Mapri Kesehatanlingkungan

44
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial masyarakat, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk.Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan drajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Berdasarkan teori Bloom Kesehatan Masyarakat dipengaruhi oleh 4 hal yaitu prilaku, pelayanan kesehatan, lingkungan dan faktor keturunan.Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan drajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah prilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan factor keturunan.Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat. Berdasarkan teori Bloom diatas terjadinya suatu penyakit berhubungan dengan kondisi lingkungan.Sehingga timbul penyakit menular berbasis lingkungan.Penyakit menularberbasis lingkungan masih menjadi permasalahan hingga saat ini.ISPA dan diare yang merupakan penyakit berbasis lingkungan, selalu masuk dalam 10 besar penyakit di hampir seluruh Puskesmas di Indonesia. Menurut Profil Ditjen PP&PL thn 2006, terdapat 22,30% kematian bayi di Indonesia akibat pneumonia. sedangkan morbiditas 1

description

mapri

Transcript of Mapri Kesehatanlingkungan

Page 1: Mapri Kesehatanlingkungan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial masyarakat,

bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk.Di

mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan drajat

kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan

belajar.

Berdasarkan teori Bloom Kesehatan Masyarakat dipengaruhi oleh 4 hal yaitu prilaku,

pelayanan kesehatan, lingkungan dan faktor keturunan.Kontribusi lingkungan dalam

mewujudkan drajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah prilaku

masyarakat, pelayanan kesehatan dan factor keturunan.Lingkungan memberikan kontribusi

terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.

Berdasarkan teori Bloom diatas terjadinya suatu penyakit berhubungan dengan kondisi

lingkungan.Sehingga timbul penyakit menular berbasis lingkungan.Penyakit menularberbasis

lingkungan masih menjadi permasalahan hingga saat ini.ISPA dan diare yang merupakan

penyakit berbasis lingkungan, selalu masuk dalam 10 besar penyakit di hampir seluruh

Puskesmas di Indonesia.

Menurut Profil Ditjen PP&PL thn 2006, terdapat 22,30% kematian bayi di Indonesia

akibat pneumonia. sedangkan morbiditas penyakit diare dari tahun ketahun selalu meningkat

dimana pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000 penduduk, lalu meningkat menjadi 301 per 1000

penduduk pada tahun 2000 dan 347 per 1000 penduduk pada tahun 2003. Pada tahun 2006 angka

tersebut kembali meningkat menjadi 423 per 1000 penduduk.

Dengan demikian begitu pentingnya kita membahas kesehatan lingkungan dan penyakit

menular berbasis lingkungan, sehingga kita bias melakukan intervensi terhadap factor-faktor

resiko yang mempengaruhinya. Dengan tujuan akhir meningkatnya drajat kesehatan masyarakat.

1

Page 2: Mapri Kesehatanlingkungan

1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum

Mengetahui tentang kesehatan lingkungan dan penyakit menular yang berbasis

lingkungan.

b. Tujuan Khusus

Mengetahui tentang program kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan

Mengetahui masalah-masalah yang muncul selama menjalankan program

kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan

Mengetahui pemecahan masalah yang muncul selama menjalankan program

kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan

Mengetahui penyakit menular yang berbasis lingkungan di puskesmas Lubuk

Kilangan

Mengetahui usaha-usaha dalam mengintervensi penyakit menular berbasis

lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan

1.3 Batasan Masalah

Makalah ini membahas tentang Kesehatan Lingkungan dan Penyakit Menular Berbasis

Lingkungan di puskesmas Lubuk Kilangan khususnya.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai

literature, analisis dan diskusi

2

Page 3: Mapri Kesehatanlingkungan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KESEHATAN LINGKUNGAN

2.1.1 Definisi

Menurut Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan, kesehatan lingkungan adalah suatu

kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologis yang dinamis antara

manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya realitas hidup manusia yang sehat,

sejahtera dan bahagia.

World Health Organisation (WHO) menggambarkan kesehatan lingkungan sebagai suatu

keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin

keadaan sehat dari manusia.

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo dalam bukunya mendefinisikan kesehatan lingkungan

sebagai suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif

terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwapengertian Kesehatan

Lingkungan adalah upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan

menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.

2.1.2 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan drajat kesehatan merupakan hal yang

essensial di samping masalah prilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor

keturunan.Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan

masyarakat.Berikut ini merupakan ruang lingkup kesehatan lingkungan.

3

Page 4: Mapri Kesehatanlingkungan

a. Menurut WHO

Penyediaan air minum

Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran

Pembuangan sampah padat

Pengendalian vektor

Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh eksreta manusia

Hygiene makanan

Pengendalian pencemaran udara

Pengendalian radiasi

Kesehatan kerja

Pengendalian kebisingan

Perumahan dan pemukiman

Aspek kesling dan transportasi udara

Perencanaan daerah dan perkotaan

Pencegahan kecelakaan

Rekreasi umum dan pariwisata

Tindakan-tindaka sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemic/wabah,

bencana alam dan perpindahan penduduk

Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan

b. Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3) :

Penyehatan air dan udara

Pengamanan limbah padat/sampah

Pengamanan limbah cair

Pengamatan limbah gas

Pengamanan radiasi

Pengamanan kebisingan

4

Page 5: Mapri Kesehatanlingkungan

Pengamanan vektor penyakit

Penyehatan dan pengamanan lainnya, seperti pasca bencana

c. Menurut UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Lingkungan, kesehatan

lingkungan mencakup:

Lingkungan pemukiman

Lingkungan tempat kerja

Lingkungan tempat rekreasi

Tempat dan fasilitas umum

Yang menjadi sasaran Kesehatan Lingkungan berdasarkan Pasal 22 ayat (2) UU No

23/1992 adalah sebagai berikut :

1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis

2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis

3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis

4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut, dan udara yang digunakan untuk umum

5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang

berada dalam keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar-besaran,

reaktor/tempat yang bersifat khusus

2.1.3 Masalah Kesehatan Lingkungan

Masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah yang kompleks, yang untuk

mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sektor yang terkait. Di Indonesia permasalahan

dalam kesehatan lingkungan antara lain:

a. Air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.Air

minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum.Syarat-syarat kualitas air bersih diantaranya adalah sebagai berikut :

5

Page 6: Mapri Kesehatanlingkungan

Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.

Syarat Kimia : Kadar Besi, maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan

(maksimal 500 mg/l).

Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air).

b. Pembuangan Kotoran/Tinja

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :

Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi.

Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air

atau sumur (jarak minimal 10 meter).

Tidak boleh terkontaminasi air permukaan.

Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain.

Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang benar-benar

diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.

Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.

Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.

c. Kesehatan Pemukiman

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang

gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.

Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privasi yang cukup, komunikasi yang

sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah

Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah

dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas

vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar

matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping

pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena

keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,

6

Page 7: Mapri Kesehatanlingkungan

konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung

membuat penghuninya jatuh tergelincir.

d. Pembuangan Sampah

Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor/unsur :

Penimbunan sampah

Penyimpanan sampah.

Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.

Pengangkutan

Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui

hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan

masalah-masalah ini secara efisien.

e. Makanan dan Minuman

Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan,

jasa boga, dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan

atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan

jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).

Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan

meliputi :

Persyaratan lokasi dan bangunan

Persyaratan fasilitas sanitasi

Persyaratan dapur, ruang makan, dan gudang makanan

Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi

7

Page 8: Mapri Kesehatanlingkungan

Persyaratan pengolahan makanan

Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi

Persyaratan peralatan yang digunakan

2.1.4 Upaya Kesehatan Lingkungan di Puskesmas

Bertitik tolak dari masalah Kesehatan Lingkungan yang terjadi di Indonesia, ada 5 upaya

dasar kesehatan lingkungan yang sering dan penting dilakukan di Puskesmas di Indonesia, yakni

sebagai berikut :

a. Penyehatan Sumber Air Bersih (SAB)

Kegiatan upaya penyehatan air meliputi : Surveilans kualitas air, Inspeksi Sanitasi Sarana

Air Bersih, Pemeriksaan kualitas air, Pembinaan kelompok pemakai air.

b. Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Pemeriksaan Rumah)

Sarana sanitasi dasar yang dipantau, meliputi jamban keluarga (Jaga), saluran

pembuangan air limbah (SPAL), dan tempat pengelolaan sampah (TPS).

c. Penyehatan Tempat-Tempat Umum (TTU)

Penyehatan Tempat-Tempat Umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain, pasar,

kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, sarana angkutan umum, salon

kecantikan, bar dan tempat hiburan lainnya. Dilakukan upaya pembinaan institusi Rumah Sakit

dan sarana kesehatan lain, sarana pendidikan, dan perkantoran.

d. Penyehatan Tempat Pengelola Makanan (TPM)

Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan

pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan minuman, kesiap-siagaan dan

penanggulangan KLB keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan.

8

Page 9: Mapri Kesehatanlingkungan

e. Pengawasan Pestisida

2.2 PENYAKIT MENULAR BERBASIS LINGKUNGAN

2.2.1 Definisi

Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau

morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu

disekitarnya yang memiliki potensi penyakit.

Manajemen pengendalian penyakit lingkungan berbasis wilayah merupakan upaya

tatalaksana pengendalian penyakit dengan cara mengendalikan berbagai faktor risiko penyakit

yang dilaksanakan secara simultan, paripurna, terencana, dan terintegrasi dengan tatalaksana

kasus penyakit berkenaan yang dilaksanakan pada satu wilayah tertentu.Manajemen penyakit

menular dalam sebuah wilayah harus dilakukan secara terencana dan terpadu dengan berbagai

faktor risiko.

Dengan demikian, manajemen penyakit menular berbasis lingkungan adalah suatu proses

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program pemberantasan penyakit menular yang

didasarkan pada fakta, dengan melakukan intervensi pada sumber penyakit, serta faktor risiko

yang berkenaan dengan proses timbulnya penyakit yang dilakukan secara simultan dan

komprehensif dalam satu wilayah.

Ciri lain dari manajemen penyakit menular dan penyehatan lingkungan adalah

penggalangan kemitraan dengan mitra yang memiliki perhatian sama. Kejadian penyakit menular

disuatu wilayah berakar pada budaya, ekosistem dan kondisi sosial kependudukan. Oleh karena

itu, dalam rangka membantu Bupati maupun Walikota, Dinas Kesehatan Kabupaten Kota harus

memiliki perspektif luas, termasuk pengendalian faktor yang berperandalam kejadian timbulnya

penyakit, dengan siapa harus bekerja sama, sumber daya apa yang diperlukan serta bagaimana

mendapatkannya.

2.2.2 Penyakit yang Berbasis Lingkungan

9

Page 10: Mapri Kesehatanlingkungan

ISPA

Diare

Malaria

Demam Berdarah Dengue ( DBD )

Filariasis

TB Paru

Cacingan

Penyakit Kulit

Keracunan

Keluhan akibat Lingkungan Kerja yang buruk

2.2.3 Patogenesis Penyakit

Dalam upaya pengendalian penyakit berbasis lingkungan, maka perlu diketahui

perjalanan penyakit atau patogenesis penyakit tersebut, sehingga kita dapat melakukan

intervensisecara cepat dan tepat.

Patogenesis penyakit dapat digambarkan seperti dibawah ini:

Sumber : Ahmadi, 2005

Dengan melihat skema diatas, maka patogenesis penyakit dapat diuraikan menjadi 4

(empat) simpul, yakni :

Simpul 1: Sumber Penyakit

10

Page 11: Mapri Kesehatanlingkungan

Sumber penyakit adalah sesuatu yang secara konstan mengeluarkan agent penyakit. Agent

penyakit merupakan komponen lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan penyakit baik

melalui kontak secara langsung maupun melalui perantara.

Beberapa contoh agent penyakit:

Agent Biologis: Bakteri, Virus, Jamur, Protozoa, Amoeba, dll

Agent Kimia : Logam berat (Pb, Hg), air pollutants (Irritant: O3, N2O, SO2, Asphyxiant:

CH4, CO), Debu dan seratt (Asbestos, silicon), Pestisida, dll

Agent Fisika : Radiasi, Suhu, Kebisingan, Pencahayaan, dll

Simpul 2: Komponen Lingkungan Sebagai Media Transmisi,

Komponen lingkungan berperan dalam patogenesis penyakit, karena dapat memindahkan agent

penyakit. Komponen lingkungan yang lazim dikenalsebagai media transmisi adalah udara, air,

makanan, binatang, manusia/secara langsung.

Simpul 3: Penduduk (Manusia/Perilaku Pemajanan)

Komponen penduduk yang berperan dalam patogenesis penyakit antara lain perilaku, status gizi,

dan pengetahuan.

Simpul 4: Dampak Kesehatan

Adalah pengamatan, pengukuran dan pengendalian prevalensi penderita yang berkaitan atau

akibat dari simpul 1, 2, dan 3. Misalnya : Prevalensi kanker payudara dan prevalensi penderita

keracunan tempe bongkrek.

11

Page 12: Mapri Kesehatanlingkungan

BAB III

ANALISIS SITUASI

3.1 Gambaran Umum

3.1.1 Sejarah Puskesmas

Puskesmas Lubuk Kilangan ini didirikan diatas tanah wakaf yang diberikan KAN

pada tahun 1981 dengan Luas tanah 270 m2 dan gedung puskesmas sendiri didirikan

pada tahun 1983 dengan luas bangunan 140 m2 dimana saat itu Pimpinan Pusksmas yang

pertama adalah dr. Meiti Frida dan pada tahun itu juga Puskesmas mempunyai 1 buah

Pustu Baringin.

Pembangunan Puskesmas ini dibiayai dari APBN. Pelayanan yang diberikan saat

itu meliputi BP, KIA dan Apotik. Dengan Jumlah pegawai yang ada pada saat itu sekitar

10 orang dan sampai saat ini telah mengalami pergantian Pimpinan Puskesmas sebanyak

15 kali.

Pada Tahun 1997 telah dilakukan renovasi Puskesmas secara maksimal, karena

adanya keterbatasan lahan, rumah dinas paramedis yang ada pada saat itu dijadikan

kantor dan juga ada penambahan beberapa ruangan pelayanan lainnya.

Saat sekarang kondisi bangunan Puskesmas Lubuk Kilangan sudah permanen

terdiri dari beberapa ruangan kantor seperti: BP, KIA, Gigi, Labor, KB, Apotik,

12

Page 13: Mapri Kesehatanlingkungan

Imunisasi dengan jumlah pegawai yang ada sebanyak 60 orang termasuk Pustu.

Walaupun demikian bangunan Puskesmas Lubuk Kilangan saat sekarang masih belum

mempunyai gudang obat dan gudang gizi (PMT), ruangan khusus Pelayanan Lansia.

Pelayanan Puskesmas Lubuk Kilangan yang diberikan saat ini adalah 6 Pelayanan

Dasar yaitu: Promosi Kesehatan (Promkes), Program Kesehatan Lingkungan (Kesling),

Program Kesehatan Ibu Anak (KIA) dan Keluarga Berancana (KB), Program Perbaikan

Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Menular (P2M) dan Pengobatan (BP)

juga ada Program Kesehatan Pengembangan yaitu: Upaya Kesehatan Sekolah (UKS),

Upaya Kesehatan Olah Raga, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya Kesehatan Mata

dan Upaya Kesehatan Usia Lanjut (Lansia).

3.1.2 Kondisi Geografis

Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan meliputi seluruh Wilayah Kecamatan

Lubuk Kilangan dengan luas daerah 85,99 km2 yang terdiri dari 7 kelurahan dengan luas:

1. Kelurahan Batu Gadang : 19.29 km2

2. Kelurahan Indarung : 52.1 km2

3. Kelurahan Padang Besi : 4.91 km2

4. Kelurahan Bandar Buat : 2.87 km2

5. Kelurahan Koto Lalang : 3.32 km2

6. Kelurahan Baringin : 1.65 km2

7. Kelurahan Tarantang : 1.85 km2

Adapun batas-batas Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan adalah sebagai

berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pauh

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok

3. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Lubuk Begalung

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bungus Teluk Kabung

3.1.3 Kondisi Demografi

13

Page 14: Mapri Kesehatanlingkungan

Jumlah Penduduk Kecamatan Lubuk Kilangan adalah 50032 Jiwa yang terdiri dari

10.707 KK dengan perincian sebagai berikut:

a. Kelurahan Bandar Buat : 14.359 jiwa dan 2.743 KK

b. Kelurahan Padang Besi : 6.797 jiwa dan 1.610 KK

c. Kelurahan Indarung : 11.069 jiwa dan 2.632 KK

d. Kelurahan Koto Lalang : 6.563 jiwa dan 1.550 KK

e. Kelurahan Batu Gadang : 6.480 jiwa dan 1.489 KK

f. Kelurahan Baringin : 2.277 jiwa dan 244 KK

g. Kelurahan Tarantang : 2.460 jiwa dan 439 KK

Dengan jumlah 44 RW. Dan 171 RT dengan perincian sebagai berikut:

a. Kelurahan Batu Gadang : 5 RW/ 21 RT

b. Kelurahan Indarung : 12 RW/ 44 RT

c. Kelurahan Padang Besi : 4 RW/ 20RT

d. Kelurahan Bandar Buat : 11 RW/ 43 RT

e. Kelurahan Koto Lalang : 8 RW/ 31 RT

f. Kelurahan Baringin : 2 RW/ 5 RT

g. Kelurahan Tarantang : 2 RW/ 7 RT

3.2 Sarana Dan Prasarana

3.2.1 Sarana Pendidikan

Sarana dan Prsarana di Kec. Lubuk Kilangan

No Kelurahan TK SD SMP SMA

1 Bandar Buat 9 6 3 0

2 Padang Besi 2 4 0 0

3 Indarung 1 6 1 2

4 Koto Lalang 3 3 0 0

5 Batu Gadang 1 2 0 1

14

Page 15: Mapri Kesehatanlingkungan

6 Baringin 1 1 0 0

7 Tarantang 0 1 0 0

Jumlah 14 23 4 3

3.2.2 Sarana Kesehatan

KONDISI SARANA DAN PRASARANAPUSKESMAS LUBUK

KILANGANTAHUN 2011

NO

JENIS SARANA

DAN

PRASARANA JLH

KONDISI

BAI

K

RUSAK

ISARANA

KESEHATAN

RING

AN

SEDAN

G

BERA

T

  1 Puskesmas Induk 1 1      

  2Puskesmas

Pembantu         

  3 a. Indarung 1 1      

  4 b. Batu Gadang 1     1  

  5 c. Baringin 1 1      

  6 Rumah Dinas dokter 1   1    

15

Page 16: Mapri Kesehatanlingkungan

  7Rumah Dinas

Paramedis1   1    

  8Mobil Pukesmas

Keliling1 1      

  9 Sepeda Motor 4 4      

             

IISARANA

PENUNJANG         

  1 Komputer 2 1     1

  2 Mesin Tik 2 1   1  

  3 Laptop 1 1      

  4 LCD/Infocus 1 1      

  Jumlah 17 12 2 2 1

3.2.3 Prasarana Kesehatan

Posyandu Balita : 43 Buah

Posyandu Lansia : 14 Buah

Kader Kesehatan : 164 Orang

Praktek Dokter Swasta : 5 orang

Praktek Bidan Swasta : 21 orang

Pos UKK : 3 Pos

Pengobatan Tradisional : 38 Buah

Toga : 27 Buah

16

Page 17: Mapri Kesehatanlingkungan

3.3 Ketenagaan Dan StrukturOrganisasi Puskesmas

3.3.1 Kondisi Ketenagaan

NO JENIS KETENAGAAN PNS PTTHONOR/

SUKARELAKET

1 Dokter Umum 4      

2 Dokter Gigi 2      

3 Sarjana Kesehatan

Masyarakat

1

     

4 Sarjana Keperawatan 1      

5 Akper 4      

6 Akbid 11 1    

7 Akzi 1      

8 AAK 1      

9 AKL 2      

10 Rekam Medis 1      

11 Perawat Gigi 2      

12 SPK 7   1  

13 Bidan (D I) 10 3    

14 Aisisten Apoteker 3      

15 Pekarya Kesehatan 3      

16 SMA 2      

  Jumlah 55 4 1  

17

Page 18: Mapri Kesehatanlingkungan

Tabel : KONDISI KETENAGAAN PADA PUSKESMAS LB. KILANGANTAHUN 2011

3.3.2. Sasaran Puskesmas

Jumlah penduduk : 50.032 Jiwa

Bayi (0-11 Bulan) : 1024

Bayi (6-11 Bulan) : 614

Batita (24-60 Bulan) : 2080

Baduta (0-60 Bulan) : 2048

Ibu Hamil (Bumil) : 1146

Ibu Nifas (Bufas) : 1091

Ibu Bersalin : 1091

Ibu meneteki (Buteki) : 2048

Lansia : 4853

WUS : 14.129

18

Page 19: Mapri Kesehatanlingkungan

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan

Program Kesling yang dijalankan di Puskesmas Lubuk Kilangan, yaitu:

1. Pendekatan Lintas Sektoral/Program

Pendekatan lintas sektoral dan lintas program minimal dilaksanakan satu kali

sebulan,kalau lintas sektoral dilaksanakan di kecamatan sementara lintas program dilaksanakan

di puskesmas pada waktu staff meeting.

Adapun pertemuan itu bertujuan:

Meningkatkan kerja sama lintas sektoral dan litas program untuk mewujudkan kesehatan

masyarakat yang optimal

Menyampaikan informasi-informasi yang berhubungan dengan kesehatan khususnya

kesehatan lingkungan.

2. Inspeksi Sanitasi

Kegiatan dilaksanakan pada sarana air bersih yang berada di 7 kelurahan di wilayah kerja

Puskesmas Lubuk Kilangan dimana tujuanya adalah untuk memantau tingkat resiko pencemaran

air bersih yang dimiliki masyarakat

Hasil Pencapaian Kegiatan Inspeksi Sanitasi

Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2010

No Kelurahan Jumlah SAB Tingkat Resiko Pencemaran

19

Page 20: Mapri Kesehatanlingkungan

yang diperiksa Amat tinggi

Tinggi Sedang Rendah

1 Batu Gadang 50 - 3 5 232 Indarung 100 - - 7 63 Padang Besi 65 2 - 10 264 Baringin 40 - 3 12 315 Tarantan 69 - 5 7 326 Koto Lalang 80 - 2 9 257 Bandar Buat 90 - 5 15 208 Puskesmas 494 2 18 65 163

3. Survey Perumahan dan Lingkungan

Kegiatan ini dilaksanakan pada rumah dan lingkungan dimana kegiatan ini memantau keadaan

fisik rumah, ligkungan, sarana yang dimiliki serta keadaannya.

DATA DASAR KEGIATAN SURVEY PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK KILANGAN

TAHUN 2011

NONama

KelurahanJml.Pendd

Jml KK

Jenis Rumah Jamban Keluarga

SPAL

P SP K JumlahLeher

Angsa/SPT

Cemplung

MCKJumla

h

1 Bandar Buat 14,359 2,743 466 264 169 899 325 30 - 355 508

2 Padang Besi 6,797 1,610 555 167 184 906 584 - - 584 530

3 Indarung 11,096 2,632 1,771 896 215 2,882 2,631 2 1 2,634 1200

4 Koto Lalang 6,563 1,550 762 463 150 1,375 584 - - 584 915

5 Batu Gadang 6,480 1,489 435 170 158 763 355 30 - 355 506

6 Baraingin 2,277 482 188 30 32 250 96 - - 30 113

7 Tarantang 2,460 439 295 25 53 373 196 - - 196 196

  Jumlah 50,032 10,707 4,472 2,015 961 7,448 4,771 62 1 4,738 ###

Keterangan

P = Permanen

SP = Semi Permanen

K = Kayu

SPAL = Saluran Pembuangan Air Limbah

20

Page 21: Mapri Kesehatanlingkungan

Dari hasil pencapaian penilaian dari rumah sehat yang didapat hasil dari 586 diperiksa

terdapat 352 kategori rumah sehat, seperti pada grafik dibawah ini :

4. Pemerikasaan dan Pengawasan TTU

Yang termasuk kedalam pengawasan TTU adalah:

1. Sarana kesehatan

2. Sarana Pendidikan

3. Hotel

4. DAMIU

5. Pangkas rambut dan salon

Hasil Penilaian Kunjungan Sekolah

Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2011

No Sekolah yang ada

Jumlah Lingkungan Sekolah yang Memenuhi Syarat Sanitasi

Sekolah yang Punya Dokter Kecil

1 TK 16 7 -

21

Page 22: Mapri Kesehatanlingkungan

2 SD 23 12 83 SLTP 4 3 24 SLTA 3 3 1

Jumlah 46 25 11

5. Pemerikasaan dan Pengawasan TPM

Kegiatan ini meliputi pemeriksaan/pengawasan TPM yang ada diwilayah kerja

puskesmas. Adapun kegiatan meliputi:

Mencegah penularan penyakit menular melalui makanan dan minuman

Pemeriksaan terhadap karyawan/sarana yang digunakan.

Hasil Pencapaian Pemeriksaan TPM

Di Puskemas Lubuk Kilangan Tahun 2011

No Kelurahan Sasaran DiperiksaMemenuhi

syarat1 Bandar Buat 39 36 34

2 Padang Besi 1 1 1

3 Indarung 24 15 12

4 Koto Lalang 5 5 3

5 Batu Gadang 15 12 10

6 Baringin 1 0 0

7 Tarantang 0 0 0

Jumlah 85 69 60

Hasi Pencapaian Kegiatan Pemeriksaan TTU

Di Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2011

No Kelurahan Sasaran Diperiksa Memenuhi syarat1 Bandar Buat 33 26 242 Padang Besi 12 7 53 Indarung 14 9 64 Koto Lalang 8 2 15 Batu Gadang 10 6 46 Baringin 2 1 17 Tarantang 8 3 2

Jumlah 92 54 45

22

Page 23: Mapri Kesehatanlingkungan

Hasi Pencapaian Kegiatan Pemeriksaan dan Pengawasan DAMIU

Di Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2011

No Kelurahan Sasaran Diperiksa Memenuhi syarat1 Bandar Buat 14 14 32 Padang Besi 1 1 03 Indarung 3 3 14 Koto Lalang 0 0 05 Batu Gadang 1 0 06 Baringin 0 0 07 Tarantang 0 0 0

Jumlah 19 18 3

6. Pengawasan TP2 Pestisida

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujua agar terawasi tempat penjualan dan penggunaan

pestisida sehingga terhindar dari:

Efek samping penggunaan pestisida terhadap manusia dan kehidupan lainnya

Mencegah terjadinya keracunan akibat penjualan dan penggunaan pestisida yang tidak

memenuhi persyaratan kesehatan.

7. Pengawasan Sampah (TPS)

Pengawasan sampah dilakukan di TPS yang ada di kelurahan sebanyak 42 TPS dari hasil

pengamatan/pengawasan.Semua TPS yang ada sudah dipergunakan secara baik.

8. Klinik Sanitasi

Kegiatan klinik sanitasi dilaksanakan 2x dalam seminggu dengan kasus penyakit yang

berbasis lingkungan yaitu pasien dari KIA dan BP di rujuk ke klinik sanitasi untuk konsultasi

antara lain:

Konsultasi pasien

Kunjungan rumah

23

Page 24: Mapri Kesehatanlingkungan

Perbaikan sarana

9. Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

Kegiatan ini dilaksanakan di dalam dan di luar Puskesmas seperti:

Posyandu

Posyandu lansia

Sekolah-sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Di dalam gedung puskemas dilaksanakan 2x seminggu karena setiap petugas

mendapatkan jatah untuk memberikan penyuluhan secara bergantian kecuali ada mahasiswa PKL

yang akan memberikan peyuluhan. Penyuluhan ini disampaikan sebelum pasien mendapatkan

pengobatan

Pencapaian Penyuluhan di Luar Gedung

Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2011

No Jenis Kegiatan Jumlah Jumlah

kegiatan

Ket

Posyandu Posyandu

Lansia

Sekolah

1

2

3

Penyuluhan di

Posyandu

Penyuluhan di

Sekolah

Penyuluhan di

Posyandu Lansia

43 10

10

12

45

100 x

121 x

84 x

24

Page 25: Mapri Kesehatanlingkungan

Berikut ini adalah pencapaian program kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk

Kilangan pada tahun 2011

Program Kesling 2011

NO KelurahanJml Rmh

Pemeriksaan Pemukiman

SAB Jamban SPAL TTU TPM

Diperiksa

Rmh Sehat

%Punya SAB

%Punya

Jamban%

Punya SPAL

%sasaran

Diperiksa

Memenuhi

Syarat%

Sasaran

Diperiksa

Memenuhi

Syarat%

1Bandar Buat

899720+310

820 79.61 705 78.42 355 39.49 508 56.51 33 26 24 92.31 41 39 34 87.18

2Padang Besi

906 360 189 52.5 786 86.75 612 67.55 530 58.5 12 7 5 71.43 1 1 1 100

3 Indarung 2882480+1200

1489 88.63 2460 85.36 2633 91.36 1200 41.64 14 9 6 66.67 24 15 12 80

4koto Lalang

1375 360 287 79.72 885 64.36 1215 88.36 506 36.8 8 2 1 50 3 2 1 50

5Batu gadang

763 540 190 35.19 652 85.45 355 46.53 506 66.32 10 6 4 66.67 15 12 9 75

6 Baringin 250 175 96 54.86 197 78.8 30 12 113 45.2 2 1 1 100 1 - - 0

7 Tarantang 373180+

56111 47.03 279 74.8 196 52.55 299 80.16 8 3 2 66.67 - - 0

Jumlah 7448 4546 3222 70.88 5964 80.08 5396 72.45 3662 49.17 92 54 45 83.33 85 69 61 88.41

Sasaran dari pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan meliputi:

a. Dalam gedung Puskesmas Lubuk Kilangan

b. Di luar puskesmas Lubuk Kilangan mencakup:

Perumahan masyarakat di wilayah Puskesmas Lubuk Kilangan

Lingkungan rumah masyarakat di wilayah kerjaPuskesmas Lubuk Kilangan

Restoran/RM/warung makanan di wilayah kerjaPuskesmas Lubuk Kilangan

25

Page 26: Mapri Kesehatanlingkungan

Tempat-Tempat Umum di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan

Tempat bangunan kesehatan dan perkantoran di wilayah kerja Puskesmas Lubuk

Kilangan

Tempat Penjualan Pestisida di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan

Tempat Pembuangan Sampah Sementara di kelurahan di wilayah kerja puskesmas

Lubuk Kilangan

Tempat Depot Air Minum di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan

Tempat-tempat Industri Rumah Tangga di wilayah kerja Puskesmas Lubuk

Kilangan

Tempat-tempat pendidikan (SD, SLTP, SLTA) di wilayah kerja Puskesmas

Lubuk Kilangan

Masalah yang dihadapai selama menjalankan program kesehatan lingkungan di

Puskesmas Lubuk Kilangan yaitu:

Permasalahan

Masih kurang kerja sama lintas sektoral/program

Rendahnya tingkat ekonomi masyarakat dalam kesehatan lingkungan

Perilaku masyarakat yang menyimpang dari kesehatan lingkungan

Tidak ada kendaraan roda dua untuk kelapangan

Pemecahan Masalah

Meningkatkan kerja sama/menyampaikan informasi kepada lintas waktu staff

meeting puskesmas dan rakorcam pada lintas sektoral mengenai masalah

lingkungan yang ada.

Melaksanakan penyuluhan kesehatan lingkungan secara terus menerus dan

terpadu

Melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam upaya-upaya peyehatan lingkungan

Melaksanakan penyuluhan kesehatan lingkungan

Disediakan kendaraan untuk petugas lapangan.

26

Page 27: Mapri Kesehatanlingkungan

4.2 Penyakit Menular Berbasis Lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan

1. ISPA

Berikut ini merupakan grafik yang menggambarkan tentang penyakit terbanyak yang ada

di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.

Grafik 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2011

Dari grafik diatas penyakit menular berbasis lingkungan yang paling tinggi di puskesmas

Lubuk Kilangan yaitu penyakit ISPA. Ini terjadi karena ada 8 faktor kondisi kesehatan

lingkungan rumah yang mempunyai hubungan dengan kejadian ISPA yaitu:

jenis dinding rumah

luas lantai

ventilasi dan pencahayaan siang hari

kamar tidur dengan jendela

kepadatan hunian rumah

bahan bakar memasak

kelembaban udara dalam rumah

27

Page 28: Mapri Kesehatanlingkungan

pengelolaan sampah di rumah tangga

Untuk mengatasi hal tersebut di puskesmas Lubuk Kilanganmelakukan Program

Kesehatan Lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk Klinik Sanitasi yang bertujuan untuk

menurunkan/dan mencegah penyakit yang berbasis lingkungan.

2. Diare

Penyakit menular berbasis lingkungan terbanyak berikutnya yaitu diare sebesar 430 kasus

pada tahun 2011. Dilihat dari kejadiannya tidak ada perbedaan yang bermakna antara laki-laki

maupun perempuan. Penyakit diare masih tetap muncul setiap bulannya di wilayah kerja

Puskesmas Lubuk Kilangan, hal ini disebabkan oleh belum tercapainya prilaku hidup bersih dan

sehat secara optimal. Berikut ini table yang menggambarkan tentang kejadian diare di Puskesmas

Lubuk Kilangan.

Kasus Diare Berdasarkan Umur Di Lubuk Kilangan Tahun 2011

Distrib

NAMA KELURAHANJumlah

L P

BANDAR BUAT 34 54

PADANG BESI 23 25

INDARUNG 32 29

KOTO LALANG 45 63

BATU GADANG 15 46

BARINGIN 9 10

TARANTANG 13 32

JUMLAH 171 259

28

Page 29: Mapri Kesehatanlingkungan

3. Tuberculosis

Kasus kejadian TB paru maupun ekstra paru di puskesmas Lubuk Kilangan yang

ditargetkan oleh Dinas Kesehatan Kota cukup tinggi yaitu kasus suspek sebesar 800 orang, dan

kasus BTA (+) di antara suspek sebesar 80 orang. Sementara kenyataannya di lapangan masih

rendah angka penjaringan pasien suspek TB tersebut.Penyebab rendahnya angka penjaringan TB

adalah karena sistem penjaringan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak langsung terjun ke

masyarakat tetapi masih berdasarkan sistem rujukan dari balai pengobatan.

Kejadian tingginya angka TB di Lubuk Kilangan disebabkan oleh sistem sanitasi di

pemukiman masyarakat yang belum sehat. Pengetahuan masyarakat tentang penyakit,

pencegahan, dan cara penularannya masih rendah, serta kesadaran masyarakat untuk berobat

juga masih rendah. Berikut tabel tentang kejadian TB di wilayah kerja Puskesmas Lubuk

Kilangan pada tahun 2011

Penemuan penderita TBC pertriwulan tahun 2011

NOTRIWULA

N

TBC BTA + BTA ( - )EKSTRA

PARU

TBC

ANAKTOTAL

BARU KAMBUH ro ( + )

1. I 10 2 0 2 0 14

2. II 5 0 1 0 0 6

3. III 9 0 1 0 1 11

4. IV 7 1 4 1 1 14

Pencegahan tahap pertama untuk penyakit TB sudah dilakukan di Puskesmas Lubuk

Kilangan. Dimana dari data dapat dilihat bahwa angka pencapaian dari imunisasi BCG sudah

mencapai target yaitu 85,5 %, sementara target yang ditetapkan sebesar 85% .

4. Demam Berdarah

Kejadian DBD diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan pada tahun 2011

digambarkan oleh tabel berikut ini.

29

Page 30: Mapri Kesehatanlingkungan

Kasus DBD Perkelurahan

NO KELURAHAN JUMLAH KASUS

1 Bandar Buat 9

2 Padang Besi 2

3 Indarung 3

4 Koto Lalang 0

5 Batu Gadang 2

6 Baringin 0

7 Tarantang 1

Puskesmas 17

Kasus DBD masih ditemukan diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan dengan jumlah

kasus sebanyak 17 kasus.Kasus tertinggi terdapat di kelurahan Bandar Buat.Di kelurahan Koto

Lalang dan Baringin tidak ditemukan kasus DBD.Ini dihubungkan dengan faktor

lingkungan.Kelurahan Bandar buat merupakan kelurahan yang di domisili oleh pasar, sehingga

sanitasi sedikit menurun. Dibandingkan dengan tahun 2010 sudah terdapat penurunan kasus dan

tidak ditemukan adanya kematian akibat penyakit ini.

Kegiatan promotif dan preventif yang dilakukan untuk menekan angka kejadian DBD

adalah:

Meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang

berhubungan dengan penyakit DBD.

Pembagian leaflet yang berhubungan dengan kasus DBD

Pemantauan secara berkala fasilitas umum yang dapat meningkatkan angka kejadian

demam berdarah, misalnya pasar, sarana ibadah, sekolah-sekolah.

Pembagian bubuk abate gratis kepada masyarakat

30

Page 31: Mapri Kesehatanlingkungan

Pelaksanaan fogging sebelum bulan angkan kejadian tertinggi.

Pelaksanaan kuratif:

Penanggulangan segera dibalai pengobatan

Persiapan rujukan ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas yang lebih memadai

BAB V

PENUTUP

31

Page 32: Mapri Kesehatanlingkungan

5.1 Kesimpulan

Program kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan sudah berjalan dengan

baik. Tetapi ada beberapa program yang pencapaiannya masih rendah. Pelayananannya

mencakup kesehatan tempat pemukiman, penyediaan sumber air bersih, system pembuangan air

limbah, TPM dan TTU, serta pengawasan pestisida.

Dalam menjalankan program-program yang ada, bagian kesehatan lingkungan masih

mempunyai banyak kendala, baik kendala sarana dan prasana, kendala dalam hal sumber daya

manusia, juga kondisi lingkungan mempengaruhi keberhasilan program ini.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh puskesmas Lubuk Kilangan untuk meningkatkan

pencapaian program Kesehatan Lingkungan, dengan cara penyuluhan untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat, penyediaan sarana dan prasarana serta meningkatkan kesadaran dari

sumber daya manusia yang terlibat.

Bebrapa Penyakit menular berbasis lingkungan yang masih ada di puskesmas Lubuk

Kilangan yaitu: ISPA, diare, TBC dan DBD.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh puskesmas untuk menurunkan angka kejadian kasus

ini diantaranya, penyuluhan kesehatan serta pemantauan fasilitas-fasilitas umum.

5.2 Saran

Dalam pelaksanaan program sebaiknya selalu dilakukan evaluasi secara menyeluruh serta

pendataan yang lengkap.

Pemberdayaan kader dan pembina wilayah sangat dibutuhkan untuk pelaksanaan

program-program kesehatan lingkungan agar sesuai target dan perencanaan.

Dengan masih adanya penyakit yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan pada 10

penyakit terbanyak, masyarahat dianjurkan untuk tetap waspada dan menjaga kebersihan

lingkungan agar tidak menimbulkan wabah.

DAFTAR PUSTAKA

32

Page 33: Mapri Kesehatanlingkungan

Notoadmojo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Karya Rineka Cipta :

Jakarta.

Setiyabudi R. 2010. Dasar Kesehatan Lingkungan. http://www.ajago.blogspot.htm. Diakses pada

13 Desember 2012.

Angraini, Reni. 2011. Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan. Padang.

Depkes. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Diakses pada 13 Desember

2012.

Achmadi, Umar Fahmi. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah.

Sudayasa, Putu. 2010. 5 Upaya Dasar Program Kesehatan Lingkungan. http://www.puskel.com.

Diakses pada 13 Desember 2012.

33