Buku Panduan Ppa 2009

100
0

description

Panduan PPA

Transcript of Buku Panduan Ppa 2009

Page 1: Buku Panduan Ppa 2009

0

Page 2: Buku Panduan Ppa 2009

0

DAFTAR ISI

PANDUAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Landasan Hukum Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi 1Program Pendidikan Profesi Akuntansi 7Tata Cara Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi 12Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi 13Silabus Mata Ajar Pendidikan Profesi Akuntansi:

Etika Bisnis & Profesi 15Perpajakan 19Praktik Audit 27Lingkungan Bisnis & Hukum Komersial 35Pasar Modal & Manajemen Keuangan 40Pelaporan & Akuntansi Keuangan 46Akuntansi Manajemen & Biaya 53

Persyaratan Peserta Pendidikan Profesi Akuntansi 57Persyaratan Pengajuan Rekomendasi Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi 57Ujian Akhir dan Sertifikat 60

PANDUAN PERPANJANGAN IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Standar Penilaian Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi 62Parameter Skor Penilaian Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi 64

PANDUAN PENYUSUNAN BORANG PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Penyusunan Borang Pengajuan Rekomendasi dan Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi 71Penyusunan Borang Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi Borang Aplikasi Pendidikan Profesi Akuntansi Borang Perpanjangan Pendidikan Profesi Akuntansi

727486

Page 3: Buku Panduan Ppa 2009

1

LANDASAN HUKUM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

1. UU Nomor 34 tahun 1954 tentang pemakaian gelar akuntan.

Pasal 1

Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan gaji resmi

mengenai berbagai jabatan pada Jawatan Akuntan Negeri dan Jawatan

Akuntan Pajak, hak memakai gelar “Akuntan” (“accountant”) dengan

penjelasan atau tambahan maupun tidak, hanya diberikan kepada

mereka yang mempunyai ijazah akuntan sesuai dengan ketentuan dan

berdasarkan undang-undang ini.

Pasal 2

Dengan ijazah tersebut dalam pasal 1 dimaksud:

a. ijazah yang diberikan oleh sesuatu universitas negeri atau badan

perguruan tinggi lain yang dibentuk menurut undang-undang atau

diakui pemerintah, sebagai tanda bahwa pendidikan untuk akuntan

pada badan perguruan tinggi tersebut telah selesai dengan hasil

baik;

b. ijazah yang diterima sesudah lulus dalam sesuatu ujian lain yang

menurut pendapat Panitia Ahli termaksud dalam pasal 3 guna

menjalankan pekerjaan akuntan dapat disamakan dengan ijazah

tersebut pada huruf a pasal ini.

Pasal 3

(1) Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan mengangkat

Panitia Ahli yang bertugas mempertimbangkan apakah sesuatu

ijazah bagi menjalankan pekerjaan akuntan dapat disamakan

dengan ijazah tersebut pada pasal 2 huruf a.

(2) Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan bersama Menteri

Keuangan mengatur susunan dan cara kerja panitia itu.

Page 4: Buku Panduan Ppa 2009

2

(3) Menteri Keuangan berhak memberi tugas lain kepada panitia

tersebut dalam ayat 1 untuk menjamin kesempurnaan urusan

akuntansi c.q. untuk mengatur lebih lanjut urusan akuntansi.

(4) Tiap-tiap akuntan berijazah mendaftarkan nama untuk dimuat

dalam suatu register negara yang diadakan oleh Kementerian

Keuangan.

2. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

179/U/2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi.

Pasal 1

Pendidikan profesi akuntansi adalah pendidikan tambahan pada

pendidikan tinggi setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada program

studi akuntansi.

Pasal 2

(1) Pendidikan profesi akuntansi diselenggarakan di perguruan tinggi

sesuai dengan persyaratan, tata cara dan kurikulum yang diatur oleh

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

(2) Penyelenggaraan pendidikan profesi akuntansi di perguruan tinggi

dilakukan setelah mendapatkan izin dari Direktur Jenderal Perguruan

Tinggi.

(3) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diberikan oleh Direktur

Jenderal Pendidikan Tinggi atas dasar rekomendasi dari Panitia Ahli

Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntan.

3. Perjanjian kerja sama antara Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dan

Ketua Umum Ikatan Akuntan Indonesia Nomor 565/D/T2002 dan

2460/MOU/III/02 tentang pengelolaan sistem dan penyelenggaraan

pendidikan profesi akuntansi.

Pasal 1

1. Maksud perjanjian kerja sama ini adalah untuk menjabarkan

pengelolaan sistem dan penyelenggaraan pendidikan profesi

akuntansi.

Page 5: Buku Panduan Ppa 2009

3

2. Tujuan perjanjian kerja sama ini adalah untuk mengatur

wewenang dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam

upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan profesi

akuntansi.

Pasal 2

Lingkup perjanjian kerja sama meliputi:

1. Penyelenggaraan pendidikan profesi akuntansi.

2. Pembukaan dan penutupan pendidikan profesi akuntansi.

3. Penetapan kurikulum pendidikan profesi akuntansi.

4. Evaluasi dan ujian.

5. Sertifikasi.

Pasal 3

Departemen Pendidikan Nasional mempunyai wewenang dan

tanggung jawab atas:

1. Pembinaan akademik penyelenggaraan pendidikan profesi.

2. Pembukaan dan penutupan pendidikan profesi akuntansi atas

rekomendasi Panitia Ahli Pertimbangan Ijazah Akuntan atas usul

Ikatan Akuntan Indonesia.

3. Penyusunan dan penetapan serta pemutakhiran secara periodik

kurikulum pendidikan profesi akuntansi bersama-sama Ikatan

Akuntan Indonesia.

Pasal 4

Ikatan Akuntan Indonesia mempunyai wewenang dan tanggung

jawab atas:

1. Pengajuan usul pembukaan dan penutupan pendidikan profesi

akuntansi.

2. Pelaksanaan evaluasi dan usul penyelenggaraan pendidikan

profesi akuntansi.

Page 6: Buku Panduan Ppa 2009

4

3. Penyusunan dan usul penetapan kurikulum pendidikan profesi

akuntansi.

4. Pemutakhiran kurikulum program pendidikan profesi akuntansi

secara periodik selambat-lambatnya 5 tahun dengan memperhatikan

masukan dari pihak yang berkepentingan.

5. Pelaksanaan evaluasi kelayakan administratif dan akademik

penyelenggara pendidikan profesi akuntansi secara periodik

selambat-lambatnya 5 tahun dengan memperhatikan masukan dari

pihak-pihak yang berkepentingan.

6. Penetapan format sertifikat.

7. Penyusunan petunjuk teknis penyelenggaraan pendidikan profesi

akuntansi yang meliputi persyaratan, tata cara dan kurikulum

pendidikan profesi akuntansi.

Pasal 5

Kewenangan dan tanggung jawab Ikatan Akuntan Indonesia

dilaksanakan Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia yang

dijalankan oleh Komite Evaluasi dan Rekomendasi Pendidikan Profesi

Akuntansi.

4. International Education Standards yang ditetapkan oleh International

Federation of Accountants (IFAC).

Statement Membership Obligation 2 mengatur tentang kewajiban

anggota IFAC terkait dengan Standar Pendidikan Internasional bagi

profesi akuntan. Dalam hal tanggung jawab pengembangan pendidikan

dan pelatihan berada pada pihak ketiga, anggota IFAC berkewajiban

mendorong pihak tersebut untuk memasukkan/menyelaraskannya

dengan elemen yang tercantum dalam pernyataan yang dikeluarkan

oleh IFAC.

Pernyataan dan standar pendidikan internasional yang dikeluarkan

IFAC diterbitkan untuk membangun benchmark global pendidikan dan

pengembangan akuntan profesional. Standar ini didesain untuk menjadi

Page 7: Buku Panduan Ppa 2009

5

panduan utama bagi anggota IFAC yang secara umum bertanggung

jawab atas dibangunnya atau diimplementasikannya standar dan

persyaratan pendidikan yang berlaku di negaranya. Standar ini

memberikan kerangka dasar yang sangat penting bagi semua pihak

yang berkepentingan atas tersedianya kinerja yang berkualitas tinggi

dari seorang akuntan profesional.

Kompetensi dan integritas, merupakan dua komponen utama bagi

profesi akuntan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab

profesionalnya. Pendidikan akuntansi memberikan pondasi bagi

seorang akuntan profesional untuk mengembangkan kompetensi dan

memperkuat integritasnya.

Pernyataan yang dikeluarkan oleh komite pendidikan IFAC meliputi:

International Education Standards (IESs); Discussion Papers and

Studies; International Education Guidelines (IEGs); dan International

Education Papers (IEPs).

IESs ditujukan untuk memajukan profesi akuntansi dengan menetapkan

tolok ukur (benchmark) sebagai persyaratan minimal untuk memperoleh

kualifikasi sebagai akuntan profesional yang mencakup pendidikan,

pengalaman praktik dan pengembangan profesional secara

berkelanjutan.

Perlu dipahami bahwa IESs membangun elemen utama (misalnya

materi, metode dan teknik) dimana program pendidikan dan

pengembangan diharapkan memiliki potensi untuk diakui, diterima dan

diaplikasikan secara internasional. IEGs mengintepretasikan,

mengilustrasikan dan memperluas materi yang terkait dengan IESs dan

memberi masukan dan panduan bagaimana mencapai persyaratan

yang diatur dalam IESs. IEPs mengembangkan diskusi atau debat

mengenai isu-isu, temuan-temuan terkini, atau menjelaskan situasi

yang berhubungan dengan isu pendidikan dan pengembangan yang

mempengaruhi profesi akuntansi.

Page 8: Buku Panduan Ppa 2009

6

Tujuh IESs yang dikeluarkan oleh IFAC adalah:

IES 1, Entry Requirement to a Program of Professional Accounting

Education, menguraikan persyaratan untuk masuk pendidikan

profesional akuntansi dan pengalaman praktik.

IES 2, Content of Professional Accounting Education Programs,

merumuskan materi pengetahuan dalam program pendidikan

profesional akuntansi yang dibutuhkan oleh para kandidat supaya

mempunyai kualifikasi sebagai akuntan profesional. Standar ini

merumuskan pengetahuan yang dibutuhkan ke dalam 3 area utama,

yaitu: akuntansi, keuangan dan pengetahuan terkait; pengetahuan

bisnis dan organisasional, serta pengetahuan teknologi informasi.

IES 3, Professional Skills Contents, merumuskan gabungan keahlian

yang diperlukan oleh setiap kandidat untuk memenuhi kualifikasi

sebagai akuntan profesional. Keahlian tersebut meliputi: intelektual,

teknis dan fungsional, personal, interpersonal dan komunikasi, serta

organisasional dan manajemen bisnis.

IES 4, Professional Values, Ethics and Attitudes, merumuskan nilai

profesional, etika dan sikap akuntan profesional yang seharusnya

diperoleh selama program pendidikan supaya memenuhi kualifikasi

sebagai akuntan profesional.

IES 5, Practical Experience Requirements, merumuskan pengalaman

praktik yang dimintakan oleh organisasi profesi anggota IFAC kepada

anggotanya supaya memperoleh kualifikasi sebagai akuntan

profesional.

IES 6, Assessment of Professional Capabilities and Competence,

merumuskan persyaratan sebagai penilaian akhir atas kapabilitas dan

kompentensi profesional para kandidat sebelum dinyatakan sesuai

dengan kualifikasi sebagai akuntan profesional.

IES 7, Continuing Professional Development, merumuskan materi

pengetahuan dan berbagai program pendidikan profesional yang

Page 9: Buku Panduan Ppa 2009

7

dibutuhkan setelah mendapatkan kualifikasi sebagai akuntan

profesional.

Implementasi IES 1 diwujudkan dengan diharuskannya seseorang

untuk menempuh pendidikan profesional akuntansi (PPA) di perguruan

tinggi yang direkomendasikan oleh IAI untuk menyelenggarakan PPA.

Pemberian rekomendasi kepada perguruan tinggi ini pun harus melalui

proses tertentu sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah

ditetapkan.

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) tidak terlepas dari adanya

ketentuan mengenai penggunaan gelar akuntan sebagaimana diatur pada

UU No. 34 Tahun 1954 sebagai landasan hukumnya. Menurut ketentuan

tersebut gelar akuntan dapat diperoleh seseorang yang:

1. Memiliki ijazah dari Universitas Negeri atau Badan Perguruan Tinggi Lain

yang dibentuk menurut Undang-undang atau diakui pemerintah; atau

2. Lulus dalam suatu ujian yang ijazahnya dapat disamakan dengan ijazah

butir 1 di atas.

Sebelum berlakunya PPA, gelar akuntan secara langsung hanya diberikan

kepada lulusan perguruan tinggi negeri tertentu atau melalui jalur Ujian

Nasional Akuntansi (UNA) Dasar dan Profesi untuk perguruan tinggi swasta.

Sedangkan lulusan perguruan tinggi negeri yang tidak secara otomatis dapat

memberikan gelar akuntan, diharuskan untuk mengikuti UNA Profesi.

Artinya, saat itu ada 3 (tiga) model untuk menghasilkan akuntan yaitu:

No. Keterangan Gelar Akuntan

1. Perguruan tinggi negeri tertentu Otomatis langsung memperoleh

gelar akuntan

2. Perguruan tinggi swasta Mengikuti UNA Dasar dan Profesi

3. Perguruan tinggi negeri baru Mengikuti UNA Profesi

Page 10: Buku Panduan Ppa 2009

8

Pelaksanaan ketentuan tersebut ternyata menimbulkan diskriminasi antara

perguruan tinggi yang ijazahnya memenuhi butir 1 dan perguruan tinggi yang

ijazahnya dianggap belum memenuhi. Pada kenyataannya banyak

perguruan tinggi yang menghasilkan sarjana akuntansi yang kualitas

keilmuannya sangat baik, tetapi tidak dapat langsung mendapat gelar

akuntan.

Perkembangan selanjutnya, lahir UU No.: 2/1989 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Undang-undang ini kemudian dirinci dalam PP No.: 30/1990

mengenai Pendidikan Tinggi dan Kepmendikbud No.: 36/U/1993 tentang

Gelar Akademik dan Sebutan Profesi. Dengan adanya peraturan-peraturan

ini pendidikan akuntansi berubah secara mendasar. Pertama, UU No.2/1989

mengelompokkan pendidikan akuntan dalam kelompok pendidikan profesi

dan memperoleh “sebutan” di belakang nama lulusannya. Sedangkan UU

No.34/1954 memberikan “gelar” akuntan. Kedua, untuk dapat mengikuti

pendidikan profesi yang baru, calon peserta didik harus lulus terlebih dahulu

dari pendidikan akademik dengan gelar “Sarjana Ekonomi”. Hal ini serupa

dengan pendidikan profesi untuk dokter, dokter gigi, dokter hewan, psikolog,

apoteker, notaris, pengacara, dan arsitek.

DIKTI dan IAI selanjutnya mulai merumuskan format pendidikan profesi

akuntansi. DIKTI menyerahkan kewenangan kepada profesi untuk

melaksanakan pendidikan profesi. Untuk itu, perlu dibuat sebuah standar

yang sama bagi seluruh perguruan tinggi dalam menghasilkan akuntan yang

berkualitas. Dengan adanya standar tersebut maka diharapkan akuntan yang

dihasilkan oleh perguruan tinggi, baik Perguruan Tinggi Negeri maupun

Swasta dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa akuntan.

Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi bukanlah merupakan

substitusi Program Studi Jurusan Akuntansi. Keduanya merupakan

komplementer, saling melengkapi satu dengan yang lain.

Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) merupakan pendidikan tambahan pada

jalur pendidikan sekolah setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada

program studi akuntansi. Pembukaan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) ini

dilakukan setelah mempertimbangkan beberapa hal. Pertama,

Page 11: Buku Panduan Ppa 2009

9

perkembangan kegiatan akuntansi menuntut ketersediaan tenaga ahli yang

berkualitas di bidang akuntansi. Kedua, perkembangan pendidikan akuntansi

tingkat nasional bagi program sarjana (S1) telah sampai pada tahap yang

memungkinkan bagi dibukanya PPA.

Tujuan PPA dinyatakan dalam SK tersebut untuk menghasilkan lulusan yang

menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi

keprofesian akuntansi. Lulusan PPA berhak menyandang sebutan profesi

“Akuntan”. Selain itu, ia juga akan berhak untuk mendapatkan nomor register

akuntan dari Departemen Keuangan.

Sebelum tahun 2002, kurikulum pendidikan strata satu akuntansi minimal

terdiri atas 160 sks. Dengan munculnya Keputusan Mendiknas No. 56 tahun

2000 tentang jumlah sks di strata satu minimum 144 sks, maka selisih sks

tersebut disepakati oleh para pakar akuntansi di Indonesia untuk

diselenggarakan oleh profesi akuntansi, dalam hal ini adalah Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI).

IAI sebagai organisasi profesi akuntan di Indonesia menindaklanjuti inisiatif

pemerintah yang menyerahkan pengaturan pendidikan profesi kepada

organisasi profesi. Sejak tahun 2002, IAI telah membentuk Tim Evaluasi dan

Rekomendasi yang bertugas menyusun rancangan Pendidikan Profesi

Akuntansi.

Namun IAI bukan merupakan lembaga yang menjalankan pendidikan,

sehingga IAI menitipkan pendidikan profesi kepada perguruan tinggi yang

dipandang kapabel untuk menjalankan tugas tersebut. IAI melalui KERPPA

menyeleksi perguruan tinggi yang berminat untuk menyelenggarakan PPA

dengan menetapkan kriteria bagi calon penyelenggara.

KERPPA yang merupakan komite yang dibentuk oleh IAI berfungsi untuk

memberi evaluasi dan rekomendasi tentang penyelenggaraan PPA kepada

Panitia Ahli Persamaan Ijasah Akuntan (PAPIA). Atas dasar dari

rekomendasi KERPPA, maka PAPIA meminta DIKTI untuk memberi izin

penyelenggaraan PPA sesuai dengan kondisi perguruan tinggi pada saat

divisitasi oleh KERPPA.

Page 12: Buku Panduan Ppa 2009

10

Perguruan tinggi yang hendak menyelenggarakan PPA harus mendapatkan

izin dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Untuk itu perguruan tinggi

harus mengajukan usulan penyelenggaraan ke Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi. Berdasarkan usulan tersebut Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi akan meminta rekomendasi IAI mengenai kelayakan

perguruan tinggi untuk menyelenggarakan PPA. Selanjutnya IAI akan

melaksanakan proses evaluasi berdasarkan kriteria tertentu secara

transparan.

Dengan demikian, PPA sebenarnya bukan merupakan tambahan yang

diciptakan untuk mempersulit seseorang untuk menjadi akuntan. Justru, PPA

diarahkan agar calon akuntan yang sebelumnya hanya menerima pendidikan

formal strata satu lebih dihadapkan pada dunia profesi/praktik. Diharapkan

akuntan lulusan dari PPA akan mempunyai konsep yang kuat dari

pendidikan strata satu dan mempunyai keterampilan profesional yang

memadai dari PPA.

Metode dan proses PPA dirancang untuk mengembangkan kemampuan

agar dapat belajar secara berkelanjutan. Pada PPA penekanan diberikan

pada aplikasi atas konsep teori yang diperoleh pada jenjang strata satu.

Pendidikan ini dapat diselenggarakan di universitas, institut, dan sekolah

tinggi setelah mendapat rekomendasi dari KERPPA IAI. Pembukaan

Pendidikan Profesi Akuntansi ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan

Tinggi.

Page 13: Buku Panduan Ppa 2009

11

Kualifikasi untuk menjadi Akuntan dapat digambarkan pada gambar berikut:

Indonesian Accountancy Qualifications

Organizations Process and Requirements Qualifications and Rights Universities Ministry of Education IAI Ministry of “Accountant Title” (may be called Finance an Accountant) IAI CPA Holder (no rights) PA Certificate Holder (may work as a PA) Ministry of Finance PA License Holder (may offer PA services)

University DegreeDegree with Accounting Major

Professional Education ProgramComprises 21-40 units delivered by

accredited colleges

Eligible for MOF Registration

IAI PA Certificate (CPA)• Be eligible for MOF registration • Be IAI Member • Pass USAP Exam

MOF PA Certificate• Be registered with MOF • Be IAI Member • Indonesian domiciled • Hold IAI BAP • Have relevant practical

experience

MOF PA Practice License• Hold MOF PA Practice • Employ at least three auditors

MOF RegistrationRegister on State Register of

Accountants (Register Negara)

Page 14: Buku Panduan Ppa 2009

12

TATA CARA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) harus memenuhi tata

cara yang meliputi:

(1) Pengajuan usulan penyelenggaraan

(2) Pemberian rekomendasi dari IAI

(3) Pemberian izin penyelenggaraan

Perguruan tinggi yang hendak menyelenggarakan PPA harus mendapatkan

izin dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Untuk itu perguruan tinggi

harus mengajukan usulan penyelenggaraan ke Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi. Berdasarkan usulan tersebut, Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi akan meminta rekomendasi IAI mengenai kelayakan

perguran tinggi untuk menyelenggarakan PPA. Untuk kebutuhan evaluasi,

IAI meminta perguruan tinggi melengkapi Borang Aplikasi dan

kelengkapannya. IAI akan menerjunkan tim ke lapangan untuk menguji data

yang disampaikan di dalam Borang Aplikasi tersebut. Berdasarkan hasil

evaluasi atas Borang Aplikasi dan data di lapangan, IAI akan memberikan

atau tidak memberikan rekomendasi dan menyampaikannya kepada

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi selambat-lambatnya dalam waktu 3

(tiga) bulan sejak saat permintaan rekomendasi diterima IAI.

Surat rekomendasi dari IAI ditujukan kepada Panitia Ahli Pertimbangan

Ijazah Akuntan (PAPIA) untuk selanjutnya diproses oleh PAPIA kepada

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Berdasarkan rekomendasi ini,

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dapat memberikan izin

penyelenggaraan PPA.

IAI melakukan evaluasi secara periodik atas perguruan tinggi yang

meneyelenggarakan PPA agar terdapat perbaikan yang berkesinambungan.

Bentuk evaluasi periodik yang dilakukan IAI adalah:

(1) Kunjungan mendadak atas proses penyelenggaraan PPA;

(2) Rekomendasi harus diperbaharui secara berkala; dan

(3) Kriteria penilaian akan selalu disesuaikan dengan perubahan

lingkungan.

Page 15: Buku Panduan Ppa 2009

13

IAI merasa perlu mengadakan evaluasi periodik dengan maksud agar

terdapat perbaikan penyelenggaraan PPA yang berkesinambungan. Selain

itu, kriteria penilaian yang menjadi tolok ukur juga senantiasa disesuaikan

dengan kebutuhan dan perubahan lingkungan. Dari adanya kunjungan

mendadak atas proses, penyelenggara PPA diharapkan senantiasa menjaga

standar kualitas penyelenggaraan yang memenuhi kriteria penilaian.

Pembaharuan rekomendasi diharapkan akan menghasilkan peningkatan

kualitas penyelenggaraan PPA.

KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Kurikulum dan silabus PPA sebagian besar berisikan materi yang tidak atau

belum diberikan pada jenjang strata satu atau berupa aplikasi suatu konsep

atau teori. Penyusunan kurikulum dan silabus PPA juga memperhatikan

kebutuhan-kebutuhan pengguna jasa akuntan. Kurikulum dan silabus PPA

diharapkan tidak statis, namun dapat terus berkembang sesuai dengan

perubahan lingkungan.

Penyelenggaraan PPA meliputi paling sedikit 21 sks dan paling banyak 40

sks yang ditempuh selama 2 sampai dengan 6 semester. Penyelenggara

PPA dapat menambah mata kuliah di luar kurikulum inti PPA sehingga

mencapai paling banyak 40 sks. Penambahan tersebut dapat dilakukan

selama tidak melampaui batas waktu penyelenggaraan PPA, yaitu paling

lama 6 (enam) semester. Kurikulum PPA paling sedikit terdiri dari:

Tabel 1. Kurikulum PPA

No. Mata Kuliah SKS

1 Etika Bisnis dan Profesi 3

2 Perpajakan 3

3 Praktik Audit 3

4 Lingkungan Bisnis dan Hukum Komersial 3

5 Pasar Modal dan Manajemen Keuangan 3

6 Pelaporan dan Akuntansi Keuangan 3

7 Akuntansi Manajemen dan Biaya 3

Jumlah 21

Page 16: Buku Panduan Ppa 2009

14

SILABUS MATA AJAR

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Page 17: Buku Panduan Ppa 2009

15

SILABUS MATA AJAR ETIKA BISNIS dan PROFESI

3 SKS

Deskripsi dan Tujuan Keberadaan mata ajar ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan etika, kesadaran etis dan perilaku etis akuntan. Peningkatan ini diharapkan akan berimplikasi pada meningkatnya kemampuan akuntan dalam pengambilan keputusan etis. Suatu pengambilan keputusan etis tidak hanya melibatkan rasionalitas saja, tetapi juga emosi dan intuisi. Untuk meningkatkan pengetahuan etika, materi meliputi berbagai spektrum pemikiran dalam etika, deskripsi etika bisnis dan profesi, isu-isu etis dalam profesi, serta implementasi dan perkembangannya dalam realitas praktik profesi akuntansi dan bisnis. Sementara untuk meningkatkan kesadaran dan perilaku etis, dianjurkan materi diperkaya dengan mendeskripsikan secara refleksif yaitu sebagai pengungkapan suatu fenomena kehidupan yang melibatkan nilai-nilai diri, pengalaman hidup dan norma suatu fenomena kehidupan di alam semesta. Dengan ini diharapkan peserta didik menemukan hikmah suatu proses kehidupan yang berlangsung dalam suatu sistem yang luas sehingga berkembang suatu pribadi yang toleran, bertenggang rasa, mencintai sesamanya, pribadi yang tawadhu’, hatinya tercerahkan, tidak gampang tergoda untuk melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang, berintuisi kuat dan terdorong untuk melakukan tindakan yang bermakna. Dengan demikian maka secara spesifik, setelah mengikuti mata ajar ini diharapkan peserta didik dapat: (1) memiliki pengetahuan yang memadai tentang etika bisnis dan profesi, (2) memiliki kesadaran etis dalam suatu pengambilan keputusan ekonomi, (3) melakukan tindakan yang bermakna dan inspiratif bagi perkembangan profesi dan masyarakat. Metode Pembelajaran Pembelajaran etika harus berlangsung secara integratif dan refleksif. Proses pembelajaran dilakukan baik dalam bentuk transfer pengetahuan maupun pendalaman nilai-nilai, sehingga menambah pengetahuan tentang etika serta memperkuat kecerdasan emosi dan spiritual peserta didik. Dalam praktiknya ini dapat dilakukan dengan berbagai metode, dan sangat tergantung kreativitas dosen. Untuk ini maka metode perkuliahannya meliputi: 1. Ceramah: Dosen menyampaikan ide-ide pokok dari suatu topik

perkuliahan. 2. Diskusi: Peserta didik bersumberkan literatur yang disiapkan dan atau

pengalaman yang didapatkan berdiskusi dengan peer-nya. Proses diskusi diawali atau diakhiri dengan presentasi hasil ringkasan materi dan atau hasil kajian dari kasus empiris dalam praktik akuntansi dan bisnis.

Page 18: Buku Panduan Ppa 2009

16

3. Eksplorasi kasus: Peserta didik harus mengekplorasi suatu kasus dalam praktik akuntansi dan bisnis yang menimbulkan dilema etika. Diharapkan eksplorasi dilakukan secara riil di lapangan, yang untuk itu peserta didik harus melakukan diskusi intensif dengan praktisi akuntansi (atau jika mungkin menggali pengalaman sendiri jika sedang atau pernah menjadi praktisi akuntansi dan bisnis).

4. Diskusi kasus yang sintesis-refleksif: Peserta didik mendiskusikan kasus empiris dari suatu kejadian etika yang dieksplorasinya dengan mendasarkan pada rujukan teoritis-konsepsional, kode etik, aturan hukum dan pertimbangan hati nurani serta juga sepenuhnya memperhatikan konteks kejadian tersebut sehingga dapat memberikan solusi yang cerdas dan bermakna.

Referensi Wajib • Leonard J. Brooks (2004). Business & Professional Ethics for

Accountants. South-Western College Publishing. • Ronald F. Duska, & B.S. Duska (2005). Accounting Ethics. Blackwell

Publishing. • IAI, Kode Etik Akuntan Indonesia (1998). Prosiding Kongres VIII IAI

beserta aturan etika pada masing-masing kompartemen. • IFAC Ethics Committee (2005). IFAC Code of Ethics for Professional

Accountants. International Federation of Accountants. • Kode Etik Asosiasi-asosiasi Akuntan (IAPI, IAMI dll.). Referensi Pendukung • K. Bertens (2000). Pengantar Etika Bisnis. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. • Theodorus M. Tuanakotta (2007). Setengah Abad Profesi Akuntansi.

Penerbit Salemba Empat. • Unti Ludigdo (2007). Paradoks Etika Akuntan. Pustaka Pelajar.

Yogyakarta. • Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur profesi akuntansi (mis. PMK

17/2008) dan Peraturan-peraturan Pemerintah lainnya (mis. Bapepam) yang relevan.

• Sarbanes Oxley Act. Artikel yang dianjurkan (dapat diganti/ditambah dengan yang lebih relevan) • Goslings, J.H.W. (1997). Ethical Behaviour and Securities Trading.

Business Ethics: A European Review, Vol. 6 No. 3; 65-71. • Jose, A. dan M.S. Thibodeaux (1999). Institutionalization of Ethics: The

Perspective of Managers. Journal of Business Ethics 22: 133-143. • Kaptein, M. dan J.V. Dalen (2000). The Empirical Assesment of

Corporate Ethics: A Case Study. Journal of Business Ethics 24: 95-114.

Page 19: Buku Panduan Ppa 2009

17

• Poulfet, F. (1997). The Ethics of Tax Planning. Business Ethics: A European Review, Vol. 6 No. 4; 213-219.

• Stainer dkk. (1997). Ethics for Management Consulting. Business Ethics: A European Review, Vol. 6 No. 2; 65-71.

• White, L.P. dan L.W. Lam (2000). A Proposed Infrastructural Model for the Establishment of Organizational Ethical Systems. Journal of Business Ethics 28; 35-42.

Evaluasi Hasil Pembelajaran Pada dasarnya penilaian dalam suatu perkuliahan tergantung model pembelajaran yang dilakukan oleh masing-masing dosen dan yang sudah disetujui oleh masing-masing penyelenggara program. Komponen penilaian dapat meliputi pemenuhan penugasan rutin, partisipasi dalam diskusi dan ujian (UTS/UAS). Untuk lulus, kehadiran harus > 75 % dari total pertemuan. Presentasi kasus 20% Partisipasi dalam diskusi 20% Penugasan harian 10% Ujian Tengah Semester 25% Ujian Akhir Semester 25% Topik-topik Bahasan Total pertemuan untuk 1 (satu) semester perkuliahan adalah 16 kali pertemuan (termasuk ujian). Setiap sesi berbobot 3 (tiga) sks dengan lama perkuliahan ± 150 menit.

SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI

1. Pengantar Perkuliahan: • Kontrak Belajar • Akuntansi sebagai Profesi dan

Kebutuhan atas Etika

Silabus dan Duska & Duska, Ch. 4

2. Teori Etika dan Prinsip Etis dalam Bisnis: • Pengertian Etika • Relativitas Moral • Teori Etika Modern (Kognitivisme) • Teori Etika Relijius

(Nonkognitivisme) • Prinsip-prinsip Etika dalam Bisnis

Duska & Duska, Ch. 2 & 3; Bertens, Bab 2; Ludigdo, Bab 2

3. Lingkungan Etika dan Akuntansi: • Ekspektasi masyarakat terhadap

bisnis dan akuntansi • Belajar dari masa lalu profesi

akuntansi: Kasus Enron-AA dan Worldcom

Brooks, Ch. 1 & 2; Duska & Duska, p. xiii-li.; Tuanakotta pada beberapa bab yang relevan

Page 20: Buku Panduan Ppa 2009

18

4. Tata Kelola Etis & Akuntabilitas: • Good governance • Pengembangan program etika

Brooks, Ch. 3 & 4 dan artikel dari Murphy yang menyertainya

5. Pendekatan dalam Pengambilan Keputusan Etis: • Analisis biaya-manfaat • Analisis etis untuk pemecahan

masalah

Brooks, Ch. 5 dan artikel dari Brooks dan Tucker yang menyertai bab ini.

6. Etika Profesi Akuntansi: • IFAC Code of Ethics • Kode Etik IAI • Kode Etik IAPI • Kode Etik IAMI • Kode Etik IAI KASP • Kode Etik Profesi dalam asosiasi

akuntansi lainnya • Sarbox • PMK No. 17/2008 dan peraturan

pemerintahan Indonesia lainnya yang relevan.

Berbagai kode etik profesi yang dikeluarkan oleh asosiasi-asosiasi profesi akuntansi

7. Mengelola Resiko Etika dan Manajemen Krisis

Brooks, Ch. 6 dan artikel dari Mitroff, et al. yang menyertai bab ini.

Ujian Tengah Semester 8. Etika dalam Praktik Auditing dan Etika

dalam Praktik Konsultan Manajemen 9. Etika dalam Praktik Akuntansi

Manajemen dan Akuntansi Keuangan 10. Etika dalam Praktik Investasi dan Pasar

Modal 11. Etika dalam Praktik Akuntansi Sektor

Publik 12. Etika dalam Praktik Perpajakan 13. Etika dalam Praktik Bisnis

Tugas peserta didik dari hasil studi lapangan atau sumber dokumentasi lainnya yang relevan.

14. Materi Lokal Materi dan metode perkuliahan diserahkan kepada masing-masing dosen dan penyelenggara program.

Ujian Akhir Semester

Page 21: Buku Panduan Ppa 2009

19

SILABUS MATA AJAR PERPAJAKAN

3 SKS

Deskripsi dan Tujuan Mata ajar ini bertujuan untuk membahas berbagai peraturan perpajakan yang berlaku serta pengaruhnya bagi perusahaan dan penyajian kewajaran penyajian laporan keuangan suatu perusahaan. Pembahasan tidak hanya menekankan pada penguasaan peraturan perpajakan namun juga menekankan bagaimana aplikasi peraturan tersebut dalam perusahaan. Peserta diharapkan dapat melakukan analisis terhadap transaksi perusahaan yang terkait dengan perpajakan dan menyajikannya dalam laporan keuangan. Peraturan perpajakan secara langsung akan mempengaruhi kondisi perusahaan, sehingga akan mempengaruhi keputusan bisnis yang diambil perusahaan. Pemahaman tersebut dapat membantu dalam melakukan audit atas transaksi dan akun yang terkait dengan perpajakan. Dalam beberapa pertemuan akan dibahas mengenai aspek etika perpajakan. Tujuan yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan kognitif adalah agar peserta didik: 1. Memahami aplikasi pajak, baik dari sisi pelaporan pajak dan penyajian

pajak dalam laporan keuangan. 2. Memahami pengaruh pajak dalam penyajian laporan keuangan. 3. Memahami dampak peraturan pajak terhadap keputusan bisnis. 4. Memahami pentingnya etika dalam perpajakan. Metode Pembelajaran Fokus pengajaran adalah pada kemampuan dan kemauan peserta didik untuk belajar secara mandiri dalam memahami konsep-konsep yang ada dalam silabus dan buku referensi yang diberikan dan pengetahuan lainnya. Pengajaran dilakukan dengan pendekatan cases based learning yaitu dengan menjelaskan konsep melalui kasus. Peserta dimotivasi untuk aktif dalam mencari dan menggali Peraturan Perpajakan yang terkait agar terbiasa dalam mendapatkan sumber hukum yang terbaru dalam menyelesaikan kasus pajak. Pengajaran dimulai dengan penyampaian materi pokok seperti yang tercantum dalam sub pokok bahasan. Waktu yang diperlukan untuk penyampaian materi antara 30 – 60 menit. Sedangkan untuk waktu sisanya digunakan untuk melakukan pembahasan kasus dan kuis. Staf pengajar dapat mencari kasus yang relevan dengan topik yang dibahas. Peserta didik membuat makalah yang berisikan bahasan atas kasus tersebut kemudian mempresentasikan hasil pembahasannya di depan kelas. Kelompok lain harus membahas kasus tersebut dan mengumpulkannya. Dengan demikian seluruh peserta dapat berpartisipasi dalam diskusi.

Page 22: Buku Panduan Ppa 2009

20

Agar peserta termotivasi untuk membaca materi yang diberikan di setiap pertemuan, akan diselenggarakan kuis di beberapa pertemuan. Terutama untuk materi yang telah diajarkan di S1. Waktu kuis antara 10 – 15 menit. Referensi Wajib

• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan. Undang-Undang RI Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. (UU KUP)

• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Pajak Penghasilan Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan. (UU PPh)

• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM). Undang-Undang RI Nomor 18 tahun 2000. (UU PPN & PPnBM)

• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 1985. (UU PBB)

• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Bea Materai. Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 1985. (UU Bea Materai)

• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2000. (UU BPHTB)

• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) atas Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Undang-Undang RI Nomor 19 tahun 2000. (UU Penagihan dengan Surat Paksa)

• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak. Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 1997. (UU Sengketa Pajak)

• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Dokumen Perusahaan. Undang-Undang RI Nomor 8 tahun 1997. (UU Dokumen)

• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Pajak dan Retribusi Daerah. (UU Pajak & Retribusi Daerah)

• Buku Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 21 dan 26 (Kep. Dir. Jen. Pajak No. KEP-545/PJ/2000, PER-15/PJ.2006). (Peraturan Pelaksana PPh 21)

• Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia. (SAK) • Peraturan pelaksana perpajakan dalam bentuk Undang-Undang yang terkait,

Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Surat Edaran DJP, dll.

• CD Tax Guide. • Gunadi, Pajak Internasional. Lembaga Penerbit UI. (G1) • John Hutagaol, Pemahaman Praktis: Perjanjian Penghindaran Pajak

Berganda. (JH) • Waluyo, Perpajakan Indonesia Buku 1 dan 2, Penerbit Salemba Empat,

2007. (W) • Zain, Muhammad, Manajemen Perpajakan, Salemba Empat. (Z)

Page 23: Buku Panduan Ppa 2009

21

Referensi Pendukung • Harnanto, Akuntansi Perpajakan. • John Hutagaol, Darussalam, Danny Septriadi, Kapita Selekta

Perpajakan, Salemba Empat, 2006. (JDD) • Mardiasmo, Perpajakan. (M) • OECD, Model Tax Convention on Income and on Capital, 2005. (OECD) • Rachmanto Surahmat, Bunga Rampai Perpajakan, Penerbit Salemba

Empat, 2007. • Siti Resmi, Perpajakan buku 1 dan 2, Salemba Empat. (SR) • Sukardji, Untung, Pajak Pertambahan Nilai. • Jurnal Perpajakan Indonesia. • Majalah Berita Pajak. Evaluasi Hasil Pembelajaran Evaluasi hasil pembelajaran lebih menekankan pada aspek proses tidak hanya hasil akhir sehingga proses pemantauan setiap pertemuan, interaksi peserta didik selama di kelas dan pembuatan tugas kelompok merupakan aspek yang penting dalam evaluasi selain penilaian hasil akhir melalui evaluasi. Berikut ini ádalah beberapa alat evaluasi yang dapat digunakan yaitu : Diskusi dan Partisipasi Kelas 10% Penyajian dan Penyelesaian Kasus 20% Kuis 20% Ujian Tengah Semester 25% Ujian Akhir Semester 25% Topik-topik Bahasan Materi berikut ini diajarkan dalam 14 kali pertemuan dengan durasi tiap kali pertemuan selama ± 150 menit.EMUAN TOPIK BAHASABAHAN BACAAN

SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI

1. Sistem Perpajakan di Indonesia dan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (I)

1. Kebijakan Definisi Pajak Fungsi Pajak Azas perpajakan

2. Administrasi Stelsel pajak Sistem pemungutan Jenis-jenis pajak

W

Page 24: Buku Panduan Ppa 2009

22

3. Hukum formal dan material 4. Teori Pajak

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

1. Sistem Self Assesment: Pendaftaran Pelaporan Pembayaran

2. Pembetulan SPT 3. Pembayaran Pajak 4. Pelaporan 5. Pencatatan dan pembukuan 6. Pembetulan SPT

UU KUP

2. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (II)

1. Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak 2. Ketetapan Pajak 3. Penagihan Pajak dan Penagihan

Pajak dengan Surat Pajak 4. Sanksi-sanksi Pajak 5. Restitusi 6. Tata Cara Keberatan 7. Tata Cara Banding 8. Pengadilan Pajak 9. Peninjauan Kembali Pajak

UU KUP UU Penagihan dengan Surat

Paksa Kasus: Sengketa pajak:

Keberatan dan banding Kuis

3. Pajak Penghasilan 1. Subyek dan obyek pajak dan

pengecualiannya 2. Bentuk Usaha Tetap

Pengertian BUT Obyek Pajak Bentuk Usaha Tetap Penghitungan Pajak Terhutang BUT

3. Biaya yang boleh dikurangkan dan pengecualiannya

4. Kompensasi kerugian 5. Penyusutan, amortisasi dan

revaluasi aktiva 6. Penentuan harga perolehan 7. Pajak final

UU Pajak Penghasilan Peraturan Pelaksana UU PPh Kasus: Identifikasi Obyek dan

Subyek Pajak Kuis

Page 25: Buku Panduan Ppa 2009

23

8. Norma penghitungan 9. Hubungan istimewa

4. Pajak Penghasilan untuk Transaksi Khusus

1. PPh pasal 4 ayat 2 2. Kredit pajak luar negeri (PPh 24) 3. Ketentuan khusus PPh atas

transaksi / industri tertentu misal: Penghasilan modal ventura Transaksi pasar modal Penghasilan yang dibebankan

pada keuangan negara/daerah Konstruksi Pajak penghasilan atas dana

pensiun Restrukturisasi utang Holding Company, Merger dan

Akuisisi Pelayaran, penerbangan,

pengeboran dan Dana pensiun Derivatif

UU Pajak Penghasilan Peraturan Pelaksana UU PPh Kasus: Penerapan pajak atas

penghasilan, transaksi atau industri khusus

Kuis

5. Rekonsiliasi Fiskal 1. Rekonsiliasi Laba Komersial dengan

Laba Fiskal 2. Beda Permanen dan Temporer 3. Perhitungan Pajak Terhutang 4. Kredit Pajak

Pajak akhir tahun (PPh 28 dan PPh 29)

UU Pajak Penghasilan Peraturan Pelaksana UU PPh Kasus: Rekonsiliasi Fiskal dan

perhitungan pajak akhir tahun

Kuis

6. Penyelesaian Pajak Akhir Tahun, Angsuran Pajak dan Pajak dalam Laporan Keuangan 1. Cicilan pajak (PPh 25) 2. Pencatatan akuntansi:

angsuran pajak kredit pajak pajak akhir tahun beban pajak pajak tangguhan

3. Etika dalam pelaporan pajak

UU Pajak Penghasilan Peraturan Pelaksana UU PPh PSAK 46 Kasus: Perhitungan pajak dan

pengisian SPT tahunan PPh badan dan penyajian pajak dalam laporan tahunan

Page 26: Buku Panduan Ppa 2009

24

7. Pajak dipotong/dipungut pihak lain (withholding tax) – 21, 22, 23, 26

1. Pemotong pajak 2. Penerima penghasilan yang dipotong3. Obyek pajak 4. Pengurangan yang diperbolehkan 5. Penghasilan tidak kena pajak 6. Penghitungan PPh 21, 22, 23 dan 26 7. Penghasilan yang dikenakan PPh

Final 8. Pencatatan akuntansi atas pajak

dipotong/dipungut

UU Pajak Penghasilan Peraturan pelaksana PPh Kasus Perhitungan PPh 21 dan

26 Kuis

Ujian Tengah Semester 8. Konsep Dasar PPN dan PPnBM

1. Karakteristik dan Mekanisme Pengadaan PPN dan PPnBM

2. Obyek Pajak dan yang Dikecualikan 3. Pengusaha Kena Pajak 4. Penyerahan dan Bukan Penyerahan 5. Barang dan Jasa Kena Pajak 6. Daerah Pabean dan Kawasan Berikat7. Saat dan tempat terutang 8. Faktur Pajak, Nota Retur 9. Dasar Pengenaan Pajak 10. Hubungan istimewa dan kaitannya

dengan DPP 11. Penghitungan dan pelaporan 12. Kredit Pajak Masukan 13. Pencatatan transaksi PPN dan

PPnBM

UU PPN dan PPnBM Peraturan Pelaksana UU PPN

dan PPnBM Kasus: Perhitungan PPN dan

penentuan utang PPN akhir masa

Kuis

9. Ketentuan Khusus PPN dan PPnBM 1. Fasilitas khusus di bidang

PPN/PPnBM: tidak dipungut, dibebaskan

2. PPN dan PPnBM atas penyerahan kepada pemungut pajak

3. Ketentuan atas Transaksi/ Industri Khusus :

Apartemen, real estate dan konstruksi

Emas Transaksi syariah

UU PPN dan PPnBM Peraturan Pelaksana UU PPN

dan PPnBM Kasus: Perhitungan dan

pelaporan PPN pada industri khusus

Kuis

Page 27: Buku Panduan Ppa 2009

25

Pedagang Eceran (Retail) Leasing Kegiatan membangun sendiri

10. Pajak Daerah dan Pajak lainnya (Materai, PBB dan BPHTB) 1. Pajak dan Retribusí daerah 2. Peranan Pajak Daerah dalam

Pembangungan Daerah Beberapa contoh pajak daerah Mekanisme pembayaran dan

pelaporan pajak daerah 3. Subyek, obyek dan perhitungan

PBB, BPHTB dan Bea / Materai

UU PBB UU Bea Material UU BPHTB UU Dokumen Negara UU Pajak dan Retribusi DaerahKasus: Pajak Daerah Kuis

11. Konsep Dasar Pajak Internasional 1. Konsep dasar Perpajakan

Internasional 2. Pemajakan transaksi lintas negara 3. Konsep juridical versus economic

double taxation 4. Sumber hukum perpajakan

internasional 5. Prinsip non diskriminasi 6. Konsep Anti-tax avoidance 7. Pengertian dan Tujuan

Penghindaran Pajak Berganda (P3B)

OECD JH Z

Kasus : Manfaat Perjanjian

Penghindaran Pajak Berganda

12. Penghindaran pajak berganda 1. Tax Treaty :

Pemajakan atas Passive Income Pemajakan atas Dependent dan

Independent Personal Services 2. Konsep BUT (Permanent

Establishment) 3. Transfer Pricing 4. Treaty Shopping

Aplikasi pajak internasional dalam Perusahaan multinasional

OECD JH Z Kasus : Transfer Pricing

13. Strategi Perencanaan dan Manajemen Pajak Perusahaan 1. Konsep dasar strategi dan

perencanaan pajak 2. Penghindaran pajak dan

penyelundupan pajak

Z Kasus : Perencanaan dan

Manajemen Pajak

Page 28: Buku Panduan Ppa 2009

26

3. Teknik dasar manajemen pajak dan perencanaan pajak misal optimalisasi biaya yang dapat dikurangkan, efisiensi administrasi

4. Berapa contoh keputusan manajemen :

Pemberian dalam bentuk natura Biaya setelah pajak Pendanaan investasi

5. Pengaruh pencatatan dan sistem akuntansi dalam manajemen dan perencanaan pajak

6. Etika dalam manajemen pajak 14. Muatan Lokal

Ujian Akhir Semester

Page 29: Buku Panduan Ppa 2009

27

SILABUS MATA AJAR PRAKTIK AUDIT

3 SKS

Deskripsi dan Tujuan Mata ajar ini diberikan untuk membekali peserta didik dengan pendalaman pengetahuan dan kemampuan untuk menerapkan standar auditing, standar atestasi, standar jasa akuntansi dan review, standar pengendalian mutu dan kode etik profesi. Setelah mengikuti mata ajar ini, peserta didik diharapkan mampu membuat perencanaan audit, melaksanakan audit di lapangan dan membuat laporan audit, serta melakukan jasa-jasa atestasi dan assurance lainnya, berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Dengan demikian mereka diharapkan siap menerapkan pengetahuan dan keahliannya sebagai auditor dan mampu mengembangkan keahlian untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan proses audit, termasuk kemampuan mengambil keputusan serta keahlian dalam menyiapkan dan menyampaikan komunikasi profesional dan bekerja dengan orang lain. Metode Pembelajaran Pengajaran diberikan dengan penekanan pada pembahasan kasus audit terpadu dan studi kasus audit lainnya sesuai dengan pokok bahasan. Pembahasan kasus dilakukan dalam bentuk presentasi dan diskusi. Di setiap sesi, peserta didik diminta mendalami isu yang akan dibahas. Kasus yang disajikan mencerminkan isu utama yang akan dibahas dalam sesi yang bersangkutan. Hasil pembahasan kasus oleh peserta didik disajikan secara tertulis untuk dipresentasikan dan didiskusikan di kelas. Peserta didik diharapkan untuk berpastisipasi secara aktif dalam diskusi. Referensi • Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan Institut Akuntan

Publik Indonesia (IAPI), khususnya: o Standar Auditing dan Intepretasinya. o Standar Jasa Akuntansi dan Review. o Standar Pengendalian Mutu. o Kode Etik Profesi.

• International Standards on Auditing. • IFAC Code of Professional Ethics. • Standar Audit Pemerintah yang ditetapkan Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK). • Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 17/2008 tentang Akuntan

Publik. • Peraturan Pasar Modal (Bapepam LK dan Bursa Efek Indonesia)

berkaitan dengan Akuntan Publik, Kantor Akuntan Publik dan Audit.

Page 30: Buku Panduan Ppa 2009

28

• Satu atau lebih buku teks Auditing dari daftar di bawah ini atau buku teks lain yang sesuai: o Auditing and Assurance Services, An Integrated Approach, by

Arens, Elder, and Beasley, Prentice Hall – Pearson Education, 12th Edition, 2008 atau edisi terbaru.

o Auditing & Assurance Services: A Systematic Approach, by Messier, Glover, and Prawitt, McGraw-Hill, 4th Edition 2006 atau edisi terbaru.

o Auditing Concepts and Applications, A Risk-Analysis Approach, by Konrath, Larry F., 5th Edition, South Western, 2001 atau edisi terbaru.

o Assurance & Auditing, Concepts for Changing Environment, by Schelluch, Topple, Jubb, Rittenberg and Schwieger, Thomson (sekarang: Cengage).

• Satu atau lebih kasus auditing terpadu dari beberapa di bawah ini: o Lakeside Company, The Case Studies in Auditing, by Trussel and

Hoyle, Prentice Hall – Pearson Education, 10th Edition, 2005 atau edisi terbaru.

o Guide to Using International Standards on Auditing in the Audits of Small- and Mediumsized Entities, International Federation of Accountants, December 2007.

• Dan bahan lainnya yang sesuai dengan pokok-pokok bahasan.

Evaluasi Hasil Pembelajaran Evaluasi hasil pembelajaran bersifat komprehensif dan mencakup komponen berikut: Diskusi dan Partisipasi Kelas 20 % Tugas Individu atau Kelompok 10 % Penyajian dan Pemecahan Kasus 20 % Ujian Tengah Semester 25 % Ujian Akhir Semester 25 % Topik-topik Bahasan Mata ajar ini membahas semua hal penting yang perlu dikuasai oleh seorang auditor. Pokok bahasan mencakup mulai dari perencanaan penugasan, pelaksanaan sampai pelaporannya. Pembahasan dilakukan dalam 14 kali pertemuan ± 150 menit selama satu semester. Dalam setiap pertemuan atau lebih, akan didiskusikan bagian dari kasus audit terpadu dan atau kasus audit lain yang berdiri sendiri. Pertemuan di kelas dilakukan berdasarkan jadwal berikut:

SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI

1. Pengantar 1. Overview tentang Fungsi

Atestasi, Assurance dan Audit

SA 110 Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor Independen

SA 150 Standar Auditing

Page 31: Buku Panduan Ppa 2009

29

2. Proses Audit 3. Standar Profesional Akuntan

Publik 4. International Standards on

Auditing Konsep Dasar 1. Asersi Laporan Keuangan 2. Resiko Audit 3. Materialitas 4. Kesalahan dan Fraud 5. Tindakan Melawan Hukum

SA 161 Hubungan antara Standar Auditing dengan Standar Pengendalian Mutu

SA 201 Sifat Standar Umum SA 210 Pelatihan dan Keahlian Auditor

Independen SA 220 Independensi SA 230 Penggunaan Kemahiran

Profesional dengan Cermat dan Seksama

International Standards on Auditing

2. Tanggung Jawab Akuntan Publik1. Atestasi 2. Audit 3. Kompilasi dan Review 4. Laporan Keuangan

Prospektif 5. Pengendalian Mutu 6. Peraturan Menteri

Keuangan, UU Pasar Modal dan Peraturan Bapepam, Peraturan Bank Indonesia

SA 110 Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor Independen

SA 150 Standar Auditing SA 161 Hubungan antara Standar

Auditing dengan Standar Pengendalian Mutu

SAT 100 Standar Atestasi SAT 500 Atestasi Kepatuhan Standar Audit Pemerintah IFAC Code of Professional Ethics UU Pasar Modal Peraturan Bapepam PMK No. 17 Tahun 2008, tentang Akuntan

Publik

3. Perencanaan Audit 1. Komunikasi dengan Auditor

Pendahulu (Sebelum Penunjukan)

2. Pembuatan Surat Perikatan (Engagement Letter)

3. Persiapan Pelaksanaan Audit

4. Penetapan Strategi Menyeluruh

5. Pembuatan Rencana Audit 6. Pembuatan Program Audit 7. Penentuan Waktu

Pelaksanaan Prosedur Audit

SA 310 Penunjukan Auditor Independen SA 311 Perencanaan dan Supervisi SA 312 Resiko Audit dan Materialitas

dalam Pelaksanaan Audit SA 313 Pengujian Substantif Sebelum

Tanggal Neraca SA 314 Penentuan Resiko dan

Pengendalian Intern – Pertimbangan dan Karakteristik Sistem Informasi Komputer

Page 32: Buku Panduan Ppa 2009

30

4. Pemahaman Mengenai Entitas dan Lingkungannya 1. Komunikasi dengan Auditor

Pendahulu (Setelah Penunjukan)

2. Pelaksanaan Prosedur Analitik 3. Pertimbangan akan

Pengendalian Internal 4. Kebutuhan akan Supervisi

Penetapan Resiko Salah Saji Material dan Desain Prosedur Audit

SA 315 Komunikasi antara Auditor Pendahulu dan Auditor Pengganti

SA 316 Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit Laporan Keuangan

SA 317 Unsur Tindakan Melawan Hukum oleh Klien

SA 318 Pemahaman atas Bisnis Klien SA 320 Surat Perikatan Audit SA 329 Prosedur Analitik

5. Hakekat Pengendalian Internal 1. Definisi Pengendalian Internal 2. Komponen Utama

Pengendalian Internal 3. Limitasi Pengendalian Internal Pertimbangan Auditor atas Pengendalian Internal 1. Pemahaman Mengenai Kilien

dan Pengendalian Internalnya 2. Penetapan Resiko Salah Saji

Material dan Desain Prosedur Audit

3. Pelaksanaan Prosedur Audit – Pengujian Pengendalian

SA 314 .Penentuan Resiko dan Pengendalian Intern – Pertimbangan dan Karakteristik Sistem Informasi Komputer

SA 322 Pertimbangan Auditor atas Fungsi Audit Intern dalam Audit laporan Keuangan

SA 325 Komunikasi Masalah yang Berhubungan dengan Pengendalian Intern yang Ditemukan dalam Suatu Audit

SA 318 Pemahaman atas Bisnis Klien

6 dan

7

Proses Bisnis 1. Penjualan, Piutang dan

Penerimaan Kas 2. Pembelian, Utang, dan

Pembayaran Kas 3. Sediaan dan Produksi 4. Personel dan Penggajian 5. Pendanaan 6. Investasi Pertimbangan Lainnya 1. Komunikasi dengan Komite

Audit 2. Pelaporan Pengendalian

Internal 3. Dampak Keberadaan Fungsi

Audit Internal Laporan atas Pemrosesan Transaksi oleh Organisasi Jasa

SA 314 Penentuan Resiko dan Pengendalian Intern – Pertimbangan dan Karakteristik Sistem Informasi Komputer

SA 322 Pertimbangan Auditor atas Fungsi Audit Intern dalam Audit Laporan Keuangan

SA 324 Pelaporan atas Pengolahan Transaksi oleh Organisasi Jasa

SA 325 Komunikasi Masalah yang Berhubungan dengan Pengendalian Intern yang Ditemukan dalam Suatu Audit

SA 318 Pemahaman atas Bisnis Klien SA 380 Komunikasi dengan Komite Audit

Page 33: Buku Panduan Ppa 2009

31

Ujian Tengah Semester

8. Bukti Audit 1. Kesesuaian dan Kecukupan

Bukti 2. Jenis Bukti Audit Prosedur dan Dokumentasi Audit 1. Jenis Prosedur Substantif 2. Program Audit Substantif 3. Dokumentasi Audit (Kertas

Kerja Audit)

SA 326 Bukti Audit SA 329 Prosedur Analitik

9 dan 10

Penerapan Prosedur Audit 1. Kas 2. Piutang 3. Sediaan 4. Investasi Surat Berharga 5. Aset Tetap 6. Biaya Dibayar di Muka 7. Kewajiban Lancar 8. Kewajiban Jangka Panjang 9. Ekuitas Pemilik 10. Pendapatan 11. Beban 12. Surat Representasi

Manajemen 13. Penggunaan Pekerjaan

Spesialis 14. Permintaan Keterangan dari

Penasehat Hukum Klien 15. Nilai Wajar 16. Transaksi Hubungan Istimewa 17. Pertimbangan atas

Kemampuan Mempertahankan Kelangsungan Hidup (Going Concern)

18. Kejadian Setelah Tanggal Neraca

19. Pertimbangan Prosedur yang Dihilangkan Setelah Tanggal Neraca

Penyelesaian Audit 1. Prosedur yang Dilakukan

Menjelang Akhir Audit 2. Evaluasi Temuan Audit

SA 330 Proses Konfirmasi SA 331 Sediaan SA 332 Auditing Investasi SA 333 Representasi Manajemen SA 334 Pihak yang Memiliki Hubungan

Istimewa SA 336 Penggunaan Pekerjaan SpesialisSA 337 Permintaan Keterangan dari

Penasehat Hukum SA 341 Pertimbangan Auditor atas

Kemampuan Entitas dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya

SA 342 Audit atas Estimasi Akuntansi SA 390 Pertimbangan Prosedur yang

Dihilangkan Setelah Tanggal Laporan Auditor

SA 558 Informasi Tambahan yang Diharuskan

SA 560 Peristiwa Kemudian SA 561 Penemuan Kembali Fakta yang

Ada pada Tanggal Laporan Auditor

SA 722 Informasi Keuangan Interim

Page 34: Buku Panduan Ppa 2009

32

11. Prosedur Kompilasi dan Review 1. Prosedur Kompilasi 2. Prosedur Review 3. Review Laporan Keuangan

Interim Perusahaan Publik Atestasi Kepatuhan 1. Berdasarkan Standar Auditing 2. Berdasarkan Standar Atestasi 3. Berdasarkan Standar Audit

Pemerintahan

SAR 100 Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan

SAR 200 Pelaporan atas Laporan Keuangan Komparatif

SAR 300 Laporan Kompilasi atas Laporan Keuangan yang Dimasukkan dalam Formulir Tertentu

SAR 400 Komunikasi antara Akuntan Pendahulu dengan Akuntan Pengganti

SAT 500 Atestasi Kepatuhan SA 801 Audit Kepatuhan yang

Diterapkan atas Entitas Pemerintahan dan Penerima Lain Bantuan Keuangan Pemerintah

Standar Audit Pemerintah

12. Laporan Audit Bentuk Baku 1. Pengaitan Nama Auditor

dengan Laporan Keuangan 2. Bentuk Baku Laporan Auditor

atas Laporan Keuangan 3. Bahasa Penjelasan yang

Ditambahkan dalam Laporan Auditor Bentuk Baku

Laporan Audit Tidak Baku

SA 341 Pertimbangan Auditor atas Kemampuan Entitas dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya

SA 410 Kepatuhan terhadap Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum di Indonesia

SA 411 Makna Frase Menyajikan Secara Wajar Sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum di indonesia

SA 420 Konsistensi Penerapan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum di Indonesia

SA 431 Pengungkapan Memadai dalam Laporan Keuangan

SA 435 Pelaporan Auditor atas Informasi Segmen

SA 504 Pengaitan Nama Auditor dengan Laporan Keuangan

SA 508 Laporan Auditor atas Laporan Keuangan Auditan

SA 530 Pemberian Tanggal atas

Page 35: Buku Panduan Ppa 2009

33

Laporan Auditor Independen SA 534 Pelaporan atas Laporan

Keuangan yang Disusun untuk Digunakan di Negara Lain

Sa 543 Bagian Audit Dilakukan oleh Auditor Indepen Lain

SA 550 Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan

SA 551 Pelaporan tentang Informasi yang Melampiri Laporan Keuangan Pokok dalam Dokumen yang Diserahkan oleh Auditor

SA 552 Pelaporan atas Laporan Keuangan Ringkasan dan Data Keuangan Pilihan

SA 558 Informasi Tambahan yang Diharuskan

SA 560 Peristiwa Kemudian SA 561 Penemuan Kembali Fakta

yang Ada pada Tanggal Laporan Auditor

13. Laporan Selain Audit 1. Bentuk Lain Pengaitan

Akuntan dengan Laporan Keuangan Historis

2. Laporan Khusus Berdasarkan Standar Auditing

3. Laporan Khusus Berdasarkan Standar Atestasi

Pelaporan Kepatuhan 1. Perikatan Atestasi Kepatuhan 2. Pelaporan Kepatuhan Entitas

Pemerintah

SA 623 Laporan Khusus SA 625 Laporan tentang Penerapan

Prinsip Akuntansi SA 634 Surat untuk Penjamin Emisi dan

Pihak Tertentu Lain yang Meminta

SA 722 Informasi Keuangan Interim SA 801 Audit Kepatuhan yang

Diterapkan atas Entitas Pemerintahan dan Penerima Lain Bantuan Keuangan Pemerintah

SAT 100 Standar Atestasi SAT 200 Proyeksi dan Prakiraan

Keuangan SAT 300 Pelaporan Informasi Keuangan

Proforma

Page 36: Buku Panduan Ppa 2009

34

SAT 400 Pelaporan Pengendalian Intern Suatu Entitas atas Pelaporan Keuangan

SAT 600 Perikatan Prosedur yang Disepakati

SAT 700 Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen

Peraturan Bapepam

14. Sampling Audit 1. Sampling dan Bukan

Sampling dalam Audit 2. Statistical dan Nonstatistical

Sampling 3. Sampling dan Resiko Audit 4. Jenis Pengujian Audit yang

Mungkin Memerlukan Sampling

5. Jenis Statistical Sampling Sampling dalam Pengujian Pengendalian 1. Resiko Sampling 2. Statistical Sampling 3. Nonstatistical Sampling Sampling dalam Pengujian Substantif 1. Resiko Sampling 2. Probability-Proportional-to-

Size (PPS) Sampling 3. Variable Sampling 4. Perbandingan PPS Sampling

dan Variable Sampling

SA 350 Sampling Audit SA 312 Resiko Audit dan Materialitas

dalam Pelaksanaan Audit

Ujian Akhir Semester

Page 37: Buku Panduan Ppa 2009

35

SILABUS MATA AJAR LINGKUNGAN BISNIS dan HUKUM KOMERSIAL

3 SKS

Deskripsi dan Tujuan Mata ajar ini memberikan pemahaman kepada para peserta didik dalam mengenali, mengidentifikasi, mengamati dan menganalisis lingkungan bisnis yang selalu dinamis. Untuk menunjang itu maka setiap peserta didik juga dibekali dengan pemahaman pokok-pokok hukum komersial yang juga mempunyai dampak pada lingkungan bisnis. Dalam setiap tatap muka setiap peserta didik dibekali dengan konsep dan aplikasinya dalam melakukan analisis lingkungan bisinis yang diharapkan pada akhir dari mata ajar ini mereka dapat memahami lingkungan bisnis tersebut dengan memperhatikan prinsip-prinsip hukum bisnis untuk menunjang analisis yang dilakukan. Metode Pembelajaran Kuliah tatap muka, studi kasus, seminar, self study dan presentasi bisnis. Dalam setiap tata muka, partisipasi kelas yang akan mendominasi. Kehadiran Peserta didik diharapkan selalu menghadiri kuliah dan diwajibkan hadir kuliah minimal 10-11 dari 14 kali pertemuan. Mereka yang hadir kurang dari 10 tidak diperkenankan untuk mengikuti ujian akhir. Referensi Wajib • Baron, D.P. (2003). Business and its Environment, 4th Ed. New Jersey Simon

& SBabuster Co. atau edisi terbaru. • Lawrence, A.T dan Weber, J. (2008). Business and Society: Stakeholders,

Ethics and Public Policy, 12th ed. USA: McGraw Hill. • Majalah dan Koran Bisnis (Indonesia dan English version). • ProQuest Data Base Journal. User Name dan Password akan diberikan

oleh setiap penyelenggara PPA. • KUH Dagang. • KUH Perdata. • KUH Perdata, UU No. 4/1996 tentang Hak Tanggungan, UU No.

42/1999 tentang Fidusia. • KUH Perdata, KUH Dagang, UU No. 2 Tahun 1992 tentang

Perasuransian. • KUH Perdata, UU No. 8/1999 tentang Perlindungan konsumen.

Page 38: Buku Panduan Ppa 2009

36

• KUH Perdata, UU No. 30/1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, UU No. 2/1986 jo UU No. 4/2004, tentang Peradilan Umum.

• KUH Pidana, UU No. 5/1999 tentang Antimonopoli dan Persaingan Tidak Sehat.

• Pokok-pokok Hukum Perjanjian, karangan Prof. Soebekti, SH. • UU.No. 1/ 1998 jo UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, UU No.

37/2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

• Buku-buku referensi yang ada kaitannya dengan UU tersebut di atas. Evaluasi Hasil Pembelajaran Evaluasi meliputi beberapa komponen sebagai berikut: Diskusi dan Partisipasi 20% Penulisan Makalah 10% Presentasi dan Analisis Studi Kasus 20% Ujian Tengah Semester 25% Ujian Akhir Semester 25% Topik – topik Bahasan SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI

HUKUM KOMERSIAL 1. Hukum perikatan

Dasar Hukum Asas perjanjian Sah suatu perjanjian MOU

KUH Perdata Pokok-pokok Hukum Perjanjian, karangan Prof. Soebekti, SH

2. Perjanjian kredit dan jaminannya Dasar hukum Macam macam jaminan

KUH Perdata, UU No. 4/1996 tentang Hak Tanggungan, UU No. 42/1999 tentang Fidusia

3. Hukum Asuransi Pengertian Jenis-jenis asuransi Prinsip asuransi

KUH Perdata, KUH Dagang, UU No. 2 Tahun 1992 tentang Perasuransian

4. Antimonopoli dan Persaingan Tidak Sehat

Pengertian Kegiatan-kegiatan dan perjanjian-

perjanjian yang dilarang

KUH Pidana, UU No. 5/1999 tentang Antimonopoli dan Persaingan Tidak Sehat

5. Perlindungan konsumen Pengertian Hak dan kewajiban konsumen dan

pelaku usaha

KUH Perdata, UU No. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen

Page 39: Buku Panduan Ppa 2009

37

6. Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

Pengertian Syarat pengajuan kepailitan Akibat hukum pailit Pihak-pihak yang terkait dalam

pengurusan penundaan kewajiban pembayaran utang

UU.No. 1/1998 jo UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, UU No. 37/2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

7. Penyelesaian sengketa dalam hukum bisnis serta pembuktian

Pengertian Macam-macam cara penyelesaian

sengketa Pembuktian secara perdata

KUH Perdata, UU No. 30/1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, UU No. 2/1986 jo UU No. 4/2004, tentang Peradilan Umum

Ujian Tengah Semester LINGKUNGAN BISNIS

8. Organisasi bisnis dan lingkungan bisnis Organisasi bisnis dan lingkngan Teori lingkungan bisnis Dinamika lingkungan bisnis Memberikan nilai bagi organisasi

bisnis sesuai dinamika lingkungan Isu dalam mengelola kebijakan publik

Isu dalam masyarakat terkait dengan organisasi bisnis

Bidang-bidang pekerjaan dalam organisasi bisnis

Mengelola isu dalam masyarakat international

L & W Bab. 1 & 2 Setiap peserta didik harus membuat ringkasan untuk pokok bahasan berikutnya dan dipresentasikan

9. Tanggung jawab sosial organisasi bisnis (CSR)

Konsep dan histori dari CSR Isu dalam pelaksanaan CSR Proses dari aktivitas CSR

Dampak lingkungan dan pembangungan berkelanjutan dalam bisnis global

Isu ekologi dan lingkungan global Isu dari masyarakat global terhadap

dampak lingkungan dan pembangunan berkelanjutan

Mengelola isu lingkungan

Peranan pemerintah dan regulasi Biaya dan manfaat dalam mengelola

L & W Bab. 3, 11 & 13 Setiap peserta didik harus membuat ringkasan untuk pokok bahasan berikutnya dan dipresentasikan

Page 40: Buku Panduan Ppa 2009

38

lingkungan Manajemen berbasis lingkungan

sebagai keunggulan kompetitif 10. Tantangan dalam globalisasi

Proses globalisasi Menjadi masyarakat global Manfaat dan kerugian dari organisasi

bisnis yang meng-global Melakukan bisnis dalam lingkungan

global Peraturan dalam organisasi bisnis

dalam lingkungan global Kerjasama dalam organisasi bisnis

Hubungan antara organisasi bisnis pemerintah

Aplikasi dan peranan pemerintah Peraturan pemerintah dalam

organisasi bisnis lokal dan global

L & W Bab. 4, 7 & 8 Setiap peserta didik harus membuat ringkasan untuk pokok bahasan berikutnya dan dipresentasikan

11. Lingkungan politik dalam organisasi bisnis

Peran serta pelaku organisasi bisnis dalam lingkungan politik

Perang politik bisnis dalam hubungannya dengan pemerintah

Taktik dan tingkatan dalam lingkungan politik untuk organisasi bisnis

Antitrust, merger dan kebijakan organisasi bisnis

Peranan pemerintah dalam membuat peraturan dalam organisasi bisnis

L & W Bab. 9 & 10 Setiap peserta didik harus membuat ringkasan untuk pokok bahasan berikutnya dan dipresentasikan

12. Teknologi dalam ekonomi global dan pengelolaan dalam tantangan teknologi

Hubungan teknologi dengan organisasi bisnis

Mengelola sistem informasi dalam organisasi bisnis

Melindungi kekayaan intelektual dalam organisasi bisnis

Hak para stakeholder dan mengelola keanekaragaman tenaga kerja dalam organisasi bisnis

Peranan pemerintah Isu dalam memberikan kompensasi

untuk para eksekutif

L & W Bab. 13, 14 & 15 Setiap peserta didik harus membuat ringkasan untuk pokok bahasan berikutnya dan dipresentasikan

Page 41: Buku Panduan Ppa 2009

39

Peranan pemerintah dalam melindungi kepentingan organisasi bisnis

Aplikasi mengelola keanekaragaman karyawan

13. SEMINAR LINGKUNGAN BISNIS DAN HUKUM KOMERSIAL SERI I

Setiap peserta didik mempresentasikan makalah yang berkaitan dengan isu yang berhubungan dengan lingkungan bisnis. Kerja kelompok

14. SEMINAR LINGKUNGAN BISNIS DAN HUKUM KOMERSIAL SERI II

Setiap peserta didik mempresentasikan makalah yang berkaitan dengan isu yang berhubungan dengan lingkungan bisnis. Kerja kelompok

Ujian Akhir Semester

Page 42: Buku Panduan Ppa 2009

40

SILABUS MATA AJAR PASAR MODAL dan MANAJEMEN KEUANGAN

3 SKS

Deskripsi dan Tujuan Pemahaman atas pengetahuan pasar modal dan praktik keuangan perusahaan sangat diperlukan akuntan dalam menjalankan perannya. Kerangka konsep/pemikiran dari manajemen keuangan dan pasar modal akan memperluas pandangan akuntan, berimplikasi terhadap profesi akuntan maupun keluaran yang dihasilkan akuntan, dan pada akhirnya mendukung akuntan dalam menghasilkan informasi yang berguna, baik untuk keperluan internal maupun eksternal. Setelah mengikuti mata ajar ini peserta didik diharapkan mampu: 1. Memahami pasar modal dan peran akuntan di dalamnya, yang meliputi

perkembangan pasar modal di Indonesia, peraturan di pasar modal, serta praktik akuntansi untuk mengakomodasikan peraturan di pasar modal termasuk yang berkaitan dengan corporate governance dan menghindari kecurangan di pasar modal.

2. Menentukan tingkat resiko, biaya modal, serta menilai suatu investasi. 3. Memahami teknik analisis sekuritas yang mencakup analisis fundamental

dan teknikal. 4. Menganalisis bagaimana mengelola investasi di perusahaan. 5. Menganalisis bagaimana kebijakan pendanaan di perusahaan. 6. Memahami dan mengevaluasi berbagai alternatif pendanaan jangka

panjang, yaitu obligasi, saham biasa, dan saham preferen. 7. Memahami instrumen keuangan seperti opsi, warrant, right, futures,

forward, SWAP, dan efek beragun aset. 8. Memahami dan menganalisis manajemen portofolio guna pengambilan

keputusan. Metode Pembelajaran Mata ajar diberikan melalui kuliah, diskusi dan presentasi di kelas, analisis kasus, dan makalah/artikel populer yang relevan dengan kondisi di Indonesia saat ini. Presentasi di kelas dilakukan secara berkelompok. Tugas Kelompok – Event Analysis 1. Berdasarkan telaah pustaka, masing-masing kelompok diwajibkan

mencari 1 (satu) kasus di Indonesia yang terjadi dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terakhir yang relevan dengan topik pembahasan dalam perkuliahan, membuat suatu laporan tertulis yang menganalisis kasus tersebut luar dalam dengan menggunakan teknik analisis yang dipelajari selama perkuliahan.

2. Dikumpulkan pada saat Ujian Akhir Semester.

Page 43: Buku Panduan Ppa 2009

41

Tugas Individual 1. Setiap peserta didik diwajibkan menulis makalah yang membahas

peranan profesi akuntan di pasar modal di Indonesia (dikumpulkan pada saat Ujian Akhir Semester).

2. Pengerjaan soal-soal Pengerjaan soal dapat diberikan dalam bentuk pekerjaan rumah,

pengerjaan di kelas, dan kuis. Kehadiran Peserta didik diharapkan selalu menghadiri kuliah dan diwajibkan hadir kuliah minimal 10 dari 14 kali pertemuan. Mereka yang hadir kurang dari 10 tidak diperkenankan untuk mengikuti ujian akhir. Referensi Wajib Jones, C. P. 2007. Investments: Analysis and Management, 10th

edition. John Wiley & Sons. (J) Ross, Westerfield, Jaffe, and Jordan. 2008. Modern Financial

Management, 8th edition. McGraw-Hill. (RWJJ) Referensi Pendukung Bodie, Zvi, Alex Kane, and Alan J. Marcus. 2005. Investments, 6th

edition. McGraw-Hill. DeMello, Jim. 2006. Cases in Finance, 2nd edition. McGraw-Hill. Frensidy, Budi. 2008. Financial Mathematics. Salemba Empat. Jogiyanto, HM. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, edisi 3.

BPFE. Reilly, Frank K. and Keith C. Brown. 2006. Investment Analysis and

Portfolio Management, 8th edition. South-Western. Ross, Westerfield, and Jaffe. 2005. Corporate Finance, 7th edition.

McGraw-Hill. PP No. 12 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah

No. 45 Tahun 1995. PP No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Pasar

Modal. PP No. 46 Tahun 1995 tentang Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal. UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. www.bapepam.go.id www.idx.co.id

Evaluasi Hasil Pembelajaran Diskusi dan Partisipasi 10% Penyelesaian dan Presentasi Kasus 20% Makalah Individual/Kelompok 20% Ujian Tengah Semester 25% Ujian Akhir Semester 25%

Page 44: Buku Panduan Ppa 2009

42

Topik-topik Bahasan Terdapat 14 kali pertemuan dengan durasi pertemuan masing-masing ± 150 menit.

SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI 1 Tujuan & Fungsi Keuangan

Fungsi Pasar Keuangan Pasar Modal & Pasar Uang Pasar Primer dan Pasar Sekunder Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Modal Kerja Sistem Keuangan Bank-Based vs Market-Based Aset Finansial dan Aset Riil Present Value, Future Value, Anuitas, dan Perpetuitas

RWJJ Ch. 1, 4 J Ch. 1, 2

2 Penganggaran Modal Prinsip Penilaian Aset Secara Umum (Aliran Kas, Waktu, dan Resiko)

Masalah dalam Menghitung Aliran Kas (Incremental Cash Flow, Sunk Cost, Opportunity Cost, Side Effects)

Net Present Value Internal Rate of Return Payback Period Profitability Index Mutually Exclusive Projects Projects with Unequal Lives (Equivalent Annual Value atau Equivalent Annual Cost)

Real Options (Option to Expand, Option to Abandon, dan Timing Option)

Kasus 1: Penganggaran Modal

RWJJ Ch. 7, 8

3 Penilaian Obligasi Zero-Coupon Bond Coupon Bond: Fixed Rate and Floating Rate Callable Bond Bond Rating ORI, SUN, Obligasi Korporasi

Berbagai Alternatif Penilaian Saham Cash Flow Approach Price Multiples (PER, PEG, dan P/BV) Residual Income (Abnormal Earnings Model)

RWJJ Ch. 5 J Ch. 10, 17 + Bacaan tambahan

4 Analisis Fundamental Analisis Ekonomi dan Analisis Industri Analisis Rasio Keuangan

Kasus 2: Analisis Fundamental Perusahaan Tbk di Indonesia

RWJJ Ch. 5 J Ch. 13-16

Page 45: Buku Panduan Ppa 2009

43

Analisis Teknikal Follow the Smart Money View Contrarian View Support dan Resistance Level

5 Teori Pasar Modal & Pembentukan Portofolio (portfolio selection)

Expected Return Standar Deviasi dan Varians Kovarians dan Korelasi Efficient Frontiers Diversifikasi Portofolio Optimal

RWJJ Ch. 9 J Ch. 6, 7

6 CAPM dan APT Capital Market Line Fisher Separation Theorem Security Market Line Beta Saham dan Beta Portofolio Resiko Sistematis dan Nonsistematis Faktor Tunggal dan Banyak Faktor

RWJJ Ch. 10, 11 J Ch. 8, 9

7 Manajemen Portofolio Investor Individu vs Investor Institusional Sikap Investor terhadap Resiko Formulasi Kebijakan Investasi (Tujuan, Kendala, dan Preferensi)

Implementasi Strategi Investasi (Alokasi Aset dan Optimisasi Portofolio)

Monitoring dan Penyesuaian Portofolio

Evaluasi Portofolio Return Nominal vs Return Riil Return Aritmetik dan Return Geometrik Return Tertimbang Berdasarkan Uang Risk-Adjusted Return Rasio Treynor Rasio Sharpe Alpha Jensen Beta2 Rasio Appraisal

Kasus 3: Evaluasi Kinerja Reksadana di Indonesia

J Ch. 21, 22

Ujian Tengah Semester 8 Struktur Modal

Pengaruh Utang terhadap Return dan Resiko Static Trade-Off (No Corporate Taxes, with Corporate Taxes, with Personal Taxes, Financial Distress) o Agency Benefits of Debt o Agency Cost of Equity o Agency Cost of Debt

RWJJ Ch. 15, 16

Page 46: Buku Panduan Ppa 2009

44

Teori Pecking Order Teori Signaling Model Market Timing

9 Penerbitan Sekuritas Ekuitas (Saham, Rights, Warrants)

Initial Public Offering (IPO) Secondary Public Offering (SPO) Rights Warrants

Kewajiban Jangka Panjang Positive Covenants Sinking Fund Call Provision Bond Refunding

Kasus 4: Kasus Bond Rating atau Kasus Analisis dan Tahapan Proses Go Public Perusahaan Terbuka di Indonesia

RWJJ Ch.19, 20, 21 Kep-135/BL/2005 PP No. 17 Tahun 2004 PP No. 35 Tahun 2005

10 Opsi Definisi dan Macam-macam Sekuritas Derivatif Istilah-istilah dan Mekanisme Perdagangan Opsi Opsi Call, Put, dan Diagram Payoff-nya Hedging, Covered Call, Protective Put, dan Portfolio Insurance

Saham dan Obligasi Dilihat sebagai Opsi Paritas Put-Call Valuasi Opsi Kontrak Opsi Saham di BEI

RWJJ Ch. 22

11 Derivatif dan Hedging Kontrak Forward, Futures, dan SWAP untuk Manajemen Resiko Tingkat Bunga, Resiko Mata Uang, dan Resiko Pasar

Kontrak Futures LQ-45 di BEI Kontrak Futures untuk Komoditas di BBJ

RWJJ Ch. 25 + Bacaan tambahan

12 Struktur dan Pelaku Pasar Modal di Indonesia Struktur Pasar Modal (Dasar-Dasar Hukum Pasar Modal)

Otoritas Pasar Modal (BAPEPAM-LK) Fasilitator o Bursa Efek o Lembaga Kliring dan Penyelesaian “KPEI” o Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian

“KSEI” Pelaku Pasar Modal (Emiten dan Perusahaan Publik, Pemodal, Perusahaan Efek, Penasehat Investasi)

Lembaga Penunjang Pasar Modal (Biro Administrasi Efek, Kustodian, Wali Amanat, Pemeringkat Efek)

UU No. 8 PP No. 12 Tahun 2004 / No. 45 dan 46 Tahun 1995 Keputusan Ketua Bapepam : 1. Kep-41/BL/2008 2. Kep-

16/PM/2004 3. Kep-

29/PM/2004 4. Kep-

36/PM/2003

Page 47: Buku Panduan Ppa 2009

45

Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI) Profesi Penunjang Pasar Modal (Notaris, Konsultan Hukum, Penilai, Akuntan, Wali Amanat)

Asosiasi-Asosiasi Pasar Modal Good Corporate Governance Kewajiban Pelaporan

5. Kep-40/PM/2003

6. Kep-20/PM/2002

7. Kep-06/PM/2000

13 Peranan Profesi Akuntan di Pasar Modal (Tugas Individual) Produk dan Mekanisme Pasar Modal di Indonesia

Aturan dan Mekanisme Perdagangan Efek Pasar Reguler, Negotiated, dan Tunai Margin Financing Short Sale Scriptless Trading Floor, Remote, dan On-Line Trading Kapitalisasi Pasar Saham dan Obligasi Metode Penghitungan Indeks dan Macam-Macam Indeks di BEI

Free-Float Shares Aturan Suspensi, Auto-Reject, dan Delisting Macam-macam Reksadana Exchange-Traded Fund (ETF)

Bacaan Tambahan Kepmenkeu Nomor 455/KMK.01/1997 Kepmenkeu Nomor 646/KMK.01/1995

14 Muatan Lokal* Ujian Akhir Semester

* Topik pembahasan dan materi untuk muatan lokal diserahkan ke masing-masing penyelenggara. Sebagai alternatif, para penyelenggara dapat memilih topik berikut: pengenalan keuangan internasional, personal finance (perencanaan keuangan), behavioral finance, market microstructure, financial intermediation or disintermediation, strategi para manajer investasi (reksadana saham), manajemen resiko, valuasi aset, matematika keuangan atau lainnya. Pemilihan sebaiknya didasarkan pada kebutuhan dan kompetensi pengajar.

Page 48: Buku Panduan Ppa 2009

46

SILABUS MATA AJAR PELAPORAN dan AKUNTANSI KEUANGAN

3 SKS

Deskripsi dan Tujuan Mata ajar ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap prinsip akuntansi yang diterima umum di Indonesia, terutama Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Intepretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) dan standar acuan lain yang diterbitkan badan otoritas yang berwenang serta peraturan perundangan yang relevan sehubungan dengan penyusunan laporan keuangan dalam rangka akuntansi keuangan. Selain itu juga akan diberikan pemahaman International Financial Reporting Standards (IFRS)/International Accounting Standards (IAS) dan standar akuntansi keuangan yang berlaku di negara lain yang relevan dalam era globalisasi. Peserta didik diharapkan mampu menyusun dan mengaudit laporan keuangan yang dapat diandalkan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam rangka pelaporan kepada pihak eksternal. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran terutama ditekankan pada pembahasan kasus sesuai topik bahasan yang telah ditetapkan untuk setiap pertemuan. Pembahasan lebih ditujukan pada bagaimana mengaplikasikan berbagai standar akuntansi keuangan, khususnya PSAK, dalam praktik serta membahas berbagai isu yang timbul dalam aplikasinya. Mata ajar ini memerlukan partisipasi aktif peserta didik. Pertemuan dimulai dengan dosen memfasilitasi diskusi kelas membahas topik pada pertemuan tersebut. Selanjutnya untuk hampir setiap pertemuan sedikitnya ada satu kelompok yang akan menyajikan kasus untuk kemudian didiskusikan bersama di kelas. Jumlah anggota per kelompok berkisar 2-4 orang. Kelompok yang menyajikan kasus diwajibkan menulis makalah yang menganalisis suatu studi kasus aplikasi standar akuntansi yang berlaku atau isu yang timbul dalam penyusunan laporan keuangan di Indonesia. Pengajar memberikan pengarahan kasus yang akan dibahas. Sebaiknya kasus nyata, bila sulit diperoleh dapat dirancang kasus simulasi. Pada studi kasus aplikasi PSAK, kelompok mengevaluasi aplikasi PSAK tertentu pada laporan keuangan suatu perusahaan, mengidentifikasi isu yang mungkin timbul dalam aplikasi, serta memberi rekomendasi perbaikan yang mungkin diperlukan. Kelompok penyaji dapat menambah rujukan dari berbagai sumber terkait topik bahasan. Peserta didik di luar kelompok penyaji diwajibkan mempelajari PSAK dan sumber rujukan lain sehubungan topik tersebut sehingga siap berdiskusi di kelas.

Page 49: Buku Panduan Ppa 2009

47

Kehadiran Peserta didik diharapkan selalu menghadiri kuliah dan diwajibkan hadir kuliah minimal 10-11 dari 14 kali pertemuan. Mereka yang hadir kurang dari 10 tidak diperkenankan untuk mengikuti ujian akhir. Referensi Bahan bacaan diperoleh dari berbagai publikasi, mulai dari standar akuntansi dari organisasi profesi, peraturan perundangan yang berlaku, makalah dari berbagai seminar, buku teks, hingga jurnal profesi akuntan publik, dan digolongkan atas dua kelompok sebagai berikut: A. Standar Akuntansi dan Peraturan Perundangan Terkait • ACCA, The official text for the professional qualification, Financial

Reporting, Study Text 2005/2006 atau edisi terakhir. • Alfredson, K., K. Leo, R. Picker, P. Pacter, J. Radford, dan V. Wise.

“Applying International Financial Reporting Standards.” John Wiley & Sons Australia, Ltd., 2007.

• Epstein, B.J., dan Eva K. Jermakowicz IAS 2007: Interpretation and Application of IAS, John Wiley, 2007. (EJ).

• IAI, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (revisi terakhir). • IAI, Intepretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). • International Accounting Standards Board (IASB), International Acounting

Standards (IAS)/International Financial Reporting Standards (IFRS) (revisi terakhir).

• P3LKE, Bapepam. • Undang Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. • Peraturan Perundangan terkait lainnya. B. Pilihan referensi sesuai topik Dipilih chapter/bab/bagian yang relevan dengan topik bahasan dari buku, jurnal, bahan seminar dan publikasi lain sesuai perkembangan mutakhir: Untuk 2008/2009 • Baker, Advanced Accounting, 6th ed., Mc Graw Hill, 2005. • Charles W. Mulford and Eugene E. Comiskey, The Financial Numbers

Game : Detecting Creative Accounting Practices, John Wiley & Sons Inc. • Choi, Frederick D.S., Carol A. Frost, and Gary K. Meek, International

Accounting, Prentice Hall, New Jersey, 1999 atau edisi terbaru. (CFM) • D.R. Carmichael, Paul H Rosenfeld, Accountants' Handbook, Volume

one: Financial Accounting and General Topics, 10th ed., John Wiley and Sons, Inc.

• Financial Accounting Standard Board, Statement of Financial Accounting Standards.

• Financial Accounting Standard Board, Statement of Financial Accounting Concepts.

Page 50: Buku Panduan Ppa 2009

48

• IAI, Prosiding Konvensi Nasional Akuntansi ke-3 Profesi Akuntan Indonesia menuju Milenium Baru, 1996 atau prosiding terbaru.

• Kieso,D.E., J.J. Weygandt, and T.D. Waterfield, Intermediate Accounting, International Ed., John Wiley & Sons, 11th Ed.

• Larsen, John, Modern Advanced Accounting, Ed. 9th, Mc Graw Hill, 2004. • Radenbaugh, L.H., and S.J. Gray, International Accounting and

Multinational Enterprises, 6th Ed., John Wiley & Sons, Inc., 2006. (RG) • Scott, W.R. Financial Accounting Theory. Edisi Keempat. New Jersey:

Prentice-Hall, Inc., 2006. • Theodorus M. Tuanakotta: ”Setengah Abad Profesi Akuntansi”, Salemba

Empat, 2007. • “Buletin Teknis Nomor 2: Akuntansi untuk Pembiayaan Bersama atas

Fasilitas Kredit (joint financing on credit facility), Media Akuntansi Edisi 57, Oktober 2006”.

• Berbagai jurnal dan artikel profesi akuntan publik. Evaluasi Hasil Pembelajaran Partisipasi 20% Penulisan dan Penyajian Makalah Kelompok 20% Ujian Tengah Semester 25% Ujian Akhir Semester 25% Kuis 10% Topik-topik Bahasan Terdapat 14 kali pertemuan dengan durasi pertemuan masing-masing ± 150 menit.

SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI

1. Overview Mata Ajar, Standar Akuntansi Keuangan, Pengembangan Standar Akuntansi – Struktur dan Proses, Kualitas Standar Akuntansi Convergence of International Financial Reporting Standards and Practices

SMH Wallman, 1995, The Future of Accounting and Disclosure in An Evolving World: The Need for Dramatic Change, Accounting Horizon, Sept, 81-91

Six Commentaries on Characteristics of High Quality Accounting Standards, Accounting Horizons, June 1998

SAK Epstein Ch. 1 Scott, Ch. 1, 5, 7 Kieso Ch. 1 Choi Ch. 8

Page 51: Buku Panduan Ppa 2009

49

SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI

2. Kerangka Konseptual dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

IAI, Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

IASB, Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements

SFAC PSAK 1, 2, 3 & 6 Epstein Ch. 2, 3, 4 ACCA Ch.1, 2, 3 Scott, Ch. 8, 11 Kieso Ch. 2 SMH Wallman, 1996, The Future of

Accounting and Financial Reporting Part II: The Colorized Approach, Accounting Horizon, June, 138-148

Kasus 1: Manajemen Laba –

Indofarma

3. Aset/Aktiva Pembahasan terfokus pada pengaplikasian PSAK sehubungan berbagai jenis aset (termasuk leased asset) terutama tapi tak terbatas pada:

- Pengertian - Penggolongan - Pengakuan - Pengukuran/penilaian (termasuk

impairment) - Penyajian - Pengungkapan

sambil dikaitkan dalam kasus yang dibahas.

PSAK 1, 13, 14,16, 19, 30,43, 47, 48, 58 & IAS/IFRS terkait

Epstein Ch. 5, 6, 8, 9 Kieso Ch. 8, 9, 10, 11, 12 / SFAS, SFAC No. 6 Kasus 2: Penurunan nilai aktiva

4. Kewajiban dan Ekuitas Pembahasan terfokus pada pengaplikasian PSAK dan Peraturan Perundangan yang berlaku sehubungan dengan kewajiban dan ekuitas, terutama tapi tak terbatas pada :

- Pengertian

PSAK 1, 21, 25, 41, 51, 53, 57 & IAS/IFRS terkait

Undang Undang No. 40 2007 tentang Perseroan Terbatas

Epstein Ch. 12, 13, 17 Kieso Ch. 13, 14, 15

Page 52: Buku Panduan Ppa 2009

50

SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI

- Penggolongan - Pengakuan - Pengukuran - Penyajian - Pengungkapan

Pembahasan kewajiban khususnya perlu diperhatikan jangka waktu pelunasan, kewajiban valas (kaitannya dengan topik pertemuan ke 8 dan 9), kewajiban diestimasi dan kewajiban kontingensi Pembahasan ekuitas perlu dikaitkan dengan bentuk hukum entitas usaha Pembahasan akan terfokus pada badan hukum Perseroan Terbatas: pemisahan secara jelas sumber ekuitas (penyetoran pesero, hasil usaha, selisih penilaian kembali aset, donasi) serta berbagai ragam dan masalah sehubungan dengan jenis, hak, transaksi saham. Penulisan dan pembahasan kasus haruslah mampu mengangkat isu penting yang tersurat maupun tersirat dalam standar akuntansi yang berlaku.

5. Imbalan Kerja - Imbalan kerja meliputi pasca kerja - Akuntansi Dana Pensiun

PSAK 18, 24 Epstein 16 Kasus 3: Imbalan Kerja dan

kaitannya dengan UU No. 13 2003

6. Pendapatan dan Beban: Pengakuan pendapatan, pajak penghasilan, perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan

PSAK 16, 20, 23, 25, 26, 46, 56 & IFRS terkait

Epstein Ch. 7, 15, 21 ACCA Ch. 12 SFAC No. 2 Kieso Ch. 18, 19, 22 Kasus 4: Akuntansi Joint-Financing

Perusahaan Multi-Finance

Page 53: Buku Panduan Ppa 2009

51

SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI

7. Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities (SPE)

PSAK 4, 15, 22, 38, 39, 40 & ISAK 7IAS/IFRS terkait Epstein Ch. 10, 11 Larsen Ch. 7 Tuanakotta Bagian II dan III Kasus 5: Enron

Ujian Tengah Semester

8. Financial Instrument, Transaksi dalam Mata Uang Asing

PSAK 10, 11, 52, dan ISAK 4 IAS/IFRS terkait SFAS 52 Epstein Ch. 13, 22

9. Derivatif dan Lindung Nilai

PSAK 50, 55 dan ISAK 6 IAS 32, 39 dan IAS/IFRS terkait Epstein Ch. 22 Kasus 6: Derivatif – Indosat

10. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa, Off Balance Sheet

PSAK 7, 38, 39, 40 & ISAK 7 IAS/IFRS terkait Epstein Ch. 23 ACCA 11 Peraturan Bapepam IX.E.1 dan

Peraturan Lain terkait Kasus 9: Selisih Retrukturisasi

Entitas Sepengendali – Telkom & Indosat

Page 54: Buku Panduan Ppa 2009

52

SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI

11. Pengungkapan: Laporan Keuangan Interim, Pelaporan Emiten BEproses IPO, laporan yang harus disiapkan untuk IPO, right issues. Peraturan Bapepam untuk IPO adalah seri peraturan Bapepam IX.A.1-14 dan IX.C.1-11, untuk right issues, IX.D.1-5.

SE BAPEPAM VIII.G7 dan Peraturan Lain terkait, seperti: X.K.2, X.K.6, IX.E.2.

P3LKE utk Manufaktur PSAK 51, 56 ISAK 1, 2 IAS / IFRS terkait Epstein Ch. 19, 20 Kasus 10: Pengungkapan informasi

material – Perusahaan Gas Negara

12. Pembahasan kasus suatu perusahaan yang menyangkut kepentingan publik: Perbankan, Asuransi, dan atau Dana Pensiun (dapat ditentukan oleh pengajar)

PSAK, Akuntansi Syariah dan bahan referensi terkait lainnya sesuai topik dan kasus yang dipilih

13.

Isu Kontemporer: Dampak globalisasi atas laporan keuangan, pengaruh regulasi atas profesi akuntansi, peran dan tanggung jawab manajemen, akuntan publik dan regulator atas keandalan sistem pelaporan keuangan di pasar modal dan pasar uang, dan lain-lain.

Literatur dan bahan referensi yang terkait sesuai topik pembahasan.

14. Local Content (bebas ditentukan oleh masing-masing penyelenggara sepanjang topik masih dalam bidang Pelaporan dan Akuntansi Keuangan (Financial Accounting and Reporting)

Literatur dan bahan referensi yang terkait sesuai topik pembahasan.

Ujian Akhir Semester

Page 55: Buku Panduan Ppa 2009

53

SILABUS MATA AJAR AKUNTANSI MANAJEMEN dan BIAYA

3 SKS Deskripsi dan Tujuan Akuntansi manajemen telah berkembang dengan cukup pesat selama lima belas tahun terakhir. Perkembangan ini adalah merupakan respons profesi terhadap berbagai kritik yang ditujukan ke akuntansi manajemen. Para pemikir akuntansi manajemen telah mengembangkan berbagai teknik dan konsep yang diharapkan akan bisa menempatkan kembali akuntansi manajemen dalam proses pengelolaan bisnis modern. Matakuliah ini merupakan kelanjutan dari mata ajar yang sama pada program S1, di mana penekanan pada kuliah ini adalah mengenai penerapan konsep-konsep tersebut dalam dunia praktik. Selain itu, dalam mata ajar ini juga akan dibahas perkembangan mutakhir dalam bidang akuntansi manajemen yang tejadi sampai saat ini, seperti activity-based costing, quality costing, dan target costing. Mata ajar ini merupakan mata ajar tingkat lanjutan. Pemahaman mengenai basic management accounting harus sudah dimiliki oleh peserta didik untuk bisa mengikuti mata ajar ini dengan baik. Diharapkan setelah selesai mengikuti kuliah ini peserta didik akan mempunyai perspektif yang lebih luas mengenai akuntansi manajemen. Perspektif yang luas ini diharapkan akan meningkatkan kemampuan akuntan dalam menganalisis dan menyajikan informasi akuntansi yang diperlukan oleh manajemen untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas-tugas manajerialnya, seperti perencanaan, pengendalian, koordinasi, dan pengambilan keputusan. Metode Pembelajaran Kuliah akan diselenggarakan dengan model diskusi dengan menggunakan kasus-kasus yang diberikan. Untuk memperlancar proses diskusi para peserta pendidikan profesi diwajibkan untuk membaca materi yang ada dan membahas kasus-kasus yang diberikan. Partisipasi aktif peserta didik dalam diskusi sangat dibutuhkan dan akan menentukan nilai akhir. Referensi Wajib • Ronald Hilton, Managerial Accounting: Creating Value in a Dynamic

Business Environment, 7th Edition: McGraw-Hill (2008). (RH) Referensi Pendukung • Don Hansen and Maryanne Mowen, Cost Management; Accounting and

Control, 5th edition, Thomson-Southwestern, 2006 atau edisi terbaru. (HM)

• John K. Shank, Cases in Cost Management; A Strategic Emphasis, 3rd edition, Thompson-Southwestern, 2006.

Page 56: Buku Panduan Ppa 2009

54

Evaluasi Hasil Pembelajaran Ujian Tengah Semester 25%, Ujian Akhir Semester 25%, Partisipasi dan Kuis 20% Analisis Kasus dan Presentasi 20%. Penulisan dan Penyajian Makalah 10% Topik- topik Bahasan

No. Pokok Bahasan Referensi 1 Perkembangan Konsep Akuntansi

Manajemen • Perbedaan Akuntansi Keuangan,

Akuntansi Biaya, Manajemen Biaya dan Akuntansi Manajemen

• Sejarah Perkembangan Akuntansi Manajemen

Konsep dan Perilaku Biaya

• Different cost for different purposes • Perilaku biaya • Konsep relevant range • Teknik pemisahan biaya tetap dan

variabel Kasus

RH Ch. 7 RH Ch. 1, 2

2 Penentuan Biaya per Unit • Sistem biaya pesanan • Sistem biaya proses • Pembebanan Overhead Pabrik

Kasus

RH Ch. 3, 4

3 Penentuan Biaya per Unit • Alokasi Biaya Departemen Penunjang • Alokasi Joint Costs

Kasus

RH Ch. 18 HM Ch. 7

4 Activity-Based Costing • Distorsi biaya • Pengertian ABC • Pembebanan dua tahap dalam ABC • ABC di perusahaan jasa

Kasus

RH Ch. 5

5 Activity-Based Management • Konsep Dasar ABM • Dimensi ABC: costs allocation and

performance • Operating ABM • Strategic ABM

Kasus

RH Ch. 6 HM Ch. 12

Page 57: Buku Panduan Ppa 2009

55

6 JIT (Lean Accounting), Cost of Quality, dan Target Costing

• Pengelolaan biaya dalam tahap perencanaan

• Pengelolaan biaya dengan mempergunakan biaya kualitas

• Pengelolaan biaya dalam JIT Kasus

RH Ch. 15 HM Ch. 11

7 Penyusunan Anggaran dan Pengendalian • Penganggaran • Biaya Standar • Analisis penyimpangan

Kasus

RH Ch. 9, 10, 11

Ujian Tengah Semester 8 Pertanggungjawaban dan Evaluasi Kinerja

• Pusat pertanggungjawaban • Transfer pricing • ROI, RI, EVA

Kasus

RH Ch. 12, 13

9 Pengukuran dan Implementasi Strategi • BSC

Kasus

RH Ch. 10 HM Ch. 13

10 Analisis CVP • Pembedaan biaya variabel dan tetap • Laporan keuangan dengan format direct

costing • Analisis BEP • CVP under uncertainty

Kasus

RH Ch. 8

11 Pengambilan Keputusan Jangka Pendek • Konsep Biaya Relevan • Penentuan Harga • Make or Buy • Sell or Process further • Keep or Drop • Product Mix

Kasus

RH Ch. 14

12 Theory of Constraint • Konsep TOC • Asumsi TOC • Lima langkah dalam TOC • Penggunaan TOC dalam Pengambilan

Keputusan Kasus

HM Ch. 21

13 Analisis Biaya Lingkungan • Analisis biaya pengelolaan lingkungan

RH Ch. 12 HM Ch. 16

Page 58: Buku Panduan Ppa 2009

56

• Pelaporan biaya pengelolaan lingkungan

• Pembahasan Kasus Kasus

14 Topik Bebas Ujian Akhir Semester

Kurikulum dan silabus PPA telah dimutakhirkan pada tahun 2006 dan selanjutnya pada tahun 2008 sesuai dengan surat keputusan KERPPA Nomor: KEP-42/SK/KERPPA/IAI/IX/2008 tanggal 4 September 2008.

Page 59: Buku Panduan Ppa 2009

57

PERSYARATAN PESERTA PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Pendidikan Profesi Akuntansi adalah pendidikan tambahan pada akhir

pendidikan sekolah setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada program

studi akuntansi. Dengan mempertimbangkan tujuan penyelenggaraannya

maka penyelenggaraan PPA akan dapat tercapai apabila diikuti oleh peserta

yang telah menyelesaikan program sarjana Ilmu Ekonomi pada program

studi akuntansi dari perguruan tinggi yang terakreditasi.

PERSYARATAN PENGAJUAN REKOMENDASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Sesuai dengan keputusan Komite Evaluasi dan Rekomendasi Pendidikan

Profesi Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (KERPPA IAI), No: KEP-

54/SK/KERPPA/IAI/I/2009 tentang Pedoman Pengajuan dan Perpanjangan

Izin Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi Tahun 2009, berikut

adalah ketentuan yang harus dipenuhi perguruan tinggi yang akan

mengajukan rekomendasi penyelenggaraan PPA:

1. Program studi jurusan akuntansi mendapat Akreditasi A dari Badan

Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.

2. Program studi jurusan akuntansi telah berdiri selama lebih dari 8

(delapan) tahun.

3. Jumlah mahasiswa akuntansi yang terdaftar minimal sebanyak 600

(enam ratus) orang.

4. Jumlah dosen tetap yang dimiliki minimal sebanyak 15 (lima belas)

orang.

5. Semua dosen yang memiliki register akuntan telah menjadi anggota

IAI.

6. Memiliki fasilitas internet untuk dosen dan mahasiswa.

Page 60: Buku Panduan Ppa 2009

58

Kriteria penilaian untuk mendapat rekomendasi adalah sebagai berikut:

NO KRITERIA NILAI

1. Lamanya program studi jurusan akuntansi

telah berdiri adalah lebih dari 2 kali masa

studi rata-rata

>15 tahun = 75

8 -15 tahun = 50

2. Rasio Dosen Tetap Akuntansi vs Σ

mahasiswa, dengan ketentuan:

a. Nilai dosen tetap yang S1 = 1

Nilai dosen tetap yang S2 = 1

Nilai dosen tetap yang S3 = 1

Nilai dosen tetap yang Guru besar = 1

b. Akuntan ber-register yang menjadi

Dosen Tetap Akuntansi sebanyak 20%

dari seluruh Dosen Tetap Akuntansi

atau minimal 7 orang

1 : ≤25 = 250

1 : 26<mhs≤30 = 225

1 : 31<mhs≤35 = 200

1 : 36<mhs≤40 = 175

1 : 41<mhs≤45 = 150

1 : 46<mhs≤50 = 125

1 : >50 = 0

3. Σ Judul buku yang relevan dengan

Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi

*judul lain hrs terbitan setelah thn 2000

kecuali UU dan peraturan yg masih

berlaku

- Buku yang ada pada silabus atau

ekuivalen) = 50

- sda + 20 judul lain = 70

- sda + 20 judul lain = 80

- sda + 20 judul lain = 90

- sda + 20 judul lain = 100

4. Σ Judul jurnal atau majalah akuntansi

yang dilanggan

Dari 7 Jurnal DN tersebut harus ada 2

diantaranya JRAI & Akuntan Indonesia,

minimal berlangganan 3 tahun ke depan

dari saat pengajuan

- 7 jurnal DN + 3 LN = 60

- sda + 3 DN/LN = 70

- sda + 3 DN/LN = 80

- sda + 3 DN/LN = 90

- sda + 3 DN/LN = 100

- 7 jurnal DN + database jurnal LN

seperti Proquest, EPSCO, JSTOR,

Science Direct = 100

Page 61: Buku Panduan Ppa 2009

59

5. Rasio Σ komputer yang bisa digunakan mahasiswa:

1 : ≤10 = 125

1 : 11<mhs≤20 = 100

1 : 21<mhs≤30 = 80

1 : 31<mhs≤40 = 60

1 : >40 = 0

6. Aktivitas dosen sebagai praktisi

*Keterangan keaktifan sebagai praktisi

min. paling lambat 3 bulan sebelum

Borang diajukan

tidak ada = 0

5 – 9 orang = 25

>10 orang = 50

7. Keanggotaan dosen dalam asosiasi

profesi sebagai pengurus IAI

tidak ada = 0

1 – 2 orang = 20

3 – 4 orang = 35

>4 orang = 50

8. Keanggotaan dosen dalam asosiasi

profesi sebagai anggota IAI

15 orang = 0

16 – 30 orang = 25

>30 orang = 50

9. Penyelenggaraan Program Pasca Sarjana

Akuntansi/Keuangan yang memiliki

akreditasi dari BAN PT

Tidak ada = 0

S2 Akuntansi/Keuangan = 25

S3 Akuntansi/Keuangan = 25

S2 + S3 = 50

10. Jaringan internet harus memiliki minimal

10 akses

10 = 0

11 - 25 = 25

>25 = 50

Jaringan Hot Spot (Wifi) = 75

11. Jaringan e-library

(perpustakaan elektronik)

= 25

12. Akreditasi internasional = 25

13. Kerja sama internasional = 25

Page 62: Buku Panduan Ppa 2009

60

IAI akan memberikan rekomendasi bagi penyelenggara PPA yang

memperoleh total nilai minimal sebesar 700.

Peninjauan kembali atas rekomendasi penyelenggaraan PPA dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai PPA Jangka waktu peninjauan

700 – 799 3 tahun

800 – 899 4 tahun

> 900 5 tahun

UJIAN AKHIR DAN SERTIFIKAT

Pada akhir setiap mata ajar PPA diselenggarakan ujian akhir yang bentuknya

diserahkan kepada masing-masing penyelenggara PPA. Tanda kelulusan

PPA adalah sertifikat yang diterbitkan oleh penyelenggara PPA. Dengan

sertifikat PPA tersebut maka seseorang dapat mendaftarkan diri ke

Departemen Keuangan dan mendapatkan nomor register sesuai dengan

ketentuan pada SK Menteri Keuangan Nomor 331/KMK.017/1999 tanggal 18

Juni 1999.

Page 63: Buku Panduan Ppa 2009

61

PANDUAN PERPANJANGAN IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Perpanjangan izin penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA)

merupakan proses evaluasi ulang atas kelayakan penyelenggaraan PPA.

Perguruan tinggi mendapat izin sesuai dengan skor evaluasi yang

diperolehnya. Perguruan tinggi pemegang izin PPA diharapkan dapat

meningkatkan skor evaluasi pada proses evaluasi ulang tersebut.

Ketentuan tambahan untuk perpanjangan izin adalah jumlah skor yang

diperoleh diharapkan untuk meningkat dibanding saat pertama izin diberikan.

Dalam rentang waktu tersebut, KERPPA berhak memprogramkan

pelaksanaan evaluasi secara mendadak yang tidak terjadwal untuk

memantau pelaksanaan PPA. Evaluasi ini bertujuan untuk memantau

apakah penyelenggara konsisten mentaati ketentuan KERPPA dan menjaga

kualitas penyelenggaraan sesuai evaluasi kelayakan yang dilakukan saat

pertama kali izin pembukaan atau perpanjangan diberikan.

Perpanjangan izin penyelenggaraan PPA dilalui setelah adanya evaluasi

yang dilakukan oleh KERPPA yang terdiri dari dua tahap, yaitu tahap

evaluasi administratif (desk evaluation) untuk kelengkapan dokumen

pendukung yang dikirimkan oleh perguruan tinggi pemohon akreditasi PPA

serta tahap evaluasi fisik (visitasi) untuk evaluasi atas dokumen pendukung

yang dikirimkan oleh perguruan tinggi pemohon akreditasi PPA dibandingkan

dengan fakta fisik yang ada di perguruan tinggi tersebut. Tahap visitasi ini

akan dilakukan apabila dokumen pendukung yang dikirimkan oleh perguruan

tinggi penyelenggara PPA telah dinyatakan lengkap.

Sesuai dengan keputusan Komite Evaluasi dan Rekomendasi Pendidikan

Profesi Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (KERPPA IAI), No: KEP-

54/SK/KERPPA/IAI/I/2009 tentang Pedoman Pengajuan dan Perpanjangan

Izin Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi Tahun 2009, berikut

adalah ketentuan yang harus dipenuhi perguruan tinggi yang akan

mengajukan perpanjangan izin penyelenggaraan PPA:

Page 64: Buku Panduan Ppa 2009

62

1. Program studi jurusan akuntansi mendapat Akreditasi A dari Badan

Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.

2. Program studi jurusan akuntansi telah berdiri selama lebih dari 8

(delapan) tahun.

3. Jumlah mahasiswa akuntansi yang terdaftar minimal sebanyak 600

(enam ratus) orang.

4. Jumlah dosen tetap yang dimiliki minimal sebanyak 15 (lima belas)

orang.

5. Semua dosen yang memiliki register akuntan telah menjadi anggota

IAI.

6. Memiliki fasilitas internet untuk dosen dan mahasiswa.

STANDAR PENILAIAN PERPANJANGAN IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Standar penilaian merupakan tolok ukur yang harus dipenuhi oleh

penyelenggara PPA. Standar penilaian terdiri atas beberapa indikator kunci

yang dapat digunakan sebagai dasar (1) penyajian data dan informasi

mengenai kinerja dan keadaan penyelenggara PPA (2) evaluasi dan

penilaian mutu kinerja, keadaan dan perangkat kependidikan penyelenggara

PPA, (3) penetapan kelayakan perguruan tinggi untuk menyelenggarakan

PPA dan (4) perumusan rekomendasi perbaikan dan pembinaan mutu

penyelenggara PPA.

Standar penilaian mencakup komitmen inti penyelenggara PPA terhadap

efektivitas program pendidikan (educational effectiveness).

Keseluruhan standar penilaian adalah sebagai berikut:

Standar 1: Kemahasiswaan Standar ini merupakan tolok ukur yang digunakan dalam evaluasi dan

penilaian mengenai kebijakan, prosedur, dan profil mahasiswa PPA yang

akan diterima. Berisikan gambaran yang jelas mengenai kebijakan

penyelenggara PPA yang terkait dengan penerimaan mahasiswa PPA yang

menguraikan kebijakan rekrutmen dan seleksi mahasiswa, karakteristik

mahasiswa, serta peningkatan jumlah mahasiswa sebagai bukti kualitas

yang baik dan going concern program PPA.

Page 65: Buku Panduan Ppa 2009

63

Standar 2: Tenaga Pengajar

Standar ini merupakan tolok ukur yang digunakan dalam evaluasi dan

penilaian mengenai kualifikasi, kualitas, keaktifan dan keanggotaan di

profesi, dan banyaknya tenaga pengajar yang terlibat dalam

penyelenggaraan PPA. Standar ini juga mengukur keterlibatan praktisi untuk

memperkaya materi PPA serta keikutsertaan tenaga pengajar dalam

kegiatan profesional berkelanjutan seperti training, seminar, workshop,

simposium atau konferensi. Berisikan gambaran yang jelas mengenai tenaga

pengajar yang menguraikan kecukupan dosen, dosen yang berpraktik,

anggota asosiasi profesi, aktivitas PPL, serta dosen tamu dari

profesi/praktisi.

Standar 3: Kurikulum

KERPPA telah menetapkan kurikulum minimal yang harus dilaksanakan oleh

penyelenggara PPA. Kurikulum dan silabus ini berlaku secara nasional dan

tidak ada yang boleh dikurangi dalam pelaksanaannya. Untuk itu,

penyelenggara PPA harus memberikan arahan yang lengkap dan

komprehensif tentang pelaksanaan kurikulum bagi semua mata ajar dalam

bentuk pedoman yang harus dipahami oleh seluruh sivitas akademika.

Arahan tersebut dilengkapi dengan perangkat monitoring dan evaluasi

pelaksanaannya.

Selain ketaatan terhadap kurikulum dan silabus sesuai ketetapan KERPPA,

standar ini juga menilai dilaksanakannya tambahan mata ajar pilihan untuk

memperkaya mahasiswa atas skill dan knowledge khusus.

Standar 4: Sarana & Prasarana

Standar ini berkenaan dengan kemampuan penyelenggara PPA dalam

menyediakan dan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada. Sarana

dan prasarana yang dinilai adalah laboratorium dan komputer serta

perpustakaan yang meliputi fasilitas dan bahan pustaka berupa buku wajib

dan tambahan, buku pendukung yang relevan, jurnal dalam dan luar negeri

serta layanan e-library.

Page 66: Buku Panduan Ppa 2009

64

Standar 5: Sistem Pembelajaran

Standar ini berkenaan dengan tolok ukur untuk terwujudnya proses dan

metode pembelajaran yang efisien dan efektif, serta sistem evaluasi yang

valid sesuai dengan ketentuan KERPPA. Aspek yang dinilai meliputi:

kesesuaian metode pengajaran dan evaluasi hasil pembelajaran dengan

panduan KERPPA.

Standar 6: Lulusan

Standar ini berkenaan dengan karakteristik, profil, dan pemetaan lulusan

sebagai produk. Standar ini mencakup mutu kompetensi lulusan serta

pelacakan dan komunikasi di antara lulusan dengan penyelenggara PPA.

Aspek yang dinilai adalah:

1. IPK Lulusan

2. Jumlah lulusan yang mengikuti ujian profesi seperti CPA Indonesia,

Ujian Sertifikasi Akuntansi Syariah, Certified Professional Management

Accountants, serta CFA.

PARAMETER DAN SKOR PENILAIAN PERPANJANGAN IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Perpanjangan izin penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi dinilai

berdasarkan 6 (enam) standar yang menjadi parameter penilaian dengan

menggunakan panduan penilaian skor sebagai berikut:

Resume Skor Masing-masing Kriteria Standar:

Kriteria Standar Skor maks

I. KEMAHASISWAAN 105

II. TENAGA PENGAJAR 315

III. KURIKULUM 130

IV. PRASARANA & SARANA 310

V. SISTEM PEMBELAJARAN 100

VI. LULUSAN 40

Page 67: Buku Panduan Ppa 2009

65

Penjabaran Detail Skor Masing-masing Kriteria Standar:

Kriteria Standar Skor maks

I. 1. Kebijakan rekrutmen dan seleksi mahasiswa 50

I. 2. Karakteristik mahasiswa 15

I. 3. Peningkatan jumlah mahasiswa 40

II. 1. Kecukupan dosen 150

II. 2. Dosen yang berpraktik 25

II. 3. Anggota asosiasi profesi 50

II. 4. Aktivitas PPL 50

II. 5. Dosen tamu dari profesi/praktisi 40

III. 1. Ketaatan kurikulum dan silabus sesuai ketetapan KERPPA

100

III. 2. Tambahan mata ajar pilihan 30

IV. 1. Rasio jumlah komputer yang dapat digunakan mahasiswa 80

IV. 2. Akses internet 30

IV. 3. 1. Buku wajib dan tambahan 70

IV. 3. 2. Buku pendukung yang relevan 30

IV. 3. 3. Jurnal dalam dan luar negeri 70

IV. 3. 4. Layanan e-library 30

V. 1. Kesesuaian metode pengajaran dan evaluasi hasil pembelajaran dengan panduan KERPPA

100

VI. 1 Jumlah lulusan yang mengikuti ujian profesi: USAP, CPMA

20

VI. 2. IPK Lulusan 20

Page 68: Buku Panduan Ppa 2009

66

Detail panduan perhitungan nilai:

Kriteria Standar Skor maks Nilai

I. KEMAHASISWAAN 105

I. 1. Kebijakan rekrutmen dan seleksi mahasiswa 1. Mahasiswa yang diterima berasal

dari program S1 jurusan akuntansi yang terakreditasi

2. Mekanisme seleksi yang dilaksanakan berupa ujian tertulis.

3. Ada program matrikulasi. 4. Ujian TPA & TOEFL

50 1. Semua kriteria terpenuhi: 50

2. Kriteria 1, 2, & 3 terpenuhi: 35

3. Jika 1, 2, atau 3 tidak terpenuhi: 0

I. 2. Karakteristik Mahasiswa IPK calon mahasiswa

15 1. Rata-rata IPK calon mahasiswa yang diterima > 2,75: nilai 15

2. Rata-rata IPK calon mahasiswa yang diterima < 2,75: nilai 10

I. 3. Peningkatan jumlah mahasiswa 40 1. Mahasiswa yang diterima mengalami peningkatan >25% : nilai 40

2. Mahasiswa yang diterima mengalami peningkatan <25% : nilai 20

3. Mahasiswa yang diterima menurun: nilai 0

II. TENAGA PENGAJAR 315

II. 1. Kecukupan dosen

a. Rasio dosen tetap akuntansi dibandingkan mahasiswa, dengan ketentuan: Nilai dosen tetap yang S1 = 1 Nilai dosen tetap yang S2 = 1 Nilai dosen tetap yang S3 = 1 Nilai dosen tetap yang Guru Besar = 1

150 1. Rasio 1 : ≤ 25, nilai 150 2. Rasio 1 : 26 < mhs ≤ 30,

nilai 125 3. Rasio 1 : 31 < mhs ≤ 35,

nilai 100 4. Rasio 1 : 36 < mhs ≤ 40,

nilai 75 5. Rasio 1 : 41 < mhs ≤ 45,

nilai 50

Page 69: Buku Panduan Ppa 2009

67

b. Akuntan ber-register yang menjadi Dosen Tetap Akuntansi sebanyak 20% dari seluruh Dosen Tetap Akuntansi atau minimal 7 orang

6. Rasio 1 : 46 < mhs ≤ 50, nilai 25

7. Rasio 1 : > 50 tidak diperpanjang

II. 2. Dosen yang berpraktik 25 1. Jumlah dosen tetap yang merupakan praktisi > 10 orang, nilai 25

2. Jumlah dosen tetap yang merupakan praktisi 5 - 9 orang, nilai 15

II. 3. Anggota asosiasi profesi 50 1. Jumlah dosen tetap yang merupakan anggota asosiasi profesi > 30 orang, nilai 50

2. Jumlah dosen yang merupakan anggota asosiasi profesi 15-30 orang, nilai 25

II. 4. Aktivitas PPL yang diikuti dosen baik sebagai pembicara maupun peserta

50 1. Jumlah kegiatan PPL yang diikuti minimal 10 orang dosen dalam 3 tahun, ≥ 40 kegiatan, nilai 50

2. Jumlah kegiatan PPL yang diikuti minimal 10 orang dosen dalam 3 tahun: 30 - 39 kegiatan, nilai 25

3. Jumlah kegiatan PPL yang diikuti minimal 10 orang dosen dalam 3 tahun: < 30 kegiatan, nilai 15

II. 5. Dosen tamu dari profesi/praktisi 40 1. Jumlah kegiatan dosen tamu yang merupakan praktisi dalam 3 tahun terakhir ≥ 30 kegiatan, nilai 40

2. Jumlah kegiatan dosen tamu yang merupakan praktisi dalam 3 tahun terakhir < 30 kegiatan, nilai 0

Page 70: Buku Panduan Ppa 2009

68

III. KURIKULUM 130

III. 1. Ketaatan kurikulum dan silabus sesuai ketetapan KERPPA

100 1. Seluruh mata ajar mentaati kurikulum dan silabus yang ditetapkan KERPPA, nilai 100

2. Ada mata ajar yang tidak sesuai dengan kurikulum dan silabus yang ditetapkan KERPPA, nilai 50

III. 2. Tambahan mata ajar pilihan

30 1. Tambahan mata ajar pilihan yang diikuti mahasiswa berjumlah > 9 sks, nilai 30

2. Tambahan mata ajar pilihan yang diikuti mahasiswa berjumlah < 9 sks, nilai 20

3. Tidak ada tambahan mata ajar pilihan, nilai 0

IV. SARANA & PRASARANA 310

IV. 1. Rasio jumlah komputer yang dapat digunakan mahasiswa

80 1. 1 : ≤ 10, nilai 80 2. 1 : 11 < mhs ≤ 20, nilai 60 3. 1 : 21 < mhs ≤ 30, nilai 40 4. 1 : 31 < mhs ≤ 40, nilai 20

IV. 2. Akses Internet 30 1. Adanya fasilitas internet untuk mahasiswa ≥ 10 stasiun, nilai 30

2. Adanya fasilitas internet untuk mahasiswa < 10 stasiun, nilai 10

3. Tidak ada fasilitas internet, nilai 0

IV. 3. Perpustakaan 200

IV. 3. 1. Buku wajib 70 1. Buku wajib (atau ekuivalen) lengkap sesuai silabus, nilai: 70

2. Buku wajib (atau

Page 71: Buku Panduan Ppa 2009

69

ekuivalen) tidak lengkap sesuai silabus, nilai: 35

IV. 3. 2. Buku pendukung yang relevan 30 1. Buku pendukung yang relevan > 100 judul lain, nilai: 30

2. Buku pendukung yang relevan < 100 judul lain, nilai: 10

IV. 3. 3. Jurnal dalam dan luar negeri

Di antaranya JRAI & Akuntan

Indonesia, minimal berlangganan 3

tahun ke depan dari saat pengajuan

70 1. Jurnal DN > 12 jurnal, LN > 5, nilai: 70

2. 7 < Jurnal DN < 12 dan jurnal LN 3-5 jurnal, nilai: 50

3. Jurnal DN < 7, jurnal LN < 3, nilai: 0

4. 7 jurnal DN + database jurnal LN seperti Proquest, EPSCO, JSTOR, Science Direct 70

IV. 3. 4. Layanan e-library (perpustakaan elektronik)

30 1. Ada layanan e-library, nilai 30

2. Tidak ada layanan e-library, nilai 0

V. SISTEM PEMBELAJARAN 100

V. 1. Kesesuaian metode pembelajaran & evaluasi hasil pembelajaran dengan panduan KERPPA

100 1. Metode pembelajaran & evaluasi hasil pembelajaran sesuai dengan panduan KERPPA, nilai 100

2. Metode pembelajaran & evaluasi hasil pembelajaran tidak sesuai dengan panduan KERPPA, nilai 50

VI. LULUSAN 40

Page 72: Buku Panduan Ppa 2009

70

VI. 1. Jumlah lulusan yang mengikuti ujian profesi seperti: USAP, CPMA, USAS, CFA

20 1. Jumlah lulusan yang mengikuti ujian profesi dalam tiga tahun > 50 % dari seluruh lulusan, nilai 20

2. Jumlah lulusan yang mengikuti ujian profesi dalam tiga tahun 25 - 50% dari seluruh lulusan, nilai 15

3. Jumlah lulusan yang mengikuti ujian profesi dalam tiga tahun < 25 % dari seluruh lulusan, nilai 10

4. Tidak ada lulusan yang mengikuti ujian profesi: dalam tiga tahun, nilai 0

IV. 2. IPK Lulusan

20 1. Rata-rata IPK lulusan > 3: nilai 20

2. Rata-rata IPK lulusan < 3: nilai 10

Peninjauan kembali atas rekomendasi penyelenggaraan PPA dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai PPA Jangka waktu peninjauan

700 – 799 3 tahun

800 – 899 4 tahun

> 900 5 tahun

Page 73: Buku Panduan Ppa 2009

71

PENYUSUNAN BORANG APLIKASI PENGAJUAN REKOMENDASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Borang Aplikasi Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) adalah alat untuk

memperoleh informasi mengenai kesiapan perguruan tinggi untuk

menyelenggarakan PPA. Izin untuk menyelenggarakan PPA akan ditetapkan

oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dengan mempertimbangkan

rekomendasi yang diberikan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Pertanyaan dalam Borang Aplikasi Pendidikan Profesi Akuntansi dapat

dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu prasyarat, kriteria utama dan faktor

pendukung. Prasyarat adalah kondisi yang harus dipenuhi suatu perguruan

tinggi sebelum dapat menyelenggarakan PPA. Kriteria Utama adalah syarat

utama yang harus dipenuhi oleh perguruan tinggi untuk dapat

menyelenggarakan Pendidikan Profesi Akuntansi. Sedangkan Faktor

Pendukung adalah nilai tambah yang dapat diperoleh perguruan tinggi

apabila memenuhi kondisi tertentu.

Beberapa pertanyaan dapat dijawab dengan menuliskan informasi yang

diperlukan ke dalam Borang Aplikasi dan beberapa memerlukan lembaran

tersendiri. Pada pertanyaan tertentu diperlukan dokumen pendukung untuk

melengkapi informasi yang diperlukan. Setiap lampiran dan dokumen

pendukung agar mencantumkan tanggal, nama, dan paraf penyusunnya.

Keputusan pemberian rekomendasi sangat tergantung dari kelengkapan,

kecermatan dan kewajaran informasi yang disajikan pada Borang Aplikasi.

Agar Borang Aplikasi dapat memuat informasi yang lengkap, cermat dan

wajar, maka dianjurkan agar Borang Aplikasi diisi oleh pejabat yang benar-

benar menguasai informasi yang diminta. Pejabat yang dimaksud adalah

Dekan Fakultas Ekonomi Universitas atau Ketua Sekolah Tinggi dan Ketua

atau Sekretaris Jurusan atau Program Studi Akuntansi.

Borang Aplikasi yang telah diisi dengan lengkap agar dicetak dan

disampaikan tepisah dengan lampiran dan dokumen pendukung lainnya.

Borang Aplikasi dan kelengkapan lainnya agar dikirimkan kepada:

Page 74: Buku Panduan Ppa 2009

72

Komite Evaluasi dan Rekomendasi Pendidikan Profesi Akuntansi

Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jl. Sindanglaya No. 1, Menteng

Jakarta Pusat 10310 Telp. 62 21 31904232 Fax. 62 21 7245078

Home page: http//www.iaiglobal.or.id E-mail: [email protected]

PENYUSUNAN BORANG PERPANJANGAN IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Penyusunan Borang oleh penyelenggara PPA dilakukan melalui tahapan

sebagai berikut:

1. Pengumpulan data dan informasi

2. Analisis data dan informasi yang telah dikumpulkan

3. Mendeskripsikan respons terhadap parameter dalam 6 standar kriteria

yang ditetapkan

4. Menyiapkan dokumen pendukung sebagai lampiran borang, dilengkapi

dengan tabel yang tersedia dalam contoh, dan menyiapkan bukti

pendukung lainnya yang akan disajikan pada saat visitasi

5. Borang dan lampirannya dikemas dengan baik dan rapi, kemudian

disampaikan kepada DIKTI & KERPPA IAI

Borang perpanjangan izin PPA disusun merujuk kepada program dan kerja

hasil evaluasi diri penyelenggara PPA dan berbagai pedoman yang

digunakan dalam menyelenggarakan PPA, disertai analisis mengenai semua

standar akreditasi. Borang disusun dengan memperhatikan hal-hal berikut:

1. Tim Penyusun Borang.

Borang disusun oleh suatu tim kerja yang terdiri atas personil yang

memahami keseluruhan proses dan manajemen pelaksanaan PPA. Tim

kerja dibentuk oleh pimpinan fakultas, yang terdiri atas unsur dekan,

Page 75: Buku Panduan Ppa 2009

73

Pimpinan Jurusan dan Program PPA, para dosen serta staf

administrasi.

2. Berbagai Aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan Borang.

a. Tim penyusun Borang perlu mengkaji dan memahami setiap standar

dan kriteria akreditasi sebelum mulai menyusun Borang.

b. Setiap kriteria dijelaskan dalam bentuk deskripsi dan analisis yang

cermat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

c. Data bukti pendukung dilampirkan dalam bentuk tabel dan rekapitulasi.

Bukti pendukung lain yang tidak dapat dilampirkan bersama Borang

disiapkan untuk disajikan pada saat visitasi.

d. Print out Borang dan lampiran pendukungnya serta soft copy yang

berisi dokumen terkait disampaikan kepada KERPPA IAI.

3. Isi Borang

Borang berisi penjelasan dan analisis tentang keenam standar beserta

parameternya, yaitu:

a. Jati diri penyelenggara PPA.

b. Deskripsi dan analisis mengenai standar dan butir-butir kriteria.

c. Lampiran.

Page 76: Buku Panduan Ppa 2009

74

BORANG APLIKASI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

LAMBANG PERGURUAN TINGGI

FAKULTAS EKONOMI

(NAMA PERGURUAN TINGGI)

ALAMAT PERGURUAN TINGGI

TAHUN ....

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Page 77: Buku Panduan Ppa 2009

75

1. PEJABAT YANG MENGISI BORANG INI

1. Nama Dekan / Ketua 2. Nama Ketua / Sekretaris Jurusan / Program Pejabat yang mengisi borang ini adalah Dekan Fakultas Ekonomi atau

Ketua STIE dan Ketua atau Sekretaris Jurusan atau Program Studi

Akuntansi.

2. JATI DIRI LEMBAGA YANG AKAN MENYELENGGARAKAN PPA 1. Nama Lembaga 2. Alamat 3. Telepon 4. Faximili 5. Email 6. Website

Identitas lembaga yang akan menyelenggarakan PPA berupa nama,

alamat, dan lain sebagainya. Apabila lembaga tersebut memiliki lebih dari

satu kampus (alamat), maka alamat diisi dengan alamat yang paling

mudah untuk dihubungi.

BAGIAN INI SANGAT PENTING. Sebagai bagian dari evaluasi aplikasi, Saudara diminta untuk mengisi borang ini dengan informasi yang benar. Informasi yang tidak benar dapat berakibat tidak diberikan rekomendasi atau dicabutnya rekomendasi yang telah diberikan.

BORANG APLIKASI PPA

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Page 78: Buku Panduan Ppa 2009

76

PRASYARAT

3. Pembukaan Program Studi Jurusan Akuntansi (S1) (Lampiran 1)

Nomor Surat Keputusan : Tanggal :

Pembukaan Program Studi Jurusan Akuntansi (S1) telah berdiri selama

lebih dari 8 (delapan) tahun, diisi dengan nomor dan tanggal SK

Pembukaan Program Studi tersebut. Lampirkan fotokopi SK Pembukaan

Program Studi Jurusan Akuntansi (S1) sebagai Lampiran 1.

4. Akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) (Lampiran 2)

Nomor Surat Keputusan : Tanggal : Nilai (score) : Huruf :

Program studi jurusan Akuntansi mendapat Akreditasi A dari BAN, diisi

dengan Nomor, Tanggal, Nilai dan Huruf SK Akreditasi BAN. Lampirkan

fotokopi SK Akreditasi tersebut (Lampiran 2).

Page 79: Buku Panduan Ppa 2009

77

KRITERIA UTAMA

5. Jumlah Mahasiswa jurusan Akuntansi (Lampiran 3) D3 : Ekstensi S1 : Ekstensi D3 : S2 : S1 : S3 : Rencana Mahasiswa PPA : Jumlah mahasiswa akuntansi yang terdaftar minimal sebanyak 600

(enam ratus) orang. Diisi dengan seluruh jumlah mahasiswa jurusan

Akuntansi yang mendaftar pada semester berjalan atau terakhir (pada

saat pengisian Borang ini). Rencana mahasiswa yang akan diterima pada

PPA juga turut dihitung. Lampirkan seluruh daftar nama dari mahasiswa

jurusan akuntansi yang masih aktif. Lampirkan rekapitulasinya sesuai

dengan format berikut (Lampiran 3):

Mahasiswa Jurusan Akuntansi Angkatan D3 Ekstensi

D3 S1 Ekstensi S1 S2 S3 PPA* Jumlah

2003 2002 2001 2000

- -

Total * Estimasi mahasiswa PPA

6. Jumlah Dosen Tetap Akuntansi (Lampiran 4 & 5) S1 : S3 : S2 : Profesor : Jumlah dosen tetap yang dimiliki minimal sebanyak 15 (lima belas) orang.

Diisi dengan jumlah dosen tetap akuntansi pada saat pengisian Borang

Page 80: Buku Panduan Ppa 2009

78

ini. Dosen yang dicantumkan atau diakui adalah dosen yang telah lulus

program pendidikan yang berakreditasi atau disetarakan oleh Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi, sebagai berikut:

• S1 Akuntansi atau Akuntan

• S2 Akuntansi dan MM (yang terkait dengan Akuntansi)

• S3 Akuntansi dan yang terkait dengan Akuntansi

• Guru Besar Akuntansi

Konsentrasi bidang yang terkait dengan akuntansi adalah:

• Auditing

• Akuntansi Manajemen

• Perpajakan

• Sistem Informasi Akuntansi

• Pasar Modal

• Keuangan

Apabila ijazah S2 MM tidak mencantumkan secara jelas konsentrasi

bidangnya terkait dengan akuntansi, maka harus dilengkapi dengan

fotokopi transkrip nilai.

Lampirkan rekapitulasi dosen untuk masing-masing dosen S1, S2, S3

dan guru besar dengan contoh format di bawah ini:

Daftar Dosen Tetap Akuntansi No. Nama Jurusan / Konsentrasi Asal Perguruan

Tinggi

Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan dokumen sebagai berikut:

(Lampiran 5) 1. Fotokopi SK pengangkatan sebagai dosen tetap

Bagi perguruan tinggi swasta, dosen tetap harus dilampiri dengan SK

pengangkatan sebagi dosen tetap dari Mendiknas

Page 81: Buku Panduan Ppa 2009

79

2. Salinan ijazah yang telah disahkan

3. Fotokopi register negara

Jumlah dosen tetap yang memiliki register akuntan telah menjadi anggota

IAI minimal berjumlah 7 (tujuh) orang.

7. Rencana Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi (Lampiran 6)

Diisi dengan rencana kurikulum PPA. Lampirkan rencana kurikulum PPA

sesuai dengan format berikut (Lampiran 6):

No. Mata Kuliah Bobot sks Pengampu Kuliah Praktikum Jumlah Mata Kuliah

8. Silabus untuk Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi (Lampiran 7) Diisi dengan rencana silabus kurikulum PPA. Format rencana silabus

kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi tidak ditentukan (Lampiran 7).

9. Jumlah judul buku yang relevan dengan kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi (Lampiran 8 & 9) Jumlah judul buku yang relevan dengan silabus : Jumlah judul buku pendukung lainnya : Diisi dengan jumlah judul buku yang relevan dengan kurikulum untuk

masing-masing mata ajar. Buku wajib (atau ekuivalen) dan buku

pendukung merupakan edisi terbaru. Lampirkan daftar buku untuk

masing-masing mata ajar sesuai format berikut; masing-masing untuk

buku yang relevan (buku wajib dan tambahan) (lampiran 8) dan buku

pendukung lainnya (lampiran 9).

Page 82: Buku Panduan Ppa 2009

80

No. Judul Buku Pengarang Penerbit Edisi Tahun Eksemplar

10. Jumlah Jurnal / Majalah Akuntansi

(Lampiran 10) Dalam Negeri : Luar Negeri : Diisi dengan jumlah judul jurnal akuntansi atau yang relevan yang dimiliki,

(Lampiran 10). Masa berlangganan jurnal akuntansi atau yang relevan

minimal 3 (tiga) tahun ke depan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (JRAI)

dan majalah Akuntan Indonesia wajib berlangganan. Apabila PPA

memiliki database jurnal luar negeri seperti Proquest, Ebsco, J-Stor,

Science Direct, dan lain-lain agar dilampirkan SPK berlangganannya.

Lampirkan daftarnya dengan format berikut ini.

No. Judul Jurnal atau Majalah Akuntansi Penerbit No. ISSN Frekuensi

Berlangganan sejak

Berlangganan hingga

11. Jumlah komputer yang dimiliki Fakultas Ekonomi/STIE dan

disediakan untuk mahasiswa (Lampiran 11)

Diisi dengan jumlah komputer yang dimiliki oleh Fakultas Ekonomi atau

STIE yang disediakan untuk mahasiswa. Lampirkan daftarnya dengan

menggunakan format berikut (Lampiran 11):

Jenis Prosesor Jumlah Lokasi Lembaga Pengelola

Jumlah

Page 83: Buku Panduan Ppa 2009

81

FAKTOR PENDUKUNG

12. Nama Dosen Tetap yang Beraktivitas sebagai Akuntan Publik, Akuntan Manajemen. (Lampiran 12) Diisi dengan nama-nama Dosen Tetap Akuntansi yang berpraktik sebagai

Akuntan Publik, Akuntan Manajemen. Buatkan daftarnya sesuai dengan

format berikut (Lampiran 12):

NO. NAMA KANTOR JABATAN

13. Nama Dosen Tetap yang Aktif dalam Keanggotaan Asosiasi Profesi sebagai Pengurus IAI (Pusat, Cabang Kompartemen, atau Kompartemen Daerah) (Lampiran 13) Diisi dengan nama-nama Dosen Tetap Akuntansi yang aktif dalam

kepengurusan IAI (Pusat, Kompartemen, Cabang, atau Kompartemen

Daerah). Buatkan daftarnya sesuai dengan format berikut (Lampiran 13):

NO. NAMA KANTOR JABATAN AKTIVITAS DI IAI

14. Nama Dosen Tetap yang Aktif dalam Keanggotaan Asosiasi Profesi sebagai Anggota IAI (Pusat, Cabang Kompartemen, atau Kompartemen Daerah) (Lampiran 14) Diisi dengan nama-nama Dosen Tetap Akuntansi yang aktif dalam

keanggotaan IAI (Pusat, Kompartemen, Cabang, atau Kompartemen

Daerah). Buatkan daftarnya sesuai dengan format berikut (Lampiran 14):

Page 84: Buku Panduan Ppa 2009

82

NO. NAMA KANTOR JABATAN AKTIVITAS DI IAI

15. Apakah Lembaga Saudara menyelenggarakan Program Pendidikan Pascasarjana Akuntansi yang telah diakreditasi BAN (atau telah mendapatkan izin dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi)? (Lampiran 15)

Nama Program : Tahun Berdiri : Nama Program : Tahun Berdiri : Nama Program : Tahun Berdiri :

Diisi dengan Nama Program Pendidikan Pascasarjana Akuntansi yang

diselenggarakan dan tahun pembukaan program tersebut. Program

Pendidikan Pascasarjana Akuntansi tersebut harus mendapatkan

akreditasi BAN atau memperoleh izin penyelenggaraan dari Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi. Lampirkan SK Pembukaan Program

Pascasarjana tersebut (Lampiran 15)

16. Jaringan internet yang dimiliki Fakultas Ekonomi/STIE (Lampiran 16) Diisi dengan jumlah jaringan internet minimal 10 akses yang dimiliki oleh

Fakultas Ekonomi atau STIE. Lampirkan daftarnya dengan menggunakan

format berikut (Lampiran 16):

Page 85: Buku Panduan Ppa 2009

83

Jenis Prosesor Jumlah Lokasi Lembaga Pengelola

Jumlah

17. Apakah lembaga Saudara terakreditasi secara internasional? (Lampiran 17) YA TIDAK Coret salah satu yang tidak perlu Akreditasi Internasional dari : Nomor Surat Keputusan : Tanggal : Nilai (score) : Huruf : Memperoleh AkreditasI Internasional dari, diisi dengan Nomor, Tanggal,

Nilai dan Huruf SK Akreditasi. Lampirkan fotokopi SK Akreditasi tersebut

(Lampiran 17).

18. Apakah lembaga Saudara menjalin kerja sama internasional dengan pihak lain? (Lampiran 18) YA TIDAK Coret salah satu yang tidak perlu

Lampirkan fotokopi MOU atau surat perjanjian kerja sama internasional

dengan pihak lain tersebut (Lampiran 18).

Page 86: Buku Panduan Ppa 2009

84

Pernyataan Dengan ini kami menyatakan bahwa informasi yang kami berikan pada Borang ini beserta lampirannya adalah benar dan akurat, dan kami setuju untuk memberitahukan kepada IAI setiap perubahan informasi di atas atau informasi lain yang mungkin mempengaruhi pemberian rekomendasi oleh IAI. Tanda tangan Ketua/Sekretaris Jurusan/Program Tanda tangan Dekan/Ketua : Tanggal : Kelengkapan Dokumen dan Borang Aplikasi Borang Aplikasi Saudara tidak akan diproses apabila tidak lengkap

Borang Aplikasi yang telah diisi dengan lengkap Lampiran 1: Fotokopi SK Pembukaan Program Studi Jurusan

Akuntansi Lampiran 2: Fotokopi SK Akreditasi dari BAN Lampiran 3: Rekapitulasi Mahasiswa Jurusan Akuntansi Lampiran 4: Rekapitulasi Dosen Tetap Akuntansi Lampiran 5: Fotokopi SK Pengangkatan sebagai Dosen Tetap &

Salinan Ijazah Dosen Tetap yang Telah Disahkan Lampiran 6: Rencana Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi Lampiran 7: Silabus Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi Lampiran 8: Daftar Buku yang Relevan dengan Kurikulum Lampiran 9: Daftar Buku–buku Lainnya Lampiran 10: Daftar Jurnal Akuntansi Lampiran 11: Daftar Komputer Lampiran 12: Fotokopi SK bebas UNA atau Daftar Mahasiswa yang

Telah Lulus UNA Profesi Lampiran 13: Daftar Dosen Tetap yang Beraktivitas sebagai

Praktisi. Lampiran 14: Daftar Dosen Tetap sebagai Pengurus IAI. Lampiran 15: Daftar Dosen Tetap sebagai Anggota IAI.

Lampiran 16: Fotokopi SK Pembukaan Program Pascasarjana Lampiran 17: Fotokopi SK Terakreditasi Internasional Lampiran 18: Fotokopi MOU Kerja Sama Internasional

Page 87: Buku Panduan Ppa 2009

85

Kirimkan Borang Aplikasi yang telah diisi lengkap beserta dokumen lainnya ke:

Komite Evaluasi dan Rekomendasi

Pendidikan Profesi Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia

Graha Akuntan, Jl. Sindanglaya No. 1, Menteng Jakarta Pusat 10310

Telp. 62 21 31904232 Fax. 62 21 7245078 Home page: http//www.iaiglobal.or.id

E-mail: [email protected]

Page 88: Buku Panduan Ppa 2009

86

BORANG PERPANJANGAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

LAMBANG PERGURUAN TINGGI

FAKULTAS EKONOMI

(NAMA PERGURUAN TINGGI)

ALAMAT PERGURUAN TINGGI

TAHUN ....

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Page 89: Buku Panduan Ppa 2009

87

1. PEJABAT YANG MENGISI BORANG INI 1. Nama Dekan/Ketua 2. Nama Ketua/Sekretaris Jurusan/Program

2. JATI DIRI PENYELENGGARA PPA

1. Nama Program 2. Alamat 3. Telepon 4. Faximili 5. Email 6. Website 7. Izin Penyelenggaraan

Diisi dengan nomor SK dan tanggal dikeluarkannya SK Dirjen Dikti. 8. Nilai/Masa Evaluasi

Diisi dengan nilai yang diperoleh pada saat evaluasi dan masa evaluasi yang diberikan KERPPA.

9. Kelembagaan Diisi dengan informasi struktur kelembagaan, misalnya berada di bawah jurusan atau di bawah dekan.

10. Susunan Personel Pengelola Diisi dengan nama ketua, sekretaris, dan bidang yang dimiliki bila ada.

BORANG PERPANJANGAN PPA

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Page 90: Buku Panduan Ppa 2009

88

3. DAFTAR TIM PENYUSUN BORANG

4. KATA PENGANTAR

5. RANGKUMAN EKSEKUTIF

6. DESKRIPSI STANDAR PENILAIAN

Standar 1: KEMAHASISWAAN

Berikan gambaran yang jelas mengenai kemahasiswaan yang menguraikan

hal-hal sebagai berikut:

1. Kebijakan rekrutmen dan seleksi mahasiswa, meliputi:

• Pedoman rekrutmen yang berisikan persyaratan dan prosedur yang

harus dipenuhi oleh calon mahasiwa untuk dapat diterima pada PPA.

Mahasiswa yang diterima sesuai dengan ketentuan KERPPA harus

sarjana S1 jurusan akuntansi yang berasal dari program studi yang

terakreditasi.

• Mekanisme seleksi yang dilaksanakan, yaitu adanya ujian tertulis.

• Adanya program matrikulasi sebagai proses refreshment &

upgrading accounting knowledge calon peserta PPA.

• Adanya ujian TPA & TOEFL.

2. Karakteristik Mahasiswa

• IPK calon mahasiswa yang diterima.

Informasi dilengkapi dengan tabel jumlah pendaftar, diterima dan daftar

ulang, score test serta IPK rata-rata sebagai berikut:

Page 91: Buku Panduan Ppa 2009

89

Angkatan Jumlah Pendaftar

Jumlah Diterima

(jumlah dan persentase)

Jumlah Daftar Ulang

(jumlah dan persentase)

Score Test Rata-rata

IPK Rata-rata

Mahasiswa diterima

Data tambahan untuk kebutuhan KERPPA (tidak masuk dalam kriteria

penilaian)

a. Perguruan Tinggi Asal Calon Mahasiswa

Perguruan Tinggi Asal Kota Jumlah Mahasiswa Setiap

Angkatan Total

b. Status Bekerja atau Tidak Bekerja Mahasiswa

Status Jumlah Mahasiswa Setiap Angkatan Total Bekerja Tidak bekerja

3. Peningkatan jumlah mahasiswa

• Peningkatan jumlah mahasiswa dalam 3 tahun terakhir sebagai

indikator going concern program PPA.

Lengkapi data jumlah seluruh mahasiswa PPA pada semester berjalan

atau terakhir (pada saat pengisian Borang ini). Lampirkan rekapitulasinya

sesuai dengan format berikut:

Angkatan Jumlah Mahasiswa Prosentase kenaikan/penurunan

Note: Ditambahkan grafik jumlah mahasiswa per angkatan

Page 92: Buku Panduan Ppa 2009

90

Tambahkan data jumlah dan IPK mahasiswa PPA yang aktif sampai

dengan data terakhir.

Angkatan Mahasiswa Aktif IPK < 3.00 IPK > 3.00 Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Note: Ditambahkan grafik IPK Standar 2: TENAGA PENGAJAR

Berikan gambaran yang jelas mengenai tenaga pengajar yang menguraikan

hal-hal berikut:

1. Jumlah pengajar tetap

Dosen tetap adalah dosen yang diangkat dan ditempatkan sebagai

tenaga tetap pada perguruan tinggi tempat diselenggarakannya program

PPA.

2. Kecukupan dosen

Kecukupan dosen adalah rasio dosen tetap akuntansi dibandingkan

dengan mahasiswa akuntansi. Mahasiswa akuntansi meliputi

keseluruhan mahasiswa yang aktif pada program D3, S1, S2 di bidang

akuntansi, serta mahasiswa program PPA.

3. Kualifikasi pendidikan dan jabatan akademik

Diisi dengan jumlah dosen tetap akuntansi pada saat pengisian Borang

akreditasi ini. Dosen yang dicantumkan atau diakui adalah dosen yang

telah lulus program pendidikan yang berakreditasi atau disetarakan oleh

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, sebagai berikut:

• S1 Akuntansi atau Akuntan

• S2 Akuntansi dan MM (yang terkait dengan Akuntansi)

• S3 Akuntansi dan yang terkait dengan Akuntansi

• Guru Besar Akuntansi

Page 93: Buku Panduan Ppa 2009

91

Konsentrasi bidang yang terkait dengan akuntansi adalah:

• Auditing

• Akuntansi Manajemen

• Perpajakan

• Sistem Informasi Akuntansi

• Pasar Modal

• Akuntansi Keuangan

Lampirkan rekapitulasi dosen S1, S2, S3, dan Guru Besar dengan format

di bawah ini.

No. Nama Jenjang Pendidikan Jurusan/ Konsentrasi

Asal Perguruan Tinggi

Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan dokumen sebagai berikut:

a. Fotokopi SK pengangkatan sebagai dosen tetap

Bagi perguruan tinggi swasta, dosen tetap harus dilampiri dengan SK

pengangkatan sebagai dosen tetap dari Mendiknas.

b. Salinan ijazah yang telah disahkan

4. Jumlah akuntan beregister

Diisi dengan nama-nama dosen tetap akuntansi yang telah didaftarkan di

Departemen Keuangan untuk memperoleh nomor register akuntan.

Buatkan daftarnya sesuai format berikut:

No. Nama Nomor Register Akuntan

Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan fotokopi register akuntan.

Page 94: Buku Panduan Ppa 2009

92

5. Pengajar yang berpraktik

Diisi dengan nama-nama dosen tetap akuntansi yang merangkap aktif

sebagai partner/auditor di kantor akuntan publik, aktif sebagai akuntan

manajemen di suatu institusi yang berpraktik.

Buatkan daftarnya sesuai format berikut:

No. Nama Kantor Jabatan

Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan surat keterangan

praktik/SK/surat tugasnya.

6. Anggota asosiasi profesi

Diisi dengan nama-nama dosen tetap akuntansi yang didaftarkan dan

aktif menjadi anggota di Ikatan Akuntan Indonesia pada kompartemen

akuntan pendidik, maupun aktif di asosiasi profesi yang terkait dengan

bidang akuntansi lainnya.

Buatkan daftarnya sesuai format berikut:

No. Nama Asosiasi Jabatan

Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan SK pengangkatan sebagai

pengurus, surat keterangan keanggotaan asosiasi atau fotokopi kartu

anggota.

7. Aktivitas PPL yang diikuti baik sebagai pembicara maupun peserta

Diisi dengan nama-nama dosen tetap akuntansi yang mengikuti kegiatan

profesional berkelanjutan sebagai peserta atau pembicara dalam

Page 95: Buku Panduan Ppa 2009

93

kegiatan seperti training, seminar, workshop, simposium atau konferensi

di bidang akuntansi dan terkait.

Buatkan daftarnya sesuai format berikut:

No. Nama Judul Kegiatan

Tanggal penyelenggaraan

Penyelenggara Status

Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan fotokopi sertifikat

kehadiran kegiatan PPL.

8. Dosen tamu dari profesi/praktisi

Diisi dengan nama-nama dosen tamu yang diundang untuk

melaksanakan kegiatan akademik selama penyelenggaraan program

PPA.

Buatkan daftarnya sesuai format berikut:

No. Nama Judul Kegiatan Tanggal penyelenggaraan

Mata Kuliah

Standar 3: KURIKULUM

Berisikan gambaran yang jelas mengenai pelaksanaan dan perangkat

monitoring serta evaluasi pelaksanaan kurikulum yang ditetapkan oleh

penyelenggara PPA yang menguraikan hal-hal berikut:

1. Ketaatan kurikulum dan silabus sesuai ketetapan KERPPA; serta

2. Tambahan mata ajar pilihan untuk memperkaya mahasiswa atas skill

dan knowledge khusus.

Penyelenggara PPA harus melampirkan arahan yang lengkap dan

komprehensif tentang pelaksanaan kurikulum bagi semua mata ajar dalam

bentuk pedoman yang harus dipahami oleh seluruh sivitas akademika.

Page 96: Buku Panduan Ppa 2009

94

Standar 4: SARANA & PRASARANA

Berisi gambaran yang jelas mengenai kemampuan penyelenggara PPA

dalam menyediakan dan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada.

Sarana dan prasarana yang dinilai adalah:

1. Laboratorium dan Komputer

• Kecukupan Komputer

• Akses Internet

Lampirkan rekapitulasi jumlah komputer yang dimiliki oleh Fakultas

Ekonomi atau STIE yang disediakan untuk mahasiswa dengan

menggunakan format berikut:

Jenis Prosesor Jumlah Lokasi Lembaga Pengelola Akses Internet

Jumlah

2. Perpustakaan

• Buku wajib (atau ekuivalen)

• Buku pendukung yang relevan

• Jurnal dalam dan luar negeri

• Layanan e-library

Buku wajib (atau ekuivalen) dan buku pendukung merupakan edisi

terbaru. Lampirkan masing-masing daftar buku wajib (atau ekuivalen)

serta buku pendukung yang relevan dengan silabus sesuai format berikut

ini:

No. Judul Buku Pengarang Penerbit Edisi Tahun Eksemplar

Page 97: Buku Panduan Ppa 2009

95

Masa berlangganan jurnal akuntansi atau yang relevan minimal 3 (tiga)

tahun ke depan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (JRAI) dan majalah

Akuntan Indonesia wajib berlangganan. Apabila PPA memiliki database

jurnal luar negeri seperti Proquest, Ebsco, J-Stor, Science Direct, dan

lain-lain agar dilampirkan SPK berlangganannya.

Lampirkan daftar jurnal akuntansi atau yang relevan dengan format

berikut ini.

No Judul Jurnal Dalam Negeri Penerbit No. ISSN Frekuensi Berlangganan

sejak Berlangganan

hingga

No Judul Jurnal Luar Negeri Penerbit No. ISSN Frekuensi Berlangganan

sejak Berlangganan

hingga

Standar 5: SISTEM PEMBELAJARAN

Berikan gambaran yang jelas mengenai tolok ukur terwujudnya proses dan

metode pembelajaran yang efisien dan efektif, serta sistem evaluasi yang

valid sesuai dengan ketentuan KERPPA meliputi: kesesuaian metode

pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran dengan panduan KERPPA,

persyaratan kelulusan dan penyelesaian studi, proses belajar-mengajar,

serta bahan ajar sesuai persyaratan untuk penyelenggaraan program PPA.

Penyelenggara PPA menjelaskan pedoman pengembangan dan

pelaksanaan rancangan pembelajaran, metode pembelajaran, mutu bahan

ajar, evaluasi program pembelajaran, kesesuaian kegiatan dengan rencana,

pemutakhiran bahan ajar, kelengkapan sarana pembelajaran, kemutakhiran

sarana pembelajaran, efektivitas pembelajaran, keterlibatan aktif mahasiswa,

dan ketaatan realisasi topik pengajaran sesuai dengan ketentuan KERPPA.

Page 98: Buku Panduan Ppa 2009

96

Standar 6: LULUSAN

Berisikan data mengenai lulusan, yang meliputi:

1. IPK Lulusan

2. Jumlah lulusan yang mengikuti ujian profesi: USAP, CPMA, USAS, CFA

Ujian profesi yang diikuti oleh lulusan PPA adalah ujian sertifikasi akuntan

yang diselenggarakan oleh IAI.

Diisi dengan rata – rata tingkat kegagalan studi mahasiswa PPA, lama studi

para lulusan dan IPK lulusan tiap angkatan.

a. Tingkat Gagal Studi per Angkatan

Angkatan

Awal Perkuliahan

Mahasiswa Terdaftar

Lulus Gagal Studi

% Gagal Studi

b. Lama Studi Para Lulusan per Angkatan

Lulus dalam Semester Gagal Studi Angkatan Jumlah

Lulusan II % III % IV % Jumlah %

c. IPK Lulusan

IPK < 3.00 IPK > 3.00 Angkatan Jumlah % Jumlah %

Total Lulusan

IPK Rata-rata

Note: Ditambahkan Grafik IPK Lulusan

Lampirkan daftar nama lulusan yang telah mengikuti ujian profesi dengan

format berikut ini.

No. Nama Mahasiswa Jenis Ujian Penyelenggara Tahun ujian

Page 99: Buku Panduan Ppa 2009

97

Pernyataan Dengan ini kami menyatakan bahwa informasi yang kami berikan pada Borang ini beserta lampirannya adalah benar dan akurat, dan kami setuju untuk memberitahukan kepada IAI setiap perubahan informasi di atas atau informasi lain yang mungkin mempengaruhi pemberian rekomendasi oleh IAI. Tanda tangan Ketua/Sekretaris Jurusan/Program Tanda tangan Dekan/Ketua : Tanggal :

Page 100: Buku Panduan Ppa 2009

98