Bab i Alkohol-Alkohol

16
1 BAB I ALKOHOL-ALKOHOL I.1. Tujuan Percobaan 1. Mengetahui kereaktifan dan membedakan etanol, aseton dan metanol dengan tes iodoform. 2. Mengetahui reaksi oksidasi yang terjadi pada alkohol. I.2. Tinjauan Pustaka Alkohol adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. (Besari, 1982) Alkohol mempunyai rumus umum R _ OH. Strukturnya serupa dengan air, tetapi satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil. Gugus fungsi alkohol adalah gugus hidroksil, _ OH. Alkohol mempunyai rumus umum C n H 2n+1 OH. (Hart, 1983) Tata nama alkohol Penamaan IUPAC Nama umum untuk alkohol diturunkan dari gugus alkil yang melekat pada gugus -OH dan kemudian ditambahkan kata alkohol. Dalam sistem IUPAC, akhiran -ol

description

Praktikum

Transcript of Bab i Alkohol-Alkohol

Page 1: Bab i Alkohol-Alkohol

1

BAB I

ALKOHOL-ALKOHOL

I.1. Tujuan Percobaan

1. Mengetahui kereaktifan dan membedakan etanol, aseton dan metanol

dengan tes iodoform.

2. Mengetahui reaksi oksidasi yang terjadi pada alkohol.

I.2. Tinjauan Pustaka

Alkohol adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur

karbon, hidrogen, dan oksigen.

(Besari, 1982)

Alkohol mempunyai rumus umum R_OH. Strukturnya serupa dengan air,

tetapi satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil. Gugus fungsi alkohol

adalah gugus hidroksil, _OH. Alkohol mempunyai rumus umum CnH2n+1OH.

(Hart, 1983)

Tata nama alkohol

Penamaan IUPAC

Nama umum untuk alkohol diturunkan dari gugus alkil yang melekat pada

gugus -OH dan kemudian ditambahkan kata alkohol. Dalam sistem IUPAC,

akhiran -ol menunjukkan adanya gugus hidroksil. Contoh penggunaan kaidah

IUPAC :

(Hart, 1983 )

Penamaan Trivial

Sama seperti CH3I yang disebut metil iodida, maka CH3OH disebut metil

alkohol. Cara penamaan seperti ini merupakan cara yang popular untuk penamaan

alkohol yang memiliki gugus alkil biasa. Contohnya, suatu diol (1,2-diol) sering

dikatakan sebagai glikol. Nama trivial untuk 1,2-diol berasal dari alkena

Page 2: Bab i Alkohol-Alkohol

2

padanannya, kemudian diikuti dengan kata glikol. Seringkali epoksi dan 1,2-

dihalida diberi nama yang serupa. Contohnya :

(Fessenden, 1982)

Alkohol terdapat di alam terutama dalam bentuk ester. Karena merupakan

turunan dari alkana maka kemungkinan atom hidrogen yang digantikan oleh

gugus hidroksi dapat satu atau lebih, sehingga dikenal :

a. Monohidroksi alkohol, yaitu alkohol yang mengandung satu gugus

hidroksida. Contohnya :

CH3 OH metanol

CH3 CH2 OH etil alkohol

b. Polihidroksi alkohol, yaitu alkohol yang mengandung lebih dari satu gugus

hidroksida. Contohnya :

HOCH2 O CH2 CH2OH dietilena glikol

CH2OH(CHOH)4CH4OH sorbitol

(Besari, 1982)

Monohidroksi alkohol disebut juga alkohol monohidris. Berdasarkan letak

terikatnya gugus hidroksida dibagi menjadi 3 :

1. Alkohol primer, yaitu alkohol dimana gugus hidroksida terikat oleh atom

karbon primer.

2. Alkohol sekunder, yaitu alkohol dimana gugus hidroksida terikat oleh atom

karbon sekunder.

Page 3: Bab i Alkohol-Alkohol

3

3. Alkohol tertier, yaitu alkohol dimana gugus hidroksida terikat oleh

atom karbon tertier.

(Besari, 1982)

Polihidroksi alkohol

Polihidroksi alkohol ialah alkohol yang mengandung lebih dari satu gugus

hidroksida. Polihidroksi alkohol hanya stabil apabila gugus hidroksida tidak

terikat pada satu atom karbon, karena apabila terikat pada satu karbon akan

terlepas sebagai air.

(Besari, 1982)

Sifat-sifat alkohol

Sifat Fisika :

1. Mudah terbakar

2. Mudah bercampur dengan air

3. Bentuk fasa pada suhu ruang :

- Dengan C 1 s/d 4 berupa gas atau cair

- Dengan C 5 s/d 9 berupa cairan kental seperti minyak

- Dengan C 10 atau lebih berupa zat padat

4. Pada umumnya alkohol mempunyai titik didih yang cukup tinggi

dibandingkan alkananya. Hal ini disebabkan adanya ikatan hidrogen atas

molekulnya.

Sifat Kimia :

1. Sebagai pelarut senyawa organik

(Besari, 1982)

2. Memiliki ikatan hidrogen

3. Alkohol juga dapat mengalami oksidasi dan menghasilkan senyawa aldehida,

keton atau asam karboksilat

(http://www.wikipedia/alkohol.com, 01 Februari 2010)

Page 4: Bab i Alkohol-Alkohol

4

Pembuatan Alkohol

Alkohol primer

1. Alkil halida ditambah air atau basa ( alkali encer )

2. Reduksi dari aldehid

Alkohol sekunder

1. Dari alkil halida sekunder dengan air atau basa

2. Reduksi keton

Alkohol tersier

Dapat diperoleh dari alkil halida dimana terikat oleh atom karbon baik dari

aseton dan senyawa grignard kemudian dihidrolisa.

(Besari, 1982)

Test Iodoform

Etanol dan alkohol sekunder dimana atom C yang mengikat gugus OH juga

mengikat gugus -CH3 bila ditambahkan dengan I2 dan NaOH (NaOI) akan

memberikan bau yang karakteristik.

(Respati, 1980 )

Page 5: Bab i Alkohol-Alkohol

5

Oksidasi Alkohol

Alkohol sederhana mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap

air. Oleh karena itu, etanol digunakan sebagai bahan bakar spirtus (spiritus).

Dengan zat-zat pengoksidasi sedang, seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan

asam, alkohol dapat teroksidasi sebagai berikut :

1. Alkohol primer membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut

membentuk asam karboksilat.

2. Alkohol sekunder membentuk keton.

3. Alkohol tersier tidak dapat teroksidasi.

Reaksi oksidasi alkohol berlangsung sebagai berikut:

(Respati, 1980)

Kereaktifan Alkohol

Alkohol memiliki sifat kereaktifan sebagai berikut :

1. Makin pendek rantai karbonnya makin besar kereaktifannya

2. Alkohol primer lebih reakif dibandingkan alkohol sekunder

3. Alkohol sekunder lebih reaktif dibandingkan alkohol tersier

(Respati, 1980)

I.3. Alat dan Bahan

A. Alat-alat yang digunakan

batang pengaduk

beakerglass

botol aquadest

corong kaca

gelas arloji

Page 6: Bab i Alkohol-Alkohol

6

gelas ukur

karet penghisap

labu ukur

penjepit kayu

pipet volume

pipet tetes

rak tabung reaksi

tabung reaksi

waterbath

B. Bahan-bahan yang digunakan:

aquadest (H2O)

asamsulfat (H2SO4)

aseton (C3H6O)

etanol (C2H5OH)

iodium (I2)

kaliumpermanganat (KMnO4)

metanol (CH3OH)

natriumhidroksida (NaOH)

I.4. Prosedur Percobaan

1. Reaksi Iodoform

Memasukan 2 mL larutan alkohol 10% ke dalam tabung reaksi

Memasukkan larutan iodida dengan volume yang sama

Menambahkan larutan NaOH tetes demi tetes hingga warna

coklat dari iodium hilang dan mengamati perubahan yang terjadi

Mengulangi perlakuan seperti diatas terhadap aseton dan metanol.

2. Reaksi Oksidasi

Memasukkan 2 mL larutan KMnO4

Menambahkan 1 tetes larutan KMnO4

Menambahkan 3 tetes etanol dan memanaskan sebentar dalam waterbath

Mengamati perubahan yang terjadi.

Page 7: Bab i Alkohol-Alkohol

7

I.5. Data Pengamatan

Tabel I.5.1. Data Pengamatan Reaksi Iodoform dan Reaksi Oksidasi

No Perlakuan Pengamatan Kesimpulan

1. Reaksi Iodoform

Etanol

- Larutan etanol

Etanol + I2

Larutan I

Larutan I +

NaOH

Larutan I

Aseton

- Larutan aseton

Aseton + I2

Larutan I

Larutan I +

NaOH

Larutan II

Metanol

- Larutan metanol

Metanol + I2

Larutan I

Larutan I +

Larutan tidak berwarna

Larutan berwarna

kuning kecoklatan

Larutan tidak berwarna

setelah penambahan 4

tetes NaOH

Larutan tidak berwarna

Larutan berwarna

kuning kecoklatan

Larutan tidak berwarna

setelah penambahan 2

tetes NaOH

Larutan tidak berwarna

Larutan berwarna

kuning kecoklatan

Page 8: Bab i Alkohol-Alkohol

8

2.

NaOH

Larutan II

Reaksi Oksidasi

KMnO4 + H2SO4

Larutan I

Larutan I + etanol

larutan II

Larutan II

Larutan III

Larutan tidak berwarna

setelah penambahan 3

tetes NaOH

Larutan berwarna ungu

Larutan berwarna ungu

kecoklatan

Larutan menjadi

berwarna coklat

kehitaman dan berbau

menyengat

Aseton lebih reaktif

dibandingkan metanol

dan metanol lebih

reaktif dibandingkan

etanol

Etanol dapat dioksidasi

oleh KMnO4 dan H2SO4

I.6. Persamaan Reaksi

Page 9: Bab i Alkohol-Alkohol

9

A. Reaksi Iodoform

1. Uji iodoform terhadap etanol

(Respati, 1980)

2. Uji iodoform terhadap metanol

(Respati, 1980)

3. Uji iodoform terhadap aseton

Page 10: Bab i Alkohol-Alkohol

10

(Respati, 1980)

B. Reaksi Oksidasi

(Respati, 1980)

I.7. Pembahasan

A. Reaksi iodoform

1. Uji iodoform terhadap etanol

Iodium bereaksi dengan natriumhidroksida akan menghasilkan

natriumhipoiodida dan asam iodida. Natriumhipoiodida yang terbentuk

direaksikan dengan etanol membentuk etanal, natriumiodida dan air.

Page 11: Bab i Alkohol-Alkohol

11

Etanal yang terbentuk kemudian direaksikan kembali dengan

natriumhipoiodida yang akhirnya menghasilkan triodoetanal dan

natriumhidroksida. Triodoetanal direaksikan kembali dengan

natriumhidroksida membentuk endapan kuning iodoform (CHI3) dan

natriumformiat. Larutan menjadi tidak berwarna setelah penambahan 4

tetes NaOH. Dari percobaan didapatkan hasil yang sesuai dengan teori

di atas, yaitu NaOH bereaksi dengan iodium menghasilkan

natriumhipoidida dan asam iodida.

2. Uji iodoform terhadap metanol

Iodium bereaksi dengan natriumhidroksida menghasilkan

natriumhipoiodida dan asam iodida. Natriumhipoiodida yang terbentuk

direaksikan dengan metanol membentuk metanal, natriumiodida dan

air. Metanal yang terbentuk direaksikan kembali dengan

natriumhidroksida menghasilkan natriumformaldehida dan air. Metanal

yang direaksikan dengan natrium hipoiodida tidak dapat bereaksi

karena kurangnya hidrogen yang terikat pada gugus alkil metanal.

Larutan menjadi tidak berwarna setelah penambahan 3 tetes NaOH.

Dari percobaan didapatkan hasil yang sesuai dengan teori di atas, yaitu

NaOH bereaksi dengan iodium yang menghasilkan natriumhipoidida

dan asam iodida, kemudian metanal bereaksi dengan natriumhidroksida

menghasilkan natriumformaldehid dan air.

3. Uji iodoform terhadap aseton

Iodium bereaksi dengan natriumhidroksida menghasilkan

natriumhipoiodida dan asam iodida. Natriumhipoiodida yang terbentuk

direaksikan dengan aseton membentuk triodopropanon dan

natriumhidroksida, kemudian triodopropanon yang terbentuk

direaksikan kembali dengan natriumhidroksida dan menghasilkan

endapan kuning iodoform (CHI3) dan natriumasetat.

Page 12: Bab i Alkohol-Alkohol

12

Kesimpulan : Dari ketiga sampel diatas didapatkan bahwa aseton

paling reaktif, hal ini ditunjukkan dengan sedikitnya

penambahan NaOH. Hal ini disebabkan karena adanya

gugus karbonil pada aseton.

B. Reaksi Oksidasi

KMnO4 dalam suasana asamsulfat akan mengoksidasi etanol menjadi etanal

dan apabila dioksidasi lebih lanjut akan menghasilkan asamasetat.

Keberhasilan reaksi tersebut dapat diketahui dengan timbulnya bau

menyengat.

I.8. Kesimpulan

1. Aseton lebih reaktif bila dibanding dengan etanol dan metanol pada tes

iodoform.

2. Etanol dioksidasi dengan KMnO4 menghasilkan etanal dan bila dioksidasi

lebih lanjut menghasilkan asam asetat.