept€mber

Des€mber

M a i e t

J u n i

Sept€mber

D€sember

M a r e t

A p r i l

M e i

J u n i

J u l i

fuustus

Sept€mbs ,

T

*) Aryfa lcncDtrrr, tccu.sli itrdctr 6? macam barang

Page 172: N(ITA KEUANGAN

t+2

G r r f i k V . l .

PERKREDITAN BANK, JUMLAH UANG BEREDAR

DAN DANA PERKREDITAN BANK, 19691I97O - I97+11975

( ddam milYar ruPiah )

R E P E L I T A

Tahun pcrtama

197 41r97 5(retn4t€r l)

1.300

1 r.1o0

900

700

500

r

300

III

R E P E L I I A I

Jumlah perkreditan bank

Jumlah uang beredar

Dana perkreditan bank

t97 31t97 4

19721r973

l97r/1972I

l9?o/1971

r969/1970

100

Page 173: N(ITA KEUANGAN

{

r+3

Sungguhpun demikian perkembangan harga secara bijaksana haruslah pula

dilihat dari pengaruh faktor yang lain yang membelakanginya seperti krisis

monet€r internasional, krisis pangan maupun krisis minyak. Suatu hal yang

senantiasa diamati terus oleh Pemerintah.

Posisi jumlah uang beredar pada akhir September 1974 adalah sebesarRp 918,1 milyar. Hal ini berarti suaru peningkatan sebesar Rp 133,8 milyar( 17,1 persen ) dalam tahun 197411975 sampai dengan Sentember 1974.

Sementara itu tingkat kenaikan harga dalam periode tersebut adalah 7,9 per-

sen. Untuk periode yang sama tahun 1973/7974 jumlah uang beredar ber-

tambah dengan Rp 92,5 mllyar ( 17,2 persen ) ilan kenaikan harga adalah

17,2 persen.

Dilihat dari sudut sebab-sebab perubahan jumlah uang beredar, dalam

REPELITA I tiap tahunnya menunjukkan pola yang hampir sama. Sektor

kegiatan perusahaan tetap menduduki peranan yang ekspansif didalam mem-

pengaruhi jumlah uang beredar. Hal serupa terjadi pula pada sektor luar negeri,

kecuali pada tahun permulaan REPELITA I. Perkembangan tersebut me-

rupakan gambaran meningkatnya kegiatan dunia usaha yang menuntut pula

naiknya permintaan kredit perbankan untuk modal kerja, rehabilitasi mau-

pun investasi. Pengaruh ekspansif dari sektor ini diimbangi oleh pengadaan

pangan, karena termasuk didalamnya kredit untuk pengadaan pangan. Sedang-

kan penambahan jumlah uang beredar oleh sektor luar negeri menunjukkan

adanya peningkatan dalam czdzngan devisa sebagai akibat dari kemajuan

yang dicapai pada neraca pembayaran luar negeri.Dalam periodeMaret 1974-

September 1974 sektor kegiatan perusahaan telah menambah jumlah uang

beredar sebesar Rp 123,1 milyar, sedangkan sektor luar negeri bertambal

dengan Rp 251,6 milyar. Dalam periode yang sama tahun yang lalu kedua

sektor ini menambal jumlah uang beredar masing-masing sebesar Rp 266,6

milyar dan Rp 25,0 milyar.

Dipihak lain sektor deposito dan tabungan perkembangannya sejak

awal REPELITA I sampai dengan September 1974 senantixa mempunyai

effek konuaktif atau berarti makin meningkatnya tabungan masyarakat'

Dilihat dari sektor' perbankan meningkatnya danadana ini berarti ekspansi

primer kredit perbankan dapat ditekan, sehingga usaha stabilisasi disatu sektor

telah dapat diberikan kepastiannya. Dalam keseluruhan tahun REPELITA I

sektor ini telah mengurangi junrtah uang beredat. Dalam tahun 19741L975

(

Page 174: N(ITA KEUANGAN

L4+

^

sampai dengan September 1974 sektor ini telah mengurangi uang beredar

sebesar Rp 77,5 milyat. Dalarn tahun yang lalu periode yang sama sektor

ini mengurangi uang beredar sebesar Rp 38,9 milyar.

Bila sektor Pemerintah pada masa lampau merupakan sebab utama Per-tambahan jumlah uang beredar, maka dalam REPELITA I dan perkembangan

selanjutnya sektor ini s€nantiasa mempunyai pengaruh kontraktif, kecuali

dalam tahun ketiga REPELITA I menunjukkan sedikit kenaikan' Kemajuan-

kemajuan yang dicapai dibidang keuangan negara telah menunjukkan pengaruh-

nya dibidang moneter melalui perkembangan disektor ini. Keseimbangan

dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan demikian mempunyai

pengaruh positip terhadap iklim moneter. Dalam tahun anggaxan L97+1L975

sampai dengan September 1974 sektor ini telah mengurangi uang beredar

sebesar Rp 194,1 milYar.

Adapun sektor lainnya diluar sektor+ektor tersebut diatas perkembangan-

nya senantiasa mempunyai pengaruh kontraktif.

Jumlah riil uang beredar sejalan dengan jumlah nominalnya senantiasa

menunjukkan peningkatan, haI ini terjadi karena adanya perkembangan harga

yang stabil. Apabila pada Maret 1969 jumlah riil uang beredar adalah sebesar

Rp 722,9 milyar, maka pada Maret 1974 posisinya mencapai jumlah sebesar

Rp 344,3 milyar. Jumlah riil uang beredar dalam artinya yang luas termasuk

uang kwasi yang mencerminkan tingkat likwiditas masyatakat, sampai dengan

Marct 7974 berjumlah Rp 528,7 milyar .dimana posisinya pada Maret 1969

adalah sebesar Rp 148,8 milyar. Dalam tahun 1974/1975 sampai dengan

September 1974, jumlah riil uang beredar dan uang kwasi telah bertambah

dengan Rp 39,6 milyar ( 7,5 persen ). Dalam periode yang sama tahun yang

IaJu jumlah riil uang beredar dan uang kwasi menunjukkan penurunan'

Posisi jumlah riil uang beredar dan uang kwasi pada akhir September 1974

adalah sebesar RP 568,3 milYar'

Dana perkreditan

i, 3. r. Pokokaokok kebijaksanaan pengerahan dana perkteditan

Us$a pengerahan dana perkreditan mempunyai ani yang Penting me-

ngingat Peranannya sebagai salah satu zumber pembiayaan dalam REPELITA

Page 175: N(ITA KEUANGAN

745

maupun dalam kepentingan mempertahankan stabilisasi. Usaha pengerahandana yang berencana dan adanya penyaluran dana tersebut secara effisiendan effektif dapat menggairahkan kegiatan ekonomi. Walaupun dana perkredit-an belum merupakan sumber utama pembiayaan pembangunan dewasa ini,akan tetapi didalam jangka panjang sektor ini akan banyak menentukan.Dalam hal dimana sektor swasta telah makin berperanan didalam usaha pem-bangunan dan kegiatan perekonomian, maka sumber pembiayaan dari sektorperkreditan akan terasa makin penting, disamping danadana yang berasaldari pasar uang dan modal.

Bertitik tolak dari hal tersebut, maka kebijaksanaan pengerahan danaperkreditan diarahkan pada usaha peningkatan dana perkreditan, menjaminkestabilan dan memberikan landasan yang kuat bagi usaha pengerahandana selanjutnya. Hal tersebut dicapai antara lain melalui penyempurnaanlembaga perkreditan dan kebijaksanaan suku bunga yang optimal.

Sumber dana perkreditan bank dapat berasal dari dalam maupun luarnegeri. Sumber dana dari masyarakat dapat berbentuk dana giro, depositodan dana lainnya, yang merupakan dana sekunder sektor perbankan. Dana-danatersebut mempunyai pengaruh moneter yang netral sejauh terdapat ke-seimbangan antara usaha pengerahan dana dan penyalurannya dalam benrukkredit. Sedangkan dana primer sektor perbankan dapat berasal dari kreditBank Indonesia, yaitu kredit likwiditas dan dana valuta asing dari luar negeri.

Usaha pengerahan dana giro dan juga dalam rangka mempercepat usahagiralisasi, telah dirangsang oleh Pemerintah melalui Undang-Undang No. 12tahun 1971 sebagai pengganti Undang-Undang No. 1 tahun 1971 tentangpencabutan kembali berlakunya Undang-Undang No. 17 tahun 1964 mengenaicek kosong.

Usaha pengerahan dana deposito yang merupakan sumber utama danaperkreditan jangka panjang ditempuh melalui penyesuaian terus-meneruszuku bunga deposito ' berjangka dan tabungan. Penyesuaian suku bungadeposito didalam jangka panjang memberikan iklim yang baik bagi tercipta-nya pasar uang dan modal. Dengan telah tercapainya stabilisasi maka sukubunga deposiro trerangsur-angsur diturunkan. Suku bunga deposito tertinggisejak dimulainya program deposito berjangka sebesar 6 persen sebulan m:rkapada akhir tahun REPELITA I menjadi 1ya persen sebulan. Namun demikianvolume deposito berjangka setiap tahunnya dalam REPELITA I senantiasamenunjukkan peningkatan.

Page 176: N(ITA KEUANGAN

r46

t

Kemudian sebagai bagian dari rangkaian kebijaksanaan anti inflasi 9 April1974, stku bunga deposito kembali diadakan penyesuaian. Perubahan sukubunga deposito terjadi pada deposito berjangka waktu 12 bulan menjadi1y2 persen sebulan yang sebelurnnya 1/4 persen sebulan. Disamping itu sejakinr pula telah diadakan progam deposito berjangka baru, berjangka waktu18 bulan dan 24 bulan dengan zuku bunga masing-masing sebes,u 2 persendan 2l4 persen sebulan.

Terbatasnya danadana dari masyarakat, memungkinkan sektor perbank-an khusrsnya unruk memperoleh dana dari luar negeri. Akan tetapi danadanatersebut sejauh mungkin dapat dibaasi pada tir:gkatan yang layak sehinggatidak menimbulkan gaflgguan moneter. Adanya peningkatan aliran modaljangka pendek ini antara lain disebabkan karena tingkat bunga yang menarikdi Indonesia, Danadana tersebut disamping dapat menimbulkan tekananinflasi, dapat menimbulkan pula gangguan terhadap likwiditas perbankan.Berdasarkan kebijaksanaan 9 April 1974 telah diadakan pembatasan penerima-an danadana tersebut baik yang diterima oleh sektor perbankan, lembagakeuangan lainnya dan perusahaan wasta. Sedangkan untuk lembaga keuanganbukan bank dan perusahaan srasta dikenakan pula ketentuan simpanan wajibtanpa bunga dalam dollar Amerika pada Bank Indonesia sekurang-kurangnya30 persen dari jumlah pinjaman luar negeri yang telah direalisir.

5.3.2. Perkembsngan dana perkreditan

Posisi dana perkeditan bank pada akhir September 1974 adalah sebesarRp 879,7 milyar, terdiri dari dana giro sebesar Rp 435,9 milyar (49,6 persen),dana deposito sebesa.r Rp 3 30,6 milyar (37,6 persen) dan dana lainnya sebesarRp f 13,2 milyar (12,8 persen). Dibandingkan dengan posisinya pada akhirM$et L974 sebesar Rp 735,2 milyar, rnaka dalam tahrn 1974/1975 sampaidengan Septembet 1974 telah terjadi kenaikan sebesar Rp 144,5 milyar(19,7 persen). Dibandingkan dengan tingkat kenaikan dalam periode yangsama tahun yang lalu menunjukkan sedikit penurunan.

Selama REPELITA I dana perkreditan bank senantiasa menunjukkanpeningkatan. Sejak tahun pertama REPELITA I tiap tahunnya dana perkredit-an bank telah meningkat dengan Rp 71,3 milyar (95,9 persen), Rp 78,1 milyar(53,6 persen), Rp 119,7 milyar (53,5 persen), Rp 166,1 milyar (48,4 persen)dan pada tahun 197311974 sebesar Rp 225 ,7 milyar (44,3 persen). Meningkat-nya dana perkeditan bank memungkinkan pula meningkamya pemberian

I

f

Page 177: N(ITA KEUANGAN

t+7

E

-u

\ oI to. c.r-

C.l .." 1 (.I

6r €" .o" .,1

6{ nl .'l \

o t o l q n :

q (o- ,A-

ot^ oI oI

dl q. .d:

qq ,q !(1 oI

q co^ oI o-

5RR9

\ 6l ,o" ol

i 6eE

oq , o rq ' q

q. q?. 4). €.

or or oI q

a- or. o). 6l

nl q\ 6r

11 of o- ri. q. (o" or

ol

dai

\

q

sl

oe.

*

q \ \ ' q

! ' } i F ( o F i r 6 F a \ r6 r r o r c o N ( t ' N r

iD c.r ao

! 6 t s r ! @c o c , r @ F : @ + :r c . a i 1 6 6 i r . . l

s 993

'rf rf o" o"

q . 1 q q

0q 6"F nt \ qn1 e.

$ RE E E 3 3,"gl. q. 6f ot- io. 6t r( clr* d t @ o r o r o r l ! ) +F o + i | ! t l t r N :

o- F" 6t.1 .fr or oq (o-d t s r r ) o l F @ + 1 6t s € r l r o i t N i

q. n in d l

q 1 o,l 6{

' rF 'n i t

o r F r o ( o( c C . r o r ' , o F € i F

i t c o 6 r + o o F c l l6 : l l t i 6 r O @$ a{ s.r 6 ro .!tl

9^ \e. ri

.r) +i {i f)( ' F ( o O 6 r i i : r Oi i i c ! 6 { i d r

o N r t s ( D d t + ir i n i " i { i d d , - : d d o i d

3 a | : o r l : : F - o . r l r t

F: n1@- \ cr co^.o- o{ r- ol ,o- ol' | 4 ( o € O o ) O n . O 6 : f i O ,t s r . t 6 r o r a . r a r t r N : d\ or 1 i:. -r,q 0q6r o i. ct arr cD :l.rt Go ri f) fl c\r

s . r : i

\ \ o q q .- ! q o l ( o ^ . { \ + - 6 t " . t1!) rl. o <tr 6r co i 6t ro

o r \ o - \ q 1 6 . 9 . 0 ! .l o o r + c . r o ' o + o o r

n l q n l C . 1 o , ^ ( o .c o t s o 0 0 F € 6 r

lit s\r 5r

I

xcI

F 5

s

gx

o €

T

ea

= to i E

- - <

5>

o : i

F >

eg

F..o\

t\a

IF.

o'\oo\

z

z

z

I!

4

+

Page 178: N(ITA KEUANGAN

148

G r a f i k V . 2 .

DANA PERKREDITAN BANK MENURUT SUMBER, 196911970 _ 197417975

( dalam milyar rupiah )

IrI

R E P E L I T A I

Lain - lain

D€posiro

G i r o

r97 31r974

I

r9721t97 3

I

197r11972

r

1969i r970

I

197011971

R E P E L I T A I I

Tahun pertama19? 41197 t(semerter I)

. 9 0 0

700

-,(

500

300

f

Page 179: N(ITA KEUANGAN

,t

kredit perbankan dahm masa-masa tersebut.

Kenaikan dana perkreditan bank dalam tahun 1974/7975 sampai dengan

September 1974 sebesar Rp 144,5 mily* (19,7 persen) adalal terdiri dari

kenaikan dana giro sebesar Rp 46,5 milyar (11,9 persen), kenaikan dana

deposito sebesar Rp 125,5 milyar (61,2 persen) dan penurunrur dana lain-lain

sebesar Rp 27,5 milyat (19,5 persen).

Kenaikan dana giro tersebut lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan-

nya pada periode yang sama tahun yang lalu. Dalam pada itu kenaikan dana

deposito menunjukkan jumlah Rp 66,9 milyar diatas kenaikannya pada

periode yang sama tahun yang lalu. Meningkamya dana deposito ini antara

lain disebabkan karena meningkatnya deposito berjangka bank-bank pemerin-

tah sebagai hasil pelaksanaan kebijaksanaan a.nti inflasi 9 April 7974.

Kenaikan dana giro sebesar Rp 46,5 milyn (11,9 persen) terdiri dari

kenaikan danagito bank-bank pemerintah sebesar Rp 26,8 milyar (9,1 persen)

dan kenaikan dana giro bank-bank swasta sebesar Rp 19,7 milyar (20,5 per-

sen).

Kenaikan dana deposito sebesar Rp 125,5 milyar (61,2 persen) terdiri

dari kenaikan dana deposito bank-bank pemerintah sebesar Rp 109,0 milyar(71,0 persen), bank-bank srwasta sebesar Rp 16,5 milyar (3 1 ,9 persen).

Akhirnya penurunan dana lain{ain sebesar Rp 27,5 mtlyar (19,5 persen)disebabkan karena penurunan dana lain-lain bank-bank pemerintah sebesarRp 30,9 milyar (24,1 persen) dan kenaikan dana lain bank$ank srruasta sebe-

sar Rp 3,4 mllyar (27,4 persen), Perkembangan dana perkreditan bank dapat

diikuti pada Tabel V.4..

5.4. Perkembangan pengerahan dana

5.4.1. Deposito berjangka

Deposito berjangka memainkan peranan yang orkuP penting dalam rang-

kaian pelaksanaan kebijaksanaan monet€t Pemerintah. Secara kwantitatip

peranannya terletak kepada usaha pengerahan dana untuk pembiavaan pem-

bangunan dan mempertahankarr kestabilan' Secara kwalitatip deposito

Page 180: N(ITA KEUANGAN

,(

berjangka berarti realokasi danadana spekulatip kearah penggunaan yang pro-duktip.

Perkembangan deposito berjangka dalam REPELITA I senantiasa menun-jukkan peningkatan, kecuali dalam tahun terakhir menunjukkan sedikit pe-nurunan. Berdasarkan keten an 9 April 1974 maka telah diadakan kembalipenyesuaian suku bunga deposito berjangka dal diselenggarakannya jenisdeposito berjangka waktu 18 bulan dan 24 bulan,

Dalam enam bulan pelaksanaannya, deposito berjangka menunjukkanpeningkatan yang pesat. Dalam periode Maret 1974 - September 1974 depositoberjangka telah meningkat dengan Rp 62,2 milyal (43,2 persen). Dalamperiode Maret 1973 - September 1973 deposito berjangka hanya meningkatdengan Rp 2,5 mrlyol (1,7 persen). Peningkatan yang cukup besar dalam'r.aJnn 1974/797 5 sampai dengan September 1974 ad,alah karena peningkatanyang pesat pada deposito berjangka waktu 24 bulan. Sampai denganSeptember 1974 jumlal deposito berjangka wakat 24 bulan telah mencapaiposisi Rp 138,0 milyar. Deposito berjangka waktu 18 bulan berjumlahRp 5,4 milyar. Dalam pada itu deposito berjangka waktu 12 bulan, 6 bulan,3 bulan dan kurang dari 3 bulan cenderung menunjukkan penumnan.

Posisi deposito berjangka sebesar Rp 206,7 milyar pada akhir September1974 tcrdiri dari deposito berjangka waktu 24 b'ulan sebesar Rp 1 38,0 milyar(66,9 persen), deposito berjangka waktu 18 bulan sebesar Rp 5,4 milyar(2,6 persen), deposito berjangka waktu 12 bulan sebesar Rp 50,2 milyar(24,4 persen), deposito berjangka waktu 6 bulan sebesar Rp 8,4 milyar(4,1 persen) dan deposito berjangka waktu 3 bulan dan kurang dari 3 bulansebesar Rp 4,1 milyar (2,0 persen).

5.4.2. Tabungan Pembangunan Nasional dan Tabungan Asuransi Berjangka

Tabungan Pembangunan Nasional (TABANAS) dan Tabungan AsuransiBerjangka (TASKA) sejak diselenggarakan pada bulan Juli 1971 senantiasamenunjukkan peningkatan. Peranan TABANAS dan TASKA disamping seba-gai usaha pengerahan dana juga sebagai usaha untuk menciptakan k.bi".r"nmenabung dari segenap lapisan masyarakat.

Posisi TABANAS yzngpada akhir Maret 1972 berjumlah Rp 11,0 milyar,pada akhir Mtet 7973 posisinya menjadi Rp 30,4 milyar. Dengan demikian

l r 'II

Page 181: N(ITA KEUANGAN

1 5 1

E

i o - { . q Y @ - t l € .

f i g '3-*- s 6

6 - n i . . ' l < : . 1 d - r t o .

3 N*

. D - @ - \ @ . \ \

E En,"o * B

( o € ( o od c . i u j , i c j . ic v l

(o- d1 "n" n c{ dr -" c.

B B*6 - c r s s l . . i l o j o -

I r ^ ' j 3 : + - 5

o r \ d l @ - q o qd t 6 ' a r . o ; 9+ t l

F- ':i: .: ol co" fAo . 4 r o : / 5

6 l l N N

3 , :H * ' 3c r c \ o ^ q q q

S r tBS* *B

o ! + - 1 o 1 d ^ . 1

€ , 6 ;9o d +r . j i

c L r r \ 1 @ " r . - \ D "4 j o , ( o t O o r o t s

+ c \ r o ! a ! to i { < r . i 6 i

o c o + f )

! ! i l

' . d l 0 o : o

65.

r ' 6

lr

d

E

tt

'a

sE

< tE ;E

{ E

; i , a

Fz

Er I ] l . 'Pr t'-v:z:< il ! o .t F

F4 l2 ^<F

lz6^<

Eb1F]

F

4

f-

Page 182: N(ITA KEUANGAN

152

G r r f i k v . 3 ,

DEPOSITO BERJANGKA MENURUT wAKTV, 1969ll97O - 79741r975

( dalam milyar rupiah )

R E P E L I I A

Tahun p€.rtalna

197 41t97 5(semester I)

R E P E L I T A I

3 bulan dankurang dari 3 bulan

6 bulan

12 bulan

18 bu lan

24 bulan

r97 31r97 4

r912lt97 3

Page 183: N(ITA KEUANGAN

Y

r f 5

menunjukkan Peningkatan sebesar Rp 19$ milyar (176,4 persen)' Dalam

tahun 197311974 TABANAS bertambah Rp 6,4 milyar (21,1 persen)'

Kemudian dalam tahun 1974/1975 sampai dengan SePtember r974 TABANAS

bertambah dengan Rp 2,8 milyar (7,6 persen)' Sejak 9 AprlI 1'974 suku bunga

TABANAS adalah 18 persen setahun untuk saldo tabungan Rp 200'000'- yang

pertama clan 9 persen untuk saldo tabungar diatas Rp 200 000'' Sementara

itu TASKA sampai dengan September 1974 berjumlah Rp 91 juta'

Posisinya pad.a Maret 1972 adalah Rp 77 juta, pada Maret 1973 dan

Maret 1974 masing-masing sebesar Rp 86 juta dan Rp 78 juta'

Program tabungan pemuda pelajar dan pramuka sejak diadakannya pada

Pebruari 1974 sampai dengan Septemb er 7974 telth berjumlah Rp 80 juta

dengan 162.000 penabung.

5.4.3. Sertifikat dePosito

Sertifikat deposito disamping merupakan usaha pengerahan dana sektor

perbankan mempunyai zrti yang penting sebagai usaha persiapan menu1u ter-

wujudnya pasar uang dan modal

Sertifikat deposito dikeluarkan dengan nilai nominal sekurang-kurangnya

Rp 50.000,-. Suku bunga sertifikat deposito sejak Oktober 1973 berkisar anta'

ra 7,2 persen setahun samPai dengan 15,2 persen setahun untuk sertifikat

deposito berjangka waktu dui % bulan sampai dengan i2 bulan'

Perkembangan sertifikat deposito dalam tahun 79731197+ menunjukkan

peningkalan yang besar. Dalam tahun tersebut sertifikat deposito dalam per'

edaran telah bertambah dengan Rp 49,0 milyar (626,2 persen)' Dalam tahun

1972/1973 menunjukkur peningkatan sebesar Rp 5,7 milyar (271.4 persen)'

Peningkatan yang cukup besar dalam tahtn l97j/l'974 terutama berasal dari

peningkatar sertifikat deposito bank-bank pemerintah, antara lain Bark Bumi

Daya, Bank Negara Indonesia 1946, Bank'Ekspor Impor Indonesia dan Bank

Dagang Negara. Dalam tahun 7974/1975 sampai dengan September 1974

sertifikat deposito bcrtambah dengan Rp 20,6 milyar (36'3 persen).

Posisi sertifikat deposito dalam peredaran sampai dengan September

1974 berjumlah Rp 77,5 milyar. (Tabel V.6.).

L

.t"

Page 184: N(ITA KEUANGAN

r5+

Tabe l V .6 '

PERKEMBANGAN SERTIFIKAT DEPOSITO BANK_BANK

L97l - L97 +

( dalam juta rupiah )

Pe r i ode Penjualan Pelunasan D"1,"-

pereoeran

Oktober

Januari

April

Ju l i

Oktober

J anuari

April

Ju l i

Oktober

JanuariApril

Ju l i

- Desember

-Mare t

- Jun - i

- September

- Desember

-Mare t

- Jun i

- September

- Desember

- Ma re t- Jun i

- September

2.380,2

1.398,9

7.582,7

12 . t71 ,2

r6 .2J5 ,7

2.560,3

8 .777 ,9

22.r85,5

22.7 48,2

56.382,870.t5+,o

7 3.974,6

2.508,6

1.404,5

536,6

4 .063 ,3

26.83 r ,O

3.946,3

6 .091 ,6

9.+79,5

12.775,7

3 3 .651 ,4) r .+) ) , )

78.770,6

2 .110 ,8

2.ro5,2

9.r51.,3

77 .459,2

8.6s3,g* ' )

7.832,O

9.635,8

29.792,O

3t.63s,9

56.474,877.534,O

77.5r+,7

t977

t97Z

t97Z

r972

r972

1973

r97 3

797 3

197 3

197 4r974

r97+

*) Scjak Derembcr l9 7 2 termasu k sertiftkst deposi to BankEkspor lEpor Indoncsia yang beluE dip.rinci jun ahpenjualan da,l pelunisannye

Page 185: N(ITA KEUANGAN

+

5.4.4. Pengerahan dana lainnya

Dalam REPELITA I pengumpulan dana maupun investasi yang dilaku-

kan oleh sektor perazuransian telah mulai menunjukkan kemajuan. Dalam

REPELITA II sektor ini didorong agar berperan lebih besar lagi sebagai sum-

ber pembiayaan pembangunan. Untuk itu telah diambii serangkaian kebijak-

sanaan dibidang asuransi jiwa, asuransi kerugian dan sosial.

Dalam rangka memperluas pasaran azuransi jiwa maka sejak Pebruari

tahun 1974 telah terbuka kemungkinan pendrrian perusahaan asuransi jiwa

nasional baru sebanyak-banyaknya 6 perusahaan. Sedangkan pendirian per-

usahaan asuransi jiwa asing adalah tertutup. Dalam mengatasi kekurangan di-

bidang teknis, perusahaan asuransijiwa nasional dapat mengadakan persetujuan

managem€nt dengan perusahaan asuransi jiwa asing.

Kemudian didalam rangka mendorong perkernbangan azuransi kerugian

khususnya perusahaan azuransi kerugian nasional, maka telah dianjurkan ke-

pada perusahaanTerusahaan tersebut untuk mengadakan penggabungan(merger), penambahan modal dan kerja sama dengan perusahaan asuransi

kerugian asing.

Bagi perusahaanlerusahaan asuransi kerugian nasional yang meng-

adakan penggabungan diberikan keringanan pajak. Hingga awal tahun 1974

dalam sektor asuransi kerugian terdapat 44 perusahaan swasta nasional,

12 perusahaan asing dan 1 perusahaan milik negara. Sedangkan perusahaan

yang khuzus bergerak dibidang reasuransi berjumlah 3 perusahaan, satu

diantuanya milik negara. Dibidang perusahaan asuransi kredit hanya rcrdapat

1 perusalaan milik negara.

lnvestasi dana dalam tahun 1973 telah meningkat dengan 55,1 persen

yaitu dari Rp 10.192 juta pada tahun 1972 menjadi Rp 15.812 jua pada

tahun 197 3.

Perkembangan investasi dana dari indusui poasuransian dapat diikuti

pada Tabel V.7..

Page 186: N(ITA KEUANGAN

156

T ab e l V .7 .

INVESTASI DANA, 1969 - 1973

( dalam jua rupiah )

Bidang 1969 1970 r972

Asuransi kerugian danreasuransi

Asuransi jiwa

Asuransi sosial

1.103 2.073

30 222

1.560 2.637

5.475*) 8.8g9

961 2.051

3.756 4.872

4.344

404

3.163+

Jum lah 4.926 7.91L L0.792 75.812

+) Angka diperbaiki

-+

Page 187: N(ITA KEUANGAN

t57

5.4.5. kmbaga Keuangan dan Pasar Uang dan Modal

Dalam rangka menciptakan sistim keuangan yang lebih lengkap untuk

menunjang pelaksanaan pembangunan, Pemerintah telah mengambil langkah-

langkah kearah terselenggaranya pembentukan pasar uang dan modal di

Indonesia.

Untuk keperluan tersebut oleh Pemerintah telah dikeluarkan Surat

Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-38/MWMI/1972 tanggal 18 Januari

tgiz guna memberi kesempatan dibentuknya lembaga keuangan non bank

yang melaktlkan kegiatan menghimpun dana dengan mengeluatkan surat

t.ri"rgu dan menyalurkannya kepada masyarakat Penyaluran dana ini

terutama untuk membiayai investasi perusahaan'

Berdasarkan surat keputusan itu hingga bulan Juni 1974 telah terbentuk

12lembagakeuangannonbankyangtelahdiber i iz inusahaolehPemerintah.Dari jumlah tersebut, 2 buah perusahaan yaitu PT' Indonesian Development

Finance Corporation (IDFC) dan PT Ptivate Development Finance Compary

of Indonesia (PDFCI) merupakan lembaga yang bergerak dibidang pembiayaan

pembangunan, 10 buah perusahaan merupakan Lembaga Perantara Penerbitan

& Perdagangan surat-surat berharga antara lain First Indonesian Finance and

InvestmentCorporat ion(PT.FICORINVEST),Indonesialnvestment lntet .national Corporation (PT. INDOVEST) dan Asean and Euro American Capital

Corporation (PT. ASEAM) Disamping itu terdapat pula 3 lembaga keuangan

lainnya yang merupakan jenis perwakilan dari suatu Foreign Development

Finance Corporation, diantaranya ialah perwakilan Private Investment Com-

pany for Asia (PICA).

Lembaga Pembiayaan Pembangunan (Dwelopment Finance Corporation)'

usaha utamarya adalah memberikan kredit jangka menengah (1 sampai dengan

5 tahun) dan jangka panjang (lebih dari 5 tahun), serta penyertaan modal

dalam perusahaan. Usaha lainnya antara lain menghimpun dana dengan me-

,tgeluark"r|. surat berhatga, sebagai perantara untuk mendapatkan Pes€rta/

ko-panyon untuk mengadakan joint venture, mendapatkan tenaga ahli dan

usaha lain yang telah disetujui oleh Pemerintah seperti misalnya makelar'

komisioner dan pedagang efek-efek, leasing, sewa beli dan lain-lain

Lembaga perantara penerbitan dan perdagangan surat-surat berharga

( Inv€stment Finance Corporation ) mempunyai usala utama memberi

Page 188: N(ITA KEUANGAN

r58

L

perantaraan dalam penerbitan dan menjamin serta menanggung terjualnyasurat-surat berharga (underwriting). Sedang usaha lainnya sama dengan yang

dilakukan oleh Lembaga Pembiayaan Pembangunan.

Dengan demikian lembaga keuangan non bank tersebut dipasar uangbertindak sebagai perantara dalam perdagangan surat berharga jangka pendek,mengeluarkan dan mengembangkan baik penerbitan maupun perdagangan

sur4t hutang jangka pendek serta mendorong investasi masyarakat dalam

surat hutang jangka pendek. Adapun kegiatan Iembaga keuangan dipasar

modal adalah melakukan usaha underwriting terhadap pengeluaran danpenyaluran surat berharga serta penempatannya baik didalam maupun diluar

negeri.

Dalam melaksanakan tugasnya lembaga keuangan" dapat mengadakan

kerja sama dengan lembaga keuangan lainnya.

Sejak 1 April 1974 telah mulai beroperasi kegiatan Pasar Uang Antar

Bank (Inter Bank Call Money Market). Dibentuknya Pasax uang antar bank

merupakan tahap pertama sebelum dibentuknya pasar uang yang lebih luas.

Untuk memperoleh rentabilitas yang optimum, bank yang mempunyaikelebihan dana dapat meminjamkan dalam waktu yang relatip pendek.

Dilain pihak bank yang mengalami kekurangan dana dipenuhi secara cepat

dan mudah. Peserta Pasar Uang Antar Bank untuk sementara adalah bank

umum dan bank pembangunan yang menjadi peserta clearing di Jakarta.

Selanjutnya oleh Pemerintah telah ditetapkan pengaturan periawaran

efek kepada masyarakatr d4n perdagangannya serta perantara dibidang pasar

modal, berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. KEP-640/MK/IV/

5/1974 tanggal 6 Mei 7974. Dalam kegiatan itu Bank lndonesia sebagai

pelaksana yang melakukan penawaran dan perdagangan efek kepada masya-

rakat.

5,5, Perkembangan perkreditan

5.5,1. Kebijaksanaan perkreditan

Kebijaksanaan perkreditan baik dalam REPELITA I maupun dalam

REPELITA II tetap diarahkan kepada tingkat pertambahan yang layak dan

azas selektipitas, sehingga volume perkreditan melalui pengaruhnya terhadap

Page 189: N(ITA KEUANGAN

L

159

jumlah uang beredar tidak akan mengganggu kestabilan yang telah dicapai.Tujuan kebijaksanaan perkreditan adalah berusaha menggali dana-dana darimasyarakat guna melengkapi sumber pembiayaan didalam mendorong danmeningkatkan usaha-usaha pembangunan. Kebijaksanaan perkreditan sebagaibagian dari kebijaksanaan moneter umum ditempuh melalui dua cara, yaitumelalui kebijaksanaan kredit kwantitatip dan kebijaksanaan kredit kwalitatip.Kebijaksanaan tersebut mencakup dua rujuan, yaits agar pengaruhnya ter-hadap kestabilan harga dapat dikendalikan dan memanfaatkan dana-danayang terbatas untuk pertumbuhan sektor ekonomi yang diprioritaskan.Volume kredit perbankan dapat dibatasi dengan suatu jumlah maksimumkredir yang dapat diberikan oleh sektor perbankan atau m€lalui pengaturanlikwiditas perbankan. Sedangkan prioritas pemberian kredit menurut sektorekonomi antara lain dilaksanakan melalui kebijaksanaan tingkat bunga.Kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut senantiasa disesuaikan dengan perkem-bangan ekonomi yang terjadi.

Suku bunga kredit sebagai salah satu alat kebijaksanaan perkred.itanterus disesuaikan, sehingga perkembangannya menunjukkan penurunan. Apa-bila pada tahun 1968 suku bunga kredit berkisar antara 3 sampai 7 persensebulan, maka suku bunga tersebut sampai dengan akhir REPELITA I telahmenjadi hanya sebesar 0,5 - 2 persen sebulan. Hal ini dimaksudkan sebagaiusaha untuk lebih meningkatkan peranan perkreditan didalam pembangunandisamping adanya kestabilan yang makin mantap. Dalam rangka kebijaksanaananti inflasi 9 April I974, dibidang perkreditan diadakan penyesuaian ekspansivolume kredit perbankan dan penyesuaian tingkat bunga yang didasarkankepada perubahan dalam penggolongan scktor ekonominya. Selain dari padaitu usaha pengendalian kredit ditempuh pula melalui pengaturan likwiditasperbankan baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing.

5.5.2. Perkembangan pemberian kredit menurut sektor perbankan

Posisi kredit perbankan sampai dengan akhir September 1974 berjumlahRp 1.293,1 milyar atau suatu kenaikan sebesar Rp 203,4 milyar (18,7 persen)jika dibandingkan dengan posisinya pada alhir Maret 1974. Dalam periodeyang sama tahun yang lalu kredit perbankan bertambah dengan Rp 268,6milyar ( 38,2 persen).

Penurunan dalam'tingkat kenaikan volume kredit perbankan dalam tahun

Page 190: N(ITA KEUANGAN

160

a

lg74tlg75 sampai dengan akhir September 1974 adtJo;h sesuai dengan usaha

Pemerintah untuk mengendalikan ekspansi perkreditan kepada tingkatan yang

wajar dalam rangka memelihara stabilisasi yang dilancarkan sejak 9 April

1974. Volume kredit perbankan selama REPELITA I secara absolut senantiasa

menunjukkan peningkatan dan dalam tahun terakhir REPELITA I mencapai

tingkat kenaikannya yang tertinggi yakni sebesar Rp 385,7 milyar, akan tetapi

persentase kenaikannya menunjukkan perkembangan yang menurun' Perkem-

bangan tersebut mencerminkan adanya penyesuaian antaf,a perluasan kredit

perbankan dengan usaha memPertahankan stabilisasi disatu pihak dan pening-

katan kegiatan usaba pembangunan dilain pihak'

Posisi kredit sebesar Rp 1.293,1 milyat pada akhir September 1974

terdiri dari kredit Bank Indonesia sebesar Rp 465,7 nilyar (36,0 persen)'

bank-bank umum pemerintah sebesar Rp 682,4 milyar (52,8 persen) dan bank-

bank swasta sebesar Rp 145,0 milyar (11,2 persen). Kredit bank-bank umum

pemerintah merupakan bagian yang terbesar dari jumlah perkreditan, hal ini

berbeda dengan keadaan pada permulaan REPELITA I. Pada akhir Maret

1969 jumlah perkreditan bank-bank umum pemerintah adalah sebesar Rp 3 3,4

milyar atau merupakan 24 persen dari jumlah seluruh perkreditan bank pada

waktu itu. Sementara itu kredit bank-bank swasta senantiasa menunjukkan

peningkatan pula. Kemajuan yang dicapai oleh bank-bank umum tersebut

didalam kegiatan perkteditan merupakan perwujudan dari usaha-usaha Peme-

rintah didalam penyempurnaan lembaga perkreditan bank berdasarkan Undang:

undang Pokok Perbankan tahun 1967. Dalam pada itu peranan kredit Bank

Indonesia dilihat dari sudut jumlah kreditnya terhadap kredit perbankan

seluruhnya sejak REPELITA I telah semakin keiil' Hal ini sejalan dengan

usaha membatasi fungsi Bank Sentral sebagai bank umum yang dituangkan

dalam Undang-undang No. 13/1968 tentang Bank Sentral' Perkembangan

kredit Bank Indonesia sebagian besar terdiri dari kredit likwiditas, sedangkan

kredit langsung ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pengadaan pangan'

Kenaikan kredit perbankan sebesar Rp 203,4 milyar (18,7 persen) dalam

tlhun|974/TgT5sampaidenganseptemberlgT4adalahberasaldarikenaikankredit Bank Ihdonesia sebesar Rp 89,5 milyar (23,8 persen) yang terdiri dari

kenaikan kredit likwiditas sebesar Rp 29,7 milyar (12,6 persen) dan kredit

langsung sebesar Rp 59,8 milyar (42,4 persen)' Dibandingkan dengan periode

yang rr*" tahun yang lalu kredit langsung menunjukkan penurunan sedangkan

kredit likwiditas menunjukkan kenaikan.

Page 191: N(ITA KEUANGAN

l o l

a

Menyusul kemudian kenaikan kredit bank-bank umum pemerinta.h dan

swasta masing-masing sebesar Rp 96,8 milyar ( 16,5 persen) dan Rp 17,1 milyar

(13,4 persen). Dibandingkan dengan tahun yang Ialu dalam periode yangsama,

tingkat kenaikan kredit bank umum pemerintah maupun bank-bank swasta

menunjukkan Penurunan. Kredit bank'bank umum pemerintah menunjukkan

tingkat kenaikan sebesar Rp 56,3 milyar atau 27,+ persen Iebih kecil sedang

kan bank-bank umum swasta sebesar Rp 1,6 milyar atau 10,9 persen lebih

kecil dibandingkan dengan tahun lalu.

5.5.3. Perkembangan pemberian kredit menurut sektor pemerintah dan swasta

Konsep pembangunan ekonomi jangka panjang memberikan peranan

yang lebih besar kepada sektor swasta didalam keglatan ekonomi, sedangkan

Pemerintah hanya memberikan pengarahan dan penyesuaian bilamana perlu.

Dengan demikian alokasi sumber-sumber ekonorni dapat dilaksanakan dengan

effisien. Hal ini telah ditintis oleh Pemerintah sejak Oktober 1966.

Kegiatan sektor swasta tercermin antara lain dari bagian kredit perbankan

yang disalurkan kesektor ini. Sejak dimulainya REPELITA I bagian kredit

perbankan maupun kenaikannya sebagian besar digunakan oleh sektor swasta'

Dalam tahun terakhir REPELITA I kenaikan kredit perbankan sebesar

Rp 385,7 milyar (54,8 persen) terdiri dari kenaikan kredit untuk sektor

swasta sebesar Rp 284,9 milyal (59,3 persen). Sedangkan untuk sektor peme-

rintah menunjukkan peningkatan sebesar Rp 100,8 milyar (45,0 persen).

Kemudian dalam tahun 7974/1975 sampai dengan Septernber 1974 kenaikan

kredit perbankan sebesar Rp 203,4 milya;r (18,7 persen) terdiri dari kenaikan

krerlit untuk sektor swasta sebesar Rp I29,6 nilyzr (16,9 persen) dan sektor

pemerintah sebesar Rp 73,8 milyar (22,7 persen). Posisi kredit perbankan

pada akhir September 1974 tetdiri dari kredit untuk sektor swasta sebesar

Rp 394,6 milyar (69 persen) dan sektor pemerintah sebeshr Rp 398,5 milyar(31 persen). Pada akhir Maret 7969 bagian kredit untuk seklor pemerintah

adalah sebesar 60 persen sedangkan sisanya digunakan oleh sektor swasta.

Perkembangan pemberian kredit perbankan menurut sektor pemerintah dan

swasta dapat diikuti pada Tabel V.8..

5,5.4. Perkembangan pemberian kedit menurut sektor ekonomi

Pengarahan pemberian kredit menurut sektor ekonomi dapat ditempuh

Page 192: N(ITA KEUANGAN

t62

j

q N N

oq. q n1

q o r . n

ah s

&e

, r 3 3

qF F i @ O N @ + c r ) d O C ! a O6 O@nr ro Nc\ c \ r o c { o .1 c { ro\o oor (D N +i qo co o $ 6r an

r o t s o F o r 3 6 a D i F a o r r $co cr€ + D 6 o ci) i c\r o \o +14 o1 6 (o c{ +, cD <o r 6 6r o4

6 c o o , + c n ( o 0 . r t s 6 c \ r c o ( o t sco io io c \ r + .6 N (o (o N.o

+ N F N N D6 : ( o + i 3 < C \ r( o N * ( r ) o r r l 6 N 6+ r F ( o 6 N - -

r o o ( o o o , ir o o ( . , + 6 0 n : | 6 t t - o i 6 ( r

i r (o@o co coo r ts ld r l i iD( . ,o +o + +i ro i cj (6 D or cil 4+ 6 r r l o ) 6 : + f l c o . o . o o

1 6 + H

n q.o- ro- \ o. .: nl ,!. co- d1 o- .o-r ! , 4 F ( o N 0 1

o + t : l ) @ ( o o ) c \ V F 1 6 t O . O

t s o 1 6 + c o H Fc a € l A d , q l o r o @ o r q ) $ o r t t

{ i 6 0 r + . o o + r ) €

F 0 1 a O : + FF r + 6 0 F O r

r + 1 6 + ( 0 6

q. o:r" qo- 4 no^ fi. d1 c'r" .o" 1c'ro r : l ,6 o l rco

ci) cD 6i

c ! 6 ' oo @ f ) -.ri ^i oi 6.i *i d.j c.i d.i d do;

@" <iF-q c.I" o{ o" .1 fa {o. or 6t\F t s + N O r c . r d r $ ( b F t s t t rd 6 r o r c n + . o + 6 . o

rl

roc r o

.o- n: rI

4^ d l"o" o" q oq\ q o"q 1<o"co" "1 n i6 1 ( . 6 c n + t ! r ! ) + c o

@- .."ao- o" (D- \1 .o^ e1 or (o- \o: q. c.lF i o t a ! $ o r ( D o € t s + < D 3 r o r

c ' + + t s ( D o + + N

q

c

c, .E

| - :: 3

g,l

<*g ) E

_ > t

5:

> !5E

> e

z

C4 F-ar o\

L t lr , r N; ; o ,

F r

li u)

7 J

<Qz

E

L

Page 193: N(ITA KEUANGAN

G r a f i k V . 4 .

PERKEMBANGAN KREDIT PERBANKAN MENURUT SEKTOR PEMERINTAH

' DAN SEKTOR SWASTA, 1969 | 1970 - 1974 I 1975

( dalem milYar ruPiah )

. {

R E P D L I I A

Tahun p€ltama

197 4lt9?6(semester I)

<-

R E P E L I T A

Sektor pemerintah

S€ktor rwasta

r97Olt91l

Page 194: N(ITA KEUANGAN

t64

melalui kebijaksanaan tingkat bunga atau pelarangan pemberian ktedit unruk

suatu sektor ekonomi tertentu. Prioritas pemberian kredit dimaksudkan agarterdapat keseimbangan yang serasi antara pertumbuhan masing-masing sektorekonomi disamping prioritas didalam rangka mempertahankan kestabilan.Dalam rangka kebijaksanaan tersebut maka berdasarkan kebijaksanaan anti in'flasi tanggal 9 AprtI 7974 telah diadakan penyesuaian tingkat bunga pinjamanjangka pendek berdasarkan penggolongan sektor ekonomi yang baru. Betdasar-kan ketentuan tersebut golongan suku bunga pinjaman menurut sektor ekono-mi disederhanakan menjadi tiga golongan. Golongan I dibagi menjadi golonganIA dan IB. Golongan IA terdiri dari kredit Bimas padi dan palawija, kreditimpor yang dibiayai dengan PL 480, kredit impor/distr.ibusi pupuk dan obat

hama untuk sektor pertanian dan kredit eksploitasi pabrik terigu. Golongan

IB adalah kredit untuk Bimas ayam. Golongan II terbagi atas golongan IIA

dan golongan IlB. Golongan IIA antara lain terdiri dari kredit eksploitasipenggilingan padi, petemakan, pabrik gula, industri tekstil, dan sebagainya

Sedangkan golongan IIB adalah kredit untuk produksi lainnya, kredit ekspor

dan produksi barang ekspor lainuya serta krcdit perdagangan dalam negeri.

Golongan III adalah kredit lainnya yang tidah termasuk golongan I dan II.

Suku bunga kredit golongan IA dan IB adalah 12 persen dan 15 persen

setahun. Sedangkan uncuk golongan IIA dan IIB sebesar 18 persen'dan 21

persen setahun, Untuk golongan III sebesar 24 persen setahun.

Suku bunga pinjaman tersebut terus menerus disesuaikan sej zn d,engan

perkembangan ekonomi. Suku brrnga pinjaman dipasaran bebas yang sebelum-

nya pernah mencapai tingkatan 20 persen sebulan maka pada akl.rir

REPELITA I suku bunga tcrsebut telah berada jauh dibawahnya.

Sebagian besar kredit perbankan ddam REPELITA I terutama diarahkan

untuk sektor produksi, ratl-ta:ta sebesar 46 persen dari jumlah kredit

seluruhnya. Kenaikan kredit perbankan sebesar Rp 2o3,4 milyat (18,7 persen)

terdiri dari kenaikan kredit untuk sektor produksi sebesar Rp 68,5 milyar

(12,9 persen), sektor ekspor sebesar Rp 10,1 milyar (21,0 persen) dan sektor

lainnya sebesar Rp 124,8 milyar (24,3 Persen). Dibandingkan dengaq periode

yang sama tahun yang lalu tingkat kenaikan kredit untuk sektor produksi dan

sektor lainnya menunjukkan penurunan, sedangkan sektor ekspor menunjuk-

kan sedikit kenaikan. Pemberian kredit untuk sektor lain-lain sebagian besar

digunakan untuk pembiayaan pengadaan pangan dan perdagangan dalam negeri.

L

Page 195: N(ITA KEUANGAN

t65

E.g

c^ ,0 -6- i :

..i

o- q q. c,t

9. co- (o- q

(9" \ .1 co-

e , 1 0 r o :

.- i{o{xT" { * .e;EdJ

i c'i d o.'

N c ) O L t F i < r ( o g t r C \ r . . 1 € r . )4i st rj c.i

"i ci oi ".i

oi !i ,ri i di c { : € c i ] N

o( o r d l € (a !o o c r € r . r €€co+ ( l F 6 { 1 6 0 r ) O r s F c r ) + : Ft s ( o c o i r o o F + F F " c \ r i

o ( o N d t < o a r @ c o s r n( o { i N o o i < D

cD ro (o : r0 co co oi @ F c{ rl(o cr)

G + i O ' ) + € : f ) F C { o O ( oc \ | r r ( o +t s ( o ( D : ( o c r ' r i N a D F c { +

@ o o

c . ) d ) ( o ( o d r o :c { r o c o t r i ( D r o o r +

' o c a o 6 + r D c { +16 co

< i o . t d i

^i ^i i ..-;;

-' - .-r

c i c n d d

€ei l .:

;E

q 1 ,o-

6l o: 'o.

$34 F 4gik $31Hg1 6*:1+*is$

,o" i: q o_ c^{ .o^ 1 "l! - F r O r : c , 6 n ( c , i rc . | i H

. . t : o c { ( l + i o( o 6 1 6 1 6 . 1 ( } C \ O ! . )N :

( D 1 6 F + 1 l ' O r i r oa 6 i o . r l o o c . r

o t o - q n l

c o N r i r 6 { r o r D + + it s @ F 6 \ r

F o ) O € + ( ) 0 0 1i o ' n l o € , o + <€ c { c o C 1 l i f i @

4 0 @ i o r r o t l ( o r r )o € i , € l b r o ( o

c\r ti t-r dt t*'. o i

11 \ .o"

il

E

E

2

{^E

r 6

9 . "1 \ q

i + 1 r ) C i l

d r o c { o r F ) 6 ! o o

F O + q O G t | i f ) ( o6 r + | o C {

o.r o

q, ol 1

il \ co^

nsRS

* , ( d o r r o a r r . a @ + i o - r

FJ

f,E

!l

B

!

IE

H2

E

E

E

o E! &: J <

< - !ss

Sg5E

z

l''ltath

F

>9^, : 1 q . c

d =5.8

Crz

z

=

Page 196: N(ITA KEUANGAN

r66

G r s f i k V . i ,

PERKEMBANGAN KREDIT PERBANKAN MENURUT SEKTOR

EKONOMT, 1969 | 1970 - r97 4 I r97 5

( dalon milyar rupiah )

R E P E L I T A

Tahun pertama

t97 41t97 5(cemerter I)

R E P E L I T A I

Kr€dit produlsi(tennalul produbi elopor)

Krcdit c&spor

kedit lain - lain

r97 l /19?2

Page 197: N(ITA KEUANGAN

t

r67

Perkembangan pemberian kredit menurut sektor ekonominya dapat diikutipada Tabel V.9..

5.5.5. Perkembangan pemberian kredit bank-bank pemerintah menurut Daswati I

Sampai dengan akhir April 1974 posisi pemberian kredit bank-bankpemerintah tidak termasuk kredit langsung Bank Indonesia menurut Daswati Itelah mencapai jumlah Rp 828.806,50 juta. Dari jumlah tersebut sebesarRp 491.713,16 juta (5 9,3 persen) digunakan disektor produksi, Rp 290.782,51juta (35,1 persen) digunakan disektor lain-lain dan sisanya sebesarRp 46.31O,83 juta (5,6 persen) digunakan disektor ekspor. Dengan demikiankredit untuk sektor produksi sampai dengan April 7974 merupakan bagianyang terbesar (lihat Tabel V.10.).

Posisi kredit untuk sektor produksi sebesar Rp +97.773,L6 juta (59,3persen) terutama diarahkan ke produksi bahan pangan yaitu sebesarRp 764.923,I8 juta (33,S persen), perindustrian sebesar Rp 134.301,33 juta(27,3 persen) dan produksi sandang sebesar Rp 79.910,02 juta (16,2 persen).

Dari kredit untuk sektor lain{ain sebesar Rp 290.782,57 Juta (35,Ipersen) bagian yang terbesar dipergunakan untuk perdagangan dalam negeriyaitu Rp 183.256,07 juta (63,0 persen). Sektor lainnya adalah sebesarRp 96.346,00 juta (33,1 persen), sedangkan kredit untuk impor dengandevisa kredit merupakan bagian yang kecil.

Pada akhir April 1974 pemberian kredit ke daerah khusus Jakartaadalah sejumlah Rp 365.477,90 juta atau 44,1 persen dari seluruh kredityang disalurkan ke Daswati I. Dari posisi kredit sebesar Rp 365.471,90 jura(44,1 persen) digunahan untuk sektor produksi sebesar Rp 797.792,29 lttz(54,0 persen), sektor lainlain sejumlah Rp 159.527,23 jlta (43,6 persen) dankredit untuk sektor ekspor Rp 8.758,38 juta (2,4 persen). Kredit unruksektor produksi terutama digunakan unruk pembiayaan produhsi bahanpangan dan sandang ,masing

- masing sebesar Rp 70.893,57 juta ( 36,0persen ) dan Rp 54.926,94 jrta (27,9 persen). Sedangkan kedit unruk sektorlain-lain terutaila digunakan untuk perdagangan dalam negeri sebesarRp 91.604,66 jutr (57,4 persen) dan untuk lainnya sebesar Rp 57.866,65juta (36,3 persen).

Sampai dengan akhir April 1974 posisi kredit untuk daerah Jawa Timur

Page 198: N(ITA KEUANGAN

q.

.q

oq

e

0q

9.

$

j

€ " \ 1

i e 6 l

q c { € -

h oq c'l

01

d

ol or ".)-

ti .o" {t

* q d l

! r o o t sfr N- 6. .r:t s l : l

N T

q q q

E - ai t 3 ) 3

d

ut

N.

Ai

o

5

n:

< :> E

3€

? t p! E

E r

Y A

g E$s

HTEi

6

z

YA

$E

rY

z3I

zJ

e

142

k3

FI

) *z t illl o'5 i

<r (t r o rz<

E( 'E J Z

t a s

E F r F

Page 199: N(ITA KEUANGAN

r69

mencapai jumlah Rp 716.082,34 juta (14,0 persen dari seluruh pemberian

kredit untuk Daswati I). Dari jumlah tersebut bagian terbesar digunakan

untuk sektor produksi yaitu sebesar Rp 72-20I'96 juta (62,2 persen).

Sebesar Rp 38.113,99 juta (32,8 persen) digunakan untuk sektor lain-lain

dan Rp 5.766,39 juta (5,0 persen) untuk sektor ekspor'

Kredit untuk sektor produksi sebesar Rp 72.201,96 juta (62,2 persen)

terutama digunakan untuk perindustrian dan produksi bahan pangan masing-

masing sebesar Rp 30.002,81 juta (41,6 persen) dan Rp 28.570'56 juta

(39,6 persen).

Pemberian kredit untuk Daswati I selain yang tersebut diatas, di JawaBarat mencapai jumlah sebesar Rp 80.178,67 juta (9,7 persen). Dari jumlah

ini terutama disalurkan untuk sektor produksi dan sektor lain-lain.

Kredit untuk Daswati I lainnya sebesar Rp 155.970,70 juta (18,8 persen)'

bagian terbesar digunakan untuk sektor produksi yaitu sejumlah Rp 86.201'00juta (55,3 persen). Sebagian besar kredit untuk sektor produksi ini, terutama

diglnakan untuk produksi barang ekspor dan produksi bahan pangan masing-

masing sejumlah Rp 34.387,17 juta (39,9 persen) dan Rp 20.379,48 juta(2 3,6 persen).

5.5.6. Perkembangan kredit investasi

Pemberian kredit investasi dimaksudkan untuk menunjang pelaksanaan

pembangunan. Berdasarkan peraturan 9 April 1974 suku bunga kredit investasi

untuk golongan I dan golongan II adalah sebcsar 12 Persen setahun, sedangkan

suku bunga untuk golongan III dan golongan IV sebesar 15 persen setahun'

Bagian dana nasabah ditetapkan untuk golongan I, II dan III sejumlah 25

persen untuk proyek prioritas dan 50 persen untuk proyek non prioritas'

Untuk jumlah kredit yang termasuk golongan lV, dana yang harus disediakan

adalah 35 persen bagi proyek prioritas dan 50 persen bagi proyek non prioritas.

Disamping itu tlitetapkan pula suku bunga kredit investasi kecil dan kredit

modal kerjapermanen masing-masing sebesar 12 persen dan 15 persen setahun'

Dengan ketetapan ini diharapkan kegiatan investasi dapat ditingkatkan.

Sampai dengan Agustus 1974 realisasi kredit investasi adalah sebesar

Rp 129,0 milyar atau 68,7 persen dari jumlah kredit investasi yang disetujui

Page 200: N(ITA KEUANGAN

t

yartu sebesar Rp 187,7 milyar. Dibandingkan dengan posisinya pada bulanMriret 1974 terdapat kenaikan kredit investasi sebesar Rp 9,7 milyar (8,L

persen). Lihat Tabel V.11..

Selama lima tahun pelaksanaan REPELITA I realisasi kredit investasisenantiasa meningkat. Kenaikan kedit investasi yang direalisir setiap tahunnyemasing-masing dalam tahun 1969/7970 adalah sebesar Rp 16,6 milyar, tahunl970l197l sebesar Rp 32,6 milyar (196,4 persen), dalam tahun 1971/7972sebesar Rp 27,5 milyar (55,9 persen), dalam tahun 7972/7973 sebesnRp 2O,i milyar (26,2 persen) dan pada tahun 1973/1974 telah meningkatdengan Rp 22,5 mlyat (23,2 persen).

Adapun target kredit investasi selama REPELITA I adalah sejumlahRp 95,0 milyar. Dengan demikian realisasi kredit investasi pada akirrREPELITA I telah dilampaui dengan jumlah sebesax Rp 24,3 milybr.

Dilihat menurut sektor ekonominya, sampai dengan Agustus 1974perkembangan kredit investasi baik yang disetujui maupun realisasinyamenunjukkan bahwa sektor industri tetap mengambil bagan yrng terbesar,disusul dengan kredit investasi untuk sektor perhubungan dan pariwisata dansektor pertanian. Adapun realisasi kredit investasi untuk sektor industri adalahsebesar Rp 65,4 milyar (50,7 persen), sektor perhubungan dan pariwisatasebesar Rp 45,5 milyar (35,3 persen) dan sektor pertanian sebesar Rp 10,1milyar (7,8 persen).

Program kredit bagi pengusaha kecil dilaksanakan dalam bentuk pemberi-an kredit investasi kecil dan kredit modal kerja permanen. Sejak dilaksanakan-nya (3 Desember 1973) sampai dengan Agustus 1974 jumlah kredit investasikecil yang telah disetujui adalah sebanyak 8.426 permohonan dengan nilaisebesar Rp 12.644 jtl:.a. Nilai rata-rata dap permohonan sejumlah $p 1,5 juta.

Adapun jumlah kredit modal kerja permanen untuk waktu yang sama telahdisetujui sejumlah 10.074 pomohonan meliputi nilai Rp 12.465 juta dengannilai rata-rata Rp 1,2 juta untuk tiap permohonan,

PT. Askrindo dalam usalanya memberikan jaminan dalam permintaankredit, untuk periode tahun 7974 srmpai dengan Agustus 1974 telah mem-berikan jaminan atas kredit sebesar Rp 25.790,9 juta kepada 67.630 peminjamdiberbagai daerah. .{pabila diperinci menurut sektor ekonominya, dari jumlah

kredit yang dijamin tersebut, sebagian besar berupa kredit dari sektor

Page 201: N(ITA KEUANGAN

L7 lq. -r q 61 .o- 6-6 r O | . } 0 r 4 F

q. o: r: { o1 ,o-F o t l o f F

6t ,o" \ dr i:, 6gI ' < t r . a t o { Fcal ro

nr \ o" 6t o* 6r.o r o r r o - j t s

4 q. .o- c{ E, .o-= € g d B r , '

c . r 1 9 - q n i \r - @ c } o r 4 . . |o r o

q €,1 iD" o{ -1 .:r o 6 d r o r l a . to 1 6

6 G . r i i c { i t od d d d . i 6 i

0t 6), fi c{- .rt oIT D F F C 6 ) r

N - F o ^

s " rgd s- i

\ o t q q q t r tF 6 r O | o i€ r q t

e9, o- 6l ,.1 cjl -t6 @ - c l i i6 r o r ( o . i

o - n 6 r . q q e -! t ( o o o t t i6 b r o r r D i

o.r 6{ a r: o.l 6{6 C t r t o 6 l o

$ q33 g3

.: rr 9. 'q ,D. .:g 9 R o B -

c- cl -- ,.1 or 0lF ( o o o o r a r @

e cr- 61 .q -1 cr6 t i d l o o j , l j

\ @ . 6 r - 9 6 { q1 6 - - ( l 0 ! + 1 6

i . N c \ r i o o F -i c ' i d i d d +{ . d F l '

@ F '. j d d & . - r

| A 1 6 + F i od S d d d

rr o1 n:. oq E. $ o

lrs $$3*5 $3r ( o

515 3S

\ o :c{

€ - L o l r o - i i 1r o ! ) t l o u l o

..1 !r dtR S o

{ i d d

i,tEa

t

! o E51

q ! !

E

I

tA

ta

r. I= t t

F ' |o :

t. t

Ej

" , *5 d

Bri >

9EFg

9 !

Bs

tFo\

?Fo\

F

o\H^

.6 'A: te> f H

z

z

2!4&9r

Page 202: N(ITA KEUANGAN

r72G r o f i k V . 6 .

PERKEMBANGAI{ KREDIT INVESTASI YANG DTSETUJUI PERBANT$N196911970 - r974ll9f5( dddr milyar ruPiah )

R E P E L T T A t rTrhul pert]nr

r9741r976( dd fuurtuc )

R E P E L I T A I

scLtor pertanian

$ktor Derhubuffldndrnpiiiwk.t8

-

Page 203: N(ITA KEUANGAN

r l )

perdagangan, industri dan jasajasa Masingmasing untuk sektor perdagangan

sebesar Rp 9 -822,7 jt;rtz (38,1 persen), sektor industri sebesar Rp 5'687,7 j:ota

(22,0 persen) dan sektor jasajasa sebesar Rp 4 673,5 juta (18,1 persen).

Sisanya merupakan kredit yang diminta oleh sektor pertanian dan lain{ain.

Dalam periode yang sama tahun 197 3 PT Askrindo telah membetikan jamiiran

atas kredit sejumlah Rp.637,1juta kepada 2.335 peminjam.

Usaha menumbuhkan serta menggairahkan kemampuan berusaha dari

pengusaha kecil dan menengah telah pula ditempuh melalui penyertaan mod:rl

dalam perusahaan oleh PT. Bahana. Disamping itu PT. Bahana dapat pula

mengadakan identifikasi dari proyek serta feasibility studies bagi perusahaan'

Untuk mencapai tujuan tersebut PT. Bahana perlu mengadakan usaha meng-

himpun dana melalui pengeluaran kertas berharga dan menyediakan jasajasa

dalam hal memperluas dan memodernisir perusahaan swasta nasional, men-

dapatkan sumber permodalan berupa pinjaman dan penyertaan baik ciari

dalam maupun dari luar perusahaan swasta nasional.

5.6. Perkiraan jumlah uang beredar dan perkteditan 197 5 /197 6

Petkiraan jumlah uang beredar diperlukan dalam rangka penyesuaian

antara tingkat pertambahan jumlah uang beredar dengan tingkat perkcm-

bangan harga. Dengan demikian pertambahan jumlah uang beredar dapat

dikendalikan sampai batas-batas yang aman.

Berdasarkan anggaPan bahwa kenaikan harga Calam tahun 1975/7976

lebih rendah dibandingkan dengan tahun 1974/1975 maka dapat diadalian

perkiraan sebagai berikut.

Pada akhir tahtn 1974/7975 jumlah uang beredar dan perkreditan banl<

diperkirakan sebesar Rp 1 105,6 milyar dan Rp 7.+29,7 milyar' Dalam tahutr

lg75llg76 jumlah uang beredar diperkirakan akan bertambah dengan

Rp 342,7 milyar ( 30,9 persen ). Sedangkan kredit perbankan bertambah

dengan Rp 360,0 milyar ( 25,2 persen ) sehingga dengan demikian posisi

jumlah uang beredar dan perkreditan bank pada akhir tahun I975/L976

diperkirakan mencapai jumlah sebesar Rp 1443,3 milyar dan Rp 1789'7

milyar.

A

Page 204: N(ITA KEUANGAN

77+

T a b e l V ' 1 2 '

PROGNOSA JUMLAII UANG YANG BEREDAR DAN PERKREDITAN

BANK SELURUHNY !\ 197 51r976

( dalam milYar ruPiah )

Wak tuJumlah uangyang b€redar

Perkreditan bankseluruhnya

19691197O Mzret

t970/1971

t97 r lr972

79721197 3

r97 Jlr97 4

r97 411975

197 5/797 6

Maret

Maret

JuniSeptemberDesemberMatet

JuniSeptember

Desember

Maret

Maret

Maret

zto,7

11rl J

3 51 ,1

377 ,6

42+,3L14 a

) J o , t

598,8629,2.669,0784,3

1 .105,6

r.4+8,3

262,o

3 80,6

( ? ? <

< 7 7 L

581 ,5

657 ,7

70+,o

817 ,8

972,6

1.004,6

7.089,7

I L )A 7

1.789,7

Page 205: N(ITA KEUANGAN

Y

NERACA, PEMBAYARAN INTERNASIONAL

I

Page 206: N(ITA KEUANGAN

BAB V I

PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN

DAN LALU LINTAS DEVISA

6,1. Pendahuluan

6,1.1. Situasi ekonomi dan moneter internasional

Dalam tahun-tahun terakhir ini situasi ekonomi dunia ditandai dengan

berbagai macam perubahan. Hal ini tercermin didalam pasang sururnya laju

pertumbuhan produksi riil dinegara indusui dan terjadinya berbagai macam

krisis dunia yaitu krisis pangan, krisis energi dan kegoncangan monetel

internasional.

Laju perrumbuhan produksi riil dinegara-negara industri dalam tahun

7970 dan 1971 turun menjadi sekitar 3 petsen. Pertumbuhan produksi rlil

yang rendah ini diikuti dengan meningkahya kegiatan ekonomi dalam tahun

1972 dan 1973. Dalam tahun-tahun yang disebut terakhir ini produksi riil

Amerika Serikat meningklt rztl-ratl 6 persen. Sedangkan Jepang dan Etopa

Barat pertumbuhan produksi riilnya reta-rata meningkat masing-masing dengan

10 persen dan 5 persen Dinegara-negara yang sedang berkembang laju

pertumbuhan produl<si ini diperkirakan rata-rata 6 persen dalam tahun 1972

salnnat rv I J,

Sejak tahun 1972 negara'negzra yang sedang berkembang dilanda krisis

pangan yang disertai dengan meningkatnya harga bahan pangan sePerti beras

dan gandum. Berbarengan dengan timbulnya krisis pangan ini terjadi pula

krisis energi dan bahan baku yang sangat mempengaruhi laju pertumbuhan

ekonomi.

Krisis energi telah mengakibatkan kenaikan yang besar dalam harga

minyak bumi, Peningkatan penerimaan devisa sebagai akibat naiknya harga

minyak mentah disatu pihak, krisis energi ini antara lain telah pula meng-

akibatkan naiknya ongkos angkutan dan harga bahan baku sePerti puPuk

dan lain{ain.

Di negara-negara yang menghasilkan barang-barang primer tingkat ke-

naikan harga rat^'l:ete menjadi dua kali lipat dalam tahun 1973 dibandingkan

L t )

Page 207: N(ITA KEUANGAN

I

t t o

dengan tingkat kenaikan dalam tahun 1970. Oleh karena itu krisis energitersebut mempunyai pengaruh yang besar didalam kegiatan ekonomi, sehinggasituasi ekonomi dunia tidak dapat terlepas dari padanya. Pembatasan produksiminyak selama triwulan terakhir tahun 1973 dan dilakukannya embargopenjualan minyak kenegara-negara tertentu oleh OAPEC (Organization ofArab Petroleum Exporting Countries) dimaksudkan untuk mempertahankantingkat harga minyak yang berlaku.

Volume perdagangan dunia pada tahun 1973 meningkat dengan 12%persen, sedangkan nilainya meningkat dengan 37 persen. Volume dan nilaiekspor dinegara-negara berkembang penghasil minyak bumi mengalami ke-naikan masing-mastng 12lz persen dan 39 persen. Sebaliknya volume dan nilaiimpornya masing-masing meningkat dengan 20 persen dan 18% persen.Kenaikan dalam nilai ekspor negara-negara sedang berkembang disebabkanterutama karena meningkatnya harga minyak bumi. Sedangkan kenaikandalam nilai impornya adalah merupakan akibat dari meningkatnya hargaminyak bumr, bahan baku/penolong dan meningkatnya laju inflasi dinegara-negara industri.

Kelambatan laju pertumbuhan ekonomi dinegara-negara industri diper-tajam dengan timbulnya tekanan inflasi yang terjadi pada pertengahantahun 7974, Kenaikan fata-rata tingkat inflasi dinegara-negara tersebut men-capai 7,2 persen dalam tahun 197 3. Dalam pertengahan ta;h:ln 7974 meningkatmenjadi 12 persen Tingkat inflasi yang terjadi pada pertengahan tahun 1974ini melehihi rata-rata kenaikan inflasi pada tahun enam puluhan yaitu sekitar2lz persen. Faktor utama yang menyebabkan kenaikan inflasi yang tinggi iniantara lain karena meningkatnya harga bahan mentah dan bahan bakar.

Dincgara-negara yang sedang berkembang ringkat inflasi sangat melonjaksciama tahun 1973 dan awal tahun 1974. Pada uhun 1972 - 1973 kenaikanharga barang-barang konzumsi adzlah 25 persen. Sedangkan pada tiga bulanpertama tahun 1974 mencapai 40 persen.

Penurunan dalam pertumbuhan ekonomi dinegara-negara industri tahun1974 ini menimbulkan berkurangnya volume ekspor dinegara-negata ber-kembang bukan penghasil minyak. Sedangkan pertambahan dalam volumeimpor yang diperlukan untuk pembangunan oleh negara-negara berkembangdihambat dengan meningkatnya harga minyak menrah, pupuk dan balran bakuyang lain.

Page 208: N(ITA KEUANGAN

{

777

Kebijaksanaan untuk menanggulangi inflasi dinegara-negara industri

telah dilakukan namun belum cukup dapat menanggulangi kenaikan harga-harga yang terjadi. Oleh katena inr perlu dicari langkah-langkah yang tepatuntuk menanggulanginya.

Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan pengurangan 10 persendari nilai par dalam bulan Pebruari 1973 yang kedua kalinya. Disamping pe-lepasan kaitan US dollar dengan emas, pemerintah Amerika Serikat meng-ambil tindakan pungutan tambahan terhadap impor. Oleh karena itu dollarAmerika Serikat dan mata uang beberapa negara lainnya di ambangkan.

Kemudian negara-negaxa yang tergabung dalam Dana Moneter Internasionalmengadakan penyesuaian bam mata uangnya.

Negara-negara Italia, Jepang, Canada, Inggris dan Swiss mengambangkan

mata uangnya. Sedangkan negara-negara yang tergabung dalam MEE (Ma.sya-

rakat Ekonomi Eropa) membiarkan fluktuasi mata uangnya dengan batas

2% persen. Sebaliknya Jerman merevaluasi Deutsche Mark dengan 3 persen

terhadap SDR. Austria mempertahankan batas maximum 2r/4 percen Lntara

Shilling dengan mata uang negara-negara MEE sejak Mtet L973 sampai per-

tengahan bulan Mei 1974. Disamping itu pada bulan Maret 1974 Shilling

Austria direvaluasi dengan 2t/4 persen terhadap SDR, kemudian dengan 4,8

persen pada bulan Juli 7973. Dan pada bulan Mei 1974 margin ini diubah

lagi menjadi 472 persen.

Dengan tujuan mengembalikan stabilitas moneter internasional telah di-

adakan perundingan oleh beberapa negara besar yang menghasilkan "Smith-

sonian Agreement". Selang beberapa lama setelah Smithsonian Agreement di-laksanakan perkembangan moneter menunjukkan ketenangan. Akan tetapi

dalam tahun 1972 keadaan moneter internasional mulai tampak goncang

kembali. Oleh karenaitu perlu diciptakan sistim moneter internasional yang baru

yang dapat menampung perubahan-perubahan pendng dalam pola perdagangan

dan moneter internasional.

Page 209: N(ITA KEUANGAN

178

Untuk rujuan tersebut maka dalam tahun 1972 dibentuk "Committeeof Twenty" atau "Panitia Duapuluh". Panitia ini ditugaskan untuk men-ciptakan sistim monetcr internasional yang baru yang dapat menampungperkembangan-perkembangan baru.

Tingkat inflasi yang tinggi dan timbulnya krisis energi akhir-akhir inimengahibatkan penurunan didalam pertumbuhan ekonomi. Disamping itukeseimbangan neraca pembayaran semakin terganggu karenanya, Unrukkembali kepada sistim yang mendasarkan pada r.rilai par yang stabil tetapidapat di sesuaikan kalau diperlukan, memerlukan waktu, Demikian puladengan proses penyesuaian dan likwiditas internasional masih perlu di-pelajari, Oleh karena itu "Panitia Duapuluh" memberikan prioritas kepadabeberapa aspek tertentu yang sangat mendesak, Yang terakhir ini antaralain tercermin dengan dibentuknya "Panitia Sementara" (lnterim Committee)dan "Development Comnlittee",

Tugas pokok darj "Panitia Sementara" inj adalah mengadakan pengawas-an atas pengclolaan sistim moneter internasional serta mengikuti pelaksanaanproses penyeslraian secara terus menerus dan rnenyelesaikan masalah-masalahyang dapat mengganggu sistim moneter internasional.

Pcmbentukan panitia gabungan tingkat Menteri dari Dana Moneterlnternasional dan Bank Dunia dimaksudkan untuk mempelajari masalah yangmenyangkut uansfer dana kencgara-negara berkembang, Program kerja telahdirencanakan dan antara lain meliputi jumlah dan kwalitas bantuan resmi ;pcrbaikan pasar modal ; bentuk pembiayaan internasional atas barang-barangdan stabilisasi harga ; serta kebijaksanaan yang menyangkut prosedur dariIembaga keuangan untuk pembangunan multilateral.

Pembaharuan sistim moneter internasional

Tujuan pembaharuan sistim moneter internasional adalah disampinguntuk mendorong pertumbuhan perdagangan dunia dan kesempatan kerjajuga untuk memajukan pembangunan ekonomi dunia dan membantu usaha-usaha untuk menshindarkan inflasi dan deflasi.

Page 210: N(ITA KEUANGAN

179

Sistirn kurs devisa didasarkan kepada nilai paritas yang stabil tetapi

dapat disesuaikan dan dalam keadaan tertentu dirnungkinkan mengadakan

pcngambangan. Sedangkan untuk mengatasi ketidak seimbangan neraca pcm-

bayaran disetujui cara-cara penyesu aiar, zntara lain sebagai berikut r

- Semua negara baik dalam keadaan defisit maupun surplus harus mengambil

tindakan penyesuaian ;

- Proses penyesuaian ini didasarkan kepada penilaian rnenyeluruh mengenai

keadaan ekonomi negara-negara yang bersangkutan,

Oleh Panitia 20 telah disetujui untuk menjalankan prinsip konvertibilitas

Semua negara yang mempertahankan nilai paritas nata uaugnya menyelesai-

kan saldo neraca pembayarannya dengan menggunakan cadaugan devisa.

Disamping itu disetujui pula pengendalian arus modal vang mcngganggu

keseimbangan neraca pcmbayaran.

Sehubungan dengan masalah likwiditas internasional maka diusahal<an

untuk mengendalikan perkembangan likwiditas internasional dalam meng-

hindarkan keadaan in{lasi dan det'lasi. Untuk keperluan ini diusahakan agar

SDR menjatli caclangan devisa utama sebagai pengganti emas dan mate uang

suatu negara untuk cadangan de| isa.

Didalam pelaksanaan sistim moneter internasional yang baru diperlukan

ketentu anhetentuar yang masih perlu dipelajari dan mencakup beberapa

masalah antara lain ' indikator cadangan devisa, rnasalah nilai mata uang

dan interuensi, penganrbangan dalam keadaan tertenflr, pengendalian terhadap

jumlah devisa resmi, masalah elastisitas dan substitusi, masalah SDR dan

kepentingan negara.negzr a. yang berkembang,

Dalam sistim Bretton Woods nrlai par dari mata LLang boleh bergerrk

1 i:erscn kcatas atau kebawah terhadap nilai paritas. Sedangkan dalam sistint

yang baru batas tcrsebut diusulkan menjadi 2/+ persen diatas atau dibawah

nilai par yang dinyatakan dalam SDR, Agar tidak keluar dari batas ini di-

per luka n in tervensi d ipasar devisa.

Pengaruh perkembangan situasi ekonomi mon€ter internasional ini senan-

tiasa harus diamati agar Pemerintah dapat segera mengambil langkahlangkah se-

perlunya untuk menjaga kelangsungair stabilitas ekonomi dan laju pembangunan

Page 211: N(ITA KEUANGAN

180

f

6. 1.2. Kebijaltsanaan perdagangnn luar negeri

Dibidang ekspor telah diambil berbagai kebijaksanaan yang dituangkandalam peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi dalam komposisi, pe-ningkatan mutu barang-barang ekspor dan pcrbaikan pola pemasaran,

Dalam tahun 1971 telah dibentuk Lembaga Pengembangan EksporNasional (LPEN) sebagai usaha pengcnbangan barang-barang ekspor baru. Tu-gas pokok dari Lembaga ini adalah mengadakan penelitian pemasaran danmemberikan petunjuk-petunjuk kepada eksportir dalam usaba peningl<atanekspornva,

Disamping fasilitas fiskal telah dirintis pula wilay,afi pcngolahan ekspor,wilayah bebas bea masuk dan fasilitas bondcd rva,rehouse, Kebijaksanaanini dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan barang-barang ekspor baru.

Sedangkan untuk memperkuar daya saing barang-barang ckspor di pasarinternasional diadakan kerja sama internasional dan regional. Kerja sama inidirintis antara negarn-negnra produsen barang-barang primcr yang mempunyaikepentingan bersama dipasaran dunia, I)alam bidang karet dibentuk ANRPC(Association of Narural Rubber Production Country), Sedangkan dalam halkopra dan lada kerja sama ini dikenal dengan Asian Coconut Community danPepper Community,

Disamping itu telah diadakan penjajagan terhadap negara-negara MEE.

Tujuan pokok penjajagan ini adalah untuk mendapatkan perlindunganterhadap batang-barang ekspor dari negara{regara ASEAN. Fasilitas-fasilitasperlindungan ini antara lain tertuang didalam pemberian preferensi umumatas tarif dari MEE.

Demikian pula telah dimulai langkah-langkah untuk mengembangkanpasaran baru bagi barang-barang ekspor yaitu ke Australia, Selandia Baru,

negara'negara sosialis (Eropa Timur) dan negara-negara diwilayah ASEAN.

Didalam ketataniagaan perdagangan luar negeri telah diadakan penyem-purnaan. Kebijaksanaan ini dirnaksudkan untuk meningkatkan produksi,mengembangkan usaha bagi produsen dalam negeri dan menciptakan iapangankerja yang baru. Sejalan dengan kebijaksanaan ini maka diambil tindakan

penurunan biaya ekspor, pengawasan mutu, larangan ekspor dengan mutu

rendah dan penyederhanaan proscdur ekspornya.

Page 212: N(ITA KEUANGAN

Peningkatan kwalitas barang-barangekspor dilakukan dengan standardisasiuntuk menentukan syarat-syarat mutu suatu barang- Hal ini dimaksudkanagar mendapatkan kepastian terhadap barang tersebut. Standardisasi inidilakukan terhadap beberapa barang ekspor seperti rembakau, karet danIain{ain. Disamping itu telah pula ditetapkan 16 jenis komoditi ekspor :

a. Makanan ternak yaitu jagung, gaplek dan bungkil kopra ;

b. Kopi, teh, kayu dan kulit ;

c. Rempah-rempah antara lain lada, pala dan cassiavera ;

d. Minyak nabati, minyak nilam, minyak akar wangi, minyak kenanga danminyak kelapa sawit serta minyak sereh,

Dibidang impor kebijaksanaan telah dituangkan dalam penyediaanbarang-barang pokok sebagai usaha stabilisasi harga. Sedangkan untukmenjaga kelangsungan dan kelancaran produksi diambil tinda.kan menjaminarus bahan baku/penolong dan barang-barang modal yang diperlukan.

Perkembangan produksi dalam negeri yang cepat diperlukan perubahanpola impor. Hal ini nampak adanya penggeseran dari impor barang.barangjadikeimpor bahan baku/penolong dan barang-barang modal. Oleh karena itukebijaksanaan impor terutama tercermin didalarn keringanan/pembebasan beamasuk dan pembatasan impor barang yang sudah dapat diprodusir didalamnegerr.

6.2. Perkembangan neraca pembayaran

Tahun pertama REPELITA ll ini ditandai dengan perkembangan surplusneraca pembayaran yang hampir 2,5 kali lebih besar bila dibandingkan dengankeadaan pada tahun terakhir REPELII'A L Pertumbuhan yang sangatpesat ini terutalna disebabkan karena meningkatnya perkiraan realisasipenerimaan minyak bersih tahtn 19741797 5 yaitu sebesar US $ 2.748 jutaatau 328,7 persen Iebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Meningkatnya perkiraan realisasi penerimaan minyak bersih dalam tahun7974/1975 ini menimbulkan defisit transaksi berjalan yang semakin kecil.Hal ini disebabkan harena pertumbuhan ekspor minyak dan diluar minyaklebih besar dibandingkan dengan pcrkembangan pengeluaran untuk impordan jasajasa, Perkiraan realise.si transaksi berialan tahun 197411975 tersebut

Page 213: N(ITA KEUANGAN

t 6 L

adalah sebesar US $ 455 juta atau 39,8 persen lebih kecil dibandingkandengan tahun 797 3/797 4.

Defisit didzlam transaksi berjalan itu ditutup dengan pemasukan modalnetto, yang dalam tahun 797417975 ini berjumlah US $ 1.358 juta. Denganmernperhatikan masih terdapatnya selisih yang belum dapat diperhitungkanmaka p''erkiraan realisasi neraca pembayaran tahun 7974/1975 mengalamisurplus sebesar US $ 829 juta.

Perkembangan yang lebih terperinci mengenai neraca pembayaran selamaREPELITA I dan permulaan REPELITA II dapat diikuti dalam Tabel VI.1.dan Tabel VL2.

6.2.1. Transaksi berjalan

6 .2 .1 .1 . Ekspo r

Dalarn tahun 197+/1975 perkiraan realisasi ekspor tanpa minyakmeningkat dengan 2,2 persen dibandingkan dengan ta,hn 7973/7974.Beberapa barang ekspor seperti kopi, tirnah, minyak/bijih sawit, barang-barangtambang diluar timah dan minyak adalah yang menyebabkan kenaikan ekspordiluar minyak tersebut. Sedangkan barang-barang seperti karet, kayu, tembakaudan lada mengalami penurunan dalam nilai ekspornya. Penurunan nilai eksporbeberapa barang tersebut discbabkan karena menurunnya hargx barang-barangini dipasar internasional yang mulai tampak sejak bulan Septenrber 1974.Diperkirakan bahwa penurunan ini akan terjadi pula pada Semester IIr97 4/197 5 .

Kenaikan ekspor yang sangat pesat terjadi pada ckspor barang-barangtambang diluar minyak bumi, Bila dalam tahun I97311974 nilai ekspor ba-rang tersebut termasuk timah baru rnencapai sebesar US $ 175 jLrta maka se-lama tahun 197+/1975 telah mcningkat menjadi US $ 302 juta atau mcningkatdengan 72.6 persen. Dari jenisjenis barang tambang tliluar ninyak, eksportimah dan barang tambang lainnya dalam tahw 79741197 5 masing-masingadalah sebesai- US $ 137 juta dan US $ 165 juta. Hal ini berarti meningkat ma-sing-masing dc'ngan 39,8 persen dan 114,3 persen dibandingkan dengan tahunsebelumn).r-. Kenaikau dalam ekspor barang tambang ini disebtbkan karenameningkaiirya volume sebagai ahibat meningkatnya produksi barang tersehut.

Page 214: N(ITA KEUANGAN

183I a b c I VI.l.

IERj$MBANGAN NEMCA PEMBAYARAN, t969lt910 - t972ltg7S

( daLrn jutaan US | )

1969/19?0 1970/f971 Perscda!. l97lll97? Pcrrcrtalc 1972/197$ Pcficnrarc

(Ralilasi) (Rcarisari) pcrubrtatr (R-rldi) pctubdAn (R.elir'!i) pcmbrl.tr

I. BarangnaraDg dar jala - jasa

l. Ekspor, fob + 1.0.14 + 1.204 + 15,3

minyak + 384 + 443 + 15,4

tanpa minysk + 660 + 761 + 15,3

2, Impor - 1,227 - l^232 + oJ

m i n y a k - 8 E - 9 4 + 6 , 8

tanpa minyak, c&f - 1.139 - 1.138 - 0,1

3. Jass -ja!a - 318 - 360 + 15,2

m i n y a k * 2 0 4 - 2 1 4 + 4 , 9

tanpaminyak, diluar freight -. l14 - 146 + 26,1

4. TraNaksi berjalan - 501 - 38E - 22,6

minyak + 92 + lS5 + 46,7

tanpa minyak - 593 - 623 - ll,E

I I : S D R + 3 5 + 2 8 - 2 0 , 0

IIII. Pemasukan modal p€merint h + 971 + 369 - 0,5

1. Bantuan progdrn + 308 + 28n - 8,1

2. Bantuan proyek + 63 + 86 + 36,5

IV. Pemasukan modal srrrsta * 27 + ll5 + 325,9

V. Pembayafrn hutrlry - 3l - 47 + 51,6

vL Jumlah t */d V - 99 + 77 -177,8

+ 1.374 + t{,1

+ 590 + 35,2

+ 764 + 3,0

- 1.381 + 12,1

- ln2 + 40,4

- t,249 + 9,8

- 4tr + 22,5

- 254 + 18,7

- t t7 + 2E, l

- 44A + 15,5

+ 20{ + 51 ,1

- 652 + 24,7

+ 30 + 7,1

+ ,100 + t,4

+ 266 + l , l

+ 114 + 32 ,6

+ 190 + 658

- 7t + 66,0

* 9+ + 22,1

+ 1.939 + 41,1

+ 965 + 63,6

+ 974 + 24,2

- l.t20 + 31,8

_ 159 + 2O,i

- 1.661 + 33,0

- 676 + 53"9

- 407 + 60,2

- 269 + 43,9

- 567 + 24,9

+ 399 + 95,6

_ 986 + 46,6

+ 4 E l + m a

+ 996 + t7,E

+ 145 + 27,2

+ ,lto + 152,6

- 66 - 15,4

+ 33t + 250,6

VIL S€li5ih yang b€lDm dapatdip6hitungtan

\rlIL Lalu lintar moneter

a795

- 100 - +25

Page 215: N(ITA KEUANGAN

G r a f i k V L l .

PERKEMBANGAN EKSPOR KESELURUHAN

r969t7970 - 19741197 5

( dalarn iuts&n US $ )

78+

4000

TII

minyak

tarpa mhyak

t969 n970 $70n97L L9711t972 197211973 19711197+ 7974n975( s€menBras/d Agustus )

Page 216: N(ITA KEUANGAN

185

6.2 . t .2 .Impor diluar minyak

Hingga dewasa ini, komposisi impor diluar minyak tetap diarahkankepada impor bahan baku/penolong darr barang-barang modal, Namun untukmencukupi kebutuhan akan barang-barang konsumsi dan menstabilkan hargakebutuhan barangbarang primer, impor barang-batang tersebut masih tetapdiperlukan.

Perkiraen realisasi nilai impor diluar minyak (c & f) dalam tahun197+/1975 mencapai jumlah US $ 4.657 juta. Sedangkan menurut perkiraanneraca pembayaran 1974/1975 adalah sebesar US $ 3.900juta.

Dibandingkan dengan tahun 1973/7974 maka perkiraan realisasi impordiluar minyak talrr.n 1974/1975 meningkat dengan US $ 1.719 juta atau58,5 persen. Kenaikan dalam impor (c & f) tahun 1974/1975 ini disebabkankarena meningkatnya program impor (beras, gandum, pupuk), impor atasdasar bantuan proyek dan pemasukan modal swasta serta non program impor.

Pengeluamn jasa-jasa

Dari tahun ke tahun pengeluaran jasajasa diluar biaya pengangkutanterus mengalami peningkatan. Perkiraan realisasi pengeluaran jasajasa tanpaminyak diluar ongkos angliut dalam tahun 197+17975 adalah sebesarUS $ 493 juta. Sedangkan menurut perkiraan neraca pembayaran tahrrq7974/1975 pos ini berjumlah US $ 490 juta.

Dalam pada itu realisasi pengeluaran jasa-jasa tanpa minyak diluar biayapengangkutan tahlun 7973/7974 mencapai jumlah US $ 364 juta. Oleh karenaitu perkiraan realisasi pengeluatan jasa.jasa tanpa minyak diluar biayapengangkutan tahun 1974/197 5 meningkat dengan US $ 129 juta atau35,4 persen lebih besar dibandingkan dengan tahun 19731t974. Peningkatanpengeluaran jasajasa tahun 7974/I975 ini disebabkan karena meningkrtnyapengeluararr transport diluar freight, biaya perjalanan dan lain-lain pemakaianjasa diluar biaya pengangkutan

Penerimaan minyak

Sejak permulaan RiiPELITA- I realisasi penerimaan minyak bersih berkern-bang dengan sangxi ceFar yaitu dari US $ 92 juta pada tohun !969/1970

(

6.2 . r .3 .

6.2.1.+.

Page 217: N(ITA KEUANGAN

t i

1 8 6

J

menjadi US $ 64i juta pada akhir tahun IiI|PELITA I atau meningkat

dengr;n 596,7 persen. Perkitaan realisasi penerimaatl nrinyak tersebut akan

menjadi sebesar US $ 2.748 iuta dalr.m tahun 1974/1975. Sedangkan menurut

perkiraan neraca pembayaran tahun 197411975 adalah sebesar US $ 1.470

.juta. Realisasi penerimaan minyak bersih tahtn 1973/1974 mencapai jumlah

US $ 641 juta. Dengan den.rikian perkiraan realisasi penerimaan minyak

taht:n L9741797 5 mengalami peningkatan sebesar US $ 2lO7 juta atau

328,7 persen lebih besal dibandingkan dengan tahun 1973/1974.

Kenaikirn penerimaan minyak ini terutama disebabkan karena meningkat-

nya harga minyak mentah dipasar internasional.

6.2.2. LaIu lintas modal dan trarrsfer

Bilamana dalam tahun ke .L sampai dengan ke 5 REPELITA I, devisa

kredit merupakan bagian yang terbesar dari seluruh penerimaan bantuan

luar negeri, maka dalam tahun pertama REPELITA Il ini mulai menurun

Penurunan didalam devisa kredit tersebut telah dikompensir dengan semakin

merringkatnya penerimaan bantuan proyek.

Dalam tahun 197 31197 4 tealisasi pemasukan modal Pemerintah berjumlah

US $ 643 juta. Jumlah ini terdiri dari pencrimaan bantuan program, proyek

dan lain-lain, masing-masing sebesar US $ 281 juta, US $ 275 juta dan US $ 87

juta. Perkiraan neraca pembayaran 197411975 untuk pemasukan modal

Pemer.intah sebesar US $ 670 juta terdiri dari bantuan program, proyek

dan lainlain, masing-masing sebesar US $ 300 juta, US $ 300 juta dan

US $ 70 juta.

Pada permulaan REPELITA lI tahun 197411975 ini, perkiraan realisasi

pcmasukan modal Pemerintah menjadi US $ 672 juta dimana bantuan

program, proyek dan lainJain masing-masing adalah US $ 200 juta' US $ 325

juta dan US $ 147 juta. Dengan demikian pemasukan modal Pemerintah

tzhtn 1974/7975 meningkat dengan US $ 29 juta atau 4,5 persen lebih besar

bila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya.

Dilihat dari pemasukan modal secara netto maka dalam perkiraan

realisasi tahun 197+11975 meningkat dengan US $ 247 jnta ata:u 22,2 percen

Iebih besar dibandingkan dengan tahun 1973/1974

Perkembangan pemasukan modal netto yang sernakin besar dalam

Page 218: N(ITA KEUANGAN

i187

Tabe l VL2 .

PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYAXAN, 197311974 - L9741I975

(drlam jutaan US $ )

r973tr974 r974t7975( realisasi ) ( perkiraan )

191411975 Perscntase( pertiraen Perubahanrcalireri )

I. Barang-barang dan jasa-jasa

l. Ekspor, fob

minyak

tanpa minyak

2 . I r n p o r

minyak

tanpeminyak ,c&f

3. Jasa -jasa

minyak

tanpa rninyak, diluar freigh t

4. Trusaki berialan

minyak

tanPa minyak

lII. Pemrsrkan modal swasta

IV, Pembayatan hurang

V. Jumlalt ( | s/d lV )

VL S€lisih yang bclum dapatdiperhi ngl<an

VIl. Idu lintas mone tEr

If. Pemasukan modal pemerinmh + 643

1. Bantuan program + 287

2. Bantuan proyek + 275

3. Lein - lain + 87

+ 3 ,613

+ l.7OB

+ 1.905

- 3.t99

- 46r- 2.93A

- 970

- 606

- 364

- 756

+ 6+I

- 1 .397

+ 5 . 5 5 7

+ 3 .727

+ 1 .8 to

- 4.A20

- 920

- 3.900

- 1.827

- 490

- 1.090

+ L + 1 O

- 2-560

+ 670

+ 300

+ 3OO

+ 7 0

+ 77O

- r 5 0

+ 200

- 200

+ 7 .461

+ 5 .514

+ 1-947

- 6.to7

- 1.450

- 4 .657

- 1.809

- 1 .316

- 491

- 4 5 5

+ 2-748

+ 672

+ 2OO

+ 325

+ 147

+ 776

- 9 0

+ 903

- 7 4

- a29

+ 1O6,5

+ 222,8

+ 79,7

- 214,5

+ 58,5

+ 85,5

+ 117,2

+ 35 ,4

+

+

+

+

3 9,8

328,7

t29,3

+,528,8

ta,269,0

47,3

11,1

154t4

+ 549

- 8 1

+ 3 5 5

+ t

- 360 + 13O,3

Page 219: N(ITA KEUANGAN

r88

, G r a f i k V 1 , 2 .

PERKEMBANGAN EKSPOR BARANG @LONGAN UTAMA

DAN BARANG LA|NNYA, l969tr970 - 1974n9?5

( dd.n Ftse US $ )

2000

1500

1000

barurg utama

barang laitrnya

1000

197311914 197+11975( s€ment4ras/d Agustus )

2000

15 00

Page 220: N(ITA KEUANGAN

Gr r f i k Vt. t .

NILAI EKSPOR BARANG GOLONGAN UTAII4A DAN LAINNYA

1973tr974 - 197417975

( dalam persentase dari jumlah )

1 8 9

t-

r97 3 /r97 4April - A8ustus

(sem€nura)

r97 4/),97 5

April - Agustus(semeDtara)

II

barang utama

barang lainnya

Page 221: N(ITA KEUANGAN

190

perkiraan realisasi 197411975 daptt digunakan untuk menutup defisit

transahsi berjalan. Oleh karena itu dengan memperhatikan adanya selisih

yang belum dapat diperhitungkan rnaka perkiraan realisasi neraca pembayaran

Ig74/1975 menunjukkan surplus sebesar US $ 829juta'

6.3. Rcalisasi perkembangan nilai ekspor

Untuk mendapat gambarau yang lebih jelas tentang perkembangan

realisasi nilai ekspor tahun 797411975, maka perlu dibandingkan realisasi

nilai barang-barang golongan utama dan iainnya masing-masing dengan

periode yang sama dalam tahun sebelumnya

Nilai ekspor barang-barang golongan utama dalam tahun 7974/7975

dan tahun lg73llg7+ masing-masing sampai dengan bulan Agustus telah

mencapai jumlah US $ 448,5 juta dan US $ 314,7 jtta' Dengan demikian

maka dalam tafuln 197+/197 5 nilai ekspor barang-barang golongar utama

mengalami kenaikan sebesar US $ 133,8 juta arau 42,5 Persen Naiknya

nilai ekspor barang-barang golongan utama ini disebabkan karena meningkatnya

nilai ekspor minyak sawit, kopi, timah, bijih sawit, karet dan lada'

Dalam pada itu perkembangan nilai ekspor barangbarang golongan

lainnya tahun 7974/7975 dan 1973/7974 masing-masing sampai dengan

bulan Agustus adalah sebesar US $ 488,1 juta dan US $ 355,1 juta' Hal ini

berarti bahwa dalam tahun 7974/1975 nilai ekspor tersebut mengalami

kenaikan seb€sar US $ 132,8 juta attu 37,4 persen' Kenaikan nilai ekspor

barang-barang golongan lainnya ini disebabkan teflltama karena meningkatnya

nilai ekspor kayu dimana pada tahun 197+11975 telah meningkat dengan

US $ 100,7 juta.

Perkembangan nilai ekspor dan harga barangbarang Solongan utama

dan lainnya dapat diikuti dalam Tabel VI.3', Tabel VI'4' dan Tabel VI'5'

6.3.1. Realisasi nilai ekspor barang'barang golongan utama

Kare t

Realisasi nilai ekspor karet dalam taht:n 19741L975 sampai dengan

bulan Agustus berjumlah US $ 222,3 juta Sedangkan dalam tahun

lg73/7g74 sampai dengan bulan yang sama adalah sebesar US $ 181'5 juta'

Page 222: N(ITA KEUANGAN

r97

Ini berarti bahwa dalam tthun 1974/lg7l nilai ekspor karet telah meningkatdengan US $ 40,8 juta arau 22,5 persen.

Rata - rata harga karet RSS _ III dipasar internasional selama Anril_Agustus 1974 adalah sebesar US $ cent 34,g5/lb. Dibandingkan de'nganperiode yang sama tahun l9T3 ytng':Lta._ ratanya adalah US $ cent :J3,+j/lb.maka harga rata - rata" karet tahun Ig74/1g75 meningkat dengan 4,5 persen.Dilihat dari volume ekspornya maka terjadi penurunan yatru dari 344,0ribu ton selama April - Agustus 1974 menjadi 386,7 ribu ron dalam periodeyang sama tahun sebelumnya. Hal ini berarti menurun dengan 42,4 ribu tonatau 11,0 persen.

Kop ra

Sampai dengan bulan Juli tahun 1973/f974 nilai ekspor kopra berjumlahUS $ 2,7 juta. Mulai bulan Agusrus 1973 ekspor kopra dilarang. Hal ini di_sebabkan karena produksi kopra tidak mencukupi kebutuhan dalam negeridan untuk menjaga harga minyak kelapa pada tingkat harga yang wajar,

Kop i

Dalam tahun 7974/1975 dan 19731L974 masing_masing sampai denganbulan Agustus tahun yang bersangku tan nilai ekspoi kopi berjumlah LIS $55,1 juta dan US $ 26,O j:uta. Dengan demikian maka realisasi nilai eksnorkopi dalam tthun t974/1975 mengalami kenaikan sebesar US $ 29,1 iutaatau 111,9 persen.

Selama bulan April-Agustus 1974 tlta-rata harga kopi mencapai Str. $150,6/pikul. Sedangkan selama April-Agustus 1973 rat;_rata harga kopitersebut adalah sebesar Str. $ 90/pikul. Dengan demikian rara-rata harga kopitafutn 1,974/7975 telah meningkat dengan 67,3 persen.

Dalam pada itu volume ekspor kopi selama bulan April_Agustus7974/7975 dm 7973/7924 masing-masing adalah sebesar 51,2 ribu ton dan25,9 ribu ton. Ini berarti bahwa dalam tahun 1974/7975 volume ekspor kopitelah mengalami peningkatan sebesat 25,3 ribu ton ztau 97,T oersen diban_dingkan dengan tahun sebelumnya.

Page 223: N(ITA KEUANGAN

792

a

! - r o i o F \ o t ' - u ro \ t \ r t . - o

o F qF I H

c.- o: \ *- \ o- o. {: .o- , 'o^ 11'- \ .:o d . j n o ' l \ o a o | $ € ' $ € ^ H X

+ l + + l l + + + + + + l + +

4 =$RRS+Si 6 Si$RsR $+ ..1 .f

o o d 6 . o N € t t!. F. h 6l i {' '6 cc

o \ r . . t i r r r | + o N o . n : \ o F F F ja a 6 \ O \ O ! t + F . 6 N i F . n \ O €+ . . t N F

: ss3:R. r : * + s \oN6, + €+ i a i - ( . | d \ o

cl

. o - o \ c o . a - O " o : q e q \ o - F i ( b 6 h + 6\ o o o $ Q o r o . ! r q v i l + d F : ii : ( \ r + i r l ^ t r + : \ o H \ o +

+ + l + + - f t + + + + + + + +

t l 6 0 1 @ N o \ a \ 9 i6 c b F . ( t N @ q 6

.{- F_ q q N- oo. o: o" o^ co- cD- 1 v: vl N-o i , r i e . i + i q \ l F t a h c ) + q . F r r A c o-

J J h + F N . n . n a r r . n

i I l + l + + + + + + + + + |

+ l ^ + + o r ! a i!i i vr \o a'.r {- Fr ..1

o + . o o \ c . r 6 ( > F n e ! * ^ - " o - c " c . o .o i o i d o d - i < i

" i ' d i o i e . i d d a a c i

; ; - ; ' + F . . . 1 - i c a c o t 4 O t ! \ o

d N O { { - : r . |

+ + + + + + + l + + + + + f + |

c ?t 5b 6

\ E A= - 9 =: ! Ei i t Eo . v f l

f i iI Ei t )b b

5 'F\ =F 9 lq \ 5

{J ll3 9: Ea ab b

t- l:o \ 4<.8r ?5 E

8 !

B EE 6

5'5;EF 9

e ^F ' q!-{ -!?

8g

t -

g \ ^

- c a ! !o i l =. oE .a- v6

z

rr1

^

Page 224: N(ITA KEUANGAN

G r e f i k V I . 4 .

PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR MINYAK KELAPA SAWIT

KOPI DAN TTMAH,196911970 - r974n915( datern jutaan US $ )

19 r

300 300

minyak kelapa sawit

l(op1

timeh

) 7 1

150 - 1 5 0

1972^973 t971/r974 t974tr97 5( sementans/d Agustus )

1969t7970 t970t7971 1971t1972

Page 225: N(ITA KEUANGAN

G r a f i k V t . i .

PERKEMBANGAN NILAI EXSPOR TANPA MINYAK, 1969I7g7O - 79741797l!( dalam jutaan US $ )

2000

kzret

kayu

bareng lainnya

1500

1000

794

2000

1500

loo0

1969/1970 rs7olr97t rs7rlrglz tg?2lrs73 1s7slrg74 7974/tg75(scmentart ,

Vd Agustus)

Page 226: N(ITA KEUANGAN

t Y )

Tembakag

Perkembangan nilai ekspor tembakau tthun 197417975 dan 1973/7974

masing-masing sampai dengan bulan Agustus tahun yang bersangkutan telah

mencapai jumlah US $ 23,0 juta dan US $ 29,8 juta Hal ini berarti bahwa

dalam tahun lg74/1975 nilai ekspor tembakau tersebut mengalami penurunan

sebesar US $ 6,8 juta ata.u 22,8 persen Turunnya nilai ekspor tembakau ini

disebabkan karena menurunnya volume eksPor tembakau

Minyak sawit

Nilai ekspor minyak sawit dalam tahun 797+17975 dan 197317974

mastng-masing sampai dengan bulan Agustus tahun yang bersangkutan

berjumlah US $ 63,9 juta dan US $ 25,0 juta. Dengan demikian maka dalam

tah:n 197411975 nilai ekspor minyak sawit mengalami peningkatan sebesar

US $ 38,9 juta atau 155,6 persen Perkembangan harga minyak sawit

dipasar internasional menunjukkan bahwa harga rata-rata minyak sawit selama

bulan April-Agustus 1974 adalah sebesar t 664llong ton. Sedangkan tahun

1973 selama periode yang sama adalah sebesar ! 40o,2/Iong ton Dengan

demikian maka harga r^ra-rara minyak sawit tahtn 1974/197 5 meningkat

65,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Bijih sawit

Sampai dengan bulan Agustus tahun 1974/1975 realisasi nilai ekspor

bijih sawit berjumlah US $ 3,0 juta Sedangkan dalam tahun 797311974

dalam periode yang sama berjumlah US $ 1,8 juta' Flal ini berarti bahwa

dalam tahun 1g74ll975 nilai ekspor bijih sawit telah meningkat dengan

US $ 1,2 juta atau 66,7 persen. Kenaikan nilai ekspor ini terutama disebab-

kan adanya kenaikan harga. Harga ratz:rata bijih sawit dalam periode

April - Agustus L974 adalah sebesar t ?36/Iong ton- Sedangkan harga r^tl"t^ta

dalam periode yang sama tahun 1973 sebesar S 9O/long ton. Dengan demikian

dalam tahur.r 197 +1197 5 harga rata-rata bijih sawit mengalami kenaikan

sebesar 162,2 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Lada

Realisasi nilai ekspor lada t ahun 7974/197 5 sampai dengan bulan Agustus

Page 227: N(ITA KEUANGAN

t96

T a b e l V I . 4 ,

PERKEMBANGAN EKSPOR BARANGBARANG GOLONGAN UTAMA DAN LAINNYA

7973n974 - 197411975

( dalam iutaan US $ )

t

t

r97311974April-Agustus

197 4n97 5April-Agu s tut

Pelfentase

perubahan

L Barang utama

1. Karet

2. Koprc

3 . K o p i

4. Tembakau

5 . Minyak sawit

6. Bijih sawit

7 . L r d a

8. Timah

lI. Bora.ng lainnya

1 . K a y u

2 . T e h

3. Bungkil koprr

4. Lain-lain

I I I . J u m l a h

3r4,7

181,5

26,O

29,8r < o

1,8

t2,a

3 5 , 1

t ) ) ! t

246,5

1 t , l

6 ,2

89,3

67 O,O

/tr.&F

,J ' ' 1

J ] , I

2 ' , o

63,9

3 , 0

1 3 , 5

67 ,7

488,1

t8,2

6,O

116,7

936,6

+ 42,5

! 'r7 <

+ 1 1 1 , 9

- 1 ) C

+ l ) ) , o

+ 66,7

+ 92,9

+

+

+

17 ,+

40,9

36,8

30,'?

t + 39,8

Page 228: N(ITA KEUANGAN

197

berjumlah US $ 13,5 juta. Sedangkan tafutn 1973/1974 sampai dengan

periode yang sama adalah sebesar US $ 12,8 juta. Hal ini berarti bahwa dalam

tahut 7974/1975 nilai ekspor lada mengalami kenaikan sebesar US $ 0,7 juta

atau 5,5 persen. Naiknya nilai ekspor lada ini disebabkan karena terdapat

kenaiktn harga lada dipasar internasional. Rata-rata harga lada hitam

periode AprilAgustus tahun 7974 adalah sebesar US $ cent 89,0/lb'

Sedar.rgkan h^rgl' rutz'tata dalam periode yang sama tahun 1973 adalah

sebesar US $ cent 59,4/lb. Dengan demikian maka rata-rata harga lada hitam

dalam tahun I97411975 menqalami kenaikan sebesar 49,8 persen'

T imah

Dalam tahun 1974/1975 sampai dengan bulan Agustus realisasi nilai

ekspor timah berjumlah US $ 67,7 juta. Sedangkan dalam periode yang sama

tahun 1973i 1974 nilai ekspor timah berjumlah US $ 35,1 juta Dengan

demikian maka nilai ekspor timah dalam tahun 7974/197 5 mengalami

peningkatan sebesar US $ 32,6 juta atzu 92,9 persen' Peningkatan nilai

ekspor timah terjadi karena adanya peningkatan harga timah sebesar 103,4

persen dipasar internasional, yaitu dari hatga ttta-rata J 1863,8/long ton

dalam periode April-Agustus 1973 menjadi f 3.791'6/longton dalam periode

yang sama tahun 1974.

6.3.2. Realisasi nilai ekspor barang-barang golongan lainnya

Kayu

Sampai dengan bulan Agustus tahun 1974/1975 nilai ekspor kayu

bcrjumlah US $ 347,2 juta. Sedangkan dalam periode yulng sama tahun

lg73l1g7+ nilai ekspor kayu berjumlah US $ 246,5 juta Hal ini berarti

bahwa dallm tahun 1974/1975 nilai ekspor kayu telah meningkat dengan

US $ 100,7 juta atau 40,9 persen. Kenaikan ini disebabhan karena meningkat-

nya harga rala-rata kayu sebesar 7,5 persen, yaitu dari *28'46O/m3 dalam

tahun 1973 meniadil&30 500/m3 tahun 1974.

Teh

Realisasi n.ilai ekspor teh dalam tahlun 197+17975 dan 1973/t974

masing-mirsiug sampai dengan bulan Agustus tahun yang bersangkutan

Page 229: N(ITA KEUANGAN

l|-6

: 3

\ o " o "

l + l

cl

I

o- o- <i

q ( o ^

+ ++ +

J - a

+

+

€- \ 1 'o^ o" _,o.l { o E .

A i i N 6

l + + l + l

PR 22 E 8d d r @ o c @A i N 6 c \ r

6 ! c I 1 q : 9 . o .

: 93F+ + + + + +

F 38393" i d c . i d o - d R-

j

.r- dl '1

+ l +

I

?b. . E . E

e 3 ; x.eq_-/ tE +. I F € E

\ q o r o " . . " o l c {R-99R d ;l + l + l l l

3-C.q8.8 . 3^ 8 .B8:$R ! r

6 { r < t o

3 33

"r .o-

+ lI

u i doi ,ri +

s ' i

T E

-!r 9

3 ab b

g ?

2 EP !

rl

z

z|ll?z^1.

v)

v< lrl

aaFd

4

z4,

z

EII,lu

Page 230: N(ITA KEUANGAN

199

berjumlah US $ 18,2 juta dan US $ 13,3 juta. Dengan demikian nilai ekspor

teh dalam tahun 7974/1975 mengalami kenaikan sebesar US $ 4,9 juta atau

36,8 persen. Naiknya nilai ekspor teh ini terutama disebabkan karena mening-

kamya harga teh dipasar intemasional. Rata-rata harga teh dipasar intemasional

selama April - Agustus 1974 adalah f,0,52lkg. Dibandingkan dengan periode

yang sama tahun 1973 yang har'ga ratz-ratanya' zdalah L o,35/kg, maka harga

rata-tata teh tahun 197411975 meningkat dengan 48,6 persen.

Ekspor barang lainnya

Dalam tahun 1974/I975 d'an f973/1974 masing-masing sampai dengan

bulan Agustus tahun yang betstngkutan nilai ekspor barang-barang lainnya

diluar kayu dan teh berjumlah US $ 122,7 juta dan US $ 95,5 juta. Dengan

demikian maka rea.lisasi nilai ekspor barang-barang lainnya dalam tahun

Lg74/7975 mengalami kenaikan sebesar US $ 27,2 ivta atau 28,5 persen.

Kenaikan ini disebabkan karena semakin meningkatnya muru barang-barang

ekspor dan telah dikembangkannya ekspor barang-barang tersebut didalam

pemasarannya.

6.4. Perkembangan realisasi nilai impor

Sejak permu laan tahun REPELITA I, realisasi perkembangan impor me-

nunjukkan adanya kenaikan. Betdasarkan Tabel VI'6. nilai impor tahun

1g70/797I berjumlah US $ 1.204,8 juta atau 16,9 persen lebih besar dibanding-

kan dengan tahw L969/1970. Sedangkan dalam tahun 197217973 telah me-

ningkat lagi dengan US $ 630,3 juta atau 58,3 persen dibandingkan dengan

tahun 1977/1972. Kenaikan nilai impor ini terutama disebabkan karena naik-

nya impor balran baku/penolong serta barang modal, sejalan dengan laju pem-

bangunan dan kelancaran serta peningkatan produksi di dalam negeri'

Nilai impor dan persentase barang konsumsi pada tahun 7970/1971

sampai dengan 1972/7973 masing-masing adalah sebesar US $ 346,7 juta

atau 28,8 persen, US $ 266,1 juta atalu 24,6 persen dan US $ 524,8 juta atau

30,7 persen dari nilai impor seluruhnya.

Sedangkan nilai dan Persentase jumlah impor bahan baku/penolong pada

tahun yang sama masing-masing adalah sebesar US $ 426,4 juta atat' 3 5,4 persen,

US $ 446,4 juta atau 41,3 persen dan US $ 657,9 juta atau 38,5 persen dari

Page 231: N(ITA KEUANGAN

200

€ - \ F - - o - ' i - q + ^ 1 + - \ n ! q g . \ ' l 1 . ' o - a t o - > ' c " a : - ! -* $"Ns f 9€:RGs$-FRi fr K:R€$ E; G r . . l \ o - * :

+

n . :o :+- '1 ' r - 'o- \ -1. - " \ *5:33 3 3$:-* i E\ . i \ o f . , r - + \ o f - $ r e - r 9 d€ d ; i \ 6 + i t t l ; ; N + N + d ; : H

- - ^ o R t- . . :

r-- *]..r" N" o- +. \ o. N.'o^ +- \ ao. a \ ca. i- \ :.ao":.:- ?\ d d ; d o i . f . d t ' - i ? 6 c o i - - \ E * : * S 5 * + l F S 3* 9 - - p $

- \ o 4 i . . , ' . \ ' . - - ' : +

' n q

u! 'o^ 'r- q 'o" v! d1 o- 1 {. o: et .! !. -t- 'o- .o. 3 ^.- ̂ +- :- 1 3 :-+ v t - i F i o i v ; o \ - c . t t g99*1 t ^R -Sn E\ 6 + l ^ N d \ g H ! ' r r N 6 N ='-l

.t "1 \-.o-q o^ o- ,f. o- 0o- o_ !. .r +- 1 a €- 1 \1-i 3T ..1c t . i . . i o d i d o ! . t . r r \ r o M o 6 F r t \ o d o l e F \ * . nd e ! N ' a ; ; o \ N + 6 \ 0 o ' ^ : H

d - 5 ' o : g

S- ' n N .j c t

C'

.g

F . : J= ' t

\o

aot .

co€

q\

o\

@

s

g F j

t .a\

? . 4

t .

!t tt

FIEe w a

t r

9 -

E S E

a

t !o\

ts.-'Ha 4 zb . : ,

o\

\o

F9\

F

I

F

\o

< Et r l v

z{z

:g4

Page 232: N(ITA KEUANGAN

201G r e f i k V L 6 .

PERXEMBANGAN NIIIU IMAOR MENURUT

GOLONGAN EKON(j' /I\ L969tryt0 - 1974^915( dslem iutun US i )

3000

f

1,

T

3000

IIr

b6ang Eodal

b€haa bctu/Fnoloq

bor.n8 Loruunrl

l972lr97t t9781r974 1974/1975

( rcruatia

"/d J"ti )

Page 233: N(ITA KEUANGAN

202

jumlah impor. Selanjumya nilai dan persentase dari jumlah impor barang

modal untuk tahun yang sama mencapai jumlah US $ 431,7 juta atau

35,8 persen, US $ 368,0 juta atau 34,1 persen dan US $ 528,1 juta atau

30,8 persen-

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa nilai impor barang konsumsi

menunjukkan tendensi yang menurun dari talrun l97O/197L - 197l/7972'

Dalam tahun 7g72lIg73 persentas€ impor barang konsumsi ini tampak ada'

nya kenaikan. Hal ini disebabkan karena meningkamya impor beras untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri' Sedang nilai impor barang modal dan

bahan birku/penolong menunjukkan tendensi yang meningkat' Turunnya nilai

impor barang'barang konzumsi kecuali beras disebabkan karena meningkat-

nya produksi didalam negeri, terutama tekstil dan barang konsumsi lainnya'

Dilain pihak nilai impor barang modal dan bahan baku menunjukkan

sua kenaikar. Hal ini berarti makin meningkatnya kegiatan pembangunan

serta usaha peningkatan produksi didalam negeri'

Selanjumya nilai impor sampai dengan bulan Juli tahtn 197411975

adalah sebesar US $ 1.119,5 juta. Dibandingkan dengan periode yang sama

pada tahun lg71/I974 yang berjumlah sebesar US $ 835,2 juta, berarti ada

kenaikan sebesar US $ 284,3 ittz atau 34,0 persen Kenaikan ini disebabkan

karena naikrya impor bahan baku/penolong, barang modal maupun barang

konsumsi ( Tabel VI.7. ).

Dengan demikian kebijaksanaan impor tetap bertitik tolak pada program

pembangunan, yaitu meningkatkan produksi didalam negeri dan memper-

luas kesempatan kerja.

6,5. Bannran luar negeri

Program pembangunan membutuhkan sejumlah modal yang besar untuk

membiayainya. Pada prinsipnya diusahakan agzt dapx dibiayai dengan

sumber-zumber did alam negeri.

Namun demikian Pemerintah tidak menutup setiap kemungkinan adanya

bantuan dari neg a"-negalra sahabat yang manapun dengan syarat tidak

mengakibatkan ketergantungan kepada pihak luar negeri. Bantuan yang beru-

pa kredit harus dengan syarat-syarat yang ringan dan dapat digunakan untuk

keperluan yang sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan Pemerintah sendiri'

Page 234: N(ITA KEUANGAN

203

T a b e l V I . 7 .

PERKEMBANGAN REALISASI rMPOR,I97311974 . I9741197 5

(dalam jutaan US $ )

r

Jenis barangl97t | 1974 Pe$enase

April-Juli dari jumlah

1974 17975 PeNentrse

April-Juli dari jumlah

L Bsrang konsumsi

1. Beras

2. Tepung tengu3. Teksti l4. Lainnya

ll. Bshan baku / penolong

1. Cengkeh2. Ba-han kimia

3. Hasil-hasil prepa-rat kimia4. Bahan cat5. Pupuk6. Kertas7. Benang tenun8, Cambric & Shirting

9. Semen1O. Hasil dad besi/baja11. Lainnya

lll. Borang-barang modsl

1. Pipa besi/baja

2. Mesin-mesin

3, Alat transport

4, Alat rransport lain

5. Lainnya

I V . J u m l a h ( I + I l + I I I )

27O,6

164,97 ' 7

6,4

96,6

308,5

1 1 , 3

t2 ,944,42 3 , r

33 ,60,2

) , o

81,6

256,7

, , 9

70,6

35,6

t28,4

at',2

32,4

36,9

30,7

241,8

1 l t o

10,4

5 3 1 , 5

1 ,9

6 , 3

t 1 ( e

2+,638,50 ,1

20,2

58,61O9,7

346,2

3 ,6

65,5

24,+

5 1 ,0

zot,7

r,rr9g

21,6

47,5

30,9

100,0 1O0,0

Page 235: N(ITA KEUANGAN

20+

R t -i6E* E*

EN

IE

t\o

E(azX

24fr

zz

z:u

{

Ill

Page 236: N(ITA KEUANGAN

205

i Ea* E+

- 93

Y

trt

z

J t r

zz

z

=u&Id

I

Page 237: N(ITA KEUANGAN

206

T €;lF tt F . J

' l . ' E

- i ! F lw a t

fE5

\o

t

x

z

AE

,l

zz

E

EI

Ilt

Page 238: N(ITA KEUANGAN

207

G r a f i k V I . 1 0 .

NIT.AI IITPOR MENURUT GOLONGAN EKONOMI

1 9 7 3 t 1 9 7 4 - 1 9 7 4 1 r 9 7 5

( dalam persentase dari jumlah )

t9?51r974( sementara )April . Jnli

197411976

( sementara )April-Juli

I

I

barang oodal

bahan baku/penolong

barang konsuDsi

Page 239: N(ITA KEUANGAN

208

\o- A .o^ o. o- .l Al €.FJ * \O F- l,c \O r.lb i e i \ o F N . a ! r - c \r \ o a o

1,1C N 6 O € Q 9 0 \ O; + ^ r + o c _ r ^A v - ' C c a

-.o- \o- 'o- 6l^ co. ul +, 1\ o o o + r \ 9 O \ . 6; v . \ + + . a c l < - F {< . v N i l f , a o

N r n O C O o | . i \ r r fo - j - \ o o \ + c l; h \ o t . . r O \ + +; . r : - r \ o

t \ O \ t \ r r / r N i O \

{ ; F - o o \ o N 3d r i ^ n c o + m + \ o

ral

F.

a-!-l

f-

Fo.

t-o\

c.lt-o\

t-

r\o'

t -

o\\oo\

(\c-

F-o\

It -

l.-o.

f-

I

o\

o.- l ^

i q€ ;, i ' r

Z F

F

z

F

Page 240: N(ITA KEUANGAN

G r r f i k V L 1 l '

KOMTTMEN BANTUAN LUAR NECEB.I\ 1959 I l97O - 1974 I 197'

( ddsrn iutrsn US t )

750

v

t

t

t

750

I tartur!Jlfiogram

I u-."o l-v"r

r959/1970 l9m/1971 t973n974 l971ll97b

Page 241: N(ITA KEUANGAN

v

210

Berdasar prinsip-prinsip tersebut sejak tahun 1967 Pemerintah telahmenerima bantuan ekonomi dari negara-negara dan Lembaga-Lembaga keuang-an internasional yang tergabung dalam Intergovernmental Group on Indonesia( IGGI ). Bantuan yang diterima selama ini adalah berupa pinjaman dengansyarat-syarat lunak (soft loan) serta sumbangan (grant).

Bantuan dengan syarat lunak (soft loan) ini memuat ketenruan dimana bu-

nga berkisar antara 0-3 persen setahun, tenggang waktu bebas bunga(gtaceperiod) antara 7- 10 tahun dan jangka waktu pembayaran antara 25-50 tahun.

Penjajagan yang dilakukan terhadap negara-negara sosialis waktu itu be-lum memungkinkan untuk mendapatkan bantuan dengan syarat lunak ini,sehingga hanya diberikan oleh neg ata-negrraBarat yang tergabung dalam IGGI.

Dengan berhasilnya pehbangunan selama ini maka laju perekonomianjuga semakin membaik. Dengan meningkamya penerimaan negara yang ber-asal dari sektor minyak dan penerimaan ekspor non minyak, maka neracapembayaran menjadi semakin mantap. Keadaan yang demikian itu, telahmemberikan kemungkinan bagi Pemerintah untuk menerima bantuan luarnegeri dengan syarat kurang lunak. Kesediaan Pemerintah ini telah diajukanpada sidang IGGI ke 16 tahun 1974 di Amsterdam. Hal ini pada prinsipnyadapat diterima oleh negara-negara anggota IGGI yang terdiri dari negara,-negarzanggota lama ditambah dengan Ausuia yang seb€lumnya hanya sebagaipeninjau. Syarat-syarat kurang lunak ini antara lain memuat ketentuan jangka

waktu pengembalian antara 15 - 16 tahun, grace period antara 3 - 5 tahunserta bunga sebesar 7 1/4 persen setahun.

Untuk dapat memperoleh tambahan bantuan luar negeri, Pemerintahsedang mengadakan penjajagan ke negara-negara sosialis. Penjajagan ini men-dapat tanggapan yang positif, sehingga diharapkan adanya peningkatan pe-laksanaan kerja sama ekonomi dengan negara-negara tersebut dalamREPELITA I I .

Sejalan dengan semakin meningkamya laju pembangunan, Pemerintahtelah berusaha pula agar komposisi bantuan luar negeri lebih terarah kepadabantuan proyek. Dengan demikian diharapkan lebih terjaminnya pembiayaanproyekaroyek pembangunan.

rI

\ }

Page 242: N(ITA KEUANGAN

t

271

6.5.1. Perkembangan bannran luar negeri

Banruan luar negeri terdiri dari bantuan program, bantuan proyek danbantuan tehnik. Jumlah bantuan luar negeri dari tahun ke tahun menjadi sema-

kin besar, sejalan dengan semakin derasnya laju pembangunan. Dengan sema-

kin besarnya zumber pembiayaan dalam negeri maka peranal bantuan luar

negeri menjadi semakin kecil. Dengan deniikian, bantuan luar negeri hanya

berfungsi sebagai pelengkap yang bersifat sementara.

Adapun perkembangan bantuan luar negeri adalah sebagai berikut. Dalam

awal pelaksanaan REPELITA I kornitmen bantuan luar negeri adalah sebesar

US $ 560,9 juta. Pada akhir REPELITA I komitrnen itu menjadi sebesar

US $ 856,f juta. Hal ini berarti suatu kenaikan sebesar US $ 295,2 juta atau

52,6 persen.

Untuk tahun pertama REPELITA II, komiunen banruan luar negeri ada-

lah sebesar US $ 895,8 juta yang berarti suatu kenaikar sebesar US $ 39,7 juta

ata;u 4,6 persen dari komitmen tfitun 1973/1974. Perincian bantuan luar

negeri adalah sebagai berikut.

6.5-.1.1. Bantuan program

Bantuan. program digunakan untuk impor barangiarang dalam usaha

stabilisasi ekonomi. Dengan demikian maka bantuan program diterima dalam

bentuk devisa kedit, bantuan PL 480 berupa pangan dan non Pangan serta

bantuan dalam r*gk" Kgtn!4,L39!.d (KB)=berupa bantuan pangt[.

Dalam tahun pertama REPELITA I komitmen bantuan program adalah

sebesar US $ 324,7 jutr atau sebesar 57,9 persen dari seluruh komimren ban'

tuan luar negeri. Sedangkan dalam tahun terakhir REPELITA I iumlah

komitmen bantuan prograrn tersebut menurun menjadi sebesar US $ 249,5juta,

yang berarti US $ 75,2 juta atau 23,2 persen lebih kecil dibandingkan dengan

awal tahun REPELITA I. Dilihat dari jumlah bantuan luar negeri secata ke-

seluruhan, maka persentase bantuan program dari periode tersebut mengalami

penunrnan yaitu dari 5 7,9 persen menjadi 29,1 persen.

Untuk tahun 797411975 komitrnen bantuan program adalah sebesar

US $ 207,6 juta atau 23,2 perftn dari jumlah seluruh banruan luar negeri.

Page 243: N(ITA KEUANGAN

272

Fq

E-

€ \ o o Q . ! c pr i + c i i a i ' i€ ) \ d i N c o aN i \ O 6

r AO O\ CO i- e'lt - \ O v i + \ O t+ i c n o \ +

u1 \o

+ F r t -l i ' d o i

N TN ( \

l o i N r ^ ( \ b .o i o ( d . . i d dr n \ o 6 q 1

$ \ o

\o- 9 O^ o- of co-F! ri \o t'- to rrro l o d N q o c \o Qa

"r 'o_ N_ \ \0- n

O \ O @ O € \ O+ F . 6 + c , r nN a \ 0 @

q c.t

I Hq . v

i E

t -

t-

t.-o\

t -

o\

t ro\

F.o\

g

E

E

v

T

t-

+D-

I

x^l + a

"lz

Fz

I

Page 244: N(ITA KEUANGAN

+

Dengan demikian maka komitmen banflran program ini telah mengalami

pqrurunan sebesar US $ 41,9 juta atau 16,8 persen dibandingkan dengan

tahun sebelumnya.

Devisa kredit digunakan untuk mengimpor barang-barang yang sangat

essensiel. Jumlah komitmen tahun pertama REPELITA I sebesar US $ 150'7

juta kemudian meningkat rnenjadi US $ 170,6 juta pada akhir REPELITA I.

Dari jumlah ini sampai dengan bulan Septembcr 1974 masih belum terlaksana

sebesat US $ 16,8 juta. Untuk tahun pertama REPELITA II jumlah komitmen

devisa kredit telah mengalami penurunan menjadi sebesar US $ 64,6 juta.

Jumlah komitmen PL 480 tahun p€rtama REPELITA I adalah US $ 13 3 ,5juta. Jumlah ini untuk tahun terakhir REPELITA I telah menurun menjadi

US $ 38,2 juta. Dalam pada itu untuk r.th.un 797411975 komitmen ini telah

meningkat menjadi sebesar US $ 116,0 juta.

Untuk tahun pertama REPELITA I jumlah komitmen banman pangan

adalah sebesar US $ 40,5 juta. Dalam tahun terakhir REPELITA I jumlah

komitmen itu telah meningkat menjadi sebesar US $ 40,7 juta. Namun

untuk tahun 797+/1975, komitmen itu telah mengalami penurunan menjadi

US $ 27,0 juta atau 3 3,7 persen.

6.5.1.2. Bantuan proyek

Bantuan proyek dimakzudkan untuk rehabilitasi sarana-sarana produksi

yang menunjang sektor pertanian. Komposisi bantuan luar negeri tems meng

arah kepada bantuan proyek yang dari tahun ketahun menjadi semakin besar.

Komitmen bantuan proyek tahun Pertama REPELITA I berjumlahUS $ 236,2 juta atau sebesar 42,1 persen dari jumlah bantuan keseluruhan.

Untuk tahun terakhir REPELITA I jumlah komitmen itu telah meningkatmenjadi sebesar US $ 606,6 juta atau 70,9 persen dari seluruh banruan

tahun 1973/1974. Sedangkan komitmen untuk tahun berikutnya yaitu

tahun pertama REPELITA lI telah meningkat lagi menjadi US $ 688'2 juta

atau 76,8 persen dari seluruh bantuan tafi;n 1974/1975.

6.5.2, Realisasi bantuan luar negeri

Bantuan luar negeri digunakan sepenuhnya untuk p€rbaikan ekonomi

dan kelancaran pembangunan. Hat ini dimungkinkan dengan diperolehnya

Page 245: N(ITA KEUANGAN

274

rl

F'

q

tn

rl,

s ! - E lR . ! q -

t r * * as d , -;: rn ;{'rl tr, tJ

a, .q,, d

* *

ct (\lc\ C-+ \ o

tF r N + O e { . 6Q O o \ r n r \ O +6t !-r .6 \o

\o \o \o {- l'r Fri n \ o o \ o r + 6f n F { t

\O O \ N t r + OcO .6 C) :l- Fl ON F r F l F r +

O u r o \ \ OO o \ o \N

fn o\ rr o\ \o o.c o . { | c ) . n a o \ oc,t Fr r-t r'|

0 O c n u r ' 6 - F lo m r n * \ o t - \rn Fl t-l i\.)

'i Fi Fi

F6,

F-o\!-l

D\o\

Nt .o.

.+F

t -o,

(\t .e\

t .

h..o.t-l

t-o,

i .o\!-l

o\

t-l

a\o.

{tFro\

IF.o\

o.

. *

Fz

v)

.t)F]

F

Page 246: N(ITA KEUANGAN

t

215

dana rupiah dari bantuan luar negeri serta masuknya barang-barang impor

dari bantuan luar negeri tersebut. Disamping itu pelaksanaan bantuan proyek

diharapkan dapat menyerap tenaga kerja yang menganggur dalam masyarakat'.

Dalam tahun pertama REPELITA I telah direa.lisir bantuan luar negeri

sebesar US $ 371,0juta yang terdiri dari bantuan ptogram sebesar US $ 308,0

juta dan bantuan ptoyek sebesar US $ 63,0 juta. Realisasi bantuan luar negeri

dalam tahun terakhir REPELITA I berjumlah sebesar US $ 643 juta yang

terdiri dari bantuan program sebesar US $ 281'0 juta dan bantuan proyek

sebesar US $ 362,0 juta.

Sedangkan dalam tahun pertama REPELITA II diharapkan dapat direalisir

bantuan luar negeri sebesar US $ 672,0 juta yang terdiri dari bantuan program

dan bantuan proyek masing-masing sebesat US $ 200,0juta dan US $ 472'01uta'

6.6. Perkiraan neraca pembayaran tthun 197511976

6.6.1. Perkiraan nilai ekspor

Dalam tahun 197411975 nilai ekspor tanpa minyak diperkirakan men-

capai jumlah US $ 1.947 juta. Hal ini berarti 2,2 perxn lebih besar dibanding

kan dengan tahun sebelumnya. Dari jumlah ini berbagai barang ekspor

bertambah sangat cepat yaitu barang-barang tambang termasuk didalamnya

adalah timah, tembaga dan batang tambang lainnya

Ekspor timah dan barang tambang lain diluar minyak dalam tahun

lg74llg75 diperkirakan masing-masing berjumlah US $ 137 jutadan US $ J65

juta atau meningkat masing-masing dengan 39,8 persen dan 114,3 persen

dibandingkan tahun se belumnya

Penurunan dalam nilai ekspor karet, kayu, tembakau dan lada dalam

tahtn 1974/1975 dapat dikompensir dengan meningkatnya ekspor barang-

barang tambang tersebut. Oleh katena itu nilai ekspor diluar barang-barang

tambang dan minyak tafun 797411975 diperkirakan berjumlah US $ f'645

juta atau menurun dengan 4,9 persen dibandingkan dengan 19731197+'

Untuk tahun lg75/1976 jumlah nilai ekspor diluar minyak diperkirakan

sebesar US $ 1.968 juta. Assunrsi-assumsi yang dipakai dalam memperkirakan

ekspor tersebut adalah :

1. Kemungkinan terjadinya penurdnan harga beberapa barang ekspor dipasar

Page 247: N(ITA KEUANGAN

t

216

internasional yang dapat mengakibatkan menurunnya ekspor kayu, karet,

lada dan tembakau ;

2. Kemungkinan kenaikan ekspor barang-barang tambang dan barang-barang

ekspor lainnya yang diharapkan dapat mengimbangi penurunan ekspor

dibidang lain.

6.6,2. Perkiraan nilai impor

Dalam tahun 197+/1975 nilai impor tanpa minyak ( c &f ) diperkirakan

berjumlah US $ 4.657 juta atau 58,5 persen lebih besar dibandingkan dengan

tahun sebelumnya. Untuk tahun 1975/7976 nilai impor tersebut diperkirakan

mencapai US $ 5.390 juta atau meningkat dengan 15,7 persen dibandingkan

dengan tahun L97 +1L97 5.

Assumsi-assumsi yang digunakan dalam perkiraan impor tahun 19751t976

ini adalah ,

1. Dengan semakin lajunya pembangunan ekonomi maka nilai impornyapun

diperkirakan akan mengalami peningkatan pula' Peningkatan imporini

terjadi terhadap impor bahan baku/penolong dan barang modal, Untuk

tetap menjaga stabilisasi harga dan untuk memenuhi kebutuhan maka

impor beberapa barang konzumsi yang bersifat essensiil ( pangan ) masih

diperlukan;

2. Dalam trhtn 7975/1976 nilai impor atas dasar bantuan proyek (IGGI danIain-lain) diperkirakan berjumlah US $ 475 juta atau meningkat dengan

7,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Berdasarkan assumsi-assumsi tersebut diperkirakan bahwa nilai impor

tanpa minyak tahtn 197 5/197 6 mencapai jumlah US $ 5.390 juta

6.6.3, Perkiraan penedmaan minyak

Perkiraan realisasi penerimaan minyak bersih dalam rahtn 797411975

bepjumlah US $.2.743 juta. Sedang untuk tahun 197 5/1976 diperkirakan

dapat meningkat menjadi US $ 3.069 juta atau 11,7 persen lebih besar

dibandingkan dengan tahun 797411975. Kenaikan ini diharapkan tenrtuna

berasal dari kenaikan produksi minyak mentah.

: t

Page 248: N(ITA KEUANGAN

217

t

6.6.4. Perkiraan loin'lsin

Dalam tahun 197+1197 5 pcrkiraan rcalisasi pemasukan modal sq'esta

addah sebesar US $776 jrro. Ddam tahun 197511976 jumlatr ini dipcrkirakan

akan meningkat menjadi US $ 890 juta atau 14,7 persen lebih besar dibanding-

kan dengan tahun se belumnya.

Petkiraan rcalisasi pcmbayaran kembali huung tatrun 197411975 ber'jumlah US $ 9o juta, Untuk tahun 197511976 pernbayaran kembdi huang

ini diperkirakan menurun menjadi sebesar US $ 89 juta atau 1,1 persen lebih

kecil dibandingken dengan tahun 197411975. Perkiraan neraca penbayaran

tehun 19751L976 ini dapat diikuti dalam Tabel VI'11'

x

Page 249: N(ITA KEUANGAN

218

T s b e . l V I . I 1 .

PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN, 1973/1974 - I97511976( drlam jutaan US $ )

rr9?81t97+ r9741t975( rearisasi ) 1j,i,*elifl",10

Pc$enta!€ 1975/1976 Perscnta.sc

perubahan (pcrLirEan) perubahan

I. f,era4g6raq &tr $|a.jl!.

l. Ekporr f o b + 9.613

minyak + 1.708

tanpa minyal + 1.905

?, lmpof - 3.396

minyak - 461

tanpa minyak, c & f - 2.9SE

S. Jrs'tsa - 970

minyak - 606

tanpa minyah diluar - 364fr€ight

,1. Inrretui bcl en - ?56

minyak + 641

tanpa minyak - 1.397

Il. Pcnarulan modal Pcmdintlh + 643

l. BantuEnprogram + 281

2. Bantuan proyek + 275

3. Lain. lain + 87

lll. Pcmrruba modrl aryede

lV. Pcnbayaran tutar{

v. JodLh (I r/d rV)

Vl. Sclirfr y.q b.lun d.p.t

db.rniiurglar

VIL lalu litrtr Eorctcr - 829 + 1903 - ,108

549

8t

+ ?.,161

+ 1,947

- 6.10?

- 1.460

- 4,657

- l t09

- 1 .3 t6

- 493

- 455

+ 2.7 48

- 3.203

+ 672

+ 200

+ 325

+ 147

+ 776

- 9 0

+ 106"t

+ 222,a

+ 79t

+ 214,5

+ 58,5

- 86,5

+ ll7,2

+ 35,4

- tlg,E

+ 328,7

+ 4,5

- 28,8

+ 18 ,2

+ 69,0

+ 4lB

+ l l , l

+ 154,4

+ E.016

+ 6.048

+ 1.968

- 6,993

- 1.609

- 5.590

- 2.046

- 1 .376

- 670

- 1.025

+ 3.069

- 4.092

+ 625

+ 100

+ 375

+ 150

+ 890

- E 9

+ ,|{l3

+ 7,4

+ 9,7

+ I , l

+ t4"r

+ 10,6

+ 15,7

+ llt,t

+ 4,6

+ 35,9

+ 124,A

+ I 1 , 7

+ 279

_ 1,A

- 50,0

+ 1 6 4

+ 2r0

+ l{t

- l , l

- t5,{,-

905

7+

365

360 , 51,4

Page 250: N(ITA KEUANGAN
Page 251: N(ITA KEUANGAN

PRODUKSI

f

Page 252: N(ITA KEUANGAN

) '

BAB VII

PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI

7.1. Pendahuluan

Pemerintah telah melakukan berbagai kebijaksanaan dalam rangka

pelaksanaan REPELITA I. Secara keseluruhan hasil-hasil yang dicapai selama

REPELITA I telah memberikan dasar yang lebih kokoh serta memungkinkan

pelaksanaan REPELITA II berjalan dengan lebih baik.

Hasil-hasil yang dicapai selama REPELITA I dapat dilihat melalui

perkembangan produksi dan faktor-faktor yang menunjangnya. Karena

memang perkembangan produksi dan faktor-faltot produksi inilah yang

menjadi salah satu tujuan pembangunan, disarnping sebagai salah satu ukuran

mengenai pelaksanaan pembangunan yang telah dilaksanakan.

7.2. Perkern bangan pendapatan nasional

Tujuan dari pembangunan terutama adalah meningkatkan kemakmuran

dan kesejahteraan. Tingkat kemakmuran dan kesejahteraan ini antara lain

diukur melalui pendapatan per kapita serta laju p€rtumbuhan pendapatan

nasional. Tingkat kemakmuran dan kesejahteraan dikatakan naik bilamana

pendapatan per kapita naik, yang sekaligus mencerminkan pula laju per-

tumbuhan pendapatan nasional yang lebih besar dari pada pertumbuh-

an penduduk. Perkembangan pendapatan nasional dapat diikuti dalam

Tabel VII.I. sampai dengan Tabel VII.5..

Pada tabel-tabel tersebut dapat dilihat bahwa selama ini produksi

domestik bruto menunjukkan perkembangan yang positip. Atas dasar harga

yang berlaku produksi domestik bruto pada tahun 1969 sebesar Rp 2'718

milyar sedangkan pada tahun 1973 tclah mencapai jumlah Rp 6.605 milyar'

Ini berarti dalam jangka waktu /r tahun telah terjadi kenaikan sebesar

Rp 3.887 milyar atau 143 persen. Bila dilihat atas dasar harga konstan

tahun 1960, produksi domestik bruto tersebut tetap menunjukkan kenaikan,

yaitu pada tahun 1969 sebesar Rp 531 milyar dan pada tahun 1973

telah mencapai jumlah Rp 7o7 milyar, yang berarti terdapat kenaikan

sebesar Rp 17 6 mllye;r atau 3 3 persen. Dengan demikian maka selama

periode 1969-1973 la}u pertumbuhan tata-tata adalah sebesar lebih dari

7 persen setiap tahun.

219

Page 253: N(ITA KEUANGAN

220

E E

€ g

d\t-.di

\o

s+

o

| p o c o o 0 t . . d o N tr f r ^ t . . t i i r . \ . n \ o o \\ o u ! o . r \ o 6 . | *c i . ; . j , . i ^

ri \o

F r \c ? q F .. 6 \ O F Q. . | C O H a , l

\o o\ \cm o \ \ o l o se l + l 6 F r N\ o N s

r G l M o 6 N r . rt \ O i O t s - i ' - rr a o \ \ 0

"';

rn q\ !-r 6( N r i t\

( m \ O

t-r d r.r +

F(^

F

trq\

tro\

o\o\

FI

F

r t r(!

I . E

t h F

MH

rA

Page 254: N(ITA KEUANGAN

221

ll i:

'r, it

\o

r.'F.

\o

ct

e

o

ot\ tl_ .n \oc . s o 6. . | d F I

€ t '

!-r u\

!-{ ap

l r r a . \ o F o . n + i \e g \ O F { 6 € N

Gt 0\

F. O\

o o eF - C t \

t-n|

t-r (\ .n +

c

NF(h

o\

a

ID

J

)(

FJ O.l \o- o \

X EG I E T ' ^

F r | r -. h El{ 'E

P t !i ^ E

X

+

Page 255: N(ITA KEUANGAN

222

Tabe l V I I . 3 .

PENGGTJNAAN PRODUK DOMESTIK BRUTOatas dasar harga yang berlaku

( milyar rupiah )

rJ enis penggunaan 1969 1970 t97l l,722, rllrtl

L

1. Pengeluaran konsumsi mmah tangga 1)

2. Pengeluaran konsumsi pemerintah

3. Pembentukan moda,l Domcstik Bruro

4. Ekspor barang dan jrsa

5. Dikurangi , Impor barang danjasa

6. Produk Domestik Bruto

7. Pcndapatan nctto deli luar negeri

dari faktor produksi

8. Produk Nasional Bruto

9. Dikurangi ; Pajak tak lrngsung n€tto

10. Dikurangi : PenYusuran

11. Produk Nasional Netto atas dasarbiaya faktor produki

2.r60

199

, 7 7

'r/L<

403

2.7 rA

3,tr+

414

857

,729

766

4.548

4.7t2

716

1.208

1.189

1.240

6.605

- 3 5 - 5 0

2.6A3 1.290

135 188

L76 2r9

2.692 2.971

293 34r

455 580

429 507

529 607

1.340 t .794

- 6 8

t.726

229

248

1.249

- r44

4.404..

2r6

300

t.868

- 227

6.378

t2E

416

I

1) Residud / Sisa

2) Angka diperbaiki

3) Angka sementara

Page 256: N(ITA KEUANGAN

223

t(

Tabe l V I I . 4 .

PENGGUNAAN PRODUK DOMESTIK BRUTOat4s dasar harBa konstan tahun 1960

( milyar rupiah )

Jenis penggunaan 1969 1970 197r 19722) 19?3 3)

II

h

i , !

t

1. Pengeluaran konswsi rumth tanggt

2, PengeluaJan konsumsi pemerintah

3. Pembentukan modal Domestik Bruro

4. El$por barang dan jas&

5. Dikurangi : Irnpor barmg dan jasa

6. Produk Domestik Bruto

7. Pendapatan netto dari luar negeri

dari faktor produksi

8. Produk Nasional Bruto

9. Dikurangi : Pajak tak langsung netto

10. Dikurangi : Penyusutan

I l. Ploduk Nasional N etto atas dasar

biaya faktor produksi

rl 4+z

5 2

70

75

5 r 1

t 2

3 L

464

+55

49

82

84

571

- 5

566

t 5

34

497

474

84

92

92

6LL

506

5 2

100

1 1 3

tt7

o t+

520

7 l

717

141

142

707

- 6

701

+3

42

616

- ) - )

606 649

37 +O

36 39

4 J 5 5 570

1) Residual / dss2 ) Angh drperbaiki3) Angkr scmentaru

Page 257: N(ITA KEUANGAN

22+

v

T a b e l V l l . 5 .

DISTRIBUSI PERSENTASE PRODUK DOMESTIK BR'UTO

atas dasar harga Yang b€rlaku

( dalam persen )

U r a i a n 1969 7970 l97L tglz 7\ tgzt 2l

Menurut lapangan usaho '

1, Pertanian, Kehutanan, Pcrikanan

2. lndustri, Pertambangan, Listrik & Gas

3 , B a n g u n a n

4. Jasa - jasa

Produk Domestik Bruto

Menumt PenggunaannYa r

1. Konsumsi rumah rangga

2. Konsumsi pemerintah

3, Pembentukan modal Domestik Bruto

4. Ekspor Netto

Produk Domestik Bruto

49

14

3

34

100

47

1 5

t

100

16

3

3 7

100

81 7A

9 9

1 3 1 5

- 3 - 2

100 100

40

lft

4

3 8

100

40

18

4

3 8

100

'11 72

9 1 r

t9 18

100 100

- LJ

.

Ij

87

7

- 6

100

1) Angka diperbaiki

2) Angka sementara

Page 258: N(ITA KEUANGAN

225

l

Dilihat dari rumber lapangan ustha mal(a sampai dengan tahun 1973

ternyata sektor pertanian ( termasuk di cilinmnya sub sel<tor pertanian

bahan makanan dan pertanian lainnl,a ) rnasih tetap mempakan sel<toryang palingbesar sumbangannya terhzdap produksi domestik bru ro, walaupun

dalam perkembangannya dari tahr.ur ke-tahun tclah terjadi perubahan per-

imbangan struktur ( transfbrmasi strukturil ). Atas dasar harga yang berlaku

pada tahun 1969, sektor pertanian memberikal sumbangrn sebesar 49 persen

dan pada tahun 1973 mer,jldi .10 puscn ; sel(tcr industri, pertambangan

dan lisuih & gas dari 14 pcrsen pada tahun 1959 menjadi 18 persen pada

tahun 1973; scdangkan sektor bangunan dan jasa masingrnasing 3 persen

dan 34 persen pada tahun 1969 menjadi 4 persen dan 38 persen pada

tahun 1973.

Demikian pula halnya bila produk domestik bruto diiihat atas dasar

tujuan p€nggunaannya, malia selama periodc tersebut telah terjadi perubahan-perubahan komposisi. Konsurnsi runah tangga pada tahun 7969 menctpai

87 perscn dan pada tahun 1973 menjadi 72 pcrsen. Konsumsi pemerintahpada tahun 7969 ad,a.Iah sebesar 7 per:;cn, sedangkan pada tahun 1973menjadi 11 persen dan pefi']bentukan modal dari 12 persen pada tahun 1969

menjadi 18 persen dalam tahun 197 3.

Dalam Tabel VIL4. dapat dilihat bahwa atas dasir harga konstan

tahun 1960, sclama periode tahun 1969 - 1973 pendapatan nasional ( produknasiona.l netto ) telah rnengalami kcnaih:ur sr:be sirr Rp 152 rnilyar atau32,8 persen, sehingga setiap tahulr rar:r.rata terdrFat kenaikan sebesarRp 38 milyar atau 7,3 persen. Dalam periode yang sama penduduk Indonesiamengalami kenaikan 2,4 perscr]- I{rl xrl brralti p.Il(lap:rtirn nasional telairberkembang melebiht dari tingkat pertrir.buharr ocnduduk, sehingga secaral<eseluruhan dapat dik:.rtalia,rr bahlva selama REPiit-l 'fri i pentbangun:nekorromi telth rJaprrt ditingkatkarr.

7,3. Keadaan Pangan

Dalam ekonomi lnConesia, pxngan terutama L',.:r-rs Inerupakan su,rtsmasalah 1/'r-ng stuga't pent:ing. Karetrl disainiring bera.s melirpakan hasjlprodul.:si petatri produsen padi yang .iuirrirhnya cukrrp lresar, be;'as jug.r

mertrpairan bahan nakanan pok,rli sebagiarr l;es:rr ctrrd,-'dui< Indcnesia. Lagipula heras menlpunyai bob.t y.1n-g :u[.r]p bci:rl terhzdrrp til igii at-rntlasi .

.L.

-{

Page 259: N(ITA KEUANGAN

f

226

Dengan makin berkembangnya tingkat hidup selama REPELITA I makakonsumsi beras per kapitapun meningkat pula. Pada tahun 1968 diperhitung-kan konsumsi beras per kapita sebanyak 85 kg per tahun, dan pada tahun 1972menjadi 102 kg per tahun. Dengan demikian walaupun dalam REPELITA Itersebut produksi beras selalu meningkat namun produksi dalam negeribelum mencukupi kebutuhan, untuk itu masih perlu dilakukan impor beras.

Sejalan dengan usaha stabilisasi ekonomi tersebut, maka Pemerintehselalu berusaha untuk mempertahankan harga beras pada zuatu tingkatyang wajar. Ini berarti bahwa disatu pihak harga tersebut harus memberikanimbalan yang layak kepada petani produsen padi dan dilain pihak konsumendapat memperoleh beras dengan harga yang wajar. Berdasarkan prinsip inimaka ditetapkanlah kebijaksanaan harga dasar padi dan harga tertinggi beras.Pembelian beras dalam negeri ditujukan untuk mempertahankan hargadasar dan penyalurannya kepasaran dilakukan dalam rangka menjaga agarharga beras tidak naik melebihi harga tertinggi.

Dalam melaksanakan pembelian beras dalam negeri, Pemerintah telalrmengikut sertakan Badan Usaha Unit Desa ( BUUD ) /Koperasr Unit Desa(KUD). Ini dimaksudkan ager harg dasar untuk padi tersebut benar-benardapat dinikmati oleh petani, dan juga agar ekonomi di pedesaan tersebutdapat ikut secara aktip membantu usaha pemerintah untuk menstabilkanharga pangan khususnya dan perekonomian umurnnya.

Hasil-hasil yang dicapai antara lain tercermin dalam perkembangan hargaberas seperti yang terlihat dalam Tabel VII.6. Dalam tabel tersebut nampak bah-wa selama 3 tahun pertama REPELITA I harga beras menunjukkan kesta-bilan, tetapi pada akhir tzhtn 7972 terjadi kenaikan harga beras yang agak be-sar. Hal ini disebabkan karena produksi beras dalam negeri inenurun, sedangkankeadaan pangen dunia mengalami kelangkaan yang menyebabkan beras imporbaru datang pada bulan Oktober dan Nopember L97 Z.Dengen tibanya berasimpor, maka penyaluran kepasaran terus ditingkatkan, sehingga sejak kwartalpertama tahun 1973/797+ harga beras mulai stabil lagi. Oleh sebab itu ke-bijaksanaan Pemerintalr selanjutnya adalah mengusahakan untuk menguasaisejumlah beras sebagai stock nasional, agar kestabilan harga beras dapat di-pertaharkan.

Jagung, ubiubian, kacang-kacangan dan terigu mempunyai peranan yangpenting sebagai substitusi terhadap beras. Selama REPELITA I ekspor jagung

Page 260: N(ITA KEUANGAN

227

l ^ o o i N

r^ r. .l q.o"\ o i i . \ ( ! t

. { r . i {dv i

e\t o o\ F-.1 l- \o- F{ Fr-

c .L \o - * l \ a ^ \

O O n C O . ^ @.t'o- N- q. q lI

N_ l- vl +- -1o-

a d € o . - r . {- i " idodu i+

l ^ F - q i O ( o 9N- .1 d: d: '.'_ !:

F.- ,1* : l - .1\

\ O r - F F F t \

.dt'. i - i 'd

c.l co t- \O O

ddod 'd+ r j

o- r-co- q.1s.

. r \ o Q \ o F . o o

o idF:ddo i

€- ": r-q-io:!o r- \o t\ (^ \o

n : F i d F i { ' d

t - . \ t - t , t - t -

\o t.! F. F. t\ F.

{t-

x4

F

. o o o r | o

$ o\ e.l o\

r > F o N \ i c \\ r- ": r{.{ .)^

i- F- t\ Fr a- F\

\o F- c\ l.- F i-

'o. o: vl o- .o"

* I 1 "6 -a -q

'o. c{ r! +- .'l

ON O l_ \ l ' -

od { ' { u i c i r j

O C F - e { il- €- rq F,_ q v\

q[aqq5.

c o - . l n \ q . r i! - T N N Q O \ r \s { * + r - } *

o H o \ c ot- t- tf- q co- a-

a . r d o \ o r . l

r r ^ \ O O \ c o. I 1^ c{ (o.1\c J e l 0 \ @ $.rr t l +.6 vr N

z{

E

cO cO r'r (a \O

{ ) m O F

F . O Q N,q q r- vt .1

F \o 6l l-- \o \9\ D : d r n F *| ^ N d N C > O6 t t i . + \ O c D

o i 6 t 6 + rF i.. F. F. I\ F.6 1 0 t r c ! h +\ o t . t - t . t . F -

. ' : q . o_ \ . ' 1

l- .o" co- q a-

F - Q \ Or- r- q \o^ 11 t-

t ^ + i H e . l 6l ^ t ' + r | 6 a -

o o l ^ . n E r F .F - \ O + O \ a ( ^+ + j.d 'd -i< l ! l t l + a o a -

r r q u lI l r ^ r i t \ \ O

a . l \ O i r + \ o+ t t ! t \ t c o t -

\ o h i a . { or ! t - c { " } a q -c O 6 F r F - N r ^r n $ r t ( . 6 F -

6 O O i t \ . 1F i d N l d 1 6r t r N O \ O t - r ^.n <t r{. rn \o F.

\ O O O i o 'o r ' | 6 l c o o \+ . { i o g r a Fm f * . . r 1 ^ l ' -

z

z

O \ o O r t {

o i d o d i ' d

O T N O F .1 o - " l q c ' lsf O\ t'- F (E

+ ii \ o- '1

+s$$s

. d u i d o i d

N r O t - € co€- ,1 'o" \ o- co-\ o + N 1 . | o r r+ + t r r r t r

\o cor co r. \o.o. 'o^ c\ rr (o. \O + N Q N \ o+ + + r c o r ' \

€ d o c o +o- l - \ . \ r : \F - r N \ O O \ O6 t + + q i F

n \ N ( r , l \ o s €o N o 6 + 0 o. n + d + o \ \ O( . \ r f + ! } F . t .

,-r N |A r.rr O\. o - t - \ q r l v tH o o + 9 \ or Q + < l . s l N t \

\ O A c \ a . l d n

" r t v r - l \ qc - r i i r a ( 6 i \. n + $ r f ! t ' .

e 6 t o \ q \ A6- +- 1rA. r ^

O O \ F - F . \ o

€ 6 N t \ r . t hr r c o F 6 \ o \ o.t.\t rA \O + tl. . . : i + + r c O

O d c . , l 6 + ll. F.t F- I- D.o \ 0 i ( ! c {\o F- F- t- i. a-

t

a

9t

2h.5

E:a

E3

4

O l . l

Eo.= t trd o\

z

z

t!

Page 261: N(ITA KEUANGAN

228

F- \O I O\ 6i

o t - r o ' / r o

o i o \ o t

ui .(i o- "i d

N < ) | . l A\ o r I a - | < i{ s i j . i d d. n 6 + \ o t : - c o

o N ; h c ) \ o\ o \ o N r . - m FF i H . . | @ \ O ( o6 + ! - 6 r ^ 4 .

F: co- f.- €- +1-

d] \o. l" \ l-

I t - N h 0 0 6* i . d d o i o d G if r 6 + 6 \ O O \

r ^ r - r \ o o \ \ c l

d d d , . i f de r 6 t r \ o o A

h ( \ l V ' r N r - r < fa r \ o ( \ l c o i +o r @ c ) . n t \ o rN . n + t \ o . o

r t O A o \

d F i o i . d - i - i6 6 6 . n \ O F -

i N \ o o \ o

N O \ ' i a - O \ l ^h 6 * r ' r | . | r i

O i N . 6 t r ^c\ a- t, t- t\ F-o r o d N s f\ o N a - F . i - t r

2

z

4

| ( \ l O l _ - N

Q h o \ o O

c , i i u i d o i v ir i m e r ^ o i F -

O \ O N € O

\o a' o\ c- .r Fri ( O h N O \ t l

{ ' j v i ; d i r i6 6 6 ! t O \ F \

o v h o c { or | C O 6 F - C O 6

r i ' . i d i . < i d d\ + 6 r n 6 0 a o \

t - . + @ € ? rr_ co" co- dl +- e.l

t - i r | c o o \ o+ 6 6 r n O o

r ^ o o o c } hr-- co- vl v.r o- .!

+ilsssH' . < ) m c o r

I N r i c o s ( \r Q t \ t - \ O \ O+ r ^ 6 : i + o

O N 6 O ' 6l h \ o N F . r

+ O Q f - O \ O{ - r + t t s r ^ O

z

E

z

o * N 6 + \ ^N f- t'. t'- t-- t\o \ O i e . l 4 +\ o t - F - c - F a -

t s i \ c ) . ra- co- +- o: l-

\ o F - o i Q

. l Y o ^ q 1

O h O N l AH I N r A O l O \(\ a- a.l t'- O\.\r+ + + ' ^ O o

o < s r s r + r . rt.. D\ F- a- F. i--O r O F r N o t\o i\ t-- t-, t- F.

o \ o a a 6 ( * r

o o e \ o

N < ) N F r O < t \\o 0o \o \a ..t \oN @ \ O \ O + ( \

Q F - c ' \ O + i r\ O m C O r - l + Ovi oi oi "j oi e,i* + + r ^ r - r i .

o a r . + . .\ O r . r F . t @ . ot s - c o c N t - h N6 { t l + N F r

r a o o NI r - . r l 6 o \

O s t ' \ 6 a - r ^! t r t ! t t f t - d

c A O O O . i\ o r ^ t v i it i O 1 f . + Q N+ + + + \ o i

N c o Q \ o + \ orf^ _\o- !r! \o^ co- v)+ c g t ' . h \ o \ o- ! : l ! t + r ^ i

z

E..1

N € t t O qo- a- 1q +-

N \ O t - c ' oe i J d t t : d

+- i+ . i d

c . r o os- t- t- co- +^

aqq+.{ci 6 | . l N r . \ r ^r r h r + ( A o c o

zEIE

O o \ O O €l 6 t + ( . r ' - i

O \ O + Q t - v r! f r f t t u r H @

+ - i . i + F : d{ * \ t $ i 6

O\ t - \O co<)m @ i I @ \ oa l i \ o r D \ . nd + + r i - N O .

O i h \ o, r \o \o I r--

t r h r | N F .M : t + r t o \ o \

f - a O t c Ot. co- +^ a .\ co_

+ 6 \ O \ O @ Nd 6 + < f t - o \

t r | r . . c ru t F - N N C - :6 6 * + \ o O

O !-r ar .n rt '.rF. F- t-- ti N F.( o i N 6 < -\o a\ t'- r- l-- N

E" rE &€a

EE

t

I

Fi

Page 262: N(ITA KEUANGAN

f

229

dan ubi-ubian cenderung untuk meningkat; disamping karena kenaikan pcn-

dapatan yang terjadi selama REPELITA I, maka pola konsumsi bergeser darijagung dan ubi-ubian kearah beras dan terigu. Selama lima tahun terakhir ini

konsumsi terigupun meningkat pula,

7.4. Perkembangan Produksi

7.4.I Petanian

7 .4 .1 .1 . Pendahu luan

Sektor penanian yang merupakan titik sentral pembangunan selama

REPELITA I secara keseluruhan mcnunjukkan perkembangan yang positip.

Produksi beras setiap tahun selalu meningkat, bahkan selalu melsmprui

target, kecuali tahun 1972. Produksi palawija dan hortikulruta, terutama

jagung, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran selama REPELITA I me-

nunjukkan kenaikan-kenaikan yang cukup menggembirakan pula.

Disektot perkebunan hampir selwuhnya menunjukkan kenaikan telutama

pada kelapa sawit, cengkeh, kopi, karet dan lada. Begitu pula produksi sektor

perikanan setiap tahun menunjukkan kenaikan. Disamping itu padr sektor

ini telah tercipta iklim baru dalam produksi dan pemasaran sehingga me-

murtapkan perkembangan lebih lanjut.

Produksi sektor peternakan yang berupa daging, telur dan susu juge

menunjukkan perkembangan yang positip, dimana rata-rata setiap tahun

mencapai tingkat perkembangan yang lebih tinggi dari perkembangan pendu-

duk. Begitu pula ekspor ternak dan hasil-hasilnya dari tahun ketahun terus

meningkat.

Kenaikan yang cukup bes* terjadi pula pada sektor kchutanan, Per-

kembangan dari beberapa produksi sektor pertanian dapat dilihat pada

Tabel Vll. 7. /

7.4.1.2. Produksi berss

Selarna lima tahun terakhir produksi beras benambah dengan tingkrt

kenaikan ruta-ratl 4,8 persen setahun. Sedangkan penurunan produksi dalarntrhrn 7972 sebesar 3,1 persen dari produks.i tahun 1971 diakibatkan olehmusim kemarau yang kering dan panjarg. Bagi tahun L973 argka sementa-ra menunjukkan kenaikan sebesar 10,6 persen dari tahun sebelumnya.

Page 263: N(ITA KEUANGAN

230

T a b e l V I I . 7 .

PRODUKSI BEBERAPA HASIL PERTANIAN TERPENTING

1968 - 1973

( ribuan ton r) )f

Jenis hasil 1968 7969 197 0 L977 D722) 7973 3)

B eras

Jagung

Ubi kayu

Ubi jalar

Kedele

Kacang tanah

lkan laut

Ikan darat

Daging

Tclor 4)

so"o.5 )

Karet

KeIapa sawit/minyak

Kelapa/kopra

Kopi

T e h

Cengkeh

Lada

Tembakau

Gula tebu

Kapas 7)

rayu jati 6)

rayu rimba 6)

rr.6663 . 1 6 5

r r . ! 5 6

2.364

420

2871 t 7

417

305

7.162

28.600

735

181

7.132

r57

t 7

47

5+7s2 2)

464

4.783

72.249

2_292

ro.gt7 2)

2.260 2)

389

785

429

3091.300

2A.9Zt

778 2)

189

!.221

t l )

12 2)

82 2)

3

520

7 .547

1 t . 1 4 0

2.825

70.478

2.175

498

281

808

42t

1r4

r .319

29 .306

802

217

1.200

185

6+1 5

78

473

3

568

r 1 . 8 5 6

t3 .7 2+ 11 .291 7+ .7 02

2.606 2) 2.25+ 2.912

10.685 10.385 9.t99

2.2!z) 2.066 2.180

516 518 446

28+2) 282 303

820 836 860

424 413 440

332 166 403

1.503 r .655 1.906

35.797 !7.694 39.loo

ao4 2) 808 853

z+gzj L'tD 289

1.149 1,311 7.199

196 27+ 167

7 r 5 1 6 5

1 4 1 3 Z t

24 18 29

76 79 p.m

L.o47 2) 1.13 3 994. ' , 1

7702, 597 676

LZ.76S2) 17.120 24.724

1) Angka-angka dibulatkan2) Angka diperbaiki3) Angka sementara4) Dalam juta butir

Dalam ribu IiterDalam ribu m3Hanya dari 1969 - 1973

6)7)

Page 264: N(ITA KEUANGAN

I

z J l

Peningkatan produksi ini terutama disebabkan baik karena peningkatanluas areal padi yang dipanea maupun kenaikan ltzsil rata-tata per-ha, sepettiterlihat pada Tabel VII. 8.

Kenaikan luas sawah yang dipanen dan hasil rata.-rata per-ha tersebutantara lain disebabkan karena perkembangan k€mampuan, kesediaan dankesempatan petani untuk menerapkan tehnik budidaya ranaman yang majutermasuk penggunaan pupuk dan pestisida. Selain irr_r juga disebabkan karenaadanya perluasan dan perbaikan sarana pengairan, penanaman varietas padiunggul baru yang berumur pendek, perbaikan sistim penyaluran kredit dansarana produksi perranian kepada petani, dan penyuluhan yang lebih intensip.Terciptanya iklim berproduksi yang lebih baik disebabkan antara lain olehkebijaksanaan harga dasar padi yang cukup memberikan kegairahan peningkaranproduksi. Disamping itu juga karena penyempurnaan pengolahan dan pemasaranpadi, sehingga rendem€n beras dapat ditingkatkan. Ini sernua merupakanrangkaian dari pada program intensifikasi.

Program intersifikasi padi meliputi prograjn Bimas (Bimbingan massal)dan Inmas (Intensifikasi massal). Dalam pelaksanaannya program tersebutditekankan pada peningkatan realisasi luas panenan Bimas dan Inmas baruyaitu pro$am Bimas dan Inmas yang menggunakan bibit varietas padiunggul baru. Karena dengan varietas padi unggul baru akan diperoleh hasilrata-rate per-ha yang lebih tinggi dari pada varietas padi unggul biasa maupunvarietas padi lokal. Perkembangan realisasi luas panenan intensitikasi dapatdilihat pada Tabel VIL 9. berikut ini.

Bersamaan dengan meningkatnya realisasi Birtas, sistinr penyaluran kre-dit lebih disempurnakan, dan kemudian nampak jumlah kredit ;,ang di-salurkan meningkat pula. Dalam tahun 1971 (yang terdiri dari A.tT STA|LgTIdan MT 1971) telah tersalur kredit Bimas sebesar Rp 10,97 nilyat,kepzda1.684.000 petani, dan dua uhun kemudian yaitu pade tahun I9?3 telahmeningkat menjadi Rp 77,7t milyat dengan jumlah 2.263.000 perani.Ini berarti telah terdapat peningkatan penyaluran kredit sebanyak 160,4persen dan peningkatan peserta program sebanya_k 134 persen ( Tabel VII.10 ).

Dengan meningkatnya luas areal intensifikasi, terutarna pada Bimasbaru dan Inmas baru, maka penggunaan pupuk dan pestisida pun me-ningkat pula, disamping diperlukan prasarana peng:Liran yang lebih baik.

I

Page 265: N(ITA KEUANGAN

J 1 )

T r b e I V I I ' E '

AREAL PANEN, RATA'RATA HASIL PER HA

DAN PRODUKSI BERAS

t96A - 1973

T a b u rAr€sl Psncn( ribuan ha )

Rrls{sts Produk6iPadt P€r hl( klv/hr )

ftodulci beras( ribuan ton )

1968

r969

1970

197 |

r972

r97 l

8.020

8.014

8.13 5

8.124

7.987

8.363

27,97

29,39

31,06

31,70

32,00

r 1 7 1

II,666

12.249

13.140

t3.724

13.29r

t4.702

1)

1)

2)

Angka diPerbaiki

Angka sementara

1)

Page 266: N(ITA KEUANGAN

234

Tabel VII' 9'

LUAS PANEN BIMAS DAN INMAS PADI' 1968 - T973

( dalam ribuan ha )

1968 1969 :.Jlo l) r97r :-c'72t), :.q'7t21Uraian

{

BIMAS

Biasa

Baru

INMAS

BiasaBaru

7637+5

18

814

83+

1.309 r.248 !'396

926 803 827

383 4+5 569

82r s45 r'392

722 511 867

99 334 525

r.203

62r582

1.966

1.166800

1.831

6621.169

2.155

t.o1+1.081

2.130 2.093 2.798 5.169 3.986INTENSIFIKASI I.597

l) Angka diperbaiki

2) Angka sementara

Tabel VII' 10'

1972 r97 3197 7

Ura ran

20.959 2J.r39 22.869

v{

- PenYediaan.kreditfiutaan ruPnnt

- Realiasai PenYaluran kredit ,*ia ttttit

'"t"Ji* (iuta rupiah)

- Pensembalian k-redit s/d akhit

Miet 197 4 (uta ruPiah)

- Jumlah Petani Pesetta(ribu orang)

10.968

10.100

t.68+

9.862

8.951

1.458

17.709

L3.577

2.26J

Page 267: N(ITA KEUANGAN

2J5

PadardetvII.ltul,Itt:tt^i,".X'ri1itl;;'Tffi i:::HflfiH'lifl .naan PuPuk dan Pestrstoa ci

Makin meningkatnya penggunaan p"l"k dT-T:t]sida tersebut antara

lain disebabkan t"""u -"'iniiitnva kelf 1an f:Ttii:: perlunva pupuk

ffi il;-*;*,".*"gT:1,:;:.,::'ffi.*'J?,'J'ffiT--T:iJjil:ll#l*i=-i"#3.i*#*X"j"1ffi *#fm:"1"',"J#:mendorong Petani untul( mel

mulaan REPELITA l' harga iittoOo* pupuk Urea/TSP lebih kurang sama

densan harga I kilogram o**"tttipi paia'akhir R-EPELITA I perimbangan

itu kemudian ber"bah me'liadi l"bih ^engu"tungkan petani yaitu harga

1 kilogram pupuk kurang 'li'h 'n*u dengan 1 kilogram gabah '

Kebijaksanaan harga dasar padi atau *o"n Ti;;5;#T:iltlilt;

un 1970 harga dasat di-

ffJi l"Ii"T'.i"llJl:dan pada permulaan tahu

'emudian pada permulaan

tahun 1974 telah ditetapxan harga dasar *O '!:-Iil-ll"gram padi kering

lumbung di desa dan *o '*'io "p* kilogram untuk gabah kering lumbung

di desa.

Sementara itu sejak 20 Nopember 1974 Pemerintah menetapkan harga

baru pupuk, v"itu '"rnul" h"fn u""rrsr * i:'#Tiltff#'-??

kiloeram, DAP semuta

,,aili dari RP 39,- meq

ini maka Paket kredi

1 Pebruari 1975 ditet:

desa (harga dasar) din

;.;iil;:; untuk gabah kering Iumbung di desa'

Selan utnya dalam iangkaian t*iiCOill^:":t -O**'

Peranan Peng-

olahan padi *tnluai '"ng;i penting puta Dengan' menggunakan huller dan

rice-milling unit ,""u" ,;;;.'; y"ang diper"leh rebih tinsei dibandrngxan

a""e*p..e"r"r,*""llht*$i*lll*,f ;ff l#1lfl i"#jil':il TTlilfl;"ruil;;;'i"a1 a'" hu'er dipetkitakan sebanvak

Page 268: N(ITA KEUANGAN

236

Tabe lV l I ' l 1 '

PENC'GUNAAN PUPUK UNTUK TANAMAN PANGAN' 1968 - 1973

( dalam ribuan ton kadar PuPuk )

YKzo

TahunPz 05 JumIah

19 68

1969

L97 0

197 |

r972r)

rg7 32)

95,0

t55,2

162,r

219,2

262,3

296,9

24,4

16,2

31,3

24,2

43,5

82,1

0,4

1,0

3,6

1,0

1 7

119,8

tgz,+

197,O

244,+

308,1

379,O

1) Angka diPerbaiki*

2) Angla sementara

Page 269: N(ITA KEUANGAN

237

Tabe I V I I ' 12 '

PENGGUNAAN PESTISIDA UNTUK TANAMAN PANGAN

1968-1973

f Rodentisida 1)

Insektisida( t on )

( t o n )Tahun

1968

7969

L970

197r

:-t,722)

tg73 3)

630,6

r.zo9,3

r .o75,6

1.5 5 5 ,6

1.410,0

1.504,2

40,2

t t , ,

< t 4

53,0

3 3 ,0

116,0

1) eq. zinkPhosPhide

2) Angka diPerbaiki

3) Angka sementara

Page 270: N(ITA KEUANGAN

f

238G r a f i k V I l 2 '

PENGGI,NAAIII PUPUK UNTUK TANAMAN PANGAN, 196t - 1973

( dda'n ritnrm tm Ladar PuPuk )

o- rg7o r97l

I *rot

.) i.Ecnaat'r

tg72 L973*l

I *ro1968

IN

Page 271: N(ITA KEUANGAN

239G r a f i k V I I ' 3 '

JUMLAiI DAN KAPASITAS ALAT PEN@LAHAN PADI' 1968 _ 1973

t6

II10

5

l 2

l0

6

I6

IIIo

* * to 7t 72 75.\

Penggilingan Padidrn Hullcr

Kapasit&s Prod.dsibcras setahu n

.) Ebcrr4lr

F

I

Page 272: N(ITA KEUANGAN

240

7.700 buah dengan kapasitas 2,2 |uta ton beras, atau lebih kurang 20 persendari produksi beras nasional. Pada tahun 1973 jumlah perusahaan peng-gilingan padi dan huller tersebut telah meningkat lebih dari 3 kali, yaitu men-capai jumlah 23.974 buah dengan kapasitas 12,19 juta ton beras ( 86 persendari produksi beras pada talun 197 3 ), sebagaimana terlihat dalam Tabel VIL 13.

Tabel VII. 13.

JUMLAH ALAT PENGOLAHAN PADI,1968 - r97 3

TahunPenggilingan padidan huller (buah)

Kapasitas produksiberas setahun

(juta ton)

r968

1 ,969

7970

L97 7

19 t z t )

rg7 32)

7.700

10.000

1,O.475

t2,963

1.7.538

23 .97 +

2,20

3,002 0 l

5,+Os 1 1

1 t 1 0

+

1) Angka diperbaiki

2) Angka sementara

7.4.1,3. Palawija dan hortikultura

't Perkembangan produksi Palawija selama REPELITA I tidak menunjuk-kan perkembangan yang t€rap (Tabel VII.7). Hal ini disebabkan karena luaspanen sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya iklim, seranganhama dan penyakit tanarnan. Selain itu selama REpELITA I petani Iebihbanyak bertanam padi, sehingga luas areal tanah yarg semula diianamipala-wija menjadi semakin berkurang.

Page 273: N(ITA KEUANGAN

247

Pada Tabel VII. 14 dapat diikuti perkembangan luas panen, hasil

rata-rata dari produksi jagung dari tahun 1968 sanipai dengan tahun 1973.

Tabel VIL 14.

LUAS PANEN, TIASIL RATA_RATA DAN PRODUKSIJAGUNG,

1968 - 1973

Luas panen Hasil rata-rata 1)

( kw /ha )Produksi

(ribu ton)

l l

Tahun

1968

1969

t970

r97r 2)

rot . 2)

:-973 3)

3.2202.4352.9392.6262.1,603.288

9,83a ,L)

9 ,67

9,92

lo,++8 ,85

3 .165) 707

2.8252.6062.25+7 S 1 )

}.

1) Dalam pipilan kering

2) Angka diperbaiki

3) Angka sementara

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 1972 ptoduksi jagung

sangat rendah, yaitu turun 13,5 persen dari produksi tahun 1971 walaupunhasil rara-rata per ha mengalami kenaikan sebesar 5,24 persen. Angka se-menta.ra tahun 1973 menunjukkan bahwa Iuas panen dan produksi masing-

masing meningkat 52,2 persen dan 29,2 persen dari tzhtsn 7972, tetapi hasilrlta-rlta per ha turun dengan 15,2 persen dari tah\n I972.

Selama lima tahun terakhir, produksi ubi kayu dan ubi jalar masing-masing rurun sebesar 3,6 persen dan 2,5 persen. Penurunan ini karena ada-nya penurunan areal panen, disamping penurunan hasil rata-rata per ha yang

disebabkan musim kemarau/keting dan panjang pada tahun 1972 dan hujan

terlalu banyak pada tahun 1973. Hal ini dapat dilihat pada Tabel VIL 15 danTabel VII. 16.

Page 274: N(ITA KEUANGAN

T a b e l v l l . 1 5 . 2 4 2

LUAS PllNf,N, HASTL RATA - RATA DAN PRODUKSI UBI KAYU' 1968 - L913

Lua.s Danen Htsil rata-rata hoduksiT a h u n (ribu ha) (kw/ha) (ribu ton )

f1968

79 69

1970

797 |

r g727 )

197 3 2 )

I . ) U J

7.467

1 .398

r.406

1.468

l . . t r J

75 ,6

74,4

7+,9

7 6,O

70,7

66,5

I I . J ) O

LO.917

10.478

1o.690

10.385

9.399

1 )

1 )

r )1 )

1 )

Angka Jiperbaiki

Angka sementara

T a b e l v I I ' 1 6 '

LUAS PANEN. HASIL RATA_RATA DAN PRODUKSI UBI JAI-A& 1968_1973

1 )

2 )

T a l r u nl,uas panen

(ribu ha)

Hasil rata-rats

(hry/ha)

Produksi

(ribu ton )

1 )

r )+

t 9 68

r9 69

r9 7 0

1971

t972 7 )

rg 7 3 2 t

+o+369

357 ' t

357

338

5 I t

2.36+

2 .260 1 )

2 .175

2 .271 1 )

2.066

2 .180

58,5

6L,2

60,9

6r,96r,r5 8 ,1

1) Angka diperbaiki

2) Angka sementara

Page 275: N(ITA KEUANGAN

Y

? 4 2

Perkembangan produksi kacang - kacangan dapat diikuti dalam Ta'

bel VIL 17. Pada tabel tersebut terlihat bahwa selama REPELITA I produksi

kacang tanah dan kedele menunjukkan kenaikan yang disebabkan karena

meningkatnya luas areal panen, sedangkan hasil rata-rata per ha kedua jenis

tanaman tersebut tidak menunjukkan kenaikan yang nyata. Kenaikan produksi

kacang tanah pada tahun 1973 adalah sebesar 7,4 persen dibandingkan tahun

1972, haJ, ini disebabkan karena adanya pemasaran yang semakin merangsang

dalam peningkatan produksi, sedangkan produksi kedele pada tahun 1973

mengalami penunrnan sebesar 3,9 persen dari tahun 1972, yang disebabkan

adanya penurunan hasil rata-rata per ha katena hujan yang cukup banyak

oada tahun 197 3.

TsbeMl 17.

LUAS PANEN, HASIL RATA.RATA DAN PRODUKSI KACANGKACANGAN,

196A - 1973

CLuas panen(ribu ha)

Hasil rata-rata( kw4ra )

Produksi(ribu ton)

TahunKacang Kedele

tanah

Kacang Kedele

tanah

Kacang Kedeletanah

1968

1969

r970

t97 7

$zz r)

1c'732,

554 1)

695

680

697

7 5 r

7 , ra7 ,40 r)

7,97

7 ,45

6,2O

7,O2

7,L7

7 ,59 l )

7 ,+35,9+

287

267

2 8 1

284 r)

282

303

420

389

498

516

5 1 8

446

395

3 7 2

380

376

J t +

407

+-

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

Page 276: N(ITA KEUANGAN

Y

244

Mengirrgat bahwa palawija mempunyai peranan sebagai bahan pangan

pengganti beras, maka Pemerintah telah melakukan beberapa usaha peningkatan

produksi palawija, yaitu dengan program intensifikasi baik melalui ProgramBimas maupun Inmas. Selama dua musim, yaitu pada musim tanam 1972/1973

dan musim tanam 1973 telah diadakan proyek percontohan Bimas palawija

pada sembilan propinsi yang meliputi luas areal 10.500 ha.

Selanjutnya pada musim tanare 7973/'J'974 realisasi Bimas palawija telah

mencapai 104.100 ha untuk tiga jenis tanaman : jagung, kedele, dan kacang

tanah yang tersebar pada 12 propinsi. Program ini Pada musim tanam 1974

ditingkatkan menjadi 188.695 ha untuk 5 jenis tanaman . jagung, sorgum,

kedele, kacang tanah, dan kacang rjo, di 13 propinsi. Pada musim ta,narn t97 +

ini pula mulai dilaksanakan program Inmas palawija untuk seluas 4O.290 ha.

Produksi hortikultura, yang sebagian besar terdiri atas buah'buahan dan

sayur-sayurar selama REPELITA I terus meningkat, Berdasarkan angka se'

mentara tahun 1973 l:uas panen dan produksi buah-buahan masing-masrng

naik dengan 55 persen dan 89 persen dari tahun 1969, atart naik dengan

13,6 persen dan 9,8 persen bila dibandingkan dengan tahun 1972. Berdasarkan

angl;a sementara, luas panen dan produksi sayuran tahun 1973 mencapai

kenaikan masing-masing 5,7 persen dan 28 persen bila dibandingkan dengan

tahun 1969. Hal ini dapat dilihat pada Tabel VIl. 18.

Tabel VII. 18.

LUAS PANEN DAN PRODUKSI HORTIKULTURA1969 - 1973

S a y u r a n Buah - buahan

I a n u n Luas panen(ribu ha)

Produksi(ribu ton)

Luas panen Produksi(ribu ha) (ribu ton)

r 9 6 9

7 9 7 0

7 9 7 1

7 9 7 2 1 )! g 7 3 2 )

600

641

7t5

694634

t .7 9Lt.4322.0672.1202.294

488

J J J

5 5 4666/ ) 6

' r ' r ' 17

3.906+.290

1) Angka diperbaiki2) ADgka sementara

Page 277: N(ITA KEUANGAN

2+5Gra f i k V I I . 4 .

PRODUKSI HORTIKULTI,'RA, 1969 _ I97 3

( dalam jutaan ton )

69 70 7t 72 1t . l 69 70 71 72 'Vr.'

I Produksi sayurrn I Produksi buahhdun

r) t.eadarr|

+

I

Page 278: N(ITA KEUANGAN

2+6

7.4.1.4. Perkebunan

Pergembangan produksi hasil perkebunan, rneliputi tiga corak usaha

yaitu perkebunan Rakyat, perkebunan besar Swasta dan perkebunan Negara.

Pengembangan ini terutarna ditujukan untuk menxikkan volttme e.kspor

disamping untuk memenuhi kcbutuhan dalam negeri. Sedangkan usaha-usaha

pembangunrn yang dilakukan, terutama dititik beratkan pada rehabilitasi

perkebunan yang tclah ada, disamping juga usaha perluasan areal. Selain itu

usaha-usaha peningkatan produksi hasil perkebunan ditujukan pula untuk

meningkatkan pendapatan negara dan penghasilan Petani Perkebunan.

7 :4.L,4.1. Perkebunan ral<yet

Kegiatan pernbangunan selama REPELITA I pada perkebunan rakyat

diarahkan untuk meningkatkan pendapatan petani perkebunan, melaluipeningkatan pemakeian tehnologi baru dalam bercocok tanam, pengolahanhasil serta pembinaan pemasatan.

Sejalan dengan usaha pembinaan yang dilakukan terhadap perkebunan

rakyat, nqaka selama REPELITA I produksi perkebunan rakyat, kecuali

beberapa komoditi, pada umumnya mengalami peningkatan yang cukup

menggembirakan sepefti yeng terlihat peda taniunan karet, kopi, cengkeh,gula, lada, pala, cassia vera, coklat dan jenisjenis tanarnan lain, sedangkankelapa/kopra dan teh mengalami penurunan ( Tabel VII. 19 ). Untr.rk tahun

1973 produksi tebu ( gula merah ) menurun biia dibandingkan dengan

tahun 7972 yang antera lain discbabkan karena musim hujan sangat panjangyang mengakibatkan menurunnya kadar gula. Terlihat pula balrwa produksikelapa/kopra mencapai hasil tcrtingli selama REPELITA I pada tahun 1972.

lni antara lain disebabken karena mulai kelihatan berhasilnya usaha penberan-

tasan hama sexeve yang dijalankan sejak tahun 1971. Sedangkan penu;unanproduksi kelapa/kopra ddanr tahun 1973 arftsra lain disebabkan karena

terjadinya musim kemarau panjang pada akhir tahun 1972.

Us$a yang tidak kalah pentingnya dalam pengembangan perkebunan

ini adalah meningkatkan produksi kapas. Dalam rangkaian usala ini makatelah dibentuk Perum Kapes dan penyusunan pola pengembangan sebagailandesan perkembangan sclanjutnya. Perluasan areal tanaman kapas yang se-lama ini dilaksanakan, dilakukan oleh rakyat mclalui pembinaan yang inrensip,

Page 279: N(ITA KEUANGAN

247

Tabe l V I I . 19 .

PRODUKSI PERKEBTJNAN RAKYAT, 1969 _ 1973( dalam ribuan ton )

rJenil produksi 1969 1970 t97l lg7ll r97t2'l

1 . K a r c t

2. Kelapa (kopra)

3 . K o p i

4 . C e n g k e h

5 . T e h ( h i j a u )

J . Tebu(gu lamerah)

7 . K a p o k

8 . T e m b a k a u 3 )

9 . L a . d z

10, cassia vera

1 1 , P a l a

1 2 . K a p a s

1 3 . J a r a k

1 4 . C o k l a t

15. Lain - lain

5 5 8

1.220r62

l 1

22

220

29

7 5

T 7

8 r /

81)

2,4

0,3

4 3

57t 5721.198 L!+7

L70 L781 5 v

27 24r)

!96 ztr

30 29

69 69

t7 24

6r) 61)

9 1 ) 52,6 1,8

5 , 1 3 , 1

o,5 0,41)

391) zg r)

559 609

1.308 1.198

196 157

1 3 2 2

7 t 2

247 185

2 5 _ 4 )7+ 43

18 29

6 7

10 10r ' , 1 <

2,2 - +)

0,3 0,7<., 1 ' '

1) Angka diperbaiki

2) Angka sementam

3 ) Tembakau rakyat drn tembakau virginia

4) belum ada data

*

Page 280: N(ITA KEUANGAN

248

Tsbet , VtL20.

USAHA PEREMAJAAN OLEH DINA$DINAS PERI$BUNAN RAKYATDt SELURUH INrX)NESTA 196911970 _J97!Ag74

( dslap ha )

IGgistm r96e/r9?0 te?0/19tr rsTLlrglz rsz2lrsi,€r, $7slrs742l

)

l. PembibitaD

& KaEt

b, Kelapa

c. Aneka-tanaman

2. Kebon induk

s. Karet

b. Kclapa

c. Ancka tangrnen

3. Dcrnonstrasi plot

r- Krrrt

b. Kclapa

c. Ancka tsnsmrn

2t,9

r,3

fi,s r)

67,4

18,2

r? ;J r )

83p

112,0

17,8 1)

5 t

17,9

79,4 1)

10,0

90p

22,5 l)

3E,O

24,6

91,1

r7,5

23,O

5 r,3

1O,0

1p

36,0

10,5 1)

+?,o

3O,0

t4,5

7,O

25oP 1)

,l{t,o

99,0 1)

160,O

45p

162,

50p roop

15,O 59,O

7o,5 1) ro2,o

1) Angka dipe ftaiki

2) Angka s€nentare

*

t

I'

I

Page 281: N(ITA KEUANGAN

2+9

t

penyediaan satana prodtksi, bimbingan serta pembinaan pengupasan (ginnery)

dan pemasaran hasil oleh Perum Kapas.

Dalam menunjang usaha pembinaan dan peremajaan, diperkebunan rakyat

telah dijalankan berbagai macam kegiatan, antara lain berupa penyuluhan,

rehabilitasi dan pembuatan kebun-kebun induk, penanaman percontohan

dalam bentuk "demonstration plot". Selain itu diadakan pula kebun-kebunpembibitan untuk penyediaan bibit-bibit unggul kepada petani perkebunan.

Adapun hasil usaha yang langsung menunjang kegiatan peremajaan yang

dilakukan pada perkebunan rakyat, untuk beberapa jenis tanaman dapat di-lihat pada Tabel VII. 20.

7 .4.1.4.2. Perkebunan besar swasta

Perkebunan besax swasta, termasuk didalamnya perkebunan swastanasional dan swasta asing, selama REPELITA I telah melaksanakan pula

usaha-usaha kearah perbaikan. Antara lain telah digiatkan kembali pembinaan

dan usaha-usaha lain yang diperlukan untuk menciptakan iklim yang baik bagiusaha rehabilitasi kebun dan para penanarn modal. Perkembangan produksiperkebunan besar swasta selama REPELITA I dapat diikuti dalam Tabel VII.21'

Dari tabel diatas terlihat bahwa produksi kelapa sawit (minyak dan inti),gula dan kelapa / kopra selama periode REPELITA I setiap tahun menunjuk-kan kenaikan rata-rata 6,9 persen, 53,2 persen dan 6,6 persen. Kenaikan ini

sebagai hasil beberapa usaha perbaikan tanirman dan peremajaan denganbibit unggul pada ahun-tahun sebelumnya, disamping adanya perbaikanpengolahan hasil

7.4.1.4,3. Perkebunan negaro

Produksi perkebunan negara selama REPELITA I mengalami kenaikanrata-rata tiap tahun yang cukup besar, terutama pada komoditi karet, minyak

sawit, gula tebu, dan teh, yaitu masing-masing 6,0 persen, 11,2 persen,8,1 persen dan 9,,1 perspn ( Tabel VII. 22). Dibandingkan dengan tahun 1972,

maka angka sementiua tahun 1973 menunjukkan keniikan pada karet sebesar

13,2 persen, minyak sawit dan inti sawit masing-masing 9,5 persen, dan teh 16,2persen, sedangkan penurunan yang terjadi pada produksi kopi terutama dise-

babkan adanya sistim penjatahan (quota) dan usaha pengalihan dari kopi

robusta ke kopi arabica. Produksi gula tebu pada tabun 7973 teny*a juga"

t-

Page 282: N(ITA KEUANGAN

250

Tabe l V I I . 21 -

PRODI,JKSI PERIGBI,'NAN BESAR SWASTA

1968-1973

( ribuan ton )

Jenis

hoduksi

Kenaiksn rata-1968 1969 1970 tgzt rg72 19732) rate 196.8-1973

(%)

Kare t

Teh

Kop i

Minyak sawit

Inti sawit

GuIa tebu

Kelapalkopra

Cengkeh

ttl 174

910

67

70 79

15 18

7+ LZZI)

2 2 r )

0,08 0,05

t28 ro7 t,5

t7) rc -o,z

61) 4 -5 ,5

81 82 7,0

17 18 r0,8

130 rt6 53,2

31) t 6 ,6

0 ,17 1)o ,Bo

LO2

l2

6

59

1t

) ?

2

110

9

5

60

13

7')

1

I

1) Angka diperbaiki

2) Angka sementara

Page 283: N(ITA KEUANGAN

251

Tabe l V I I . 22 .

PRODTJKSI PERUSAHAAN NEGARA PERKEBUNAN'

r96E-1973

( ribuan ton )

Jenis Ptoduksi 1968 1969 rg70 LsTr Lg72 19732)

l(enoilonraur-rata

1968-1973(%)

Ka re t

Minyak sawit

lnti sawit

Teh

Kop i

Gula tebu

Temba kau

to3 110 118

122 r29 r47

2+ 28 33

28 31 34

789

523 630 603

-99

118 127

r70 189

39 42

37 37 7 \

11 12

708 756

. t 1

t37

20?

46

+3

6

693

p.m.

6,0

17,2

14,o

9 ,1

t,6

8 ,1

p.m.

t l

1) Angka diperbaiki

2) Angka sernentara

Page 284: N(ITA KEUANGAN

252

r'

mengalami penurunan sebesar 8,3 persen dibanding dengan taht'n 1972'

Penttntnan produksi tebu ini disebabkan karena terjadinya hujan yang

sang"t p"njang pada tahun 1973 yang mengakibatkan Penurunan kadar gula'

Untuk meningkatkan produksi gula maka telah diadakan penjajagan

tentang kemungkinan pengembangan industri gula secara menyeluruh' Disam-

ping itu telah di"d"k"n pula percobaan Penanaman tebu di beberapa daerah

di Iuar Jawa dalam rangka mencari areal baru yang cocok untuk tanaman tebu'

Hasil l,erkebunan baik negara, swasta' maupun rakyat sebagian besar

di ekspor. Perkembangan volume ekspor beberapa hasil perkebunan dapat

dilihat dalam Tabel VII. 23.

Perkembangan penerimaan dari ekspor utama perkebunan selama

REPELITA I menunjukkan kenaikan yang cukup besar' Dalam tahun 1968

penerimaan dari ekspor utama perkebunan tersebut baru mencapai US $ 347 '6juta tetapi lima tahun kemudian dalam tahun 1973 tela'h berlipat hampir

dua kali yaitu sebesar US $ 676,0 juta' Ini berarti selama 5 tahun tersebut

terdapat kenaikan US $ 328,4 juta ( 94,5 persen ) atau rata-rata setiap

tahun terdapat kenaikan 16,5 persen, seperti ytng terlihat pada TabelYll'Z4'

Pada Tabel VII. 25 tercantum perkembangan penerimaan ekspor utama

perkebunan untuk masing-masing komoditi.

Dari tabel-tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun 1971 penerima-

an dari ekspor utama perkebunan mengalami penurunan sebesar l persen

bila dibandingkan dengan tahun 1970 dan pada tahun 1972 turun lagi se-

besu 3,83 persen dari tahun 1971. Hal ini disebabkan kalena pada periode

tersebut terjadi Penurunan harga pada beberapa komcditi penting sepertr :

karet, kopra, minyak sawit dan lain-lainnya' Dalam tahun 1973 pcnenmaan

dari ekspor utama perkebunan tersebut naik sebesat 61 persen' Kenaikan

disebabkan karena dalam tahun 1973 terjadi kenaikan harga dipasaralr

internsional untuk komoditi : karet, kopra, kopi, tembakau, biji/minyak

sawit dan lada.

7.4.1.5, Produksi kerrutanan

Peranan bidang kehutanan selama REPELITA I menunjukkan per-

kembangar, yang makin meningkat seperti yang terlihat pada produksi maupun

jumlah ekspot kayu. Pada tahun 1973 pendapatan dcvisa negara yang berasal

Page 285: N(ITA KEUANGAN

Tabe l V IL23.

VOLUME BKSPOR HASIL PERKEBT'NAN.

L968-197'

( ribuan ton )

r

Jenis Produksi 1968 1969 1970 r97r tgzzL) snz)

I

Kare t

Miryak sawit

Inti sswit

Teh

Kop i

Lada

Tembd<Eu

Kopra

770,9 83?,3

152,4 194,4

30'6 +2,7

20,2 29,5

8+,7 12qg

2+,6 16,7

8,2 r3,2

2r7,O t57,O

755,7 719,5 740,6 669,9

t87,O 219,? 275,1 lgL,l

42,+ 48,6 5t,4 39,r

35,5 40,s 39,3 34,4

94,3 65,9 E9,4 7t,+

2,6 2?,6 2+,4 18,7

16,9 r9,5 30,1 30,7

185,0 63,7 42,O 65,0

. {1) Anglrr scmcntr,ra

2) Angkr perkiiren

Page 286: N(ITA KEUANGAN

254

Tabe I V I I . 24 .

PERKEMBANGAN PENERIMAAN EKSPOR UTAMA PERKEBI,]NAN

t968-r973

( dalam jutaan US $ )

rTahun Nilai Ekryor

.l

1968

1969

1970

t97l

1q'2r)

l-J/73 2)

347,6

358,0

+40,9

435,4

4r9,8

676,O

1) Angka dipcrbaiki

2) Angka sflrentara

J

Page 287: N(ITA KEUANGAN

G r a f i k V l L 5 .

PENERIMAAN EKSPOR UTAMA PERKEBUNAN

t96a - 1971

(juta us $)

19?0 r97r

+) scmctrtrra

.25 5

|"

+

Page 288: N(ITA KEUANGAN

256

Tabe l V I I . 25 .

PENERIMAAN DARI EKSPOR UTAMA PERKEBUNAN

1968 - 1973

( dalam jutaan US $ )>

Jenis produksi 1969 1970 t97r LgTzD 1. TJ?\

I l .Ka re t 220 ,7

Z .Kop r r 18 ,7

3 .K o p i 51 ,3

4. Tembakau 13,8

5. Minyak sawit 22,2

6. Biji sawit 4,0

7 .L a d a I0 ,4

8 .T e h 9 ,7

9. Bungkil kopra 1,9

10. Bunga dan biji pala 1,6

l 1 .S i s a I O ,2

12. Rempah-rempah lainnya 3,5

260,O

29,4

65,6

11 ,5

)6,6

5,0

2,9

r7,6

5,8

7 1

0,1

r ' . ?

222,2

t+,7

( { 4

t9,9

+6,4

5 ,6

7 4 . 1

28,7

11 ,4

1 ,8

o,2

4,+

196,5 394,7

3,9 5,9

72,4 77,2

29,6 37,6

42,3 72,5

,,7 4,8

20,6 28,2

3r,9 30,1

t3,4 t7,r

2 ,1 1 ,5

3,+ 6,4

-^Jumlah 358,0 440,9 +35,4 4t9,8 676,0

r) Angka diperbaiki

2) Angka s€rnentara

Page 289: N(ITA KEUANGAN

t

257

dari bidarg ini mcnduduki tempat kedua sebagai .'umber terbesar sesudah

minyak bumi,

Disamping kayu, produksi kehutanan scPerli lctan' damar, tengkawang

darr sebagainya tidak banyak mengalami perkembangan, kecuali sutera alem'

Produksi kayu pada tahun 1968 baru sebesar 5.251.000 m3 datt pada

tahun 1973 telah meningkat menjadi 24.800 000 m3, suatu kenaikan sebesar

372,3 persen atau rata-rata 37,6 persen setiap tahun' Peningkatan ini terutama

pada lrayu rimba, sedangkan produksi kayu jati yang terbanyak dihasilkan

di l awa hampir tidak mengalami perkembangan. Perkembangan prdduksi dan

ekspor kayu dapat diikuti dalun Tabel VII' 26 dan VII' 27.

Pada tahun 1968 volume ekspor kayu adalah sebanyak 1.240.000 m3

( 23,6 persen dari produksi ), sedangkan pada tahun 1973 telah meningkat

menjadi 19.489.000 m3 ( 78,4 persen dari produksi ). Ini berarti volumt

ekspor tersebut selama lima tahun telah meningkat 1.417,7 persen atau

rata-rata 82,1 persen setiap tahun. Sejalan dengan itu, maka nilai ekspornya

pun meningkat pula, dimana pada tahun 1968 nilai ekspor tersebut baru

mencapai US $ 12,51 juta dan lima tahun kemudian dalam tahun 1973 telalt

melonjak menyolok sekali yaitu menjadi US $ 562,24 itttz, ateu naik rata-rata

127,9 persen setahun.

Selanjutnya dapat ditambahken bahwa sebagian besar.ekspor kayu pada

tahun 1973 tersebut ditujukan ke Jepang (hampit 60 persen), sedang sisanya

ditujukan ke Korea Selatan, Taiwan, Singapura dan sedikit ke negara Eropa

Barat dan Amerika Serikat.

Perkembangan ekspor hasil hutan non kayrr 6"n"' diikuti dalam

TabeMl. 28.

Peningkatan volume ekspor tersebut antara lain disebabkan meningkat-

nya kebutuhan bahan mentah bagi negara pengimpor, herkurangnya ekspor

beberapa negara produsen kayu, terbukanya paiaran banr di beberapa negara

( Asia, Australia dan Eropa ), meningkatnya unit'unit industri penggergajian/

pengolahan kayu dan sebagainYa.

Sampar dengan 31 Maret f974, telah tercatat sebanyak 180 unit

perusahaan yang sudah memperoleh hak pengusahaan hutan/investasi, yang

meliputi'luas areal t7.318'00o Ha dan dengan rencana investasi sebc-

sar US $ 749,55 jute, dan Rp 520 juta ( Tabel VII. 29 ).

r

, -+

I

I

Page 290: N(ITA KEUANGAN

2tE

T s b e l V l I . 2 6 '

PRODUKSI KAYU PERTTJXAN GAN

1968-r973

( dalam ribuan m3 )

Tebun J o t i R i m b o J u m l a ht l

1968

r969

7970

197 |

7n2 7)

lql3 2)

4oe 1)

5201)

568 1)

770 7'

597

4 . 7 $ D

7 .587 1)

11.856 1)

12.608 1)

tl.r20

24.t2+

5.251

8.107

t2.+24

L3.378

r7 .7 t7

?A.aoo

l) Angka dipe$aild

2) Angka sementara

T s b e M I . 2 7 '

PERKEMBANGAN REAIJSASI EKSPOR KAYU

t968-1973

TdrunEkspor kryu(ribuan m t;

Persentase elapor Mlai elsportqhadap produlci (%) (utaan US $)

-+

1968

1969

1970

1977

19721)

7971 2't

1.2+O

3.596

7.+72

10.760

13,891

t9.449

23,6

44,t

59,6

77,9

75,+

74,4

12,51

28,24 rl

104,31 1)

161,41 1)

?,28,68

562,24

I ) Ansh dipcrbaiki

2) A4h sementara

Page 291: N(ITA KEUANGAN

2 < S

t

t

z

T

BHrrl s

'-

I

to . I

6 2c 5

I

6.r

-E-E-g F-3-o

R - R - I - = - r n - o

!

Ao.X

\ oz: i zF> <o \

: i 3; <6- ! . r

vE];!a

tr

+

Page 292: N(ITA KEUANGAN

260

Tabe l V I I . 28 .

EKSPORHASIL HUTAN ROTAN DANDAMAR"

l96E - 1973

> Rotan( ribuan ton )

Damar( ribuan ton )Tahun

r9 68

79 69

r97 0lg7 r r )

rg7 zr l

Ls7 32)

34,9

33,4

37,4

32,2

47,2

43,+

8,4

10,0

10,0

9,2

10,4

to,2

1) Angla dipcrbaiki

2) Angka sementara

Tabe l V I I . 29 .

KEADAAN PERKEMBANGAN IIAK PENGUSAHAAN HUTAN

TERCATAT SAMPAI DENGAN 3l MARET T974

Trnd.rtFrirciao

Jumlah(Unit)

L[as areal BgEatnya rencan4

lnv€stlsl(nl[ no,l ( riburn us $ )

8836

249+

f*t

1. Pcrusahaan yang telah memperolehhak pengusahaan hutan/invcstasi

2. ljin inr,€stasi

3, Tshap forcsEy ,greemcnt

4. Suwey agteement

5. Prcliminary agreemcnt

L7 . !18

7,160

2.986,5

24.442

+.812

749.550 rl

194.550',_*

1) den Rp 52ojuta

Page 293: N(ITA KEUANGAN

261

Disamping usaha-usaha peningkatan produksi dan ekspor tersebut diatas,

Pemerintah telah pula melakukan kegiatan dalam rangka program Penyelamat-

an hutan, tanah dan air. Kegiatan ini meliputi kegiatan resettlement dan pe-

ngerukan sungai serta rehabilitasi dan penghijauan'

Pada tahun anggaran f973/197 4 telah dilaksanakan reboisasi/penghijauan

seluas 103.3o0 hektar, sehingga selama lima tahun dalam REPELITA I jumlah

areal yang sudah dihijaukan berjumlah 561'673 hektat ( Tabel VII' 30' )'

TabeMI .30 .

REBOTSASI PENGHIJAUAN, 196911970 - 1973/1974

Tahun Luas arealHa

Ke te rangan

FI

t--

1969119701970/1971r9711r9721972/197 319731197 +

t+9.57898.681

1o2.259107.85 5103.300

Kegiatan penghijauan meliPutipenanaman, pergawetan tanah,

rehabilitasi padang alang-alangdan perumputan.

-l-

REPELITA I 56t.673

7.4.1.5. Produksi peternakan

Selama REPELITA I, produksi peternakan telah memperlihatkan Per-kembangan yang lebih baik. Hal ini terlihat dari perkembangan populasi'

produksi maupun ekspor hasil-hasil peternakan yang selalu meningkat setiap

,"hunny.. Sedangkan mengenai impor bahan makanan yang berasal dari pe'

ternakan sep€rti daging menunjukkan kecenderungan menurun' tetapi untuk

susu masih memperlihatkan kenaikan'

Pada tahun 1969 produksi daging adalah sebesar 309.302 ton dan pada

tahun 1973 telah mencapai 403 487 ton, yang berarti selama 4 tahun ter-

sebut terdaPat kenaikan rltd-rata 6,93 persen setahun. Diantara kenaikan

Page 294: N(ITA KEUANGAN

l

I

262

-+^

produksi daging, yang paling pesat terjadi pada daging unggas. Hal ini scjdan

dengan pesatnya perkembangan peternakan unggas selama REPELITA I. Pada

Tabel VII.31. dapat diikuti perkembangan produksi dagtng sejak tahun 1969

sampai dengan tahun 1973. Dari tabel ini terlihat bahwa lebih da.ri 50 perscn

produksi daging berasal dari ternak sapi.

Dengan meningkamya produksi daging, jumlah ternak yang dipotong

meningkat pula (Tabet VII.32.), suatu hal yang mempengaruhi populasi ternak.

Di pulau Jawa terlihat adanya kecenderungan penurunan jumlah ternak, terutarna untuk sapi, kerbau, kambing dar domba, tetapi jumlah ternak diluarpulau Jawa menunjukkan kenaikan-kenaikan, hingga secara keseluruhan go-

pulasi ternak tersebut masih mengalami peningkatan. Diantara populasi tcrnak

tersebut, kenaikan yang paling pesat terj adi pada ternak unggas, sedangkan

ternak kerbau mengalami sedikit penurunan. Gambaran perkembangan popu-

lasi ternak tersebut dapat diikuti pada TabeMl.33.

Begitu pula pada produksi telur, selama REPELITA I selalu menunjukkankenaikan. Produksi telur pada tahun 1973 telah mencapai 1.905,7 juta butir'

yakni zuatu kenaikan rata-ratL sebesar 10,2 persen tiap tahun bila dibanding-kan dengan produksi pada tahun 1969. Peningkatan yang paling cePat terjadi

pada telur ayam ras sebrgai akibat dari pesaurya petkembangan usehf, tcrnak

ayam ras, baik dalam bentuk usaha kecil, sedang maupun besar. Disamping

itu kenaikan produksi tersebut disebabkan adanya peningkatan usdra pence'

gahan dan pemberantasan penyakit "tetelo" (NCD) pada ayam yang hidupdidaerah pedesaan, sehingga jumlah ayarn kampung telah membantu pula da-

lam peningkatan produksi telur. Perkeml'angan produksi telut dgri tahun

ketahun dapat diikuti pada Tabel VII.34'

Dapat ditambahkan bahwa sejak ra;futn 797211973 telah dimulai pelaksa:

naan pilot proyek Bimas ayam di Bogor. dan Yogyakarta' Diharapkan hasil

pilot proyek ini akan bermanfaat bagi Pelaksanaan Bimas ayam untuk tahun-

tahun mendatang.

Selanjutnya perkembangan produksi susu cukup menggembirakan pula

Angka scmentara menunjukkan bahwa produksi zusu pada tahun 1973 tclalr

mencapai 39.300 ribu liter, Ini berarti dari tahun 1969 sampai dengan tahun

1973 telah ada kenaikan ratl-rlta 8,2 persen setahun (Tobel VII'35).

Page 295: N(ITA KEUANGAN

263

T a b e I VII .31.

PRODUKSI DAGING. 1969 _L973

( dalam-ton )

Jenis ternak 1969 7970 197 | r97z rl Dn 2,

't S a p i

Kerbau

K a m b i n g

D o m b a

B a b i

K u d a

U n g g a s

164.982 167.285

48.499 49.176

12-032 12.200

9.650 9.785

34.t78 34.655

773 744

39.188 39.716

177.r7 6 196.680 273.842

5 2.083 57.127 62.954

t29zr 13.915 15.435

10.164 10.986 12.206

36.7M 38.620 41.355

830 732 807

42,086 48.140 56.848

J u m l a h 309.302 3rt.62r 332.76+ 366.200 403.487

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara.

Tabe l V I I . 32 .

JUMLAH PEMOTONGAN TERNAK DAN UNGGAS, 1969 _ 7973

( dalam ribuan ekot )

Jcnis teffak 1969 1970 t97l lpTzrl tg73 2)

;+

S a p i

K e r b a u

K a m b i n g

D o m b a

B a b i

K u d a

U n g g a s

937,3 950,5

269,4 273,2

890,6 903,0

863,1 415,2

690,2 699,4

8 ,1 8 ,3

52.250,6 52.987,1

L .006,7 1 .113,4

249,4 '17,7

956,4 1.029,1

927 ,O 982,6

747,2 779,7

8,7 8,8

56.t14,6 64.139,0

1.213,6

3+9,41.141,3

1 .091,7

814,2

9 ,1

75.644,O

1) Angkr diperbaiki2) Angka sementara.

Page 296: N(ITA KEUANGAN

264

Fl a)

:l v--bb 'F^

r.l (\l

$RR€5J$ SEFqoqq+q 'oq9oq< j o t F - . n . ^ \ o m t n

O\ F{

\ O 6 c . l O \ \ O O r ^ t ' - O t- G i . i & 6 l . , o N q Q. 1 -

e . . 1 q " l u r 9Q- !r c j c ' , r r . N r n R - S

ul \O \O .^ \O N tO ,-r O. \O+ '6F++€9 ton" !

- qq -1 * l . o 4 \1,oa i r de r imF-9

O O \ \ O \ O c . l O \ c l N \ O = ); f i F ; \ c j \ o O h o i \. 1

- ' q " 1 * l . 1 o 9 r - n 1

\'o oi .o e.' r.' Sl f-

. - N \ o + c o c o q r a o @ o \+ i r i F . + o . F - t c o o 9 ' o+ ' q " - ' q o q ' o y o c ' l' c j N r - N N . r 1 f -

c a o b o

-€:l:-dEi";E;f€--.F-r- a * f cdo€ t ^ i x ' l, n6gga3 rM< .d -o -

6l

N

(\F-

t -

6.

s?

F-

t .o'

I

' o 'st bj t - r *

i

Page 297: N(ITA KEUANGAN

265

Meskipun demikian produksi susu ini bila dibandingkan dengan konsumsi

zuzu dalam negeri belum mencukupi. Untuk itu masih diperlukan impor susu,

dimana setiap tahun jumlahnya selalu meningkat, yang sebagian besar berupa

bahan baku susu untuk keperluan indusni susu kaleng dalam negeri

T a b e l V I L 3 4 .

PRODUKST TELUn t969 - 1973

( iuta butir )

Jenis unggas 1969 1970 l97l tgTz t) tg73 2)

Ayam Kampung

Ayam Ras

I t i k

Lain - lain

882,2

69,5

3lL,3

37 , l

894,6

71,2

315,6

37,6

o47 5

181,5

154,3

!9 ,8

v) 5 , )

302,6

t )o , )

L'' A

1.OO7,4

496,9

358,8

J u m l a h 1.300,1 l,3l9,O r.503,2 1.655,0 r.905,7

1969 7970 rgTr lg72 D 7g7t 2)

1) Angka diperbaiki

2) Angka sementara

T a b e l V l l . 3 5 ,

PRODUKSI SUSU, 1969 - 1973

1 dalarn ribuan litcr )

+

Jenis Usaha

Perusahaan

Rakyat

L6.oL2 16.22+ 19.819 20.867 27.952

r2.9tr 13.082 L5,978 L6.827 t7 ,348

J u m l a h 28.923 29.J56 35.797 37.694 39.300

1) Angka diperbailti

2) Aagka rernPntara

Page 298: N(ITA KEUANGAN

266

Fo\

o\I

t- i;=z

z

t

Or

+

e o o o+ M

5P

l r r r lR8884E X 6 u 'N r"l

8t t86i . . 6 N -

Page 299: N(ITA KEUANGAN

+

267

Ekspor ternak dan hasiLhasilnya yang berupa ternak, kulit dan tulang,

baik volume maupun nilainya selama REPELITA I telah menunjukkan

kenaikan yang pesat. Mengenai perkembangan ekspor ternak dan hasil-hasil-

nya dari tahun ke tahun dapat diikuti pada Tabel VII' 36' dan Yll' 37

Dalam rangka pengembangan dan peningkatan produksi peternakan,

beberapa kebijaksanaan telah dilakukan oleh Pemerintah selama REPELITA I'

Diantaranya telah dilaksanakan transmigrasi ternak dan penyebaran bibit dari

daerah padat ke daerah yang mempunyai potensi ekstensifikasi Peternakan'Selama REPELITA I penyebaran bibit yang telah dilaksanakan meliputi

1.390 ekor sapi Bali, 616 ekor sapi peranakan ongale, 145 ekor sapi Frisicn

Halstein, 410 ekor kambing/domba dan 280 ekor babi Disamping itu telah

pula dilakukan impor oleh pihak swasta berupa bibit-bibit ternak Potong,401 ekor sapi Btahman, 477 el<or sapi Santa Qertsudis dan 316 ckor babi

Berkshire/Tam Worth.

Pengamanan ternak telah dilahukan dengan mengadakan pencegah-

an dan pemberantasan penyakit ternak, seperti yang terlihat padaTabel VII'38'

Dalam hubungan ini maka penelitian, pendidikan dan latihan telah ditingkat'

kan pula. Usaha-usaha ini antara Iain dijalankan dengan membangun pusat

Invest igasiPenyaki tdiUjungPandangdanDenpasarsertal l laborator iumdiagnostika di propinsi-propinsi, serta membangun dan merehabilitasi karantina

dan rumah-rumah potong modern. Sedangkan produksi vaksin' sera dan

diagnostika didalam negeri terus ditingkatkan Perkembangan produksi obat-

obatan veteriner tersebut dari tahun ke tahun dapat dilihat dalam Tabel vIL39,

7.4.1.7. Produksi perikanan

Produksi ikan berasal dari usaha pemeliharaan ikan di kolam-kolam,

sawah, tambak serta Penangkapan ikan diperairan umum dan lautan'

Keadaan perikanan, sebelum REPELITA I sangat kurang memuaskan

baik dalam sistim penangkapan maupun budidaya masih bersifat statis'

Hal ini disebabkan antara lain karena usaha perikanan pada umumnya me-

mpakan unit usaha dengan skala kecil dan terbatas, pras'rana dan sarana

produksi yang terbatas pula-; pola pemasaran masih kurang menguntungkan

produsen maupun konsumen. Dengan demikian penggalian sumber perikanan

belum dapat berkembang secata optimal.

Page 300: N(ITA KEUANGAN

T a b e t V I I . 3 6 .

VOLUME EKSPOR TERNAK DAN HASIL. HASILNYA

7969 - r97 3

Komoditi 1969 1970 7g7 2 r\ 19fi2\

rTERNAK (ekor)

S a p i

Kerbau

KULIT (ton)

Kulit sapi

Kulit kerbau

Kulit kambing

Kulit domba

TULANG (ton)

38. r 91

_td.o f, J

3.428,7

545,9

azr,6992,4

10.616,9

52.9501+.7+3

2.845,7

753,O

1.500,0

5 6 1 , 9

8 .O7 7 ,5

51.419

24.258

52.580

30.866

51.109

tt.442

2.624,7

5C3,4

t .o7 5 ,7

710,8

) . ) d J , z

2.368,0 3.340,5

+78,7 609,6

t .277, ' r .3 5 5,6

669,9 7 65,7

8 . 1 1 3 , 3 9 . 5 3 3 , 2

{ 1) Angka dip€lbafi

2) AnSka senentara

Ta bel Vtr.37.

NILAI EKSPOR TERNAK DAN IIASIL - HASILNYA' 1969 _ I97!

( dalgm dbuan US $ )

Komoditi 1969 7970 r97l L912r) :r(il;2)

+

S a p i

Kerbau

Kulit sapi

K'rlit kerbau

Kulit kambing

Kulit domba

Tulang

596,0 1.278,925r,O 752,5

7.134,4 1.560,6170,3 383,4

1.985,6 2.412,5691,6 652,0

52,5 172,0

r.225,7 2.183,0467,5 1.142,5

r.696,9 2.868,6231,4 405,7

2.219,5 2,965 ,r1.028,5 r.386,2

156,0 157,8

t.636,2813,6

3.300,4402,1

4.680,62.358,4

105,8

J u m l a h 4.883,4 7.211,9 1.O25,5 11.308,9 t5.297,l

f) Angl€ dtped.lki

?) Angh iemeDtar.

Page 301: N(ITA KEUANGAN

Tabe l V lL38 .

PEMBERANTASAN DAN PENCEGAHAN PENYAIilT TERNAI(

1969 - 1973( dalam dosis per ekor )

Valainasi /serutD 7969 1970 tl 1971 1) r97zrl r97r 2')

tN C D

S E

Anthrax

Rabies

A E

2.599.286

457.69ar)

20!.218

8.r95 l',l,

8.441

2,127 .343

222.182

80.083

14.925

2.OO4

5.629.699

407.216

86.5 5 r

25.676

6.891

15.710.440

557.535

222.403

3 1 . 5 s 3

15.470

22.437.660

1.902.500

372,500

40.5 00

65.000

1) Angka diPe$aiki

2) Angka sementara

Tabe I V I I . 39 .

PRODUKSI OBAT - OBAT VETERINER,L969 _ L973

( ribu dosis )

Jenis obat 1969 t970 t97l rglz rl r97t 2l

VAKSIN

A EN C D- Komarov- staafi tr

- InaktifCacat ryrm_ A- B

S EAn$Ia.xBontr'uurBrucellosisRabiesSERADIAGNOSTIKA

32,5

It.523,81.929,8

240,1

42,430p

665,3282,+45,50,9

t9,78,6

3 9,0

35 '8

28.281,53.002,0

501,2

18,7r97,3

1.086,3473,6u:n

28,5I ' r

148,9

r32,2

2L.372,O4.838,5

+99,3

139,O947,8530,6u60,1

42p6,3

43t,6

.72O,4

17.100,01.550,0

26L,O

t24,42.0E6,7

542,O46,60,5

57,47,9

223,5

t29

8.510,9622,1372,3

,t:,

581,5144,5a7 ,2o,5

L4,O9'r

r2l,2

*

1) Angka diperbaiki2) Aagka sementara

Page 302: N(ITA KEUANGAN

270

I

Selama REPELIIH I produksi perikanar; ici;h berkembang rata-rata2,3 persen pr:r tahun. Sedangkan produksi perikanan pada tahun 1973 telahmencapai 1,3 iuta ton, yang berarti dalam tahun ters.but telah terjadi kenaikan2,4 persen bila dibandingkan dengan tahun 1972 ( Tabel VII. 40 ).

Walaupun peningkatan produksi perikanan tersebut kelihatan masihlambat, namun suatu hal yang menggembirakan adalah bahwa komposisiproduksinya berkembang kearah komoditi yang mempunyai nilai tinggi,yaitu jenis udang.

Peningkatan produksi perikanan terutama terjadi dalam produksi per-ikanan laut yangbertambah kira-kira 3,6 persen sctahun, sedangkan peningkat-an produksi per.ikanan darat hanya sekitar 0,1 persen setahun. Peningkatanproduksi perikanan laut ini terutama disebabkan harena makin bertambahnyaalat-alat penangkapan. Disamping itu telah digunakan alat-alat penangkapikan yang lebih efisien. Pemakaian kapal-kapal motor didaltm indusui

perikananpun meningkat pula sehingga memperbesar kemampuan operasidiwilayah perikanan lepas pantai dan bahkan kewilayah perikanan laut dalam.

Kapal motor pada perikanan rakyat maupun industri perikanan telahberkembang dengan pesat. Pada tahun 1973 diperkirakan penggunaan kapalmotor telah mencapai 9.070 buah, yang berarti telah meningkat tata-rata10,3 persen setiap tahun. Perkembangan jumlah kapal motor dan perahu per-ikanan dari tahun 1968 sampai dengan tahun 1973 dapat diikuti dalamTabel VII.41.

Perkembangan perahu layar relatip sangat kecil, yditu kira-kira hanya

0,6 persen setiap tahun. Secara keseluruhan jumlah perahu motor yang ter'

banyak adalah di Sumatera, sedangkan perahu la.'ra.r terdapat di Sulawesi.

Kebijaksanaan dibidang pemasaran selama RILPELITA I ini diarah-

kan pada pengembangan pemasaran perikanan segar. Dalam hubungannya

dengan kebijaksanaan ini diusahakanlah prasarana penunjangnya, yaitu pem-

bangunan / renabilitasi pelabuhan perikanan pada daerah-daerah produksi,

cold storage, pabrik es, tempat-teirlpat pelelangan ikan dan sebagainya.

Usaha-usaha ini dimaksudkan sebagai pendorong peningkatan pemasaran

ikan trntuk konsumsi dalam negeri.

Page 303: N(ITA KEUANGAN

Tab€l VU. 40.

PRODUKSI IKAN, 195E - 1973( dalgm ribuan ton )

Tahun Ikan laut Ikan darat

Kenaikan

Jumlahproduksi Produksi(oh'

1968

t969

t970

797 r

$72L'

797 3 2)836

860

437

429

42r

+2++11

+40

7. r59

t.2L4

1.229

1.244

t.269

1.3 00

4,7

1 ,2

1 ,2

722

785

808

820

It-at ,I

i

T

2,O

) 4

1) Angka diperbaiki

2) Angka sementrlr

Selanjutnya perlu dicatat pula bahwa volume ekspor hasil-hasil perikanan

sejak tahun 1968 sampai tahun 1973 telah meningkat kira-kira 22,3 persen

setiap tahun. Nilai ekspor meningkat dari US $ 2,8 juta pada tahun 1968

menjadi US $ 68 juta lebih pada tahun 1973, auru rata-r&ta setiap tahun

terdapat kenaikan kira-kira 89 persen. Dari jumlah tersebut US $ 57,5 juta

atau 84,3 persen betasal dari udang segat dan awetar dengan volume

28,7 rllrr.t ton. Baik volume maupun nilainya, udang memPunyai Perananyang makin meningkat dalam ekspor hasil perikonan. Hal ini dapat diikuti

pada Tabel VlI. 42. d.an Tabel VIL 43.

Selain volume dan nilai ekspor yang meningkat, maka daerah pemassran

diluar negeripun telah meluas pula. Ekspor hasil-hasil perikanan tidak hanya

ditujukan ke Jepang saja seperti pada awal REPELITA I, tetapi telatr sampai

pula ke Amerika dan Etopah.

Page 304: N(ITA KEUANGAN

tr !-.! ? x

+ o o o v r c o. . | + o c . r t . a or f + c r o . r +

O O \ c l OO c - O *qqoe \q. n { - O \ N+ + " ' r O

frr r.r r.l !|ro co ii r.lqqqqr \ ( \ @ . nr n + , i O

..1 .O \O +

. n V t r - l $

\ r,1 c] gcO r-1 O. O\.n iJ- '-r

i-l

l r r l

..r N O\ .n

@ f - \ O c Ou\ o\ r/r t..ri r-.r co N

O Nao \otel- COct i-

o.+v @'d cdN +

a o +r o .\ O rd 'ctc.r +

+

,.iD\rN

\o' a {

dF-(\

ol

+ F .N

o\

,,i

F' F \

,"i

rrr co fo cpr.r \O C'1 €q t . - q

o \ o o F -..1 + o.O f - O .

t t l l

(\ F-r o \N

t \o\

Nts-

t\o\

F.o.

o\\oo.

co6

F

ND-o.

t.-o.

t..

o\o.!-l

aoo.

(,1

F0.,

Ar

qM

T

I'

a

ZE< d

- -

! l Daz

EpiJ !.r'!t-, 2

*

Page 305: N(ITA KEUANGAN

273

. i i

H I J

' ! ;

$stist q q q q ,. . r \ oPS€

€ o \ o \ oN \ O ! l

t q \ . 1 ' 1r N O N N

=s8,RR- , 1 ( o oH N 6 i ; G

F + C O 6 Aco (\t + a,l c..d : \ 9 q d - ]. f | N O N

FF.

\oq

RRhg€c o . ! 9 0 9 t

+ + o \ F .

t \ m O \ t i N6 i r r9e . ' : t \r t \ c o

i 6 1 6 l

N(oN

F

at

F-

..i

\ot\0\

. n N o \ o. . r+ggsR

Gl \O O\ (\l Fr coi N \ O C t \ F -

i n o + \ o

\ o c . l a - c o r 6t i \ O \ Oq " , ' q - l a q e

r ^ N d +

o\F-

F.

\o

(E

o\c{

z 7

E E' F !

apzz

A +

€g

f l rZ A

, :E iE I

f l ,z1

2 ^E E

o +

' a Q

2 a ^

E I

2 ?

9 ^

E E

,

3

!4

&

J

c o lc go €D 9

6b

xFo\

co\oo'

zzv

. , 1$al <>a

tt)!,, <

F O

vlta

?-J

zz

E

!

v

Page 306: N(ITA KEUANGAN

274

e

$l

OD

n o- +- r*l r*l ..1O \ O t - r F . u r +6 r + \ o t . ( E a o

\ I'I ol co- co- n+ \O 6n q' \O rtri ( ! . ' . | $ r . | r

*(O O\ O Fr c-l ..1

SHhhhhFl !-l F{ !-{ Fl n

zz11E

tt)v

qXtrlFI

zz

trl:DFIo

)-

. - - {

*

Page 307: N(ITA KEUANGAN

275

o\

\o

zzx

o(i rl

r<

. .<9 C

E

?FI

2z

t{Ei.l

F

v

P F

i . c_ n I

6 t

c ! d

E?

O B

E 6

sI

O 6 A hF q - 6 +

s_s_3_R_9_o

Page 308: N(ITA KEUANGAN

x.

276

7 .4 .2 . l ndus t r i

Sampai dengan tahun kelima pelaksanaan REPELITA I, pcmbangunan sek-

tor industri telah menunjukkan kemajuan-kemajuan yang menggembirakan.

Kemajuar.r yang dicapai pada sektor industri selarna REPELITA I terlihatjelas dengan meningkatnya produksi industri baih dari segi volumc, nilai, mutu

maupun nilai ekspornya.

Perkembangan volume produksi, sebagaimana dapat diikuti pada Ta'

bel VII.44 , pada umumnya mettunjukkan kenaikan terus menerus sejak tahun

pertama sampai dengau tahun kelima REPELITA I. Hanya pada satu dua bi-

dang seperti assembling mobil, mesin jahit, gelas dan semen nampak adanya pe-

nuruna.n pada sesuatu waktu sebelum meningkat kembali pada tahun-tahun be-

rikutnya. Hal ini autara lain disebabkan karena pelaksanaan peketjaan pemba-

ngunan untuk rehabilitasi atau petluasan pabrik, memedukan pengurangan

sementara kegiatan produksi.

Beberapa hasil produksi seperti minyak kelapa, minyak gcreug dan sabun

cuci secara relatip stabil, satu dan lain karena terdesak oleh produk baru yatlg

lebih baik ataupun karena bidang-bidang tersebut tertutup untuk penanaman

modal baru.

Pertumbuhati yang pesat terlihat pada bidang industri tekstil yang terus

meningkat dan bahkar.r melarnpaui target. Pada tahun tcrakhir REPELI'IA I

produksi tekstil diperkirakan mencapai 926,O juti. meter, sedangkan benang

tenun naik dengan 20,6 persen dari produksi tahun yang lalu.

Dalam bidang industri kimia, pada tahun 1973/I97+ tercapai peningkatan

produksi yang agak tinggi pada produksi pupuk ZA (147,0 persen), semen(13,3 persen), bau kendaraan bermotor (57,6 persen), gelas/botol (124,3

persen), aluminium sulfat (48,0 persen) dan asam sulfat ( 58,0 persen).

Disamping itu meningkat pula produksi kertas dan hasil'hasil produksi

industri kimia lainnya seperti soda, pestisida, amoniak dan zlt asam arang.

Peningkatan pupuk urea dan semen diharapkan akan lebih tinggi pada periode

1974/1975 yaitu jika pabrik PUSRI II (dengan kapasitas produksi urea sebesar

380.000 ton/tahun) dan pabrik semen Cibinong (dengan kapasitas produksi

tahap pertama 500.000 ton/tahun) yang kini telah mendekati penyelesaian

pembangunannya, telah mulai berproduksi.

,f.

*

Page 309: N(ITA KEUANGAN

277

co-(o" (o. \ q q 6J 9.: "t o. e, 9 9] 9" 9 ^ -" : l I' dR *S -

!e ;E ' S ts ' t s$ S9@ F - et t r r l l

tjc a c - r F f ) ( o6\r co : ir co6 1 3 a n i c . r

gHEFH FE$ MgHEEEF$EEE EEsi ,d

"i ci cn dj -; { ll - : + 3 3 X h * 3 R Ss - :=g6H-* - ; -

-.:

EREE€EmFE E:EE;FFE;;E$ REE9NE: :

9 o i Q Q e S I 9 q 6 o i o o o o

3x83s EAR EqESIEEqCCEN 6 c i d j ' - o o r ' t s c o + 8 3 9 9 + 5 = RP ' - : 33

H;HE$ EEb ?g;$EEHgEgEd j o , i " . . : c . i ' N c i o r - i c . i . i v c l d i + 4 { S id t n :

: 3 - < . 6 : c { : S ^

rB. , i , j r j r r d r j ! . l N! + J . j , i J + r | l | j :

o N o o o o o t sc 6 t s O O O , O O O i ,6 - O + O r O O € rd d i + 6 r d ; d+ a . t c o $ @ F

oo o - , , , i J d l j . . j d J . l Ic j c j d | | t , l J . r r r r J J p . - i: r l

. - . - , - h

4 $ S C S- d r l : = a = c

FFPFSEgEEiEf#g€.cr F,

g <D Nd r i

<t lj .d oi o i c'i di +'!i d F cj €i d: r i i : i c . . I

6 e i

F E S

ei,; H F

F e <

il

P

;IE . !) 4 F; [ F

4 =

s

z

*F'

D\

Iao

Fth

zFl

v)

v)14

F

Page 310: N(ITA KEUANGAN

278

a . ' ! ' ( o + ( o F . 1 " q . { : q d l - 1 o - r :

o d d h : i d r i d r i a i , - d t *_ ;3 -g *1 3309

c { ( D - c . " e . \ n i . o - q \ 0 1 (r g l o r o r c o i r o , o r d r .*-:r,Hep€ r$ ESg

,o c.i oi d 6i

q co-O o O -6 o o A r ; d d ) P S 6 o E E E X X X : X X4 -4 i - . i , ' ) " i 3q -qE - q EE E EqE! 9 9 ' : o o ' ; o o o o c { o o o \ o o o rt t o r o . . r t s 6 c n i N N

d j ;

fi F gE F SR'R E B EE E E E EH g E g+ ! 9 q r d ; d d d d d < i c n o i c ' i + o i d d < t

F ! . ) o @ + r ( o < . 6 F F a r

N € € c ) c ' 6 ' 6 @ c ' O O <

EiqSHgREEEEEEE gEEESeS i 993s f l 3 d6g i

d)

S38s6SRStBt388 F i 389c . r o c { D r o o l n 0 n | ,a i 6 c . i c t c . i d i d . . i d d ; t ; { r c . i d d i + '

FRRRRe" , ?eFBBt ;3BBEqEqEH- ,q4EEqE,4EqE,3 F s 9 : g 3 * : s c o i € ) + +

o o o o o c D a o o o q : 9 e n 9o o o o o o i l - o o o c6 + c ! 5 6 6 i - , 6 6 6 i 6 ; = X 6 ; I ro d d ; d + c i j i + + c i r i r ; +

t rF* E !( ! ! r r 1 E !t t a l$3N E F H

E E F s s s s E t i i i 2 x s * -d r E ri i i 44g4 i a E a aE I c i i s d 6 i

E.s

-.: c'i d { ui 6 F tri oi d - c'i ..i !, ti ,.:i F' di 6; ctc \ l c \ 6 r N c . r N N N d c 4 6 + i

'el

+

I

rtrt \

tr

I

coo.

Fi

F. tt)

=zrJ

Q tl)

F

ri

rI]

U)g

A

di

E

Page 311: N(ITA KEUANGAN

-L

279

Hasil produksi bidang industri dasar pada umumnya juga meningkat pada

tahrn 1973/7974 dibandingkan dengan tahun 1972/7973' Kenaikan yang cukup

tinggi terlihat pada produksi assembling mobil (55,6 persen), assembling sepeda

motor (49,7 persen), radio (28,6 persen), assembling mesin jahit (47 persen),

baterai kering (83,3 persen), kawat baja (150,opersen), pipa baja (135,3 persen),

besi beton (60 persen), lampu pijar/TL (30;O persen) dan kabel listrik (16,7 persen).

Jenisjenis komponen kendaraan b€rmotor, alat-alat listrik rumah tangga, barang-

bararg dari aluminium, alat-alat pertanian dan alat-alat pembangunan lainnyapun

makin bertambah dan meningkat produksinya.

Peningkatan produksi pada tahun 197 3/1974 terjadi pula pada bidang industri

ringan dan kerajinan rakyat, antara lain rokok kretek dan deterjenyang mengalami

kenaikan masing-masing 27,6 persen dan 26,2 persen.

Pertumbuhan yang menyolok dati bidang industri tingan justru terletak pada

macam ragam hasil produksi bidang ini, baik untuk pemakaian dalam negeri

maupun untuk diekspor, sebagai akibat meningkatnya arus wisatawan luar negeri

maupun selera pemakai dalam negeri.

Dibidang industri farmasi, volume produksi obat-obatan buatan dalam negeri

juga menunjukkan kemajuan yang cukup tinggi.

Disamping peningkatan produksi yang cukup cepat selama REPELITA I

perlu prrla dicatat bahwa dalam periode tersebut hampir disetiap bidang industti

dihasilkan pula beberapa barang baru yang semula mutlak harus diimpor. Dengan

demikian, perkembangan industri tidak saja mengakibatkan penghematan devisa

tapi juga menguangi ketetgantungan pada luar negeri. Produk-produk baru yang

penting diantaranya berasal dari bidang industri kimia, bidang industri tekstil,

industri dasar dan indusni ringan. Pada industri kimia ialah asam sulfat, amonium

sulfat, kaca lembaran, bahan polypropylene, pupuk ZA, botol-botol untuk minuman

dingin, pestisida, dan bahan-bahan kimia lainnya dalam bentuk padat, cair atau

gas untuk keperluan industri.

Pada bidang industri tekstil dihasilkan antara lain barang tenun campuran

kapas dengan serat buatan, hasil tenunan campuran kapas/poliester/rayon berbentuk

zuiting, kain kemeja, kain primisima untuk batik, rikat renda, brokad, bludru dan

macamimacam pakaian jadi hasil konpeksi, hasil rajut dan tenunan.

Pada bidarg industri dasar telah dihasilkan pula artara lain pipa baja, kawat

baja, komponen-komponen kendaraan bermotor, elektronika, alat-alat listrik

I

tt-

i

Page 312: N(ITA KEUANGAN

280

o o o o o a o o o o c . t r F . \ o NO A \ t D - r t t A . n H a \ | $ F l 6 \ o\ c j \ " t n 1 q q { - a o q T n q v l€ t-r € N d !- O\ H co O 0O ($ N \Or.r o\ i \o

N i

o a o o g o Q o o o € h \ o m NcO cO rvr 6 F 'b O\ + O\ O Fr l^ r r F Q' - ' 9 q r ' - \ + q \ - q 9 . . : . 1 9 r l

s l . \ o a \ i 6 i N c rN + + N O v r

O t'. t h - O\ O al N H F- tt .n \C)N N N \ O c ' N i O c ' T \ @ c ' b . q \, . 1 " t 9 . . . q N t 1 q r c o 9 . ! n q 9o \ h N 6 6 @ + c o O NF r o d d o o +

h O r ' - c O O F . i N r @ O \ ? r t r iF O 6 O N 6 O C n O \ i C O O O \(\l d r| \o !o 6 + \o I o\ \o h o\ o or. c j o i . i d + ^ i ; " i G G i c ' ji a - N d @ r n

I .o F. o\ \ co o, N co \o h :l co \oL : 6 ( A o + a - . { i r c , O m ( ) € 6u l F A r { . \ O s c ) F . h r o r € c o. 1 . i . . i ; + 6 i ' i d i d i c d c . j

. n H \ o N

7r

r - r N . n + 6..r st r \o t... c6 <1, Q

t -

t-o\

.itt ro\

F

t\o\

t..

Fo\

t\

t

E

Ar

z

t\o\

t\o\

t\o\

&^l-t aA T ?

U)

*

Page 313: N(ITA KEUANGAN

281

e !

E ! t

T^ =l

Q t . o

q e , { h 9 o o o \ o o o o o e ) o . o o o \ o o o+ o \ \ o o O r O . n d € h O O | ] 4 N 6 O 6 O 6. . t . o t h r 6 . { < - h n r 6 . \ _ € F - € 6 6 6 - 6i N i . { F . h l . * + r A o c o r c o r

et vl

. . r o \ 6 Q ( ) A O O Q Q O e O O O O o O A O. ! ! . r F . o o o o o o o o o o o - 6 6 6 d 6c J 9 r - q q " - . q Q o n v ) v ] \ q 6 q a 9 t 6 . \ r -d N Q O N + F r @ + $ \ O -

l p q o q t ! o o o e a r o o e r e6RF RSHTSSt r :SgR*g I; 6 i r i . i

9 \ c o h \ o o t i 1 Q o o o e 6 r . ! O A O, 9 \ o \ r r a o c ' r \ o h < - o \ o : o , . , . .t Q . o ' o r ^ r A + 6 i l - o . 6 m n u r t 5 6 |

. j - " j i - . : 6 i :

d A

d d

6 X eF E O

tJ)

o i S i i d n i " i d

F r d o i o . i 6 i * i + ; \ c ;i N N N a | N N . . r N N N 6 s . n r n i ^ . n | i

t -

nr

t .o\

t

(\o.

o\

z

a-0\

F.

o\

J

rlFo\

t\

I

rr

a

. , ) a l l a, o < ' lc E EF < E ' F

<r,tll

av

z

_ . \

7

Page 314: N(ITA KEUANGAN

282

rurnah tangga, lampu pijar/Tl-, transformator kapasitas tinggi, kabel

telekomunikasi, kabel listrik, barang-barang pelengkap bangruran dari alumi-

nium dan baja, alat-alat pertanian dan alat-alat pembangunan lainnya.

Disamping benambahnya barang-barang hru, peningkatan mutunya-

pun terus dilakukan Dalam usaha peningkatan mutu ini, balai penelitian dan

pengujian bahan dari hasil industri, memainkan perrnan yang penting.

Sementara itu seleta konsumen yang sudah lebih sadar akan manfaat barang

barang yang bermutu serta Persaingan yang semakin tajam didalam pemasaf,en,turut pula mendorong peningkatan mutu barang.

Perkembangan produksi dari sudut nilai dapat dilihat pada Tabel VII.45.

7.4.2.1. Industri teli$til

Melalui usaha seperti rehabilitasi, modernisasi, perluasan dan pembangrm-

an unit-unit produksi baru, produksi tekstil menunjukkan peningkatan yang

cukup besar. Untuk produksi tekstil, sasaran yarg ditetapkan selama

REPELITA I dapat dilampaui kecuali unruk benang tenun. Keadaan ini dapat

dilihat pada Tabel VII. 46.Tabel VII.46.

TARGET DAN REALISASI PRODUKSI INDUSTRI TEKSTIL'

1969/1970 - r973/1974

( dalam ribuan bal, juta meter )

Benang Tenun Tckstil

P r o d u k s i P r o d u k s i

. A

NonCotton Juml|h Target Cotton

NonCotton Jumlah Tatg€t

I

196911970 777,O

r970ll97r 277,O

177,0 2OO 317,6 112,2 449,8 450'0

217,0 260 463,9 134,3 598,3 s75,o

1g7llrg72 23r,2 7,8 Z3g,O 320 533'1 198,9 732'0 675'0

rs72trg73 233,5 28,6 262'7 r7J 50s,3 344,5 852,8 775',o

rg71trg74 260,4 55,8 '16,2 435 495,3 431,6 926'9 90o'o

Page 315: N(ITA KEUANGAN

283

L . f

Walaupun produksi tekstil meningkat baik dalam jumlah maupun

jenisnya, namun untuk penyediaan tekstil nasional masih diperlukan impor'

Salah satu sebab adalah meningkatnya permintaan tekstil per kapita meter

per tahun.

Pemakaian tekstil per kapita metet pqr tahun yang pada tahun 7969/1970

hanyr 6,2 meter, pada tahtn 7973/7974 telah meningkat menjadi 9,6 meter,

yang berarti meningkat dengan 54,8 persen. Mengenai perkembangan penye-

diaan tekstil nasional dan perkembangan pemakaian tekstil per kaPita meter

per tahun dapat diikuti pada Tabel VII.47.

Tabel VII.47.

PEMAKAIAN TEKSTIL PER KAPITA1969/1970 - 197311974

TahunPenyediaanTekst i l JumlahPenduduk-

Nasional(uta meter) ( juta )

Pemakaian tekstilper kapita meter

/ tahun- . 4

t969/1970

L970/797r

797 7/r972

7972./797 3

r97 31197 4

T J J

857

1.095

1 .161

1.220

118

119

t20

r23

126

6,27 7

9 ,1

9 ,3

9,6,"

Meningkatnya produksi tekstil antara lain dimungkinkan karena berkem-

bangnya pembangunan fisik dibidang industri tekstil (lihat Tabel VII.48. dan

Tabel VII.49.). Melalui tabel tersebut dapat dilihat perkembangan yang

terjadi antara keadaan sebelum dan hasil yang dicapai sesudah REPELITA I'

Perkembangan kegiatan ini dimungkinkan pula karena meningkatnya

kegiatan penamman modal disektor industri baik penanarnn modal dalam

negeri maupun penanaman modal asing. Justru penanaman rnodal pada

bidang industri tekstil hampir meliputi 50 persen dari seluruh proyek pada

Page 316: N(ITA KEUANGAN

284

Tsbel v IL48.

PEMBANGT'NAN FISIK DTBIDANG INDUSTRI TEKSTTL

19691t970 - 19731197+

Tambahanselama

Rep€lits I.

AptikasiDads akhirRepelita t

U r e i a nKeadaansebelum

Repelit' I

:

lv

tI

tI-

-

1. Fiber making

2. Pemintalan

3, False twisting

4. Alat tenun

mesin

5, Perajutan

( Mesin )

6. Finishing/Dycing/Printing

481.780 mp

35.3 5 5 ATM 60.000 ATM

5.900

- 167.000 ton 6.570 ton

892.000 rnp 2.5OO.000 mp 806'210 mP

- 298 set 7l s€t

6.570 ton

324.4!O mp

/ l ser

15.607 ATM

7.377

-^ , iu ta) t+ _meter

IT

rt

Itt

80.429 ATM 50.962 ATM

6.511 5 .1183.7 41

26o jut"metcr

: , , r a i . r "

630lut|". 1.421 Juta !

794Jutlr

Page 317: N(ITA KEUANGAN

285

Tabel VII'49'

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TAHUN KE V REPELITA I

BIDANG INDUSTRI TEKSTIL, I97 3 IL97 4

:

! 'vUra ian Sasaran Realisasi Persentase realisasi

dari sasaran

Peralatan 1) ,

- Pembuatan serat

- Pemintalan

- ATM

- Mesin raiut

Finishing i Dyeing / Printing :

Produksi :

- Benang tenun

- Tekstil

Ekspor I

- Macam-macam tekstil

Bahan baku I

- Kapas dalam negeri

- Kapas Impor

- 6.570 ton

892.000 mp 806.000 mp

60.000ATM 50.900ATM

5.000 MR 5.500 MR

630jutaM 790 jlutlu

435.000 B 472.OOOB

900 juta M 926 it:ta, M

- 9,3 juta M

- 3 .500 E

400.000 B 310.5 00 E

90,4 0k

84,8 Vo

110,0 0/o

725,4%

108,5 %

to2,8 oh

Keterangan : Angka-angka pcmbulatan

1) REPELITA I (Kumulatif)

Page 318: N(ITA KEUANGAN

286

sektot tersebut.

Peningkatan produksi tekstil tenrs dilakukan dalam usaha untuk mencapai

tujuan pemenuhan kebutuhan sandang sepeni yang diperkirakan dalam

REPELITA II.

Untuk mencapai tujuan tersebut akan diusihakan Pengamanan penyedia-

an bahan baku kapas, benang tenun dan bahan penolong lainnya serta pera -

latan produksi. Disamping itu ditetapkan prla kebijaksanaan yang meliputi

modernisasi dan ekspansi, peningkatan peranan industri tekstil kecil, program

regionalisasi, penyerapan tenaga kerja, program pengadaan bahan baku/peno-

long dan barang-barang modal, pengarahan pola konsumsi dan pola produksi,

program kaderisasi (peningkatan enterpreneu'slrip dan standardisasi) serta

program eksPor.

7.4.2,2, Indusri ringan dan kerojinan rakyat

Keadaan sektor industri ringan dan kerajinan rakyat sebelum pelaksanaan

REPELITA I agakterlantar , hal mana terbukti dengan menurunnya sumbangan

sektor ini pada Pendapatan Nasional.

Dalam pelaksanaan REPELITA I, maka pembangunan pada sektor ini

didasarkan kepada kebijaksanaan umum yang ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan harang-barang konsumsi (penghematan devisa) memperluas ekspor

baik dalam jenis mutu maupun nilainya, memperluas maupun membangun

industri-industri yang bersifat padat karya, mengrrangi kdterganmngan terha-

dap pihak tuar negeri, menggiatkan dan menstimulir penyebaran pembangruran

industri ringan didaeraMaerah,

Berlandaskan kebijaksanaan tersebut,selama REPELITA I sektor industri

ringan dan kerajinan rakyat menunjukkan perkembangan yang meningkat'

Peningkatan tersebut tidak saja ditandai oleh peningkatan volume poduksi

tapi juga mtttu, dan n4am banngnya. Peningkatan tersebut terutama terjadi

pada bxang'barang konsumsi sehingga telah menggeser komponen impor dari

barang-bararg konzumsi kebahan baku dan barang-barang modal Pertambahan

ragam antal'1 !';in meliputi detergent' suPer mie, assembling arloji, susu kental,

industri p.,rgepakan, percetakan offset, P. V. C. compound' catpet' pellet,

tipfostener, jakarine, coldstorage, tali plastik dan rambut' Peikelrbangan

beberapa produksi industri ringan dan kerajinan rakyat selama REPELITA I

f {

Page 319: N(ITA KEUANGAN

287

.-IAt

t

:

T a b c l V I [ 1 0 '

PERI(E BANGAN VOLUME PRODUKSI INDUSTRI RINGAN

r969lrno - ryl|lryt4

U r a i a n Srtusn 1969fiO :rg7}n1- lnlnz 1ry12l7? 1973fi41'

1. Minyak gorcng

2. Minyak kelapa

3. Rokok putih

4. Rokok krctek

5. Sabuo cuci

6. Detergent

7. Tapal gigi

8. Korek api

9. Crumb rubber

ton 27.OOO 26.000

ton 263.000 258.284

juta btg. 11.000 13.681

juta btg. 19.000 20.553

ton 133.000 l3Z.2Oo

ton - 3.987

juta tube 15 25

juta.kotak 269 322

ribu toD

27.776 24.76L 28.700

260.672 264.530 264500

L4.7 00 L6.785 20.17 6

2t.400 23.6A0 30.227

132,396 132.oOO 131.300

5 .582 5 .226 6.622

26 29,57 31,8

348 475,? 555,5

129,2 275,2 308,r

1) Angka sementara

f

i

,-xl l;

c-

I

t-t:-

Page 320: N(ITA KEUANGAN

2iJ8

+ ?

; 6F E4 6

u2

4

2c

Fi

l$

F6

F9\

Fo,

o\6

z

zx

o ' l

l ; o

4 2

z2

Extrl

li

lsg

,l

s

Ied XI F

Page 321: N(ITA KEUANGAN

tBgI

Qv

l${

! ! u

Xlrl

'.1XtaX

t f

Fq\

Fo\

I

t\(|\

6€o\

z

2

. r 4

H

2

z

:{&Ar

- - { lE

lg

IED

t4Y

Ir E

Page 322: N(ITA KEUANGAN

IigcFl

o

$

3cl

z

2

rl

z

T

l;

F.

F

o\

z

7

i '-i

, I i= t h> D

. t Z

2

z

E!

E)Er

la

Page 323: N(ITA KEUANGAN

291

terlihat pada Tabel VIL50.

Sem€ntara itu dalam REPELITA I telah pula dilakukan pembinaan dan

pengembangan industti kerajinan rakyat, terutama yang termasuk dalam golongan

ekonomi lemah dengan jalan mendirikan proyek-proyek induk kerajinan, pilot

proyek daerah minus, proyek pengolahan limbah dan pusat pengembangan didaerah.

Perkembangan proyek-proyek ini selama REPELITA I terlihat pada Tabel VII.51.

Tabel VII.51.

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROBINKRA

r969tr970 - r973/r97+

Nama / Jenis ProyekPenambahan jumlah proYek

69/70 7O/77 77172 72173 73174 Jumlah

1. Induk-induk Kerajinan

2. Pilot proyek DaerahMinus Feeder Point.

3. Proyek Limbah

4. Pusat PengembanganKerajinan Rakyat

5. Persiapan Proyek

6. Proyek bantuan meka'nisasi dan ekspor

7. Probinkra Jakana

8. Probinkra Daerah

36

FI

1073 437

-3

I

r6

Jumlah 43 22 13 73 12 103

Page 324: N(ITA KEUANGAN

292

7.4.2.3. Industi dasat

Selama REPELITA I, tingkat laju pemrmbuhan industri dasar cukup

besar dan meyakinkan. Secara keseluruhan sasaran'sasaran industri dasat

dalam periode REPELITA I dapat dicapai dan bahkan dilampaui. Hal ini

merupakan modal yang penting untuk perkembangan industri dasar selanjut-

nya, terutama dalam REPELITA II. Adapun pembangunan industri dasar

meliputi usaha-usaha pengembangan industri logam, industri mesin, industri

alat-alat listrik dan alat-alat tra.nspor.

Perkembangan hasil produksi indusffi dasar mengalami peningkatan yang

cukup tinggi, bahkan untuk beberapa jenis meningkat dengan tinggi sekali'

Produksi kawat baja pada tahun 19731197+ meningkat dengan 150 persen

dibandingkan dengan tahun 19721197 3. Sedang untuk pipa baja' baterai, besi

beton, hasil assembling mobil dan assembling sepeda motor meningkat masing'

masing dengan 135 persen,83 persen, 60 persen, 55 persen, dan 50 persen.

Perkembangan beberapa produksi industri dasar dapat dilihat pada Ta-

b€ l V I I . 52 .

Dalam pada itu kegiatan assembling yang telah berkembang baik, akan

lebih ditingkatkan lagi. Kegiatan-kegiatan assembling yang telah berkembang

laik yaitu bidang automative dan alat-alat elektronik disamping assembling

alat-alat rumah tangga, telekomunikasi, mesin penggerak dan alat-alat perta-

nian akan terus dikembangkan. Bahkan khusus dalam persoalan industri

assembling kendaraan betmotor akan diperkembangkan xsembling kendaraan

bermotor yang benar-benar dapat dijadikan landasan industri kendaraan

bermotor dan industri komponen.

7.4.2.4. Industri kimia

Menjelang REPELITA I keadaan industri kimia berada dalam kondisi

yang sangat menyedihkan, baik secara tehnis/tehnologi maupun secera

finansiil administratif. Untuk mengatasi masalah ini maka dalam REPELITA I

disusun berbagai program yaitu r

a, merehabilitasi semua unit produksi agar dapat mencapai kapasitas normd,

melaksanakan modernisasi dan pengetrapan tehnologi yang terbaru, menga-

dakan perluasan serta melakukan usaha kearah tercapainya perimbangan

mesin-mesin.

Page 325: N(ITA KEUANGAN

293

T s b e l v I L 5 2 .

PRODUKSI HASIITHASIL INDUSTRI DASAR'

796911970 - 79731197 +

Jenis produksi S4tuan 7969t70 r970l7r 1977172 lg7zt73 1973n4'l

1 . A c c u

2. Radio

3. Televisi

4. Lampu pijat

5. AssemblingMesin jabit

6. AssemblingMobil

7. AsscmblingSepeda motor

8. Baterai

9. Plaat Seng

10. Kawar baja

11. Pipa baja

12. Besi beton

buah 32,000

buah 363-500

bush 4.500

ribu buah 3.500

buah 14.000

buah 5.000

buah 21.4OO

ribu buah 54.OOo

ron 8.500

ton

toD 1.900

lon 4.500

56.000 262.OOO 130.000 140.OOO

393.OOO 416-000 700.OOO 900.OOO

+.700 65.900 60.000 70.000

5.500 6.000 l2.loo 16.000

13.500 292.OOO 340.000 500.OOO

2.9N 16.000 23 .000 35 .800

31.100 50.000 100.000 149.700

55.000 72.OOO 72.OOO 132.OOO

34.500 66.600 69.OOL\ 70.OOO

12.000 30.000

2.900 6.000 34.000 80.000

8.500 74.000 75.000 120.OOO

i

I

*) Angka sementara

Page 326: N(ITA KEUANGAN

294

F t reg

l;

TB

EJ

e €

F.l

F

'c -o

F

t-o\

I

CA

o\o\

oi

N Q

- E

- D'.4 z

,. tt)

I

trlEz

z

=X&cl

{

x

Page 327: N(ITA KEUANGAN

L95

; I E

z

F.

o.

F.o,I

0\

0,\oo.

i b

x z

: t ;

. :<w t

El

lrl

z

z

EX&tq

,(

6 0

](

IF

Page 328: N(ITA KEUANGAN

296

rr li

a h ,

R EeE

l$o^ ur-r; Frt \ 6

I

46= E;<{, qJr, oJ<c

'E -O

z\

E Ytr] <

t!th

r!o.

I

Fo\

o\\oq\

' {

> F

{&

Fl

z

z

EFlI&Ar

{

l*f*

rI

L- ,>

li

IF

Page 329: N(ITA KEUANGAN

297

XEBfi

IB

IF

IF

IE

r o , t la\ vr 6l\ o + N

z

5att

H

! l l

c

tr

c -

F

FX

tF6

tro\

IFA

o\\oo\

x. , t rF i a

- z

: dr r <

Ar

$cEl

2

z!oEt{x&t

{

-+

J^

t

Page 330: N(ITA KEUANGAN

298

b. menyelesaikan status proyek-proyek peninggalan Pembangunan Semesta .Be-

rencana 8 tahun (menyelesaikan proyek-proyek yang mungkin diselesaikan

dan melikwidasi proyek-proyek yang tidak mungkin diselesaikan).

c, pembangunan proyek-proyek baru

d. melaksanakan survey-survey nasional terutama terhadap sektor-sektor yangdiprioritaskan seperti industri pupuk, semen, ban, soda dan kenas,

Untuk menunjang pro$am ini telah dilaksanakan beberapa kebijaksanaanyang antara lain berupa pemanfaatan pembiayaan/bantuan dari sumber-sumberdalam dan luar negeri, mengadakan management contract (mengusalakan satuantehnik, joint venture dan mempergunakan likwiditas perusahaan).

Dengan berbagai kebijaksanaan tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa semuasektor telah menunjukkan adanya kenaikan ptoduksi terutama pupuk, Pulp, kertas,semen, ban dan gelas sebagaimana dapat diikuti pada Tabel VII. 5 3.

Tabel VlI.53.

PERKEMBANGAN BEBERAPA HASIL INDUSTRI KIMIA,

196911970 - 797317974

U r a i a n Satuan 1969/1970 l97}l1g7l lglrlrslz rg12llg?3 TSZST1SZ+ l)

Pupuk

- Uler ton

- ZA ton

Semen ton

Kertar ton

Ban buah

- Brn luar hendaraanbermotor

- BaD sepeda- Ban dalam k€ndaraan

bermoto!- Ban dal€rD sep€daG€lar / botol ton

r20.096 118,692

49.664 t22,755722.327 818,084

39.599 47,144

857,500 1.351.4002.631.507 2.200,524

376.23t 713.530574.974 630.43216,573 37.239

84.000

54?.00017.000

368.0002.205.577

224,080105.32710.89 7

102.894

677.000

400.0002.163.951

27 7 .940203.372r0,89?

108.400

531.000

29,000

508.0001.849.700

316.503495,912

7.385

+l) Angka sem€ntara

Peningkatan produksi ini merupakan salah satu bukti adanya perbaikan dalamiklim investasi serta berhasilnya usaha-usaha konsolidasi, peningkatan ketrampilan

dan efisiensi setta selesainya rehabilitasi, perluasan, disamping pembangunan

proyek-proyek baru.

Page 331: N(ITA KEUANGAN

lig

l$Fer

I e c5i fi8I

ot\6

6\o6

a

r r <

ti

f l ga4l

t{

Y

l$

lsc!a

EE

}'

IB

Page 332: N(ITA KEUANGAN

100

F92 9 ,

Fr

z

Y

EEt.-

t-o\

Fo\

6\o

dE}(

5FFP> lsz

EI

z

zEX

t4

ffi$F

. 2< n lP c aa z

4

2

R 9ET

l;

IE

Page 333: N(ITA KEUANGAN

301

lrr l:ctr !

*E

sY

l$i 5 t

I

zz

=td}.cl{a c

A

E 5

lF

-

t

II

*

IE

Page 334: N(ITA KEUANGAN

t 302

T

7 .4.3.

7.4.3. r .

Pertambangan

Sektor pertambangan selama REPELITA I dan permulaan REPELITA II

menunjukkan perkembangan yang cukup Pesat. Peningkatan produksi ter-

besar terdapat pada minyak bumi, sedangkan produksi hasil tambang lainnya

yang juga mengalami kenaikan adalah timah, nikkel, bauksit, pasir besi dan

emas. Produksi batu bara dan perak mengalami Penurunan dalam tahun

terakhir REPELITA I dibandingkan dengan produksi tthun 1969/797O'

Peningkatan kegiatan eksplorasi minyak bumi telah berhasil menemu-

kan beberapa sumber minyak dan gas bumi baru, sedangkan kegiatan

eksplorasi yang dilakukan terhadap beberapa hasil tambang lainnya menun-

jukkan tanda-tanda yang memberi harapan.

Untuk mendorong kegiatan penelitian, eksplorasi dan usaha-usaha

peningkatan produksi sektor pertambangan, pemerintah telah mengadakan

berbagai kebijaksanaan dan penyediaan fasilitas. Kebijaksanaan yang dijalan'

kan terutama diarahkan kepada pembinaan semua kegiatan dan usaha yang

dapat menunjang perkembangannya. Pembinaan dilakukan baik terhadap

Perusahaan Negara atau Usaha Swasta.

Dalam pada itu kegiatan investasi baik dalam bentuk Penanaman Modal

Dalam Negeri maupun Penanaman Modal Asing dalam sektor pertambangan

berkembang dengan pesat.

Segala usaha yang dijalankan selama REPELITA I t€lah dapat menaikkan

produksi serta menghasilkan devisa yang sangat berarti bagi pemerintah.

Minyak dan Gas Bumi

Selama REPELITA I produksi minyak bumi berjumlah 1.870,4 juta

barrel atau rata-rata 3T4jutabarrel setiap tahunnya. Dalam tahun 797311974

realisasi produksi tercatat 508,4juta barrel atau rata-rata 1,4 juta barrel sehari.

Dengan demikian realisasi produksi tahun terakhir REPELITA I telah dapat

melebihi target yang direncanakan dan bita dibanding dengan produksi tahun

796911970, maka produksi tahun terakhir REPELITA I mengalami kenaikan

sebeszr 224,4 juta barrel atau lebih dari 75 persen. Realisasi produksi

semester I tahun pertama REPELITA II tercatat sebesar 267,0 juta barrel

atau sudah mencapai 50 persen dari target' Selarna REPELITA I kenaikan

Page 335: N(ITA KEUANGAN

303

rata-rata. produksi minyak bumi sekitar 15kembangan produksi minyak mentah dapat

persen setiap tahunnya. per-

diikuti dalam Tabel VIL54..

Tabe l V I I . 54 .

PRODUKSI MINYAK MENTAH INDONESIA

1969/7970 _ t974t7975

( dalam juuan bamel )

Tahun Ta rge t Realisasi

REPELITA I

7969 / 7970

1970 / 1977

797I / 1972

1972 / 7973

1973 / 1974

REPELITA II

1974 / 1975

281,0

328,0

36+,0

+02,o

442,0

529,0 2t 267,0 3)

284,O

32+,2

347,54r2,3

508,4

1 )

1 )

1 )

1) Angka perbaikan2) Angka perkiraan3) Angka sementara selama semester I

Faktor utama yang mendorongkenaikan

rtu permintaan luar negeri terutama Jepang terhadap minyak mentaliIndonesia terus pula bertambah.

.i46.LUr u(ama yang mendorong kenaikan produksi itu adalah karenasemakin bertambahnya penemuan sumur_sumur minyak baru serta semakin

T"i=.9,1":"I, kegiatan produksi dari sumur-sumur yang telah ada. Disamping

Lapangan minyak baru yang sudah berproduksi dalam masa REPELITA Iada sebanyak lima buah. _selama tahun 1973 produksi yang dicapai adalah

Page 336: N(ITA KEUANGAN

t

304

+

G r r f i k V l l . 1 9 .

pRoDUKSf M|NYAX MENTAH ( 1969 I t97O - 1974 | 19751

DAN HASIL PENGOLAHAN MINYAK ( 1969 - 7973 ''

( jutaan barrel )

6,s170 70,?r 11112 721M3F4 14176

MINYAKMENTAH {Semestcrl)

69 70 11 72 73

IIASIL PENGOLAHAN MINYAK

Page 337: N(ITA KEUANGAN

I305

Y

sebagai berikut : Cinta dan Arjuna, keduanya di Laut Jawa (masing-masing

13,6 dan 23,4 jtta barrel), Attaka di lepas pantai Kalimantan Timur(26,6 j,ttr barrel), Jatibarang di Cirebon (7,3 juta banel) dan Kasim di

daratan Irian Jaya ( 3,4 juta barrel).

Bersamaan dengan meningkatnya produksi minyak mentah maka selama

REPELITA I telah dapat pula dinaikkan kapasitas pengilangan didalam

negeri. Naiknya kapasitas pengilangan ini sejalan dengan peningkatan

kebutuhan akan bahan bakar minyak dan pelumas dari sektor industri

dan pengangkutan didalam negeri. Perkembangan hasil pengolahan minyak

sejak tahun 1969 sampai dengan tahun 1973 seperti terdapat dalam

Tabel VII.55. menunjukkan kenaikan rata-rata sekitar 10 persen setiap tahun'

Tabe l V I I . 55 .

HASIL PENGOLAHAN MINYAK

( 1969 - r973 '

,, Tahun Juta Barrel

7969

1970

197 7

r97 2

197 3

76 , t

86,0

9O,o

100,5

118 ,3

*

Dengan selesainya pembangunan kilang minyak Dumai dan Sei Pakning

maka kedelapan kilangminyak di Indonesia yaitu Pangkalan Brandan, Dumai,

Sei Pakning, Plaju, Sungai Gerong, Wonokromo, Cepu dan Balikpapan telah

mencapai kapasitas lebih dari 400.000 barrel per hari' Dalam pada itu

kilang minyak Cilacap yang saat ini pembangunannya giat dilaksanakan'

Page 338: N(ITA KEUANGAN

Y

306

apabila sudah betproduksi akan dapat menghasilkan 100.000 banel bahan

bakar minyak setiap ha.ri, disamping menghasilkan bahan baku minyak

pelumas sebanyak 200 ton setahun. Selain itu proyek-proyek dalam bidang

eksplorasi, produksi, pengolahan, petrokimia, pemasaxan dan proyek pe-

nunjang kelancaran operasionil diantaranya yang sudah selesai dibangun

oleh Pertamina selama REPELITA I adalah LPG plant & Carbon Black

di Rantau, Polypropylene Plant di Ptaju dan Sales Service Laboratory di

Jakarta. Di bidang pemasaran yang t€lah selesai dibangun adalah sub-marine

pipeline di Pangkalan Susu, Lubs Oil Blending Plant di Surabaya, Grease

Plant di Tanjung Priok, Drum Plant di Wonokromo, Instalasi Depot minyak

Plumpang di Jakarta, Oil Pipeline Cilacap - Yogyakarta.

Gas bumi yang ikut dihasilkan dalam produksi minyak sudah mulai

dimanfaatkan dalam REPELITA I dengan jalan mengolahnya menjadi gas

bumi yang dicairkan. Gas bumi yang ikut dihasilkan dalam produksi minyak

diolah menjadi liquified Petroleum gas (LPG). Sedangkan gas bumi yang

ditemukan dilapangan (gas alam) akan diolah menjadi liquified natural

gas (LNG). Sumber-sumber gas alam yang akan diolah menjadi LNG didapat

dari lapangan Badak di Kalimantan Timur dan dari lapangan Arun di Aceh'

Pembangunan pabrik-pabrik untuk mengolah gas alam dari kedua lapangan

itu telah dimulai awal tahun 1974 dan direncanakan akan selesai awal tahun

1977. Kontrak penjualan LNG untuk masa 2O tahun telah ditanda tangani

dengan Pacific Lighting International S.A. dan gabungan dari lima pemsahaan

perusahaan besar dari Jepang masing-masing pada bulan September dan

Desember 1973.

Pemanfaatan gas bumi dalam negeri selain untuk bahan bakar dirumah

tangga juga sebagai bahan pembuatan pupuk. Dalam REPELITA II peman-

faatannya akan dikembangkan lebih luas, sehingga disamping dapat meng-

hasilkan pupuk dalam jumlah yang lebih besar juga dapat digunakan sebagai

bahan bakar dalam industri dan sebagai bahan bakar pembangkit tenaga

listrik.

Volume ekspor minyak mentah dan hasil minyak juga terus naik dari

tahun ketahun sebagaimana terliha.t dalamTabel VII.56'. Kenaikan tertinggi

dicapai dalam tafi:r';- 797317974 dengan volume ekspor sebesar 438,9 juta

barrel, sedangkan ekspor tahun 7969/i970 hanya sebesar 241,3 |uta battel'

Dengan demikian terdapat kenaikan sebesar 197,6 juta barrel atau sekitar

81 persen,

- j

Page 339: N(ITA KEUANGAN

F

- Y !

aa

t07

Tabe l V I I . 56 .

VOLUME EKSPORMINYAK MENTAH DAN HASIL MINYAK

196911970 - 197+1197 5

( dalam jutaan banel )

TAHUN VOLUME

REPELITA I

1969tr970

r970n977

19771r972

L972tL973

t973n974

REPELITA II

r974tL975

?4r,3

267,r

287,7

360,7

438,9

226,2 2l

1 )

r)

f ) Aqko pcrbaiftan.

2) Angkr s€ment{rs Semest€r l.

-+

:

r

L

--+-

IIt

Page 340: N(ITA KEUANGAN

Y

!08

7.4.3.2. Iledl tsrbang tainnye

T imsh

TimHr merupakan hesil tambang terpenting nomor dua s€sud8h minyekbumi. Selama REPELITA I seperti terlihat pada Tabel VII.57. produksinyaterus meningkat dari 17,9 ribu ton pada uhun 1969/1970 menjadi 22,6 ibnton pada t^ufi 197311974. Dengan demikian terdapat kenaiken sebesa.r4,7 ribu ton etau sekitar 26 persen. produksi scm€ster pertirma tehunt9741797 5 telah mencapai lZ,? ribu ton ateu kurang lebih 5g persen darirencana. Kenaikan produksi itu disebabkan antara lain karena adanyarehabilitasi dan modernisasi yang dilakukan secara terus menerus disampingpembukaan laprngan penambangan baru. Usaha rehabilitasi atas kapal_kapalkeruk dimulai sejak tahun 1969 sedangkan modernisasi po*"t-pur"t p"n*.i-dilakukan tahun 197O, Juga diadakan modernisasi dan perluasan jaringan-jaringan telekomunikasi sena penyempurnaan alat-alat pengangkutan.Penyelidikan dan cksplorasi yang diadakan dilepas pantai telah berhasilmenemukan cadaagan baru, Dalam usaha peningkatan produksi logarn timahmaka saat ini sedang dibangun tiga buah tanur. bcserta fasilitas-fasilitasnyadipeleburan timah Muntok.

Dengan adanya usaha-usaha rehabilitasi serta perluasan daerah kerjapenambangan timah didaerah Bangkinang (Sumara Tengah) dan daerahlepas pantai (sekitar pulau-pulau Bangka, Belitung, Singkep dan Kundur)maka peningkatan produksi seterusnya akan dapat dilaksanakan dalamREPELITA II.

Disamping produksi, ekspor timah juga mengalaini kenaikan yang terusmenerus selama REPELITA L Dalam tahun 1969.11970 volume eksportetce.tat 16,+ ribu ton, dan dalam tzhun l97]ll974 naik menjadi 21,0 ributon. Sedangkan dalam semester I t*tu.- rg7+/r975 ekspor tercatat sebesar11,2 ribu ton (Tabel VII.58.).

Batlbara

Dari Tabel VII.57. dapat dikeuhui bahwa realisasi produksi dalamtahun terakhir REPELITA I hanya mencap a I4S,g ribu ton jadi beradadibawali produksi tahun 196911970 yang be{umlah 176,0 ribu ton.Penurunan produki ini terutama disebabkan oleh keadann fisik peralatan

l_

-+

+

tI

III

Page 341: N(ITA KEUANGAN

309

iF

rIL

pertambargan yang kurang menBuntungkan serta adanya saingar yang hebat

dari minyak bumi dalam penggunaannya sebagai bahan bakar. Kenaikan

produksi terjadi sebelum tahun 1973/1974 dengan produksi tertinggi sebesar

198,8 ribu ton yang dicapai dalam telh:on 197111972.

Timbulnya krisis enersi dalam tahun-tahun terakhir ini telah men-

dorong Pemerintah untuk meningkatkan kembali produksi batubara serta

menggiatkan penggunaannya sebagai bahan bakar didalam negeri.

Pada saat ini penggunaan batubara hanya terbatas oleh Pabrik Semen

Indarung, Tambang Timah Bangka dan PJ KA.

Bauks i t

Produksi bauksit juga mengalami peningkatan dan realisasi produksi

tertinggi sebesar 1.288,1 ribu ton dicapai pada tahun 197711972. Pada tahun

1972t1973 produksi turun menjadi 1.240,2 ribu ton, dan pada tahun

I97 3/1974 menjrdi 1.204,7 ribu ton, tetapi masih lebih tinggi bila dibanding-

kan dengan produksi tahun 1969/197O. Penurunan ini terutama disebabkan

oleh kegiatan rehabilitasi lapangan, instalasi pencucian serta peralatan'

Selama semester pertama tahun 197+11975 produksi tercatat sebesar 619,9

ribu ton atau sekitar 56 persen dari rencana ( lihat Tabel VII'57.).

Usaha-usaha yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan produksi

adalah perluasan tempat penimbunan bijih, peningkatan kapasitas loading'

pengerukan selat Kijang unftk memungkinkan kapal pembawa bijih bauksit

berukuran 30.000 DWT dapat melayarinya' Selain itu juga dilakukan

penyelidikan untuk mencari bijih bauksit yang berkadar rendah Sebagai

hasil rehabilitasi yang diadakan dalam REPELITA I maka dalan REPELITA lI

diharapkan akan terjadi peningkatan produksi yang lebii; besar daripada

tahun 197 3/1974.

Ekspor bauksit meningkat dari 863,6 ribu ton pada tahun L96911970

menjad:1.269,4 ribu ton pada tah un 1913tr974 (Tabel VII.58.)

N i kke l

Dalam tahun 19691797} realisasi produksi tercatat sebesar 311,0 ribu

ton sedangkan pada tahun 197311974 naik menjadi 989'9 ribu ton. Dengan

demikian terdapat kenaikan sebesar 678,9 ribu ton atau lebih dari

+

Page 342: N(ITA KEUANGAN

Itr

310

200 persen. Realisasi produksi selama semester pertama tahun 197411975adalal sebesar 495,0 ribu ton atau kurang lebih 58 persen dari rencana( Tabel VII.57.).

Dalam usaha peningkatan produksi telah diadakan eksplorasi bijih

nikkel berkadar rendah di Kalimantan Barat. Usaha lain yang sedang giat

dilaksanakan sekarang adalah feasibility sftdy untuk mempelajari ke-

mungkinan mendirikan pabrik pengolahan nikkel didaerah Soroako, Sulawesi

Tengah dan di Pulau Gag, Irian Jtya. Kegatan eksplorasi juga sedang

diselesaikan didaerah Halmahera dan puiaululau sekitarnya. Disamping itu

pembangunan pabrik ferro nikkel yang akan mengolah bijih nikkel berkadar

rendah dari tambang Pomala, Sulawesi telah mulai dikerjakan. Pabrik ini

bila selesai dapat menghasilkan 20.000 ton nikkel setahun.

Selama REPELITA I ekspor nikkel juga mengalami kenaikan. Volume

ekspor dalam tahun1969/797O tercatat sebesar 232,O rtbu ton dan kemudian

meningkat menjadi 830,5 ribu ton pada tahun terakhir REPELITA I

(Tabel VII.5S.). Dalam tahun 1974/1975 disamping kenaikan ekspor bijih

nikkel juga diharapkan sudah dapat direalisir ekspor ferro nikkel.

Emas dan Perak

Produksi emas selama REPELITA I mengalami kenaikan dari 261,0 kg

dalam tahun 196917970 menjadi 345,2 kg dalam tahun 1973/1974.

Walaupun produksi menurun dalam tahun 7972/1973 dibandingkan dengan

tahtn 1,9711!972 tetapi produksi dalam tahun tersebut masih berada diatas

produksi tahun 196917970, hanya produksi dalam tahun 197o/7971yang

menurun dibandingkan dengan produksi tlhun 1969/I97c (Tabel VII.57.)'

Penurunan produksi ini terutama disebabkan oleh keadaan kadar emas yang

tidak tetap dari tiap ton tanah yang ditimbang.

Sebaliknya produksi perak telah mengalami penurunan dari 10'5 ton

dalam tahun 1969/1970 menjadi 8,9 ton dalam tah'an 19731I974 sedangkan

produksi semester petz;ma 197411975 baru mencapai 4,2 ton atau sekitar

5o persen dari rencana (Tabel VIL57.). Penurunan produksi ini juga terut-zma

disebabkan oleh karena, keadaan kadar perak yang tidak tetap dari tiap ton

tanah yang ditimbang.

Ekspor perak sejak tahun l97I/1972 mengalami fluktuasi turun naik.

Page 343: N(ITA KEUANGAN

r

311

Hal ini disebabkan disamping pengaruh produksi juga oleh keadaan hargayang kurang mantap.

Pasir besi

Pertambangan pasir besi yang diusahakan oleh PN Aneka Tambangdi pantai Cilacap telah memazuki tahap produksi komersiil sejak tahun197711972 dengan produksi sebesar 298,5 ribu ton. Dalam tahun 1972/7973produksi menurun menjadi 237,6 ribu ton, tetapi dengan bertambahnyakegiatan serta penyediaan fasilitas pelabuhan dan penambangan, maka dalamta'hrun 1973/1974 produksi telah meningkat menjadi 327,7 ribtt ton. Realisasiproduksi selama semester pertama tahun 1974/7975 adalah 170,0 ribu ton(Tabel VII.57.).

Ekspor pasir besi dalam tafutn 1977/7972 lercatat sebesar 242,7 rihi.tton, dalam tafuin 1972/197 3 sebesar 276,2 ri'.li.t ton dan dalam tahun19731t974 sebesar 283,6 ribu ton (Tabel VII.58.). Ekspor umumnyaditujukan ke Jepang.

Tembaga

Pertambangan tembaga yang diusahakan dipegunungan Ensberg Irian

Jaya sejak bulan Januari 1973 sudah mulai berproduksi. Dalam tahun797211973 produksi tercatat sebesax 29,3 ribu ton konsentrat tembaga,sedangkan tahun 7973/1974 produksi meningkat menjadi 146,6 ribu ton(Tabel VII.57.). Mengingat bahwa permintaan pasaran dunia akan tembagaterus meningkat, maka dalam tahun 797417975 produksi tembaga diharapkanakan letrih besar dari pada tahun sebelumnya.

Ekspor bijih tembaga yarg terutama ditujukan ke Jepang dan Jermanmeningkat yakni dari 27,9 ribu ton pada tthun 797211973 menjadi150,6 ribu ton pada tahun 79731t974 (Tabel VIL58.).

Batu granit

Batu ganit yang diusahakan di pulau Karimun Besar, Sumatra bagianTimur sudah mulai berproduksi sejak bulan Marct 1972. Realisasi produksipada tahun 197211973 adalah sebesar 297,2 rlllnt ton sedangkan pada trhun7973/1974 adalah sebesar 452,6 ritri.t ton, jadi terdapat kenaikan sebesar155,4 ribu ton atau sekitar 52 persen (Tabel VII.57.).

Page 344: N(ITA KEUANGAN

372

E:iEEF{{E< o o <-aec

O O O | < )d d d d I r do l ^ a Fi a n m o

F. r- o1 c) o N o l^ a6 i F : o i u i u i + d ' d v ii F- rl cn \o t- o\ r.l

\ o r r d d N

' o - o : \ o : e l q \ € " . o .N r + o \ r ' | ( o r € NN + O c O r { . N * r 4 |

r r c . l o \ 6 r n i v

r d N r | . 6 N \ O 6 F |r i F O r i d ( n F . O \ l ' -G I F - + F - h o N 6

r-r N O. 6 ..,1 6l

r ^ c o i o + H u ld c t d d . i d o d l l. t c 6 r + o \

- q c o 6 N

i + r ' - O + . . l c oo i u i F l o i v i o i * i l l: F - C t C O r

r-r N \O o|

o \ o o o o rN \ O N H r c ) l l lF r r . o i \ o d

i r O \ m N

€i lN

q 'c la .tsS d i l H . - C

E E ; E Ea g $ 5s r *e H { . : t a'FEEie,5 I8f lE

Efi

F

l'.o\

o\

F.o\

Fo\

i.

t-

t\

t io\

o\q\

F.o'.+i^.o\

I

D-o'

o\\oo'

^ r i E

a Z jr (S

j

v)

0g

t

L

Page 345: N(ITA KEUANGAN

3r3

gHEEEsEf

F 1 . | O F rrvr t! r'| o

t f \ a aN

t\(o

GI

3 ,rl 'o- \o- -1c t \ . n o t

$ReS

i - - O r h F d C i r

9 : o r - j 6 ' d i j d. ? l N G t l o. ! r . N

--

d t \ F i |q - j d d r , i

g - i $ t l. ! F . ( { |

f- cl t-t \ N l O 'H e d r t | l l l l

.''

F

7

o . +o | \ O

r!

q \o- o-

)

E

F

rq

\a

$frt\o\

F6

t\o\

FCA

nt\s

t\6

F6

a\o\

9\

6

x9c.9

F.o\F{

!ft\o\

ot\o\g\\o

l e v

f

v)

trv)X

f

rt,-.

t-F--

f+

;

!

FT '

t'

Page 346: N(ITA KEUANGAN

ls3lrItl$

lt

IF

1 4 ! t

< Ekr

4tx ! 4

AJ

.t

| o - o

Page 347: N(ITA KEUANGAN

I

l l r :

l$

ffi$

li

l;la

I

=

.

I

_

|l

Page 348: N(ITA KEUANGAN

f , t o

o 3

= r h

IF

IF< :

! { ' Et < v

zE

.n !: 'r

( a O \X ' r

l$

IBt 4 E

c !< E

Page 349: N(ITA KEUANGAN

II

I

3r7

Dalam tahun 197211973 dilakukan ekspor sebanyak 80,1ribu ton dankemudian sebanyak 1,f4,1 ribu ton dalarir tzhun l97jll974 (Tabel VIL58.).Ekqpor ini diperkirakan akan meningkat lagi dalam tahtn l974ll9i Smengingat meningkaurya permintaan dari luar negeri, Selain diekqpor, s€begianbatu granit juga dipergunakan didalam negeri.

7,4.4. Pariwisata

Perkembangan kepariwisataan selama REPELITA I te-lah mengalamibanyak kemajuan. Arus wisarawan yang masrik ke Indonesia bertamhahdengan pesat yakni dari 86.067 oraig pada tahun 1969 menjdi 273.3O1orang pada tahun 1973. Sedangkan perluasan kamar-kamar hotel meningkatdari 2972 kamar pada tahun 1969 menjadi 5510 kamar pada tahun 1973.Demikian pula terdapat peningkatan dalam penerimaan negaia dan jumlahtenaga kerja yang bekerja disektor ini. Perkembangan produksi pariwisatadapat dilihat pada Tabel VIL59..

Tabe l V I I . 59 .

PERKEMBANGAN PRODUKSI PARIWISATA

1969 - 1973

JENISPRODUKSI SATUAN 1969 1970 197t 1972 t97l

rIFI

7

W i s a t a w a n

Kamar hotel

Biro Perjalanan

Penerimaan Devisa

Tenaga kerja

Orang

Kamer

Buah

Jutaanus$Orang

86.067 129.t79 t8t.O46 22L.197 2',13.3032.972 3.390 t.67t 4.850 5.510

297 r59 545 242 2531O,8 16,2 22,6 27,6 41,O

7.233 a.278 10.048 1) r)

I

1) Dalsn tahap suwey

Pembanguryrn pariwisata dilakukan secara bertahap dan dipusatkan di-beberapa daerah terutama yang mempunyai potensi daerah wisata yang kuatseperti Bali, Jawa dan Sumatera. Usaha yang dilakukan meliputi rehabilitasipelabuhan dan jalan masuk daerah wisata, pembangunan dan perluasan hotel,pemugaran musium; candi, kraton/istana, pemugaran daerah wisata, pemba-ngunan Taman PurbakalaNasional, pembangunan Mandala Wisata, peningkatanketrampilan pramuwisata serta promosi dan pemasaran pariwisata. Konperensi

Page 350: N(ITA KEUANGAN

tt

t

318

Pacific Area Travel Association (PATA) yang diadakan di Bali akhir Marct l9T3dan di Jakarta awal April 1974 dtpat menjadi titik tolak bagi usaha-usahapeningkatan kearah perkembangan baru serta usaha-usaha pemasaran dan promosipariwisata di luar negeri.

Berdasarkan hasil-hasil yang dicapai dalam REPELITA I, maka dalamREPELITA II titik berat kebijaksanaan pengembangan pariwisata ingin diletakkanpada '

l Pengembangan sarana dan prasarana obyek pariwisata, khususnya di Bali danbeberapa daerah tujuan pariwisata lainnya.

2. Pembinaan kelembagaan dan organisasi unsur-unsur penunjang pariwisata.

Adapun rencana kegiatan pembangunan Sub Sektor Pariwisata dalam tahun197517976 diarahkan t€rutama kepada sembilan daerah tujuan wisata denganprioritas kegiatan sebagai berikut :

l. Peningkatan kegiatan bidang pemasaran secara terarah untuk mengoptimumkantersedianya obyek dan fasilitas patiwisata.

2. Peningkatan Bina Wisata untuk menunjang tercapainya sasaran prograjnpengembangan terutama Wisata Budaya dan Wisata Remaja.

3. Peningkatan pendidikan dan latihan kejuruan tenaga kerja secara kwantitatifdan kwalitatif untuk secara bertahap dapat memenuhi kebutuhan.

4. Peningkatan pengembangan wilayah tujuan sezuai dengan rencana REPELITA IImelalui kegiatan untuk pen''usunan Master Plan, Physical Plan dan EngineeringPlan.

5. Melanjutkan usaha-usaha pembangunan PT Pengembangan Pariwisata Bali( Bali Tourism Development Corporation ).

7.5, Prasatana

Bidang prasarana mempunyai peranan yangpenting dalam menunjang pertum-buhan disektor-sektor lain seperti sektor pertanian, sektor industri dan sektorperdagangan. Yang dimaksudkan dengan prasarana adalah meliputi sektor pekerjaanumum, sektor tenaga listrik dan sektor perhubungan. Sektor pekerjaan umummencakup kegiatan pembangunan pengaitan, cipta karya dan bina marga. Sektorperhubungar meliputi perhubungan darat, perhubungan udara, meteorologi dangeofisika, pos dan telekomunikasi.

Dalam REPELITA II sasaran kegiatan dibidang prasarana adalah melanjutkarkegiatan yang telah dirintis dalam REPELITA I dan melaksanakan usaha-usaha in-tensifikasi dan pembangunan prasarana baru. Pembangunan disektor perhubungandiharapkan agax marnpu menunjang usaha bersama mewujudkan kepulauan nusan-tara sebagai satu kesatuan politik, satu kesatuan sosial dan budaya, satu kesatuanekonomi dan kesatuan pertahanan dan keamanan. Dalam rangka ini pembaagunansektor perhubungan ditujukan untuk mengusahakan perrumbuhan yapg lebih serasiantara daerah satu dengan yang lainnya.

Page 351: N(ITA KEUANGAN

319

7.5,1. Sektor pengairan

Sasaran pembangunan disektor pengairan adalah meliputi usaha mening-

katkan produksi pertanian terutama pangan dan bahan sandang, pengarnanan

daerah pertaniur dari bencana alam banjir air rnaupun lahar dan mengatasi per-

soalan penduduk dalam arti ekonomis dan demografis.

Kegiatan-kegiatan pembangunan pengairan dalam REPELITA II akan di

laksanakan atas dasar lima kebijaksanaan pokok yaitu :

1. Perbaikan dan penyempurnaan dari pada jaringan'jaringan irigasi yang zudah

ada, ;2. Perluasan jaringan irigasi baru yang dalam waktu dekat segera daPat meng-

hasilkan produksi pangan serta penyediaan daerah pangan ;3. Intensifikasi pekerjaan pengamanan daerahdaerah produksi pertanian ter-

hadap bencana alam banjir air maupun lahar ;4. Peningkatan usaha penelitian dalam masalah tehnrk pengairan serta peneli-

tian peraturan-peraturan dalam bidang pengairan ;5. Intensifikasi perencanaan pembangunar sumber-sumber air dengan peren-

canaan pengembangan dan Pemanfaatan sumber-sumber aL secara ter-

koordinasi.

Dalam tahun 1975/7976 pembangunan disektor pengairan akan terus

ditingkatkan yang meliputi perbaikan dan penyempurnaan irigasi, pemba-

ngun;Ln jaringan irigasi baru, pengaturan serta pengembangan sungai rawa dan

akan diadakan beberapa penelitian pertanian dan pengairan.

Hasil-hasil yang telah dicapai dalam REPELITA I adalah sebagai berikut :

a. perbaikan dan penyempurnaan irigasi yang menunjang areal persawahan se-

luas 957.834 hektar ;b. perluasan irigasi yang dapat menunjang perluasan areal persawahan seluas

191.246 hektar ;c. perbaikan dan peng,rmanan zungai meliputi 290.298 hektar ;d. pembangunan pengairan lain meliputi proyek persawahan pasang surut'

pengembangan rawa non pasang dan polder (temPat Penampungan) proyek

serba guna Kali Brantas dan lain-lain yang dapat menunjang perluasan areal

pertanian seltJrs 134.622 hektar dan pengamanan daerah produksi seluas

65.000 hektar. Perincian perkembangan hasil pembangunan disektor peng-

airan selama REPELITA I dapar diikuti dalam Tabel VII.60.

I

f -aI

It -

I

I

Page 352: N(ITA KEUANGAN

320

Tabel VII.60.

PELAKSANAAN PEMBANGTJNAN pENcAtRAN, 1969 tr97o - 797t 11974

( dalam bektu areal tanah ysDg disiri )

Eogrlm 1969/1970 19?0/r97r r97rlr972 rs72lr973 1973lts74 .Iunbh

Pctaitan irigali

Perlua3an irigasi

P€rbaikan dan p€ngamansnsuntar

Peruban8una p€ngairanlamDya

154,944 28b.257 957.834

45.834 3t.4E0 191.246

56.4?5 4r,113 290.298

45.197 93.261 199.622

210.330

43 . r53

21.059

171 .549

24.379

62.406

25.000

135,7 54

46.400

57.046

14.905

J ' r E l a h 347.801 451.711 1.639.000

| t . ^

7.5.2. Sektor cipta kaf,ya

Masalah-masalah mengenai penyediaan air minum, assainering (perbaikankesehatan lingkungan antara lain pembuatan saluran pembuangan kotoran),penyuluhan dan pembangunan perumahan kota dan desa serta [email protected] dan daerah tercakup dalam ruang lingkup sektor cipta karya. DalamREPELITA II pembangunan dibidang cipta karya meliputi penyediaan airminum, perumahan rakyat, perencanaan kota dan daerah, penelitian perumah-an rakyat dan penyediaan air minum.

7.5.2.1. Penyediaan air minum

Hasil-hasil usaha pemerinrah dibidang penyediaan air minum yang tela.hdicapai selanjumya akan diusahakan penyebarannya yang lebih merata kekota-kota ukutan sedang dan kecil, serta diusahakan pula distribusinya yanglebih merata ditiap-tiap kota. Diharapkan selama REPELITA I.I dapat dilaku-kan penambahan penyediaan air minum sebesar 12.000 liter per detik disam-ping penyelesaian arget REPELITA I. Dengan demikian pada aklrir

I

Page 353: N(ITA KEUANGAN

327

REPELITA II dapat dicapai urget penyediaan air minum sebesar 29.000 liter

per detik. Target penambahan kapasites air minum tersebut pembagiannya

adalah sebagai berikut : kota meuopolitan (penduduk diatas 1,5 juta) sebesar

4.o0o liter per detik, kota-kota besar (penduduk antara 0,5 - 1'5 juta jiwa)

sebesar 1.000 liter per detik, kota-kota sedang (penduduk antara 50.000 -

500.000) sebesar 6.000 liter per detik dan kota-kota kecil (penduduk kurang

dari 50.000) sebesar 1.000 liter per detik. Penyediaan air minum selama

REPELITA I adalah sebesar 6.222,5 liter per detik atau rata-rata setahun

1.244,5 litet per detik.

7,5.2.2. Perumahan rakyat

Penyediaan rumah yang sehat dalam lingkungan yang sehat merupakan

prasarana penting untuk kesejahteraan dan untuk peningkatan efisiensi

kerja. Masalah penyediaan rumah semakin mendesak terutama di kota-kota

yang padat penduduknya, Berhubung pentingnya masalah ini, Pemerintah

menempuh kebijaksanaan selain mengusahakan iklim yang sehat untuk

terselenggaranya peningkatan pembangunan perumahan oleh maryarakat,

juga secara aktif langsung mengusahakan pembangunan perumahan rakyat

dalam REPELITA II.

Pembangunan perumahan rakyat didaerah perkotaan akan mempunyaisasaf,an yang disezuaikan dengan pelbagai golongan pendapatan masyarakatdidaerah perkotaan. Untuk penduduk berpenghasilan sangat rendah yang se-bagian besar tinggal didaerahdaerah kampung akan dilakukan program per'baikan lingkungan perumahan kota (perbaikan kampung). Bagi pendudukberpenghasilan rendah akan diusahakur pembangunan lingkungan pcrumahanyaitu berupa penyediaan tanah matang dengan petlengkapan prasarana ling:kungan dan cara pembayaran yang ringan. Pemerintah akan membangun26.500 unit sites and services (pembangunan lingkungan perumahan) di Jakar-tz, 26.500 unit lagi di kota-kota lain. Dengan pembangunan ini diharapkanakan menimbulkan dorongan yang sirma secara lebih luas oleh PemerintahDaerah dan Swasta, sehingga jumleh keseiuruhannya diharapkan akan menca-pai 225,OOo unit. Untuk golongan penduduk berpendapatan sedang, diusaha-kan disediakan pembangunan rumah murah dengan sistim pembiayaan yang ku-rang lebih sama dengan pembangunan lingkungan perumahan. Selama REPE-LITA II diharapkan akan dibangun 90.000 rumah murah, yang pembangunanpenamanya akan dilakukan sebanyak 10.000 di Jakarta dan 10.000 lagi dikota-kota lain. Untuk melaksanakan pembangunan perumahan, maka dengan

Page 354: N(ITA KEUANGAN

Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 797 4 telth dibentuk Perum Pembangunan

Perumahan Nasional. Selain itu telah dibentuk pula Badan Kebijaksanaan

Perumalan Nasional dengan Keputusan Presidcn RI No. 35 tahun 1974

Untuk daerah pedesaan usaha-usaha akan dilakukan dengan memper-

baiki keadaan perumahan desa melalui pemugaran rumah desa Disamping

itu terus dilanjutkan penyuluhan, bimbingan tehnis, pengembangan uni!-unit

produksi dcngan menggunakan bahan bangunan lokal dan lain-lain'

Penyuluhan pembangunan Perumahan dalam REPELITA I antara lain

dilakukan dengan pembangunan rumah percontohan sebanyak 1'375 unit

yang tersebar dibeberapa kota di pulau Jawa'

7.5.2.3. Perencanaarl kota dan daerah

Usaha-usaha bantuan tehnis dibidang perencanaan tata kota dan tata

daerahterusdi lanju&andalamREPELITAlLSelaini tu jugaakandi lanjut-kan studi pengembangan kota seperti kota-kota Surabaya, Bandung, Medan'

Ujung Panrlang dan Semarang. Guna membantu kota-kota yang telah memi-

Liki rencana kota, akan dibenruk team penasehat yang meliputi pelbagai

elisiptin keahlian guna membantu penyusunan program pembangunan kota

masing-masing. Dibidang tata daerah akan dilanjutkan pula kegiatan studi

pengembangan regional yang telah dimulai dalam REPELITA I dengan

wilayah-wilayah lainnya yaitu Indonesia bagian Timur, me)iputi ptopinsi Nusa

Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Maluku, Sulawesi dan wilayah lain'

Bagidaerahdaerahyangtelahselesaidenganstudidaerahakandi lanjutkandengan feasibility studies yang lebih mendalam untuk proyek-ployek pemba-

ngunan yang telah diusulkan

7 .5 .2.4. Perclittan perumahan rakyat dan penyediaan air minum

Hasil-hasil penelitian perumahan rakyat dan penelitian penyediaan air

minum adalah berguna untuk menunjang ketiga program tersebut diatas'

Selain itu dibidang cipta karya dalam REPELITA I telah berhasil di-

susun s'uatu pedoman tata cata pelryelenggataan pembangunan gedung-

gedung negara.

Page 355: N(ITA KEUANGAN

I

323

7,5.3. Sektor tenaga listrik dan gas

Dalam tahun 1975/1976 pembangunan perlistrikan direncanakan akanditingkatkan. Pembangunan yang dimaksud adalah mencakup pemba:,4unanpusat-pusat listrik baru dan peningkatan pusat?usat listrik yang ada, pemba-ngunan dan perluasan transmisi, pembangunan dan peningkatan gardu induk,pembangunan dan peningkatan jaringan distribusi tegangan tinggi, pemba-ngunan distribusi tegangan rendah, pembangunan dan perluasan gardu disti-busi.

Hasil-hasil pembangunan perlistrikan selama REFELITA I antara lainadalah sebagai berikut. Rehabilitasi dan pembangunan tenaga lisuik 304,180MV, rehabilitasi jaringan transmisi 488,11 kilometer gardu induk 21 bualdengan kapasitas 475,25 MVA. Rehabilitasi jaringan distribusi tegangan tinggiL.673,62 kilorneter, dan jaringan tegangan rendah 1.611,19 kilometer danpembangunan gardu distribusi sebanyak 1.370 buah. Unnrk perincian lebihlanjut dapat dilihat pada Tabel VIL61. Produksi tenaga listrik pada awal rahun1969 adala} kurang lebih 1,8 milyar Kwh, sedangkan pada akhir tahunREPELITA I sebesar 2,9 milyar Kwh, atau produksi telah meningkat sebe-vr 12,2 persen serahun. Dari tabel tersebut dapat diperbandingkan antaratarget review (penyesuaian rarg€t) dan realisasi rehabilitasi dan pembangunantenaga Listrik sampai dengan 31 Maret 1974, maka, terlihat realisasi sebesar87,7 persen. Pelaksanaan rehabilitasi jaringan transmisi pada akhir tahunI{EPELITA I adalah sepanjang 488,11 kilometer (target review 825,5 kito-meter) atau 59 persen. Sedangkan tealisasi pembangunan disrribusi tegangantinggi adalah 1.673,62 kilomerer atau 74 persen dari target review yaitu2.26O kilometeri pembangunan disribusi tegangan rendah telah terlaksana1.617,19 ki.lometer atau 61,0 persen dari target review.

Dalam tahun 7975/1976 akan ditingkatkan penyediaan gas, jaringar dis-tribusi gas dan pengembangan sarana penunjang.

Adapun hasil peningkatan tenaga gas selama REPELITA I adalah seba-gai berikut. Rehabilitasi produ-ksi gas mencapai 0,459 (109kcal) per hari,penyaluran gas bumi q260 (lOvkcal) per hari, rehabilitasi jaringan distribusigas sepanjang 148,12 kilometer dan rehabiltasi meter gas 6.656 buah.Perkembangan hasil rehabilitasi kegiatan produksi gas dapat diikuti daiamTabel VII.62.

Page 356: N(ITA KEUANGAN

324

, - €E t €

. 6 9

$$e ab sE , E

aETE

t *

O . n+ j 6

\F O \( E T ' ! | j ;

tr

N O \( D H

n 1 l . tcg:. . r + +

c.l

q +e^ !t-

ra \oi t\ t-\

\

+ o 1o: \o-E AR

d d . ih N \ oH N

a - $ O

. F O

N N

O NF - g \ c )

Fr O\o d j jN r a e

o\

o 6d f o \os

+ tcD- ,r1 +_9 r ^V N r t -. n @ F .

o\

F

\ o + r ,d \ o r \ci .i

"i

E

; c . i * i +

c{

)

i..6

6

o\

Nt to\

cl

F'6

a.ro\

t9\

F.o\

a6

9a

I

E.lEg

x

\t1rt

2F

-

&

F]

I,i.

Page 357: N(ITA KEUANGAN

EI

b

E

&

33R=

Ri f lR S6 o ) o 6 r < t t

bE>N i355s 5

illr lv1

X

d i r : - '- l 6

tri

i

Page 358: N(ITA KEUANGAN

326

T a b e l V I L 6 2 .

HASIL REHABILITASI KEGIATAN PRODUKSI GAS DALAM REPELITA I

196911970 - r97yt97+

H a r i l

Jenb r€babi litrri1969/1970 r970/r97r l97rlr972 r972lr97t r97'lr974 Jluhh

l. Rehabilitari jadngdiltdbusi ga! (km)

2. Rehabilitali m€trgas ( buah )

3. R€habiliaa3i produki i\gas ( lov L.allhdi)

4. Penvaluran ras bumi( logket/had )

4r,,+16 148,1

1.250 6,656

l0 , l l3

888

0,036

26,60E

2.t04

0,092

37 p92

2.096

0,159

32,89r

318

0,092

0,260

)

1 )MMca lpe rha r i= I x I 09 kca l pe r ha r i ( = ! 1 .16x 106 kwh Pe rha r i )

7.5.4. Sektor bina marga

Dalzm tahun 19751197 6 pembangunan bina marga terus dilanjutkanyang meliputi pemefihafaan, rehabilitasi, peningkatan dan pembengunan ja-lan dan jembatan.

Pada akhir REPELITA I keadaan jalan negara menunjukkan garnbaranyang berikut : jalan dalam keadaan baik 40 p€rs€n, dalam keadaan sedang 41persen dan jalan dalam keadaan rusak 19 persen. Hasil yang telah dicapai

selama REPELITA I adalah r Rehabilitasi jalan sepanjang 6.5 34,5 km, rehabi-litasi jembatan 20.131 m, upgrading jalan 3.784,8 km, pembangunan jalan367,2 kr , upgrading/pembangunan jembatan 15 .56?,6 m yang meliputi7O7 buah jembatan dan setiap tahun selama REPELITA I telah dilaksanakanpemelihataan jalan sepanjang 25 .000 km. Adapun perkembangannya dapatdiikud pada TabcMl65.

Page 359: N(ITA KEUANGAN

t27

,rac

G|

E;rE

tP

q 9

\o-

ct vi

+ oO \ O@ F

aN C O

Or O\O\ t\

\ o i

. ' | O

+ i

E5o €

t AH A

- 3 8

A ' j e i r . i

6 ! l a \o i q i o i l6 F a \

u r \ 6 lr r + + t\E .a !O \or! ulq \ €a

88s $o c o o du i - i(\

,,, ,.i d+ o ( \ l dF - \ O O \ H

F i . i

tf .6 F.e + O lq ',! {'r

rar a\N \ O + F .€ co .6 .rta T F .O t'{

, v l o -I O\ \at t\

H \ < f NO \ F

O r c >O No a o t '

t-o\

f..

q\

c-o\

Nt-

F-

c-o\

D\

t-

E,.ER h

3c'Eir i:. 4 4tE

=

zzz

a \o<q

z

Ffu)

4

I

-t

ti_t-

I

t

IIL

Page 360: N(ITA KEUANGAN

328

is3

f,r

II

II

x

E8!6

i

6 C

0 - 6 -

O - $ - O - t O

ft \

Fo\

It\o\€\t

*z

:1

c,

l-

Page 361: N(ITA KEUANGAN

G r a f i k V l t , 2 5 .

HASrL - HASTL PEMBAI{GITNAN JEMBATAT{ | t969ll970 - l97l n974

J

r-t

T.

7r

(000 netcr)

R.habifit !i

(000 mctcr)

IIIII

19691r970

197Olt97l

r97 rll972

r972l197t

1973119?4 (sem€ntrre)

PambEn$r'rn banl

Page 362: N(ITA KEUANGAN

/,-

t

I 330

7.5.5. Perhubungan

7,5,5.1, Perhubungan darat

J

Keadaan angkutanjalan raya selama REPELITA I telah mengalami kema-juan yang berarti baik dalam peningkatan angkutan umum maupun jumlahfisik kendataan bus, rruck, mobil penumpang dan sepeda motor.

Dengan meningkamya perbaikan jalan dan jembatan, maka pengemanandan keselamatan jalan raya terus diusalrakan agar terbina tertib lalu lintasguna kelancaran angkutan darat.

Selama tahun 1969 sampai dengan tahun 1973 telah ditambah 16 buahjembatan timbang, alat penguji 15 buah,load motor 14buah, sejumlah ken-daraan pattoli jalan dan 14 pasang rambu jalan (rraffic light). Sedangkan jum-lah bus mengalami itenaikan sebesar 48,2 persen atau rata-rata setahun 12,1persen dan jumlah truck meningkat dengan 50,6 persen arau rata-rate bertam-ba} dengan 12,7 persen setahun. Perkembangan armada jalan raya dapat di-ikuti dalam Tabel VII.64..

T a b e l V I ! J 4 .

PERKEMBANGAN ARMADA ANGKUTAN JALAN RAYAT 1969 - 197!

(,t.t.n budt )

Trhun B u r Mobil barang/rruck Mobil porumpang Junlah.'L

I

F

L

\969

1970

7977

t972

L97 3

20,497

23,45 |

26,488

30.368

95.660

99.8t4

.LLz.878

131.775

144.060

272.123

235,8L6

256,988

277.21O

307.739

32a.280

359.081

392,424

+34.873

482.167

I

Page 363: N(ITA KEUANGAN

t

331

7.5.5.2. Angkutan kercta api

Perkembangan produksi perkereta apian tahun 1969 - 1973 dapatdiikuti dalam Tabel VII.65..

Trb e l V l I .65 .

PERI(EMBANGAN PRODUKSI PERKERETA APTAN 1969 _ 1973( dalan juaan )

rbhun T,;'*6* *"Hffl?",* ?f.Ti r,Tiffir

7 - , l

1969 55 ,4 t,422 4,0 859 ,7

7970 52,4 3.+66 4,O 855

797 7 50 ,99 3 .623 4 ,2 949

7972 4nJ 3.352 4,6 1.038

7973 29,4 2.725 +,9 r.068

Adanya gejala penurunan penumpang kereta api tersebut karena perpin-dahan penumpang jarak dekat pada angkutan bus dan lain-lain ienis angkutanyang mengalami kemajuan antara lain berkat adanya perbaikan jalur dan jem-

baan.

Pada tahun 1975 produksi angkutan kereta api akan lebih ditingkatkan

dari pada keadaan uhun 197+, ymg meliputi angkutan barang, angkutapenumpang klas I, klas II dan klas IIl.

Dalam masa REPELITA I tehabilitasi perkereta apian meliputi r

l.l53 buah gerbong kereta api, 281 buah kereta, 51 lok diesel' 32 lok uap,penggantian rel 681,6 Urn, 1.27+ juta bantalan rel dan perbaikan pada pilar-

pifar jembatan kereta api sebanyak 33.377,5 mt. Secara terperinci dapat

dilihat pada Tabel VII.66.

A

Page 364: N(ITA KEUANGAN

3 i 2

T a b e l V I I . 6 6 ,

PERKEMBANGAN REHABILITASI BERKERETA APIAN, 1969 N97 O - 797' II97 +

't U r r i c n 1969/1970 r970/r971 r97r/rS?2 i972!r975 r97tlt974

l. Pengantian lel ( k[ )

2, Peng8antian bantalan (ribuan bt)

5. Pcrbaite pibr tDbat3n ( 63 )

4. Bangunar qpcla|ionil ( In2 )

5. Lok uap ( buah )

6. LoL dics€l ( burh )

?. Lok liitrik ( buah )

8. Ictlaa ( buah )

9. Ccr6cl8 ( bush )

10. Arsedbling Serbmg ( buah )

ll. Jelobatan :

a- beton ( buah )

b. baja ( buah )

406

5,243

1.376,6

l5

l 3

135

126,1

188,4

3.359

4.038,3

4

92

301

150,3

2r8,7

2,474

3.!7r

3

5

?36

| 24,6 l86p

280p 180p6

?.943 1435E,5

7.?01 9,469

l 0 5

- 2

65 52

380 2 l r_ t b

b--..,

I

:

69

56

3,1

A

7.5.5.3. Angkutan sungai, feny dan danau

Dalam tahun 197511976 kebijaksanaan pembangunan sur3ai, danaudanferry akan dititik beratkan pada penyelesaian pembangr-;.ar tai r.,n 197411975yang menunjang peningkatan kemampuan feny dan peningkatan keamananpelayaran sungai. Untuk pengembangan angkutan ferry perhatian akan diberi-kan pada Iintas ferr/ antara Merak - Bakahuni, Loa jznan - Samarinda,Bajoe - Kolaka, Lombok - Bali, Perayan - Balikpapan, Sibolga - Nias,'Lombok - Sumbawa dan Poka - Galala (A,-nbon)

Sebagai hasil REPELITA I telah dibangun 28 buah derrnaga, pemasrnganrambu-rambu kapal keruk dan lain-lain 789 buah, penambahan kapal ker3a24 buah dan sebuah kapal keruk. Disamping inr telah diiakukan penelitian15 buah sungai di Kelimantan dan 6 zungai utama di Sumalera.

Page 365: N(ITA KEUANGAN

I

311

7.5.5.4. Perhubungan laut

Sebagai negara yarg terdiri dari banyak pulau maka perhubungan lautmempunyai peranan yang penting terutama untuk memperlancar arus barangantar pril.au. Diperkirakan tingkat pemrmbuhan muatan akan naik dari8 persen pada tahun 1974 sampai mencapai 10 persen menjelang akhirREPELITA II. Jumlah muatan antar pulau akan bertambah dari 19,7 jUta

menjeAi 26,77 juta ton, sedangkan jumlah muatan pelayaran samudera me-ningkat dari 5,3 juta ton menjadi 7,3 juta ton.

Dalam rangka pengembangan armada nasional maka pada buian Pebruari1974 pemerintah telah membentuk PT. Pengembangan Arnrada Niaga Nasional( PT. PANN ). PT. ?ANN antara lain mengusahakan pembelian dal menyewa-kan kapal untuk keperluan pengusahaan pelayaran nasional. Selain itu peme-rintah melanjutkan peneniban perusahaan perkapalan, penertiban perusahaanekspedisi, standardisasi- kapal, penertiban tarip angkutan laut dan lain-lain.

Untuk dalam negeri, sasaran REPELITA II adalah peningkatan produk-tivitas angkutan dari 12 ton per Dwt per tahun menjadi 18 ton pa Drt pelulun. Peningkatan kemampuan armada diusahakan terutama dibidangarmada nusantara dengan melakukan rehabilitasi rbesar 60.000 Dwt, sertapenggantiar dan penambahan sebesar 138.000 Dwt.

Armada pelayaran terdiri dari armada peleyaran nusantara, pelayaranlokal, pelayaran samudera dan pelayaran khuzus.

Untuk memperlancar den mengembangkan potensi perckonomian didaeralidaerah yang kurang banyak disinggahi kapal komersiil, maka Peme-rinuh sejak April 1974 telah mengusahakan 6 kapal perintis yang secara ter-atur dan tetap menghubungi daerahdaerah tertentu. Daerahdaerah yang dimaksud'adalah daerah Sumatera Barat, Maluku, Ambon, Nusa TenggaraTimut dan Nusa Tenggara Barat.

Armada pelayaran

Sejak dimulainya program pelayaran tetap dm teratur (RLS) untukpelayaran nasional sejak 1969 hingga 1973 teluf:. terjadi perkembangansebagai berikut.

L_-. \

r

il.

Page 366: N(ITA KEUANGAN

tt4

Tsbcl Vtr .67,

PENKEMBANGAN PEIIIYARAN NIAGA NUSANTARA, 1969 _ I97'

Tahunlunlah kapd Kqal*ryal ymg bcroperaei

t Krpd Krpsl'

1969

7970

L971

t972

1973

182

273

242

242

312

130

2 1 2

2t5

282

312

184.350

267.759

32r.669

127.669

376.DOO

138.004

234.685

238.535

32r.669

,76.OOO

r^F

Perkembangan jumlah kapal armada niaga nusanraxa yang dioperasjkan s€la-ma tahun 1969 - 7973 menunjukkan kenaikan yang pesat yal<ni sebesar 140 per-sen, sedangk€n kapasitas kapal meningkat dengan 172 persen (Tabel VII.67.).

Armada pelayaran lokal jtiga rgcngalami kemajuan s€perti terlihat padaTabel VII.68. Selama REPELITA I perkembangan kapasitas armada ini telah me-ningkat sebesar 53 persen, sedangkan muatan yang diangkut ruta:rLta meningkatdengan 9,5 persen setahun. .

Tabe l V l I .68 .

PERKEMBANGAN ARMADA DAN MUATAN PEIAYARAN LOKAL.7969 - 1'7J

^ Toh un lc.n4(umt) DrvtMusta! ymg disngkut

GTDUAn totr)

1969197079717972t97 3

60.70090.mo8 3.g0o86.00092.679

r.162r.278t.+797.543r.605

803777623679980

Page 367: N(ITA KEUANGAN

335

+t\o\

F!a\

6

0\\oo\

{&

. F9 zG r <

>zJ <

;zl r z

-l|.ltrz42

zcv

1

I

sq

Efi

i9

I

o5

cr

b

x

e - t

5€

\ot\

Page 368: N(ITA KEUANGAN

336

Status armada pelayaran samudcra sampai akhir tahun REPELITA I

terdiri dari sebagian kapal milik, serta sebagian besar dari kapal sewa beli dan

kapal charter seperti terlihat pada Tabel VII.69'

Tabe I V lL69 .

PERKEMBANGAN ARMADA PELAYARAN SAMUDERA

1969 - 1973

Tahun Jumlahkapal

Kapadtas kapal(dalarn ribuan dwt)

Muatan yang diqgl t(dalam ribuan m,ton)

t969

7970

197 |

1972

1973

3 9

48

5 9

4 I

1 . 3 1 0

L , 5 r l

src 2)_ 3 )

3 1 8

t86

489

472

387

I

1) status r 53 kapal terdiri dafl :a). 18 Kapal milik dengan kapasitas 165'714dwt'b). l9 Kapal sewa beti berkapasitas 162.866 dwt.c). l6 Kapal charter dengan kapasitas 143.7I0 dwt'

2) Angka sem€ntara

3) Data tidak te6€dia.

Armada samudera meliputi armada samudera muatar umum dan khusus.

Kapasitas armada samudera muitan umum peda Permulaan REPELITA II

berjumlah 278.276 dwt, pada akhir REPELITA lI diharapkan menjadi

547.409 Dwt. Peningkatan kaPasitas tersebut untuk mengimbangi kenaikan

arus muatan ke Jepang, Ausralia, Amerika dan Eropah yang diproyeksikan

sekitar I - 10 persen setahun, sehingga pada akhir REPELITA II muatan

diperkirakan mencapai 7.261.O00 ton.

Dibidang pelayaran khuzus yang dipergunakan untuk pengargkuun

jenis barang tertentu menunjukkan petkemban grirl yang cukup baik. Sebagai

gambaran unruk pelayaran khusus pada tahun 1968 jumlah kapal adalah

23 buah dengan kapasitas 500'000 dwt, dan pada tahun 1973 jumla'h kapasi-

tzs armada tersebut meningkat menjadi l,422.OoO dwt' Nzmun demikian

I

Page 369: N(ITA KEUANGAN

I

J t l

bagian yang diangkut oleh kapal-kapal nasional ini masih kecil.

Armada pelayaran rakyat yang menunjang pelayaran tetap dan teratur(RLS) pada akhir REPELITA II diperkirakan berkapasitas 45 .200 dwt dengan

daya angkut sebesar 15 pers€n dari seluruh muatan antar pulau.

7.5.5,5. Prasarana pelayaran

Ltntuk menunjang perkembangan dibidang pelayaran perlu disertai perba-

ikan ilan peningkatan kemampuan Prasarana pelayaran seperti Pelabuhan,alat kes:lamatan pelayaran dan pengerukan alur pelayaran.

Useha-usa.ha yang telah dilakukan adalah mengadakan rehabilitasi drn

perluasan fasilitas pelabuhan antara lain dermaga, penahan gelombang,

gudang, Iisuik dan telekomunikasi serta pengerukan hrmpur. Usaha pening'

katan keselamatan pelayaran meliputi perbaikan elektrifikasi menara $rar,

rambu suar, kapal rambu, bengkel perambuan, penetangan lauten dan detmagaperambuan.

Felrbuhan

Hasil pembangunan fasilitas pelabuhan dapat diiihat pada Tabel VII.70.

Kegiatan pengerukan dilakukan pada beberapa pelabuhan dan alur-alurpelayaran antara lain pelabuhan TanjungPriok, Pasar Ikan,Cirebon,Palembarrg,Bengkulu, Jambi, Pontianak, Banjarmasin, Belawan, Semarang, Tegal, Suraba-

ya, Gresik, Probolinggo, Menado dan Bitung.

Disamping itu telah direhabilitasi pula fasilitas arrnada keruk dan per-

bengkelan yang dipusatkan pada 5 pangkalan yrinr, Belawan, Tanjur,g Priok,

Semarang, Surabaya dan Menado.

Hasil pengerukan dapat dilihat pada Tabel VII.71'

7,5.5,6, Produksi jasa dan industri maritim

Kegiatur produksijSsa dan indust-ri maritim mentpakan faktor penunjang

bagi kelarcaran kegiatan operasionil sektor perhubungan laut, yaitu meliputi

pemelihar aal dan perbiikan kapal, pembuatan kapel serta penga.ngkatan ka-

pal yang rcnggelam.

Dari Tabel It1.72. dapat dllihat hasii kegiatan prcduksi jasa dan indusri

maridm.

l

I

Page 370: N(ITA KEUANGAN

338

Tsbe t V I I .7O.

REALISASI FISIK PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN

7969/797 0 - 1973/19?4

*

U t a i a nTalger

PELITA tRealisr' ,i Pelabuhan

l. Kade / dems.gg

- Rehrbilitasi (m2)

- Penambahan (m2)

2. Peoohan gelombang

- Rehabilitasi (m2)

- Eenambahan (m2)

3 , G u d e n g

- Rehabilitasi (m2)

- Penambahan (m2)

4 . L i s t r i k

- Rehabilitasi (kva)

- Pcnambahan (liva)

5. FEsilibs air

- Rehabilitasi (ton/hari)

- Penambahan (ton/heri)

6. A-lit bongkar muat

- Rehabilitasi (ton)

- Pen:|Inbahsl| (toE)

16.83 3

840

425.990

21.300

2.560

5.250

3 5.850

51.660

29.764

18.921

6.45 5

rti.

48.334

1L.700

229

60

3.399

2.O35

27

t 7

L

r5

I

Ir' l o

I

6750

Page 371: N(ITA KEUANGAN

I

L

I

339

T o b c l V U . 7 1 .

PERKEMBANGAN HASIL PENGERUKAN PEI.JTBUHAN, 1969II97O - I97'11974

( dalam jutaan n3 )

Target Realisasi Persentase tarhadsp target)

IY

1969t 1970

t970t7971

t97 rt 1972

1972t1973

1973t7974

11,0

10,0

15,6

5I

lo

r l , l

o

7,6

146

165

106

180

152

KeterEatan r tahun 1969/t970-197f/1972, junlah lunpuryang dikcruk drla$ juta mr hopp€n (lulnpurtcrcr-Eput air), s€danB tahun.tahun sesudah ituludpur yanS dikanrk berupr paeir pddat.

L-\ T a b e I V I L 7 2 .

HASIL KEGIATAN PRODUKSI 'ASA DAN INDUSTRI MARITIM,I969 _ 7973

Jenis kegistaD 1970 L97 3v--

tttlAI

LL

jr -I

l. GRT tapal yang naik docl. (dwt)

2. Kspal yang naik dock ( buah )g, Kapal tayu yrng dibangun ( buah )

4, Kapal baja y.ng dibanSun (buah)

5, Td|[r€ tap.l yang dibaqun (dwt)

6. Krr.nEka tapal yanS dian8tat (buah)

7. So'ap yeng diantkat (tqt)

33t.900 452.000 564.000

1.Er9 1.816 1,455

31 78 60

26 60 90

5.000 10.079 I1.000

5 rl3 I 1/3 14

3.800 2.310 4.024

463.000 6I0.400

90 169

10.200 15.097

3r t l2 3

2.52? 3.430

GRT : Eros! rEgilt r tqr.

Page 372: N(ITA KEUANGAN

C r a f i k V I I . 2 7

HASIL PENGERUKAN PELABUHAN, 1969II97O - I97317974

( dslaa jutistr n 3 )

1

l . ' |

r

A

1969/1970 l970ll97r l97rl197z

TaEEt ( hopFo )

RcaI!.d ( hopFo I

t9?211973 197311974(scmentrra)

! r.g"t 1p""np.d* )

lI Rcali.li ( parlt psdBt )

II

Page 373: N(ITA KEUANGAN

34r

1

7.5,5.7. Ferhubungrn udarr

Dengan adanya rehabilitasi dan upgrading pada fasilitas pelabuhan udaradafarn REPELITA I frekwensi penerbangan, jumlah kapal udara, dat dayrangkumya meningkat. Frekwensi penerbangan ke daerahdaerah pada umum-nya naik 200 persen dan untuk lapangan-lapangan terbang tertentu sampai,[00 persen.

Untuk menunjang usaha peningkatan angkutan udara, telah dilakukanrehabilitasi pelabuhan udara dan perbaikan keselamatan penerbaagan.Dalam REPELITA I telah direhabilitasi dan di upgrade sebanyak 4l pela.buhan udara sehingga meningkatkan daya pendararan pesawat udara. Selainitu dibidang fasilitas keselamatan penerbangan telah diadakan penggandanperalatan telekomunikasi, peningkatan tenaga pembangkit lisgik, p"rb"ik"nfasilitas pendaratan ma.lam dan perluasan/pembangunan gedung stasiun di18 pelabuhan udara.

Perkembangan produksi penerbangan sipil dalam negeri dan penerbanganluar negeri dapat diikuri pada Tabel Vll.73. dan Tabel VII.Z4..-(

T a b e l V I I . Z 3 .

PERKEMBANCAN PENERAANGAN SIPIL DALAM NEGERI, T969 - 1973

U r a i a n 7969 197 0 1 9 7 1 1 9 7 2 r97 3

\

Km pesawat (ribuan)

Penumpang diangkut (ribuan)

Earang (ton)

Jam terbaog (ribuan)

Ton/km tcrsedia (ribuan)

Ton/km produksi

12.762

+99

4.r29

45

5 '

3 5

16.480

770

4.940

5+8051

20.458

993

7.O75

6 I

102

69

26.942 r1J941.235 7.649

71.094 13.790

74 85t26 2148 2 1 1 5

Page 374: N(ITA KEUANGAN

342

+l

Tabe l V I I . 74 .

PERKEMBANGAN PENERBANGAN SIPIL KELUAR NEGERI1969 - r97t

U ra ian 1969 r970 r97r 1972 r97 3r.

1- -.4

Penumpang

Barang ( ton )

Jam terbang

Ton/km tersedia

Ton/km produksi

98.937

3.326

7.9+r

+6.302

31.3 51

79.287

4.0r9

7.872

8+.5+9

40.831

80.651

7.35+

9.+44

102.815

47.151

85.963

2.304

ro.45r

122.+27

56.O7 3

97.098

t.r25

ro.340

727.3+8

62.67+

I

Page 375: N(ITA KEUANGAN

3+3

i

7.5.5.8. If{e te orologi dm grafisika

Dalam REPELITA I dari 57 stasiun pengamat meteorologi yang tersebardidaerahdaerah trlah direhabilitir sebanyak 46 buah. Khuzus dalam tahun19731197+ telah direhabilitir 12 stasiun meteorologi dengan lokasi di Jakarta,Medan, Kupang, Ujung Pandang, Rengat, Banjarmasin, Palembang, Padang,Pontianak, Pakanbaru dan Tanjung Karang sena gedung akademi meteorologidan geofisika ili jdiarta.

7.5.5.9 Pos giro dan telekomunikasi

Sampai akhir REPELITA I telah dibangun 116 kantor pos dan 3 buahkantor pos besar. Untuk menampung kegiatan-kegiatan pos didaerahdaerahyang belum ada kantor pos diusahakan pos keliling.

Perkembangan dari produksi jasa pos dan giro semakin meningkat daritahun ke tahun seperti yang dapat dilihat pada Tabel VII.75,, sedangkanperkembangan pembangunan pos dan giro dapat diikuti pada Tabel VII.76.

Tabel VIL75.

PERKEMBANGAN ARUS I.ALU LINTAS POS DAN GIRO, 1969_1973

t

l.-.t-

U r a i a n 1969 197 0 197 7 t 9 7 Z 197 3

I

1.

.,

4 .

Surat pos (jutaan)

Wesel pos (milyar rupiah)

Peredaran giro dan cekpos(milyu rupiah)

Tobudgan (juta rupiah)

1+7

74,90

97 6t

s 9 , 3 7

r59

20,41

106,65

1,t6,05

181,9

26,+8

t24,3

t77,65

796 176,5

5 Z ) 5 + ) , O )

757,26 204,19

499,52 1.414,98

Page 376: N(ITA KEUANGAN

344

Trbcl V l l .76,

PERTEMBANGAN PEMBAT{GT'NAN FOS DAIT GTRO

1969tr970 - r97llr97+

I Jc r Pcob.Ft.r 1969/70 r970l7r t97th2 r97:tl7s r97tl71 Jubh

6

25

5

l4

t-

t

l. KEntor pos ['€mbanu

2, Ksntor por tanrbaher

3, Xanto poe uas tu l)

4, Kantor poa betarkb! r 2)

5. Kantorpos ibukob

6. Kantor dacr po€

7. Scnftal giro

E. Mes Fngawal po€ket€t4 api

9. Pos kcliling I

a. Scpeda Eotor

b. Postalvan

10. Pqs kilrt : poBta.lv6.n

9

I

t04

l l

sr 19

4 -

I

66 10

5 8

E l t

I

I

I

2

l0

9

I

I

I

I

3

l0r

30

56

l) Kantor Pos tls! lII adalah Lantcr pos yang s€tingl@t l€bih tinggi dari kurtor poc Pcmbanbr / tambah.n'berulur.n I 256 M2.

2) Kantor po6 beear klas t ialah tantd po6 b€sat yanB barub.|f n kbih dad 1500 M?. Dalam tabcl tcrr€buttidat terEllul 48 bu.h postakan (Eobit pos) dari barrtua.tl Auttrafia.

Jasa pelayanan telekomunikasi antara lain berupa kegiatan telepon, telegraP, telex

dan radio.

Dalam REPELITA II titik berat kebijaksanaan dalarn pengcmbangan teleko-

munikasi adalah ,

1. Pembinaan fasilitas telekomunikasi berupa jaringan telepon, microwave, teler(

dan lain-lain dalam satu sistim telekomunikasi nasional yang menjamirr

penggunaan spekEum s€cafa optimal dan efisien.

Page 377: N(ITA KEUANGAN

3+5

2. Meningkatkan penyempumaan institusionil.

Adapun perkembangan dari unit telepon dapat diiklti pada Tabel VII.77.

Tobe l V I I . 77 .

JUMLAH UNIT TELEPON OTOMAT,1969 _ 1973( dalam buah )

1

T a h u oO t o m & t M a n u o l

scntrdl Unit telepon s€ntral Unit telepor

t 9 6 91 9 7 07 9 7 1t 9 7 ZL 9 7 3

84.1OO90.30099.300

110.860Lzt.460

to7.29599.9r4

704.7341o2.723101.920

25273 05 5

501499496495504

Dari Tabel diatas perkembangan jumlah unit telepon otomat meningkattala.l.ate 11,0 persen setahun.

Dalam REPELITA II diutamakan pembangunan jaringan utama tansrnisiyarg mempertautkan bagian terbesar tanah air, yaitu jaringan yang menghu-bungkan daerah Jawa - Bali, Sunatera, Nusa Tenggara Barat dan NusaTenggara Timur, Sulawesi dan Maluku,

Telah diselesaikan .pembangunan transmisi microwave Jawa,/Bali yang-dapat menyediakan pelayanan hubungan telepon otomatis Jakarta, Bandung,Cirebon, Semarang, Yogydkarta dan Denpasar. Sedangkan jaringan lain yaitumicrowave rans Sumatera akan diselesaikan tahap Jakana Palembang pada

akhit tahun 1974. Pembaryunan mictowave Indonesia bagian timur danhubungan Surabaya - Banjarmasin dengan sistim troposcatter telah dimulai,selain itu terus ditingkctkan hubungan dengan transmisi radio gelombang'pendek dibeberapa kota.

Dalam rangka pengembangan telekomunikasi maka dalam tahun 1975

akan dimulai dibangun sistim komunikasi satelit domestik yang akan digunakanuntuk fasilitas hubungan telepon, t"l"g."p, telex dan siaran televisi.'

Mengenaiperkembangan.telekornunikasidapatdiikutidalnriTab€Ml.78'

.,(

Page 378: N(ITA KEUANGAN

TsbeMI .78 .

PERKEMBANGAN TELEKOMUNIKASI

1969 - 1973

1970 t97l r97 2 r971

s, Idu lintas telepff

lntcrrEsiqal :

- Banyak pcrmintarn

( ribu )- Banyak menit percakapan

( ribu )

b. Irlu lintas tel€p(rl dal t

neg€fi t

- Pulsa (ribu)

- Call (ribu)

Telegrap &lam negeri r

- Jumlah telegrap (ribu)- Jumlah kata (riht

Tdcgep luar ageri r

- Jumlah telc$sp i(rihr)- Jurnlsh kata (riht

T c l c x c

- Judah plsa (rihr)

157,3 202,3

1.090,6 r.249,r

88.747 t19.609,2

r.558,6 2.091,3

2.733,O 2.389,9

60.059,0 62.A27,O

391,0 379,211.990,3 11.381,3

208,8 257,8

1. t64,8 1.219,1 1)

- Lokal (jqnlahFrlsa) 176.102- Samhrgan largsung

jarakjauh

156.208 r62.42i 216.A42 232.489 r)

62,4

277

55.r84,2r.375,9

2.O84,O

55.817,0

t89A72.663,6

3.701,7

c

2t7.404,4

3,217,4

2.696,5

74.576,O

411,4

r r .961, I

404.830

5.397

1.459ro5.247,O

488,3

15,O23,1

9.925,3

1) Angka semcrtara-

4.91+,0 6.786,7 7.876,2

Page 379: N(ITA KEUANGAN

t + t

t

7.6. Pendidikan dan kebudayaan

. Pembangunan bidang pendidikan meliputi banyak masalah, antara lain

an4k-anak umur sekolah yang ndak terampung pada sekolah-sekolah yutg

ada, prasatana sekolah yang jauh dari mencukupi, masalah kurikulum

pendidikan yang hanrs disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan, ketidak

seimbangan diantara berbagai tingkat dari jenis pendidikan, dan pengelolaan

pendidikan yang perlu ditingkatkan.

Adapun . kebijaksanaan yang akan ditempuh selama REPELITA II

adalah sebagai betikut : untuk mengatasi masalah relevansi dan kwalitas

pendidikan, maka akan diadakan perubahan kurikulum yang sejalan dengan

perkembangan ilmu, tehnologi, lingkungan hidup' dan kebutuhan-kebutuhan

dalam pembangunan.

Dalam rangka memberikan kesempatan yang lebih luas unruk mendaPet-

kan pendidikan, maka dari Pemerintah dan masyarakat diharapkan akan

dapat mengusahakan perluasan daya tampung pendidikaa dasar. Kebijaksanaan

Pemerintah untuk membanru pendidikan dasar antara lain terlihat pada

Instruksi hesiden No. 10 tahun 1973 dan Instnrksi Presiden No. 6 tahun

1974 tentng program bantuan pembangunan sekolah dasar' Dalam rangka

ini maka untuk tahun kedua REPELITA lI akan dibangun 6.000 gedung

sekolah dasar lengkap dengan petabot sekolahnya. Disamping peningkatan

mutu dan kesempatan belajar melalui sekolah, akan.dikembangkan pula sistim

pendidikan diluar sekolah. llal ini ditujuka't unftk meningkatkan ketrampilan

dasar yang sangat diperlukar oleh generasi usia sekolah yang tidak daPat

menikmati pendidikan lewat sekolah' Sehubungan dengan kegiatm diluar

sekolah tersebut dalam rangka pembinaan generasi muda akan dikembangkan

pula gerakan pramuka.

Kebijaksanalrn pemerintah dibidang pendidikan pada umumnya dituang-

kan dalam bentuk program-program yang meliputi pendidikan dasar, pen-

didikan tingkat lanjutan pertrma, pendidikan tingkat lanjutan atas, pen-

didikan tinggi dan pendidikan non formil ; program pembinaan bakat dan

prestasi ; pembinaan generasi muda dan olah raga, pengembangan sistim

pendidikan, penyelamatzLn dan pemeliharaan warisan budaya, pendidikan

dan pengembangan ke budr.yaan nasional

Dalam rangka trantnittl' peelbangunan sckolah dasar maka pada akhir

-|.

Page 380: N(ITA KEUANGAN

348

REPELITA I telah dibangun 6.000 gedung sekolah, pengadaan 3,6 juta buku

dan diangkat 57 .740 garu sekolah dasar.

Mapun perkembangan dari pada jumlah murid per tahun untuk sekolah

dasar rata-rata mencapai kurang lebih 4%, sedangkan sekolah lanjutan

pertama dan atas kurang lebih 6,5%.

Dari Tabel VII.79. dapat diketahui bahwa dari jumlah murid sekolah

dasar yang terdaftar hanya kurang lebth 12% yang melanjutkan kesekolah

yang lebih nnggi. Sedangkan perkembangan dari pada pembangunan sarana

pendidikan dapat diikuti dalam Tabel VII.80.

TsbcMl.79.

JUMLAH MURID SEKOLAH DASAR SAI1PAI DENGAN PERGURUAN

TINGGI. NEGERI DAN SWASTA. 1969 - 7973

1969 7970 1972 tgfi 4',

74.270.OOO

r.593.715

7 68 -625

sD 1)

SLTP 2)

SLTA 3)

l'qyT rTcsi 262.+ssoan,{Ktoeml

15.216.000 15.681.000

1.704.980 1.780.025

803.995 849.980

280.965 297 .265

16,156.000 16.644.000

1.969.il5 2.053,7 rO

923.7 30 975.153

313.340 329.300

1) termazuk madrasah ibtidaiyah

2) termasuk madrasah tsanawiyah

3) tcrmazuk madrasah aliyah

4) angka sementara

Sehubungan dengan pelaksana.an program pendidikan dalam tahun

pertama REPET.IIA lI (dalam rangka pembangunan pendidikan dasar)

telah dicetak 44.j.00 buku pelajaran untuk sekolah dasar dan direhabilitasi

2.O7O n2 ruangan belajar. Berdasarkan Instruksi Presiden No.10 i:rhun

1973 dan lnsmrksi Presiden No. 6 tahun 1974 sedang dibangun 6'00o

gedung sekolah dasar lengkap dengan perabotannya diseluruh Indonesia.

I.

Page 381: N(ITA KEUANGAN

349

t!

Ea

o + N *o .vr rYr rrr* c D i l+' i

f is= Iq ot f.t

N

o O P F -a.r rrt f aarO \ O \ r ^

r O c O F -F\ CO ..r \ON o w r

i--r O F-i'\ | N !'<t\

O N C Ot N \ O

|Yt.';

d Gl R! .rl

!i ti rr lr

r A N ( Dc o . n t \c o . i 1 $N F r

+ F. r,:.r(i o\ tF

co

O \ t Sq 6 a(\

c . l N +F I F { €

6 \ O - {

N

o r lo\c';

bD bo b0

Fo\

t\o\

+t -o\

F.o\

F.o\

GI!..o\

NF

F.o\!i

c.

F.o\

ts-o\

o\\o!-l

za

at)

z14

z

<Rt ro .

Es5t<9

z=v

tr

J

t-

Page 382: N(ITA KEUANGAN

350

{

Untuk pengembangan pendidikan lanjutan penama dan atas maka

selama tahun Pertama REPELITA II sedang dicetak buku-buku pelajaran

sebanyak 147.900 buah untuk Pendidikan lanjutan Pertama dm L'686'453

buah untuk pendidikan lanjutan atas. Disamping itu telah direhabilitir

ruangan belajar untuk sekolah-sekolah lanjutan pertama dan atas masing-

masing seluas 2o4.392 m2 dan 97.21o m2.

Sehubungan dengan program pendidikan diluar sekolah (non formil)

maka telah diadakan kutsus Pemberantasan buta huruf (PBH) untuk 150'000

oreng, kursus kejuruan dan lursus kesejahte"aan keluarga yang diikuti oleh

100.000 orang.

Dalem rangka pembinaan bakat maka telah diberikan bea sisrra kepada

446 sispa sekolah dasar, 296 sisra sekolah menengah P€ftama' 222 sistta

sekolah menengah atas dan 162 mahesisn'a.

Melalui program penyelamatan dan pemeliharaan warisan seni budaya

nasional selama'tahun peftama REPELITA II, telah direhabilitir dan di-

bangun musium dibeberapa daerah, disamping Pemugaran keraton dan

peninggalan purbakala yang ada'

7.7. Kesehatan dan keluarga berencana

7.7.1. Kesehaan

7.7.f.f. Kebijaksanaan umum dan Program kesehatan dalam REPELITA I

Dalam REPELITA t kebijaksanaan dan usahatsaha pokok dibidang

kesehatan tercermin dalam program-program yang meliputi prognim pendidik-

an kesehatan masyarakat, pengembangan prasarana kesehatan, pemberanBsan

penyakit menular, pemulihan dan peningkatan kesehatan, Persediaan obat-

obatan dan alat-alat kesehatarr, pembinaan kehrarga berencana, pendidikan

dan latihan, peningkatan penelitian dan zurvey, persediaan air minum dan

sebagainya.

7.7.1.2. Kebijaksanran Umum dan Program kesehatm dalam tahun PettamaREPELITAII

Adapun program kesehatan dalam uhun penama REPELITA II daPat

l"

Page 383: N(ITA KEUANGAN

{I

351

dikelompokkan menjadi program bantuan pcmbangunan saxana kesehatanyang berdasarkan INPRES No. 5 tahun 1974 dan program pembangunankesehatan tahunan. Program bantuan pembangunan sarana kesehatan meliputiprogram?ro$am ; pembangunan 50O gedung PUSKESMAS, 10.500 saranapenyediaan air minum dan 150.0O0 jamban keluarga,

Program pembangunan talunan meliputi programprogram pendidikankesehatar, keluarga berencana dan kesejahteraan sosial, penyuluhan kesehatan,pelayanan kesehatan, pemberantasan penyakit menular dan penyakit rakyat,peningkatan gizi, pengawasan obat-obatan dan makanan serta programpeneJitian dan penyempurnaan apa.ratur.

7.7.1.3. Hasil pelaksanaan program REPELITA I

Prograrn pendidikan kesehatan masyarakat

Program ini mengusahakan kegiatan-kegiatan pendidikan kesehatandikalangan masyarakat. Untuk keperluan tersebut maka dibentuklah unit-unitpendidikan kesehatan masyarakat didaerahdacrah, disamping pendidikankesehatan disekolah-sekolah melalui usaha kesehatan sekolah (UKS). Sampaitahun 1973 telah dicakup dalam program usaha kesehatan sekolah ini26.168 sekolah dan meliputi 5,5 juta murid (lihat Tabel VIt.8l.).

Program pengembangan lnfrastruktur kesehatan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fungsionilkwalitas pelayanan kesehatan yang lebih baik, Usaha ini meliputi rehabilitasirumah-rumah sakit, balai-balai pengobatan, PUSKESMAS, penyediaan obat-obatal, penyediaan peralatan kedokterur dan sebagainya. Hasil yang dicapaiadalah telah direhabilitir 11 buah rumah sakit vertikal, 19 rumah sakit umumpropinsi, 70 rumah sakit kabupaten, 19 rumah sakit jiwa dan beberapa rumahsakit klruzus lainnya"

Jumlah balai kesejahreraar ibu dan anak szmpai al<hir REPELITA Itelah mencapai 6.801 buah, dimana 3.286 buah rerletak di pulau Jawa dansisanya 3.515 buah diluar pulau Jawa.

Sampai talun terakhir REPELITA I terdapat 7.124 balai p€ngobatan,2.343 Puskesmas, 6.801 balli keseiahteraen ibu dar anak (BKIA) dan telah

[ --rI-

ttI

r

F

Iii

t

Page 384: N(ITA KEUANGAN

352

Tcbel V[.81.

PERXEMBANGAN KEGIATAN USAHA_USAHA KESEHATAN SEXOLAH

L968 - 1973

1970 7971. t972 r97 t

{

Jumlah propinsi yangdicakup ( buah )

Jumlah sekolah yang ',.,dicakup ( buah )

Jumlah murid yangdicakup (ribu rnurid)

Jumlah guru yangdicakup (ora.ng)

Pcmgas UKS (orang)

15 22

6.80? 1O.376

1.6r3 2.447

15 .r22 55.921

896 1.305

25 25 26 26

12,876 18.754 21.94' 26.168

2.6+0 1.706 4.?O2 5.557

61.406 9I.712 146.734 ZO5 .864

r.825 2.507 2,862 3.284

+

1) terdiri dari sekolalr dasar dan madrasah

dibangun 26 buah laboratorium dipusat dan didaerah-daerah. Tiap PUSKES-MAS di Jawa dan di Bali rata-rata melayani sekiter 5O.OO0 penduduk, sedang-kan diluar Jawa dan Bali melayani sekitar 95.0O0 penduduk.

Program pemberrntasan penyakit menular

Kebijaksanaan yang ditempuh adalah menghilangkan sumber d:ur pemba,wa p€nyakit, mencegah hubungan dengan sumber penyairit dar_ memberikekebalan kepada p€nduduk.

Faktot-faktor yang dipakai sebagai pertirnbangan dalam menenrukanpfioritas penyakit yang diberantas selama REPELITA I adalah semua jenispenyakit yang tem€ra dalam Undang-undang Karantina, penyakit yangmerupakan masalah kesehatan rakyat dan wabah-wabah penyakit yang timbulkemudian.

Pemberantasan penyakit maiariaSelama REPELITA I telah dilaksanaken pengobatan terhadap 32,641,874

Page 385: N(ITA KEUANGAN

r

353

oreng penderita, melatih 27.161 tenaga pemberantasan malaria dan penyem-protan tffhadap rumah sebanyak 8.347.997 buah dengan DDT sebanyak5,7 jutz ton.

Pemberantasan penyakit kolera

Dalam menanggulangi penyakit tersqbut felah dilaksanakan penerangan,perbaikan sanitasi, vaksinasi, pengobatan serta pengamatan yang ketatterhadap penyakit ini. edapun hasil-hasil yang dicapai selama REPELITA Iadalalr menurunnya angka kematian dari 35,8 persen penderita pada awalREPELITA I menjadi 5,6 persen pada akhir REPELITA I.

Tabe. l V l I .82 .

PENDERITA KOLERA DAN JUMLAH KEMATIANNYA.

19691'97n - rs73lt974

1969/70 7970t77 1977t72 1972/7t 797 74

L

P enderita

Kematian

Persentagekemadan

7.723

608

35,8

6.s3+

L.117

23.351

3.634

75,2

43.359 51.016

7.027 2.87 5

5,676,7

t

Pemberantasan pcnyakit cacar

Kegiatan ini meliputi kegiatan pengamLtln terbadap jenis penyakit cace.rdan mernberikan kekebalan kepada 1/3 penduduk dap tahunnya. Semenjakikut sertanya Indonesia dalam Global Sm,llpox Eradication hogratn (SEP)

dalam tahun 1967 dengan WHO, maka pemberant:rsan penyakit ini

mengalami kemajuan yang pesat, sehingg! *jek 25 Aptrl 197.4 Indonesia

dinyatakan bebas dari caca^r ( lihat TabeMl 83. ).

Pemberantasan penyakit urberculosis

Tujuan dari pada pemberantasan penyakit tuberculosis (TBC) dalam7

Page 386: N(ITA KEUANGAN

354

o

I

ad

" t8 Jt E. 9 rd d

G 4

i t

+t-C|\

Fttt

F6

a\\ot

4

xtd

zar

=

+

Page 387: N(ITA KEUANGAN

355

REPELITA I adalah menurunkan jumlah penderita tuberculosis (TBC)dikalangan masyarakat. Hasil yang dicapai selama REPELITA I adalah telahdilakukan vaksinasi rerhadap 37 -285.641penduduk dan pengobatan terhadap27.5 66 penderita (lihat Tabel vII.84.).

Tabel VII.83.

JUMLAH PENDERJTA DAN KEMATIAN KARENA PENYAK]T CACAR

Dl TNDONESIA 196911970 - 197311e14

(dalam orang)

r969n970 79701797r r97rlr972 197211973 197317974

Penderita 17.972 10.081 2.!oo 34 1)

Kematian 1.774 1.266 7++ 2 1)

Prop ins i I t 11 6 1 -1 )

1) tidak ade

Tsb€l V[.44.

JUMT.AII PENDERITA DAN VAKSINASI BCG YANG TELAH DILAKSANAKAN

796917970 - 79?3/1974

L969trg7o 197017977 797111972 197211973 197t11974

. ,Penderita 1) 2.159 7 .522 lL.?96 6 oag

(orang)

vaksinasi BcG 1,6 2,o 8,0 14,1 J,5( jutaan orang )

1) tidak ada data

Page 388: N(ITA KEUANGAN

i

t ) o

Pcmberantasan penyakit frambusia

Dengan sistim Treponemxtosis Conttol Progtam Simplified (TCPS)

semenjak tahun 1951, maka program pemberantasan penyakit frambusiabanyak mengalami kemajuan. Sampai akhir REPELITA I telah diadakanpengobat:rn terhadap L75.462 dari 931.677 penderiia penyakit frambusia.

PembcranLli:an penyakit kusta dan kelamin

Sampar ai<hir REPELITA I telah diketemukan 40.248 pendetita penyakit

kusta, seiringga jumlah penderita yang diobati mencapai 35'7.923 orung.

Selama REPELITA I telah dilaksanakan pemberantasan penyakit kelamin

secara tetap di 139 kabupaden, dan telah ditemukan 100.000 penderita.

Program pemulihan dan peningkatan kesehatan

Program ini meliputi perbaikan gizi, peningkatan kesehatan jiwa,

peningkatan kesehatan gigi dan peningkatan kesehatan mata.

Pelaksanaan perbaikan gizi dilakukan dengan mengernb angkan ptograrn

usaha perbaikan gizi keluarga ( UPGK ) yang selama REPELITA I telah

berkembang pada 8 propinsi, Untuk keperluan ini telah diadakalr penerangan,

bimbingan, penyediaan buku'buku penerangen' selebaran-selebaraa dan

sebagainya.

Dalam mngka proyek peningkatan kesehatan jiwa teiah diusahakan

untuk meningkatkan fasilitas-fasilitas kesehatan jiwa dau usaha-usaha preven-

tip melalui rehabiiitasi dan perluasan rumab sakit jiwa dan sebagainya.

Untuk meningkatkan kesehatan gigi maryarakat telah dikembangkan

pusat kesehatan gigi dirumah sakit propinsi dan kabupaten-kabupaten.

Sampai tahun 1973 terdapat 44I bzlei pengobatan gigi, 5 sekolah Pengarurr^wlt glg':. dair 56 tehniker sigi.

Sehubungan dengap usaha peningkatan kesehatan mate, ufiara lain telah

dilaksanakan pemberien vitanin A da"lam bentuk Red Palm OiI (RPO) kePada

19.850 anak-:rnak sekolah, pemberian surrtikan vitamin A kepada 83.618

anak-anak dan pengobatan dengan obat antit iotika kepada penderita

fiachoma.

+

i

Page 389: N(ITA KEUANGAN

-l

5 J /

Program penyediaan obat-obatan dan alat-alat kesehatan

Hasil yang dicapai adalah rehabilitasi terhadap laboratorium farmasidipusat dan ibukota-ibukota propinsi, rehab.ilitasi dar pembangunan unit-unitproduksi obat, pengamanan terhadap produksi makanan, minuman dankosmetika, serta inventarisasi terhadap obat-obatan asli (Materia MedicaIndonesia).

Program pendidikan dan Iatihan institusionil

Untuk meningkatkan ketrampilan pemberian tambahan pengetahuanbaik terhadap tenaga-tenaga medis dan non medis, maka selama REPELITA Itelah ditatar sebanyak 10.864 tenaga medis dan non medis (lihat Tabelvrr. 85.).

Tabel VIl.85.

RDALISASI PENATARAN TENAGA KESEHATAN TII INDONESI,{.

!*^ (19(,9/ r97 O - 797 3 1797 4'

1969/7970 7970tr971 r97rl|972 r9721t913 197311974

L

1, Dokter

2. Perawat

3. Sanitarian

4. Lain-lain

264

t.oo2

) z

791

290

916

180

801

666

1 5 0

1 . 1 9 8

582

1.0t7

244

447

980

2o7

507

F+

lI

iII

Program peningkatan petsediaan ait minum

'Iujuan program ini ialah untuk mewujudkan lingkungan hidup yangsehat bagi maryarakat pedesaan dengan menambah jumlah fasilitas persediaanair minum dan tempat pembuan gan kotoranyang memenuhi syarat kesehatan.

Dalam REPELITA I telah dibangun 101 proyek perpipaan, 15 perlindungan

mata air, 8 sumut artetis dan 2.405 jamban keluarga'

Page 390: N(ITA KEUANGAN

358

I

>a

t

7.7.1.4. Kebijaksenaan dan langkah-langkah pokok dalam pelalisanaan program

kesehatan dalam REPELITA II'

Usaha pembangunan kesehatan dalam REPELITA II ditujukan untuk

tercapainya tujuan pokok yaitu antara lain : tersedianya sarana sanitasi dan

a"n"g" p.l"y^n"n kesehatan, pengurangan jumlah penderita dan menekan

wabah serendah mungkin, perbaikan gizi, tersedianya sarana sanitasi' per-

kembangan'kesadaran masyarakat akan ani hidup sehat dan perkembangan

keluarga sejahtera.

Program bantuan pembangunan saran4 kesehatan

Pelaksanaan program ini adalah atas dasar Instruksi Presiden Nomor 5

tahun 1974 dimana -dari

Program ini antara lain akan didirikan unit-unit

PUSKESMAS yang terdiri dari satu gedung PUSKESMAS' alat-alat medis

dan non medis, biaya-biaya operasionil petups lapangan dan sebagainya'

Bantuan tersebut dilaksanakan dengan tujuan unruk memberikan

pelayanan kesehatan lebih merata, mempertinggi mutu pelayanan kesehatan'

*"r,ittgkatk"r, partisipasi masyarakat dan memperbaiki kondisi pekerjaan

di PUSKESMAS_PUSKESMAS'

Program pembangunan kesehatan tahun kedua REPELITA II

Program dibidang kesehatan dalam tahun kedua REPELITA II merupa-

kan kelanjutan dari program-program tahun pertama REPELITA II' Program-

progam i* "n,"r"

lain adalah berupa usaha-usaha penataran tenaga-tenaga

t rih","rr, perbaikan fasilitas kesehatan' pendidikan kesehatan masyarakat'

meningkatkan pelayanan kesehatan'

7,7.2. Keluarga berencana

Program keluarga berencana bertujuan untuk ikut menciptakan kesejah-

teraan maryarakat dengan cara mengatur pertumbuhan penduduk' agar

terdaPat perkembangan yang serasi dengan sektor-sektor lainnya terutama

sektor Produksi'

Kegiatan keluarga berencana meliputi kegiatan-kegiatan penerangan dan

motivasi, Pelayanan iredis, penyediaan sarana-saf,ana penelitian dan laporan

Page 391: N(ITA KEUANGAN

ItI

!*

Iri

? { o

dan sebagainya. Perkembangan dari program keluarga berencana dapatdiikuti dari adanya kenaikan akseptor baru, kenaikan jumlah klinik keluargaberencana dan kenaikan dari kegiatan pengadaan sarana-sarana lainnya.

Tabe l V I t .86 .

PERKEMBANGANTKSEFMR BARU DAN TARGETNYA,

r969t7970 _ 1973tr974

1969tr970 r970/r9?t r97ur972 r972n973 rg7ttrg?4

Target(ribuan orang)

Akseptor baru(ribuan orang)

Prosentase terha-dap target (%)

r 8 1

r44

100

) 5

5 3

550

5 1 9

94

r.000

1.O79

108 t09

j - > -<

-\

Jumlah sarana program keluarga berencana telah meningkat antara laindengan bertambahnya klinik keluarga berencana. Sampai akhir tahun797J/7974 telah terdapat 2.235 buah klinik, sedangkan daiam tahun1969/7970 baru terdapat 727 buah klinik.

Untuk mensukseskan program keluarga berencana usaha-usaha penerang-an dan motivasi, pendidikan, pelayanan keluarga berencana dan penyediaansarana-sarana yang berupa obat-obatan dan alat-alat kontrasepsi akan terusditingkatkan. Diharapkan bahwa sampai akhir REPELITA II akan terdapatkurang iebih 2,3 juta akseptor yang mantap sehingga perkembangan angkakelahiran sejauh mungkin dapat dikendalikan.

7.8. Tenaga kerja, nansmigrasi dan koperasi

7.8.1. Tenaga kerja

7.8.1.1. Penduduk dan tenaga kerja

Tenaga kerja adalah bagian dari seluruh penduduk yang ber-,rsia 10 tahun

Page 392: N(ITA KEUANGAN

360

+ l

I

F{

4 + F . O r O O . O ! O( o r d , c - . r o r ! o o N + : o

t o t b F F r . of ) b o O o r + + ' o r + O t o o

+ r o r N - + r : t €6 i o i r : + d t s + c i ! i o . i

r t r c a t s o + o o r Nd j 6 i d " j 6 i - - i F i d - . : c i

c ! o ' s c . r 6 r o q ) ( o o o < D r + ,or d) !i! 4 c6f ) c o N + c o

c i o ( o + o r 6 ( \ i

: o o r o t N' o + c \ d . . c n - i t j 6 i j d

N O O o l c 1 @l l $ r o F D ' n N c o

t s o d ) c ) o r o c o + r o r t , c oj o i d d ; < i d + o i " i o i

d ) @ 6 N O c O O , r -

o F o a

+ o c { . 6 o 6 ' ? . r o\ O t 9 6 . 0 r o ( 6 6 u j

: c d ! t : 0 i ( o c l ] a o t i N

. n c a c o N q j o o o r or + . 4 \ : @ e n d o

+ : o + o ) + N c o \ 6 o ( oF G o d ' r \ o

< ! r 6

o i ! ) 6 f ) o 1€ E O { O : f - c q : o o

c { 6 J O ' 6 . ) : @ . n c o . ao o F c o + +N F c O O c ' F . @ N !

$ o + o + ! r + + + + F:

r , t r r t t t t t t So l t : 0 6 0 r o 1 1 ) 1 6 E ) r t b - E

a \ r 6 + , f r @ F ,

*

3

s

3

EE

Lv

! p 3

z

\oo\

z

:+eEi

E<dZa tt)zv

z Y .

p <

9Ez

z

EX

I

+

- D {

Page 393: N(ITA KEUANGAN

361

c a @ r ^ h c o N o ' - r o F - F o rr a o o \ 6 F . n h i | . | r F { \ o<r. u| \c, ao r \o

( ) O h \ o . { + @ . n i + \ o Oo a F - o + 6 o , f . \ o r t F - F ro q n \ { \ v l v l \ v l 9 n . 1h 6 m . l t s \ . a a t r . | o \ o \ l o N

N N ( \ l a o a ^ t s . n

{ . O r i . . ' o \ r c o o \ F - h + g \l l ! + M c A 6 9 6 ( n i N u lq + \ o F . u t r . l

\ ^ . , ! F - c l F - N 6 ( { h c , c ) Ni 6 l - o \ 6 l O H r ^i ; 9 oq q'q . '1 q . ': .t 9 n .!+ - r i N 6 € ) o r @ c o . n ( n' 6 | ( { N F - N + r i

c O O c O ! . r ^ \ 6 C D F - 6 t O \ d. n 6 6 C ) q r r 6c ) 6 r t \ + $

r.- r.| r.\ !-r 6 s ( Frl o\ \o \o (o i o + N ( o ( t r . - c ) F i iq 9 . t q q q \ 1 q n o . qN r \ a o N i N 6 * F 1 . , + F -

N \ O d r 6 ( X

.n + \o o\ \o .o'.t o\ N 6 or t-

. n \ o Q ! b i h \ o 1 6 ' . r o 6 l! . | @ F - r . | o N G t i N . n o N

c i d . . i . j . d . i + + o i o: + i \ o

\ O \o q\ ..t rt \o O rr c) rr r.lF . O ( ? \ o N F O \ O 1 6 F - F - +r . | h F i i O \ r \ O + O O n d

\ O ! f . . i N . { 6 9 \ O \ O G r ++ n + ; i F - ; a c o F . 1 . . O- i + r i ; . t \ q

! f | ' | r r d r i \ o F - + N c o F r N. { m O O \ i r ; N d h( A N ! i + r n 6

HEt,X

€ € ^E E :

* v

t;ri E Q-,P

l!

; H

I

- t ^

E€E3 F l -

i eI&

EiE, c e-8 -

$

! EF ! {

IA

z

t!o.

\o6

t

zD

F

z6.1 o\

v

f- r{tt

:

tI

t-t

;I

: )+I

t7

r -III

II

Page 394: N(ITA KEUANGAN

t-

362

kearas. Dengan demikian pertumbuhan jumlah pendu,.iuk pada dekade yanglalu akan membawa akibat pada pertumbuhan tettrga ketja pada dekade kini.

Juga penyebaran penduduk yang tidak merata akan rnengakibatkan penyebar-an tenaga kerja yang juga tidak merata.

Dalam periode 7961-7977 pertumbuhan penduduk diperkirakan men-capai kurang lebih 2,4 persen per tahun. Pertumbuhan penduduk pada periode1967-1.977 akan terasa akibatnya terhadap pertumbuhan tenaga kerja padaperiode 1971- 1981.

Sehubungan dengan ini, pertumbuhan tenaga kerja dapat ditelaahmelalui perkembangan penduduk Indonesia menurut golongan umur padatahun 1961 dan 1971 serta proyeksinya pada tahun 1972, 1974, 1975 dan1976 sebagaimana terlihat pada Tabel VII.87.

Dari Tabel tersebut terlihat bahwa jumlah penduduk pada tahun 1961(hasil senzus 196i) berjumlah 96.319 ribu jiwa dengan jumlah tenaga kerja

63.954 ribujiwa (66,4 persen); sedang pada tahun 1971 dari jumlal penduduk

120.149 ribu jiwa, yang termasuk dalam kelompok umur tenaga kerja adalah

81.374 ribu jiwa (67,72 persen). Berdasarkan pertumbuhan penduduk pa{a

periode 1961-1971 maka proyeksi perrumbuhan tenaga kerja untuk tahun-

tahtn 1972, L974, 197 5 dan 7976 adalab 83.642 ribu, 88.301 ribu, 90.810ribu, dan 94.179 ribu. Gambaran ini jelas menunjukkan betapa pesatnyaperkembangan tenaga kerja, sehingga disamping peningkatan usaha keluatgaberencana, hampir setiap kebijaksanaan pemerintah dalam rangka pem-

bangunan ekonomi diorientasikan untuk menyerap tenaga keria s€besarmungkin.

Disamping pertumbuhan penduduk ,Can tenaga kerja yang cukup cepat,

penyebaran penduduk menurut daerah masih dirasakan terlalu tidak seimbang

dan masih terlalu padat di pulau Jawa dan Madura. Hal ini terlihat pada

Tabel VII.88.

7.8.1.2. Angkatan kerja

Dari seluruh tenaga kerja yaitu mereka yang berada diatas 10 tahun

yang pada tahun 1971 berjumlah lcbih dari 8o juta, sebanyak 41 persen

tidak sekolah sama sekali, 33 perscn bclum tamat sekolah dasar, 19 persen

tamat sekolah dasar, 4 persen tamat S.L,P.(umum dan kejuruan), 0,17 persen

tamat Akademi dan 0,14 pers€n tamat Universitas. Dalam perimbangannya

Page 395: N(ITA KEUANGAN

361

T a b e t V t I . 8 9 .

PENDI'DT'X UMUR 10 TAHUN KEATAS MENURUT PENDIDTKAN

DIKOTA DAN PEDESAAN, 1971

Tinckat Pendidikan Pelkotaal Feders{r Jumlah Perlen

-r

1. Tidak sekolah

2. Bclum tamat SD.

3 . S .D.

4. S.L.P. ( Umum )

5. S.L.P. ( Kejuruan )

6. S.L.A. ( Umum )

7. S.L.A. ( Keiuluan )

8. Akademi

9. UniYersitas

29.764.89!

22.778.544

17.617.557

1.15 5 .8 5 5

243.722

502.9t8

3rz.ro419.458

r3,959

3.217 .72L

4.335.740

3.972.844

r.363.OL2

700.o96

4r1.232

400.599

7l+.954

101.15 7

32.982.61+ 41p0

26 .5 L4 .324 32 ,96

15.590.401 19.38

2.5 t8.867 ',14

943.818 t , l1

9r+.r70 1,15

7 L2.703 0,89

t34.4r2 0,17

r 15.116 0,14

J u m l a h t4.6r7.395 65.809.030 80.+26.425 100

T a b e l V U . p O

PERSENTASE (%) TENAGA KERJA MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN

TAHUN 1961 DAN 197I

Tidat B'hrm Tamrts.toh.h

T*t s-D.sD.

Kciu-Umum

!ua

Kciu.Umu|tr

IUAT

SIJ.

Iabun Aladcni/

Univcrsitar{

t

t1 9 6 1

I 9 7 l

64fi

4 l p

0,10,?0,E1 ,612A19,7

32,96 19,38 3 ,14 t , t7 r ,14 0,8E 0,31

Page 396: N(ITA KEUANGAN

f

36+

antala perkotaan rian pedesaan ternyata pula bairwa strukrur tingkat pencii

dikarr di desa iauh lebih parah lagi. Keadaan i;i sccara terperinci terlihat pada

Tabel VII.89.

Meskipun mutu tenaga kerja sebagaimana tcrlihat dalam Tabel VII.89.masih terlalu rendah namun dibandingkan dengan keadaan pada tahun 1961maka komposisi tenaga kerja menurut tingkat pendidikan menunjukkanperhaikan baik secara keseluruhan maupun pada masing-masing tingkat.HaI ini terlihat pada TabeMl.90.

lvlelihat bahwa bagian terbesar dari angkatan kerja memiliki tingkatkeahlian yang rendah sekali, maka telah ditempuh berbagai cara untukmeningkatkan produktivitas tenaga kerja. Usaha-rrsaha ini tercennin melaluipengembangan pusat-pusat latihan kerja (PLK) yang untuk pedesaan di'

iaksanakan dengan mobile training unit (MTU). Untuk melaksanakan usaha'

usaha tersebut antara lain digunakan tenaga pembimbing sarjana/sarjana muda

sukarela yang dikoordinir oleh BUTSI. Disamping itu peningkatan kes€mpat'

an kerja dengan jalan peningkatan produksi/perbaikan sarana-sarana produksi

yang dilakukan diberbagai bidang yang bersifat padat karya dimaksudkan

untuk meningkatkan produksi sambil meningkatkan penyerapan angkatan

kerja sebanyak mungkin.

7.8.1.3. Perawatan dan perlindungan tenaga kerja

Bersamaan dengan usaha peningkatan mutu tenaga kerja dan perluasan

kesempatan kerja, perawataa dan perlindungan tenaga kerja selalu mendapat

perhatian Pemerintah, Salah satu langkah yang dilakrikan dalam hubungan ini

adatah peningkatan kerja sama antara Pemerintah dengan M.P.B.I. danPUSPI. Melalui peningkatan kerja sama ini diharankan agar kehidupan buruh

benar-benar teriamin kesejahteraannya dan sejalan dengan itu tercapai pula

peningkatan produktivitas dan produksi.

7.8.2. Transmigrasi

Tujuan transmigrasi mempunyai aspek yang luas yaitu selain penyebaranpenduduk, kesejahteraan ftansmigrasi juga mempunyai aspek pemanfaatan

sumber-zumber alam, aspek kebudayaan dan aspek Pertahanan/keamanannasional.

Sasaran kebijaksanaan Pemerintah dibidang transmigrasi dalam

{

Page 397: N(ITA KEUANGAN

J O J

1

REPELITA ll (I97 4-197 ()) ditujukan untuk pembukaan dan pembangunandaerah-daerah baru diluar Jawa, Bali dan Lombok. Pola-pola pendekatannyadilakukan dengan mendirikan unit-unit desa baru yang dilengkapi denganprasarana-prasarana yang diperlukan. Target-targ€t tidak didasarkan lagi padakwantitas transmigran melainkan atas dasar kebutuhan pelaksanaan proyek-proyek pembangunan nasional maupun daerah.

Dalam menentukan daerah transmigrasi diutamakan usaha pertaniankhususnya produksi pangan di Sumatera Bagian Selatan, Kalimantan Ba$anTenggara, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan SulawesiTenggara. Sedangkan daerah-daerah asal transmigrasi diutamakan dari daerah-daerah yang kritis, daerah yang harus direhabilitir, daerah yang terancambencana alam dan daerah-daerah yang padat penduduknya serta daerah-daerah yang perlu dihijaukan.

Apabila pada tahtn 1974/1975 jtmlah transmigrasi umum dan fl\'akarsa '

ditempatkan sekitax 30.000 kepala keluarga, untuk menunjang pembangunandaerah dan pembangunan wilayab, maka pada tahun kedua REPELITA II(1975/79761 transmigrasi akan ditingkatkan lagi dengan pembukaan desa-desa baru didaerah-daerah Trans Sumatera High Way, daerah pasang 2rutdan daerah non pasang sunrt,

Penyediaan prasarana dan fasilitas bagi transmigrasi umum dise-lenggarakan oleh Pemerintah berupa tanah, perumahan, alat-alat pertanian,fasilitas transpor , bibit, fasilitas perlengkapan desa, bahan pangan sebelumberproduksi dan lain-lain, Penyediaan prasarana dan fasilitas tetsebut akanmempercepat pembenmkan pusat-pusat perkembangan yang akan menjadidaya tarik bagi arus transmigtan spontan.

Adapun perkembangan target dan realisasi transmigrasi dapat diikuti

dalam Tabel VII.91.

Dati Tabel VII.91. tersebut dapat dilihat bahwa selama REPELITA I(7969t197 0-797 3/ 1974) jumlah yang telah ditransmigrasikan adalah seba-nyak 39.436 kepala keluarga (180.7 +9 jiwa) yang berasal dari DKI Jakarta,Jawa Barat, Jawa Tengah, D.l. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan Nusa

Tenggara Barat.

Dari realisasi sebesar 39.436 kepala keluarga (180.7 49 jiwa) tersebut

sebanyak 16.971 kepala keluarga (75.560 jiwa) ttzu 43 persen kepala

I

f

Page 398: N(ITA KEUANGAN

166

Tabel VIL91.

HASIL PENEMPATAN TRANSMIGRASI, 19691197 O_I973 1197 4

(dalam kepala keluarga)

T^rget Realisasi Per:sentaserealisasi.r

t969/7970

r97 0/1971

797 rl19.72

7972/197 3

r97 3/t97+

4.489

3.865

+.600

9.300

75.887

3.93 3

4.+384.177

tt.3I+

15 .5 80

87,6

114,8

90,7

r27 ,6

98,1

Jumlah 38 .141 39.436 103,4

-r(

Y

keluarga merupakan transmigrasi spontan atau atas kemauan sendiri. Daerah-daerah uansmigrasi selama REPELITA I, meliputi 16 propinsi yaitu Riau,Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Sumatera Barat,

Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kaliman-tan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku danIrian Jaya.

7.8.3. Koper4si

Dalam usaha peningkatan Produktivitas dan pobaikan pendapatangolongan ekonomi lemah, maka koperasi merupakan salah satu wadah dan

sarana yang sesuai untuk tujuan tersebut.

Kebijaksanaan Pemerintah dibidang perkoperasian dalam REPELITA II

tahun kedua (1975/1976) adalah mengusahakan penciptaan iklim yang lebih

sesuai untuk pertumbuhan koperasi. Berbagai usaha telah dilakukan oleh'Pemerintah

untuk pembinaan koperasi seperti dibidang pendidikan, bim-

bingan perkoperasian untuk meningkatkan produktivitas, marketing, manage-

ment, permodalan, organisasi, fasilitas-fasilitas perkreditan, perpajakan dan

Page 399: N(ITA KEUANGAN

367

-(

penelitian/surv€y perkoperasian.

Usaha pembinaan ini dalam tahun 1975/1976 dituangkan dalam pro-

gram-program koperasi yaitu program bimbingan perkoperasian, program

pendidikan dan penyuluhan koperasi, Program pengembangan koperasi,

progr:rm penelitian/survey perkoperasian, ptogram penyempurnaan aparatur

pemerintah dan program penyempurnaan prasarana fisik pemerintahan.

Dalam rangka pembinaan perkoperasian diprioritaskan pembinaan ko-

perasi pertanian, koperasi perikanan, koperasi peternakan dan kerajinan

tangan.

BUUD/KUD yang berfungsi sebagai koperasi serba usaha antara lain

memasarkan hasil produksi dan menyalurkan Prasa"rana produksi. BUUD/KUD

mulai yang dirintis pembentukannya pada tahtn 1977 telah mengalami

perkembangan yang meningkat sep€rti dapat dilihat pada Tabel VII.93'

Perkembangan jumlah koperasi, jumlah anggota dan jumlah simpanan

dalam REPELITA I dapat diikuti dalam Tabel VII.92, Tabel VII.94. dan

Tabel VII.95. Adapun jenisjenis koperasi yang telah mendaPat bimbingan

secara efektif dalam REPELITA I adalah koperasi pertanian (BUUD/KUD)'

koperasi perikanau, koperasi peternakan, koperasi perkebunan, koperasi

kerajinan, koperasi listrik dan koperasi transpor.

Tabel VII'92'

PERKEMBANGAN JUMLAH KOPERASI, t969-I97 3

(dalam unit organisasi)

IL

Gdbungan Jumlah

7 1969

7970

797rr972

t97 3

13.1r5

t5.+45

t5.941

77.26r

17.589

548

698

6s9o )o

13.949

t6.261

16,755

18.054

t8.377

7A

l u J

124

1 1 9

t t 7

8

l 5

1 5

1 5

Page 400: N(ITA KEUANGAN

Tabe l V I I . 93 .

JUMI.AH BUUD / KUD TAHUN 1973

368

Propinsi BUUD KUDberbadan hukum

I

l. Jawa Barat

2. Jawa Tengah

3. DI Yogyakarta

4. Jawa Timur

5, Sumatera Utara

6. Sumatera Barat

7. Lampung

8. Sumatera Selatan

9 .R iau

10 .Jamb i

11. Bengkulu

12 . D I Aceh

13. Sulawesi Utara

14. Sulawesi Tengah'15. Sulawesi Selatan

16. Sulawesi l enggara

17. Kalimantan Selatan

18. Kalimantan Barat

19. Kalimantan Tengah

20. Kalimantan 'Iimur

21 .B a I i

22. Nusa Teltggara Baiat

23. Nusa Tenggara Timur

24 .Ma luku

25. llian laya.26. DKI Jakarta

459

403+o

62+r4570

22

J

++7

72

30o

L 6 )

5

) o

I L

b

1

34

4 I

l

1

223

72

5

l . J

l J l

zJ f

l )

1

J J

4

I

l 0

5

29

I

1

7

Y

JUMLA.F I 2 .360 677

Page 401: N(ITA KEUANGAN

50,

Tabe l V I I . 94 .

PERKEMBANGAN JUMLAH ANGGOTA KOPERAST, 7969 - 1973

( dalam orang )

1

Tahun Anggota

1969

1970

197 7

I97 Z

197 3

2.7 23.056

2.931.340

2.750.I93

2.7 9t .O7 6

2.975.194

- - {Tabel VII.95.

PERKEMBANGAN JUMLAH SIMPANAN KOPERAST, 1969 - r973( dalam ribuan ruoiah )

Tahun Gabungan Jumlah

1969

1.970

197 L

797 2

1.97 J

940.917

1 .52r .624

2.3++.456

3. i ! ,4 9I2

+.5 JO.328

275 .4L8

33r .340

445.688

297.607

28+.71.6

71 .789

185 .3 18

5 ) I . b r t l

222 .7 58

r88.723

522.823

1 .237 .923

r.530.977

1 .1 18 . 126

|.r18.126

1.7 s0.917

3 .27 6,205

4.67 8.7 88

4.977.397

6,121.',dg3

Page 402: N(ITA KEUANGAN

7.9, Pertahanan dan keamanan

7.9.1. Program dan kebijaksanaan bidang pertahanan dan keamanan dalamREPELITA I

Kebijaksanaan pokok dalam bidang pertahanan dan keamanan nasional

meliputi peningkatan keamanan dan ketertiban dalanr negeri, konsolidasi

kekuatan-kekuatan pertahanan dan keamanan serta integrasi ABRI sebagai

kekuatan HANKAMNAS dan kekuatan sosial, pemeliharaan daya tahan dan

kesiap-siagaan kekuatan pertahanan/keamanan. Adapun Pro$am-programnyadikelompokkan menjadi program kerja rutin, program kerja pembangunan,

program kerja penggunaan kekuatan.

Program ketja rutin adalah merupakan kegiatan rutin pada bidang

pertahanan dan keamanan dalam rangka memelihara dan meningkatkan ke-

mampuan. Sasaran dari program ini adalah penyelesaian/perumusan doktrin,

sistim, metode dan prosedur yang diperlukan dalam konsolidasi dan integrasi

ABRI, disamping usaha pemeliharaan dan peningkatan kwalitas ABRI.

Program kerja pembangunan meliputi kegiatan-kegiatan non rutin yang

mempengaruhi usahr pencapaian sasaran konsolidasi dan integrasi' Kegiatan-

nya meliputi program industri, konstmksi, pengadaan dan sebagainya'

Program kerja penggunaan kekuatan sendiri adalah kegiatan dalam rangka

pelaksanaan tugas operasi pemulihan keamanan dan ketertiban.

Hasil yang dicapai selama REPELITA I dalam program kerja rutin

adalah penyempurnaan organisasi ABRI yang terintegrasikan, perumusan

sistim pembinaan manusia dan materi, perumusan sistim perencanaln yang

dijadikan landasan dalam pengembangan tahaP-tahap pemba;igunan ABRI

dimasa mendatang.

Program kerja pembangunan dibidang industri telah berhasil meningkat-

kan kemampuan produki senjata ringan bagi keperluan ABRI, merehabilitir

pen:Ltarln angkatan laut Surabaya dan memproduksi pesawat terbang ringan

serta mengadtkan reparasi pesawat terbang. Disamping itu telah dibangun

satana-sarana yang diperlukan untuk meningkatkan kwalitas ABRI antara

lain berupa asrama, perluasan rumah sakit pusat ABRI dan sebagainya.

Dalam rangka memberikan lapangan kerja kepada warga ABRI yang

telah meninggalkan dinas dan memanfa.atkannya untuk pembangunan nasional,

Page 403: N(ITA KEUANGAN

I

t t l

maka untuk keperluan itu telah dilaksanakan pemberian latihan kejuruan

untuk meningkatkan ketrampilan, disamping transmigrasi lokal sebanyak

4,150 kepala keluarga dan transmigrasi keluar Jawa sebanyak 3.385 kepalakeluarga.

7.9.2. Rencana dan pokok-pokok kebijaksanaan dalam bidang pertahanan dan

keamanan dalam tahun kedua REPELITA II

Landa.san kerja dalam tahun kedua REPELITA II berdasarkan atas

prinsip-prinsip integritas, kontinuiras dan prioritas. Adapun pokok-pokokkebijaksanaan yang ditempuh adalah bahwa secara minimal apa yang telahtercapai dibidang pembinaan umum dapat dipertahankan, meningkatkan ke-

mampuan dibidang intellegence dan pembinaan teritorial, melakukan dasar-dasar dan Iandasan perkembangan kekuatan cadangan nasional, pengadaan

sarana-sarana pendidikan dan latihan, scrta pengadaan sarana-sarana yangtelah tcrcantum dalam program induk kekuatan. Dalam pada itu penghancuran

sisa-sisa G.30,S/PKI serta kegiatan-kegiatan subversi lainnya tetap dilaksana-

kan, disamping meletakkan dasar-dasar dan landasan dalam pengamanan

pelaksanaan pemilihan umum yang akan datang.

7.I0. Pemerintahan Dalam Ncgeri

Pembangunan pemerintahan dalam negeri meliputi bidang pemerintahan

umum dan otonomi dacrah, bidang agraria dan bidang pembangunan masya-

rlkat desa,

Dalam bidang pemefintahm umum dan otonomi daerah, program-

prograrnnya meliputi bantuan pembangunan daerah tingkat II, bantuan se-

kolah dasar tahap pertama dan penyempurnaan fisik pamongpraja.

Dibidang agrarLr telah dilaksanakan program-progtam tata agraria yang

meliputi proyek tata guna tanah, proyek landreform, proyek penertiban dan

peningkatan pengurusan hak tanah, proyek pendaftaran tanah dan sebagainya.

Oleh karena desa dalam sistim pembangunan nasional dewasa ini tidak

hanya sebagai obyek semata-rnata, maka perlu dibina swadaya masyarakat pe-

desaan melalui program-program dalam pembangunan masyarakat desa.

Y

Page 404: N(ITA KEUANGAN

372

-f

Dalam REPELITA I untuk meningkatkan swadaya masyaxakat telahdiberikan bantuan Rp 100.000 per desa, yang dirujukan untuk -.mb"ngunpresarana-prasarana perhubungan, produksi dan pemasaran. Agar bantuantersebur dapar memperoleh hasil yang sebaik-baiknya, maka juga disediakanbantuan untuk biaya bimbingan dan pembinaannya.

Adapun yang mendapatkan prioritas dalam realisasi pembangunannyayang dimaksud dalam progam diatas adalah prasarana perhubungan, pengair-aniirigasi, pemasaran, perbaikan kampung dan sebagainya. Besarnya bantuantiap tahun berkembang, yaitu dalam tzlrrn 197O/1971besar bantuan adalahRp 50 per capita, tahun l9ZUl972 Rp 75 per capita, tahun lg7l.1.g73Rp lOO per capita, tahun t973/l974Ftp 150 per capita dan tahun lg74llg75Rp 3OO per capita.

Disarnping bantuan tersebut kepada daerah-daerah kritis diberikantambahan banruarr Rp 25 per capita ; untuk menunjang pelaksanaan pem_bangunan didaerah, maka kepada daerah-daerah diberikan pula bantuanberupa mesin gilas.

Berdasarkan INPRES Nomor 10 tahun t9T3 makadibangun 6.000 unitgedung sekolah dasar dengan segala perlengkapannya berupa buku_bukupelajaran, perabot-perabot sekolah di seluruh Indonesia dalam rangka pro.gram bantuan sekolah dasar tahap pertama.

Dalam pelaksanaannya ditentukan bahwa tiap-tiap propinsi mendapat50 unit gedung sekolah atau sekurangkurangnya 1 unit tiap kecamatan.

Sehubungan dengan usaha pembangunan masyarakat desa maka dikem_bangkan pula usaha pembinaan sosial masyarakat pedesaan ,nelalui lembagasosial desa (LSD) serta progam pembinaan pemugaran perumahan dan ling.kungan desa. Hasil-hasil yang dicapai dalam rangka bantuan kepada daerahtingkat II adalah berupa proyek jalan, jernbatan, irigasi, pasar, riool, peng.hijauan dan sebagainya (lihat Tabel VII.96.).

Selama REPELITA I dalam rangka program bantuan kepada desa telahberhasil diselesaikan 366.O72 buah proyek, dengan biaya Rp 59,20 milyaryang diterima dari bantuan pemerinrah pusat, bantuan pemerintah daerahdan swadava masvarakat sendirr.

?

Page 405: N(ITA KEUANGAN

t t t

o , O 1 6 c o O \ o O 6 $ m N t t o \ oN . . r ^ . l O 0 1 N O \ 6 € O i \ O i 6O O . a - h r - 6 Q M N h i \ O

; o r - + o ; + o i c ' iN + N r ^ c E \ o

{ i

O\ O\.1 co-@ + c o i F . L r d F r + i f - * q r \ oo 6 i s 6 o a 6 s F - . r l i u r 6q \ c . l - . r 9 q \ . 1 ql t a o \ o r < i \ o F - \ o r !

O. t' ca

h c \N- d:@ o i c o h c o 6 N d \ o \ o 6 N q l: i h + . j \ O . r : t \ O @ r m i . 6 \ tl-\ 6 t\ a.t F co 6 r.r 6 N \o i

O \ + \ o . ^ 1 N Nd r . - H o +

* i i

H c o+ \ o\ o o r s \ o + c o \ o o \ r 1 o r o \ i r ^

c ) c ) a r ( ) \ O t C t , O i r f Oo . r 0 o r 6 F c o . . r c o o c n ! t . dM N C O T \ a - i < l N

h ao c..1

a

+ 6 \ O F - @ O . O i

t-q\

o,

q\

q\

t -q\

z

F

)

k

zF

g r r itrl o\

' - > F

zzD

2

:lr1

Fl

Y

Page 406: N(ITA KEUANGAN

I

374

7.11. Penanaman modal

Perkembangan pembangunan ekonomi tidak terlepas dari kegiatanpenanaman modal. Dilain pihak kcgiatan penanaman modal banyak ditentu_kan dan dipengaruhi oleh banyak hal, anara lain iklim ekonomi dan nolitikyang cukup baik, potensi pasaran yang makin besar serta kebijaksanaan danlangkah yang diambil pemerintah yang bersifat merangsat1 pair- penanammodal.

Mengingat kecilnya modal yang tersedia didalam negeri dan masihrendahnya kemampuan berusaha,.maka guna mempercepat tercapainya tujuanpembangunan, pemerintah telah menempuh kebijaksanaan memberi kesem_patan kepada pengusaha-pengusaha asing untuk menanamkan modalnya padasektor-sektor tertentu. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang:rrniangNomor I tafutn 1967 yang telah dirubah/ditambah dengan Undang_undan!Nomor 11 tahun 1970.

Sehubungan dengan kebijaksanaan penanaman modal, dengan Undang_undang Nomor 6 tahun 196g yang dirubah/ditambah dengan Undang_undangNomor 12 tahun 1970 telah ditetapkan pula ketentuan penanaman modaldalam negeri.

Setelah diundangkannya ketentuan penanaman modal, para investorpada mulanya mengarahkan kegiatannya pada proyek-proyek/bidang,bidangusaha yang jumlah investasinya kecil-kecil dan bersifat segera menghasilkan(quick yielding projects). Dalam perkembangan selanjutny", p.nrnr*rnmodal yang memerlukan modal besar dalam bidang-bidang usaha yang dapatmenghasilkan dalam jangka menengah dan panjang, tampak mulai diusahakanantara lain dibidang perrambargan, hotel-hotel besar, industri-industri yangmenghasilkan barang-barang untuk industri lain, proyekaroyek tekstil yan!diintegrasikan dengan pemintalan, industri yang mengolah bahan mentah danlain{ain.

Juga kegiatan penanaman modal yang pada mulanya lebih teqpusat dipulau Jawa, pada tahun-tahun terakhir mulai banyak menyebar kedaerah_daerah lainnya.

Dengan perkembangan yang positip dari kegiatan penanaman modal,baik penanaman modal asing dan terutama penanaman modal dalam negeri,tidak saja akan meningkarkan produksi tapi juga memperluas kesempatan

tst

rY

Page 407: N(ITA KEUANGAN

5 I )

kerja, serta mendorong pemrmbuhan ekonomi antar daerah yang akan turutmenciptakan keseimbangan pemrmbuhan ekonomi,

7.11.1. Penanaman modal dalam negeri

Sampai dengan akhir REPELITA I (Maret f 974) jumlah proyek-proyekPMDN yang telah disetujui pemerintah mencapai jumlah 1.900 proyekdengan nilai investasi Rp 1.331.577 juta. Dari jumlah tersebut,947 proyekdengan nilai investasi Rp 6L4.I4l jute telah diberikan fasilitas perpajakanberupa tax holiday dan 868 proyek dengan nilai investasi Rp 465.153 jutaberupa investrnent allowance. Hal ini dapat dilihat pada Tabel VII.97 danTabel VII.98.

Pcrkembangan yang cukup menarik ini kiranya tida-k rerlepas dariusaha-usaha pemerintah melalui pemberian fasilitas perpajakan atau bea-masuk, Namun disamping itu, kestabilan ekonomi, fasilitas perkredi tan yunglebih baik, serra penyederhanaan prosedur untuk izin penanaman modalmerupakan faktor-faktor yang turut mempengaruhi perkembangannya.

Untuk periode 197411975 yaitu sebagai tahun pertama pelaksanaanREPELITA II, proyek-proyek PMDN yang telah memperoleh izin sampaidengan semester I (sampai bulan Agustus) meliputi 126 p.royek dengannilai investasi Rp 99.O29 jutt.

Apabila ditinjau bidang usahanya, maka sebagian terbesar dari penanamanmodal ini bergerak disektor perindustrian yang kemudian diikuti oleh sektorKehutanan, sektor Perhubungan/Pariwisata dan sektorPertanian/perkebunan(lihat Tabel VU,97.r.

Dari seluruh rencana investasi sampai akhir REPELITA I (Maret 1974)p€nanaman modal yang telah direalisir meliputi nilai US$ 530.583 ribu atausama dengan Rp 22O.722 juta. Ini berarti telah direalisir sekitar 16 persen.

Menurut lokasinya, sampai akhir semester I t97411975 (sampai denganbulan Agustus) 1.406 proyek yang telah disetujui dengan nilai investasiRp 995.178 juta terletak dipulau Jawa. Dari jumlah tersebut 561 proyekdengan nilai investasi Rp 388.925 juta terletak di DKI Jaya, 414 ptoyekdengan nilai investasi Rp 378.684 juta terletak di Jawa Barat, 171 proyekdengan nilai investasi Rp 76.061 juta terletak di Jawa Tengah, 32 proyekdengan nilai investasi Rp 24.969 juta di D.I. Yogyakarta dan 228 proyek

FYI

:

I

Page 408: N(ITA KEUANGAN

S +

E C< E& 8 S

E. I'

5 S

doq

oi

o:

o

+

O r ON i C 6 rn n : a c Y l

c o oo ' B

: ( 6 ( oi C J t s €€ :i c O

<lto o

@ o o6 0

ra! ,o € {o

O - : €

f r @ t i

tt rod d j a j . . : oo r /

( o t s < r i( o i c { ( o

+ o r t s ( o € r* o < r t l- l o ) q q { . ' )s ) @ o € )

o ( | € < hOr

3

bi

si 6.i

E

i 6,i r.i 'r ; u;

3

E

E A

!sI

gE

i ' i .

ga

ii

ga

i +4 ;

Esl i

ls

4 g

!

p

tn

z

5

3F

llI'1F

z

:

E1z

X

ArI

T

Page 409: N(ITA KEUANGAN

377

l$

l$

t'-l

E

v

t\

I€o\

'*

i+

6l

Page 410: N(ITA KEUANGAN

378+

a

f r o ( o a o q r + . o o no : c \ r 6 € F 6 ) . i t d o

c . r O c . r N O a { r ( '

c l o : 6 6 r

6 r o r o c O o l r _ -o ( , N c a o r 6 f ) o l ) i oo i + G 4 r o c l s t

i o.l

+ 6 6 \ @ O 0 + F.o c.r +

6\r : .o oii . D

c.r 6 r 6.rc | o 1 6

!e

c ' . t c . , l € i f ) < i

t -

$ c l . l N o c { : o l

6 1 1 0 € c \ r d | r o $ d Jq.{ .n

l e: E

A,;

'

FFl

sFi n

: 9z :ttl riE9,.a 9> d

z>

E . rF r xb E&x?<l 1 '

g . E

E . E- 9

H€ ?f i E€

d o i c t

'E

P

3

P

+ f i ( o

J o , i o d + l i d

F

!

A JE -

r.o oo ot a.r 6r ro rfl

6 J

!

\

1

R

3

e

8 . 9

s€ g

qt oi ct

Page 411: N(ITA KEUANGAN

379

:>

q

o;

j

o)

i H o r , . i ,

( o N i r H : 6 r r o @ F + 6 r l r ] ( o ! F ! l r 6 F d ! o c a ! D o r a rqo o1r )F i 6 (a . l ) o i t ro (o i : o + i o @ (o F F r i o r € c )c { . i t c . l , O 6 ! e - ' r ' € 0 . t N r o r l r Q € q t o . D . . € d + 6 r { O N I IF < 5 d ; d 6 i u i i ! i 6 , i o i # . d i d ; ; ; c t i d c i( o . r l c t a r € 6 | l o : G t

r o + : ( t c t r 6 | . ' { . 1 0 0 r l o ! o - c o F r - r r c r c t r d c \ r r D i i c { ( a6 r @ t o r 0 c t N r p + i € n - ( o F c t r g t o 6 + € r t F t o i o t c \ r l ' , i ( r rot c qqn r i 0q c € ,? . , !n q i i : I a q g n : e q q c I oq - (o r ic o 6 r o + ( o d t @ a n ! } c r 1 6 a a r r o t s o r + : t . - o i N € o N 6lir c't i <r

d + r c l r 6 O C{ @ @ rq F @ O N O Or O Or .O r . ) { i @.A H a \ C)r o i F d r N N A r s { 4 r + 6 \ o f i l i r o o o o a r i1 ! | i i d c { t o

i a.i ri i, si d F d oi <J i o,i ct + d !d F ct oi d i c.l a.i + dtdi : a \ o r 6 t 6 l . \ c \ r q {

ro + or ts @ ra + 6t o (o a d 6 cr r.o + rl' o G.Jor ts !)<h cJ ro o o !i i (b cD <D @ r :q o q q c q o l c ' o q q n . : - r : - 1 ! . , o . , ? c Y F r lc { c o F t s < , i ! o c { + d i r o + d rH ort

i c \ r F + o r c ) r < t r N i c ! c . r + r l ' i io{ o.) i !t

o

c

c t l c + aD F 6 rD r t i < t r o roo r o r o i €o + 'o oc . r r (o6 Or F lc cO O rOO O i i r .o an CD lD i - , i <h , ,q q o 9 q q q q o q q i : . : - a ' . : i , o o , l 6 ! r -F C r r d t F F r o i e | c { . ' t s d + q o( . | - 6 r r ! i !

t t i N t s + a c r t - c \ r t l a v 6 r + ! o : - t d t - , Ir o c . r ; i = r r

{t O O c\| crl - a\r r 6 @ h or Ct 6l o) rO ort F @ F F Or O tD E) !l 6r d6t d.) : o ts i ra lo o I do < o qo 1r] 61 6 ro o or N rl', : iii 6 ca o or ll) !F a) + t? <o ar + F ..t '|rr F € F F i ro or) tr co - @ +€ S { a d d d ! d o i o d + d d i 1 q i d i i . . i F i o i F . . i d ;c i F r r ( D d : o ( o : ( ' 6 r i a o . . . I c { :6t oi) c) F !i

.r! o 6r ii € 0r F r (D 1lt (oo lo + € 1r] a |o d' ro c{ (1 r F co i c\r or)6| + 0o € c{ O F 6| r cO r.r N c.| .al in Ot.O i -c ? v ) d r : c { r o

d o c{.D @ ro 6 a\ + 6r co+ oir F o.) o F (o g.r o o + c{ oitF@ | l t F t Cr l oO Oq) a { (oFd ! r |D C. r d t 1 l l 6 r CO 6r !F 1 ! ) - -o 6r o !t N 6r +io - F (o 16 F i @ r d ao o o o i @ F

l r i . . i - : c ' i u t d d .d o . i s i { i c . i d ' r jd i o , i .d en .d i i o io i+6 + C r r r 1 O € r O i + : r 6 i

ao o + cD or ro ctr ro o.) 4! orl.t F or c.r ro a + : (o 61 6r..) or (o r 6r c{lo i r c t i : g G l - Or c {c ! - : s r t t ! € c . , l r :a t + N d : +

6 C O € d r | o r l . | C D O r 6 r i + @ 6 , r d t O 6 r + 6 r l o : @ * 0 i ) ( t ( o c )t E r o € o : . . r 6 i ! a h € o r a t n r $ € c o c . t 6 r d r d !ort F co or or or o.| + ts or f, cc F c\r d) + F rl sr i (F 0.r ia 4 0r I r Fs i e i d i d

" . i c , . , i c . i j d ; ; d d j ' t i , j a . i - : +d - : . i < t . . :

tO c{ € cl| + O € - O Or 0c rl N: F ttt Ot cO F Ar d N F O + | :6r|.t .at + cD r co ao * @ i c\F H :6r tl r@ d i ;

p

l c

T5g

6 . !{ g

-EEz

6 1 .&*

E t a

ES

_g dtz

d i

rl

{

.<

{

a6

r

Y l ^F t \Z a ,E: {{ iFl c}\< ! - {

t u l lI F \

u7g=

- l r,

Page 412: N(ITA KEUANGAN

J

380

dengan nilai investasi Rp 126.539 juta di Jawa Timur, sedangkan untuk luarJawa meliputi 620 proyek dengan nilai investasi Rp 435.427 juta, penanamanmodal di luar Jawa terutama terpusat di Sumatera y^itu ?Z7 proyek dengannilai investasi Rp 204.285 juta.

Apabila diperhatikan perkembangan pMDN atrs dasar lokasinya makaternyata bahwa dari tahun ke tahun telah terjadi perkembangan yang cukupbaik untuk penanaman modal diluar Jawa. perkembangan kegiatan pMDNatas dasar lokasinya terlihat pada Tabel VII.99,

7.17.2. Penanaman modal asing

Perkembangan PMA dalam mengisi kebutuhan investasi yang besar bagipembangunan nasional dari tahun ke tahun menunjukkan gambaran yangcukup pesat. Namun demikian beberapa persyaratan telah dikeluarkanpemerintah yang pada hakekatnya bertujuan untuk melindungi kepentingannasional. Persyaratan tersebut antara lain meliputi kewajiban menyebutkanjumlah tenaga kerja yang diperlukan (asing dan Indonesia), kewajibanmendidik tenaga-renaga Indonesia yang pad,z akhirnya akan menggantikantenaga-tenaga asing serta menutup kesempatan penanaman modal asingpada bidang-bidang usaha yang dapat digarap oleh usahawan dalam negeri,

Sampai dengan akhir tahun REPELITA | (7973/7974) proyek-proyekPMA yatg telah diserujui pemerinrah meliputi 7I5 proyek dengan nilairencana invesrasi USfi 3.62+.177 ribu. Dari nilai rencana investasi sejumlahtersebut, yang telah direalisir meliputi US$ 7i4,230 ribu atau 19,7 persen.Sedang menurut bidang usahanya, realisasi pada sektor perindustrian merupa-kan yang terbesar yaitu US$ 370.546 ribu atau 22,3 persen.

Dalam tahun 1974/7975 semester I (sampai dengan bulan Agustus1974) proyek-proyek PMA yang disetujui pemerintah meliputi 39 proyekdengan nilai investasi US$ 482.863 ribt. Dengan demikian sejak tahun 1967sampai dengan semester | 797411975 jumlah proyek yang telah disetujuimeliputi 754 proyek dengan nilai rencana investasi US$ 4.107.040 ribu.

Sampai akhir semester I 7974/1975 (sampai dengan bulan Agustus197 4l dari seluruh proyek yang telah disetujui pemerintah 438 proyekdengan nilai rencana invesrasi US$ 2.003.936 ribu berada disektor perinduseian. Sektor lain yang cukup mendapat perhatian usahawan asing adalahsektor pertambangan dengan nilai rencana investasi US$ 5O2.7 42 tibu

_Jr

+

Page 413: N(ITA KEUANGAN

381

*fl

t6s

H

s

T

d

c{

g

F F - * 3 r ( O o t ! r +

Q P 9 PE i rQ4

N : +

o ! ' t i o n @ Fir.r ro a\r <n ior .o ts ar.r tso r 6 0 € r ' rl o r q i . n F

O ( o N F N

4 o G O o O r O l oH c o + c \ o r o\ t n : \ 6 . . r n: t s o r o ( o N6 l o O i 6 r ! i

o 6 + c r | O r O

o l | o + t s r . r r oi i c D F . o c \ r rl i d . d c t 6 dr € +

+ o c o . r t @ :i @ @ c \ r o r Fc n i o o r A N S

c a l o 6 r H ( D 6 ro ) 6 r

o € @l ' j l r i o , i

t i : +

t . o t 1 6 )

o . o . o ( o n€ t o 6 r + F

0 i 1 0 d o 6r o r o i | l ) t sO r r

i 6 , i d t + v i d F q t o i

6lol

.n

ql

4

j

( o F d + r O ( O

ci

g!|

u

0t

l , p€ pz P

p {4 i

? eEra> J

l f l

s3

8"r

!

z

9 a r

; . H

ar

z

EI

li

= F!: o\

<5

: E l

*)r

*

Page 414: N(ITA KEUANGAN

J82

F '€ r :*ai <

.!

l$Fth

r:l i - eI ie

z-zzHI|l

Fr

- " fI

f-

Lt lF

5c> Hl - t(tr =t a

Page 415: N(ITA KEUANGAN

383

: q i

?" .6{>

!b bb

3 3

6i

o r 6 o q ( o N c o o o l o r i o ( ) l r r c { + o @ r f l c { o b i c o(, o ir :F c\ o c.t dr 0.) i Fr !Fcno) (o f)

q q e l \ q q q o I l . : l e t N - : . n e e 9 - . 1 o t q q . . : l € 1o t r G c { o , N o i r o r o i 6 ' o i F d ) @ o o c \ n

3 - * t t - t t I t t ' l o i J t t - - ' t I t t I t t r *

N ( o O F O + r O f , O . 6 0 0 ) O + F O O H @ ( O @ F 6 T f ) O O O O O ( oi O O l o o l ( o a o d t F + i f l O 1 6 o O i

( o C \ r O O | l ] d o d € . O i C { O N 6 1 ' O r Oc b € ( o o o c n o 0 o . - ! . r c o o t 6 r r o c { e d t o q ( o D - \ { i F

. | ) + - . . ) c . { e - c l ) ( ' l t l ( ) € f ) ( ! ,

: *

6 6 (o 6 dr O ts O + + i (O i t + cr iA H Or O 6r lil 6 rA c.) 6 6 i Cr +g g - + - ' t c l ) o i

o + o o o o@ o i ( o O @ -

- . i , . . : l r ; I l r | , d t . l i | | | l o i d i d i r | | | | I | | . . iR9*

.: c,i.d {; d ts cj oi d j oidi.t sid !: cj a; <j j c.i d; + d qj Fi d o; cji : H c\r 6.t N 6r q\r c\r c\ s.r c\r N 0o

o @ al c i d ; d I I | | | | | l j

, x i o . ) , N

i € ( D C O t s d r r A o O O O O ( oc o o r @ . D c o N + r o o r o o o i( | i c n o ( E € : 6 r o c { c \ r o f j

di F oi ej c.i d c.i d; d 'li -i + c;D i d ) ( o ( ) @ o l

4

: a o o o r c o ( lr.l

c \ | c . l d . r o , c { . o o o o o o N

cO Or <h c\r C,l !O oI O fi c{ o €I d s E i c . i . j d " , i .a . i j . d ;

co: fi co N c..r a

l . a d i a . r !

N . n € f r c { . n o o o o o o+ i ( o N ( o c D o o o o o o c {o tr * f) c! (o f) 0 |6 61 6 or

l + r F : F . i r r i < i ! i ; i dq o i g c . r c { c \

, q ) € c r o r

l " ; l < i l l l

' ! ) 9 q ? c i q q

. Y . \ ! : i 1 9

- i N . . i l t d l t t l

r ( o o F o + o t 4 , - €c n 6 : c h o ( o r o e o o ,i O € O o N r r t f ) 6 {r o ) + O O C O O . O T q )

( o ( o n i ! o o r r r o . + n r

o ( D o F o 6 0 0 0 6 ,( o o r o c ) ' n r o 3 o +c { c \ t o r N + i o o , ' o ( od d i d r o i o i c i + < i E ;r o ( o ' 6 i < o r +

+ € r . j o r ! i , F o 6 c {o F c o : t ,

@ \ o o r o o o o o 0 rF r t , o o $ N o 9 r o +

s <r c ' ' r o i<oo16(D1r ' '

6 H c {

3%j F

i >

j . 4

: r

- ! t

€ p> ,

i r

5 E A

z e

i r

7 v t: p

A*

i r

j : r

l -

tsz

.d

;

)t

I

-z

EE1

t r F

gs.n O\

< '

H

ar

I;a

al

-{

Page 416: N(ITA KEUANGAN

384

(83 proyek) dan sektor Perhubungan/Pariwisata dengan nilai rencana investasi

US$ 221.063 ribu (34 proyek). Keadaan ini dapat diikuti melalui Tabel

vII.100.

Sampai dengan akhir semester I 197 41197 5 perusahaan asing yang turut

serta dalam proyek-proyek PMA meliputi lebih dari 30 negara; yang paling

banyak menanemkan modalnya adalah Jepang dengan jumlah rencana inves-

tasi sebesat US$ 1.118.617 ribu (169 proyek), Amerika Serikat dengan nilai

rencana investasi US$ 523.614 ribu (94 proyek) dan Hongkong dengan nilai

rencana investasi US$ 426.056 ribu (103 proyek). Hal ini dapat diikuti

melalui Tabel VII.101'

7,12. Kesej ahteraen sosial

Usriha pembangunan dibidang kesejahteraan sosial terutama ditujukan

untuk merehabilitir dan membina watga maryatakat yang terhambat ke-

$anggupannya baik fisik, mental maupun sosial agar menjadi anggota masya-

rrt "i

yang layak serta dapat turut berpartisipasi dalam usaha-usaha pembr

ngunan.

Selama REPELITA I telah diusehakan untuk meningkatkan kesejah-

teraan sosial dengan menampung serta membina para tuna fisik, tuna mental,

tuna sosial dan tuna karya.

Dalam REPELITA II kegiatan tersebut diusahakan terus ditingkat'

kan dengan. merehabilitir dan membangun panti-panti sosial untuk memp€r-

luas daya tampung serta pelayenan kesejahteraan sosial.

Penampungan serta pembinaan werga maryarakat termaksud dilaksana-

kan melalui sistim panti sosial (institusionil care) dan sistim diluar panti

(foster-care/asuhan keluarga).

4

Sarnpai akhir REPELITA I telah dapat dilaksenakan Penampunganpara tuna sosial sebanyak 2o.2ol otang ( dalam sistim Panti ) dan sebanyak

2.188 kepala kelu$ga serta 178 orang dengan sistim diluar panti'

Kegiatan dalam usaha meningkatkan daya tampung PantiTanti sosial

dilakukal puh oleh panti-panti swasta,terutama dibidang penampungan anak-

anak terlantar dehgan 171 buah panti swesta yang menampung sebanyak

9.5 39 anak.

Page 417: N(ITA KEUANGAN

385

t

Dalam rangka meningkatJtan kegiatan panti?anti asuhan kearah swa-sembada, Pemerintah telah membetikan bantuan berupa "chicken farmingpacket". ( sarana petemakan ayam )

Selain daripada usaha-usaha tersebut, diterirna pula bantuan dari lembagalembaga sosial diluar negeri untuk meningkatkan kesejahteraan anak yatimpiatu dan anak terlenter.

Dibidang peningkatan kesejahteraan korban bencana alam, selamaREPELITA I telah dilaksanakan pemberian bantuan materiil, tempat

Penampungan sementara serta menyalurkan mereka kedaerah-daerah per-tanian baru diluat Jawa.

Selain dari itu dalam rangka pelaksanarn penanggulangan korban ben-cana alam diperhadkan pula pada segi prevensinya dengan menyelen ggnakanpenataran Team Assistensi Sosial Bencana Alam (TASBA) diseluruh Indone,sia yang bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan pera petugas penang-gulangan korban bencana alam.

Diusahakan pula menghimpun dana sosial guna keperluan korban benca-na alam melalui badan-badan sosial.

Tabel VU.102.

BANTUAN KEPADA PARA KORBAN BENCANA ALAM ,1969lr97D - t9731t974

Tahun Uang Beras Bulgur Berrs Teksd

Rp

RP

RP

RP

RP

'969tr970

7970n97 r

1e7\re72

1972t1973

r,97yt97+

12,26 jurt

56,33 juta

57,- jlJta

27,t6 jtttz

90,78 juta

1.50O ton

3.780 ton

2.668,5tor

+.237,5ton

1,100 ton 50O ton

3.,+60 ton 10.980 ton

5,000 ton

762,5ton.

Page 418: N(ITA KEUANGAN

386

r

Dalam rangka penanggulangan korban bencana alam telah dirintis kerja

,"*" "narr"

n.gla-negara ASEAN maupun dengan badan-badan internasional

sepefti WFP, FAO dan UNDP.

Dibidang pembinaan kesejahteraan masyarakat zuku'zuku terasing' se'

l amaREPELITA l te lghd i l aksanakanusaha-usahapemb inaand ib idangpertanian, pembinaan kader, pendidikan' kesehatan dan keagamaan'

Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan usaha pengembangan kearah ter-

ciptany" tata perkampungan baru serta memperlancar komunikasi dibidang

ekonomi, sosial dan budaYa.

Jumlah masyarakat suku terasing yang telah mendaPat pembinaan dalam

rangka kesejahteraan sosial selama REPELITA I meliputi sebanyak 7'013

kepala keluarga, dengan perincian sebagai berikut :

: 1.400 KK: 3.00O KK: 1 .113 KK: 600 KK: 900 KKv

Tahun : 1969179707070/1971l97r/1972r9721r973r973/r974

J u m I ah

197 +1197 5

7.013 KK

1.P00 KK (target)

Jumlah suku terasing yang ada diseluruh Indonesia pada dewasa ini

meliputi 300.000 KK.

Dalam REPELITA II tahun 197+t1975 sampai dengan akhir Agustus

7974 usaha Pembinaan kesejahteraan masyarakat suku terasing meliputi

1.550 KK yang terdiri dari proyek baru 600 KK dan proyek lanjutan 950 KK'

Dib.idang pembinaan kesejahteraan sosial para tuna karya' s€lama

REPELITA I telah dilaksanakan pendayagu nzan 2'302 KK (5 823 jiwa)

atau 21,8 persen dari jumlah tuna karya yang ada pada tahun 1973

(yaitu 10.500 KK), kesektor Pertanian di Propinsi Lampung dan Bengkulu'

Untuk tahun lg74llg75 diharapkan dapat di daya gunakan sebanyak

I

Page 419: N(ITA KEUANGAN

387

1.000 KK tuna karya kesektor pertanian di Lampung dan Bengkulu.

TabeMl lO3.

PtrNDAYAGUNAAN TENAGA TUNA KARYA KESEKTOR PERTANIAN

DI LAMPUNG DAN BENGKULU, 7969/1970 - 7974/7975

Jumlah KK Jumlah linr

1969/ r970

1970/1971

1971/1972

197 21797 3

r97 3tr974

t974tr975 ^)

669

46'

277

393

500

1.O00

1.401

1.202

o ) J

r.o94t.473

t

3.3o2

") rencanatealisasi sampai dengan Agusrus 1974 sejumlah 2OO KK

7 .13 . Agama

Kegiatan pembangunan dibidang agama bertujuan meningkatkan imandan akhlaq agama yang luhur untuk membentuk rasa taqwa serta pengabdianhanusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara.

Dalam REPELITA I Pemerintah telah melaksanakan kegiatan pem-bangunan dibidang a,gama ylng meliputi perluasan pendidikan agama,penerangan agama, pembangunan/rehabilitasi tempat peribadatan, mening-katkan pelayanan urusan agama, peradilafl agama, urusan haji serta membinakerukunan hidup beragama.

Pelaksanaan pendidikan agama pada sekolah/madrasah negeri maupunswasta diusahakan ditingkatkan terus serta dilaksanakan pula pembinaanPerguruan Tinggi Agama dalam rangka usaha pembinaan moral dan akhlaq.

Dalam pelaksanaan REPELITA II talrun 197+17975 telah dibangun 60buah PGAN, I buah PHIN, 1 buah PPUPAN, 1 buah PGAN Kristen,2 buah

3

Page 420: N(ITA KEUANGAN

388

r

PGA Hindu, 6 buah Madrasah Islam (Pilot Proyek) dan 74 buah gedungMadrasah Islam Negeri telah direhabilitir.

Kegiatan dibidang penerangan agama diarahkan terutama dalam mem-bina jiwa keagamaan dikalangan remaja, suku terasing, masyarakat transmi-gran, dan masyarakat yang tinggal didaerah bekas basis G.3O.S/PKI.

Dibidang pelayanan utusan agama telah dilaksanakan usaha-usaha pern-bangunan tempat peribadatan, pembangunan Balai Nikah dan Balai PenasehatPerkawinan, pembinaan Hukum dan peradilan agama.

Diseluruh lndonesia pada akhir REPELITA I terdapat 387.720 buahmesjid, 77.565 buah gereja Protestan, 3.409 gereja Katholik, 4.71O buahtempat ibadat agama Hindu/Budha.

Sampai dengan rafun 7974/1975 telah dibangun 96 buah Balai Nikahdan Balai Penasehat Perkawinan, serta 6 buah Pengadilan Agama-

Dibidang Urusan Haji diusahakan terus perluasan prasaxana jemaah hajiseperti asrama haji, karantina haji, sarana transportasi dan kesehatan jemaah

haji. Sehubungan dengan ini telah dibangun 15 buah Asrama Haji dikota-kotapelabuhan haji.

Jumlah jemaah haji sejak awal REPELITA I menunjukkan perkcmbang-an yang makin naik.

Tabcl VI1.104.

'UMLAH JEMAAH HAJI, 1969/1970 - 19741r975

- {

Ilajimelalui laut

Hajimelalui uders Jumloh

1969t7970

197ot L97 7

t97Ur972

t972t r97 3L97 3t t97 4

7974/1975

8.681

72,845

r9.78r76.t47

r6.505

76.491

o l r

t ,227

2 . 5 1 1

6.372

2r.449

57.4+8

o'ro',

r4.o72

22.292

22.499

39.9s4

68.3391 )

J u m l a h 90.490 776.448

1) dalam taraf oendaftaran

Page 421: N(ITA KEUANGAN

389

- {

Dibidang pembinaan kerukunan hidup beragama selama REPELITA IPemerintah telah mengambil langkah-iangkah berupa penyelenggaraan dialogantara pemuka-pemuka agama dan hasilnya menunjukkan kerukunan hidupumat beragama yang lebih mantap.

7.14. Penerangur

Kebijaksanaan pembangunan dibidang penerangan dan komunikasipembangunan ditujukan untuk membina serta meningkatkan partisipasimasyarakat dalam kegiatan pembangunan nasional.

Hakekat pembinaan penerangar adalah mengembangkan komunikasitimbal balik secara terbuka, jujur dan benanggung jawab.

Usaha-usaha penerangan dilakukan melalui sarana komunikasi massapada umumnya antara Jain radio, televisi, fihn, pers serm penerangan langzung.

Pelaksanaan usaha-usaha penerangan tersebut dilakukan secara informatif ,edukatif, perzuasif dan stimulatif, sehingga dengan demikian diharapkankomunikasi timbal balik antara Pemerintah dan rakyat dapat lebih terwujud.

Selama REPELITA I telah dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkankegiatan operasionil penerangan melalui usaha pengembangan sarana pe-nerangan,

Kegiatan operasionilpenerangan meliputi bidang-bidang politik, ekonomi,sosial budaya dan pertahanan keamanan.

Dalam rangka usaha untuk meningkatkan effektivitas pelaksanaan tugaspenerargan serta koordinasi dibidang penerangan, telah dilakukan pengem-bargan Pusat Pengendalian Operasi Penerangan (PUSDALOPEN) dan BadanKoordinasi Penerangan (BAKOPEN).

Dibidang pembinaan pengembangan sarana mass media, kebijaksanaanpembarrgunan ditujukan untuk mengadakan rehabilitasi da'n perhnsan sannamass media seperti radio, televisi dan film.

Rad io

Usaha-usaha rehabilitasi dan pengembangan dibidang radio ditujukanuntuk meningkatkan isi kwalitas siaran serta perluasan jangkauan siaran.

Page 422: N(ITA KEUANGAN

390

Selama REPELI'IA I telah dilaksanakan rehabilitasi dan pengembangan

pada studio RRI Jakarta, studio Nusantara Yogyakarta, Medan, Ujung Pandang

Jambi, layapura beberapa studio regional didaerah serta melanjutkan pe'

nyelesaian pemancar RRI Cimanggis.

Dalam rangka meningkatkan mutu penerimaan siaran RRI telah di-

gunakan pula pemarcar bergelombang menengah (medium wave/MW) sistim

VHf mU (very high frequency/frequency modulation) yang mulai dilaksanakan

pada RRr Studio Jakarta.

Penggunaan Pemancar betgelombang menengah tersebut diperluas di

B,RI Studio Medan dan Surabaya dengzn memanfaatkan bantuan proyek'

Dengan penggunaan P€mancar MW serta VHF/FM tersebut maka siatan

siaran RRI akan dapat didengar lebih jelas dan bersih.

Hingga akhir REPELITA I terdtpat 47 buah studio dan stasion penyiaran

RRI dengan Pemancar sebanyak 126 buah yang berkekuatan kurang lebih

900 ktil.

Disamping peningkatan mutu penerimaal siaran, ditingkatkan pula mutu

serta isi siaran RRI. Usaha peningkatan siaran pedesaan dilakukan baik secara

kwantitatif maupun hralitatif. Intensifikasi pertanian dijadikan sasaran utama

dalam pen;,slenggaraan siaran pedesaan berupa penyuluhan peranian- Di-

samping itu diselenggarakan pula lokakarya siaran pedesaan bagi petugas-

petugas penyelenggara dan meluaskan kelompok pendengar'

Hingga akhir tahun 1973 terdapat 126 buah studio radio yang me-

nyelenggarakan siaran pedesaan s€cala terafllr' yaitu 43 studio RRI dan 83

studio Daerah. Jumlah jam siaran pedesaan 105 jam dengan jumlah kelompok

pendengar yang terdattar 11.875 kelompok' Siaran pendidikan diperluas

dengan kerja sama Iembaga pendidikan meliputi penyelenggara"zn siaran untuk

anak-anak, siaran untuk orang dewasa, siaran remaja, siaran sekolah dan siaran

pelajaran uahasa.

Te lev i s i

DalsIn usaha memperkuat peranan televisi sebagai media Penerangandan komunikasi telah dilakukan kegiatan rehabilitasi dan pembangunan

s&dio, instalasi Pemancar sefu "link station " (stasiun pemancar ulang)'

-

rl

Page 423: N(ITA KEUANGAN

39r

Dalam pada itu teLsh pula diberikzn bantuan kepada Pemerintsh Daerah

untuk turui serta berpartisipasi mengemburgkan pertelwisian di ' daerah.

Sebelum REPELITA I hras daerah jangkauan siaran tehvisi meliputi

15.000 km2 dengan jam-jam siaran l'942 jam per tahun, pada akhir

REPELITA I telalr mencapai 72.lo0 krtLz dengan jumlah jam siuan per talrun

sekitar 4.780 jam.

Jumlah pesawat televisi sebelum REPELITA I sebanyak 65.000 buah

dan pada akhir REPELITA I telah mencapai 300.000 bueh'

Tabe l V IL loS .

LUAS DAERSH DAN TUMLAH PENDUDUK DAERAII PANCARAN TV'RI

1969 - r97'

1969 1970 L97l 1913

- {

- Luas daerah (km2)

- Jumlah pendudukdalam daerah pan-caran (utaan orang)

18.500 24.500

26,5

34.500

36,5

36.500

? ? 5

72.lOO

40p

Tsb e l VU.106.

JUMI,AII JAM SIARAN TV.RI MENURUT KLASIFTKASI,I969 - 1973

1969 t 7 0 1971 1972L

Budaya- Iklan

2.610

1.700

470

930

800

270

680 800 900

800 800 800

260 300 270

Hiburan

Berita/Pcn€rangar

J u m l a h 7.740 1.900 1,970 2 000 4.780

F i lm

Dalam rangka usahabertahap telah diadekan

peningkatan produksi film penerangan, secaraantara lein peningkatan fasilitas produksi fitn

Page 424: N(ITA KEUANGAN

392

Tabe l V I I . 107 .

JUMr-AH STUDTO DAN STATION PEMANCAR TV - RI,1969 - 1973

1969 r970 t971 1972 t973

- Jumlah sodio

- Jumlah station

PCman cirr

Tabe l V I I . 108 .

PERKEMBANGAN IUMLAH PESAWAT TELEVISIT1969 - L973

a !

T ahun fumlah pesawat telwisi

22l0

r9 69

1970

r9 7 7

1972

r97 t

80.000

135.000

190.000

220.000

300.000

Page 425: N(ITA KEUANGAN

a

393

berupa rehabilitasi peralatan, studio serta perlengkapan laboratorium Perusa-

haan Film Negara (PFN).

Dibidang industri film, kebijaksanaan diarahkan kepada pembinaan dan

pengemb angur indusui filrn nasional.

Sehubungan dengan ini telah diambil langkah-langkah untuk menciptakan

kegairahan dibidang industri film, berupa pembinaan dan pemupukan dana

filrn, kebijaksanaan impor film, produksi dan distribusi film serta fasilitas

gedung bioskop.

Tabe l V I I . 109 .

JUMLAH PRODUKSI FILM NASIONALTI969 - 1973

I a n u n Jumlah produksi

19691970797 L7972r9731974

10

) +

) )

60

1) sampai denggn M4r€t 1974

Pers

Dibidang pengembangan pers, kebijaksanaan Pemerinuh tetap diarahkan

pada pemrmbuhan pers yang sehat.

Diharapkan pers dapat melaksanakan fungsinya dengan bebas dan

bertanggung jawab sebagai media penerangaJl serte saluran penampungpendapat masyarakat yang konstruktif .

Sehubungan dengan ini telah diambil langkah-langkah untuk membinadan meningkatkan kerjasama dengan pers sena meningkatkan mutu pets.

Kebijaksanaan pembinaan pers lebih dititik beratkan kepada pemberianjasajasa dalam bentuk pembinaan redaksionil, pembinaan usaha dan pembinaanpercetakan pers. Dengan demikian diharapkan pers dapat berkembang ber-dasarkan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat dan wajar.

Page 426: N(ITA KEUANGAN
Page 427: N(ITA KEUANGAN

a

I-AMPIRAN - LAI{PIRAN

l.

.

l'

I

Page 428: N(ITA KEUANGAN

Lampiran 7PERKIRAAN PENERIMAAN NEGARA

TAHUN ANGGARAN 197 5 / 197 6( dalam jutarn rupiah )

- {

X

'ENIS PENERIMAAN , U M I . A H

A. PENERIMAAN DALAM NEGERI

L PajrL lcrf,sunS

r. PaFk p.ndaprtd

l . l . B u r u h

1.2. U$ahiwan

2. Pajal( perlcrodn

2.1. PeBsaftaa[ ne8ata

2.2. Parugahaan 8\ tasta

3. P+k pcrrcroan mint'.k

4 . M P O

5 . I P E D A

6. Lrin . bin

2,496.100

tJ67.500

52,400

32.400

20,000

60.500

65.100

125.600

lI. Pajal.dd.t lang6onS

I. PaJrt Fnit.lan

2. Paj't FnJualln imp(.

S . C u t e i

9.I. Cukai terDbelau

3.2. Cukai lainnya

4. Bca rnsruL

5. Psj.l.flpot

6. Pclclimratr milryal ldnnyr

t. Lain..bit

Pcncthrer'-rq!-aax

1.540.0m

104,8Ut

51.700

13.000

1o9.900

tE.500

90.200

5 71,600

78.800

I t.400

22 r.400

71.?00

- 31.100

21.000

t . 57.0m

20,200

?18.400

B. IENEBIMAAN PEMBANGUNAN

1, E6ntl|.[ program

2. Brnhrln prcFt

238.6m

J U M L A H 2.734.700

Page 429: N(ITA KEUANGAN

DASAR PERHITUNGAN UNTUK PERKIRA'AN PENERIMAU{N NEGARA

RAPBN 197 5/1976( dalam jutaan rupiah )

A. PENERIMAAN DALAM NEGERI

I, PAJAKLANGSUNG

1. Pajak pendapatan

1.1. Pajak pendapatan buruh

Faktor-faktor yang diperhitungkan :

(1) Peningkatan kegiatan ekonomi sehingga :- terdapat peningkatan pendapatan masyarakat,- timbulnya perusahaan baru dan perluasan perusahaan yang

ada sehingga memperluas lapangan kerja,- meningkatnya proyek-proyek penanamalr modal dalam negeri

dan penanaman modal asing yang akan menyebabkan beFtambahnya penerimaan pajak pendapatan.

(2) Peningkatan efektifitas pengenaan pajak pendapatan buruh yangmeliputi :

- penertiban dan perluasan wajib pajak dengan makin banyak-nya perusahaan-perusahaan yang terdaftar,

- peningkatan verifikasi sehingga dapat ditagih pajak yangseharusnya dipungut,

- penagihan yang lebih intensif atas tunggakan-tunggakan pajak,

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka diperkirakan penerimaan yangberasal dari pajak pendapatan buruh dapat mencapai Rp 32.400 juta.

1.2. Pajak pendapatan usahawan

Faktor-faktor yang diperhitungkan :

(1) yang akan mempengaruhi penerimaan :

peningkatan pendapatan dan gairah usaha perorangan,

perkembangan perekonomian pada umumnya.

I

Page 430: N(ITA KEUANGAN

(2) yangakan menambah potensi Penerlmaan :

- penertiban dan perluasan jumlah wajib pajak dengan inten-

sifikasi pemungutan melalui verifikasi yang mendalam'

- penagihan atas tunggakan-tunggakan pajak pendapatan usa-

hawan,

- penyempurnaan organisasi dan administrasi pajak'

Berdasarkanhal-haltersebutdiatas,diperkirakanpenerimaanpajakpendaPatan usahawan dapat mencapai jumlah Rp 20'000 juta'

2. Pajak perseroan

2.1. Pajak Perseroan perusahaan negara

Faktor'faktor yang diperhitungkan I

(1) peningkatan kegiatan usaha dengan dilaksanakannya pener'

tiban administrasi dan organisasi perusahaan-perusahaan ne-

gata1

(2) penagihan atas tunggakan pajak tahun-tahun yang lalu'

Berdasarkanfaktor.faktortersebutdiatas,diperkirakanakandapatditerima pajak perseroan petusahaan negara sebesar Rp 60 500

juta'

2.2. Paiak petseroan perusahaan swasta

Dalam penerimaan ini termasuk pula pajak perseroan dari

perusahaan-perusahaan asing/perwakilan asing yang ada di Indone-

sia.

Faktor'faktor yang diperhitungkan akan mempengaruhi pene-

rlmaan :

- peningkatan pendapatan atas laba dari badan'badan usaha swasta

nasional/asing,

- perkembangan kegiatan di sektor industri dan perdagangan de-

ngan makin baiknYa iklim ekonomi'

' perubahan struktur industti sesuai dengan perkembangan eko-

nomr'

- penertiban clan perluasan jumlah wajib pajak'

Page 431: N(ITA KEUANGAN

mengadakan pemeriksaan pembukuan lebih intensif atas jumlahlaba perusahaan,

pendekatan dan bimbingan kepada wajib pajak serta lebih menye.derhanakan cara pembayarannya,

adanya perusahaan " perusahaan dalam rangka penanaman modaldalam negeri dan penana-man modal asing yang masa tax holidaynyatelah berakhir.

Berdasarkan faktor-faktor diatas, diperkirakan akan dapat diterimapajak perseroan perusahaan swasta sejumlah Rp 65.100 juta.

3. Pajak perseroan minyak

Perhitungan penerimaannya didasarkan atas faktor-faktor berikut :

1. produksi minyak diperkirakan dapat mencapai 560,0 juta bbls setahunatau sekitar 1,5 3 3 juta bbls sehari,

2. penerimaan negara dari perusahaan-perusahaan minyak diperkirakanUS $ 3.710,8 juta,

3. kurs untuk menghitung nilai lawan Rp 415,- per US $.

Dengan demikian penerimaan pajak perseroan minyak diperkirakan3.770,8 x Rp 415,- = Rp 1.539.982,O juta atau dibulatkan menjadiRp 1.540.000 juta.

4 .M P O

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan :

(1) peningkatan kegiatan perekonomian dan transaksi perdagangn,(2) perkembangan ekspor dan impor tanpa minyak yang diperkirakan

masing-masing mencapai nilai US $ 1.968,0 juta dan US $ 5.390,0juta,

(3) peningkatan pemungutan antara lain :- peningkatan kesadaran pajak,- pengawasan yang lebih ketat terhadap wajib pungut.

i . 'III

I

i

I

I

Page 432: N(ITA KEUANGAN

5

Berdasarkan faktor-faktor diatas, maka diperkirakan dapat dipungutMPO sebesar Rp 104.800 juta.

5. Iuran Pembangunan Daerah ( Ipeda )

Usaha meningkatkan penerimaan Ipeda meliputi :

(l) peningkatan partisipasi masyarakat terhadap pembangunandaerahnya,

(2) intensifikasi pemunguran dengan perbaikan sistim penilaian danadministrasi yang lebih baik,

(3) peningkatan penerimaan di sektorsektor pedesaan, perkotaan,petkebunan, perhutanan dan pertambangan.

Berdasatkan hal-hal tersebut maka penerimaan Ipeda diperkirakanakan mencapai jumlah sebesar Rp j1.700 iuta.

6 .L a i n - I a i n

Penerimaan ini terdiri dari pajak kekayaan, pajak atas bunga dividendan royalty. Hal-hat yang mempengaruhi penerimaan adalah :

(1) berkembangnya perekonomian dan tambahan gairah di bidangusaha,

(2) perluasan wajib pajak dan intensifikasi pemungtan pajak,

(3) verifikasi yang ketat terhadap perusahaan-perusahaan dalam halpembagian dividen, pembayaran bunga dan royalty.

Atas hal-hal tersebur maka dari lain-lain pajak langsung diperkirakanakan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1J.000 juta.

PAJAK TIDAK LANGSUNG1. Pajak penjualan

Hal - hal yang mempengaruhi penerimaan adalah :

(I) penyempurnaan organisasi dan adminisrasi pajak,(2) perluasan jumlah wajib pajak dan intensifikasi pemungutan

melalui verifikasi yang lebih ketat atas penyerahan barang_barang dan jasa,

)-

Page 433: N(ITA KEUANGAN

6

(3) peningkatan ptoduksi barangbarang dan usaha jasa sertaperkembangan perekonomian pada umumnya.

Berdasarkan hal-hal tersebut maka penerimaan pajak penjual-an diperkirakan mencapai Rp 109.900 juta.

2. Pajak penjualan impor

Perkiraan pajak penjualan impor mempunyai hubungan yang eratdengan perkembangan impor serta penerimrran bea masuk yang di-

perkirakan untuk tahun anggaran 197511976; perbandingan tersebut di

perkiraan 39,98 persen. Hal ini berarti dengan perkiraan penerimaanbea masuk sebesar Rp 22l.4}o jata, maka penerimaan pajak penjualan

impor diperkirakan sebesar Rp 88.516 juta atau dibulatkan menjadi

Rp 88.500 juta.

3 .C u k a i

3.1. Cukai tembakau

Hal-h yang dapat mempengaruhi penerimaan cukai tembakau ada-

lah :

(1) peningkatan produksi tembakau dan celgkeh yarg diharapkan

akan terjadi dalam tahun 1975/1976,

(2) peningkatan daya beli masyarakat,

(3) peningkatan usaha pemungutan cukai berupa :

- menserasikan pita cukai dengan harga eceran rokok dan

hasil tembakau,

- verifikasi yang lebih cermat atas perusahaan-perusahaanrokok,

- peningkatan pemberantasan pita cukai palsu can rokok tidakberpita,

- penyelesrian tunggakan-tunggakan cukai.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, diharapkan dapat diterima cukai

tembakau sebesar Rp 78.80O juta.

3.2. Cukai lainnya

Cukai lainnya terdiri dari cukai gula, cukai bir dan cukai alkohol

sulinEan.

Page 434: N(ITA KEUANGAN

7

Hal-hal yang dapat meningkatkan penerimaan adalah

(1) peningkatan produksi gula, bir dan alkohol sulingan,

(2) intensifikasi pemungutan cukai.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka cukai lainnya diperkirakan akan me-nyumbang penerimaan sebesar Rp 11.400 juta.

4. Bea masuk

Perkiraan penerimaan bea masuk didasarkan atas hal-hal sebagaiberikut :

(l) impor yang dapat dikenakan bea masuk diperkirakan berjumlahUS $ 2.807,9 juta.

(2) tarip lata.rata bea rnasuk diperkirakan sebesar 19,0 persen,

(3) nilai dasar perhitungan bea masuk adalah Rp 415 per US $ 1.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penerimaan bea masuk diperkirakandapat mencapai 19,Oo/o x 2.8O7,9 x Rp 415 = Rp 227.403 juta atau di-bulatkan menjadi Rp 221.+OO juta.

5. Pajak ekspor

Dasar perhitungan penerimaan pajak ekspor adalah sebagai berikut :

(1) ekspor diluar minyak diperkirakan sebesar US $ 1.968,0 juta,

(2) dari jumlah tersebut sebesar kurang leblh 72,2 persen diperkirakanberupa ekspor barang jadi dan barang kerajinan rakyat yang bebasdari pajak ekspor, serta barang ekspor yang diberikan pembebasanpajak ekspor,

(3) pajak ekspor pada umumnya adalah 10 perscn,

(4) kurs devisa adalah Rp 415 per US $ 1.

Dengan dasar perhitungan tersebut maka penerimaan pajak ekspordiperkirakan sebesar 1070 x L727,7 x Rp 415 = Rp 71.700 juta.

6. Penerimaan minyak lainnya

Dalam perkiraan penerimaan minyak lainnya, diperhitungkan hal-hal se-bagai berikut :

(1) biaya pengadaan minyak dalam negeri lebih tinggi daripada tahunyang lalu,

D

t

Page 435: N(ITA KEUANGAN

(2) harga jual bahan bakar tertentu antara lain minyak tanah, solar dan

sebagainya masih dibawah jumlah biaya pengadaannya'

(3) nilai pemakaian bahan bakrr minyak di dalarn negeri semakin

meningkat,

(2) kebijaksanaan pembangunan dengan tetap memantaPkan kestabilan

harga.

Berdasarkan keterangan tersebut, maka penerimaan minyak Iainnya

diperkirakan akan defisit sebesar Rp 31.100 juta.

7. Lsin - lein

Jenis penerimaan ini meliputi penerimaan bea metetai, bea lelang dan

lain-lain penerimaan pajak tidak langsung.

Perkiraan penerimaannya didasarkan atas hal-hal sebagai berikut :

(1) peningkatan kegiatan dan transaksi ekonomi yang dapat dikenakan

bea meterai,

(2) pengawasan yang lebih kemt atas Pemakaian bea metetai dalam

perusahaan dan transaksi dagang,

(3) penyempurnaan dan peningkatan efektifitas dalam penggunaan

kantor lelang.

Dengan memperhitungkan hal-hal tersebut maka penerimaan lain-lain

pajak tidak langsung diperkirakan mencapai jumlah sebesar Rp 21'000

juta.

III. PENERIMAAN NON - TAX

Faktor - faktor yang mempengaruhi Penerimaannya adalah :

(1) penertiban perusahaan negara dan peningkatan kegiatannya dalam

rangka meningkatkan Penerimaan,

(2) verifikasi dan pengawasan yang lebih baik atas penyetoran dari

pada penerimaan departemen - departemen'

Dengan faktor-faktor tersebut diperkirakan akan diterima penerinaan

non - t:Ix sebesar RP 57 000 juta.

Page 436: N(ITA KEUANGAN

.<.

PENERIMAAN PEMBANG TJNAN

l. Bantuan prog:rm

Penerimaan bantuan program didasarkan atas hal-hal sebagai berikut r

(1) bantuan program dalam tahun anggaran 1975/1976 diperkirakaasebesar US $ 10O juta,

(2) dari jumlah tersebut sebesar US $ 50 juta menrpakan bantuandalam bentuk devisa kredit, barang-barang modal dan pupuk,

(3) sisanya sebesar US $ 50juta merupakan bantuan beras dan gandum,

(4) kurs adalah Rp 415 per US $ 1.

Berdasarkan hal-hal tersebut diperkirakan penerimaan dari baniuan pro-gram untuk tahtn 1975/7976 sebesar Rp 20,2 milyar.

2. Bantuan proyek

Perkiraan bantuan proyek didasarkan pada hal-hal sebagai berikut :

(1) Realisasi atau " disbursement " dalam tahun 197511976 darikomitmen banruan proyek taiun-rahun yang lalu diperkirakansebe sar US $ 5 2 5 juta. Dalam jumlah tersebut termasuk bantuandalam rangka pengolahan minyak dari Jepang sebesar US $ 150juta.

(2) Kurs penilaian adalah Rp 416 per US $ 1.

Dengan demikian nilai dalam rupiah daripada bantuan proyek adalah ,525 juta x RP 416 = Rp 218.400 juta.

\

tt-

Page 437: N(ITA KEUANGAN

LamPiran 2

ANGGARAN BELANJA RUTIN 1975i 1976

PERINCIAN MENURUT SEKTOR/SUB SEKTOR

( dalam ribuan ruPiah )

-*

.}-

10

NomorKode

Sektor / Sub Sektor

1. SEKTOR PERTANIAN DAN PENGAIRAN

1.1 Sub Sektor Pertantan

7.2 Sub Sektor Pengairan

Jumlah

6.7 81.863,4

5 .85 r.029,3

930.834,1

3.146.419,8

7.626.98J,7

r.579.436,7

15 0.963, r

1 5 0 .96 3 ,1

to.063.+54,6

9 .84 i .830,1

279.62+,5

4.206.35L,7

t-688.503,2

? .517.8+8,5

4 .783.316,8

3 .2+8.637,8

1 .s3+.679,O

285.239.O29,5

28r.t83.7 53,O

4.055.276,5

z.2.1

2.2

J . l

SEKTOR INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN

Sub Sektor lndustri

Sub Sektor Pertambangan

SEKTOR TENAGA LISTRIK

Sub Sektor Tenaga Listrik dan Gas

SEKTOR PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA

Sub Sektor Perhubungan

Sub Sektor Pariwisata

SEKTOR PERDAGANGAN DAN KOPERASI

Sub Sektor Perdagangan

Sub Sektor KoPerasi

+.

+.r

5 .

) . r

6. SEKTOR TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

6.1 Sub Sektor Tenaga Kerja

6.2 Sub Sektor Transmigrasi

7. SEKTOR REGIONAL DAN DAERAH

7.7 Sub Sektor Desa dan Daerah

7.2 Sub Sektor Tata Ruang

Page 438: N(ITA KEUANGAN

I

?

1 t

Nomor

K;;" Sektor / Sub Sektor Jumlah

8. SEKTOR AGAMA DAN KEPERCAYAANKEPADA TUHAN YANG MAHA ESA 6,592.280,L

8.1 Sub Sektor Agama dan KepercayaanKepada Tuhan Yang Maha Esa 6.592.280,7

9. SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAANNASIONAL DAN PEMBINAANGENERASI MUDA 100.238.626.4

9.1 Sub Sektor Pendidikan Umum danPembinaan Generasi Muda 96.359.296,6

9.2 Sub Sektor Pendidikan dan LatihanInstitusionil/Kedinasan 3.001.5 5 0,8

9.3 Sub Sektor Kebudayaan 877.779,0

10. SEKTOR KESEHATAN, KELUARGABERENCANA DAN KESEJAHTERAANsosIAL 18.412.649,6

10.1 Sub Sektor Kesehatan 15.737 .097,4

7O,2 Sub Sektor Keluarga Berencana 669.097,4

10,3 Sub Sektor Kesejahteraan Sosial 2.606.454,8

11. SEKTOR PERUMAHAN RAKYAT DANPENYEDIAAN AIR MINUM 1,T48.336,8

11.1 Sub Sektor Perumahan Rakyat 1.056.159,1

77.2 Sub Sektor Air Minum dan KesehatanLingkungan 92.177,7

12. SEKTOR TERTIB HUKUM DANPEMBINAAN HUKUM 2I.969.234,4

12,J Sub Sektor Tertib Hukum 21.969.234,4

Page 439: N(ITA KEUANGAN

NomorKode

Sektor / Sub Sektor

SEKTOR PERTATIANAN KEAMANANNASIONAL

Sub Sektor Kekuatan )

Sub Sektor Prasarana ABRI )

Sub Sektor Prasarana Pertahanan dan )Keamanan Nasional

SEKTOR PENERANGAN DAN KOMUNIKASI

Sub Sektor Penerangan dan Komunikasi

SEKTOR PENGEMBANGAN ILMU DANTEHNOLOGI PENELITIAN DAN STATISTIK

Sub Sektor Penelitian Umum

Sub Sektor Penelitian Institusionil

Sub Sektor Statistik

SEKTOR APARATUR NEGARA

Sub Sektor Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara

Sub Sektor Aparatur Pemerintahan

Sub Sektor Keuangan Negara

JUMLAH

Jumlah

414.199:3o8,8

434.t99.308,8

8.716.654,2

8.7 r6.654,2

+.323.426,7

1 .045 .821 ,8

1.880.588,6

t.397.O16,3

556.328.084,I

2.566.887,r

86.305.894,9

+67.455.302,1

1.466.300.000,0

73 .

I 3 .1

73.2

I ) . J

14.

15 .

l ) . 1

15.2

l 5 .3

16.

l o - l

76.2

.r. o. JI

r

Page 440: N(ITA KEUANGAN

II

)

t

Larnpimn 3a.ANGGARAN BELANJA PEMBANGUNAN

SUSUNAN SEKTOR / SUB SEKTOR(TANPA BANTUAN PROYEK )

( dalam ribuan rupiah )

Nomor

Kode Sektor / Sub Sektor Jumlah

1.1. Sub Sektor Perranian 200.360.000

7.2. Sub Sektor Pengairan 85.400.000

2. SEKTOR INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN 47.639.000

2.1. Sub Sektor Industri 41.6g9.000

?.2. Sub Sektor Pertambangan 5.950.000

3. SEKTOR TENAGA LISTRIK 47.460.000

3.1. Sub Sektor Peningkatan Tenaga Lisrrik dan Gas 47.460.000

4. SEKTOR PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA 106.258.000

4.1. Sub Sektor Perhubungan 106.008.000

4.2- Sub Sektor Pariwisata 250.000

5. SEKTOR PERDAGANGAN & KOPERASI 4,994.Offi

5,1. Sub Sektor Perdagangan 4.O6Z.W5 .2. Sub Sektor Koperasi 927 .OOO

6. SEKTORTENAGA KERJA DANTRANSMIGRASI 14.089.000

6.7. Sub Sektor Tenaga Kerja 1.110,000

73

Page 441: N(ITA KEUANGAN

r4

.-!T

I

NomorKode

Sektor / Sub Sektor

Sub Sektor Transmigrasi

SEKTOR PEMBANGUNAN REGIONALDAN DAERAH

Sub Sektor Desa dan Daerah

Sub Sektor Tata Ruang

SEKTOR AGAMA DAN KEPERCAYAANTERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

Sub Sektor Agama dan KepercayaanTerhadap Tuhan Yang Maha Esa

SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAANNASIONAL DAN PEMBINAAN GENERASIMUDA

Sub Sektor Pendidikan Umum danPembinaan Generasi Muda

Sub Sektor Pendidikan dan LatihanInstitusionil/Kedinasan

Sub Sektor Kebudayaan

SEKTOR KESEHATAN, KELUARGABERENCANA DAN KESEJAHTERAANSOSIAL

Sub Sektor Kesehatan

Sub Sektor Keluarga Berencana

Sub Sektor Kesej ahteraan Sosial

Jumlah

t2.779.00O

168.264.000

166.424.00O

1,840.000

3.160.000

3. i 60.000

Lr2.253.OOO

9+.952.000

12.3+3.OOO

+.958.0OO

33.863.000

26.402.OOO

5.576.000

1.885.000

6.2.

7 . 1 .

7 .2 .

8 .

d . r .

9.

9 .1 .

s )

9 .3 .

10.

10 .1 .

1o.2.

10 .3 .

Page 442: N(ITA KEUANGAN

I J

t

{

NomorKode

Sektor / Sub Sektor

SEKTOR PERUMAHAN RAKYATDAN PENYEDIAAN AIR MINUM

Sub Sektor Penrmahan Rakyat

Sub Sektor Air Minum dan KesehatanLingkungan

SEKTOR TERTIB HUKUM DANPEMBINAAN HUKUM

Sub Sektor Tertib Hukum

Sub Sektor Pembinaan Hukum Nasional

SEKTORPERTAHANAN DANKEAMANAN NASIONAL

Sub Sektor Pertahanan dan KeamananNasional

SEKTOR PENERANGAN DANKOMUNIKASI

Sub Sektor Penerangan dan Komunikasi

SEKTOR PENGEMBANGAN ILMU DANTEHNOLOGI, PENELIT]AN DANSTATISTIK

Sub Sektor Pengembangan Ilmu danTehnologi

Sub Sektor Penelitian Umum

Sub Sektor Penelitian lnstitusionil

Sub Sektor Statistik

Jumlah

15.395.000

8.327.OW

7.068.000

5.827.000

).) ) / .uuu

27 0.OOO

26.023.O00

26.O23.OOO

8.718.000

8.718.000

20.457.OOO

2.31r.500

1.5 0 3 .500

15.419.000

t.223.OAO

1 1 .

1 1 . 1 .

t7.2.

12.

I2 .7 .

12.2.

13 .

13 .1 .

14.

1 4 . 1 .

15.

15 .1 .

1 < ' )

t ) . J .

l 5 . 4 .

Page 443: N(ITA KEUANGAN

76

.{

7

LIti

A

NomorKode

Sektot / Sub Sektor

SEKTOR APARATUR NEGARA

Sub Sektor Prasarana Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara

Sub Sektor Aparatur Pemerintahan

Sub Sektor Keuangan Negara

SEKTOR PENYERTAAN MODALPEMERINTAH

Sub Sektor Penyertaan ModalPemerintah

JUMLAH

Jumlah

37.1,16.000

2.276.O0O

27.gLO.OO0

7.020.000

rt2.594.NO

712.69+.ON

1.050.000.o00

16.

16 .1

16.2.

16 .3 .

17 .

1 . 7 1

Page 444: N(ITA KEUANGAN

Lampiran 3b

NILAI RUPIAH BANTUAN PROYEK-/TEHNIS Ig7 5 I Ig 7 6PERINCIAN MENURUT SEKTOR/SUB SEKTOR

( Us $ 1,-= Rp 416,- )

1

1 . 1 .

t ' )

?

2.1 .

2 .2 .

t

3 .1 .

SEKTOR PERTANIAN DAN PENGAIRAN

Sub Sektor Pertanian

Sub Sektor Pengairan

SEKTOR INDUSTRI DANPERTAMBANGAN

Sub Sektor Industri

Sub Sektor Pertambangan

SEKTOR TENAGA LISTRIK

Sub Sektot Peningkatan TenagaListrik dan Gas

SEKTOR PERHUBUNGAN DANPARIWISATA

Sub Sektor Perhubungan

Sub Sektor Pariwisata

SEKTOR PERDAGANGAN DANKOPERASI

Sub Sektor Koperasi

(bersambung)

t7

71.000

47 .OOO

24.OOO

157.000

7 .OOO

150.000

110.000

110.000

t20.700

I t7 .7 00

3.000

'1 .500

r .500

29.536.OOO

19.552.000

9.984.000

65 .312 .000

2.972.OOO

62.400.000

45.7 60.000

45.760.000

50.2l2.OOO

48.964.000

1.2+8.000

624.OOO

624.OOO

i

\

+.1 .

4.2.

)

< 7

NomorKode Sektor / Sub Sektor Ribuan

US. SRibuanRp.

Page 445: N(ITA KEUANGAN

l 8

(sambungan)NomorKode

Sektor / Sub Sektor

6.2.

SEKTOR TENAGA KERJA DANTRANSMIGRASI

Sub Sektor Tran smigrasi

SEKTOR PEMBANGI,JNAN REGIONALDAN DAERAH

Sub Sektor Tata Ruang

SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAANNASIONAL DAN PEMBINAANGENERASIMUDA

Sub Sektor Pendidikan Umum danPembinaan Generasi Muda

SEKTOR KESEHATAN, KELUARGABERENCANA DAN KESEJAHTERAANSOSIAL

10.1. Sub Sektor Kesehatan

10.2. Sub Sektor Keluarga Berencana

11 SEKTORPERUMAHANRAKYATDANPENYEDIAAN AIRMINUM

11.1. Sub Sektor Air Minum dan KesehatanLingkungan

RibuanUS. $

1.500

1.500

1.000

1.000

RibuanRp.

624.000

624.ooo

416.000

416.000

7.280.000

7.280.000

6.864.000

4.160.000

2.70+.ooo

2.828.000

2.828.000

L.872.OOO

7.872.O0O

t

7.2.

9

{

17.500

17.500

16.500

10.000

6.500

6.800

6.800

4.500

4.500

I'

F

SEKTOR PENERANGAN DANKOMI,'NIKASI

Sub Sektor Penerangan dan Komunikasi14.1.

(bersambung)

Page 446: N(ITA KEUANGAN

a

F

{

t

I

,

F

L

Sektor / Sub Sektor

15 SEKTORPENGEMBANGANILMUDANTEHNOLOGI, PENELITIAN DANSTATISTTK 1.000 +16.000

15.1. Sub Sektor Pengembangan Ilmu danTehnologi 1.000 416.000

17 SEKTORPENYERTAANMODALPEMERTNTAH 16.000 6.656.000

77.7. Sub Sekror Penyerta.an Modal Pemerintah 16.000 6.656.000

JUMLAH 525.000 218.400.000

Page 447: N(ITA KEUANGAN

Lampiran 4.

RANCANGAN

UNDANG-I,JNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR TAHUN 197 5

TENTANG

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

TAHUN ANGGARAN I97 51L976

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negaxa untuk Tahun

Anggaran 797 5 / 797 6 perlu ditetapkan dengan Undang-Undang ;

b. bahwa sebagai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun

kedua dalam rangka Rencana Pembangunan Lima Tahun Il,

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 4,g9"."n197 5 / 797 6 mengikuti prioritas nasional sebagaimana dipetapkan

di dalam pola umum PELITA II Ketetapan Majelis Permusya-

waratan Rakyat Nomor IV/MPR/1973 tentang Garis-gatis Besar

Haluan Negara ;

c, bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anpgaran

1975/1976 adalah rencana kerja Pemerintah, khususnya pelak-

sanaan tahun kedua rencana tahunan Pembangunan Lima

Tahun II ;

d. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran

197 5/197 6 disamping memelihara dan meneruskan hasil-hasil

yang telah dicapai dalam PELITA I dan tahun ln1garan sebelum-

nya, juga meletakkan landasan{andasan baru bagi usaha-usaha

Pembangunan selanjutnya ;

e. bahwa untuk Iebih menjaga kelangsungan jalannya pembangunan,

m.ka saldo - arggaran - lebih dan sisa kredit anggaran proyek-

proyek pada anggaran pembangunan tahun 1975/1976 perlu

diatur dalarn Undang-undang ini.

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1) jo. Pasal23 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 ;

I

I20

Page 448: N(ITA KEUANGAN

7 1

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor IV/MPR/

7.973 ;

3. Ketetapan Majelis Permusyawatata.n Rakyat Nomor XJMPW

1973 ;

4. Indische Comptabiliteitswet sebagaimana diubah dan ditambahterakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1968 tentang

Perubahan Pasal 7 Indische Comptabiliteitswet ( Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 5 3 ).

DENGAN PERSETUIUAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

I{EPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN

Menetapkan: UNDANG - UNDANG TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN

DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 197511976.

(1) Pendapatan Negara Tahun Anggaran 797511976 diperoleh

dari '

a. Sumber-sumber Anggaran Rutin danb. Sumber-surnber Anggaran Pembangunan'

(2) Pendapatan Rutin dimaksud padz ayat (1) sub a pasal ini

menurut perkiraan berjumlah Rp 2.496.100.000.000'00.

(3) Pendapatan Pembangunan dimaksud pa/.a tyat (1)subbpasal

ini menurut perkiraan berjumlah Rp 2 38.600.000.000,00.

(4) Jumlalr seluruh P€ndapatan Negara Tahun Anggarzn 197 5 /797 6menurut perkiraan berjumlah Rp 2.7 34.70O.000.000,00.

(5) Perincian pendapatan dimaksud pada ayat (2) dan (3) pasal

ini berturut-turut dimuat dalam Lampiran I dan II Undang-

undang ini Pasar z

(1) Anggaran Belanja Negara Tahun Anggaran 7975/1976 tetdiri

atas :

Pasal

I

Page 449: N(ITA KEUANGAN

l

22

a. Anggaran Belanja Rutin danb. Anggaran Belanja Pembangunan.

(2) Anggaran Belanja Rutin dimaksud pada ayat (1) sub a pasalini rnenurut perkiraan berjumlah Rp 1.466.300.000.o00,00.

(3) Anggaran Belanja Pembangunan dimaksud pada ayat (1) sub bpasal ini menurut perkiraan berjumlah Rp 1.268.400.000.000,0o.

(4) Jumlah seluruh Anggaran Belanja Negara Tahun Anggaran 1975l1976 menurut perkiraan berjumlah Rp 2.7 34.700.000.000,00.

(5) Perincian pengeluaran dimaksud pada ayzt (2) dan (3) pasal iniberturut-rurut dimuat dalam Lampiran III dan IV Undang-undang ini.

(6) Perincian dalam Lampiran III dimaksud dalam ayat (5) pasal

ini memuat sektor dan sub sektor, sedang perincian lebih lanjut

sampai pada kegiatan ditentukan dengan Keputusan Presiden.

(7) Perincian dalam Lampiran IV dimaksud dalam ayat (5) pasalini memuat sektor darr sub sektor, sedangkan perincian lebih

lanjut sampai pada proyek-proyek ditentukan dengan KeputusanPresiden.

Pasal 3

(1) Pada pertengahan Tahun Anggaran dibuat laporan realisasimengenai :

a. Anggaran Pendapatan Rutin,b.Anggaran Pendapatan Pembangunan,c. Anggaran Belanja Rutin,d. Anggaran Belanja Pembangunan.

(2) Pada pertengahan Tahun Anggaran dibuat laporan realisasi

mengenai :

a. Kebijaksanaan perkreditan,b. Perkembangan lalu-lintas pembayaran luar negeri,

(3) Dalam laporan dimaksud pada ayat (f) dan (2) pasal ini disusun

prognosa untuk enam bulan berikutnya.

(4) Laporan dimaksud dalam ayat (1) dan (2) pasal ini dibahas

bersama antara Pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat.

l

)

7

Page 450: N(ITA KEUANGAN

23

t

)

I|.

L

L

F

/

.

. \

IF

I

-

"f

(5 ) Penyesuaian ;;nggarun dengan perkembangan/petubahan keadaan,

dibahas bersama antara Pemerintah dengan Dewan Perwakilan

Rakyat.

Pasal 4

(1) tftedit anggaran proyek-proyek pada Anggaran Pembangunan

Tahrn 1975/797 6 yang pada akhir tahun anggaran menunjukkan

sisa, dengan Peraturan Pemerintah dipindahkan kepada tahun

anggaran 7976/1977 dengan menambahkannya kepada kredit

anggatan 7976/1977.

(2) Saldo-anggaran-lebih tahun 1975/1976 ditambahkan kepada ang

garan tahun 7976/1977 dan dipergunakan untuk membiayai

Anggaran Pembangunan Tthun 197 6/7977 '

(3) Peraturan Pemerintah yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini

menyatakan pula bahwa sisa kredit Lngga;rln yang ditambahkan

itu, dikurangkan dari kredit anggaran tahtn 1975/7976'

(4) Sisa kredit anggamn dimaksud pada ayat (1) pasal ini sebelum

ditambahkan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Tahun Anggaran 197611977 terlebih dahulu diperiksa dan di-

nyatakan kebenarannya oleh Menteri Keuangan.

(5) Peraturan Pemerintah yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini

disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan Badan Pe-

meriksa Keuangan selambat-Iambatnya pada akhir uiwulan I

Tahun Anggaran 197 6/7977 .

Pasal 5

Selambat-lambatnya pada akhir Tahun Anggaran 197517976

oleh Pemerintah diajukan Rancangan Undang-undang tentang Tambah-

an dan Perubahan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Tahun Anggaran 197511976 berdasarkan tambahan dan perubahan

sebagai hasil penyesuaian dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5) Undang-

undang ini untuk mendapatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan

Rakyat.

Page 451: N(ITA KEUANGAN

t!>

F-

F

I,:

2+Pasal 6

(1) Setelah Tahun Anggaran 197 51797 6 berakhir, dibuat Perhitungan

Anggaran mengenai pelaksanaan Anggaran.

(2) Perhitungan Anggaran dalam ayat (1) pasal ini setelah diperiksa

oleh Badan Pemeriksa Keuangan diberitahukan oleh Pemerintah

kepada Dewan Perwakilan RakYat.

Pasal 7

Ketentuan - ketentuan dalam Undang - undang Perbendaharaan

( Indische Comptabiliteitswet ) yang bertentangan dengan bentuk,

susunan dan isi Undang-undang ini, dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 8

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal I April 1975.

Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan peng-

undangan Undang-undang ini dengan Penempatannya dalam Lembaran

Negara Republik Indonesia.

Disahkan di : Jakarta

Pada tanggal :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOEHARTODiundangkan di JakartaPada tanggal :

MENTERI/SEKRETARIS NEGARAREPUBLIK INDONESIA.

IENDERAL T.N.I,

SUDHARMONO,SH

LETNAN JENDERAL T.N,I.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1975 NOMOR :

Page 452: N(ITA KEUANGAN

PENJELASAN

ATAS

UNDANG.UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR TAHUN 1975

TENTANG

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARATAHUN ANGGARAN I97 5 II97 6

UMUM

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun An ggaran 7975/1976 adzlah

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun kedua dalam rangka pelaksanaan

PELITA ll 1974/7975 - 197811979. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Tahun Anggaran 197511976 mengikuti prioritas nasional sebagaimana ditetapkan

didalam pola umum PELITA II Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

Nomor IV/MPR /1973 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Prioritas pemba-

ngunan ekonomi dengan titik berat pembangunan sektor pertanian dan peningkatan

indusui yang mengolah bahan mentah rnenjadi bahan baku mengandung arti,

bahwa sektor yang menunjang sektor pertanian dan industri terus diperkembang-

kan, sedangkan kcgiatan-kegiatan lainnya tetap akan dilakukan dalam kadar dan

intensitas sesuai dengan prioritas pembangunan nasional. Melalui pembangunan

sektor ekonomi seperti tersebut diatas, usaha peningkatan dan perbaikan taraf

hidup rakyat banyak diharapkan akan dapat diwujudkan dalam rangka mencapai

sasarar-sasaran sebagai berikut r

Pertama : Tersedianya pangan da.rr sandang yang serba kecukupan, dengan

mu yang benambah baik dan terbeli oleh masyarakat umum-

nya i

Kedua : Tersedianya bahan-bahan perumahan dan fasilitas-fasilitas lain

yang diperlukan, temtama untuk kepentingan rakyat banyak ;

Ketiga : Keadaan prasaxana yang makin meluas dan sempurna ;

Keempat : Keadaan kesejahteraan rakyat yarg lebih baik dan lebih merata ;

Kelima : Iucluasnya kesempatan kerja.

-<

Page 453: N(ITA KEUANGAN

26

Dalam pada itu, kebijaksanaan Lnggalrarr berimbang yang dinamis terutamaditujukan untuk menyesuaikan pengeluaran dengan penerimaan sedemikian rupa,sehingga tabungan Pemerintah dapar terus ditingkatkan dalam rangka tercapainyausaha unruk dapat meningkatkan pembangunan dengan kemampuan sendiri.

Dalam rangka pengarahan pengeluaran rutin aga.r benar-benar dapat menun-jang usaha pembangunan, maka digunakan sistim DIK (Daftar Isian Kegiatan)yang telah dirintis dalam tahun terakhir pelaksanaan PELITA I sebagai suatu usahabertahap yang menunjukkan adanya orientasi kepada progam dibidang pengeluaranru tin -

Pengeluaran untuk tugas umum pcmerintahan bertujuan untuk terus membinaapararur dan administrasi nega;ra. Lgar lebih mampu melaksanakan tugas yang kianmeningkat sesuai dengan perkembangan pelaksanaan pembangunan_ Sejalan denganitu tindakan penghematan dalam pengeluaran rutin terus dilaksanakan terutiunadalam hal belanja barang. Selanjutnya pengeluaran ditujukan untuk memeliharaLpa yzng telah dihasilkan, menyelesaikan proyek-proyek dari tahun-tahun sebelum-nya, menyediakan dana bagi bantuan proyek, membiayai proyek-proyek baru dansebagainya.

Sementara itu bantuan pembangunan kepada Desa, Kabupaten dan DaerahTingkat I yang bertujuan unftk lebih menggerakkan dan meratakan pembangunandaerah serta mengurangi tekanan pengangguran dilanjutkan dan ditingkatkan. pe-ningkatan inipun penting dalam rangka usaha mempertinggi kegairahan rakyatikut serta dalam pembangunan,

Dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan rersebut hendak dicapai pula keserasiandan keselarasan dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah yang diharapkandapat menambah penyediaan dan perluasan lapangan kerja.

Dalam pada itu, agar biaya yang tersedia dapat dimanfaatkan secara maksimalsesuai dengan kebijaksanaan anggaran, maka penggeseran antar program dan antarkegiatan dalam a,nggaru.n belanja rutin dan antar program dan antar proyek dalamanggaran belanja pembangunan harus dimintakan persetujuan presiden, sedangkanpenggeseran antar sektor dan antar sub sektor, baik dalam Lnglara,n belanja rutinmaupun dalarn anggaran belanja pembangunan harus dilakukan dengan Undang-undang.

>I

r

?

I

,-

?

/I

3II

t '

Page 454: N(ITA KEUANGAN

7t\

ts

i

:

Dalam rangka kelangsungan kegiatan pembangunan maka sisa kredit arggaran

proyek-proyek pada anggaran pembangunan dan saldo-anggaran-lebih Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara ini ditambahkan kepada Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara Tahun Anggaran 7976/7977 -

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, maka Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara Tahun Angguan 1975/L976 disustn berdasarkan asumsi-asumsi

umum sebagai berikut :

a. Dipertahankannya kestabilan monet€r serta terselenggaranya perkembangan harga

kearah yang lebih mantap lagi dengan selalu diusahakan dalam jangkauan daya

beli masyarakat.

b. Dapat ditingkatkannya penerimaan Negara meskipun diberikan berbagai fasilitas

dan perangsang fiskal kepada industri-indusui baik industri yang telah ada

maupun indusui baru dalam rangka penanaman modal.

c. Target penerimaan Negara yang ditetapkan dari sektor perdagangan internasionaldiusahakan dapat dipertahankan.

d. Tidak terjadinya perubahan-perubahan dalam situasi internasional yang dapat

membawa pengaruh negadf dalam hubungan ekonomi internasional RepublikIndonesia.

PASAL DEIVTI PASAL :

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (21

Masalah kebijaksanaan kredit dan lalu-lintas pembayaran luar negerisebagian besar berada disektor non-pemerintah. Oleh sebab itu pen)rusunankebijaksanaan kredit dan devisa dalam bentuk dan arti seperti anggaran

Page 455: N(ITA KEUANGAN

L ,tI

II

i

28

rutin dan anggaran pembangunan sukar untuk dilaksanakan, sehingga untukitu dibuat dalam bentuk prognosa.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal +Cukup jelas.

Pasal 5Cukup jelas.

Pasal 6

Prosedur seperti dimaksud didalarn pasal ini yang telah dilaksanakan padatahun-tahun yang lalu ditempuh sementara menunggu terbentuknyaUndang-undang Perbendaharaan Nasional yang baru yang dapat menampungkebuurhan pembangunan nasional.

Pasal 7Cukup jelas.

Pasal ICukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR .......,.,