CHF ec PJK

24
IDENTIFIKASI KASUS A. IDENTITAS Nomor CM : 01179564 Nama : Tn. E Umur : 58 tahun Agama : Islam Suku : Sunda Masuk RS : 23 Maret 2009 Keluar RS : 2 April 2009 Ruangan : Zamrud B. ANAMNESIS Autoanamnesa dan alloanamnesa (istri) pada tanggal 1 April 2009 Keluhan Utama Nyeri dada kiri hebat sejak 1 hari smRS Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke RSU Dr. Slamet Garut dengan keluhan berupa nyeri dada kiri hebat sejak 1 hari smRS. Pasien merasakan nyeri tersebut secara mendadak pada pagi hari pukul 06.00 WIB dengan rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk yang menjalar sampai ke punggung kiri atas. Awalnya nyeri dada tersebut dirasakan pasien saat makan, namun nyeri dirasakan hilang timbul. Pasien mengatakan lamanya nyeri berkisar 1

Transcript of CHF ec PJK

Page 1: CHF ec PJK

IDENTIFIKASI KASUS

A. IDENTITAS

Nomor CM : 01179564

Nama : Tn. E

Umur : 58 tahun

Agama : Islam

Suku : Sunda

Masuk RS : 23 Maret 2009

Keluar RS : 2 April 2009

Ruangan : Zamrud

B. ANAMNESIS

Autoanamnesa dan alloanamnesa (istri) pada tanggal 1 April 2009

Keluhan Utama

Nyeri dada kiri hebat sejak 1 hari smRS

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke RSU Dr. Slamet Garut dengan keluhan berupa nyeri dada kiri

hebat sejak 1 hari smRS. Pasien merasakan nyeri tersebut secara mendadak pada pagi

hari pukul 06.00 WIB dengan rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk yang menjalar sampai ke

punggung kiri atas. Awalnya nyeri dada tersebut dirasakan pasien saat makan, namun

nyeri dirasakan hilang timbul. Pasien mengatakan lamanya nyeri berkisar kurang dari ½

jam dan dalam sehari terjadi 3x serangan nyeri. Saat nyeri dada tersebut pasien

merasakan sulit bernafas dan sulit untuk menggerakkan lengan kirinya. Karena nyeri

dada ini pasien merasa sulit tertidur walaupun dengan 6 bantal. Pasien merasa sakitnya

makin hari makin sering frekuensi sakitnya. Pasien mengaku sering terbangun malam

karena sesak. Pasien mengaku sering merasa cepat capek/ lelah terutama jika harus

berjalan jauh. Pasien tidak merasakan perut mual ataupun muntah saat nyeri dada

1

Page 2: CHF ec PJK

tersebut. Keluhan ini disertai sesak nafas, jantung berdebar-debar, serta batuk tidak

berdahak. Keluhan bengkak- bengkak disangkal.

Keluhan batuk lama dan kontak dengan kelurga yang tinggal serumah dengan riwayat

batuk lama disangkal, riwayat berobat 6 bulan disangkal, riwayat asma / mengi

disangkal, riwayat mag dan penggunaan stelan disangkal pasien. Pasien mengaku sudah

merokok sejak usia muda, dalam sehari menghabiskan 4 batang rokok namun sudah

berhenti sejak 1 th terakhir. Riwayat minum kopi disangkal. Riwayat penyakit jantung

diakui pasien sejak 1 th terakhir dan pasien control jantung rutin.

Saat ini pasien telah dirawat di ruang zamrud dimana sebelumya pasien dirawat di ruang

ICU selama 2 hari. Nyeri dada kiri masih dirasakan tetapi sudah berkurang, pasien tidak

lagi sulit bernafas dan lengan kiri dapat dengan mudah digerakkan.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat hipertensi disangkal pasien

Riwayat penyakit kencing manis disangkal pasien

Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya

Pasien pernah dirawat karena penyakit jtgnya

Riwayat Penyakit Keluarga

tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien sehari-harinya bekerja sebagai buruh tani

pasien mengakui telah merokok sejak lama yang menghabiskan 4 batang/hari

C. PEMERIKSAAN FISIK (tgl 29/03/09)

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan darah : 110/90 mmHg

2

Page 3: CHF ec PJK

Nadi : 80 x/menit

Respirasi : 24 x/menit

Suhu : 36,5o C

BMI : 60kg / (1,65m)2 = 22,03 (normoweight)

Organ Tubuh

Kepala

Mata : konjugtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor, refleks cahaya

+/+

gerakan bola mata baik kesegala arah

Telinga : daun telinga t.a.k, cairan -/-, sumbatan -/-, perdarahan -/-

Hidung : Perdarahan -/-, sekresi -/-

Mulut : bibir lembab, gigi-geligi tak ada kelainan, deviasi lidah (-), tonsil T1-T1,

hiperemis faring (-)

Leher : JVP 5+2 cmH2O, tidak teraba pembesaran KGB

Toraks

Paru-paru

Inspeksi : Hemithorak kanan-kiri simetris saat statis dan dinamis

Palpasi : Hemithorak kanan-kiri simetris saat fremitus fokal dan taktil

Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru

Auskultasi : VBS kanan=kiri, Ronkhi bsh halus dikedua basal paru +/+, Wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

Perkusi : Batas jantung kanan : linea parasternal dextra di ICS IV

Batas jantung kiri : linea axilla anterior sinistra di ICS V

Batas jantung atas : linea parasternal sinistra di ICS II

3

Page 4: CHF ec PJK

Auskultasi : BJ I-II reguler, Gallop (-),Murmur sistolik gr.II PM daerah apex

kordis

Abdomen

Inspeksi : Datar lembut, tidak terlihat adanya massa dan perubahan warna kulit

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Palpasi : Datar lembut, tidak teraba massa atau pembesaran organ

Perkusi : Timpani pada empat kuadran abdomen

Ekstremitas : akral hangat , edema lengan dan tungkai -/-

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

I. Hasil laboratorium

(di IGD tanggal 23 Maret 2009 pukul 12.15)

1. Hematologi

Bleeding Time : 1’30’’ menit (1-3)

Clotting time : 8 menit (5-11)

Darah rutin

Hb : 12,0 g/dL (13,0 – 18,0)

Ht : 41 % (40 – 52)

Leukosit : 6.800 /mm3 (3.800 – 10.600)

Trombosit : 336.000 /mm3 (150.000 – 440.000)

Eritrosit : 4,83 juta/mm3 (3,5 – 6,5)

2. Kimia Klinik

SGOT : 27 U/L (s/d 31)

SGPT : 25 U/L (s/d 31)

CK-MB : 58 U/L (<24)

Ureum : 81 mg/dL (15 – 50)

Kreatinin : 1.78 mg/dL (0,7 – 1,2)

Kol. Total : 149 mg/dL (200)

4

Page 5: CHF ec PJK

Trigliserida : 73 mg/dL (>45)

GDS : 124 mg/dL (<130)

Asam Urat : 7.99 mg/dL (3,4-7,0)

Natrium : 142 mEq/L (135-145)

Kreatinin : 4.8 mEq/L (3,6-5,5)

(di IGD tanggal 25 Maret 2009 pukul 10.37)

3. Hematologi

Bleeding Time : 2 menit (1-3)

Clotting time : 8 menit (5-11)

Darah rutin

Hb : 13.0 g/dL (13,0 – 18,0)

Ht : 40 % (40 – 52)

Leukosit : 7.700 /mm3 (3.800 – 10.600)

Trombosit : 268.000 /mm3 (150.000 – 440.000)

Eritrosit : 4,38 juta/mm3 (3,5 – 6,5)

II. Rontgen Thorax PA

Pembesaran jantung CTR 80% dengan bendungan paru

EKG (di IGD)

5

Page 6: CHF ec PJK

6

Page 7: CHF ec PJK

kesimpulan :

LVH

Iskemic anterolateral

EKG manual

Kesimpulan : iskemik anterolateral

7

Page 8: CHF ec PJK

E. RINGKASAN

Pasien laki-laki 58 th nyeri dada kiri sejak 1 hari smRS. nyeri mendadak seperti

ditusuk-tusuk yang menjalar ke punggung kiri atas pada pagi hari. Nyeri dirasakan hilang

timbul. Lamanya nyeri berkisar kurang dari ½ jam selama 3x/hr. Karena nyeri dada ini

pasien merasa sulit tertidur walaupun dengan 6 bantal. Frekuensi nyeri meningkat. PND

(+), Dyspnue d effort (+) sesak nafas(+), jantung berdebar-debar(+), batuk tidak

berdahak(+), sulit menggerakkan lengan kiri (+). Keluhan Mual- muntah saat nyeri dada

(-), bengkak- bengkak (-),

Riwayat penyakit jantung (+) 1 th terakhir, control jantung rutin. Riwayat merokok (+) 4

btg/hr sejak usia muda Riwayat tb (-), HT (-), asma (-),mag (-).minum kopi, alkohol (-).

PF : thorax

auskultasi : VBS kanan=kiri, Ronkhi bsh halus dikedua basal paru +/+, Wheezing -/-

Perkusi Jantung : Batas jantung kiri linea axilla anterior sinistra di ICS V

F. DAFTAR MASALAH

1. Angina Pectoris Tidak Stabil

2. CHF fc IV e.c PJK + MR

G. PENGKAJIAN MASALAH

1. Angina Pectoris tidak stabil, berdasarkan :

Nyeri dada hilang timbul kurang dari 30 menit

Nyeri menjalar ke punggung kiri atas dan lengan kiri

Riwayat merokok 4 batang/ hari

EKG : iskemia anterolateral

2. CHF Fc IV ec PJK + MR,

Diagnosis klinis : CHF

Diagnosis fungsional : functional class IV

Diagnosis anatomi : PJK

8

Page 9: CHF ec PJK

berdasarkan :

PND (+), Dyspnue d effort (+), batuk tidak berdahak(+),. Keluhan Mual-

muntah saat nyeri dada (-), bengkak- bengkak (-),Riwayat penyakit

jantung (+) 1 th terakhir, control jantung rutin

nyeri dada, mendadak seperti ditusuk-tusuk, menjalar ke punggung kiri

atas, Nyeri dirasakan hilang timbul. Lamanya nyeri berkisar kurang dari ½

jam. Frekuensi meningkat, jantung berdebar-debar(+),sulit menggerakkan

lengan kiri (+),Riwayat merokok (+) 4 btg/hr sejak usia muda

PF : thorax

auskultasi paru : VBS kanan=kiri, Ronkhi bsh halus dikedua basal paru

+/+, Wheezing -/-

Perkusi Jantung : Batas jantung kiri linea axilla anterior sinistra di ICS V

Auskultasi : BJ I-II reguler, Gallop (-),Murmur sistolik gr.II PM daerah

apex kordis

Rontgen Thorax PA

Pembesaran jantung CTR 80% dengan bendungan paru

EKG

LVH

Iskemic anterolateral

H. PERENCANAAN

I. Terapi :

I. CHF Fc IV ec PJK+MR

Bedrest total

Observasi tanda vital

EKG serial tiap 24 jam

O2 2-4 liter/menit

Infus RL 12 tetes/menit

Isosorbid Dinitrat 3x10mg sublingual

Aptor 2x100mg po

9

Page 10: CHF ec PJK

Cefotaxim 2x1 amp iv

Laxadin syr 3Xci

Furosemid 1x2 amp iv

KSR 2x1 po

Alprazolam 0-0-0,5mg

Ranitidin 2x1 amp iv

II. Edukasi :

Berhenti merokok.

Diet rendah garam, lemak, serta tinggi serat.

Olahraga 3-4 x/mgg selama 30menit

I. PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad fungsionam : dubia ad malam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

J. FOLLOW UP RUANGAN

Tanggal Subjektif Objektif Analisis Perencanaan

2

6/03/09

ICU

Nyeri dada

sesak (-)

T : 120/90mmHg

Cor : BJ I-II reg.

Murmur (-), gallop (-)

APTS

CHF fc IV

Obs. TNR O2

Heparinisasi Furosemid

1x2amp iv KSR 2x1 Isosorbid

Dinitrat 3x10mgSublingual

Aptor 2x100mg po

Cefotaxim 2x1 iv

Ranitidine 2x1

10

Page 11: CHF ec PJK

iv Ambroxol syr

3xCI Laxadin syr 3xCI

2

7/03/09

ICU

Nyeri dada

sesak (-)

T : 120/90mmHg

N : 69x/menit

APTS dlm

perbaikan

CHF fc IV

Heparinisasi Furosemid

1x2amp iv KSR 2x1 Isosorbid

Dinitrat 3x10mgSublingual

Aptor 2x100mg po

Cefotaxim 2x1 iv

Ranitidine 2x1 iv

Ambroxol syr 3xCI

Laxadin syr 3xCI Pindah ruangan Foto thorax

2

8/03/09

Zamrud

Nyeri dada (-)

sesak

batuk berdahak

120/90; 78; 28; 36.8

CA -/- SI -/-

Cor : iktus kordis

teraba L axila

anterior S, BJ I-II reg.

Mur’’ (+) sist gr II PM

apex, galop (-)

Paru : VBS ka=ki, wh

-/-, rh -/-

Abd : BU (+) normal,

H/L tak teraba, NT (-)

APTS dlm

perbaikan

CHF fc IV

Inf RL 12 tpm Furosemid

1x2amp iv KSR 2x1 po Isosorbid

Dinitrat 3x10mgSublingual

Aptor 2x100mg po

Alprazolam 0-0-0.5mg

Cefotaxim 2x1 iv

Ranitidine 2x1 iv

Ambroxol syr 3xCI

Laxadin syr 3xCI

11

Page 12: CHF ec PJK

29

/03/09

Sesak (+)

batuk berdahak

120/90; 80; 24; 36.5

CA -/- SI -/-

Cor : iktus kordis

teraba L axila

anterior S, BJ I-II reg.

Mur’’ (+) sist gr II PM

apex, galop (-)

Paru : VBS ka=ki, wh

-/-, rh -/-

Abd : BU (+) normal,

H/L tak teraba, NT (-)

APTS dlm

perbaikan

CHF fc IV

Inf RL 12 tpm Furosemid

1x2amp iv KSR 2x1 Isosorbid

Dinitrat 3x10mgSublingual

Aptor 2x100mg po

Alprazolam 0-0-0.5mg

Cefotaxim 2x1 iv

Ranitidine 2x1 iv

Ambroxol syr 3xCI

Laxadin syr 3xCI

30

/03/09

sesak

batuk berdahak

120/80; 80; 24; 36.5

CA -/- SI -/-

Cor : iktus kordis

teraba L axila

anterior S, BJ I-II reg.

Mur’’ (+)sist gr II PM

apex, galop (-)

Paru : VBS ka=ki, wh

-/-, rh -/-

Abd : BU (+) normal,

H/L tak teraba, NT (-)

APTS dlm

perbaikan

CHF fc IV

Inf RL 12 tpm Furosemid

1x2amp iv KSR 2x1 Isosorbid

Dinitrat 3x10mgSublingual

Aptor 2x100mg po

Alprazolam 0-0-0.5mg

Cefotaxim 2x1 iv

Ranitidine 2x1 iv

Ambroxol syr 3xCI

Laxadin syr 3xCI

01

/04/09

sesak 120/90; 80; 28; 36.8

CA -/- SI -/-

Cor : iktus kordis

APTS dlm

perbaikan

Inf RL 12 tpm Furosemid

1x2amp iv KSR 2x1

12

Page 13: CHF ec PJK

teraba L axila

anterior S, BJ I-II reg.

Mur’’ (+)sist gr II PM

apex, galop (-)

Paru : VBS ka=ki, wh

-/-, rh -/-

Abd : BU (+) normal,

H/L tak teraba, NT (-)

CHF fc IV Isosorbid Dinitrat 3x10mgSublingual

Aptor 2x100mg po

Alprazolam 0-0-0.5mg

Cefotaxim 2x1 iv

Ranitidine 2x1 iv

Ambroxol syr 3xCI

Laxadin syr 3xCI

Konsul Dr.Ridwan S, Sp.JP

Mohon konsul dan penanganan

pasien dengan dx CHF fc III-IV +

APTS

Keluhan sesak tidak berkurang

Jwbn konsul :

CTR 80%; LA>; LV>

CHF fc III

PJK

Furosemid tab 2-2-0

KSR 2x1 po ISDN 3x10mg

sublingual Aptor 1x10mg

po Raniditin tab

2x1 po syr ambroxol

3xCI codein

3x10mgpo letonal 25mg 1-

1-0

02

/04/09

Zamrud

Nyeri dada (-)

sesak

batuk berdahak

120/90; 80; 28; 36.8

CA -/- SI -/-

Cor : iktus kordis

teraba L axila

anterior S, BJ I-II reg.

Mur’’ (+)sist gr II PM

apex, galop (-)

Paru : VBS ka=ki, wh

APTS dlm

perbaikan

CHF fc IV

Inf RL 12 tpm Furosemid tab

2-2-0 KSR 2x1 po ISDN 3x10mg

sublingual Aptor 1x10mg

po Raniditin tab

2x1 po syr ambroxol

3xCI

13

Page 14: CHF ec PJK

-/-, rh -/-

Abd : BU (+) normal,

H/L tak teraba, NT (-)

codein 3x10mgpo

letonal 25mg 1-1-0

PEMBAHASAN

Pasien ini didiagnosa Angina Pektoris Unstable karena ditemukan keluhannya yang tidak tentu,

kadang timbul ketika istirahat, kadang ketika beraktivitas.Juga dalam menegakkan diagnosa ini

mempunyai kriteria yaitu salah satunya intensitas, frekwensi dari angina makin

meningkat.Karena prinsip dasar terjadinya angina adalah ketidak seimbangan antara Demand

dan Suplay pada miokardium, maka pengobatannya adalah membuat seimbang antara Demand

dan Suplay tersebut.Dan juga mengkoreksi segala faktor yang dapat mencetuskan Angina,

seperti : Anemia, hypertensi, infeksi, dll.

Salah satu faktor penyebab angina yang tidak kalah pentingnya adalah aterosklerotik yang

bilamana dinding endotel pembuluh darah telah rapuh dapat mengakibatkan terbentuknya

trombus,oleh karena itu sangat diperlukan juga antitrombus.

Maka obat-obat yang sebaiknya digunakan adalah:

*Nitrat Organik : ISDN (yang berfungsi sebagai arteri dilator pada A.coronaria,serta dapat

menurunkan preload.

*Ca-Antagonis : Diltiazem (Berfungsi sebagai penurun demand miokardium melalui inotropik

-,serta menurunkan preload dan afterload)

*Beta bloker : Propanolol (berfungsi menurunkan Kerja jantung sehingga Demandnya

menurun).

*Anti aggregasi platelet : Aspirin (Berfungsi mencegah pembentukkan trombus)

Yang membedakan angina dengan MCI adalah biasanya angina kadar enzim CKMB, SGOT dan

LDH akan tetap Normal dalam 3 hari.

14

Page 15: CHF ec PJK

KELUHAN DAN PERJALANAN PENYAKIT

Keluhan utama adalah sakit dada yang terutama dirasakan didaerah sternum, tapi bisa

menjalar ke dada kiri atau kanan, rahang, bahu kiri dan kanan, dan satu atau kedua lengan.

Biasanya digambarkan sebagai rasa tertekan, terhimpit, diremas-remas, berat atau panas, dan

ditusuk-tusuk. Walaupun sifatnya dapat ringan sekali tetapi rasa sakit itu biasanya berlangsung

lebih dari 30 menit dan tidak berhubungan dengan aktivitas serta tidak hilang dengan istirahat

atau pemberian nitrat. Pada beberapa pasien sakit dapat tertutupi oleh sesak nafas atau

sinkop. Bila sakit dada dapat terkontrol, maka keluhan tersebut dapat hilang sama sekali. Tapi

pada sejumlah pasien dapat timbul berbagai penyulit diantaranya yaitu aritmia, syok

kardiogenik dan gagal jantung.

PEMERIKSAAN FISIK

Pada fase awal serangan, pasien terlihat stress dan berkeringat dingin. Keadaan umum

penderita dapat membaik bila rasa sakit dapat dikendalikan. Volume dan laju denyut nadi

biasanya normal tetapi pada kasus yang berat nadi dapat kecil dan cepat. Aritmia dan

bradikardi sering dijumpai. Tekanan darah biasanya menurun selama beberapa jam atau hari

dan kembali normal dalam 2 – 3 minggu. Bila terjadi syok kardiogenik maka dapat terjadi

hipotensi berat. Hipertensi transient dapat terjadi pada nyeri dada yang hebat.

Pada fase awal infark miokard, tekanan vena jugularis biasanya normal atau sedikit

meningkat. Pada infark ventrikel kanan tekanan tersebut dapat meningkat sekali. Pulsasi apeks

sulit diraba dan bunyi jantung I dan II lemah. Bunyi jantung IV terdengar pada mayoritas kasus

sedangkan bunyi jantung III dapat ditemui pada keadaan gagal jantung. Bila terdengar bising

pansistolik di apeks dapat disebabkan oleh regurgitasi katup mitral, disfungsi m.papilaris, atau

sekunder karena dilatasi ventrikel kiri.

Bising sistolik yang kasar disebabkan oleh ruptur septum interventrikular yang terdengar

di linea sternalis kiri dan bila terdengar di daerah apeks maka disebabkan oleh ruptur

m.papilaris. bila terdengar krepitasi yang luas maka keadaan tersebut disebabkan oleh edema

paru.

15

Page 16: CHF ec PJK

Kebanyakan dari gejala fisik yang ditemukan diatas akan menghilang dalam waktu

beberapa hari setelah serangan infark akut kecuali pada penderita dengan daerah infark yang

luas. Demam jarang melebihi 380C dan terjadi dalam 24 jam pertama yang kemudian

menghilang dalam waktu beberapa hari.

ELEKTROKARDIOGRAM

Gambaran EKG yang abnormal pada infark miokard akut selalu transient dan berevolusi,

karena itu diagnosis EKG dari infark tergantung pada observasi rekaman EKG serial. Gambaran

yang khas yaitu timbulnya gelombang Q yang besar, elevasi segmen ST dan inversi gelombang

T. Perubahan gelombang Q disebabkan oleh jaringan yang mati, kelainan segmen ST karena

injury otot, dan kelainan gelombang T karena iskemia.

Sadapan dimana gambaran infark terlihat tergantung pada lokasi. Infark anteroseptal

menimbulkan perubahan pada sadapan V1-V3. Infark anterolateral menimbulkan perubahan

pada sadapan V4-V6, I dan aVL. Infark anterior terlihat pada sadapan V1-V4 atau bahkan

sampai V6, I dan aVL. Infark inferior terlihat pada sadapan II, III, dan aVF. Infark ventrikel kanan

yang hampir selalu bersamaan dengan infark inferior menimbulkan elevasi segmen ST yang

transient di V4 kanan (V4R).

LABORATORIUM

Leukosit dan LED sedikit meningkat yang merupakan reaksi terhadap nekrosis setempat.

Beberapa enzim akan dilepas oleh karena nekrosis miokard, karena itu aktivitasnya dalam

serum meningkat dan menurun kembali setelah infark miokard. Jumlah enzim yang dilepas

berbanding lurus dengan beratnya kerusakan miokard.

Serum Kreatin Fosfokinase (CK)

CK ditemukan dalam jantung, otot skelet, otak akan meningkat dalam 6 jam setelah

infark, mencapai puncak 18-24 jam dan kembali normal setelah 72 jam. Selain pada infark

miokard, CK meningkat pada penyakit-penyakit otot, kerusakan serebrovaskular, setelah latihan

16

Page 17: CHF ec PJK

otot dan suntikan intramuskular. Isoenzim CK-MB adalah spesifik untuk otot jantung sehingga

dipakai untuk menegakkan diagnosis infark miokard.

Serum Glutamic Oksalo-acetic Transaminase (SGOT)

Terutama terdapat di jantung, otot skelet, otak, hati, dan ginjal. SGOT meningkat 12 jam

setelah infark, mencapai puncak 24-36 jam dan kembali normal 3-5 hari.

Serum Lactat Dehidrogenase (LDH)

Enzim ini terdapat di jantung dan sel-sel merah. Meningkat relatif lambat setelah infark,

mencapai puncak 24-48 jam dan bertahan 1-3 minggu.

PEMERIKSAAN RADIONUKLID DAN EKOKARDIOGRAFI

Pada kebanyakan penderita dalam beberapa jam pertama setelah infark defek perfusi

dapat terlihat dengan memakai Thallium 201 tetapi dapat menghilang kemudian. Technetium

pyrophosphate berkonsentrasi di area infark, membentuk hot spot beberapa jam setelah

serangan.

DIAGNOSIS

Pada kebanyakan kasus, diagnosis didasarkan atas karakter, lokasi dan lamanya nyeri

dada. Nyeri dada yang tak lebih dari 30 menit dan tak ada hubungannya dengan aktivitas atau

latihan, serta tidak hilang dengan nitrat dan istirahat dipakai untuk membedakan dengan

angina pectoris. Adanya perubahan EKG yang disertai dengan peningkatan serum enzim

abnormal memperkuat diagnosis infark miokard.

Diagnosis infark miokard dapat ditegakkan bila memenuhi 2 dari 3 kriteria tersebut yaitu

nyeri dada khas infark, peningkatan serum enzim lebih dari 1,5 x nilai normal, dan terdapat

evolusi EKG khas infark. Diagnosis bandingnya adalah emboli paru yang pasif, perikarditis akut,

dan diseksi aneurisma aorta.

TATALAKSANA

Pengobatan ditujukan untuk sedapat mungkin memperbaiki kembali aliran pembuluh

koroner sehingga reperfusi dapat mencegah kerusakan miokard lebih lanjut. Meskipun pasien

tidak meninggal dunia, apabila infarknya luas maka pasien dapat jatuh ke dalam keadaan gagal

jantung. Penatalaksanaan dapat berupa :

17

Page 18: CHF ec PJK

1. Pra Rumah Sakit

Obat analgetik dan penenang (mofin 2,5-5 mg dan diazepam 5-10 mg)

Infus D5% atau NaCl 0,9% serta oksigen nasal

2. Perawatan intensif di RS

Pasien masuk ke ICU dengan pemantauan aritmia

Rekaman EKG lengkap dan diulangi tiap hari selama 72 jam

O2 2-4 L/mnt

Cek laboratorium darah rutin, gula darah, CK-MB, SGOT , LDH, Elektrolit

terutama serum K+.

Cek Clotting Time bila diberikan trombolitik atau antikoagulan

Nitrat sublingual atau transdermal, bila nyeri berkepanjangan diberikan nitrat

intravena

Rasa gelisah pasien diatasi dengan diazepam 5mg peroral atau intravena

Pasien dipuasakan selama 8 jam kemudian dilanjutkan makanan cair atau lunak

selama 24 jam pertama.

Laksansia diberikan untuk mencegah konstipasi

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo A.W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed. IV jilid III. Departemen Ilmu Penyakit

Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : 2006

2. Rilantoro L.I. Buku Ajar Kardiologi. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Jakarta : 2004

18