Biopsi Andi

27
PENDAHULUAN Neoplasma ialah masa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan , tidak terkordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh terus-menerus meskipun rangsang yang menimbulkan telah hilang. Sel neoplasma mengalami transformasi , oleh karena mereka terus - menerus membelah. Pada neoplasma, proliferasi berlangsung terus meskipun rangsang yang memulainya telah hilang. Proliferasi demikian disebut proliferasi neoplastik, yang mempunyai sifat progresif, tidak bertujuan, tidak memperdulikan jaringan sekitarnya, tidak ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan bersifat parasitik Di era modern ini, tumor ganas semakin meningkat insidensinya. Sayangnya keganasan ini seringkali baru terdeteksi pada stadium lanjut dan fatal. Kurangnya gejala klinis yang jelas terutama pada stadium awal membuat penentuan diagnosis secara klinis kurang dapat diandalkan. Di sinilah pemeriksaan patologis memegang peranan penting sebagai penunjang untuk memastikan diagnosis. Penyakit kanker dapat dideteksi sedini mungkin dengan mempergunakan beragam alat diagnostik, mulai dari alat sederhana sampai pada alat canggih. Pemeriksaan fisik merupakan alat diagnostik klasik dan sederhana. Kombinasi fisik diagnostik dengan biopsi merupakan alat diagnostik yang efektif dan efisiensi pemeriksaan patologis mikroskopik. Dewasa ini menunjukkan usaha untuk melakukan penegakkan diagnosa melalui biopsi tertutup karena memiliki beberapa 1

Transcript of Biopsi Andi

Page 1: Biopsi Andi

PENDAHULUAN

Neoplasma ialah masa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan , tidak terkordinasi

dengan jaringan normal dan tumbuh terus-menerus meskipun rangsang yang menimbulkan

telah hilang. Sel neoplasma mengalami transformasi , oleh karena mereka terus - menerus

membelah. Pada neoplasma, proliferasi berlangsung terus meskipun rangsang yang

memulainya telah hilang. Proliferasi demikian disebut proliferasi neoplastik, yang

mempunyai sifat progresif, tidak bertujuan, tidak memperdulikan jaringan sekitarnya, tidak

ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan bersifat parasitik

Di era modern ini, tumor ganas semakin meningkat insidensinya. Sayangnya

keganasan ini seringkali baru terdeteksi pada stadium lanjut dan fatal. Kurangnya gejala

klinis yang jelas terutama pada stadium awal membuat penentuan diagnosis secara klinis

kurang dapat diandalkan. Di sinilah pemeriksaan patologis memegang peranan penting

sebagai penunjang untuk memastikan diagnosis.

Penyakit kanker dapat dideteksi sedini mungkin dengan mempergunakan beragam

alat diagnostik, mulai dari alat sederhana sampai pada alat canggih. Pemeriksaan fisik

merupakan alat diagnostik klasik dan sederhana. Kombinasi fisik diagnostik dengan biopsi

merupakan alat diagnostik yang efektif dan efisiensi pemeriksaan patologis mikroskopik.

Dewasa ini menunjukkan usaha untuk melakukan penegakkan diagnosa melalui

biopsi tertutup karena memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan biopsi terbuka

antara lain sederhana, minimal invasif, mudah, murah, cepat, dapat dilakukan tanpa

pembiusan umum, resiko komplikasi kecil, trauma minimal, risiko infeksi kecil sehingga

penderita tidak perlu masuk rumah sakit dan secara ekonomis akan lebih menguntungkan

bagi penderita, tetapi juga ada kerugiannya yaitu spesimen yang diambil tidak adekuat

sehingga menyebabkan kesalahan diagnostik.

Biopsi kebanyakan dlakukan untuk mengetahui adanya kanker. Pemeriksaan

penunjang seperti X-ray, CT scan ataupun ultrasound dapat dilakukan terlebih dahulu untuk

mengalokasikan area biopsi. Biopsi dapat dilakukan juga dengan  proses pembedahan.

Dengan demikian biopsi adalah pemeriksaan penunjang untuk membantu diagnosa dokter

bukan untuk terapi kanker kecuali biopsi eksisional dimana selain pengambilan sampel juga

mengangkat semua massa atau kelainan yang ada.

1

Page 2: Biopsi Andi

Karena pentingnya masalah biopsi dalam penegakan diagnosis bidang onkologi, maka

referat ini disusun untuk menambah pengetahuan bagi Penulis dan pembaca sekalian.

2

Page 3: Biopsi Andi

BIOPSI

Biopsi merupakan salah satu cara pemeriksaan patologi anatomi yang dapat

digunakan untuk menegakkan diagnosis pasti suatu lesi khususnya yang dicurigai sebagai

suatu keganasan. Pemeriksaan patologi ini juga bermanfaat tidak hanya menegakkan

diagnosis dan rencana pengobatan tetepi juga untuk menentukan prognosis. Berasal dari

bahasa latin yaitu bios: hidup dan opsi: tampilan. Jadi secara umum biopsi adalah

pengangkatan sejumlah jaringan tubuh yang kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk

diperiksa.

Biopsi kebanyakan dilakukan untuk mengetahui adanya kanker. Pemeriksaan

penunjang seperti X-ray, CT scan ataupun ultrasound dapat dilakukan terlebih dahulu untuk

mengalokasikan area biopsi. Biopsi dapat dilakukan juga dengan  proses pembedahan.

Dengan demikian biopsi adalah pemeriksaan penunjang untuk membantu diagnosa dokter

bukan untuk terapi kanker kecuali biopsi eksisional dimana selain pengambilan sampel juga

mengangkat semua massa atau kelainan yang ada.

Biopsi merupakan pembedahan yang bertujuan untuk menegakkan diagnosis sekaligus jika

memungkinkan untuk mendapatkan informasi detail tentang kanker yang diterapi, seperti

tingkat keganasan, Markers protein yang memberikan informasi tentang prognosis, atau pun

prediktor pengobatan. Genes profiling merupakan teknik pemeriksaan baru, yaitu memeriksa

beberapa gennnes sekaligus mendapatkan informasi tentang subtipe tumor, prognosis,

pengobatan yang tepat, perlu tidaknya terapi target.

Biopsi dapat dilakukan secara invasif minimal misalnya dengan menggunakan jarum halus

Fine Needle Aspiration Biopsy) sitologi, jarum besar Core Nedle Biopsy histipatologi,

maupun biopsi terbuka (insisional ataupun eksisional).

Biopsi jarum halus memerlukan keterampilan dan pengalaman pemeriksa, dan pada beberapa

tipe kanker bukan merupakan standar emas.

Biopsi incisional dilakukan pada tumor besar (melebihi diameter tertentu / pada masing-

masing keganasan berbeda), dan incisi harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak

mengganggu pembedahan definitif.

Biopsi eksisional dilakukan pada tumor/kanker dengan diameter kecil (berbeda pada tipe

keganasan berbeda), bertujuan untuk menegakkan diagnosis sekaligus merupakan terapi

definitif.

3

Page 4: Biopsi Andi

Pada saat menangani suatu benjolan, terdapat prinsip-prinsip yang harus diketahui.

Yang pertama adalah menentukan apakah benjolan tersebut disebabkan oleh neoplasma. Bila

ada kecurigaan ke arah keganasan maka harus dilakukan biopsi untuk pemeriksaan

histopatologi yang merupakan pemeriksaan jaringan. Kadang dilakukan pemeriksaan sitologi

untuk menentukan diagnosis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan sifat sel maupun sifat

jaringan. Dengan pemeriksaan histopatologik dapat dijawab pertanyaan mengenai ada atau

tidaknya keganasan, jenis keganasan, sifat dan tingkat keganasan (grading) dan luasnya

penyebaran (staging). Jadi, jawaban untuk pertama ialah neoplasma maligna atau benigna.

Pada proses ganas terdapat penyusupan sel ganas ke jaringan sehat di sekitarnya.Hal

ini berarti tidak ada batas tegas antara tumor dan jaringan normal, walaupun pada palpasi

didapatkan batas yang jelas yang memberikan kesan bahwa tumor bersimpai. Tetapi pada

pemeriksaan mikroskopik ternyata ada penyusupan jaringan ganas ke jaringan berdampingan.

Pertanyaan kedua yang perlu dijawab adalah tumor ganas jenis apa yang dihadapi.

Ada puluhan jenis kanker yang kini dikenal, masing-masing perlu pendekatan khusus dan

pengobatan khas. Atas dasar ini perlu adanya keterangan tentang asal jaringan tumor.

Jaringan epitel dapat menimbulkan karsinoma, tetapi jenisnya dapat berbeda misalnya

planoseluler dan karsinoma basoseluler di kulit. Kedua tumor ini berbeda jelas pada

gambaran klinik, cara pertumbuhan, pengobatan maupu prognosisnya. Contoh lain adalah

adenokarsinoma yang berasal dari epitel kelenjar, umpamanya di kulit atau saluran cerna.

Ketiga, tingkat keganasan perlu ditentukan untuk meramal prognosis karena prognosis

ditentukan tingkat diferensiasi jaringan tumor. Keagresifan tumor berhubungan erat dengan

derajat differensiasi histologik. Makin kurang teratur dan kacau susunan histologik atau

makin besar perbedaan sel satu dari yang lain, makin ganas dan agresif kanker yang

bersangkutan. Derajat keganasan diberi inisial huruf G (grade).

Gambaran histopatologik menentukan morfologi suatu tumor yang erat hubungannya

dengan baik-buruknya prognosis. Tetapi ada beberapa kekecualian artinya walaupun secara

histopatologik kelihatan ganas, secara klinik tumor bersifat jinak atau sebaliknya.

Yang keempat perlu ditentukan luas penyebaran tumor. Ini dilakukan penaksiran

dengan penaksiran seksama dan teliti tentang besarnya tumor primer, luasnya pertumbuhan,

dan luasnya penyebaran. Penentuan luasnya penyebaran atau staging dilakukan untuk

4

Page 5: Biopsi Andi

berbagai tujuan, antara lain untuk menentukan tahap perkembangan, penentuan penangannan

yang paling baik untuk penderita, serta untuk memperkirakan prognosis, menilai hasil

pengobatan, dan membandingkan efektivitas berbagai macam pengobatan.

Interpretasi Biopsi

Interpretesi biopsi untuk diagnosis suatu neoplasma dapat dilakukan berdasarkan

Pemeriksaan makroskopis

Merupakan pemeriksaan dengan mata biasa untuk menilai / memperkirakan suatu

jaringan tumor bersifat ganas atau jinak.

misalnya bentuk, ukuran, warna, permukaan. Misalnya

1. Bentuk plaque : melanoma, basalioma

2. Bentuk nodus : padat, kistik

3. Bentuk erosi, ulkus

Batas jelas / tidak, permukaan rata / berbenjol – benjol, tepi meninggi / tidak, mudah

berdarah / tidak, bersimpai / tidak, rapuh tidaknya tumor

Pemeriksaan mikroskopis

Suatu pertumbuhan neoplastik khususnya keganasan dini tidak dapat didiagnosis

berdasarkan pengamatan klinis semata, karena tidak ada kriteria pasti untuk menentukan

jinak ganasnya.

Suatu lesi secara klinis selain tidak adanya gejala karakteristik, seringkali baru terdeteksi

pada stadium lanjut setelah timbul gejala klinis yang mengganggu penderita.Untuk

mengatasi hal ini perlu dilakukan pemeriksaan laborat penunjang.Pemeriksaan

Mikroskopis merupakan cara yang sangat penting untuk menegakkan suatu neoplasma.

Beberapa terminology untuk pemeriksaan Patologi Anatomi kasus praganas dan ganas

Displasia

Dalam bahasa latin berarti bentuk yang buruk. Merupakan bentuk paling awal

dari prakanker yang dikenal oleh ahli patologi melalui pemeriksaan biopsi.

Displasia merupakan penyimpangan sel dari keadaan normal. Sel yang

mengalami dysplasia tampak abnormal bentuknya karena terjadi gangguan dalam

proses pematangan sel. Adanya gambaran dysplasia epitel merupakan tanda

karakteristik utama dari keadaan praganas. Perubahan hanya terbatas pada jaringan

epitel belum menginvasi ke jaringan lebih dalam.

5

Page 6: Biopsi Andi

Carsinoma In Situ

Carsinoma In Situ sinonim dengan dysplasia derajat tinggi sehingga resiko

untuk berubah menjadi kanker sangat tinggi. Carsinoma In Situ merupakan bentuk

awal karsinoma tanpa invasi ke jaringan sekitar atau sel neoplastik berproliferasi

hanya pada daerah sekitar tumor saja.

Carsinoma invasive

Umumnya disebut kanker, merupakan tahap akhir dari rangkaian perubahan

sel bila tidak diobati akan menginvasi jaringan tubuh dan menyebabkan kematian.

Macam- Macam Biopsi

Biopsi tertutup

Tanpa membuka kulit

Bisa dikerjakan oleh disiplin non-bedah

Biopsi terbuka

Dengan membuka kulit / mukosa

Biasanya dikerjakan oleh disiplin bedah

Akan mendapatkan spesimen yang lebih representatif

Biopsi Tertutup

Bahan sedikit / kurang representatif

Dapat ditingkatkan dengan biopsi terbuka

Contoh :

- FNAB

- Core Biopsy

- Cairan cyste-sputum-darah-ascites

- Endoscopy

Biopsi terbuka

Biasanya dikerjakan oleh disiplin bedah

Dengan membuka kulit / mukosa

Pemeriksaan yang dikerjakan : histo-patologi

Macamnya :

6

Page 7: Biopsi Andi

- Biopsi insisi

- Biopsi eksisi

Tujuan biopsi

1. Mengetahui morfologi tumor

Tipe histologik tumor

Subtipe tumor

Grading sel

2. Radikalitas operasi

3. Staging tumor

Besar spesimen dan tumor dalam centimeter

Luas ekstensi tumor

Bentuk tumor

Nodus regional

- Banyaknya kelenjar limfe yang ditemukan

- Banyak kelenjar limfe yang mengandung metastasis

- Adanya invasi kapsuler

- Metastase ekstranodal

Prinsip- Prinsip Biopsi

Representatif

Daerah hemoragis-nekrosis infeksi dan hancur akibat jepitan / penekanan harus

dihindari

Hindari masage dan penekanan pada tumor.

Biopsi dari lesi kulit atau permukaan mukosa harus menyertakan jaringan sehat.

Biopsi dengan lesi yang lebih dalam harus dihindari terjadinya implantasi sel tumor

pada jaringan sehat.

Pada biopsi ulang pengambilan lesi yang sama harus dihindari.

Lokasi dan arah insisi pada biopi harus diperhatikan supaya tidak mempersulit

prosedur selanjutnya. Garis insisi harus memperhatikan rencana terapi definitif

(diletakkan dibagian yang akan diangkat saat operasi definitif)

Ahli bedah harus dapat memberikan tanda petunjuk yang tepat untuk ahli patologi.

Hindari penggunaan infiltrasi lokal pada tumor.

Blood-less Surgery

7

Page 8: Biopsi Andi

Efek Samping Biopsi

Infeksi ,Bila tidak memperhatikan teknik aseptik antisepsis

Perdarahan, bisa terjadi pada lesi neoplasma karena adanya hipervaskularisasi

Indikasi Biopsi

Lesi yang menetap lebih dari 2 minggu tanpa diketahui penyebabnya

Ulserasi yang menetap tidak menunjukkan tanda tanda kesembuhan sampai 3 minggu

Setiap penonjolan yang dicurigai sebagai suatu neoplasma

Lesi tulang yang tidak diidentifikasi setelah pemeriksaan klinis dan radiologis

Lesi hiperkeratotik yang menetap

Kontra Indikasi Biopsi

Infeksi pada lokasi yang akan dibiopsi (relatif)

Gangguan faal hemostasis berat (relatif)

Biopsi diluar daerah yang direncanakan akan dieksisi saat operasi

 Jenis Biopsi

Biposi Insisional

Yaitu pengambilan sampel jaringan melalui pemotongan dengan pisau bedah. Dengan

pisau bedah, kulit disayat hingga menemukan massa dan diambil sedikit untuk

diperiksa.

Teknik Biopsi Insisional

- Tentukan daerah yang akan dibiopsi.

- Rancang garis eksisi dengan memperhatikan segi kosmetik.

- Buat insisi bentuk elips dengan skalpel nomor 15.

- Angkat tepi kulit normal dengan pengait atau pinset bergerigi halus.

- Teruskan insisi sampai diperoleh contoh jaringan. Sebaiknya contoh jaringan

ini jangan sampai tersentuh.

- Tutup dengan jahitan sederhana memakai benang yang tidak dapat diserap.

8

Page 9: Biopsi Andi

Biopsi Eksisional

Yaitu pengambilan seluruh massa yang dicurigai disertai jaringan sehat di sekitarnya.

Metode ini dilakukan di bawah bius umum atau lokal tergantung lokasi massa dan

biasanya dilakukan bila massa tumor kecil dan belum ada metastase .

Teknik Biopsi Eksisional

- Rancang garis eksisi,

- Sebaiknya panjang elips empat kali lebarnya.

- Lebar maksimum ditentukan oleh elastisitas, mobilitas, serta banyaknya kulit

yang tersedia di kedua tepi sayatan.

- Banyaknya jaringan sehat yang ikut dibuang tergantung pada sifat lesi, yaitu:

- Lesi jinak, seluruh tebal kulit diangkat berikut kulit sehat di tepi lesi dengan

sedikit lemak mungkin perlu dibuang agar luka mudah dijahit.

- Karsinoma sel basal, angkat seluruh tumor beserta paling kurang 0.5 s/d 1 cm

kulit sehat.

- Karsinoma sel skuamosa, angkat seluruh tumor beserta paling kurang 1 s/d 2

cm kulit sehat.

9

Page 10: Biopsi Andi

- Insisi dengan skalpel nomor 15 hingga menyayat seluruh tebal kulit.

- Inspeksi luka dan atasi perdarahan.

- Tutup dengan jahitan sederhana menggunakan benang yang tidak dapat

diserap.

Biopsi Jarum

Yaitu pengambilan sampel jaringan atau cairan dengan cara disedot lewat

jarum. Biasanya cara ini dilakukan dengan bius lokal (hanya area sekitar jarum).

Bisa dilakukan langsung atau

Dibantu dengan radiologi seperti CT scan atau USG sebagai panduan untuk

membuat jarum mencapai massa atau lokasi yang diinginkan.

Gambar . Biopsi Jarum

Biopsi jarum dibagi atas:

10

Page 11: Biopsi Andi

FNAB (fine needle aspiration biopsy) / BAJAH (Biopsi Aspirasi Jarum halus)

Core biopsy.

Bila biopsi jarum menggunakan jarum berukuran besar maka disebut core biopsi,

sedangkan bila menggunakan jarum kecil atau halus maka disebut fine needle

aspiration biopsi.

FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy) / BAJAH (Biopsi Aspirasi Jarum halus)

Biopsi aspirasi jarum halus merupakan metode lain untuk 'diagnosis jaringan'

yaitu, sebuah cara sampling sel dalam benjolan mencurigakan atau massa. Biopsi

aspirasi jarum halus sedikit lebih cepat dan kurang invasif dari biopsi inti. Biopsi

jarum halus aspirasi tidak memerlukan anestesi lokal banyak. Seperti dengan biopsi

inti, USG atau mammographik mungkin diperlukan untuk menemukan benjolan atau

area yang akan dijadikan sampel jika tidak dapat dengan mudah dirasakan

Tabel. Perbandingan FNAB dan Biopsi Terbuka

Indikasi FNAB

Pada hampir semua tumor dapat dilakukan biopsi aspirasi, baik yang letaknya

superfisial palpable ataupun tumor yang terletak di dalam rongga tubuh unpalpable

dengan indikasi :

Preoperatif biopsi aspirasi pada tumor sangkaan maligna operable. 

Tujuannya adalah untuk diagnosis dan menentukan pola tindakan bedah

selanjutnya.

Sebagai contoh tumor payudara dan kelenjar tiroid.

Maligna inoperable. Biopsi aspirasi merupakan diagnosis konfirmatif.

Diagnosis konfirmatif tumor "rekuren" dan metastasis.

11

Page 12: Biopsi Andi

Membedakan tumor kistik,solid dan peradangan.

Mengambil spesimen untuk kultur dan penelitian

Keuntungan FNAB

Penggunaan biopsi aspirasi dalam diagnosis tumor mempunyai dampak yang

menguntungkan baik ditinjau dari segi menejemen tumor, pelayanan onkologik rumah

sakit maupun bagi pasien.

Dampak dalam menejemen tumor

Ditinjau dari segi menejemen tumor, biopsi aspirasi memberi dampak menguntungkan

Menejemen tumor lebih sederhana.

Penggunaan alat canggih lebih selektif.

Tindakan biopsi yang tidak menguntungkan dapat dihindari.

Alternatif pengobatan dapat dilakukan segera.

Dampak terhadap pelayanan rumah sakit

Teknik dan peralatan biopsi aspirasi yang sederhana, murah dan cepat memberi

dampak yang menguntungkan bagipengelolaan rumah sakit, terutama rumah sakit

pemerintah :

Pelayanan onkologik dapat ditingkatkan

Biaya operasional rumah sakit menurun

Dampak terhadap pasien

Teknik sederhana, murah, cepat dan tidak menimbulkan efek samping yang berarti,

memberi dampak yang menguntungkan sbb. :

Biaya pemeriksaan lebih murah

Hasil pemeriksaan cepat, rasa cemas dan sires dipersingkat

Keinginan pasien konsultasi pada dokter meningkat dan kesempatan menemukan

kanker sedini mungkin lebih luas

Pasien mendapat pengobatan segera.

Keterbatasan FNAB

Harus disadari bahwa jangkauan sitologi biopsi aspirasi terbatas.

12

Page 13: Biopsi Andi

Luasnya invasi tumor tidak dapat ditentukan.

Subtipe kanker tidak selalu dapat diidentifikasi.

Dapat terjadi negatif palsu.

Diagnosis Sitologik Dan Nilai Klinik FNAB

- Sitologi positif

Merupakan petunjuk untuk melakukan tindakan lebih lanjut antara lain survei

metastasis, menentukan stadium, memilih alat diagnostik lain bila diperlukan dan

mendiskusikan pola pengobatan.

- Sitologi negatif atau kelainan jinak,

Belum dapat menyingkirkan adanya kanker; perlu dipikirkan kemungkinan

negative palsu. Negatif palsu dapat terjadi karena kesalahan teknis, sehingga sejumlah

sel tumor tidak terdapat pada sediaan. Bila terdapat perbedaan sitologi dan data klinik,

alternatif tindakan terbaik adalah biopsi bedah akan tetapi, pada kasus sitologi negatif

dengan spesifikasi kelainan dan cocok dengan gambaran klinik, maka pola

pengobatan dapat ditentukan.

- Sitologi suspek

Mungkin memerlukan pemeriksaan lain sebelum pengobatan antara lain

pemeriksaan potongan bekuataupun sitologi imprint atau kerokan durante

operasionam.

- Inkonklusif

Dapat terjadi karena kesalahan teknik atau karena situasi tumor, misalnya mudah

berdarah, reaksi jaringan ikat banyak atau tumor terlalu kecil, sehingga sulit

memperoleh sel tumor. Dalam praktek, sitologi inkonklusif meningkatkan negatif

palsu.

CORE BIOPSY / BIOPSI INTI

Tindakan core biopsi adalah prosedur di mana jarum melewati kulit untuk

mengambil sampel jaringan dari suatu massa atau benjolan. Jaringan tersebut

kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk setiap kelainan.

13

Page 14: Biopsi Andi

Core Biopsi dapat dilakukan ketika sebuah benjolan mencurigakan ditemukan,

misalnya benjolan payudara atau pembesaran kelenjar getah bening, atau jika suatu

kelainan terdeteksi pada tes pencitraan seperti x-ray , USG atau mamografi .

Core biopsi merupakan prosedur lebih invasif daripada biopsi aspirasi jarum

halus, karena menggunakan bius lokal. Namun, lebih cepat dan kurang invasif

daripada biopsi bedah. Dalam beberapa kasus, hasil biopsi inti akan mencegah

tindakan operasi.

Teknik Core Biopsi

Core Biopsi dilakukan dengan menggunakan anestesi lokal di mana jarum

dimasukkan. Sebuah sayatan kecil (dipotong) dibuat dalam kulit di atas benjolan, dan

jarum dimasukkan melalui insisi. Ketika ujung jarum berada di daerah yang akan

diperiksa, jarum cekung yang didesain khusus digunakan untuk mengumpulkan

sampel sel-sel yang hadir. Ini ditampilkan dalam diagram di bawah ini. Jarum

kemudian ditarik, dan sampel yang diekstraksi.Hal ini dapat diulang sampai 5 kali,

sampai sebuah sampel yang cukup telah dikumpulkan.

Dalam beberapa kasus, benjolan atau massa dari mana sel-sel yang harus

dilakukan adalah tidak mudah dirasakan melalui kulit. Jika hal ini terjadi, ahli

radiologi, ahli bedah atau ahli patologi mengumpulkan sampel dapat

menggunakan USG , dimana jarum dapat dilihat pada monitor USG dan dibimbing ke

14

Page 15: Biopsi Andi

daerah, atau stereotacticmamografi (untuk payudara) yang menggunakan dua

mammogram di sudut yang berbeda dan komputer untuk menemukan daerah yang

benar. Hal ini dapat membuat prosedur memakan waktu lebih lama. Secara

keseluruhan, biopsi inti biasanya memakan waktu antara 30 menit sampai 1 jam untuk

menyelesaikan.

Karena pembiusan lokal yang digunakan, core biopsi seharusnya tidak

menyakitkan, meskipun mungkin tidak nyaman.

Hasil Core Biopsy/ Biopsi Inti

Yang tidak memadai / tidak cukup: Sampel yang diambil adalah tidak cukup untuk

mengkonfirmasi diagnosis kanker.

Jinak: Tidak ada sel-sel kanker ini. Benjolan atau pertumbuhan berada di bawah kendali dan

tidak menyebar ke area lain dari tubuh.

Atypical , atau curiga keganasan: Hasil tidak jelas. Beberapa sel tampak abnormal tetapi

tidak pasti kanker.Biopsi bedah mungkin dibutuhkan untuk mengambil sampel sel.

Ganas: Sel-sel kanker, tidak terkontrol dan memiliki potensi atau telah menyebar ke area lain

dari tubuh.

Manfaat dan risiko dari biopsi inti

Core biopsi adalah tes relatif cepat dan efektif untuk menentukan

status jaringan tersangka. Dibandingkan dengan biopsi bedah, core biopsi

kecil kemungkinan melibatkan jaringan parut, infeksi atau sakit, dan

memiliki waktu pemulihan signifikan lebih pendek.

Core biopsi sangat berguna untuk menyelidiki kelainan terdeteksi pada

tes pencitraan, seperti x-ray. Ini adalah investigasi pilihan ketika

mikrokalsifikasi payudara terlihat pada mamografi. Juga, karena jarum

yang digunakan adalah cukup besar untuk mengambil 'slice' koheren

jaringan, memungkinkan sel untuk diperiksa di bawah mikroskop karena

mereka diatur di dalam tubuh. Hal ini dapat membantu untuk

membedakan antara beberapa jenis penyakit pra-kanker

(seperti karsinoma duktal in situ ) dan karsinoma duktal invasif .

15

Page 16: Biopsi Andi

Resiko core biopsi termasuk kemungkinan bahwa setiap sel-sel kanker

ini bisa menyebar ke dalam jaringan, tetapi hal ini jarang terjadi ketika tes

ini dilakukan oleh praktisi terampil. .

Biopsi jarum dengan bantuan endoskopi.

Prinsipnya sama yaitu pengambilan sampel jaringan dengan aspirasi jarum, hanya saja

metode ini menggunakan endoskopi sebagai panduannya. Cara ini baik untuk tumor dalam

saluran tubuh seperti saluran pernafasan, pencernaan dan kandungan. Endoskopi dengan

kamera masuk ke dalam saluran menuju lokasi kanker, lalu dengan jarum diambil sedikit

jaringan sebagai sampel.

 

Punch biopsy.

Biopsi ini biasa dilakukan pada kelainan di kulit. Metode ini dilakukan dengan alat

yang ukurannya seperti pensil yang kemudian ditekankan pada kelainan di kulit, lalu

instrument tajam di dalamnya akan mengambil jaringan kulit yang ditekan. Menggunakan

anastesi lokal dan bila pengambilan kulit tidak besar maka tidak perlu dijahit.

16

Page 17: Biopsi Andi

Jaringan yang diperoleh dari hasil biopsi difiksasi, dan dikirim untuk pemeriksaan patologi

dan atau imunohistokimia. Tujuan pemeriksaan patologi ini adalah untuk menentukan apakah

lesi tersebut ganas atau jinak, dan membedakan jenis histologisnya. Pada beberapa keadaan,

biopsi dari kelenjar getah bening menentukan staging dari keganasan. Tepi dari spesimen

(pada biopsi eksisional) juga diperiksa untuk mengetahui apakah seluruh lesi sudah terangkat

(tepi bebas dari infiltrasi tumor).

Kesimpulan

Biopsi merupakan salah satu cara pemeriksaan patologi anatomi yang dapat

digunakan untuk menegakkan diagnosis pasti suatu lesi khususnya yang dicurigai

sebagai suatu keganasan

Interpreteasi biopsi untuk diagnosis suatu neoplasma dapat dilakukan berdasarkan

pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis

Terdapat 2 jenis biopsy yaitu biopsy terbuka dan tertutup

Tujuan biopsy antara lain mengetahui morfologi tumor, mengetahui, grading sel

tumor dan untuk merencanakan sampai sejauh mana radikalitas operasi

Indikasi biopsy, dilakukan pada suatu lesi yang menetap selama kurang lebih 2

minggu, pada suatu lesi yang dicurigai neoplasma, ulkus yang tidak sembuh

17

Page 18: Biopsi Andi

Kontra indikasi biopsy yaitu adanya infeksi di tempat yang akan diambil sampelnya,

gangguan faal hemostasis, dilakukan pada diluar daerah yang akan dilakukan eksisi

DAFTAR PUSTAKA

1. Suyatno, Emir Pasaribu,Diagnostik dan terapi Bedah Onkologi,Sagung Seto 2009

2. Underwood, Patologi Umum dan Sistematik,EGC, 2004

3. Janti Sudiono, Pemeriksaan Patologi Untuk Diagnosis Neoplasma,EGC,2008

4. Neville Woolf , Pathology Basic and Sistemic , Saunders ,2004

5. Emanuel Rubin, Essential of Pathology, Lippincot William & Wikins , 2006

6. Daniel ,Breast cancer, http: // www. Cancer .org / cancer ,2008

7. Cancer Staging, www.cancer.gov/cancertopics/factsheet/detection/ staging ,2008

18

Page 19: Biopsi Andi

8. Weydert, Jamie. 2003. Fine Needle Aspiration:Current Practice and Recent

Developments. CE Update Cytologi.

9. Devita, Principles and Practical Onkology Review, Lippincott William & Wilkins ,

2009

10. Kus sriwibowo, Akurasi biopsi aspirasi jarum halus sebagai sarana dalam

menegakkan diagnosa neoplasma ganas jaringan lunak, semarang ,2005

19