Broncho Pneumonia

53
BAB I PENDAHULUAN Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Sebagian besar disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi, radiasi, dll). Pneumonia sampai saat ini tercatat sebagai masalah kesehatan utama pada anak di negara berkembang dan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak berusia di bawah lima tahun (balita). 1,2 Pneumonia pada anak dibedakan menjadi: 1 1. Pneumonia lobaris 2. Pneumonia interstisial (bronkiolitis) 3. Bronkopneumonia Bronkopneumonia yang disebut juga pneumonia lobularis,adalah suatu peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya menyerang bronkiolus dan mengenai alveolus disekitarnya, yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing.Bronkopneumonia yang dijumpai pada anak dan bayi paling sering diakibatkan oleh Streptococus Pneumonia dan Haemophilus Influenza. 2,3 1

description

shf

Transcript of Broncho Pneumonia

Page 1: Broncho Pneumonia

BAB I

PENDAHULUAN

Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Sebagian besar

disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh

hal lain (aspirasi, radiasi, dll). Pneumonia sampai saat ini tercatat sebagai masalah

kesehatan utama pada anak di negara berkembang dan merupakan penyebab utama

morbiditas dan mortalitas anak berusia di bawah lima tahun (balita). 1,2

Pneumonia pada anak dibedakan menjadi:1

1.      Pneumonia lobaris

2.      Pneumonia interstisial (bronkiolitis)

3.      Bronkopneumonia

Bronkopneumonia yang disebut juga pneumonia lobularis,adalah suatu

peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya menyerang

bronkiolus dan mengenai alveolus disekitarnya, yang dapat disebabkan oleh

bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda

asing.Bronkopneumonia yang dijumpai pada anak dan bayi paling sering diakibatkan

oleh Streptococus Pneumonia dan Haemophilus Influenza.2,3

Insiden pneumonia pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di

bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi. Di Indonesia, pneumonia

merupakan penyebab kematian urutan ke-3 setelah kardiovaskuler dan Tuberculosis.

Menurut survei kesehatan nasional (SKN) pada tahun 2007, di Indonesia, 22,8%

kematian pada anak umur 1-4 tahun disebabkan oleh pneumonia. 1

Pneumonia menunjukkan gejala khas berupa batuk, sesak napas dan demam.

Pneumonia khususnya bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran

nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak dan

mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnea,

1

Page 2: Broncho Pneumonia

pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di

sekitar hidung dan mulut.1,4

Diagnosis pneumonia di rumah sakit ditegakkan berdasarkan gejala klinis

dengan didukung pemeriksaan laboratorium dan penunjang medis lainnya.

Pemeriksaan penunjang laboratorium darah rutin pada bronkopneumonia

menunjukkan leukositosis. Leukositosis menunjukkan adanya infeksi bakteri, sering

ditemukan pada keadaan bakteremia,dan resiko terjadinya komplikasi lebih tinggi.

Nilai hemoglobin (Hb) biasanya tetap normal atau sedikit menurun.3.

Pemeriksaan radiologi ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua

paru, berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer

paru,disertai dengan peningkatan corakan peribronkial .1

Pemberian antibiotika berdasarkan mikroorganisme penyebab dan manifestasi

klinis.Pemilihan antibiotik dalam penanganan pneumonia pada anak dilakukan secara

empirik sesuai dengan pola bakteri tersering yaitu Streptococcus Pneumonia dan

Haemophilus Influenza.4

Usia merupakan salah satu faktor penting yang mendukung prognosis dari

bronkopneumonia. Prognosis buruk sangat tinggi pada usia penderita yang masih

sangat muda seperti bayi dan juga pada dewasa tua. Mortalitas lebih tinggi juga

didapatkan pada anak-anak dengan keadaan malnutrisi dan datang terlambat untuk

mendapatkan pengobatan. 5,6

Berikut akan dibahas laporan kasus mengenai bronkopneumonia pada seorang

anak.

2

Page 3: Broncho Pneumonia

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Tanggal masuk : 31 Juli 2015

Identitas penderita

Nama penderita : An. R

Jeniskelamin : Laki-laki

Umur : 1 bulan 20 hari (9 Juni 2015)

Kebangsaan : Indonesia

Suku bangsa : Kaili

Identitas orang tua/wali

Nama ibu : Ny. SR (20 tahun)

Nama ayah : Tn. MR (25 tahun)

Pekerjaan ibu : IRT

Pekerjaan ayah : Wiraswasta

Pendidikan ibu : SMA

Pendidikan ayah : SMA

Alamat : Jl. Veteran No. 84

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Batuk, sesak,panas

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan batuk,sesak,panas. Batuk

dialami sejak 1 bulan yang lalu sebelum masuk RS dan memberat sejak sekitar

3

Page 4: Broncho Pneumonia

2 minggu yang lalu. Batuk disertai dengan lendir namun tidak disertai darah.

Pasien juga beringus yang timbul bersamaan dengan batuk.

Pasien juga mengalami sesak napas yang timbul bersamaan dengan

batuk sejak 1 bulan yang lalu dan juga memberat sejak sekitar 2 minggu yang

lalu. Saat sesak, pasien tidak mengalami kebiruan pada bibir dan ujung jari.

Pasien mengalami panas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.

Panas naik turun, saat panas pasien tidak kejang, tidak ada menggigil. Pasien

muntah 1 hari sebelum masuk rumah sakit, sebanyak 4 kali dan muntah 3 kali

saat berada di unit gawat darurat rumah sakit. Muntah berupa makanan yang

lendir dan susu berwarna putih, muntahan tidak berisi darah dan tidak

menyembur . Buang air kecil lancar dan seperti biasa. Buang air besar lancar

dan seperti biasa.

Anamnesis Antenatal :

Ibu pasien tidak rutin melakukan pemeriksaan ANC

Riwayat Penyakit Sebelumnya :

Pasien belum pernah mengalami riwayat penyakit yang sama sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak terdapat anggota keluarga dekat pasien yang mengeluh batuk lama, panas,

amupun sesak.

Riwayat Sosial-Ekonomi :

Menengah kebawah. Rumah beratap dilengkapi dengan plafon, berlantaikan tegel

dengan ventilasi rumah kurang memadai.

4

Page 5: Broncho Pneumonia

Riwayat Kehamilan dan Persalinan :

Pasien merupakan anak sematawayang. Pasien dilahirkan di salah satu rumah

bersalin di Palu dengan bantuan bidan. Saat hamil, ibu pasien dalam kondisi

yang sehat dan tidak sedang menderita penyakit apapun. BBL 2700 gram dan

PBL : lupa.

Riwayat kepandaian/kemajuan :

Terlentang : 0 – sekarang

Anamnesis makanan terperinci sejak bayi sampai sekarang

ASI : lahir – sekarang

Susu formula : 1 bulan - sekarang

Imunisasi :

Belum pernah mendapatkan imunisasi

Riwayat keluarga :

Family tree

5

Page 6: Broncho Pneumonia

Riwayat kebiasaan dan lingkungan :

Pasien saat ini hanya bisa terlentang di tempat tidur, lingkungan sekitar rumah

pasien adalah lingkungan padat penduduk, rumah kedua dari jalan raya besar dan

di depan rumah pasien terdapat bengkel las. Ayah pasien seorang perokok aktif.

IKHTISAR PENYAKIT MENURUT STATUS UGD

- Batuk berlendir sejak 1 bulan yang lalu

- Sesak napas sejak 1 bulan yang lalu

- Demam sejak 1 hari sebelum masuk RS

- Muntah berisi lendir dan susu sehari sebelum masuk RS dan saat di rumah

sakit

III. PEMERIKSAAN FISIK

1. KeadaanUmum

Gizi : Gizi Kurang [Z- Score : (-2) – (-3)]

Sianosis : Tidak ada

Anemia : Tidak ada

Ikterus : Tidak ada

Keadaan mental : Compos mentis

Suhu : 39,2oC

Respirasi : 84 x/menit

Denyut Jantung : 124 x/menit

2. Kulit

Efloresensi : Tidak ada

Pigmentasi : Tidak ada

Jaringan parut : Tidak ada

Lapisan lemak : Tidak ada

6

Page 7: Broncho Pneumonia

Turgor : < 2 detik

Tonus : Normal

Oedema : Tidak ada

3. Kepala

Bentuk : Normocephale

Rambut : Tidak mudah tercabut, berwarna hitam

Mata : Conjungtiva : Anemis (-)

Sclera : Ikterik (-)

Cornea reflex : Normal

Pupil : Normal

Lensa : Normal

Fundus : Normal

Visus : Normal

Gerakan : Normal

Telinga : Otorrhea (-)

Hidung : Rhinorrhea (+), nafas cuping hidung (+)

Mulut : Bibir : Sianosis (-)

Lidah : Monoliasis (-)

Gigi : Normal

Selaput mulut : Normal

Gusi : Perdarahan (-)

Bau pernapasan : Normal

Tenggorokan : Tonsil : Sulit dinilai

Pharynx : Hiperemis (-)

Leher : Trachea : Normal

Kelenjar : Pembesaran kelenjar getah bening (-)

Pembesaran kelenjar tiroid (-)

Kaku kuduk : Normal

7

Page 8: Broncho Pneumonia

4. Thorax

Bentuk : Normal

Rachitic rosary : Tidak ada

Ruang intercostal : Tidak ada

Precordial bulging : Tidak ada

Xiphosternum : Tidak ada

Harrlson’s groove : Tidak ada

Retraksi : + ( Retraksi interkostal)

5. Paru-paru

Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris bilateral,

retraksi interkostal (+)

Palpasi : Vokal fremitus normal kiri dan kanan, tidak teraba

adanya massa

Perkusi : Redup seluruh lapang paru

Auskultasi : Bronkovesikuler (+/+), rhonki (+/+) basah halus basal

paru bilateral, wheezing (-/-)

6. Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V linea midclavicularis

sinistra

Perkusi : Pekak, batas jantung normal

Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni reguler, murmur (-),

gallop (-)

7. Abdomen

Bentuk : Datar

8

Page 9: Broncho Pneumonia

Lain-lain : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran organ

Hepar : Tidak teraba

Lien : Tidak teraba

8. Genitalia : Tidak ada kelainan

9. Kelenjar : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

10. Anggota gerak : Akral hangat (+), edema (-)

11. Otot-otot : Eutrofi

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan darah lengkap

b. Pemeriksaan radiologi

Foto thoraks AP :

- Perselubungan pada hilus kanan dan suprahiler kiri

- Cor : dalam batas normal

- Sinus dan diafragma baik

9

WBC 37,1x 103/uL

RBC 2,9 x 106/uL

HBG 9,8 g/dL

HCT 28,1 %

PLT 317 x 103/mm3

MCV 95,6 fl

MCH 33,3 pg

MCHC 34,9 g/dl

Page 10: Broncho Pneumonia

- Tulang – tulang intak

Kesan : Bronchopneumonia susp. spesifik

V. RESUME

Seorang pasien laki – laki usia 1 bulan 20 hari masuk rumah sakit dengan

keluhan batuk. Batuk dialami sejak 1 bulan yang lalu, batuk berlendir, beringus

(+), batuk juga disertai dengan sesak napas. Febris (+) sejak 1 hari sebelum

masuk RS. Vomitus (+) 1 hari sebelum masuk RS sebanyak 4 kali, dan 3 kali di

unit gawat darurat UGD. Muntahan berisi lendir dan susu berwarna putih. BAK

dan BAB lancar seperti biasa.

Dari hasil pemeriksaan didapatkan keadaan sakit berat, komposmentis,

status gizi kurang, pada pemeriksaan tanda vital diperoleh , suhu : 39,20C,

respirasi : 84 kali/menit, dan denyut jantung 124 kali/menit . Dari pemeriksaan

fisik diperoleh rinorrhea (+/+), nafas cuping hidung (+), pemeriksaan thoraks :

retraksi interkostal (+), perkusi redup pada kedua lapang paru, dan terdengar

ronkhi (+/+) basah halus pada basal paru bilateral.

Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin ditemukan hasil leukositosis

dan anemia, pada pemeriksaan radiologi ditemukan kesan bronkopneumonia

susp. spesifik.

VI. DIAGNOSIS KERJA

Bronkopneumonia + anemia mikrositik normokromik

VII. DIAGNOSIS BANDING

Sepsis

VIII. TERAPI

Medikamentosa:

- O2 0,5 -2 liter per menit

10

Page 11: Broncho Pneumonia

- IVFD Dextrouse 5% 14 tpm

- Cefotaxim 150 mg/12j/iv

- Gentamisin 10mg/12j/iv

- Sanmol drops 3 x 0,3 cc (sonde)

- Dexamethason 0,5mg/8j/iv

Non medikamentosa

- Tirah baring

- Puasakan

IX. ANJURAN

- Darah lengkap

- Apusan darah tepi

FOLLOW UP

1 Agustus 2015 (Perawatan hari ke-2)

S: Panas (+) hari kedua, batuk (+), sesak (+), muntah (-), BAB belum hari ini

O: - Tanda Tanda Vital :

Denyut Jantung : 120x/menit

Pernapasan : 80x/menit

Suhu : 38,1 ºC

- Keadaan Umum: Sakit berat

- Status gizi : Gizi kurang

- Kulit : ruam (-), sianosis (-)

- Mata : sklera ikterik -/-, konjungtiva pucat -/-

- Sistem Pernapasan : bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,

retraksi interkostal (+), vokal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi redup,

batas paru hepar linea midclavicularis dextra spatium intercosta VI, bunyi

paru bronkovesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-)

11

Page 12: Broncho Pneumonia

- Sistem Kardiovaskuler : denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis

teraba di SIC V linea midclavicula sinistra, batas jantung normal, bunyi

jantung S1/S2 murni reguler, bunyi tambahan (-)

- Sitem Gastrointestinal : inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)

kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen , palpasi

nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba

- Ekstremitas : akral hangat, edema (-),

A: Bronkopneumonia + anemia mikrositik normokromik

P: Medikamentosa :

O2 0,5 -2 liter per menit

IVFD Dextrouse 5% 14 tpm

Cefotaxim 150 mg/12j/iv

Sanmol drops 3 x 0,3 cc (sonde)

Dexamethason 0,5mg/8j/iv

Non medikamentosa :

Tirah baring

Puasakan

Pasang sonde (untuk obat)

2 Agustus 2015 (Perawatan hari ke-3)

S: Panas (+) hari ketiga, batuk (+), sesak (+), muntah (-), BAB belum hari ini

O: - Tanda Tanda Vital :

Denyut Jantung : 124x/menit

Pernapasan : 78x/menit, cepat dan dalam

Suhu : 37,2ºC

- Keadaan Umum: Sakit berat

- Status gizi : Gizi kurang

- Kulit : ruam (-), sianosis (-)

12

Page 13: Broncho Pneumonia

- Mata : sklera ikterik -/-, konjungtiva pucat -/-

- Sistem Pernapasan : bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,

retraksi interkostal (+), vokal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi redup,

batas paru hepar linea midclavicularis dextra spatium intercosta VI, bunyi

paru bronkovesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-)

- Sistem Kardiovaskuler : denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis

teraba di SIC V linea midclavicula sinistra, batas jantung normal, bunyi

jantung S1/S2 murni reguler, bunyi tambahan (-)

- Sitem Gastrointestinal : inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)

kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen , palpasi

nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba

- Ekstremitas : akral hangat, edema (-)

A: Bronkopneumonia + anemia mikrositik normokromik

P: Medikamentosa :

O2 0,5 -2 liter per menit

IVFD Dextrouse 5% + meylon 10cc 14 tpm

Cefotaxim 150 mg/12j/iv

Gentamisin 10mg/12j/iv

Sanmol drops 3 x 0,3 cc (sonde)

Dexamethason 0,5mg/8j/iv

Fartolin 0,3mg

Interhistin 3mg 3 x 1 pulv (sonde)

Epexol 1,5mg

Non medikamentosa :

Tirah baring

ASI /PASI 5 cc/2 jam (sonde)

13

Page 14: Broncho Pneumonia

3 Agustus 2015 (Perawatan hari ke-4)

S: Panas (+) hari keempat, batuk (+), sesak (+), muntah (-), BAB belum sejak 2 hari

yang lalu

O: - Tanda Tanda Vital :

Denyut Jantung : 124x/menit

Pernapasan : 78x/menit

Suhu : 37,3ºC

- Keadaan Umum: Sakit berat

- Status gizi : Gizi kurang

- Kulit : ruam (-), sianosis (-)

- Mata : sklera ikterik -/-, konjungtiva pucat -/-

- Sistem Pernapasan : bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,

retraksi interkostal (+), vokal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi redup,

batas paru hepar linea midclavicularis dextra spatium intercosta VI, bunyi

paru bronkovesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-)

- Sistem Kardiovaskuler : denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis

teraba di SIC V linea midclavicula sinistra, batas jantung normal, bunyi

jantung S1/S2 murni reguler, bunyi tambahan (-)

- Sitem Gastrointestinal : inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)

kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen , palpasi

nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba

- Ekstremitas : akral hangat, edema (-)

A: Bronkopneumonia + anemia mikrositik normokromik

P: Medikamentosa :

O2 0,5 -2 liter per menit

IVFD Dextrouse 5% + meylon 10cc 12 tpm

Cefotaxim 150 mg/12j/iv

Gentamisin 10mg/12j/iv

14

Page 15: Broncho Pneumonia

Sanmol drops 3 x 0,3 cc (sonde)

Dexamethason 0,5mg/8j/iv

Fartolin 0,3mg

Interhistin 3mg 3 x 1 pulv (sonde)

Epexol 1,5mg

Apialys drop 0,3cc (sonde)

Non medikamentosa :

Tirah baring

ASI /PASI 15 cc/2 jam (sonde)

4 Agustus 2015 (Perawatan hari ke-5)

S: Panas (-) hari kelima, batuk (+), sesak(+), muntah (-), BAB belum sejak 3 hari

yang lalu

O: - Tanda Tanda Vital :

Denyut Jantung : 133x/menit

Pernapasan : 77x/menit

Suhu : 37ºC

- Keadaan Umum: Sakit berat

- Status gizi : Gizi kurang

- Kulit : ruam (-), sianosis (-)

- Mata : sklera ikterik -/-, konjungtiva pucat -/-

- Sistem Pernapasan : bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,

retraksi interkostal (+), vokal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi redup,

batas paru hepar linea midclavicularis dextra spatium intercosta VI, bunyi

paru bronkovesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-)

- Sistem Kardiovaskuler : denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis

teraba di SIC V linea midclavicula sinistra, batas jantung normal, bunyi

jantung S1/S2 murni reguler, bunyi tambahan (-)

15

Page 16: Broncho Pneumonia

- Sistem Gastrointestinal : inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)

kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen , palpasi

nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba

- Ekstremitas : akral hangat, edema (-)

A: Bronkopneumonia + anemia mikrositik normokromik

P: Medikamentosa :

O2 0,5 -2 liter per menit

IVFD Dextrouse 5% 12 tpm + meylon 10cc 12 tpm

Cefotaxim 150 mg/12j/iv

Gentamisin 10mg/12j/iv

Sanmol drops 3 x 0,3 cc (sonde)

Dexamethason 0,5mg/8j/iv

Fartolin 0,3mg

Interhistin 3mg 3 x 1 pulv (sonde)

Epexol 1,5mg

Apialys drop 0,3cc (sonde)

Non medikamentosa :

Tirah baring

ASI /PASI 20 cc/2 jam

5 Agustus 2015 ((Perawatan hari ke-6)

S: Panas (-) hari keenam, batuk (+), sesak(+), muntah (-), BAB belum sejak 4 hari

yang lalu

O: - Tanda Tanda Vital :

Denyut Jantung : 127x/menit

Pernapasan : 79x/menit

Suhu : 37,3ºC

- Keadaan Umum: Sakit berat

16

Page 17: Broncho Pneumonia

- Status gizi : Gizi kurang

- Kulit : ruam (-), sianosis (-)

- Mata : sklera ikterik -/-, konjungtiva pucat -/-

- Sistem Pernapasan : bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,

retraksi interkostal (+), vokal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi redup,

batas paru hepar linea midclavicularis dextra spatium intercosta VI, bunyi

paru bronkovesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-)

- Sistem Kardiovaskuler : denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis

teraba di SIC V linea midclavicula sinistra, batas jantung normal, bunyi

jantung S1/S2 murni reguler, bunyi tambahan (-)

- Sitem Gastrointestinal : inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)

kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen , palpasi

nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba

- Ekstremitas : akral hangat, edema (-)

A: Bronkopneumonia + anemia mikrositik normokromik

P: Medikamentosa :

O2 0,5 -2 liter per menit

IVFD Dextrouse 5% 12 tpm

Cefotaxim 150 mg/12j/iv

Gentamisin 10mg/12j/iv

Sanmol drops 3 x 0,3 cc (sonde)

Dexamethason 0,5mg/12j/iv

Faryolin 0,3mg

Interhistin 3mg 3 x 1 pulv (sonde)

Epexol 1,5mg

Apialys drop 0,3cc (sonde)

Non medikamentosa :

17

Page 18: Broncho Pneumonia

Tirah baring

ASI /PASI 20 cc/2 jam (sonde)

6 Agustus 2015 (Perawatan hari ke-7)

S: Panas (-) hari ketujuh, batuk (+), sesak(+), muntah (-), BAB belum sejak 5 hari

yang lalu

O: - Tanda Tanda Vital :

Denyut Jantung : 125x/menit

Pernapasan : 76x/menit

Suhu : 37,1ºC

- Keadaan Umum: Sakit berat

- Status gizi : Gizi kurang

- Kulit : ruam (-), sianosis (-)

- Mata : sklera ikterik -/-, konjungtiva pucat -/-

- Sistem Pernapasan : bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,

retraksi interkostal (+), vokal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi redup,

batas paru hepar linea midclavicularis dextra spatium intercosta VI, bunyi

paru bronkovesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-)

- Sistem Kardiovaskuler : denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis

teraba di SIC V linea midclavicula sinistra, batas jantung normal, bunyi

jantung S1/S2 murni reguler, bunyi tambahan (-)

- Sistem Gastrointestinal : inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)

kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen , palpasi

nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba

- Ekstremitas : akral hangat, edema (-)

A: Bronkopneumonia + anemia mikrositik normokromik

P: Medikamentosa :

O2 0,5 -2 liter per menit

18

Page 19: Broncho Pneumonia

IVFD Dextrouse 5% 12 tpm

Cefotaxim 150 mg/12j/iv

Gentamisin 10mg/12j/iv

Sanmol drops 3 x 0,3 cc (sonde)

Dexamethason 0,5mg/24j/iv

Fartolin 0,3mg

Interhistin 3mg 3 x 1 pulv (sonde)

Epexol 1,5mg

Apialys drop 1 x 0,3cc (sonde)

Non medikamentosa :

Tirah baring

ASI /PASI 20 cc/2 jam/sonde

Anjuran : Periksa darah lengkap

7 Agustus 2015 (Perawatan hari ke-8)

S: Panas (-) hari ke delapan, batuk (+), sesak berkurang, muntah (-), BAB belum

sejak 6 hari yang lalu

O: - Tanda Tanda Vital :

Denyut Jantung : 128x/menit

Pernapasan : 60x/menit

Suhu : 36,9ºC

- Keadaan Umum: Sakit berat

- Status gizi : Gizi kurang

- Kulit : ruam (-), sianosis (-)

- Mata : sklera ikterik -/-, konjungtiva pucat -/-

- Sistem Pernapasan : bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,

retraksi interkostal (+), vokal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi redup,

19

Page 20: Broncho Pneumonia

batas paru hepar linea midclavicularis dextra spatium intercosta VI, bunyi

paru bronkovesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-)

- Sistem Kardiovaskuler : denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis

teraba di SIC V linea midclavicula sinistra, batas jantung normal, bunyi

jantung S1/S2 murni reguler, bunyi tambahan (-)

- Sistem Gastrointestinal : inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)

kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen , palpasi

nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba

- Ekstremitas : akral hangat, edema (-)

A: Bronkopneumonia + anemia mikrositik normokromik

P: Medikamentosa :

O2 (KP)

IVFD Dextrouse 5%

Cefotaxim 150 mg/12j/iv

Gentamisin 10mg/12j/iv

Sanmol drops 3 x 0,3 cc (sonde)

Dexamethason 0,5mg/8j/iv (STOP)

Fartolin 0,3mg

Interhistin 3mg 3 x 1 pulv (sonde)

Epexol 1,5mg

Apialys drop 1 x 0,3cc (sonde)

Non medikamentosa :

Tirah baring

ASI /PASI 20 cc/2 jam (sonde)

8 Agustus 2015 (Perawatan hari ke-9)

S: Panas (-) hari ke sembilan, batuk (+), sesak berkurang, muntah (-), BAB 1x tadi

malam, warna hitam

20

Page 21: Broncho Pneumonia

O: - Tanda Tanda Vital :

Denyut Jantung : 114x/menit

Pernapasan : 54x/menit

Suhu : 36,9ºC

- Keadaan Umum: Sakit berat

- Status gizi : Gizi kurang

- Kulit : ruam (-), sianosis (-)

- Mata : sklera ikterik -/-, konjungtiva pucat -/-

- Sistem Pernapasan : bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,

retraksi interkostal (+), vokal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi redup,

batas paru hepar linea midclavicularis dextra spatium intercosta VI, bunyi

paru bronkovesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-)

- Sistem Kardiovaskuler : denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis

teraba di SIC V linea midclavicula sinistra, batas jantung normal, bunyi

jantung S1/S2 murni reguler, bunyi tambahan (-)

- Sitem Gastrointestinal : inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)

kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen , palpasi

nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba

- Ekstremitas : akral hangat, edema (-)

- Pemeriksaan Laboratorium darah lengkap (8/09/2015)

WBC 14,7x 103/uL

RBC 3,90 x 106/uL

HBG 12,4 g/dL

HCT 39,9 %

PLT 232 x 103/mm3

MCV 102 fl

MCH 31,8 pg

MCHC 31,1 g/dl

21

Page 22: Broncho Pneumonia

A: Bronkopneumonia + anemia mikrositik normokromik

P: Medikamentosa :

O2 (KP)

IVFD Dextrouse 5%

Cefotaxim 150 mg/12j/iv

Gentamisin 10mg/12j/iv

Sanmol drops 3 x 0,3 cc (KP)

Fartolin 0,3mg

Interhistin 3mg 3 x 1 pulv (sonde)

Epexol 1,5mg

Apialys drop 1 x 0,3cc (sonde)

Non medikamentosa :

Tirah baring

ASI /PASI 20 cc/2 jam (sonde)

9 Agustus 2015 (Perawatan hari ke-10)

S: Panas (-) hari ke sepuluh, batuk (+), sesak berkurang, muntah (-), BAB (+) padat

warna hitam

O: - Tanda Tanda Vital :

Denyut Jantung : 100x/menit

Pernapasan : 51x/menit

Suhu : 36,7ºC

- Keadaan Umum: Sakit berat

- Status gizi : Gizi kurang

- Kulit : ruam (-), sianosis (-)

- Mata : sklera ikterik -/-, konjungtiva pucat -/-

22

Page 23: Broncho Pneumonia

- Sistem Pernapasan : bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,

retraksi interkostal (+), vokal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi redup,

batas paru hepar linea midclavicularis dextra spatium intercosta VI, bunyi

paru bronkovesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-)

- Sistem Kardiovaskuler : denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis

teraba di SIC V linea midclavicula sinistra, batas jantung normal, bunyi

jantung S1/S2 murni reguler, bunyi tambahan (-)

- Sitem Gastrointestinal : inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)

kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen , palpasi

nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba

- Ekstremitas : akral hangat, edema (-)

A: Bronkopneumonia

P: Medikamentosa :

IVFD Dextrouse 5% 12tpm

Cefotaxim 150 mg/12j/iv

Gentamisin 10mg/12j/iv (STOP)

Sanmol drops 3 x 0,3 cc (KP)

Fartolin 0,3mg

Interhistin 3mg 3 x 1 pulv (sonde)

Epexol 1,5mg

Apialys drop 1 x 0,3cc (sonde)

Non medikamentosa :

Tirah baring

ASI /PASI 30 cc/2 jam (sonde)

14 Agustus 2015 ((Perawatan hari ke-15)

S: Panas (-) , batuk berlendir (+), sesak (+), muntah (-), BAB/ BAK (+/+)

23

Page 24: Broncho Pneumonia

O: - Tanda Tanda Vital :

Denyut Jantung : 120x/menit

Pernapasan : 45x/menit

Suhu : 37,7ºC

- Keadaan Umum: Sakit berat

- Status gizi : Gizi kurang

- Kulit : ruam (-), sianosis (-)

- Mata : sklera ikterik -/-, konjungtiva pucat -/-

- Sistem Pernapasan : bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,

retraksi interkostal (+), vokal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi redup,

batas paru hepar linea midclavicularis dextra spatium intercosta VI, bunyi

paru bronkovesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-)

- Sistem Kardiovaskuler : denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis

teraba di SIC V linea midclavicula sinistra, batas jantung normal, bunyi

jantung S1/S2 murni reguler, bunyi tambahan (-)

- Sitem Gastrointestinal : inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)

kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen , palpasi

nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba

- Ekstremitas : akral hangat, edema (-)

A: Bronkopneumonia

P: Medikamentosa :

O2 (KP)

IVFD Dextrouse 5% 12 tpm

Cefotaxim 150 mg/12j/iv

Fartolin 0,3mg

Interhistin 3mg 3 x 1 pulv

Epexol 1,5mg

Apialys drop 1 x 0,3cc

24

Page 25: Broncho Pneumonia

Non medikamentosa :

Tirah baring

ASI /PASI 30 cc/2 jam

15 Agustus 2015 (Perawatan hari ke-16)

S: Panas (-) , batuk berlendir (+), sesak (+), muntah (-), BAB/ BAK (+/+)

O: - Tanda Tanda Vital :

Denyut Jantung : 120x/menit

Pernapasan : 46x/menit

Suhu : 36,6ºC

- Keadaan Umum: Sakit berat

- Status gizi : Gizi kurang

- Kulit : ruam (-), sianosis (-)

- Mata : sklera ikterik -/-, konjungtiva pucat -/-

- Sistem Pernapasan : bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,

retraksi interkostal (+), vokal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi redup,

batas paru hepar linea midclavicularis dextra spatium intercosta VI, bunyi

paru bronkovesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-)

- Sistem Kardiovaskuler : denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis

teraba di SIC V linea midclavicula sinistra, batas jantung normal, bunyi

jantung S1/S2 murni reguler, bunyi tambahan (-)

- Sistem Gastrointestinal : inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)

kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen , palpasi

nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba

- Ekstremitas : akral hangat, edema (-)

A: Bronkopneumonia

P: Medikamentosa :

O2 (KP)

25

Page 26: Broncho Pneumonia

IVFD Dextrouse 5% 12 tpm

Cefotaxim 150 mg/12j/iv

Fartolin 0,3mg

Interhistin 3mg 3 x 1 pulv

Epexol 1,5mg

Apialys drop 1 x 0,3cc

Non medikamentosa :

Tirah baring

ASI /PASI 30 cc/2 jam

26

Page 27: Broncho Pneumonia

BAB III

DISKUSI

Penegakan diagnosis bronkopneumonia pada kasus ini berdasarkan

anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada kasus pasien

ini,dari anamnesis didapatkan adanya batuk berlendir sejak sekitar 1 bulan yang lalu

sebelum masuk rumah sakit, yang disertai dengan sesak napas, rinorhea dan demam

yang naik turun sejak 1 hari sebelum masuk RS serta adanya muntah. Pada

pemeriksaan fisik, didapatkan suhu yang sangat meningkat yaitu 39,2oC, adanya

pernafasan cepat yaitu 84 kali per menit disertai pernafasan cuping hidung, pada

pemeriksaan toraks didapatkan adanya retraksi intercostal dan pada auskultasi

didapatkan suara napas tambahan ronki basah halus. Pada pemeriksaan penunjang

berupa darah lengkap ditemukan peningkatan leukosit dan penurunan jumlah

eritrosit, hemoglobin, dan MCV, pada pemeriksaan foto thoraks didapatkan kesan

bronckopneumonia suspek spesifik.

Berdasarkan temuan ini maka pasien didiagnosis dengan bronkopneumonia.

Hal ini sesuai teori yang menjelaskan bahwa bronkopneumonia biasanya didahului

oleh infeksi saluran napas atas selama beberapa hari dan suhu tubuh yang

meningkat hingga 39-40˚ C. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan pernafasan

cepat dan dangkal, pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar mulut atau

hidung. Pada pemeriksaan thoraks, dapat di temukan ronki basah nyaring halus

hingga sedang pada auskultasi, sedangkan pada perkusi sering tidak ditemukan

kelainan. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan peningkatan leukosit dan juga

anemia yang dapat terjadi akibat suatu proses infeksi. Berdasarkan nilai MCV,

MCH, dan MCHC dari kasus ini dimana nilai MCV mengalami penurunan dan

MCH serta MCHC dalam batas normal sehingga digolongkan kedalam suatu

anemia mikrositik normokromik. Kondisi penyakit lain yang menunjukkan

27

Page 28: Broncho Pneumonia

penurunan MCV adalah anemia defisiensi besi (ADB), malignansi, artritis

reumatoid, hemoglobinopati (talasemia, anemia sel sabit, hemoglobin C), keracunan

timbal, radiasi. 4

Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang melibatkan

bronkus atau bronkiolus dimana distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy

distribution). 3 Virus merupakan penyebab tersering pneumonia pada bayi usia 1

bulan sampai 2 tahun. Pola kuman penyebab pneumonia biasanya berubah sesuai

dengan distribusi umur pasien. Namun secara umum bakteri yang berperan penting

dalam pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenzae,

Staphylococcus aureus, Streptococcus group B serta kuman atipik Chlamydia

pneumoniae dan Mycoplasma pneumoniae. 4

USIA ETIOLOGI YANG SERINGETIOLOGI YANG

JARANG

Neonatal

BAKTERIE.Coli

Streptoccous Hemolitikus Grup BStreptoccous Pneumoniae

BAKTERIBakteri Anaerob

Streptoccous Group D

Haemophillus Influenzae

VIRUScytomegalovirusHerpes Simpleks

1 bulan - 3 bulan

BAKTERIChlamydia Trachomatis

Streptoccous PneumoniaeBAKTERI

Bordetella PertussisH.Influenza Tipe B

S. Aureus

VIRUSAdenovirus

Virus InfluenzaVirus Paraiinfluenza

4 bulan – 5 tahun

BakteriChlamydia Pneumonia

Mycoplasma PneumoniaeStreptococcus Pneumoniae

BakteriH. Influenza

Moraxella ChataralisS. Aureus

28

Page 29: Broncho Pneumonia

VirusAdenovirus

Virus InfluenzaVirus Parainflueza

Rhinovirus

Virus

Varicella- Zooster

5 Tahun ke atas

BakteriChlamydia Pneumoniae

Mycoplasma PneumoniaeStreptococus Pneumoniae

H. Influenza

VIRUSAdenovirusEpstein-BarrRhinovirus

Parainfluenza VirusInfluenza Virus

Selain faktor diatas, daya tahan tubuh sangat berpengaruh terhadap

terjadinya bronkopneumonia. Sistem imun pada penderita-penderita penyakit yang

berat seperti AIDS dan respon imunitas yang belum berkembang pada bayi dan anak

merupakan faktor predisposisi terjadinya penyakit ini.1,4

Normalnya, saluran pernafasan steril dari daerah sublaring sampai parenkim

paru. Paru-paru dilindungi dari infeksi bakteri melalui mekanisme pertahanan

anatomis dan mekanis, dan faktor imun lokal dan sistemik. Mekanisme pertahanan

awal berupa filtrasi bulu hidung, refleks batuk dan mukosilier aparatus. Mekanisme

pertahanan lanjut berupa sekresi Ig A lokal dan respon inflamasi yang diperantarai

leukosit, komplemen, sitokin, imunoglobulin, makrofag alveolar, dan imunitas yang

diperantarai sel.Infeksi paru terjadi bila satu atau lebih mekanisme di atas terganggu,

atau bila virulensi organisme bertambah. Agen infeksius masuk ke saluran nafas

bagian bawah melalui inhalasi atau aspirasi flora komensal dari saluran nafas bagian

atas, dan jarang melalui hematogen.1,2

Invasi bakteri ke parenkim paru menimbulkan konsolidasi eksudatif jaringan

ikat paru yang bisa lobularis (bronkhopneumonia), lobus, atau intersisial. Secara

patologis, terdapat 4 stadium pneumonia, yaitu :

1. Stadium I (4-12 jam pertama atau stadium kongesti)

Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan awal yang

berlangsung pada daerah yang baru terinfeksi. Hal ini ditandai dengan

29

Page 30: Broncho Pneumonia

peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. Hiperemia

ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast

setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan. Mediator-mediator tersebut

mencakup histamin dan prostaglandin. Degranulasi sel mast juga mengaktifkan

jalur komplemen. Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin

untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas

kapiler paru. Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam

ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan

alveolus. 1,4

2. Stadium II (48 jam berikutnya)

Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah

merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu ( host ) sebagai bagian

dari reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya

penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah.

Pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak

akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 48

jam.1,4

3. Stadium III (3-8 hari berikutnya)

Disebut hepatisasi kelabu, yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih

mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin

terakumulasi di seluruh daerah yang terinfeksi dan terjadi fagositosis sisa-sisa

sel. Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai direabsorbsi, lobus masih tetap

padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan

kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti.4,7

4.  Stadium IV (7-11 hari berikutnya)

Disebut juga stadium resolusi, yang terjadi sewaktu respon imun dan

peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh

makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.4

30

Page 31: Broncho Pneumonia

Bronkopneumonia dimulai dengan masuknya bakteri atau virus melalui

inhalasi, aspirasi, hematogen dari fokus infeksi atau penyebaran langsung sehingga

terjadi infeksi dalam alveoli, membran paru mengalami peradangan dan

menimbulkan kebocoran sehingga cairan dan bahkan sel darah merah masuk ke

alveoli. Dengan demikian alveoli yang terinfeksi secara progresif menjadi terisi

dengan cairan sel-sel dan infeksi menyebar dari alveolus ke alveolus lainnya.9

Gejala klinis yang khas dari pneumonia yaitu: Batuk, demam dan sesak

napas. Pneumonia khususnya bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi

saluran nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak dan

mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnea,

pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di

sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit,anak

akan mendapat batuk setelah beberapa hari, di mana pada awalnya berupa batuk

kering kemudian menjadi produktif.Menurut Henry Goma, Dkk, pneumonia

diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 atau lebih gejala berikut:2,3,4

1.  Sesak napas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada

2.  Demam

3. Batuk

3.  Ronkhi basah halus-sedang nyaring (crackles)

4.  Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrat difus

5.  Leukositosis

WHO mengembangkan pedoman klinis untuk memudahkan diagnosis klinis

dan tata laksana pneumonia pada anak. Berdasarkan pneumonia dibedakan

menjadi:9

- Pneumonia sangat berat, bila dijumpai sesaknafas, nafas cepat, terjadi

sianosis sentral, tidak dapat minum serta kesadaran menurun

- Pneumonia berat, bila dijumpaisesak, nafas cepat,adanya retraksi namun

tanpa sianosis dan masih dapat minum

31

Page 32: Broncho Pneumonia

- Pneumonia, bila hanya dijumpai nafas cepat tanpa adanya retraksi.

Kriteria nafas cepat yaitu : 1

- Bayi kurang 2 bulan : frekunsi nafas > 60 kali per menit

- Usia 2 bulan – 1 tahun : frekuensi nafas > 50 kali per menit

- Usia 1 – 5 tahun : frekuensi nafas > 40 kali per menit

Pneumonia secara umum memiliki faktor resiko seperti tidak mendapat

imunisasi yang lengkap, asi tidak adekuat, sering terpajan polusi seperti asap rokok,

adanya penyakit paru seperti asma, pasien dengan malnutrisi, pasien dengan

imunosupresi dan imunodefisiensi seperti pada pasien dengan HIV, pasien dengan

defek anatomi bawaan, adanya penyakit paru dan penyakit penyerta lainnya. Pada

kasus ini, pasien memiliki faktor resiko yang besar untuk mengalami pneumonia

karena pasien belum pernah mendapatkan imunisasi sama sekali, status gizi kurang

pada bayi menyebabkan rentan untuk mengalami penurunan daya tahan tubuh, serta

sering terpapar oleh asap rokok karena ayah pasien sering merokok didalam rumah

setiap hari.8

Berdasarkan pedoman klinis WHO, kasus pada pasien ini tergolong dalam

pneumonia berat karena terjadi retraksi dada namun tidak disertai dengan sianosis.9

Pemeriksaan darah rutin pada pasien ini menunjukkan adanya leukositosis

sebesar 37,1 x 103/uL. Berdasarkan teori, Pemeriksaan penunjang laboratorium darah

rutin pada bronkopneumonia menunjukkan leukositosis. Leukositosis pada

bronkopneumonia menunjukkan adanya infeksi. Pneumonia yang disebabkan oleh virus

dapat nornal atau meningkat tetapi tidak melebihi 20.000/mm3 dengan predominan

limfosit, sedangkan pada pneumonia bakterial dapat meningkat 15.000- 40.000/mm3

dan predominant granulosit. Dari nilai leukosit pada pasien ini kemungkinan

pneunomia pada pasien disebabkan oleh bakteri. Nilai hemoglobin (Hb) biasanya

tetap normal atau sedikit menurun. Pada pasien ini hemoglobin serta eritrositnya

sedikit mengalami penurunan. 3.

32

Page 33: Broncho Pneumonia

Pemeriksaan radiologi ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua

paru, berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer

paru,disertai dengan peningkatan corakan peribronkial. Pemeriksaan foto thorax pada pasien

ini didapatkan gambaran khas bronkopneumonia.2,7

Penatalaksanaan pneumonia khususnya bronkopneumonia pada anak terdiri

dari 2 yaitu penatalaksanaan umum dan khusus:1,7

1.    Penatalaksanaan Suportif

a.    Pemberian oksigen 2-4 L/menit  

b.    Pemberian cairan intravena.

2.    Penatalaksanaan Kausal

a.    Mukolitik dan ekspektoran

b.    Obat penurun panas diberikan hanya pada penderita demam

c.  Pemberian antibiotika berdasarkan mikroorganisme penyebab dan

manifestasi klinis.Pemilihan antibiotik dalam penanganan pneumonia pada

anak dilakukan secara empirik sesuai dengan pola bakteri tersering yaitu

Streptococcus Pneumonia dan Haemophilus Influenza. Untuk bayi di bawah

3 bulan diberikan golongan penisilin seperti ampisillin 100 mg/ kgBB/ 24

jam IV dalam 4 dosis dan gentamisin 5 mg/kgBB/24 jam IV, dalam 2 dosis.

Untuk usia > 3 bulan, amoxicillin dipadu dengan kloramfenikol merupakan

obat pilihan pertama. Jika kondisi pasien berat, antibiotik pilihan adalah

golongan sefalosporin. Antibiotik paranteral diberikan 48-72 jam,

dilanjutkan dengan pemberian per oral selama 7-10 hari. Jika diduga

penyebab adalah Stafilokokus, maka dapat diberikan kloksasilin. 9

Pada pneumonia yang memerlukan rawat inap, rumah sakit di Indonesia

biasanya menggunakan antibiotik beta-laktam, ampisillin, atau amoksisilin

dikombinasikan dengan kloramfenikol. Feyzullah dkk melaporkan hasil perbandingan

pemberian antibiotik yaitu penisilin G intravena(25.000U/kgBB/4 jam),

kloramfenikol (15 mg/kgBB setiap 6 jam), dan seftriakson intravena (50mg/kgBB/12

jam).1

33

Page 34: Broncho Pneumonia

Tatalaksana pneumonia sesuai dengan kuman penyebabnya. Namun karena

berbagai kendala diagnostik etiologi, untuk semua pasien pneumonia diberikan

antibiotik secara empiris. Walaupun sebenarnya pneumonia viral tidak memerlukan

antibiotik, tapi pasien tetap diberi antibiotik karena kesulitan membedakan infeksi

virus dengan bakteri. 2

Usia Rawat jalan Rawat Inap Bakteri Patogen0-2 minggu 1. Ampisillin +

Gentamisin 2. Ampisillin + Cefotaksim

- E. Coli- Streptococcus B- Nosokomial Enterobacteria

>2-4 minggu

1. Ampisillin + Cefotaksim atau Ceftriaxon2. Eritromisin

- E. Coli- Nosokomial Enterobacteria- Streptococcus B- Klebsiella- Enterobacter- C. Trachomatis

>1-2 bulan 1. Ampisillin + Gentamisin 2. Cefotaksim atau Ceftriaxon

- E. Coli and other Enterobacteria- H. influenza- S. pneumonia- C. Trachomatis

>2-5 bulan 1. Ampisillin 2. Sefuroksim sefiksim

1. Ampisillin2. Ampisillin + Kloramfenikol Sefuroksim Ceftriaxon

- H. influenza- S. pneumonia

>5 tahun 1. Penisillin A2. Amoksisilin Eritromisin

1. Penisillin G2. Sefuroksim Seftriakson Vankomisin

- S. pneumonia- Mycoplasma 9

Kombinasi obat biotik yang diberikan pada pasien ini sesuai dengan teori

berdasarkan umur pasien, yaitu diberikan Cefotaxim 150 mg/12j/iv\ dan Gentamisin

10mg/12j/iv. Cefotaxime adalah antibiotik sefalosporin generasi ketiga yang memiliki

aktivitas anti bakteri. Aktivitas bakterisidal didapat dengan cara menghambat

34

Page 35: Broncho Pneumonia

sisntesis dinding sel. Cefotaxime diindikasikan untuk pengobatan dengan infeksi

yang disebabkan oleh bakteri sensitif seperti pada Infeksi saluran pernafasan bagian

bawah: termasuk pneumonia yang disebabkan streptococcus pneumonia, S. pyogenes

(Streptococcus group A) dan Streptococci lain (tidak termasuk Enterococci, seperti S.

faecalis), Staphylococcus aureus (produksi penisilinase dan tidak produksi

penisilinase), Escherichia coli. Dosis untuk bayi dan anak 50 – 100 mg/KgBB/hari

dibagi dalam 2 – 4 dosis setara. Gentamisin adalah aminoglikosida antibiotik ,

digunakan untuk mengobati banyak jenis bakteri infeksi, terutama yang disebabkan

oleh bakteri Gram-negatif. Dosis untuk bayi dan anak < 5 tahun : 7,5 mg/kg BB/hari.

Fartolin ® berisi salbutamol sulfat yang merupakan obat golongan

bronkodilator. Obat ini bekerja dengan merangsang sistem adrenergik sehingga

memberikan efek bronkodilatasi. Khususnya β-2 simpatomimetika (β-2-mimetik), zat

ini bekerja selektif terhadap reseptor β-2 (bronchospasmolyse) dan tidak bekerja

terhadap reseptor β-1 (stimulasi jantung). Kelompok β-2-mimetik seperti Salbutamol,

Fenoterol, Terbutalin, Rimiterol, Prokaterol dan Tretoquinol. Epexol berisi ambroxol

yang merupakan golongan mukolitik. Interhistin atau mebhydrolin merupakan obat

golongan antihistamin, khususnya antagonis reseptor histamin H1. Apialys

merupakan vitamin tambahan yang dapat menambah nafsu makan, kandungannya

terdiri atas; Vitamin A 2000 iu, Vitamin B1 1 mg, Vitamin B2 1,2 mg, Vitamin B6 1

mg, Vitamin B12 2 mcg, Vitamin C 30 mg, Vitamin D 400 iu, Nikotinamida 10 mg,

Lisin HCl 25 mg, pantotenol 5 mg. Dosis untuk Usia kurang dari 12 bulan adalah 1

kali sehari 0,3 mL.

Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam

rongga thorax (seperti efusi pleura, empiema dan perikarditis) atau penyebaran secara

hematologi. Meningitis, artritis supuratif, dan osteomielitis adalah komplikasi yang

jarang dari penyebaran infeksi hematologi. Komplikasi pada anak meliputi empiema,

perikarditis, pneumotoraks,atau infeksi ektrapulmoner seperti meningtis purulenta.

Empiema merupakan komplikasi tersering yang terjadi pada pneumonia bakteri.1,4

35

Page 36: Broncho Pneumonia

Pada hari pertama pasien masuk rumah sakit, kondisi pasien sangat tidak

stabil dan dibuktikan dengan hasil laboratorium jumlah leukosit yang meningkat

tajam, menandakan suatu kondisi infeksi yang serius sehingga dicurigai adanya

komplikasi bronkopneumonia berupa sepsis, namun dengan pengobatan yang cepat

dan tepat kondisi pasien membaik dalam 8 hari berikutnya, ditandai dengan

penurunan jumlah leukosit dari 37,1 x 103/uL turun menjadi 14,7 x 103/uL dan

perbaikan klinis. Faktor risiko sepsis meliputi faktor risiko mayor yaitu ketuban pecah

dini (KPD) >18 jam, ibu demam intrapartum >380C, korioamnionitis, ketuban

berbau,denyut jantung janin (DJJ) >160x/menit. Faktor risiko minor terdiri dari KPD

>12jam, demam intrapartum >37,50C, skor APGAR rendah (menit 1 skor <5 dan

menit 5 skor <7), BBLSR (<1500 gram), kembar, usia kehamilan <37 minggu,

keputihan yang tidak diobati, ibu yang dicurigai infeksi saluran kemih (ISK). Seorang

bayi memiliki risiko sepsis bila memenuhi dua kriteria mayor atau satu kriteria mayor

ditambah dua kriteria minor.11

Prognosis buruk sangat tinggi pada usia penderita yang masih sangat muda

seperti bayi dan juga pada dewasa tua. Pada bayi muda resiko sepsis atau prognosis

yang buruk meningkat pada bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah,

prematur, anak yang lahir dari ibu dengan riwayat infeksi berat atau ibu yang sakit

selama kehamilan. Dengan pengobatan, kebanyakan jenis pneumonia bakteri akan

stabil dalam waktu 3–6 hari. Kadang-kadang memakan waktu beberapa minggu

sebelum kebanyakan gejala diatasi. Di kalangan orang yang memerlukan perawatan

di rumah sakit, mortalitas mungkin hingga 10% dan di kalangan mereka yang

memerlukan perawatan intensif (ICU) mortalitas bisa mencapai 30–50%. Bayi atau

anak dengan pneumonia mempunyai resiko mortalitas yang tinggi pada usia 1, 2 atau

3 tahun, biasanya 20% - 30% bayi mengalami kematian. Setelah usia 2 atau 3 tahun

angka mortalitas bronkopneumonia menurun.5,6

Bronkopneumonia pada kasus ini memiliki prognosis yang baik karena

didiagnosis dini dan ditangani secara adekuat tidak prematur, berat lahir cukup yaitu

36

Page 37: Broncho Pneumonia

2700gram dan ibu pasien tidak mengidap penyakit infeksi berat selama kehamilan

atau saat proses persalinan. Mortalitas lebih tinggi didapatkan pada anak-anak dengan

keadaan malnutrisi dan datang terlambat untuk mendapatkan pengobatan.4,8

DAFTAR PUSTAKA

1. Rahajoe N., Supriyatno B., Setyanto D. Buku Ajar Respirologi Anak, Edisi Pertama. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2010

2. Sumarmo, S., Soedarmo, P., Hadinegoro, S. R.. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.2010

3. Sectish, Theodore C, and Charles G, Prober. Pneumonia. Dalam: Behrman R.E., et.al (editor). Ilmu Kesehatan Anak Nelson’s vol. 2 edisi. 15. Jakarta: EGC. 2000

4. FKUI. Ilmu Kesehatan Anak Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 1995

5. Behera, D. Textbook of pulmonary medicine (2nd ed.). New Delhi: Jaypee Brothers Medical Pub. 2010. pp. 296–297. ISBN 9788184487497.

37

Page 38: Broncho Pneumonia

6. Roderick Heffron. Pneumonia, with Special Reference to Pneumococcus Lobar Pneumonia.1979.

7. IDAI. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak edisi I.Jakarta :Badan Penerbit IDAI. 2009

8. Permana, Adhy, dkk.The Disease: Diagnosis & Terapi. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 2010

9. Alsagaff, Hood, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Bagian Penyakit Paru dan Saluran Nafas FK UNAIR. Surabaya.2004

10. FK UNHAS. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNHAS. Makassar.2009

11. Wilar R., Kumalasari E, Suryanto, Gunawan. Faktor Risiko Sepsis Awitan Dini. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi RS Prof.Dr.R.D.Kandou, Manado. Sari Pediatri, Vol. 12, No. 4. 2010

38