Laporan Ppi

111
Executive Summary Perusahaan PT Murni Jaya memproduksi susu pasteurisasi adalah susu segar terbaik yang harus segera dikonsumsi paling lambat 40 hari setelah dilakukan pengemasan dan dalam temperatur penyimpanan 4 0 C. Susu ini diproses dengan pemanasan secara ultra pasteurisasi sehingga waktu simpannya dapat diperpanjang dari susu pasteurisasi biasa. Perusahaan PT Murni Jaya bergerak dalam bidang agroindustri khususnya pengolahan susu segar menjadi susu pasteurisasi. Dikelolah oleh Head of Milk Processing yang membawahi 8 departemen yaitu Finance and Administration Department., Procurment Department, HRD Department, Engineering Department, QA and Enviroment Department, Production Department, Planning and Logistic Department dan R & D Department. Beberapa departemen tersebut membawahi section kerja. Semua pihak yang bekerja dalam perusahaan ini menjalin kerja sama demi kelancaran dan kemajuan perusahaan. Perusahaan ini akan mulai beroperasi secepatnya setelah dana bantuan cair. Agroindustri susu segar pasteurisasi dengan Kapasitas 42000 L/hari diasumsikan suplai susu ditransfer langsung setiap harinya oleh peternakan yang terintegrasi oleh unit pengolahan dengan produksi awal 42000 Liter per hari. Jumlah produk yang dihasilnya yang dihasilkan 36000 pack dengan harga jual Rp. 18000/pack = Rp. 648.000.000 / hari untuk produksi awal dan akan meningkat sampai mencapai tingkat produktif sapi pera. Biaya bahan baku Rp. 10.502/pack, biaya kemasan Rp 186/pack dan biaya tetap ditargetkan Rp 13/pack. Maka omzet per tahun sebesar Rp 233.280.000.000. besaran omzet ini akan bertambah seiring dengan meningkatnya kebutuhan pasar akan susu segar pasteurisasi. Finance and Administration Department., untuk mempersiapkan, memeriksa, dan menganalisa laporan keuangan. Selain itu merencanakan dan menganalisa laporan cash flow, menganalisa data dan informasi, mengelola, memelihara, serta mengembangkan sistem informasi untuk memudahkan

description

f,dnv,d

Transcript of Laporan Ppi

Page 1: Laporan Ppi

Executive Summary

Perusahaan PT Murni Jaya memproduksi susu pasteurisasi adalah susu segar terbaik yang harus segera dikonsumsi paling lambat 40 hari setelah dilakukan pengemasan dan dalam temperatur penyimpanan 40C. Susu ini diproses dengan pemanasan secara ultra pasteurisasi sehingga waktu simpannya dapat diperpanjang dari susu pasteurisasi biasa.

Perusahaan PT Murni Jaya bergerak dalam bidang agroindustri khususnya pengolahan susu segar menjadi susu pasteurisasi. Dikelolah oleh Head of Milk Processing yang membawahi 8 departemen yaitu Finance and Administration Department., Procurment Department, HRD Department, Engineering Department, QA and Enviroment Department, Production Department, Planning and Logistic Department dan R & D Department. Beberapa departemen tersebut membawahi section kerja. Semua pihak yang bekerja dalam perusahaan ini menjalin kerja sama demi kelancaran dan kemajuan perusahaan. Perusahaan ini akan mulai beroperasi secepatnya setelah dana bantuan cair.

Agroindustri susu segar pasteurisasi dengan Kapasitas 42000 L/hari diasumsikan suplai susu ditransfer langsung setiap harinya oleh peternakan yang terintegrasi oleh unit pengolahan dengan produksi awal 42000 Liter per hari. Jumlah produk yang dihasilnya yang dihasilkan 36000 pack dengan harga jual Rp. 18000/pack = Rp. 648.000.000 / hari untuk produksi awal dan akan meningkat sampai  mencapai tingkat produktif sapi pera. Biaya bahan baku Rp. 10.502/pack, biaya kemasan Rp 186/pack  dan biaya tetap ditargetkan Rp 13/pack. Maka omzet per tahun sebesar Rp 233.280.000.000. besaran omzet ini akan bertambah seiring dengan meningkatnya kebutuhan pasar akan susu segar pasteurisasi.

Finance and Administration Department., untuk mempersiapkan, memeriksa, dan menganalisa laporan keuangan. Selain itu merencanakan dan menganalisa laporan cash flow, menganalisa data dan informasi, mengelola, memelihara, serta mengembangkan sistem informasi untuk memudahkan pengguna dalam mendapatkan informasi cepat, tepat, akurat dalam pengambilan keputusan.

Procurment Department bertanggung jawab terhadap pemesanan barang, baik peralatan produksi, maupun alat penunjang lain. Sedangkan bagian HRD Department bertanggung jawab dalam program requirement karyawan, menyusun program pelatihan bagi karyawan baru, membuat laporan kepegawaian, dan mengatur jam kerja tenaga kerja langsung ataupun tidak langsung. Selanjutnya, Engineering Department bertanggung jawab dalam pengontrolan kinerja dari tiap aliran proses produksi dalam sisi keteknikan untuk menjaga performa produksi.

Pada bagian QA and Enviroment Department menangani pengendalian mutu dan bertanggung jawab dalam menjamin kualitas seluruh rangkaian produksi yang berhubungan dengan pihak luar untuk menghasilkan produk berkualitas. Dan juga, menjamin pengelolaan limbah. Selanjutnya, Production Department melaksanakan produksi sesuai jadwal yang telah ditetapkan, serta memastikan seluruh bagian produksi yang berada dibawah tanggung jawabnya, menjalankan tugas dengan baik. Terakhir, berperan dalam meningkatkan efisiensi produk dan membuat perencanaan program cost reduction.

Page 2: Laporan Ppi

Fungsi dari Planning and Logistic Department melakukan penjadwalan produksi dan bertanggung jawab dalam penerimaan Job Order serta mengatur pengadaan bahan baku, sistem penggudangan dan pengiriman produk jadi ke distributor. Terakhir untuk bagian dan R & D Department berperan dalam menganalisa ataupun pengujian mulai dari bahan baku, in process hingga produk jadi. Melakukan inovasi dan pengembangan produk sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Production Department .

Produk yang dihasilkan dari Perusahaan PT Murni Jaya yaitu susu pasteurisasi dengan kualitas prima, susu ini banyak diminati oleh pasar ekspor dan sebagai bahan baku produk minuman dan makanan di restoran maupun cafe dalam lokal. Hal yang membedakan produk susu pasteurisasi ini dengan UHT adalah temperatur selama sterilisasi yaitu sebesar 125-1270C dan kemasan yang digunakan.

Dana awal yang dibutuhkan dalam perusahaan PT Murni Jaya sebagai biaya total didirikannya agroindustri ini  sebesar Rp143.038.580.800. Pendanaan ini untuk sebagai biaya investasi, biaya tetap, dan biaya variabel selama 1 tahun. Pendapatan yang diperoleh akan dijadikan modal untuk mendirikan agroindustri susu pasteurisasi dalam kemasan dengan skala industri nasional. Jika perencanaan tidak berjalan sebagaimana mestinya maka strategi alternatif yang kami ambil yaitu  mengumpulkan kembali modal untuk membangun kembali perusahaan ini dan mencari tahu penyebab dari kegagalan.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat lebih dikembangkan. Agroindustri merupakan salah satu sektor andalan yang telah menjadi tulang punggung perekonomian bangsa dengan memanfaatkan kekayaan alam yang dimiliki bersama dengan sektor perikanan, kelautan, peternakan dan kehutanan, sehingga saat ini agroindustri semakin mendapat dukungan dari pemerintah dan menjadi salah satu sektor yang tumbuh dengan pesat.

Subsektor peternakan merupakan satu elemen yang memiliki banyak manfaat dan berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia, salah satu produk keluarannya adalah agroindustri susu segar. Kondisi geografis, ekologi, dan kesuburan lahan di beberapa wilayah Indonesia memiliki karakteristik yang cocok untuk pengembangan agroindustri ini. Selain itu, dari sisi permintaan, produksi susu dalam negeri masih belum mencukupi untuk menutupi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Saat ini produksi dalam negeri baru bisa memasok tidak lebih dari 30% dari permintaan nasional, sisanya 70% berasal dari impor. Pesatnya pertumbuhan ekonomi di kota – kota besar juga berpengaruh terhadap pola konsumsi makanan, yang menjadi penyebab menjamurnya pendirian restoran, kafe, dan waralaba di kota – kota besar terutama di negara – negara asia. Tentunya industri makanan dan minuman seperti restoran, kafe, dan waralaba ini tidak sedikit membutuhkan pasokan produk susu segar sebagai bahan utama atau bahan tambahan untuk produk yang dihasilkannya dengan kualitas tinggi.

Page 3: Laporan Ppi

Proyeksi produksi susu segar dan pasar susu nasional dari tahun 2010 sampai 2015 belum mampu dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Selain karena jumlah populasi sapi perah nasional yang masih terlalu sedikit, modal juga menjadi kendala bagi peternak untuk mengembangkan usahanya. Saat ini permintaan susu segar pada tahun 2011 hingga 2015 diperkirakan mengalami peningkatan rata-rata 6,3 persen per tahun. Namun demikian, penawaran susu segar relatif tetap. Kebutuhan susu nasional pada tahun 2010 yang mencapai 3,1 juta ton hanya dapat dipenuhi sebesar 690.000 ton, sedangkan pada tahun 2011 kebutuhan susu nasional 3,2 juta ton hanya di-supply produksi susu dalam negeri sebesar 800.000 ton susu, dan sisanya masih impor. Bahkan pada tahun 2011 sampai 2015 diperkirakan produksi susu relatif tetap pada jumlah 800.000 ton, sedangkan kebutuhan susu nasional terus mengalami peningkatan antara 200.000 ton sampai 300.000 ton tiap tahunnya

Peta ekonomi dunia, saat ini Indonesia berada pada posisi sebagai konsumen produk susu. Karena sampai dengan saat ini industri pengolahan susu nasional masih tergantung kepada impor bahan baku susu. Apabila kondisi tersebut tidak dibenahi dengan membangun sebuah sistem agribisnis yang berbasis petemakan, maka Indonesia akan terus menjadi negara pengimpor hasil temak khususnya sapi. Hal ini merupakan ironi, karena Indonesia sebenarnya memiliki sumber daya alam yang cukup dan berpotensi memiliki daya saing khususnya dalam hal ketersediaan pakan dan harga jual susu yang lebih rendah.Peluang pengembangan agroindustri susu segar sangat terbuka, khususnya untuk pasaran dalam negeri, karena sebagian dari produk susu saat ini masih diimpor dari New Zealand dan Australia, yang merupakan negara penghasil susu terbesar di dunia selain Amerika Serikat.

Peluang cukup besar tersebut dapat diraih, minimal akan mengurangi ketergantungan impor susu dari kedua negara tersebut dan secara perlahan kebutuhan susu dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Peluang ekspor juga masih terbuka, karena apabila kualitas susu yang diproduksi di dalam negeri dapat ditingkatkan, maka susu yang dihasilkan dapat diekspor ke negara-negara yang selama ini juga masih tergantung pada susu dari New Zealand dan Australia. Dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, dan masih rendahnya konsumsi susu bila dibandingkan dengan negara-negara lain, menunjukkan adanya peluang untuk meningkatkan konsumsi susu dalam negeri karena jumlah penduduk yang jumlahnya sangat besar. Oleh karena itu, industri pengolahan susu segar merupakan sektor agroindustri yang potensial dan memiliki prospektif yang cukup tinggi untuk dibangun dan dikembangkan di Indonesia karena beberapa alasan yaitu kondisi geografis yang mendukung, peluang pasar yang besar, permintaan yang terus meningkat, serta dapat membantu mencukupi kebutuhan susu segar nasional.

Tujuan

Tujuan Pembuatan Proposal yaitu untuk Mengolah susu segar menjadi susu pasteurisasi dengan bantuan teknologi modern sehingga produktivitas sumberdaya tercapai. Selain itu juga untuk memberikan nilai tambah pada susu, tidak hanya nilai tambah harga jual tetapi juga nilai tambah guna dan umur simpan.

Page 4: Laporan Ppi

Manfaat

Untuk masyarakat- Penyedia sumber protein hewani untuk masyarakat- Membuka lapangan kerja bagi para petani- Memberikan kemudahan akses dalam memperoleh susu pasteurisasi

Untuk perusahaan- Perputaran uang cepat karena susu merupakan kebutuhan sehari-hari manusia, baik

dari usia muda maupun tua.- Pengolahan susu pasteurisasi cukup mudah dilakukan sehingga tidak membutuhkan

biaya pengolahan yang besar.- Produk susu pasteurisasi memiliki banyak keunggulan terutama dalam umur simpan

sehingga produsen tidak khawatir dengan proses penjadwalan produksi.- Produk susu pasteurisasi dapat dikembangkan dengan mengkombinasikan berbagai

varian rasa buah sehingga tidak menimbulkan kesan jenuh kepada konsumen

PROFIL PERUSAHAAN

Jenis Usaha

Susu pasteurisasi adalah susu segar terbaik yang harus segera dikonsumsi paling lambat 40 hari setelah dilakukan pengemasan dan dalam temperatur penyimpanan 40C. Susu ini diproses dengan pemanasan secara ultra pasteurisasi sehingga waktu simpannya dapat diperpanjang dari susu pasteurisasi biasa. Karena kualitasnya yang prima, susu ini banyak diminati oleh pasar ekspor dan sebagai bahan baku produk minuman dan makanan di restoran maupun cafe dalam lokal. Hal yang membedakan produk susu pasteurisasi ini dengan UHT adalah temperatur selama sterilisasi yaitu sebesar 125-1270C dan kemasan yang digunakan. Produk yang dihasilkan oleh factory ini merupakan susu pasteurisasi dengan kemasan family pack sebesar 1 liter yang dikemas dengan mesin evergreen. Rasa dari susu ini sendiri plain atau full cream. Karena susu ini dibuat untuk dapat diolah lagi untuk berbagai jenis pangan ataupun susu yang langsung diminum. Produk ini akan diberi merek dagang “Milky Milk”.

Kelebihan Produk

Kelebihan dari susu pasteurisasi ini ialah umur produk yang jauh lebih lama dari susu pasteurisasi pada umumnya. Meskipun umur produk lebih lama namun tidak mengurangi kualitas dari produk. Kekonsistenan mutu dari produk dapat terjaga karena penggunaan teknologi pasteurisasi dengan suhu yang lebih tinggi yakni 124-127oC. Kemurniaan bahan baku dari susu segar pilihan yang memiliki mutu baik dan seragam menjadikan kelebihannya tersendiri dibanding produk lain. Sumber susu yang didapat

Page 5: Laporan Ppi

berasal dari peternakan sendiri yang modern dan bersih. Sehingga dapat dipastikan kualitas dari susu segar dapat selalu konsisten dan memberi produk susu sehat yang alami.

ASPEK PASAR

Susu pasteurisasi PT X akan dijual untuk kalangan menengah ke atas dan restoran. Oleh karena itu, susu yg akan dijual dalam kemasan 1L. Untuk memenuhi pasar menengah ke atas, maka susu pasteurisasi akan dijual di hypermarket. Sedangkan untuk memenuhi permintaan cafe & resto, maka produk akan dijual by order dengan kemasan kardus dengan isi setiap kardus adalah 12 pack susu. Kemasan dapat dilihat pada Gambar 1. Jenis susu yang dijual adalah susu full cream dengan rasa plain milk. Harga yang ditawarkan untuk konsumen adalah Rp 18.000 untuk setiap kotak susu sedangkan untuk restoran akan dijual Rp 216.000 untuk setiap pack susu yang berisi 12 kotak susu.

Identifikasi Kesempatan dan Penetapan Market Share

Gambar 1 Desain Kemasan (a) Kotak Susu Tmpak Depan (b) Tampak Samping serta (c) Kardus

(a)

(c

)

Page 6: Laporan Ppi

Susu merupakan produk agroindustri yang dijadikan sebagai pelengkap kebutuhan tubuh manusia. Seperti disebutkan dalam 4 sehat 5 sempurna, susu adalah penyempurna asupan gizi manusia. Hal ini dikarenakan susu mengandung kalsium dan knadungan lainnya yang baik untuk anak dalam masa pertumbuhan, remaja, maupun dewasa. Susu pasteurisasi adalah susu yang dipasteurisasi sehingga mikroorganisme di dalamnya mati. Susu pasteurisasi digemari oleh masyarakat di Indonesia, khususnya jabodetabek karena belum dipisahkan lemak susunya.

Susu pasteurisasi tidak hanya dijadikan sebagai barang konsumsi langsung. Namun, dapat juga digunakan sebagai barang produksi, contohnya restoran eropa atau coffee shop. Susu pasteurisasi akan digunakan oleh restoran untuk menghasilkan produk yang akan dijual. Beberapa restoran menginginkan produk yang didapatkan adalah produk premium. Oleh karena itu, susu pasteurisasi ini akan sampai ke restoran ketika restoran memesan langsung ke pabriknya.

Masyarakat di jabodetabek hampir semuanya berada di kalangan menengah ke atas. Hal ini dapat dilihat dari pola hidup dan gaya hidup masyarakat. Semakin tinggi kalangan suatu masyarakat, maka akan semakin aware terhadap kesehatan dirinya dalam mememuhi 4 sehat 5 sempurna. Selain itu, prestige merupakan sesuatu yang harus dijujung atau dijaga. Oleh karena itu, kami menawarkan produk susu pasteurisasi premium. Premium berarti hanya masyarakat kalangan menengah ke atas yang mampu membelinya. Selain itu, produk hanya akan ditemukan di tempat yang hanya dapat dijangkau oleh kalangan menengah ke atas.

Pemasok susu pasteurisasi dengan kualitas premium masih sedikit. Pemasok yang ada di jabodetabek adalah Cimory, Greenfields, dan Diamond. Estimasi market share susu pasteurisasi di jabodetabek oleh ketiga pemasok adalalah Cimory 33%, Greenfield 36%, dan Diamond 31% Kebutuhan akan susu pasteurisasi untuk konsumsi maupun produksi cukup banyak, sehingga kami memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam pasar susu pasteurisasi kualitas premium ini.

Identifikasi Hambatan

Pasokan susu murni dari petani lokal umumnya memilki kualitas yang kurang baik. Selain itu, susu yang dihasilkan rentan terhadap serangan mikroorganisme yang menyebabkan penurunan kualitas susu. Penyuluhan yang dilakukan perusahaan belum cukup untuk meningkatkan kualitas susus yang dihasilkan oleh petani lokal secara signifikan. Hal ini dikarenakan etos kerja dari petani lokal. Jarak antara pabrik dan peternakan juga akan meningkatkan penurunan kualitas susu karena tidak segera diolah. Selain itu, perusahaan harus memiliki beberapa sertifikat Internasional sehingga kualitas susu yang dihasilkan terjaga.

Bussines Model Canvas

Page 7: Laporan Ppi

Bussines Canvas Model menggambarkan tentang produk yang dijual ke pasaran baik dari segi pemasaran maupun produksi. Diagram BMC produk susu pasteurisasi dapat dilihat pada Lampiran 1. Penjelasan tentang BMC produk kami adalah sebagai berikuta. Value Preposition

Value prepostion menjelaskan tentang keunggulan produk yang akan dipresentasikan atau dijual ke pasar. Value prepostion juga dapat disebut sebagai brand yang ditanamkan ke benak konsumen. Valu preposotion dari produk kami adalah Premium yang dijual khusus untuk kalangan menengah ke atas, Alami karena berasal dari susu sapi murni, Segar karena proses produksi yang dibuat sedemikian hingga agara kesegaran susu tetap terjaga, Sehat karena kandungan susu dijaga agar tetap menyehatkan, dan dikemas dalam kemasan Tetrapack.b. Customer Relationship

Persaingan bisnis tidak hanya bertumpu pada kualitas produk, melainkan pada kualitas layanan yang lebih mendorong pelanggan untuk kembali membeli produk atau menggunakan solusi yang ditawarkan. Namun, tidak berarti produk yang dipasarkan boleh yang tidak bermutu. Pengelolaan layanan pelanggan tersebut biasa disebut dengan costumer relationship management (CRM). Costumer relationship management dapat didefinisikan sebagai integrasi dari strategi penjualan, pemasaran dan pelayanan yang terkoordinasi Costumer relationhip management menyimpan informasi pelanggan dan merekam seluruh kontak yang terjadi antara pelanggan dan perusahaan, serta membuat profil pelanggan untuk staf perusahaan yang memerlukan informasi tentang pelanggan tersebut. Tahapan CRM ada tiga yaitu:

1. Mendapatkan pelanggan baru (acquire), didapatkan dengan memberikan kemudahan pengaksesan informasi, inovasi baru, dan pelayanan yang menarik.

2. Meningkatkan hubungan dengan pelanggan yang telah ada (enhance), melalui pemberian pelayanan yang baik terhadap pelanggannya (customer service).

3. Mempertahankan pelanggan (retain), merupakan usaha mendapatkan loyalitas pelanggan dengan mendengarkan pelanggan dan berusaha memenuhi keinginan pelanggan.

Customer relationship yang akan dilakukan adalah pengadaan live chat pada website perusahaan. Konsumen juga dapat memberikan kritik dan saran terhadap produk serta pemesanan melalui social media perusahaan. Selain itu, perusahaan membentuk sebuah komunitas yang bernama Komunitas Sehat. Komunitas tersebut merupakan wadah bagi masyarakat yang peduli akan kesehatan dirinya dan lingkungan. Komunitas tersebut memiliki beberapa agenda setiap bulannya dan diselenggarakan di jabodetabek, namun akan diekspansi untuk ke seluruh Indonesia. Konsumen juga dapat mengetahui jika setiap pembelian susu akan disumbangkan untuk memerangi gizi buruk di Indonesia, membuat roof garden atau reboisasi hutan bakau Indonesia.c. Customer Segment

Bagian ini menjelaskan tentang konsumen yang akan menjadi target pasar. Penentuan konsumen harus diimbangi dengan value preposition yang telah dibuat. Customer segment produk kami ada dua, yaitu masyarakat kalangan menengah ke atas yang berada di daerah jabodetabek dan cafe & resto. Pemilihan kedua konsumen didasarkan pada value preposition yang telah disebutkan di atas.

Page 8: Laporan Ppi

d. ChannelsBagian ini adalah tentang siapa saja agen penjualan produk. Agen penjualan

produk akan menentukan apakah produk yang dijual memenuhi value preposition yang telah dibuat. Channels produk kami adalah retailer tertentu seperti Hypermarket, Healthy Agent yang akan mengantarkan susu kepada konsumen, serta website dan social media.e. Revenue Stream

Revenue Stream adalah sumber apa saja yang menjadi pemasukan bagi perusahaan. Pemasukan bagi perusahaan berasal dari Asset Sell atau penyimpanan aset di bank yang nantinya akan dipakai oleh UKM untuk berkembang. Selain itu, pemasukan bagi perusahaan juga berasal dari penjualan produk dan iklan.f. Key Partners

Key Partner menjelaskan tentang sosok yang mendukung proses produksi. Key Partnernya adalah Distributor susu sapi maupun susu pasteurisasi, peternak lokal, retailer, serta produsen kemasang. Key Activities

Key Activities menjelaskan tentang kegiatan perusahaan dalam mendukung proses produksi. Kegiatan tersebut adalah produksi susu pasteurisasi, promosi produk, marketing & sales produk, serta kerja sama dengan peternak sehingga dapat menghasilkan susu sapi murni yang berkualitas.h. Key Resources

Key Resource menjelaskan tentang sumber apa yang mendukung proses produksi. Sumber-sumber tersebut adalah SDM sebagai pekerja dan pendukung proses suplai bahan baku maupun distribusi dan penjualan. Mesin produksi pun tidak kalah penting karena perusahaan akan berproduksi jika sudah instalasi mesin produksi. Selain itu, brand & copyright juga masuk ke dalam key resources karena itu merupakan hak cipta dari perusahaan.i. Cost Structure

Cost Structure adalah biaya-biaya yang digunakan untuk melakukan proses produksi. Biaya-biaya tersebut adalah biaya tetap dan tidak tetap produksi serta investasi.

Promosi Produk

Promosi produk dilakukan melalui baliho di jalan yang strategis di daerah jabodetabek. Pemilihan baliho karena cukup mudah untuk ditemukan konsumen. Selain itu, akan dilakukan harga promo di retailer maupun diskon untuk pembelian partai. Promosi juga dilakukan di social media sehingga konsumen dapat langsung berinteraksi dengan perusahaan. Pajak untuk masing-masing dengan baliho adalah Rp 26.250.000. Biaya pembuatan 10 baliho dengan luas 24 m2 adalah Rp 7.200.000. Biaya pemasangan tiap baliho adalah Rp 1.250.000. Total biaya yang digunakan untuk promosi produk dengna baliho adalah Rp 282.200.000.

ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI

Page 9: Laporan Ppi

Lokasi Industri

PT MURNI JAYA Indonesia berlokasi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Terletak pada ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut dengan suhu sekitar 16°C diatas lahan seluas 15 Ha. Perusahaan ini dikelilingi pemandangan yang masih alami nan sejuk udaranya. Alasan PT MURNI JAYA Indonesia memilih lokasi tersebut adalah : a. Suhu Udara Rendah

Suhu udara yang rendah dan suasana yang sejuk akan membuat nyaman sapi perah yang bukan berasal dari daerah tropis, yaitu Frissian Holstein dari Australia. Iklim yang sejuk juga dapat menciptakan suasana kerja yang nyaman bagi para karyawan. b. Ketersediaan bahan baku

Bahan baku diperoleh berasal dari peternakan yang masih anak perusahaan PT MURNI JAYA Indonesia.c. Tersedianya tenaga kerja yang cukup

Tenaga kerja adalah faktor penting dari proses produksi sebagai tenaga penggerak atau pelaksana proses produksi. Pemilihan lokasi perusahaan ini cukup dianggap tepat karena di daerah tersebut tenaga kerja cukup mudah didapat yakni berasal dari penduduk lokal.d. Tersedianya secara Listrik, Air dan Telekomunikasi

Perusahaan ini akan bekerjasama dengan PLN dan Telkom dalam penyediaan sarana listrik dan komunikasi. PT. MURNI JAYA Indonesia juga dapat memenuhi kebutuhan air dengan baik karena letaknya berada pegunungan yang memudahkan dalam mendapatkan air dari sumber air secara langsung. e. Ketersediaan area yang luas

Area yang masih begitu luas dan udara yang masih alami di sekitar perusahaan akan menguntungkan perusahaan untuk mengolah limbah yang dihasilkan dari proses produksi sehingga dapat langsung digunakan masyarakat untuk mengairi sawahnya. Area pabrik yang cukup luas ini juga memungkinkan untuk dilakukan perluasan pabrik dikemudian hari.

Adapun analisa keputusan pemilihan lokasi tersebut, adalah sebagi berikut :Ditentukan lokasi pabrik baru dengan 3 aternatif lokasi yaitu Kabupaten

Bandung, Garut dan Sukabumi1. Seluruh faktor kritis ada dan dipenuhi oleh ketiga lokasi tersebut2. Total biaya pertahun untuk ketiga lokasi tersebut adaah :

a. Kabupaten bandung 8mb. Garut 7mc. Sukabumi 6m

3. Terdapat 3 faktor subjektif yaitu Lingkungan, teknis dan ekonomi.Ekonomi lebih penting dari keduanya. lingkungan dan tekhnis sama pentingnyaUntuk lokasi faktor ekonomi di Bandung Lebih buruk dari keduanya, garut dan

sukabimu sama.Teknis : bandung lebih baik dibanding keduanya, dan garut lebih baik daripada sukabumi. Lingkungan : sukabumi lebih baik dari keduanya, dan bandung sama baiknya dengan garut.

Pilih lokasi jika faktor objektif 3 kali lebih penting dari faktor subjektif

Page 10: Laporan Ppi

Jawaban :Penentuan Ukuran Lokasi (UL)UL = UFK { X . UFO + (1-X) . UFS}

Penentuan Ukuran Faktor Kritis (UFK)Kota FK-1 FK-2 FK-3 UFK

Bandung 1 1 1 -Garut 1 1 1 1

Sukabumi 1 1 1 1

Penentuan Ukuran Faktor Objektif (UFO)Kota TBFO 1/TBFO TBFO x (1/TBFO) UFO

Bandung 8000000000 1,25E-10 3,48 0,287Garut 7000000000 1,43E-10 3,05 0.328

Sukabumi 6000000000 1,67E-10 2,61 0,3834.35

Penentuan Ukuran Faktor Subjektif (UFS)Menentukan Pembobot Faktor subjektif (PFS) dan Pembobot Lokasi (PL)Penentuan dengan menggunakan perbandingan berpasangan:

Jika A lebih penting dari B, maka A = 1 dan B=0, atau sebaliknyaJika A sama pentingnya dengan B maka A=1 dan B=1

Ekonomi lebih penting dari keduanya. lingkungan dan tekhnis sama pentingnyaUntuk lokasi faktor ekonomi : Bandung Lebih baik dari keduanya, garut dan sukabumi sama.

Teknis : bandung lebih baik dibanding keduanya, dan garut lebih baik daripada sukabumiLingkungan : sukabumi lebih baik dari keduanya, dan bandung sama baiknya dengan garut.

Perbandingan Lingkungan Enonomi Teknis(1) 1 0(2) 0 1(3) 1 1

Jumlah 1 2 1PFS (1/4)=0,25 (2/4)=0,5 (1/4)=0,25

PLPembobot Lokasi dihitung untuk setiap faktor subjektifLingkungan

  Bandung Garut Sukabumi 1 0 1 2 0   13  1 1

Page 11: Laporan Ppi

  1 1 2PL-s1 0,25 0,25 0,5

Ekonomi Bandung Garut Sukabumi

1 1 02 1 03 1 1

2 1 1PL-s2 0,50 0,25 0,25

Teknis   Bandung Garut Sukabumi 1  1 02 1 0 3 1  0  2 1 0

PL-s2 0,66 0,33 0Penentuan nilai X (bobot faktor objektif)FO : FS = 3 : 1X = ¾ atau 0,75

Penentuan UKURAN LOKASI (UL)Kota UFK UFO UFS UL

Bandung 1 0,29 0,48 0,3375Garut 1 0.33 0,27 0,315

Sukabumi 1 0,38 0,25 0,3475

Dipilih Kota SUKABUMI

Bahan Baku

Bahan Baku UtamaSusu Segar

Susu segar yang merupakan bahan baku utama unit pemrosesan susu berasal dari farm yang sudah didirikan sebelumnya. Farm yang telah ada akan diintegrasikan dengan unit pemrosesan susu dan susu hasil perah dialirkan langsung melalui pipa – pipa sehingga tidak tersentuh tangan manusia, sehingga kualitasnya sangat baik. Kapasitas farm adalah sebesar 40-43 ton susu setiap harinya, dengan jumlah ternak 3500 sapi. Bahan baku berupa susu segar ini kemudian langsung disimpan di reception tank dimana temperaturnya dijaga sekitar 40C agar tetap segar dan harus segera diproses maksimal 24

Page 12: Laporan Ppi

jam setelah dimasukan. Bahan baku berupa susu yang berasal dari farm modern ini akan dijaga kualitas dengan sangat baik, sehingga menghasilkan susu segar dengan kualitas tinggi. Keuntungan dari bahan baku susu segar yang diperoleh dari peternak yaitu harga yang relatif rendah dan standar mutu telah sesuaikan. Sedangkan untuk kerugiannya adalah perlu pengeluaran biaya untuk pengelolaan kemitraan peternak sebagai supplier susu segar sebagai cara memberikan mutu yang standar. Keputusan terhadap pemilihan jenis bahan baku diperoleh dan didasarkan atas penggunaan bahan baku susu segar lokal, segi biaya bahan baku yang rendah, mutu, kemudahan didapatkannya bahan baku (lokasi industri dekat dengan farm), dan keseragaman kualitas dari susu yang terjaga karena adanya standar proses membudidayakan hewan ternak di farm.

AirAir ditambahkan ke dalam susu berfungsi sebagai pelarut bahan-bahan tertentu.

Sebelum air tersebut berasal dari unit utility dimana air yang digunakan berupa air produk. Air tersebut sudah mengalami pengolohan sehingga kadar partikel terlarut baik logam, mikroba, dan padatan lainnya telah memenuhi air untuk produk minuman.

Tabel 1 Kebutuhan bahan baku, pembantu dan pendukung pada kapasitas produksi penuh

No. Jenis Bahan

Satuan Jumlah Sumber Harga/

Satuan

AnggaranLokal Impor Rp/hari US$* Rp./thn

1. Susu Segar

Liter 42000 Liter/har

i

√ 9000/liter

378.000.000

136.080.000.000

2. Soda Kaustik (NaOH)

1.0%

Liter 167Liter/hari

√ 8000/liter

1.336.000 480.960.000

3. Asam Nitrat(HNO3) 0.5%

Liter 167 Liter/har

i

√ 15000/liter

2.505.000 9.018.000.000

Jumlah 381.841.000

137.462.760.000

Bahan Pembantu

Soda kaustik dan asam nitrat merupakan bahan pembantu yang digunakan dalam CIP (Cleaning in Place) mesin-mesin dalam proses produksi susu pasteurisasi. Menggunakan bahan pembantu diatas didasarkan pertimbangan dari segi keuntungan yaitu sebagai upaya penerapan produksi bersih terhadap pembuatan susu pasteurisasi. Sedangakan dari segi kerugian yang didapat yaitu pengeluaran biaya tambahan untuk penyediaan bahan-bahan pembantu diatas. Keputusan untuk menggunakan bahan

Page 13: Laporan Ppi

pembantu diperoleh dan didasarkan atas penerapan produksi bersih yang dilakukan industri sebagai salah satu cara optimalisasi produk yang dihasilkan. Kedua bahan pembantu di atas merupakan sanitizer yang tergolong sanitizer kimia yang diaplikasikan untuk mengurangi mikroba patogen dan pembusuk yang terdapat pada peralatan dan fasilitas pangan yang juga digunakan pada CIP. Standar mutu dari sanitizer kimia asam nitrat dan soda kaustik.

Penentuan Kapasitas Produksi

Tingkat Konsumsi susu masyarakat Indonesia hanya mencapai 11,09 liter per kapita per tahun. Terlebih produksi susu negeri juga masih jauh dari standar yaitu hanya 30 persen atau sebesar 1208000 ton dengan total konsumsi sebesar 3120000 ton dan sisanya 70 persen adalah impor. Hal ini kata Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan dalam Press Conference HSN di Jakarta, Senin (28/5/2012) dikarenakan masyarakat Indonesia lebih suka dan mengenal produk susu bubuk ketimbang susu segar atau susu cair, dengan konsumsi susu cair dalam bentuk UHT sebesar 4,6 persen atau 118,5 ribu ton, susu steril 2,7 persen atau 69 ribu ton, susu pasteurisasi 1,2 persen atau 30 ribu ton dan susu bubuk sebesar 43,3 persen. Berdasarkan data konsumsi susu pasteurisasi yang hanya 1,2% di Indonesia, kami memfokuskan penjualan produk di wilayah Jabodetabeek karena segmentasi pasar dari produk susu pasteurisasi premium ini diperuntukan untuk kalangan menengah keatas. Konsumen yang mengkonsumsi susu ini sudah memiliki kemampuan finansial lebih dari cukup, dan dengan wawasan konsumsi akan produk sangat baik. Wawasan akan produk dengan kualitas baik diharapkan dapat sesuai dengan pola hidup sehat mereka yang mementingkan kecukupan gizi yang baik dan kualitas baik.

Populasi sapi perah di Indonesia berkisar antara 340.000–360.000 ekor dengan laju perkembangan 2,5 %/tahun dan 98 % tersebar di Pulau Jawa. Produksi susu segar dalam negeri hanya sekitar 521,5 ribu ton/th dan hanya mampu memenuhi kebutuhan konsumsi nasional antara 30–25 % sisanya dipenuhi dari susu impor. Hampir seluruh produksi susu segar (98 %) dipasarkan ke Industri Pengolah Susu (IPS). Ketergantungan yang tinggi terhadap susu impor mengindikasikan masih rendahnya ketahanan pangan produk asal ternak. Permintaan susu tumbuh sangat cepat, yang meningkat 14,01% selama periode antara tahun 2002 dan tahun 2007. Namun, di sisi lain produksi susu Indonesia hanya tumbuh 2% (Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia, 2010). Salah satu unsur penting dalam pengembangan persusuan nasional adalah pengembangan sapi perah baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Pada tahun 2005-2009 trend pertumbuhan populasi sapi perah meningkat 8,46%. Pertumbuhan populasi sapi perah bergerak lambat, bila dibandingkan dengan pertumbuhan produksi susu segar. Pada tahun 2005-2009, trend produksi susu segar hanya 5,21%. Berikut pada Tabel 1 akan disajikan perkembangan populasi sapi perah di Indonesia per propinsi dari tahun 2005-2009. Dari data populasi sapi perah ini, dapat diperkirakan ketersediaan bahan baku untuk pengadaan pabrik pengolahan susu pada tahun 2014. Dari sebaran populasi sapi perah di Indonesia, pusat populasi sapi perah adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Utara. Selama 2005– 2009, trend pertumbuhan populasi sapi perah di Jawa Barat meningkat 5,72%. Jawa Barat sebagai pusat populasi sapi perah dapat memenuhi

Page 14: Laporan Ppi

kebutuhan susu sebagai bahan baku susu pasteurisasi “Milky Milk” yang menginginkan 15% market size Jabodetabek dapat terpenuhi dengan adanya pabrik pengolahan susu ini. Tabel 2 menyajikan perkembangan produksi susu segar di Indonesia.

Jika kita tinjau dari data produksi susu segar pada tahun 2009 di propinsi Jawa Barat dan Jakarta mencapai 242.988 ton setara dengan 242.988.000 kg susu setara dengan 242.988.000 liter susu untuk wilayah Jabodetabek. Market size yang kami tuju sekitar 10% dari produksi susu segar, sehingga market size yang kami tuju 24.298.800 liter susu/tahun. Meskipun hanya mengacu pada tahun 2009 namun dapat dibuat prakiraan permintaan untuk tahun kedepan dengan teknik forecasting. Misal dari jumlah itu kami konversi kepada pemenuhan per bulannya menjadi 2.024.900 liter/bulan susu yang harus kami produksi. Setelah itu dapat dikonversi ke kapasitas produksi di tiap harinya, sehingga hasilnya mencapai 67.496 liter/hari.

Tabel 2 Perkembangan Populasi Sapi Perah di Indonesia per Propinsi Tahun 2005-2009

Page 15: Laporan Ppi

Proses Produksi

Teknologi pengolahan susu pasteurisasi melalui serangkaian proses-proses yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: penerimaan susu segar, termisasi, penyimpanan di storage tank, blending, sterilisasi, penyimpanan di dalam aseptic tank, dan filling serta packaging. Sebelum produk dibuat, masing-masing alat dibersihkan terlebih dahulu dengan pembersihan Cleaning In Place (CIP), dengan air chlorinated water panas, asam nitrat, dan soda kaustik (NaOH). Berikut tahapan proses susu pasteurisasi:

1. Penerimaan Susu SegarSusu segar dari dairy farm, akan mengalami precooling di farm dengan temperatur

sekitar 110C, dan selanjutnya akan di alirkan ke dalam reception tank. Sebelum memasuki reception tank, susu di cooling kembali dengan Plate Heat Exchanger (PHE) hingga temperatur nya 40C. Dalam reception tank temperatur dipertahan kan untuk menjaga kesegaran susu. Kapasitas reception tank 1 dan 2 adalah 10.000 liter susu, sedangkan reception tank 3 adalah sebesar 15.000 liter susu.

2. TermisasiUntuk produk dari fresh milk yang diolah menjadi produk-produk susu pasteurisasi

maupun, setelah dari reception tank akan dilakukan termisasi terlebih dahulu. Proses termisasi bertujuan untuk mematikan bakteri-bakteri non pathogen dan untuk menonaktifkan enzim pada susu. Proses termisasi dimulai dengan preheating mengalirkan fresh milk ke PHE dengan temperatur 600C. Selanjutnya aliran tersebut memasuki homogenizer bertekanan 150/50 bar yang bertujuan untuk memecah globula lemak menjadi partikel yang lebih kecil yang membuat susu homogen dan stabil. Prinsipnya adalah susu dialirkan kedalam saluran yang sempit dengan tekanan cukup tinggi yang akana menyebabkan partikel globula bertumbukan dan pecah sehingga bentuknya lebih kecil. Setelah homogenisasi kembalin dilakukan heating sehingga suhunya 800C pada PHE section 1.

3. Penyimpanan di Storage TankSetelah di termisasi fresh milk didinginkan dahulu sampai temperaturnya 40C

sebelum masuk Storage Tank. Di dalam Storage Tank, susu yang sudah di termisasi dapat disimpan dengan maksimal waktu penyimpanan 36 jam sebelum di blending. Untuk produk susu full cream tidak ditambahkan bahan tambahan apapun, sehingga proses blending bertujuan untuk menstabilkan aliran susu sebelum masuk ke sterilisasi.

Page 16: Laporan Ppi

4. SterilisasiProses Sterilisasi fresh milk dilakukan dengan cara indirect heating dengan

menggunakan sterilisasi TA (Tetra Therm Aseptic). TA flex ini digunakan proses pasteurisasi dengan temperatur 124-1270C selama 4 detik. Mesin TA Flex terdiri dari alat berupa THE (Tubular Heat Exchanger) indirect contact dimana susu dipasteurisasi dengan menggunakan steam sehingga susu tidak berkontak langsung dengan media pemanas. Fresh milk yang sudah disterilisasi kemudian didinginkan dan ditransfer ke Aseptic tank sebelum akhirnya dipack dengan mesin filling.

5. Penyimpanan sementara dalam Aseptic TankSusu yang ditampung pada Aseptic Tank temperautrnya adalah 40C. Terdapat

sebuah Aseptic Tank yang memiliki kapasitas 6.000 liter. Di dalam aseptic tank tidak boleh disimpan lebih dari 4 jam. Tahap selanjutnya adalah sampling produk oleh departemen QC.

6. Filling dan PackagingUntuk produk fresh milk berupa susu pasteurisasi, maka dalam pengemasannya

menggunakan mesin evergreen memiliki kecepatan sebesar 6000 pack/jam sementara mesin. Mesin evergreen menggunakan sterilizer berupa udara heap, H2O2, dan alkohol. Setelah proses filling, dilakukan pengodean pada pack dengan mesin video jet sesuai dengan tanggal dan jam susu diproduksi. Beberapa pack susu selanjutnya di sampling tiap jam untuk menguji parameter fisik dan kimianya, sementara yang lainnya langsung di-pack dengan karton dan di simpan dalam gudang penyimpanan pada temperatur 2-60C.

Diagram Alir Proses

Diagram alir proses pembuatan susu pasteurisasi dapat dilihat pada Lampiran3.

Peralatan Unit Pasteurisasi Susu

Dari berbagai macam peralatan pasteurisasi susu maka alat penukar panas (heat exchanger) merupakan alat yang paling esensial dalam proses pasteurisasi karena tidak saja digunakan untuk proses pemanasan susu juga untuk proses pendinginan susu awal maupun pendinginan lanjut denga air es agar susu segera berada pada suhu 4 ºC dimana semua kegiatan mikrobiologis dan enzymatic susu berhenti dan terhambat. Dikenal berbagai tipe alat penukar panas, yaitu : a. Plate Heat Exchanger (PHE)

Alat penukar panas ini terdiri dari lembar (plate) baja tahan karat (stainless steel) yang telah dicetak dengan mesin press berdaya tinggi yang membentuk alur-alur dengan motif tertentu yang dimaksudkan untuk memperbesar luas permukaan lembar baja dan terjadinya turbulensi aliran cairan. Lembar-lembar baja ini disusun dengan jumlah

Page 17: Laporan Ppi

tertentu sesuai kebutuhan dalam suatu kerangka (frame) yang bisa menjepit susunan lembar baja. Agar setiap pasangan lembar terdapat celah yang dapat dialiri cairan maka disekeliling lembar terdapat parit guna meletakan pita karet yang terbuat dari bahan yang tahan panas/dingin, tahan karat dan non toksis (food grade). Susunan PHE tersebut dapat terdiri dari beberapa bagian (section), misalnya heating, cooling, regeneration, dll.Dengan demikian terdapat 3 komponen yang menyusun PHE, yaitu :

a). Lembar baja tahan karat beralur (plate)b). Rangka penyusun (frame)c). Pita karet (gasket)

Kelebihannya :· Mudah dibersihkan· Pemindahan panas lebih efisien diatas 85 %· Mudah diperbesar kapasitasnya

Kekurangannya :· Investasinya mahal· Tidak/Belum dapat dibuat di dalam negeri· Jangka waktu pemesanan lama· Biaya perawatan tinggi

b. Tubular Heat Exchanger (THE)Alat penukar panas ini konstruksinya lebih sederhana, yaitu terdiri dari pipa

(tunggal atau kelompok pipa) yang dialiri produk dan diluarnya terdapat pipa dengan diameter yang lebih besar (jacketed) yang dialiri media pemanas atau pendingin (double tube type THE). Sebelum diketemukan alat penukar panas PHE yang lebih kompak dan dapat diproduksi secara masal , maka alat penukar panas THE telah lebih dahulu digunakan. Perkembangan teknologi THE adalah diperkenalkannya Triple Tube THE dimana pipa terdalam dialiri media pemanas/pendingin, pipa ditengah dialiri produk dan pipa terluar dialiri media pemanas/pendingin lagi. Dengan sistem ini (dikembangkan oleh Stork-Amsterdam) koefisien pemindahan panas THE meningkat. Perusahaan manufaktur yang memproduksi THE ini antara lain : GEA – Jerman, Stork –Holland, Alfa – Laval – Swedia. Untuk melakukan pilihan teknologi penukar panas apa yang akan digunakan, dapat dilakukan perbandingan kelebihan maupun kekurangan dari PHE dan THE, secara ringkas sbb. Kelebihannya :

· Investasinya lebih murah· Dapat difabrikasi di dalam negeri· Secara mikrobiologis lebih aman, karena tidak memakai gasket· Biaya Perawatan murah

Kekurangannya :· Koefisien pemidahan panas dibawah 85 %· Penambahan kapasitas lebih sulit

Unit Pasteurisasi SusuSelanjutnya apabila kita tinjau peralatan pasteurisasi susu yang lengkap (complete

line) pada dasarnya terdiri dari berbagai macam unit , yaitu antara lain :

Page 18: Laporan Ppi

1. Tangki Penuang (Tipping Tank) Susu dari para peternak dalam wadah (grundy can) dituangkan kedalam tangki penuang yang berada diluar ruang proses dan selanjutnya dipindahkan dengan pompa transfer kedalam tangki penerima yang berada didalam ruang proses.

2. Tangki Penerima (Receiving Tank) untuk menerima dan mencampur susu segar dari para peternak. Tangki ini sering dilengkapi dengan agitator/pengaduk sehingga dapat digunakan sebagai Tangki Pencampur (Mixing Tank).

3. Pompa Susu dari tangki penerima susu dipompakan menuju ke sistem pasteurisasi.4. Saringan Susu (In-Line Filter) unit ini dimaksudkan untuk menyaring partikel-

partikel kotoran yang ada dalam susu maupun bahan kotoran lain yang terbawa.5. Homogenizer, alat ini berfungsi untuk memecah globula lemak, sehingga lemak susu

akan tersebar merata didalam cairan susu dan tidak mudah memisah.6. Pasteuriser (Tubular/Plate Pasteuriser) terdiri dari :

a. Pemanas susu (heater) memanaskan susu dengan air panas hingga 800°C.b. Regenarasi susu (Regenerator) memanaskan susu dari tangki pencampur dan

susu dari unit heater.c. Flow Diversion Valve (FDV), memindahakan aliran susu ke holder secara

otomatis pada suhu susu yang telah ditetapkan (misalnya 80 ºC).d. Penahan suhu (holder) mempertahankan suhu susu yang berasal dari heater

selama 15-16 detik.e. Pendingin awal (cooler) mendinginkan susu yang datang dari regenerator dengan

air sumur.f. Pendingin lanjut (chiller) mendinginkan susu yang datang dari cooler dgn air es

hingga suhu 4-8oc.7. Tangki Penyimpanan (Storage Tank) , tangki berdinding rangkap dan diinsulasi

digunakan untuk menyimpan dan menjaga suhu susu 4 – 8°C.8. Pompa Transfer (Transfer Pump) pompa sentrifugal digunakan untuk memindahkan

susu dari tangki penyimpan ke tangki mesin pengisi susu.9. Mesin Pengisi Gelas Plastik (Cup Filler & Sealer) untuk mengemas susu kedalam

gelas plastik kapasitas 180 – 200 ml dan menutup dengan plastik lembaran semi-automatis atau fully automatis.

10. Boks Pendingin/Kamar Dingin (Display Cooler /Cold Room). Susu dalam kemasan harus disimpan pada suhu rendah yaitu antara 4 – 8°C.

Kebutuhan Mesin dan Peralatan

Seluruh kebutuhan peralatan yang digunakan untuk proses produksi susu pasteurisasi dapat dilihat pada Lampiran 4.

UTILITAS PRODUKSI

Unit Pembangkit Tenaga Listrik

Page 19: Laporan Ppi

Unit pembangkit tenaga listrik merupakan pusat sarana yang digunakan untuk menyuplai listrik pada peralatan motor berbasis tenaga listrik. Tenaga listrik yang dibutuhkan untuk operasional pabrik dipenuhi dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Generator Set (Genset) dari perusahaan sebagai cadangan apabila terjadi kekurangan pasokan listrik oleh PLN. Distribusi pemakaian listrik ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pabrik berupa keperluan listrik alat dan mesin serta penerangan pabrik. Kebutuhan listrik untuk setiap penggunaan pada peralatan proses dan utilitas dirinci berdasarkan daya (power) dari setiap peralatan, sedangkan kebutuhan listrik untuk penerangan pabrik dihitung berdasarkan kuat penerangan untuk tiap-tiap lokasi. Kebutuhan listrik untuk perlatan yang digunakan disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Kebutuhan Listrik untuk Peralatan Proses

No. Nama AlatKapasitas kW

1. Chain Conveyor 32. Aseptic tank 123. Blanding tank 224. Plate heat exchange 205. Storage tank 7,46. Evergreen 7,67. Homogenizer 48. Rotary vacum pump 39. CIP pump 1,510. CIP Milk Tank 4,611. High Pressure Homogenizer 7,612. THE 513. Video Jet 0,314. Conveyor belt 315. Utilitas :16. Boiler (fire tube) 7,617. generator 2418. Compressor 1119. Chiller 7,620. Fume Hood 0.521. Incubator 522. milk hydrometer 0.523. Densitometer 0.524. Milk Analyzer 0.525. Komputer Set 2.526. Mesin Foto copy 327. Proyektor 0.5

Page 20: Laporan Ppi

TOTAL 159,2

Sarana Penunjang Produksi

Unit penunjang produksi merupakan fasilitas, tempat, atau sarana yang memiliki pengaruh besar terhadap kelancaran suatu proses produksi. Dengan keberadaan utilitas sebagai pelengkap sarana produksi, maka dapat diperoleh hasil produksi yang optimal dan sesuai dengan kondisi operasi yang dikehendaki. Penunjang proses produksi susu, pabrik membutuhkan sistem utilitas yang memadai. Sistem utilitas tersebut pun membutuhkan bahan baku tertentu untuk setiap jenis utilitas. Utilitas tersebut antara lain: Boiler, Generator (Genset), Compressor, Chiller, dan Water Treatment Plant. Beberapa unit utilitas yang digunakan di pabrik pengolahan susu segar menjadi susu pasteurisasi diatas akan dijelaskan sebagai berikut:1. Boiler

Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menghasilkan steam (uap) dalam berbagai keperluan. Air di dalam boiler dipanaskan oleh panas dari hasil pembakaran bahan bakar (sumber panas lainnya), sehingga terjadi perpindahan panas dari sumber panas tersebut ke air yang mengakibatkan air tersebut menjadi panas atau berubah wujud menjadi uap. Air yang lebih panas memiliki berat jenis yang lebih rendah dibanding dengan air yang lebih dingin, sehingga terjadi perubahan berat jenis air di dalam boiler. Air yang memiliki berat jenis yang lebih kecil akan naik, dan sebaliknya air yang memiliki berat jenis yang lebih tinggi akan turun ke dasar (Djokosetyardjo 1990). Dalam proses pengolahan susu, diperlukan steam untuk mensterilkan susu dari reception tank. Steam yang dibutuhkan ini dihasilkan oleh Boiler yang terdapat di Unit Utility. Boiler untuk menghasilkan steam sebuah boiler berjenis fire tube boiler dengan memiliki kapasitas 10 ton steam/jam.

Boiler tersebut membutuhkan bahan baku berupa soft water untuk menghasilkan steam dan bahan bakar untuk menghasilkan panas. Bahan bakar yang biasa digunakan adalah bahan-bakar minyak yaitu solar dan minyak residu. Dalam sehari kebutuhan bahan bakar solar sekitar 2000 liter/hari untuk boiler.

Prinsip kerja dari mesin boiler ini adalah api atau gas panas hasil pembakaran lewat kearah belakang boiler melalui furnace tube atau lorong api menuju ruang pembalik (reversal chamber). Selain itu, gas panas juga melalui bagian dalam pipa-pipa api dan bergerak kearah depan boiler sambil melepaskan panas kepada air yang berada dibagian luar pipa-pipa api menuju front reversal chamber. Selanjutnya gas dari front reversal chamber bergerak kearah belakang melalui bagian dalam pipa-pipa api sambil menyerahkan panasnya kepada air sebelum meninggalkan boiler.

2. Generator (Genset)Generator merupakan unit utilitas yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

akan listrik. Dalam memenuhi kebutuhan listriknya, menggunakan listrik yang berasal dari PLN maupun dari genset. Listrik dari PLN digunakan untuk memenuhui kebutuhan listrik non produksi seperti kebutuhan listrik kantor, sementara untuk kebutuhan listrik

Page 21: Laporan Ppi

produksi digunakanlah listik yang dihasilkan genset. Terdapat 2 Genset di Unit Utility, dimana masing-masing genset memiliki power sebesar 500kVA. Genset-Genset tersebut membutukan 2000 liter solar/hari dan residu sebagai sumber tenaganya.

3. CompressorTerdapat dua jenis compressor di Unit Utility, yaitu free-oil compressor dan non

free-oil compressor. Compressor dengan jenis non-free oil compressor adalah compressor yang produknya berupa udara bertekanan yang kemudian dicampurkan dengan minyak. Tekanan pada proses dibutuhkan pada tangki-tangki produksi dan beberapa alat filling. Bahan baku yang dibutuhkan untuk non-free oil compressor adalah minyak dan listrik. Sedangkan untuk free-oil compressor bahan baku yang dibutuhkan adalah listrik saja.

4. ChillerChiller adalah alat yang digunakan untuk mendinginkan beberapa peralatan proses

seperti heat exchanger. Chiller mendinginkan soft water kemudian air tersebut dialirkan melalaui pipa-pipa ke heat exchanger, dengan termperatur 0-30C . Bahan baku untuk chiller itu sendiri agar dapat menghasilkan air dingin adalah Freon tipe R217, soft water yang dihasilkan Water Treatment Plant, dan kebutuhan energi listrik dari Genset.

Adapun spesifikasi dan harga peralatan material handling dan utilitas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Spesifikasi dan Harga Material Handling dan UtilitasNo Jenis Mesin Spesifikasi Jumlah Harga (Rp)1 Forklift diesel Kapasitas 1500

kg Tinggi

pemindahan 3000-7000 mm

Power 30 kw3

120.000.000/ satuan mesin

2 Pallet Dimensi : panjang 1200 mm, lebar 1000 mm, tinggi 140 mm

Entry type 4 way

500100.000/

satuan pallet

Page 22: Laporan Ppi

3 Trolley Kapasitas 300 kg

Castor 5” Berat 16 kg Dimensi :

panjang 907 mm, lebar 608 mm

3300.000/ satuan trolley

4 Hydrolic hand pallet truck Kapasitas 2500 kg

Dimensi : panjang 1100 mm, lebar 540 mm 2

1.800.000/ satuan alat

No Jenis Alat Keterangan Jumlah Harga5 Electric reach trucks Kapasitas 1000

kg Tinggi

pemindahan 3000 mm

Sumber energi : DC motor

2100.000.000

/ satuan mesin

Page 23: Laporan Ppi

6 Rotary vacum pump Kapasitas 280 liter

Tekanan 0,5 mbar

Kecepatan 10m3/jam

105.500.000/

satuan mesin

7 CIP pump Laju alir 100 m3/jam

Kecepatan rotasi 2900 rpm

Power 22 kw1

10.000.000/ satuan mesin

8 CIP milk tank Kapasitas 2000 liter

Laju alir 1000 liter/jam

Power 4 kw 15.500.000/

satuan mesin

Page 24: Laporan Ppi

9 High pressure homogenizer Laju alir 500 liter/jam

Power 5,5 kw Dimensi :

panjang 1000 mm, lebar 750 mm, tinggi 1100 mm

120.000.000/

satuan mesin

10 Stainless pipe for cold milk Ketebalan 20 mm

Diameter 50 mm

1510.000.000/

ton

11 Hot rolled stainless steel pipe Ketebalan 60 mm

Diameter 80 mm

1522.000.000/

ton

12 Boiler (fire tube) Kapasitas 10 ton/jam

Bahan bakar solar

Power 380 VBahan bakar

solar=2000 liter/hari

1 150.000.000/ satuan mesin

Page 25: Laporan Ppi

13 Generator Power 25 kva Kecepatan

1500 rpm Voltase 380 V

4110.000.000

/ satuan mesin

14 Compressor Kapasitas 110 liter/menit

Power 0,6 kw Kebisingan 50

dB Tank 9 liter Voltase 220 V

26.000.000/

satuan mesin

15 Chiller Voltase 380 V Power 30,2 kw Laju air 16,3

m3/jam Laju udara

40000m3/jam Kapasitas

pendingin 94,5 kw

1150.000.000

/ satuan mesin

Page 26: Laporan Ppi

16 Cooling tower Voltase 380 V Power 7,5 kw Input air 540C

180.000.000/

satuan mesin

17 Filter tank Laju filtrasi 12 m/jam

Kecepatan filter 15m/jam

110.000.000/

satuan mesin

18 Softener tank Laju alir masuk 20 m/jam

Laju alir proses 6 m/jam

17.000.000/

satuan mesin

19 Tanki anaerobic Diameter 15 m Tinggi 15 m Ketebalan 4

mm Kapasitas 7000

m3

130.000.000/

satuan mesin

Page 27: Laporan Ppi

20 Clarifier Kapasitas 2500 m3/jam

Diameter221300 mm

1110.000.000

/ satuan mesin

Bahan Baku Water Treatment PlantUntuk menyediakan kebutuhan air bersih untuk seluruh kegiatan proses maka

pengolahan air di kerjakan oleh Water Treatment Plant yang berisi cooling tower, filter tank, dan softener tank. Produk yang dihasilkan alat-alat tersebut adalah chlorinated water, soft water, dan product water. Product water adalah air yang digunakan untuk proses seperti blending, chlorinated water digunakan untuk pembersihan alat-alat proses seperti CIP, sedangkan soft water digunakan untuk peralatan proses seperti boiler. Bahan baku yang dibutuhkan yaitu air sumur yang berasal dari dalam tanah. Selain itu, listrik yang dibutuhkan juga disuplai dari genset karena lebih stabil dibanding dari PLN.

Air merupakan bahan baku utama dalam industri, sehingga kualitasnya harus tetap dijaga agar menghasilkan produk-produk yang unggul. Kebutuhan air diperoleh dari tanah yang diambil dari sumur bor (deep well) yang kedalamannya kurang lebih 100 meter sesuai dengan Surat Izin Pengambilan Air (SIPA) yang sah. Menurut hukum untuk mnegambil air didalam tanah harus memiliki kedalaman 80-100 meter dari permukaan tanah. Air dari tanah ini akan diolah menjadi beberapa jenis air yang akan digunakan sesuai kebutuhan.

1. Water treatment plantBeberapa tahapan yang dilakukan sebelum air digunakan untuk proses produksi

sebagai berikut :

Page 28: Laporan Ppi

1. Pre Filtrasi Proses filtrasi atau penyaringan menggunakan sand filter bertujuan menyaring parikel-partikel suspended solid yang terdapat dalam air baku dengan menggunakan media pasir silika (silica sand) dan gravel berbagai macam bentuk dan disusun dengan ukuran tertentu.

2. Filtrasi I : Filtrasi I menggunakan catridge filter dengan tujuan menyaring kotoran atau partikel yang masih lolos dari penyaring di sand filter.

3. Water Softener : Water softener bertujuan menghilangkan kesadahan yang terdapat dalam air baku dengan menggunakan resin penukar ion (ion exchanger). Kesadahan ini dapat menyebabkan terbebtuknya kerak bila air yang digunakan berhubungan dengan suhu yang relatif tinggi.

4. Filtrasi II : Filtrasi II menggunakan catridge filter karena ada penambahan softener sehingga dikhawatirkan ada partikel-partilel yang terkontaminasi.

5. Desinfeksi : Desinfeksi merupakan suatu proses untuk membunuh mikroorganisme terutama mikroorganisme patogen. Proses desinfeksi yang digunakan dalam instalasi pengolahan ini adalah dengan memberi bahan kimia kaporit dan penyiraman sinar ultraviolet (UV).

2. Air yang dihasilkan di Water Treatment PlantBeberapa macam air yang dihasilkan di  Water Treatment Plant sebagai berikut:Process Water : Process water di hasilkan untuk memenuhi kebutuhan air minum

karyawan, persediaan air di tempat blending atau percampuran bahan baku produk, dan untuk mesin TA flex. Tahapan dalam pembuatan process water adalah dengan menampung air dari storage tank ke dalam tangki sementara, kemudian di saring menggunakan sand filter. Setelah itu dilakukan penjernihan menggunakan sinar  UV dan alat softener.

Chlorined Water : Air klorin atau  chlorined water dihasilkan untuk pengolahan limbah CIP (Cleaning In Place), toilet, cleaning room, decon room, pengairan tanaman, wasteful, dan milking di farm. Tahapan dalam pembuatan  chlorined water  dengan  proses penyaringan menggunakan sand filter kemudian dijernihkan  menggunakan sinar  UV dan alat softener. Air yang keluar dari sand filter kemudian diijeksikan dengan calcium hipoclorit, lalu ditampung dalam storage tank.

Soft Water : Soft water dihasilkan untuk penggunaan genset, boiler, cooling tower, dan ice water. Untuk menghasilkan soft water maka air dari storage tank dialirkan melalui softener untuk menghilangkan kandungan logam magnesium dan kalsium.

Steam : Steam yang diperlukan untuk proses produksi berasal dari boiler dimana steam yang panasnya sudah diserap, sebagian kembali dalam  bentuk condensat dan sebagian lagi terbuang. PT Murni Jaya mempunyai 2 perangkat boiler digunakan untuk pembuatan hot water yang digunakan CIP, selain itu digunakan untuk pemanasan produk  dalam  proses thermisasi dan sterilisasi baik direct maupun indirect.

Compressed Air : Yang dapat menghasilkan tekan digunakan compressed dengan tekanan 7,5 bar. Berdasarkan mesin penghasilnya ada dua jenis compressed air yaitu udara steril dan udara non steril. Udara steril dihasilkan dari oil free compressor yang digunakan untuk proses produksi untuk mendorong aseptic tank ke filling machine

Page 29: Laporan Ppi

sedangkan udara non steril dihasilkan dari oil inject compressor  yang digunakan untuk menggerakan pneumatic di UHT dan filling.

Cool Water : Air dingin ini dihasilkan dari cooling tower dan mesin pendingin choller. Untuk mendapatkan cool water, soft water  dari tangki dialirkan ke cooling tower yang berfungsi sebagai pre-cooling kemudian dialirkan ke dalam choller yang  memiliki tiga compressor. Agar terjadi proses pendinginan,air dilewatkan dalam pipa yang bersinggungan denga pipa yang berisi HFC. Supaya air tidak membeku maka diinjeksikan propylene glycol  kedalamnya. Air yang keluar dari choller memiliki  temperature sekitar 4° C kemudian ditampung di storage tank dengan mempertahankan suhu di dalamnya sebesar 1°C.

QUALITY CONTROL DAN QUALITY ASSURANCE

Kramer dan Twigg (1983) dalam Asmaniadi (2012) menyatakan bahwa mutu merupakan gabungan atribut produk yang dinilai secara organoleptik (warna, tekstur, rasa dan bau). Hal ini digunakan konsumen untuk memilih produk secara total. Gatchallan (1989) dalam Asmaniadi (2012) berpendapat bahwa mutu dianggap sebagai derajat penerimaan konsumen terhadap produk yang dikonsumsi berulang (seragam atau konsisten dalam standar dan spesifikasi), terutama sifat organoleptiknya. Juran (1974) dalam Asmaniadi (2012) menilai mutu sebagai kepuasan (kebutuhan dan harga) yang didapatkan konsumen dari integritas produk yang dihasilkan produsen. Menurut Fardiaz (1997) dalam Asmaniadi (2012) , mutu berdasarkan ISO/DIS 8402–1992 didefinsilkan sebagai karakteristik menyeluruh dari suatu wujud apakah itu produk, kegiatan, proses, organisasi atau manusia, yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan.

Pada Tabel 5 disajikan standar kualitas dari bahan baku utama susu murni yang harus selalu dipenuhi agar terciptanya konsistensi dari susu pasteurisasi yang dihasilkan.

Tabel 5 Standar Minimum Kualitas Bahan Baku Utama Susu

Page 30: Laporan Ppi

Selanjutnya pada Tabel 6 disajikan standar minimum dari susu pasteurisasi yang akan dihasilkan.

Tabel 6 Standar Minimum Susu Pasteurisasi

No Karakteristik Satuan Syarat1 Berat Jenis ( pada suhu 20oC)

minimumg/ml 1,026

2 Kadar lemak minimum % 3,6

3 Kadar bahan kering tanpa lemak minimum

% 8,5

4 Kadar protein minimum % 35 Warna, bau, rasa, kekentalan - Tidak ada

perubahan6 Derajat asam oSH 6,0 – 7,57 pH - 6,3 – 6,88 Uji alkohol (70%) v/v - Negatif 9 Cemaran mikroba

maksimum :1. TPC2. Coliform3. Psycotropic Bacteria Count4. Total Spore Count

CFU/mlCFU/mlCFU/ml

CFU/ml

<5×104

<102

<5×103

<102

10 Jumlah sel somatis maksimum sel/ml 5×105

11 Residu antibiotika - Negatif12 Uji pemalsuan - Negatif13 Titik beku oC -0,520 sd -

0,560

14 Uji peroksida - Positif15 Cemaran logam berat

maksimum:1. Timbal 2. Merkuri3. Arsen

ppmppmppm

0,10,050,1

Page 31: Laporan Ppi

Ranah kerja Quality Assurance1. Membuat SOP tercantum dalam dokumen kontrol, keamanan pangan, dan dokumen

pendukung dan dokumen eksternal.2. Pelaksanaan audit internal yaitu memastikan pelaksanaan dan perencanaan produksi

dilaksanakan secara efektif dan sesuai kebutuhan.3. Validasi proses4. Audit Suplier5. Keluhan Pelanggan6. Produk release

No Karakteristik Satuan Syarat1 Berat Jenis ( pada suhu 20oC)

minimumg/ml 1,027

2 Kadar lemak minimum % 3,5 – 3,7

3 Kadar bahan kering tanpa lemak minimum

% 8,5

4 Kadar protein minimum % 35 Warna, bau, rasa, kekentalan - Tidak ada

perubahan6 Derajat asam oSH 6,0 – 7,57 pH - 6,5 – 6,88 Uji alkohol (70%) v/v - Negatif 9 Cemaran mikroba maksimum :

1. TPC2. Coliform3. E. Coli4. Screening test5. Salmonella sp6. S. Aureus7. Listeria sp

CFU/mlCFU/mlCFU/mlCFU/mlCFU/25 mlCFU/mlCFU/25 ml

<103

< 3< 3<10Negatif<1Negatif

10 Shelf LifeSuhu penyimpanan

-oC

40 hari<4

11 Residu antibiotika - Negatif12 Uji pemalsuan - Negatif13 Titik beku oC -0,520 sd -

0,560

14 Uji peroksida Ppm 0,515 Cemaran logam berat

maksimum:1. Timbal 2. Merkuri3. Arsen

ppmppmppm

Negatif Negatif Negatif

Page 32: Laporan Ppi

7. Material Approval8. Penarikan Produk9. Audit Internal Halal10. Penanganan produk return11. Complain to Supplier12. Pest Control13. Audit GMP dan K3

Sistem Pengambilan Keputusan jika terjadi penyimpangan pada proses produksi1. Organoleptik tidak sesuai standar : QA manager2. Suhu Produk lebih tinggi dari standar : bagian produksi, QA manager3. Fat/TS/SNF kurang dari standar : QA manager4. Ketidaksesuaian pH : QA manager5. Unsteril Product : QC Section Head, QA manager6. Penyimpangan CCP : QC Section Head, QA manager, Bagian Produksi7. Material tidak sesuai spesifikasi : QA manager8. Stok Fresh Milk kurang : Production Man.

Pengendalian Mutu Air

Pengendalian mutu terhadap air dilakukan dengan cara pemeriksaan 100 persen terhadap setiap tangki penampungan air. Uji dilakukan sesuai dengan standar industri untuk air minuman. Apabila ada satu parameter yang menyimpang maka akan dilakukan penolakan. Parameter uji dan standar air disajikan pada Tabel 7 (Dwi 1991).

Tabel 7 Standar Mutu Air Bahan Baku Industri MinumanParameter mutu StandarWarna JernihKesadahan 2 – 4 ° dHpH 6.5 – 8.5Klorin maks. 8 ppmCloride (Cl-) maks. 100 ppmRasa dan bau NormalFe, Mn, Pt, Cu tidak ternyata

Metode Sanitasi dan Hygiene

a. Ruangan ProduksiRuangan produksi harus selalu dalam keadaan bersih dan rapi. Dari segi tata letak,

ruang produksi harus cukup luas dan mudah dibersihkan. Lantainya dibuat dari bahan kedap air, rata, halus tetapi tidak licin, kuat, dan dibuat miring untuk memudahkan pengaliran air. Dinding juga dibuat dari bahan kedap air minimal dua meter, rata, halus, berwarna terang, dan harus selalu bersih. Konstruksi langit-langit harus didisain dengan

Page 33: Laporan Ppi

baik untuk mencegah penumpukan debu, pertumbuhan jamur, pengelupasan, bersarangnya hama, memperkecil terjadinya kondensasi, serta harus selalu dalam keadaan bersih dari debu, sarang laba-laba dan kotoran lainnya. Pintu, jendela dan lubang angin harus terbuat dari bahan yang tahan lama, tidak mudah pecah, berwarna terang dan mudah dibersihkan. Pintu, jendela dan lubang angin harus dilengkapi kawat kasa yang bisa dilepas untuk pembersihan. Pintu harus dapat menutup sendiri sehingga selalu dalam keadaan tertutup. Lubang angin harus cukup, sehingga udara segar selalu mengalir di ruang produksi.

Ruangan produksi harus cukup terang sehingga pekerja dapat mengerjakan tugasnya dengan teliti. Di ruang produksi harus ada tempat untuk mencuci tangan yang selalu dalam keadaan bersih serta dilengkapi dengan sabun dan pengeringnya. Selain itu, di ruang produksi juga harus tersedia perlengkapan P3K.

b. Peralatan ProduksiPeralatan produksi harus terbuat dari bahan yang kuat, tidak berkarat, mudah

dibongkar pasang sehingga mudah dibersihkan. Permukaan yang kontak langsung dengan susu seharusnya halus, tidak bercelah, tidak mengelupas dan tidak menyerap air. Peralatan harus didesinfeksi sebelum penggunaan dan kapanpun bila ada kemungkinan kontaminasi. Cara membersihkan peralatan produksi yaitu dibilas dengan air bersuhu 850C. Selanjutnya dicuci dengan deterjen hingga seluruh permukaan peralatan bersih. Kemudian dibilas dengan air dingin berstandar air minum hingga permukaan bersih dari deterjen.

Desinfeksi peralatan pemerahan harus dilakukan dengan beberapa aturan sebagai berikut :

Penguapan. Penguapan harus dilakukan 10-15 menit setelah suhu penguapan di atas 850C

Air panas. Air panas dengan suhu 800C digunakan tidak kurang dari 20 menit dan pada pembersihan dengan metode sirkulasi digunakan air panas dengan suhu 850C selama 15 menit.

Deterjen/desinfeksi digunakan sebagai bagian dari proses pembersihan pada suhu antara 45-600 atau sesuai dengan aturan pembersihannya untuk saluran-saluran susu, tangki penyimpanan dan tangki-tangki lainnya.

Permukaan peralatan harus selalu dalam keadaan bersih baik bagian luar ataupun bagian dalam yang akan bersinggungan/kontak dengan susu yang dicirikan dengan tidak ada bau dari produk yang membusuk, permukaan halus dan bersih, dan permukaan tidak belang-belang karena lidah air. Ruangan filling harus disediakan larutan Chlorine di pintu masuk dimana sepatu/boot karyawan harus dibersihkan (footbath). Lampu Ultra Violet juga harus selalu dinyalakan terutama di malam hari. Alat sanitasi seperti sikat, pel, deterjen dan bahan sanitasi harus tersedia dan terawat dengan baik. Kemudian harus ada karyawan yang bertanggung jawab terhadap kegiatan pembersihan, pencucian dan pencucihamaan.

Fasilitas dan kegiatan hygiene/sanitasi diperlukan untuk menjamin agar bangunan dan peralatan selalu dalam keadaan bersih dan mencegah terjadinya kontaminasi silang dari karyawan.

Page 34: Laporan Ppi

c. Personal Hygiene KaryawanBeberapa hal yang harus dilakukan oleh karyawan dalam menangani susu yaitu

sebagai berikut : Pemeriksaan Kesehatan

Sebelum seseorang diterima sebagai karyawan, akan diadakan pemeriksaan kesehatan orang tersebut. Pemeriksaan kesehatan bagi seluruh karyawan sebaiknya dilakukan minimal setiap tahun agar dari hasil pemeriksaan tersebut, karyawan yang terkena penyakit dapat diobati terlebih dahulu sebelum dipekerjakan kembali. Kebersihan Tangan dan Jari Tangan

Tangan merupakan salah satu anggota tubuh yang vital untuk mengerjakan sesuatu dalam mengolah susu dan melalui tangan pula susu banyak terkontaminasi. Oleh karena itu, kebersihan perlu mendapatkan prioritas tinggi. Setiap akan masuk ke ruang produksi, karyawan wajib mencuci tangan dengan sabun dan dikeringkan dengan tisu atau mesin pengering tangan.

Karyawan tidak boleh mengenakan cincin, jam tangan dan berkuku panjang. Hal ini disebabkan adanya kemungkinan besar ketiga hal tersebut jatuh atau tercampur dengan prduk. Kesehatan Rambut

Pencucian rambut dilaksanakan secara teratur karena rambut yang kotor akan menimbulkan rasa gatal pada kulit yang dapat mendorong karyawan untuk menggaruknya dan dapat mengakibatkan kotoran-kotoran dari kepala jatuh beterbangan ke dalam produk serta menyebabkan kuku menjadi kotor. Pada saat bekerja, karyawan harus menggunakan tutup kepala (hair cap). Kebersihan Hidung

Selama bekerja diusahakan jangan mengorek hidung karena pada hidung manusia terdapat banyak sekali bakteri. Dalam keadaan terpaksa, pergunakan sapu tangan atau tisu yang langsung dapat dibuang. Setelah itu, tangan harus dicuci. Apabila bersin, hidung harus ditutup dengan sapu tangan sambil wajah dipalingkan dari produk untuk menghindari bakteri-bakteri yang berasal dari hidung. Kebersihan Mulut dan Gigi

Dalam rongga mulut terdapat banyak sekali bakteri, terutama pada gigi yang berlubang. Apabila ada makanan yang terselip di antara gigi, jangan sekali-kali membersihkannya dengan jari tangan, tetapi gunakan tusuk gigi. Membersihkan gigi jangan pada saat pemrosesan produk. Periksakanlan gigi secara teratur ke poliklinik gigi. Pada saat batuk, mulut harus ditutup dengan tisu dan wajah dialihkan dari arah produk. Kebersihan Telinga

Lubang telinga sebaiknya dibersihkan secara teratur karena kalau kotor akan membuat telinga menjadi kotor dan gatal serta mendorong seseorang memasukkan jari-jari tangannya ke lubang telinga. Pakaian Karyawan

Pakaian yang digunakan di ruangan produksi harus pakaian khusus. Seragam karyawan harus diganti setiap hari karena pakaian kotor merupakan tempat bersarangnya bakteri. Pakaian harus bisa melindung tubuh sewaktu pemrosesan produk, mudah dicuci, berwarna terang, terbuat dari bahan yang kuat, dapat menyerap keringat, tidak panas dan ukuran yang tidak begitu ketat.

Page 35: Laporan Ppi

Sepatu KaryawanSepatu yang digunakan karyawan adalah sepatu kerja, artinya haknya pendek,

tidak licin, ringan dan enak dipakai. Apabila sepatu yang digunakan karyawan kurang nyaman maka karyawan akan cepat lelah. Hal ini dapat menyebabkan nilai standar hygiene menurun.

Dengan standar hygiene personal yang tinggi, seorang karyawan dapat menyadari bahwa yang dilakukannya adalah menyangkut kesehatan orang banyak dan dalam hal ini telah dapat mencegah dan mengurangi salah satu sebab terjadinya keracunan makanan. Terlebih lagi produk yang dihasilkan adalah susu pasteurisasi yang sangat rentan dengan kondisi maupun umur simpan jika terjadi kontaminasi saat proses berlangsung.

KEBUTUHAN RUANG PRODUKSI

Diagram Keterkaitan Aktivitas

Penentuan ruangan sangat dipengaruhi oleh tahapan proses produksi. Beberapa proses dikerjakan diruangan yang berbeda, sehingga akan ada beberapa ruangan yang menunjang proses produksi. Selain ruangan yang digunakan untuk proses produksi juga terdapat bebrapa ruangan yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi, seperti ruang kantor untuk pusat pertukaran data, ruang untuk pegawai, toilet, dan sarana lain yang juga tidak kalah penting. Diagram keterkaitan aktivitas akan menggambarkan derajat keterkaitan aktivitas letak suatu ruangan dalam industri. Dengan menentukan derajat keterkaitan ini maka akan lebih mudah untuk menentukan letak ruangan-ruanagan tersebut dengan lebih efektif.

Beberapa ruangan yang akan dipertimbangkan keterkaitannya adalah kantor bagian administrasi, gudang bahan baku, ruang produksi, laboratorium, ruang kontrol air dan listrik, ruang boiler gudang produk, ruang untuk pengolahan limbah, bengkel mesin dan kendaraan, toilet, dan ruang untuk parkir dan halaman. Setelah menentukan ruangan yang akan digunakan, maka nilai keterkaitan dapat dilihat pada Total Closeness Rating (TCR) dan Tabel perhitungan keterkaitan antar aktivitas pada Tabel 8. Diagram Keterkaitan Antar Aktivitas dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 8 Perhitungan Keterkaitan Antar AktivitasUT 34 34 31 31 31 31 31 31 31 31 31 189KU 34 34 31 31 31 31 31 31 31 31 31 189PA 34 34 31 31 31 31 31 31 31 31 31 189RP 31 31 31 34 34 32 31 30 30 31 31 199RF 34 31 31 31 34 33 31 30 30 31 31 208RD 34 34 31 31 31 31 31 30 30 31 31 185GG 31 33 32 31 31 31 31 31 31 31 31 63Kr 31 31 31 31 31 31 31 30 30 30 30 25

PLC 30 31 30 30 30 31 31 31 30 30 30 19

Page 36: Laporan Ppi

PLP 30 30 31 30 30 30 31 31 31 30 30 19P 30 30 30 31 31 31 31 31 30 30 32 29K 33 30 30 30 31 31 31 31 31 31 31 51

1. Utilitas harus berdekatan dengan kantor utilitas. Kantor utilitas dibuat di dalam ruang utilitas, dengan suasana kedap suara. Kantor utilitas diperuntukkan bagi operator utilitas.

2. Pengolahan air berdekatan dengan kantor utilitas, pengolahan air merupakan ranah utilitas dan kantor utilitas berada di dalam ruang utilitas.

3. Pengolahan air merupakan bagian dari utilitas, meskipun berada di luar ruang utilitas namun pengolahan air ini berada tepat disebelah ruang utilitas.

4. Ruang proses harus berdekatan dengan ruang filling, karena filling merupakan proses lanjut setelah produk jadi dan siap dikemas.

5. Ruang proses harus berdekatan dengan ruang R&D, hal ini berkenaan dengan proses pengecekan sampel produk yang merupakan ranah dari R&D.

6. Ruang filling juga harus berdekatan dengan R&D, saat produk jadi (sudah dikemas) diambil sampel untuk diuji secara fisik, kimia, mikrobiologi di lab R&D.

7. Ruang filling di buat berdekatan dengan gudang karena, setelah produk dikemas kemudian disimpan di dalam gudang penyimpanan produk.

8. Pada proses ini, produk susu setelah melalui proses produksi harus segera dikemas dan segera disimpan di gudang penyimpanan.

9. Kantin dibuat berdekatan dengan tampat pakir, supaya mudah dijangkau dan memudahkan mobilitas para pegawai saat jam istirahat (makan siang).

Kebutuhan Luas Ruang Pabrik Susu dan Penentuan Luas Ruang

1. Gudang Produk susu pasteurisasi dikemas dalam kemasan 1 liter. Kemudian dikemas lagi dalam karton. Kemasan susu 1 liter diperkirakan memiliki panjang 15 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 30 cm. Kemudian dalam 1 karton dikemas 12 pcs kemasan susu 1 liter , sehingga kebutuhan luas tiap kartonnya adalah 15 × 18 × 12 = 0,324 m2

Kapasitas produksi 4.500 l / jam, sehingga dalam 8 jam kerja menghasilkan 36.000 liter susu / hari = 36.000 pcs / hari.Jumlah karton : 36.000 / 12 = 3.000 Sehingga jumlah tumpukannya : 3.000 / 6 (maksimal tumpukan) = 500 tumpukan.Dalam gudang juga terdapat forklift dan palet sehingga, luasan forklift = 2 (3,6 × 4,2 × 4) × 1,4 = 12,096 m2 Jika luasan tiap palet yang dipakai adalah 1,2 × 1,2 × 0,13 m, luas palet : 1,2 × 1,2 = 2,016 m2 maka palet dapat memuat 2,016 / 0,324 = 6 kartonJumlah palet yang digunakan : 500 / 6 = 83,3 = 84 paletSehingga luas keseluruhan palet : 84 × 2,016 × 1,4 = 237,08 m2

Luas keseluruhan gudang yang diperlukan adalah : 12,096 + 237,08 = 249,176 m2.

Page 37: Laporan Ppi

2. Ruang ProsesStorage tankTerdapat 2 alat dan 1 operator sehingga luas yang dibutuhkan untuk storage tank :(( 2,3 × 2,3) + (5 × 0,2) + (7,3 × 2)) × 2 =( 5 + 1 + 14,6) × 2 = 20,89 × 1,4 = 29,246 m2

Reception tankTerdapat 3 alat dan 1 operator sehingga luas yang dibutuhkan untuk reception tank :(( 2,4 × 2,4) + (5 × 0,2) + (7,4 × 1,5)) × 3 =( 5,76 + 1 + 11,1) × 3 = 53,58 × 1,4 = 75,012 m2

PHETerdapat 3 alat dan 1 operator sehingga luas yang dibutuhkan untuk PHE :((2,3 × 2,3) + (5 × 0,2) + (7,3 × 1,5)) × 3 =( 5,29 + 1 + 10,95 ) × 3 = 51,72 × 1,4 = 72,408 m2

Aceptic tankTerdapat 2 alat dan 1 operator sehingga luas yang dibutuhkan untuk aceptic tank :(( 2,4 × 2,4) + (5 × 0,2) + (7,4 × 1,5)) × 1 =( 5,76 + 1 + 11,1) = 17,86 × 1,4 = 25,004 m2

Filling Terdapat 2 mesin filling dan 2 buah konveyor serta 2 operator, kebutuhan luas ruangnya sebagai berikut :( 2 (2 ×2) + 2(5×0,15) + 2(7×1)) × 1,4 = 32,9 m2

Jadi total luas ruang proses adalah 29,246 + 75,012 + 72,408 + 25,004+32,9 = 234,57 m2.

3. UtilitasPada utilitas terdapat 3 buah genset, kantor, dan 2 buah boiler serta 5 operator sehingga kebutuhan luas ruangnya adalah :( 3 (2,4 × 1,2) + 3 (2,4 × 1,2) + 2 (5 ×2) + 2 (5 ×2)) × 1,4 = 80,192 + (6 × 5 × 1,4) = 122,192 m2.

4. Ruang R&D(9 × 8) × 1,4 = 100,8 m2.

5. Kantor (15 × 10) × 1,4 = 210 m2.

6. Kantin (3 × 7) × 1,4 = 29,4 m2.

7. Pengolahan air(5 × 8) × 1,4 = 56 m2.

8. Pengolahan limbah padat (6 × 10) × 1,4 = 84 m2.

Page 38: Laporan Ppi

9. Pengolahan limbah cair (45 × 40) × 1,4 = 2520 m2.

10. Parkir (20 × 15) × 1,4 = 420 m2

Jadi kebutuhan luas pabrik secara keseluruhan adalah 249,176+234,57 + 122,192 + 100,8 + 210 + 29,4 + 56 + 84 + 2520 + 420 = 4026,138 m2

Dengan asumsi kelonggaran 140%.

Template area produksi susu uht dan pateurisasi (template : 10 m2)1. Gudang 2. Ruang proses3. Utilitas 4. Filling5. R&D6. Kantor7. Kantin8. Pengolahan air9. Pengolahan limbah padat10. Pengolahan limbah cair11. Park

51 1 1 5 5 5 8 81 1 1 1 1 5 5 5 8 81 1 1 1 1 5 5 5 8 81 1 2 2 2 2 21 1 2 2 2 2 2 3 3 31 1 2 2 2 2 2 3 3 31 1 2 2 2 2 2 3 3 31 1 4 4 6 6 6 3 3 31 1 4 4 6 6 6 3

6 6 6 66 6 6 66 6 6 66 6 6 7 7

11 11 11 11 11 11 11 711 11 11 11 11 11 1111 11 11 11 11 11 1111 11 11 11 11 11 1111 11 11 11 11 11 1111 11 11 11 11 11 11

Page 39: Laporan Ppi

9 9 9 10 10 10 10 10 10 109 9 9 10 10 10 10 10 10 109 9 9 10 10 10 10 10 10 10

HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT DAN ORGANISASI

Human Resource Development merupakan salah satu bagian struktur dari suatu organisasi baik organisasi formal ataupun informal yang bertanggung jawab dalam perkembangan sumberdaya manusia untuk meningkatkan kinerja dari kolega yang berkecimpung di dalamnya. Dalam perkembangannya HRD mempunyai fungsi fungsi dan peranan yang lain lagi, sesuai dengan kesepakatan organisasi ataupun kesepakatan anggota HRD. Kualitas kinerja atau kualitas dari perusahaan tersebut bergantung dari kegiatan yang dilakukan oleh HRD, walaupun peranan komponen yang lainpun merupakan salah satu faktor yang mendukung tercapainya tujuan dari perusahaan, akan tetapi peraturan dan kegiatan dari HRD adalah salah satu dorongan penting dalam perkembangan kinerja pekerja.

Membangun kondisi yang kondusif dalam sutu perusahaan akan membangun keadaan kerja yang nyaman, hal ini juga akan mempengaruhi, baik secara psikis dan rohani terhadap kinerja karyawan biasa maupun para petinggi yang berada di dalam suatu institusi. Peranan dari staf tertinggi dsampai karyawan biasa merupakan suatu kesinerginasan yang harus terus dibangun, kemudian harus terus dipertahankan, apabila menginginkan organisasi ataupun institusi tersebut tetap bertahan atau tetap berada dalam kondisi yang kondusif. HRD juga merupakan bagian dari struktur organisasi yang dianggap sebagai pemonitor dan pengawas kinerja pekerja, akan tetapi juga dianggap sebagai motivator dan konjungtor dalam suatu organisasi. Peranan yang tidak berfungsi baik atau bahkan tidak terdapatnya HRD dalam organisasi, dapat dikatakan perusahaan tersebut tidak dapat mengatur dan tidak dapat memahami karakteristik dari karyawan dan pekerja lainnya yang berimbas kepada tatanan hubungan antar pegawai.

Perumusan fungsi HRD dalam suatu organisasi bergantung kepada keperluan yang ada dalam perusahaan atau organisasi. Dalam perusahaan susu pasteurisasi fungsi dari HRD adalah perekrutan pekerja, hubungan antar staf, hubungan masyarakat, peningkatan etos kerja pekerja, merancang struktur organisasi. Dalam kegiatan ini HRD mempunyai kewenangan dalam penentuan karyawan yang diterima sesuai dengan visi dan misi perusahaan, sehingga dari awal penentuan pekerja sudah memenuhi kriteria yang diiinginkan. Dari kriteria tersebut, dapat dengan mudah HRD dalam pengontrolan dan pengawasan pekerja, sehingga dalam peningkatan etos kerja dapat dengan mudah dibentuk. Selain itu, HRD berfungsi sebagai penghubung antar staf tertinggi dalam perusahaan dengan staf-staf yang berada dibawahnya, ataupun hubungan antar staf di dalam departemen. HRD dapat menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan dan karakteristik pekerja tersebut, sebagai contoh pekerja dengan lulusan S1 teknik kimia, dengan kemampuan analisis yang baik, maka penempatan yang baik berada dalam QC,

Gambar 3 Denah Pabrik Susu Pasteurisasi

Page 40: Laporan Ppi

atau dalam proses pengolahan. Fungsi lain dari HRD adalah berhubungan dengan masyarakat, pemerintah dan organisasi lainnya, seperti hubungan antara perusahaan dengan institusi perguruan tinggi dalam menyelesaikan masalah perusahaan. Kemudian peningkatan etos kerja dari pekerja atau upgrading pekerja, dan merancang struktur organisasi sesuai dengan kesepakatan dengan semua komponen di dalam perusahaan.

Perekrutan Karyawan

Perekrutan pekerja adalah hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan pekerja yang sesuai dengan perusahaan. Hal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi karakteristik pekerja yang diinginkan. Perusahaan susu pasteurisasi menginginkan pekerja yang dapat bekerja keras, dan bekerja sama dalam bekerja di perusahaan. Perekrutan yang diinginkan perusahaan dibagi sesuai dengan kebutuhan departemen di dalam perusahaan sebagai contoh, persyaratan karyawan proses produksi :

Tingkat pendidikan min SMA Umur 19-30 tahun Berbahasa Indonesia baik dan sopan Berperilaku santun Bekerja keras Tidak pernah melakukan tindakan kriminal ( rekomendasi surat SKCK) Mematuhi segala peraturan diperusahaan

Persyaratan Kepala bagian proses: Tingkat pendidikan min S1 jurusan teknik industri, teknik kimia, teknologi

Industry Umur 25-40 tahun Dapat berbahasa Inggris aktif (TOEFL min 550) Berbahasa Indonesia baik dan sopan Berperilaku santun Bekerja keras Tidak pernah melakukan tindakan kriminal (rekomendasi surat SKCK) Mematuhi segala peraturan diperusahaan

Perekrutan tersebut adalah kesepakatan yang telah diambil dari hasil mufakat dalam lingkup perusahaan. Setelah melakukan persyaratan bagi pekerja, kemudian HRD menyeleksi para pekerja yang dibutuhkan dengan bantuan staf lainnya yang berkecimpung dalam departemen tersebut. Bantuan dari staf departemen berfungsi sebagai kontrol karyawan yang benar benar dibutuhkan departemen tersebut secara detail. HRD hanya mengarahkan calon pekerja sehingga dapat terlihat sifat dan karakteristik secara umum.

Setelah perekrutan dan penyeleksian, HRD juga menerima rekomendasi pekerja yang akan dinaikkan jabatannya maupun rekomendasi pemberhentian pekerja dari staf kepala departemen. Kemudian HRD dan staf kepala lainnya akan mendiskusikan hal tersebut, sehingga dapat tercapai suatu kesepakatan dan hasil mufakat. Selain pemberhentian dan pengangkatan HRD juga menerima transfer departemen, staf yang

Page 41: Laporan Ppi

direkomendasi merupakan staf yang telah diamati kinerjanya oleh kepala departemen, sehingga dapat direkomendasikan ke HRD. Pekerja merupakan masalah yang penting dalam perkembangan perusahaan, pemilihan pekerja yang salah akan mempengaruhi aspek aspek dari perusahaan.

Kebutuhan akan karyawan sangat berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan proses produksi, kekurangan karyawan atau stff akan menimbulkan masalah seperti tidak optimalnya dalam melakukan pekerjaan, sehingga akan mengganggu proses kegiatan. Begitu pula apabila terjadi kelebihan karyawan, akan terjadi idle karyawan, banyak karyawan yang akan menganggur tidak melakukan kegiatan, sehingga menimbulkan masalah dalam pembagian tugas. Dari masalah tersebut perekrutan karyawan haruslah efektif dan efisien. Efektif sesuai dengan keahlian karyawan tersebut, dan efisien sesuai dengan kebutuhan pabrik. Berikut kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Jumlah kebutuhan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja

Hubungan Internal Perusahaan

Hubungan antar departemen dalam suatu perusahaan harus dijalin dengan baik dan harus mempunyai komitmen saling membantu dan menghargai setiap pekerja yang dilakukan. Begitu pula dengan hubungan antar staf dalam suatu depatemen. Hal ini juga berpengaruh dalam kinerja perusahaan, sehingga perusahaan harus mempunyai peraturan yang mengikat dan rambu rambu dalam perusahaan untuk menjaga

Page 42: Laporan Ppi

konsisitensi kinerja dan konsisitensi hubungan antar pekerja. Peraturan yang dibuat tidak membatasi pekerja, sehingga tidak terkesan kaku dan tidak mengganggu stabilitas pekerjaan. Peraturan sebagai contoh:

Saling mengahragai pekerjaan pekerja Bertutur kata sopan dan santun antar pekerja Saling bertegur sapa, senyum, salam saat bertemu Saling membantu dalam pekerjaan sesuai dengan keahlian dan tugas masing-

masing pekerja Setiap pekerja mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam melakukan

pekerjaan Setiap pekerja mempunyai hak berbicara dan menyampaikan pendapat

Peraturan ini tidak akan menghambat kerja dari pekerja melainkan akan meningkatakan kerja dari pekerja, karena tidak terdapat sekat pembatas antar kepala dan pekerja, hak dan kewajiban yang sama dalam memngungkapkan pendapat akan menjadi pegangan untuk HRD. Peraturan ini juga dimaksudkan untuk menciptakan rasa memiliki perusahaan dari setiap pekerja. Apabila rasa memiliki sudah tertanam dalam benak pekerja, maka dalam melakukan pekerjaan tidak dilandasi oleh rasa terpaksa melainkan dengan rasa bahagia. Kondisi yang nyaman dalam perusahaan menciptakan ruang pekerja dalam melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik. Apabila tidak terdapat peraturan yang mengikat dan sifatnya keluarga, maka kondisi yang diinginkan perusahaan tidak akan tercapai.

Hubungan dalam industri harus diciptakan sedemikian rupa dengan konsekuensi negatif yang sangat kecil untuk melindungi stabilitas perusahaan, hubungan dalam industri juga berkaitan dengan hubungan proker dari HRD dalam peningkatan etos keja maupun kegiatan yang berhubungan dengan kerja sama dalam departemen atau antar departemen sebagai contoh mengadakan pertandingan futsal setiap satu semester sekali atau perlombaan pada bulan agustus yang bertujuan menjaga kekompakan dalam departemen tersebut.

Hubungan Luar Industri

Suatu perusahaan berdiri dalam suatu lokasi yang keberadaannya berdampingan dengan suatu ekosistem maupun berdekatan dengan masyarakat sekitar. Dengan kondisi seperti itu, perusahaan tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi dan aspek keuntungan saja, melainkan ada pula aspek-aspek non komersial dan aspek non proses yang mempengaruhi keberadaan industri tersebut. Banyak perusahaan yang berada dalam lingkup masyarakat dan berdampingan dengan pemukiman penduduk, walaupun tak jarang juga perusahaan yang berada jauh diluar pemukiman. Keberadaan perusahaan atau industri dalam kenyataanya akan mempengaruhi lingkungan disekitarnya, baik dampak positif maupun dampak negatif. Tidak jarang keberadaan perusahaan dianggap sebagai sumber masalah ataupun sumber perubahaan kondisi disekitar perusahaan atau industri tersebut, sehingga perusahaan harus mempunyai wadah tersendiri untuk mengatasi keadaan tersebut.

Page 43: Laporan Ppi

Hubungan dengan masyarakat wajib hukumnya apabila mendirikan suatu institusi perusahaan. Perusahaan susu pasteurisasi juga mempunyai fungsi tersebut yang dibebankan kepada HRD. Tugas dari HRD sendiri sebagai penghubung atau penyambung lidah antara warga disekitar perusahaan dengan pihak industri. Keadaan seperti ini mutlak ada untuk mencegah terjadinya penyimpangan, seperti pencemaran yang mencemari lingkungan sekitar, dengan sosialisasi yang baik dan musyawarah yang baik, akan menciptakan hubungan yang baik pula, atau bahkan pihak warga dan perusahaan dapat menjalin kerjasama dalam kemajuan desa maupun industri tersebut. Selain masyarakat perusahaan yang terletak disuatu lokasi, berhubungan juga dengan pemerintah dimana lokasi tersebut berada. Hubungan dengan pemerintah dapat dalam bentuk kerjasama, ataupun hubungan yang berkaitan dengan finansial, dan lingkungan. Hubungan kerjasama antara lain seperti perusahaan membeli bahan baku komoditi dari pemerintah, atau hubungan finansial berkaitan dengan perpajakan, sedangkan kaitannya dengan lingkungan seperti pengecekan limbah yang timbul dari perusahaan tersebut yang kemudian pemerintah membantu mengatasi masalah yang timbul. Pemerintah berhak mencabut ijin berdirinya perusahaan tersebut diatas wilayah daerahnya, dengan beberapa peraturan yang mengikat. Peraturan tersebut harus dipatuhi oleh setiap perusahaan yang berdiri diatas tanah tersebut, hal ini juga berlaku kepada perusahaan susu pasteurisasi.

Selain kerjasama dan undang undang, perusahaan dan pemerintah juga bekerjasama dalam administrasi, sebagai contoh perusahaan pengalengan mengimport barang dari luar negeri seperti alumunium dengan bantuan birokrasi pemerintah, ijin membeli dan ijin kuota import barang. Perusahaan juga dibantu oleh pemerintah berkaitan dengan masalah lingkungan, dari pemerintah melalui BLH (Badan Lingkungan Hidup) memantau kegiatan perusahaan, dan menganalisis kerusakan yang timbul akibat kegiatan perusahaan. Perusahaan juga dapat bekerjasama dengan institusi pendidikan, hubungan ini akan saling menguntungkan, dimana institusi pendidikan melalui mahasiswanya akan mengkaji kemungkinan kemungkinan hal yang dapat diperbaiki dari perusahaan tersebut, dan dapat merekomendasikan proses dari kajian yang dilakukan sehingga perusahaan dapat meningkatkan kualitas dari industri tersebut. Kerjasama ini dapat pula meningkatkan keahlian dari mahasiswa dan dapat pula menerapkan ilmu yang telah dipelajari didalam kegiatan perkuliahan, sehingga tercipta kesinergisan yang baik antara perusahaan dan pemerintah. Kegiatan tersebut juga dapat dilakukan dengan organisasi masyarakat dan organisasi kebudayaan masyarakat. Organisai masyarakat contohnya, organisasi keagamaan, organisasi ini dapat pula bekerjasama dalam meningkatkan jiwa spiritual pekerja, sehingga pekerja merasa nyaman hatinya dalam melakukan pekerjaan.

Penjadwalan dan Struktur Organisasi

HRD berfungsi pula dalam menjadwalkan kegiatan yang dilakukan perusahaan, penjadwalan berkaitan dengan waktu kerja yang dilakukan pekerja, hari dalam seminggu untuk waktu bekerja dan pengelompokan anggota dalam satu shift pekerjaan. Hal ini perlu dilakukan untuk memperjelas kegiatan yang dilakukan kegiatan. Berikut adalah

Page 44: Laporan Ppi

kegiatan atau jadwal waktu bekerja efektif. Pembagian waktu kerja (shift) karyawan dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Jadwal Kerja Karyawan

Pembagian shift tersebut dimasudkan bahwa jadwal kegiatan pekerjaan dilakukan dalam 3 sesi. Sesi pertama dilakukan pada pagi hari dari jam 7 pagi hingga pukul 3 sore, sesi kedua dilakukan dari jam 3 sore sampai 11 malam, dan sesi ketiga dilakukan dari jam 11 malam hingga jam 7 pagi. Dalam perusahaan ini, hari kerja efektif dimulai dari hari senin sampai hari jumat. Tabel pembagian jadwal tersebut dimaksudkan untuk pekerja dan karyawan proses. Sedangkan karyakawan kantor, ataupun kepala divisi hanya satu shift saja yaitu shift pagi. Jumlah pekerja dalam pembagian shift disamakan, sehingga pekerjaan berimbang antar shift. Semisal pada shift pagi karyawan proses berjumlah 40, karyawan penggudangan berjumlah 20, karyawan lingkungan berjumlah 10 (tak terhitung karyawan kantor), maka jumlah yang sama harus berada di shift siang. Hal ini bertujuan untuk menjaga stabilitas kinerja pekerja dan mengoptimalkan hasil dengan jumlah pekerja yang sama dalam satu shift.

Selain melakukan penjadwalan HRD juga membagi struktur organisasi perusahaan sesuai dengan kesepakatan yang tercapai dalam musyawarah. Penstrukturan organisasi ini bertujuan memperjelas tanggung jawab kegiatan yang dibebankan. Semisal kegiatan lingkungan akan bertanggung jawab kepada kegiatan yang dilakukan oleh staf proses IPAL, sehingga pelimpahan tanggung jawab jelas dan terstruktur. Dengan adanya struktur organisasi tidak akan terjadi pelimpahan tanggungjawab yang salah dikarenakan ketidak jelasan kegiatan. Struktur organisasi pada perusahaan susu pasteurisasi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Struktur Organisasi Perusahaan

Page 45: Laporan Ppi

Struktur organisasi ini harus disepakati oleh semua komponen yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan. Struktur organisasi memperjelas keadaan dan ondisi dalam kegiatan perusahaan. Dari struktur organisasi juga dapat menentukan jumlah karyawan yang dibutuhkan dan departemen mana yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dalam penentuan struktur organisasi tidak jarang akan mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Struktur organisasi akan dievaluasi dan dapat ditambahkan beberapa aspek atau dikurangi beberapa aspek, sehingga perusahaan berada dalam kondisi yang ideal.

Pembagian posisi dalam suatu institusi mempunyai tanggung jawab masing masing. Penyusunan deskripsi pekerjaan bertujuan untuk memudahkan pekerja untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Deskripsi tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:1. General Manager bertugas sebagai penentu kebijakan seluruh kegiatan perusahaan.

Tanggung jawabnya adalah membuat arahan umum kerja perusahaan dan target yang harus dicapai oleh perusahaan.

2. Administrasi bertugas mengkoordinasi pencatatan keuangan perusahaan serta administrasi kantor.

3. Proses bertugas mengatur dan mengawasi agar produksi sesuai dengan target dan kualifikasi yang diinginkan.

4. Marketing bertugas merencanakan, menetapkan kegiatan pemasaran, serta memperoleh informasi penting mengenai keinginan konsumen dan masalah yang terjadi di lapangan.

5. Supplier bertugas merencanakan kebutuhan bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan, dan urusan kepada petani.

6. Keuangan atau financial membantu administrasi yaitu membuat laporan keuangan dan adminsitrasi perusahaan.

7. Personal bertugas melakukan hubungan dengan masalah keuangan personal atau karyawan.

8. Lingkungan bertugas menangani masalah yang ada didalam pengolahan IPAL, masalah limbah padat, dan limbah gas.

9. QC bertugas melakukan pengawasan terhadap mutu dengan melakukan pengecekan mutu bahan baku, bahan penolong, dan produk.

10. RND bertugas membantu mencari dan pengembangan dalam meneliti dan mengembangakan produk.

11. Operator bertugas sebagai teknis pelaksana produksi yaitu dengan menjalankan dan mengontrol proses dan mesin/peralatan industri.

12. Teknisi pemeliharaan bertugas memperbaiki dan memelihara mesin dan peralatan produksi.

13. Staff Marketing bertugas sebagai pelaksana teknis dari rencana pemasaran yang telah dibuat oleh manajer pemasaran.

14. Penggudangan bertugas menjaga kebutuhan di dalam gudang produksi dan gudang pengadaan bahan baku.

Upgrading

Page 46: Laporan Ppi

Upgrading merupakan suatu kegiatan yang dibebankan kepada HRD yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja dari pekerja. Kegiatan upgrading ini dibuat dalam beberapa kemasan seperti melakukan lomba dan permainan bersama, atau menambahkan lencana dan penghargaan bagi pekerja dengan tingkat etos kerja tinggi berdasarkan pengamatan yang dilakukan HRD dan kepala staff. Upgrading ini sangat penting adanya karena dapat merubah karakteristik pekerja atau meningkatkan kinerja pekerja yang mulai menurun.

Kegiatan upgrading ini dapat dilakukan pada awal pekerja masuk dalam perusahaaan maupun bebrapa bulan setelah perekrutan pekerja. Upgrading ini mutlak dilakukan minimal satu kali dalam satu semester, untuk menjaga semangat kerja dari pekerja. Kegiatan upgrading ini sangat efektif dalam meningkatkan mood pekerja. Contoh lain dalam peningkatan etos kerja pekerja dengan menampilkan potensi dari pekerja dan membantu mengembangkannya. Sehingga selain bekerja, pekerja juga dapat meluangkan hobinya didalam perusahaan selama tidak mengganggu kerja dan kinerja perusahaan. Contoh lainnya mengadakan seperti bermain futsal atau sepak bola bersama. Melakukan perlombaan antar perusahaan dan lain sebagainnya.

ASPEK LEGALITAS DAN HUKUM

Menurut Husnan dan Suwarso (2000), aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang dipergunakan, jaminan-jaminan yang dapat digunakan jika menggunakan sumber dana yang berasal dari pinjaman dan berbagai akte, sertifikat serta izin yang diperlukan. Menurut Simatupang (2003), pembahasan aspek hukum dalam bisnis atau industri meliputi bentuk badan usaha dan peratura-peraturan mengenai kontrak dan penyelesaiannya, hubungan bisnis, hak milik intelektual, lembaga-lembaga pembiayaan, pajak, perizinan dan kepalitan.

Analisis aspek legalitas dan hukum pada proyek ini meliputi bentuk organisasi bisnis, prosedur perizinan dan perpajakan.

Bentuk Usaha

Bentuk usaha yang dipilih adalah Perseroan Terbatas (PT). Menurut Simatupang (2003), Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang dan peraturan pelaksanaannya.

Ada beberapa keuntungan maupun kerugian perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas. Menurut Sumarni (1993), keuntungan PT. adalah adanya tanggung jawab terbatas dari pemegang saham terhadap hutang-hutang perusahaan, mudah mendapat tambahan modal, kelangsungan hidup PT. lebih terjamin karena pemiliknya dapat berganti-ganti, terdapat efisiensi pengelolaan sumber dana dan efisiensi pimpinan.

Page 47: Laporan Ppi

Kerugian Perseroan Terbatas, menurut Sumarni (1993), adalah PT. merupakan subjek pajak tersendiri dan deviden yang diterima oleh pemegang saham dikenakan pajak lagi dan kurang terjaminnya rahasia perusahaan karena semua kegiatan perusahaan harus dilaporkan kepada pemegang saham.

Prosedur Perizinan

Izin bidang industri meliputi Izin Usaha Industri yang selanjutnya disebut IUI, Izin Perluasan dan Tanda Daftar Industri yang selanjutnya disebut TDI (Deperindag 2004). Perusahaan industri yang akan mendirikan pabrik baru, menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 tahun 1992, harus mengajukan izin Undang Undang gangguan (UUG/HO) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) kepada Kepala Daerah setempat.

Perpajakan

Perseroan Terbatas (PT) merupakan salah satu subjek pajak penghasilan. Penentuan pajak penghasilan dilakukan berdasarkan Undang Undang Perpajakan nomor 17 tahun 2000. Besarnya pajak penghasilan yaitu untuk keuntungan di bawah Rp. 50 juta maka dikenakan pajak 10 % dari pendapatan; apabila pendapatan antara Rp. 50 juta sampai dengan 100 juta maka dikenakan pajak 10 % dari Rp. 50 juta ditambah 15 % dikali pendapatan yang telah dikurangi Rp. 50 juta; apabila pendapatan berada diatas Rp. 100 juta maka dikenakan pajak sebesar 10 % dikali Rp. 50 juta ditambah 15 % dikali Rp. 50 juta ditambah 30 % dari pendapatan yang telah dikurangi Rp. 100 juta.

ASPEK LINGKUNGAN

Ada dua hal yang dikaji dalam aspek lingkungan yaitu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan potensi limbah dari industri susu pasteurisasi. Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 17 tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, industri susu termasuk industri yang wajib dilengkapi AMDAL.

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)

Menurut Suratmo (1998), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah suatu analisis suatu proyek yang meliputi pekerjaan evaluasi dan pendugaan dampak proyek dan bangunannya, prosesnya maupun sistem dari proyek terhadap lingkungan yang berlanjut ke lingkungan hidup manusia. Menurut Departemen Kajian Dampak Lingkungan Departemen Lingkungan Hidup (2004), AMDAL terdiri dari empat dokumen yaitu Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup

Page 48: Laporan Ppi

(KA-ANDAL), Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).

KA-ANDALDokumen KA-ANDAL disusun terlebih dahulu untuk menentukan lingkup studi

dan mengidentifikasi isu-isu pokok yang harus diperhatikan dalam penyusunan ANDAL. Dokumen ini dinilai di hadapan Komisi Penilai AMDAL. Setelah disetujui isinya, kegiatan penyusunan ANDAL, RKL dan RPL barulah dapat dilaksanakan.

ANDALDokumen ANDAL mengkaji seluruh dampak lingkungan hidup yang diperkirakan

akan terjadi, sesuai dengan lingkup yang telah ditetapkan dalam KA-ANDAL.

RKL dan RPLRekomendasi pengelolaan lingkungan dan rekomendasi pemantauan lingkungan

digunakan untuk mengantisipasi dampak-dampak yang telah dievaluasi dalam dokumen ANDAL disusun dalam dokumen RKL dan RPL. Keempat dokumen tersebut diajukan bersama-sama untuk dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah yang menentukan apakah rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut layak secara lingkungan atau tidak, dan apakah perlu direkomendasikan untuk diberi izin atau tidak.

Dalam penyusunan studi AMDAL, perusahaan dapat meminta jasa konsultan untuk menyusunkan AMDAL. Penyusun dokumen AMDAL diharapkan telah memiliki sertifikat Penyusun AMDAL (lulus kursus AMDAL B) dan ahli di bidangnya. Ketentuan standar minimal cakupan materi penyusunan AMDAL diatur dalam Keputusan Kepala Bapedal Nomor 9 tahun 2000. Berbagai pedoman penyusunan yang lebih rinci dan spesifik menurut tipe kegiatan maupun ekosistem yang berlaku juga diatur dalam berbagai Keputusan Kepala Bapedal. Prosedur AMDAL di Indonesia terdiri dari proses penapisan (screening) wajib AMDAL, proses pengumuman dan konsultasi masyarakat, penyusunan dan penilaian KA-ANDAL, penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL dan RPL.

Proses penapisan atau proses seleksi wajib AMDAL yaitu proses menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat didasarkan pada Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 8 tahun 2000. Perusahaan wajib mengumumkan rencana kegiatannya selama waktu yang ditentukan dalam peraturan tersebut, menanggapi masukan yang diberikan dan kemudian melakukan konsultasi kepada masyarakat terlebih dulu sebelum menyusun KA-ANDAL.

Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL). Setelah dokumen KA-ANDAL selesai disusun, perusahaan dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari diluar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki atau menyempurnakan kembali dokumennya.

Page 49: Laporan Ppi

Potensi Limbah Industri

Salah satu pertimbangan utama dari produksi susu pasteurisasi adalah jumlah limbah cair yang besar dihasilkan selama proses produksi. Limbah tersebut dapat menghasilkan Chemical Oxygen Demand (COD) yang tinggi.

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

Berdasarkan sudut pandang aspek lingkungan hidup, kelayakan suatu industri dapat nilai berdasarkan kelayakannya terhadap lingkungan yang dikaji dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Dasar penerapan AMDAL adalah untuk menjamin agar suatu usaha dan/atau kegiatan industri dapat beroperasi secara berkelanjutan tanpa merusak dan mengorbankan lingkungan. Pada hakikatnya, melalui kajian AMDAL diharapkan dapat secara optimal meminimalkan kemungkinan dampak lingkungan hidup yang negatif serta dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya secara lebih efisien.

AMDAL merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan yang disyaratkan untuk memperoleh perizinan selain aspek teknis dan ekonomis. Langkah awal tim AMDAL dalam melakukan studi adalah memahami peraturan dan perundangan yang berlaku mengenai lingkungan hidup di lokasi tempat studi AMDAL dilakukan. Peraturan-peraturan yang berlaku secara internasional mengenai AMDAL dapat berupa deklarasi, perjanjian-perjanjian bilateral maupun multilateral. Sebagai contoh adalah deklarasi Stockholm yang disebut Declaration of the United Nations Conference on the Human Environment oleh semua negara anggota PBB tahun 1972. Di indonesia, peraturan dan perundang-undangan dapat dijumpai pada tingkat nasional, sektoral maupun regional atau daerah. Peraturan Pemerintah RI nomor 51 tahun 1993 tentang Analisis mengenai Dampak lingkungan merupakan peraturan baru pengganti dari Peraturan Pemerintah RI nomor 26 tahun 1986. Peraturan pemerintah ini ditindak lanjuti oleh SK Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 10-15 tahun 1994.

Agar pelaksanaan AMDAL dapat berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan pemerintah tentang AMDAL menegaskan bahwa AMDAL adalah salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan. Dokumen AMDAL terdiri dari :

Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)

Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Tiga dokumen (ANDAL, RKL, dan RPL) diajukan secara bersama-sama untuk

dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian ini akan menentukan apakah

Page 50: Laporan Ppi

rencana usaha dan/atau kegatan tersebut layak secara lingkungan atau tidak dan apakah perlu direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak (Kementerian Lingkungan Hidup RI, 2009)

Dampak lingkungan yang dapat terjadi dalam operasional industri adalah pada masa pembangunan fisik proyek maupun masa produksi. Dampak lingkungan pada masa pembangunan fisik proyek dapat ditimbulkan dari aktivitas pembebasan lahan dan tahapan desain engineering dan konstruksi, sedangkan dampak lingkungan pada masa produksi berasal dari limbah yang dihasilan yang terdiri dari limbah cair, limbah padat, limbah gas, dan limbah B3.

Pembebasan Tanah dan Penyiapan Lahan

Letak pabrik berada di kawasan khusus industri, sehingga jauh dari pemukiman penduduk. Hal ini menguntungkan karena potensi terjadinya konflik akibat faktor social budaya akan menjadi lebih kecil. Lokasi pendirian pabrik juga tidak mengganggu tata letak kota karena lahan yang digunakan memang merupakan lahan untuk daerah industri.

Pencemaran Oleh Limbah

Identifikasi limbah yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan akibat kegiatan industri pengalengan buah disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11 Identifikasi Sumber LimbahJenis Limbah Identifikasi Sumber Limbah Limbah cair Merupakan limbah hasil pencucian

bahan, dari proses pencucian alat, sanitasi, dan seluruh penggunaan air di lingkungan perusahaan

Limbah padat Terdiri dari berbagai limbah padat berupa bahan padat hasil kegiatan pabrik lainnya.

Limbah udara 1. Limbah emisi udara : Merupakan limbah asap dari cerobong boiler maupun dari penggunaan genset. 2. Limbah udara ambien : Merupakan limbah udara yang berada di sekitar lingkungan pabrik akibat kegiatan industri

Limbah B3

Page 51: Laporan Ppi

(Bahan Beracun dan Berbahaya)

1. Limbah B3 cair : Berupa oli bekas dan solven eks tinta 2. Limbah B3 Lab. Quality Control : Berupa sisa chemical laboratorium, serta botol dan kaleng eks reagen 3. Limbah B3 padat : Berupa majun bekas oli/cat, lampu TL/SL bekas, limbah elektronik, limbah workshop, limbah poliklinik, markem bekas, dan jerigen eks chemical boiler

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Limbah cair industri mengalami pengolahan didasarkan pada karakteristik dari limbah cair itu sendiri. Air limbah yang telah tercemar memberikan karakteristik yang dapat diidentifikasi secara visual melalui kekeruhan, warna air, rasa, bau yang ditimbulkan, serta indikasi lainnya, sedangkan identifikasi secara laboratorium ditandai dengan perubahan sifat kimia air dimana air telah mengandung bahan kimia yang beracun dan berbahaya dalam konsentrasi yang melebihi batas yang disarankan dalam baku mutu air limbah.

Untuk mendapatkan air dengan kualitas yang sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan, dilakukan beberapa tahapan proses pengolahan. Tujuan pengolahan air limbah adalah untuk memperbaiki kualitas air limbah, mengurangi BOD, COD, dan partikel tercampur, menghilangkan bahan nutrisi dan komponen beracun, menghilangkan zat tersuspensi, mendekomposisi zat organik,serta menghilangkan mikroorganisme patogen. Hal ini penting dilakukan dalam pembuangan air limbah agar dapat mengurangi dan menghilangkan pengaruh buruk limbah cair bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

SumberSumber Limbah cair yaitu sisa pencucian alat dan mesin. Selain itu juga sisa

kegiatan kantin.

KarakteristikMengandung susu yang tinggi kandungan. Limbah dari pengolahan susu memiliki

karakteristik yang rentan terhadap bakteri pengurai. Hal ini dapat menyebabkan mudahnya terjadi pemubusukan.

Penanganan dan PengolahanProses pengolahan melibatkan cara pengolahan fisik dan biologis dengan mikroba.

Penanganan awal sebelum melakukan pengolahan limbah yaitu dengan mengalirkan limbah menuju ke kolam penampungan, yang sebelumnya telah dilakukan penyaringan. Limbah padat yang berukuran cukup besar akan terjerat pada saring dan akan

Page 52: Laporan Ppi

dipindahkan pada tps bersama limbah padat lain. Sedangkan limbah cair akan mengalir kedalam penampungan. Setelah itu, air akan di alirkan ke dalam tanki anaerobic yaitu tangki yang mengandung mikroba-mikroba anaerobic. Di dalam tangki ini, terjadi penguraian kandungan zat-zat organik terlarut dan banyak menghasilkan gas ammonia dan methane. Setelah itu, air limbah tersebut dialirkan kedalam bak aerobik, didalam bak aerobik limbah mengalami pengolahan aerobic dengan aerasi. Pada bak aerasi diberikan tambahan NaOH atau HCl hingga limbah memiliki Ph netral. Aerasi ini dilakukan dengan cara didalam bak dimasukan selang berlubang-lubang dan dialirkan udara di dalam selang. Ini akan menurunkan COD, dan BOD pada air limbah. Setelah itu air memasuki clarifier untuk pejernihan kotoran-kotoran yang terlarut sehingga mengendap. Kadar air keluaran yang diharapkan memiliki pH 7, nilai COD 90 ppm, nilai BOD 30 ppm dan TSS 25 ppm. Setelah itu air dialirkan ke bak reservoir dan siap dibuang ke sungai atau dimanfaatkan ulang untuk penyiraman tanaman dll.

Pengolahan limbah cair scara skematis dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.

Pada pengolahan limbah cair ini diharapkan air hasil pengolahan dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan pemerintah yaitu yang tertuang dalam KEP 51-/MENLH/10/1995, Tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri, Baku Mutu Limbah Cair Untuk Industri Susu, Makanan Yang Terbuat Dari Susu.

Tabel 12 Baku Mutu Limbah Cair untuk Industri Susu/Makanan yang terbuat dari Susu

Gambar 5 Peralatan Penanganan dan Pengolahan Limbah Cair

Page 53: Laporan Ppi

Catatan : 1. Pabrik Susu Dasar : menghasilkan susu cair, susu kental manis dan atau susu bubuk 2. Pabrik terpadu : menghasilkan produk susu, keju, mentega dan atau es krim. 3. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam

miligram parameter per liter air limbah. 4. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan

dalam kg ke parameter per ton total padatan susu atau produk susu.

BOD (Biochemical Oxygen Demand) yaitu jumlah miligram oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerobik untuk menguraikan bahan organk karbon dalam 1 L air selama 5 hari pada suhu 20oC ± 1oC. Menurut SNI 6989-72-2009 tentang Air dan Air limbah Cara Uji Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand/BOD) prinsip uji ini yaitu sejumlah contoh uji ditambahkan ke dalam larutan pengencer jenuh oksigen yang telah ditambah larutan nutrisi dan bibit mikroba, kemudian diinkubasi dalam ruang gelap pada suhu 20oC ± 1oC selama 5 hari. Nilai BOD dihitung berdasarkan selilsih konsentrasi oksigen terlarut 0 (nol) hari dab 5(lima) hari. Bahan kontrol standar dalam uji BOD ini digunakan larutan glukkosa-asam glutamat.

COD (Chemical Oxygen Demand) merupakan jumlah Cr2O72- yang bereaksi denagn contoh uji dan dinyatakan sebagai mg O2 untuk tiap 1000 Ml contoh uji. Prinsip Uji COD yaitu senyawa organik dan anorganik, terutama organik dalam contoh uji dioksidasi oleh Cr2O72- dalam refluks tertutup menghasilkan Cr3+. Jumlah oksidan yang dibutuhkan dinyatakan dalam ekuivalen oksigen (O2 MG/L) diukur secara spektofotometri sinar tampak. Cr2O72- kuat mengabsordsi pada panjang gelombang 420 nm dan Cr3+ kuat mengabsorbsi pada panjang gelombang 600nm. Untuk nilai COD 100mg/l sampai dengan 900 mg/l kenaikan nilai Cr3+ ditentukan pada panjang gelombang 600nm. Pada contoh uji dengan nilai COD lebih tinggi, dilakukan pengenceran terlebih dahulu sebelum pengujian. Untuk nilai COD lebih kecil atau sama dengan 90 mg/l penurunan konsentrasu Cr2O72-ditentukan pada panjang gelombang 420nm.(SNI 6989-2-2009)

Padatan Tersuspensi Total (Total Suspended Solid/TSS) yaitu residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri ICS 13.060.50 tertuang pada SNI 06-6989.3-2004. Prinsip uji TSS yaitu Contoh uji yang telah homogen disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang. Residu yang tertahan pada saringan dikeringkan sampai mencapai berat konstan pada suhu 103ºC sampai dengan 105ºC. Kenaikan berat saringan mewakili padatan tersuspensi total (TSS). Jika padatan tersuspensi menghambat saringan dan memperlama penyaringan, diameter pori-pori saringan perlu diperbesar atau mengurangi

Page 54: Laporan Ppi

volume contoh uji. Untuk memperoleh estimasi TSS, dihitung perbedaan antara padatan terlarut total dan padatan total.

PH larutan merupakan minus logaritma konsentrasi ion hidrogen yang ditetapkan dengan metode pengukuran secara potensiometri dengan menggunakan ph meter. Metode pengukuran ph berdasarkan pengukuran aktifitas ion hidrogen secara potensiometru/elektrometri dengan menggunakan ph meter. ( SNI 06-6989-11-2004).

Limbah Padat

Limbah padat terdiri dari berbagai macam wujud dan bentuk, tergantung pada jenis industrinya. Sifat fisik limbah akan mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana pengangkutan, dan pilihan bentuk pengolahan yang dilakukan. Misalnya saja limbah padat kertas yang dapat digunakan kembali pada bagian yang masih belum terpakai sehingga dapat digunakan sebanyak dua kali. Contoh lainnya adalah karton pengemas yang memiliki wujud dan fungsi yang masih layak digunakan berulang sehingga dilakukan kebijakan untuk menggunakan karton sebanyak enam kali penggunaan sebelum pada akhirnya dijual. Disamping sifat fisik limbah, sifat kimia limbah juga merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan. Sifat kimia limbah padat akan merusak dan mencemari lingkungan secara kimia yang dapat menimbulkan reaksi membentuk senyawa baru. Namun limbah padat yang demikian tergolong dalam limbah B3 sehingga penanganannya khusus dan tidak mengalami penyimpanan di TPS.

Terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam upaya pengelolaan limbah. Tujuan ini tergantung pada tingkat limbah yang bersifat ekonomis maupun non ekonomis. Bagi limbah yang non ekonomis pengelolaan ditujukan pada pencegahan dari kerusakan lingkungan, sedangkan limbah yang memiliki nilai ekonomis dirinci dengan tujuan meningkatkan efisiensi pabrik secara keseluruhan dan melakukan pengolahan kembali pada bahan untuk tujuan lain. Hal ini dilakukan pada pengelolaan limbah kulit dan biji rambutan yang kemudian dapat dimanfaatkan kembali karena masih memiliki nilai ekonomis untuk digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk.

SumberLimbah padat dihasilkan dari kemasan reject dan sisa kegiatan karyawan. Berupa

kemasan plastik atau sampah bungkus makan karyawan. selain itu juga dari daun kering pepohonan disekitar pabrik. Karakteristik limbah ini ada yang organik, ada yang an orgaik.

Penanganan dan PengolahanSecara umum, penanganan limbah padat dapat dilakukan melalui proses yang

diuraikan sebagai berikut :Pemisahan

Pemisahan dilakukan karena limbah terdiri dari berbagai ukuran yang berbeda dan mengandung bahan tertentu. Tujuan pemisahan limbah padat adalah memisahkan limbah padat dengan metode sorting berdasarkan sifat fisiknya misalnya ukuran, bentuk pada sumber limbah padat dan tempat pembuangan akhir limbah padat, serta memisahkan

Page 55: Laporan Ppi

limbah padat menjadi fraksi limbah padat kemudian ditempatkan di keranjang atau wadah lainnya. Pemisahan perlu dilakukan sejak dari awal sumbernya sehingga ketika melalui proses pengangkutan ke tempat penampungan akhir tidak memerlukan pemisahan yang pasti sulit dilakukan karena volumenya yang sangat besar. Selain akan mempersulit pemanfaatan limbah, penumpukan sampah tanpa pemisahan berdasarkan sifatnya akan menimbulkan bau yang tidak sedap serta menjadi sumber penyakit karena tercampurnya berbagai bahan sehingga dapat menghasilkan reaksi tertentu.

Pemisahan dilakukan pada jenis limbah organik dan anorganik yang dapat terlihat dari tempat penampungan sementara yang terpisah antara kedua jenis limbah tersebut. Sebelum tiba di TPS, limbah yang terkumpul di tempat sampah yang tersedia di lingkungan pabrik juga telah diberikan tanda golongan sampah sehingga dapat dipisahkan berdasarkan keterangan yang tertera pada tempat sampah tersebut. Limbah kulit dan biji rambutan juga memiliki tempat penampungan tersendiri sehingga dapat langsung dikumpulkan untuk dikirim ke pihak ketiga sebagai bahan pembuatan pupuk dan pakan ternak.

Pembuangan LimbahSetelah salah satu atau lebih proses penanganan limbah diatas telah dilakukan,

maka proses akhir yang dilakukan adalah pembuangan limbah akhir. Pembuangan limbah dapat dilakukan dengan 2 macam cara, yaitu pembuangan di laut dan pembuangan darat (Sanitary landfill). Tahap pembuangan ini dilakukan pada tempat pembuangan akhir (TPA) pada lokasi yang telah ditentukan daerah setempat. Lokasi yang digunakan merupakan lokasi yang tepat sebagai lokasi pembuangan limbah, dimana lokasi ini jauh dari aktivitas penduduk.

Limbah padat yang dihasilkan dapat disebut sampah. Sampah ini dihasilkan dari sisa kegiatan karyawan pabrik/kantin dan oleh kemasan yang reject/tidak layak pakai. Sampah tersebut akan ditampung di TPS kemudian dilakukan penyortiran untuk mengambil bahan atau sampah yang masih bisa digunakan atau dijual ulang. Sampah tersebut misalnya plastik. Setelah dilakukan penyortiran, hasil sampah yang layak dijual akan dijual ke pihak ke tiga. Sedangkan sisa sampah akan dibuang ke TPA Daerah setempat.

Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien menjadi turun hingga ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya (PP Nomor 41 1999). Udara ambien sendiri merupakan udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfer yang berada di wilayah hukum Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup, dan unsur lingkungan hidup lainnya (Suharto 2011).

Selain itu, pencemaran udara dapat pula diartikan adanya bahan-bahan atau zat asing di dalam udara yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi udra dari susunan atau keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing tersebut di dalam udara dalam jumlah dan jangka waktu tertentu akan dapat menimbulkan gangguan pada kehidupan manusia, hewan, maupun tumbuhan.

Limbah udara yang dihasilkan industri, sumbernya berasal dari pembakaran batubara pada boiler dan pembakaran bahan bakar minyak solar pada mesin genset.

Page 56: Laporan Ppi

Kedua proses pengoperasian mesin tersebut menghasilkan emisi berupa asap yang mengandung gas-gas pencemar yang tidak diinginkan untuk lingkungan. Pembakaran pada boiler menggunakan bahan bakar batubara dalam pengoperasiannya. Batubara adalah suatu batuan sedimen yang tersusun atas unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur. Dalam proses pembentukannya, batubara diselipi batuan yang mengandung mineral. Bersama dengan moisture, mineral ini merupakan pengotor batubara sehingga dalam pemanfaatannya, kedua kandungan ini sangat berpengaruh. Dalam pemanfaatan batubara, pengotor ini harus diperhitungkan karena semakin tinggi kandungan pengotor dalam batubara, maka akan semakin rendah kandungan karbonnya. Hal ini akan mengakibatkan semakin rendah pula nilai panas batubara tersebut.

Bahan pencemar yang terkandung dalam emisi yang dihasilkan oleh asap boiler dan mesin genset perlu terus dipantau agar tidak melebihi batas normal yang diizinkan berdasarkan Peraturan Menteri No. 07 Tahun 2007 untuk udara emisi pada cerobong boiler dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.13 Tahun 2009 Lampiran I untuk emisi udara pada cerobong mesin genset. Standar baku mutu udara emisi tersebut dapat dilihat pada Tabel 13 dan 14.

Tabel 13 Baku Mutu Udara Emisi Cerobog Boiler

Tabel 14 Baku Mutu Udara Emisi Cerobong Genset

No. Parameter SatuanBaku Mutu Permen LH

No. 13 Tahun 2009 Lamp. I

1 2 3 4

Partikulat SO2 NO2 CO

mg / Nm3 mg / Nm3 mg / Nm3 mg / Nm3

150 mg / Nm3 800 mg / Nm3 1000 mg / Nm3 600 mg / Nm

Berdasarkan baku mutu yang telah ditetapkan, maka udara emisi yang dihasilkan akan selalu dikontrol setiap 6 bulan sekali oleh pihak laboratorium eksternal agar dapat dilakukan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi yang telah diuji. Terdapat beberapa parameter uji yang merupakan bahan pencemar udara yang terdiri atas gas, cairan, dan partikel padat dalam atmosfir yang sangat berbahaya bagi kesehatan makhluk hidup.

Pencemaran yang disebabkan oleh udara emisi pada cerobong boiler maupun cerobong genset ini akan mengakibatkan pencemaran pada udara ambien. Udara ambien tentunya akan mempengaruhi secara langsung terhadap lingkungan sekitar pabrik

No Parameter SatuanBaku Mutu Permen LH

No. 07 Tahun 2007 Lamp. IV

1 2 3 4

Partikulat SO2 NO2 Opasitas

mg / m3 mg / m3 mg / m3 %

230 mg / m3 750 mg / m3 825 mg / m3 20 %

Page 57: Laporan Ppi

khususnya terhadap lingkungan masyarakat yang tinggal di dekat lokasi pabrik. Untuk menghindari permasalahan terkait gangguan lingkungan, maka pengujian kualitas udara ambien penting untuk dilakukan. Pengujian ini didasarkan atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 dengan parameter uji disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15 Baku Mutu Udara AmbienNo. Parameter Satuan Baku Mutu PP RI No.41/1999 1. 2. 3.

SO2 NO2 CO

μg/Nm3 μg/Nm3 μg/Nm3

900 400 30.000

Limbah gas dihasilkan oleh sisa pembuangan mesin dan boiler. Limbah gas berasal dari mesin-mesin yang digunakan dalam proses dan dari boiler. Gas yang dihasilkan dari tiap mesin dialirkan keudara bebas, sedangkan gas dari boiler di alirkan melalui cerobong asap (Cyclone). Kemudian dialirkan meuju ke bak pengendapan lumpur, setelah mengendap dilakukan pengepresan lumpur sehingga air keluar dan menjadi balok-balok pasir. perlu ditempatkan di sekeliling daerah atau kawasan pabrik, baik itu di lingkungan pabrik sendiri maupun di pemukiman warga di sekitar pabrik.

Terdapat beberapa penanganan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir bahan pencemar yang terdapat dalam udara emisi sehingga pada akhirnya juga akan mengurangi pencemaran dalam udara ambien. Beberapa metode yang dilakukan adalah dengan mengontrol gas buang berupa asap pada boiler dengan menggunakan filter basah (wet scrubber). Alat ini digunakan untuk membersihkan gas yang mudah bereaksi dengan air. Prinsip kerjanya adalah mencampurkan air dengan uap dalam satu kolom. Pada umumnya arah aliran berlawanan agar kontak uap atau gas dengan air dapat terjadi secara sempurna. Wet scrubber ini berbentuk tabung yang teridir dari fiber yang berisi pipa-pipa spray air. Alat ini menangkap partikel, karbon, dan sebagian sulfur yang keluar dari pipa api boiler dan mengalir bersama gas panas (Suharto 2011).

Dengan menggunakan scrubber tipe menara penyemprot, gas buang pada ruangan boiler direduksi sebelum dikeluarkan melalui cerobong asap. Gas kotor masuk dari bagian dasar akibat tekanan. Gas naik ke atas sementara dari atas dimasukkan pipa air yang dilengkapi dengan sprayer (penyemprot), sehingga air keluar merupakan titik-titik air memenuhi menara. Karena gaya berat, titik air turun sementara gas naik bersama dengan udara. Gas yang terkandung dalam udara bereaksi dengan air dan turun ke bawah lalu ditampung dan dialirkan ke tempat tertentu. Udara yang bersih selanjutnya keluar melalui cerobong atas. Faktor yang perlu diperhatikan adalah waktu kontak.

Selain menggunakan metode wet scrubber, dilakukan pula penghilangan materi partikulat dari udara pembuangan dengan menggunakan pendendap siklon menggunakan alat grit arrester. Grit arrester adalah sebuah peti besi yang terbuat dari plat mild steel yang berisi sejumlah cyclone. Alat ini berfungsi sebagai alat penangkap partikel-partikel kecil atau debu yang keluar dari pipa api boiler dan mengalir bersama dengan gas panas. Pengendap cyclone ini bekerja dengan memanfaatkan gaya sentrifugal dari udara atau gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tep dinding tabung siklon sehingga partikel yang relatif lebih berat akan jatuh ke bawah, sedangkan gas asap terus mengalir

Page 58: Laporan Ppi

boilerr

Bak pengendapan lumpurAlat press lumpur

cyclone

ke cerobong. Hal inilah yang menyebabkan pengurangan cemaran gas buang karena telah mengalami filter terlebih dahulu melalui merode pengendap cyclone.

Gambar 6 Peralatan Penanganan dan Pengolahan Limbah Gas

Page 59: Laporan Ppi

Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)

Limbah bahan beracun dan berbahaya adalah material yang memiliki sifat fisik, kimia, dan biologi yang memerlukan prosedur pembuangan untuk mencegah resiko terhadap kesehatan, keselamatan, dan perlindungan lingkungan. Limbah kimia B3 memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang atau kronis. Dampak jangka pendek limbah kimia B3 misalnya adalah toksisitas akut gangguan pernapasan, iritasi kulit, serta korosifitas terhadap kulit. Sedangkan toksisistas kronis limbah kimia B3 misalnya adalah resisten terhadap proses detoksifikasi.

Sifat kimia limbah B3 menurut Pasal 5 ayat 1 dari Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 Junto Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 Junto Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 dan Peraturan Pemeritah Nomor 74 Tahun 2001 yaitu bahan mudah meledak (explosive), pengoksidasi (oxidizing), sangat mudah sekali menyala (extremely flammable), sangat mudah menyala (highly flammable), amat sangat beracun (extremely toxic), sangat beracun (highly toxic), beracun (moderately toxic), korosif (corrosive), bersifat iritasi (irritant), berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment), karsinogenik (carsinogenic), teratogenik (teratogenic), dan mutagenik (mutagenic) (Suharto 2011).

Berdasarkan sifat kimia yang disebutkan diatas, maka manajemen limbah kimia B3 menjadi masalah lingkungan yang sangat kritis dan krusial. Semakin besar perkembangan dunia industri, maka akan semakin besar pula jumlah dan jenis limbah kimia B3 yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan diperlukannya peningkatan berbagai maacam disiplin ilmu pengetahuan dan pemahaman dampak negatif limbah kimia B3 terhadap kesehatan manusia. Manajemen limbah kimia B3 saat ini tidak hanya menjadi permsalaahan di negara berkembang, namun juga masih menjadi masalaah di negara maju. Penanganan limbah B3 harus dilakukan secara terintegrasi, yaitu penanganan dimulai dari sumbernya dengan tujuan untuk mengeliminasi limbah yang diikuti dengan pewadahan di tempat, pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan, pengolahan, hingga dengan pengolahan akhir yang dilakukan secara aman, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

Manajemen ramah lingkungan pengelolaan limbah kimia B3 merupakan upaya tepat terhadap perlindungan kesehatan, lingkungan, dan manajemen sumber daya alam serta pembangunan berkelanjutan. Banyak limbah kimia B3 yang dibuang ke sungai, pinggir jalan, atau dibuang langsung ke lautan yang pada akhirnya akan mengganggu kesehatan makhluk hidup maupun ekosistem alam. Oleh sebab itu diperlukan peningkatan pengetahuan (knowledge) dan informasi terhadap manajemen limbah kimia B3, peningkatan kemampuan kelembagaan manajemen limbah kimia B3 dan meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan dan lingkungan, serta meningkatkan kerjasama internasional dalam menajemen limbah kimia B3. Sosialisasi mengenai pengetahuan limbbah B3 ini diterapkan oleh perusahaan dimulai dari pelabelan tempat pembuangan sampah dimana limbah B3 diberikan tempat tersendiri sehingga setiap karyawan mengetahui jenis-jenis limbah B3 berdasarkan informasi yang tersedia pada tempat sampah tersebut. Karyawan tidak lagi mencampur limbah B3 dengan jenis limbah lainnya karena dapat menimbulkan reaksi yang berbahaya dan beracun, serta mempermudah dalam penanganan selanjutnya.

Page 60: Laporan Ppi

Pengelolaan limbah B3 merupakan suatu hal yang penting dilakukan, karena limbah B3 memerlukan penanganan khusus dan tidak dapat dibuang di sembarang tempat. Jika limbah kimia B3 dibuang ke lahan, maka air permukaan tanah, air sungai, dan air laut akan tercemar sehingga terjadi kerusakan biota didalamnya. Jika kimia limbah B3 disimpan dalam kontainer dari baja yang kuat dan disimpan dalam bak beton tetap merupakan ancama karea umur pengemas atau kontainer jauh lebih pendek dibandingkan dengan umur limbah kimia B3 tersebut. Pengemas atau kontainer akan dapat mengalami korosi oleh waktu tinggal di lahan. Limbah kimia B3 yang keluar dari kontainer pada akhirnya menjadi ancaman bagi permukaan tanah yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan air minum penduduk khususnya penduduk yang menggunakan air sumur tradisional. Selain itu, lahan juga terkontaminasi oleh limbah kimia B3 sehingga tidak dapat digunakan untuk lahan bercocok tanam. Penanganan yang dilakukan oleh perusahaan yaitu bekerjasama dengan pihak ke tiga yang mampu mengolah limbah.

ASPEK FINANSIAL

Penentuan aspek finansial dilakukan dengan menggunakan beberapa asumsi untuk memudahkan perhitungan. Asusmsi-asumsi yang dipakai adalah sebagai berikut : 1. Analisa finansial dilakukan selama sepuluh tahun dengan mempertimbangkan

umur ekonomis mesin dan peralatan yaitu sekitar sepuluh tahun. 2. Jumlah hari kerja yaitu 360 hari dalam satu tahun dengan rencana dalam satu

minggu terdiri dari tujuh hari produksi. 3. Kapasitas terpasang adalah 42.000 liter/hari 4. Produksi pada tahun ke-1 sampai ke-2 adalah 70% dari kapasitas terpasang

dan tahun ke-3 hingga ke-10 adalah 100% dari kapasitas terpasang. 5. Harga Bangunan

- Ruang proses produksi : Rp. 2.500.000 / m2 - Ruang non-produksi : Rp. 1.500.000 / m2

6. Harga yang ditetapkan oleh industri : - Harga listrik : Rp 850/kW - Harga air : Rp 14.000/m3 - Harga beli lahan : Rp 100.000/m2 (kenaikan 5%/tahun)

7. Harga bahan penolong yaitu : Soda Kaustik/ NaOH 1% : Rp. 8.000/literAsam Nitrat/HNO3 : Rp. 15.000/liter

8. Harga susu Pasteurisasi 1 liter : Rp. 22.000/pack 9. Berdasarkan perkiraan biaya menurut Peters et al. (2004), penetapan biaya

adalah sebagai berikut : - Biaya instalasi listrik 11% dari harga pemebelian mesin dan peralatan

produksi. - Kontingensi 10% dari harga pembelian mesin dan peralatan produksi. - -Biaya pemeliharaan ditetapkan 10% dari harga pembelian mesin dan

peralatan produksi

Page 61: Laporan Ppi

- Biaya asuransi 1% dari nilai awal pembelian barang yang diasuransikan. - Biaya laboratorium ditetapkan sebesar 10% dari biaya operator. - -Biaya distribusi dan pemasaran ditetapkan sebesar 2% dari biaya total

produksi. 10. Penyusutan menggunakan Straight Line Method

- Nilai sisa mesin dan peralatan, instalasi pemiapaan, instalasi listrik, dan kendaraan ditetapkan sebesar 10% dari harga awal pembelian.

- Nilai sisa bangunan sebesar 50% dari harga pembangunan - Umur ekonomis mesin dan peralatan, pemipaan, instalasi listrik,

kendaraan, dan perlengkapan adalah 10 tahun. - Umur ekonomis bangunan adalah 20 tahun.

11. Besarnya pajak adalah sebagai berikut : - Pajak bumi dan bangunan - Pajak kendaraan - Pajak penghasilan untukperusahaan

Biaya Investasi

Berikut merupakan rincian modal investasi yang dapat dilihat pada Tabel 16

Tabel 16 Rincian Biaya Investasi Total

11 Komponen Nilai (Rp)A Modal Investasi tetap1 Biaya Pembelian alat dan mesin 3.609.430.000

2 Biaya pemipaan 721.886.00

0

3 Biaya instalasi listrik 397.037.30

0 4 Bangunan 6.273.777.000 5 Lahan 4.026.138.000

6 Water treatment plant 117.370.00

0

7 Waste treatment plant 136.730.00

0

8 Biaya utilitas 909.920.00

0

9 Biaya perlengkapan 861.072.30

0 10 Biaya kendaraan 1.000.000.000

11 Biaya pra investasi 582.500.00

0 12 Biaya Kontingensi 1.863.586.060   SUBTOTAL 20.499.446.660 B Modal Kerja 164.793.412.446

  TOTAL 185.292.859.106

Page 62: Laporan Ppi

1. Biaya pembelian peralatan dan mesin Biaya pembelian mesin dan alat adalah biaya yang digunakan untuk

membeli mesin dan peralatan produksi. Biaya ini terdiri dari pembelian material,asesoris yang dibutuhkan pada peralatan tersebut dan ongkos fabrikasinya. Detail biaya pembelian peralatan dan mesin ditunjukkan pada Tabel 17.

Tabel 17 Detail Biaya Pembelian Peralatan dan Mesin Produksi Susu Pasteurisasi

Mesin Produksi Jumlah SatuanHarga Satuan

Total ($)

Video Jet 1 set 3000 3.00

0

Chain Conveyor 1 set 5000 5.00

0 Forklift Diesel 3 set 12000 36.000

Pallet 500 piece 10 5.00

0

Trolley 3 piece 30 9

0 Hydraulic hand pallet truck 2 set 180

360

Electric reach trucks 2 set 10000 20.000 Reception tank 3 set 5000 15.000

Balance tank 1 set 5000 5.00

0 Aseptic tank 3 set 5200 15.600

Blanding tank 2 set 2000 4.00

0 Plate heat exchange 2 set 1100 22.000 Storage tank 4 set 12000 48.000 Evergreen 1 set 42900 42.900

Homogenizer 1 set 8500 8.50

0

Rotary vacum pump 10 set 550 5.50

0

CIP pump 1 set 1000 1.00

0

CIP Milk Tank 1 set 550 55

0 High Pressure Homogenizer 1 set 2000

2.000

Stainless pipe for cold milk 15 ton 1000 15.000 Hot rolled stainless steel pipe 15 ton 2200 33.000 THE 1 set 10800 10.800

Page 63: Laporan Ppi

SUB TOTAL $ 298.300

Rp 3.609.430.000

Utilitas Jumla

hSatua

nHarga Satuan

($) Total ($)Boiler (fire tube) 1 set 15000 15000Generator 4 set 11000 44000Compressor 2 set 600 1200Chiller 1 set 15000 15000

SUBTOTAL $ 75.200 Rp 909.920.000

Water Treatment Plant Jumla

h Satuan Harga Satuan Total ($)Cooling tower 1 set 8000 8000Filter tank 1 set 1000 1000Softener tank 1 set 700 700

SUBTOTAL $ 9.700 Rp 117.370.000

Waste Water Treatment Plant :

Jumlah

Satuan

Harga Satuan ($) Total ($)

Tanki anaerobic 1 set 3000 300Clarifier 1 set 11000 11000

SUBTOTAL $ 11.300 Rp 136.730.000

2. Pemipaan dan instalasinya Biaya pemipaan terdiri dari biaya material yang dibutuhkan dalam

pemipaan, katup, dan insulasi pemipaan serta ditambah instalasi pemipaan. Penentuan harga ini melalui pendekatan estimasi modal investasi berdasarkan penurunan biaya peralatan. Biaya pemipaan pada proses yang bahan bakunya berbentuk cair mencapai 20 % dari total harga pembelian peralatan dan mesin (Peters et al, 2004). Bila biaya pembelian peralatan alat dan mesin mencapai Rp3.609.430.000 maka biaya pemipaan dan instalasinya mencapai Rp . 721.886.000

3. Biaya instalasi listrik Biaya instalasi listrik terdiri dari biaya material yang dibutuhkan dalam

pembelian material ditambah instalasi listrik. Penentuan harga ini melalui pendekatan estimasi modal investasi berdasarkan penurunan biaya peralatan. Biaya instalasi listrik pada proses mencapai 11% dari total harga pembelian peralatan dan mesin (Peters et al, 2004). Bila biaya pembelian peralatan alat dan mesin mencapai Rp3.609.430.000 maka biaya instalasi listriknya mencapai Rp 397.037.300.

4. Bangunan

Page 64: Laporan Ppi

Bangunan meliputi bangunan untuk ruang produksi dan nonproduksi. Ruang produksi terdiri dari 1 unit. Ruang non produksi meliputi: kantor, laboratorium, ruang R&D, gudang produk, kantin & mushollah, water treatment, pengolahan limbah padat dan cair serta area parkir. Estimasi biaya untuk membangun ruang produksi adalah sebesar Rp. 586.425.000. Estimasi biaya untuk membangun ruangan nonproduksi sebesar Rp 5.687.352.000 yang hanya terdiri dari satu tingkat. Rincian biaya bangunan ditunjukan pada Tabel 18.

Tabel 18 Kebutuhan luas bangunan dan rincian biaya pendirian pabrik susu pasteurisasi

No KomponenLuas

Area(m2)Harga per

m2Sub total(Rp)

A Ruang proses produksi1 Proses Produksi 234,57 Rp 2.500.000 Rp 586.425.000 B Ruang non produksi1 Ruang utilitas 122,192 Rp 1.500.000 Rp 183.288.000 2 Ruang R&D 100,8 Rp 151.200.000 3 Gudang produk 249,176 Rp 373.764.000 4 Kantor 210 Rp 315.000.000 5 Kantin & Mushollah 29,4 Rp 44.100.000 6 Pengolahan Air 56 Rp 84.000.000 7 Pengolahan Limbah padat 84 Rp 126.000.000 8 Pengolahan Limbah Cair 2520 Rp 3.780.000.000 9 Parkir 420 Rp 630.000.000

  Total 4026,138   Rp 6.273.777.000

5. Lahan Biaya lahan per meter persegi di wilayah Sukabaumi NJOPnya mencapai

Rp. 1000.000/m2. Keperluan lahan sebesar 4026,138 m2 sehingga biaya lahan sebesar Rp.4.026.138.000.

6. Biaya perlengkapan Biaya perlengkapan terdiri dari biaya perlengkapan kantor, perlengkapan

laboratorium, perlengkapan pemeliharaan alat dan mesin, peralatan kebersihan, dan peralatan keamanan/APD (Alat Pelindung Diri). Rincian biaya perlengkapan ditunjukan pada Tabel 19.

Tabel 19 Rincian Pengadaan Biaya Perlengkapan

No. Komponen Jumlah SatuanHarga per unit

($)Total ($)

Perlengkapan 1. Perlengkapan Kantor

Meja Kerja 25 set 40 1.000 Komputer Set 25 set 600 15.000 Mesin Foto copy 1 set 1.125 1.125 Layar Presentasi 1 set 202 202 Proyektor 1 set 616 616 Meja Pertemuan 1 set 625 625

Page 65: Laporan Ppi

Meja-kursi Tamu 1 set 740 740 File Kabinet 3 set 70 210 Telepon 3 set 50 150 Fax 1 set 150 150 Air Conditioner 5 set 300 1.500

2. Perlengkapan LaboratoriumLab Set 2 set 1.000 2.000 Fume Hood 1 set 2.000 2.000 Lab Storage cabinet 2 set 200 400 Electronic Work Bench 2 set 300 600 Incubator 5 set 800 4.000 milk hydrometer 1 set 2.000 2.000 Densitometer 1 set 2.400 2.400 Sterile Transfer Chamber 1 set 34.000 34.000 pH meter 2 set 210 420 Milk Analyzer 1 set 2.000 2.000

3. Perlengkapan pemeliharaan 1 set 2 2

4.Perlengkapan keamanan/APD 1 set 5 5

5. Perlengkapan Kebersihan 1 set 2 2 6. Perlengkapan bengkel 1 set 6 6 7. Perlengkapan IPAL 1 set 5 5 8. Perlengkapan K3 1 Set 5 5

Total Biaya Perlengkapan $ 71.163 Rp 861.072.300

7. Biaya kendaraan Biaya Kendaraan berupa biaya yang digunakan untuk membeli lima

kendaraan operasional seharga Rp.200.000.000 /buah sehingga total biaya sebesar Rp 1.000.000.000.

8. Biaya prainvestasi Biaya prainvestasi meliputi biaya perijinan, riset, konsultasi, dan feasibility

study. Biaya perijinan sendiri berupa biaya untuk mendapatkan Izin Usaha Industri (IUI), Undang-Undang Gangguan (UUG) dan Analisis Mutu dan Dampak Lingkungan (AMDAL), sertifikat Halal dan label BPOM. Besarnya biaya perijinan merupakan hasil wawancara dengan pemerintah daerah setempat. Untuk biaya awal riset ditetapkan Rp 100.000.000. dan biaya Engineering, Procurement, and Consulting (EPC) ditetapkan Rp 500.000.000. serta biaya feasibility study sebesar Rp.672.500.000 Rincian biaya prainvestasinya ditunjukan pada Tabel 20.

Tabel 20 Rincian Biaya PrainvestasiNo Komponen Sub total (Rp)1 Biaya Perizinan

a. IUI 5.000.000 b. UUG 7.000.000 c. AMDAL 25.000.000 d. Halal 3.500.000 e. BPOM 2.000.000

Page 66: Laporan Ppi

2 Biaya Riset 100.000.000 3 Biaya EPC 500.000.000 4 Feasibility Study 30.000.000

  TOTAL Rp 672.500.000

9. Biaya kontingensi Faktor Kontingensi diperhitungkan sebesar 10% dari total investasi

(pembelian peralatan dan mesin, water treatment plant, waste treatment plant, pemipaan dan instalasinya, listrik dan instalasinya, lahan, bangunan, biaya kendaraan, biaya perlengkapan, biaya prainvestasi), yaitu sebesar Rp 1.863.586.060. Faktor Kontingensi merupakan kompensasi dari kejadian yang tidak dapat diprediksi misalnya bencana alam, kesalahan dalam estimasi dan biaya yang tidak terduga lainnya.

Penyusutan

Adapun besar biaya penyusustan dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21 Biaya penyusutan Mesin dan PerlengkapanNo Komponen Nilai ($) Nilai Sisa ($) Penyusutan ($)1. Perlengkapan Kantor

Meja Kerja 1.000 100 900 Komputer Set 15.000 1500 13.500 Mesin Foto copy 1.125 112,5 1.013 Layar Presentasi 202 20,2 182 Proyektor 616 61,6 554 Meja Pertemuan 625 62,5 563 Meja-kursi Tamu 740 74 666 File Kabinet 210 21 189 Telepon 150 15 135 Fax 150 15 135 Air Conditioner 1.500 150 1.350

2. Perlengkapan LaboratoriumLab Set 2.000 200 1800Fume Hood 2.000 200 1800Lab Storage cabinet 400 40 360Electronic Work Bench 600 60 540Incubator 4.000 400 3.600 milk hydrometer 2.000 200 1.800 Densitometer 2.400 240 2.160 Sterile Transfer Chamber 34.000 3400 30.600 pH meter 420 42 378 Milk Analyzer 2.000 200 1.800

3. Perlengkapan pemeliharaan 2 0,2 1,84. Perlengkapan 5 0,5 4,5

Page 67: Laporan Ppi

keamanan/APD5. Perlengkapan Kebersihan 2 0,2 1,86. Perlengkapan bengkel 6 0,6 5,47. Perlengkapan IPAL 5 0,5 4,58. Perlengkapan K3 5 0,5 4,5

SUBTOTAL (Rp) Rp 861.072.300 Rp 86.107.230 Rp 774.965.070 9. Mesin

Video Jet 3.000 300 2.700 Chain Conveyor 5.000 500 4.500 Forklift Diesel 36.000 3600 32.400 Pallet 5.000 500 4.500 Trolley 90 9 81 Hydraulic hand pallet truck 360 36 324 Electric reach trucks 20.000 2000 18.000 Reception tank 15.000 1500 13.500 Balance tank 5.000 500 4.500 Aseptic tank 15.600 1560 14.040 Blanding tank 4.000 400 3.600 Plate heat exchange 22.000 2200 19.800 Storage tank 48.000 4800 43.200 Evergreen 42.900 4290 38.610 Homogenizer 8.500 850 7.650 rotary vacum pump 5.500 550 4.950 CIP pump 1.000 100 900 CIP Milk Tank 550 55 495 High Pressure Homogenizer 2.000 200 1.800 stainless pipe for cold milk 15.000 1500 13.500 hot rolled stainless steel pipe 33.000 3300 29.700 THE 10.800 1080 9.720 SUBTOTAL (Rp) Rp 3.609.430.000 Rp 360.943.000 Rp 3.248.487.000

10. Utilitas:Boiler (fire tube) 15000 1500 13500generator 44000 4400 39600Compressor 1200 120 1080Chiller 15000 1500 13500SUBTOTAL (Rp) Rp 909.920.000 Rp 90.992.000 Rp 818.928.000

11. Water Treatment Plant:Cooling tower 8000 800 7200Filter tank 1000 100 900Softener tank 700 70 630SUBTOTAL (Rp) Rp 117.370.000 Rp 11.737.000 Rp 105.633.000

12.Waste Water Treatment Plant :Tanki anaerobic 300 30 270Clarifier 11000 1100 9900

Page 68: Laporan Ppi

SUBTOTAL (Rp) 136730000 13673000 12305700013. Pemipaan Rp 2.964.345.120 Rp 296.434.512 Rp 2.667.910.608 14. Instalasi Listrik Rp 407.597.454 Rp 40.759.745 Rp 366.837.709 15. Bangunan Rp 6.273.777.000 Rp 3.136.888.500 Rp 3.136.888.500 16. Kendaraan Rp 500.000.000 Rp 50.000.000 Rp 450.000.000

TOTAL PENYUSUTAN Rp 15.780.241.874 Rp 4.087.534.987 Rp 11.692.706.887

Biaya Operasional

Biaya operasional yang dikeluarkan pada industri susu pasteurisasi terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh naik turunnya produksi yang dihasilkan sedangkan biaya variabel dipengaruhi oleh naik turunnya produksi. Biaya tetap industri susu pasteurisasi antara lain biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya administrasi kantor, biaya utilitas kantor, biaya pemeliharaan, biaya asuransi, biaya pemasaran, biaya laboratorium, pajak, dan penyusutan. Biaya variabel industri susu pasteurisasi antara lain biaya pembelian bahan baku, biaya bahan penolong, biaya utilitas produksi, dan biaya tenaga kerja langsung.

Biaya Tenaga Kerja Tenaga kerja yang dibutuhakan dalam industri buah topis kaleng adalah

sebanyak 80 orang yang terdiri atas tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.Gaji tenaga kerja terdiri dari gaji pokok dan tunjangan. Gaji pokok sendiri terdiri dari 13 bulan gaji sedangkan tunjangan 12 bulan gaji. Besarnya tunjangan ditetapkan 30% dari gaji pokok. Rincian gaji tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung ditunjukkan pada Tabel 22 dan Tabel 23.

Tabel 22 Rincian biaya tenaga kerja tidak langsung

Jabatan JumlahGaji

Pokok/orang/bulan (Rp)

Tunjangan/orang/bulan (Rp)

Gaji dan Tunjangan/tahun

(Rp)

General Manager 1 20.000.000 5.000.000 300.000.0

00

Manager 8 10.000.000 2.500.000 1.200.000.0

00

Supervisor 8 7.000.000 2.500.000 912.000.0

00

Tenaga Keuangan 5 5.000.000 1.000.000 360.000.0

00

Tenaga Riset 5 7.000.000 2.500.000 570.000.0

00

Tenaga Pemasaran 5 6.000.000 1.000.000

420.000.000

Staff HRD 5 6.000.000 1.500.000 450.000.0

00 Subtotal biaya tenaga kerja tidak langsung Rp 4.212.000.000

Page 69: Laporan Ppi

Tabel 23 Rincian biaya tenaga kerja langsung

JabatanJumla

h

Gaji Pokok/orang/bulan

(Rp)

Tunjangan/orang/bulan (Rp)

Gaji dan Tunjangan/tahun (Rp)

Teknisi pemeliharaan 10 2.000.000 500.000 300.000.000 Laboran 10 2.000.000 500.000 300.000.000 Petugas Sanitasi 10 2.000.000 500.000 300.000.000 Supir 5 1.500.000 500.000 120.000.000 Kepala Shift 3 4.000.000 1.000.000 180.000.000 Operator 20 3.000.000 500.000 840.000.000 Satpam 5 2.000.000 500.000 150.000.000

Subtotal biaya tenaga kerja kerja langsung Rp 2.190.000.000

Biaya Bahan Baku, Bahan Penolong, dan Utilitas Produksi Biaya bahan baku terdiri dari biaya bahan baku utama berupa susu sapi

murni. Biaya bahan penolong terdiri dari biaya untuk pembelian. Biaya utilitas produksi terdiri dari biaya bahan baku, bahan penolong dan utilitas. Adapun rincian biaya yang dikeluarkan dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24 Rincian Biaya Bahan Baku, Bahan Penolong dan Utilitas

Komponen SatuanKebutuhan/

hariKebutuhan/tahun

Harga Satuan

(Rp)Harga/ tahun (Rp)

Biaya Bahan Baku Utama:

Susu segarLiter 42.000 15.120.000

9.000 136.080.000.000

Biaya Bahan Penolong:Soda kaustik NaOH 1% Liter 167 60.120

8.000 480960000

Asam Nitrat 0,5% Liter 167 60.120

15.000 901800000

SUBTOTAL 1.382.760.000 Biaya Kemasan:

PaperPiece 36.000 12.960.000

500 6.480.000.000

KartonPiece 3.000 1.080.000

1.000 1.080.000.000

LakbanRoll 20 7.200

5.000 36.000.000

Tinta Video jet Liter 0 50

90.000 4.500.000

SUBTOTAL 7.600.500.000 Biaya utilitas

Page 70: Laporan Ppi

produksi:

SolarLiter 100 36.000

8.500 306.000.000

ListrikkWh 1.274 458.496

850 389.721.600

SUBTOTAL 695.721.600 TOTAL 145.758.981.600

Biaya Kebutuhan Administrasi Kantor Biaya administrasi kantor ditetapkan sejumlah Rp.2.000.000 Biaya ini

terdiri dari biaya pembelian perlengkapan kantor seperti kertas, alat tulis, tinta, dan sebagainya.

Biaya Utilitas Kantor Biaya utilitas kantor terdiri dari biaya listrik, air, dan telepon yang

digunakan oleh kantor. Rincian biayanya dapat dilihat di Tabel 25.

Tabel 25 Kebutuhan utilitas kantor

Kompenan Kebutuhan/tahun Satuan Harga(Rp)Subtotal/thn

(Rp)

Air 200 m3 12.50

0 2.500.000

Listrik 24.000 kW 850 20.400.000 Telepon 1.000.000

TOTAL 23.900.000

Biaya Laboratorium Biaya laboratorium meliputi biaya pembelian bahan kebutuhan

laboratorium. Biayanya ditetapkan sebesar 10% dari biaya gaji operator. Biaya gaji operator adalah Rp 300.000.000/tahun, maka biaya laboratorium adalah sekitar Rp 30.000.000.

Biaya Pemeliharaan Biaya pemeliharaan terdiri dari biaya pemeliharaan bangunan, instalasi,

mesin dan peralatan, dan kendaraan. Biaya ini ditetapkan 10% dari harga pembelian. Adapun rincian biaya pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26 Rincian Biaya PemeliharaanKomponen Subtotal (Rp)Mesin dan Peralatan 360.943.000 Instalasi Pemipaan 72.188.600 Instalasi listrik 39.703.730 Bangunan 627.377.700 Perlengkapan 86.107.230 Kendaraan 100.000.000

TOTAL 1.286.320.260

Page 71: Laporan Ppi

Biaya Asuransi Biaya asuransi terdiri dari biaya dari objek yang diasuransikan. Objek yang

diasuransikan antara lain bangunan, mesin dan peralatan, dan kendaraan. Asumsi biaya asuransi sebesar 1% dari nilai beli objek. Tabel 27 menunjukan rincian biaya asuransi.

Tabel 27 Rincian biaya asuransiKomponen Asuransi Subtotal (Rp)Mesin dan Peralatan 26.094.300 Bangunan 62.737.770 Kendaraan 10.000.000

TOTAL Rp 98.832.070

Harga Penjualan dan Perkiraan Penerimaan

Biaya per unit produk susu pasteurisasi ditentukan dengan metode full costing yaitu dengan rumus sebagai berikut :

Biaya operasional perusahaan selama 5 tahun pertama dapat dilihat pada Tabel 28 sebagai berikut.

Tabel 28 Biaya Operasional Perusahaan selama 5 tahun pertama

KomponenCost pada tahun ke-

1 2 3 4 5Biaya tetapBiaya TK tidak langsung 4.212.000.000 4.212.000.000 4.212.000.000 4.212.000.000 4.212.000.000Biayaadministrasi kantor 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000Biaya utilitas kantor 23.900.000 23.900.000 23.900.000 23.900.000 23.900.000Biaya pemeliharaan 1.286.320.260 1.286.320.260 1.286.320.260 1.286.320.260 1.286.320.260Biaya asuransi 98.832.070 98.832.070 98.832.070 98.832.070 98.832.070Biaya pemasaran 32.958.682.493 32.958.682.493 32.958.682.493 32.958.682.493 32.958.682.493Biaya laboratorium 30.000.000 30.000.000 30.000.000 30.000.000 30.000.000Biaya pajak 5.687.852.000 5.687.852.000 5.687.852.000 5.687.852.000 5.687.852.000Biaya penyusutan 11.692.706.887 11.692.706.887 11.692.706.887 11.692.706.887 11.692.706.887Sub total 55.992.293.710 55.992.293.710 55.992.293.710 55.992.293.710 55.992.293.710Biaya variabelBiaya bahan baku 108.864.000.000 108.864.000.000 136.080.000.000 136.080.000.000 136.080.000.000Biaya bahan penolong 7.186.608.000 7.186.608.000 8.983.260.000 8.983.260.000 8.983.260.000

Biaya utilitas produksi 556.577.280 556.577.280 695.721.600 695.721.600 695.721.600Biaya TK langsung 1.752.000.000 1.752.000.000 2.190.000.000 2.190.000.000 2.190.000.000Sub total 118.359.185.280 118.359.185.280 147.948.981.600 147.948.981.600 147.948.981.600Total 174.351.478.990 174.351.478.990 203.941.275.310 203.941.275.310 203.941.275.310

Page 72: Laporan Ppi

Proyeksi Laba Rugi

Proyeksi laba rugi menggambarkan besarnya keuntungan dan kerugian pada industri ini. Proyeksi ini memuat mengenai pengeluaran dan penerimaan secara keseluruhan. Selisih antara penerimaan dengan pengeluaran produksi dinamakan laba operasi. Laba operasi setelah pengurangan pajak merupakan laba bersih. Pajak penghasilan ditetapkan sebesar 28%. Proyeksi laba – rugi perusahaan untuk jangka waktu 10 tahun dapat dilihat pada Tabel 29.

Tabel 29 Proyeksi laba rugi perusahaan untuk jangka waktu 10 tahunDeskripsi Tahun ke-

1 2 3 4 5PenerimaanHarga 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000Volume 10.368.000 10.368.000 12.960.000 12.960.000 12.960.000Total penerimaan

259.200.000.000 259.200.000.000

324.000.000.000 324.000.000.000

324.000.000.000

PengeluaranBiaya tetap 55.992.293.710 55.992.293.710 55.992.293.710 55.992.293.710 55.992.293.710Biaya variabel 118.359.185.280 118.359.185.28

0147.948.981.600

147.948.981.600

147.948.981.600

Biaya penyusutan

11.692.706.887 11.692.706.887 11.692.706.887 11.692.706.887 11.692.706.887

Total pengeluaran

186.044.185.800 186.044.185.800

215.633.982.200 215.633.982.200

215.633.982.200

Laba sebelum pajak

73.155.814.200 73.155.814.200 108.366.017.800 108.366.017.800

108.366.017.800

Pajak penghasilan

20.483.627.980 20.483.627.980 30.342.484.980 30.342.484.980 30.342.484.980

Laba setelah pajak

52.672.186.220 52.672.186.220 78.023.532.820 78.023.532.820 78.023.532.820

Deskripsi Tahun ke-6 7 8 9 10

PenerimaanHarga 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000Volume 12.960.000 12.960.000 12.960.000 12.960.000 12.960.000Total penerimaan

324.000.000.000 324.000.000.000

324.000.000.000 324.000.000.000

324.000.000.000

PengeluaranBiaya tetap 55.992.293.710 55.992.293.710 55.992.293.710 55.992.293.710 55.992.293.710Biaya variabel

147.948.981.600147.948.981.60

0147.948.981.600

147.948.981.600

147.948.981.600

Biaya 11.692.706.887 11.692.706.887 11.692.706.887 11.692.706.887 11.692.706.887

Page 73: Laporan Ppi

penyusutanTotal pengeluaran

215.633.982.200 215.633.982.200

215.633.982.200 215.633.982.200

215.633.982.200

Laba sebelum pajak

108.366.017.800 108.366.017.800

108.366.017.800 108.366.017.800

108.366.017.800

Pajak penghasilan

30.342.484.980 30.342.484.980 30.342.484.980 30.342.484.980 30.342.484.980

Laba setelah pajak

78.023.532.820 78.023.532.820 78.023.532.820 78.023.532.820 78.023.532.820

Kelayakan Investasi

Arus Kas Untuk menghitung kelayakan investasi perlu terlebih dahulu dievaluasi

aliran kas perusahaan yang masuk maupun yang keluar dengan hal tersebut maka keuntungan perusahaan persatuan waktu tertentu dapat ditentukan. Arus kas menggambarkan aliran dana yang masuk kedalam kas setiap tahunnya. Arus kas dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30 Arus kas

  

Tahun ke-0 1 2 3 4 5

Kegiatan investasi 

Bangunan 6.273.777.00

0        

Peralatan 7.753.445.60

0        Modal kerja

310.188.447.270        

Kegiatan operasional Penerimaan   259.200.000.000 259.200.000.00

0324.000.000.000 324.000.000.000 324.000.000.000

Depresiasi 11.692.706.887 11.692.706.887 11.692.706.887 11.692.706.887 11.692.706.887Kegiatan keuangan            Net cash flow

324.215.669.870 270.892.706.887

270.892.706.887 335.692.706.887 335.692.706.887 335.692.706.887

Tahun ke-6 7 8 9 10

Kegiatan investasiBangunan        Peralatan        Modal kerja        

310.188.447.270

Kegiatan operasional

Penerimaan 259.200.000.000 259.200.000.000 324.000.000.000 324.000.000.000 324.000.000.000Depresiasi 11.692.706.887 11.692.706.887 11.692.706.887 11.692.706.887 11.692.706.887

Page 74: Laporan Ppi

Kegiatan keuangan          Net cash flow 270.892.706.887 270.892.706.887 335.692.706.887 335.692.706.887 335.692.706.887

Kriteria InvestasiPenilaian kriteria investasi menggunakan metode NPV, IRR. B/C ratio, dan

PBP. Tabel penghitungan metode NPV, IRR, B/C Ratio, dan PBP dijelaskan pada Tabel 31.

Tabel 31 Perhitungan Kriteria Investasi

Kriteria Nilai

Cost of fund 13,5

NPV (304.126.713.470)

IRR 89%

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi dan Suharno. 2012. Dasar-Dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Asmadiani E.K. 2012. Contoh Manual Mutu Departemen Produksi Pengolahan Ikan. http://ervincious.blog.com/2013/05/05/contoh-manual-mutu-departemen-produksi-pengolahan-ikan/. Diakses pada: [24 Nopember 2013].

Departemen Lingkungan Hidup. 2004. AMDAL. Jakarta : Kementerian Lingkungan Hidup.

Gittinger J. P. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian Terjemahan. Edisi kedua. Jakarta : UI Press.

Husnan S. dan Suwarsono M. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Pencetakan.

Husnan S. dan Suwarsono M. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Pencetakan.

Osada T. 2004. Sikap Kerja 5S Edisi ke 5. Jakarta : PPM.Purwoko I. (2010). Strategi Penerapan GMP di Industri. [Online]. Tersedia :

http://globalhygienestore.com/show.php?mode=news&id=15. [12 Desember 2014].

Said M. 2009. Pengolahan Air Limbah Laboratorium dengan Menggunakan Koagulan Alum Sulfat dan Poli Aluminium Klorida (PAC). Jurnal Penelitian Sains. 09:12-08.

Simatupang R B. 2003. Aspek Hukum dalam Bisnis. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.

Page 75: Laporan Ppi

Sumarni M. 1993. Pengantar Bisnis (Dasar Dasar Ekonomi Perusahaan). Yogyakarta : Liberty.

Suratmo F G. 1998. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Page 76: Laporan Ppi