Materi tambahan

42
Ringkasan Teori Komunikasi Miller Pemaparan teori-teori di bawah ini merupakan deskripsi singkat, dan untuk memahami keberadaan teori yang ingin digunakan dibutuhkan kajian yang lebih mendalam tentang teori yang dimaksud.

description

Materi tambahan

Transcript of Materi tambahan

  • Ringkasan TeoriKomunikasi Miller

    Pemaparan teori-teori di bawah ini merupakan deskripsi singkat, dan untuk memahami keberadaan teori yang ingin digunakan dibutuhkan kajian yang

    lebih mendalam tentang teori yang dimaksud.

  • Theories of Symbolic Organization

    Schema Theory (post-positivist)

    Menyatakan bahwa manusia adalah prosesor informasi yang aktif dan pemikiran skematik menyimpulkan berdasarkan kebutuhan untuk mengelola pemikiran sesuai dengan pemahaman kebutuhan ekonomi.

    Melihat bentuk dan struktur yang membantu individu memproses keragaman informasi tentang kehidupan sosial dalam cara yang efisien.

  • Theories of Symbolic Organization

    Attribution Theory (post-positivist)

    Menyatakan bahwa manusia mencari alasan kausalitas yang dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku yang diamati. Manusia berperan sebagai peneliti yang naif.

    Internal attribution menempatkan penyebab perilaku tertentu berasal dari diri seseorang.

    External attribution menempatkannya pada situasi.

  • Theories of Symbolic Organization

    Narrative Theory (interpretive) Walter Fisher

    Individu memandang kehidupan sosialnya dalam bentuk naratif, dan membuat keputusan serta bertingkah laku dalam kerangka pikiran naratif tersebut.

    Manusia sebagai storyteller

  • Theories of Symbolic Organization

    Dramatism (interpretive) Kenneth Burke

    Manusia berperilaku (secara simbolik) seperti sedang berperan dalam sebuah drama

    Lima hal yang perlu dipertimbangkan dalam memahami bagaimana kita berperilaku: The act, apa yang dilakukan seseorang The scene, konteks di sekitar the act The agent, orang yang menampilkan the act The purpose, tujuan eksplisit atau implisit dari the act Agency, cara yang digunakan untuk menampilkan the act

  • Theories of Message Production

    Constructivist (post positivist-interpretive) Jesse Delia

    Menjelaskan bahwa individu menafsir dan bertindak menurut kategori konseptual yang ada dalam pikiran.

    Realitas tidak menghadirkan dirinya dalam bentuk kasar, tetapi harus disaring melalui cara seseorang melihat sesuatu.

    George Kelly memberi sumbangan pemikiran; tentang gagasan pribadi yang menyatakan bahwa manusia mengalami pengalaman dengan berkelompok serta membedakan kejadian menurut kesamaan dan perbedaannya.

  • Theories of Message Production

    Action Assembly Theory (post-positivist) John Greene

    Menguji cara kita mengatur pengetahuan dalam pikiran dan menggunakannya untuk membentuk pesan.

    Manusia membentuk pesan dengan menggunakan kandungan pengetahuan dan pengetahuan prosedural.

    Manusia tahu tentang banyak hal dan tahu bagaimana melakukan hal tersebut.

  • Theories of Message Production

    Planning & Goals (post-positivist) Charles Berger

    Menjelaskan proses yang dilalui individu dalam merencanakan perilaku komunikasi mereka.

    Rencana-rencana dari perilaku komunikasi adalah representasi kognitif hierarki dari rangkaian tindakan mencapai tujuan. Dengan kata lain, rencana-rencana merupakan gambaran mental dari langkah-langkah yang akan diambil seseorang untuk memenuhi sebuah tujuan.

    Perencanaan adalah proses rencana-rencana tindakan.

  • Theories of Message Processing

    Cognitive Dissonance Theory (post-positivist) Leon Festinger

    Menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku, hubungan antara apa dipikirkan oleh seseorang tentang sebuah isu dan bagaimana ia berperilaku berkaitan dengan isu tersebut.

    Perilaku memiliki beragam elemen kognitif, seperti; sikap, persepsi, pengetahuan, dan perilaku. Elemen-elemen tersebut tidak dapat dipisahkan, tetapi saling menghubungkan satu sama lain dalam sebuah sistem.

    Jenis hubungan elemen-elemen tersebut; (1) kosong atau tidak berhubungan, (2) cocok atau sesuai, (3) tidak cocok atau disonansi.

  • Theories of Message Processing

    Theory of Reason Action (post-positivist) Icek Ajzen dan Martin Fishbein

    Menjelaskan bahwa secara spesifik, intensi dari perilaku tertentu ditentukan oleh sikap seseorang terhadap perilaku dan kumpulan keyakinan tentang orang lain ingin ia berperilaku.

    Terdapat hubungan antara sikap dan perilaku, dengan mempertimbangkan keadaan dimana sikap terhadap isu tertentu dapat mempengaruhi perilaku yang relevan dengan isu tersebut.

  • Theories of Message Processing

    Social judgement Theory (post-positivist) Muzafer Sherif dan Carolin Sherif

    Menjelaskan bahwa perubahan sikap dipengaruhi oleh proses penilaian kognitif seseorang yang dibandingkan dengan sistem sikap dan keyakinan yang sudah ada pada orang tersebut.

  • Theories of Message Processing

    Elaboration Likelihood Model (post-positivist) Richard Petty dan John Cacioppo

    ELM merupakan teori persuasi. Teori ini mencoba untuk memprediksi kapan serta bagaimana seseorang akan dan tidak akan terbujuk oleh pesan.

    Terkadang, seseorang mengevaluasi pesan dalam cara yang rumit, menggunakan pemikiran yang kritis, dan terkadang seseorang melakukannya dengan cara yang lebih sederhana dan kurang kritis.

    Pengolahan informasi; sentral (berpikir secara kritis) dan periferal (tidak berpikir secara kritis).

  • Theories of Message Processing

    The Heuristic-Systematic Model (post-positivist) Shelley Chaiken (1987)

    Bersama dengan ELM disebut sebagai dual processing models.

    Dalam persuasi HSM, pemrosesan sistematiknya mirip dengan yang ada pada ELM, dan melibatkan pertimbangan keberadaan konten pesan.

    Yang spesifik adalah HSM melibatkan penggunaan hukum pengambilan keputusan sederhana yang memperbolehkan seseorang untuk mengevaluasi rekomendasi pesan tanpa harus mencermati konten pesan.

  • Theories of Message Processing

    Inoculation Theory (post-positivist) William McGuire(1961)

    Inoculation theory tidak berurusan dengan perubahan sikap tetapi proses dimana seseorang menolak perubahan sikap dalam komunikasi interpersonal atau melalui media massa.

    Ada dua faktor utama dalam proses inoculation, yaitu; ancaman (threat) dan antisipasi ketidaksetujuan (refutational preemption).

  • Theories of Message Processing

    Problematic Integration Theory (interpretive) Austin Babrow (1992)

    Menyatukan ide dari komunikasi dan disiplin ilmu yang berhubungan tentang bagaimana individu menerima, memproses, dan berpikir tentang pesan yang spesifik dan situasi dalam hidup mereka.

    Menjelaskan bahwa kita memiliki dua macam orientasi berkaitan dengan isu dn kejadian dalam hidup; orientasi probabilitas dan orientasi evaluatif.

  • Theories of Discourse & Interaction

    Speech Ach Theory (interpretive) Charles Morris (1938) & John Searle (1969)

    Menjelaskan kondisi saat seseorang menyempurnakan/menyelesaikan permasalahan dengan kata-kata, melakukan tindakan dengan kata-kata.

    Contohnya; saat kita mengatakan, Saya akan membalas Anda, itu berarti kita sudah menyelesaikan beberapa hal; (1) terbentuknya sebuah wacana (aksi terungkap utterance act), (2) menegaskan sesuatu tentang dunia atau melakukan aksi usulan (propositional act), (3) memenuhi sebuah niat yang disebut aksi kehendak (illocutionary act).

  • Theories of Discourse & Interaction

    Coordinated Management of Meaning Theory (interpretive & critical) Vernon Cronen & Barnett Pearce (1970s)

    Menjelaskan pemahaman bagaimana makna diciptakan, dikoordinasikan, dan dikelola dalam kehidupan sosial.

    Ontologi; kehidupan sosial yang kita anggap solid dan pasti ternyata merupakan produk tindakan manusia.

    Epistemologi; teori dapat dipandang sebagai teori penting dimana pengetahuan tidak mengambil bentuk universal dan bebas nilai. Teori digunakan untuk memahami kondisi dimana tindakan manusia dituntun oleh aturan dalam konteks dan hubungan teertentu.

  • Theories of Discourse & Interaction

    Communication Accommodation Theory (post-positivist) Howard Giles (1970s)

    Menjelaskan kondisi dimana para pihak yang berinteraksi saling memberi pengaruh antara satu dengan yang lain.

    Berfokus pada proses psikologikal sosial (cara kita mengenali diri kita dan yang lainnya dalam situasi sosial).

  • Theories of Discourse & Interaction

    Expectancy Violation Theory (post-positivist) Judee Burgoon (1970s)

    Merupakan teori komunikasi perilaku non verbal.

    Menjelaskan bahwa kita semua memiliki harapan (espektasi) mengenai interasi seperti apa dan bagaimana yang akan terjadi.

    Ekspektasi itu meliputi jarak saat berinteraksi, kecepatan berbicara, volume,pandangan mata, sentuhan, dan ramah tamah.

  • Theories of Discourse & Interaction

    Interaction Adaptation Theory (post-positivist) Judee Burgoon (1980s)

    Teori ini meletakkan dasar pengenalan berbagai jenis penyesuaian dan hubungannya,tetapi fenomena ini sebenarnya merupakan bagian dari proses adaptasi dalam interaksi yang kompleks.

    Teori ini menyatakan bahwa pelaku komunikasi memiliki sejenis sinkronisasi interaksional (interactional synchrony) atau pola maju mundur yang teratur.

    Terdapat kombinasi faktor RED; persyaratan (requirements), dugaan (expectation), keinginan (desires).

  • Theories in Developing Relationships

    Social Penetration Theory (post-positivist) Irwin Altman & Dalmas Taylor (1970s)

    Teori ini hadir untuk mengidentifikasikan proses peningkatan pengungkapan dan keintiman dalam sebuah hubungan. Teori ini terfokus pada perilaku dan motivasi individu.

    Terdapat 4 tahap

    dalam pengambangan

    hubungan;

    (1) orientasi

    (2) eksplorasi

    (3) perubahan

    emosional

    (4) keterbukaan

  • Theories of Discourse & Interaction

    Uncertainty Reduction Theory (post-positivist) Charles Berger

    Teori ini membahas manusia yang sering kali kesulitan dengan ketidakpastian, mereka ingin dapat menebak perilaku sehingga terdorong untuk mencari informasi tentang orang lain.

    Semakin seseorang merasa tidak pasti, semakin ia bergantung pada data yang tersedia dalam situasi yang dihadapinya.

    Daya tarik atau afiliasi memiliki hubungan yang positif dengan pengurangan ketidakpastian. Contohnya; pengungkapan non verbal akan mengurangi ketidakpastian, dan adanya pengurangan ketidakpastian akan meningkatkan pengungkapan non verbal.

  • Theories in Ongoing relationship

    Relational System Theory (interpretive) The Palo Alto Group

    Gregory Bateson, Paul Watzlawick, Don Jackson, Janet Beavin Bavelas mengembangkan pandangan baru mengenai interaksi dalam hubungan yang memiliki dampak luas pada bidang psikiatri, terapi keluarga, filosofi, dan komunikasi.

    Membahas tentang komunikasi yang terjadi dalam hubungan jangka panjang yang melibatkan ketegangan, perkembangan, konflik, dan pertumbuhan, contohnya komunikasi dalam keluarga dan hubungan dekat.

  • Theories in Ongoing relationship

    Theories of Relational Dialectics (interpretive) Leslie Baxter

    Menekankan bahwa pendekatan dialektis memandang bahwa hubungan dan komunikasi dimana individu dan relasi sosialnya diciptakan dan diciptakan kembali melalui interaksi.

    Digunakan untuk memahami bagaimana hubungan bertahan dan dan berhadapan dengan ketegangan

  • Theories in Organizational Communication

    Weicks Theory of Organizing (interpretive) Karl Weick (1969)

    Weick menyodorkan konsep kunci dalam proses interelasi;

    enactment processes; sebuah fenomena (seperti organisasi) terjadi karena dibicarakan, organisasi berada dalam lingkungan informasinya.

    Selection Processes; Seleksi melibatkan tanggung jawab dari semua tingkatan struktural untuk mengurangi ketidakjelasan, untuk menciptakan arus informasi dan komunikasi yang baik.

    Retention Processes; skema interpretif digunakan untuk membentuk lingkungan informasi yang jelas, dan skema tersebut disimpan untuk keperluan masa depan.

  • Theories in Organizational Communication

    Structuration Theory (critical) Anthony Giddens

    ST berangkat dari pembedaan antara system, struktur, dan praktis.

    System rangkaian polaketerkaitan yang menghubungkan masyarakat, perilaku, pesan, hubungan, dan benda, termasuk elemen manusia dan bukan manusia.

    Struktur dibedakan dari sistem dengan menjadi terselubung dan memberdayakan; ini adalah area aturan dan sumber daya dimana agen dibentuk untuk bertindak.

    Aturan adalah rutinitas atau system yang mengarahkan atau mendasari tindakan.

    Sumber daya adalah segala yang dapat digunakan masyarakatuntuk masuk dalam tindakan.

  • Theories in Organizational Communication

    Structuration Theory Basic Concept ST menjelaskan bahwa hukum struktural dan

    sumber daya, keduanya diproduksi (digunakan untuk berinteraksi dalam cara yang bermakna dan efektif) dan direproduksi (dipelihara dan ditransformasikan sebagai sumber daya) dalam wilayah interaksi sosial.

    Giddens memperkenalkan istilah duality of structuration; dua sisi koin, produksi dan reproduksi.

  • Theories in Organizational Communication

    The Text & Conversation of Organizing Theory (interpretive) James R Taylor & Ruth Smith (1992)

    Teori ini memjelaskan bahwa komunikasi organisasi secara sederhana adalah komunikasi apa saja yang terjadi dalam organisasi.

    Organisasi dibentuk oleh komunikasi, dan organisasi erta komunikasi saling memproduksi satu sama lain.

  • Theories in Organizational Communication

    Concertive Control Theory (critical) Jim Barker, George Cheney, Phil Tompkins (1990s) Teori ini menjelaskan bahwa sense of connection

    manusia terhadap organisasi dapat mempengaruhi interaksi dan perilaku dalam pembuatan keputusan dan seting pengelolaan berbasis tim.

    Teori ini berkaitan dengan kontrol, identifikasi, dan disiplin.

    Teori ini memiliki akar ontologi dan epistemologi kritis.

  • Theories of Small Group Communication

    Functional Theory (post-positivist) Hirokawa, Gouran, dan rekan Teori ini memandang proses sebagai sebuah instrumen

    dimana kelompok membuat keputusan, menekankan hubungan antara kualitas komunikasi dan hasil dari kelompok.

    Komunikasi melakukan sejumlah hal atau fungsi dengan banyak cara untuk menentukan hasil kelompok.

    Ini adalah sarana untuk berbagi informasi, cara anggota kelompok menyelediki dan mengidentifikasi kerusakan dalam pemikiran, dan cara komunikasi.

  • Theories of Small Group Communication

    Adaptive Structuration Theory (interpretive & critical) Scott Poole & Gerardine DeSanctis Teori ini menggunakan konsep dasar dari teori

    strukturasi Giddens yang dibatasi pada proses interaksi (micro level processes) dalam situasi grup yang melibatkan penggunaan informasi dan teknologi komunikasi.

    Teori ini menyajikan model yang menjabarkan keterkaitan antara teknologi komunikasi yang canggih, struktur sosial, dan interaksi manusia.

  • Theories of Small Group Communication

    Symbolic Convergence Theory (interpretive) Ernest Bormann Teori ini menjelaskan proses dimana diskusi grup

    dikembangkan, dan keputusan dibuat dalam grup tersebut. Peneliti dalam teori ini menggunakan format analisis studi

    kasus, dimana transkrip pertemuan grup di analisis, dan bahasa yang digunakan dalam grup dipertimbangkan dalam terma retorik.

    Hasil penelitian yang ada menyebutkan bahwa peserta diskusi sering kali keluar dari topik pembahasan, bersenda gurau, bercerita, menambahkan penggalan cerita, kemudian masuk lagi pada topik yang dibahas, atau bahkan topik baru.

  • Theories of Media Processing & Effects

    Social Cognitive Theory (post-positivist) Albert Bandura

    Teori ini menjelaskan bagaimana perilaku dapat dibentuk melalui pengamatan model (mencontoh) apa yang dipresentasikan media massa.

    Konsep kunci dalam teori ini adalah ketertarikan pada pembelajaran yang bersifat observatif (melalui pengamatan).

    Model komunikasi yang digunakan SR menjadi SOR.

  • Theories of Media Processing & Effects

    Uses & Gratification Theory (post-positivist) Katz, Blummer, & Gurevitch (1974) Teori ini menjelaskan mengapa individu media tertentu

    dalam waktu tertentu, dan apa yang mereka dapatkan dari hubungan dengan media tersebut.

    Studi ini mempelajari keadaan sosial dan psikologikal dari kebutuhan yang menghasilkan ekspektasi terhadap media massa dan sumber lain, yang mengarahkan pada pola hubungan dengan media, dan menghasilkan kebutuhan kepuasan dan konsekuensi lain, bahkan yang tidak diharapkan.

  • Theories of Media Processing & Effects

    Media System Dependency Theory (post-positivist) Sandra Ball Rokeach & Melvin DeFleur (1976) Teori ini menjelaskan bahwa sistem yang kompleks,

    dimana media, individu, lingkungan interpersonal, dan lingkungan sosial memiliki hubungan ketergantungan satu sama yang lain.

    Dependency adalah hubungan dimana kepuasan kebutuhan atau pencapaian tujuan dari satu pihak tidak pasti, dan bergantung pada pihak lain.

  • Theories of Mass Media & Society

    Agenda Setting Theory (post-positivist, possible to use in interpretive & critical) Max McCombs & Shaw (1972) Teori ini mencakupi media agenda, public agenda, policy

    agenda. Media agenda; seperangkat topik yang disetting melalui

    media Public Aggenda; seperangkat topik yang disetting, dimana

    kepercayaan anggota publik penting. Policy agenda; merepresentasikan isu dimana kepercayaan

    pengambil keputusan penting. Agenda setting adalah proses dimana media massa menuntun

    publik pada sebuah isu publik.

  • Theories of Mass Media & Society

    Spiral of Silence Theory (post-positivist, possible to use in interpretive & critical) Elisabeth Noelle-Neumann (1965) Teori ini menjelaskan bagaimana komunikasi

    interpersonal dan media berjalan bersama dalam mengembangkan opini masyarakat.

    Menurut teori ini, manusia mengungkapkan opininya dengan berbagai cara; membicarakan, menutup mulut,memasang stiker pada atribut sehari-hari. Manusia cenderung melakukan hal-hal tersebut ketika mereka merasa orang lain membagi opininya, dan tidak melakukannya jika orang lain juga tidak melakukannya.

  • Theories of Mass Media & Society

    Cultivation Theory (post-positivist, possible to use in interpretive & critical) George Gerbner Teori ini menjelaskan bahwa televisi menghadirkan

    cara untuk memandang dunia. Menurut teori ini, televisi diyakini sebagai agen

    penyetara budaya, atau mengembangkan suatu budaya.

    Teori ini memperkirakan adanya perbedaan dalam realitas sosial tentang penonton televisi kelas berat dengan kelas ringan.

  • Theories of Culture & Communication

    Speech Codes Theory (interpretive) Gerry Philipsen (1992) Teori ini menjelaskan bahwa bentuk budaya sebagai

    sistem kode yang mempola makna dan apa yang dianggap benar.

    Budaya adalah sesuatu yang secara sosial dikonstruksi dan secara historis menularkan pola simbol, makna, premis, dan aturan.

    Teori ini menekankan pada identifikasi kode bicara yang memungkinkan dan membatasi interaksi komunikatif dalam kemunitas bicara tertentu.

  • Theories of Culture & Communication

    Theories of Face & Culture (post-positivist) William Gudykunst & Stella Ting-Toomey Teori ini menjelaskan bahwa budaya dikonseptualisasikan

    sebagai kelompok sosial yang memberikan arti pada identitas sosial, dan berbagipratek sosial berdasarkan pengalaman dari anggota kelompok.

    Face (rupa) mengacu pada gambar diri seseorang di hadapan orang lain.

    Karya rupa adalah perilaku komunikasi manusia yang digunakan untuk membangun dan melindungi muka mereka serta untuk melindungi, membangun, atau mengancam rupa orang lain.

  • Theories of Culture & Communication

    Standpoint Theory (critical) Sandra Harding, Patricia Hill Collins, Julia Wood, & Marsha Houston Teori ini mengkaji bagaimana keadaan kehidupan

    individu mempengaruhi aktivitas individu dalam memahami dan membentuk dunia sosial.

    Epistemologi teori ini memperhitungkan keragaman komunikasi perempuan dengan memahami perbedaan sifat-sifat menguntungkan yang dibawa perempuan ke dalam komunikasi, dan berbagai cara dalam pemahaman tersebut yang mereka jalankan dalam prakteknya.

  • Theories of Culture & Communication

    Muted Group Theory (critical) Edwin Ardener & Shirley Ardener (1970s), Cheris Kramarae Teori ini mengkaji bagaimana kelompok yang berkuasa

    tidak mendengarkan suara dari kelompok yang tidak berkuasa. Teori ini merupakan bagian dari teori feminist, namun diterapkan juga pada kajian kelompok yang termarjinal.

    Karena tidak didengar suaranya, maka kelompok yang tidak memiliki kekuasaan atau yang termarjinalkan tersebut dianggap dibisukan.