ekologi sbg dasar pengetahuan lingkungan fix.pdf

27
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Ekologi adalah suatu studi tentang struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan manusia sebagai bagiannya.Struktur ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan densitas organisme, biomassa, penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut. Fungsi ekosistem menunjukan hubungan sebab akibat yang terjadi secara keseluruhan antar komponen dalam sistem.Ini jelas membuktikan bahwa ekologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan semua komponen yang ada di sekitarnya.Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi.Sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukan kesatuan. Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik atau interaksi antara tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dengan alam lingkungannya, agar dapat menjawab pertanyaan: Dimana mereka hidup? Bagaimana mereka hidup dan mengapa mereka hidup disana?Hubungan- hubungan tersebut sedemikian kompleks dan erat sehingga Odum (1971) menyatakan bahwa ekologi adalah “Environmental Biology“. Salah satu hal yang dibahas dalam ekologi adalah ekosfera.Ekosfera merupakan sistem alam yang sangat efektif dan mempunyai daya dukung tinggi untuk memahami sistem kehidupan terselenggara secara langgeng dimana ekosfera adalah lapisan bumi yang didalamnya terdapat interaksi antara komponen biotik dan abiotik.Komponen biotik dan komponen abiotik termasuk spektrum sistem kehidupan yang dikenal sebagai biosistem. Komponen abiotik yang sangat penting dalam ekosfer adalah matahari.Matahari memiliki banyak manfaat dan peran yang sangat penting bagi kehidupan seperti panas matahari memberikan suhu yang pas untuk keberlangsungan hidup organisme di bumi. 1.2. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan ekologi? 2. Apa pengertian hierarki biologi? 3. Apa yang dimaksud dengan konsep ekosistem?

Transcript of ekologi sbg dasar pengetahuan lingkungan fix.pdf

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Ekologi adalah suatu studi tentang struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan manusia sebagai

    bagiannya.Struktur ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu

    termasuk keadaan densitas organisme, biomassa, penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-faktor

    fisik dan kimia lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut.

    Fungsi ekosistem menunjukan hubungan sebab akibat yang terjadi secara keseluruhan antar komponen

    dalam sistem.Ini jelas membuktikan bahwa ekologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola

    hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan semua

    komponen yang ada di sekitarnya.Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai

    komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban,

    cahaya, dan topografi.Sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan,

    tumbuhan, dan mikroba.Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup,

    yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang

    menunjukan kesatuan.

    Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik atau interaksi antara tumbuh-tumbuhan, binatang,

    manusia dengan alam lingkungannya, agar dapat menjawab pertanyaan: Dimana mereka hidup? Bagaimana

    mereka hidup dan mengapa mereka hidup disana?Hubungan- hubungan tersebut sedemikian kompleks dan erat

    sehingga Odum (1971) menyatakan bahwa ekologi adalah Environmental Biology.

    Salah satu hal yang dibahas dalam ekologi adalah ekosfera.Ekosfera merupakan sistem alam yang sangat

    efektif dan mempunyai daya dukung tinggi untuk memahami sistem kehidupan terselenggara secara langgeng

    dimana ekosfera adalah lapisan bumi yang didalamnya terdapat interaksi antara komponen biotik dan

    abiotik.Komponen biotik dan komponen abiotik termasuk spektrum sistem kehidupan yang dikenal sebagai

    biosistem.

    Komponen abiotik yang sangat penting dalam ekosfer adalah matahari.Matahari memiliki banyak

    manfaat dan peran yang sangat penting bagi kehidupan seperti panas matahari memberikan suhu yang pas untuk

    keberlangsungan hidup organisme di bumi.

    1.2. RUMUSAN MASALAH

    1. Apa yang dimaksud dengan ekologi?

    2. Apa pengertian hierarki biologi?

    3. Apa yang dimaksud dengan konsep ekosistem?

  • 2

    4. Apa yang dimaksud dengan aliran energi?

    5. Apa yang dimaksdu dengan siklus materi?

    6. Apa sajakan contoh ekologi sebagai dasar pengetahuan lingkungan dalam kehidupan

    sehari-hari?

    1.3. TUJUAN PENULISAN

    1. Mengetahui pengertian ekologi.

    2. Menjelaskan pengertian hierarki biologi

    3. Menjelaskan konsep ekosistem

    4. Menjelaskan aliran energi

    5. Menjelaskan siklus materi

    6. Memberikan contoh ekologi sebagai dasar pengetahuan lingkungan dalam kehidupan.

    1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

    Makalah ini terdiri dari 3 bab, yaitu: BAB I Pendahuluan, BAB II Pembahasan dan Bab III Penutup.

    1.5. METODE PENULISAN

    Makalah ini disusun dengan menggunakan sistem kepustakaan.Cara-cara yang digunakan yaitu studi

    pustaka dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini dan website-website di

    internet

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Ekologi

    Menurut Arnest Haeckel (1860) ekologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang "makhluk hidup

    dalam rumahnya" atau "rumah tangga makhluk hidup". Dengan kata lain ekologi merupakan ilmu yang

    mempelajari tentang bagaimana makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan biologis dan fisik dalam

    menjalankan kehidupannya, dan bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi distribusi dan kelimpahan

    suatu jenis makhluk hidup. Makhluk hidup dapat bertahan hidup karena kebutuhan hidupnya terpenuhi,

    makanan cukup oksigen untuk bernapas cukup, suhu lingkungan yang cocok, itu semua dipelajari dan

    kemudian dipelajari pula bagaimana jumlah serta distribusi jenis makhluk hidup bisa mempengaruhi kondisi

    biologis dan fisik suatu lingkungan. Ekologi ekosistem merupakan suatu studi untuk mempelajari tentang

    komponen biotik dan abiotik dari suatu ekosistem dan bagaimana interaksi yang terjadi diantara komponen-

    komponen tersebut. Hal tersebut penting untuk membantu kita memahami bagaimana memelihara

    kelestarian lingkungan yang berkualitas baik sehingga produktivitasnya dapat terpelihara.

    Gambar 1. Ekologi melibatkan komponen biotik & abiotik yang saling berinteraksi

    Berdasarkan arti harfiah dari asal katanya, ada persamaaan antara ekologi dengan ekonomi. Di

    dalamnya terdapat transaksi dan aliran alat tukar. Bedanya jika dalam ekonomi transaksi yang terjadi

    melibatkan barang dan uang sebagai alat tukar, pada ekologi terjadi transaksi yang melibatkan energy, arus

    materi atau daur materi serta informasi yang berupa suhu, kadar air, dan lain sebagainya. Jadi dapat disebut

    bahwa ekologi merupakan ekonomi alam yang selalu melakukan transaksi dalam bentuk materi, energy, dan

    informasi. Arus informasi di dalam komunitas mendapat perhatian utama dalam ekologi. Karena informasi

    dalam ekologi menentukan kemampuan suatu jenis makhluk untuk tetap bertahan dalam lingkungannya.

    Sebagai contoh, jika seekor kecoa kehilangan antenanya, maka dia tidak mengetahui apakah ada makhluk

    lain atau benda di sekelilingnya sehingga gerakannya kehilangan orientasi. Dalam keadaan seperti itu, kecoa

    kehilangan kemampuan mendapatkan informasi sehingga kemampuannya untuk menentukan strategi

    bertahan hidup menjadi hilang. Ekologi melibatkan hubungan antara kelompok produsen dan konsumen.

    Kelompok produsen merupakan kelompok yang menyediakan barang atau jasa sedangkan konsumen

    menggunakan barang atau jasa. Dalam konteks ekologi, kelompok produsen adalah kelompok yang bertugas

  • 4

    menyediakan sumber-sumber energi bagi konsumen. Biasanya yang bertindak sebagai produsen adalah

    kelompok tumbuhan berhijau daun yang memiliki kemampuan merubah unsur-unsur anorganik menjadi

    senyawa organik dengan bantuan cahaya matahari yang kemudian digunakan oleh konsumennya melalui

    proses makan.

    a. Fokus Pembahasan Dalam Ekologi Untuk dapat memahami dengan baik dan menyeluruh interaksi yang terjadi antara makhluk hidup

    dengan lingkungannya, maka kita harus memilih pendekatan yang sistematis untuk mempelajari ekologi.

    Mulai dari ekosistem dengan cakupan terluas karena melibatkan komponen biotik dan abiotik; lalu bergerak

    ke arah komunitas di mana terjadi interaksi antar populasi dari jenis makhluk hidup yang berbeda; dan

    akhirnya populasi, yang terdiri dari sejumlah individu dari jenis makhluk hidup yang sama. Jadi dalam

    ekologi ada tingkatan yang berlapis mulai dari ekologi organisme, ekologi populasi, ekologi komunitas, dan

    ekologi ekosistem.

    Gambar 2. Cakupan ekologi

    Ekologi organisme mempelajari tentang perilaku jenis mahluk hidup tertentu. Cara bergerak,

    tumbuh, mencari makanan, berkembang biak, dan berinteraksi dengan lingkungan tempat tinggalnya

    merupakan hal-hal yang dipelajari dalam ekologi organisme. Sebagian dari perilaku organisme merupakan

    hasil kerja dari sistem internal dalam tubuhnya yang dipengaruhi oleh sifat-sifat menurun. Perilaku yang

    dipengaruhi oleh hasil kerja sistem saraf, hormon, dan otak merupakan perilaku yang disebut reflex dan

    bersifat instingtif.

    Akan tetapi sebagian lainnya ditentukan juga oleh lingkungannya. Perilaku yang dipengaruhi oleh

    lingkungan ini biasanya dikenal sebagai proses belajar yang menentukan kemampuan adaptasi suatu

    organisme. Perilaku yang merupakan hasil belajar biasanya terbentuk dari pengalaman berulangkali yang

    hasilnya berupa pola respon terhadap suatu situasi. Kebanyakan perilaku yang dapat digunakan untuk

    bertahan hidup merupakan kombinasi dari reflek, insting, dan belajar. Ekologi populasi mempelajari tentang

    dinamika populasi.

    Di dalam suatu ekosistem, jumlah populasi tidak selalu tetap terkadang naik bisa turun atau

    kisarannya tetap. Biasanya jumlah populasi bergantung dari daya dukung lingkungan tempat tinggalnya.

    Jika daya dukung cukup baik, maka jumlah populasi juga akan meningkat. Jika daya dukung menurun,

    maka jumlah populasi cenderung menurun. Selain itu, kondisi lingkungan juga mempengaruhi distribusi

    populasi. Dinamika populasi dipengaruhi oleh strategi perkembangbiakan, kompetisi, predasi. Jumlah

    kelahiran, jumlah kematian, komposisi anggota populasi berdasarkan usia, dan perpindahan (migrasi)

    mempengaruhi dinamika populasi

  • 5

    Gambar 3. Ekologi Populasi

    Ekologi komunitas menggambarkan bagaimana suatu jenis mahluk hidup yang hidup di lingkungan

    tertentu berinteraksi dengan jenis mahluk hidup lain di lingkungan yang sama. Biasanya ada semacam

    bentuk persaingan yang dilakukan oleh mahluk hidup agar dapat bertahan dan tetap ada di lingkungan

    tersebut. Persaingan semacam ini akan menghasilkan bentuk-bentuk adaptasi mahluk hidup yang unik.

    Bentuk-bentuk adaptasi yang dihasilkan bisa berupa adaptasi bentuk tubuh yang memudahkan lari dari

    predator, menyesuaikan bentuk tubuh dengan suhu, menyesuaikan perilaku dengan jumlah air dan lain

    sebagainya. Ekologi komunitas ini penting dipelajari karena beberapa strategi adaptasi dapat ditiru dan

    dijadikan strategi adaptasi manusia agar dapat bertahan di ekosistemnya. Misalnya kita membuat pakaian

    dengan bulu yang tebal agar dapat bertahan di tempat yang suhunya rendah.

    Ekologi ekosistem merupakan tingkatan yang paling kompleks dalam hal organisasi biologis. Suatu

    ekosistem merupakan lingkungan pendukung kehidupan yang paling lengkap. Ekosistem bisa berukuran

    kecil, misalnya akuarium; bisa juga berukuran besar misalnya ekosistem di biosfer.

    Gambar 4. Ekologi ekosistem

  • 6

    b. Suksesi Anda tentu masih ingat dengan istilah komunitas, bukan? Komunitas merupakan kelompok

    berbagai populasi yang berinteraksi satu sama lain di suatu daerah atau wilayah tertentu. Susunan

    komunitas selalu dibangun dalam kurun waktu yang cukup lama. Contoh yang dapat dijadikan model

    bagaimana komunitas lahir dan berkembang adalah invasi ( serbuan suatu jenis organism dari luar

    wilayah) dan kolonisasi (tumbuhnya organism tertentu) yang terjadi pada wilayah yang berada di dekat

    gunung meletus. Ketika gunung meletus, semua makhluk hidup di wilayah tersebut musnah karena

    tersapu lahar panas, permukaan tanah tertutup lahar sehingga terjadi perubahan tekstur dan kandungan

    unsur-unsur tanah. Setelah beberapa bulan berlalu, di permukaan tanah akan muncul invasi jamur,

    lumut, dan organism lain yang biasa hidup di permukaan batu dan tanah yang gersang. Setelah

    komunitas perintis tadi tumbuh, maka terjadi perubahan komposisi faktor abiotik. Tumbuhan orgainsme

    yang sudah mati akan terurai dan bercampur dengan batuan yang terkikis oleh cuaca, akan mengalami

    perubahan komponen unsure pembentuknya sehingga memungkinkan untuk menampung kebutuhan

    tumbuh dari tumbuhan yang lebih tinggi seperti lumut dan paku-pakuan. Akhirnya, tumbuhnya jenis-

    jenis tumbuhan tadi akan diikuti dan kemudian digantikan oleh tumbuhan yang lebih besar dan

    membutuhkan makanan yang lebih banyak seperti jenis tumbuhan berbiji, perdu, dan pepohonan. Bagan

    berikut menggambarkan urutan terjadinya suksesi yang terjadi di darat.

    Pergantian beberapa spessies oleh spesies lainnya dalam kurun waktu tertentu dikenal dengan

    istilah suksesi ekologi. Komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan

    ekosistem disebut komunitas klimaks. Setelah kurang lebih 50-150 tahun proses pembentukan

    komunitas klimaks pada daerah bekas muntahan lahar gunung berapi bisa tercapai. Komposisi

    komunitas ekosistem yang terbentuk, sama dengan komposisi ekosistem sebelum terkena muntahan

    lahar gunung meletus. Contoh yang dapat dilihat saat ini adalah pulau Krakatau yang saat ini tampak

    sudahmencapai komunitas klimaks dengan berbagai tipe ekosistem dengan usia yang berbeda ditemukan

    dari pantai hingga ke puncak gunung. Yang terjadi di pulau Krakatau merupakan contoh dari ekosistem

    suksesi primer.

    Jika ada ekosistem suksesi primer tentu ada yang sekunder, seperti apa yang disebut ekosistem

    suksesi sekunder? Ekosistem yang berkembang karena sebelumnya mengalami kerusakan, tetapi

    komunitas yang terbentuk sama sekali berbeda dengan komposisi ekosistem semula disebut ekosistem

    suksesi sekunder. Suksesi seperti ini biasanya terjadi akibat ulah manusia yang semula membutuhkan

    lahan tetapi kemudian ditinggalkan begitu saja dalam keadaan yang rusak total.

  • 7

    Selain tumbuhan, organism lainpun dapat terlibat dalam pristiwa suksesi. Akan tetapi komposisi

    komunitas hewan misalnya akan mengikuti dinamika komunitas tumbuhan. Baik hewan maupun

    tumbuhan biasanya akan mengalami perubahan komposisi seiring dengan interaksi yang terjalin diantara

    keduanya dan akan saling memberi pengaruh terhadap tipe-tipe organisme melalui persebaran dan

    migrasi. selain di darat juga terjadi di air. Jika suksesi terjadi di lingkungan berair dikenal dengan istilah

    hidrosere, sedangkan di lingkungan air payau dikenal dengan istilah halosere. Jika berbicara tentang

    komunitas klimaks, maka biasanya akan dibicarakan juga tentang spesies atau jenis organisme yang

    dominan dan yang kurang dominan pada suatu penggalan waktu dalm proses suksesi. Komposisi jenis

    juga dipengaruhi oleh musim. Sehingga muncul hipotesis yang dikemukakan bahwa komunitas klimaks

    akan tercapai pada musim tertentu. Akan tetapi, hipotesis ini ternyata dibantah oleh teori yang

    menyatakan bahwa lahan baik di pegunungan, dataran rendah maupun tinggi, tetap mengalami erosi

    akibat adanya perubahan komunitas setiap saat. Sehingga komunitas klimaks senantiasa dipengaruhi

    oleh bnyak faktor fisik bukan hanya musim, seperti kondisi tanah, topografi, adanya gangguan seperti

    kebakaran. Suatu ekosistem dinyatakan sebagai ekosistem yang memiliki komunitas klimaks jika

    komunitas tersebut mencapai kestabilan sepanjang masa.

    Walaupun suksesi berlangsung di tempat, waktu serta melibatkan jenis organisme yang berbeda,

    tetapi ada aturan yang berlaku:

    a. Susunan jenis berubah terus selama suksesi, dengan kadar perubahan yang cepat pada sere permulaan

    dan akan melambat pada sere lanjut

  • 8

    b. Jumlah jenis akan semakin bertambah ketika mendekati klimaks, tetapi sering terjadi sedikit

    penurunan ketika mendekati klimaks. Jenis-jenis organisme yang bersifat heterotrof biasanya bertambah

    menjelang akhir klimaks

    c. Baik biomassa (berat total populasi yaitu sama dengan jumlah individu dalam populasi dikalikan

    dengan berat rata-rata individu tersebut) dalam ekosistem maupun bahan organik dari organisme yang

    mati bertambah selama suksesi hingga tercapai suatu keseimbangan

    d. Jaringan pangan berkembang menjadi lebih kompleks, dan hubungan antar jenis menjadi lebih khusus

    e. Meskipun jumlah bahan organik baru yang disusun oleh produsen tetap sama, kecuali pada sere

    permulaan, jumlah persen yang digunakan pada berbagai tingkat tropik meningkat

    Jadi dapat disimpulkan bahwa suksesi cenderung mengarah pada terbentuknya sistem yang lebih

    seimbang dimana energi yang terbuang sangat sedikit. Biomassa yang terbentuk lebih besar tanpa

    menambah persediaan energi. Faktanya banyak suksesi yang terjadi di wilayah yang sama, pada

    B. Hierarki Biologi

    Objek biologi dikaji pada seluruh tingkat organisasi kehidupan. Urutan tingkatan organisasi

    kehidupan disebut hierarki kehidupan. Tingkatan organisasi kehidupan dari yang terendah sampai

    tertinggi:

    1. Molekul

    2. Sel

    3. Jaringan

    4. Organ

    5. Sistem Organ

    6. Organisme (Individu)

    7. Populasi

    8. Komunitas

    9. Ekosistem

    10. Biosfer

    a. Molekul

    Molekul adalah bahan kimia dasar penyusun kehidupan. Molekul mengalami kondensasi

    sehingga membentuk asam amino, substansi kehidupan yang akan membentuk menjadi sel. Contoh:

    asam nukleat berupa DNA/RNA.

    b. Sel

    Sel adalah satuan (unit) kehidupan terkecil dari makhluk hidup. Contoh: sel darah merah dan sel

    darah putih.

    c. Jaringan

    Jaringan adalah kelompok sel yang sejenis, memiliki bentuk dan fungsi yang sama dalam tubuh

    makhluk hidup multiseluler. Contoh: jaringan epitel, jaringan otot, jaringan tulang, dll. pada hewan dan

    jaringan epidermis, jaringan meristem, jaringan pengangkut, dll. pada tumbuhan.

  • 9

    d. Organ

    Organ adalah kelompok jaringan yang bersatu dan bekerja sama yang menjalankan fungsi

    tertentu. Contoh: usus, lambung, paru-paru, jantung, dan lain-lain.

    e. Sistem Organ

    Sistem organ adalah gabungan dari organ-organ yang bekerja sama untuk membentuk suatu

    sistem dalam kehidupan. Contoh: sistem pencernaan disusun oleh lambung, usus halus, usus besar, dan

    usus 12 jari; sistem koordinasi dan indera disusun oleh otak, sumsum tulang belakang, serabut saraf,

    dan panca indera.

    f. Organisme (Individu)

    Organisme gabungan dari sistem-sistem organ yang bekerja sama membentuk kehidupan. Satu

    organisme dapat disebut juga individu. Individu adalah satu makhluk hidup tunggal. Contoh: seorang

    manusia, seekor anjing, seekor kucing, sebuah pohon jambu, dll.

    g. Populasi

    Populasi adalah sekumpulan individu sejenis yang menempati suatu daerah tertentu. Contoh:

    populasi harimau berjumlah 30 ekor, populasi badak berjumlah 100 ekor, populasi gajah berjumlah 23

    ekor, dll.

    h. Komunitas

    Komunitas adalah seluruh makhluk hidup yang hidup di suatu daerah tertentu. Contoh:

    komunitas sawah, terdiri dari padi, tikus, ular, elang; komunitas kolam terdiri dari teratai, ikan, katak,

    dll.

    i. Ekosistem

    Ekosistem adalah sekumpulan makhluk hidup dengan benda mati dalam satu kesatuan tempat

    hidup yang mempunyai hubungan timbal balik. Contoh: ekosistem hutan, benda mati terdiri dari tanah,

    bebatuan, hujan, angin, dll., makhluk hidup terdiri dari harimau, lintah, gajah, dll.; ekosistem laut, benda

    mati terdiri dari air laut, batu karang, dll., makhluk hidup terdiri dari ikan, udang, kepiting, plankton, dll.

    j. Bioma

    Bioma adalah sekelompok hewan dan tumbuhan yang tinggal di suatu lokasi geografis tertentu.

    Bioma terbagi menjadi beberapa jenis, ditentukan oleh curah hujan dan intensitas cahaya mataharinya.

    k. Biosfer

    Biosfer (lapisan kehidupan) adalah seluruh planet bumi beserta makhluk hidup yang ada di

    dalamnya.

    C. Konsep Ekosistem

    Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat yang berinteraksi

    membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan itu terjadi oleh adanya asrus materi dan energi yang

    terkendalikan oleh arus informasi antara komponen dalam ekosistem itu. Masing-masing komponen itu

    http://id.wikipedia.org/wiki/Hewanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hujanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Cahayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Matahari

  • 10

    mempunyai fungsi atau relung. Selama masing-masing komponen itu melakukan fungsinya dan bekerja

    sama dengan baik, keteraturan ekosistem itu pun terjaga. Keteraturan ekosistem menunjukkan, ekosistem

    tersebut ada dalam suatu keseimbangan tertentu. Keseimbangan itu tidaklah bersifat statis, melainkan

    dinamis. Artinya, ia selalu berubah-ubah dan perubahan itu bisa terjadi secara alamiah ataupun karena

    perbuatan manusia.

    a) Pengertian Ekosistem

    Istilah ekosistem pertama kali diusulkan oleh seorang ahli ekologi berkebangsaan Inggris bernama

    A. G. Tansley pada tahun 1935. Beberapa penulis lain telah menggunakan istilah berbeda, tetapi

    maksudnya sama dengan ekosistem, misalnya:

    Tahun 1877 seorang ahli ekologi bangsa Jerman bernama Karl Mobius telah menulis tentang

    komunitas organisme dalam batu karang, dan menggunakan istilah yang mempunyai makna yang

    sama dengan ekosistem yaitu biocoenosis (biokoenosis).

    Tahun 1887 seorang ahli ekologi berkebangsaan Amerika bernama S. A. Forbes telah menulis

    karangan kuno tentang danau, dan menggunakan istilah yang mempunyai makna sama dengan

    ekosistem, yaitu microcosm (mikrokosm).

    Tahun 1930, Friederichs menggunakan istilah holocoen (holokoen).

    Tahun 1939, Thienemann menggunakan istilah biosystem (biosistem).

    Tahun 1944, Vernadsky menggunakan istilah bioenert/ body.

    Berikut ini beberapa defenisi mengenai ekosistem:

    Menurut Undang-Undang Lingkungan Hidup (UULH) ekosistem adalah tatanan kesatuan secara

    utuh meneluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Unsur-

    Unsur lingkungan hidup baik unsur biotik maupun abiotik, baik makhluk hidup maupun benda

    mati, semuanya tersusun sebagai satu kesatuan dalam ekosistem yang masing-masing tidak bisa

    berdiri sendiri, tidak bisa hidup sendiri, melainkan saling berhubungan, saling mempengaruhi,

    saling berinteraksi, sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan.

    Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk

    hidup dengan lingkungannya.

    ekosistem, yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan

    lingkungannya (abiotik dan biotik) dan di antara keduanya saling mempengaruhi.

    Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan

    binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan

    menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi.

    b) Komponen Ekosistem

    Semua ekosistem, baik ekosistem terestrial (daratan) maupun akuatik (perairan) terdiri atas

    komponen-komponen yang dapat dikelompokkan berdasarkan segi tropik atau nutrisi dan segi struktur

    dasar ekosistem.

  • 11

    Berdasarkan atas segi struktur dasar ekosistem maka komponen ekosistem terdiri atas dua jenis

    sebagai berikut:

    1. Komponen biotik (komponen makhluk hidup), misalnya binatang, tumbuhan, dan mikroba.

    2. Komponen abiotik (komponen benda mati), misalnya air, udara dan tanah.

    Berdasarkan segi trofik atau nutrisi maka komponen biotik dalam ekosistem terdiri atas dua jenis

    sebagai berikut :

    1. Komponen autotrofik , yaitu organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri

    berupa bahan organik berasal dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan klorofil dan energi utama

    berupa radiasi matahari. Organisme yang termasuk dalam komponen ini adalah golongan tumbuhan.

    2. Komponen heterotrofik, yaitu organisme yang hidupnya selalu memanfaatkan bahan organik sebagai

    bahan makanannya, sedangkan bahan organik yang dimanfaatkan itu disediakan oleh organisme lain.

    Jadi, komponen heterotrofik memperoleh bahan makanan dari komponen autotrofik, kemudian sebagian

    anggota komponen ini akan menguraikan bahan organik kompleks ke dalam bentuk bahan anorganik

    yang sederhana. Dengan demikian, binatang, jamur, jasad renik termasuk ke dalam golongan komponen

    heterotrofik.

    Berdasarkan dari segi penyusunnya, omponen ekosistem terdiri atas:

    1. Komponen abiotik (benda mati), yaitu komponen fisik dan kimia ang terdiri atas tanah, udara, air, sinar

    matahari dan lain sebagainya.

    2. Komponen produsen, yaitu organisme autotrofik yang pada umumnya berupa tumbuhan hijau. Produsen

    menggunakan energi radiasi matahari dalam proses fotosintesis, sehingga mampu mengasimilasi CO2

    dan H2O menghasilkan energi kimia yang tersimpan dalam karbohidrat. Komponen konsumen, yaitu

    organisme heterotrofik misalnya bianatang dan manusia yang makan organisme lainnya. Konsumen

    dapat digolongkan menjadi:

    o konsumen pertama, yaitu binatang yang makan tetumbuhan hijau

    o konsumen kedua adalah golongan karnivora kecil dan omnivora.

    o konsumen ketiga, golongan karnivora besar

    o mikrokonsumen adalah tumbuhan atau binatang yang hidupnya sebagai parasit maupun saproba.

    3. Komponen pengurai, yaitu mikroorganisme yang hidupnya bergantung kepada bahan organik dari

    organisme mati. Berdasarkan atas tahap dalam proses penguraian bahan organik dari organisme mati

    maka organisme pengurai terbagi atas dekomposer dan transformer. Dekomposer, yaitu

    mikroorganisme yang menyerang bangkai hewan dan sisa tumbuhan mati, kemudian memecah bahan

    organik kompleks ke dalam ikatan yang lebih sederhana, dan proses dekomposisi itu disebut humifikasi

    yang menghasilkan humus.Transformer, yaitu mikroorganisme yang meneruskan proses dekomposisi

    dengan mengubah ikatan organik sederhana ke dalam bentuk bahan anorganik yang siap dimanfaatkan

    lagi oleh produsen dan proses dekomposisi itu disebut minerealisasi yang menghasilkan zat hara.

  • 12

    c) Keseimbangan dalam Ekosistem

    Ekosistem mempunyai keteraturan, berwujud sebagai kemampuan untuk memilhara diri-sendiri,

    mengatur sendiri, serta mengadakan keseimbangan kembali. Oleh karena itu dalam sistem kehidupan

    ada kecenderungan untuk melawan perubahan atau usaha agar berada dalam suatu keseimbangan

    (homeostatis). Homeostatis ini merupakan kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan

    dalam sistem secara keseluruhan.

    Kondisi ekosistem dalam keseimbangan (homeostatis) mempunyai arti bahwa ekosistem itu telah

    mantap atau telah mencapai klimaks, sehingga ekosistem mempunyai daya tahan yang besar untuk

    menghadapi berbagai gangguan yang menimpanya.

    Berkaitan dengan daya tahan ekosistem seperti tersebut, di dalam ekologi terdapat istilah yang

    dikenal dengan daya lenting. Daya lenting merupakan sifat suatu ekosistem yang memberikan

    kemungkinan ekosistem tersebut pulih kembali ke keseimbangan semula setelah mengalami gangguan.

    Kendatipun suatu ekosistem memiliki daya lenting yang besar, akan tetapi pada umumnya batas

    mekanisme keseimbangan dinamis masih dapat ditembus oleh kegiatan manusia.

    d) Habitat dan Relung

    Habitat adalah tempat hidup makhluk hidup. Misalnya ikan mas habitatnya di air tawar, pohon

    bakau mempunyai habitat di pantai yang berlumpur dan tanah salinitas dan membutuhkan arus yang

    tenang. Setiap makhluk hidup mempunyai habitat yang sesuai dengan kebutuhannya. Apabila terjadi

    gangguan atau perubahan yang cepat makhluk tersebut mungkin akan mati atau pergi mencari habitat

    lain yang cocok. Misalnya, jika terjadi arus terus-menerus di pantai habitat bakau, dapat dipastikan

    bakau tersebut akan mati. tetapi jika terjadi perubahan secara perlahan, lama kelamaan makhluk hidup

    tersebut akan berusaha melakukan penyesuaian diri (adaptasi) yang memungkinkan terjadinya jenis baru

    dari makhluk tersebut. Habitat dapat disebut alamat makhluk hidup dan setiap makhluk hidup dapat

    mempunyai lebih dari satu habitat.

    Relung atau niche merupakan cara hidup makhluk hidup dalam habitatnya. Seperti burung ada

    yang memakan serangga, buah maupun biji. Relung suatu organisme ditentukan oleh tempat hidupnya

    dan oleh berbagai fungsi yang dikerjakannya sehingga dikatakan sebagai profesi organisme dalam

    habitatnya. Berbagai organisme dapat hidup bersama dalam satu habitat. akan tetapi, jika dua atau lebih

    organisme mempunyai relung yang sama dalam satu habitat maka akan terjadi persaingan. Makin besar

    kesamaan relung dari organisme-organisme yang hidup bersama dalam satu habitat maka akan intensif

    persaingannya.

    D. Konsep Aliran Energi

    Energi dari sinar matahari merupakan tenaga penegndali dari semua ekosistem. Tumbuhan

    dengan memanfaatkan tenaga yang berasal dari sinar matahari mempunyai kemampuan untuk menyerap

    dan mengumpulkan nutrisi dari tanah dan gas dari udara untuk menghasilkan makanannya. Energi

    beredar dalam ekosistem dalam bentuk rantai makanan dan jaring-jaring makanan dari suatu tingkat

    rofik ke tingkat trofik berikutnya. Dengan cara demikianlah energi mengalir dalam sistem alam ini. Para

    ahli ekologi mempunyai pandangan, secara tradisional terhadap aliran energi dalam ekosistem ini sama

  • 13

    dengan para ahli ilmu lainnya, yaitu mengamati aliran energi dalam sistem fisika. Mereka secara formal

    memahami bahwa energi dalam sistem dalam berbagai bentuk.

    a) Rantai makanan dan Jaring-Jaring makanan

    Gambar 1. Rantai Makanan

    Rantai makanan merupakan proses aliran energi melalui memakan dan dimakan antarorganisme yang

    berlangsung secara teratur dan membentuk suatu garis tertentu. Misal: Rumput-Ulat-Burung Kecil-Kucing.

    b) Jaring-Jaring Makanan

    Jaring-jaring makanan adalah kumpulan dari rantai makanan yang saling berhubungan dan membentuk

    skema mirip jaring. Kelangsungan hidup organisme membutuhkan energi dari bahan organik yang dimakan.

    Bahan organik yang mengandung energi dan unsur-unsur kimia transfer dari satu organisme ke organisme

    lain berlangsung melalui interaksi makan dan dimakan. Peristiwa makan dan dimakan antar organisme

    dalam suatu ekosistem membentuk struktur trofik yang bertingkat-tingkat.

    Gambar 2. Jaring-jaring Makanan

    Setiap tingkat trofik merupakan kumpulan berbagai organisme dengan sumber makanan tertentu.

    Tingkat trofik pertama adalah kelompok organisme autotrop yang disebut produsen. Organisme autotrof

    http://4.bp.blogspot.com/-MrhX8k942lo/TghLl1kHkfI/AAAAAAAAAAg/mtglydtdeHA/s1600/drtg.jpeghttp://4.bp.blogspot.com/-2vgxXgRRqng/TghMWCznwhI/AAAAAAAAAAk/t5AKLo7vVKo/s1600/jaring-makanan1.jpg

  • 14

    adalah organisme yang dapat membuat bahan organik sendiri dari bahan anorganik dengan bantuan

    sumber energi. Bila dapat menggunakan energi cahaya seperti cahaya, matahari disebut fotoautotrof,

    contohnya tumbuhan hijau dan fitoplankton. Apabila menggunakan bantuan energi dari reaksi-reaksi

    kimia disebut kemoautotrof, misalnya, bakteri sulfur, bakteri nitrit, dan bakteri nitrat. Tingkat tropik

    kedua ditempati oleh berbagai organisme yang tidak dapat menyusun bahan organik sendiri yang disebut

    organisme heterotrof. Organisme heterotrof ini hanya menggunakan zat organik dari organisme lain

    sehingga disebut juga konsumen. Pembagian konsumen adalah sebagai berikut.

    Konsumen Primer

    Organisme pemakan produsen atau dinamakan herbivora yang menempati tingkat trofik kedua.

    Konsumen Sekunder

    Organisme pemakan herbivora yang dinamakan karnivora kecil yang menempati tingkat trofik

    ketiga.

    Konsumen Tersier

    Organisme pemakan konsumen sekunder yang dinamakan karnivora besar yang menempati

    tingkat trofik keempat.

    c) Proses Aliran Energi dalam Ekosistem

    Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut :

    1) Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak semuanya dapat digunakan

    oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya sekitar setengahnya dari rata-rata sinar matahari yang

    sampai pada tumbuhan diabsorpsi oleh mekanisme fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil, sekitar 1-5

    %, yang diubah menjadi makanan (energi kimia). Sisanya keluar dari sistem berupa panas, dan energy

    yang diubah menjadi makanan oleh tumbuhan dipakai lagi untuk proses respirasi yang juga sebagai

    keluaran dari sistem.

    2) Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin dilakukan melalui rantai makanan dan

    jaring-jaring makanan melalui herbivora dan detrivora. Seperti telah diungkapkan sebelumnya,

    terjadinya kehilangan sejumlah energi diantara tingkatan trofik, maka aliran energi berkurang atau

    menurun ke arah tahapan berikutnya dari rantai makanan. Biasanya herbivora menyimpan sekitar 10 %

    energi yang dikandung tumbuhan, demikian pula karnivora menyimpan sekitar 10 % energi yang

    dikandung mangsanya.

    3) Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan dalam sistem, diteruskan ke

    pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai materi organik.

    4) Organisme-organisme pada setiap tingkat konsumen dan juga pada setiap tingkat pengurai

    memanfaatkan sebagian energi untuk pernafasannya, sehingga terlepaskan sejumlah panas keluar dari

    sistem

    5) Dikarenakan ekosistem adalah suatu sistem terbuka, maka beberapa materi organik mungkin

    dikeluarkan menyeberang batas dari sistem. Misalnya akibat pergerakan sejumlah hewan ke wilayah,

    ekosistem lain, atau akibat aliran air sejumlah gulma air keluar dari sistem terbawa arus.

    Aliran Energi dan Standing Crop

    Penyimpanan energi dalam ekosistem dapat berupa materi-materi dalam tumbuhan atau hewan.

    Jumlah nyata dari materi hidup yang terkandung dalam ekosistem difahami sebagai standing crop.

  • 15

    Para ahli ekologi biasanya mengkaji standing crop ini untuk setiap tingkat trofik yang nantinya akan

    memberikan gambaran pola aliran energi melalui sistem. Hasil kajian dari standing crop untuk setiap

    tingkatan trofik ini bila diekspresikan dalam bentuk histogram akan menggambarkan suatu piramida

    tingkat trofik atau lebih dikenal dengan piramida ekologi.

    d) Piramida ekologi

    Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan antar trofik yang secara

    umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid. Gambaran susunan antar trofik dapat disusun

    berdasarkan kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik

    yang disebut piramida ekologi. Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan gambaran

    perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama ditempati produsen sebagai dasar

    dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder, tersier sampai konsumen puncak.

    Gambar 3. Piramida Ekologi

    Dikenal ada tiga macam piramida ekologi antara lain piramida jumlah, piramida biomassa dan piramida

    energi. Gambaran ideal suatu piramida ekologi adalah sebagai berikut.

    1. Piramida Energi

    Gambar 4. Piramida Energi

    http://3.bp.blogspot.com/-eMC-Vp0UOH8/TghM0k4m7oI/AAAAAAAAAAo/YQNP3TYv2xw/s1600/hal13.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-IvI23ghipIM/TghNb0wQcII/AAAAAAAAAAs/mGlMTqoCpAM/s1600/hal14.jpg

  • 16

    Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan hilangnya energi pada saat perpindahan

    energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida energi tidak hanya jumlah

    total energi yang digunakan organisme pada setiap taraf trofik rantai makanan tetapi juga menyangkut

    peranan berbagai organisme di dalam transfer energi . Dalam penggunaan energi, makin tinggi tingkat

    trofiknya maka makin efisien penggunaannya. Namun panas yang dilepaskan pada proses tranfer energi

    menjadi lebih besar. Hilangnya panas pada proses respirasi juga makin meningkat dari organisme yang

    taraf trofiknya rendah ke organisme yang taraf trofiknya lebih tinggi. Sedangkan untuk produktivitasnya,

    makin ke puncak tingkat trofik makin sedikit, sehingga energi yang tersimpan semakin sedikit juga.

    Energi dalam piramida energi dinyatakan dalam kalori per satuan luas per satuan waktu.

    2. Piramida Biomassa

    Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya transfer energi

    pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida biomassa setiap tingkat trofik

    menunjukkan berat kering dari seluruh organisme di tingkat trofik yang dinyatakan dalam gram/m2.

    Umumnya bentuk piramida biomassa akan mengecil ke arah puncak, karena perpindahan energi antara

    tingkat trofik tidak efisien. Tetapi piramida biomassa dapat berbentuk terbalik.

    Gambar 5. Piramida Biomassa

    Misalnya di lautan terbuka produsennya adalah fitoplankton mikroskopik, sedangkan konsumennya

    adalah makhluk mikroskopik sampai makhluk besar seperti paus biru dimana biomassa paus biru

    melebihi produsennya. Puncak piramida biomassa memiliki biomassa terendah yang berarti jumlah

    individunya sedikit, dan umumnya individu karnivora pada puncak piramida bertubuh besar.

    3. Piramida Jumlah

    http://1.bp.blogspot.com/-idYdhC3w6j4/TghNr6yOEBI/AAAAAAAAAAw/7HNTw8-EXBk/s1600/hal15.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-PKw6UrarfIw/TghN0lJJvxI/AAAAAAAAAA0/pOFgtLZby3Q/s1600/hal16.jpg

  • 17

    Gambar 6. Piramida Jumlah

    Piramida jumlah adalah suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap tingkat trofik

    dalam suatu ekosistem. Piramida jumlah umumnya berbentuk menyempit ke atas. Organisme piramida jumlah

    mulai tingkat trofik terendah sampai puncak adalah sama seperti piramida yang lain yaitu produsen, konsumen

    primer dan konsumen sekunder, dan konsumen tertier. Artinya jumlah tumbuhan dalam taraf trofik pertama

    lebih banyak dari pada hewan (konsumen primer) di taraf trofik kedua, jumlah organisme kosumen sekunder

    lebih sedikit dari konsumen primer, serta jumlah organisme konsumen tertier lebih sedikit dari organisme

    konsumen sekunder.

    E. Konsep Siklus Materi dalam Ekosistem

    Keberadaan makhluk hidup di dunia ini tergantung pada aliran energi dan siklus materi melalui

    ekosistem. Kedua proses tadi mempengaruhi jumlah dari organisme-organisme, kecepatan proses

    metabolisme, dan kompleksitas dari komunitas. Energi dari materi mengalir melalui ekosistem bersama-

    sama sebagai materi organik, satu sama lainnya tidak bisa dipisah-pisahkan. Tetapi aliran energi adalah satu

    arah, sekali dimanfaatkan oleh ekosistem akan hilang keluar dari sistem. Sedangkan materi, dalam hal ini

    berupa materi, melakukan suatu siklus. Atom dari kalsium atau karbon berkemampuan untuk mengalir

    melalui makhluk hidup dan bagian non-hidup berkali-kali, atau dapat pula dipindah dari suatu ekosistem ke

    ekosistem lainnya. Berdasarkan ke dua proses itulah ekosistem berkemampuan untuk menjada fungsinya,

    dan merupakan karakteristika seluruh biosfer.

    Nutrisi yang diperlukan untuk menghasilkan materi organik disirkulasikan ke seluruh ekosistem dan

    dapat dimanfaatkan berkali-kali. Apabila tumbuhan dan juga hewan mati akan didekomposisikan oleh

    kegiatan bakteria dan jamur, nutrisi kemudian dikembalikan ke lingkungan abiotik membentuk kumpulan

    nutrisi sebagai gudang atau reservoir. Dalam ekosistem daratan nutrisi biasanya dilepaskan dan berkumpul

    dalam tanah, yang kemudian nutrisi-nutrisi ini akan diambil kembali oleh tumbuhan dari gudangnya ini.

    Dengan proses siklus materi ini komponen-komponen organik dan anorganik dipautkan satu sama

    lain sedemikian rupa sehingga sulit dipisahkan satu sama lainnya. Tumbuhan merupakan komponen yang

    sangat penting, dalam proses aliran energi dan siklus materi, sehingga terjadinya keterpautan antara

    komponen biotik dengan komponen abiotik dalam ekosistem. Ada dua hal yang termasuk ke dalam siklus

    materi, yaitu :

    1. Kepentingan Nutrisi dalam Ekosistem

    Makhluk hidup memerlukan minimal 30 sampai 40 unsur kimia, dari sekitar 92 unsur-unsur

    kimia yang diketahui, untuk keperluan hidup dan pertumbuhannya. Nutrisi juga dikenal sebagai garam-

    garam biogenik yang dapat dikelompokkan dalam dua kelompok utama, yaitu nutrisi makro dan nutrisi

    mikro.

    a. Nutrisi makro, nutrisi ini diperlukan relatif dalam jumlah yang banyak, dan mempunyai peranan

    kunci dalam pembentukan protoplasma makhluk hidup. Nutrisi-nutrisi penting yang termasuk kelompok

    ini adalah hidrogen, karbon, oksigen dan nitrogen. Mereka bersama-sama membentuk sekitar 95 % dari

    berat kering materi hidup. Keempat nutrisi ini didapatkan dari bentuk gas di atmosfir. Nutrisi lainnya

    yang termasuk nutrisi makro ini, yang diperlukan dalam jumlah yang relatif lebih sedikit diantaranya

    adalah kalium, posfor dan sulfur.

    b. Nutrisi mikro, nutrisi ini diperlukan dalam jumlah yang jauh lebih sedikit, tetapi sangat penting

    untuk kehidupan. Minimal ada sepuluh nutrisi mikro yang diperlukan oleh tumbuhan. Beberapa nutrisi

  • 18

    mikro seperti besi, tembaga, seng, karbon, dan boron, berasal dari batuan yang terlepas akibat proses

    penghawaan.

    2. Siklus Biogeokimia

    Telah dipahami bahwa berfungsinya ekosistem tergantung pada sirkulasi dan nutrisi. Apabila nutrisi

    tidak tersirkulasikan, maka suplai yang telah terjadi akan sia-sia dan pertumbuhan menjadi terbatas. Begitu

    pentingnya permasalahan ini, beberapa penelitian telah dilakukan untuk menentukan jalannya siklus nutrisi

    ini.

    Berbeda dengan energi, materi kimia yang berupa unsur-unsur penyusun bahan organik/nutrisi

    dalam ekosistem, berpindah ke trofik-trofik rantai makanan tanpa mengalami pengurangan, melainkan

    berpindah kembali ke tempat semula. Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik melalui udara,

    tanah atau air. Perpindahan unsur kimia dalam ekosistem melalui daur ulang yang melibatkan komponen

    biotik dan abiotik ini dikenal dengan sebutan daur biogeokimia. Hal ini menunjukkan adanya hubungan

    antara komponen biotik dengan abiotik dalam suatu ekosistem. Siklus biogeokimia meliputi : siklus air,

    siklus sulfur, siklus pospor, siklus nitrogen, Siklus karbon dan oksigen.

    a. Siklus air

    Semua organisme hidup memerlukan air untuk melakukan aktivitas hidupnya. Oleh karena itu,

    ketersediaan air di lingkungan sangat mutlak bagi organisme hidup. Hewan mengambil air, langsung

    dari air permukaan, tumbuhan dan hewan yang dimakan, sedangkan tumbuhan mengambil air dari air

    tanah dengan menggunakan akarnya. Manusia menggunakan sekitar seperempat air tanah yang ada di

    daratan. Air keluar dari hewan dan manusia berupa urin dan keringat, sedangkan pada tumbuhan melalui

    proses transpirasi.

    Gambar 7. Siklus air

    http://3.bp.blogspot.com/-DWCP76PzEfA/TghOr1N14OI/AAAAAAAAAA4/t3_II0b5vic/s1600/daur%2Bair.jpg

  • 19

    b. Siklus sulfur (Belerang)

    Sulfur merupakan bahan penting untuk pembuatan semua protein dan banyak terdapat di kerak

    bumi. Tumbuhan mengambil sulfur dalam bentuk dari tanah, sedangkan hewan dan manusia

    mendapatkannya dari tumbuhan yang mereka makan. Perhatikan skema daur sulfur di samping ini.

    Gambar 8. Siklus Belerang

    c. Siklus fosfor

    Fosfor merupakan unsur kimia yang jarang terdapat di alam dan merupakan faktor pembatas

    produktivitas ekosistem, serta merupakan unsur yang penting untuk pembentukan asam nukleat, protein,

    ATP dan senyawa organik vital lainnya. Fosfor satu-satunya daur zat yang tidak berupa gas, sehingga

    daurnya tidak melalui udara. Sebagian besar fosfor mengalir ke laut dan terikat pada endapan di perairan

    atau dasar laut. Begitu sampai di laut hanya ada dua mekanisme untuk daur ulangnya ke ekosistem darat,

    salah satunya melalui burung-burung laut yang mengambil fosfor melalui rantai makanan laut dan

    mengembalikan ke darat melalui kotorannya kemudian masuk ke rantai makanan. Perhatikan skema

    daur fosfor di samping ini.

    Gambar 9. Siklus Fosfor

    http://2.bp.blogspot.com/-SKkRIEz7Qic/TghO0wCM8NI/AAAAAAAAAA8/Jjzy61UmiPA/s1600/daur%2Bsulfur.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-4gLK9g1B-yk/TghO-DjUN3I/AAAAAAAAABA/UPJNQwjguVY/s1600/daur%2Bfosfor.jpg

  • 20

    d. Siklus Nitrogen

    Semua organisme memerlukan unsur nitrogen untuk pembentukan protein dan berbagai molekul

    organik esensial lainnya. Unsur nitrogen sebagian besar terdapat di atmosfer dalam bentuk gas nitrogen

    (N2) dan kadarnya 78% dari semua gas di atmosfer. Gas nitrogen ini di atmosfer masuk ke dalam tanah

    melalui fiksasi nitrogen oleh bakteri (Rhizobium, Azotobacter, Clostridium), alga biru (Anabaena,

    Nostoc) dan jamur (Mycorhiza) nitrogen yang masuk ke tanah melalui fiksasi diubah menjadi amonia

    (NH3) oleh bakteri amonia. Proses penguraian nitrogen menjadi amonia disebut amonifikasi. Nitrogen

    yang masuk ke tanah bersama kilat dan air hujan berupa ion nitrat (NO3), sedangkan nitrogen yang ada

    di dalam tubuh tumbuhan dan akan hewan melalui proses mineralisasi oleh bakteri pengurai menjadi

    amonia. Amonia yang dihasilkan melalui proses amonifikasi dan mineralisasi oleh bakteri nitrit

    (nitrosomonas dan nitrosococcus) dirombak menjadi ion nitrit (NO2), selanjutnya ion nitrit dirombak

    bakteri nitrat (nitrobacter) menjadi ion nitrat (NO3). Perombakan amonia menjadi ion nitrit, ion nitrit

    menjadi ion nitrat disebut nitrifikasi. Tumbuhan umumnya menyerap nitrogen dalam bentuk ion nitrat,

    sedangkan hewan mengambil nitrogen dalam bentuk senyawa organik (protein) yang terkandung pada

    tumbuhan dan hewan yang dimakan. Sebagian ion nitrat dirombak oleh bakteri denitrifikasi

    (Thiobacillus denitrificans, Pseudomonas denitrificans) menjadi nitrogen. Nitrogen yang dihasilkan akan

    kembali ke atmosfer. Proses penguraian ion nitrat menjadi nitrogen disebut denitrifikasi.

    Gambar 9. Siklus Nitrogen

    http://2.bp.blogspot.com/-wgSGiz3Q5iU/TghPId3f3xI/AAAAAAAAABE/-4t3I_EK4iE/s1600/daur%2Bnitrogen.jpg

  • 21

    e. Siklus karbon dan oksigen

    Unsur karbon di atmosfer dalam bentuk gas karbon dioksida (CO2), sedangkan unsur oksigen

    dalam bentuk gas oksigen (O2). Konsentrasi (CO2) di atmosfer diperkirakan 0,03%. Karbon dioksida

    masuk ke dalam komponen biotik melalui organisme fotoautotrop (tumbuhan hijau) dan kemoautotrop

    (bakteri kemoautotrop) dalam proses fotosintesis dan kemosintesis. Karbon kemudian tersimpan sebagai

    zat organik dan berpindah melalui rantai makanan, respirasi dan ekskresi ke lingkungan. Sedangkan,

    oksigen (O2) masuk ke komponen biotik melalui proses respirasi untuk membakar bahan makanan, lalu

    dihasilkan karbon dioksida (CO2). Daur karbon berkaitan erat dengan daur oksigen di alam kita ini.

    Gambar 10. Siklus Karbon dan Oksigen

    F. Contoh Dalam Kehidupan Sehari-hari

    a. Dampak Perkembangan Agrikultura Sepanjang sejarah, hampir semua masyarakat telah menghabiskan banyak waktu dalam hidup

    mereka untuk mendapatkan makanan dan bahan bakar. Masyarakat memulainya sebagai pemburu yang

    berpindah tempat dan selalu berkelompok, menggunkan hewan dan tumbuhan yang ditemukan di

    lingkungan 20 mereka sebagai makanan. Perlahan lahan, mereka belajar bagaimana menjaga persediaaan

    makanan dengan menggunakan teknologi sederhana (dengan cara direndam, diasinkan, dimasak, dibakar,

    diragikan). Mereka juga belajar menggunakan bagian dari hewan untuk dijadikan alat, pakaian dan wadah

    tempat menyimpan sesuatu. Setelah beberapa ribu tahun kemudian, manusia mengembangkan cara

    memanipulasi tanaman dan hewan untuk dijadikan persediaan makanan untuk mendukung jumlah manusia

    yang semakin banyak. Orang mulai bercocok tanam menetap di satu tempat dan mendorong pertumbuhan

    populasi dengan cara menanam bibit, mengairi, dan menyilangkan. Mereka juga menangkap hewan untuk

    makanan dan lainnya dan melatih mereka untuk digunakan sebagai alat angkut, serta sebagai alat untuk

    berburu. Banyak kegunaan agrikultural yang telah dipelajari oleh manusia, bukan hanya berguna tetapi

    tanpa disadari juga memodifikasi bentuk-bentuk kehidupan. Pertama kali, mereka bisa menjaga keturunan

    ternak yang baik dari memilih beberapa jenis hewan dan tanaman tertentu. Kombinasi dari keragaman

    karakteristik alamiah bisa saja kemudian berubah, untuk meningkatkan domestikasi, kekuatan, dan

    kemampuan reproduksi dari hewan atau tumbuhan tertentu. Untuk mendapatkan jenis-jenis yang bisa

    beradaptasi dengan baik, kita dapatkan dari menyilangkan hewan-hewan dan tumbuhan, persediaan benih

    telah diatur di seluruh dunia, kehadiran mereka merupakan bukti bahwa negosiasi internasional menentukan

    hak mereka untuk hidup dan menjadikan mereka sumber sifat yang diinginkan.

    http://2.bp.blogspot.com/-VHqHP_-8_zw/TghPQsIlLII/AAAAAAAAABI/eh6F9ycY2MQ/s1600/daur-karbon.jpg

  • 22

    Pada abad 20, kesuksesan genetika modern adalah menambah keragaman pada tanaman dengan

    menggunakan radiasi untuk menimbulkan mutasi, sehingga ada lebih banyak pilihan untuk mendaptkan

    bibit unggul. Para ilmuwan, sekarang belajar untuk memodifikasi materi gentik pada organisme secara

    langsung. Sebagaimana telah kita pelajari bagaimana kode genetik bekerja ( yang bentuknya sama untuk

    semua makhluk hidup), hal itu menjadi memungkinkan untuk memindahkan gen-gen dari satu

    organisme ke yang lainnya. Dengan mengetahui sekuens kode genetik mana mengendalikan sifat apa,

    beberapa sifat bisa dipindahkan dari satu spesies ke spesies yang lain, teknik ini bisa memunculkan

    suatu rancangan dari sifat yang baru. Sebagai contoh, tanaman dapat diberi program genetik untuk

    membuat substansi tertentu yang memberi mereka kemampuan untuk bertahan terhadap serangan hama.

    Satu faktor dalam meningkatkan produktivitas agrikultura pada abad ini telah digunakan untuk

    mengendalikan hama. Di Amerika masa yang lalu. dan di banyak tempat lain di dunia, banyak produksi

    pertanian telah diturunkan oleh hama, tikus dan hewan pengerat lain, serangga, dan penyakit lain yang

    disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri. Penggunaan insektisida secara luas, herbisida, dan

    fungisida telah berhasil meningkatkan produksi pertanian. Ada satu masalah, pestisida juga

    memusnahkan organisme lain yang ada di lingkungan tersebut, dan seringkali efeknya timbul pada jarak

    yang jauh dari tempat digunakannya karena terbawa aliran air sehingga mengganggu rantai makanan di

    tempat lain. Insektisida yang digunakan untuk mengendalikan hama wereng sebagai contoh membunuh

    pula predator alamiahnya sehingga membuat persoalan semakin buruk karena populasi hama wereng

    menjadi tidak terkendali. Masalah lain adalah efektifitas dari pestisida adalah ia dapat membuat

    organisme lama-kelamaan menjadi resisten sehingga menuntut pencarian jenis-jenis pestisida yang baru.

  • 23

    Sebagai konsekuensinya, penggunaan teknologi yang ramah lingkungan harus dicari. Pekerjaan

    ini melibatkan perancangan yang hati-hati dan penggunaan bahan kimia dan pengetahuan tentang

    diversifikasi pertanian yang lebih jauh, mengubah penanaman tanaman pertanian secara bergantin akan

    membantu kemampuan tanah untuk menyediakan kembali unsur-unsur yang diperlukan oleh tanaman

    tertentu. Pergantian tanaman juga akan mengurangi munculnya serangan penyakit. Suatu cara

    pengendalian penyakit alternatif adalah dengan cara memasukkan organisme tertentu ke dalam

    ekosistem untuk mengurangi penggunaan pestisida dalam ekosistem agrikultural. Pendekatan ini juga

    akan membawa resiko organisme tersebut bisa juga menjadi pestisida itu sendiri. Produktivitas

    agrikultural telah tumbuh melalui penggunaan mesin dan pupuk. Mesin dan bahan bakar fosil

    dibutuhkan untuk memberi kekuatan yang memungkinkan seseorang untuk menumbuhkan dan

    memanen lahan pertanian yang luas, untuk bertani di berbagai jenis tanah, dan untuk memberi makan

    serta menggunakan bagian dan memproduksi sejumlah tanaman dan hewan ternak. Pupuk kimia telah

    digunakan secara luas di belahan dunia bagian barat untuk mendukung ketersediaan nutrien dari tanah.,

    juga digunakan di banyak tempat di dunia . Satu risiko yang ditimbulkan oleh mesin dan pupuk adalah

    penggunaan yang berlebihan terhadap tanah. Untuk alasan tersebut, pemerintah perlu mendorong

    pengusaha agrikultura untuk secara periodik menghentikan proses produksinya guna memberi

    kesempatan pada tanah mengembalikan kekayaan alamiahnya.

    Berabad lamanya, kebanyakan makanan telah dimakan dan dipasarkan ditempat yang jauh dari

    tempat dia diproduksi. Teknologi telah membuat pemasaran produk agrikultural ke area yang lebih luas

    dengan adanya transportasi dan komunikasi. Banyak lahan pertanin telah dikembangkan dalam jumlah

    yang melampaui kebutuhan masyarakat yang tinggal di sekelilingnya. Ketika pemasaran masih bersifat

    lokal, cuaca yang buruk bisa mengakibatkan naik turunnya persediaan pangan baik bagi petani maupun

    konsumen. Sekarang, karena makanan dapat didatangkan dan dikirim dari belahan dunia manpun, maka

    Negara yang penduduknya makmur tidak perlu khawatir kekurangan makanan. Disisi lain, cuaca yang

    buruk juga bisa mempengaruhi pasar di mana saja. Kepedulian pemerintah untuk memelihara persediaan

    pangan nasional bagi konsumen dan melindungi petani dari naik turunnya hasil panen telah

    menghasilkan banyak benuk pengendalian agrikultural, yang mencakup juga pengendalian penggunaan

    tanah, produk apa saja yang dijual, dan berapa harganya. Pada abad yang lalu, kebanyakan masyarakat

    Amerika bekerja di industry pertanian. Sekarang, karena teknologi telah meningkatkan efisiensi

    agrikultural hanya sebagian kecil (2% saja) dari penduduk yang secara langsung terlibat dalam industry

    pertanian. Kebanyakan orang lebih terlibat dalam produksi perlengkapan dan alat pertanian, pupuk,

    pemrosesan hasil pertanian, penyimpanan, transportasi, dan distribusi dari makanan dan serat.

    Kurangnya jumlah petani yang menanam bahan pangan yang dibutuhkan oleh semua bangsa telah

    membuat banyak orang berubah dalam caranya memandang kehidupan, dari pandangan hidup petani

    yang mementingkan proses menjadi masyarakat yang lebih mementingkan apa yang terlihat

    dihadapannya tanpa mempedulikan darimana asalnya, bagaimana mengolahnya, seberapa sulit

    memeliharanya. Pertumbuhan teknologi telah membimbing kita untuk menggunakan banyak material

  • 24

    dari lingkungan dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada kemampuan alam membentuknya kembali.

    Hutan di banyak negara telah hilang sejak ratusan tahun yang lalu, dan simpanan sumber daya alam

    telah berkurang. Hal tersebut memerlukan penemuan-penemuan material pengganti, sebagian berhasil

    dan sebagian lagi kurang berhasil. Secara terus menerus, pembuangan material bekas pakai juga

    menimbulkan masalah. Sebagian material bekas yang berupa bahan organik akan dapat kembali ke alam

    tanpa menimbulkan bahaya pada lingkungan, walaupun seiring dengan pertambahan penduduk tugas

    membersihkan sampah atau material sisa atau bekas pakai menjadi tugas yang sulit dan mahal.

    Menurut Soemarwoto (1985) ada beberapa faktor yang menentukan lingkungan hidup yaitu:

    1) Jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur lingkungan hidup.

    2) Hubungan atau interaksi antara unsur dalam lingkungan.

    3) Kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup.

    4) Non-material, suhu, cahaya, kebisingan.

    b. Teknologi dan lingkungan Ilmu dan teknologi memberi peluang kepada manusia untuk merubah lingkungan. Perubahan yang

    terjadi bisa secara cepat atau lambat. Manusia menggunakan teknologi dengan tujuan untuk memenuhi

    kebutuhan hidupnya. Akan tetapi perlu diingat bahwa pada hakikatnya teknologi selain dapat membawa

    kesejahteraan dapat pula membawa bencana. Pemakaian ilmu dan teknologi dalam meningkatkan kualitas

    hidup manusia memberikan efek samping tersendiri. Adanya pabrik dan berbagai industri akan

    menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan. WHO telah menetapkan ada 4 tingkat pencemaran, yaitu:

    1) Pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian kepada manusia jika dilihat dari zat pencemaran dan

    waktu kontaknya dengan lingkungan.

    2) Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi ringan pada panca indra.

    3) Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada paal tubuh dan menyebabkan sakit kronis.

    4) Pencemaran yang sudah besar sehingga menimbulkan gangguan dan menyebabkan sakit parah bahkan

    kematian.

  • 25

    Material lainnya seperti plastik tidak bisa dengan mudah didaur ulang, dan tidak mudah

    diuraikan oleh alam. Material lain seperti sampah radioaktif belum ditemukan cara terbaik untuk

    mengolah buangannya, mempunyai waktu paruh yang sangat lama sehingga dia merupakan sampah

    yang paling ditakuti sehingga banyak menimbulkan kontroversi. Pemecahan masalah ini menuntut

    langkah yang sistematis dan hati-hati melibatkan masyarakat dan inovasi teknologi.

  • 26

    BAB III

    PENUTUP

    Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana makhluk hidup berinteraksi

    dengan lingkungan biologis dan fisik dalam menjalankan kehidupannya, dan bagaimana interaksi

    tersebut mempengaruhi distribusi dan kelimpahan suatu jenis makhluk hidup.Dalam ekologi ada

    tingkatan yang berlapis mulai dari ekologi organisme, ekologi populasi, ekologi komunitas, dan ekologi

    ekosistem. Ekologi organisme mempelajari tentang perilaku jenis mahluk hidup tertentu. Ekologi

    populasi mempelajari tentang dinamika populasi yang dipengaruhi oleh laju kelahiran, laju kematian,

    dan komposisi penduduk berdasarkan usia. Ekologi komunitas menggambarkan bagaimana suatu jenis

    mahluk hidup yang hidup di lingkungan tertentu berinteraksi dengan jenis mahluk hidup lain di

    lingkungan yang sama. Ekologi ekosistem merupakan tingkatan yang paling kompleks dalam hal

    organisasi biologis karena mencakup semua aspek mulai dari perilaku organisme, dinamika populasi,

    interaksi dalam komunitas yang terjadi di suatu ekosistem. Pergantian beberapa spesies oleh spesies

    lainnya dalam kurun waktu tertentu dikenal dengan istilah suksesi ekologi. Komunitas terakhir dan stabil

    (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan ekosistem disebut komunitas klimaks

    Manusia juga mempunyai peran sebagai pengelola lingkungan dalam arti positif. Semua orang

    tahu bahwa keseimbangan ekosistem perlu dipelihara, tetapi tidak semua orang dapat menerapkannya

    dalam berinteraksi dengan lingkungan. Salah satu contoh pengelolaan lingkungan adalah dengan

    menyisihkan daerah tertentu untuk dijadikan cagar alam sebagai biokonservasi dan memperbaiki

    lingkungan yang rusak melalui proses restorasi ekologi.

  • 27

    DAFTAR PUSTAKA

    Andreson, J.M. 1981. Ecology for Environmental Sciences : Biosphere, Ecosystems and Man. Edward Arnold.

    London : 175 pp.

    Anon. 1991. Enclopedia Americana. Vol. 9. Americanan Corporation, New York,

    USA : 954 pp.

    Anon. 1989. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 5. PT. Cipta Adi Pustaka, Jakarta : 592 pp.

    Anon, 1989. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 5. PT. Cipta Adi Pustaka, Jakarta : 592pp.

    Bayong, Tj HK., 2003. Geosains, Penerbit. ITB, Bandung.

    Bayong, Tj HK., 2003. Geosains, Penerbit. ITB, Bandung.

    Bennet, John, W. 1982. Human Ecology as Human Behaviour a Normative Anthropology of Resource Use and

    Abus, Human Ecology, Education for Environment Welfare, and Prosperity Asaihl. Jakarta: Seminar in

    Human Ecology.

    Kasting. J.F., O.B. Toon & J.B. Pollack. 1988. How climate evolved on the terrestrial planet.Scientific

    American 2568 (2) : 46-53.

    Marten., G.T. 2001. Human Ecology. Basic concept for sustainable development. Earthcan Publ. Ltd., Glasgow,

    UK : 237 pp.

    Michele Zeilik, 1976. Astronomy, Hasper and Row Publisher, New York.

    Miller Jr., G.T. 1979. Living in the Environment. Second Edn. Wadsworth Publ. Coy. Belmont USA : 470 pp.

    Muslimin, L.W. 1995. Mikrobiologi Lingkungan. Universitas Hasanudin bekerja sama dengan P3SL DIKTI

    DEPDIKBUD, Jakarta : 174 pp.

    Nirarita, CK Endah, P. Wibowo & D. Padwinata (Eds). 1996. Ekosistem Lahan Basah Indonesia., Canada Fnd,

    PPPGIPA, British Petroleum, Bogor : 379 pp.

    Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar ekologi (Terjemahan T. Samingan). Gajah Mada Universitas Press, Yogyakarta

    697 pp.

    Otto Soemarwoto. 1983. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Jakarta.

    Resosoedarmo, S. K. Kartawnata dan A. Sugiarto, 1985. Pengantar Ekologi. Fakultas Pascasarjana IKIP Jakarta

    sama dengan BKKBN, Jakarta : 149 pp.

    Ribes, B. 1978, Biology and Ethics. Unesco, Paris : 36 56.

    Soerjani. M. 1997. Pembangunan dan Lingkungan. Meniti Gagasan dan Pelaksanaan. Sustainable

    Development. Institut Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan, Jakarta : 48 pp.

    Soerjani, M. 1997. Pembangunan dan Lingkungan. Meniti Gagasan dan Pelaksaan Sustainable Development

    Institut Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan, Jakarta 48 pp.

    Starr, C. & R. Taggart. 1994. Biology, the diversity of live. Third Edn Wadsworth Publ. Co. Belmont,

    USA : 47 pp.

    Unesco UNEP International Environmental education News-Letter, The Belgrade: a Global Team work for

    Environmental Education, Vol 1 No. 1.

    www.microsoft.com/product/encarta., copyright 2009 Microsoft Corporation All rights reserved Term of use