Mapri Kesehatanlingkungan
-
Upload
chaerena-amri -
Category
Documents
-
view
111 -
download
1
description
Transcript of Mapri Kesehatanlingkungan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial masyarakat,
bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk.Di
mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan drajat
kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan
belajar.
Berdasarkan teori Bloom Kesehatan Masyarakat dipengaruhi oleh 4 hal yaitu prilaku,
pelayanan kesehatan, lingkungan dan faktor keturunan.Kontribusi lingkungan dalam
mewujudkan drajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah prilaku
masyarakat, pelayanan kesehatan dan factor keturunan.Lingkungan memberikan kontribusi
terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
Berdasarkan teori Bloom diatas terjadinya suatu penyakit berhubungan dengan kondisi
lingkungan.Sehingga timbul penyakit menular berbasis lingkungan.Penyakit menularberbasis
lingkungan masih menjadi permasalahan hingga saat ini.ISPA dan diare yang merupakan
penyakit berbasis lingkungan, selalu masuk dalam 10 besar penyakit di hampir seluruh
Puskesmas di Indonesia.
Menurut Profil Ditjen PP&PL thn 2006, terdapat 22,30% kematian bayi di Indonesia
akibat pneumonia. sedangkan morbiditas penyakit diare dari tahun ketahun selalu meningkat
dimana pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000 penduduk, lalu meningkat menjadi 301 per 1000
penduduk pada tahun 2000 dan 347 per 1000 penduduk pada tahun 2003. Pada tahun 2006 angka
tersebut kembali meningkat menjadi 423 per 1000 penduduk.
Dengan demikian begitu pentingnya kita membahas kesehatan lingkungan dan penyakit
menular berbasis lingkungan, sehingga kita bias melakukan intervensi terhadap factor-faktor
resiko yang mempengaruhinya. Dengan tujuan akhir meningkatnya drajat kesehatan masyarakat.
1
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui tentang kesehatan lingkungan dan penyakit menular yang berbasis
lingkungan.
b. Tujuan Khusus
Mengetahui tentang program kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan
Mengetahui masalah-masalah yang muncul selama menjalankan program
kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan
Mengetahui pemecahan masalah yang muncul selama menjalankan program
kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan
Mengetahui penyakit menular yang berbasis lingkungan di puskesmas Lubuk
Kilangan
Mengetahui usaha-usaha dalam mengintervensi penyakit menular berbasis
lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan
1.3 Batasan Masalah
Makalah ini membahas tentang Kesehatan Lingkungan dan Penyakit Menular Berbasis
Lingkungan di puskesmas Lubuk Kilangan khususnya.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai
literature, analisis dan diskusi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KESEHATAN LINGKUNGAN
2.1.1 Definisi
Menurut Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan, kesehatan lingkungan adalah suatu
kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologis yang dinamis antara
manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya realitas hidup manusia yang sehat,
sejahtera dan bahagia.
World Health Organisation (WHO) menggambarkan kesehatan lingkungan sebagai suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin
keadaan sehat dari manusia.
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo dalam bukunya mendefinisikan kesehatan lingkungan
sebagai suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif
terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwapengertian Kesehatan
Lingkungan adalah upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan
menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.
2.1.2 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan drajat kesehatan merupakan hal yang
essensial di samping masalah prilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor
keturunan.Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan
masyarakat.Berikut ini merupakan ruang lingkup kesehatan lingkungan.
3
a. Menurut WHO
Penyediaan air minum
Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
Pembuangan sampah padat
Pengendalian vektor
Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh eksreta manusia
Hygiene makanan
Pengendalian pencemaran udara
Pengendalian radiasi
Kesehatan kerja
Pengendalian kebisingan
Perumahan dan pemukiman
Aspek kesling dan transportasi udara
Perencanaan daerah dan perkotaan
Pencegahan kecelakaan
Rekreasi umum dan pariwisata
Tindakan-tindaka sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemic/wabah,
bencana alam dan perpindahan penduduk
Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan
b. Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3) :
Penyehatan air dan udara
Pengamanan limbah padat/sampah
Pengamanan limbah cair
Pengamatan limbah gas
Pengamanan radiasi
Pengamanan kebisingan
4
Pengamanan vektor penyakit
Penyehatan dan pengamanan lainnya, seperti pasca bencana
c. Menurut UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Lingkungan, kesehatan
lingkungan mencakup:
Lingkungan pemukiman
Lingkungan tempat kerja
Lingkungan tempat rekreasi
Tempat dan fasilitas umum
Yang menjadi sasaran Kesehatan Lingkungan berdasarkan Pasal 22 ayat (2) UU No
23/1992 adalah sebagai berikut :
1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis
4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut, dan udara yang digunakan untuk umum
5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang
berada dalam keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar-besaran,
reaktor/tempat yang bersifat khusus
2.1.3 Masalah Kesehatan Lingkungan
Masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah yang kompleks, yang untuk
mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sektor yang terkait. Di Indonesia permasalahan
dalam kesehatan lingkungan antara lain:
a. Air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.Air
minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.Syarat-syarat kualitas air bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
5
Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.
Syarat Kimia : Kadar Besi, maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan
(maksimal 500 mg/l).
Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air).
b. Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :
Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi.
Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air
atau sumur (jarak minimal 10 meter).
Tidak boleh terkontaminasi air permukaan.
Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain.
Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang benar-benar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.
Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.
Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
c. Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang
gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privasi yang cukup, komunikasi yang
sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah
Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas
vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar
matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping
pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
6
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir.
d. Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor/unsur :
Penimbunan sampah
Penyimpanan sampah.
Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.
Pengangkutan
Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui
hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan
masalah-masalah ini secara efisien.
e. Makanan dan Minuman
Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan,
jasa boga, dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan
atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan
jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan
meliputi :
Persyaratan lokasi dan bangunan
Persyaratan fasilitas sanitasi
Persyaratan dapur, ruang makan, dan gudang makanan
Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
7
Persyaratan pengolahan makanan
Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
Persyaratan peralatan yang digunakan
2.1.4 Upaya Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Bertitik tolak dari masalah Kesehatan Lingkungan yang terjadi di Indonesia, ada 5 upaya
dasar kesehatan lingkungan yang sering dan penting dilakukan di Puskesmas di Indonesia, yakni
sebagai berikut :
a. Penyehatan Sumber Air Bersih (SAB)
Kegiatan upaya penyehatan air meliputi : Surveilans kualitas air, Inspeksi Sanitasi Sarana
Air Bersih, Pemeriksaan kualitas air, Pembinaan kelompok pemakai air.
b. Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Pemeriksaan Rumah)
Sarana sanitasi dasar yang dipantau, meliputi jamban keluarga (Jaga), saluran
pembuangan air limbah (SPAL), dan tempat pengelolaan sampah (TPS).
c. Penyehatan Tempat-Tempat Umum (TTU)
Penyehatan Tempat-Tempat Umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain, pasar,
kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, sarana angkutan umum, salon
kecantikan, bar dan tempat hiburan lainnya. Dilakukan upaya pembinaan institusi Rumah Sakit
dan sarana kesehatan lain, sarana pendidikan, dan perkantoran.
d. Penyehatan Tempat Pengelola Makanan (TPM)
Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan
pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan minuman, kesiap-siagaan dan
penanggulangan KLB keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan.
8
e. Pengawasan Pestisida
2.2 PENYAKIT MENULAR BERBASIS LINGKUNGAN
2.2.1 Definisi
Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau
morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu
disekitarnya yang memiliki potensi penyakit.
Manajemen pengendalian penyakit lingkungan berbasis wilayah merupakan upaya
tatalaksana pengendalian penyakit dengan cara mengendalikan berbagai faktor risiko penyakit
yang dilaksanakan secara simultan, paripurna, terencana, dan terintegrasi dengan tatalaksana
kasus penyakit berkenaan yang dilaksanakan pada satu wilayah tertentu.Manajemen penyakit
menular dalam sebuah wilayah harus dilakukan secara terencana dan terpadu dengan berbagai
faktor risiko.
Dengan demikian, manajemen penyakit menular berbasis lingkungan adalah suatu proses
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program pemberantasan penyakit menular yang
didasarkan pada fakta, dengan melakukan intervensi pada sumber penyakit, serta faktor risiko
yang berkenaan dengan proses timbulnya penyakit yang dilakukan secara simultan dan
komprehensif dalam satu wilayah.
Ciri lain dari manajemen penyakit menular dan penyehatan lingkungan adalah
penggalangan kemitraan dengan mitra yang memiliki perhatian sama. Kejadian penyakit menular
disuatu wilayah berakar pada budaya, ekosistem dan kondisi sosial kependudukan. Oleh karena
itu, dalam rangka membantu Bupati maupun Walikota, Dinas Kesehatan Kabupaten Kota harus
memiliki perspektif luas, termasuk pengendalian faktor yang berperandalam kejadian timbulnya
penyakit, dengan siapa harus bekerja sama, sumber daya apa yang diperlukan serta bagaimana
mendapatkannya.
2.2.2 Penyakit yang Berbasis Lingkungan
9
ISPA
Diare
Malaria
Demam Berdarah Dengue ( DBD )
Filariasis
TB Paru
Cacingan
Penyakit Kulit
Keracunan
Keluhan akibat Lingkungan Kerja yang buruk
2.2.3 Patogenesis Penyakit
Dalam upaya pengendalian penyakit berbasis lingkungan, maka perlu diketahui
perjalanan penyakit atau patogenesis penyakit tersebut, sehingga kita dapat melakukan
intervensisecara cepat dan tepat.
Patogenesis penyakit dapat digambarkan seperti dibawah ini:
Sumber : Ahmadi, 2005
Dengan melihat skema diatas, maka patogenesis penyakit dapat diuraikan menjadi 4
(empat) simpul, yakni :
Simpul 1: Sumber Penyakit
10
Sumber penyakit adalah sesuatu yang secara konstan mengeluarkan agent penyakit. Agent
penyakit merupakan komponen lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan penyakit baik
melalui kontak secara langsung maupun melalui perantara.
Beberapa contoh agent penyakit:
Agent Biologis: Bakteri, Virus, Jamur, Protozoa, Amoeba, dll
Agent Kimia : Logam berat (Pb, Hg), air pollutants (Irritant: O3, N2O, SO2, Asphyxiant:
CH4, CO), Debu dan seratt (Asbestos, silicon), Pestisida, dll
Agent Fisika : Radiasi, Suhu, Kebisingan, Pencahayaan, dll
Simpul 2: Komponen Lingkungan Sebagai Media Transmisi,
Komponen lingkungan berperan dalam patogenesis penyakit, karena dapat memindahkan agent
penyakit. Komponen lingkungan yang lazim dikenalsebagai media transmisi adalah udara, air,
makanan, binatang, manusia/secara langsung.
Simpul 3: Penduduk (Manusia/Perilaku Pemajanan)
Komponen penduduk yang berperan dalam patogenesis penyakit antara lain perilaku, status gizi,
dan pengetahuan.
Simpul 4: Dampak Kesehatan
Adalah pengamatan, pengukuran dan pengendalian prevalensi penderita yang berkaitan atau
akibat dari simpul 1, 2, dan 3. Misalnya : Prevalensi kanker payudara dan prevalensi penderita
keracunan tempe bongkrek.
11
BAB III
ANALISIS SITUASI
3.1 Gambaran Umum
3.1.1 Sejarah Puskesmas
Puskesmas Lubuk Kilangan ini didirikan diatas tanah wakaf yang diberikan KAN
pada tahun 1981 dengan Luas tanah 270 m2 dan gedung puskesmas sendiri didirikan
pada tahun 1983 dengan luas bangunan 140 m2 dimana saat itu Pimpinan Pusksmas yang
pertama adalah dr. Meiti Frida dan pada tahun itu juga Puskesmas mempunyai 1 buah
Pustu Baringin.
Pembangunan Puskesmas ini dibiayai dari APBN. Pelayanan yang diberikan saat
itu meliputi BP, KIA dan Apotik. Dengan Jumlah pegawai yang ada pada saat itu sekitar
10 orang dan sampai saat ini telah mengalami pergantian Pimpinan Puskesmas sebanyak
15 kali.
Pada Tahun 1997 telah dilakukan renovasi Puskesmas secara maksimal, karena
adanya keterbatasan lahan, rumah dinas paramedis yang ada pada saat itu dijadikan
kantor dan juga ada penambahan beberapa ruangan pelayanan lainnya.
Saat sekarang kondisi bangunan Puskesmas Lubuk Kilangan sudah permanen
terdiri dari beberapa ruangan kantor seperti: BP, KIA, Gigi, Labor, KB, Apotik,
12
Imunisasi dengan jumlah pegawai yang ada sebanyak 60 orang termasuk Pustu.
Walaupun demikian bangunan Puskesmas Lubuk Kilangan saat sekarang masih belum
mempunyai gudang obat dan gudang gizi (PMT), ruangan khusus Pelayanan Lansia.
Pelayanan Puskesmas Lubuk Kilangan yang diberikan saat ini adalah 6 Pelayanan
Dasar yaitu: Promosi Kesehatan (Promkes), Program Kesehatan Lingkungan (Kesling),
Program Kesehatan Ibu Anak (KIA) dan Keluarga Berancana (KB), Program Perbaikan
Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Menular (P2M) dan Pengobatan (BP)
juga ada Program Kesehatan Pengembangan yaitu: Upaya Kesehatan Sekolah (UKS),
Upaya Kesehatan Olah Raga, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya Kesehatan Mata
dan Upaya Kesehatan Usia Lanjut (Lansia).
3.1.2 Kondisi Geografis
Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan meliputi seluruh Wilayah Kecamatan
Lubuk Kilangan dengan luas daerah 85,99 km2 yang terdiri dari 7 kelurahan dengan luas:
1. Kelurahan Batu Gadang : 19.29 km2
2. Kelurahan Indarung : 52.1 km2
3. Kelurahan Padang Besi : 4.91 km2
4. Kelurahan Bandar Buat : 2.87 km2
5. Kelurahan Koto Lalang : 3.32 km2
6. Kelurahan Baringin : 1.65 km2
7. Kelurahan Tarantang : 1.85 km2
Adapun batas-batas Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan adalah sebagai
berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pauh
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok
3. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Lubuk Begalung
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bungus Teluk Kabung
3.1.3 Kondisi Demografi
13
Jumlah Penduduk Kecamatan Lubuk Kilangan adalah 50032 Jiwa yang terdiri dari
10.707 KK dengan perincian sebagai berikut:
a. Kelurahan Bandar Buat : 14.359 jiwa dan 2.743 KK
b. Kelurahan Padang Besi : 6.797 jiwa dan 1.610 KK
c. Kelurahan Indarung : 11.069 jiwa dan 2.632 KK
d. Kelurahan Koto Lalang : 6.563 jiwa dan 1.550 KK
e. Kelurahan Batu Gadang : 6.480 jiwa dan 1.489 KK
f. Kelurahan Baringin : 2.277 jiwa dan 244 KK
g. Kelurahan Tarantang : 2.460 jiwa dan 439 KK
Dengan jumlah 44 RW. Dan 171 RT dengan perincian sebagai berikut:
a. Kelurahan Batu Gadang : 5 RW/ 21 RT
b. Kelurahan Indarung : 12 RW/ 44 RT
c. Kelurahan Padang Besi : 4 RW/ 20RT
d. Kelurahan Bandar Buat : 11 RW/ 43 RT
e. Kelurahan Koto Lalang : 8 RW/ 31 RT
f. Kelurahan Baringin : 2 RW/ 5 RT
g. Kelurahan Tarantang : 2 RW/ 7 RT
3.2 Sarana Dan Prasarana
3.2.1 Sarana Pendidikan
Sarana dan Prsarana di Kec. Lubuk Kilangan
No Kelurahan TK SD SMP SMA
1 Bandar Buat 9 6 3 0
2 Padang Besi 2 4 0 0
3 Indarung 1 6 1 2
4 Koto Lalang 3 3 0 0
5 Batu Gadang 1 2 0 1
14
6 Baringin 1 1 0 0
7 Tarantang 0 1 0 0
Jumlah 14 23 4 3
3.2.2 Sarana Kesehatan
KONDISI SARANA DAN PRASARANAPUSKESMAS LUBUK
KILANGANTAHUN 2011
NO
JENIS SARANA
DAN
PRASARANA JLH
KONDISI
BAI
K
RUSAK
ISARANA
KESEHATAN
RING
AN
SEDAN
G
BERA
T
1 Puskesmas Induk 1 1
2Puskesmas
Pembantu
3 a. Indarung 1 1
4 b. Batu Gadang 1 1
5 c. Baringin 1 1
6 Rumah Dinas dokter 1 1
15
7Rumah Dinas
Paramedis1 1
8Mobil Pukesmas
Keliling1 1
9 Sepeda Motor 4 4
IISARANA
PENUNJANG
1 Komputer 2 1 1
2 Mesin Tik 2 1 1
3 Laptop 1 1
4 LCD/Infocus 1 1
Jumlah 17 12 2 2 1
3.2.3 Prasarana Kesehatan
Posyandu Balita : 43 Buah
Posyandu Lansia : 14 Buah
Kader Kesehatan : 164 Orang
Praktek Dokter Swasta : 5 orang
Praktek Bidan Swasta : 21 orang
Pos UKK : 3 Pos
Pengobatan Tradisional : 38 Buah
Toga : 27 Buah
16
3.3 Ketenagaan Dan StrukturOrganisasi Puskesmas
3.3.1 Kondisi Ketenagaan
NO JENIS KETENAGAAN PNS PTTHONOR/
SUKARELAKET
1 Dokter Umum 4
2 Dokter Gigi 2
3 Sarjana Kesehatan
Masyarakat
1
4 Sarjana Keperawatan 1
5 Akper 4
6 Akbid 11 1
7 Akzi 1
8 AAK 1
9 AKL 2
10 Rekam Medis 1
11 Perawat Gigi 2
12 SPK 7 1
13 Bidan (D I) 10 3
14 Aisisten Apoteker 3
15 Pekarya Kesehatan 3
16 SMA 2
Jumlah 55 4 1
17
Tabel : KONDISI KETENAGAAN PADA PUSKESMAS LB. KILANGANTAHUN 2011
3.3.2. Sasaran Puskesmas
Jumlah penduduk : 50.032 Jiwa
Bayi (0-11 Bulan) : 1024
Bayi (6-11 Bulan) : 614
Batita (24-60 Bulan) : 2080
Baduta (0-60 Bulan) : 2048
Ibu Hamil (Bumil) : 1146
Ibu Nifas (Bufas) : 1091
Ibu Bersalin : 1091
Ibu meneteki (Buteki) : 2048
Lansia : 4853
WUS : 14.129
18
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan
Program Kesling yang dijalankan di Puskesmas Lubuk Kilangan, yaitu:
1. Pendekatan Lintas Sektoral/Program
Pendekatan lintas sektoral dan lintas program minimal dilaksanakan satu kali
sebulan,kalau lintas sektoral dilaksanakan di kecamatan sementara lintas program dilaksanakan
di puskesmas pada waktu staff meeting.
Adapun pertemuan itu bertujuan:
Meningkatkan kerja sama lintas sektoral dan litas program untuk mewujudkan kesehatan
masyarakat yang optimal
Menyampaikan informasi-informasi yang berhubungan dengan kesehatan khususnya
kesehatan lingkungan.
2. Inspeksi Sanitasi
Kegiatan dilaksanakan pada sarana air bersih yang berada di 7 kelurahan di wilayah kerja
Puskesmas Lubuk Kilangan dimana tujuanya adalah untuk memantau tingkat resiko pencemaran
air bersih yang dimiliki masyarakat
Hasil Pencapaian Kegiatan Inspeksi Sanitasi
Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2010
No Kelurahan Jumlah SAB Tingkat Resiko Pencemaran
19
yang diperiksa Amat tinggi
Tinggi Sedang Rendah
1 Batu Gadang 50 - 3 5 232 Indarung 100 - - 7 63 Padang Besi 65 2 - 10 264 Baringin 40 - 3 12 315 Tarantan 69 - 5 7 326 Koto Lalang 80 - 2 9 257 Bandar Buat 90 - 5 15 208 Puskesmas 494 2 18 65 163
3. Survey Perumahan dan Lingkungan
Kegiatan ini dilaksanakan pada rumah dan lingkungan dimana kegiatan ini memantau keadaan
fisik rumah, ligkungan, sarana yang dimiliki serta keadaannya.
DATA DASAR KEGIATAN SURVEY PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK KILANGAN
TAHUN 2011
NONama
KelurahanJml.Pendd
Jml KK
Jenis Rumah Jamban Keluarga
SPAL
P SP K JumlahLeher
Angsa/SPT
Cemplung
MCKJumla
h
1 Bandar Buat 14,359 2,743 466 264 169 899 325 30 - 355 508
2 Padang Besi 6,797 1,610 555 167 184 906 584 - - 584 530
3 Indarung 11,096 2,632 1,771 896 215 2,882 2,631 2 1 2,634 1200
4 Koto Lalang 6,563 1,550 762 463 150 1,375 584 - - 584 915
5 Batu Gadang 6,480 1,489 435 170 158 763 355 30 - 355 506
6 Baraingin 2,277 482 188 30 32 250 96 - - 30 113
7 Tarantang 2,460 439 295 25 53 373 196 - - 196 196
Jumlah 50,032 10,707 4,472 2,015 961 7,448 4,771 62 1 4,738 ###
Keterangan
P = Permanen
SP = Semi Permanen
K = Kayu
SPAL = Saluran Pembuangan Air Limbah
20
Dari hasil pencapaian penilaian dari rumah sehat yang didapat hasil dari 586 diperiksa
terdapat 352 kategori rumah sehat, seperti pada grafik dibawah ini :
4. Pemerikasaan dan Pengawasan TTU
Yang termasuk kedalam pengawasan TTU adalah:
1. Sarana kesehatan
2. Sarana Pendidikan
3. Hotel
4. DAMIU
5. Pangkas rambut dan salon
Hasil Penilaian Kunjungan Sekolah
Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2011
No Sekolah yang ada
Jumlah Lingkungan Sekolah yang Memenuhi Syarat Sanitasi
Sekolah yang Punya Dokter Kecil
1 TK 16 7 -
21
2 SD 23 12 83 SLTP 4 3 24 SLTA 3 3 1
Jumlah 46 25 11
5. Pemerikasaan dan Pengawasan TPM
Kegiatan ini meliputi pemeriksaan/pengawasan TPM yang ada diwilayah kerja
puskesmas. Adapun kegiatan meliputi:
Mencegah penularan penyakit menular melalui makanan dan minuman
Pemeriksaan terhadap karyawan/sarana yang digunakan.
Hasil Pencapaian Pemeriksaan TPM
Di Puskemas Lubuk Kilangan Tahun 2011
No Kelurahan Sasaran DiperiksaMemenuhi
syarat1 Bandar Buat 39 36 34
2 Padang Besi 1 1 1
3 Indarung 24 15 12
4 Koto Lalang 5 5 3
5 Batu Gadang 15 12 10
6 Baringin 1 0 0
7 Tarantang 0 0 0
Jumlah 85 69 60
Hasi Pencapaian Kegiatan Pemeriksaan TTU
Di Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2011
No Kelurahan Sasaran Diperiksa Memenuhi syarat1 Bandar Buat 33 26 242 Padang Besi 12 7 53 Indarung 14 9 64 Koto Lalang 8 2 15 Batu Gadang 10 6 46 Baringin 2 1 17 Tarantang 8 3 2
Jumlah 92 54 45
22
Hasi Pencapaian Kegiatan Pemeriksaan dan Pengawasan DAMIU
Di Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2011
No Kelurahan Sasaran Diperiksa Memenuhi syarat1 Bandar Buat 14 14 32 Padang Besi 1 1 03 Indarung 3 3 14 Koto Lalang 0 0 05 Batu Gadang 1 0 06 Baringin 0 0 07 Tarantang 0 0 0
Jumlah 19 18 3
6. Pengawasan TP2 Pestisida
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujua agar terawasi tempat penjualan dan penggunaan
pestisida sehingga terhindar dari:
Efek samping penggunaan pestisida terhadap manusia dan kehidupan lainnya
Mencegah terjadinya keracunan akibat penjualan dan penggunaan pestisida yang tidak
memenuhi persyaratan kesehatan.
7. Pengawasan Sampah (TPS)
Pengawasan sampah dilakukan di TPS yang ada di kelurahan sebanyak 42 TPS dari hasil
pengamatan/pengawasan.Semua TPS yang ada sudah dipergunakan secara baik.
8. Klinik Sanitasi
Kegiatan klinik sanitasi dilaksanakan 2x dalam seminggu dengan kasus penyakit yang
berbasis lingkungan yaitu pasien dari KIA dan BP di rujuk ke klinik sanitasi untuk konsultasi
antara lain:
Konsultasi pasien
Kunjungan rumah
23
Perbaikan sarana
9. Penyuluhan Kesehatan Lingkungan
Kegiatan ini dilaksanakan di dalam dan di luar Puskesmas seperti:
Posyandu
Posyandu lansia
Sekolah-sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Di dalam gedung puskemas dilaksanakan 2x seminggu karena setiap petugas
mendapatkan jatah untuk memberikan penyuluhan secara bergantian kecuali ada mahasiswa PKL
yang akan memberikan peyuluhan. Penyuluhan ini disampaikan sebelum pasien mendapatkan
pengobatan
Pencapaian Penyuluhan di Luar Gedung
Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2011
No Jenis Kegiatan Jumlah Jumlah
kegiatan
Ket
Posyandu Posyandu
Lansia
Sekolah
1
2
3
Penyuluhan di
Posyandu
Penyuluhan di
Sekolah
Penyuluhan di
Posyandu Lansia
43 10
10
12
45
100 x
121 x
84 x
24
Berikut ini adalah pencapaian program kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk
Kilangan pada tahun 2011
Program Kesling 2011
NO KelurahanJml Rmh
Pemeriksaan Pemukiman
SAB Jamban SPAL TTU TPM
Diperiksa
Rmh Sehat
%Punya SAB
%Punya
Jamban%
Punya SPAL
%sasaran
Diperiksa
Memenuhi
Syarat%
Sasaran
Diperiksa
Memenuhi
Syarat%
1Bandar Buat
899720+310
820 79.61 705 78.42 355 39.49 508 56.51 33 26 24 92.31 41 39 34 87.18
2Padang Besi
906 360 189 52.5 786 86.75 612 67.55 530 58.5 12 7 5 71.43 1 1 1 100
3 Indarung 2882480+1200
1489 88.63 2460 85.36 2633 91.36 1200 41.64 14 9 6 66.67 24 15 12 80
4koto Lalang
1375 360 287 79.72 885 64.36 1215 88.36 506 36.8 8 2 1 50 3 2 1 50
5Batu gadang
763 540 190 35.19 652 85.45 355 46.53 506 66.32 10 6 4 66.67 15 12 9 75
6 Baringin 250 175 96 54.86 197 78.8 30 12 113 45.2 2 1 1 100 1 - - 0
7 Tarantang 373180+
56111 47.03 279 74.8 196 52.55 299 80.16 8 3 2 66.67 - - 0
Jumlah 7448 4546 3222 70.88 5964 80.08 5396 72.45 3662 49.17 92 54 45 83.33 85 69 61 88.41
Sasaran dari pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan meliputi:
a. Dalam gedung Puskesmas Lubuk Kilangan
b. Di luar puskesmas Lubuk Kilangan mencakup:
Perumahan masyarakat di wilayah Puskesmas Lubuk Kilangan
Lingkungan rumah masyarakat di wilayah kerjaPuskesmas Lubuk Kilangan
Restoran/RM/warung makanan di wilayah kerjaPuskesmas Lubuk Kilangan
25
Tempat-Tempat Umum di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan
Tempat bangunan kesehatan dan perkantoran di wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Kilangan
Tempat Penjualan Pestisida di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan
Tempat Pembuangan Sampah Sementara di kelurahan di wilayah kerja puskesmas
Lubuk Kilangan
Tempat Depot Air Minum di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan
Tempat-tempat Industri Rumah Tangga di wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Kilangan
Tempat-tempat pendidikan (SD, SLTP, SLTA) di wilayah kerja Puskesmas
Lubuk Kilangan
Masalah yang dihadapai selama menjalankan program kesehatan lingkungan di
Puskesmas Lubuk Kilangan yaitu:
Permasalahan
Masih kurang kerja sama lintas sektoral/program
Rendahnya tingkat ekonomi masyarakat dalam kesehatan lingkungan
Perilaku masyarakat yang menyimpang dari kesehatan lingkungan
Tidak ada kendaraan roda dua untuk kelapangan
Pemecahan Masalah
Meningkatkan kerja sama/menyampaikan informasi kepada lintas waktu staff
meeting puskesmas dan rakorcam pada lintas sektoral mengenai masalah
lingkungan yang ada.
Melaksanakan penyuluhan kesehatan lingkungan secara terus menerus dan
terpadu
Melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam upaya-upaya peyehatan lingkungan
Melaksanakan penyuluhan kesehatan lingkungan
Disediakan kendaraan untuk petugas lapangan.
26
4.2 Penyakit Menular Berbasis Lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan
1. ISPA
Berikut ini merupakan grafik yang menggambarkan tentang penyakit terbanyak yang ada
di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.
Grafik 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2011
Dari grafik diatas penyakit menular berbasis lingkungan yang paling tinggi di puskesmas
Lubuk Kilangan yaitu penyakit ISPA. Ini terjadi karena ada 8 faktor kondisi kesehatan
lingkungan rumah yang mempunyai hubungan dengan kejadian ISPA yaitu:
jenis dinding rumah
luas lantai
ventilasi dan pencahayaan siang hari
kamar tidur dengan jendela
kepadatan hunian rumah
bahan bakar memasak
kelembaban udara dalam rumah
27
pengelolaan sampah di rumah tangga
Untuk mengatasi hal tersebut di puskesmas Lubuk Kilanganmelakukan Program
Kesehatan Lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk Klinik Sanitasi yang bertujuan untuk
menurunkan/dan mencegah penyakit yang berbasis lingkungan.
2. Diare
Penyakit menular berbasis lingkungan terbanyak berikutnya yaitu diare sebesar 430 kasus
pada tahun 2011. Dilihat dari kejadiannya tidak ada perbedaan yang bermakna antara laki-laki
maupun perempuan. Penyakit diare masih tetap muncul setiap bulannya di wilayah kerja
Puskesmas Lubuk Kilangan, hal ini disebabkan oleh belum tercapainya prilaku hidup bersih dan
sehat secara optimal. Berikut ini table yang menggambarkan tentang kejadian diare di Puskesmas
Lubuk Kilangan.
Kasus Diare Berdasarkan Umur Di Lubuk Kilangan Tahun 2011
Distrib
NAMA KELURAHANJumlah
L P
BANDAR BUAT 34 54
PADANG BESI 23 25
INDARUNG 32 29
KOTO LALANG 45 63
BATU GADANG 15 46
BARINGIN 9 10
TARANTANG 13 32
JUMLAH 171 259
28
3. Tuberculosis
Kasus kejadian TB paru maupun ekstra paru di puskesmas Lubuk Kilangan yang
ditargetkan oleh Dinas Kesehatan Kota cukup tinggi yaitu kasus suspek sebesar 800 orang, dan
kasus BTA (+) di antara suspek sebesar 80 orang. Sementara kenyataannya di lapangan masih
rendah angka penjaringan pasien suspek TB tersebut.Penyebab rendahnya angka penjaringan TB
adalah karena sistem penjaringan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak langsung terjun ke
masyarakat tetapi masih berdasarkan sistem rujukan dari balai pengobatan.
Kejadian tingginya angka TB di Lubuk Kilangan disebabkan oleh sistem sanitasi di
pemukiman masyarakat yang belum sehat. Pengetahuan masyarakat tentang penyakit,
pencegahan, dan cara penularannya masih rendah, serta kesadaran masyarakat untuk berobat
juga masih rendah. Berikut tabel tentang kejadian TB di wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Kilangan pada tahun 2011
Penemuan penderita TBC pertriwulan tahun 2011
NOTRIWULA
N
TBC BTA + BTA ( - )EKSTRA
PARU
TBC
ANAKTOTAL
BARU KAMBUH ro ( + )
1. I 10 2 0 2 0 14
2. II 5 0 1 0 0 6
3. III 9 0 1 0 1 11
4. IV 7 1 4 1 1 14
Pencegahan tahap pertama untuk penyakit TB sudah dilakukan di Puskesmas Lubuk
Kilangan. Dimana dari data dapat dilihat bahwa angka pencapaian dari imunisasi BCG sudah
mencapai target yaitu 85,5 %, sementara target yang ditetapkan sebesar 85% .
4. Demam Berdarah
Kejadian DBD diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan pada tahun 2011
digambarkan oleh tabel berikut ini.
29
Kasus DBD Perkelurahan
NO KELURAHAN JUMLAH KASUS
1 Bandar Buat 9
2 Padang Besi 2
3 Indarung 3
4 Koto Lalang 0
5 Batu Gadang 2
6 Baringin 0
7 Tarantang 1
Puskesmas 17
Kasus DBD masih ditemukan diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan dengan jumlah
kasus sebanyak 17 kasus.Kasus tertinggi terdapat di kelurahan Bandar Buat.Di kelurahan Koto
Lalang dan Baringin tidak ditemukan kasus DBD.Ini dihubungkan dengan faktor
lingkungan.Kelurahan Bandar buat merupakan kelurahan yang di domisili oleh pasar, sehingga
sanitasi sedikit menurun. Dibandingkan dengan tahun 2010 sudah terdapat penurunan kasus dan
tidak ditemukan adanya kematian akibat penyakit ini.
Kegiatan promotif dan preventif yang dilakukan untuk menekan angka kejadian DBD
adalah:
Meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang
berhubungan dengan penyakit DBD.
Pembagian leaflet yang berhubungan dengan kasus DBD
Pemantauan secara berkala fasilitas umum yang dapat meningkatkan angka kejadian
demam berdarah, misalnya pasar, sarana ibadah, sekolah-sekolah.
Pembagian bubuk abate gratis kepada masyarakat
30
Pelaksanaan fogging sebelum bulan angkan kejadian tertinggi.
Pelaksanaan kuratif:
Penanggulangan segera dibalai pengobatan
Persiapan rujukan ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas yang lebih memadai
BAB V
PENUTUP
31
5.1 Kesimpulan
Program kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan sudah berjalan dengan
baik. Tetapi ada beberapa program yang pencapaiannya masih rendah. Pelayananannya
mencakup kesehatan tempat pemukiman, penyediaan sumber air bersih, system pembuangan air
limbah, TPM dan TTU, serta pengawasan pestisida.
Dalam menjalankan program-program yang ada, bagian kesehatan lingkungan masih
mempunyai banyak kendala, baik kendala sarana dan prasana, kendala dalam hal sumber daya
manusia, juga kondisi lingkungan mempengaruhi keberhasilan program ini.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh puskesmas Lubuk Kilangan untuk meningkatkan
pencapaian program Kesehatan Lingkungan, dengan cara penyuluhan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat, penyediaan sarana dan prasarana serta meningkatkan kesadaran dari
sumber daya manusia yang terlibat.
Bebrapa Penyakit menular berbasis lingkungan yang masih ada di puskesmas Lubuk
Kilangan yaitu: ISPA, diare, TBC dan DBD.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh puskesmas untuk menurunkan angka kejadian kasus
ini diantaranya, penyuluhan kesehatan serta pemantauan fasilitas-fasilitas umum.
5.2 Saran
Dalam pelaksanaan program sebaiknya selalu dilakukan evaluasi secara menyeluruh serta
pendataan yang lengkap.
Pemberdayaan kader dan pembina wilayah sangat dibutuhkan untuk pelaksanaan
program-program kesehatan lingkungan agar sesuai target dan perencanaan.
Dengan masih adanya penyakit yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan pada 10
penyakit terbanyak, masyarahat dianjurkan untuk tetap waspada dan menjaga kebersihan
lingkungan agar tidak menimbulkan wabah.
DAFTAR PUSTAKA
32
Notoadmojo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Karya Rineka Cipta :
Jakarta.
Setiyabudi R. 2010. Dasar Kesehatan Lingkungan. http://www.ajago.blogspot.htm. Diakses pada
13 Desember 2012.
Angraini, Reni. 2011. Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan. Padang.
Depkes. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Diakses pada 13 Desember
2012.
Achmadi, Umar Fahmi. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah.
Sudayasa, Putu. 2010. 5 Upaya Dasar Program Kesehatan Lingkungan. http://www.puskel.com.
Diakses pada 13 Desember 2012.
33