Dsar Permesinan

download Dsar Permesinan

of 32

Transcript of Dsar Permesinan

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    1/32

    DASAR PERMESINAN

    I. MESIN BUBUT

    1.1. Pengertian Mesin Bubut

    Lathe Machine atau lebih dikenal sebagai mesin bubut mencakup segala mesin

    perkakas yang memproduksi bentuk silindris dan digunakan untuk menghasilkan benda-benda

    bentuk silinder, membuat ulir, membuat lubang (pengeboran) dan meratakan permukaan

    benda kerja yang berputar. Benda kerja diberi gerakan memutar (rotasi), sedangkan pahat

    bergerak horizontal sepanjang sumbu benda kerja. Benda kerja yang dihasilkan berbentuk

    silinder, ulir dan tirus.

    1.2. Prinsip Kerja Mesin Bubut

    Mekanisme kerja pada mesin bubut adalah merubah energi listrik menjadi gerakan

    putar pada motor listrik kemudian ditransmisikan ke mekanisme gerak mesin bubut. Lebih

    jelasnya dapat dilihat pada gambar 1 yang menunjukkan transmisi gerakan (line of power)

    pada mesin bubut.

    Gambar 1

    Line of PowerPada Mesin Bubut

    Pada dasarnya prinsip kerja mesin bubut ada dua macam , yaitu:

    1. Main Drive

    Yaitu gerakan utama pada mesin bubut berupa putaran spindle yang berasal dari

    gerakan motor listrik.

    2. Feed Drive

    Yaitu gerakan pemakanan pahat pada benda kerja .

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    2/32

    1.3 Bagian Utama Mesin Bubut

    Gambar 2. Bagian Utama Mesin Bubut

    1. Gear Box dan Quick Change Gear Box

    Gear Box adalah bagian dari system transmisi pada mesin bubut, berupa susunan rodagigi yang berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari motor penggerak dan

    mengatur kecepatannya sebelum diteruskan ke spindle. Quick Change Gear Box atau

    juga sering disebut dengan Feed Box berfungsi untuk mentransmisikan daya dan

    putaran dari Gear Box serta mengatur kecepatannya sebelum diteruskan ke

    mekanisme pemakanan/Apron. Gear Box dan Quick Change Gear Box terletak pada

    Head Stock.

    2. Apron

    Apron merupakan tempat susunan roda gigi yang menggerakkan Carriage.

    3. Carriage

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    3/32

    Merupakan meja penggerak pahat dan terletak diatas apron.

    4. Chuck

    Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk memegang benda kerja agar

    tidak bergoyang saat pembubutan.

    5. Tailstock

    Tailstock terletak berhadapan dengan spindle. Berfungsi untuk menahan ujung benda

    kerja saat pembubutan dan juga dapat digunakan untuk memegang tool pada saat

    pengerjaan drilling, reaming, dan tapping.

    6. Tool Post

    Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk memegang pahat.

    7. Compound rest

    Digunakan untuk menopang Tool Post pada bermacam-macam posisi.

    8. CuttingTool (Pahat Bubut)

    Berfungsi untuk menyayat atau memotong benda kerja sampai diameter yang

    diinginkan dan digunakan juga sebagai pemotong dalam pembuatan ulir. Pahat

    pemotong yang digunakan dalam mesin bubut harus memenuhi syarat: mempunyai

    kekerasan yang tinggi, tahan temperature tinggi, tahan aus dan tahan rapuh.

    1.4. Kontrol Utama Mesin Bubut

    Mesin bubut ini mempunyai kontrol utama berupa :

    1. Spindle Change Switch

    2. Spindle Change Lever A

    3. Spindle Change Lever B

    No. 1,2,3 digunakan untuk merubah kecepatan putar (mengatur Kecepatan pada Speed

    Gear Box).Pengaturan kecepatan dilakukan dengan merubah posisi handel-handelnya.

    4. Left and Right Hand Thread Change Lever

    Digunakan pada proses pembuatan ulir, yaitu untuk mengatur pembuatan ulir kanan

    atau ulir kiri.

    5. Pitch and Feed Selector Lever

    6. Pitch and Feed Selector Lever

    7. Main Switch

    Saklar utama untuk menghidupkan/mematikan mesin bubut.

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    4/32

    Gambar 3. Kontrol Utama Mesin Bubut

    8. Coolant Pump Switch

    Adalah saklar yang digunakan untuk menghidupkan pompa cooling oil.

    9. Spindle Forward-Stop-Reverse Lever

    Adalah bagian mesin yang berfungsi untuk merubah putaran darifeed rod.

    10. Coumpound Rest Feed Lever

    Untuk menggerakkan compound resttanpa menggerakkan carriage.

    11. Carriage Longitudinal Feed Handwheel

    Engkol yang berfungsi untuk menggerakkan carriage secara manual dalam arahlongitudinal

    12. Split Nut Lever

    Digunakan untuk menggerakkansplit nutyang nantinya akan memutarlead screw.

    13. Saddle Lock Screw

    Bagian ini berfungsi untuk mengunci saddle agar tidak bergerak dan dalam keadaan

    stabil.

    14. Longitudinal and Cross Power Feed Lever

    Digunakan untuk menjalankan pembubutan otomatis dan dapat mengerakkan carriage

    dalam arah longitudinal maupun melintang.

    15. Tailstock Set Over Screw

    Digunakan untuk menyetel kedudukan tailstock yang biasanya dilakukan pada

    pembubutan tirus.

    16. Tailstock Quill Transverse Handwheel

    Digunakan untuk menggerakkan ujung dari tailstockdengan cara memutarnya.

    17. Tailstock Eccentric Locking Lever

    18. Tailstock Quill Clamping Lever

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    5/32

    19. Tailstock Locking Nut

    No. 17,18,19 pada prinsipnya digunakan untuk mengunci kedudukan tailstock.

    20. Cross Slide Handwheel

    Digunakan untuk menggerakkan carriage dalam arah melintang secara manual.

    II. MESIN MILING (Frais machine)

    2.1. Pengertian Mesin Frais

    Mesin Milling (Frais) adalah jenis mesin pemotong yang melakukan pemotongan

    logam dengan cutting toolbergigi banyak (Multiple Tooth Cutting Tool) yang disebut milling

    cutter/ pisau frais. Ada banyak jenis dari mesin milling, diantaranya mesin milling horizontal,

    vertikal, universal dll dengan bentuk konstruksi dan fungsi yang berbeda. Milling cutter

    dipasang pada arbor dan diputar oleh mekanisme gerak mesin dengan menggunakan motor

    listrik.

    2.2. Prinsip Kerja Mesin Frais

    1. Main Drive

    Fungsi utama dari main drive adalah untuk menggerakkan spindle yang terletak pada

    arbor. Putaran dari motor listrik diteruskan ke speed gearbox dan diteruskan ke

    spindle melalui mekanisme belt. Putaran spindle akan menggerakkan arbor dan

    memutarmilling cutter.

    2.Feed Drive

    Gerakan ini adalah gerakan pemakanan benda kerja terhadap milling cutter. Dengan

    memutar Table Transverse Handwheel untuk menggerakkan table kearah

    longitudinal, maka benda kerja akan terpotong oleh milling cutter.

    2.3. Bagian Utama Mesin Frais

    Pada dasarnya mesin milling mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :

    1. Base

    Base adalah bagian yang menahan seluruh mesin, didalamnya terdapat bagian penting

    mesin sepertispeed gear box dan sistem pelumas.

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    6/32

    base

    Push-button station

    Table drive

    motor

    Speed Change

    Control Levers

    spindle drive

    motor

    Speed

    Gearbox

    Countershaft gearengagement

    Column

    Overarm

    Countershaft gear

    Knee

    Power feedengagement

    Feed change

    controls

    Arborsupport

    Table

    Saddle

    Gambar 4. Bagian Utama Mesin Frais

    2. Saddle

    Saddle terletak antara knee dan table . Saddle berfungsi untuk menggerakkan benda

    kerja pada table secara transversal.

    3. Table

    Table terletak diatassaddle, dan mempunyai fungsi sebagai tempat benda kerja. Table

    dapat digerakkan kerarah longitudinal.

    4. Knee

    Knee atau lutut adalah tempat kedudukan saddle, dan knee dapat digerakkan kearah

    vertikal ( naik / turun ) dengan diatur oleh poros berulir yang menopangnya.

    5. Overarm

    Merupakan penopang ujung poros frais yang secara umum ditemukan pada mesin

    milling horizontal. Bagian ini menentukan penyetelan posisi arbor pada maksimumpanjang arbor tersebut dan mengklemnya pada posisi yang diinginkan. Overarm

    terletak diatas base secara horisontal.

    6. Spindle

    Spindle menyediakan tenaga bagi putaran pisau frais dengan menyalurkannya ke

    arbor. Spindle merupakan poros utama mesin milling.

    7. Arbor

    Arboradalah tempat kedudukan pahat / pisau frais.

    8. Gear box

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    7/32

    Gear box merupakan sistem transmisi yang berfungsi untuk mengatur kecepatan putar

    pahat.

    9. Index dividing head

    Merupakan alat yang digunakan untuk memutar / membagi benda kerja melalui besar

    sudut tertentu,sehingga menghasilkan pemotongan dengan jarak yang sama.

    2.4 Kontrol Utama Mesin Frais

    1

    2

    3

    4

    Gambar 5. Kontrol Utama Mesin frais

    1. Variable Speed Control

    Digunakan untuk mengatur kecepatan putarmilling cutter.

    2. Cross Feed

    Digunakan untuk menggerakkansaddle ke arah melintang / transversal.

    3. Vertical Feed

    Digunakan untuk menggerakkan knee dalam arah vertikal.

    4. Longitudinal Feed

    Digunakan untuk menggerakkan table dalam arah longitudinal.

    Kontrol 2, 3, 4 disebut juga dengan Table Transverse Handwheel.

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    8/32

    III. MESIN SEKRAP (mesin serut)

    3.1. Pengertian Mesin Sekrap

    Mesin Sekrap adalah mesin perkakas yang digunakan untuk membentuk atau

    meratakan permukaan benda kerja. Mesin sekrap horizontal mempunyai gerakan lurus bolak-

    balik sehingga dapat digunakan untuk pengerjaan bidang datar.

    3.2. Prinsip Kerja Mesin Sekrap

    Prinsip kerja dari mesin ini adalah merubah gerakan putar motor penggerak menjadi

    gerakan bolak-balik pada arm. Sistem geraknya ada dua macam:

    1. Main Drive

    Main drive adalah gerakan untuk menjalankan proses pemotongan berupa gerakan

    bolak-balik pahat yang berasal dari gerakan rocker arm. Sebuah motor listrik

    memberikan gerakan putar melalui geardrive menuju roda gigi penggerak (crank

    wheel ). Pada crank wheeldipasangpivot/ pasak yang letaknya dapat diatur terhadap

    pusat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur panjang pendeknya blok engkol yang

    dihubungkan ke rocker arm. Dengan demikian gerakan putaran dari crank wheelakan

    menyebabkan rocker arm ikut bergerak (berayun). Ayunan rocker arm ini

    menyebakan arm ( lengan ) yang memegang pahat bergerak maju mundur.

    2. Feed Drive

    Mekanisme ini berfungsi menggerakkan meja untuk menghasilkan pemotongan.

    Sistem ini dapat digerakkan secara manual ataupun otomatis. Hasil pemotongan secara

    otomatis akan lebih halus karena pergeseran benda kerja lebih konstan.

    3.3. Bagian Utama Mesin Sekrap

    1. Base

    Adalah bagian dasar yang menopang mesin secara keseluruhan.

    2. Frame

    Merupakan bagian vertikal mesin yang berisi mekanisme penggerak dan pengaturkecepatan gerakram.

    3. Ram

    Bagian mesin yang bergerak horizontal bolak-balik pada proses pemakanan.

    4. Tool Post

    Merupakan bagian mesin yang digunakan untuk memegang pahat.

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    9/32

    Gambar 6. Bagian Utama Mesin Sekrap

    5. Table

    Digunakan sebagai dasarvise (ragum )

    6. Vise (ragum)

    Vise digunakan untuk menjepit benda kerja.

    7. Motor Listrik

    Digunakan sebagai penggerak utama mesin.

    8. Ram Clamp

    Untuk mengunci kedudukan ram terhadap linkdan lever.

    3.4. Kontrol Utama Mesin Sekrap

    Kontrol utama mesin sekrap pada gambar 6 adalah :

    A. Toolhead Slide Control

    Digunakan untuk mengatur kedalaman pemakanan.B. Ram PositioningControl

    Digunakan untuk mengatur kedudukan dan langkah pahat.

    C. Table Horizontal Position Handle

    Handle untuk mengatur gerakan table dalam arah horisontal

    D. Table Vertical Position Handle

    Handle untuk mengatur gerakan table dalam arah vertikal.

    E. Speed Control Lever

    Pengatur kecepatan gerakan pemakanan pada arm.

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    10/32

    IV. MESIN BOR(drilling machine)

    4.1. Pengertian Mesin Bor

    Mesin bor Biasa digunakan untuk membuat lubang (drilling), reaming, dan

    counterboring pada benda-benda ferrous maupun non ferrous.Benda kerja diletakkan pada

    table dan jika diperlukan dapat dijepit pada ragum (vise) yang biasanya ada sebagai

    perlengkapan tambahan pada mesin bor. Selanjutnya, mata bor yang mendapat daya dan

    putaran dari motor listrik ditekankan pada benda kerja tersebut.

    4.2. Prinsip Kerja Mesin Bor

    1. Main Drive

    Motor listrik biasa dipakai sebagai penggerak utama pada mesin bor. Putaran pada

    motor listrik di transmisikan melalui porosnya ke mekanisme pengatur putaran mesin

    berupa pasangan puli bertingkat yang dihubungkan dengan Vee Belt. Dari puli

    bertingkat, putaran diteruskan ke spindle mesin. Pada spindle terdapat tool post

    sebagai pemegang mata bornya.

    2. Feed Drive

    Feed drive merupakan gerakan pemakanan mata bor pada benda kerja. Gerakan ini

    dilakukan secara manual pada mesin-mesin bor yang sederhana dengan cara memutar

    drilling leversehingga mata bor bergerak ke arah benda kerja.

    4.3. Bagian Utama Mesin Bor

    1. Motor listrik

    Motor listrik berfungsi sebagai penyuplai tenaga yang dibutuhkan mesin.

    2. Puli bertingkat

    Merupakan bagian utama sistem transmisi pada mesin bor, berfungsi untuk mengatur

    kecepatan putar dan meneruskan daya dari motor listrik.

    3. Vee Belt

    Digunakan untuk meneruskan daya dan putaran antara puli bertingkat satu dengan

    yang lain.

    4. Table

    Merupakan tempat meletakkan benda kerja dan alat tambahan lain untuk menjepit

    benda kerja, misal vise.

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    11/32

    4.4. Kontrol Utama Mesin Bor

    Gambar 7. Bagian Utama Mesin Bor

    Keterangan :

    1. Hood

    2. Belt Tensioning Lever

    Digunakan untuk mengatur ketegangan belt, sehingga mempermudah dalam mengatur

    kecepatan putar yang diinginkan.

    3. Drilling Lever

    Digunakan dalam proses pemakanan. Drilling Lever mengatur kedudukan mata bor

    secara vertikal.

    4. Drilling Depth Control

    Bagian ini terdapat pada front plate. Drilling depth control digunakan untuk

    mengetahui kedalaman pemakanan .

    5. DrivingMotor

    6. Table

    7. Base

    8. Table Clamp

    Table clamp digunakan untuk mengunci kedudukan table.

    9. Spindle Head

    10. Drilling Chart

    11. Rack

    12. Front Plate.

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    12/32

    V.POWER HACK SAW(GERGAJI POTONG)

    5.1. PengertianPower Hack Saw

    Power hack saw adalah gergaji potong yang gerakannya mendapat daya dari motor

    listrik. Mesin ini dapat digunakan untuk memotong benda-benda dari logam ataupun non

    logam dengan bentuk silindris maupun bentuk profil. Blade/pisau potong yang dapat diganti

    sesuai keperluan merupakan keuntungan tersendiri dari mesin ini.

    5.2. Prinsip KerjaPower Hack Saw

    Gerakan putar dari motor listrik,dirubah menjadi gerakan lurus bolak-balik oleh

    mekanisme yang serupa dengan mesin skrap. Gerakan bolak-balik diteruskan pada frame

    yang menjepit blade (pemotong). Karena pada frame terdapat pemberat, maka pada langkah

    bolak- balik terjadi perubahan posisi titik berat frame yang mengakibatkan penekanan pada

    benda kerja. Untuk menjaga posisi setelah penekanan, maka frame ditahan oleh sebuah

    mekanisme hidrolis. Posisi frame akan terus turun ke bawah sampai panjang minimum dari

    lengan hidrolis tercapai.

    5.3. Bagian UtamaPower Hack Saw

    1. Base

    Merupakan dasar dari komponen mesin

    2. Frame

    Berfungsi untuk memegang blade saat pemotongan.

    3. Blade

    Merupakan pemotong benda kerja dan dapat diganti sesuai keperluan.

    4. Speed Change Switch

    Digunakan untuk mengatur kecepatan gerak pemotongan.

    5. Pressure Release Button

    Digunakan untuk mengurangi tekanan pada mekanisme hidrolis,sehingga frame dapat

    terangkat.

    Gambar 8. Bagian UtamaPower Hack Saw

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    13/32

    6. Hydraulic Mechanism

    Digunakan untuk menjaga kedudukan frame sesaat setelah perubahan kedudukan

    pemotongan.

    7. Vise

    Digunakan untuk menjepit benda kerja. Vise dapat diputar,jika diinginkan pemotongan

    menyudut.

    8. Vise Adjusting Handle

    Merupakan handle untuk mengatur pencengkeraman vise.

    9. Coolant Hose

    Digunakan untuk mengeluarkan coolant/ pendingin dari penampungnya.

    10. Coolant Pump

    Merupakan pompa yang digunakan untuk memberi tekanan pada coolant, sehingga

    dapat mencapai kedudukan beda kerja yang lebih tinggi.

    11. Main Switch

    Main switch adalah saklar utama yang digunakan untuk menghjidupkan / mematikan

    mesin.

    12. Ruler

    Digunakan untuk mengukur panjang benda kerja yang akan dipotong.

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    14/32

    VI. MESIN PRES

    6.1. Pengertian Mesin Press

    Mesinpress digunakan untuk pengepresan pada proses pengerjaan dingin dan

    beberapa proses pengerjaan panas. Mesinpress cocok digunakan untuk produksi benda dari

    logam tipis yang tidak membutuhkan ketepatan tinggi.

    6.2. Bagian Utama Mesin Press

    Gambar 9. Mesin Press Manual

    Keterangan :1. Tuas penekan

    Digunakan dalam proses penekanan dengan menggerakkan secara vertikal

    bolak-balik .

    2. Indikator tekanan

    Menunjukkan besarnya penekanan pada benda kerja.

    3. Kran pengatur katup tekanan

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    15/32

    Untuk mengatur posisi katup pada sistem hidrolik mesin sehingga tekanan

    dapat diberikan pada benda kerja ataupun dilepas setelah proses penekanan

    selesai dilakukan.

    4. Lengan penekan

    5. Roda pengatur lengan penekan

    Digunakan untuk mengatur panjang lengan penekan yang dibutuhkan.

    6. Table

    7. Pengatur penekan

    Untuk mengatur posisi penekan agar sesuai dengan letak benda kerjanya.

    3.7. Heat Treatment

    3.7.1. Dapur Listrik, BakQuenchingdanSalt Bath Oven

    Dapur Listrik digunakan untuk memanaskan benda kerja pada proses heat treatment.

    Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan konversi energi elemen pemanas dari energi listrik

    menjadi energi panas untuk memanaskan ruang di dalam dapur tempat benda kerja diletakkan.

    Suhu dalam dapur dapat diketahui melalui sensor suhu dan besarnya dapat dikontrol melaui

    control panel.

    Spesifikasi Mesin :

    - Nama : Oven Hardening Wilmon

    - Temperatur : max 1200oC.

    Gambar 3.10 Oven Hardening Wilmon

    (Sumber : Anonymous, Internet)

    Bak Quenching digunakan sebagai media oli pendingin untuk mendinginkan

    benda kerja secara cepat setelah proses pemanasan (proses quenching).

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    16/32

    Spesifikasi Bak :

    - Nama : Bak Quenching

    - Oli pendingin : Esso Fenso 36

    Salt Bath juga digunakan untuk memanaskan benda kerja pada proses heat treatmentTempering. Prinsip kerjanya adalah elemen pemanas memanaskan air garam yang ada dalam

    bak tempat benda kerja dicelupkan.

    Spesifikasi Mesin :

    - Nama : Oven Tempering salt Balt Durferit AS 140

    - Temperatur : max C500

    3.7.2. Mesin Pancar Pasir (Sand Blasting Machine)Mesin Pancar Pasir adalah mesin yang digunakan untuk membersihkan benda kerja

    dari kotoran atau terak yang menempel padanya. Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan

    tekanan udara untuk menyeprotkan pasir melalui nosel kearah benda kerja dimana pasir

    berfungsi untuk mengangkat kotoran atau terak yang menempel pada benda kerja.

    Gambar 3.11 Sand Blasting Machine

    (Sumber : Anonymous, Internet)

    3.8. Mesin Asah dan Polish

    3.8.1. Mesin Asah Luar (Cylindical Grinding Machine)

    Mesin Asah Luar merupakan salah satu jenis grinding machine yang digunakan untuk

    mengasah benda kerja agar diperoleh permukaan yang halus dan ukuran benda kerja yang

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    17/32

    presisi. Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan gesekan antara material yang abrasif (batu

    asah) dengan benda kerja.

    Untuk pengasahan bundar dilakukan empat gerakan :

    a. gerakan putar utama dari batu asah

    b. gerakan ingsutan berputar dari benda kerja

    c. gerakan penyetelan lurus dari batu asah

    d. gerakan memanjang , ingsutan memanjang dapat dilakukan oleh

    benda kerja atau oleh batu asah, tergantung dari mesin asah bundarnya. Gerakan ini

    untuk benda kerja yang agak panjang.

    Gambar 3.12 Mesin Asah Luar

    (Sumber : Marsyahyo, Eko.Mesin Perkakas Pemotongan Logam. Bayumedia

    Publishing,Malang 2002.)

    Bahan abrasive (grinding wheel) terbagi dua kelompok, yaitu:

    a. Konvensional :Aluminium okside dansilicone carbide

    b. Super abrasif : Cubic Boron Nitride (CBN) dan Intan

    Ukuran butirgrinding wheeldigolongkan menjadi :

    sangat kasar 6,8,10,12 untuk pemotongan cepat, untuk meterialkekerasan rendah, untuk material

    dengan luasan kontak besar.kasar 14,16,20,24

    medium 30,36,46,54,60

    baik 70,80,90,100,120 untuk akurasi dan kehalusanpermukaan, kekerasan material tinggi,khusus untuk finishing dan luasankontak relatif kecil

    sangat baik 150,180,220,240

    ukuran lantai 280,320,400,500,600

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    18/32

    Tabel 3.1 Ukuran ButirGrinding Wheel

    (Sumber : Marsyahyo, Eko.Mesin Perkakas Pemotongan Logam. Bayumedia

    Publishing,Malang 2002.)

    3.8.2. Mesin Asah Profil

    Mesin Asah profil juga termasukgrinding machine namun fungsinya ada tambahan

    khusus yaitu menghasilkan bentuk profil. Prinsip kerjanya mirip dengan mesin Asah Luar,

    yang membedakan adalah selama proses pengasahan, bayangan bentuk benda kerja

    diproyeksikan oleh cermin dan lensa dengan pembesaran tertentu harus mengikuti profil yang

    ada pada gambar bantu. Gambar bantu ini adalah gambar bentuk profil yang diperbesar,

    disebut kodaktris.

    Gambar 3.13 Mesin Asah Profil

    (Sumber : Anonymous, Internet)

    3.8.3. Mesin Polish

    Mesin polish dipakai untuk menghasilkan permukaan benda kerja yang lebih halus dan

    ukuran yang presisi. Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan gesekan antara material yang

    abrasif (kertas gosok / pasta polish) dengan benda kerja.

    3.8.4. MesinHard Chrome

    Elektroplating adalah proses finishing dengan tujuan melapisi logam dengan logam

    lain yang memiliki kelebihan dari logam yang dilapisi (substrat). Elektroplating dilandasi olehbidang elektrokimia yang mengkaji perubahan energi listrik dari/ke energi kimia.

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    19/32

    Elektroplating merupakan proses pengendapan logam pada permukaan logam yang dilapisi

    akibat adanya elektrodeposisi. Reaksi elektrodeposisi pada elektroplating adalah salah satu

    aplikasi sel elektrolitik yang memerlukan dua buah elektroda, larutan elektrolit dan sumber

    arus listrik DC.

    Hard chromium platingadalah salah satu proses elektroplating yang bertujuan untuk

    menghasilkan permukaan yang tahan aus, tahan korosi dan juga menambah nilai artistik suatu

    benda. Prinsip kerjanya adalah menggunakan prinsip elektrolisa yaitu memanfaatkan proses

    reduksi oksidasi pada elektroda. Pada katoda berlangsung reduksi (menerima elektron), ion

    positif (kation), dilarutkan akan tereduksi dan membentuk endapan yang melapisi katoda.

    Mn+ + ne- M

    Pada anoda berlangsung proses oksidasi (melepaskan elektron), logam yang larut ke dalam

    elektrolit akan membentuk ion positif. Sedangkan elektron menuju katoda melalui sirkuit luar.

    Anion terbentuk masuk ke dalam elektrolit dan berada dalam kesetimbangan dengan kation

    yang bergerak menuju anoda.

    MMn+ + ne-

    Untuk melaksanakan pelapisan krom diperlukan tiga komponen utama, yaitu :

    1.Larutan Elektrolit ,H2SO4 + CrO3

    Larutan Elektrolit adalah larutan yang dapat menjadi penghantar listrik. Bila zat

    ( senyawa ion, basa atau asam) melarut kedalam air, ion-ion yang tidak bergerak menjadi dan

    bergerak sehingga memungkinkan larutan tersebut menghantarkan listrik.

    Larutan elektrolit harus mengandung bahan-bahan terlarut yang memiliki fungsi menyediakan

    sumber logam yang akan diendapkan, membentuk kompleks ion logam yang akan diendapkan

    dan menyediakan sarana listrik.

    Terdapat dua jenis utama bak plating asam kromat, yakni ; jenis konvensional dengan

    ion katalis sulfat (dapat encer atau pekat tergantung faktor macam garapan, waktu dan

    ekonomi), serta bak katalis tercampur (katalis yang berkandunganfluorida/fluorosilikat).

    2.Katoda (Baja yang akan dilapisi)

    Pada katoda terjadi 3 reaksi : (Anton-Tanijiro, 1992;56)

    Deposisi Khrom Cr 2O72- + 14H+ + 12e- 2Cr + 7H2O

    Pengeluaran hidrogen 2H2 + 2e- H2

    Pembentukan Cr(III)Cr2O72- + 14H+ + 6e- 2Cr3+ + 7H2O

    3.Anoda (Timbal)

    Anoda krom jauh lebih mahal dari bentuk CrO3. Oleh karena Ion khrom diberikan

    oleh larutan khrom, maka diperlukan katalis, dalam percobaan ini H2SO4.

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    20/32

    Pada anoda terjadi 3 reaksi : (Anton-Tanijiro, 1992;56)

    Pengeluaran oksigen 2H2O O2 + 4H+ + 4e-

    Oksidasi Ion Kromat 2Cr+ + 6H2O 2CrO3 + 12H+ + 6e-

    Produksi timbel Oksida Pb + 2H2O PbO2 + 4H+

    + 4e-

    Spesifikasi Mesin :

    - Merk : Blasberg, A.Technik GmbH West Germany

    - Tegangan / Arus In : 3 x 220V (AC) / 34,7A

    - Tegangan / Arus Out : 0 10V (DC) / 1000A

    Elektrolit :

    - Larutan : Asam Kromat

    3.9. Alat Ukur

    3.9.1. Jangka Sorong

    Jangka Sorong merupakan alat ukur dimensi panjang dan diameter benda kerja dengan

    ketelitian yang variatif, umumnya 0,02mm dan 0,05mm. Bentuk Jangka sorong dapat dilihat

    pada gambar.

    Gambar 3.14 Jangka Sorong

    (Sumber :www.Mitutoyo.com)

    3.9.2. Micrometer Luar

    Alat ini umumnya digunakan untuk mengukur diameter benda kerja walaupun dapat

    juga digunakan untuk mengukur panjang benda kerja yang kecil. Ketelitian pengukuran alat

    ini adalah 0,01mm

    http://www.mitutoyo.com/http://www.mitutoyo.com/http://www.mitutoyo.com/
  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    21/32

    Gambar 3.15 Micrometer

    Sumber :www.Mitutoyo.com

    3.9.3. Komparator

    Alat ini digunakan untuk memeriksa bentuk profil benda kerja apakah sudah sesuai

    dengan gambar tekniknya atau tidak. Prinsip kerjanya adalah menampilkan bayangan benda

    kerja yang telah diperbesar dan diproyeksikan oleh lensa dan cermin pada layar tempat

    kodaktris dipasang.

    Gambar 3.16 Komparator

    (Sumber : Anonymous, Internet)

    3.9.4. Rockwell Hardness Tester (digital)

    Alat ini digunakan untuk mengetahui nilai kekerasan benda kerja. Prinsip kerjanya

    adalah melakukan penetrasi dengan kedalaman tertentu terhadap benda kerja menggunakan

    indentor dan pembebanan tertentu yang hasil perhitungannya akan ditampilkan pada layar

    berupa angka.

    http://www.mitutoyo.com/http://www.mitutoyo.com/http://www.mitutoyo.com/
  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    22/32

    Gambar 3.17. Rockwell Hardness Tester (digital)

    (Sumber : Anonymous, Internet)

    3.9.5. Surface Roughness Tester (digital)

    Merk : Mitotuyo

    Type : Surftest SJ-301

    Alat ini digunakan untuk mengetahui tingkat kekasaran permukaan benda kerja.

    Prinsip kerjanya adalah menggunakan sensor (stylus) untuk meraba permukaan benda kerja

    yang setelah diolah datanya, hasilnya akan ditampilkan pada layar berupa grafik dan angka

    kekasaran permukaan (Ra).

    3.9.6. Dial Indicator

    Alat ini digunakan untuk mengetahui tinggi rendah permukaan, kelurusan, posisi

    senter pada chuck atau collet dan besar lendutan yang terjadi pada benda kerja.

    Gambar 3.10 Dial Indicator

    Sumber :www.Mitutoyo.com

    http://www.mitutoyo.com/http://www.mitutoyo.com/http://www.mitutoyo.com/
  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    23/32

    ANALISA PROSES PRODUKSI

    PEN PELEKUK I

    Proses produksi di PT. Pindad (Persero) dilakukan secara kontinyu untuk pembuatan

    munisi yang dilakukan dengan adanya persetujuan kontrak, sedangkan order dilakukan setelah

    adanya persetujuan kontrak kerja antara PT. Pindad (Persero) dengan pihak pemesan (user).

    Dalam proses pembuatan Pen Pelekuk merupakan proses yang sangat kompleks mulai dari

    proses engineering sampai pada proses finishing dan ini membutuhkan kinerja yang solid dari

    operator mulai dari proses kerja bangku sampai pemeriksaan mutu untuk diterima atau

    tidaknya produk perkakas tersebut. Dalam hal ini dilakukan pengamatan proses pembuatan

    Pen Pelekuk mulai dari raw material sampai dengan produk jadi yang mana produk jadi ini

    merupakan perkakas untuk proses produksi munisi di PT. Pindad (Persero).

    Proses Engineering

    Engineering merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan

    pembuatan produk, oleh karena itu seorang engineer harus mempunyai kemampuan khusus

    dalam melakuka observasi, penelitian dan melakukan percobaan-percobaan langsung untuk

    mempraktikan ke bagian perkakas. Adapun sumber inspirasi berdasarkan referensi, informasi

    dari pusat produksi yang merupakan pertimbangan dari kondisi pasar dan merupakan hasil

    analisa engineering itu sendiri.dan informasi yang didapatkan itu berasal dari hasil survey di

    lapangan dan informasi lainnya. Proses design produk dalam hal ini dilakukan oleh bagian

    engineering. Engineering mendesign produk sesuai berdasarkan input yang diinginkan oleh

    pemesan hingga didapatkan hasil design yang handal. Untuk melakukan tugasnya engineering

    dibagi dalam beberapa bagian yaitu Design Engineering, Plan Engineering dan Service

    Engineering.

    PPC (Product Planning Control)

    Setelah dilakukan proses engineering, maka sebelum dilakukan proses produksi

    terlebih dahulu dilakukan proses perencanaan produksi oleh PPC

    o Ruang Lingkup PPC

    Pada umumnya ruang lingkup PPC meliputi :o Perencanaan tenaga kerja yang diperlukan

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    24/32

    o Perencanaan jumlah dan jenis material yang digunakan

    o Perencanaan mesin yang digunakan

    o Perencanaan waktu yang diperlukan

    o Penjadwalan proses produksi yang akan dilaksanakan

    o Perkiraan biaya yang diperlukan .

    o Fungsi PPC :

    Dalam melaksanakan tugasnya, secara garis besar PPC berfungsi sebagai pengolah

    penggunaan dengan cara sistematis, efektif, efisien dan menguntungkan sesuai

    dengan manajemen yang meliputi :

    o Merencanakan (Planning)

    o Koordinasi (Coordination)

    o Mengontrol (Controling)

    o Mengarahkan (Positioning)

    o Penghubung (Trouling)

    o Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab PPC

    a. Tugas PPC

    Dalam melaksanakan tugasnya, PPC dibantu dengan pembagian tugas, wewenang

    dan tanggung jawab yang telah digariskan atau ditetapkan. Hal ini dimaksudkan

    dalam operasionalnya bagian PPC tidak akan menyimpang dan dapat bekerja sesuai

    dengan prosedur yang telah ditetapkan. Adapun Job Instruction (perintah

    pengerjaan) yang telah diterima oleh PPC baru dapat dilaksanakan pengerjaannya

    bila syarat-syarat yang dikehendaki oleh PPC dapat dipenuhi, antara lain :

    Scope of Work

    Data spesifikasi lengkap

    Drawing spesifikasi lengkap

    Master Schedule yang telah diperhitungkan dengan prafabrikasi, fabrikasi

    dan delivery

    Budged yang rasional sesuai scope of work

    Dengan kelengkapan data tersebut diharapkan PPC dapat menjalankan fingsinya

    dengan benar atau lancar sesuai dengan namanya yaitu perencanaan dan

    pengendalian produk.

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    25/32

    b. Wewenang

    Kepala bagian PPC dengan persetujuan factory manager dalam mengendalikan

    produksi, bagian PPC diberikan wewenang untuk mengubah atau menyempurnakan

    sistem yang telah ada dan disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang akan datang.

    c. Tanggung Jawab

    Kepala bagian PPC bertanggung jawab langsung kepada Kepala Divisi atas

    kebenaran jalannya sistem PPC yang ada, yang meliputi :

    Waktu, waktu operasi dan penyerahan

    Bahan baku, bahan setengah jadi dan bahan jadi selalu tersedia dengan

    lengkap

    Peralatan, siap dipakai dan dalam keadaan baik

    Proses dan prosedur kerja, tidak ada kesimpangsiuran karena adanya

    koordinasi yang baik dan instruksi yang jelas

    Biaya, diupayakan penghematan dan peningkatan efisiensi, efektifitas dan

    produktifitas kerja

    Quality Asurance (QA) dan Quality Control (QC)

    Untuk mengawasi mutu produk yang telah dibuat, maka dibentuk Quality Asurance

    dan Quality Control. Bagian ini berfungsi sebagai filter apakah produk yang digunakan (yang

    akan dipasarkan) telah sesuai dengan pesanan atau standar yang telah ditentukan. Baagian ini

    juga berfungsi untuk menjaga mutu dari produk yang telah dibuat. Kendala-kendala yang

    sering dihadapi antara lain :

    Penyimpangan atau kesalahan dokumen

    Tidak terbukanya operator ketika melakukan kesalahan

    Informasi-informasi yang kurang dan menyebabkan terjadinya kesalahan dalamdokumen.

    4. 1 Pemilihan Bahan

    Sebelum melakukan proses pembuatan suatu produk (spare part), maka terlebih dahulu

    harus dilakukan pemilihan bahan yang sesuai dengan pemakaian yang didasarkan catatan dari

    Bagian Engineering yang dalam hal ini telah disesuaikan dengan standarisasi dari pabrik.

    Untuk pembuatan Pen Pelekuk kali ini menggunakan bahan dengan spesifikasi sebagai

    berikut :

    Nama bahan : Thyrapid 3202

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    26/32

    Nomor standar DIN : 1.3202

    Tipe SAE / AISI : T 15

    Komposisi Kimia : C 1.35 Cr 4.0 W 12.0 Mo 0.9 V 3.8 Co 4.8

    4. 2 Pemotongan Bahan

    Untuk pemotongan bahan sebaiknya tidak terlalu banyak melebihi ukuran yang ada

    pada gambar kerja agar proses permesinan lebih efisien dan untuk menghemat bahan. Proses

    pemotongan dilakukan dengan menggunakan mesin gergaji pita dengan ukuran bahan 14 x

    80 mm.

    4. 3 Proses Pembubutan

    Sebelum proses pembubutan dimulai perlu dilakukan penyetingan benda kerja untuk

    memperoleh hasil pembubutan yang maksimal. Dalam hal ini diperlukan Dial Indicator yang

    berfungsi untuk mengetahui apakah benda kerja sudah dalam keadaan senter ataukah belum.

    Proses pembubutan yang dilakukan antara lain sebagai berikut :

    1) Dibubut asal rata muka dan dibor senter

    2) Dibubut bertingkat 12.3 x 35.2 mm

    3) Dibubut bertingkat 9.3 x 14.2 mm

    4) Dibubut bertingkat 6.3 x 3.7 mm

    5) Dibubut profil radius R 1, R 1.5 dan R 0.5 mm

    6) Dibor profil kedalaman 3.2 mm

    7) Dibalik, dibubut 11.8 x 40.3 mm

    8) Dibubut rampas panjang 75.3 mm

    4. 4 Proses Perlakuan Panas (Heat Treatment)

    Setelah proses pembubutan benda kerja selesai, proses selanjutnya dibawa ke bagian

    penyepuhan untuk dilakukan proses perlakuan panas yang berfungsi untuk mendapat nilai

    kekerasan benda kerja yang diminta, yaitu HRC 62-64. Adapun langkah-langkah yang

    dilakukan antara lain sebagai berikut :

    1) Persiapan peralatan perlakuan panas

    Dalam proses perlakuan panas ada beberapa perlatan yang harus kita sediakan,

    antara lain :

    Dapur pemanas (furnace) yang dilengkapi dengan sistem pengendali suhu

    Thermocouple phyrometer

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    27/32

    Kotak tahan api yang terbuat dari bahan thermax yang berfungsi sebagai

    tempat penempatan benda kerja

    Kawat beton Esser yang dipergunakan untuk mengikat benda kerja yang akan

    dikenai perlakuan panas. Penggunaan kawat ini untuk mempermudah pada saatpengambilan benda kerja

    Tang potong dan tang penjepit yang berfungsi untuk mengikat dan memotong

    kawat pengikat

    Bak Quenchingyang berfungsi sebagai tempat penampung oli yang digunakan

    pada saat pendinginan kejut (quenching)

    Pengait yang berfungsi untuk mengambil benda kerja dari dalam dapur

    pemanas. Oli yang berfungsi sebagai media pendingin pada saat quenching

    2) Proses stressreliving

    Proses ini bertujuan untuk menghilangkan tegangan dalam yang terdapat dalam

    benda kerja sebagai akibat proses permesinan yang telah dilakukan sebelumnya.

    Benda kerja diikat dengan menggunakan kawat beton esser terlebih dahulu sebelum

    dimasukkan ke dalam furnace, kemudian benda kerja dimasukkan ke dalam dapur

    pemanas (Furnace) pada suhu antara 600-700 oC dan diholding selama 1 jam. setelah

    holding selesai, furnace dimatikan dan benda kerja didinginkan di dalam furnace

    sampai mencapai suhu ruang.

    3) Proses hardening

    Proses hardening dilakukan setelah proses stressreliving selesai. Pada proses

    ini benda kerja yang telah terikat dimasukkan ke dalam kotak tahan api yang telah

    diisi arang dan benda kerja harus tertimbun oleh arang tersebut, kemudian kotak tahan

    api tersebut ditutup dengan rapat yang bertujuan untuk menghindari udara luar masuk

    ke dalam benda kerja dan mencegah timbulnya dekarburasi dan oksidasi pada benda

    kerja. Selain itu arang yang mengandung karbon ini akan dapat berdifusi dan

    menyebabkan kadar karbon pada benda kerja akan meningkat sehingga nilai kekerasan

    benda kerja akan meningkat. Proses pemanasan dilakukan sampai mencapai

    temperatur1220-1260 oC dan diholding kurang lebih selama 1 jam. Setelah proses

    holding selesai, keluarkan benda kerja dengan bantuan pengait dan buka kotak tahan

    api.

    PERKIRAAN SUHU (oC) WARNA

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    28/32

    1300 Putih

    1200 Kuning keputih-putihan

    1100 Kuning kemerah-merahan

    1000 Merah terang

    900 Merah jambu

    800 Merah600 Merah gelap

    500 Coklat kehitaman

    Setelah warna benda kerja telah sesuai, keluarkan benda kerja dari dalam kotak

    tahan api kemudian diquenching dengan menggunakan media pendingin oli (Esso

    Fenso SAE-36). Mulai dari proses pengeluaran sampai quenchung harus dilakukan

    dengan cepat agar temperatur austenit yang telah dicapai benda kerja tidak turun.

    Setelah temperatur benda kerja mencapai suhu ruang, benda kerja dibersihkan dengan

    mengunakan air dingin biasa.

    4) Proses Pemeriksaan Kekerasan

    Proses selanjutnya yaitu pemeriksaan kekerasan benda kerja yang dilakukan

    dengan menggunakan Rockwell C Hardness Tester untuk mengetahui nilai kekerasan

    benda kerja telah sesuai dengan yang diminta (HRC 62-64).

    5) Proses temperingProses tempering ini antara lain bertujuan untuk :

    Menghilangkan sisa tegangan dalam akibat proses pendinginan kejut

    (quenching)

    Menambah keuletan benda kerja

    Menyeragamkan ukuran butiran dari benda kerja

    Mendapatkan nilai kekerasan yang diminta.

    Benda kerja dimasukkan ke dalam furnace atau salt bath sampai temperaur 200oC dan diholding selama 1 jam kemudian didinginkan di udara luar sampai

    temperatur benda kerja mencapai suhu ruang. Tinggi temperatur pemanasan

    disesuaikan dengan kekerasan yang diingunkan dan grafik yang terdapat dalam

    katalog bahan. Setelah proses tempering selesai, dilakukan pemeriksaan kekerasan

    kembali untuk mengetahui nilai kekerasan benda kerja yang telah ditempering dengan

    menggunakan Rockwell C Hardness Tester.

    4. 5 Proses Asah

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    29/32

    Setelah proses perlakuan panas selesai, maka dilakukan proses pengasahan pada benda

    kerja. Proses pengasahan ini bertujuan untuk mendapatkan ukuran benda kerja yang sesuai

    dengan toleransi yang tertera pada gambar kerja. Adapun beberapa proses pengasahan yang

    dilakukan pada benda kerja antara lain :

    1) Asah luar

    Mesin yang digunakan untuk asah luar ini adalah mesin asah OverBeck 400 R

    dengan putaran batu asah 3000 rpm.

    Setting benda kerja dengan menggunakan dial indikator untuk mendapatkan

    posisi benda kerja yang benar-benar senter

    Benda kerja diasah luar 11.5-0.03 x 40+0.3 mm

    Benda kerja diasah luar 12-0.01 mm

    Benda kerja diasah luar 9 mm

    2) Asah profil

    Mesin yang digunakan untuk asah profil ini adalah mesin Karsten dengan

    putaran batu asah 3000 rpm.

    Benda kerja diasah profil R 1 mm

    Benda kerja diasah profil R 1.5 mm

    Benda kerja diasah profil R 0.5 mm

    3) Asah rampas muka

    Mesin yang digunakan untuk asah rampas muka ini adalah Karsten dengan

    putaran batu asah 3000 rpm.

    Benda kerja diasah rampas muka panjang 75-0.05 mm

    4. 6 Proses Polish

    Proses ini bertujuan untuk mendapatkan ukuran benda kerja khususnya dengantoleransi kekasaran N3 dan proses ini dilakukan hanya untuk pengerjaan kurang dari 0.003

    mm. Adapun peralatan dan bahan yang harus disediakan antara lain :

    Pasta Polish yang digunakan untuk membuat benda kerja mengkilap

    Kertas gosok yang digunakan untuk mendapatkan tingkat kekasaran N3

    Batang bambu yang digunakan sebagai alat bantu untuk memolish bagian profil

    lubang atau bagian yang sempit.

    4. 7 Proses Hardverchrome

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    30/32

    Proses hardverchroom merupakan proses pelapisan yang menggunakan prinsip

    elektrolisis. Dalam hal ini benda kerja berfungsi sebagai katode yang mereduksi ion-ion

    logam pelapis dalam media elektrolis sehingga membentuk lapisan yang menempel pada

    permukaan benda kerja tersebut. Proses ini juga biasa dikenal dengan proses pelapisan

    katodik. Adapun tahapan proses pelapisan hardveerchroom adalah sebagai berikut :

    a) Pengecatan

    Biasanya tidak semua bagian benda kerja perlu dihardverchroom. Bagian yang tidak

    perlu dihardverchroom dan menyentuh media elektrolit diberi lapisan zat anti asam

    supaya tidak terkontaminasi.

    b) Pemasangan

    Benda kerja kemudian dipasang pada perangkat pembawa satu persatu dan baut

    pengikat dikeraskan. Perangkat pembawa ini berfungsi sebagai pemegang benda kerja

    saat dicelupkan ke dalam media elektrolit.

    c) Pembersihan

    Proses pembersihan dilakukan untuk menghilangkan kotoran seperti oksida, debu dan

    minyak serta sisa lapisan chroom yang sangat tipis dari benda kerja. Proses ini boleh

    diabaikan bila benda kerja diyakini telah bersih. Proses pembersihan ini dilakukan

    pada bak pembersih elektrolit yang di dalamnya terdapat larutan pembersih Blasonit

    Uni. Blasonit Uni ini berupa padatan yang terdiri dari :

    HCL 10-15% yang berfungsi untuk menghilangkan karat atau pengotor oksida

    Alkali Soap Cleaner yang berfungsi untuk menghilangkan lemak.

    Bak pembersih elektrolit dioperasikan pada temperatur 60oC, dengan kuat arus 0.5

    A/dm2. Lama waktu pembersihan antara 50-60 detik. Proses pembersihan ini

    menimbulkan busa yang kemudian dapat dihilangkan proses penyemprotan oleh

    pompa pembersih. Larutan dari bak pembersih harus diganti bila tidak berfungsi

    dengan sempurna dan terjadi perubahan warna dari coklat menjadi kuning kehijauan.

    d) Pelepasan sisa lapisan chrome

    Proses ini dilakukan apabila terjadi kegagalan dalam proses hardverchroom

    sebelumnya. Sebelum dilakukan proses ulang, lapisan chroom yang tidak menempel

    dengan baik perlu dihilangkan terlebih dahulu. Proses ini dilakukan pada bak pelepas

    (striping) yang di dalamnya terdapat larutan BN 20 130 0 sebanyak 10 kg/100 L air.

    Untuk lebih mempercepat proses, konsentrasi dari larutan bisa ditingkatkan dengan

    perbandingan 20 kg/100 L air. Bak pelepas ini dioperasikan pada suhu 20-25 oC dan

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    31/32

    arus yang dibutuhkan 5-10 A/ dm2. Larutan ini sudah harus diganti jika sudah tidak

    berfungsi dan warnanya berubah dari bening menjadi warna kuning.

    e) Pembukaan pori-pori

    Proses ini dilakukan agar didapat lapisan chroom yang menempel kuat. Proses ini

    dilakukan pada bak etching yang di dalamnya terdapat larutan Chrom Saur Anhydrid

    BN 15 040 0 yang mana bersifat asam. Setiap 50 gram bahan ini dicampur dengan 100

    L air. Pelarut yang digunakan harus bersifat aquades. Larutan ini dikatakan baik

    apabila berat jenisnya mencapai 1.155 pada temperatur 55 oC. Jika berat jenisnya

    turun menjadi 1.14 maka larutan tersebut harus ditambah dengan lagi garam BN 15

    040 0 sebanyak 3 kg. Bak etching ini dioperasikan pada suhu 50-60 oC dengar rapat

    arus 20 A/ dm2 dan lama proses etching sekitar 30 detik. Proses ini tidak boleh terlalu

    lama karena bisa menyebabkan hasil hardverchrom menjadi buram dan permukaannya

    kasar.

    f) Pelapisan hardverchrome

    Proses ini dilakukan pada bak pelapisan yang di dalamnya terdapat larutan

    Panzerchrom (BN 15 200 0) yang bersifat asam. Pelapisan hardverchrom ini dalam

    keadaan panas. Dalam bak ini peralatan pengaduk yang berfungsi untuk memperlancar

    proses pelapisan. Larutan Panzerchrom ini terdiri atas Asan Chromat sebanyak 200

    g/L Asam Sulfat yang berfungsi sebagai katalis. Konsentrasi asam sulfat yang biasa

    digunakan antara lain 2.2 ;3.3 g/L. Jumlah katalis yang sedikit akan menyebabkan

    proses pelapisan berjalan lambat, pelapisan tidak merata, mudah lepas dan kasar.

    Larutan ini dikatakan baik apabila berat jenisnya 1.15-1.2 pada 55 oC. Penambahan

    BN 20 410 0 dilakukan apabila berat jenisnya turun antara 1.13-1.15. Mengenai

    pengoperasian bak pelapisan dapat dilihat pada data sebagai berikut :

    Katoda : 30-50 A/dm2 (optimum pada 50-55 A/ dm2

    Anoda : >50 A/dm2

    Temperatur : 50-60 oC (optimum pada 55 oC)

    Lama waktu daro proses ini tergantung dari ketebalan yang diinginkan. Untuk

    ketebalan 0.01 diperlukan waktu sekitar 20 menit.

    g) Penetralan

    Penetralan dilakukan pada bak penetral yang mengandung larutan BN 20 410 0

    sebanyak 8 kg/100 L air. Penetralan ini tidak memerlukan aliran listrik. Fungsi dari

  • 7/22/2019 Dsar Permesinan

    32/32

    penetralan ini adalah untuk menetralkan dan membersihkan benda kerja dari larutan

    pelapis yang bersifat asam. Larutan penetral ini perlu diganti apabila terjadi perubahan

    warna hijau gelap dan banyak terdapat logam chrom.

    h) Pengeringan

    Pengeringan dilakukan dengan cara pembilasan dengan air panas pada suhu 80 oC dan

    didinginkan dengan media udara.

    4. 8 Pemeriksaan Mutu

    Pemeriksaan mutu merupakan proses akhir yang menentukan apakah benda kerja telah

    memenuhi ukuran dan toleransi yang telah ditemtukan sebelumnya. Proses pengukuran benda

    kerja ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat ukur dengan ketelitian yang lebih tinggi,

    seperti micrometer 0.001 mm, stangpas atau jangka sorong 0.01 mm, profile projector,

    rockwell C dan lain-lain. Untuk mengukur sebuah profil khusus biasanya digunakan alat

    bantu kodaktris yang selanjutnya akan dipasang pada profile projector atau comperator.

    Sedangkan untuk menguji nilai kekerasan dari benda kerja digunakan Rockwell C.