Ecg trouble

10
NAMA : VIVIN TRI WAHYUNI KELAS : 2A 3,4 NIM : P2783801140 Elektrokardiograf (EKG) merupakan sebuah instrument medis yang digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi seputar kerja jantung manusia. Mekanisme sederhana dari alat ini adalah mengukur potensial listrik sebagai fungsi waktu yang dihasilkan oleh jantung. Potensial listrik tersebutdihasilkan oleh beberapa sel pemicu denyut jantung yang dapat merubah sistem kelistrikan jantung. Perbedaan potensial tersebut kemudian divisualisasikan sebagai sinyal pada layar monitor atau pada kertas perekam. 1. Cara membaca EKG Untuk dapat membaca hasil EKG maka perlu pengetahuan mengenai gelombang pada EKG. Gelombang pada EKG terdiri dari: a. Gelombang P Gelombang P merupakan proses depolarisasi atrium. Karakteristik gelombang P yang normal yaitu: Lebar kurang dari 0,12 detik Tinggi kurang dari 0,3 milivolt Selalu positif di lead II Selalu negative di lead AVR b. Gelombang QRS Gelombang QRS merupakan gambaran proses depolarisasi ventrikel (waktu yang dibutuhkan impuls untuk menuju serat Purkinje melewati bundle branches). Gelombang Q akan tampak ketika defleksi negatif pertama terjadi di kompleks QRS. Gelombang R akan tampak ketika defleksi

Transcript of Ecg trouble

Page 1: Ecg trouble

NAMA : VIVIN TRI WAHYUNI

KELAS : 2A 3,4

NIM : P2783801140

Elektrokardiograf (EKG) merupakan sebuah instrument medis yang digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi seputar kerja jantung manusia. Mekanisme sederhana dari alat ini adalah mengukur potensial listrik sebagai fungsi waktu yang dihasilkan oleh jantung. Potensial listrik tersebutdihasilkan oleh beberapa sel pemicu denyut jantung yang dapat merubah sistem kelistrikan jantung. Perbedaan potensial tersebut kemudian divisualisasikan sebagai sinyal pada layar monitor atau pada kertas perekam.

1. Cara membaca EKG

Untuk dapat membaca hasil EKG maka perlu pengetahuan mengenai gelombang pada

EKG. Gelombang pada EKG terdiri dari:

a. Gelombang P

Gelombang P merupakan proses depolarisasi atrium. Karakteristik gelombang P

yang normal yaitu:

Lebar kurang dari 0,12 detik

Tinggi kurang dari 0,3 milivolt

Selalu positif di lead II

Selalu negative di lead AVR

b. Gelombang QRS

Gelombang QRS merupakan gambaran proses depolarisasi ventrikel (waktu yang

dibutuhkan impuls untuk menuju serat Purkinje melewati bundle branches).

Gelombang Q akan tampak ketika defleksi negatif pertama terjadi di kompleks

QRS. Gelombang R akan tampak ketika defleksi positif pertama. Gelombang S

akan tampak ketika defleksi negatif kedua atau defleksi negatif pertama setelah

gelombang R. Karakteristik gelombang QRS normal yaitu:

Lebar 0,06-0,12 detik

Tinggi tergantung lead

c. Gelombang Q

Gelombang Q adalah defleksi negative pertama pada gelombang QRS.

Gelombang Q yang normal yaitu:

Lebar kurang dari 0,04 detik

Tinggi/dalamnya kurang dari 1/3 tinggi R

Page 2: Ecg trouble

d. Gelombang R

Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Gelombang

R umumnya positif di lead I, II, V5 dan V6. Di lead AVR, V1 dan V2 biasanya

hanya kecil atau tidak ada sama sekali.

e. Gelombang S

Gelombang S adalah defleksi negative sesudah gelombang R. Di lead AVR dan

V1 gelombang S terlihat dalam. Dari V2 ke V6 akan terlihat makin lama makin

menghilang atau berkurang dalamnya.

f. Gelombang T

Gelombang T merupakan gambaran proses repolarisasi ventrikel. Umumnya

gelombang T positif di lead I, II, V3-V6 dan terbalik di AVR.

g. Interval PR

Interval PR diukur dari permukaan gelombang P sampai permukaan gelombang

QRS. Nilai normal berkisar antara 0,12-0,20 detik. Ini merupakan waktu yang

dibutuhkan untuk depolarisasi atrium dan jalannya impuls melalui berkas His

sampai pemulaan depolarisasi ventrikel.

h. Segmen ST

Segmen ST diukur dari akhir gelombang S sampai awal gelombang T.

2. Lokasi penempatan elektroda EKG pada kulit

Untuk memperoleh rekaman EKG dipasang elektroda-elektroda pada kulit pada

tempat-tempat tertentu. Terdapat dua jenis sadapan (“lead”) pada EKG

a. Sadapan bipolar

Page 3: Ecg trouble

Sadapan ini merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda, sadapan ini ditandai

dengan angka romawi I, II, dan III.

Sadapan I

Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA),

dimana tangan kanan bermuatan negative (-) dan tangan kiri bermuatan positif

(+).

Sadapan II

Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF),

dimana tangan kanan bermuatan negative (-) dan kaki kiri bermuatan positif

(+).

Sadapan III

Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana

tangan kiri bermuatan positif (+) dan kaki kiri bermuatan negatif (-).

Ketiga sadapan ini dapat digambarkan sebagai sebuah segitiga sama sisi yang

lazim disebut segi tiga EITHOVEN.

b. Sadapan unipolar

Sadapan unipolar terdiri dari 2 sadapan yaitu sadapan unipolar ekstremitas dan

unipolar prekordial

Sandapan unipolar ekstremitas

Merekam besar potensial listrik pada satu ekstremitas, elektroda eksplorasi

diletakkan pada ekstremitas yang akan diukur. Gabungan elektroda-elektroda pada

ekstremitas yang lain membentuk elektroda indiferen (potensial 0).

Sandapan aVR

Merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) dimana tangan kanan

bermuatan positif, tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda

indiferen.

Sandapan aVL

Merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) dimana tangan kiri

bermuatan positif (+), tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda

indiferen.

Sandapan aVF

Page 4: Ecg trouble

Merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) dimana kaki kiri bermuatan

positif (+), tangan kanan dan tangan kiri membentuk elektroda indiferen.

Sadapan unipolar prekordial

Merekam besar potensil listrik jantung dengan bantuan elektroda eksplorasi

yang ditempatkan di beberapa tempat dinding dada. Elektroda indiferen

diperoleh dengan menggabungkan ketiga elektroda ekstremitas.

Letak sadapan:

V1 : Ruang interkostal ke-4 di sebelah kanan sternal.

V2 : Ruang interkostal ke-4 di sebelah kiri sternal.

V3 : Di tengah antara V2 dan V4.

V4 : Ruang interkostal ke-5 di garis midklavikula.

V5 : Ruang interkostal ke-5 di garis anterior aksila (di tengah antar V4 dan

V6).

V6 : Ruang interkostal ke-5 di garis midaksila atau sejajar dengan V4.

Page 5: Ecg trouble

Berikut ini hasil rekaman aktivitas jantung yang disebabkan oleh human error :1.

Analisa :

Gambar di atas pada saat kita mengukur pada lead II, dan hasilnya gelombang PQRS masih terbentuk tetapi hasilnya trilling. Dikarenakan pasien bergerak, elektroda kotor (tidak di bersihkan), dan pada saat pemasangan elektroda tidak memakai jell.

2.

Analisa:

Gambar di atas pada saat kita mengukur pada lead 1, dan hasilnya tidak berbentuk gelombang PQRST, disebabkan karena elektroda tidak diberi gell, sehingga gelombang seperti gambar di atas.

Page 6: Ecg trouble

3.

Analisa :

Gambar di atas pada saat kita mengukur pada lead 1,dan hasilnya gelombang PQRST tidak terbentuk. disebabkan karena pasien bergerak, sehingga ECG tidak dapat merekam dengan baik.

4.

Analisa :

Gambar di atas pada saat kita mengukur pada V1, dan hasilnya gelombang PQRST tidak terbentuk dan terbalik. disebabkan karena ground di balik. Yang seharusnya ground di kaki kiri namun pada saat merekam ini ground di taroh sebelah kanan.

Page 7: Ecg trouble

5.

Analisa :

Gambar di atas pada saat kita mengukur pada V1,dan hasilnya gelombang

PQRST tidak terbentuk sama sekali. Disebabkan Sadapan unipolar prekordial

C1 terlepas dari tubuh pasien.