KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

21
BAB I PENDAHULUAN Ada adigum yang tak mempesona tetapi terlajur melekat pada dunia pendidikan kita; Ganti Menteri Ganti Kurikulum. Sehingga setiap kali terdapat pergantian kuriulum atau setidaknya perubahan kurikulum, masyarakat selalu menanggapi dengan nada minor. Begitupun ketika mereka mendengar akan diberlakuakan kurikulum 2006 pada tahun pelajran baru 2006/2007. Mereka mereka masih menyambutnya dengan nada relative sama. Alasan yang peling mendasar, selama ini telah tujuh kali terjadi pergantian kurilkulum. Sayangnya hal itu tidak terlalu memiliki dampak peningkatan kualitas siswa didik dan dunia pendidikan itu sendiri. Alasan lainnya, bahwa dengan kurikuum baru tentu saja akan berganti buku baru pula. Dan itu berarti secara otomatis orang tua harus mengeluarkan uang buat pembelian buku tersebut. Apalagi kurikulum 2004 atau yang lazim Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), telah diujicobakan sejak tahun 2001. 1

Transcript of KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Page 1: KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

BAB I

PENDAHULUAN

Ada adigum yang tak mempesona tetapi terlajur melekat pada dunia

pendidikan kita; Ganti Menteri Ganti Kurikulum. Sehingga setiap kali terdapat

pergantian kuriulum atau setidaknya perubahan kurikulum, masyarakat selalu

menanggapi dengan nada minor. Begitupun ketika mereka mendengar akan

diberlakuakan kurikulum 2006 pada tahun pelajran baru 2006/2007. Mereka mereka

masih menyambutnya dengan nada relative sama.

Alasan yang peling mendasar, selama ini telah tujuh kali terjadi pergantian

kurilkulum. Sayangnya hal itu tidak terlalu memiliki dampak peningkatan kualitas

siswa didik dan dunia pendidikan itu sendiri. Alasan lainnya, bahwa dengan

kurikuum baru tentu saja akan berganti buku baru pula. Dan itu berarti secara

otomatis orang tua harus mengeluarkan uang buat pembelian buku tersebut. Apalagi

kurikulum 2004 atau yang lazim Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), telah

diujicobakan sejak tahun 2001. Dan kurikulum tersebut hingga kini masih belum

secara resmi diberlakukan, tetpai justru kini akan digantikan dengan kurikukum

2006.

Padahal selama ini, bayak sekali sekolahdan madrasah yang masih

melaksanakan Kurikulum 2004 terebut diatas kertas saja. Konkritnya, secara tertulis

mereka menggunakan Kurikuklum 2004 tetapi ternyata secara praktek lapangan

mereka masih menggunakan methode pembelajaran kalsik atau tradisional. Bahkan

pemahanan bahwa buku ajar bukanlah satu-satunya sumber pelajaran, masih belum

bisa mereka aplikasiakan secara baik. Tak sedikit guru yang belum mampu menjadi

1

Page 2: KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

motivator pendidikan, yang dapat merangasng peserta didik untuk mencari dan

menganalisa informasi dari berbagai sumber-sehingga proses pembelajaran

berlangsung aktif.

Hal ini yang menyebabkan sulitnya pelaksanaan Kurkulum Bernasis

Kompetensi, adalah masih banyak guru yang menempatkan sebagai “Pekerja

Kurikulum”. Mereka terbiasa dengan mengikuti apa yang sudah digariskan

pemerintah dalam kurikulum. Padahal dalam KBK, guru sangat diharapkan agar

lebih berperan senagai pengembang kurikulum. Fenomena secara ilmiah inilah yang

membuat banyak pihak menjadi serba bertanya-tanya; Klaau kurikulum 2004 sejak

pelaksanaannya masih terbata-bata semacam ini, kenapa justru akan digantikan

dengan kurikulum yang baru?

Makalah ini mencoba untuk sedikit menggunakan kesalahpamahan tersebut.

Kesalahpahaman mendasarnya terletak pada angapan, bahwa kurikukum 2006 adalah

sebagai pengganti kurikulum 20044. Padahal sesungguhnya, yang terjadi bukanlah

demikian. Anggapan tersebut meleset dari yang dikirakan.

Yang perlu dipahami bahawa kurikulum 2006 tersebut bukanlah pengganti

kurikukum 2004, melainkan merupakan tindak lanjut dari tugas BSNP (Badan

Standar Nasional Pendidikan) dalam menyusun standart isi pendidikan

Dengan kata lain, Kurikulum 2006 tersebut hanyalah sebagai standarisasi saja, agar

sekolah dan madrash memiliki acuan secara lebih jelas.

Adanya kurikulum 2006 merupakan langkah lanjut atau hasil kajian tentang

kelemahan-kelemahan yang ada di KBK. Teori KBK yang terkesan muluk-muluk

harusnya lebih dibumikan, sesuai kondsi di lapangan. Jika tidak demikian tentu dunia

2

Page 3: KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

pendidikan hanya akan berhenti pada tataran konsep semata. Maka rumusan-rumusan

yang dituangkan dalam Kurikulum 2006, benar-benar merupakan jawaban atas

kebutuhan pendidikan yang ada.

3

Page 4: KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

BAB II

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

I . Pengertian

Dewasa ini kehidupan manusia dengan cepat berubah dari waktu ke waktu.

Demikian juga dengan kehidupan anak/generasi muda, yang bahkan kadang-

kadang perubahan itu sangat kompleks. Kehidupan keluarga, termasuk anak-

anak sekarang memberikan banyak kebebasan dan banyak dipengaruhi oleh

faktor dari luar. "Dunia menjadi semakin kosmopolitan dan kita semua

mempengaruhi satu sama lain." Demikian ujar desainer Paloma Picasso, seperti

dikutip oleh John Naisbitt (1990:106)

Dari gambaran di atas kiranya jelas bahwa dunia yang dihadapi peserta

didik termasuk mahasiswa pada saat ini, sangat kompleks.Wajarlah jika secara

periodik kurikulum senantiasa harus selalu ditinjau kembali, dan senantiasa ada

pembaharuan di bidang kurikulum.

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai

dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

Menurut Crunkilton (1979:222) dalam Mulyasa, (2004:77) mengemukakan bahwa

“kompetensi ialah sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap

dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan”.

4

Page 5: KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Hal tersebut menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap

dan apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-

tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu. Dengan demikian terdapat

hubungan (link) antara tugas-tugas yang dipelajari peserta didik di sekolah dengan

kemampuan yang diperlukan oleh kerja.

II . Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum nasional mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia berorientasi

pada hakekat pembelajaran bahasa . Yang dimaksud dengan hakekat pembelajaran

bahasa yaitu pembelajaran dimaksudkan untuk menjadikan siswa belajar dan

kemudian terampil berkomunikasi. Disamping itu kurikulum nasional berupaya

menjadikan siswa memiliki kompetensi kesastraan, yakni membawa siswa belajar

memahami manusia dan nilai-nilai kemanusiannya.

Selain dari paparan di atas, KBK di arahkan agar siswa terbuka terhadap

beragam informasi disekitar siswa, mampu menjaring informasi yang di perlukan

untuk meningkatkan kemampuannya, memiliki motivasiyang kuat untuk secara

mandiri mengembangkan kemampuan diri dan kepribadiannya, serta tidak merasa

malu memiliki budaya sendiri sehingga tidak tercabut dari akar budaya yang

dimilikinya.

Menurut Gordon, (1998 : 109) dalam Mulyasa, (2004 : 77-78) menjelaskan beberapa

aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut :

5

Page 6: KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Pengetahuan (knowledge) yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya

seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan

bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan

kebutuhannya.

Pemahaman (understanding) yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang

dimiliki oleh individu.

Kemampuan (skill) adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk

melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Sikap (attitude) yaitu (senang atau tidak senang, suka tidak suka) atau reaksi

terhadap suatu rangsangan terhadap yang datang dari luar.

Minat (interest) adalah kecendrungan seseorang untuk melakukan sesuatau

perbuatan.

Berdasarkan gambaran kompetensi di atas. Maka kurikulum berbasis

kompetensi adalah suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan

kemampuan

kompetensi tugas-tugas dengan standar performasi tertentu sehingga hasilnya dapat

dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi

tersebut

Dengan demikian penerapan kurikulum dapat menumbuhkan tanggung jawab, dan

partisipasi peserta didik untuk belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum,

6

Page 7: KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

serta memberanikan diri berperan dalam berbagai kegiatan di sekolah maupun

masyarakat (Mulyasa, 2002 : 39).

Berdasarkan pengertian kompetensi diatas, maka kurikulum berbasis

kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang

menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas

dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta

didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan

untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan

minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran,

ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab. KBK memfokuskan

pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu

kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi, dan seperangkat tujuan pembelajaran

yang dinyatakan sedemikian rupa. Sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam

bentuk prilaku atau keterampilan peserta didik sebagai sesuatu kriteria keberhasilan.

Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menuntut guru yang berkualitas dan

profesional untuk melakukan kerjasama dalam rangkaian meningkatkan kualitas

pendidikan. Dalam hubungannya dengan pembelajaran memenuhi spesifikasi

tertentu dalam proses belajar.

Kay (1977) dalam Mulyasa, mengemukakan bahwa “pendidikan berbasis kompetensi

selalu dilandasi oleh rasionalitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran “mengapa”

dan “bagaimana” jadi perbuatan tersebut dilakukan” (Mulyasa, 2002 : 23).

7

Page 8: KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa kurikulum berbasis kompetensi

berorientasi pada kreativitas individu untuk melakukan sesuatu dalam bentuk

kemahiran dan efek (dampak) yang diharapkan yang muncul dari peserta didik

melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan keberagaman yang

dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya. Rumusan kompeten dalam

kurikulum berbasis kompetensi ini merupakan pernyataan apa yang diharapkan dapat

diketahui, disikapi, atau dilakukan siswa dalam setiap tingkatan kelas dan Madrasah,

sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan

berkelanjutan untuk menjadi kompeten. KBK merupakan suatu konsep kurikulum

yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-

tugas oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat pengetahuan,

kemampuan, sikap dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu dalam

bentuk kemahiran dengan penuh tanggung jawab.

Hall (1986) dalam Mulyasa menyatakan bahwa “setiap peserta didik dapat mencapai

tujuan pembelajaran secara optimal, jika diberikan waktu yang cukup” (Mulyasa,

2002 : 41).

Dari pendapat di atas menunjukkan bahwa perhatian harus dicurahkan kepada

waktu yang diperlukan untuk kegiatan belajar. Perbedaan antara peserta didik yang

pandai dengan yang kurang (bodoh) hanya terletak pada masalah waktu, peserta

didik yang bodoh memerlukan waktu yang cukup lama untuk mempelajari sesuatu

8

Page 9: KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

atau memecahkan suatu masalah, sementara yang pandai bisa cepat melakukannya.

Kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk berkreasi dan berimajinasi jika

diberikan kesempatan dan peran aktif guru terhadap siswa yang secara tidak

langsung akan memberikan dampak terhadap penguasaan apa yang telah diajarkan

guru.

“Kurikulum berbasis kompetensi menuntut guru yang berkualitas dan profesional

untuk melakukan kerjasama dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

Meskipun demikian, konsep ini tentu saja tidak dapat digunakan sebagai resep untuk

memecahkan semua masalah pendidikan, namun dapat memberi sumbangan yang

cukup signifikan, terhadap perbaikan pendidikan” (Mulyasa, 2002 : 40).

“Kurikulum berbasis kompetensi itu salah satu komponen dalam pembelajaran dan

bukan komponen terpenting. Koponen yang lebih penting adalah guru

(Karakteristiknya, kompetensinya, dan unjuk kerjanya) yang bertanggung jawab

tentang jalannya proses pembelajaran, dan unjuk kerjanya) yang bertanggungjawab

tentang jalannya proses pembelajaran”( Sartono, 2002).

Kurikulum ini menekankan pada penyusunan program pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan sistem yang ditandai dengan perumusan tujuan khusus

sebagai tingkah laku yang harus dicapai. Kurikulum berbasis kompetensi menitik

beratkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-

tugas tertentu yang sesuai denagn standar performance yang telah ditetapkan.

Rumusan ini menunjukkan bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan

9

Page 10: KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

individu agar mampu malakukan perangkat kompetensi yang mengandung empat

unsure pokok, antara lain:

a. pemilihan kompetensi yang sesuai

b. spesifikasi indicator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian

kompetensi

c. pengenbangan sistem pengajaran

d. penilaian

Dalam pendekatan kompetensi kemampuan yang dikembangkan adalah

kemampuan yang mengarah kepada pekerjaan, dan pendekatan pengembangan

pribadi, karena standart kompetensi yang dikembangkan berkenaan dengan pribadi

peseta didik, seperti kompetensi intelektual, social dan komunikasi, penguasaan

nilai-nilai dan ketrampilan-ketrampilan. Bedanya kurikulum berbasis kompetensi

adalah lebih difokusakn pada kompetensi potensial yang esensialnya sedangkan

pengembangan pribadi lebih menekankan pada keutuhan perkembangan kemampuan

tersebut.

III. Prinsip Kurikulum Berbasis Kompetensi

Sesuai dengan prinsip diversifikasi dan desentralisasi pendidikan maka

pengembangan kurikulum ini digunakan prinsip dasar “kesatuan dalam kebijakan

dan keberagaman dalam pelaksanaan” prinsip kesatuan dalam kebijakan yaitu dalam

mencapai tujuan pendidikan perlu ditetapkan standar kompetensi yang harus dicapai

10

Page 11: KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

secara nasional, pada setiap jenjang pendidikan. Sedangkan prinsip keberagaman

dalam pelaksanaan yaitu dalam menyelenggarakan pendidikan yang meliputi

perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran penilaian dan pengelolaannya

mengakomodasikan perbedaan yang berkaitan dengan kesiapan dan potensi

akademik, minat lingkungan, budaya, dan sumber daya sekolah sesuai dengan

karakteristik satuan pendidikan masing-masing.

“Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan

berbagai faktor yang saling terkait” (Mulyasa, 2002 : 61).

Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi menfokuskan pada

kompetensi tertentu berupa pedoman pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

didemostrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang

dipelajarinya. Penerapan kurikulum berbasis kompetensi memungkinkan para guru

menilai hasil belajar yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa

yang dipelajarinya.

Secara rinci pengembangan KBK mempertimbangkan hal-hal berikut :

Keimanan, nilai-nilai dan budi pekerti luhur yang perlu digali, dipahami dan

damalkan siswa.

Penguatan integritas nasional yang dicapai melalui pendidikan

Keseimbangan berbagai bentuk pengalaman belajar siswa yang meliputi

etika, logika, estetika dan kinestetika

Penyediaan tempat yang memberdayakan semua siswa untuk memperoleh

pengetahuan, keterampilan dan sikap sangat diutamakan seluruh siswa dari

berbagai kelompok

11

Page 12: KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Kemampuan berfikir dan belajar dengan mengakses, memilih, dan menilai

pengetahuan untuk mengatasi situasi yang cepat beruibah dan penuh

ketidakpastian merupakan kompetensi penting dalam menghadapi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan komperehensif

(Sujatmiko, 2003 : 7).

Sedangkan prinsip dasar kegiatan belajar mengajar yang dikembangkan

dalam KBK adalah mengembangkan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif,

bersikap dan bertanggung jawab pada kebiasaan dan prilaku sehari-hari melalui

pembelajaran secara aktif yaitu :

1. Berpusat pada siswa

2. Mengembangkan keingintahuan dan imajinasi

3. Memiliki semangat mandiri kerjasama dan berkompetensi perlu dilatih untuk

terbiasa bekerja mandiri, kerjasama dan berkompetensi

4. Menciptakan kondisi yang menyenangkan

5. Mengembangkan kemampuan dan pengalaman belajar Karakteristik mata

pelajaran (Depdiknas,2003:10)

IV. Kesimpulan

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kurikulum berbasis kompetensi

sebagai suatu kurikulum yang mendasari rencana pendidikan dan pembelajaran di

Indonesia ini adalah suatu kemajuan sendiri dalam perjalanannya. Hal ini sudah

12

Page 13: KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

barang tentu sebagai suatu usaha pembangunan manusia Indonesia kearah yang lebih

baik lagi

Hanya saja kurikulum di Indonesia kembali terjebak pada pola pendidikan

yang tetap mempertahankan otoritas pendidik dalam kelas (pada pendidikan formal)

walaupun dengan metode sekarang yang lebih variatif. Secara substansial,

pendidikan dengan dasar KBK belum sampai kepada pendidikan yang dianut oleh

Confucius. Akan tetapi, memang metode-metode pendidikan yang sudah dan sedang

dijalankan sudah mendekati kepada tujuan pendidikan Confucianisme. Boleh

dikatakan tinggal beberapa langkah lagi sampai kepada idealisme pendidikan

Confucianisme.

V. Saran

Karena pendapat dari masing-masing individu berfariasi maka penulis

berharap saran memngenai pembahasan Kurikulum Berbasi Kompetensi ini demi

kesempurnaan pembahsan KBK ini.

13

Page 14: KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

DAFTAR PUSTAKA

Creel, H. G. 1990. Alam Pikiran Cina; Sejak Confucius sampai Mao Zedong .

Yogyakarta : P. T. Tiara Wacana.

Drost. J. 2005. dari KBK (kurikulum berbasis kompetensi) sampai MBS (manajemen

. berbasis sekolah); esai-esai pendidikan . Jakarta: Kompas

Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:

Rosydakarya

Ibrahim, Dr sakdiah, M.Pd. 2006. Kurikulum Dan Pembelajaran. Darussalam.

Universitas Syiah Kuala.

Mulyasa, 2002. dari KBK (kurikulum berbasis kompetensi). . Jakarta: Kompas

14