Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

download Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

of 141

Transcript of Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    1/141

    Insider Trading:Kejahatan Bisnis di

    Pasar Modal Indonesia

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    2/141

    Arif Rahman, S.H., M.H.

    Universitas Malikussaleh Press

    Nanggroe Aceh Darussalam

    2006

    Insider Trading:Kejahatan Bisnis di

    Pasar Modal Indonesia

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    3/141

    Hak Cipta 2006, Arif Rahman, S.H., M.H.

    All rights reserved

    Transformasi Sosial dan Kepemimpinan di Aceh

    Editor :

    M. Muntasir Alwy, Hermandar Puteh, SE.

    Hak Penerbitan :

    Universitas Malikussaleh Press

    Design Cover dan Layout :Idwan Nasam Sinaga (Madani Press, PT)

    Dicetak oleh:

    Madani Press, PT

    Cetakan Pertama, 05 Februari 2008.

    Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)

    Rahman, Arif

    Insider Trading: Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

    Rahman, ArifUniversitas Malikussaleh Press

    xviii, 124 hlm; 21 cm

    ISBN 000-0000-00-0

    1. Ekonomi 2. Hukum 3. Bisnis I. Judul

    I. Rahman, Arif

    Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apa pun,termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit

    No parts of this book may be reproduced by any means, electronic or mechanical, including photocopy,

    recording, or information storage and retrieval system, without permission in writing from the publisher.

    Alamat Penerbit:

    Universitas Malikussaleh

    Jl. Tgk. Chik Ditiro No. 26,Lhokseumawe

    P.O. Box 141,

    Nanggroe Aceh Darussalam

    INDONESIA

    ( +62-0645-41373-40915

    7 +62-0645-44450

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    4/141

    Abstrak

    UU Nomor 9 Tahun 1985 tentang Pasar Modal merupakan

    pencerminan kehendak dari UUD 1945 dan GBHN yang

    menghendaki terciptanya suatu sistem pasar modal yang

    sehat, transparan, dan efisien, yang mengandalkan keterbukaan

    informasi dari setiap pelaku di pasar modal. Insider trading merupakan

    kebalikan dari prinsip yang dianut oleh pasar modal, karena menim-

    bulkan ketidakadilan informasi dan ekonomi bagi sebagian pelaku

    pasar modal. Di lain pihak, ketentuan dalam UU Pasar Modal belum

    mengatur seluruhnya tentang pelaku insider trading karena tidak dapat

    menjangkau semua pelaku insider trading di luar batasan yang

    diberikan oleh UU Pasar Modal. Permasalahannya adalah bagaimana

    menentukan suatu perbuatan yang termasuk dalam kategori insider

    trading, hambatan apakah yang timbul dalam mengungkap praktik

    insider trading, dan bagaimanakah pengaturan hukum di Indonesia

    dalam menghadapi praktik insider trading.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    5/141

    Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis melalui

    pendekatan yuridis normatif. Pendekatan deskriptif analitis digunakanuntuk mengetahui peraturan perundang-undangan nasional dan

    negara lain, khususnya yang mengatur tentang pasar modal.

    Pendekatan yuridis normatif menitikberatkan pada penelitian data

    sekunder, melalui asas hukum dan perbandingan hukum yang

    diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan dan didukung data primer

    hasil penelitian lapangan. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya

    dianalisis secara kualitatif.

    Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa suatu perbuatan

    dapat dikategorikan sebagai insider trading jika telah memenuhipersyaratan: adanya inside information, informasi tersebut belum

    terbuka untuk umum, adanya transaksi perdagangan yang dimotivasi

    oleh informasi tersebut, dan adanya motivasi untuk memperoleh

    keuntungan yang tidak layak sebagai hasil dari transaksi perdagangan

    tersebut. UU Pasar Modal mempunyai kelemahan dalam penegakan

    hukum terhadap pelanggaran dalam bidang pasar modal yang

    disebabkan oleh perbedaan sistem hukum Anglo-Saxon yang dianut

    oleh UU Pasar Modal. Kesulitan UU Pasar Modal dalam menjangkau

    pelaku insider trading yang termasuk dalam konsep misappropriationtheory, oleh karena UU Pasar Modal masih menganut konsep fiduciary

    duty. Selain itu, tidak ada kemauan yang kuat dari Bapepam untuk

    menjerakan pelaku insider trading dengan upaya menjatuhkan

    hukuman secara kumulatif seperti yang telah diatur dalam UU Pasar

    Modal sendiri. Kasus-kasus insider trading yang terjadi di Pasar Modal

    Indonesia tidak pernah diselesaikan melalui pengadilan, melainkan

    hanya diselesaikan secara administratif di lingkungan Badan Pengawas

    Pasar Modal sendiri.

    ***

    vi Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    6/141

    Abstract

    Law Number 9 Year 1985 concerning Capital Market represent

    willingness of UUD 1945 and GBHN in order to creation a healthy

    capital market system, transparent, and efficient, which rely on

    openness of information from every participants in capital market. Insider

    trading represent reverse of principle embraced by capital market, because

    its generate unfair of economics and information to some of participants

    of capital market. On the other hand, provisions in Law Capital Market

    not yet arranged entirely about insider trading perpetrators, because it

    can not reach all perpetrator of insider trading outside definition given by

    Law Capital Market. The problem is how to determine an action which is

    included in category of insider trading; what barrier is arise in expressing

    insider trading practice, and how arrangement of law in Indonesia to face

    the insider trading practice.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    7/141

    This research use analytical descriptive method through approach of

    normative juridis. Its used analytical descriptive approach to know lawand regulations of the other state and national, specially arranging about

    capital market. These approach is stretching normative juridis at research

    of data of sekunder, passing principle of justice and comparison of

    obtained law from result of research of bibliography and supported by

    primary data result of research of field. The data which have been collected

    is hereinafter analysed qualitatively.

    Pursuant to the results of research, its known that an action can be

    categorized as insider trading if it have fulfilled conditions: the existence

    of inside information, the information not yet opened generally, theexistence of commerce transaction which is motivated by the information,

    and the existence of motivation to obtain advantage which improper as

    the results from commerce transaction. Law Capital Market have

    weaknesses in straightening of law to collisions in the field of capital

    market which because of difference of system punish Anglo-Saxon

    embraced by Law Capital Market. Difficulty of Law Capital Market in

    reaching perpetrator of insider trading which included in concept of

    missappropriation theory, because Law Capital Market still embrace

    concept of fiduciary duty theory. Besides, there are no strong willingnessof Bapepam to discourage perpetrator of insider trading with effort bring

    to justice cumulatively such as those which have been arranged in Law

    Capital Market alone. Cases of insider trading that happened in the

    Indonesian Capital Market never been finished through justice, but only

    finished administratively in The Capital Market Supervisory Agency itself.

    ***

    viii Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    8/141

    Berkat rahmat, taufiq, dan hidayah dari Allah swt. serta doa yang

    tiada putusnya dari berbagai pihak, terutama dari kedua orang

    tua, dan isteri tercinta, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

    karya tulis yang berjudul, INSIDER TRADING: KEJAHATAN BISNIS DI

    PASAR MODAL INDONESIA.

    Penulis menyadari bahwa penyusunan buku ini tidak mungkin

    berhasil diselesaikan tanpa bantuan, bimbingan, arahan, masukan, dan

    dorongan semangat dari berbagai pihak yang diperoleh penulis. Oleh

    karena itu, penghargaan tertinggi dan tulus ikhlas serta ucapan terima

    kasih yang tidak terhingga, penulis sampaikan kepada pihak-pihak

    tersebut.

    Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Prof. Dr.

    Djuhaendah Hasan, S.H., Bapak Prof. Dr. H. Yudha Bhakti A, S.H., M.H.

    dan Ibu An-an Chandrawulan, S.H., LL.M. yang dengan penuh kesabaran

    telah begitu banyak mencurahkan perhatian, ilmu pengetahuan, dan

    Kata Pengantar

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    9/141

    nasihat kepada penulis. Hal itu sangat berarti bagi penulis dalam

    menyelesaikan buku ini. Tiada kata yang dapat diucapkan atas jasa Ibudan Bapak pembimbing. Kepada Allah swt. penulis memanjatkan doa,

    agar apa yang telah diberikan mendapat balasan yang setimpal..

    Penulis menyampaikan terima kasih kepada Rektor Universitas

    Malikussaleh Lhokseumawe dan Dekan Fakultas Hukum Universitas

    Malikussaleh Lhokseumawe yang telah memberikan kesempatan

    melanjutkan Program Pascasarjana di Unpad Bandung.

    Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman

    penulis dalam menempuh Program Pascasarjana Prodi Ilmu Hukum,

    khususnya Hukum Bisnis juga teman-teman penulis lainnya yang tidakpenulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan kepada

    penulis baik materil maupun moril semoga Allah SWT. membalas semua

    kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih ada

    kekurangan-kekurangan, untuk itu penulis menerima saran dan kritikan

    dari para pembaca dalam rangka menambah khasanah penulisan ini.

    Penulis,

    Arif Rahman

    x Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    10/141

    Halaman

    ABSTRAK ....................................................................................................

    ABSTRACT ..................................................................................................

    KATA PENGANTAR .................................................................................

    DAFTAR ISI .................................................................................................DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

    DAFTAR SINGKATAN .............................................................................

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................

    1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................

    1.2 Identifikasi Masalah .......................................................

    1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................

    1.4 Kegunaan Penelitian .....................................................

    1.5 Kerangka Pemikiran ......................................................

    1.6 Metode Penelitian .........................................................

    1.6.1 Metode Pendekatan ..........................................

    1.6.2 Spesifikasi Penelitian.........................................

    1.6.3 Tahap Penelitian .................................................

    1.6.4 Teknik Pengumpulan Data ..............................

    1.6.5 Metode Analisis Data ........................................

    1.6.6 Lokasi Penelitian.................................................

    1.7 Sistematika Penulisan ...................................................

    v

    vii

    ix

    xixv

    xvii

    1

    1

    8

    8

    8

    9

    20

    20

    21

    21

    22

    23

    23

    23

    Daftar Isi

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    11/141

    BAB II SISTEM PASAR MODAL DI INDONESIA .......................2.1 Pengertian Umum Pasar Modal ................................

    2.2 Sejarah Pasar Modal ......................................................

    2.2.1 Tahap Permulaan ...............................................

    2.2.2 Tahap Institusionalisasi Konvensional .........

    2.2.3 Tahap Kebangkitan Kembali ...........................

    2.2.4 Tahap Institusionalisasi Modern ....................

    2.2.5 Tahap Sosialisasi .................................................

    2.2.6 Tahap Kepastian Hukum ..................................

    2.3 Fungsi, Tujuan, Serta Motif Berdirinya Pasar Modal2.4 Instrumen Pasar Modal ................................................

    2.4.1 Saham ....................................................................

    2.4.2 Obligasi .................................................................

    2.4.3 Obligasi Konversi ................................................

    2.4.4 Waran .....................................................................

    2.4.5 Klaim ......................................................................

    2.4.6 Opsi ........................................................................

    2.5 Pelaku Pasar Modal .......................................................

    2.5.1 Emiten ...................................................................2.5.2 Investor .................................................................

    2.5.3 Penjamin Emisi Efek (Underwriter) ...............

    2.5.4 Biro Administrasi Efek .......................................

    2.5.5 Bank Kustodian ...................................................

    2.5.6 Wali Amanat ........................................................

    2.6 Mekanisme Perdagangan di Pasar Modal ..............

    BAB III KEWAJIBAN KETERBUKAAN INFORMASI DAN

    PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

    DALAM KEGIATAN PERUSAHAAN DI PASAR

    MODAL .....................................................................................

    3.1 Prinsip Keterbukaan Dalam Perdagangan Saham

    3.2 Kewajiban Disclosure Emiten Pada Saat Go Publik

    3.2.1 Keterbukaan Melalui Prospektus ...................

    3.2.2 Kedudukan Yuridis Prospektus Dalam

    Proses Go Publik .................................................

    3.2.3 Keterbukaan Melalui Dokumen Lain ............

    Halaman

    2525

    29

    32

    32

    33

    34

    34

    35

    3539

    41

    43

    45

    45

    46

    47

    48

    4950

    51

    52

    53

    54

    55

    59

    59

    64

    64

    68

    69

    xii Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    12/141

    3.3 Kewajiban Disclosure Emiten Setelah Go Publik .3.4 Penerapan Good Governance Dalam Kegiatan

    Perusahaan ......................................................................

    3.4.1 Pengertian Good Corporate Governance ...

    3.4.2 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

    BAB IV INSIDER TRADING DALAM KEGIATAN DI PASAR

    MODAL

    4.1 Praktik Insider Trading di Indonesia .........................

    4.1.1 Ketentuan Insider Trading Dalam UU PasarModal .....................................................................

    4.1.2 Jenis-jenis Keterkaitan Orang Dalam

    (Insider) .................................................................

    4.1.3 Sifat Inside Information ....................................

    4.1.4 Bentuk-bentuk Insider Trading ......................

    4.2 Hambatan Dalam Mengungkap Kasus Insider

    Trading ..............................................................................

    4.2.1 Perbedaan Sistem Hukum ...............................

    4.2.2 Lemahnya Pengaturan Hukum ......................4.2.3 Tidak Adanya Batasan Mengenai Kapan

    Orang Dalam Dapat Melakukan Transaksi

    Setelah Fakta Material Didisclose .................

    4.3 Penegakan Hukum di Pasar Modal ...........................

    4.3.1 Peran Bapepam Dalam Menegakkan

    Hukum di Pasar Modal......................................

    4.3.1.1 Kewenangan Bapepam Sebagai

    Lembaga Pemeriksa ..........................

    4.3.1.2 Kewenangan Bapepam Sebagai

    Lembaga Penyidik..............................

    4.3.2 Sanksi-sanksi Hukum Di Pasar Modal ..........

    4.3.2.1 Sanksi Perdata Dalam UU Pasar

    Modal .....................................................

    4.3.2.2 Sanksi Pidana Dalam UU Pasar

    Modal .....................................................

    4.3.2.3 Sanksi Administratif Dalam UU

    Pasar Modal ..........................................

    Halaman

    70

    71

    71

    74

    83

    83

    83

    85

    88

    89

    94

    94

    95

    97

    98

    98

    102

    104

    106

    106

    108

    110

    xiiiPendahuluan

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    13/141

    BAB V PENUTUP .................................................................................5.1 Kesimpulan ......................................................................

    5.2 Saran-saran ......................................................................

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

    RIWAYAT HIDUP ......................................................................................

    Halaman

    115115

    116

    117

    123

    xiv Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

    ***

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    14/141

    Daftar Gambar

    Halaman

    Gambar 1 :Prosedur Penawaran Umum di Pasar Modal .....................................

    Gambar 2 :Perbandingan Model Legal Governance Sistem Indonesia dan

    Amerika Serikat ..........................................................................................

    57

    78

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    15/141

    xvi Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    16/141

    Daftar Singkatan

    ASCS : American Society of Corporate Secretaries (ASCS)

    BAE : Biro Administrasi Efek

    Bapepam : Badan Pengawas Pasar Modal

    BAPMI : Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia

    BEJ : Bursa Efek Jakarta

    BES : Bursa Efek Surabaya

    BMU : Bank Mashill Utama

    BUMD : Badan Usaha Milik Daerah

    BUMN : Badan Usaha Milik Negara

    EFC : Equity Funding Corporation

    FSB : Financial Services Board

    GBHN : Garis-garis Besar Haluan Negara

    GCG : Good Corporate Governance

    IOD : Informasi Orang Dalam

    KPPU : Komisi Pengawas Persaingan Usaha

    KUH Perdata : Kitab Undang-undang Hukum Perdata

    KUHAP : Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    17/141

    xviii Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

    LPP : Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian

    OECD : Organization for Economic Cooperation and DevelopmentPELITA : Pembangunan Lima Tahun

    RUPO : Rapat Umum Pemegang Obligasi

    RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham

    SEA : Securities Exchange Act

    SEC : Securities and Exchange Commission

    SRO : Self Regulatory Organization

    UI : Universitas Indonesia

    Unpad : Universitas Padjadjaran Bandung

    UUD 1945 : Undang-undang Dasar 1945UUPM : Undang-undang Pasar Modal

    ***

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    18/141

    Bab I Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang PenelitianPembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak

    untuk terus-menerus meningkatkan kesejahteraan dan

    kemakmuran rakyat Indonesia secara adil dan merata, serta

    mengembangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan

    negara yang maju dan demokratis berdasarkan Pancasila dan

    UUD 1945. Pencerminan kehendak ini antara lain dituangkan

    dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) dalam TAP

    MPR-RI Nomor IV/MPR/1999 tentang GBHN yang menegaskan

    bahwa: Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan

    kualitas manusia, dan masyarakat Indonesia yang dilakukan

    secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional,

    dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan

    teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan glo-

    bal. Dalam pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa

    dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan

    bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju,

    dan kukuh kekuatan moral dan etikanya.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    19/141

    2 Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

    Dalam bidang ekonomi, arah kebijakan pengembangannya

    adalah: Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yangbertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan

    prinsip persaingan sehat dan memperhatikan pertumbuhan

    ekonomi, nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, kualitas hidup,

    pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan

    sehingga terjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan

    bekerja, perlindungan hak-hak konsumen, serta perlakuan yang

    adil bagi seluruh masyarakat.1

    UUD 1945 sendiri, mengamanatkan bahwa tujuan pemba-

    ngunan ekonomi Indonesia harus didasarkan atas demokrasiekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,

    berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta

    dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi

    nasional.2

    Dalam rangka mencapai sasaran tersebut diperlukan

    berbagai sarana penunjang, antara lain berupa tatanan hukum

    yang mendorong, menggerakkan, dan mengendalikan berbagai

    kegiatan di bidang ekonomi.

    Salah satu tatanan hukum yang diperlukan dalam upayameningkatkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan

    tersebut adalah dengan mengembangkan pasar modal yang

    sehat, transparan, dan efisien.

    Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

    yang mulai berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 1996,

    merupakan momentum yang sangat berarti bagi dunia pasar

    modal Indonesia, karena dengan diundangkannya undang-

    undang tersebut diharapkan pasar modal Indonesia dapat

    berkembang dengan iklim yang kondusif.

    Undang-undang Pasar Modal (selanjutnya disingkat UU PM)

    tersebut selain mengatur masalah kewajiban untuk memenuhi

    prinsip keterbukaan, yang merupakan suatu hal yang penting

    dalam dunia pasar modal, karena informasi tersebut merupakan

    1 TAP MPR No. IV/MPR/1999 Tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999

    2004 dalam Bab Pendahuluan.2

    Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 setelah Amandemen Ke 4.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    20/141

    3Pendahuluan

    bahan pertimbangan dalam berinvestasi, juga mengatur tentang

    konsekuensi dan tanggung jawab atas kerugian serta ancamanpidana bagi pelaku pasar modal yang tidak melakukan kewajiban

    prinsip keterbukaan sesuai dengan undang-undang tersebut.

    Ketentuan yang mengatur pasar modal Indonesia pada

    awalnya adalah Undang-undang No. 15 Tahun 1952 tentang

    Penetapan Undang-undang Darurat tentang Bursa (Lembaran

    Negara Tahun 1951 No. 67), dirasakan sudah tidak sesuai lagi

    dengan perkembangan yang terjadi dalam dekade terakhir ini.

    Undang-undang Darurat tentang Bursa tersebut tidak mengatur

    mengenai hal-hal yang sangat penting dalam kegiatan pasarmodal, yaitu kewajiban pihak-pihak dalam suatu penawaran

    umum untuk memenuhi prinsip keterbukaan serta ketentuan-

    ketentuan yang mengatur tentang perlindungan hukum

    terhadap investor.

    Pasar modal mempunyai peran strategis dalam pemba-

    ngunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,

    pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi nasional ke arah

    peningkatan kesejahteraan rakyat. Berdasarkan hal ini,

    pemerintah mempunyai alasan untuk ikut serta mengaturjalannya dinamika pasar modal.3 Dalam rangka mencapai tujuan

    tersebut, pasar modal mempunyai peran strategis sebagai salah

    satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi

    masyarakat kecil dan menengah. Hal ini menjadi tujuan utama

    pasar modal seperti yang tertuang dalam penjelasan UU PM.

    Berlaku efektifnya UU PM tersebut memberikan kepastian

    hukum bagi para pelaku pasar modal Indonesia, yang pada

    akhirnya dapat memberikan kontribusi yang besar dalam

    pembangunan dan juga berarti selangkah lebih maju dalam era

    globalisasi.

    Pasar modal dapat memainkan peranan penting dalam suatu

    perkembangan ekonomi di suatu negara. Karena pasar modal

    dapat berfungsi sebagai:4

    3 Asril Sitompul, Pasar Modal: Penawaran Umum dan Permasalahannya, Citra Aditya

    Bakti, Bandung, 1995, hlm. 7.4 Departemen Keuangan RI, Seluk Beluk Pasar Modal, tt., hal. 5 dalam Munir Fuady,

    Pasar Modal Modern: Tinjauan Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hlm. 11.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    21/141

    4 Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

    (1) Sarana untuk menghimpun dana-dana masyarakat untuk

    disalurkan dalam kegiatan-kegiatan yang produktif.(2) Sumber pembiayaan yang mudah, murah, dan cepat bagi dunia

    usaha dan pembangunan nasional.

    (3) Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus

    menciptakan kesempatan kerja.

    (4) Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi.

    (5) Memperkokoh beroperasinya mekanisme finansial market

    dalam menata sumber moneter, karena pasar modal dapat

    menjadi sarana open market operation sewaktu-waktu

    diperlukan.(6) Menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu tingkatan

    yang wajar.

    (7) Sebagai alternatif investasi bagi para pemilik modal.

    Keteraturan pada perdagangan efek di pasar modal yang

    teratur tidak cukup hanya dilihat pada peraturan, tetapi juga

    dari praktik yang berlaku di pasar modal sendiri, terutama

    adanya konsistensi penegakan peraturan bursa itu sendiri.

    Keteraturan tersebut mencerminkan perilaku para pihak yangterlibat dalam perdagangan efek, perilaku perusahaan efek dan

    organ-organnya, perilaku perusahaan penunjang serta para

    profesional di pasar modal dan investor itu sendiri.

    Dalam keteraturan itu, insider trading mencuat menjadi

    masalah yang mengganggu harmonisasi perdagangan efek yang

    mengandalkan sistem keterbukaan. Hal ini disebabkan insider

    tradingtersebut melanggar asas-asas keterbukaan yang menjadi

    isu utama dalam pasar modal. Insider tradingdalam UU PM

    tidak diartikan secara tegas, namun hanya diberikan batasan

    sebagai transaksi yang dilarang antara lain yaitu orang dalam

    dari emiten yang mepunyai informasi orang dalam dilarang

    melakukan transaksi penjualan atau pembelian atas efek emiten

    atau perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan emiten

    atau perusahaan publik yang bersangkutan.5

    5 Pasal 98 UU PM. Batasan pada UU PM tersebut adalah sama dengan insider trading,

    sebagaimana dikenal dalam transaksi efek yang dilarang di Amerika.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    22/141

    5Pendahuluan

    Dengan adanya insider tradingini, menyebabkan terjadinya

    ketidakadilan informasi yang hanya diperoleh sejumlah orangtertentu dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang

    bukan merupakan haknya. Hal ini bertentangan prinsip

    keterbukaan yang dianut oleh UU PM, yang mensyaratkan

    bahwa setiap pelaku pasar modal dalam setiap penawaran

    sahamnya harus memuat informasi material yang benar dan

    tidak memberikan gambaran yang menyesatkan.6 Dengan

    demikian, calon investor dapat menentukan sendiri sikapnya

    dalam melakukan investasi di pasar modal.

    Jika keterbukaan informasi tersebut tidak dipenuhi, makapihak yang dirugikan adalah masyarakat calon investor. Karena

    dengan terjadinya insider trading tersebut, mereka tidak

    memperoleh kesempatan yang sama untuk membeli atau

    berinvestasi terhadap suatu efek atau saham tertentu, karena

    hanya pihak tertentu saja yang memperoleh keuntungan karena

    mempunyai informasi material yang tidak dimiliki oleh calon

    investor lain.

    Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan

    menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukanpenawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan

    memperdagangkan efek di antara mereka.7 Bursa efek didirikan

    dengan tujuan menyelenggarakan perdagangan efek yang

    teratur, wajar, dan efisien.8

    Praktek insider tradingpada dasarnya bertentangan dengan

    prinsip keterbukaan. Keterbukaan merupakan suatu kewajiban

    bagi setiap perusahaan yang akan menjual sahamnya melalui

    lantai bursa. Prinsip keterbukaan (disclosure principle)

    merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap pelaku pasar

    modal, seperti PT Bursa Efek Jakarta, PT Bursa Efek Surabaya,

    Bapepam, emiten maupun investor.

    Keterbukaan dalam transaksi efek adalah seluruh informasi

    mengenai keadaan perusahaan yang meliputi aspek keuangan,

    6 Pasal 48 ayat (1) UU PM.7 Pasal 7 ayat (1) UU PM.8

    Pasal 7 ayat (2) UU PM.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    23/141

    6 Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

    hukum, manajemen, dan harta kekayaannya kepada masya-

    rakat. Keterbukaan terhadap kondisi perusahaan yang akanmelakukan emisi saham menyebabkan calon investor dapat

    memahami dan memutuskan kebijakan untuk investasinya.9

    Tujuan dari prinsip keterbukaan tersebut adalah untuk

    terciptanya efisiensi dalam transaksi efek. Perdagangan yang

    efisien adalah perdagangan di mana para pihak yang berkepen-

    tingan dengan perdagangan efek tersebut dapat melakukan

    perdagangan dengan mudah, cepat, dan dengan biaya yang relatif

    murah.

    Pasar modal dikatakan efisien berkenaan dengan informasimengenai harga saham yang tersedia di lantai bursa. Hal

    tersebut berarti bahwa seluruh strategi perdagangan di bursa

    berdasarkan informasi yang tersedia, sehingga calon investor

    dapat memperhitungkan mengenai keuntungan serta risiko yang

    terdapat didalamnya. Bursa dikatakan efisien apabila memenuhi

    dua kriteria, yaitu:

    (1) Harga saham mencerminkan semua informasi yang relevan

    saat itu.

    (2) Karena informasi menyebar secara merata, maka reaksiharga terhadap informasi baru terjadi seketika karena semua

    pemain di pasar telah memiliki antisipasi yang cukup.10

    Kesulitan yang terjadi adalah upaya untuk menjaga

    keseimbangan antara kepentingan perusahaan untuk menjaga

    rahasia perusahaan di satu pihak dan hak-hak pemegang saham

    untuk melindungi investasi mereka di pihak lain, sehingga hal

    itu merupakan dilema. Hukum dari satu pihak terus mengejar

    dengan memerinci sedetil-detilnya tentang hal-hal apa saja yang

    mesti didisclose oleh pihak-pihak penyandang kewajibandisclo-

    sure. Di pihak lain, hukum juga harus memproteksi kepentingan-

    9 David L. Ratner (et al), Securities Regulation: Cases and Materials, 4th Edition, West

    Publishing Co., St. Paul, Minnesota, 1991, hlm. 97.10 Nindyo Pramono, Menyongsong Undang-Undang Pasar Modal Indonesia, makalah

    seminar Menyongsong Undang-undang Pasar Modal Indonesia, PT Total Mega Inovatif,

    Jakarta, 1995.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    24/141

    7Pendahuluan

    kepentingan tertentu dari pihak yang diwajibkan membuka

    informasi tersebut.11

    Keselarasan di antara kedua kepentingan yang kontradiktif

    tersebut tercermin dalam prinsip yuridis yang menyatakan

    bahwa suatu disclosure di pasar modal tidak semata-matafull

    tetapi jugafair, seperti yang tersimpul dalam istilah full and

    fair disclosure.12

    Pasal 95 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

    memberikan peluang bagi pihak lain yang tidak termasuk

    kategori orang dalam, melakukan transaksi perusahaan yang

    bersangkutan berdasarkan informasi tidak langsung atau disebutdengan istilah tippee. Pengertian insider tradingdalam UU PM

    tersebut secara tidak langsung menerapkan pengertian insider

    tradingberdasarkanFiduciary Duty Theory,seperti yang berlaku

    di Amerika Serikat.13 Teori tersebut tidak menjaring praktik

    insider tradingyang dilakukan oleh bukan orang dalam, yang

    memperoleh informasi secara tidak langsung atau tidak sengaja

    dari orang dalam. Keadaan tersebut merupakan salah satu faktor

    sulitnya membuktikan terjadinya praktik insider trading.

    Selain itu, kesulitan dalam pemeriksaan transaksi efekapakah telah terjadinya suatu insider trading adalah faktor

    waktu, yakni tidak adanya batasan kepastian kapan orang

    dalam dapat melakukan suatu transaksi setelah suatu fakta

    material didisclose, selain faktor lemahnya penegakan hukum

    tentang insider tradingini di Indonesia.

    Contoh kasus insider tradingyang pernah terjadi di pasar

    modal Indonesia seperti kasus PT Argo Pantes dan PT Bank

    Mashill Utama. Dalam kasus Argo Pantes, walaupun telah

    terbukti telah terjadi praktik insider trading, namun tidak ada

    sanksi yang dijatuhkan kepada mereka. Sementara pada kasus

    Bank Mashill Utama, hukuman yang dijatuhkan juga tidak

    sepadan karena hanya dijatuhkan hukuman denda saja,

    11 Munir Fuady, Pasar Modal Modern: Tinjauan Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung,

    2001, hlm. 78.12Ibid.13

    Munir Fuady, op. cit., hlm. 179.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    25/141

    8 Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

    sedangkan menurut ketentuan hukum praktik insider trading

    hukuman yang seharusnya adalah hukuman kumulatif, yaknigabungan antara denda dan pidana. Bukan hanya salah satu

    jenis hukuman saja yang dijatuhkan.14

    Berdasarkan hal-hal di atas, penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian terhadap masalah ini dan menulisnya

    dalam bentuk tesis dengan judul: INSIDER TRADING

    SEBAGAI SUATU KEJAHATAN BISNIS DI PASAR

    MODAL INDONESIA.

    1.2 Identifikasi MasalahBerdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis dapat

    merumuskan tiga permasalahan, yaitu:

    (1) Bagaimana menentukan perbuatan yang dapat dikatego-

    rikan sebagai praktik insider trading?

    (2) Hambatan-hambatan apakah yang timbul dalam meng-

    ungkap praktik insider trading?

    (3) Bagaimanakah penegakan hukum di Indonesia dalam

    menghadapi praktik insider trading?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    (1) Untuk menjelaskan perbuatan dan pelaku yang dapat

    dikategorikan sebagai praktik insider trading.

    (2) Untuk menjelaskan hambatan-hambatan yang timbul dalam

    mengungkapkan praktik insider trading.

    (3) Untuk menjelaskan penegakan hukum di Indonesia dalam

    menghadapi praktik insider trading.

    1.4 Kegunaan Penelitian

    Kegunaan penelitian ini secara teoretis, hasil penelitian ini

    diharapkan menjadi sumbangan pemikiran bagi perkembangan

    hukum tentang pasar modal, juga menjadi pelengkap literatur

    pada pengajaran hukum bisnis dan menjadi bahan penelitian

    14

    Pasal 104 UU PM.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    26/141

    9Pendahuluan

    lebih lanjut, khususnya tentang kejahatan bisnis dalam pasar

    modal.Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan memberi

    manfaat kepada Bapepam, PT Bursa Efek Jakarta, PT Bursa

    Efek Surabaya, emiten, dan investor. Juga memberi manfaat

    kepada pemerintah khususnya aparat penegak hukum, dan juga

    kepada masyarakat luas selaku konsumen atau investor yang

    ikut berkecimpung dalam bidang perdagangan saham.

    1.5 Kerangka Pemikiran

    UU PM yang mulai berlaku pada 1 Januari 1996 merupakanmomentum yang sangat berarti bagi dunia pasar modal Indone-

    sia, karena dengan diundangkannya undang-undang ini

    diharapkan pasar modal Indonesia berkembang dalam iklim yang

    kondusif. Dalam UU PM ini selain diatur tentang kewajiban

    untuk memenuhi prinsip keterbukaan, yang merupakan hal

    penting dalam dunia pasar modal, juga mengatur tentang

    konsekuensi dan tanggung jawab serta ancaman pidana bagi

    pelaku pasar modal yang tidak melakukan kewajiban prinsip-

    prinsip keterbukaan pasar modal sesuai dengan ketentuanundang-undang tersebut.

    Pasar modal Indonesia sebagai salah satu lembaga yang

    memobilisasi dana masyarakat dengan menyediakan sarana atau

    tempat untuk mempertemukan penjual dan pembeli dana-dana

    jangka panjang yang disebut efek, dewasa ini telah berkembang

    sebagai salah satu pasar modal negara berkembang yang tumbuh

    secara fantastis dan dinamis.15

    Pasar modal, dalam pengertian klasik diartikan sebagai

    suatu usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham,

    sertifikat saham, dan obligasi atau efek-efek pada umumnya.

    Pengertian pasar modal sebagaimana pasar umumnya yaitu

    merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli, tetapi

    pasar modal berbeda dengan pasar konkrit. Dalam pasar modal

    yang diperjualbelikan adalah modal atau dana.16 Pasar modal

    15 Syahrir, Tinjauan Pasar Modal, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1995, hlm. 25.16 Sumantoro, Pengantar Tentang Pasar Modal di Indonesia, Cet. I, Ghalia Indonesia,

    Jakarta, 1990, hlm. 9.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    27/141

    10 Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

    merupakan sarana untuk mempertemukan penawar dan

    peminta dana jangka panjang dalam bentuk efek.17

    Dilihat dari sudut pandang hukum perjanjian, maka kegiatan

    jual beli efek di pasar modal lebih merupakan suatu perjanjian

    jual beli pada umumnya. Dalam suatu perjanjian jual beli pihak

    yang satu (penjual) berjanji untuk menyerahkan hak milik atas

    suatu barang, sedangkan pihak yang lain (pembeli) berjanji

    untuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai

    imbalan dari perolehan hak milik tersebut.18

    Dalam perjanjian jual beli terkandung suatu asas konse-

    sualisme, yang artinya perjanjian jual beli itu terjadi pada saatterjadinya kata sepakat dari dua belah pihak mengenai harga

    dan barang.19 Sifat konsensual tersebut ditegaskan dalam Pasal

    1458 KUH Perdata yang berbunyi: Jual beli dianggap sudah

    terjadi antara kedua belah pihak seketika setelah mereka

    mencapai sepakat tentang barang dan harga, meskipun barang

    itu belum diserahkan maupun harganya belum dibayar.

    Dilihat dari pelaksanaan jual beli efek di pasar modal, jual

    beli tersebut lebih merupakan suatu perjanjian untuk melakukan

    suatu pekerjaan. Undang-undang membagi perjanjian macamini ke dalam tiga macam, yaitu:

    a. perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu;

    b. perjanjian kerja/perburuhan; dan

    c. perjanjian pemborongan.20

    Jual beli efek di pasar modal termasuk dalam jenis perjanjian

    melakukan suatu pekerjaan/usaha. Dalam perjanjian jenis ini,

    suatu pihak menghendaki pihak lawannya untuk melakukan

    suatu pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, yang

    untuk pekerjaan tersebut ia bersedia untuk membayar upah.

    Biasanya pihak lawannya tersebut, adalah seorang ahli dalam

    17 Pasal 1 Keppres No. 60 Tahun 1988 tentang Pasar Modal.18 R. Subekti, Aneka Perjanjian, Cet. Kesepuluh, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995,

    hlm. 1.19Ibid., hlm. 220

    Pasal 1601 Bab VIIA KUH Perdata.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    28/141

    11Pendahuluan

    melakukan pekerjaan tersebut dan biasanya sudah memasang

    tarif untuk pekerjaannya tersebutt.21

    Disebut sebagai perjanjian melakukan usaha, karena pihak

    investor tidak melakukan pembelian saham secara langsung

    dengan perusahaan yang mengeluarkan efek, akan tetapi harus

    melalui pihak pialang atau broker atau perantara di mana ia

    terdaftar sebagai anggota. Hal ini didasarkan pada ketentuan

    UU PM sendiri, yang menyatakan bahwa: Perantara Pedagang

    Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek

    untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.22 Dalam ketentuan

    tersebut terkandung dua makna, yaitu:(1) Perantara dalam jual beli efek; Artinya bertindak sebagai

    perantara dalam aktivitas jual beli efek, karena investor tidak

    boleh melakukan kegiatan jual beli secara langsung tanpa

    melalui perantara atau broker atau pialang. Jadi setiap transaksi

    jual dan beli harus melalui perantara. Untuk jasa sebagai

    perantara tersebut, maka perantara mendapatkan komisi dari

    investor baik untuk kegiatan jual maupun beli.

    (2) Pedagang Efek; Artinya di samping bertindak sebagai perantara,

    maka perusahaan efek juga dapat melakukan aktivitas jual belisaham untuk kepentingan perusahaan efek tersebut.23

    Dalam hal terjadi benturan kepentingan atas suatu

    transaksi, maka kepentingan nasabah harus didahulukan atas

    kepentingan perusahaan efek tersebut.

    Hugh T. Patrick dan U Tun Wai, sebagaimana dikutip oleh

    Abdulbasith Anwar, membedakan tiga arti pasar modal sebagai

    berikut:

    Arti Luas:

    Pasar Modal adalah keseluruhan sistem keuangan yang

    terorganisir, termasuk bank-bank komersil dan semua

    perantara di bidang keuangan, surat berharga/klaim panjang

    pendek primer dan yang tidak langsung.

    21 R. Subekti, op. cit., hlm. 57-58.22 Pasal 1 angka 18 UU PM.23 Tjiptono Darmadji & Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal Indonesia: Pendekatan

    Tanya Jawab, Salemba Empat, Jakarta, 2001, hlm. 22.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    29/141

    12 Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

    Arti Menengah:

    Pasar Modal adalah semua pasar yang terorganisir danlembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat

    kredit (biasanya berjangka lebih dari satu tahun) termasuk

    saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotik, tabungan dan

    deposito berjangka.

    Arti Sempit:

    Pasar Modal adalah tempat pasar uang terorganisir yang

    memperdagangkan saham dan obligasi dengan menggunakan

    jasa makelar dan underwriter.24

    UU PM memberikan batasan pasar modal yaitu merupakan

    Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan

    perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan

    efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang

    berkaitan dengan efek.25

    Praktik-praktik perdagangan saham seperti yang terjadi di

    Eropa maupun di Amerika Serikat, merupakan kegiatan

    perusahaan-perusahaan swasta yang semakin berkembangbidang usahanya. Motif utamanya adalah pemupukan bagi

    perusahaan kepada investor pemilik uang lebih, baik perorangan

    maupun lembaga.26 Dengan demikian, pasar modal mempunyai

    peranan penting di sektor keuangan, karena pasar modal

    menawarkan alternatif baru bagi dunia usaha untuk memperoleh

    sumber pembiayaan usahanya di samping menambah alternatif

    baru bagi investor untuk melakukan investasi di luar bidang

    perbankan dan bentuk-bentuk investasi yang lain.27

    Kegiatan pasar modal, apabila dikaji lebih jauh, lebih

    merupakan objek hukum. Artinya para ahli hukum perlu lebih

    24 Hugh T. Patrick dan U Tun Wai, Stock and Bond Issues and Capital Market in Less

    Develop Countries, dalam Abdulbasith Anwar, artikel pada Manajemen dan Usahawan

    Indonesia No. 9 Tahun XIX, September 1990, hlm. 12.25 Pasal 1 angka 13 UU PM.26 Departemen Penerangan RI, Pasar Modal Pembangunan Indonesia, Jakarta, 1984,

    hlm. 7.27

    Nindyo Pramono, ibid.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    30/141

    13Pendahuluan

    banyak tampil. Komoditas pasar modal, baik dalam bentuk

    saham, obligasi, ataupun sertifikat adalah suatu kertas yang nilaiintrinsiknya tidak ada, namun harganya sangat besar. Di pasar

    modal sebenarnya yang diperdagangkan adalah kepercayaan.

    Kepercayaan masyarakat pada nilai saham, kebenaran laporan

    perusahaan, kebijaksanaan pemerintah, sampai kepada proses

    jaminan bahwa hukum akan dipatuhi para pihak.

    Hukum yang mengatur kegiatan pasar modal mencakup

    ketentuan mengenai persyaratan perusahaan yang menawarkan

    saham atau obligasinya kepada masyarakat, ketentuan mengenai

    pedagang perantara, profesi penunjang, lembaga penunjang,perlindungan investor serta aturan main di pasar modal.

    Persyaratan tersebut dibuat dalam rangka memberikan

    pemahaman kepada masyarakat tentang keadaan perusahaan

    atau emiten. Perusahaan tersebut harus menyampaikan segala

    fakta material atau harus terbuka kepada masyarakat.

    Hal ini terkait dengan kewajiban keterbukaan yang dianut

    oleh UU PM 1995. Keterbukaan informasi ini sangat penting

    karena informasi tersebut merupakan bahan pertimbangan

    dalam berinvestasi, juga mengatur konsekuensi dan tanggungjawab atas kerugian serta ancaman pidana bagi pelaku pasar

    modal yang tidak melakukan kewajiban prinsip keterbukaan

    sesuai dengan ketentuan undang-undang tersebut.

    Doktrin hukum tentang kewajiban keterbukaan bagi suatu

    perusahaan publik, mempunyai karakteristik sebagai berikut:28

    (1) Prinsip ketinggian derajat akurasi informasi.

    (2) Prinsip ketinggian derajat kelengkapan informasi.

    (3) Prinsip keseimbangan antara efek negatif kepada emiten di

    satu pihak dan di pihak lain efek positif kepada publik, jika

    dibukanya informasi tersebut.

    Perdagangan efek yang wajar adalah penyelenggaraan

    perdagangan yang berlangsung secara alamiah, dalam

    pengertian bahwa setiap kekuatan penawaran atau permintaan

    dilakukan berdasarkan mekanisme pasar yang bebas dari adanya

    28

    Munir Fuady, op. cit, hlm. 78.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    31/141

    14 Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

    keadaan yang tidak mendukung terciptanya keadaan pasar

    sesuai keinginan pelakunya, seperti adanya sistem penyampaianinformasi yang akurat dan tepat waktu dari emiten, terhindarnya

    pasar dari usaha pihak-pihak tertentu untuk memperoleh

    keuntungan dari ketidaktahuan pihak lainnya, dan adanya

    sistem dan tata cara pelaksanaan perdagangan yang mendukung

    terciptanya kewajaran dalam melakukan perdagangan di bursa

    efek.

    Keterbukaan merupakan suatu kewajiban bagi setiap

    perusahaan yang akan menjual sahamnya melalui bursa. Prinsip

    ini harus dilaksanakan oleh setiap pelaku pasar modal (BEJ,BES, Bapepam, dan emiten serta investor). Informasi yang harus

    didisclose adalah seluruh informasi mengenai keadaan usahanya

    yang meliputi aspek keuangan, hukum, manajemen, dan harta

    kekayaannya kepada masyarakat. Keterbukaan terhadap kondisi

    perusahaan yang melakukan emisi saham menyebabkan calon

    investor dapat memahami dan memutuskan kebijakan

    investasinya.

    Pasar modal dikatakan efisien berkenaan dengan informasi

    mengenai harga saham yang tersedia di lantai bursa. Haltersebut berarti seluruh strategi perdagangan di bursa

    berdasarkan informasi yang tersedia, sehingga dapat diper-

    kirakan mengenai keuntungan serta risiko yang terdapat di

    dalamnya.29

    Di lain pihak, berlawanan dengan prinsip keterbukaan dalam

    informasi di pasar modal, terdapat kegiatan perdagangan saham

    yang tidak wajar yang disebut insider trading. Insider trading

    adalah perdagangan efek yang dilakukan oleh mereka yang

    tergolong orang dalam perusahaan (dalam arti luas),

    perdagangan mana didasarkan atau dimotivasi karena adanya

    suatu informasi orang dalam (insider information) yang penting

    dan belum terbuka untuk umum, dengan perdagangan mana,

    pihak pedagang insider tersebut mengharapkan akan menda-

    patkan keuntungan ekonomi secara pribadi, langsung atau tidak

    29 F.H. Buckley (et al), Corporation: Principles and Policies, Edmond Montgomery Pub-

    lication Ltd., Toronto, Canada, 1988, hlm. 260.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    32/141

    15Pendahuluan

    langsung, atau yang merupakan keuntungan jalan pintas (short

    swing profits). Satu dan lain hal selama tidak dikecualikan olehundang-undang yang berlaku. Keuntungan jalan pintas tersebut

    lebih dari keuntungan yang sepatutnya diterima, karena

    keuntungan yang demikian disebut juga dengan excess return.

    Dalam hukum, hal ini merupakan tindakan memperkaya diri

    sendiri secara tidak sah, atau memiliki apa yang sebenarnya

    bukan merupakan haknya.30

    Inside information adalah Informasi yang belum dibuka

    untuk publik, suatu sifat asal yang tepat berkenaan dengan satu

    atau beberapa persoalan pokok surat-surat berharga, yang jikadiumumkan kepada publik, mempunyai suatu pengaruh penting

    atas harga saham yang dapat dialihkan atau saham yang

    diragukan.31

    Inside information biasanya dijelaskan sebagai informasi

    yang belum dipublikasikan dan material,32 sehingga ketika

    hendak membicarakan inside information hendaknya ditujukan

    kepada: 1) Confidentiality; dan 2) Materiality.33 Konsep inside

    information tersebut ditentukan oleh kombinasi kumulatif dari

    beberapa parameter yang berbeda yang menggambarkanlingkupnya sebagai berikut:34

    (a) Status;

    Status informasi tersebut belum diumumkan kepada publik.

    Hal tersebut tidak dipersoalkan apakah informasi tersebut

    adalah rahasia, tidak untuk diterbitkan atau untuk diungkapkan

    di kemudian hari. Akan tetapi hal ini tidak membuat orang

    dalam dapat melakukan perdagangan begitu informasi

    30 Munir Fuady, op. cit., hlm. 167.31 Bernhard Bergmans, Inside Information and Securities Trading, Graham & Trotman

    Limited, London, 1991, hlm. 71.32 OICV IOSCO, Insider Trading How Jurisdiction Regulate It, Report of The Emerging

    Markets Committee of The International Organization of Securities Commissions, March

    2003, hlm. 2-3. (http://www.iosco.org/gallery/library/download.asp/IOSCO Documents

    No.145).33Inside information itu bersifat rahasia (confidential) sampai ia diumumkan kepada

    publik. Sifat materialitas dari informasi itu ditentukan oleh: 1) Sifat penting dari informasi

    yang bersangkutan, 2) Ruang lingkup informasi, dan 3) Sumber informasi tersebut.34

    Ibid., hlm. 72-74.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    33/141

    16 Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

    tersebut diumumkan ke publik. Hal ini didasarkan pada

    pemikiran bahwa pasar belum cukup mempunyai waktu untukbereaksi secara wajar terhadap pengumuman informasi

    tersebut. Orang dalam harus menghormati waktu tunggu

    tertentu yang cukup sampai pasar menyesuaikan reaksinya.

    (b) Sifat Dasar;

    Informasi tersebut harus bersifat material, mempunyai

    pengaruh yang signifikan terhadap harga saham yang

    bersangkutan jika informasi tersebut diumumkan.

    (c) Isi;

    Isi dari informasi tersebut harus berhubungan dengan satu atau

    beberapa masalah pokok dari saham yang ditawarkan.

    Informasi tersebut mempengaruhi harga saham di pasar modal.

    Ini membuatnya beralasan, jika dikaitkan dengan adanya berita

    ekonomi terbaru seperti tingkat nilai discount, nilai tukar uang,

    atau peraturan perpajakan yang baru. Akan tetapi mungkin saja

    tidak dapat diterapkan terhadap insider trading yang didasarkan

    pada berita politik atau bahkan berita ekonomi suatu negaraasing.

    (d) Sumber;

    Meskipun informasi tersebut disebut inside information, akan

    tetapi pada kenyataannya informasi tersebut bisa datang dari

    pemegang saham atau sumber lain di luar perusahaan.

    Menurut David L. Ratner, insider tradingadalah, Purchases

    or sales by persons who have acces to information which is not

    available to those whom they deal or to traders generally35

    (Pembelian atau penjualan oleh orang yang mempunyai akses

    terhadap informasi yang belum tersedia bagi mereka yang

    melakukan jual beli pada umumnya). Batasan pengertian in-

    sider tradingpada mulanya hanya mengenai transaksi yang

    35 David L. Ratner, Securities Regulation In a Nutshell, 4th Edition, West Publishing Co.,

    St. Paul, Minnesotta, 1992, hlm. 147.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    34/141

    17Pendahuluan

    dilakukan oleh orang dalam. Menurut Henry Campbell Black,

    insider tradingadalah: Buying or selling of corporate shares byofficers, directors and stockholders who own more than 10% of

    the stock of a corporation listed on a national exchange. Such

    transactions must be reported monthly to Securities and Exchange

    Commission36 (Pembelian atau penjualan saham perusahaan

    oleh pegawai, direksi atau pihak terkait lainnya yang memiliki

    lebih dari 10% saham perusahaan yang tercatat di bursa nasional.

    Transaksi seperti itu harus dilaporkan dalam waktu satu bulan

    kepada SEC).

    F.H. Buckley dan Mark Q. Connely,37 memberikan batasanbahwa insider trading adalah menunjuk kepada transaksi

    sekuritas yang dilakukan minimum oleh pegawai dan direktur

    perusahaan. Batasan tersebut hanya menyebutkan pelakunya,

    tetapi tidak menjelaskan mengapa para karyawan, direktur atau

    pemegang saham lebih dari 10% tersebut melakukan transaksi

    jual atau beli saham.

    Rogers E. Meiners38 memberikan batasan insider trading

    sebagai berikut: Buying or selling of stock by persons who have

    acces to information affecting the value of the stock that has notyet been revealed to the public (Pembelian atau penjualan saham

    oleh seseorang yang mempunyai akses terhadap informasi yang

    mempengaruhi nilai saham, sementara informasi tersebut belum

    dikeluarkan terhadap masyarakat investor).

    Donald C. Langevoort39 memberikan batasan insider trad-

    ingyaitu A term of art that refers to unlawful trading in securi-

    ties by person who poses material nonpublic information about

    company whose shares are traded or the market for it shares

    (Sebuah batasan yang menunjuk kepada perdagangan saham

    yang tidak sah oleh seseorang yang memegang informasi mate-

    36 Henry Campbell Black, Blacks Law Dictionary, 5th Edition, West Publishing Com-

    pany, St. Paul, Minnesotta, 1979, hlm. 715-716.37 F.H. Buckley (et al), op. cit., hlm. 657.38 Roger E. Meiners (et al), The Legal Environment of Business, West Publishing Co., St.

    Paul, 1990, hlm. 594.39 Donald C. Langevoort, Insider Trading Regulation, Clark Boardman Co. Ltd., Nash-

    ville, Tennessee, 1989, hlm. 4.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    35/141

    18 Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

    rial tentang perusahaan yang belum dikeluarkan dimana saham

    perusahaan tersebut diperjualbelikan).Batasan-batasan insider trading tersebut di atas adalah

    merujuk kepada batasan dalam SEA of 1934di Amerika Serikat.

    Insider tradingmerupakan istilah teknis yang hanya dikenal

    dan dipraktikkan dalam pasar modal. Istilah tersebut mengacu

    kepada praktik di mana orang dalam (corporate insider),40

    melakukan transaksi sekuritas dengan menggunakan informasi

    ekslusif yang mereka miliki yang belum tersedia bagi masyarakat

    atau investor.

    Insider tradingadalah istilah yang dipinjam dari praktikperdagangan saham yang tidak fair di Amerika yang dihu-

    bungkan dengan penggunaan informasi-informasi yang masih

    rahasia oleh pejabat perusahaan yang karena jabatannya dapat

    menarik keuntungan, sebab informasi tersebut tidak diberikan

    kepada masyarakat luas.41

    Pengertian insider (orang dalam) untuk tujuan yang

    dimaksud dalam Section 10(b) dan 10b-5 SEA of 1934adalah:42

    (1) Officer, Directors, anda Employees at all level of company;

    (2) Lawyer, Accountants, Consultants, and other agent and represen-tative who are hired by company on a temporary and nonem-

    ployee status to provide services or work to the company; and

    (3) Others who owe a fiduciary duty to the company.

    Informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta

    penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta

    yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau

    keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang

    40 Sofyan A. Jalil, Manipulation and Insider Trading, makalah pada Pendidikan dan

    Pelatihan bagi Profesi Penunjang untuk Konsultan Hukum Pasar Modal, Jakarta, 1996,

    hlm. 4.41 Erman Rajagukguk, Mekanisme Pasar Modal dan Persoalan-persoalan Hukum yang

    Timbul, makalah pada kuliah Masalah Hukum di Pasar Modal Fakultas Hukum UII,

    Yogyakarta, 1992, hlm. 6.42 Henry S. Cheeseman, Business Law: The Legal, Ethic, and International Environment,

    2nd

    Edition, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey, 1995, hlm. 704.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    36/141

    19Pendahuluan

    berkepentingan dengan informasi atau fakta tersebut. 43

    Informasi atau fakta material itu antara lain:44

    a. Penggabungan usaha (merger), pengambilalihan (acquisition),

    peleburan usaha (consolidation) atau pembentukan usaha;

    b. Pemecahan saham (share split) atau pembagian dividen saham

    (stock dividen);

    c. Pendapatan dan dividen yang luar biasa;

    d. Perolehan atau kehilangan kontrak penting;

    e. Produk atau penemuan baru yang berarti;

    f. Perubahan tahun buku perusahaan; atau

    g. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalammanajemen.

    Sedangkan melalui Surat Keputusan Ketua Bapepam No.

    KEP-86/PM/1996 tentang Keterbukaan Informasi yang Harus

    Diumumkan Segera Kepada Publik, memberikan contoh-contoh

    bukti fakta material sebagai berikut:

    a. Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran efek yang

    bersifat hutang;

    b. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secaraterbatas yang material jumlahnya;

    c. Pembelian atau kerugian penjualan aktiva yang material;

    d. Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting;

    e. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan dan atau

    direktur dan komisaris perusahaan;

    f. Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain;

    g. Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan;

    h. Penggantian wali amanat;

    i. Perubahan tahun fiskal.

    Selain hal di atas, keterbukaan informasi ada juga yang

    sering dilarang yaitu:45

    43 Pasal 1 angka 7 UU PM.44 Penjelasan Pasal 1 angka 7 UU PM.45

    Munir Fuady, op. cit., hlm. 79.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    37/141

    20 Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

    a. Memberikan informasi yang salah sama sekali.

    b. Memberikan informasi yang setengah benar.c. Memberikan informasi yang tidak lengkap.

    d. Sama sekali diam terhadap fakta atau informasi material.

    Informasi tersebut merupakan contoh dari informasi atau

    fakta material yang ada, artinya masih ada fakta material lainnya

    yaitu, apabila perusahaan mengambil pinjaman (loan), atau

    kehilangan aset dalam jumlah material seperti kebakaran,

    kecurian atau kalah dalam perdagangan valas.

    Dalam perdagangan di lantai bursa, harga yang tercatat dibursa dan perdagangan sekuritas secara luas lainnya selalu

    merefleksikan kesepakatan antar investor mengenai harga yang

    wajar berdasarkan informasi yang tersedia. Informasi material

    yang ada harus dapat menimbulkan perubahan harga sekuritas.

    Tidak adanya perubahan terhadap harga saham, maka tidak

    memenuhi kategori sebagai informasi material. Adanya informasi

    material akan memberikan gambaran kepada investor beli dan

    jual untuk menentukan kebijakan investasinya.46 Fakta

    menunjukkan bahwa harga sekuritas ditentukan oleh informasiyang tersedia. Apabila informasi mengenai perusahaan atau

    emiten adalah positif, misalnya emiten memperoleh laba yang

    luar biasa, maka harga sahamnya akan naik, demikian pula

    sebaliknya jika informasi negatif yang terjadi.

    Informasi material yang ekslusif yang dimiliki oleh seseorang

    akan menempatkan dirinya pada posisi yang diuntungkan (in-

    formational advantage). Apabila berdasarkan informasi tersebut

    seseorang kemudian melakukan transaksi efek, maka akan

    menimbulkan ketidakadilan di lantai bursa.

    1.6 Metode Penelitian

    1.6.1 Metode Pendekatan:

    Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah metode yuridis normatif, yaitu suatu metode yang

    menitikberatkan penelitian pada terhadap data kepustakaan,

    46

    Donal C. Langevoort, op. cit., hlm. 133.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    38/141

    21Pendahuluan

    atau disebut data sekunder melalui asas-asas hukum,47 dan

    menggunakan pendekatan komparatif.Pendekatan melalui asas-asas hukum adalah penelitian

    terhadap norma-norma hukum yang merupakan patokan-

    patokan untuk bertingkah laku yang pantas.48 Pendekatan

    perbandingan hukum digunakan sebagai upaya studi banding

    atas berbagai peraturan perundang-undangan di Indonesia dan

    peraturan perundang-undangan di negara-negara Amerika

    Serikat dan Eropa, khususnya yang menyangkut tentang hukum

    pasar modal.

    1.6.2 Spesifikasi Penelitian

    Spesifikasi penelitian yang digunakan bersifat deskriptif

    analitis, yaitu memberikan data atau gambaran seteliti mungkin

    mengenai objek dari permasalahan.49 Gambaran tersebut berupa

    fakta-fakta disertai analisis yang akurat mengenai peraturan

    perundang-undangan yang berlaku dihubungkan dengan teori-

    teori hukum dan praktik dari penegakan hukum di pasar modal

    berkenaan dengan masalah insider trading.

    1.6.3 Tahap Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu :

    (1) Penelitian Kepustakaan (Library Research)

    Penelitian ini dilakukan guna memperoleh data

    sekunder, yaitu melalui studi bahan-bahan hukum yang

    bersifat mengikat terhadap masalah yang akan diteliti, yang

    terdiri atas:

    (a) bahan hukum primer yaitu antara lain UU PM 1995, Se-

    curities Act of 1933, Securities Exchange Act of 1934

    Amerika Serikat, dan berbagai peraturan tentanginsider

    tradingdi negara-negara Eropa;

    47 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indo-

    nesia, Jakarta, 1990, hlm. 11.48 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum: Suatu Tinjauan Singkat, PT

    RadjaGrafindo Persada, Jakarta, 1995, hlm. 15.49

    Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, 1986, hlm. 10

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    39/141

    22 Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

    (b) bahan hukum sekunder, berupa buku-buku, hasil

    penelitian, makalah, tesis, dan disertasi yang adahubungannya dengan penelitian; dan

    (c) bahan hukum tersier berupa majalah, jurnal, artikel, surat

    kabar, dan kamus.

    (2) Penelitian Lapangan (Field Research)

    Penelitian lapangan dilakukan guna menunjang data

    sekunder yaitu, dengan cara mengumpulkan, meneliti, dan

    menyeleksi data melalui wawancara secara terarah dengan

    responden. Penentuan responden ditentukan berdasarkantingkat akurasi sumber informasi, yaitu mereka yang mem-

    punyai keterkaitan baik secara langsung maupun tidak

    langsung dengan penelitian ini. Responden tersebut adalah:

    1. Kepala Bagian Hukum Bapepam;

    2. Kepala Bagian Hukum PT BEJ;

    3. Kepala Bagian Hukum PT BES;

    4. Emiten.

    5. Investor

    1.6.4 Teknik Pengumpulan Data

    (1) Studi Dokumen;

    Dilakukan terhadap data sekunder untuk mendapatkan

    landasan teoretis, berupa pendapat-pendapat atau tulisan-

    tulisan para ahli atau pihak lain berupa informasi, baik

    dalam bentuk formal maupun data melalui naskah resmi.

    (2) Wawancara;

    Teknik wawancara digunakan dalam mengumpulkan

    data primer. Wawancara yaitu mengadakan tanya jawab

    langsung dengan responden, seperti yang tersebut pada

    angka 6.3, dengan mempersiapkan daftar pertanyaan (ques-

    tioner) berupa tipe jawaban terbuka atau tertutup sebagai

    pedoman.50

    50

    Ronny Hanitijo Soemitro, op. cit., hlm. 62

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    40/141

    23Pendahuluan

    1.6.5 Metode Analisis Data

    Untuk menganalisis data dan menarik kesimpulan dari hasilpenelitian, kedua bahan hukum yaitu data primer dan sekunder

    dianalisis dengan metode kualitatif, selanjutnya disajikan dalam

    bentuk deskriptif analitis.

    1.6.6 Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Bandung dan Jakarta. Prosedur

    dalam mendapatkan data sekunder berupa bahan hukum primer,

    sekunder dan tersier diperoleh pada beberapa perpustakaan yang

    berlokasi di:(1) Perpustakaan Fakultas Hukum Unpad, Perpustakaan

    Pascasarjana Unpad, Perpustakaan Pusat Unpad, dan

    Perpustakaan Pascasarjana Universitas Indonesia Jakarta;

    (2) Badan Pengawas Pasar Modal;

    (3) Bursa Efek Jakarta;

    (4) Perwakilan Bursa Efek Surabaya di Jakarta.

    1.7 Sistematika Penulisan

    Hasil penelitian akan disusun dalam bentuk tesis, denganmenggunakan sistematika sebagai berikut:

    Bab I Pendahuluan memberikan gambaran umum dan

    menyeluruh secara sistematis, terdiri atas Latar Belakang

    Penelitian, Identifikasi Masalah, Tujuan dan Kegunaan

    Penelitian, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian, dan

    Sistematika Penulisan.

    Bab II menguraikan tentang Sistem Pasar Modal di Indone-

    sia, yang diperinci dalam sub-sub bab Pengertian Umum Pasar

    Modal; Sejarah Pasar Modal; Fungsi, Tujuan, dan Motif

    Berdirinya Pasar Modal; Instrumen Pasar Modal; Pelaku Pasar

    Modal; dan Mekanisme Perdagangan di Pasar Modal.

    Bab III akan diuraikan tentang Kewajiban Keterbukaan

    Informasi dan Penerapan Good Corporate Governance Dalam

    Kegiatan Perusahaan di Pasar Modal. Bab ini selanjutnya dirinci

    dalam sub-bab tentang Prinsip Keterbukaan Dalam Perdagangan

    Saham; KewajibanDisclosure Emiten Pada Saat Akan Go Publik;

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    41/141

    24 Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

    KewajibanDisclosure Emiten Setelah Go Publik; dan Penerapan

    Good Corporate Governance Dalam Perusahaan.Bab IV akan mengulas dan menganalisis mengenai Insider

    TradingDalam Kegiatan di Pasar Modal, yang terdiri atas sub-

    sub bab tentang Praktik Insider Tradingdi Indonesia; Bentuk-

    bentuk Insider Trading; Hambatan Dalam Mengungkap Kasus

    Insider Trading; dan terakhir tentang Penegakan Hukum di

    Pasar Modal, yang akan menjelaskan tentang Peran Bapepam

    Dalam Menegakkan Hukum di Pasar Modal; dan Sanksi-sanksi

    Hukum di Pasar Modal.

    Bab V adalah Penutup yang berisikan kesimpulan yangmerupakan jawaban dari identifikasi masalah, serta saran-sa-

    ran yang relevan dalam penyelesaian pokok permasalahan.

    ***

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    42/141

    Bab II

    Sistem Pasar Modaldi Indonesia

    2.1 Pengertian Umum Pasar Modal

    Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistemkeuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah

    bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang

    keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar.1

    Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat,

    berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-

    saham, obligasi-obligasi, dan jenis-jenis surat berharga lainnya

    dengan memakai jasa para perantara pedagang efek.2

    Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa pasar modal sama

    dengan pasar tradisional, yaitu tempat berlangsungnya jual beli.

    Akan tetapi, dari kedua pasar ini terdapat perbedaan yang

    prinsip, yaitu objek yang ditransaksikan, tempat transaksi,

    proses serta penyelesaian transaksi.3

    1 Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1548/KMK/90 tentang Peraturan Pasar Modal.2 Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Kedua, UPP Akademi

    Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta, 2000, hlm. 6.3 Hulwati, Transaksi Saham di Pasar Modal Indonesia: Perspektif Hukum Ekonomi Is-

    lam, UII Press, Yogyakarta, 2001, hlm. 5.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    43/141

    26 Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

    Secara teoretis, pasar modal (capital market) didefinisikan

    sebagai perdagangan instrumen keuangan (sekuritas) jangkapanjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stocks) maupun utang

    (bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authori-

    ties) maupun oleh perusahaan swasta (private sectors).4 Dengan

    demikian, pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari

    pasar keuangan (financial market). Dalam pasar keuangan,

    diperdagangkan semua bentuk utang dan modal sendiri, baik

    dana jangka pendek maupun jangka panjang, baik bersifat ne-

    gotiable maupun yang non-negotiable.5

    Dalam pengertian yang lebih operasional, pasar modaldipahami sebagai bursa, yang merupakan sarana memper-

    temukan penawar dan peminta dana jangka panjang (lebih dari

    satu tahun) dalam bentuk efek.6 Walaupun demikian, pada

    dasarnya terdapat perbedaan antara pasar modal (capital mar-

    ket) dan bursa efek (stock exchange). Rosenberg menyatakan

    bahwa pasar modal adalah the place through which the buying

    and selling of stock for the purpose of profit for both buyers and

    sellers of the security take place (suatu tempat dimana penjual

    dan pembeli kedua-duanya memperjualbelikan saham dengantujuan keuntungan berlangsung), dan bursa efek dipahami

    sebagai the organization that provide a market for the trading

    of bonds and stocks7 (suatu organisasi yang menyediakan pasar

    untuk memperdagangkan obligasi dan saham). Sementara itu,

    Muhammad Akram Khan menjelaskan bahwa pasar modal atau

    stock market merupakan a market where securities and shares

    are bought and sold8 (sebuah pasar dimana efek dan saham

    diperjualbelikan).

    4 Marzuki Usman (et al)., Pengetahuan Dasar Pasar Modal, Kerjasama Institut Bankir

    Indonesia dengan Jurnal Keuangan dan Moneter Bank Indonesia, Jakarta, 1997, hlm. 11.5 Tjiptono Darmadji & Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan

    Tanya Jawab, Salemba Empat, Jakarta, 2001, hlm. 1.6 Keppres No. 60 Tahun 1988.7 Rosenberg dalam Marzuki Usman (et al), op. cit., hlm. 11.8 Muhammad Akram Khan dalam Abdul Hasan Muhammad Sadeq (et al), Develop-

    ment and Finance in Islam, International University Press, Malaysia, 1991, hlm. 224.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    44/141

    27Sistem Pasar Modal di Indonesia

    Pasal 1 angka 4 UU PM mendefinisikan bursa sebagai: Pihak

    yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atausarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek

    pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di

    antara mereka. Efek yang dimaksud adalah surat berharga

    berupa surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,

    obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak kolektif,

    kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.9

    UU PM sendiri memberikan pengertian pasar modal yang

    lebih spesifik sebagai: Kegiatan yang bersangkutan dengan

    Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publikyang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga

    dan profesi yang berkaitan dengan Efek.10

    Dari definisi di atas, maka secara umum dapat dijelaskan

    bahwa pasar modal merupakan pasar, baik dalam pengertian

    yang abstrak maupun pengertian yang konkrit. Dalam

    pengertian abstrak, pasar modal adalah perdagangan surat

    berharga (bonds dan stocks).

    Bursa efek itu tidak mempunyai saham sendiri dan tidak

    menentukan harga dengan cara apapun. Semata-mata hanyahukum permintaan dan penawaranlah yang menentukan harga.

    Pada hakikatnya suatu bursa hanya menyediakan dua hal, yaitu

    pertama tempat bagi para penjual dan pembeli untuk melak-

    sanakan perdagangan; dan kedua memberikan jasa dalam

    penyusunan laporan harga untuk memberikan informasi tentang

    perubahan harga.11

    Informasi ini tersedia bagi para pembeli, penjual maupun

    masyarakat umum. Selain itu, suatu bursa efek sebenarnya

    adalah suatu pasar lelang (auction market) yaitu suatu pasar

    tempat barang-barang yang diperdagangkan dijual pada harga

    yang tertinggi. Tidak satupun yang berhubungan dengan

    perdagangan boleh dirahasiakan.12

    9 Pasal 1 angka 5 UU PM.10 Pasal 1 Angka 1 UU PM.11 Sumantoro, op. cit., hlm. 18.12 Janet Low, Memahami Pasar Modal, terj. oleh Hasan Zein Mahmud, Understand-

    ing Stock Market, Upaya Swadaya Aksara, Jakarta, 1989, hlm. 156.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    45/141

    28 Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

    Sebagai gambaran perbandingan tentang pengertian pasar

    modal, maka berikut ini diberikan pengertian pasar modal dibeberapa negara asing. Menurut Securities Exchange Act (SEA)

    of 1934Amerika Serikat, pengertian pasar modal adalah:

    The term exchange means, any organization, association, or

    groups of persons, whether incorporated or unincorporated,

    which constitute, maintains or provides a market place or facili-

    ties for bringing together purchasers and sellers of securities or

    for otherwise performing with respect to securities the function

    commonly performed by a stock exchange as that term is gener-

    ally understood, and includes the market place and the marketfacilities maintained by such exchange.13

    Bursa berarti, setiap organisasi, asosiasi atau grup perora-

    ngan, baik berbadan hukum atau tidak, yang dibentuk,

    memelihara atau menyediakan sebuah tempat atau fasilitas

    dimana pembeli dan penjual saham berkumpul, atau tujuan

    lain yang berhubungan dengan saham dimana fungsinya

    secara umum dilaksanakan oleh sebuah pasar modal, termasuk

    di dalamnya tempat transaksi dan fasilitas yang dipelihara oleh

    bursa tersebut.

    Japanese Securities Laws and Relating Orders menyatakan

    bahwa: The term securities market means a market provided

    by securities exchange for the transaction of securities. And the

    securities exchange means, any person incorporated for the pur-

    pose of providing a market necessary for the transaction of secu-

    rities.14 (Pengertian pasar modal berarti sebuah pasar yang

    disediakan oleh bursa efek untuk melakukan transaksi jual beli

    saham. Bursa efek berarti, setiap badan hukum yang bertujuan

    menyediakan sebuah pasar yang diperlukan untuk melakukan

    transaksi efek)

    Securities and Exchange Law Korea menyatakan bahwa:

    Securities market means a market which is provided by the Ko-

    13 Section 3(1) Securities Exchange Act of 1934, Amerika Serikat.14 Pasal 2 No. 11 dan 12, Japanese Securities Laws and Relating Orders, Japan Securi-

    ties Research Institute, Tokyo, Japan, 1982.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    46/141

    29Sistem Pasar Modal di Indonesia

    rean Stock Exchange established under the provision of Article

    71 for the purpose of security transaction.15

    (Pasar modal berartisebuah pasar yang disediakan oleh Bursa Efek Korea yang

    dibentuk berdasar Pasal 71 dengan tujuan untuk melakukan

    transaksi efek).

    Dari definisi-definisi tersebut baik definisi pasar modal In-

    donesia maupun negara asing, terlihat bahwa pengertian pasar

    modal atau bursa efek tersebut pada prinsipnya adalah sama

    yaitu sebagai tempat atau pasar di mana terjadi jual beli atau

    transaksi dari efek-efek. Hanya saja pada definisi dari SEA of

    1934, disebutkan pengelola bursa adalah organisasi, asosiasi ataukumpulan orang, baik yang berbentuk badan hukum maupun

    yang tidak berbentuk badan hukum. Sedangkan pada bursa-

    bursa efek lainnya termasuk bursa efek Indonesia, pada

    prinsipnya hanya bisa dikelola oleh suatu badan hukum.

    2.2 Sejarah Pasar Modal

    Di negara Amerika Serikat, pengaturan tentang pasar modal

    dimulai dari pengaturan tingkat negara bagian. Negara bagian

    yang pertama kali mempunyai peraturan demikian adalah Kan-sas, dengan Undang-undang Tahun 1911, yang merupakan pionir

    terhadap pengaturan tentangLicensing System, yang antara lain

    mengatur tentang persyaratan registrasi terhadapsecurities dan

    securities salesman. Pelanggaran terhadap kewajiban registrasi

    tersebut dianggap sebagai suatu perbuatan kriminal. Kemudian

    sejak saat itu mulai populer istilah Undang-undang Langit Biru

    (Blue Sky Law), suatu istilah yang ditujukan terhadap Undang-

    undang Pasar Modal yang dikeluarkan oleh negara bagian di

    Amerika Serikat. Tujuan utamanya adalah untuk melindungi

    pihak investor dari saham-saham di perusahaan yang tidak

    benar.

    Selanjutnya, dengan mengikuti perkembangan undang-

    undang negara bagian di Amerika Serikat, maka pada 2 Juli

    15 Pasal 2 No. 10 Securities and Exchange Law as Amended 1982, Laws and Regulation

    on Securities Market, Vol. 1, The Korean Securities Dealers Association, Seoul, South Korea,

    1982.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    47/141

    30 Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

    1934, Kongres Federal membentuk suatu badan nasional yang

    mengurus pasar modal yang disebut dengan Securities ExchangeCommission (SEC) melalui undang-undang yang dikenal sebagai

    The Securities Exchange Act of 1934.16

    Secara keseluruhan, perkembangan undang-undang nasional

    di Amerika Serikat yang mengatur tentang pasar modal adalah

    sebagai berikut:

    a. Securities Act 1933;

    UU ini bertujuan antara lain terhadap dua hal sebagai

    berikut:

    (1) untuk menyuguhkan kepada para investor tentang informasimengenai keadaan finansial dan hal-hal lainnya yang bersifat

    material mengenai penawaran suatu sekuritas; dan

    (2) melarang setiap misrepresentasi, penipuan atau setiap perbuatan

    dan praktek yang tidak layak lainnya dalam praktik penjualan

    sekuritas, baik yang terkena wajib registrasi atau tidak.

    b. Securities Exchange Act of1934;

    UU ini antara lain mengatur tentang hal-hal sebagai berikut:

    (1) Corporate reporting.(2) Proxy solicitation.

    (3) Tender offer solicitation.

    (4) Insider trading.

    (5) Margin trading.

    (6) Market surveilance.

    (7) Exchange Registration.

    (8) Registrasi terhadap broker dealer.

    (9) Investigasi dan investment.

    (10) Sanksi-sanksi terhadap pelanggaran.

    (11) Securities Exchange Commission.

    c. Public Utility Holding Act 1935;

    UU ini bertujuan mengatur masalah holding company

    terhadap perusahaan yang bergerak di bidang publik seperti gas

    dan listrik.

    16

    Munir Fuady, op. cit., hlm. 16.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    48/141

    31Sistem Pasar Modal di Indonesia

    d. Trust Indenture Act 1934;

    UU ini bertujuan mengatur dan melindungi hak dankepentingan dari pihak pembeli dari suatu utang berupa bonds,

    debenture, notes dan lain-lainnya yang ditawarkan kepada publik.

    e. Investment Company Act 1940;

    UU ini mempunyai tujuan dan mengatur perlindungan

    terhadap hak dan kepentingan dari investor khususnya dan

    masyarakat pada umumnya dari tindakan-tindakan yang diambil

    oleh perusahaan investasi. Antara lain diatur tentang kewajiban

    disclosure terhadap kondisi keuangan, melarang transaksidengan orang dalam, mengatur kualifikasi bagi pemimpin

    perusahaan, dan lain-lain.

    f. Investment Advisor Act 1940;

    UU ini mengatur dan mengawasi tentang tata kerja dan

    tingkah laku dari broker dan dealer di pasar modal. Mereka

    diharuskan melakukan registrasi kegiatan usaha kepada SEC.

    g. Insider Trading Sanctions Act of1984;UU ini berupaya memberikan hukuman tiga kali lipat dari

    keuntungan yang diperoleh atau kerugian yang coba dihindari

    akibat insider trading. UU ini memberikan penghalang yang kuat

    bagi calon pelanggar untuk melakukan kegiatan insider trad-

    ing.

    Sementara itu, perkembangan pasar modal di Indonesia

    sendiri, menurut Munir Fuady, dapat dikategorikan dalam 6

    tahapan sebagai berikut:17

    1. Tahap Permulaan (1878 1912).

    2. Tahap Institusionalisasi Konvensional (1912 1952).

    3. Tahap Kebangkitan Kembali (1952 1976).

    4. Tahap Institusionalisasi Modern (1976 1988).

    5. Tahap Sosialisasi (1988 1996).

    6. Tahap Kepastian Hukum (1996 sekarang).

    17

    Munir Fuady, op. cit., hlm. 20-27.

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    49/141

    32 Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

    Untuk lebih jelasnya tentang sejarah dan perkembangan dari

    masing-masing tahap di atas, berikut ini akan dijelaskan lebihluas dari masing-masing tahap tersebut.

    2.2.1 Tahap Permulaan (1878 1912)

    Dalam tahap permulaan, sebelum 1878, belum ada tanda-

    tanda dan catatan-catatan tentang telah adanya kegiatan-

    kegiatan di bidang bisnis pasar modal di Indonesia. Awal dari

    terbentuknya pasar modal di Indonesia adalah dengan berdirinya

    perusahaan Dunlop & Koff pada tahun 1878 (kemudian menjadi

    PT Perdanas), yakni perusahaan yang bergerak dalam bidangpedagang perantara dalam perdagangan komoditi dan sekuritas.

    Hal ini merupakan tonggak sejarah lahirnya kegiatan di bidang

    pasar modal sekaligus merupakan era permulaan dari sejarah

    hukum mengenai pasar modal di Indonesia.

    2.2.2 Tahap Institusionalisasi Konvensional (1912 1952)

    Tahap ini ditandai dengan pembentukan institusi terpenting

    di bidang pasar modal, yaitu dengan terbentuknya pasar modal

    Indonesia. Dalam membentuk bursa efek ini, pemerintah HindiaBelanda mengambil contoh dari bursa efek yang ada di negeri

    Belanda pada waktu itu.

    Tujuan pembentukan bursa efek di Indonesia waktu itu

    adalah untuk mendorong perekonomian dan menjaring dana-

    dana yang ada, terutama untuk pembangunan di bidang

    perkebunan yang waktu itu memang sedang dilakukan secara

    besar-besaran.

    Pada tanggal 14 Desember 1912 dibentuk dan mulai

    beroperasinya bursa efek pertama di Indonesia, yaitu Bursa Efek

    Batavia yang beranggotakan 13 makelar sebagai anggota bursa.

    Pada waktu itu, sekuritas yang diperjualbelikan adalah:

    a. Saham yang diterbitkan oleh perusahaan perkebunan

    Belanda.

    b. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan perkebunan

    Belanda.

    c. Obligasi pemerintah Hindia Belanda (oleh pemerintah

    pusat dan kotapraja).

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    50/141

    33Sistem Pasar Modal di Indonesia

    d. Sertifikat saham dan efek-efek perusahaan di negeri

    Belanda.

    Setelah berdirinya Bursa Efek Batavia, maka dalam tahap

    ini pula terbentuknya Bursa Efek Surabaya pada 11 Januari

    1925 dan diikuti dengan pembentukan Bursa Efek Semarang

    pada 1 Agustus 1925. Akan tetapi, perdagangan efek di dalam

    tahap ini tidak berlangsung lama disebabkan munculnya resesi

    dunia pada tahun 1929 yang terkenal dengan zaman malayse,

    dan diikuti dengan Perang Dunia I dan II sampai dengan

    masuknya Jepang ke Indonesia. Bursa Efek Jakarta resmiditutup pada 10 Mei 1940, sedangkan Bursa Efek Surabaya dan

    Semarang sudah lebih dahulu ditutup.

    2.2.3 Tahap Kebangkitan Kembali (1952 1976)

    Setelah penyerahan kembali kedaulatan kepada Republik

    Indonesia, perdagangan sekuritas mulai digiatkan kembali, akan

    tetapi berlangsung tanpa kontrol dan tanpa suatu bursa efek

    sama sekali. Menyadari perlunya suatu bursa efek yang tertib,

    dan juga karena pemerintah Republik Indonesia telah mulaimenerbitkan obligasi, yang terbit pertama kali pada tahun 1950,

    maka pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Undang-

    undang Darurat Nomor 13 Tahun 1951 pada 1 September 1952,

    yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 15 Tahun 1952

    yang mengatur tentang Bursa Efek.

    Selanjutnya pada tanggal 3 Juni 1952, Bursa Efek Jakarta

    pun dibuka kembali. Pelaksanaan bursa pada waktu itu

    dilakukan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek

    (PPUE) yang beranggotakan beberapa bank negara dan para

    pialang efek. Adapun efek yang diperdagangkan di bursa pada

    waktu itu adalah obligasi pemerintah Republik Indonesia,

    obligasi pemerintah Hindia Belanda dan obligasi serta efek dari

    perusahaan yang umumnya merupakan perusahaan Belanda.

    Kemudian dengan adanya nasionalisasi perusahaan-

    perusahaan Belanda dengan keluarnya Undang-undang Nomor

    86 Tahun 1956, sengketa Indonesia dengan Belanda tentang Irian

    Barat, dan pembangunan ekonomi nasional yang tidak

  • 7/23/2019 Buku - Insider Trading - Kejahatan Bisnis Di Pasar Modal Indonesia

    51/141

    34 Insider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

    mendukung, perkembangan bursa efek pada tahap ini tidak

    mencapai hasil seperti yang diharapkan.

    2.2.4 Tahap Institusionalisasi Modern (1976 188)

    Memasuki era pemerintahan Orde Baru, pembangunan

    ekonomi mulai digalakkan secara l