IDX Newsl Oktober 2010

8
�� ancangan Undang-Undang OJK telah berada di tangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Na- mun, tak banyak waktu tersisa bagi DPR untuk membahas RUU OJK tersebut. Sebab sesuai ketentuan, RUU harus sudah disahkan pada akhir tahun ini. Itu amanat UU BI No 23 Tahun 2004. Para wakil rakyat tampak optimis sisa proses yang harus dilewati bisa diselesaikan sesuai jadwal. “Kami optimis meski tinggal dua kali masa sidang hingga akhir tahun,“ ujar Wakil Ketua Komisi XI DPR, Sohibul Iman. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Fuad Rahmany menandaskan, sisa waktu 2,5 bulan diharapkan bisa dituntaskan un- tuk pekerjaan yang tersisa. Alasannya RUU OJK hanya terdiri dari 53 pasal dan yang mungkin banyak diperdebatkan hanya seki- tar 10 pasal, terutama soal supervisi bank. “Jadi kalau cuma terlambat sedikit nggak apa-apa, yang penting kan sudah dalam proses pembuatan UU,” tandas Fuad. Sesuai dengan rancangan yang ada, OJK memisahkan fungsi regulasi dan pengawasan. Regulasi dibuat oleh De- wan Komisioner, sedangkan pengawasan dijalankan oleh anggota Dewan Komisi- oner. Dewan Komisioner mewakili unsur perbankan, pasar modal, dan lembaga keuangan nonbank. “Ini untuk menghindari kelemahan yang ada pada Bapepam-LK dan BI yang fungsi pengaturan dan pengawasannya menjadi satu. Saya sering dikritik sebagai yang mem- buat aturan, tapi saya juga yang mengawasi pelaksanaannya. Ini tidak fair dan ada kon- flik kepentingan,“ tambah Fuad. Selain keanggotaan dalam OJK yang tak bisa dipecat, independensi OJK juga bakal dijaga dari sisi anggaran operasional lemba- ga tersebut, karena datang dari industri yang diawasi bukan dari pemerintah, lanjut Fuad. Pengalihan fungsi Pengawasan Bank dari BI kepada Lembaga Pengawasan Sek- 33 Tahun Pasar Modal Indonesia R Dihitung sejak diaktifkannya kembali pada tahun 1977, Pasar Modal Indonesia memasuki usia ke-33 tahun. Tetapi bila dirunut ke belakang, kegiatan perdagangan Efek sudah berlangsung di Tanah Air sejak zaman penjajahan Belanda. tor Jasa Keuangan dilakukan bertahap setelah dipenuhi sejumlah syarat. Antara lain mencakup infrastruktur, anggaran, per- sonalia, struktur organisasi dan perangkat hukum lainnya. Kendati hanya bertanggung jawab ter- hadap stabilitas moneter, BI tetap diikut- kan dalam pembuatan regulasi baru. Da- lam OJK disebutkan, BI sebagai otoritas moneter tetap memiliki kewenangan untuk ikut membuat aturan perbankan yang ter- kait kebijakan moneter, sistem pembayaran, dan perannya sebagai lender of the last re- sort. Apalagi salah satu Dewan Komisioner OJK adalah pejabat BI ex officio. Dalam struktur OJK ada tiga otoritas, yakni Perbankan, Pasar Modal, dan Lem- baga Keuangan Nonbank. SDM untuk oto- ritas perbankan diambil dari BI. Akan ada bedol desa yang tentu saja harus melalui proses seleksi yang ketat. Dengan demiki- an kualitas pengaturan dan pengawasan perbankan akan lebih baik karena SDM- nya terdiri dari orang-orang yang berpenga- laman dan ahli di bidangnya. Kekhawatiran BI akan minimnya akses bank sentral untuk memantau per- bankan tidak perlu ada. Sebab selain ada wakil BI pada anggota Dewan Komi- sioner, OJK akan bekerja dalam koor- dinasi yang baik dengan BI, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Kemente- rian Keuangan. Peran BI sebagai lender of the last resort akan memberikan ak- ses yang cukup untuk memantau aliran INDEKS 2 Lot. EDISI 8, AGUSTUS 2007 OKTOBER 2010 I DX Calon Emiten Menjelang Tutup Tahun Sekitar 11 perusahaan tengah dipersiapkan untuk IPO sebelum akhir tahun ini. Sejumlah nama besar ikut masuk daftar dan total nilai IPO diperkirakan bisa mencapai Rp 15 triliun. 3 Lot. ‘Kepatuhan Anggota Bursa Meningkat’ URIEP BUDHI PRASETYO Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan PT Bursa Efek Indonesia 6 Lot. Optimisme Baru Merebak di Pasar Modal Tingkat Kepercayaan investor terhadap peluang investasi di pasar saham sedang tinggi. Kini setelah IHSG melampaui level 3.300, timbul optimisme baru bahwa peluang keuntungan akan tetap besar sampai akhir tahun nanti. 6 Lot. dana di perbankan. Meski di Inggris fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan yang diem- ban AFS dikembalikan ke bank sentral, tidak berarti bahwa OJK sudah gagal menyehatkan dan menstabilkan sektor keuangan. Faktanya masih ada sekitar 39 OJK di dunia yang eksis. Jepang dan Korea Selatan termasuk contoh sukses pembentukan OJK. BELAJAR DARI PENGALAMAN Kata orang bijak, pengalaman adalah guru terbaik. Ide pembentukan OJK tercetus pada tahun 1999, setelah Indo- nesia diguncang krisis hebat pada tahun 1997-1998. Pembentukan OJK bertujuan mencegah penyimpangan aksi konglo- merasi. Krisis tahun 1997-1998 tak lepas dari fenomena konglomerasi di sektor keuangan tanpa pengawasan yang baik. Banyak financial group yang terdiri dari bank, asuransi, sekuritas dan multifinance. Ketika bank wajib menerapkan peraturan ketat tentang Batas Maksimum Pembe- rian Kredit (BMPK), konglomerat tetap bisa “membobol” dana masyarakat lewat perusahaan finansial se-group lainnya. OJK diharapkan bisa membuka era baru. BI akan berkonsentrasi pada ma- salah moneter dan bertanggung jawab atas makro-prudensial sambil memberikan ma- sukan kepada OJK yang berkosentrasi pada mikro-prudensial. Untuk menunjang tugas sebagai otoritas moneter, BI akan di- berikan akses ke perbankan guna meman- tau money supply dan lalu lintas devisa. Ketua Asosiasi Dana Pensiun In- donesia (ADPI), Jhony Rolindrawan mengatakan, pihaknya setuju soal ke- beradaan OJK. Alasannya karena pe- ngawasan satu atap yang merupakan ha- sil koordinasi tiga direktorat akan lebih efektif bagi perkembangan industri. Wakil rakyat dari PDIP Arif Budi- manta mengimbau agar pembentukan OJK didasari kebutuhan riil di Indonesia. Menurutnya, tak pantas mengambil con- toh kegagalan OJK di tempat lain untuk menentang. Toh, Federal Reserve Bank Sentral Amerika Serikat, juga gagal me- ngawasi perbankan dan membuat eko- nomi Negara itu ambruk. Amerika tak mengenal OJK.e (Tim BEI) Fondasi GCG Buat Emiten 4 Lot. Penerapan prinsip GCG menjadi syarat mutlak bagi perusahaan publik yang tercatat di BEI. Meski begitu, penerapan prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan fairness yang menjadi tuntutan GCG membutuhkan upaya keras para pengelola perusahaan untuk menerapkan dengan baik. “OJK diharapkan bisa membuka era baru. BI akan berkonsentrasi pada masalah moneter dan bertanggung jawab atas makro-prudensial sambil memberikan masukan kepada OJK yang berkonsentrasi pada mikro-prudensial.” Sesuai amanat UU Bank Indonesia (BI) No 23 Tahun 2004, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus sudah resmi terbentuk sebelum 31 Desember 2010. OJK BERPACU DENGAN WAKTU

Transcript of IDX Newsl Oktober 2010

Page 1: IDX Newsl Oktober 2010

��

�� �� ��

����

ancangan Undang-Undang OJK telah berada di tangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Na-mun, tak banyak waktu tersisa

bagi DPR untuk membahas RUU OJK tersebut. Sebab sesuai ketentuan, RUU harus sudah disahkan pada akhir tahun ini. Itu amanat UU BI No 23 Tahun 2004.

Para wakil rakyat tampak optimis sisa proses yang harus dilewati bisa diselesaikan sesuai jadwal. “Kami optimis meski tinggal dua kali masa sidang hingga akhir tahun,“ ujar Wakil Ketua Komisi XI DPR, Sohibul Iman.

Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Fuad Rahmany menandaskan, sisa waktu 2,5 bulan diharapkan bisa dituntaskan un-tuk pekerjaan yang tersisa. Alasannya RUU OJK hanya terdiri dari 53 pasal dan yang mungkin banyak diperdebatkan hanya seki-tar 10 pasal, terutama soal supervisi bank. “Jadi kalau cuma terlambat sedikit nggak apa-apa, yang penting kan sudah dalam proses pembuatan UU,” tandas Fuad.

Sesuai dengan rancangan yang ada, OJK memisahkan fungsi regulasi dan pengawasan. Regulasi dibuat oleh De-wan Komisioner, sedangkan pengawasan dijalankan oleh anggota Dewan Komisi-oner. Dewan Komisioner mewakili unsur perbankan, pasar modal, dan lembaga keuangan nonbank.

“Ini untuk menghindari kelemahan yang ada pada Bapepam-LK dan BI yang fungsi pengaturan dan pengawasannya menjadi satu. Saya sering dikritik sebagai yang mem-buat aturan, tapi saya juga yang mengawasi pelaksanaannya. Ini tidak fair dan ada kon-flik kepentingan,“ tambah Fuad.

Selain keanggotaan dalam OJK yang tak bisa dipecat, independensi OJK juga bakal dijaga dari sisi anggaran operasional lemba-ga tersebut, karena datang dari industri yang diawasi bukan dari pemerintah, lanjut Fuad.

Pengalihan fungsi Pengawasan Bank dari BI kepada Lembaga Pengawasan Sek-

33 Tahun Pasar Modal Indonesia

R

Dihitung sejak diaktifkannya kembali pada tahun 1977, Pasar Modal Indonesia memasuki usia

ke-33 tahun. Tetapi bila dirunut ke belakang, kegiatan perdagangan

Efek sudah berlangsung di Tanah Air sejak zaman penjajahan Belanda.

tor Jasa Keuangan dilakukan bertahap setelah dipenuhi sejumlah syarat. Antara lain mencakup infrastruktur, anggaran, per-sonalia, struktur organisasi dan perangkat hukum lainnya.

Kendati hanya bertanggung jawab ter-hadap stabilitas moneter, BI tetap diikut-kan dalam pembuatan regulasi baru. Da-lam OJK disebutkan, BI sebagai otoritas moneter tetap memiliki kewenangan untuk ikut membuat aturan perbankan yang ter-kait kebijakan moneter, sistem pembayaran, dan perannya sebagai lender of the last re­sort. Apalagi salah satu Dewan Komisioner OJK adalah pejabat BI ex officio.

Dalam struktur OJK ada tiga otoritas, yakni Perbankan, Pasar Modal, dan Lem-baga Keuangan Nonbank. SDM untuk oto-ritas perbankan diambil dari BI. Akan ada bedol desa yang tentu saja harus melalui proses seleksi yang ketat. Dengan demiki-an kualitas pengaturan dan pengawasan perbankan akan lebih baik karena SDM-nya terdiri dari orang-orang yang berpenga-laman dan ahli di bidangnya.

Kekhawatiran BI akan minimnya akses bank sentral untuk memantau per-bankan tidak perlu ada. Sebab selain ada wakil BI pada anggota Dewan Komi-sioner, OJK akan bekerja dalam koor-dinasi yang baik dengan BI, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Kemente-rian Keuangan. Peran BI sebagai lender of the last resort akan memberikan ak-ses yang cukup untuk memantau aliran

INDEKS

2Lot.

EDISI 8, AguStuS 2007OKtObEr 2010

IDX

Calon Emiten Menjelang Tutup

Tahun

Sekitar 11 perusahaan tengah dipersiapkan untuk IPO sebelum akhir tahun ini. Sejumlah nama besar ikut masuk daftar dan total nilai IPO diperkirakan bisa mencapai Rp 15 triliun.

3Lot.

‘Kepatuhan Anggota Bursa Meningkat’

Uriep BUdhi prasetyo Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan

PT Bursa Efek Indonesia

6Lot.

Optimisme Baru Merebak di Pasar Modal

Tingkat Kepercayaan investor terhadap peluang investasi di pasar

saham sedang tinggi. Kini setelah IHSG melampaui level 3.300,

timbul optimisme baru bahwa peluang keuntungan akan tetap besar sampai akhir tahun nanti.

6Lot.

dana di perbankan. Meski di Inggris fungsi pengaturan

dan pengawasan perbankan yang diem-ban AFS dikembalikan ke bank sentral, tidak berarti bahwa OJK sudah gagal menyehatkan dan menstabilkan sektor keuangan. Faktanya masih ada sekitar 39 OJK di dunia yang eksis. Jepang dan Korea Selatan termasuk contoh sukses pembentukan OJK.

BelajaR DaRI PengalamanKata orang bijak, pengalaman adalah

guru terbaik. Ide pembentukan OJK tercetus pada tahun 1999, setelah Indo-nesia diguncang krisis hebat pada tahun 1997-1998. Pembentukan OJK bertujuan mencegah penyimpangan aksi konglo-merasi. Krisis tahun 1997-1998 tak lepas dari fenomena konglomerasi di sektor keuangan tanpa pengawasan yang baik. Banyak financial group yang terdiri dari bank, asuransi, sekuritas dan multifinance. Ketika bank wajib menerapkan peraturan ketat tentang Batas Maksimum Pembe-rian Kredit (BMPK), konglomerat tetap bisa “membobol” dana masyarakat lewat perusahaan finansial se-group lainnya.

OJK diharapkan bisa membuka era baru. BI akan berkonsentrasi pada ma-salah moneter dan bertanggung jawab atas makro-prudensial sambil memberikan ma-sukan kepada OJK yang berkosentrasi pada mikro-prudensial. Untuk menunjang tugas sebagai otoritas moneter, BI akan di-berikan akses ke perbankan guna meman-tau money supply dan lalu lintas devisa.

Ketua Asosiasi Dana Pensiun In-donesia (ADPI), Jhony Rolindrawan mengatakan, pihaknya setuju soal ke-beradaan OJK. Alasannya karena pe-ngawasan satu atap yang merupakan ha-sil koordinasi tiga direktorat akan lebih efektif bagi perkembangan industri.

Wakil rakyat dari PDIP Arif Budi-manta mengimbau agar pembentukan OJK didasari kebutuhan riil di Indonesia. Menurutnya, tak pantas mengambil con-toh kegagalan OJK di tempat lain untuk menentang. Toh, Federal Reserve Bank Sentral Amerika Serikat, juga gagal me-ngawasi perbankan dan membuat eko-nomi Negara itu ambruk. Amerika tak mengenal OJK.e (Tim BEI)

Fondasi GCG Buat Emiten

4Lot.

Penerapan prinsip GCG menjadi syarat mutlak bagi perusahaan

publik yang tercatat di BEI. Meski begitu, penerapan prinsip

transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi,

dan fairness yang menjadi tuntutan GCG membutuhkan

upaya keras para pengelola perusahaan untuk menerapkan

dengan baik.

“OJK diharapkan bisa membuka era baru. BI akan berkonsentrasi pada masalah

moneter dan bertanggung jawab atas makro-prudensial

sambil memberikan masukan kepada OJK

yang berkonsentrasi pada mikro-prudensial.”

Sesuai amanat UU Bank Indonesia (BI) No 23 Tahun 2004, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus sudah resmi terbentuk sebelum 31 Desember 2010.

OJK BERPACU DENGAN WAKTU

Page 2: IDX Newsl Oktober 2010

33 Tahun Pasar Modal Indonesia

OKtObEr 2010

Tak lama lagi, industri keuangan di Tanah Air akan memiliki oto-ritas baru yang akan memayungi pengawasan sektor keuangan di Indonesia. Otoritas Jasa Keuan-gan (OJK) Indonesia, ditargetkan akan berdiri di akhir tahun 2010. Untuk itulah kami mengulas soal pendirian lembaga ini dalam tu-lisan sosialisasi di edisi kali ini.

Kami mengulas pula soal emi-ten-emiten baru yang mewarnai pasar perdana di pasar modal Indonesia tahun 2010. Aktivitas pasar perdana yang semarak ikut mendongkrak aktivitas pasar se-kunder yang terus diwarnai senti-men positif. Simak pula, edukasi seputar perjalanan 33 tahun pasar modal Indonesia dan berbagai in-formasi menarik seperti penting-nya emiten menerapkan Good Corporate Governance (GCG), dan salah satu kisah sukses pe-menang ARA (Annual Report Award) 2009.

Dalam Company visit kali ini kami mengajak anda mengunjungi PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan kami menampilkan pula Uriep Budhi Prasetyo, Di-rektur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan PT Bursa Efek Indo-nesia dalam Expose.

Selamat membacaRedaksi

- POJOK REDAKsI:

alam sejarah Pasar Modal Indo-nesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad ke 19. Menurut buku Effec­

tengids yang dikeluarkan oleh Vereniging voor de Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah berlangsung sejak 1880. Pada tanggal 14 Desember 1912 Amsterdamse Effectenbueurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua ke empat setelah Bombay, Hongkong, dan Tokyo.

Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indo-nesia, yang salah satu sumber dananya berasal dari orang-orang Belanda dan Eropa yang memiliki penghasilan jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi.

Atas dasar itulah maka pemerintah-an kolonial waktu itu mendirikan pasar modal yang terletak di Batavia (Jakarta) dan bernama Vereniging voor de Effec­tenhandel (Bursa Efek) dan langsung memulai perdagangan. Pada saat awal terdapat 13 Anggota Bursa yang aktif (makelar) yaitu : Fa. Dunlop & Kolf; Fa. Gijselman & Steup; Fa. Monod & Co.; Fa. Adree Witansi & Co.; Fa. A.W. Deele-man; Fa. H. Jul Joostensz; Fa. Jeannette Walen; Fa. Wiekert & V.D. Linden; Fa. Walbrink & Co; Wieckert & V.D. Linden; Fa. Vermeys & Co; Fa. Cruyff dan Fa. Ge-broeders.

Perkembangan pasar modal di Bata-via tersebut begitu pesat sehingga me-narik masyarakat kota lainnya. Untuk menampung minat tersebut, pada tang-gal 11 Januari 1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus 1925 di Semarang resmi didiri-kan bursa efek. Perkembangan pasar mo-dal waktu itu cukup menggembirakan

terlihat dari nilai efek yang tercatat men-capai NIF 1,4 miliar (jika di indeks dengan harga beras yang disubsidi pada tahun 1982, nilainya adalah + Rp 7 triliun) yang berasal dari 250 macam efek.

Pada permulaan tahun 1939 keadaan suhu politik di Eropa menghangat dengan memuncaknya kekuasaan Adolf Hitler. Melihat keadaan ini, pemerintah Hindia Belanda mengambil kebijaksanaan untuk memusatkan perdagangan efeknya di Ba-tavia serta menutup bursa efek di Suraba-ya dan Semarang.

Kondisi ini berlanjut hingga pada 17 Mei 1940 secara keseluruhan kegiatan perdagangan efek ditutup dan dikeluar-kan peraturan yang menyatakan bahwa semua efek-efek harus disimpan dalam bank yang ditunjuk oleh Pemerintah Hin-dia Belanda. Penutupan ketiga bursa efek tersebut sangat mengganggu likuiditas efek, menyulitkan para pemilik efek dan berakibat pula pada penutupan kantor-kantor pialang serta pemutusan hubungan kerja. Selain itu juga mengakibatkan ba-nyak perusahaan dan perseorangan eng-gan menanam modal di Indonesia.

Dengan demikian dapat dikatakan pecahnya Perang Dunia II menandai ber-akhirnya aktivitas pasar modal di Indone-sia pada zaman penjajahan Belanda.

Setahun setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya pada tahun 1950, Obligasi Republik Indone-sia (ORI) dikeluarkan oleh pemerintah. Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali Pasar Modal Indonesia. Sejak itu Bursa Efek berkembang dengan pe-sat, meskipun Efek yang diperdagangkan adalah Efek yang dikeluarkan sebelum Perang Dunia II.

Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank Industri Negara mengeluarkan pin-jaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954, 1955, dan 1956. Para pembeli obliga-si banyak warga negara Belanda, baik per-orangan maupun Badan Hukum. Semua anggota diperbolehkan melakukan trans-aksi arbitrase dengan luar negeri terutama dengan Amsterdam.

Namun keadaan ini hanya berlangsung sampai pada tahun 1958, karena mulai saat itu terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di Bursa. Hal ini akibat poli-tik konfrontasi yang dilancarkan pemerin-tah RI terhadap Belanda sehingga meng-ganggu hubungan ekonomi kedua negara dan mengakibatkan banyak warga negara Belanda meninggalkan Indonesia. Penu-runan ini mengakibatkan harga saham dan obligasi menjadi rendah, sehingga tidak menarik lagi bagi investor. Hal ini merupakan pasang surut Pasar Modal In-donesia pada zaman Orde Lama.

Pada 10 Agustus 1977 berdasarkan Keppres RI No. 52 Tahun 1976 pasar modal diaktifkan kembali dan mulai ada beberapa perusahaan go public. Aktifnya kembali pasar modal pada zaman orde baru inilah yang saat ini ditetapkan se-bagai hari lahirnya pasar modal Indonesia dan kini telah memasuki dekade ke empat. Saat ini pada tahun ke 33 kelahirannya, kapitalisasi saham di Bursa Efek Indone-sia tercatat Rp 2.571 triliun (per Agustus 2010) dan nilai nominal obligasi, Sukuk dan EBA yang tercatat di bursa sebesar Rp 103.8 triliun.e (Tim BEI)

Dihitung sejak diaktifkannya kembali pada tahun 1977, Pasar Modal Indonesia memasuki usia ke-33 tahun. Tetapi bila dirunut ke belakang, kegiatan perdagangan Efek sudah berlangsung di Tanah Air sejak zaman penjajahan Belanda.

D

IDX upDAtE

IDX

“Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial

Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia, yang salah satu sumber dananya

berasal dari orang-orang Belanda dan Eropa yang

memiliki penghasilan jauh lebih tinggi dari penghasilan

penduduk pribumi.“

IDX Newsletter PeneRbit:

pt Bursa efek indonesia (Bei)

Penanggung jawab: ito Warsito

KooRdinatoR: irmawati amran

tim editoR: hani ahadiyani, sukardi,

Farida

alamat RedaKsi & siRKulasi:Gedung Bursa efek indonesia tower i Lt.6, Jl Jend. sudirman

Kav. 52-53, Jakarta 12190. telp. 5150515, Fax. 5150330.

e-mail: [email protected]

Lantai Bursa

Page 3: IDX Newsl Oktober 2010

IDXOKtObEr 2010

IDX upDAtE

Calon Emiten Menjelang Tutup TahunSekitar 9 perusahaan tengah dipersiapkan untuk IPO sebelum akhir tahun ini. Sejumlah nama besar ikut masuk daftar dan total nilai IPO diperkirakan bisa mencapai Rp 15 triliun.

ebangkitan pasar saham tidak lepas dari kehadiran emiten baru yang berkualitas. Se-jumlah calon emiten tengah menanti giliran masuk bursa

saham untuk memberi kontribusi pada ke-bangkitan pasar. Ada banyak nama yang sejauh ini sudah menyatakan minat. Sam-pai berita ini dibuat, setidaknya ada sem-bilan perusahaan yang hampir pasti akan bisa IPO. Lima perusahaan mendapat per-nyataan pra-efektif dari Bursa Efek Indo-nesia (BEI) pada awal September 2010 dan dua perusahaan dalam proses book building.

Direktur BEI Eddy Sugito men-gatakan kepada pers, ada lima perusahaan sudah mendapatkan pernyataan pra-efek-tif, yang selanjutnya bisa mengurus per-nyataan pendaftaran ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Kelima perusahaan di-maksud adalah PT Agung Podomoro, PT Borneo Lumbung Energy, PT Krakatau Steel, PT Aditech Cakrawiyasa dan PT Midi Utama. Diperkirakan lima perusa-haan ini akan tercatat di BEI pada kuartal ke empat 2010.

Eddy juga mengatakan, ada satu calon emiten masih proses di BEI un-tuk mendapatkan pernyataan pra-efek-tif, yakni PT Wintermar kabarnya akan menawarkan 25% saham. Jika terealisasi, Wintermar akan menambah daftar per-usahaan pelayaran terpadu yang masuk bursa saham setelah Temas Line dan Ber-lian Laju Tanker.

Total nilai IPO enam perusahaan ini

menurut Eddy Sugito, berkisar Rp 7,5 triliun sampai Rp 9,1 triliun. Agung Podo-moro diperkirakan akan melepas sekitar 30% saham dengan target perolehan dana Rp 2 triliun, Borneo Energy melepas 25% saham dengan target dana Rp 2 triliun sampai Rp 3 triliun. Sementara itu, PT Krakatau Steel kabarnya akan menawar-kan 19,61% saham dengan nilai IPO an-tara Rp 2,6 triliun sampai Rp 3,3 triliun.

Jika semua berjalan sesuai rencana, diperkirakan ada 11 emiten baru yang akan terdaftar di BEI pada akhir tahun ini. Sebab, sebelumnya sudah ada lima perusahaan yang sudah menyampaikan pernyataan pendaftaran yakni PT Indo-

Kfood CBP Sukses Makmur, PT Harum Energy, PT Minna Padi Investama, PT Tower Bersama, dan PT Bumi Mineral Resources. Sementara itu, manajemen PT Minna Padi Investama menargetkan dana IPO sebesar Rp 150 miliar, PT Tow-er Bersama sekitar Rp 1 triliun dan Bumi Mineral sekitar Rp 2 triliun.

Sejauh ini menurut Eddy Sugito, ren-cana IPO Bumi Mineral masih diproses di Bapepam-LK. Sebelumnya, PT Molindo Raya sudah menyampaikan dokumen IPO ke BEI. Namun menurut Eddy, IPO emiten ini diundur ke 2011 karena peru-sahaan ingin menggunakan tahun buku 2010 sebagai acuan.

Jika jadwal IPO 11 perusahaan ber-jalan sesuai rencana (termasuk Indofood BCP dan Harum Energy yang sudah list­ing awal Oktober), menurut Eddy Sugito, total nilai IPO bisa mencapai Rp 15 trili-un. Angka itu, diakui belum termasuk PT Garuda Indonesia yang akan IPO pada kuartal pertama 2011.

Menteri BUMN Mustafa Abubakar membenarkan rencana IPO dua BUMN yakni Garuda Indonesia dan Krakatau Steel. IPO Garuda berkaitan dengan re-strukturisasi utang dengan Bank Mandiri yang sudah disepakati untuk diselesaikan. Mustafa Abubakar juga menegaskan bah-wa pencatatan saham Krakatau Steel akan dilakukan pada bulan November 2010.e (Tim BEI)

alau tidak ada aral melintang awal 2011 bakal menjadi babak baru dalam sejarah PT Garuda Indonesia. Maskapai penerbang-

an pelat merah tersebut akan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melepas 30%-40% sahamnya. Artinya, masyarakat berkesempatan memiliki dan mentran-saksikan saham maskapai penerbangan kesayangannya itu melalui lantai bursa. Sungguh suatu peluang yang telah lama dinanti-nanti masyarakat maupun manaje-men dan karyawan Garuda.

Tentu saja bukan perkara mudah bagi perusahaan BUMN seperti Garuda men-empuh Initial Public Offering (IPO). Se-lain persetujuan pemerintah sebagai pe-megang saham, manajemen Garuda juga harus berjibaku mendapat restu dari DPR. Hingga akhirnya semua diperoleh dengan perjuangan panjang. Tak berhenti sampai di situ pihak Garuda juga harus meyakin-kan masyarakat sebagai calon pemilik sebagian saham Garuda tentang prospek kinerja perseroan di masa yang akan da-tang, agar saham yang ditawarkan saat IPO dapat terserap dengan harga yang wajar.

Salah satu upaya Garuda ‘merebut hati’ pelaku pasar modal itu adalah dengan kembali mengikuti ajang ARA 2009 yang

diselenggarakan bersama oleh Kemente-rian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Ikatan Akuntan Indone-sia (IAI) serta Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG).

“Sesuai dengan rencana Garuda Indo-nesia untuk IPO di tahun 2010 ini, maka ARA 2009 ini merupakan sarana yang tepat bagi investor untuk mengetahui Garuda Indonesia beserta prospek untuk masa depan. Sehingga Annual Report 2009 disusun untuk memenuhi tujuan tersebut,”

papar Emirsyah Satar, Direktur Utama PT Garuda Indonesia pada acara Talk Show Segmen BEI News dengan Metro TV pada pertengahan Juni lalu.

Untuk itu, menurutnya, pihak Garuda secara intens berkoordinasi dengan unit-unit penyedia data dan informasi dalam penyu-sunan Annual Report tersebut. Saat ditanya mengenai kiat-kiat yang dilakukan agar kembali menjadi juara pertama tahun 2010.

Dikatakan Emirsyah Satar, tidak ber-beda dengan tahun 2009 Annual Report disusun sesuai strategic plan Garuda dan implementasinya serta keterlibatan De-wan Komisaris dan Direksi sejak awal pembuatannya hingga wawancara juri. Masalah design tetap dianggap penting meski tidak secara khusus masuk krite-ria penilaian ARA. Pasalnya design dini-lai memberikan inspirasi yang baik serta

Dua kali berturut-turut menjuarai ‘Annual Report Award’ (ARA) mendatangkan banyak manfaat bagi PT Garuda Indonesia, salah satunya akan memuluskan langkah menuju IPO.

K

EDucAtION

memudahkan orang dalam membaca dan memahami Annual Report.

Lalu bagaimana dengan penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang juga menjadi indikator pe-nilaian selain kinerja keuangan? Bagi Ga-ruda prinsip-prinsip GCG sudah dijalank-an dengan baik melalui tiga aspek yakni kepemimpinan, sistem yang melibatkan semua karyawan dan transparency, accoun­tability, responsibility, independence dan fairness (TARIF). Semuanya melebur dan terintegrasi dalam semua proses sistem manajemen perusahaan dan didukung dengan komitmen yang kuat dari para pe-mimpin Garuda.

Kiat-kiat dan upaya yang dilakukan tersebut akhirnya berbuah manis. Garu-da Indonesia berhasil menjadi Juara I ARA 2009 untuk kategori BUMN Non Keuangan Non Listed. Penghargaan yang sama diperoleh Garuda pada ajang ARA 2008. Tentu saja menjadi juara bukan yang paling utama bagi Garuda dalam partisi-pasinya yang ke empat kali tersebut.Na-mun, Garuda lebih melihat tiga manfaat utama yang diperoleh, yakni pertama, dapat mendorong peningkatan kualitas keterbukaan informasi dalam laporan ta-hunan, kedua, meningkatkan kepercay-aan shareholder dan stakeholder terhadap perusahaan dan ketiga, menjadi indikator bagi Garuda Indonesia untuk memastikan bahwa perusahaan telah menyajikan infor-masi baik keuangan maupun non keuang-an dengan wajar.e (Tim BEI)

ARA, Agar Garuda Mulus di Bursa ‘Landing’

Calon Emiten Menjelang Tutup Tahun

Sekitar 11 perusahaan tengah dipersiapkan untuk IPO sebelum akhir tahun ini. Sejumlah nama besar ikut masuk daftar dan total nilai IPO diperkirakan bisa mencapai Rp 15 triliun.

Page 4: IDX Newsl Oktober 2010

OKtObEr 2010

�IDXQ&A

Dapatkan souvenir menarik dari BEI bagi pembaca yang berpartisipasi dengan mengirimkan pertanyaan dan dimuat dalam rubrik Q&A. Kirimkan pertanyaan ke e-mail: [email protected] dengan subjek IDX Newsletter

INvEStOr cOrNEr

Fondasi GCG bagi Emitenwal tahun lalu, salah satu emiten perkapalan mengge-lar sebuah diskusi mengenai upaya menerapkan GCG. Selain jajaran manajemen

perusahaan dari berbagai lini, hadir pula sejumlah akademisi yang menggeluti teori pelaksanaan tata kelola usaha yang baik, juga beberapa media massa. Menariknya, direksi perusahaan menunjukkan bukti-bukti yang mengejutkan. Sebuah praktik kecurangan sekaligus pembobolan aset perusahaan dari dalam perusahaan.

Aksi penggelapan bahan bakar di ka-pal tanker memang sudah menjadi rahasia umum. Dan terjadi nyaris di seluruh peru-sahaan sejenis. Namun, tak banyak yang berani membeberkan detail kecurangan dan praktik pembobolannya ke publik, serta upaya memberantasnya.

Dalam video tayangan di-gambarkan dengan jelas ba-gaimana bentuk pipa tambahan yang dibuat serupa pipa asli. Orang dalam perusahaan yang jarang berada di lapangan saja akan sulit membedakan mana pipa yang benar dan bodong, apalagi mata awam. Padahal, kalau dirunut, pipa aspal meng-

arah ke tempat tertentu (cover dam) untuk menampung bahan bakar bagi keuntungan pribadi oknum armada kapal. Bahan bakar tampungan itu bisa dijual di tengah laut dan masuk kan-tong pribadi, atau dibawa ke darat dengan akal-akalan alat pengukur yang terlihat seperti takaran semestinya.

Kerugian perusahaan aki-bat aksi pembobolan yang dilakukan bertahun-tahun ini bisa men-capai Rp 1 miliar per kapal. Sebuah ko-rupsi secara besar-besaran tak jauh ber-beda dengan menelusuri aliran pipa yang berkelok-kelok tidak pada tempatnya. Sulit mencari titik kesalahan karena ter-lalu banyak oknum yang terlibat.

“Penegakan governance membutuh-kan keberanian dan upaya sungguh-sungguh,” ungkap Mas Achmad Daniri, ketua Komite Nasional Kebijakan Go-vernance (KNKG). Menurutnya, GCG diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, indepen-densi serta kewajaran dan kesetaraan. Namun, tak cukup hanya perusahaan saja yang menerapkan good governance, pemangku kebijakan, serta lingkungan sosial harus ikut pula. “Itulah yang mem-buat organisasi yang saat ini saya pimpin mengganti nama menjadi KNKG, dulu-nya Komite Nasional Kebijakan Corpo-rate Governance,” papar mantan direk-tur utama BEI itu.

Prinsip-prinsip good governance yang dijadikan pedoman di Indonesia adalah Transparancy, Accountability, Responsibi­lity, Independence and Fairness. atau di-singkat dengan TARIF. Kerangka GCG berupa compliance, conformance dan per­formance. Selain itu, dilihat pula aspek code of conduct, seperti pencegahan ko-rupsi dan disclosure.

“Setiap pihak harus menyadari bahwa TARIF ini adalah prinsip yang harus di-

APenerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) menjadi syarat mutlak bagi perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Oleh karena itu, penerapan prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi dan fairness yang menjadi tuntutan GCG membutuhkan upaya keras para pengelola perusahaan untuk menerapkan dengan baik.

apakah Sukuk dan apa perbedaannya dengan Obligasi?

jawaban:

sukuk berasal dari bahasa arab yai-tu sak (tunggal) dan sukuk (jamak) yang memiliki arti mirip dengan ser-tifikat atau note. dalam pemahaman praktisnya, sukuk merupakan bukti (claim) kepemilikan.

sementara itu, menurut fatwa Majelis Ulama indonesia No 32/dsN-MUi/iX/2002 sukuk adalah surat berharga jangka panjang berdasar-kan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah. sukuk mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepa-da pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil margin/fee, serta membay-ar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.

sedangkan Accounting and Au-diting Organization for Islamic Finan-cial Institutions (aaoiFi) berpendapat bahwa sukuk adalah sertifikat dari suatu nilai yang direpresentasikan setelah penutupan pendaftaran, buk-ti terima nilai sertifikat dan dapat digunakan sesuai dengan rencana. sama halnya dengan bagian dari kepemilikan atas aset yang jelas, barang, jasa, atau modal dari suatu proyek tertentu atau modal dari sua-tu aktivitas investasi tertentu.

sukuk pada prinsipnya mirip obligasi konvensional, dengan perbe-daan pokok antara lain berupa kon-sep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu tran-saksi (underlying transaction) berupa sejumlah aset tertentu yang menjadi dasar penerbitan sukuk serta ada-nya akad atau perjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan prin-sip-prinsip syariah.

selain itu sukuk juga harus di-struktur secara syariah agar instru-men keuangan ini aman dan terbe-bas dari hal-hal yang bertentangan dengan syariah islam, seperti maysir (judi), gharar (spekulasi), riba (bunga) dan suatu hal yang haram. aset (un-derlying asset) yang menjadi objek perjanjian harus memiliki nilai eko-nomis, dapat berupa aset berwujud atau tidak berwujud termasuk proyek yang akan atau sedang dibangun. Fungsi underlying asset tersebut un-tuk menghindari riba, sebagai pra-syarat agar dapat diperdagangkan di pasar sekunder dan penentuan jenis struktur sukuk.

perjuangkan dan diyakini,” lanjut Daniri. Ia mencontohkan demo yang dilancarkan para pemilik modal transportasi umum di Stasiun Kereta Api Gambir beberapa waktu lalu. “Padahal mereka itu memang melanggar, tetapi karena kadung dibiar-kan sekian lama, seolah penertiban yang dilakukan menjadi sebuah kesalahan. Itu-lah pentingnya keberanian untuk melaku-kan penegakan hukum,” tandasnya.

Contoh lain, masih banyaknya perusa-haan yang mengikuti tender untuk men-jadi pemasok instansi pemerintah maupun swasta, terpaksa memberikan suap jika in-gin menjadi pemenang tender. “Keadaaan ini masih banyak terjadi meskipun secara internal perusahaan itu sudah berkomit-men untuk melaksanakan GCG. Ini artinya, meski suatu perusahaan sudah berketetap-an menerapkan GCG, untuk memperta-hankan kelangsungan usaha di lingkungan bisnis tidak sehat, pada akhirnya akan me-langgar prinsip TARIF,” jelas Daniri.

Pelaksanaan dan pembenahan GCG tidak bisa dilakukan sendiri oleh ka-langan dunia usaha. Ada tiga pilar yang berkaitan berdasarkan hipotesa KNKG. Pertama, pilar negara yang terdiri dari eksekutif, yudikatif, legislatif dan lembaga non struktural. Kedua, dunia usaha, dan ketiga, masyarakat madani atau lingkung-an sosial. Indonesia saat ini masih dinilai sebagai negara dengan tingkat penerapan GCG yang rendah.

Pedoman pelaksanaan GCG sudah

dibuat KNKG sejak tahun 2001, yang ke-mudian disempurnakan lima tahun kemu-dian. Pedoman yang disepakati bersama antara perusahaan dan stakeholder pada tahun 2006 mencakup penciptaan situasi kondusif untuk penerapan GCG.

Indonesia Institute for Corporate Di-rectorship (IICD), lembaga training GCG yang menjadi Center for Good Governance Excellence beranggotakan delapan negara,

Indonesia, Malaysia, Singapu-ra, Filipina, Korea, Hongkong, Taiwan dan Vietnam secara rutin melakukan riset berupa rating corporate governance perusahaan publik. IICD saat ini menjadi Chairman Institute of Directors (IOD) East Asia Network.

Pedoman rating untuk me-nilai perusahaan publik me-ngacu pada kriteria yang diter-apkan bersama oleh negara anggota IOD di setiap kawasan. Ada lima kriteria penilaian yaitu hak-hak pemegang sa-ham (RiS), perlakuan yang se-tara terhadap pemegang saham (Ets), peran para pemangku kepentingan (RoS), keterbu-kaan dan transparansi (DT), serta tanggung jawab direksi dan dewan komisaris (ResB).

Hasilnya adalah rating GCG emiten yang tercatat di BEI. Dari 20 peringkat teratas, tercatat perusahaan-perusahaan de-ngan label blue chips yang sahamnya aktif ditransaksikan. Di peringkat pertama hing-ga ketiga berturut-turut adalah PT Aneka Tambang Tbk, di ikuti PT Medco Energi International Tbk, dan PT Bank Niaga Tbk. Ketiganya meraih skor di atas 85%. Pering-kat selanjutnya bisa dilihat dalam tabel 20 Emiten dengan GCG terbaik.

Menurut penilaian IICD, total skor GCG seluruh emiten di Indonesia ber-dasarkan hasil penerapan GCG yang dilakukan emiten sepanjang tahun 2007 hasilnya adalah sebesar 73%. Ada ke-naikan dibanding skor tahun sebelumnya sebesar 71,7%. Bila dibandingkan dengan emiten di negara lain, menurut Siddharta Utama, guru besar FE UI yang menjadi chairman IICD, angka GCG di Indonesia masih rendah atau masuk dalam kategori ‘fair’. Skor yang terbaik adalah antara 95-100% (excellence), berikutnya 80-89% (good), 60-79% (fair), dan kurang dari 60% (poor).

Penyebab masih rendahnya nilai GCG perusahaan di Indonesia menurut Siddhar-ta karena masih minimnya informasi yang disampaikan perusahaan publik di Indone-sia. “Emiten belum mengoptimalkan web­site untuk alat transparansi perusahaan, padahal ini adalah sarana paling efektif untuk menilai keterbukaan. Perusahaan juga dituntut untuk menjalankan prinsip TARIF dengan benar,” tuturnya. e

(Tim BEI)

“Tiga pilar GCG: Pertama, pilar negara yang terdiri dari eksekutif, yudikatif,

legislatif dan lembaga non struktural.

Kedua, dunia usaha, dan ketiga, masyarakat madani

atau lingkungan sosial.“

Foto / Gambar ilustrasi

Page 5: IDX Newsl Oktober 2010

IDXOKtObEr 2010

esuai namanya, Pefindo meru-pakan salah satu lembaga peme-ringkat efek yang beroperasi di Indonesia, tentu setelah mem-

peroleh izin operasional dari Departemen Keuangan melalui Bapepam-LK sejak tahun 1993 silam. Berdasarkan fungsinya, Pefindo bertugas melakukan pemeringkat-an atas efek obligasi sebelum diterbitkan dan dijual kepada para investor.

Dalam peringkatnya, Pefindo membe-rikan rating dengan symbol triple A (AAA), AA+, AA, A+, BBB+, BBB, BB+, BB, B+, B, CCC, CC+, C+, C, dan D. Obligasi yang memiliki rating tertinggi (AAA) berarti obligasi tersebut memiliki potensi sangat kecil mengalami gagal bayar dibandingkan dengan rating single A (A) atau double B (BB). “Jadi rating itu menunjukkan tingkat risiko pada sebuah obligasi, biasanya ma-kin tinggi rating-nya maka bunga yang ditawarkan semakin rendah, begitu seba-liknya,” ujar Direktur Utama PT Pefindo, Ronald Taufik A. Kasim.

Dalam melakukan pemeringkatan

emeriksaan regular yang dilakukan BEI terhadap 60 AB yang memiliki izin trans-aksi margin dan short selling menunjukkan peningkatan kepatuhan dalam satu tahun terakhir. Hasil itu menunjukkan pembi-

naan terhadap AB berjalan sesuai harapan. Demikian data yang diungkapkan Direktur Pengawasan Tran-saksi dan Kepatuhan BEI. Uriep mengatakan trend kepatuhan AB dari 2009 ke 2010 terlihat membaik.

Jika di tahun 2009 tercatat sekitar 13 AB yang mela-kukan pelanggaran di atas 40% tingkat kepatuhan, maka di tahun 2010 tercatat hanya 4 AB yang melang-gar ketentuan margin dan short selling. BEI menurut Uriep telah memberikan sanksi peringatan tertulis terhadap 4 AB tersebut. Hal yang cukup menggem-birakan menurut Uriep adalah peningkatan kepatu-han tersebut justru terjadi pada saat peraturan dibuat lebih ketat oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Sebagaimana diketahui, aturan margin dan short selling yang baru berlaku mensyaratkan bila portofolio margin menca-pai 65% harus dilakukan margin call dan kalau turun 80% harus forced sell.

Lantas apa yang mendorong tingginya kepatuhan AB tersebut? Uriep memaparkan bahwa kepatuhan AB dipengaruhi oleh kondisi pasar. Ia menjelaskan bahwa jumlah pelanggaran pada tahun 2009 turut dipengaruhi oleh market crisis pada tahun 2008 yang memicu terjadinya beberapa kasus baru. Meski begitu dalam kondisi ekonomi yang stabil seperti tahun 2010 ini BEI terus berupaya meningkatkan pengawasan dan kepatuhan terhadap AB. “Divisi Pengawasan Transak-si BEI pada prinsipnya melakukan pengawasan terha-dap transaksi di bursa,” ujar Uriep.

Dalam pengawasan tersebut, menurutnya, harus

EXpOSEURIEP BUDHI PRASETyO

P

cOmpANy vISIt

Tak Cuma Menilai Obligasi

S

PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO)

Kegiatan usaha Pefindo kini tak sebatas memeringkat obligasi. Beberapa produk rating lain serta jasa riset ekonomi tengah dikembangkan, termasuk menjajaki bisnis ‘advisory’.

Direktur Pengawasan Transaksi dan KepatuhanPT Bursa Efek Indonesia

dipastikan transaksi yang terjadi harus wajar, teratur dan memberikan informasi yang terbuka terhadap pasar. Terdapat beberapa tahapan yang dijalankan Divisi Pengawasan Transaksi jika melihat indikasi keti-dakwajaran pada sebuah transaksi di bursa. Pertama kata Uriep, saham yang terkait akan dimasukkan pada pengumuman Unusual Market Activity (UMA). Lang-kah berikutnya adalah meminta informasi kepada emiten untuk disampaikan kepada publik sebagai wu-jud dari keterbukaan dan edukasi kepada investor.

Namun bila tidak terdapat aksi korporasi tapi har-ga saham terus melejit atau menurun BEI langsung melalukan suspend dalam rangka cooling down. “ini tujuannya agar investor lebih rasional dan merupak-an bentuk edukasi kami,” ujar mantan Direktur PT Dhanawibawa Artha Cemerlang tersebut.

Di masa yang akan datang seiring berlakunya Sing­le Investor ID, Uriep yakin pengawasan pasar bakal makin ketat dan cepat mendeteksi bila terjadi ketidak-wajaran transaksi, pasalnya sistem itu mampu mende-teksi investor yang melakukan transaksi tidak wajar tersebut. Berbeda dengan saat ini pengawas pasar hanya bisa melihat brokernya.

Uriep memaparkan saat ini pihaknya tengah me-lalukan serangkaian persiapan pendukung Single In­vestor ID tersebut. Sebab berlakunya sistem itu akan mengubah struktur pengawasan BEI mulai dari SOP

Manajer Investasi (MI) rating itu memang tak wajib, tidak seperti halnya rating obli-gasi. Namun, Pefindo yakin bisnis ini pu-nya prospek yang bagus di masa yang akan datang seiring makin kritisnya investor dalam memilih produk Reksa Dana.

Hanya beberapa bulan sejak diluncur-kan, Pefindo telah memeringkat sembilan Reksa Dana milik tiga MI yakni, Dana-reksa Investment Management, PNM In-vestment Management dan Batavia Pros-perindo Asset Management.

Selain produk anyar tersebut, Pefindo sebelumnya juga telah menggarap corpo­rate rating. Ini tidak spesifik ke surat utang namun lebih kepada rating untuk melihat kekuatan perusahaan dan apa saja yang perlu dibenahi secara internal.

Tahun ini Pefindo juga mulai mengga-rap rating untuk produk sekuritisa-si aset (Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset/ KIK EBA). Sementara awal 2011 Pefindo ber-ambisi meluncurkan produk rating untuk menilai kinerja pemerintah daerah, ini mirip corporate rating tetapi dibuat untuk mengetahui potensi kemampuan pemerintah kabupaten atau kota, maupun pe-merintah provinsi yang berencana menerbitkan pembiayaan untuk proyek infrastruktur di daerahnya.

Di masa datang, menurut Ro-nald, pihaknya akan membuat produk hasil riset berupa data dan laporan-laporan makro ekonomi dan industri. Pefindo juga akan menggeluti kegiatan sebagai invest­ment advisor.e (Tim BEI)

‘Kepatuhan Anggota Bursa Meningkat’

hingga monitoring unitnya. Oleh karena itu, dalam melakukan analisa Divisi Pengawasan Transaksi BEI mulai memperkuat parameter-paremeter pengawasan dengan menggunakan Secu-rities Markets Automated Research Trading and Surveillance (SMARTS) system, sebuah sistem yang khusus didatangkan dari negeri Kangguru. “Ini semua kita persiapkan menjelang penera-pan Single Investor ID,” papar mantan Komisaris KSEI itu.

Lalu bagaimana dengan Divisi Kepatuhan Anggota Bursa? Program paling penting untuk Divisi ini, menurut Uriep, yaitu pe-ningkatan pembinaan yang lebih kondusif dan berkesinambungan terhadap AB. Dengan jalan tersebut kami berharap peningkatan kepatuhan AB akan semakin baik sehingga kejahatan di pasar modal semakin menurun yang pada akhirnya akan menumbuh-kan kepercayaan investor maupun calon investor. e (Tim BEI)

Pefindo selalu menganalisa dengan dua pendekatan yaitu secara sektoral atau in-dustrinya maupun secara individual peru-sahaannya. Penilaian secara sektoral sangat penting, sebab masing-masing industri me-miliki kriteria dan risiko berbeda. Sedang-kan analisa secara individual dilakukan dengan melihat profil bisnis dan kinerja keuangan perusahaan yang diperingkat. “Profil bisnis sifatnya kualitatif misalnya terkait strategi dan keberhasilan strategi itu serta kemampuan manajemen memini-malkan risiko,” paparnya.

Rating diberikan sesuai umur obligasi tersebut, namun minimal seta-hun sekali pihak Pefindo harus melakukan review. Sebab bisa saja dalam satu tahun terjadi sesuatu yang berpengaruh sig-nifikan di perusahaan terkait kewajiban finansial perusahaan tersebut.

Dengan metode pemering-katan yang telah teruji serta kredibilitas tinggi selama belas-an tahun, Pefindo menjadi per-usahaan pemeringkat terbesar di Indonesia dan telah meme-ringkat lebih dari 400 perusaha-an. Sekitar 120 di antaranya masih tercatat di BEI. “Secara market share dari total obligasi yang beredar kami menguasai 90%, namun kalau dihitung dari

jumlah obligasi yang terbit di tahun ini seki-tar 80% dikuasai Pefindo,” ujar Ronald. Ta-hun ini Pefindo menargetkan memeringkat obligasi senilai Rp 33 triliun - Rp 35 triliun dan hingga akhir Agustus 2010 nilai obliga-si yang diperingkat telah mencapai Rp 18 triliun. Sisanya sekitar Rp 15 triliun - Rp 17 triliun ditargetkan tercapai pada semes-ter kedua tahun ini.

Selain berkomitmen mempertahankan pasar, diversifikasi produk rating pun di-lakukan. Tahun ini Pefindo mulai meng-garap rating mutual fund yang berbasis pendapatan tetap (fixed income). Bagi

Dalam satu tahun terakhir jumlah Anggota Bursa (AB) yang melakukan pelanggaran margin dan short selling susut hingga sepertiganya. Meski begitu PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berupaya meningkatkan pengawasan dan kepatuhan terhadap AB.

Direktur Utama PT Pefindo, Ronald Taufik A. Kasim

Page 6: IDX Newsl Oktober 2010

OKtObEr 2010

�IDX

ptimisme kian menebal di pasar saham sejak awal September 2010. Hal itu tampak jelas pada lonjakan likuiditas transaksi,

yang kemudian mengerek posisi IHSG ke level lebih tinggi. Pelaku pasar tentu ingat benar, pada awal 2010 kebanyakan pelaku pasar hanya memperkirakan IHSG maksi-mal hanya naik hingga kisaran 3.000.

Namun sejak IHSG menembus level 3.000 pasar makin optimis, IHSG akan bisa mencapai level 3.200. Kini level 3.500 bahkan sudah berhasil dilampaui, hingga akhirnya menembus level psikologis baru, 3.600, tepatnya 3.603,604 pada 6 Oktober 2010. Jika dibanding level terendah selama sebulan (antara 24 Agustus – 8 Oktober), yakni 3.081,884 yang dibukukan pada 31 Agustus 2010, maka IHSG telah mening-kat sebesar 521,510 poin.

Seiring lonjakan IHSG, frekuensi, vo-lume dan nilai transaksi pun meningkat ta-jam. Jika pada awal September frekuensi transaksi hanya berkisar 85.000 kali sam-pai dengan 91.000 kali, maka sejak IHSG menembus level 3.300, frekuensi transaksi langsung melesat di atas 100 ribu kali, te-patnya berkisar antara 125 ribu kali hingga 185 ribu kali. Demikian halnya dengan volume transaksi yang sebelumnya hanya berkisar 5 miliar saham, meningkat hingga di atas 12 miliar saham. Sedangkan nilai transaksi terkerek dari kisaran Rp 4 triliun hingga posisi tertinggi Rp 8,82 triliun pada 6 Oktober 2010.

TErus OpTiMisTampak bahwa tingkat kepercayaan

pasar akan investasi di pasar modal sedang tinggi dan ditunjang oleh fundamental yang memadai. Seiring dengan itu, pasar pun punya optimisme dan target baru bahwa level IHSG yang pantas pada akhir 2010 pada posisi 3.500. Optimisme yang cukup beralasan karena kinerja emiten pada 2009 umumnya tumbuh positif dan berlanjut pada semester pertama 2010.

Optimisme yang sama juga dimiliki para pemodal asing. Ini cukup beralasan karena pasar modal Indonesia merupakan satu dari sedikit pasar modal dunia yang saat ini terus memperlihatkan trend per-tumbuhan positif. Karena optimisme yang sama, investor asing pun cukup aktif masuk pasar saham. Hal ini bisa dilihat dari aktif-nya pemodal asing untuk belanja saham.

Jika pada akhir Agustus nilai beli pemodal asing tak melampaui angka Rp

mArKEt up DAtE

Optimisme Baru Merebak di Pasar Modal

O

Tingkat Kepercayaan investor akan peluang investasi di pasar saham sedang tinggi. Kini setelah IHSG melampaui level 3.300, timbul optimisme baru bahwa peluang keuntungan akan tetap besar sampai akhir tahun nanti.

kenaikan harga saham-saham tersebut. Pelaku pasar saham pun menganti-

sipasi kehadiran sejumlah calon emiten dengan dukungan nama besar dan funda-mental memadai, yang akan listing pada kuartal terakhir tahun ini. Nama-nama yang sedang ditunggu seperti Krakatau Steel, Borneo Energy, Agung Podomoro, dan beberapa calon emiten lainnya. Menu-rut catatan BEI, setidaknya ada sekitar 11 calon emiten yang sedang dalam proses untuk IPO, dengan nilai emisi bisa menca-pai Rp 15 triliun.

Kehadiran calon-calon emiten dengan nama-nama besar dan juga punya kapital-isasi pasar cukup besar, akan meningkat-kan kapitalisasi pasar BEI. Jika kapitalisa-si pasar terus meningkat, maka pasar akan makin menarik di mata investor, termasuk para pemodal asing. Soal dana untuk be-lanja saham para pemodal lokal, terutama institusi, masih punya cukup dana untuk menyerap saham IPO baru berapa pun be-sarnya.e (Tim BEI)

whAt’S cOmINg

Sekolah Pasar Modal dengan PT Perusahaan Pengelola Aset, di Sampoerna Strategic Square

[Oktober 2010]

>> >>Workshop Wartawandi Medan

[30 Juni 2010]

>> >> >> >>Workshop Wartawandi Bali

[28 Juni 2010]

>>

Ikuti Program Edukasi gratis dan bergabunglah pada ‘BEI Investor Club’, Hubungi: 021 5150515 ext 7703, 7706, 7712

Workshop dan Gathering Wartawan Pasar Modal, Bali.

[29 – 31 Oktober 2010]

“Peresmian Pojok BEI” di Universitas Islam Negeri dan Universitas Ma Chung, Malang

[22 Oktober 2010]

Program Edukasi Pasar Modal bekerjasama dengan ILUNI SMA 1, Orchardz Hotel, Pontianak

[26 Juni 2010]

Campus to Campus di Universitas Fajar, Makasar

[14 Oktober 2010]

1 triliun dalam sehari, maka sejak awal September terus berada di atas level Rp 1 triliun bahkan bisa menembus angka Rp 4 triliun dalam sehari. Jika dikalkulasi dengan nilai jualnya, net buying pemo-dal asing selama sebulan mencapai Rp 5,3 triliun. Ini merupakan selisih atas transaksi beli pemodal asing selama sebulan sebesar Rp 33,79 triliun dengan nilai jual sebesar Rp 28,49 triliun.

Dengan nilai transaksi sebesar itu, por-si perdagangan saham oleh investor asing di Bursa Efek Indonesia (BEI) antara

24 Agustus sampai 8 Oktober mencapai 29,66%. Ini sudah merupakan level yang cukup tinggi, karena dalam beberapa bu-lan sebelumnya, porsi perdagangan saham harian oleh investor asing hanya berkisar antara 20% sampai 25%.

Trend positif sebulan terakhir mem-buat investor makin percaya akan pelu-ang investasi di pasar saham. Apalagi ada keyakinan bahwa kinerja emiten pada akhir tahun ini akan lebih baik dibanding 2009. Hal ini membuat saham sejumlah sektor makin menarik di mata investor. Se-but saja saham-saham dari sektor seperti perbankan, infrastruktur, consumer goods, pertambangan, agrobisnis akan menjadi incaran investor.

Belakangan, saham dari beberapa sek-tor lain seperti farmasi, properti, serta ritel kian merebut perhatian investor. Menurut analis, PER (Price Earning Ratio) banyak saham dari sektor-sektor potensial ini ma-sih tergolong rendah dibanding rata-rata in-dustri. Kondisi ini bisa menjadi pendorong

“KehaDIRan calOn-calOn emIten Dengan

nama-nama BeSaR Dan juga Punya

KaPItalISaSI PaSaR cuKuP BeSaR, aKan

menIngKatKan KaPItalISaSI PaSaR BeI.”

����������������������������������������� �������� �� �� �������� �����

�����������������

��������������

��������

��������

��������

��������

��������

���������

���������

���������

���������

���������

����������

��������

��������

�� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �������������� �����������

�������

Page 7: IDX Newsl Oktober 2010

IDXOKtObEr 2010

DAtA StAtIStIK

Indonesia Stock exchange activity, 1985 - 8 October 2010Year

MonthUs$

Rate*Total Trading Average Daily Trading Trading

DaysComposite

IndexMarket

Capitalization (Rp)Listed

Companies# Listed

sharesVolume Value (Rp) Freq. Volume Value (Rp) Freq.

1985 1.125 1.886.601 3.206.500.000 n/a 7.732 13.141.393 n/a 244 66,530 89.330.000.000 24 57.827.872 1986 1.641 1.431.921 1.815.900.000 n/a 5.774 7.322.177 n/a 248 69,690 94.230.000.000 24 58.349.872 1987 1.650 2.523.374 5.184.000.000 n/a 10.258 21.073.171 n/a 246 82,580 100.095.203.732 24 58.569.311 1988 1.729 6.944.592 30.591.960.720 n/a 27.668 121.880.322 n/a 251 305,120 449.237.227.025 24 72.844.043 1989 1.800 95.791.539 964.272.000.000 n/a 387.820 3.903.935.223 n/a 247 399,690 4.309.444.178.950 56 432.839.874 1990 1.901 702.587.441 7.311.288.727.968 n/a 2.891.306 30.087.607.934 n/a 243 417,790 14.186.633.982.250 123 1.779.936.594 1991 1.994 1.007.920.460 5.778.248.697.009 n/a 4.113.961 23.584.688.559 n/a 245 247,390 16.435.891.904.650 139 3.729.481.279 1992 2.062 1.706.269.484 7.953.299.560.350 n/a 6.907.974 32.199.593.362 n/a 247 274,335 24.839.446.042.275 153 6.253.916.082 1993 2.110 3.844.031.699 19.086.237.219.525 251.742 15.626.145 77.586.330.161 1.023 246 588,765 69.299.599.701.000 172 9.787.393.323 1994 2.200 5.292.580.825 25.482.803.341.345 373.867 21.602.371 104.011.442.210 1.526 245 469,640 103.835.241.141.600 217 23.854.339.821 1995 2.307 10.646.444.247 32.357.503.995.530 609.469 43.278.229 131.534.569.088 2.478 246 513,847 152.246.463.300.675 238 45.794.658.125 1996 2.382 29.527.727.838 75.729.894.195.234 1.758.608 118.585.252 304.136.121.266 7.063 249 637,432 215.026.098.082.950 253 77.240.833.399 1997 4.650 76.599.170.013 120.385.166.174.829 2.972.486 311.378.740 489.370.594.207 12.083 246 401,712 159.929.859.633.600 282 135.668.883.612 1998 8.068 90.620.529.970 99.684.703.142.460 3.506.090 366.884.737 403.581.794.099 14.195 247 398,038 175.728.976.824.225 288 170.549.123.166 1999 7.100 178.486.582.779 147.879.985.749.582 4.549.254 722.617.744 598.704.395.747 18.418 247 676,919 451.814.924.003.875 277 846.131.138.504 2000 9.380 134.531.333.895 122.774.764.247.160 4.592.813 562.892.610 513.701.942.457 19.217 239 416,321 259.620.957.668.275 287 1.186.306.672.213 2001 10.345 148.381.308.444 97.522.823.598.837 3.621.576 603.176.051 396.434.242.272 14.722 246 392,036 239.258.731.152.000 316 885.240.510.319 2002 8.905 171.207.351.815 120.762.778.011.333 3.092.206 698.805.518 492.909.298.005 12.621 245 424,945 268.422.776.631.205 331 939.544.513.105 2003 8.447 234.030.810.474 125.437.613.790.430 2.953.195 967.069.465 518.337.247.068 12.203 242 691,895 460.365.963.209.545 333 829.359.787.591 2004 9.355 411.768.340.217 247.006.931.714.305 3.723.950 1.708.582.325 1.024.925.027.860 15.452 241 1.000,233 679.949.067.275.890 331 656.447.198.554 2005 9.840 401.868.034.588 406.006.258.740.277 4.011.916 1.653.777.920 1.670.807.649.137 16.510 243 1.162,635 801.252.702.092.420 336 712.985.123.204 2006 9.025 436.935.587.208 445.708.122.935.828 4.810.901 1.805.518.955 1.841.769.103.041 19.880 242 1.805,523 1.249.074.451.469.050 344 924.488.804.314 2007 9.419 1.039.542.483.055 1.050.154.301.200.650 11.861.058 4.225.782.451 4.268.919.923.580 48.216 246 2.745,826 1.988.326.205.492.630 383 1.128.173.554.108 2008 10.950 787.845.846.423 1.064.527.514.727.510 13.417.139 3.282.691.027 4.435.531.311.365 55.905 240 1.355,408 1.076.490.532.456.370 396 1.374.411.626.346 2009 9.433 1.467.659.184.708 975.134.759.218.231 20.976.596 6.089.872.136 4.046.202.320.408 87.040 241 2.534,356 2.019.375.130.081.120 398 1.465.654.987.417

Jan 11.355 40.557.937.621 31.391.219.622.003 804.995 2.134.628.296 1.652.169.453.790 42.368 19 1.332,667 1.071.524.792.418.120 397 1.381.768.657.797 Feb 11.980 36.828.779.021 24.663.432.638.916 803.832 1.841.438.951 1.233.171.631.946 40.192 20 1.285,476 1.034.904.442.616.020 396 1.381.973.446.196 Mar 11.575 40.081.686.968 36.787.549.391.423 950.255 2.004.084.348 1.839.377.469.571 47.513 20 1.434,074 1.150.598.880.850.070 396 1.382.047.574.350 Apr 10.713 188.503.592.788 79.411.501.681.514 2.161.844 9.425.179.639 3.970.575.084.076 108.092 20 1.722,766 1.370.388.087.951.500 396 1.388.185.316.542 Mei 10.340 282.750.920.231 130.919.574.245.580 2.784.079 14.137.546.012 6.545.978.712.279 139.204 20 1.916,831 1.517.235.281.311.220 396 1.388.279.471.916 Jun 10.225 185.472.360.609 126.865.925.717.090 2.504.611 8.430.561.846 5.766.632.987.140 113.846 22 2.026,780 1.596.673.782.255.370 397 1.393.016.084.556 Jul 9.920 138.405.882.060 114.623.996.078.311 2.064.353 6.590.756.289 5.458.285.527.539 98.303 21 2.323,236 1.823.713.663.419.590 401 1.403.183.734.280

Agust 10.060 185.121.466.104 121.857.785.106.202 2.325.080 9.256.073.305 6.092.889.255.310 116.254 20 2.341,537 1.847.633.404.151.680 401 1.422.993.981.229 sep 9.681 80.123.353.261 66.804.060.153.557 1.429.695 4.451.297.403 3.711.336.675.198 79.428 18 2.467,591 1.944.356.748.777.390 401 1.425.132.957.786 Okt 9.545 100.299.804.419 98.969.017.973.828 2.075.362 4.559.082.019 4.498.591.726.083 94.335 22 2.367,701 1.873.512.479.453.280 402 1.430.714.878.623 Nop 9.480 116.415.815.725 87.741.496.236.696 1.714.263 5.820.790.786 4.387.074.811.835 85.713 20 2.415,837 1.912.563.596.406.810 402 1.430.338.418.436 Des 9.433 73.097.585.901 55.099.200.373.111 1.358.227 3.847.241.363 2.899.957.914.374 71.486 19 2.534,356 2.019.375.130.081.120 398 1.465.654.987.417

2010 8.922 963.693.619.286 832.644.882.832.601 19.078.627 5.098.908.039 4.405.528.480.596 100.945 189 3.546,954 3.001.165.298.070.610 411 1.760.193.272.507 Jan 9.365 88.248.057.237 79.011.640.552.138 1.676.298 4.412.402.862 3.950.582.027.607 83.815 20 2.610,796 2.102.712.045.300.450 398 1.473.910.897.536 Feb 9.335 76.399.518.362 63.556.021.223.904 1.336.787 4.021.027.282 3.345.053.748.627 70.357 19 2.549,033 2.071.230.649.652.900 400 1.556.937.947.286 Mar 9.115 97.680.728.706 104.136.004.008.418 2.033.539 4.440.033.123 4.733.454.727.655 92.434 22 2.777,301 2.263.074.217.284.820 401 1.570.490.448.810 Apr 9.012 119.513.336.362 110.460.511.147.509 2.446.428 5.691.111.255 5.260.024.340.358 116.497 21 2.971,252 2.422.570.678.881.830 401 1.577.641.017.183 Mei 9.180 111.215.902.443 96.959.057.564.031 2.137.143 5.853.468.550 5.103.108.292.844 112.481 19 2.796,957 2.287.729.053.533.310 401 1.601.144.693.338 Jun 9.083 108.188.266.203 73.689.408.950.277 1.998.298 4.917.648.464 3.349.518.588.649 90.832 22 2.913,684 2.400.976.204.777.880 402 1.624.850.436.498 Jul 8.952 97.266.080.756 76.936.397.878.153 2.116.586 4.421.185.489 3.497.108.994.462 96.208 22 3.069,280 2.539.854.129.634.330 408 1.676.023.994.487

Agust 9.041 99.116.060.088 89.637.075.626.031 2.153.862 4.719.812.385 4.268.432.172.668 102.565 21 3.081,884 2.571.470.640.375.610 409 1.751.371.501.919 sep 8,924 121,598,395,670 100,612,866,617,667 2,261,618 7,152,846,804 5,918,403,918,686 133,036 17 3,501.296 2,919,402,295,647,330 409 1,750,271,107,675

8-Oct-10 8,922 44,467,273,459 37,645,899,264,473 918,068 7,411,212,243 6,274,316,544,079 153,011 6 3,546.954 3,001,165,298,070,610 411 1,760,193,272,507

Composite index (ihsG)3,501.296 3,122.149 3,501.296 419.412

s 587.612

s 723.995

s 1,033.705

ssep 30 sep 02 sep 30 13.61% 20.17% 26.07% 41.89%

LQ45652.118 589.768 651.929 70.615

s 85.829

s 112.128

s 167.974

ssep 29 aug 01 sep 30 12.15% 15.16% 20.77% 34.71%

Jakarta islamic index528.315 483.625 526.519 52.732 s 66.259 s 82.852 s 124.991 s

sep 27 sep 02 sep 30 11.13% 14.40% 18.67% 31.13%

agriculture2,025.302 1,759.007 1,964.154 221.301

s 303.653

s 40.556

s 179.949

ssep 27 sep 02 sep 30 12.70% 18.29% 2.11% 10.09%

Mining2,631.899 2,266.569 2,631.899 326.953

s 393.042

s 201.636

s 393.308

ssep 30 sep 02 sep 30 14.18% 17.56% 8.30% 17.57%

Basic industry404.678 359.742 404.678 52.665

s 92.658

s 112.341

s 166.215

ssep 30 sep 01 sep 30 14.96% 29.70% 38.43% 69.70%

Miscellaneous industry1,023.629 864.898 1,002.704 169.416

s 193.505

s 300.395

s 417.746

ssep 27 sep 01 sep 30 20.33% 23.91% 42.77% 71.41%

Consumer Goods1,176.562 1,020.522 1,176.562 170.649

s 217.522

s 438.421

s 578.934

ssep 30 sep 01 sep 30 16.96% 22.68% 59.40% 96.87%

property & real estate192.768 168.891 192.768 21.864

s 29.384

s 26.390

s 30.483

ssep 30 sep 02 sep 30 12.79% 17.98% 15.86% 18.78%

infrastructure802.894 761.578 798.770 49.103

s 120.647

s 100.983

s 103.124

ssep 17 sep 02 sep 30 6.55% 17.79% 14.47% 14.82%

Finance446.521 397.376 446.521 50.006

s 69.337

s 101.017

s 145.826

ssep 30 sep 02 sep 30 12.61% 18.38% 29.24% 48.50%

trade & service377.783 326.213 377.096 57.034

s 60.076

s 49.380

s 99.700

ssep 29 sep 01 sep 30 17.82% 18.95% 15.07% 35.94%

Manufacturing868.108 756.907 868.108 128.837

s 173.407

s 280.216

s 386.256

ssep 30 sep 01 sep 30 17.43% 24.96% 47.66% 80.16%

Main Board1,010.306 906.271 1,010.306 115.749

s 165.686

s 216.971

s 318.624

ssep 30 sep 02 sep 30 12.94% 19.62% 27.35% 46.07%

development Board475.309 401.828 475.309 78.554

s 95.624

s 64.969

s 52.676

ssep 30 sep 02 sep 30 19.80% 25.19% 15.83% 12.46%

Kompas100823.411 741.066 823.411 91.518

s 121.497

s 154.660

s 224.078

ssep 29 sep 02 sep 30 12.50% 17.31% 23.13% 37.39%

BisNis-27316.427 288.813 316.370 31.438

s 42.219

s 59.372

s 93.566

ssep 29 sep 02 sep 30 11.03% 15.40% 23.10% 41.99%

peFiNdo-25332.324 256.627 332.324 78.703

s 87.156

s 108.615

s 137.896

ssep 30 sep 01 sep 30 31.03% 35.55% 48.55% 70.92%

sri-Kehati193.648 177.033 193.296 18.943

s 24.230

s 34.003

s 52.479

ssep 29 sep 02 sep 30 10.86% 14.33% 21.35% 37.27%

Indonesia Stock exchange Indices highlights September 2010

iNdiCes hi Low Close change

1 month 3 month 6 month 1 year

Page 8: IDX Newsl Oktober 2010

OKtObEr 2010

�IDX

‘caPItal maRKet gO gReen 2010’. dalam rangka memperingati hUt pasar Modal ke-33; Bapepam-LK, pt Bursa efek indonesia, pt Kliring penjaminan

efek indonesia dan pt Kustodian sentral efek indonesia bekerjasama dengan pemerintah provinsi dKi Jakarta, yayasan Kehati dan yayasan Gajah sumatera (yaGasU) mengadakan acara ‘Capital Market Go Green 2010’ bertempat di Kawasan Mangrove tol sedyatmo, Jakarta Utara pada tanggal 01 agustus 2010.

KIlAS

SemInaR Dan DISKuSI OtORItaS jaSa Keuangan (OjK). pada tanggal 9 agustus 2010, Bapepam-LK bersama dengan pt Bursa efek indonesia

(Bei), pt Kliring penjaminan efek indonesia (Kpei) dan pt Kustodian sentral efek indonesia (Ksei) mengadakan acara seminar dan diskusi otoritas Jasa Keuangan Bersama Ketua Bapepam-LK. pada hari yang sama diadakan deklarasi asosiasi profesi pasar Modal indonesia (appMi) yang dihadiri oleh Ketua Bapepam-LK, direksi sro dan perwakilan dari ipei, aWp2ei, aWpeei dan aWMii.

PemBuKaan PeRDagangan Saham. pada tanggal 22 Juli 2010, Chairman of Asia Pacific, Bank of New York Mellon, Christopher, R. Sturdy berkesempatan

membuka perdagangan saham di Bursa efek indonesia. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesempatan kerjasama bisnis dengan berbagai institusi/lembaga di indonesia dan memperkenalkan BNy Mellon di indonesia. tampak dalam gambar Mr. Christopher r. sturdy, (tengah) sedang membuka perdagangan saham di Bursa efek indonesia yang disaksikan oleh ito Warsito (direktur Utama Bei), jajaran direksi Bei dan jajaran direksi Bank of New york Mellon.

InveStOR Day 2010. dalam usaha untuk terus meningkatkan minat investor dalam berinvestasi di pasar Modal, pada tanggal 4 - 5 agustus 2010 pt Bursa efek indonesia (Bei) bekerjasama dengan pt Kliring penjaminan efek indonesia (Kpei) dan pt Kustodian sentral efek indonesia (Ksei) mengadakan acara investor day. dalam acara tersebut 16 perusahaan tercatat berkesempatan mempresentasikan perkembangan dan update kinerja perusahaan. perusahaan tercatat tersebut antara lain: pt telkom tbk, pt Berlian Laju tanker tbk, pt adaro energy tbk, pt Bank Mandiri (persero) tbk, pt pakuwon Jati tbk, pt perusahaan Gas Negara (persero) tbk, pt pp London sumatera indonesia tbk, pt indo tambangraya Megah tbk, pt Kalbe Farma tbk, pt pp (persero) tbk, pt Bank danamon indonesia tbk, pt semen Gresik tbk, pt alamsutera realty tbk, pt Bakrie telecom tbk, pt astra internasional tbk, pt BW plantation tbk.

hut PaSaR mODal Ke 33. Memperingati 33 tahun diaktifkannya Kembali pasar Modal indonesia (hUt pM ke 33), Ketua Bapepam-LK a. Fuad rahmany melakukan pemotongan kue ulang tahun didampingi oleh ito Warsito (direktur Utama Bei), hoesen (direktur Utama Kpei) dan sulistyo Budi (direktur Ksei) sesaat setelah Konferensi pers pada tanggal 10 agustus 2010 di Galeri Bei.

SIlatuRahmI Dan BuKa PuaSa BeRSama Dalam RangKa hut PaSaR mODal Ke 33. Memperingati 33 tahun diaktifkannya Kembali pasar

Modal indonesia (hUt pM ke 33) dan Bulan suci ramadhan 1431 h, Bapepam-LK bersama dengan pt Bursa efek indonesia (Bei), pt Kliring penjaminan efek indonesia Kpei), dan pt Kustodian sentral efek indonesia (Ksei) menyelenggarakan acara silaturahmi dan Buka puasa Bersama bagi Masyarakat pasar Modal pada tanggal 18 agustus 2010 di Galeri Bei. sebagai penceramah dalam acara tersebut adalah Bapak sofyan djalil dengan tema Bersama Membangun pasar Modal yang dapat diandalkan.

SIlatuRahmI Dan BuKa PuaSa BeRSama Dalam RangKa hut PaSaR mODal Ke 33. pada tanggal 21 september 2010, Bapepam-LK bersama

dengan pt Bursa efek indonesia, pt Kliring penjaminan efek indonesia dan pt Kustodian sentral efek indonesia mengadakan acara halal bil halal dan temu Wicara pasar Modal dengan Menteri Keuangan republik indonesia, Bapak agus Martowardojo bertempat di Ballroom Ritz Carlton, Pacific Place.

Pencatatan PeRDana Saham Pt BeRau cOal eneRgy tBK. pada tanggal 19 agustus 2010, saham pt Berau Coal energy tbk. dicatatkan Bursa efek indonesia (Bei) sebagai emiten ke-12 di tahun 2010 dengan kode BraU. tampak dalam gambar ito Warsito, direktur Utama Bei (kanan) sedang menyerahkan sertifikat pencatatan kepada Rosan Perkasa Roeslani, Direktur Utama pt Berau Coal energy tbk. (kiri).

halal BIl halal WaRtaWan PaSaR mODal Dengan DIReKSI SRO. pada tanggal 20 september 2010, direksi sro bersama dengan Wartawan pasar Modal mengadakan acara halal bil halal yang bertempat di Galeri Bei.

PemBahaSan Rancangan PeRatuRan SeRtIfIKat PenItIPan efeK InDOneSIa (SPeI). pada tanggal 27 Juli 2010, pt Bursa efek indonesia (Bei) bekerja sama dengan pt Kustodian sentral efek indonesia (Ksei) dan pt Kliring penjaminan efek indonesia (Kpei) menyelenggarakan acara sosialisasi rancangan Peraturan Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI). Acara tersebut dihadiri 160 perwakilan dari anggota Bursa, Biro administrasi efek (Bae) dan Bank Kustodian.

KeRjaSama BeI Dengan DaIWa aSSet management cO. ltD. pada tanggal 22 september 2010, Bursa efek indonesia (Bei) menandatangani perjanjian kerjasama dengan daiwa asset Management Co. Ltd. (daM). perjanjian kerjasama tersebut berisi seputar penggunaan indeks harga saham Gabungan (ihsG) sebagai benchmark untuk active Fund yang tidak dicatatkan di Bursa. ihsG akan dipergunakan oleh daM untuk menunjukkan kepada investor-nya bahwa performance dari active fund daM mempunyai return (pengembalian) minimal sama besarnya dengan return JCi.

aRa 2009. pada tanggal 22 september 2010, di Ballroom ritz Carlton Hotel, Pacific Place, diselenggarakan Annual Report Award dengan tema

“transparansi informasi untuk pertumbuhan Bisnis yang Berkelanjutan”.