BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK...

29
46 BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik Gumelem Batik menyebar luas pada akhir abad 18 hingga awal abad 19. Kesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain batik tulis, hingga kemudian batik cap (menggunakan pencetak dari kayu bermotif sebagai pengganti canting) mulai dikenal setelah Perang Dunia pertama (Rachman, dkk. 2010: 9). Batik Gumelem mempunyai ciri khas yang dapat membedakan dengan batik di daerah lain. Ciri khas batik Gumelem menurut beberapa tokoh pelaku pembatikan antara lain: 1. Suryanto: (Ketua Paguyuban Batik Banjarnegara (PBB) dan pemilik sanggar batik Tanjung Biru) Kekhasan dari batik Gumelem ada pada warnanya yang tajam dan blok warna hitam, dasar warna konon merupakan kesepakatan masyarakat setempat. Dahulu corak aslinya berbentuk buket bunga atau satu angkai bunga dengan latar ukel, cebong kumpul dan gajah ngguling. Namun atas permintaan passar dan menyesuaikan dengan potensi daerah Banjarnegara maka sekarang ini banyak mengalami perubahan, sehingga lebih mengarah pada motif batik kontemporer. Motif atau corak batik mengekspos Candi Dieng, Dawet Ayu dan Salak Pondoh. Selain itu sebagai bentuk fashion, batik Gumelem bisa dipakai di segala suasana dan segala usia. Anak-anak akan lebih manis dengan corak bunga-bunga kecil, binatang kecil atau bintang laut. Sedangkan bagi anak muda lebih baik dengan corak batik 48 PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Transcript of BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK...

Page 1: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

46

BAB III

PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM

A. Karakteristik Batik Gumelem

Batik menyebar luas pada akhir abad 18 hingga awal abad 19.

Kesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain batik

tulis, hingga kemudian batik cap (menggunakan pencetak dari kayu bermotif

sebagai pengganti canting) mulai dikenal setelah Perang Dunia pertama

(Rachman, dkk. 2010: 9).

Batik Gumelem mempunyai ciri khas yang dapat membedakan dengan

batik di daerah lain. Ciri khas batik Gumelem menurut beberapa tokoh pelaku

pembatikan antara lain:

1. Suryanto: (Ketua Paguyuban Batik Banjarnegara (PBB) dan pemilik

sanggar batik Tanjung Biru)

Kekhasan dari batik Gumelem ada pada warnanya yang tajam dan

blok warna hitam, dasar warna konon merupakan kesepakatan masyarakat

setempat. Dahulu corak aslinya berbentuk buket bunga atau satu angkai

bunga dengan latar ukel, cebong kumpul dan gajah ngguling. Namun atas

permintaan passar dan menyesuaikan dengan potensi daerah Banjarnegara

maka sekarang ini banyak mengalami perubahan, sehingga lebih mengarah

pada motif batik kontemporer. Motif atau corak batik mengekspos Candi

Dieng, Dawet Ayu dan Salak Pondoh. Selain itu sebagai bentuk fashion,

batik Gumelem bisa dipakai di segala suasana dan segala usia. Anak-anak

akan lebih manis dengan corak bunga-bunga kecil, binatang kecil atau

bintang laut. Sedangkan bagi anak muda lebih baik dengan corak batik

48 PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 2: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

47

tidak full agar tidak terkesan tua dan gunakan warna yang cerah

(Rachman. 2010: 33).

Suryanto selaku orang yang sudah lama berkecimpung di dunia

batik menjelaskan bahwa ciri khas batik Gumelem yang terlihat lebih

“Jawa” itu kemungkinan berkat jasa Ki Ageng Gumelem yang membawa

motif batik pada jaman Kerajaan Mataram Islam ke Banjarnegara.

Buktinya, motif batik Gumelem hampir sama dengan motif batik di Solo

dan Yogyakarta. Dalam perjalanan mereka, kelompok ini berbaur pada

masyarakat lokal yang selanjutnya terjadi asimilasi budaya antara Ki

Ageng Gumelem dan masyarakat Kabupaten Banjarnegara pada masa itu,

termasuk diantaranya adalah kebiasaan membatik yang dilakukan oleh

kelompok para pendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka (Rachman,

32: 2010).

2. Lidwina Wuri Akhdiyatni (pemilik galeri batik Purworejo “Lung

Kenangan” dari Purworejo)

Ciri khas batik Gumelem Banjarnegara terletak pada kekayaan

warna. Batik Gumelem Banjarnegara kaya akan motif-motif asli asli yang

sekarang sudah banyak dikembangkan oleh tangan-tangan terampil

pembatik Banjarnegara. Batik di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua

motif, motif klasik antik abtara lain motif sido mukti, sido luhur, parang

dan motif-motif pengembangan atau kontemporer. Secara kasat mata

kaum awam, batik juga bisa dibedakan dengan melihat warna, yaitu

warna-warna klasik (sogan) dengan batik warna-warna cerah seperti warna

batik yang kita temui di daerah Gumelem Banjarnegara

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 3: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

48

Dari sekian motif batik Banjarnegara yang khas menurutnya adalah

motif kantil rinonce karena sekilas mirip motif kawung, dan motif ini

sanggat memungkinkan untuk dipadu padankan dengan motif-motif

lainnya. Beberapa motif lain mengangkat tema budaya Banjarnegara

sekaligus sebagai upaya mempromosikan komoditas yang lain.

Batik Gumelem sedikit berbeda dengan batik lain di Indonesia,

batik Banjarnegara (Gumelem) selalu dilukis pada kedua sisi kain. Tradisi

untuk melukis kedua sisi ini mengandung filosofi kehidupan yang dalam

untuk memberi pesan agar masyarakat Banjarnegara jujur apa adanya

(Rachman. 2010: 33).

3. Siti Zaenon (seorang pengamat batik Malaysia)

memberikan apresiasi bahwa batik Gumelem Banjarnegara identik

dengan motif Jonasan yang dia kenal, yaitu kelompok motif geometrik

yang didominasi dengan warna-warna dasar kecoklatan dan hitam. Warna

coklat karena soga, sementara warna hitam karena wedel, dan batik

Gumelem mampu memberikan nuansa dalam keberanian melakukan

kebiasaan dan terobosan motif baru, sehingga tercipta karya yang indah

(Rachman. 34: 2010).

4. Agus Winaryanto Kasi Kesra Desa Gumelem

Ciri khas motif batik Gumelem terletak pada motif flora dan fauna

dan keadaan alam sekitar yang terlihat abstrak serta didominasi warna-

warna gelap khas batik pedalaman sehingga motif yang terkandung dalam

batik Gumelem terlihat lebih nyata. Keindahan batik Gumelem sangat

tergambar pada motif khas batik Gumelem yaitu Udan Liris yang

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 4: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

49

mengandung makna tentang tuntunan hidup manusia (Agus Winaryanto,

wawancara tanggal 20 November 2017).

5. Ngisriyah pemilik griya batik

Ciri khas batik Gumelem terletak pada corak warna coklat tanah

dan hitam yang terkesan klasik dan berwibawa, serta proses pembatikan

yang masih tradisional dan tetap menggunakan pakem menjadikan batik

gumelem terjaga keasliannya. Beliau juga mengemukakan bahwa

pembuatan batik yang tanpa menggunakan pola terlebih dahulu

menjadikan batik Gumelem terkesan beda dari batik lainnya walaupun

hasil dari satu pembatik yang sama (Wawancara dengan Ngirsiyah, 5

Desember 2017).

Dengan berkembangnya batik Gumelem Banjarnegara berbagai

motif telah diciptakan namun secara umum batik Gumelem Banjarnegara

mempunyai ciri khas sebagai berikut:

a. Mempunyai motif asli yang bergaya Mataram dan sangat halus.

b. Motif batik didominasi oleh motif kontemporer yang kaya akan warna

dan geometrik.

c. Motif batik dengan latar belakang warna gelap atau hitam.

d. Motif batik diciptakan dengan tetap mempunyai makna filosofi budaya

masyarakatnya (Rachman. 2010: 33).

B. Motif dan Corak Batik Gumelem

Seiring berkembangnya zaman motif batik Gumelem kian

berkembang, motif batik Gumelem terbagi menjadi dua jenis yaitu motif

klasik dan kontemporer

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 5: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

50

1. Motif Klasik Batik Gumelem Banjarnegara

a. Motif Sida Mukti

Motif batik Sidamukti merupakan motif batik yang terbuat dari

zat pewarna soga alam. Biasanya di gunakan sebagai kain dalam

upacara perkawinan. Unsur motif yang tekandung didalamnya adalah

gurda, pohon hayat, padi dan kapas. Motif-motif berawalan sida

(dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para

pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan

demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa

yang diinginkan bisa tercapai. Salah satunya adalah sida mukti, yang

mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

Terdapat unsur padi dan kapas yang melambangkan kesuburan,

pohon hayat melambangkan kehidupan dan motif gurda

melambangkan kejantanan. Gurda berasal dari kata garuda. Seperti

diketahui, garuda merupakan burung besar. Dalam pandangan

masyarakat Jawa, burung garuda mempunyai kedudukan yang sangat

penting. Bentuk motif gurda ini terdiri dari dua buah sayap (lar) dan di

tengahnya terdapat badan dan ekor. gurda ini juga tidak lepas dari

kepercayaan masa lalu. Garuda merupakan tunggangan Batara Wisnu

yang dikenal sebagai Dewa Matahari. Garuda menjadi tunggangan

Batara Wisnu dan dijadikan sebagai lambang matahari. Oleh

masyarakat Jawa, garuda selain sebagai simbol kehidupan juga sebagai

simbol kejantanan. Dilihat dari warnanya terdapat warna putih yang

melambangkan kesucian, warna coklat melambangkan kehangatan,

dan warna hitam melambangkan kewibawaan. Dilihat dari bentuknya

motif Sidamukti dari Gumelem lebih dominan warna coklat,

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 6: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

51

sedangkan motif Sidamukti dari Yogyakarta cenderung warna hitam

dan putih (Wawancara dengan Suryanto, 10 November 2017).

b. Motif Udan Liris

Motif batik udan liris mengambil objek dari sifat dan keadaan

hujan yang turun rintik-rintik terkena angin. Hujan dan angin ini

memang banyak digunakan sebagai tanda kerendahan hati seseorang.

Udan yang berarti hujan yang melambangkan kesuburan. Mengajarkan

kepada kita generasi penerus bangsa untuk tetap istiqomah dalam

menjalankan ikhtiar mencari rejeki. Halangan dan rintangan bukan

menjadi kendala, tetapi justru sebaliknya bisa menjadikan pemicu

untuk mencapai hasil yang jauh lebih baik. Dan mengandung makna

ketabahan dan harus tahan menjalani hidup prihatin biarpun dilanda

hujan dan panas. Orang yang berumah tangga, apalagi pengantin baru,

harus berani dan mau hidup prihatin ketika banyak halangan dan

cobaan. Ibaratnya tertimpa hujan dan panas, tidak boleh mudah

mengeluh. Segala halangan dan rintangan itu harus bisa dihadapi dan

diselesaikan bersama-sama. Suami atau istri merupakan bagian hidup

di dalam rumah tangga. Jika salah satu menghadapi masalah, maka

pasangannya harus ikut membantu menyelesaikan, bukan justru

menambahi masalah. Warna hitam melambangkan kekuatan, warna

putih melambangkan kesucian, dan warna coklat melambangkan

kerendahan hati (Wawancara dengan Suryanto, 10 November 2017).

c. Motif Buntalan

Motif buntalan, terdapat 3 unsur yaitu buntal (melati),

lunglungan dan ceplok. Motif ini ditafsirkan kepada masyarakat

banyumas adalah di khas kan dengan bunga melati yang bersifat

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 7: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

52

mengeluarkan keharuman. Sedangkan lunglungan adalah dimaknai

sebagai pesan doa, dan ceplok adalah suatu kemantapan. Bunga melati

juga yang mengandung makna keluhuran. Bagi orang Jawa, hidup

memang untuk mencari keluhuran materi dan non materi. Keluhuran

materi artinya bisa tercukupi segala kebutuhan ragawi dengan bekerja

keras sesuai dengan jabatan, pangkat, derajat, maupun profesinya.

Sementara keluhuran budi, ucapan, dan tindakan adalah bentuk

keluhuran non materi. Orang Jawa sangat berharap hidupnya kelak

dapat mencapai hidup yang penuh dengan nilai keluhuran. Warna putih

melambangkan kesucian dan ketulusan, warna hitam melambangkan

keberanian, dan warna coklat melambangkan keluhuran (Wawancara

dengan Suryanto, 10 November 2017).

d. Motif Parang Angkrik

Motif ini sebenarnya adalah motif lokal, terutama yang telah

dilambangkan di daerah selatan Banjarnegara. Bentuk-bentuk dengan

motif parang adalah identik dengan karang yang berarti ibarat batu

karang yang berdiri kokoh berada di laut. Selain itu juga karang

melambangkan kekokohan dan keteguhan, atau kepemimpinan yang

teguh sebagaimana yang dimiliki bangsa Indonesia pada umumnya.

Kemudian angkrik adalah berarti senjata, dengan demikian

menggunakan kain batik dengan motif parang angkrik diharapkan

sebagai simbol keangungan, keteguhan dan keberanian. Warna merah

melambangkan keberanian, warna kuning melambangkan keteguhan

dan warna coklat melambangkan kekokohan (Wawancara dengan

Suryanto, 10 November 2017).

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 8: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

53

e. Motif Barong

Motif parang barong termasuk motif lereng yang berarti bentuk

dan pola dasar dari garis-garis miring yang sejajar. Diantara garis-garis

yangs sejajar terdapat pilin kait atau pilin ganda yang telah mengalami

pertentangan.

Dalam tradisi istana Yogyakarta motif lereng disebut parang,

yang mirip seperti senjata pedang, sehingga hanya diperbolehkan oleh

golongan bangsawan. Melihat bentuk posisi yang miring atau parang

seperti melambangkan gerak cepat. Garis-garis lengkung pada motif

batik ini sering diartikan sebagai ombak lautan yang menjadi pusat

tenaga alam, dalam hal ini yang dimaksud adalah Raja. Dalam motif

parang ada bagian yang berbentuk kemitir. Itu yang disebut barong,

barong itu terdapat diantara bagian bawah dan atas disebut bokongan

(bokong = pantat) mungkin dalam hal ini merupakan masalah dan

lidah api. Diantara garis panjang terdapat mlinjon. Jika kita periksa

sungguh-sungguh terasa pada kita bahwa mlinjon yang berderet itu

mempunyai bentuk tetesan atau gumpalan-gumpalan air di Mesir

sebagai lambang keabadian. Berasal dari kata “barong” (singa).

Dulunya dikenakan para bangsawan untuk upacara ritual keagamaan

dan meditasi karena motif ini dianggap sakral. Misalnya motif-motif

Parang Barong yang pada awalnya hanya digunakan oleh para Raja.

Motif Parang sesungguhnya menggambarkan senjata, kekuasaan.

Selaras dengan makna yang ada dalam motif Parang Barong, maka

Ksatria yang menggunakan batik ini bisa berlipat kekuatannya. Warna

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 9: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

54

putih melambangkan ketulusan sedangkan warna hitam melambangkan

kekuatan (Wawancara dengan Suryanto, 10 November 2017).

f. Motif Parang Kusuma

Motif parang kusumo adalah motif batik tulis dengan zat

pewarna Napthol dan digunakan sebagai kain saat tukar cincin. Dalam

motif Parang Kusumo terkandung suatu makna bahwa suatu kehidupan

harus dilandasi dengan perjuangan dan usaha dalam mencapai

keharuman lahir dan batin. Hal ini bisa disamakan dengan harumnya

suatu bunga (kusuma). Suatu kehidupan dalam masyarakat yang paling

utama harus kita dapatkan adalah keharuman pribadinya tanpa harus

meninggalkan norma-norma dan nilai yang berlaku. Suatu hal yang

sulit untuk direalisasikan. Tetapi pada umumnya orang Jawa berharap

bisa menempuh suatu kehidupan yang boleh dikatakan sempurna lahir

batin yang diperoleh atas jerih payah dari tingkah laku dan pribadi

yang baik. motif Batik Parang Kusumo bermakna hidup harus

dilandasi dengan perjuangan untuk mencari kebahagiaan lahir dan

batin, ibarat keharuman bunga (kusuma). Contohnya, bagi orang Jawa,

yang paling utama dari hidup di masyarakat adalah keharuman

(kebaikan) pribadinya tanpa meninggalkan norma-norma yang berlaku

dan sopan santun agar dapat terhindar dari bencana lahir dan batin.

Warna putih melambangkan kesucian sedangkan warna coklat

melambangkan kehidupan yang makmur (Wawancara dengan

Suryanto, 10 November 2017).

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 10: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

55

2. Motif kontemporer batik Gumelem Banjarnegara

a. Motif Sekar Tirto

Sekar artinya bunga sedangkan tirto artinya air. Motif batik

sekar tirto adalah motif batik tulis dengan zat Pewarna Soga Alam.

Digunakan saat pernikahan. Bermakna cinta yang tumbuh kembali.

Menurut Suryanto motif ini sebagai simbol cinta yang tulus tanpa

syarat, abadi, dan semakin lama terasa semakin subur berkembang

karena maknanya dipakai oleh orang tua pengantin pada hari

pernikahan. Disimbolkan dengan bunga teratai tumbuh di air yang

bermakna bahwa menjalani kehidupan itu mengalir seperti air. Bunga

teratai juga banyak tumbuh di daerah Banjarnegara. Harapannya

adalah agar cinta kasih yang akan menghinggapi kedua mempelai.

Kadang dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk

“menuntun” kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru. Terkait

dengan warna batik motif sekar torto adalah di dominasi dengan warna

merah yang berarti berani, putih yang berarti suci dan hitam yang

berarti abadi. warna tersebut mewakili yang diyakini oleh masyarakat

Gumelem adalah menunjukkan keberanian. Dalam arti hal ini artinya

seorang harus berani menegakkan keberanian dan keadilan. Berani

mengatakan sesuai yang benar tanpa kecuali. Sikap ini memang selalu

diharapkan bagi seorang pemimpin yang selalu mensosialisasikan

kepada rakyatnya untuk menghadapi masa depan (Wawancara dengan

Suryanto, 10 November 2017).

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 11: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

56

b. Motif Ceplok Gunungan

Pada dasarnya, ceplok merupakan kategori ragam hias

berdasarkan pengulangan bentuk geometri, seperti segi empat, empat

persegi panjang, bulat telur, atau pun bintang. Ada banyak varian lain

dari motif ceplok, misalnya ceplok sriwedari dan ceplok keci. Batik

truntum juga masuk kategori motif ceplok. Selain itu, motif ceplok

juga sering dipadupadankan dengan berbagai bentuk motif lainnya

untuk mendapat corak dan motif batik yang lebih indah. Terdapat

motif gunungan yang melambangkan kewibawaan. Warna merah

melambangkan keberanian masyarakat Banjarnegara dalam

menghadapi masalah, warna putih melambangkan ketulusan untuk

hidup rukun antar warga, dan warna hitam melambangkan keabadian

(Wawancara dengan Suryanto, 10 November 2017).

c. Motif Jahean

Jenis flora jahe adalah salah satu tumbuhan rumpun berbatang

semu atau berimbang, karena jahe memang sering digunakan sebagai

bahan campuran dalam membuat jamu olahan atau obat-obatan

tertentu. Ide dalam menciptakan motif batik ini diperoleh di sekitar

desa Gumelem Banjarnegara. Menurut Suryanto motif jahe terdiri dari

unsur utama yaitu jahe dengan bentuknya persegi lima, tidak terarah

kadang-kadang berbentuk ada yang besar ada juga yang kecil.

Tanaman ini di budidayakan di daerah pegunungan di sekitar

Banjarnegara. Adapun unsur tambahan yaitu ceplok dan untaian daun-

daun unsur ini sebagai penyerta atau pendukung ornamentik yang

utama yaitu unsur flora. Motif batik jahean di Gumelem memang lebih

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 12: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

57

bersifat mengutamakan estetikanya. Dilihat dari segi warnanya

dominan warna merah karena jahe bersifat panas dan pedas, warna

putih melambangkan keindahan, sedangkan warna hitam sebagai

warna pengikat agar motif nampak lebih indah dengan latarnya yang

berwarna hitam (Wawancara dengan Suryanto, 10 November 2017).

d. Motif Cendol Salak

Cendol salak adalah salah satu pelengkap yang penting dalam

menu minuman tradisional jawa yang disebut dawet, secara terpadu

dawet adalah kesatuan yang terdiri dari unsur cendol, juruh, dan

santen. Dalam tradisi jawa atau khususnya di daerah Banjarnegara,

minuman dawet adalah sangat dikenal dengan sebutan dawet ayu

Banjarnegara. Dalam hal ini cendol adalah terbuat dari bahan yang

disebut pati atau hasil dari serbuk masip, dari bahan apapun bisa,

beras, gandum, garut, ketela dan berbagai jenis tanaman terpendam

yang lain dengan warna biasanya putih coklat dan hitam. Kemudian

salak adalah jenis buah yang termasuk ke dalam kategori menempel

pada batang dengan dikelumuri berbagai duri yang menempel. Salak

ditinjau dari bentuk visual istilah ada yang berwarna hitam tetapi ada

juga yang berwarna kuning. Dari segi bentuk salak adalah dengan

diluputi kulit yang kasar, tetapi di dalamnya ada daging buah yang

berwarna putih. Selain manis salak juga ada yang berasa asam. Di

dalam perpaduan antara cendol dan salak sebenarnya hanya kurang

lebih mempromosikan bahwa daerah Banjarnegara sebagai pusat

produksi buah salak (Wawancara dengan Suryanto, 10 November

2017).

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 13: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

58

e. Motif Pakis Tanjung

Motif pakis tanjung yang berarti bunga pakis, bunga ini banyak

sekali tumbuh di daerah Banjarnegara. Motif ini melambangkan

keindahan alam yang berarti di Banjarnegara banyak sekali tumbuhan

yang hidup dengan subur dan indah, contohnya bunga pakis tanjung itu

sendiri. Bunga pakis tumbuh di daerah pegunungan. Dieng adalah

salah satu daerah dimana bunga tersebut tumbuh subur. Karena

sebagian besar wilayah Banjarnegara adalah pegunungan dan dataran

tinggi. Di sekitarnya banyak sekali jenis tanaman dan tumbuhan salah

satunya yaitu bunga pakis. Dalam motif ini terdapat unsur bentuk

bunga pakis yang melengkung dan ditambah dengan ornamen-

ornamen tambahan yaitu dedaunan untuk melengkapi motif pakis

tanjung ini. Warna putih melambangkan kesucian, warna merah

melambangkan keberanian, warna hitam melambangkan keabadian

(Wawancara dengan Suryanto, 10 November 2017).

f. Motif Semen Klawer

Semen berasal dari kata semi, yaitu tumbuhnya bagian

tanaman. Pada umumnya, ornamen pokok pada pola batik motif semen

adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan yang digambarkan

dengan tumbuh-tumbuhan dan binatang berkaki empat, udara

digambarkan dengan awan (mega) dan binatang terbang, serta air atau

laut digambarkan dengan binatang air. Batik pada semen klewer secara

utuh mengacu pada induknya. Batik dengan gaya pedalaman (biru dan

putih) secara struktur merupakan komposisi yang dibangun dari

pengulangan pola atau motf-motif pohon hayat yang dikelilingi bagian

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 14: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

59

atas kanan kiri sepasang motif paduan garuda dan ular dibagian atas

dan kiri, bawah sepasang motif ular. Motif-motif tersebut seolah-olah

menjaga keberadaan pohon hayat. Motif selingan berupa motif yang

merupakan bentuk modifikasi pohon hayat. Hal ini di desainer dengan

rasa kreator batik menginginkan komposisi harmonis dan tetap

menjaga susunan dan keseimbangan simetris. Secara keseluruhan

paduan antara motif utama dan motif selingan membangun satu

kesatuan. Motif ini diharapkan mempunyai makna simbolik berakhir

dengan kebahagiaan. Hal ini diperkirakan pertemuan binatang burung

garuda dengan ular adalah cerita peruwatan yang dalam adiparwa

memerankan ketika garuda dapat meruwat kadru (ibunya) dari

perbudakan yang dilakukan winata (adiparwa) (Wawancara dengan

Suryanto, 10 November 2017).

g. Motif Sekar Kanthil

Sekar kanthil yang berarti bunga kenanga. Dalam

pemakaiannya arah Kembang Kanthil ini harus selalu merunduk

menghadap kebawah. Motif ini bermakna bahwa walaupun si pemakai

sewangi dan seindah seperti bermekarannya bunga Kanthil/Kenanga,

tetapi dia harus tetap merunduk /sederhana dalam kehidupannya

sehari-hari. Ini juga memberikan makna bahwa pemakainya seorang

yang rendah hati dan mengenal etika pergaulan.

Makna lain dari batik motif ini adalah agar pemakainya dalam

pergaulan disenangi dan disayangi oleh sesamanya karena

kesederhanaannya. Motif ini didominasi dengan warna merah. Merah

yang berarti keberanian. Dalam hidup seseorang harus berani akan hal

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 15: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

60

yang memang benar adanya tanpa mengada-ada. Sedangkan warna

putih melambangkan kesucian. Motif ini sering digunakan oleh wanita.

Wanita yang memiliki keyakinan yang kokoh atau kuat dan

ketenangan jiwa, artinya apabila seorang wanita yang memakai batik

ini memiliki pengharapan memiliki keyakinan yang kuat (Wawancara

dengan Suryanto, 10 November 2017).

h. Motif gilar-gilar

Motif gilar-gilar mengandung unsur cecek sawut yaitu

gabungan antara deretan titik-titik dengan garis-garis sejajar,

digambarkan dengan jelas adanya gambar meru (gunung) dan terdapat

gambar keranjang tempat dawet ayu yang khas dari Banjarnegara. Arti

dari kata gilar-gilar itu sendiri yaitu gumebyar (bahasa jawa), latare

jembar gilar-gilar (halamannya lebar gilar-gilar) mengandung

pengertian : halamannya luas datar, besih dan indah. Buah salak

menggambarkan bahwa Banjarnegara adalah salah satu kota produksi

salak. Menurut Suryanto, maknanya itu sendiri yaitu kasar diluar

namun halus didalam yang berarti melihat sifat orang tidak hanya dari

luarnya saja melainkan isi hatinya dan pribadinya. Walaupun diluar

nampak kasar namun didalam hatinya lembut dan putih seperti buah

salak. Keranjang tempat dawet ayu adalah ciri khas minuman dari kota

Banjarnegara. Terkait dengan motif gilar-gilar adalah selalu

didominasi dengan warna coklat. Menurut pandangan masyarakat

Banjarnegara warna coklat adalah dikaitkan dengan simbol warna

tanah atau bumi. Sehingga kehidupan apa saja selalu hidup diantara

bumi. Tanah dalam hal ini sebagai aspek kehidupan tumbuh-

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 16: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

61

tumbuhan, dan hidup memerlukan unsur tanah dan air (Wawancara

dengan Suryanto, 10 November 2017).

i. Motif Parang Salak

Motif parang salak mempunyai arti, Parang yang berarti linggir

(senjata), berbentuk runcing yang berarti ketahanan, sesuatu yang

tajam dalam berfikir. Sedangkan buah salak merupakan simbol runcing

diluar namun halus didalam. Artinya apabila melihat sifat orang atau

menilai seseorang tidak hanya dari luarnya saja melainkan hatinya

juga. Terkadang orang hanya melihat sisi orang lain hanya dari luar

namun tidak banyak orang yang melihat dari dalam hatinya. Sifat

seperti itu harus dihindari. Diharapkan masyarakat akan menjadi lebih

baik dalam menilai setiap orang. Selain itu ada motif cendol, yaitu

salah satu makanan yang berbahan dasar dari beras, atau gandum.

Cendol digunakan dalam campuran minuman khas dari Banjarnegara

yaitu dawet ayu yang sering kita jumpai. Motif ini didominasi dengan

perpaduan warna hitam dan putih. Warna putih melambangkan

kesucian, sedangkan warna hitam melambangkan kokoh atau kuat. Jadi

masyarakat Banjarnegara diharapkan mempunyai hati yang bersih suci

namun kuat dalam menjalani kehidupan (Wawancara dengan Suryanto,

10 November 2017).

j. Motif Candi Arjuna

Motif Candi Arjuna mempunyai arti mengenalkan objek wisata

yang ada di Banjarnegara yaitu di Dieng dengan bentuk motif Candi

Arjuna. Menurut Lidwina, tokoh Arjuna dipilih karena pamor Arjuna

lebih bagus dari pamor yang lain dan pelataran kainnya adalah motif

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 17: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

62

daun purwaceng (dipakai sebagai obat kuat), cendol yang ada di

kotakan itu merupakan ciri khas Banjarnegara, cendol dari tepung

beras, gandum dan pati. Cendol biasanya dicampur dengan juruh dan

santan yang menghasilkan minuman khas dari Banjarnegara yang

disebut dawet ayu. Dan ada tambahan motif yaitu untaian dedaunan

yang berulang, hal ini menandakan bahwa Banjarnegara mempunyai

banyak jenis tanaman yang subur yang tumbuh di dataran tinggi dan

pegunungan. Diharapkan Banjarnegara dapat menjadi salah satu objek

wisata alam yang menarik para wisatawan lokal maupun mancanegara.

Kain batik bermotifkan Candi Arjuna dan tumbuh-tumbuhan ini

bermakna bahwa warna hijau adalah warna yang sejuk dan indah

dipandang mata (Wawancara dengan Suryanto, 10 November 2017).

Karena keindahan hasil olahan masyarakat yang kehidupannya

sebagai petani. Masyarakatnya gemar menata dan menghias

pekaraangan rumah mereka dengan tanaman-tanaman yang indah.

Artinya kebersihan dan keindahan pangkal dari Iman. Warna hijau

yang sejuk mencerminkan hati yang suci, sesuai dengan ajaran agama

yang dianut yaitu Islam. Sedangkan indah merupakan lingkungan yang

bersih dengan penataan tanaman hias tersebut, akan lebih elok,

menyenangkan jika dipandang juga bermanfaat sebagai bahan

penuangan ekspresi dalam menciptakan motif-motif baru (Wawancara

dengan Suryanto, 10 November 2017).

Dalam mendesain suatu prodak pengrajin selalu melihat alam

sekitar tempat mereka. Jadi apa yang mereka lihat indah itu yang

mereka gambar atau mereka buat. Jika kita buat kombinasi cecek-

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 18: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

63

cecek dengan warna dasarnya menurut warna-warna yang bisa dipakai

dalam pembatikan yaitu warna-warna biru tua, coklat dan putih

(Wawancara dengan Suryanto, 10 November 2017).

C. Alat dan Cara Pembuatan Batik Gumelem

Dalam kegiatan pembuatan produk batik untuk memenuhi kebutuhan

sandang, terdapat beberapa faktor penting yang mempengaruhi hasil

pembuatan produk tersebut. Faktor-fator tersebut antara lain: bahan baku

batik, peralatan pembuatan batik dan jenis prosesnya, selain faktor sejarahnya,

maupun makna serta maksud dan tujuan pembuatan batik. (Mashadi, dkk.

2015: 13).

1. Peralatan Dalalam Proses Pembatikan

Teknologi batik merupakan teknologi sederhana sehingga

sehingga alat yang digunakan termasuk sederhana. Dengan adanya

kemajuan teknologi dan keadaan zaman ada beberapa peralatan yang

sudah tidak digunakan lagi. Adapun jenis peralatan yang dipakai dalam

tahap proses pembuatan batik Gumelem adalah sebagai berikut:

a. Peralatan yang Dibutuhkan dalam Proses Pengolahan Mori

1) Peralatan untuk me-ngetel

Sebelub dibatik, mori ada yang dihilangkan kanjinyya (kanji

pabrik) dengan cara direbus. Ada juga yang di-ketel terutama untuk

membuat batik tulis halus. Alat yang digunakan untuk penghilangan

kanji yaitu panci besar dan kompor/tungku.

Untuk ngetel alat yang digunakan antara lain:

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 19: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

64

a) Ember/baskom plastik besar untuk me-nguleni kain dengan

alkali dan munyak kacang agar kain mempunyai daya serap

tinggi serta pegangan kain menjadi supel

b) Timbangan obat dan gelas ukur

c) Gawang atau jemuran untuk menjemur kain setelah di-uleni

dengan alkali dan minyak kacang

d) Bak untuk mencuci kain setelah selesai di-ketel

2) Peralatan untuk me-ngeplong

Proses ngeplong berfungsi untuk menghaluskan permukaan kain

setelah kain melalui proses pe-ngetel-an, alat yang dipakai adalah:

a) Landasan kayu yang berupa balok kayu yang kuat serta halus

seratnya

b) Ganden/pemukul dari kayu, untuk memukul kain mori yang telah

di-ketel dan dikanji tipis

c) Kain selimut, sebagi pembungkus kain mori yang akan di-

kemplonng supaya tidak kotor dan rusak

3) Peralatan yang Digunakan dalam Proses Pembuatan batik

a) Meja pola, yaitu neja gambar khusus untuk batik yang

mempunyai konstruksi hampir sama dengan meja gambar pada

umumnya.

b) Wajan, yaitu alat untuk memanaskan lilin/malam batik.

c) Perapian, yaitu untuk memanaskan lilin.

d) Gawang batik, tempat untuk menyampirkan kain pada saat

proses pembatikan.

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 20: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

65

e) Canting tulis, sebagi media untuik penerapan lilin/malam cair

panas pada kain, terbuat dari plat tempaga atau kuningan yang

tipis.

4) Peralatan yang Dibutuhkan untuk Pewarnaan Batik

a) Bak celup permanen untuk mendel dengan indigo alam maupun

buatan

b) Bak celup permanen yang dibuat dengan batu dan semen yang

berfungsi untuk mecelup, membangkitkan warna dan mencuci.

c) Lergen terbuat dari kayu atau logam yaitu bejana dengan rol

bulat di tengah-tengah yang dapat bergerak berputar..

5) Alat untuk Mengerok

Mengerok adalah melepaskan sebagian lilin dari mori dengan

cara dikerok. Alat-alat yang dibutuhkan yaitu:

a) Gawang untuk menyampirkan kain batik yang akan dikerok

lilinnya.

b) Bandul kayu atau besik untuk memberi beban pada kain yang

akan dikerok supaya tidak bergerak.

c) Cawuk, alat untuk mengerok/melepaskan lilin

d) Sikat, berfungi untuk membersihkan lilin yang telah dikerok.

6) Alat untuk pe-lorod-an (menghilangkan semuruh lilin batik)

a) Tungku untuk memasak atau merebus.

b) Kencung, yaitu bejana terbuat dari tembaga yang berbentuk

seperti belanga berdiameter 60-80cm.

c) Kayu pengaduk/pengangkat kain, berfungi untuk mengaduk dan

mengangkat kain pada proses pelepasan lilin dalam kain.

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 21: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

66

d) Gayung penyaring lilin, terbuat dari seng yang berlubang kecil,

berfungsi untuk mengambil lilin batik yang terlepas dari kain dan

terapung dalam air lorodan.

7) Alat Penghalus Kain

a) Alat penghalus kain batik berupa alat pres, terbuat dari dua buah

lempengan kayu atau plat besi, berfungsi untuk mengepres

beberapa kain yang diletakkan diantara kayu atau plat besi

tersebut.

b) Setrika listrik, berfungsi untuk penghalusan dan merapikan kain

batik setelah kering.

2. Proses Pembatikan

a. Proses Persiapan

Persiapan yaitu beberapa proses atau pekerjaan yang

dilakukan pada kain atau mori sehingga menjadi kain yang siap untuk

dibatik. Proses ini meliputi:

1) Ngetel

Proses ini dilakukan pada kain mori yang akan dibuat batik

kualitas bagus. Tujuan proses ini selain untuk menghilangkan kanji

pabrik, juga untuk meningkatkan daya serap kain terhadap lilin dan

warna serta pegangan kain menjadi supel. Proses ngetel ini

menyerupai proses mercerized yaitu dikerjakan (Jawa: diuleni)

dalam larutan alkali dingin dan ditambah minyak kacang.

Pekerjaan ini dilakukan 9 sampai 12 kali. Akali yang dipakai

zaman dahulu adalah air abu merang yaitu tangkai padi yang

dibakar kemudian abunya direndam air, didiamkan semalam

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 22: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

67

sehingga mengendap. Namun saat ini alkali yang digunakan adalah

larutan soda abu.

2) Ngemplong

Mori yang telah di-ketel dan dikanji perlu dihaluskan

permukaanya dengan cara di-kemplong yaitu beberapa lembar kain

digulung (dilipat menjadi 16 lipatan) kemudian diletakan dan di

dikat di atas landasan kayu yang permukaannya rata, kemudian

gulungan kain tersebut dipukul menggunakan pemukul dari kayu.

Selain untuk menghilangkan permukaan kain, fungsi dari proses

ngemplong ini untuk meluruskan serat-serat pada benang yang

mungkin tertekuk pada saat proses pengetelan.

Proses ngetel maupun ngemplong pada saat ini jarang

dilakukan. Proses ini dilakukan untuk membuat batik tulis kualitas

halus.

b. Proses Pembatikan

Proses pembatikan meliputi tahap sebagi berikut:

1. Peletakan lilin batik bebagai media penerapan pola/ragam hias pada

bahan

2. Pewarnaan

3. Penghilangan lilin batik

Teknik aplikasi peletakan lilin batik dapat dilakukan dengan media

alat berupa canting tulis , canting cap atau kombinasi keduanya.

Dengan cara aplikasi tersebut produk batik digolongkan sebagai batik

tulis, cap dan batik kombinasi tulus dan cap.

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 23: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

68

D. Perkembangan Industri Batik Gumelem 2006-2016

1. Pemberdayaan pengrajin Batik

Terbitnya surat Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Banjarnegara Nomor 558/031 Tahun 2010 tentang

pengukuhan kelompok sadar wisata “Giri Indah” Desa Gumelem

kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara. Memutuskan:

a. Mengukuhkan Kegiatan Kelompok Pemuda Desa Guemelm menjadi

Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) “GIRI INDAH”.

b. Kelompok Sadar Wisata mempunyai tugas:

1) Membantu menciptakan Budaya Sabta Pesona dan Sadar Wisata

kepada anggota kelompok serta masyarakat sekitarnya.

2) Memasyarakatkan Budaya Pesona dan Sadar Wisata kepada

kepada anggota kelompok dan masyarakat sekitarnya.

3) Meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan berbagai kegiatan

usaha.

4) Menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan.

c. Melaporkan kegiatan kelompoknya kepada Kepala Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata.

d. Semua biaya akibat dikeluarkannya keputusan ini dibebankan kepada:

1) Swadaya anggota kelompok Sadar Wisata yang bersangkutan.

2) Sumber dana lain yang sah.

e. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Terbitnya surat edaran tersebut menunjukan keseriusan Pemerintah

Kabupaten Banjarnegara dalam pelestarian daerahnya dan menjadikan

semakin pesatnya perkembangan batik Gumelem. Pemberdayaan

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 24: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

69

pengrajin batik dimulai sejak tahun 2006 yang dipelopori oleh Pemerintah

daeerah Kabupaten banjarnegara melalui DISDAGKOP dengan

memprakarsai adanya pelatihan industri batik. Pada tahun 2012 terjadi

pemberdayaan skala besar yang dibantu oleh DISDANGKOP, kelompok

Sadar Wisata Giri Indah dan Paguyuban Batik Banjarnegara (PBB)

berupa pelatihan membatik dan bantuan modal alat-alat batik. Kegiatan

tersebut mampu membangkitkan para pelaku industri batik Gumelem dan

banyak dari pengrajin tersebut mampu mengangkat kembali Batik

Gumelem dengan secara kontinu memproduksi batik dan memasarkan

batik ke Luar daerah. Saat ini kegiatan pelatihan untuk pengrajin masih

dilakukan secara terus menerus yang diselenggarakan oleh SKPD-SKPD

terkait seperti Dinas Koperasi dan UMKM (Suwardjo, wawancara tanggal

5 Desember 2017).

Dari beberapa pendapat yang telah disampaikan oleh para informan

pada tahap wawancara mengenai upaya pemberdayaan pengrajin diketahui

bahwa Pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

Banjarnegara terhitung cukup baik, karena pemerintah tetap berkomitmen

untuk mengadakan pelatihan-pelatihan agar kualitas batik yang diproduksi

bertambah baik. Namun terdapat beberapa kendala dalam pemberdayaan

itu sendiri antara lain Partisipasi dan motivasi masyarakat yang kurang

sehingga tidak jarang banyak dari peserta yang sudah dilatih tidak

mengaplikasikan ilmunya. Hal ini diketahui oleh Dinas karena dinas juga

melakukan monitoring. Selain itu permasalahan lainnya adalah

kebanyakan masyarakat di desa Gumelem tidak mau beralih pekerjaan

karena meyakini bahwa pekerjaan saat ini sudah mencukupi kebutuhan

hidup mereka, sehingga apabila mereka keluar dan belajar membatik akan

sulit untuk mereka.

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 25: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

70

Gambar 3.1

Struktur organisasi kelompok Sadar Wisata “Giri Indah” Desa

Gumelem Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara

POKJA

HUMAS

SUTARTO

POKJA

KEAMANAN

CARTUN

POKJA

LINGKUNG

AN HIDUP

SUTARJO

POKJA

KERAJINAN

WAKHIRAH

POKJA SENI

BUDAYA

SUMITRO

POKJA

PEMANDU

SUKOMO

BENDAHARA

ADI WIBOWO

WAKIL KETUA

SISWOYO

SEKERTARIS

AGUS WINARYANTO

KETUA

SUWANDI

PENASEHAT

BUDI

SULISTIYO

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 26: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

71

2. Pemasaran Batik Gumelem

Pemasaran merupakan pola keputusan dalam suatu perusahaan

maupun industri yang menentukan sasaran, maksud dan tujuan yang

menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan pencapaian tujuan

serta merinci jangkauan bisnis yang akan dicapai oleh industri tersebut

(Rahab, 2014: 49).

Pemasaran batik Gumelem dilakukan meluai dua cara diantaranya

yaitu pemasaran secara langsung dan secara tidak langsung, Pemasaran

secara langsung yaitu dimana para penjual dan pembeli bertemu secara

langsung, dimana para pembeli dan penjual dapat bertatap muka bisa

melakukan secara tawar menawar secara langsung. Sedangkan pemasaran

secara tidak langsung yaitu jual beli dilakukan secara tidak langsung yaitu

adanya perantara untuk menyalurkan barang tersebut kepada pembeli yang

dituju, penjual dan pembeli tidak bertatap muka secara langsung mereka

hanya berhubungan melalui alat telekomunikasi. Adapun pemasaran yang

dilakukan secara tidak langsung bisa dilakukan melalui jasa marketing ,

barang bisa dipaketkan untuk dikiriman kepada alamat yang dituju.

Desa Gumelem memproduksi berbagai macam jenis batik, harga

batik yang dipasarkan bermacam-macam sesuai dengan kain serta

kerumitan pola yang digunaka, perpaduan warna yang digunakan, serta

banyak sedikitnya lilin yang dipakai dalam pembuatan batik. Batik yang

dijual dengan harga mahal yaitu batik tulis dimana batik tulis dilakukan

dengan cara manual dengan keuletan tangan dalam membuat sketsa

semuanya dilakukan secara manual, baik dari awal membuat sketsa,

kemudian mencanting, sampai dilakukan pewarnaan, selain itu batik tulis

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 27: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

72

juga menggunakan banyak lilin sehingga harga yang dipasarkan juga

sesuai dengan tingkat kerumitan dalam pembuatan batik. Setiap pengrajin

batik yang ada di Desa Gumelem mempunyai tempat pemasaran masing-

masing. Ada juga yang menjadi agen untuk memberikan barang kepada

langganannya untuk dijual kembali oleh pembelinya, dan kadang juga ada

yang membeli dirumah pembatik secara ecer, yang memebeli eceran

adalah penduduk sekitar desa Gumelem (Giat saptarini, wawancara

tanggal 10 November 2017).

Pemasaran hasil industri batik Gumelem ini tidak terlepas dari

peran instansi Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan

UMKM, Dinas Budaya dan Pariwisata juga Dinas Perekonomian. Dalam

pemasaran batik Gumelem, Dinas-dinas terkait melakukan program

dengan menyelenggarakan event atau pameran yang diadakan beberapa

bulan sekali, salah satunya adalah event Gumelem Etnic Crnival (GEC)

diselenggarakan setiap bulan November yang ditunjukan sebagai wadah

pameran kebudayaan desa Gumelem salah satunya adalah batik Gumelem.

Meskipun dalam pelaksanaannya terkadang ada banyak keluhan dari

pengrajin sendiri diantaranya dalam mengikutsertakan pengrajin ke

pameran hanya dilakukan pengrajin yang itu-itu saja khususnya untuk

pameran ke luar kota, sedangkan pengrajin lainnya terkadang melakukan

pemasaran secara mandiri dengan membangun jaringan di luar kota dan

membuka showroom sendiri.

Dapat disimpulkan peran pemerintah adalah menggelar event dan

mempromosikan di pameran-pameran baik dalam kota maupun luar kota.

bentuk komitmen ini dirasa cukup baik karena event-event pameran

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 28: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

73

tersebut dilaksanakan setiap saat, namun permasalahan pemasaran yang

dialami oleh pengrajin batik yaitu kondisi pemasarannya kurang tepat

sasaran , tidak semua pengrajin memiliki akses peluang pasar yang sama.

3. Permodalan Pengrajin Batik Gumelem

Modal merupakan induk (pokok) dalam melakukan usaha dalam

bidang industri, perdagangan dll. Modal sangat dibutuhkkan dalam

melakukan usaha dimana modal merupakan hal utama untuk berjalannya

suatu usaha. Modal yang diperlukana para pengrajin batik memang tidak

sedikit, selain untuk membeli peralatan yang harus mereka punya juga

untuk membeli bahan kain yang merupakan subyek dalam pembatikan.

Pada zaman dulu para pengrajin batik cara untuk bisa membatik

tidak perlu modal yang begitu besar, pada zaman dulu para pengrajin

mengumpulkan dengan sedikit demi sedikit, walaupun ada pinjaman yang

diselenggarakan oleh desa tapi para pengrajin batik tidak meminjamnya

karena menurut mereka takut tidak bisa mebayar hutangnya, jadi para

pengrajin batik zaman dahulu pertama hanya membeli sedikit kain untuk

di batik kemudian dijual dan hasil dari penjualan dikumpulkan untuk

dijadikan modal untuk membeli kain dan dari hasil tersebut bisa

mengumpulkan banyak modal sehingga bisa memproduksi batik dengan

jumlah yang cuup banyak (Suwardjo, wawancara tanggal 5 Desember

2017).

Modal yang digunakan oleh para pemilik industri batik di desa

Gumelem untuk memulai melakukan usaha yaitu dengan menggunakan

modal sendiri. Memulai usaha dengan modal seadanya memang tidak

mudah, mempunyai banyak perjungan, ketelatenan, kesabaran dengan

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018

Page 29: BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK FEBRIANTO - BAB III.pdfKesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain

74

bekerja sebagai pengrajin memang dibutuhkan kesabaran yang tinggi,

dengan penghasilan yang tidak begitu banyak maka perlu adanya kesiapan

mental untuk bisa menghadapi segala apa yang terjadi dalam usahanya.

Dalam mempertahankan keberlangsungan suatu kegiatan usaha ,

dukungan dari berbagai pihak juga di butuhkan oleh para pengrajin batik

yang ada di desa Gumelem. Peran pemerintah sendiri dalam membantu

permodalan dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten

Banjarnegara. Dalam bantuan permodalan yang dilakukan Dinas Koperasi

dan UMKM memberikan bantuan alat cap dan canting juga kain kepada

setiap pengrajin batik Gumelem (Suwardjo, wawancara tanggal 5

Desember 2017).

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018