Implant Doc

18
Dental Implant Journal 2013 ABSTRAK Penggunaan implan gigi menjadi salah satu alternatif untuk menggantikan satu/beberapa gigi yang hilang baik gigi anterior maupun posterior. Pemilihan bahan implan merupakan salah satu faktor utama untuk mencapai keberhasilan perawatan dan kepuasan pasien. Penggunaan bahan dengan titanium telah menjadi pilihan selama beberapa tahun silam. Kekuatan mekanik dan sifat biokombatibilitas yang dimiliki titanium mampu menyangga gigi abutment dalam jangka waktu lama. Namun, karena sifat logam yang terkadang membuat reaksi alergi pada sebagian orang dan dari segi estetik yang dimiliki kurang bagus, membuat bahan ini mulai tergantikan. Penggunaan zirkonia, yaitu bahan berbasis keramik sebagai bahan alternatif pengganti titanium, mampu memenuhi syarat estetik, terutama jika diperlukan untuk gigi anterior. Zirkonia memiliki sifat mekanis yang bagus, mampu bertahan lama, memiliki sifat biokompatibitas terhadap jaringan yang tinggi, dan yang paling menonjol adalah bahan ini memiliki warna menyerupai gigi asli. Berbagai studi telah dilakukan untuk memastikan sifat zirkonia sebagai bahan pengganti titanium, terutama mengenai sifat ossteointegrasi terhadap tulang dan sifat adhesif terhadap bakteri penyebab peri-implantitis. Dari beberapa studi yang telah dipelajari, dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara daya 1

Transcript of Implant Doc

Page 1: Implant Doc

Dental Implant Journal 2013

ABSTRAK

Penggunaan implan gigi menjadi salah satu alternatif untuk menggantikan

satu/beberapa gigi yang hilang baik gigi anterior maupun posterior. Pemilihan bahan

implan merupakan salah satu faktor utama untuk mencapai keberhasilan perawatan dan

kepuasan pasien. Penggunaan bahan dengan titanium telah menjadi pilihan selama

beberapa tahun silam. Kekuatan mekanik dan sifat biokombatibilitas yang dimiliki

titanium mampu menyangga gigi abutment dalam jangka waktu lama. Namun, karena

sifat logam yang terkadang membuat reaksi alergi pada sebagian orang dan dari segi

estetik yang dimiliki kurang bagus, membuat bahan ini mulai tergantikan.

Penggunaan zirkonia, yaitu bahan berbasis keramik sebagai bahan alternatif

pengganti titanium, mampu memenuhi syarat estetik, terutama jika diperlukan untuk

gigi anterior. Zirkonia memiliki sifat mekanis yang bagus, mampu bertahan lama,

memiliki sifat biokompatibitas terhadap jaringan yang tinggi, dan yang paling menonjol

adalah bahan ini memiliki warna menyerupai gigi asli.

Berbagai studi telah dilakukan untuk memastikan sifat zirkonia sebagai bahan

pengganti titanium, terutama mengenai sifat ossteointegrasi terhadap tulang dan sifat

adhesif terhadap bakteri penyebab peri-implantitis. Dari beberapa studi yang telah

dipelajari, dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara daya

adhesif bahan terhadap bakteri periodontopatik (P< 0,05). Proses penyembuhan pada

implan berbahan zirkonia lebih cepat jika dibandingkan titanium, namun hasil ini tidak

terlihat signifikan (P < 0.05).

1

Page 2: Implant Doc

Dental Implant Journal 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu pengetahuan dan

teknologi di bidang kedokteran gigi

terus-menerus dikembangkan seiring

dengan perkembangan zaman ke arah

modern.1 Perawatan di kedokteran gigi

bertujuan untuk mengembalikan

fungsi normal pasien, seperti

kemampuan berbicara, mastikasi,

estetik, dan menghilangkan rasa sakit,

sehingga rasa percaya diri pasien dapat

pulih kembali.1 Oleh karena itu,

perawatan gigi yang sesuai sangat di

perlukan untuk memenuhi fungsi

tersebut.1

Kehilangan satu/beberapa

gigi akibat cedera, penyakit

periodontal, ataupun penyebab yang

lainnya akan menimbulkan gangguan

pada fungsinya. Perawatan pada gigi

anterior membutuhkan beberapa

pertimbangan untuk mencapai estetik

yang memuaskan. Penggunaan implan

gigi merupakan salah satu perawatan

untuk menggantikan gigi yang telah

tanggal. Pemilihan implan gigi untuk

gigi anterior merupakan suatu

tantangan tersendiri bagi dokter gigi.

Pasien menginginkan hasil dengan

estetik yang bagus dan memuaskan,

dan dokter gigi pun mengharapkan

bahan yang digunakan mampu

bertahan lama dan tidak mengiritasi

jaringan.

Bahan implan gigi yang biasa

digunakan adalah bahan yang terbuat

dari titanium murni. Bahan ini dipilih

karena memiliki sifat mekanik dan

biokompatibilas yang bagus.4 Namun,

sifat logam dalam kandungan titanium

dapat mempengaruhi estetika karena

menimbulkan warna abu-abu pada

gigi.4 Pada beberapa kasus, titanium

dapat menyebabkan hilangnya tulang

marginal dan resesi jaringan lunak.4

Beberapa penelitian mulai

dilakukan untuk mencari bahan yang

memenuhi syarat estetik, memiliki

biokompatibilitas tinggi dan mampu

bertahan lama.4 Penggunaan bahan

keramik mulai disukai karena

memiliki warna yang sesuai dengan

gigi.4 Salah satu bahan keramik yang

banyak digunakan untuk implan gigi

adalah aluminium oksida (Al2O3).

Bahan ini selain memiiki warna yang

hampir sama dengan gigi asli, juga

memiliki osseointegrasi yang baik.

Namun penggunaannya sekarang

sudah mulai berkurang karena tidak

mampu bertahan lama.4

Zirkonia merupakan bahan

baru berbasis keramik yang memiliki

2

Page 3: Implant Doc

Dental Implant Journal 2013

kekuatan tinggi sehingga mulai

diperkenalkan di dunia kedokteran

gigi. Pada tahun 1960-an, zirkonia

mulai digunakan sebagai bahan

implan gigi. Zirkonia memiliki sifat

mekanik yang unik dan stabil sehingga

dapat digunakan sebagai pengganti

gigi yang menerima tekanan oklusi

tinggi. Zirkonia memiliki sifat yang

lebih menguntungkan dari aspek

biologis, estetika, dan mekanik

sehingga bahan ini dapat digunakan

dalam berbagai indikasi prostetik pada

gigi atau implan.4

Studi ini dibuat berdasarkan

literatur-literatur (jurnal minimal

tahun 2003) yang telah didapat

kemudian di review, penulis tidak

melakukan penelitian. Hasil review

dari berbagai literatur tersebut

kemudian disusun secara sistematis

untuk dijadikan sebagai naskah

publikasi. Studi literatur dilakukan

untuk mengetahui perbedaan maupun

dukungan teori dari masing-masing

penelitian penulis sebelumnya,

sehingga dapat menghasilkan suatu

kesimpulan baru. Studi literatur ini

dilakukan untuk mengetahui sifat

zirkonia sebagai bahan implan gigi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sifat zirkonia yang

digunakan sebagai bahan implan

gigi ?

2. Apakah kelebihan zirkonia

sebagai bahan implan gigi

dibandingkan dengan titanium?

C. MANFAAT

1. Mahasiswa dapat mengetahui sifat

material zirkonia sebagai implan

gigi

2. Mahasiswa dapat mengetahui

kelebihan bahan zirkonia sebagai

bahan implan gigi

3. Mahasiswa dapat mengetahui

osseointegrasi pada penggunaan

zirkonia dan titanium sebagai bahan

implan gigi

4. Mahasiswa mengetahui sifat

adhesif bakteri pada zirkonia dan

titanium

BAB II

TELAAH PUSTAKA

IMPLAN GIGI

Implan didefinisikan sebagai

perangkat medis yang terbuat dari satu

3

Page 4: Implant Doc

Dental Implant Journal 2013

atau lebih biomaterial yang sengaja

ditempatkan dalam tubuh, baik secara

penuh atau sebagian tertanam di bawah

jaringan epitel.1 Sedangkan, Implan

gigi adalah jangkar logam yang bersifat

biokompatibel dan dipasang dengan

proses pembedahan yang diposisikan

di tulang rahang di bawah gingiva

untuk mendukung sebuah mahkota

buatan yang diletakkan pada gigi asli

yang hilang. 3

Penggunakan implan gigi

harus mendekati bentuk dan ukuran

alami akar gigi. Periode penyembuhan

dan penyatuan tulang bervariasi mulai

dari tiga bulan sampai enam bulan atau

bisa lebih daripada itu. Pada pariode

ini, osseointegration telah terjadi yang

menyebabkan tulang tumbuh disekitar

implan sehingga menciptakan struktur

yang kuat.3

Faktor-faktor yang dapat

mendukung keberhasilan implan gigi

adalah sebagai berikut:3

a. Safety concern

Pertimbangan keamanan tidak

hanya terbatas pada implan gigi,

tetapi juga untuk semua perangkat

gigi. Tingkat keamanaan

penggunaan implan gigi yaitu

apabila bahan implan tidak

menyebabkan iritasi dan toksik

serta tidak menimbulkan kelainan

sistemik.

b. Compatibility

Implan yang digunakan di bagian

tubuh manusia harus memiliki

kemampuan untuk membentuk unit

mekanik yang stabil dengan

jaringan keras dan jaringan lunak

sekitarnya. Apabila mengalami

kelonggaran atau tidak stabil,

implan menjadi kurang efisien atau

tidak berfungsi sepenuhnya atau

bahkan bisa menginduksi jaringan

secara berlebihan. Hal ini dapat

menyebabkan rasa tidak nyaman

dan rasa sakit pada pasien. Ada tiga

hal yang perlu diperhatikan untuk

memenuhi syarat biokompatibilitas

bahan, yaitu biological

compatibility, mechanical

biocompatibility dan morphology

biocompatibility.

c. Surface texture

Secara umum, dibagi menjadi dua

kategori, yaitu tekstur permukaan

cekung dan tekstur permukaan

cembung. Tekstur permukaan

cekung dapat dicapai dengan baik

secara removal material dari

permukaan lapis kimia, tindakan

elektrokimia, atau dari

lekukan(shot-peening, atau laser

peening). Di sisi lain, tekstur

permukaan cembung dapat

4

Page 5: Implant Doc

Dental Implant Journal 2013

dibentuk dengan memasukkan

beberapa jenis partikel dengan

menggunakan teknik fisika atau

teknik kimia (seperti CVD, PVD,

penyemprotan-plasma, dll.)

Kekasaran permukaan yang

terkontrol (rugophilicity) berperan

penting untuk meningkatkan

osseointegration implan titanium

dibandingkan dengan permukaan

yang halus, osteoblas dapat tumbuh

pada permukaan kasar, yang dibuat

dalam berbagai metode.

BAHAN IMPLAN GIGI

Logam

Sebagian besar bahan pada

implan gigi dibuat dari logam atau

campuran logam. Termasuk

diantaranya adalah titanium, tantalum

dan campuran logam, aluminium,

vanadium, kobalt, kromium,

molibdeum dan nikel. Bahan tersebut

dipilih karena tingkat kekuatannya.

Logam mulia seperti emas dan platina

yang biasanya digunakan untuk

restorasi biasanya jarang digunakan

untuk implan gigi.2

Bahan logam yang sering

digunakan dalam implan gigi adalah

titanium. Titanium digunakan sebagai

biomaterial untuk keperluan medis.3

Titanium yang digunakan memiliki

keistimewaan karena dapat

diaplikasikan di rahang, mulut, dan

neuro-operasi kardiovaskular, serta

peningkatan preferensi dalam

ortopedi.1 Titanium dianggap sebagai

bahan biologis paling kompatibel pada

jaringan vital dan memiliki sifat

mekanik yang baik, dan tahan

terhadap korosi namun warna abu-abu

pada titanium dapat menimbulkan

masalah estetika. hal tersebut

merupakan kekurangan dalam segi

estetik pada komponen logam.4

Oleh karena itu, penelitian

terbaru mengenai implan terfokus pada

penemuan bahan implan serwarna gigi

yang dapat meningkatkan estetika dan

biokompatibilitasnya.4 Salah satu

bahan yang dapat digunakan dalam

implan gigi selain logam adalah

keramik.

Keramik

Keramik adalah bahan

nonorganik, bukan logam,

nonpolymertic dibuat dalam suhu

tinggi. Keramik digunakan sebagai

pengganti jaringan dan juga sebagai

pelapis untuk meningkatkan

biokompatibilitas implan logam.2

Keramik diperkenalkan sabagai bahan

implan karena memiliki kekuatan dan

sifat fisik yang baik, konduktivitas

5

Page 6: Implant Doc

Dental Implant Journal 2013

termal dan listrik minimal, memiliki

sifat elastis, biodegradasi dan reaksi

terhadap tulang, jaringan lunak dan

lingkungan juga lebih baik

dibandingkan dengan biomaterial

sintetik.2 Bila dibandingkan dengan

aluminium dan titanium, keramik lebih

berwarna putih cream atau abu-abu

terang sehingga bagus bila

diaplikasikan sebagai akar terutama

pada akar gigi anterior.4 Menurut

respon jaringan terhadap bahan

keramik, bahan ini dapat dikategorikan

sebagai berikut:3

- Bioaktif :

bioglass/biokeramik

- Bioresorbable : kalsium

fosfat

- Bionert : alumina, zirconia

dan karbon

ZIRKONIA

Zirkonia merupakan salah

satu jenis keramik yang sekarang

sering digunakan sebagai bahan

pembuatan implan gigi. Zirkonia

merupakan bahan yang biokompatibel

dan dapat mendukung kesehatan

jaringan lunak sekitarnya. Zirkonia

memiliki warna menyerupai warna

6

ZIRKONIA9

TITANIUM10

Page 7: Implant Doc

Dental Implant Journal 2013

gading. Warna dari bahan zirkonia

seperti gigi alami sehingga terlihat

radiopak dan jelas pada radiografi.4

Zirconia berbasis keramik terbaru

adalah bahan yang memiliki kekuatan

yang tinggi, sehingga mulai

diperkenalkan di kedokteran gigi.

Zirconia mulai digunakan sebagai

bahan implan pada tahun 1960 an. 4

Zirkonia memiliki sifat

mekanik yang unik dan stabil sehingga

dapat digunakan sebagai pengganti

gigi maupun dukungan gigi yang

menerima tekanan oklusi tinggi. Selain

itu, zirconia juga memiliki kekuatan

lentur yang tinggi, yaitu 900-1200

Mpa, dan modulus weibull 7,8.

Zirconia memiliki tingkat kekerasan

sebesar 1200 vickers sehingga

memungkinkan untuk mencegah

terjadinya fraktur pada implan gigi. 11

Berbagai penelitian dilakukan

untuk membandingkan distribusi

tegangan antara ytrium partial zirconia

dengan titanium murni dan diketahui

bahwa keduanya memiliki distribusi

tegangan yang stabil.11 Pada studi

klinis jangka pendek, zirkonia

memiliki sifat yang lebih

menguntungkan dari aspek biologis,

estetika, dan mekanik sehingga bahan

ini dapat digunakan dalam berbagai

indikasi prostetik pada gigi atau

implan.4

Saat ini, mulai dilakukan

penelitian mengenai tingkat kolonisasi

bakteri pada zirkonia dan titanium

sebagai bahan implan gigi. Dari

penelitian tersebut, diketahui adanya

penemuan jumlah leukosit yang lebih

sedikit dibandingkan adhesif bakteri

disekitar implan gigi. Bakteri yang

ditemukan diantaranya Streptococcus

mutan, dan Streptococcus sanguis.

Pada zirkonia dan titanium,

tingkat bakteri adhesif Strepcoccus

mutans sama.4 Sedangkan tingkat

adhesif Streptococus sanguis pada

zirconia lebih sedikit dibandingkan

titanium.4 Jumlah leukosit pada implan

gigi menggunakan zirkonia lebih

sedikit bila dibandingkan titanium.

Bakteri tertentu juga ditemukan dalam

jaringan periodontal pengguna implan

gigi diantaranya Bacteria

actynomycetemcomitans

dan Porphyromonas gingivalis.5

Bakteri tersebut diidentifikasi sebagai

species yang paling kuat terkait

dengan periodontitis dan

periimplantitis pada pengguna implan

gigi.5

OSSEOINTEGRASI

7

Page 8: Implant Doc

Dental Implant Journal 2013

Keberhasilan dari endosseus

implan berhubungan langsung dengan

prinsip osseointegrasi. Osseoiintegrasi

merupakan suatu proses

interaksi/penyatuan implan dengan

struktur tulang. Penampang

permukaan dari biomaterial memiliki

dampak besar untuk proses ini,

misalnya variasi permukaan fisik dan

kimia akan mempengaruhi

cepat/tidaknya kesembuhan. Semakin

tinggi tingkat kekasaran dari dental

implan akan menghasilkan aposisi

tulang yang besar dan mengurangi

waktu kesembuhan.

Osseointegrasi dari zirkonia

tipe berulir telah diteliti. Penelitian

tersebut dilakukan dengan

membandingkan penyembuhan tulang

dari zirkonia dengan modifikasi

(machined dan sand blasted)

permukaan implan dibandingkan hasil

polishing titanium murni. Hasilnya

menyebutkan, setelah 4 hari dari

waktu penyembuhan, terdapat

perbedaan yang mencolok antara

jaringan tulang dan permukaan implan

dengan pembekuan darah. 2 minggu

setelah implan dipasang, penyatuan

tulang secara langsung diamati, diikuti

oleh formasi dari tulang lamellar

setelah 8 minggu. Ketika periode

penyembuhan hampir lengkap setelah

8 minggu, kontak tulang lamellar

dengan implan telah tebentuk.

8

ZIRKONIA

TITANIUM

Gb 1. 4 minggu setelah penanaman implan, osteoid dan tulang terbentuk

ZIRKONIA

Page 9: Implant Doc

Dental Implant Journal 2013

Selain itu, studi literatur ini

membahas lebih dalam mengenai

zirkonia sebagai bahan implan

dibandingkan dengan titanium dari

segi sifat adhesif terhadap bakteri dan

osseointegration yang akan dijelaskan

sebai berikut :

1. Studi pertama

Studi pertama membahas mengenai

sifat adhesif dari bakteri

periodontopathic dari permukaan

zirkonia dan titanium. Pada studi ini

menggunakan Tetragonal Zirconia

Polycrystals (TZP) untuk

menggambarkan penggunaan bahan

alternatif pengganti titanium sebagai

bahan implan gigi. Bahan ini dipilih

dengan pertimbangan untuk

mengurangi reaksi alergi dan

masalah estetik yang dimiliki

titanium. Pembentukan permukaan

bebas plak pada implan gigi juga

penting untuk mencegah terjadinya

peri-implatitis.

Tujuan dilakukan studi ini adalah

untuk mengetahui sifat adhesif dari

bakteri periodontopatik secara in

vitro pada TZP dibandingkan dengan

titanium.

Bakteri periodontopathic dikultur

pada polishing disk menggunakan 2

macam TZP, dan titanium digunakan

sebagai kontrol. Setelah diinkubasi,

jumlah bakteri adhesif dihitung.

Dari hasil pengamatan yang didapat,

menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan pada uji

spesmen. Sifat adhesif dari bakteri

penyebab periodontopatik pada TZP

sama dengan titanium.

2. Studi Kedua

Studi kedua membahas tentang sifat

adhesif dan kolonisasi bakteri

anatara zirkonia dan titanium secara

in vivo. Sampel terdiri dari 12 pasien

yaitu 6 perempuan dan 6 laki-laki

dengan usia rata-rata 47 tahun.

Pemeriksaan dilakukan dengan

mengukur plak indeks, Gingival

skor indeks, dan megukur kedalaman

probing, dan perdarahan pada saat

probing juga dicatat untuk setiap

pasien selama awal terapi. Pasien

dengan perodontitis kronis

dikeluarkan dari penelitian.

Dilakukan juga rontgen periapikal

dan panoramik sebagai pemeriksaan

penunjang. Para pasien dengan plak

dan kalkulus dilakukan scalling

terlebih dahulu. Semua pengukuran

dicatat lagi. Minggu berikutnya

dilakukan proses pembedahan.

9

TITANIUM

Gb 2. Setelah 12 minggu, terjadi pematangan tulang lamellar yang berkontak dengan bahan implan

Page 10: Implant Doc

Dental Implant Journal 2013

Semua pasien dalam penelitian

menerima dua implan gigi pada gigi

premolar atau molar mandibula.

Alat yang digunakan untuk

mendeteksi bakteri adalah PCR real-

time dengan 5 hidrolisis kimia. Dari

pengamatan ini, berhasil mendeteksi

adanya A. actinomycetemcomitans,

P. gingivali. Hasil analisis

mikrobiologi pada probing diketahui

tidak ada perbedaan signifikan yang

ditemukan dalam salinan DNA

mengenai jumlah total bakteri

A. actinomycetemcomitans, atau P. gi

ngivalis untuk kedua bahan titanium

dan zirkonia (P> 0,05). 

KESIMPULAN

Dari studi literatur mengenai sifat

zirkonia pada ketahanan adhesif

bahan terhadap bakteri dan

osseointegrasi terhadap tulang yang

telah kami lakukan, dapat

disimpulkan bahwa :

1. Titanium dan zirkonia

merupakan bahan implan gigi

yang banyak digunakan karena

memilki sifat mekanik yang

tinggi dan mampu bertahan lama.

2. Permukaan zirkonia sama dengan

permukaan titanium alloy

(campurann logam), hal ini

membuat zirkonia menjadi bahan

yang aman digunakan dan

mampu bertahan lama.

3. Zirkonia dapat dijadikan sebagai

bahan alternatif pengganti

titanium karena. memiliki

beberapa kelebihan, diantaranya

dapat mengurangi resiko alergi,

memiliki biokompatibilitas dan

estetis yang bagus.

4. Dari uji penelitian beberapa ahli,

baik uji secara in vitro maupun in

vivo, dapat diketahui bahwa tidak

terdapat perbedaan yang

signifikan mengenai sifat adhesif

bakteri periodontopatik antara

zirkonia dan titanium.

5. Waktu penyembuhan pada proses

osseointegrasi implan berbahan

zirkonia lebih singkat

dibandingkan dengan titanium.

DAFTAR PUSTAKA

1. Yoshiki Oshida, Elif B. Tuna, Oya

Aktören and Koray Gençay . 2010 .

“Dental Implant Systems”.

International Journal of Molecular

Sciences :ISSN 1422-0067

2. BC Muddugangadhar. 2011 .

“Biomaterial for dental implants :

An Overview” International Journal

of Oral Implantology and Clinical,

2 (1) :13-24

10

Page 11: Implant Doc

Dental Implant Journal 2013

3. Gaurav P. Jayaswal, S. P. Dange,

A. N. Khalikar. 2010 . “Bioceramic

in Dental Implants: A Review”.

Journal of Indian Prosthodontic

Society 10:8–12

4. Prithviraj D R, Deeksha S, Regish

K M, Anoop N. A . 2012 .

“systematic review of zirconia as

an implant material”. Indian J Dent

Res 2012;23:643-649

5. Greison Rabelo de Oliveira1,

Leandro Pozzer2, Lucas

Cavalieri Pereira, etc. 2012.

“Bacterial adhesion and

colonization differences between

zirconia and titanium implant

abutments: an in vivo human

study”. J Periodontal Implant Sci

2012;42:217-223

6. Byung-Chul Lee1, MS, Gil-Yong

Jung2, MS, Dae-Joon Kim3, PhD,

Jung-Suk Han1*, DDS, PhD.2011.

”Initial bacterial adhesion on resin,

titanium and zirconia in vitro.” The

Korean Academy of

Prosthodontics. J Adv Prosthodont

2011;3:81-4

7. Hiroshi Ito, Hodaka Sasaki,

Kensuke Saito, etc. 2012. Response

of osteoblast-like cells to zirconia

with different surface topography.

Dent Mater J 2013; 32(1): 122–129

8. Rita Depprich, Holger Zipprich,

Michelle Ommerborn,Christian

Naujoks, etc. 2008.

“Osseointegration of zirconia

implants compared with titanium:

an in vivo study”. Head & Face

Medicine 2008, 4:30

9. M. Gahlert, D. Burtscher, I.

Grunert, H. Kniha, E.

Steinhauser.2011. “Failure analysis

of fractured dental zirconia

implants.” Clin. Oral Impl. Res. 23,

2012 / 287–293

10. Merietadental. “titanium dental

implant” online.

http://www.mariettadental.n

et/dental-implants-marietta-

georgia/. Diakses tanggal 26

juni 2013

11. Andrea-Enrico Borgonovo ,

Alberto Fabbri, Virna Vavassori,

etc. 2012. “ Multiple teeth

replacement with endosseous one-

piece yttrium-stabilized zirconia

dental implants” Med Oral Patol

Oral Cir Bucal. 2012 Nov 1;17

(6):e981-7.

11