Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi...

56

description

 

Transcript of Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi...

Page 1: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008
Page 2: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Dari Redaksi 1

Suara Anda 2

Laporan Utama

Konferensi Sanitasi Nasional 2007 3

Menyambut Tahun Sanitasi Internasional 2008 7

Momentum TSI 2008 Bagi Pembangunan Sanitasi Indonesia 10

Wawasan

Sampah dan Banjir Korelasi Pengembangan Tata Kota Berdaya

Dukung Lingkungan 12

Sanitasi, Kesehatan, dan Penanganan 15

Kecil Menanam Dewasa Memanen 17

AMPL dari Sudut Pandang Islam 20

Peraturan

Permen Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum 24

Wawancara

Nugie Bicara Sanitasi 26

Tamu Kita

Tri Rismaharini Ciptakan Surabaya Bersih dan Hijau 28

Reportase

Kota Blitar Mengolah Sampah Sampai Tuntas 30

Inspirasi

Menciptakan Toilet Umum yang Nyaman 32

Cermin

Kedai Daur Ulang Nursalam Bertahan di Tengah Kota Jakarta 33

Seputar Plan 34

Seputar ISSDP 36

Seputar WASPOLA 39

Seputar AMPL 42

Program

Metropolitan Sanitation Management and Health Project (MSMHP) 46

Abstraksi

Pemrosesan Sampah di TPA Sampah Piyungan Melalui Usaha Daur Ulang

dan Pengomposan 47

Klinik IATPI 48

Info CD 49

Info Buku 50

Info Situs 51

Pustaka AMPL 52

Majalah Percik dapat diakses di situs AMPL: http://www.ampl.or.id

Media Informasi Air Minumdan Penyehatan Lingkungan

Diterbitkan oleh:Kelompok Kerja Air Minum

dan Penyehatan Lingkungan(Pokja AMPL)

Penasihat/Pelindung:Direktur Jenderal Cipta Karya

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Penanggung Jawab:Direktur Permukiman dan Perumahan,

BAPPENASDirektur Penyehatan Lingkungan,

DEPKESDirektur Pengembangan Air Minum,

Dep. Pekerjaan UmumDirektur Pengembangan Penyehatan

Lingkungan Permukiman,Dep. Pekerjaan Umum

Direktur Bina Sumber Daya Alam danTeknologi Tepat Guna, DEPDAGRI

Direktur Penataan Ruang danLingkungan Hidup, DEPDAGRI

Pemimpin Redaksi:Oswar Mungkasa

Dewan Redaksi:Zaenal Nampira,Indar Parawansa,

Bambang Purwanto

Redaktur Pelaksana:Maraita Listyasari, Rheidda Pramudhy,Raymond Marpaung, Bowo Leksono

Desain/Ilustrasi:Rudi Kosasih

Produksi:Machrudin

Sirkulasi/Distribusi:Agus Syuhada

Alamat Redaksi:Jl. Cianjur No. 4 Menteng, Jakarta Pusat.

Telp./Faks.: (021) 31904113http://www.ampl.or.id

e-mail: [email protected]@ampl.or.id

[email protected]

Redaksi menerima kirimantulisan/artikel dari luar. Isi berkaitan

dengan air minum dan penyehatan lingkungandan belum pernah dipublikasikan.

Panjang naskah tak dibatasi.Sertakan identitas diri.

Redaksi berhak mengeditnya.Silahkan kirim ke alamat di atas.

Page 3: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Dipenghujung tahun, di edisi bu-lan Desember 2007, Perciktampil dengan mengusung ba-

hasan seputar sanitasi. Hal ini terkait de-ngan Tahun Sanitasi Internasional 2008,yang bertujuan untuk membantu mem-percepat kemajuan sanitasi dengan mem-beri perhatian khusus. Sanitasi meru-pakan masalah yang jarang didiskusikan,terutama karena banyak menyangkuttinja dan air buangan, sehingga sanitasisecara luas di Indonesia masih terusmenjadi persoalan penting sebagai suatukebutuhan dasar manusia.

Seperti yang dikatakan MenegPPN/Kepala Bappenas Paskah Suzettadalam kesempatan membuka KonferensiSanitasi Nasional (KSN) 2007 di Jakarta,19-21 November 2007 lalu, bahwa banyakhal yang menjadi penyebab tingginyajumlah keluarga yang tidak memilikifasilitas sanitasi, yaitu kendala internalseperti pengetahuan, perilaku, dan eko-nomi. Sementara kendala eksternal se-perti kerangka kebijakan, persepsi, gen-der, dan teknologi.

Kendala-kendala ini tampaknya perlusegera mendapat perhatian dan tindaklanjut tidak hanya dari masyarakat, tapijuga pengambil kebijakan baik ditingkatpusat maupun daerah. Disamping diper-lukan peran serta pihak swasta, LSM,serta lembaga dan negara/lembagadonor.

Masih menurut Paskah Suzetta, KSN2007 diselenggarakan bukan semata-mata dalam rangka menyongsong tahun2008 yang telah ditetapkan SidangUmum Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) pada 4 Desember 2006 sebagaiTahun Sanitasi Internasional (TSI) tapimerupakan kebutuhan bersama dalammeningkatkan kualitas dan kuantitaspelayanan sanitasi bagi seluruh lapisanmasyarakat. Namun demikian diharap-kan KSN dapat menjadi momentum awalbagi pelaksanaan rencana aksi TSI.

Adapun seluruh Rencana aksi TSIdimaksudkan untuk mendorong dialogpada semua tingkatan agar dapat meng-hasilkan komitmen alokasi sumber dayayang lebih besar dari pemerintah danpemimpin politik untuk sanitasi bagi

yang miskin.Pada edisi ini, juga dibahas peran

serta pemerintah dalam pembangunansanitasi di Indonesia khususnya sanitasibagi kota besar di Indonesia. Pada gi-lirannya nanti, keberhasilan di kota-kotabesar ini sebagai pilot project yang akanmerembet ke wilayah lainnya.

Pembahasan mengenai pembangun-an sanitasi ini terdapat pada rubrik pro-gram berupa proyek investasi dalam sek-tor sanitasi lingkungan (MetropolitanSanitation Management and HealthProject - MSMHP) dengan pendanaandari ADB dan sumber lainnya.

Pada rubrik "Wawancara" mengha-dirkan Duta Lingkungan dari Kemen-terian Lingkungan Hidup Republik In-donesia, Nugie, yang sekaligus seorangpenyanyi yang selama ini dinilai konsis-ten dengan lagu-lagu bertema lingkung-an.

Namun, penyanyi dengan namalengkap Agustinus Gusti Nugroho initidak akan membicarakan lingkungandalam arti yang luas. Ia akan bicara sani-tasi. Bagaimana adik penyanyi KatonBagaskara ini melihat kondisi sanitasi diIndonesia dan pengalaman-pengalaman-

nya selama ini sebagai penyanyi dalammemandang sanitasi di masyarakat.

Tak lupa, kami menghadirkan rubrik"Tamu Kita" yang dihiasi wajah seorangKepala Dinas Kebersihan dan Perta-manan Kota Surabaya, Tri Rismaharini,yang berhasil membuat ibukota ProvinsiJawa Timur ini tidak hanya bersih namunjuga hijau. Cara dan strategi kepemim-pinan Risma, perlu menjadi contoh parapemimpin wilayah di Indonesia.

Isu seputar sanitasi ini, baik secaranasional maupun internasional, menjadipenting bagi tema utama Percik kali ini.Penting karena masih banyak pihak yangmenganggap pembangunan sanitasi dini-lai tidak strategis dan tidak populissehingga perlu rencana-rencana strategisagar kedepan ada tindak lanjut yang lebihkongkrit.

Pada kesempatan ini, seluruh redaksiPercik mengucapkan "Selamat TahunBaru 2008", semoga di tahun 2008 men-jadi tahun penyadaran dan penghidupanyang lebih sehat dan lebih baik. Mari,bersama kita membangun sanitasi de-ngan kesadaran dan perilaku yang dimu-lai dari diri kita sendiri.

DARI REDAKSI

1PercikDesember 2007

Menneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto,Menteri Perdagangan Fahmi Idris, Dirjen Cipta Karya Agus Widjanarko dan

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Dedy Supriadi Priatnasaat meninjau Pameran Sanitasi Nasional 2007. Foto: Bowo Leksono.

Page 4: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Cara berlangganan

Salam kenal,Saya mahasiswa FKM UNEJ, saya ter-

tarik dengan isi majalah AMPL yang adadi ruang baca FKM. Saya ingin tahubagaimana cara berlangganan majalahitu? dan apa bisa kalau saya sebagaimahasiswa ingin berlangganan majalahini?

Dhany Brian

Saudara Dhany,Salam kenal kembali. Sangat bisa

Anda mendapatkan Majalah Percik,bahkan media informasi lain yang seki-ranya Anda butuhkan sehubungan de-ngan studi Anda. Coba kirim saja ala-mat lengkap Anda.

Terima kasih

Catatan pelanggan

Redaksi yang terhormat, Saya ingin dicatat untuk berlang-

ganan Majalah Percik dengan alamat :B. Widyarti, Rumah Organik, Pesona

Kayangan blok DL no 5, Jl MargondaRaya Depok Jawa Barat.

Terima kasih atas perhatiannya.

salam,Rumah Organik

Cara mendapatkan bukudi rubrik Info Buku

Sebelumnya terima kasih atas kiri-man Majalah Percik ke Pusat StudiLingkungan Universitas Surabaya. Sayatertarik dengan buku yang ada di ha-laman info buku Percik Agustus 2007(Go Green School dan Perjalanan SiHijau), dimana saya bisa mendapatkanbuku tersebut?

Terima kasih,

Tuani Lidiawati

Terima kasih kembali Saudari Tuani,Kebetulan tidak semua buku yang

diinformasikan pada rubrik "Info Buku"di Majalah Percik ada di PerpustakaanPokja AMPL. Namun kami bisa mem-bantu dengan memotokopinya, bilaSaudari berkenan.

Mohon kirimanbuku dan majalah

Yth POKJA AMPL & Redaksi MajalahPercik,

Sehubungan dengan surat dariKementerian Perencanaan PembangunanNasional (BAPPENAS) No. 6855/Dt.-6.3/11/2007 dan 5770/Dt.6.3/10/2007perihal Buku Terkait AMPL dan MediaInformasi Air Minum (Majalah Percik),bersama ini kami mengucapkan terimakasih atas kiriman buku-buku danmajalah tersebut.

Namun, dikarenakan buku-bukutersebut sangat berguna dan kami harusmendistribusikannya juga ke kantor-kan-tor ESP di daerah dan juga bagian-bagianESP terkait (misalnya untuk bagianKomunikasi), kami mohon dikirimkanmasing-masing lima buah lagi untukbuku-buku seperti dibawah ini :

1. Kalau Sulit Dilawan Jadikan Kawan 2. Kumpulan Regulasi Terkait AMPL 3. Buku saku Regulasi AMPL

Khusus untuk Redaksi MajalahPercik, bukankah Percik juga mengelu-arkan edisi Bahasa Inggris dan PercikYunior? Tapi sayangnya, dalam kirimankali ini, kami tidak menemukan dua edisitersebut. Jika memang ada, dapatkahkami dikirimi juga?

Demikian permohonan ini disam-paikan, atas perhatian dan kerjasamayang baik, kami ucapkan terima kasih.

Salam,Siti Wahyuni

Administrative Associate - ServiceDelivery Team

USAID-ESP, Jakarta Indonesia62 21 7209594 ext 706

Ibu Siti Yahyuni,Semua permohonan akan coba kami

penuhi.Terima kasih kembali.

Permintaan kirimanmajalah

Dengan Hormat,Salam sejahtera untuk kita semua,Saya adalah salah satu staf NGO

internasional, tertarik untuk berlang-ganan Majalah Percik. Setelah sayamembaca majalah edisi Oktober, memba-ca salah satu surat dari pembaca setiamutentang cara berlangganan MajalahPercik. Bila diluluskan permintaan sayakiranya dapat dialamatkan pada :

DEDY M HURUDJId/a. Jl. Palma No. 07, Kelurahan

Wumialo, Kecamatan Kota Tengah, KotaGorontalo 96128

Besar harapan saya kiranya permoho-nan saya dapat di terima.

Terima kasih

Salam hangat,Dedy M. Hurudji

Akan kami usahakan,Terima kasih kembali.

SUARA ANDA

2 PercikDesember 2007

Karikatur: Rudi Kosasih

Page 5: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Gong dimulainya babak baru untuk membangun kondisisanitasi yang lebih baik telah dibunyikan. Menandaidibukanya Konferensi Sanitasi Nasional (KSN) 2007

oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasio-nal/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional H. Pas-kah Suzetta, di Balai Kartini Jakarta, Senin (19/11).

Dengan tema "Mobilisasi Sumber Daya untuk PercepatanPembangunan Sanitasi", KSN digelar selama tiga hari yangmelibatkan pejabat setingkat menteri, para pengambil kebijakantingkat daerah, lembaga-lembaga donor, dan perguruan tinggi.

Selain Menneg PPN/Kepala Bappenas, saat pembukaandihadiri pula Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto,Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Dirjen Cipta Karya AgusWidjanarko dan Deputi Bidang Sarana dan Prasarana BappenasDedy Supriadi Priatna.

Dalam sambutannya Paskah Suzetta memaparkan KSN2007 diselenggarakan bukan semata-mata dalam rangka me-nyongsong tahun 2008 yang telah ditetapkan Sidang UmumPerserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 4 Desember 2006sebagai Tahun Sanitasi Internasional tapi merupakan kebu-tuhan bersama dalam meningkatkan kualitas dan kuantitaspelayanan sanitasi bagi seluruh lapisan masyarakat.

Menurut Paskah, banyak hal yang menjadi penyebabtingginya jumlah keluarga yang tidak memiliki fasilitas sanitasi,yaitu kendala internal seperti pengetahuan, perilaku, danekonomi. "Sementara kendala eksternal seperti kerangka kebi-jakan, persepsi, gender, dan teknologi," katanya.

Paskah menegaskan, kita harus mampu mengatasi persoalansanitasi yang tidak memadai. "Perlu dilakukan review terhadapkebijakan dan strategi sanitasi yang telah dilakukan selama inidan disusun rencana aksi dan kegiatan peningkatan pelayanansanitasi bagi masyarakat," tuturnya.

Sementara Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmantodalam keynote speech-nya memaparkan penyelenggaraanprasarana dan sarana sanitasi di Indonesia meliputi masalahkepedulian, peraturan perundang-undangan, kelembagaan,prioritas pendanaan pembangunan dan kesadaran masyarakat."Lembaga-lembaga pemerintah di kabupaten/kota yangbertanggung jawab di bidang sanitasi masih tumpang tindihbahkan ada yang tidak mempunyai lembaga yang bertanggungjawab di bidang sanitasi," tuturnya.

Terbatasnya dana, tambah Djoko Kirmanto, baik dari APBN

maupun APBD mengakibatkan terbatasnya alokasi dana untukpenyelenggaraan prasarana dan sarana sanitasi di sebagianbesar pemerintah kabupaten/kota karena ternyata prioritasnyamasih rendah.

Djoko melanjutkan, peraturan dan perundang-undangandibidang sanitasi yang ada sering kali tidak segera dijabarkanmenjadi peraturan daerah dan belum tersosialisasikan secaraluas kepada masyarakat. "Di sisi lain peraturan dan perundang-undangan ini masih perlu dikembangkan agar penyelenggaraanprasarana dan sarana sanitasi tidak tertinggal dari penyeleng-garaan prasarana dan sarana permukiman yang lain sepertitransportasi, air minum dan lain-lainnya.

KSN 2007 ini merupakan forum untuk membangun komit-men bersama yang mempertemukan seluruh pemangkukepentingan guna menyepakati kebijakan, strategi, dan langkahyang sinergis dalam program pengembangan sanitasi.

Dalam kesempatan itu, ditandatangani Deklarasi Sanitasioleh para menteri yang terkait pembangunan air minum danpenyehatan lingkungan, para gubernur, para bupati dan waliko-ta. Seusai membuka KSN, para menteri tersebut berkesempatanmengunjungi pameran sanitasi yang digelar di lobi Balai Kartini.

Bowo Leksono

LAPORAN UTAMA

3PercikDesember 2007

Konferensi Sanitasi Nasional 2007

MENELORKAN KEBIJAKAN DANSTRATEGI NASIONAL

Menneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta, Menteri PekerjaanUmum Djoko Kirmanto, Menteri Perdagangan Fahmi Idris, Dirjen

Cipta Karya Agus Widjanarko dan Deputi Bidang Sarana danPrasarana Bappenas Dedy Supriadi Priatna saat pembukaan

Konferensi Sanitasi Nasional 2007. Foto: Bowo Leksono.

Page 6: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Kami menyadari bahwa sanitasi merupakan kebutuhandasar manusia, yang memiliki arti penting bagi marta-bat dan kualitas hidup manusia, kegagalan memenuhi

kebutuhan dasar ini akan menambah tingkat kematian balita,mempengaruhi kesejahteraan terutama kaum perempuan dananak-anak, memperberat beban keuangan untuk layanan peng-obatan, menurunkan produktivitas dan meningkatkan kemis-kinan bahkan bisa membawa kerugian besar pada ekonominasional, serta yang terakhir menurunkan kualitas lingkungandan menimbulkan polusi pada sumber air baku. Namun,perkembangan cakupan layanan sanitasi dasar selama lebih darisatu dasawarsa, dari tahun 1990 hingga tahun 2004 hanyameningkat dari 45 persen menjadi 67,1 persen.

Berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan layanan sani-tasi telah dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip:

1. Pendekatan yang komprehensif dan inklusif yang memper-timbangkan kebutuhan nyata masyarakat melaluipenyusunan Rencana dan Program Investasi JangkaMenengah (RPIJM) prasarana dan sarana sanitasi denganpola sharing pendanaan yang proporsional, sertamengikutkan peran masyarakat dan dunia usaha secaraefektif.

2. Pendekatan pembangunan secara bertahap dengan priori-tas awal pada intervensi pada daerah-daerah yang mem-punyai resiko besar bagi kesehatan masyarakat.

3. Optimalisasi alokasi sumber daya yang mencukupi untukmenumbuhkembangkan perilaku hidup bersih dan sehatpada seluruh lapisan masyarakat.

4. Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana sanitasiyang terpadu bagi pelayanan terpusat skala kota denganpenanganan skala lingkungan (komunal maupun indivi-dual) yang berbasis masyarakat.

5. Pengaturan pembiayaan dan kelembagaan yang berkelan-jutan untuk operasi dan pemeliharaan prasarana dansarana sanitasi berdasarkan prinsip pemulihan biaya.

Dengan berpegang pada prinsip-prinsip tersebut, telahdilaksanakan berbagai program pembangunan sarana danprasarana sanitasi yang telah meningkatkan cakupan layanansanitasi dasar menjadi 69,34 persen pada tahun 2006.

Meskipun demikian, tantangan untuk mewujudkan target

Millenium Development Goal (MDG) masih sangat besar danmemerlukan dukungan serta kerjasama dan komitmen dariseluruh stakeholder pembangunan.

Dengan ini kami yang bertanda tangan di bawah ini menya-takan kesepakatan bersama untuk :

1. Meningkatkan secara efektif dan berkelanjutan jangkauandan layanan sanitasi, yang meliputi pembangunan saranadan prasarana serta manajemen limbah cair, persam-pahan, dan drainase serta menumbuhkembangkan peri-laku hidup bersih dan sehat (PHBS) khususnya perilakuhigiene.

2. Bersama-sama para pemangku kepentingan melalui ke-mitraan yang melibatkan lembaga-lembaga di tingkat Pusatdan Daerah, Masyarakat, Dunia Usaha, LSM, Media Massa,Perguruan Tinggi dan Lembaga Keuangan, serta donoruntuk melaksanakan langkah-langkah berikut:a. Menetapkan sanitasi sebagai sektor prioritas dalam

pembangunan nasional dan daerah,b. Menumbuhkembangkan dan mendukung perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) khususnya perilakuhigiene,

c. Menumbuhkembangkan penyediaan layanan sanitasioleh Dunia Usaha dan Lembaga Swadaya Masya-rakat,

d. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah dalammenerapkan standar pelayanan minimal,

e. Mendukung dan memperkuat jaringan kemitraan yangsudah ada untuk meningkatkan koordinasi dan sinergiantarpara pemangku kepentingan.

Kami mengundang lembaga-lembaga di PemerintahProvinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Masyarakat, DuniaUsaha, LSM, Media Massa, Perguruan Tinggi dan LembagaDonor untuk bekerjasama meningkatkan kinerja pembangunansektor sanitasi demi kepentingan semua masyarakat Indonesia.

Penandatangan antara lain:Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Dalam Negeri, MenteriPekerjaan umum, Menteri Kesehatan, Menteri Perindustrian, MenteriNegera Lingkungan Hidup.

LAPORAN UTAMA

4 PercikDesember 2007

KESEPAKATAN BERSAMAKONFERENSI SANITASI

NASIONALJakarta, 19 November 2007

Page 7: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Sejak diluncurkan pada 2006 silam, Pemerintah terusgencar melancarkan kampanye Gerakan Nasional CuciTangan Pakai Sabun (CTPS). Kampanye juga bertujuan

memperoleh dukungan dari berbagai pihak termasuk pihakswasta sehingga pelaksanaannya bisa lebih efektif dengan caku-pan yang lebih luas.

Kampanye ini dalam upaya meningkatkan derajat kesehatanmasyarakat melalui peningkatan Perilaku Hidup Bersih danSehat (PHBS) masyarakat dalam rangka mewujudkan IndonesiaSehat 2010, sebagai salah satu program Pembangunan ManusiaIndonesia.

World Health Organization(WHO) mencatat penyebabkematian terbesar bayi danbalita (anak bawah lima tahun)di dunia adalah ISPA (infeksisaluran pernapasan atas) dandiare. Sementara Cuci TanganPakai Sabun adalah cara pen-ting untuk bisa mencegahpenyebaran penyakit menular,beberapa diantaranya diare, fluburung, dan tipes.

Disamping itu, CTPS jugabisa melepaskan kuman penye-bab infeksi dengan murah danmudah, sehingga dianggapsebagai salah satu cara efektifmencegah terjadinya berbagaipenyakit. Bagi Indonesia, cuci tangan pakai sabun bisa menu-runkan angka kematian bayi dan balita di Indonesia yang saatini tercatat 35/1000 kelahiran hidup untuk bayi 0-12 bulan dan46/1000 kelahiran hidup untuk anak bawah lima tahun (balita).

Pada kesempatan Konferensi Sanitasi Nasional (KSN) 2007,Pemerintah melalui Departemen Kesehatan kembalimenyuarakan dan mengajak Gerakan Nasional CTPS. Ajakan iniberupa peningkatan perilaku sehat masyarakat melalui InisiatifKemitraan Pemerintah-Swasta untuk Cuci Tangan PakaiSabun/KPS-CTPS (Public-Private Partnership for Handwashingwith Soap).

Juru Bicara Utama Inisiatif KPS-CTPS yang juga DirekturJenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

(Dirjen PPPL) Departemen Kesehatan dr. I Nyoman Kandun,MPH memaparkan program peningkatan perilaku sehatmasyarakat seperti CTPS memerlukan bimbingan secaraberkesinambungan melalui strategi pemberdayaan masyarakatuntuk hidup sehat. "Gerakan Nasional Cuci Tangan Pakai Sabunmerupakan tanggung jawab bersama seluruh komponen dalammasyarakat," katanya.

Departemen Kesehatan memandang perlu adanya InisiatifKPS-CTPS sebagai suatu model yang efektif sebagai wujud ker-jasama terpadu dalam menggalakkan dan memperluas kapabi-litas program ini. Disamping itu, inisiatif ini juga untuk mem-

bantu kesinambungan perha-tian terhadap isu kesehatanpada tingkat masyarakat dannasional, mengaktifkan par-tisipasi pihak swasta, sertamenggabungkan keahlian dansumber daya dari berbagai sek-tor/mitra.

Berdasarkan temuan Curtisdan Cairncross tahun 2003,perilaku cuci tangan pakaisabun dapat mencegah pelu-ang terkena diare 42 sampai 47persen. Penelitian ini menyim-pulkan, perilaku CTPS ternya-ta lebih efektif dalam mence-gah diare dibanding hanyadengan penyediaan infrastruk-

tur, seperti sarana toilet.I Nyoman Kandun menjelaskan untuk meningkatkan peri-

laku CTPS sebagai cara efektif menurunkan insiden diare padabalita di Indonesia, dilakukan melalui sebuah komunikasi yangterkoordinasi dalam Kemitraan Pemerintah-Swasta untuk CuciTangan pakai Sabun. "Ini satu hal yang ingin kita capai," tegasnya.

Kandun juga menjelaskan bagaimana kesenjangan dankelemahan yang terjadi, antara lain program ini bersifat proyekterbatas dan bukan program sustainable, sebagian besar inves-tasi berfokus pada infrastruktur dan sedikit pada perubahanperilaku, serta alokasi sumberdaya yang masih belum memadai."Disamping itu, keterlibatan pihak swasta belum setinggi yangmereka dan kita harapkan," tuturnya. BW

LAPORAN UTAMA

5PercikDesember 2007

KONFERENSI SANITASI NASIONAL 2007

CUCI TANGAN PAKAISABUN

Page 8: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Pada hari kedua dan ketiga, Konferensi Sanitasi Nasional(KSN) 2007 menggelar berbagai diskusi. Dalam sehari,tiga tema sekaligus diusung secara bersamaan dalam

memeriahkan pesta sanitasi pertama di Indonesia tersebut. Parapeserta konferensi bebas mengikuti tema diskusi yangdiinginkan.

Diharapkan semua peserta dapat memanfaatkan kesem-patan berdiskusi secara terbuka sehingga konferensi ini tidakhanya menjadi wacana tetapi dapat diterjemahkan menjadi ren-cana-rencana strategis di tempat masing-masing agar kedepanada tindak lanjut yang lebih kongkrit

Salah satu tema yang menjadi bahan diskusi adalah"Kampanye Sosial untuk Pengembangan Sanitasi" meng-hadirkan empat pembicara salah satunya Walikota Blitar DjarotSyaiful Hidayat.

Menurut Djarot pembangunan sanitasi di Indonesia hanyadilihat sebagai halaman belakang dari kebijakan pembangunankita. "Sanitasi dianggap sesuatu yang tak begitu penting karenatak ada nilai tambah bagi daerah," katanya.

Djarot melanjutkan, masih banyak pihak yang menganggappembangunan sanitasi tidak strategis dan tidak populis."Berbeda dengan membuat klub-klub sepakbola yang lebih po-pulis atau membangun gedung-gedung tinggi dan jalan-jalanyang halus," ungkapnya.

Acara dilanjutkan kunjungan ke dua lokasi yaitu KelurahanPetojo, Jakarta Pusat tentang keberhasilan warga membangunMCK++, pengelolaan persampahan, dan praktik cuci tanganpakai sabun dan kunjungan ke perumahan Lippo Karawaciberkenaan dengan pengelolaan air limbah dan sistem drainase.

Pada diskusi bertema "Strategi Pendanaan dalamPembangunan Sanitasi" menghadirkan pembicara WakilWalikota Banjarmasin Alwi Sahlan. Menurutnya, strategi penca-paian komitmen politik pembangunan sanitasi denganmeningkatkan lobi politik terhadap pihak legislatif sertamengampanyekan PHBS sekaligus keterlibatan masyarakatdalam pembangunan sanitasi.

Komitmen politik dalam pembangunan sanitasi di KotaBanjarmasin antara lain dengan menerbitkan perda tentangsampah, sungai dan gangguan. "Tahun 2007 kota kami meng-anggarkan sektor sanitasi sebesar Rp 52 miliar, sementara 2008sebesar Rp 60 miliar," tutur Alwi.

Sementara pembicara lain dari Fakultas Ekonomi UI,

Bambang S. Brodjonegoro menjelaskan dimana letak pen-tingnya sanitasi. Menurutnya sanitasi di negara maju sudahmenjadi standar layanan publik. "Pemerintah daerah berkewa-jiban memberikan jasa sanitasi pada warganya dengan mene-tapkan anggaran sanitasi yang signifikan," tuturnya.

Harapan KSN 2007Setelah melalui berbagai rangkaian kegiatan selama tiga

hari, Konferensi Sanitasi Nasional (KSN) 2007 pun berakhir.Berbagai kemungkinan berkaitan pembangunan sanitasi dapatdilakukan peserta konferensi di daerah masing-masing.

"Kita berharap setelah penyelenggaraan konferensi ini,benar-benar terjadi mobilisasi sumber daya untuk membangunsanitasi dapat segera terwujud," ungkap Deputi Bidang Saranadan Prasarana Bappenas Dedy Supriadi Priatna saat menutupkonferensi ini, di Ruang Mawar, Balai Kartini, Jakarta.

Sedianya dipenghujung acara digelar diskusi panel yangmenghadirkan pembicara Prof. Emil Salim dan Erna Witoelar.Namun hingga waktu yang ditentukan, kedua tokoh nasional itupun berhalangan hadir.

Tampaknya, keberhasilan pembangunan sektor sanitasi takhanya menjadi harapan masyarakat tapi juga para pemangkujabatan. Dan semoga segera terealisasi agar tujuan dan targetpembangunan secara umum tercapai. Bowo Leksono

LAPORAN UTAMA

6 PercikDesember 2007

Konferensi Sanitasi Nasional 2007

PPEEMMBBAANNGGUUNNAANN SSAANNIITTAASSIIBBEELLUUMM PPOOPPUULLIISS

Menneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta memukul gong tandadimulainya rangkaian KSN 2007. Foto: Bowo Leksono.

Page 9: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Kondisi Sanitasi GlobalSebanyak lebih dari 1,2 milyar penduduk dunia telah mem-

peroleh akses sanitasi yang memadai dalam 14 tahun terakhir,yang berarti cakupan layanan sanitasi global bertambah dari 49persen menjadi 59 persen antara 1990 - 2004. Namun, duniatetap saja masih jauh dari target sanitasi MDGs yaitu mengu-rangi separuh proporsi penduduk tanpa akses sanitasi dasar pa-da tahun 2015. Jika kecenderungan ini tidak berubah, diperki-rakan penduduk tanpa sanitasi dasar pada tahun 2015 akanmencapai 2,6 miliar orang atau setara dengan 10 kali pendudukIndonesia saat ini, dan 980 juta diantaranya balita.

Menurut data badan kesehatan dunia (WHO), sekitar 1,8juta orang meninggal setiap tahunnya atau sekitar 42.000 orangper minggu karena pe-nyakit diare di mana pe-nyebab utamanya sani-tasi yang tidak memadaidan rendahnya standarkesehatan. Dari jumlahtersebut mayoritas ke-matian terjadi di Asiadan 90 persen korban-nya anak-anak berusia dibawah lima tahun atausekitar 1,5 juta balita.Secara rata-rata terdapatseorang balita mening-gal setiap 20 detik.

Sementara jumlahhari tidak masuk sekolah juga akan meningkat. Diperkirakanbahwa fasilitas sanitasi yang memadai akan mengurangi tingkatkematian balita lebih dari 1/3 nya. Jika promosi higinitasdilakukan, seperti cuci tangan pakai sabun, tingkat kematiantersebut dapat dikurangi sekitar 2/3 nya. Sanitasi yangmemadai juga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi danpembangunan sosial di negara dengan jumlah hari tidak masukkerja dan sekolah karena sakit diare yang tinggi. Anak perem-puan banyak yang tidak masuk sekolah pada saat datang bulankarena tidak tersedianya toilet yang bersih dan aman.

Didorong oleh kondisi sanitasi yang sedemikian mempri-hatinkan ini, kemudian berbagai pihak yang berkepentinganmemandang perlu untuk melakukan langkah bersama untukmenanganinya. Dibutuhkan komitmen yang lebih besar darisemua pihak baik donor, pemerintah maupun LSM. PBB kemu-dian mengambil inisiatif mewujudkan terciptanya komitmendan kepedulian yang lebih besar tersebut.

Sejarah Tahun Sanitasi InternasionalTahun Sanitasi Internasional ditetapkan oleh Sidang Umum

Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 20 Desember 2006 ber-dasarkan rekomendasi dari UN Secretary-General's AdvisoryBoard on Water and Sanitation (UNSGAB) untuk membantu

mempercepat kemajuansanitasi dengan memberiperhatian khusus. Sanita-si merupakan masalahyang jarang didiskusikan,terutama karena banyakmenyangkut tinja dan airbuangan.

R e k o m e n d a s iUNSGAB didasari padaHashimoto Action Planyang diluncurkan olehUNSGAB pada WorldWater Forum ke 4 bulanMaret 2006. UNSGABsendiri merupakan badan

independen yang memberi saran pada Sekretariat Jenderal PBBtentang kebijakan, program dan pengelolaan tindakan globalmengenai isu air dan sanitasi. Rencana aksi ini dimaksudkanuntuk mendorong dialog pada semua tingkatan agar dapatmenghasilkan komitmen alokasi sumber daya yang lebih besardari pemerintah dan pemimpin politik untuk sanitasi bagi yangmiskin.

Menindaklanjuti rekomendasi HAP, sebagai langkah awaladalah menyelenggarakan pertemuan Perencanaan TahunSanitasi Internasional pertama kali pada 7 Mei 2007 di kantor

LAPORAN UTAMA

7PercikDesember 2007

Menyambut Tahun SanitasiInternasional 2008Ketika pertama kali mendengar adanya Tahun Sanitasi Internasional 2008,

tentunya reaksi kebanyakan orang adalah ada apa dengan sanitasi? Demikian pentingkah sanitasisehingga tahun 2008 perlu diberi label khusus sebagai tahun sanitasi internasional?

Bagaimana cerita sebenarnya akan dijelaskan dalam tulisan ini.

Page 10: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

UNICEF di New York. Wakil dari LSM,donor, kalangan akademis, bank pem-bangunan dan 29 pemerintah bertemuuntuk berdialog. Salah satu hasilnyaberupa penetapan sasaran tahun sanitasiinternasional.

Sasaran Tahun Sanitasi Internasio-nal (TSI)

Sasaran utama TSI adalah mengem-balikan komunitas global pada jalur yangsebenarnya untuk mencapai target sani-tasi MDG. Sanitasi adalah dasar darikesehatan, kebanggaan, dan pembangun-an. Meningkatkan akses sanitasi khusus-nya bagi penduduk miskin adalah dasarutama pencapaian semua target MDGs.Sasaran TSI secara terinci adalah:

1. Meningkatkan kepedulian dankomitmen dari beragam pelakupada semua tingkatan terhadappentingnya pencapaian target sani-tasi MDGs, termasuk kesehatan,kesetaraan gender, isu ekonomi danlingkungan, melalui komunikasi,pemantauan data, dan bukti nyata.

2. Memobilisasi pemerintah (darinasional sampai daerah), lembagakeuangan, swasta, dan institusi PBBmelalui kesepakatan kerjasama ten-tang bagaimana dan siapa yang akanmelakukan langkah yang diperlukan

3. Menjamin komitmen nyata un-tuk meninjau (review), membangundan melaksanakan rencana untukmereplikasi program sanitasi danmemperkuat kebijakan sanitasimelalui pembagian tanggungjawabyang jelas agar rencana tersebutdapat terlaksana baik di tingkatnasional maupun internasional.

4. Mendorong 'demand driven',keberlanjutan dan solusi tradi-sional, dan pilihan yang diinforma-sikan (informed choices) dengan me-ngenali pentingnya bekerja dari bawahdengan praktisi dan komunitas.

5. Menjamin peningkatan alokasidana untuk memulai dan memper-tahankan kemajuan pembangunansanitasi melalui komitmen anggarannasional dan pengembangan alokasikemitraan.

LAPORAN UTAMA

8 PercikDesember 2007

HAP, yang diluncurkan oleh UNSGAB, awalnya dinamai Compendium ofActions tetapi kemudian diganti setelah ketua UNSGAB Hashimoto meninggalpada tahun 2006. Namanya dipergunakan sebagai penghormatan atas komit-mennya. HAP menjadi hasil yang penting dari World Water Forum IV dan dise-butkan dalam Laporan dan Deklarasi Tingkat Menteri.

Dalam HAP diidentifikasi "your action, our action" untuk mendobrak per-cepatan pembangunan air minum dan sanitasi. Your action dilakukan olehpelaku utama, sementara our action menunjukkan komitmen UNSGAB untukmembantu pelaku utama menyingkirkan kendala dan kebuntuan yang mengha-langi pencapaian target air dan sanitasi yang telah disepakati. UNSGAB memi-lih enam tema yaitu keuangan, kemitraan operator air minum, sanitasi, peman-tauan, pengelolaan sumber daya air terpadu, dan air dan bencana.

SanitasiDidalam HAP, sebagai bagian dari enam tema utama maka sanitasi diberi

penjelasan secara khusus. Tanpa perubahan radikal, kita tidak akan mencapaitarget sanitasi MDG. Kepedulian dan 'political will' lebih besar, beserta kapasitaslebih baik dibutuhkan. Pada tingkat global, kuncinya adalah advokasi.Organisasi tingkat regional dan sub regional seharusnya menangani kampanyeuntuk mendukung penyediaan bantuan dana, pemasaran, dan teknologi. DekadeAir untuk Kehidupan (Water for Life Decade (2005-2015)) sebaiknya dipergu-nakan untuk membangun komitmen politik dalam mencapai target sanitasi.Untuk mencapai target ini perlu dilakukan:

a. Penetapan tahun 2008 sebagai Tahun Sanitasi Internasional (InternationalYear of Sanitation).

b. PBB sebaiknya menganugerahkan penghargaan tahunan sanitasi bagi mere-ka yang terlibat dan dipandang berkontribusi signifikan dalam pelayanansanitasi di tingkat lokal.

c. Konperensi Sanitasi Global PBB sebaiknya diselenggarakan pada akhirDekade Air untuk Kehidupan untuk mengetahui pencapaian secara global.

UNSGAB akan mendorong donor, institusi terkait dan pemerintah untuk men-jadikan sanitasi sebagai prioritas utama.

Hashimoto Action Plan (HAP)

Foto: Bowo Leksono

Page 11: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

6. Mengembangkan dan memperkuat institusi dankapasitas manusia melalui pemahaman pada semuatingkatan bahwa kemajuan pencapaian target sanitasiMDGs melibatkan beragam program baik higinitas, fasili-tas rumah tangga dan pengolahan air limbah. Mobilisasikomunitas, pengakuan peran wanita, bersama denganpemaduan intervensi perangkat keras dan lunak meru-pakan hal mendasar.

7. Memperkuat keberlanjutan dan keefektifan solusi sa-nitasi yang tersedia, untuk memperkuat dampak kese-hatan, penerimaan secara budaya dan sosial, kesesuaianteknologi dan institusi, dan perlindungan lingkungan dansumber daya alam.

8. Mempromosikan dan mendokumentasikan hasilpembelajaran untuk memperkuat pengetahuan dan con-toh sukses sanitasi yang berkontribusi besar pada advokasidan meningkatkan investasi sektor.

Titik Simpul (Focal Point) Pelaksanaan TSIDalam deklarasi PBB tentang TSI, disebutkan secara jelas

bahwa titik simpul (focal point) pelaksanaan TSI adalahDepartment of Economic and Social Affairs dari KantorSekretariat Jenderal PBB (UNDESA). Tugasnya selain sebagaititik simpul juga mencakup mengembangkan usulan aktifitaspada semua tingkatan, termasuk sumber dana yang memung-kinkan. Dalam melaksanakan tugsnya, UNDESA bekerjasamadengan pemangku kepentingan termasuk UNICEF, WHO, UNHabitat, the Water Supply and Sanitation CollaborativeCouncil (WSSCC), the UN Environment Programme, the UNDevelopment Programme, UNSGAB, LSM, swasta dan perguru-an tinggi.

Peluncuran TSI dilaksanakan oleh UNDESA bekerjasamadengan UN-Water Task Force on Sanitation. Informasi lengkaptentang TSI dapat diperoleh dari situs www.sanita-tionyear2008.org atau http://esa.un.org/iys

Kebutuhan Investasi SanitasiSecara global dibutuhkan USD 10 miliar atau sekitar Rp. 95

triliun per tahun untuk mencapai target sanitasi MDG tahun2015. Jumlah investasi yang sama dibutuhkan untuk menyedi-akan sanitasi bagi seluruh penduduk dunia dalam 1 sampai 2dekade setelah tahun 2015.

Kebutuhan investasi sanitasi ini hanya mencapai kurang dari1 persen dari total pengeluaran militer global tahun 2005, atausepertiga dari pengeluaran air kemasan penduduk dunia, ataukira-kira sama dengan pengeluaran penduduk Eropa untukpembelian es krim setiap tahun. Sebenarnya jumlah investasisanitasi yang dibutuhkan setiap tahun tidak terlihat besar tetapidampaknya sangat besar bagi kesejahteraan penduduk dunia.

OM dari berbagai sumber

LAPORAN UTAMA

9PercikDesember 2007

1. Meningkatkan kepedulian dan komitmen

2. Memobilisasi pemerintah

3. Menjamin komitmen nyata

4. Mendorong 'demand driven', keberlanjutan

dan solusi tradisional

5. Menjamin peningkatan alokasi dana

6. Mengembangkan dan memperkuat institusi

dan kapasitas manusia

7. Memperkuat keberlanjutan

8. Mempromosikan dan mendokumentasikan

hasil pembelajaran.

SASARAN TSI

Foto: Bowo Leksono

Page 12: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Tantangan Pembangunan Sanitasi

Sanitasi di dalam konsep pemba-ngunan, di Indonesia dan di keba-nyakan negara lain, dimasukkan

dalam kotak pembangunan infrastruktur.Sayangnya ini ternyata membuat sanitasimenjadi "anak tiri" dalam kotak itu. Se-bagai anak tiri, keberadaanya-pun men-jadi kurang diperhitungkan. Padahal pe-ngelolaan sanitasi yang buruk bisa meng-akibatkan kerugian ekonomi hingga 4%dan kerugian keuangan hingga 2% dariGDP (Pidato Menteri Bappenas dalamKSN) yang nilainya bisa mencapai 45 tril-iun rupiah pertahun. Ironisnya pendu-lum perbaikan tidak bergerak ke sanitasi.Lihat saja, dalam kurun waktu 30 tahunterakhir, investasi pemerintah untuk sa-nitasi hanya sebesar 200 Rupiah per orangper tahun, padahal kebutuhannya 47.000Rupiah per orang per tahun. Jauh pang-gang dari api. Sementara sekitar 30persen penduduk Indonesia masih tidakmemiliki akses sanitasi dasar, yang berar-ti jauh lebih buruk dari negara tetangga.

Dampak Pembangunan SanitasiWHO mengatakan investasi 1 dollar

(1$) untuk perbaikan sanitasi keuntunganekonominya mencapai 7 dollar (GuyHutton, WSP-EAP 2007). Study WSP lain

mencatat bahwa investasi 47.000 Rupiahper orang per tahun dapat meningkatkanproduktifitas mencapai 79% dan penghe-matan biaya sanitasi mencapai 19% (Stateof Sanitation in Indonesia, WSP 2006).

Jadi, bila kepedulian sanitasi ini ter-bangun, bukan tidak mungkin indekspembangunan manusia (Human Deve-lopment Index, HDI) Indonesia akannaik. Tidak lagi urutan 41 dari 102 negaraberkembang di tahun 2004, atau 110 dari177 (2005), 108 (2006 dan 2007).

Momentum TSI untuk IndonesiaSebagai langkah awal dan terpenting

dalam menyambut program PBB terse-but, pada tanggal 19-21 Nopember 2007dilangsungkan Konperensi Sanitasi yangdimotori oleh Bappenas bersama denganpemangku kepentingan baik pemerintah,donor, LSM, dan perguruan tinggi. Padakesempatan tersebut, ditandatangani Ke-sepakatan Bersama diantaranya olehMenteri Perencanaan Pembangunan Na-sional/Kepala Bappenas, Menteri Peker-jaan Umum, Menteri Kesehatan, MenteriPerindustrian, Menteri Negara Kependu-dukan dan Lingkungan Hidup, dan Men-teri Dalam Negeri, yang pada intinyaberkomitmen untuk bekerja sama me-ningkatkan kualitas sanitasi. Fokus uta-ma kesepakatan ini adalah pengolahanlimbah cair, penyediaan air bersih, danmenumbuhkan perilaku hidup sehat atauhigienis kepada masyarakat. Selain ke-enam menteri tersebut, kesepakatan jugaditandatangani oleh 9 gubernur, 11 wali-kota dan 5 bupati. Langkah selanjutnyaadalah bagaimana mewujudkan kesepa-katan bersama tersebut dalam rencanaaksi yang jelas dan terukur.

LAPORAN UTAMA

10 PercikDesember 2007

MOMENTUM TSI 2008 BAGI PEMBANGUNANSANITASI INDONESIA

1. Sarana sanitasi yang tidak layak dan buruknya perilaku higienis berdampak pada kematianbayi, angka kesakitan dan malnutrisi pada anak yang menjadi ancaman besar bagi potensisumber daya manusia Indonesia.

Fakta: 'Sekitar 100 ribu anak meninggal setiap tahun akibat diare di Indonesia.

2. Produktivitas nasional menjadi terhambat. Fakta: ' Indonesia kehilangan potensi ekonomi sebesar 2,4 persen dari Produk Domestik Bruto

akibat buruknya sarana sanitasi (ADN, 2002). Berarti setiap rumah tangga menderita kehilang-an potensi pendapatan sebesar sekitar Rp. 120 ribu per bulan.

3. Laju pertumbuhan ekonomi berpotensi meningkat.Fakta: Studi WHO menunjukkan bahwa investasi sarana sanitasi sebesar USD 1 menghasilkan

tingkat pengembalian ekonomi (economic return) antara USD 8 - USD 21 di negara berkembangtermasuk Indonesia.

Mengapa Sanitasi Penting Bagi Indonesia?

Sumber: Diadopsi dari Buklet Program Sanitasi Total dan Pemasaran Sanitasi

Foto: Bowo Leksono

Page 13: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

L aporan MDGs dunia tahun 2006 men-gatakan target pembangunan sani-tasi mengalami kemajuan (on

track), khususnya di negara berkembang.Namun dengan kondisi (masih) separuhpenduduk di negara berkembang belummendapatkan akses sanitasi yangmemadai, dikhawatirkan target tidak ter-capai (The MDGs Report 2006, halaman18-19, www.un.org/milleniumgoals).

Untungnya laporan MDGs dunia 2007mencatat hal yang lebih menjanjikan,secara global hasilnya sangat positif.Dalam pidatonya Sekjen PBB, Ban Ki-Moon, mengatakan "target MDGs masihdapat dicapai asalkan kita bisa beker-jasama, melalui tata pemerintahan yangbaik, peningkatan investasi publik, pengu-atan kapasitas produksi dan penciptaanlapangan kerja". Agak bersifat otokritik,Ki-Moon, yang asal Korea Selatan, melihatpentingya korelasi pencapaian MDGs de-ngan penciptaan lapangan kerja, aspekyang selama ini hanya pada tataranretorik. Dunia Tidak Memerlukan Janji-janji Baru (the world wants no new pro-mises), kata Ki-Moon. Laporan yang dirilisUN (www.un.org/milleniumgoals) menya-takan bahwa pencapaian tujuan 7 memer-lukan upaya yang luar biasa.

Untuk konteks Indonesia, laporanMDGs Asia Pasifik 2006 yang dirilis ADB,UNDP dan UNESCAP (www.mdgasiapasif-ic.org) menempatkannya pada posisiwarna merah (falling behind), artinya

tertinggal (lihat halaman 7), senasib de-ngan Bangladesh, Laos, Mongolia, PNG,Myanmar dan Pakistan. Khusus untuk tujuan7, posisi Indonesia diberi tanda segiempatkuning untuk sanitasi (kota dan desa) danair minum desa, sedangkan air minumperkotaan diberi tanda segitiga merahterbalik. Segiempat itu berarti off track-slow, yang diperkirakan targetnya akantercapai tetapi setelah tahun 2015, sedang-kan segitiga berarti off track-regressing,mundur atau stagnan. Kondisi tahun 2007,Indonesia membaik posisinya diatas rata-rata garis capaian untuk Asia Pasifik.

Namun untuk tujuan 7, masih segiempatdan segitiga berbalik.

Sedikit berbeda dengan laporannasional MDGs 2007, dirilis bulanNopember 2007 oleh Bappenas dan UNDP,yang melihat pencapian MDGs di Indonesiasecara optimis (Laporan MDGs Indonesia2007, Bappenas, hal 89-93). Dikatakanbahwa sanitasi untuk rumah tangga dikota dan di desa, sudah tercapai, namunkualitasnya kurang baik. Targetnya 65%,dengan data dasar 1990, dan saat inisudah tercapai 68%, artinya melebihi tar-get (lihat grafik).

LAPORAN UTAMA

Sanitasi dan MDGs

11PercikDesember 2007

Momentun 2008 yang menjadi TSI, patutnya dimanfaatkansecara baik. Pelaku AMPL mengambil peran untuk mempe-ngaruhi dan sekaligus meningkatkan dukungan pengambil kebi-jakan di semua tingkatan terhadap pembangunan sanitasi.Peran dunia swasta juga tidak bisa dianggap sebelah mata,melalui CRS (Corporate Social Responsibility)-nya, swastamenjadi pemain kunci. Tidak kalah pentingnya adalahmengoptimalkan pendanaan. Meningkatnya dukungan pen-danaan bantuan hibah (grant) pembangunan sanitasi dari luarnegeri harus bisa dimanfaatkan untuk perbaikan pelayananyang berbasis masyarakat, khususnya untuk kaum miskin.Jangan sebaliknya, dijadikan ajang untuk mencari keuntungan.Gaung kemitraan global, harus terdengar "bunyi" hingga ke

daerah, karena disanalah sesungguhnya perbaikan pelayanansanitasi dan target MDGs dapat dicapai.

Tinggal bagaimana semua pihak saling bergandengtanganuntuk mewujudkan cita-cita luhur dalam TSI dan KesepakatanBersama KSN, agar manfaat yang sebesar-besarnya dari per-baikan sanitasi dapat diraih dan sebaliknya kerugian yangditimbulkannya dapat direduksi. Bila perlu, peringatan WorldWater Day (WWD) pada bulan Maret 2008 yang akan datangdapat diisi dengan tema-tema sanitasi dan bahkan dijadikanmomentum pencanangan hari sanitasi oleh Presiden Indonesia.Semoga.

Dormaringan H. SaragihKnowledge Management Coordinator WASPOLA

Page 14: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Banjir yang melanda ibukotaJakarta beberapa waktu terakhir,relatif memberikan gambaran

mengenai perubahan kualitas lingkung-an. Curah hujan yang meningkat secaraluar biasa (mencapai 215-340 mm),diiringi ketidaksiapan infrastruktur yangmemadai, serta daya dukung lingkunganyang semakin merosot, menjadikanfenomena alam ini seakan tidak ter-kendalikan. Bahkan pada saat itu, sekitar75 persen wilayah Jakarta sebagai ibuko-ta negara, terendam banjir dengan ke-tinggian sekitar 30 cm hingga 300 cm dibeberapa lokasi.

Salah satu hal yang selalu munculdalam pembicaraan masalah banjir diJakarta, adalah adanya tumpukan dangunungan sampah yang menyumbat alir-an sungai-sungai di Jakarta. Seakan su-ngai-sungai di Jakarta selalu menjadi"tempat sampah panjang". Perencanaansistem penanganan sampah yangseharusnya menjadi bagian dalam peren-canaan kota, sudah sepatutnya ditinjauulang.

Volume sampah yang dihasilkandapat dikendalikan dan bukan menjadinilai mutlak bahwa masyarakat diJakarta menghasilkan 2-3 litersampah/orang/hari. Hal ini menjadipelajaran menarik bagi para perencanakota, bahwa aspek daya dukung ling-kungan mutlak dijadikan acuan yang pa-ling mendasar dalam penyiapan infra-struktur perkotaan.

Peningkatan daya dukunglingkungan

Daya dukung lingkungan merupakan

kemampuan alam atau lingkungan untukmenanggung serta menormalisasidampak dari beban lingkungan yangdiberikan, baik karena aktifitas alam itusendiri maupun karena aktifitas manusia.Daya dukung lingkungan seharusnyadijadikan tolok ukur, mengenai kapasitassuatu kota dalam menerima dampakpositif maupun negatif dari segala aktifi-tas yang terjadi di sana.

Di saat daya dukung lingkungan tidaklagi mampu menahan beban yang diteri-manya, maka potensi kerusakan akibatbencana alam akan meningkat. Hal iniharus disiasati dengan meningkatkandaya dukung lingkungan itu sendiri,mengurangi beban yang diberikan kepa-

da lingkungan, atau melakukan duanyasekaligus. Konsep ini harus dijadikandasar dalam pengembangan kota, yangakhirnya dapat meminimasi kerugianyang ditimbulkan akibat aktifitas alamatau aktifitas manusia sendiri. Denganmenggunakan pendekatan ini, diharap-kan pengembangan kota dapat lebih ter-struktur, terarah, lebih dinamis, bahkandapat dikendalikan jika daya dukunglingkungan mengalami perubahan yangmembaik atau memburuk.

Daya dukung lingkungan dalampengembangan kota, harus diter-jemahkan sebagai seberapa jauh kotaharus dikembangkan berdasarkan dayadukung lingkungan yang dimilikinya.

WAWASAN

12 PercikDesember 2007

SAMPAH DAN BANJIR:Korelasi Pengembangan Tata Kota Berdaya

Dukung LingkunganOleh: Sandhi Eko Bramono, S.T., MEnvEngSc

Kota Jakarta bagian utara (diambil dari atas) merupakan wilayah berpotensi banjir.Foto: Bowo Leksono

Page 15: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Jika daya dukung kota sudah terbatas, maka penambahanbeban pada lingkungan tidak boleh dipaksakan lagi. Dalam halpenanganan sampah misalnya, setiap kota harus memilikiketentuan bahwa jumlah sampah maksimum yang dapat ditan-gani berdasarkan kondisi saat ini (teknologi, sumber dayamanusia, sumber dana, manajemen, serta pengorganisasianyang ada saat ini), adalah A m3/hari.

Jika produksi sampah melebihi batas maksimum tersebut,maka sampah tidak dapat tertangani dengan baik. Hal ini dise-babkan daya dukung lingkungan yang ada di kota tersebutuntuk menanggung beban sampah tersebut serta kondisi eksis-ting yang ada, tidak mampu menanggulangi sampah dengan vo-lume tersebut. Hal ini berakibat pada penumpukan sampah dipermukiman, tidak terangkutnya sampah, hingga pencemaranlingkungan akibat Instalasi Pengolahan Sampah (IPS) yangdioperasikan di atas kapasitas operasi. Penumpukan sampahyang ada di sungai juga disebabkan daya dukung lingkunganyang telah terlampaui, serta tidak didukung kondisi yangmampu menyelesaikan hal tersebut. Ini merupakan potret sebe-narnya, sebagai penyebab terjadinya banjir di Jakarta, yaitusampah yang menumpuk dan menyumbat aliran sungai-sungaidi Jakarta.

Untuk menanggulangi hal ini, dapat dilakukan denganmeningkatkan daya dukung lingkungan. Selain itu, dibutuhkanpula kondisi yang saling mendukung, yaitu teknologi, sumberdaya manusia, sumber dana, manajemen, serta pengorganisa-sian. Dengan perpaduan hal tersebut, maka daya dukunglingkungan dapat ditingkatkan untuk tetap mampu menerimabeban lingkungan dari aktifitas masyarakat.

Untuk mencapainya, dibutuhkan kerja keras yang luar biasa,dimana bukan hanya teknologi yang mampu meningkatkan

daya dukung lingkungan, seperti penggunaan teknologi yangdapat mengolah sampah secara cepat dan aman bagi lingkung-an. Aspek sumber daya manusia, sumber dana, manajemen,serta pengorganisasian harus disesuaikan pula dengan perkem-bangan ini. Dengan penerapan ini, maka daya dukung lingkung-an kota tersebut dapat ditingkatkan yang berakibat tingkat to-leransi kota terhadap penambahan jumlah penduduk juga men-jadi meningkat. Dampaknya adalah pemerintah daerah dapatlebih toleran untuk meningkatkan jumlah penduduk yang ting-gal di kota tersebut yang umumnya di Indonesia diakibatkanoleh urbanisasi.

Penurunan beban lingkunganSelain meningkatkan daya dukung lingkungan, modifikasi

lainnya adalah menurunkan beban lingkungan. Beban lingkung-an dapat dikurangi dengan mengurangi jumlah penduduk yangtinggal di kota tersebut (sehingga produsen beban lingkunganmenjadi berkurang) atau mengurangi beban lingkungan setiaporang (sehingga laju penurunan kualitas lingkungan akibat akti-fitas tiap orang juga berkurang). Berdasarkan pendekatan inimaka pemerintah dapat menentukan seberapa banyak sampahyang dihasilkan masyarakat.

Masyarakat harus diatur untuk dapat meminimasi jumlahsampah yang dihasilkan atau pemerintah harus mendukungsegala infrastruktur yang mencegah timbulnya sampah dalamjumlah yang berlebih (misalnya dengan kebijakan program daurulang sampah). Bahkan dengan pendekatan ini, sangatlahmungkin pemerintah dapat membuat perbandingan lajukenaikan infrastruktur dengan laju timbulan sampah. Berkaitandengan ini, istilah "tarikan dan bangkitan" menggambarkanadanya aktifitas yang timbul akibat adanya aktifitas lainnyamerupakan istilah yang cocok untuk menggambarkannya.

Meskipun jumlah penduduk meningkat, namun jika tim-bunan sampah dapat dikurangi, maka volume sampah yangdihasilkan setiap harinya juga berkurang. Pendekatan ini dapatmenimbulkan formulasi baru yang mengarah pada pembatasanpembangunan prasarana dan sarana yang berpotensi menim-bulkan sampah. Sebagai permisalan akan muncul angka menge-tahui bangkitan produksi sampah/m2 kawasan komersial.Dengan mengetahui angka ini, maka pemerintah daerah dapatmembatasi jumlah mal yang ada di kota tersebut karena dapatmengetahui bahwa tiap m2 mal akan meningkatkan jumlahsampah sebanyak B liter/orang/hari.

Misalnya pembangunan kawasan industri dapat dibatasikarena memiliki suatu koefisien bahwa tiap m2 area industriakan meningkatkan produksi sampah sebanyak Cliter/orang/hari. Angka-angka ini akan mempertegas keputusanpemerintah daerah pula, misalnya untuk menentukan jumlahlahan hijau yang harus dibangun di kota tersebut, jumlah saranaperparkiran yang harus disediakan, hingga jumlah pompapengisian bahan bakar (bensin) maksimum yang boleh diba-ngun di kota tersebut.

Pendekatan ini akan memudahkan pemerintah daerah

WAWASAN

13PercikDesember 2007

Foto: Bowo Leksono

Page 16: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

mengetahui secara jelas, sampai sejauhmana kotanya masih harus dibangun,dan hingga sejauh mana pembangunankota harus direm, atau bahkan dihen-tikan untuk sementara waktu. Dalam kai-tannya dengan sampah, hal ini men-jadikan tidak akan ada lagi peningkatanjumlah sampah yang menumpuk di ping-gir jalan, dibuang ke sungai yangakhirnya ikut berpeluang menyebabkanterjadinya banjir, hingga penolakanmasyarakat sekitar lokasi instalasi pen-gelolaan sampah (IPS).

Pemerintah daerah dapat mengetahuisecara pasti, besaran-besaran investasiyang dibutuhkan. Berapa banyak inves-tasi yang harus diberikan setiap tahunnyauntuk sarana air minum, sarana air lim-bah, sarana persampahan, sarana jalan,sarana lokasi komersial, sarana industri,dan lain - lain. Investasi pemerintahdaerah akan menjadi lebih terfokus,efisien, serta ikut menata kota sesuaikeinginan pemerintah daerah secaralebih terkendali

Kombinasi daya dukung lingkung-an dan beban lingkungan

Peningkatan daya dukung lingkungandisertai penurunan beban lingkungandipastikan akan mendorong terciptanyatata kota yang lebih teratur, terkendali,dan berkelanjutan. Implementasi hal iniakan meningkatkan tingkat kenyamanandan keamanan masyarakat untuk tinggaldi kota tersebut. Daya dukung lingkung-an yang meningkat, disertai penurunanbeban lingkungan, akan menyebabkankota dapat ditinggali lebih banyak pen-duduk.

Tentu saja hal ini merupakan hal yangpaling ideal untuk terjadi, dimana kotadapat menjadi sangat teratur dalamperkembangannya. Kota dapat menjadilebih toleran untuk menerima pendatangbaru tanpa ditakutkan adanya masalahair minum yang tidak memadai, air lim-bah yang tidak tertangani, sampah yangtidak terangkut, kemacetan yang parah,atau polusi udara yang mengganggu kese-hatan pernapasan. Kota dapat terusdikembangkan sehingga mampu menca-pai perkembangan kota menuju kota

yang lebih layak huni. Disaat batas ini terlampaui, pemerin-

tah harus mengerem pembangunan yangterjadi untuk menurunkan bebanlingkungan atau memberikan masukanteknologi baru yang mendukung pening-katan daya dukung lingkungan di kotatersebut atau melakukan keduanya.Setelah kota dapat mencapai titik keseim-bangan barunya kembali, maka aktifitaspembangunan perkotaan dapat dihidup-kan kembali. Salah satu upaya mengeremlaju masuknya pendatang ke suatu kotaadalah dengan peran pemerintah pusatmemberikan "tarikan" perputaran ekono-mi di kota lain sehingga terjadi "bangki-tan" urbanisasi ke kota lain yang akanmemberikan persebaran penduduk dikota lainnya.

Dengan pendekatan ini dapat terlihatperkembangan suatu kota dapat diaturdengan lebih baik bahkan dapat dikenda-likan. Pemerintah daerah dapat menge-tahui secara pasti, kapan pembangunankotanya harus dibangun dengankecepatan tinggi, diperlambat, ataubahkan dibekukan sementara. Gambarankebutuhan biaya investasi yang dibu-tuhkan pemerintah juga dapat dipredik-sikan secara lebih akurat dengan kon-sekuensi alokasi pembiayaan akan men-jadi jauh lebih efisien dan efektif. Kasusbanjir, tidak tersalurkannya air minum,

penolakan masyarakat akan lokasi IPS,tidak akan terjadi lagi, karena semuaprasarana dan sarana infrastruktur telahdirancang pada kapasitasnya dan di-operasikan sesuai kapasitasnya pula.

Banjir yang mengancam Jakarta jugadiharapkan dapat lebih terkendalikanlagi di masa yang akan datang. Seringkalifaktor alam sulit dikendalikan, sepertiintensitas hujan yang sangat tinggi.Namun faktor infrastruktur pendukung,seperti sarana drainase yang memadai,sarana persampahan yang memadaisehingga sampah tidak lagi menjadipenghuni sungai di Jakarta, dan akanmeminimasi peluang banjir di masa yangakan datang.

Selain itu, aspek politik-ekonomi-sosial-budaya-pertahanan-keamanan dikota tersebut juga dapat lebih dimodel-kan dengan lebih akurat sehingga peme-rintah tidak terkaget-kaget lagi denganapa yang terjadi di kotanya sendiri. Danmungkin Jakarta dapat menjadi kota per-tama di dunia yang menerapkan pen-dekatan ini. Semoga!

* Penulis adalah staf Sub Direktorat Kebijakandan Strategi, Direktorat Bina Program, Direktorat

Jenderal Cipta Karya, Departemen PekerjaanUmum. Saat ini tercatat sebagai mahasiswa pro-

gram doktoral di Division of Environmental Scienceand Engineering, National University of Singapore

(NUS), Singapura. [email protected]

WAWASAN

14 PercikDesember 2007

Foto: Bowo Leksono

Page 17: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Kemunculan berbagai penyakit seperti muntaber, diare,malaria, tuberkulosis bahkan malaria dan kusta tidaklepas dari kondisi lingkungan itu sendiri. Khususnya di

Indonesia dengan dua musim, kemarau dan penghujan, akansangat berisiko jika masalah sanitasi terus-menerus dibiarkanbegitu saja tanpa ada penanganan yang serius. Pada musimpenghujan, tidak tersedianya saluran air yang memadai menim-bulkan banyak kubangan air tempat berbiaknya nyamuk.Keberadaan nyamuk memungkinkan sekali timbulnya penyakitmalaria yang berpotensi menimbulkan kematian. Apalagi jikapengelolaan masalah air yang tidak kunjung selesai semacamkota Jakarta. Banjir yang selalu menghantui setiap tahunnyaberdampak sangat luas pada penghuni kotanya. Banjir ini tidakhanya menimbulkan jentik-jentik ini mudah berbiak, tetapisecara langsung warga kota meski yang mengungsi dan ini tentumenimbulkan berbagai masalah yang lebih parah, mulai daripengungsian dan fasilitas yang semakin tak menjamin kese-hatan.

Juga pada waktu musim kering. Kota sebesar Jakarta tanpa per-siapan di musim kemarau selain kesulitan air bersih, sungai dangot-got akan dipenuhi sampah dan airnya berubah busuk. Genang-an air di sungai dan got yang di musim hujan menjadi tempat ber-biaknya jentik-jentik nyamuk, maka di musim kemarau juga tempat

berbiak yang baik bagi nyamuk. Kadang dengan jumlah yanglebih banyak. Masalahnya, nyamuk akan hidup di mana saja danmembawa jenis bakteri dan virus yang berakibat menular kemana-mana. Kerusakan lingkungan dari sanitasi ini masih di-tambah kekurangan tanki septik yang sehat.

Berdasar data tahun 2000, ada 31 persen rumah tanggatanpa fasilitas tanki septik, tanpa akses sanitasi sama sekalimencapai 26 persen, menggunakan fasilitas publik 19 persen.Sedangkan yang memiliki tanki septik pribadi hanya 23 persen,dan hanya 1 persen yang memiliki jaringan pipa pembuanganyang memenuhi persyaratan. Ini belum ditambah kurangnyakebutuhan sanitasi standar berupa pasokan air, penangananlimbah, drainase, dan penanganan limbah padat (solid waste).Di Indonesia sendiri sebagaimana dikatakan DirekturPemukiman Perumahan Bappenas Basah Hernowo (Kompas,Agustus 2007), sama sekali tidak memiliki penanganan limbah;truk tinja menguras tanki septik kemudian membuang sem-barangan. Kebanyakan tanki septik pun sebagian besar tidakmemenuhi syarat baku mutu.

Kondisi lingkungan Jakarta dan kota-kota besar lain diIndonesia menghadapi masalah yang sama. Buruknya tata kelo-la kota, khususnya sanitasi, dipengaruhi tidak adanya konsepyang jelas dan kontinyu dari pihak pemerintah serta perilakuwarga kota itu sendiri yang jauh dari standar hidup bersih dansehat.

Akibat NyataDi Indonesia, penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih

merupakan penyebab utama kematian. Hal ini tercermin padapenelitian pada tahun 1995 sebagaimana dilakukan SlametRiyadi M.S. mengungkapkan peringkat dan besarnya kontribusipenyakit-penyakit tersebut terhadap penyebab kematian.Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) mendudukiperingkat kedua dan menyumbangkan 15,7 persen kematian.Penyakit diare menduduki peringkat ketiga dan menyum-bangkan 9,6 persen kematian. Tuberkulosis menduduki per-ingkat keempat dan menyumbangkan sekitar 7,4 persen kema-tian. Secara total, penyakit berbasis lingkungan menyum-bangkan sekitar 33 persen atau sepertiga dari total kematianseluruh kelompok umur.

Pada kelompok Balita, pola penyebab kematian lebih tinggilagi. Peringkat pertama diduduki oleh ISPA yang menyum-

WAWASAN

15PercikDesember 2007

SANITASI, KESEHATAN, DANPENANGANAN

Oleh: Imam Muhtarom*

Sungai yang kotor banyak ditemukan di kota-kota besardi Indonesia. Foto: Bowo Leksono.

Page 18: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

bangkan 33 persen kematian. Peringkat kedua diduduki olehdiare yang menyumbangkan 15,3 persen kematian. Sedanginfeksi parasit menduduki peringkat keempat yang menyum-bangkan 6,3 persen. Secara total, penyakit-penyakit berbasislingkungan menyumbangkan 52,4 persen atau lebih dari sepa-ruh dari total kematian balita.

Penyakit berbasis lingkungan masih tetap menjadi polautama kesakitan (morbiditas) masyarakat Indonesia. Hasilpenelitian 1995 menunjukkan penyakit ISPA, kulit, diare, dantuberkulosis menyumbangkan secara kumulatif 44 persen. Padakelompok bayi dan balita, penyakit berbasis lingkungan tersebutmenyumbangkan lebih dari 80 persen dari penyakit yang dideri-ta oleh bayi serta balita Indonesia.

PencegahanPerawatan lingkungan sehat bisa diawali dari konsep kon-

vensional dari pencegahan, termasuk dalam upaya pencegahanprimer yang menekankan pencegahan secara dini kejadiansuatu penyakit, ditujukan terutama kepada penghambatanperkembangbiakan dan penularan serta kontak manusia denganagen, vektor ataupun faktor risiko yang berhubungan denganpenyakit (seperti kuman patogen, vektor, dan polutan).Misalnya, penyediaan jamban saniter sangat efektif memu-tuskan kontaminasi dan perkembangbiakan bakteri penyebabdiare terhadap sumber air atau makanan. Mencuci tangan de-ngan air bersih dan sabun cukup efektif memutuskan matarantai infeksi bakteri. Demikian pula klorinasi air minum dapatmengurangi peremajaan kuman patogen. Ketiga upaya sepertidicontohkan di atas dapat merupakan cara sederhana gunamengurangi risiko timbulnya beberapa penyakit rakyat.

Beberapa studi yang dilakukan oleh Esrey dkk (1985-1991) me-laporkan bahwa intervensi air bersih dapat menurunkan insidenpenyakit diare sekitar 17-27 persen. Sedangkan beberapa studiyang dilakukan Esrey dan Daniel (1990) tentang dampak pe-nyediaan jamban terhadap penurunan prevalensi penyakit diaremenghasilkan angka yang konsisten, yaitu 22-24 persen. Demikianpula kajian oleh Esrey dkk (1985-1991) tentang intervensi kebia-saan mencuci tangan dapat menurunkan prevalensi penyakit diaresebesar 33 persen. Jika ketiga upaya tersebut dilakukan bersama-sama secara intensif, sangat mungkin sebagian besar penyakitdiare yang disebabkan oleh mikroba dapat dicegah.

Pemerintah sebagai pemangku kebijakan mesti mengambillangkah intervensi-intervensi yang mendasar, responsif, progre-sif, dan komprehensif, yang terdiri dari upaya-upaya promotif,preventif, kuratif, dan rehabilitatif berkaitan dengan kesehatanlingkungan. Namun demikian, konsep yang disodorkanpemerintah seyogyanya tidak meninggalkan masyarakat sebagaibasisnya. Untuk itu, perlu ditumbuhkan partisipasi masyarakatdengan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Membangun rasa memiliki sebagai dasar pemberdayaan

masyarakat. 2. Manajemen dan tanggung jawab program diserahkan kepa-

da masyarakat.

3. Berdasarkan kebutuhan masyarakat.

Kesehatan lingkungan yang merupakan salah satu upayapencegahan primer diprioritaskan pada kegiatan kesehatanlingkungan yang murah, yang memberikan dampak kesehatanyang besar, serta merupakan komitmen internasional, yaitupencapaian universal access. Berdasarkan kajian dan uraian-uraian tersebut di atas, beberapa kegiatan kesehatan lingkunganyang dapat dimasukkan dalam paket kegiatan program kese-hatan lingkungan, antara lain: 1. Pemutusan rantai penularan penyakit berbasis lingkungan;

a. Tersedianya informasi yang murah dan mudahdimengerti tentang kesehatan lingkungan bagi keluar-ga/penderita dengan penyakit berbasis lingkungan diPuskesmas/Klinik Sanitasi.

b. Kegiatan out-reach proaktif.Kunjungan rumah dalam rangka inspeksi sanitasi padakeluarga penderita dengan penyakit berbasis lingkung-an. Pengambil sampel air yang tercemar untuk pemerik-saan laboratorium. Pemberian kaporit pada sumber airyang tercemar.

2. Pemberdayaan masyarakat agar mampu ikut serta dalamkegiatan kesehatan lingkungan.a. Lokakarya mini di Puskesmas maupun di kecamatan

dalam rangka membahas masalah kesehatan lingkung-an/kegiatan Pekan Sanitasi.

b. Temu karya di desa dalam rangka penyusunan "Rencanakerja masyarakat".

*Ahli geologi, tinggal di Jakarta

WAWASAN

16 PercikDesember 2007

Penderita Diare yang kebanyakan balita pada KLB Diaredi Kabupaten Tangerang tahun 2007. Foto: Bowo Leksono.

Page 19: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Menghadapi tantangan abadke-21 ini pendidikan mestimampu mengubah paradig-

manya dari yang fragmented menjadipendekatan ekologis yang menempatkanpendidikan dalam sebuah kontekslingkungan yang saling terkait (ecologicalapproach). Terjadinya berbagai bencanakerusakan di lingkungan semesta diaki-batkan ulah-ulah tangan, pikir, dan hatimanusia telah menyadarkan kita bahwapendidikan mesti mampu mewujudkankeseimbangan antara kehidupan manu-sia di alam semesta ini.

Memberikan kesadaran kepada parasiswa akan kehidupan di abad ke-21 yangdiwarnai oleh kehidupan masyarakatyang sangat heterogen dan permasalahanluar biasa terkait lingkungan hidup yangsemakin tercemar, konflik, peperangan,dan kemiskinan merupakan sebuahkemestian. Salah satu upaya menyikapi

secara menyeluruh berbagai aspekkehidupan sosial, lingkungan hidup danekonomi maka lahirlah gagasanPendidikan untuk Pembangunan yangBerkelanjutan (Education for SuistanableDevelopment) yang mengaktualisasikanpotensi peserta didik agar mampumemecahkan problema kehidupanterkait isu-isu lingkungan, kemitraan,respek, dan pemahaman global yangberfokus pada tiga pilar yakni ma-syarakat, lingkungan, dan ekonomi.

Sejalan dengan itu muncul lagi isuMDGs (Millenium Development Goals)yang secara bersama-sama menanggu-langi masalah yang dihadapi sebagianbesar negara berkembang terkait keku-rangan pendidikan dan kemiskinan, butahuruf, dan degradasi lingkungan.Pendidikan ternyata telah menjaditumpuan "harapan" setidaknya memberikontribusi besar terhadap kesadaran

ekologi, sebagai jalan keluar dari berba-gai masalah kemanusiaan yang terjadisaat ini.

KMDM dan peran pendidikanMenurut Hyland (1994) kurikulum

yang dibutuhkan untuk kehidupan diabad-21 adalah kurikulum yang meng-akomodir nilai-nilai yang ada dandianut masyarakatnya. Seperti berpikiranterbuka, dapat melihat jauh ke depan(futuris), demokratis, dan menyediakankesempatan kehidupan di berbagaibidang. Tentu saja, kondisi di atas telahdiadopsi ke dalam dokumen resmi yangbernama Kurikulum yang telah disosial-isasikan pada tahun 2006 lalu.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) demikian namanya, telah mem-berikan kewenangan kepada sekolahuntuk mengelola proses pembelajaransesuai kondisi wilayah mereka masing-masing yang mengacu pada upaya men-didik para siswa menjadi manusia seu-tuhnya (holistik).

Menjadikan murid-murid yang cerdasspritual, cerdas akademik, cerdas fisik,cerdas emosi, cerdas sosial, dan kreatifmerupakan tujuan yang hendak diraihpendidikan nasional kita. "Pendidikannasional berfungsi mengembangkankemampuan dan membentuk watak sertaperadaban bangsa yang bermartabatdalam rangka mencerdaskan kehidupanbangsa, bertujuan untuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manu-sia yang beriman dan bertakwa kepada

WAWASAN

17PercikDesember 2007

"Kecil Menanam Dewasa Memanen"dan Peran Guru Memotivasi Siswa Sejak Dini

SD Negeri Raberas Sumbawa Besar terletakdi perbukitan gersang. Berkat tangan dinginwarga sekolah, SD ini menjadi sekolah hijau.

Foto: Dewi Utama Faizah.

Oleh : *Dewi Utama Faizah

Page 20: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga negara yangdemokratis serta bertanggung jawab"(UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003, Bab IIpasal 3).

Kecil Menanam Dewasa Memanen(KMDM) merupakan program pen-didikan terkait pendidikan nilai (virtues)yang mesti dapat diaplikasikan melaluisistem pendidikan kita. Peran pen-didikan, sejatinya mampu memperbaikiberbagai masalah yang ada dimasyarakat. Masalah lingkungan dankonservasi merupakan masalah luarbiasa karena terkait pendidikan nilaiyang butuh dipraktikkan.

Kita mesti mencari jawaban dari per-paduan antara "pendekatan sistem danpendekatan individu", yaitu bagaimanaKMDM sebagai pendekatan sistem yangberfokus pada pendidikan lingkungandan konservasi dapat diintegrasikan kedalam semua aspek pembelajaran disekolah. Jangan jadikan program KMDMsebagai program tempelan yangterkadang tak kuat menahan fenomenasosial yang mendorong dahsyat bagaikanair bah.

Peran guruBelajar dari pendidikan di Jepang

yang mengajak semua murid mulai TKdan SD mampu bersikap dan berperilakuramah terhadap lingkungan sangatterkait erat dengan local genius yangmereka genggam dalam tradisi sehari-hari. Sejak TK, kaki mereka telah dicelup-kan ke dalam sepetak sawah yang terda-pat di sekitar sekolah mereka. Tangan-tangan kecil mereka berebut menaburbiji-bijian dari dapur ibu mereka. Adapadi, aneka kacang, aneka umbi telahmereka tabur semenjak dini. Kaki-kakikecil mereka juga berebut berlari di ping-gir sungai menabur benih-benih ikan.

"Mori wa umi no koibito" (hutanadalah kekasihnya laut). Itulah novelnon-fiksi yang menjadi bacaan wajib bagimurid SD. Mereka diajak berpikir secara"metakognitif" untuk dapat menangkaphakikat makna dari kegiatan-kegiatanyang telah mereka lakukan semenjak TK.

Artinya sejauh mana kurikulum mampumemberi dampak kebajikan pada dirianak dan lingkungannya (beyond cur-riculum) itulah rupa tonggak keberhasi-lan pendidikan itu sendiri.

Bronfenbrenner mengatakan,perkembangan anak dipengaruhi konteksmikrosistem (keluarga, sekolah danteman sebaya), konteks mesosistem(hubungan keluarga dan sekolah, sekolahdengan sebaya, dan sebaya dengan indi-vidu), konteks ekosistem (latar sosialorang tua dan kebijakan pemerintah),dan konteks makrosistem (pengaruhlingkungan budaya, norma, agama, danlingkungan sosial dimana anak dibe-sarkan. Artinya kegiatan KMDM ini mestidilakukan secara holistik.

Mampukah kita mendidik dalam kon-teks mikrosistem, mesosistem, dan eko-sistem? Tentu saja diawali dengan men-didik anak-anak sebagai individu yangsaat ini berada di TK dan SD. Bukankah10 tahun kemudian mereka akan menjadibagian dari masyarakatnya dan bangsa?

Konsep KMDM mesti terintegrasidalam proses pembelajaran

Istilah integrasi digunakan untukmenegaskan tiga aspek yang sangat pen-

ting dalam proses pembelajaran, yakniberpikir, merasa dan berbuat, yang sela-ma ini dikenal tiga ranah taxonomybloom (kognitif, afektif dan psikomotor).Berpikir artinya apa yang kita pelajari,merasa artinya apresiasi terhadap apayang dipelajari, sementara berbuatadalah pengalaman berbuat dan tidakhanya cukup melalui diskusi tentang apamasalah yang dipelajari.

Mengintegrasikan nilai-nilai KMDMdalam pembelajaran merupakan sebuahproses pergelutan anak dengan semestaalam. Dimana anak akan tercelup untukmelakukan praktik-praktik nyata denganlingkungannya. Konsep pendidikanberwawasan lingkungan telah diapli-kasikan dengan baik jauh sebelumIndonesia merdeka. Kearifan lokal yangdianut berbagai suku/etnis yang ada diIndonesia memberikan kontribusi yangsignifikan dalam membangun pen-didikan di masa lalu.

Sebutlah filosofi "alam terkembangjadi guru" yang dianut masyarakatMinangkabau atau sistem pengairan"Subak" di Bali, atau Suku Baduy yangbertahan dengan tradisi uniknya dalammenjaga kelestarian alam, menyadarkankita bahwa kecerdasan lokal sungguh

WAWASAN

18 PercikDesember 2007

Sumbawa garden ala SD Negeri Raberas. Dipenuhi pepohonan, tanaman apotik hidupdan kolam ikan. Foto: Dewi Utama Faizah.

Page 21: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

amat jenius sebagai pembelajaran bagikita ke depan.

KMDM bukanlah subyek, namunbagian dari setiap subyek. KMDM meru-pakan bagian yang mengisi kehidupanakademik dan kehidupan sosial setiapanak. KMDM dapat ditampilkan dalamtindakan/aksi nyata seperti sekolah hijauyang melibatkan rasa tanggungjawab,respek dan kerjasama.

KMDM adalah pendidikan untukberbuat. KMDM dapat saja berlangsungdalam forum-forum diskusi dan simulasi.Namun kita mesti ingat apa tujuan pen-didikan nasional kita. "….. untukmengembangkan potensi peserta didikagar menjadi manusia yang beriman danbertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertang-gung jawab".

Lingkungan sekolah yang positif akanmembangun program KMDM. Sekali lagibahwa guru yang dibutuhkan adalah guruyang menyadari perannya sebagaitauladan dan pemimpin bagi murid-muridnya. Artinya guru yang dibutuhkanadalah guru-guru yang cinta padalingkungan. Suka mengajak muridnyaberkebun sambil belajar matematika,

berbahasa dan sains. Mengajak muridnyake kebun sekolah, merawat dan menga-matinya sebagai bagian dari sumberinspirasi belajar. Guru itulah yang akanmampu menciptakan suasana dan kon-disi yang positif dalam mendidik.

KMDM mesti didukung kebijakansekolah dan praktik-praktik nyata.Administrasi sekolah memiliki pengaruhyang signifikan dalam menentukanlingkungan sekolah. Jika guru sebagaimodel yang diharapkan dapat menum-buhkan karakter pada diri muridnya,maka kebijakan sekolah akan mengu-atkan komunitas sekolah sebagaiminiatur sosial bermasyarakat. Jika seko-lah berhasil membangun komunitassekolah yang berkarakter, maka ini men-jadi benchmarks yang dapat menjadiindikator mengevaluasi kemajuanwilayah.

Memberdayakan guru untuk mem-promosikan KMDM

Guru sebagai si pembuat keputusandapat bermitra dengan orang tua dankomunitas masyarakat di sekitarnya.Inilah bagian dari fungsi guru yangotonomi dan bijaksana. Untuk itu penge-tahuan dan pemahaman tentang nilai-nilai kebajikan dari program KMDM

akan terbangun baik dalam diri anaksecara internal semenjak dini.

Sementara peran serta masyarakatmerupakan mitra penting dalammengembangkan KMDM ke depan.Indonesia sebagai bangsa yang beragam,terdiri dari berbagai latar sosial, suku,bangsa, budaya dan agama tentunyamembutuhkan satu pendekatan yangkomprehensif untuk dapat menyumbangsuksesnya program KMDM.Menanamkan nilai-nilai cinta lingkungandan konservasi sesuai dengan kaidahbudaya bangsa Indonesia merupakantitik tumpu kita bekerja.

Membangun moral kolektif dalamdunia pendidikan agar para murid kitamencintai bumi tempat mereka berpijakmerupakan sebuah perjuangan utamaagar dapat mempertahankan eksistensikehidupan berbangsa yang beradab kedepan. Kesuksesan sekolah dalam mem-bangun individu murid-muridnya meru-pakan modal sosial bangsa dalam mem-bangun peradaban.

Pendidikan KMDM terintegrasibukanlah pendidikan tipu muslihat yangmudah seperti melalui hafalan-hafalanyang diuji melalui kertas. Ia membu-tuhkan proses yang berkesinambungan,tanpa henti. Ia membutuhkan arenauntuk senantiasa dapat dipraktikkan,yaitu masyarakat. Untuk itu peran sertamasyarakat turut membantu dalam men-dampingi sekolah membangun karaktermurid-muridnya. Inilah yang akan mem-bangun kualitas sumber daya manusiasebagai produk dari sekolah danmasyarakatnya.

"Hi wa manako, Kokuu wa kokoro,Kaze wa iki, Umi yama kakete, Wagaminarikeri". Matahari adalah mata pengli-hatan kita, langit biru adalah hati kita,angin adalah nafas kehidupan kita, lautdan gunung yang terbentang adalahtubuh kita, sungguh sebuah inspirasiyang luar biasa tentang kesemestaan de-ngan nilai-nilai spiritual yang tinggidalam hakikat pendidikan mereka seba-gai bangsa Jepang.

* Staf Direktorat Pembinaan TKdan SD Depdiknas, Anggota Pokja AMPL

WAWASAN

19PercikDesember 2007

Sekolah hijau memberi inspirasi semua warga sekolah. Foto: Dewi Utama Faizah.

Page 22: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Salah satu buku yang saat inidianggap paling lengkap menje-laskan sudut pandang Islam ter-

hadap pengelolaan air minum dan penye-hatan lingkungan adalah buku WaterManagement in Islam yang diedit olehNaser Faruqui, Asit Biswas, and MuradBino, yang diterbitkan oleh InternationalDevelopment Research Centre (IDRC)and the United Nations University Press.

Buku ini menjelaskan perspektifIslam, berdasarkan hasil diskusi daninterpretasi dari peserta LokakaryaPengelolaan Sumber Daya Air di NegaraIslam, yang dilaksanakan di AmmanYordania Desember 1998, terhadapsejumlah kebijakan pengelolaan airseperti tarif, konservasi air, pemanfaatan

air limbah, pengelolaan air minum berba-sis masyarakat, dan lainnya. Walaupunkemudian disadari bahwa salah satukelemahan dari buku tersebut adalahkenyataan lokakarya tersebut hanyadihadiri oleh kaum intelektual dan pelakuAMPL yang muslim tanpa melibatkankaum ulama.

Tulisan ini mencoba merangkum ke-simpulan penting dari buku tersebutdilengkapi dengan beberapa tambahaninformasi dari sumber lain. Ditengaraimasih terdapat kontroversi terhadapbeberapa isu dalam buku tersebut,namun berangkat dari semangat 'perbe-daan adalah rahmat', kami menyajikantulisan ini. Semoga momen Tahun BaruIslam 1429 Hijriah dan Tahun Sanitasi

Internasional 2008 menjadikan tulisanini lebih bermakna.

Air sebagai Kebutuhan DasarDisadari bahwa dalam Islam, keter-

kaitan manusia dan air sangat erat satudengan yang lain. Manusia bertanggung-jawab atas kesejahteraan mahluk hidupdan diyakini bahwa air merupakan sum-ber daya yang paling berharga dan dibu-tuhkan semua mahluk hidup. Hal ini ter-cantum secara jelas dalam Al-Quran danHadits.

Ma' sebagai terjemahan air dalambahasa Arab disebutkan sebanyak 63 kali,dan diungkapkan ratusan kali dalamHadits (dokumen yang merangkum ucap-an dan perilaku Nabi Muhammad SAW).Kaitan antara kehidupan dan air secarajelas dinyatakan dalam beberapa ayatseperti "Dan Kami jadikan dari air se-gala sesuatu yang hidup" (Qur'an 21:30)dan "Dan Allah telah menurunkan airdari langit maka dengan air itu Diamenghidupkan bumi sesudah matinya"(Qur'an 16:65).

Air adalah benda sosial yang utamadan hak asasi dalam Islam dan konser-vasi air sangat disarankan oleh NabiMuhammad SAW. Islam menetapkanprioritas alokasi air adalah (i) kebutuhandasar manusia; (ii) kebutuhan ternak dan(iii) irigasi. Islam menekankan pen-tingnya memenuhi kebutuhan paling da-sar manusia atas air. Hukum Islam secarajelas menerapkan hukuman bagi merekayang berlaku merusak kondisi air.

Keadilan sosial Semua Muslim mempercayai bahwa

menjamin keadilan sosial atau keseta-

WAWASAN

20 PercikDesember 2007

Air Minumdan Penyehatan Lingkungan:

dari Sudut Pandang Islam

Foto: Bowo Leksono

Page 23: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

raan dalam masyarakat adalah tiang uta-ma Islam. Salah satu hadits yang terkenaladalah "Tidak ada seorangpun akanberiman sampai kamu mendoakan sau-daramu sesama Muslim sesuatu yangjuga kamu inginkan" (Al Bukhari).Senyatanya, hal ini menyangkut dian-taranya ketersediaan air yang memadaisebagai suatu kebutuhan dasar. SeorangMuslim tidak sewajarnya menimbunkelebihan air, malah sebaliknya seharus-nya membiarkan masyarakat menggu-nakan paling tidak untuk memenuhikebutuhan dasarnya. Nabi MuhammadSAW menegaskan terdapat jenis orangyang akan dihindari oleh Allah pada harikebangkitan yaitu "seseorang yangmemiliki banyak air dan ia tidak mem-beri pada pengembara" (Al Bukhari). Airsebagai kebutuhan dasar menjadikansetiap orang berhak untuk mendapatkanmasing-masing bagiannya ditegaskandalam hadits, yang menjadikan air seba-gai sumber daya milik semua orang, baikkaya maupun miskin "Sesama Muslimmempunyai hak menggunakan bersamaatas tiga benda yaitu: rumput, air danapi/bahan bakar" (Abu Dawood). Salahsatu contoh yang sering diperbincangkanadalah ketika Nabi Muhammad SAWmenyarankan Usman (dikemudian harimenjadi khalifah ketiga) membeli sumurdan membolehkan semua orang bebasmengambil airnya.

Prinsip Hidup Bersih dan SehatPrinsip Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) juga mendapat perhatian dariNabi Muhammad SAW. Beliau meng-ingatkan agar tidak membiarkan ma-kanan dan air minum terbuka tanpapenutup. Aisha, istri Nabi, menyatakan"Saya selalu menyiapkan buat Nabi dimalam hari tiga wadah berisi air yang ter-tutup: satu untuk wudhu, satu untukgosok gigi dan satunya lagi untuk airminum". Sementara cuci tangan setelahmenyentuh barang kotor atau sebelummakan selalu dilakukan oleh Nabi

Pengelolaan Kebutuhan AirPengelolaan kebutuhan air di-

diskusikan dalam 2 pendekatan yaitu

pendekatan non-ekonomi dan ekonomi.Pendekatan non-ekonomi mencakup isukonservasi air, dan pemanfaatan kembaliair limbah. Sementara pendekatanekonomi mencakup isu hak dan kepemi-likan air, dan pemulihan biaya.

Konservasi Air dan Lingkung-an

Dalam kehidupan sehari-hari, kaummuslim diwajibkan untuk selalu dalamkeadaan bersih baik secara spiritualmaupun badaniah. Pembersihan badandilakukan melalui mandi dan berwudhuyang menggunakan air. Hal ini men-jadikan kesucian dan kebersihan air men-jadi perhatian utama dalam Islam. KaumMuslim dianjurkan untuk tidak mengo-tori air. Nabi Muhammad SAW menya-takan "Janganlah kamu membuang airkecil pada genangan air” (Ibn Majah)

Kewajiban untuk menjaga kemurniandan ketersediaan air menjadikan konser-vasi merupakan konsep yang jelas dalampendidikan Islam. Tidak boleh berle-bihan merupakan ajaran yang nyata. Halini harus dilaksanakan dalam seluruhaspek kehidupan. Keseimbangan antarakebutuhan individu dan komunitas men-jadi perhatian bersama. Secara jelas di-

nyatakan dalam Al Qur'an bahwa (i)ketersediaan air tetap sehingga kebu-tuhan air harus dikelola dengan baik"Dan Kami turunkan air dari langit de-ngan suatu ukuran …… (Qur'an 23:18)dan (ii) tidak boleh disia-siakan "Haiketurunan Adam…… makan dan mi-numlah dan janganlah berlebihan. Se-sungguhnya Allah tidak menyukaiorang yang berlebihan. (Qur'an 7:31).Sesungguhnya orang-orang yang borosadalah saudara-saudara setan, danadalah setan itu sangat ingkar padaTuhannya (Qur'an 17:27).

Nabi Muhammad SAW sendiri selalumenekankan pentingnya untuk tidakmenyia-nyiakan air. Kaum muslimdiperingatkan agar tidak menggunakanair secara semena-mena bahkan ketikaair yang tersedia cukup banyak. Hal inidicontohkan oleh beliau dengan caraberwudhu yang selalu hanya meng-habiskan satu mudd (setara dengan 2/3liter), dan mandi dengan hanya meng-habiskan sekitar 2 sampai 3,5 liter.

Secara umum, disimpulkan bahwaterlarang untuk membuang air kecil atauBAB pada sumber air, air yang tergenang(misal danau), atau air yang dipergu-nakan untuk mandi. Larangan ini selain

WAWASAN

21PercikDesember 2007

Foto: Bowo Leksono

Page 24: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

pertimbangan menjaga kemurnian airjuga mengarah pada konsep pencegahanpenyebaran penyakit.

Konsep larangan membuang air kecildan kotoran ke sumber air, air tergenang,dan air yang dipergunakan untuk mandidapat diperluas menjadi semua jenis airkotor yang dapat mencemari lingkungandan berdampak negatif pada kesehatanmanusia, termasuk hewan dan tum-buhan. Tuhan telah bersabda dalamQur'an: Dan janganlah kalian membuatkerusakan di atas muka bumi setelahbaiknya (Qur'an 7:56)

Terkait konservasi lingkungan, terda-pat hadits yang sangat terkenal yaitu"Jika tiba waktunya hari kiamat, semen-tara di tanganmu masih ada biji kurma,maka tanamlah segera" (HR. Ahmad).Hal ini menunjukkan kepedulian ter-hadap lingkungan tetap menjadi perha-tian kita bahkan ketika sudah hampir kia-mat.

Pemanfaatan Kembali Air Lim-bah

Islam tidak melarang penggunaankembali air limbah, sepanjang diolahkembali sehingga aman untuk dipergu-nakan. Implikasinya adalah pengelolaan

kebutuhan air, sehingga pemerintahsebaiknya terfokus pada pengelolaankebutuhan dari pada peningkatanpenawaran yang semakin sulit danmahal. Islam mendukung hal ini, seba-gaimana Nabi Muhammad menyatakanperlunya menggunakan air secara bijak.

Hak dan Kepemilikan atas Air Dalam Islam, air dianggap sebagai

hadiah dari tuhan, sehingga tidak adaindividu secara harafiah memilikinya.Manusia adalah penjaga air dan sumberdaya lainnya yang keseluruhannya men-jadi milik komunitas. Namun, hampirsemua intelektual muslim berpendapatbahwa individu atau kelompok mempu-nyai hak yang jelas untuk menggunakan,menjual dan memperoleh kembali biayapengolahannya. Pendapat ini didasaripada dua hadits. Pertama, "Lebih baikbagimu...... ke hutan, (dan) memotong danmenjual kayu untuk membeli ma-kanan....daripada meminta belas kasihanorang lain" (Muslim) yang mengan-dung makna bahwa sumber daya publikseperti kayu dan air dapat dijual dandiperdagangkan (Zouhaili, 1992). Ke-dua, hadits lainnya yang menjelaskantentang Usman membeli sumur mem-

buktikan bahwa sumur dapat dimilikidan diperdagangkan. Berdasarkan sum-ber ini. Air dikategorikan dalam Islamsebagai berikut (Sabeq 1981; Zouhaili1992):

a. Milik pribadi (air di penampunganmilik individu, instalasi pengolahan,sistem distribusi, dan reservoir). Airini diperoleh melalui pembangunandan pengetahuan yang diinvesta-sikan. Pemiliknya mempunyai hakmenggunakan, dan menjualnya.

b. Milik Pribadi Terbatas (danau, mataair yang terletak di lahan pribadi).Pemilik lahan memiliki hak atas airyang ada tetapi juga mempunyaikewajiban. Misalnya ketika sese-orang sangat membutuhkan air se-hingga jiwanya terancam, menjadikewajiban pemilik air untuk menye-diakan air secara gratis (Al Bukhari).Selain kewajiban tersebut, pemiliklahan dapat menjual airnya.

c. Milik Publik (air di sungai, danau,aquifer, laut, salju dan hujan).Pada kondisi ini, air tidak dapatdijual.

Pemulihan BiayaIslam memperbolehkan menerapkan

konsep pemulihan biaya. Air tidak untukdijual sebab merupakan benda sosial dandimiliki oleh komunitas. Namun peme-rintah, dan penyedia air dapat memper-oleh pemasukan untuk menutup biayapengolahan, dan distribusi serta peng-olahan air limbah.

Pengelolaan Air Berbasis Masya-rakat

Konsep partisipasi komunitas danmembangun kesepakatan telah dikenallama dalam konsep pengelolaan air yangislami. Al Qur'an menegaskan bahwakeputusan harus didasarkan pada kon-sultasi kelompok dan konsensus. AlQur'an menggambarkan orang berimansebagai "mereka yang yang mematuhiseruan Tuhannya dan mendirikan sha-lat, sedang urusan mereka (diputuskan)dengan musyawarah antara mereka ....(Qur'an 42:38). Pengelolaan air meru-pakan kebutuhan utama masyarakat

WAWASAN

22 PercikDesember 2007

Foto: Istimewa

Page 25: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

sehingga partisipasi komunitas dalampengelolaan air merupakan keniscayaan.

Kesetaraan GenderPeran wanita sebagai penyedia

maupun pengguna air dan penjagalingkungan telah disadari. Membawa airdari mata air dan sumur dilakukan olehwanita. Secara historis, sejarah ritualnaik haji diformulasikan mengikuti kisahHajar, istri Nabi Ibrahim. Pencarian airantara Safa dan Marwa telah membuatkedua tempat ini mempunyai arti pentingbagi kaum muslim. Selanjutnya, Zubai-dah, istri Al-Rashid memegang peranpenting dalam membangun kanal di Me-kah selama periode Abbasid. Kanal terse-but kemudian dinamai Ein Zubaidah.

Dalam keluarga Muslim, pembedaanjenis pekerjaan telah dipraktekkan. Priabertanggungjawab mencari nafkah, se-mentara wanita mengambil tanggung-jawab mengelola rumah tangga, men-didik dan membesarkannya. Sebagaihasilnya, wanita muslim berperan besardalam konservasi air. Mereka dapatmenyampaikan pengetahuan, perilaku,dan praktek konservasi air pada anaknya.

Pembangunan AMPL di NegaraIslam

Walaupun disadari bersama bahwapengelolaan air minum, sanitasi dan

lingkungan banyak terkait dengan aspekagama, tetapi sampai saat ini pengaruhagama (termasuk Islam) belum menjadipertimbangan dalam pelaksanaan pem-bangunan air minum dan penyehatanlingkungan maupun keseharian masya-rakat sekalipun.

Di Indonesia sendiri masih menun-jukkan banyak contoh belum diterapkan-nya prinsip AMPL yang Islami. Sebagaiilustrasi, jika kita mengingat kembali jar-gon yang paling sering diulang-ulangterkait kebersihan 'Annazhofatu minal'iman' (kebersihan adalah sebagian dariiman), tetapi dalam kesehariannya kitadapat melihat fakta yang bertolakbelakang. Kita akan sangat sulit melihatimplementasi kata bijak tersebut. Kondisitoilet jauh dari memadai, bahkan toilet diBandara Internasional Soekarno-Hattasekalipun. Selain itu, sudah menjadipemandangan umum ketika sampahdibuang dari dalam mobil ke jalan, tanpapandang bulu jenis mobilnya mulai darikendaraan umum sampai mobil mewahsekalipun.

Walaupun demikian, tetap saja kitadapat menunjukkan contoh yang baik.Emil Salim dalam pengantarnya padabuku Menanam Sebelum Kiamat. Islam,Ekologi dan Gerakan Lingkungan Hidup(2007), menyatakan bahwa AlmarhumKyai Basid, Pemimpin Pondok Pesantren

An Nuqayah di Guluk-Guluk, Sumenep,Madura mendorong santrinya menanampohon sehingga hutan menjadi rindangyang menghasilkan sumber mata air yangmengalir di Pondok Pesantren sebagaisumber air wudhu.

Bagaimana di tempat lain? PrinsipIslam terkait konservasi air telah mulaidipadukan dalam strategi pengelolaankebutuhan air di negara-negara Islam. DiAfganishtan, misalnya, the World HealthOrganisation (WHO) meluncurkan pro-gram pendidikan kesehatan melaluimesjid. Imam mesjid dilatih tentangpraktek kesehatan lingkungan, konser-vasi air, sanitasi yang baik, dan higieni-tas. Setiap shalat Jum'at, imam mesjidakan memasukkan materi AMPL dalamkhutbahnya. Di Yordania, para imammesjid diperkenalkan pada prinsip AMPLmelalui program bersama KementerianSumber Daya Air dan KementerianUrusan Islam.

Di Timur Tengah dan Afrika Utara,pengelola air minum dapat memperolehkembali biaya yang telah dikeluarkanuntuk pengolahan dan distribusi terma-suk pengolahan air limbah. Sementara diIran, perusahaan swasta diperbolehkanmenerapkan biaya sampai setara dengantotal biaya rata-rata penyediaan airminum. Namun, mereka harus jugamenyediakan 25 liter air minum gratisper kapita per hari sebagai kompensasipemenuhan kebutuhan dasar.

Isu Terkait Agenda Tahun SanitasiInternasional

Tahun Sanitasi Internasional (TSI)telah dicanangkan dan salah satusasaran dari TSI adalah meningkatkankepedulian dan komitmen semua pihaksalah satunya melalui advokasi. Di-sadari bahwa materi agama dan budayamerupakan salah satu bahan advokasiyang penting. Untuk itu, perlu diini-siasi kajian tentang keterkaitan agamadan AMPL dengan melibatkan tidakhanya pelaku tetapi juga agamawan.Hasil kajian tersebut dapat menjadibahan advokasi peningkatan kepedu-lian terhadap pembangunan AMPL dimasa depan. OM

WAWASAN

23PercikDesember 2007

Foto: Bowo Leksono

Page 26: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Peraturan Menteri ini dibuat sebagai pelaksanaan dariketentuan beberapa pasal yang tercantum dalamPeraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (disingkatSPAM). Diantaranya pasal 13, 30, 31, 34, 35, dan 36.

Dengan maksud mengatur ketentuan teknis mengenai unitair baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan dan unitpengelolaan, kemudian dibuat dan diatur dalam PeraturanMenteri ini.

Peraturan ini dimaksudkan agar Pemerintah, PemerintahDaerah, penyelenggara, dan para ahli dalam perencanaan,pelaksanaan, dan pengelolaan SPAM untuk mewujudkan pe-ngelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas denganharga terjangkau, mencapai kepentingan yang seimbang antarakonsumen dan penyedia jasa pelayanan, mencapai peningkatanefisiensi dan cakupan pelayanan air minum, serta mendorongupaya gerakan penghematan pemakaian air.

Ruang lingkup pengaturan penyelenggaraan pengembanganSPAM meliputi SPAM dengan jaringan perpipaan yang men-cakup perencanaan pengembangan SPAM, pelaksanaan kon-struksi SPAM, pengelolaan SPAM, pemeliharaan dan rehabili-tasi SPAM, serta pemantauan dan evaluasi SPAM.

Perencanaan pengembangan SPAM disusun mengacu padaKebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM. Dalam peraturanini juga disebutkan mengenai perencanaan pengembanganSPAM yang terdiri dari Rencana Induk Pengembangan SPAM,Studi Kelayakan Pengembangan SPAM, Perencanaan TeknisPengembangan SPAM, dan Keterpaduan dengan Prasarana danSarana Sanitasi.

Adapun yang dimaksud rencana induk pengembanganSPAM adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yangmerupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minumjaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkanproyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagidalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistembeserta dimensi-dimensinya.

Bagi Pemerintah Darah wajib menyusun Kebijakan danStrategi Pengembangan SPAM Daerah yang mengacu padaKebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan SPAM dan per-aturan pemerintah yang berlaku. Kebijakan dan StrategiPengembangan SPAM Daerah antara lain memuat rencanastrategis dan program pengembangan SPAM.

Pengelolaan SPAM dilaksanakan apabila prasarana dansarana SPAM yang telah terbangun siap untuk dioperasikandengan membentuk organisasi penyelenggara SPAM.

Penyelenggara dapat melibatkan peran serta masyarakat dalampengelolaan SPAM, yaitu berupa pemeliharaan, perlindungansumber air baku, penertiban sambungan liar, dan sosialisasidalam penyelenggaraan pengembangan SPAM.

Sementara pengoperasian SPAM melalui jaringan perpipaanbertujuan untuk menjalankan, mengamati dan menghentikanunit-unit agar berjalan secara berkesinambungan pada kese-luruhan dan/atau sebagian unit.

Dalam hal perlindungan sumber air baku dimaksudkanuntuk menjamin ketersediaan kebutuhan air baku yang keber-adaannya diperlukan dan diutamakan bagi pemenuhan airminum rumah tangga. Untuk melaksanakan tanggung jawabnyatersebut, pemerintah memerlukan alat bagi pengaturan penye-

PERATURAN

24 PercikDesember 2007

PPeerraattuurraann MMeenntteerrii PPeekkeerrjjaaaann UUmmuumm NNoommoorr1188//PPRRTT//MM//22000077 tteennttaanngg PPeennyyeelleennggggaarraaaann

PPeennggeemmbbaannggaann SSiisstteemm PPeennyyeeddiiaaaann AAiirr MMiinnuumm

Foto: Bowo Leksono

Page 27: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

lenggaraan sistem penyediaan air mi-num.

Pengaturan sistem penyediaan airminum (yang selanjutnya disingkatSPAM) yang dilakukan pemerintah mem-punyai tujuan untuk menciptakan pe-ngelolaan dan pelayanan air minum yangberkualitas dengan harga yang ter-jangkau. Selain itu pengaturan SPAMdimaksudkan untuk mencapai terjadinyakeseimbangan dalam kepentingan baikantara konsumen dan penyedia jasapelayanan, dan juga untuk mencapai pe-ningkatan baik efisiensi maupun cakupanpelayanan air minum.

KelembagaanPengelolaan SPAM dilaksanakan oleh

penyelenggara berupa BUMN, BUMD,koperasi, badan usaha swasta danmasyarakat, yang khusus bergerak dibidang air minum. Selain itu Pemerintahdan/atau Pemerintah Daerah dapatmembentuk Badan Layanan Umum(BLU)-Unit Pelaksana Teknis Daerah(UPTD) sesuai peraturan yang berlaku.

Koperasi, badan usaha swastadan/atau masyarakat dapat menyeleng-garakan SPAM untuk memenuhi kebu-tuhan sendiri jika wilayahnya belum ter-jangkau pelayanan BUMD/BUMNberdasarkan izin dari Pemerintah atau

Pemerintah Daerah di mana kope-rasi/badan usaha swasta tersebut diben-tuk khusus untuk usaha di bidang penye-diaan SPAM.

Namun dengan mengingat kembalitanggung jawab yang dipegang pemerin-tah dalam penyelenggaraan pengem-bangan SPAM, pemerintah harusmelakukan pembinaan terhadap ko-perasi, dan badan usaha swasta/ma-syarakat tersebut baik dalam hal pembe-rian stándar, pedoman, dan manualmaupun bimbingan, supervisi, konsul-tasi, serta pendidikan dan pelatihan yangdisertai pengawasan dalam penyeleng-garaan pengembangan SPAM. Hal iniberlaku juga terhadap BUMN atauBUMD serta pemerintah daerah.

Dalam hal pemantauan kinerja

penyelenggaraan pengembangan SPAMdilaksanakan baik secara langsungmaupun tidak langsung dalam rangkamendapatkan data dan informasi kondisidan kinerja, baik sistem fisik maupun sis-tem non-fisik dalam waktu tertentu.

Pemerintah (dalam hal ini DirjenCipta Karya) melaksanakan pemantauanpenyelenggaraan pengembangan SPAMyang dilaksanakan BUMN dan/ataupenyelenggara SPAM Nasional lainnya,serta SPAM lintas provinsi. Begitu pulayang dilakukan oleh BUMD Provinsi danBUMD Kabupaten/Kota.

Pemerintah melalui BPP SPAMmelaksanakan pemantauan penyeleng-garaan pengembangan SPAM yang dilak-sanakan oleh penyelenggara di tingkatNasional, Provinsi, maupun Kabu-paten/Kota. Untuk pengaturan di daerahperlu dibuat Peraturan Daerah yangdidasarkan pada ketentuan-ketentuansebagaimana tercantum dalam PeraturanMenteri ini.

Untuk urusan evaluasi, Dirjen CiptaKarya melaksanakan evaluasi laporankinerja penyelenggaraan pengembanganSPAM tingkat nasional dan laporan eva-luasi kinerja penyelenggaraan pengem-bangan SPAM dari pemerintah provinsi.Sistem evaluasi ini berlaku pula padapemerintah provinsi terhadap pemerin-tah kabupaten/kota.

Pengaturan di darahSebagai pedoman pelaksanaan penye-

diaan prasarana dan sarana air minum didaerah perlu dibuat Peraturan Daerahyang didasarkan pada ketentuan-keten-tuan dalam Peraturan Menteri ini.

Namun bila daerah belum mempu-nyai Peraturan Daerah, maka untuksementara pelaksanaan penyediaanprasarana dan sarana air minum di dae-rah diberlakukan ketentuan-ketentuandalam Peraturan Menteri ini.

Pada saat berlakunya PeraturanMenteri ini, maka semua peraturanpelaksanaan yang berkaitan denganpenyelenggaraan pengembangan SPAMdinyatakan tetap berlaku sepanjang tidakbertentangan dengan Peraturan Menteriini. KR Dewi

PERATURAN

25PercikDesember 2007

Pemerintah melaluiBPP SPAM melaksanakan

pemantauan penyelenggaraanpengembangan SPAM yang

dilaksanakan olehpenyelenggara di tingkat

Nasional, Provinsi, maupunKabupaten/Kota.

Foto: Istimewa

Page 28: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

M enurut Anda sebagai publik figur yang pedulipada lingkungan, bagaimana kondisi sanitasi

pada umumnya di Indonesia saat ini?Saya melihat di Jakarta dulu sebagai Ibukota Negara, yang

seharusnya sanitasi sudah tidak menjadi permasalahan pun masihbermasalah, karena banyak yang masih menyepelekan kebutuhandasar masyarakat ini. Mereka masih hanya memikirkan kebutuhanhidup lain yang menurut mereka lebih penting. Mereka berpikirmendingan memenuhi kebutuhan makan dulu daripada mengu-rusi sanitasi padahal mereka tidak bisa lepas dari kebutuhan dasarsanitasi yang memang sangat dibutuhkan.

Sayangnya, banyak juga perumahan yang menomorduakansistem sanitasi saat pembangunan awal. Seharusnya pada saatdeveloper mulai membangun tempat tinggal sudah menyedia-kan sistem sanitasi yang baik. Jadi menurut saya masalah inibelum merata, kebetulan di Jakarta ini yang paling signifikanmasalah sanitasinya karena di sinilah urbanisme terjadi.

Sebenarnya faktor apa saja yang menyebabkan sa-nitasi masih buruk di Indonesia?

Hal pertama yang paling penting adalah faktor U (uang-red)ya karena menurut masyarakat masih banyak akses kebutuhanhidup lain yang lebih gampang daripada sanitasi. Kedua,kesadaran tentang kebutuhan dasar berupa sanitasi masihbelum merata, masih banyak orang yang memanfaatkan sungaiyang kotor untuk kegiatan keseharian mereka dan merasa sehat-sehat saja. Ketiga, akses sanitasi yang diberikan pemerintahatau pemerintah daerah belum mencukupi. Padahal sebenarnyakebutuhan itu merupakan hak warga negara.

Siapa yang seharusnya bertanggung jawab?Saya tidak mau menuding ini tanggung jawab siapa? Apakah

pemerintah daerah atau masyarakat sendiri. Tapi seharusnyasemua harus bersinergi, dimana masyarakat juga harus bertin-dak dan berusaha mendapatkan haknya dan pemerintah juga

harus memberikan kewajib-annya pada warga. Ya kedua-nya harus saling memberi,sesuai tanggung jawabnya.

Siapa yang palingdirugikan dalam halini?

Ya kita semua, masya-rakat, karena kita yang hi-dup di negara ini. Seha-rusnya kita bisa menikmatifasilitas mendasar sebagaihak warga negaraapalagi kitasudah

WAWANCARA

26 PercikDesember 2007

Eksistensi Nugie sebagai seorang penyanyi dengan tema-tema lingkungandiakui hingga saat ini. Adik kandung penyanyi Katon Bagaskara ini

menjalankan profesi sekaligus berkampanye sebagai wujudkepeduliannya pada kondisi lingkungan. Terakhir, suami Shinta Dewi ini

mengeluarkan single terbarunya bertajuk "Dunia Berbagilah" yangdinyanyikan secara keroyokan penyanyi top Indonesia dan menjadi lagu

tema Konferensi Iklim UNFCC, Desember 2007 di Bali.Pantas bila artis yang khas dengan kacamatanya ini kerap

didaulat menjadi duta lingkungan. Di tempat tongkrongannya, di Sektor 4 Bintaro, Jakarta Selatan,

kepada wartawan Percik, penyanyi yang mempunyai nama asli AgustinusGusti Nugroho bicara tentang sanitasi. Berikut cuplikannya.

NugieBicara Sanitasi

Foto: Bowo Leksono

Page 29: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

membayar pajak dan yang saya takutkanini akan menjadi masalah yang biasa saja.

Menurut Anda, apa Pemerintah su-dah peduli dengan masalah sanitasi?

Sebenarnya dengan dibangunnya fa-silitas sanitasi dan pelaksanaan programyang berhubungan dengan bidang itu ar-tinya ada kepedulian dari pemerintahtentunya. Tapi ya itu, saya tidak tahu te-tap ada kendala yang saya tidak tahumusti dimulai dari mana dalam memper-baiki itu semua. Pelayanan pada masya-rakat bagaimana pun musti diutamakan.

Apa yang Anda lakukan dengankondisi ini?

Saya lebih senang mencari akarmasalah dari bawah, dari masyarakatsendiri terutama dari diri kita sendiridengan cara memperlakukan lingkungandengan lebih bijaksana. Jadi ya saya rasamemulainya dari diri kita sendiri untukkemudian berbagi dengan orang lain. Ba-nyak juga yang dilakukan beberapa per-usahaan yang saya cukup salut denganprogram-program lingkungannya, lepasdari ini sebagai salah satu strategi dagang.Buat saya kenapa tidak, bila itu memung-kinkan untuk dilakukan. Intinya daripa-da berdiam diri, lebih baik kita bergerakmasing-masing sesuai kemampuan.

Ditingkatan keluarga Anda sendiri,memulainya dari mana?

Ya saya melakukannya dengan me-mulai pembuatan lubang-lubang bioporiterutama di bagian-bagian talang air dansudah sejak 2005. Disamping itu untukmengatasi kelebihan sekaligus kelang-kaan air bersih, juga sebagai penanganansistem sanitasi di tingkat keluarga,terutama yang berada di kota-kota besarseperti Jakarta ini. Dan sistem lubang-lubang biopori ini juga berusaha sayasebar luaskan diberbagai kesempatan.

Apa yang dilakukan Anda ituberpengaruh?

Saya yakin nanti akan berpengaruh.Mungkin belum dirasakan sekarang, tapisekian tahun ke depan apalagi dengansemakin nyata adanya perubahan iklim.

Pemenuhan akses terhadap sa-nitasi dasar adalah masuk dalamtujuan MDGs. Menurut Anda apa-kah akses itu akan dapat terpenuhidi tahun 2015?

Saya optimis, karena makin lamaorang makin menyadari kebutuhan da-sarnya. Banyak pihak, termasuk masya-rakat yang terpencil pun saat ini sudahmulai menyuarakan bagaimana meles-tarikan lingkungan. Di sini ada gerakanyang muncul dan saya melihatnya sangatpositif artinya karena suatu kebutuhan.

Apakah kampanye yang Andalakukan melalui musik cukup efek-tif?

Sejak saya mengeluarkan album per-tama di tahun 1994 dengan lagu-lagu ber-tema lingkungan, menurut saya kondisisekarang sudah semakin kondusif untukberbicara masalah lingkungan ketimbangsepuluh tahun silam. Jadi sudah ada per-ubahan dari masyarakat sendiri dan iniindikasi kebutuhan masyarakat untukmenyelamatkan lingkungannya.

Pengalaman menarik apa yangAnda temui sehubungan denganmasalah sanitasi di Indonesia?

Masyarakat kita di berbagai pelosokdaerah banyak mengandalkan kehidup-

annya kepada sungai dan sungai itu di-manfaatkan mereka semaksimal mung-kin, untuk mandi, mencuci, juga mem-buang air besar. Ini jelas mempengaruhikualitas air sungai itu sendiri. Apa yangpernah saya lihat dan saya datangisendiri, masyarakat yang pernah sayasinggahi atau sekedar saya lewati danmereka hidupnya menggantungkan padasungai, terlihat santai dan menikmatihidupnya. Bagi mereka seperti tidak per-nah berpikir bahwa sungai itu perlu dija-ga dari kebersihannya.

Walaupun sudah kerap kali ada penyu-luhan atau peringatan, karena kebutuhanhidup untuk itu dengan kesadaran yangmasih kurang, rasanya sungai-sungai kitaterus dalam ancaman yang syarat dengankontaminasi di dalamnya.

Apa ada lagu Anda yang ber-bicara soal sungai?

Ya ada. Judulnya "Cerita Ayah". Sayabanyak mendengar cerita tentangperairan air tawar di Indonesia darialmarhum ayah saya yang seorang TNI.Beliau dulu kerap dikirim ke berbagaipelosok tanah air. Kemudian ternyata,apa yang saya saksikan sekarang ini takditemukan lagi keindahan-keindahanseperti yang ayah saya ceritakan itu. Darisitulah inspirasinya. Bowo Leksono

27PercikDesember 2007

Foto: Istimewa

Page 30: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Saat ini, walaupun belum sempur-na, tak hanya warga KotaSurabaya yang bisa menikmati

kenyamanan dan keindahan IbukotaProvinsi Jawa Timur itu. Namun wargadari luar daerah yang berkunjung keSurabaya pun bisa turut merasakan.

Hampir di semua ruas jalan padabagian tengah atau pinggir disulap men-jadi taman kota yang sedap dipandangdan sedikit pula sampah yang bisa dite-mukan di jalanan. Sungai yang banyakmelintas kota ini pun mulai ditata bersih.

Keberhasilan Kota Surabaya dalammenata lingkungannya berkat kerja kerasperempuan bernama Tri Rismahariniyang menjabat sebagai Kepala DinasKebersihan dan Pertamanan.

Tentu dengan dukungan seluruh stafdan kesadaran warga. Bahkan sudahtidak ada komentar miring lagi dari peja-bat di lingkungan pemerintahan kotayang selama ini tidak sepakat dengangaya kepemimpinan Rismaharini.

"Kuncinya adalah ngewongke(memanusiakan-red) warga. Bagaimanacara kita dalam melakukan pendekatanpada warga dengan berbagai karakteris-tik," kata Risma, sapaan akrabRismaharini dengan logat Surabaya yangkhas.

Bagi Risma, membuat kota menjadibersih dan hijau adalah persoalan budayamasyarakatnya. "Tidak mudah memang,apalagi Surabaya dihuni warga denganberbagai kultur yang heterogen yangpenting jangan dipaksa," ujar ibu duaanak yang menjabat kepala dinas sejak 25November 2005.

Sempat menolakSebelumnya, Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Surabaya adalah dinasyang terpisah. Orang yang pertamaditawari oleh Walikota Surabaya sejakpenggabungan kedua dinas ini adalahRismaharini. Namun dia tidak langsungmenerima.

"Saya sempat menolak. Selama duabulan saya terus dikejar untuk menyang-gupi menduduki jabatan yang bagi sayasangat berat itu," tutur kepala dinas yang

sebelumnya menjabat kepala bagianpenelitian dan pengembangan itu.

Karena terus didesak, Risma punmenerima dengan tiga persyaratan. Saatmenjabat, tidak boleh ada unsur politikyang mencampuri, boleh membawa satustaf yang berkualitas dari kantorsebelumnya, dan semua kebijakannyakelak dikabulkan.

Pertama menjabat sebagai kepaladinas, Risma bekerja dengan berpedo-man pada peraturan daerah yang

TAMU KITA

Tri Rismaharini

Ciptakan Surabaya Bersihdan Hijau

28 PercikDesember 2007

Foto: Bowo Leksono

Page 31: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

berlaku. "Jabatan apapun di negeri inidalam penerapannya sudah mempunyailandasan, tapi kerap diabaikan bahkandikesampingkan oleh pelaku kebijakan,"ungkap perempuan kelahiran Kediri, 20November 1961.

Gerakan moral dan menggandengswasta

Penerapan pola kerja Risma dengantindakan nyata untuk memberi teladanwarga ditiru seluruh staf di jajaran dinasyang dipimpinnya. Tidak segan-segan ibudua anak ini turun ke jalan mengambilsampah yang ada di ruas jalan.

"Seperti sudah diduga, awal menjabatkepala dinas ini perlu pengorbanan berat.Setiap hari saya harus berkeliling sepan-jang 80 hingga 90 kilometer untuk meng-awasi kebersihan kota. Kalau perlu sayaakan mendorong sendiri gerobak sam-pahnya," tegas Risma.

Dalam tempo yang relatif cepat, pem-berdayaan warga untuk menyadari akanarti penting kebersihan lingkungan men-jadi gerakan moral. Banyak kelurahanyang berlomba-lomba mempercantik dirimendukung kebersihan kota. Ribuankader kebersihan dan kesehatan punlahir.

Tak hanya pendekatan kepada warga,Risma pun menggandeng swasta dalammengelola kebersihan dan taman kota.Sekitar 30 persen pekerjaan dinasnyadiserahkan swasta melalui lelang resmi."Saya berpikir, tidak mungkin terus-terusan menggerogoti uang APBD," kataRisma. Ini salah satu kebijakan yangtidak boleh ditentang atasannya.

Hasilnya? Sejak empat bulan Rismamenjabat kepala dinas mulai terasa.Sampai saat ini, volume sampah KotaSurabaya yang tadinya mencapai 50 ribumeter kubik tinggal 15 ribu meter kubikkarena sebagian besar sampah dikelolasendiri warga melalui pengomposan.Dibanyak sudut kota dibangun taman,penerangan jalan umum, dan mem-fungsikan kembali ruang-ruang publik.

Risma pun konsisten menerapkanaturan dengan melaporkan warga yangkedapatan membuang sampah sem-barangan. Setiap hari digelar operasi

yustisi kebersihan dan dua pekan sekalidigelar sidang bagi pelanggar peraturandengan hukuman denda dan dia hendakmenerapkan hukuman moral berupamenyapu jalan selama tujuh hari. "Sayapernah melaporkan pada polisi seorangpengusaha yang menebang pohon sem-barangan di depan rumahnya,"kenangnya.

Sistem komputerisasiRisma adalah pegawai negeri sipil

yang dinilai kontroversial. Saat menjabatkepala bagian bina bangungan, ia mene-rapkan sistem pengadaan barang dan jasadengan electronic procument service (E-Proc). Sistem berbasis internet ini untukmempermudah sekaligus menjamintransparansi lelang pengadaan barang danjasa pemerintah kota.

Bagi pejabat yang merasa ladang

korupsinya ditutup, tindakan Risma inimerupakan ancaman bagi mereka.Sampai pada akhirnya Risma dimutasisebagai kepala bagian penelitian danpengembangan. Padahal saat itu, karyaRisma ini hendak ditengok WakilPresiden Jusuf Kalla.

Sistem transparansi lewat teknologijuga diterapkan di lingkungan kerjanyasaat ini. Setiap hari Risma bisa me-ngontrol kegiatan kedinasan terutamayang berada di TPA (tempat pembuanganakhir) Benowo lewat monitor televisi diruang kerjanya.

Dengan sistem komputerisasai, kataRisma, karyawan yang malas akanterkontrol dan mereka langsung dike-nakan sanksi berupa denda bahkan bisadipecat dari pekerjaannya. "Banyakorang yang takut penerapan teknologidikira sangat mahal, padahal tidak.Mereka tidak melihat nilai efektifitas-nya," ungkapnya seraya menyebutkanteknologi yang dipergunakan cumamenghabiskan Rp 50 juta.

Risma berani menjamin, saat ini KotaSurabaya paling bagus diantara daerahlain. "Kami yakin karena sudah terbuktivolume sampah di kota ini turun berkatkesadaran warga dan sistem yang di-terapkan," tuturnya mengakhiri. Bowo

Leksono

TAMU KITA

08 PercikDesember 2007 17Percik

Desember 2007

Banyak kelurahanyang berlomba-lomba

mempercantik dirimendukung kebersihan

kota. Ribuan kaderkebersihan dan

kesehatan pun lahir.

Foto: Bowo Leksono

Page 32: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Sosialisasi capaian MDGs(Millennium Development Goals)pada tahun 2015 dikalangan

pemerintah daerah dan kota di Indonesiatampaknya masih sangat kurang. Banyakdaerah yang masih belum memahamiserta jauh dari capaian itu.

Namun Pemerintah Kota (Pemkot)Blitar sudah mendahului dengan mem-buat gebrakan berupa Deklarasi Blitar.Deklarasi yang merupakan komitmenantara pemerintah dengan masyarakatuntuk bersama-sama memerangikemiskinan. Dan salah satu isi darideklarasi tersebut adalah pemenuhan

kebutuhan sanitasi dasar."Kebijakan Pemerintah Kota Blitar

terhadap sanitasi dasar ini merupakankomitmen yang mengacu terhadapMDGs," ungkap Wakil Walikota BlitarIr. Endro Hermono, MBA, saat ditemuiPercik di ruang kerjanya, beberapawaktu silam.

Deklarasi ini, kata Endro, juga seba-gai peringatan terhadap PemerintahPusat dan pemerintah kota maupun dae-rah lain. "Sebelum menelorkan deklarasi,kami sudah melakukan pembangunanyang berbasis masyarakat terlebih dulu,"ujarnya.

Program pembangunan Kota Blitaryang melibatkan partisipasi masyarakatdalam kebutuhan sanitasi dasar meliputibidang pengolahan sampah dan sanitasiberbasis masyarakat.

Ipesatu (instalasi pengolahan sam-pah terpadu)

Keterbatasan lahan TPA (tempatpembuangan akhir) untuk sampah diseluruh Kota Blitar mendorong pemerin-tahnya mengambil keputusan cukuppenting. Tahun 2004, Pemkot Blitarberusaha mengubah pandangan lamatentang penanganan sampah darikumpul-angkut-buang menjadi kumpul-angkut-kelola.

Dan arti TPA pun berubah menjadi"tempat pengolahan akhir" melalui pro-ses Ipesatu (instalasi pengolahan sampahterpadu). Satu masalah berupa keter-batasan lahan TPA bisa teratasi.

Konsep yang digunakan dalam TPAtersebut sekarang berusaha mengelolasampah agar volume sampah yang harusdibuang dapat berkurang. Ipesatu men-coba menerapkan prinsip 3R (reduce,reuse, recyle) dalam pelaksanaannya.Oleh karena itu Ipesatu menerapkan sis-tem pengomposan dan pembakarandalam pengolahan sampahnya.

Sapto Triyono dari Dinas LingkunganHidup Kota Blitar memaparkan rata-ratavolume sampah yang masuk Ipesatu perharinya mencapai 307 meter kubik."Sampah yang terangkut ini sudah men-capai 67 persen," katanya.

Sampah tersebut, kata Sapto, diolahterlebih dahulu dalam mekanisme pemi-lahan. "Pemilahan dilakukan secara ma-nual dan juga mekanis. Setelah diturunkandari truk, sampah dipilah berdasarkan

REPORTASE

Kota Blitar

MENGOLAH SAMPAHSAMPAI TUNTAS

30 PercikDesember 2007

Gerbang tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Blitar. Foto: Bowo Leksono.

Page 33: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

kemungkinan sifatnya yang bisa terbakaratau tidak," ungkapnya.

Untuk sampah yang bisa terbakardipisahkan sendiri untuk kemudiandimasukkan ke tungku pembakaran.Sampah tersebut dipisahkan secara ma-nual untuk kemudian ditempatkan diatas conveyor belt (ban berjalan) yangakan membawanya langsung ke ruangpembakaran.

Sampah sisa yang tidak masuk dalamkategori untuk dibakar kemudian secaramanual dimasukkan ke rotary screener(sebuah tangki berputar dengan dindingdari jaring-jaring kawat). Sampah berupaserpihan daun dan ranting kecil ataumateri organik lainnya akan terpisah danturun secara grafitasi dengan putaran-putaran rotary screener tersebut. Bagiansampah ini kemudian akan ditempatkanke atas conveyor belt yang akan mem-bawanya ke bak pengomposan.

Sisa sampah yang keluar dari rotaryscreener berupa sampah kasar namunmasih mengandung materi organik disamping non-organik seperti plastik. Sisasampah tadi keluar melalui conveyor beltyang diarahkan ke mesin pencacah.

Mesin tersebut akan memotongmateri organik yang masih kasar menjadiserpihan yang kecil untuk mempercepatproses komposting ditahap selanjutnya.Sampah dari mesin pencacah langsungdibawa ke bak komposting dengan con-veyor belt.

Saat sampah dari rotary screener tadiberjalan di atas conveyor dilakukanpemilahan secara manual sebelum sam-pah mencapai mesin pencacah. Padatahap tersebut sampah-sampah plastikdan materi non-organik lainnya dike-luarkan dari atas conveyor belt.

Sapto mengungkapkan, hingga saatini sampah dari pemilahan tersebutmasih belum diolah namun PemkotBlitar dalam pelaksanaan pembangunanfasilitas pelengkap Ipesatu lainnya akanmulai mengolah sampah berupa plastiktadi.

"Dengan fasilitas tambahan tersebutrencananya Ipesatu akan mengolah sam-pah plastik untuk dijadikan biji plastik.Dengan demikian akan semakin sedikit

beban sampah yang tidak dapat diolahdan harus dibuang," tutur Sapto.

Beban pemerintah akan semakinringan bila warga pun mengolah sampahskala rumah tangga. Di Kota Blitar sudahada sekitar 60 rumah tangga yang me-ngelola sampah menjadi kompos secarasederhana. Sebelum pengomposan,warga melakukan pemilahan antara sam-pah organik dan anorganik. Sampahorganik inilah yang akan dibuat komposuntuk kebutuhan pupuk tanaman rumahtangga.

Pemkot Blitar menyerahkan sepenuh-nya investasi peralatan dan pengelolaanIpesatu kepada pihak swasta yaitu CV.Abadi Jaya dengan masa kontrak selama20 tahun. Namun Pemkot Blitar tetapmelakukan pengawasan administrasi danoperasionalnya terhadap pihak pengelo-la.

"Untuk pengangkutan sampah dariTPS (tempat pembuangan sementara) keIpesatu tetap dikelola pemkot melaluiDinas Lingkungan Hidup Kota Blitar.Sedangkan dari sumbernya pemkotmemberdayakan masyarakat untukmelakukan pengangkutan sampah darirumah-rumah warga ke TPS," tuturSapto.

Sarana pengangkut seperti gerobak

serta tenaga pengangkut dikelola wargaRT dan RW. Iuran ditentukan wargasendiri untuk kemudian digunakan seba-gai upah tenaga pengangkut. Setiap hari,Dinas Lingkungan Hidup mengopera-sikan dua truk dan dua unit uproll. Setiaphari dua kali kedua truk itu beroperasidan tujuh hingga delapan kali rotasimobil uproll.

Pengelolaan sampah di Ipesatu masihdalam tahap awal sehingga masih banyakkekurangan di TPA tersebut. Ipesatumasih terlihat minimalis dimana pe-ngelolaan terkesan hanya mengutamakanjalannya pengoperasian Ipesatu. Peng-olahan masih belum terlihat rapi danbersih.

Selain itu, pemilahan sampah masihbelum memenuhi kondisi seharusnya.Masih terlihat sampah plastik di con-veyor belt menuju tungku pembakaran dimana seharusnya plastik tidak bolehdibakar. Apalagi jika pembakarannya ti-dak sempurna.

Tapi paling tidak, Kota Blitar dengansadar telah satu langkah lebih maju di-banding daerah lain untuk bersama-samawarganya menyelesaikan masalah yangseperti tidak kunjung selesai. Mengolahsampah secara tuntas! Bowo Leksonodan Afif Nu'man

REPORTASE

31PercikDesember 2007

Kawasan Ipesatu di TPA Kota Blitar. Foto: Bowo Leksono.

Page 34: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Suatu ketika, Hillary Clinton datang ke Indonesia. Iaberkunjung ke sebuah sekolah dasar, dengan sambutanyang sangat meriah tentunya. Apa yang pertama kali istri

Presiden AS Bill Clinton itu datangi?Seusai penyambutan, ia tak langsung duduk di kursi yang

telah tersedia. Namun, berjalan menuju toilet sekolah. Dan,begitulah kondisi toilet umum (public toilet) di Indonesia, kotorkarena tak terawat dengan baik.

Apakah, saat itu, tindakan Ibu Negara AS adalah sesuatuyang aneh? Sehingga membuat sebagian pejabat di Indonesiamalu karena memiliki toilet umum yang terabaikan. Ini soalkenyamanan yang merupakan bagian penting dalam hidupmanusia sehari-hari.

Nasib toilet umum di IndonesiaSudah menjadi budaya Indonesia, bahwa toilet terletak di

bagian belakang sehingga dianggap tidak penting. Bahkan,hanya membicarakannya pun dianggap tabu. Apakah dengandemikian orang mudah tidak peduli dengan tempat untukmemenuhi salah satu kebutuhan biologisnya?

Selain di sekolah, kondisi toilet umum yang mengenaskanadalah di pasar, terminal, di tempat hiburan, atau di tempat-tempat umum lainnya. Bahkan tidak sedikit toilet di tempat-tempat ibadah yang jauh dari nyaman. Kondisi toilet umumyang memprihatinkan ini bukan hanya karena pengelolanya tapijuga pemakainya yang tidak menyadari bahwa toilet umumadalah milik bersama dan perlu saling menjaga.

Bagaimana semestinya toilet umum yang standar? AsosiasiToilet Indonesia (ATI), salah satu lembaga yang peduli terhadapkondisi toilet umum, memberikan definisi bahwa toilet umumadalah sebuah ruangan yang dirancang khusus lengkap dengankloset, persediaan air dan perlengkapan lain yang bersih, amandan higienis, dimana masyarakat dapat membuang hajat sertamemenuhi kebutuhan fisik, sosial dan psikologis lainnya.

"Kenyamanan dan sustainability toilet tergantung dari di-sain, manajemen operasional dan penggunanya," tutur SekjenATI Ir Enny Herawaty kepada Percik. Pada zaman modern ini,lanjutnya, tuntutan kenyamanan dan higinitas sangat diuta-makan sehingga toilet umum memegang peranan penting dalampenentuan kesehatan manusia.

Toilet umum yang kotor tak hanya membuat orang seganmemakainya tapi juga akan menjadi sarang dari bermacamsumber penyakit. "Makin nyaman kondisi toilet, makin banyakorang yang memakainya, sehingga makin sehat masyarakat-nya," ungkap Enny.

Standar toilet umumSebagai sebuah kebutuhan hidup, membangun toilet pun

perlu memperhatikan rancangan bangunan dari sisi interior daneksterior agar pengguna mendapatkan kenyamanan dan sedapdipandang mata.

Menurut Enny, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikandalam membuat sebuah toilet umum. "Secara umum banyak halyang tercakup di dalamnya seperti kultur, perilaku masyarakat,kondisi lingkungan, kesehatan, sosial, serta teknologi," ujarnya.

ATI merancang standar ukuran toilet umum yaitu luas mi-nimal satu toilet adalah 90 cm x 150 cm sehingga minimal duaorang bisa masuk secara bersamaan. Jarak minimal antara WCdengan pintu adalah 80 cm. Ruang bebas minimal untuk lebarsatu wastafel 80 cm. Serta urinoir dipasang dengan ketinggian43,80 cm dari lantai bagi orang dewasa.

Untuk anak-anak sebaiknya menggunakan urinoir yangsampai lantai. Satu urinoir memerlukan ruang dengan lebar 80cm. lebar dinding pemisah untuk urinoir 45 cm dengan keting-gian 105 cm.

Perlu diperhatikan pula bagi penyandang cacat. Untuk anak-anak, ketinggian dudukan WC 25 cm dan orang dewasa setinggi45 cm. sementara yang tak boleh dilupakan dalam sebuah toiletadalah daun pintu yang membuka keluar dan penerangan yangoptimal sebesar 100-200 lumen.

Dengan kondisi toilet yang bersih menyebabkan kualitashidup lebih baik sehingga mengangkat derajat bangsa di matadunia dengan toilet umum yang baik, bersih serta sehat. BW

INSPIRASI

32 PercikDesember 2007

Menciptakan Toilet Umumyang Nyaman

Foto: Bowo Leksono

Page 35: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Jangan pernah merasa bingungdengan sampah kertas yang Andaatau kantor Anda hasilkan setiap

hari. Apalagi Anda merasa sayang bilaberkilogram kertas dibuang percuma.

Ada tempat yang siap menampungkertas-kertas bekas untuk diolah kembalimenjadi barang berharga. Ke-dai Daur Ulang, demikian na-ma tempat pemanfaatan ker-tas-kertas bekas menjadi ba-rang-barang yang dapat di-pakai kembali. Terletak di JalanMampang Prapatan XI No. 3A,RT 007/01, Kelurahan TegalParang, Kecamatan MampangPrapatan, Jakarta Selatan.

"Saya bicara daur ulang se-jak 1983, namun banyak orangyang nggak mengerti, apalagipeduli," tutur Nursalam, pemi-lik Kedai Daur Ulang padaPercik. Saat itu, Salam, pang-gilan Nursalam, aktif di LSM WahanaLingkungan Hidup Indonesia (Walhi).

Awal mendaur ulangSalam mendapatkan informasi dan

pengetahuan daur ulang sampah ketikamenjadi anggota buletin pengelolaansampah sedunia (International WasteManagement) yang terbit bulanan danberpusat di Banglades.

Selama satu tahun, Salam terus men-coba mendaur ulang kertas. Percobaanitu pun sempat berhenti. Motivasi me-ngelola sampah kertas kembali ada ketikaia melihat kertas hasil daur ulang yangdiimpor di sebuah toko.

"Sekarang, kualitas kertas daur ulangyang saya buat, berani berdampingandengan produk dari luar negeri," katabapak dua anak membandingkan kertasdaur ulang produksinya dengan hasilimpor.

Membuka Kedai Daur UlangMemulai sejak 1996. Salam membuka

sebuah kedai dengan bangunan mungil disamping rumah tinggalnya. Bangunanyang sengaja dibiarkan terlihat batubatanya digunakan untuk showroom.Sementara di pekarangan dipergunakan

untuk workshop.Setahun kemudian, 1997, Salam tidak

lagi aktif di Walhi dan lebih berkonsen-trasi pada kedainya. "Kedai ini menjaditumpuan hidup keluarga saya," tutur lela-ki berusia 44 tahun ini. Dalam satu bulan,omset kedai Salam mencapai Rp 3 hinggaRp 4 juta dengan mempekerjakan limakaryawan.

Kedai milik Salam tidak hanya di-jadikan tempat mencari keuntungansemata. Tapi juga untuk pelatihan dandiskusi bagi siapa saja yang ingin danmau belajar kompos dan daur ulang, ter-masuk warga di sekitar RT-nya. Tokohlingkungan di Jakarta yang turut menim-ba pengalaman daur ulang pada Salamadalah Ibu Bambang dan Ibu Endang,guru SMAN 34 Jakarta. "Di kedai ini,saya melakukan bisnis untuk menunjangadvokasi masyarakat dalam meman-faatkan sampah," ungkap Salam yangjuga menjabat sebagai sekretaris RT.

Produk yang dihasilkan Kedai DaurUlang seperti berbagai jenis kotak yangbisa digunakan untuk tempat alat tuliskantor (ATK), kotak tisu, buku catatan,pigura, album foto, dan beberapa lainnya.Untuk urusan pemasaran, disamping ter-dapat di took-toko buku Jakarta dan seki-

tarnya, juga sudah menjelajah hinggaluar Pulau Jawa seperti Sumatera,Kalimantan, dan Sulawesi.

Tetap bertahanTidak banyak orang atau lemba-

ga yang bisa bertahan dalam mem-buat daur ulang kertas bekas.Apalagi sampai untuk bertahanhidup. "Saya mempunyai misi inginsupaya lingkungan menjadi bersihdengan cara mengolah barang-barang yang ramah lingkungan,"tutur Salam yang dalam sepekanmembutuhkan bahan baku kertashingga 100 kilogram.

Menurut Salam, seluruh jenis kertasdapat menjadi bahan baku daur ulang,kecuali kertas pembungkus bahan kimiaberbahaya karena khawatir terkontami-nasi. Proses daur ulang yang kamilakukan dengan tangan terbuka dan samasekali tidak menggunakan bahan kimiakarena itu dibutuhkan barang-barangyang ramah lingkungan," katanya.

Salam mengungkapkan kendala yangdihadapi adalah masalah desain. "Belumada yang khusus membuat desain produkbarang-barang daur ulang dan biasanyapelanggan membawa contoh desainsendiri," ujar lelaki asli Betawi ini.

Selama lebih dari 10 tahun, kedai Sa-lam tidak pernah mendapatkan dana darimanapun, kecuali bantuan bahan bakukertas bekas dari kantor-kantor di Ja-karta. Biasanya dengan kompensasi men-dapatkan hasil kertas daur ulang. Kapan gi-liran kantor Anda mengirimkan kertas-ker-tas bekas ke Kedai Daur Ulang?! BW

CERMIN

Kedai Daur Ulang NursalamBertahan di Tengah Kota Jakarta

33PercikDesember 2007

Foto: Bowo Leksono.

Page 36: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi perja-lanan program sanitasi massal berbasiskan masyarakat,seperti Total Sanitation Campaign (TSC). Sentra pro-

duksi (production centre) atau sanitary mart adalah salah satudiantara beberapa faktor untuk mendukung implementasi pro-ram sanitasi berbasiskan masyarakat. Di sentra produksi atausanitary mart kita bisa memproduksi dan menjual bagian-bagian dari WC seperti kloset, lantai WC yang murah (low-cost)atau alat-alat kesehatan seperti sabun, sikat gigi, dan lain-lain.

Di Desa Taekas, Kecamatan Miomaffo Timur, KabupatenTimor Tengah Utara (TTU), sentra produksi sanitasi yang dibu-at direncanakan untuk mendukung kegiatan TSC yang dilak-sanakan oleh masyarakat bersama Plan Indonesia, ProgramUnit Kefamenanu dan juga untuk mendukung TSC di beberapadesa sekitarnya. Pada sentra produksi ini diproduksi dua bagiantoilet, yaitu ring pit (berfungsi sebagai pembuangan faeces) danpit cover (berfungsi sebagai lantai sekaligus tutup ring pit).

Pada implementasinya, proses produksi pembuatan ring pitdan pit cover tidak mengahadapi kendala berarti. Kalaupun adamasalah, hanya mengenai campuran material atau bahan bakuseperti campuran semen, kerikil dan pasir, tapi secara keselu-ruhan tidak begitu berpengaruh pada proses produksi. Masalahjustru muncul ketika proses distribusi produk dari sentra pro-duksi ke pengguna di level rumah tangga, baik untuk di DesaTaekas sendiri maupun untuk desa sekitarnya.

Masalah utama pada saat proses distribusi ini adalah beratproduk terlalu berat sehingga tidak bisa di bawa oleh satu ataudua orang, transportasi manual menggunakan gerobak yangbiasa digunakan oleh masyarakat untuk mengantar berbagaibarang dalam jumlah agak banyak, tidak efektif untuk digu-nakan. Hal ini disebabkan kontur di daerah tersebut yangberbukit dan infrastruktur yang belum mendukung, sepertijalan yang berbatu. Transportasi produk menggunakan mobilatau motor bisa dilakukan, akan tetapi memakan biaya yangcukup mahal untuk ukuran rumah tangga.

Masalah-masalah ini mengakibatkan menumpuknya ringpit dan pit cover di sentra produksi. Secara sederhana hal initerjadi sebagai akibat lancarnya proses produksi tapi proses dis-tribusi tidak berjalan dengan baik. Hal ini bisa kita lihat padaskema proses di bawah ini.

Menghadapi masalah seperti ini, masyarakat mulai meng-ganti strategi impelementasi untuk meminimalisir terjadinyamasalah-masalah tersebut. Proses pembuatan ring pit dan coverpit dipindahkan dan dilakukan secara desentralisasi dan secaraberpindah (mobile) di skala rumah tangga.

Sebenarnya hal ini juga memiliki beberapa tantangan padaproses distribusi, terutama distribusi bahan baku atau materialseperti semen, pasir dan batu pecah ke rumah lokasi pembuatanWC. Akan tetapi hal ini lebih dapat diterima oleh masyarakatDesa Taekas, karena bahan baku ini lebih mudah untuk dapat

SEPUTAR PLAN

34 PercikDesember 2007

PUSAT PRODUKSISANITASI

DI DESA TAEKASSentra produksi (Production centre) Produk Distribusi

dalam desa

Distribusi antar desa

Internal distribution/user

Produk digunakan oleh pengguna di skala rumah tangga

Skema 1. Proses sentra produksi sanitasi di Desa Taekasyang tidak berjalan baik

Foto: Tim Plan

Page 37: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

dilakukan oleh satu-dua orangmeskipun harus dilakukan beberapakali. Hal ini menyebabkan konsep sen-tra produksi menjadi tidak tercapaiterutama sebagai faktor utama untukmendukung program TSC.

Lesson learntBelajar dari pengalaman dari sentra

produksi yang lama ini, Plan mencobauntuk mengidentifikasi sumber dayalokal, baik manusia maupun material,yang memungkinkan untuk membuatsentra produksi kembali yang lebih dite-rima oleh masyarakat dan akan menjadidasar untuk dikembangkan menjadi sa-nitary mart kelak.

Hal ini mengakibatkan perubahanstrategi dalam mengimplementasikansentra produksi. Sentra produksi hanyamembuat bagian-bagian WC yang berat-nya tidak terlalu berat, yang bisa dibawaoleh satu atau dua orang, sehingga tidakterjadi lagi kendala dalam proses dis-tribusi. Berangkat dari prinsip ini makadipilihlah kloset untuk diproduksi di sen-tra produksi.

Ada seorang warga desa yang berna-

ma Michael Kolo, yang mempunyaikemampuan untuk membuat klosetsemen dan memiliki cetakan untuk mem-buat kloset. Pada tahun 2001, ia pernahdilatih pemerintah daerah untuk pembu-atan kloset ini. Akan tetapi setelah prosespelatihan ini ia tidak terlalu mengimple-mentasikannya.

Kemudian sekali dua kali saja ialakukan produksi kloset murah sebagaiusaha sampingan dan untuk mengisiwaktu ketika ada permintaan, karena

waktu itu pekerjaan utamanya adalahsebagai tukang bangunan. Jadi produksikloset murahnya berkisar antara 1-20unit kloset per bulan.

Pada awal tahun 2006, Plan mem-bantu Michael meningkatkan kualitasdan kuantitas produksi klosetnya dandisaat yang sama menghubungkannyadengan pasar. Masyarakat desa dam-pingan Plan di Kabupaten TTU yang akanmelaksanakan program TSC dihubung-kan dengan sentra produksi Michaeluntuk pembelian kloset murahnya. Selainitu Michael juga mulai membuat iklandari mulut ke mulut tentang sentra pro-duksinya.

Permintaan akan kloset murahnyamulai meningkat bertahap hingga men-capai 50-100 unit kloset per bulan. Halini juga membuat Plan mulai memban-tunya mencari cetakan kloset untukmembantu meningkatkan kapasitas pro-duksinya. Michael juga mulai mempeker-jakan pemuda-pemuda desanya yangbelum memiliki pekerjaan di sentra pro-duksinya secara paruh waktu.

Pada saat pelaksanaan JamborePramuka NTT pada tahun 2007 yang di-selenggarakan di Kefamenanu, Kabu-paten TTU, 150 klosetnya dipesan untukdi gunakan di WC di lokasi jambore.Sekarang Michael sudah merencanakanuntuk mengembangkan sentra produk-sinya untuk memproduksi keperluansanitasi masyarakat lainnya seperti sabunmurah.

SEPUTAR PLAN

35PercikDesember 2007

Sentra Produksi Produk

Distribusi produk internal desa sendiri/user

Distribusi produk antar desa

Distribusi internal desa/user

Pemasangan produk di rumah tangga atau lokasi lain

Distribusi produk ke toko/supplier User/pengguna

Skema 2.Proses sentra produksi sanitasi di Desa Taekas yang berjalan baik

Foto: Tim Plan

Page 38: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Data yang akurat adalah kunci untuk membuat kajianpasar sanitasi, yang menjadi pilar dalam penyusunanStrategi Sanitasi Kota yang realistik. Ketersediaan

pelayanan sanitasi di enam kota masih rendah, sementara kebu-tuhan akan pelayanan yang tinggi, tapi permintaannya rendah.Strategi Sanitasi Kota harus mendorong meningkatnya per-mintaan sekaligus menyediakan pelayanan yang berkualitas.

Lingkup pembangunan sanitasi dapat diibaratkan sebagaisebuah pasar, dimana terjadi interaksi antara pembeli dan pen-jual atau pemasok. Adapun yang dimaksud dengan pembelidalam pasar sanitasi adalah rumah tangga dan perusahaan yangmemerlukan jasa sanitasi, sedangkan penjual atau pemasokadalah para penyedia sarana umum, rumah tangga, komunitas,sektor swasta sampai lembaga keuangan.

Dalam lingkup pasar sanitasi pemasok harus dapat menyedi-akan pelayanan yang terintegrasi dan berkualitas baik dalammemenuhi permintaan. Kajian pasar sanitasi diperlukan untukdapat menghasilkan kebijakan sanitasi yang terarah danStrategi Sanitasi Kota yang realistik.

Analisa pasar sanitasi di enam kota ini (Surakarta, Blitar,

Banjarmasin, Denpasar, Payakumbuh, Jambi) dapat memberigambaran awal kondisi penawaran dan permintaan sanitasi diberbagai kota di Indonesia. Kajian nasional ini dilakukan olehCaroline van der Sluys dan tim ISSDP berdasarkan informasiyang diperoleh dari Buku Putih Sanitasi Kota dan hasil SurveyEHRA (Environment Health Risk Assessment). Laporanselengkapnya dapat di peroleh di situs ISSDP (issdp.ampl.or.id)

Fasilitas yang tersedia rendah- Air limbahSecara umum hampir semua rumah tangga di enam kota

memiliki akses terhadap toilet, meskipun demikian hanya sedi-kit (rata-rata 37 persen) dari toilet ini yang terhubung dengansarana pembuangan limbah yang layak. Hal ini terkait saranapelayanan publik untuk pengolahan air limbah yang tersedia.

Instalasi Pengolahan Air Limbah hanya terdapat diSurakarta dan Banjarmasin. Cakupan pelayanannyapun sangatterbatas yaitu 10,6 persen dari jumlah penduduk di Surakartadan 1 persen dari jumlah penduduk di Banjarmasin. Partisipasiswasta dan masyarakat dalam pengelolaan air limbah jugamasih sangat minim. Program Sanimas adalah salah satu pe-ngelolaan limbah oleh masyarakat yang sering dijumpai dimasyarakat dengan cakupan yang masih kecil (1 persen darijumlah penduduk di Blitar).

Gambar 1Tingkat sarana sanitasi yang disediakan oleh rumah tangga

di enam kota

SEPUTAR ISSDP

36 PercikDesember 2007

KKaajjiiaann PPaassaarr SSaanniittaassii::

MENYEIMBANGKAN ANTARAPENYEDIAAN DAN KEBUTUHAN

Tanpa fasilitas

Payakumbuh

Jambi

Blitar

Banjarmasin

Denpasar

Surakarta

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Toilet terhubung dengan fasilitas umum(system pembuangan air)

Toilet terhubung dengan fasilitas umumyang dikelola masyarakat (SANIMAS)

Toilet terhubung ke septic tankrumah tangga

Toilet yang terhubung pada lubangkotoran rumah tangga

Toilet terhubung pada fasilitaspembuangan lain yang tidak layak

Foto: Tim ISSDP.

Page 39: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Meskipun hampir sebagian besarrumah tangga memiliki akses ke toilet,tetapi tidak seluruhnya memiliki akses ketanki septik (Gambar 1). Keberadaanjaringan tanki septik di Denpasar adalahtertinggi (45,3 persen) dan terendah diBanjarmasin (15,8 persen). Sebagianbesar lainnya menggunakan lubangkotoran yang sederhana. Banyak dariresponden yang tidak sadar perbedaantangki septik dengan lubang kotoransederhana. Untuk mempersihkan tankiseptik, sebagian besar rumah tanggamenggunakan jasa perusahaan pengurasendapan kotoran dan ada pula yangmembersihkan sendiri atau menyewatenaga kerja lokal.

- Limbah padatMeskipun permasalahan limbah

padat atau sampah lebih jelas (karenaterlihat) namun hanya sedikit rumahtangga yang menerima pelayanan peng-angkutan sampah, itupun dengan kuali-tas pelayanan yang buruk dan dikeloladengan buruk atau tidak tepat lokasinya.Sebagian besar dari mereka mengelolalimbah sendiri dengan tingkat efisiensiyang berbeda-beda. Yang menarik darilimbah padat ini adalah banyaknyaperusahaan swasta yang aktif terlibat,termasuk pemulung sampai ke pendaurulang. Terdapat banyak perusahaan kecildan individu yang memanfaatkan sam-pah dan menjadikannya sumber ekono-mi.

Kebutuhan tinggi, permintaan ren-dah

-Air LimbahKebutuhan tertinggi dijumpai pada

air limbah dibandingkan dengan sampahdan drainase. Seperti yang ditampilkan diGambar 2. Hampir sebagian besar airlimbah di buang ke tempat terbuka (rata-rata 61 persen, paling tinggi 83 persen).Namun pada kenyataannya permintaanterhadap sarana sanitasi ini sangat ren-dah. Hal ini disebabkan rendahnyapersepsi masyarakat terhadap saranasanitasi yang sehat.

Mereka berpendapat bahwa memilikitoilet siram sudah cukup. Mereka tidak

peduli dengan kemana kotoran itu meng-alir dan mereka tidak tertarik untukmenambah investasi untuk sanitasi,apalagi jika diminta untuk membayarsambungan ke sistem saluran limbahbahan tanah. Tantangannya adalah men-ciptakan permintaan untuk aksesbilitasyang berkualitas (WSP, 2007).

Gambar 2Perkiraan aliran limbah air

yang dibuang ke tempat terbuka

- SampahPada sampah permintaan terhadap

pelayanan pengumpulan sampah sangattinggi, terutama pada daerah yang belumtertangani dengan baik oleh pemerintahmaupun swasta. Tetapi apakah per-mintaan tersebut juga tinggi untuk jasayang lain seperti daur ulang, mengurangisampah, menggunakan kembali, tidakdapat diketahui, tetapi kemungkinanbesar dikendalikan oleh penawaran.Permintaan ini bisa dirangsang sejauh

ada jaminan untuk menambah penghasil-an.

Perilaku Hidup Bersih dan SehatHasil survey EHRA menjelaskan

bahwa kebiasaan mencuci tangan pakaisabun di kalangan masyarakat masih ren-dah, juga pada rumah tangga yang memi-liki anak dibawah 5 tahun. Seperti dike-tahui terdapat lima waktu penting untukcuci tangan pakai sabun yaitu sebelummakan, sebelum memberi makan bayi

atau ASI, sebelum menyiapkan makanan,sesudah buang air besar dan sesudahmembersihkan kotoran bayi.

Pada kenyataannya, sebagian besarorang mencuci tangan pada waktu yangtidak tepat, rata-rata 56 persen respon-den tidak mencuci tangan setelah buangair besar. Hanya 40 persen yang mencucitangannya dengan sabun sebelummakan. Pada saat membantu anak buangair besar hanya 34 persen.

Hasil penelitian ini tidak berbedadengan penelitian yang disponsori olehUSAID, meskipun demikian merekaberpendapat bahwa mencuci tangandengan air sudah merupakan hal yangumum. Untuk itu diperlukan kampanyeyang menekankan pada: 1) tersedianyasabun setiap saat, 2) mencuci tanganpakai sabun di tempat yang tepat.

Potensi pencemaran air minumPraktik pembangunan yang buruk

SEPUTAR ISSDP

37PercikDesember 2007

Hanya 40 persenyang mencuci

tangannyadengan sabun

sebelum makan.

Air buangan

yang Dialirkan

ke lingkungan

Berdasar pada

perkiraan

Efisiensi sanitasi

Payakumbuh

Jambi

Blitar

Banjarmasin

Denpasar

Surakarta

0% 20% 40% 60% 80% 100%

87,0%

90,9%

80,5%

72,0%

87,6%

82,5%

Page 40: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

dan/atau dukungan teknis yang tidak layak, terlebih saat penye-diaan sarana sanitasi, bisa mendatangkan dampak yang burukpada kualitas air minum, terlebih buat orang yang bergantungpada air sumur untuk memenuhi kebutuhan air minum mereka.Lokasi tanki septik yang tidak tepat, konstruksi dan perawatan-nya, kedalaman yang sesuai dan alat perlindungan adalahbeberapa aspek yang penting untuk menjamin keamanan airminum.

Gambar 3 menjelaskan 63 persen sumur rumah tangga ter-letak pada jarak 10 meter dari tanki septik (terendah diSurakarta dengan 33 persen). Di Blitar, dimana 67 persenrumah tangga meminum air sumur, 44 persen sumur terletak 7meter dari tanki septik. Dampak menyeluruh dari lokasi tankiseptik yang dekat dengan milik tetangga, yang berjarak kurangdari 10 meter juga, bisa meningkatkan risiko kesehatan secaramendasar.

Gambar 3Lokasi sumur dengan lokasi tanki septik

Mencari kesimbangan pasar- Meningkatkan permintaanFakta diatas menjelaskan bahwa kebutuhan sanitasi jauh

lebih besar dari ketersediaan pelayanan yang ada. Meskipundemikian, hanya pelayanan berkualitas saja yang dapatmemenuhi kebutuhan tersebut. Solusi teknis saja tidak akanmenyelesaikan masalah. Oleh karena itu sering ditemukansarana umum sanitasi yang dibangun pemerintah setelahproyek selesai menjadi kotor dan tidak terawat.

Hal ini mengindikasikan bahwa kesehatan masih bukan fak-tor yang penting bagi masyarakat pengguna fasilitas sanitasi.Untuk itu pemerintah kota perlu memahami status sosial-ekonomi, nilai lingkungan dan sosial dan bentuk insentif yangdapat mendorong tumbuhnya permintaan.

Disisi lain pembangunan pelayanan sanitasi hendaknyatidak terpaku pada pembangunan infrastruktur fisik saja.Kesadaran masyarakat dan perubahan perilaku harus meru-pakan tujuan pembangunan itu sendiri. Strategi sanitasi kotahendaknya memasukan kegiatan kampanye yang terfokus dandirancang dengan baik dalam usulan kegiatan.

- Memperkuat persediaanTelah diketahui keterlibatan swasta cukup aktif dalam pem-

bangunan sanitasi terutama dalam pengelolaan sampah.Strategi Sanitasi Kota diharapkan dapat mendorong inisiatifdari perusahaan swasta yang berhasil dan memastikan bahwaperaturan pemerintah tidak berpengaruh negatif pada inisiatiftersebut. Strategi Sanitasi Kota juga hendaknya tidak hanyaberhenti pada rencana aksi dengan sejumlah usulan proyek,tetapi juga menyertakan program pembiayaannya.

Corporate Social Responsibilities perusahaan dapat menja-di salah satu alternatif modal awal. Meskipun demikian sebesarapapun kebutuhan yang ada di masyarakat, perlu dihindari ben-tuk-bentuk pelayanan yang disubsidi, karena berdasarkan pe-ngalaman, pelayanan pemerintah yang disubsidi dapat berpe-ngaruh negatif pada pengembangan sektor swasta yangberpotensi untuk lebih efisien.

Peran pemerintah pusat diperlukan dalam pengawasankualitas layanan melalui Standar Pelayanan Minimum danmenyediakan mekanisme pertukaran informasi dan penga-laman serta membangun jaringan di setiap daerah. ETA

SEPUTAR ISSDP

38 PercikDesember 2007

Payakumbuh

Jambi

Blitar

Denpasar

Surakarta

Kurang dari 7 meter

Antara 7 - 10 meter

Lebih dari 10 meter

Tanpa septic tank/jamban

Tidak pernah diukur/tidak ada data

0% 50% 100% Foto: Tim ISSDP.

32,5%

24,9%

43,7%

21,0%

19,5% 13,4%

20,2%

32,3%

31,8%

19%

Page 41: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL)yang telah menyatakan bersama pembentukannya pada11 Oktober 2007 lalu oleh 40 lembaga yang terdiri dari

pemerintah, lembaga international, LSM, proyek terkait, pergu-ruan tinggi, PDAM, badan regulator dan asosiasi profesi sertaperorangan ini kini sudah siap berkiprah di tahun 2008.

Diharapkan proses komunikasi yang lebih baik danharmonisasi dari berbagai pihak pemangku kepentingan untuksaling berkoordinasi dan membangun kekuatan bersama yanglebih besar mulai direalisasikan. Jejaring AMPL berusahaberperan sebagai mediator dalam mensinergikan potensi dariberbagai pemangku kepentingan, penyebar informasi, teknolo-gi, metodologi dan praktik-praktik terbaik AMPL, baik nasionalmaupun internasional.

Saat ini tim perumus dari 7 (tujuh) institusi yang mendapatmandat dari pertemuan anggota sebelumnya pada Agustus 2007yang lalu telah menyelesaikan semua tugasnya. Baik konsepcatatan, program kerja, kode etik AD/ART dan pembentukankomite pengarah (steering commitee) Jejaring AMPL denganmasa tugas dua tahun ke depan.

Komite Pengarah yang terbentuk diketuai Pokja AMPL danAir Kita Europromocap IWAT, serta didukung 10 lembaga lain-nya yang akan bertanggung jawab sebagai pengurus harianmaupun gugus tugas di sektor ini.

Adapun gugus tugas yang telah disepakati untuk dibentukterdiri dari gugus tugas air minum, persampahan, limbah dandrainase serta kesehatan dan hygienitas. Diharapkan denganefektifitas gugus tugas tersebut berbagai isu di seputar airminum dan penyehatan lingkungan bisa terangkat dengan baik.Dengan demikian kepedulian dan partisipasi dari berbagaipihak semakin meningkat dan yang penting terwadahi.

Dalam pelaksanaan hariannya, Jejaring akan dipimpin olehsekretaris umum yang membawahi divisi data dan informasi,komunikasi dan advokasi, penguatan kapasitas dan pengem-bangan kemitraan. Alamat sekretariat Jejaring AMPL adalah diSekretariat Pokja AMPL Jl. Cianjur no. 4 Menteng, Jakarta.

Kiprah Jejaring di awal tahun 2008, akan dimulai denganprogram kerja gugus tugas persampahan yang akan meng-adakan lokakarya persampahan pada tanggal 16-17 Januari2008 di Balai Kartini. Acara ini didukung pendanaannya olehJBIC, Mercy Corps bekerja sama dengan pemerintah RI.

Gugus tugas persampahan dikoordinasikan oleh Dana Mitra

Lingkungan (DML) dan dalam pelaksanaannya didukung olehberbagai institusi terkait dan pemangku kepentingan di sektorini.

Bagi Anda semua institusi maupun perorangan yang tertarikuntuk menjadi anggota, silahkan bergabung. Banyak manfaatyang bisa anda peroleh antara lain antaranggota bisa berbagiinformasi dan data air minum dan penyehatan lingkunganmemperoleh dukungan dan kerjasama dalam penyelenggaraankegiatan di bidang AMPL, memperoleh kesempatan untukmengembangkan kapasitas dibidang AMPL, berpartisipasidalam proses sosialisasi kegiatan, kajian dan praktik terbaik(best practice) di bidang AMPL, dan mengembangkan akses danberkontribusi di bidang AMPL. Informasi tentang jejaring dapatdiakses melalui situs Pokja AMPL www.ampl.or.id atau situsjejaring AMPL: jejaring.ampl.or.id

Dalam waktu dekat, Jejaring AMPL akan memulai pen-dataan anggota, pendaftaran dan pertemuan anggota JejaringAMPL untuk merealiasasikan program kerja bersama ini.Membangun kepercayaan dan partisipasi semua pihak menjadimodal utama dalam memulai kiprah ini. Selamat atas terben-tuknya pengurus Jejaring AMPL, selamat bekerja! Wiwit Heris

SEPUTAR WASPOLA

JJeejjaarriinngg AAMMPPLLSSiiaapp BBeerrkkiipprraahhddii TTaahhuunn 22000088

39PercikDesember 2007

Penjelasan pembelajaran Jejaring AMPL pada KSN 2007.Foto: Bowo Leksono

Page 42: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Dalam rangka membantu pemangku kepentingan AirMinum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Ka-bupaten Tanah Datar untuk mencapai pembangunan

AMPL berbasis masyarakat yang berkelanjutan, telah diseleng-garakan Pelatihan Pengelolaan Community Led Total Sani-tation (CLTS) dengan uji coba di sembilan Nagari yang sedangdiusulkan ke Proyek Pamsimas.

Pelatihan ini digelar di Kabupaten Tanah Datar, ProvinsiSumatera Barat pada 11-15 Desember 2007 yang diikuti 50peserta terdiri dari perwakilan Pokja AMPL Tanah Datar, per-wakilan 9 Wali Nagari di Tanah Datar, perwakilan 9 Puskesmasdi Tanah Datar, serta perwakilan Badan Pengelola AMPL darimasyarakat.

Menjadi laboratorium CLTSPada pelatihan ini peserta mendapatkan materi tata cara

pengelolaan CLTS sebagai alternatif pembangunan AMPLberbasis masyarakat yang berkelanjutan di daerah sertabagaimana menyusun rencana kerja implementasi sebagai alter-natif pembangunan AMPL berbasis masyarakat yang berkelan-jutan, baik oleh peserta dari Puskesmas, Wali Nagari maupunBadan Pengelola di Tanah Datar.

Untuk mendapatkan pengalaman yang lebih nyata,dilakukan praktek pemicuan di lapangan bertempat di NagariCubadak dan Simabur. Hasilnya jumlah masyarakat yang ter-picu untuk segera merubah kebiasaan buang air besar (BAB)sembarangan dengan menggunakan jamban yang mereka bangunsendiri adalah di Nagari Simabur, masing-masing dua orang diJorong Simabur dan dua orang di Jorong Tanjung Limau.

Sedangkan di Nagari Cubadak, masing-masing 31 orang diJorong Cubadak, dan 3 orang di Jorong Sepanjang, dengan jad-wal pelaksanaan pembangunan jamban, dimulai setelahLebaran Idul Adha dengan waktu sekitar 2-3 pekan. Dengandemikian diharapkan kedua nagari ini dapat menjadi laborato-rium bersama pelaksanaan pendekatan CLTS, yang akanditeruskan di sembilan nagari lainnya.

Melibatkan Dinas PerikananAgar pelaksanaannya dapat berlangsung secara efektif,

sesuai dengan saran peserta, berdasarkan keberhasilan PesisirSelatan yang dapat membebaskan pantainya dari julukan WC"terpanjang di dunia" melalui penegakan regulasi, danPeraturan Daerah (Perda), maka di Tanah Datar akan dimulaidengan Peraturan Nagari tentang sanitasi yang diharapkandapat dikembangkan menjadi Perda.

Dilain pihak, sesuai dengan hasil praktek lapangan, imple-mentasi pendekatan CLTS di Tanah Datar harus melibatkanDinas Perikanan, karena masih ada kebiasaan membangunjamban permanen di atas kolam ikan, padahal tinja bukanmakanan sehat untuk ikan, begitu juga dengan ikan yangdihasilkan dipastikan daging ikannya masih mengandungbakteri e-coli. Nur Apriatman/DHS

SEPUTAR WASPOLA

40 PercikDesember 2007

Pelatihan Pengelolaan CLTSdi Kabupaten Tanah Datar

Foto: Dormaringan Saragih

Foto: Dormaringan Saragih

Page 43: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Keberlanjutan menjadi isu utama WASPOLA pada tigabulan terakhir sebelum penghujung tahun 2007berkaitan dengan semakin dekatnya masa exit srategy.

Banyak peluang tapi sekaligus tantangan bagi kelompok kerjaair minum dan penyehatan lingkungan (pokja AMPL) daerahdalam implementasi nantinya setelah proyek WASPOLA keduaberakhir.

Pada 7-9 November 2007 telah diselenggarakan lokakaryaStrategi Implementasi Kebijakan Nasional Air Minum dan Pe-nyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat (AMPL-BM) PascaWASPOLA. Pertemuan ini memberikan gambaran tentang ber-bagai peluang dan tantangan bagi kelompok kerja dalam meng-implementasikan kebijakan setelah proyek WASPOLA berakhirdi tahun 2008. Sejumlah 36 peserta yang terdiri dari PokjaAMPL dari Kabupaten Pekalongan, Pokja Provinsi Banten danJawa Tengah, Pokja Nasional dan tim WASPOLA terlibat aktifdalam menganalisa berbagai kemungkinan yang bisa terjadi danalternatif mengantisipasinya.

Lokakarya Diseminasi Kebijakan Nasional AMPLBerbasis Masyarakat bagi Daerah Baru

Sebelas kabupaten baru pada 11-14 Desember 2007 telahmengikuti lokakarya operasionalisasi kebijakan di Yogyakarta.Tim provinsi telah menunjukkan kemampuan fasilitasi padalokakarya operasionalisasi kebijakan (diseminasi kebijakan)bagi daerah baru tersebut. Sebelas daerah baru tersebut adalahPadang Pariaman, Pasaman, Sawahlunto, Belitung, BelitungTimur, Rembang, Klaten, Batang, Bau-bau, Kolaka, danSumbawa Barat.

Dalam lokakarya ini para peserta diharapkan terbukawawasannya dalam pemahaman mengenai arti pentingnyaadopsi dan operasionalisasi Kebijakan di daerah dalam rangkapencapaian target MDG daerah.

Penguatan Kapasitas Fasilitasi Pokja ProvinsiLima provinsi mengikuti training of trainer (TOT) yaitu ke-

lanjutan keterampilan dasar fasilitasi, yakni Provinsi SumateraBarat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Kepulauan BangkaBelitung, Provinsi Sulawesi Tenggara, dan Provinsi NusaTenggara Barat. Kegiatan ini dilaksanakan di Yogyakarta, 10-14Desember 2007. Lokalatih Fasilitator Provinsi ini dimaksudkanuntuk membangun dan mengembangkan kapasitas personilPokja Provinsi dan Kabupaten/Kota dampingan baru WASPO-LA dalam melaksanakan fasilitasi lokakarya dan tindak lanjut-nya di daerah masing-masing. Peserta juga diajak memprak-tekkan langsung fasilitasi (micro-teaching) .

Rangkaian Kesiapan Daerah Pasca WASPOLASedangkan dalam rangkaian kesiapan daerah pasca WASPO-

LA, telah dilaksanakan lokakarya finalisasi Renstra dibeberapadaerah. Beberapa daerah sudah menyelesaikan laporan akhirdaerah seperti Kabupaten Tangerang dan Provinsi Banten.Sedangkan Kabupaten Wonosobo telah menyelenggarakan di-seminasi kebijakan kepada 15 camat, 190 kepala desa dan unsurdinas terkait pada 18- 20 Desember 2007.

Kegiatan lain yang dilaksanakan adalah roadshowKebijakan Bagi Daerah Baru yang dilakukan KabupatenRembang kepada pimpinan daerah pada 13 Desember 2007.Kemudian pelatihan CLTS di Kabupaten Tanah Datar pada 11-15Desember 2007 serta Konsultasi Renstra Kabupaten Rote Ndaoke sekretariat WASPOLA pada 26 Desember 2007.

Dukungan Waspola terhadap Proyek LainPembekalan Kebijakan dan Renstra AMPL bagi Tim Konsul-

tan CWSHP telah dilaksanakan 5 Oktober 2007 di DepartemenKesehatan Jakarta. Tujuan lokakarya ini untuk menumbuhkembangkan pemahaman para konsultan CWSHP tentang Kebi-jakan Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat sebagai ke-rangka acuan kebijakan dalam operasionalisasi proyek CWSH.

Ditekankan bahwa Rencana Strategis Daerah dalam pem-bangunan AMPL merupakan kerangka kebijakan daerah dalampembangunan AMPL sekaligus sebagai kerangka acuan CWSHPdi daerah. Sedangkan diseminasi kebijakan proyek Unicef jugatelah diselenggarakan di Aceh yang difasilitasi WASPOLA. PR& WH

SEPUTAR WASPOLA

41PercikDesember 2007

Keberlanjutan Pasca WASPOLA

"Tindak lanjut Renstra tidak sekedar diukur bahwa saya bisa men-datangkan proyek SWASH, tetapi bagaimana Renstra AMPL betul-betuldijadikan acuan dalam perencanaan"

"Kalau kami berpedoman pada target Renstra Lebak memerlukan inves-tasi Rp 20 miliar setiap tahun sampai tahun 2014, kenyataan kami barumampu sekitar Rp 4 miliar dari berbagai sumber"

"Kalau sekedar tanda tangan Bupati untuk Renstra besok pagi pun sayabisa dapatkan, tetapi yang penting komitmen termasuk DPRD terhadapRenstra tersebut. Jangan sampai Renstra AMPL sekedar pajangan dan wah...saya sudah punya Renstra"

"Saya jamin walaupun Renstra hanya ditandatangani Bupati, dokumentersebut saya jadikan acuan perencanaan di PU mulai tahun 2008"

(Titik, Kabid PU di Pekalongan)

"Yang penting bagaimana Renstra bisa masuk ke dalam PJMD sehinggajaminan keberlanjutannya pasti"

"Saya telah meminta semua desa dalam proses Musbangdes masing-ma-sing desa memasukkan AMPL sebagai salah satu usulan, jangan hanya jalansaja. Dengan demikian bisa ditindaklanjuti dalam Musrenbang"

(Muhamading, Ka Bappeda Sumbawa)

RENSTRA ADALAH TITIK AWAL IMPLEMENTASI DAERAH.APA VISI POKJA DAERAH

TERHADAP KEBERLANJUTAN RENSTRA?

(Andi Suyuthi, Pangkep)

(Roberto, Lebak)

(Slamet, Pekalongan)

(Pokja Kebumen)

Page 44: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Water and Sanitation for Low Income Communities(WSLIC-2) mengadakan workshop annual review de-ngan berakhirnya kegiatan program ini, pada tanggal

17-19 Desember 2008 di Denpasar, Bali. Pada periode 2002-2007, WSLIC-2 telah menerapkan program di lima dari delapanprovinsi, yaitu Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Babel, JawaTimur dan Nusa Tenggara Barat.

Workshop ini mengkedepankan dua isu penting, yaitu pen-capaian target kegiatan di masing-masing provinsi dan rencanapenanganan paskaproyek ketika tidak ada lagi fasilitatormasyarakat/konsultan demi menjaga kesinambungan hasilkegiatan WSLIC-2.

Penanggungjawab Central Project Management Unit (CPMU)WSLIC-2 Imam Syahbandi mengatakan pada akhirnya, kega-galan maupun keberhasilan pelaksanaan selama periode 2002-2007 dirangkum dan disepakati sebagai lessons learned."Terutama untuk tujuan memperbaiki pelaksanaan WSLIC-2kedepan, termasuk kegiatan proyek pemberdayaan lainnya,seperti CWSH dan PAMSIMAS," tuturnya.

Lebih lanjut, Imam mengatakan tujuan umum kegiatan iniadalah diketahuinya hasil pelaksanaan kegiatan WSLIC-2 sam-pai akhir 2007 dan persiapan paskaproyek untuk provinsi yangberakhir pada Desember 2007.

Adapun tujuan khusus, tambah Imam, adalah tersusunnyahasil evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan ditahun 2007dan rencana kegiatan sampai akhir 2008, berbagi pembelajarantentang berbagai aspek kegaitan WSLIC-2 diantara peserta,meningkatkan pemahaman dan kesadaran khususnya padapeserta lintas sektor di daerah tentang kemungkinan munculnyapersoalan yang akan dihadapi daerah paska proyek WSLIC-2,serta antisipasi penanganannya untuk menjaga kesinambungankegiatan WSLIC-2.

Hasil workshopa. Kesepakatan provinsi yang akan berakhir Tahun 2007

Pencapaian target kegiatan sampai dengan akhir 2007,semua kabupaten telah sampai pada tahap konstruksi,hanya sebagian yang belum menyelesaikan LP3 dan SP4.Disepakati untuk diselesaikan pada bulan Januari 2008.Semua provinsi dan kabupaten telah dan sedang menyele-saikan laporan akhir tingkat provinsi, tingkat kabupaten dantingkat desa. Direncanakan selesai pada akhir Januari 2008.Semua kabupaten telah menyelesaikan MonitoringKesinambungan Tahap 2 dan sebagian besar telah menye-lesaikan Tahap 3.

Kesulitan penyelesaian monitoring kesehatan Tahap 4 ka-rena belum jelas siapa yang bertanggung jawab. Diusulkan untuk penyelesaian hal tersebut dilakukan olehSanitarian dan didampingi oleh CFT. Sehingga diusulkanperpanjangan penugasan CFT.Hampir semua kabupaten telah menyusun laporan keber-fungsian sarana, namun sebagian besar belum mengi-rimkan ke CPMU. Laporan tersebut akan dikirimkan pa-ling lambat akhir Januari 2008.Laporan tindak lanjut hasil temuan Audit BadanPemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) hanyasebagian kabupaten yang belum menyelesaikan tindaklanjut. Laporan tindak lanjut temuan hasil audit akan di-selesaikan pada akhir Desember 2007.

b. Kesepakatan provinsi yang akan berakhir Tahun 2008Target penyelesaian backlog antara Januari - Maret 2008.Komitmen bersama terhadap rencana penyelesaian back-log.Komitmen bersama untuk menepati time schedule yangtelah ditetapkan.Rencana Kerja Masyarakat (RKM) prior review akandiperioritaskan mendapat persetujuan No ObjectionLetter (NOL) paling lambat Juni 2008.Monitoring terpadu pada setiap tahap kegiatan.Review bulanan terhadap rencana.Early warning system untuk setiap pencapaian yanglewat batas waktu.

c. Kesepakatan tentang dukungan pasca WSLIC-2Pokja AMPL di beberapa provinsi dan kabupaten telah ter-bentuk dan dapat dimanfaatkan untuk memberikandukungan terhadap kesinambungan WSLIC-2.Asosiasi Badan Pengelola SABPL dapat dijadikan modelKelembagaan Civil Society yang dapat mendukungkesinambungan WSLIC-2 di desa-desa wilayah WSLIC-2.Pendekatan WSLIC-2 dapat diadopsi dan direplikasidalam pengembangan AMPL oleh kabupaten denganmenggunakan dana APBD.Program Capacity Building untuk mendukung kesinam-bungan WSLIC-2 (exit strategy) disepakati untukdilakukan 2008. Tim Koordinasi Propinsi (TKP) danCPMU akan menyepakati Kabupaten yang terlibat dalamprogram ini pada Januari 2008. BW

SEPUTAR AMPL

42 PercikDesember 2007

Annual Review WSLIC-2Merangkum Kegagalan dan Keberhasilan

sebagai Pembelajaran

Page 45: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Hingga saat ini sebanyak 49 ka-bupaten/kota di 9 provinsi te-lah berhasil mengadopsi dan

mengoperasionalisasikan kebijakan na-sional pembangunan AMPL BerbasisMasyarakat. Namun penyebaran pelaksa-naan kebijakan nasional tersebut tetapmenjadi sebuah kewajiban dalam penca-paian target MDG. Sementara itu, ke-mampuan fasilitasi daerah dirasa masihkurang.

Melihat potensi yang ada dan keber-hasilan di daerah lain, maka Pokja AMPLPusat mengadakan lokalatih fasilitatorprovinsi untuk diseminasi kebijakan

nasional AMPL-BM dan juga sekaliguslokakarya diseminasi kebijakan tersebutbagi 14 kabupaten/kota baru pada 10-11Desember 2007, di Yogyakarta.

Pada kesempatan itu, perwakilanJawa Tengah mengungkapkan kekha-watiran akan kurangnya kapasitas pro-vinsi untuk menjadi fasilitator. Diung-kapkan pula bahwa Gubernur JawaTengah sangat mendorong adanya upayaperbaikan di bidang AMPL ini. Semen-tara itu Bappeda Jawa Tengah pun me-minta agar daerah yang belum terfasili-tasi agar segera mendapat sosialisasi ke-bijakan nasional AMPL Berbasis Masya-

rakat. Disebutkan pula bahwa dukungandana dari provinsi untuk bidang AMPLini bisa diandalkan.

Melihat kondisi tersebut, yangdihadapi Jawa Tengah bukan lagi suatuhambatan melainkan suatu kondisi yangsangat diperlukan dan masih jarang bagibidang AMPL. Sementara untuk men-jawab kekhawatiran lemahnya kapasitasprovinsi dalam hal fasilitator, disebutkanprovinsi tidak perlu menjadi fasilitator,namun provinsi hanya perlu mencaribibit yang bisa dijadikan fasilitator yangdiusulkan sebuah LSM ataupun paraakademisi. FN

SEPUTAR AMPL

43PercikDesember 2007

Lokalatih Fasilitator Provinsi untuk DiseminasiOperasionalisasi Kebijakan Nasional AMPL

Berbasis Masyarakat

Sebagai kelanjutan danbagian rangkaian acaralokalatih fasilitator pro-

vinsi sebelumnya, dilangsung-kan acara diseminasi operasio-nalisasi kebijakan nasionalAMPL Berbasis Masyarakat bagidaerah baru, pada 11 Desember2007, di Yogyakarta.

Terungkap dengan semakinbanyak pemekaran daerah,untuk mengimbangi hal ini dankebutuhan akan perbaikan kual-itas AMPL di daerah baru, makaPokja AMPL pun dipandangperlu melakukan percepatandiseminasi bagi daerah baru.

Di samping itu, selama ini provinsitelah memiliki berbagai potensi yangperlu dikembangkan, sehingga mulaitahun 2005 kemampuan provinsisemakin diperkuat untuk melakukanfasilitasi operasionalisasi kebijakan

AMPL di daerahnya masing-masing.Sementara itu, berhasilnya 47 dari 49

kabupaten/kota yang difasilitasi menjadipemicu kabar baik. Keberhasilan tersebutmendorong banyak pihak luar sepertiCARE Internasional dan UNICEF untukmeminta adanya pembentukan Pokja

AMPL di kabupaten/kotayang menjadi wilayah ker-janya. Dari permintaan mere-ka tersebut diperkirakan akanbertambah 17 kabupaten/ko-ta di Maluku, Papua, danPapua Barat serta enam kabu-paten di Aceh yang akanmenerima diseminasi opera-sionalisasi kebijakan nasionalAMPL BM.

Pokja AMPL dapat di-jadikan sebagai alat yangefektif untuk meningkatkanprofil AMPL di Indonesia.Diharapkan daerah akan

memiliki rencana tindak lanjut terkaitAMPL di daerahnya setelah melewatilokakarya diseminasi selama empat hariini. Diharapkan juga para perwakilandaerah-daerah baru yang telah datang keYogyakarta ini akan menjadi bagian darijejaring AMPL. FN

DDiisseemmiinnaassii OOppeerraassiioonnaalliissaassii KKeebbiijjaakkaann NNaassiioonnaallAAMMPPLL BBeerrbbaassiiss MMaassyyaarraakkaatt uunnttuukk DDaaeerraahh BBaarruu

Foto: Afif Nu'man

Page 46: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

S elama tiga hari, 19-21 November 2008, Balai Kartini yangterletak di wilayah Jakarta Selatan tampak ramai dari hari-

hari biasa. Sebuah perhelatan akbar tingkat nasional digelar,Konferensi Sanitasi Nasional (KSN) 2007.

Untuk lebih memeriahkan KSN ini, di di bagian lobi dise-lenggarakan Pameran Sanitasi Nasional yang melibatkan bebe-rapa pihak, antara lain lembaga pemerintah, dunia usaha swas-ta, lembaga swadaya masyarakat (lokal maupun internasional),dan lembaga keuangan bilateral maupun multilateral yang telahberkecimpung dalam peningkatan pelayanan sanitasi bagimasyarakat.

Turut memeriahkan pameran itu adalah Kelompok Kerja AirMinum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) danWaspola dengan desain stan yang paling berbeda dengan stan-stan lainnya. Tidak heran stan Pokja AMPL dan Waspola men-dapat predikat stan terbaik.

Gelaran Pameran Sanitasi Nasional ini tidak sekedar turutmemeriahkan tapi juga memberikan informasi tambahan bagi

para peserta KSN yang datang dari berbagai daerah dan lemba-ga, termasuk undangan dari beberapa negara. BW

SEPUTAR AMPL

44 PercikDesember 2007

PAMERAN SANITASI NASIONAL 2008

W arga dan pelajar di sekitarbantaran Kalimalang dan

Kali Sunter memeriahkan acarapuncak peringatan Hari Moni-toring Kualitas Air Sedunia (WorldWater Monitoring Day - WMMD)2007, Minggu, 9 Desember 2007.

Acara yang digelar ForumKomunikasi Pengelolaan KualitasAir Minum Indonesia (Forkami)ini untuk menanamkan pema-haman tentang kualitas air olehmasyarakat khususnya karenameningkatnya pencemaran sum-ber air menjadi sangat penting."Setelah mengikuti program penyuluhanini, kami akan berbagi pengetahuan yangkami dapat dengan warga lain" ujarSugiyat, warga peserta pelatihankepemimpinan berwawasan lingkungan.

Acara ini menjadi penting dalam men-dorong warga agar dapat menjadikanKalimalang dan Kali Sunter sebagai sum-ber air untuk kehidupan, bukan sumber

penyakit yang membahayakan.Pada acara yang berlangsung meriah

tersebut, selain aksi bersama pembersih-an Kalimalang, juga tampil 40 pelajarterpilih dari SMP di sekitar Kalimalangyang mempresentasikan langsung hasiluji air dengan menggunakan test kitskhusus untuk uji empat indikator dasaryaitu pH/tingkat keasaman, kekeruhan,

bioindikator/makroinvertebrata(biota) dan kadar oksigen air.

Selain itu warga sekitarnyamempresentasikan hasil kegiatanmereka dari pelatihan kepemim-pinan berwawasan lingkungan.Warga juga menggalang dukunganberbagai pihak untuk rencana aksimereka ke depan. Berbagai stanpameran dan 'bazar ide' seputarpengolahan dan konservasi sum-ber air juga turut disediakan.

Acara kampanye ini diharap-kan dapat semakin meningkatkanpengetahuan, kepedulian, serta

komitmen bersama untuk lebihmenyayangi dan memelihara lingkungan.Bagaimanapun, perilaku masyarakatsehari-hari terhadap air dan sumber-sumber air sangat ditentukan oleh tingkatpengetahuan dan kebiasaan yang berlakudi dalam lingkungan mereka yang sangatterkait dengan pencemaran kualitas airdan sumber-sumbernya. BW

Peduli Lingkungan Warga dan Pelajardi Bantaran Kalimalang dan Kali Sunter

Foto: Bowo Leksono

Foto: Istimewa

Page 47: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Anggota satuan kerja (satker) yangbernama SNVT (Satuan KerjaNon Vertikan Tertentu) menge-

luhkan rumitnya sistem penganggaranyang berlaku di proyek Sanimas (sanitasioleh mayarakat). Kerumitan ini menjadisalah satu penyebab tidak maksimalnyaimplementasi Sanimas di daerah.

Pandangan ini mengemuka saatlokakarya nasional "Kegiatan KonsultansiManajemen Teknik PengembanganSanitasi Berbasis Masyarakat" yang dise-lenggarakan Direktorat PengembanganPenyehatan Lingkungan Permukiman(PLP), di Jakarta, 29 November 2007.

Lokakarya ini bertujuan mengevalu-asi kemajuan Sanimas 2007, membahasstrategi pelaksanaan Sanimas 2008,pengembangan inovasi teknologi danpenyempurnaan desain konsep pember-dayaan masyarakat. Namun dalamdiskusi yang berkembang, persoalan

mekanisme penganggaran dan terlam-batnya proses negosiasi dengan dewanmenjadi perhatian penting dan disorotkhusus.

Evaluasi yang dilakukan PLP melaluikonsultan PT. Waseco Tirta, menun-jukkan bahwa permasalahan Sanimasyang terjadi pada tahun sebelumnya, ma-sih belum terpecahkan pada Sanimas2007 ini. Permasalahan ini semakin ber-tambah dengan adanya fakta bahwa ba-nyak Tim Fasilitator Lapangan (TFL)yang tidak memahami konsep pember-dayaan masyarakat pada implementasiSANIMAS dan rencana kerja masyarakat(RKM) yang berlangsung tidaksemestinya.

Kondisi ini juga menjadi keprihatinanpraktisi dari lembaga-lembaga interna-sional yang hadir pada pertemuan ini.Walaupun progres keseluruhan terkesanlambat, namun beberapa daerah telah

menunjukan kemajuan yang berarti.Pertemuan ini menyepakati bahwa

dukungan pengambil kebijakan di pusatdan daerah harus menjadi kunci untukkeberhasilan SANIMAS. Disayangkandana yang disediakan PLP untuk SANI-MAS 2007 tidak dapat terserap sepenuh-nya.

Pertemuan ini memberikan pelajaranpenting terhadap mekanisme pelak-sanaan Sanimas saat ini dan ke depan.Pendekatan berbasis masyarakat memer-lukan komitmen dan keseriusan daripenanggungjawab program. Tidak adapendekatan yang instan, perlu ada strate-gi yang komprehensif yang didukungdengan ketrampilan fasilitasi.

Komitmen bersama, baik legistatif,eksekutif, masyarakat, LSM dan seba-gainya, menjadi faktor kunci untuk mem-buat pelayanan sanitasi meningkat baiksecara kualitas maupun kuantitas. DS

SEPUTAR AMPL

45PercikDesember 2007

Lokakarya Nasional "Kegiatan Konsultansi ManajemenTeknik Pengembangan Sanitasi Berbasis Masyarakat"

Mengantisipasi semakinbanyaknya daerahdan juga pemangku

kepentingan lainnya yang bermi-nat untuk mereplikasi SanitasiTotal Berbasis Masyarakat(STBM) yang merupakan adopsidari Community-Led TotalSanitation (CLTS), berlangsungLokakarya Rencana Kerja Ope-rasional Pengembangan SanitasiTotal Berbasis Masyarakat, pada10-13 Desember 2007, di Yog-yakarta.

Lokakarya dimaksudkan se-bagai ajang saling bertukarpengalaman dan pembelajaran diantarasesama pelaku STBM baik pemerintahpusat, daerah, dan proyek terkait. Peserta

berasal dari pemerintah pusat yangdiwakili komponen Bappenas, Depar-temen Kesehatan, Departemen Dalam

Negeri, dan DepartemenPekerjaan Umum.

Sementara peserta daerahberasal dari Pokja AMPLProvinsi, Dinas Kesehatan.Proyek dan stakeholder lainnyayang hadir diantaranya WSLIC-2 dan Cuci Tangan Pakai Sabun(CPTS).

Pada akhir acara disepakatirencana kerja pengembanganSTBM Tahun 2008 yang meru-pakan hasil kesepakatan peser-ta lokakarya. Sebagian besarrencana kerja tersebut telah ter-alokasikan dananya dalam

APBN, sementara yang belum akandiusulkan untuk didanai dari sumber lainseperti hibah.

Lokakarya Nasional Rencana Kerja OperasionalPengembangan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Foto: Sutrisno

Page 48: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Indonesia telah mencapaikemajuan yang signifikandalam menyediakan pela-

yanan sanitasi dasar kepadawarganya, tapi tingkat pelayan-an tersebut masih berada dibawah negara-negara berkem-bang anggota Asian Develop-ment Bank (ADB) lainnya.

Data United Nations Deve-lopment Program (UNDP),sekitar 55 persen penduduk In-donesia memiliki akses terha-dap sanitasi yang memadai dan78 persen memiliki akses ter-hadap sumber air minum yang aman pa-da tahun 2000. Sementara, cakupan la-yanan sewerage di Indonesia merupakanyang terendah di Asia Tenggara, yaknikurang dari 1 persen penduduk Indonesiayang memiliki akses terhadap sistem ter-pusat.

Berdasarkan latar belakang itulah,Pemerintah Indonesia menerima proyekinvestasi dalam sektor sanitasi lingkung-an (Metropolitan Sanitation Manage-ment and Health Project - MSMHP) de-ngan pendanaan dari ADB dan sumberlainnya.

Bantuan Teknis Penyiapan ProyekPada saat ini MSMHP masih dalam

tahap persiapan. Untuk itu, sedang di-siapkan beberapa kegiatan melaluiProject Preparation Technical Assistance(PPTA) berupa memberi bantuan padalima kota metropolitan dalam penyusun-an strategi sanitasi kota selama fase 1 danmembantu tiga kota dalam menyusunsubproject appraisal reports (SPAR) danperumusan proyek dalam fase 2, selamaperiode 10 bulan.

Namun dalam pembahasan laporanpendahuluan dengan Direktorat JenderalCipta Karya pada 23 Februari 2007, dipu-tuskan hanya empat kota yang terpilih untukmendapat bantuan teknis dalam pe-

nyusunan strategi sanitasi kota, yakni Me-dan, Bandung, Yogyakarta dan Makassar.

Executing Agency dari PPTA danproyek yang diusulkan adalah DirektoratJenderal Cipta Karya, DepartemenPekerjaan Umum. Sementara pelak-sanaan harian dan hubungan dengankonsultan ditangani oleh Direktorat BinaProgram. Pedoman umum pelaksanaanPPTA disediakan oleh komite pengarahyang diketuai Dirjen Cipta Karya danberanggotakan pejabat senior daridepartemen dan instansi terkait, terma-suk Departemen PU, Bappenas, Depkes,Depdagri, Depkeu, dan Kementerian LH.

Sekretaris MSMHP Rina Agustinmengatakan proyek ini membantumeningkatkan pelayanan perkotaan dankesehatan masyarakat melalui perluasansistem sanitasi setempat (off-site), per-sampahan dan sistem sanitasi berbasismasyarakat, dan mengurangi pence-maran air permukaan dan air tanahdangkal dimana banyak orang menja-dikan sebagai sumber air bersih.

"Hasil yang diharapkan dari proyektersebut untuk meningkatkan pengatur-an sistem tersebut dan meningkatkankepedulian diantara pengambil keputus-an dan warga yang mendapat manfaatdari sistem sanitasi dan persampahanyang ramah lingkungan," tutur Rina yang

juga menjabat sebagai Kasub-dit Kerjasama Luar Negeridan Pola Investasi DirjenCipta Karya, Departemen PU.

Adapun sumber dana pro-yek MSMHP adalah dari pin-jaman ADB, APBN murni,APBD provinsi, APBD kota,dan sumbangan dari pihaknon pemerintah (sektorswasta dan masyarakat). Totalpendanaan proyek diperki-rakan sebesar 121,3 juta dolar.ADB hendak mendanai 43persennya atau 52,7 juta

dolar.

ManfaatProyek MSMHP akan memberi sum-

bangan untuk mencapai sasaran Milleni-um Development Goals (MDGs), yaitumemenuhi setengah dari penduduk yangbelum mendapatkan akses sanitasi pada2015 serta membuat peningkatan signi-fikan terhadap kondisi kehidupan pen-duduk di daerah kumuh.

Manfaat ekonomi dari proyek terse-but terutama terdiri atas; manfaat lang-sung dan tak langsung terhadap kese-hatan masyarakat melalui penguranganpencemaran air dan penyakit yang dise-babkan air, meningkatnya kepedulianterhadap manfaat dari pelayanan per-sampahan dan sewerage, dan meningkat-nya pengaturan sistem persampahan dansewerage.

Proyek tersebut akan memberikanpeningkatan pelayanan lingkungan untuksejumlah besar penduduk kota. Selainitu, proyek itu akan memberikan manfaattidak langsung terhadap penduduk yangtinggal di pusat kota yang berpendudukpadat, dimana peningkatan cakupan se-werage dan pengumpulan sampah di-harapkan mengurangi secara signifikanpencemaran air tanah dan air per-mukaan. BW

PROGRAM

46 PercikDesember 2007

Metropoliitan Saniitatiion Managementand Health Project (MSMHP)

Foto: Istimewa

Page 49: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Masalah utama sampah di Aglomerasi PerkotaanYogyakarta (APY) adalah penanganan TempatPemrosesan Akhir (TPA) yang terletak di Piyungan,

terutama masalah masa layan. TPA Piyungan mempunyai luas92.660 m2, volume total 1.776.224 m3, volume tersisa 723.706m3.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, perludilakukan pemrosesan sampah di TPA Piyungan melalui usahadaur ulang dan pengomposan. Usaha pemanfaatan sampahmerupakan komponen penting dalam pengelolaan sampah yangdapat mengurangi dampak lingkungan.

Penelitian ini bertujuan merencanakan perbaikan sistempengolahan sampah di TPA Piyungan dengan daur ulang danpengomposan, masa layan TPA Piyungan dengan adanya per-baikan pengolahan sampah, dan manfaat ekonomi dankelayakan usahanya serta pengaruhnya terhadap sistem pem-buangan akhir sampah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampah yang masukke TPA Piyungan sebesar 1.508 m3/hari; daur ulang hasil pemu-lungan sebesar 8,95 persen dan sebagai pakan ternak sapi sebe-sar 0,7 persen dari total sampah yang masuk ke TPA Piyungan.

Perencanaan perbaikan pengolahan di TPA Piyunganadalah: 1) pengomposan sebesar 120 m3/hari dan tidak meng-alami peningkatan karena keterbatasan lahan yang dimilikiyaitu sebesar 8900 m2; 2) menggunakan tanah penutup sebesar20 persen dari volume sampah yang telah dipadatkan dan 3)adanya faktor settlement sebesar 10 persen dari volume sampahsetelah pemadatan sehingga TPA Piyungan dapat dipakai hing-ga tahun 2013.

Bahan daur ulang anorganik yang dapat dimanfaatkansecara langsung oleh pemulung 8,95 persen dari total sampahyang masuk ke TPA Piyungan. Nilai R/C ratio sebesar 3,26 de-ngan pendapatan Rp 22.559 per hari, sehingga usaha pemu-lungan sampah di TPA Piyungan adalah layak dan memberikankeuntungan ekonomis bagi pelakunya.

Usaha pengomposan sampah organik mempunyai nilaipayback period (PP) 10,35 tahun, net present value (NPV)Rp 3.045.160.885 dan profitability index (PI) sebesar 0,08maka kegiatan pengomposan di TPA tidak memberikan keun-tungan ekonomis karena nilai NPV adalah negatif dan PI < 1, hal

ini disebabkan karena investasi lebih besar daripada penda-patan serta umur proyek yang terlalu pendek, sehingga kegiatanpengomposan di TPA Piyungan tidak dapat diterima.

Agar kegiatan pengomposan dapat memberikan keuntungandan dapat diterima, maka perlu meningkatkan bahan baku kom-pos dan memperpanjang umur proyek diatas 10 tahun. Biayapembuangan akhir dengan pengolahan eksisting adalah sebesarRp. 244.013.778 sedangkan biaya pembuangan akhir denganadanya perbaikan pengolahan eksisting adalah sebesar Rp173.022.696 sehingga dapat menghemat biaya pembuanganakhir akibat adanya perbaikan pengolahan sampah di TPAPiyungan sebesar Rp 70.991.082 per tahun.

Disarikan dari tesis Wira Afrianti Simon. ST, MT danDr. Ir. Tri Padmi Damanhuri berjudul "Pemrosesan Sampah di TempatPembuangan Akhir (TPA) Sampah Piyungan Melalui Usaha Daur Ulang

dan Pengomposan" pada Program Studi Teknik Lingkungan ITB.email : [email protected], [email protected]

ABSTRAKSI

47PercikDesember 2007

Pemrosesan Sampah di TempatPembuangan Akhir (TPA) Sampah

Piyungan Melalui Usaha Daur Ulangdan Pengomposan

Foto: Bowo Leksono

Page 50: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Air LimbahTanya:Apakah air limbah domestik harus diolah dengan kolam sta-

bilisasi seperti yang banyak diterapkan di Indonesia? Apakahtidak sebaiknya diolah dengan proses aerasi?

Ma'ruf, Depok

Jawab:Pengolahan air limbah domestik pada intinya adalah

memisahkan material yang dapat langsung dipisahkan secaraproses fisika biasa, diikuti pemisahan material yang harusdidahului pengolahan kimia-mikrobiologi untuk dilanjutkandengan pemisahan secara fisika.

Kolam stabilisasi sesungguhnya merupakan proses aerasi,dimana akan terjadi proses infiltrasi udara di atas permukaanair limbah ke dalam air limbah (dibantu angin yang bertiupsecara alami) serta infiltrasi sinar matahari yang mempercepatpertumbuhan mikroorganisme pengurai air limbah. Proses inisesungguhnya sangat alami, yang berjalan sangat lambat.

Penggunaan masukan udara (forced aeration) seperti peng-gunaan aerator akan meningkatkan kinerja kontak udara de-ngan air limbah, yang akan berdampak pada makin tingginyaefisiensi (waktu proses yang lebih pendek) dan efektifitas (penu-runan nilai Biochemical Oxygen Demand atau BOD yang lebihtinggi) ketimbang dengan proses yang terjadi pada kolam sta-bilisasi.

Penggunaan aerator dalam proses aerasi akan mengurangiluasan kebutuhan lahan, mengontrol kinerja penyisihan BODdengan lebih terukur, serta meningkatkan penyisihan nilai BODdalam waktu yang lebih singkat. Namun di sisi lain, biaya inves-tasi untuk aerator serta biaya energi untuk pengoperasian-pemeliharaan-perawatan sistem akan lebih tinggi pula.

Limbah PadatTanya:Saya mencoba menerapkan pengolahan anaerobik untuk

limbah padat (kotoran ternak) dari peternakan sapi yang sayamiliki. Namun saya memiliki kendala saat melakukan prosesstart up, yang mengakibatkan produksi gas sepertinya tidakoptimal (fluktuatif). Bagaimana upaya kontrol proses start updari proses anaerobik, sehingga proses stabilisasi reaktor dapatberjalan lebih cepat?

Yusril, Malang

Jawab:Jika terdapat keterbatasan dalam analisis yang mendetail,

maka beberapa parameter yang lebih sederhana namun cukuphandal untuk diuji adalah :

Apakah ukuran dari sampah yang akan diolah sudahcukup kecil dan seragam. Penggunaan mesin pencacah dapatmenyeragamkan ukuran sampah dan meningkatkan luas per-mukaan sentuh sampah.

Apakah pembebanan (loading) dari sampah yang dima-sukkan ke dalam reaktor terlalu cepat. Umumnya pada prosesstart up, pembebanan dilakukan pada 2 kg COD/m3/hari, laluditingkatkan secara bertahap hingga produksi gas metan yangstabil. Umumnya stabilisasi dari setiap kenaikan pembebanandapat mencapai 1-2 minggu. Produksi metan yang stabil dapatmencapai 130 liter metan/kg kotoran ternak.

Apakah penurunan nilai Chemical Oxygen Demand (COD)terhadap produksi gas, telah terpenuhi. Umumnya dapat men-capai 260 liter metan/kg COD tersisihkan. Jika hal ini belumtercapai, maka reaktor belum stabil, dan tingkat pembebananharus tetap dipertahankan (tidak boleh ditingkatkan) ataubahkan mungkin harus sedikit diturunkan.

Apakah kadar air sudah dipertahankan pada kisaran opti-mum. Kadar air antara 55-60 persen adalah optimum untukproses anaerobik.

Apakah pH sudah dikontrol dengan baik. UmumnyaNaOH atau NaHCO3 digunakan untuk mengontrol pH padakisaran 7,0-7,2. Jika penggunaan senyawa alkali ini kurang darikebutuhan untuk menyesuaikan pH, maka akan terbentukVolatile Fatty Acid (VFA) dalam jumlah berlebih, yang dapatmembunuh mikroorganisme penghasil metan (methanogenesisbacteria). Namun jika penggunaan senyawa alkali yang berlebih-an, dapat menimbulkan lonjakan pH dan dapat membahayakanmethanogenesis bacteria pula.

Apakah pengadukan telah berlangsung baik dan reaktorcukup kedap udara. Pengujian kualitas pengadukan harus diper-hatikan, untuk menjamin seluruh sampah dapat teraduk dengansemerata mungkin. Konstruksi reaktor juga harus dipastikanuntuk kedap udara, karena oksigen adalah senyawa yang bersi-fat toksik untuk proses anaerobik.

Apakah sudah tersedia mikronutrien dalam jumlah yangmemadai. Penggunaan senyawa CuSO4 dalam kadar yang sa-ngat rendah, yaitu 1-2 mg/liter, dapat membantu pertumbuhanmethanogenesis bacteria secara signifikan. Jangan melebihidosis ini, karena justru dapat bersifat toksik untuk methanogen-esis bacteria.

* pengasuh adalah mahasiswa program doktoral di Division ofEnvironmental Science and Engineering, National University of

Singapore (NUS), Singapura. Kontak pengasuh: [email protected]

KLINIK IATPI

48 PercikDesember 2007

Majalah Percik bekerja sama dengan Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia, membuka rubrik Klinik.Rubrik ini berisi tanya jawab tentang air minum dan penyehatan lingkungan.

Pertanyaan dapat disampaikan melalui redaksi Majalah Percik

Kontributor: Sandhi Eko Bramono* ([email protected]), Lina Damayanti ([email protected])

Page 51: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Smarter Sanitation merupakansebuah media penyebaran infor-masi baru yang dikeluarkan oleh

Asian Development Bank (ADB) untukmembantu pemerintah nasional danlokal untuk mendorong sektor airlimbah dan sanitasi mencapaitujuan pembangunan milenium(Millenium Development Goals).Lebih dari 30 tenaga ahli yangberasal dari negara berkembangberkontribusi memberikan con-toh-contoh studi kasus.

CD ini disusun berdasarkansebuah lokakarya yang berlangsungpada bulan September 2005 di kantorpusat ADB di Manila, Filipina, dimanasekitar 100 perwakilan yang berasal daripemerintah, organisasi non pemerintah,sektor swasta, institusi akademik, danlembaga donor berpartisipasi. Lebih dari30 tenaga ahli di bidang air limbah dansanitasi dari seluruh Asia Pasifik mem-

presentasikan makalah yang menyajikanpraktek-praktek pengolahan air limbah

dan sanitasi yang baik, pelajaran daripraktek-praktek yang pernah ada serta

pemikiran segar pada bidang pengola-han air limbah dan sanitasi.

CD ini berisi empat bagian uta-ma, yaitu pertama sikap dan ke-salahpahaman. Bagian ini mengi-dentifikasi tren dalam pemikiranuntuk kembali mengatur sektorsanitasi dan drainase untuklebih berkembang. Kedua ten-tang kebijakan. Bagian ini me-mancing perhatian kita untuk

menangani masalah sanitasi de-ngan baik.

Ketiga adalah bagian pende-katan pada masyarakat, dengan

pertimbangan bahwa masyarakat ada-lah bagian dari perubahan itu sendiri.Sementara bagian terakhir atau keem-pat yaitu teknologi. Bagian ini bertolakdari prinsip 3R atau reduce, reuse, danrecycle. DYO

INFO CD

Petunjuk Penanganan Sanitasi

49PercikDesember 2007

Sebanyak 76,2 persen dari 52 sungai di Jawa, Sumatera,Bali, dan Sulawesi tercemar berat olehcemaran organik. Mayoritas sungai yang

terdapat di kota padat penduduk seperti diPulau Jawa cenderung lebih tercemar bak-teri coliform dan fecal coli. Bakteri terse-but adalah penyebab penyakit diare.

Demikian satu paragraf pembukadari sebuah film dokumenter yangdiproduksi Sekretariat Pokja AMPLPusat. Film berdurasi tujuh menit inipertama ditayangkan saat KonferensiSanitasi Nasional (KSN) 2007,November 2007 lalu. Film yang sudahditerjemahkan dalam bahasa Inggris inimenghiasi perpustakaan Pokja AMPL.

Film bertajuk "Potret Sanitasi Indonesia" iniberisi gambaran-gambaran riil kondisi sanitasi di beberapawilayah di Indonesia. Sungai-sungai yang kotor dan tercemar,penuh sampah, namun digunakan warga untuk mencuci.

Kondisi seperti inilah sebagai penyebab utama adanya ben-

cana banjir. Seperti digambarkan dalam film ini, banjir tahunanmelanda Kampung Melayu, Jakarta Timur. Warga sendiri

menilai disamping sampah, banjir disebabkan pen-dangkalan dan penyempitan sungai Ciliwung

yang melintas wilayah tersebut.Selain banjir, kebiasaan hidup tidak

bersih juga menjadi penyebab bencanapenyakit diare. Sementara kerapkali infor-masi yang diterima masyarakat tidakmenyoroti isu sanitasi sebagai penyebabmusibah diare, sehingga pengetahuan

masyarakat tentang sanitasi pun tetapminim. Kondisi ini berakibat pada rendah-

nya kesadaran masyarakat terhadap pen-tingnya sanitasi dalam menunjang kesehatan

mereka.Pada bagian akhir film, ditampilkan perilaku

masyarakat di suatu daerah yang telah berhasil satu langkahdalam menanggulangi masalah sanitasi. Tentu tidak cukupberhenti sampai di situ, karena jelas dibutuhkan kontinuitasdalam menjaga lingkungan yang bersih dan sehat. BW

Potret Sanitasi Indonesia

Page 52: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

Menurut kata-kata bijak; lebih mudah mencari lawandaripada kawan. Terkandung makna betapa berhar-ganya kawan dan termasuk golongan orang-orang yang

bijak memperlakukan sesuatu sebagai kawan. Demikian pulahalnya dengan sampah, yang menurut kebanyakan orang meng-anggap dan memperlakukannya sebagai musuh.

"Kalau Sulit Dilawan Jadikan Kawan", demikian judulsebuah buku terbitan Kelompok Kerja Air Minum dan Pe-nyehatan Lingkungan (Pokja AMPL). Buku ini berisi informasimendasar tentang sampah dan konsep pengelolaannya yangdirasakan tepat saat ini.

Dalam buku baru cetakan edisi pertama pada November2007 ini dapat dijumpai informasi mengenai hirarki pengelola-an sampah, berbagai jenis sampah dan peluang-peluang peman-faatannya.

Buku setebal 60 halaman ini dibagi beberapa bagian. Bagianpertama, bertajuk Berkawan dalam Keterpaduan, memperke-nalkan gagasan memperlakukan sampah sebagai sumberdayadaripada sesuatu yang harus dibuang. Pada bagian kedua,Awalnya, Jangan Sampai Punya Banyak Lawan, yang mengajakpembaca mempelajari cara-cara mencegah terjadinya sampah,sebagai salah satu pendekatan mengurangi beban lingkungan.

Pada bagian penjelasan karakteristik dan kategori sampah,serta perlakuan untuk mengurangi jumlah yang harus dibuang,berjudul Mengenali Kawan. Bagian Menelusuri PerjalananKawan, menggambarkan perjalanan Sampah Layak Jual di

Indonesia serta peran sektor informal dan usaha kecil mene-ngah. Diikuti bagian yang bertajuk Kawan Dilebur, KawanDibentuk, dimana proses daur ulang beberapa jenis bahan dije-laskan.

Selanjutnya, Yang Busuk Yang Bermanfaat menjelaskanproses pembuatan kompos dari sampah organik. Terakhir bukuini memperkenalkan konsep menggunakan sampah sebagaisumber energi listrik dalam bagian berjudul Dari Sampah JadiEnergi.

Secara keseluruhan, buku ini tidak dimaksudkan sebagaibuku referensi yang memuat informasi mendalam tentang per-sampahan, tapi lebih untuk menumbuhkan pemahaman dasarperlunya mengoptimalkan penanganan sampah. BW

INFO BUKU

50 PercikDesember 2007

JudulKalau Sulit Dilawan Jadikan Kawan

Penulis:Rudy Yuwono dan

Tim Penulis Pokja AMPLPenerbit:

Kelompok Kerja Air Minum danPenyehatan Lingkungan,

Jakarta 2007Tebal:

60 halaman

Jadikan Sampah Sebagai Kawan

Sebuah buku kumpulan peraturan perundangan yangterkait sektor air minum dan penyehatan lingkungan(AMPL) telah terbit untuk yang pertama kali. Tujuan

diterbitkannya buku ini untuk memudahkan para stakeholdersektor air minum dan penyehatan lingkungan dalam menge-tahui dan memahami isi tiap peraturan perundangan baik yangterkait langsung maupun tidak langsung terhadap sektor airminum dan penyehatan lingkungan.

Dalam mengimplementasikan kebijakan air minum dan penye-hatan lingkungan berbasis masyarakat (AMPL-BM) yang telah di-susun pemerintah, para pelaku di sektor ini kerap bersinggungan de-ngan masalah hukum dan peraturan perundang-undangan terkaitmasalah pembangunan AMPL. Peraturan perundangan tersebut se-ringkali berubah seiring perubahan sosial-politik kemasyarakatan danperubahan standar pelayanan umum.

Kondisi tersebut menuntut para pelaku bidang air minumdan penyehatan lingkungan untuk selalu up to date terhadapperaturan perundang-undangan. Ketersediaan media informasiyang praktis dan padat sangat dibutuhkan para pelaku tersebut.

Buku setebal 198 halaman ini berisi peraturan perundang-undangan mulai dari bentuk undang-undang (UU), peraturan

pemerintah pengganti undang-undang (Perpu), peraturanpemerintah (PP), keputusan presiden (Keppres), peraturanpresiden (Perpres), keputusan menteri (Kepmen), peraturanmenteri (Permen), dan peraturan daerah (Perda)

Namun, buku ini hanya menjelaskan garis besar masing-masing peraturan perundang-undangan yang dihimpun. Hal inidimaksudkan untuk memudahkan pembaca dalam memahamiisi peraturan perundang-undangan yang terkait langsungmaupun tidak langsung dengan AMPL. Sementara soft copykeseluruhan isi regulasi tersebut dapat diperoleh langsung diSekretariat Pokja AMPL. BW

JudulKumpulan Regulasi Terkait AMPL

Penyusun:Oswar Mungkasa, Kurnia Ratna Dewi

Penerbit:Kelompok Kerja Air Minum dan

Penyehatan Lingkungan, Jakarta 2007Tebal:

xvi + 198 halaman

Kumpulan Regulasi Terkait AMPL

Page 53: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

World Toilet Organizationhttp://worldtoiletorganization.com

W orld Toilet Organization (WTO)berdiri tahun 2001 untuk

mengedepankan isu toilet dan sanitasi.WTO tumbuh bersama 75 organisasi di42 negara. WTO adalah suara global danmerapatkan barisan untuk membahasmasalah global.

Visi WTO adalah sanitasi bersih,aman, ramah lingkungan dan berkelanju-tan untuk setiap orang. Sementaramisinya dengan suara global mengad-vokasi sistem toilet berkelanjutan dengandukungan kapasitas dan pendidikan pub-lik dan implementasi proyek-proyeknyata.

Situs ini juga dihubungkan denganberbagai situs perusahaan yang mempro-duksi bermacam piranti toilet, dari yangsederhana hingga yang tercanggih.Cukup lengkap informasi yang tersediapada situs ini berkenaan dengan kebu-tuhan dan pengetahuan toilet.

Recyclenowhttp://recyclenow.com

U ntuk mempermudah mengaksessitus ini tinggal mengisi kode pos

sehingga Anda tahu kemana barang-barang bekas Anda dapat disalurkan ataudijual. Tak lupa, situs ini juga dilengkapidengan berbagai tips berkenaan denganpengelolaan sampah.

Bahkan ada tips utama yang memba-has bagaimana cara mengelola sampahdan menjaga lingkungan sekitar kita, baikdi rumah, di sekolah, di tempat kerja, di

kebun, dan dimanapun kita berada.Tidak banyak situs yang dapat menja-

di panduan bagi siapa saja untukmelakukan daur ulang sampah sepertidalam situs ini. Situs ini cukup menjawabpertanyaan bagaimana cara kita mengo-lah sampah rumah tangga secara seder-hana.

Dana Mitra Lingkunganhttp://dml.or.id

S itus ini dikelola oleh Yayasan DanaMitra Lingkungan (DML), sebuah

yayasan penyandang dana yang bergerakdi bidang lingkungan di Indonesia. DMLsendiri didirikan pada tahun 1983 yangmerupakan inisiatif dari berbagai orangpenting dan para pimpinan perusahaan.

Yayasan ini menjadi forum bersamapara pemimpin perusahaan untuk menja-ga dan mencari solusi akibat kerusakanlingkungan dengan mengarahkan padatingkah laku yang ramah lingkungan.

Dalam situs ini dilengkapi berbagaiberita dan artikel berkenaan dengan per-sampahan, disamping info buku yangmenarik. Dan yang tidak kalah menariktentu bermacam program dan kegiatandari Yayasan DML.

Minnesota PollutionControl Agency (MPCA)

http://pca.state.mn.us/waste/index.html

D i dalam situs ini pengunjung dapatmemperoleh informasi yang berkait-

an dengan masalah lingkungan hidup.Salah satunya adalah masalah limbah.Terdapat berbagai macam informasi se-putar limbah antara lain mengenai waste

management yang membahas masalahlandfill, compost, remediation sites, solidwaste utilization, storage tank system,wastewater dan lain sebagainya. Disinijuga dibahas tentang masalah regulasilimbah. Beberapa topik yang dibahasantara lain seputar hazardous wasterules, solid waste rules, dan lain seba-gainya. Pengunjung juga dapat memper-oleh bahan publikasi seputar limbah de-ngan berbagai topik menarik.

Situs ini dibawah kelola MinessotaPollution Control Agency yang memilikikomitmen untuk selalu menjaga aksesi-bilitas situs ini bagi setiap orang karenahal ini merupakan bagian dari usahaMPCA dalam menjaga, melakukan kon-servasi dan meningkatkan kualitaslingkungan hidup di wilayah Minnesota,Amerika Serikat.

Earth 911http://earth911.org/master.asp

M elalui situs ini pengunjung dapatmemperoleh informasi mengenai

recyle, limbah rumah tangga berbahaya,konservasi energi, composting dan berba-gai macam informasi seputar limbah lain-nya. Disini juga tersedia pojok khususbagi anak-anak yang menyediakan berba-gai macam permainan, aktivitas maupuninformasi mengenai lingkungan hidupyang juga berguna bagi guru maupunorang tua.

Situs ini dikelola oleh Earth 911, suatuNGO yang berada di bawah binaan U.S.Environmental Protection Agency.Tujuan dari organisasi ini adalah meng-giatkan masyarakat dalam meningkatkankualitas hidup dengan cara memeliharalingkungan hidup.

INFO S ITUS

51PercikDesember 2007

Page 54: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

L A P O R A N

FAIR DEALS FOR WATERSHED SERVICESIN INDONESIAPenerbit: UK, International Institute forEnvironment and Developmet (IIED),Tahun 2007

ASER (ANNUAL STATE OF THE ENVI-RONMENT REPORT) 2003, LAPORANTAHUNAN LINGKUNGAN HIDUP KABU-PATEN BANDUNG: WESTERN JAVAENVIRONMENTAL MANAGEMENT PRO-JECT (WJEMP)

P E R A T U R A N

BUKU SAKU REGULASI AMPL (AIRMINUM DAN PENYEHATANLINGKUNGAN) Penerbit: Pokja AMPL Bekerjasama dengan Ditjen Cipta KaryaDep. PU, 2007

PERATURAN BUPATI TAKALARNOMOR 16 TAHUN 2007 TEN-TANG PERENCANAAN STRATEGISAIR MINUM DAN PENYEHATANLINGKUNGAN BERBASIS MASYA-RAKAT (AMPL-BM) TAHUN 2007-2015

B U K U

AUDIT LINGKUNGANPenerbit: Gadjah Mada UniversityPress, Yogyakarta, 2006

MENGELOLA SAMPAH KOTAPenerbit: Penebar Swadaya,Jakarta, 2007

PERILAKU HIDUP SEHATDALAM ISLAMPenerbit: USAID - Mercy Corps,Jakarta, 2007

STOPS!! SANITASI TOTAL DAN PEMASARAN SANITASI/TSSM(TOTAL SANITATION AND SANITATION MARKETING: PENDEKATANBERBASIS MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN AKSES TER-HADAP SANITASI YANG AMAN DAN SEHAT SERTA PERILAKU HIGIE-NISPenerbit: Water and Sanitation Program for East Asia and thePacific (WSP-EAP), Jakarta, 2007

KIAT KERJA SANITASI DI KAWASAN KUMUHPenerbit: Bappenas, Jakarta 2007

M A J A L A H

AIR MINUMEdisi 145, Oktober 2007

BULETIN CIPTA KARYANomor 11, November 2007

TEKNO LIMBAHVolume 5, 2007

BUTIR (BULETIN TIRTANADI)No. 2, April 2007

PERCIK YUNIOREDISI 4, Desember 2007

PERCIKEdisi 20, Oktober 2007

TUKIEdisi 9 Tahun II, 2007

C O M P A C T D I S K

DVD CERAMIC WATER FILTERS IN CAMBODIAAUGUST 2008

DVD DEWATS-SME FOR SMALL AND MEDIUMENTERPRISE, DEWATS-CBS COMMUNITY BASEDSANITATION, DESWAM (DECENTRALIZED WASTEMANAGEMENT) ENGLISH VERSION

DVD KONFERENSI SANITASI NASIONAL 2007-KUNJUNGAN LAPANGANKE RW 08 KEL. PETOJO UTARA

PPUUSSTTAAKKAA AAMMPPLL

52 PercikDesember 2007

Page 55: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008

NO WAKTU KEGIATAN

1 5-6 November 2007 Lokakarya Strategi Implementasi Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat (AMPL-BM)

Pasca Waspola di Sukabumi diselenggarakan oleh Waspola bekerjasama dengan Pokja AMPL Pusat

2 12-13 November 2007 Diskusi kerjasama Bappenas, ITS, Uni-Eropa (Project Dimsum) di Jakarta diselenggarakan oleh ITS

3 13-16 November 2007 Sosialisasi Manual Pengelolaan Sarana AMPL di Bandung diselenggarakan oleh Ditjen PMD-Depdagri

4 16-17 November 2007 Pertemuan Perbaikan Juklak-Juknis Community Water Services & Health Project (CWSHP) di Bogor

diselenggarakan oleh CWSH-Depkes

5 19-21 November 2007 Konferensi Sanitasi Nasional (KSN) 2007 di Jakarta diselenggarakan oleh Bappenas

6 21-23 November 2007 Lokakarya Renstra Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL-BM) Kabupaten Tangerang di Bogor

diselenggarakan oleh Pokja AMPL Tangerang

7 22-26 November 2007 Pelatihan Pengembangan Kelembagaan Desa (CWSH) di Bogor diselenggarakan oleh Ditjen PMD Depdagri

8 26-27 November 2007 Rapat Konsultasi Juknis Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur Tahun 2008 di Manado

diselenggarakan oleh Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum

9 28-30 November 2007 Lokakarya Tim Koordinasi Kabupaten (TKK) CWSHP di Palembang diselenggarakan oleh Ditjen Bangda

Depdagri

10 29 Nopember 2007 Workshop Sanitasi Berbasis Masyarakat di Jakarta diselenggarakan oleh Departemen PU

11 6 Desember 2007 Rapat koordinasi lintas sektor Proyek Proair NTT di Jakarta diselenggarakan oleh ProAir

12 6-8 Desember 2007 Sosialisasi PAMSIMAS Bupati dan DPRD di Bandung diselenggarakan oleh Ditjen Bangda-Depdagri

13 6-7 Desember 2007 Workshop Finalisasi Renstra Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara di Kendari

diselenggarakan oleh Pokja AMPL Kabupaten Konawe

14 10-14 Desember 2007 Lokalatih Fasilitator Provinsi dan Lokalatih Operasionalisasi Kebijakan AMPL-BM untuk Daerah Baru

di Yogyakarta diselenggarakan oleh WASPOLA

15 10-12 Desember 2007 Pembahasan Akhir Penyusunan Rencana Kerja Pengembangan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

di Yogyakarta diselenggarakan oleh Ditjen PP&PL Depkes

16 10-14 Desember 2007 Pelatihan CLTS di Tanah Datar, Sumatera Barat diselenggarakan oleh Pokja AMPL Kabupaten Tanah Datar

17 13 Desember 2007 Rapat Koordinasi Stakeholder Pusat Terkait Pengelolaan Air Minum di Tingkat Rumah Tangga (PAM RT)

di Jakarta diselenggarakan oleh Depkes

18 13 Desember 2007 Sosialisasi Program Kebijakan AMPL Kabupaten Rembang di Rembang, Jawa Tengah diselenggarakan

oleh Bappeda Rembang

19 13-16 Desember 2007 Lokakarya Rencana Kerja Operasional Pengembangan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Yogyakarta

diselenggarakan oleh Ditjen PP & PL Depkes

20 14 Desember 2007 Workshop Program Capacity Building (exit strategy) WSLIC-2 di Jakarta diselenggarakan

oleh WSLIC-2 Depkes

21 14 Desember 2007 Rapat Pembahasan Strategi Kampanye Sanitasi ISSDP di Jakarta diselenggarakan oleh ISSDP

22 17-19 Desember 2007 Annual Review WSLIC-2 2007 di Denpasar, Bali diselenggarakan oleh WSLIC-2

AGENDA

Page 56: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Desember 2007 Tema Tahun Sanitasi Internasional 2008