Makalah Media Transmisi

36
TUGAS KOMUNIKASI DATA MEDIA TRANSMISI DISUSUN OLEH : NAMA : WIRAWAN SUSANTO NUGROHO NIM : 11 55 201 172 UNIVERSITAS LANCANG KUNING

Transcript of Makalah Media Transmisi

Page 1: Makalah Media Transmisi

TUGAS

KOMUNIKASI DATA

MEDIA TRANSMISI

DISUSUN OLEH :

NAMA : WIRAWAN SUSANTO NUGROHO

NIM : 11 55 201 172

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

TAHUN 2012 / 2013

Page 2: Makalah Media Transmisi

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat

dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk

makalah ini dengan judul “Media Transmisi” Walaupun masih banyak

kekurangannya. Penyusunan Makalah ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Komunikasi Data dan sebagai ajang latihan untuk membuat makalah pada masa

mendatang Tugas ini dapat terselesaikan karena adanya dukungan dari berbagai

pihak.

Penyusun mengharap kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak

demi penyempurnaan penyusunan karya tuulis pada masa menadatang Harapan

penyusun, semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun pada

khusuusnya dan pembaca pada umunya yang berhubungan dengan pencemaran air

sungai di Indonesia

Perawang, April 2013

Penyusun

Page 3: Makalah Media Transmisi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ......................................................................................

1.2. Rumusan Masalah.................................................................................

1.3. Tujuan Masalah ....................................................................................

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi Media Transminsi ..................................................................

2.2. Media Transmisi Guided ......................................................................

2.3. Media Transmisi Unguided ..................................................................

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ...........................................................................................

3.2. Saran .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

Page 4: Makalah Media Transmisi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data/informasi

dari dua atau lebih device (alat, seperti komputer / laptop / printer / dan alat

komunikasi lain) yang terhubung dalam sebuah jaringan.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_data) Lapisan-lapisan komunikasi data

biasanya menggunakan standar OSI. Model referensi jaringan terbuka OSI atau

OSI Reference Model for Open Networking adalah sebuah model arsitektur

jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for

Standarization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan

dari (Open System Interconnection). Model ini disebut juga dengan "Model Tujuh

Lapis OSI" (OSI Seven Layer Models).

Page 5: Makalah Media Transmisi

Gambar 1. OSI Model (http://rizkeyandita.blogspot.com/2010/06/media-

transmisi-wireless-nirkabel-pada.html)

Application berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan

fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses

jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan.

Presentation berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak

ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan

melalui jaringan.

Session berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat,

dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, level ini juga dilakukan resolusi

nama.

Transport berfungsi untuk memecah data kedalam paket-paket data seta

memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun

kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga

membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses

(acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang

hilang di tengah jalan.

Network berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header

untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking

dengan menggunakan router dan switch layer-3.

Data Link Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan

menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi

koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya

Media Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan bagaimana

perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2

beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak,

yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control

(MAC).

Physical berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode

pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitek jaringan (Ethernet atau Token Ring),

topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu level ini juga mendefinisikan

bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media

Page 6: Makalah Media Transmisi

kabel atau radio. (http://rizkeyandita.blogspot.com/2010/06/media-transmisi-

wireless-nirkabel-pada.html)

Media transmisi merupakan bagian dari lapisan paling bawah dari lapisan-

lapisan OSI yaitu Physical. Media transmisi ini merupakan bagian dasar yang

paling diutamakan sebelum memulai transmisi data. Di sisi lain, media transmisi

ini sulit dikuasai oleh para programmer atau bahkan diabaikan karena dianggap

hanya untuk pekerja kasar. Padahal media transmisi merupakan dasar sebelum

memulai membangun jaringan untuk melakukan transmisi data. Oleh Karena itu

penulis membuat makalah yang berjudul “Media Transmisi” untuk menjawab

permasalahan-permasalahan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, beberapa permasalahan yang akan

dibahas pada makalah ini adalah:

1. Apa definisi Media Transmisi?

2. Apa media transmisi yang termasuk jenis media transmisi Guided?

3. Apa media transmisi yang termasuk jenis media transmisi Unguided?

1.3 Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui definisi Media Transmisi.

2. Mengetahui media transmisi yang termasuk jenis media transmisi Guided.

3. Mengetahui media transmisi yang termasuk jenis media transmisi Unguided?

1.4 Manfaat Penelitian

Bagi Penulis

1. Menambah pengalaman dan pengetahuan bagi Penulis tentang Media

Transmisi.

Bagi Masyarakat

1. Menambah pengalaman dan pengetahuan pada Masyarakat tentang Media

Transmisi.

Page 7: Makalah Media Transmisi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Media Transmisi

Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan

penerima informasi (data), karena jarak yang jauh, maka data terlebih dahulu

diubah menjadi kode/isyarat, dan isyarat inilah yang akan dimanipulasi dengan

berbagai macam cara untuk diubah kembali menjadi data. Media transmisi

digunakan pada beberapa peralatan elektronika untuk menghubungkan antara

pengirim dan penerima supaya dapat melakukan pertukaran data. Beberapa alat

elektronika, seperti telepon, komputer, televisi, dan radio membutuhkan media

transmisi untuk dapat menerima data. Seperti pada pesawat telepon, media

transmisi yang digunakan untuk menghubungkan dua buah telepon adalah kabel.

Setiap peralatan elektronika memiliki media transmisi yang berbeda-beda dalam

pengiriman datanya.

Karakteristik media transmisi ini bergantung pada jenis alat elektronika,

data yang digunakan oleh alat elektronika tersebut, tingkat keefektifan dalam

pengiriman data, dan ukuran data yang dikirimkan. Jenis media transmisi ada dua,

yaitu Guided dan Unguided. Guided transmission media atau media transmisi

terpandu merupakan jaringan yang menggunakan sistem kabel. Unguided

transmission media atau media transmisi tidak terpandu merupakan jaringan yang

menggunakan sistem gelombang. (http://id.wikipedia.org/wiki/Media_transmisi)

2.2 Media Transmisi Guided

Guided media menyediakan jalur transmisi sinyal yang terbatas secara

fisik, meliputi twisted-pair cable, coaxial cable (kabel koaksial) dan fiber-optic

cable (kabel serat optik). Sinyal yang melewati media-media tersebut diarahkan

dan dibatasi oleh batas fisik media. Twisted-pair dan coaxial cable menggunakan

konduktor logam yang menerima dan mentransmisikan sinyal dalam bentuk aliran

listrik. Optical fiber/serat optik menerima dan mentransmisikan sinyal data dalam

bentuk cahaya. (http://kuliahkomdat.blogspot.com/2008/02/media-transmisi.html)

a. Twisted-Pair Cable

Page 8: Makalah Media Transmisi

Kabel twisted-pair terdiri atas dua jenis yaitu shielded twisted pair biasa

disebut STP dan unshielded twisted pair (tidak memiliki selimut) biasa disebut

UTP. Kabel twisted-pair terdiri atas dua pasang kawat yang terpilin. Twisted-pair

lebih tipis, lebih mudah putus, dan mengalami gangguan lain sewaktu kabel

terpuntir atau kusut. Keunggulan dari kabel twisted-pair adalah dampaknya

terhadap jaringan secara keseluruhan: apabila sebagian kabel twisted-pair rusak,

tidak seluruh jaringan terhenti, sebagaimana yang mungkin terjadi pada coaxial.

Kabel twisted-pair terbagi atas dua yaitu:

Shielded Twisted-Pair (STP)

Gambar 2. Shielded Twisted-Pair (STP) (http://teknik-informatika.com/media-

transmisi-wired/)

Kabel STP mengkombinasikan teknik-teknik perlindungan dan antisipasi

tekukan kabel. STP yang peruntukan bagi instalasi jaringan ethernet, memiliki

resistansi atas interferensi elektromagnetik dan frekuensi radio tanpa perlu

meningkatkan ukuran fisik kabel. Kabel Shielded Twister-Pair nyaris memiliki

kelebihan dan kekurangan yang sama dengan kabel UTP. Satu hal keunggulan

STP adalah jaminan proteksi jaringan dari interferensi-interferensi eksternal,

sayangnya STP sedikit lebih mahal dibandingkan UTP.

Tidak seperti kabel coaxial, lapisan pelindung kabel STP bukan bagian

dari sirkuit data, karena itu perlu diground pada setiap ujungnya. Pada prakteknya,

melakukan ground STP memerlukan kejelian. Jika terjadi ketidaktepatan, dapat

menjadi sumber masalah karena bisa menyebabkan pelindung bekerja sebagai

layaknya sebuah antenna; menghisap sinyal-sinyal elektrik dari kawat-kawat dan

sumber-sumber elektris lain disekitarnya. Kabel STP tidak dapat dipakai dengan

jarak lebih jauh sebagaimana media-media lain (seperti kabel coaxial) tanpa

bantuan device penguat (repeater).

Page 9: Makalah Media Transmisi

Kecepatan dan keluaran: 10-100 Mbps

Biaya rata-rata per node: sedikit mahal dibadingkan UTP dan

coaxial

Media dan ukuran konektor: medium

Panjang kabel maksimum yang diizinkan : 100m (pendek).

(http://teknik-informatika.com/media-transmisi-wired/)

Unshielded Twisted-Pair (UTP)

Untuk UTP terdapat pula pembagian jenis yakni:

Category 1 : sifatnya mampu mentransmisikan data kecepatan

rendah. Contoh: kabel telepon.

Category 2 : sifatnya mampu mentransmisikan data lebih cepat

dibanding category 1. Dapat digunakan untuk transmisi digital

dengan bandwidth hingga 4 MHz.

Category 3 : mampu mentransmisikan data hingga 16 MHz.

Category 4 : mamu mentransmisikan data hingga 20 MHz.

Category 5 : digunakan untuk transmisi data yang memerlukan

bandwidth hingga 100 MHz.

Gambar 3. Unshielded Twisted-Pair (UTP) (http://teknik-informatika.com/media-

transmisi-wired/)

Secara fisik, kabel Unshielded Twisted-Pair terdiri atas empat pasang

kawat medium. Setiap pasang dipisahkan oleh lapisan pelindung. Tipe kabel ini

semata-mata mengandalkan efek konselasi yang diproduksi oleh pasangan-

pasangan kawat, untuk membatasi degradasi sinyal. Seperti halnya STP, kabel

UTP juga harus mengikuti rule yang benar terhadap beberapa banyak tekukan

yang diizinkan perkaki kabel. UTP digunakan sebagai media networking dengan

Page 10: Makalah Media Transmisi

impedansi 100 Ohm. Hal ini berbeda dengan tipe pengkabelan twister-pair lainnya

seperti pengkabelan untuk telepon. Karena UTP memiliki diameter eksternal 0,43

cm, ini menjadikannya mudah saat instalasi. UTP juga mensuport arsitektur-

arsitektur jaringan pada umumnya sehingga menjadi sangat popular.

Kecepatan dan keluaran: 10 – 100 Mbps

Biaya rata-rata per node: murah

Media dan ukuran: kecil

Panjang kabel maksimum yang diizinkan : 100m (pendek).

Kabel UTP memiliki banyak keunggulan. Selain mudah dipasang,

ukurannya kecil, juga harganya lebih murah dibanding media lain. Kekurangan

kabel UTP adalah rentang terhadap efek interferensi elektris yang berasal dari

media atau perangkat-perangkat di sekelilingnya. Meski begitu, pada prakteknya

para administrator jaringan banyak menggunakan kabel ini sebagai media yang

efektif dan cukup diandalkan. (http://teknik-informatika.com/media-transmisi-

wired/)

b. Coaxial Cable (Kabel Koaksial)

Gambar 4. Coaxial Cable (Kabel Koaksial) (http://teknik-informatika.com/media-

transmisi-wired/)

Kabel coaxial atau popular disebut “coax” terdiri atas konduktor silindris

melingkar, yang menggelilingi sebuah kabel tembaga inti yang konduktif. Untuk

LAN, kabel coaxial menawarkan beberapa keunggulan. Diantaranya dapat

dijalankan dengan tanpa banyak membutuhkan bantuan repeater sebagai penguat

untuk komunikasi jarak jauh diantara node network, dibandingkan kabel STP atau

Page 11: Makalah Media Transmisi

UTP. Repeater juga dapat diikutsertakan untuk meregenerasi sinyal-sinyal dalam

jaringan coaxial sehingga dalam instalasi network cukup jauh dapat semakin

optimal. Kabel coaxial juga jauh lebih murah dibanding Fiber Optic, coaxial

merupakan teknologi yang sudah lama dikenal. Digunakan dalam berbagai tipe

komuniksai data sejak bertahun-tahun, baik di jaringan rumah, kampus, maupun

perusahaan.

Kecepatan dan keluaran: 10 -100 Mbps

Biaya rata-rata per node: murah

Media dan ukuran konektor: medium

Panjang kabel maksimum: 200m (disarankan 180m) untuk thin-coaxial

dan 500m untuk thick-coaxial

Saat bekerja dengan kabel, penting bagi kita untuk mempertimbangkan

ukurannya; seperti ketebalan, diameter, pertambahan kabel sehingga akan menjadi

pertimbangan atas kesulitan saat instalasi dilapangan. Kita juga harus ingat bahwa

kabel akan mengalami tarikan-tarikan dan tekukan di dalam pipa. Kabel coaxial

datang dalam beragam ukuran. Diameter terbesar diperuntukkan sebagai

backbone Ethernet karena secara historis memiliki ketahanan transmisi dan daya

tolak interferensi yang lebih besar. Tipe kabel coaxial ini sering disebut dengan

thicknet, namun dewasa ini sudah banyak ditinggalkan. Kabel coaxial lebih mahal

saat diinstal dibandingkan kabel twisted-pair.

(http://teknik-informatika.com/media-transmisi-wired/)

c. Fiber-Optic Cable (Kabel Serat Optik)

Gambar 5. Fiber-Optic Cable (Kabel Serat Optik) (http://teknik-

informatika.com/media-transmisi-wired/)

Page 12: Makalah Media Transmisi

Kabel fiber optic merupakan media networking yang mampu digunanakan

untuk transmisi-transmisi modulasi. Jika dibandingkan media-media lain, fiber

optic memiliki harga lebih mahal, tetapi cukup tahan terhadap interferensi

elektromagnetis dan mampu beroperasi dengan kecepatan dan kapasitas data yang

tinggi. Kabel fiber optic dapat mentransmisikan puluhan juta bit digital perdetik

pada link kabel optic yang beroperasi dalam sebuah jaingan komersial. Ini sudah

cukup utnuk mengantarkan ribuan panggilan telepon.

Beberapa keuntungan kabel fiber optic:

Kecepatan: jaringan-jaringan fiber optic beroperasi pada kecepatan tinggi,

mencapai gigabits per second;

Bandwidth: fiber optic mampu membawa paket-paket dengan kapasitas

besar;

Distance: sinyal-sinyal dapat ditransmisikan lebih jauh tanpa memerlukan

perlakuan “refresh” atau “diperkuat”;

Resistance: daya tahan kuat terhadap imbas elektromagnetik yang

dihasilkan perangkat-perangkat elektronik seperti radio, motor, atau

bahkan kabel-kabel transmisi lain di sekelilingnya.

Maintenance: kabel-kabel fiber optic memakan biaya perawatan relative

murah.

Tipe-tipe kabel fiber optic:

Kabel single mode merupakan sebuah serat tunggal dari fiber glass yang

memiliki diameter 8.3 hingga 10 micron. (satu micron besarnya sekitar

1/250 tebal rambut manusia)

Kabel multimode adalah kabel yang terdiri atas multi serat fiber glass,

dengan kombinasi (range) diameter 50 hingga 100 micron. Setiap fiber

dalam kabel multimode mampu membawa sinyal independen yang

berbeda dari fiber-fiber lain dalam bundel kabel.

Plastic Optical Fiber merupakan kabel berbasis plastic terbaru yang

memiliki performa familiar dengan kabel single mode, tetapi harganya

sedikit murah.

Kontruksi kabel fiber optic

Page 13: Makalah Media Transmisi

Core: bagian ini merupakan medium fisik utama yang mengangkut sinyal-

sinyal data optical dari sumber ke device penerima. Core berupa helai

tunggal dari glass atau plastik yang kontinyu (dalam micron). Semakin

beasr ukuran core, semakin banyak data yang dapat diantarkan. Semua

kabel fiber optic diukur mengacu pada diameter core-nya.

Cladding: merupakan lapisan tipis yang menyelimuti fiber core.

Coating: adalah lapisan plastik yang menyelimuti core dan cladding.

Penyangga coating ini diukur dalam micron dan memilki range 250

sampai 900 micron.

Strengthening fibers: terdiri atas beberapa komponen yang dapat

menolong fiber dari benturan kasar dan daya tekan tak terduga selama

instalasi

Cable jacket: merupakan lapisan terluar dari keseluruhan badan kabel.

(http://teknik-informatika.com/media-transmisi-wired/)

Tabel 1. Karakteristik Titik-Ke-Titik Media Terpandu (http://teknik-

informatika.com/media-transmisi-wired/)

Rentang

Frekuensi

Atenuasi

Khusus

Delay

Khusus

Jarak

Repeater

Twisted pair

(dengan

loading)

0 – 3,5 kHz0,2 dB/km @

1kHz50 µs/Km 2 km

Twisted pair

(kabel

multipair)

0 – 1 MHz3 dB/km @

1kHz5 µs/Km 2 km

Coaxial 0 – 500 MHz7 dB/km @

10kHz4 µs/Km 1 – 9 km

Fiber Optic180 – 370

THz

0,2 – 0,5

dB/km5 µs/Km 40 km

Page 14: Makalah Media Transmisi

Tabel 2. Perbandingan Jenis Kabel (http://teknik-informatika.com/media-

transmisi-wired/)

Karakteristik Thinnet ThicknetTwisted

PairFiber Optic

Biaya/hargaLebih mahal

dari twisted

Lebih mahal

dari thinnetPaling murahPaling mahal

Jangkauan 185 meter 500 meter 100 meter 2000 meter

Transmisi 10 Mbps 10 Mbps 1 Gbps > 1 Gbps

FleksibilitasCukup

fleksibel

Kurang

fleksibel

Paling

fleksibel

Tidak

fleksibel

Kemudahan

instalasiMudah Mudah

Sangat

mudahSulit

Resistensi

terhadap

inferensi

Baik Baik RentanTidak

terpengaruh

2.3 Media Transmisi Unguided

Media unguided mentransmisikan gelombang electromagnetic tanpa

menggunakan konduktor fisik seperti kabel atau serat optik. Contoh sederhana

adalah gelombang radio seperti microwave, wireless mobile dan lain sebagainya.

Media ini memerlukan antena untuk transmisi dan penerimaan (transmiter dan

receiver). Ada dua jenis transmisi, Point-to-point (unidirectional) yaitu dimana

pancaran terfokus pada satu sasaran. Broadcast (omnidirectioanl) yaitu dimana

sinyal terpancar ke segala arah dan dapat diterima oleh banyak antena. Tiga

macam wilayah frekuensi, antara lain:

a. Gelombang mikro (microwave) 2 – 40 Ghz

b. Gelombang radio 30 Mhz – 1 Ghz

c. Gelombang inframerah

Untuk media tidak terpandu (unguided), transmisi dan penerimaan dapat

dicapai dengan menggunakan antena. Untuk transmisi, antena mengeluarkan

energi elektromagnetik ke medium (biasanya udara) dan untuk penerimaan,

Page 15: Makalah Media Transmisi

antena mengambil gelombang elektomagnetik dari medium sekitarnya. Media

transmisi tidak terpandu (unguided) terbagi atas empat bagian yaitu:

a. Gelombang Mikro Terrestrial (Atmosfir Bumi)

b. Gelombang Mikro Satelit

c. Radio Broadcast

d. Infra Merah (http://rizkeyandita.blogspot.com/2010/06/media-transmisi-

wireless-nirkabel-pada.html)

Gelombang Mikro Terrestrial

Tipe antena gelombang mikro yang paling umum adalah parabola 'dish'.

Ukuran diameternya biasanya sekitar 3 m. Antena pengirim memfokuskan sinar

pendek agar mencapai transmisi garis pandang menuju antena penerima. Antena

gelombang mikro biasanya ditempatkan pada ketinggian tertentu diatas tanah

untuk memperluas jarak antara antena dan mampu menembus batas. Untuk

mencapai transmisi jarak jauh, diperlukan beberapa menara relay gelombang

mikro, dan penghubung gelombang mikro titik ke titik dipasang pada jarak

tertentu.

Kegunaan sistem gelombang mikro yang utama adalah dalam jasa

telekomunikasi long-haul, sebagai alternative untuk coaxial cable atau serat optic.

Fasilitas gelombang mikro memerlukan sedikit amplifier atau repeater daripada

coaxial cable pada jarak yang sama, namun masih memerlukan transmisi garis

pandang. Gelombang mikro umumnya dipergunakan baik untuk transmisi televisi

maupun untuk transmisi suara.

Pengguna gelombang mikro lainnya adalah untuk jalur titik-titik pendek

antara gedung. Ini dapat digunakan untuk jaringan TV tertutup atau sebagai jalur

data diantara Local Area Network. Gelombang mikro short-haul juga dapat

digunakan untuk aplikasi-aplikasi khusus. Untuk keperluan bisnis dibuat jalur

gelombang mikro untuk fasilitas telekomunikasi jarak jauh untuk kota yang sama,

melalui perusahaan telepon local.

Transmisi gelombang mikro meliputi bagian yang mendasar dari spectrum

elektromagnetik. Frekuensi yang umum di gunakan untuk transmisi ini adalah

rentang frekuensi sebesar 2 sampai 40 GHz. Semakin tinggi frekuensi yang

Page 16: Makalah Media Transmisi

digunakan semakin tinggi potensial bandwidth dan berarti pula semakin tinggi

rate data-nya. Sama halnya dengan beberapa sistem transmisi, sumber utama

kerugian adalah atenuansi. Sehingga repeater dan amplifier ditempatkan terpisah

jauh dari sistem gelombang mikro biasanya 10 sampai 100 km. Atenuansi

meningkat saat turun hujan khusunya tercatat diatas 10 GHz. Sumber gangguan-

gangguan yang lain adalah interferensi. Dengan semakin berkembangnya

popularitas gelombang mikro, daerah transmisi saling tumpang tindih dan

interferensi merupakan suatu ancaman. Karena itu penetapan band frekuensi

diatur dengan ketat.

Band yang paling umum untuk sistem telekomunikasi long-haul adalah

band 4 GHz sampai 6 GHz. Dengan meningkatkan kongesti (kemacetan) pada

frekuensi-frekuensi ini, sekarang digunakan band 11 GHz. Band 12 GHz

digunakan sebagai komponen sistem TV kabel. Saluran gelombang mikro juga

digunakan untuk menyediakan sinyal-sinyal TV untuk instalasi CATV local;

sinyal-sinyal yang kemudian didistribusikan kepelanggan melalui kabel coaxial.

Sedangkan gelombang mikro dengan frekuensi lebih tinggi digunakan untuk

saluran titik ke titik pendek antar gedung. Biasanya digunakan band 22 GHz.

Frekuensi gelombang mikro yang lebih tinggi lagi tidak efektif untuk jarak yang

lebih jauh, akibat meningkatnya atenuansi, namun sangat sesuai untuk jarak

pendek. Sebagai tambahan, semakin tinggi frekuensi, antenanya akan semakin

kecil dan murah. (http://rizkeyandita.blogspot.com/2010/06/media-transmisi-

wireless-nirkabel-pada.html)

Gelombang Mikro Satelit

Satelit komunikasi adalah sebuah stasiun relay gelombang mikro.

Dipergunakan untuk menghubungkan dua atau lebih transmitter/receiver

gelombang mikro pada bumi, yang dikenal sebagai stasiun bumi atau ground

station. Satelit menerima transmisi diatas satu band frekuensi (uplink), amplifier

dan mengulang sinyal-sinyal, lalu mentransmisikannya ke frekuensi yang lain

(downlink). Sebuah satelit pengorbit tunggal akan beroperasi pada beberapa band

frekuensi, yang disebut sebagai transponder channel, atau singkatnya transponder.

Ada dua konfigurasi umum untuk komunikasi satelit yang popular yaitu:

Page 17: Makalah Media Transmisi

a. Satelit digunakan untuk menyediakan jalur titik-ke titik diantara dua antena

dari dua stasiun bumi

b. Satelit menyediakan komunikasi antara satu transmitter dari stasiun bumi dan

sejumlah receiver stasiun bumi.

Agar komunikasi satelit bisa berfungsi efektif, biasanya diperlukan orbit

stasioner dengan memperhatikan posisinya diatas bumi. Sebaliknya, stasiun bumi

tidak harus saling berada digaris pandang sepanjang waktu. Untuk mrnjadi

stasioner, satelit harus memiliki periode rotasi yang sama dengan periode rotasi

bumi. Kesesuaian ini terjadi pada ketinggian 35.784 km.

Dua satelit yang menggunakan band frekuensi yang sama, bila keduanya

cukup dekat, akan saling mengganggu. Untuk menghindari hal ini, standar-standar

terbaru memerlukan 4 derajat ruang.

Satelit komunikasi merupakan suatu revolusi dalam teknologi komunikasi

dan sama pentingnya dangan serat optic. Aplikasi-aplikasi terpenting untuk satelit

lainnya diantaranya adalah:

a. Distribusi siaran televisi

b. Transmisi telepon jarak jauh

c. Jaringan bisnis swasta

Beberapa karakteristik komunikasi satelit dapat diuraikan sebagai berikut:

a. akibat jarak yang panjang terdapat penundaan penyebaran (propagation delay)

kira-kira seperempat detik dari transmisi dari suatu stasiun bumi untuk di

tangkap oleh stasiun bumi lain. Disamping itu muncul masalah-masalah yang

berkaitan dengan control error dan flow control.

b. gelombang mikro merupakan sebuah fasilitas penyiaran, dan ini sudah

menjadi sifatnya. Bebarapa stasiun dapat mentransmisikan ke satelit, dan

transmisi dari satelit dapat diterima oleh beberapa stasiun.

Page 18: Makalah Media Transmisi

Gambar 6. Jalur Titik-ke-Titik Gelombang Mikro Satelit

(http://rizkeyandita.blogspot.com/2010/06/media-transmisi-wireless-nirkabel-

pada.html)

Karena sifat siarannya, satelit sangat sesuai untuk distrbusi siaran televisi

dan dipergunakan secara luas di seluruh dunia. Menurut penggunaan cara lama,

sebuah jaringan menyediakan pemrograman dari suatu lokasi pusat. Program-

program ditransmisikan ke satelit dan kemudian disiarkan ke sejumlah stasiun,

dimana kemudian program tersebut didistribusikan ke pemirsa. Satu jaringan,

public broadcasting service (PBS) mendistribusikan program televisinya secara

eksklusif dengan menggunakan channel satelit, yang kemudian diikuti oleh

jaringan komersial lainnya, serta sistem televisi berkabel yang menerima porsi

besar dari program-program mereka dari satelit. Aplikasi teknologi satelit terbaru

untuk distribusi televisi adalah direct broadcast satellite (DBS), dimana pada

aplikasi tersebut sinyal-sinyal video satelit ditransmisikan secara langsung

kerumah-rumah pemirsa. Karena mengurangi biaya dan ukuran antena penerima,

maka DBS dianggap sangat visible, dan sejumlah channel mulai disiapkan atau

sedang dalam taraf perencanaan.

Page 19: Makalah Media Transmisi

Gambar 7. Jalur Broadcast Melalui Gelombang Mikro Satelit

(http://rizkeyandita.blogspot.com/2010/06/media-transmisi-wireless-nirkabel-

pada.html)

Transmisi satelit juga dipergunakan untuk titik ke titik antar sentral

telepon pada jaringan telepon umum. Juga merupakan media yang optimum untuk

kegunaan luas dalam sambungan langsung internasional dan mampu bersaing

dengan sistem terrestrial untuk penghubung internasional jarak jauh.

Juga terdapat sejumlah apliksi data bisnis untuk satelit. Provider satelit

membagi kapasitas total menjadi beberapa channel dan menyewakan channel itu

kepada user bisnis individu. Satu user dilengkapi dengan antena pada sejumlah

situs yang dapat menggunakan channel satelit untuk jaringan swasta. Biasanya,

aplikasi-aplikasi semacam itu sangat mahal dan terbatas untuk organisasi-

organisasi yang lebih besar dengan peralatan canggih. Sebuah hasil untuk

pengembangan baru dalam hal ini adalah sistem Very Small Aperture Terminal

(VSAT), yang menyediakan alternatif biaya murah. Dengan mengacu pada

beberapa aturan, stasiun-stasiun ini menbagi kapasitas transmisi satelit dari suatu

stasiun pusat. Stasiun pusat dapat saling mengirimkan pesan dengan setiap

pelanggannya serta dapat merelay pesan-pesan tersebut di antara pelanggan.

Jangkauan transmisi optimum untuk transmisi satelit adalah berkisar pada

1 sampai 10 GHz. Dibawah 1 GHz, terdapat derau yang berpengaruh dari alam,

meliputi derau dari galaksi, matahari, dan atmosfer, serta interferensi buatan

manusia, dari berbagai perangkat elektronik. Diatas 10 GHz, sinyal-sinyal akan

mengalami atenuansi yang parah akibat penyerapan dan pengendapan di atmosfer.

Page 20: Makalah Media Transmisi

Saat ini sebagian besar satelit menyediakan layanan titik ke titik dengan

menggunakan bandwidth frekuensi berkisar antara 5,925 sampai 6,425 GHz untuk

transmisi dari bumi ke satelit (uplink) dan bandwidth frekuensi 4,7 sampai 4,2

GHz untuk transmisi dari satelit ke bumi (downlink). Kombinasi ini di tunjukkan

sebagai band 4/6 GHz. Patut dicatat bahwa frekuensi uplink dan downlink

berbeda. Sebuah satelit tidak dapat menerima dan mentransmisi dengan frekuensi

yang sama pada kondisi operasi terus-menerus tanpa interferensi. Jadi, sinyal-

sinyal yang diterima dari suatu stasiun bumi pada satu frekuensi harus

ditransmisikan kembali dengan frekuensi yang lain.

Band 4/6 GHz berada dalam zona optimum 1 sampai 10GHz, namun

menjadi penuh. Frekuensi-frekuensi lain pada rentang tersebut tidak tersedia

karena interferensi juga beroperasi pada frekuensi-frekuensi itu, biasanya

gelombang mikro terrestrial. Karenanya, band 12/14 lebih dikembangkan lagi

(uplink:14 sampai 14,5 GHz ; downlink: 11,7 sampai a4,2 GHz). Pada band

frekuensi ini, masalah-masalah mulai datang. Untuk itu, digunakan stasiun bumi

penerima yang lebih kecil sekaligus lebih murah. Ini untuk mengantisipasi band

ini juga menjadi penuh, dan penggunanya dirancang untuk band 19/29 GHz.

(uplink 27,5 sampai 31.0 GHz; downlink: 17,7 sampai 21,2 GHz). Band ini

mengalami masalah-masalah atenuansi yang lebih besar namun akan

memungkinkan band yang lebih lebar (2500 MHz sampai 500 MHz).

(http://rizkeyandita.blogspot.com/2010/06/media-transmisi-wireless-nirkabel-

pada.html)

Radio Broadcast

Perbedaan-perbedaan utama diantara siaran radio dan gelombang mikro

yaitu, dimana siaran radio bersifat segala arah (broadcast) sedangkan gelombang

mikro searah (point-to-point). Karena itu, siaran radio tidak memerlukan antena

parabola, dan antena tidak perlu mengarah ke arah persis sumber siaran

Radio merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menangkap frekuensi

dalam rentang antara 3 kHz sampai 300 GHz. Kita menggunakan istilah yang

tidak formal siaran radio untuk band VHF dan sebagian dari band UHF: 30 MHz

sampai 1 GHz. Rentang ini juga digunakan untuk sejumlah aplikasi jaringan data.

Page 21: Makalah Media Transmisi

Rentang 30 MHz sampai 1 GHz merupakan rentang yang efektif untuk

komunikasi broadcast. Tidak seperti kasus untuk gelombang elektromagnetik

berfrekuensi rendah, ionosfer cukup trasparan untuk gelombang radio diatas 30

MHz. jadi transmisi terbatas pada garis pandang, dan jarak transmitter tidak akan

mengganggu satu sama lain dalam arti tidak ada pemantulan dari atmosfer. Tidak

seperti frekuensi yang lebih tinggi dari zona gelombang mikro, gelombang siaran

radio sedikit sensitive terhadap atenuansi saat hujan turun. Karena gelombangnya

yang panjang maka, gelombang radio relative lebih sedikit mengalami atenuansi.

Sumber gangguan utama untuk siaran radio adalah interferensi multi-jalur.

Pantulan dari bumi, air, dan alam atau obyek-obyek buatan manusia dapat

menyebabkan terjadinya multi-jalur antar antena. Efek ini nampak jelas saat

penerima TV menampilkan gambar ganda saat pesawat terbang melintas.

(http://rizkeyandita.blogspot.com/2010/06/media-transmisi-wireless-nirkabel-

pada.html)

Infra Merah

Komunikasi infra merah dicapai dengan menggunakan transmitter/receiver

(transceiver) yang modulasi cahaya yang koheren. Transceiver harus berada

dalam jalur pandang maupun melalui pantulan dari permukaan berwarna terang

misalnya langit-langit rumah. Satu perbedaan penting antara transmisi infra merah

dan gelombang mikro adalah transmisi infra merah tidak dapat melakukan

penetrasi terhadap dinding, sehingga masalah-masalah pengamanan dan

interferensi yang ditemui dalam gelombang mikro tidak terjadi. Selanjutnya, tidak

ada hal-hal yang berkaitan dengan pengalokasian frekuensi dengan infra merah,

karena tidak diperlukan lisensi untuk itu. Pada handphone dan PC, media infra

merah ini digunakan untuk mentransfer data tetapi dengan suatu standar atau

protocol tersendiri yaitu protocol IrDA. Cahaya infra merah merupakan cahaya

yang tidak tampak. Jika dilihat dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya

infra merah akan nampak pada spektruk elektromagnetik dengan panjang

gelombang diatas panjang gelombang cahaya merah.

(http://rizkeyandita.blogspot.com/2010/06/media-transmisi-wireless-nirkabel-

pada.html)

Page 22: Makalah Media Transmisi

Gambar 8. Aplikasi nyata media transmisi wireless yang sering kita jumpai

(http://rizkeyandita.blogspot.com/2010/06/media-transmisi-wireless-nirkabel-

pada.html)

Gambar 9. Aplikasi nyata media transmisi Bluetooth yang sering kita jumpai

(http://rizkeyandita.blogspot.com/2010/06/media-transmisi-wireless-nirkabel-

pada.html)

Page 23: Makalah Media Transmisi

BAB III

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari makalah yang telah disusun, maka dapat disampaikan beberapa

simpulan, antaralain:

1. Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan

penerima informasi (data), karena jarak yang jauh, maka data terlebih

dahulu diubah menjadi kode/isyarat, dan isyarat inilah yang akan

dimanipulasi dengan berbagai macam cara untuk diubah kembali menjadi

data.

2. Guided media menyediakan jalur transmisi sinyal yang terbatas secara

fisik, meliputi twisted-pair cable, coaxial cable (kabel koaksial) dan fiber-

optic cable (kabel serat optik).

3. Media unguided mentransmisikan gelombang electromagnetic tanpa

menggunakan konduktor fisik seperti kabel atau serat optik. Contoh

sederhana adalah gelombang radio seperti microwave, wireless mobile dan

lain sebagainya.

5.2 Saran

Dari makalah yang telah disusun, maka dapat diberikan beberapa saran,

antaralain:

1. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai Media Transmisi yang lebih detail.

2. Perlu informasi tambahan yang lebih mendetail tentang Media Transmisi.

Page 24: Makalah Media Transmisi

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2010. Komunikasi Data, (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_data, diakses tanggal 30 September 2010).

Admin. 2010. Media Transmisi, (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Media_transmisi, diakses tanggal 30 September 2010).

Akib, Faisal. 2010. Media Transmis Wiredi, (online), (http://teknik-informatika.com/media-transmisi-wired/, diakses tanggal 30 September 2010).

Andita, Rizkey. 2010. Media Transmisi Wireless Nirkabel pada Media Komunikasi Data, (online), (http://rizkeyandita.blogspot.com/2010/06/media-transmisi-wireless-nirkabel-pada.html, diakses tanggal 30 September 2010).

Fitri. 2010. Media Transmisi, (online), (http://kuliahkomdat.blogspot.com/2008/02/media-transmisi.html, diakses tanggal 30 September 2010).