LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik...

85
PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS DALAM PENGEMBANGAN SEKOLAH I. Sekolah Sebagai Lembaga Pendidikan Dan Pusat Pembudayaan Dalam pengelolaan pendidikan menganut konsep demokratisasi sebagaimana dituangkan dalam UU Sisdiknas 2003 bab III tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan (pasal 4) disebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan, serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan , nilai kultural, dan kemajemukan bangsa (ayat 1). Karena pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat (ayat 3), serta dengan memberdayakan semua komponen masyarakat, melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Pendidikan dalam arti luas adalah proses yang berkaitan dengan upaya untuk mengembangkan pada diri seseorang tiga aspek dalam kehidupannya, yakni pandangan hidup, sikap dan keterampilan hidup. Upaya untuk mengembangkan ketiga aspek tersebut bisa dilaksanakan di sekolah, luar sekolah dan keluarga. Kegiatan di sekolah direncanakan dan dilaksanakan secara ketat dengan prinsip-prinsip yang sudah ditetapkan. Pelaksanaan di luar sekolah, meski telah memiliki rencana dan program namun pelaksanaannya relatif longgar dengan berbagai pedoman yang lebih fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan secara informal tanpa tujuan yang dirumuskan secara baku dan tertulis. Dengan mendasarkan pada konsep pendidikan tersebut, maka sesungguhnya pendidikan merupakan pembudayaan (encultural), suatu proses untuk mentasbihkan seseorang mampu hidup dalam suatu budaya tertentu. Konsekuensi dari pernyataan ini, maka praktik pendidikan harus sesuai dengan budaya masyarakat (Zamroni, 2000:82). Oleh karena itu pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemampuan, dan mengembangkan PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 1

Transcript of LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik...

Page 1: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS DALAM PENGEMBANGAN SEKOLAH

I Sekolah Sebagai Lembaga Pendidikan Dan Pusat Pembudayaan

Dalam pengelolaan pendidikan menganut konsep demokratisasi sebagaimana dituangkan dalam UU Sisdiknas 2003 bab III tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan (pasal 4) disebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia nilai keagamaan nilai kultural dan kemajemukan bangsa (ayat 1) Karena pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat (ayat 3) serta dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan

Pendidikan dalam arti luas adalah proses yang berkaitan dengan upaya untuk mengembangkan pada diri seseorang tiga aspek dalam kehidupannya yakni pandangan hidup sikap dan keterampilan hidup Upaya untuk mengembangkan ketiga aspek tersebut bisa dilaksanakan di sekolah luar sekolah dan keluarga Kegiatan di sekolah direncanakan dan dilaksanakan secara ketat dengan prinsip-prinsip yang sudah ditetapkan Pelaksanaan di luar sekolah meski telah memiliki rencana dan program namun pelaksanaannya relatif longgar dengan berbagai pedoman yang lebih fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan secara informal tanpa tujuan yang dirumuskan secara baku dan tertulis

Dengan mendasarkan pada konsep pendidikan tersebut maka sesungguhnya pendidikan merupakan pembudayaan (encultural) suatu proses untuk mentasbihkan seseorang mampu hidup dalam suatu budaya tertentu Konsekuensi dari pernyataan ini maka praktik pendidikan harus sesuai dengan budaya masyarakat (Zamroni 200082)

Oleh karena itu pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan membangun kemampuan dan mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca menulis dan berhitung bagi segenap warga masyarakat Pembinaannya pun harus oleh semua guru Semua guru harus menjadi sosok teladan yang berwibawa bagi para siswanya Kebijakan Strategis Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan 1 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

Manajemen berbasis sekolah atau School Based Management adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dalam mencapai tujuan mutu sekolah dalam pendidikan nasional

Makna dari MBS yaitu otonomi dan pengambilan keputusan partisipasi untuk mencapai sasaran mutu sekolah Otonomi dapat diartikan sebagai kewenangan (kemandirian) yaitu kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri Jadi otonomi sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur dan mengurus kepentingan warga sekolah sesuai dengan dengan peraturan perundang-undangan pendidikan nasional yang berlaku Kemandirian yang-dimaksud harus didukung oleh sejumlah kemampuan yaitu kemampuan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 1

untuk mengambil keputusan yang terbaik kemampuan berdemokrasimenghargai perbedaan pendapat kemampuan memobilisasi sumber daya kemampuan memilih cara pelaksanaan yang terbaik kemampuan berkomunikasi dengan cara yang efektif kemampuan memecahkan persoalan-persoalan sekolah kemampuan adaftif dan antisipatif kemampuan bersinergi dan berkolaborasi dan kemampuan memenuhi kebutuhan sendiri

Pengambilan keputusan partisipatif adalah suatu cara untuk mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratik di mana warga sekolah (guru karyawan siswaorang tua tokoh masyarakat) didorong untuk terlibat secara langsung dalam proses pengambilan keputusan yang akan dapat berkontribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah Pengambilan keputusan partisipasi berangkat dari asumsi bahwa jika seseorang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan merasa memiliki keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan bertanggung jawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan sekolah Dengan demikian semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab dan makin besar rasa tanggung jawab makin besar pula dedikasinya

Melalui MBS sekolah memiliki kewenangan (kemandirian) yang lebih besar dalam mengelola manajemennya sendiri Kemandirian tersebut di antaranya meliputi penetapan sasaran peningkatan mutu penyusunan rencana peningkatan mutu pelaksanaan rencana peningkatan mutu dan melakukan evaluasi peningkatan mutu Di samping itu sekolah juga memiliki kemandirian dalam menggali partisipasi kelompok yang berkepentingan dengan sekolah (Anonim2000)

Melalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari profil sekolah mandiri di antaranya sebagai berikut i) pengelolaan sekolah akan lebih desentralistik ii) perubahan sekolah akan lebih didorong oleh motivasi internal dari pada diatur oleh luar sekolah iii) regulasi pendidkan menjadi lebih sederhana iv) peranan para pengawas bergeser dari mengontrol menjadi mempengaruhi dari mengarahkan menjadi menfasilitasi dan dari menghindari resiko menjadi mengelola resiko v) akan mengalami peningkatan manajemen vi) dalam bekerja akan menggunakan team work vii) pengelolaan informasi akan lebih mengarah kesemua kelompok kepentingan sekolah viii) manajemen sekolah akan lebih menggunakan pemberdayaan dan struktur organisasi akan lebih datar sehingga akan lebih sederhana dan efisien 2 Pendidikan Berbasis Pada Partisipasi Komunitas (Community Based Education) Adanya reformasi yang menimbulkan tuntutan demokratisasi yang mengarah kepada dua hal yaitu pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan pemerintah daerah (otda) Ini artinya peranan pemerintah akan dikurangi dan memperbesar partisipasi masyarakat Demikian juga peranan pemerintah pusat yang bersifat sentralistis dan yang telah berlangsung selama 50 tahun lebih akan diperkecil dengan memberikan peranan yang lebih besar kepada pemerintah daerah yang dikenal dengan sistem desentralisasi Kedua hal ini harus berjalan secara simultan inilah yang merupakan paradigma baru yang menggantikan paradigma lama yang sentralistis

Dengan desentralisasi penyelenggaraan pendidikan maka pendanaan pendidikan menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah (pusat) pemerintah daerah dan masyarakat (pasal 46 ayat 1 UU Siskdiknas) Bahkan pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah bertanggungjawab menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam pasal 31 ayat (4) Undang Undang Dasar Negara RI tahun 1945 - (Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya duapuluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional) - (pasal 46 ayat 2) Itulah sebabnya dana pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 2

selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan harus dialokasikan minimal 20 dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20 dari Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APBD) (pasal 49 ayat 1) Khusus gaji guru dan dosen yang diangkat oleh pemerintah (pusat) dialokasikan dalam APBN (pasal 49 ayat 2)

Sehubungan dengan hal tersebut konsep pendidikan berbasis pada partisipasi masyarakat layak diterapkan salah satu wujud kerjasama sekolah dengan masyarakat adalah pembentukan Komite Sekolah Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka peningkatan mutu pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan baik pada pendidikan pra sekolah jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah

Komite sekolah berkedudukan di satuan pendidikan Komite sekolah dapat terdiri dari satu satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan dalam jenjang yang sama atau beberapa satuan pendidikan yang berbeda jenjang tetapi berada pada lokasi yang berdekatan atau satuan pendidikan yang dikelola oleh suatu penyelenggara pendidikan

Komite sekolah bertujuan untuk mewadahi dan menjalankan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan dan meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan serta menciptakan suasana dan kondisi trasnparan akuntabel dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikanPeran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan pendukung pengontrol dan mediatorKeanggotaan Komite Sekolah terdiri dari unsur masyarakat dan dewan gurupenyelenggara sekolahaparat desa dengan anggota sekurang-kurangnya 9 orangTata hubungan antara komite sekolah dengan satuan pendidikan Dewan Pendidikan dan institusi lain yang bertanggung jawab dalam pengelolaan pendidikan bersifat koordinatif 3 Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill Education)

Agar pendidikan dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup yakni memiliki keberanian dari kemauan menghadapi problema hidup dan kehidupan yang wajar tanpa merasa tertekan kemudian secara kreatif menemukan solusi serta mampu mengatasinya diperlukan pendidikan yang menerapkan prinsip pendidikan berbasis luas (Broad Based Education) yang tidak hanya berorientasi pada bidang akademik atau keterampilan saja tetapi juga belajar teori dan mempraktekkannya untuk memecahkan problema kehidupannya

Pendidikan dengan berorientasi pada kecakapan hidup (Life Skill) bertujuan untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi dan memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lingkungan sekolah dengan memberi peluang pemanfaatan sesuai dengan yang ada di masyarakat sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah

Kecakapan hidup lebih luas dari keterampilan untuk bekerja kecakapan hidup dapat dipilah menjadi kecakapan mengenal diri (kemampuan personal) kecakapan berfikir rasional kecakapan sosial kecakapan akademik dan kecakapan vokasional

Prinsip Pelaksanaan pendidikan life skill adalah a Tidak mengubah sistem pendidikan yang berlaku saat ini b Tidak menurunkan pendidikan menjadi pelatihan terintegrasic Penerapan manajemen berbasis sekolah dan masyarakat d Mengarahkan peserta didik agar hidup sehat dan berkualitas memperoleh wacana pengetahuan yang luas dan memiliki keinginan untuk mampu hidup layak

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 3

4 Pengelolaan sekolah Yang Efektif Dan EfisienPengertian tentang sekolah efektif dikemukakan oleh Cheng (1994) yakni sekolah

efektif menunjukkan pada kemampuan sekolah dalam menjalankan fungsinya secara maksimal baik fungsi ekonomis fungsi sosial-kemanusiaan fungsi politis fungsi budaya maupun fungsi pendidikan Fungsi ekonomis sekolah adalah memberi bekal kepada siswa agar dapat melakukan aktivitas ekonomi sehingga dapat hidup sejahtera Fungsi sosial kemanusiaan sekolah adalah sebagai media bagi siswa untuk beradaptasi dengan kehidupan masyarakat Fungsi politis sekolah adalah sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara Fungsi budaya adalah media untuk melakukan transmisi dan transformasi budaya Adapun fungsi pendidikan adalah sekolah sebagai wahana untuk proses pendewasaan dan pembentukkan kepribadian siswa

Dalam upaya menuju sekolah mandiri terlebih dahulu kita perlu menciptakan sekolah yang efektif Ciri sekolah yang efektif adalah sebagai berikut (i) visi dan misi yang jelas dan target mutu yang harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan secara lokal (ii) Sekolah memiliki output yang selalu meningkat setiap tahun(iii) Lingkungan sekolah aman tertib dan menyenangkan bagi warga sekolah(iv) Seluruh personil sekolah memiliki visi misi dan harapan yang tinggi untuk berprestasi secara optimal (v) Sekolah memiliki sistem evaluasi yang kontinyu dan komprehensif terhadap berbagai aspek akademik dan non akademik

Disamping efektif sekolah juga efisien dalam penyelenggaraan sekolah Efisiensi dalam pendidikan artinya pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang tinggi Sekolah akan dikatakan efisien jika tercapai i) penurunan DO dan mengulang kelas ii) pemetaan mutu sekolah berdasarkan pada SPM (Standar Pelayanan Minimal) dan Manajemen iii) Pengembangan sistem penilaian hasil belajar (penilaian kelas dan ujian akhir sekolah) iv) pengawasan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas publik

II IMPLIKASI PARADIGMA BARU PENDIDIKAN TERHADAP MODEL PERENCANAAN PENDIDIKAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI ERA OTONOMI DAERAH

Era reformasi telah membawa perubahan-perubahan mendasar dalam berbagai kehidupan termasuk kehidupan pendidikan Salah satu perubahan mendasar adalah manajemen Negara yaitu dari manajemen berbasis pusat menjadi manajemen berbasis daerah Secara resmi perubahan manajemen ini telah diwujudkan dalam bentuk Undang-Undang Republik Indonesia No 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi dan disempurnakan menjadi Undang-Undang No32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pedoman pelaksanaannyapun telah dibuat melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom Konsekuensi logis dari Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut adalah bahwa manajemen pendidikan harus disesuaikan dengan jiwa dan semangat otonomi

Penyesuaian dengan jiwa dan semangat otonomi itu antara lain terwujud dalam bentuk perubahan arah paradigma pendidikan dari paradigma lama ke paradigma baru yang tentu juga berdampak pada paradigma perencanaan pendidikannya Secara ideal paradigma baru pendidikan tersebut mestinya mewarnai kebijakan pendidikan baik kebijakan pendidikan yang bersifat substantif maupun implementatif Seperti yang dinyatakan oleh Azyumardi Azra (2002 xii) bahwa dengan era otonomi daerah

rdquolembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah madrasah pesantren universitas (perguruan tinggi) dan lainnya ndash yang terintegrasi dalam pendidikan nasional-

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 4

haruslah melakukan reorientasi rekonstruksi kritis restrukturisasi dan reposisi serta berusaha untuk menerapkan paradigma baru pendidikan nasionalrdquo Selain itu implementasi kebijakan tersebut diharapkan berdampak positif terhadap kemajuan pendidikan di daerah dan di tingkat satuan pendidikanAgar dampak positif dapat benar-benar terwujud kemampuan perencanaan

pendidikan yang baik di daerah sangatlah diperlukan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik diharapkan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius Fiske (1996) menyatakan bahwa berdasarkan pengalaman berbagai negara sedang berkembang yang menerapkan otonomi di bidang pendidikan otonomi berpotensi memunculkan masalah perbenturan kepentingan antara Pemerintah Pusat dan Daerah menurunnya mutu pendidikan inefisiensi dalam pengelolaan pendidikan ketimpangan dalam pemerataan pendidikan terbatasnya gerak dan ruang partisipasi masyarakat dalam pendidikan serta berkurangnya tuntutan akuntabilitas pendidikan oleh pemerintah serta meningkatnya akuntabilitas pendidikan oleh masyarakat

Selain itu dengan perencanaan yang baik konon merupakan separoh dari kesuksesan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan yang telah diotonomikan di daerah Sayangnya kata Abdul Madjid dalam tulisannya rdquoPendidikan Tanpa Planningrdquo (Kedaulatan Rakyat 2006) bahwa rendahnya mutu pendidikan kita disebabkan oleh belum komprehensifnya pendekatan perencanaan yang digunakan Perencanaan pendidikan katanya hanya dijadikan faktor pelengkap atau dokumen rdquotanpa maknardquo sehingga sering terjadi tujuan yang ditetapkan tidak tercapai secara optimal Dapat juga terjadi seperti dinyatakan H Noeng Muhadjir (200389) bahwa rdquopembuatan implementasi kebijakan berupa perencanaan mungkin saja dilakukan oleh para eksekutif tanpa penelitian lebih dahulu Kemungkinan resikonya beragam misalnya membuat kesalahan yang sama dengan eksekutif terdahulu tidak realistis tidak menjawab masalah yang dihadapi masyarakat sampai ke dugaan manipulatif-koruptif rdquo

Konsep Desentralisasi Pendidikan Bila otonomi daerah menunjuk pada hak wewenang dan kewajiban daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat maka hal tersebut hanya mungkin jika Pemerintah Pusat mendesentralisasikan atau menyerahkan wewenang pemerintahan kepada daerah otonom Inilah yang disebut dengan desentralisasi Mengenai asas desentralisasi ada banyak definisi Secara etimologis istilah tersebut berasal dari bahasa Latin ldquoderdquo artinya lepas dan ldquocentrumrdquo yang berarti pusat sehingga bisa diartikan melepaskan dari pusat Sementara dalam Undang-undang No 32 tahun 2004 bab I pasal 1 disebutkan bahwa desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan RI Sedangkan menurut Jose Endriga (Verania Andria amp Yulia Indrawati Sari2000iii) desentralisasi diartikan sebagai ldquosystematic and rasional dispersal of governmental powers and authority to lower level institutions so as to allow multindashsectoral decision making as close as possible to problem areardquo Lain halnya dengan Nuril Huda (19984) dia mengartikan desentralisasi sebagai ldquodelegations of responsibilities and powers to authorities at the lower levelsrdquo

Secara konseptual penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan menciptakan demokrasi pemerataan dan efisiensi Diasumsikan bahwa desentralisasi akan menciptakan demokrasi melalui partisipasi masyarakat lokal Dengan sistem yang demokratis ini diharapkan akan mendorong tercapainya pemerataan pembangunan terutama di daerah pedesaan dimana sebagian besar masyarakat tinggal Sedangkan efisiensi dapat meningkat karena jarak antara pemerintah lokal dengan masyarakat menjadi lebih dekat penggunaan sumber daya digunakan saat dibutuhkan dan masalah diidentifikasi oleh masyarakat lokal

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 5

sehingga tak perlu birokrasi yang besar untuk mendukung pemerintah lokal Sementara itu Kotter (1997) dalam buku ldquoLeading Changerdquo menyatakan bahwa lembaga yang terdesentralisasi memiliki beberapa keunggulan antara lain (1) lebih fleksibel dapat memberikan respon dengan cepat terhadap lingkungan dan kebutuhan yang selalu berubah (2) lebih efektif (3) lebih inovatif dan (4) menghasilkan semangat kerja yang lebih tinggi lebih komitmen dan lebih produktif Sedangkan Achmad Budiono MIrfan amp Yuli Andi (1998216) menyatakan bahwa dengan pengambilan keputusan dalam organisasi ke tingkat yang lebih rendah maka akan cenderung memperoleh keputusan yang lebih baik Desentralisasi bukan saja memperbaiki kualitas keputusan tetapi juga kualitas pengambilan keputusan Dengan desentralisasi pengambilan keputusan lebih cepat lebih luwes dan konstruktif

Istilah desentralisasi muncul dalam paket UU tentang otonomi daerah yang pelaksanaannya dilatarbelakangi oleh keinginan segenap lapisan masyarakat untuk melakukan reformasi dalam semua bidang pemerintahan Menurut Bray dan Fiske (Depdiknas 20013) desentralisasi pendidikan adalah suatu proses di mana suatu lembaga yang lebih rendah kedudukannya menerima pelimpahan kewenangan untuk melaksanakan segala tugas pelaksanaan pendidikan termasuk pemanfaatan segala fasilitas yang ada serta penyusunan kebijakan dan pembiayaan Senada dengan itu Husen amp Postlethwaite (19941407) mengartikan desentralisasi pendidikan sebagai ldquothe devolution of authority from a higher level of government such as a departement of education or local education authority to a lower organizational level such as individual schoolsrdquo Sementara itu menurut Fakry Gaffar (199018) desentralisasi pendidikan merupakan sistem manajemen untuk mewujudkan pembangunan pendidikan yang menekankan pada keberagaman dan sekaligus sebagai pelimpahan wewenang dan kekuasaan dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan berbagai problematika sebagai akibat ketidaksamaan geografis dan budaya baik menyangkut substansi nasional internasional atau universal sekalipun

Bila dicermati esensi terpenting dari berbagai pengertian di atas adalah otoritas yang diserahkan Williams (Depdiknas 20013-4) membedakan adanya dua macam otoritas (kewenangan dan tanggung jawab) yang diserahkan dari pemerintah pusat ke pemerintah yang lebih rendah yaitu desentralisasi politis (political decentralization) dan desentralisasi administrasi (administrative decentralization)Perbedaan antar keduanya terletak dalam hal tingkat kewenangan yang dilimpahkan

Pada desentralisasi politik kewenangan yang dilimpahkan bersifat mutlak Pemda menerima kewenangan melaksanakan tanggung jawab secara menyeluruh Ia memegang otoritas untuk menentukan segala kebijakan tentang penyelenggaraan pendidikan untuk masyarakatnya Hal itu mencakup kewenangan untuk menentukan model jenis sistem pendidikan pembiayaan serta lembaga apa yang akan melaksanakan kewenangan-kewenangan tersebut Sedangkan dalam desentralisasi administrasi kewenangan yang dilimpahkan hanya berupa strategi pelaksanaan tugas-tugas pendidikan di daerah Dengan kata lain kewenangan yang diserahkan berupa strategi pengelolaan yang bersifat implementatif untuk melaksanakan suatu fungsi pendidikan Dalam desentralisasi model ini pemerintah pusat masih memegang kekuasaan tertinggi dalam menentukan kebijakan makro sedangkan pemerintah daerah mempunyai kewajiban dan kewenangan untuk merencanakan mengatur menyediakan dana dan fungsi-fungsi implementasi kebijakan lainnya

Mengapa bidang pendidikan didesentralisasikan Tentang hal itu ada berbagai pendapat dari para ahli Husen amp Postlethwaite (19941407) menguraikan mengenai alasan desentralisasi (reasons for decentralization) yaitu (a) the improvement of schools (b) the belief that local participation is a logical form of governance in a democracy dan (c) in relation to fundamental values of liberty equality fraternity efficiency and economic growth Sementara itu setelah melakukan studi di berbagai negara Fiske (199824-47)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 6

menyebutkan sekurang-kurangnya ada empat alasan rasional diterapkannya sistem desentralisasi termasuk pendidikan yaitu (a) alasan politis seperti untuk mempertahankan stabilitas dalam rangka memperoleh legitimasi pemerintah pusat dari masyarakat daerah sebagai wujud penerapan ideologi sosialis dan laissez-faire dan untuk menumbuhkan kehidupan demokrasi (b) alasan sosio-kultural yakni untuk memberdayakan masyarakat lokal (c) alasan teknis administratif dan paedagogis seperti untuk memangkas manajemen lapisan tengah agar dapat membayar gaji guru tepat waktu atau untuk meningkatkan antusiasme guru dalam proses belajar mengajar (d) alasan ekonomis-finansial seperti meningkatkan sumber daya tambahan untuk pembiayaan pendidikan dan sebagai alat pembangunan ekonomi

Pendapat lain yang lebih sesuai dengan konteks desentralisasi pendidikan di Indonesia dikemukakan oleh Nuril Huda (19983-5) Ia berpendapat bahwa desentralisasi pendidikan di Indonesia dimaksudkan untuk mencapai efisiensi pendidikan dengan mengakomodasi aspirasi masyarakat lokal Ia juga memberi alasan rinci mengapa pertanggungjawaban implementasi pendidikan didesentralisasikan yaitu Pertama secara politik desentralisasi adalah cara mendemokratiskan manajemen urusan-

urusan publik (politically decentralization is a way of democratizing the management of public affairs) Di bawah skema desentralisasi pertanggungjawaban pendidikan tertentu diberikan kepada pemerintah daerah DPRD mengawasi perencanaan dan pelaksanaan pendidikan di daerah Dengan melibatkan wakil rakyat di dalam urusan pendidikan diharapkan akan mendukung partisipasi masyarakat yang lebih besar di dalam pelaksanaan pendidikan dan dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengannya

Kedua secara teknis adalah sulit untuk mengelola pendidikan secara efisien di dalam sebuah wilayah yang luas yang berisi banyak pulau (technically it is difficult to manage education efficiently in a vast area consisting of islands) Masalah komunikasi dan transportasi antara pemerintah pusat dan daerah khususnya pada masa lalu telah menjadi pertimbangan penting untuk desentralisasi Lagi pula sentralisasi akan membuat sulit untuk memecahkan masalah - masalah perbedaan-perbedaan regional dan untuk mempertemukan kebutuhan dan tuntutan khusus mereka Perbedaan-perbedaan budaya dan tingkat perkembangan masing-masing daerah menyumbang perbedaan-perbedaan dalam kebutuhan-kebutuhan dan hakekat pendekatan untuk menyelesaikan masalah

Ketiga alasan utama desentralisasi pendidikan adalah efisiensi dan efektifitas dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan (efficiency and effectiveness in handling problems related to the implementation of education) Dan alasan keempat untuk mengurangi beban administrasi yang berlebihan dari pemerintah pusat (to reduce the overloaded burden of administration of the central government)

Sementara itu berbeda dengan empat argumen itu Kacung Marijan (Abdurrahmansyah 200158) melihat penerapan desentralisasi pendidikan di Indonesia justru sebagai gejala keputusasaan pemerintah dalam menghadapi persoalan keuangan Sedangkan Arbi Sanit (20001) memandang penerapan desentralisasi secara umum sebagai ldquojalan keluarrdquo bagi problematik ketimpangan kekuasaan antara pemerintah nasional dan pemerintah lokal Karena itu menurutnya konsep desentralisasi bertolak dari asumsi pemberian sebagian kekuasaan pemerintah pusat kepada pemerintah lokal atau yang lebih rendah dalam rangka mencapai tujuan nasional Pemberian sebagian kekuasaan tersebut untuk mengatasi kekecewaan daerah terhadap pemerintah pusat yang berakar pada persoalan (1) ketimpangan struktur ekonomi Jawa-Luar Jawa (2) sentralisasi politik (3) korupsi birokrasi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 7

(4) eksploitasi SDA (5) represi dan pelanggaran HAM dan (6) penyeragaman politik hingga kultural

Tujuan desentralisasi pendidikan adalah untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan dengan melibatkan lebih banyak stakeholders di daerah untuk menghasilkan integrasi sekolah dengan masyarakat lokal secara terus menerus untuk mendekatkan sekolah dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat dan akhirnya untuk memperbaiki motivasi kehadiran dan pencapaian murid Selain itu desentralisasi tersebut juga dalam rangka memberi kesempatan kepada rakyat atau masyarakat luas untuk berpartisipasi secara aktif dan kreatif sehingga pendidikan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang akan bermanfaat bagi pembangunan daerah

Model-Model Desentralisasi Pendidikan Tingkat kewenangan yang dilimpahkan kepada pemda membawa konsekuensi pada

model pelaksanaannya William (Depdiknas 20015) memerinci desentralisasi ke dalam tiga model yaitu dekonsentrasi (deconcentration) delegasi (delegation) dan devolusi (devolution) Dekonsentrasi adalah model pengalihan tanggung jawab pengelolaan pendidikan dari pemerintah pusat ke pemerintah yang lebih rendah sedemikian rupa sehingga lembaga di pemerintah pusat masih memegang kendali pelaksanaan pendidikan secara penuh Model desentralisasi ini seringkali dilaksanakan dengan membentuk lembaga setingkat direktorat di daerah yang dapat melaksanakan tanggung jawab pemerintah pusat

Berbeda dengan itu dalam model delegasi pemerintah pusat meminjamkan kekuasaannya pada pemerintah daerah atau kepada organisasilembaga semiotonom Kekuasaan pemerintah pusat ini tidak diberikan namun dipinjamkan Jika pemerintahmemandang perlu otoritas itu bisa ditarik kembali Sementara dalam model devolusi pemerintah pusat menyerahkan kewenangan dalam seluruh pelaksanaan pendidikan meliputi pembiayaan administrasi serta pengelolaan yang lebih luas Kewenangan yang diberikan ini lebih permanen dan tidak dapat ditarik kembali lagi hanya karena tingkahpermintaan pemegang kekuasaan di pusat

Ketiga model tersebut berbeda dalam hal tingkat kewenangan yang disampaikan Model dekonsentrasi adalah model penyerahan kewenangan yang paling rendah model delegasi lebih besartinggi dan model devolusi yang paling tinggi Tingkat kewenangan yang dilimpahkan ini juga akan berkonsekuensi lebih jauh pada pelaksanaannya Semakin besar kewenangan yang diterima dari pemerintah pusat semakin besar sumberdaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan kewenangan tersebut Dengan demikian terbuka bagi penerima kewenangan untuk mencari segala upaya dalam melaksanakan kewenangan itu termasuk bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang mereka nilai membantu dan menguntungkan mereka

Rondinelli (Husen amp Postlethwaite 19941412) menambahkan satu kategori lagi yaitu privatisasi (privatization) yaitu model penyerahan kewenangan penyelenggaraan pendidikan kepada pihak swasta Model ini berbeda dengan ketiga model William dari segi penerima kewenangan Menurut Abdurrahmansyah (200161) dalam kasus pembicaraan desentralisasi pendidikan di Indonesia sejauh yang telah dilakukan nampaknya cenderung mengambil model yang terakhir swastanisasi Selain tidak terlalu rumit menurutnya bentuk ini terkesan hanya sekedar pemindahan pelimpahan kewajiban dari urusan pemerintah menjadi urusan masyarakat

Sementara itu Nuril Huda (199916) mengemukakan tiga model desentralisasi pendidikan yaitu (1) manajemen berbasis lokasi (site-based management) (2) pengurangan administrasi pusat dan (3) inovasi kurikulum Pada model manajemen berbasis lokasi dilaksanakan dengan meletakkan semua urusan penyelenggaraan pendidikan pada sekolah Model pengurangan administrasi pusat merupakan konsekuensi dari model pertama

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 8

Pengurangan administrasi pusat diikuti dengan peningkatan wewenang dan urusan pada masing-masing sekolah Model ketiga inovasi kurikulum menekankan pada inovasi kurikulum sebesar mungkin untuk meningkatkan kualitas dan persamaan hak bagi semua peserta didik Kurikulum ini disesuaikan benar dengan kebutuhan peserta didik di daerah atau sekolah yang bervariasi Di antara ketiga model ini model manajemen berbasis lokasi yang banyak diterapkan untuk meningkatkan otonomi sekolah dan memberikan kesempatan kepada guru-guru orang tua siswa dan anggota masyarakat dalam pembuatan keputusan

Paradigma Baru Pendidikan Era otonomi daerah telah mengakibatkan terjadinya pergeseran arah paradigma

pendidikan dari paradigma lama ke paradigma baru meliputi berbagai aspek mendasar yang saling berkaitan yaitu (1) dari sentralistik menjadi desentralistik (2) dari kebijakan yang top down ke kebijakan yang bottom up (3) dari orientasi pengembangan parsial menjadi orientasi pengembangan holistik (4) dari peran pemerintah sangat dominan ke meningkatnya peranserta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif serta (5) dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat baik keluarga LSM pesantren maupun dunia usaha (Fasli Jalal 2001 5)

Agak berbeda dengan hal tersebut dalam buku Depdiknas (200210) tentang Materi Pelatihan Terpadu untuk Kepala Dinas KabupatenKota selain perubahan paradigma dari ldquosentralistik ke desentralistikrdquo dan orientasi pendekatan ldquodari atas ke bawahrdquo (top down approach) ke pendekatan ldquodari bawah ke atasrdquo (bottom up approach) sebagaimana yang sudah disebut dalam buku Fasli Jalal juga disebutkan tiga paradigma baru pendidikan lainnya yaitu dari ldquobirokrasi berlebihanrdquo ke ldquodebirokratisasirdquo dari ldquoManajemen Tertutuprdquo (Closed Management) ke ldquoManajemen Terbukardquo (Open Management) dan pengembangan pendidikan termasuk biayanya ldquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke ldquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Bila kedua pendapat di atas dianalisis dan disintesakan maka wujud pergeseran paradigma pendidikan tersebut meliputi sebagai berikut

a Dari sentralisasi ke desentralisasi pendidikan Sebelum otonomi pengelolaan pendidikan sangat sentralistik Hampir seluruh

kebijakan pendidikan dan pengelolaan pelaksanaan pendidikan diatur dari Depdikbud Seluruh jajaran tingkat Kanwil Depdikbud tingkat Kakandep Dikbud KabupatenKota bahkan sampai di sekolah-sekolah harus mengikuti dan taat terhadap kebijakan-kebijakan yang seragam secara nasional dan petunjuk-petunjuk pelaksanaannya Kakandep dan sekolah-sekolah tidak diperkenankan merubah menambah dan mengurangi yang sudah ditetapkan oleh DepdikbudKanwil Depdikbud sekalipun tidak sesuai dengan kondisi potensi kebutuhan sekolah dan masyarakat di daerah

Dalam era reformasi paradigma sentralistik berubah ke desentralistik Desentralistik dalam arti pelimpahan sebagian wewenang dan tanggung jawab dari Depdiknas ke Dinas Pendidikan Propinsi dan sebagian lainnya kepada Dinas Pendidikan KabupatenKota bahkan juga kepada sekolah-sekolah Pada perguruan tinggi negeriswasta dilimpahkan kepada rektor bahkan juga pada fakultas dan juga pada jurusanprogram studi

Dengan UU dan Peraturan Pemerintah mengenai otonomi daerah KabupatenKota dan DPRD KabupatenKota diberi wewenang membuat Peraturan-Peraturan Daerah mengenai pendidikan tingkat KabupatenKota Dengan desentralisasi manajemen pendidikan tersebut Dinas Pendidikan tingkat KabupatenKota sebagai perangkat pemerintah KabupatenKota yang otonom dapat membuat kebijakan-kebijakan pendidikan masing-masing sesuai wewenang yang dilimpahkan kepada pemerintah KabupatenKota dalam bidang pendidikan Bahkan dalam pengelolaan pendidikan pada tingkat KabupatenKota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 9

setiap sekolah juga diberi peluang untuk membuat kebijakan sekolah (school policy) masing-masing atas dasar konsep ldquomanajemen berbasis sekolahrdquo dan ldquopendidikan berbasis masyarakatrdquo

Dengan demikian sebagian perubahan dan kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota sangat bergantung pada kemampuan mengembangkan kebijakan pendidikan dari masing-masing Kepala Dinas Pendidikan tingkat KabupatenKota

Desentralisasi manajemen pendidikan tersebut dilaksanakan sejalan dengan proses demokratisasi sebagai proses distribusi tugas dan tanggung jawab dari Depdiknas sampai di unit-unit satuan pendidikan Iklim dan suasana serta mekanisme demokratis bertumbuh dan berkembang pada seluruh tingkat dan jalur pengelolaan pendidikan termasuk di sekolah-sekolah dan di kelas-kelas ruang belajar

b Dari kebijakan yang top down ke kebijakan yang bottom up Sebelum otonomi pendekatan pengembangan dan pembinaan pendidikan dilakukan

dengan mekanisme pendekatan ldquodari atas ke bawahrdquo (top down approach) Berbagai kebijakan pengembanganpembinaan pendidikan hampir seluruhnya ditentukan oleh Depdikbud dan dalam hal khusus di Propinsi ditentukan oleh Kanwil Depdikbud dan dalam hal khusus lainnya di KabupatenKota ditentukan oleh Kakandepdikbud untuk dilaksanakan oleh seluruh jajaran pelaksana di wilayah termasuk di sekolah-sekolah

Lain halnya dalam era reformasi sebagian besar upaya pengembangan pendidikan dilakukan dengan orientasi pendekatan ldquodari bawah ke atasrdquo (bottom up approach) Pendekatan bottom up harus terjadi dalam pengambilan keputusan di setiap level instansi misalnya sekolah Dinas KabupatenKota yayasan penyelenggara pendidikan dan sebagainya Berbagai aspirasi dan kebutuhan yang menjadi kepentingan umum sesuai kondisi potensi dan prospek sekolah diakomodasi oleh Dinas Pendidikan KabupatenKota sesuai wewenang dan tanggung jawabnya Dan hal-hal lainnya yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Dinas Propinsi diselesaikan pada tingkat Depdiknas

Oleh karenanya tidak heran bila di KabupatenKota sering terjadi ldquounjuk rasardquo para guru siswa orang tua siswa dan masyarakat menuntut perbaikan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan harapan mereka Dan berbagai aspirasi yang baik sudah seyogyanya diterima oleh Kepala Dinas KabupatenKota untuk ditindaklanjuti

c Dari orientasi pengembangan yang parsial ke orientasi pengembangan yang holistik Sebelum otonomi orientasi pengembangan bersifat parsial Misalnya pendidikan

lebih ditekankan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi menciptakan stabilitas politik dan teknologi perakitan (Fasli Jalal 20015) Pendidikan juga terlalu menekankan segi kognitif sedangkan segi spiritual emosional sosial fisik dan seni kurang mendapatkan tekanan (Paul Suparno 200398) Akibatnya anak didik kurang berkembang secara menyeluruh Dalam pembelajaran yang ditekankan hanya to know (untuk tahu) sedangkan unsur pendidikan yang lain to do (melakukan) to live together (hidup bersama) to be (menjadi) kurang menonjol Di Indonesia kesadaran akan hidup bersama kurang mendapat tekanan dengan akibat anak didik lebih suka mementingkan hidupnya sendiri Selain itu pendekatan dan pengajaran di sekolah kebanyakan terpisah-pisah dan kurang integrated Setiap mata pelajaran berdiri sendiri seakan tidak ada kaitan dengan pelajaran lain

Berbeda dengan itu setelah reformasi orientasi pengembangan bersifat holistik Pendidikan diarahkan untuk pengembangan kesadaran untuk bersatu dalam kemajemukan budaya menjunjung tinggi nilai moral kemanusiaan dan agama kesadaran kreatif produktif dan kesadaran hukum (Fasli Jalal 20015) Menurut Paul Suparno (2003100) pendidikan holistik dipengaruhi oleh pandangan filsafat holisme yang cirinya adalah keterkaitan (connectedness) keutuhan (wholeness) dan proses menjadi (being)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 10

Konsep saling keterkaitan mengungkapkan bahwa saling keterkaitan antara suatu bagian dari suatu sistem dengan bagian-bagian lain dan dengan keseluruhannya Maka tidak mungkin suatu bagian dari suatu sistem lepas sendiri dari sistem itu dan lepas dari bagian-bagian yang lain Saling keterkaitan dapat dijabarkan dalam beberapa konsep berikut yaitu interdependensi interrelasi partisipasi dan non linier (Hent 2001) Interdependensi adalah saling ketergantungan satu unsur dengan yang lain Masing-masing tidak akan menjadi penuh berkembang tanpa yang lain Ada saling ketergantungan antara guru dengan siswa antara siswa dengan siswa lain antara guru dengan guru lain dan lain-lain

Interrelasi dimaksudkan sebagai adanya saling kaitan saling berhubungan antara unsur yang satu dengan yang lain dalam pendidikan Ada hubungan antara pendidik dengan yang dididik antara siswa dengan siswa lain antara pendidik dengan pendidik lain Relasi ini bukan hanya relasi berkaitan dengan pengajaran tetapi juga relasi sebagai manusia sebagai pribadi Partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan ikut andil dalam sistem itu Dalam pendidikan secara nyata siswa hanya akan berkembang bila terlibat ikut aktif didalamnya Non linier menunjukkan bahwa tidak dapat ditentukan secara linier serba jelas sebelumnya Ada banyak hal yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya dalam pendidikan meski kita telah menentukan unsur-unsurnya Kita dapat membantu anak-anak dengan segala macam nilai yang baik namun dapat terjadi mereka berkembang tidak baik Pendekatan pendidikan yang mekanistis tidak tepat lagi Pendidikan tidak dipikirkan lagi secara linier seakan-akan bila langkah-langkahnya jelas lalu hasilnya menjadi jelas tetapi lebih kompleks dan ada keterbukaan terhadap unsur yang tidak dapat ditentukan sebelumnya

Prinsip keutuhan menyatakan bahwa keseluruhan adalah lebih besar daripada penjumlahan bagian-bagiannya Prinsip keutuhan sangat jelas diwujudkan dengan memperhatikan semua segi kehidupan dalam membantu perkembangan pribadi siswa secara menyeluruh dan utuh Maka segi intelektual sosial emosional spiritual fisik seni semua mendapat porsi yang seimbang Salah satu unsur tidak lebih tinggi dari yang lain sehingga mengabaikan yang lain Kurikulum dibuat lebih menyeluruh dan memasukkan banyak segi Pendekatan terhadap siswapun lebih utuh dengan memperhatikan unsur pribadi lingkungan dan budaya Pembelajaran lebih menggunakan inteligensi ganda dengan mengembangkan IQ SQ dan EQ secara integral

Prinsip rdquoproses menjadirdquo mengungkapkan bahwa manusia memang terus berkembang menjadi semakin penuh Dalam proses menjadi penuh itu unsur partisipasi keaktifan tanggung jawab kreativitas pertumbuhan refleksi dan kemampuan mengambil keputusan sangat penting Proses itu terus-menerus dan selalu terbuka terhadap perkembangan baru Dalam pendidikan prinsip kemenjadian ini ditonjolkan dengan pendekatan proses siswa diaktifkan untuk mencari menemukan dan berkembang sesuai dengan keputusan dan tanggungjawabnya Dalam proses itu siswa diajak lebih banyak mengalami sendiri berefleksi dan mengambil makna bagi hidupnya Dalam proses ini siswa dibantu sungguh menjadi manusia yang utuh bukan hanya menjadi calon pekerja atau pengisi lowongan kerja

d Dari peran pemerintah yang dominan ke meningkatnya peranserta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif

Sebelum otonomi peran pemerintah sangat dominan Hampir semua aspek dari pendidikan diputuskan kebijakan dan perencanaannya di tingkat Pusat sehingga daerah terkondisikan lebih hanya sebagai pelaksana (Sumarno 20013) Pendidikan dikelola tanpa mengembangkan kemampuan kreativitas masyarakat malah cenderung meniadakan partisipasi masyarakat di dalam pengelolaan pendidikan Lembaga pendidikan terisolasi dan tanggung jawab sepenuhnya ada pada pemerintah pusat Sedangkan masyarakat tidak mempunyai wewenang untuk mengontrol jalannya pendidikan Selain itu dengan sendirinya orang tua dan masyarakat sebagai constituent dari sistem pendidikan nasional yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 11

terpenting telah kehilangan peranannya dan tanggung jawabnya Mereka termasuk peserta didik telah menjadi korban yaitu sebagai obyek dari sistem yang otoriter (Tilaar 1999113)

Sesudah otonomi ada perluasan peluang bagi peran serta masyarakat dalam pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif Oleh karena itu untuk mendorong partisipasi masyarakat di tingkat KabupatenKota dibentuk Dewan Pendidikan sedangkan di tingkat sekolah dibentuk komite sekolah Pembentukan komite sekolah didasarkan pada keputusan Mendiknas No044U2002 tentang panduan pembentukan komite sekolah

Menurut panduan pembentukan komite sekolah dilakukan secara transparan akuntabel dan demokratis Transparan berarti bahwa komite sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan proses sosialisasi oleh panitia persiapan kriteria calon anggota proses seleksi calon anggota pengumuman calon anggota proses pemilihan dan penyampaian hasil pemilihan Akuntabel berarti bahwa panitia persiapan pembentukan komite sekolah hendaknya menyampikan laporan pertanggungjawaban kinerjanya maupun penggunaan dan kepanitiaan Sedangkan secara demokratis berarti bahwa dalam proses pemilihan anggota dan pengurus dilakukan dengan musyawarah mufakat Jika dipandang perlu dapat dilakukan melalui pemungutan suara

e Dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat Sebelum era otonomi peran institusi non sekolah sangat lemah Dalam era otonomi

masyarakat diberdayakan dengan segenap institusi sosial yang ada di dalamnya terutama institusi yang dilekatkan dengan fungsi mendidik generasi penerus bangsa Berbagai institusi kemasyarakatan ditingkatkan wawasan sikap kemampuan dan komitmennya sehingga dapat berperan serta secara aktif dan bertanggung jawab dalam pendidikan Institusi pendidikan tradisionil seperti pesantren keluarga lembaga adat berbagai wadah organisasi pemuda bahkan partai politik bukan hanya diberdayakan sehingga dapat mengembangkan fungsi pendidikan dengan lebih baik melainkan juga diupayakan untuk menjadi bagian yang terpadu dari pendidikan nasional

Demikian juga ada upaya peningkatan partisipasi dunia usahaindustri dan sektor swasta dalam pendidikan karena sebagai pengguna sudah semestinya dunia usaha juga ikut bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan Apabila lebih banyak institusi kemasyarakatan peduli terhadap pendidikan maka pendidikan akan lebih mampu menjangkau berbagai kelompok sasaran khusus seperti kelompok wanita dan anak-anak kurang beruntung (miskin berkelainan tinggal di daerah terpencil dan sebagainya)

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan pembenahan sebagai kebijakan dasar yaitu pengembangan kesadaran tunggal dalam kemajemukan pengembangan kebijakan sosial pengayaan berkelanjutan (continuous enrichment) dan pengembangan kebijakan afirmatif (affirmative policy) (Fasli Jalal 200172-73)

f Dari rdquobirokrasi berlebihanrdquo ke rdquodebirokratisasirdquo Sebelum otonomi berbagai kegiatan pengembangan dan pembinaan diatur dan

dikontrol oleh pejabat-pejabat (birokrat-birokrat) melalui prosedur dan aturan-aturan (regulasi) yang ketat bahkan sebagiannya sangat ketat dan kaku oleh KandepdikbudKanwildikbud Hal ini mempengaruhi pengelolaan sebagian sekolah-sekolah dalam iklim rdquobirokrasi berlebihanrdquo Dalam kondisi yang demikian tidak jarang ditemukan adanya rdquokasus birokrasi yang berlebihanrdquo dari sebagian pejabat birokrat yang menggunakan rdquokekuasaan berlebihanrdquo dalam pembinaan guru siswa dan pihak-pihak lainnya Keadaan ini telah mematikan prakarsa daya cipta dan karya inovatif di sekolah-sekolah

Dalam era reformasi terjadi proses rdquodebirokratisasirdquo dengan jalan memperpendek jalur birokrasi dalam penyelesaian masalah-masalah pendidikan secara profesional bukan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 12

atas dasar rdquokekuasaanrdquo atau peraturan belaka Hal ini sesuai dengan prinsip profesionalisme dalam pendidikan dan juga pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam desentralisasi Di samping itu juga dilakukan rdquoderegulasirdquo dalam arti rdquopenguranganrdquo aturan-aturan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan kondisi potensi dan prospek sekolah dan kepentingan masyarakat (stakeholders) untuk berpartisipasi terhadap sekolah dalam bentuk gagasan penyempurnaan kurikulum peningkatan mutu guru dana dan prasaranasarana untuk sekolah

g Dari rdquomanajemen tertutuprdquo (close management) ke rdquomanagement terbukardquo (open management)

Sebelum otonomi diterapkan bentuk-bentuk rdquomanajemen tertutuprdquo sehingga tidak transparan tidak ada akuntabilitas kepada publik dalam pengelolaan pendidikan

Dalam era reformasi manajemen pendidikan menerapkan rdquomanajemen terbukardquo dari pembuatan kebijakan pelaksanaan kebijakan sampai pada evaluasi bahkan perbaikan kebijakan Seluruh sumber daya yang digunakan dalam pendidikan dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada seluruh kelompok masyarakat (stakeholders) dan selanjutnya terbuka untuk menerima kritikan perbaikan bila ditemukan hal-hal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

h Dari pengembangan pendidikan rdquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke rdquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Sebelum otonomi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan terbesar menjadi tanggung jawab pemerintah dibandingkan dengan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Dalam era reformasi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan pendidikan berupa gaji honorariumtunjangan mengajar penataranpelatihan rehabilitasi gedung dan lain-lain diupayakan supaya sebagian besar akan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota akan banyak bergantung pada partisipasi orang tua siswa dan masyarakat serta pemerintah KabupatenKota masing-masing di samping proyek-proyek khusus dan juga kemudahan dan pengendalian mutu dan hal-hal kepentingan nasional lainnya dari DEPDIKNAS dan dari Dinas Propinsi

Paradigma Baru Perencanaan Pendidikan Dengan terjadinya perubahan paradigma baru pendidikan maka sistem perencanaan

pendidikan dalam iklim pemerintahan yang sentralistik sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan perencanaan pendidikan pada era otonomi daerah sehingga diperlukan paradigma baru perencanaan pendidikan Menurut Mulyani A Nurhadi (20012) perubahan paradigma dalam sistem perencanaan pendidikan di daerah setidak-tidaknya akan menyentuh lima aspek yaitu sifat pendekatan kewenangan pengambilan keputusan produk serta pola perencanaan anggaran

Dari segi sifat perencanaan pendidikan maka perencanaan pendidikan pada tingkat daerah sebagai kegiatan awal dari proses pengelolaan pendidikan termasuk kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh daerah Sementara itu Pemerintah Pusat berkewajiban merumuskan kebijakan tentang perencanaan nasional yang dalam pelaksanaannya telah dituangkan dalam bentuk Undang-Undang RI No25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Pada tingkat Departemen Propenas ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang memuat strategi umum untuk mencapai tujuan program pembangunan di bidang masing-masing dan dituangkan dalam Keputusan Menteri

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 13

Berdasarkan Renstra itu Pemerintah Pusat menyusun Program pembangunan tahunan yang disingkat Propeta yang dituangkan dalam Keputusan Menteri sesuai dengan lingkup tugas dan kewenangan masing-masing

Selain itu pada era otonomi daerah diharapkan akan lebih tumbuh kreativitas dan prakarsa serta mendorong peran serta masyarakat sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing daerah Ini berarti bahwa dalam membangun pendidikan di daerah KabupatenKota perlu dilandasi dengan perencanaan pendidikan tingkat daerah yang baik dan distinktif tidak hanya bertumpu kepada perencanaan nasional yang makro tetapi juga dapat mempertimbangkan keunikan kemampuan dan budaya daerah masing-masing sehingga mampu menumbuhkan prakarsa dan kreativitas daerah Perencanaan program pendidikan di daerah bukan lagi merupakan bagian atau fotokopi dari perencanaan program tingkat nasional maupun propinsi tetapi merupakan perencanaan pendidikan yang unik dan mandiri sehingga beragam walaupun disusun atas dasar rambu-rambu kebijakan perencanaan nasional

Dari segi pendekatan perencanaan pendidikan era otonomi telah merubah paradigma dalam pendekatan perencanaan pendidikan di daerah dari pendekatan diskrit sektoral menjadi integrated dengan sektor lainnya di daerah Sebelum otonomi sistem alokasi anggaran pendidikan di daerah diperoleh dari APBN pusat secara sektoral pada sektor pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa namun setelah otonomi diperoleh dari APBD yang berasal dari berbagai sumber sebagai bagian dari dana Daerah untuk seluruh sektor yang menjadi tanggung jawab daerah Sumber-sumber itu meliputi dana bagi hasil dana alokasi umum dana dekonsentrasi dana perbantuan pendapatan asli daerah dan bantuan masyarakat Dengan demikian telah terjadi perubahan sumber anggaran yang semula bersifat tunggal-hierarkhi-sektoral sekarang menjadi jamak-fungsional-regional tetapi dalam persaingan antar sektor

Dari segi kewenangan pengambilan keputusan sistem perencanaan pendidikan yang sentralistik telah menutup kewenangan Daerah dalam pengambilan keputusan di bidang pendidikan baik pada tataran kebijakan skala prioritas jenis program jenis kegiatan bahkan dalam hal rincian alokasi anggaran Namun dalam era otonomi Daerah dapat dan harus menetapkan kebijakan program skala prioritas jenis kegiatan sampai dengan alokasi anggarannya sesuai dengan kemampuan Daerah sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan nasional yang antara lain dalam bentuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan

Sementara dari segi produk perencanaan pendidikan pada era desentralisasi produk perencanaan pendidikan diharapkan merupakan bagian tak terpisahkan dari perencanaan pembangunan Daerah secara lintas sektoral Oleh karena itu produk

perencanaan pendidikan yang dihasilkan harus mencakup seluruh komponen perencanaan pendidikan yang meliputi kebijakan rencana strategis skala prioritas program sasaran dan kegiatan serta alokasi anggarannya dalam konteks perencanaan pembangunan Daerah secara terpadu Semua komponen itu perlu dikembangkan secara spesifik sesuai dengan kemampuan dan kharakteristik Daerah sejauh tidak bertentangan dengan kebijakan umum prioritas nasional dan program-program strategis yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

Dampak dari pergeseran paradigma dari keempat aspek tersebut di atas juga membawa dampak pada perubahan pola perencanaan anggarannya Pola perencanaan anggaran menggunakan pendekatan integratif sehingga pola dalam merencanakan anggaran selain mengacu pada sifat prosedural juga menggunakan prinsip efisiensi dengan berorientasi outcomes karena tingkat keberhasilan pendidikan dikontraskan dengan tingkat keberhasilan sektor lain Pola manajemen anggaran yang tepat adalah manajemen strategik anggaran yang lebih berorientasi kepada pencapaian program dan upaya pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 14

Model Perencanaan Pendidikan KabupatenKota Dalam upaya perumusan dokumen-dokumen perencanaan pendidikan tersebut Slamet

PH (2005) mengemukakan sebuah model proses perencanaan pendidikan Kabupaten Kota sebagai berikut

Gambar 11 Proses Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Model proses perencanaan pendidikan di atas sekaligus memberi gambaran mengenai tahap-tahap perencanaan pendidikan kabupatenkota Secara singkat penjelasannya adalah sebagai berikut 1 Melakukan analisis lingkungan strategis Lingkungan strategis adalah lingkungan

eksternal yang berpengaruh terhadap perencanaan pendidikan kabupatenkota misalnya Propeda Renstrada Repetada peraturan perundangan (UU PP Kepres Perda dsb) tingkat kemiskinan lapangan kerja harapan masyarakat terhadap pendidikan pengalaman-pengalaman praktek yang baik tuntutan otonomi tuntutan globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Perubahan lingkungan strategis harus diinternalisasikan ke dalam perencanaan pendidikan kabupatenkota agar perencanaan tersebut benar-benar menyatu dengan perubahan lingkungan strategis

2 Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan saat ini (dalam kenyataan) yang meliputi profil pendidikan kabupatenkota (pemerataan mutu efisiensi dan relevansi) pemetaan sekolah guru siswa kapasitas manajemen dan sumber daya pada tingkat kabupatenkota dan sekolah dan best practices pendidikan saat ini

3 Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang yang dituangkan dalam bentuk rumusan visi misi dan tujuan pendidikan yang mencakup setidaknya pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan peningkatan kapasitas pendidikan kabupatenkota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 15

4 Mencari kesenjangan antara butir (2) dan butir (3) sebagai bahan masukan bagi penyusunan rencana pendidikan keseluruhan yang akan datang (5 tahun) dan rencana jangka pendek (1 tahun) Kesenjangantantangan yang dimaksud mencakup pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan pengembangan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupaten dan sekolah

5 Berdasarkan hasil butir (4) disusunlah rencana kegiatan tahunan untuk selama 5 tahun (rencana strategis) dan rencana kegiatan rinci tahunan (rencana operasionalrenop)

6 Melaksanakan rencana pengembangan pendidikan kabupatenkota melalui upaya-upaya nyata yang dapat meningkatkan pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupatenkota dan sekolah

7 Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rencana dan melakukan evaluasi terhadap hasil rencana pendidikan Hasil evaluasi akan memberitahu apakah hasil pendidikan sesuai dengan yang direncanakan

Dengan memperhatikan substansi utamanya model tahap-tahap perencanaan pendidikan di atas bisa digambarkan dalam bentuk sebagai berikut

Gambar 13 Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Sebagaimana sudah disebut secara implisit di atas bahwa pada hakekatnya sebuah perencanaan dibuat dalam rangka mengubah rdquosituasi pendidikan saat inirdquo (dalam kenyataan) menuju ke rdquosituasi pendidikan yang diharapkanrdquo di masa mendatang Untuk itu ada tiga kata kunci yang harus dipahami yaitu kebijakan perencanaan dan program pendidikan

1 Kebijakan Pendidikan Kebijakan dibuat mengacu pada paradigma baru pendidikan Kebijakan adalah suatu

ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum tentang penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan arah umum kepada para manajer untuk bergerak Kebijakan juga berarti suatu keputusan yang luas untuk menjadi patokan dasar bagi pelaksanaan manajemen Keputusan yang dimaksud telah dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan yang berulang dan rutin yang terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan (Nurkolis 2004)

Sementara menurut Slamet PH(2005) kebijakan pendidikan adalah apa yang dikatakan (diputuskan) dan dilakukan oleh pemerintah dalam bidang pendidikan Dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 16

demikian kebijakan pendidikan berisi keputusan dan tindakan yang mengalokasikan nilai-nilai Menurutnya kebijakan pendidikan meliputi lima tipe yaitu kebijakan regulatori kebijakan distributif kebijakan redistributif kebijakan kapitalisasi dan kebijakan etik Sedangkan Noeng Muhadjir (2003 90) membedakan antara kebijakan substantif dan kebijakan implementatif Kebijakan implementatif adalah penjabaran sekaligus operasionalisasi dari kebijakan substantif

Sementara itu Sugiyono (2003) mengemukakan tiga pengertian kebijakan (policy) yaitu (1) sebagai pernyataan lesan atau tertulis pimpinan tentang organisasi yang dipimpinnya (2) sebagai ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan sehingga tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai tujuan organisasi dan (3) sebagai peta jalan untuk bertindak dalam mencapai tujuan organisasi Menurutnya kebijakan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut

10486331048633Kebijakan yang dibuat harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berpedoman pada kebijakan yang lebih tinggi dan

memperhatikan kebijakan yang sederajat yang lain 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berorientasi ke masa depan 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus adil 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berlaku untuk waktu tertentu 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus merupakan perbaikan atas kebijakan yang telah ada 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus mudah dipahami diimplementasikan dimonitor dan

dievaluasi 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berdasarkan informasi yang benar dan up to date 10486331048633Sebelum kebijakan dijadikan keputusan formal maka bila mungkin diujicobakan

terlebih dulu Herman J dalam Hough J R (ed) (1984) menjelaskan bahwa ldquoPolicy is sometimes

used in a narrow sense to refer to formal statements of action to be followed while others use the word lsquopolicyrsquo as a synonym for words such as lsquoplanrsquo or lsquoprogrammersquo Many writers too do not distinguish clearly between lsquopolicy-makingrsquo and lsquodecision-makingrsquordquo Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan tersebut disamaartikan dengan konsep lain yaitu

10486331048633Goals desired ends to be achieved 10486331048633Plans or proposals specified means for achieving goals 10486331048633Programmes authorized means strategies and details of procedure for achieving

goals 10486331048633Decision specific actions taken to set goals develop plans implement and evaluate

programmes 10486331048633Effects measurable impact of programmes 10486331048633Laws or regulations formal or legal expressions providing authorization to policies

Policy then is focused on purposive or goal oriented action or actively rather than random or chance behaviour It refers to courses or patterns of action rather than separate discrete decision usually policy development and application involves a number or related decisions rather than a single decision Policies may vary greatly in orientation purpose and whether they are explicitly stated Policies may be either positive or negative in the sense that they can have as their basis decisions to take particular action in response to a problem as well as developing simply from failure to act or from decisions to delay action Policies include substantive policy as well as procedural or administrative policy

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan pendidikan adalah upaya perbaikan dalam tataran konsep pendidikan perundang-undangan peraturan dan pelaksanaan pendidikan serta menghilangkan praktik-praktik pendidikan di masa lalu yang tidak sesuai atau kurang baik sehingga segala aspek pendidikan di masa mendatang menjadi lebih baik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 17

Kebijakan pendidikan diperlukan agar tujuan pendidikan nasional dapat dicapai secara efektif dan efisien

2 Perencanaan Pendidikan Perencanaan pendidikan dibuat dengan mengacu pada kebijakan pendidikan yang

telah ditetapkan Perencanaan pendidikan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahantujuan pendidikan yang telah ditetapkan Dalam rangka membuat perencanaan pendidikan tersebut perencana melakukan proses identifikasi mengumpulkan dan menganalisis data-data internal dan eksternal (esensial dan kritis) untuk memperoleh informasi terkini dan yang bermanfaat bagi penyiapan dan pelaksanaan rencana jangka panjang dan pendek dalam rangka untuk merealisasikan atau mencapai tujuan pendidikan kabupatenkota

Perencanaan pendidikan penting untuk memberi arah dan bimbingan pada para pelaku pendidikan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan Tanpa perencanaan pendidikan yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan pendidikan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik di daerah oleh karenanya diharapkan akan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius sebagai dampak dari diberlakukannya otonomi pendidikan itu di tingkat daerah kabupaten kota

Sebagai dasar dalam membuat perencanaan di bidang pendidikan umumnya orang menggunakan teknik analisis SWOT12 dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan kesempatan atau peluang dan tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh organisasi Dengan teknik itu diharapkan posisi organisasi dalam berbagai aspek bisa dipahami secara lebih obyektif lalu bisa ditetapkan prioritas strategi dan program-programnya serta peta urutan pelaksanaannya

3 Program pendidikan Pada intinya program pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan sesuai dengan strategi dan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan

4 Persoalan-Persoalan Mendesak Pendidikan Nasional a Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pada dasarnya pelayanan pendidikan yang bermutu merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia Meskipun demikian kenyataan menunjukkan bahwa saat ini belum semua warga negara dapat memperoleh haknya atas pendidikan Oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib berupaya untuk memenuhinya Dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan sumber daya pendukung untuk kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 18

Tabel 14Kebijakan Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Studi yang secara langsung diarahkan pada analisis kebijakan dalam pemerataan pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh James Coleman (Ace Suryadi dan H A R Tilaar 1994 29) yang berjudul Equality of Educational Opportunity Coleman membedakan secara konsepsional antara pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif dengan pemerataan pendidikan secara aktif Pemerataan pendidikan secara pasif lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah sedangkan pemerataan aktif ialah kesempatan yang sama yang diberikan oleh sekolah kepada murid-murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi-tingginya

Komponen-komponen konsep pemerataan pendidikan ini secara lebih jelas diungkapkan oleh Schiefelbein dan Farrel (1982) Dalam studinya di Chili mereka menggunakan landasan konsep pemerataan pendidikan yang relatif lebih komprehensif daripada konsepsi pemerataan pendidikan yang selama ini digunakan Berdasarkan konsep mereka pemerataan pendidikan atau equality of educational opportunity tidak hanya terbatas pada apakah murid memiliki kesempatan yang sama untuk masuk sekolah (pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif menurut Coleman) tetapi lebih dari itu murid tersebut harus memperoleh perlakuan yang sama sejak masuk belajar lulus sampai dengan memperoleh manfaat dari pendidikan yang mereka ikuti dalam kehidupan di masyarakat

Pertama pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access) Konsep ini berkaitan erat dengan tingkat partisipasi pendidikan sebagai indikator kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan Pemerataan pendidikan ini dapat dikaji berdasarkan dua konsep yang berlainan yaitu pemerataan kesempatan (equality of access) dan keadilan (equity) di dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan

Kedua pemerataan kesempatan untuk bertahan di sekolah (equality of survival) Konsep ini menitikberatkan pada kesempatan setiap individu untuk memperoleh keberhasilan dalam pendidikan dan pelatihan Jenis analisis ini mencurahkan perhatian pada tingkat efisiensi internal sistem pendidikan dilihat dari beberapa indikator yang dihasilkan dari

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 19

metode Kohort Metode ini mempelajari efisiensi pendidikan berdasarkan murid-murid yang berhasil dibandingkan dengan murid-murid yang mengulang kelas dan yang putus sekolah

Ketiga pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output) Dilihat dari sudut pandang perseorangan equality of output ini menggambarkan kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kemampuan dan ketrampilan yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan variabel suku bangsa daerah status sosial ekonomi dan sebagainya Konsep output pendidikan biasanya diukur dengan prestasi belajar akademis Di pandang dari sudut sistemnya itu sendiri konsep ini menggambarkan seberapa jauh sistem pendidikan itu efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas efektif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan dan mampu melakukan kontrol terhadap kemungkinan kelebihan tenaga kerja dalam hubungannya dengan jumlah yang dibutuhkan oleh lapangan kerja

Keempat pemerataan kesempatan dalam menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality ot outcome) Konsep ini menggambarkan keberhasilan pendidikan secara eksternal (exsternal efficiency) dari suatu sistem pendidikan dan pelatihan dihubungkan dengan penghasilan lulusan (individu) jumlah dan komposisi lulusan disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja (masyarakat) dan yang lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi (masyarakat) Teknik-teknik analisis yang digunakan biasanya meliputi analisis rate of return to education hubungan pendidikan dengan kesempatan kerja fungsi produksi pendidikan dengan menggunakan pendekaan rdquostatus attainment analytical modelrdquo dan sebagainya

Kebijakan pemerataan kesempatan meliputi aspek persamaan kesempatan akses dan keadilan atau kewajaran Contoh-contoh pemerataan kesempatan misalnya beasiswa untuk siswa miskin pelatihan guru PLB pembenahan SMP terbuka perencanaan bagi daerah-daerah terpencil atau gender peningkatan APK dan APM peningkatan angka melanjutkan pengurangan angka putus sekolah dan lain-lain b Kualitas pendidikan

Realitas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah yang menyebabkan sulitnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain Kualitas pendidikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dua faktor yang mendukung yaitu internal dan eksternal (Dodi Nandika 200716) Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan seperti Depdiknas Dinas Pendidikan daerah dan sekolah yang berada di garis depan dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada umumnya Dua faktor ini haruslah saling menunjang dalam upaya peningkatan kualitas tersebut Salah satu implikasi langsungnya ialah pada perlunya program-program yang terkait seperti penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana belajar guru yang berkualitas buku pelajaran bermutu yang terjangkau masyarakat alat bantu belajar untuk meningkatkan kreativitas dan sarana penunjang belajar lainnya

Kualitas pendidikan mencakup aspek input proses dan output dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input Contoh perencanaan kualitas misalnya pengembangan tenaga pendidikkependidikan (guru kepala sekolah konselor pengawas staf dinas pendidikan pengembangan dewan pendidikan dan komite sekolah rasio (siswaguru siswakelas siswaruang kelas siswa sekolah) pengembangan bahan ajar pengembangan tes standar di tingkat kabupatenkota biaya pendidikan per siswa pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kontektual pembelajaran kooperatif dan sebagainya) c Efisiensi pendidikan

Efisiensi menunjuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal Efisiensi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 20

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 2: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

untuk mengambil keputusan yang terbaik kemampuan berdemokrasimenghargai perbedaan pendapat kemampuan memobilisasi sumber daya kemampuan memilih cara pelaksanaan yang terbaik kemampuan berkomunikasi dengan cara yang efektif kemampuan memecahkan persoalan-persoalan sekolah kemampuan adaftif dan antisipatif kemampuan bersinergi dan berkolaborasi dan kemampuan memenuhi kebutuhan sendiri

Pengambilan keputusan partisipatif adalah suatu cara untuk mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratik di mana warga sekolah (guru karyawan siswaorang tua tokoh masyarakat) didorong untuk terlibat secara langsung dalam proses pengambilan keputusan yang akan dapat berkontribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah Pengambilan keputusan partisipasi berangkat dari asumsi bahwa jika seseorang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan merasa memiliki keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan bertanggung jawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan sekolah Dengan demikian semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab dan makin besar rasa tanggung jawab makin besar pula dedikasinya

Melalui MBS sekolah memiliki kewenangan (kemandirian) yang lebih besar dalam mengelola manajemennya sendiri Kemandirian tersebut di antaranya meliputi penetapan sasaran peningkatan mutu penyusunan rencana peningkatan mutu pelaksanaan rencana peningkatan mutu dan melakukan evaluasi peningkatan mutu Di samping itu sekolah juga memiliki kemandirian dalam menggali partisipasi kelompok yang berkepentingan dengan sekolah (Anonim2000)

Melalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari profil sekolah mandiri di antaranya sebagai berikut i) pengelolaan sekolah akan lebih desentralistik ii) perubahan sekolah akan lebih didorong oleh motivasi internal dari pada diatur oleh luar sekolah iii) regulasi pendidkan menjadi lebih sederhana iv) peranan para pengawas bergeser dari mengontrol menjadi mempengaruhi dari mengarahkan menjadi menfasilitasi dan dari menghindari resiko menjadi mengelola resiko v) akan mengalami peningkatan manajemen vi) dalam bekerja akan menggunakan team work vii) pengelolaan informasi akan lebih mengarah kesemua kelompok kepentingan sekolah viii) manajemen sekolah akan lebih menggunakan pemberdayaan dan struktur organisasi akan lebih datar sehingga akan lebih sederhana dan efisien 2 Pendidikan Berbasis Pada Partisipasi Komunitas (Community Based Education) Adanya reformasi yang menimbulkan tuntutan demokratisasi yang mengarah kepada dua hal yaitu pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan pemerintah daerah (otda) Ini artinya peranan pemerintah akan dikurangi dan memperbesar partisipasi masyarakat Demikian juga peranan pemerintah pusat yang bersifat sentralistis dan yang telah berlangsung selama 50 tahun lebih akan diperkecil dengan memberikan peranan yang lebih besar kepada pemerintah daerah yang dikenal dengan sistem desentralisasi Kedua hal ini harus berjalan secara simultan inilah yang merupakan paradigma baru yang menggantikan paradigma lama yang sentralistis

Dengan desentralisasi penyelenggaraan pendidikan maka pendanaan pendidikan menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah (pusat) pemerintah daerah dan masyarakat (pasal 46 ayat 1 UU Siskdiknas) Bahkan pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah bertanggungjawab menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam pasal 31 ayat (4) Undang Undang Dasar Negara RI tahun 1945 - (Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya duapuluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional) - (pasal 46 ayat 2) Itulah sebabnya dana pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 2

selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan harus dialokasikan minimal 20 dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20 dari Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APBD) (pasal 49 ayat 1) Khusus gaji guru dan dosen yang diangkat oleh pemerintah (pusat) dialokasikan dalam APBN (pasal 49 ayat 2)

Sehubungan dengan hal tersebut konsep pendidikan berbasis pada partisipasi masyarakat layak diterapkan salah satu wujud kerjasama sekolah dengan masyarakat adalah pembentukan Komite Sekolah Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka peningkatan mutu pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan baik pada pendidikan pra sekolah jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah

Komite sekolah berkedudukan di satuan pendidikan Komite sekolah dapat terdiri dari satu satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan dalam jenjang yang sama atau beberapa satuan pendidikan yang berbeda jenjang tetapi berada pada lokasi yang berdekatan atau satuan pendidikan yang dikelola oleh suatu penyelenggara pendidikan

Komite sekolah bertujuan untuk mewadahi dan menjalankan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan dan meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan serta menciptakan suasana dan kondisi trasnparan akuntabel dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikanPeran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan pendukung pengontrol dan mediatorKeanggotaan Komite Sekolah terdiri dari unsur masyarakat dan dewan gurupenyelenggara sekolahaparat desa dengan anggota sekurang-kurangnya 9 orangTata hubungan antara komite sekolah dengan satuan pendidikan Dewan Pendidikan dan institusi lain yang bertanggung jawab dalam pengelolaan pendidikan bersifat koordinatif 3 Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill Education)

Agar pendidikan dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup yakni memiliki keberanian dari kemauan menghadapi problema hidup dan kehidupan yang wajar tanpa merasa tertekan kemudian secara kreatif menemukan solusi serta mampu mengatasinya diperlukan pendidikan yang menerapkan prinsip pendidikan berbasis luas (Broad Based Education) yang tidak hanya berorientasi pada bidang akademik atau keterampilan saja tetapi juga belajar teori dan mempraktekkannya untuk memecahkan problema kehidupannya

Pendidikan dengan berorientasi pada kecakapan hidup (Life Skill) bertujuan untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi dan memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lingkungan sekolah dengan memberi peluang pemanfaatan sesuai dengan yang ada di masyarakat sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah

Kecakapan hidup lebih luas dari keterampilan untuk bekerja kecakapan hidup dapat dipilah menjadi kecakapan mengenal diri (kemampuan personal) kecakapan berfikir rasional kecakapan sosial kecakapan akademik dan kecakapan vokasional

Prinsip Pelaksanaan pendidikan life skill adalah a Tidak mengubah sistem pendidikan yang berlaku saat ini b Tidak menurunkan pendidikan menjadi pelatihan terintegrasic Penerapan manajemen berbasis sekolah dan masyarakat d Mengarahkan peserta didik agar hidup sehat dan berkualitas memperoleh wacana pengetahuan yang luas dan memiliki keinginan untuk mampu hidup layak

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 3

4 Pengelolaan sekolah Yang Efektif Dan EfisienPengertian tentang sekolah efektif dikemukakan oleh Cheng (1994) yakni sekolah

efektif menunjukkan pada kemampuan sekolah dalam menjalankan fungsinya secara maksimal baik fungsi ekonomis fungsi sosial-kemanusiaan fungsi politis fungsi budaya maupun fungsi pendidikan Fungsi ekonomis sekolah adalah memberi bekal kepada siswa agar dapat melakukan aktivitas ekonomi sehingga dapat hidup sejahtera Fungsi sosial kemanusiaan sekolah adalah sebagai media bagi siswa untuk beradaptasi dengan kehidupan masyarakat Fungsi politis sekolah adalah sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara Fungsi budaya adalah media untuk melakukan transmisi dan transformasi budaya Adapun fungsi pendidikan adalah sekolah sebagai wahana untuk proses pendewasaan dan pembentukkan kepribadian siswa

Dalam upaya menuju sekolah mandiri terlebih dahulu kita perlu menciptakan sekolah yang efektif Ciri sekolah yang efektif adalah sebagai berikut (i) visi dan misi yang jelas dan target mutu yang harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan secara lokal (ii) Sekolah memiliki output yang selalu meningkat setiap tahun(iii) Lingkungan sekolah aman tertib dan menyenangkan bagi warga sekolah(iv) Seluruh personil sekolah memiliki visi misi dan harapan yang tinggi untuk berprestasi secara optimal (v) Sekolah memiliki sistem evaluasi yang kontinyu dan komprehensif terhadap berbagai aspek akademik dan non akademik

Disamping efektif sekolah juga efisien dalam penyelenggaraan sekolah Efisiensi dalam pendidikan artinya pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang tinggi Sekolah akan dikatakan efisien jika tercapai i) penurunan DO dan mengulang kelas ii) pemetaan mutu sekolah berdasarkan pada SPM (Standar Pelayanan Minimal) dan Manajemen iii) Pengembangan sistem penilaian hasil belajar (penilaian kelas dan ujian akhir sekolah) iv) pengawasan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas publik

II IMPLIKASI PARADIGMA BARU PENDIDIKAN TERHADAP MODEL PERENCANAAN PENDIDIKAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI ERA OTONOMI DAERAH

Era reformasi telah membawa perubahan-perubahan mendasar dalam berbagai kehidupan termasuk kehidupan pendidikan Salah satu perubahan mendasar adalah manajemen Negara yaitu dari manajemen berbasis pusat menjadi manajemen berbasis daerah Secara resmi perubahan manajemen ini telah diwujudkan dalam bentuk Undang-Undang Republik Indonesia No 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi dan disempurnakan menjadi Undang-Undang No32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pedoman pelaksanaannyapun telah dibuat melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom Konsekuensi logis dari Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut adalah bahwa manajemen pendidikan harus disesuaikan dengan jiwa dan semangat otonomi

Penyesuaian dengan jiwa dan semangat otonomi itu antara lain terwujud dalam bentuk perubahan arah paradigma pendidikan dari paradigma lama ke paradigma baru yang tentu juga berdampak pada paradigma perencanaan pendidikannya Secara ideal paradigma baru pendidikan tersebut mestinya mewarnai kebijakan pendidikan baik kebijakan pendidikan yang bersifat substantif maupun implementatif Seperti yang dinyatakan oleh Azyumardi Azra (2002 xii) bahwa dengan era otonomi daerah

rdquolembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah madrasah pesantren universitas (perguruan tinggi) dan lainnya ndash yang terintegrasi dalam pendidikan nasional-

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 4

haruslah melakukan reorientasi rekonstruksi kritis restrukturisasi dan reposisi serta berusaha untuk menerapkan paradigma baru pendidikan nasionalrdquo Selain itu implementasi kebijakan tersebut diharapkan berdampak positif terhadap kemajuan pendidikan di daerah dan di tingkat satuan pendidikanAgar dampak positif dapat benar-benar terwujud kemampuan perencanaan

pendidikan yang baik di daerah sangatlah diperlukan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik diharapkan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius Fiske (1996) menyatakan bahwa berdasarkan pengalaman berbagai negara sedang berkembang yang menerapkan otonomi di bidang pendidikan otonomi berpotensi memunculkan masalah perbenturan kepentingan antara Pemerintah Pusat dan Daerah menurunnya mutu pendidikan inefisiensi dalam pengelolaan pendidikan ketimpangan dalam pemerataan pendidikan terbatasnya gerak dan ruang partisipasi masyarakat dalam pendidikan serta berkurangnya tuntutan akuntabilitas pendidikan oleh pemerintah serta meningkatnya akuntabilitas pendidikan oleh masyarakat

Selain itu dengan perencanaan yang baik konon merupakan separoh dari kesuksesan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan yang telah diotonomikan di daerah Sayangnya kata Abdul Madjid dalam tulisannya rdquoPendidikan Tanpa Planningrdquo (Kedaulatan Rakyat 2006) bahwa rendahnya mutu pendidikan kita disebabkan oleh belum komprehensifnya pendekatan perencanaan yang digunakan Perencanaan pendidikan katanya hanya dijadikan faktor pelengkap atau dokumen rdquotanpa maknardquo sehingga sering terjadi tujuan yang ditetapkan tidak tercapai secara optimal Dapat juga terjadi seperti dinyatakan H Noeng Muhadjir (200389) bahwa rdquopembuatan implementasi kebijakan berupa perencanaan mungkin saja dilakukan oleh para eksekutif tanpa penelitian lebih dahulu Kemungkinan resikonya beragam misalnya membuat kesalahan yang sama dengan eksekutif terdahulu tidak realistis tidak menjawab masalah yang dihadapi masyarakat sampai ke dugaan manipulatif-koruptif rdquo

Konsep Desentralisasi Pendidikan Bila otonomi daerah menunjuk pada hak wewenang dan kewajiban daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat maka hal tersebut hanya mungkin jika Pemerintah Pusat mendesentralisasikan atau menyerahkan wewenang pemerintahan kepada daerah otonom Inilah yang disebut dengan desentralisasi Mengenai asas desentralisasi ada banyak definisi Secara etimologis istilah tersebut berasal dari bahasa Latin ldquoderdquo artinya lepas dan ldquocentrumrdquo yang berarti pusat sehingga bisa diartikan melepaskan dari pusat Sementara dalam Undang-undang No 32 tahun 2004 bab I pasal 1 disebutkan bahwa desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan RI Sedangkan menurut Jose Endriga (Verania Andria amp Yulia Indrawati Sari2000iii) desentralisasi diartikan sebagai ldquosystematic and rasional dispersal of governmental powers and authority to lower level institutions so as to allow multindashsectoral decision making as close as possible to problem areardquo Lain halnya dengan Nuril Huda (19984) dia mengartikan desentralisasi sebagai ldquodelegations of responsibilities and powers to authorities at the lower levelsrdquo

Secara konseptual penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan menciptakan demokrasi pemerataan dan efisiensi Diasumsikan bahwa desentralisasi akan menciptakan demokrasi melalui partisipasi masyarakat lokal Dengan sistem yang demokratis ini diharapkan akan mendorong tercapainya pemerataan pembangunan terutama di daerah pedesaan dimana sebagian besar masyarakat tinggal Sedangkan efisiensi dapat meningkat karena jarak antara pemerintah lokal dengan masyarakat menjadi lebih dekat penggunaan sumber daya digunakan saat dibutuhkan dan masalah diidentifikasi oleh masyarakat lokal

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 5

sehingga tak perlu birokrasi yang besar untuk mendukung pemerintah lokal Sementara itu Kotter (1997) dalam buku ldquoLeading Changerdquo menyatakan bahwa lembaga yang terdesentralisasi memiliki beberapa keunggulan antara lain (1) lebih fleksibel dapat memberikan respon dengan cepat terhadap lingkungan dan kebutuhan yang selalu berubah (2) lebih efektif (3) lebih inovatif dan (4) menghasilkan semangat kerja yang lebih tinggi lebih komitmen dan lebih produktif Sedangkan Achmad Budiono MIrfan amp Yuli Andi (1998216) menyatakan bahwa dengan pengambilan keputusan dalam organisasi ke tingkat yang lebih rendah maka akan cenderung memperoleh keputusan yang lebih baik Desentralisasi bukan saja memperbaiki kualitas keputusan tetapi juga kualitas pengambilan keputusan Dengan desentralisasi pengambilan keputusan lebih cepat lebih luwes dan konstruktif

Istilah desentralisasi muncul dalam paket UU tentang otonomi daerah yang pelaksanaannya dilatarbelakangi oleh keinginan segenap lapisan masyarakat untuk melakukan reformasi dalam semua bidang pemerintahan Menurut Bray dan Fiske (Depdiknas 20013) desentralisasi pendidikan adalah suatu proses di mana suatu lembaga yang lebih rendah kedudukannya menerima pelimpahan kewenangan untuk melaksanakan segala tugas pelaksanaan pendidikan termasuk pemanfaatan segala fasilitas yang ada serta penyusunan kebijakan dan pembiayaan Senada dengan itu Husen amp Postlethwaite (19941407) mengartikan desentralisasi pendidikan sebagai ldquothe devolution of authority from a higher level of government such as a departement of education or local education authority to a lower organizational level such as individual schoolsrdquo Sementara itu menurut Fakry Gaffar (199018) desentralisasi pendidikan merupakan sistem manajemen untuk mewujudkan pembangunan pendidikan yang menekankan pada keberagaman dan sekaligus sebagai pelimpahan wewenang dan kekuasaan dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan berbagai problematika sebagai akibat ketidaksamaan geografis dan budaya baik menyangkut substansi nasional internasional atau universal sekalipun

Bila dicermati esensi terpenting dari berbagai pengertian di atas adalah otoritas yang diserahkan Williams (Depdiknas 20013-4) membedakan adanya dua macam otoritas (kewenangan dan tanggung jawab) yang diserahkan dari pemerintah pusat ke pemerintah yang lebih rendah yaitu desentralisasi politis (political decentralization) dan desentralisasi administrasi (administrative decentralization)Perbedaan antar keduanya terletak dalam hal tingkat kewenangan yang dilimpahkan

Pada desentralisasi politik kewenangan yang dilimpahkan bersifat mutlak Pemda menerima kewenangan melaksanakan tanggung jawab secara menyeluruh Ia memegang otoritas untuk menentukan segala kebijakan tentang penyelenggaraan pendidikan untuk masyarakatnya Hal itu mencakup kewenangan untuk menentukan model jenis sistem pendidikan pembiayaan serta lembaga apa yang akan melaksanakan kewenangan-kewenangan tersebut Sedangkan dalam desentralisasi administrasi kewenangan yang dilimpahkan hanya berupa strategi pelaksanaan tugas-tugas pendidikan di daerah Dengan kata lain kewenangan yang diserahkan berupa strategi pengelolaan yang bersifat implementatif untuk melaksanakan suatu fungsi pendidikan Dalam desentralisasi model ini pemerintah pusat masih memegang kekuasaan tertinggi dalam menentukan kebijakan makro sedangkan pemerintah daerah mempunyai kewajiban dan kewenangan untuk merencanakan mengatur menyediakan dana dan fungsi-fungsi implementasi kebijakan lainnya

Mengapa bidang pendidikan didesentralisasikan Tentang hal itu ada berbagai pendapat dari para ahli Husen amp Postlethwaite (19941407) menguraikan mengenai alasan desentralisasi (reasons for decentralization) yaitu (a) the improvement of schools (b) the belief that local participation is a logical form of governance in a democracy dan (c) in relation to fundamental values of liberty equality fraternity efficiency and economic growth Sementara itu setelah melakukan studi di berbagai negara Fiske (199824-47)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 6

menyebutkan sekurang-kurangnya ada empat alasan rasional diterapkannya sistem desentralisasi termasuk pendidikan yaitu (a) alasan politis seperti untuk mempertahankan stabilitas dalam rangka memperoleh legitimasi pemerintah pusat dari masyarakat daerah sebagai wujud penerapan ideologi sosialis dan laissez-faire dan untuk menumbuhkan kehidupan demokrasi (b) alasan sosio-kultural yakni untuk memberdayakan masyarakat lokal (c) alasan teknis administratif dan paedagogis seperti untuk memangkas manajemen lapisan tengah agar dapat membayar gaji guru tepat waktu atau untuk meningkatkan antusiasme guru dalam proses belajar mengajar (d) alasan ekonomis-finansial seperti meningkatkan sumber daya tambahan untuk pembiayaan pendidikan dan sebagai alat pembangunan ekonomi

Pendapat lain yang lebih sesuai dengan konteks desentralisasi pendidikan di Indonesia dikemukakan oleh Nuril Huda (19983-5) Ia berpendapat bahwa desentralisasi pendidikan di Indonesia dimaksudkan untuk mencapai efisiensi pendidikan dengan mengakomodasi aspirasi masyarakat lokal Ia juga memberi alasan rinci mengapa pertanggungjawaban implementasi pendidikan didesentralisasikan yaitu Pertama secara politik desentralisasi adalah cara mendemokratiskan manajemen urusan-

urusan publik (politically decentralization is a way of democratizing the management of public affairs) Di bawah skema desentralisasi pertanggungjawaban pendidikan tertentu diberikan kepada pemerintah daerah DPRD mengawasi perencanaan dan pelaksanaan pendidikan di daerah Dengan melibatkan wakil rakyat di dalam urusan pendidikan diharapkan akan mendukung partisipasi masyarakat yang lebih besar di dalam pelaksanaan pendidikan dan dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengannya

Kedua secara teknis adalah sulit untuk mengelola pendidikan secara efisien di dalam sebuah wilayah yang luas yang berisi banyak pulau (technically it is difficult to manage education efficiently in a vast area consisting of islands) Masalah komunikasi dan transportasi antara pemerintah pusat dan daerah khususnya pada masa lalu telah menjadi pertimbangan penting untuk desentralisasi Lagi pula sentralisasi akan membuat sulit untuk memecahkan masalah - masalah perbedaan-perbedaan regional dan untuk mempertemukan kebutuhan dan tuntutan khusus mereka Perbedaan-perbedaan budaya dan tingkat perkembangan masing-masing daerah menyumbang perbedaan-perbedaan dalam kebutuhan-kebutuhan dan hakekat pendekatan untuk menyelesaikan masalah

Ketiga alasan utama desentralisasi pendidikan adalah efisiensi dan efektifitas dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan (efficiency and effectiveness in handling problems related to the implementation of education) Dan alasan keempat untuk mengurangi beban administrasi yang berlebihan dari pemerintah pusat (to reduce the overloaded burden of administration of the central government)

Sementara itu berbeda dengan empat argumen itu Kacung Marijan (Abdurrahmansyah 200158) melihat penerapan desentralisasi pendidikan di Indonesia justru sebagai gejala keputusasaan pemerintah dalam menghadapi persoalan keuangan Sedangkan Arbi Sanit (20001) memandang penerapan desentralisasi secara umum sebagai ldquojalan keluarrdquo bagi problematik ketimpangan kekuasaan antara pemerintah nasional dan pemerintah lokal Karena itu menurutnya konsep desentralisasi bertolak dari asumsi pemberian sebagian kekuasaan pemerintah pusat kepada pemerintah lokal atau yang lebih rendah dalam rangka mencapai tujuan nasional Pemberian sebagian kekuasaan tersebut untuk mengatasi kekecewaan daerah terhadap pemerintah pusat yang berakar pada persoalan (1) ketimpangan struktur ekonomi Jawa-Luar Jawa (2) sentralisasi politik (3) korupsi birokrasi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 7

(4) eksploitasi SDA (5) represi dan pelanggaran HAM dan (6) penyeragaman politik hingga kultural

Tujuan desentralisasi pendidikan adalah untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan dengan melibatkan lebih banyak stakeholders di daerah untuk menghasilkan integrasi sekolah dengan masyarakat lokal secara terus menerus untuk mendekatkan sekolah dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat dan akhirnya untuk memperbaiki motivasi kehadiran dan pencapaian murid Selain itu desentralisasi tersebut juga dalam rangka memberi kesempatan kepada rakyat atau masyarakat luas untuk berpartisipasi secara aktif dan kreatif sehingga pendidikan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang akan bermanfaat bagi pembangunan daerah

Model-Model Desentralisasi Pendidikan Tingkat kewenangan yang dilimpahkan kepada pemda membawa konsekuensi pada

model pelaksanaannya William (Depdiknas 20015) memerinci desentralisasi ke dalam tiga model yaitu dekonsentrasi (deconcentration) delegasi (delegation) dan devolusi (devolution) Dekonsentrasi adalah model pengalihan tanggung jawab pengelolaan pendidikan dari pemerintah pusat ke pemerintah yang lebih rendah sedemikian rupa sehingga lembaga di pemerintah pusat masih memegang kendali pelaksanaan pendidikan secara penuh Model desentralisasi ini seringkali dilaksanakan dengan membentuk lembaga setingkat direktorat di daerah yang dapat melaksanakan tanggung jawab pemerintah pusat

Berbeda dengan itu dalam model delegasi pemerintah pusat meminjamkan kekuasaannya pada pemerintah daerah atau kepada organisasilembaga semiotonom Kekuasaan pemerintah pusat ini tidak diberikan namun dipinjamkan Jika pemerintahmemandang perlu otoritas itu bisa ditarik kembali Sementara dalam model devolusi pemerintah pusat menyerahkan kewenangan dalam seluruh pelaksanaan pendidikan meliputi pembiayaan administrasi serta pengelolaan yang lebih luas Kewenangan yang diberikan ini lebih permanen dan tidak dapat ditarik kembali lagi hanya karena tingkahpermintaan pemegang kekuasaan di pusat

Ketiga model tersebut berbeda dalam hal tingkat kewenangan yang disampaikan Model dekonsentrasi adalah model penyerahan kewenangan yang paling rendah model delegasi lebih besartinggi dan model devolusi yang paling tinggi Tingkat kewenangan yang dilimpahkan ini juga akan berkonsekuensi lebih jauh pada pelaksanaannya Semakin besar kewenangan yang diterima dari pemerintah pusat semakin besar sumberdaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan kewenangan tersebut Dengan demikian terbuka bagi penerima kewenangan untuk mencari segala upaya dalam melaksanakan kewenangan itu termasuk bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang mereka nilai membantu dan menguntungkan mereka

Rondinelli (Husen amp Postlethwaite 19941412) menambahkan satu kategori lagi yaitu privatisasi (privatization) yaitu model penyerahan kewenangan penyelenggaraan pendidikan kepada pihak swasta Model ini berbeda dengan ketiga model William dari segi penerima kewenangan Menurut Abdurrahmansyah (200161) dalam kasus pembicaraan desentralisasi pendidikan di Indonesia sejauh yang telah dilakukan nampaknya cenderung mengambil model yang terakhir swastanisasi Selain tidak terlalu rumit menurutnya bentuk ini terkesan hanya sekedar pemindahan pelimpahan kewajiban dari urusan pemerintah menjadi urusan masyarakat

Sementara itu Nuril Huda (199916) mengemukakan tiga model desentralisasi pendidikan yaitu (1) manajemen berbasis lokasi (site-based management) (2) pengurangan administrasi pusat dan (3) inovasi kurikulum Pada model manajemen berbasis lokasi dilaksanakan dengan meletakkan semua urusan penyelenggaraan pendidikan pada sekolah Model pengurangan administrasi pusat merupakan konsekuensi dari model pertama

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 8

Pengurangan administrasi pusat diikuti dengan peningkatan wewenang dan urusan pada masing-masing sekolah Model ketiga inovasi kurikulum menekankan pada inovasi kurikulum sebesar mungkin untuk meningkatkan kualitas dan persamaan hak bagi semua peserta didik Kurikulum ini disesuaikan benar dengan kebutuhan peserta didik di daerah atau sekolah yang bervariasi Di antara ketiga model ini model manajemen berbasis lokasi yang banyak diterapkan untuk meningkatkan otonomi sekolah dan memberikan kesempatan kepada guru-guru orang tua siswa dan anggota masyarakat dalam pembuatan keputusan

Paradigma Baru Pendidikan Era otonomi daerah telah mengakibatkan terjadinya pergeseran arah paradigma

pendidikan dari paradigma lama ke paradigma baru meliputi berbagai aspek mendasar yang saling berkaitan yaitu (1) dari sentralistik menjadi desentralistik (2) dari kebijakan yang top down ke kebijakan yang bottom up (3) dari orientasi pengembangan parsial menjadi orientasi pengembangan holistik (4) dari peran pemerintah sangat dominan ke meningkatnya peranserta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif serta (5) dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat baik keluarga LSM pesantren maupun dunia usaha (Fasli Jalal 2001 5)

Agak berbeda dengan hal tersebut dalam buku Depdiknas (200210) tentang Materi Pelatihan Terpadu untuk Kepala Dinas KabupatenKota selain perubahan paradigma dari ldquosentralistik ke desentralistikrdquo dan orientasi pendekatan ldquodari atas ke bawahrdquo (top down approach) ke pendekatan ldquodari bawah ke atasrdquo (bottom up approach) sebagaimana yang sudah disebut dalam buku Fasli Jalal juga disebutkan tiga paradigma baru pendidikan lainnya yaitu dari ldquobirokrasi berlebihanrdquo ke ldquodebirokratisasirdquo dari ldquoManajemen Tertutuprdquo (Closed Management) ke ldquoManajemen Terbukardquo (Open Management) dan pengembangan pendidikan termasuk biayanya ldquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke ldquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Bila kedua pendapat di atas dianalisis dan disintesakan maka wujud pergeseran paradigma pendidikan tersebut meliputi sebagai berikut

a Dari sentralisasi ke desentralisasi pendidikan Sebelum otonomi pengelolaan pendidikan sangat sentralistik Hampir seluruh

kebijakan pendidikan dan pengelolaan pelaksanaan pendidikan diatur dari Depdikbud Seluruh jajaran tingkat Kanwil Depdikbud tingkat Kakandep Dikbud KabupatenKota bahkan sampai di sekolah-sekolah harus mengikuti dan taat terhadap kebijakan-kebijakan yang seragam secara nasional dan petunjuk-petunjuk pelaksanaannya Kakandep dan sekolah-sekolah tidak diperkenankan merubah menambah dan mengurangi yang sudah ditetapkan oleh DepdikbudKanwil Depdikbud sekalipun tidak sesuai dengan kondisi potensi kebutuhan sekolah dan masyarakat di daerah

Dalam era reformasi paradigma sentralistik berubah ke desentralistik Desentralistik dalam arti pelimpahan sebagian wewenang dan tanggung jawab dari Depdiknas ke Dinas Pendidikan Propinsi dan sebagian lainnya kepada Dinas Pendidikan KabupatenKota bahkan juga kepada sekolah-sekolah Pada perguruan tinggi negeriswasta dilimpahkan kepada rektor bahkan juga pada fakultas dan juga pada jurusanprogram studi

Dengan UU dan Peraturan Pemerintah mengenai otonomi daerah KabupatenKota dan DPRD KabupatenKota diberi wewenang membuat Peraturan-Peraturan Daerah mengenai pendidikan tingkat KabupatenKota Dengan desentralisasi manajemen pendidikan tersebut Dinas Pendidikan tingkat KabupatenKota sebagai perangkat pemerintah KabupatenKota yang otonom dapat membuat kebijakan-kebijakan pendidikan masing-masing sesuai wewenang yang dilimpahkan kepada pemerintah KabupatenKota dalam bidang pendidikan Bahkan dalam pengelolaan pendidikan pada tingkat KabupatenKota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 9

setiap sekolah juga diberi peluang untuk membuat kebijakan sekolah (school policy) masing-masing atas dasar konsep ldquomanajemen berbasis sekolahrdquo dan ldquopendidikan berbasis masyarakatrdquo

Dengan demikian sebagian perubahan dan kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota sangat bergantung pada kemampuan mengembangkan kebijakan pendidikan dari masing-masing Kepala Dinas Pendidikan tingkat KabupatenKota

Desentralisasi manajemen pendidikan tersebut dilaksanakan sejalan dengan proses demokratisasi sebagai proses distribusi tugas dan tanggung jawab dari Depdiknas sampai di unit-unit satuan pendidikan Iklim dan suasana serta mekanisme demokratis bertumbuh dan berkembang pada seluruh tingkat dan jalur pengelolaan pendidikan termasuk di sekolah-sekolah dan di kelas-kelas ruang belajar

b Dari kebijakan yang top down ke kebijakan yang bottom up Sebelum otonomi pendekatan pengembangan dan pembinaan pendidikan dilakukan

dengan mekanisme pendekatan ldquodari atas ke bawahrdquo (top down approach) Berbagai kebijakan pengembanganpembinaan pendidikan hampir seluruhnya ditentukan oleh Depdikbud dan dalam hal khusus di Propinsi ditentukan oleh Kanwil Depdikbud dan dalam hal khusus lainnya di KabupatenKota ditentukan oleh Kakandepdikbud untuk dilaksanakan oleh seluruh jajaran pelaksana di wilayah termasuk di sekolah-sekolah

Lain halnya dalam era reformasi sebagian besar upaya pengembangan pendidikan dilakukan dengan orientasi pendekatan ldquodari bawah ke atasrdquo (bottom up approach) Pendekatan bottom up harus terjadi dalam pengambilan keputusan di setiap level instansi misalnya sekolah Dinas KabupatenKota yayasan penyelenggara pendidikan dan sebagainya Berbagai aspirasi dan kebutuhan yang menjadi kepentingan umum sesuai kondisi potensi dan prospek sekolah diakomodasi oleh Dinas Pendidikan KabupatenKota sesuai wewenang dan tanggung jawabnya Dan hal-hal lainnya yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Dinas Propinsi diselesaikan pada tingkat Depdiknas

Oleh karenanya tidak heran bila di KabupatenKota sering terjadi ldquounjuk rasardquo para guru siswa orang tua siswa dan masyarakat menuntut perbaikan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan harapan mereka Dan berbagai aspirasi yang baik sudah seyogyanya diterima oleh Kepala Dinas KabupatenKota untuk ditindaklanjuti

c Dari orientasi pengembangan yang parsial ke orientasi pengembangan yang holistik Sebelum otonomi orientasi pengembangan bersifat parsial Misalnya pendidikan

lebih ditekankan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi menciptakan stabilitas politik dan teknologi perakitan (Fasli Jalal 20015) Pendidikan juga terlalu menekankan segi kognitif sedangkan segi spiritual emosional sosial fisik dan seni kurang mendapatkan tekanan (Paul Suparno 200398) Akibatnya anak didik kurang berkembang secara menyeluruh Dalam pembelajaran yang ditekankan hanya to know (untuk tahu) sedangkan unsur pendidikan yang lain to do (melakukan) to live together (hidup bersama) to be (menjadi) kurang menonjol Di Indonesia kesadaran akan hidup bersama kurang mendapat tekanan dengan akibat anak didik lebih suka mementingkan hidupnya sendiri Selain itu pendekatan dan pengajaran di sekolah kebanyakan terpisah-pisah dan kurang integrated Setiap mata pelajaran berdiri sendiri seakan tidak ada kaitan dengan pelajaran lain

Berbeda dengan itu setelah reformasi orientasi pengembangan bersifat holistik Pendidikan diarahkan untuk pengembangan kesadaran untuk bersatu dalam kemajemukan budaya menjunjung tinggi nilai moral kemanusiaan dan agama kesadaran kreatif produktif dan kesadaran hukum (Fasli Jalal 20015) Menurut Paul Suparno (2003100) pendidikan holistik dipengaruhi oleh pandangan filsafat holisme yang cirinya adalah keterkaitan (connectedness) keutuhan (wholeness) dan proses menjadi (being)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 10

Konsep saling keterkaitan mengungkapkan bahwa saling keterkaitan antara suatu bagian dari suatu sistem dengan bagian-bagian lain dan dengan keseluruhannya Maka tidak mungkin suatu bagian dari suatu sistem lepas sendiri dari sistem itu dan lepas dari bagian-bagian yang lain Saling keterkaitan dapat dijabarkan dalam beberapa konsep berikut yaitu interdependensi interrelasi partisipasi dan non linier (Hent 2001) Interdependensi adalah saling ketergantungan satu unsur dengan yang lain Masing-masing tidak akan menjadi penuh berkembang tanpa yang lain Ada saling ketergantungan antara guru dengan siswa antara siswa dengan siswa lain antara guru dengan guru lain dan lain-lain

Interrelasi dimaksudkan sebagai adanya saling kaitan saling berhubungan antara unsur yang satu dengan yang lain dalam pendidikan Ada hubungan antara pendidik dengan yang dididik antara siswa dengan siswa lain antara pendidik dengan pendidik lain Relasi ini bukan hanya relasi berkaitan dengan pengajaran tetapi juga relasi sebagai manusia sebagai pribadi Partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan ikut andil dalam sistem itu Dalam pendidikan secara nyata siswa hanya akan berkembang bila terlibat ikut aktif didalamnya Non linier menunjukkan bahwa tidak dapat ditentukan secara linier serba jelas sebelumnya Ada banyak hal yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya dalam pendidikan meski kita telah menentukan unsur-unsurnya Kita dapat membantu anak-anak dengan segala macam nilai yang baik namun dapat terjadi mereka berkembang tidak baik Pendekatan pendidikan yang mekanistis tidak tepat lagi Pendidikan tidak dipikirkan lagi secara linier seakan-akan bila langkah-langkahnya jelas lalu hasilnya menjadi jelas tetapi lebih kompleks dan ada keterbukaan terhadap unsur yang tidak dapat ditentukan sebelumnya

Prinsip keutuhan menyatakan bahwa keseluruhan adalah lebih besar daripada penjumlahan bagian-bagiannya Prinsip keutuhan sangat jelas diwujudkan dengan memperhatikan semua segi kehidupan dalam membantu perkembangan pribadi siswa secara menyeluruh dan utuh Maka segi intelektual sosial emosional spiritual fisik seni semua mendapat porsi yang seimbang Salah satu unsur tidak lebih tinggi dari yang lain sehingga mengabaikan yang lain Kurikulum dibuat lebih menyeluruh dan memasukkan banyak segi Pendekatan terhadap siswapun lebih utuh dengan memperhatikan unsur pribadi lingkungan dan budaya Pembelajaran lebih menggunakan inteligensi ganda dengan mengembangkan IQ SQ dan EQ secara integral

Prinsip rdquoproses menjadirdquo mengungkapkan bahwa manusia memang terus berkembang menjadi semakin penuh Dalam proses menjadi penuh itu unsur partisipasi keaktifan tanggung jawab kreativitas pertumbuhan refleksi dan kemampuan mengambil keputusan sangat penting Proses itu terus-menerus dan selalu terbuka terhadap perkembangan baru Dalam pendidikan prinsip kemenjadian ini ditonjolkan dengan pendekatan proses siswa diaktifkan untuk mencari menemukan dan berkembang sesuai dengan keputusan dan tanggungjawabnya Dalam proses itu siswa diajak lebih banyak mengalami sendiri berefleksi dan mengambil makna bagi hidupnya Dalam proses ini siswa dibantu sungguh menjadi manusia yang utuh bukan hanya menjadi calon pekerja atau pengisi lowongan kerja

d Dari peran pemerintah yang dominan ke meningkatnya peranserta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif

Sebelum otonomi peran pemerintah sangat dominan Hampir semua aspek dari pendidikan diputuskan kebijakan dan perencanaannya di tingkat Pusat sehingga daerah terkondisikan lebih hanya sebagai pelaksana (Sumarno 20013) Pendidikan dikelola tanpa mengembangkan kemampuan kreativitas masyarakat malah cenderung meniadakan partisipasi masyarakat di dalam pengelolaan pendidikan Lembaga pendidikan terisolasi dan tanggung jawab sepenuhnya ada pada pemerintah pusat Sedangkan masyarakat tidak mempunyai wewenang untuk mengontrol jalannya pendidikan Selain itu dengan sendirinya orang tua dan masyarakat sebagai constituent dari sistem pendidikan nasional yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 11

terpenting telah kehilangan peranannya dan tanggung jawabnya Mereka termasuk peserta didik telah menjadi korban yaitu sebagai obyek dari sistem yang otoriter (Tilaar 1999113)

Sesudah otonomi ada perluasan peluang bagi peran serta masyarakat dalam pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif Oleh karena itu untuk mendorong partisipasi masyarakat di tingkat KabupatenKota dibentuk Dewan Pendidikan sedangkan di tingkat sekolah dibentuk komite sekolah Pembentukan komite sekolah didasarkan pada keputusan Mendiknas No044U2002 tentang panduan pembentukan komite sekolah

Menurut panduan pembentukan komite sekolah dilakukan secara transparan akuntabel dan demokratis Transparan berarti bahwa komite sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan proses sosialisasi oleh panitia persiapan kriteria calon anggota proses seleksi calon anggota pengumuman calon anggota proses pemilihan dan penyampaian hasil pemilihan Akuntabel berarti bahwa panitia persiapan pembentukan komite sekolah hendaknya menyampikan laporan pertanggungjawaban kinerjanya maupun penggunaan dan kepanitiaan Sedangkan secara demokratis berarti bahwa dalam proses pemilihan anggota dan pengurus dilakukan dengan musyawarah mufakat Jika dipandang perlu dapat dilakukan melalui pemungutan suara

e Dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat Sebelum era otonomi peran institusi non sekolah sangat lemah Dalam era otonomi

masyarakat diberdayakan dengan segenap institusi sosial yang ada di dalamnya terutama institusi yang dilekatkan dengan fungsi mendidik generasi penerus bangsa Berbagai institusi kemasyarakatan ditingkatkan wawasan sikap kemampuan dan komitmennya sehingga dapat berperan serta secara aktif dan bertanggung jawab dalam pendidikan Institusi pendidikan tradisionil seperti pesantren keluarga lembaga adat berbagai wadah organisasi pemuda bahkan partai politik bukan hanya diberdayakan sehingga dapat mengembangkan fungsi pendidikan dengan lebih baik melainkan juga diupayakan untuk menjadi bagian yang terpadu dari pendidikan nasional

Demikian juga ada upaya peningkatan partisipasi dunia usahaindustri dan sektor swasta dalam pendidikan karena sebagai pengguna sudah semestinya dunia usaha juga ikut bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan Apabila lebih banyak institusi kemasyarakatan peduli terhadap pendidikan maka pendidikan akan lebih mampu menjangkau berbagai kelompok sasaran khusus seperti kelompok wanita dan anak-anak kurang beruntung (miskin berkelainan tinggal di daerah terpencil dan sebagainya)

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan pembenahan sebagai kebijakan dasar yaitu pengembangan kesadaran tunggal dalam kemajemukan pengembangan kebijakan sosial pengayaan berkelanjutan (continuous enrichment) dan pengembangan kebijakan afirmatif (affirmative policy) (Fasli Jalal 200172-73)

f Dari rdquobirokrasi berlebihanrdquo ke rdquodebirokratisasirdquo Sebelum otonomi berbagai kegiatan pengembangan dan pembinaan diatur dan

dikontrol oleh pejabat-pejabat (birokrat-birokrat) melalui prosedur dan aturan-aturan (regulasi) yang ketat bahkan sebagiannya sangat ketat dan kaku oleh KandepdikbudKanwildikbud Hal ini mempengaruhi pengelolaan sebagian sekolah-sekolah dalam iklim rdquobirokrasi berlebihanrdquo Dalam kondisi yang demikian tidak jarang ditemukan adanya rdquokasus birokrasi yang berlebihanrdquo dari sebagian pejabat birokrat yang menggunakan rdquokekuasaan berlebihanrdquo dalam pembinaan guru siswa dan pihak-pihak lainnya Keadaan ini telah mematikan prakarsa daya cipta dan karya inovatif di sekolah-sekolah

Dalam era reformasi terjadi proses rdquodebirokratisasirdquo dengan jalan memperpendek jalur birokrasi dalam penyelesaian masalah-masalah pendidikan secara profesional bukan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 12

atas dasar rdquokekuasaanrdquo atau peraturan belaka Hal ini sesuai dengan prinsip profesionalisme dalam pendidikan dan juga pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam desentralisasi Di samping itu juga dilakukan rdquoderegulasirdquo dalam arti rdquopenguranganrdquo aturan-aturan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan kondisi potensi dan prospek sekolah dan kepentingan masyarakat (stakeholders) untuk berpartisipasi terhadap sekolah dalam bentuk gagasan penyempurnaan kurikulum peningkatan mutu guru dana dan prasaranasarana untuk sekolah

g Dari rdquomanajemen tertutuprdquo (close management) ke rdquomanagement terbukardquo (open management)

Sebelum otonomi diterapkan bentuk-bentuk rdquomanajemen tertutuprdquo sehingga tidak transparan tidak ada akuntabilitas kepada publik dalam pengelolaan pendidikan

Dalam era reformasi manajemen pendidikan menerapkan rdquomanajemen terbukardquo dari pembuatan kebijakan pelaksanaan kebijakan sampai pada evaluasi bahkan perbaikan kebijakan Seluruh sumber daya yang digunakan dalam pendidikan dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada seluruh kelompok masyarakat (stakeholders) dan selanjutnya terbuka untuk menerima kritikan perbaikan bila ditemukan hal-hal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

h Dari pengembangan pendidikan rdquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke rdquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Sebelum otonomi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan terbesar menjadi tanggung jawab pemerintah dibandingkan dengan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Dalam era reformasi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan pendidikan berupa gaji honorariumtunjangan mengajar penataranpelatihan rehabilitasi gedung dan lain-lain diupayakan supaya sebagian besar akan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota akan banyak bergantung pada partisipasi orang tua siswa dan masyarakat serta pemerintah KabupatenKota masing-masing di samping proyek-proyek khusus dan juga kemudahan dan pengendalian mutu dan hal-hal kepentingan nasional lainnya dari DEPDIKNAS dan dari Dinas Propinsi

Paradigma Baru Perencanaan Pendidikan Dengan terjadinya perubahan paradigma baru pendidikan maka sistem perencanaan

pendidikan dalam iklim pemerintahan yang sentralistik sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan perencanaan pendidikan pada era otonomi daerah sehingga diperlukan paradigma baru perencanaan pendidikan Menurut Mulyani A Nurhadi (20012) perubahan paradigma dalam sistem perencanaan pendidikan di daerah setidak-tidaknya akan menyentuh lima aspek yaitu sifat pendekatan kewenangan pengambilan keputusan produk serta pola perencanaan anggaran

Dari segi sifat perencanaan pendidikan maka perencanaan pendidikan pada tingkat daerah sebagai kegiatan awal dari proses pengelolaan pendidikan termasuk kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh daerah Sementara itu Pemerintah Pusat berkewajiban merumuskan kebijakan tentang perencanaan nasional yang dalam pelaksanaannya telah dituangkan dalam bentuk Undang-Undang RI No25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Pada tingkat Departemen Propenas ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang memuat strategi umum untuk mencapai tujuan program pembangunan di bidang masing-masing dan dituangkan dalam Keputusan Menteri

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 13

Berdasarkan Renstra itu Pemerintah Pusat menyusun Program pembangunan tahunan yang disingkat Propeta yang dituangkan dalam Keputusan Menteri sesuai dengan lingkup tugas dan kewenangan masing-masing

Selain itu pada era otonomi daerah diharapkan akan lebih tumbuh kreativitas dan prakarsa serta mendorong peran serta masyarakat sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing daerah Ini berarti bahwa dalam membangun pendidikan di daerah KabupatenKota perlu dilandasi dengan perencanaan pendidikan tingkat daerah yang baik dan distinktif tidak hanya bertumpu kepada perencanaan nasional yang makro tetapi juga dapat mempertimbangkan keunikan kemampuan dan budaya daerah masing-masing sehingga mampu menumbuhkan prakarsa dan kreativitas daerah Perencanaan program pendidikan di daerah bukan lagi merupakan bagian atau fotokopi dari perencanaan program tingkat nasional maupun propinsi tetapi merupakan perencanaan pendidikan yang unik dan mandiri sehingga beragam walaupun disusun atas dasar rambu-rambu kebijakan perencanaan nasional

Dari segi pendekatan perencanaan pendidikan era otonomi telah merubah paradigma dalam pendekatan perencanaan pendidikan di daerah dari pendekatan diskrit sektoral menjadi integrated dengan sektor lainnya di daerah Sebelum otonomi sistem alokasi anggaran pendidikan di daerah diperoleh dari APBN pusat secara sektoral pada sektor pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa namun setelah otonomi diperoleh dari APBD yang berasal dari berbagai sumber sebagai bagian dari dana Daerah untuk seluruh sektor yang menjadi tanggung jawab daerah Sumber-sumber itu meliputi dana bagi hasil dana alokasi umum dana dekonsentrasi dana perbantuan pendapatan asli daerah dan bantuan masyarakat Dengan demikian telah terjadi perubahan sumber anggaran yang semula bersifat tunggal-hierarkhi-sektoral sekarang menjadi jamak-fungsional-regional tetapi dalam persaingan antar sektor

Dari segi kewenangan pengambilan keputusan sistem perencanaan pendidikan yang sentralistik telah menutup kewenangan Daerah dalam pengambilan keputusan di bidang pendidikan baik pada tataran kebijakan skala prioritas jenis program jenis kegiatan bahkan dalam hal rincian alokasi anggaran Namun dalam era otonomi Daerah dapat dan harus menetapkan kebijakan program skala prioritas jenis kegiatan sampai dengan alokasi anggarannya sesuai dengan kemampuan Daerah sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan nasional yang antara lain dalam bentuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan

Sementara dari segi produk perencanaan pendidikan pada era desentralisasi produk perencanaan pendidikan diharapkan merupakan bagian tak terpisahkan dari perencanaan pembangunan Daerah secara lintas sektoral Oleh karena itu produk

perencanaan pendidikan yang dihasilkan harus mencakup seluruh komponen perencanaan pendidikan yang meliputi kebijakan rencana strategis skala prioritas program sasaran dan kegiatan serta alokasi anggarannya dalam konteks perencanaan pembangunan Daerah secara terpadu Semua komponen itu perlu dikembangkan secara spesifik sesuai dengan kemampuan dan kharakteristik Daerah sejauh tidak bertentangan dengan kebijakan umum prioritas nasional dan program-program strategis yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

Dampak dari pergeseran paradigma dari keempat aspek tersebut di atas juga membawa dampak pada perubahan pola perencanaan anggarannya Pola perencanaan anggaran menggunakan pendekatan integratif sehingga pola dalam merencanakan anggaran selain mengacu pada sifat prosedural juga menggunakan prinsip efisiensi dengan berorientasi outcomes karena tingkat keberhasilan pendidikan dikontraskan dengan tingkat keberhasilan sektor lain Pola manajemen anggaran yang tepat adalah manajemen strategik anggaran yang lebih berorientasi kepada pencapaian program dan upaya pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 14

Model Perencanaan Pendidikan KabupatenKota Dalam upaya perumusan dokumen-dokumen perencanaan pendidikan tersebut Slamet

PH (2005) mengemukakan sebuah model proses perencanaan pendidikan Kabupaten Kota sebagai berikut

Gambar 11 Proses Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Model proses perencanaan pendidikan di atas sekaligus memberi gambaran mengenai tahap-tahap perencanaan pendidikan kabupatenkota Secara singkat penjelasannya adalah sebagai berikut 1 Melakukan analisis lingkungan strategis Lingkungan strategis adalah lingkungan

eksternal yang berpengaruh terhadap perencanaan pendidikan kabupatenkota misalnya Propeda Renstrada Repetada peraturan perundangan (UU PP Kepres Perda dsb) tingkat kemiskinan lapangan kerja harapan masyarakat terhadap pendidikan pengalaman-pengalaman praktek yang baik tuntutan otonomi tuntutan globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Perubahan lingkungan strategis harus diinternalisasikan ke dalam perencanaan pendidikan kabupatenkota agar perencanaan tersebut benar-benar menyatu dengan perubahan lingkungan strategis

2 Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan saat ini (dalam kenyataan) yang meliputi profil pendidikan kabupatenkota (pemerataan mutu efisiensi dan relevansi) pemetaan sekolah guru siswa kapasitas manajemen dan sumber daya pada tingkat kabupatenkota dan sekolah dan best practices pendidikan saat ini

3 Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang yang dituangkan dalam bentuk rumusan visi misi dan tujuan pendidikan yang mencakup setidaknya pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan peningkatan kapasitas pendidikan kabupatenkota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 15

4 Mencari kesenjangan antara butir (2) dan butir (3) sebagai bahan masukan bagi penyusunan rencana pendidikan keseluruhan yang akan datang (5 tahun) dan rencana jangka pendek (1 tahun) Kesenjangantantangan yang dimaksud mencakup pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan pengembangan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupaten dan sekolah

5 Berdasarkan hasil butir (4) disusunlah rencana kegiatan tahunan untuk selama 5 tahun (rencana strategis) dan rencana kegiatan rinci tahunan (rencana operasionalrenop)

6 Melaksanakan rencana pengembangan pendidikan kabupatenkota melalui upaya-upaya nyata yang dapat meningkatkan pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupatenkota dan sekolah

7 Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rencana dan melakukan evaluasi terhadap hasil rencana pendidikan Hasil evaluasi akan memberitahu apakah hasil pendidikan sesuai dengan yang direncanakan

Dengan memperhatikan substansi utamanya model tahap-tahap perencanaan pendidikan di atas bisa digambarkan dalam bentuk sebagai berikut

Gambar 13 Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Sebagaimana sudah disebut secara implisit di atas bahwa pada hakekatnya sebuah perencanaan dibuat dalam rangka mengubah rdquosituasi pendidikan saat inirdquo (dalam kenyataan) menuju ke rdquosituasi pendidikan yang diharapkanrdquo di masa mendatang Untuk itu ada tiga kata kunci yang harus dipahami yaitu kebijakan perencanaan dan program pendidikan

1 Kebijakan Pendidikan Kebijakan dibuat mengacu pada paradigma baru pendidikan Kebijakan adalah suatu

ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum tentang penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan arah umum kepada para manajer untuk bergerak Kebijakan juga berarti suatu keputusan yang luas untuk menjadi patokan dasar bagi pelaksanaan manajemen Keputusan yang dimaksud telah dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan yang berulang dan rutin yang terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan (Nurkolis 2004)

Sementara menurut Slamet PH(2005) kebijakan pendidikan adalah apa yang dikatakan (diputuskan) dan dilakukan oleh pemerintah dalam bidang pendidikan Dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 16

demikian kebijakan pendidikan berisi keputusan dan tindakan yang mengalokasikan nilai-nilai Menurutnya kebijakan pendidikan meliputi lima tipe yaitu kebijakan regulatori kebijakan distributif kebijakan redistributif kebijakan kapitalisasi dan kebijakan etik Sedangkan Noeng Muhadjir (2003 90) membedakan antara kebijakan substantif dan kebijakan implementatif Kebijakan implementatif adalah penjabaran sekaligus operasionalisasi dari kebijakan substantif

Sementara itu Sugiyono (2003) mengemukakan tiga pengertian kebijakan (policy) yaitu (1) sebagai pernyataan lesan atau tertulis pimpinan tentang organisasi yang dipimpinnya (2) sebagai ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan sehingga tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai tujuan organisasi dan (3) sebagai peta jalan untuk bertindak dalam mencapai tujuan organisasi Menurutnya kebijakan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut

10486331048633Kebijakan yang dibuat harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berpedoman pada kebijakan yang lebih tinggi dan

memperhatikan kebijakan yang sederajat yang lain 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berorientasi ke masa depan 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus adil 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berlaku untuk waktu tertentu 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus merupakan perbaikan atas kebijakan yang telah ada 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus mudah dipahami diimplementasikan dimonitor dan

dievaluasi 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berdasarkan informasi yang benar dan up to date 10486331048633Sebelum kebijakan dijadikan keputusan formal maka bila mungkin diujicobakan

terlebih dulu Herman J dalam Hough J R (ed) (1984) menjelaskan bahwa ldquoPolicy is sometimes

used in a narrow sense to refer to formal statements of action to be followed while others use the word lsquopolicyrsquo as a synonym for words such as lsquoplanrsquo or lsquoprogrammersquo Many writers too do not distinguish clearly between lsquopolicy-makingrsquo and lsquodecision-makingrsquordquo Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan tersebut disamaartikan dengan konsep lain yaitu

10486331048633Goals desired ends to be achieved 10486331048633Plans or proposals specified means for achieving goals 10486331048633Programmes authorized means strategies and details of procedure for achieving

goals 10486331048633Decision specific actions taken to set goals develop plans implement and evaluate

programmes 10486331048633Effects measurable impact of programmes 10486331048633Laws or regulations formal or legal expressions providing authorization to policies

Policy then is focused on purposive or goal oriented action or actively rather than random or chance behaviour It refers to courses or patterns of action rather than separate discrete decision usually policy development and application involves a number or related decisions rather than a single decision Policies may vary greatly in orientation purpose and whether they are explicitly stated Policies may be either positive or negative in the sense that they can have as their basis decisions to take particular action in response to a problem as well as developing simply from failure to act or from decisions to delay action Policies include substantive policy as well as procedural or administrative policy

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan pendidikan adalah upaya perbaikan dalam tataran konsep pendidikan perundang-undangan peraturan dan pelaksanaan pendidikan serta menghilangkan praktik-praktik pendidikan di masa lalu yang tidak sesuai atau kurang baik sehingga segala aspek pendidikan di masa mendatang menjadi lebih baik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 17

Kebijakan pendidikan diperlukan agar tujuan pendidikan nasional dapat dicapai secara efektif dan efisien

2 Perencanaan Pendidikan Perencanaan pendidikan dibuat dengan mengacu pada kebijakan pendidikan yang

telah ditetapkan Perencanaan pendidikan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahantujuan pendidikan yang telah ditetapkan Dalam rangka membuat perencanaan pendidikan tersebut perencana melakukan proses identifikasi mengumpulkan dan menganalisis data-data internal dan eksternal (esensial dan kritis) untuk memperoleh informasi terkini dan yang bermanfaat bagi penyiapan dan pelaksanaan rencana jangka panjang dan pendek dalam rangka untuk merealisasikan atau mencapai tujuan pendidikan kabupatenkota

Perencanaan pendidikan penting untuk memberi arah dan bimbingan pada para pelaku pendidikan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan Tanpa perencanaan pendidikan yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan pendidikan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik di daerah oleh karenanya diharapkan akan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius sebagai dampak dari diberlakukannya otonomi pendidikan itu di tingkat daerah kabupaten kota

Sebagai dasar dalam membuat perencanaan di bidang pendidikan umumnya orang menggunakan teknik analisis SWOT12 dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan kesempatan atau peluang dan tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh organisasi Dengan teknik itu diharapkan posisi organisasi dalam berbagai aspek bisa dipahami secara lebih obyektif lalu bisa ditetapkan prioritas strategi dan program-programnya serta peta urutan pelaksanaannya

3 Program pendidikan Pada intinya program pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan sesuai dengan strategi dan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan

4 Persoalan-Persoalan Mendesak Pendidikan Nasional a Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pada dasarnya pelayanan pendidikan yang bermutu merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia Meskipun demikian kenyataan menunjukkan bahwa saat ini belum semua warga negara dapat memperoleh haknya atas pendidikan Oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib berupaya untuk memenuhinya Dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan sumber daya pendukung untuk kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 18

Tabel 14Kebijakan Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Studi yang secara langsung diarahkan pada analisis kebijakan dalam pemerataan pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh James Coleman (Ace Suryadi dan H A R Tilaar 1994 29) yang berjudul Equality of Educational Opportunity Coleman membedakan secara konsepsional antara pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif dengan pemerataan pendidikan secara aktif Pemerataan pendidikan secara pasif lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah sedangkan pemerataan aktif ialah kesempatan yang sama yang diberikan oleh sekolah kepada murid-murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi-tingginya

Komponen-komponen konsep pemerataan pendidikan ini secara lebih jelas diungkapkan oleh Schiefelbein dan Farrel (1982) Dalam studinya di Chili mereka menggunakan landasan konsep pemerataan pendidikan yang relatif lebih komprehensif daripada konsepsi pemerataan pendidikan yang selama ini digunakan Berdasarkan konsep mereka pemerataan pendidikan atau equality of educational opportunity tidak hanya terbatas pada apakah murid memiliki kesempatan yang sama untuk masuk sekolah (pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif menurut Coleman) tetapi lebih dari itu murid tersebut harus memperoleh perlakuan yang sama sejak masuk belajar lulus sampai dengan memperoleh manfaat dari pendidikan yang mereka ikuti dalam kehidupan di masyarakat

Pertama pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access) Konsep ini berkaitan erat dengan tingkat partisipasi pendidikan sebagai indikator kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan Pemerataan pendidikan ini dapat dikaji berdasarkan dua konsep yang berlainan yaitu pemerataan kesempatan (equality of access) dan keadilan (equity) di dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan

Kedua pemerataan kesempatan untuk bertahan di sekolah (equality of survival) Konsep ini menitikberatkan pada kesempatan setiap individu untuk memperoleh keberhasilan dalam pendidikan dan pelatihan Jenis analisis ini mencurahkan perhatian pada tingkat efisiensi internal sistem pendidikan dilihat dari beberapa indikator yang dihasilkan dari

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 19

metode Kohort Metode ini mempelajari efisiensi pendidikan berdasarkan murid-murid yang berhasil dibandingkan dengan murid-murid yang mengulang kelas dan yang putus sekolah

Ketiga pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output) Dilihat dari sudut pandang perseorangan equality of output ini menggambarkan kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kemampuan dan ketrampilan yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan variabel suku bangsa daerah status sosial ekonomi dan sebagainya Konsep output pendidikan biasanya diukur dengan prestasi belajar akademis Di pandang dari sudut sistemnya itu sendiri konsep ini menggambarkan seberapa jauh sistem pendidikan itu efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas efektif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan dan mampu melakukan kontrol terhadap kemungkinan kelebihan tenaga kerja dalam hubungannya dengan jumlah yang dibutuhkan oleh lapangan kerja

Keempat pemerataan kesempatan dalam menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality ot outcome) Konsep ini menggambarkan keberhasilan pendidikan secara eksternal (exsternal efficiency) dari suatu sistem pendidikan dan pelatihan dihubungkan dengan penghasilan lulusan (individu) jumlah dan komposisi lulusan disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja (masyarakat) dan yang lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi (masyarakat) Teknik-teknik analisis yang digunakan biasanya meliputi analisis rate of return to education hubungan pendidikan dengan kesempatan kerja fungsi produksi pendidikan dengan menggunakan pendekaan rdquostatus attainment analytical modelrdquo dan sebagainya

Kebijakan pemerataan kesempatan meliputi aspek persamaan kesempatan akses dan keadilan atau kewajaran Contoh-contoh pemerataan kesempatan misalnya beasiswa untuk siswa miskin pelatihan guru PLB pembenahan SMP terbuka perencanaan bagi daerah-daerah terpencil atau gender peningkatan APK dan APM peningkatan angka melanjutkan pengurangan angka putus sekolah dan lain-lain b Kualitas pendidikan

Realitas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah yang menyebabkan sulitnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain Kualitas pendidikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dua faktor yang mendukung yaitu internal dan eksternal (Dodi Nandika 200716) Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan seperti Depdiknas Dinas Pendidikan daerah dan sekolah yang berada di garis depan dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada umumnya Dua faktor ini haruslah saling menunjang dalam upaya peningkatan kualitas tersebut Salah satu implikasi langsungnya ialah pada perlunya program-program yang terkait seperti penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana belajar guru yang berkualitas buku pelajaran bermutu yang terjangkau masyarakat alat bantu belajar untuk meningkatkan kreativitas dan sarana penunjang belajar lainnya

Kualitas pendidikan mencakup aspek input proses dan output dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input Contoh perencanaan kualitas misalnya pengembangan tenaga pendidikkependidikan (guru kepala sekolah konselor pengawas staf dinas pendidikan pengembangan dewan pendidikan dan komite sekolah rasio (siswaguru siswakelas siswaruang kelas siswa sekolah) pengembangan bahan ajar pengembangan tes standar di tingkat kabupatenkota biaya pendidikan per siswa pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kontektual pembelajaran kooperatif dan sebagainya) c Efisiensi pendidikan

Efisiensi menunjuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal Efisiensi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 20

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 3: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan harus dialokasikan minimal 20 dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20 dari Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APBD) (pasal 49 ayat 1) Khusus gaji guru dan dosen yang diangkat oleh pemerintah (pusat) dialokasikan dalam APBN (pasal 49 ayat 2)

Sehubungan dengan hal tersebut konsep pendidikan berbasis pada partisipasi masyarakat layak diterapkan salah satu wujud kerjasama sekolah dengan masyarakat adalah pembentukan Komite Sekolah Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka peningkatan mutu pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan baik pada pendidikan pra sekolah jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah

Komite sekolah berkedudukan di satuan pendidikan Komite sekolah dapat terdiri dari satu satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan dalam jenjang yang sama atau beberapa satuan pendidikan yang berbeda jenjang tetapi berada pada lokasi yang berdekatan atau satuan pendidikan yang dikelola oleh suatu penyelenggara pendidikan

Komite sekolah bertujuan untuk mewadahi dan menjalankan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan dan meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan serta menciptakan suasana dan kondisi trasnparan akuntabel dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikanPeran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan pendukung pengontrol dan mediatorKeanggotaan Komite Sekolah terdiri dari unsur masyarakat dan dewan gurupenyelenggara sekolahaparat desa dengan anggota sekurang-kurangnya 9 orangTata hubungan antara komite sekolah dengan satuan pendidikan Dewan Pendidikan dan institusi lain yang bertanggung jawab dalam pengelolaan pendidikan bersifat koordinatif 3 Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill Education)

Agar pendidikan dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup yakni memiliki keberanian dari kemauan menghadapi problema hidup dan kehidupan yang wajar tanpa merasa tertekan kemudian secara kreatif menemukan solusi serta mampu mengatasinya diperlukan pendidikan yang menerapkan prinsip pendidikan berbasis luas (Broad Based Education) yang tidak hanya berorientasi pada bidang akademik atau keterampilan saja tetapi juga belajar teori dan mempraktekkannya untuk memecahkan problema kehidupannya

Pendidikan dengan berorientasi pada kecakapan hidup (Life Skill) bertujuan untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi dan memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lingkungan sekolah dengan memberi peluang pemanfaatan sesuai dengan yang ada di masyarakat sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah

Kecakapan hidup lebih luas dari keterampilan untuk bekerja kecakapan hidup dapat dipilah menjadi kecakapan mengenal diri (kemampuan personal) kecakapan berfikir rasional kecakapan sosial kecakapan akademik dan kecakapan vokasional

Prinsip Pelaksanaan pendidikan life skill adalah a Tidak mengubah sistem pendidikan yang berlaku saat ini b Tidak menurunkan pendidikan menjadi pelatihan terintegrasic Penerapan manajemen berbasis sekolah dan masyarakat d Mengarahkan peserta didik agar hidup sehat dan berkualitas memperoleh wacana pengetahuan yang luas dan memiliki keinginan untuk mampu hidup layak

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 3

4 Pengelolaan sekolah Yang Efektif Dan EfisienPengertian tentang sekolah efektif dikemukakan oleh Cheng (1994) yakni sekolah

efektif menunjukkan pada kemampuan sekolah dalam menjalankan fungsinya secara maksimal baik fungsi ekonomis fungsi sosial-kemanusiaan fungsi politis fungsi budaya maupun fungsi pendidikan Fungsi ekonomis sekolah adalah memberi bekal kepada siswa agar dapat melakukan aktivitas ekonomi sehingga dapat hidup sejahtera Fungsi sosial kemanusiaan sekolah adalah sebagai media bagi siswa untuk beradaptasi dengan kehidupan masyarakat Fungsi politis sekolah adalah sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara Fungsi budaya adalah media untuk melakukan transmisi dan transformasi budaya Adapun fungsi pendidikan adalah sekolah sebagai wahana untuk proses pendewasaan dan pembentukkan kepribadian siswa

Dalam upaya menuju sekolah mandiri terlebih dahulu kita perlu menciptakan sekolah yang efektif Ciri sekolah yang efektif adalah sebagai berikut (i) visi dan misi yang jelas dan target mutu yang harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan secara lokal (ii) Sekolah memiliki output yang selalu meningkat setiap tahun(iii) Lingkungan sekolah aman tertib dan menyenangkan bagi warga sekolah(iv) Seluruh personil sekolah memiliki visi misi dan harapan yang tinggi untuk berprestasi secara optimal (v) Sekolah memiliki sistem evaluasi yang kontinyu dan komprehensif terhadap berbagai aspek akademik dan non akademik

Disamping efektif sekolah juga efisien dalam penyelenggaraan sekolah Efisiensi dalam pendidikan artinya pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang tinggi Sekolah akan dikatakan efisien jika tercapai i) penurunan DO dan mengulang kelas ii) pemetaan mutu sekolah berdasarkan pada SPM (Standar Pelayanan Minimal) dan Manajemen iii) Pengembangan sistem penilaian hasil belajar (penilaian kelas dan ujian akhir sekolah) iv) pengawasan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas publik

II IMPLIKASI PARADIGMA BARU PENDIDIKAN TERHADAP MODEL PERENCANAAN PENDIDIKAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI ERA OTONOMI DAERAH

Era reformasi telah membawa perubahan-perubahan mendasar dalam berbagai kehidupan termasuk kehidupan pendidikan Salah satu perubahan mendasar adalah manajemen Negara yaitu dari manajemen berbasis pusat menjadi manajemen berbasis daerah Secara resmi perubahan manajemen ini telah diwujudkan dalam bentuk Undang-Undang Republik Indonesia No 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi dan disempurnakan menjadi Undang-Undang No32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pedoman pelaksanaannyapun telah dibuat melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom Konsekuensi logis dari Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut adalah bahwa manajemen pendidikan harus disesuaikan dengan jiwa dan semangat otonomi

Penyesuaian dengan jiwa dan semangat otonomi itu antara lain terwujud dalam bentuk perubahan arah paradigma pendidikan dari paradigma lama ke paradigma baru yang tentu juga berdampak pada paradigma perencanaan pendidikannya Secara ideal paradigma baru pendidikan tersebut mestinya mewarnai kebijakan pendidikan baik kebijakan pendidikan yang bersifat substantif maupun implementatif Seperti yang dinyatakan oleh Azyumardi Azra (2002 xii) bahwa dengan era otonomi daerah

rdquolembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah madrasah pesantren universitas (perguruan tinggi) dan lainnya ndash yang terintegrasi dalam pendidikan nasional-

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 4

haruslah melakukan reorientasi rekonstruksi kritis restrukturisasi dan reposisi serta berusaha untuk menerapkan paradigma baru pendidikan nasionalrdquo Selain itu implementasi kebijakan tersebut diharapkan berdampak positif terhadap kemajuan pendidikan di daerah dan di tingkat satuan pendidikanAgar dampak positif dapat benar-benar terwujud kemampuan perencanaan

pendidikan yang baik di daerah sangatlah diperlukan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik diharapkan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius Fiske (1996) menyatakan bahwa berdasarkan pengalaman berbagai negara sedang berkembang yang menerapkan otonomi di bidang pendidikan otonomi berpotensi memunculkan masalah perbenturan kepentingan antara Pemerintah Pusat dan Daerah menurunnya mutu pendidikan inefisiensi dalam pengelolaan pendidikan ketimpangan dalam pemerataan pendidikan terbatasnya gerak dan ruang partisipasi masyarakat dalam pendidikan serta berkurangnya tuntutan akuntabilitas pendidikan oleh pemerintah serta meningkatnya akuntabilitas pendidikan oleh masyarakat

Selain itu dengan perencanaan yang baik konon merupakan separoh dari kesuksesan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan yang telah diotonomikan di daerah Sayangnya kata Abdul Madjid dalam tulisannya rdquoPendidikan Tanpa Planningrdquo (Kedaulatan Rakyat 2006) bahwa rendahnya mutu pendidikan kita disebabkan oleh belum komprehensifnya pendekatan perencanaan yang digunakan Perencanaan pendidikan katanya hanya dijadikan faktor pelengkap atau dokumen rdquotanpa maknardquo sehingga sering terjadi tujuan yang ditetapkan tidak tercapai secara optimal Dapat juga terjadi seperti dinyatakan H Noeng Muhadjir (200389) bahwa rdquopembuatan implementasi kebijakan berupa perencanaan mungkin saja dilakukan oleh para eksekutif tanpa penelitian lebih dahulu Kemungkinan resikonya beragam misalnya membuat kesalahan yang sama dengan eksekutif terdahulu tidak realistis tidak menjawab masalah yang dihadapi masyarakat sampai ke dugaan manipulatif-koruptif rdquo

Konsep Desentralisasi Pendidikan Bila otonomi daerah menunjuk pada hak wewenang dan kewajiban daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat maka hal tersebut hanya mungkin jika Pemerintah Pusat mendesentralisasikan atau menyerahkan wewenang pemerintahan kepada daerah otonom Inilah yang disebut dengan desentralisasi Mengenai asas desentralisasi ada banyak definisi Secara etimologis istilah tersebut berasal dari bahasa Latin ldquoderdquo artinya lepas dan ldquocentrumrdquo yang berarti pusat sehingga bisa diartikan melepaskan dari pusat Sementara dalam Undang-undang No 32 tahun 2004 bab I pasal 1 disebutkan bahwa desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan RI Sedangkan menurut Jose Endriga (Verania Andria amp Yulia Indrawati Sari2000iii) desentralisasi diartikan sebagai ldquosystematic and rasional dispersal of governmental powers and authority to lower level institutions so as to allow multindashsectoral decision making as close as possible to problem areardquo Lain halnya dengan Nuril Huda (19984) dia mengartikan desentralisasi sebagai ldquodelegations of responsibilities and powers to authorities at the lower levelsrdquo

Secara konseptual penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan menciptakan demokrasi pemerataan dan efisiensi Diasumsikan bahwa desentralisasi akan menciptakan demokrasi melalui partisipasi masyarakat lokal Dengan sistem yang demokratis ini diharapkan akan mendorong tercapainya pemerataan pembangunan terutama di daerah pedesaan dimana sebagian besar masyarakat tinggal Sedangkan efisiensi dapat meningkat karena jarak antara pemerintah lokal dengan masyarakat menjadi lebih dekat penggunaan sumber daya digunakan saat dibutuhkan dan masalah diidentifikasi oleh masyarakat lokal

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 5

sehingga tak perlu birokrasi yang besar untuk mendukung pemerintah lokal Sementara itu Kotter (1997) dalam buku ldquoLeading Changerdquo menyatakan bahwa lembaga yang terdesentralisasi memiliki beberapa keunggulan antara lain (1) lebih fleksibel dapat memberikan respon dengan cepat terhadap lingkungan dan kebutuhan yang selalu berubah (2) lebih efektif (3) lebih inovatif dan (4) menghasilkan semangat kerja yang lebih tinggi lebih komitmen dan lebih produktif Sedangkan Achmad Budiono MIrfan amp Yuli Andi (1998216) menyatakan bahwa dengan pengambilan keputusan dalam organisasi ke tingkat yang lebih rendah maka akan cenderung memperoleh keputusan yang lebih baik Desentralisasi bukan saja memperbaiki kualitas keputusan tetapi juga kualitas pengambilan keputusan Dengan desentralisasi pengambilan keputusan lebih cepat lebih luwes dan konstruktif

Istilah desentralisasi muncul dalam paket UU tentang otonomi daerah yang pelaksanaannya dilatarbelakangi oleh keinginan segenap lapisan masyarakat untuk melakukan reformasi dalam semua bidang pemerintahan Menurut Bray dan Fiske (Depdiknas 20013) desentralisasi pendidikan adalah suatu proses di mana suatu lembaga yang lebih rendah kedudukannya menerima pelimpahan kewenangan untuk melaksanakan segala tugas pelaksanaan pendidikan termasuk pemanfaatan segala fasilitas yang ada serta penyusunan kebijakan dan pembiayaan Senada dengan itu Husen amp Postlethwaite (19941407) mengartikan desentralisasi pendidikan sebagai ldquothe devolution of authority from a higher level of government such as a departement of education or local education authority to a lower organizational level such as individual schoolsrdquo Sementara itu menurut Fakry Gaffar (199018) desentralisasi pendidikan merupakan sistem manajemen untuk mewujudkan pembangunan pendidikan yang menekankan pada keberagaman dan sekaligus sebagai pelimpahan wewenang dan kekuasaan dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan berbagai problematika sebagai akibat ketidaksamaan geografis dan budaya baik menyangkut substansi nasional internasional atau universal sekalipun

Bila dicermati esensi terpenting dari berbagai pengertian di atas adalah otoritas yang diserahkan Williams (Depdiknas 20013-4) membedakan adanya dua macam otoritas (kewenangan dan tanggung jawab) yang diserahkan dari pemerintah pusat ke pemerintah yang lebih rendah yaitu desentralisasi politis (political decentralization) dan desentralisasi administrasi (administrative decentralization)Perbedaan antar keduanya terletak dalam hal tingkat kewenangan yang dilimpahkan

Pada desentralisasi politik kewenangan yang dilimpahkan bersifat mutlak Pemda menerima kewenangan melaksanakan tanggung jawab secara menyeluruh Ia memegang otoritas untuk menentukan segala kebijakan tentang penyelenggaraan pendidikan untuk masyarakatnya Hal itu mencakup kewenangan untuk menentukan model jenis sistem pendidikan pembiayaan serta lembaga apa yang akan melaksanakan kewenangan-kewenangan tersebut Sedangkan dalam desentralisasi administrasi kewenangan yang dilimpahkan hanya berupa strategi pelaksanaan tugas-tugas pendidikan di daerah Dengan kata lain kewenangan yang diserahkan berupa strategi pengelolaan yang bersifat implementatif untuk melaksanakan suatu fungsi pendidikan Dalam desentralisasi model ini pemerintah pusat masih memegang kekuasaan tertinggi dalam menentukan kebijakan makro sedangkan pemerintah daerah mempunyai kewajiban dan kewenangan untuk merencanakan mengatur menyediakan dana dan fungsi-fungsi implementasi kebijakan lainnya

Mengapa bidang pendidikan didesentralisasikan Tentang hal itu ada berbagai pendapat dari para ahli Husen amp Postlethwaite (19941407) menguraikan mengenai alasan desentralisasi (reasons for decentralization) yaitu (a) the improvement of schools (b) the belief that local participation is a logical form of governance in a democracy dan (c) in relation to fundamental values of liberty equality fraternity efficiency and economic growth Sementara itu setelah melakukan studi di berbagai negara Fiske (199824-47)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 6

menyebutkan sekurang-kurangnya ada empat alasan rasional diterapkannya sistem desentralisasi termasuk pendidikan yaitu (a) alasan politis seperti untuk mempertahankan stabilitas dalam rangka memperoleh legitimasi pemerintah pusat dari masyarakat daerah sebagai wujud penerapan ideologi sosialis dan laissez-faire dan untuk menumbuhkan kehidupan demokrasi (b) alasan sosio-kultural yakni untuk memberdayakan masyarakat lokal (c) alasan teknis administratif dan paedagogis seperti untuk memangkas manajemen lapisan tengah agar dapat membayar gaji guru tepat waktu atau untuk meningkatkan antusiasme guru dalam proses belajar mengajar (d) alasan ekonomis-finansial seperti meningkatkan sumber daya tambahan untuk pembiayaan pendidikan dan sebagai alat pembangunan ekonomi

Pendapat lain yang lebih sesuai dengan konteks desentralisasi pendidikan di Indonesia dikemukakan oleh Nuril Huda (19983-5) Ia berpendapat bahwa desentralisasi pendidikan di Indonesia dimaksudkan untuk mencapai efisiensi pendidikan dengan mengakomodasi aspirasi masyarakat lokal Ia juga memberi alasan rinci mengapa pertanggungjawaban implementasi pendidikan didesentralisasikan yaitu Pertama secara politik desentralisasi adalah cara mendemokratiskan manajemen urusan-

urusan publik (politically decentralization is a way of democratizing the management of public affairs) Di bawah skema desentralisasi pertanggungjawaban pendidikan tertentu diberikan kepada pemerintah daerah DPRD mengawasi perencanaan dan pelaksanaan pendidikan di daerah Dengan melibatkan wakil rakyat di dalam urusan pendidikan diharapkan akan mendukung partisipasi masyarakat yang lebih besar di dalam pelaksanaan pendidikan dan dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengannya

Kedua secara teknis adalah sulit untuk mengelola pendidikan secara efisien di dalam sebuah wilayah yang luas yang berisi banyak pulau (technically it is difficult to manage education efficiently in a vast area consisting of islands) Masalah komunikasi dan transportasi antara pemerintah pusat dan daerah khususnya pada masa lalu telah menjadi pertimbangan penting untuk desentralisasi Lagi pula sentralisasi akan membuat sulit untuk memecahkan masalah - masalah perbedaan-perbedaan regional dan untuk mempertemukan kebutuhan dan tuntutan khusus mereka Perbedaan-perbedaan budaya dan tingkat perkembangan masing-masing daerah menyumbang perbedaan-perbedaan dalam kebutuhan-kebutuhan dan hakekat pendekatan untuk menyelesaikan masalah

Ketiga alasan utama desentralisasi pendidikan adalah efisiensi dan efektifitas dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan (efficiency and effectiveness in handling problems related to the implementation of education) Dan alasan keempat untuk mengurangi beban administrasi yang berlebihan dari pemerintah pusat (to reduce the overloaded burden of administration of the central government)

Sementara itu berbeda dengan empat argumen itu Kacung Marijan (Abdurrahmansyah 200158) melihat penerapan desentralisasi pendidikan di Indonesia justru sebagai gejala keputusasaan pemerintah dalam menghadapi persoalan keuangan Sedangkan Arbi Sanit (20001) memandang penerapan desentralisasi secara umum sebagai ldquojalan keluarrdquo bagi problematik ketimpangan kekuasaan antara pemerintah nasional dan pemerintah lokal Karena itu menurutnya konsep desentralisasi bertolak dari asumsi pemberian sebagian kekuasaan pemerintah pusat kepada pemerintah lokal atau yang lebih rendah dalam rangka mencapai tujuan nasional Pemberian sebagian kekuasaan tersebut untuk mengatasi kekecewaan daerah terhadap pemerintah pusat yang berakar pada persoalan (1) ketimpangan struktur ekonomi Jawa-Luar Jawa (2) sentralisasi politik (3) korupsi birokrasi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 7

(4) eksploitasi SDA (5) represi dan pelanggaran HAM dan (6) penyeragaman politik hingga kultural

Tujuan desentralisasi pendidikan adalah untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan dengan melibatkan lebih banyak stakeholders di daerah untuk menghasilkan integrasi sekolah dengan masyarakat lokal secara terus menerus untuk mendekatkan sekolah dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat dan akhirnya untuk memperbaiki motivasi kehadiran dan pencapaian murid Selain itu desentralisasi tersebut juga dalam rangka memberi kesempatan kepada rakyat atau masyarakat luas untuk berpartisipasi secara aktif dan kreatif sehingga pendidikan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang akan bermanfaat bagi pembangunan daerah

Model-Model Desentralisasi Pendidikan Tingkat kewenangan yang dilimpahkan kepada pemda membawa konsekuensi pada

model pelaksanaannya William (Depdiknas 20015) memerinci desentralisasi ke dalam tiga model yaitu dekonsentrasi (deconcentration) delegasi (delegation) dan devolusi (devolution) Dekonsentrasi adalah model pengalihan tanggung jawab pengelolaan pendidikan dari pemerintah pusat ke pemerintah yang lebih rendah sedemikian rupa sehingga lembaga di pemerintah pusat masih memegang kendali pelaksanaan pendidikan secara penuh Model desentralisasi ini seringkali dilaksanakan dengan membentuk lembaga setingkat direktorat di daerah yang dapat melaksanakan tanggung jawab pemerintah pusat

Berbeda dengan itu dalam model delegasi pemerintah pusat meminjamkan kekuasaannya pada pemerintah daerah atau kepada organisasilembaga semiotonom Kekuasaan pemerintah pusat ini tidak diberikan namun dipinjamkan Jika pemerintahmemandang perlu otoritas itu bisa ditarik kembali Sementara dalam model devolusi pemerintah pusat menyerahkan kewenangan dalam seluruh pelaksanaan pendidikan meliputi pembiayaan administrasi serta pengelolaan yang lebih luas Kewenangan yang diberikan ini lebih permanen dan tidak dapat ditarik kembali lagi hanya karena tingkahpermintaan pemegang kekuasaan di pusat

Ketiga model tersebut berbeda dalam hal tingkat kewenangan yang disampaikan Model dekonsentrasi adalah model penyerahan kewenangan yang paling rendah model delegasi lebih besartinggi dan model devolusi yang paling tinggi Tingkat kewenangan yang dilimpahkan ini juga akan berkonsekuensi lebih jauh pada pelaksanaannya Semakin besar kewenangan yang diterima dari pemerintah pusat semakin besar sumberdaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan kewenangan tersebut Dengan demikian terbuka bagi penerima kewenangan untuk mencari segala upaya dalam melaksanakan kewenangan itu termasuk bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang mereka nilai membantu dan menguntungkan mereka

Rondinelli (Husen amp Postlethwaite 19941412) menambahkan satu kategori lagi yaitu privatisasi (privatization) yaitu model penyerahan kewenangan penyelenggaraan pendidikan kepada pihak swasta Model ini berbeda dengan ketiga model William dari segi penerima kewenangan Menurut Abdurrahmansyah (200161) dalam kasus pembicaraan desentralisasi pendidikan di Indonesia sejauh yang telah dilakukan nampaknya cenderung mengambil model yang terakhir swastanisasi Selain tidak terlalu rumit menurutnya bentuk ini terkesan hanya sekedar pemindahan pelimpahan kewajiban dari urusan pemerintah menjadi urusan masyarakat

Sementara itu Nuril Huda (199916) mengemukakan tiga model desentralisasi pendidikan yaitu (1) manajemen berbasis lokasi (site-based management) (2) pengurangan administrasi pusat dan (3) inovasi kurikulum Pada model manajemen berbasis lokasi dilaksanakan dengan meletakkan semua urusan penyelenggaraan pendidikan pada sekolah Model pengurangan administrasi pusat merupakan konsekuensi dari model pertama

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 8

Pengurangan administrasi pusat diikuti dengan peningkatan wewenang dan urusan pada masing-masing sekolah Model ketiga inovasi kurikulum menekankan pada inovasi kurikulum sebesar mungkin untuk meningkatkan kualitas dan persamaan hak bagi semua peserta didik Kurikulum ini disesuaikan benar dengan kebutuhan peserta didik di daerah atau sekolah yang bervariasi Di antara ketiga model ini model manajemen berbasis lokasi yang banyak diterapkan untuk meningkatkan otonomi sekolah dan memberikan kesempatan kepada guru-guru orang tua siswa dan anggota masyarakat dalam pembuatan keputusan

Paradigma Baru Pendidikan Era otonomi daerah telah mengakibatkan terjadinya pergeseran arah paradigma

pendidikan dari paradigma lama ke paradigma baru meliputi berbagai aspek mendasar yang saling berkaitan yaitu (1) dari sentralistik menjadi desentralistik (2) dari kebijakan yang top down ke kebijakan yang bottom up (3) dari orientasi pengembangan parsial menjadi orientasi pengembangan holistik (4) dari peran pemerintah sangat dominan ke meningkatnya peranserta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif serta (5) dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat baik keluarga LSM pesantren maupun dunia usaha (Fasli Jalal 2001 5)

Agak berbeda dengan hal tersebut dalam buku Depdiknas (200210) tentang Materi Pelatihan Terpadu untuk Kepala Dinas KabupatenKota selain perubahan paradigma dari ldquosentralistik ke desentralistikrdquo dan orientasi pendekatan ldquodari atas ke bawahrdquo (top down approach) ke pendekatan ldquodari bawah ke atasrdquo (bottom up approach) sebagaimana yang sudah disebut dalam buku Fasli Jalal juga disebutkan tiga paradigma baru pendidikan lainnya yaitu dari ldquobirokrasi berlebihanrdquo ke ldquodebirokratisasirdquo dari ldquoManajemen Tertutuprdquo (Closed Management) ke ldquoManajemen Terbukardquo (Open Management) dan pengembangan pendidikan termasuk biayanya ldquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke ldquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Bila kedua pendapat di atas dianalisis dan disintesakan maka wujud pergeseran paradigma pendidikan tersebut meliputi sebagai berikut

a Dari sentralisasi ke desentralisasi pendidikan Sebelum otonomi pengelolaan pendidikan sangat sentralistik Hampir seluruh

kebijakan pendidikan dan pengelolaan pelaksanaan pendidikan diatur dari Depdikbud Seluruh jajaran tingkat Kanwil Depdikbud tingkat Kakandep Dikbud KabupatenKota bahkan sampai di sekolah-sekolah harus mengikuti dan taat terhadap kebijakan-kebijakan yang seragam secara nasional dan petunjuk-petunjuk pelaksanaannya Kakandep dan sekolah-sekolah tidak diperkenankan merubah menambah dan mengurangi yang sudah ditetapkan oleh DepdikbudKanwil Depdikbud sekalipun tidak sesuai dengan kondisi potensi kebutuhan sekolah dan masyarakat di daerah

Dalam era reformasi paradigma sentralistik berubah ke desentralistik Desentralistik dalam arti pelimpahan sebagian wewenang dan tanggung jawab dari Depdiknas ke Dinas Pendidikan Propinsi dan sebagian lainnya kepada Dinas Pendidikan KabupatenKota bahkan juga kepada sekolah-sekolah Pada perguruan tinggi negeriswasta dilimpahkan kepada rektor bahkan juga pada fakultas dan juga pada jurusanprogram studi

Dengan UU dan Peraturan Pemerintah mengenai otonomi daerah KabupatenKota dan DPRD KabupatenKota diberi wewenang membuat Peraturan-Peraturan Daerah mengenai pendidikan tingkat KabupatenKota Dengan desentralisasi manajemen pendidikan tersebut Dinas Pendidikan tingkat KabupatenKota sebagai perangkat pemerintah KabupatenKota yang otonom dapat membuat kebijakan-kebijakan pendidikan masing-masing sesuai wewenang yang dilimpahkan kepada pemerintah KabupatenKota dalam bidang pendidikan Bahkan dalam pengelolaan pendidikan pada tingkat KabupatenKota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 9

setiap sekolah juga diberi peluang untuk membuat kebijakan sekolah (school policy) masing-masing atas dasar konsep ldquomanajemen berbasis sekolahrdquo dan ldquopendidikan berbasis masyarakatrdquo

Dengan demikian sebagian perubahan dan kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota sangat bergantung pada kemampuan mengembangkan kebijakan pendidikan dari masing-masing Kepala Dinas Pendidikan tingkat KabupatenKota

Desentralisasi manajemen pendidikan tersebut dilaksanakan sejalan dengan proses demokratisasi sebagai proses distribusi tugas dan tanggung jawab dari Depdiknas sampai di unit-unit satuan pendidikan Iklim dan suasana serta mekanisme demokratis bertumbuh dan berkembang pada seluruh tingkat dan jalur pengelolaan pendidikan termasuk di sekolah-sekolah dan di kelas-kelas ruang belajar

b Dari kebijakan yang top down ke kebijakan yang bottom up Sebelum otonomi pendekatan pengembangan dan pembinaan pendidikan dilakukan

dengan mekanisme pendekatan ldquodari atas ke bawahrdquo (top down approach) Berbagai kebijakan pengembanganpembinaan pendidikan hampir seluruhnya ditentukan oleh Depdikbud dan dalam hal khusus di Propinsi ditentukan oleh Kanwil Depdikbud dan dalam hal khusus lainnya di KabupatenKota ditentukan oleh Kakandepdikbud untuk dilaksanakan oleh seluruh jajaran pelaksana di wilayah termasuk di sekolah-sekolah

Lain halnya dalam era reformasi sebagian besar upaya pengembangan pendidikan dilakukan dengan orientasi pendekatan ldquodari bawah ke atasrdquo (bottom up approach) Pendekatan bottom up harus terjadi dalam pengambilan keputusan di setiap level instansi misalnya sekolah Dinas KabupatenKota yayasan penyelenggara pendidikan dan sebagainya Berbagai aspirasi dan kebutuhan yang menjadi kepentingan umum sesuai kondisi potensi dan prospek sekolah diakomodasi oleh Dinas Pendidikan KabupatenKota sesuai wewenang dan tanggung jawabnya Dan hal-hal lainnya yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Dinas Propinsi diselesaikan pada tingkat Depdiknas

Oleh karenanya tidak heran bila di KabupatenKota sering terjadi ldquounjuk rasardquo para guru siswa orang tua siswa dan masyarakat menuntut perbaikan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan harapan mereka Dan berbagai aspirasi yang baik sudah seyogyanya diterima oleh Kepala Dinas KabupatenKota untuk ditindaklanjuti

c Dari orientasi pengembangan yang parsial ke orientasi pengembangan yang holistik Sebelum otonomi orientasi pengembangan bersifat parsial Misalnya pendidikan

lebih ditekankan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi menciptakan stabilitas politik dan teknologi perakitan (Fasli Jalal 20015) Pendidikan juga terlalu menekankan segi kognitif sedangkan segi spiritual emosional sosial fisik dan seni kurang mendapatkan tekanan (Paul Suparno 200398) Akibatnya anak didik kurang berkembang secara menyeluruh Dalam pembelajaran yang ditekankan hanya to know (untuk tahu) sedangkan unsur pendidikan yang lain to do (melakukan) to live together (hidup bersama) to be (menjadi) kurang menonjol Di Indonesia kesadaran akan hidup bersama kurang mendapat tekanan dengan akibat anak didik lebih suka mementingkan hidupnya sendiri Selain itu pendekatan dan pengajaran di sekolah kebanyakan terpisah-pisah dan kurang integrated Setiap mata pelajaran berdiri sendiri seakan tidak ada kaitan dengan pelajaran lain

Berbeda dengan itu setelah reformasi orientasi pengembangan bersifat holistik Pendidikan diarahkan untuk pengembangan kesadaran untuk bersatu dalam kemajemukan budaya menjunjung tinggi nilai moral kemanusiaan dan agama kesadaran kreatif produktif dan kesadaran hukum (Fasli Jalal 20015) Menurut Paul Suparno (2003100) pendidikan holistik dipengaruhi oleh pandangan filsafat holisme yang cirinya adalah keterkaitan (connectedness) keutuhan (wholeness) dan proses menjadi (being)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 10

Konsep saling keterkaitan mengungkapkan bahwa saling keterkaitan antara suatu bagian dari suatu sistem dengan bagian-bagian lain dan dengan keseluruhannya Maka tidak mungkin suatu bagian dari suatu sistem lepas sendiri dari sistem itu dan lepas dari bagian-bagian yang lain Saling keterkaitan dapat dijabarkan dalam beberapa konsep berikut yaitu interdependensi interrelasi partisipasi dan non linier (Hent 2001) Interdependensi adalah saling ketergantungan satu unsur dengan yang lain Masing-masing tidak akan menjadi penuh berkembang tanpa yang lain Ada saling ketergantungan antara guru dengan siswa antara siswa dengan siswa lain antara guru dengan guru lain dan lain-lain

Interrelasi dimaksudkan sebagai adanya saling kaitan saling berhubungan antara unsur yang satu dengan yang lain dalam pendidikan Ada hubungan antara pendidik dengan yang dididik antara siswa dengan siswa lain antara pendidik dengan pendidik lain Relasi ini bukan hanya relasi berkaitan dengan pengajaran tetapi juga relasi sebagai manusia sebagai pribadi Partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan ikut andil dalam sistem itu Dalam pendidikan secara nyata siswa hanya akan berkembang bila terlibat ikut aktif didalamnya Non linier menunjukkan bahwa tidak dapat ditentukan secara linier serba jelas sebelumnya Ada banyak hal yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya dalam pendidikan meski kita telah menentukan unsur-unsurnya Kita dapat membantu anak-anak dengan segala macam nilai yang baik namun dapat terjadi mereka berkembang tidak baik Pendekatan pendidikan yang mekanistis tidak tepat lagi Pendidikan tidak dipikirkan lagi secara linier seakan-akan bila langkah-langkahnya jelas lalu hasilnya menjadi jelas tetapi lebih kompleks dan ada keterbukaan terhadap unsur yang tidak dapat ditentukan sebelumnya

Prinsip keutuhan menyatakan bahwa keseluruhan adalah lebih besar daripada penjumlahan bagian-bagiannya Prinsip keutuhan sangat jelas diwujudkan dengan memperhatikan semua segi kehidupan dalam membantu perkembangan pribadi siswa secara menyeluruh dan utuh Maka segi intelektual sosial emosional spiritual fisik seni semua mendapat porsi yang seimbang Salah satu unsur tidak lebih tinggi dari yang lain sehingga mengabaikan yang lain Kurikulum dibuat lebih menyeluruh dan memasukkan banyak segi Pendekatan terhadap siswapun lebih utuh dengan memperhatikan unsur pribadi lingkungan dan budaya Pembelajaran lebih menggunakan inteligensi ganda dengan mengembangkan IQ SQ dan EQ secara integral

Prinsip rdquoproses menjadirdquo mengungkapkan bahwa manusia memang terus berkembang menjadi semakin penuh Dalam proses menjadi penuh itu unsur partisipasi keaktifan tanggung jawab kreativitas pertumbuhan refleksi dan kemampuan mengambil keputusan sangat penting Proses itu terus-menerus dan selalu terbuka terhadap perkembangan baru Dalam pendidikan prinsip kemenjadian ini ditonjolkan dengan pendekatan proses siswa diaktifkan untuk mencari menemukan dan berkembang sesuai dengan keputusan dan tanggungjawabnya Dalam proses itu siswa diajak lebih banyak mengalami sendiri berefleksi dan mengambil makna bagi hidupnya Dalam proses ini siswa dibantu sungguh menjadi manusia yang utuh bukan hanya menjadi calon pekerja atau pengisi lowongan kerja

d Dari peran pemerintah yang dominan ke meningkatnya peranserta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif

Sebelum otonomi peran pemerintah sangat dominan Hampir semua aspek dari pendidikan diputuskan kebijakan dan perencanaannya di tingkat Pusat sehingga daerah terkondisikan lebih hanya sebagai pelaksana (Sumarno 20013) Pendidikan dikelola tanpa mengembangkan kemampuan kreativitas masyarakat malah cenderung meniadakan partisipasi masyarakat di dalam pengelolaan pendidikan Lembaga pendidikan terisolasi dan tanggung jawab sepenuhnya ada pada pemerintah pusat Sedangkan masyarakat tidak mempunyai wewenang untuk mengontrol jalannya pendidikan Selain itu dengan sendirinya orang tua dan masyarakat sebagai constituent dari sistem pendidikan nasional yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 11

terpenting telah kehilangan peranannya dan tanggung jawabnya Mereka termasuk peserta didik telah menjadi korban yaitu sebagai obyek dari sistem yang otoriter (Tilaar 1999113)

Sesudah otonomi ada perluasan peluang bagi peran serta masyarakat dalam pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif Oleh karena itu untuk mendorong partisipasi masyarakat di tingkat KabupatenKota dibentuk Dewan Pendidikan sedangkan di tingkat sekolah dibentuk komite sekolah Pembentukan komite sekolah didasarkan pada keputusan Mendiknas No044U2002 tentang panduan pembentukan komite sekolah

Menurut panduan pembentukan komite sekolah dilakukan secara transparan akuntabel dan demokratis Transparan berarti bahwa komite sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan proses sosialisasi oleh panitia persiapan kriteria calon anggota proses seleksi calon anggota pengumuman calon anggota proses pemilihan dan penyampaian hasil pemilihan Akuntabel berarti bahwa panitia persiapan pembentukan komite sekolah hendaknya menyampikan laporan pertanggungjawaban kinerjanya maupun penggunaan dan kepanitiaan Sedangkan secara demokratis berarti bahwa dalam proses pemilihan anggota dan pengurus dilakukan dengan musyawarah mufakat Jika dipandang perlu dapat dilakukan melalui pemungutan suara

e Dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat Sebelum era otonomi peran institusi non sekolah sangat lemah Dalam era otonomi

masyarakat diberdayakan dengan segenap institusi sosial yang ada di dalamnya terutama institusi yang dilekatkan dengan fungsi mendidik generasi penerus bangsa Berbagai institusi kemasyarakatan ditingkatkan wawasan sikap kemampuan dan komitmennya sehingga dapat berperan serta secara aktif dan bertanggung jawab dalam pendidikan Institusi pendidikan tradisionil seperti pesantren keluarga lembaga adat berbagai wadah organisasi pemuda bahkan partai politik bukan hanya diberdayakan sehingga dapat mengembangkan fungsi pendidikan dengan lebih baik melainkan juga diupayakan untuk menjadi bagian yang terpadu dari pendidikan nasional

Demikian juga ada upaya peningkatan partisipasi dunia usahaindustri dan sektor swasta dalam pendidikan karena sebagai pengguna sudah semestinya dunia usaha juga ikut bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan Apabila lebih banyak institusi kemasyarakatan peduli terhadap pendidikan maka pendidikan akan lebih mampu menjangkau berbagai kelompok sasaran khusus seperti kelompok wanita dan anak-anak kurang beruntung (miskin berkelainan tinggal di daerah terpencil dan sebagainya)

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan pembenahan sebagai kebijakan dasar yaitu pengembangan kesadaran tunggal dalam kemajemukan pengembangan kebijakan sosial pengayaan berkelanjutan (continuous enrichment) dan pengembangan kebijakan afirmatif (affirmative policy) (Fasli Jalal 200172-73)

f Dari rdquobirokrasi berlebihanrdquo ke rdquodebirokratisasirdquo Sebelum otonomi berbagai kegiatan pengembangan dan pembinaan diatur dan

dikontrol oleh pejabat-pejabat (birokrat-birokrat) melalui prosedur dan aturan-aturan (regulasi) yang ketat bahkan sebagiannya sangat ketat dan kaku oleh KandepdikbudKanwildikbud Hal ini mempengaruhi pengelolaan sebagian sekolah-sekolah dalam iklim rdquobirokrasi berlebihanrdquo Dalam kondisi yang demikian tidak jarang ditemukan adanya rdquokasus birokrasi yang berlebihanrdquo dari sebagian pejabat birokrat yang menggunakan rdquokekuasaan berlebihanrdquo dalam pembinaan guru siswa dan pihak-pihak lainnya Keadaan ini telah mematikan prakarsa daya cipta dan karya inovatif di sekolah-sekolah

Dalam era reformasi terjadi proses rdquodebirokratisasirdquo dengan jalan memperpendek jalur birokrasi dalam penyelesaian masalah-masalah pendidikan secara profesional bukan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 12

atas dasar rdquokekuasaanrdquo atau peraturan belaka Hal ini sesuai dengan prinsip profesionalisme dalam pendidikan dan juga pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam desentralisasi Di samping itu juga dilakukan rdquoderegulasirdquo dalam arti rdquopenguranganrdquo aturan-aturan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan kondisi potensi dan prospek sekolah dan kepentingan masyarakat (stakeholders) untuk berpartisipasi terhadap sekolah dalam bentuk gagasan penyempurnaan kurikulum peningkatan mutu guru dana dan prasaranasarana untuk sekolah

g Dari rdquomanajemen tertutuprdquo (close management) ke rdquomanagement terbukardquo (open management)

Sebelum otonomi diterapkan bentuk-bentuk rdquomanajemen tertutuprdquo sehingga tidak transparan tidak ada akuntabilitas kepada publik dalam pengelolaan pendidikan

Dalam era reformasi manajemen pendidikan menerapkan rdquomanajemen terbukardquo dari pembuatan kebijakan pelaksanaan kebijakan sampai pada evaluasi bahkan perbaikan kebijakan Seluruh sumber daya yang digunakan dalam pendidikan dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada seluruh kelompok masyarakat (stakeholders) dan selanjutnya terbuka untuk menerima kritikan perbaikan bila ditemukan hal-hal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

h Dari pengembangan pendidikan rdquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke rdquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Sebelum otonomi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan terbesar menjadi tanggung jawab pemerintah dibandingkan dengan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Dalam era reformasi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan pendidikan berupa gaji honorariumtunjangan mengajar penataranpelatihan rehabilitasi gedung dan lain-lain diupayakan supaya sebagian besar akan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota akan banyak bergantung pada partisipasi orang tua siswa dan masyarakat serta pemerintah KabupatenKota masing-masing di samping proyek-proyek khusus dan juga kemudahan dan pengendalian mutu dan hal-hal kepentingan nasional lainnya dari DEPDIKNAS dan dari Dinas Propinsi

Paradigma Baru Perencanaan Pendidikan Dengan terjadinya perubahan paradigma baru pendidikan maka sistem perencanaan

pendidikan dalam iklim pemerintahan yang sentralistik sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan perencanaan pendidikan pada era otonomi daerah sehingga diperlukan paradigma baru perencanaan pendidikan Menurut Mulyani A Nurhadi (20012) perubahan paradigma dalam sistem perencanaan pendidikan di daerah setidak-tidaknya akan menyentuh lima aspek yaitu sifat pendekatan kewenangan pengambilan keputusan produk serta pola perencanaan anggaran

Dari segi sifat perencanaan pendidikan maka perencanaan pendidikan pada tingkat daerah sebagai kegiatan awal dari proses pengelolaan pendidikan termasuk kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh daerah Sementara itu Pemerintah Pusat berkewajiban merumuskan kebijakan tentang perencanaan nasional yang dalam pelaksanaannya telah dituangkan dalam bentuk Undang-Undang RI No25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Pada tingkat Departemen Propenas ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang memuat strategi umum untuk mencapai tujuan program pembangunan di bidang masing-masing dan dituangkan dalam Keputusan Menteri

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 13

Berdasarkan Renstra itu Pemerintah Pusat menyusun Program pembangunan tahunan yang disingkat Propeta yang dituangkan dalam Keputusan Menteri sesuai dengan lingkup tugas dan kewenangan masing-masing

Selain itu pada era otonomi daerah diharapkan akan lebih tumbuh kreativitas dan prakarsa serta mendorong peran serta masyarakat sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing daerah Ini berarti bahwa dalam membangun pendidikan di daerah KabupatenKota perlu dilandasi dengan perencanaan pendidikan tingkat daerah yang baik dan distinktif tidak hanya bertumpu kepada perencanaan nasional yang makro tetapi juga dapat mempertimbangkan keunikan kemampuan dan budaya daerah masing-masing sehingga mampu menumbuhkan prakarsa dan kreativitas daerah Perencanaan program pendidikan di daerah bukan lagi merupakan bagian atau fotokopi dari perencanaan program tingkat nasional maupun propinsi tetapi merupakan perencanaan pendidikan yang unik dan mandiri sehingga beragam walaupun disusun atas dasar rambu-rambu kebijakan perencanaan nasional

Dari segi pendekatan perencanaan pendidikan era otonomi telah merubah paradigma dalam pendekatan perencanaan pendidikan di daerah dari pendekatan diskrit sektoral menjadi integrated dengan sektor lainnya di daerah Sebelum otonomi sistem alokasi anggaran pendidikan di daerah diperoleh dari APBN pusat secara sektoral pada sektor pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa namun setelah otonomi diperoleh dari APBD yang berasal dari berbagai sumber sebagai bagian dari dana Daerah untuk seluruh sektor yang menjadi tanggung jawab daerah Sumber-sumber itu meliputi dana bagi hasil dana alokasi umum dana dekonsentrasi dana perbantuan pendapatan asli daerah dan bantuan masyarakat Dengan demikian telah terjadi perubahan sumber anggaran yang semula bersifat tunggal-hierarkhi-sektoral sekarang menjadi jamak-fungsional-regional tetapi dalam persaingan antar sektor

Dari segi kewenangan pengambilan keputusan sistem perencanaan pendidikan yang sentralistik telah menutup kewenangan Daerah dalam pengambilan keputusan di bidang pendidikan baik pada tataran kebijakan skala prioritas jenis program jenis kegiatan bahkan dalam hal rincian alokasi anggaran Namun dalam era otonomi Daerah dapat dan harus menetapkan kebijakan program skala prioritas jenis kegiatan sampai dengan alokasi anggarannya sesuai dengan kemampuan Daerah sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan nasional yang antara lain dalam bentuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan

Sementara dari segi produk perencanaan pendidikan pada era desentralisasi produk perencanaan pendidikan diharapkan merupakan bagian tak terpisahkan dari perencanaan pembangunan Daerah secara lintas sektoral Oleh karena itu produk

perencanaan pendidikan yang dihasilkan harus mencakup seluruh komponen perencanaan pendidikan yang meliputi kebijakan rencana strategis skala prioritas program sasaran dan kegiatan serta alokasi anggarannya dalam konteks perencanaan pembangunan Daerah secara terpadu Semua komponen itu perlu dikembangkan secara spesifik sesuai dengan kemampuan dan kharakteristik Daerah sejauh tidak bertentangan dengan kebijakan umum prioritas nasional dan program-program strategis yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

Dampak dari pergeseran paradigma dari keempat aspek tersebut di atas juga membawa dampak pada perubahan pola perencanaan anggarannya Pola perencanaan anggaran menggunakan pendekatan integratif sehingga pola dalam merencanakan anggaran selain mengacu pada sifat prosedural juga menggunakan prinsip efisiensi dengan berorientasi outcomes karena tingkat keberhasilan pendidikan dikontraskan dengan tingkat keberhasilan sektor lain Pola manajemen anggaran yang tepat adalah manajemen strategik anggaran yang lebih berorientasi kepada pencapaian program dan upaya pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 14

Model Perencanaan Pendidikan KabupatenKota Dalam upaya perumusan dokumen-dokumen perencanaan pendidikan tersebut Slamet

PH (2005) mengemukakan sebuah model proses perencanaan pendidikan Kabupaten Kota sebagai berikut

Gambar 11 Proses Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Model proses perencanaan pendidikan di atas sekaligus memberi gambaran mengenai tahap-tahap perencanaan pendidikan kabupatenkota Secara singkat penjelasannya adalah sebagai berikut 1 Melakukan analisis lingkungan strategis Lingkungan strategis adalah lingkungan

eksternal yang berpengaruh terhadap perencanaan pendidikan kabupatenkota misalnya Propeda Renstrada Repetada peraturan perundangan (UU PP Kepres Perda dsb) tingkat kemiskinan lapangan kerja harapan masyarakat terhadap pendidikan pengalaman-pengalaman praktek yang baik tuntutan otonomi tuntutan globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Perubahan lingkungan strategis harus diinternalisasikan ke dalam perencanaan pendidikan kabupatenkota agar perencanaan tersebut benar-benar menyatu dengan perubahan lingkungan strategis

2 Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan saat ini (dalam kenyataan) yang meliputi profil pendidikan kabupatenkota (pemerataan mutu efisiensi dan relevansi) pemetaan sekolah guru siswa kapasitas manajemen dan sumber daya pada tingkat kabupatenkota dan sekolah dan best practices pendidikan saat ini

3 Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang yang dituangkan dalam bentuk rumusan visi misi dan tujuan pendidikan yang mencakup setidaknya pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan peningkatan kapasitas pendidikan kabupatenkota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 15

4 Mencari kesenjangan antara butir (2) dan butir (3) sebagai bahan masukan bagi penyusunan rencana pendidikan keseluruhan yang akan datang (5 tahun) dan rencana jangka pendek (1 tahun) Kesenjangantantangan yang dimaksud mencakup pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan pengembangan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupaten dan sekolah

5 Berdasarkan hasil butir (4) disusunlah rencana kegiatan tahunan untuk selama 5 tahun (rencana strategis) dan rencana kegiatan rinci tahunan (rencana operasionalrenop)

6 Melaksanakan rencana pengembangan pendidikan kabupatenkota melalui upaya-upaya nyata yang dapat meningkatkan pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupatenkota dan sekolah

7 Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rencana dan melakukan evaluasi terhadap hasil rencana pendidikan Hasil evaluasi akan memberitahu apakah hasil pendidikan sesuai dengan yang direncanakan

Dengan memperhatikan substansi utamanya model tahap-tahap perencanaan pendidikan di atas bisa digambarkan dalam bentuk sebagai berikut

Gambar 13 Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Sebagaimana sudah disebut secara implisit di atas bahwa pada hakekatnya sebuah perencanaan dibuat dalam rangka mengubah rdquosituasi pendidikan saat inirdquo (dalam kenyataan) menuju ke rdquosituasi pendidikan yang diharapkanrdquo di masa mendatang Untuk itu ada tiga kata kunci yang harus dipahami yaitu kebijakan perencanaan dan program pendidikan

1 Kebijakan Pendidikan Kebijakan dibuat mengacu pada paradigma baru pendidikan Kebijakan adalah suatu

ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum tentang penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan arah umum kepada para manajer untuk bergerak Kebijakan juga berarti suatu keputusan yang luas untuk menjadi patokan dasar bagi pelaksanaan manajemen Keputusan yang dimaksud telah dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan yang berulang dan rutin yang terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan (Nurkolis 2004)

Sementara menurut Slamet PH(2005) kebijakan pendidikan adalah apa yang dikatakan (diputuskan) dan dilakukan oleh pemerintah dalam bidang pendidikan Dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 16

demikian kebijakan pendidikan berisi keputusan dan tindakan yang mengalokasikan nilai-nilai Menurutnya kebijakan pendidikan meliputi lima tipe yaitu kebijakan regulatori kebijakan distributif kebijakan redistributif kebijakan kapitalisasi dan kebijakan etik Sedangkan Noeng Muhadjir (2003 90) membedakan antara kebijakan substantif dan kebijakan implementatif Kebijakan implementatif adalah penjabaran sekaligus operasionalisasi dari kebijakan substantif

Sementara itu Sugiyono (2003) mengemukakan tiga pengertian kebijakan (policy) yaitu (1) sebagai pernyataan lesan atau tertulis pimpinan tentang organisasi yang dipimpinnya (2) sebagai ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan sehingga tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai tujuan organisasi dan (3) sebagai peta jalan untuk bertindak dalam mencapai tujuan organisasi Menurutnya kebijakan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut

10486331048633Kebijakan yang dibuat harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berpedoman pada kebijakan yang lebih tinggi dan

memperhatikan kebijakan yang sederajat yang lain 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berorientasi ke masa depan 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus adil 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berlaku untuk waktu tertentu 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus merupakan perbaikan atas kebijakan yang telah ada 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus mudah dipahami diimplementasikan dimonitor dan

dievaluasi 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berdasarkan informasi yang benar dan up to date 10486331048633Sebelum kebijakan dijadikan keputusan formal maka bila mungkin diujicobakan

terlebih dulu Herman J dalam Hough J R (ed) (1984) menjelaskan bahwa ldquoPolicy is sometimes

used in a narrow sense to refer to formal statements of action to be followed while others use the word lsquopolicyrsquo as a synonym for words such as lsquoplanrsquo or lsquoprogrammersquo Many writers too do not distinguish clearly between lsquopolicy-makingrsquo and lsquodecision-makingrsquordquo Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan tersebut disamaartikan dengan konsep lain yaitu

10486331048633Goals desired ends to be achieved 10486331048633Plans or proposals specified means for achieving goals 10486331048633Programmes authorized means strategies and details of procedure for achieving

goals 10486331048633Decision specific actions taken to set goals develop plans implement and evaluate

programmes 10486331048633Effects measurable impact of programmes 10486331048633Laws or regulations formal or legal expressions providing authorization to policies

Policy then is focused on purposive or goal oriented action or actively rather than random or chance behaviour It refers to courses or patterns of action rather than separate discrete decision usually policy development and application involves a number or related decisions rather than a single decision Policies may vary greatly in orientation purpose and whether they are explicitly stated Policies may be either positive or negative in the sense that they can have as their basis decisions to take particular action in response to a problem as well as developing simply from failure to act or from decisions to delay action Policies include substantive policy as well as procedural or administrative policy

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan pendidikan adalah upaya perbaikan dalam tataran konsep pendidikan perundang-undangan peraturan dan pelaksanaan pendidikan serta menghilangkan praktik-praktik pendidikan di masa lalu yang tidak sesuai atau kurang baik sehingga segala aspek pendidikan di masa mendatang menjadi lebih baik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 17

Kebijakan pendidikan diperlukan agar tujuan pendidikan nasional dapat dicapai secara efektif dan efisien

2 Perencanaan Pendidikan Perencanaan pendidikan dibuat dengan mengacu pada kebijakan pendidikan yang

telah ditetapkan Perencanaan pendidikan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahantujuan pendidikan yang telah ditetapkan Dalam rangka membuat perencanaan pendidikan tersebut perencana melakukan proses identifikasi mengumpulkan dan menganalisis data-data internal dan eksternal (esensial dan kritis) untuk memperoleh informasi terkini dan yang bermanfaat bagi penyiapan dan pelaksanaan rencana jangka panjang dan pendek dalam rangka untuk merealisasikan atau mencapai tujuan pendidikan kabupatenkota

Perencanaan pendidikan penting untuk memberi arah dan bimbingan pada para pelaku pendidikan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan Tanpa perencanaan pendidikan yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan pendidikan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik di daerah oleh karenanya diharapkan akan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius sebagai dampak dari diberlakukannya otonomi pendidikan itu di tingkat daerah kabupaten kota

Sebagai dasar dalam membuat perencanaan di bidang pendidikan umumnya orang menggunakan teknik analisis SWOT12 dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan kesempatan atau peluang dan tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh organisasi Dengan teknik itu diharapkan posisi organisasi dalam berbagai aspek bisa dipahami secara lebih obyektif lalu bisa ditetapkan prioritas strategi dan program-programnya serta peta urutan pelaksanaannya

3 Program pendidikan Pada intinya program pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan sesuai dengan strategi dan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan

4 Persoalan-Persoalan Mendesak Pendidikan Nasional a Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pada dasarnya pelayanan pendidikan yang bermutu merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia Meskipun demikian kenyataan menunjukkan bahwa saat ini belum semua warga negara dapat memperoleh haknya atas pendidikan Oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib berupaya untuk memenuhinya Dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan sumber daya pendukung untuk kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 18

Tabel 14Kebijakan Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Studi yang secara langsung diarahkan pada analisis kebijakan dalam pemerataan pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh James Coleman (Ace Suryadi dan H A R Tilaar 1994 29) yang berjudul Equality of Educational Opportunity Coleman membedakan secara konsepsional antara pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif dengan pemerataan pendidikan secara aktif Pemerataan pendidikan secara pasif lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah sedangkan pemerataan aktif ialah kesempatan yang sama yang diberikan oleh sekolah kepada murid-murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi-tingginya

Komponen-komponen konsep pemerataan pendidikan ini secara lebih jelas diungkapkan oleh Schiefelbein dan Farrel (1982) Dalam studinya di Chili mereka menggunakan landasan konsep pemerataan pendidikan yang relatif lebih komprehensif daripada konsepsi pemerataan pendidikan yang selama ini digunakan Berdasarkan konsep mereka pemerataan pendidikan atau equality of educational opportunity tidak hanya terbatas pada apakah murid memiliki kesempatan yang sama untuk masuk sekolah (pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif menurut Coleman) tetapi lebih dari itu murid tersebut harus memperoleh perlakuan yang sama sejak masuk belajar lulus sampai dengan memperoleh manfaat dari pendidikan yang mereka ikuti dalam kehidupan di masyarakat

Pertama pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access) Konsep ini berkaitan erat dengan tingkat partisipasi pendidikan sebagai indikator kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan Pemerataan pendidikan ini dapat dikaji berdasarkan dua konsep yang berlainan yaitu pemerataan kesempatan (equality of access) dan keadilan (equity) di dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan

Kedua pemerataan kesempatan untuk bertahan di sekolah (equality of survival) Konsep ini menitikberatkan pada kesempatan setiap individu untuk memperoleh keberhasilan dalam pendidikan dan pelatihan Jenis analisis ini mencurahkan perhatian pada tingkat efisiensi internal sistem pendidikan dilihat dari beberapa indikator yang dihasilkan dari

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 19

metode Kohort Metode ini mempelajari efisiensi pendidikan berdasarkan murid-murid yang berhasil dibandingkan dengan murid-murid yang mengulang kelas dan yang putus sekolah

Ketiga pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output) Dilihat dari sudut pandang perseorangan equality of output ini menggambarkan kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kemampuan dan ketrampilan yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan variabel suku bangsa daerah status sosial ekonomi dan sebagainya Konsep output pendidikan biasanya diukur dengan prestasi belajar akademis Di pandang dari sudut sistemnya itu sendiri konsep ini menggambarkan seberapa jauh sistem pendidikan itu efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas efektif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan dan mampu melakukan kontrol terhadap kemungkinan kelebihan tenaga kerja dalam hubungannya dengan jumlah yang dibutuhkan oleh lapangan kerja

Keempat pemerataan kesempatan dalam menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality ot outcome) Konsep ini menggambarkan keberhasilan pendidikan secara eksternal (exsternal efficiency) dari suatu sistem pendidikan dan pelatihan dihubungkan dengan penghasilan lulusan (individu) jumlah dan komposisi lulusan disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja (masyarakat) dan yang lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi (masyarakat) Teknik-teknik analisis yang digunakan biasanya meliputi analisis rate of return to education hubungan pendidikan dengan kesempatan kerja fungsi produksi pendidikan dengan menggunakan pendekaan rdquostatus attainment analytical modelrdquo dan sebagainya

Kebijakan pemerataan kesempatan meliputi aspek persamaan kesempatan akses dan keadilan atau kewajaran Contoh-contoh pemerataan kesempatan misalnya beasiswa untuk siswa miskin pelatihan guru PLB pembenahan SMP terbuka perencanaan bagi daerah-daerah terpencil atau gender peningkatan APK dan APM peningkatan angka melanjutkan pengurangan angka putus sekolah dan lain-lain b Kualitas pendidikan

Realitas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah yang menyebabkan sulitnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain Kualitas pendidikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dua faktor yang mendukung yaitu internal dan eksternal (Dodi Nandika 200716) Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan seperti Depdiknas Dinas Pendidikan daerah dan sekolah yang berada di garis depan dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada umumnya Dua faktor ini haruslah saling menunjang dalam upaya peningkatan kualitas tersebut Salah satu implikasi langsungnya ialah pada perlunya program-program yang terkait seperti penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana belajar guru yang berkualitas buku pelajaran bermutu yang terjangkau masyarakat alat bantu belajar untuk meningkatkan kreativitas dan sarana penunjang belajar lainnya

Kualitas pendidikan mencakup aspek input proses dan output dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input Contoh perencanaan kualitas misalnya pengembangan tenaga pendidikkependidikan (guru kepala sekolah konselor pengawas staf dinas pendidikan pengembangan dewan pendidikan dan komite sekolah rasio (siswaguru siswakelas siswaruang kelas siswa sekolah) pengembangan bahan ajar pengembangan tes standar di tingkat kabupatenkota biaya pendidikan per siswa pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kontektual pembelajaran kooperatif dan sebagainya) c Efisiensi pendidikan

Efisiensi menunjuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal Efisiensi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 20

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 4: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

4 Pengelolaan sekolah Yang Efektif Dan EfisienPengertian tentang sekolah efektif dikemukakan oleh Cheng (1994) yakni sekolah

efektif menunjukkan pada kemampuan sekolah dalam menjalankan fungsinya secara maksimal baik fungsi ekonomis fungsi sosial-kemanusiaan fungsi politis fungsi budaya maupun fungsi pendidikan Fungsi ekonomis sekolah adalah memberi bekal kepada siswa agar dapat melakukan aktivitas ekonomi sehingga dapat hidup sejahtera Fungsi sosial kemanusiaan sekolah adalah sebagai media bagi siswa untuk beradaptasi dengan kehidupan masyarakat Fungsi politis sekolah adalah sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara Fungsi budaya adalah media untuk melakukan transmisi dan transformasi budaya Adapun fungsi pendidikan adalah sekolah sebagai wahana untuk proses pendewasaan dan pembentukkan kepribadian siswa

Dalam upaya menuju sekolah mandiri terlebih dahulu kita perlu menciptakan sekolah yang efektif Ciri sekolah yang efektif adalah sebagai berikut (i) visi dan misi yang jelas dan target mutu yang harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan secara lokal (ii) Sekolah memiliki output yang selalu meningkat setiap tahun(iii) Lingkungan sekolah aman tertib dan menyenangkan bagi warga sekolah(iv) Seluruh personil sekolah memiliki visi misi dan harapan yang tinggi untuk berprestasi secara optimal (v) Sekolah memiliki sistem evaluasi yang kontinyu dan komprehensif terhadap berbagai aspek akademik dan non akademik

Disamping efektif sekolah juga efisien dalam penyelenggaraan sekolah Efisiensi dalam pendidikan artinya pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang tinggi Sekolah akan dikatakan efisien jika tercapai i) penurunan DO dan mengulang kelas ii) pemetaan mutu sekolah berdasarkan pada SPM (Standar Pelayanan Minimal) dan Manajemen iii) Pengembangan sistem penilaian hasil belajar (penilaian kelas dan ujian akhir sekolah) iv) pengawasan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas publik

II IMPLIKASI PARADIGMA BARU PENDIDIKAN TERHADAP MODEL PERENCANAAN PENDIDIKAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI ERA OTONOMI DAERAH

Era reformasi telah membawa perubahan-perubahan mendasar dalam berbagai kehidupan termasuk kehidupan pendidikan Salah satu perubahan mendasar adalah manajemen Negara yaitu dari manajemen berbasis pusat menjadi manajemen berbasis daerah Secara resmi perubahan manajemen ini telah diwujudkan dalam bentuk Undang-Undang Republik Indonesia No 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi dan disempurnakan menjadi Undang-Undang No32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pedoman pelaksanaannyapun telah dibuat melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom Konsekuensi logis dari Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut adalah bahwa manajemen pendidikan harus disesuaikan dengan jiwa dan semangat otonomi

Penyesuaian dengan jiwa dan semangat otonomi itu antara lain terwujud dalam bentuk perubahan arah paradigma pendidikan dari paradigma lama ke paradigma baru yang tentu juga berdampak pada paradigma perencanaan pendidikannya Secara ideal paradigma baru pendidikan tersebut mestinya mewarnai kebijakan pendidikan baik kebijakan pendidikan yang bersifat substantif maupun implementatif Seperti yang dinyatakan oleh Azyumardi Azra (2002 xii) bahwa dengan era otonomi daerah

rdquolembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah madrasah pesantren universitas (perguruan tinggi) dan lainnya ndash yang terintegrasi dalam pendidikan nasional-

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 4

haruslah melakukan reorientasi rekonstruksi kritis restrukturisasi dan reposisi serta berusaha untuk menerapkan paradigma baru pendidikan nasionalrdquo Selain itu implementasi kebijakan tersebut diharapkan berdampak positif terhadap kemajuan pendidikan di daerah dan di tingkat satuan pendidikanAgar dampak positif dapat benar-benar terwujud kemampuan perencanaan

pendidikan yang baik di daerah sangatlah diperlukan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik diharapkan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius Fiske (1996) menyatakan bahwa berdasarkan pengalaman berbagai negara sedang berkembang yang menerapkan otonomi di bidang pendidikan otonomi berpotensi memunculkan masalah perbenturan kepentingan antara Pemerintah Pusat dan Daerah menurunnya mutu pendidikan inefisiensi dalam pengelolaan pendidikan ketimpangan dalam pemerataan pendidikan terbatasnya gerak dan ruang partisipasi masyarakat dalam pendidikan serta berkurangnya tuntutan akuntabilitas pendidikan oleh pemerintah serta meningkatnya akuntabilitas pendidikan oleh masyarakat

Selain itu dengan perencanaan yang baik konon merupakan separoh dari kesuksesan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan yang telah diotonomikan di daerah Sayangnya kata Abdul Madjid dalam tulisannya rdquoPendidikan Tanpa Planningrdquo (Kedaulatan Rakyat 2006) bahwa rendahnya mutu pendidikan kita disebabkan oleh belum komprehensifnya pendekatan perencanaan yang digunakan Perencanaan pendidikan katanya hanya dijadikan faktor pelengkap atau dokumen rdquotanpa maknardquo sehingga sering terjadi tujuan yang ditetapkan tidak tercapai secara optimal Dapat juga terjadi seperti dinyatakan H Noeng Muhadjir (200389) bahwa rdquopembuatan implementasi kebijakan berupa perencanaan mungkin saja dilakukan oleh para eksekutif tanpa penelitian lebih dahulu Kemungkinan resikonya beragam misalnya membuat kesalahan yang sama dengan eksekutif terdahulu tidak realistis tidak menjawab masalah yang dihadapi masyarakat sampai ke dugaan manipulatif-koruptif rdquo

Konsep Desentralisasi Pendidikan Bila otonomi daerah menunjuk pada hak wewenang dan kewajiban daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat maka hal tersebut hanya mungkin jika Pemerintah Pusat mendesentralisasikan atau menyerahkan wewenang pemerintahan kepada daerah otonom Inilah yang disebut dengan desentralisasi Mengenai asas desentralisasi ada banyak definisi Secara etimologis istilah tersebut berasal dari bahasa Latin ldquoderdquo artinya lepas dan ldquocentrumrdquo yang berarti pusat sehingga bisa diartikan melepaskan dari pusat Sementara dalam Undang-undang No 32 tahun 2004 bab I pasal 1 disebutkan bahwa desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan RI Sedangkan menurut Jose Endriga (Verania Andria amp Yulia Indrawati Sari2000iii) desentralisasi diartikan sebagai ldquosystematic and rasional dispersal of governmental powers and authority to lower level institutions so as to allow multindashsectoral decision making as close as possible to problem areardquo Lain halnya dengan Nuril Huda (19984) dia mengartikan desentralisasi sebagai ldquodelegations of responsibilities and powers to authorities at the lower levelsrdquo

Secara konseptual penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan menciptakan demokrasi pemerataan dan efisiensi Diasumsikan bahwa desentralisasi akan menciptakan demokrasi melalui partisipasi masyarakat lokal Dengan sistem yang demokratis ini diharapkan akan mendorong tercapainya pemerataan pembangunan terutama di daerah pedesaan dimana sebagian besar masyarakat tinggal Sedangkan efisiensi dapat meningkat karena jarak antara pemerintah lokal dengan masyarakat menjadi lebih dekat penggunaan sumber daya digunakan saat dibutuhkan dan masalah diidentifikasi oleh masyarakat lokal

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 5

sehingga tak perlu birokrasi yang besar untuk mendukung pemerintah lokal Sementara itu Kotter (1997) dalam buku ldquoLeading Changerdquo menyatakan bahwa lembaga yang terdesentralisasi memiliki beberapa keunggulan antara lain (1) lebih fleksibel dapat memberikan respon dengan cepat terhadap lingkungan dan kebutuhan yang selalu berubah (2) lebih efektif (3) lebih inovatif dan (4) menghasilkan semangat kerja yang lebih tinggi lebih komitmen dan lebih produktif Sedangkan Achmad Budiono MIrfan amp Yuli Andi (1998216) menyatakan bahwa dengan pengambilan keputusan dalam organisasi ke tingkat yang lebih rendah maka akan cenderung memperoleh keputusan yang lebih baik Desentralisasi bukan saja memperbaiki kualitas keputusan tetapi juga kualitas pengambilan keputusan Dengan desentralisasi pengambilan keputusan lebih cepat lebih luwes dan konstruktif

Istilah desentralisasi muncul dalam paket UU tentang otonomi daerah yang pelaksanaannya dilatarbelakangi oleh keinginan segenap lapisan masyarakat untuk melakukan reformasi dalam semua bidang pemerintahan Menurut Bray dan Fiske (Depdiknas 20013) desentralisasi pendidikan adalah suatu proses di mana suatu lembaga yang lebih rendah kedudukannya menerima pelimpahan kewenangan untuk melaksanakan segala tugas pelaksanaan pendidikan termasuk pemanfaatan segala fasilitas yang ada serta penyusunan kebijakan dan pembiayaan Senada dengan itu Husen amp Postlethwaite (19941407) mengartikan desentralisasi pendidikan sebagai ldquothe devolution of authority from a higher level of government such as a departement of education or local education authority to a lower organizational level such as individual schoolsrdquo Sementara itu menurut Fakry Gaffar (199018) desentralisasi pendidikan merupakan sistem manajemen untuk mewujudkan pembangunan pendidikan yang menekankan pada keberagaman dan sekaligus sebagai pelimpahan wewenang dan kekuasaan dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan berbagai problematika sebagai akibat ketidaksamaan geografis dan budaya baik menyangkut substansi nasional internasional atau universal sekalipun

Bila dicermati esensi terpenting dari berbagai pengertian di atas adalah otoritas yang diserahkan Williams (Depdiknas 20013-4) membedakan adanya dua macam otoritas (kewenangan dan tanggung jawab) yang diserahkan dari pemerintah pusat ke pemerintah yang lebih rendah yaitu desentralisasi politis (political decentralization) dan desentralisasi administrasi (administrative decentralization)Perbedaan antar keduanya terletak dalam hal tingkat kewenangan yang dilimpahkan

Pada desentralisasi politik kewenangan yang dilimpahkan bersifat mutlak Pemda menerima kewenangan melaksanakan tanggung jawab secara menyeluruh Ia memegang otoritas untuk menentukan segala kebijakan tentang penyelenggaraan pendidikan untuk masyarakatnya Hal itu mencakup kewenangan untuk menentukan model jenis sistem pendidikan pembiayaan serta lembaga apa yang akan melaksanakan kewenangan-kewenangan tersebut Sedangkan dalam desentralisasi administrasi kewenangan yang dilimpahkan hanya berupa strategi pelaksanaan tugas-tugas pendidikan di daerah Dengan kata lain kewenangan yang diserahkan berupa strategi pengelolaan yang bersifat implementatif untuk melaksanakan suatu fungsi pendidikan Dalam desentralisasi model ini pemerintah pusat masih memegang kekuasaan tertinggi dalam menentukan kebijakan makro sedangkan pemerintah daerah mempunyai kewajiban dan kewenangan untuk merencanakan mengatur menyediakan dana dan fungsi-fungsi implementasi kebijakan lainnya

Mengapa bidang pendidikan didesentralisasikan Tentang hal itu ada berbagai pendapat dari para ahli Husen amp Postlethwaite (19941407) menguraikan mengenai alasan desentralisasi (reasons for decentralization) yaitu (a) the improvement of schools (b) the belief that local participation is a logical form of governance in a democracy dan (c) in relation to fundamental values of liberty equality fraternity efficiency and economic growth Sementara itu setelah melakukan studi di berbagai negara Fiske (199824-47)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 6

menyebutkan sekurang-kurangnya ada empat alasan rasional diterapkannya sistem desentralisasi termasuk pendidikan yaitu (a) alasan politis seperti untuk mempertahankan stabilitas dalam rangka memperoleh legitimasi pemerintah pusat dari masyarakat daerah sebagai wujud penerapan ideologi sosialis dan laissez-faire dan untuk menumbuhkan kehidupan demokrasi (b) alasan sosio-kultural yakni untuk memberdayakan masyarakat lokal (c) alasan teknis administratif dan paedagogis seperti untuk memangkas manajemen lapisan tengah agar dapat membayar gaji guru tepat waktu atau untuk meningkatkan antusiasme guru dalam proses belajar mengajar (d) alasan ekonomis-finansial seperti meningkatkan sumber daya tambahan untuk pembiayaan pendidikan dan sebagai alat pembangunan ekonomi

Pendapat lain yang lebih sesuai dengan konteks desentralisasi pendidikan di Indonesia dikemukakan oleh Nuril Huda (19983-5) Ia berpendapat bahwa desentralisasi pendidikan di Indonesia dimaksudkan untuk mencapai efisiensi pendidikan dengan mengakomodasi aspirasi masyarakat lokal Ia juga memberi alasan rinci mengapa pertanggungjawaban implementasi pendidikan didesentralisasikan yaitu Pertama secara politik desentralisasi adalah cara mendemokratiskan manajemen urusan-

urusan publik (politically decentralization is a way of democratizing the management of public affairs) Di bawah skema desentralisasi pertanggungjawaban pendidikan tertentu diberikan kepada pemerintah daerah DPRD mengawasi perencanaan dan pelaksanaan pendidikan di daerah Dengan melibatkan wakil rakyat di dalam urusan pendidikan diharapkan akan mendukung partisipasi masyarakat yang lebih besar di dalam pelaksanaan pendidikan dan dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengannya

Kedua secara teknis adalah sulit untuk mengelola pendidikan secara efisien di dalam sebuah wilayah yang luas yang berisi banyak pulau (technically it is difficult to manage education efficiently in a vast area consisting of islands) Masalah komunikasi dan transportasi antara pemerintah pusat dan daerah khususnya pada masa lalu telah menjadi pertimbangan penting untuk desentralisasi Lagi pula sentralisasi akan membuat sulit untuk memecahkan masalah - masalah perbedaan-perbedaan regional dan untuk mempertemukan kebutuhan dan tuntutan khusus mereka Perbedaan-perbedaan budaya dan tingkat perkembangan masing-masing daerah menyumbang perbedaan-perbedaan dalam kebutuhan-kebutuhan dan hakekat pendekatan untuk menyelesaikan masalah

Ketiga alasan utama desentralisasi pendidikan adalah efisiensi dan efektifitas dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan (efficiency and effectiveness in handling problems related to the implementation of education) Dan alasan keempat untuk mengurangi beban administrasi yang berlebihan dari pemerintah pusat (to reduce the overloaded burden of administration of the central government)

Sementara itu berbeda dengan empat argumen itu Kacung Marijan (Abdurrahmansyah 200158) melihat penerapan desentralisasi pendidikan di Indonesia justru sebagai gejala keputusasaan pemerintah dalam menghadapi persoalan keuangan Sedangkan Arbi Sanit (20001) memandang penerapan desentralisasi secara umum sebagai ldquojalan keluarrdquo bagi problematik ketimpangan kekuasaan antara pemerintah nasional dan pemerintah lokal Karena itu menurutnya konsep desentralisasi bertolak dari asumsi pemberian sebagian kekuasaan pemerintah pusat kepada pemerintah lokal atau yang lebih rendah dalam rangka mencapai tujuan nasional Pemberian sebagian kekuasaan tersebut untuk mengatasi kekecewaan daerah terhadap pemerintah pusat yang berakar pada persoalan (1) ketimpangan struktur ekonomi Jawa-Luar Jawa (2) sentralisasi politik (3) korupsi birokrasi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 7

(4) eksploitasi SDA (5) represi dan pelanggaran HAM dan (6) penyeragaman politik hingga kultural

Tujuan desentralisasi pendidikan adalah untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan dengan melibatkan lebih banyak stakeholders di daerah untuk menghasilkan integrasi sekolah dengan masyarakat lokal secara terus menerus untuk mendekatkan sekolah dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat dan akhirnya untuk memperbaiki motivasi kehadiran dan pencapaian murid Selain itu desentralisasi tersebut juga dalam rangka memberi kesempatan kepada rakyat atau masyarakat luas untuk berpartisipasi secara aktif dan kreatif sehingga pendidikan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang akan bermanfaat bagi pembangunan daerah

Model-Model Desentralisasi Pendidikan Tingkat kewenangan yang dilimpahkan kepada pemda membawa konsekuensi pada

model pelaksanaannya William (Depdiknas 20015) memerinci desentralisasi ke dalam tiga model yaitu dekonsentrasi (deconcentration) delegasi (delegation) dan devolusi (devolution) Dekonsentrasi adalah model pengalihan tanggung jawab pengelolaan pendidikan dari pemerintah pusat ke pemerintah yang lebih rendah sedemikian rupa sehingga lembaga di pemerintah pusat masih memegang kendali pelaksanaan pendidikan secara penuh Model desentralisasi ini seringkali dilaksanakan dengan membentuk lembaga setingkat direktorat di daerah yang dapat melaksanakan tanggung jawab pemerintah pusat

Berbeda dengan itu dalam model delegasi pemerintah pusat meminjamkan kekuasaannya pada pemerintah daerah atau kepada organisasilembaga semiotonom Kekuasaan pemerintah pusat ini tidak diberikan namun dipinjamkan Jika pemerintahmemandang perlu otoritas itu bisa ditarik kembali Sementara dalam model devolusi pemerintah pusat menyerahkan kewenangan dalam seluruh pelaksanaan pendidikan meliputi pembiayaan administrasi serta pengelolaan yang lebih luas Kewenangan yang diberikan ini lebih permanen dan tidak dapat ditarik kembali lagi hanya karena tingkahpermintaan pemegang kekuasaan di pusat

Ketiga model tersebut berbeda dalam hal tingkat kewenangan yang disampaikan Model dekonsentrasi adalah model penyerahan kewenangan yang paling rendah model delegasi lebih besartinggi dan model devolusi yang paling tinggi Tingkat kewenangan yang dilimpahkan ini juga akan berkonsekuensi lebih jauh pada pelaksanaannya Semakin besar kewenangan yang diterima dari pemerintah pusat semakin besar sumberdaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan kewenangan tersebut Dengan demikian terbuka bagi penerima kewenangan untuk mencari segala upaya dalam melaksanakan kewenangan itu termasuk bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang mereka nilai membantu dan menguntungkan mereka

Rondinelli (Husen amp Postlethwaite 19941412) menambahkan satu kategori lagi yaitu privatisasi (privatization) yaitu model penyerahan kewenangan penyelenggaraan pendidikan kepada pihak swasta Model ini berbeda dengan ketiga model William dari segi penerima kewenangan Menurut Abdurrahmansyah (200161) dalam kasus pembicaraan desentralisasi pendidikan di Indonesia sejauh yang telah dilakukan nampaknya cenderung mengambil model yang terakhir swastanisasi Selain tidak terlalu rumit menurutnya bentuk ini terkesan hanya sekedar pemindahan pelimpahan kewajiban dari urusan pemerintah menjadi urusan masyarakat

Sementara itu Nuril Huda (199916) mengemukakan tiga model desentralisasi pendidikan yaitu (1) manajemen berbasis lokasi (site-based management) (2) pengurangan administrasi pusat dan (3) inovasi kurikulum Pada model manajemen berbasis lokasi dilaksanakan dengan meletakkan semua urusan penyelenggaraan pendidikan pada sekolah Model pengurangan administrasi pusat merupakan konsekuensi dari model pertama

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 8

Pengurangan administrasi pusat diikuti dengan peningkatan wewenang dan urusan pada masing-masing sekolah Model ketiga inovasi kurikulum menekankan pada inovasi kurikulum sebesar mungkin untuk meningkatkan kualitas dan persamaan hak bagi semua peserta didik Kurikulum ini disesuaikan benar dengan kebutuhan peserta didik di daerah atau sekolah yang bervariasi Di antara ketiga model ini model manajemen berbasis lokasi yang banyak diterapkan untuk meningkatkan otonomi sekolah dan memberikan kesempatan kepada guru-guru orang tua siswa dan anggota masyarakat dalam pembuatan keputusan

Paradigma Baru Pendidikan Era otonomi daerah telah mengakibatkan terjadinya pergeseran arah paradigma

pendidikan dari paradigma lama ke paradigma baru meliputi berbagai aspek mendasar yang saling berkaitan yaitu (1) dari sentralistik menjadi desentralistik (2) dari kebijakan yang top down ke kebijakan yang bottom up (3) dari orientasi pengembangan parsial menjadi orientasi pengembangan holistik (4) dari peran pemerintah sangat dominan ke meningkatnya peranserta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif serta (5) dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat baik keluarga LSM pesantren maupun dunia usaha (Fasli Jalal 2001 5)

Agak berbeda dengan hal tersebut dalam buku Depdiknas (200210) tentang Materi Pelatihan Terpadu untuk Kepala Dinas KabupatenKota selain perubahan paradigma dari ldquosentralistik ke desentralistikrdquo dan orientasi pendekatan ldquodari atas ke bawahrdquo (top down approach) ke pendekatan ldquodari bawah ke atasrdquo (bottom up approach) sebagaimana yang sudah disebut dalam buku Fasli Jalal juga disebutkan tiga paradigma baru pendidikan lainnya yaitu dari ldquobirokrasi berlebihanrdquo ke ldquodebirokratisasirdquo dari ldquoManajemen Tertutuprdquo (Closed Management) ke ldquoManajemen Terbukardquo (Open Management) dan pengembangan pendidikan termasuk biayanya ldquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke ldquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Bila kedua pendapat di atas dianalisis dan disintesakan maka wujud pergeseran paradigma pendidikan tersebut meliputi sebagai berikut

a Dari sentralisasi ke desentralisasi pendidikan Sebelum otonomi pengelolaan pendidikan sangat sentralistik Hampir seluruh

kebijakan pendidikan dan pengelolaan pelaksanaan pendidikan diatur dari Depdikbud Seluruh jajaran tingkat Kanwil Depdikbud tingkat Kakandep Dikbud KabupatenKota bahkan sampai di sekolah-sekolah harus mengikuti dan taat terhadap kebijakan-kebijakan yang seragam secara nasional dan petunjuk-petunjuk pelaksanaannya Kakandep dan sekolah-sekolah tidak diperkenankan merubah menambah dan mengurangi yang sudah ditetapkan oleh DepdikbudKanwil Depdikbud sekalipun tidak sesuai dengan kondisi potensi kebutuhan sekolah dan masyarakat di daerah

Dalam era reformasi paradigma sentralistik berubah ke desentralistik Desentralistik dalam arti pelimpahan sebagian wewenang dan tanggung jawab dari Depdiknas ke Dinas Pendidikan Propinsi dan sebagian lainnya kepada Dinas Pendidikan KabupatenKota bahkan juga kepada sekolah-sekolah Pada perguruan tinggi negeriswasta dilimpahkan kepada rektor bahkan juga pada fakultas dan juga pada jurusanprogram studi

Dengan UU dan Peraturan Pemerintah mengenai otonomi daerah KabupatenKota dan DPRD KabupatenKota diberi wewenang membuat Peraturan-Peraturan Daerah mengenai pendidikan tingkat KabupatenKota Dengan desentralisasi manajemen pendidikan tersebut Dinas Pendidikan tingkat KabupatenKota sebagai perangkat pemerintah KabupatenKota yang otonom dapat membuat kebijakan-kebijakan pendidikan masing-masing sesuai wewenang yang dilimpahkan kepada pemerintah KabupatenKota dalam bidang pendidikan Bahkan dalam pengelolaan pendidikan pada tingkat KabupatenKota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 9

setiap sekolah juga diberi peluang untuk membuat kebijakan sekolah (school policy) masing-masing atas dasar konsep ldquomanajemen berbasis sekolahrdquo dan ldquopendidikan berbasis masyarakatrdquo

Dengan demikian sebagian perubahan dan kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota sangat bergantung pada kemampuan mengembangkan kebijakan pendidikan dari masing-masing Kepala Dinas Pendidikan tingkat KabupatenKota

Desentralisasi manajemen pendidikan tersebut dilaksanakan sejalan dengan proses demokratisasi sebagai proses distribusi tugas dan tanggung jawab dari Depdiknas sampai di unit-unit satuan pendidikan Iklim dan suasana serta mekanisme demokratis bertumbuh dan berkembang pada seluruh tingkat dan jalur pengelolaan pendidikan termasuk di sekolah-sekolah dan di kelas-kelas ruang belajar

b Dari kebijakan yang top down ke kebijakan yang bottom up Sebelum otonomi pendekatan pengembangan dan pembinaan pendidikan dilakukan

dengan mekanisme pendekatan ldquodari atas ke bawahrdquo (top down approach) Berbagai kebijakan pengembanganpembinaan pendidikan hampir seluruhnya ditentukan oleh Depdikbud dan dalam hal khusus di Propinsi ditentukan oleh Kanwil Depdikbud dan dalam hal khusus lainnya di KabupatenKota ditentukan oleh Kakandepdikbud untuk dilaksanakan oleh seluruh jajaran pelaksana di wilayah termasuk di sekolah-sekolah

Lain halnya dalam era reformasi sebagian besar upaya pengembangan pendidikan dilakukan dengan orientasi pendekatan ldquodari bawah ke atasrdquo (bottom up approach) Pendekatan bottom up harus terjadi dalam pengambilan keputusan di setiap level instansi misalnya sekolah Dinas KabupatenKota yayasan penyelenggara pendidikan dan sebagainya Berbagai aspirasi dan kebutuhan yang menjadi kepentingan umum sesuai kondisi potensi dan prospek sekolah diakomodasi oleh Dinas Pendidikan KabupatenKota sesuai wewenang dan tanggung jawabnya Dan hal-hal lainnya yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Dinas Propinsi diselesaikan pada tingkat Depdiknas

Oleh karenanya tidak heran bila di KabupatenKota sering terjadi ldquounjuk rasardquo para guru siswa orang tua siswa dan masyarakat menuntut perbaikan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan harapan mereka Dan berbagai aspirasi yang baik sudah seyogyanya diterima oleh Kepala Dinas KabupatenKota untuk ditindaklanjuti

c Dari orientasi pengembangan yang parsial ke orientasi pengembangan yang holistik Sebelum otonomi orientasi pengembangan bersifat parsial Misalnya pendidikan

lebih ditekankan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi menciptakan stabilitas politik dan teknologi perakitan (Fasli Jalal 20015) Pendidikan juga terlalu menekankan segi kognitif sedangkan segi spiritual emosional sosial fisik dan seni kurang mendapatkan tekanan (Paul Suparno 200398) Akibatnya anak didik kurang berkembang secara menyeluruh Dalam pembelajaran yang ditekankan hanya to know (untuk tahu) sedangkan unsur pendidikan yang lain to do (melakukan) to live together (hidup bersama) to be (menjadi) kurang menonjol Di Indonesia kesadaran akan hidup bersama kurang mendapat tekanan dengan akibat anak didik lebih suka mementingkan hidupnya sendiri Selain itu pendekatan dan pengajaran di sekolah kebanyakan terpisah-pisah dan kurang integrated Setiap mata pelajaran berdiri sendiri seakan tidak ada kaitan dengan pelajaran lain

Berbeda dengan itu setelah reformasi orientasi pengembangan bersifat holistik Pendidikan diarahkan untuk pengembangan kesadaran untuk bersatu dalam kemajemukan budaya menjunjung tinggi nilai moral kemanusiaan dan agama kesadaran kreatif produktif dan kesadaran hukum (Fasli Jalal 20015) Menurut Paul Suparno (2003100) pendidikan holistik dipengaruhi oleh pandangan filsafat holisme yang cirinya adalah keterkaitan (connectedness) keutuhan (wholeness) dan proses menjadi (being)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 10

Konsep saling keterkaitan mengungkapkan bahwa saling keterkaitan antara suatu bagian dari suatu sistem dengan bagian-bagian lain dan dengan keseluruhannya Maka tidak mungkin suatu bagian dari suatu sistem lepas sendiri dari sistem itu dan lepas dari bagian-bagian yang lain Saling keterkaitan dapat dijabarkan dalam beberapa konsep berikut yaitu interdependensi interrelasi partisipasi dan non linier (Hent 2001) Interdependensi adalah saling ketergantungan satu unsur dengan yang lain Masing-masing tidak akan menjadi penuh berkembang tanpa yang lain Ada saling ketergantungan antara guru dengan siswa antara siswa dengan siswa lain antara guru dengan guru lain dan lain-lain

Interrelasi dimaksudkan sebagai adanya saling kaitan saling berhubungan antara unsur yang satu dengan yang lain dalam pendidikan Ada hubungan antara pendidik dengan yang dididik antara siswa dengan siswa lain antara pendidik dengan pendidik lain Relasi ini bukan hanya relasi berkaitan dengan pengajaran tetapi juga relasi sebagai manusia sebagai pribadi Partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan ikut andil dalam sistem itu Dalam pendidikan secara nyata siswa hanya akan berkembang bila terlibat ikut aktif didalamnya Non linier menunjukkan bahwa tidak dapat ditentukan secara linier serba jelas sebelumnya Ada banyak hal yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya dalam pendidikan meski kita telah menentukan unsur-unsurnya Kita dapat membantu anak-anak dengan segala macam nilai yang baik namun dapat terjadi mereka berkembang tidak baik Pendekatan pendidikan yang mekanistis tidak tepat lagi Pendidikan tidak dipikirkan lagi secara linier seakan-akan bila langkah-langkahnya jelas lalu hasilnya menjadi jelas tetapi lebih kompleks dan ada keterbukaan terhadap unsur yang tidak dapat ditentukan sebelumnya

Prinsip keutuhan menyatakan bahwa keseluruhan adalah lebih besar daripada penjumlahan bagian-bagiannya Prinsip keutuhan sangat jelas diwujudkan dengan memperhatikan semua segi kehidupan dalam membantu perkembangan pribadi siswa secara menyeluruh dan utuh Maka segi intelektual sosial emosional spiritual fisik seni semua mendapat porsi yang seimbang Salah satu unsur tidak lebih tinggi dari yang lain sehingga mengabaikan yang lain Kurikulum dibuat lebih menyeluruh dan memasukkan banyak segi Pendekatan terhadap siswapun lebih utuh dengan memperhatikan unsur pribadi lingkungan dan budaya Pembelajaran lebih menggunakan inteligensi ganda dengan mengembangkan IQ SQ dan EQ secara integral

Prinsip rdquoproses menjadirdquo mengungkapkan bahwa manusia memang terus berkembang menjadi semakin penuh Dalam proses menjadi penuh itu unsur partisipasi keaktifan tanggung jawab kreativitas pertumbuhan refleksi dan kemampuan mengambil keputusan sangat penting Proses itu terus-menerus dan selalu terbuka terhadap perkembangan baru Dalam pendidikan prinsip kemenjadian ini ditonjolkan dengan pendekatan proses siswa diaktifkan untuk mencari menemukan dan berkembang sesuai dengan keputusan dan tanggungjawabnya Dalam proses itu siswa diajak lebih banyak mengalami sendiri berefleksi dan mengambil makna bagi hidupnya Dalam proses ini siswa dibantu sungguh menjadi manusia yang utuh bukan hanya menjadi calon pekerja atau pengisi lowongan kerja

d Dari peran pemerintah yang dominan ke meningkatnya peranserta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif

Sebelum otonomi peran pemerintah sangat dominan Hampir semua aspek dari pendidikan diputuskan kebijakan dan perencanaannya di tingkat Pusat sehingga daerah terkondisikan lebih hanya sebagai pelaksana (Sumarno 20013) Pendidikan dikelola tanpa mengembangkan kemampuan kreativitas masyarakat malah cenderung meniadakan partisipasi masyarakat di dalam pengelolaan pendidikan Lembaga pendidikan terisolasi dan tanggung jawab sepenuhnya ada pada pemerintah pusat Sedangkan masyarakat tidak mempunyai wewenang untuk mengontrol jalannya pendidikan Selain itu dengan sendirinya orang tua dan masyarakat sebagai constituent dari sistem pendidikan nasional yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 11

terpenting telah kehilangan peranannya dan tanggung jawabnya Mereka termasuk peserta didik telah menjadi korban yaitu sebagai obyek dari sistem yang otoriter (Tilaar 1999113)

Sesudah otonomi ada perluasan peluang bagi peran serta masyarakat dalam pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif Oleh karena itu untuk mendorong partisipasi masyarakat di tingkat KabupatenKota dibentuk Dewan Pendidikan sedangkan di tingkat sekolah dibentuk komite sekolah Pembentukan komite sekolah didasarkan pada keputusan Mendiknas No044U2002 tentang panduan pembentukan komite sekolah

Menurut panduan pembentukan komite sekolah dilakukan secara transparan akuntabel dan demokratis Transparan berarti bahwa komite sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan proses sosialisasi oleh panitia persiapan kriteria calon anggota proses seleksi calon anggota pengumuman calon anggota proses pemilihan dan penyampaian hasil pemilihan Akuntabel berarti bahwa panitia persiapan pembentukan komite sekolah hendaknya menyampikan laporan pertanggungjawaban kinerjanya maupun penggunaan dan kepanitiaan Sedangkan secara demokratis berarti bahwa dalam proses pemilihan anggota dan pengurus dilakukan dengan musyawarah mufakat Jika dipandang perlu dapat dilakukan melalui pemungutan suara

e Dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat Sebelum era otonomi peran institusi non sekolah sangat lemah Dalam era otonomi

masyarakat diberdayakan dengan segenap institusi sosial yang ada di dalamnya terutama institusi yang dilekatkan dengan fungsi mendidik generasi penerus bangsa Berbagai institusi kemasyarakatan ditingkatkan wawasan sikap kemampuan dan komitmennya sehingga dapat berperan serta secara aktif dan bertanggung jawab dalam pendidikan Institusi pendidikan tradisionil seperti pesantren keluarga lembaga adat berbagai wadah organisasi pemuda bahkan partai politik bukan hanya diberdayakan sehingga dapat mengembangkan fungsi pendidikan dengan lebih baik melainkan juga diupayakan untuk menjadi bagian yang terpadu dari pendidikan nasional

Demikian juga ada upaya peningkatan partisipasi dunia usahaindustri dan sektor swasta dalam pendidikan karena sebagai pengguna sudah semestinya dunia usaha juga ikut bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan Apabila lebih banyak institusi kemasyarakatan peduli terhadap pendidikan maka pendidikan akan lebih mampu menjangkau berbagai kelompok sasaran khusus seperti kelompok wanita dan anak-anak kurang beruntung (miskin berkelainan tinggal di daerah terpencil dan sebagainya)

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan pembenahan sebagai kebijakan dasar yaitu pengembangan kesadaran tunggal dalam kemajemukan pengembangan kebijakan sosial pengayaan berkelanjutan (continuous enrichment) dan pengembangan kebijakan afirmatif (affirmative policy) (Fasli Jalal 200172-73)

f Dari rdquobirokrasi berlebihanrdquo ke rdquodebirokratisasirdquo Sebelum otonomi berbagai kegiatan pengembangan dan pembinaan diatur dan

dikontrol oleh pejabat-pejabat (birokrat-birokrat) melalui prosedur dan aturan-aturan (regulasi) yang ketat bahkan sebagiannya sangat ketat dan kaku oleh KandepdikbudKanwildikbud Hal ini mempengaruhi pengelolaan sebagian sekolah-sekolah dalam iklim rdquobirokrasi berlebihanrdquo Dalam kondisi yang demikian tidak jarang ditemukan adanya rdquokasus birokrasi yang berlebihanrdquo dari sebagian pejabat birokrat yang menggunakan rdquokekuasaan berlebihanrdquo dalam pembinaan guru siswa dan pihak-pihak lainnya Keadaan ini telah mematikan prakarsa daya cipta dan karya inovatif di sekolah-sekolah

Dalam era reformasi terjadi proses rdquodebirokratisasirdquo dengan jalan memperpendek jalur birokrasi dalam penyelesaian masalah-masalah pendidikan secara profesional bukan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 12

atas dasar rdquokekuasaanrdquo atau peraturan belaka Hal ini sesuai dengan prinsip profesionalisme dalam pendidikan dan juga pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam desentralisasi Di samping itu juga dilakukan rdquoderegulasirdquo dalam arti rdquopenguranganrdquo aturan-aturan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan kondisi potensi dan prospek sekolah dan kepentingan masyarakat (stakeholders) untuk berpartisipasi terhadap sekolah dalam bentuk gagasan penyempurnaan kurikulum peningkatan mutu guru dana dan prasaranasarana untuk sekolah

g Dari rdquomanajemen tertutuprdquo (close management) ke rdquomanagement terbukardquo (open management)

Sebelum otonomi diterapkan bentuk-bentuk rdquomanajemen tertutuprdquo sehingga tidak transparan tidak ada akuntabilitas kepada publik dalam pengelolaan pendidikan

Dalam era reformasi manajemen pendidikan menerapkan rdquomanajemen terbukardquo dari pembuatan kebijakan pelaksanaan kebijakan sampai pada evaluasi bahkan perbaikan kebijakan Seluruh sumber daya yang digunakan dalam pendidikan dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada seluruh kelompok masyarakat (stakeholders) dan selanjutnya terbuka untuk menerima kritikan perbaikan bila ditemukan hal-hal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

h Dari pengembangan pendidikan rdquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke rdquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Sebelum otonomi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan terbesar menjadi tanggung jawab pemerintah dibandingkan dengan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Dalam era reformasi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan pendidikan berupa gaji honorariumtunjangan mengajar penataranpelatihan rehabilitasi gedung dan lain-lain diupayakan supaya sebagian besar akan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota akan banyak bergantung pada partisipasi orang tua siswa dan masyarakat serta pemerintah KabupatenKota masing-masing di samping proyek-proyek khusus dan juga kemudahan dan pengendalian mutu dan hal-hal kepentingan nasional lainnya dari DEPDIKNAS dan dari Dinas Propinsi

Paradigma Baru Perencanaan Pendidikan Dengan terjadinya perubahan paradigma baru pendidikan maka sistem perencanaan

pendidikan dalam iklim pemerintahan yang sentralistik sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan perencanaan pendidikan pada era otonomi daerah sehingga diperlukan paradigma baru perencanaan pendidikan Menurut Mulyani A Nurhadi (20012) perubahan paradigma dalam sistem perencanaan pendidikan di daerah setidak-tidaknya akan menyentuh lima aspek yaitu sifat pendekatan kewenangan pengambilan keputusan produk serta pola perencanaan anggaran

Dari segi sifat perencanaan pendidikan maka perencanaan pendidikan pada tingkat daerah sebagai kegiatan awal dari proses pengelolaan pendidikan termasuk kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh daerah Sementara itu Pemerintah Pusat berkewajiban merumuskan kebijakan tentang perencanaan nasional yang dalam pelaksanaannya telah dituangkan dalam bentuk Undang-Undang RI No25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Pada tingkat Departemen Propenas ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang memuat strategi umum untuk mencapai tujuan program pembangunan di bidang masing-masing dan dituangkan dalam Keputusan Menteri

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 13

Berdasarkan Renstra itu Pemerintah Pusat menyusun Program pembangunan tahunan yang disingkat Propeta yang dituangkan dalam Keputusan Menteri sesuai dengan lingkup tugas dan kewenangan masing-masing

Selain itu pada era otonomi daerah diharapkan akan lebih tumbuh kreativitas dan prakarsa serta mendorong peran serta masyarakat sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing daerah Ini berarti bahwa dalam membangun pendidikan di daerah KabupatenKota perlu dilandasi dengan perencanaan pendidikan tingkat daerah yang baik dan distinktif tidak hanya bertumpu kepada perencanaan nasional yang makro tetapi juga dapat mempertimbangkan keunikan kemampuan dan budaya daerah masing-masing sehingga mampu menumbuhkan prakarsa dan kreativitas daerah Perencanaan program pendidikan di daerah bukan lagi merupakan bagian atau fotokopi dari perencanaan program tingkat nasional maupun propinsi tetapi merupakan perencanaan pendidikan yang unik dan mandiri sehingga beragam walaupun disusun atas dasar rambu-rambu kebijakan perencanaan nasional

Dari segi pendekatan perencanaan pendidikan era otonomi telah merubah paradigma dalam pendekatan perencanaan pendidikan di daerah dari pendekatan diskrit sektoral menjadi integrated dengan sektor lainnya di daerah Sebelum otonomi sistem alokasi anggaran pendidikan di daerah diperoleh dari APBN pusat secara sektoral pada sektor pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa namun setelah otonomi diperoleh dari APBD yang berasal dari berbagai sumber sebagai bagian dari dana Daerah untuk seluruh sektor yang menjadi tanggung jawab daerah Sumber-sumber itu meliputi dana bagi hasil dana alokasi umum dana dekonsentrasi dana perbantuan pendapatan asli daerah dan bantuan masyarakat Dengan demikian telah terjadi perubahan sumber anggaran yang semula bersifat tunggal-hierarkhi-sektoral sekarang menjadi jamak-fungsional-regional tetapi dalam persaingan antar sektor

Dari segi kewenangan pengambilan keputusan sistem perencanaan pendidikan yang sentralistik telah menutup kewenangan Daerah dalam pengambilan keputusan di bidang pendidikan baik pada tataran kebijakan skala prioritas jenis program jenis kegiatan bahkan dalam hal rincian alokasi anggaran Namun dalam era otonomi Daerah dapat dan harus menetapkan kebijakan program skala prioritas jenis kegiatan sampai dengan alokasi anggarannya sesuai dengan kemampuan Daerah sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan nasional yang antara lain dalam bentuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan

Sementara dari segi produk perencanaan pendidikan pada era desentralisasi produk perencanaan pendidikan diharapkan merupakan bagian tak terpisahkan dari perencanaan pembangunan Daerah secara lintas sektoral Oleh karena itu produk

perencanaan pendidikan yang dihasilkan harus mencakup seluruh komponen perencanaan pendidikan yang meliputi kebijakan rencana strategis skala prioritas program sasaran dan kegiatan serta alokasi anggarannya dalam konteks perencanaan pembangunan Daerah secara terpadu Semua komponen itu perlu dikembangkan secara spesifik sesuai dengan kemampuan dan kharakteristik Daerah sejauh tidak bertentangan dengan kebijakan umum prioritas nasional dan program-program strategis yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

Dampak dari pergeseran paradigma dari keempat aspek tersebut di atas juga membawa dampak pada perubahan pola perencanaan anggarannya Pola perencanaan anggaran menggunakan pendekatan integratif sehingga pola dalam merencanakan anggaran selain mengacu pada sifat prosedural juga menggunakan prinsip efisiensi dengan berorientasi outcomes karena tingkat keberhasilan pendidikan dikontraskan dengan tingkat keberhasilan sektor lain Pola manajemen anggaran yang tepat adalah manajemen strategik anggaran yang lebih berorientasi kepada pencapaian program dan upaya pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 14

Model Perencanaan Pendidikan KabupatenKota Dalam upaya perumusan dokumen-dokumen perencanaan pendidikan tersebut Slamet

PH (2005) mengemukakan sebuah model proses perencanaan pendidikan Kabupaten Kota sebagai berikut

Gambar 11 Proses Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Model proses perencanaan pendidikan di atas sekaligus memberi gambaran mengenai tahap-tahap perencanaan pendidikan kabupatenkota Secara singkat penjelasannya adalah sebagai berikut 1 Melakukan analisis lingkungan strategis Lingkungan strategis adalah lingkungan

eksternal yang berpengaruh terhadap perencanaan pendidikan kabupatenkota misalnya Propeda Renstrada Repetada peraturan perundangan (UU PP Kepres Perda dsb) tingkat kemiskinan lapangan kerja harapan masyarakat terhadap pendidikan pengalaman-pengalaman praktek yang baik tuntutan otonomi tuntutan globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Perubahan lingkungan strategis harus diinternalisasikan ke dalam perencanaan pendidikan kabupatenkota agar perencanaan tersebut benar-benar menyatu dengan perubahan lingkungan strategis

2 Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan saat ini (dalam kenyataan) yang meliputi profil pendidikan kabupatenkota (pemerataan mutu efisiensi dan relevansi) pemetaan sekolah guru siswa kapasitas manajemen dan sumber daya pada tingkat kabupatenkota dan sekolah dan best practices pendidikan saat ini

3 Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang yang dituangkan dalam bentuk rumusan visi misi dan tujuan pendidikan yang mencakup setidaknya pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan peningkatan kapasitas pendidikan kabupatenkota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 15

4 Mencari kesenjangan antara butir (2) dan butir (3) sebagai bahan masukan bagi penyusunan rencana pendidikan keseluruhan yang akan datang (5 tahun) dan rencana jangka pendek (1 tahun) Kesenjangantantangan yang dimaksud mencakup pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan pengembangan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupaten dan sekolah

5 Berdasarkan hasil butir (4) disusunlah rencana kegiatan tahunan untuk selama 5 tahun (rencana strategis) dan rencana kegiatan rinci tahunan (rencana operasionalrenop)

6 Melaksanakan rencana pengembangan pendidikan kabupatenkota melalui upaya-upaya nyata yang dapat meningkatkan pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupatenkota dan sekolah

7 Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rencana dan melakukan evaluasi terhadap hasil rencana pendidikan Hasil evaluasi akan memberitahu apakah hasil pendidikan sesuai dengan yang direncanakan

Dengan memperhatikan substansi utamanya model tahap-tahap perencanaan pendidikan di atas bisa digambarkan dalam bentuk sebagai berikut

Gambar 13 Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Sebagaimana sudah disebut secara implisit di atas bahwa pada hakekatnya sebuah perencanaan dibuat dalam rangka mengubah rdquosituasi pendidikan saat inirdquo (dalam kenyataan) menuju ke rdquosituasi pendidikan yang diharapkanrdquo di masa mendatang Untuk itu ada tiga kata kunci yang harus dipahami yaitu kebijakan perencanaan dan program pendidikan

1 Kebijakan Pendidikan Kebijakan dibuat mengacu pada paradigma baru pendidikan Kebijakan adalah suatu

ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum tentang penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan arah umum kepada para manajer untuk bergerak Kebijakan juga berarti suatu keputusan yang luas untuk menjadi patokan dasar bagi pelaksanaan manajemen Keputusan yang dimaksud telah dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan yang berulang dan rutin yang terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan (Nurkolis 2004)

Sementara menurut Slamet PH(2005) kebijakan pendidikan adalah apa yang dikatakan (diputuskan) dan dilakukan oleh pemerintah dalam bidang pendidikan Dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 16

demikian kebijakan pendidikan berisi keputusan dan tindakan yang mengalokasikan nilai-nilai Menurutnya kebijakan pendidikan meliputi lima tipe yaitu kebijakan regulatori kebijakan distributif kebijakan redistributif kebijakan kapitalisasi dan kebijakan etik Sedangkan Noeng Muhadjir (2003 90) membedakan antara kebijakan substantif dan kebijakan implementatif Kebijakan implementatif adalah penjabaran sekaligus operasionalisasi dari kebijakan substantif

Sementara itu Sugiyono (2003) mengemukakan tiga pengertian kebijakan (policy) yaitu (1) sebagai pernyataan lesan atau tertulis pimpinan tentang organisasi yang dipimpinnya (2) sebagai ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan sehingga tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai tujuan organisasi dan (3) sebagai peta jalan untuk bertindak dalam mencapai tujuan organisasi Menurutnya kebijakan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut

10486331048633Kebijakan yang dibuat harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berpedoman pada kebijakan yang lebih tinggi dan

memperhatikan kebijakan yang sederajat yang lain 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berorientasi ke masa depan 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus adil 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berlaku untuk waktu tertentu 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus merupakan perbaikan atas kebijakan yang telah ada 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus mudah dipahami diimplementasikan dimonitor dan

dievaluasi 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berdasarkan informasi yang benar dan up to date 10486331048633Sebelum kebijakan dijadikan keputusan formal maka bila mungkin diujicobakan

terlebih dulu Herman J dalam Hough J R (ed) (1984) menjelaskan bahwa ldquoPolicy is sometimes

used in a narrow sense to refer to formal statements of action to be followed while others use the word lsquopolicyrsquo as a synonym for words such as lsquoplanrsquo or lsquoprogrammersquo Many writers too do not distinguish clearly between lsquopolicy-makingrsquo and lsquodecision-makingrsquordquo Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan tersebut disamaartikan dengan konsep lain yaitu

10486331048633Goals desired ends to be achieved 10486331048633Plans or proposals specified means for achieving goals 10486331048633Programmes authorized means strategies and details of procedure for achieving

goals 10486331048633Decision specific actions taken to set goals develop plans implement and evaluate

programmes 10486331048633Effects measurable impact of programmes 10486331048633Laws or regulations formal or legal expressions providing authorization to policies

Policy then is focused on purposive or goal oriented action or actively rather than random or chance behaviour It refers to courses or patterns of action rather than separate discrete decision usually policy development and application involves a number or related decisions rather than a single decision Policies may vary greatly in orientation purpose and whether they are explicitly stated Policies may be either positive or negative in the sense that they can have as their basis decisions to take particular action in response to a problem as well as developing simply from failure to act or from decisions to delay action Policies include substantive policy as well as procedural or administrative policy

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan pendidikan adalah upaya perbaikan dalam tataran konsep pendidikan perundang-undangan peraturan dan pelaksanaan pendidikan serta menghilangkan praktik-praktik pendidikan di masa lalu yang tidak sesuai atau kurang baik sehingga segala aspek pendidikan di masa mendatang menjadi lebih baik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 17

Kebijakan pendidikan diperlukan agar tujuan pendidikan nasional dapat dicapai secara efektif dan efisien

2 Perencanaan Pendidikan Perencanaan pendidikan dibuat dengan mengacu pada kebijakan pendidikan yang

telah ditetapkan Perencanaan pendidikan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahantujuan pendidikan yang telah ditetapkan Dalam rangka membuat perencanaan pendidikan tersebut perencana melakukan proses identifikasi mengumpulkan dan menganalisis data-data internal dan eksternal (esensial dan kritis) untuk memperoleh informasi terkini dan yang bermanfaat bagi penyiapan dan pelaksanaan rencana jangka panjang dan pendek dalam rangka untuk merealisasikan atau mencapai tujuan pendidikan kabupatenkota

Perencanaan pendidikan penting untuk memberi arah dan bimbingan pada para pelaku pendidikan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan Tanpa perencanaan pendidikan yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan pendidikan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik di daerah oleh karenanya diharapkan akan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius sebagai dampak dari diberlakukannya otonomi pendidikan itu di tingkat daerah kabupaten kota

Sebagai dasar dalam membuat perencanaan di bidang pendidikan umumnya orang menggunakan teknik analisis SWOT12 dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan kesempatan atau peluang dan tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh organisasi Dengan teknik itu diharapkan posisi organisasi dalam berbagai aspek bisa dipahami secara lebih obyektif lalu bisa ditetapkan prioritas strategi dan program-programnya serta peta urutan pelaksanaannya

3 Program pendidikan Pada intinya program pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan sesuai dengan strategi dan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan

4 Persoalan-Persoalan Mendesak Pendidikan Nasional a Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pada dasarnya pelayanan pendidikan yang bermutu merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia Meskipun demikian kenyataan menunjukkan bahwa saat ini belum semua warga negara dapat memperoleh haknya atas pendidikan Oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib berupaya untuk memenuhinya Dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan sumber daya pendukung untuk kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 18

Tabel 14Kebijakan Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Studi yang secara langsung diarahkan pada analisis kebijakan dalam pemerataan pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh James Coleman (Ace Suryadi dan H A R Tilaar 1994 29) yang berjudul Equality of Educational Opportunity Coleman membedakan secara konsepsional antara pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif dengan pemerataan pendidikan secara aktif Pemerataan pendidikan secara pasif lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah sedangkan pemerataan aktif ialah kesempatan yang sama yang diberikan oleh sekolah kepada murid-murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi-tingginya

Komponen-komponen konsep pemerataan pendidikan ini secara lebih jelas diungkapkan oleh Schiefelbein dan Farrel (1982) Dalam studinya di Chili mereka menggunakan landasan konsep pemerataan pendidikan yang relatif lebih komprehensif daripada konsepsi pemerataan pendidikan yang selama ini digunakan Berdasarkan konsep mereka pemerataan pendidikan atau equality of educational opportunity tidak hanya terbatas pada apakah murid memiliki kesempatan yang sama untuk masuk sekolah (pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif menurut Coleman) tetapi lebih dari itu murid tersebut harus memperoleh perlakuan yang sama sejak masuk belajar lulus sampai dengan memperoleh manfaat dari pendidikan yang mereka ikuti dalam kehidupan di masyarakat

Pertama pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access) Konsep ini berkaitan erat dengan tingkat partisipasi pendidikan sebagai indikator kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan Pemerataan pendidikan ini dapat dikaji berdasarkan dua konsep yang berlainan yaitu pemerataan kesempatan (equality of access) dan keadilan (equity) di dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan

Kedua pemerataan kesempatan untuk bertahan di sekolah (equality of survival) Konsep ini menitikberatkan pada kesempatan setiap individu untuk memperoleh keberhasilan dalam pendidikan dan pelatihan Jenis analisis ini mencurahkan perhatian pada tingkat efisiensi internal sistem pendidikan dilihat dari beberapa indikator yang dihasilkan dari

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 19

metode Kohort Metode ini mempelajari efisiensi pendidikan berdasarkan murid-murid yang berhasil dibandingkan dengan murid-murid yang mengulang kelas dan yang putus sekolah

Ketiga pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output) Dilihat dari sudut pandang perseorangan equality of output ini menggambarkan kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kemampuan dan ketrampilan yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan variabel suku bangsa daerah status sosial ekonomi dan sebagainya Konsep output pendidikan biasanya diukur dengan prestasi belajar akademis Di pandang dari sudut sistemnya itu sendiri konsep ini menggambarkan seberapa jauh sistem pendidikan itu efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas efektif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan dan mampu melakukan kontrol terhadap kemungkinan kelebihan tenaga kerja dalam hubungannya dengan jumlah yang dibutuhkan oleh lapangan kerja

Keempat pemerataan kesempatan dalam menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality ot outcome) Konsep ini menggambarkan keberhasilan pendidikan secara eksternal (exsternal efficiency) dari suatu sistem pendidikan dan pelatihan dihubungkan dengan penghasilan lulusan (individu) jumlah dan komposisi lulusan disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja (masyarakat) dan yang lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi (masyarakat) Teknik-teknik analisis yang digunakan biasanya meliputi analisis rate of return to education hubungan pendidikan dengan kesempatan kerja fungsi produksi pendidikan dengan menggunakan pendekaan rdquostatus attainment analytical modelrdquo dan sebagainya

Kebijakan pemerataan kesempatan meliputi aspek persamaan kesempatan akses dan keadilan atau kewajaran Contoh-contoh pemerataan kesempatan misalnya beasiswa untuk siswa miskin pelatihan guru PLB pembenahan SMP terbuka perencanaan bagi daerah-daerah terpencil atau gender peningkatan APK dan APM peningkatan angka melanjutkan pengurangan angka putus sekolah dan lain-lain b Kualitas pendidikan

Realitas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah yang menyebabkan sulitnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain Kualitas pendidikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dua faktor yang mendukung yaitu internal dan eksternal (Dodi Nandika 200716) Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan seperti Depdiknas Dinas Pendidikan daerah dan sekolah yang berada di garis depan dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada umumnya Dua faktor ini haruslah saling menunjang dalam upaya peningkatan kualitas tersebut Salah satu implikasi langsungnya ialah pada perlunya program-program yang terkait seperti penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana belajar guru yang berkualitas buku pelajaran bermutu yang terjangkau masyarakat alat bantu belajar untuk meningkatkan kreativitas dan sarana penunjang belajar lainnya

Kualitas pendidikan mencakup aspek input proses dan output dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input Contoh perencanaan kualitas misalnya pengembangan tenaga pendidikkependidikan (guru kepala sekolah konselor pengawas staf dinas pendidikan pengembangan dewan pendidikan dan komite sekolah rasio (siswaguru siswakelas siswaruang kelas siswa sekolah) pengembangan bahan ajar pengembangan tes standar di tingkat kabupatenkota biaya pendidikan per siswa pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kontektual pembelajaran kooperatif dan sebagainya) c Efisiensi pendidikan

Efisiensi menunjuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal Efisiensi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 20

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 5: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

haruslah melakukan reorientasi rekonstruksi kritis restrukturisasi dan reposisi serta berusaha untuk menerapkan paradigma baru pendidikan nasionalrdquo Selain itu implementasi kebijakan tersebut diharapkan berdampak positif terhadap kemajuan pendidikan di daerah dan di tingkat satuan pendidikanAgar dampak positif dapat benar-benar terwujud kemampuan perencanaan

pendidikan yang baik di daerah sangatlah diperlukan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik diharapkan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius Fiske (1996) menyatakan bahwa berdasarkan pengalaman berbagai negara sedang berkembang yang menerapkan otonomi di bidang pendidikan otonomi berpotensi memunculkan masalah perbenturan kepentingan antara Pemerintah Pusat dan Daerah menurunnya mutu pendidikan inefisiensi dalam pengelolaan pendidikan ketimpangan dalam pemerataan pendidikan terbatasnya gerak dan ruang partisipasi masyarakat dalam pendidikan serta berkurangnya tuntutan akuntabilitas pendidikan oleh pemerintah serta meningkatnya akuntabilitas pendidikan oleh masyarakat

Selain itu dengan perencanaan yang baik konon merupakan separoh dari kesuksesan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan yang telah diotonomikan di daerah Sayangnya kata Abdul Madjid dalam tulisannya rdquoPendidikan Tanpa Planningrdquo (Kedaulatan Rakyat 2006) bahwa rendahnya mutu pendidikan kita disebabkan oleh belum komprehensifnya pendekatan perencanaan yang digunakan Perencanaan pendidikan katanya hanya dijadikan faktor pelengkap atau dokumen rdquotanpa maknardquo sehingga sering terjadi tujuan yang ditetapkan tidak tercapai secara optimal Dapat juga terjadi seperti dinyatakan H Noeng Muhadjir (200389) bahwa rdquopembuatan implementasi kebijakan berupa perencanaan mungkin saja dilakukan oleh para eksekutif tanpa penelitian lebih dahulu Kemungkinan resikonya beragam misalnya membuat kesalahan yang sama dengan eksekutif terdahulu tidak realistis tidak menjawab masalah yang dihadapi masyarakat sampai ke dugaan manipulatif-koruptif rdquo

Konsep Desentralisasi Pendidikan Bila otonomi daerah menunjuk pada hak wewenang dan kewajiban daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat maka hal tersebut hanya mungkin jika Pemerintah Pusat mendesentralisasikan atau menyerahkan wewenang pemerintahan kepada daerah otonom Inilah yang disebut dengan desentralisasi Mengenai asas desentralisasi ada banyak definisi Secara etimologis istilah tersebut berasal dari bahasa Latin ldquoderdquo artinya lepas dan ldquocentrumrdquo yang berarti pusat sehingga bisa diartikan melepaskan dari pusat Sementara dalam Undang-undang No 32 tahun 2004 bab I pasal 1 disebutkan bahwa desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan RI Sedangkan menurut Jose Endriga (Verania Andria amp Yulia Indrawati Sari2000iii) desentralisasi diartikan sebagai ldquosystematic and rasional dispersal of governmental powers and authority to lower level institutions so as to allow multindashsectoral decision making as close as possible to problem areardquo Lain halnya dengan Nuril Huda (19984) dia mengartikan desentralisasi sebagai ldquodelegations of responsibilities and powers to authorities at the lower levelsrdquo

Secara konseptual penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan menciptakan demokrasi pemerataan dan efisiensi Diasumsikan bahwa desentralisasi akan menciptakan demokrasi melalui partisipasi masyarakat lokal Dengan sistem yang demokratis ini diharapkan akan mendorong tercapainya pemerataan pembangunan terutama di daerah pedesaan dimana sebagian besar masyarakat tinggal Sedangkan efisiensi dapat meningkat karena jarak antara pemerintah lokal dengan masyarakat menjadi lebih dekat penggunaan sumber daya digunakan saat dibutuhkan dan masalah diidentifikasi oleh masyarakat lokal

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 5

sehingga tak perlu birokrasi yang besar untuk mendukung pemerintah lokal Sementara itu Kotter (1997) dalam buku ldquoLeading Changerdquo menyatakan bahwa lembaga yang terdesentralisasi memiliki beberapa keunggulan antara lain (1) lebih fleksibel dapat memberikan respon dengan cepat terhadap lingkungan dan kebutuhan yang selalu berubah (2) lebih efektif (3) lebih inovatif dan (4) menghasilkan semangat kerja yang lebih tinggi lebih komitmen dan lebih produktif Sedangkan Achmad Budiono MIrfan amp Yuli Andi (1998216) menyatakan bahwa dengan pengambilan keputusan dalam organisasi ke tingkat yang lebih rendah maka akan cenderung memperoleh keputusan yang lebih baik Desentralisasi bukan saja memperbaiki kualitas keputusan tetapi juga kualitas pengambilan keputusan Dengan desentralisasi pengambilan keputusan lebih cepat lebih luwes dan konstruktif

Istilah desentralisasi muncul dalam paket UU tentang otonomi daerah yang pelaksanaannya dilatarbelakangi oleh keinginan segenap lapisan masyarakat untuk melakukan reformasi dalam semua bidang pemerintahan Menurut Bray dan Fiske (Depdiknas 20013) desentralisasi pendidikan adalah suatu proses di mana suatu lembaga yang lebih rendah kedudukannya menerima pelimpahan kewenangan untuk melaksanakan segala tugas pelaksanaan pendidikan termasuk pemanfaatan segala fasilitas yang ada serta penyusunan kebijakan dan pembiayaan Senada dengan itu Husen amp Postlethwaite (19941407) mengartikan desentralisasi pendidikan sebagai ldquothe devolution of authority from a higher level of government such as a departement of education or local education authority to a lower organizational level such as individual schoolsrdquo Sementara itu menurut Fakry Gaffar (199018) desentralisasi pendidikan merupakan sistem manajemen untuk mewujudkan pembangunan pendidikan yang menekankan pada keberagaman dan sekaligus sebagai pelimpahan wewenang dan kekuasaan dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan berbagai problematika sebagai akibat ketidaksamaan geografis dan budaya baik menyangkut substansi nasional internasional atau universal sekalipun

Bila dicermati esensi terpenting dari berbagai pengertian di atas adalah otoritas yang diserahkan Williams (Depdiknas 20013-4) membedakan adanya dua macam otoritas (kewenangan dan tanggung jawab) yang diserahkan dari pemerintah pusat ke pemerintah yang lebih rendah yaitu desentralisasi politis (political decentralization) dan desentralisasi administrasi (administrative decentralization)Perbedaan antar keduanya terletak dalam hal tingkat kewenangan yang dilimpahkan

Pada desentralisasi politik kewenangan yang dilimpahkan bersifat mutlak Pemda menerima kewenangan melaksanakan tanggung jawab secara menyeluruh Ia memegang otoritas untuk menentukan segala kebijakan tentang penyelenggaraan pendidikan untuk masyarakatnya Hal itu mencakup kewenangan untuk menentukan model jenis sistem pendidikan pembiayaan serta lembaga apa yang akan melaksanakan kewenangan-kewenangan tersebut Sedangkan dalam desentralisasi administrasi kewenangan yang dilimpahkan hanya berupa strategi pelaksanaan tugas-tugas pendidikan di daerah Dengan kata lain kewenangan yang diserahkan berupa strategi pengelolaan yang bersifat implementatif untuk melaksanakan suatu fungsi pendidikan Dalam desentralisasi model ini pemerintah pusat masih memegang kekuasaan tertinggi dalam menentukan kebijakan makro sedangkan pemerintah daerah mempunyai kewajiban dan kewenangan untuk merencanakan mengatur menyediakan dana dan fungsi-fungsi implementasi kebijakan lainnya

Mengapa bidang pendidikan didesentralisasikan Tentang hal itu ada berbagai pendapat dari para ahli Husen amp Postlethwaite (19941407) menguraikan mengenai alasan desentralisasi (reasons for decentralization) yaitu (a) the improvement of schools (b) the belief that local participation is a logical form of governance in a democracy dan (c) in relation to fundamental values of liberty equality fraternity efficiency and economic growth Sementara itu setelah melakukan studi di berbagai negara Fiske (199824-47)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 6

menyebutkan sekurang-kurangnya ada empat alasan rasional diterapkannya sistem desentralisasi termasuk pendidikan yaitu (a) alasan politis seperti untuk mempertahankan stabilitas dalam rangka memperoleh legitimasi pemerintah pusat dari masyarakat daerah sebagai wujud penerapan ideologi sosialis dan laissez-faire dan untuk menumbuhkan kehidupan demokrasi (b) alasan sosio-kultural yakni untuk memberdayakan masyarakat lokal (c) alasan teknis administratif dan paedagogis seperti untuk memangkas manajemen lapisan tengah agar dapat membayar gaji guru tepat waktu atau untuk meningkatkan antusiasme guru dalam proses belajar mengajar (d) alasan ekonomis-finansial seperti meningkatkan sumber daya tambahan untuk pembiayaan pendidikan dan sebagai alat pembangunan ekonomi

Pendapat lain yang lebih sesuai dengan konteks desentralisasi pendidikan di Indonesia dikemukakan oleh Nuril Huda (19983-5) Ia berpendapat bahwa desentralisasi pendidikan di Indonesia dimaksudkan untuk mencapai efisiensi pendidikan dengan mengakomodasi aspirasi masyarakat lokal Ia juga memberi alasan rinci mengapa pertanggungjawaban implementasi pendidikan didesentralisasikan yaitu Pertama secara politik desentralisasi adalah cara mendemokratiskan manajemen urusan-

urusan publik (politically decentralization is a way of democratizing the management of public affairs) Di bawah skema desentralisasi pertanggungjawaban pendidikan tertentu diberikan kepada pemerintah daerah DPRD mengawasi perencanaan dan pelaksanaan pendidikan di daerah Dengan melibatkan wakil rakyat di dalam urusan pendidikan diharapkan akan mendukung partisipasi masyarakat yang lebih besar di dalam pelaksanaan pendidikan dan dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengannya

Kedua secara teknis adalah sulit untuk mengelola pendidikan secara efisien di dalam sebuah wilayah yang luas yang berisi banyak pulau (technically it is difficult to manage education efficiently in a vast area consisting of islands) Masalah komunikasi dan transportasi antara pemerintah pusat dan daerah khususnya pada masa lalu telah menjadi pertimbangan penting untuk desentralisasi Lagi pula sentralisasi akan membuat sulit untuk memecahkan masalah - masalah perbedaan-perbedaan regional dan untuk mempertemukan kebutuhan dan tuntutan khusus mereka Perbedaan-perbedaan budaya dan tingkat perkembangan masing-masing daerah menyumbang perbedaan-perbedaan dalam kebutuhan-kebutuhan dan hakekat pendekatan untuk menyelesaikan masalah

Ketiga alasan utama desentralisasi pendidikan adalah efisiensi dan efektifitas dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan (efficiency and effectiveness in handling problems related to the implementation of education) Dan alasan keempat untuk mengurangi beban administrasi yang berlebihan dari pemerintah pusat (to reduce the overloaded burden of administration of the central government)

Sementara itu berbeda dengan empat argumen itu Kacung Marijan (Abdurrahmansyah 200158) melihat penerapan desentralisasi pendidikan di Indonesia justru sebagai gejala keputusasaan pemerintah dalam menghadapi persoalan keuangan Sedangkan Arbi Sanit (20001) memandang penerapan desentralisasi secara umum sebagai ldquojalan keluarrdquo bagi problematik ketimpangan kekuasaan antara pemerintah nasional dan pemerintah lokal Karena itu menurutnya konsep desentralisasi bertolak dari asumsi pemberian sebagian kekuasaan pemerintah pusat kepada pemerintah lokal atau yang lebih rendah dalam rangka mencapai tujuan nasional Pemberian sebagian kekuasaan tersebut untuk mengatasi kekecewaan daerah terhadap pemerintah pusat yang berakar pada persoalan (1) ketimpangan struktur ekonomi Jawa-Luar Jawa (2) sentralisasi politik (3) korupsi birokrasi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 7

(4) eksploitasi SDA (5) represi dan pelanggaran HAM dan (6) penyeragaman politik hingga kultural

Tujuan desentralisasi pendidikan adalah untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan dengan melibatkan lebih banyak stakeholders di daerah untuk menghasilkan integrasi sekolah dengan masyarakat lokal secara terus menerus untuk mendekatkan sekolah dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat dan akhirnya untuk memperbaiki motivasi kehadiran dan pencapaian murid Selain itu desentralisasi tersebut juga dalam rangka memberi kesempatan kepada rakyat atau masyarakat luas untuk berpartisipasi secara aktif dan kreatif sehingga pendidikan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang akan bermanfaat bagi pembangunan daerah

Model-Model Desentralisasi Pendidikan Tingkat kewenangan yang dilimpahkan kepada pemda membawa konsekuensi pada

model pelaksanaannya William (Depdiknas 20015) memerinci desentralisasi ke dalam tiga model yaitu dekonsentrasi (deconcentration) delegasi (delegation) dan devolusi (devolution) Dekonsentrasi adalah model pengalihan tanggung jawab pengelolaan pendidikan dari pemerintah pusat ke pemerintah yang lebih rendah sedemikian rupa sehingga lembaga di pemerintah pusat masih memegang kendali pelaksanaan pendidikan secara penuh Model desentralisasi ini seringkali dilaksanakan dengan membentuk lembaga setingkat direktorat di daerah yang dapat melaksanakan tanggung jawab pemerintah pusat

Berbeda dengan itu dalam model delegasi pemerintah pusat meminjamkan kekuasaannya pada pemerintah daerah atau kepada organisasilembaga semiotonom Kekuasaan pemerintah pusat ini tidak diberikan namun dipinjamkan Jika pemerintahmemandang perlu otoritas itu bisa ditarik kembali Sementara dalam model devolusi pemerintah pusat menyerahkan kewenangan dalam seluruh pelaksanaan pendidikan meliputi pembiayaan administrasi serta pengelolaan yang lebih luas Kewenangan yang diberikan ini lebih permanen dan tidak dapat ditarik kembali lagi hanya karena tingkahpermintaan pemegang kekuasaan di pusat

Ketiga model tersebut berbeda dalam hal tingkat kewenangan yang disampaikan Model dekonsentrasi adalah model penyerahan kewenangan yang paling rendah model delegasi lebih besartinggi dan model devolusi yang paling tinggi Tingkat kewenangan yang dilimpahkan ini juga akan berkonsekuensi lebih jauh pada pelaksanaannya Semakin besar kewenangan yang diterima dari pemerintah pusat semakin besar sumberdaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan kewenangan tersebut Dengan demikian terbuka bagi penerima kewenangan untuk mencari segala upaya dalam melaksanakan kewenangan itu termasuk bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang mereka nilai membantu dan menguntungkan mereka

Rondinelli (Husen amp Postlethwaite 19941412) menambahkan satu kategori lagi yaitu privatisasi (privatization) yaitu model penyerahan kewenangan penyelenggaraan pendidikan kepada pihak swasta Model ini berbeda dengan ketiga model William dari segi penerima kewenangan Menurut Abdurrahmansyah (200161) dalam kasus pembicaraan desentralisasi pendidikan di Indonesia sejauh yang telah dilakukan nampaknya cenderung mengambil model yang terakhir swastanisasi Selain tidak terlalu rumit menurutnya bentuk ini terkesan hanya sekedar pemindahan pelimpahan kewajiban dari urusan pemerintah menjadi urusan masyarakat

Sementara itu Nuril Huda (199916) mengemukakan tiga model desentralisasi pendidikan yaitu (1) manajemen berbasis lokasi (site-based management) (2) pengurangan administrasi pusat dan (3) inovasi kurikulum Pada model manajemen berbasis lokasi dilaksanakan dengan meletakkan semua urusan penyelenggaraan pendidikan pada sekolah Model pengurangan administrasi pusat merupakan konsekuensi dari model pertama

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 8

Pengurangan administrasi pusat diikuti dengan peningkatan wewenang dan urusan pada masing-masing sekolah Model ketiga inovasi kurikulum menekankan pada inovasi kurikulum sebesar mungkin untuk meningkatkan kualitas dan persamaan hak bagi semua peserta didik Kurikulum ini disesuaikan benar dengan kebutuhan peserta didik di daerah atau sekolah yang bervariasi Di antara ketiga model ini model manajemen berbasis lokasi yang banyak diterapkan untuk meningkatkan otonomi sekolah dan memberikan kesempatan kepada guru-guru orang tua siswa dan anggota masyarakat dalam pembuatan keputusan

Paradigma Baru Pendidikan Era otonomi daerah telah mengakibatkan terjadinya pergeseran arah paradigma

pendidikan dari paradigma lama ke paradigma baru meliputi berbagai aspek mendasar yang saling berkaitan yaitu (1) dari sentralistik menjadi desentralistik (2) dari kebijakan yang top down ke kebijakan yang bottom up (3) dari orientasi pengembangan parsial menjadi orientasi pengembangan holistik (4) dari peran pemerintah sangat dominan ke meningkatnya peranserta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif serta (5) dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat baik keluarga LSM pesantren maupun dunia usaha (Fasli Jalal 2001 5)

Agak berbeda dengan hal tersebut dalam buku Depdiknas (200210) tentang Materi Pelatihan Terpadu untuk Kepala Dinas KabupatenKota selain perubahan paradigma dari ldquosentralistik ke desentralistikrdquo dan orientasi pendekatan ldquodari atas ke bawahrdquo (top down approach) ke pendekatan ldquodari bawah ke atasrdquo (bottom up approach) sebagaimana yang sudah disebut dalam buku Fasli Jalal juga disebutkan tiga paradigma baru pendidikan lainnya yaitu dari ldquobirokrasi berlebihanrdquo ke ldquodebirokratisasirdquo dari ldquoManajemen Tertutuprdquo (Closed Management) ke ldquoManajemen Terbukardquo (Open Management) dan pengembangan pendidikan termasuk biayanya ldquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke ldquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Bila kedua pendapat di atas dianalisis dan disintesakan maka wujud pergeseran paradigma pendidikan tersebut meliputi sebagai berikut

a Dari sentralisasi ke desentralisasi pendidikan Sebelum otonomi pengelolaan pendidikan sangat sentralistik Hampir seluruh

kebijakan pendidikan dan pengelolaan pelaksanaan pendidikan diatur dari Depdikbud Seluruh jajaran tingkat Kanwil Depdikbud tingkat Kakandep Dikbud KabupatenKota bahkan sampai di sekolah-sekolah harus mengikuti dan taat terhadap kebijakan-kebijakan yang seragam secara nasional dan petunjuk-petunjuk pelaksanaannya Kakandep dan sekolah-sekolah tidak diperkenankan merubah menambah dan mengurangi yang sudah ditetapkan oleh DepdikbudKanwil Depdikbud sekalipun tidak sesuai dengan kondisi potensi kebutuhan sekolah dan masyarakat di daerah

Dalam era reformasi paradigma sentralistik berubah ke desentralistik Desentralistik dalam arti pelimpahan sebagian wewenang dan tanggung jawab dari Depdiknas ke Dinas Pendidikan Propinsi dan sebagian lainnya kepada Dinas Pendidikan KabupatenKota bahkan juga kepada sekolah-sekolah Pada perguruan tinggi negeriswasta dilimpahkan kepada rektor bahkan juga pada fakultas dan juga pada jurusanprogram studi

Dengan UU dan Peraturan Pemerintah mengenai otonomi daerah KabupatenKota dan DPRD KabupatenKota diberi wewenang membuat Peraturan-Peraturan Daerah mengenai pendidikan tingkat KabupatenKota Dengan desentralisasi manajemen pendidikan tersebut Dinas Pendidikan tingkat KabupatenKota sebagai perangkat pemerintah KabupatenKota yang otonom dapat membuat kebijakan-kebijakan pendidikan masing-masing sesuai wewenang yang dilimpahkan kepada pemerintah KabupatenKota dalam bidang pendidikan Bahkan dalam pengelolaan pendidikan pada tingkat KabupatenKota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 9

setiap sekolah juga diberi peluang untuk membuat kebijakan sekolah (school policy) masing-masing atas dasar konsep ldquomanajemen berbasis sekolahrdquo dan ldquopendidikan berbasis masyarakatrdquo

Dengan demikian sebagian perubahan dan kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota sangat bergantung pada kemampuan mengembangkan kebijakan pendidikan dari masing-masing Kepala Dinas Pendidikan tingkat KabupatenKota

Desentralisasi manajemen pendidikan tersebut dilaksanakan sejalan dengan proses demokratisasi sebagai proses distribusi tugas dan tanggung jawab dari Depdiknas sampai di unit-unit satuan pendidikan Iklim dan suasana serta mekanisme demokratis bertumbuh dan berkembang pada seluruh tingkat dan jalur pengelolaan pendidikan termasuk di sekolah-sekolah dan di kelas-kelas ruang belajar

b Dari kebijakan yang top down ke kebijakan yang bottom up Sebelum otonomi pendekatan pengembangan dan pembinaan pendidikan dilakukan

dengan mekanisme pendekatan ldquodari atas ke bawahrdquo (top down approach) Berbagai kebijakan pengembanganpembinaan pendidikan hampir seluruhnya ditentukan oleh Depdikbud dan dalam hal khusus di Propinsi ditentukan oleh Kanwil Depdikbud dan dalam hal khusus lainnya di KabupatenKota ditentukan oleh Kakandepdikbud untuk dilaksanakan oleh seluruh jajaran pelaksana di wilayah termasuk di sekolah-sekolah

Lain halnya dalam era reformasi sebagian besar upaya pengembangan pendidikan dilakukan dengan orientasi pendekatan ldquodari bawah ke atasrdquo (bottom up approach) Pendekatan bottom up harus terjadi dalam pengambilan keputusan di setiap level instansi misalnya sekolah Dinas KabupatenKota yayasan penyelenggara pendidikan dan sebagainya Berbagai aspirasi dan kebutuhan yang menjadi kepentingan umum sesuai kondisi potensi dan prospek sekolah diakomodasi oleh Dinas Pendidikan KabupatenKota sesuai wewenang dan tanggung jawabnya Dan hal-hal lainnya yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Dinas Propinsi diselesaikan pada tingkat Depdiknas

Oleh karenanya tidak heran bila di KabupatenKota sering terjadi ldquounjuk rasardquo para guru siswa orang tua siswa dan masyarakat menuntut perbaikan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan harapan mereka Dan berbagai aspirasi yang baik sudah seyogyanya diterima oleh Kepala Dinas KabupatenKota untuk ditindaklanjuti

c Dari orientasi pengembangan yang parsial ke orientasi pengembangan yang holistik Sebelum otonomi orientasi pengembangan bersifat parsial Misalnya pendidikan

lebih ditekankan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi menciptakan stabilitas politik dan teknologi perakitan (Fasli Jalal 20015) Pendidikan juga terlalu menekankan segi kognitif sedangkan segi spiritual emosional sosial fisik dan seni kurang mendapatkan tekanan (Paul Suparno 200398) Akibatnya anak didik kurang berkembang secara menyeluruh Dalam pembelajaran yang ditekankan hanya to know (untuk tahu) sedangkan unsur pendidikan yang lain to do (melakukan) to live together (hidup bersama) to be (menjadi) kurang menonjol Di Indonesia kesadaran akan hidup bersama kurang mendapat tekanan dengan akibat anak didik lebih suka mementingkan hidupnya sendiri Selain itu pendekatan dan pengajaran di sekolah kebanyakan terpisah-pisah dan kurang integrated Setiap mata pelajaran berdiri sendiri seakan tidak ada kaitan dengan pelajaran lain

Berbeda dengan itu setelah reformasi orientasi pengembangan bersifat holistik Pendidikan diarahkan untuk pengembangan kesadaran untuk bersatu dalam kemajemukan budaya menjunjung tinggi nilai moral kemanusiaan dan agama kesadaran kreatif produktif dan kesadaran hukum (Fasli Jalal 20015) Menurut Paul Suparno (2003100) pendidikan holistik dipengaruhi oleh pandangan filsafat holisme yang cirinya adalah keterkaitan (connectedness) keutuhan (wholeness) dan proses menjadi (being)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 10

Konsep saling keterkaitan mengungkapkan bahwa saling keterkaitan antara suatu bagian dari suatu sistem dengan bagian-bagian lain dan dengan keseluruhannya Maka tidak mungkin suatu bagian dari suatu sistem lepas sendiri dari sistem itu dan lepas dari bagian-bagian yang lain Saling keterkaitan dapat dijabarkan dalam beberapa konsep berikut yaitu interdependensi interrelasi partisipasi dan non linier (Hent 2001) Interdependensi adalah saling ketergantungan satu unsur dengan yang lain Masing-masing tidak akan menjadi penuh berkembang tanpa yang lain Ada saling ketergantungan antara guru dengan siswa antara siswa dengan siswa lain antara guru dengan guru lain dan lain-lain

Interrelasi dimaksudkan sebagai adanya saling kaitan saling berhubungan antara unsur yang satu dengan yang lain dalam pendidikan Ada hubungan antara pendidik dengan yang dididik antara siswa dengan siswa lain antara pendidik dengan pendidik lain Relasi ini bukan hanya relasi berkaitan dengan pengajaran tetapi juga relasi sebagai manusia sebagai pribadi Partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan ikut andil dalam sistem itu Dalam pendidikan secara nyata siswa hanya akan berkembang bila terlibat ikut aktif didalamnya Non linier menunjukkan bahwa tidak dapat ditentukan secara linier serba jelas sebelumnya Ada banyak hal yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya dalam pendidikan meski kita telah menentukan unsur-unsurnya Kita dapat membantu anak-anak dengan segala macam nilai yang baik namun dapat terjadi mereka berkembang tidak baik Pendekatan pendidikan yang mekanistis tidak tepat lagi Pendidikan tidak dipikirkan lagi secara linier seakan-akan bila langkah-langkahnya jelas lalu hasilnya menjadi jelas tetapi lebih kompleks dan ada keterbukaan terhadap unsur yang tidak dapat ditentukan sebelumnya

Prinsip keutuhan menyatakan bahwa keseluruhan adalah lebih besar daripada penjumlahan bagian-bagiannya Prinsip keutuhan sangat jelas diwujudkan dengan memperhatikan semua segi kehidupan dalam membantu perkembangan pribadi siswa secara menyeluruh dan utuh Maka segi intelektual sosial emosional spiritual fisik seni semua mendapat porsi yang seimbang Salah satu unsur tidak lebih tinggi dari yang lain sehingga mengabaikan yang lain Kurikulum dibuat lebih menyeluruh dan memasukkan banyak segi Pendekatan terhadap siswapun lebih utuh dengan memperhatikan unsur pribadi lingkungan dan budaya Pembelajaran lebih menggunakan inteligensi ganda dengan mengembangkan IQ SQ dan EQ secara integral

Prinsip rdquoproses menjadirdquo mengungkapkan bahwa manusia memang terus berkembang menjadi semakin penuh Dalam proses menjadi penuh itu unsur partisipasi keaktifan tanggung jawab kreativitas pertumbuhan refleksi dan kemampuan mengambil keputusan sangat penting Proses itu terus-menerus dan selalu terbuka terhadap perkembangan baru Dalam pendidikan prinsip kemenjadian ini ditonjolkan dengan pendekatan proses siswa diaktifkan untuk mencari menemukan dan berkembang sesuai dengan keputusan dan tanggungjawabnya Dalam proses itu siswa diajak lebih banyak mengalami sendiri berefleksi dan mengambil makna bagi hidupnya Dalam proses ini siswa dibantu sungguh menjadi manusia yang utuh bukan hanya menjadi calon pekerja atau pengisi lowongan kerja

d Dari peran pemerintah yang dominan ke meningkatnya peranserta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif

Sebelum otonomi peran pemerintah sangat dominan Hampir semua aspek dari pendidikan diputuskan kebijakan dan perencanaannya di tingkat Pusat sehingga daerah terkondisikan lebih hanya sebagai pelaksana (Sumarno 20013) Pendidikan dikelola tanpa mengembangkan kemampuan kreativitas masyarakat malah cenderung meniadakan partisipasi masyarakat di dalam pengelolaan pendidikan Lembaga pendidikan terisolasi dan tanggung jawab sepenuhnya ada pada pemerintah pusat Sedangkan masyarakat tidak mempunyai wewenang untuk mengontrol jalannya pendidikan Selain itu dengan sendirinya orang tua dan masyarakat sebagai constituent dari sistem pendidikan nasional yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 11

terpenting telah kehilangan peranannya dan tanggung jawabnya Mereka termasuk peserta didik telah menjadi korban yaitu sebagai obyek dari sistem yang otoriter (Tilaar 1999113)

Sesudah otonomi ada perluasan peluang bagi peran serta masyarakat dalam pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif Oleh karena itu untuk mendorong partisipasi masyarakat di tingkat KabupatenKota dibentuk Dewan Pendidikan sedangkan di tingkat sekolah dibentuk komite sekolah Pembentukan komite sekolah didasarkan pada keputusan Mendiknas No044U2002 tentang panduan pembentukan komite sekolah

Menurut panduan pembentukan komite sekolah dilakukan secara transparan akuntabel dan demokratis Transparan berarti bahwa komite sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan proses sosialisasi oleh panitia persiapan kriteria calon anggota proses seleksi calon anggota pengumuman calon anggota proses pemilihan dan penyampaian hasil pemilihan Akuntabel berarti bahwa panitia persiapan pembentukan komite sekolah hendaknya menyampikan laporan pertanggungjawaban kinerjanya maupun penggunaan dan kepanitiaan Sedangkan secara demokratis berarti bahwa dalam proses pemilihan anggota dan pengurus dilakukan dengan musyawarah mufakat Jika dipandang perlu dapat dilakukan melalui pemungutan suara

e Dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat Sebelum era otonomi peran institusi non sekolah sangat lemah Dalam era otonomi

masyarakat diberdayakan dengan segenap institusi sosial yang ada di dalamnya terutama institusi yang dilekatkan dengan fungsi mendidik generasi penerus bangsa Berbagai institusi kemasyarakatan ditingkatkan wawasan sikap kemampuan dan komitmennya sehingga dapat berperan serta secara aktif dan bertanggung jawab dalam pendidikan Institusi pendidikan tradisionil seperti pesantren keluarga lembaga adat berbagai wadah organisasi pemuda bahkan partai politik bukan hanya diberdayakan sehingga dapat mengembangkan fungsi pendidikan dengan lebih baik melainkan juga diupayakan untuk menjadi bagian yang terpadu dari pendidikan nasional

Demikian juga ada upaya peningkatan partisipasi dunia usahaindustri dan sektor swasta dalam pendidikan karena sebagai pengguna sudah semestinya dunia usaha juga ikut bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan Apabila lebih banyak institusi kemasyarakatan peduli terhadap pendidikan maka pendidikan akan lebih mampu menjangkau berbagai kelompok sasaran khusus seperti kelompok wanita dan anak-anak kurang beruntung (miskin berkelainan tinggal di daerah terpencil dan sebagainya)

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan pembenahan sebagai kebijakan dasar yaitu pengembangan kesadaran tunggal dalam kemajemukan pengembangan kebijakan sosial pengayaan berkelanjutan (continuous enrichment) dan pengembangan kebijakan afirmatif (affirmative policy) (Fasli Jalal 200172-73)

f Dari rdquobirokrasi berlebihanrdquo ke rdquodebirokratisasirdquo Sebelum otonomi berbagai kegiatan pengembangan dan pembinaan diatur dan

dikontrol oleh pejabat-pejabat (birokrat-birokrat) melalui prosedur dan aturan-aturan (regulasi) yang ketat bahkan sebagiannya sangat ketat dan kaku oleh KandepdikbudKanwildikbud Hal ini mempengaruhi pengelolaan sebagian sekolah-sekolah dalam iklim rdquobirokrasi berlebihanrdquo Dalam kondisi yang demikian tidak jarang ditemukan adanya rdquokasus birokrasi yang berlebihanrdquo dari sebagian pejabat birokrat yang menggunakan rdquokekuasaan berlebihanrdquo dalam pembinaan guru siswa dan pihak-pihak lainnya Keadaan ini telah mematikan prakarsa daya cipta dan karya inovatif di sekolah-sekolah

Dalam era reformasi terjadi proses rdquodebirokratisasirdquo dengan jalan memperpendek jalur birokrasi dalam penyelesaian masalah-masalah pendidikan secara profesional bukan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 12

atas dasar rdquokekuasaanrdquo atau peraturan belaka Hal ini sesuai dengan prinsip profesionalisme dalam pendidikan dan juga pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam desentralisasi Di samping itu juga dilakukan rdquoderegulasirdquo dalam arti rdquopenguranganrdquo aturan-aturan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan kondisi potensi dan prospek sekolah dan kepentingan masyarakat (stakeholders) untuk berpartisipasi terhadap sekolah dalam bentuk gagasan penyempurnaan kurikulum peningkatan mutu guru dana dan prasaranasarana untuk sekolah

g Dari rdquomanajemen tertutuprdquo (close management) ke rdquomanagement terbukardquo (open management)

Sebelum otonomi diterapkan bentuk-bentuk rdquomanajemen tertutuprdquo sehingga tidak transparan tidak ada akuntabilitas kepada publik dalam pengelolaan pendidikan

Dalam era reformasi manajemen pendidikan menerapkan rdquomanajemen terbukardquo dari pembuatan kebijakan pelaksanaan kebijakan sampai pada evaluasi bahkan perbaikan kebijakan Seluruh sumber daya yang digunakan dalam pendidikan dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada seluruh kelompok masyarakat (stakeholders) dan selanjutnya terbuka untuk menerima kritikan perbaikan bila ditemukan hal-hal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

h Dari pengembangan pendidikan rdquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke rdquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Sebelum otonomi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan terbesar menjadi tanggung jawab pemerintah dibandingkan dengan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Dalam era reformasi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan pendidikan berupa gaji honorariumtunjangan mengajar penataranpelatihan rehabilitasi gedung dan lain-lain diupayakan supaya sebagian besar akan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota akan banyak bergantung pada partisipasi orang tua siswa dan masyarakat serta pemerintah KabupatenKota masing-masing di samping proyek-proyek khusus dan juga kemudahan dan pengendalian mutu dan hal-hal kepentingan nasional lainnya dari DEPDIKNAS dan dari Dinas Propinsi

Paradigma Baru Perencanaan Pendidikan Dengan terjadinya perubahan paradigma baru pendidikan maka sistem perencanaan

pendidikan dalam iklim pemerintahan yang sentralistik sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan perencanaan pendidikan pada era otonomi daerah sehingga diperlukan paradigma baru perencanaan pendidikan Menurut Mulyani A Nurhadi (20012) perubahan paradigma dalam sistem perencanaan pendidikan di daerah setidak-tidaknya akan menyentuh lima aspek yaitu sifat pendekatan kewenangan pengambilan keputusan produk serta pola perencanaan anggaran

Dari segi sifat perencanaan pendidikan maka perencanaan pendidikan pada tingkat daerah sebagai kegiatan awal dari proses pengelolaan pendidikan termasuk kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh daerah Sementara itu Pemerintah Pusat berkewajiban merumuskan kebijakan tentang perencanaan nasional yang dalam pelaksanaannya telah dituangkan dalam bentuk Undang-Undang RI No25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Pada tingkat Departemen Propenas ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang memuat strategi umum untuk mencapai tujuan program pembangunan di bidang masing-masing dan dituangkan dalam Keputusan Menteri

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 13

Berdasarkan Renstra itu Pemerintah Pusat menyusun Program pembangunan tahunan yang disingkat Propeta yang dituangkan dalam Keputusan Menteri sesuai dengan lingkup tugas dan kewenangan masing-masing

Selain itu pada era otonomi daerah diharapkan akan lebih tumbuh kreativitas dan prakarsa serta mendorong peran serta masyarakat sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing daerah Ini berarti bahwa dalam membangun pendidikan di daerah KabupatenKota perlu dilandasi dengan perencanaan pendidikan tingkat daerah yang baik dan distinktif tidak hanya bertumpu kepada perencanaan nasional yang makro tetapi juga dapat mempertimbangkan keunikan kemampuan dan budaya daerah masing-masing sehingga mampu menumbuhkan prakarsa dan kreativitas daerah Perencanaan program pendidikan di daerah bukan lagi merupakan bagian atau fotokopi dari perencanaan program tingkat nasional maupun propinsi tetapi merupakan perencanaan pendidikan yang unik dan mandiri sehingga beragam walaupun disusun atas dasar rambu-rambu kebijakan perencanaan nasional

Dari segi pendekatan perencanaan pendidikan era otonomi telah merubah paradigma dalam pendekatan perencanaan pendidikan di daerah dari pendekatan diskrit sektoral menjadi integrated dengan sektor lainnya di daerah Sebelum otonomi sistem alokasi anggaran pendidikan di daerah diperoleh dari APBN pusat secara sektoral pada sektor pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa namun setelah otonomi diperoleh dari APBD yang berasal dari berbagai sumber sebagai bagian dari dana Daerah untuk seluruh sektor yang menjadi tanggung jawab daerah Sumber-sumber itu meliputi dana bagi hasil dana alokasi umum dana dekonsentrasi dana perbantuan pendapatan asli daerah dan bantuan masyarakat Dengan demikian telah terjadi perubahan sumber anggaran yang semula bersifat tunggal-hierarkhi-sektoral sekarang menjadi jamak-fungsional-regional tetapi dalam persaingan antar sektor

Dari segi kewenangan pengambilan keputusan sistem perencanaan pendidikan yang sentralistik telah menutup kewenangan Daerah dalam pengambilan keputusan di bidang pendidikan baik pada tataran kebijakan skala prioritas jenis program jenis kegiatan bahkan dalam hal rincian alokasi anggaran Namun dalam era otonomi Daerah dapat dan harus menetapkan kebijakan program skala prioritas jenis kegiatan sampai dengan alokasi anggarannya sesuai dengan kemampuan Daerah sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan nasional yang antara lain dalam bentuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan

Sementara dari segi produk perencanaan pendidikan pada era desentralisasi produk perencanaan pendidikan diharapkan merupakan bagian tak terpisahkan dari perencanaan pembangunan Daerah secara lintas sektoral Oleh karena itu produk

perencanaan pendidikan yang dihasilkan harus mencakup seluruh komponen perencanaan pendidikan yang meliputi kebijakan rencana strategis skala prioritas program sasaran dan kegiatan serta alokasi anggarannya dalam konteks perencanaan pembangunan Daerah secara terpadu Semua komponen itu perlu dikembangkan secara spesifik sesuai dengan kemampuan dan kharakteristik Daerah sejauh tidak bertentangan dengan kebijakan umum prioritas nasional dan program-program strategis yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

Dampak dari pergeseran paradigma dari keempat aspek tersebut di atas juga membawa dampak pada perubahan pola perencanaan anggarannya Pola perencanaan anggaran menggunakan pendekatan integratif sehingga pola dalam merencanakan anggaran selain mengacu pada sifat prosedural juga menggunakan prinsip efisiensi dengan berorientasi outcomes karena tingkat keberhasilan pendidikan dikontraskan dengan tingkat keberhasilan sektor lain Pola manajemen anggaran yang tepat adalah manajemen strategik anggaran yang lebih berorientasi kepada pencapaian program dan upaya pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 14

Model Perencanaan Pendidikan KabupatenKota Dalam upaya perumusan dokumen-dokumen perencanaan pendidikan tersebut Slamet

PH (2005) mengemukakan sebuah model proses perencanaan pendidikan Kabupaten Kota sebagai berikut

Gambar 11 Proses Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Model proses perencanaan pendidikan di atas sekaligus memberi gambaran mengenai tahap-tahap perencanaan pendidikan kabupatenkota Secara singkat penjelasannya adalah sebagai berikut 1 Melakukan analisis lingkungan strategis Lingkungan strategis adalah lingkungan

eksternal yang berpengaruh terhadap perencanaan pendidikan kabupatenkota misalnya Propeda Renstrada Repetada peraturan perundangan (UU PP Kepres Perda dsb) tingkat kemiskinan lapangan kerja harapan masyarakat terhadap pendidikan pengalaman-pengalaman praktek yang baik tuntutan otonomi tuntutan globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Perubahan lingkungan strategis harus diinternalisasikan ke dalam perencanaan pendidikan kabupatenkota agar perencanaan tersebut benar-benar menyatu dengan perubahan lingkungan strategis

2 Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan saat ini (dalam kenyataan) yang meliputi profil pendidikan kabupatenkota (pemerataan mutu efisiensi dan relevansi) pemetaan sekolah guru siswa kapasitas manajemen dan sumber daya pada tingkat kabupatenkota dan sekolah dan best practices pendidikan saat ini

3 Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang yang dituangkan dalam bentuk rumusan visi misi dan tujuan pendidikan yang mencakup setidaknya pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan peningkatan kapasitas pendidikan kabupatenkota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 15

4 Mencari kesenjangan antara butir (2) dan butir (3) sebagai bahan masukan bagi penyusunan rencana pendidikan keseluruhan yang akan datang (5 tahun) dan rencana jangka pendek (1 tahun) Kesenjangantantangan yang dimaksud mencakup pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan pengembangan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupaten dan sekolah

5 Berdasarkan hasil butir (4) disusunlah rencana kegiatan tahunan untuk selama 5 tahun (rencana strategis) dan rencana kegiatan rinci tahunan (rencana operasionalrenop)

6 Melaksanakan rencana pengembangan pendidikan kabupatenkota melalui upaya-upaya nyata yang dapat meningkatkan pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupatenkota dan sekolah

7 Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rencana dan melakukan evaluasi terhadap hasil rencana pendidikan Hasil evaluasi akan memberitahu apakah hasil pendidikan sesuai dengan yang direncanakan

Dengan memperhatikan substansi utamanya model tahap-tahap perencanaan pendidikan di atas bisa digambarkan dalam bentuk sebagai berikut

Gambar 13 Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Sebagaimana sudah disebut secara implisit di atas bahwa pada hakekatnya sebuah perencanaan dibuat dalam rangka mengubah rdquosituasi pendidikan saat inirdquo (dalam kenyataan) menuju ke rdquosituasi pendidikan yang diharapkanrdquo di masa mendatang Untuk itu ada tiga kata kunci yang harus dipahami yaitu kebijakan perencanaan dan program pendidikan

1 Kebijakan Pendidikan Kebijakan dibuat mengacu pada paradigma baru pendidikan Kebijakan adalah suatu

ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum tentang penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan arah umum kepada para manajer untuk bergerak Kebijakan juga berarti suatu keputusan yang luas untuk menjadi patokan dasar bagi pelaksanaan manajemen Keputusan yang dimaksud telah dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan yang berulang dan rutin yang terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan (Nurkolis 2004)

Sementara menurut Slamet PH(2005) kebijakan pendidikan adalah apa yang dikatakan (diputuskan) dan dilakukan oleh pemerintah dalam bidang pendidikan Dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 16

demikian kebijakan pendidikan berisi keputusan dan tindakan yang mengalokasikan nilai-nilai Menurutnya kebijakan pendidikan meliputi lima tipe yaitu kebijakan regulatori kebijakan distributif kebijakan redistributif kebijakan kapitalisasi dan kebijakan etik Sedangkan Noeng Muhadjir (2003 90) membedakan antara kebijakan substantif dan kebijakan implementatif Kebijakan implementatif adalah penjabaran sekaligus operasionalisasi dari kebijakan substantif

Sementara itu Sugiyono (2003) mengemukakan tiga pengertian kebijakan (policy) yaitu (1) sebagai pernyataan lesan atau tertulis pimpinan tentang organisasi yang dipimpinnya (2) sebagai ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan sehingga tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai tujuan organisasi dan (3) sebagai peta jalan untuk bertindak dalam mencapai tujuan organisasi Menurutnya kebijakan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut

10486331048633Kebijakan yang dibuat harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berpedoman pada kebijakan yang lebih tinggi dan

memperhatikan kebijakan yang sederajat yang lain 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berorientasi ke masa depan 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus adil 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berlaku untuk waktu tertentu 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus merupakan perbaikan atas kebijakan yang telah ada 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus mudah dipahami diimplementasikan dimonitor dan

dievaluasi 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berdasarkan informasi yang benar dan up to date 10486331048633Sebelum kebijakan dijadikan keputusan formal maka bila mungkin diujicobakan

terlebih dulu Herman J dalam Hough J R (ed) (1984) menjelaskan bahwa ldquoPolicy is sometimes

used in a narrow sense to refer to formal statements of action to be followed while others use the word lsquopolicyrsquo as a synonym for words such as lsquoplanrsquo or lsquoprogrammersquo Many writers too do not distinguish clearly between lsquopolicy-makingrsquo and lsquodecision-makingrsquordquo Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan tersebut disamaartikan dengan konsep lain yaitu

10486331048633Goals desired ends to be achieved 10486331048633Plans or proposals specified means for achieving goals 10486331048633Programmes authorized means strategies and details of procedure for achieving

goals 10486331048633Decision specific actions taken to set goals develop plans implement and evaluate

programmes 10486331048633Effects measurable impact of programmes 10486331048633Laws or regulations formal or legal expressions providing authorization to policies

Policy then is focused on purposive or goal oriented action or actively rather than random or chance behaviour It refers to courses or patterns of action rather than separate discrete decision usually policy development and application involves a number or related decisions rather than a single decision Policies may vary greatly in orientation purpose and whether they are explicitly stated Policies may be either positive or negative in the sense that they can have as their basis decisions to take particular action in response to a problem as well as developing simply from failure to act or from decisions to delay action Policies include substantive policy as well as procedural or administrative policy

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan pendidikan adalah upaya perbaikan dalam tataran konsep pendidikan perundang-undangan peraturan dan pelaksanaan pendidikan serta menghilangkan praktik-praktik pendidikan di masa lalu yang tidak sesuai atau kurang baik sehingga segala aspek pendidikan di masa mendatang menjadi lebih baik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 17

Kebijakan pendidikan diperlukan agar tujuan pendidikan nasional dapat dicapai secara efektif dan efisien

2 Perencanaan Pendidikan Perencanaan pendidikan dibuat dengan mengacu pada kebijakan pendidikan yang

telah ditetapkan Perencanaan pendidikan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahantujuan pendidikan yang telah ditetapkan Dalam rangka membuat perencanaan pendidikan tersebut perencana melakukan proses identifikasi mengumpulkan dan menganalisis data-data internal dan eksternal (esensial dan kritis) untuk memperoleh informasi terkini dan yang bermanfaat bagi penyiapan dan pelaksanaan rencana jangka panjang dan pendek dalam rangka untuk merealisasikan atau mencapai tujuan pendidikan kabupatenkota

Perencanaan pendidikan penting untuk memberi arah dan bimbingan pada para pelaku pendidikan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan Tanpa perencanaan pendidikan yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan pendidikan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik di daerah oleh karenanya diharapkan akan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius sebagai dampak dari diberlakukannya otonomi pendidikan itu di tingkat daerah kabupaten kota

Sebagai dasar dalam membuat perencanaan di bidang pendidikan umumnya orang menggunakan teknik analisis SWOT12 dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan kesempatan atau peluang dan tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh organisasi Dengan teknik itu diharapkan posisi organisasi dalam berbagai aspek bisa dipahami secara lebih obyektif lalu bisa ditetapkan prioritas strategi dan program-programnya serta peta urutan pelaksanaannya

3 Program pendidikan Pada intinya program pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan sesuai dengan strategi dan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan

4 Persoalan-Persoalan Mendesak Pendidikan Nasional a Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pada dasarnya pelayanan pendidikan yang bermutu merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia Meskipun demikian kenyataan menunjukkan bahwa saat ini belum semua warga negara dapat memperoleh haknya atas pendidikan Oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib berupaya untuk memenuhinya Dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan sumber daya pendukung untuk kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 18

Tabel 14Kebijakan Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Studi yang secara langsung diarahkan pada analisis kebijakan dalam pemerataan pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh James Coleman (Ace Suryadi dan H A R Tilaar 1994 29) yang berjudul Equality of Educational Opportunity Coleman membedakan secara konsepsional antara pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif dengan pemerataan pendidikan secara aktif Pemerataan pendidikan secara pasif lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah sedangkan pemerataan aktif ialah kesempatan yang sama yang diberikan oleh sekolah kepada murid-murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi-tingginya

Komponen-komponen konsep pemerataan pendidikan ini secara lebih jelas diungkapkan oleh Schiefelbein dan Farrel (1982) Dalam studinya di Chili mereka menggunakan landasan konsep pemerataan pendidikan yang relatif lebih komprehensif daripada konsepsi pemerataan pendidikan yang selama ini digunakan Berdasarkan konsep mereka pemerataan pendidikan atau equality of educational opportunity tidak hanya terbatas pada apakah murid memiliki kesempatan yang sama untuk masuk sekolah (pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif menurut Coleman) tetapi lebih dari itu murid tersebut harus memperoleh perlakuan yang sama sejak masuk belajar lulus sampai dengan memperoleh manfaat dari pendidikan yang mereka ikuti dalam kehidupan di masyarakat

Pertama pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access) Konsep ini berkaitan erat dengan tingkat partisipasi pendidikan sebagai indikator kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan Pemerataan pendidikan ini dapat dikaji berdasarkan dua konsep yang berlainan yaitu pemerataan kesempatan (equality of access) dan keadilan (equity) di dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan

Kedua pemerataan kesempatan untuk bertahan di sekolah (equality of survival) Konsep ini menitikberatkan pada kesempatan setiap individu untuk memperoleh keberhasilan dalam pendidikan dan pelatihan Jenis analisis ini mencurahkan perhatian pada tingkat efisiensi internal sistem pendidikan dilihat dari beberapa indikator yang dihasilkan dari

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 19

metode Kohort Metode ini mempelajari efisiensi pendidikan berdasarkan murid-murid yang berhasil dibandingkan dengan murid-murid yang mengulang kelas dan yang putus sekolah

Ketiga pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output) Dilihat dari sudut pandang perseorangan equality of output ini menggambarkan kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kemampuan dan ketrampilan yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan variabel suku bangsa daerah status sosial ekonomi dan sebagainya Konsep output pendidikan biasanya diukur dengan prestasi belajar akademis Di pandang dari sudut sistemnya itu sendiri konsep ini menggambarkan seberapa jauh sistem pendidikan itu efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas efektif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan dan mampu melakukan kontrol terhadap kemungkinan kelebihan tenaga kerja dalam hubungannya dengan jumlah yang dibutuhkan oleh lapangan kerja

Keempat pemerataan kesempatan dalam menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality ot outcome) Konsep ini menggambarkan keberhasilan pendidikan secara eksternal (exsternal efficiency) dari suatu sistem pendidikan dan pelatihan dihubungkan dengan penghasilan lulusan (individu) jumlah dan komposisi lulusan disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja (masyarakat) dan yang lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi (masyarakat) Teknik-teknik analisis yang digunakan biasanya meliputi analisis rate of return to education hubungan pendidikan dengan kesempatan kerja fungsi produksi pendidikan dengan menggunakan pendekaan rdquostatus attainment analytical modelrdquo dan sebagainya

Kebijakan pemerataan kesempatan meliputi aspek persamaan kesempatan akses dan keadilan atau kewajaran Contoh-contoh pemerataan kesempatan misalnya beasiswa untuk siswa miskin pelatihan guru PLB pembenahan SMP terbuka perencanaan bagi daerah-daerah terpencil atau gender peningkatan APK dan APM peningkatan angka melanjutkan pengurangan angka putus sekolah dan lain-lain b Kualitas pendidikan

Realitas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah yang menyebabkan sulitnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain Kualitas pendidikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dua faktor yang mendukung yaitu internal dan eksternal (Dodi Nandika 200716) Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan seperti Depdiknas Dinas Pendidikan daerah dan sekolah yang berada di garis depan dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada umumnya Dua faktor ini haruslah saling menunjang dalam upaya peningkatan kualitas tersebut Salah satu implikasi langsungnya ialah pada perlunya program-program yang terkait seperti penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana belajar guru yang berkualitas buku pelajaran bermutu yang terjangkau masyarakat alat bantu belajar untuk meningkatkan kreativitas dan sarana penunjang belajar lainnya

Kualitas pendidikan mencakup aspek input proses dan output dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input Contoh perencanaan kualitas misalnya pengembangan tenaga pendidikkependidikan (guru kepala sekolah konselor pengawas staf dinas pendidikan pengembangan dewan pendidikan dan komite sekolah rasio (siswaguru siswakelas siswaruang kelas siswa sekolah) pengembangan bahan ajar pengembangan tes standar di tingkat kabupatenkota biaya pendidikan per siswa pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kontektual pembelajaran kooperatif dan sebagainya) c Efisiensi pendidikan

Efisiensi menunjuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal Efisiensi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 20

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 6: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

sehingga tak perlu birokrasi yang besar untuk mendukung pemerintah lokal Sementara itu Kotter (1997) dalam buku ldquoLeading Changerdquo menyatakan bahwa lembaga yang terdesentralisasi memiliki beberapa keunggulan antara lain (1) lebih fleksibel dapat memberikan respon dengan cepat terhadap lingkungan dan kebutuhan yang selalu berubah (2) lebih efektif (3) lebih inovatif dan (4) menghasilkan semangat kerja yang lebih tinggi lebih komitmen dan lebih produktif Sedangkan Achmad Budiono MIrfan amp Yuli Andi (1998216) menyatakan bahwa dengan pengambilan keputusan dalam organisasi ke tingkat yang lebih rendah maka akan cenderung memperoleh keputusan yang lebih baik Desentralisasi bukan saja memperbaiki kualitas keputusan tetapi juga kualitas pengambilan keputusan Dengan desentralisasi pengambilan keputusan lebih cepat lebih luwes dan konstruktif

Istilah desentralisasi muncul dalam paket UU tentang otonomi daerah yang pelaksanaannya dilatarbelakangi oleh keinginan segenap lapisan masyarakat untuk melakukan reformasi dalam semua bidang pemerintahan Menurut Bray dan Fiske (Depdiknas 20013) desentralisasi pendidikan adalah suatu proses di mana suatu lembaga yang lebih rendah kedudukannya menerima pelimpahan kewenangan untuk melaksanakan segala tugas pelaksanaan pendidikan termasuk pemanfaatan segala fasilitas yang ada serta penyusunan kebijakan dan pembiayaan Senada dengan itu Husen amp Postlethwaite (19941407) mengartikan desentralisasi pendidikan sebagai ldquothe devolution of authority from a higher level of government such as a departement of education or local education authority to a lower organizational level such as individual schoolsrdquo Sementara itu menurut Fakry Gaffar (199018) desentralisasi pendidikan merupakan sistem manajemen untuk mewujudkan pembangunan pendidikan yang menekankan pada keberagaman dan sekaligus sebagai pelimpahan wewenang dan kekuasaan dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan berbagai problematika sebagai akibat ketidaksamaan geografis dan budaya baik menyangkut substansi nasional internasional atau universal sekalipun

Bila dicermati esensi terpenting dari berbagai pengertian di atas adalah otoritas yang diserahkan Williams (Depdiknas 20013-4) membedakan adanya dua macam otoritas (kewenangan dan tanggung jawab) yang diserahkan dari pemerintah pusat ke pemerintah yang lebih rendah yaitu desentralisasi politis (political decentralization) dan desentralisasi administrasi (administrative decentralization)Perbedaan antar keduanya terletak dalam hal tingkat kewenangan yang dilimpahkan

Pada desentralisasi politik kewenangan yang dilimpahkan bersifat mutlak Pemda menerima kewenangan melaksanakan tanggung jawab secara menyeluruh Ia memegang otoritas untuk menentukan segala kebijakan tentang penyelenggaraan pendidikan untuk masyarakatnya Hal itu mencakup kewenangan untuk menentukan model jenis sistem pendidikan pembiayaan serta lembaga apa yang akan melaksanakan kewenangan-kewenangan tersebut Sedangkan dalam desentralisasi administrasi kewenangan yang dilimpahkan hanya berupa strategi pelaksanaan tugas-tugas pendidikan di daerah Dengan kata lain kewenangan yang diserahkan berupa strategi pengelolaan yang bersifat implementatif untuk melaksanakan suatu fungsi pendidikan Dalam desentralisasi model ini pemerintah pusat masih memegang kekuasaan tertinggi dalam menentukan kebijakan makro sedangkan pemerintah daerah mempunyai kewajiban dan kewenangan untuk merencanakan mengatur menyediakan dana dan fungsi-fungsi implementasi kebijakan lainnya

Mengapa bidang pendidikan didesentralisasikan Tentang hal itu ada berbagai pendapat dari para ahli Husen amp Postlethwaite (19941407) menguraikan mengenai alasan desentralisasi (reasons for decentralization) yaitu (a) the improvement of schools (b) the belief that local participation is a logical form of governance in a democracy dan (c) in relation to fundamental values of liberty equality fraternity efficiency and economic growth Sementara itu setelah melakukan studi di berbagai negara Fiske (199824-47)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 6

menyebutkan sekurang-kurangnya ada empat alasan rasional diterapkannya sistem desentralisasi termasuk pendidikan yaitu (a) alasan politis seperti untuk mempertahankan stabilitas dalam rangka memperoleh legitimasi pemerintah pusat dari masyarakat daerah sebagai wujud penerapan ideologi sosialis dan laissez-faire dan untuk menumbuhkan kehidupan demokrasi (b) alasan sosio-kultural yakni untuk memberdayakan masyarakat lokal (c) alasan teknis administratif dan paedagogis seperti untuk memangkas manajemen lapisan tengah agar dapat membayar gaji guru tepat waktu atau untuk meningkatkan antusiasme guru dalam proses belajar mengajar (d) alasan ekonomis-finansial seperti meningkatkan sumber daya tambahan untuk pembiayaan pendidikan dan sebagai alat pembangunan ekonomi

Pendapat lain yang lebih sesuai dengan konteks desentralisasi pendidikan di Indonesia dikemukakan oleh Nuril Huda (19983-5) Ia berpendapat bahwa desentralisasi pendidikan di Indonesia dimaksudkan untuk mencapai efisiensi pendidikan dengan mengakomodasi aspirasi masyarakat lokal Ia juga memberi alasan rinci mengapa pertanggungjawaban implementasi pendidikan didesentralisasikan yaitu Pertama secara politik desentralisasi adalah cara mendemokratiskan manajemen urusan-

urusan publik (politically decentralization is a way of democratizing the management of public affairs) Di bawah skema desentralisasi pertanggungjawaban pendidikan tertentu diberikan kepada pemerintah daerah DPRD mengawasi perencanaan dan pelaksanaan pendidikan di daerah Dengan melibatkan wakil rakyat di dalam urusan pendidikan diharapkan akan mendukung partisipasi masyarakat yang lebih besar di dalam pelaksanaan pendidikan dan dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengannya

Kedua secara teknis adalah sulit untuk mengelola pendidikan secara efisien di dalam sebuah wilayah yang luas yang berisi banyak pulau (technically it is difficult to manage education efficiently in a vast area consisting of islands) Masalah komunikasi dan transportasi antara pemerintah pusat dan daerah khususnya pada masa lalu telah menjadi pertimbangan penting untuk desentralisasi Lagi pula sentralisasi akan membuat sulit untuk memecahkan masalah - masalah perbedaan-perbedaan regional dan untuk mempertemukan kebutuhan dan tuntutan khusus mereka Perbedaan-perbedaan budaya dan tingkat perkembangan masing-masing daerah menyumbang perbedaan-perbedaan dalam kebutuhan-kebutuhan dan hakekat pendekatan untuk menyelesaikan masalah

Ketiga alasan utama desentralisasi pendidikan adalah efisiensi dan efektifitas dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan (efficiency and effectiveness in handling problems related to the implementation of education) Dan alasan keempat untuk mengurangi beban administrasi yang berlebihan dari pemerintah pusat (to reduce the overloaded burden of administration of the central government)

Sementara itu berbeda dengan empat argumen itu Kacung Marijan (Abdurrahmansyah 200158) melihat penerapan desentralisasi pendidikan di Indonesia justru sebagai gejala keputusasaan pemerintah dalam menghadapi persoalan keuangan Sedangkan Arbi Sanit (20001) memandang penerapan desentralisasi secara umum sebagai ldquojalan keluarrdquo bagi problematik ketimpangan kekuasaan antara pemerintah nasional dan pemerintah lokal Karena itu menurutnya konsep desentralisasi bertolak dari asumsi pemberian sebagian kekuasaan pemerintah pusat kepada pemerintah lokal atau yang lebih rendah dalam rangka mencapai tujuan nasional Pemberian sebagian kekuasaan tersebut untuk mengatasi kekecewaan daerah terhadap pemerintah pusat yang berakar pada persoalan (1) ketimpangan struktur ekonomi Jawa-Luar Jawa (2) sentralisasi politik (3) korupsi birokrasi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 7

(4) eksploitasi SDA (5) represi dan pelanggaran HAM dan (6) penyeragaman politik hingga kultural

Tujuan desentralisasi pendidikan adalah untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan dengan melibatkan lebih banyak stakeholders di daerah untuk menghasilkan integrasi sekolah dengan masyarakat lokal secara terus menerus untuk mendekatkan sekolah dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat dan akhirnya untuk memperbaiki motivasi kehadiran dan pencapaian murid Selain itu desentralisasi tersebut juga dalam rangka memberi kesempatan kepada rakyat atau masyarakat luas untuk berpartisipasi secara aktif dan kreatif sehingga pendidikan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang akan bermanfaat bagi pembangunan daerah

Model-Model Desentralisasi Pendidikan Tingkat kewenangan yang dilimpahkan kepada pemda membawa konsekuensi pada

model pelaksanaannya William (Depdiknas 20015) memerinci desentralisasi ke dalam tiga model yaitu dekonsentrasi (deconcentration) delegasi (delegation) dan devolusi (devolution) Dekonsentrasi adalah model pengalihan tanggung jawab pengelolaan pendidikan dari pemerintah pusat ke pemerintah yang lebih rendah sedemikian rupa sehingga lembaga di pemerintah pusat masih memegang kendali pelaksanaan pendidikan secara penuh Model desentralisasi ini seringkali dilaksanakan dengan membentuk lembaga setingkat direktorat di daerah yang dapat melaksanakan tanggung jawab pemerintah pusat

Berbeda dengan itu dalam model delegasi pemerintah pusat meminjamkan kekuasaannya pada pemerintah daerah atau kepada organisasilembaga semiotonom Kekuasaan pemerintah pusat ini tidak diberikan namun dipinjamkan Jika pemerintahmemandang perlu otoritas itu bisa ditarik kembali Sementara dalam model devolusi pemerintah pusat menyerahkan kewenangan dalam seluruh pelaksanaan pendidikan meliputi pembiayaan administrasi serta pengelolaan yang lebih luas Kewenangan yang diberikan ini lebih permanen dan tidak dapat ditarik kembali lagi hanya karena tingkahpermintaan pemegang kekuasaan di pusat

Ketiga model tersebut berbeda dalam hal tingkat kewenangan yang disampaikan Model dekonsentrasi adalah model penyerahan kewenangan yang paling rendah model delegasi lebih besartinggi dan model devolusi yang paling tinggi Tingkat kewenangan yang dilimpahkan ini juga akan berkonsekuensi lebih jauh pada pelaksanaannya Semakin besar kewenangan yang diterima dari pemerintah pusat semakin besar sumberdaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan kewenangan tersebut Dengan demikian terbuka bagi penerima kewenangan untuk mencari segala upaya dalam melaksanakan kewenangan itu termasuk bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang mereka nilai membantu dan menguntungkan mereka

Rondinelli (Husen amp Postlethwaite 19941412) menambahkan satu kategori lagi yaitu privatisasi (privatization) yaitu model penyerahan kewenangan penyelenggaraan pendidikan kepada pihak swasta Model ini berbeda dengan ketiga model William dari segi penerima kewenangan Menurut Abdurrahmansyah (200161) dalam kasus pembicaraan desentralisasi pendidikan di Indonesia sejauh yang telah dilakukan nampaknya cenderung mengambil model yang terakhir swastanisasi Selain tidak terlalu rumit menurutnya bentuk ini terkesan hanya sekedar pemindahan pelimpahan kewajiban dari urusan pemerintah menjadi urusan masyarakat

Sementara itu Nuril Huda (199916) mengemukakan tiga model desentralisasi pendidikan yaitu (1) manajemen berbasis lokasi (site-based management) (2) pengurangan administrasi pusat dan (3) inovasi kurikulum Pada model manajemen berbasis lokasi dilaksanakan dengan meletakkan semua urusan penyelenggaraan pendidikan pada sekolah Model pengurangan administrasi pusat merupakan konsekuensi dari model pertama

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 8

Pengurangan administrasi pusat diikuti dengan peningkatan wewenang dan urusan pada masing-masing sekolah Model ketiga inovasi kurikulum menekankan pada inovasi kurikulum sebesar mungkin untuk meningkatkan kualitas dan persamaan hak bagi semua peserta didik Kurikulum ini disesuaikan benar dengan kebutuhan peserta didik di daerah atau sekolah yang bervariasi Di antara ketiga model ini model manajemen berbasis lokasi yang banyak diterapkan untuk meningkatkan otonomi sekolah dan memberikan kesempatan kepada guru-guru orang tua siswa dan anggota masyarakat dalam pembuatan keputusan

Paradigma Baru Pendidikan Era otonomi daerah telah mengakibatkan terjadinya pergeseran arah paradigma

pendidikan dari paradigma lama ke paradigma baru meliputi berbagai aspek mendasar yang saling berkaitan yaitu (1) dari sentralistik menjadi desentralistik (2) dari kebijakan yang top down ke kebijakan yang bottom up (3) dari orientasi pengembangan parsial menjadi orientasi pengembangan holistik (4) dari peran pemerintah sangat dominan ke meningkatnya peranserta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif serta (5) dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat baik keluarga LSM pesantren maupun dunia usaha (Fasli Jalal 2001 5)

Agak berbeda dengan hal tersebut dalam buku Depdiknas (200210) tentang Materi Pelatihan Terpadu untuk Kepala Dinas KabupatenKota selain perubahan paradigma dari ldquosentralistik ke desentralistikrdquo dan orientasi pendekatan ldquodari atas ke bawahrdquo (top down approach) ke pendekatan ldquodari bawah ke atasrdquo (bottom up approach) sebagaimana yang sudah disebut dalam buku Fasli Jalal juga disebutkan tiga paradigma baru pendidikan lainnya yaitu dari ldquobirokrasi berlebihanrdquo ke ldquodebirokratisasirdquo dari ldquoManajemen Tertutuprdquo (Closed Management) ke ldquoManajemen Terbukardquo (Open Management) dan pengembangan pendidikan termasuk biayanya ldquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke ldquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Bila kedua pendapat di atas dianalisis dan disintesakan maka wujud pergeseran paradigma pendidikan tersebut meliputi sebagai berikut

a Dari sentralisasi ke desentralisasi pendidikan Sebelum otonomi pengelolaan pendidikan sangat sentralistik Hampir seluruh

kebijakan pendidikan dan pengelolaan pelaksanaan pendidikan diatur dari Depdikbud Seluruh jajaran tingkat Kanwil Depdikbud tingkat Kakandep Dikbud KabupatenKota bahkan sampai di sekolah-sekolah harus mengikuti dan taat terhadap kebijakan-kebijakan yang seragam secara nasional dan petunjuk-petunjuk pelaksanaannya Kakandep dan sekolah-sekolah tidak diperkenankan merubah menambah dan mengurangi yang sudah ditetapkan oleh DepdikbudKanwil Depdikbud sekalipun tidak sesuai dengan kondisi potensi kebutuhan sekolah dan masyarakat di daerah

Dalam era reformasi paradigma sentralistik berubah ke desentralistik Desentralistik dalam arti pelimpahan sebagian wewenang dan tanggung jawab dari Depdiknas ke Dinas Pendidikan Propinsi dan sebagian lainnya kepada Dinas Pendidikan KabupatenKota bahkan juga kepada sekolah-sekolah Pada perguruan tinggi negeriswasta dilimpahkan kepada rektor bahkan juga pada fakultas dan juga pada jurusanprogram studi

Dengan UU dan Peraturan Pemerintah mengenai otonomi daerah KabupatenKota dan DPRD KabupatenKota diberi wewenang membuat Peraturan-Peraturan Daerah mengenai pendidikan tingkat KabupatenKota Dengan desentralisasi manajemen pendidikan tersebut Dinas Pendidikan tingkat KabupatenKota sebagai perangkat pemerintah KabupatenKota yang otonom dapat membuat kebijakan-kebijakan pendidikan masing-masing sesuai wewenang yang dilimpahkan kepada pemerintah KabupatenKota dalam bidang pendidikan Bahkan dalam pengelolaan pendidikan pada tingkat KabupatenKota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 9

setiap sekolah juga diberi peluang untuk membuat kebijakan sekolah (school policy) masing-masing atas dasar konsep ldquomanajemen berbasis sekolahrdquo dan ldquopendidikan berbasis masyarakatrdquo

Dengan demikian sebagian perubahan dan kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota sangat bergantung pada kemampuan mengembangkan kebijakan pendidikan dari masing-masing Kepala Dinas Pendidikan tingkat KabupatenKota

Desentralisasi manajemen pendidikan tersebut dilaksanakan sejalan dengan proses demokratisasi sebagai proses distribusi tugas dan tanggung jawab dari Depdiknas sampai di unit-unit satuan pendidikan Iklim dan suasana serta mekanisme demokratis bertumbuh dan berkembang pada seluruh tingkat dan jalur pengelolaan pendidikan termasuk di sekolah-sekolah dan di kelas-kelas ruang belajar

b Dari kebijakan yang top down ke kebijakan yang bottom up Sebelum otonomi pendekatan pengembangan dan pembinaan pendidikan dilakukan

dengan mekanisme pendekatan ldquodari atas ke bawahrdquo (top down approach) Berbagai kebijakan pengembanganpembinaan pendidikan hampir seluruhnya ditentukan oleh Depdikbud dan dalam hal khusus di Propinsi ditentukan oleh Kanwil Depdikbud dan dalam hal khusus lainnya di KabupatenKota ditentukan oleh Kakandepdikbud untuk dilaksanakan oleh seluruh jajaran pelaksana di wilayah termasuk di sekolah-sekolah

Lain halnya dalam era reformasi sebagian besar upaya pengembangan pendidikan dilakukan dengan orientasi pendekatan ldquodari bawah ke atasrdquo (bottom up approach) Pendekatan bottom up harus terjadi dalam pengambilan keputusan di setiap level instansi misalnya sekolah Dinas KabupatenKota yayasan penyelenggara pendidikan dan sebagainya Berbagai aspirasi dan kebutuhan yang menjadi kepentingan umum sesuai kondisi potensi dan prospek sekolah diakomodasi oleh Dinas Pendidikan KabupatenKota sesuai wewenang dan tanggung jawabnya Dan hal-hal lainnya yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Dinas Propinsi diselesaikan pada tingkat Depdiknas

Oleh karenanya tidak heran bila di KabupatenKota sering terjadi ldquounjuk rasardquo para guru siswa orang tua siswa dan masyarakat menuntut perbaikan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan harapan mereka Dan berbagai aspirasi yang baik sudah seyogyanya diterima oleh Kepala Dinas KabupatenKota untuk ditindaklanjuti

c Dari orientasi pengembangan yang parsial ke orientasi pengembangan yang holistik Sebelum otonomi orientasi pengembangan bersifat parsial Misalnya pendidikan

lebih ditekankan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi menciptakan stabilitas politik dan teknologi perakitan (Fasli Jalal 20015) Pendidikan juga terlalu menekankan segi kognitif sedangkan segi spiritual emosional sosial fisik dan seni kurang mendapatkan tekanan (Paul Suparno 200398) Akibatnya anak didik kurang berkembang secara menyeluruh Dalam pembelajaran yang ditekankan hanya to know (untuk tahu) sedangkan unsur pendidikan yang lain to do (melakukan) to live together (hidup bersama) to be (menjadi) kurang menonjol Di Indonesia kesadaran akan hidup bersama kurang mendapat tekanan dengan akibat anak didik lebih suka mementingkan hidupnya sendiri Selain itu pendekatan dan pengajaran di sekolah kebanyakan terpisah-pisah dan kurang integrated Setiap mata pelajaran berdiri sendiri seakan tidak ada kaitan dengan pelajaran lain

Berbeda dengan itu setelah reformasi orientasi pengembangan bersifat holistik Pendidikan diarahkan untuk pengembangan kesadaran untuk bersatu dalam kemajemukan budaya menjunjung tinggi nilai moral kemanusiaan dan agama kesadaran kreatif produktif dan kesadaran hukum (Fasli Jalal 20015) Menurut Paul Suparno (2003100) pendidikan holistik dipengaruhi oleh pandangan filsafat holisme yang cirinya adalah keterkaitan (connectedness) keutuhan (wholeness) dan proses menjadi (being)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 10

Konsep saling keterkaitan mengungkapkan bahwa saling keterkaitan antara suatu bagian dari suatu sistem dengan bagian-bagian lain dan dengan keseluruhannya Maka tidak mungkin suatu bagian dari suatu sistem lepas sendiri dari sistem itu dan lepas dari bagian-bagian yang lain Saling keterkaitan dapat dijabarkan dalam beberapa konsep berikut yaitu interdependensi interrelasi partisipasi dan non linier (Hent 2001) Interdependensi adalah saling ketergantungan satu unsur dengan yang lain Masing-masing tidak akan menjadi penuh berkembang tanpa yang lain Ada saling ketergantungan antara guru dengan siswa antara siswa dengan siswa lain antara guru dengan guru lain dan lain-lain

Interrelasi dimaksudkan sebagai adanya saling kaitan saling berhubungan antara unsur yang satu dengan yang lain dalam pendidikan Ada hubungan antara pendidik dengan yang dididik antara siswa dengan siswa lain antara pendidik dengan pendidik lain Relasi ini bukan hanya relasi berkaitan dengan pengajaran tetapi juga relasi sebagai manusia sebagai pribadi Partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan ikut andil dalam sistem itu Dalam pendidikan secara nyata siswa hanya akan berkembang bila terlibat ikut aktif didalamnya Non linier menunjukkan bahwa tidak dapat ditentukan secara linier serba jelas sebelumnya Ada banyak hal yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya dalam pendidikan meski kita telah menentukan unsur-unsurnya Kita dapat membantu anak-anak dengan segala macam nilai yang baik namun dapat terjadi mereka berkembang tidak baik Pendekatan pendidikan yang mekanistis tidak tepat lagi Pendidikan tidak dipikirkan lagi secara linier seakan-akan bila langkah-langkahnya jelas lalu hasilnya menjadi jelas tetapi lebih kompleks dan ada keterbukaan terhadap unsur yang tidak dapat ditentukan sebelumnya

Prinsip keutuhan menyatakan bahwa keseluruhan adalah lebih besar daripada penjumlahan bagian-bagiannya Prinsip keutuhan sangat jelas diwujudkan dengan memperhatikan semua segi kehidupan dalam membantu perkembangan pribadi siswa secara menyeluruh dan utuh Maka segi intelektual sosial emosional spiritual fisik seni semua mendapat porsi yang seimbang Salah satu unsur tidak lebih tinggi dari yang lain sehingga mengabaikan yang lain Kurikulum dibuat lebih menyeluruh dan memasukkan banyak segi Pendekatan terhadap siswapun lebih utuh dengan memperhatikan unsur pribadi lingkungan dan budaya Pembelajaran lebih menggunakan inteligensi ganda dengan mengembangkan IQ SQ dan EQ secara integral

Prinsip rdquoproses menjadirdquo mengungkapkan bahwa manusia memang terus berkembang menjadi semakin penuh Dalam proses menjadi penuh itu unsur partisipasi keaktifan tanggung jawab kreativitas pertumbuhan refleksi dan kemampuan mengambil keputusan sangat penting Proses itu terus-menerus dan selalu terbuka terhadap perkembangan baru Dalam pendidikan prinsip kemenjadian ini ditonjolkan dengan pendekatan proses siswa diaktifkan untuk mencari menemukan dan berkembang sesuai dengan keputusan dan tanggungjawabnya Dalam proses itu siswa diajak lebih banyak mengalami sendiri berefleksi dan mengambil makna bagi hidupnya Dalam proses ini siswa dibantu sungguh menjadi manusia yang utuh bukan hanya menjadi calon pekerja atau pengisi lowongan kerja

d Dari peran pemerintah yang dominan ke meningkatnya peranserta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif

Sebelum otonomi peran pemerintah sangat dominan Hampir semua aspek dari pendidikan diputuskan kebijakan dan perencanaannya di tingkat Pusat sehingga daerah terkondisikan lebih hanya sebagai pelaksana (Sumarno 20013) Pendidikan dikelola tanpa mengembangkan kemampuan kreativitas masyarakat malah cenderung meniadakan partisipasi masyarakat di dalam pengelolaan pendidikan Lembaga pendidikan terisolasi dan tanggung jawab sepenuhnya ada pada pemerintah pusat Sedangkan masyarakat tidak mempunyai wewenang untuk mengontrol jalannya pendidikan Selain itu dengan sendirinya orang tua dan masyarakat sebagai constituent dari sistem pendidikan nasional yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 11

terpenting telah kehilangan peranannya dan tanggung jawabnya Mereka termasuk peserta didik telah menjadi korban yaitu sebagai obyek dari sistem yang otoriter (Tilaar 1999113)

Sesudah otonomi ada perluasan peluang bagi peran serta masyarakat dalam pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif Oleh karena itu untuk mendorong partisipasi masyarakat di tingkat KabupatenKota dibentuk Dewan Pendidikan sedangkan di tingkat sekolah dibentuk komite sekolah Pembentukan komite sekolah didasarkan pada keputusan Mendiknas No044U2002 tentang panduan pembentukan komite sekolah

Menurut panduan pembentukan komite sekolah dilakukan secara transparan akuntabel dan demokratis Transparan berarti bahwa komite sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan proses sosialisasi oleh panitia persiapan kriteria calon anggota proses seleksi calon anggota pengumuman calon anggota proses pemilihan dan penyampaian hasil pemilihan Akuntabel berarti bahwa panitia persiapan pembentukan komite sekolah hendaknya menyampikan laporan pertanggungjawaban kinerjanya maupun penggunaan dan kepanitiaan Sedangkan secara demokratis berarti bahwa dalam proses pemilihan anggota dan pengurus dilakukan dengan musyawarah mufakat Jika dipandang perlu dapat dilakukan melalui pemungutan suara

e Dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat Sebelum era otonomi peran institusi non sekolah sangat lemah Dalam era otonomi

masyarakat diberdayakan dengan segenap institusi sosial yang ada di dalamnya terutama institusi yang dilekatkan dengan fungsi mendidik generasi penerus bangsa Berbagai institusi kemasyarakatan ditingkatkan wawasan sikap kemampuan dan komitmennya sehingga dapat berperan serta secara aktif dan bertanggung jawab dalam pendidikan Institusi pendidikan tradisionil seperti pesantren keluarga lembaga adat berbagai wadah organisasi pemuda bahkan partai politik bukan hanya diberdayakan sehingga dapat mengembangkan fungsi pendidikan dengan lebih baik melainkan juga diupayakan untuk menjadi bagian yang terpadu dari pendidikan nasional

Demikian juga ada upaya peningkatan partisipasi dunia usahaindustri dan sektor swasta dalam pendidikan karena sebagai pengguna sudah semestinya dunia usaha juga ikut bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan Apabila lebih banyak institusi kemasyarakatan peduli terhadap pendidikan maka pendidikan akan lebih mampu menjangkau berbagai kelompok sasaran khusus seperti kelompok wanita dan anak-anak kurang beruntung (miskin berkelainan tinggal di daerah terpencil dan sebagainya)

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan pembenahan sebagai kebijakan dasar yaitu pengembangan kesadaran tunggal dalam kemajemukan pengembangan kebijakan sosial pengayaan berkelanjutan (continuous enrichment) dan pengembangan kebijakan afirmatif (affirmative policy) (Fasli Jalal 200172-73)

f Dari rdquobirokrasi berlebihanrdquo ke rdquodebirokratisasirdquo Sebelum otonomi berbagai kegiatan pengembangan dan pembinaan diatur dan

dikontrol oleh pejabat-pejabat (birokrat-birokrat) melalui prosedur dan aturan-aturan (regulasi) yang ketat bahkan sebagiannya sangat ketat dan kaku oleh KandepdikbudKanwildikbud Hal ini mempengaruhi pengelolaan sebagian sekolah-sekolah dalam iklim rdquobirokrasi berlebihanrdquo Dalam kondisi yang demikian tidak jarang ditemukan adanya rdquokasus birokrasi yang berlebihanrdquo dari sebagian pejabat birokrat yang menggunakan rdquokekuasaan berlebihanrdquo dalam pembinaan guru siswa dan pihak-pihak lainnya Keadaan ini telah mematikan prakarsa daya cipta dan karya inovatif di sekolah-sekolah

Dalam era reformasi terjadi proses rdquodebirokratisasirdquo dengan jalan memperpendek jalur birokrasi dalam penyelesaian masalah-masalah pendidikan secara profesional bukan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 12

atas dasar rdquokekuasaanrdquo atau peraturan belaka Hal ini sesuai dengan prinsip profesionalisme dalam pendidikan dan juga pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam desentralisasi Di samping itu juga dilakukan rdquoderegulasirdquo dalam arti rdquopenguranganrdquo aturan-aturan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan kondisi potensi dan prospek sekolah dan kepentingan masyarakat (stakeholders) untuk berpartisipasi terhadap sekolah dalam bentuk gagasan penyempurnaan kurikulum peningkatan mutu guru dana dan prasaranasarana untuk sekolah

g Dari rdquomanajemen tertutuprdquo (close management) ke rdquomanagement terbukardquo (open management)

Sebelum otonomi diterapkan bentuk-bentuk rdquomanajemen tertutuprdquo sehingga tidak transparan tidak ada akuntabilitas kepada publik dalam pengelolaan pendidikan

Dalam era reformasi manajemen pendidikan menerapkan rdquomanajemen terbukardquo dari pembuatan kebijakan pelaksanaan kebijakan sampai pada evaluasi bahkan perbaikan kebijakan Seluruh sumber daya yang digunakan dalam pendidikan dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada seluruh kelompok masyarakat (stakeholders) dan selanjutnya terbuka untuk menerima kritikan perbaikan bila ditemukan hal-hal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

h Dari pengembangan pendidikan rdquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke rdquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Sebelum otonomi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan terbesar menjadi tanggung jawab pemerintah dibandingkan dengan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Dalam era reformasi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan pendidikan berupa gaji honorariumtunjangan mengajar penataranpelatihan rehabilitasi gedung dan lain-lain diupayakan supaya sebagian besar akan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota akan banyak bergantung pada partisipasi orang tua siswa dan masyarakat serta pemerintah KabupatenKota masing-masing di samping proyek-proyek khusus dan juga kemudahan dan pengendalian mutu dan hal-hal kepentingan nasional lainnya dari DEPDIKNAS dan dari Dinas Propinsi

Paradigma Baru Perencanaan Pendidikan Dengan terjadinya perubahan paradigma baru pendidikan maka sistem perencanaan

pendidikan dalam iklim pemerintahan yang sentralistik sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan perencanaan pendidikan pada era otonomi daerah sehingga diperlukan paradigma baru perencanaan pendidikan Menurut Mulyani A Nurhadi (20012) perubahan paradigma dalam sistem perencanaan pendidikan di daerah setidak-tidaknya akan menyentuh lima aspek yaitu sifat pendekatan kewenangan pengambilan keputusan produk serta pola perencanaan anggaran

Dari segi sifat perencanaan pendidikan maka perencanaan pendidikan pada tingkat daerah sebagai kegiatan awal dari proses pengelolaan pendidikan termasuk kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh daerah Sementara itu Pemerintah Pusat berkewajiban merumuskan kebijakan tentang perencanaan nasional yang dalam pelaksanaannya telah dituangkan dalam bentuk Undang-Undang RI No25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Pada tingkat Departemen Propenas ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang memuat strategi umum untuk mencapai tujuan program pembangunan di bidang masing-masing dan dituangkan dalam Keputusan Menteri

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 13

Berdasarkan Renstra itu Pemerintah Pusat menyusun Program pembangunan tahunan yang disingkat Propeta yang dituangkan dalam Keputusan Menteri sesuai dengan lingkup tugas dan kewenangan masing-masing

Selain itu pada era otonomi daerah diharapkan akan lebih tumbuh kreativitas dan prakarsa serta mendorong peran serta masyarakat sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing daerah Ini berarti bahwa dalam membangun pendidikan di daerah KabupatenKota perlu dilandasi dengan perencanaan pendidikan tingkat daerah yang baik dan distinktif tidak hanya bertumpu kepada perencanaan nasional yang makro tetapi juga dapat mempertimbangkan keunikan kemampuan dan budaya daerah masing-masing sehingga mampu menumbuhkan prakarsa dan kreativitas daerah Perencanaan program pendidikan di daerah bukan lagi merupakan bagian atau fotokopi dari perencanaan program tingkat nasional maupun propinsi tetapi merupakan perencanaan pendidikan yang unik dan mandiri sehingga beragam walaupun disusun atas dasar rambu-rambu kebijakan perencanaan nasional

Dari segi pendekatan perencanaan pendidikan era otonomi telah merubah paradigma dalam pendekatan perencanaan pendidikan di daerah dari pendekatan diskrit sektoral menjadi integrated dengan sektor lainnya di daerah Sebelum otonomi sistem alokasi anggaran pendidikan di daerah diperoleh dari APBN pusat secara sektoral pada sektor pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa namun setelah otonomi diperoleh dari APBD yang berasal dari berbagai sumber sebagai bagian dari dana Daerah untuk seluruh sektor yang menjadi tanggung jawab daerah Sumber-sumber itu meliputi dana bagi hasil dana alokasi umum dana dekonsentrasi dana perbantuan pendapatan asli daerah dan bantuan masyarakat Dengan demikian telah terjadi perubahan sumber anggaran yang semula bersifat tunggal-hierarkhi-sektoral sekarang menjadi jamak-fungsional-regional tetapi dalam persaingan antar sektor

Dari segi kewenangan pengambilan keputusan sistem perencanaan pendidikan yang sentralistik telah menutup kewenangan Daerah dalam pengambilan keputusan di bidang pendidikan baik pada tataran kebijakan skala prioritas jenis program jenis kegiatan bahkan dalam hal rincian alokasi anggaran Namun dalam era otonomi Daerah dapat dan harus menetapkan kebijakan program skala prioritas jenis kegiatan sampai dengan alokasi anggarannya sesuai dengan kemampuan Daerah sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan nasional yang antara lain dalam bentuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan

Sementara dari segi produk perencanaan pendidikan pada era desentralisasi produk perencanaan pendidikan diharapkan merupakan bagian tak terpisahkan dari perencanaan pembangunan Daerah secara lintas sektoral Oleh karena itu produk

perencanaan pendidikan yang dihasilkan harus mencakup seluruh komponen perencanaan pendidikan yang meliputi kebijakan rencana strategis skala prioritas program sasaran dan kegiatan serta alokasi anggarannya dalam konteks perencanaan pembangunan Daerah secara terpadu Semua komponen itu perlu dikembangkan secara spesifik sesuai dengan kemampuan dan kharakteristik Daerah sejauh tidak bertentangan dengan kebijakan umum prioritas nasional dan program-program strategis yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

Dampak dari pergeseran paradigma dari keempat aspek tersebut di atas juga membawa dampak pada perubahan pola perencanaan anggarannya Pola perencanaan anggaran menggunakan pendekatan integratif sehingga pola dalam merencanakan anggaran selain mengacu pada sifat prosedural juga menggunakan prinsip efisiensi dengan berorientasi outcomes karena tingkat keberhasilan pendidikan dikontraskan dengan tingkat keberhasilan sektor lain Pola manajemen anggaran yang tepat adalah manajemen strategik anggaran yang lebih berorientasi kepada pencapaian program dan upaya pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 14

Model Perencanaan Pendidikan KabupatenKota Dalam upaya perumusan dokumen-dokumen perencanaan pendidikan tersebut Slamet

PH (2005) mengemukakan sebuah model proses perencanaan pendidikan Kabupaten Kota sebagai berikut

Gambar 11 Proses Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Model proses perencanaan pendidikan di atas sekaligus memberi gambaran mengenai tahap-tahap perencanaan pendidikan kabupatenkota Secara singkat penjelasannya adalah sebagai berikut 1 Melakukan analisis lingkungan strategis Lingkungan strategis adalah lingkungan

eksternal yang berpengaruh terhadap perencanaan pendidikan kabupatenkota misalnya Propeda Renstrada Repetada peraturan perundangan (UU PP Kepres Perda dsb) tingkat kemiskinan lapangan kerja harapan masyarakat terhadap pendidikan pengalaman-pengalaman praktek yang baik tuntutan otonomi tuntutan globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Perubahan lingkungan strategis harus diinternalisasikan ke dalam perencanaan pendidikan kabupatenkota agar perencanaan tersebut benar-benar menyatu dengan perubahan lingkungan strategis

2 Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan saat ini (dalam kenyataan) yang meliputi profil pendidikan kabupatenkota (pemerataan mutu efisiensi dan relevansi) pemetaan sekolah guru siswa kapasitas manajemen dan sumber daya pada tingkat kabupatenkota dan sekolah dan best practices pendidikan saat ini

3 Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang yang dituangkan dalam bentuk rumusan visi misi dan tujuan pendidikan yang mencakup setidaknya pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan peningkatan kapasitas pendidikan kabupatenkota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 15

4 Mencari kesenjangan antara butir (2) dan butir (3) sebagai bahan masukan bagi penyusunan rencana pendidikan keseluruhan yang akan datang (5 tahun) dan rencana jangka pendek (1 tahun) Kesenjangantantangan yang dimaksud mencakup pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan pengembangan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupaten dan sekolah

5 Berdasarkan hasil butir (4) disusunlah rencana kegiatan tahunan untuk selama 5 tahun (rencana strategis) dan rencana kegiatan rinci tahunan (rencana operasionalrenop)

6 Melaksanakan rencana pengembangan pendidikan kabupatenkota melalui upaya-upaya nyata yang dapat meningkatkan pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupatenkota dan sekolah

7 Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rencana dan melakukan evaluasi terhadap hasil rencana pendidikan Hasil evaluasi akan memberitahu apakah hasil pendidikan sesuai dengan yang direncanakan

Dengan memperhatikan substansi utamanya model tahap-tahap perencanaan pendidikan di atas bisa digambarkan dalam bentuk sebagai berikut

Gambar 13 Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Sebagaimana sudah disebut secara implisit di atas bahwa pada hakekatnya sebuah perencanaan dibuat dalam rangka mengubah rdquosituasi pendidikan saat inirdquo (dalam kenyataan) menuju ke rdquosituasi pendidikan yang diharapkanrdquo di masa mendatang Untuk itu ada tiga kata kunci yang harus dipahami yaitu kebijakan perencanaan dan program pendidikan

1 Kebijakan Pendidikan Kebijakan dibuat mengacu pada paradigma baru pendidikan Kebijakan adalah suatu

ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum tentang penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan arah umum kepada para manajer untuk bergerak Kebijakan juga berarti suatu keputusan yang luas untuk menjadi patokan dasar bagi pelaksanaan manajemen Keputusan yang dimaksud telah dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan yang berulang dan rutin yang terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan (Nurkolis 2004)

Sementara menurut Slamet PH(2005) kebijakan pendidikan adalah apa yang dikatakan (diputuskan) dan dilakukan oleh pemerintah dalam bidang pendidikan Dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 16

demikian kebijakan pendidikan berisi keputusan dan tindakan yang mengalokasikan nilai-nilai Menurutnya kebijakan pendidikan meliputi lima tipe yaitu kebijakan regulatori kebijakan distributif kebijakan redistributif kebijakan kapitalisasi dan kebijakan etik Sedangkan Noeng Muhadjir (2003 90) membedakan antara kebijakan substantif dan kebijakan implementatif Kebijakan implementatif adalah penjabaran sekaligus operasionalisasi dari kebijakan substantif

Sementara itu Sugiyono (2003) mengemukakan tiga pengertian kebijakan (policy) yaitu (1) sebagai pernyataan lesan atau tertulis pimpinan tentang organisasi yang dipimpinnya (2) sebagai ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan sehingga tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai tujuan organisasi dan (3) sebagai peta jalan untuk bertindak dalam mencapai tujuan organisasi Menurutnya kebijakan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut

10486331048633Kebijakan yang dibuat harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berpedoman pada kebijakan yang lebih tinggi dan

memperhatikan kebijakan yang sederajat yang lain 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berorientasi ke masa depan 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus adil 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berlaku untuk waktu tertentu 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus merupakan perbaikan atas kebijakan yang telah ada 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus mudah dipahami diimplementasikan dimonitor dan

dievaluasi 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berdasarkan informasi yang benar dan up to date 10486331048633Sebelum kebijakan dijadikan keputusan formal maka bila mungkin diujicobakan

terlebih dulu Herman J dalam Hough J R (ed) (1984) menjelaskan bahwa ldquoPolicy is sometimes

used in a narrow sense to refer to formal statements of action to be followed while others use the word lsquopolicyrsquo as a synonym for words such as lsquoplanrsquo or lsquoprogrammersquo Many writers too do not distinguish clearly between lsquopolicy-makingrsquo and lsquodecision-makingrsquordquo Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan tersebut disamaartikan dengan konsep lain yaitu

10486331048633Goals desired ends to be achieved 10486331048633Plans or proposals specified means for achieving goals 10486331048633Programmes authorized means strategies and details of procedure for achieving

goals 10486331048633Decision specific actions taken to set goals develop plans implement and evaluate

programmes 10486331048633Effects measurable impact of programmes 10486331048633Laws or regulations formal or legal expressions providing authorization to policies

Policy then is focused on purposive or goal oriented action or actively rather than random or chance behaviour It refers to courses or patterns of action rather than separate discrete decision usually policy development and application involves a number or related decisions rather than a single decision Policies may vary greatly in orientation purpose and whether they are explicitly stated Policies may be either positive or negative in the sense that they can have as their basis decisions to take particular action in response to a problem as well as developing simply from failure to act or from decisions to delay action Policies include substantive policy as well as procedural or administrative policy

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan pendidikan adalah upaya perbaikan dalam tataran konsep pendidikan perundang-undangan peraturan dan pelaksanaan pendidikan serta menghilangkan praktik-praktik pendidikan di masa lalu yang tidak sesuai atau kurang baik sehingga segala aspek pendidikan di masa mendatang menjadi lebih baik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 17

Kebijakan pendidikan diperlukan agar tujuan pendidikan nasional dapat dicapai secara efektif dan efisien

2 Perencanaan Pendidikan Perencanaan pendidikan dibuat dengan mengacu pada kebijakan pendidikan yang

telah ditetapkan Perencanaan pendidikan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahantujuan pendidikan yang telah ditetapkan Dalam rangka membuat perencanaan pendidikan tersebut perencana melakukan proses identifikasi mengumpulkan dan menganalisis data-data internal dan eksternal (esensial dan kritis) untuk memperoleh informasi terkini dan yang bermanfaat bagi penyiapan dan pelaksanaan rencana jangka panjang dan pendek dalam rangka untuk merealisasikan atau mencapai tujuan pendidikan kabupatenkota

Perencanaan pendidikan penting untuk memberi arah dan bimbingan pada para pelaku pendidikan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan Tanpa perencanaan pendidikan yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan pendidikan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik di daerah oleh karenanya diharapkan akan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius sebagai dampak dari diberlakukannya otonomi pendidikan itu di tingkat daerah kabupaten kota

Sebagai dasar dalam membuat perencanaan di bidang pendidikan umumnya orang menggunakan teknik analisis SWOT12 dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan kesempatan atau peluang dan tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh organisasi Dengan teknik itu diharapkan posisi organisasi dalam berbagai aspek bisa dipahami secara lebih obyektif lalu bisa ditetapkan prioritas strategi dan program-programnya serta peta urutan pelaksanaannya

3 Program pendidikan Pada intinya program pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan sesuai dengan strategi dan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan

4 Persoalan-Persoalan Mendesak Pendidikan Nasional a Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pada dasarnya pelayanan pendidikan yang bermutu merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia Meskipun demikian kenyataan menunjukkan bahwa saat ini belum semua warga negara dapat memperoleh haknya atas pendidikan Oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib berupaya untuk memenuhinya Dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan sumber daya pendukung untuk kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 18

Tabel 14Kebijakan Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Studi yang secara langsung diarahkan pada analisis kebijakan dalam pemerataan pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh James Coleman (Ace Suryadi dan H A R Tilaar 1994 29) yang berjudul Equality of Educational Opportunity Coleman membedakan secara konsepsional antara pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif dengan pemerataan pendidikan secara aktif Pemerataan pendidikan secara pasif lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah sedangkan pemerataan aktif ialah kesempatan yang sama yang diberikan oleh sekolah kepada murid-murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi-tingginya

Komponen-komponen konsep pemerataan pendidikan ini secara lebih jelas diungkapkan oleh Schiefelbein dan Farrel (1982) Dalam studinya di Chili mereka menggunakan landasan konsep pemerataan pendidikan yang relatif lebih komprehensif daripada konsepsi pemerataan pendidikan yang selama ini digunakan Berdasarkan konsep mereka pemerataan pendidikan atau equality of educational opportunity tidak hanya terbatas pada apakah murid memiliki kesempatan yang sama untuk masuk sekolah (pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif menurut Coleman) tetapi lebih dari itu murid tersebut harus memperoleh perlakuan yang sama sejak masuk belajar lulus sampai dengan memperoleh manfaat dari pendidikan yang mereka ikuti dalam kehidupan di masyarakat

Pertama pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access) Konsep ini berkaitan erat dengan tingkat partisipasi pendidikan sebagai indikator kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan Pemerataan pendidikan ini dapat dikaji berdasarkan dua konsep yang berlainan yaitu pemerataan kesempatan (equality of access) dan keadilan (equity) di dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan

Kedua pemerataan kesempatan untuk bertahan di sekolah (equality of survival) Konsep ini menitikberatkan pada kesempatan setiap individu untuk memperoleh keberhasilan dalam pendidikan dan pelatihan Jenis analisis ini mencurahkan perhatian pada tingkat efisiensi internal sistem pendidikan dilihat dari beberapa indikator yang dihasilkan dari

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 19

metode Kohort Metode ini mempelajari efisiensi pendidikan berdasarkan murid-murid yang berhasil dibandingkan dengan murid-murid yang mengulang kelas dan yang putus sekolah

Ketiga pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output) Dilihat dari sudut pandang perseorangan equality of output ini menggambarkan kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kemampuan dan ketrampilan yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan variabel suku bangsa daerah status sosial ekonomi dan sebagainya Konsep output pendidikan biasanya diukur dengan prestasi belajar akademis Di pandang dari sudut sistemnya itu sendiri konsep ini menggambarkan seberapa jauh sistem pendidikan itu efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas efektif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan dan mampu melakukan kontrol terhadap kemungkinan kelebihan tenaga kerja dalam hubungannya dengan jumlah yang dibutuhkan oleh lapangan kerja

Keempat pemerataan kesempatan dalam menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality ot outcome) Konsep ini menggambarkan keberhasilan pendidikan secara eksternal (exsternal efficiency) dari suatu sistem pendidikan dan pelatihan dihubungkan dengan penghasilan lulusan (individu) jumlah dan komposisi lulusan disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja (masyarakat) dan yang lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi (masyarakat) Teknik-teknik analisis yang digunakan biasanya meliputi analisis rate of return to education hubungan pendidikan dengan kesempatan kerja fungsi produksi pendidikan dengan menggunakan pendekaan rdquostatus attainment analytical modelrdquo dan sebagainya

Kebijakan pemerataan kesempatan meliputi aspek persamaan kesempatan akses dan keadilan atau kewajaran Contoh-contoh pemerataan kesempatan misalnya beasiswa untuk siswa miskin pelatihan guru PLB pembenahan SMP terbuka perencanaan bagi daerah-daerah terpencil atau gender peningkatan APK dan APM peningkatan angka melanjutkan pengurangan angka putus sekolah dan lain-lain b Kualitas pendidikan

Realitas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah yang menyebabkan sulitnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain Kualitas pendidikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dua faktor yang mendukung yaitu internal dan eksternal (Dodi Nandika 200716) Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan seperti Depdiknas Dinas Pendidikan daerah dan sekolah yang berada di garis depan dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada umumnya Dua faktor ini haruslah saling menunjang dalam upaya peningkatan kualitas tersebut Salah satu implikasi langsungnya ialah pada perlunya program-program yang terkait seperti penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana belajar guru yang berkualitas buku pelajaran bermutu yang terjangkau masyarakat alat bantu belajar untuk meningkatkan kreativitas dan sarana penunjang belajar lainnya

Kualitas pendidikan mencakup aspek input proses dan output dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input Contoh perencanaan kualitas misalnya pengembangan tenaga pendidikkependidikan (guru kepala sekolah konselor pengawas staf dinas pendidikan pengembangan dewan pendidikan dan komite sekolah rasio (siswaguru siswakelas siswaruang kelas siswa sekolah) pengembangan bahan ajar pengembangan tes standar di tingkat kabupatenkota biaya pendidikan per siswa pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kontektual pembelajaran kooperatif dan sebagainya) c Efisiensi pendidikan

Efisiensi menunjuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal Efisiensi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 20

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 7: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

menyebutkan sekurang-kurangnya ada empat alasan rasional diterapkannya sistem desentralisasi termasuk pendidikan yaitu (a) alasan politis seperti untuk mempertahankan stabilitas dalam rangka memperoleh legitimasi pemerintah pusat dari masyarakat daerah sebagai wujud penerapan ideologi sosialis dan laissez-faire dan untuk menumbuhkan kehidupan demokrasi (b) alasan sosio-kultural yakni untuk memberdayakan masyarakat lokal (c) alasan teknis administratif dan paedagogis seperti untuk memangkas manajemen lapisan tengah agar dapat membayar gaji guru tepat waktu atau untuk meningkatkan antusiasme guru dalam proses belajar mengajar (d) alasan ekonomis-finansial seperti meningkatkan sumber daya tambahan untuk pembiayaan pendidikan dan sebagai alat pembangunan ekonomi

Pendapat lain yang lebih sesuai dengan konteks desentralisasi pendidikan di Indonesia dikemukakan oleh Nuril Huda (19983-5) Ia berpendapat bahwa desentralisasi pendidikan di Indonesia dimaksudkan untuk mencapai efisiensi pendidikan dengan mengakomodasi aspirasi masyarakat lokal Ia juga memberi alasan rinci mengapa pertanggungjawaban implementasi pendidikan didesentralisasikan yaitu Pertama secara politik desentralisasi adalah cara mendemokratiskan manajemen urusan-

urusan publik (politically decentralization is a way of democratizing the management of public affairs) Di bawah skema desentralisasi pertanggungjawaban pendidikan tertentu diberikan kepada pemerintah daerah DPRD mengawasi perencanaan dan pelaksanaan pendidikan di daerah Dengan melibatkan wakil rakyat di dalam urusan pendidikan diharapkan akan mendukung partisipasi masyarakat yang lebih besar di dalam pelaksanaan pendidikan dan dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengannya

Kedua secara teknis adalah sulit untuk mengelola pendidikan secara efisien di dalam sebuah wilayah yang luas yang berisi banyak pulau (technically it is difficult to manage education efficiently in a vast area consisting of islands) Masalah komunikasi dan transportasi antara pemerintah pusat dan daerah khususnya pada masa lalu telah menjadi pertimbangan penting untuk desentralisasi Lagi pula sentralisasi akan membuat sulit untuk memecahkan masalah - masalah perbedaan-perbedaan regional dan untuk mempertemukan kebutuhan dan tuntutan khusus mereka Perbedaan-perbedaan budaya dan tingkat perkembangan masing-masing daerah menyumbang perbedaan-perbedaan dalam kebutuhan-kebutuhan dan hakekat pendekatan untuk menyelesaikan masalah

Ketiga alasan utama desentralisasi pendidikan adalah efisiensi dan efektifitas dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan (efficiency and effectiveness in handling problems related to the implementation of education) Dan alasan keempat untuk mengurangi beban administrasi yang berlebihan dari pemerintah pusat (to reduce the overloaded burden of administration of the central government)

Sementara itu berbeda dengan empat argumen itu Kacung Marijan (Abdurrahmansyah 200158) melihat penerapan desentralisasi pendidikan di Indonesia justru sebagai gejala keputusasaan pemerintah dalam menghadapi persoalan keuangan Sedangkan Arbi Sanit (20001) memandang penerapan desentralisasi secara umum sebagai ldquojalan keluarrdquo bagi problematik ketimpangan kekuasaan antara pemerintah nasional dan pemerintah lokal Karena itu menurutnya konsep desentralisasi bertolak dari asumsi pemberian sebagian kekuasaan pemerintah pusat kepada pemerintah lokal atau yang lebih rendah dalam rangka mencapai tujuan nasional Pemberian sebagian kekuasaan tersebut untuk mengatasi kekecewaan daerah terhadap pemerintah pusat yang berakar pada persoalan (1) ketimpangan struktur ekonomi Jawa-Luar Jawa (2) sentralisasi politik (3) korupsi birokrasi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 7

(4) eksploitasi SDA (5) represi dan pelanggaran HAM dan (6) penyeragaman politik hingga kultural

Tujuan desentralisasi pendidikan adalah untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan dengan melibatkan lebih banyak stakeholders di daerah untuk menghasilkan integrasi sekolah dengan masyarakat lokal secara terus menerus untuk mendekatkan sekolah dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat dan akhirnya untuk memperbaiki motivasi kehadiran dan pencapaian murid Selain itu desentralisasi tersebut juga dalam rangka memberi kesempatan kepada rakyat atau masyarakat luas untuk berpartisipasi secara aktif dan kreatif sehingga pendidikan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang akan bermanfaat bagi pembangunan daerah

Model-Model Desentralisasi Pendidikan Tingkat kewenangan yang dilimpahkan kepada pemda membawa konsekuensi pada

model pelaksanaannya William (Depdiknas 20015) memerinci desentralisasi ke dalam tiga model yaitu dekonsentrasi (deconcentration) delegasi (delegation) dan devolusi (devolution) Dekonsentrasi adalah model pengalihan tanggung jawab pengelolaan pendidikan dari pemerintah pusat ke pemerintah yang lebih rendah sedemikian rupa sehingga lembaga di pemerintah pusat masih memegang kendali pelaksanaan pendidikan secara penuh Model desentralisasi ini seringkali dilaksanakan dengan membentuk lembaga setingkat direktorat di daerah yang dapat melaksanakan tanggung jawab pemerintah pusat

Berbeda dengan itu dalam model delegasi pemerintah pusat meminjamkan kekuasaannya pada pemerintah daerah atau kepada organisasilembaga semiotonom Kekuasaan pemerintah pusat ini tidak diberikan namun dipinjamkan Jika pemerintahmemandang perlu otoritas itu bisa ditarik kembali Sementara dalam model devolusi pemerintah pusat menyerahkan kewenangan dalam seluruh pelaksanaan pendidikan meliputi pembiayaan administrasi serta pengelolaan yang lebih luas Kewenangan yang diberikan ini lebih permanen dan tidak dapat ditarik kembali lagi hanya karena tingkahpermintaan pemegang kekuasaan di pusat

Ketiga model tersebut berbeda dalam hal tingkat kewenangan yang disampaikan Model dekonsentrasi adalah model penyerahan kewenangan yang paling rendah model delegasi lebih besartinggi dan model devolusi yang paling tinggi Tingkat kewenangan yang dilimpahkan ini juga akan berkonsekuensi lebih jauh pada pelaksanaannya Semakin besar kewenangan yang diterima dari pemerintah pusat semakin besar sumberdaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan kewenangan tersebut Dengan demikian terbuka bagi penerima kewenangan untuk mencari segala upaya dalam melaksanakan kewenangan itu termasuk bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang mereka nilai membantu dan menguntungkan mereka

Rondinelli (Husen amp Postlethwaite 19941412) menambahkan satu kategori lagi yaitu privatisasi (privatization) yaitu model penyerahan kewenangan penyelenggaraan pendidikan kepada pihak swasta Model ini berbeda dengan ketiga model William dari segi penerima kewenangan Menurut Abdurrahmansyah (200161) dalam kasus pembicaraan desentralisasi pendidikan di Indonesia sejauh yang telah dilakukan nampaknya cenderung mengambil model yang terakhir swastanisasi Selain tidak terlalu rumit menurutnya bentuk ini terkesan hanya sekedar pemindahan pelimpahan kewajiban dari urusan pemerintah menjadi urusan masyarakat

Sementara itu Nuril Huda (199916) mengemukakan tiga model desentralisasi pendidikan yaitu (1) manajemen berbasis lokasi (site-based management) (2) pengurangan administrasi pusat dan (3) inovasi kurikulum Pada model manajemen berbasis lokasi dilaksanakan dengan meletakkan semua urusan penyelenggaraan pendidikan pada sekolah Model pengurangan administrasi pusat merupakan konsekuensi dari model pertama

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 8

Pengurangan administrasi pusat diikuti dengan peningkatan wewenang dan urusan pada masing-masing sekolah Model ketiga inovasi kurikulum menekankan pada inovasi kurikulum sebesar mungkin untuk meningkatkan kualitas dan persamaan hak bagi semua peserta didik Kurikulum ini disesuaikan benar dengan kebutuhan peserta didik di daerah atau sekolah yang bervariasi Di antara ketiga model ini model manajemen berbasis lokasi yang banyak diterapkan untuk meningkatkan otonomi sekolah dan memberikan kesempatan kepada guru-guru orang tua siswa dan anggota masyarakat dalam pembuatan keputusan

Paradigma Baru Pendidikan Era otonomi daerah telah mengakibatkan terjadinya pergeseran arah paradigma

pendidikan dari paradigma lama ke paradigma baru meliputi berbagai aspek mendasar yang saling berkaitan yaitu (1) dari sentralistik menjadi desentralistik (2) dari kebijakan yang top down ke kebijakan yang bottom up (3) dari orientasi pengembangan parsial menjadi orientasi pengembangan holistik (4) dari peran pemerintah sangat dominan ke meningkatnya peranserta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif serta (5) dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat baik keluarga LSM pesantren maupun dunia usaha (Fasli Jalal 2001 5)

Agak berbeda dengan hal tersebut dalam buku Depdiknas (200210) tentang Materi Pelatihan Terpadu untuk Kepala Dinas KabupatenKota selain perubahan paradigma dari ldquosentralistik ke desentralistikrdquo dan orientasi pendekatan ldquodari atas ke bawahrdquo (top down approach) ke pendekatan ldquodari bawah ke atasrdquo (bottom up approach) sebagaimana yang sudah disebut dalam buku Fasli Jalal juga disebutkan tiga paradigma baru pendidikan lainnya yaitu dari ldquobirokrasi berlebihanrdquo ke ldquodebirokratisasirdquo dari ldquoManajemen Tertutuprdquo (Closed Management) ke ldquoManajemen Terbukardquo (Open Management) dan pengembangan pendidikan termasuk biayanya ldquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke ldquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Bila kedua pendapat di atas dianalisis dan disintesakan maka wujud pergeseran paradigma pendidikan tersebut meliputi sebagai berikut

a Dari sentralisasi ke desentralisasi pendidikan Sebelum otonomi pengelolaan pendidikan sangat sentralistik Hampir seluruh

kebijakan pendidikan dan pengelolaan pelaksanaan pendidikan diatur dari Depdikbud Seluruh jajaran tingkat Kanwil Depdikbud tingkat Kakandep Dikbud KabupatenKota bahkan sampai di sekolah-sekolah harus mengikuti dan taat terhadap kebijakan-kebijakan yang seragam secara nasional dan petunjuk-petunjuk pelaksanaannya Kakandep dan sekolah-sekolah tidak diperkenankan merubah menambah dan mengurangi yang sudah ditetapkan oleh DepdikbudKanwil Depdikbud sekalipun tidak sesuai dengan kondisi potensi kebutuhan sekolah dan masyarakat di daerah

Dalam era reformasi paradigma sentralistik berubah ke desentralistik Desentralistik dalam arti pelimpahan sebagian wewenang dan tanggung jawab dari Depdiknas ke Dinas Pendidikan Propinsi dan sebagian lainnya kepada Dinas Pendidikan KabupatenKota bahkan juga kepada sekolah-sekolah Pada perguruan tinggi negeriswasta dilimpahkan kepada rektor bahkan juga pada fakultas dan juga pada jurusanprogram studi

Dengan UU dan Peraturan Pemerintah mengenai otonomi daerah KabupatenKota dan DPRD KabupatenKota diberi wewenang membuat Peraturan-Peraturan Daerah mengenai pendidikan tingkat KabupatenKota Dengan desentralisasi manajemen pendidikan tersebut Dinas Pendidikan tingkat KabupatenKota sebagai perangkat pemerintah KabupatenKota yang otonom dapat membuat kebijakan-kebijakan pendidikan masing-masing sesuai wewenang yang dilimpahkan kepada pemerintah KabupatenKota dalam bidang pendidikan Bahkan dalam pengelolaan pendidikan pada tingkat KabupatenKota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 9

setiap sekolah juga diberi peluang untuk membuat kebijakan sekolah (school policy) masing-masing atas dasar konsep ldquomanajemen berbasis sekolahrdquo dan ldquopendidikan berbasis masyarakatrdquo

Dengan demikian sebagian perubahan dan kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota sangat bergantung pada kemampuan mengembangkan kebijakan pendidikan dari masing-masing Kepala Dinas Pendidikan tingkat KabupatenKota

Desentralisasi manajemen pendidikan tersebut dilaksanakan sejalan dengan proses demokratisasi sebagai proses distribusi tugas dan tanggung jawab dari Depdiknas sampai di unit-unit satuan pendidikan Iklim dan suasana serta mekanisme demokratis bertumbuh dan berkembang pada seluruh tingkat dan jalur pengelolaan pendidikan termasuk di sekolah-sekolah dan di kelas-kelas ruang belajar

b Dari kebijakan yang top down ke kebijakan yang bottom up Sebelum otonomi pendekatan pengembangan dan pembinaan pendidikan dilakukan

dengan mekanisme pendekatan ldquodari atas ke bawahrdquo (top down approach) Berbagai kebijakan pengembanganpembinaan pendidikan hampir seluruhnya ditentukan oleh Depdikbud dan dalam hal khusus di Propinsi ditentukan oleh Kanwil Depdikbud dan dalam hal khusus lainnya di KabupatenKota ditentukan oleh Kakandepdikbud untuk dilaksanakan oleh seluruh jajaran pelaksana di wilayah termasuk di sekolah-sekolah

Lain halnya dalam era reformasi sebagian besar upaya pengembangan pendidikan dilakukan dengan orientasi pendekatan ldquodari bawah ke atasrdquo (bottom up approach) Pendekatan bottom up harus terjadi dalam pengambilan keputusan di setiap level instansi misalnya sekolah Dinas KabupatenKota yayasan penyelenggara pendidikan dan sebagainya Berbagai aspirasi dan kebutuhan yang menjadi kepentingan umum sesuai kondisi potensi dan prospek sekolah diakomodasi oleh Dinas Pendidikan KabupatenKota sesuai wewenang dan tanggung jawabnya Dan hal-hal lainnya yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Dinas Propinsi diselesaikan pada tingkat Depdiknas

Oleh karenanya tidak heran bila di KabupatenKota sering terjadi ldquounjuk rasardquo para guru siswa orang tua siswa dan masyarakat menuntut perbaikan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan harapan mereka Dan berbagai aspirasi yang baik sudah seyogyanya diterima oleh Kepala Dinas KabupatenKota untuk ditindaklanjuti

c Dari orientasi pengembangan yang parsial ke orientasi pengembangan yang holistik Sebelum otonomi orientasi pengembangan bersifat parsial Misalnya pendidikan

lebih ditekankan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi menciptakan stabilitas politik dan teknologi perakitan (Fasli Jalal 20015) Pendidikan juga terlalu menekankan segi kognitif sedangkan segi spiritual emosional sosial fisik dan seni kurang mendapatkan tekanan (Paul Suparno 200398) Akibatnya anak didik kurang berkembang secara menyeluruh Dalam pembelajaran yang ditekankan hanya to know (untuk tahu) sedangkan unsur pendidikan yang lain to do (melakukan) to live together (hidup bersama) to be (menjadi) kurang menonjol Di Indonesia kesadaran akan hidup bersama kurang mendapat tekanan dengan akibat anak didik lebih suka mementingkan hidupnya sendiri Selain itu pendekatan dan pengajaran di sekolah kebanyakan terpisah-pisah dan kurang integrated Setiap mata pelajaran berdiri sendiri seakan tidak ada kaitan dengan pelajaran lain

Berbeda dengan itu setelah reformasi orientasi pengembangan bersifat holistik Pendidikan diarahkan untuk pengembangan kesadaran untuk bersatu dalam kemajemukan budaya menjunjung tinggi nilai moral kemanusiaan dan agama kesadaran kreatif produktif dan kesadaran hukum (Fasli Jalal 20015) Menurut Paul Suparno (2003100) pendidikan holistik dipengaruhi oleh pandangan filsafat holisme yang cirinya adalah keterkaitan (connectedness) keutuhan (wholeness) dan proses menjadi (being)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 10

Konsep saling keterkaitan mengungkapkan bahwa saling keterkaitan antara suatu bagian dari suatu sistem dengan bagian-bagian lain dan dengan keseluruhannya Maka tidak mungkin suatu bagian dari suatu sistem lepas sendiri dari sistem itu dan lepas dari bagian-bagian yang lain Saling keterkaitan dapat dijabarkan dalam beberapa konsep berikut yaitu interdependensi interrelasi partisipasi dan non linier (Hent 2001) Interdependensi adalah saling ketergantungan satu unsur dengan yang lain Masing-masing tidak akan menjadi penuh berkembang tanpa yang lain Ada saling ketergantungan antara guru dengan siswa antara siswa dengan siswa lain antara guru dengan guru lain dan lain-lain

Interrelasi dimaksudkan sebagai adanya saling kaitan saling berhubungan antara unsur yang satu dengan yang lain dalam pendidikan Ada hubungan antara pendidik dengan yang dididik antara siswa dengan siswa lain antara pendidik dengan pendidik lain Relasi ini bukan hanya relasi berkaitan dengan pengajaran tetapi juga relasi sebagai manusia sebagai pribadi Partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan ikut andil dalam sistem itu Dalam pendidikan secara nyata siswa hanya akan berkembang bila terlibat ikut aktif didalamnya Non linier menunjukkan bahwa tidak dapat ditentukan secara linier serba jelas sebelumnya Ada banyak hal yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya dalam pendidikan meski kita telah menentukan unsur-unsurnya Kita dapat membantu anak-anak dengan segala macam nilai yang baik namun dapat terjadi mereka berkembang tidak baik Pendekatan pendidikan yang mekanistis tidak tepat lagi Pendidikan tidak dipikirkan lagi secara linier seakan-akan bila langkah-langkahnya jelas lalu hasilnya menjadi jelas tetapi lebih kompleks dan ada keterbukaan terhadap unsur yang tidak dapat ditentukan sebelumnya

Prinsip keutuhan menyatakan bahwa keseluruhan adalah lebih besar daripada penjumlahan bagian-bagiannya Prinsip keutuhan sangat jelas diwujudkan dengan memperhatikan semua segi kehidupan dalam membantu perkembangan pribadi siswa secara menyeluruh dan utuh Maka segi intelektual sosial emosional spiritual fisik seni semua mendapat porsi yang seimbang Salah satu unsur tidak lebih tinggi dari yang lain sehingga mengabaikan yang lain Kurikulum dibuat lebih menyeluruh dan memasukkan banyak segi Pendekatan terhadap siswapun lebih utuh dengan memperhatikan unsur pribadi lingkungan dan budaya Pembelajaran lebih menggunakan inteligensi ganda dengan mengembangkan IQ SQ dan EQ secara integral

Prinsip rdquoproses menjadirdquo mengungkapkan bahwa manusia memang terus berkembang menjadi semakin penuh Dalam proses menjadi penuh itu unsur partisipasi keaktifan tanggung jawab kreativitas pertumbuhan refleksi dan kemampuan mengambil keputusan sangat penting Proses itu terus-menerus dan selalu terbuka terhadap perkembangan baru Dalam pendidikan prinsip kemenjadian ini ditonjolkan dengan pendekatan proses siswa diaktifkan untuk mencari menemukan dan berkembang sesuai dengan keputusan dan tanggungjawabnya Dalam proses itu siswa diajak lebih banyak mengalami sendiri berefleksi dan mengambil makna bagi hidupnya Dalam proses ini siswa dibantu sungguh menjadi manusia yang utuh bukan hanya menjadi calon pekerja atau pengisi lowongan kerja

d Dari peran pemerintah yang dominan ke meningkatnya peranserta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif

Sebelum otonomi peran pemerintah sangat dominan Hampir semua aspek dari pendidikan diputuskan kebijakan dan perencanaannya di tingkat Pusat sehingga daerah terkondisikan lebih hanya sebagai pelaksana (Sumarno 20013) Pendidikan dikelola tanpa mengembangkan kemampuan kreativitas masyarakat malah cenderung meniadakan partisipasi masyarakat di dalam pengelolaan pendidikan Lembaga pendidikan terisolasi dan tanggung jawab sepenuhnya ada pada pemerintah pusat Sedangkan masyarakat tidak mempunyai wewenang untuk mengontrol jalannya pendidikan Selain itu dengan sendirinya orang tua dan masyarakat sebagai constituent dari sistem pendidikan nasional yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 11

terpenting telah kehilangan peranannya dan tanggung jawabnya Mereka termasuk peserta didik telah menjadi korban yaitu sebagai obyek dari sistem yang otoriter (Tilaar 1999113)

Sesudah otonomi ada perluasan peluang bagi peran serta masyarakat dalam pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif Oleh karena itu untuk mendorong partisipasi masyarakat di tingkat KabupatenKota dibentuk Dewan Pendidikan sedangkan di tingkat sekolah dibentuk komite sekolah Pembentukan komite sekolah didasarkan pada keputusan Mendiknas No044U2002 tentang panduan pembentukan komite sekolah

Menurut panduan pembentukan komite sekolah dilakukan secara transparan akuntabel dan demokratis Transparan berarti bahwa komite sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan proses sosialisasi oleh panitia persiapan kriteria calon anggota proses seleksi calon anggota pengumuman calon anggota proses pemilihan dan penyampaian hasil pemilihan Akuntabel berarti bahwa panitia persiapan pembentukan komite sekolah hendaknya menyampikan laporan pertanggungjawaban kinerjanya maupun penggunaan dan kepanitiaan Sedangkan secara demokratis berarti bahwa dalam proses pemilihan anggota dan pengurus dilakukan dengan musyawarah mufakat Jika dipandang perlu dapat dilakukan melalui pemungutan suara

e Dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat Sebelum era otonomi peran institusi non sekolah sangat lemah Dalam era otonomi

masyarakat diberdayakan dengan segenap institusi sosial yang ada di dalamnya terutama institusi yang dilekatkan dengan fungsi mendidik generasi penerus bangsa Berbagai institusi kemasyarakatan ditingkatkan wawasan sikap kemampuan dan komitmennya sehingga dapat berperan serta secara aktif dan bertanggung jawab dalam pendidikan Institusi pendidikan tradisionil seperti pesantren keluarga lembaga adat berbagai wadah organisasi pemuda bahkan partai politik bukan hanya diberdayakan sehingga dapat mengembangkan fungsi pendidikan dengan lebih baik melainkan juga diupayakan untuk menjadi bagian yang terpadu dari pendidikan nasional

Demikian juga ada upaya peningkatan partisipasi dunia usahaindustri dan sektor swasta dalam pendidikan karena sebagai pengguna sudah semestinya dunia usaha juga ikut bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan Apabila lebih banyak institusi kemasyarakatan peduli terhadap pendidikan maka pendidikan akan lebih mampu menjangkau berbagai kelompok sasaran khusus seperti kelompok wanita dan anak-anak kurang beruntung (miskin berkelainan tinggal di daerah terpencil dan sebagainya)

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan pembenahan sebagai kebijakan dasar yaitu pengembangan kesadaran tunggal dalam kemajemukan pengembangan kebijakan sosial pengayaan berkelanjutan (continuous enrichment) dan pengembangan kebijakan afirmatif (affirmative policy) (Fasli Jalal 200172-73)

f Dari rdquobirokrasi berlebihanrdquo ke rdquodebirokratisasirdquo Sebelum otonomi berbagai kegiatan pengembangan dan pembinaan diatur dan

dikontrol oleh pejabat-pejabat (birokrat-birokrat) melalui prosedur dan aturan-aturan (regulasi) yang ketat bahkan sebagiannya sangat ketat dan kaku oleh KandepdikbudKanwildikbud Hal ini mempengaruhi pengelolaan sebagian sekolah-sekolah dalam iklim rdquobirokrasi berlebihanrdquo Dalam kondisi yang demikian tidak jarang ditemukan adanya rdquokasus birokrasi yang berlebihanrdquo dari sebagian pejabat birokrat yang menggunakan rdquokekuasaan berlebihanrdquo dalam pembinaan guru siswa dan pihak-pihak lainnya Keadaan ini telah mematikan prakarsa daya cipta dan karya inovatif di sekolah-sekolah

Dalam era reformasi terjadi proses rdquodebirokratisasirdquo dengan jalan memperpendek jalur birokrasi dalam penyelesaian masalah-masalah pendidikan secara profesional bukan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 12

atas dasar rdquokekuasaanrdquo atau peraturan belaka Hal ini sesuai dengan prinsip profesionalisme dalam pendidikan dan juga pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam desentralisasi Di samping itu juga dilakukan rdquoderegulasirdquo dalam arti rdquopenguranganrdquo aturan-aturan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan kondisi potensi dan prospek sekolah dan kepentingan masyarakat (stakeholders) untuk berpartisipasi terhadap sekolah dalam bentuk gagasan penyempurnaan kurikulum peningkatan mutu guru dana dan prasaranasarana untuk sekolah

g Dari rdquomanajemen tertutuprdquo (close management) ke rdquomanagement terbukardquo (open management)

Sebelum otonomi diterapkan bentuk-bentuk rdquomanajemen tertutuprdquo sehingga tidak transparan tidak ada akuntabilitas kepada publik dalam pengelolaan pendidikan

Dalam era reformasi manajemen pendidikan menerapkan rdquomanajemen terbukardquo dari pembuatan kebijakan pelaksanaan kebijakan sampai pada evaluasi bahkan perbaikan kebijakan Seluruh sumber daya yang digunakan dalam pendidikan dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada seluruh kelompok masyarakat (stakeholders) dan selanjutnya terbuka untuk menerima kritikan perbaikan bila ditemukan hal-hal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

h Dari pengembangan pendidikan rdquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke rdquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Sebelum otonomi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan terbesar menjadi tanggung jawab pemerintah dibandingkan dengan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Dalam era reformasi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan pendidikan berupa gaji honorariumtunjangan mengajar penataranpelatihan rehabilitasi gedung dan lain-lain diupayakan supaya sebagian besar akan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota akan banyak bergantung pada partisipasi orang tua siswa dan masyarakat serta pemerintah KabupatenKota masing-masing di samping proyek-proyek khusus dan juga kemudahan dan pengendalian mutu dan hal-hal kepentingan nasional lainnya dari DEPDIKNAS dan dari Dinas Propinsi

Paradigma Baru Perencanaan Pendidikan Dengan terjadinya perubahan paradigma baru pendidikan maka sistem perencanaan

pendidikan dalam iklim pemerintahan yang sentralistik sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan perencanaan pendidikan pada era otonomi daerah sehingga diperlukan paradigma baru perencanaan pendidikan Menurut Mulyani A Nurhadi (20012) perubahan paradigma dalam sistem perencanaan pendidikan di daerah setidak-tidaknya akan menyentuh lima aspek yaitu sifat pendekatan kewenangan pengambilan keputusan produk serta pola perencanaan anggaran

Dari segi sifat perencanaan pendidikan maka perencanaan pendidikan pada tingkat daerah sebagai kegiatan awal dari proses pengelolaan pendidikan termasuk kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh daerah Sementara itu Pemerintah Pusat berkewajiban merumuskan kebijakan tentang perencanaan nasional yang dalam pelaksanaannya telah dituangkan dalam bentuk Undang-Undang RI No25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Pada tingkat Departemen Propenas ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang memuat strategi umum untuk mencapai tujuan program pembangunan di bidang masing-masing dan dituangkan dalam Keputusan Menteri

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 13

Berdasarkan Renstra itu Pemerintah Pusat menyusun Program pembangunan tahunan yang disingkat Propeta yang dituangkan dalam Keputusan Menteri sesuai dengan lingkup tugas dan kewenangan masing-masing

Selain itu pada era otonomi daerah diharapkan akan lebih tumbuh kreativitas dan prakarsa serta mendorong peran serta masyarakat sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing daerah Ini berarti bahwa dalam membangun pendidikan di daerah KabupatenKota perlu dilandasi dengan perencanaan pendidikan tingkat daerah yang baik dan distinktif tidak hanya bertumpu kepada perencanaan nasional yang makro tetapi juga dapat mempertimbangkan keunikan kemampuan dan budaya daerah masing-masing sehingga mampu menumbuhkan prakarsa dan kreativitas daerah Perencanaan program pendidikan di daerah bukan lagi merupakan bagian atau fotokopi dari perencanaan program tingkat nasional maupun propinsi tetapi merupakan perencanaan pendidikan yang unik dan mandiri sehingga beragam walaupun disusun atas dasar rambu-rambu kebijakan perencanaan nasional

Dari segi pendekatan perencanaan pendidikan era otonomi telah merubah paradigma dalam pendekatan perencanaan pendidikan di daerah dari pendekatan diskrit sektoral menjadi integrated dengan sektor lainnya di daerah Sebelum otonomi sistem alokasi anggaran pendidikan di daerah diperoleh dari APBN pusat secara sektoral pada sektor pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa namun setelah otonomi diperoleh dari APBD yang berasal dari berbagai sumber sebagai bagian dari dana Daerah untuk seluruh sektor yang menjadi tanggung jawab daerah Sumber-sumber itu meliputi dana bagi hasil dana alokasi umum dana dekonsentrasi dana perbantuan pendapatan asli daerah dan bantuan masyarakat Dengan demikian telah terjadi perubahan sumber anggaran yang semula bersifat tunggal-hierarkhi-sektoral sekarang menjadi jamak-fungsional-regional tetapi dalam persaingan antar sektor

Dari segi kewenangan pengambilan keputusan sistem perencanaan pendidikan yang sentralistik telah menutup kewenangan Daerah dalam pengambilan keputusan di bidang pendidikan baik pada tataran kebijakan skala prioritas jenis program jenis kegiatan bahkan dalam hal rincian alokasi anggaran Namun dalam era otonomi Daerah dapat dan harus menetapkan kebijakan program skala prioritas jenis kegiatan sampai dengan alokasi anggarannya sesuai dengan kemampuan Daerah sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan nasional yang antara lain dalam bentuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan

Sementara dari segi produk perencanaan pendidikan pada era desentralisasi produk perencanaan pendidikan diharapkan merupakan bagian tak terpisahkan dari perencanaan pembangunan Daerah secara lintas sektoral Oleh karena itu produk

perencanaan pendidikan yang dihasilkan harus mencakup seluruh komponen perencanaan pendidikan yang meliputi kebijakan rencana strategis skala prioritas program sasaran dan kegiatan serta alokasi anggarannya dalam konteks perencanaan pembangunan Daerah secara terpadu Semua komponen itu perlu dikembangkan secara spesifik sesuai dengan kemampuan dan kharakteristik Daerah sejauh tidak bertentangan dengan kebijakan umum prioritas nasional dan program-program strategis yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

Dampak dari pergeseran paradigma dari keempat aspek tersebut di atas juga membawa dampak pada perubahan pola perencanaan anggarannya Pola perencanaan anggaran menggunakan pendekatan integratif sehingga pola dalam merencanakan anggaran selain mengacu pada sifat prosedural juga menggunakan prinsip efisiensi dengan berorientasi outcomes karena tingkat keberhasilan pendidikan dikontraskan dengan tingkat keberhasilan sektor lain Pola manajemen anggaran yang tepat adalah manajemen strategik anggaran yang lebih berorientasi kepada pencapaian program dan upaya pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 14

Model Perencanaan Pendidikan KabupatenKota Dalam upaya perumusan dokumen-dokumen perencanaan pendidikan tersebut Slamet

PH (2005) mengemukakan sebuah model proses perencanaan pendidikan Kabupaten Kota sebagai berikut

Gambar 11 Proses Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Model proses perencanaan pendidikan di atas sekaligus memberi gambaran mengenai tahap-tahap perencanaan pendidikan kabupatenkota Secara singkat penjelasannya adalah sebagai berikut 1 Melakukan analisis lingkungan strategis Lingkungan strategis adalah lingkungan

eksternal yang berpengaruh terhadap perencanaan pendidikan kabupatenkota misalnya Propeda Renstrada Repetada peraturan perundangan (UU PP Kepres Perda dsb) tingkat kemiskinan lapangan kerja harapan masyarakat terhadap pendidikan pengalaman-pengalaman praktek yang baik tuntutan otonomi tuntutan globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Perubahan lingkungan strategis harus diinternalisasikan ke dalam perencanaan pendidikan kabupatenkota agar perencanaan tersebut benar-benar menyatu dengan perubahan lingkungan strategis

2 Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan saat ini (dalam kenyataan) yang meliputi profil pendidikan kabupatenkota (pemerataan mutu efisiensi dan relevansi) pemetaan sekolah guru siswa kapasitas manajemen dan sumber daya pada tingkat kabupatenkota dan sekolah dan best practices pendidikan saat ini

3 Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang yang dituangkan dalam bentuk rumusan visi misi dan tujuan pendidikan yang mencakup setidaknya pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan peningkatan kapasitas pendidikan kabupatenkota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 15

4 Mencari kesenjangan antara butir (2) dan butir (3) sebagai bahan masukan bagi penyusunan rencana pendidikan keseluruhan yang akan datang (5 tahun) dan rencana jangka pendek (1 tahun) Kesenjangantantangan yang dimaksud mencakup pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan pengembangan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupaten dan sekolah

5 Berdasarkan hasil butir (4) disusunlah rencana kegiatan tahunan untuk selama 5 tahun (rencana strategis) dan rencana kegiatan rinci tahunan (rencana operasionalrenop)

6 Melaksanakan rencana pengembangan pendidikan kabupatenkota melalui upaya-upaya nyata yang dapat meningkatkan pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupatenkota dan sekolah

7 Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rencana dan melakukan evaluasi terhadap hasil rencana pendidikan Hasil evaluasi akan memberitahu apakah hasil pendidikan sesuai dengan yang direncanakan

Dengan memperhatikan substansi utamanya model tahap-tahap perencanaan pendidikan di atas bisa digambarkan dalam bentuk sebagai berikut

Gambar 13 Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Sebagaimana sudah disebut secara implisit di atas bahwa pada hakekatnya sebuah perencanaan dibuat dalam rangka mengubah rdquosituasi pendidikan saat inirdquo (dalam kenyataan) menuju ke rdquosituasi pendidikan yang diharapkanrdquo di masa mendatang Untuk itu ada tiga kata kunci yang harus dipahami yaitu kebijakan perencanaan dan program pendidikan

1 Kebijakan Pendidikan Kebijakan dibuat mengacu pada paradigma baru pendidikan Kebijakan adalah suatu

ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum tentang penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan arah umum kepada para manajer untuk bergerak Kebijakan juga berarti suatu keputusan yang luas untuk menjadi patokan dasar bagi pelaksanaan manajemen Keputusan yang dimaksud telah dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan yang berulang dan rutin yang terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan (Nurkolis 2004)

Sementara menurut Slamet PH(2005) kebijakan pendidikan adalah apa yang dikatakan (diputuskan) dan dilakukan oleh pemerintah dalam bidang pendidikan Dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 16

demikian kebijakan pendidikan berisi keputusan dan tindakan yang mengalokasikan nilai-nilai Menurutnya kebijakan pendidikan meliputi lima tipe yaitu kebijakan regulatori kebijakan distributif kebijakan redistributif kebijakan kapitalisasi dan kebijakan etik Sedangkan Noeng Muhadjir (2003 90) membedakan antara kebijakan substantif dan kebijakan implementatif Kebijakan implementatif adalah penjabaran sekaligus operasionalisasi dari kebijakan substantif

Sementara itu Sugiyono (2003) mengemukakan tiga pengertian kebijakan (policy) yaitu (1) sebagai pernyataan lesan atau tertulis pimpinan tentang organisasi yang dipimpinnya (2) sebagai ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan sehingga tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai tujuan organisasi dan (3) sebagai peta jalan untuk bertindak dalam mencapai tujuan organisasi Menurutnya kebijakan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut

10486331048633Kebijakan yang dibuat harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berpedoman pada kebijakan yang lebih tinggi dan

memperhatikan kebijakan yang sederajat yang lain 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berorientasi ke masa depan 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus adil 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berlaku untuk waktu tertentu 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus merupakan perbaikan atas kebijakan yang telah ada 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus mudah dipahami diimplementasikan dimonitor dan

dievaluasi 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berdasarkan informasi yang benar dan up to date 10486331048633Sebelum kebijakan dijadikan keputusan formal maka bila mungkin diujicobakan

terlebih dulu Herman J dalam Hough J R (ed) (1984) menjelaskan bahwa ldquoPolicy is sometimes

used in a narrow sense to refer to formal statements of action to be followed while others use the word lsquopolicyrsquo as a synonym for words such as lsquoplanrsquo or lsquoprogrammersquo Many writers too do not distinguish clearly between lsquopolicy-makingrsquo and lsquodecision-makingrsquordquo Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan tersebut disamaartikan dengan konsep lain yaitu

10486331048633Goals desired ends to be achieved 10486331048633Plans or proposals specified means for achieving goals 10486331048633Programmes authorized means strategies and details of procedure for achieving

goals 10486331048633Decision specific actions taken to set goals develop plans implement and evaluate

programmes 10486331048633Effects measurable impact of programmes 10486331048633Laws or regulations formal or legal expressions providing authorization to policies

Policy then is focused on purposive or goal oriented action or actively rather than random or chance behaviour It refers to courses or patterns of action rather than separate discrete decision usually policy development and application involves a number or related decisions rather than a single decision Policies may vary greatly in orientation purpose and whether they are explicitly stated Policies may be either positive or negative in the sense that they can have as their basis decisions to take particular action in response to a problem as well as developing simply from failure to act or from decisions to delay action Policies include substantive policy as well as procedural or administrative policy

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan pendidikan adalah upaya perbaikan dalam tataran konsep pendidikan perundang-undangan peraturan dan pelaksanaan pendidikan serta menghilangkan praktik-praktik pendidikan di masa lalu yang tidak sesuai atau kurang baik sehingga segala aspek pendidikan di masa mendatang menjadi lebih baik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 17

Kebijakan pendidikan diperlukan agar tujuan pendidikan nasional dapat dicapai secara efektif dan efisien

2 Perencanaan Pendidikan Perencanaan pendidikan dibuat dengan mengacu pada kebijakan pendidikan yang

telah ditetapkan Perencanaan pendidikan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahantujuan pendidikan yang telah ditetapkan Dalam rangka membuat perencanaan pendidikan tersebut perencana melakukan proses identifikasi mengumpulkan dan menganalisis data-data internal dan eksternal (esensial dan kritis) untuk memperoleh informasi terkini dan yang bermanfaat bagi penyiapan dan pelaksanaan rencana jangka panjang dan pendek dalam rangka untuk merealisasikan atau mencapai tujuan pendidikan kabupatenkota

Perencanaan pendidikan penting untuk memberi arah dan bimbingan pada para pelaku pendidikan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan Tanpa perencanaan pendidikan yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan pendidikan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik di daerah oleh karenanya diharapkan akan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius sebagai dampak dari diberlakukannya otonomi pendidikan itu di tingkat daerah kabupaten kota

Sebagai dasar dalam membuat perencanaan di bidang pendidikan umumnya orang menggunakan teknik analisis SWOT12 dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan kesempatan atau peluang dan tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh organisasi Dengan teknik itu diharapkan posisi organisasi dalam berbagai aspek bisa dipahami secara lebih obyektif lalu bisa ditetapkan prioritas strategi dan program-programnya serta peta urutan pelaksanaannya

3 Program pendidikan Pada intinya program pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan sesuai dengan strategi dan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan

4 Persoalan-Persoalan Mendesak Pendidikan Nasional a Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pada dasarnya pelayanan pendidikan yang bermutu merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia Meskipun demikian kenyataan menunjukkan bahwa saat ini belum semua warga negara dapat memperoleh haknya atas pendidikan Oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib berupaya untuk memenuhinya Dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan sumber daya pendukung untuk kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 18

Tabel 14Kebijakan Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Studi yang secara langsung diarahkan pada analisis kebijakan dalam pemerataan pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh James Coleman (Ace Suryadi dan H A R Tilaar 1994 29) yang berjudul Equality of Educational Opportunity Coleman membedakan secara konsepsional antara pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif dengan pemerataan pendidikan secara aktif Pemerataan pendidikan secara pasif lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah sedangkan pemerataan aktif ialah kesempatan yang sama yang diberikan oleh sekolah kepada murid-murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi-tingginya

Komponen-komponen konsep pemerataan pendidikan ini secara lebih jelas diungkapkan oleh Schiefelbein dan Farrel (1982) Dalam studinya di Chili mereka menggunakan landasan konsep pemerataan pendidikan yang relatif lebih komprehensif daripada konsepsi pemerataan pendidikan yang selama ini digunakan Berdasarkan konsep mereka pemerataan pendidikan atau equality of educational opportunity tidak hanya terbatas pada apakah murid memiliki kesempatan yang sama untuk masuk sekolah (pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif menurut Coleman) tetapi lebih dari itu murid tersebut harus memperoleh perlakuan yang sama sejak masuk belajar lulus sampai dengan memperoleh manfaat dari pendidikan yang mereka ikuti dalam kehidupan di masyarakat

Pertama pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access) Konsep ini berkaitan erat dengan tingkat partisipasi pendidikan sebagai indikator kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan Pemerataan pendidikan ini dapat dikaji berdasarkan dua konsep yang berlainan yaitu pemerataan kesempatan (equality of access) dan keadilan (equity) di dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan

Kedua pemerataan kesempatan untuk bertahan di sekolah (equality of survival) Konsep ini menitikberatkan pada kesempatan setiap individu untuk memperoleh keberhasilan dalam pendidikan dan pelatihan Jenis analisis ini mencurahkan perhatian pada tingkat efisiensi internal sistem pendidikan dilihat dari beberapa indikator yang dihasilkan dari

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 19

metode Kohort Metode ini mempelajari efisiensi pendidikan berdasarkan murid-murid yang berhasil dibandingkan dengan murid-murid yang mengulang kelas dan yang putus sekolah

Ketiga pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output) Dilihat dari sudut pandang perseorangan equality of output ini menggambarkan kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kemampuan dan ketrampilan yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan variabel suku bangsa daerah status sosial ekonomi dan sebagainya Konsep output pendidikan biasanya diukur dengan prestasi belajar akademis Di pandang dari sudut sistemnya itu sendiri konsep ini menggambarkan seberapa jauh sistem pendidikan itu efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas efektif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan dan mampu melakukan kontrol terhadap kemungkinan kelebihan tenaga kerja dalam hubungannya dengan jumlah yang dibutuhkan oleh lapangan kerja

Keempat pemerataan kesempatan dalam menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality ot outcome) Konsep ini menggambarkan keberhasilan pendidikan secara eksternal (exsternal efficiency) dari suatu sistem pendidikan dan pelatihan dihubungkan dengan penghasilan lulusan (individu) jumlah dan komposisi lulusan disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja (masyarakat) dan yang lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi (masyarakat) Teknik-teknik analisis yang digunakan biasanya meliputi analisis rate of return to education hubungan pendidikan dengan kesempatan kerja fungsi produksi pendidikan dengan menggunakan pendekaan rdquostatus attainment analytical modelrdquo dan sebagainya

Kebijakan pemerataan kesempatan meliputi aspek persamaan kesempatan akses dan keadilan atau kewajaran Contoh-contoh pemerataan kesempatan misalnya beasiswa untuk siswa miskin pelatihan guru PLB pembenahan SMP terbuka perencanaan bagi daerah-daerah terpencil atau gender peningkatan APK dan APM peningkatan angka melanjutkan pengurangan angka putus sekolah dan lain-lain b Kualitas pendidikan

Realitas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah yang menyebabkan sulitnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain Kualitas pendidikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dua faktor yang mendukung yaitu internal dan eksternal (Dodi Nandika 200716) Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan seperti Depdiknas Dinas Pendidikan daerah dan sekolah yang berada di garis depan dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada umumnya Dua faktor ini haruslah saling menunjang dalam upaya peningkatan kualitas tersebut Salah satu implikasi langsungnya ialah pada perlunya program-program yang terkait seperti penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana belajar guru yang berkualitas buku pelajaran bermutu yang terjangkau masyarakat alat bantu belajar untuk meningkatkan kreativitas dan sarana penunjang belajar lainnya

Kualitas pendidikan mencakup aspek input proses dan output dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input Contoh perencanaan kualitas misalnya pengembangan tenaga pendidikkependidikan (guru kepala sekolah konselor pengawas staf dinas pendidikan pengembangan dewan pendidikan dan komite sekolah rasio (siswaguru siswakelas siswaruang kelas siswa sekolah) pengembangan bahan ajar pengembangan tes standar di tingkat kabupatenkota biaya pendidikan per siswa pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kontektual pembelajaran kooperatif dan sebagainya) c Efisiensi pendidikan

Efisiensi menunjuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal Efisiensi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 20

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 8: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

(4) eksploitasi SDA (5) represi dan pelanggaran HAM dan (6) penyeragaman politik hingga kultural

Tujuan desentralisasi pendidikan adalah untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan dengan melibatkan lebih banyak stakeholders di daerah untuk menghasilkan integrasi sekolah dengan masyarakat lokal secara terus menerus untuk mendekatkan sekolah dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat dan akhirnya untuk memperbaiki motivasi kehadiran dan pencapaian murid Selain itu desentralisasi tersebut juga dalam rangka memberi kesempatan kepada rakyat atau masyarakat luas untuk berpartisipasi secara aktif dan kreatif sehingga pendidikan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang akan bermanfaat bagi pembangunan daerah

Model-Model Desentralisasi Pendidikan Tingkat kewenangan yang dilimpahkan kepada pemda membawa konsekuensi pada

model pelaksanaannya William (Depdiknas 20015) memerinci desentralisasi ke dalam tiga model yaitu dekonsentrasi (deconcentration) delegasi (delegation) dan devolusi (devolution) Dekonsentrasi adalah model pengalihan tanggung jawab pengelolaan pendidikan dari pemerintah pusat ke pemerintah yang lebih rendah sedemikian rupa sehingga lembaga di pemerintah pusat masih memegang kendali pelaksanaan pendidikan secara penuh Model desentralisasi ini seringkali dilaksanakan dengan membentuk lembaga setingkat direktorat di daerah yang dapat melaksanakan tanggung jawab pemerintah pusat

Berbeda dengan itu dalam model delegasi pemerintah pusat meminjamkan kekuasaannya pada pemerintah daerah atau kepada organisasilembaga semiotonom Kekuasaan pemerintah pusat ini tidak diberikan namun dipinjamkan Jika pemerintahmemandang perlu otoritas itu bisa ditarik kembali Sementara dalam model devolusi pemerintah pusat menyerahkan kewenangan dalam seluruh pelaksanaan pendidikan meliputi pembiayaan administrasi serta pengelolaan yang lebih luas Kewenangan yang diberikan ini lebih permanen dan tidak dapat ditarik kembali lagi hanya karena tingkahpermintaan pemegang kekuasaan di pusat

Ketiga model tersebut berbeda dalam hal tingkat kewenangan yang disampaikan Model dekonsentrasi adalah model penyerahan kewenangan yang paling rendah model delegasi lebih besartinggi dan model devolusi yang paling tinggi Tingkat kewenangan yang dilimpahkan ini juga akan berkonsekuensi lebih jauh pada pelaksanaannya Semakin besar kewenangan yang diterima dari pemerintah pusat semakin besar sumberdaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan kewenangan tersebut Dengan demikian terbuka bagi penerima kewenangan untuk mencari segala upaya dalam melaksanakan kewenangan itu termasuk bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang mereka nilai membantu dan menguntungkan mereka

Rondinelli (Husen amp Postlethwaite 19941412) menambahkan satu kategori lagi yaitu privatisasi (privatization) yaitu model penyerahan kewenangan penyelenggaraan pendidikan kepada pihak swasta Model ini berbeda dengan ketiga model William dari segi penerima kewenangan Menurut Abdurrahmansyah (200161) dalam kasus pembicaraan desentralisasi pendidikan di Indonesia sejauh yang telah dilakukan nampaknya cenderung mengambil model yang terakhir swastanisasi Selain tidak terlalu rumit menurutnya bentuk ini terkesan hanya sekedar pemindahan pelimpahan kewajiban dari urusan pemerintah menjadi urusan masyarakat

Sementara itu Nuril Huda (199916) mengemukakan tiga model desentralisasi pendidikan yaitu (1) manajemen berbasis lokasi (site-based management) (2) pengurangan administrasi pusat dan (3) inovasi kurikulum Pada model manajemen berbasis lokasi dilaksanakan dengan meletakkan semua urusan penyelenggaraan pendidikan pada sekolah Model pengurangan administrasi pusat merupakan konsekuensi dari model pertama

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 8

Pengurangan administrasi pusat diikuti dengan peningkatan wewenang dan urusan pada masing-masing sekolah Model ketiga inovasi kurikulum menekankan pada inovasi kurikulum sebesar mungkin untuk meningkatkan kualitas dan persamaan hak bagi semua peserta didik Kurikulum ini disesuaikan benar dengan kebutuhan peserta didik di daerah atau sekolah yang bervariasi Di antara ketiga model ini model manajemen berbasis lokasi yang banyak diterapkan untuk meningkatkan otonomi sekolah dan memberikan kesempatan kepada guru-guru orang tua siswa dan anggota masyarakat dalam pembuatan keputusan

Paradigma Baru Pendidikan Era otonomi daerah telah mengakibatkan terjadinya pergeseran arah paradigma

pendidikan dari paradigma lama ke paradigma baru meliputi berbagai aspek mendasar yang saling berkaitan yaitu (1) dari sentralistik menjadi desentralistik (2) dari kebijakan yang top down ke kebijakan yang bottom up (3) dari orientasi pengembangan parsial menjadi orientasi pengembangan holistik (4) dari peran pemerintah sangat dominan ke meningkatnya peranserta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif serta (5) dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat baik keluarga LSM pesantren maupun dunia usaha (Fasli Jalal 2001 5)

Agak berbeda dengan hal tersebut dalam buku Depdiknas (200210) tentang Materi Pelatihan Terpadu untuk Kepala Dinas KabupatenKota selain perubahan paradigma dari ldquosentralistik ke desentralistikrdquo dan orientasi pendekatan ldquodari atas ke bawahrdquo (top down approach) ke pendekatan ldquodari bawah ke atasrdquo (bottom up approach) sebagaimana yang sudah disebut dalam buku Fasli Jalal juga disebutkan tiga paradigma baru pendidikan lainnya yaitu dari ldquobirokrasi berlebihanrdquo ke ldquodebirokratisasirdquo dari ldquoManajemen Tertutuprdquo (Closed Management) ke ldquoManajemen Terbukardquo (Open Management) dan pengembangan pendidikan termasuk biayanya ldquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke ldquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Bila kedua pendapat di atas dianalisis dan disintesakan maka wujud pergeseran paradigma pendidikan tersebut meliputi sebagai berikut

a Dari sentralisasi ke desentralisasi pendidikan Sebelum otonomi pengelolaan pendidikan sangat sentralistik Hampir seluruh

kebijakan pendidikan dan pengelolaan pelaksanaan pendidikan diatur dari Depdikbud Seluruh jajaran tingkat Kanwil Depdikbud tingkat Kakandep Dikbud KabupatenKota bahkan sampai di sekolah-sekolah harus mengikuti dan taat terhadap kebijakan-kebijakan yang seragam secara nasional dan petunjuk-petunjuk pelaksanaannya Kakandep dan sekolah-sekolah tidak diperkenankan merubah menambah dan mengurangi yang sudah ditetapkan oleh DepdikbudKanwil Depdikbud sekalipun tidak sesuai dengan kondisi potensi kebutuhan sekolah dan masyarakat di daerah

Dalam era reformasi paradigma sentralistik berubah ke desentralistik Desentralistik dalam arti pelimpahan sebagian wewenang dan tanggung jawab dari Depdiknas ke Dinas Pendidikan Propinsi dan sebagian lainnya kepada Dinas Pendidikan KabupatenKota bahkan juga kepada sekolah-sekolah Pada perguruan tinggi negeriswasta dilimpahkan kepada rektor bahkan juga pada fakultas dan juga pada jurusanprogram studi

Dengan UU dan Peraturan Pemerintah mengenai otonomi daerah KabupatenKota dan DPRD KabupatenKota diberi wewenang membuat Peraturan-Peraturan Daerah mengenai pendidikan tingkat KabupatenKota Dengan desentralisasi manajemen pendidikan tersebut Dinas Pendidikan tingkat KabupatenKota sebagai perangkat pemerintah KabupatenKota yang otonom dapat membuat kebijakan-kebijakan pendidikan masing-masing sesuai wewenang yang dilimpahkan kepada pemerintah KabupatenKota dalam bidang pendidikan Bahkan dalam pengelolaan pendidikan pada tingkat KabupatenKota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 9

setiap sekolah juga diberi peluang untuk membuat kebijakan sekolah (school policy) masing-masing atas dasar konsep ldquomanajemen berbasis sekolahrdquo dan ldquopendidikan berbasis masyarakatrdquo

Dengan demikian sebagian perubahan dan kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota sangat bergantung pada kemampuan mengembangkan kebijakan pendidikan dari masing-masing Kepala Dinas Pendidikan tingkat KabupatenKota

Desentralisasi manajemen pendidikan tersebut dilaksanakan sejalan dengan proses demokratisasi sebagai proses distribusi tugas dan tanggung jawab dari Depdiknas sampai di unit-unit satuan pendidikan Iklim dan suasana serta mekanisme demokratis bertumbuh dan berkembang pada seluruh tingkat dan jalur pengelolaan pendidikan termasuk di sekolah-sekolah dan di kelas-kelas ruang belajar

b Dari kebijakan yang top down ke kebijakan yang bottom up Sebelum otonomi pendekatan pengembangan dan pembinaan pendidikan dilakukan

dengan mekanisme pendekatan ldquodari atas ke bawahrdquo (top down approach) Berbagai kebijakan pengembanganpembinaan pendidikan hampir seluruhnya ditentukan oleh Depdikbud dan dalam hal khusus di Propinsi ditentukan oleh Kanwil Depdikbud dan dalam hal khusus lainnya di KabupatenKota ditentukan oleh Kakandepdikbud untuk dilaksanakan oleh seluruh jajaran pelaksana di wilayah termasuk di sekolah-sekolah

Lain halnya dalam era reformasi sebagian besar upaya pengembangan pendidikan dilakukan dengan orientasi pendekatan ldquodari bawah ke atasrdquo (bottom up approach) Pendekatan bottom up harus terjadi dalam pengambilan keputusan di setiap level instansi misalnya sekolah Dinas KabupatenKota yayasan penyelenggara pendidikan dan sebagainya Berbagai aspirasi dan kebutuhan yang menjadi kepentingan umum sesuai kondisi potensi dan prospek sekolah diakomodasi oleh Dinas Pendidikan KabupatenKota sesuai wewenang dan tanggung jawabnya Dan hal-hal lainnya yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Dinas Propinsi diselesaikan pada tingkat Depdiknas

Oleh karenanya tidak heran bila di KabupatenKota sering terjadi ldquounjuk rasardquo para guru siswa orang tua siswa dan masyarakat menuntut perbaikan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan harapan mereka Dan berbagai aspirasi yang baik sudah seyogyanya diterima oleh Kepala Dinas KabupatenKota untuk ditindaklanjuti

c Dari orientasi pengembangan yang parsial ke orientasi pengembangan yang holistik Sebelum otonomi orientasi pengembangan bersifat parsial Misalnya pendidikan

lebih ditekankan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi menciptakan stabilitas politik dan teknologi perakitan (Fasli Jalal 20015) Pendidikan juga terlalu menekankan segi kognitif sedangkan segi spiritual emosional sosial fisik dan seni kurang mendapatkan tekanan (Paul Suparno 200398) Akibatnya anak didik kurang berkembang secara menyeluruh Dalam pembelajaran yang ditekankan hanya to know (untuk tahu) sedangkan unsur pendidikan yang lain to do (melakukan) to live together (hidup bersama) to be (menjadi) kurang menonjol Di Indonesia kesadaran akan hidup bersama kurang mendapat tekanan dengan akibat anak didik lebih suka mementingkan hidupnya sendiri Selain itu pendekatan dan pengajaran di sekolah kebanyakan terpisah-pisah dan kurang integrated Setiap mata pelajaran berdiri sendiri seakan tidak ada kaitan dengan pelajaran lain

Berbeda dengan itu setelah reformasi orientasi pengembangan bersifat holistik Pendidikan diarahkan untuk pengembangan kesadaran untuk bersatu dalam kemajemukan budaya menjunjung tinggi nilai moral kemanusiaan dan agama kesadaran kreatif produktif dan kesadaran hukum (Fasli Jalal 20015) Menurut Paul Suparno (2003100) pendidikan holistik dipengaruhi oleh pandangan filsafat holisme yang cirinya adalah keterkaitan (connectedness) keutuhan (wholeness) dan proses menjadi (being)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 10

Konsep saling keterkaitan mengungkapkan bahwa saling keterkaitan antara suatu bagian dari suatu sistem dengan bagian-bagian lain dan dengan keseluruhannya Maka tidak mungkin suatu bagian dari suatu sistem lepas sendiri dari sistem itu dan lepas dari bagian-bagian yang lain Saling keterkaitan dapat dijabarkan dalam beberapa konsep berikut yaitu interdependensi interrelasi partisipasi dan non linier (Hent 2001) Interdependensi adalah saling ketergantungan satu unsur dengan yang lain Masing-masing tidak akan menjadi penuh berkembang tanpa yang lain Ada saling ketergantungan antara guru dengan siswa antara siswa dengan siswa lain antara guru dengan guru lain dan lain-lain

Interrelasi dimaksudkan sebagai adanya saling kaitan saling berhubungan antara unsur yang satu dengan yang lain dalam pendidikan Ada hubungan antara pendidik dengan yang dididik antara siswa dengan siswa lain antara pendidik dengan pendidik lain Relasi ini bukan hanya relasi berkaitan dengan pengajaran tetapi juga relasi sebagai manusia sebagai pribadi Partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan ikut andil dalam sistem itu Dalam pendidikan secara nyata siswa hanya akan berkembang bila terlibat ikut aktif didalamnya Non linier menunjukkan bahwa tidak dapat ditentukan secara linier serba jelas sebelumnya Ada banyak hal yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya dalam pendidikan meski kita telah menentukan unsur-unsurnya Kita dapat membantu anak-anak dengan segala macam nilai yang baik namun dapat terjadi mereka berkembang tidak baik Pendekatan pendidikan yang mekanistis tidak tepat lagi Pendidikan tidak dipikirkan lagi secara linier seakan-akan bila langkah-langkahnya jelas lalu hasilnya menjadi jelas tetapi lebih kompleks dan ada keterbukaan terhadap unsur yang tidak dapat ditentukan sebelumnya

Prinsip keutuhan menyatakan bahwa keseluruhan adalah lebih besar daripada penjumlahan bagian-bagiannya Prinsip keutuhan sangat jelas diwujudkan dengan memperhatikan semua segi kehidupan dalam membantu perkembangan pribadi siswa secara menyeluruh dan utuh Maka segi intelektual sosial emosional spiritual fisik seni semua mendapat porsi yang seimbang Salah satu unsur tidak lebih tinggi dari yang lain sehingga mengabaikan yang lain Kurikulum dibuat lebih menyeluruh dan memasukkan banyak segi Pendekatan terhadap siswapun lebih utuh dengan memperhatikan unsur pribadi lingkungan dan budaya Pembelajaran lebih menggunakan inteligensi ganda dengan mengembangkan IQ SQ dan EQ secara integral

Prinsip rdquoproses menjadirdquo mengungkapkan bahwa manusia memang terus berkembang menjadi semakin penuh Dalam proses menjadi penuh itu unsur partisipasi keaktifan tanggung jawab kreativitas pertumbuhan refleksi dan kemampuan mengambil keputusan sangat penting Proses itu terus-menerus dan selalu terbuka terhadap perkembangan baru Dalam pendidikan prinsip kemenjadian ini ditonjolkan dengan pendekatan proses siswa diaktifkan untuk mencari menemukan dan berkembang sesuai dengan keputusan dan tanggungjawabnya Dalam proses itu siswa diajak lebih banyak mengalami sendiri berefleksi dan mengambil makna bagi hidupnya Dalam proses ini siswa dibantu sungguh menjadi manusia yang utuh bukan hanya menjadi calon pekerja atau pengisi lowongan kerja

d Dari peran pemerintah yang dominan ke meningkatnya peranserta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif

Sebelum otonomi peran pemerintah sangat dominan Hampir semua aspek dari pendidikan diputuskan kebijakan dan perencanaannya di tingkat Pusat sehingga daerah terkondisikan lebih hanya sebagai pelaksana (Sumarno 20013) Pendidikan dikelola tanpa mengembangkan kemampuan kreativitas masyarakat malah cenderung meniadakan partisipasi masyarakat di dalam pengelolaan pendidikan Lembaga pendidikan terisolasi dan tanggung jawab sepenuhnya ada pada pemerintah pusat Sedangkan masyarakat tidak mempunyai wewenang untuk mengontrol jalannya pendidikan Selain itu dengan sendirinya orang tua dan masyarakat sebagai constituent dari sistem pendidikan nasional yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 11

terpenting telah kehilangan peranannya dan tanggung jawabnya Mereka termasuk peserta didik telah menjadi korban yaitu sebagai obyek dari sistem yang otoriter (Tilaar 1999113)

Sesudah otonomi ada perluasan peluang bagi peran serta masyarakat dalam pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif Oleh karena itu untuk mendorong partisipasi masyarakat di tingkat KabupatenKota dibentuk Dewan Pendidikan sedangkan di tingkat sekolah dibentuk komite sekolah Pembentukan komite sekolah didasarkan pada keputusan Mendiknas No044U2002 tentang panduan pembentukan komite sekolah

Menurut panduan pembentukan komite sekolah dilakukan secara transparan akuntabel dan demokratis Transparan berarti bahwa komite sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan proses sosialisasi oleh panitia persiapan kriteria calon anggota proses seleksi calon anggota pengumuman calon anggota proses pemilihan dan penyampaian hasil pemilihan Akuntabel berarti bahwa panitia persiapan pembentukan komite sekolah hendaknya menyampikan laporan pertanggungjawaban kinerjanya maupun penggunaan dan kepanitiaan Sedangkan secara demokratis berarti bahwa dalam proses pemilihan anggota dan pengurus dilakukan dengan musyawarah mufakat Jika dipandang perlu dapat dilakukan melalui pemungutan suara

e Dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat Sebelum era otonomi peran institusi non sekolah sangat lemah Dalam era otonomi

masyarakat diberdayakan dengan segenap institusi sosial yang ada di dalamnya terutama institusi yang dilekatkan dengan fungsi mendidik generasi penerus bangsa Berbagai institusi kemasyarakatan ditingkatkan wawasan sikap kemampuan dan komitmennya sehingga dapat berperan serta secara aktif dan bertanggung jawab dalam pendidikan Institusi pendidikan tradisionil seperti pesantren keluarga lembaga adat berbagai wadah organisasi pemuda bahkan partai politik bukan hanya diberdayakan sehingga dapat mengembangkan fungsi pendidikan dengan lebih baik melainkan juga diupayakan untuk menjadi bagian yang terpadu dari pendidikan nasional

Demikian juga ada upaya peningkatan partisipasi dunia usahaindustri dan sektor swasta dalam pendidikan karena sebagai pengguna sudah semestinya dunia usaha juga ikut bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan Apabila lebih banyak institusi kemasyarakatan peduli terhadap pendidikan maka pendidikan akan lebih mampu menjangkau berbagai kelompok sasaran khusus seperti kelompok wanita dan anak-anak kurang beruntung (miskin berkelainan tinggal di daerah terpencil dan sebagainya)

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan pembenahan sebagai kebijakan dasar yaitu pengembangan kesadaran tunggal dalam kemajemukan pengembangan kebijakan sosial pengayaan berkelanjutan (continuous enrichment) dan pengembangan kebijakan afirmatif (affirmative policy) (Fasli Jalal 200172-73)

f Dari rdquobirokrasi berlebihanrdquo ke rdquodebirokratisasirdquo Sebelum otonomi berbagai kegiatan pengembangan dan pembinaan diatur dan

dikontrol oleh pejabat-pejabat (birokrat-birokrat) melalui prosedur dan aturan-aturan (regulasi) yang ketat bahkan sebagiannya sangat ketat dan kaku oleh KandepdikbudKanwildikbud Hal ini mempengaruhi pengelolaan sebagian sekolah-sekolah dalam iklim rdquobirokrasi berlebihanrdquo Dalam kondisi yang demikian tidak jarang ditemukan adanya rdquokasus birokrasi yang berlebihanrdquo dari sebagian pejabat birokrat yang menggunakan rdquokekuasaan berlebihanrdquo dalam pembinaan guru siswa dan pihak-pihak lainnya Keadaan ini telah mematikan prakarsa daya cipta dan karya inovatif di sekolah-sekolah

Dalam era reformasi terjadi proses rdquodebirokratisasirdquo dengan jalan memperpendek jalur birokrasi dalam penyelesaian masalah-masalah pendidikan secara profesional bukan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 12

atas dasar rdquokekuasaanrdquo atau peraturan belaka Hal ini sesuai dengan prinsip profesionalisme dalam pendidikan dan juga pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam desentralisasi Di samping itu juga dilakukan rdquoderegulasirdquo dalam arti rdquopenguranganrdquo aturan-aturan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan kondisi potensi dan prospek sekolah dan kepentingan masyarakat (stakeholders) untuk berpartisipasi terhadap sekolah dalam bentuk gagasan penyempurnaan kurikulum peningkatan mutu guru dana dan prasaranasarana untuk sekolah

g Dari rdquomanajemen tertutuprdquo (close management) ke rdquomanagement terbukardquo (open management)

Sebelum otonomi diterapkan bentuk-bentuk rdquomanajemen tertutuprdquo sehingga tidak transparan tidak ada akuntabilitas kepada publik dalam pengelolaan pendidikan

Dalam era reformasi manajemen pendidikan menerapkan rdquomanajemen terbukardquo dari pembuatan kebijakan pelaksanaan kebijakan sampai pada evaluasi bahkan perbaikan kebijakan Seluruh sumber daya yang digunakan dalam pendidikan dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada seluruh kelompok masyarakat (stakeholders) dan selanjutnya terbuka untuk menerima kritikan perbaikan bila ditemukan hal-hal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

h Dari pengembangan pendidikan rdquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke rdquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Sebelum otonomi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan terbesar menjadi tanggung jawab pemerintah dibandingkan dengan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Dalam era reformasi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan pendidikan berupa gaji honorariumtunjangan mengajar penataranpelatihan rehabilitasi gedung dan lain-lain diupayakan supaya sebagian besar akan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota akan banyak bergantung pada partisipasi orang tua siswa dan masyarakat serta pemerintah KabupatenKota masing-masing di samping proyek-proyek khusus dan juga kemudahan dan pengendalian mutu dan hal-hal kepentingan nasional lainnya dari DEPDIKNAS dan dari Dinas Propinsi

Paradigma Baru Perencanaan Pendidikan Dengan terjadinya perubahan paradigma baru pendidikan maka sistem perencanaan

pendidikan dalam iklim pemerintahan yang sentralistik sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan perencanaan pendidikan pada era otonomi daerah sehingga diperlukan paradigma baru perencanaan pendidikan Menurut Mulyani A Nurhadi (20012) perubahan paradigma dalam sistem perencanaan pendidikan di daerah setidak-tidaknya akan menyentuh lima aspek yaitu sifat pendekatan kewenangan pengambilan keputusan produk serta pola perencanaan anggaran

Dari segi sifat perencanaan pendidikan maka perencanaan pendidikan pada tingkat daerah sebagai kegiatan awal dari proses pengelolaan pendidikan termasuk kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh daerah Sementara itu Pemerintah Pusat berkewajiban merumuskan kebijakan tentang perencanaan nasional yang dalam pelaksanaannya telah dituangkan dalam bentuk Undang-Undang RI No25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Pada tingkat Departemen Propenas ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang memuat strategi umum untuk mencapai tujuan program pembangunan di bidang masing-masing dan dituangkan dalam Keputusan Menteri

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 13

Berdasarkan Renstra itu Pemerintah Pusat menyusun Program pembangunan tahunan yang disingkat Propeta yang dituangkan dalam Keputusan Menteri sesuai dengan lingkup tugas dan kewenangan masing-masing

Selain itu pada era otonomi daerah diharapkan akan lebih tumbuh kreativitas dan prakarsa serta mendorong peran serta masyarakat sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing daerah Ini berarti bahwa dalam membangun pendidikan di daerah KabupatenKota perlu dilandasi dengan perencanaan pendidikan tingkat daerah yang baik dan distinktif tidak hanya bertumpu kepada perencanaan nasional yang makro tetapi juga dapat mempertimbangkan keunikan kemampuan dan budaya daerah masing-masing sehingga mampu menumbuhkan prakarsa dan kreativitas daerah Perencanaan program pendidikan di daerah bukan lagi merupakan bagian atau fotokopi dari perencanaan program tingkat nasional maupun propinsi tetapi merupakan perencanaan pendidikan yang unik dan mandiri sehingga beragam walaupun disusun atas dasar rambu-rambu kebijakan perencanaan nasional

Dari segi pendekatan perencanaan pendidikan era otonomi telah merubah paradigma dalam pendekatan perencanaan pendidikan di daerah dari pendekatan diskrit sektoral menjadi integrated dengan sektor lainnya di daerah Sebelum otonomi sistem alokasi anggaran pendidikan di daerah diperoleh dari APBN pusat secara sektoral pada sektor pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa namun setelah otonomi diperoleh dari APBD yang berasal dari berbagai sumber sebagai bagian dari dana Daerah untuk seluruh sektor yang menjadi tanggung jawab daerah Sumber-sumber itu meliputi dana bagi hasil dana alokasi umum dana dekonsentrasi dana perbantuan pendapatan asli daerah dan bantuan masyarakat Dengan demikian telah terjadi perubahan sumber anggaran yang semula bersifat tunggal-hierarkhi-sektoral sekarang menjadi jamak-fungsional-regional tetapi dalam persaingan antar sektor

Dari segi kewenangan pengambilan keputusan sistem perencanaan pendidikan yang sentralistik telah menutup kewenangan Daerah dalam pengambilan keputusan di bidang pendidikan baik pada tataran kebijakan skala prioritas jenis program jenis kegiatan bahkan dalam hal rincian alokasi anggaran Namun dalam era otonomi Daerah dapat dan harus menetapkan kebijakan program skala prioritas jenis kegiatan sampai dengan alokasi anggarannya sesuai dengan kemampuan Daerah sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan nasional yang antara lain dalam bentuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan

Sementara dari segi produk perencanaan pendidikan pada era desentralisasi produk perencanaan pendidikan diharapkan merupakan bagian tak terpisahkan dari perencanaan pembangunan Daerah secara lintas sektoral Oleh karena itu produk

perencanaan pendidikan yang dihasilkan harus mencakup seluruh komponen perencanaan pendidikan yang meliputi kebijakan rencana strategis skala prioritas program sasaran dan kegiatan serta alokasi anggarannya dalam konteks perencanaan pembangunan Daerah secara terpadu Semua komponen itu perlu dikembangkan secara spesifik sesuai dengan kemampuan dan kharakteristik Daerah sejauh tidak bertentangan dengan kebijakan umum prioritas nasional dan program-program strategis yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

Dampak dari pergeseran paradigma dari keempat aspek tersebut di atas juga membawa dampak pada perubahan pola perencanaan anggarannya Pola perencanaan anggaran menggunakan pendekatan integratif sehingga pola dalam merencanakan anggaran selain mengacu pada sifat prosedural juga menggunakan prinsip efisiensi dengan berorientasi outcomes karena tingkat keberhasilan pendidikan dikontraskan dengan tingkat keberhasilan sektor lain Pola manajemen anggaran yang tepat adalah manajemen strategik anggaran yang lebih berorientasi kepada pencapaian program dan upaya pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 14

Model Perencanaan Pendidikan KabupatenKota Dalam upaya perumusan dokumen-dokumen perencanaan pendidikan tersebut Slamet

PH (2005) mengemukakan sebuah model proses perencanaan pendidikan Kabupaten Kota sebagai berikut

Gambar 11 Proses Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Model proses perencanaan pendidikan di atas sekaligus memberi gambaran mengenai tahap-tahap perencanaan pendidikan kabupatenkota Secara singkat penjelasannya adalah sebagai berikut 1 Melakukan analisis lingkungan strategis Lingkungan strategis adalah lingkungan

eksternal yang berpengaruh terhadap perencanaan pendidikan kabupatenkota misalnya Propeda Renstrada Repetada peraturan perundangan (UU PP Kepres Perda dsb) tingkat kemiskinan lapangan kerja harapan masyarakat terhadap pendidikan pengalaman-pengalaman praktek yang baik tuntutan otonomi tuntutan globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Perubahan lingkungan strategis harus diinternalisasikan ke dalam perencanaan pendidikan kabupatenkota agar perencanaan tersebut benar-benar menyatu dengan perubahan lingkungan strategis

2 Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan saat ini (dalam kenyataan) yang meliputi profil pendidikan kabupatenkota (pemerataan mutu efisiensi dan relevansi) pemetaan sekolah guru siswa kapasitas manajemen dan sumber daya pada tingkat kabupatenkota dan sekolah dan best practices pendidikan saat ini

3 Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang yang dituangkan dalam bentuk rumusan visi misi dan tujuan pendidikan yang mencakup setidaknya pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan peningkatan kapasitas pendidikan kabupatenkota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 15

4 Mencari kesenjangan antara butir (2) dan butir (3) sebagai bahan masukan bagi penyusunan rencana pendidikan keseluruhan yang akan datang (5 tahun) dan rencana jangka pendek (1 tahun) Kesenjangantantangan yang dimaksud mencakup pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan pengembangan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupaten dan sekolah

5 Berdasarkan hasil butir (4) disusunlah rencana kegiatan tahunan untuk selama 5 tahun (rencana strategis) dan rencana kegiatan rinci tahunan (rencana operasionalrenop)

6 Melaksanakan rencana pengembangan pendidikan kabupatenkota melalui upaya-upaya nyata yang dapat meningkatkan pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupatenkota dan sekolah

7 Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rencana dan melakukan evaluasi terhadap hasil rencana pendidikan Hasil evaluasi akan memberitahu apakah hasil pendidikan sesuai dengan yang direncanakan

Dengan memperhatikan substansi utamanya model tahap-tahap perencanaan pendidikan di atas bisa digambarkan dalam bentuk sebagai berikut

Gambar 13 Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Sebagaimana sudah disebut secara implisit di atas bahwa pada hakekatnya sebuah perencanaan dibuat dalam rangka mengubah rdquosituasi pendidikan saat inirdquo (dalam kenyataan) menuju ke rdquosituasi pendidikan yang diharapkanrdquo di masa mendatang Untuk itu ada tiga kata kunci yang harus dipahami yaitu kebijakan perencanaan dan program pendidikan

1 Kebijakan Pendidikan Kebijakan dibuat mengacu pada paradigma baru pendidikan Kebijakan adalah suatu

ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum tentang penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan arah umum kepada para manajer untuk bergerak Kebijakan juga berarti suatu keputusan yang luas untuk menjadi patokan dasar bagi pelaksanaan manajemen Keputusan yang dimaksud telah dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan yang berulang dan rutin yang terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan (Nurkolis 2004)

Sementara menurut Slamet PH(2005) kebijakan pendidikan adalah apa yang dikatakan (diputuskan) dan dilakukan oleh pemerintah dalam bidang pendidikan Dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 16

demikian kebijakan pendidikan berisi keputusan dan tindakan yang mengalokasikan nilai-nilai Menurutnya kebijakan pendidikan meliputi lima tipe yaitu kebijakan regulatori kebijakan distributif kebijakan redistributif kebijakan kapitalisasi dan kebijakan etik Sedangkan Noeng Muhadjir (2003 90) membedakan antara kebijakan substantif dan kebijakan implementatif Kebijakan implementatif adalah penjabaran sekaligus operasionalisasi dari kebijakan substantif

Sementara itu Sugiyono (2003) mengemukakan tiga pengertian kebijakan (policy) yaitu (1) sebagai pernyataan lesan atau tertulis pimpinan tentang organisasi yang dipimpinnya (2) sebagai ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan sehingga tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai tujuan organisasi dan (3) sebagai peta jalan untuk bertindak dalam mencapai tujuan organisasi Menurutnya kebijakan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut

10486331048633Kebijakan yang dibuat harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berpedoman pada kebijakan yang lebih tinggi dan

memperhatikan kebijakan yang sederajat yang lain 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berorientasi ke masa depan 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus adil 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berlaku untuk waktu tertentu 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus merupakan perbaikan atas kebijakan yang telah ada 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus mudah dipahami diimplementasikan dimonitor dan

dievaluasi 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berdasarkan informasi yang benar dan up to date 10486331048633Sebelum kebijakan dijadikan keputusan formal maka bila mungkin diujicobakan

terlebih dulu Herman J dalam Hough J R (ed) (1984) menjelaskan bahwa ldquoPolicy is sometimes

used in a narrow sense to refer to formal statements of action to be followed while others use the word lsquopolicyrsquo as a synonym for words such as lsquoplanrsquo or lsquoprogrammersquo Many writers too do not distinguish clearly between lsquopolicy-makingrsquo and lsquodecision-makingrsquordquo Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan tersebut disamaartikan dengan konsep lain yaitu

10486331048633Goals desired ends to be achieved 10486331048633Plans or proposals specified means for achieving goals 10486331048633Programmes authorized means strategies and details of procedure for achieving

goals 10486331048633Decision specific actions taken to set goals develop plans implement and evaluate

programmes 10486331048633Effects measurable impact of programmes 10486331048633Laws or regulations formal or legal expressions providing authorization to policies

Policy then is focused on purposive or goal oriented action or actively rather than random or chance behaviour It refers to courses or patterns of action rather than separate discrete decision usually policy development and application involves a number or related decisions rather than a single decision Policies may vary greatly in orientation purpose and whether they are explicitly stated Policies may be either positive or negative in the sense that they can have as their basis decisions to take particular action in response to a problem as well as developing simply from failure to act or from decisions to delay action Policies include substantive policy as well as procedural or administrative policy

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan pendidikan adalah upaya perbaikan dalam tataran konsep pendidikan perundang-undangan peraturan dan pelaksanaan pendidikan serta menghilangkan praktik-praktik pendidikan di masa lalu yang tidak sesuai atau kurang baik sehingga segala aspek pendidikan di masa mendatang menjadi lebih baik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 17

Kebijakan pendidikan diperlukan agar tujuan pendidikan nasional dapat dicapai secara efektif dan efisien

2 Perencanaan Pendidikan Perencanaan pendidikan dibuat dengan mengacu pada kebijakan pendidikan yang

telah ditetapkan Perencanaan pendidikan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahantujuan pendidikan yang telah ditetapkan Dalam rangka membuat perencanaan pendidikan tersebut perencana melakukan proses identifikasi mengumpulkan dan menganalisis data-data internal dan eksternal (esensial dan kritis) untuk memperoleh informasi terkini dan yang bermanfaat bagi penyiapan dan pelaksanaan rencana jangka panjang dan pendek dalam rangka untuk merealisasikan atau mencapai tujuan pendidikan kabupatenkota

Perencanaan pendidikan penting untuk memberi arah dan bimbingan pada para pelaku pendidikan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan Tanpa perencanaan pendidikan yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan pendidikan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik di daerah oleh karenanya diharapkan akan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius sebagai dampak dari diberlakukannya otonomi pendidikan itu di tingkat daerah kabupaten kota

Sebagai dasar dalam membuat perencanaan di bidang pendidikan umumnya orang menggunakan teknik analisis SWOT12 dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan kesempatan atau peluang dan tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh organisasi Dengan teknik itu diharapkan posisi organisasi dalam berbagai aspek bisa dipahami secara lebih obyektif lalu bisa ditetapkan prioritas strategi dan program-programnya serta peta urutan pelaksanaannya

3 Program pendidikan Pada intinya program pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan sesuai dengan strategi dan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan

4 Persoalan-Persoalan Mendesak Pendidikan Nasional a Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pada dasarnya pelayanan pendidikan yang bermutu merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia Meskipun demikian kenyataan menunjukkan bahwa saat ini belum semua warga negara dapat memperoleh haknya atas pendidikan Oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib berupaya untuk memenuhinya Dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan sumber daya pendukung untuk kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 18

Tabel 14Kebijakan Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Studi yang secara langsung diarahkan pada analisis kebijakan dalam pemerataan pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh James Coleman (Ace Suryadi dan H A R Tilaar 1994 29) yang berjudul Equality of Educational Opportunity Coleman membedakan secara konsepsional antara pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif dengan pemerataan pendidikan secara aktif Pemerataan pendidikan secara pasif lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah sedangkan pemerataan aktif ialah kesempatan yang sama yang diberikan oleh sekolah kepada murid-murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi-tingginya

Komponen-komponen konsep pemerataan pendidikan ini secara lebih jelas diungkapkan oleh Schiefelbein dan Farrel (1982) Dalam studinya di Chili mereka menggunakan landasan konsep pemerataan pendidikan yang relatif lebih komprehensif daripada konsepsi pemerataan pendidikan yang selama ini digunakan Berdasarkan konsep mereka pemerataan pendidikan atau equality of educational opportunity tidak hanya terbatas pada apakah murid memiliki kesempatan yang sama untuk masuk sekolah (pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif menurut Coleman) tetapi lebih dari itu murid tersebut harus memperoleh perlakuan yang sama sejak masuk belajar lulus sampai dengan memperoleh manfaat dari pendidikan yang mereka ikuti dalam kehidupan di masyarakat

Pertama pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access) Konsep ini berkaitan erat dengan tingkat partisipasi pendidikan sebagai indikator kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan Pemerataan pendidikan ini dapat dikaji berdasarkan dua konsep yang berlainan yaitu pemerataan kesempatan (equality of access) dan keadilan (equity) di dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan

Kedua pemerataan kesempatan untuk bertahan di sekolah (equality of survival) Konsep ini menitikberatkan pada kesempatan setiap individu untuk memperoleh keberhasilan dalam pendidikan dan pelatihan Jenis analisis ini mencurahkan perhatian pada tingkat efisiensi internal sistem pendidikan dilihat dari beberapa indikator yang dihasilkan dari

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 19

metode Kohort Metode ini mempelajari efisiensi pendidikan berdasarkan murid-murid yang berhasil dibandingkan dengan murid-murid yang mengulang kelas dan yang putus sekolah

Ketiga pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output) Dilihat dari sudut pandang perseorangan equality of output ini menggambarkan kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kemampuan dan ketrampilan yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan variabel suku bangsa daerah status sosial ekonomi dan sebagainya Konsep output pendidikan biasanya diukur dengan prestasi belajar akademis Di pandang dari sudut sistemnya itu sendiri konsep ini menggambarkan seberapa jauh sistem pendidikan itu efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas efektif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan dan mampu melakukan kontrol terhadap kemungkinan kelebihan tenaga kerja dalam hubungannya dengan jumlah yang dibutuhkan oleh lapangan kerja

Keempat pemerataan kesempatan dalam menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality ot outcome) Konsep ini menggambarkan keberhasilan pendidikan secara eksternal (exsternal efficiency) dari suatu sistem pendidikan dan pelatihan dihubungkan dengan penghasilan lulusan (individu) jumlah dan komposisi lulusan disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja (masyarakat) dan yang lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi (masyarakat) Teknik-teknik analisis yang digunakan biasanya meliputi analisis rate of return to education hubungan pendidikan dengan kesempatan kerja fungsi produksi pendidikan dengan menggunakan pendekaan rdquostatus attainment analytical modelrdquo dan sebagainya

Kebijakan pemerataan kesempatan meliputi aspek persamaan kesempatan akses dan keadilan atau kewajaran Contoh-contoh pemerataan kesempatan misalnya beasiswa untuk siswa miskin pelatihan guru PLB pembenahan SMP terbuka perencanaan bagi daerah-daerah terpencil atau gender peningkatan APK dan APM peningkatan angka melanjutkan pengurangan angka putus sekolah dan lain-lain b Kualitas pendidikan

Realitas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah yang menyebabkan sulitnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain Kualitas pendidikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dua faktor yang mendukung yaitu internal dan eksternal (Dodi Nandika 200716) Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan seperti Depdiknas Dinas Pendidikan daerah dan sekolah yang berada di garis depan dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada umumnya Dua faktor ini haruslah saling menunjang dalam upaya peningkatan kualitas tersebut Salah satu implikasi langsungnya ialah pada perlunya program-program yang terkait seperti penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana belajar guru yang berkualitas buku pelajaran bermutu yang terjangkau masyarakat alat bantu belajar untuk meningkatkan kreativitas dan sarana penunjang belajar lainnya

Kualitas pendidikan mencakup aspek input proses dan output dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input Contoh perencanaan kualitas misalnya pengembangan tenaga pendidikkependidikan (guru kepala sekolah konselor pengawas staf dinas pendidikan pengembangan dewan pendidikan dan komite sekolah rasio (siswaguru siswakelas siswaruang kelas siswa sekolah) pengembangan bahan ajar pengembangan tes standar di tingkat kabupatenkota biaya pendidikan per siswa pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kontektual pembelajaran kooperatif dan sebagainya) c Efisiensi pendidikan

Efisiensi menunjuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal Efisiensi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 20

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 9: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

Pengurangan administrasi pusat diikuti dengan peningkatan wewenang dan urusan pada masing-masing sekolah Model ketiga inovasi kurikulum menekankan pada inovasi kurikulum sebesar mungkin untuk meningkatkan kualitas dan persamaan hak bagi semua peserta didik Kurikulum ini disesuaikan benar dengan kebutuhan peserta didik di daerah atau sekolah yang bervariasi Di antara ketiga model ini model manajemen berbasis lokasi yang banyak diterapkan untuk meningkatkan otonomi sekolah dan memberikan kesempatan kepada guru-guru orang tua siswa dan anggota masyarakat dalam pembuatan keputusan

Paradigma Baru Pendidikan Era otonomi daerah telah mengakibatkan terjadinya pergeseran arah paradigma

pendidikan dari paradigma lama ke paradigma baru meliputi berbagai aspek mendasar yang saling berkaitan yaitu (1) dari sentralistik menjadi desentralistik (2) dari kebijakan yang top down ke kebijakan yang bottom up (3) dari orientasi pengembangan parsial menjadi orientasi pengembangan holistik (4) dari peran pemerintah sangat dominan ke meningkatnya peranserta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif serta (5) dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat baik keluarga LSM pesantren maupun dunia usaha (Fasli Jalal 2001 5)

Agak berbeda dengan hal tersebut dalam buku Depdiknas (200210) tentang Materi Pelatihan Terpadu untuk Kepala Dinas KabupatenKota selain perubahan paradigma dari ldquosentralistik ke desentralistikrdquo dan orientasi pendekatan ldquodari atas ke bawahrdquo (top down approach) ke pendekatan ldquodari bawah ke atasrdquo (bottom up approach) sebagaimana yang sudah disebut dalam buku Fasli Jalal juga disebutkan tiga paradigma baru pendidikan lainnya yaitu dari ldquobirokrasi berlebihanrdquo ke ldquodebirokratisasirdquo dari ldquoManajemen Tertutuprdquo (Closed Management) ke ldquoManajemen Terbukardquo (Open Management) dan pengembangan pendidikan termasuk biayanya ldquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke ldquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Bila kedua pendapat di atas dianalisis dan disintesakan maka wujud pergeseran paradigma pendidikan tersebut meliputi sebagai berikut

a Dari sentralisasi ke desentralisasi pendidikan Sebelum otonomi pengelolaan pendidikan sangat sentralistik Hampir seluruh

kebijakan pendidikan dan pengelolaan pelaksanaan pendidikan diatur dari Depdikbud Seluruh jajaran tingkat Kanwil Depdikbud tingkat Kakandep Dikbud KabupatenKota bahkan sampai di sekolah-sekolah harus mengikuti dan taat terhadap kebijakan-kebijakan yang seragam secara nasional dan petunjuk-petunjuk pelaksanaannya Kakandep dan sekolah-sekolah tidak diperkenankan merubah menambah dan mengurangi yang sudah ditetapkan oleh DepdikbudKanwil Depdikbud sekalipun tidak sesuai dengan kondisi potensi kebutuhan sekolah dan masyarakat di daerah

Dalam era reformasi paradigma sentralistik berubah ke desentralistik Desentralistik dalam arti pelimpahan sebagian wewenang dan tanggung jawab dari Depdiknas ke Dinas Pendidikan Propinsi dan sebagian lainnya kepada Dinas Pendidikan KabupatenKota bahkan juga kepada sekolah-sekolah Pada perguruan tinggi negeriswasta dilimpahkan kepada rektor bahkan juga pada fakultas dan juga pada jurusanprogram studi

Dengan UU dan Peraturan Pemerintah mengenai otonomi daerah KabupatenKota dan DPRD KabupatenKota diberi wewenang membuat Peraturan-Peraturan Daerah mengenai pendidikan tingkat KabupatenKota Dengan desentralisasi manajemen pendidikan tersebut Dinas Pendidikan tingkat KabupatenKota sebagai perangkat pemerintah KabupatenKota yang otonom dapat membuat kebijakan-kebijakan pendidikan masing-masing sesuai wewenang yang dilimpahkan kepada pemerintah KabupatenKota dalam bidang pendidikan Bahkan dalam pengelolaan pendidikan pada tingkat KabupatenKota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 9

setiap sekolah juga diberi peluang untuk membuat kebijakan sekolah (school policy) masing-masing atas dasar konsep ldquomanajemen berbasis sekolahrdquo dan ldquopendidikan berbasis masyarakatrdquo

Dengan demikian sebagian perubahan dan kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota sangat bergantung pada kemampuan mengembangkan kebijakan pendidikan dari masing-masing Kepala Dinas Pendidikan tingkat KabupatenKota

Desentralisasi manajemen pendidikan tersebut dilaksanakan sejalan dengan proses demokratisasi sebagai proses distribusi tugas dan tanggung jawab dari Depdiknas sampai di unit-unit satuan pendidikan Iklim dan suasana serta mekanisme demokratis bertumbuh dan berkembang pada seluruh tingkat dan jalur pengelolaan pendidikan termasuk di sekolah-sekolah dan di kelas-kelas ruang belajar

b Dari kebijakan yang top down ke kebijakan yang bottom up Sebelum otonomi pendekatan pengembangan dan pembinaan pendidikan dilakukan

dengan mekanisme pendekatan ldquodari atas ke bawahrdquo (top down approach) Berbagai kebijakan pengembanganpembinaan pendidikan hampir seluruhnya ditentukan oleh Depdikbud dan dalam hal khusus di Propinsi ditentukan oleh Kanwil Depdikbud dan dalam hal khusus lainnya di KabupatenKota ditentukan oleh Kakandepdikbud untuk dilaksanakan oleh seluruh jajaran pelaksana di wilayah termasuk di sekolah-sekolah

Lain halnya dalam era reformasi sebagian besar upaya pengembangan pendidikan dilakukan dengan orientasi pendekatan ldquodari bawah ke atasrdquo (bottom up approach) Pendekatan bottom up harus terjadi dalam pengambilan keputusan di setiap level instansi misalnya sekolah Dinas KabupatenKota yayasan penyelenggara pendidikan dan sebagainya Berbagai aspirasi dan kebutuhan yang menjadi kepentingan umum sesuai kondisi potensi dan prospek sekolah diakomodasi oleh Dinas Pendidikan KabupatenKota sesuai wewenang dan tanggung jawabnya Dan hal-hal lainnya yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Dinas Propinsi diselesaikan pada tingkat Depdiknas

Oleh karenanya tidak heran bila di KabupatenKota sering terjadi ldquounjuk rasardquo para guru siswa orang tua siswa dan masyarakat menuntut perbaikan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan harapan mereka Dan berbagai aspirasi yang baik sudah seyogyanya diterima oleh Kepala Dinas KabupatenKota untuk ditindaklanjuti

c Dari orientasi pengembangan yang parsial ke orientasi pengembangan yang holistik Sebelum otonomi orientasi pengembangan bersifat parsial Misalnya pendidikan

lebih ditekankan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi menciptakan stabilitas politik dan teknologi perakitan (Fasli Jalal 20015) Pendidikan juga terlalu menekankan segi kognitif sedangkan segi spiritual emosional sosial fisik dan seni kurang mendapatkan tekanan (Paul Suparno 200398) Akibatnya anak didik kurang berkembang secara menyeluruh Dalam pembelajaran yang ditekankan hanya to know (untuk tahu) sedangkan unsur pendidikan yang lain to do (melakukan) to live together (hidup bersama) to be (menjadi) kurang menonjol Di Indonesia kesadaran akan hidup bersama kurang mendapat tekanan dengan akibat anak didik lebih suka mementingkan hidupnya sendiri Selain itu pendekatan dan pengajaran di sekolah kebanyakan terpisah-pisah dan kurang integrated Setiap mata pelajaran berdiri sendiri seakan tidak ada kaitan dengan pelajaran lain

Berbeda dengan itu setelah reformasi orientasi pengembangan bersifat holistik Pendidikan diarahkan untuk pengembangan kesadaran untuk bersatu dalam kemajemukan budaya menjunjung tinggi nilai moral kemanusiaan dan agama kesadaran kreatif produktif dan kesadaran hukum (Fasli Jalal 20015) Menurut Paul Suparno (2003100) pendidikan holistik dipengaruhi oleh pandangan filsafat holisme yang cirinya adalah keterkaitan (connectedness) keutuhan (wholeness) dan proses menjadi (being)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 10

Konsep saling keterkaitan mengungkapkan bahwa saling keterkaitan antara suatu bagian dari suatu sistem dengan bagian-bagian lain dan dengan keseluruhannya Maka tidak mungkin suatu bagian dari suatu sistem lepas sendiri dari sistem itu dan lepas dari bagian-bagian yang lain Saling keterkaitan dapat dijabarkan dalam beberapa konsep berikut yaitu interdependensi interrelasi partisipasi dan non linier (Hent 2001) Interdependensi adalah saling ketergantungan satu unsur dengan yang lain Masing-masing tidak akan menjadi penuh berkembang tanpa yang lain Ada saling ketergantungan antara guru dengan siswa antara siswa dengan siswa lain antara guru dengan guru lain dan lain-lain

Interrelasi dimaksudkan sebagai adanya saling kaitan saling berhubungan antara unsur yang satu dengan yang lain dalam pendidikan Ada hubungan antara pendidik dengan yang dididik antara siswa dengan siswa lain antara pendidik dengan pendidik lain Relasi ini bukan hanya relasi berkaitan dengan pengajaran tetapi juga relasi sebagai manusia sebagai pribadi Partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan ikut andil dalam sistem itu Dalam pendidikan secara nyata siswa hanya akan berkembang bila terlibat ikut aktif didalamnya Non linier menunjukkan bahwa tidak dapat ditentukan secara linier serba jelas sebelumnya Ada banyak hal yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya dalam pendidikan meski kita telah menentukan unsur-unsurnya Kita dapat membantu anak-anak dengan segala macam nilai yang baik namun dapat terjadi mereka berkembang tidak baik Pendekatan pendidikan yang mekanistis tidak tepat lagi Pendidikan tidak dipikirkan lagi secara linier seakan-akan bila langkah-langkahnya jelas lalu hasilnya menjadi jelas tetapi lebih kompleks dan ada keterbukaan terhadap unsur yang tidak dapat ditentukan sebelumnya

Prinsip keutuhan menyatakan bahwa keseluruhan adalah lebih besar daripada penjumlahan bagian-bagiannya Prinsip keutuhan sangat jelas diwujudkan dengan memperhatikan semua segi kehidupan dalam membantu perkembangan pribadi siswa secara menyeluruh dan utuh Maka segi intelektual sosial emosional spiritual fisik seni semua mendapat porsi yang seimbang Salah satu unsur tidak lebih tinggi dari yang lain sehingga mengabaikan yang lain Kurikulum dibuat lebih menyeluruh dan memasukkan banyak segi Pendekatan terhadap siswapun lebih utuh dengan memperhatikan unsur pribadi lingkungan dan budaya Pembelajaran lebih menggunakan inteligensi ganda dengan mengembangkan IQ SQ dan EQ secara integral

Prinsip rdquoproses menjadirdquo mengungkapkan bahwa manusia memang terus berkembang menjadi semakin penuh Dalam proses menjadi penuh itu unsur partisipasi keaktifan tanggung jawab kreativitas pertumbuhan refleksi dan kemampuan mengambil keputusan sangat penting Proses itu terus-menerus dan selalu terbuka terhadap perkembangan baru Dalam pendidikan prinsip kemenjadian ini ditonjolkan dengan pendekatan proses siswa diaktifkan untuk mencari menemukan dan berkembang sesuai dengan keputusan dan tanggungjawabnya Dalam proses itu siswa diajak lebih banyak mengalami sendiri berefleksi dan mengambil makna bagi hidupnya Dalam proses ini siswa dibantu sungguh menjadi manusia yang utuh bukan hanya menjadi calon pekerja atau pengisi lowongan kerja

d Dari peran pemerintah yang dominan ke meningkatnya peranserta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif

Sebelum otonomi peran pemerintah sangat dominan Hampir semua aspek dari pendidikan diputuskan kebijakan dan perencanaannya di tingkat Pusat sehingga daerah terkondisikan lebih hanya sebagai pelaksana (Sumarno 20013) Pendidikan dikelola tanpa mengembangkan kemampuan kreativitas masyarakat malah cenderung meniadakan partisipasi masyarakat di dalam pengelolaan pendidikan Lembaga pendidikan terisolasi dan tanggung jawab sepenuhnya ada pada pemerintah pusat Sedangkan masyarakat tidak mempunyai wewenang untuk mengontrol jalannya pendidikan Selain itu dengan sendirinya orang tua dan masyarakat sebagai constituent dari sistem pendidikan nasional yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 11

terpenting telah kehilangan peranannya dan tanggung jawabnya Mereka termasuk peserta didik telah menjadi korban yaitu sebagai obyek dari sistem yang otoriter (Tilaar 1999113)

Sesudah otonomi ada perluasan peluang bagi peran serta masyarakat dalam pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif Oleh karena itu untuk mendorong partisipasi masyarakat di tingkat KabupatenKota dibentuk Dewan Pendidikan sedangkan di tingkat sekolah dibentuk komite sekolah Pembentukan komite sekolah didasarkan pada keputusan Mendiknas No044U2002 tentang panduan pembentukan komite sekolah

Menurut panduan pembentukan komite sekolah dilakukan secara transparan akuntabel dan demokratis Transparan berarti bahwa komite sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan proses sosialisasi oleh panitia persiapan kriteria calon anggota proses seleksi calon anggota pengumuman calon anggota proses pemilihan dan penyampaian hasil pemilihan Akuntabel berarti bahwa panitia persiapan pembentukan komite sekolah hendaknya menyampikan laporan pertanggungjawaban kinerjanya maupun penggunaan dan kepanitiaan Sedangkan secara demokratis berarti bahwa dalam proses pemilihan anggota dan pengurus dilakukan dengan musyawarah mufakat Jika dipandang perlu dapat dilakukan melalui pemungutan suara

e Dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat Sebelum era otonomi peran institusi non sekolah sangat lemah Dalam era otonomi

masyarakat diberdayakan dengan segenap institusi sosial yang ada di dalamnya terutama institusi yang dilekatkan dengan fungsi mendidik generasi penerus bangsa Berbagai institusi kemasyarakatan ditingkatkan wawasan sikap kemampuan dan komitmennya sehingga dapat berperan serta secara aktif dan bertanggung jawab dalam pendidikan Institusi pendidikan tradisionil seperti pesantren keluarga lembaga adat berbagai wadah organisasi pemuda bahkan partai politik bukan hanya diberdayakan sehingga dapat mengembangkan fungsi pendidikan dengan lebih baik melainkan juga diupayakan untuk menjadi bagian yang terpadu dari pendidikan nasional

Demikian juga ada upaya peningkatan partisipasi dunia usahaindustri dan sektor swasta dalam pendidikan karena sebagai pengguna sudah semestinya dunia usaha juga ikut bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan Apabila lebih banyak institusi kemasyarakatan peduli terhadap pendidikan maka pendidikan akan lebih mampu menjangkau berbagai kelompok sasaran khusus seperti kelompok wanita dan anak-anak kurang beruntung (miskin berkelainan tinggal di daerah terpencil dan sebagainya)

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan pembenahan sebagai kebijakan dasar yaitu pengembangan kesadaran tunggal dalam kemajemukan pengembangan kebijakan sosial pengayaan berkelanjutan (continuous enrichment) dan pengembangan kebijakan afirmatif (affirmative policy) (Fasli Jalal 200172-73)

f Dari rdquobirokrasi berlebihanrdquo ke rdquodebirokratisasirdquo Sebelum otonomi berbagai kegiatan pengembangan dan pembinaan diatur dan

dikontrol oleh pejabat-pejabat (birokrat-birokrat) melalui prosedur dan aturan-aturan (regulasi) yang ketat bahkan sebagiannya sangat ketat dan kaku oleh KandepdikbudKanwildikbud Hal ini mempengaruhi pengelolaan sebagian sekolah-sekolah dalam iklim rdquobirokrasi berlebihanrdquo Dalam kondisi yang demikian tidak jarang ditemukan adanya rdquokasus birokrasi yang berlebihanrdquo dari sebagian pejabat birokrat yang menggunakan rdquokekuasaan berlebihanrdquo dalam pembinaan guru siswa dan pihak-pihak lainnya Keadaan ini telah mematikan prakarsa daya cipta dan karya inovatif di sekolah-sekolah

Dalam era reformasi terjadi proses rdquodebirokratisasirdquo dengan jalan memperpendek jalur birokrasi dalam penyelesaian masalah-masalah pendidikan secara profesional bukan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 12

atas dasar rdquokekuasaanrdquo atau peraturan belaka Hal ini sesuai dengan prinsip profesionalisme dalam pendidikan dan juga pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam desentralisasi Di samping itu juga dilakukan rdquoderegulasirdquo dalam arti rdquopenguranganrdquo aturan-aturan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan kondisi potensi dan prospek sekolah dan kepentingan masyarakat (stakeholders) untuk berpartisipasi terhadap sekolah dalam bentuk gagasan penyempurnaan kurikulum peningkatan mutu guru dana dan prasaranasarana untuk sekolah

g Dari rdquomanajemen tertutuprdquo (close management) ke rdquomanagement terbukardquo (open management)

Sebelum otonomi diterapkan bentuk-bentuk rdquomanajemen tertutuprdquo sehingga tidak transparan tidak ada akuntabilitas kepada publik dalam pengelolaan pendidikan

Dalam era reformasi manajemen pendidikan menerapkan rdquomanajemen terbukardquo dari pembuatan kebijakan pelaksanaan kebijakan sampai pada evaluasi bahkan perbaikan kebijakan Seluruh sumber daya yang digunakan dalam pendidikan dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada seluruh kelompok masyarakat (stakeholders) dan selanjutnya terbuka untuk menerima kritikan perbaikan bila ditemukan hal-hal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

h Dari pengembangan pendidikan rdquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke rdquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Sebelum otonomi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan terbesar menjadi tanggung jawab pemerintah dibandingkan dengan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Dalam era reformasi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan pendidikan berupa gaji honorariumtunjangan mengajar penataranpelatihan rehabilitasi gedung dan lain-lain diupayakan supaya sebagian besar akan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota akan banyak bergantung pada partisipasi orang tua siswa dan masyarakat serta pemerintah KabupatenKota masing-masing di samping proyek-proyek khusus dan juga kemudahan dan pengendalian mutu dan hal-hal kepentingan nasional lainnya dari DEPDIKNAS dan dari Dinas Propinsi

Paradigma Baru Perencanaan Pendidikan Dengan terjadinya perubahan paradigma baru pendidikan maka sistem perencanaan

pendidikan dalam iklim pemerintahan yang sentralistik sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan perencanaan pendidikan pada era otonomi daerah sehingga diperlukan paradigma baru perencanaan pendidikan Menurut Mulyani A Nurhadi (20012) perubahan paradigma dalam sistem perencanaan pendidikan di daerah setidak-tidaknya akan menyentuh lima aspek yaitu sifat pendekatan kewenangan pengambilan keputusan produk serta pola perencanaan anggaran

Dari segi sifat perencanaan pendidikan maka perencanaan pendidikan pada tingkat daerah sebagai kegiatan awal dari proses pengelolaan pendidikan termasuk kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh daerah Sementara itu Pemerintah Pusat berkewajiban merumuskan kebijakan tentang perencanaan nasional yang dalam pelaksanaannya telah dituangkan dalam bentuk Undang-Undang RI No25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Pada tingkat Departemen Propenas ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang memuat strategi umum untuk mencapai tujuan program pembangunan di bidang masing-masing dan dituangkan dalam Keputusan Menteri

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 13

Berdasarkan Renstra itu Pemerintah Pusat menyusun Program pembangunan tahunan yang disingkat Propeta yang dituangkan dalam Keputusan Menteri sesuai dengan lingkup tugas dan kewenangan masing-masing

Selain itu pada era otonomi daerah diharapkan akan lebih tumbuh kreativitas dan prakarsa serta mendorong peran serta masyarakat sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing daerah Ini berarti bahwa dalam membangun pendidikan di daerah KabupatenKota perlu dilandasi dengan perencanaan pendidikan tingkat daerah yang baik dan distinktif tidak hanya bertumpu kepada perencanaan nasional yang makro tetapi juga dapat mempertimbangkan keunikan kemampuan dan budaya daerah masing-masing sehingga mampu menumbuhkan prakarsa dan kreativitas daerah Perencanaan program pendidikan di daerah bukan lagi merupakan bagian atau fotokopi dari perencanaan program tingkat nasional maupun propinsi tetapi merupakan perencanaan pendidikan yang unik dan mandiri sehingga beragam walaupun disusun atas dasar rambu-rambu kebijakan perencanaan nasional

Dari segi pendekatan perencanaan pendidikan era otonomi telah merubah paradigma dalam pendekatan perencanaan pendidikan di daerah dari pendekatan diskrit sektoral menjadi integrated dengan sektor lainnya di daerah Sebelum otonomi sistem alokasi anggaran pendidikan di daerah diperoleh dari APBN pusat secara sektoral pada sektor pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa namun setelah otonomi diperoleh dari APBD yang berasal dari berbagai sumber sebagai bagian dari dana Daerah untuk seluruh sektor yang menjadi tanggung jawab daerah Sumber-sumber itu meliputi dana bagi hasil dana alokasi umum dana dekonsentrasi dana perbantuan pendapatan asli daerah dan bantuan masyarakat Dengan demikian telah terjadi perubahan sumber anggaran yang semula bersifat tunggal-hierarkhi-sektoral sekarang menjadi jamak-fungsional-regional tetapi dalam persaingan antar sektor

Dari segi kewenangan pengambilan keputusan sistem perencanaan pendidikan yang sentralistik telah menutup kewenangan Daerah dalam pengambilan keputusan di bidang pendidikan baik pada tataran kebijakan skala prioritas jenis program jenis kegiatan bahkan dalam hal rincian alokasi anggaran Namun dalam era otonomi Daerah dapat dan harus menetapkan kebijakan program skala prioritas jenis kegiatan sampai dengan alokasi anggarannya sesuai dengan kemampuan Daerah sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan nasional yang antara lain dalam bentuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan

Sementara dari segi produk perencanaan pendidikan pada era desentralisasi produk perencanaan pendidikan diharapkan merupakan bagian tak terpisahkan dari perencanaan pembangunan Daerah secara lintas sektoral Oleh karena itu produk

perencanaan pendidikan yang dihasilkan harus mencakup seluruh komponen perencanaan pendidikan yang meliputi kebijakan rencana strategis skala prioritas program sasaran dan kegiatan serta alokasi anggarannya dalam konteks perencanaan pembangunan Daerah secara terpadu Semua komponen itu perlu dikembangkan secara spesifik sesuai dengan kemampuan dan kharakteristik Daerah sejauh tidak bertentangan dengan kebijakan umum prioritas nasional dan program-program strategis yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

Dampak dari pergeseran paradigma dari keempat aspek tersebut di atas juga membawa dampak pada perubahan pola perencanaan anggarannya Pola perencanaan anggaran menggunakan pendekatan integratif sehingga pola dalam merencanakan anggaran selain mengacu pada sifat prosedural juga menggunakan prinsip efisiensi dengan berorientasi outcomes karena tingkat keberhasilan pendidikan dikontraskan dengan tingkat keberhasilan sektor lain Pola manajemen anggaran yang tepat adalah manajemen strategik anggaran yang lebih berorientasi kepada pencapaian program dan upaya pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 14

Model Perencanaan Pendidikan KabupatenKota Dalam upaya perumusan dokumen-dokumen perencanaan pendidikan tersebut Slamet

PH (2005) mengemukakan sebuah model proses perencanaan pendidikan Kabupaten Kota sebagai berikut

Gambar 11 Proses Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Model proses perencanaan pendidikan di atas sekaligus memberi gambaran mengenai tahap-tahap perencanaan pendidikan kabupatenkota Secara singkat penjelasannya adalah sebagai berikut 1 Melakukan analisis lingkungan strategis Lingkungan strategis adalah lingkungan

eksternal yang berpengaruh terhadap perencanaan pendidikan kabupatenkota misalnya Propeda Renstrada Repetada peraturan perundangan (UU PP Kepres Perda dsb) tingkat kemiskinan lapangan kerja harapan masyarakat terhadap pendidikan pengalaman-pengalaman praktek yang baik tuntutan otonomi tuntutan globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Perubahan lingkungan strategis harus diinternalisasikan ke dalam perencanaan pendidikan kabupatenkota agar perencanaan tersebut benar-benar menyatu dengan perubahan lingkungan strategis

2 Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan saat ini (dalam kenyataan) yang meliputi profil pendidikan kabupatenkota (pemerataan mutu efisiensi dan relevansi) pemetaan sekolah guru siswa kapasitas manajemen dan sumber daya pada tingkat kabupatenkota dan sekolah dan best practices pendidikan saat ini

3 Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang yang dituangkan dalam bentuk rumusan visi misi dan tujuan pendidikan yang mencakup setidaknya pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan peningkatan kapasitas pendidikan kabupatenkota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 15

4 Mencari kesenjangan antara butir (2) dan butir (3) sebagai bahan masukan bagi penyusunan rencana pendidikan keseluruhan yang akan datang (5 tahun) dan rencana jangka pendek (1 tahun) Kesenjangantantangan yang dimaksud mencakup pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan pengembangan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupaten dan sekolah

5 Berdasarkan hasil butir (4) disusunlah rencana kegiatan tahunan untuk selama 5 tahun (rencana strategis) dan rencana kegiatan rinci tahunan (rencana operasionalrenop)

6 Melaksanakan rencana pengembangan pendidikan kabupatenkota melalui upaya-upaya nyata yang dapat meningkatkan pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupatenkota dan sekolah

7 Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rencana dan melakukan evaluasi terhadap hasil rencana pendidikan Hasil evaluasi akan memberitahu apakah hasil pendidikan sesuai dengan yang direncanakan

Dengan memperhatikan substansi utamanya model tahap-tahap perencanaan pendidikan di atas bisa digambarkan dalam bentuk sebagai berikut

Gambar 13 Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Sebagaimana sudah disebut secara implisit di atas bahwa pada hakekatnya sebuah perencanaan dibuat dalam rangka mengubah rdquosituasi pendidikan saat inirdquo (dalam kenyataan) menuju ke rdquosituasi pendidikan yang diharapkanrdquo di masa mendatang Untuk itu ada tiga kata kunci yang harus dipahami yaitu kebijakan perencanaan dan program pendidikan

1 Kebijakan Pendidikan Kebijakan dibuat mengacu pada paradigma baru pendidikan Kebijakan adalah suatu

ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum tentang penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan arah umum kepada para manajer untuk bergerak Kebijakan juga berarti suatu keputusan yang luas untuk menjadi patokan dasar bagi pelaksanaan manajemen Keputusan yang dimaksud telah dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan yang berulang dan rutin yang terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan (Nurkolis 2004)

Sementara menurut Slamet PH(2005) kebijakan pendidikan adalah apa yang dikatakan (diputuskan) dan dilakukan oleh pemerintah dalam bidang pendidikan Dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 16

demikian kebijakan pendidikan berisi keputusan dan tindakan yang mengalokasikan nilai-nilai Menurutnya kebijakan pendidikan meliputi lima tipe yaitu kebijakan regulatori kebijakan distributif kebijakan redistributif kebijakan kapitalisasi dan kebijakan etik Sedangkan Noeng Muhadjir (2003 90) membedakan antara kebijakan substantif dan kebijakan implementatif Kebijakan implementatif adalah penjabaran sekaligus operasionalisasi dari kebijakan substantif

Sementara itu Sugiyono (2003) mengemukakan tiga pengertian kebijakan (policy) yaitu (1) sebagai pernyataan lesan atau tertulis pimpinan tentang organisasi yang dipimpinnya (2) sebagai ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan sehingga tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai tujuan organisasi dan (3) sebagai peta jalan untuk bertindak dalam mencapai tujuan organisasi Menurutnya kebijakan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut

10486331048633Kebijakan yang dibuat harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berpedoman pada kebijakan yang lebih tinggi dan

memperhatikan kebijakan yang sederajat yang lain 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berorientasi ke masa depan 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus adil 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berlaku untuk waktu tertentu 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus merupakan perbaikan atas kebijakan yang telah ada 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus mudah dipahami diimplementasikan dimonitor dan

dievaluasi 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berdasarkan informasi yang benar dan up to date 10486331048633Sebelum kebijakan dijadikan keputusan formal maka bila mungkin diujicobakan

terlebih dulu Herman J dalam Hough J R (ed) (1984) menjelaskan bahwa ldquoPolicy is sometimes

used in a narrow sense to refer to formal statements of action to be followed while others use the word lsquopolicyrsquo as a synonym for words such as lsquoplanrsquo or lsquoprogrammersquo Many writers too do not distinguish clearly between lsquopolicy-makingrsquo and lsquodecision-makingrsquordquo Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan tersebut disamaartikan dengan konsep lain yaitu

10486331048633Goals desired ends to be achieved 10486331048633Plans or proposals specified means for achieving goals 10486331048633Programmes authorized means strategies and details of procedure for achieving

goals 10486331048633Decision specific actions taken to set goals develop plans implement and evaluate

programmes 10486331048633Effects measurable impact of programmes 10486331048633Laws or regulations formal or legal expressions providing authorization to policies

Policy then is focused on purposive or goal oriented action or actively rather than random or chance behaviour It refers to courses or patterns of action rather than separate discrete decision usually policy development and application involves a number or related decisions rather than a single decision Policies may vary greatly in orientation purpose and whether they are explicitly stated Policies may be either positive or negative in the sense that they can have as their basis decisions to take particular action in response to a problem as well as developing simply from failure to act or from decisions to delay action Policies include substantive policy as well as procedural or administrative policy

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan pendidikan adalah upaya perbaikan dalam tataran konsep pendidikan perundang-undangan peraturan dan pelaksanaan pendidikan serta menghilangkan praktik-praktik pendidikan di masa lalu yang tidak sesuai atau kurang baik sehingga segala aspek pendidikan di masa mendatang menjadi lebih baik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 17

Kebijakan pendidikan diperlukan agar tujuan pendidikan nasional dapat dicapai secara efektif dan efisien

2 Perencanaan Pendidikan Perencanaan pendidikan dibuat dengan mengacu pada kebijakan pendidikan yang

telah ditetapkan Perencanaan pendidikan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahantujuan pendidikan yang telah ditetapkan Dalam rangka membuat perencanaan pendidikan tersebut perencana melakukan proses identifikasi mengumpulkan dan menganalisis data-data internal dan eksternal (esensial dan kritis) untuk memperoleh informasi terkini dan yang bermanfaat bagi penyiapan dan pelaksanaan rencana jangka panjang dan pendek dalam rangka untuk merealisasikan atau mencapai tujuan pendidikan kabupatenkota

Perencanaan pendidikan penting untuk memberi arah dan bimbingan pada para pelaku pendidikan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan Tanpa perencanaan pendidikan yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan pendidikan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik di daerah oleh karenanya diharapkan akan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius sebagai dampak dari diberlakukannya otonomi pendidikan itu di tingkat daerah kabupaten kota

Sebagai dasar dalam membuat perencanaan di bidang pendidikan umumnya orang menggunakan teknik analisis SWOT12 dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan kesempatan atau peluang dan tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh organisasi Dengan teknik itu diharapkan posisi organisasi dalam berbagai aspek bisa dipahami secara lebih obyektif lalu bisa ditetapkan prioritas strategi dan program-programnya serta peta urutan pelaksanaannya

3 Program pendidikan Pada intinya program pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan sesuai dengan strategi dan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan

4 Persoalan-Persoalan Mendesak Pendidikan Nasional a Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pada dasarnya pelayanan pendidikan yang bermutu merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia Meskipun demikian kenyataan menunjukkan bahwa saat ini belum semua warga negara dapat memperoleh haknya atas pendidikan Oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib berupaya untuk memenuhinya Dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan sumber daya pendukung untuk kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 18

Tabel 14Kebijakan Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Studi yang secara langsung diarahkan pada analisis kebijakan dalam pemerataan pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh James Coleman (Ace Suryadi dan H A R Tilaar 1994 29) yang berjudul Equality of Educational Opportunity Coleman membedakan secara konsepsional antara pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif dengan pemerataan pendidikan secara aktif Pemerataan pendidikan secara pasif lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah sedangkan pemerataan aktif ialah kesempatan yang sama yang diberikan oleh sekolah kepada murid-murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi-tingginya

Komponen-komponen konsep pemerataan pendidikan ini secara lebih jelas diungkapkan oleh Schiefelbein dan Farrel (1982) Dalam studinya di Chili mereka menggunakan landasan konsep pemerataan pendidikan yang relatif lebih komprehensif daripada konsepsi pemerataan pendidikan yang selama ini digunakan Berdasarkan konsep mereka pemerataan pendidikan atau equality of educational opportunity tidak hanya terbatas pada apakah murid memiliki kesempatan yang sama untuk masuk sekolah (pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif menurut Coleman) tetapi lebih dari itu murid tersebut harus memperoleh perlakuan yang sama sejak masuk belajar lulus sampai dengan memperoleh manfaat dari pendidikan yang mereka ikuti dalam kehidupan di masyarakat

Pertama pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access) Konsep ini berkaitan erat dengan tingkat partisipasi pendidikan sebagai indikator kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan Pemerataan pendidikan ini dapat dikaji berdasarkan dua konsep yang berlainan yaitu pemerataan kesempatan (equality of access) dan keadilan (equity) di dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan

Kedua pemerataan kesempatan untuk bertahan di sekolah (equality of survival) Konsep ini menitikberatkan pada kesempatan setiap individu untuk memperoleh keberhasilan dalam pendidikan dan pelatihan Jenis analisis ini mencurahkan perhatian pada tingkat efisiensi internal sistem pendidikan dilihat dari beberapa indikator yang dihasilkan dari

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 19

metode Kohort Metode ini mempelajari efisiensi pendidikan berdasarkan murid-murid yang berhasil dibandingkan dengan murid-murid yang mengulang kelas dan yang putus sekolah

Ketiga pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output) Dilihat dari sudut pandang perseorangan equality of output ini menggambarkan kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kemampuan dan ketrampilan yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan variabel suku bangsa daerah status sosial ekonomi dan sebagainya Konsep output pendidikan biasanya diukur dengan prestasi belajar akademis Di pandang dari sudut sistemnya itu sendiri konsep ini menggambarkan seberapa jauh sistem pendidikan itu efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas efektif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan dan mampu melakukan kontrol terhadap kemungkinan kelebihan tenaga kerja dalam hubungannya dengan jumlah yang dibutuhkan oleh lapangan kerja

Keempat pemerataan kesempatan dalam menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality ot outcome) Konsep ini menggambarkan keberhasilan pendidikan secara eksternal (exsternal efficiency) dari suatu sistem pendidikan dan pelatihan dihubungkan dengan penghasilan lulusan (individu) jumlah dan komposisi lulusan disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja (masyarakat) dan yang lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi (masyarakat) Teknik-teknik analisis yang digunakan biasanya meliputi analisis rate of return to education hubungan pendidikan dengan kesempatan kerja fungsi produksi pendidikan dengan menggunakan pendekaan rdquostatus attainment analytical modelrdquo dan sebagainya

Kebijakan pemerataan kesempatan meliputi aspek persamaan kesempatan akses dan keadilan atau kewajaran Contoh-contoh pemerataan kesempatan misalnya beasiswa untuk siswa miskin pelatihan guru PLB pembenahan SMP terbuka perencanaan bagi daerah-daerah terpencil atau gender peningkatan APK dan APM peningkatan angka melanjutkan pengurangan angka putus sekolah dan lain-lain b Kualitas pendidikan

Realitas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah yang menyebabkan sulitnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain Kualitas pendidikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dua faktor yang mendukung yaitu internal dan eksternal (Dodi Nandika 200716) Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan seperti Depdiknas Dinas Pendidikan daerah dan sekolah yang berada di garis depan dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada umumnya Dua faktor ini haruslah saling menunjang dalam upaya peningkatan kualitas tersebut Salah satu implikasi langsungnya ialah pada perlunya program-program yang terkait seperti penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana belajar guru yang berkualitas buku pelajaran bermutu yang terjangkau masyarakat alat bantu belajar untuk meningkatkan kreativitas dan sarana penunjang belajar lainnya

Kualitas pendidikan mencakup aspek input proses dan output dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input Contoh perencanaan kualitas misalnya pengembangan tenaga pendidikkependidikan (guru kepala sekolah konselor pengawas staf dinas pendidikan pengembangan dewan pendidikan dan komite sekolah rasio (siswaguru siswakelas siswaruang kelas siswa sekolah) pengembangan bahan ajar pengembangan tes standar di tingkat kabupatenkota biaya pendidikan per siswa pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kontektual pembelajaran kooperatif dan sebagainya) c Efisiensi pendidikan

Efisiensi menunjuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal Efisiensi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 20

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 10: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

setiap sekolah juga diberi peluang untuk membuat kebijakan sekolah (school policy) masing-masing atas dasar konsep ldquomanajemen berbasis sekolahrdquo dan ldquopendidikan berbasis masyarakatrdquo

Dengan demikian sebagian perubahan dan kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota sangat bergantung pada kemampuan mengembangkan kebijakan pendidikan dari masing-masing Kepala Dinas Pendidikan tingkat KabupatenKota

Desentralisasi manajemen pendidikan tersebut dilaksanakan sejalan dengan proses demokratisasi sebagai proses distribusi tugas dan tanggung jawab dari Depdiknas sampai di unit-unit satuan pendidikan Iklim dan suasana serta mekanisme demokratis bertumbuh dan berkembang pada seluruh tingkat dan jalur pengelolaan pendidikan termasuk di sekolah-sekolah dan di kelas-kelas ruang belajar

b Dari kebijakan yang top down ke kebijakan yang bottom up Sebelum otonomi pendekatan pengembangan dan pembinaan pendidikan dilakukan

dengan mekanisme pendekatan ldquodari atas ke bawahrdquo (top down approach) Berbagai kebijakan pengembanganpembinaan pendidikan hampir seluruhnya ditentukan oleh Depdikbud dan dalam hal khusus di Propinsi ditentukan oleh Kanwil Depdikbud dan dalam hal khusus lainnya di KabupatenKota ditentukan oleh Kakandepdikbud untuk dilaksanakan oleh seluruh jajaran pelaksana di wilayah termasuk di sekolah-sekolah

Lain halnya dalam era reformasi sebagian besar upaya pengembangan pendidikan dilakukan dengan orientasi pendekatan ldquodari bawah ke atasrdquo (bottom up approach) Pendekatan bottom up harus terjadi dalam pengambilan keputusan di setiap level instansi misalnya sekolah Dinas KabupatenKota yayasan penyelenggara pendidikan dan sebagainya Berbagai aspirasi dan kebutuhan yang menjadi kepentingan umum sesuai kondisi potensi dan prospek sekolah diakomodasi oleh Dinas Pendidikan KabupatenKota sesuai wewenang dan tanggung jawabnya Dan hal-hal lainnya yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Dinas Propinsi diselesaikan pada tingkat Depdiknas

Oleh karenanya tidak heran bila di KabupatenKota sering terjadi ldquounjuk rasardquo para guru siswa orang tua siswa dan masyarakat menuntut perbaikan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan harapan mereka Dan berbagai aspirasi yang baik sudah seyogyanya diterima oleh Kepala Dinas KabupatenKota untuk ditindaklanjuti

c Dari orientasi pengembangan yang parsial ke orientasi pengembangan yang holistik Sebelum otonomi orientasi pengembangan bersifat parsial Misalnya pendidikan

lebih ditekankan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi menciptakan stabilitas politik dan teknologi perakitan (Fasli Jalal 20015) Pendidikan juga terlalu menekankan segi kognitif sedangkan segi spiritual emosional sosial fisik dan seni kurang mendapatkan tekanan (Paul Suparno 200398) Akibatnya anak didik kurang berkembang secara menyeluruh Dalam pembelajaran yang ditekankan hanya to know (untuk tahu) sedangkan unsur pendidikan yang lain to do (melakukan) to live together (hidup bersama) to be (menjadi) kurang menonjol Di Indonesia kesadaran akan hidup bersama kurang mendapat tekanan dengan akibat anak didik lebih suka mementingkan hidupnya sendiri Selain itu pendekatan dan pengajaran di sekolah kebanyakan terpisah-pisah dan kurang integrated Setiap mata pelajaran berdiri sendiri seakan tidak ada kaitan dengan pelajaran lain

Berbeda dengan itu setelah reformasi orientasi pengembangan bersifat holistik Pendidikan diarahkan untuk pengembangan kesadaran untuk bersatu dalam kemajemukan budaya menjunjung tinggi nilai moral kemanusiaan dan agama kesadaran kreatif produktif dan kesadaran hukum (Fasli Jalal 20015) Menurut Paul Suparno (2003100) pendidikan holistik dipengaruhi oleh pandangan filsafat holisme yang cirinya adalah keterkaitan (connectedness) keutuhan (wholeness) dan proses menjadi (being)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 10

Konsep saling keterkaitan mengungkapkan bahwa saling keterkaitan antara suatu bagian dari suatu sistem dengan bagian-bagian lain dan dengan keseluruhannya Maka tidak mungkin suatu bagian dari suatu sistem lepas sendiri dari sistem itu dan lepas dari bagian-bagian yang lain Saling keterkaitan dapat dijabarkan dalam beberapa konsep berikut yaitu interdependensi interrelasi partisipasi dan non linier (Hent 2001) Interdependensi adalah saling ketergantungan satu unsur dengan yang lain Masing-masing tidak akan menjadi penuh berkembang tanpa yang lain Ada saling ketergantungan antara guru dengan siswa antara siswa dengan siswa lain antara guru dengan guru lain dan lain-lain

Interrelasi dimaksudkan sebagai adanya saling kaitan saling berhubungan antara unsur yang satu dengan yang lain dalam pendidikan Ada hubungan antara pendidik dengan yang dididik antara siswa dengan siswa lain antara pendidik dengan pendidik lain Relasi ini bukan hanya relasi berkaitan dengan pengajaran tetapi juga relasi sebagai manusia sebagai pribadi Partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan ikut andil dalam sistem itu Dalam pendidikan secara nyata siswa hanya akan berkembang bila terlibat ikut aktif didalamnya Non linier menunjukkan bahwa tidak dapat ditentukan secara linier serba jelas sebelumnya Ada banyak hal yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya dalam pendidikan meski kita telah menentukan unsur-unsurnya Kita dapat membantu anak-anak dengan segala macam nilai yang baik namun dapat terjadi mereka berkembang tidak baik Pendekatan pendidikan yang mekanistis tidak tepat lagi Pendidikan tidak dipikirkan lagi secara linier seakan-akan bila langkah-langkahnya jelas lalu hasilnya menjadi jelas tetapi lebih kompleks dan ada keterbukaan terhadap unsur yang tidak dapat ditentukan sebelumnya

Prinsip keutuhan menyatakan bahwa keseluruhan adalah lebih besar daripada penjumlahan bagian-bagiannya Prinsip keutuhan sangat jelas diwujudkan dengan memperhatikan semua segi kehidupan dalam membantu perkembangan pribadi siswa secara menyeluruh dan utuh Maka segi intelektual sosial emosional spiritual fisik seni semua mendapat porsi yang seimbang Salah satu unsur tidak lebih tinggi dari yang lain sehingga mengabaikan yang lain Kurikulum dibuat lebih menyeluruh dan memasukkan banyak segi Pendekatan terhadap siswapun lebih utuh dengan memperhatikan unsur pribadi lingkungan dan budaya Pembelajaran lebih menggunakan inteligensi ganda dengan mengembangkan IQ SQ dan EQ secara integral

Prinsip rdquoproses menjadirdquo mengungkapkan bahwa manusia memang terus berkembang menjadi semakin penuh Dalam proses menjadi penuh itu unsur partisipasi keaktifan tanggung jawab kreativitas pertumbuhan refleksi dan kemampuan mengambil keputusan sangat penting Proses itu terus-menerus dan selalu terbuka terhadap perkembangan baru Dalam pendidikan prinsip kemenjadian ini ditonjolkan dengan pendekatan proses siswa diaktifkan untuk mencari menemukan dan berkembang sesuai dengan keputusan dan tanggungjawabnya Dalam proses itu siswa diajak lebih banyak mengalami sendiri berefleksi dan mengambil makna bagi hidupnya Dalam proses ini siswa dibantu sungguh menjadi manusia yang utuh bukan hanya menjadi calon pekerja atau pengisi lowongan kerja

d Dari peran pemerintah yang dominan ke meningkatnya peranserta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif

Sebelum otonomi peran pemerintah sangat dominan Hampir semua aspek dari pendidikan diputuskan kebijakan dan perencanaannya di tingkat Pusat sehingga daerah terkondisikan lebih hanya sebagai pelaksana (Sumarno 20013) Pendidikan dikelola tanpa mengembangkan kemampuan kreativitas masyarakat malah cenderung meniadakan partisipasi masyarakat di dalam pengelolaan pendidikan Lembaga pendidikan terisolasi dan tanggung jawab sepenuhnya ada pada pemerintah pusat Sedangkan masyarakat tidak mempunyai wewenang untuk mengontrol jalannya pendidikan Selain itu dengan sendirinya orang tua dan masyarakat sebagai constituent dari sistem pendidikan nasional yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 11

terpenting telah kehilangan peranannya dan tanggung jawabnya Mereka termasuk peserta didik telah menjadi korban yaitu sebagai obyek dari sistem yang otoriter (Tilaar 1999113)

Sesudah otonomi ada perluasan peluang bagi peran serta masyarakat dalam pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif Oleh karena itu untuk mendorong partisipasi masyarakat di tingkat KabupatenKota dibentuk Dewan Pendidikan sedangkan di tingkat sekolah dibentuk komite sekolah Pembentukan komite sekolah didasarkan pada keputusan Mendiknas No044U2002 tentang panduan pembentukan komite sekolah

Menurut panduan pembentukan komite sekolah dilakukan secara transparan akuntabel dan demokratis Transparan berarti bahwa komite sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan proses sosialisasi oleh panitia persiapan kriteria calon anggota proses seleksi calon anggota pengumuman calon anggota proses pemilihan dan penyampaian hasil pemilihan Akuntabel berarti bahwa panitia persiapan pembentukan komite sekolah hendaknya menyampikan laporan pertanggungjawaban kinerjanya maupun penggunaan dan kepanitiaan Sedangkan secara demokratis berarti bahwa dalam proses pemilihan anggota dan pengurus dilakukan dengan musyawarah mufakat Jika dipandang perlu dapat dilakukan melalui pemungutan suara

e Dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat Sebelum era otonomi peran institusi non sekolah sangat lemah Dalam era otonomi

masyarakat diberdayakan dengan segenap institusi sosial yang ada di dalamnya terutama institusi yang dilekatkan dengan fungsi mendidik generasi penerus bangsa Berbagai institusi kemasyarakatan ditingkatkan wawasan sikap kemampuan dan komitmennya sehingga dapat berperan serta secara aktif dan bertanggung jawab dalam pendidikan Institusi pendidikan tradisionil seperti pesantren keluarga lembaga adat berbagai wadah organisasi pemuda bahkan partai politik bukan hanya diberdayakan sehingga dapat mengembangkan fungsi pendidikan dengan lebih baik melainkan juga diupayakan untuk menjadi bagian yang terpadu dari pendidikan nasional

Demikian juga ada upaya peningkatan partisipasi dunia usahaindustri dan sektor swasta dalam pendidikan karena sebagai pengguna sudah semestinya dunia usaha juga ikut bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan Apabila lebih banyak institusi kemasyarakatan peduli terhadap pendidikan maka pendidikan akan lebih mampu menjangkau berbagai kelompok sasaran khusus seperti kelompok wanita dan anak-anak kurang beruntung (miskin berkelainan tinggal di daerah terpencil dan sebagainya)

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan pembenahan sebagai kebijakan dasar yaitu pengembangan kesadaran tunggal dalam kemajemukan pengembangan kebijakan sosial pengayaan berkelanjutan (continuous enrichment) dan pengembangan kebijakan afirmatif (affirmative policy) (Fasli Jalal 200172-73)

f Dari rdquobirokrasi berlebihanrdquo ke rdquodebirokratisasirdquo Sebelum otonomi berbagai kegiatan pengembangan dan pembinaan diatur dan

dikontrol oleh pejabat-pejabat (birokrat-birokrat) melalui prosedur dan aturan-aturan (regulasi) yang ketat bahkan sebagiannya sangat ketat dan kaku oleh KandepdikbudKanwildikbud Hal ini mempengaruhi pengelolaan sebagian sekolah-sekolah dalam iklim rdquobirokrasi berlebihanrdquo Dalam kondisi yang demikian tidak jarang ditemukan adanya rdquokasus birokrasi yang berlebihanrdquo dari sebagian pejabat birokrat yang menggunakan rdquokekuasaan berlebihanrdquo dalam pembinaan guru siswa dan pihak-pihak lainnya Keadaan ini telah mematikan prakarsa daya cipta dan karya inovatif di sekolah-sekolah

Dalam era reformasi terjadi proses rdquodebirokratisasirdquo dengan jalan memperpendek jalur birokrasi dalam penyelesaian masalah-masalah pendidikan secara profesional bukan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 12

atas dasar rdquokekuasaanrdquo atau peraturan belaka Hal ini sesuai dengan prinsip profesionalisme dalam pendidikan dan juga pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam desentralisasi Di samping itu juga dilakukan rdquoderegulasirdquo dalam arti rdquopenguranganrdquo aturan-aturan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan kondisi potensi dan prospek sekolah dan kepentingan masyarakat (stakeholders) untuk berpartisipasi terhadap sekolah dalam bentuk gagasan penyempurnaan kurikulum peningkatan mutu guru dana dan prasaranasarana untuk sekolah

g Dari rdquomanajemen tertutuprdquo (close management) ke rdquomanagement terbukardquo (open management)

Sebelum otonomi diterapkan bentuk-bentuk rdquomanajemen tertutuprdquo sehingga tidak transparan tidak ada akuntabilitas kepada publik dalam pengelolaan pendidikan

Dalam era reformasi manajemen pendidikan menerapkan rdquomanajemen terbukardquo dari pembuatan kebijakan pelaksanaan kebijakan sampai pada evaluasi bahkan perbaikan kebijakan Seluruh sumber daya yang digunakan dalam pendidikan dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada seluruh kelompok masyarakat (stakeholders) dan selanjutnya terbuka untuk menerima kritikan perbaikan bila ditemukan hal-hal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

h Dari pengembangan pendidikan rdquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke rdquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Sebelum otonomi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan terbesar menjadi tanggung jawab pemerintah dibandingkan dengan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Dalam era reformasi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan pendidikan berupa gaji honorariumtunjangan mengajar penataranpelatihan rehabilitasi gedung dan lain-lain diupayakan supaya sebagian besar akan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota akan banyak bergantung pada partisipasi orang tua siswa dan masyarakat serta pemerintah KabupatenKota masing-masing di samping proyek-proyek khusus dan juga kemudahan dan pengendalian mutu dan hal-hal kepentingan nasional lainnya dari DEPDIKNAS dan dari Dinas Propinsi

Paradigma Baru Perencanaan Pendidikan Dengan terjadinya perubahan paradigma baru pendidikan maka sistem perencanaan

pendidikan dalam iklim pemerintahan yang sentralistik sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan perencanaan pendidikan pada era otonomi daerah sehingga diperlukan paradigma baru perencanaan pendidikan Menurut Mulyani A Nurhadi (20012) perubahan paradigma dalam sistem perencanaan pendidikan di daerah setidak-tidaknya akan menyentuh lima aspek yaitu sifat pendekatan kewenangan pengambilan keputusan produk serta pola perencanaan anggaran

Dari segi sifat perencanaan pendidikan maka perencanaan pendidikan pada tingkat daerah sebagai kegiatan awal dari proses pengelolaan pendidikan termasuk kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh daerah Sementara itu Pemerintah Pusat berkewajiban merumuskan kebijakan tentang perencanaan nasional yang dalam pelaksanaannya telah dituangkan dalam bentuk Undang-Undang RI No25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Pada tingkat Departemen Propenas ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang memuat strategi umum untuk mencapai tujuan program pembangunan di bidang masing-masing dan dituangkan dalam Keputusan Menteri

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 13

Berdasarkan Renstra itu Pemerintah Pusat menyusun Program pembangunan tahunan yang disingkat Propeta yang dituangkan dalam Keputusan Menteri sesuai dengan lingkup tugas dan kewenangan masing-masing

Selain itu pada era otonomi daerah diharapkan akan lebih tumbuh kreativitas dan prakarsa serta mendorong peran serta masyarakat sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing daerah Ini berarti bahwa dalam membangun pendidikan di daerah KabupatenKota perlu dilandasi dengan perencanaan pendidikan tingkat daerah yang baik dan distinktif tidak hanya bertumpu kepada perencanaan nasional yang makro tetapi juga dapat mempertimbangkan keunikan kemampuan dan budaya daerah masing-masing sehingga mampu menumbuhkan prakarsa dan kreativitas daerah Perencanaan program pendidikan di daerah bukan lagi merupakan bagian atau fotokopi dari perencanaan program tingkat nasional maupun propinsi tetapi merupakan perencanaan pendidikan yang unik dan mandiri sehingga beragam walaupun disusun atas dasar rambu-rambu kebijakan perencanaan nasional

Dari segi pendekatan perencanaan pendidikan era otonomi telah merubah paradigma dalam pendekatan perencanaan pendidikan di daerah dari pendekatan diskrit sektoral menjadi integrated dengan sektor lainnya di daerah Sebelum otonomi sistem alokasi anggaran pendidikan di daerah diperoleh dari APBN pusat secara sektoral pada sektor pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa namun setelah otonomi diperoleh dari APBD yang berasal dari berbagai sumber sebagai bagian dari dana Daerah untuk seluruh sektor yang menjadi tanggung jawab daerah Sumber-sumber itu meliputi dana bagi hasil dana alokasi umum dana dekonsentrasi dana perbantuan pendapatan asli daerah dan bantuan masyarakat Dengan demikian telah terjadi perubahan sumber anggaran yang semula bersifat tunggal-hierarkhi-sektoral sekarang menjadi jamak-fungsional-regional tetapi dalam persaingan antar sektor

Dari segi kewenangan pengambilan keputusan sistem perencanaan pendidikan yang sentralistik telah menutup kewenangan Daerah dalam pengambilan keputusan di bidang pendidikan baik pada tataran kebijakan skala prioritas jenis program jenis kegiatan bahkan dalam hal rincian alokasi anggaran Namun dalam era otonomi Daerah dapat dan harus menetapkan kebijakan program skala prioritas jenis kegiatan sampai dengan alokasi anggarannya sesuai dengan kemampuan Daerah sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan nasional yang antara lain dalam bentuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan

Sementara dari segi produk perencanaan pendidikan pada era desentralisasi produk perencanaan pendidikan diharapkan merupakan bagian tak terpisahkan dari perencanaan pembangunan Daerah secara lintas sektoral Oleh karena itu produk

perencanaan pendidikan yang dihasilkan harus mencakup seluruh komponen perencanaan pendidikan yang meliputi kebijakan rencana strategis skala prioritas program sasaran dan kegiatan serta alokasi anggarannya dalam konteks perencanaan pembangunan Daerah secara terpadu Semua komponen itu perlu dikembangkan secara spesifik sesuai dengan kemampuan dan kharakteristik Daerah sejauh tidak bertentangan dengan kebijakan umum prioritas nasional dan program-program strategis yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

Dampak dari pergeseran paradigma dari keempat aspek tersebut di atas juga membawa dampak pada perubahan pola perencanaan anggarannya Pola perencanaan anggaran menggunakan pendekatan integratif sehingga pola dalam merencanakan anggaran selain mengacu pada sifat prosedural juga menggunakan prinsip efisiensi dengan berorientasi outcomes karena tingkat keberhasilan pendidikan dikontraskan dengan tingkat keberhasilan sektor lain Pola manajemen anggaran yang tepat adalah manajemen strategik anggaran yang lebih berorientasi kepada pencapaian program dan upaya pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 14

Model Perencanaan Pendidikan KabupatenKota Dalam upaya perumusan dokumen-dokumen perencanaan pendidikan tersebut Slamet

PH (2005) mengemukakan sebuah model proses perencanaan pendidikan Kabupaten Kota sebagai berikut

Gambar 11 Proses Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Model proses perencanaan pendidikan di atas sekaligus memberi gambaran mengenai tahap-tahap perencanaan pendidikan kabupatenkota Secara singkat penjelasannya adalah sebagai berikut 1 Melakukan analisis lingkungan strategis Lingkungan strategis adalah lingkungan

eksternal yang berpengaruh terhadap perencanaan pendidikan kabupatenkota misalnya Propeda Renstrada Repetada peraturan perundangan (UU PP Kepres Perda dsb) tingkat kemiskinan lapangan kerja harapan masyarakat terhadap pendidikan pengalaman-pengalaman praktek yang baik tuntutan otonomi tuntutan globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Perubahan lingkungan strategis harus diinternalisasikan ke dalam perencanaan pendidikan kabupatenkota agar perencanaan tersebut benar-benar menyatu dengan perubahan lingkungan strategis

2 Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan saat ini (dalam kenyataan) yang meliputi profil pendidikan kabupatenkota (pemerataan mutu efisiensi dan relevansi) pemetaan sekolah guru siswa kapasitas manajemen dan sumber daya pada tingkat kabupatenkota dan sekolah dan best practices pendidikan saat ini

3 Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang yang dituangkan dalam bentuk rumusan visi misi dan tujuan pendidikan yang mencakup setidaknya pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan peningkatan kapasitas pendidikan kabupatenkota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 15

4 Mencari kesenjangan antara butir (2) dan butir (3) sebagai bahan masukan bagi penyusunan rencana pendidikan keseluruhan yang akan datang (5 tahun) dan rencana jangka pendek (1 tahun) Kesenjangantantangan yang dimaksud mencakup pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan pengembangan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupaten dan sekolah

5 Berdasarkan hasil butir (4) disusunlah rencana kegiatan tahunan untuk selama 5 tahun (rencana strategis) dan rencana kegiatan rinci tahunan (rencana operasionalrenop)

6 Melaksanakan rencana pengembangan pendidikan kabupatenkota melalui upaya-upaya nyata yang dapat meningkatkan pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupatenkota dan sekolah

7 Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rencana dan melakukan evaluasi terhadap hasil rencana pendidikan Hasil evaluasi akan memberitahu apakah hasil pendidikan sesuai dengan yang direncanakan

Dengan memperhatikan substansi utamanya model tahap-tahap perencanaan pendidikan di atas bisa digambarkan dalam bentuk sebagai berikut

Gambar 13 Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Sebagaimana sudah disebut secara implisit di atas bahwa pada hakekatnya sebuah perencanaan dibuat dalam rangka mengubah rdquosituasi pendidikan saat inirdquo (dalam kenyataan) menuju ke rdquosituasi pendidikan yang diharapkanrdquo di masa mendatang Untuk itu ada tiga kata kunci yang harus dipahami yaitu kebijakan perencanaan dan program pendidikan

1 Kebijakan Pendidikan Kebijakan dibuat mengacu pada paradigma baru pendidikan Kebijakan adalah suatu

ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum tentang penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan arah umum kepada para manajer untuk bergerak Kebijakan juga berarti suatu keputusan yang luas untuk menjadi patokan dasar bagi pelaksanaan manajemen Keputusan yang dimaksud telah dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan yang berulang dan rutin yang terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan (Nurkolis 2004)

Sementara menurut Slamet PH(2005) kebijakan pendidikan adalah apa yang dikatakan (diputuskan) dan dilakukan oleh pemerintah dalam bidang pendidikan Dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 16

demikian kebijakan pendidikan berisi keputusan dan tindakan yang mengalokasikan nilai-nilai Menurutnya kebijakan pendidikan meliputi lima tipe yaitu kebijakan regulatori kebijakan distributif kebijakan redistributif kebijakan kapitalisasi dan kebijakan etik Sedangkan Noeng Muhadjir (2003 90) membedakan antara kebijakan substantif dan kebijakan implementatif Kebijakan implementatif adalah penjabaran sekaligus operasionalisasi dari kebijakan substantif

Sementara itu Sugiyono (2003) mengemukakan tiga pengertian kebijakan (policy) yaitu (1) sebagai pernyataan lesan atau tertulis pimpinan tentang organisasi yang dipimpinnya (2) sebagai ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan sehingga tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai tujuan organisasi dan (3) sebagai peta jalan untuk bertindak dalam mencapai tujuan organisasi Menurutnya kebijakan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut

10486331048633Kebijakan yang dibuat harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berpedoman pada kebijakan yang lebih tinggi dan

memperhatikan kebijakan yang sederajat yang lain 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berorientasi ke masa depan 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus adil 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berlaku untuk waktu tertentu 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus merupakan perbaikan atas kebijakan yang telah ada 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus mudah dipahami diimplementasikan dimonitor dan

dievaluasi 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berdasarkan informasi yang benar dan up to date 10486331048633Sebelum kebijakan dijadikan keputusan formal maka bila mungkin diujicobakan

terlebih dulu Herman J dalam Hough J R (ed) (1984) menjelaskan bahwa ldquoPolicy is sometimes

used in a narrow sense to refer to formal statements of action to be followed while others use the word lsquopolicyrsquo as a synonym for words such as lsquoplanrsquo or lsquoprogrammersquo Many writers too do not distinguish clearly between lsquopolicy-makingrsquo and lsquodecision-makingrsquordquo Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan tersebut disamaartikan dengan konsep lain yaitu

10486331048633Goals desired ends to be achieved 10486331048633Plans or proposals specified means for achieving goals 10486331048633Programmes authorized means strategies and details of procedure for achieving

goals 10486331048633Decision specific actions taken to set goals develop plans implement and evaluate

programmes 10486331048633Effects measurable impact of programmes 10486331048633Laws or regulations formal or legal expressions providing authorization to policies

Policy then is focused on purposive or goal oriented action or actively rather than random or chance behaviour It refers to courses or patterns of action rather than separate discrete decision usually policy development and application involves a number or related decisions rather than a single decision Policies may vary greatly in orientation purpose and whether they are explicitly stated Policies may be either positive or negative in the sense that they can have as their basis decisions to take particular action in response to a problem as well as developing simply from failure to act or from decisions to delay action Policies include substantive policy as well as procedural or administrative policy

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan pendidikan adalah upaya perbaikan dalam tataran konsep pendidikan perundang-undangan peraturan dan pelaksanaan pendidikan serta menghilangkan praktik-praktik pendidikan di masa lalu yang tidak sesuai atau kurang baik sehingga segala aspek pendidikan di masa mendatang menjadi lebih baik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 17

Kebijakan pendidikan diperlukan agar tujuan pendidikan nasional dapat dicapai secara efektif dan efisien

2 Perencanaan Pendidikan Perencanaan pendidikan dibuat dengan mengacu pada kebijakan pendidikan yang

telah ditetapkan Perencanaan pendidikan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahantujuan pendidikan yang telah ditetapkan Dalam rangka membuat perencanaan pendidikan tersebut perencana melakukan proses identifikasi mengumpulkan dan menganalisis data-data internal dan eksternal (esensial dan kritis) untuk memperoleh informasi terkini dan yang bermanfaat bagi penyiapan dan pelaksanaan rencana jangka panjang dan pendek dalam rangka untuk merealisasikan atau mencapai tujuan pendidikan kabupatenkota

Perencanaan pendidikan penting untuk memberi arah dan bimbingan pada para pelaku pendidikan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan Tanpa perencanaan pendidikan yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan pendidikan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik di daerah oleh karenanya diharapkan akan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius sebagai dampak dari diberlakukannya otonomi pendidikan itu di tingkat daerah kabupaten kota

Sebagai dasar dalam membuat perencanaan di bidang pendidikan umumnya orang menggunakan teknik analisis SWOT12 dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan kesempatan atau peluang dan tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh organisasi Dengan teknik itu diharapkan posisi organisasi dalam berbagai aspek bisa dipahami secara lebih obyektif lalu bisa ditetapkan prioritas strategi dan program-programnya serta peta urutan pelaksanaannya

3 Program pendidikan Pada intinya program pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan sesuai dengan strategi dan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan

4 Persoalan-Persoalan Mendesak Pendidikan Nasional a Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pada dasarnya pelayanan pendidikan yang bermutu merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia Meskipun demikian kenyataan menunjukkan bahwa saat ini belum semua warga negara dapat memperoleh haknya atas pendidikan Oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib berupaya untuk memenuhinya Dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan sumber daya pendukung untuk kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 18

Tabel 14Kebijakan Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Studi yang secara langsung diarahkan pada analisis kebijakan dalam pemerataan pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh James Coleman (Ace Suryadi dan H A R Tilaar 1994 29) yang berjudul Equality of Educational Opportunity Coleman membedakan secara konsepsional antara pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif dengan pemerataan pendidikan secara aktif Pemerataan pendidikan secara pasif lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah sedangkan pemerataan aktif ialah kesempatan yang sama yang diberikan oleh sekolah kepada murid-murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi-tingginya

Komponen-komponen konsep pemerataan pendidikan ini secara lebih jelas diungkapkan oleh Schiefelbein dan Farrel (1982) Dalam studinya di Chili mereka menggunakan landasan konsep pemerataan pendidikan yang relatif lebih komprehensif daripada konsepsi pemerataan pendidikan yang selama ini digunakan Berdasarkan konsep mereka pemerataan pendidikan atau equality of educational opportunity tidak hanya terbatas pada apakah murid memiliki kesempatan yang sama untuk masuk sekolah (pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif menurut Coleman) tetapi lebih dari itu murid tersebut harus memperoleh perlakuan yang sama sejak masuk belajar lulus sampai dengan memperoleh manfaat dari pendidikan yang mereka ikuti dalam kehidupan di masyarakat

Pertama pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access) Konsep ini berkaitan erat dengan tingkat partisipasi pendidikan sebagai indikator kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan Pemerataan pendidikan ini dapat dikaji berdasarkan dua konsep yang berlainan yaitu pemerataan kesempatan (equality of access) dan keadilan (equity) di dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan

Kedua pemerataan kesempatan untuk bertahan di sekolah (equality of survival) Konsep ini menitikberatkan pada kesempatan setiap individu untuk memperoleh keberhasilan dalam pendidikan dan pelatihan Jenis analisis ini mencurahkan perhatian pada tingkat efisiensi internal sistem pendidikan dilihat dari beberapa indikator yang dihasilkan dari

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 19

metode Kohort Metode ini mempelajari efisiensi pendidikan berdasarkan murid-murid yang berhasil dibandingkan dengan murid-murid yang mengulang kelas dan yang putus sekolah

Ketiga pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output) Dilihat dari sudut pandang perseorangan equality of output ini menggambarkan kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kemampuan dan ketrampilan yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan variabel suku bangsa daerah status sosial ekonomi dan sebagainya Konsep output pendidikan biasanya diukur dengan prestasi belajar akademis Di pandang dari sudut sistemnya itu sendiri konsep ini menggambarkan seberapa jauh sistem pendidikan itu efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas efektif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan dan mampu melakukan kontrol terhadap kemungkinan kelebihan tenaga kerja dalam hubungannya dengan jumlah yang dibutuhkan oleh lapangan kerja

Keempat pemerataan kesempatan dalam menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality ot outcome) Konsep ini menggambarkan keberhasilan pendidikan secara eksternal (exsternal efficiency) dari suatu sistem pendidikan dan pelatihan dihubungkan dengan penghasilan lulusan (individu) jumlah dan komposisi lulusan disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja (masyarakat) dan yang lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi (masyarakat) Teknik-teknik analisis yang digunakan biasanya meliputi analisis rate of return to education hubungan pendidikan dengan kesempatan kerja fungsi produksi pendidikan dengan menggunakan pendekaan rdquostatus attainment analytical modelrdquo dan sebagainya

Kebijakan pemerataan kesempatan meliputi aspek persamaan kesempatan akses dan keadilan atau kewajaran Contoh-contoh pemerataan kesempatan misalnya beasiswa untuk siswa miskin pelatihan guru PLB pembenahan SMP terbuka perencanaan bagi daerah-daerah terpencil atau gender peningkatan APK dan APM peningkatan angka melanjutkan pengurangan angka putus sekolah dan lain-lain b Kualitas pendidikan

Realitas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah yang menyebabkan sulitnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain Kualitas pendidikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dua faktor yang mendukung yaitu internal dan eksternal (Dodi Nandika 200716) Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan seperti Depdiknas Dinas Pendidikan daerah dan sekolah yang berada di garis depan dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada umumnya Dua faktor ini haruslah saling menunjang dalam upaya peningkatan kualitas tersebut Salah satu implikasi langsungnya ialah pada perlunya program-program yang terkait seperti penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana belajar guru yang berkualitas buku pelajaran bermutu yang terjangkau masyarakat alat bantu belajar untuk meningkatkan kreativitas dan sarana penunjang belajar lainnya

Kualitas pendidikan mencakup aspek input proses dan output dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input Contoh perencanaan kualitas misalnya pengembangan tenaga pendidikkependidikan (guru kepala sekolah konselor pengawas staf dinas pendidikan pengembangan dewan pendidikan dan komite sekolah rasio (siswaguru siswakelas siswaruang kelas siswa sekolah) pengembangan bahan ajar pengembangan tes standar di tingkat kabupatenkota biaya pendidikan per siswa pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kontektual pembelajaran kooperatif dan sebagainya) c Efisiensi pendidikan

Efisiensi menunjuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal Efisiensi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 20

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 11: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

Konsep saling keterkaitan mengungkapkan bahwa saling keterkaitan antara suatu bagian dari suatu sistem dengan bagian-bagian lain dan dengan keseluruhannya Maka tidak mungkin suatu bagian dari suatu sistem lepas sendiri dari sistem itu dan lepas dari bagian-bagian yang lain Saling keterkaitan dapat dijabarkan dalam beberapa konsep berikut yaitu interdependensi interrelasi partisipasi dan non linier (Hent 2001) Interdependensi adalah saling ketergantungan satu unsur dengan yang lain Masing-masing tidak akan menjadi penuh berkembang tanpa yang lain Ada saling ketergantungan antara guru dengan siswa antara siswa dengan siswa lain antara guru dengan guru lain dan lain-lain

Interrelasi dimaksudkan sebagai adanya saling kaitan saling berhubungan antara unsur yang satu dengan yang lain dalam pendidikan Ada hubungan antara pendidik dengan yang dididik antara siswa dengan siswa lain antara pendidik dengan pendidik lain Relasi ini bukan hanya relasi berkaitan dengan pengajaran tetapi juga relasi sebagai manusia sebagai pribadi Partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan ikut andil dalam sistem itu Dalam pendidikan secara nyata siswa hanya akan berkembang bila terlibat ikut aktif didalamnya Non linier menunjukkan bahwa tidak dapat ditentukan secara linier serba jelas sebelumnya Ada banyak hal yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya dalam pendidikan meski kita telah menentukan unsur-unsurnya Kita dapat membantu anak-anak dengan segala macam nilai yang baik namun dapat terjadi mereka berkembang tidak baik Pendekatan pendidikan yang mekanistis tidak tepat lagi Pendidikan tidak dipikirkan lagi secara linier seakan-akan bila langkah-langkahnya jelas lalu hasilnya menjadi jelas tetapi lebih kompleks dan ada keterbukaan terhadap unsur yang tidak dapat ditentukan sebelumnya

Prinsip keutuhan menyatakan bahwa keseluruhan adalah lebih besar daripada penjumlahan bagian-bagiannya Prinsip keutuhan sangat jelas diwujudkan dengan memperhatikan semua segi kehidupan dalam membantu perkembangan pribadi siswa secara menyeluruh dan utuh Maka segi intelektual sosial emosional spiritual fisik seni semua mendapat porsi yang seimbang Salah satu unsur tidak lebih tinggi dari yang lain sehingga mengabaikan yang lain Kurikulum dibuat lebih menyeluruh dan memasukkan banyak segi Pendekatan terhadap siswapun lebih utuh dengan memperhatikan unsur pribadi lingkungan dan budaya Pembelajaran lebih menggunakan inteligensi ganda dengan mengembangkan IQ SQ dan EQ secara integral

Prinsip rdquoproses menjadirdquo mengungkapkan bahwa manusia memang terus berkembang menjadi semakin penuh Dalam proses menjadi penuh itu unsur partisipasi keaktifan tanggung jawab kreativitas pertumbuhan refleksi dan kemampuan mengambil keputusan sangat penting Proses itu terus-menerus dan selalu terbuka terhadap perkembangan baru Dalam pendidikan prinsip kemenjadian ini ditonjolkan dengan pendekatan proses siswa diaktifkan untuk mencari menemukan dan berkembang sesuai dengan keputusan dan tanggungjawabnya Dalam proses itu siswa diajak lebih banyak mengalami sendiri berefleksi dan mengambil makna bagi hidupnya Dalam proses ini siswa dibantu sungguh menjadi manusia yang utuh bukan hanya menjadi calon pekerja atau pengisi lowongan kerja

d Dari peran pemerintah yang dominan ke meningkatnya peranserta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif

Sebelum otonomi peran pemerintah sangat dominan Hampir semua aspek dari pendidikan diputuskan kebijakan dan perencanaannya di tingkat Pusat sehingga daerah terkondisikan lebih hanya sebagai pelaksana (Sumarno 20013) Pendidikan dikelola tanpa mengembangkan kemampuan kreativitas masyarakat malah cenderung meniadakan partisipasi masyarakat di dalam pengelolaan pendidikan Lembaga pendidikan terisolasi dan tanggung jawab sepenuhnya ada pada pemerintah pusat Sedangkan masyarakat tidak mempunyai wewenang untuk mengontrol jalannya pendidikan Selain itu dengan sendirinya orang tua dan masyarakat sebagai constituent dari sistem pendidikan nasional yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 11

terpenting telah kehilangan peranannya dan tanggung jawabnya Mereka termasuk peserta didik telah menjadi korban yaitu sebagai obyek dari sistem yang otoriter (Tilaar 1999113)

Sesudah otonomi ada perluasan peluang bagi peran serta masyarakat dalam pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif Oleh karena itu untuk mendorong partisipasi masyarakat di tingkat KabupatenKota dibentuk Dewan Pendidikan sedangkan di tingkat sekolah dibentuk komite sekolah Pembentukan komite sekolah didasarkan pada keputusan Mendiknas No044U2002 tentang panduan pembentukan komite sekolah

Menurut panduan pembentukan komite sekolah dilakukan secara transparan akuntabel dan demokratis Transparan berarti bahwa komite sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan proses sosialisasi oleh panitia persiapan kriteria calon anggota proses seleksi calon anggota pengumuman calon anggota proses pemilihan dan penyampaian hasil pemilihan Akuntabel berarti bahwa panitia persiapan pembentukan komite sekolah hendaknya menyampikan laporan pertanggungjawaban kinerjanya maupun penggunaan dan kepanitiaan Sedangkan secara demokratis berarti bahwa dalam proses pemilihan anggota dan pengurus dilakukan dengan musyawarah mufakat Jika dipandang perlu dapat dilakukan melalui pemungutan suara

e Dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat Sebelum era otonomi peran institusi non sekolah sangat lemah Dalam era otonomi

masyarakat diberdayakan dengan segenap institusi sosial yang ada di dalamnya terutama institusi yang dilekatkan dengan fungsi mendidik generasi penerus bangsa Berbagai institusi kemasyarakatan ditingkatkan wawasan sikap kemampuan dan komitmennya sehingga dapat berperan serta secara aktif dan bertanggung jawab dalam pendidikan Institusi pendidikan tradisionil seperti pesantren keluarga lembaga adat berbagai wadah organisasi pemuda bahkan partai politik bukan hanya diberdayakan sehingga dapat mengembangkan fungsi pendidikan dengan lebih baik melainkan juga diupayakan untuk menjadi bagian yang terpadu dari pendidikan nasional

Demikian juga ada upaya peningkatan partisipasi dunia usahaindustri dan sektor swasta dalam pendidikan karena sebagai pengguna sudah semestinya dunia usaha juga ikut bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan Apabila lebih banyak institusi kemasyarakatan peduli terhadap pendidikan maka pendidikan akan lebih mampu menjangkau berbagai kelompok sasaran khusus seperti kelompok wanita dan anak-anak kurang beruntung (miskin berkelainan tinggal di daerah terpencil dan sebagainya)

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan pembenahan sebagai kebijakan dasar yaitu pengembangan kesadaran tunggal dalam kemajemukan pengembangan kebijakan sosial pengayaan berkelanjutan (continuous enrichment) dan pengembangan kebijakan afirmatif (affirmative policy) (Fasli Jalal 200172-73)

f Dari rdquobirokrasi berlebihanrdquo ke rdquodebirokratisasirdquo Sebelum otonomi berbagai kegiatan pengembangan dan pembinaan diatur dan

dikontrol oleh pejabat-pejabat (birokrat-birokrat) melalui prosedur dan aturan-aturan (regulasi) yang ketat bahkan sebagiannya sangat ketat dan kaku oleh KandepdikbudKanwildikbud Hal ini mempengaruhi pengelolaan sebagian sekolah-sekolah dalam iklim rdquobirokrasi berlebihanrdquo Dalam kondisi yang demikian tidak jarang ditemukan adanya rdquokasus birokrasi yang berlebihanrdquo dari sebagian pejabat birokrat yang menggunakan rdquokekuasaan berlebihanrdquo dalam pembinaan guru siswa dan pihak-pihak lainnya Keadaan ini telah mematikan prakarsa daya cipta dan karya inovatif di sekolah-sekolah

Dalam era reformasi terjadi proses rdquodebirokratisasirdquo dengan jalan memperpendek jalur birokrasi dalam penyelesaian masalah-masalah pendidikan secara profesional bukan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 12

atas dasar rdquokekuasaanrdquo atau peraturan belaka Hal ini sesuai dengan prinsip profesionalisme dalam pendidikan dan juga pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam desentralisasi Di samping itu juga dilakukan rdquoderegulasirdquo dalam arti rdquopenguranganrdquo aturan-aturan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan kondisi potensi dan prospek sekolah dan kepentingan masyarakat (stakeholders) untuk berpartisipasi terhadap sekolah dalam bentuk gagasan penyempurnaan kurikulum peningkatan mutu guru dana dan prasaranasarana untuk sekolah

g Dari rdquomanajemen tertutuprdquo (close management) ke rdquomanagement terbukardquo (open management)

Sebelum otonomi diterapkan bentuk-bentuk rdquomanajemen tertutuprdquo sehingga tidak transparan tidak ada akuntabilitas kepada publik dalam pengelolaan pendidikan

Dalam era reformasi manajemen pendidikan menerapkan rdquomanajemen terbukardquo dari pembuatan kebijakan pelaksanaan kebijakan sampai pada evaluasi bahkan perbaikan kebijakan Seluruh sumber daya yang digunakan dalam pendidikan dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada seluruh kelompok masyarakat (stakeholders) dan selanjutnya terbuka untuk menerima kritikan perbaikan bila ditemukan hal-hal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

h Dari pengembangan pendidikan rdquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke rdquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Sebelum otonomi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan terbesar menjadi tanggung jawab pemerintah dibandingkan dengan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Dalam era reformasi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan pendidikan berupa gaji honorariumtunjangan mengajar penataranpelatihan rehabilitasi gedung dan lain-lain diupayakan supaya sebagian besar akan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota akan banyak bergantung pada partisipasi orang tua siswa dan masyarakat serta pemerintah KabupatenKota masing-masing di samping proyek-proyek khusus dan juga kemudahan dan pengendalian mutu dan hal-hal kepentingan nasional lainnya dari DEPDIKNAS dan dari Dinas Propinsi

Paradigma Baru Perencanaan Pendidikan Dengan terjadinya perubahan paradigma baru pendidikan maka sistem perencanaan

pendidikan dalam iklim pemerintahan yang sentralistik sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan perencanaan pendidikan pada era otonomi daerah sehingga diperlukan paradigma baru perencanaan pendidikan Menurut Mulyani A Nurhadi (20012) perubahan paradigma dalam sistem perencanaan pendidikan di daerah setidak-tidaknya akan menyentuh lima aspek yaitu sifat pendekatan kewenangan pengambilan keputusan produk serta pola perencanaan anggaran

Dari segi sifat perencanaan pendidikan maka perencanaan pendidikan pada tingkat daerah sebagai kegiatan awal dari proses pengelolaan pendidikan termasuk kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh daerah Sementara itu Pemerintah Pusat berkewajiban merumuskan kebijakan tentang perencanaan nasional yang dalam pelaksanaannya telah dituangkan dalam bentuk Undang-Undang RI No25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Pada tingkat Departemen Propenas ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang memuat strategi umum untuk mencapai tujuan program pembangunan di bidang masing-masing dan dituangkan dalam Keputusan Menteri

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 13

Berdasarkan Renstra itu Pemerintah Pusat menyusun Program pembangunan tahunan yang disingkat Propeta yang dituangkan dalam Keputusan Menteri sesuai dengan lingkup tugas dan kewenangan masing-masing

Selain itu pada era otonomi daerah diharapkan akan lebih tumbuh kreativitas dan prakarsa serta mendorong peran serta masyarakat sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing daerah Ini berarti bahwa dalam membangun pendidikan di daerah KabupatenKota perlu dilandasi dengan perencanaan pendidikan tingkat daerah yang baik dan distinktif tidak hanya bertumpu kepada perencanaan nasional yang makro tetapi juga dapat mempertimbangkan keunikan kemampuan dan budaya daerah masing-masing sehingga mampu menumbuhkan prakarsa dan kreativitas daerah Perencanaan program pendidikan di daerah bukan lagi merupakan bagian atau fotokopi dari perencanaan program tingkat nasional maupun propinsi tetapi merupakan perencanaan pendidikan yang unik dan mandiri sehingga beragam walaupun disusun atas dasar rambu-rambu kebijakan perencanaan nasional

Dari segi pendekatan perencanaan pendidikan era otonomi telah merubah paradigma dalam pendekatan perencanaan pendidikan di daerah dari pendekatan diskrit sektoral menjadi integrated dengan sektor lainnya di daerah Sebelum otonomi sistem alokasi anggaran pendidikan di daerah diperoleh dari APBN pusat secara sektoral pada sektor pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa namun setelah otonomi diperoleh dari APBD yang berasal dari berbagai sumber sebagai bagian dari dana Daerah untuk seluruh sektor yang menjadi tanggung jawab daerah Sumber-sumber itu meliputi dana bagi hasil dana alokasi umum dana dekonsentrasi dana perbantuan pendapatan asli daerah dan bantuan masyarakat Dengan demikian telah terjadi perubahan sumber anggaran yang semula bersifat tunggal-hierarkhi-sektoral sekarang menjadi jamak-fungsional-regional tetapi dalam persaingan antar sektor

Dari segi kewenangan pengambilan keputusan sistem perencanaan pendidikan yang sentralistik telah menutup kewenangan Daerah dalam pengambilan keputusan di bidang pendidikan baik pada tataran kebijakan skala prioritas jenis program jenis kegiatan bahkan dalam hal rincian alokasi anggaran Namun dalam era otonomi Daerah dapat dan harus menetapkan kebijakan program skala prioritas jenis kegiatan sampai dengan alokasi anggarannya sesuai dengan kemampuan Daerah sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan nasional yang antara lain dalam bentuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan

Sementara dari segi produk perencanaan pendidikan pada era desentralisasi produk perencanaan pendidikan diharapkan merupakan bagian tak terpisahkan dari perencanaan pembangunan Daerah secara lintas sektoral Oleh karena itu produk

perencanaan pendidikan yang dihasilkan harus mencakup seluruh komponen perencanaan pendidikan yang meliputi kebijakan rencana strategis skala prioritas program sasaran dan kegiatan serta alokasi anggarannya dalam konteks perencanaan pembangunan Daerah secara terpadu Semua komponen itu perlu dikembangkan secara spesifik sesuai dengan kemampuan dan kharakteristik Daerah sejauh tidak bertentangan dengan kebijakan umum prioritas nasional dan program-program strategis yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

Dampak dari pergeseran paradigma dari keempat aspek tersebut di atas juga membawa dampak pada perubahan pola perencanaan anggarannya Pola perencanaan anggaran menggunakan pendekatan integratif sehingga pola dalam merencanakan anggaran selain mengacu pada sifat prosedural juga menggunakan prinsip efisiensi dengan berorientasi outcomes karena tingkat keberhasilan pendidikan dikontraskan dengan tingkat keberhasilan sektor lain Pola manajemen anggaran yang tepat adalah manajemen strategik anggaran yang lebih berorientasi kepada pencapaian program dan upaya pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 14

Model Perencanaan Pendidikan KabupatenKota Dalam upaya perumusan dokumen-dokumen perencanaan pendidikan tersebut Slamet

PH (2005) mengemukakan sebuah model proses perencanaan pendidikan Kabupaten Kota sebagai berikut

Gambar 11 Proses Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Model proses perencanaan pendidikan di atas sekaligus memberi gambaran mengenai tahap-tahap perencanaan pendidikan kabupatenkota Secara singkat penjelasannya adalah sebagai berikut 1 Melakukan analisis lingkungan strategis Lingkungan strategis adalah lingkungan

eksternal yang berpengaruh terhadap perencanaan pendidikan kabupatenkota misalnya Propeda Renstrada Repetada peraturan perundangan (UU PP Kepres Perda dsb) tingkat kemiskinan lapangan kerja harapan masyarakat terhadap pendidikan pengalaman-pengalaman praktek yang baik tuntutan otonomi tuntutan globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Perubahan lingkungan strategis harus diinternalisasikan ke dalam perencanaan pendidikan kabupatenkota agar perencanaan tersebut benar-benar menyatu dengan perubahan lingkungan strategis

2 Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan saat ini (dalam kenyataan) yang meliputi profil pendidikan kabupatenkota (pemerataan mutu efisiensi dan relevansi) pemetaan sekolah guru siswa kapasitas manajemen dan sumber daya pada tingkat kabupatenkota dan sekolah dan best practices pendidikan saat ini

3 Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang yang dituangkan dalam bentuk rumusan visi misi dan tujuan pendidikan yang mencakup setidaknya pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan peningkatan kapasitas pendidikan kabupatenkota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 15

4 Mencari kesenjangan antara butir (2) dan butir (3) sebagai bahan masukan bagi penyusunan rencana pendidikan keseluruhan yang akan datang (5 tahun) dan rencana jangka pendek (1 tahun) Kesenjangantantangan yang dimaksud mencakup pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan pengembangan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupaten dan sekolah

5 Berdasarkan hasil butir (4) disusunlah rencana kegiatan tahunan untuk selama 5 tahun (rencana strategis) dan rencana kegiatan rinci tahunan (rencana operasionalrenop)

6 Melaksanakan rencana pengembangan pendidikan kabupatenkota melalui upaya-upaya nyata yang dapat meningkatkan pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupatenkota dan sekolah

7 Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rencana dan melakukan evaluasi terhadap hasil rencana pendidikan Hasil evaluasi akan memberitahu apakah hasil pendidikan sesuai dengan yang direncanakan

Dengan memperhatikan substansi utamanya model tahap-tahap perencanaan pendidikan di atas bisa digambarkan dalam bentuk sebagai berikut

Gambar 13 Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Sebagaimana sudah disebut secara implisit di atas bahwa pada hakekatnya sebuah perencanaan dibuat dalam rangka mengubah rdquosituasi pendidikan saat inirdquo (dalam kenyataan) menuju ke rdquosituasi pendidikan yang diharapkanrdquo di masa mendatang Untuk itu ada tiga kata kunci yang harus dipahami yaitu kebijakan perencanaan dan program pendidikan

1 Kebijakan Pendidikan Kebijakan dibuat mengacu pada paradigma baru pendidikan Kebijakan adalah suatu

ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum tentang penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan arah umum kepada para manajer untuk bergerak Kebijakan juga berarti suatu keputusan yang luas untuk menjadi patokan dasar bagi pelaksanaan manajemen Keputusan yang dimaksud telah dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan yang berulang dan rutin yang terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan (Nurkolis 2004)

Sementara menurut Slamet PH(2005) kebijakan pendidikan adalah apa yang dikatakan (diputuskan) dan dilakukan oleh pemerintah dalam bidang pendidikan Dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 16

demikian kebijakan pendidikan berisi keputusan dan tindakan yang mengalokasikan nilai-nilai Menurutnya kebijakan pendidikan meliputi lima tipe yaitu kebijakan regulatori kebijakan distributif kebijakan redistributif kebijakan kapitalisasi dan kebijakan etik Sedangkan Noeng Muhadjir (2003 90) membedakan antara kebijakan substantif dan kebijakan implementatif Kebijakan implementatif adalah penjabaran sekaligus operasionalisasi dari kebijakan substantif

Sementara itu Sugiyono (2003) mengemukakan tiga pengertian kebijakan (policy) yaitu (1) sebagai pernyataan lesan atau tertulis pimpinan tentang organisasi yang dipimpinnya (2) sebagai ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan sehingga tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai tujuan organisasi dan (3) sebagai peta jalan untuk bertindak dalam mencapai tujuan organisasi Menurutnya kebijakan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut

10486331048633Kebijakan yang dibuat harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berpedoman pada kebijakan yang lebih tinggi dan

memperhatikan kebijakan yang sederajat yang lain 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berorientasi ke masa depan 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus adil 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berlaku untuk waktu tertentu 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus merupakan perbaikan atas kebijakan yang telah ada 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus mudah dipahami diimplementasikan dimonitor dan

dievaluasi 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berdasarkan informasi yang benar dan up to date 10486331048633Sebelum kebijakan dijadikan keputusan formal maka bila mungkin diujicobakan

terlebih dulu Herman J dalam Hough J R (ed) (1984) menjelaskan bahwa ldquoPolicy is sometimes

used in a narrow sense to refer to formal statements of action to be followed while others use the word lsquopolicyrsquo as a synonym for words such as lsquoplanrsquo or lsquoprogrammersquo Many writers too do not distinguish clearly between lsquopolicy-makingrsquo and lsquodecision-makingrsquordquo Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan tersebut disamaartikan dengan konsep lain yaitu

10486331048633Goals desired ends to be achieved 10486331048633Plans or proposals specified means for achieving goals 10486331048633Programmes authorized means strategies and details of procedure for achieving

goals 10486331048633Decision specific actions taken to set goals develop plans implement and evaluate

programmes 10486331048633Effects measurable impact of programmes 10486331048633Laws or regulations formal or legal expressions providing authorization to policies

Policy then is focused on purposive or goal oriented action or actively rather than random or chance behaviour It refers to courses or patterns of action rather than separate discrete decision usually policy development and application involves a number or related decisions rather than a single decision Policies may vary greatly in orientation purpose and whether they are explicitly stated Policies may be either positive or negative in the sense that they can have as their basis decisions to take particular action in response to a problem as well as developing simply from failure to act or from decisions to delay action Policies include substantive policy as well as procedural or administrative policy

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan pendidikan adalah upaya perbaikan dalam tataran konsep pendidikan perundang-undangan peraturan dan pelaksanaan pendidikan serta menghilangkan praktik-praktik pendidikan di masa lalu yang tidak sesuai atau kurang baik sehingga segala aspek pendidikan di masa mendatang menjadi lebih baik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 17

Kebijakan pendidikan diperlukan agar tujuan pendidikan nasional dapat dicapai secara efektif dan efisien

2 Perencanaan Pendidikan Perencanaan pendidikan dibuat dengan mengacu pada kebijakan pendidikan yang

telah ditetapkan Perencanaan pendidikan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahantujuan pendidikan yang telah ditetapkan Dalam rangka membuat perencanaan pendidikan tersebut perencana melakukan proses identifikasi mengumpulkan dan menganalisis data-data internal dan eksternal (esensial dan kritis) untuk memperoleh informasi terkini dan yang bermanfaat bagi penyiapan dan pelaksanaan rencana jangka panjang dan pendek dalam rangka untuk merealisasikan atau mencapai tujuan pendidikan kabupatenkota

Perencanaan pendidikan penting untuk memberi arah dan bimbingan pada para pelaku pendidikan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan Tanpa perencanaan pendidikan yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan pendidikan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik di daerah oleh karenanya diharapkan akan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius sebagai dampak dari diberlakukannya otonomi pendidikan itu di tingkat daerah kabupaten kota

Sebagai dasar dalam membuat perencanaan di bidang pendidikan umumnya orang menggunakan teknik analisis SWOT12 dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan kesempatan atau peluang dan tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh organisasi Dengan teknik itu diharapkan posisi organisasi dalam berbagai aspek bisa dipahami secara lebih obyektif lalu bisa ditetapkan prioritas strategi dan program-programnya serta peta urutan pelaksanaannya

3 Program pendidikan Pada intinya program pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan sesuai dengan strategi dan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan

4 Persoalan-Persoalan Mendesak Pendidikan Nasional a Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pada dasarnya pelayanan pendidikan yang bermutu merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia Meskipun demikian kenyataan menunjukkan bahwa saat ini belum semua warga negara dapat memperoleh haknya atas pendidikan Oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib berupaya untuk memenuhinya Dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan sumber daya pendukung untuk kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 18

Tabel 14Kebijakan Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Studi yang secara langsung diarahkan pada analisis kebijakan dalam pemerataan pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh James Coleman (Ace Suryadi dan H A R Tilaar 1994 29) yang berjudul Equality of Educational Opportunity Coleman membedakan secara konsepsional antara pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif dengan pemerataan pendidikan secara aktif Pemerataan pendidikan secara pasif lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah sedangkan pemerataan aktif ialah kesempatan yang sama yang diberikan oleh sekolah kepada murid-murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi-tingginya

Komponen-komponen konsep pemerataan pendidikan ini secara lebih jelas diungkapkan oleh Schiefelbein dan Farrel (1982) Dalam studinya di Chili mereka menggunakan landasan konsep pemerataan pendidikan yang relatif lebih komprehensif daripada konsepsi pemerataan pendidikan yang selama ini digunakan Berdasarkan konsep mereka pemerataan pendidikan atau equality of educational opportunity tidak hanya terbatas pada apakah murid memiliki kesempatan yang sama untuk masuk sekolah (pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif menurut Coleman) tetapi lebih dari itu murid tersebut harus memperoleh perlakuan yang sama sejak masuk belajar lulus sampai dengan memperoleh manfaat dari pendidikan yang mereka ikuti dalam kehidupan di masyarakat

Pertama pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access) Konsep ini berkaitan erat dengan tingkat partisipasi pendidikan sebagai indikator kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan Pemerataan pendidikan ini dapat dikaji berdasarkan dua konsep yang berlainan yaitu pemerataan kesempatan (equality of access) dan keadilan (equity) di dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan

Kedua pemerataan kesempatan untuk bertahan di sekolah (equality of survival) Konsep ini menitikberatkan pada kesempatan setiap individu untuk memperoleh keberhasilan dalam pendidikan dan pelatihan Jenis analisis ini mencurahkan perhatian pada tingkat efisiensi internal sistem pendidikan dilihat dari beberapa indikator yang dihasilkan dari

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 19

metode Kohort Metode ini mempelajari efisiensi pendidikan berdasarkan murid-murid yang berhasil dibandingkan dengan murid-murid yang mengulang kelas dan yang putus sekolah

Ketiga pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output) Dilihat dari sudut pandang perseorangan equality of output ini menggambarkan kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kemampuan dan ketrampilan yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan variabel suku bangsa daerah status sosial ekonomi dan sebagainya Konsep output pendidikan biasanya diukur dengan prestasi belajar akademis Di pandang dari sudut sistemnya itu sendiri konsep ini menggambarkan seberapa jauh sistem pendidikan itu efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas efektif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan dan mampu melakukan kontrol terhadap kemungkinan kelebihan tenaga kerja dalam hubungannya dengan jumlah yang dibutuhkan oleh lapangan kerja

Keempat pemerataan kesempatan dalam menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality ot outcome) Konsep ini menggambarkan keberhasilan pendidikan secara eksternal (exsternal efficiency) dari suatu sistem pendidikan dan pelatihan dihubungkan dengan penghasilan lulusan (individu) jumlah dan komposisi lulusan disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja (masyarakat) dan yang lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi (masyarakat) Teknik-teknik analisis yang digunakan biasanya meliputi analisis rate of return to education hubungan pendidikan dengan kesempatan kerja fungsi produksi pendidikan dengan menggunakan pendekaan rdquostatus attainment analytical modelrdquo dan sebagainya

Kebijakan pemerataan kesempatan meliputi aspek persamaan kesempatan akses dan keadilan atau kewajaran Contoh-contoh pemerataan kesempatan misalnya beasiswa untuk siswa miskin pelatihan guru PLB pembenahan SMP terbuka perencanaan bagi daerah-daerah terpencil atau gender peningkatan APK dan APM peningkatan angka melanjutkan pengurangan angka putus sekolah dan lain-lain b Kualitas pendidikan

Realitas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah yang menyebabkan sulitnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain Kualitas pendidikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dua faktor yang mendukung yaitu internal dan eksternal (Dodi Nandika 200716) Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan seperti Depdiknas Dinas Pendidikan daerah dan sekolah yang berada di garis depan dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada umumnya Dua faktor ini haruslah saling menunjang dalam upaya peningkatan kualitas tersebut Salah satu implikasi langsungnya ialah pada perlunya program-program yang terkait seperti penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana belajar guru yang berkualitas buku pelajaran bermutu yang terjangkau masyarakat alat bantu belajar untuk meningkatkan kreativitas dan sarana penunjang belajar lainnya

Kualitas pendidikan mencakup aspek input proses dan output dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input Contoh perencanaan kualitas misalnya pengembangan tenaga pendidikkependidikan (guru kepala sekolah konselor pengawas staf dinas pendidikan pengembangan dewan pendidikan dan komite sekolah rasio (siswaguru siswakelas siswaruang kelas siswa sekolah) pengembangan bahan ajar pengembangan tes standar di tingkat kabupatenkota biaya pendidikan per siswa pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kontektual pembelajaran kooperatif dan sebagainya) c Efisiensi pendidikan

Efisiensi menunjuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal Efisiensi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 20

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 12: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

terpenting telah kehilangan peranannya dan tanggung jawabnya Mereka termasuk peserta didik telah menjadi korban yaitu sebagai obyek dari sistem yang otoriter (Tilaar 1999113)

Sesudah otonomi ada perluasan peluang bagi peran serta masyarakat dalam pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif Oleh karena itu untuk mendorong partisipasi masyarakat di tingkat KabupatenKota dibentuk Dewan Pendidikan sedangkan di tingkat sekolah dibentuk komite sekolah Pembentukan komite sekolah didasarkan pada keputusan Mendiknas No044U2002 tentang panduan pembentukan komite sekolah

Menurut panduan pembentukan komite sekolah dilakukan secara transparan akuntabel dan demokratis Transparan berarti bahwa komite sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan proses sosialisasi oleh panitia persiapan kriteria calon anggota proses seleksi calon anggota pengumuman calon anggota proses pemilihan dan penyampaian hasil pemilihan Akuntabel berarti bahwa panitia persiapan pembentukan komite sekolah hendaknya menyampikan laporan pertanggungjawaban kinerjanya maupun penggunaan dan kepanitiaan Sedangkan secara demokratis berarti bahwa dalam proses pemilihan anggota dan pengurus dilakukan dengan musyawarah mufakat Jika dipandang perlu dapat dilakukan melalui pemungutan suara

e Dari lemahnya peran institusi non sekolah ke pemberdayaan institusi masyarakat Sebelum era otonomi peran institusi non sekolah sangat lemah Dalam era otonomi

masyarakat diberdayakan dengan segenap institusi sosial yang ada di dalamnya terutama institusi yang dilekatkan dengan fungsi mendidik generasi penerus bangsa Berbagai institusi kemasyarakatan ditingkatkan wawasan sikap kemampuan dan komitmennya sehingga dapat berperan serta secara aktif dan bertanggung jawab dalam pendidikan Institusi pendidikan tradisionil seperti pesantren keluarga lembaga adat berbagai wadah organisasi pemuda bahkan partai politik bukan hanya diberdayakan sehingga dapat mengembangkan fungsi pendidikan dengan lebih baik melainkan juga diupayakan untuk menjadi bagian yang terpadu dari pendidikan nasional

Demikian juga ada upaya peningkatan partisipasi dunia usahaindustri dan sektor swasta dalam pendidikan karena sebagai pengguna sudah semestinya dunia usaha juga ikut bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan Apabila lebih banyak institusi kemasyarakatan peduli terhadap pendidikan maka pendidikan akan lebih mampu menjangkau berbagai kelompok sasaran khusus seperti kelompok wanita dan anak-anak kurang beruntung (miskin berkelainan tinggal di daerah terpencil dan sebagainya)

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan pembenahan sebagai kebijakan dasar yaitu pengembangan kesadaran tunggal dalam kemajemukan pengembangan kebijakan sosial pengayaan berkelanjutan (continuous enrichment) dan pengembangan kebijakan afirmatif (affirmative policy) (Fasli Jalal 200172-73)

f Dari rdquobirokrasi berlebihanrdquo ke rdquodebirokratisasirdquo Sebelum otonomi berbagai kegiatan pengembangan dan pembinaan diatur dan

dikontrol oleh pejabat-pejabat (birokrat-birokrat) melalui prosedur dan aturan-aturan (regulasi) yang ketat bahkan sebagiannya sangat ketat dan kaku oleh KandepdikbudKanwildikbud Hal ini mempengaruhi pengelolaan sebagian sekolah-sekolah dalam iklim rdquobirokrasi berlebihanrdquo Dalam kondisi yang demikian tidak jarang ditemukan adanya rdquokasus birokrasi yang berlebihanrdquo dari sebagian pejabat birokrat yang menggunakan rdquokekuasaan berlebihanrdquo dalam pembinaan guru siswa dan pihak-pihak lainnya Keadaan ini telah mematikan prakarsa daya cipta dan karya inovatif di sekolah-sekolah

Dalam era reformasi terjadi proses rdquodebirokratisasirdquo dengan jalan memperpendek jalur birokrasi dalam penyelesaian masalah-masalah pendidikan secara profesional bukan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 12

atas dasar rdquokekuasaanrdquo atau peraturan belaka Hal ini sesuai dengan prinsip profesionalisme dalam pendidikan dan juga pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam desentralisasi Di samping itu juga dilakukan rdquoderegulasirdquo dalam arti rdquopenguranganrdquo aturan-aturan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan kondisi potensi dan prospek sekolah dan kepentingan masyarakat (stakeholders) untuk berpartisipasi terhadap sekolah dalam bentuk gagasan penyempurnaan kurikulum peningkatan mutu guru dana dan prasaranasarana untuk sekolah

g Dari rdquomanajemen tertutuprdquo (close management) ke rdquomanagement terbukardquo (open management)

Sebelum otonomi diterapkan bentuk-bentuk rdquomanajemen tertutuprdquo sehingga tidak transparan tidak ada akuntabilitas kepada publik dalam pengelolaan pendidikan

Dalam era reformasi manajemen pendidikan menerapkan rdquomanajemen terbukardquo dari pembuatan kebijakan pelaksanaan kebijakan sampai pada evaluasi bahkan perbaikan kebijakan Seluruh sumber daya yang digunakan dalam pendidikan dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada seluruh kelompok masyarakat (stakeholders) dan selanjutnya terbuka untuk menerima kritikan perbaikan bila ditemukan hal-hal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

h Dari pengembangan pendidikan rdquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke rdquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Sebelum otonomi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan terbesar menjadi tanggung jawab pemerintah dibandingkan dengan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Dalam era reformasi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan pendidikan berupa gaji honorariumtunjangan mengajar penataranpelatihan rehabilitasi gedung dan lain-lain diupayakan supaya sebagian besar akan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota akan banyak bergantung pada partisipasi orang tua siswa dan masyarakat serta pemerintah KabupatenKota masing-masing di samping proyek-proyek khusus dan juga kemudahan dan pengendalian mutu dan hal-hal kepentingan nasional lainnya dari DEPDIKNAS dan dari Dinas Propinsi

Paradigma Baru Perencanaan Pendidikan Dengan terjadinya perubahan paradigma baru pendidikan maka sistem perencanaan

pendidikan dalam iklim pemerintahan yang sentralistik sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan perencanaan pendidikan pada era otonomi daerah sehingga diperlukan paradigma baru perencanaan pendidikan Menurut Mulyani A Nurhadi (20012) perubahan paradigma dalam sistem perencanaan pendidikan di daerah setidak-tidaknya akan menyentuh lima aspek yaitu sifat pendekatan kewenangan pengambilan keputusan produk serta pola perencanaan anggaran

Dari segi sifat perencanaan pendidikan maka perencanaan pendidikan pada tingkat daerah sebagai kegiatan awal dari proses pengelolaan pendidikan termasuk kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh daerah Sementara itu Pemerintah Pusat berkewajiban merumuskan kebijakan tentang perencanaan nasional yang dalam pelaksanaannya telah dituangkan dalam bentuk Undang-Undang RI No25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Pada tingkat Departemen Propenas ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang memuat strategi umum untuk mencapai tujuan program pembangunan di bidang masing-masing dan dituangkan dalam Keputusan Menteri

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 13

Berdasarkan Renstra itu Pemerintah Pusat menyusun Program pembangunan tahunan yang disingkat Propeta yang dituangkan dalam Keputusan Menteri sesuai dengan lingkup tugas dan kewenangan masing-masing

Selain itu pada era otonomi daerah diharapkan akan lebih tumbuh kreativitas dan prakarsa serta mendorong peran serta masyarakat sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing daerah Ini berarti bahwa dalam membangun pendidikan di daerah KabupatenKota perlu dilandasi dengan perencanaan pendidikan tingkat daerah yang baik dan distinktif tidak hanya bertumpu kepada perencanaan nasional yang makro tetapi juga dapat mempertimbangkan keunikan kemampuan dan budaya daerah masing-masing sehingga mampu menumbuhkan prakarsa dan kreativitas daerah Perencanaan program pendidikan di daerah bukan lagi merupakan bagian atau fotokopi dari perencanaan program tingkat nasional maupun propinsi tetapi merupakan perencanaan pendidikan yang unik dan mandiri sehingga beragam walaupun disusun atas dasar rambu-rambu kebijakan perencanaan nasional

Dari segi pendekatan perencanaan pendidikan era otonomi telah merubah paradigma dalam pendekatan perencanaan pendidikan di daerah dari pendekatan diskrit sektoral menjadi integrated dengan sektor lainnya di daerah Sebelum otonomi sistem alokasi anggaran pendidikan di daerah diperoleh dari APBN pusat secara sektoral pada sektor pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa namun setelah otonomi diperoleh dari APBD yang berasal dari berbagai sumber sebagai bagian dari dana Daerah untuk seluruh sektor yang menjadi tanggung jawab daerah Sumber-sumber itu meliputi dana bagi hasil dana alokasi umum dana dekonsentrasi dana perbantuan pendapatan asli daerah dan bantuan masyarakat Dengan demikian telah terjadi perubahan sumber anggaran yang semula bersifat tunggal-hierarkhi-sektoral sekarang menjadi jamak-fungsional-regional tetapi dalam persaingan antar sektor

Dari segi kewenangan pengambilan keputusan sistem perencanaan pendidikan yang sentralistik telah menutup kewenangan Daerah dalam pengambilan keputusan di bidang pendidikan baik pada tataran kebijakan skala prioritas jenis program jenis kegiatan bahkan dalam hal rincian alokasi anggaran Namun dalam era otonomi Daerah dapat dan harus menetapkan kebijakan program skala prioritas jenis kegiatan sampai dengan alokasi anggarannya sesuai dengan kemampuan Daerah sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan nasional yang antara lain dalam bentuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan

Sementara dari segi produk perencanaan pendidikan pada era desentralisasi produk perencanaan pendidikan diharapkan merupakan bagian tak terpisahkan dari perencanaan pembangunan Daerah secara lintas sektoral Oleh karena itu produk

perencanaan pendidikan yang dihasilkan harus mencakup seluruh komponen perencanaan pendidikan yang meliputi kebijakan rencana strategis skala prioritas program sasaran dan kegiatan serta alokasi anggarannya dalam konteks perencanaan pembangunan Daerah secara terpadu Semua komponen itu perlu dikembangkan secara spesifik sesuai dengan kemampuan dan kharakteristik Daerah sejauh tidak bertentangan dengan kebijakan umum prioritas nasional dan program-program strategis yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

Dampak dari pergeseran paradigma dari keempat aspek tersebut di atas juga membawa dampak pada perubahan pola perencanaan anggarannya Pola perencanaan anggaran menggunakan pendekatan integratif sehingga pola dalam merencanakan anggaran selain mengacu pada sifat prosedural juga menggunakan prinsip efisiensi dengan berorientasi outcomes karena tingkat keberhasilan pendidikan dikontraskan dengan tingkat keberhasilan sektor lain Pola manajemen anggaran yang tepat adalah manajemen strategik anggaran yang lebih berorientasi kepada pencapaian program dan upaya pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 14

Model Perencanaan Pendidikan KabupatenKota Dalam upaya perumusan dokumen-dokumen perencanaan pendidikan tersebut Slamet

PH (2005) mengemukakan sebuah model proses perencanaan pendidikan Kabupaten Kota sebagai berikut

Gambar 11 Proses Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Model proses perencanaan pendidikan di atas sekaligus memberi gambaran mengenai tahap-tahap perencanaan pendidikan kabupatenkota Secara singkat penjelasannya adalah sebagai berikut 1 Melakukan analisis lingkungan strategis Lingkungan strategis adalah lingkungan

eksternal yang berpengaruh terhadap perencanaan pendidikan kabupatenkota misalnya Propeda Renstrada Repetada peraturan perundangan (UU PP Kepres Perda dsb) tingkat kemiskinan lapangan kerja harapan masyarakat terhadap pendidikan pengalaman-pengalaman praktek yang baik tuntutan otonomi tuntutan globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Perubahan lingkungan strategis harus diinternalisasikan ke dalam perencanaan pendidikan kabupatenkota agar perencanaan tersebut benar-benar menyatu dengan perubahan lingkungan strategis

2 Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan saat ini (dalam kenyataan) yang meliputi profil pendidikan kabupatenkota (pemerataan mutu efisiensi dan relevansi) pemetaan sekolah guru siswa kapasitas manajemen dan sumber daya pada tingkat kabupatenkota dan sekolah dan best practices pendidikan saat ini

3 Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang yang dituangkan dalam bentuk rumusan visi misi dan tujuan pendidikan yang mencakup setidaknya pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan peningkatan kapasitas pendidikan kabupatenkota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 15

4 Mencari kesenjangan antara butir (2) dan butir (3) sebagai bahan masukan bagi penyusunan rencana pendidikan keseluruhan yang akan datang (5 tahun) dan rencana jangka pendek (1 tahun) Kesenjangantantangan yang dimaksud mencakup pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan pengembangan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupaten dan sekolah

5 Berdasarkan hasil butir (4) disusunlah rencana kegiatan tahunan untuk selama 5 tahun (rencana strategis) dan rencana kegiatan rinci tahunan (rencana operasionalrenop)

6 Melaksanakan rencana pengembangan pendidikan kabupatenkota melalui upaya-upaya nyata yang dapat meningkatkan pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupatenkota dan sekolah

7 Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rencana dan melakukan evaluasi terhadap hasil rencana pendidikan Hasil evaluasi akan memberitahu apakah hasil pendidikan sesuai dengan yang direncanakan

Dengan memperhatikan substansi utamanya model tahap-tahap perencanaan pendidikan di atas bisa digambarkan dalam bentuk sebagai berikut

Gambar 13 Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Sebagaimana sudah disebut secara implisit di atas bahwa pada hakekatnya sebuah perencanaan dibuat dalam rangka mengubah rdquosituasi pendidikan saat inirdquo (dalam kenyataan) menuju ke rdquosituasi pendidikan yang diharapkanrdquo di masa mendatang Untuk itu ada tiga kata kunci yang harus dipahami yaitu kebijakan perencanaan dan program pendidikan

1 Kebijakan Pendidikan Kebijakan dibuat mengacu pada paradigma baru pendidikan Kebijakan adalah suatu

ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum tentang penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan arah umum kepada para manajer untuk bergerak Kebijakan juga berarti suatu keputusan yang luas untuk menjadi patokan dasar bagi pelaksanaan manajemen Keputusan yang dimaksud telah dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan yang berulang dan rutin yang terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan (Nurkolis 2004)

Sementara menurut Slamet PH(2005) kebijakan pendidikan adalah apa yang dikatakan (diputuskan) dan dilakukan oleh pemerintah dalam bidang pendidikan Dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 16

demikian kebijakan pendidikan berisi keputusan dan tindakan yang mengalokasikan nilai-nilai Menurutnya kebijakan pendidikan meliputi lima tipe yaitu kebijakan regulatori kebijakan distributif kebijakan redistributif kebijakan kapitalisasi dan kebijakan etik Sedangkan Noeng Muhadjir (2003 90) membedakan antara kebijakan substantif dan kebijakan implementatif Kebijakan implementatif adalah penjabaran sekaligus operasionalisasi dari kebijakan substantif

Sementara itu Sugiyono (2003) mengemukakan tiga pengertian kebijakan (policy) yaitu (1) sebagai pernyataan lesan atau tertulis pimpinan tentang organisasi yang dipimpinnya (2) sebagai ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan sehingga tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai tujuan organisasi dan (3) sebagai peta jalan untuk bertindak dalam mencapai tujuan organisasi Menurutnya kebijakan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut

10486331048633Kebijakan yang dibuat harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berpedoman pada kebijakan yang lebih tinggi dan

memperhatikan kebijakan yang sederajat yang lain 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berorientasi ke masa depan 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus adil 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berlaku untuk waktu tertentu 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus merupakan perbaikan atas kebijakan yang telah ada 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus mudah dipahami diimplementasikan dimonitor dan

dievaluasi 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berdasarkan informasi yang benar dan up to date 10486331048633Sebelum kebijakan dijadikan keputusan formal maka bila mungkin diujicobakan

terlebih dulu Herman J dalam Hough J R (ed) (1984) menjelaskan bahwa ldquoPolicy is sometimes

used in a narrow sense to refer to formal statements of action to be followed while others use the word lsquopolicyrsquo as a synonym for words such as lsquoplanrsquo or lsquoprogrammersquo Many writers too do not distinguish clearly between lsquopolicy-makingrsquo and lsquodecision-makingrsquordquo Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan tersebut disamaartikan dengan konsep lain yaitu

10486331048633Goals desired ends to be achieved 10486331048633Plans or proposals specified means for achieving goals 10486331048633Programmes authorized means strategies and details of procedure for achieving

goals 10486331048633Decision specific actions taken to set goals develop plans implement and evaluate

programmes 10486331048633Effects measurable impact of programmes 10486331048633Laws or regulations formal or legal expressions providing authorization to policies

Policy then is focused on purposive or goal oriented action or actively rather than random or chance behaviour It refers to courses or patterns of action rather than separate discrete decision usually policy development and application involves a number or related decisions rather than a single decision Policies may vary greatly in orientation purpose and whether they are explicitly stated Policies may be either positive or negative in the sense that they can have as their basis decisions to take particular action in response to a problem as well as developing simply from failure to act or from decisions to delay action Policies include substantive policy as well as procedural or administrative policy

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan pendidikan adalah upaya perbaikan dalam tataran konsep pendidikan perundang-undangan peraturan dan pelaksanaan pendidikan serta menghilangkan praktik-praktik pendidikan di masa lalu yang tidak sesuai atau kurang baik sehingga segala aspek pendidikan di masa mendatang menjadi lebih baik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 17

Kebijakan pendidikan diperlukan agar tujuan pendidikan nasional dapat dicapai secara efektif dan efisien

2 Perencanaan Pendidikan Perencanaan pendidikan dibuat dengan mengacu pada kebijakan pendidikan yang

telah ditetapkan Perencanaan pendidikan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahantujuan pendidikan yang telah ditetapkan Dalam rangka membuat perencanaan pendidikan tersebut perencana melakukan proses identifikasi mengumpulkan dan menganalisis data-data internal dan eksternal (esensial dan kritis) untuk memperoleh informasi terkini dan yang bermanfaat bagi penyiapan dan pelaksanaan rencana jangka panjang dan pendek dalam rangka untuk merealisasikan atau mencapai tujuan pendidikan kabupatenkota

Perencanaan pendidikan penting untuk memberi arah dan bimbingan pada para pelaku pendidikan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan Tanpa perencanaan pendidikan yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan pendidikan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik di daerah oleh karenanya diharapkan akan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius sebagai dampak dari diberlakukannya otonomi pendidikan itu di tingkat daerah kabupaten kota

Sebagai dasar dalam membuat perencanaan di bidang pendidikan umumnya orang menggunakan teknik analisis SWOT12 dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan kesempatan atau peluang dan tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh organisasi Dengan teknik itu diharapkan posisi organisasi dalam berbagai aspek bisa dipahami secara lebih obyektif lalu bisa ditetapkan prioritas strategi dan program-programnya serta peta urutan pelaksanaannya

3 Program pendidikan Pada intinya program pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan sesuai dengan strategi dan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan

4 Persoalan-Persoalan Mendesak Pendidikan Nasional a Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pada dasarnya pelayanan pendidikan yang bermutu merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia Meskipun demikian kenyataan menunjukkan bahwa saat ini belum semua warga negara dapat memperoleh haknya atas pendidikan Oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib berupaya untuk memenuhinya Dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan sumber daya pendukung untuk kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 18

Tabel 14Kebijakan Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Studi yang secara langsung diarahkan pada analisis kebijakan dalam pemerataan pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh James Coleman (Ace Suryadi dan H A R Tilaar 1994 29) yang berjudul Equality of Educational Opportunity Coleman membedakan secara konsepsional antara pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif dengan pemerataan pendidikan secara aktif Pemerataan pendidikan secara pasif lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah sedangkan pemerataan aktif ialah kesempatan yang sama yang diberikan oleh sekolah kepada murid-murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi-tingginya

Komponen-komponen konsep pemerataan pendidikan ini secara lebih jelas diungkapkan oleh Schiefelbein dan Farrel (1982) Dalam studinya di Chili mereka menggunakan landasan konsep pemerataan pendidikan yang relatif lebih komprehensif daripada konsepsi pemerataan pendidikan yang selama ini digunakan Berdasarkan konsep mereka pemerataan pendidikan atau equality of educational opportunity tidak hanya terbatas pada apakah murid memiliki kesempatan yang sama untuk masuk sekolah (pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif menurut Coleman) tetapi lebih dari itu murid tersebut harus memperoleh perlakuan yang sama sejak masuk belajar lulus sampai dengan memperoleh manfaat dari pendidikan yang mereka ikuti dalam kehidupan di masyarakat

Pertama pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access) Konsep ini berkaitan erat dengan tingkat partisipasi pendidikan sebagai indikator kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan Pemerataan pendidikan ini dapat dikaji berdasarkan dua konsep yang berlainan yaitu pemerataan kesempatan (equality of access) dan keadilan (equity) di dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan

Kedua pemerataan kesempatan untuk bertahan di sekolah (equality of survival) Konsep ini menitikberatkan pada kesempatan setiap individu untuk memperoleh keberhasilan dalam pendidikan dan pelatihan Jenis analisis ini mencurahkan perhatian pada tingkat efisiensi internal sistem pendidikan dilihat dari beberapa indikator yang dihasilkan dari

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 19

metode Kohort Metode ini mempelajari efisiensi pendidikan berdasarkan murid-murid yang berhasil dibandingkan dengan murid-murid yang mengulang kelas dan yang putus sekolah

Ketiga pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output) Dilihat dari sudut pandang perseorangan equality of output ini menggambarkan kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kemampuan dan ketrampilan yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan variabel suku bangsa daerah status sosial ekonomi dan sebagainya Konsep output pendidikan biasanya diukur dengan prestasi belajar akademis Di pandang dari sudut sistemnya itu sendiri konsep ini menggambarkan seberapa jauh sistem pendidikan itu efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas efektif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan dan mampu melakukan kontrol terhadap kemungkinan kelebihan tenaga kerja dalam hubungannya dengan jumlah yang dibutuhkan oleh lapangan kerja

Keempat pemerataan kesempatan dalam menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality ot outcome) Konsep ini menggambarkan keberhasilan pendidikan secara eksternal (exsternal efficiency) dari suatu sistem pendidikan dan pelatihan dihubungkan dengan penghasilan lulusan (individu) jumlah dan komposisi lulusan disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja (masyarakat) dan yang lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi (masyarakat) Teknik-teknik analisis yang digunakan biasanya meliputi analisis rate of return to education hubungan pendidikan dengan kesempatan kerja fungsi produksi pendidikan dengan menggunakan pendekaan rdquostatus attainment analytical modelrdquo dan sebagainya

Kebijakan pemerataan kesempatan meliputi aspek persamaan kesempatan akses dan keadilan atau kewajaran Contoh-contoh pemerataan kesempatan misalnya beasiswa untuk siswa miskin pelatihan guru PLB pembenahan SMP terbuka perencanaan bagi daerah-daerah terpencil atau gender peningkatan APK dan APM peningkatan angka melanjutkan pengurangan angka putus sekolah dan lain-lain b Kualitas pendidikan

Realitas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah yang menyebabkan sulitnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain Kualitas pendidikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dua faktor yang mendukung yaitu internal dan eksternal (Dodi Nandika 200716) Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan seperti Depdiknas Dinas Pendidikan daerah dan sekolah yang berada di garis depan dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada umumnya Dua faktor ini haruslah saling menunjang dalam upaya peningkatan kualitas tersebut Salah satu implikasi langsungnya ialah pada perlunya program-program yang terkait seperti penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana belajar guru yang berkualitas buku pelajaran bermutu yang terjangkau masyarakat alat bantu belajar untuk meningkatkan kreativitas dan sarana penunjang belajar lainnya

Kualitas pendidikan mencakup aspek input proses dan output dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input Contoh perencanaan kualitas misalnya pengembangan tenaga pendidikkependidikan (guru kepala sekolah konselor pengawas staf dinas pendidikan pengembangan dewan pendidikan dan komite sekolah rasio (siswaguru siswakelas siswaruang kelas siswa sekolah) pengembangan bahan ajar pengembangan tes standar di tingkat kabupatenkota biaya pendidikan per siswa pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kontektual pembelajaran kooperatif dan sebagainya) c Efisiensi pendidikan

Efisiensi menunjuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal Efisiensi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 20

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 13: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

atas dasar rdquokekuasaanrdquo atau peraturan belaka Hal ini sesuai dengan prinsip profesionalisme dalam pendidikan dan juga pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam desentralisasi Di samping itu juga dilakukan rdquoderegulasirdquo dalam arti rdquopenguranganrdquo aturan-aturan kebijakan pendidikan yang tidak sesuai dengan kondisi potensi dan prospek sekolah dan kepentingan masyarakat (stakeholders) untuk berpartisipasi terhadap sekolah dalam bentuk gagasan penyempurnaan kurikulum peningkatan mutu guru dana dan prasaranasarana untuk sekolah

g Dari rdquomanajemen tertutuprdquo (close management) ke rdquomanagement terbukardquo (open management)

Sebelum otonomi diterapkan bentuk-bentuk rdquomanajemen tertutuprdquo sehingga tidak transparan tidak ada akuntabilitas kepada publik dalam pengelolaan pendidikan

Dalam era reformasi manajemen pendidikan menerapkan rdquomanajemen terbukardquo dari pembuatan kebijakan pelaksanaan kebijakan sampai pada evaluasi bahkan perbaikan kebijakan Seluruh sumber daya yang digunakan dalam pendidikan dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada seluruh kelompok masyarakat (stakeholders) dan selanjutnya terbuka untuk menerima kritikan perbaikan bila ditemukan hal-hal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

h Dari pengembangan pendidikan rdquoterbesar menjadi tanggung jawab pemerintahrdquo berubah ke rdquosebagian besar menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders)

Sebelum otonomi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan terbesar menjadi tanggung jawab pemerintah dibandingkan dengan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Dalam era reformasi pengembangan pendidikan termasuk pembiayaan pendidikan berupa gaji honorariumtunjangan mengajar penataranpelatihan rehabilitasi gedung dan lain-lain diupayakan supaya sebagian besar akan menjadi tanggung jawab orang tua siswa dan masyarakat (stakeholders) Kemajuan pendidikan tingkat KabupatenKota akan banyak bergantung pada partisipasi orang tua siswa dan masyarakat serta pemerintah KabupatenKota masing-masing di samping proyek-proyek khusus dan juga kemudahan dan pengendalian mutu dan hal-hal kepentingan nasional lainnya dari DEPDIKNAS dan dari Dinas Propinsi

Paradigma Baru Perencanaan Pendidikan Dengan terjadinya perubahan paradigma baru pendidikan maka sistem perencanaan

pendidikan dalam iklim pemerintahan yang sentralistik sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan perencanaan pendidikan pada era otonomi daerah sehingga diperlukan paradigma baru perencanaan pendidikan Menurut Mulyani A Nurhadi (20012) perubahan paradigma dalam sistem perencanaan pendidikan di daerah setidak-tidaknya akan menyentuh lima aspek yaitu sifat pendekatan kewenangan pengambilan keputusan produk serta pola perencanaan anggaran

Dari segi sifat perencanaan pendidikan maka perencanaan pendidikan pada tingkat daerah sebagai kegiatan awal dari proses pengelolaan pendidikan termasuk kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh daerah Sementara itu Pemerintah Pusat berkewajiban merumuskan kebijakan tentang perencanaan nasional yang dalam pelaksanaannya telah dituangkan dalam bentuk Undang-Undang RI No25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Pada tingkat Departemen Propenas ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang memuat strategi umum untuk mencapai tujuan program pembangunan di bidang masing-masing dan dituangkan dalam Keputusan Menteri

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 13

Berdasarkan Renstra itu Pemerintah Pusat menyusun Program pembangunan tahunan yang disingkat Propeta yang dituangkan dalam Keputusan Menteri sesuai dengan lingkup tugas dan kewenangan masing-masing

Selain itu pada era otonomi daerah diharapkan akan lebih tumbuh kreativitas dan prakarsa serta mendorong peran serta masyarakat sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing daerah Ini berarti bahwa dalam membangun pendidikan di daerah KabupatenKota perlu dilandasi dengan perencanaan pendidikan tingkat daerah yang baik dan distinktif tidak hanya bertumpu kepada perencanaan nasional yang makro tetapi juga dapat mempertimbangkan keunikan kemampuan dan budaya daerah masing-masing sehingga mampu menumbuhkan prakarsa dan kreativitas daerah Perencanaan program pendidikan di daerah bukan lagi merupakan bagian atau fotokopi dari perencanaan program tingkat nasional maupun propinsi tetapi merupakan perencanaan pendidikan yang unik dan mandiri sehingga beragam walaupun disusun atas dasar rambu-rambu kebijakan perencanaan nasional

Dari segi pendekatan perencanaan pendidikan era otonomi telah merubah paradigma dalam pendekatan perencanaan pendidikan di daerah dari pendekatan diskrit sektoral menjadi integrated dengan sektor lainnya di daerah Sebelum otonomi sistem alokasi anggaran pendidikan di daerah diperoleh dari APBN pusat secara sektoral pada sektor pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa namun setelah otonomi diperoleh dari APBD yang berasal dari berbagai sumber sebagai bagian dari dana Daerah untuk seluruh sektor yang menjadi tanggung jawab daerah Sumber-sumber itu meliputi dana bagi hasil dana alokasi umum dana dekonsentrasi dana perbantuan pendapatan asli daerah dan bantuan masyarakat Dengan demikian telah terjadi perubahan sumber anggaran yang semula bersifat tunggal-hierarkhi-sektoral sekarang menjadi jamak-fungsional-regional tetapi dalam persaingan antar sektor

Dari segi kewenangan pengambilan keputusan sistem perencanaan pendidikan yang sentralistik telah menutup kewenangan Daerah dalam pengambilan keputusan di bidang pendidikan baik pada tataran kebijakan skala prioritas jenis program jenis kegiatan bahkan dalam hal rincian alokasi anggaran Namun dalam era otonomi Daerah dapat dan harus menetapkan kebijakan program skala prioritas jenis kegiatan sampai dengan alokasi anggarannya sesuai dengan kemampuan Daerah sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan nasional yang antara lain dalam bentuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan

Sementara dari segi produk perencanaan pendidikan pada era desentralisasi produk perencanaan pendidikan diharapkan merupakan bagian tak terpisahkan dari perencanaan pembangunan Daerah secara lintas sektoral Oleh karena itu produk

perencanaan pendidikan yang dihasilkan harus mencakup seluruh komponen perencanaan pendidikan yang meliputi kebijakan rencana strategis skala prioritas program sasaran dan kegiatan serta alokasi anggarannya dalam konteks perencanaan pembangunan Daerah secara terpadu Semua komponen itu perlu dikembangkan secara spesifik sesuai dengan kemampuan dan kharakteristik Daerah sejauh tidak bertentangan dengan kebijakan umum prioritas nasional dan program-program strategis yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

Dampak dari pergeseran paradigma dari keempat aspek tersebut di atas juga membawa dampak pada perubahan pola perencanaan anggarannya Pola perencanaan anggaran menggunakan pendekatan integratif sehingga pola dalam merencanakan anggaran selain mengacu pada sifat prosedural juga menggunakan prinsip efisiensi dengan berorientasi outcomes karena tingkat keberhasilan pendidikan dikontraskan dengan tingkat keberhasilan sektor lain Pola manajemen anggaran yang tepat adalah manajemen strategik anggaran yang lebih berorientasi kepada pencapaian program dan upaya pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 14

Model Perencanaan Pendidikan KabupatenKota Dalam upaya perumusan dokumen-dokumen perencanaan pendidikan tersebut Slamet

PH (2005) mengemukakan sebuah model proses perencanaan pendidikan Kabupaten Kota sebagai berikut

Gambar 11 Proses Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Model proses perencanaan pendidikan di atas sekaligus memberi gambaran mengenai tahap-tahap perencanaan pendidikan kabupatenkota Secara singkat penjelasannya adalah sebagai berikut 1 Melakukan analisis lingkungan strategis Lingkungan strategis adalah lingkungan

eksternal yang berpengaruh terhadap perencanaan pendidikan kabupatenkota misalnya Propeda Renstrada Repetada peraturan perundangan (UU PP Kepres Perda dsb) tingkat kemiskinan lapangan kerja harapan masyarakat terhadap pendidikan pengalaman-pengalaman praktek yang baik tuntutan otonomi tuntutan globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Perubahan lingkungan strategis harus diinternalisasikan ke dalam perencanaan pendidikan kabupatenkota agar perencanaan tersebut benar-benar menyatu dengan perubahan lingkungan strategis

2 Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan saat ini (dalam kenyataan) yang meliputi profil pendidikan kabupatenkota (pemerataan mutu efisiensi dan relevansi) pemetaan sekolah guru siswa kapasitas manajemen dan sumber daya pada tingkat kabupatenkota dan sekolah dan best practices pendidikan saat ini

3 Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang yang dituangkan dalam bentuk rumusan visi misi dan tujuan pendidikan yang mencakup setidaknya pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan peningkatan kapasitas pendidikan kabupatenkota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 15

4 Mencari kesenjangan antara butir (2) dan butir (3) sebagai bahan masukan bagi penyusunan rencana pendidikan keseluruhan yang akan datang (5 tahun) dan rencana jangka pendek (1 tahun) Kesenjangantantangan yang dimaksud mencakup pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan pengembangan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupaten dan sekolah

5 Berdasarkan hasil butir (4) disusunlah rencana kegiatan tahunan untuk selama 5 tahun (rencana strategis) dan rencana kegiatan rinci tahunan (rencana operasionalrenop)

6 Melaksanakan rencana pengembangan pendidikan kabupatenkota melalui upaya-upaya nyata yang dapat meningkatkan pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupatenkota dan sekolah

7 Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rencana dan melakukan evaluasi terhadap hasil rencana pendidikan Hasil evaluasi akan memberitahu apakah hasil pendidikan sesuai dengan yang direncanakan

Dengan memperhatikan substansi utamanya model tahap-tahap perencanaan pendidikan di atas bisa digambarkan dalam bentuk sebagai berikut

Gambar 13 Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Sebagaimana sudah disebut secara implisit di atas bahwa pada hakekatnya sebuah perencanaan dibuat dalam rangka mengubah rdquosituasi pendidikan saat inirdquo (dalam kenyataan) menuju ke rdquosituasi pendidikan yang diharapkanrdquo di masa mendatang Untuk itu ada tiga kata kunci yang harus dipahami yaitu kebijakan perencanaan dan program pendidikan

1 Kebijakan Pendidikan Kebijakan dibuat mengacu pada paradigma baru pendidikan Kebijakan adalah suatu

ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum tentang penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan arah umum kepada para manajer untuk bergerak Kebijakan juga berarti suatu keputusan yang luas untuk menjadi patokan dasar bagi pelaksanaan manajemen Keputusan yang dimaksud telah dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan yang berulang dan rutin yang terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan (Nurkolis 2004)

Sementara menurut Slamet PH(2005) kebijakan pendidikan adalah apa yang dikatakan (diputuskan) dan dilakukan oleh pemerintah dalam bidang pendidikan Dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 16

demikian kebijakan pendidikan berisi keputusan dan tindakan yang mengalokasikan nilai-nilai Menurutnya kebijakan pendidikan meliputi lima tipe yaitu kebijakan regulatori kebijakan distributif kebijakan redistributif kebijakan kapitalisasi dan kebijakan etik Sedangkan Noeng Muhadjir (2003 90) membedakan antara kebijakan substantif dan kebijakan implementatif Kebijakan implementatif adalah penjabaran sekaligus operasionalisasi dari kebijakan substantif

Sementara itu Sugiyono (2003) mengemukakan tiga pengertian kebijakan (policy) yaitu (1) sebagai pernyataan lesan atau tertulis pimpinan tentang organisasi yang dipimpinnya (2) sebagai ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan sehingga tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai tujuan organisasi dan (3) sebagai peta jalan untuk bertindak dalam mencapai tujuan organisasi Menurutnya kebijakan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut

10486331048633Kebijakan yang dibuat harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berpedoman pada kebijakan yang lebih tinggi dan

memperhatikan kebijakan yang sederajat yang lain 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berorientasi ke masa depan 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus adil 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berlaku untuk waktu tertentu 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus merupakan perbaikan atas kebijakan yang telah ada 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus mudah dipahami diimplementasikan dimonitor dan

dievaluasi 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berdasarkan informasi yang benar dan up to date 10486331048633Sebelum kebijakan dijadikan keputusan formal maka bila mungkin diujicobakan

terlebih dulu Herman J dalam Hough J R (ed) (1984) menjelaskan bahwa ldquoPolicy is sometimes

used in a narrow sense to refer to formal statements of action to be followed while others use the word lsquopolicyrsquo as a synonym for words such as lsquoplanrsquo or lsquoprogrammersquo Many writers too do not distinguish clearly between lsquopolicy-makingrsquo and lsquodecision-makingrsquordquo Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan tersebut disamaartikan dengan konsep lain yaitu

10486331048633Goals desired ends to be achieved 10486331048633Plans or proposals specified means for achieving goals 10486331048633Programmes authorized means strategies and details of procedure for achieving

goals 10486331048633Decision specific actions taken to set goals develop plans implement and evaluate

programmes 10486331048633Effects measurable impact of programmes 10486331048633Laws or regulations formal or legal expressions providing authorization to policies

Policy then is focused on purposive or goal oriented action or actively rather than random or chance behaviour It refers to courses or patterns of action rather than separate discrete decision usually policy development and application involves a number or related decisions rather than a single decision Policies may vary greatly in orientation purpose and whether they are explicitly stated Policies may be either positive or negative in the sense that they can have as their basis decisions to take particular action in response to a problem as well as developing simply from failure to act or from decisions to delay action Policies include substantive policy as well as procedural or administrative policy

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan pendidikan adalah upaya perbaikan dalam tataran konsep pendidikan perundang-undangan peraturan dan pelaksanaan pendidikan serta menghilangkan praktik-praktik pendidikan di masa lalu yang tidak sesuai atau kurang baik sehingga segala aspek pendidikan di masa mendatang menjadi lebih baik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 17

Kebijakan pendidikan diperlukan agar tujuan pendidikan nasional dapat dicapai secara efektif dan efisien

2 Perencanaan Pendidikan Perencanaan pendidikan dibuat dengan mengacu pada kebijakan pendidikan yang

telah ditetapkan Perencanaan pendidikan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahantujuan pendidikan yang telah ditetapkan Dalam rangka membuat perencanaan pendidikan tersebut perencana melakukan proses identifikasi mengumpulkan dan menganalisis data-data internal dan eksternal (esensial dan kritis) untuk memperoleh informasi terkini dan yang bermanfaat bagi penyiapan dan pelaksanaan rencana jangka panjang dan pendek dalam rangka untuk merealisasikan atau mencapai tujuan pendidikan kabupatenkota

Perencanaan pendidikan penting untuk memberi arah dan bimbingan pada para pelaku pendidikan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan Tanpa perencanaan pendidikan yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan pendidikan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik di daerah oleh karenanya diharapkan akan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius sebagai dampak dari diberlakukannya otonomi pendidikan itu di tingkat daerah kabupaten kota

Sebagai dasar dalam membuat perencanaan di bidang pendidikan umumnya orang menggunakan teknik analisis SWOT12 dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan kesempatan atau peluang dan tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh organisasi Dengan teknik itu diharapkan posisi organisasi dalam berbagai aspek bisa dipahami secara lebih obyektif lalu bisa ditetapkan prioritas strategi dan program-programnya serta peta urutan pelaksanaannya

3 Program pendidikan Pada intinya program pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan sesuai dengan strategi dan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan

4 Persoalan-Persoalan Mendesak Pendidikan Nasional a Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pada dasarnya pelayanan pendidikan yang bermutu merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia Meskipun demikian kenyataan menunjukkan bahwa saat ini belum semua warga negara dapat memperoleh haknya atas pendidikan Oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib berupaya untuk memenuhinya Dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan sumber daya pendukung untuk kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 18

Tabel 14Kebijakan Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Studi yang secara langsung diarahkan pada analisis kebijakan dalam pemerataan pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh James Coleman (Ace Suryadi dan H A R Tilaar 1994 29) yang berjudul Equality of Educational Opportunity Coleman membedakan secara konsepsional antara pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif dengan pemerataan pendidikan secara aktif Pemerataan pendidikan secara pasif lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah sedangkan pemerataan aktif ialah kesempatan yang sama yang diberikan oleh sekolah kepada murid-murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi-tingginya

Komponen-komponen konsep pemerataan pendidikan ini secara lebih jelas diungkapkan oleh Schiefelbein dan Farrel (1982) Dalam studinya di Chili mereka menggunakan landasan konsep pemerataan pendidikan yang relatif lebih komprehensif daripada konsepsi pemerataan pendidikan yang selama ini digunakan Berdasarkan konsep mereka pemerataan pendidikan atau equality of educational opportunity tidak hanya terbatas pada apakah murid memiliki kesempatan yang sama untuk masuk sekolah (pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif menurut Coleman) tetapi lebih dari itu murid tersebut harus memperoleh perlakuan yang sama sejak masuk belajar lulus sampai dengan memperoleh manfaat dari pendidikan yang mereka ikuti dalam kehidupan di masyarakat

Pertama pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access) Konsep ini berkaitan erat dengan tingkat partisipasi pendidikan sebagai indikator kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan Pemerataan pendidikan ini dapat dikaji berdasarkan dua konsep yang berlainan yaitu pemerataan kesempatan (equality of access) dan keadilan (equity) di dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan

Kedua pemerataan kesempatan untuk bertahan di sekolah (equality of survival) Konsep ini menitikberatkan pada kesempatan setiap individu untuk memperoleh keberhasilan dalam pendidikan dan pelatihan Jenis analisis ini mencurahkan perhatian pada tingkat efisiensi internal sistem pendidikan dilihat dari beberapa indikator yang dihasilkan dari

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 19

metode Kohort Metode ini mempelajari efisiensi pendidikan berdasarkan murid-murid yang berhasil dibandingkan dengan murid-murid yang mengulang kelas dan yang putus sekolah

Ketiga pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output) Dilihat dari sudut pandang perseorangan equality of output ini menggambarkan kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kemampuan dan ketrampilan yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan variabel suku bangsa daerah status sosial ekonomi dan sebagainya Konsep output pendidikan biasanya diukur dengan prestasi belajar akademis Di pandang dari sudut sistemnya itu sendiri konsep ini menggambarkan seberapa jauh sistem pendidikan itu efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas efektif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan dan mampu melakukan kontrol terhadap kemungkinan kelebihan tenaga kerja dalam hubungannya dengan jumlah yang dibutuhkan oleh lapangan kerja

Keempat pemerataan kesempatan dalam menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality ot outcome) Konsep ini menggambarkan keberhasilan pendidikan secara eksternal (exsternal efficiency) dari suatu sistem pendidikan dan pelatihan dihubungkan dengan penghasilan lulusan (individu) jumlah dan komposisi lulusan disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja (masyarakat) dan yang lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi (masyarakat) Teknik-teknik analisis yang digunakan biasanya meliputi analisis rate of return to education hubungan pendidikan dengan kesempatan kerja fungsi produksi pendidikan dengan menggunakan pendekaan rdquostatus attainment analytical modelrdquo dan sebagainya

Kebijakan pemerataan kesempatan meliputi aspek persamaan kesempatan akses dan keadilan atau kewajaran Contoh-contoh pemerataan kesempatan misalnya beasiswa untuk siswa miskin pelatihan guru PLB pembenahan SMP terbuka perencanaan bagi daerah-daerah terpencil atau gender peningkatan APK dan APM peningkatan angka melanjutkan pengurangan angka putus sekolah dan lain-lain b Kualitas pendidikan

Realitas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah yang menyebabkan sulitnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain Kualitas pendidikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dua faktor yang mendukung yaitu internal dan eksternal (Dodi Nandika 200716) Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan seperti Depdiknas Dinas Pendidikan daerah dan sekolah yang berada di garis depan dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada umumnya Dua faktor ini haruslah saling menunjang dalam upaya peningkatan kualitas tersebut Salah satu implikasi langsungnya ialah pada perlunya program-program yang terkait seperti penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana belajar guru yang berkualitas buku pelajaran bermutu yang terjangkau masyarakat alat bantu belajar untuk meningkatkan kreativitas dan sarana penunjang belajar lainnya

Kualitas pendidikan mencakup aspek input proses dan output dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input Contoh perencanaan kualitas misalnya pengembangan tenaga pendidikkependidikan (guru kepala sekolah konselor pengawas staf dinas pendidikan pengembangan dewan pendidikan dan komite sekolah rasio (siswaguru siswakelas siswaruang kelas siswa sekolah) pengembangan bahan ajar pengembangan tes standar di tingkat kabupatenkota biaya pendidikan per siswa pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kontektual pembelajaran kooperatif dan sebagainya) c Efisiensi pendidikan

Efisiensi menunjuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal Efisiensi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 20

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 14: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

Berdasarkan Renstra itu Pemerintah Pusat menyusun Program pembangunan tahunan yang disingkat Propeta yang dituangkan dalam Keputusan Menteri sesuai dengan lingkup tugas dan kewenangan masing-masing

Selain itu pada era otonomi daerah diharapkan akan lebih tumbuh kreativitas dan prakarsa serta mendorong peran serta masyarakat sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing daerah Ini berarti bahwa dalam membangun pendidikan di daerah KabupatenKota perlu dilandasi dengan perencanaan pendidikan tingkat daerah yang baik dan distinktif tidak hanya bertumpu kepada perencanaan nasional yang makro tetapi juga dapat mempertimbangkan keunikan kemampuan dan budaya daerah masing-masing sehingga mampu menumbuhkan prakarsa dan kreativitas daerah Perencanaan program pendidikan di daerah bukan lagi merupakan bagian atau fotokopi dari perencanaan program tingkat nasional maupun propinsi tetapi merupakan perencanaan pendidikan yang unik dan mandiri sehingga beragam walaupun disusun atas dasar rambu-rambu kebijakan perencanaan nasional

Dari segi pendekatan perencanaan pendidikan era otonomi telah merubah paradigma dalam pendekatan perencanaan pendidikan di daerah dari pendekatan diskrit sektoral menjadi integrated dengan sektor lainnya di daerah Sebelum otonomi sistem alokasi anggaran pendidikan di daerah diperoleh dari APBN pusat secara sektoral pada sektor pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa namun setelah otonomi diperoleh dari APBD yang berasal dari berbagai sumber sebagai bagian dari dana Daerah untuk seluruh sektor yang menjadi tanggung jawab daerah Sumber-sumber itu meliputi dana bagi hasil dana alokasi umum dana dekonsentrasi dana perbantuan pendapatan asli daerah dan bantuan masyarakat Dengan demikian telah terjadi perubahan sumber anggaran yang semula bersifat tunggal-hierarkhi-sektoral sekarang menjadi jamak-fungsional-regional tetapi dalam persaingan antar sektor

Dari segi kewenangan pengambilan keputusan sistem perencanaan pendidikan yang sentralistik telah menutup kewenangan Daerah dalam pengambilan keputusan di bidang pendidikan baik pada tataran kebijakan skala prioritas jenis program jenis kegiatan bahkan dalam hal rincian alokasi anggaran Namun dalam era otonomi Daerah dapat dan harus menetapkan kebijakan program skala prioritas jenis kegiatan sampai dengan alokasi anggarannya sesuai dengan kemampuan Daerah sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan nasional yang antara lain dalam bentuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan

Sementara dari segi produk perencanaan pendidikan pada era desentralisasi produk perencanaan pendidikan diharapkan merupakan bagian tak terpisahkan dari perencanaan pembangunan Daerah secara lintas sektoral Oleh karena itu produk

perencanaan pendidikan yang dihasilkan harus mencakup seluruh komponen perencanaan pendidikan yang meliputi kebijakan rencana strategis skala prioritas program sasaran dan kegiatan serta alokasi anggarannya dalam konteks perencanaan pembangunan Daerah secara terpadu Semua komponen itu perlu dikembangkan secara spesifik sesuai dengan kemampuan dan kharakteristik Daerah sejauh tidak bertentangan dengan kebijakan umum prioritas nasional dan program-program strategis yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

Dampak dari pergeseran paradigma dari keempat aspek tersebut di atas juga membawa dampak pada perubahan pola perencanaan anggarannya Pola perencanaan anggaran menggunakan pendekatan integratif sehingga pola dalam merencanakan anggaran selain mengacu pada sifat prosedural juga menggunakan prinsip efisiensi dengan berorientasi outcomes karena tingkat keberhasilan pendidikan dikontraskan dengan tingkat keberhasilan sektor lain Pola manajemen anggaran yang tepat adalah manajemen strategik anggaran yang lebih berorientasi kepada pencapaian program dan upaya pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 14

Model Perencanaan Pendidikan KabupatenKota Dalam upaya perumusan dokumen-dokumen perencanaan pendidikan tersebut Slamet

PH (2005) mengemukakan sebuah model proses perencanaan pendidikan Kabupaten Kota sebagai berikut

Gambar 11 Proses Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Model proses perencanaan pendidikan di atas sekaligus memberi gambaran mengenai tahap-tahap perencanaan pendidikan kabupatenkota Secara singkat penjelasannya adalah sebagai berikut 1 Melakukan analisis lingkungan strategis Lingkungan strategis adalah lingkungan

eksternal yang berpengaruh terhadap perencanaan pendidikan kabupatenkota misalnya Propeda Renstrada Repetada peraturan perundangan (UU PP Kepres Perda dsb) tingkat kemiskinan lapangan kerja harapan masyarakat terhadap pendidikan pengalaman-pengalaman praktek yang baik tuntutan otonomi tuntutan globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Perubahan lingkungan strategis harus diinternalisasikan ke dalam perencanaan pendidikan kabupatenkota agar perencanaan tersebut benar-benar menyatu dengan perubahan lingkungan strategis

2 Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan saat ini (dalam kenyataan) yang meliputi profil pendidikan kabupatenkota (pemerataan mutu efisiensi dan relevansi) pemetaan sekolah guru siswa kapasitas manajemen dan sumber daya pada tingkat kabupatenkota dan sekolah dan best practices pendidikan saat ini

3 Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang yang dituangkan dalam bentuk rumusan visi misi dan tujuan pendidikan yang mencakup setidaknya pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan peningkatan kapasitas pendidikan kabupatenkota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 15

4 Mencari kesenjangan antara butir (2) dan butir (3) sebagai bahan masukan bagi penyusunan rencana pendidikan keseluruhan yang akan datang (5 tahun) dan rencana jangka pendek (1 tahun) Kesenjangantantangan yang dimaksud mencakup pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan pengembangan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupaten dan sekolah

5 Berdasarkan hasil butir (4) disusunlah rencana kegiatan tahunan untuk selama 5 tahun (rencana strategis) dan rencana kegiatan rinci tahunan (rencana operasionalrenop)

6 Melaksanakan rencana pengembangan pendidikan kabupatenkota melalui upaya-upaya nyata yang dapat meningkatkan pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupatenkota dan sekolah

7 Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rencana dan melakukan evaluasi terhadap hasil rencana pendidikan Hasil evaluasi akan memberitahu apakah hasil pendidikan sesuai dengan yang direncanakan

Dengan memperhatikan substansi utamanya model tahap-tahap perencanaan pendidikan di atas bisa digambarkan dalam bentuk sebagai berikut

Gambar 13 Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Sebagaimana sudah disebut secara implisit di atas bahwa pada hakekatnya sebuah perencanaan dibuat dalam rangka mengubah rdquosituasi pendidikan saat inirdquo (dalam kenyataan) menuju ke rdquosituasi pendidikan yang diharapkanrdquo di masa mendatang Untuk itu ada tiga kata kunci yang harus dipahami yaitu kebijakan perencanaan dan program pendidikan

1 Kebijakan Pendidikan Kebijakan dibuat mengacu pada paradigma baru pendidikan Kebijakan adalah suatu

ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum tentang penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan arah umum kepada para manajer untuk bergerak Kebijakan juga berarti suatu keputusan yang luas untuk menjadi patokan dasar bagi pelaksanaan manajemen Keputusan yang dimaksud telah dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan yang berulang dan rutin yang terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan (Nurkolis 2004)

Sementara menurut Slamet PH(2005) kebijakan pendidikan adalah apa yang dikatakan (diputuskan) dan dilakukan oleh pemerintah dalam bidang pendidikan Dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 16

demikian kebijakan pendidikan berisi keputusan dan tindakan yang mengalokasikan nilai-nilai Menurutnya kebijakan pendidikan meliputi lima tipe yaitu kebijakan regulatori kebijakan distributif kebijakan redistributif kebijakan kapitalisasi dan kebijakan etik Sedangkan Noeng Muhadjir (2003 90) membedakan antara kebijakan substantif dan kebijakan implementatif Kebijakan implementatif adalah penjabaran sekaligus operasionalisasi dari kebijakan substantif

Sementara itu Sugiyono (2003) mengemukakan tiga pengertian kebijakan (policy) yaitu (1) sebagai pernyataan lesan atau tertulis pimpinan tentang organisasi yang dipimpinnya (2) sebagai ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan sehingga tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai tujuan organisasi dan (3) sebagai peta jalan untuk bertindak dalam mencapai tujuan organisasi Menurutnya kebijakan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut

10486331048633Kebijakan yang dibuat harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berpedoman pada kebijakan yang lebih tinggi dan

memperhatikan kebijakan yang sederajat yang lain 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berorientasi ke masa depan 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus adil 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berlaku untuk waktu tertentu 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus merupakan perbaikan atas kebijakan yang telah ada 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus mudah dipahami diimplementasikan dimonitor dan

dievaluasi 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berdasarkan informasi yang benar dan up to date 10486331048633Sebelum kebijakan dijadikan keputusan formal maka bila mungkin diujicobakan

terlebih dulu Herman J dalam Hough J R (ed) (1984) menjelaskan bahwa ldquoPolicy is sometimes

used in a narrow sense to refer to formal statements of action to be followed while others use the word lsquopolicyrsquo as a synonym for words such as lsquoplanrsquo or lsquoprogrammersquo Many writers too do not distinguish clearly between lsquopolicy-makingrsquo and lsquodecision-makingrsquordquo Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan tersebut disamaartikan dengan konsep lain yaitu

10486331048633Goals desired ends to be achieved 10486331048633Plans or proposals specified means for achieving goals 10486331048633Programmes authorized means strategies and details of procedure for achieving

goals 10486331048633Decision specific actions taken to set goals develop plans implement and evaluate

programmes 10486331048633Effects measurable impact of programmes 10486331048633Laws or regulations formal or legal expressions providing authorization to policies

Policy then is focused on purposive or goal oriented action or actively rather than random or chance behaviour It refers to courses or patterns of action rather than separate discrete decision usually policy development and application involves a number or related decisions rather than a single decision Policies may vary greatly in orientation purpose and whether they are explicitly stated Policies may be either positive or negative in the sense that they can have as their basis decisions to take particular action in response to a problem as well as developing simply from failure to act or from decisions to delay action Policies include substantive policy as well as procedural or administrative policy

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan pendidikan adalah upaya perbaikan dalam tataran konsep pendidikan perundang-undangan peraturan dan pelaksanaan pendidikan serta menghilangkan praktik-praktik pendidikan di masa lalu yang tidak sesuai atau kurang baik sehingga segala aspek pendidikan di masa mendatang menjadi lebih baik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 17

Kebijakan pendidikan diperlukan agar tujuan pendidikan nasional dapat dicapai secara efektif dan efisien

2 Perencanaan Pendidikan Perencanaan pendidikan dibuat dengan mengacu pada kebijakan pendidikan yang

telah ditetapkan Perencanaan pendidikan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahantujuan pendidikan yang telah ditetapkan Dalam rangka membuat perencanaan pendidikan tersebut perencana melakukan proses identifikasi mengumpulkan dan menganalisis data-data internal dan eksternal (esensial dan kritis) untuk memperoleh informasi terkini dan yang bermanfaat bagi penyiapan dan pelaksanaan rencana jangka panjang dan pendek dalam rangka untuk merealisasikan atau mencapai tujuan pendidikan kabupatenkota

Perencanaan pendidikan penting untuk memberi arah dan bimbingan pada para pelaku pendidikan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan Tanpa perencanaan pendidikan yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan pendidikan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik di daerah oleh karenanya diharapkan akan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius sebagai dampak dari diberlakukannya otonomi pendidikan itu di tingkat daerah kabupaten kota

Sebagai dasar dalam membuat perencanaan di bidang pendidikan umumnya orang menggunakan teknik analisis SWOT12 dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan kesempatan atau peluang dan tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh organisasi Dengan teknik itu diharapkan posisi organisasi dalam berbagai aspek bisa dipahami secara lebih obyektif lalu bisa ditetapkan prioritas strategi dan program-programnya serta peta urutan pelaksanaannya

3 Program pendidikan Pada intinya program pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan sesuai dengan strategi dan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan

4 Persoalan-Persoalan Mendesak Pendidikan Nasional a Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pada dasarnya pelayanan pendidikan yang bermutu merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia Meskipun demikian kenyataan menunjukkan bahwa saat ini belum semua warga negara dapat memperoleh haknya atas pendidikan Oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib berupaya untuk memenuhinya Dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan sumber daya pendukung untuk kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 18

Tabel 14Kebijakan Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Studi yang secara langsung diarahkan pada analisis kebijakan dalam pemerataan pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh James Coleman (Ace Suryadi dan H A R Tilaar 1994 29) yang berjudul Equality of Educational Opportunity Coleman membedakan secara konsepsional antara pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif dengan pemerataan pendidikan secara aktif Pemerataan pendidikan secara pasif lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah sedangkan pemerataan aktif ialah kesempatan yang sama yang diberikan oleh sekolah kepada murid-murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi-tingginya

Komponen-komponen konsep pemerataan pendidikan ini secara lebih jelas diungkapkan oleh Schiefelbein dan Farrel (1982) Dalam studinya di Chili mereka menggunakan landasan konsep pemerataan pendidikan yang relatif lebih komprehensif daripada konsepsi pemerataan pendidikan yang selama ini digunakan Berdasarkan konsep mereka pemerataan pendidikan atau equality of educational opportunity tidak hanya terbatas pada apakah murid memiliki kesempatan yang sama untuk masuk sekolah (pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif menurut Coleman) tetapi lebih dari itu murid tersebut harus memperoleh perlakuan yang sama sejak masuk belajar lulus sampai dengan memperoleh manfaat dari pendidikan yang mereka ikuti dalam kehidupan di masyarakat

Pertama pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access) Konsep ini berkaitan erat dengan tingkat partisipasi pendidikan sebagai indikator kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan Pemerataan pendidikan ini dapat dikaji berdasarkan dua konsep yang berlainan yaitu pemerataan kesempatan (equality of access) dan keadilan (equity) di dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan

Kedua pemerataan kesempatan untuk bertahan di sekolah (equality of survival) Konsep ini menitikberatkan pada kesempatan setiap individu untuk memperoleh keberhasilan dalam pendidikan dan pelatihan Jenis analisis ini mencurahkan perhatian pada tingkat efisiensi internal sistem pendidikan dilihat dari beberapa indikator yang dihasilkan dari

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 19

metode Kohort Metode ini mempelajari efisiensi pendidikan berdasarkan murid-murid yang berhasil dibandingkan dengan murid-murid yang mengulang kelas dan yang putus sekolah

Ketiga pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output) Dilihat dari sudut pandang perseorangan equality of output ini menggambarkan kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kemampuan dan ketrampilan yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan variabel suku bangsa daerah status sosial ekonomi dan sebagainya Konsep output pendidikan biasanya diukur dengan prestasi belajar akademis Di pandang dari sudut sistemnya itu sendiri konsep ini menggambarkan seberapa jauh sistem pendidikan itu efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas efektif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan dan mampu melakukan kontrol terhadap kemungkinan kelebihan tenaga kerja dalam hubungannya dengan jumlah yang dibutuhkan oleh lapangan kerja

Keempat pemerataan kesempatan dalam menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality ot outcome) Konsep ini menggambarkan keberhasilan pendidikan secara eksternal (exsternal efficiency) dari suatu sistem pendidikan dan pelatihan dihubungkan dengan penghasilan lulusan (individu) jumlah dan komposisi lulusan disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja (masyarakat) dan yang lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi (masyarakat) Teknik-teknik analisis yang digunakan biasanya meliputi analisis rate of return to education hubungan pendidikan dengan kesempatan kerja fungsi produksi pendidikan dengan menggunakan pendekaan rdquostatus attainment analytical modelrdquo dan sebagainya

Kebijakan pemerataan kesempatan meliputi aspek persamaan kesempatan akses dan keadilan atau kewajaran Contoh-contoh pemerataan kesempatan misalnya beasiswa untuk siswa miskin pelatihan guru PLB pembenahan SMP terbuka perencanaan bagi daerah-daerah terpencil atau gender peningkatan APK dan APM peningkatan angka melanjutkan pengurangan angka putus sekolah dan lain-lain b Kualitas pendidikan

Realitas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah yang menyebabkan sulitnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain Kualitas pendidikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dua faktor yang mendukung yaitu internal dan eksternal (Dodi Nandika 200716) Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan seperti Depdiknas Dinas Pendidikan daerah dan sekolah yang berada di garis depan dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada umumnya Dua faktor ini haruslah saling menunjang dalam upaya peningkatan kualitas tersebut Salah satu implikasi langsungnya ialah pada perlunya program-program yang terkait seperti penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana belajar guru yang berkualitas buku pelajaran bermutu yang terjangkau masyarakat alat bantu belajar untuk meningkatkan kreativitas dan sarana penunjang belajar lainnya

Kualitas pendidikan mencakup aspek input proses dan output dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input Contoh perencanaan kualitas misalnya pengembangan tenaga pendidikkependidikan (guru kepala sekolah konselor pengawas staf dinas pendidikan pengembangan dewan pendidikan dan komite sekolah rasio (siswaguru siswakelas siswaruang kelas siswa sekolah) pengembangan bahan ajar pengembangan tes standar di tingkat kabupatenkota biaya pendidikan per siswa pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kontektual pembelajaran kooperatif dan sebagainya) c Efisiensi pendidikan

Efisiensi menunjuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal Efisiensi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 20

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 15: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

Model Perencanaan Pendidikan KabupatenKota Dalam upaya perumusan dokumen-dokumen perencanaan pendidikan tersebut Slamet

PH (2005) mengemukakan sebuah model proses perencanaan pendidikan Kabupaten Kota sebagai berikut

Gambar 11 Proses Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Model proses perencanaan pendidikan di atas sekaligus memberi gambaran mengenai tahap-tahap perencanaan pendidikan kabupatenkota Secara singkat penjelasannya adalah sebagai berikut 1 Melakukan analisis lingkungan strategis Lingkungan strategis adalah lingkungan

eksternal yang berpengaruh terhadap perencanaan pendidikan kabupatenkota misalnya Propeda Renstrada Repetada peraturan perundangan (UU PP Kepres Perda dsb) tingkat kemiskinan lapangan kerja harapan masyarakat terhadap pendidikan pengalaman-pengalaman praktek yang baik tuntutan otonomi tuntutan globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Perubahan lingkungan strategis harus diinternalisasikan ke dalam perencanaan pendidikan kabupatenkota agar perencanaan tersebut benar-benar menyatu dengan perubahan lingkungan strategis

2 Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan saat ini (dalam kenyataan) yang meliputi profil pendidikan kabupatenkota (pemerataan mutu efisiensi dan relevansi) pemetaan sekolah guru siswa kapasitas manajemen dan sumber daya pada tingkat kabupatenkota dan sekolah dan best practices pendidikan saat ini

3 Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang yang dituangkan dalam bentuk rumusan visi misi dan tujuan pendidikan yang mencakup setidaknya pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan peningkatan kapasitas pendidikan kabupatenkota

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 15

4 Mencari kesenjangan antara butir (2) dan butir (3) sebagai bahan masukan bagi penyusunan rencana pendidikan keseluruhan yang akan datang (5 tahun) dan rencana jangka pendek (1 tahun) Kesenjangantantangan yang dimaksud mencakup pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan pengembangan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupaten dan sekolah

5 Berdasarkan hasil butir (4) disusunlah rencana kegiatan tahunan untuk selama 5 tahun (rencana strategis) dan rencana kegiatan rinci tahunan (rencana operasionalrenop)

6 Melaksanakan rencana pengembangan pendidikan kabupatenkota melalui upaya-upaya nyata yang dapat meningkatkan pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupatenkota dan sekolah

7 Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rencana dan melakukan evaluasi terhadap hasil rencana pendidikan Hasil evaluasi akan memberitahu apakah hasil pendidikan sesuai dengan yang direncanakan

Dengan memperhatikan substansi utamanya model tahap-tahap perencanaan pendidikan di atas bisa digambarkan dalam bentuk sebagai berikut

Gambar 13 Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Sebagaimana sudah disebut secara implisit di atas bahwa pada hakekatnya sebuah perencanaan dibuat dalam rangka mengubah rdquosituasi pendidikan saat inirdquo (dalam kenyataan) menuju ke rdquosituasi pendidikan yang diharapkanrdquo di masa mendatang Untuk itu ada tiga kata kunci yang harus dipahami yaitu kebijakan perencanaan dan program pendidikan

1 Kebijakan Pendidikan Kebijakan dibuat mengacu pada paradigma baru pendidikan Kebijakan adalah suatu

ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum tentang penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan arah umum kepada para manajer untuk bergerak Kebijakan juga berarti suatu keputusan yang luas untuk menjadi patokan dasar bagi pelaksanaan manajemen Keputusan yang dimaksud telah dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan yang berulang dan rutin yang terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan (Nurkolis 2004)

Sementara menurut Slamet PH(2005) kebijakan pendidikan adalah apa yang dikatakan (diputuskan) dan dilakukan oleh pemerintah dalam bidang pendidikan Dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 16

demikian kebijakan pendidikan berisi keputusan dan tindakan yang mengalokasikan nilai-nilai Menurutnya kebijakan pendidikan meliputi lima tipe yaitu kebijakan regulatori kebijakan distributif kebijakan redistributif kebijakan kapitalisasi dan kebijakan etik Sedangkan Noeng Muhadjir (2003 90) membedakan antara kebijakan substantif dan kebijakan implementatif Kebijakan implementatif adalah penjabaran sekaligus operasionalisasi dari kebijakan substantif

Sementara itu Sugiyono (2003) mengemukakan tiga pengertian kebijakan (policy) yaitu (1) sebagai pernyataan lesan atau tertulis pimpinan tentang organisasi yang dipimpinnya (2) sebagai ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan sehingga tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai tujuan organisasi dan (3) sebagai peta jalan untuk bertindak dalam mencapai tujuan organisasi Menurutnya kebijakan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut

10486331048633Kebijakan yang dibuat harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berpedoman pada kebijakan yang lebih tinggi dan

memperhatikan kebijakan yang sederajat yang lain 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berorientasi ke masa depan 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus adil 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berlaku untuk waktu tertentu 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus merupakan perbaikan atas kebijakan yang telah ada 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus mudah dipahami diimplementasikan dimonitor dan

dievaluasi 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berdasarkan informasi yang benar dan up to date 10486331048633Sebelum kebijakan dijadikan keputusan formal maka bila mungkin diujicobakan

terlebih dulu Herman J dalam Hough J R (ed) (1984) menjelaskan bahwa ldquoPolicy is sometimes

used in a narrow sense to refer to formal statements of action to be followed while others use the word lsquopolicyrsquo as a synonym for words such as lsquoplanrsquo or lsquoprogrammersquo Many writers too do not distinguish clearly between lsquopolicy-makingrsquo and lsquodecision-makingrsquordquo Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan tersebut disamaartikan dengan konsep lain yaitu

10486331048633Goals desired ends to be achieved 10486331048633Plans or proposals specified means for achieving goals 10486331048633Programmes authorized means strategies and details of procedure for achieving

goals 10486331048633Decision specific actions taken to set goals develop plans implement and evaluate

programmes 10486331048633Effects measurable impact of programmes 10486331048633Laws or regulations formal or legal expressions providing authorization to policies

Policy then is focused on purposive or goal oriented action or actively rather than random or chance behaviour It refers to courses or patterns of action rather than separate discrete decision usually policy development and application involves a number or related decisions rather than a single decision Policies may vary greatly in orientation purpose and whether they are explicitly stated Policies may be either positive or negative in the sense that they can have as their basis decisions to take particular action in response to a problem as well as developing simply from failure to act or from decisions to delay action Policies include substantive policy as well as procedural or administrative policy

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan pendidikan adalah upaya perbaikan dalam tataran konsep pendidikan perundang-undangan peraturan dan pelaksanaan pendidikan serta menghilangkan praktik-praktik pendidikan di masa lalu yang tidak sesuai atau kurang baik sehingga segala aspek pendidikan di masa mendatang menjadi lebih baik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 17

Kebijakan pendidikan diperlukan agar tujuan pendidikan nasional dapat dicapai secara efektif dan efisien

2 Perencanaan Pendidikan Perencanaan pendidikan dibuat dengan mengacu pada kebijakan pendidikan yang

telah ditetapkan Perencanaan pendidikan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahantujuan pendidikan yang telah ditetapkan Dalam rangka membuat perencanaan pendidikan tersebut perencana melakukan proses identifikasi mengumpulkan dan menganalisis data-data internal dan eksternal (esensial dan kritis) untuk memperoleh informasi terkini dan yang bermanfaat bagi penyiapan dan pelaksanaan rencana jangka panjang dan pendek dalam rangka untuk merealisasikan atau mencapai tujuan pendidikan kabupatenkota

Perencanaan pendidikan penting untuk memberi arah dan bimbingan pada para pelaku pendidikan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan Tanpa perencanaan pendidikan yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan pendidikan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik di daerah oleh karenanya diharapkan akan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius sebagai dampak dari diberlakukannya otonomi pendidikan itu di tingkat daerah kabupaten kota

Sebagai dasar dalam membuat perencanaan di bidang pendidikan umumnya orang menggunakan teknik analisis SWOT12 dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan kesempatan atau peluang dan tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh organisasi Dengan teknik itu diharapkan posisi organisasi dalam berbagai aspek bisa dipahami secara lebih obyektif lalu bisa ditetapkan prioritas strategi dan program-programnya serta peta urutan pelaksanaannya

3 Program pendidikan Pada intinya program pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan sesuai dengan strategi dan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan

4 Persoalan-Persoalan Mendesak Pendidikan Nasional a Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pada dasarnya pelayanan pendidikan yang bermutu merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia Meskipun demikian kenyataan menunjukkan bahwa saat ini belum semua warga negara dapat memperoleh haknya atas pendidikan Oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib berupaya untuk memenuhinya Dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan sumber daya pendukung untuk kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 18

Tabel 14Kebijakan Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Studi yang secara langsung diarahkan pada analisis kebijakan dalam pemerataan pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh James Coleman (Ace Suryadi dan H A R Tilaar 1994 29) yang berjudul Equality of Educational Opportunity Coleman membedakan secara konsepsional antara pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif dengan pemerataan pendidikan secara aktif Pemerataan pendidikan secara pasif lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah sedangkan pemerataan aktif ialah kesempatan yang sama yang diberikan oleh sekolah kepada murid-murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi-tingginya

Komponen-komponen konsep pemerataan pendidikan ini secara lebih jelas diungkapkan oleh Schiefelbein dan Farrel (1982) Dalam studinya di Chili mereka menggunakan landasan konsep pemerataan pendidikan yang relatif lebih komprehensif daripada konsepsi pemerataan pendidikan yang selama ini digunakan Berdasarkan konsep mereka pemerataan pendidikan atau equality of educational opportunity tidak hanya terbatas pada apakah murid memiliki kesempatan yang sama untuk masuk sekolah (pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif menurut Coleman) tetapi lebih dari itu murid tersebut harus memperoleh perlakuan yang sama sejak masuk belajar lulus sampai dengan memperoleh manfaat dari pendidikan yang mereka ikuti dalam kehidupan di masyarakat

Pertama pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access) Konsep ini berkaitan erat dengan tingkat partisipasi pendidikan sebagai indikator kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan Pemerataan pendidikan ini dapat dikaji berdasarkan dua konsep yang berlainan yaitu pemerataan kesempatan (equality of access) dan keadilan (equity) di dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan

Kedua pemerataan kesempatan untuk bertahan di sekolah (equality of survival) Konsep ini menitikberatkan pada kesempatan setiap individu untuk memperoleh keberhasilan dalam pendidikan dan pelatihan Jenis analisis ini mencurahkan perhatian pada tingkat efisiensi internal sistem pendidikan dilihat dari beberapa indikator yang dihasilkan dari

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 19

metode Kohort Metode ini mempelajari efisiensi pendidikan berdasarkan murid-murid yang berhasil dibandingkan dengan murid-murid yang mengulang kelas dan yang putus sekolah

Ketiga pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output) Dilihat dari sudut pandang perseorangan equality of output ini menggambarkan kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kemampuan dan ketrampilan yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan variabel suku bangsa daerah status sosial ekonomi dan sebagainya Konsep output pendidikan biasanya diukur dengan prestasi belajar akademis Di pandang dari sudut sistemnya itu sendiri konsep ini menggambarkan seberapa jauh sistem pendidikan itu efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas efektif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan dan mampu melakukan kontrol terhadap kemungkinan kelebihan tenaga kerja dalam hubungannya dengan jumlah yang dibutuhkan oleh lapangan kerja

Keempat pemerataan kesempatan dalam menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality ot outcome) Konsep ini menggambarkan keberhasilan pendidikan secara eksternal (exsternal efficiency) dari suatu sistem pendidikan dan pelatihan dihubungkan dengan penghasilan lulusan (individu) jumlah dan komposisi lulusan disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja (masyarakat) dan yang lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi (masyarakat) Teknik-teknik analisis yang digunakan biasanya meliputi analisis rate of return to education hubungan pendidikan dengan kesempatan kerja fungsi produksi pendidikan dengan menggunakan pendekaan rdquostatus attainment analytical modelrdquo dan sebagainya

Kebijakan pemerataan kesempatan meliputi aspek persamaan kesempatan akses dan keadilan atau kewajaran Contoh-contoh pemerataan kesempatan misalnya beasiswa untuk siswa miskin pelatihan guru PLB pembenahan SMP terbuka perencanaan bagi daerah-daerah terpencil atau gender peningkatan APK dan APM peningkatan angka melanjutkan pengurangan angka putus sekolah dan lain-lain b Kualitas pendidikan

Realitas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah yang menyebabkan sulitnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain Kualitas pendidikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dua faktor yang mendukung yaitu internal dan eksternal (Dodi Nandika 200716) Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan seperti Depdiknas Dinas Pendidikan daerah dan sekolah yang berada di garis depan dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada umumnya Dua faktor ini haruslah saling menunjang dalam upaya peningkatan kualitas tersebut Salah satu implikasi langsungnya ialah pada perlunya program-program yang terkait seperti penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana belajar guru yang berkualitas buku pelajaran bermutu yang terjangkau masyarakat alat bantu belajar untuk meningkatkan kreativitas dan sarana penunjang belajar lainnya

Kualitas pendidikan mencakup aspek input proses dan output dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input Contoh perencanaan kualitas misalnya pengembangan tenaga pendidikkependidikan (guru kepala sekolah konselor pengawas staf dinas pendidikan pengembangan dewan pendidikan dan komite sekolah rasio (siswaguru siswakelas siswaruang kelas siswa sekolah) pengembangan bahan ajar pengembangan tes standar di tingkat kabupatenkota biaya pendidikan per siswa pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kontektual pembelajaran kooperatif dan sebagainya) c Efisiensi pendidikan

Efisiensi menunjuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal Efisiensi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 20

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 16: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

4 Mencari kesenjangan antara butir (2) dan butir (3) sebagai bahan masukan bagi penyusunan rencana pendidikan keseluruhan yang akan datang (5 tahun) dan rencana jangka pendek (1 tahun) Kesenjangantantangan yang dimaksud mencakup pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan pengembangan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupaten dan sekolah

5 Berdasarkan hasil butir (4) disusunlah rencana kegiatan tahunan untuk selama 5 tahun (rencana strategis) dan rencana kegiatan rinci tahunan (rencana operasionalrenop)

6 Melaksanakan rencana pengembangan pendidikan kabupatenkota melalui upaya-upaya nyata yang dapat meningkatkan pemerataan kesempatan mutu efisiensi relevansi dan kapasitas manajemen pendidikan pada tingkat kabupatenkota dan sekolah

7 Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rencana dan melakukan evaluasi terhadap hasil rencana pendidikan Hasil evaluasi akan memberitahu apakah hasil pendidikan sesuai dengan yang direncanakan

Dengan memperhatikan substansi utamanya model tahap-tahap perencanaan pendidikan di atas bisa digambarkan dalam bentuk sebagai berikut

Gambar 13 Perencanaan Pendidikan KabupatenKota

Sebagaimana sudah disebut secara implisit di atas bahwa pada hakekatnya sebuah perencanaan dibuat dalam rangka mengubah rdquosituasi pendidikan saat inirdquo (dalam kenyataan) menuju ke rdquosituasi pendidikan yang diharapkanrdquo di masa mendatang Untuk itu ada tiga kata kunci yang harus dipahami yaitu kebijakan perencanaan dan program pendidikan

1 Kebijakan Pendidikan Kebijakan dibuat mengacu pada paradigma baru pendidikan Kebijakan adalah suatu

ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum tentang penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan arah umum kepada para manajer untuk bergerak Kebijakan juga berarti suatu keputusan yang luas untuk menjadi patokan dasar bagi pelaksanaan manajemen Keputusan yang dimaksud telah dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan yang berulang dan rutin yang terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan (Nurkolis 2004)

Sementara menurut Slamet PH(2005) kebijakan pendidikan adalah apa yang dikatakan (diputuskan) dan dilakukan oleh pemerintah dalam bidang pendidikan Dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 16

demikian kebijakan pendidikan berisi keputusan dan tindakan yang mengalokasikan nilai-nilai Menurutnya kebijakan pendidikan meliputi lima tipe yaitu kebijakan regulatori kebijakan distributif kebijakan redistributif kebijakan kapitalisasi dan kebijakan etik Sedangkan Noeng Muhadjir (2003 90) membedakan antara kebijakan substantif dan kebijakan implementatif Kebijakan implementatif adalah penjabaran sekaligus operasionalisasi dari kebijakan substantif

Sementara itu Sugiyono (2003) mengemukakan tiga pengertian kebijakan (policy) yaitu (1) sebagai pernyataan lesan atau tertulis pimpinan tentang organisasi yang dipimpinnya (2) sebagai ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan sehingga tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai tujuan organisasi dan (3) sebagai peta jalan untuk bertindak dalam mencapai tujuan organisasi Menurutnya kebijakan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut

10486331048633Kebijakan yang dibuat harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berpedoman pada kebijakan yang lebih tinggi dan

memperhatikan kebijakan yang sederajat yang lain 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berorientasi ke masa depan 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus adil 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berlaku untuk waktu tertentu 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus merupakan perbaikan atas kebijakan yang telah ada 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus mudah dipahami diimplementasikan dimonitor dan

dievaluasi 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berdasarkan informasi yang benar dan up to date 10486331048633Sebelum kebijakan dijadikan keputusan formal maka bila mungkin diujicobakan

terlebih dulu Herman J dalam Hough J R (ed) (1984) menjelaskan bahwa ldquoPolicy is sometimes

used in a narrow sense to refer to formal statements of action to be followed while others use the word lsquopolicyrsquo as a synonym for words such as lsquoplanrsquo or lsquoprogrammersquo Many writers too do not distinguish clearly between lsquopolicy-makingrsquo and lsquodecision-makingrsquordquo Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan tersebut disamaartikan dengan konsep lain yaitu

10486331048633Goals desired ends to be achieved 10486331048633Plans or proposals specified means for achieving goals 10486331048633Programmes authorized means strategies and details of procedure for achieving

goals 10486331048633Decision specific actions taken to set goals develop plans implement and evaluate

programmes 10486331048633Effects measurable impact of programmes 10486331048633Laws or regulations formal or legal expressions providing authorization to policies

Policy then is focused on purposive or goal oriented action or actively rather than random or chance behaviour It refers to courses or patterns of action rather than separate discrete decision usually policy development and application involves a number or related decisions rather than a single decision Policies may vary greatly in orientation purpose and whether they are explicitly stated Policies may be either positive or negative in the sense that they can have as their basis decisions to take particular action in response to a problem as well as developing simply from failure to act or from decisions to delay action Policies include substantive policy as well as procedural or administrative policy

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan pendidikan adalah upaya perbaikan dalam tataran konsep pendidikan perundang-undangan peraturan dan pelaksanaan pendidikan serta menghilangkan praktik-praktik pendidikan di masa lalu yang tidak sesuai atau kurang baik sehingga segala aspek pendidikan di masa mendatang menjadi lebih baik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 17

Kebijakan pendidikan diperlukan agar tujuan pendidikan nasional dapat dicapai secara efektif dan efisien

2 Perencanaan Pendidikan Perencanaan pendidikan dibuat dengan mengacu pada kebijakan pendidikan yang

telah ditetapkan Perencanaan pendidikan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahantujuan pendidikan yang telah ditetapkan Dalam rangka membuat perencanaan pendidikan tersebut perencana melakukan proses identifikasi mengumpulkan dan menganalisis data-data internal dan eksternal (esensial dan kritis) untuk memperoleh informasi terkini dan yang bermanfaat bagi penyiapan dan pelaksanaan rencana jangka panjang dan pendek dalam rangka untuk merealisasikan atau mencapai tujuan pendidikan kabupatenkota

Perencanaan pendidikan penting untuk memberi arah dan bimbingan pada para pelaku pendidikan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan Tanpa perencanaan pendidikan yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan pendidikan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik di daerah oleh karenanya diharapkan akan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius sebagai dampak dari diberlakukannya otonomi pendidikan itu di tingkat daerah kabupaten kota

Sebagai dasar dalam membuat perencanaan di bidang pendidikan umumnya orang menggunakan teknik analisis SWOT12 dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan kesempatan atau peluang dan tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh organisasi Dengan teknik itu diharapkan posisi organisasi dalam berbagai aspek bisa dipahami secara lebih obyektif lalu bisa ditetapkan prioritas strategi dan program-programnya serta peta urutan pelaksanaannya

3 Program pendidikan Pada intinya program pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan sesuai dengan strategi dan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan

4 Persoalan-Persoalan Mendesak Pendidikan Nasional a Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pada dasarnya pelayanan pendidikan yang bermutu merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia Meskipun demikian kenyataan menunjukkan bahwa saat ini belum semua warga negara dapat memperoleh haknya atas pendidikan Oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib berupaya untuk memenuhinya Dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan sumber daya pendukung untuk kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 18

Tabel 14Kebijakan Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Studi yang secara langsung diarahkan pada analisis kebijakan dalam pemerataan pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh James Coleman (Ace Suryadi dan H A R Tilaar 1994 29) yang berjudul Equality of Educational Opportunity Coleman membedakan secara konsepsional antara pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif dengan pemerataan pendidikan secara aktif Pemerataan pendidikan secara pasif lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah sedangkan pemerataan aktif ialah kesempatan yang sama yang diberikan oleh sekolah kepada murid-murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi-tingginya

Komponen-komponen konsep pemerataan pendidikan ini secara lebih jelas diungkapkan oleh Schiefelbein dan Farrel (1982) Dalam studinya di Chili mereka menggunakan landasan konsep pemerataan pendidikan yang relatif lebih komprehensif daripada konsepsi pemerataan pendidikan yang selama ini digunakan Berdasarkan konsep mereka pemerataan pendidikan atau equality of educational opportunity tidak hanya terbatas pada apakah murid memiliki kesempatan yang sama untuk masuk sekolah (pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif menurut Coleman) tetapi lebih dari itu murid tersebut harus memperoleh perlakuan yang sama sejak masuk belajar lulus sampai dengan memperoleh manfaat dari pendidikan yang mereka ikuti dalam kehidupan di masyarakat

Pertama pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access) Konsep ini berkaitan erat dengan tingkat partisipasi pendidikan sebagai indikator kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan Pemerataan pendidikan ini dapat dikaji berdasarkan dua konsep yang berlainan yaitu pemerataan kesempatan (equality of access) dan keadilan (equity) di dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan

Kedua pemerataan kesempatan untuk bertahan di sekolah (equality of survival) Konsep ini menitikberatkan pada kesempatan setiap individu untuk memperoleh keberhasilan dalam pendidikan dan pelatihan Jenis analisis ini mencurahkan perhatian pada tingkat efisiensi internal sistem pendidikan dilihat dari beberapa indikator yang dihasilkan dari

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 19

metode Kohort Metode ini mempelajari efisiensi pendidikan berdasarkan murid-murid yang berhasil dibandingkan dengan murid-murid yang mengulang kelas dan yang putus sekolah

Ketiga pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output) Dilihat dari sudut pandang perseorangan equality of output ini menggambarkan kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kemampuan dan ketrampilan yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan variabel suku bangsa daerah status sosial ekonomi dan sebagainya Konsep output pendidikan biasanya diukur dengan prestasi belajar akademis Di pandang dari sudut sistemnya itu sendiri konsep ini menggambarkan seberapa jauh sistem pendidikan itu efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas efektif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan dan mampu melakukan kontrol terhadap kemungkinan kelebihan tenaga kerja dalam hubungannya dengan jumlah yang dibutuhkan oleh lapangan kerja

Keempat pemerataan kesempatan dalam menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality ot outcome) Konsep ini menggambarkan keberhasilan pendidikan secara eksternal (exsternal efficiency) dari suatu sistem pendidikan dan pelatihan dihubungkan dengan penghasilan lulusan (individu) jumlah dan komposisi lulusan disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja (masyarakat) dan yang lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi (masyarakat) Teknik-teknik analisis yang digunakan biasanya meliputi analisis rate of return to education hubungan pendidikan dengan kesempatan kerja fungsi produksi pendidikan dengan menggunakan pendekaan rdquostatus attainment analytical modelrdquo dan sebagainya

Kebijakan pemerataan kesempatan meliputi aspek persamaan kesempatan akses dan keadilan atau kewajaran Contoh-contoh pemerataan kesempatan misalnya beasiswa untuk siswa miskin pelatihan guru PLB pembenahan SMP terbuka perencanaan bagi daerah-daerah terpencil atau gender peningkatan APK dan APM peningkatan angka melanjutkan pengurangan angka putus sekolah dan lain-lain b Kualitas pendidikan

Realitas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah yang menyebabkan sulitnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain Kualitas pendidikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dua faktor yang mendukung yaitu internal dan eksternal (Dodi Nandika 200716) Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan seperti Depdiknas Dinas Pendidikan daerah dan sekolah yang berada di garis depan dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada umumnya Dua faktor ini haruslah saling menunjang dalam upaya peningkatan kualitas tersebut Salah satu implikasi langsungnya ialah pada perlunya program-program yang terkait seperti penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana belajar guru yang berkualitas buku pelajaran bermutu yang terjangkau masyarakat alat bantu belajar untuk meningkatkan kreativitas dan sarana penunjang belajar lainnya

Kualitas pendidikan mencakup aspek input proses dan output dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input Contoh perencanaan kualitas misalnya pengembangan tenaga pendidikkependidikan (guru kepala sekolah konselor pengawas staf dinas pendidikan pengembangan dewan pendidikan dan komite sekolah rasio (siswaguru siswakelas siswaruang kelas siswa sekolah) pengembangan bahan ajar pengembangan tes standar di tingkat kabupatenkota biaya pendidikan per siswa pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kontektual pembelajaran kooperatif dan sebagainya) c Efisiensi pendidikan

Efisiensi menunjuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal Efisiensi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 20

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 17: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

demikian kebijakan pendidikan berisi keputusan dan tindakan yang mengalokasikan nilai-nilai Menurutnya kebijakan pendidikan meliputi lima tipe yaitu kebijakan regulatori kebijakan distributif kebijakan redistributif kebijakan kapitalisasi dan kebijakan etik Sedangkan Noeng Muhadjir (2003 90) membedakan antara kebijakan substantif dan kebijakan implementatif Kebijakan implementatif adalah penjabaran sekaligus operasionalisasi dari kebijakan substantif

Sementara itu Sugiyono (2003) mengemukakan tiga pengertian kebijakan (policy) yaitu (1) sebagai pernyataan lesan atau tertulis pimpinan tentang organisasi yang dipimpinnya (2) sebagai ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan sehingga tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai tujuan organisasi dan (3) sebagai peta jalan untuk bertindak dalam mencapai tujuan organisasi Menurutnya kebijakan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut

10486331048633Kebijakan yang dibuat harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berpedoman pada kebijakan yang lebih tinggi dan

memperhatikan kebijakan yang sederajat yang lain 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berorientasi ke masa depan 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus adil 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berlaku untuk waktu tertentu 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus merupakan perbaikan atas kebijakan yang telah ada 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus mudah dipahami diimplementasikan dimonitor dan

dievaluasi 10486331048633Kebijakan yang dibuat harus berdasarkan informasi yang benar dan up to date 10486331048633Sebelum kebijakan dijadikan keputusan formal maka bila mungkin diujicobakan

terlebih dulu Herman J dalam Hough J R (ed) (1984) menjelaskan bahwa ldquoPolicy is sometimes

used in a narrow sense to refer to formal statements of action to be followed while others use the word lsquopolicyrsquo as a synonym for words such as lsquoplanrsquo or lsquoprogrammersquo Many writers too do not distinguish clearly between lsquopolicy-makingrsquo and lsquodecision-makingrsquordquo Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan tersebut disamaartikan dengan konsep lain yaitu

10486331048633Goals desired ends to be achieved 10486331048633Plans or proposals specified means for achieving goals 10486331048633Programmes authorized means strategies and details of procedure for achieving

goals 10486331048633Decision specific actions taken to set goals develop plans implement and evaluate

programmes 10486331048633Effects measurable impact of programmes 10486331048633Laws or regulations formal or legal expressions providing authorization to policies

Policy then is focused on purposive or goal oriented action or actively rather than random or chance behaviour It refers to courses or patterns of action rather than separate discrete decision usually policy development and application involves a number or related decisions rather than a single decision Policies may vary greatly in orientation purpose and whether they are explicitly stated Policies may be either positive or negative in the sense that they can have as their basis decisions to take particular action in response to a problem as well as developing simply from failure to act or from decisions to delay action Policies include substantive policy as well as procedural or administrative policy

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan pendidikan adalah upaya perbaikan dalam tataran konsep pendidikan perundang-undangan peraturan dan pelaksanaan pendidikan serta menghilangkan praktik-praktik pendidikan di masa lalu yang tidak sesuai atau kurang baik sehingga segala aspek pendidikan di masa mendatang menjadi lebih baik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 17

Kebijakan pendidikan diperlukan agar tujuan pendidikan nasional dapat dicapai secara efektif dan efisien

2 Perencanaan Pendidikan Perencanaan pendidikan dibuat dengan mengacu pada kebijakan pendidikan yang

telah ditetapkan Perencanaan pendidikan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahantujuan pendidikan yang telah ditetapkan Dalam rangka membuat perencanaan pendidikan tersebut perencana melakukan proses identifikasi mengumpulkan dan menganalisis data-data internal dan eksternal (esensial dan kritis) untuk memperoleh informasi terkini dan yang bermanfaat bagi penyiapan dan pelaksanaan rencana jangka panjang dan pendek dalam rangka untuk merealisasikan atau mencapai tujuan pendidikan kabupatenkota

Perencanaan pendidikan penting untuk memberi arah dan bimbingan pada para pelaku pendidikan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan Tanpa perencanaan pendidikan yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan pendidikan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik di daerah oleh karenanya diharapkan akan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius sebagai dampak dari diberlakukannya otonomi pendidikan itu di tingkat daerah kabupaten kota

Sebagai dasar dalam membuat perencanaan di bidang pendidikan umumnya orang menggunakan teknik analisis SWOT12 dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan kesempatan atau peluang dan tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh organisasi Dengan teknik itu diharapkan posisi organisasi dalam berbagai aspek bisa dipahami secara lebih obyektif lalu bisa ditetapkan prioritas strategi dan program-programnya serta peta urutan pelaksanaannya

3 Program pendidikan Pada intinya program pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan sesuai dengan strategi dan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan

4 Persoalan-Persoalan Mendesak Pendidikan Nasional a Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pada dasarnya pelayanan pendidikan yang bermutu merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia Meskipun demikian kenyataan menunjukkan bahwa saat ini belum semua warga negara dapat memperoleh haknya atas pendidikan Oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib berupaya untuk memenuhinya Dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan sumber daya pendukung untuk kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 18

Tabel 14Kebijakan Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Studi yang secara langsung diarahkan pada analisis kebijakan dalam pemerataan pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh James Coleman (Ace Suryadi dan H A R Tilaar 1994 29) yang berjudul Equality of Educational Opportunity Coleman membedakan secara konsepsional antara pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif dengan pemerataan pendidikan secara aktif Pemerataan pendidikan secara pasif lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah sedangkan pemerataan aktif ialah kesempatan yang sama yang diberikan oleh sekolah kepada murid-murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi-tingginya

Komponen-komponen konsep pemerataan pendidikan ini secara lebih jelas diungkapkan oleh Schiefelbein dan Farrel (1982) Dalam studinya di Chili mereka menggunakan landasan konsep pemerataan pendidikan yang relatif lebih komprehensif daripada konsepsi pemerataan pendidikan yang selama ini digunakan Berdasarkan konsep mereka pemerataan pendidikan atau equality of educational opportunity tidak hanya terbatas pada apakah murid memiliki kesempatan yang sama untuk masuk sekolah (pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif menurut Coleman) tetapi lebih dari itu murid tersebut harus memperoleh perlakuan yang sama sejak masuk belajar lulus sampai dengan memperoleh manfaat dari pendidikan yang mereka ikuti dalam kehidupan di masyarakat

Pertama pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access) Konsep ini berkaitan erat dengan tingkat partisipasi pendidikan sebagai indikator kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan Pemerataan pendidikan ini dapat dikaji berdasarkan dua konsep yang berlainan yaitu pemerataan kesempatan (equality of access) dan keadilan (equity) di dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan

Kedua pemerataan kesempatan untuk bertahan di sekolah (equality of survival) Konsep ini menitikberatkan pada kesempatan setiap individu untuk memperoleh keberhasilan dalam pendidikan dan pelatihan Jenis analisis ini mencurahkan perhatian pada tingkat efisiensi internal sistem pendidikan dilihat dari beberapa indikator yang dihasilkan dari

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 19

metode Kohort Metode ini mempelajari efisiensi pendidikan berdasarkan murid-murid yang berhasil dibandingkan dengan murid-murid yang mengulang kelas dan yang putus sekolah

Ketiga pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output) Dilihat dari sudut pandang perseorangan equality of output ini menggambarkan kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kemampuan dan ketrampilan yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan variabel suku bangsa daerah status sosial ekonomi dan sebagainya Konsep output pendidikan biasanya diukur dengan prestasi belajar akademis Di pandang dari sudut sistemnya itu sendiri konsep ini menggambarkan seberapa jauh sistem pendidikan itu efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas efektif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan dan mampu melakukan kontrol terhadap kemungkinan kelebihan tenaga kerja dalam hubungannya dengan jumlah yang dibutuhkan oleh lapangan kerja

Keempat pemerataan kesempatan dalam menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality ot outcome) Konsep ini menggambarkan keberhasilan pendidikan secara eksternal (exsternal efficiency) dari suatu sistem pendidikan dan pelatihan dihubungkan dengan penghasilan lulusan (individu) jumlah dan komposisi lulusan disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja (masyarakat) dan yang lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi (masyarakat) Teknik-teknik analisis yang digunakan biasanya meliputi analisis rate of return to education hubungan pendidikan dengan kesempatan kerja fungsi produksi pendidikan dengan menggunakan pendekaan rdquostatus attainment analytical modelrdquo dan sebagainya

Kebijakan pemerataan kesempatan meliputi aspek persamaan kesempatan akses dan keadilan atau kewajaran Contoh-contoh pemerataan kesempatan misalnya beasiswa untuk siswa miskin pelatihan guru PLB pembenahan SMP terbuka perencanaan bagi daerah-daerah terpencil atau gender peningkatan APK dan APM peningkatan angka melanjutkan pengurangan angka putus sekolah dan lain-lain b Kualitas pendidikan

Realitas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah yang menyebabkan sulitnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain Kualitas pendidikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dua faktor yang mendukung yaitu internal dan eksternal (Dodi Nandika 200716) Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan seperti Depdiknas Dinas Pendidikan daerah dan sekolah yang berada di garis depan dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada umumnya Dua faktor ini haruslah saling menunjang dalam upaya peningkatan kualitas tersebut Salah satu implikasi langsungnya ialah pada perlunya program-program yang terkait seperti penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana belajar guru yang berkualitas buku pelajaran bermutu yang terjangkau masyarakat alat bantu belajar untuk meningkatkan kreativitas dan sarana penunjang belajar lainnya

Kualitas pendidikan mencakup aspek input proses dan output dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input Contoh perencanaan kualitas misalnya pengembangan tenaga pendidikkependidikan (guru kepala sekolah konselor pengawas staf dinas pendidikan pengembangan dewan pendidikan dan komite sekolah rasio (siswaguru siswakelas siswaruang kelas siswa sekolah) pengembangan bahan ajar pengembangan tes standar di tingkat kabupatenkota biaya pendidikan per siswa pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kontektual pembelajaran kooperatif dan sebagainya) c Efisiensi pendidikan

Efisiensi menunjuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal Efisiensi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 20

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 18: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

Kebijakan pendidikan diperlukan agar tujuan pendidikan nasional dapat dicapai secara efektif dan efisien

2 Perencanaan Pendidikan Perencanaan pendidikan dibuat dengan mengacu pada kebijakan pendidikan yang

telah ditetapkan Perencanaan pendidikan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahantujuan pendidikan yang telah ditetapkan Dalam rangka membuat perencanaan pendidikan tersebut perencana melakukan proses identifikasi mengumpulkan dan menganalisis data-data internal dan eksternal (esensial dan kritis) untuk memperoleh informasi terkini dan yang bermanfaat bagi penyiapan dan pelaksanaan rencana jangka panjang dan pendek dalam rangka untuk merealisasikan atau mencapai tujuan pendidikan kabupatenkota

Perencanaan pendidikan penting untuk memberi arah dan bimbingan pada para pelaku pendidikan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan Tanpa perencanaan pendidikan yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan pendidikan Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik di daerah oleh karenanya diharapkan akan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius sebagai dampak dari diberlakukannya otonomi pendidikan itu di tingkat daerah kabupaten kota

Sebagai dasar dalam membuat perencanaan di bidang pendidikan umumnya orang menggunakan teknik analisis SWOT12 dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan kesempatan atau peluang dan tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh organisasi Dengan teknik itu diharapkan posisi organisasi dalam berbagai aspek bisa dipahami secara lebih obyektif lalu bisa ditetapkan prioritas strategi dan program-programnya serta peta urutan pelaksanaannya

3 Program pendidikan Pada intinya program pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan sesuai dengan strategi dan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan

4 Persoalan-Persoalan Mendesak Pendidikan Nasional a Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pada dasarnya pelayanan pendidikan yang bermutu merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia Meskipun demikian kenyataan menunjukkan bahwa saat ini belum semua warga negara dapat memperoleh haknya atas pendidikan Oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib berupaya untuk memenuhinya Dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan sumber daya pendukung untuk kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 18

Tabel 14Kebijakan Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Studi yang secara langsung diarahkan pada analisis kebijakan dalam pemerataan pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh James Coleman (Ace Suryadi dan H A R Tilaar 1994 29) yang berjudul Equality of Educational Opportunity Coleman membedakan secara konsepsional antara pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif dengan pemerataan pendidikan secara aktif Pemerataan pendidikan secara pasif lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah sedangkan pemerataan aktif ialah kesempatan yang sama yang diberikan oleh sekolah kepada murid-murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi-tingginya

Komponen-komponen konsep pemerataan pendidikan ini secara lebih jelas diungkapkan oleh Schiefelbein dan Farrel (1982) Dalam studinya di Chili mereka menggunakan landasan konsep pemerataan pendidikan yang relatif lebih komprehensif daripada konsepsi pemerataan pendidikan yang selama ini digunakan Berdasarkan konsep mereka pemerataan pendidikan atau equality of educational opportunity tidak hanya terbatas pada apakah murid memiliki kesempatan yang sama untuk masuk sekolah (pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif menurut Coleman) tetapi lebih dari itu murid tersebut harus memperoleh perlakuan yang sama sejak masuk belajar lulus sampai dengan memperoleh manfaat dari pendidikan yang mereka ikuti dalam kehidupan di masyarakat

Pertama pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access) Konsep ini berkaitan erat dengan tingkat partisipasi pendidikan sebagai indikator kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan Pemerataan pendidikan ini dapat dikaji berdasarkan dua konsep yang berlainan yaitu pemerataan kesempatan (equality of access) dan keadilan (equity) di dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan

Kedua pemerataan kesempatan untuk bertahan di sekolah (equality of survival) Konsep ini menitikberatkan pada kesempatan setiap individu untuk memperoleh keberhasilan dalam pendidikan dan pelatihan Jenis analisis ini mencurahkan perhatian pada tingkat efisiensi internal sistem pendidikan dilihat dari beberapa indikator yang dihasilkan dari

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 19

metode Kohort Metode ini mempelajari efisiensi pendidikan berdasarkan murid-murid yang berhasil dibandingkan dengan murid-murid yang mengulang kelas dan yang putus sekolah

Ketiga pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output) Dilihat dari sudut pandang perseorangan equality of output ini menggambarkan kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kemampuan dan ketrampilan yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan variabel suku bangsa daerah status sosial ekonomi dan sebagainya Konsep output pendidikan biasanya diukur dengan prestasi belajar akademis Di pandang dari sudut sistemnya itu sendiri konsep ini menggambarkan seberapa jauh sistem pendidikan itu efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas efektif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan dan mampu melakukan kontrol terhadap kemungkinan kelebihan tenaga kerja dalam hubungannya dengan jumlah yang dibutuhkan oleh lapangan kerja

Keempat pemerataan kesempatan dalam menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality ot outcome) Konsep ini menggambarkan keberhasilan pendidikan secara eksternal (exsternal efficiency) dari suatu sistem pendidikan dan pelatihan dihubungkan dengan penghasilan lulusan (individu) jumlah dan komposisi lulusan disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja (masyarakat) dan yang lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi (masyarakat) Teknik-teknik analisis yang digunakan biasanya meliputi analisis rate of return to education hubungan pendidikan dengan kesempatan kerja fungsi produksi pendidikan dengan menggunakan pendekaan rdquostatus attainment analytical modelrdquo dan sebagainya

Kebijakan pemerataan kesempatan meliputi aspek persamaan kesempatan akses dan keadilan atau kewajaran Contoh-contoh pemerataan kesempatan misalnya beasiswa untuk siswa miskin pelatihan guru PLB pembenahan SMP terbuka perencanaan bagi daerah-daerah terpencil atau gender peningkatan APK dan APM peningkatan angka melanjutkan pengurangan angka putus sekolah dan lain-lain b Kualitas pendidikan

Realitas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah yang menyebabkan sulitnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain Kualitas pendidikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dua faktor yang mendukung yaitu internal dan eksternal (Dodi Nandika 200716) Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan seperti Depdiknas Dinas Pendidikan daerah dan sekolah yang berada di garis depan dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada umumnya Dua faktor ini haruslah saling menunjang dalam upaya peningkatan kualitas tersebut Salah satu implikasi langsungnya ialah pada perlunya program-program yang terkait seperti penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana belajar guru yang berkualitas buku pelajaran bermutu yang terjangkau masyarakat alat bantu belajar untuk meningkatkan kreativitas dan sarana penunjang belajar lainnya

Kualitas pendidikan mencakup aspek input proses dan output dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input Contoh perencanaan kualitas misalnya pengembangan tenaga pendidikkependidikan (guru kepala sekolah konselor pengawas staf dinas pendidikan pengembangan dewan pendidikan dan komite sekolah rasio (siswaguru siswakelas siswaruang kelas siswa sekolah) pengembangan bahan ajar pengembangan tes standar di tingkat kabupatenkota biaya pendidikan per siswa pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kontektual pembelajaran kooperatif dan sebagainya) c Efisiensi pendidikan

Efisiensi menunjuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal Efisiensi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 20

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 19: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

Tabel 14Kebijakan Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Studi yang secara langsung diarahkan pada analisis kebijakan dalam pemerataan pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh James Coleman (Ace Suryadi dan H A R Tilaar 1994 29) yang berjudul Equality of Educational Opportunity Coleman membedakan secara konsepsional antara pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif dengan pemerataan pendidikan secara aktif Pemerataan pendidikan secara pasif lebih menekankan pada kesamaan memperoleh kesempatan untuk mendaftar di sekolah sedangkan pemerataan aktif ialah kesempatan yang sama yang diberikan oleh sekolah kepada murid-murid terdaftar agar memperoleh hasil belajar setinggi-tingginya

Komponen-komponen konsep pemerataan pendidikan ini secara lebih jelas diungkapkan oleh Schiefelbein dan Farrel (1982) Dalam studinya di Chili mereka menggunakan landasan konsep pemerataan pendidikan yang relatif lebih komprehensif daripada konsepsi pemerataan pendidikan yang selama ini digunakan Berdasarkan konsep mereka pemerataan pendidikan atau equality of educational opportunity tidak hanya terbatas pada apakah murid memiliki kesempatan yang sama untuk masuk sekolah (pemerataan kesempatan pendidikan secara pasif menurut Coleman) tetapi lebih dari itu murid tersebut harus memperoleh perlakuan yang sama sejak masuk belajar lulus sampai dengan memperoleh manfaat dari pendidikan yang mereka ikuti dalam kehidupan di masyarakat

Pertama pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access) Konsep ini berkaitan erat dengan tingkat partisipasi pendidikan sebagai indikator kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak usia sekolah untuk memperoleh pendidikan Pemerataan pendidikan ini dapat dikaji berdasarkan dua konsep yang berlainan yaitu pemerataan kesempatan (equality of access) dan keadilan (equity) di dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan

Kedua pemerataan kesempatan untuk bertahan di sekolah (equality of survival) Konsep ini menitikberatkan pada kesempatan setiap individu untuk memperoleh keberhasilan dalam pendidikan dan pelatihan Jenis analisis ini mencurahkan perhatian pada tingkat efisiensi internal sistem pendidikan dilihat dari beberapa indikator yang dihasilkan dari

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 19

metode Kohort Metode ini mempelajari efisiensi pendidikan berdasarkan murid-murid yang berhasil dibandingkan dengan murid-murid yang mengulang kelas dan yang putus sekolah

Ketiga pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output) Dilihat dari sudut pandang perseorangan equality of output ini menggambarkan kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kemampuan dan ketrampilan yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan variabel suku bangsa daerah status sosial ekonomi dan sebagainya Konsep output pendidikan biasanya diukur dengan prestasi belajar akademis Di pandang dari sudut sistemnya itu sendiri konsep ini menggambarkan seberapa jauh sistem pendidikan itu efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas efektif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan dan mampu melakukan kontrol terhadap kemungkinan kelebihan tenaga kerja dalam hubungannya dengan jumlah yang dibutuhkan oleh lapangan kerja

Keempat pemerataan kesempatan dalam menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality ot outcome) Konsep ini menggambarkan keberhasilan pendidikan secara eksternal (exsternal efficiency) dari suatu sistem pendidikan dan pelatihan dihubungkan dengan penghasilan lulusan (individu) jumlah dan komposisi lulusan disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja (masyarakat) dan yang lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi (masyarakat) Teknik-teknik analisis yang digunakan biasanya meliputi analisis rate of return to education hubungan pendidikan dengan kesempatan kerja fungsi produksi pendidikan dengan menggunakan pendekaan rdquostatus attainment analytical modelrdquo dan sebagainya

Kebijakan pemerataan kesempatan meliputi aspek persamaan kesempatan akses dan keadilan atau kewajaran Contoh-contoh pemerataan kesempatan misalnya beasiswa untuk siswa miskin pelatihan guru PLB pembenahan SMP terbuka perencanaan bagi daerah-daerah terpencil atau gender peningkatan APK dan APM peningkatan angka melanjutkan pengurangan angka putus sekolah dan lain-lain b Kualitas pendidikan

Realitas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah yang menyebabkan sulitnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain Kualitas pendidikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dua faktor yang mendukung yaitu internal dan eksternal (Dodi Nandika 200716) Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan seperti Depdiknas Dinas Pendidikan daerah dan sekolah yang berada di garis depan dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada umumnya Dua faktor ini haruslah saling menunjang dalam upaya peningkatan kualitas tersebut Salah satu implikasi langsungnya ialah pada perlunya program-program yang terkait seperti penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana belajar guru yang berkualitas buku pelajaran bermutu yang terjangkau masyarakat alat bantu belajar untuk meningkatkan kreativitas dan sarana penunjang belajar lainnya

Kualitas pendidikan mencakup aspek input proses dan output dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input Contoh perencanaan kualitas misalnya pengembangan tenaga pendidikkependidikan (guru kepala sekolah konselor pengawas staf dinas pendidikan pengembangan dewan pendidikan dan komite sekolah rasio (siswaguru siswakelas siswaruang kelas siswa sekolah) pengembangan bahan ajar pengembangan tes standar di tingkat kabupatenkota biaya pendidikan per siswa pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kontektual pembelajaran kooperatif dan sebagainya) c Efisiensi pendidikan

Efisiensi menunjuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal Efisiensi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 20

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 20: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

metode Kohort Metode ini mempelajari efisiensi pendidikan berdasarkan murid-murid yang berhasil dibandingkan dengan murid-murid yang mengulang kelas dan yang putus sekolah

Ketiga pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output) Dilihat dari sudut pandang perseorangan equality of output ini menggambarkan kemampuan sistem pendidikan dalam memberikan kemampuan dan ketrampilan yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan variabel suku bangsa daerah status sosial ekonomi dan sebagainya Konsep output pendidikan biasanya diukur dengan prestasi belajar akademis Di pandang dari sudut sistemnya itu sendiri konsep ini menggambarkan seberapa jauh sistem pendidikan itu efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas efektif dalam mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan dan mampu melakukan kontrol terhadap kemungkinan kelebihan tenaga kerja dalam hubungannya dengan jumlah yang dibutuhkan oleh lapangan kerja

Keempat pemerataan kesempatan dalam menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality ot outcome) Konsep ini menggambarkan keberhasilan pendidikan secara eksternal (exsternal efficiency) dari suatu sistem pendidikan dan pelatihan dihubungkan dengan penghasilan lulusan (individu) jumlah dan komposisi lulusan disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja (masyarakat) dan yang lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi (masyarakat) Teknik-teknik analisis yang digunakan biasanya meliputi analisis rate of return to education hubungan pendidikan dengan kesempatan kerja fungsi produksi pendidikan dengan menggunakan pendekaan rdquostatus attainment analytical modelrdquo dan sebagainya

Kebijakan pemerataan kesempatan meliputi aspek persamaan kesempatan akses dan keadilan atau kewajaran Contoh-contoh pemerataan kesempatan misalnya beasiswa untuk siswa miskin pelatihan guru PLB pembenahan SMP terbuka perencanaan bagi daerah-daerah terpencil atau gender peningkatan APK dan APM peningkatan angka melanjutkan pengurangan angka putus sekolah dan lain-lain b Kualitas pendidikan

Realitas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah yang menyebabkan sulitnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain Kualitas pendidikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh dua faktor yang mendukung yaitu internal dan eksternal (Dodi Nandika 200716) Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan seperti Depdiknas Dinas Pendidikan daerah dan sekolah yang berada di garis depan dan faktor eksternal yaitu masyarakat pada umumnya Dua faktor ini haruslah saling menunjang dalam upaya peningkatan kualitas tersebut Salah satu implikasi langsungnya ialah pada perlunya program-program yang terkait seperti penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana belajar guru yang berkualitas buku pelajaran bermutu yang terjangkau masyarakat alat bantu belajar untuk meningkatkan kreativitas dan sarana penunjang belajar lainnya

Kualitas pendidikan mencakup aspek input proses dan output dengan catatan bahwa output sangat ditentukan oleh proses dan proses sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input Contoh perencanaan kualitas misalnya pengembangan tenaga pendidikkependidikan (guru kepala sekolah konselor pengawas staf dinas pendidikan pengembangan dewan pendidikan dan komite sekolah rasio (siswaguru siswakelas siswaruang kelas siswa sekolah) pengembangan bahan ajar pengembangan tes standar di tingkat kabupatenkota biaya pendidikan per siswa pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kontektual pembelajaran kooperatif dan sebagainya) c Efisiensi pendidikan

Efisiensi menunjuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal Efisiensi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 20

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 21: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memprosesmenghasilkan output sekolah Efisiensi eksternal merujuk kepada hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual sosial ekonomi dan non-ekonomik) yang didapat setelah kurun waktu yang panjang di luar sekolah Contoh-contoh perencanaan peningkatan efisiensi misalnya peningkatan angka kelulusan rasio keluaranmasukan angka kenaikan kelas penurunan angka mengulang angka putus sekolah dan peningkatan angka kehadiran dan lain-lain d Relevansi pendidikan

Relevansi menunjuk kepada kesesuaian hasil pendidikan dengan kebutuhan (needs) baik kebutuhan peserta didik kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan yang meliputi berbagai sektor dan sub-sektor Contoh-contoh perencanaan relevansi misalnya program ketrampilan kejuruan kewirausahaanusaha kecil bagi siswa-siswa yang tidak melanjutkan kurikulum muatan lokal pendidikan kecakapan hidup dan peningkatan jumlah siswa yang terserap di dunia kerja e Pengembangan Kapasitas

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit organisasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif efisien dan berkelanjutan (UNDP1997) Suksesnya desentralisasi pendidikan sangat ditentukan oleh tingkat kesiapan kapasitas makro kelembagaan sumber daya dan kemitraan Pengembangan kapasitas tingkat makro meliputi (1) arahan-arahan (2) bimbingan (3) pengaturan pengawasan dan kontrol Pengembangan kapasitas kelembagaan mencakup kemampuan dalam merumuskan visi misi tujuan kebijakan dan strategi perencanaan pendidikan manajemen pada semua aspek pendidikan (kurikulum ketenagaan keuangan sarana dan prasarana dsb) sistem informasi manajemen pendidikan pengembangan pengaturan (regulasi dan legislasi) pendidikan pengembangan sumber daya manusia pengembangan organisasi (tugas dan fungsi serta struktur organisasinya) proses pengambilan keputusan dalam organisasi prosedur dan mekanisme kerja hubungan dan jaringan antar organisasi pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah pengembangan kepemimpinan pendidikan dan lain-lain

Kesiapan kapasitas sumber daya mencakup sumber daya manusia (manajerpemimpin staf dan pelaksana) dan sumber daya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dsb) Sedangkan pengembangan kapasitas kemitraan dilandasi oleh kesadaran bahwa pengembangan ikhtiar pendidikan harus dilakukan secara terpadu antara lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat karena masing-masing memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak

Khusus mengenai kebijakan peningkatan mutu relevansi dan daya saing dalam kebijakan Ditjen Mandikdasmen disebutkan mengenai konsep indikator keberhasilan dan pendukung sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 21

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 22: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

Tabel 15Kebijakan Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya saing

Dalam arah pengembangan manajemen Dikdasmen juga dikemukakan mengenai kebijakan penguatan tatakelola akuntabilitas dan pencitraan publik yang konsep indikator keberhasilan pendukung dan programnya sebagai berikut

Tabel 16 Kebijakan Penguatan Tatakelola Akuntabilitas dan Pencitraan publik

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 22

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 23: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH

Sebagai pengelola satuan pendidikan harus mendasarkan semua kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di sekolah pada semua kebijakan pendidikan yang berlaku baik secara nasional propinsi maupun kebupatenkota Adalah suatu keharusan bagi setiap pemimpin satuan pendidikan untuk memahami dengan seksama setiap kebijakan yang berlaku di bidang pendidikan itu Pemahaman ini akan sangat membantu sekolah untuk memiliki wawasan dalam skala nasional maupun regional dan lokal kemudian mewujudkannya dalam tindakan-tindakan nyata pada tingkat satuan pendidikan Dengan demikian setiap langkah dan kebijakan yang dilakukan di sekolah benar-benar terilhami dan didasari oleh kebijakan nasional di bidang pendidikan dan akan mengarah pada cita-cita pendidikan nasional yang dituangkan dalam visi misi dan tujuan pendidikan nasional Peraturan perundang-undangan utama yang harus dipahami antara lain Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terus mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan lainnya baik dalam skala nasional propinsi maupun kabupatenkota Berikut diuraikan hal-hal pokok yang diatur dalam dua peraturan perundang-undangan tersebut

A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Uraian singkat berikut menyajikan hal-hal pokok yang tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang harus dipedomani oleh kepala sekolah dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah yang meliputi visi misi dan tujuan pendidikan nasional sumber daya pendidikan pengelolaan pendidikan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Visi Pendidikan NasionalVisi Pendidikan Nasional adalah wujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Misi Pendidikan Nasionala Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesiab Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajarc meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral d Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan keterampilan pengalaman sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global dan

e Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI

1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 23

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 24: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2 Pengelolaan PendidikanBerkaitan dengan sumber daya pendidikan hal-hal yang perlu dijadikan acuan dalam

perencanaan pengembangan sekolah adalah pasal-pasal dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan (pasal 39 sampai dengan pasal 44) sarana dan prasarana pendidikan (pasal 45) dan pendanaan pendidikan (pasal 46 sampai dengan pasal 49)

Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 merupakan pasal penting yang harus dijadikan pijakan dalam perencanaan pengembangan sekolah Pasal ini menentukan bahwa pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah sebagaimana ditegaskan ldquoPengelolaan satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasahrdquo

3 Peran Serta MasyarakatBerkenaan dengan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan hal-hal

penting yang harus dipahami oleh perencana pengembangan sekolah meliputi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 54 55 dan 56 Pasal 54 mengatur bentuk dan ruang lingkup peran serta masyarakat sebagai berikut

a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan

b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan Pasal 55 UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 mengatur prinsip-prinsip pendidikan

berbasis masyarakat Dalam pasal ini ditetapkan bahwaa Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada

pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat

b Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan

c Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara masyarakat Pemerintah pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah danatau pemerintah daerah

Selain hal-hal pokok yang diuraikan di atas para perencana pengembangan sekolah juga perlu untuk mengkaji dan memahami secaha komprehensif ketentuan-kentuntuan lain yang diatur dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 agar setiap keputusan yang dimbil tidak bertentangan dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sasaran minimal pengembangan sekolah yang dituangkan dalam setiap rencana pengembangan sekolah haruslah menggunakan standar penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 24

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 25: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

Nasional Pendidikan merupakan ketentuan rinci mengenai standar-standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah ini menetapakan arah reformasi pendidikan nasional dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan pendidikan nasional

PP nomor 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar yang meliputi1 standar isi 2 standar proses 3 standar kompetensi lulusan 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan 5 standar sarana dan prasarana 6 standar pengelolaan 7 standar pembiayaan dan 8 standar penilaian pendidikan Di antara standar-standar tersebut standar pengelolaan pada tingkat satuan pendidikan

merupakan standar terpenting yang harus djadikan acuan dalam perencanaan pengembangan sekolah Untuk itu berikut diuraikan kententuan-ketentuan yang berkaitan dengan standar pengelolaan dan pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49 sampai dengan pasal 58 PP nomor 19 tahun 2005

Pasal 49 ayat (1) pada Peraturan Pemerintah ini menyatakan ldquoPengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitasrdquo Berkaitan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah itu di tingkat satuan pendidikan PP nomor 192005 tersebut menetapkan sejumlah standar pengelolaan yang mencakup pengambilan keputusan pedoman pendidikan rencana kerja prinsip-prinsip dasar pengelolaan satuan pendidikan pengawasan pemantauan supervisi dan pelaporan Secara ringkas standar-standar pengelolaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Pengelolaan satuan pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip kemandirian efisiensi efektivitas dan akuntabilitas Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah

Terkait dengan Pengambilan Keputusan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi bidang-bidang pengambilan keputusan prosedur pengambilan keputusan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu Pengambilan keputusan bidang akademik dilakukan melalui rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah Sedangkan bidang non-akademik pengambilan keputusan dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala sekolah Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan

Rencana kerja yang harus dibuat oleh satuan pendidikan meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah (4 tahun) dan Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja Satuan Pendidikan dasar dan Menengah harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah

Pengawasan penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan mencakup pemantauan supervisi evaluasi pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi efektivitas dan akuntabilitas satuan pendidikan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 25

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 26: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

Standar pengelolaan tersebut mengisyaratkan bahwa sejak saat ini sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran wewenang dan tanggung jawab yang sangat strategis dan jauh lebih luas di bandingkan masa sebelumnya Sekolah dituntut untuk lebih mandiri lebih mampu membangun hubungan kemitraan dengan dan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholders) bersikap lebih terbuka dan akuntabel

Kewenangan yang begitu luas yang diberikan kepada sekolah pada gilirannya menuntut setiap sekolah mereformasi dirinya Setiap sekolah harus beralih dari budaya dan manajemen yang bersifat ldquomenunggu dan bertindak sesuai kebijakan atasrdquo yang bersifat konvensional kepada sebuah budaya dan manajemen baru yang menempatkan hasil telaah diri sebagai titik awal usaha pengembangan kemandirian dan akuntabilitas sebagai instrumen utama dalam proses pengembangan dirinya dan peningkatan mutu sebagai muara dan tujuan utama dari setiap usaha pengembangan itu

IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

A Pengertian Perencanaan Pengembangan SekolahPerencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) menggerakkan atau memimpin

(actuating atau leading) dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses manajemen Jika digambarkan dalam sebuah siklus perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen tersebut Perencanaan dapat dikatakan sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses manajemen bermula dari perencanaan Daft (1988100) menyatakan ldquoWhen planning is done well the other management functions can be done wellrdquo

Perencanaan pada intinya merupakan upaya penentuan kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu Dengan kata lain perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan jadwal dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan

Dalam pengertian tersebut tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua kata kunci dalam sebuah rencana Tujuan (goal) dapat diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi Dalam organisasi tujuan ini terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan Tujuan pada tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis (strategic goal) kemudian berturut-turut di bawahnya dijabarkan menjadi tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan operasional (operational objective) Tujuan strategis merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang sedangkan tujuan taktis dan tujuan operasional adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran yang terukur

Dalam SDMI tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur secara langsung Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama organisasi sekolah misalnya bidang kurikulum kesiswaan atau kerja sama dengan masyarakat Sedangkan tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut Tujuan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran misalnya dapat dikategorikan sebagai tujuan operasional

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait dengan proses perencanaan Tujuan strategis merupakan tujuan yang harus dicapai pada tingkat rencana strategis (strategic plan)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 26

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 27: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

Visi Misi dan Nilai-Nilai Dasar

(Premis Sekolah)

Manajemen Puncak(Tingkat Sekolah)

Tujuan Strategis

Rencana Strategis

Manajemen Menengah(Bidang Kurikulum Kesiswaan dsb)

Tujuan Taktis

Rencana Taktis

Manajemen Bawah(Mapel Individu Guru)

Tujuan Operasional

Rencana Operasional

Tujuan (hasil)

Rencana (alat)

Tujuan taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis (tactical plan) dan rencana operasional (operational plan)

Perlu dicatat bahwa semua sekolah apapun bentuknya berdiri atau didirikan atas dasar asumsi keyakinan sistem nilai dan mandat tertentu Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan dasar-dasar keberadaan ini disebut dengan premis lembaga atau premis sekolah Permis-premis sekolah itu biasanya disajikan dalam bentuk rumusan visi misi dan nilai-nilai fundamental organisasi Visi dapat dipandang sebagai alasan atas keberadaan lembaga dan merupakan keadaan ldquoidealrdquo yang hendak dicapai oleh lembaga sedangkan misi adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari lembaga Keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan

Premis-premis tersebut harus menjadi titik-tolak dalam perencanaan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam rencana harus berada dalam kerangka premis-premis itu Untuk memudahkan pemahaman Gambar 21 mengilustrasikan hubungan antara premis organisasi hierarki tujuan dan bentuk rencana sebagaimana diuraikan di atas

Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana

Perencanaan pengembangan sekolah (school development planning) merupakan proses pengembangan sebuah rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secara berkesinambungan Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada tujuan Sedangkan hierarki tujuan dan rencana sebagaimana telah diuraikan di atas juga berlaku dalam rencana pengembangan Tujuan yang akan dicapai dalam rencana pengembangan merupakan hasil-hasil yang lebih baik dari apa yang selama ini telah di oleh sekolah Rencana pengembangan sekolah disusun agar sekolah terus-menerus meningkatkan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 27

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 28: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

kinerjanya Oleh karena itu selain didasarkan pada visi dan misi sekolah perencanaan pengembangan harus didasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang keberadaan dan kondisi sekolah pada saat rencana pengembangan itu disusun Pemahaman semacam ini dapat dilakukan melalui kajian dan telaah mendalam terhadap kondisi internal maupun lingkungan eksternal dimana sekolah itu berada

a Model Perencanaan Pengembangan SekolahStandar nasional pendidikan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan yaitu kemandirian kemitraan partisipasi keterbukaan dan akuntabilitas

Model perencanaan strategis (strategis planning) hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang demikian itu Dengan menerapkan pendekatan perencanaan strategis diharapkan sekolah akan terdorong untuk melakukan perencanaan secara sistematis Sekolah diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan keunggulan terhadap yang lain dan melakukan komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan Di samping itu perencanaan strategis juga diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis secara terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu dan secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols dan Thirunamachandran 2000)

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan bagian dari proses managemen strategis yang terkait dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari sebuah lembaga atau organisasi penggalian gagasan dan pilihan-pilihan pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols dan Thirunamachandran 2000) Secara historis perencanaan strategis bermula dari dunia militer Perkembangan selanjutnya perencanaan strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994) sebagai process with particular benefits in particular contexts

Penerapan perencanaan strategis di dunia pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam maupun di luar lingkungan lembaga dan dipaksa harus tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti halnya menurunnya dukungan keuangan pesatnya perkembangan teknologi dan berubahnya struktur kependudukan dan tertinggalnya program-program akademik Sebagai dampak dari kondisi ini sejumlah lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan strategis sebagai alat untuk ldquomeraih manfaat dan perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan liungkungan (Rowley Lujan amp Dolence 1997)

b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah Perencanaan pengembangan sekolah pada dasarnya merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus bukan merupakan kegiatan ldquosekali jadirdquo Agar perencanaan pengembangan itu efektif dalam memampukan (enabling) sekolah untuk menghadapi tantangan ganda yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan perubahan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 28

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 29: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

perencanaan pengembangan harus menjadi ldquomodus operandirdquo normal bagi setiap sekolah Bagi sekolah pada umumnya perencanaan pengembangan yang sistematis akan memerlukan perubahan mendasar dari kondisi yang ada sekarang Bab ini memaparkan inovasi tantangan yang harus diatasi dengan cermat untuk menjamin keberhasilan pengintegrasian perencanaan pengembangan ke dalam kehidupan sekolah sehingga perencanaan akan menjadi budaya dalam manajemen sekolah

Berdasarkan penelitian internasional terhadap perubahan pendidikan pada umumnya penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi tiga tahap

Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan

Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu

Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu

1) Tahap Pemulaan (Inisiation)Secara formal semua pengelola sekolah bertanggung jawab atas inisiatif

perencanaan pengembangan sekolah untuk menjamin bahwa keputusan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah benar-benar terlaksana dan terwujud Akan tetapi pada praktiknya inisiatif itu pada umumnya diambil oleh kepala sekolah atau komite sekolah

Apabila diinginkan keberhasilan dalam inovasi sekolah pengembangan komitmen guru terhadap inovasi itu menjadi hal yang esensial Mereka harus benar-benar memahami hal-hal pokok berkaitan dengan apa mengapa dan bagaimana perencanaan pengembangan sekolah dilakukan Guru-guru harus disadarkan tentang peran yang harus mereka ambil dalam proses perencanaan dan manfaat apa yang dapat mereka peroleh dari proses itu Pemahaman mereka harus difokuskan pada keterkaitan antara proses dengan isu-isu yang penting bagi guru pada umumnya sehingga relevansi proses perencanaan dan kebutuhan sekolah dapat disampaikan dengan jelas Penjelasan serupa juga harus dilakukan kepada semua mitra kerja yang ada di lingkungan sekolah agar proses perencanaan pengembangan sekolah memperoleh dukungan dari mereka

Kegiatan-kegiatan berikut merupakan cara-cara yang dapat membantu warga sekolah untuk mempersiapkan partisipasinya dalam proses perencanaan pengembangan sekolah

a Membaca berbagai panduan buku-buku pegangan dan laporan-laporan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan sekolah

b Mencari saran-saran masukan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan yang ada di sekitar sekolah

c Menghadiri seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang relevan dengan perencanaan pengembangan sekolah

d Menghubungi sekolah-sekolah lain yang dipandang lebih maju dibidang perencanaan pengembangan sekolah untuk menggali dan belajar dari pengalaman yang mereka miliki

e Mengundang pembicara dari luar untuk menyajikan paparan tentang perencanaan pengembangan sekolah di hadapan guru pengelola sekolah komite sekolah dan orang tua baik secara bersama-sama atau terpisah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 29

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 30: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

f Mengundang tokoh-tokoh kunci di lingkungan sekolah untuk memaparkan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah dan mendorong partisipasi semua pihak

g Memanfaatkan fasilitator dari luar untuk membantu memulai dan mengimple-mentasikan perencanaan pengembangan sekolah

h Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi)

perencanaan pengembangan sekolah Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan

pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses

tersebut Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut

2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)Pada tahap pembiasaan biasanya merupakan langkah pertama dari siklus

perencanaan pengembangan sekolah secara utuh masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang Hasil dari tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan

Selama berlangsungnya tahap ini fasilitator yang terampil koordinasi yang cermat dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan Perhatian khusus harus diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru a Penyatuan (Embedding)

Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam melaksanakan segala sesuatu Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima (acceptable) bagi semua pihak Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana tindakan oleh guru Dalam hal ini rencana pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan oleh guru secara individual unit-unit yang ada sekolah tim-tim lintas kurikulum dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik pembelajaran dalam kelas Seluruh proses tersebut pada saat itu telah menjadi ldquocara kita melakukan segala sesuatu di sekolah inirdquo atau the way we do things around here b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah

Terdapat berbagai model yang dapat digunakan untuk diadopsi untuk menyusun rencana Pengembangan Sekolah Dalam bahan Bintek ini hanya diberikan satu contoh struktur rencana pengembangan sekolah Namun demikian bukan berarti langkah-langkah yang diberikan di sini merupakan yang paling efektif bagi semua SDMI masing-masing SDMI memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri struktur rencana pengembangan yang dipandang paling sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah Proses perencanaan pengembangan sekolah yang dimaksud setidak-tidaknya harus mencakup lanngkah-langkah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 21

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 30

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 31: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

MenyusunRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah

MerumuskanVisiMisi

Tujuan

Telaah Diri(Self Review)

Memilih Prioritas dan Strategi Pengembangan

MenyusunProgram

Pengembangan

MenyusunRencana Operasional Tahunan

Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah

V VISI MISI DAN TUJUAN

A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan TujuanVisi misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus Perencanaan Pengembangan

Sekolah Ketiganya mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah Oleh karena itu ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks saat melakukan telaah (2) arah dari rancangan dan implementasi dan (3) tolok ukur dalam proses telaah

Visi sekolah merupakan representasi masa depan yang diinginkan mengenai sebuah sekolah Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup

1 Sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan 2 Yustifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam isu-isu pendidikan

apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh sekolah

3 Apa yang harus diakui diantisipasi dan dijawab oleh sekolah berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 31

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 32: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

4 Siapa stakeholder utama sekolah ini bagaimana sekolah merespon kebutuhan para stakeholder itu dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah dan

5 Apa yang membuat sekolah tersebut unik atau berbeda dengan yang lain dan karena itu apa yang membuat sekolah ini memiliki keunggulan kompetitif

Misi sekolah merepresentasikan raison drsquoetre atau alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1) tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah (2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan operasionalisasi sekolah dan (3) alasan mengapa sekolah itu harus tetap dipertahankan keberadaannya

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu Tujuan-tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong perkembangan semua siswa baik secara intelektual fisikal sosial personal spiritual moral kinestetikal maupun estetikal Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang jelas bagi sekolah Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah Aspirasi semua stakeholder harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari rumusan visi dan misi sekolah

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi misi dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan dalam kerangka visi misi dan tujuan pendidikan baik pada skala nasional regional (propinsi) maupun daerah (kabupatenkota)

1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan TujuanDi era perubahan sekarang ini pengembangan rumusan visi misi dan tujuan

sebuah sekolah merepresentasikan kesiapan dan kemauan sekolah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya dan untuk mengelola perubahan dengan cara-cara yang positif dalam kaitannya dengan visinya Rumusan misi sekolah merupakan dasar bagi kebijakan dan praktik-praktik yang berlangsung di sekolah Tidak diragukan lagi bahwa nilai-nilai dan keyakinan yang membimbing kehidupan sekolah memiliki implikasi yang penting bagi semua pilihan dan keputusan yang harus dibuat dalam pengembangan rencana sekolah

Maksud dirumuskannya visi dan misi sekolah adalaha Untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolahb Untuk mengilhami masyarakat sekolah dengan sebuah tujuan yang bersifat umumc Untuk memberikan kerangka yang bagi penentuan kebijakan dan prioritasd Untuk membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam

mengtelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannyaVisi dan misi sekolah tidak dapat dipindah tangankan dengan mudah dari satu

pihak ke pihak yang lain Keduanya harus dikembangkan dan diklarifikasi melalui sebuah proses refleksi bersama atas nilai-nilai keyakinan dan aspirasi dari warga sekolah Visi dan misi harus mencerminkan usaha sekolah untuk memadukan nilai-nilai yang sering saling bertentangan di kalangan warga sekolah Kesadaran atas nilai-nilai personal di kalangan warga sekolah merupakan hal yang sangat penting Sekolah akan dapat mengakomodasi sejumlah nilai asalkan terdapat nilai-nilai yang didukukung oleh setiap individu warga sekolah Nilai-nilai apakah disadari atau tidak merupakan inti dari tindakan yang kita lakukan Waktu yang diluangkan khusu untuk mengeksplorasi nilai-nilai individual dan nilai-nilai kolektif kita sendiri merupakan waktu yang sangat berharga dan kelak akan berpengaruh terhaap segala sesuatu yang kita kerjakan di sekolah2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan

Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah sering bermula dengan hal pokok tersebut yakni perumusan visi misi dan tujuan Namun demikian ada sekolah yang

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 32

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 33: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

merasa lebih terbantu untuk memulai perencanaan dengan mentelaah (review) dan dengan mendalami pemahaman terhadap visi misi dan tujuan melakukan klarifikasi melalui partisipasi dalam proses perencanaan dan melalui refleksi terhadap faktor-faktor kontekstual yang bersifat lokal nasional maupun internasional yang kelak berpengaruh terhadap pembentukan masa depan sekolah

Apabila keputusan yang diambil adalah menunda penyiapan perumusan resmi visi misi dan tujuan hingga dicapainya proses perencanaan pada tahap lebih lanjut sangat dianjurkan agar sedari awal dilakukan identifikasi terhadap nilai-nilai bersama yang mendasari telaah dan mengusahakan pengembangan Klarifikasi dan elaborasi terhadap prinsip-prinsip dasar tersebut dijadikan bagian integral dari proses perencanaan

3 Perumusan Visi Visi merupakan gambaran positif kemana kita akan menuju di masa yang akan

datang Sistem pendidikan nasional misalnya memiliki visi ldquoterwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubahrdquo Untuk mencapai visi ini kita harus mengerahkan semua daya dan upaya yang untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang kita hadapi

Rumusan visi harus spesifik dengan agenda yang jelas dan kuat sesuatu yang bermakna untuk dicapai Rumusan visi harus sederhana mudah dipahami lengkap dan menjadi milik semua pihak terkait dan menjadi penentu arah yang kita tuju Visi harus bersifat jangka panjang Agar memudahkan kita untuk mengingatnya kita sering merumuskan visi dalam bentuk yang pendek berupa sebuah frasa yang mudah ditangkap

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi sekolah adalah ldquoSosok sekolah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datangrdquo

Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengatahuan tentang kondisi sekolah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru staf sekolah orang tua dan komite sekolah Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok sekolah yang diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu Sekolah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi lima kategori hasil pendidikan proses pendidikan dan citra sekolah dimasyarakat Contoh visi SD dapat dirumuskan sebagai berikutldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amartamenjadi sekolah yang terunggul bertaraf internasional menjelang tahun 2015rdquo

Rumusan visi memberikan arah kemana sekolah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas Pada contoh tersebut makna kata terunggul dan bertaraf internasional harus disepakati oleh semua pihak terkait

Bagi sekolah yang telah memiliki rumusan visi langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 33

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 34: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung

saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut

3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi

sekolah6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang

dinyatakan dalam rumusan visi7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di

kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-

kultural yang kompleksTelaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta

warga sekolah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi sekolah yang telah ada Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan terdahulu dapat menjadi titik tolak untuk mengeksplorasi persepsi warga sekolah terhadap rumusan visi yang ada dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan perubahan dan pengembangan

4 Merumuskan Misi SekolahMisi merupakan pernyataan tentang bagaimana kita memberikan layanan kepada

peserta didik dan mencapai visi yang telah dirumuskan Misi bukan merupakan jabaran dari visi akan tetapi misi merupakan ldquocarardquo untuk mencapai visi Merumuskan misi sekolah berarti merumuskan pernyataan tentang bagaimana kita akan melaksanakan pendidikan dan bagaimana kita akan mencapai visi Kita dapat melakukan hal ini hanya jika kita mampu memenuhi kebutuhan siswa Selain itu kita juga harus menerapkan berbagai pendekatan dan strategi yang tepat Selanjutnya kita juga harus secara intensif memastikan bahwa filosofi dan nilai-nilai yang kita anut menjadi pijakan dan acuan dalam tindakan atau budaya yang ingin kita terapkan dalam menjalankan roda sekolah

Rumusan misi sekolah harus memenuhi indikator-indikator berikut1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani

oleh sekolah)3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan

keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang

diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu

dengan cara ini)Contoh rumusan misi ldquoSDN Kesatrian I Kecamatan Pringgondani Kabupaten Amarta

menyelenggarakan pendidikan dasar yang bertaraf internasional yang menjamin semua siswa mencapai prestasi terbaik dalam bidang akademik dan non-akademik melalui pendidikan yang membelajarkan dan pengelolaan yang strategisrdquo

5 Merumuskan Tujuan Telah dikemukakan hierarki tujuan yang meliputi tujuan strategis tujuan taktis dan

tujuan operasional Tujuan yang maksud pada bagian ini adalah tujuan pada tingkat strategis yakni tujuan yang dirumuskan untuk dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sesuai dengan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 34

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 35: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

sifatnya tujuan strategis merupakan pernyataan umum tentang arah kemana kelak organisasi akan menuju di masa depan

Tujuan strategis dapat dibedakan menjadi delapan tipe Sekolah dapat menggabungkan dua atau lebih dari tipe-tipe tujuan itu sesuai dengan rumusan visi dan misinya serta nilai-nilai dasar yang dianut

1 Pangsa Pasar Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan dimana posisi yang diinginkan sekolah di masa depan relatif terhadap sekolah lain yang sejenis terkait dengan keberterimaan lulusan oleh sekolah pada jenjang berikutnya dan juga kualitas dan kuantitas calon siswa yang berminat menjadi siswa di sekolah tersebut

2 Inovasi Pendidikan Tujuan yang mengindikasikan komitmen pihak pengelola sekolah terhadap pengembangan layanan pendidikan baru dan pendekatan strategi atau metode baru dalam penyelenggaraan pendidikan

3 Produktivitas Pendidikan Tujuan yang mengarah pada level efisiensi produktivitas dan kualitas pendidikan

4 Sumberdaya fisik dan keuangan Tujuan yang berkaitan dengan penggunaan perolehan dan pemeliharaan sumber-sumber investasi dan keuangan

5 Keuntungan Tujuan yang memfokus pada tingkat keuntungan dan indikator-indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan sekolah

6 Kinerja dan Pengembangan Manajemen Tujuan yang menekankan pada tingkat produktivitas dan pertumbuhan manajemen

7 Kinerja dan Sikap Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan yang berkaitan dengan tingkat produktivitas dan prilaku positif yang diharapkan dari kalangan staf sekolah

8 Tanggung Jawab Sosial Tujuan yang mengindikasikan tanggung jawab sosial sekolah terhadap para pihak yang berkepentingan di luar sekolah dan masyarakat

Agar tujuan benar-benar efektif dan cukup punya peluang untuk dicapai maka rumusan tujuan harus memenuhi sejumlah kriteria keefektifan Kriteria keefektifan tujuan dapat dilihat dari karakteristik tujuan itu sendiri dan prilaku dalam proses tujuan itu dirumuskan Dari segi karakteristiknya sebuah tujuan yang efektif harus memenuhi lima kriteria spesifik dan terukur mencakup dimensi-dimensi kunci realistis namun menantang terbatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan imbalan atau ganjaran Dari segi prilaku dalam proses perumusannya sebuah tujuan akan efektif apabila mampu membangun kerjasama diantara bagian-bagian yang ada dalam organisasi sekolah dan adanya partisipasi dari semua warga sekolah untuk mengadopsi dan mengimplementasi tersebut Uraian berikut memaparkan secara rinci kriteria keefektifan tujuan tersebut Untuk memudahkan kita mengingat tujuh kriteria tujuan yang efektif tersebut dapat diringkas menjadi lima kriteria yang disingkat SMART Kelima kriteria itu meliputi spesifik (specific) dapat dikelola pencapaiannya (manageable) disepakati (agreed upon) oleh semua warga sekolah didukung sumber daya yang memadai (resources supported) dan terdapat batasan waktu (time-bound)

VI TELAAH DIRI

Tujuan telaah diri adalah untuk memampukan (enabling) warga sekolah (1) mendefinisikan kondisi dari sekolah saat ini (2) menganalisis kondisi saat ini dalam kaitannya dengan bagaimana dan seperti apa sekolah kelak diinginkan di masa depan dan (3) mengidentifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan Telaah diri dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda-beda Uraian berikut ini menyajikan garis-garis besar sejumlah pendekatan yang dapat diadaptasi sesuai dengan kondisi yang beragam

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 35

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 36: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

A Merencanakan Telaah Diri 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan

pada pribadi-pribadiAnggota staf yang tidak terbiasa dengan proses telaah diri yang sistematis dapat

merasa tidak nyaman Pengakuan terhadap adanya sensitifitas semacam itu dan pengarahan berbagai bentuk ekspresi atas dasar kesadaran membuka diri merupakan hal yang penting Dengan demikian perlu ditekankan sejak awal bahwa fokus telaah adalah pada isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi dan pembahasan mengenai keterbatasan yang ada di sekolah saat ini hendaknya dilakukan secara santun dan dalam niatan untuk membangun2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif

Dalam rangka memperkuat moral manfaatkan peluang yang ada untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekuatan sekolah dan untuk mengakui prestasi yang dicapai sekolah Jika fokusnya terletak pada bagaimana membuat sekolah yang baik menjadi lebih baik telaah tersebut dapat berupa pemberian energi pengalaman3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh

Perlu diingat bahwa telaah diri bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi merupakan alat untuk memperjelas jalan ke masa depan jalan menuju masa depan yang lebih baik Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya Dengan demikian ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kebutuhan dan peluang sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan Namun demikian telaah diri hendaknya tidak terlalu luas sehingga menguras energi warga sekolah secara berlebihan yang dapat berakibat pada tidak adanya daya untuk bertindak yang mengarah pada pencapaian dampaknya

Akan sangat membantu apabila kita berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah mekanisme yang terdiri dari ratusan bagian yang sama-sama bergerak Mekanisme itu memerlukan pemeliharaan secara teratur untuk menjamin kesinambungan kinerja yang optimal Mekanisme itu memerlukan bongkar-pasang secara periodik yang dapat mencakup pemasangan bagian-bagian baru dalam rangka membuatnya mampu memenuhi standar-standar baru Akan tetapi apabila Anda memisah-misahkannya untuk mengetahui apa yang membuatnya muncul telaah diri dengan sendirinya akan terhenti Dan semakin lengkap telaah tersebut dipisah-pisahkan semakin sulit untuk memulainya lagi

Atau sekolah dapat diibaratkan sebagai organisme hidup yang rumit Untuk menjamin kesehatannya agar selalu optimal sekolah memerlukan asupan gizi dan pemeliharaan secara terus-menerus Apabila dikehendaki agar kegiatan dan dinamikanya terus jaga sekolah memerlukan perlakukan periodik untuk mencegah terjadinya luka dan sakit Jika Anda memecah-belah sekolah untuk memahami struktur dan prosesnya berarti Anda membunuhnya

B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif Dalam model ini telaah bercakupan luas dilakukan dan pandangan-pandangan

stakholder digali sebelum keputusan mengenai prioritas pengembangan sekolah dibuat Proses Telaah ini meliputi

a Pengumpulan data tentang semua faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan sekolah

b Pengintegrasian data kedalam pandangan strategis sekolahc Identifikasi kebutuhan dan peluang pengembangand Prioritisasi dan pemilihan opsi-opsi pengembangan

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 36

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 37: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

Model ini dapat disajikan dalam bentuk Gambar 11

Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif

Pengumpulan Data Yang Berkaitan Dengan Faktor-Faktor Kunci1 Jenis Data

Sekolah membutuhkan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor berikuta Tujuan provisi dan kinerja sekolah saat sekarang

1) Situasi Sekolah Fakta dan yang diinginkan2) Pandangan stakeholder terhadap situasi tersebut persepsi dan opini

b Faktor konteks yang mendorong perubahan dan pengembangan1) Keinginan dan harapan dari siswa dan orang tua (kondisi sekarang

dan potensi)2) Keinginan dan harapan staf3) Kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah4) Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi populasi jumlah siswa

seperti Pertumbuhan penduduk Transportasi Keberadaan sekolah lain dan Reputasi sekolah di masyarakat

5) Tren perkembangan pendidikan ekonomi dan sosial2 Teknik Pengumpulan Data

a Data mengenai tujuan provisi dan kinerja sekolah saat ini 1) Data tentang Situasi Sekolah terkini dapat dikumpulkan melalui

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 37

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 38: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

a) Menghimpun dan mengorganisasikan informasi faktual yang telah tersedia seperti rekaman kehadiran tingkat putus sekolah rekaman kedisiplinan hasil-hasil ujian skor ujian kurikulum pola-pola mata pelajaran tujuan kebijakan dan praktik profil staf profil siswa hasil-hasil telaah dan pengawasan dari pihak eksternal yang sedang berlaku

b) Mengadakan survei pada aspek-aspek praktis mengenai informasi-informasi yang kurang tersedia dengan memadai seperti gaya mengajar guru metode pemberian pekerjaan rumah penggunaan TIK atau perlengkapan audio-visual Instrument survei yang dapat digunakan dapat meliputi Kuesioner Rekaman observasi Log atau Wawancara

2) Data-data tentang pandangan stakeholders terhadap provisi dan kinerja sekolah saat sekarang Data ini dapat dikumpulkan melalui survey untuk menentukan pandangan stakeholder (guru orang tua masyarakat) terhadap bidang-bidang pokok dalam kehidupan sekolah Instrument yang dapat digunakan antara lain

a) Kuesioner (pertanyaan jawaban terbuka)b) Kuesioner (pertanyaan jawaban tertutup)c) Wawancara terstruktur

Untuk memastikan keefektifan pengumpulan data tentang pandangan stakholder sebaiknya digunakan daftar centang atau kuesioner dengan pertanyaan jawaban terbuka untuk mengidentifikasi bidang-bidang umum yang menjadi perhatian mereka Dari hasil ini kemudian dikembangkan kuesioner rinci yang memfokus secara langsung pada masing-masing bidang itu

b Data mengenai faktor-faktor kontektual yang dapat mendorong perubahan dan pengembangan1) Data tentang keinginan dan harapan siswa orang tua dan staf

dapat dikumpulkan dengan caraa) Pengumpulan dan pengorganisasian balikan dari rapat orang tua

dan guru pendekatan individual terhadap orang tua atau siswa himpunan orang tua organisasi siswa rapat staf pendekatan individual terhadap guru atau kelompok mata pelajaran atau bidang keahlian

b) Survei untuk menggali keinginan preferensi dan harapan Survei ini dapat dilakukan bersamaan dengan survei mengenai situasi sekolah terkini Instrumen survei dapat berupa kuesioner atau wawancara

2) Data tentang kebijakan dan peraturan pemerintah dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap dokumen-

dokumen pemerintah pusat dan daerah yang beredar berita-berita pada media masa dan internet (website)

b) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal yang berimplikasi pada sekolah dengan mengunakan format-format yang memudahkan pencarian kembali maupun untuk keperluan analisis

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 38

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 39: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

3) Data faktor-faktor lokal dapat dikumpulkan dengan caraa) Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi-informasi

faktual yang telah tersedia seperti statistik perkembangan penduduk di wilayah sekitar sekolah jumlah sekolah setingkat di bawahnya atau informasi mengenai rancana pembangunan daerah transportasi dan berbagai layanan yang diberikan oleh sekolah lain Media masa lokal akan sangat membantu

b) Mengadakan penelitian mengenai penyebaran lulusan sekolah setingkat di bawahnya untuk melanjutnya ke sekolah-sekolah yang ada di wilayah yang bersangktuan preferensi orang tua yang memilih sekolah lain atau reputasi sekolah pada semua lapisan masyarakat Instrumen-instrumen survei yang dapat digunakan untuk pengumpulan informasi itu dapat berupa Kuesioner atau Pedoman Wawancara

c) Pelacakan sistematis sambil jalan terhadap sumber-sumber informasi lokal

Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan4) Data tentang perkembangan nasional maupun global berkaitan

dengan pendidikan ekonomi dan sosial dapat dikumpulkan melaluia) Pelacakan sistematis (systematic scanning) terhadap

kecenderungan perkembangan itub) Perekaman sistematis (systematic recording) tentang hal-hal

yang berimplikasi pada sekolah dengan menggunakan format-format yang dirancang khusus agar memudahkan pencarian kembali maupun untuk dianalisis

c) Akan sangat membantu apabila tugas-tugas ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diberi tanggung jawab khusus untuk itu secara berkesinambungan

Mengintegrasikan Data Kedalam Sudut Pandang Strategis Sekolah Akumulasi data dapat menjadi landasan perencanaan yang efektif hanya apabila data-

data itu dihimpun menjadi satu dalam bentuk yang koheren terkait dengan situasi sekolah Oleh karena itu sekolah perlu melakukan pentelaahan berkaitan dengan

1 Kekuatan internal yang menjadi soko guru pengembangan sekolah2 Kelemahan-kelemahan internal yang harus diatasi3 Peluang pengembangan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkungan4 Ancaman atau hambatan yang terdapat pada faktor-faktor latarlingkunganTelaah tersebut biasa disebut dengan analisis kekuatan (strength) kelemahan

(weakness) peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang disingkat SWOT Analysis sekolah tersebut (Lembar Kerja Telaah Sekolah A1 Ver 7 pada Lampiran) merupakan instrumen yang bermanfaat untuk menata data dalam bentuk yang bermakna dan untuk mengintegrasikannya kedalam pandangan strategis sekolah

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 39

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 40: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

Identifikasi Kebutuhan dan Peluang PengembanganHasil analisis SWOT yang tuntas akan memampukan sekolah untuk mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang pengembangan dalam cakupan yang luas Hasil-hasil yang tercantum dalam analisis SWOT harus dikaji untuk memastikan bahwa hasil-hasil analisis itu mencakup perubahan atau pengembangan yang harus diakomodasi oleh sekolah selama proses perencanaan

VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A Pemilihan Prioritisasi Ruang lingkup kebutuhan dan peluang pengembangan ada kalanya melebihi kapasitas

sekolah Untuk itu diperlukan adanya penentuan prioritas1 Perubahan dan pengembangan yang dipilih pertama-tama harus dicatat oleh

karena sekolah tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakannya pengimplemen-tasian perubahan itu akan mengurangi sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk pengembangan yang lain

2 Kebutuhan dan peluang pengembangan yang lain harus disusun prioritasnya berdasarkana) Kepentingannya

Relevansinya terhadap misi visi dan tujuan strategis sekolah Pentingnya pengembangan sekolah dalam kaitannya dengan semua

faktor konteksb) Keterlaksanaan (Fisibilitas)

Kemampuan sekolah yang ada sekarang untuk memberikan dukungan sumber daya manusia keahlian energi waktu dan dana untuk mewujudkannya

c) Akseptabilitas Komitmen sekolah saat sekarang untuk mewujudkannya

Teknik Penentuan PrioritasSebagai awal dari proses penentuan prioritas semua pihak yang terlibat harus

melakukan refleksi terhadap visi misidan tujuan serta hasil analisis SWOT Selanjutnya para pihak itu harus mengikuti prosedur seleksi Saran-saran berikut ini barangkali dapat membantu dalam proses penentuan pendekatan penetapan prioritas tersebut

a Refleksi Individual Diskusi Kelompok Diskusi Plenob Dotmokrasic JaringanGrafikd NyataIdealDalam penentuan prioritas dan seleksi program sekolah perlu mempertimbang-

kan hal-hal umum sebagai berikuta Jangan melakukan hal yang terlalu banyak sekaligusb Buatlah keseimbangan yang tepat antara pemeliharaan dan pengembangan

(maintenance and development)c Buatlah keseimbangan yang tepat antara proyek pengembangan berskala

besar dan berskala kecild Buatlah keseimbangan yang tepat antara hal-hal yang wajib dan yang

bersifat pilihan (the unavoidable and the discretionary)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 40

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 41: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

e Perhatikan aspek-aspek yang merupakan akar maupun cabang-cabangnyaf Perhatikan hubungan antar prioritasg Jangan hindari hal-hal yang tidak diharapkanh Sebelum melalukan finalisasi pilihan pertimbangkan keterpaduan pilihan-

pilihan itu dalam gambaran yang lebih besar

B Merancang Strategi

1 Pengertian StrategiHasil dari tahapan telaah diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pe-

ngembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai tujuan strategis Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis

Strategi adalah ldquosuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptualisasi hal-hal penting atau prioritas (baik dalam jangka panjang pendek maupun mendesak) yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara (taktik) ataupun kiat (jurus-jurus) yang harus dilakukan secara terpadu demi terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil (output) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya Strategi paling baik didefinisikan sebagai rdquomelakukan hal yang benarrdquo sementara taktik adalah ldquomelakukan segalanya dengan benarrdquo Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar Dalam mengembangkan strategi dua pertanyaan mendasar harus dijawab yaitu

a Apa yang harus dilakukanb Bagaimana melakukannyaDaft (1988) mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang berupa

penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi tingkat sekolah misalnya strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya

2 Macam-Macam StrategiTerdapat berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka

mencapai tujuan strategisnya Beberapa tipologi strategi tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut

a Kategorisasi Grant StrategyGrant strategy dibedakan menjadi tiga kategori pertumbuhan stabilitas

dan penghematan atau retrenchment Pertumbuhan Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam

dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan diversifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum standar nasional misalnya

Stabilitas Stabilitas kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat (pause strategy) berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 41

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 42: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

mengintegrasikan semua unit yang ada agar tetap berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi

Penghematan Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan Cara ini dapat dilakukan dengan menghentikan sejumlah program kurikuler yang bersifat pengayaan atau menghentikan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler tidak diminati siswa atau mengurangi jumlah siswa yang diterima Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan baik SDM maupun sumberdaya lainnya b Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan Snow

Terdapat empat tipologi organisasi yang digunakan dasar dalam mengelompokkan strategi pengembangan oleh Miles dan Snow yaitu prospector defendor analyzer dan reactor Hubungan antara masing-masing tipologi ini dengan strategi kondisi lingkungan eksternal dan karakteristik organisasi dirangkum pada Tabel 110

Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow

Tipologi Organisasi Strategi Lingkungan Karakteristik

Organisasi

Prospector Inovasi Mencari Peluang Pasar Baru TumbuhAmbil Resiko

DinamisTumbuh

KreatifInovatifFleksibleDesentralisasi

Defendor Melindungi teritorialnyaPenghematanMempertahankan pangsa pasar yang dimiliki

Stabil Kontrol ketatSentralisasiEfisiensi produksiOverhead rendah

Analyser Mempertahankan pasar yang ada disertai inovasi sekedarnya

Perubahan tingkat menengah

Kontrol dan fleksibilitas ketatProduksi yang efisienKreativitas

Reactor Tidak memiliki strategi yang jelasBereaksi terhadap kondisi-kondisi spesifikMengambang mengalir mengikuti arus

Kondisi apapun Pendekatan organisasional tidak jelasBergantung pada kebutuhan sesaat

c Strategi Kompetitif dari PorterMichael E Porter meneliti sejumlah strategi pada organisasi bisnis dan

menganjurkan tiga strategi yang efektif pada tingkat manajemen menengah diferensiasi (differebtiation) kepemimpinan berbiaya (cost leadreship) dan fokus

Diferensiasi Strategi ini mencakup usaha-usaha untuk membuat semua proses dan hasil pendidikan berbeda dengan sekolah yang lain Sekolah dapat memanfaatkan promosi program-program pendidikan yang unik standar kualitas

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 42

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 43: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

yang lebih unggul piranti teknologi yang khusus sehingga dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang bersifat khas unik dan memiliki keunggulan kompetitif Tentu saja keunikan dan kekhasan itu harus tetap pada kerangka visi misi tujuan dan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlaku secara nasional regional lokal maupun sekolah itu sendiri

Kepemimpinan Pembiayaan (Cost Leadership) Dengan strategi ini berarti sekolah sacara agresif menggunakan sumber daya yang efisien berusaha mengurangi anggaran dan memperketat pengendalian anggaran agar pelaksanaan pendidikan lebih efisien dibandingkan lembaga lain yang sejenis

Fokus Dalam strategi ini sekolah berkonsentrasi pada kebutuhan masyarakat tertentu atau pada program-program khusus yang dijadikan unggulan Sebuah sekolah yang melayani khusus siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri misalnya dapat menggunakan strategi ini dengan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka yang berkemampuan dan berkemauan memperoleh pendidikan di luar negeri Kurikulum pendekatan pendidikan dan sumber daya pendukung yang digunakan disesuaikan dengan usaha pembiasaan siswa untuk belajar di luar negeri Konsentrasi pada satu program keahlian khusus untuk memenuhi standar kompetensi industri tertentu di sebuah SMK merupakan contoh lain dari penggunakan strategi terfokus ini

d Strategi Berbasis Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi

yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan kelemahan peluang dan ancaman Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini

Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan kelemahan peluang ancaman serta kombinasi dari Strengths (S) dan Opportunities (O) Strengths (S) dan Threats (T) Weaknesses (W) dan Opportunities (O) Weaknesses (W) dan Threats (T) Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT competition mobilization investmentdivestemen dan damage control

1) Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (S-O) Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki

2) Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (S-T) Dengan kata lain organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada

3) Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (W-O) Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya

4) Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (W-T) Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama

Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 43

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 44: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

Tabel 111 Matrik SWOT

OPPORTUNITIES1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

THREATS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

STRENGTH1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

SOCompetition

STMobilization

WEAKNESS1 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip2 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip4 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

WOInvestmentDivestmen

WTDamage control

e Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini yang dikembangkan oleh Dr Ian Macmillan

dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba seperti sekolah untuk merumuskan strategi organisasi Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini (1) kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu (2) oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien (3) layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus

Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif atau berkompetisi secara agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih

1) Kesesuaian dengan visi misi dan tujuanProgram-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi misi dan

tujuan tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi2) Posisi Kompetitif

Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 44

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 45: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

3) Kemenarikan ProgramKemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan

pengelolaan porgram itu sendiri Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien mudah keluar dari hambatan yang dihadapi dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan ldquomudah dikelolardquo Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang4) Cakupan Alternatif

Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula

Matrik MacMillan (Tabel 51) terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu

Tabel 63 Matrik MacMillanKemenarikan Program

TinggiProgram Mudah

Kemenarikan Program Rendah

Program SulitCakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Cakupan Alternatif

Tinggi

Cakupan Alternatif Rendah

Kesesuaian dengan Visi Misi amp TujuanBaik

Posisi Kompeti-tif Kuat

1 Kompetisi Agresif (Aggressive competition)

2 Pertumbuhan Agresif (Aggressive growth)

5 Meniru pesaing yang terbaik

(Build up the best competitor)

6 Soul of the Agency

Posisi Kompeti-tif Lemah

3 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

4 Membangun Kekuatan atau berhenti (build up strength or get out)

7 Divestasi dengan Teratur (orderly disvestment)

8 Bantuan dari Luar (Foreign Aid) atau Kerja Sama

Kesesuai-an dengan Visi Misi amp TjuanRendah

9 Divestasi Agresif (aggressive divestment)

10 Divestasi Dengan Teratur (orderly disvestment)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 45

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 46: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

VIII PROGRAM PENGEMBANGAN

A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program PengembanganProgram pengembangan merupakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai

visi misi dan tujuan sekolah Program pengembangan bersifat jangka panjang (5-10 tahun) Program pengembangan merupakan bagian dari proses perencanaan strategis Pada saat penyusunan program pengembangan perencana harus telah menuntaskan tugas-tugas perumusan atau telaah ulang visi misi dan tujuan serta analisis strategis yang meliputi telaah diri analisis SWOT penetapan prioritas dan strategi Program pengembangan secara khusus mencakup pembuatan keputusan tentang siapa yang akan mengerjakan apa dan kapan dan dengan langkah-langkah bagaimana untuk mencapai tujuan-tujuan strategis Rancangan dan implementasi program pengembangan bergantung pada sifat dan kebutuhan masing-masing sekolah

Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan program pengembangan ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap perencanaan sebelumnya Penyusunan program pengembangan terasa lebih rumit dan membosankan dibandingkan tahap-tahap perencanaan strategis sebelumnya yang terkesan lebih besifat kreatif Oleh karena itu penyusunan program pengembangan sering terabaikan dan membiarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya lebih sebagai ldquokhayalanrdquo pernyataan-pernyataan filosofis yang tidak bermanfaat dan tidak membumi pada realitas kegiatan sekolah sehari-hari Langkah-langkah penting yang telah dilakukan dalam perencanaan strategis itu menjadi sama sekali tidak berguna

Program pengembangan merupakan rencana yang harus disusun oleh setiap unit atau individu yang ada dalam struktur organisasi sekolah Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan program pengembangan adalah kesulitan dalam memadukan rencana yang dibuat oleh masing-masing unit tersebut baik dari sisi substansial maupun format dan tata-tulis Oleh karena itu sejak awal harus terdapat kesepahaman di kalangan unit-unit itu bahwa

1 Sasaran dan kegiatan masing-masing program pengembangan harus mengacu pada pengembangan menyeluruh pada tingkat sekolah yang menggambarkan bagaimana masing-masing tujuan strategis akan dicapai

2 Masing-masing unit harus memiliki kegiatan yang memberi kontribusi terhadap program pengembangan sekolah

3 Masing-masing program pengembangan secara bersama-sama harus menunjukkan bagaimana kesemuanya akan mengarah pada implementasi program pengembangan sekolah secara keseluruhan

4 Masing-masing program pengembangan dari unit-unit harus menunjukkan hubungannya dengan program pengembangan sekolah secara keseluruhan baik dengan program pengembangan yang lain maupun dengan program pengembangan di tingkat manajemen puncak sekolah

Tujuan dari tahapan merancang program pengembangan ini adalah untuk memampukan masyarakat sekolah menyusun rencana bagaimana menterjemahkan keputusan-keputusan strategis kedalam tindakan Tahapan penyusunan program pengembangan meliputi

1 Perencanaan Program membangun program pengembanganan yang rinci yang menentukan apa yang sesungguhnya akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan

2 Menuliskan Program merancang struktur program pengembangan yang bersifat menyeluruh serta menyusun draft dan mengkompilasikan semua bagian-bagiannya

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 46

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 47: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

B Struktur Program PengembanganPenyusunan program pengembangan merupakan proses yang memampukan sekolah

untuk (1) mengidentifikasi secara tepat apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan untuk mencapai hal-hal yang terkait dengan masing-masing prioritas (2) merencanakan dan mendokumentasikan sejumlah tindakan untuk mencapainya dan (3) melakukan monitoring dan evaluasi agar praktik-praktik tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berkembangnya pengalaman

Sebuah program pengembangan harus difokuskan pada prioritas tertentu Dalam kaitannya dengan prioritas ini program pengembangan mencakup

1 Sasaran apa yang akan dicapai2 Kegiatan jenis dan tahap-tahap pekerjaan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu3 Sumber Daya sumber daya manusia finansial organisasi

fasilitas fisik yang dibutuhkan dalam implementasi

4 Pendelegasian siapa mengerjakan 5 Kerangka-waktu

(Time-frames) kapan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan

batas waktu tugas harus diselesaikan 6 Kriteria

Keberhasilan hasil yang akan menjadi indikator bahwa

rencana tersebut sedang atau telah mencapai sasaran yang diinginkan

7 Prosedur Monitoring dan Evaluasi

Selain terkait dengan pemahaman terhadap persoalan substansial para penyusun program pengembangan juga harus menyepakati hal-hal yang terkait dengan format dan struktur penulisan Hal ini sangat penting karena pertimbangan utama dalam merancang dan menulis program pengembangan sekolah adalah bahwa rencana itu harus menjadi dokumen resmi sekolah Dengan demikian program pengembangan sekolah harus mudah dibaca mudah diikuti dan ditata sedemikian rupa sehingga butir-butir isinya mudah dilacak dan ditemukan Untuk menjamin konsistensi gaya dan tata letak atau kesesuaian antara bagian-bagian yang berbeda akan sangat bermanfaat apabila sedini mungkin disepakati tipe dokumentasi yang akan digunakan Format berikut ini dapat digunanakan untuk membantu menyusun program pengembangan

IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

A Pengertian

Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbulB Komponen Renstra

Rencana strategic mengandung visi misi tujuan sasaran cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan program dan kegiatan yang realistic dengan mengantisipasi perkembangan masa depan (Inpres No 7 Tahun 1999)

1 VisiAdalah gambaran masa depan tentang wujud organisasi yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya 5 tahun)

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 47

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 48: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

Ciri kalimatnya

Menjadi helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip yang helliphelliphelliphelliphelliphelliphellipAtau To be helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Tujuan Penetapan Visi Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi Memberikan arah dan focus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatu berbagai gagasan strategic Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya

Kriteria Visi Bukan fakta tetapi justru gambaran ideal (impian) masa depan yang ingin

diwujudkan Dapat mengilhami mengarahkan dan mendorong anggota organisasi dalam

berkinerja yang berkualitas Dinyatakan dalam satu kalimat Menggambarkan kondisi ideal keunikan dan keunggulan lembaga

Contoh Visi Menjadi Katalisator Pembaharuan Manajemen Pemerintahan melalui

Pengawasan yang Profesional (BPKP) Menjadi Lembaga Profesional dalam Meningkatkan Daya Saing SDM

Nasional melalui Diklat Jarak Jauh dan Program Jaminan Mutu Pnedidikan lainnya (PPPG Tertulis)

Penyusunan VisiVisi harus merupakan visi bersama anggota organisasilembaga Oleh karena itu visi harus

Disusun oleh semua unsure organisasi Terus menerus disosialisasikan ke seluruh anggotawarga

Skenario Perumusan Visi Sekolah1 Jelaskan pengertian visi dan berikan contaoh-contahnya2 Bagikan 1 lembar kertas kosong dan 1 batang pensil kepada masing-

masing peserta3 Minta masing-masing peserta menuliskan visi sekolah menurut

penilaian masing-masing Beri waktu selama 20 menit4 Minta semua peserta menuliskan visi sekolah hasil renungan masing-

masing di papan tulis beri nomor 1 ndash 12 (untuk SD) atau 1 ndash 15 (untuk SMP dan SMA) untuk masing-masing visi yang dibuat peserta

5 Minta semua peserta membaca dan mempelajari semua visi yang ada di papan tulis

6 Tugaskan peserta satu persatu memilih 3 visi yang menurut mereka paling sesuai dan menantang dengan memberikan tanda Tally (1) di belakang kalimat visi yang dipilih

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 48

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 49: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

7 Hitunglah hasil pemilihan dan sisakan 3 visi dengan angka tertinggi8 Hapus visi lain yang tidak terpilih9 Minta 3 orang peserta yang mewakili masing-masing kelompok untuk

membuat akhir visi sekolah dengan mengkombinsasikan ketiga visi dengan angka tertinggi tadi

10 Sementara ketiga perwakilan menyusun rumusan akhir visi sekolah peserta lain dibagi dalam 4 kelompok masing-masing Kelompok A ManajemenKelompok B KBMKelompok C SDMKelompok D Fasilitas Lingkungan Hidup

Catatan Pembagian kelompok sesuai dengan pembagian yng disepakati

11 Tugaskan masing-masing kelompok merumuskan 3 (tga) tindakan atau kegiatan yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan komponen Rumusan harus dalam satu kalimat tuntas dan dituliskan dalam selembar kertas

Catatan Seluruhnya ada 4 X 3 = 12 kegiatan

12 Bila tim perumus visi selesai merumuskan visi minta perwakilan dari tim perumus menuliskan visi sekolah hasil rumusan mereka Minta peserta untuk memberikan saran bagi penyempurnaan kalimat visi tersebut selama 10 menit

Catatan Jaga jangan sampai ada yang mendominir dan mengubah rumusan secara total

2 MisiMisi adalah tindakan atau program yang harus dilakukan oleh lembagaorganisasi guna mencapai visi

Rumusan Misi

( + ) Kriteria Aspek Me helliphelliphelliphelliphellipkan helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip (helliphelliphelliphellip) helliphelliphellip

Contoh Misi 1 Meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan kepada pelanggan2 Mengutamakan keandalan produk

Skenario Penyusunan Misi1 Peserta diminta kemabli ke 4 kelompok Minta tim perumus visi bergabung sesuai

pembagian kelompok yang telah dirancang pembinaCatatan Untuk kegiatan ini akan ditetapkan 4 misi masing-masing untuk bidang

Manajemen KBM SDM Fasilitas Lingkungan Hidup

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 49

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 50: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

2 Minta masing-masing kelompok selama 10 menit menyelesaikan rumusan 3 (tiga) kegiatan yangtelah disusun ketika tim perumus visi sedang menyelesaikan tugasnya

3 Tugaskan juru bicara kelompok masing-masing menyajikan hasil kerja masing-masing kelompok Minta kelompok lain menanggapi

Catatan Arahkan agar pembahasan terfokus kepada

Apakah rumusan tersebut mendukung pencapaian visi Apakah realitas Apakah menantang Adakah kalimat yang perlu diperbaiki

4 Setelah semua hasil kelompok ditanggapi tugaskan masing-masing kelompok menyusun satu rumusan misi dari 3 rumusan sebelumnya (beri waktu 20 menit)

5 Perwakilan kelompok masing-masing manuliskan rumusan akhir misi sekolah sehingga diperoleh 4 rumusan misi tersebut yang ldquofinalrdquo

Catatan Hindari debat kusir Jangan ada yang mendominir pembicaraan

3 Merumuskan Moto Sekolah

Pengertian Moto Moto atau slogan adalah kata atau kalimat yang mewarnai dan menjiwai semua tindakan serta membangkitkan semangat menggunakannya Jadi di dalam moto terkandung system nilai atau tekad dari yang membuat dan menggunakannya Dengan kata lain moto juga menggambarkan semangat dan cirri khas lembaga atau organisai

Contoh moto Honda The power of dreamPolytron The winning teamTempo Enak dibaca dan perluIAI We are not the first but the best

Skenario Perumusan Moto Sekolah a Minta semua peserta menuliskan satu moto untuk sekolahnyab Satu persatu menuliskan moto yang dibuat di papan tulisc Minta semua peserta satu persatu memilih 3 moto (memberikan tanda tally) yang

dinilainya paling sesuai dengan Ciri khas sekolah Visi dan misi sekolah Budaya dan system nilai masyarakat sekitar Tantangan lingkungan dan perkembangan eksternal (misal globalisasi

IPTEKOtda dll)d Hitunglah jumlah pemilih untuk masing-masing motoe Sisakan 3 (tiga) moto yang paling banyak dipilih pesertaf Minta semua peserta memilih 2 (dua) dari tiga moto yang tersisa

Moto sekolah tersebut adalah moto yang mendapat skor tertinggi

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 50

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 51: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

C Tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 ndash 5 tahun Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa

mendatang Tujuan akan mengarahjan perumusan sasaran kebijaksanaan program dan

kegiatan untuk merealisasikan misi

Contoh Tujuan Meningkatnya organisasi dan manajemen sekolah yang baik Menigkatnya pelayanan prima kepada masyarakat dengan biaya yang wajar Meningkatnya akuntabilitas sekolah Meningkatnya kualitas pengedalian sekolah

D Sasaran Penjabaran tujuan Penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang diambil

organisasi guna mencapai tujuan (target terukur) Jangka waktu sasaran dapat tahunan semesteran triwulan atau bulanan

Contoh Sasaran Meningkatnya kualitas SDM Meningkatnya standar pelayanan masyarakat Berkurangnya komplain dari orang tua siswa Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran

E StrategiSuatu pertimbangan dan pemikiran yang logis analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah tindakan dan cara-cara ataupun kiat-kiat yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran hasil (out put) yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

F KebijakanKetentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah maupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran tujuan misi dan visi organisasi

Contoh Kebijakan Kebijakan dalam bidang kurikulum

Mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kompetensi

H KegiatanKegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi untuk merealisasikan program kerja oprasional Kriteria yang digunakan dalam merumuskan suatu kegiatan adalah SMART yaitu

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 51

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 52: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

Spesifik menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan Measureble harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat pencapaiannya Aggressive but attainable kegiatan harus dijadikan standar keberhasilan dalam waktu

satu tahun sehingga harus cukup menantang namun masih dalam tingkat keberhasilan Result oriented kegiatan harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai dalam

periode satu tahun Time-bound kegiatan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek dari

beberapa minggu sampai beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun)

OUTLINE RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN1 Rasional2 Tujuan dan Manfaat

BAB II VISI DAN MISI1 Visi2 Misi

BAB III LINGKUNGAN STRATEGIS1 Lingkungan Internal2 Lingkungan eksternal3 Faktor Penentu Keberhasilan

BAB IVTUJUAN SASARAN DAN STRATEGI1 Tujuan2 Sasaran3 Strategi (Kebijakan Program dan Kegiatan)

BAB V RENCANA KINERJA OPERASIONAL1 Rencana Strategis lima tahun2 Rencana Kerja Tahunan3 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

BAB VI PENUTUP

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 52

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 53: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar 2007 Rencana Strategis Sekolah Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Brodjonegoro SS (2003) Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 Directorat General of Higher Education Ministry of National Education Republic of Indonesia

Bryson J M (1995) Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations San Francisco Jossey-Bass Publishers

Canavan N amp Monahan L (2000) School Culture and Ethos Releasing the Potential A resource pack to enable schools to access articulate and apply ethos values Dublin Marino Institute of Education

Collins U (1996) Developing a School Plan A Step by Step Approach Dublin Marino Institute of Education

Colman Hamp Waddington D (1996) Synergy Australia Catholic Education Office Daft Richard L (1988) Management Chicago The Dryden Press

Directorat General of Higher Education (2003) Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) Batch III Guidelines for Sub-Project Proposal Submission Jakarta Directorat General of Higher Education Ministery of National Education

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2006) Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi Jakarta Ditjen Dikti Depdikas

Duke Daniel L amp Canady Robert L (1991) School Policy New York MacGraw-Hill Inc

Dwyer B 1986 Catholic Schools at the Crossroads Victoria Dove CommunicationsFurlong C amp Monahan L 2000 School Culture and Ethos Dublin Marino Institute of

EducationGorton Richard A amp Schneider Gail T (1991) School-Based Leadership Callenges

and Opportunities Dubuque IA Wm C Brown PublishersGovernment of Ireland (1999) School Development Planning ndash An Introduction for

Second Level Schools Dublin Department of Education amp ScienceHargreaves A amp Hopkins D The Empowered School the Management and Practice of

Developmental Planning London Cassell 1991Hargreaves D and Hopkins D (1993) School Effectiveness School Improvement and

Development Planning in Margaret Preedy (ed) Managing the Effective School London Paul Chapman Publishing

Hope A Timmel S (1999) Training for Transformation London The Intermediate Technology Group

Kavanagh A (1993) Secondary Education in Ireland Aspects of Changing Paradigm Tullow Patrician Brothers Generalate

Lerner AL (1999) A Strategic Planning Primer for Higher Education Northridge California College of Business Administration and Economics California State University

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 53

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN
Page 54: LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS Web viewMelalui penerapan MBS akan nampak karakteristik lainnya dari ... Secara konseptual, penerapan asas desentralisasi didasari oleh keinginan

Lyddon J W (1999) Strategic Planning In Smaller Nonprofit Organizations A Practical Guide for the Process Michigan WK Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website httpwwwwmichedu nonprofitResourceindexhtml)

Mintzberg H (1994) The Rise and Fall of Strategic Planning New York NY The Free Press

Mohrman SA and Wohlstetter P (Ed) (1994) School Based Management Organizing High Performance San Francisco Jossey-Bass Publisher

Morrison James L Renfro William L and Boucher Wayne I 1984 Futures Research And The Strategic Planning Process Implications for Higher Education ASHE-ERIC Higher Education Research Reports

Nickols K and Thirunamachandran R (2000) Strategic Planning in Higher Education A Guide for Heads of Institutions Senior Managers and Members of Governing Bodies In Website wwwhefceacuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 2005 Jakarta Sekretariat Jenderal Departeman Pendidikan Nasional

Prayogo Joko 2007 Rencana Strategis Makalah disajikan pada Pendidikan dan pelatihan Kemitaraan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependikan Ditjen PMPTK Depdiknas di Jakarta Juli 2007

Rowley D J Lujan H D amp Dolence MG (1997) Strategic Change in Colleges and Unviversities San Francisco CA Jossey-Bass Publishers

School Development Planning Initiative (1999) School Development Planning Draft Guidelines for Second Level Schools Dublin SDPI

Tuohy D (1997) School Leadership and Strategic Planning Dublin ASTIUmaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan

Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu Jakarta Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

PIKIR DZIKIR IKHTIAR 54

  • III LANDASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN SEKOLAH
    • A Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
      • Visi Pendidikan Nasional
      • 1 Dasar Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
      • 2 Pengelolaan Pendidikan
      • 3 Peran Serta Masyarakat
        • a Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan kelompok keluarga organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
        • b Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan
            • 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
              • IV MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH
                • A Pengertian Perencanaan Pengembangan Sekolah
                  • Gambar 17 Hubungan antara Premis Tujuan dan Rencana
                    • a Model Perencanaan Pengembangan Sekolah
                    • b Menumbuhkan Budaya Pengembangan Berencana di Sekolah
                      • Pemulaan (Inisiation) tahapan ini meliputi penetapan keputusan untuk memulai perencanaan pengembangan sekolah menumbuhkan komitmen terhadap proses perencanaan dan penyiapan partisipan
                      • Pembiasaan (Familirialisation) tahap ini mencakup siklus awal dari perencanaan pengembangan sekolah dimana masyarakat sekolah belajar bagaimana melaksanakan proses perencanaan pengembangan itu
                      • Penyatuan (Embedding) tahap ini terjadi ketika perencanaan pengembangan sekolah telah menjadi bagian pola kehidupan sekolah sehari-hari dalam melaksanakan segala sesuatu
                      • 1) Tahap Pemulaan (Inisiation)
                        • Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali (mengintroduksi) perencanaan pengembangan sekolah
                        • Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu
                        • Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut
                        • Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut
                          • 2) Tahap Pembiasaan (Familirialisation)
                          • a Penyatuan (Embedding)
                            • b Langkah-Langkah Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • Gambar 18 Proses Perencanaan Pengembangan Sekolah
                              • V VISI MISI DAN TUJUAN
                                • A Pengertian dan Ruang Lingkup Visi Misi dan Tujuan
                                  • 1 Mengapa Sekolah Perlu Merumuskan Visi Misi dan Tujuan
                                  • 2 Kapan Visi Misi dan Tujuan Dirumuskan
                                  • 3 Perumusan Visi
                                  • 1 Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan
                                  • 2 Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini apa yang perlu duperbarui ditambahkan atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut
                                  • 3 Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat sekolah
                                  • 4 Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi sekolah menceminkan visi tersebut
                                  • 5 Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi sekolah
                                  • 6 Sejauh mana manajemen sekolah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi
                                  • 7 Sejauhmana hubungan di lingkungan internal sekolah dan antara berbagai pihak di kalangan warga sekolah merefleksikan rumusan visi tersebut
                                  • 8 Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks
                                  • 4 Merumuskan Misi Sekolah
                                  • 1 Tugas utama sekolah (apa yang dikerjakan oleh sekolah)
                                  • 2 Siswa pendidik dan tenaga kependidikan stake holder lainnya (siapa yang dilayani oleh sekolah)
                                  • 3 Kebutuhan khusus peserta didik yang dipenuhi oleh sekolah (menunjukkan keunikan dan mengapa hal itu dibutuhkan)
                                  • 4 Strategi umum yang digunakan (bagaimana proses pendidikan yang diselenggerakan akan mencapai keunggulan yang diinginkan)
                                  • 5 Filosofi dan nilai-nilai (budaya yang diinginkan mengapa kita melakukan sesuatu dengan cara ini)
                                    • A Merencanakan Telaah Diri
                                      • 1 Pastikan bahwa telaah difokuskan pada isu-isu yang berkembang bukan pada pribadi-pribadi
                                      • 2 Pastikan bahwa proses telaah diri memiliki orientasi positif
                                      • 3 Arahkan ruang lingkup telaah diri pada kondisi sekolah secara utuh
                                        • B Langkah-Langkah Telaah Diri Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • Gambar 19 Model Analisis Strategis Komprehensif
                                          • VII PEMILIHAN PRIORITAS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
                                            • A Pemilihan Prioritisasi
                                            • B Merancang Strategi
                                              • Tabel 110 Tipologi Strategi Adaptif Menurut Miles dan Snow
                                              • Tabel 111 Matrik SWOT
                                              • Tabel 63 Matrik MacMillan
                                              • VIII PROGRAM PENGEMBANGAN
                                                • A Pengertian dan Prinsip-Prinsip Program Pengembangan
                                                • B Struktur Program Pengembangan
                                                  • IX PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
                                                  • OUTLINE RENCANA STRATEGIS
                                                  • DAFTAR RUJUKAN