New 166 - kemkes.go.idrepository.litbang.kemkes.go.id/590/2/166 LIT... · 2017. 10. 2. · 166 LIT...
Transcript of New 166 - kemkes.go.idrepository.litbang.kemkes.go.id/590/2/166 LIT... · 2017. 10. 2. · 166 LIT...
166
LIT Salatiga LAPORAN AKHIR PENELITIAN
• P�.nJilJlt»angan Enkapsulasi Delta Endotoksin Bacillus ·
thuringiensis H-14 Galur Lok.al untuk Pengeiidalian Jentik ·
Nyamuk Vektor
(UNTUK KALANGAN TERBATAS)
Oleh: Blondine Ch.P
DALAi BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN VEKTOR DAN RESERVOIR PENY AKIT
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2011
LAPORAN AKHIR PENELITIAN
, Pengembangan Enkapsulasi Delta Endotoksin Bacillus �
{!!IJ,�Jfiltensis H-14 Galur Lokal untuk PeQgendalian ��nti.k Nyamuk Vektor
·-
(UNTUK KALANGAN TERBATAS)
Oleh: Blondine Ch.P
BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN VEKTOR DAN RESERVOIR PENY AKIT
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2011
KEMENTERIAN IiESEHArfAN REPUBLIK INDONESI1 SADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN VEKTOR DAN RESERVOIR PENYAKI JI. Hasanudin No. 123 PO. BOX 200, Salatiga 5072 l
Telcpon :(0298) 327096; 312107, Faksimile :(0298) 322604; 312107 E-mail : [email protected]
SURAT KEPUTUSAN � ' ;� .WALA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
.>;/ ... ��;�· VEKTOR DAN RESERVOIR PENYAKIT· NOMOR : HK.00.07Nll/2977/2010
TENT ANG
Penelitian dengan judul "Pengembangan Enkapsulasi Delta Endotoksin Bacillus thuringiensis H-14 Galur Lokal untuk Pengendalian Jentik Nyamuk Vektor"
MENIMBANG: 1. Bahwa dalam rangka peningkatan kinerja riset di lingkungan Sadan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan yang berfokus pada bidang prioritas teknologi kesehatan khususnya program pengendalian vektor dan reservoir penyakit, maka dipandang perlu dilakukan penelitian.
2. Bahwa mereka yang namanya tercantum dalam Surat Keputusan ini dipandang cakap untuk melaksanakan penelitian tersebut.
MENGINGAT: 1. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1353/MENKES/PER/IX/2005 tertanggal 14 September 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor d<:.n Reservoir Penyakit.
2. Surat Persetujuan Pelaksanaan Penelitian No. LB.02.05Nlt/2908/2010 tertanggal 23 Desember 2010 dengan judul penelitian Pengembangan Enkapsulasi Delta Endotoksin Bacillus thuringiensis H-14 Galur Lokal untuk Pengendalian Jentik Nyamuk Vektor.
3. Oaftar lsian Pelaksanaan Anggaran Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (DIPA B2P2VRP) Tahun Anggaran 2011 No. 0813/024-11.2.01113/2011 tertanggal 20 Desember 2010.
ME NET AP KAN: Pertama
Kedua
Membentuk tim pelaksanaan penelitian dengan susunan sebagai berikut: a. Peneliti Utama : Ora. Blondine Christina Ch.P, M.Kes
b. Peneliti Muda c. Peneliti Non Fungsional d. Pembantu Peneliti
e. Sekretariat Penelitian f. Koordinator Penelitfan
(Ketua Pelaksana) : Ora. Retno Ambar Yuniarti, M.Kes : Yusnita Mirna Anggraini, S.Si
1). Rendro Wianto, AMd 2). Warido 3). Maryono Suharti Ors. Bambang Heriyanto, M.Kes
Tim pelaksanaan penelitian bertugas: a. Melaksanakan penelitian sampai selesai dan menyerahkan laporan
kepada Kepala menurut Surat Persetujuan Pelaksanaan Penelitian No. LB.02.05Nll/2908/2010 tertanggal 23 Desember 2010.
b. Membuat pertanggungjawaban keuangan menurut ketentuan yang berlaku.
@ =-=- -
= -==- --.:::-�_-= __
-
-
-
-
-
--
-= -=- -
--=- � --=----- ... -====--
-
-
KEMENTERIAl\T KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA SADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
BALA! BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN VEKTOR DAN RESERVOIR PENYAKIT JI. Hasanudin No. 123 PO. BOX 200, Salatiga 50721
Telepon :(0298) 327096; 312107, Faksimile :(0298) 322604; 312107 E-mail : [email protected]
�. f - �·., . Ketiga • -i1:f.? 1femua pengeluaran untuk pelaksanaan Surat l<ieputusan ini dibeb::irikar.
pada Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (DIPA B2P2VRP) l 2hun Anggaran 2011 No. 0813/024-11.2.01/13/2011 tertanggal 20 Desember 2010.
Keempat Surat Keputusan ini berlaku dari tanggal 3 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011 dengan catatan segala sesuatu akan ditinjau kembali apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruar. dalam penetapan ini peraturan yang berlaku.
Tembusan: 1. Kepala Sadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Jakarta 2. Bendaharawan Rutin Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan
Reservoir Penyakit di Salatiga 3. Yang bersangkutan
- - -= � -=- -_- - - - � �- ·-_� _ ------ �
KEMEN'l'ERIAN IIBSEHA11AN REPUBLll{ INDONESl SADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
BALA! BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN VEKTOR DAN RESERVOIR PENYA! JI. Hasanudin No. 123 PO. BOX 200, Salatiga 50721
Telepon :(0298) 327096; 312107, Faksimile :(0298) 322604; 312107 E-mail : [email protected]
SUR AT PERSET UJUAN PELAKSANAAN PEN ELITIAN
NO. LB. 02.0SNll/2908/2010
Persetujuan pelaksanaan penelitian ini diberikan atas dasar ketentuan yang diatur dalam pasal di bawah ini:
1. Judul pene!itian
2. Tujuan
3. Ketua Pelaksana
4. Waktu pelaksanaan
SAB I
IKHTISA R
Pengembangan Enkapsulasi Delta Endotoksin Bacillus thuringiensis H-14 Galur Lokal untuk Pengendalian Jentik Nyamuk Vektor
Mendapatkan enkapsulasi delta endotoksin B. thuringiensis H-14 galur lokal untuk pengendalian jentik nyamuk vektor Ora. Blondine Christina P, M.Kes
3 Januari 2011 s/d 31 Desember 2011
BAB II
BI AYA
1. Seluruh pembiayaan yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan kegiatan penelitian dibebankan pada Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan ReseNoir Penyakit (OIPA B2P2VRP) Tahun Anggaran 2011 Nomor 0813/024-11.2.01/13/2011 tertanggal 20 Oesember 2010.
2. Biaya tersebut diperinci dalam pos pengeluaran sebagai berikut:
a. Belanja Bahan : Rp 47.410.000,-b. Honor yang terkait dengan output kegiatan : Rp 32.950.000,-c. Belanja Barang Non Operasional Lainnya : Rp 7.090.000,-d. Belanja Perjalanan Lainnya "'"-: '-'R=p _1;...;:6=2:.:...::. 5o...:: 5;...::; 0..:...:.0o...::O;...::;O.._,-e. Jumlah seluruhnya : Rp 250.000.000,-
3. Penyediaan biaya untuk keperluan penelitian tersebut akan diberikan secara bertahap dan merupakan uang yang harus dipertanggungjawabkan oleh Ketua Pelaksana. Cara pertanggungjawaban harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dan atas petunjuk pelaksanaan yang diberikan oleh Kepala.
8 A 8 Ill
P ELA K SA N A A N
Mengenai pelaksanaan pembiayaan diatur sebagai berikut : 1. Ketua Pelaksana mengajukan Surat Permintaan Pembayaran kepada Kepala melalui
Kepala Sub Bagian Tata Usaha.
2. Kepala memberikan persetujuan pembayaran setelah persyaratan yang dikaitkan dengan pengajuan surat permintaan pembayaran dipenuhi secara lengkap oleh Ketua Pelaksana.
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONES: SADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN VEKTOR DAN RESERVOIR PENYA. JI. Hasanudin 'No. 123 PO. BOX 200, Salatiga 50721
Telepon :(0298) 327096; 312107, Faksimile :(0298) 322604; 312107 E-mail : [email protected]
BAB IV
�· ' .i-:,.0 �:'- PENGAWASAN ,.;;�:� -
1. Pengawasan terhadap pelaksanaan penelitian Tahun 2011 dilakukan oleh Kepala seiaku Penanggungjawab yang bertanggung jawab kepada Kepala Badan PenelitiaF: dan Pengembangan Kesehatan.
2. Pengawasan dapat di!akukan sewaktu-waktu dan Ketua Pelaksana wajib memberikan kesempatan serta memberikan keterangan yang diminta.
3. Apabila dipandang perlu, Kepala Sadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dapat melakukan atau menunjuk pejabat lain untuk melakukan pengawasan.
BAB V PELAPORAN
1. Ketua Pelaksana wajib memberikan laporan pertanggungjawaban keuangan setiap 3 (tiga) bulan dan harus diterima oleh Kepala paling lambat tanggal 5 (lima), bulan berikutnya dan melaporkan kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
2. Ketua Pelaksana wajib memberikan laporan kemajuan penelitian setiap 3 (tiga) bulan dan sesuai dengan ketentuan pelaporan yang berlaku.
3. Ketua Pelaksana wajib membuat laporan akhir penelitian yang terdiri dari: a. Laporan Administrasl b. Laporan Hasil Penelitian c. Abstrak Hasil Penelitian d. Executive Summary (ringkasan untuk pengambilan keputusan pimpinan) dan paling
lambat diserahkan pada Januari 2012.
BAB VI
PERSYARATAN LAIN
1. Segala penemuan dan hasil penelitian ini menjadi milik Sadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
2. Hasil penelitian ini harus diterbitkan di dalam "Bulletin Penelitian Kesehatan", apabila naskah ilmiah hendak diajukan ke majalah lain, supaya terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
3. Apabila naskah ilmiah tersebut hendak diajukan di dalam suatu pertemuan ilmiah supaya terlebih dahulu dimintakan persetujuan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
BAB VII
SANKSI
1. Apabila laporan pertanggungjawaban keuangan dan laporan kemajuan penelitian tidak masuk pada waktu yang telah ditentukan, maka tidak akan diberikan uang muka pada bulan berikutnya.
2. Selama Ketua Pelaksana belum menyelesaikan laporan akhir, maka ia tidak akan dipertimbangkan menjadi Ketua Pe!aksana untuk penelitian berikutnya.
..a. JLA...j .1.1 .a..a....1 .i. • ..a. ..._. .a. .,..._r:Ll • ..1.1 .. 1...:nJ ..l...:J ..11...1.1'1 .I. .t:l._L 11 .I L� .I U ll 1-.J J.Jli.. 1l \' 1J \J l \ID �. BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
<S BALAI BESAR PENELIT���,
���;
!!��3
E
r
�B:0
���0
� �:�!��2
�AN RESERVOIR PENYA
- _"Jfo.tt Telepon :(0298) 327096; 312107, Faksimile :(0298) 322604; 312107 . E-mail : [email protected]
BA 8 VIII
,...,., t . .. .. �:'J�"' KETENTUAN PENUTUP �;�;._:-> .. -� t'.j-<�
A pabila penyelesaian penelitian tidak dapat dilaksanakan pada waktunya karena suatu hal yang borada di lu2r kekuasaan Ketua Pelaksana, Kepala dapat mengusulkan kepada Kepala Sadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan untuk meninjau kembali dan mempertimbangkan kemungkinan perpanjangannya.
23 Desember 201 O
Ketua Pelaksana,
Ora. Blondine Christina P, M.Kes NIP 194903251976112001
- - = -- ---=-�""' _- -� --=----"==�-:�=--- -_---=
=--,,------.
---= - = - -
- = -=-
--
-
-
=
- -
-
_
-
-
- - --- - -- - - -
-
- - -
=---
-
KA TA PENGANT AR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
pefielitian dan penulisan Japoran akhir penelitian dengan sumber dana DlPA, Badan �. ' ._ ·
.
- �.,�,1 1_,f f-I::ithalf'gf�ementerian Keschatan tahun anggarnn 2011. · Laponm akhir �peneiitian
"Pe11gembangm1 Enkapsulasi Delta Endoioksin Bacillus thuringien�is H-14 Galur Lokal untuk
Pengedalian Jentik Nyamuk Vektor disusun sebagai pertanggungjawaban ilmiah dan
berakhimya kegiatan penelitian yang penulis lakukan pada tahun anggaran 2011.
Penulis menyadari dalam menyelesaikan penelitian ini banyak kelemahan dan jauh
dari sempuma, maka saran dan kritik ke arah kesempurnaan sangat penulis harapkan.
Harapan penulis penelitian ini dapat bem1anfaat dan digunakan bagi pengelola
program sebagai bahan pertimbangan dalam manajemen penggunaan larvasida m'ikrobia B.
thuringiensis serotipe 14 (H-14) galur lokal sebagai tindakan alternatif terhadap pengurangan
dan selektivitas penggunaan insektisida kimia.
Salatiga, Desember 2011 Penulis
Blondine Ch. Pattipeilohy
vii
--- - .=: §::-�::........�-=-� ---===:::-=:: __
=::::=:_�--==--- �--==-::;... __
_
__
__ "'i?"':�� -
-=--� � = �-----==-- =
_- -- --- �==- -=-=-------==-�=�- -
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pengembangan Eokapsulasi Delta Eodotoksin Bacillus thuringiensis H-14 Galur Lokal
untuk Pengedalian Jentik Nyamuk Vektor
Blondioe Ch. P, Retno Am bar Yuniarti, Yusnita Mirna Anggraeni
.. ' • . "' ·"$,li'11:
� �� � '�;-<;.Tularn rangka ?i::ncapaian target MDGs kesehatan Indonesia dan fokus- priorita�
pembatigunan ke;;sehata'"' tahun 2010-2014 yaitu mengenai pengendalien penyakit 1:1em1Ja;
antara Jain demam berdarah dengue, malaria dan filariasis maka dilakukan penelitian
pengendalian jentik nyamuk menggunakan enkapsulasi delta endotoksin Bacillus
thuringiensis H-14 ga!ur lokal. Nyamuk Aedes, Anopheles dan Culex adalah nyamuk yang
berperan penting dalam penularan penykit tersebut. Penggunaan insektisida kimia
merupakan metode yang dikenal berhasil membunuh nyamuk. Namun demikian terdapat
dampak negatif yaitu sifatnya yang tidak spesifik sehingga dapat membunuh organisme
bukan target serta menimbulkan resistensi vektor, di samping dampak negatif lainnya
terhadap lingkungan. Timbulnya resistensi nyamuk terhadap insektisida kimia dan adanya
pertimbangan terhadap keamanan lingkungan mendorong dikembangkannya formula
enk:apsulasi biolarvasida-endotoksin B. thuringiensis H-14 yang efektif dan bersifat target
spesifik . • Pada tahun 1978, WHO telah merekomendasi1<.an penggunaan endotoksin B. thuringiensis untuk mengendalikan jentik nyamuk Anopheles sp, Aedes dan Culex sp. Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga
pada tahun 2010 telah melakukan ekstraksi endotoksin B. thuringiensis H-14 galur lokal dan
hasil seleksi toksisitasnya menunjukkan bahwa ekstraksi kristal isolat tersebut toksik •
terhadap jentik nyamuk Anopheles maculatus dan An. aconitus. Bagaimanapun juga dalam
aplikasinya, diperlukan fonnulasi endotoksin sehingga keefektifannya dapat ditingkatkan, di
samping kemudahan dalam aplikasi dan pembawaan ke Japangan serta implementasi bagi
masyarakat. Penelitian fonnulasi enkapsulasi kristal endotoksin B. thuringiensis H-14 galur
lokal khususnya untuk pengendalian jentik nyamuk Anopheles sp, Aedes aegypti dan Cu/ex
sp belum banyak dilakukan.di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mendapatkan enkapsulasi
B. thuringiensis H-14 galur lokal untuk pengendalian jentik nyamuk vektor. Penelitian ini
merupakan lanjutan dari penelitian tahun 2010, dimana berdasarkan data pada tahun pertama
(20 I 0), tahun ke dua (2011) dilakukan 4 kegiatan yaitu 1) Formulasi enkapsulasi biolarvisida
endotoksin B. thuringiensis H-14 galur lokal dalam formula granul 2). Formulasi
viii
- ; � - --=-= .-- --:� �= �
enkapsulasi spora dan kristal protein toksin B. thuringiensis H-14 galur lokal dalam fonnula
granul 3) Pengujian laboratorium dan skala lapangan, 4) Pengajuan HaKI/MERK dan
penjajakan mitra untuk komersialisasi biolarvisida B. thuringiensis H-14 galur lokal. Bentuk
keluaran dari penelitian ini adalah diperoleh teknologi formulasi enkapsulasi biolarvisida B.
thzyingiensis H-14 galur loka� dalam formula granul untuk pengendalian jentik nyamuk •.
"\."'-f·'
vektp�:.a�dngan penelitian adalah Pre tst-Post test Control Group Design deng�n je,nis
penelitian eksperimen murni untuk penelitian labor;i.torium di B2P2VRP dan eksperimen
semu untuk penelitian lapangan di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Penggunaan
beberapa bahan pembawa seperti gambut dan pelapis atau perekat yang berupa gypsum serta
zeolit yang digunakan dalam granulasi sebagai inti granula. Telah diperoleh enkapsulasi
endotoksin maupun enkapsulasi spora dan endotoksin dalam formula granul B.thuringiensis
H-14 galur lokal yang berukuran sekitar l - 2 mm. Hasil enkapsulasi spora dan kristal
protein toksin) B. thuringiensis H-14 galur lokal bentuk granul membutuhkan 0,1 ppm
(LC90) dan 1,7 ppm (LC90) berturut-turut membunuh jentik An. maculatus dan An.
aconitus.di laboratorium. Sedangkan dengan dosis 0,8 ppm (8 x LC90), dosis 16 ppm (16 x
LC90), dosis 32 ppm (32 x LC90) dan dosis 64 ppm (64 x LC90) berturut- turut dapat
menurunkan kepadatan jentik An. maculatus > 80 % pada pengamatan hari ke 5.
Enkapsulasi kristal protein toksin (delta-endotoksin) Bt H-14 galur lokal membutuhkan
konsentrasi 0,45 ppm (LC50) dan 1,32 ppm(LC90) untuk rnembunuh jentik An. maculatus.
Sedangkan untuk membunuh jentik An. aconitus dibutuhkan konsentrasi I 0,56 ppm (LC50)
dan 32,70 ppm (LC90) pada 24 jam pengujian Walaupun demikian masih ada
penyempurnaan dalam pelaksanaan enkapsulasi ini untuk selanjutnya dapat diajukan ke HKI . Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan digunakan bagi
pengelola program sebagai bahan pertimbangan dalam manajemen penggunaan larvasida
mikrobia B. thuringiensis serotipe 14 (H-14) galur lokal sebagai tindakan altematif terhadap
pengurangan dan selektivitas penggunaan insektisida kimia
ix
ABSTRAK
Bacillus thuringiensis serotipe 14 merupakan jasad hayati yang dapat digunakan untuk mengendalikan jentik nyamuk kaxena bersifat racun spesifik target. Penelitian ini bertujuan mendapatkan enkapsulasi B. thuringiensis H-14 galur lokal untuk pengendalian jentik nyamuk vektor. Rancangan penelitian adalah Pre /st-Post test Control Group Design dengan jenis
�p.ef1 elj$� -�
.I1·:,�eri�en mumi untu.k penelitian laboratorium di B2P2VRP dan eksperirnen
seml!i � penehtian lapangan d1 Kecamatan Kokap, Kabupate!l" Kulon Prog0 Pe.nggunaa11 beberapa bahan pernbawa seperti gambut dan pelapis atau perekat yang berupa gypsum serta zeolit yang digun�kan <la!am grmwlasi sebagai ir.ti granula. Hasil �nkepsul£l.si s.pora dar: kristal protein toksin (delta-endotoksin) B. thuringiensis H-14 galur lokal bentuk granul membutuhkan 0, l ppm (LC90) dan 1, 7 ppm (LC90) berturut-turut membunuh jentik An. maculatus dan An. aconitus.pada 24 jam pengujian di laboratorium. Sedangkan dengan konsentrasi 0,8 ppm (8 x LC90), dosis 16 ppm (16 x LC90), dosis 32 ppm (32 x LC90) dan dosis 64 ppm (64 x LC90) berturut- turut dapat menurunkan kepadatan jentik An. maculatus
> 80 % pada pengamatan hari ke 5. Enkapsulasi kristal protein toksin Bt H-14 galur lokal membutuhkan konsentrasi 0,45 ppm (LC50) dan 1,32 ppm(LC90) untuk membunuh jentik An.
maculatus. Sedangkan untuk membunuh jentik An. aconitus diuthkan konsentrasi 10,56 ppm (LC50) dan 32, 70 ppm (LC90) pada 24 jam pengujian. Untuk meningkatkan daya bunuh isolat B. thuringiensis H-14 galur Iokal perlu dilakukan bentuk formulasi yang sesuai dengan spesies sasaran.
Kata kunci: B. thuringiensis H-14, galur lokal, enkapsulasi
x
-:;;:::=;_=---=-�-=- -�-�- - � --- - - --
�--�-=-=- -----.;'. �--=-
- - -= =- --=-=---- _--�- --- =---=-----
=--- -
SUSUNAN TIM PENELITI
No. Na m a Keahlian I Kedudukan
Kesarianaan dalam Tim Uraian Tugas
� 1. DraBlondine Biologi /S2
Bertanggung jawab
.... ' Oh�Jvl.K es Peneliti utama terhadap seluruh aspek
� ;,-"�'" , ··..;��: � P�!'elitian �·
12. Dra. Retno Am bar l31c!ogi IS?.
Melakukan per.elitian
Yuniarti M.Kes Peneliti dalan1 Segala aspek
mikrobiologi
Bersama peneliti
3 Yusnita Mirna Biologi/S 1 Non Fungsional melaksanakan operasional
Anggraeni, S.Si Penelitii penelitian mikrobiologi dan entomologi di laboratorium
4. Rendro Wianto Analis/03
Pembantu Bersama peneliti
,AMd Peneliti melaksanakan operasional penelitian di laboratorium
5. Warido SLTA Pembantu Bersama peneliti
Peneliti melaksanakan operasional penelitian di laboratorium
6 Maryono SLTA Pembantu Bersama peneliti
Peneliti melaksanakan operasional penelitian di laboratorium
7 Bambang Heriyanto Epidemiologi Koordinator Mengkoordinasi peneliti
Klinik/S2 Peneliti dalam pelaksanaan penelitian
8. Suharti SLTA Pembantu Melaksanakan administrasi administrasi pen<!litian
xi
� =- -
- ----------- -=-
=� =
---
---=- - -==- . �
DAFfAR ISi
Halaman HALAMAN JUDUL
SURAT KEPUTUSAN .................................................. .......................................... ii
SJJRA T PERSETUJUAN PELAKSANAAN PENELITIAN .............................. iv
� - _ _ ;_� ��PE GANTAR ................................................................................................ vii
RINGKASAN EKSEKUTIF................................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................................ x
SUS UN AN TIM PENELITI .. ......................... .. .............. ............ .. ...... ........ ...... .... .. xi
DAFT AR ISi .. .. .......... ...... ................................ ...... ............ .......... .. ...... ......... ......... .. xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
DAFf AR GA.i\IBAR.................................. ............................................................ .. xiv
I. PENDAIJULTJAN................................................................................................. 15
II. TUJUAN DAN MANFAAT............................................................................... 16 IIl.1\fETODE........................................................................................................... 17
IV. HAS�................................................................................................................ 25
V. PEMBAHASAN .................................................................................................. 37
VI. KESIMPULAN DAN SARAN . .... .............. .. ............................ ...... ........ .... .. .... 40
VII. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................... 41
DAFT AR PUST AKA............................................................................................... 42
LA1\1PIRAN ............................................................................................................. 43
xii
-
-- tt 11
--
-
- .
- - - - --------- - =- :::-
--
-=-
� -
DAFfAR TABEL
Tabel 1. Uji efikasi kristal protein toksin (delta endotoksin) B. thuringiensis H-14 galur lokal
terhadap larva An. macu/atus dan An aconitus instar ill akhir .............. ....... 29 ' ""'
taQ.el.,�Uji efikasi campuran spora dan kristal protein toksin (delta endotoksin) B. � •:J�:�'i""'" . •
thuringiensis H-14 galur lokal terhadap larva An. maculatus dan An aconitus 'instar ill
akhir.............................................................................................................. 30
Tabel 3. Kepadatan jentik An. macu/atus sebelurn dan sesudah aplikasi enkapsulasi Bt H-14
galur lokal konsentrasi 0,3 ppm (LC99) di kobakan Desa Hargowilis, Kecamatan
Kokap, Kabupaten Kulon Progo . .. ........................ .. ........ .. .. .... ........ .......... ... 31
Tabet 4. Kepadatan jentik An. maculatus sebelum dan sesudah aplik:asi enkapsuJasi Bt H-14
galur lokal konsentrasi 0,8 ppm (8 x LC90) di kobakan Desa Hargowilis, Kecamatan
Kokap, Kabupaten Kulon Progo .................................................................. 32
Tabel 5. Kepadatan jentik An. maculatus sebelum dan sesudah aplikasi enkapsulasi Bt H-14
galur lokal konsentrasi 1,6 ppm (16 x LC90) di kobakan Desa Hargowilis, Kecamatan
Kokap, Kabupaten Kulon Progo ............................... ......... .......................... 34
Tabet 6. Kepadata.n jentik An. maculatus sebelum dan sesudah aplikasi enkapsulasi Bt H-14
. galur lokal konsentrasi 3�2 ppm (32 x LC90) di kobakan Desa Hargowilis, Kecamatan
Kokap, Kabupaten Kulon Progo .................................................................. 35
Tabel 7. Kepadatan jentik An. macu/atus sebelum dan sesudah aplikasi enkapsulasi Bt H-14
galur lokal konsentrasi 6,4 ppm (64 x LC90) di kobakan Desa Hargowilis, Kecamatan
Kokap, Kabupaten Kulon Progo ..... ... . ....... ....... .......... .. ...... ........ ...... .... .... .. . 36
xiii
-- - � ------ - - -
. . '
I ,
-
DAFrAR GAMBAR
Diagram 1. Nyarnuk An. maculatus yang tertangkap di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap,
Kabupaten Kulon Pro go, Maret - November 2011........... .... ....................... 25
• '':"'· ' . p • G..- 1. Jentik An. macu/atus yang tertangkap di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, ,., ,..,... �!!� � . . Kabupaten Kulon Progo, Maret - November 2011 ......................... .. �:......... 26
Diagram 2. Nyamuk An. aconitus yang tertangkap di Desa Cangkringan, Kecamatan Bojo,
Kabupaten Kendal, April - Mei 2011 ............................... ........................... 26
Gambar 1. Tempat perindukan jentik An. maculatus di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap,
Kabupaten Kulon Progo ............................................................................... 27
Gambar 2. Hasil enkapsulasi delta endotoksin B. thuringiensis H-14 galur lokal dalam bentuk granul............................................................................................................ 28
Grafik 2. Persen penurunan kepadatan jentik An. maculatus setelah diaplikasi enkapsulasi
endotoksin Bt H-14 galur lokal konsentrasi 0,3 ppm di kobakan Desa Hargowilis,
Kabupaten Kulon Progo ....... ......... .......................................... ....... .............. 31
Graflk 3. Persen penurunan kepadatan jentik An. maculatus setelah diaplikasi enkapsulasi
endotoksin Bt H-14 galur lokal konsentrasi 0,8 ppm di kobakan Desa Hargowilis,
Kabupaten Kulon Progo ............................................................................... 33
Grafik 4. Persen penurunan kepadatan jentik An. maculatus setelah diaplikasi enkapsulasi
endotoksin Bt H-14 galur lokal konsentrasi 0,16 ppm di kobakan Desa Hargowilis,
Kabupaten Kulon Progo .................................... ........................................ ... 34
Grafik 5. Persen penurunan kepadatan jentik An. maculatus setelah diaplikasi enkapsulasi
endotoksin Bt H-14 galur lokal konsentrasi 3,2 ppm di kobakan Desa Hargowilis,
Kabupaten Kulon Progo ............................................................................... 35
Grafik 6. Persen penurunan kepadatan jentik An. maculatus setelah diaplikasi enkapsulasi
endotoksin Bt H-14 galur lokal konsentrasi 6,4 ppm di kobakan Desa Hargowilis,
Kabupaten Kulon Progo .... ...... .......... .............. .......... ...... .......... .... .... . .......... 36
xiv
- ----- -- - -
--- -=--
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit yang ditularkan oleh vektor sampai saat ini masih merupakan masalah
kesehatan di beberapa negara beriklim tropis dan sub tropis. Salah satu penyakit tersebut ta;�L��"f�fa yang disebabkan oleh sporozoa dari genus plasm?.dium yang ditul�
·r.kan oleh
nyamuk genus Anopheles. Penyakit ini lebih banyak terjadi di daerah pedesaan dan sering
menimbu!kan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan angka kematian yang tinggi.
Pemberantasan penyakit malaria seperti juga penyakit menular lainnya didasarkan
atas pemutusan rantai penularan ..
Pemberantasan penyakit malaria sepertinya juga penyakit menular lainnya didasarkan
atas pemutusan rantai penularan. Penggunaan insektisida kimia untuk pengendalian vektor
dalam waktu larna dan frekuensi tinggi dapat menimbulkan resistensi. vektor. di samping
dampak negatif lainnya terhadap lingkungan. Tirnbulnya resistensi nyamuk terhadap
insektisida kimia dan adanya pertimbangan terhadap keamanan lingkungan mendorong
dikembangkannya fonnula biolarvisida-endotoksin Bacillus thuringiensis H-14 yang biasa
disingkat Bt H-14 yang efektif dan bersifat target spesifik.
Salah satu karakteristik dari B. thuringiensis H-14 dapat memproduksi kristal protein
toksin (delta-endotoksin) selama proses sporulasi.
Pada tahun 1978, WHO telah merekomendasikan penggunaan endotoksin B.
thuringiensis untuk mengendalikan larva nyamukAnopheles sp, Aedes dan Culex sp.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit
(B2P2VRP) Salatiga sejak tahun 1991 telah melakukan eksplorasi B. thuringiensis dari
berbagai habitat tanah termasuk tanah yang berada di lokasi endemik malaria dan telah
diperoleh isolat B. tlmringiensis H-14 galur lokal yang menghasilkan endotoksin 1• Untuk
memperoleh formulasi kristal protein ( delta-endotoksin) isolat B. thuringiensis H-14 maka
di!a.l:.ukan ekstraJ:si delta-endotoksin yaitu proses pemisahan kristal protein toksin dari
sporanya pada tahun 20 l 0. Hasil seleksi toksisitas kristal endotoksin B. tlwringiensis H-14
ga!ur lokal yang diperoleh menunjukkan balnva iso!at tersebut sangat toksik terhada p
nyamuk Anopheles mac!!lotus dan An aconftus. Signifikansi pemisahan kristal protein
toksin B.thuringfensis !-:!-14 ga!ur !oka! dari sporn bermakna di dalam menjadikan toksin
tetap berada di pennukaan air dan formula ini akan mdepaskan toksin secar;t perlalmn-lahan
ke a1r sehingga n1eningkatkan pengendaliPJ1 larva dalan1 \Vaktu yang !ebih huna.
_: - _ =-�=-==---=--�:==;,,_-�=-=--,;;--=- - --=-==.-"=§-.:::--
!5
- -- ---
= -- - -- -_ - -
- - ---= - - - - - - - - - - = -- - - -
--
-
-=.
._:- .:::::_ -:;----; . --
Keefektifannya dapat ditingkatkan karena tidak membutuhkan waktu lama untuk
pengembangbiakan sel dan spora, di samping kemudahan dalam aplikasi karena langsung
bereaksi dengan sasaran serta implementasi bagi masyarakat.
Culinex Tablet (B. thuringiensis israelensis tablet) yang mengandung k:ristal protein
>t;l$.(d�ta- endo!?,�
sin) merupakan makanan yang diminati oleh jentik-jentik nyamuk, akan tetapi
--=sekalfgµS:-mti?atikanjentik-jentik nyarnuk. Satu tablet Culinex dalam 100-200 liter_�ir efektif
membunuh jentikjentik nyamuk selama l - l,5 bulan2•
Pengendalian vektor secara hayati menggunakan biolarvisida enkapsulasi delta
endotoksin dalam bentuk cair, bubuk dan granul sangat memberikan harapan altematif untuk
insektisida kimia pada pengendalian penyakit-penyekit yang tertularkan oleh nyamuk.
Dalam memenuhi akan biola;visida B. thi.dngiensis H-14 galur lokal agar tidak
tergantung dari luar dan menghemat biaya, dikembangkan suatu teknologi fonnulasi
enkapsulasi delta endotoksin B. thuri 11giensis H-14 galur lokal spesifik pada dosis terkecil
tetapi mempunyai efektivitas yang lama.
Enkapsulasi delta endotoksin B. thuringiensis H-14 galur lokal yang diperoleh
kemungkinan mempunyai gen yang berbeda sehingga diperoleh daya racun yang lebih tinggi
dan efektivitasnya lebih lama daripada yang berasal dari daerah luar /daerah subtropik.
Berdasarkan uraian di atas diajukanlah permasalahan yang perlu dijawab adalah:
Apakah e�kapsulasi delta endotoksin B. thuringiensis H-14 galur lokal dalam bentuk granul
yang diperoleh dapat mengendalikanjentik An. maculatus dan An. aconitm?
BAB II. TU.JUAN dan MANFAAT
2.1. Tujuan umum
Mengembangkan enkapsulasi B. thuringiensis H-14 galur lokal yang diperoleh untuk
pengendalian jentik nyamuk vektor
2.2.Tujuan khusus :
l. Membuat formulasi enkapsulasi kristal protein toksin (delta endotoksin) B. thuringiensis
H-14 galur lokal dalam bentuk (formula ) granul
2. Membuat formulasi enkapsulasi spora dan kristal protein toksin (delta endotoksin) B.
thuringiensis H-14 galur lokal dalam bentuk (formula ) granul
16
- ----·--
-
3. Menetapk::on LC50 (Lethal concentration 50) dan LC90 jentik nyamuk An. maculatus
dan An. aconitus dari enkapsulasi (kristal protein toksin dan campuran spora dan kristal
protein toksin) B .. thuringiensis H-14 galur lokal formula granul.
4. Melakukan pengujian pada skala lapangan
,.. 5
f �el����n pengajuan HK.I/MERK dan penjajakan mitra untuk komersialisasi
··.,. 9��da
2.3.Manfaat
Penelitian yang akan kami lakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan
dan teknologi altematif baru dalam upaya pengendalian jentik nyamuk vektor menggunakan
enkapsulasi biolarvisida endotoksin B. thuringiensis H-14 galur lokal
BAB III. METODE
3.1. Kerangka Konsep
Enkapsulasi kristal protein toksin (delta ndotoksin) B. th uringiensis H-14 dalam formula
granul dan enkapsulasi spora dan kristal protein toksin formula granul serta forniula cair
yang diperoleh diuji efikasi terhadap jentik An. maculatus dan An. aconitus untuk
memperoleh LC-50 dan LC-90. Adapun kerangka konsep yang akan dilakukan pada
Enkapsulasi Bt H- Jumlah kematian jentik 14 galur lokal - An. maculatus, dan An. bentuk granul aconitus
I r Pemisahan kristal
protein toksin (delta LC50 dan LC90 jentik endotoksin) dari nyamuk
spora Bt-H14 galur lokal ..
I Isolasi dan purifikasi Bt H-14 galur lokal
Pengujian skala lapangan , Pengajuan HaKI/Merk
dagang
17
- - - - ----=--=----=-----=-- - --- -�-=---=-_-:�-----
-= -=-_-=:-=-- - -- - - - -=-=:--= ---�� --== - - _::_ = �-� -
3.2. Vanabel Penelitian
1. Variabel bebas
Berbagai konsentrasi enkapsulasi B. thuringiensis H-14 galur lokal formulasi granul
2. Variabel Terikat
,. f . '· �u���� kematian jentik nyamuk An. maculatus dan An. aconitus
3.4�.Pt�an Waktu Per>:elitian ..
Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium B2P2VRP Salatiga Jawa Tengah, Daerah
Istiewa Yogyakarta; Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Jawa Barat ..
Penelitian ini akan dilakukan pada tahun 2011 selama 12 bulan.
3.4. Definisi Operasional
1. Bacillus thuringiensis H-14
B!akan mum) yang diisolasi dari habitat tanah dengan bentuk protein paraspora tidak
beraturan. Skala: Rasio
2 Media Tryptose Phosphate Broth dan Buffer Peptone Water
Media kimia standar yang digunakan untuk rnernperbanyak spora dan kristal
B.thuringiensis H-14. Skala: Rasio
3. Gypsum, gambut dan zeolit
Bahan perekat, pembawa dan inti bentuk (formula) granul. Skala: Rasio
4. Jentik An. maculatus dan An. aconitus
Stadium pradewasa instar Ill akhir dengan urnur 2-7 hari setelah telur menetas dalam
kondisi aktif: Skala: Rasia
5. Jumlah kematianjentik
Jumlah kematian jentik An. maculatus dan An. aconitus setelah 24 jam perlakuan.
Skala : Rasio
6. Lethal concentration (LC50 dan LC-90)
Besar konsentrasi B.thuringiensis H-14 dalam media kimia TPB dan BPW yang efektif
membunuh jentik An. maculatus dan An. aconitus berturut-turut sebesar 50% dan 90%.
Skala: Rasio
7. pH
Angka yang menunjukkan derajat keasaman air perlakuan . Skala: Interval
8.Suhu
Angka yang menunjukkan dernjat panas media yang diukur menggunakan termometer.
Skala: Interval
---=-- --=-�� --���--=-___ -:c. =---=-=---=--=- - - - -.=-=-:;.-��� --- --- - - - - - -
-- --=------=-- -=-=--==-= - - - - =- --=-- ---=
18
9. Kobak.an adalah temr<tt perindukan jentik An. maculatus dengan rata-rata tinggi air
sekitar l 0 - 1 5 cm dan luas kobakan berkisar antara 0,06 - I ,20 m2• Skala: Rasio
10. Lama penurunan kepadatan jentik An. maculatus adalah penurunan kepadatan jentik
hingga mencapai 70 % setelah diberi perlakuan enkapsulasi granul B.th uringiensis
, H-14 galur 1.okal. Skala: Rasio .
- _:. ; .. � .
. ��'-� 3.5. �qi!iJas�n Sampel
l . Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua jentik nyamuk An. maculatus dan An.
aconitus basil pemeliharaan laboratorium B2P2VRP. Jumlah bakteri (spora dan kristal) B.
thuringiensis H-14 galur lokal
2. Sampel
Sampel penelitian adalah jentik An. maculatus dan An. aconitus masing-masing instar II
akhir atau IIl.awal. Jumlah kristal endotoksin B. thuringiensis H-14 galur lokal
a). Pengambilan sampel pada kelompok perlakuan dan kontrol dilakukein secara
completely randomized sampling. Hal ini disebabkan percobaan bersifat homogen.
Randomisasi dilak:ukan dengan menempatkan perlakuan secara random terhadap unit
percobaan3•
b). Ulangan atau replikasi
Banyaknya konsentrasi perlakuan dihitung secara RAK (Rancangan Acak Kelompok).
Banyaknya ulangan untuk uji efikasi enkapsulasi B. thuringiensis H-14 galur lokal
dihitung menurut rumus4 sebagai berikut :
(t - 1) (r - 1) � 15
(9 - 1) (r - 1) ;::: 15
r � 2.8 - 3
Keterangan:
t = jumlah ulangan dan r = jumlah ulangan
3.6. Cara Pengumpulan Data
Data primer kematian jentik An. maculatus dan An. aconitus, yang meliputi LC50 dan
LC90 diperoleh dari hasil uji laboratorium.
3.7. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah Pre test-Post test only control group design dengan jenis
penelitian eksperimental murni (true experimental) karena semua variabel dapat
19
dikendalikan dan dapat dikontrol untuk penelitian laboratorium. Sedangkan penelitian
lapangan bersifat kuasi eksperimental.
3.8. Bahan dan Cara Kerja
1. Bahan dan Alat
� f \�B�
,��}enelitian berupa B. thuringiensis H-14 galur lokal, Nutrient agar, Typtose
··�· •;,k�'sp�te Broth (TPB), Kapas, Aluminium foil, Alkohol 95.%, Spirtus, Napthalene
Black, Gurrs Jmproved R66, Akuades, Masking tape, Tissue, Pakan larva, Sukrosa,
Tripton-XlOO, Gypsum, gambut dan zeolit.
b. Alat penelitian berupa Cacan petri, Jarum ose, Pipet Pasteur, Magnetic stirrer, Autoklaf,
Shaker, Mikroskop, Object glass /slide, Gelas ukur 100 ml, Erlenmeyer 250 ml dan 500
ml, Sentrifuge, Mikropipet, Beaker glass, Mangkok plastik dan sebagai�1ya
c. Semua peralatan untuk penangkapan nyamuk dan jentik seperti aspirator, dipper,.
tray, kandang, kain kasa dll.
2. Cara Kerja
a. Isolasi dan purifikasi Bacillus thuringiensis H-14 galur lokal
- Biakan murni B. thuringiensis H-14 galur lokal yang diperoleh diambil 2 ose penuh
dan dimasukkan ke dalam 100 ml TPB (Tryptose Phosphate B;-oth) steril. Kemudian
diinkubasikan pada suhu 30°C selama 2 hari. Bacillus thuringiensis H-1 4 galur lokal
dengan volume I ml diambil dan dilakukan pengenceran hingga 105 menggunakan
akuades steril dan ditunggu selama 10 menit. PH 7 - 7,3.
- Suspensi dipanaskan pada suhu 70°C selama 15 menit dan dikocok setiap 2 menit.
- Suspensi dari masing-masing pengenceran diinokulasikan sebanyak 0, 1 ml pada
cawan berisi Nutrient Agar (NA) dan diinkubasikan pada 30°C selama 2 hari.
- Koloni bakteri yang tumbuh diidentifikasi dengan metode Chilcott & Wigley, yaitu
isolat bakteri diambil satu ose dan diusapkan pada kaca objek kemudian difiksasi.
Slide dicat dengan larutan Naphtelene Black 12 B selama 2 menit, dicuci, ditiriskan,
lalu dicat dengan larutan Gurr's impmved R66 Giemsa selama 1 menit, dicuci dan
ditiriskan.
- Koloni yang mengandung sel batang pembentuk spora dan kristal diinkubasikan pada
30°C selama 2 hari untuk memperoleh kultur mumi.
b. Ekstraksi kristal endotoksin Bacillus thuringiensis H-14 galur lokal
1 ). Produksi kristal
- --
20
- --=----=-=-"'---=-"----=-�=--- -� --=--=-----=- ----=
--
.:::_:::::---
-==---- -=---=- --- �-
---==- ---==--------'!�
Isolat bakteri diambil sebar.:1ak 2 ose penuh dan diinokulasikan ke dalam medium
TPB atau Buffer Peptone Water steril dan diinkubasikan pada rotary shaker l 75 rpm
selama 5-7 hari. Hasil yang diperoleh diendapkan pada suhu 4°C, 4000 rpm selama 15
men it.
, 2). Ekstraksi kristal .. "•' " · ·
"-��M'i'ful dapat dipanen setelah usia kultur 5-7 hari dengan metode sentrifug�i gradien
sukrosa, yaitu menggunakan lamtan sukrosa 63% dan 73% (b/v) dalam Tritor.. X-100,
0,3% (v/v) pada 3000 rpm, 25°C, selama 30 menit dan diulang pada 1300 rpm, 25°C,
selama 60 menit.
Kristal yang terletak di antara lapisan sukrosa 63% dan 73% diambil dengan pi pet
tetes.
3) Pencucian kristal
a. Kristal disentrifuge dalam akuades dengan perbandingan 1 : 1 (v/v) pada 13000
rpm, 25°C, selama 5-10 menit.
b. Supernatant yang dihasilkan dibuang, diganti dengan akuades kemudian proses
sentrifuge diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh pellet berupa kristal murni.
c. Kristal dapat diperiksa dengan pewarnaan kristal menggunakan metode Chilcot
Wigley5•
ct: Pengukuran kristal endotoksin B. thuringiensis H-14 galur lokal
Ukuran panjang/lebar satuan kristal dapat diukur menggunakan mikrometer
(ukuran yang muncul di skla dikalikan dengan perbesaran).
4). Enkapsulasi delta endotoksin dalam bentuk granul
Sebagai bahan pembawa dapat digunakan bahan-bahan organik seperti gambut dan zeonit sebagai inti formula granul serta bahan perekat yang berupa gypsum .
Pelet yang berupa kristal mumi diambil sebanyak 3 gram, ditambahkan gypsum (2
gram), gambut (2 gram) dan zeolit ( 1 gram) kemudian diaduk sarnpai merata.
Apabila ke 4 bahan tersebut belum tercampur secara merata, dapat ditambahkan air
dan diaduk sampai merekat. Kemudian dikeringkan pada suhu kamar (20°C) selama
3 - 4 hari sehingga enkapsulasi B. thuringiensis akan mengendap. Untu�
memperoleh bentuk granul diayak menggunakan pengayak atau alat molen yang
dapat menentukan ukuran enkapsulasi granul B. thuringiensis H� galur lokal.
5. Enkapsulasi spora dan delta endotoksin dalam bentuk granul
2 1
Isolat bakteri diambil sebanyak 2 ose penuh dan diinokulasikan ke dalam medium
TPB atau Buffer Peptone Water steri l dan diinkubasikan pada rotary shaker 175
rpm selama 5-7 hari. Kemudiam di sentrifuge pada 4000 rpm ,4°C .
Endapan Bt yang diperoleh ditambahkan gypsum (2 gram), gambut (2 gram) dan
, zeolit ( I gram) kemudian diaduk sampai merata. Apabila ke 4 bahan tersebut belum
• "' .i:�rf�pur secara merata, dapat ditambahkan air dan. diaduk sampa� .. .
merekat.
Kemudian dikeringkan pac!a suhu kamar (20°C) selama 3 - 4 hari sehingga
enkapsulasi B. thuringiensis akan mengendap. Untuk memperoleh bentuk granul
diayak menggunakan pengayak atau alat molen yang dapat menentukan ukuran
enkapsulasi granul B. thuringiensis H- galur lokal.
c). Uji efikasi enkapsulasi Bt H-14 galur lokal terhadap jentik nyarL.uk di
laboratorium
Uji efikasi enkapsulasi kristal endotoksin maupun enkapsulasi. spora dan kristal B.
thuringiensis H-14 galur lokal bentuk granul terhadap jentik An. maculatus dan An.
aconitus dengan cara yang sama sebagai berikut:.
Formulasi granul yang diperoleh, masing-masing diambil 0, lgram, dimasukkan ke
dalam beaker glass yang berisi 100 ml akuades, dikocok sampai homogen. Larutan
stok tersebut diencerkan lagi sehingga diperoleh konsentrasi 10 ppm. Selanjutnya
· diambil sebanyak 30 µI, 50 µl, 70 µ!, 90 µI, 100 µl, 300 µl, 500 µI, 700 µl dan 900
µI dengan mikropipet dan dimasukkan ke dalam mangkok plastik berisi 20 ekor
jentik An. maculatus instar III akhir dengan volume total 100 ml sehingga
diperoleh konsentrasi final yang dibutuhkan yaitu 0,003, 0,005, 0,007, 0,009, 0,01,
0,03, 0,05, 0,07, dan 0,09 ppm. Sebagai kontrol, mangkok plastik hanya diisi
dengan 100 ml akuades dan 20 jentikAn. maculatus. Kematian jentik diamati
selama 24 dan 48 jam setelah pengujian. Untuk mendapatkan nilai LC50 dan LC90
B. thuringiensis H-14 galur lokal dilakukan analisis Probit6• Perlakuan yang sama
dilakukan pula pada jentik An. aconitus. Bila kematian jentik pada kontrol sebesar 5
-20 %, kematian jentik pada perlakuan dilakukan koreksi menurut rum us Abbot7.
Bila kematian > 20 % dilakukan pengujian ulang
Rumus Abbot:
(A-C)
X= -----------xlOO
(100-C)
22
Keterangan :
X = angka kematian (%) setelah dikoreksi
A = angka kematian (%) pada kelompok perlakuan
� f � - · ·�
l�ngka kematian (%) pada kelompok kontrol
·� . .,., « •ik��fikasi enkapsulasi spora dan kristal granul B. thuringiensis 11_::14 galur
lokal dilakukao dalam 2 tahap di lapangan sebagai berikut:
Uji tahap I yang disebut juga sebagai uji pendahuluan dilakukan menggunakan
konsentrasi kematian jentik tertinggi yaitu 99 % (LC99 = 0,3 ppm). Maksud
dilakukan uji pendahuluan untuk mengetahui seberapa besar persen kematian jentik
An. maculatus. Perhitungan luas permukaan air pada kobakan yang berbentuk
empat persegi panjang dihitung dengan mengalikan panjang dan Jebar kobakan.
Luas pennukaan air pada kobakan yang berbentuk segitiga dihitung dengan
mengalikan Y2 alas dan tinggi kobakan. Delapan kobakan perlakuan dengan luas
antara 0,08 - 0,84 m2 dengan rata-rata jumlah jentik 5,60/ciduk dan 4 kobakan
kontrol dengan luas antara 0, 16 - 1,20 m2 dengan rata-rata jumlah jentik 5,20/ciduk.
Masing-masing kobakan perlakuan diapliikasi 0,3 ppm enkapsulasi granul B
thuringiensis H-14 galur lokal dengan cara disemprot menggunakan alat semprot 0(Hand sprayer) kecu yang terbuat dari plastik berukuran l liter. Kondisi lingkungan
seperti pH dan suhu air diukur baik sebelum, selama maupun sesudah aplikasi
enkapsulasi granul B. thuringiensis H-14 galur lokal. Pengamatan kepadatan
populasi jentik dilakukan dengan pencidukan secara acak menggunakan dipper
volume 100 ml. Pengambilan jentik sebanyak 3 - 10 dip per tiap kobakan.
Pengamatan dilakukan sebelum aplikasi, 1,2,4,7 dan 1 4 hari sesudah aplikasi
(dihentikan sampai kepadatan populasi jentik naik kembali seperti semula) yaitu
sampai mencapai lebih besar dari 70 %. Semua jentik An. maculatus dihitung
jumlahnya untuk menentukan kepadatan populasinya. Untuk mengetahui
efektivitas enkapsulasi granul B. thuringiensis H-14 galur lokal terhadap jentik An.
maculatus, persentase reduksi dihitung dengan menggunakan formula Mulla 8
sebagai berikut:
C l x T2
Persen reduksi = 100 - ----------- 100
Tl x C2
23
- - �
-,,___ =---=-= �-==-. � -=-----=---� - - --=-=--=- .:::- = =---.:::.-- --
Keterangan :
Cl = Jumlahjentik pada kobakan kontrol sebelum aplikasi
C2 = Jumlahjentik pada kobakan kontrol sesudah aplikasi
� �� ."�j�.::.-:·JJ� Jumiah �ent�k pada kobakan perlakuan sebelum apli�asi
.>:t> •:,k:�?'fI = Jumlah Jent1k paeda kobakan perlakuan sesudah aphkasi
Uji tahap II adalah uji selanjutnya dimana menggunakan 4 konsentrasi masing
masing kosetrasi 0,8 ppm (8 x LC90), 1,6 ppm (16 x LC90), 3,2 ppm (32 x LC90)
dan 6,4 ppm ( 64 x LC90). Enam belas kobakan perlakuan, masing-masing 4 kobakan
dengan luas antara 0,48 - 1,25 m2 dan 0,13 - 1,53 m2 berturut-turut diaplikasi
enkapsulasi granul B. thuringiensis H-14 galur lokal konsentrasi 0,8 ppm (3 x LC90
dan 1,6 ppm (16 x LC90) serta 0,48 - 1,75 !TI2 dan 0,45 - 2,75 m2 , berturut-turut
diaplikasi enkapsulasi granul B. thuringiensis H-14 galur lokal konsentrasi 3,2 ppm
(32 x LC90) dan 6,4 ppm ( 64 x LC90). Empat kobakan kontrol dengan luas antara
0,16 - 1,20 m2 • Cara aplikasi yaitu disemprot menggunakan alat semprot (Hand
sprayer) kecil yang terbuat dari plastik berukuran 1 liter. Kondisi lingkungan seperti
pH dan suhu air diukur baik sebelum, selama maupun sesudah aplikasi enkapsulasi
granul B. thuringiensis H-14 galur lokal. Pengamatan kepadatan populasi jentik
dilakuk.an dengan pencidukan secara acak menggunakan dipper volume 100 ml.
Pengamatan dilakukan sebelum aplikasi, 1,2,4,7 dan 14 hari sesudah aplikasi
(dihentikan sampai kepadatan populasi jentik naik kembali seperti semula) yaitu
sampai mencapai lebih besar dari 70 %. Padat populasi dihitung dalam satuan per 3-
1 0 ciduk. Semua jentik An. macu/atus dihitung jumlahnya untuk menentukan
kepadatan populasinya. Untuk mengetahui efektivitas enkapsulasi granul B.
thuringiensis H-14 galur lokal terhadap jentik An. maculatus, persentase reduksi
dihitung dengan menggunakan formula Mulla 8
g). Penangkapan nyamuk dan penangkapan jentik
Survei dilak:ukan dengan melakukan penangkapan nyamuk yang istirahat di luar
rumah (habitat asli) pada pagi hari (06.00 - 08.00) dan malam hari di luar rumah (kandang
dan sekitamya ) pada jam 18.00 - 24.00. Untuk menangkap nyamuk digunakan aspirator
dengan bantuan lampu senter oleh 6 orang. Nyamuk yang tertangkap dimasukan ke dalam
paper cup untuk dipelihara sampai menjadi larva di laboratorium _\nsektarium.
24
-- -- --�-=----== = .,,
--=--:::=..:.....; =
-_- ------==-- -- - ---- �-
=- ---
--==---=----
1. --
- --== ---=---
-----=----
--
- _--- --=-=----=---==-=----= -
-----
Penangkapan jentik dilakukan di tempat-tempat genangan air yang diduga dapat
digunakan sebagai tempat perindukan potensial bagi An. maculatus misalnya tempat
tempat yang berupa kobakan (cekungan air). Pengambilan jentik dapat menggunakan
ciduk berukuran I 00 ml, 250 ml dan 350 ml. Jentik yang tertangkap dipindahkan ke botol '{.,..,'.1�' menggunakan pipet untuk kemudian dipelihara di ��ratorium insektarium.
•·"' '
BAB IV. HASIL
4.1. Penangkapan oyamuk dan jentik
4.1.1. Fauna nyamuk dan jentik Anopheles maculatils di daerah penelitian
Nyamuk Anopheles yang berhasil ditangkap di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap,
Kabupaten Kulon Progo sebanyak 597 ekor, terdiri dari An. maculatus sebanyak 168 ekor
( 28, 14 % ) dan nyamuk Anopheles spesies lain sebanyak 429 ekor (71,86 % )(Diagram 1 ).
• Nyamuk AA. maculatus • Nyamuk hlopheles spesies lain
Diagram I . Nyamuk An. maculatus yang tertangkap di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Maret - November 201 1
Jumlah jentik yang tertangkap sebanyak 3070 ekor selama 5 kali penangkapan dari Bulan Maret - November 201 1 disajikan pada Grafik I, .
25
-- -----
� - --- - -------- - - ---
2500
500 '
0
Jumlah Jentik An. maculatus
120 150
111
Penangkapan IV
600
v
Grafilc 1. Jentik An. maculatus yang tertangkap di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Maret - November 2011
4.1.2. Fauna nyamukAn. aconitus di daerah penelitian Nyamuk Anopheles yang berhasil ditangkap di Desa Cangkringan, Kecamatan Boja,
Kabupaten Kendal sebanyak 550 ekor, terdiri dari An. aconitus sebanyak 156 ekor (39,59
%) dan sebanyak 394 ekor (60,41 %) nyamuk: Anopheles spesies lain. (Diagram 2).
Nyamuk Anopheles
• Nyamuk AA. aconitus • Nyamuk hlopheles spesies lain
Diagram 2. Nyamuk An. aconitus yang tertangkap di Desa Cangkringan, Kecamatan Bojo, Kabupaten Kendal, April - Mei 201 1
Hasil penangkapan jentik dan nyamuk dipelihara di laboratorium, kemudian digunakan
untuk pengujian efikasi enkapsulasi kristal protein toksin (delta endotoksin ) B. thuringiensis
H-14 galur lokal.
26
-
Tempat perindukan jentik An. maculatus di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap,
Kabupaten Kulon Progo disajikan pada Gambar 1.a dan 1.b.
Gambar l .a. Kobakan yang berada di antara batu
Gambar l .b Kobakan yang berada di sungai
27
- - --
----=--=---=--==--- - - ---
-- - --
--.!-- - M • ·--
Hasil enkapsulasi spora dan kristal protein toksin (delta endotoksin) granul B.
thuringiensis H-14 galur lokal dapat dilihat pada Gambar 2. Ukuran granul sekitar I - 2 mm.
Gambar 2. Hasil enkapsulasi delta endotoksin B. thuringiensis H-14 galur lokal dalam bentuk granul
4.2. Uji efikasi enkapsulasi spora dan kristal protein toksin granul Bt H-14 galur lokal
terhadap jentik nyamuk di laboratorium
Hasil uji efikasi enkapsulasi spora dan krstal protein toksin (endotoksin) B. thuringiensis
H-14 galur lokal terhadap jentik An. maculatus dan An. aconitus instar ID akhir di
laboratorium disajikan pada Tabel 1.
Hasil efikasi enkapsulasi delta endotoksin I kristal protein toksin dan spora B.
thuringiensis H-14 galur lokal selama 24 jam pengujian, menunjukkan bahwa konsentrasi
sebesar 0,08 ppm dan 0, 18 ppm mampu mematikan jentik An. maculatus berturut-turut
sebesar 50 % dan 90 %. Sedangkan untuk mematikan larva An. aconitus sebesar 50 % dan 90
% dibutuhkan konsentrasi berturut-turut sebesar 0,8 ppm dan 1,7 ppm (Tabet 1).
Hasil pengujian efikasi enkapsulasi kristal protein toksin dan spora B. thur ingiensis H-14
galur lokal selama 48 jam pengujian, menunjukkan bahwa konsentrasi sebesar 0,07 ppm dan
0, 17 ppm mampu mematikan jentik An. maculatus berturut-turut sebesar 50 % dan 90 %.
28
-
Sedangkan untuk mematikan jentik An. aconitus sebesar 50 % dan 90 % dibutuhkan konsentrasi berturuHurut sebesar 0, 7 ppm dan 1,5 ppm (Tabel I).
Hasil pengukuran kondisi laboratorium seperti pH air = 7, suhu air = 23° C - 25° C, suhu
udara = 20° C - 24° C dan kelembaban nisbi udara dalam ruangan = 69 � 89 %
·� f ·� '; ·· ·� ·l '• ·�'fa@4f�jrrrtkasi enkapsulasi campuran spora dan kristal protein toksin (delta endotoksin)
Bt H-14 galur Jokal terhadap jentik An. maculatus dan An. aconitus instar lli'akhir
Jentik
An. maculatus
An. aconitus
Keterangan:
Kematian 50% dan 90% jentik nyamuk sesudah pengujian 24 jam 48jam
LC so (ppm)
LC90 (ppm)
LC so
(ppm) LC90
(ppm) 0.08
0.8 0.18
1.7
Kondisi laboratorium
pH air : 7 : 69 -
Kelembaban 89%
Suhu ruang
0.07 0.7
Suhu air LC : lethal concentration
: 20 -24°C : 23 -25°C
0.17 1 .5
4.3. Uji efikasi kristal protein toksin (delta endotoksin) granul Bt H-14 galur lokal
terhadap jentik nyamuk di laboratorium
Hasil uji efikasi enkapsulasi spora dan krstal protein toksin (endotoksin) B. thuringiensis
H-14 galur lokal terhadap jentik An. maculatus dan An. aconitus instar III akhir di
laboratorium disajikan pada Tabet 2. Hasil efikasi enkapsulasi spora dan delta endotoksin I kristal protein toksin B.
thuringiensis H-14 galur lokal selama 24 jam penguj ian, menunjukkan bahwa konsentrasi sebesar 0,45 ppm dan 1,32 ppm mampu mematikan jentik An. maculatus berturut-turut sebesar 50 % dan 90 %. Sedangkan untuk mematikan jentiik An. aconitus sebesar 50 % dan 90 % dibutuhkan konsentrasi berturut-turut sebesar I 0,56 ppm dan 32, 70 ppm (Tabel 2).
Hasil pengujian efikasi enkapsulasi kristal protein toksin dan spora B. thuringiensis H-14
galur lokal selama 48 jam pengujian, menunjukkan bahwa konsentrasi sebesar 0,43 ppm dan 1,31 ppm mampu mematikan jentik An. maculatus berturut-turut sebesar 50 % dan 90 %.
29
- - - -
-
---=-- � ==�= --=--- -=------=-=�-=-
----=---�-_
-
==--- -
_ - -=--
_ -- �-�-=--=- -=-----=---=---== -_- ---=--� - --- -
- ---- - ----
Sedangkan untuk mematikan jentik An. aconitus sebesar 50 % dan 90 % dibutuhkan
konsentrasi berturut-turut sebesar 10,55 ppm dan 32,68 ppm (Tabel 2).
Hasil pengukuran kondisi laboratorium seperti pH air = 7, suhu air = 23° C - 25° C, suhu
udara = 20° C - 24° C dan kelembaban nisbi udara dalam ruangan = 69 - 89 %
·�._..;a.,b��fikasi enkapsulasi kristal protein toksin (delta endQtoksin) Et H-14 galur lokal terhadap jentik An. maculatus dan An. aconitus instar lil akhir
·�
Jentik
An. maculatus
An. aconitus
Keterangan:
Kematian 50% dan 90% jentik nyamuk sesudah pengujian
24jam 48jam
LC so (ppm)
0.45 10.56
LC90
(ppm) 1.32
32.70
Kondisi laboratorium
LC so (ppm)
0.43 10.55
Suhu
LC90
(ppm) 1 .31
32.68
pH air : 7 ruang
Kelembaban : 69 - 89% Suhu air
: 20 - 24°C
: 23 - 25°C LC : lethal concentration
4.4. Uji efikasi enkapsulasi spora dan kristal protein toksin granul B thuringiensis H-14 galur lokal di lapangan
4.4.1. Uji tahap I
Pengamatan kepadatan jentik An. maculatus yang dilakukan dengan pencidukan
secara acak di tempat-tempat yang ditemukan adanya jentik pada sampel kobakan 1-8
sebelum aplikasi dan 2 hari sesudah aplikasi enkapsulasi granul B. thuringiensis H-14 galur
lokal dosis 0,3 ppm (LC99) disajikan pada Tabel 3. Pengarnatan sebelum aplikasi,
rnenunjukkan bahwa kepadatan jentik An.maculatus sebesar 5,60 ekor/ciduk dan 5,20
ekor/ciduk masing-masing kobakan perlakuan (0,08 - 0,84 m2) dan kontrol (0, 16 - 1,20 m2)
(Tabel 3 dan Grafik 2). Efektivitas enkapsulasi granul B. thuringiensis H-14 galur lokal
terhadap jentik An. maculatus, persen reduksi dihitung menurut rumus Mulla8, > 70 %
selama 2 hari yaitu pada hari ke l (75,64 %) dan hari 2 (82,39 %.). Karena kematianjentik
An. maculatus sudah mencapai 82,39 % pada harike 2, maka dilanjutkan penebaran dengan
berbagai konsentrasi enkapsulasi Bt H-14 galur tersebut.
30
Tabel 3. Kepadatan jentik An. macu/atus sebelum dan sesudah aplikasi enkapsulasi Bt H-14 galur lokal konsentrasi 0,3 ppm {LC99) di kobakan Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo
Pengamatan
5Se¥iC""_,_�' asi enkapsulasi Bt H-14 galur lokal Sesudah aplikasi enkapsulasi Bt H-14 galur lokal
Keterangan: pH air Suhu air
7
1 2
0
Rata-rata kepadatan jentik An. maculatus (3· l 0 dip/ciduk)
Penurunan
Kobakan kontrol Kobakan rlakuan
: 7
5.2
6.10 5.85
: 25 - 28,5°C
1 Harl Pengamatan
5.6
10 l . l l
2
84
82 11 80 � Ii .
18 I .. � GI 76 D.
74
72
%
75.64 82.39
- Penurunan -+-Kobakan kontrol -Ko_bakan oerlakuan
Graftk 2. Persen penurunan kepadatan jentik An. maculatus setelah diaplikasi enkapsulasi endotoksin Bt H-14 galur lokal konsentrasi 0,3 ppm dikobakan Desa Hargowilis,
Kabupaten Kulon Progo
4.4.2. Uji tahap II
Pengamatan sebelum aplikasi B. thuringiensis H· 14 galur lokal konsentrasi 0,8 ppm, (8 x
LC90) menunjukkan bahwa kepadatan jentik An. macu/atus sebesar 5,70 ekor/ciduk dan 5,30
ekor/ciduk masing-masing pada kobakan perlakuan (0,48 - 1,25 m2 ) dan kontrol (0,16 m2). (Tabel4).
--=-- - - -
31
-- - -
Hari ke 1 sesudah aplikasi enkapsulasi endo toksin Bt H-14 galur Jok!ll, persentase reduksi
sebesar 97.59 % dan relatiftinggi > 70 % sampai dengan hari ke 5 (81,94 %) Efektivitas Bt H-14
galur lokal pada kobakan tersebut, mampu bertahan hingga mencapai >70 % selama 5 hari
-�(T��!:�;�fik 3).
. ""l;6'it�da!an jentik An. m:1r.ulaws sebelum dan sesi.ldah a}Jlikasi enkapsula-si Bt H-14 galur lokal konsentrasi 0,8 ppm (8 x LC90) di kobakan Hargowilis, Kee. Kokap, Kab. Kulon Progo
Pengamatan Rata-rata kepadatan jentik An.
maculatus Persentase
(Hari) Sebelum aplikasi enkapsulasi Et H-1 4 galur lokal Sesudah aplikasi enkapsulasi Bt H-14 galur lokal
1 2 3 4 5
Keterangan:
(3-10 diplciduk) Kobakan kontrol
5.3
3.85 6
4.85 5.05 7.05
pH air Suhu air
Kobakan perlakuan
5.7
0.1 0.25 0.38 0.33 l . 1 5
: 7 : 27 - 30,4°C
(%)
97.59 92.25 89.1
93.92 81 .94
- --_
-
---;:;;;:::-= ---�� ==--�- --;;,_ =
----= --===�"-- - -----=-------=----====----==-=---- - --- - -
--
--==-=----=- --== =--=-----=--=-=----===-
32
100
95 �
90 � = s5 I c �
" 80 Cl.
75
70 0 1 Hah Pengamaian 4 5
- Penurunan -+- Kobakan kontrol - Kobakan oerl akuan
Grafik 3. Persen penurunan kepadatanjentikAn. maculatus setelah diaplikasi enkapsulasi endotoksin Bt H-14 galur lokal konsentrasi 0,8 ppm di kobakan Desa Hargowilis,
Kabupaten Kulon Progo
Pengamatan sebelum aplikasi B. thuringiensis H-14 galur lokal konsentrasi 1,6 ppm, (16
x LC90) menunjukkan bahwa kepadatan jentik An. maculatus sebesar 5,40 ekor/ciduk dan 3,80
ekor/ciduk masing-masing pada kobakan perlakuan (0,13 - 1,53 m2 > dan kontrol (0,70 m2).
(fabel 5).
Hari ke I sesudah aplikasi enkapsulasi endotoksin Bt H-14 galur lokal, persentase reduksi
sebesar 100,0 % dan relatiftinggi > 70 % sampai dengan hari ke 5 (80,70 %). Efektivitas Bt H-
14 galur lokal pada kobakan tersebut, mampu bertahan hingga mencapai > 70 % selama 5
hari (Tabet 5 dan Grafik 4).
Pengamatan sebelum aplikasi B. thuringiensis H-14 galur lokal konsentrasi 3,2 ppm, (32
x LC90) menunjukkan bahwa kepadatanjentik An. maculatus sebesar 5,38 ekor/ciduk dan 4,80
ekor/ciduk masing-masing pada kobakan perlakuan (0,48 - 1,75 m2 > dan kontrol (0,95 m2).
(fabel 6).
Harl ke 1 sesudah aplikasi enkapsulasi endotoksin Bt H-14 galur lokal, persentase reduksi
sebesar 82,33 % dan relatiftinggi > 70 % sampai dengan hari ke 5 (88,68 %). Efektivitas Bt H-
14 galur lokal pada kobakan tersebut, mampu bertahan hingga mencapai >70 % selama 5
hari (fabel 6 dan Grafik 5).
33
Tabel 5. Kepadatan jentik An. macu/atus sebelum dan sesudah aplikasi enkapsulasi Bt H-14 galur lokal konsentrasi 1,6 ppm (16 x LC90) di kobakan Hargowilis, Kee. Kokap, Kah. Kulon Progo
Sebelum aplikasi enkapsulasi Bt H-14 galur lokal Sesudah aplikasi enkapsulasi Bt H-14 galur lokal
1
2
3
4 5
Keterangan:
0 0
Rata-rata kepadatan jentik An. maculatus (3-10 dip)
Kobakan kontrol Kobakan perlakuan
3.8 5.4
4.5 0
4.7 0.13
3.7 0.12
2.9 0.75
3.1 ' 0.85
: 7 pH air
Suhu air : 27 - 30°C
1 Ha� Pengamafan
4 5
- Penurunan __ _t_ Koba_ka_n kontrol --Kobakan oerlakuan
Persentase
(%)
100
98.05
99.97
99.78
80.7
I 120
- 100 j
80 -8 � 60 ! c � .. 40 Cl.
20 ·
- 0
Grafik 4. Persen penurunan kepadatan jentik An. maculatus setelah diaplikasi enkapsulasi endotoksin Bt H-14 galur lokal konsentrasi 0, 16 ppm di kobakan Desa Hargowilis,
Kabupaten Kulon Progo
34
Tabel 6. Kepadatan jentik An. maculatus sebelum dan sesudah aplikasi enkapsulasi Bt H-14 galur lokal konsentrasi 3,2 ppm (32 x LC90) di kobakan Hargowilis, Kee. Kokap, Kah. Kulon Progo
Pengamatan
·-- f - ' .. h.(!lari) -� ..... ? ' ---;t'< ·.:; seb.el�1ikasi enkapsulasi Bt H-14 galur lokal Sesudah aplikasi enkapsulasi Bt H-14 galur lokal
Keterangan: pH air
Suhu air
0
1 2 3 4 5
0 1
Rata-rata kepadatan jentik An. maculatus Persentase (3-10 dip)
Kobakan kontrol Kobakan perlakuan (%)
4.8 5.38
5.1 1.01 82.33 3.6 0 1-00 4.2 0.1 97.37 3.4 0.13 96.58 4.1 0.52 88.68
: 7
: 27 - 29°C
120
100 1
80 i � 60 J c ! .. - 40 0.
20
0 Hah PengamJan 4 5
- Penurunan -+- Kob.a J<a.n �ontrol -Koba kan perlakuan
Grafik 5. Persen penurunan kepadatan jentik An. maculatus setelah diaplikasi enkapsulasi endotoksin Bt H-14 galur lokal konsentrasi 3,2 ppm di kobakan Desa Hargowilis,
Kabupaten Kulon Progo
Pengamatan sebelum aplikasi B. thuringiensis H-14 galur lokal konsentrasi 6,4 ppm, (64 x LC90) menunjukkan bahwa kepadatanjentik An. maculatus sebesar 5,76 ekor/ciduk dan 5,40
35
----------- -- - - ------- _--- --=
= - ----- - --
ekor/ciduk masing-masing pada kobakan perlakuan (0,45 - 2,75 m2 > dan kontrol {1,20 m2).
(Tabet 5).
Harl ke 1 sesudah aplikasi enkapsulasi endotoksin Bt H-14 galur lokal, persentase reduksi
sebesar 98,43 % dan relatiftinggi > 70 % sampai dengan hari ke 5 (82,19 %). Efektivitas Bt H
J.4 fgalur lo���pada kobakan tersebut, mampu bertahan hingga mencapai >70 % selama 5
�an&��- Grafik 60. •
� _
Tabel 7 Kepadatan jentik An. maculatus sebelum dan sesudah aplikasi enkapsulasi Bt H-14 galur lokal konsentrasi 6,4 ppm (64 x LC90) di kobakan Hargowilis, Kee. Kokap, Kab. Kulon Progo
Pengamatan
(Hari) Sebelum aplikasi enkapsulasi Bt H-14 galur lokal Sesudah aplikasi enkapsulasi Bt H- 14 galur lokal
Keterangan: pH air Suhu air
1 0
1 2 3 4 5
0 1
Rata-rata kepadatan jentik An. maculalus Persentase (3-10 dip)
Kobakan kontrol Kobakan perlakuan (%)
: 7
5.4
4.8 6
7.95 7.75 6.8
: 27,5 - 29°C
HaA Pengamafan 4
5.76
0 0.1 0.1 1 0.13 1 .08
5
120
100 ]!
80 � ii! 60 �
� .. 40 A.
20
0
1-00 98.43 98.7 98.43 82.19
Penurunan �Kobakan kontrol -m-Kobakan oerl akuan Grafik 6. Persen penurunan kepadatan jentik An. maculatus setelah diaplikasi enkapsulasi
endotoksin Bt H-14 galur lokal konsentrasi 6,4 ppm di kobakan Desa Hargowilis, Kabupaten Kulon Progo
36
BAB V. PEMBAHASAN
Enkapsulasi spora dan kristal protein toksin Bt H- 14 galur lokal dan enkapsulasi
Kristal protein toksin (delta endotoksin) Bt H-14 galur lokal berbentuk granul berukuran 1 -
2 mm (Gambar 1). Ukuran spora I - 5 mikro meter dan ukuran kristal 0,5 - 1 mikro meter.
Enka�s�nul Bt yang dihasilkan dapat membunuh jentik_ �n. maculatus dan
_An.
aconirus setelah diuji skala iaboratorimn maupun iapangan pada kobakan-1Cobakan
perindukan jcntik nysmuk An. mal.:utatus. Wolaupun demikia!l musih ada per..yempurnaa1�
dalam pelaksanaan enkapsulasi ini untuk diproses HK.I/MERK. Jumlah nyamuk dan jentik An. maculatus serta nyamuk An. aconitus yang tertangkap
masing-masing di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap dan Desa Cangkringan, Kecamatan
Boja sangat bervariasi. Bruce-ChwaU9 mengatakan bahwa kepadatan populasi nyamuk
Anopheles sangat dipengaruhi oleh perubahan suhu, kelembaban relatif dan curah hujan.
Tampaknya faktor-faktor lingkungan juga berperan mendukung relatif tingginya kepadatan
nyamuk dan jentik An. maculatus serta nyamuk An. aconitus. Suhu udara dan kelembaban
di dua daerah tersebut, tampaknya ideal untuk perkembangan jentk dan nyamuk An.
maculatus maupun An. aconitus.
Tidak dilakukan penangkapan jentik An. aconitus disebabkan karena untuk
menemukan jumlah jentik An. aconitus dalam jumlah banyak agak sulit. Oleh karena itu
dilakukan penangkapan nyamuk yang kemudian dipelihara di laboratorium insektarium
sampai menjadi jentik An. aconitus instar m. Perbedaan konsentrasi yang dibutuhkan untuk membunuh jentik An. maculatus dan
An.aconitus pada formulasi granul campuran spora dan endotoksin dengan formulasi granul
endotoksin Bt H-14 galur lokal dapat dilihat pada Tabet 1 dan 2. Konsentrasi granul
campuran spora dan kristal membutuhkan konsentrasi lebih kecil dalam membunuh jentik
An. maculatus dibandingkan dengan jentik An. aconitus baik pada 24 jam maupun 48 jam
perlakuan. Ada berapa ha! yang menyebabkan perbedaan tersebut yaitu faktor pada bakteri
dan serangga uji. Faktor pada bakteri adalah struktur kristal yang terdapat pada ke 2 bentuk
enkapsulasi Bt H-14 galur lokal. Struktur kristal dan spora yang berada dalam se!
mempunyai ikatan yang lebih mudah dipecah oleh enzim yang dihasilkan serangga dan
ukuran molekul protein yang menyusun kristal, serta susunan moleku! asam amino dan
kandungan karbohidtat dalam kristal yang dapat mempengaruhi toksisitas Bt tersebut.
Faktor yang ada pada serangga adalah perbedaan keadaan pada saluran pencernaan serangga
37
- --== ---=----=
--= =-__..::-=
=---== --=---- =- - ----
uji seperti pHdalam mesenteron yang mempengaruhi kelarutan kristal protein.Selai!' itu
kemampuan enzim protease yang ada dalam pencemaan serangga uji yang berfungsi untuk mengikat toksin berpengaruh pula terhadap kematian serangga. Reaksi daya bunuh atau
patogenisitas di dalam usus tengah antar jentik juga merupakan faktor yang dapat mepentukan kematian jentik. Selain itu reaksi daya bunuh di dalam usus tengah jentik An.
... • '""J ·'.
acontO��lukan waktu yang lebih lama dari pada jentik An. m.qculatus. -·
Jaquet dalam Blondine10 melaporkan bahwa tiga faktor yang menentukan potensi
deltaendotoksin B. thuringiensis adalah asal toksin (galur B. thuringiensis), kemampuan cairan usus untuk melarutkan kristal protein serta kerentanan serangga sasaran terhadap
toksin.
Bentuk fonnulasi dari Bt berpengaruh juga pada kematian jentik. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa Culinex Tablet (B. lhuringiensis israelensis tablet) yang Mengandung kristal protein ( delta-endotoksin) merupakan makanan yang diminati oleh jentik-jentik nyamuk dan sekaligus mematikan jentik-jentik nyamuk. Satu tablet Culinex
dalam 100-200 liter air efektif rnembunuh jentik jentik nyamuk terutama jentik Aedes selama I - 1,5 bulan2 Keberadaan jumlah kristal protein toksin (delta endotoksin) di permukaan dan
perilaku makan jentik itu sendiri juga berpengaruh dalam menentukan kematian jentik.
Kemungkinan bahwa jumlah kristal protein toksin (delta endotoksin) sudah cepat mengendap ke bawah/dasar mangkok yang tidak sepenuhnya mencapai sasaran jentik
Anopheles yang mempunyai kebiasaan mengambil makanan (terrnasuk toksin) di daerah pennukaan (lebih kurang 1-2 mm). Berdasarkan hal ini maka akan dilak:ukan pengujian pada
jentik Ae. aegypti.
Uji lapangan enkapsulasi campuran spora dan kristal protein toksin terhadap jentik
An. rnacu/atus di kobakan-kobakan Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap menggunakan 4
konsentrasi 0,8 ppm (8 x LC90), 1,6 ppm ( 16 x LCO), 3,2 ppm (32 x LC90) dan 6,4 ppm (64
x LC90) efektif membunuh jentik An. maculatus dengan persen penurunan kepadatan jentik
rata-rata > 70 % selama 5 hari. Tersedianya toksin di daerah makan jentik dan kebiasaan
makan jentii Anopheles mungkin dilaporkan sangat mempengaruhi efikasi fomulasi B.
thuringiensis H-14. Selain itu keberadaan jumlah spora di perrnukaan air dan perilak:u mak:an jentik itu sendiri. Nguyen12 me!aporkan bahwa jumlah spora bakteri B. thuringiensis H-14
adalah sarna banyak di pennukaan dan dasar air pada hari ke 3 dan ke 7 sesudah aplikasi.
Kemungkinan bahwa sampai hari ke 5 jumlah spora dan kristal. masih banyak berada di permukaan sehingga mencapai sasaran jentik Anopheles yang mempunyai kebiasaan
38
--=- ----= -==_:_:;,, :::.�--:=::�--�� �--
� �-=
�- - - -
mengambil makanan (termasuk toksin) di daerah pemmkaan (lebih kurang I - 2 mm) dan
bukan di dasar perairan 1 3 .
Penelitian penebaran enkapsulasi Bt H-14 galur lokal di lapangan tidak terlepas dari
keterbatasan dan kelemahan sebab banyak faktor yang tidak bisa dikendalikan misalnya
turu'9jl)';a�� perilaku manusia di sekitar sungai (dengan catatan bisa diantisipasi dengan - •""' . .
melakukan penyuluhan sebelum dilakukan penelitian). ···
Walaupun sudah diperoleh enkapsulasi granul Bt H-14 galur lokal yang efektif
membunuh jentik An. maculatus dan An. aconitus tetapi masih ada penyempurnaan dalam
pelaksanaan enkapsulasi ini untuk selanjutnya dapat dikembangkan sebagai agensia
pengendalian vektor malaria dan diaj:..ikan HKI/MERK.
39
--- - . . � - - -�-3==:::::: ---=:-=---=------ =-=-� � -=--= =- -====---==--------=--=--- -=--------=--=-
�
-
-
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulao
a. Diperoleh enkapsulasi carnpuran spora dan kristal protein toksin B. thuringiensis H-14
,galur lokal dalam formulasi granul yang efektif membunuh jentik An. macu/atus dan An.
�·'· acornoo1fasing -masing LC50 = 0,08 ppm dan LC90 = 0, 18 Pllm serta LC50 =
_�,8 ppm
d!'ln LC 90 = 1,7 ppm pada 24 jam pengujian
b. Diperoleh enkapsulasi kristal protein toksin B. thuringiensis H-14 galur lokal dalam
formulasi granul yang efektif membunuh jentik An. maculatus dan An. aconitus masing
masing LC50 == 0,45 ppm dan LC90 = 1,32 ppm serta LC50 = 10,56 ppm dan LC 90 =
:32,70 ppm pada 24 jam pengujian di laboratorium.
c. Pengujian lapangan enkapsulasi campuran spora dan kristal B. thuringiensis H-14 galur
local fonnulasi granul pada konsentrasi 0,8 ppm (8 x LC90), 1,6 ppm (16 x LCO), 3,2
ppm (32 x LC90) dan 6,4 ppm (64 x LC90) efektif membunuh jentik An. maculatus
dengan persen penurunan kepadatan jentik rata-rata > 70 % selama 5 hari
d. Hasil enkapsulasi B. thuringiensis H-14 galur lokal yang diperoleh akan diproses lebih
Ian jut untuk p�ngajuan HK.I/MERK dan penjajakan mitra untuk komersialisasi biolarvisida
6,2. Saran
a. Untuk meningkatkan efektivitas enkapsulasi kristal protein toksin B. thuringiensis H-14
galur lokal disarank.an untuk membuat suatu teknik enkapsulasi yang tepat untuk
pengendalian jentik nyamuk.
b. Pengendalian jentik nyamuk menggunakan la1vasida B. thuringiensis H-14 ooleh Dinas
Keesehatan Kulon Progo, sebaiknya dilakukan secara berkala sesuai dengan konsentrasi
yang dianjurkan.
40
BAB VII. UCAP AN TERIMA KASIH
Dengan selesainya penelitian ini kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit di Salatiga,
;epfl �
.
�in_:i.;
"'��sehatan Kabupaten Semarang, Kabupaten Kulon Pr0g0 beserta stafuya yang
telafl.(�aiffu pelakanaan penelitian ini. Ucapan terima kasi'1. kami sampaik�.n juga
kepada peneliti dan teknisi Lab. Mikrobiologi serta semua pihak yang telah aktif membantu
pelakanaan penelitian ini.
4 l
- --
--=--�-= --� - � �; � --�: ==-==-� �=
--�-=-�==-�
-
-
---�=-:�--
-__ �----- .
DAFT AR PUST AKA
1. Blondine Ch. P, Widyastuti U, Widiarti, Sukarno, Subiantoro. Uji Serologi !so/at Bacillus thuringiensis dan Patogenisitasnya l'erhadap Jentik Nyamuk Vektor. Buletin Penelitian Kesehatan. 1998/1999. 26 (2 &3): 91-98.
�: f�!��itra Culinex Becker gmbh Ludwigshafen, Germany_, .1998.
3. Nasir,M. Metode Penelitian", Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983, 282 -305 I I .
4 . Ali Hanafiah, Kemas. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Rajawali Press, Jakarta.1993
5. Chilcott, C.W, Wigley P.J. Technical note an Improved Method for Differential Staining of Bacillus thuringiensis cr:;stals. Letters in Applied Microbiology. 1988, 7:67-70
6. Finney,D.J.,"Probit Analysis'', 3 rd,ed.,Cambridge Univ.Press.London. 1971,\
7. WHO. Manual on Practical Entomology in Malaria,Part ll.Geneva.1975.
8. Mulla, M.S, Norland R.L, Fanara D M, Darwazeh A.M, & McKean D. W. ""Control of Chironomid Nudges in Recreational Lakes" J. Econ.Entomol. 1971, 71:774-777.
9. Bruce-Chwatt, L.J. Essential Malariology. William Heinemann Medical Books Ltd. London. 1985
10.Blondihe Ch.P. Pengendalian vektor Malaria An. maculatus Menggunakan B ... cillus thuringiensis H-14 Galur Lokal di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo DIY. Jurnal Kedokteran Y ARSI. 2005.13(1): 1 1-23
1 1 .Biondine Ch.P, Widyasruti U, Hadi S. Pengembangan Formulasi Biolarvasida Endotoksin Bacillus thuringiensis H-14 Galur Lokal Terhadap Larva Vektor Malaria Anopheles aconitus dan An. maculatus. Laporan Akhir penelitian RISTEK. 2010.
12.Nguyen, T.T.H., Su, T. , dan Mulla,M.S., "Mosquito Control and Bacterial Flora in Water Enriched with Organic Matter and Treated with Bacillus thuringiensis subsp. israelensis and Bacillus 5phaericus Formulations'', Journal of Vector Ecology., 1 999, 24(2), 138-153.
13.Aly, C., "Feeding Behavior of Aedes vexans Larvae (Diptera, Culicidae ) and its Influence on the Effectiveness of Bacillus thuringiensis var israelensis", Bull.Soc. Vector Ecol., 1983, 8(2), 94 - l 00.
42
- - �-�--- - -=-= =--� =-��-=--
-=-=-------=-===
---- - -- - --=-= �--=---==-=--==-==�� =---
---�-- - --
LAMPIRAN l . Hasil Analisis Probit Enkapsulasi Campuran Spora dan Kristal Bt H-14
Galur Lokal terhad:1.p An. maculatus
Name of the file: bti1909.mac
19 sept 2011
BV An. maculatus ·. . .• '.'- •f ' ·
n 'oos�.,.�W�probit Total Killed Killed CHl2 r.orr (%) treated expected contribution
1 0.0500 25.0 4.325811 20 5 4.05 * 0.2764
2 0.0700 27.5 4.402595 20 5.5 7.82 1.1260
3 0.0900 52.5 5.062545 20 10.5 11.09 0.0703 4 0.1000 72.5 5.597405 20 14.5 12.44 0.9035
5 0.3000 97.5 6.960396 20 19.5 19.66 * 0.0776
6 0.5000 100.0 I 20 20 19.97 * 0.0306
Mortality in the control: 0 %
Number of iterations: 4
p(CHl2= 2.484428 , df= 4 )= .3525729
Regression line: y= A + slope*(x - M) A= 4.987213 +/- .1419637 4.845249 < A < 5.129176
Slope= 3.795143 +/- .8175597 2.977584 < Slope < 4.612703
M= 8.914797
H c·erogeneity:; 1
LC Level of
Confidence
2 = 0.02382 .95
50 = 0.08283 .95 <�.q:= 0.18026 .95
95 = 0.22473 .95
98 = 0.28803 .95 �j)= 0.33983 .95
Range
0.00936 < LC < 0.03535
0.06884 < LC < 0.09999
0.13701 < LC< 0.33386
0.16132 < LC< 0.48513
0.19325 < LC< 0.74113
0.21772 < LC < 0.98412
43
--= -=== ----- �
- ::: - - - -
-= - -==---
-- - ---
LAMPIRAN 2. Hasil Anal isis Probit Enkapsulasi C::impuran Spora dan Kristal Bt H-14 Galur Lokal terhadap An. aconitus
Name of the file: bti1909.aco 19 sept 2011 Bti An. aconitus % w�tr� I �
;,..:t1,�
,}� 0 ( 0 / 20 )
�,,,. ... ,,.&�� N Ki lled Total Dose Observed Corrected
mortality mortality
1 2 20 1.0000 10 10 2 4.5 20 3.0000 22.5 22.5 3 10.5 20 5.0000 52.5 52.5 4 13 20 7.0000 65 65 5 14.5 20 11.0000 72.5 72.5 6 16.5 20 13.0000 82.5 82.5 7 19 20 15.0000 95 95
Log transformation of the dose (-1 for NO)?
Regression l ine: y= A + slope*(x - M ) A= 5.248971 +/- .1208713 5.128099 < A < 5.369842
Slope= 2.283961 +/- .3745832 1.909378 < Slope < 2.658544 M= 10.79651 •
Heterogeneity= 1
LC Level of
Confidence
2 = 0.61391 .95 50 = 4.86972 .95 @<0:17.72930 .95 95 :::25.57625 .95 98 =38.62795 .95 99 =50.84578 .95
Range
0.19640 < LC < 1.12182 3.61754 < LC < 6.18572 12.73471 < LC < 31.40072 17.10334 < LC < 52.95819 23.65715 < LC < 96.06849 29.29459 < LC < 143 .23800
44
- -_ ----§--=::=-_- --� _.:::-�-=-;;-- - ::::=;;-___ - -- -=-- - _ .. -- -
- ----
=- - ---=-- -----=- --- -
- -- -
LAMPIRAN 3. Hasil Analisis Probit Enkapsulasi Kristal Endotoksin Bt H-14 Galur Lokal terhadap An. maculatus
Name of the file: macul.bt 020212 Bti
n Dose Mort. probit Total Killed Killed CHI2 ' c&1Y:E:� treated expected contribution ''''•rw
1 0.1 000 7.5 3.560199 20 1.5 0.72 * 0.0000 p 2 0.3000 22.5 4.244822 20 4.5 6.26 0.0000 3 0.5000 52.5 5.062545 20 10.5 10.97 0.0000 4 0.7000 72.5 5.597405 20 14.5 1 3.99 0.0000 5 0.9000 77.5 5.755179 20 15.5 1 5 .90 * 0.0722 6 1 .0000 87.5 6.1 50436 20 1 7.5 16.58 * 0.3010 7 2.0000 95.0 6.64521 1 20 1 9 19.24 * 0.0816 8 3.0000 100.0 I 20 20 1 9.76 * 0.2409
Mortality in the control: 0 % Number of iterations: 4 4 points were pooled together.
p(CHI2= .6958144 , df= 2 )= .2938337
Regression line: y= A + slope*(x - M) A= 5.35276 +/- .125166 5.227594 < A < 5.477926
p p p p
Slope= 2.748448 +/- .41 02632 2.33 8 1 85 < Slope < 3.1587 1 1 M= 9.7829.21
Variance of the LC50= 2.441 001E-03 Heterogeneity= 1
LC Level of
Confidence Range ---------------------..,�··� � -. ------2 = 0.08076 .95 50 = 0.45141 .95 90 = 1.32105 .95 95 = 1.79130 .95 98 = 2.52332 .95 99 = 3.17069 .95
0.03382 < LC < 0.13206 0.34704 < LC < 0.55547 1.02227 < LC < 1.97581 1 . 3 1 8 1 7 < LC < 2.983 1 7 1.74091 < LC < 4.77997 2.09000 < LC < 6.56214
45
-----
-------- ---- --- -
--=-
-
-=- ---==--
LAMPIRAN 4. Hasil Analisis Probit Enkapsulasi Kristal Endotoksin Bt H-14 Galur Lokal terhadap An. aconitus
Name of the file: acon.bti 020212 bti
n Dose Mort. probit Total Killed Killed CHI2 corr (%) treated expected contribution - f
�
Mortality in the control: 0 % Number of iterations: 5
1.5 2 3 3.5 4.5
8.5 12 1 5 1 8
p(CHI2= 39.97973 , df= 8 )= .9999968
Regression line: y= A + slope*(x - M)
0.07 * 1.53 * 3.96 *
6.40 8.55 10.36 13.09 14.10 14.94
27.3153 0 . 1 570 0.2879 1 .9329 3.3541
0.6938 0.2618 0.1935 2.4736
A= 5.004592 +/- . 1 0 1 1 3 1 2 4.903461 < A < 5 . 1 05724 Slope= 2.6 1 3 1 62 +/- .891 4643 1 . 721698 < Slope < 3 .504626
M= 1 1 .02582 Variance of the LC50= 1 .49781 7E-03 Heterogeneity= 4.997466 with 8 df
LC Level of
Confidence
2 = 1 .72970 .95 50 =l 0.56973 .95 90 =32.70047 .95 95 =45.04548 .95 98 =64.58887 .95 99 =82.12483 . 95
Range
0.35553 < LC < 7.67377 6.63639 < LC < 16.83083 12.12988 < LC < 93.34744 1 3 . 3 1 052 < LC < 164.07050 14.64648 < LC < 3 1 2.223 1 0 15.56244 < LC < 480.90400
46
LAMPLRAN 5.
IiliMENTERIAN l(_ESEFIA TAN BADAN PENELITIAN DAN PFNGEMBANGAN KESEHATAN
Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 1 0560 Kotak Pos 1 226 Telepon : (021) 4261088 Faksimile: (021) 4243933
E-mail: [email protected], Website: http://www.litbang.depkes.go.id
�· f��BASAN PERSETUJUAN ETIK (EXE_�PTED)
Nomor : k E . 0.1 .c::z. / E c /os-=r 1 2 0 1 1
Yang bertanda tangan di bawah ini , Ketua Komisi Etik Penelitian Kesehatan Badan Litbang Kesehatan, setelah dilaksanakan pembahasan dan penilaian, dengan ini memutuskan protokol penelitian yang berjudul :
"Pengembangan enkapsu/asi Delta endotoksin B. thuringiensis H-14 galur /okal untuk pengendalian jentik nyamuk vektor"
dengan Ketua Pelaksana/Peneliti Utama: Ora. Blond ine Ch.P, M.K es
dapat dibebaskan dari keharusan memperoleh persetujuan etik (Exempted) untuk pelaksanaan penelitian tersebut. Pembebasan ini berlaku sejak dimulai dilaksanakannya penelitian tersebut di atas sampai dengan selesai sesuai yang tercantum dalam protokol.
Walapun demikian kami mengingatkan bahwa dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti tetap diminta untuk menjaga dan menghormati martabat manusia yang menjadi responden/informan dalam penelitian ini. Dengan demikian diharapkan masyarakat luas dapat memperoleh manfaat yang baik dari penelitian ini.
Pada akhir penelitian, laporan pelaksanaan penelitian harus diserahkan kepada KEPKBPPK. Jika ada perubahan protokol dan I atau perpanjangan penelitian, harus meng-ajukan kembali permohonan kajian etik penelitian (amandemen protokol).
Jakarta, 23 Februari 201 1
Ke tu a Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Badan Litbang Kesehatan,
<. :· ·
47
LEMBAR PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Ketua Panitia Pembina Ilmiah (PPJ) B2P2VRP dan Kepala Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga menyatakan bahwa Laporan �khir Penelitian "PENGEr-ABANGAN ENKAPSULASI DELTA ENDOTOKSIN Bacillus
� thU!11!1J:}e' " . H-14 GAL UR LOKAL UNTUK PENGENDALIAN .JENTIK NY AMUK .,,... YEH· ""R" t�lah dapat disetujui sesuai ketentuan yang berlaku. · • · �·
Salatiga, Desember 201 1 Menyetujui :
Ketua PPI B2P2 VRP
(Dra.Blondine Ch.P M.Kes) NIP. 1 9490325 1976 1 1 2001
·'
48