In Do Cement

download In Do Cement

of 61

Transcript of In Do Cement

  • TIGA TROUBLE BESAR:

    MILL HEAD WALL RETAK,

    SHAFT PATAH PADA MOTOR 5000 KW, VIBRASI PADA PLANETARY GEAR BOX 5000 KW

  • HEAD WALL MILL RETAK KRONOLOGI :Pada saat Preventive Maintenance, mekanik inspeksi melakukan pengecekan visual pada outlet finish mill dan menemukan adanya retak/crack pada bagian head wall. Keretakan yang terjadi sudah mencapai 1/3 dari keliling lingkaran pada titik tersebut.

  • SPESIFIKASI BALL MILLTube Diameter: 4,4 M Tube Lenght: 15,14 MGrinding Path lenght: 13,5 MCapacity: 110 T/HSpeed: 15 rpmBearing shell width: 1 MPower Required: 3750 KW Motor Required: 4150 KWMotor Speed: 994 rpm

  • GAMBAR BALL MILL

  • TINDAKAN YANG DILAKUKAN

    Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya retak tambahan akibat dari beban mill.1. PEMASANGAN SUPPORT PADA MILL SHELL TERHADAP LANTAI

  • 2. MENGELUARKAN STEEL BALL DARI DALAM MILLSteel ball yang ada pada chamber 1 dan Chamber 2 dikeluarkan dari dalam mill untuk mengurangi beban terhadap support dan sebagai akses untuk melakukan pekerjaan dari dalam mill.

  • 3. PEMBONGKARAN KOPLING INPUT MILLKopling ini merupakan penggerak dari ball mill yang terpasang pada output dari planetary gearbox. Pada tahapan ini juga di bongkar ducting, screw dan perlengkapan lainnya.

  • 4. PEMBONGKARAN HOUSING DAN TRUNION BEARINGPada tahapan ini diawali dengan mengangkat mill shell setinggi 3mm agar tidak ada beban yang menumpu pada trunion bearing

  • 5. PEMASANGAN SUPPORT PADA HEAD WALLPemasangan support ini bertujuan untuk menghindari terjadinya perubahan/pergeseran posisi diantara kedua bagian yang retak

  • 6.PEMBONGKARAN SHELL LINER DAN MENGGESER BASE FRAME PADA LINER DIAPRAGHMPembongkaran shell liner pada chamber 2 sisi outlet sebanyak 4 row Menggeser base frame pada liner diapraghm

  • 7. PEMBONGKARAN HEAD WALLProses pembongkaran ini, pengangkatannya menggunakan electric winch dan dilanjutkan dengan transportasi ke workshop

  • 8. PROSES PERBAIKAN HEAD WALL8.1 PENGECEKAN ULANG KONDISI RETAK YANG TERJADI.Pengecekan ini dilakukan pada sisi luar untuk memastikan sejauh mana retak yang terjadi.

  • 8. 2 PEMBUATAN KAMPUH Pembuatan kampuh disesuaikan dengan retakan yang terjadi menggunakan goughing

    Pada retakan yang tembus kesisi dalam, dibuat kampuh X dengan kedalaman 2/3 dari tebal (untuk sisi luar) dan 1/3 dari tebal (untuk sisi dalam). Pada retakan yang tidak tembus kesisi dalam, dibuat kampuh V dengan kedalaman sesuai dengan retakan yang terjadi.

  • 8.3 PENGGERINDAAN PERMUKAAN KAMPUHPenggerindaan ini bertujuan untuk memastikan tidak ada retakan yang tersisa dan rongga bekas proses pembuatan kampuh.

  • 8.4 PENGECEKAN ULANG KERETAKAN PADA KAMPUHPengecekan ini menggunakan dye penetran / crack seeker dan ultra sonic untuk memastikan bahwa tidak ada keretakan lagi pada ujung kampuh.

  • 8. 5 PEMASANGAN STOPPER PADA KAMPUH Stopper ini dipasang pada kampuh dengan tujuan untuk menghindari terjadinya dislokasi pada saat dilakukan pemanasan dan pengelasan

  • 8. 6 PEMANASAN KAMPUH Pemanasan ini bertujuan untuk menghindari terjadinya internal stress (tegangan sisa) sebagai akibat dari proses pengelasan

    Proses pemanasan menggunakan elpiji sampai dengan temperatur 250 C, dan dilakukan pemanasan lagi apabila temperatur turun mencapai 150 C

  • 8.7 PENGELASANProses pengelasan dimulai dari kampuh sisi luar.Selama proses pengelasan, temperatur dimonitor secara terus-menerusTitik pengelasan dilakukan pada bagian yang tidak ada stoppernya dan langsung diselesaikan sampai ke permukaan dan menghindari terjadinya under cut.

  • 8.8 PEMBONGKARAN STOPPERPembongkaran stopper dilakukan setelah semua titik pengelasan diluar stopper selesai dilakukan dan dilanjutkan dengan pengelasan pada seluruh permukaan kampuh

  • 9. PERBAIKAN HEAD WALL SISI DALAM

    Pada Tahapan ini di awali dengan membalik posisi Head Wall dan dilanjutkan dengan pekerjaan yang sama pada tahapan sebelumnya, meliputi :

    9.1 PENGECEKAN CRACK

    9.2 PEMASANGAN SUPPORT

    9.3 PEMBUATAN KAMPUH Pada tahapan ini dilakukan sampai kedalaman 1/3 tebal Head Wall ditambah dengan Over Lap 3mm ( pengelasan dari sisi luar ), untuk memastikan tidak ada rongga tersisa.

    9.4 PENGGERINDAAN PERMUKAAN KAMPUH

    9.5 PEMASANGAN STOPPER

  • 9.6 PEMANASAN KAMPUH

    9.7 PENGELASAN

    9.8 PEMBONGKARAN STOPPER 9.9 PENGELASAN KEMBALI PADA POSISI PEMASANGAN STOPPER

    10. PENGECEKAN KERETAKAN

    Pada pengecekan keretakan ini menggunakan X RAY.

    Dari hasil pengecekan yang dilakukan tidak ditemukan adanya retakan sisa maupun retakan akibat dari pengelasan.

  • 11. PEMASANGAN

    Pemasangan kembali head wall diawali dengan pembersihan seluruh bagian yang akan dipasang dan dilanjutkan dengan pemasangan bagian- bagian tersebut. Pengencangan baut dilakukan sesuai dengan besarnya torsi yang diperlukan. 12. PENGETESAN

    12.1. TES SISTIM PELUMASAN Pengetesan pertama dilakukan pada sistim pelumasan low pressure untuk memastikan semua jalur berfungsi dengan baik

    Pengetesan kedua dilakukan pada sistim pelumasan high pressure untuk memastikan bahwa mill dapat terangkat dengan ketinggian minimal 0,03mm.

  • 12.2. TES DENGAN PUTARAN Pengetesan pertama dilakukan dengan putaran rendah (auxiliary drive), sambil memperhatikan perubahan temperatur bearing. Tahap selanjutnya dilakukan dengan putaran penuh dan dimonitor perubahan temperatur bearing.

    Setelah pengisian steel ball selesai, dilanjutkan dengan pengoperasian mesin dan dimonitor kondisi temperatur bearing

    13. PENGISIAN STEEL BALL

  • SHAFT PATAH PADA MOTOR 5000 KW

  • DATA MOTOR

  • DATA MOTOR

  • KRONOLOGIPada pertengahan tahun 2007 Sudu-sudu Fan Utama Pendingin patah Sudut sudut fan diperbaiki (fabrikasi sudu dan dilas ulang pada impeller)Beberapa bulan kemudian sudu-sudu fan patah lagi dan sudu fan yang patah bertambah banyakDilakukan penggantian impeller( fabrikasi lokal)Dimensi impeller spare tidak sama dengan yang original, sehingga snap ring pengunci gerakan axial tidak pasDilakukan pengelasan langsung pada shaft untuk mengunci gerakan axialMotor beroperasi tiga bulan, kemudian sudu impeler patah lagiSemua sudu kemudian dipotong untuk menghindari vibrasi, pendinginan motor disuplai dari eksternal fan dan dioperasikan kembali.Setelah beroperasi selama dua minggu,Terjadi gesekan antara shaft dengan housing impeller sehingga ada bunga apiMotor distop dan dilakukan pengecekan,terjadi retak di shaft.

  • SUDU PATAH

  • SHAFT PATAH

  • ANALISA PATAHAN SHAFTPengelasan pada permukaan shaft mengakibatkan tegangan sisa (internal/residual stress) dan potensi ketidakstabilan thermal pada shaft sehingga bahan menjadi rapuh

  • ANALISA PATAHAN SHAFTCrack pada awalnya kecil seiring waktu menjadi besar dan akhirnya shaft patah

  • TINDAKAN YANG DILAKUKANMengganti motor Raw Mill dengan Motor Finish Mill dengan memodifikasi sistem pendinginan agar dapat beroperasi kembali

  • TINDAKAN PERBAIKAN PADA SHAFT MOTOR YANG PATAH

    Melepas rotor dari statornya

  • TINDAKAN PERBAIKAN PADA SHAFT MOTOR YANG PATAHElectrical Test Pada Rotor :-Winding resistance / Ohm milli ohm

    - Insulation Resistance / Mega Ohm

    - Surge comparison test

    - Protection Device & Accessories / ohm

  • TINDAKAN PERBAIKAN PADA SHAFT MOTOR YANG PATAH

    Menyambung shaft yang patah

  • Merakit kembali Rotor ke StatorTINDAKAN PERBAIKAN PADA SHAFT MOTOR YANG PATAH

  • APLIKASI MOTOR SETELAH PERBAIKANDipasang di Finish Mill dengan posisi DE menjadi NDE (Reverse)Memodifikasi sistem pendinginan

  • APLIKASI MOTOR SETELAH PERBAIKANKondisi terakhir dari April 2008 s.d sekarang dioperasikan di finish mill

  • VIBRASI PADA PLANETARY GEARBOX 5000 KW

  • Data sebelum tanggal 18 agustus 2010., Vibrasi di CCR untuk input Gear Box menunjukkan 1.7 -1.9 mm/s ( pada kondisi normal operasi )Tanggal 18 Agustus 2010 s/d 30 Agustus 2010, Raw Mill shutdown (Kiln brick lining) dilakukan penambahan Steel Ball 10 ton. Pada tanggal 30 Agustus 2010, pada saat awal beroperasi vibrasi axial pada input shaft gearbox naik mencapai 2.3 mm/s

    KRONOLOGI:

  • PLANETARY GEAR

  • DATA OPERASI :

  • Pada tanggal 2 september 2010 pukul 12.54 mill stop karena vibrasi input shaft gearbox , tiba-tiba naik sampai lebih dari 5.5 mm/s.

  • Dilakukan pengecekan fungsi probe ( sensor vibrasi )

    Cek visual kondisi gearbox dengan putaran inching ( putaran pelan )

    TINDAKAN YANG DILAKUKAN :

  • Setelah pengecekan , dilakukan pengoperasian Mill kembali jam 15.48 WIB, vibrasi input shaft naik 4,5 mm/s Mill di stop kembali jam 16.22 WIB.

  • TINDAKAN YANG DILAKUKAN :Cek & realignment kopling input shaft gear box dan motorCek & realignment kopling Gear box auxiliary dan motor

  • Alignment antara motor & Gear box Auxiliary :Alignment antara motor & Coupling Gear box :

    Data SebelumData Sesudah0.13V0.11-0.260.07-0.7H0.04-0.36-0.05

    Data SebelumData Sesudah-0.07V0.080.19-0.040.37H0.060.17-0.13

  • Mill start kembali tgl 3 september 2010 pukul 14.12 WIB & trip pukul 15.10 WIB, kemudian dilakukan pengecekan input shaft bearing 23052 cc/W33 & 23048 cc/W33, Ditemukan outer race bearing 23052 cc/W33 berputar & diputuskan untuk mengganti kedua bearing.

    Mill start kembali tgl 7 september 2010 pukul 20.54 dan trip kembali pukul 20.59 WIB, dilakukan penggantian trust pad bearing pada Mill .

    Mill start kembali tanggal 8 September 2010 pukul 06.17 dan trip pukul 06.19, dilakukan pengurangan steel ball dan pengecekan motor (test vibrasi no load).

    Mill start kembali tgl 11 september 2010 pukul 11.20 WIB & kembali trip tgl 12 september 2010 pukul 03.40 WIB , kemudian diputuskan memanggil specialist untuk melakukan pengecekan.

    Specialist melakukan pengecekan clearance seluruh bearing, clearance housing bearing, backlash gear dan check visual kondisi coupling & gear.

    Ditemukan adanya keausan pada sun gear & Gear coupling.

    Mengganti Gear coupling , bearing planetary gear, sun gear & planetary gear.

  • PROSES PENGECEKAN BEARING

  • DATA HASIL PENGECEKAN BEARING

  • PENGECEKAN CLEARANCE GEAR

  • HIGHSPEED COUPLING, ada keausan dan permukaan kontak tidak merataPENGECEKAN COUPLING

  • Hasil pengukuran vibrasi tgl 02-10-2010

    POSVHAMotor DE1,22,21,4Motor NDE0,72,10,8GB. Input 10,91,41,6

  • 03-10-2010Feed: 280 T/hI: 03-10-2010Feed: 340 t/hI: 425-430 ADATA VIBRASI SAAT FEEDING

    posVHATDE1,02,51,7NDE1,12,11,4IN 12,23,02,355IN 23,22,02,853HS1,31,91,240LS0,81,30,733OUT0,91,02,232

    POSVHATDE1,12,61,7NDE1,22,01,4IN 12,23,02,658IN 22,82,32,856HS1,02,11,146LS0,91,50,840OUT0,91,02,035

  • 06-10-2010Feed: 370 T/hI: 450 A08-10-2010Feed: 300 T/hI: 432 Apos V H ATIN 12,53,63,261IN 23,32,03,163HS1,02,31,249LS0,81,40,842OUT0,91,01,740DATA VIBRASI SAAT FEEDING

    POS V H ATIN 12,23,62,860IN 23,21,93,263HS1,02,21,149LS0,81,20,842OUT0,91,11,840

  • SUN GEARKeausan pada high speed sun gear (stage 1) menyebabkan backlash besar, sehingga permukaan bidang kontak tidak stabilKeausan pada kopling dan high speed gear shaft,menyebabkan bidang kontak tidak stabilKESIMPULAN PENYEBAB VIBRASI

  • Gear couplingHigh speed gear shaftKeausan pada kopling dan high speed gear shaft,menyebabkan bidang kontak tidak stabil

    *