Isi Editan

31
7/26/2019 Isi Editan http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 1/31 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya (Perkeni, 2011). Diabetes terjadi ketika pankreas tidak bisa memproduksi ukup insulin atau tubuh tidak bisa dengan e!ekti! menggunakan insulin yang telah diproduksi ("#$, 201%). &akta-!akta dari "#$ menunjukkan bah'a % juta orang di dunia telah menderita diabetes dan lebih dari *0+ kematian akibat diabetes terjadi di negara- negara dengan per kapita rendah dan sedang ("#$, 201%). umlah penduduk yang menderita DM tipe 2 meningkat di setiap negara dengan *0 + penderita  berasal dari negara-negara berkembang. DM menyebabkan , juta kematian pada tahun 2011 dan diperkirakan sekitar % juta penduduk di dunia menderita DM tipe 2 pada tahun 20%0 ($lokoba, 2012). Dalam /onsensus Perkumpulan ndokrinologi ndonesia tahun 2011 menyebutkan bah'a berdasarkan data adan Pusat 3tatistik ndonesia tahun 200%, diperkirakan penduduk ndonesia yang berusia di atas 20 tahun sebanyak 1%% juta ji'a, dengan pre4alensi DM sebesar 1,+ pada daerah urban dan ,2+,  pada daerah rural. Diperkirakan pada tahun 200% terdapat sejumlah *,2 juta  penyandang diabetes di daerah urban dan 5,5 juta di daerah rural. 3elanjutnya,  berdasarkan pola pertambahan penduduk, diperkirakan pada 20%0 nanti akan ada 1 juta penduduk yang berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi pre4alensi 1

Transcript of Isi Editan

Page 1: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 1/31

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik 

dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,

kerja insulin, atau kedua-duanya (Perkeni, 2011). Diabetes terjadi ketika pankreas

tidak bisa memproduksi ukup insulin atau tubuh tidak bisa dengan e!ekti! 

menggunakan insulin yang telah diproduksi ("#$, 201%).

&akta-!akta dari "#$ menunjukkan bah'a % juta orang di dunia telah

menderita diabetes dan lebih dari *0+ kematian akibat diabetes terjadi di negara-

negara dengan per kapita rendah dan sedang ("#$, 201%). umlah penduduk 

yang menderita DM tipe 2 meningkat di setiap negara dengan *0 + penderita

 berasal dari negara-negara berkembang. DM menyebabkan , juta kematian pada

tahun 2011 dan diperkirakan sekitar % juta penduduk di dunia menderita DM

tipe 2 pada tahun 20%0 ($lokoba, 2012).

Dalam /onsensus Perkumpulan ndokrinologi ndonesia tahun 2011

menyebutkan bah'a berdasarkan data adan Pusat 3tatistik ndonesia tahun

200%, diperkirakan penduduk ndonesia yang berusia di atas 20 tahun sebanyak 

1%% juta ji'a, dengan pre4alensi DM sebesar 1,+ pada daerah urban dan ,2+,

 pada daerah rural. Diperkirakan pada tahun 200% terdapat sejumlah *,2 juta

 penyandang diabetes di daerah urban dan 5,5 juta di daerah rural. 3elanjutnya,

 berdasarkan pola pertambahan penduduk, diperkirakan pada 20%0 nanti akan ada

1 juta penduduk yang berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi pre4alensi

1

Page 2: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 2/31

DM pada urban 1,+ dan rural ,2+.Maka, diperkirakan terdapat 12 juta

 penyandang diabetes di daerah urban dan *,1 juta di daerah rural (Perkeni, 2011).

#asil riset kesehatan dasar (6iskesdas) tahun 200 menunjukkan bah'a seara

nasional, pre4alensi DM berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala

adalah 1,1+. 3edangkan pre4alensi nasional DM berdasarkan hasil pengukuran

gula darah pada penduduk umur 715 tahun yang bertempat tinggal di perkotaan

adalah 5,+. 6iset ini juga menghasilkan angka 8oleransi 9lukosa 8erganggu

(898) seara nasional berdasarkan hasil pengukuran gula darah yaitu pada

 penduduk berumur715 tahun yang bertempat tinggal di perkotaan sebesar 10,2+.

3ebanyak 1% pro4insi mempunyai pre4alensi diatas pre4alensi nasional.

(6iskesdas 200).

Pre4alensi diabetes yang tinggi, khususnya pada usia de'asa berdampak 

terhadap tingginya biaya pera'atan yang harus dikeluarkan. Pada tahun 200 di

:merika, diabetes dan prediabetes menimbulkan kerugian sebesar 21* juta dolar 

 baik karena biaya pera'atan maupun kerugian karena kehilangan produkti4itas

 penduduk yang menderita diabetes (&onsea, 2012). iaya pada pasien diabetes,

terutama pasien dengan komplikasi, 2-% kali lebih besar daripada pasien tanpa

diabetes. Diabetes seara signi!ikan meningkatkan risiko penyakit kardio4askuler 

dan kematian, berperan sebagai penyebab dalam penyakit ginjal stadium akhir,

kebutaan, dan amputasi tungkai ba'ah di :merika (&onsea, 2012).

Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah

yang menunjukkan keadaan hiperglikemia disertai dengan gejala klinis.

#iperglikemia dide!inisikan sebagai suatu peningkatan kadar glukosa darah puasa

melebihi 12 mg;d< ( mmol;<) atau kadar glukosa darah se'aktu melebihi 200

2

Page 3: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 3/31

mg;d< (11,1 mmol;<= >mpierre? et al., 2002). #iperglikemia kronik pada diabetes

 berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, dis!ungsi atau kegagalan

 beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, sara!, jantung, dan pembuluh darah

(9usta4iani, 200).

DM akan menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi kronik baik 

mikroangiopati maupun makroangiopati ("aspadji, 200). @e!ropati merupakan

salah satu komplikasi diabetes. DM merupakan penyebab utama dari penyakit

ginjal stadium akhir dan ne!ropati diabetik (@D) merupakan %0 A 0+ dari

 penderita penyakit ginjal kronik (P9/) dan merupakan resiko tinggi dari

cardiovascular disease (CVD). (6aharjo, 2010). Menurut  American Diabetic

 Assosiation(:D:) komplikasi diabetes yang menyebabkan gagal ginjal sebanyak 

+ kasus baru pada tahun 200*. Pada tahun yang sama, total 202.20 orang

dengan penyakjit ginjal stadium akhir karena DM di :merika 3erikat hidup

dengan dialisis atau transplantasi ginjal.

 @e!ropati diabetik dide!inisikan sebagai sindrom klinis pada pasien DM

yang ditandai dengan albuminuria menetap pada dua kali pemeriksaan dalam

kurun 'aktu % sampai bulan. Di :merika, ne!ropati diabetik merupakan salah

satu penyebab kematian tertinggi diantara semua komplikasi DM

(#endromartono, 200).

Menurut "aspadji (200), kelainan yang terjadi pada ginjal penyandang

DM dimulai dengan adanya mikroalbuminuria, dan kemudian berkembang

menjadi proteinuria seara klinis, berlanjut dengan penurunan !ungsi laju !iltrasi

glomerular dan berakhir dengan keadaan gagal ginjal yang memerlukan

 pengelolaan dan pengobatan substitusi.

3

Page 4: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 4/31

:danya pertumbuhan sel dan juga kematian sel yang tidak normal

merupakan dasar terjadinya komplikasi kronik DM ("aspadji, 200). 3elanjutnya

dijelaskan bah'a perubahan dasar;dis!ungsi tersebut terutama terjadi pada endotel

 pembuluh darah, sel otot polos pembuluh darah maupun pada sel mesangial

ginjal.

Diabetes ditandai dengan hiperglikemia yang persisten, yang berperan

dalam kerusakan jaringan irreversible  pada banyak jaringan terutama retina,

glomerulus ginjal, jaringan sara! dan pembuluh darah ("ol!s, 200). Pada pasien

diabetes, terjadi kegagalan uptake glokosa oleh sel-sel otot dan lemak sehingga

kadar glokosa darah meningkat. #iperglikemia telah ditetapkan sebagai !aktor 

risiko mayor pada gagal ginjal yang berperan penting dalam penebalan glomeruler 

dan membran basal tubuler serta perluasan matriks ekstraseluler dan akhirnya

 berkembang menjadi glomerulosklerosis dan gagal ginjal (3pener, 200).

erdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui

 pengaruh hiperglikemia terhadap gambaran histopatologis ginjal pada penderita

DM. Penelitian ini akan dilakukan pada menit, karena karakter !isiologisnya

yang diketahui mirip dengan manusia dan mudah dipelihara.

1.1. Rumusan Masalah

erdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan

rumusan masalah penelitian sebagai berikutB

1. apakah terdapat pengaruh hiperglikemia terhadap gambaran

histopatologis ginjal pada menitC

2. apakah terdapat perbedaan gambaran histopatologis ginjal pada menit

yang diinduksi hiperglikemia dengan menit normalC

1.2. Tujuan Penelitian

1.2.1. Tujuan Umum

4

Page 5: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 5/31

8ujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

hiperglikemia terhadap gambaran histopatologis ginjal pada menit.

1.2.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran histologi ginjal pada menit normal. b. Mengetahui gambaran histopatologis ginjal pada menit yang

diinduksi hiperglikemia melalui pemberian aloksan dengan dosis

*0 mg;kg , 100 mg;kg dan 120 mg;kg menit.

. Mengetahui perbedaan gambaran histopatologis ginjal pada menit

yang diinduksi hiperglikemia dengan menit normal.

d. Mengetahui perbedaan gambaran histopatologis ginjal pada menit

dengan pemberian aloksan berbagai dosis.1.. Man!aat Penelitian

1. Memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan mengenai pengaruh

hiperglikemia terhadap gambaran histopatologis ginjal pada menit.

2. Dapat dijadikan sebagai dasar data bagi peneliti lain untuk melakukan

 penelitian lebih lanjut mengenai diabetes.

5

Page 6: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 6/31

BAB ""

T"N#AUAN PU$TAKA

2.1 DM

2.1.1 De!inisi

Diabetes adalah penyakit kronik yang tejadi ketika pankreas tidak 

memproduksi ukup insulin atau ketika tubuh tidak bisa seara e!ekti! 

menggunakan insulin yang diproduksi ("#$,201%), sementara menurut :D:

tahun 2011 DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja

insulin, atau kedua-duanya. #iperglikemia kronik pada diabetes berhubungan

dengan kerusakan jangka panjang, dis!ungsi, dan kegagalan pada organ-organ

khususnya mata, ginjal, sara!, jantung, dan pembuluh darah (:D:, 2011).

2.1.2 /lasi!ikasi

"#$ mengklasi!ikasi diabetes menjadi kategori yaitu DM tipe 1,

DM tipe 2, diabetes tipe lain, dan DM gsetasional ("#$, 201%).

2.1.2.1 DM 8ipe 1

Diabetes mellitus tipe 1 (DM81) ditandai dengan keadaan

de!isiensi insulin absolut. Dalam bentuk lanjut ( fully developed 

 form), pasien DM81, jika mengalami kekurangan insulin, akan

mengalami ketoasidosis, koma, dan kematian (ameson dan De

9root, 2010). Penyebab DM tipe 1 ini masih belum diketahui

6

Page 7: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 7/31

seara jelas dan sampai sekarang belum diketahui tindakan

 penegahannya. 9ejala diabetes tipe ini adalah pengeluaran urin

yang banyak (poliuria), banyak minum karena haus (polidipsia,

selalu merasa lapar, penurunan berat badan, berkurangnya

 penglihatan dan kelelahan ("#$, 201%).

2.1.2.2 DM 8ipe 2

Diabetes tipe 2 terjadi sebagai akibat dari penggunaan

insulin yang tidak e!ekti! oleh tubuh ("#$, 201%). Diabetes

tipe 2 mempunyai karakteristik hiperglikemia oleh karena

resistensi terhadap insulin pada jaringan peri!er dan de!isiensi

sekresi insulin oleh sel islet pankreas (hao, 200). 8ipe ini

merupakan yang paling banyak diderita yaitu sekitar 0+ dari

seluruh penderita diabetes ("#$, 201%). 9ejalanya sama

dengan diabetes tipa satu tapi kurang terperhatikan. 3ebagai

akibatnya , sebagian besar penyakit baru terdiagnosa tahun

setelah onset dimana kemungkinan untuk terjadinya komplikasi

telah meningkat ("#$, 201%).

2.1.2.% Diabetes tipe lain

DM tipe lain merupakan DM yang disebabkan oleh

de!ek genetik spesi!ik pada sekresi atau aksi insulin, kelainan

metabolik yang mengganggu sekresi insulin, kelainan

mitokondrial, dan;atau kondisi lain yang menyebabkan

 perubahan pada toleransi glukosa (Po'ers, 200*). DM tipe lain

dibagi dalam * subtipe berdasarkan etiologinyaB (1) de!ek 

7

Page 8: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 8/31

genetik !ungsi sel E, (2) de!ek genetik aksi insulin, (%) penyakit

 pankreas eksokrin, () endokrinopati, (5) kelainan diinduksi obat

atau bahan kimia, () in!eksi, () bentuk tidak umum diabetes

dimediasi-imun, dan (*) kelainan genetik lain yang terkadang

diasosiasikan dengan DM (:D:, 2011).

2.1.2. Diabetes 9estasional

Diabetes gestasional dide!inisikan sebagai berbagai derajat

intoleransi glukosa dengan onset atau ditemukan pertama kali

selama masa kehamilan (:D: 2011). Diabetes gestasional

disebabkan oleh perubahan metabolisme glukosa yang terjadi

selama kehamilan. 3ebagian 'anita yang menderita diabetes

gestasional akan mengalami hiperglikemia persisten postpartum

sehingga membutuhkan tata laksana terhadap diabetes atau

 bahkan hipertensi, mikroalbuminuria, dan dislipidemia yang

dideritanya (/it?miller, 200).

8abel 1. /lasi!ikasi DM

8

Page 9: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 9/31

1.1.2 pide

miolo

gi

9

I. Dia%tes ti&e 1 '(estruksi sel )* (e!isiensi insulin a%s+lut,

A. Di&erantarai sistem imun

B. "(i+&atik 

II. Dia%etes ti&e 2 '(ari insulin resisten (engan (e!isiensi insulin relati! sam&ai

(e!ek sekresi (engan insulin resisten,.

III. Ti&e Lainn-a

A. De!ek enetik $el /

1. Kr+m+s+m 12* Hn!01 'M+(-,

2. Kr+m+s+m * luk+kinase 'M+(-2,

3. Kr+m+s+m 23* Hn!04 'M+(-1,

4. Kr+m+s+m 1* "nsulin Pr+m+ter 5a6t+r01 '"&!017 M+(-4,

5. Kr+m+s+m 1* Hn!01) 'M+(-8,

6. Kr+m+s+m 2* Neur+(1 'M+(-9,

7. Dna Mit+k+n(ria

8. Lainn-a

B. De!ek genetik insulin

1. Resisten insulin ti&e A

2. Le&re6haunism

3. Ra%s+n0Men(elhall $-n(r+me

4. Dia%etes Li&+atr+&ik 

5. Lainn-a

C. Pen-akit: gangguan &a(a &ankreas

1. Pankreatitis

2. Trauma: &ankreatekt+mi

3. Ne+&lasia

4. 5i%r+sis kistik 

5. Hem+kr+mat+sis

6. 5i%r+kalkulus &ankreat+&ati

7. Lainn-a

D. En(+krin+&ati

1. Akr+megali

2. ;ushing s-n(r+me

3. lukag+n+ma

4. Pe+kr+m+sit+ma

5. Hi&ertir+i(

6. $+mat+statin+ma

7. Al(+ster+n+ma

8. Lainn-a

E. "n(uksi +%at atau <at kimia

1. =a6+r

2. Pentami(in

3. Asam Nik+tinat

4. luk+k+rtik+i(

5. H+rm+n tir+i(

6. Dia<+>i(e

7.Ag+nis ) a(renergik 

8. Tia<i(

9. Dilantin

10. "nter!er+n ?

11. Lainn-a

F. "n!eksi

1. Ru%ela k+ngenital

2. $it+megal+@irus

3. Lainn-a

G. Bentuk ti(ak umum (ari (ia%etes -ang (ime(iasi imun

1. $ti!!0man s-n(r+me

2. Ant+%+(i anti0rese&t+r insulin

3. Lainn-a

H. $in(r+m genetik lainn-a -ang ka(ang0ka(ang %erhu%ungan (engan

(ia%etes.

1. $in(r+m D+n

2. $in(r+m Kline!elter

3. $in(r+m Turner

4. $in(r+m +l!ram

Page 10: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 10/31

Pre4alensi DM diperkirakan sebanyak 2*5 juta orang pada 2010,

dan di prediksi akan meningkat menjadi % juta orang pada tahun 20%0

(reju'a, 2012). Di :merika, hampir 2 juta penduduk menderita

 penyakit ini, menakup lebih dari 10+ total populasi de'asa dan lebih

dari 25+ populasi yang berusia diatas 5 tahun. /ebanyakan dari

mereka menderita diabetes tipe 2 dan hampir satu juta penduduk 

:merika menderita diabetes tipe 1 (&onsea, 2012). 3elanjutnya

dijelaskan bah'a juta penduduk de'asa :merika mengalami

 prediabetes, ini berarti hampir dari setengah penduduk :merika

mengalami gangguan pada metabolisme glukosa.

erdasarkan data adan Pusat 3tatistik ndonesia tahun 200%,

diperkirakan penduduk ndonesia yang berusia di atas 20 tahun

sebanyak 1%% juta ji'a. Dengan pre4alensi DM sebesar 1,+ pada

daerah urban dan ,2+, pada daerah rural, maka diperkirakan pada

tahun 200% terdapat sejumlah *,2 juta penyandang diabetes di daerah

urban dan 5,5 juta di daerah rural (Perkeni, 2011).

2.1.% &aktor 6isiko

6isiko DM meningkat pada orang dengan 898 (8oleransi 9lukosa

8erganggu) dimana kadar glukosa plasma puasa 100mg;dl (5, mmol;l)

sampai 125 mg;dl (, mmol;l) atau kadar glukosa plasma dari hasil

 pemeriksaan $988 ($ral 9luose 8olerane 8est) menapai 10 mg;dl

(,* mmol;l) samapi 1 mg;dl (11.0 mmol;l). $rang dengan 898 tidak 

menunjukkan gejala klinis namun mempunyai risiko DM dimasa

mendatang. 8oleransi glukosa terganggu juga dihubungan dengan

obesitas (terutama obesitas sentral), dislipidemia dengan kadar 

10

Page 11: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 11/31

trigliserida tinggi dan; atau kadar #D< kolesterol rendah, serta

hipertensi (:D:, 2011).

Pada DM tipe 2 terutama terjadi karena !aktor gaya hidup dan

genetik. anyak gaya hidup yang telah diketahui berperan penting

terhadap perkembangan DM tipe 2. Diantaranya adalah kurangnya

akti4itas !isik,merokok dan konsumsi alkohol. 3elain itu obesitas

diketahui memberikan kontribusi kira-kira 55+ kasus DM tipe 2

($lokoba, 2012).

2.1.% Patogenesis

3etelah makan, glukosa plasma meningkat seara temporer dan dengan

epat glukosa diambil oleh hati, otot dan jaringan lemak karena

 pengaruh insulin yang dilepaskan oleh sel E pankreas. Dalam keadaan

ini glukosa kemudian dikon4ersi menjadi glikogen yang disimpan di

hati. /etika kadar glukosa plasma menurun, sekresi insulin seara

 bertahap diturunkan. /adar glukosa plasma dipertahankan tetap berada

dalam le4el minimal oleh glukosa yang diproduksi di hati, sebagian

 berasal dari pemeahan glikogen menjadi glukosa, sebagian lain berasal

dari laktat dan asam amino alanin dan glutamin ($lokoba, 2012)

2.1. Diagnosis

erbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang diabetes.

/eurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik 

DM seperti di ba'ah iniB

/eluhan klasik DM berupaB poliuria, polidipsia, poli!agia, dan

 penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. /eluhan

lain dapat berupaB lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan

11

Page 12: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 12/31

dis!ungsi ereksi pada pria, serta pruritus 4ul4ae pada 'anita (Perkeni

2011).

Menurut hasil konsensus Perkeni 2011, Diagnosis DM dapat ditegakkan

melalui tiga araB

1. ika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa

 plasma se'aktu 7200 mg;d< sudah ukup untuk menegakkan

diagnosis DM

2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa F 12 mg;d< dengan adanya

keluhan klasik.

%. 8es toleransi glukosa oral (889$). Meskipun 889$ dengan

 beban 5 g glukosa lebih sensiti! dan spesi!ik dibanding

dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun

 pemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri. 889$ sulit

untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat

 jarang dilakukan karena membutuhkan persiapan khusus.

8abel 2. Penegakan Diagnosis DM

1 9ejala /lasik DM G glukosa plasma se'aktu F 200 mg;dl (11,1 mmol;<).

9lukosa plasma se'aktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu

hari tanpa memperhatikan 'aktu makan terakhir 

:tau

2 9ejala klasik DM G /adar glukosa plasma puasa F12mg;dl (,0 mmol;<).

Puasa diartikan pasien tak mendapat kalori tambahan sedikitnya * jam

:tau

% /adar gula plasma 2 jam pada 889$ F200mg;dl (11,1 mmol;<).

889$ yang dilakukan dengan standar "#$, menggunakan beban glukosa

yang setara dengan 5 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air 

12

Page 13: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 13/31

Menurut :D:, diagnosis diabetes dapat ditegakkan dengan salah satu dari

kriteria berikut iniB

1.:1H7 ,5+. 8es ini harus dilakukan di laboratorium yang sudah

terstandardisasi.

2.9ula darah puasa F 12 mg;dl (.0 mmol;l). Puasa harus dilakukan minimal

* jam.

%. /adar gula darah plasma 2 jam pada 889$ F200mg;dl (11,1 mmol;l).

889$ dilakukan sesuai dengan standar "#$, menggunakan beban

glukosa setara dengan 5 gr glukosa anhidrat yang dilarutkan dalam air.

. Pasien dengan gejala klasik dari hiperglikemia atau krisis hiperglikemia

dengan gula darah se'aktu F200mg;dl (11,1 mmol;l).

2.2 @e!ropati Diabetik 

 @e!ropati diabetik merupakan salah satu dari komplikasi diabetes yang

 berperan terhadap kejadian penyakit ginjal stadium akhir menapai %0+ dari

 penderita diabetes (3us?tak, 200). Pada >mumnya, ne!ropati diabetik 

dide!inisikan sebagai sindrom klinis pada pasien DM yang ditandai dengan

albuminuria menetap (7%00mg;2 jam atau 7200 ig;menit) pada minimal dua kali

 pemeriksaan dalam kurun 'aktu % sampai bulan (#endromartono, 200).

 @e!ropati diabetik bermani!estasi sebagai sindroma klinis yang terdiri dari

albuminuria, penurunan laju !iltrasi glomerulus yang progresi!, dan peningkatan

risiko penyakit kardio4askuler (reyer 2005). erdasarkan perjalanan

 penyakitnya, @e!ropati Diabetik diklasi!ikasikan menjadi 5 derajat penyakit.

Derajat (!ase hiper!iltrasi), terjadi peningkatan <aju &iltrasi 9lomerulus (<&9)

sampai 0+ diatas normal dan disertai dengan pembesaran ginjal. Derajat (!ase

 silent stage), terjadi perubahan struktur ginjal tapi <&9 masih tinggi. Derajat

(!ase mikroalbuminuria), merupakan tahap a'al ne!ropati, terjadi

13

Page 14: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 14/31

mikroalbuminuria yang nyata. 3udah terjadi penebalan membrana basalis, <&9

masih tinggi dan terjadi peningkatan tekanan darah. derajat I (!ase

makroalbuminuria) terjadi proteinuria yang nyata, tekanan darah yang meningkat

dan <&9 yang menurun dari normal. Derajat I (!ase uremia), terjadi gagal ginjal

dan menunjukkan tanda-tanda sindrom uremik sehingga memerlukan terapi

 pengganti (<ubis, 200).

 @e!ropati diabetik dikarakteristikkan oleh mor!ologi ginjal spesi!ik dan

 perubahan !ungsional. 9ambaran a'al perubahan ginjal berupa hiper!iltrasi,

hiperto!i glomerulus, peningkatan ekskresi albumin, penebalan membran basal,

serta perluasan mesangial dengan akumulasi protein matriks ekstraseluler seperti

kolagen, !ibronektin, dan laminin. Pada tahap lanjut dari ne!ropati diabetik 

dikarakteristikkan dengan proteinuria, penurunan !ungsi ginjal, penurunan

creatinin clearance sehingga kadar kreatinin dalam darah menigkat disertai

glomeruloslerosis, dan !ibrosis interstisial (3hrij4ers, 200).

 @e!ropati diabetik terjadi sebagai akibat dari interaksi antara !aktor 

hemodinamik dan !aktor metabolik. &aktor hemodinamik berkontribusi dalam

 perkembangan ne!ropati diabetik termasuk peningkatan tekanan darah sistemik 

dan intraglomerular yang diakti4asi oleh akti4asi !aktor 4asoakti! (:rya, 2010).

erbagai maam !aktor 4asoakti! berkontribusi terhadap perkembangan dan

 progresi4itas dari komplikasi mikro4askular diabetes. &aktor-!aktor tersebut

diantaranya adalah angiotensin dan endotelin. Disamping telah diketahui

mempunyai e!ek hemodinamik terhadap sistemik dan lokal, renin-angiotensin

system (6:3) dan endotelin dapat mempunyai e!ek non hemodinamik le'at aksi

autokrin atau parakrin dengan menstimulasi proli!erasi sel ginjal dan

14

Page 15: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 15/31

mengakti!kan gro'th !ator atau sitokin, baik seara langsung atau tidak 

mempengaruhi perubahan ginjal pada diabetes (3hrij4ers, 200).

&aktor metabolik terjadi kerena hiperglikemia melalui  glucose dependent 

 pathway  yang berakibat terhadap peningkatan stress oksidati!, !ormasi  polyol 

ginjal, dan akumulasi :d4aned 9lyation nd produts (:9s). Peningkatan

glukosa ekstraseluler (%0mmol;l) dengan epat menstimulasi senya'a reactive

oxygen species  (6$3) mele'ati oksidasi @:DP# dan jalur mitokondria yang

 berperan dalam akti4asi proapoptoti p%* mitogen-ati4ated protein kinase dan

kaspase % dan untuk mengkondisikan apoptosis sel podosit (3us?tak, 200).

anyak !aktor yang diketahui mempengaruhi progresi4itas dari ne!ropati diabetik 

setelah onset albuminuria= 8rans!orming 9ro'th &ator (89&), angiotensin ,

dan :d4aned 9lyated Protein (:9P) telah dikarakteristikkan seara ekstensi!.

:lbuminuria dihubungkan dengan perkembangan karakteristik gambaran

histopatologi termasuk penebalan membran basal glomerular dan ekspansi

mesangial. :lbuminuria pada diabetes berhubungan dengan perkembangan

karakteristik tampilan histopatologi, diantaranya penebalan membran basal

glomerulus dan ekspansi mesangial. (reyer, 2005).

2.2 9injal

2.2.1 :natomi dan #istologi 9injal

:natomi

9injal adalah organ retroperitoneal yang terletak di posterior abdomen.

9injal kanan sekitar 0,5 in12mm lebih rendah daripada kiri karena

15

Page 16: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 16/31

terletak di ba'ah hepar. >kuran ginjal diperkirakan mempunyai

 panjang 11 m, lebar m dan tebal m (llis, 200). ila dia!ragma

 berkontraksi selama inspirasi, kedua ginjal bergerak ke ba'ah seara

4ertikal samapi sejauh 2,5 m. Pada pinggir medial kedua ginjal

terdapat elah elah 4ertikal yang dibatasi oleh kedua bibir-bibir 

 jaringan ginjal yang tebal dan dinamakan hilus. #ilus dari depan ke

 belakang mengandung 4. 6enalis, a. 6enalis yang berabang dua, ureter 

dan abang ketiga a. 6enalis) pembuluh lim!e dan serabut simpatis juga

 berjalan melalui hilus. (3nell,1*)

#istologi

9injal seara histologis adalah organ yang bersi!at kompleks dan

memiliki beberapa !ungsi.Masing-masing ginjal terdiri dari jutaan

ne!ron, yang merupakan unit !ungsional dasar dari ginjal. Masing-

masin ne!ron terdiri dari glomerulus, tubulus, dan duktus pengumpul

(Damjano4, 2000).

9lomerulus normal terdiri dari suatu berkas kapiler terbungkus dalam

suatu ruang yang dibatasi oleh kapsul o'man. <umen kapiler terdiri

dari membran basal yang memiliki bagian tengah yang padat (lamina

densa) dan dua lamina yang kurang padat (lamina luida interna dan

eksterna). agian dalam membran basal glomerulus dilapisi oleh sel

endotel, yang memiliki sitoplasma diskontinyu berpori (!enestra) yang

!ungsinya mempermudah !iltrasi plasma. agian luar membran basal

16

Page 17: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 17/31Peningkatan massa ginjal

Kerusakan podositPenebalan membran basal glomerulusAktiasi PK!" APK dan gro#t$ %a&tor

'A( dan endotelin

)is%ungsi endotel

  (tress oksidati% 

Akumulasi A*+s

$iperglikemia

diabetes

dilapisi oleh prosesus sel epitel glomerulus, yang disebut podosit karena

memiliki tonjolan-tonjolan sitoplasma seperti kaki (Damjano4,

2000).6uang di antara kapiler glomerulus diisi mesangium, yaitu

 jaringan ikat yang terdiri dari sel-sel mesangeal dalam matriks ekstrasel

yang relati! bebas unsur serat selain !ibronektin (&a'ett, 2002).

&iltrasi plasma darah yang kontinyu dalam glomeruli ginjal adalah

 proses yang penting bagi pembuangan limbahn nitrogen dan pengaturan

airan ekstrasel dan 4olme darah. komponen struktural dari saringan ini

adalahB endotel bertingkap, lamina basal, dan elah !iltrasi di antara

 pedikel-pedikel podosit. 3ementara sel mesangeal ber!ungsi untuk 

membuka dan membersihkan saringan dengan membuang residu !iltrasi

yang menumpuk disitu (&a'ett, 2002).

BAB """

K ERANKA KCN$EPTUAL DAN H"PCTE$"$ PENEL"T"AN

.1. Kerangka K+nse&tual

17

Page 18: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 18/31

.2. Hi&+tesis

erdasarkan pembahasan yang dipaparkan dalam tinjauan pustaka, hipotesis

 pada penelitian ini adalahB

1. 8erdapat perubahan gambaran histopatologis ginjal pada menit yang

diinduksi hiperglikemia.

2. 3truktur histopatologis ginjal pada menit yang diinduksi hiperglikemia

 berbeda dengan struktur histopatologis ginjal pada menit normal.

%. Perubahan struktur histopatologis ginjal pada menit yang diinduksi

hiperglikemia akan berbeda sesuai dosis yang diberikan.

. #iperglikemia akan memperburuk !ungsi pankreas dengan indikator 

 perubahan struktur histopatologis ginjal pada menit yang diinduksi

diabetes.

18

Keterangan

J Iariabel tidak diteliti

J Iariabel diteliti

Page 19: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 19/31

BAB "=

METCDE PENEL"T"AN

4.1. #enis Penelitian

enis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental ( true

experimental research) dengan menggunakan ranangan randomied pretest!

 posttest control group design untuk mengetahui pengaruh hiperglikemia terhadap

gambaran histopatologi ginjal dan membandingkan gambaran histologi ginjal

19

Page 20: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 20/31

 

n

o

i "

" i

#

m

e #

m

o k

n

o

i "

" i

#

m

e #

m

o k

menit normal dengan menit yang diinduksi diabetes. 3ubjek penelitian adalah

menit ( "attus norvegicus) berjenis kelamin jantan.

9ambar 1. 6enana /erja dan Perlakuan

Dosis pemberian aloksan mengau pada penelitian yang dilakukan oleh

Mardiastuti, 2002 dengan dosis pemberian aloksan 125gram;kg menit selama

15 hari perlakuan menyebabkan perubahan struktur histopatologi ginjal menit.

9ambar 2. 8ahapan Penelitian

20

Page 21: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 21/31

4.2. L+kasi (an aktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di <aboratorium &armakologi &akultas

&armasi dan <aboratorium Patologi :natomi &akultas /edokteran >ni4ersitas

:ndalas. Penelitian dilakukan selama dua bulan atau minggu dengan rinian

satu minggu melakukan persiapan, dua minggu untuk pelaksanaan perlakuan, satu

minggu untuk mengumpulkan data, dua minggu untuk mengolah data dan

membuat laporan.

4.. P+&ulasi (an $am&el Penelitian

Populasi penelitian adalah menit ( "attus norvegicus). esar sampel

ditentukan berdasarkan kriteria "orld #ealth $rgani?ation ("#$), minimal lima

ekor menit pada setiap kelompok perlakuan (Mardiastuti, 2002).

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 2 ekor menit jantan. 3ampel

akan dibagi menjadi empat kelompok, yaituB

• kelompok /@ (nJ) sebagai kelompok kontrol, dengan sampel menit

sehat tanpa diberikan perlakuan apa pun,

• kelompok P1 (nJ) sebagai kelompok perlakuan 1, dengan sampel

menit yang diberi aloksan intra4ena dengan dosis *0 mg;kg berat

menit,

• kelompok P2 (nJ) sebagai kelompok perlakuan 2, dengan sampel

menit yang diberi aloksan intra4ena dengan dosis 100 mg;kg berat

menit, dan

• kelompok P% (nJ) sebagai kelompok perlakuan %, dengan sampel

menit yang diberi aloksan intra4ena dengan dosis 125 mg;kg berat

menit.

Masing-masing kelompok terdiri dari ekor menit jantan. /elompok P1, P2, dan

P% diberi perlakuan injeksi alosan intra4ena, sementara kelompok kontrol tidak 

diberi perlakuan. Pemilihan sampel serta pengelompokan menit dilakukan seara

aak sesuai ranangan aak kelompok (6:/).

21

Page 22: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 22/31

4..1. $u%jek Penelitian

#e'an oba yang digunakan dalam penelitian ini adalah menit

 jantan. Menit dipilih sebagai he'an oba karena si!atnya yang mudah

ditangani, mudah dipelihara, dan mudah berkembangbiak. Menit dipelihara

dalam kandang plastik di ruang he'an oba <aboratorium &armakologi

dengan 4entilasi yang menukupi.

4..2. Besar $am&el

esarsampel dihitung dengan rumusB

n=log β

log p ' 

dimanaB n  J jumlah sampel tiap perlakuan, E J besar sampel yang

diperkirakan menderita hiperglikemia tanpa adanya perubahan gambaran

histopatologis ginjal (kesalahan tipe ), dan  p#   J besar sampel yang

diperkirakan tidak menunjukkan perubahan gambaran histopatologis ginjal.

ika diinginkan peluang terdapat hiperglikemia yang dapat diamati J

+ (E J 1 A 0, J 0,01) dan diperkirakan 0 + dari sampel menunjukkan

 perubahan gambaran histopatologis ginjal, makaB

n=log β

log p ' =

log0,01

log 0,4  =5,025=5ekor

:kan tetapi, untuk menegah terjadinya drop out   di tengah-tengah

 penelian karena menit mati atau sakit, maka dilakukan koreksi besar 

sampel dengan menggunakan rumusB

n ' =n

(1−f  )

22

Page 23: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 23/31

dengan n#   J besar sampel dikoreksi, n  J besar sampel yang dihitung,  f J

 perkiraan proporsi drop!out . Proporsi drop!out   sampel diperkirakan 10+,

sehingga didapatBn

' =

n

(1−f  )=

5

(1−0,1)=

5

0,9=5,56=6 ekor

adi, dalam penelitian ini didapatkanbesar sampel tiap perlakuan

minimal ekor menit, sehingga jumlah total menit yang dibutuhkan

sebanyak2ekor menit.

4... Kriteria "nklusi

/riteria he'an oba yang digunakan pada penelitian ini adalah menit

 jantan berumur 2 A % bulan pada saat pemilihan sampel dengan berat badan

20-%0 gram dalam kondisi sehat yang ditandai dengan pergerakan yang

akti!.

4..4. Kriteria Eksklusi• Menit menderita hiperglikemia sebelum dilakukan aklimatisasi

• Menit sakit

• Menit mati

4.4. =aria%el Penelitian

4.4.1. Klasi!ikasi =aria%el

1. Iariabel bebas penelitianB pemberian aloksan intra4ena dengan

dosis *0 mg;kg he'an oba, 100 mg;kg he'an oba, dan

125 mg;kg he'an oba.2. Iariabel tergantung penelitianB kadar glukosa darah, berat dan

mor!ologi ginjal, serta gambaran histopatologi ginjal he'an oba.

%. Iariabel terkontrol penelitianB umur dan berat badan he'an oba.

4.4.2. De!inisi C&erasi+nal

1. #e'an oba adalah menit jantan, dengan usia berkisar antara 2 A %

 bulan dan dalam kondisi sehat yang ditandai dengan pergerakan

akti!. Menit didapat dari <aboratorium &armakologi &akultas

23

Page 24: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 24/31

&armasi >ni4ersitas :ndalas dan diadaptasikan hari sebelum

diberi perlakuan.

2. /adar glukosa darah adalah hasil pengukuran kadar glukosa darah

yang dilakukan seara en?imatik oleh alat pengukur yang

digunakan (:u-Hhek K $lood %lucose &onitor ).

4.8. Bahan Penelitian

4.8.1. Hean ;+%a (an Bahan untuk Pemeliharaan Hean ;+%a

• Dua puluh empat (2) ekor menit jantan yang memenuhi kriteria

inklusi

• Pakan standar

• 3ekam

• :lkohol 0+

• :ir 

4.8.2. Bahan untuk Pem%erian luk+sa

• :loksan tetrahidrat (5, dioLyurail)

4.8.. Bahan untuk Pengukuran Ka(ar luk+sa Darah

•   Alcohol swabs

4.8.4. Bahan untuk Pem%e(ahan Men6it

• &enobarbital

 @aHl 0,+ !isiologis ( saline)• :lkohol 0+

• <arutan po4idone iodin (etadine)

• /asa steril

• enang jahit silk -0

4.8.8 Bahan untuk Pem%uatan (an Pemeriksaan Pre&arat

Hist+&at+l+gi

:lkohol absolut• :lkohol 5+

• :lkohol 0+

• <arutan hematoLylin

• <arutan eosin

•   $asic fuchsine

• Paraldehid

• #Hl

• &ormalin

• :lkohol asam

• ylol

24

Page 25: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 25/31

• 9liserin

• Para!in

• :lbumin

• :ir suling

• Minyak imersi

4.9. "nstrumen Penelitian

4.9.1. "nstrumen untuk Pemeliharaan Hean ;+%a

•  /andang he'an oba

•   'and spray

•  8empat makan dan minum he'an oba

•  8imbangan digital

4.9.2. "nstrumen untuk Pem%erian Al+ksan

•  3puit 2,5 m<

• 

arum suntik 2 94.9.. "nstrumen untuk Pengukuran Ka(ar luk+sa Darah Hean

;+%a

•   "apid blood glucose monitoring systemglucometer  merek :u-

Hhek K

•   ancet  steril

•  3trip glucometer 

•   ancing device

• Pisau ukur 

4.9.4. "nstrumen untuk Pem%e(ahan (an Pemeriksaan P+stm+rtem

Hean ;+%a

•  Pisau ukur 

•  3kalpel

•  Papan bedah

•  Pinset

•  #emostat;klem bengkok 

•  9unting

• 

8imbangan digital•  3terilisator 

•  3puit 1 m<

•  arum suntik ukuran 2% 9

•  arum jahit

•  /amera digital

4.9.8. "nstrumen untuk Pem%uatan Pre&arat Hist+&at+l+gi injal

Hean ;+%a

•  Mikrotom

• *b+ect glass

25

Page 26: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 26/31

•  Cover glass

•  ,ater bath

• 6ak pe'arnaan

• ak pe'arnaan

 

Pipet tetes

4.9.9. "nstrumen untuk Pemeriksaan Hist+&at+l+gi injal Hean

;+%a

•  Cover glass

•  Mikroskop

•  /amera digital

4.9.. "nstrumen $anitasi (an Higiene

•  3arung tangan (hand gloves)

• 3abun ui tangan antiseptik 

•  as laboratorium

•  Masker 

•  :lkohol

•  Cotton balls

4.. Pr+se(ur Penelitian

4..1. Persia&an Hean ;+%a

3ebelum perlakuan diberikan, menit diseleksi sesuai kriteria inklusi

dan dibagi seara aak dalam kelompok. :klimatisasi dalam ruang he'an

oba laboratorium akan dilakukan selama hari dan menit dipaparkan

dalam siklus harian 12 jam siang;malam. /andang, tempat makan, tempat

minum, sekam, pakan, dan alat semprot dipersiapkan sebelum aklimatisasi

dilakukan. Makan dan minum diberikan ad libitum. Pada hari terakhir (hari

ke-) aklimatisasi, kadar glukosa darah tiap menit akan diukur seara

en?imatik menggunakan glukometer untuk memastikan menit tidak 

menderita hiperglikemia sebelum diberikan perlakuan. Menit dianggap

menderita hiperglikemia apabila didapatkan kadar glukosa darah se'aktu 7

150 mg;d< (@auk et al ., 200 dalam 3aha et al ., 200).

4..2. Pem%erian Al+ksan &a(a Men6it

26

Page 27: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 27/31

nduksi hiperglikemia pada menit dilakukan dengan penyuntikan

aloksan dosis *0 mg;kg , 100 mg;kg , dan 125 mg;kg seara

intra4ena.4... Pengukuran luk+sa Darah Men6it

/adar glukosa darah menit diukur seara en?imatik menggunakan

gluometer :u-Hhek K (6ohe, akarta, ndonesia) dengan sampel 10 N<

darah yang diambil dari 4ena ekor menit. /adar glukosa darah akan diukur 

 pada hari terakhir aklimatisasi dan setelah disuntikkan aloksan.

4..4. Penim%angan Berat Men6it

Perubahan struktur ginjal akibat diinduksi diabetes akan mengakibatkan

 perubahan pada massa ginjal menit. Pada menit yang diinduksi diabetes

terjadi peningkatan selularitas glomeruler dan matriks ekstraseluler (3pener,

200) Perubahan struktur ginjal he'an oba akibat hiperglikemia, dapat

dinilai melalui perbandingan berat badan menit dengan berat ginjal menit.

$leh karena itu, dilakukan penimbangan berat badan he'an oba seara

langsung dengan menggunakan timbangan digital.

4..8. Pem%e(ahan (an Penim%angan Berat injal

Pembedahan dilakukan pada hari terakhir perlakuan. 3ebelum

dilakukan pembedahan, menit terlebih dahulu diinjeksi dengan !enobarbital

120 mg;kg seara intra4ena. 3etelah menit dipastikan mati, dilakukan

reseksi ginjal melalui pembedahan pada menit. ulu menit pada daerah

 perut dibasahkan dengan alkohol 0+ lalu diukur. /ulit dibersihkan

dengan menggunakan larutan po4idone iodin (etadine) lalu sisa-sisa

etadine dibersihkan dengan mengusap kulit menggunakan kasa steril yang

dibasahi dengan alkohol 0+. nsisi pada garis tengah abdomen dibuat dari

 bagian ba'ah sternum hingga bagian atas sim!isis pubis dengan

27

Page 28: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 28/31

menggunakan gunting dan pinset. ginjal diidenti!ikasi. Duktus diklem

menggunakan hemostat, diligasi, lalu dipotong. 9injal dilepaskan dari

 perlekatannya dengan organ-organ abdomen dan diangkat lalu insisi pada

 perut menit ditutup. 9injal segera ditimbang dengan menggunakan

timbangan digital, diamati mor!ologinya, dan selanjutnya dimasukkan

dalam botol berisi !ormalin 10+. #asil pengamatan mor!ologi ginjal diatat

dan didokumentasikan dengan pemotretan menggunakan kamera digital.

4..9. Pem%uatan Pre&arat Hist+&at+l+gi injal

Preparat histopatologi dibuat dengan menggunakan metode  paraffin!

embedding . 9injal yang telah direndam dalam larutan !ormalin 10+ di

!iksasi dengan membiarkannya selama 2 jam;sehari semalam. 9injal lalu

diui dengan menggunakan air selama 1,5 jam. 3etelah diui, dilakukan

dehidrasi dengan jalan merendam jaringan ginjal seara bertahap dalam

alkohol 0+ selama jam, alkohol 5+ selama 12 jam, dan dua kali dalam

alkohol absolut selama 1 jam tiap perendaman. aringan yang telah

didehidrasi sebelumnya direndam dalam larutan Lylol selama 2 kali 1 jam,

kemudian dipotong setipis mungkin dan direndam dalam para!in air selama

2 kali 1 jam. Para!in air dimasukkan dalam etakan;histoplate berbentuk 

kubus lalu jaringan ditempatkan pada posisi yang diinginkan dan kemudian

disiram lagi dengan para!in air. lok para!in dibiarkan hingga dingin dan

dikeluarkan dari etakan. lok para!in direkatkan pada tempat

 pemegangnya di mikrotom lalu dikuni dengan kuat. Posisi pisau mikrotom

dan indikator ketebalan pemotongan diatur (O 20A%0, dengan ketebalan 5A

mikrometer). lok digerakkan menuju pisau dan hasil pemotongan yang

 berbentuk pita didapatkan. >jung pita diangkat dengan kuas, direntangkan

28

Page 29: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 29/31

seara lembut tanpa lipatan di atas permukaan air dalam 'ater bath bersuhu

%0A0H, dan dibiarkan mengembang. /aa objek dilapisi lapisan tipis

albumin-gliserol 1B1 dan dibiarkan mengering. Pita yang mengembang

diangkat menggunakan kaa objek lalu diletakkan diatas hotplate  bersuhu

0A5 H atau dile'atkan diatas nyala api agar pita merekat sempurna dan

air yang melekat pada kaa objek mengering.

4... Pearnaan (an Pemeriksaan Pre&arat Hist+&at+l+gis injal

Preparat yang telah dipersiapkan dipulas dengan menggunakan

 pe'arnaan hematoLylin-eosin Mayers. Preparat didepara!inisasi dalam Lylol

selama 2 L 2 menit lalu dihidrasi seara serial dalam larutan alkohol dengan

tahapanB alkohol absolut selama 2 L 2 menit, alkohol 5+ selama 2 menit,

alkohol 0+ selama 2 menit, alkohol *0+ selama 2 menit, alkohol 0+

selama 2 menit, lalu dalam air suling selama % menit. Preparat lalu

diinkubasi dalam larutan hematoLylin Mayers selama 15 menit. 3etelah

diinkubasi, preparat diui dengan air mengalir selama 15A20 menit dan

diamati di ba'ah mikroskop. ika 'arna biru yang didapatkan terlalu pekat,

 preparat diui lagi dengan air mengalir selama beberapa menit. 3etelah

didapat 'arna yang sesuai, preparat di'arnai dengan counterstain  larutan

eosin selama 15 detik hingga 2 menit lalu didehidrasi seara serial dalam

larutan alkohol dengan gradasi meningkat perlahan, dimulai dari larutan

alkohol 0+ hingga larutan alkohol absolut, dengan 'aktu masing-masing

larutan 2 menit. Preparat lalu dijernihkan dan dilakukan dealkoholisasi

dalam Lylol selama 2 L 2 menit. 3etelah ditutup dengan cover glass,

 preparat diamati diba'ah mikroskop. 9injal diidenti!ikasi, dihitung, lalu

diatat. Diameter tiap ginjal diukur dan semua perubahan histopatologis

29

Page 30: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 30/31

yang terjadi pada ginjal, seperti in!iltrasi makro!ag dan nekrosis jaringan,

diatat. #asil pengamatan didokumentasikan dengan melakukan pemotretan

dengan menggunakan kamera digital.

4.. Pengamatan Hist+&at+l+gi injal

Pengamatan histopatologi dilakukan dengan ara skoring berdasarkan

 perubahan yang terjadi pada organ ginjal (Mardiastuti, 2002). Hara 3koring

dapat dilihat pada tabel 1.

8abel 1. 3koring berdasarkan tingkat keparahan organ

$rgan agian 3kor <esi Perubahan

9injal

8ubuli

0 @ormal

G1 dema, degenerasi

G2 6adang, nekrosa

G% &ibrosis

9lomerulus

0 @ormal

G1 dema, degenerasi

G2 6adang, nekrosa

G% &ibrosis

4.F. Peng+lahan (an Analisis Data

#asil pengukuran kadar glukosa darah, berat badan menit, berat ginjal, dan

 perubahan gambaran histopatologi ginjal diatat, ditabulasi, dan dianalisis seara

statistik menggunakan program 3P33 20.0 4ersi "indo's dengan inter4al

keperayaan + (Q J 0,01) dan tingkat signi!ikansi 0,01 (p J 0,01). :nalisis data

dilakukan melalui uji hipotesis komparati! dan korelati! seara bertahap, yaituB uji

normalitas data, uji homogenitas 4arian, uji $ne-"ay :@$I:, -ost!'oc test (uji

 east ignificant Difference) dan uji korelasi Pearson.

6erata (mean) dan simpangan baku ( standard deviation) untuk tiap

kelompok dihitung dari data yang didapatkan. @ilai yang didapat dari data hasil

 penelitian akan disajikan dalam bentuk rerata (mean) O standar de4iasi (3D).

30

Page 31: Isi Editan

7/26/2019 Isi Editan

http://slidepdf.com/reader/full/isi-editan 31/31