Laporan Kasus_gastritis Erosif_rsud Andi Abdurrahman Noor_pagatan_7okt2014

22
LAPORAN KASUS GASTRITIS EROSIF Penyusun: dr. Resti Akmalina RSUD dr. H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR TANAH BUMBU

description

laporankasusgastritiserosifdibuatolehdokter internship#sekedarsyarat

Transcript of Laporan Kasus_gastritis Erosif_rsud Andi Abdurrahman Noor_pagatan_7okt2014

Page 1: Laporan Kasus_gastritis Erosif_rsud Andi Abdurrahman Noor_pagatan_7okt2014

LAPORAN KASUS

GASTRITIS EROSIF

Penyusun:

dr. Resti Akmalina

RSUD dr. H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR

TANAH BUMBU

2014

Page 2: Laporan Kasus_gastritis Erosif_rsud Andi Abdurrahman Noor_pagatan_7okt2014

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan bimbingan dan petunjuk-Nya, akhirnya dengan ini saya dapat

menyelesaikan Laporan Kasus sesuai pada waktu yang telah ditentukan.

Tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai salah satu kegiatan yang saya

lakukan dalam Program Internship Dokter Indonesia (PIDI) di RSUD dr. H. Andi

Abdurrahman Noor Tanah Bumbu yang kemudian dipresentasikan.

Semoga dengan dibuatnya laporan ini dapat memberi manfaat bagi siapapun

yang membutuhkan informasi khususnya dalam topik Gastritis Erosif.Kritik dan saran

yang membangun kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.

Sepunggur, Oktober 2014

Penulis

Laporan Kasus | Gastritis Erosif i

Page 3: Laporan Kasus_gastritis Erosif_rsud Andi Abdurrahman Noor_pagatan_7okt2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung. Gastritis bukan penyakit

tunggal, lebih tepatnya suatu kelompok penyakit yang mempunyai perubahan

peradangan pada mukosa lambung yang sama tetapi ciri-ciri klinis, karakteristik

hisologis dan patogenesis yang berlainan. Bentuk gastritis akut yang paling dramatis

adalah gastritis erosif akut. Istilah ini mencerminkan perdarahan dari mukosa lambung.

Hampir selalu ditemukan pada gastritis bentuk ini dan kehilangan integritas yang

karakteristik dari mukosa lambung yang menyertai lesi peradangan.

Erosi lambung dan tempat perdarahan dapat tersebar secara difus ke seluruh

mukosa lambung atau setempat pada korpus atau antrum lambung.Erosi sering terletak

linier pada puncak lipatan mukosa.Pada sebagian besar kasus inflamasi gaster tidak

berkorelasi dengan keluhan dan gejala klinis pasien.Sebaliknya, keluhan dan gejala

klinis pasien berkorelasi positif dengan komplikasi gastritis.

Laporan Kasus | Gastritis Erosif ii

Page 4: Laporan Kasus_gastritis Erosif_rsud Andi Abdurrahman Noor_pagatan_7okt2014

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 IDENTITASNo RM : 06.86.60Nama : Tn. MAUmur : 52 tahunPekerjaan : WiraswastaAgama : IslamAlamat : SatuiMasuk RS tanggal : 17 April 2014

2.2 ANAMNESAKELUHAN UTAMA :

BAB berwarna hitam sejak 4 hari yang lalu.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG : Pasien datang ke IGD RS dengan keluhan BAB hitam sejak 4 hari.Kotoran

berwarna hitam pekat seperti aspal dengan frekuensi 1 kali sehari, konsistensi tidak

cair, dan baunya seperti biasa.Pasien merasa mual terus menerus disertai rasa sakit pada

daerah ulu hati, sakitnya terasa pedih dan bertambah nyeri saat makan sesuatu, namun

pasien menyangkal adanya muntah.Badan terasa lemas secara keseluruhan.Pasien

juga menyangkal adanya gangguan pada saat BAK.

Pasien mengeluh nyeri pada lutut kanan dan kiri yang dirasa sejak 1 tahun

SMRS. Pasien sering mengkonsumsi obat anti nyeri yang dibeli dari warung tanpa

resep dokter untuk mengurangi gejala nyeri (nama obat tidak tahu). Pasien juga

sering mengkonsumsi jamu pegal linu.Pasien merokok kurang lebih 1 bungkus per

hari dan terbiasa mengkonsumsi kopi.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :Pasien sering mengalami nyeri ulu hati, namun tidak disertai BAB warna hitam.

Pasien tidak memiliki riwayat kencing manis (diabetes mellitus) sebelumnya. Keluhan

darah tinggi (hipertensi), hiperkolesterolemia ataupun hiperuricemia tidak diketahui

pasien karena belum pernah periksa sebelumnya.

RIWAYAT PENYAKIT PADA KELUARGA :Belum pernah ada keluarga pasien yang mengalami sakit seperti ini.

Laporan Kasus | Gastritis Erosif 1

Page 5: Laporan Kasus_gastritis Erosif_rsud Andi Abdurrahman Noor_pagatan_7okt2014

RIWAYAT PSIKOSOSIAL:Pasien sering minum obat-obatanantinyeri dari warung tanpa resep dokteruntuk

mengurangi rasa sakit pada persendian dan sakit kepala.Pasien sering mengkonsumsi

jamu pegal linu, merokok 1 bungkus per hari dan minum kopi.

Pasien menyangkal bahwa dirinya sedang memiliki masalah serius yang bernilai

stress.Pasien tidak mengkonsumsi alkohol, minuman bersoda sangat jarang.

2.3. PEMERIKSAAN FISIKKesan Umum : Sakit sedangKesadaran :Compos MentisTanda VitalTD : 140/90 mmHgHR : 80 kali/menitRR : 20 kali/menitSuhu : 36.6˚C

2.4 STATUS GENERALISKepala : NormocephalMata : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (+/+)Hidung : Epistaksis (-/-)Mulut : Tidak kering, sianosis (-)Telinga : NormalLeher : Tidak ada pembesaran KGB

2.5 STATUS LOKALISDada

Paru : Inspeksi: Normochest, tidak ada retraksi dinding dada. Palpasi : Tidak ada bagian dada yang tertinggal saat bernapas.Perkusi : Sonor di kedua lapang paru.Auskultasi : Terdengar bunyi vesikuler di kedua lapang paru.

Jantung :Batas Jantung :atas : ICS III, linea parasternalis sinistra bawah : ICS V, linea sternalis sinistra kiri : linea midclavicularis sinistra

Suara Jantung : BJ I-II murni, tanpa gallop dan murmur.

Abdomen :Inspeksi : Bentuk normal, tidak buncit.Auskultasi : Bunyi peristaltik usus 6x/mntPalpasi : Nyeri tekan di epigastrium, hepar/lien tidak teraba membesar

Perkusi : Timpani di ke-4 kuadran abdomen

Ekstremitas :Genu dextra-sinistra: deformitas (-), nyeri (-), ROM aktif.

Laporan Kasus | Gastritis Erosif 2

Page 6: Laporan Kasus_gastritis Erosif_rsud Andi Abdurrahman Noor_pagatan_7okt2014

2.6 LaboratoriumTanggal 17 April 2014,

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan SatuanHEMATOLOGYHematologi RutinHaemoglobin 7.1 13.5 - 18 gr %Hematokrit 22 40 - 48 %Eritrosit 3.14 4.5 - 6.2 juta/ mm3

Leukosit 8200 5000 - 11000 /mm3

Trombosit 355 150 - 440 ribu/ mm3

Kimia DarahSGOT 19 <37 U/LSGPT 17 <42 U/LUreum 42 10 - 50 mg/dlCreatinin 0.9 0.6 – 1.1 mg/dlBUN 19.63 4.7 – 23,4 mg/dlGDS 99 70 – 199 mg/dl

Tanggal 20 April 2014,Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Hematologi RutinHaemoglobin 8.8 13.5 - 18 gr %

Tanggal 25 April 2014,Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Hematologi RutinHaemoglobin 10,1 13.5 - 18 gr %

2.7 EKGTanggal 19 April 2014,

Laporan Kasus | Gastritis Erosif 3

Page 7: Laporan Kasus_gastritis Erosif_rsud Andi Abdurrahman Noor_pagatan_7okt2014

Kesan : Irama sinus normal

2.8 DIAGNOSADiagnosa Kerja : Gastritis Erosif, MelenaDiagnosa Banding : Ulkus Peptikum

2.9 RENCANA PEMERIKSAAN, TINDAKAN Cek darah rutin dan kimia darah EKG Endoskopi (Anjuran)

2.10 TERAPI YANG DIBERIKAN IVFD RL 20 tpm Asam traneksamat 3 x 500 mg iv Pantoprazol 1 vial/24 jam iv Tranfusi PRC 2 kolf

2.11 PROGNOSAAd vitam : dubia ad bonamAd sanasionam : dubiaAd fungsionam : dubia ad bonam

2.12 FOLLOW UPTanggal S O A P

17-4-2014

(IGD)

Hari I

BAB hitam,

nyeri ulu hati

(+), mual (+),

muntah (-),

badan lemas

TD: 140/90 mmHgHR: 80 x/menitRR: 20 x/menitSuhu: 36.6˚C

Mata: CA +/+, SI -/-

Abd: nyeri tekan

epigastrium (+)

Melena ec

gastritis

erosif

IVFD RL 20 tpm

Inj. As. Tranexamat

3x500 mg iv

Inj. Pantoprazol 1

vial / 24 jam iv

Pemeriksaan

Laporan Kasus | Gastritis Erosif 4

Page 8: Laporan Kasus_gastritis Erosif_rsud Andi Abdurrahman Noor_pagatan_7okt2014

darah rutin

Periksa kimia

darah : GDS,

Ureum, Creatinin,

SGOT, SGPT

19-4-2013

Hari III

BAB hitam

berkurang,

nyeri ulu hati

(+) tetap,

mual

berkurang

TD: 140/90 mmHg

Mata: CA +/+, SI -/-

Abd: nyeri tekan epigastrium (+)

Hb: 7,1 mg/dl

Melena ec

gastritis

erosif

IVFD RL 18 tpm

Inj. Pantoprazol 1

vial / 24 jam iv

Redacid 2x1 C

Fudan 2x100mg

Tranfusi PRC 1

kolf

EKG

24-4-2014

Hari VII

BAB hitam

(-), nyeri ulu

hati (+)

berkurang,

mual (-)

TD: 150/90 mmHg

Mata: CA +/+, SI -/-

Abd: nyeri tekan epigastrium (+)

Hb: 8,8 mg/dl

Melena ec

gastritis

erosif

IVFD RL 18 tpm

Inj. Pantoprazol 1

vial / 24 jam iv

Redacid 2x1 C

Fudan 2x100mg

Tranfusi PRC 1

kolf

26-4-2014

Hari X

BAB hitam

(-), nyeri ulu

hati (-), mual

(-),

TD: 150/90 mmHg

Mata: CA +/+, SI -/-

Abd: nyeri tekan epigastrium (-)

Hb: 10,1 mg/dl

Melena ec

gastritis

erosif

Boleh pulang

Th/:

Syr. Inpepsa 3x1 C

Lansoprazole 2x1

Laporan Kasus | Gastritis Erosif 5

Page 9: Laporan Kasus_gastritis Erosif_rsud Andi Abdurrahman Noor_pagatan_7okt2014

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gastritis Erosif

3.1. Definisi

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa

lambung yang dapat bersifat akut, kronis dan difus atau lokal.Gastritis erosif bila terjadi

kerusakan mukosa lambung yang tidak meluas sampai epitel.Gastritis merupakan

penyakit yang sering ditemukan, biasanya bersifat jinak dan merupakan respon mukosa

terhadap berbagai iritan lokal.Endotoksin bakteri (setelah menelan makanan), kafein,

alkohol, dan aspirin merupakan pencetus yang lazim.Infeksi Helicobacter pylori lebih

sering diangap penyebab gastritis akut.Obat-obatan seperti obat anti inflamasi non

steroid (OAINS), sulfonamid, steroid juga diketahui menggangu sawar mukosa

lambung.

3.2. Etiologi dan Patogenesis

a. Helicobater pylori

Individu sehat dibawah umur 30 tahun mempunyai angka prevalesi koloni H.

Pylori pada lambung sekitar 10 %.Kolonisasi meningkat sesuai umur, pada mereka yang

berumur lebih dari 60 tahun mempunyai tingkat kolonisasi sesuai umur mereka.H.

pylori merupakan basil gram-negatif, spiral dengan flagel multipel lebih menyukai

lingkungan mikroaerofilik. H. Pylori tidak menyerang jaringan, menghuni dalam gel

lendir yang melapisi epitel. H. pylori mengeluarkan urease yang memecah urea menjadi

amnion dan CO2 sehingga lingkunganakan menjadi basa dan kuman terlindungi

terhadap faktor merusak dari asam lambung. Disamping itu, kuman ini membentuk

platelet activating faktor yang merupakan pro inflamatory sitokin. Sitokin yang

terbentuk mempunyai efek langsung pada sel epitel melalui ATP-ase dan proses

transport ion.

b. OAINS dan Alkohol

OAINS dan alkohol merupakan zat yang dapat merusak mukosa lambung

dengan merubah permeabilitas sawar epitel, sehinga memungkinkan difus balik asam

klorida yang mengakibatkan kerusakan jaringan terutama pembuluh darah.Zat ini

menyebabkan perubahan kualitatif mukosa lambung yang dapat mempermudah

Laporan Kasus | Gastritis Erosif 6

Page 10: Laporan Kasus_gastritis Erosif_rsud Andi Abdurrahman Noor_pagatan_7okt2014

terjadinya degradasi mukus oleh pepsin.Mukosa menjadi edem, dan sejumlah besar

protein plasma dapat hilang.Mukosa kapiler dapat rusak mengakibatkan perdarahan

interstisial.Mukosa antrum lebih rentan terhadap difusi balik dibanding fundus sehinga

erosif sering terjadi di antrum. Difusi balik ion H akan merangsang histamin untuk lebih

banyak mengeluarkan asam lambung, timbul dilatasi dan peningkatan permeabilitas

pembuluh kapiler, kerusakan mukosa lambung.

c. Stress Ulkus

Istilah ulkus stress digunakan untuk menjelaskan erosi lambung yang terjadi

akibat stress psikologis atau fisiologis yang berlangsung lama. Bentuk stress dapat

bermacam-macam seperti: syok hipotensif, posttrauma dan operasi besar, sepsis,

hipoksia, luka bakar hebat (ulkus Curling), atau trauma serebral (ulkus Cushing).

Gastritis erosif akibat stress memiliki lesi yang dangkal, ireguler, menonjol

keluar, multiple. Lesi dapat mengalami perdarahan lambat menyebabkan melena, dan

seringkali tanpa gejala.Lesi ini bersifat superficial. Ulkus stress dibagi menjadi 2. Ulkus

cushing karena cedera otak ditandai oleh hiperasiditas nyata yang diperantarai oleh

rangsang vagus dan ulkus curling dan sepsis ditandai oleh hipersekresi asam lambung.

Sebagian besar peneliti setuju bila iskemia mukosa lambung adalah faktor etiologi

utama yang menyebabkan terjadinya destruksi sawar lambung dan terbentuk ulserasi.

3.3. Gambaran Klinis

Secara umum pasien gastritis erosif mengeluh dyspepsia.Dyspepsia adalah suatu

sindrom/kumpulan gejala berupa mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati, sendawa, rasa

terbakar, rasa penuh ulu hati dan cepat merasa kenyang. Secara umum dyspepsia dibagi

menjadi empat yaitu: dyspepsia akibat tukak, dyspepsia akibat gangguan motilitas,

dyspepsia akibat refluks dan dyspepsia tidak spesifik. Pada dyspepsia gangguan

motilitas, keluhan yang paling menonjol adalah perasaan kembung, rasa penuh ulu hati

setelah makan, cepat merasa kenyang disertai sendawa.Pada dyspepsia akibat refluks,

keluhan yang menonjol berupa nyeri ulu hati dan rasa seperti terbakar, harus

disingkirkan adanya pasien kardiologis.Pasien tukak memberikan ciri seperti nyeri ulu

hati, rasa tidak nyaman, disertai muntah.Rasa sakit gastritis erosif timbul setelah makan,

berbeda dengan ulkus duodenum yang lebih enak setelah makan.Walaupun demikian,

rasa nyeri saja tidak cukup menegakkan gastritis erosif, selain itu dapat terjadi juga

perdarahan atau perforasi.

Laporan Kasus | Gastritis Erosif 7

Page 11: Laporan Kasus_gastritis Erosif_rsud Andi Abdurrahman Noor_pagatan_7okt2014

3.4. Diagnosis

Diagnosis gastritiserosif ditegakkan berdasarkan pengamatan klinis,

pemeriksaan penunjang (radiologi dan endoskopi), dan hasil biopsy untuk pemeriksaan

kuman H. pylory.Pemeriksaan endoskopi memudahkan diagnosis tepat erosif.Dengan

endoskopi memungkinkan visualisasi dan dokumentasi fotografik sifat ulkus, ukuran,

bentuk dan lokasinya dan dapat menjadi dasar referensi untuk penilaian

penyembuhan.Pada pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran niche atau

crater.Pemeriksaan tes CLO/PA untuk menunjukkan apakah ada infeksi H. pylori dalam

rangka eradikasi kuman.

3.5. Terapi

Terapi pada gastritis erosif terdiri dari terapi non-medikamentosa,

medikamentosa dan operasi.Tujuan dari terapi adalah menghilangkan keluhan,

menyembuhkan atau memperbaiki erosi, mencegah kekambuhan dan mencegah

komplikasi.

a. Non-medikamentosa

1. Istirahat

Stres dan kecemasan memegang peran dalam peningkatan asam lambung.Sebaiknya

pasien hidup tenang dan memerima stres dengan wajar.

2. Diet

Makanan lunak apalagi bubur saring, makanan yang mengandung susu tidak lebih

baik dari makanan biasa, karena makanan halus dapat merangsang pengeluaran asam

lambung. Cabai, makanan merangsang, makanan mengandung asam dapat

menimbulkan rasa sakit.

b. Medikamentosa

1. Antasida

Pada saat ini sudah jarang digunakan, sering untuk menghilangkan rasa sakit. Dosis

3x1 tablet.

3. Koloid Bismuth

Mekanisme kerja belum jelas, kemungkinan membentuk lapisan penangkal bersama

protein pada dasar ulkus dan melindunginya terhadap pengaruh asam dan

pepsin.Dosis 2x2 sehari.Efek samping tinja kehitaman sehingga menimbulkan

Laporan Kasus | Gastritis Erosif 8

Page 12: Laporan Kasus_gastritis Erosif_rsud Andi Abdurrahman Noor_pagatan_7okt2014

keraguan dengan perdarahan.

4. Sukralfat

Mekanisme kerja kemungkinan melalui pelepasan kutup alumunium hidroksida yang

berkaitan dengan kutub positif molekul protein membentuk lapisan fisikokemikal

pada dasar ulkus, yang melindungi dari asam dan pepsin. Efek lain membantu

sintesis prostaglandin dan menambah sekresi bikarbonat dan mukus , meningkatkan

daya pertahanan dan perbaikan mukosa.

5. Prostaglandin

Mekanisme kerja dengan mengurangi sekresi asam lambung, menambah sekresi

mukus, bikarbonat dan menambah aliran darah mukosa serta pertahanan dan

perbaikan mukosa.Biasanya digunakan sebagai penangkal ulkus gaster pada pasien

yang menggunakan OAINS.

6. Antagonis Reseptor H2/ ARH2

Struktur homolog dengan histamin.Mekanisme kerjanya memblokir efek histamin

pada sel parietal untuk tidak memproduksi asam lambung. Dosis: Simetidin (2x400

mg), Ranitidin 300 mg/hari, Nizatidin 1x300 mg, Famotidin (1x40 mg), Roksatidin

(2x75 mg).

7. Proton Pump Inhibitor/ PPI

Mekanisme kerja memblokir enzim K+H+- ATP ase yang akan memecah K+H+-

ATP menjadi energi yang digunakan untuk mengeluarkan asam lambung.

Penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kenaikan gastrin darah.PPI

mencegah pengeluaran asam lambung, menyebabkan pengurangan rasa sakit,

mengurangi faktor agresif pepsin dengan PH>4.

Omeprazol 2x20 mg Lanzoprazol/ Pantoprazol 2x40 mg

8. Penatalaksanaan Infeksi H. Pylori

Terapi tripel

- PPI 2x1 + Amoksisislin 2x1000 + Klaritromisin 2x500

- PPI 2x1 + Metronidazol 3x500 + Klaritromisin 2x500

- PPI 2x1 + Metronidazol 3x500 + Amoksisilin 2x1000

- PPI 2x1 + Metronidazol 3x500 + Tetrasiklin 4x500

Terapi Kuadrupel, jika gagal dengan terapi tripel. Regimen terapinya yaitu:

PPI 2x1, Bismuth 4x2, metronidazol 4x250, tetrasiklin 4x500.

Laporan Kasus | Gastritis Erosif 9

Page 13: Laporan Kasus_gastritis Erosif_rsud Andi Abdurrahman Noor_pagatan_7okt2014

c. Tindakan invasif

Tindakan invasif saat ini frekuensinya menurun akibat keberhasilan terapi

medikamentosa.Prosedur invasif yang dilakukan pada ulkus gaster pada ulkus

refrakter, darurat karena komplikasi perdarahan dan perforasi, dan sangkaan

keganasan. Tindakan invasif terdiri dari prosedur berikut:

1) Terapi endoskopi

a) Injeksi : penyuntikan submukosa sekitar titik perdarahan dengan

adrenalin (1:10000) sebanyak 0,5–1 ml/suntik dengan batas 10 ml atau

alcohol absolute (98%) tidak melebihi 1 ml.

b) Termal : koagulasi, heatprobe, laser.

c) Mekanik : hemoklip, stapler.

2) Terapi bedah

Laporan Kasus | Gastritis Erosif 10

Page 14: Laporan Kasus_gastritis Erosif_rsud Andi Abdurrahman Noor_pagatan_7okt2014

Algoritma Penatalaksanaan Penderita Perdarahan SCBA

`

Laporan Kasus | Gastritis Erosif 11

Page 15: Laporan Kasus_gastritis Erosif_rsud Andi Abdurrahman Noor_pagatan_7okt2014

BAB IVKESMIPULAN

1. Berdasarkan anamnesis ditemukan keluhan utama BAB kehitaman yang

menandakan adanya perdarahan saluran cerna bagian atas. Adanya riwayat

pasien sering minum obat-obatan warung bila merasa tidak enak badan yang

terus menerus dapat menyebabkan erosif lambung sehingga pasien ini dapat

dicurigai menderita gastritis erosif.

2. Untuk menegakkan diagnosa pasti disarankan untuk endoskopi.

3. Terapi yang diberikan untuk gastritis erosif berupa

Omeprazole dengan memblokir enzim K+H+- ATP ase yang akan

memecah K+H+- ATP menjadi energi yang digunakan sel parietal untuk

mengeluarkan asam lambung

Asam tranesamic yang mempunyai aktivitas antiplasminik dengan

menghambat aktivitas dari plasminogen dan plasmin. Secara klinis

mempunyai efek mengurangi perdarahan, berkurangnya waktu

perdarahan dan lama perdarahan.

Sukralfat syrup yang dibentuk dari sukrosa oktasulfat dan

polialumunium sebagai pelindung mukosa dari asam lambung, pepsin

dan garam empedu.

Laporan Kasus | Gastritis Erosif 12

Page 16: Laporan Kasus_gastritis Erosif_rsud Andi Abdurrahman Noor_pagatan_7okt2014

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV, Jilid I.

2006. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

2. Tjahyono W. Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Djumhana A. Perdarahan Akut Saluran Cerna Bagian Atas. Bandung: Universitas

Padjajaran.

4. Management of Acute Upper and Lower Gastrointestinal Bleeding: A national

clinical guideline. 2008. Edinburgh: Scottish Intercollegiate Guideline Network.

5. Barkun A, Bardou M, dkk. Consensus Recommendations for Managing Patients

with Nonvariceal Upper Gastrointestinal Bleeding. Ann Intern Med 2013; 139:

843-857.

Laporan Kasus | Gastritis Erosif 13