D’nims : Peluang Usaha Baru Produk Kreatif Pelengkap ... · 1.3 Tujuan Membuka peluang usaha...

8
Seminar Nasional Seni dan Desain: Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan DesainFBS Unesa, 28 Oktober 2017 320 Produk Kreatif Berbahan Dasar Sisa dan Bekas Kain Denim D’nims : Peluang Usaha Baru Produk Kreatif Pelengkap Fashion dan Elemen Interior Berbahan Dasar Sisa dan Bekas Kain Denim Felycia Santoso, Florentina Tamariska Wijaya, Stefanie Ibrahim Universitas Kristen Petra, Surabaya [email protected] Abstrak Berdasarkan hasil survei lapangan, di Surabaya banyak sisa dan bekas kain denim yang seringkali dibuang, ditumpuk dan dibakar. Sisa dan bekas kain denim tersebut dihasilkan dari usaha konveksi berbahan kain denim, jasa permak jeans, maupun celana jeans bekas konsumsi perorangan yang seringkali dibuang karena sudah lama atau usang. Masyarakat seringkali enggan untuk mengelola kembali sisa kain denim maupun jeans bekas menjadi barang yang lebih berdaya guna dan lebih memilih untuk membuang dan membakarnya karena alasan kurangnya waktu dan kreativitas. Padahal apabila sisa dan bekas kain tersebut dimanfaatkan kembali, selain untuk mengurangi jumlah sampah yang beredar, produk yang dihasilkan dapat menjadi sebuah usaha yang bisa mendatangkan keuntungan materi bagi pengelolahnya. Metode berpikir yang dipakai dalam ide pengelolaan sisa dan bekas kain denim, yaitu metode Design Thinking, dengan mengadopsi lima tahapan antara lain, empathize, define, ideate, prototype, dan test. Dari penerapan metode tersebut, produk yang dihasilkan dari pengolahan sisa dan bekas kain denim berupa beberapa jenis tas seperti sling-bag, clutch serta sarung bantal dengan branding produk bernama D’nims. Produk D’nims sudah dipasarkan melalui media sosial dan acara bazaar, dan berhasil menarik minat masyarakat, yang mana membutikan bahwa produk ini layak untuk dijual dan melalui penjualannya memperoleh keuntungan. Katakunci: sisa kain denim, bekas kain denim, usaha, kreativitas, design thinking, tas, media sosial 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Denim merupakan kain yang populer digunakan sejak dulu hingga sekarang. Majalah American fabrics menyebutkan, “Denim adalah salah satu bahan tertua didunia, dan hingga saat ini pun bahan tersebut masih dikenal semua orang”. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh GT- NEXUS bahwa sebanyak 2.7 juta meter kain denim digunakan pertahun cukup untuk membungkus bumi 67 kali. Selain itu, sebanyak 1 miliar lebih jeans terjual setiap tahunnya, dengan konsumsi di Amerika Utara sebanyak 39%, Eropa Barat 20%, Jepang dan Korea 10%, dan sisanya termasuk negara Indonesia sebanyak 31%. Indonesia tidak hanya sebagai pengguna produk denim, namun juga sebagai salah satu negara pengekspor produk denim khususnya celana wanita. Trend fashion masyarakat Indonesia seringkali mengacu pada penggunaan produk kain denim sejak dulu hingga sekarang. Kain denim biasa diaplikasikan di banyak elemen fashion seperti jaket, celana, dress, rok, tas dan sebagainya. Banyaknya pengguna produk denim di Indonesia menghasilkan sisa dan bekas kain denim yang seringkali dibuang, ditumpuk dan dibakar. Sisa kain denim dihasilkan dari usaha konveksi berbahan kain denim, jasa permak jeans, maupun celana jeans bekas konsumsi perorangan yang dibuang karena usang. Dari wawancara yang dilakukan, didapati bahwa pihak-pihak yang disebutkan diatas dengan segala kemampuan dan pengetahuan (pengolahan bahan, menjahit) enggan untuk mengelola kembali sisa dan bekas kain denim menjadi barang yang lebih berdaya guna dan memilih untuk membuang dan membakarnya karena alasan kurangnya waktu dan kreativitas pihak yang bersangkutan. Kebiasaan membuang dan membakar sisa kain membuat semakin banyaknya sampah dan limbah kain yang beredar dan polusi udara yang disebabkan dari asap efek pembakaran kain. Dari fenomena tersebut, penulis melihat adanya peluang usaha ekonomi kreatif pada produk pelengkapan fashion dan elemen interior dengan mengaplikasikan bahan sisa dan bekas kain demin.

Transcript of D’nims : Peluang Usaha Baru Produk Kreatif Pelengkap ... · 1.3 Tujuan Membuka peluang usaha...

Page 1: D’nims : Peluang Usaha Baru Produk Kreatif Pelengkap ... · 1.3 Tujuan Membuka peluang usaha kreatif dan menciptakan branding produk baru yang menarik minat pasar dengan mengelolah

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” FBS Unesa, 28 Oktober 2017

320 Produk Kreatif Berbahan Dasar Sisa dan Bekas Kain Denim

D’nims : Peluang Usaha Baru Produk Kreatif Pelengkap Fashion dan Elemen Interior Berbahan Dasar Sisa dan Bekas Kain Denim

Felycia Santoso, Florentina Tamariska Wijaya, Stefanie Ibrahim

Universitas Kristen Petra, Surabaya [email protected]

Abstrak Berdasarkan hasil survei lapangan, di Surabaya banyak sisa dan bekas kain denim yang seringkali dibuang, ditumpuk dan dibakar. Sisa dan bekas kain denim tersebut dihasilkan dari usaha konveksi berbahan kain denim, jasa permak jeans, maupun celana jeans bekas konsumsi perorangan yang seringkali dibuang karena sudah lama atau usang. Masyarakat seringkali enggan untuk mengelola kembali sisa kain denim maupun jeans bekas menjadi barang yang lebih berdaya guna dan lebih memilih untuk membuang dan membakarnya karena alasan kurangnya waktu dan kreativitas. Padahal apabila sisa dan bekas kain tersebut dimanfaatkan kembali, selain untuk mengurangi jumlah sampah yang beredar, produk yang dihasilkan dapat menjadi sebuah usaha yang bisa mendatangkan keuntungan materi bagi pengelolahnya. Metode berpikir yang dipakai dalam ide pengelolaan sisa dan bekas kain denim, yaitu metode Design Thinking, dengan mengadopsi lima tahapan antara lain, empathize, define, ideate, prototype, dan test. Dari penerapan metode tersebut, produk yang dihasilkan dari pengolahan sisa dan bekas kain denim berupa beberapa jenis tas seperti sling-bag, clutch serta sarung bantal dengan branding produk bernama D’nims. Produk D’nims sudah dipasarkan melalui media sosial dan acara bazaar, dan berhasil menarik minat masyarakat, yang mana membutikan bahwa produk ini layak untuk dijual dan melalui penjualannya memperoleh keuntungan. Katakunci: sisa kain denim, bekas kain denim, usaha, kreativitas, design thinking, tas, media sosial

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Denim merupakan kain yang populer digunakan sejak dulu hingga sekarang. Majalah American fabrics menyebutkan, “Denim adalah salah satu bahan tertua didunia, dan hingga saat ini pun bahan tersebut masih dikenal semua orang”. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh GT-NEXUS bahwa sebanyak 2.7 juta meter kain denim digunakan pertahun cukup untuk membungkus bumi 67 kali. Selain itu, sebanyak 1 miliar lebih jeans terjual setiap tahunnya, dengan konsumsi di Amerika Utara sebanyak 39%, Eropa Barat 20%, Jepang dan Korea 10%, dan sisanya termasuk negara Indonesia sebanyak 31%. Indonesia tidak hanya sebagai pengguna produk denim, namun juga sebagai salah satu negara pengekspor produk denim khususnya celana wanita. Trend fashion masyarakat Indonesia seringkali mengacu pada penggunaan produk kain denim sejak dulu hingga sekarang. Kain denim biasa diaplikasikan di banyak elemen fashion seperti jaket, celana, dress, rok, tas dan sebagainya. Banyaknya pengguna produk denim di

Indonesia menghasilkan sisa dan bekas kain denim yang seringkali dibuang, ditumpuk dan dibakar. Sisa kain denim dihasilkan dari usaha konveksi berbahan kain denim, jasa permak jeans, maupun celana jeans bekas konsumsi perorangan yang dibuang karena usang. Dari wawancara yang dilakukan, didapati bahwa pihak-pihak yang disebutkan diatas dengan segala kemampuan dan pengetahuan (pengolahan bahan, menjahit) enggan untuk mengelola kembali sisa dan bekas kain denim menjadi barang yang lebih berdaya guna dan memilih untuk membuang dan membakarnya karena alasan kurangnya waktu dan kreativitas pihak yang bersangkutan. Kebiasaan membuang dan membakar sisa kain membuat semakin banyaknya sampah dan limbah kain yang beredar dan polusi udara yang disebabkan dari asap efek pembakaran kain. Dari fenomena tersebut, penulis melihat adanya peluang usaha ekonomi kreatif pada produk pelengkapan fashion dan elemen interior dengan mengaplikasikan bahan sisa dan bekas kain demin.

Page 2: D’nims : Peluang Usaha Baru Produk Kreatif Pelengkap ... · 1.3 Tujuan Membuka peluang usaha kreatif dan menciptakan branding produk baru yang menarik minat pasar dengan mengelolah

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Felycia Santoso, dkk (Universitas Kristen Petra, Surabaya) 321

Oleh karena itu, D’nims hadir dengan membuka peluang usaha yang bebahan dasar sisa dan bekas kain denim menjadi barang yang lebih berdaya guna untuk meresponi masalah sirkulasi sampah dengan memanfaatkan sisa dan bekas kain denim yang berada di lingkungan sekitar (4R: Reuse, Recycle, Recovery, Revalue). Bahan denim yang awet dan kuat sangat cocok untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan wadah. Pemanfaatan produk kain denim semisal celana jeans yang dimanfaatkan seluruh bagiannya seperti saku depan, saku belakang, dan sebagainya, yang di kelola menjadi produk clutch, mini-sling bag, cushion cover. Bentuk produk didesain untuk mewadahi kebutuhan anak muda yakni kebutuhan akan tampil casual dan fashionable sekaligus membantu mengurangi peredaran sampah khususnya sisa kain denim. 1.2 Permasalahan a. Produk apa saja yang bisa dihasilkan dari

pemanfaatan sisa dan bekas kain denim yang melimpah, dapat ditemui pada tukang permak, usaha garmen/konveksi berbahan kain denim, serta celana jeans bekas konsumsi perorangan?

b. Bagaimana upaya branding produk agar dapat dikenal masyarakat luas?

c. Bagaimana cara pemasaran dan promosi produk?

d. Bagaimana analisis ekonomi tentang perhitungan penjualan produk?

1.3 Tujuan Membuka peluang usaha kreatif dan menciptakan branding produk baru yang menarik minat pasar dengan mengelolah dan mengkreasikan sisa kain denim hasil produksi garmen/konveksi maupun permak jeans, serta celana jeans bekas konsumsi menjadi produk baru berdaya guna. 2. Metode Metode yang digunakan dalam proses pembuatan produk adalah metode Design Thinking dari buku “Design Thingking for Educator”, IDEO dengan urutan sebagai berikut: 2.1 Empathize Pada tahap ini penulis mengamati isu, permasalahan atau perilaku sosial pada masyarakat. Pengamatan dilakukan dengan cara melakukan observasi terhadap aktivitas yang dilakukan masyarakat. Dari hasil pengamatan ditemukan beberapa permasalahan yang muncul

untuk kemudian dipilah, dan permasalahan yang terpilih dikaji dan dikembangkan lebih jauh. 2.2 Define Banyaknya sisa dan bekas kain denim di berbagai wilayah di Surabaya merupakan masalah berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan. Namun berdasarkan pada prinsip 4R (Reuse, Recycle, Recovery, Revalue), maka sisa dan bekas kain ini dapat diolah dan dimanfaatkan kembali. 2.3 Ideate Dari hasil pengamatan, sisa dan bekas kain denim memiliki variasi bentuk dan ukuran, sehingga dalam merancang produk perlu memanfaatkan sisa dan bekas kain berbahan denim dengan maksimal. 2.4 Prototype Prototype pertama di asistensikan kepada pembimbing untuk kemudian dievaluasi oleh tutor dan responden. Kemudian produk prototype melalui proses pengembangan agar lebih ergonomis dan layak untuk dijual. Prototype kedua kemudian dipresentasikan di dalam kelas untuk dinilai oleh mahasiswa dan dosen. Setelah prototype kedua sudah dianggap layak dipasarkan, produk kemudian dikembangkan dari sisi bentuk, jenis warna, motif dan aksesoris pelengkap produk. 2.5 Test Produk yang sudah dikembangkan kemudian dipasarkan secara online melalu media sosial, serta acara bazaar dalam kampus. 3. Kajian Pustaka 3.1 Prinsip 4R (Reuse, Recycle, Recovery, Revalue) Prinsip 3R (Reuse, Reduse, Recycle) yang umum diketahui sekarang ini mulai berkembang hingga menjadi 5R (Reuse, Reduce, Recycle, Recovery, Revalue). Pada prinsip 5R terdapat penambahan prinsip Revalue dan Recovery. Berikut ini penjelasan setiap prinsip 5R. Reuse yaitu dengan upaya pemanfaatan kembali limbah maupun material bekas secara langsung, baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain. Reduce merupakan prinsip mengurangi penggunaan produk yang dapat menyebabkan meningkatnya limbah maupun material bekas. Recycle artinya mengupayakan agar limbah maupun material bekas dapat digunakan kembali dengan cara mendaur ulang limbah dan material bekas yang

Page 3: D’nims : Peluang Usaha Baru Produk Kreatif Pelengkap ... · 1.3 Tujuan Membuka peluang usaha kreatif dan menciptakan branding produk baru yang menarik minat pasar dengan mengelolah

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” FBS Unesa, 28 Oktober 2017

322 Produk Kreatif Berbahan Dasar Sisa dan Bekas Kain Denim

sekiranya dapat di daur ulang, sebab tidak semua limbah dan material bekas dapat di daur ulang. Limbah dan material bekas yang dapat di daur ulang, bisa diolah menjadi produk baru yang melewati tahapan proses pengolahan agar menghasilkan produk baru. Recovery adalah mengubah limbah dan material bekas yang ada menjadi sebuah produk baru yang lebih bermanfaat. Dan Revalue yaitu memberi nilai maupun meningkatkan nilai dari barang limbah maupun material bekas agar dapat dijual menjadi produk baru yang layak pakai, serta dapat memberikan wawasan mengenai pemanfaatan barang bekas maupun limbah menjadi barang yang lebih berdaya guna. Pada pengolahan sisa dan bekas kain denim menjadi produk berdaya guna, penulis hanya memakai prinsip 4R (Reuse, Recycle, Recovery, Revalue). 3.2 Karakteristik Denim Denim pertama kali digunakan sebagai celana oleh kaum pelaut dan penambang emas karena karakter bahannya yang kuat, tahan lama dan tidak mudah sobek. Adapun karakteristik lain dari denim yaitu merupakan jenis kain yang pada umumnya ditenun dengan serat cotton biru pada pakan dan serat cotton putih pada lungsi – inilah sebabnya kenapa warna kain jeans terlihat putih di bagian dalamnya. Kain denim dibuat dengan twill weave (jenis tenun silang kepar), sehingga menghasilkan garis-garis diagonal sebagai salah satu karakteristik dari kain tersebut. Tekstur kain denim kasar, sangat tebal dan tidak mudah kusut, lemas dan tidak kaku serta memiliki ciri khas yang unik. Sampai saat ini denim menjadi fenomena fashion yang tak lekang oleh zaman, denim disebut sebagai bahan yang tidak termakan oleh waktu karena denim merupakan bahan yang unik yang sangat memungkinkan untuk di eksplorasi baik surface (permukaan) ataupun structure (strukur). 4. Pembahasan Hasil 4.1 Pra Produksi a. Tahap Perencanaan Tahapan ini diawali dengan mencari potensi permasalahan. Permasalahan yang terpilih adalah sisa kain denim yang biasa ditemukan di tukang permak, usaha garmen/konveksi dan pakaian berbahan denim bekas konsumsi perorangan. Pada saat melakukan wawancara dan survei lapangan di tempat permak jeans, terdapat sisa kain berbahan denim tersebut menumpuk dan tidak dimanfaatkan kembali. Tukang permak jeans memilih untuk

membuang atau membakar sisa kain denim apabila tak kunjung diambil oleh petugas kebersihan. Melalui hasil wawancara diketahui bahwa para tukang permak enggan untuk menggunakan, mengolah dan mengembangkan kembali sisa kain berbahan denim menjadi produk siap pakai dengan alasan keterbatasan waktu, tenaga dan kreativitas yang dimiliki. Selain itu, permasalahan juga dilihat dari penggunaan produk fashion berbahan kain denim bekas konsumsi yang seringkali dibuang. Berangkat dari permasalahan tersebut, penulis ingin memanfaatkan sisa dan bekas kain denim untuk dijadikan produk berdaya guna. Produk yang dibuat ditujukan pada kalangan anak muda hingga pekerja terutama wanita, karena b. Tahap Persiapan ● Sumber Bahan Baku Material utama dari produk D’nims berupa sisa dan bekas kain denim yang dihasilkan dari usaha konveksi berbahan kain denim, jasa permak jeans, maupun celana jeans bekas konsumsi perorangan. Material ini dipilih karena mudah didapatkan dan mempunyai banyak variasi ukuran, warna dan tebal. Selain itu, material denim bersifat kuat, awet, memberi image anak muda serta disukai hampir seluruh kalangan. Survei untuk memperoleh bahan baku dilakukan ke beberapa tempat yang berpotensi, seperti toko permak jeans (area Rungkut, Ngagel Madya, Siwalankerto, Klampis, Manyar dan Pucang) serta Pasar Gembong untuk memperoleh celana jeans import bekas. ● Sumber Daya Tenaga Kerja

Gambar 1. Penjelasan produk dengan Sumber Daya Tenaga

Kerja, Dok. Pribadi

Pelaksanaan usaha D’nims merupakan kolaborasi antara mahasiswa Fakultas Seni dan Desain program studi Desain Interior dan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra dengan dua peserta training kursus jahit dalam mata kuliah Creativepreneurship yang dilaksanakan pada semester genap tahun 2016/2017. Mahasiswa saling bekerjasama dalam pengembangan ide

Page 4: D’nims : Peluang Usaha Baru Produk Kreatif Pelengkap ... · 1.3 Tujuan Membuka peluang usaha kreatif dan menciptakan branding produk baru yang menarik minat pasar dengan mengelolah

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Felycia Santoso, dkk (Universitas Kristen Petra, Surabaya) 323

produk, branding produk serta pemasaran produk. Sedangkan dua peserta kursus jahit, dengan pengetahuan bahan dan cara menjahit bertugas dalam proses produksi tas dan sarung bantal. Selain peserta training kursus jahit, terdapat beberapa sumber tenaga kerja yang berpotensi untuk diajak bekerjasama seperti siswa lulusan SMK Tata Busana atau Menjahit, serta ibu rumah tangga dengan keahlian menjahit. c. Tahap Ideasi Produk

Gambar 2. Sketsa Desain Slingbag, Dok. Pribadi

Terdapat dua jenis sisa dan bekas kain denim, yaitu celana jeans bekas konsumsi yang utuh serta sisa kain denim yang dihasilkan dari usaha konveksi berbahan kain denim dan jasa permak jeans. Kedua jenis sisa dan bekas kain denim ini dalam proses produksi dibedakan cara pengolahannya. Penulis mulai mencari ide untuk memanfaatkan sisa dan bekas kain denim menjadi produk berdaya guna dengan menciptakan beberapa alternatif desain. Desain yang dapat diciptakan dari pemanfaatan sisa dan bekas kain denim berupa desain tas dengan jenis tas sling-bag, clutch dan sarung bantal. Pada produk slingbag menggunakan celana jeans bekas konsumsi perorangan yang utuh. Berbagai bagian pada celana jeans, mulai dari saku depan, saku belakang, serta celana jeans bagian bawah dapat langsung diolah menjadi sebuah tas. Dari satu celana jeans dapat menghasilkan empat variasi produk tas. Penggunaan celana jeans bekas ini menghemat biaya menjahit, karena hanya perlu menjahit pada bagian tertentu saja dan tidak membuat dari awal. Namun, perbedaan ukuran celana jeans dan jenis celana (slim fit atau regular fit) mempengaruhi ukuran produk tas yang dihasilkan. Kain denim juga diolah, dengan melakukan pengecatan, bleaching, pemaduan gradasi kain denim serta penambahan ornamen

manik-manik, bordir dan kancing dapat mempercantik produk.

Gambar 3. Sketsa Desain Sarung Bantal, Dok. Pribadi

Dalam pembuatan sarung bantal, membutuhkan sisa-sisa kain denim dari jasa permak jeans. Ukuran sisa kain denim yang dapat dipakai yaitu kurang lebih 10 x 10 cm (ukuran dapat disesuaikan dengan ukuran sisa kain denim yang tersedia). Sisa kain denim ini nantinya akan dibuat menjadi pola dan akan dijahit pada kain blacu. Produk D’nims berupa tas seperti sling-bag, dan clutch ditujukan untuk kalangan anak muda hingga pekerja terutama wanita, agar menarik target konsumen maka produk tas di desain dengan pertimbangan bentuk, warna dan aksesoris yang lebih fashionable. Sedangkan untuk sarung bantal, ditujukan bagi anak muda hingga ibu rumah tangga sebagai pengganti sarung bantal sofa di rumah sebagai elemen untuk mempercantik ruang. Setelah mengetahui produk-produk apa saja yang dapat dibuat dengan memanfaatkan sisa dan bekas kain denim, maka dibuatlah sampel barang sebagai langkah awal untuk mengetahui kualitas suatu produk sebelum nantinya dipasarkan dalam jumlah besar. 4.2 Proses Pelaksanaan a. Produksi Proses produksi merupakan kegiatan inti dari aktivitas wirausaha. Pada tahap ini, penulis melakukan komunikasi secara berkala kepada pekerja, komunikasi yang dilakukan berupa pemberian ide-ide desain, dan pemantauan proses produksi agar bentuk dan kualitas produk tetap terjaga dengan baik. b. Branding Seiring proses produksi produk, penulis juga menciptakan branding pada produk agar memudahkan dalam pemasaran produk. ● Moto Usaha D’nims memiliki moto yaitu “Transforming Your Denims” yang berarti usaha ini dapat

Page 5: D’nims : Peluang Usaha Baru Produk Kreatif Pelengkap ... · 1.3 Tujuan Membuka peluang usaha kreatif dan menciptakan branding produk baru yang menarik minat pasar dengan mengelolah

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” FBS Unesa, 28 Oktober 2017

324 Produk Kreatif Berbahan Dasar Sisa dan Bekas Kain Denim

mengolah sisa dan bekas kain denim menjadi barang yang bernilai guna dengan menerapkan prinsip 4R (Reuse, Recycle, Recovery, Revalue). Produk yang dihasilkan tidak hanya cantik secara estetis dan fungsional, namun juga sekaligus meresponi masalah sisa dan bekas kain denim yang menumpuk (A green and stylish way for you). ● Logo Logo D’nims menggunakan jarum dan benang sebagai ikon untuk menggambarkan transformasi yang dilakukan kepada sisa kain denim.

Gambar 4. Logo Produk D’nims, Dok. Pribadi

● Produk dan Kemasan

Gambar 5. Produk-Produk D’nims, Dok. Pribadi

Produk D’nims antara lain beberapa jenis tas dan sarung bantal. Produk Damia Cushion Cover berukuran 40 x 40 cm. Ukuran bantal 40 x 40 cm dipilih karena ukuran tersebut merupakan ukuran bantal sofa pada umumnya. Produk tas ada dua macam, yaitu sling bag dan clutch. Terdapat dua macam tas mini sling bag, yaitu Dimitri Mini Sling Bag dan Dakota Mini Sling Bag. Ukuran Dimitri Mini Sling Bag yaitu 25 x 15 cm, dan Dakota Mini Sling Bag yaitu 22 x 17 cm. Sedangkan untuk clutch, juga ada dua macam jenis yaitu Danella Clutch ukuran 22 x 15cm dan Daphnee Clucth ukuran 18 x 15 cm. Perbedaan clutch yaitu pada cara menutup tas yaitu menggunakan zipper dan sistem pengunci dengan tali.

Gambar 6. Kemasan Produk D’nims, Dok. Pribadi

Kemasan produk dibuat dua macam ukuran, disesuaikan dengan ukuran produk yang besar dan kecil. Kemasan terbuat dari material kertas coklat yang ramah lingkungan dengan ditempel stiker logo pada salah satu sisi kemasan. Kemasan kecil berukuran 10 x 20 x 25 cm, sedangkan kemasan besar berukuran 40 x 25 x 35 cm. 4.3 Pasca Produksi a. Pemasaran Proses pemasaran merupakan salah satu tahapan inti dalam kegiatan wirausaha. Pemasaran merupakan upaya untuk mempromosikan, menginformasikan dan menawarkan kepada konsumen mengenai sebuah produk usaha atau layanan jasa yang dikelola oleh sebuah perusahaan sebagai upaya untuk meningkatkan angka penjualan produk atau layanan jasa tersebut. Tanpa adanya sebuah proses pemasaran, maka pasar tidak akan tahu terhadap produk atau layanan bisnis yang dibuat. Pada mata kuliah Creativeprenuership, produk D’nims dipasarkan secara online melalu media sosial instagram dengan nama akun @dnims_id, serta acara bazaar dalam kampus. Produk hasil olahan dari sisa dan bekas kain denim ini cukup diminati konsumen dengan rentang harga jual Rp80.000,00 hingga Rp120.000,00.

Gambar 7. Bazaar hasil produk D’nims di acara kampus, Dok.

Pribadi

Page 6: D’nims : Peluang Usaha Baru Produk Kreatif Pelengkap ... · 1.3 Tujuan Membuka peluang usaha kreatif dan menciptakan branding produk baru yang menarik minat pasar dengan mengelolah

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Felycia Santoso, dkk (Universitas Kristen Petra, Surabaya) 325

Gambar 8. Media promosi D’nims secara online, Dok.

Pribadi 4.4 Analisis Ekonomi a. Anggaran Biaya Produksi

No. Jenis Pengeluaran Biaya

1. Ongkos jahit Rp 2.500.000,00

2. Bahan habis pakai (benang, kancing, rantai, kain blacu, furing, spons, pengait, ring D, zipper, cat acrylic)

Rp 2.717.000,00

3. Biaya akomodasi dan transportasi

Rp 157.200,00

4. Lain-lain: print media promosi dan packaging

Rp 710.100,00

Jumlah Rp 6.084.300,00

Tabel 1: Anggaran Biaya Produksi D’nims dalam Satu Kali Produksi

b. Penetapan Harga Jual

Gambar 9. Produk Damia Cushion Cover, Dok. Pribadi

Gambar 10. Produk Dimitri Mini Sling Back, Dok. Pribadi

Gambar 11. Dakota Mini Sling Bag, Dok. Pribadi

Gambar 12. Danella Clutch, Dok. Pribadi

Gambar 13. Daphnee Clutch, Dok. Pribadi

Harga jual produk D’nims disesuaikan dengan biaya yang dikeluarkan. Produk Damia Cushion Cover disertai bantal dijual Rp 120.000,00. Produk Dimitri Mini Sling Bag dijual Rp 95.000,00. Produk Dakota Mini Sling Bag dijual Rp 90.000,00. Produk Danella Clutch dijual Rp 80.000,00. Produk Daphnee Clucth dijual Rp 70.000,00.

Page 7: D’nims : Peluang Usaha Baru Produk Kreatif Pelengkap ... · 1.3 Tujuan Membuka peluang usaha kreatif dan menciptakan branding produk baru yang menarik minat pasar dengan mengelolah

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” FBS Unesa, 28 Oktober 2017

326 Produk Kreatif Berbahan Dasar Sisa dan Bekas Kain Denim

c. Pendapatan dan Keuntungan Dari satu celana jeans bekas ukuran slim fit, dapat menghasilkan 4 produk, yaitu 2 produk Dakota Mini Sling Bag, 1 Dimitri Mini Sling Bag, 1 produk Daphnee Clutch. Sedangkan untuk celana jeans bekas ukuran regular fit, dapat menghasilkan 5 produk, yaitu 2 produk Dakota Mini Sling Bag, 1 Dimitri Mini Sling Bag, 1 produk Daphnee Clucth dan 1 produk Danella Clutch. Selain itu, material sisa kain denim dari tukang permak jeans dengan ukuran 10 x 10 cm dapat menghasilkan satu pola hexagon berukuran 8 x 8 cm untuk produk Damia Cushion Cover. Sehingga dibutuhkan 30 kain sisa yang setara dengan 0,25 kg untuk membuat 1 produk Damia Cushion Cover. Dalam satu produksi/bulan D’nims dapat menghasilkan 100 produk, dengan pertimbangan dalam satu hari, 1 SDM dapat memproduksi 2-3 produk. SDM yang kami ajak kerjasama berjumlah dua orang, mereka dapat bekerja setengah hari. Material yang digunakan untuk memproduksi 100 produk, yaitu 12 celana jeans bekas ukuran slim fit, 8 celana jeans bekas ukuran regular fit dan 3 kg kain denim sisa permak jeans. Dari semua material yang dipakai, dapat menghasilkan 12 produk Damia Cushion Cover, 40 Dakota Mini Sling Bag, 20 Dimitri Dakota Mini Sling Bag, 20 produk Daphnee Clucth dan 8 produk Danella Clutch. Jadi omset dalam satu kali produksi adalah (12 x Rp 120.000,00) + (40 x Rp 90.000,00) + (20 x Rp 95.000,00) + (20 x Rp 70.000,00) + (8 x Rp 80.000,00) = Rp 8.980.000,00. Dalam satu kali produksi, usaha D’nims dapat memeroleh keuntungan, dengan perhitungan selisih antar biaya pendapatan dan total biaya produksi. Keuntungan yang diperoleh dalam satu kali produksi ialah Rp 8.980.000,00 - Rp 6.084.300,00 = Rp 2.895.700,00. Jika dalam satu tahun beroperasi (6 x kali produksi) maka keuntungan dalam satu tahun pertama adalah 6 x Rp 2.895.700,00 = Rp 17.374.200,00 d. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) adalah ukuran perbandingan antara pendapatan (Benefit = B) dengan Total Biaya produksi (Cost = C). Dalam batasan besaran nilai B/C dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak menguntungkan. Jika B/C ratio > 1 , usaha layak dilaksanakan. Jika B/C ratio < 1, usaha tidak layak atau merugi.

B/C ratio = Jumlah Pendapatan (B) : Total Biaya Produksi (TC) B/C ratio = Rp 8.980.000,00 : Rp 6.084.300,00 = 1,5 Artinya, dari biaya produksi usaha D’nims sebesar Rp 6.084.300,00 akan diperoleh hasil usaha 1,5 kali lipatnya, sehingga usaha D’nims layak untuk diusahakan. e. Break Event Point (BEP) Kegunaan dari menghitung BEP adalah untuk mengetahui kapan hasil usaha yang dilakukan mencapai titik impas, yang meliputi sebagai berikut : BEP harga = Total biaya produksi / jumlah produksi BEP = Rp 6.084.300,00 / 100 = Rp 60.843,00 Artinya usaha D’nims akan mengalami titik balik modal produksi apabila harga jual produk persatuannya adalah Rp 60.843,00. BEP produksi = Total biaya produksi / harga jual rata-rata produk BEP = Rp 6.084.300,00 / Rp 91.000 = 66 produk. Artinya usaha D’nims akan mengalami titik impas dengan harga Rp 91.000/produk ketika produksi 66 buah produk terjual. 5. Kesimpulan Berdasarkan pada prinsip 4R, maka sisa dan bekas kain denim dapat dimanfaatkan kembali menjadi produk baru yang berdaya guna dan memiliki nilai jual, seperti yang sudah penulis buktikan dengan membuat produk clutch, mini-sling bag, cushion cover. Produk-produk tersebut dibranding dengan nama D’nims dengan moto “Transforming Your Denims” yang berarti usaha ini dapat mengolah sisa dan bekas kain denim menjadi barang yang bernilai guna dengan menerapkan prinsip 4R (Reuse, Recycle, Recovery, Revalue). Kemudian untuk mengenalkan usaha D’nims pada masyarakat luas, dilakukan promosi baik secara online dengan menggunakan media sosial berupa instagram dengan nama akun @dnims_id, serta mengikuti acara bazaar di kampus. Berdasarkan analisis nilai ekonomi produk, usaha D’nims mempunyai perbandingan Benefit Cost Ratio sebesar 1,5, yang mana dapat dikatakan usaha D’nims layak untuk diusahakan karena memiliki rasio lebih dari 1.

Page 8: D’nims : Peluang Usaha Baru Produk Kreatif Pelengkap ... · 1.3 Tujuan Membuka peluang usaha kreatif dan menciptakan branding produk baru yang menarik minat pasar dengan mengelolah

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Felycia Santoso, dkk (Universitas Kristen Petra, Surabaya) 327

6. Penghargaan Projek dalam penulisan ini merupakan proses dari pembelajaran mata kuliah Creativepreneurship (A) pada semester genap 2016-2017 pada program studi Desain Interior Universitas Kristen Petra, yang diampu oleh Yusita Kusumarini. Penulis ucapkan terima kasih atas motivasi, dukungan dan bimbingannya. 7. Pustaka Gunawan, Belinda. (2010). Kamus Mode. Balai

Pustaka, p. 10. IDEO. (2012), Design Thinking for Educator

v.2. Subekti, Sri. (2009). Pengelolaan Sampah

Rumah Tangga 3R Berbasis Masyarakat. Majalah Ilmiah Universitas Pandanaran, vol. 7 (14).