Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

31
Aplikasi PESTISIDA Di Bidang Pertanian Label: Home Pestisida secara harafiah berarti pembunuh hama. Menurut pemerintah No. 1973, pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lai serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk: menegndalikan atau mencegah hama atau penyakit yang mrusak tanaman, bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian; mengendalikan rerumputan mengatur dan merangsang pertumbuhan yang tdak diinginkan mengndalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak. mengendalika hama-hama air mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi, degan p[enggunaan pada tanaman, tanah dan air. Dari batasan tersebut diatas nyata bahwa pengertian pestisida luas sekali, yakni meliputi produk-produk yang digunakan di bidang pertanianm, kehutanan, perkebunan, peternakan/kesehatan hewan, perikanan, dan kesehatan masyarakat. Pestisida yang digunakan dibidang pertanian scara spesifik sering disebut produk perlindungan tanaman untuk membedakannya dari produk-produk yang digunakan di bidang lain. Istilah produk perlindungan tanaman juga digunakan unbtuk menghindari istilah pestisida yang berkonotasi bahan pembunuh. Memang kenyataannya tidak semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh. Repellant, misalnya, tidak membunuh melainkan mengusir hama. Metode aplikasi pestisida di bidang pertanian Dalam bidang pertanian, pestisida diaplikasikan dengan berbagai cara. Cara-cara pengaplikasian pestisida diantaranya adalah sebagai berikut: penyemprotan (spraying) penyemprotan (spraying) adalah penyemprotan pestisida pertanian yang paling banyak dipakai oleh para petani. Diperkirakan 75% penggunaan pestisida dilakukan dengan cara penyemprotan, baik penyemprotan di darat maupun peyemprotan di udara. Dalam penyemprotan, laruta pestisida dipecah oleh Nozzle atau atomizer yang terdapat dalam alat penyemprot menjadi butiran-butiran seprot atau droplet. Bentuk sediaan pestisida yang diaplikasikan dengan cara disemprot meliputi WP, EC, EW, WSC, SP, FW dan WDG. Sedagnkan untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah digunakan formulasi ULV. Teknik penyemprota ini termasuk jhiga pegkabutan. pengasapan pengasapan (fogging) adalah penyemprotan pestisida dengan volume ultra rendah dengan menggunakan ukuran droplet yang sangat halus. Perbedaan dengan penyemprotan cara biasa adalah pada fogging campuran pestisida da solvent (um,umnya miyak) dipanaskan sehingga menjadi semacam abut asap yang sangat halus. Fogging banyak dilakukan untuk mengendalikan hama gudang, hama tanaman perkebunan dan pengendalian vector penyakit 1

Transcript of Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

Page 1: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

Aplikasi PESTISIDA Di Bidang Pertanian

Label: Home

Pestisida secara harafiah berarti pembunuh hama. Menurut pemerintah No. 1973, pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lai serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk:menegndalikan atau mencegah hama atau penyakit yang mrusak tanaman, bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian;mengendalikan rerumputanmengatur dan merangsang pertumbuhan yang tdak diinginkanmengndalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak.mengendalika hama-hama airmengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi, degan p[enggunaan pada tanaman, tanah dan air.

Dari batasan tersebut diatas nyata bahwa pengertian pestisida luas sekali, yakni meliputi produk-produk yang digunakan di bidang pertanianm, kehutanan, perkebunan, peternakan/kesehatan hewan, perikanan, dan kesehatan masyarakat. Pestisida yang digunakan dibidang pertanian scara spesifik sering disebut produk perlindungan tanaman untuk membedakannya dari produk-produk yang digunakan di bidang lain.

Istilah produk perlindungan tanaman juga digunakan unbtuk menghindari istilah pestisida yang berkonotasi bahan pembunuh. Memang kenyataannya tidak semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh. Repellant, misalnya, tidak membunuh melainkan mengusir hama.

Metode aplikasi pestisida di bidang pertanianDalam bidang pertanian, pestisida diaplikasikan dengan berbagai cara. Cara-cara pengaplikasian pestisida diantaranya adalah sebagai berikut:

penyemprotan (spraying)

penyemprotan (spraying) adalah penyemprotan pestisida pertanian yang paling banyak dipakai oleh para petani. Diperkirakan 75% penggunaan pestisida dilakukan dengan cara penyemprotan, baik penyemprotan di darat maupun peyemprotan di udara. Dalam penyemprotan, laruta pestisida dipecah oleh Nozzle atau atomizer yang terdapat dalam alat penyemprot menjadi butiran-butiran seprot atau droplet. Bentuk sediaan pestisida yang diaplikasikan dengan cara disemprot meliputi WP, EC, EW, WSC, SP, FW dan WDG. Sedagnkan untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah digunakan formulasi ULV. Teknik penyemprota ini termasuk jhiga pegkabutan.

pengasapan

pengasapan (fogging) adalah penyemprotan pestisida dengan volume ultra rendah dengan menggunakan ukuran droplet yang sangat halus. Perbedaan dengan penyemprotan cara biasa adalah pada fogging campuran pestisida da solvent (um,umnya miyak) dipanaskan sehingga menjadi semacam abut asap yang sangat halus. Fogging banyak dilakukan untuk mengendalikan hama gudang, hama tanaman perkebunan dan pengendalian vector penyakit di lingkungan (pengendalian nyamuk demam berdarah, malaria, dsb)

1

Page 2: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

peaburan pestisida butiran (Granule distribution, broadcasting)

penaburan pestisida butiran adalah penaburan pestisida dalam bentuk butiran yang merupaka cara khusus untuk mengaplikasikan pestisida berbentuk butiran (granule). Penaburan dapat dilakukan dengan tanga atau dengan mesin penabur.

Perawatan benih (seed dressing, seed treatment, seed coating)

Perawatan benih adalah cara aplikasi pestisida utuk melindungi benih sebelum benih ditanam agar kecambah dan tanaman muda tidak terserang oleh hama dan penyakit. Pestisida yang digunakan adalah formulasi SD dan ST.Pencelupan (Dipping)

Pencelupan adalah peggunaan pestisida utuk melindungi bahan tanaman (bibit, cangkok, stek) agar terhindar dari hama dan penyakit yang mungkin terbawa oleh bahan tanaman tersebut. Pencelupan dilakukan dengan cara mencelupkan bibit tau stek ke dalam pestisida.

Fumigasi (Fumigation)

Fumigasi adalah aplikasi pestisida fumigant, baik berbentuk pada, cair maupun gas dalam ruang tertutup. Fumigasi umum nya digunakan untuk melindungi hasil panen (misanya biji-bijian) dari kerusakan hama atau peyakit di tempat penyimpanan. Fumigant dimasukkan ke dalam ruangan gudang yang selanjutnya akan membentuk gas beracun utuk membunuh OPT sasaran yag ada dalam ruangan tersebut.

Injeksi (Injection)

Injeksi adalah penggunaan pestisida dengan cara dimasukkan ke dalam batang tanaman, baik dengan alat khusus maupun denga member batang tanaman tersebut. Pestisida yang diineksikan diharuskan akan tersebar ke seluruh bagian tanaman melalui aliran cairan tanaman, sehingga OPT sasaran akan terkendali. Teknik ineksi juga digunakan utuk sterilisasi tanah.

penyiraman (Drenching, Pouring On)

penyiraman adalah penggunaan pestisida dengan cara dituangkan di sekitara akar tanaman utuk mengendalikan hama atau penyakit di daerah perakaran, atau dituangkan pada sarang semut, dsb.

Formulasi pestisidaPengaplikasian pestisida di lapangan erat kaitannyua dengan bentuk formulasi dari pestisida yang digunaka tersebut. Formulasi adalah campuran antara bahan aktif dan bahan tambahan tertentu agar pestisida dapat efektif, efisien dan ekonomis. Karena itu dalam perdagangan pestisida bahan aktif diformulasikan terlebih dahulu dengan dicampur bahan-bahan pembantu, misalnya solvent (bahan pelarut) emulsifier (bahan pembuat emulsi), diluent (bahan pembasah dan pengencer) carrier (bahan pembawa) dan kadang-kadang synergist (bahan untuk meningkatkan efektifitas pestisida).

Bentuk-bentuk formulasi pada pestisida antara lain:a. Bentuk CairEC (Emulsifiable Cocentrate atau Emulsible Cocentrate)Sediaan berbentuk pekatan (konsentrat) cair dengankonsentrasi bahan aktifd yang

Page 3: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

cukup tinggi. Kosentrasi ini jika dicampur dengan air akan membentuk emilsi (butiran denda cair yang melayang dalam media cair lain). EC umumnya digunakan dengan cara disemprot, meskipun dapat pula digunakan dengan cara lain.

2. Soluble Concentrate in water (WSC) atau Water Soluble Concentrate (WSC)Formulasi ini mirip EC, tetapi bila decamp[ur air tidsak membentuk emulsi, melainkan membentuk larutan homogen. Umumnya, sediaan ini digunakan dengan cara disemprotkan.

aeous Solution (AS) atau Aquaous Concentrate (AC)pekatan ini diarutkan dalam air. Persisida yang diformulasi dalam bentuk AS dan AC umumnya pestisida berbentuk garam yang mempunyai kelarutan tinggi dalam air. Pestisida ini juga dighunakan dengan cara disemprot.

Soluble (SL)Pekatan cair ini jika dicampurkan air akan membentuk larutan. Pestisida ini digunakan dengan cara disemprotkan. SL juga dapat mengacu pada formulasi slurry.

Flowable (F) atau Flowabel ini Water (FW)Formulasi ini berupa konsentrasi cair yangs angat pekat. Bila dicampur air, F atau FW akan membentuk emilsi seperti halnya WP. Pada dasarnya FW adalah WP yang dibasahkan.

Ultra Low Volume (ULV)Sediaan khusus untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah, yakni volume semprot antara 1 hingga 5 liter/hektar. ULV umumnya merupakan sdiaan siap pakai, tanpa harus dicampur dengan air.

b Sediaan padat

Wettable Powder (WP)Formulasi WP bersama EC merupakan formulasi klasik yang masih banyak digunakan dingga saat ini. WP adalah formulasi bentuk tepung yang bila dicampur air akan membentuk suspensi yang penggunaannya dengan cara disemprot.

Soluble powder (S atau SP)Formulasi bentuk tepung yang bia dicampur air akan menghasilkan larutan homogen. Pestisida ini juga digunakand enga cara disemprotkan.

Butiran (G)Butiran yang umumnya merupakan sedian siap pakai dengan konsetrasi rendah. Pestisida butiran digunakan dengan cara ditaburkan di lapagan (baik secara manual dengan tangan atau dengan mesin penabur) setelah penaburan dapat diikuti denga pegolahan tanah atai tidak. Disamping formulasi G dikenal juga fomulasi SG, yakni sand granular.

Water Dipersible Granule (WG atau WDG) WDG atau WG berbentuk butiran, mirip G, tetapi penggunaanya sangat berbeda. Formulasi WDG harus diencerkan denga air dan digunakan dengan cara disemprotkan.

Seed dreesing (SD) atau Seed Treatment (ST)Sediaan berbentuk tepung yang khusus digunakan untuk perawatan benih

Tepug Hembus atau Dust (D)

Page 4: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

Sediaan siap pakai dengan konsentrasi rendah yang digunakan dengan cara dihembuskan.

umpan atau bait (B) ready Mix Bait (RB atau RMB)umpan merupakan formulasi siap pakai yang umumya digunakan untuk formulasi rodentisida.

Dalam pemilihan bentuk formuasi pestisida harus diseduaikan dengan lahan atau bagian yang akan kita aplikasikan. Jika kita akan mengaplikasikan pestisida langsung pada lahan pertanian kita dapat menggunakan formulasi EC atau SCW yang diaplikasikan dengan dilarutkan didalam air dengan dosis dan volume semprot tertentu. Namun jika kita ingin mengaplikasikan pestisida pada benih atau hasil panen agar tidak terkena serangan hama dan penyakit kita dapat menggunakan formulasi SD atau DT.

Budidaya Jagung Manis dan Analisa Usahanya

Zea Mays Saccharata, atau jagung manis bukanlah sembarang jagung.Rasanya yang manis harga jual pun manis.Jagung manis adalah termasuk sayuran yang potensial, masyarakat banyak mengkonsumsinya untuk jagung bakar, sayuran pelengkap yang lezat dan panganan alternatif yang enak dan bergizi seperti bakwan jagung, pudding jagung, dan kue jagung. Bahkan ada yang sudah mengolah untuk susu dan permen. Permintaan akan jagung manis dari tahun ketahun meningkat drastis terutama untuk kota-kota besar. Ini adalah peluang yang bisa diraih petani dalam usahataninya untuk menambah pendapatan keluarganya

Biologi jagung.Berdasarkan bukti genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4000 tahun yang lalu[1]. Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung (Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7000 tahun oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 varietas jagung, baik ras lokal maupun kultivar.

DeskripsiJagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 60-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan

Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.

Page 5: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

Bunga Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.

Kandungan giziBiji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis tidak mampu memproduksi pati sehingga bijinya terasa lebih manis ketika masih muda.

TEKNIS BUDIDAYA

Syarat benihBenih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 10-20 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam larutan anti semut dan hama

Pengolahan TanahBerbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi tertinggi diperoleh lewat pengolahan tanah yang baik dan benar, yaitu dengan cara dibajak dan digaru. Dengan pengolahan tanah akan diperoleh media yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan akar, mengurangi keberadaan gulma serta memperbaiki sirkulasi udara dalam tanah. Untuk tiap 4 meter perlu dibuatkan got yang berfungsi sebagai jalur irigasi dan drainase. Kegiatan ini dilakukan minimal 15 hari sebelum tanam.Akan tetapi penanaman tanpa olah tanah (TOT) bisa juga dilakukan untuk mengejar waktu tanam. Dengan catatan pembersihan lahan harus tetap dijaga untuk mengurangi serangan hama atau penyakit sisa dari tanaman terdahulu.

Teknik PenanamanLubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung 25×75 cm.

Penjarangan dan PenyulamanTanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.

PenyianganPenyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 14 hari.PembumbunanPembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 4 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian

Page 6: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.Pengairan dan PenyiramanSetelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

PemupukanWaktu Dosis Pupuk Makro (per ha) ketUrea (kg) TSP (kg) KCl (kg)Perendaman benih -- -10 HST 120 80 2520 HST 80 60 -35 HST 100- 50 -

Hama dan pengendaliannya

1. Lalat bibit (Atherigona exigua S.)Gejala serangan hama ini pada saat tanaman berumur 7 – 14 hst dengan gejala daun berubah menjadi kekuning-kuningan, disekitar gigitan atau bagian yang diserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.Ciri-ciri lalat bibit adalah warna lalat abu-abu dengan warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, panjang lalat 3 – 3,5 mm.Pengendalian hama ini adalah dengan penanaman serentak dan menerapkan pergiliran tanaman untuk memutus siklus hidup, terutama setelah selesai panen jagung. Mencabut dan memusnahkan tanaman yang terserang, menjaga kebersihan lahan dari gulma, serta mengendalikan dengan semprot pestisida menggunakan Dursban 20 EC, Marshal 25 ST dengan dosis sesuai anjuran.

2. Ulat pemotong dan penggerek buahContoh ulat pemotong adalah Agrotis sp., Spodoptera litura.Contoh ulat penggerek adalah Ostrinia furnacalisContoh ulat penggerek buah adalah Helicoverpa armigeraGejala serangan ditandai dengan adanya bekas gigitan pada batang, adanya tanaman muda yang roboh.Pengendalian hama-hama tersebut adalah dengan tanam secara serempak pada areal yang luas, mencari dan membunuh secara manual, serta melakukan semprot dengan insektisida dengan dosis sesuai anjuran.

Penyakit dan pengendaliannya1. Penyakit bulai (Downy mildew)Penyebab: cendawan Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P. philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala: (1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman menjelang atau awal musim penghujan; (2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan; (3) cabut tanaman terserang dan musnahkan; (4) Preventif diawal tanam dengan penyemprotan fungisida

2. Penyakit bercak daunDisebabkan oleh jamur Helminthosporium sp, dengan gejala adanya bercak memanjang berwarna kuning dikelilingi wanra kecoklatan. Semula, bercak tampak basah kemudian berubah warna menjadi coklat kekuningan, dan akhirnya menjadi coklat tua.Pengendalian dengan cara pergiliran tanaman serta dengan menyemprot bahan kimia seperti Daconil dan Difolatan.

3. Penyakit gosong bengkak

Page 7: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

Disebabkan jamur Ustilago sp. yang menyerang biji, sehingga menyebabkan pembengkakan yang mengakibatkan pembungkus menjadi rusak.Pengendalian dengan jalan mengatur irigasi dan drainase, memotong bagian yang terserang dan dibakar, serta menggunakan benih yang sudah dicampur dengan fungisida misalnya Saromyl.

4. Penyakit busuk tongkol dan busuk bijiPenyebabnya adalah jamur Fusarium atau Giberella zeae. Penyakit ini baru dapat diketahui setelah klobot dibuka. Biji-biji yang terserang berwarna merah jambu atau merah kecoklatan yang akan berubah warna menjadi coklat sawo matang.Pengendalian adalah dengan menggunakan benih varietas unggul, pergiliran tanaman, seed treatment, serta melakukan penyemprotan dengan bahan aktif Mancozep bila ada gejala serangan.

PanenMenentukan saat panen yang tepat sehingga kadar gula maksimum sangat penting. Soalnya, panen awal atau lambat akan menurunkan kadar gula dalam biji. Waktu panen tidak hanya faktor umur tetapi juga varietas, ketinggian tempat, dan musim. Di dataran rendah (100—300 m) panen lebih cepat, sekitar umur 60 hari. Sedangkan dataran menengah (400—700 m) berkisar umur 70 hari. Bila musim hujan, dipastikan panen mundur sampai 75 hari, sebaliknya sewaktu kemarau lebih cepat, 65 hari.Suhu juga ikut menentukan saat panen. Ada rumus jitu menghitung saat panen yang tepat dengan metode akumulasi suhu harian, yaitu:Saat panen = 570OC : (suhu rata-rata – 18OC).Bila kita tanam pada Oktober, maka catat suhu rata-rata harian bulan itu. Data bisa diperoleh dari Stasiun Klimatologi terdekat (Stasiun Meteorologi. Misalnya, suhu rata-rata 26OC. Jadi, saat panen = 570OC : (26OC -18OC) = 71,25 hari. Dipastikan hasil panen buah jagung manis yang bisa 8 – 10 ton/ha itu berkualitas baik.

Analisis biayaSekarang mari kita berhitung pengeluaran dan pendapatan dalam budidaya jagung manis hasil yang di dapat per ha = 8ton

1. Pengeluaran- Sewa lahan 1ha/musim : Rp. 2.500.000- Benih 8kg @ Rp.200.000 : Rp. 1.600.000- Bajak tanah (luku + garu)@ Rp. 35.000 : Rp. 875.000- upah buat drainase 6Hk (P) @ Rp. 50.000 : Rp. 300.000- upah tanam 10 Hk(W) @ Rp. 30.000 : Rp. 300.000- pupuk : Rp. 800.000- upah pupuk 6HK (p) : Rp. 300.000- insctisida, fungisida, : Rp. 200.000- racun rumput : Rp. 200.000- Upah semprot 4Hk (p) : Rp. 200.000- upah menyiang dan bumbun 20hk (w) : Rp. 600.000- upah panen Rp. 100/kg x 8000kg : Rp. 800.000TOTAL : Rp. 8.875.0002. PendapatanHarga jual selalu brfluktuasi dari hari kehari terus berubah, harga jual terendah Rp.1200, harga jual tertinggi Rp.2500,Harga jual rendah = Rp.1200 x 8000kg= Rp.9.600.000,

Harga jual tinggi = Rp.2500 x 8000kg= Rp.20,000.000

3. HasilJadi hasil yang di dapat dari :Harga jual rendah = pendapatan – pengeluaran= Rp.9.600.000 – Rp.8.875.000= Rp. 725.000,

Page 8: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

Harga jual tinggi = Rp.20.000.000 - Rp.8.875.000= Rp.11.125.000,

Page 9: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

A.     Biaya Produksi (1 Ha/tahun) 

1.      Sarana Produksi 

a. Benih 35 pak @ 10 gr x Rp 10.000,- Rp 350.000,-b. Pupuk kandang 20 ton x Rp 40.000,- Rp 800.000,-c. Pupuk buatan

1) Urea 150 kg @ Rp 1.200,-2) ZA 400 kg @ Rp 1.400,-3) TSP 150 kg @ Rp 1.600,-4) KCl 150 kg @ Rp 1.900,-5) Pupuk daun 20 liter @ Rp 15.000,-

 RpRpRpRpRp

 180.000,-560.000,-240.000,-285.000,-300.000,-

d. Kapur 4 ton, @ Rp 200.000,- Rp 800.000,-e. Polibag 15 kg, @ Rp 7.500,- Rp 112.500,-f. Plastik 25 m, @ Rp 1.500,- Rp 37.500,-g. Bambu 10 batang @ Rp 3.000,- Rp 30.000,-h. Pestisida 30 liter, @ Rp 60.000,- Rp 1.800.000,-Sub total Rp 5.495.000,-

 2.      Biaya Tenaga Kerja

a. Pembukaan lahan 40 HKP, @ Rp 10.000,- Rp 400.000,-b. Penolahan tanah 90 HKP Rp 900.000,-c. Pembuatan bedengan 100 HKP Rp 1.000.000,-d. Pemasangan pupuk kandang 20 HKP Rp 200.000,-e. Pengapuran 10 HKP Rp 100.000,-f. Penyiapan bibit di persemaian   4 HKP + 15 HKW (@Rp 5.000,-)

 Rp

 115.000,-

g. Penanaman minimal 5 kali   (@ 20 HKW ) = 100 x Rp 5.000,-

 Rp

 500.000,-

i. Pemupukan susulan 50 HKW Rp 250.000,-j. Penyemprotan 100 HKP Rp 1.000.000,-k. Panen dan pascapanen 20 HKP + 100 HKW Rp 700.000,-Subtotal Rp 5.445.000,-

 3. Nilai sewa tanah 1 th Rp 1.500.000,-4. Gubug Rp 750.000,-5. Alat pertanian habis pakai 1 tahun Rp 1.000.000,-Subtotal biaya tetap Rp 3.250.000,- 6. Biaya lain-lain

 Rp

 1.419.000,-

Biaya Total Rp 15.609.000,- 

B.     Produksi, Pendapatan, dan KeuntunganPotensi produksi cabe (varietas tertentu) dapat mencapai 10 ton/ha. Apabila diasumsikan tingkat kematian dan risiko lain 10%, produksi total yang dicapai adalah 9 ton/ha. Harga cabe di pasar selalu berfluktuasi, namun diasumsikan terndah Rp 4.000/kg. Analisis pendapatan dan keuntungan UT dapat dihitung sbb: 

1. Pendapatan 9.000 kg, @ Rp 4.000,- Rp 36.000.000,-2. Biaya total produksi Rp 15.609.000,-Keuntungan bersih Rp 20.391.000,-Keuntungan bersih per bulan Rp 1.699.250,-

 C.     Analisis Titik Balik Modal (Break Even Point = BEP)

Page 10: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

Analisis BEP diartikan sebagai suatu keadaan hasil usaha tidak mendapatkan laba dan tidak menderita kerugian. Dari data analisis biaya produksi dan pendapatan serta keuntungan dapat dirumuskan sebagai berikut: 

1.      Total biaya produksi2.      Harga cabe di petani3.      Total produksi 9.000 kg

RpRp

15.609.000,-4.000,-

 Analisis BEP-nya dapat dihitung sbb:                 D.    Analisis Efisiensi Penggunaan Modal (ROI)Fungsi analisis ROI (Return of Investment) adalah mengukur tingkat efisiensi penggunaan modal yang diinvestasikan pada usaha tani. Rumus ROI adalah:                               Angka ini menunjukkan bahwa dari Rp 1,- modal yang diinvestasikan pada UT cabe akan memberikan keuntungan sebesar Rp 1,31,- E.     Analisis Kelayakan Usahatani (B/C Ratio)Analisis Benefit Cost Ratio (B/C ratio) biasanya digunakan untuk mengukur kelayakan suatu usahatani, yaitu dengan cara membandingkan antara penerimaan kotor (hasil penjualan) dan biaya total yang dikeluarkan. Rumusnya:        Nilai B/C ratio = 2,31

Page 11: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

Berarti bahwa usahatani cabe dengan modal Rp 1,- dapat memperoleh hasil penjualan sebesar Rp 2,31,-. Ini terbukti dengan modal Rp 15.609.000,- dapat memperoleh hasil penjualan Rp 36.000.000,- (230,64%)

Page 12: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

Budidaya Pertanian

Budidaya Pertanian, Perikanan, Perkebunan, Peternakan

Home Budidaya Belut Budidaya Lele Budidaya Ikan Gabus Budidaya Jamur Tiram

Monday, November 9, 2009

Browse » Home » Budidaya Cabe » BUDIDAYA CABE

3

BUDIDAYA CABE A d v e r t i s e m e n t s

PENDAHULUAN BUDIDAYA CABE

Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Tanaman cabe banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di Negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni Cabe besar, cabe keriting, cabe rawit dan paprika.

Secara umum cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C. Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obat-obatan atau jamu.

PELUANG BISNIS CABEDengan semakin meningkatnya kebutuhan cabe baik untuk rumah tangga maupun industri dan sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan pengembangan industri olahan, maka, peluang pengembangan usaha agribisnis cabe sangat terbuka luas. Usaha peningkatan produksi cabe yang sekaligus meningkatkan pendapatan petani, dapat dilakukan sejak budidaya sampai penanganan pasca panen yang baik dan benar. Salah satu langkah terpenting dalam perbaikan teknik budidaya adalah pemilihan varietas cabai hibrida yang akan dibudidayakan.

RAGAM CABE & VARIETASSaat ini telah banyak benih cabe hibrida yang beredar di pasaran dengan nama varietas yang beraneka ragam dengan berbagai keunggulan yang dimiliki. PT. TANINDO SUBUR PRIMA sebagai salah satu perusahaan Agribisnis, telah merilis beberapa varietas cabe hibrida besar dan keriting. Cabe hibrida besar yang dirilis PT. TANINDO SUBUR PRIMA adalah Jet set, Arimbi, Buana 07, Somrak, Elegance 081, Horison 2089, Imperial 308 dan Emerald 2078. Dan untuk cabe hibrida keriting diantaranya, Papirus, CTH

Search this GO

Page 13: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

01, Kunthi 01, Sigma, Flash 03, Princess 06 dan Helix 036. Dan untuk cabe rawit hibrida adalah Discovery.

SYARAT TUMBUH TANAMAN CABE

Pada umumnya cabe dapat ditanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl. Cabe dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi. Tanaman cabe dapat ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air. Permukaan tanah yang paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0 sampai 10 derajat serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi. pH tanah yang optimal antara 5,5 sampai 7.

Tanaman cabe menghendaki pengairan yang cukup. Tetapi apabila jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan kelembaban yang tinggi dan merangsang tumbuhnya penyakit jamur dan bakteri. Jika kekurangan air tanaman cabe dapat kurus, kerdil, layu dan mati. Pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA CABE

Dalam pembudidayaan cabe, perlu ketrampilan dan pengalaman lapangan yang memadai. Pemilihan varietas sangat penting untuk menyesuaikan dengan kondisi lahan dan kebutuhan pasar.

Tahap awal budidaya cabe adalah membuat persemaian guna menyiapkan bibit tanaman yang sehat, kuat dan seragam sebagai bahan tanam di lapangan. Media semai yang dipergunakan hendaknya mempunyai struktur yang remah, tidak menahan air dan cukup nutrisi. Bahan yang dapat digunakan adalah campuran kompos, tanah, dan pasir dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Untuk menambahkan nutrisi berikan pupuk NPK grand S-15 sebanyak 80 gram yang telah dihaluskan untuk tiap 3 ember campuran bahan tersebut.

Setelah bahan tercampur, masukkan bahan pada kantung plastik dengan ukuran 8 x 9 cm sampai 90 % penuh, dan buat lubang pembuangan air pada plastik bagian bawah yang telah terisi media. Atur media pada bedeng semai yang telah disiapkan. Bedeng semai dibuat dengan tinggi 20 – 50 cm dengan lebar 80 – 100 cm dan panjang menyesuaikan kondisi. Arah bedengan diatur membujur utara selatan dengan memberikan atap penutup dari plastic dengan tiang penyangga bagian timur 100 cm dan bagian barat 80 cm atau atap dapat dibuat dengan model ½ lingkaran . Hal ini dimaksudkan agar bibit yang tumbuh cukup mendapatkan sinar matahari sehingga tidak mengalami etiolasi.

Langkah selanjutnya adalah pemeraman benih yang bertujuan untuk mengecambahkan benih. Media pemeraman yang digunakan adalah kain handuk atau 3 – 5 lapis kertas merang yang disemprot dengan larutan fungisida Victory dengan kosentrasi 3 gram / liter. Benih ditaburkan secara merata pada media dan diusahakan tidak menumpuk. Benih yang digunakan sebaiknya benih cabe hibrida yang telah diberi perlakuan pestisida.

Media digulung atau dilipat dan disimpan dalam suhu kamar. Untuk menjaga kelembaban media peram, semprotkan air dengan handspray setiap pagi dan sore. Setelah 4 sampai 7 hari, benih akan mengeluarkan radikula atau calon akar. Dengan bantuan penjepit, benih yang telah mengeluarkan calon akar di tanam pada media semai yang disiram terlebih dahuluSetiap pagi dan sore persemaian perlu disiram. Untuk mencegah gangguan cendawan, semprot persemaian dengan fungisida Starmyl 25WP dan Victory 80WP secara bergantian dengan konsentrasi 0,5 gram / liter. Untuk mencegah gangguan hama persemaian, semprot dengan insektisida winder 100ec

Page 14: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

dengan konsentrasi 0,5 cc / liter. Persemaian juga dapat dilakukan dengan meletakkan benih secara langsung pada media semai tanpa diperam terlebih dahulu.

PENGOLAH TANAH

Lahan yang akan dipakai tempat penanaman harus dibersihkan dari segala macam gulma dan akar bekas tanaman lama, agar pertumbuhan akar tidak terganggu dan untuk menghilangkan tumbuhan yang menjadi inang hama dan penyakit. Apabila lahan banyak ditumbuhi gulma, pembersihannya lebih baik menggunakan Herbisida Sistemik seperti Rambo 480AS dengan dosis 2 sampai 4 liter per Hektar. Selanjutnya lahan dibajak dan digaru dengan hewan ternak maupun dengan bajak traktor. Pembajakan dan penggaruan bertujuan untuk menggemburkan, memperbaiki aerasi tanah dan untuk menghilangkan OPT yang bersembunyi di tanah.Buat bedengan dengan ukuran lebar 100 – 110 cm dengan ketinggian bedengan 50 – 60 cm dan lebar parit 50 – 60 cm . Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan.

Pengukuran pH tanah juga perlu dilakuan dengan alat pH meter atau dengan kertas lakmus. Untuk menaikkan pH tanah lakukan pengapuran lahan menggunakan dolomint atau kapur gamping dengan dosis 2 – 4 ton/Ha atau 200 – 400 gram / meter persegi tergantung pH tanah yang akan dinaikkan. Pengapuran diberikan pada saat pembajakan atau pada saat pembuatan bedengan bersamaan dengan sebar kompos atau pupuk kandang. Pupuk kandang yang diperlukan adalah 10 sampai 20 ton / Ha atau ½ sampai 1 zak untuk 10 meter panjang bedengan.

Pupuk dasar yang diberikan adalah pupuk NPK grand S-15, 2 kg untuk 10 meter panjang bedengan atau 2 ton / hektar. Tahap berikutnya adalah pemasangan mulsa plastic hitam perak yang berguna untuk menekan perkembangbiakan hama dan penyakit, pertumbuhan gulma, mengurangi penguapan, mencegah erosi tanah, mempertahankan struktur, suhu dan kelembaban tanah serta dapat mencegah terjadinya pencucian pupuk. Pemasangan mulsa dilakukan dengan cara membentang dan menarik antara dua sisi dengan permukaan perak di bagaian atas. Setiap ujung dan sisi mulsa dikancing dengan pasak.. Agar pemasangan mulsa lebih optimal dan dapat menutup permukaan bedengan dengan baik sebaiknya dilakukan pada siang hari atau saat cuaca panas.

TEKNIK PENANAMAN CABE

Jarak tanam yang digunakan adalah 50 – 60 cm jarak antar lubang dan 60 – 70 cm untuk jarak antar barisan dengan pola penanaman model segitiga atau zig-zag.Pembuatan lubang tanam sedalam 8 sampai 10 cm dilakukan bersamaan dengan pembuatan lubang pada mulsa yang berpedoman pada pola yang dipakai dan sesuai jarak tanam yang dianjurkan . Pembuatan lubang pada mulsa dapat juga menggunakan system pemanasan dengan menggunakan kaleng dengan diameter kurang lebih 8 – 10 cm. Lubang tanam dibuat dengan cara menugal tanah sedalam 8 – 10 cm. Bibit cabe dipersemaian yang telah berumur 15 – 17 hari atau telah memiliki 3 atau 4 daun, siap dipindah tanam pada lahan. Semprot bibit dengan fungisida dan insektisida 1 – 3 hari sebelum dipindahtanamkan untuk mencegah serangan penyakit jamur dan hama sesaat setelah pindah tanam Seleksi dan pengelompokan bibit berdasarkan ukuran besar kecil dan kesehatanya. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pada saat cuaca tidak terlalu panas, dengan cara merobek kantong semai dan diusahakan media tidak pecah dan langsung dimasukkan pada lubang tanam. Kemudian lakukan pemasangan lanjaran atau ajir, dipasang di samping lubang tanam.

PEMELIHARAAN TANAMAN CABE

Setelah tanaman berumur 7 – 14 hst , tanaman yang tidak dapat tumbuh dengan normal atau mati perlu dilakukan penyulaman dengan bibit yang masih ada di persemaian. Jika pada lubang tanam tumbuh gulma, maka perlu dilakukan penyiangan dengan cara mencabut . Pengendalian gulma perlu dilakukan

Page 15: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

pada gulma yang tumbuh di parit dengan menggunakan cangkul atau dengan herbisida Rambo 480AS. Pada saat aplikasi nozelnya perlu diberi sungkup agar semprotan herbisida tidak mengenai tanaman cabe. Pewiwilan perlu dilakukan pada tunas yang tumbuh pada ketiak yang berada dibawah cabang utama dan bunga pertama yang muncul pada cabang utama. Pewiwilan ini dilakukan agar pertumbuhan vegetatif tanaman dapat optimal. Pengikatan dilakukan saat tanaman umur 10 – 15 hst dengan mengikatkan batang yang berada dibawah cabang utama dengan tali plastic pada lanjaran atau ajir. Pada saat tanaman berumur 30 – 40 hst, ikat tanaman diatas cabang utama dan ikat juga pada saat pembesaran buah yaitu pada umur 50 -60 hst.

PEMUPUKAN SUSULAN

Untuk memacu pertumbuhan tanaman, dianjurkan untuk melakukan pengocoran mulai umur 7 sampai 60 hst dengan NPK Grand S-15 konsentrasi 7 gram per liter sebanyak 250 cc pertanaman dengan interval 7 hari . Setiap pengulangan pengocoran konsentrasi pupuk dinaikkan 2 gram per liter. Pada saat tanaman berumur 30 hst, pemupukan susulan pertama dilakukan dengan memberikan campuran pupuk NPK Grand S-15 150 kg/Ha dan Urea 40 Kg/Ha. Pemupukan dilakukan dengan cara melubangai mulsa dan menugal pada sisi tanaman dengan jarak 15 cm.Selain tanaman dikocor, dianjurkan juga disemprot dengan pupuk daun Mamigro Super N atau NPK spesial atau dengan Gardena D dengan konsentrasi 2 – 5 gram / liter air mulai umur 7 sampai 30 hst dengan interval pemberian 7 – 15 hari.

Pupuk susulan kedua dilakukan saat tanaman berumur 40 hst dengan memberikan pupuk NPK Grand S-15 300 kg / Ha. Pada saat tanaman berumur 50 hst, pupuk susulan ke tiga dilakukan dengan memberikan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 350 kg/Ha. Untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah, dianjurkan untuk dilakukan penyemprotan dengan pupuk daun Mamigro Super P atau NPK Spesial, Gardena B atau dengan Pupuk Mikro Fitomic . Konsentrasi untuk Fitomic adalah 1,5 – 2,5 cc / liter dengan interval pemberian 10 – 15 hari. Pemupukan susulan ke empat dilakukan saat tanaman berumur 60 hst. Pupuk yang diberikan adalah pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 200 Kg/Ha.

PENGAIRANPengairan dilakukan setiap 7 – 10 hari atau tergantung kondisi lahan dengan cara menggenangi atau leb. Pada waktu pelepasan air dari petak penanaman harus dilakukan dengan pelan agar tidak terjadi pencucian pupuk dari bedeng tanaman.

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABE

Hama yang sering menyerang tanaman cabe adalah : · Ulat tanah atau Agrotis Ipsilon · Thrips · Ulat grayak atau Spodoptera litura · Lalat buah atau Dacus verugenius · Aphids hijau /kutu daun · Tungau / mite · Nematode puru akar. Ulat Tanah dengan nama latin Agrotis ipsilon, biasa menyerang tanaman cabe yang baru pindah tanam, yaitu dengan cara memotong batang utama tanaman hingga roboh bahkan bisa sampai putus. Untuk tindakan pencegahan dapat dilakukan penyemprotan insektisida Turex WP dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 g/liter bergantian dengan insektisida Direct 25ec dengan konsentrasi 0,4 cc/liter atau insentisida Raydok 28ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter sehari sebelum pindah tanam. Ulat grayak pada tanaman cabe biasa menyerang daun, buah dan tanaman yang masih kecil. Untuk tindakan pengendalian dianjurkan menyemprot pada sore atau malam hari dengan insektisida biologi TurexWP bergantian dengan insektisida Raydok 28ec atau insektisida Direct 25ec. Lalat buah gejala awalnya adalah buah berlubang kecil, kulit buah menguning dan kalau dibelah biji cabe berwarna coklat kehitaman dan pada akhirnya buah rontok. Untuk pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan membuat perangkap dengan sexferomon atau dengan penyemprotan insektisida Winder 100EC dengan konsentrasi 0,5 sampai 1 cc per liter bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter atau dengan insektisida Cyrotex 75sp dengan konsentrasi 0,3-0,6 g/liter.

Page 16: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

Hama Tungau atau mite menyerang tanaman cabe hingga daun berwarna kemerahan, menggulung ke atas, menebal akhirnya rontok. Untuk penengendalian dan pencegahan semprot dengan akarisida Samite 135EC dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 ml / liter air bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter.

Tanaman yang terserang hama thrips, bunga akan mengering dan rontok. Sedangkan apabila menyerang bagian daun pada daun terdapat bercak keperakan dan menggulung. Jika daun terserang aphids, daun akan menggulung kedalam, keriting, menguning dan rontok. Untuk pencegahan dan pengendalian lakukan penyemprotan dengan insektisida Winder 25 WP dengan konsentrasi 100 – 200 gr / 500 liter air / ha atau dengan Winder 100EC 125 – 200 ml / 500 liter air / Ha bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter.

Nematoda merupakan organisme pengganggu tanaman yang menyerang daerah perakaran tanaman cabe. Jika tanaman terserang maka transportasi bahan makanan terhambat dan pertumbuhan tanaman terganggu. Selain itu kerusakan akibat nematode dapat memudahkan bakteri masuk dan mengakibatkan layu bakteri. Pencegahan yang efektif adalah dengan menanam varietas cabe yang tahan terhadap nematode dan melakukan penggiliran tanaman. Dan apabila lahan yang ditanami merupakan daerah endemi, pemberian nematisida dapat diberikan bersamaan dengan pemupukan.

Penyakit yang sering menyerang tanaman cabe diantaranya adalah · Rebah semai · Layu Fusarium · Layu bakteri · Antraknose / patek · Busuk Phytophthora · Bercak daun Cercospora · Penyakit Virus Penyakit anthracnose buah. Gejala awalnya adalah kulit buah akan tampak mengkilap, selanjutnya akan timbul bercak hitam yang kemudian meluas dan akhirnya membusuk. Untuk pengendaliannya semprot dengan fungisida Kocide 54 WDG dengan konsentrasi 1 sampai 2 g / l air bergantian dengan fungisida Victory 80wp dengan konsentrasi 1 – 2 g / liter air.

Penyakit busuk Phytopthora gejalanya adalah bagian tanaman yang terserang terdapat bercak coklat kehitaman dan lama kelamaan membusuk. Penyakit ini dapat menyerang tanaman cabe pada bagian daun, batang maupun buah. Pengendaliannya adalah dengan menyemprot fungisida Kocide 77 wp dengan dosis 1,5 – 3 kg / Ha bergantian dengan fungisida Victory 80WP konsentarsi 2 sampai 4 gram / liter dicampur dengan fungisida sistemik Starmyl 25 wp dengan dosis 0,8 – 1 g / liter.

Rebah semai ( dumping off ) . Penyakit ini biasanya menyerang tanaman saat dipersemaian. Jamur penyebabnya adalah Phytium sp. Untuk tindakan pencegahan dapat dilakukan perlakuan benih dengan Saromyl 35SD dan menyemprot fungisida sistemik Starmyl 25WP saat dipersemaian dan saat pindah tanam dengan konsentrasi 0,5 sampai 1 gram / liter. Penyakit layu fusarium dan layu bakteri pada tanaman cabe biasanya mulai menyerang tanaman saat fase generatif. Untuk mencegahnya dianjurkan penyiraman Kocide 77WP pada lubang tanam dengan konsentrasi 5 gram / liter / lima tanaman, mulai saat tanaman menjelang berbunga dengan interval 10 sampai 14 hari. Penyakit bercak daun cabe disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici. Gejalanya berupa bercak bercincin, berwarna putih pada tengahnya dan coklat kehitaman pada tepinya. Pencegahannya dapat dilakukan dengan menyemprot fungisida Kocide 54WDG konsentrasi 1,5 sampai 3 gram / liter bergantian dengan fungisida Victory 80WP konsentrasi 2 sampai 4 gram / liter dengan interval 7 hari. Penyakit mozaik virus. Saat ini belum ada pestisida yang mampu mengendalikan penyakit mozaik virus ini. Dan sebagai tindakan pencegahan dapat dilakukan pengendalian terhadap hewan pembawa virus tersebut yaitu aphids. Untuk pencegahan serangan hama penyakit, gunakan benih cabe hibrida yang tahan terhadap serangan hama penyakit dan yang telah diberi perlakuan pestisida. Apabila terjadi serangan atau untuk tujuan pencegahan lakukan aplikasi pestisida sesuai OPT yang menyerang atau sesuai petunjuk petugas penyuluh lapang.

Page 17: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

PANEN CABE

Pada saat tanaman berumur 75 – 85 hst yang ditandai dengan buahnya yang padat dan warna merah menyala, buah cabe siap dilakukan pemanenan pertama. Umur panen cabe tergantung varietas yang digunakan, lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang digunakan serta kesehatan tanaman. Tanaman cabe dapat dipanen setiap 2 – 5 hari sekali tergantung dari luas penanaman dan kondisi pasar. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah beserta tangkainya yang bertujuan agar cabe dapat disimpan lebih lama. Buah cabe yang rusak akibat hama atau penyakit harus tetap di panen agar tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman cabe sehat. Pisahkan buah cabe yang rusak dari buah cabe yang sehat. Waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bobot buah dalam keadaan optimal akibat penimbunan zat pada malam hari dan belum terjadi penguapan.

PASCA PANEN CABE

Hasil panen yang telah dipisahkan antara cabe yang sehat dan yang rusak, selanjutnya dikumpulkan di tempat yang sejuk atau teduh sehingga cabe tetap segar . Untuk mendapatkan harga yang lebih baik, hasil panen dikelompokkan berdasarkan standar kualitas permintaan pasar seperti untuk supermarket, pasar lokal maupun pasar eksport. Setelah buah cabe dikelompokkan berdasarkan kelasnya, maka pengemasan perlu dilakukan untuk melindungi buah cabe dari kerusakan selama dalam pengangkutan. Kemasan dapat dibuat dari berbagai bahan dengan memberikan ventilasi. Cabe siap didistribusikan ke konsumen yang membutuhkan cabe segar.

Dengan penerapan teknologi budidaya, penangganan pasca panen yang benar dan tepat serta penggunaan benih hibrida yang tahan hama penyakit dapat meningkatkan produksi cabe yang saat ini banyak dibutuhkan.

Page 18: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

BUDIDAYA CABAI

A. PENDAHULUANCabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll.PT. Natural Nusantara ( NASA ) berupaya membantu penyelesaian masalah tersebut, agar terjadi peningkatan produksi cabai secara kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K-3 ), sehingga petani dapat berkompetisi di era pasar bebas.

B. FASE PRATANAM1. Pengolahan Lahan· Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2· Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)· Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2· Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm· Siramkan SUPER NASA (1 bt) / NASA(1-2 bt)- Super Nasa : 1 btl dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air tambahkan 200 cc larutan induk.Atau 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 1 sendok makan peres SUPER NASA dan siramkan ke bedengan + 5-10 m.- NASA : 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 2-4 tutup NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang + 5 - 10 meter.· Campurkan GLIO 100 - 200 gr ( 1 - 2 bungkus ) dengan 50 - 100 kg pupuk kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan.· Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ).

2. Benih· Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30· Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 - 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam.

C. FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI)1. Persiapan Persemaian· Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.· Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.

2. Penyemaian· Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring· Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS· Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban

Page 19: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

3. Pengamatan Hama & Penyakita. Penyakit· Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.· Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.· Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.

b. H a m a· Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatanpucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.· Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.· Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip

D. FASE TANAM1. Pemilihan Bibit· Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus· Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari)

2. Cara Tanam· Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.· Plastik polibag dilepas· Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki.

3. Pengamatan Hama· Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI· Ulat Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua ),Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA.· Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.

E. FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)1. Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.2. Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 - 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang.

Page 20: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

Kebutuhan total pupuk makro 1000 m2 : 

Jenis Pupuk1 - 4 minggu

(kg)5 - 12 minggu

(kg)

Urea 7 56

SP-36 7 28

KCl 7 28

Catatan : - Umur 1 - 4 mg 4 kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi)- Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi)3. Penyemprotan POC NASA ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC NASA + Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki.4. Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr.5. Pengamatan Hama dan Penyakit· Spodoptera litura/ Ulat grayak Lihat depan.· Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.· Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO· Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.· Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha· Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan berat sebari dengan GLIO di bawah tanaman.

F. FASE PANEN DAN PASCA PANEN1. Pemanenan· Panen pertama sekitar umur 60-75 hari· Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya· Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan perbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph

2. Cara panen :· Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)· Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering· Penyortiran dilakukan sejak di lahan· Simpan ditempat yang teduh3. Pengamatan Hama & Penyakit· Kumpulkan dan musnahkan buah yang busuk / rusak

Page 21: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

Budidaya Cabe

Posted by: Flora_Fauna on: Juni 10, 2008

In: Tanaman Comment!

5 Votes

A. PENDAHULUANCabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll.

B. FASE PRATANAM1. Pengolahan Lahan· Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2· Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)· Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2· Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm· Siramkan SUPER NASA (1 bt) / NASA(1-2 bt)– Super Nasa : 1 btl dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air tambahkan 200 cc larutan induk.Atau 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 1 sendok makan peres SUPER NASA dan siramkan ke bedengan + 5-10 m.– NASA : 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 2-4 tutup NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang + 5 – 10 meter.· Campurkan GLIO 100 – 200 gr ( 1 – 2 bungkus ) dengan 50 – 100 kg pupuk kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan.· Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 – 2 minggu ).

2. Benih· Kebutuhan per 1000 m2 1 – 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30· Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 – 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam.

C. FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI)1. Persiapan Persemaian· Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.· Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.

Page 22: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

2. Penyemaian· Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring· Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS· Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban

3. Pengamatan Hama & Penyakita. Penyakit· Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.· Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.· Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.

b. H a m a· Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatanpucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.· Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.· Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip

D. FASE TANAM1. Pemilihan Bibit· Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus· Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 – 30 hari)

2. Cara Tanam· Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.· Plastik polibag dilepas· Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki.

3. Pengamatan Hama· Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI· Ulat Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua ),Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-

Page 23: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA.· Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.

E. FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)1. Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.2. Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 – 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang.Kebutuhan total pupuk makro 1000 m2 :

Jenis Pupuk

1 – 4 minggu (kg)

5 – 12 minggu(kg)

Urea 7 56

SP-36 7 28

KCl 7 28

Catatan : – Umur 1 – 4 mg 4 kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi)– Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi)3. Penyemprotan POC NASA ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC NASA + Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki.4. Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 – 30 hr.5. Pengamatan Hama dan Penyakit· Spodoptera litura/ Ulat grayak Lihat depan.· Kutu – kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.· Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO· Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.· Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha· Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora

Page 24: Budidaya Jagung Manis Dan Analisa Usahanya

berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan berat sebari dengan GLIO di bawah tanaman.

F. FASE PANEN DAN PASCA PANEN1. Pemanenan· Panen pertama sekitar umur 60-75 hari· Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya· Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan perbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph

2. Cara panen :· Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)· Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering· Penyortiran dilakukan sejak di lahan· Simpan ditempat yang teduh3. Pengamatan Hama & Penyakit· Kumpulkan dan musnahkan buah yang busuk / rusak