MAKALAH TROPIS
-
Upload
yunita-sari -
Category
Documents
-
view
211 -
download
41
description
Transcript of MAKALAH TROPIS
1. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia yang dilewati garis khatulistiwa termasuk daerah yang memiliki iklim
tropis lembab. Iklim tropis dapat didefinisikan sebagai daerah yang terletak di antara
garis isotherm 20° C di sebelah bumi utara dan selatan atau daerah yang terdapat di
antara 23½° lintang utara dan 23½° lintang selatan. Pada dasarnya iklim tropis
dibedakan menjadi daerah iklim tropis kering yang meliputi padang pasir, stepa, dan
savana, sedangkan iklim tropis lembab meliputi hutan tropis, daerah dengan angin
musim dan savana lembab. (Prasetya, 2002 : hal. 1)
Bangunan di Indonesia juga disesuaikan dengan iklim tropis. Bisa kita lihat rumah-
rumah tradisional seperti rumah adat jawa yang memakai atap joglo, atau rumah gadang
yang memakai atap bernentuk runcing. Pada dasarnya bentuk-bentuk seperti ini
menyatakan bahwa bangunan menyesuaikan dengan iklim untuk meminimalisasi dampak
negatif iklim terhadap manusia.
Salah satu alasan mengapa manusia membuat bangunan adalah karena kondisi alam
iklim tempat manusia berada tidak selalu baik menunjang aktivitas yang dilakukannya.
Aktivitas manusia yang bervariasi memerlukan kondisi iklim sekitar tertentu yang
bervariasi pula. Untuk melangsungkan aktivitas kantor, misalnya, diperlukan ruang
dengan kondisi visual yang baik dengan intensitas cahaya yang cukup; kondisi termis
yang mendukung dengan suhu udara pada rentang-nyaman tertentu; dan kondisi audial
dengan intensitas gangguan bunyi rendah yang tidak mengganggu pengguna bangunan.
Karena cukup banyak aktivitas manusia yang tidak dapat diselenggarakan akibat
ketidaksesuaian kondisi iklim luar, manusia membuat bangunan. Dengan bangunan,
diharapkan iklim luar yang tidak menunjang aktivitas manusia dapat dimodifikasidiubah
menjadi iklim dalam (bangunan) yang lebih sesuai.Usaha manusia untuk mengubah
kondisi iklim luar yang tidak sesuai menjadi iklim dalam (bangunan) yang sesuai
seringkali tidak seluruhnya tercapai.
Dalam banyak kasus, manusia di daerah tropis seringkali gagal menciptakan kondisi
termis yang nyaman di dalam bangunan. Ketika berada di dalam bangunan, pengguna
bangunan justru seringkali merasakan udara ruang yang panas, sehingga kerap mereka
lebih memilih berada di luar bangunan. (Tri Harso Karyono, 2000 : www.desain!
arsitektur.com)
1
Untuk menyiasati pengeluaran energi yang besar maka kita dapat menciptakan
bangunan yang secara optimal dapat menggunakan potensi alam sebagai solusi masalah
energi. Caranya adalah dengan membuat bangunan yang berbasis pada konsep arsitektur
tropis yang bersahabat dengan iklim lokal yang panas dan lembab. (Imelda Akmal,
2004 : www.kompas.com)
I.2 Tujuan
Tujuannya adalah
untuk memberikan pengetahuan tentang arsitektur tropis
mengenalkan ciri-ciri dari arsitektur tropis
aspek aspek pendukung arsitektur tropis
memperkenalkan bangunan arsitektur tropis
2
II. PENINJAU
II.1 PENGERTIAN
A. Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam arti yang
lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan
binaan, mulai dari level makro. Arsitektur berasal dari bahasa latin architectura yang
berarti suatu prosesdan hasil nyata dari perencanaan, desain, dan konstruksi.
Arsitektur bisa juga diartikan sebagai :
Desain dan konstruksi yang berlandaskan seni dan ilmu pengetahuan.
Pengertian umum untuk mendeskripsikan suatu bangunan atau infrastruktur lainnya.
Suatu aliran, gaya, atau metode yang ada pada desain dan konstruksi maupun struktur
pada suatu bangunan.
Aktivitas mendesain mulai dari tingkat makro (perencanaan kota, arsitektur lansekap)
hingga tingkat mikro (detail konstruksi , desain interior).
B. Cuaca .
Pengertian Cuaca adalah keadaan udara pada suatu tempat. Oleh sebab itu,
sering terjadi suatu tempat udara berawan atau hujan turun lebat, tetapi di tempat yang
lain cuaca terang benderang.
C. Iklim.
Pengertian iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu daerah yang luas
dan ditentukan berdasarkan perhitungan dalam suatu daerah yang luas dan ditentukan
berdasarkan perhitungan dalam waktu lama ( sekitar 11-30 tahun).
D. Tropis
Pada zaman yunani kuno kata “tropikos” berarti garis balik kini pengertian ini
berlaku untuk daerah antara kedua garis balik ini yang meliputi 40% dari luas seluruh
permukaan bumi.
Garis-garis ini adalah garis lintang 23027’ utara dan selatan garis lintang utara
23027’ adalah garis balik cancer disini matahari pada tanggal 22 juni mencapai posisi
tegak lurus garis lintang selatan 23027’adalah garis balik capricom,pembagian bumi
dengan garis-garis tegak ini tidak mempertimbangkan batas-batas daerah iklim yang
3
sebenarnya.karena itu sekarang Tropis didefinisikan sebagai daerah yang terletak di
antara garis isotem 200C di sebelah bumi utara dan selatan.
Pembagian daerah iklim dan ciri-cirinya akan di bahas dalam bab ini.kondisi
iklim dan geografis dapt di bagi dalam dua kategori:
• Daerah tropis dan kering
padang pasir sangat kering hampir tidak mengenal hujan kalaupun hujan
sangatlah tidak teratur.daerah yang sangat lebat.tetapi karena airnya terlalu cepat
mengalir sehingga hampir tidak bisa di manfaatkan bagi kehidupan
manusia.tumbuhan yang rendah dan juga pepohonan rendah kurus yang tumbuh
jarang merupakan ciri-ciri daerah ini.
• Daerah tropis dan lembab
Dengan lembab mencakup savana lembab daerah dengan angin musim dan
hutan hujan tropis. Daerah savana lembab dan daerah bermusim hujan memiliki satu
atau dua musim hujan dengan batas yang jelastumbuhan di daerah ini lebat dan mmpu
melewati musim kering panjang tanpa akibat yang berartiini pada siang hari memiliki
temperatur dan potensi penguapan yang tinggi sungai-sungai kering dan aliran air
menunjukkan bahwa kadang- kadang turun hujan
E. Arsitektur Tropis
Arsitektur tropis adalah suatu proses perencanaan dan perancangan suatu
bangunan, infrastruktur, dan karya arsitektural lainnya yang dapat diterapkan dan
sesuai dengan karakteristik suatu lingkungan tertentu. Beberapa diantaranya adalah
iklim, sosial, dan lingkungan atau sebuah konsep desain yang beradaptasi dengan
lingkungan yang tropis
F. Arsitektur Tropis Dengan Arsitektur Tradisional
Arsitektur tropis merupakan prinsip desain, sedangkan arsitektur tradisional
merupakan kebudayaan arsitektur yang turun-menurun dan digetok-tularkan melalui
kebudayaan. Arsitektur tropis tidak harus tradisional, tapi biasanya arsitektur
tradisional masyarakat sudah sangat memperhatikan prinsip-prinsip arsitektur tropis
meskipun tidak tertulis, tapi sudah terlihat melalui bangunannya.
Arsitektur tropis gaya baru bisa memakai material apa saja dan tidak harus
terpaku pada tradisi karena banyak perubahan paradigma terutama penggunaan
4
material baru, asalkan masih memperhatikan bagaimana menangani iklim tanpa
menggunakan penanganan modern terhadap iklim, misalnya bangunan tropis
seharusnya tidak memakai AC dan pencahayaan buatan pada siang hari, karena sudah
mengandalkan iklim tropis yang sebenarnya mendukung untuk itu. Karena arsitektur
tropis memperhatikan iklim, maka penanganan arsitektur yang berkaitan dengan iklim
seperti mempertahankan suhu nyaman, kelembapan, dan sebagainya juga
menggunakan potensi dari iklim tropis tersebut.
II.2 IKLIM INDONESIA
Indonesia termasuk dalam daerah tropika basah atau daerah hangat lembab
yang ditandai oleh:
kelembaban udara yang relatif tinggi (pada umumnya di atas 90%),
curah hujan yang tinggi
serta temperatur rata-rata tahunan di atas 180C (biasanya sekitar 23C dan dapat
mencapai 38C dalam musim kemarau).
Perbedaan antar musim hampir tidak ada, kecuali periode sedikit hujan dan
banyak hujan yang disertai angin keras. Lebih khusus lagi, Indonesia termasuk dalam
daerah sekunder hutan hujan tropis (tropis lembab) dengan gambaran sebagai berikut:
A. Lansekap : Daerah hutan hujan khatulistiwa dengan dataran rendah.
B. Permukaan tanah : Lansekap hijau, warna tanah biasanya merah atau coklat.
C. Vegetasi : Lebat, speciesnya bermacam-macam, semak belukar, pohon-pohon tinggi
(rimba dan hutan bakau).
D. Musim : Perbedaan musim kecil. Bulan terpanas, panas dan lembab sampai basah :
bulan terdingin, panas sedang dan lembab sampai basah.
Daerah tropis-lembab belahan bumi utara:
a) Bulan terdingin : Desember-Januar
b) Bulan terpanas : Mei-Agustus
Daerah tropis-lembab belahan bumi selatan :
a) Bulan terdingin : April-Juli
b) Bulan terpanas : Oktober-Februari
5
E. Kondisi awan : Berawan dan berkabut sepanjang tahun. Terang, bila awan sedikit,
(awan kumulus putih) dan matahari tidak tertutup, abu-abu suram bila awan tebal.
Jenis awan selalu bertukar, lapisan awan 60-90%.
F. Radiasi matahari dan panas : Radiasi matahari langsung dengan intensitas sedang
sampai tinggi. Radiasi terdifusi melalui awan atau uap. Refleksi radiasi matahari
langsung pada tanah sedikit. Tanah menyerap banyak panas.
G. Temperatur/suhu : Temperatur maksimum rata-rata tahunan 30,5C, pengecualiaan di
atas 32C, sedang pada daerah khatulistiwa selama musim kering mencapai 33C dan
musim hujan 30C, bisa turun sampai 26C. Fluktuasi harian dan tahunan relatif kecil,
sekitar 30-5,5C.
H. Presipitasi : Curah hujan tahunan di atas 2000 mm, maksimum 5000 mm, dalam
musim hujan mencapai 500 mm setiap bulan sedang untuk daerah khatulistiwa, hujan
turun biasanya setelah tengah hari dan pagi hari sering berkabut.
I. Kelembaban udara :
Kelembaban absolut (tekanan uap) tinggi, 25-30 mm
Kelembaban relatif 55-100%, biasanya di atas 73%
J. Gerakan udara : Lambat, terutama di daerah hutan rimba, bertambah cepat bila turun
hujan, sampai kekuatan angin 6 atau lebih. Biasanya satu atau dua arah angin utama
III. PEMBAHASAN
6
III.1 HUBUNGAN ANTARA ARSITEKTUR TROPIS DAN IKLIM
Iklim dan arsitektur adalah bagian dari sains bangunan dan sains arsitektur. Sains
bangunan adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan lingkungannya.
Bangunan dan shelter dalam hal ini berlaku sebagai perubah (modifier) lingkungan luar
(outdoor enviroment) menjadi lingkungan dalam (indoor enviroment) yang memenuhi
syarat habitasi dan penghunian bagi manusia.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan :
- Iklim setempat
- Temperatur, suara, dan penerangan
- Manusia dan cara habitasinya
- Sistem lay-out bangunan
- Bentuk bangunan
- Sistem konstruksi
- Pemilihan material
Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengaruh iklim terhadap arsitektur, maka perlu
dilakukan beberapa analisa seperti :
a. Analisa lahan yang meliputi adaptasi terhadap lingkungan
b. Analisa orientasi yang meliputi lokasi terbaik agar didapatkan lingkungan yang sesuai
dengan syarat
c. Analisa bentuk yang meliputi analisa dari rancangan bangunan dan
komposisi kelompok bangunan
d. Analisa sistem konstruksi untuk proses modifikasi iklim atau lingkungan
luar menjadi lingkungan dalam yang terhuni dengan baik.
Iklim yang berlaku di Indonesia adalah Iklim tropis basah karena kadar uap air
(humidity) tinggi dengan dua musim.
Ciri-ciri dari iklim ini adalah sebagai berikut :
1. Curah hujan tinggi
2. Kelembaban tinggi
3. Temperatur hampir selalu tinggi
7
4. Angin sedikit
5. Radiasi matahari sedang sampai kuat
6. Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi, sehingga air tidak mudah menguap
Masalah-masalah yang kerap ditemui dalam bangunan di negara beriklim tropis basah
adalah :
1. Panas bangunan tidak menyenangkan
2. Penguapan sedikit karena gerakan udara lambat
3. Perlu perlindungan terhadap radiasi matahari, hujan, dan serangga
4. Di sekitar lautan juga diperlukan perlindungan terhadap angin keras
Tropis: Permasalahan Dari Aspek Iklim
Ciri yang menonjol pada iklim tropis adalah tingginya suhu rata-rata harian
dibanding pada iklim lain. Persoalan yang ditimbulkan oleh iklim ini dalam kaitannya
dengan kota sebagai tempat manusia bermukim dan melangsungkan aktifitas kerja
sehari-hari adalah sebagai berikut:
1. Pemanasan yang ditimbulkan oleh Radiasi Matahari
Matahari memancarkan panasnya melalui radiasi ke permukaan bumi. Panas yang
dipancarkan oleh matahari ke permukaan bumi tidak tergantung apakah permukaan bumi
tersebut berupa kota (urban) atau desa (rural), tapi lebih bergantung pada sudut jatuh–
radiasi akan mencapai jumlah maksimum apabila sudut jatuhnya 90o, demikian juga
bergantung pada kondisi awan yang dapat menghalangi pemancaran radiasi tersebut.
Implikasi radiasi matahari ke permukaan bumi akan berbeda ketika permukaan tersebut
memiliki perbedaan karakter dalam hal penyerapan dan pemantulannya terhadap radiasi
tersebut. Permukaan keras cenderung akan menyerap panas lebih banyak, yang pada
saatnya akan dipantulkan kembali. Warna permukaan juga menentukan jumlah panas
yang diserap, warna terang cenderung akan lebih banyak memantulkan, sementara warna
gelap cenderung lebih banyak menyerap panas radiasi tersebut.
2. Terjadinya ‘heat urban island’
Akibat tertutupnya permukaan tanah oleh beton (yang dapat berupa bangunan
atau perkerasan permukaan tanah) serta aspal (jalan dan parkir), radiasi matahari yang
jatuh pada permukaan tersebut sebagian besar diserap dan kemudian dilepaskan lagi ke
udara di atas dan sekitarnya. Pelepasan panas yang diserap oleh material keras
sebagaimana beton atau aspal akan jauh lebih besar dibanding yang terjadi pada
tumbuhan. Karena sebagian besar area kota tertutup oleh material keras, maka suhu
8
udara kota menjadi lebih tinggi dibanding kawasan sekelilingnya yang masih bersifat
rural. Fenomena ini sering disebut sebagai heat urban island, dimana area fisik kota
seolah menjadi sebuah pulau yang memancarkan panas di tengah hamparan kehijauan
kawasan rural.
3. Berkurangnya kecepatan angin pada kawasan urban
Kawasan kota dicirikan dengan kerapatan bangunan yang lebih tinggi disbanding
kawasan rural. Dengan kepadatan bangunan yang tinggi – yang berarti mengecilnya
ruang terbuka, kecepatan angin dalam kota berkurang secara mencolok dibanding pada
kawasan rural, yang masih terbuka.
4. Berkurangnya vegetasi per satuan luas tertentu
Seperti diuraikan diatas, kawasan kota dicirikan dengan menurunkan jumlah
vegetasi persatuan luas tertentu dibanding kawasan yang masih bersifat rural. Karena
kemampuan tumbuhan untuk menyerap dan mengeliminir panas yang dipancarkan oleh
matahari, maka suatu kawasan yang banyak ditutup oleh tumbuhan (misalnya desa)
cenderung memiliki suhu udara yang lebih rendah dibanding kawasan yang banyak
tertutup oleh material keras, seperti halnya kawasan urban.
Pemahaman Arsitektur & Iklim Aritektur dan iklim dikenal salah satunya sebagai
pendekatan arsitektur bioklimatik. Bioklimatik menggambarkan suatu pendekatan desain
bangunan yang diinspirasikan keadaan alam dan menggunakan logika yang
berkelanjutan didalam setiap aspek suatu proyek, memfokuskan pada optimasi dan
penggunaan lingkungan. Logika –logika tersebut meliputi kondisi peruntukan lahan,
ekonomi, konstruksi, manajemen bangunan, serta kesehatan dan kesejahteraan manusia
melalui keadaan fisik bangunan
Dalam persyratanya arsitektur tropis dapat di simpulkan sebagi berikut :
a) Pola rancangan beradaptasi penuh terhadap iklim Kaidah arsitektur tropis
(tradisional) secara cermat diikuti, secara bersamaan digunakan pula rancangan arsitektur
modern hingga detail elemen bangunan.
b) Pola rancangan beradaptasi terhadap iklim, dilengkapi alat kenyamanan suhu
kaidah arsitektur tropis diikuti, namun dengan pertimbangan tertentu digunakan alat
kenyamanan suhu.
9
c) Pola rancangan menggunakan sebagian kaidah adaptasi terhadap iklim, dilengkapi
alat kenyamanan suhu kaidah arsitektur tropis pada beberapa elemen rancangan
diterapkan, pada bagian lain
d) Pola rancangan mengunakan bentuk tradisional tanpa memperhatikan kaidah iklim
pola rancangan tidak menggunakan kaidah adaptasi terhadap iklim (Agus, studi pustaka
arsitektur bioklimatik, skripsi A. 2008)
III.2 KONSEP BANGUNAN TROPIS
Bangunan dengan desain arsitektur tropis, memiliki ciri khas atau karakter
menyesuaikan dengan kondisi iklim tropis, atau memiliki bentuk tropis. Tetapi dengan
adanya perkembangan konsep dan teknologi, maka bangunan dengan konsep atau bentuk
modern atau hitech, bisa disebut bangunan tropis, hal ini diatasi dengan adanya sistem
sirkulasi udara, ventilasi, bukaan, view dan orientasi bangunan, serta penggunaan
material modern/hitech yang tidak merusak lingkungan.
Arsitektur Tropis meliputi berbagai macam hal yang menyangkut desain bangunan
atau kawasan yang berkarakter bangunan tropis, dengan pengaruh atau dampak terhadap
lingkungannya.
Desain bangunan dengan karakter tropis, memiliki beberapa persyaratan sebagai
berikut, yaitu : harus memiliki view dan orientasi bangunan yang sesuai dengan standar
tropis (building orientation), menggunakan bahan atau bagian pendukung kenyamanan
pada kondisi tropis, seperti; sunshading, sunprotection, sunlouver, memperhatikan
standar pengaruh bukaan terhadap lingkungan sekitar(window radiation), serta memiliki
karakter atau ciri khas yang mengekpos bangunan sebagai bangunan tropis, dengan
penggunaan material ataupun warna-warna yang berbeda.
Desain rumah tropis bekerja menuju satu tujuan utama dasar: tinggal nyaman tanpa
bergantung pada AC. Hal ini dilakukan dengan moderasi dari tiga variabel: temperatur,
kelembaban dan sirkulasi udara. Victor Olgay dalam bukunya, “Desain dengan Iklim”,
mengembangkan garis panduan untuk arsitektur iklim responsif dalam empat daerah
iklim yang berbeda, salah satunya adalah lingkungan tropis panas lembab. Merancang
sebuah rumah pasif didinginkan dimulai dengan situs dan mencakup setiap aspek dari
rumah sampai ke warna.
10
Kondisi iklim tropis lembab memerlukan syarat-syarat khusus dalam perancangan
bangunan dan lingkungan binaan, mengingat ada beberapa factor-factor spesifikasi yang
hanya dijumpai secara khusus pada iklim tersebut, sehingga teori-teori arsitektur,
komposisi, bentuk, fungsi bangunan, citra bangunan dan nilai-nilai estetik bangunan
yang berbentuk akan sangat berbeda dengan kondisi yang ada di wilayah lain yang
berbeda kondisi iklimnya.
1. Orientasi bangunan
Usaha untuk mendapatkan kenyamanan thermal terutama adalah mengurangi
perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup dan membawa panas keluar
bangunan serta mencegah radiasi panas, baik radiasi langsung matahari maupun dari
permukaan dalam yang panas.
View dan Orientasi Bangunan Dari contoh-contoh study kasus desain
bangunan tropis modern yang ada di Indonesia pada saat ini, maka dapat disimpulkan
ciri-ciri view dan orientasi bangunan tropis adalah sebagai berikut:
Menghadap pada arah dimana sinar matahari diusahakan dapat memasuki ruangan
pada pagi hingga sore hari.
Ruangan dengan fungsi public atau pusat aktifitas berada pada kawasan yang
mendapat cahaya matahari langsung, dengan suatu system pelindung yang menambah
kenyamanan manusia
Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat
2. Warna
Warna terang mempunyai penyerapan radiasi matahari yang kecil sedang
warna gelap adalah sebaliknya. Penyerapan panas yang besar akan menyebabkan
temperatur permukaan naik. Sehingga akan jauh lebih besar dari temperatur udara
luar. Hal ini menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antar kedua permukaan
bahan, yang akan menyebabkan aliran panas yang besar
3. Bukaan
A. Cahaya
Pada iklim tropis pancaran sinar matahari sangat berlimpah, sinar matahari
dapat digunakan secara optimal karena matahari hampir selalu berada di atas daerah
beriklim tropis. Pada iklim tropis lembab keberadaan matahari sering ditutupi oleh
awan sehingga membuat kondisi langit tertutupi oleh awan.
11
Letak bukaan pencahayaan alami pada iklim tropis sebaiknya berada di sisi
utara dan selatan. Peletakaan bukaan pada sisi barat dan timur bangunan akan
mengakibatkan panas matahari pagi dan sore masuk tegak lurus kedalam bangunan
sehingga meningkatkan suhu ruangan
Pancaran panas dari suatu permukaan akan memberikan ketidaknyamanan
thermal bagi penghuni, jika beda temperatur udara melebih 40C. Hal ini sering kali
terjadi pada permukaan bawah dari langit-langit/ permukaan bawah dari atap
Peletakan bukaan pencahayaan alami pada sisi barat dan timur sebaiknya diberi
pelindung agar matahari tidak langsung masuk kedalam ruang. . untuk mencegah hal
itu dapat digunakan alat-alat peneduh
Jenis alat peneduh sinar matahari
• Sun Protection
Sun protection adalah suatu bagian memprotec atau menjaga bagian dalam
bangunan atau interior, dengan suatu system atau bahan, yang dapat menambah
kenyamanan .
• Sun Shading
Sun Shading adalah suatu bagian penyaring sinar matahari pada bukaan atau
ventilasi ruangan, yang biasanya terdapat pada material kaca atau penyangga ventilasi
bangunan
12
• Window Radiation (radiasi jendela / bukaan)
Window radiation maksudnya material atau system pada bukaan atau jendela,
baik terhadap lingkungan interior bangunan, ataupun lingkungan luar / eksterior
bangunan
Penerangan Alami pada Siang Hari
Cahaya alam siang hari yang terdiri dari :
1. Cahaya matahari langsung.
2. Cahaya matahari difus
Di Indonesia seharusnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya cahaya ini untuk
penerangan siang hari di dalam bangunan. Tetapi untuk maksud ini, cahaya matahari
langsung tidak dikehendaki masuk ke dalam bangunan karena akan menimbulkan
pemanasan dan penyilauan, kecuali sinar matahari pada pagi hari. Sehingga yang
perlu dimanfaatkan untuk penerangan adalah cahaya langit.
Untuk bangunan berlantai banyak, makin tinggi lantai bangunan makin kuat
potensi cahaya langit yang bisa dimanfaatkan. Cahaya langit yang sampai pada bidang
kerja dapat dibagi dalam 3 (tiga) komponen :
13
1. Komponen langit.
2. Komponen refleksi luar
3. Komponen refleksi dalam
Dari ketiga komponen tersebut komponen langit memberikan bagian terbesar pada
tingkat penerangan yang dihasilkan oleh suatu lubang cahaya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat penerangan pada bidang kerja
tersebut adalah :
1. Luas dan posisi lubang cahaya.
2. Lebar teritis
3. Penghalang yang ada dimuka lubang cahaya
4. Faktor refleksi cahaya dari permukaan dalam dari ruangan.
5. Permukaan di luar bangunan di sekitar lubang cahaya.
Untuk bangunan berlantai banyak makin tinggi makin berkurang pula
kemungkinan adanya penghalang di muka lubang cahaya. Dari penelitain yang
dilakukan, baik pada model bangunan dalam langit buatan, maupun pada rumah
sederhana, faktor penerangan siang hari rata-rata 20% dapat diperoleh dengan lubang
cahaya 15% dari luas lantai, dengan catatan posisi lubang cahaya di dinding, pada
ketinggian normal pada langit, lebar sekitar 1 meter, faktor refleksi cahaya rata-rata
dari permukaan dalam ruang sekitar 50% – 60% tidak ada penghalang dimuka lubang
dan kaca penutup adalah kaca bening.
B. Udara
• Aliran Udara Melalui Bangunan
1. Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yaitu penyediaan oksigen untuk
pernapasan, membawa asap dan uap air keluar ruangan, mengurangi konsentrasi
gas-gas dan bakteri serta menghilangkan bau.
2. Untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan thermal, mengeluarkan panas,
membantu mendinginkan bagian dalam bangunan.
Aliran udara terjadi karena adanya gaya thermal yaitu terdapat perbedaan
temperature antara udara di dalam dan diluar ruangan dan perbedaan tinggi antara
14
lubang ventilasi. Kedua gaya ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
mendapatkan jumlah aliran udara yang dikehendaki. Jumlah aliran udara dapat
memenuhi kebutuhan kesehatan pada umumnya lebih kecil daripada yang diperlukan
untuk memenuhi kenyamanan thermal
Untuk mendapatkan pengudaraan yang maksimal didalam iklim tropis lembab
maka diperlukan hal hal berikut:
• Peletakan bangunan pada iklim tropis sebaiknya berada ditengah lahan. Peletakan
bangunan pada tengah bangunan akan memungkinkan udara untuk masuk
kedalam setiap ruang. “Bangunan sedapat mungkin berada ditengah lahan
sehingga semua sisi terkena hembusan angin. ventilasi, hembusan angin juga
dapat menyejukan permukaan bangunan.”
• Peletakan bukaan sebaiknya tidak hanya terdapat pada 1 sisi ruangan. Peletakan
bukaan pada sisi yang berbeda didalam satu ruang dapat membantu persilangan
ventilasi didalam ruang. Ventilasi silang didalam ruang memudahkan udara bersih
masuk, serta membuang udara kotor didalam ruang.
15
• Peletakan bukaan sebaiknya berada pada 3 sisi vertikal yaitu pada sisi atas, tengah,
dan bawah. Bukaan pada sisi atas berguna untuk membuang udara panas didalam
ruang keluar ruang. Udara panas memiliki berat yang ringan sehingga akan
berkumpul pada sisi atas ruang. Bukaan pada sisi tengah berfungsi untuk
mendinginkan tubuh, udara yang bersirkulasi pada sisi tengah ini sangat mudah
untuk mengenai tubuh manusia. Bukaan pada sisi bawah berguna untuk membuang
udara lembab. Udara lembab memiliki berat yang berat sehingga akan berkumpul
pada sisi bawah ruang.
• Untuk masalah atap, karena panas matahari bisa menjadi cukup panas sehingga
dapat mempengaruhi ruang dibawah atap, maka atap sebaiknya dibuat secara
khusus, yaitu dengan jalan membuat ruang kosong diantara plafon dan penutup
atap (genteng). Sebenarnya hal ini telah ditemukan lewat penggunaan atap
berongga dengan plafon, yang sejak dulu digunakan oleh nenek moyang kita dalam
membangun rumah (melalui arsitektur vernakular). Atap dengan plafon memberi
jarak antara genteng dan plafon, sehingga udara panas tidak secara langsung
diterima oleh ruangan.
16
• Bukaan sebaiknya terbuka kearah area yang dapat memberikan aliran udara sejuk
kedalam ruang. Area yang memberikan udara sejuk antara lain halaman berumput
dan pepohonan. Bukaan sebaiknya menghindari area yang membawa polusi
kedalam ruang.
17
4.Atap
Pada daerah tropis lembab, curah hujan yang turun tinggi sehingga penggunaan jenis
atap miring disarankan untuk digunakan. Atap miring dapat berupa atap pelana, atap
limasan, atau atap panggang-pe. “Fungsi utama kemiringan atap adalah mengalirkan air
hujan sebelum merembes ke dalam bahan bangunan. makin kecil daya rembes bahan
atap, makin kecil pula sudut miring atap yang dapat dibuat”. Pemilihan material atap
miring dilakukan berdasarkan tingkat kemiringan atap yang akan digunakan.
Pada umunya ciri dari arsitektur tropis ialah
• Mempunyai atap yang tinggi dengan kemiringan diatas 30 derajat. Ruang di bawah
atap berguna untuk meredam panas. Agar aliran air hujan dapat turun
• Mempunyai teritisan/overstek atap yang cukup lebar untuk mengurangi efek
tampias dari hujan yang disertai angin. Selain itu, uga untuk menahan sinar
matahari langsung yang masuk ke dalam bangunan.
18
Pemanfaat air hujan untuk tanaman dan pengairan kolam
Kriteria Bahan Penutup Atap Yang Baik
¢ Bahan harus dapat bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi
¢ Harus rapat terhadap air hujan / tidak tembus air.
¢ Tidak mengalami perubahan bentuk karena adanya pergantian / perubahan cuaca
¢ Tidak terlalu banyak memerlukan perawatan.
¢ Tidak mudah terbakar
¢ Bobotnya cukup ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah di pasang
¢ Tahan lama dan awet
Gambar Material Ket. Gambar Kelebihan dan Kelemahan
19
No
.
Nama
Material
1 Sirap Sirap biasanya
dibuat dari kayu
besi/kayu ulin tua
yang tahan cuaca
Kelebihan:
membuat rumah terasa
sejuk karena tidak
menyerap panas dan
memberikan sirkulasi udara
yang bagus bagi atap.
Kelemahan:
membutuhkan perawatan
dan perbaikan teratur
agar bisa bertahan lama.
Pelapukan dan serangga
dapat memperpendek
usia sirap.
lebih sulit dipasang
dibandingkan dengan
genteng sehingga
kualitas atap sirap sangat
tergantung pada
kecakapan tukang yang
memasangnya.
rentan terhadap bahaya
kebakaran bila tidak
diproses dengan lapisan
antipanas.
2 Genteng
Tanah
Liat
Genteng tanah liat
dengan bermacam
variasinya
merupakan bahan
atap yang paling
banyak dipakai
Kelebihan:
sangat awet karena tidak
dapat lapuk, terbakar
atau dirusak serangga.
Bila jenis material dan
pemrosesannya bagus,
20
genteng tanah liat sangat
sedikit memerlukan
perawatan.
kelemahan:
genteng tanah liat dapat
sangat berat sehingga
membutuhkan papan
pendukung yang lebih
kuat.
warna genteng dapat
memudar atau
menghitam setelah
sekian lama. Genteng
jenis baru yang diproses
dengan suhu tinggi dan
berglazur warnanya
lebih permanen.
relatif rapuh, dapat
pecah bila Anda
menginjaknya. Hal ini
membuat perawatannya
lebih sulit.
3 Genteng
Beton
biasanya dibuat dari
semen yang
diperkuat dengan
serat dan aditif
tertentu. Beberapa
produk dilapisi
dengan plastik,
enamel, logam tipis,
dan material lainnya
Kelebihan:
• sangat awet karena
tahan api, pelapukan dan
serangga. Bentuk dan
warnanya yang variatif
juga menarik secara
penampilan
Kelemahan:
• genteng beton adalah
bobotnya yang berat
(lebih berat dari genteng
tanah liat) dan harganya
21
yang lebih mahal.
4 Rumbia terbuat dari helai
daun rumbia yang
dirangkaikan hingga
berbentuk sisir lalu
diikat pada sebatang
tongkat atau bambu
yang berfungsi
sebagai reng setiap
20 cm
kelebihan :
• terutama pada aspek
estetika dan nuansa
tradisionalnya
Kelemahan:
• ketersediaan bahan
dengan kualitas yang baik
di pasaran, sistem
pemasangan yang sedikit
rumit, dan umur yang
relatif pendek (untuk
bahan atap rumbia).
5 Asbes Atap asbes
memerlukan rangka
atap yang lebih
jarang. Asbes
langsung dipasang
pada gording,
sehingga tidak
memerlukan usuk
dan reng.
Kelebihan:
• memiliki karakteristik
seperti seng yaitu murah,
ringan dan tahan lama.
Tidak seperti seng, asbes
tidak menyerap panas
sehingga membuat rumah
lebih sejuk.
Kelemahan:
• penampilannya yang
tidak menarik, mudah
retak bila terinjak dan
dapat membahayakan
kesehatan (memicu
timbulnya kanker paru
mesothelioma).
6 Bitumen
Selulose
Jenis material atap
ini, terbuat dari fiber
selulosa, bitumen,
dan resin,
Kelebihan:
• lentur, sehingga mudah
dibentuk menyesuaikan
bentuk atap, berbobot
22
ringan sehingga tidak
membebani konstruksi
bangunan, insulasi panas
yang baik karena
karakteristik bahan
penyusunnya, tidak bising
ketika ditimpa hujan, dan
memiliki variasi warna
yang cukup banyak.
Kelemahan:
relatif lebih mahal daripada
jenis atap lembaran lainnya
7 Seng terbuat dari
lembaran logam tipis
bergelombang yang
diikat satu sama lain
dengan paku
Kelebihan:
• bahan penutup atap yang
murah, ringan dan tahan
lama.
Kelemahan:
• sifatnya yang menyerap
panas, berkarat, kurang
menarik secara
penampilan dan mudah
terhempas angin.
8 Metaldeck Banyak nama lain di
pasaran, yaitu
spandek, bondek,
trimdek, kliplok,
hingga galvalum dan
zincalume
tergantung material
penyusunnya
Kelebihan:
• biaya yang hemat dan
beban konstruksi yang
ringan
Kelemahan:
• mempunyai sifat
meneruskan radiasi panas
matahari yang cukup
besar pada ruangan di
bawahnya.
• Kelemahan lain adalah
23
bahan metal akan berisik
apabila ditimpa hujan.
9 Atap ijuk
dan alang-
alang
Atap ijuk dibuat dari
serabut palem aren
Kelebihan:
• Dapat menimbulkan
suasana tradisional
Kelemahan:
Sulit dalam
pemasangannya dan
perawatannya
5. Baseplane - Lantai
Pengolahan baseplane pada daerah tropis lembab sebaiknya tidak bersentuhan
langsung dengan tanah, hal ini berguna untuk membantu pelepasan panas serta
sirkulasi udara. Pengolahan ini dapat dibuat dengan penamabahan ketinggian lantai
dasar bangunan, serta mendirikan bangunan diatas tiang. Pengolahan penambahan
ketinggian bangunan dengan penambahan ketinggian lantai dasar bangunan dapat
berfungsi untuk menghalang gangguan dari luar bangunan untuk masuk kedalam
bangunan, gangguan dapat berupa udara lembab, binatang, hingga debu. Pengolahan
penambahan ketinggian bangunan dengan penggunaan tiang berguna untuk
melindungi bangunan serta mengalirkan udara di bawah bangunan, dengan
pengudaraan di bawah bangunan ini suhu didalam ruang dapat dikurangi.
Penutup baseplane dengan jenis hard material digunakan pada iklim tropis karena
pada iklim tropis dengan pengudaraan alami sangat mudah terjadi debu dan kotoran.
Penggunaan hard material membantu untuk melakukan pembersihan baseplane pada
ruang dengan pengudaraan alami. Penutup dengan jenis soft material dapat digunakan
pada ruang tertentu, misalnya pada ruang kantor yang membutuhkan suasana yang
tenang. Baseplane jenis soft material yang dapat dipakai berupa olahan kain.
Penggunaan warna terang dapat membantu persebaran cahay matahri didalam
ruang, namun perlu diperhatikan agar silau yang terpantul oleh lantai tidak
mengganggu pandangan.
24
III.3 MATERIAL
PENUNJANG DI IKLIM TROPIS
a. Kayu
Kayu, mungkin dan hampir pasti setiap hari kita melihat yang namanya kayu.
Mulai dari meja, kursi, pintu, rangka atap, dan masih banyak lagi benda yang
menggunakan kayu sebagai bahan pembuatannya. Meski saat ini sudah ada bahan
alternatif pengganti kayu, misalkan saja baja, besi, plastik, dan lain sebagainya,
namun kayu masihlah menjadi bahan yang paling banyak dipergunakan.
Dibandingkan dengan material lain, kayu memiliki beberapa kelebihan, diantaranya
adalah:
Kayu mudah dalam pengerjaan, bisa dibuat atau dibentuk sesuai keinginan, misalkan
saja untuk ukiran, desain kusen, dll. Selain itu, kayu juga mudah untuk dipaku, dibaut,
dan direkatkan
Kualitas kayu bisa dilihat secara visual, misalkan saja bila terjadi cacat kayu dapat
diketahui secara kasat mata.
Kayu lebih tahan terhadap tekanan dan lenturan.
Dengan adanya bermacam jenis kayu, maka kayu memiliki tekstur yang baik dan
indah.
Kayu memiliki berat jenis yang cukup ringan sehingga bisa mengapung dan sifat
resonansinya.
25
Kayu dapat diubah menjadi bentuk pulp (bubur kayu), dan bisa diolah untuk dijadikan
bahan produk lainnya, misal untuk bahan baku pembuatan kertas.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan material kayu diantaranya adalah:
Tidak tahan api, sehingga kayu mudah terbakar, apalagi kalau dalam kondisi kering.
Kayu tidak dapat dimanfaatkan secara keseluruhan sehingga sisa penggunaan kayu
hanya menjadi limbah.
Untuk pekerjaan tertentu (yang besar atau lebar), kayu tidak bisa menutup secara
keselurahan karena terbatasnya diameter kayu. Biasanya untuk menyikapi hal ini kayu
harus disambung atau diperlebar/perbesar.
Kayu mudah diserang oleh serangga pemakan kayu seperti rayap atau serangga
lainnya.
Kayu mengandung air dan berpengaruh besar terhadap bentuk kayu. Kayu yang
belum kering biasanya masih mengalami penyusutan atau perubahan bentuk, oleh
karena itu kayu harus dikeringkan sebelum digunakan.
Kayu bersifat higroskopis, dan sensitif terhadap kelembaban.
b. Batu bata merah
Batu bata merah merupakan bahan material dinding yang sangat umum dipakai
dan mudah dijumpai di lapangan maupun diaplikasikan dalam bangunan. Batu bata
merah terbuat dari tanah liat yang dibentuk/ dicetak kotak kotak kecil berukuran
12×20-25cm dengan tebal 4-5cm yang dibakar dalam suhu tinggi sampai mengeras
dan warnanya menjadi kemerah-merahan
Kelebihan Batu bata Merah :
26
– Ukuran/dimensi 12x25x5cm yang kecil memudahkan untuk pengangkutan
– Cukup mudah dalam pemasangannya dan tidak erlu keahlian khusus
– Relatif murah dari segi harga dan efektif untuk kebutuhan volume bangunan yang
kecil
– Mudah dijumpai di toko bangunan dan sekitar
– Kuat, kokoh dan tahan terhadap cuaca maupun benda keras
– Desain yang kreatif seperti bata press, akan menjadi dinding yang sangat menarik
kalau bata merah ini di ekspos sebagai tampilan tampak bangunan
Kekurangan Batu Bata Merah :
– Perlu ketelitian untuk mendapatkan pemasangan batu bata merah yang sangat rapi
– Pemakaian dalam volume/jumlah per biji dalam satuan m3/m2 bisa dikatakan boros
– Ketahan terhadap cuaca yang diakibatkan cuaca luar tidak stabil
– Waktu pemasangan yang cukup lama karena berukuran kecil sehingga efek baliknya
ke ongkos tukang dan proses pembangunan
– Beban batu bata cukup berat terhadap struktur bangunan
– Perlu plesteran/acian yang cukup tebal untuk mendapatkan permukaan dinding yang
rata dan halus
– Tidak cocok untuk bangunan lebih dari 3 lantai karena membebani struktur bangunan
– Harus direndam sebelum dipasang agar spesi menempel ke batu bata
c. Batako
27
Batako adalah alternatif bahan material untuk dinding terbuat dari campuran
semen dengan pasir kasar yang dicetak dengan alat khusus dengan dimensi ukuran
lebh besar dari batu bata merah. Ukuran Batako bervariasi mulai dari yang terkecil
berukuran 20x40x15 cm. adapun bangunan yang sering dijumpai menggunakan batu
batako adalah pabrik, gudang, pos jaga dan pembuatan pagar
Kelebihan Batako :
– Pembuatan dan bentuknya bisa request sesuai permintaan kita
– Waktu pemasangan lebih cepat dari pada batu bata merah
– Bila pemasangannya rapi, akan sangat bagus menonjolkan tkestur Batako tanpa
plesteran/acian
– Kedap air sehingga bagus untuk pemakaian dinding luar
– Mudah untuk dipotong
– Lebih ringan daripada batu bata merah dan cocok untuk bangunan lebih dari 2 lantai
misalkan ruko
Kekurangan Batako :
– Mudah pecah dan retak
– Tidak bagus untuk bahan material dinding rumah tinggal karena insulasi suhu
terhadap panas tinggi
– Ruangan dengan batu batako cenderung lebih pengap
d. Bata ringan
28
Bata ringan merupaka terobosan teknologi alternatif pengganti batu bata merah
dan batako, Bata Ringan terbuat dari Terbuat dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit
gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan pengembang (pengisi udara secara
kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna, nantinya akan mengembang selama 7-
8 jam.
Kelebihan Bata Ringan :
– Ukuran bata ringan beragam mulai dari ukuran 20x60x10cm dengan ukuran yang
sangat presisi
– Lebih ramah lingkungan karena dalam pembuatannya tidak merusak alam dan
dibuat di pabrik
– Lebih kuat, lebih presisi sehingga membutuhkan plesteran dan hemat acian lebih
sedikit
– Bobit material yang jauh lebih ringan daripada batu bata merah dan batako, cocok
untuk bangunan tinggi seperti ruko, apartemen dsb
– Insulasi panas dan suara sangat bagus sehingga sangat cocok untuk dinding rumah
tinggal
Kekurangan Bata Ringan :
– Dalam beberapa kasus banyak membuang potongan sisa karena ukurannya yang
terlalu besar
– Harga sedikit lebih mahal daripada Batako dan Bata Merah
– Cukup susah untuk mendapatkan, hanya tersedia biasanya di toko bangunan besar
– Untuk pemasangan yang kebih rapi, perlu tukang ahlinya
29
– Pemasangan perlu semen perekat khusus batu bata ringan misal semen instan
e. Batu alam
Solusi Batu alam : Akhir-akhir ini batu alam menjadi pilihan utama dalam menghiasi Interior dan Eksterior Rumah. dengan karakteristiknya yang kuat, dan memberikan kesan alami, sangat cocok dengan trade mark sekarang ini, dimana sedang di gembor-gemborkan Go Green atau back to Nature.
Dengan berbagai kelebihan yang di miliki, tetapi pasti akan ada kekurangannya, di sini akan coba di kupas kelebihan dan kekurangan batu alam sebagai pelapis dinding. Sehingga di harapkan dengan mengetahui kelebihan dan kekurangaya kita bisa mendapatkan solusi untuk memanfaatanya secara maksimal.
Adapaun kelebihan batu alam secara umum di antaranya :
Berkesan natural, elegan, dan mewah
Tidak cepat rusak jika dipasang pada lantai
Jika ada yang rusak, lantai batu alam tidak akan terlihat jelek
Ukurannya fleksibel, dapat disesuaikan dengan kebutuhan
Adapun kekurangnya sebagai berikut :
Warnanya tidak bisa seragam, namun sebenarnya itulah keunikannya
Memiliki pori-pori yang besar sehingga harus ditutup dengan bahan khusus lagi
Penggunaan batu alam pada lantai dua, harus memperhatikan struktur bangunan
Material cenderung berat, sehingga saat distribusi dan pemasangan cukup repot
Harganya lebih mahal dibandingkan harga keramik
f. Beton
Kelebihan :
Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi.
Mampu memikul beban yang berat.
Tahan terhadap temperatur yang tinggi
Tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi alam.
Kekurangan :
Bentuk yang telah dibuat sulit untuk diubah.
30
Lemah terhadap Kuat tarik.
Mempunyai bobot yang Berat.
Daya pantul suara yang besar
Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi.
g. BAJA
Kelebihan :
Kuat tarik tinggi.
Tidak dimakan rayap
Bisa di daur ulang
Dibanding Stainless Steel lebih murah
Dibanding beton lebih lentur dan lebih ringan
Kekurangan :
Bisa berkarat.
Lemah terhadap gaya tekan.
Tidak fleksibel seperti kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profile
h. BAMBU
Kelebihan :
Bahan Alami yang dapat diperbaharui
Sangat cepat pertumbuhannya (hanya perlu 3 s/d 5 tahun sudah siap tebang)
Pada berat jenis yang sama, Kuat tarik bambu lebih tinggi dibandingkan kuat
tarik baja mutu sedang.
Ringan.
Bahan konstruksi yang murah.
Kekurangan :
Rentan terhadap rayap.
Jarak ruas dan diameter yang tidak sama dari ujung sampai pangkalnya.
III.4 ASPEK –ASPEK LAIN DARI ARSITEKTUR TROPIS
31
1. Global warming
Suhu permukaan bumi yang terus meningkat menimbulkan efek yang signifikan
yaitu perubahan iklim yang drastis, alias pemanasan global. Semenjak revolusi
industri, dalam beberapa dekade terakhir suhu bumi meningkat sekitar 2 derajat dan
pada tahun 2100 diperkirakam suhu bumi naik hingga mencapai 58 derajat. Kondisi
ini diawali oleh kerusakan ekosistem di alam yang sangat parah dan mulai habisnya
sumber daya alam. Kondisi ini juga menjadi bencana ekologis yang akan mengancam
kualitas hidup manusia, kecuali kita mulai “melek lingkungan”.
Holcim Sustainable Construction dalam Widigdo, 2008
Beberapa sumber menyatakan bahwa bangunan atau arsitektur menjadi yang
paling banyak mengkonsumsi energi ketimbang sektor-sektor lain seperti sektor industri
atau transportasi. Logika ini masuk akal karena area permukiman, bangunan komersial,
bangunan perkantoran, atau bangunan fasilitas-fasilitas publik memenuhi hampir seluruh
wilayah dimuka bumi ini.
32
FutureArc dalam Widigdo, 2008
Pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini tidak dapat hanya dikurangi dengan
upaya penggunaan energi yang efisien saja, tetapi harus ada upaya lain yang berpihak
pada penggunaan sumber daya alam secara keseluruhan dengan menjaga
keberlangsungan sumber daya alam. Kerusakan alam yang secara ekologis sudah
demikian parah, kini sudah saatnya dipikirkan dengan pendekatan dengan pengertian
kearah ekologi. Upaya tersebut harus dilakukan oleh setiap manusia disegala kegiatannya
untuk menyelamatkan kualitas alam yang akan menjamin kualitas hidup manusia. Pada
setiap rancangan kegiatan manusia termasuk rancangan bangunan diharapkan juga
berpihak pada keselarasan dengan alam, melalui pemahaman terhadap alam. Pemahaman
terhadap alam dengan menggunakan pendekatan ekologis diharapkan mampu menjaga
keseimbangan alam.
Fenomena Gedung Pencakar Langit
Di kota-kota besar di Indonesia seringkali dijumpai penyelesaian desain arsitektur
perkotaan yang tidak tanggap terhadap lingkungan, terutama terhadap iklim tropis.
Contoh yang paling terlihat adalah pada bangunan-bangunan tinggi / pencakar langit.
Bangunan-bangunan ini biasanya menggunakan material kaca pada seluruh bagian
luarnya karena dianggap dapat menyelesaikan aspek estetika bangunan dan mengurangi
efek masuknya panas matahari ke dalam ruangan. Namun, hal ini menimbulkan dampak
lain berupa efek panas yang lebih besar karena penggunaan pengkondisian udara buatan
(AC) untuk mengkondisikan suhu ruangan. Selain itu, pemakaian material kaca
berdampak pada munculnya radiasi panas yang ditimbulkan dari pantulan kaca terhadap
lingkungan sekitarnya.
33
www.earthtimes.org
Lingkungan sekitar bangunan pencakar langit pun juga seringkali tidak tanggap
terhadap lingkungan dengan penyelesaian sistem perkerasan seperti jalan, jalur
pedestrian, open space. Fungsi terbuka untuk publik banyak yang menggunakan material
paving block dengan alasan kemudahan dalam perawatan. Material aspal dan paving
block mempunyai potensi memantulkan panas matahari yang cukup besar dan
mengakibatkan radiasi panas yang luar biasa. Penyelesaian perkerasan yang semakin luas
juga akan mengurangi kemampuan tanah dalam menyerap air hujan dan mengakibatkan
banjir.Biasanya di lingkungan perkotaan dengan banyak bangunan tinggi juga sangat
minim vegetasi dan unsur air, sehingga suhu lingkungan menjadi sangat panas
dibandingkan suhu lingkungan di luar kota, yang kemudian dikenal dengan efek urban
heat island.
Wind Shadow dan Wind Turbulent
Bangunan tinggi menciptakan wind shadow (daerah bayangan angin). Ketinggian
bangunan berpengaruh pada jarak daerah bayangan angin. Semakin tinggi bangunan,
semakin panjang daerah bayangan angin dan semakin kecil kecepatan angin dalam
daerah di bawah aliran angin (daerah bayangan angin), misalnya di daerah belakang
bangunan dan jalan.Selain itu, bangunan tinggi menciptakan wind turbulent karena
ketinggian bangunan yang berbeda dengan bangunan di sekitarnya menahan angin.
Wind turbulent membuat polusi udara terkonsentrasi di daerah tersebut. Demikian juga di
derah wind shadow karena angin tidak melewati daerah tersebut.
34
footage.framepool.com
Urban Heat Island
Dalam kaitannya dengan fenomena urban heat island, bangunan tinggi menerima
radiasi matahari dan memantulkannya ke bangunan rendah dan lingkungan di sekitarnya,
di mana radiasi matahari itu berubah menjadi panas yang memenuhi kawasan perkotaan.
Luas dan kepadatan area yang ada disekitar bangunan tinggi akan berdampak pada suhu
udara kawasan. Ditambah bila lingkungan tersebut minim penghijauan dan unsur air
semisal sungai, sehingga proses evaporasi (penguapan) akan sangat kecil sehingga suhu
lingkungan menjadi panas.
klorotechpavers.com
35
Penggunaan Material Kaca
Bidang kaca sebagai elemen fasad bangunan tinggi ikut menentukan karakter
arsitektur dan kinerja energi sebuah bangunan. Bidang kaca disamping diperlukan untuk
penyediaan pemandangan juga untuk untuk penerangan alami. Fungsi yang disebut
terakhir sering kali disertai oleh peningkatan panas pada bangunan, khususnya di daerah
beriklim tropis lembab.
Dalam penelitian Santoso dan Antaryama (2005), kinerja energi akibat pengaruh
pemakaian kaca lebih besar pada besar perolehan panas radiasi karena menyebabkan
pertambahan beban panas yang sangat besar, yang selanjutnya menambah kebutuhan
energi untuk pendinginan. Sedangkan pengurangan energi untuk pencahayaan akibat
pertambahan perolehan cahaya alami, jauh lebih kecil dibanding pertambahan energi
untuk pendinginan tersebut. Artinya, sebenarnya bangunan tinggi tidak perlu berlebihan
menggunakan material kaca karena hanya akan memanaskan ruangan dan pasti
mengandalkan AC yang berlebih. Harusnya lebih diutamakan desain pasif yang
memasukkan sirkulasi udara alami sehingga lebih hemat energi.
Bangunan Tinggi Menutup Akses Cahaya Alami ke Lingkungan Sekitar
Bangunan-bangunan tinggi dalam sebuah kota memiliki dampak menutupi akses
cahaya matahari terhadap bangunan yang lebih rendah. Keadaan ini tentunya dapat
berakibat buruk jika bangunan yang lebih rendah di sekitar bangunan tinggi tersebut
36
terus menerus tidak memperoleh pencahayaan alami. Bangunan tersebut kemudian
terpaksa menggunakan pencahayaan buatan untuk mendukung aktivitas di dalamnya
sehingga penggunaan energi untuk pencahayaan berlangsung siang dan malam.
Penggunaan energi terus-menerus ini tentu merupakan pemborosan energi yang sangat
besar.
www.mosesong.com
Desain Ramah Lingkungan sebagai Solusi
Menanggapi berbagai permasalahan bangunan tinggi, maka desain harus disertai
kesadaran ramah lingkungan. Tidak hanya mementingkan kenyamanan dalam ruangan
saja, tapi juga bagaimana dampaknya ke lingkungan. Lebih bagus lagi jika bisa
memanfaatkan sifat dan perilaku lingkungan untuk menciptakan energi alternatif agar
energi bangunan lebih hemat, misalnya memanfaatkan energi solar, angin, atau air.
Konfigurasi Antar Bangunan yang “Terukur”
Bangunan tinggi yang tujuannya untuk mengatasi keterbatasan lahan dan
pengurangan penutupan permukaan tanah dengan bangunan harus benar-benar mampu
mempertahankan bahkan menciptakan ruang terbuka baru. Bangunan tinggi dan besar
memiliki dampak besar bagi lingkungan sekitarnya. Bangunan tinggi harus tetap
berperan bagi lingkungan disekitarnya terutama lingkungan dengan ketinggian berlevel
rendah (low rise) atau lingkungan terbuka di sekitarnya. Pengaruh yang dimunculkan
salah satunya adalah ventilasi kawasan yang akan mempengaruhi kenyamanan termal di
37
sekitarnya. Dimensi, jarak antar bangunan, dan posisi bangunan memiliki pengaruh
terhadap kondisi termal lingkungan.
thebritishgeographer.weebly.com
Bentuk, Orientasi, dan material Bangunan
Bentuk dan orientasi bangunan sangat mempengaruhi pola pergerakan udara di
lingkungannya.Bentuk yang dimaksud meliputi ketinggian, lebar, bentuk, dan denah
bangunan. Orientasi bangunan adalah bagaimana mengatur arah hadap bangunan untuk
menyesuaikan arah datangnya angin dan menentukan efek pergerakan udara yang
diterima bangunan maupun ruang luar. Gedung Kementrian PU yang sekarang ini
menjadi salah satu contoh desain bangunan tinggi yang sangat memperhatikan faktor
bentuk dan orientasi sehingga memiliki energi yang relatif sangat kecil untuk ukuran
bangunan sebesar itu.
38
Orientasi bangunan berpengaruh pada temperatur udara kawasan sehingga aspek
tersebut harus diperhatikan dalam proses penataan kawasan. Namun pengendalian
temperatur udara kawasan tidak hanya dipengaruhi oleh orientasi bangunan saja, tetapi
juga oleh bahan penyusun dinding yang berperan sebagai penerima dan penyimpan kalor.
Penataan penggunaan bahan bangunan dapat membantu mengoptimalkan penataan
orientasi yang kurang baik.
Penghalang Cahaya Matahari / Sun Shading
Di Indonesia sendiri, perancangan bangunan yang memanfaatkan pembayangan
untuk penghematan energi dapat dilihat dalam karya-karya Paul Rudolf, seperti Wisma
Dharmala Jakarta dan Surabaya. Dalam kedua gedung itu, Paul Rudolf mengintegrasikan
pembayangan dalam desain keseluruhan bangunan, seperti di Wisma Dharmala Jakarta
terdapat teras-teras yang berfungsi untuk memberikan pembayangan lantai di bawahnya,
sedangkan Wisma Dharmala Surabaya menggunakan konsep candi sebagai bentuk
bangunannya dengan alat pembayangan yang diintegrasikan dalam fasad bangunan.
39
Wisma Dharmala Jakarta (andrianarch.wordpress.com)
Pemanfaatan Angin dengan Wind Turbin
Salah satu keuntungan bangunan tinggi dapat memanfaatkan angin sebagai energi
alternatif dengan memaksimalkan desain bentuk bangunan yang dapat menangkap angin
yang menghantam bangunan dengan menggunakan wind turbin. Salah satu contohnya
40
adalah Bahrain World Trade Center di Manama, Bahrain, di mana desain bangunan
berupa dua tower. Wind turbin diletakkan di celah antara kedua tower bangunan untuk
menangkap angin yang mengalir dengan kecepatan tinggi melalui celah tersebut. Wind
turbin juga diterapkan di Pearl River Tower di Guangzhou, di mana fasad bangunan
didesain untuk mengarahkan angin ke celah-celah di antara lantai bangunan.
Bahrain World Trade Center, Manama (kiri) dan Pearl River Tower, Guangzhou (kanan) :
Sutjadi, 2011
Pemanfaatan Energi Matahari dengan Photovoltaic System
Penggunaan photovoltaic sebagai energi alternatif pada bangunan tinggi sangat
cocok untuk diaplikasikan pada fasad bangunan karena luas permukaannya yang besar.
Akan tetapi faktor intensitas radiasi matahari dan orientasi bangunan harus
diperhitungkan agar sistem ini dapat dimanfaatkan secara maksimal.Selain untuk
menangkap radiasi matahari, photovoltaic juga dapat berfungsi selayaknya sun shading
yang memberikan pembayangan terhadap ruang-dalam gedung
41
Aplikasi photovoltaic pada fasad bangunan Co-operative Insurance Tower, Manchester (kiri)
dan Hong Kong Science Park (kanan) : Sutjadi, 2011
Harus Hemat Energi dan Ramah Lingkungan
Fenomena bangunan tinggi berkembang di hampir seluruh negara. Harga tanah
yang semakin tinggi serta ketersediaan tanah yang semakin kecil menjadikan bangunan
tinggi sebagai solusi dalam menjawab tuntutan ekonomi dan kebutuhan ruang yang
semakin mendesak. Oleh karena itu keberadaan bangunan tinggi tidak dapat dihindari,
bahkan akan semakin berkembang pesat di masa depan. Namun, di sisi lain bangunan
tinggi memiliki dampak yang sangat vital terhadap lingkungan sekitar, termasuk
menyumbang efek urban heat island, menghalangi akses cahaya dan angin daerah
sekitarnya, serta konsumsi energi yang sangat besar. Dengan menyadari dampak yang
ditimbulkan bangunan tinggi, maka desain yang ramah lingkungan menjadi kebutuhan
yang harus dipenuhi untuk meminimalkan dampak-dampak tersebut.
Kesadaran akan pentingnya desain yang ramah lingkungan sudah mulai terlihat
dalam beberapa arsitektur bangunan tinggi di Indonesia seperti pada bangunan gedung
Kementrian PU dan Wisma Dharmala. Tetapi sebenarnya belum cukup sampai di situ
saja. Bangunan-bangunan tinggi di luar negeri sudah mulai menerapkan hybrid design
atau sistem bangunan yang memanfaatkan energi alam seperti angin dan radiasi matahari
sebagai sumber energi alternatif yang terbarukan. Dengan begitu, tidak hanya
menghemat energi dalam bangunan saja, namun juga dapat meminimalisir dampak
negatifnya terhadap lingkungan di sekitarnya. Hal tersebut seharusnya juga diikuti oleh
42
desain bangunan tinggi di Indonesia sehingga dapat menjadi potensi berkembangnya
desain yang adaptif terhadap iklim tropis dan menjadi ciri khas arsitektur Indonesia
2. Green archtecture
1.Pengertian.
Konsep ‘green architecture’ atau arsitektur hijau menjadi topik yang menarik saat
ini, salah satunya karena kebutuhan untuk memberdayakan potensi site dan menghemat
sumber daya alam akibat menipisnya sumber energi tak terbarukan. Berbagai pemikiran
dan interpretasi arsitek bermunculuan secara berbeda-beda, yang masing-masing
diakibatkan oleh persinggungan dengan kondisi profesi yang mereka hadapi. Green
arsitektur ialah”sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk
terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih
baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan
sumber daya alam secara efisien dan optimal. Konsep arsitektur ini lebih bertanggung
jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat keselarasan yang tinggi antara strukturnya
dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas yang sangat baik. Green architecture
dipercaya sebagai desain yang baik dan bertanggung jawab, dan diharapkan digunakan di
masa kini dan masa yang akan datang.
Dalam jangka panjang, biaya lingkungan sama dengan biaya sosial, manfaat
lingkungan sama juga dengan manfaat sosial. Persoalan energi dan lingkungan
merupakan kepentingan profesional bagi arsitek yang sasarannya adalah untuk
meningkatkan kualitas hidup.
43
2.Prinsip – prinsip pada green architecture
PRINSIP-PRINSIP GREEN ARCHITECTURE :
1. Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan
penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi
alam sekitar lokasi bangunan ).
2. Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan harus
berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
3. Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan
sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan
di masa mendatang /
Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya
alam.
4. Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan
tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai
merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai,
tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).
5. Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang
bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua
kebutuhannya.
6. Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan / Holism :
Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan
kita.
3.Sifat – sifat pada bangunan berkonsep green architecture.
44
Green architecture (arsitekture hijau) mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran dari
para arsitek akan keterbatasan alam dalam menyuplai material yang mulai
menipis.Alasan lain digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan potensi
site.
Penggunaan material-material yang bisa didaur-ulang juga mendukung konsep arsitektur
hijau, sehingga penggunaan material dapat dihemat.
Green’ dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah
lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa sangat baik).
A.Sustainable ( Berkelanjutan ).
Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman,
konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan –
perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.
1. Earthfriendly ( Ramah lingkungan ).
Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green architecture
apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah
45
terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi
juga menyangkut masalah pemakaian energi.Oleh karena itu bangunan berkonsep green
architecture mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek –
aspek pendukung lainnya.
1. High performance building.
Bangunan berkonsep green architecture mempunyai satu sifat yang tidak kalah
pentingnya dengan sifat – sifat lainnya. Sifat ini adalah “High performance building”.
Mengapa pada bangunan green architecture harus mempunyai sifat ini?. Salah satu
fungsinya ialah untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan memenfaatkan energi
yang berasal dari alam ( Enrgy of nature ) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi
( High technology performance ). Contohnya :
1). Penggunaan panel surya ( Solar cell ) untuk memanfaatkan energi panas matahari
sebagai sumber pembangkit tenaga listrik rumahan.
2.) Penggunaan material – material yang dapat di daur ulang, penggunaan konstruksi
– konstruksi maupun bentuk fisik dan fasad bangunan tersebut yang dapat mendukung
konsep green architecture. bangunan perkantoran yang menggunakan bentuk bangunan
untuk menyatakan symbol green architecture.
4.Beberapa contoh bangunan yang menggunkan konsep “GREEN ARCHITECTURE”.
1.) Healthy House ( Indonesia ).
46
Salah satu prinsip Green Architecture adalah working with Climate (bekerjasama
dengan iklim). Wilayah Indonesia yang beriklim tropis dengan ciri-ciri udara panas-
lembab, curah hujan rata-rata cukup tinggi dan sinar matahari yang bersinar sepanjang
tahun, diperlukan penanganan khusus dalam merancang bangunan Healthy House pada
daerah tropis. Perencanaan dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan ini akan
memperoleh hasil yang maksimal. Tidak jarang kita temui bangunan dibuat tanpa
memperhitungkan aspek iklim, misalnya dengan menggunakan dinding kaca
keseluruhan, padahal pantulan sinar dan panas matahari menambah panas dalam ruangan
2.) Architecture Design Kindergarten School ( Croatia ) .
kindergarden school Berdiri diatas sebidang tanah dengan luas 2300 m2 .s Sekolah ini
didirikan dengan sebuah konsep green architecture. Hal ini dapat dilihat dari bentuk dan
pengaturan sirkulasinya. Sekolah ini banyak mengambil ruang terbuka untuk mengambil
47
sirkulasi udara alami dan memanfaatkan kaca – kaca sebagai pencahayaan alami melaui
sinar matahari.
3.) Gedung Perpustakaan Nasional Singapura
Gedung ini menggunakan teknik-teknik kinerja konsumsi energi yang rendah (Ir
Jimmy Priatman, M Arch. Perpustakaan Nasional Singapura dirancang sebagai state-of-
the art nya perpustakaan untuk di iklimtropis.Dibuka untuk umum di tahun 2005Terdiri
dari 16 lantai dengan luas tiap lantai kira-kira 58,000 m2 Kira-kira 6,000-8,000 m2
dirancang sebagai ‘green spaces.’ Kehadiran landskap yang teduh, telah mengurangi
temperatur permukaan bangunan. Panas diteruskan ke udara bebas, sehingga
meningkatkan kondisi termal dalam ruangan.
48
Arsitektur tropis bangunan tinggi Ken Yeang / High Rise tropical Architecture of Ken
Yeang
[artikel khusus] astudioarchitect.com Arsitektur yang memperhatikan lingkungan
merupakan arsitektur masa depan, karena dalam arsitektur jenis ini akan didapatkan
penyelesaian yang baik untuk menanggapi iklim tanpa menggunakan lebih banyak
resource sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui seperti minyak bumi untuk
mempertahankan kondisi ideal bangunan, misalnya suhu, kelembaban, serta pencahayaan
dan penghawaan. Kali ini kita akan mempelajari arsitektur tropis untuk bangunan tingkat
tinggi yang dikembangkan oleh arsitek Ken Yeang, seorang arsitek kelahiran Malaysia
yang belajar di Inggris dan Amerika. Belum banyak arsitektur high rise yang
memperhatikan iklim tropis dan memberdayakannya dalam bangunan seperti Ken
Yeang, dan karena itu jenis arsitektur ini menjadi unik untuk dipelajari.
49
Sebagaimana jenis arsitektur yang berkembang pada akhir abad 20, Menara Mesiniaga
dibuat dari konstruksi baja dan kaca yang prefabricated dan mempercepat masa
konstruksi. Memperhatikan iklim tropis, Yeang menempatkan tangga dan lift pada
bagian timur menara, dan ruang-ruang pada sisi barat yang dilindungi oleh kisi-kisi
penahan panas. Tujuannya agar sinar matahari pagi cukup maksimal dan cahaya sore
yang panas bisa ditahan oleh kisi-kisi tersebut.
Perhatian Yeang adalah pada hubungan antara lingkungan binaan (built environment)
dengan lingkungan alam yang diwujudkan dalam adaptasi terhadap cahaya matahari dan
angin melalui studi yang mendalam untuk mendapatkan bangunan tingkat tinggi dengan
pencahayaan dan penghawaan alami. Aliran udara dimasukkan dalam bangunan melalui
innercourt dan 'dinding angin' yang juga memasukkan cahaya alami.
Beberapa bagian bangunan yang berfungsi sebagai 'buffer' atau penahan untuk angin,
sinar matahari dan sebagainya diwujudkan dalam kisi-kisi, tabir, balkon, atau buffer
tanaman yang disarankan oleh Yeang dalam upaya beradaptasi dengan lingkungan tropis.
50
Konsep Ken Yeang tentang pencakar langit yang disebutnya 'Artificial Land in the Sky'
merupakan konsep pencakar langit (high rise building) yang dapat 'hidup' dan
beradaptasi dengan lingkungannya seperti halnya mahluk hidup. Struktur bangunan
berfungsi sebagai bingkai dan lantai-lantainya dapat berfungsi berbeda beda, seperti
menjadi taman bermain, mall, cafe atau yang lainnya. Konsep ini tak ubahnya seperti
mendefinisikan lantai-lantai pencakar langit menjadi seperti sebuah lahan kosong yang
bisa diisi berbagai fungsi seperti perumahan, taman, serta tempat-tempat komersial pada
umumnya.
"Bangunan akan harus didesain bukan sebagai sistem terbuka berenergi tinggi yang
polutan, tapi sebagai tiruan dari ekosistem urban yang berhubungan dengan imput,
output dan operasi didalam konteks tersebut dan membawa kapasitas ekosistem dalam
biosfer..."
Lingkungan binaan (built environment) akan berinteraksi dengan lingkungannya dalam
hubungan yang lebih organik dan alami, serta mengurangi dampak dari arsitektur yang
inorganik atau artifisial. Hal ini berarti, mendefinisikan kembali sistem-sistem dalam
bangunan tinggi yang selama ini banyak menggunakan sistem buatan seperti
penghawaan buatan (air conditioning/AC) menjadi penghawaan alami, melalui proses-
proses yang biasa didapatkan dari alam secara langsung.
51
Hal ini bisa berarti membawa unsur tanaman hijau dalam lingkungan vertikal pencakar
langit, yaitu memberikan rasio perbandingan antara ruang yang inorganik dan organik
agar mencapai keseimbangan layaknya diatas tanah. Inilah yang disebut Ken Yeang
sebagai "Artificial Land in the Sky". Peniruan terhadap ekosistem ini bisa dianalogikan
seperti sarang semut diatas tanah yang dalam skala semut berarti adalah sebuah pencakar
langit. Analogi lainnya: seseorang yang memakai payung disaat hujan menerpa, yang
merupakan perlindungan terhadap variasi perubahan iklim eksternal, disebutnya sebagai
'cybernetic enclosural system'.
BANGUNAN DI SEPANJANG JALAN SUDIRMAN – THAMRIN
Jl. Sudirman Jl. M.H. Thamrin
Koridor Jl. Sudirman dan Jl. M.H. Thamrin merupakan satu jalur yang cukup
padat di Jakarta, karena kawasan ini merupakan kawasan sibuk sebagai pusat bisnis di
Jakarta. Sebagai kawasan bisnis jalur ini memiliki banyak sekali gedung-gedung
bertingkat dan highrise building. Dengan melalui jalur ini kita bisa mengamati
perkembangan arsitektur di kota Jakarta dari tahun 1950 an sampai 2000 an Desainnya
pun bermacam-macam, karena kawasan ini sudah berkembang cukup lama, dari Clasic
style sampai Modern style ada disini. Iklim tropis di kota Jakarta juga berpengaruh
terhadap desain rancangan gedung-gedung.
Ada beberapa gedung yang didesain dengan memperhatikan efek/ pengaruh cuaca
terhadap bangunannya, bisa terlihat dari beberapa gedung yang memiliki sunscreen,
fasade. Namun ada pula gedung-gedung yang bergaya modern yang menggunakan
material kaca sebagai lapisan terluar pada seluruh dinding gedung. Ada beberapa gedung
yang akan dibahas disini yang memperhatikan iklim tropis pada desain bangunannya.
52
Gedung PNM di Jl. Jend. Sudirman merupakan salah satu gedung yang memperhatikan
iklim tropis di Jakarta. Gedung ini mengurangi intensitas sinar matahari yang cukup
tinggi yang masuk kedalam dengan menggunakan sunscreen pada jendela gedung.
Dengan menggunakan sunscreen sinar matahari yang masuk ke dalam
ruangan bisa di minimalisir sehingga suhu udara didalam ruangan pun menjadi tidak
tetrlalu panas dengan begitu pemakaiaan AC (Air Conditioner) pun tidak terlalu boros,
sehingga bisa menghemat energi.
53
Hotel Niko & Wisma Nusantara juga merupakan salah satu gedung yang cukup
memperhatikan iklim tropis kota Jakarta dalam desainnya. Gedung Wisma Nusantara
karya arsitektur Jepang yang dibangun sekitar tahun 1963 – 1970 ini memiliki façade
bangunan ini didominasi dengan elemen Horisontal dan vertikal lewat permainan antara
jendela kaca dan dinding. Pada Hotel Niko menggunakan sunscreen yang berfungsi
sebagai pelindung dari sinar matahari yang masuk kedalam ruangan, sehingga suhu
didalam tidak terlalu panas akibat intensitas cahaya matahari di Jakarta yang cukup
tinggi pada siang hari. Pemakaian Kaca pada pada loby di bagian bawah gedung
memaksimalkan pemakaian penerangan alami pada siang hari, sehingga bisa menghemat
pemakaian energi.
Gedung Intiland atau yang lebih dikenal dengan nama Wisma
Dharmala Sakti merupakan gedung tinggi yang sangat cocok untuk daerah tropis.
Gedung Karya Paul Rudolph yang dibangun 1984 – 1985 ini didesain gedung yang
sangat unik, permainan fasade yang sangat menarik dan artistik gedung ini memmilki
banyak kelebihan dlam kaitannya dengan iklim tropis.
Dengan pemanfaatan bidang-bidang miring pada fasade yang berfungsi sebagai canopi
dan sunlouver (perisai matahari) membuat udara di dalam ruangan tidak panas serta
adanya void di tengah-tengah gedung membuat sirkulasi udara berjalan dengan baik.
Dengan adanya tanaman rambat yang hijau membuat atmosfer udara yang sejuk di
sekitar bangunan.
54
Gedung Skyline Building yang terletak di Jl. M.H. Thamrin juga
merupakan gedung yang cukup memperhatikan iklim tropis kota Jakarta dalam
desainnya. Gedung ini memiliki façade bangunan ini didominasi dengan elemen
Horisontal dan vertikal lewat permainan antara jendela kaca dan dinding. fasade-fasade
di setiap lantainya berfungsi sebagai pelindung dari sinar matahari yang masuk kedalam
ruangan, sehingga suhu didalam tidak terlalu panas akibat intensitas cahaya matahari di
Jakarta yang cukup tinggi pada siang hari. Fasade ini juga berfungsi sebagai teritisan
ketika musim hujan.
55
Gedung Unika Atmajaya juga merupakan gedung yang cukup memperhatikan
iklim tropis kota Jakarta dalam desainnya. Gedung yang dibangun tahun 1970-an ini
memiliki atap limasan yang merupakan ciri khas atap di daerah tropis. Disetiap lantai
gedung ini juga memiliki teras/ balkon yang berfungsi sebagai penghubung antara
ruangan dalam dan ruangan luar yang terbuka. Dengan adanya teras ini pertukaran udara
menjadi sangat baik, sehingga suhu udara yang panas didalam ruangan bisa dikurangi.
Gedung Bank Indonesia dengan desain
arsitekurnya yang sangat Indonesia sekali dengan atap limasan, serta banyak bukaan-
bukaan jendela. Dengan permainan fasade gedung ini yang menggunakan sunlouver
sebagai bagian pendukung kenyamanan pada kondisi tropis terhadap pengguna didalam
gedung ini.
Gedung BAWASLU (Badan Pengawas Pemilu) menggunakan material sunlouver
(perisai matahari) sebagai lapisan terluar gedungnya.
56
Gedung BAWASLU (Badan Pengawas
Pemilu) menggunakan material sunlouver (perisai matahari) sebagai lapisan terluar
gedungnya. Dengan begitu sinar matahari yang akan masuk kedalam ruangngan melalui
jendela akan terhalang oleh partisi-partisi yang ada, sehingga hanya sebagian sinar
matahari saja yang masuk kedalam ruangan.
Gedung Grand Indonesia merupakan
gedung lama yang sudah mengalami renovasi. Penggunaan sunscreen pada fasade
bangunan menghalangi sinar matahari yang masuk kedalam gedung. Dengan view
gedung yang mengadap ke bundaran HI, tingkat kebisingan gedung ini pasti sangat
tinggi, ini disiasati denggan menggunakan material kaca.
Selain penerapan arsitektur tropis dalam desain bangunan/ gedung, Arsitektur
tropis jiga diterapkan dalam infrastruktur di koridor Sudirman – Thamrin. Seperti
halnyanya di kota-kota besar di negara tropis lainya, koridor ini juga memiliki jalur
hijau. Lebar jalur hijau di kawasan ini sekitar ± 3 meter, dengan adanya jalur hijau
suasana kota menjadi lebih segar dan sebagai daerah resapan air.
57
Selain gedung-gedung yang memperhatikan iklim tropis dalam desainnya, ada juga
gedung-gedung modern yang lapisan terluar gedungnya menggunakan material kaca
selain bahan ini ringan juga dinilai lebih modern. Namun dengan demukian membuat
atmosfer di sekitar gedung menjadi lebih panas dan juga meninggkatkan pemanasan
global (global warming).
58
BAB VI. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah penulis lakukan, penulis bisa menarik simpulan. Iklim mempengaruhi dalam menentukan gaya arsitektur rumah tinggal. Pengaruh iklim tropis Indonesia terhadap gaya arsitektur rumah tinggal memunculkan kriteria- kriteria arsitektur rumah tinggal di daerah beriklim tropis. Kriteria-kriteria arsitektur tersebut antara lain rumah tinggal di daerah beriklim tropis harus memperhatikan lebih banyak daerah bukaan dan harus ramah serta sesuai dengan alam. Gaya arsitektur rumah tinggal yang sesuai dengan iklim tropis Indonesia adalah gaya arsitektur rumah tropis. Gaya arsitektur rumah tropis sangat memperhatikan keadaan alam yang menjadi ciri dari iklim tropis sehingga gaya arsitektur ini baik diterapkan di Indonesia
59
DAFTAR PUSTAKA
http://www.astudioarchitect. Konsep Arsitektur Tropis – disertai artikel dalam Koran
Sindo
http://www.astudioarchitect.com/2009/01/konsep-arsitektur-tropis-
disertai.html#ixzz2z5qj1ahh
http://fmrnainggolan.blogspot.co.id/2012/05/pemakaian-smart-material-untuk-iklim.html
http://www.google.com,
http://www.cetak.kompas.com
http://www.wismanusantara.com
http://www.dev5.arsenadevelopment.com
http://www.studioarcihtecture.com
60