KODE ETIK PROFESI GURU

40
T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5 U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 1 TUGAS MANDIRI KODE ETIK PROFESI GURU Mata Kuliah : Etika Profesi Nama Mahasiswa : Sukrino NIM : 100210015 Kode Kelas : 121-IS14T-M4 - 121-IS14P-M4 Dosen : Wira Haryanti, S.H, M.si PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PUTERA BATAM TAHUN 2013

Transcript of KODE ETIK PROFESI GURU

Page 1: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 1

TUGAS MANDIRI

KODE ETIK PROFESI GURU

Mata Kuliah : Etika Profesi

Nama Mahasiswa : Sukrino

NIM : 100210015

Kode Kelas : 121-IS14T-M4 - 121-IS14P-M4

Dosen : Wira Haryanti, S.H, M.si

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS PUTERA BATAM

TAHUN 2013

Page 2: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 2

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala

rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini yang

merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi strata satu (S1)

pada Jurusan Teknik Informatika Universitas Puetra Batam.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu,

kritik dan saran akan senantiasa penulis terima dengan senang hati.

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari pula bahwa Makalah ini takkan

terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu,

dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Wira Haryanti, S.H, M.si. Selaku Dosen pengajar mata kuliah Etika Profesi,

di Universits Putera Batam, sekaligus Dosen penguji tugas mandiri ini.

2. Dosen dan Staff Universitas Putera Batam

3. Kedua Orang Tua dan keluarga yang telah banyak memberikan dorongan moril

dan doanya sehingga proposal penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Teman-teman mahasiswa yang tidak dapat disebutkan satu persatu, telah banyak

memberikan saran dan bantuan yang berharga dalam menyelesaikan tugas

mandiri ini

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan selalu mencurahkan hidayah serta

taufikNya, Amin.

Batam, Juni , 2013

Penulis,

Sukrino

Page 3: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................. i

Daftar Isi ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 3

2.1 Pengertian Etika dan Etik ........................................................................... 3

2.2 Tujuan Kode Etik ....................................................................................... 3

2.3 Fungsi Kode Etik ........................................................................................ 4

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................ 6

3.1 Pengertian Kode Etik Giru ......................................................................... 6

3.1.1 Undan-undang Nomor Tahun 1974 Tentang

pokok-pokok Kepegawaian .............................................................. 6

3.1.2 Undang-undang Guru dan Dosen (UUGD) ................................. 6

3.2 Isi kode Etik Guru ...................................................................................... 8

3.2.1 Guru Berbakti Membimbing Anak Didik Seutunya Untuk

Membentuk Manusia Pembangunan Yang Ber-Pancasila .......... 8

3.2.2 Guru Memiliki Kejujuran Propesional Dalam Menerapkan

Kurikulum Susuai Dengan Kebutuhan Anak Didik masing-

Masing ......................................................................................... 8

3.2.3 Guru Mengadakan komunikasi,Terutama Dalam Memper

Oleh Informasi Tentang Anak Didik ........................................... 9

3.2.4 Guru Menciptakan Suasana Kehidupan Sekolah dan

Memilihara Hubungan Dengan Orang Tua Murid Sebaik-

baiknya Bagi Kepentingan Anak Didik ..................................... 10

3.2.5 Guru Memilihara Hubungan Baik Dengan Masyarakat

Disekitar Sekilahnya Maupun Masyarakat Yang Lebih Luas

Untuk Kepentingan Pendidikan ................................................... 11

3.2.6 Guru Secar Sendiri Atau Bersama-sama Berusaha

Mengembangkan Dan Meningkatkan Mutu Profesinya .............. 12

3.2.7 Guru Manciptakan Dan Memilihara hubungan Antarsesama

Guru Baik Berdasarkan Lingkungan Kerja Maupun Didalam

Hubungan Keseluruhan ............................................................... 13

3.2.8 Guru Secara Bersama-sama Memilihara, Membina Dan

Page 4: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 4

Meningkatkan Mutu Organisasi Guru Propesional Sebagai

Sarana Pengabdiannya ................................................................. 13

3.2.9 Guru Melaksanakan Segala Ketentuan Yang Merupakan

Kebijaksanaan Pemerintah Dalam Bidang Pendidikan .............. 14

3.3 Hakikat Kode Etik Guru ............................................................................. 25

3.4 Tujuan Kode Etik Guru .............................................................................. 26

3.4.1 Menjunjung Tinggi Martabat Profesi .......................................... 26

3.4.1.1Untuk Menjaga Dan Memilihara Kesejahteraan Para

Anggotanya .................................................................... 27

3.4.1.2 Pedoman Perilaku ......................................................... 27

3.4.1.3 Untuk Meningkatkan Pengabdian Para Anggota

Profesi .......................................................................... 27

3.4.1.4 Untuk Meningkatkan Mutu Profesi .............................. 27

3.4.1.5 Untuk Meningkatkan Mutu Organisasi Profesi ............ 27

3.4.1.6 Fungsi Kode Etik Guru ................................................. 28

BAB IV PENUTUP ...................................................................................................... 29

4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 29

4.2 Saran ........................................................................................................... 29

Lampiran ....................................................................................................................... 31

Daftar Pustaka .............................................................................................................. 36

Page 5: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, ada kecenderungan dalam masyarakat untuk menuntut

profesionalisme dalam bekerja. Sedemikian luas kecenderungan ini, sehingga timbul

kesan istilah ini digunakan serampangan tanpa jelas konsepnya. Tidak jarang seseorang

dengan mudah mengatakan bahwa yang penting profesional. Tetapi ketika ditanyakan

tentang apa yang dimaksud dengan profesional, ia tidak dapat memberikan jawaban

yang jelas.

Kata profesionalisme rupanya bukan hanya digunakan untuk pekerjaan yang telah

diakui sebagai suatu profesi, melainkan hampir pada semua pekerjaan. Dalam bahasa

awam, segala pekerjaan (vocation) kemudian disebut sebagai profesi. Dalam bahasa

awam pula, seseorang disebut profesional jika kerjanya baik, cekatan, dan hasilnya

memuaskan.

Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang khususnya bidang

pendidikan keguruan. Kode etik sangat dibutuhkan dalam bidang keguruan karena kode

etik tersebut dapat menentukan apa yang baik dan yang tidak baik serta apakah suatu

kegiatan yang dilakukan oleh guru itu dapat dikatakan bertanggung jawab atau tidak.

Pada jaman sekarang banyak sekali orang yang berprofesi sebagai guru

menyalahgunakan profesinya untuk merugikan orang lain, contohnya guru yang tak

mampu menyalurkan informasi-informasi yang berisikan pengetahuan kepada peserta

didik yang berdampak pada menurunnya minat peserta didik untuk mengikuti KBM.

Contoh seperti itu, harus segera diluruskan. Agar nantinya, profesi guru akan berjalan

sesuai kode etik seorang guru yang semestinya sesuai undang-undang yang berlaku.

Kode etik profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi

merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan

dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas,mempertegas dan

merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-

Page 6: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 6

norma terebut sudah tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi

adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci

tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan

apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional. Tujuan

utama dari kode etik adalah memberi pelayanan khusus dalam masyarakat tanpa

mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok.

Page 7: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Etika dan Kode Etik

Etika berasal dari bahasa yunani yaitu kata “ethos” yang berarti suatu kehendak

atau kebiasaan baik yang tetap. Yang pertama kali menggunakan kata-kata itu adalah

seorang filosof Yunani yang bernama Aris Toteles (384–322 SM). Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (2012) Etika / moral adalah ajaran tentang baik dan buruk

mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya. Menurut K. Bertenes, Etika

adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang dalam

mengatur tingkah lakunya. Dari pengertian di atas, disimpulkan bahwa Etika merupakan

ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan tingkah laku (akhlak). Jadi, Etika

membicarakan tingkah laku manusia yang dilakukan dengan sadar di pandang dari

sudut baik dan buruk sebagai suatu hasil penilaian.

Kode Etik dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam

melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata

cara sebagai pedoman berperilaku. Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik

merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi.

Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang

diterjemahkan kedalam standaart perilaku anggotanya.

2.2 Tujuan Kode Etik

Tujuan utama dari kode etik adalah memberi pelayanan khusus dalam masyarakat

tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok. Adanya kode etik akan

melindungi perbuatan yang tidak profesional. Dalam proses pendidikan, banyak unsur-

unsur yang terlibat agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik. Salah satunya

adalah guru sebagai tenaga pendidik. Guru sebagai suatu profesi kependidikan

mempunyai tugas utama melayani masyarakat dalam dunia pendidikan. Dan tujuan

kode etik guru adalah sebagai berikut :

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi,

Page 8: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 8

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya,

3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi,

4. Untuk meningkatkan mutu profesi,

5. Untuk meningkatkan mutu profesi.

2.3 Fungsi Kode Etik

Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan

pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan

Gibson dan Michel (1945 : 449) yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai

pedoman pelaksanaan tugas prosefional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang

professional.

Kode etik guru sesungguhnya merupakan pedoman yang mengatur hubungan guru

dengan teman kerja, murid dan wali murid, pimpinan dan masyarakat serta dengan misi

tugasnya.

Menurut Oteng Sutisna (1986 : 364) bahwa pentingnya kode etik guru dengan

teman kerjanya difungsikan sebagai penghubung serta saling mendukung dalam bidang

mensukseskan misi dalam mendidik peserta didik.

Etika hubungan guru dengan peserta didik menuntut terciptanya hubungan berupa

helping relationship (Brammer, 1979), yaitu hubungan yang bersifat membantu dengan

mengupayakan terjadinya iklim belajar yang kondusif bagi perkembangan peserta didik.

Dengan ditandai adanya perilaku empati,penerimaan dan penghargaan, kehangatan dan

perhatian, keterbukaan dan ketulusan serta kejelasan ekspresi seorang guru.Seorang

guru apabila ingin menjadi guru yang professional harusnya mendalami serta memiliki

etika diatas tersebut.

Etika hubungan garis dengan pimpinan di sekolah menuntut adanya kepercayaan.

Bahwa guru percaya kepada pimpinan dalam meberi tugas dapat dan sesuai dengan

kemampuan serta guru percaya setiap apa yang telah dikerjakan mendapatkan imbalan

dan sebaliknya bahwa pimpinan harus yakin bahwa tugas yang telah diberikan telah

dapat untuk dilaksanakan. Guru sangat perlu memelihara hubungan baik dengan

Page 9: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 9

masyarakat untuk kepentingan pendidikan. Guru juga harus menghayati apa saja yang

menjadi tanggung jawab tugasnya.

Page 10: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 10

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Kode Etik Guru

Interpretasi tentang kode etik belum memiliki pengertian yang sama. Berikut ini

ada beberapa pengertian mengenai kode etik:

3.1.1 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian.

Pasal 28 menyatakan bahwa Pegawai Negeri Sipil mempunyai kode etik sebagai

pedoman sikap, tingkah laku perbuatan di dalam dan di luar kedinasan. Dalam

Penjelasan Undang-undang tersebut dinyatakan dengan adanya Kode Etik ini, Pegawai

Negeri Sipil sebagai aparatur negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat mempunyai

pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam melaksanakan tugasnya dan dalam

pergaulan hidup sehari-hari. Selanjutnya dalam Kode Etik Pegawai Negeri Sipil itu

digariskan pula prinsip-prinsip pokok tentang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

pegawai negeri. Dari uraian ini dapat di simpulkan, bahwa kode etik merupakan

pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam melaksanakan tugas dan dalam

hidup sehari- hari.

Kongres PGRI ke XIII, Basuni sebagai Ketua Umum PGRI menyatakan bahwa

Kode Etik Guru Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku guru

warga PGRI dalam melaksanakan panggilan pengabdiaan bekerja sebagai guru (PGRI,

1973). Dari pendapat ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam Kode Etik Guru

Indonesia terdapat dua unsur pokok yakni:

Sebagai landasan moral,

Sebagai pedoman tingkah laku.

Page 11: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 11

3.1.2 Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD)

Pasal 43 dikemukakan sebagai berikut:

Untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan, dan martabat guru dalam

pelaksanaan tugas keprofesionalan, organisasi profesi guru membentuk kode etik,

Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi norma dan etika

yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan.

Secara harfiah, kode etik berarti sumber etik. Etik berasal dari perkataan ethos,

yang berarti watak. Istilah etik (ethica) mengandung makna nilai-nilai yang mendasari

perilaku manusia.Term etik berasal dari bahasa filsafat, bahkan menjadi salah satu

cabangnya.Etik juga disepadankan dengan istilah adab, moral, atau pun akhlaq. Etik

artinya tata susila (etika) atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam

mengerjakan suatu pekerjaan.

Kode etik adalah pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan

suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara etis

sebagai pedoman dalam berprilaku. Etis berarti sesuai dengan nilai-nilai dan norma

yang dianut oleh sekolompok orang atau masyarakat tertentu.Dalam kaitannya dengan

Istilah profesi, kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standar kegiatan

anggota suatu profesi.

Menurut Gibson and Mitchel (1995;449), suatu kode etik menggambarkan nilai-

nilai profesional suatu profesi yang diterjemahkan dalam standar prilaku

anggotanya.Nilai profesional tadi ditandai adanya sifat altruistis artinya lebih

mementingkan kesejahteraan orang lain dan berorientasi pada pelayanan umum dengan

prima.Kode etik dijadikan standar aktivitas anggota profesi, kode etik itu sekaligus

dijadikan pedoman tidak hanya bagi anggota profesi tetapi juga dijadikan pedoman

bagi masyarakat untuk menjaga bias/kesewenangan penggunaan kode etik.

Jadi kode etik guru diartikan sebagai aturan tata-susila keguruan.Aturan-aturan

tentang keguruan (yang menyangkut pekerjaan-pekerjaan guru) melibatkan dari segi

usaha.Maksud dari kode etik guru di sini adalah norma-norma yang mengatur hubungan

kemanusiaan (relationship) antar guru dengan lembaga pendidikan (sekolah); guru

dengan sesame guru; guru dengan peserta didik; dan guru dengan lingkungannya.

Page 12: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 12

Sebagai sebuah jabatan pekerjaan, profesi guru memerlukan kode etik khusus untuk

mengatur hubungan-hubungan tersebut.

3.2 Isi Kode Etik Guru

Adapun rumusan kode etik guru yang merupakan kerangka pedoman guru dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu sesuai dengan hasil kongres PGRI XIII,

yang terdiri dari Sembilan item berikut:

3.2.1 Guru Berbakti Membimbing Anak Didik Seutuhnya Untuk Membentuk

Manusia Pembangunan Yang Ber-Pancasila.

Maksud dari rumusan ini, sesuai dengan roeping-nya, guru harus mengabdikan

dirinya secara ikhlas untuk menuntun dan mengantarkan anak didik seutuhnya, baik

jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental agar menjadi insan pembangunan

yang menghayati dan mengamalkan serta melaksanakan berbagai aktivitasnya dengan

mendasarkan pada sila-sila pada Pancasila. Guru harus membimbing anak didiknya

kearah hidup yang selaras, serasi dan seimbang.

3.2.2 Guru Memiliki Kejujuran Professional Dalam Menerapkan Kurikulum

Sesuai Dengan Kebutuhan Anak Didik Masing-masing

Berkaitan dengan item ini, maka guru harus mendesain program pengajaran

sesuai dengan keadaan dan kebutuhan setiap anak didik.Yang lebih penting lagi guru

harus menerapkan kurikulum secara benar, sesuai dengan kebutuhan masing-masing

anak didik.Kurikulum dan program pengajaran untuk tingkat SD harus juga diterapkan

di SD, kurikulum untuk tingkat perguruan tinggi harus juga diterapkan untuk perguruan

tinggi begitu seterusnya. Bukan asal gampangnya saja, kurikulum untuk program SMP

dapat digunakan di SD, SMA dan bahkan digunakan untuk perguruna tinggi. Hal

semacam ini berarti guru sudah melanggar kejujuran profesional.

Page 13: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 13

3.2.3 Guru Mengadakan Komunikasi, Terutama Dalam Memperoleh Informasi

Tentang Anak Didik

Dalam kaitan belajar-mengajar, guru perlu mengadakan komunikasi dan

hubungan baik dengan anak didik.Hal ini terutama agar guru mendapatkan informasi

secara lengkap mengenai diri anak didik. Dengan mengetahui keadaan dan karakteristik

anak didik ini, maka akan sangat membantu bagi guru dan siswa dalam upaya

menciptakan proses belajar-mengajar yang optimal. Untuk ini ada ha-hal yang perlu

diperhatikan, yakni:

Segala bentuk kekakuan dan ketakutan harus dihilangkan dari perasaan anak

didik, tetapi sebaliknya harus dirangsang sedemikian rupa sehingga sifat

terbuka, berani mengemukakan pendapat dan segala masalah yang dihadapinya.

Semua tindakan guru terhadap anak didik harus selalu mengandung unsur kasih

sayang, ibarat orang tua dengan anaknya. Guru harus bersifat sabar, ramah,

terbuka.

Diusahakan guru dan anak didik dalam satu kebersamaan orientasi agar tidak

menimbulkan suasana konfli. Sebab harus dimaklumi bahwa sekolah atau kelas

merupakan kumpulan subjek-subjek yang heterogen, sehingga keadaannya

cukup kompleks.

Kemudian yang harus diingat oleh guru adalah dalam mengadakan

komunikasi.Hubungan yang harmonis dengan anak didik itu tidak boleh

disalahgunakan.Dengan sifat ramah, kasih sayang dan saling keterbukaan dapat

diperoleh informasi mengena diri anak didik secara lengkap.Ini semata-mata demi

kepentingan belajar anak didik, tidak boleh untuk kepentingan guru, apalagi untuk

maksud-maksud pribadi guru itu sendiri.

Page 14: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 14

3.2.4 Guru Menciptakan Suasana Kehidupan Sekolah Dan Memelihara

Hubungan Dengan Orang Tua Murid Sebaik-baiknya Bagi Kepentingan

Anak Didik.

Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah, maksudnya bagaimana guru itu

dapat menciptakan kondisi-kondisi optimal, sehingga anak itu bisa belajar, harus

belajar, perlu dididik dan perlu bimbingan. Usaha menciptakan suasana kehidupan

sekolah sebagaimana dimaksud diatas, akan menyangkut dua hal:

Yang berkaitan dengan proses belajar-mengajar di kelas secara langsung. Untuk

ini meliputi hal-hal berikut:

Pengaturan tata-ruang kelas yang lebih kondusif untuk kepentingan

pengajaran.

Menciptakan iklim atau suasana belajar-mengajar yang lebih serasi dan

menyenangkan, misalnya pembinaan situasi keakraban di dalam kelas.

Untuk menciptakan iklim yang lebih serasi ini antara lain dengan:

Adanya keterikatan antara guru dengan anak didik, anak didik

dengan anak didik,

Menetapkan standar tingkah-laku,

Diadakan diskusi-diskusi kelompok,

Memberi penghargaan dan pemeliharaan sengat kerja.

Menciptakan kehidupan sekolah dalam arti luas yakni meliputi sekolah secara

keseluruhan.Dalam hubungan ini dituntut adanya hubungan baik dan interaksi

antara guru dengan guru, guru dengan anak didik, guru dengan pegawai,

pegawai deengan anak didik. Dengan demikian, memang dituntut adanya

keterlibatan semua pihak di dalam lembaga kependidikan, sehingga dapat

menunjang berhasilnya proses belajar-mengajar.

Selanjutnya dalam mengusahakan keberhasilan proses belaja-mengajar itu, guru

juga harus membina hubungan baik dengan orang tua murid. Melalui hal ini

diharapkan dapat mengetahui keadaan anak didiknya dan bagaimana kegiatan

belajarnya di rumah.Juga untuk mengetahui beberapa hal tentang anak didik

melalui orang tuanya, sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk

Page 15: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 15

menentukan kegiatan belajar-mengajar yang lebih baik.Hubungan baik antara

guru dengan orang tua murid merupakan factor yang tidak dapat ditinggalkan,

karena keberhasilan belajar anak didim tidak dapat dipisahkan dengan

bagaimana keadaan dan usaha orang tua murid.Apalagi kalau ada kaitannya

dengan tugas dan kewajiban guru sebagai pendidik, dalam upaya membina

kepribadian anak didik, maka andil orang tua sangat menentukan.

3.2.5 Guru Memelihara Hubungan Baik Dengan Masyarakat Disekitar

Sekolahnya Maupun Masyarakat Yang Lebih Luas Untuk Kepentingan

Pendidikan.

Sesuai denga tri pusat pendidikan, masyarakat ikut bertanggung jawab atas

pelaksanaan pendidikan. Oleh karena itu,gru juga harus membina hubungan baik

dengan masyarakat, agar dapat menjalankan tugasnya sebagai pelaksana proses belajar

mengajar. Dalam hal ini mengandung dua dimensi penglihatan, yakni masyarakat

disekitar sekolah, bagi guru sangat penting untuk selalu memelihara hubungan baik,

Karena guru akan mendapat masukan, pengalaman serta memahami berbagai kejadian

atau perkembangan masyarakat itu. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai usaha

pengembangan sumber belajar yang lebih mengena demi kelancaran proses belajar

mengajar. Sebagai contoh guru yang sedang menerangkan sesuatu pelajaran, kemudian

untuk memperjelas dapat diberikan ilustrasi dengan beberapa perkembanganyang terjadi

di masyarakat sekitar. Di samping itu jika sekolah mengadakn berbagai kegiatan, sanagt

memerlukan kemudahan dari masyarakat sekitar.

Selanjutnya jika dilihat dari masyarakat secara luas, kererikan atau hubungan

baik guru dengan masyarakat luas itu akan mengembangkan pengetahuan guru tentang

persepsi kemasyarakatan yang lebih luas. Misalnya tentang budaya masyarakat dan

bagaimana masyarakat sebagai pemakai lulusan.

Page 16: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 16

3.2.6 Guru Secara Sendiri Atau Bersama-sama Berusaha Mengembangkan Dan

Meningkatkan Mutu Profesinya.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, guru harus selalu

meningkatkan mutu profesinya, baik dilaksanakan secara perseorangan ataupun secara

bersama-sama. Hal ini sangat penting, karena baik buruknya layanan kan

mempengaruhi vitra guru ditenga-tengan masyarakat. Adapun cara-cara meningkatkan

mutu profesi guru dapat dilakukan sebagai berikut:

Secara sendiri-sendiri, yaitu dengan jalan:

Menekuni dan mempelajari secaa kontinu pengetahuan-pengetahuan

yang berhubunga dengan teknik atau proses belajar-mengajar secara

umum, misalnya pengetahuan-pengetahuan tentang PBM (Proses Belajar

Mengajar), ilmu-ilmu lain yang relevan dengan tugas keguruanya;

Mendalami spesialisasi bidang studi yang diajarkan;

Melakukan kegiatan-kegiatan mandiri yang relevan denga tugas

keprofesiannya;

Mengembangkan materi dan metodologi yang sesuai denga kebutuhan

pengajaran;

Melakukan supervisi dialog dan konsultasi denga guru-guru yang sudah

lebih senior.

Secara bersama-sama,dapat dilakukan misalnya dengan:

Mengikuti berbagai bentuk penataran dan lokakarya,

Mengikuti program pembinaan keprofesian secara khusus, misalnya

program akta ataupun reedukasi bagi yang merasa belum memenuhi

kompetensinya,

Mengadakan kegiatan diskusi dan salig tukar pikiran dengan teman

sejawata terutama yang berkaitan dengan peningkatan mutu profesi.

Page 17: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 17

3.2.7 Guru Menciptakan Dan Memelihara Hubungan Antarsesama Guru Baik

Berdasarkan Lingkungan Kerja Maupun Didalam Hubungan Keseluruhan.

Kerja sama dan pembinaan hubungan antar guru di lingkungan tempat kerja,

merupakan usaha yang sangat penting. Sebab dengan pembinaan kerja sama antar guru

di suatu lingkungan kerja akan dapat meningkatkan kelancaran mekanisme kerja,

bahkan juga sebagai langkah-langkah peningkatan mutu profesi guru secara kelompok.

Bergayut dengan ini guru juga perlu membina hubungan dengan sesama guru secara

keseluruhan, termasuk guru-guru di luar lingkungan tempat kerja. Hal ini dapat

memberi masukan dan menambah pengalaman masing-masing guru, karena mungkin

perkembangan di suatu daerah berbeda dengan perkembangan daerah yang lain (study

komperasi).

3.2.8 Guru Secara Bersama-sama Memelihara, Membina Dan Meningkatkan

Mutu Organisasi Guru Professional Sebagai Sarana Pengabdiannya.

Salah satu ciri profesi adalah dimilikinya organisasi professional.Begitu juga

guru sebagai tenaga professional kependidikan, juga memiliki organisasi

professional.Di Indonesia wadah atau organisasi professional itu adalah PGRI, atau juga

ISPI.Untuk meningkatkan pelayanan dan sarana pengabdiannya organisasi itu harus

tetap dipelihara, dibina bahkan ditingkatkan mutu dan kekompakkan. Sebab denga

peningkatan mutu organisasi berarti akan mampu merencanakan dan melaksanakan

program yang bermutu dan yang sesuai denga kebutuhan masyarakat.

Karena itu organisasi PGRI dan ISPI harus lebih ditingkatkan dan perlu setiap

kali mengadakan pertemuan antarpara guru di berbagai daerah atau mungkin secaraa

nasional.Dalam pertemuan itu dibicarakan berbagi program yang bermanfaat, terutam

bagaimana upaya meningkatkan mutu organnisasi tersebut.Peningkatan mutu organisasi

professional itu, di samping untuk melindungi kepentingan anggota (para guru) juga

sebagai wadah kegiatan pembinaan dan peningkatan mutu profesionalisme guru.

Page 18: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 18

3.2.9 Guru Melaksanakan Segala Ketentuan Yang Merupakan Kebijaksanaan

Pemerintah Dalam Bidang Pendidikan.

Guru adalah bagian warga negara dan warga nasyarakat yang merupakan aparat

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud). Atau aparat pemerintah di

bidang pendidikan.Pemerintah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai

pengelola bidang pendidikan sudah pasti memiliki ketentuan-ketentuan yang merupakan

policy, agar pelaksanaan dapat terarah.

Guru sebagai aparat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan pelaksanaan

langsung kurikulum dan proses belajar-mengajar, harus memahami dan melaksanakan

ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh pemerintah mengenai bagaimana

menangani persoalan-persoalan pendidikan. Dengan melaksanakan ketentuan-ketentuan

yang telah ditetapkan itu, diharapkan proses pendidikan berjalan lancer sehingga bisa

menopang pelaksanaan pembangunan bangsa secara integral.

Tetapi harus diingat bahwa kebijaksanaan atau ketentuan-ketentuan pemerintah

itu biasanya bersifat umum.Oleh karena itu guru sebagai pelaksana yang paling

operasional harus memahami secara cermat dan kritis serta mengembangkannya secara

rasional dan kreatif yang akhirnya dapat mendukung policy pihak Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan tersebut. Untuk mengarahkan kepada maksud-maksud

sebagaiman disebutkan diatas, maka perlu dilakukan hal-hal antara lain sebagai berikut:

Guru harus memahami betul-betul maksud dan arah kebikjasanaan pendidikan

nasional, agar dapat mengambil langkah-langkah secara tepat.

Guru harus terus-menerus meningkatkan profesi dan kesadaran guru untuk

memenuhi hakikat keprofesiannya.

Dilkuakn penilaian, pengawasan dan sanksi yang objektif dan rasional.

Pemimpin lembaga-lembaga pendidikan harus bersifat terbuka, dalam upaya

menerjemahkan setiap ketentuan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Guru yang semata-mata sebagai kiat dan pelaksana pemerintah di bidang

kurikulum dan proses belajar-mengajar, perlu netral, tidak memihak pada

golongan politik apa pun.

Page 19: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 19

Dalam melaksanakan kebijakan pemerintah (Departemen Pendidika dan

Kebudayaan), yang berkenaan dengan pembaruan di bidang pendidikan, perlu

diupayakan kerja sama antara pemrintah dan organisasi professional guru

(PGRI) dan juga dengan ISPI.

Dengan memahami Sembilan butir kode etik guru seperti diuraikan di atas, diharapka

guru mampu berperan secara aktif dalam upaya memberikan motivasi kepada subjek

belajar yang dihadapi oleh anak didik/subjek belajar berarti akan dapat dipecahkan atas

bimbingan guru dan kemampuan serta kegairahan mereka sendiri.Dengan demikian,

kegiatan belajar-mengajar akan berjalan degan baik, sehingga hasilnya optimal.

Adapun menurut kesepakatan para guru Indonesia, dalam melaksanakan tugas

profesinya guru Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa perlu ditetapkan Kode Etik

Guru Indonesia sebagai pedoman bersikap dan berperilaku yang mengejewantah dalam

bentuk nilai-nilai moral danetika dalam jabatan guru sebagai pendidik putera-puteri

bangsa. Sehingga Kode Etik Guru Indonesia pun dirumuskan sebagai berikut:

Bagian Satu

Pengertian, tujuan, dan Fungsi

Pasal 1

Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati

dan diterima oleh guru-guru Indonesia. Sebagai pedoman sikap dan

perilaku dalammelaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota

maasyarakat dan warga negara.

Pedoman sikap dan perilaku sebagaimana yang dimaksud pada ayat

(1) pasal ini adalah nilai-nilai moral yang membedakan perilaku guru

yang baik dan buruk, yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan

selama menunaikan tugas-tugas profesionalnya untuk mendidik,

mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik, serta sikap pergaulan sehari-hari di

dalam dan luar sekolah.

Pasal 2

Page 20: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 20

Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilaku

bertujuan menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan

bermartabat yang dilindungi undang-undang.

Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan

norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan

profesional guru dalam hubungannya dengan peserta didik,

orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi,

dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial,

etika dan kemanusiaan.

Bagian Dua

Sumpah/Janji Guru Indonesia

Pasal 3

Setiap guru mengucapkan sumpah/janji guru Indonesia sebagai

wujud pemahaman, penerimaan, penghormatan, dan kesediaan untuk

mematuhi nilai-nilai moral yang termuat di dalam Kode Etik Guru

Indonesia sebagai pedoman bersikap dan berperilaku, baik di sekolah

maupun di lingkungan masyarakat.

Sumpah/janji guru Indonesia diucapkan di hadapan pengurus

organisasi profesi guru dan pejabat yang berwenang di wilayah kerja

masing-masing.

Setiap pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dihadiri oleh

penyelenggara satuan pendidikan.

Pasal 4

Naskah sumpah/janji guru Indonesia dilampirkan sebagai bagian

yang tidak terpisahkan dari Kode Etik Guru Indonesia.

Pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dapat dilaksanakan secara

perorangan atau kelompok sebelumnya melaksanakan tugas.

Bagian Tiga

Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional

Pasal 5

Page 21: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 21

Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari :

Nilai-nilai agama dan Pancasila

Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi

perkembangan kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual,

sosial, dan spiritual,

Pasal 6

Hubungan Guru dengan Peserta Didik:

Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tuga

didik, mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih,menilai,

dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.

Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati

dan mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu,

warga sekolah, dan anggota masyarakat.

Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki

karakteristik secara individual dan masing-masingnya berhak atas

layanan pembelajaran.

Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan

menggunakannya untuk kepentingan proses kependidikan.

Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-

menerus berusaha menciptakan, memelihara, dan

mengembangkan suasana sekolah yang menyenangkan sebagai

lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi peserta didik.

Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi

rasa kasih sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan

fisik yang di luar batas kaidah pendidikan.

Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap

gangguan yang dapat mempengaruhi perkembangan negatif bagi

peserta didik.

Page 22: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 22

Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya

untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan

keseluruhan kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk

berkarya.

Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-

kali merendahkan martabat peserta didiknya. Guru bertindak dan

memandang semua tindakan peserta didiknya secara adil.

Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi

kebutuhan dan hak-hak peserta didiknya.

Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan

penuh perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta

didiknya.

Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi

peserta didiknya dari kondisi-kondisi yang menghambat proses

belajar, menimbulkan gangguan kesehatan, dan keamanan.

Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi serta didiknya untuk

alasan-alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan

pendidikan, hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.

Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan

profesionalnya kepada peserta didik dengan cara-cara yang

melanggar norma sosial, kebudayaan, moral, dan agama

Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan

profesional dengan peserta didiknya untuk memperoleh

keuntungan-keuntungan pribadi.

Hubungan Guru dengan Orangtua/wali Siswa :

Page 23: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 23

Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan

efisien dengan Orangtua/Wali siswa dalam melaksannakan proses

pedidikan.

Guru mrmberikan informasi kepada Orangtua/wali secara jujur

dan objektif mengenai perkembangan peserta didik.

Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang

lain yang bukan orangtua/walinya.

Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan

berpatisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas

pendidikan.

Guru berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa

mengenai kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses

kependidikan pada umumnya.

Guru menjunjunng tinggi hak orangtua/wali siswa untuk

berkonsultasin dengannya berkaitan dengan kesejahteraan

kemajuan, dan cita-cita anak atau anak-anak akan pendidikan.

Guru tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional

dengan orangtua/wali siswa untuk memperoleh keuntungna-

keuntungan pribadi.

Hubungan Guru dengan Masyarakat :

Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan

efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan

pendidikan.

Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam

mengembnagkan dan

meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.

Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam

masyarakat

Page 24: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 24

Guru berkerjasama secara arif dengan masyarakat untuk

meningkatkan prestise dan martabat profesinya.

Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan

masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan

kesejahteraan peserta didiknya

Guru memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi

nilai-nilai agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam

berhubungan dengan masyarakat.

Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta

didiknya kepada masyarakat.

Guru tidak boleh menampilkan diri secara ekslusif dalam

kehidupam masyarakat.

Hubungan Guru dengan sekolah:

Guru memelihara dan eningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi

sekolah.

Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif

dalam melaksanakan proses pendidikan.

Guru menciptakan melaksanakan proses yang kondusif.

Guru menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan luar

sekolah.

Guru menghormati rekan sejawat.

Guru saling membimbing antarsesama rekan sejawat

Guru menjunung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan

kesejawatan dengan standar dan kearifan profesional.

Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan

juniornya untuk tumbuh secara profsional dan memilih jenis

pelatihan yang relevan dengan tuntutan profesionalitasnya.

Guru menerima otoritas kolega seniornya untuk mengekspresikan

pendapat-pendapat profesionalberkaitan dengan tugas-tugas

pendidikan dan pembelajaran

Page 25: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 25

Guru membasiskan diri pada nilai-nilai agama, moral, dan

kemanusiaan dalam setiap tindakan profesional dengan sejawat.

Guru memliki beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat

meningkatkan keefektifan pribadi sebagai guru dalam

menjalankan tugas-tugas profesional pendidikan dan

pembelajaran.

Guru mengoreksi tindakan-tindakan sejawat yang menyimpang

dari kaidah-kaidah agama, moral, kemanusiaan, dan martabat

profesionalnya.

Guru tidak boleh mengeluarkan pernyataan-pernyaan keliru

berkaitan dengan kualifikasi dan kompetensi sejawat atau calon

sejawat.

Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan

pendapat yang akan merendahkan martabat pribadi dan

profesional sejawatnya

Guru tidak boleh mengoreksi tindakan-tindakan profesional

sejawatnya atas dasar pendapat siswa atau masyarakat yang tidak

dapat dipertanggungjawabkan kebenarnya.

Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk

pertimbangan-pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum.

Guru tidak boleh menciptakan kondisi atau bertindak yang

langsung atau tidak langsung akan memunculkan konflik dengan

sejawat.

Hubungan Guru dengan Profesi :

Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi

Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu

pendidikan dan bidang studi yang diajarkan

Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya

Page 26: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 26

Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi

dalam menjalankan tugas-tugas profesionalnya dan

bertanggungjawab atas konsekuensiinya.

Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggungjawab,

inisiatif individual, dan integritas dalam tindkan-tindakan

profesional lainnya.

Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan

pendapat yang akan merendahkan martabat profesionalnya.

Guru tidak boleh menerima janji, pemberian dan pujian yang

dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan

proesionalnya

Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud

menghindari tugas-tugas dan tanggungjawab yang muncul akibat

kebijakan baru di bidang pendidikan dan pembelajaran.

Hubungan guru dengan Organisasi Profesinya :

Guru menjadi anggota aorganisasi profesi guru dan berperan serta

secara aktif dalam melaksanakan program-program organisasi

bagi kepentingan kependidikan.

Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang

memberikan manfaat bagi kepentingan kependidikan

Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi

pusat informasi dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan

guru dan masyarakat.

Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi

dalam menjalankan tugas-tugas organisasi profesi dan

bertanggungjawab atas konsekuensinya.

Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu

bentuk tanggungjawab, inisiatif individual, dan integritas dalam

tindakan-tindakan profesional lainnya.

Page 27: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 27

Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan

pendapat yang dapat merendahkan martabat dan eksistensis

organisasi profesinya.

Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu

untuk memperoleh keuntungan pribadi dari organisasi profesinya.

Guru tidak boleh menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai

organisasi profesi tanpa alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan

Hubungan Guru dengan Pemerintah :

Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program

pembangunan bidang pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam

UUD 1945, UU Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-

Undang Tentang Guru dan Dosen, dan ketentuan Perundang-

Undang lainnya.

Guru membantu Program pemerintah untuk mencerdaskan

kehidupan berbudaya.

Guru berusaha menciptakan, memeliharadan meningkatkan rasa

persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara berdasarkan pancasila dan UUD1945.

Guru tidak boleh menghindari kewajiban yang dibebankan oleh

pemerintah atau satuan pendidikan untuk kemajuan pendidikan

dan pembelajaran.

Guru tidak boleh melakukan tindakan pribadi atau kedinasan

yang berakibat pada kerugian negara.

Bagian Empat

Pelaksanaan , Pelanggaran, dan sanksi

Pasal 7

Page 28: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 28

Guru dan organisasi profesi guru bertanggungjawab atas pelaksanaan

Kude Etik Guru Indonesia.

Guru dan organisasi guru berkewajiban mensosialisasikan Kode Etik

Guru Indonesia kepada rekan sejawat Penyelenggara pendidikan,

masyarakat dan pemerintah.

Pasal 8

Pelanggaran adalah perilaku menyimpang dan atau tidak

melaksanakan Kode Etik Guru Indonesia dan ketentuan perundangan

yang berlaku yang berkaitan dengan protes guru.

Guru yang melanggar Kode Etik Guru Indonesia dikenakan sanksi

sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan sedang dan berat.

Pasal 9

Pemberian rekomendasi sanksi terhadap guru yang melakukan

pelanggaran terhadap Kode Etik Guru Indonesia merupakan

wewenang Dewan Kehormatan Guru Indonesia.

Pemberian sanksi oleh Dewan Kehormatan Guru Indonesia

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus objektif

Rekomendasi Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi

guru.

Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan upaya

pembinaan kepada guru yang melakukan pelanggaran dan untuk

menjaga harkat dan martabat profesi guru.

Siapapun yang mengetahui telah terjadi pelanggaran Kode Etik Guru

Indonesia wajib melapor kepada Dewan Kehormatan Guru

Indonesia, organisasi profesi guru, atau pejabat yang berwenang.

Setiap pelanggaran dapat melakukan pembelaan diri dengan/atau

tanpa bantuan organisasi profesi guru dan/atau penasehat hukum

Page 29: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 29

sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan dihadapan Dewan

Kehormatan Guru Indonesia.

Bagian Lima

Ketentuan Tambahan

Pasal 10

Tenaga kerja asing yang dipekerjakan sebagai guru pada satuan

pendidikan di Indonesia wajib mematuhi Kode Etik Guru Indonesia dan

peraturan perundang-undangan.

Bagian Enam

Penutup

Pasal 11

Setiap guru secara sungguh-sungguh menghayati,mengamalkan serta

menjunjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia.

Guru yang belum menjadi anggota organisasi profesi guru harus

memilih organisasi profesi guru yang pembentukannya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Dewan Kehormatan Guru Indonesia menetapkan sanksi kepada guru

yang telah secara nyata melanggar Kode Etik Guru Indonesia.

3.3 Hakikat Kode Etik Guru

Pada dasarnya guru adalah tenaga professional di bidang kependidikan yang

memiliki tugas mengajar, mendidik, dan membimbing anak didik agar menjadi manusia

yang berpribadi (pancasila). Dengan demikian, guru memiliki kedudukan yang sangat

penting dan tanggung jawab yang sangat besar dalam menangani berhasil atau tidaknya

program pendidikan.Kalau boleh dikatakan sedikit secara ideal, baik atar buruknya

suatu bangsa di masa mendatang banyak terletak di tangan guru.

Sehubungan dengan itu guru sebagai tenaga professional memerlukan pedoman

atau kode etik guru agar terhidar dari segala bentuk penyimpangan. Kode etik menjadi

pedoman baginya untuk tetap professional (sesuai dengan tuntutan dan persyaratan

profesi).Setiap guru yang memegang keprofesionalannya sebagai pendidik akan selalu

Page 30: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 30

berpegang epada kode etik guru. Sebab kode etik guru ini sebagai salah satu ciri yang

harus ada pada profesi itu sendiri.

Kode etik yang memedomani setiap tingkah laku guru senantiasa sangat

diperlukan. Karena dengan itu penampilan guru akan terarah dengan baik, bahkan akan

terus bertambah baik. Ia akan terus menerus memperhatikan dan mengembangkan

profesi keguruannya. Kalau kode etik yang merupakan pedoman atau pegangan itu tidak

dihiraukan berarti akan kehilangan pola umum sebagai guru. Jadi postur kepribadian

guru akan dapat dilihat bagaimana pemanfaatan dan pelaksanaan dari kode etik yang

sudah disepakati bersama tersebut. Dalam hubungan ini jabatan guru yang betuk-betuk

professional selalu dituntut adanya kejujuran professional. Sebab kalau tidak ia akan

kehilangan pamornya sebagai guru atau boleh dikatakan hidup diluar lingkup keguruan.

3.4 Tujuan Kode Etik Guru

Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk

kepentingan anggota dan kepentingan organisasi.profesi itu sendiri.Secara umum tujuan

mengadakan kode etik adalah sebagai berikut.

3.4.1 Menjunjung Tinggi Martabat Profesi.

Kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan pihak luar atau masyarakat, agar

mereka tidak memandang rendah terhadap profesi yang bersangkutan. Oleh karena itu,

setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak-tanduk atau

kelakuan anggotanya yang dapat mencemarkan nama baik profesi.

3.4.1.1 Untuk Menjaga Dan Memelihara Kesejahteraan Para Anggotanya.

Kesejahteraan mencakup lahir (atau material) maupun batin (spiritual,

emosional, dan mental).Kode etik umumnya memuat larangan-larangan untuk

melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan kesejahteraan para anggotanya.

Misalnya dengan menetapkan tarif-tarif minimum bagi honorarium anggota profesi

dalam melaksanakan tugasnya, sehingga siapa saja yang mengadakan tarif di bawah

minimum akan dianggap tercela dan merugikan rekan seprofesi. Dalam hal

Page 31: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 31

kesejahteraan batin, kode etik umumnya memberi petunjuk-petunjuk kepada

anggotanya untuk melaksanakan profesinya.

3.4.1.2 Pedoman Berperilaku

Kode etik mengandung peraturan yang membatasi tingkah laku yang tidak

pantas dan tidak jujur bagi para anggota prof'esi dalam berinteraksi dengan sesama

rekan anggota profesi.

3.4.1.3 Untuk Meningkatkan Pengabdian Para Anggota Profesi.

Kode etik berkaitan dengan peningkatan kegiatanpengabdian profesi, sehingga

bagi para anggota profesidapat dengan mudah mengetahui tugas dan

tanggungjawabpengabdiannya dalam melaksanakan tugasnya.Olehkarena itu, kode etik

merumuskan ketentuan-ketentuanyang perlu dilakukan para anggota profesi

dalammenjalankan tugasnya.

3.4.1.4 Untuk Meningkatkan Mutu Profesi

Kode etik memuat norma norma dan anjuran agar paraanggota profesi selalu

berusaha untuk meningkatkan mutupengabdian para anggotanya.

3.4.1.5 Untuk Meningkatkan Mutu Organisasi Profesi

Kode etik mewajibkan setiap anggotanya untuk aktifberpartisipasi dalam

membina organisasi profesi dankegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi.Dari uraian

di atas dapat ditarik kesimpulan bahwatujuan suatu profesi menyusun kode etik adalah

untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan para

anggota, meningkatkan pengabdian anggota profesi, dan meningkatkan mutu profesi

dan mutu organisasi profesi.

3.4.1.6 Fungsi Kode Etik Guru

Pada dasarnya kode etik berfungsi sebagai, perlindungan dan pengembangan bagi

profesi itu, dan sebagai pelindung bagi masyarakat pengguna jasa pelayanan suatu

Page 32: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 32

profesi. Gibson and Mitchel (1995;449), sebagai pedoman pelaksanaan tugas

profesional anggota suatu profesi dan pedoman bagi masyarakat pengguna suatu profesi

dalam meminta pertanggungjawaban jika anggota profesi yang bertindak di luar

kewajaaran.

Secara umum fungsi kode etik guru adalah sebagai berikut:

Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan

tugasnya, sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.

Agar guru bertanggungjawab atas profesinya.

Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.

Agar guru dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan.

Agar profesi ini membantu memecahkan masalah dan mengembangkan diri.

Agar profesi ini terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah.

Page 33: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 33

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah tersebut adalah :

Bahwa Kode Etik Guru merupakan aturan tata-susila keguruan. Aturan-aturan

tentang keguruan (yang menyangkut pekerjaan-pekerjaan guru) melibatkan dari segi

usaha.

Aturan yang terdapat dalam Kode Etik Guru dirumuskan oleh PGRI dan para guru

di Indonesia

Kode etik sangatlah penting bagi para guru di Indonesia karena dengan kode etik

penampilan guru akan terarah dengan baik, bahkan akan terus bertambah baik. Dan

akan terus menerus memperhatikan dan mengembangkan profesi keguruannya.

Tujuan kode etik guru antara lain adalah menjunjung tinggi martabat profesi,

menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya, pedoman berperilaku,

menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya, meningkatkan mutu

profesi dan meningkatkan mutu organisasi profesi.

Fungsi kode etik guru antara lain adalah agar guru memiliki pedoman dan arah yang

jelas dalam melaksanakan tugasnya, bertanggungjawab atas profesinya, terhindar

dari perpecahan dan pertentangan internal, meningkatkan kualitas dan kuantitas

pelayanan, membantu memecahkan masalah dan mengembangkan diri dan terhindar

dari campur tangan profesi lain dan pemerintah.

4.2 Saran

Sebaiknya sebagai sseorang guru yang professional harus mematuhi kode etik guru.

Dengan adanya kode etik guru, sebaiknya seorang guru tidak melakukan tindakan-

tindakan yang menyimpang dari kode etik guru.

Dalam melaksanakan profesi keguruannya, sebagai seorang orang guru harus sesuai

dengan kode etik guru yang telah ditetapkan dan disepakati bersama.

Yang perlu diatur dalam kode etik guru adalah apa yang boleh dan tidak boleh atau

pantas dan tidak pantas dilakukan seorang guru. Indikator "boleh-tidak boleh dan

Page 34: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 34

pantas-tidak pantas" suatu tindakan harus jelas agar memberi arah jelas untuk

bertindak atau menilai apakah seorang guru melanggar kode etik atau tidak. Bila

indikator "boleh-tidak boleh atau pantas-tidak pantas" itu tidak jelas, baik bagi guru

maupun orang lain, sulit untuk menilai apakah guru itu melanggar kode etik atau

tidak.

Page 35: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 35

LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012) Etika / moral adalah ajaran

tentang baik dan buruk mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya.

2. Menurut K. Bertenes, Etika adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi

pegangan bagi seseorang dalam mengatur tingkah lakunya.

3. Menurut Oteng Sutisna (1986 : 364) bahwa pentingnya kode etik guru dengan

teman kerjanya difungsikan sebagai penghubung serta saling mendukung dalam

bidang mensukseskan misi dalam mendidik peserta didik.

BAB III PEMBAHASAN

1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian

Pasal 28 menyatakan bahwa Pegawai Negeri Sipil mempunyai kode etik

sebagai pedoman sikap, tingkah laku perbuatan di dalam dan di luar kedinasan.

Dalam Penjelasan Undang-undang tersebut dinyatakan dengan adanya Kode

Etik ini, Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara, Abdi Negara, dan Abdi

Masyarakat mempunyai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam

melaksanakan tugasnya dan dalam pergaulan hidup sehari-hari.

Kongres PGRI ke XIII, Basuni sebagai Ketua Umum PGRI menyatakan

bahwa Kode Etik Guru Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman

tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan pengabdiaan

bekerja sebagai guru (PGRI, 1973).

2. Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD)

Pasal 43 dikemukakan sebagai berikut:

Untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan, dan martabat guru dalam

pelaksanaan tugas keprofesionalan, organisasi profesi guru membentuk kode

etik,

3. Kode Etik Guru Indonesia pun dirumuskan sebagai berikut:

Page 36: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 36

Bagian Satu

Pengertian, tujuan, dan Fungsi

Pasal 1

Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan

diterima oleh guru-guru Indonesia,

Pedoman sikap dan perilaku sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)

pasal ini adalah nilai-nilai moral yang membedakan perilaku guru yang

baik dan buruk, yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan selama

menunaikan tugas-tugas profesionalnya untuk mendidik,

mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik, serta sikap pergaulan sehari-hari di dalam

dan luar sekolah.

Pasal 2

Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilaku

bertujuan menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan

bermartabat yang dilindungi undang-undang.

Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan

norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional

guru dalam hubungannya dengan peserta didik, orangtua/wali siswa,

sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuai

dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan

Bagian Dua

Sumpah/Janji Guru Indonesia

Pasal 3

Setiap guru mengucapkan sumpah/janji guru Indonesia sebagai

wujud pemahaman, penerimaan, penghormatan, dan kesediaan untuk

mematuhi nilai-nilai moral yang termuat di dalam Kode Etik Guru

Indonesia sebagai pedoman bersikap dan berperilaku, baik di sekolah

maupun di lingkungan masyarakat.

Page 37: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 37

Sumpah/janji guru Indonesia diucapkan di hadapan pengurus

organisasi profesi guru dan pejabat yang berwenang di wilayah kerja

masing-masing.

Setiap pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dihadiri oleh

penyelenggara satuan pendidikan

Pasal 4

Naskah sumpah/janji guru Indonesia dilampirkan sebagai bagian

yang tidak terpisahkan dari Kode Etik Guru Indonesia.

Pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dapat dilaksanakan secara

perorangan atau kelompok sebelumnya melaksanakan tugas.

Bagian Tiga

Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional

Pasal 5

Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari :

Nilai-nilai agama dan Pancasila

Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi

perkembangan kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual,

sosial, dan spiritual,

Pasal 6

Hubungan Guru dengan Peserta Didik

Hubungan Guru dengan Orangtua/wali Siswa

Hubungan Guru dengan Masyarakat

Hubungan Guru dengan sekolah

Hubungan Guru dengan Profesi

Hubungan guru dengan Organisasi Profesinya

Hubungan Guru dengan Pemerintah

Page 38: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 38

UUD 1945, UU Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-

Undang Tentang Guru dan Dosen, dan ketentuan Perundang-Undang

lainnya

Bagian Empat

Pelaksanaan , Pelanggaran, dan sanksi

Pasal 7

Guru dan organisasi profesi guru bertanggungjawab atas pelaksanaan

Kude Etik Guru Indonesia.

Guru dan organisasi guru berkewajiban mensosialisasikan Kode Etik

Guru Indonesia kepada rekan sejawat Penyelenggara pendidikan,

masyarakat dan pemerintah.

Pasal 8

Pelanggaran adalah perilaku menyimpang dan atau tidak

melaksanakan Kode Etik Guru Indonesia dan ketentuan perundangan

yang berlaku yang berkaitan dengan protes guru.

Guru yang melanggar Kode Etik Guru Indonesia dikenakan sanksi

sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan sedang dan berat.

Pasal 9

Pemberian rekomendasi sanksi terhadap guru yang melakukan

pelanggaran terhadap Kode Etik Guru Indonesia merupakan

wewenang Dewan Kehormatan Guru Indonesia.

Pemberian sanksi oleh Dewan Kehormatan Guru Indonesia

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus objektif

Rekomendasi Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi

guru.

Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan upaya

pembinaan kepada guru yang melakukan pelanggaran dan untuk

menjaga harkat dan martabat profesi guru.

Page 39: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 39

Siapapun yang mengetahui telah terjadi pelanggaran Kode Etik Guru

Indonesia wajib melapor kepada Dewan Kehormatan Guru

Indonesia, organisasi profesi guru, atau pejabat yang berwenang.

Setiap pelanggaran dapat melakukan pembelaan diri dengan/atau

tanpa bantuan organisasi profesi guru dan/atau penasehat hukum

sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan dihadapan Dewan

Kehormatan Guru Indonesia.

Bagian Lima

Ketentuan Tambahan

Pasal 10

Tenaga kerja asing yang dipekerjakan sebagai guru pada satuan

pendidikan di Indonesia wajib mematuhi Kode Etik Guru Indonesia

dan peraturan perundang-undangan

Bagian Enam

Penutup

Pasal 11

Setiap guru secara sungguh-sungguh menghayati,mengamalkan serta

menjunjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia.

Guru yang belum menjadi anggota organisasi profesi guru harus

memilih organisasi profesi guru yang pembentukannya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Dewan Kehormatan Guru Indonesia menetapkan sanksi kepada guru

yang telah secara nyata melanggar Kode Etik Guru Indonesia.

Page 40: KODE ETIK PROFESI GURU

T u g a s M a n d i r i K o d e E t i k P r o f e s i G u r u

N a m a : S u k r i n o N P M : 1 0 0 2 1 0 0 1 5

U n i v e r s i t a s P u t e r a B a t a m 40

DAFTAR PUSTAKA

Sardiman A.M.2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.PT Raja Grafindo

Persada:Jakarta

Purwanto Ngalim.2005.Administrasi dan Supervisi Pendidikan.PT Remaja Rosdakarya

Offset:Bandung

http://syadiashare.com/kode-etik-guru-di-indonesia.html

http://wrks.itb.ac.id/app/images/files_produk_hukum/uu_14_2005.pdf

www.4shared.com/office/Bod3Ajru/kode-etik-guru-indonesia.html

http://file.upi.edu/.../ETIKA.../pert_4_dan_5_kode_etik_guru.pdf

www.uin-malang.ac.id/index.php?...kode-etik-guru