Model Model+Pembelajaran

34
Nama : SUNARYO NIM : X9707036 http://mileniansa2009.blogspot.com

Transcript of Model Model+Pembelajaran

Page 1: Model Model+Pembelajaran

Nama : SUNARYO

NIM : X9707036

Kelas : B

Semester : V ( Lima )

http://mileniansa2009.blogspot.com

Page 2: Model Model+Pembelajaran

I. KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

Delapan keterampilan dasar mengajar adalah sebagai berikut :

1. a. Keterampilan Menjelaskan

adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang

diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti,

sehingga mudah dipahami para peserta didik.

a. Prinsip-prinsip menjelaskan

- Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik

peserta didik

- Penjelasan harus diselingi tanya jawab

- Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru

- Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran

- Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik

- Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang

kongkrit dan dihubungkan dengan kehidupan

b. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan

- Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang

dan jelas

- Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih

dahulu

- Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan

- Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi

- Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik

melalui pertanyaan-pertanyaan

2. Keterampilan Bertanya

a. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang

dilontarkan guru yang menuntun respon atau jawaban dari peserta didik

b. Keterampilan bertanya bertujuan untuk :

- Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar

- Melatih kemampuan mengutarakan pendapat

- Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik

- Melatih peserta didik berfikir divergen

- Mencapai tujuan belajar

c. Jenis-jenis pertanyaan

http://mileniansa2009.blogspot.com

Page 3: Model Model+Pembelajaran

- Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah

satu peserta didik

- Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan

kepada seluruh kelas

- Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki

jawaban

- Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan

informasi

- Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang

dikembalikan kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain

- Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang

jawabannya tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri

d. Prinsip-prinsip bertanya

- Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu

berfikir kepada peserta didik

- Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata

yang sederhana

- Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik

- Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random

- Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan

kesiapan peserta didik

- Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading question

e. Teknik-teknik dalam bertanya

- Tekhnik menunggu

- Tekhnik menguatkan kembali

- Tekhnik menuntun dan menggali

- Tekhnik mekacak

3. Keterampilan Menggunakan Variasi

a. Pengertian penggunaan variasi merupakan keterampilan guru dalam

menggunakan bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar

peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat,

gairah dan aktivitas belajar mengajar yang efektif.

b. Tuujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar adalah

untuk :

http://mileniansa2009.blogspot.com

Page 4: Model Model+Pembelajaran

- menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar

- mempertahankan kondisi optimal belajar

- meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik

- memudahkan pencapaian tujuan pengajaran

c. Jenis-jenis variasi

- variasi dalam penggunaan media

- variasi dalam gaya mengajar

- variasi dalam penggunaan metode

- variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah

d. Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran

- gunakan variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat

- perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif

- penggunaan variasi harus direncakan dan sesuai dengan bahan,

metode, dan karakteristik peserta didik

4. Keterampilan Memberi Penguatan

a. Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau

respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong

munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.

b. Tujuan menggunakan keterampilan memberi penguatan dalam

pengajaran untuk :

- Menimbulkan perhatian peserta didik

- Membangkitkan motivasi belajar peserta didik

- Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi

- Merangsang peserta didik berfikir yang baik

- Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar

ke arah perilaku yang mendukung belajar

c. Jenis-jenis penguatan

- Penguatan Verbal

- Penguatan Gestural

- Penguatan dengan cara mendekatinya

- Penguatan dengan cara sambutan

- Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan

- Penguatan berupa tanda atau benda

http://mileniansa2009.blogspot.com

Page 5: Model Model+Pembelajaran

d. Prinsip-prinsip penguatan

- Dilakukan dengan hangat dan semangat

- Memberikan kesan positif kepada peserta didik

- Berdampak terhadap perilaku positif

- Dapat bersifat pribadi atau kelompok

- Hindari penggunaan respon negative

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

a. Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk

mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima

pelajaran. Dalam membuka pelajaran peserta didik harus mengetahui

tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.

Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam

mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru

dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian

peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar

mengajar.

b. Tujuan membuka dan menutup pelajaran adalah :

- Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap

pelajaran yang akan dibicarakan

- Menyiapkan mental para peserta didik agar siap memasuki

persoalan yang akan dibicarakan

- Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasailan

dalam pelajaran

- Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugasnya yang akan

dikerjakan

c. Prinsip-prinsip membuka dan menutup pelajaran

- Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta

didik, yaitu dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan

tujuan dan bahan yang akan disampaikan

- Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan

tugas-tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan

logis

http://mileniansa2009.blogspot.com

Page 6: Model Model+Pembelajaran

- Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran

dengan menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah

diketahui oleh peserta didik.

6. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan

a. Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru

melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan

jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling

banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.

Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran

individual adalah kemampuan guru dalam mennetukan tujuan, bahan

ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan

memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual

peserta didik.

b. Tujuan guru mengembangkan keterampilan mengajar kelompok kecil

dan perorangan adalah :

- Keterampilan dalam pendekatan pribadi

- Keterampilan dalam mengorganisasi

- Keterampilan dalam membimbing belajar

- Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan KBM

7. Keterampilan Mengelola Kelas

- Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam

mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang

optimal

- Tujuan dari pengelolaan kelas adalah :

- Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta

didik memgembangkan kemampuannya secara optimal

- Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang

dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar

- Mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas, sahingga

bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan

dihindari

- Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik

http://mileniansa2009.blogspot.com

Page 7: Model Model+Pembelajaran

- Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan

peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan

intelektual peserta didik dalam kelas.

c. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas

- Keluwesan, digunakan apabila guru mendapatkan hambatan dalam

perilaku peserta didik, sehingga guru dapat merubah strategi

mengajarnya

- Kehangatan dan keantusiasan

- Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar

- Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang

menantang

- Tanamkan displin diri, selalu mendorong peserta didik agar

memiliki disipin diri

- Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal positif dan

menghindarkan konsentrasi pada hal negatif

d. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas

- Keterampilan yang bersifat preventif guru dapat menggunakan

kemampuannya dengan cara :

Memusatkan perhatian

Menunjukkan sikap tanggap

Menegur

Membagi perhatian

Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas

Memberi penguatan

- Keterampilan megelola kelas yang bersifat represif, guru dapat

menggunakan keterampilan dengan cara :

Pengelolaan kelompok

Modifikasi tingkah laku

Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan

masalah

e. Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan

mengelola kelas :

- Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan

- Pengulangan penjelasan yang tidak perlu

- Penyimpangan

http://mileniansa2009.blogspot.com

Page 8: Model Model+Pembelajaran

- Kesenyapan

- Bertele-tele

8. Keterampilan membimbing Diskusi Kelompok kecil

- Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan

dalam kerja sama kelompok bertujuan memecahkan suatu

permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu.

- Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil :

- Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan

- Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab

permasalahan

- Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis

- Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi

c. Komponen keterampilan guru dalam megembangkan pembimbingan

kelompok kecil :

- Memperjelas permasalahan

- Menyebarkan kesempatan berpartisipasi

- Pemusatan perhatian

- Menganalisa pandangan peserta didik

- Meningkatkan urutan pikiran peserta didik

- Menutup diskusi

d. Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi kelompok

kecil :

- Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan

kebutuhan peserta didik

- Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik

untuk memikirkan pemecahan masalah

- Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu

- Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada

kaitannya dengan topik pembicaraan

- Membiarkan peserta didik tidak aktif

- Tidak merumuskan hasil diskusi dan tiadak membentuk tindak

lanjut

II. MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

http://mileniansa2009.blogspot.com

Page 9: Model Model+Pembelajaran

1. Model Pembelajaran Kontekstual

- Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL)

menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong guru

untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia

nyata siswa.

Menurut Johnson (2002) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang

bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi

akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-

subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka,

yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya mereka.

- Dasar Toeri Model Pembelajaran Kontekstual

Menurut Johnson (2004) tiga pilar dalam CTL yaitu :

- CTL mencerminkan prinsip kesaling-bergantungan

- CTL mencerminkan prinsip diferensiasi

- CTL mencerminkan prinsip pengorganisasian diri

c. Komponen Model Pembelajaran CTL

Ada tujuh komponen utama dalam pembelajaran CTL yaitu :

- Bertanya (Questioning)

- Kontruktivisme (Contruktivism)

- Menemukan (Inquiry)

- Permodelan (Modeling)

- Masyarakat Belajar (Learning Community)

- Penilaian sebenarnya (Aithentic assesment)

d. Pola / Skenario Pembelajaran Kontekstual

Contoh pengaitan-pengaitan yang dilakukan dalam CTL :

Di kelas yang tinggi para guru mendorong siswa untuk membaca,

menulis dan berfikir secara kritis dengan meminta mereka untuk focus

pada persoalan-persoalan kontroverrsial di lingkungan atau masyarakat

mereka. Kelas dibagi dalam kelompok dan setiap kelompok memilih

sebuah persoalan kontroversial dan menelitinya.

e. Langkah-langkah Pembelajaran CTL dalam Kelas

- Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiry untuk semua topik

http://mileniansa2009.blogspot.com

Page 10: Model Model+Pembelajaran

- Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih

bermakna dengan cara bekerja sendiri pengetahuan dan

keterampilan bertanya

- Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya

- Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran

- Menciptakan masyarakat belajar

- Melakukan refleksi di akhir penemuan

- Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

Ciri kelas yang menggunakan pendekatan kontekstual :

Pengalaman nyata

Kerja sama, saling menunjang

Gembira, belajar dengan gairah

Pembelajaran terintegrasi

Menggunakan berbagai sumber

Siswa aktif dan kritis

Menyenangkan, tidak membosankan

Sharing dengan teman

Guru kreatif

Contoh skenario pembelajaran kontekstual :

Pengorganisasian : kelompok kecil 4 – 5 orang

Pertemuan I : menyelidiki perubahan air menjadi uap dan

kembali lagi menjadi air

☼ Tanya jawab tentang terjadinya hujan

☼ Penjelasan penggunaan alat

☼ Melakukan kegiatan percobaan

☼ Mengamati dan melaporkan hasil percobaan

☼ Menyimpulkan hasil kegiatan

☼ Memberi contoh terapan dalam kehidupan sehari-hari

Pertemuan II : menyelidiki wujud lilin yang dipanaskan

kemudian didinginkan

☼ Tanya jawab tentang terjadinya perubahan wujud pada lilin

☼ Penjelasan penggunaan alat

☼ Melakukan kegiatan percobaan

☼ Mengamati dan melaporkan hasil percobaan

http://mileniansa2009.blogspot.com

Page 11: Model Model+Pembelajaran

☼ Menyimpulkan hasil kegiatan

☼ Memberi contoh terapan dalam kehidupan sehari-hari

Alat dan bahan :

☼ Air, lilin, korek api

☼ Kompor / pemanas, cairan

Penilaian

☼ Penilaian tertulis (mengenal perubahan wujud, menganalisa

benda yang berubah wujud dapat ke wujud semula)

☼ Kinerja (mengamati kinerja siswa atau melalukan percobaan)

☼ Produk (merancang dan membuat alat penyulingan air)

2. Model Pembelajaran Koperatif

- Dasar Konsep Belajar Kooperatif (Coopertif Learning) adalah

pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok

kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar

siswa untuk mencapai tujuan belajar.

- Kelas Demokratis

Menurut Dewey, Thelen mengatakan bahwa kelas seharusnya

merupakan labotarorium atau miniatur demokrasi yang bertujuan

mempelajari dan meyelidki berbagai masalah dan inter personal

- Hubungan antar kelompok

- Experiental Learning

- Teori Motivasi

b. Konsep Pokok Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan

sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari

ketesinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan

permusuhan,sebgai latihan hidup bermasyarakat.

c. Ciri-ciri Pembelajaran Koperatif

- saling ketergantungan positif dapat dicapai melalui :

saling ketergantungan bahan atau sumber

saling ketergantungan menyelesaikan tugas

saling ketergantungan peran

http://mileniansa2009.blogspot.com

Page 12: Model Model+Pembelajaran

saling ketergantungan mencapai tujuan

saling ketergantungan hadiah

- interaksi tatap muka

- akuntabilitas individual

- keterampilan menjalin hubungan antar ptibadi

d. Perbedaan Pembelajaran Koopertif dengan Pembelajaran Tradisional

Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Tradisional

- Adanya saling ketergantungan

positif, saling membantu dan

saling memberikan motivasi

sehingga ada interaksi promotif

- Guru sering membiarkan

adanya siswa yang

mendominasi kelompok atau

menggantungkan diri pada

kelompok

- ada akuntabilitas individual yang

mengukur penguasa materi

pelajaran tiap kelompok

- Akuntabilitas individual sering

diabaikan sehingga tugas-tugas

sering diborong oleh salah

seorang anggota kelompok

- kelompok belajar heterogen - kelompok belajar biasanya

homogen

- Pimpinan kelompok dipilih

secara demokratis atau bergilir

untuk memberikan pengalaman

memimpin bagi para anggota

kelompok

- Pemimpin kelompok sering

ditentukan oleh guru atau

kelompok

- Keterampilan sosial yang

diperlukan dalam kerja gotong

royong

- Ketermpilan sosial sering tidak

diajarkan secara langsung

- Guru melakukan pemantuaan

melalui observasi dan melakukan

intervensi jika terjadi masalah

dalam kerja sama antar anggota

kelompok

- Pemantauan melalui observasi

dan intervensi sering dilakukan

oleh guru pada saat belajar

kelompok

- Guru memperhatikan secara

langsung proses kelompok yang

terjadi dalam kelompok-

- Guru sering tiedak

memperhatikan proses

kelompok yang terjadi dalam

http://mileniansa2009.blogspot.com

Page 13: Model Model+Pembelajaran

kelompok belajar kelompok-kelompok belajar

- Penekanan tidak hanya pada

penyelesaian tugas tetapi juga

hubungan interpersonal

- Penekanan sering hanya pada

penyelesaian tugas

e. Keuntungan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif

- Memungkinkan para sisawa saling belajar mengenai sikap,

keterampilan, informasi, perilaku sosial dan pandangan-pandangan

- Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial

- Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama

- Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial

- Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari

berbagai prespektif

- Meningkatkan kegemaran tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,

agama dan orientasi tugas

f. Beberapa Metode Pembelajaran Kooperatif

- Metode STAD (Student Achiement Division)

- Metode Jigsaw

- Metode GI (Group Investigation)

- Metode Struktural

Contoh-contoh teknik pembelajaran Metode Struiktural :

Mencari pasangan

Bertukar pasangan

Bercerita berpasangan

Berkirim salam dan soal

Keliling kelompok

Dua tinggal dua tamu

Kancing gemerincing

http://mileniansa2009.blogspot.com

Page 14: Model Model+Pembelajaran

3. Model Pembelajaran Kuantum

a. Latar Belakang Pembelajaran Kuantum

Tokoh utama di balik pembelajaran kuantum adalah Bobbi De Porter.

Pada tahap awal perkembangannya, pebelajaran kuantum dimaksudkan

untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karier para

remaja di rumah. Tidak dimaksudkan sebagai metode dan strategi

pembelajaran untuk mencapai keberhasilan lebih tinggi di sekolah.

Bahwa sebenarnya pembelajaran kuantum merupakan falsafah dan

metodelogi pembelajaran yang bersifat umum, tidak secara khusus

diperuntukkan bagi pengajaran di sekolah.

b. Dasar Teori Pembelajaran Kuantum

Pandangan-pandangan teori sugestologi atau pembelajaran akseleratif

lazanov, teori kecerdasan garda Gardna, teori pemrograman

neurolinguistik (NLP), (NLP) Grinder dan Bandler dan pembelajaran

eksperensial (berdasarkan pengalaman)

c. Karakterisktik Umum

Pembelajaran kuantum memiliki karakteristik umum yang dapat

memantapkan dan menguatkan sosialnya.

Beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk sosok

pembelajaran kuantum sebagai berikut :

- Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan pasivistis-

empiris, “hewan-istis” dan atau natives

- Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan

fisik kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum

dipakai.

- Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang

bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna

- Pembelajaran kuantum lebih bersifat kontruktivis(tis)m bukan

positivisme empiris, behavioristis.

- Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan

pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi

- Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan

kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan

yang dibuat-buat

http://mileniansa2009.blogspot.com

Page 15: Model Model+Pembelajaran

- Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks

dari isi pembelajaran

- Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan

kebermutuan proses pembelajaran

- Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai

bagian penting proses pembelajaran

- Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan

keterampilan akademis, keterampilan (dalam) hidup dan prestasi

fisikal atau material

- Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan,

bukan keseragaman dan ketertiban

- Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran

dalam proses pembelajaran

d. Prinsip Utama Proses Pembelajaran Quantum

Ada tiga macam prinsip utama yang membangun sosok pembelajaran

kuantum

- Prinsip utama pembelajaran kuantum berbunyi :

Bawalah dunia mereka (Pembelajar) ke dalam Dunia kita (Pengajar)

dan Antarkan Dunia Kita (Pengajar) ked lam Dunia Mereka

(Pembelajar)

- Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa

pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni.

Prinsip-prinsip dasar ini ada lima macam berikut ini :

☼ Ketahuilah bahwa Segalanya Berbicara

☼ Ketahuilah bahwa Segalanya Bertujuan

☼ Sadarilah bahwa Pengalaman Mendahului Penamaan

☼ Akuilah Setiap Usaha yang Dilakukan dalam Pembelajaran

☼ Sadarilah bahwa sesuatu yang layak Dipelajari layak pula

Dirayakan

- Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa

pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya keungulan

Delapan kunci keunggulan sebagai berikut :

☼ Berbicaralah dengan baik

☼ Terapkanlah hidup dalam integritas

☼ Tegaskanlah komitmen

http://mileniansa2009.blogspot.com

Page 16: Model Model+Pembelajaran

☼ Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan

☼ Tetaplah lentur

☼ Jadilah pemilik

☼ Pertahankanlah kesimbangan

e. TANDUR Sebagai Kerangka Perencanaan Pembelajaran Model Kuantum

TANDUR yang merupakan akronim dari : Tumbuhkan, Alami, Namai,

Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan

Kerangka Perancangan Pembelajaran Kuantum TANDUR adalah sebagai

berikut :

1) Tumbuhkan : sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan

keingintahuan mereka. Buatkanlah mereka

tertarik atau penasaran tentang materi yang

akan kita ajarkan

2) Alami : berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan

“kebutuhan untuk mengetahui”

3) Namai : berikan “data” tepat saat minat memuncak

mengenalkan konsep-konsep pokok dari materi

pelajaran

4) Demonstrasikan : berikan kesempatan bagi mereka untuk

mengaitkan pengalaman dengan data baru,

sehingga mereka menghayati dan membuatnya

sebagai pengalaman pribadi

5) Ulangi : rekatkan gambaran kesuluruhan

6) Rayakan : ingat, jika layak dipelajari, maka layak pula

dirayakan

f. Beberapa Contoh Teknik Model Pembelajaran Kuantum

1) Peta Konsep Sebagai Teknik Belajar Efektif

Langkah-langkah teknis penggunaan peta konsep menurut Rose dan

Nicholl (2003), De Porter dan Hernacki (2002) adalah sebagai

berikut :

- Mulai dengan topik di tengah halaman

- Buatlah cabang-cabangnya

- Gunakan kata-kata kunci

- Tambahkanlah simbol-simbol dari ilustrasi-iustrasi untuk

mendapatkan ingatan yang lebih baik

http://mileniansa2009.blogspot.com

Page 17: Model Model+Pembelajaran

- Gunakanlah huruf-huruf KAPITAL

- Tulislah gagasan-gagasan penting dengan huruf-huruf yang besar

- Hidupkanlah peta pikiran anda dengan hal-hal yang menarik bagi

anda

- Garis bawahi kata-kata itu dan gunakan huruf tebal / miring

- Bersikap kreatif dan berani

- Buatlah peta konsep secara horisontal, agar dapat memperbesar

ruang bagi gagasan anda

2) Cara Membelajarkan Peta Konsep Secara Klaasikal

- Guru melakukan apersepsi dengna pertanyaan pada materi

Hidrosfer

- Sajikan gambar / CD

- Gunakan pertanyaan tentang dimensi-dimensi atau cakupan materi

dari sumber daya air

- Sambil bertanya guru mencoba mentransfer jawaban siswa dalam

bentuk peta konsep

- Perbaiki peta konsep yang belum terstruktur menjadi terstruktur

- Setelah gambar peta konsep jadi di papan tulis, guru meminta

siswa untuk membuat peta konsep secara berkelompok

- Guru membagio siswa menjadi beberapa kelompok dan seterusnya

3) Taknik Memori

Teknik memori adalah teknik memasukkan informasi ke dalam otak

yang sesuai dengan cara kerja otak

- Melatih imajinasi

- Teknik rantaian kata

- Teknik pkesetan kata

4) Sistem Pasak Lokasi

5) Teknik Akrostik (Jembatan Keledai)

Teknik akrostikk adalah teknik menghafal dengan cara mengambil

huruf depan dari materi yang ingin diingat kemudian digabungkan

sehingga menjadi singkatan atau kata atau kalimat yang lucu.

Contoh : Mejikuhibiniu (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu)

http://mileniansa2009.blogspot.com

Page 18: Model Model+Pembelajaran

4. Model Pembelajaran Kuantum

a. Model Kurikulum

Menurut Nasution (2003 : 76 - 128) dalam pengembangan kurikulum

ada 3 model pengorganisasian kurikulum yaitu :

1) Subject Curriculum

2) Correleted Curriculum

3) Integrated Curriculum

b. Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu

Prinsip-prinsip pembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan menajdi :

1) Prinsip Penggalian Tema merupakan prinsip utama (fokus) dalam

pembelajaran terpadu

Tema hendaknya memperhatikan beberapa persyaratan :

- Tema hendaknya tidak terlalu luas

- Tema harus bermakna

- Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan

psikologis anak

- Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak

- Tema yang dipilih hendaknya memperhatikan peristiwa-

peristiwa otentik yang terjadi di adalam rentang waktu belajar

- Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum

yang berlaku serta harapan masyarakat

- Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan sumber

belajar

2) Prinsip Pengelolaan Pembelajaran

Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guna mampu

menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses

3) Prinsip Evaluasi

Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan

4) Prinsip Reaksi

c. Pentingnya Pembelajaran Terpadu

Ada beberapa alasan yangmendasari, antara lain :

1) Dunia anak adalah dunia nyata

2) Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu

peristiwa / obyek lebih terorganisasi

http://mileniansa2009.blogspot.com

Page 19: Model Model+Pembelajaran

3) Pembelajaran akan lebih bermakna

4) Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri

5) Memperkuat kemampuan yang diperoleh

6) Efisiensi waktu

d. Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Menurut Depdikbud (1996 : 3) ada beberapa karakteristik pembelajaran

terpadu yaitu :

1) Holistik

2) Bermakna

3) Otentik

4) Aktif

e. Model Pembelajaran Terpadu

Menurut Forgaty (1991 : 15 – 17) ada 10 model yang dapat

dikembangkan dalam pendekatan pembelajaran terintegrasi yaitu :

1) Fragmental Model

2) Connected Model

3) Nested Model

4) Sequenced Model

5) Share Model

6) Webbed Model

7) Threathed Model

8) Integrated Model

9) Immersed Model

10) Networked Model

f. Teknik Penyusunan Tema dalam Pembelajaran Terpadu

1) Teknik Integrasi berdasarkan Topik

2) Teknik Integrasi berdasarkan Potensi Utama

3) Teknik Integrasi berdasarkan Permasalahan

g. Langkah-langkah (Sintak) Pembelajaran Terpadu

1) Tahap Perencanaan

- Menentukan jenis mata pelajaran dan jurus keterampilan yang

dipadukan

- Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar

dan indicator

http://mileniansa2009.blogspot.com

Page 20: Model Model+Pembelajaran

- Menentukan sub keterampilan yang dipadukan

- Merumuskan indikator hasil belajar (TIK)

- Menentukan langkah-langkah pembelajaran

2) Tahap Pelaksanaan

3) Tahap Evaluasi

5. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning : PBL)

a. Dasar Teori

1) Dewey dan Kelas Berorientasi Masalah

2) Piaget, Vygetsky dan Konstruktivisme

3) Bruno dan Discovery Learning

- Dalam Democracy dan Education (1916), Dewey mendeskripsikan

pandangan tentang pendidikan dengan sekolah sebagai cermin

masyarakat yang lebih besar dan kelas akan menjadi laboratorium

untuk penyelidikan dan pengatasan masalah kehiduan nyata

- Prespektif Kognitiv Konstruktivis, yang menjadi landasan PBL,

banyak meminjampendapat Piaget (1954, 1963). Prespektif ini

mengatakan seperti yang juga dikatakan oleh Piaget, bahwa pelajar

dengan umur berapapun terlinat secara aktif dalam proses

mendapatkan informasi dan mengonstruksikan pengetahuannya

sendiri.

- Bruner dan Discovery Learning, Ia mengembangkan teori

pembelajaran discovery learning yaitu sebuah modelk pembelajaran

yang menekankan pentingnya membantu siswa untuk memahami

struktur atau ide-ide kunci suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan

keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar dan keyakinan bahwa

pembelajaran sejati terjadi melalui personal discovery (penemuan

pribadi)

b. Merencanakan dan Melaksanakan PBL

1) Merencanakan Pelajaran PBL

- Memutuskan sasaran dan tujuan

- Merangsang situasi bermasalah yang tepat

- Mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan logistik

http://mileniansa2009.blogspot.com

Page 21: Model Model+Pembelajaran

2) Melaksanakan Pelajaran PBL

- Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa

- Mengorganisasikan siswa untuk meneliti

- Perencanaan Kooperatif

- Investigasi, pengumpulan, data dan ekperimentasi

- Mengembangkan hipotesis, menjelaskan dan mmberi saran

c. Bentuk Evakuasi PBL

Beberapa bentuk evaluasi untuk PBL antara lain : Tes Pemahaman,

Checklist, rating skill.

d. Contoh langkah-langkah penerapan PBL

Contoh PBL Model : A Simple Approach

1) Stage One

2) Stage Two

3) Stage Three

4) Stage Four

Diambil dari Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

Judul buku : Model-model Pembelajaran Inovatif

Disusun oleh : Drs. Sugiyanto, M.Si.

Penerbit : Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon B

Surakarta 2008

http://mileniansa2009.blogspot.com