Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi - drn.go.id Nasional Dalam... · 1. Peningkatan daya saing...

49
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI SISTEM INOVASI NASIONAL Untuk Mendukung Kemandirian Dan Daya Saing Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi

Transcript of Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi - drn.go.id Nasional Dalam... · 1. Peningkatan daya saing...

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

SISTEM INOVASI NASIONAL

Untuk Mendukung Kemandirian Dan

Daya Saing

Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi

Inovasi dan Daya SaingPergeseran Tantangan Daya Saing

o Persaingan ekonomi global tidak lagi dilandaskan pada pemilikan kekayaan sumber daya alam, namun pada kemampuan teknologi untuk mengolah sumber daya secara inovatif untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi sebesar mungkin dan mendistribusikan nilai tambah tersebut secara adil

o Semakin penting akses ke pengetahuan baru , jaringan pengetahuan, dan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan.

o Menuntut perlunya:• Peningkatan infrastruktur ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi (termasuk

tatakelolanya) • Perusahaan yang lebih inovatif.

0

Score dan Ranking dari 4 Pilar Daya Saing yang Terkait eratdengan Tupoksi Kemenristekdikti

Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi

Kementerian Ristekdan Dikti

0

INDONESIA BERADA PADA RANGKIN 41 DARI 160 NEGARA

Indicators Score Ranking

1. Secondary education enrollment 82.5 92

2. Tertiary education enrollment 31.1 82

3. Quality of the educatioAn system 4.4 39

4. Quality of math and science

education 4.4 53

5. Quality of management schools 4.5 49

6. Internet access in schools 4.9 43

7. Availability of specialized training

services 4.7 49

8. Extent of staff training 4.5 34

Indicators Score Ranking

9th pillar: Technological readiness 3.5 91

Availability of latest technologies 4.7 73

Firm-level technology absorption 5.0 39

FDI and technology transfer 4.6 60

Indicators Score Ranking

12th pillar: Innovation 4.0 31

Capacity for innovation 4.7 32

Quality of scientific research institutions 4.4 41

Company spending on R&D 4.4 26

University-industry collaboration in R&D 4.4 28

Gov’t procurement of advanced tech products 4.3 12

Availability of scientists and engineers 4.5 38

PCT patents, applications/million pop.* 0.1 99

Pilar Inovasi

Pilar Pendidikan Pilar Teknologi Pilar Bisnis

KonsepsiSISTEM INOVASI NASIONAL

SISTEM INOVASI NASIONAL

proses di mana gagasan, temuan tentang produk atau proses diciptakan, dikembangkan dan berhasil disampaikan kepada pasar

Elemen sekumpulan elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu

Prosedur suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu

Pembatas dari sistemSistem Inovasi Nasional: Suatu sistem yang menunjang/mendorong kemampuan/kapasitas suatu

negara untuk berinovasi – khususnya untuk mengadaptasi dan menciptakan Iptek guna kepentingan ekonomi dan masyarakat

Phillip A. Griffiths - Science Initiative Group, Institute for Advanced Study

Definisi Sistem Inovasi Nasional

Adanya jejaring interaksi di antara berbagai komponen dalam sistemkegiatan inti dari jejaring adalah proses inovasi dan pembelajaran

(Edquist, 1996)

• “ ….jaringan lembaga di sektor publik dan swasta yang interaksinya

memprakarsai, mengimpor (mendatangkan), memodifikasi dan

mendifusikan teknologi-teknologi baru.” (Freeman, 1987)

• “ …..elemen dan hubungan-hubungan yang berinteraksi dalam

menghasilkan, mendifusikan dan menggunakan pengetahuan yang

baru dan bermanfaat secara ekonomi . . . . suatu sistem nasional

yang mencakup elemen-elemen dan hubungan-hubungan bertem-

pat atau berakar di dalam suatu batas negara.” (Lundvall, 1992)

• “: …..sehimpunan aktor yang secara bersama memainkan peran

penting dalam mempengaruhi kinerja inovatif” (Nelson dan

Rosenberg, 1993)

• “ ……, sistem inovasi merupakan suatu sistem dari lembaga-

lembaga yang saling berkaitan untuk menciptakan, menyimpan,

dan mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan artifacts yang

menentukan teknologi baru”. (Metcalfe, 1995)

• “ …. himpunan lembaga-lembaga pasar dan non-pasar di suatu

negara yang mempengaruhi arah dan kecepatan inovasi dan difusi

teknologi.” (OECD, 1999)

• ……Sumber: OECD (1997)

Peran Sistem Inovasi Nasional

• Kerangka kerja konseptual untuk menganalisis perubahan teknologi.

• Pondasi untuk pembangunan ekonomi jangka panjang.

• Instrumen penting untuk menunjang/ mendorong kemampuan/kapasitas suatu negara untuk berinovasi

Karakteristik SIN

1. Inti SIN adalah Inovasi dan Pembelajaran

2. Interdependensi dan non-linieritas

3. Merupakan hasil proses sejarah4. Peran institusi sangat penting

5. Holistik dan Interdisiplin

6. Inovasi menyeluruh

7. Unik tiap negara

(edquist, 2007)

Elemen Sistem Inovasi Nasional

• Elemen pembentuk basis pengembangan sumber daya ilmu pengetahuan

• Elemen pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk mengembangkan berbagai teknologi dan inovasi

• Elemen pasar yang membentuk konteks bagi perkembangan, komersialisasi, dan pendifusian teknologi dan inovasi

KEBIJAKAN IPTEK NASIONAL

Arahan RPJPN 2005-2025

• Visi:INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR

• MISI:1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,

beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.

2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing.3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan

hukum.4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu. 5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan

berkeadilan6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari

10

Tahapan Pembangunan dan Arahan Kebijakan RPJPN 2005-2025

RPJMN 4(2020 - 2024)

RPJMN 1(2005 - 2009)

RPJMN 2(2010 - 2014)

RPJMN 3(2015 - 2019)

Menata kembali

NKRI, membangun

Indonesia yg aman

dan damai, yg adil

dan demokratis

dengan tingkat

kesejahteraan yang

lebih baik

Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian

Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dgn menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yg tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek yang terus meningkat

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif

RPJPN 2005 – 2025

Arah pembangunan Indonesia dalam periode 2015-2019 diarahkan untuk mencapai perekonomian yang kuat, inklusif dan berkelanjutan

9 (Sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita)

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara;

2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya;

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan;

4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional;

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik;

8. Melakukan revolusi karakter bangsa;

9. Memperteguh ke-bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Sasaran Pembangunan Nasional Iptek 2015-2019

1. Meningkatnya hasil penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan penerapan iptek yang mendukung:

a. daya saing sektor produksi barang dan jasa;

b. keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam; serta

c. penyiapan masyarakat Indonesia menyongsong kehidupan global.

2. Meningkatnya ketersediaan faktor input bagi penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek yang mencakup sumberdaya manusia, sarana prasarana, kelembagaan, jaringan, dan pembiayaannya.

3. Terbangunnya 100 Techno Park di kabupaten/kota, dan Science Park di setiap provinsi.

Arah Kebijakan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK (P3-IPTEK)

1. Peningkatan daya saing sektor produksi

2. Peningkatan dukungan iptek bagi keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam

3. Pembangunan masyarakat Indonesia menuju kehidupan global yang maju dan modern

4. Peningkatan dukungan bagi riset dan pengembangan dasar

5. Pengembangan Taman Tekno dan Taman Sains

Arah Kebijakan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK (P3-IPTEK)

1. Peningkatan daya saing sektor produksi

– Penyelenggaraan Litbang (Riset), Layanan Perekayasaan dan Teknologi, Layanan

Infrastruktur Mutu, Layanan Pengawasan Tenaga Nuklir, Penguatan kerjasama

Swasta-Pemerintah-Perguruan Tinggi

2. Peningkatan dukungan iptek bagi keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam

– Sumber Daya Hayati (Bioresources), Sumberdaya Nirhayati, Penginderaan Jauh,

Mitigasi Perubahan Iklim

3. Pembangunan masyarakat Indonesia menuju kehidupan global yang maju dan

modern

– menyelenggarakan riset sosial dan kemanusiaan

4. Peningkatan dukungan bagi riset dan pengembangan dasar

– (1) peningkatan kualitas dan kuantitas SDM iptek; (2) Pembangunan sarpras Iptek -

revitalisasi Puspiptek, (3) Pembangun repository dan diseminasi informasi iptek;

serta (4) Peningkatan jaringan iptek melalui konsorsium riset.

5. Pengembangan Taman Tekno dan Taman Sains

Pengembangan Taman Tekno dan Taman Sains

a. Pembangunan Taman Sains dan Teknologi Nasional (National Science and Technology Park) yang diarahkan berfungsi sebagai :

– Pusat pengembangan sains dan teknologi maju;

– Pusat penumbuhan wirausaha baru di bidang teknologi maju;

– Pusat layanan teknologi maju ke masyarakat

b. Pembangunan Taman Sains Provinsi diarahkan berfungsi sebagai:

– Penyedia pengetahuan terkini oleh dosen universitas setempat, peneliti dari lembaga litbang pemerintah, dan pakar teknologi untuk kegiatan ekonomi;

– Penyedia solusi-solusi teknologi yang tidak terselesaikan di Techno Park;

– Sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal

c. Pembangunan Taman Tekno Kabupaten/Kota diarahkan berfungsi sebagai:

– Pusat penerapan teknologi di bidang pertanian, peternakan, perikanan dan pengolah hasil (pasca panen), industri manufaktur, ekonomi kreatif, dan jasa-jasa lainnya untuk diterapkan dalam skala ekonomi;

– Tempat pelatihan, pemagangan, pusat diseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis ke masyarakat luas.

Arah Kebijakan Kemenristek Dikti

Arah:1. Meningkatkan tenaga terdidik dan terampil berpendidikan tinggi.2. Meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan lembaga litbang.3. Meningkatkan sumber daya litbang dan pendidikan tinggi yang

berkualitas.

4. Meningkatkan produktivitas penelitian dan pengembangan.5. Meningkatkan inovasi bangsa.

Fokus bidang utama : 1. Pangan,2. Energi,3. Teknologi dan Manajemen Transportasi, 4. Teknologi Infomasi dan Komunikasi, 5. Teknologi Pertahanan dan Keamanan, 6. Teknologi Kesehatan dan Obat, dan 7. Material Maju.8. Teknologi Maritim

Strategi Kebijakan Kemenristekdikti

Strategi:

1. Meningkatkan angka partisipasi kasar, lulusan bersertifikat kompetensi, mahasiswa dan lulusan berkemampuan wirausaha, mahasiswa mendapat medali emas di kancah internasional, mutu LPTK dan calon pendidik yang mengikuti pendidikan profesi guru.Meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan lembaga litbang.

2. Meningkatkan jumlah perguruan tinggi masuk dalam ranking 500 top dunia, perguruan tinggi berakreditasi A (unggul).

3. Mengembangkan Pusat Unggulan Iptek dan Pusat Unggulan Inovasi dan STP atau TST

4. Meningkatkan jumlah dosen berkualifikasi S3, jumlah sumber daya litbang yang berkualifikasi mater dan doktor, jumlah SDM dikti dan lembaga litbang yang meningkat kompetensinya.

5. Meningkatkan revitalisasi sarpras iptek dan dikti.

6. Meningkatkan jumlah paten, publikasi internasional dan prototipe hasil litbang termasuk yang laik industri.

7. Meningkatkan jumlah produk inovasi yaitu produk hasil litbang yang telah diproduksi dan dimanfaatkan oleh pengguna.

Program Kebijakan Kemenristekdikti

1. Program Pembelajaran dan Kemahasiswaan;

2. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti;

3. Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Iptek dan Dikti;

4. Program Penguatan Riset dan Pengembangan;

5. Program Penguatan Inovasi;

6. Program Dukungan Management dan Tugas Teknis Lainya;

7. Program Pengawasan.

Kerangka Kerja Logis

LEMBAGA YANG BERKUALITAS

SUMBERDAYA BERKUALITAS

INOVASI

TENAGA TERAMPIL DIKTI

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Program

Pembelajaran &

Kemahasiswaan

Program

Penguatan

Sumberdaya

Program

Penguatan

Kelembagaan

Program

Penguatan Inovasi

DAYA SAING

Program

Penguatan

Risbang

21

Transformasi Kebijakan Iptek1. Hilirisasi Iptek ke dalam ekonomi dan

masyarakat meningkatnya peran pengetahuan (knowledge) dalam perekonomian (knowledge-based economy)

2. meningkatnya cara pikir sistemik di kalangan pengambil kebijakan menggantikan model linier ( supply push & market/demand pull sistem inovasi)

3. meningkatnya jumlah organisasi yang terlibat dalam kreasi pengetahuan

Sistem Kelembagaan IptekKelembagaan:1. penelitian pengembangan yang tumbuh di lingkungan perguruan tinggi dan institusi

publik2. inovasi dan difusi teknologi yang tumbuh di lingkungan perusahaan, tidak hanya

mencakup kemampuan desain dan enjiniring namun juga kreatifitas lain untukmerespon persaingan, perubahan permintaan pasar dan kebutuhan masyarakat.

3. pendidikan dan pelatihan yang memasok ilmuwan dan rekayasawan serta tenagateknisi yang memiliki profil keterampilan yang diperlukan.

4. pemerintah yang memantau dan membentuk kebijakan untuk menstimulasi dan padatingkat tertentu mengkoordinasikan interaksi elemen-elemen di atas.

• Interaksi antara elemen kelembagaan dipengaruhi proses intermediaries dantranslation: – Intermidiaries - proses ini membentuk media untuk membawa ilmu pengetahuan

dan teknologi dari satu elemen ke elemen yang lain– Translasi - pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga

dipengaruhi oleh proses translasi kemajuan tersebut ke dalam obyektif para pihakyang terkait. Proses translasi yang paling kritis adalah penerjemahan potensisuatu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ke dalam perspektif komersial, di mana pertimbangan persaingan, switching costs, network externality, standardisasi, dan finansial akan mengemuka.

KEBIJAKAN –KEBIJAKAN UNTUK MENDUKUNG DAYASAINGINDUSTRI NASIONAL

Perkembangan IndustriMelemahnya daya saing

1) Munculnya negara

kompetitor baru

2) tingginya ketergantungan

pada impor input produksi.

3) Basis ekspor sempit dan

pasar terbatas

4) Industri barang modal tidak

berkembang.

5) Tidak terjadinya

pendalaman teknologi

(technology deepening)

dalam kegiatan produksi.

Kegagalan utama:

a) mengembangkan rantai pasok,

b) mendiversifikasi basis kegiatan manufaktur,

c) pelaksanaan pendalaman teknologi

Faktor yang mempengaruhi kegagalan:

– Tidak adanya jaringan productivity centers & technical institutes.

– Lemahnya PMA untuk membina perkembangan rantai pasok.

– Lemahnya kemampuan enjiniring perusahaan untuk mengadopsi kemajuan teknologi.

Sumber: UNIDO, 2002

Iptek belum berperan secara signifikan terhadap posisi daya saing industri Indonesia

Neraca Perdagangan berdasarkan Konten Teknologi Industri Manufaktur

1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

High Technology Industries -1.72 -1.87 -1.28 -1.22 -51.1 -353. -106. 26.70 1.261 2.497 6.523 5.440 5.551 4.719 4.663 4.905 3.501 292.8 -9.05 -6.59 -9.38 -10.7

Medium-High Technology Industries -10.2 -11.8 -12.1 -12.1 -13.9 -16.9 -16.8 -16.6 -8.19 -4.44 -6.69 -6.92 -5.96 -5.09 -8.60 -9.76 -6.70 -7.02 -24.5 -17.1 -25.3 -33.3

Medium-Low Technology Industries -940. -1.86 -1.70 -1.86 -2.37 -2.65 -2.76 -3.83 -964. 63.17 -1.48 -790. -1.41 -671. -2.96 -7.45 -5.34 -5.22 -20.5 -11.6 -17.4 -27.2

Low-Technology Industries 7.202 9.320 12.08 14.57 14.79 14.39 15.67 14.36 12.57 15.59 17.98 16.76 16.89 17.57 19.45 21.23 24.02 27.33 30.54 25.52 30.82 35.77

-40.000.000

-30.000.000

-20.000.000

-10.000.000

0

10.000.000

20.000.000

30.000.000

40.000.000

10

00

US$

Sumber: OECD

INOVASI Memperkuat Rantai Nilai di Dalam Negeri(meningkatan kapasitas dalam rancang bangun dan pengembangan produk baru)

Perancangan danPengembangan

Produk Baru

Produksi/ Manufaktur

Marketing danPenjualan

Buang/ DaurUlang

RANTAI NILAI PRODUK MANUFAKTUR

70% 20% 10%Tidak

Signifikan

HAMPIR SEMUA INDUSTRI NASIONAL HANYA TAHAP INI

1. Memaksimalkan penguasaan teknologi produksi, sehingga kesempatan 20% untukmenentukan nilai barang dapat secara optimal dimanfaatkan.

2. Mendorong industri nasional melakukan pengembangan produk baru (new product development, NPD)

1. Pembangunan pusat-pusat desain produk2. Inovasi/ adopsi teknologi untuk mendukung pengembangan produk baru

76 95 106 1

Tahapan

Pengaruh

terhadap

nilai barang

Produk

Pendanaan

Inovasi

Industri

Interkasi Lembaga Litbang dan Industri

LEMBAGA LITBANG PERUSAHAAN

Kebutuhan Teknologi

Pasokan Teknologi

Pembiayaan

1) interaksi antara lembaga tersebut dengan pelaku bisnis tidak berkembang dengan baik;

2) tidak banyak hasil litbang yang dibiayai oleh pemerintah diadopsi oleh industri;

3) lembaga litbang dan penelitian tidak terekspos dengan tantangan yang dihadapi oleh pelaku bisnis sehingga kesenjangan antara apa yang mereka lakukan dengan apa yang diperlukan oleh pelaku binis semakin melebar;

4) proses belajar interaktif untuk men ”translasi” hasil penelitian pengembangan menjadi inovasi tidak terjadi sehingga dalam jangka pendek daya saing perusahaan tidak akan bergeser ke kemampuan inovasi,

5) investasi pemerintah melalui lembaga litbang untuk memperkuat penguasaan Iptek tidak efektif mempengaruhi kinerja dan daya saing ekonomi,

6) potensi terjadi fenomena diminishing of return sangat mungkin terjadi karena investasi yang berbentuk sarana dan peralatan di sektor produksi tidak didukung oleh penguatan penguasaan Iptek.

Keterkaitan Kebijakan Industri & Iptek

• Kebijakan Industri dan Iptek sangat terkait dengan konsep (1) daya saing, (2)kapasitas inovasi dan (3) difusi teknologi

1) Daya saing adalah kemampuan mengatasi dinamika persaingan yangditimbulkan oleh kemajuan teknologi, sofistifikasi pasar global, atauperubahan strategi dari para pelaku pasar global, untuk:

• menjamin pertumbuhan ekonomi,

• peningkatan kesejahteraan, dan

• pembaruan sumber daya keunggulan, secara berkelanjutan.

2) Kapasitas inovasi adalah kemampuan menggali potensi iptek dankreativitas bisnis untuk menghasilkan produk dan proses industri baruyang memiliki nilai ekonomi yang prospektif.

3) Kapasitas difusi teknologi adalah kemampuan mendaya-gunakan hasil-hasil inovasi untuk meningkatkan quality, cost, & delivery (time tomarket) produk industri

Kebijakan Terkait dengan Daya Saing Industri

KEBIJAKAN PENDIDIKANo Knowledge & Skillso Creativityo Proffesionalismo Entrepreneurship

PERKEMBANGAN INDUSTRIo Daya Saingo Kapasitas Inovasio Difusi Teknologi

KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

o Monetero Fiskalo Perdagangan

KEBIJAKAN IPTEKo Riset dan

Pengembangano Teknologio inovasi

KEBIJAKAN INDUSTRIo Investasio Pajako Instrumen insentifo Deregulasi

Alternatif Kebutuhan Instrumen KebijakanHilirisasi Hasil Litbang

Aspek

KebijakanObyektif Faktor Utama Instrumen Kebijakan

Reposisi

lembaga

litbang

Meletakkan

lembaga

litbang untuk

memper-kuat

daya dukung

inovasi

Reorientasi

perspektif misi

lembaga litbang

Kebijakan alih teknlogi

Kebijakan HKI dan publikasi

Penyelarasan ukuran kinerja

Roadmap kompetensi dan litbang

Efektivitas

anggaran litbang

pemerintah

Penyelarasan anggaran litbang dengan perspektif misi

lembaga litbang

Kemampuan

inovasi

perusahaan

Menstimulasi

perkembangan

kemampuan

dan investasi

perusahaan

dalam kegiatan

inovasi

Pasar produk

inovasi

Pemanfaatan kebutuhan pemerintah dan BUMN

Sertifikasi produk inovasi

Daya dukung

inovasi

Prototyping center

Testing and certification center

Program litbang strategis

Aliansi strategis lembaga litbang dengan perusahaan

Pembiayaan dan

risiko investasi

kegiatan inovasi

Insentif perpajakan

Fasilitas pinjaman lunak

Pendampingan kredit perbankan (matching fund)

Jaminan kredit perbankan (loan guarantee)

Dukungan start up capital melalui kapital ventura

Penguatan Pasokan Teknologi Isu

KebijakanVariabel Pilihan Instrumen Kebijakan

Kapasitaslitbang

Apropriasihasil litbang

Peraturan perundang-undangan HKI

Promosi jaringan pelayanan HKI

Pembiayaanlitbang

Regulasi alokasi dan penggunaan anggaran pemerintah untukmembiayai litbang

Program penguasaan interdisiplinary sciences dan fundamental technologies

Skema pembiayaan untuk menstimulasi kerja sama litbanginternasional

Innovation capacity

Technology supply chain

Penyusunan emerging technology road-map

Pembiayaan program untuk penguasaan pervasive & disruptive technologies dengan melibatkan pelaku bisnis

Litbang industri

Regulasi tentang pembiayaan litbang di lingkungan badan usaha

Insentif perpajakan bagi litbang oleh sektor swasta

Regulasi tentang impor teknologi

Skema pembiayaan program pengembangan produk baru yang melibatkan industri, perguruan tinggi, dan lembaga litbang

Dukungan pembiayaan untuk komersialisasi hasil litbang

Menstimulasi Kebutuhan Inovasi

Isu Kebijakan Variabel Pilihan Instrumen Kebijakan

Kondisi

pasar

Tingkat

persaingan

Tarif impor dan kredit ekspor

Deregulasi sistem persaingan pasar

Standradisasi and sertifikasi produk

Akses pasar

Pemihakan bagi produk domestik untuk mengakses pasar pemerintah

Introduksi lembaga pengawas independen pada regulated market

Dukungan informasi tentang perkembangan pasar domestik dan pasar ekspor

Permodalan

Investasi Insentif perpajakan bagi komersialisasi hasil litbang

Pinjaman jangka panjang bagi technopreneur

Aliran

permodalan

Penyediaam pinjaman lunak berjangka panjang dan tax credits bagi investasi pada

bisnis modal ventura

Regulasi tentang penggunaan sebagian dana publik untuk investasi yang berisiko

tinggi

Memperlancar akses IKM yang inovatif ke pasar modal

Pengelolaa

n risiko

Risiko

teknologi

Penguatan perlindungan paten dan desain industri

Skema asuransi bagi komersialisasi hasil litbang

Risiko

investasi

Skema asuransi bagi investasi modal ventura

Skema loan guarantee - menjamin sebagian risiko pinjaman bank ke bisnis pemula

inovatif

Skema equity guarantee untuk menjamin sebagian risiko investasi permodalan

ventura

33

Instrumen Penguatan Hubungan Litbang dan Industri

Isu Kebijakan Variabel Pilihan Instrumen Kebijakan

Komplementasi supply-demand

Jaringan kerjasama

Penyusunan industrial roadmap dan product road map

Legislasi dan promosi lembaga konsorsia litbang antara industri, perguruantinggi, dan lembaga litbang

Insentif untuk mendorong perkembangan technology brokerage & consulting firms

Forum komunikasi antara industri, perguruan, tinggi, dan lembaga litbang

Informasi dan promosi

Penyediaan informasi hasil litbang

Skema pembiayaan untuk pengkajian prospek komersial hasil litbang

Mekanismetransaksi

Kelembagaan

Pemanfaatan aset dan kapasitas teknologi di lembaga litbang pemerintahuntuk peningkatan produktivitas produksi (productivity center) danmemfasilitasi kegiatan inovasi (prototyping centers)

Lembaga pengujian dan sertifikasi produk

Alih teknologi

Regulasi tentang lisensi paten yang dihasilkan oleh program yang dibiayaipemerintah dan pemanfaatan teknologi yang dimiliki pemerintah

Inkubasi bagi industri pemula yang inovatif

Penyediaan seed capital untuk pengembangan bisnis inovatif melaluiperusahaan modal ventura

BEBERAPA CONTOH HILIRISASI/INOVASI

09/08/2017 3509/08/2017 35Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

INOVASI TEKNOLOGI DI INDUSTRI

Tujuan

Mempercepat Hilirisasihasil-hasil R & D

Focus

ICT; Hankam; Pangan; Kesehatan; Energi; Transportasi; Material maju Sinergi

Kerjasama ABG untukmengembangkanProduk Inovasi

Pendanaan InovasiPenyempurnaan Prototipe Industri, Pengujian, Penyesuaian Standar, Sertifikasi, Audit Teknologi, AlihTeknologi, Trial Production

Output/Outcome

Produk Inovasi

RUBBER AIR

BAG

SEPEDA MOTOR

LISTRIK

PENGOLAHAN SAMPAH (DRY FERMENTATION)

IMPLAN TULANG

Supply-Chain: Inovasi Teknologi Implan Tulang Stainless Steel(PT. Zenith Almart dan PTM-BPPT)

PT.

Zenith

PTM-

BPPT

Riset trial

production

Testing

PT. Zenith

PTM-

BPPT

Prosedur

standar

produksi ALKES

Pembangunan

fasilitas produksi

PT.

Zenith

BPPT

Trial produksi

perdana implan

PT. Zenith

PTM-BPPT

Dinkes Jatim

RS Orthopedi

Sampling produk

untuk sertifikasi

Ijin produksi

implan

Dinkes

Jatim

PT.

ZenithUji produk ke

pasien bedah

tulang

PT. ZenithDistributor Alkes

LKPP

/Penjualan

produk ke

RS seluruh

Indonesia

Penjualan produk

untuk pasien BPJS

UJI ALPHA (α)

1. Pengembangan purwarupa (prototype)2. Replikasi3. Uji laboratorium

UJI BETA (β)1. Uji Lapangan

(lingkungan pengguna/nyata)

2. Pengembangan Lanjut

DIFUSI

1. Aplikasi di pengguna2. Komersialisasi awal3. Pengembangan pasar4. Komersialisasi lanjut

09/08/2017 3809/08/2017 38Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

INOVASI TEKNOLOGI DI PERGURUAN TINGGI

Tujuan

Membangun Industri berbasisteknologi yang berfungsisebagai sarana pembelajarandan pengembangan produkinovasi

Focus

ICT; Hankam; Pangan; Kesehatan; Energi; Transportasi; Material Maju

TeachingIndustry

Kriteria Seleksi

Kelayakan Pembelajaran; KelayakanBisnis (Industry); Kesiapan danRekam Jejak Peneliti; Luaran, Resikodan Dampak

Output/Outcome

Pembelajaran, Industri dan ProdukInovasi

Peternakan di

Enrekang

Padi IPB3S

Alkes: Ina Shunt, NPC

Strip, Ceraspon, INA

Sent

Base Station

4G

Smart Phone 4G

Konsep Teaching Industry di ITB (Design Center Elektronika)

Design Center Eletronika

(BTS & Smartphone 4G)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Institut Teknologi Bandung

BTS :PT. LEN (Produsen)Telkomsel (User)

SMARTPHONE :PT. INDI (Marketing & Distribution)PT. TSM (Produsen)Koperasi Digital (User)

Insentif pajakPemenuhan

kebutuhan anggaran

market driven,

foresight technology., revenue

SDM ahli, teknologi,

kebutuhan spesifik

order/load

kapasitas

Peran PT/Litbang :1.Memenuhi fixed cost2.Teknologi dan SDM ahli3.Kapasitas produksi/ “fabrication lab”

Nilai Tambah Nasional

1. Pemenuhan kebutuhan dalam negeri2. Peningkatan TKDN (daya saing dan kemandirian industri)3. Pengembangan dan pemenuhan tenaga kerja trampil4. Peningkatan ekspor produk DN

Peran Industri :1.Pemberi order (load)2.Quality control 3.“Bapak angkat”4.Informasi dinamika pasar

Pengadaan pemerintah

Pengadaan pemerintah

Regulasi TKDN

Konsep Teaching Industry di UGM (Technomed Factory)

PT Swayasa

Prakarsa

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Direktorat PengembanganUsaha dan Inkubasi

UGM

PT Phapros Rumah sakit

Pemenuhan kebutuhan

anggaran

market driven,

foresight technology., revenue

SDM ahli, teknologi

order

Kapasitas produksi

Peran UGM :1.Memenuhi fixed cost2.Teknologi dan SDM ahli3.Kapasitas produksi/ “fabrication lab”

Nilai Tambah Nasional

1. Pemenuhan kebutuhan alkes dalam negeri2. Peningkatan daya saing dan kemandirian industri alkes3. Pengembangan dan pemenuhan tenaga kerja trampil dibidang alkes4. Ekspor alkes(future)

Peran PT Phapros, RS, JKN :1. Pemberi order 2. Quality control 3. Informasi dinamika pasar

Pengadaan Sarana dan Prasarana Pengadaan pemerintah (JKN)

Pelatihan fabrikasi alkes di IndustriLegalisasi produk alkes

09/08/2017 4309/08/2017 43Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

PRODUK INOVASI ALAT KESEHATAN UNGGULAN UGM

Lembaga Pelaksana : UGM Lembaga Mitra : PT. Gama Multi Usaha, Yayasan Hepatika, PT. Swayasa Prakarsa, PT. Phapros, PT. Indofarma, PT. Kimia Farma dan PT. Kalbe Farma Output :Tersedianya fasilitas pabrik TechnoMed Factory yang dapat memproduksi berbagai alat kesehatan

hasil riset UGM,

Ijin Produksi Alat Kesehatan : semilunar flushing valve device (INA shunt), NPC G Strip, CeraSpon

dari Kementerian Kesehatan RI,

Ijin Edar Alat Kesehatan : semilunar flushing valve device (INA Shunt), NPC G Strip, CeraSpon dari

Kementerian Kesehatan RI,

Terlaksananya uji preklinis dan penguasaan teknologi manufacturing INA-Stent.

Berfungsi sebagai blood haemostatic pasca pencabutan atau operasi gigi

Sponge pertama di Indonesia yang memiliki sertifikasi halal dan aman digunakan

Untuk mengetahui adanya sel kanker nasfaring dalam darah pasien

Ina Shunt

Berfungsi untuk mengalirkan cairan otak dari rongga ventrikel menuju rongga perut (peritoneal) pada pasien hidrosefalus

Membantu mengatasi problema kesehatan bagi penderita jantung korones

Ina Stent

09/08/2017 4409/08/2017 44Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

PROSES PEMBENTUKAN PPBT DAN CPPBT

INVENTOR

INVESTORINOVATOR

INKUBATOR/LPPM/PUSAT INOVASI

START UP (PPBT)

Peneliti/Dosen/Masyarakat

Peneliti/Dosen/

Enterpreneur

Penyedia Dana

INKUBATORNegara Jumlah

Inkubator

USA/Canada 1300+

China 600+

South Korea 270+

Japan 200+

India 110+

Taiwan 97+

Malaysia 106 +

Uzbekistan 20+

Europe 900+

Sumber: National Incubation Network Association (NINA) Malaysia

Indonesia saat ini memiliki ± 80 Inkubator Wirausaha

Perguruan Tinggi: Trisakti, UI, IPB, SGU,UMN, BTP-Univ Telkom,UniversitasSTIKUBANK, UGM, UNY,UNS, UPNVeteran Surayabaya, PoltekBanjarmasin, STMIK Primakara, Unud,UMI

Unit Kerja Kementerian/LPNK: BPPT,LIPI, Kemkominfo, Kemenperin/DinasPerindustrian Jateng, Kemenristek

Unit Kerja Pemda: Bappeda Jateng,Pemda Sumsel

Swasta: Gepi, Yayasan Inotek, MerahPutih Co.Id, MITI, PT Realitas

BUMN: Telkom, Indosat .......

Contoh Inkubasi Bisnis Teknologi 2016

Fruits UpInkubator

:

Panayaan Inkubator

Tenant:

Nama : Mahadyansahi Alhadi

No Telp : +62 823-4333-3332

Alamat : Bandung – Jawa Barat

Email : [email protected]

CV. ORMUND INDONESIA

E-TICKETING

Inkubator:

Inkubator Kreasi dan Inovasi Telematika Semarang (IKITAS)

Tenant:Nama : Agung Trianto NugrohoNo Telp :+62 878-5002-1121Email : [email protected] : Jl. Zebra dalam II No.12

Kel. Pedurungan KotaPT. Nusantara Global Inovasi

MAGIC RINGTenant:Nama : SumiyantoNo Telp : +62 813-393-773-388Alamat : Jl. Asrama Haji Donohudan KM1, Jetis, Gagaksipat - BoyolaliEmail : [email protected]. Sumi Inotech

Inkubator:Balitbang

Prov. Jawa Tengah

Contoh Produk Inovasi PPBT 2016

Dayasaing jeruk nasional dapatditingkatkan melalui peningkatankualitas dan produktivitas. Padaperiode pasca panen, agar kualitasvisual jeruk lokal dapat bersaingdengan jeruk luar, maka dapatditingkatkan melalui penerapanteknologi pasca panen sepertidegreening dan pelapisan (coating)sehingga penampilan buah jeruk

lebih baik. Pusat Kajian HortikulturaTropika (PKHT – IPB) telah berhasilmengembangkan teknologidegreening untuk menghasilkan jeruktropika berwarna jingga.

Melalui Pusat Unggulan Rumput laut, LPPM –Universitas Halu Oleo (UHO). Inovasi ini telahdikembangkan Rakit Jaring Apung dan Jaring KantungApung di patenkan oleh Prof. Ma’ruf Kasim.Keunggulan RaJA dan JaKA adalah 1). Mudah di rakit.2) Mudah dioperasikan, 3) Melindungi rumput lautdari hama. 4) Meminimalisasi serangan penyakit ice-ice. 5) Menjaga rumput laut dari perekatan epiphyte.6) Menjaga rumput laut dari kotoran sampah lautan.7) Menjaga penataan ruang penggunaan laut rapidan bersih. 8) Menghindari perselisihan antarpengguna lahan. 9). Memacu pertumbuhan rumputlaut. 10) Mudah dipindahkan kedaerah yang aman.11) Mempunyai keuntungan ekonomi jangkapanjang. 12) Dapat dioperasikan disemua topografilaut, 13) Dapat dioperasikan disemua musim(sepanjang Tahun).

Desain alat Dento-laser diode/LED dapat digunakanoleh dokter gigi untuk aplikasi fotoinaktivasi bakteripenyebab penyakit gigi dan mulut, pada prinsipnyaterdiri dari (1) instrument fotodinamik dan (2)charging station. Cara kerja dari alat ini sebagaiberikut, saat sistem mulai dihidupkan, maka userdapat mengatur besar intensitas laser dan lamawaktu penyinaran. Selanjutnya laser akan menyalaselama waktu yang telah ditentukan. Setelah bataswaktu penyinaran terpenuhi, laser akandinonaktifkan dan buzzer akan dinyalakan. Hasilpenelitian menggunakan instrumen Dento laserdiode 405 nm dosis 25 J/cm2 dengan eksogenfotosensitiser klorofil menghasilkan penurunanbakteri Streptococcus mutant sebesar 74%. Hasilpenelitian juga menunjukkan efektivitas Dento LEDdosis 21 J/cm2 yang mampu menurunkan viabilitasbakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitanssebesar 81%

PRODUKSI ALAT DENTO-LASER DIODE/LED

UNTUK APLIKASI PENYAKIT GIGI DAN MULUT

RUMAH INOVASI TEKNOLOGI RUMPUT

LAUT (RIT-RL)

PRODUKSI JERUK BERWARNA JINGGA MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI DEGREENING

JOKOWI Paparkan Tiga Kunci Keunggulan Daerah

48

…..setidaknya terdapat tiga hal penting yang harus ditanaman dan

dijalankan untuk menjadi yang terdepan dibandingkan lainnya. Tiga hal

tersebut ialah inovasi, kreativitas, dan jiwa

entrepreneur….…Presiden Joko Widodo meminta tiap daerah untuk mulai

menyiapkan sebuah wadah untuk menumbuhkan

tiga kunci utama tersebut….Daerah-daerah harus menyiapkan

inkubator-inkubator kecil untuk menyongsong ini…..Daerah

juga diminta kesiapannya untuk melakukan reformasi kebijakan

secara cepat, salah satunya dalam hal perizinan

dan investasi…..

(Membuka Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah

Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI 19 Juli 2017)