ANALISIS RISIKO PRODUKSI PEMBENIHAN IKAN ARWANA...

80
ANALISIS RISIKO PRODUKSI PEMBENIHAN IKAN ARWANA SUPER RED DI PD DIAN ARDYKA, PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT MUZAKIR RAHIM DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of ANALISIS RISIKO PRODUKSI PEMBENIHAN IKAN ARWANA...

  • ANALISIS RISIKO PRODUKSI PEMBENIHAN IKAN

    ARWANA SUPER RED DI PD DIAN ARDYKA,

    PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

    MUZAKIR RAHIM

    DEPARTEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2014

  • PERNYATAAN SKRIPSI DAN MENGENAI SUMBER

    INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Risiko

    Produksi Pembenihan Ikan Arwana Super Red di PD Dian Ardyka, Pontianak,

    Kalimantan Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen

    pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

    mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

    diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

    teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

    Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

    Institut Pertanian Bogor.

    Bogor, Maret 2014

    Muzakir Rahim

    NIM H34114033

  • ABSTRAK

    MUZAKIR RAHIM. Analisis Risiko Produksi Pembenihan Ikan Arwana Super

    red di PD Dian Ardyka, Pontianak, Kalimantan Barat. Dibimbing oleh NETTI

    TINAPRILA.

    Sektor perikanan memberikan kontribusi yang penting dalam perekonomian

    Indonesia, salah satu contohnnya adalah peningkatan volume ekspor ikan hias

    perikanan ikan hias dalam peningkatan pertumbuhan nilai produk domestik

    bruto Indonesia. Arwana super red adalah salah satu jenis ikan hias yang masuk

    ke dalam komoditi ekspor ikan hias Indonesia tersebut. Komoditi arwana super

    red mengalami fluktuasi produksi ditiap tahunnya, hal tersebut menunjukan

    bahwa terdapat risiko dalam usaha budi daya arwana super red. Risiko budi

    daya arwana super red tersebut juga dihadapi oleh kegiatan pembenihan PD

    Dian Ardyka yang merupakan salah satu perusahaan ekspor arwana terbesar di

    Pontianak. Tujuan penelitian ini adalah mencari strategi penanganan sumber

    risiko yang tepat dalam produksi benih arwana di PD Dian Ardyka, dengan cara

    mengidentifikasi sumber risiko, menganalisis probabilitas sumber risiko,

    menganalisis dampak risiko, menganalisis status risiko, dan pembuatan peta

    risiko. Hasil penelitian menjelaskan bahwa perusahaan menghadapi kendala

    pada umur benih yang muda, serangan penyakit, benih cacat, dan telur pecah

    pada benih. Alternatif strategi yang diusulkan dalam menangani sumber risko

    tersebut menggunakan pendekatan strategi preventif dan mitigasi.

    Keyword : arwana, sumber risiko, strategi

    ABSTRACT

    MUZAKIR RAHIM. Risk Analysis of Fish Hatchery Production of Arwana

    Super red in PD Dian Andyka, Pontianak, West Kalimantan. Guided by Netti

    Tinaprila.

    Fishery sector contributes an important contribution in economic condition of

    Indonesia, one of which is the increase of ornamental fish export volume in

    increasing the growth of gross domestic product in Indonesia. Arwana super red

    is one of ornamental fish that is put into the category of export comodity in

    Indonesia. Arwana super red comodity experiences fluctuation every year. This

    shows that there is a risk in the business of arwana super red. This risk is also

    faced by PD Dian Ardyka, one of the biggest arwana super red export companies

    in Pontianak. The aim of this research was to find the appropriate strategy to

    overcome the risk in seed production of arwana super red in PD Dian Ardyka by

    identifying the risk source and making the risk map. The result of this research

    indicated that the company faced problems when the age of seed was still young.

    Moreover, the company also faced problems like disease attact, deformed seed,

    and broken egg on the seed. The alternative strategy proposed in the risk source

    handling was by using the approach of preventive strategy and mitigation.

    Keywords : arwana, risk source, strategy

  • ANALISIS RISIKO PRODUKSI PEMBENIHAN IKAN

    ARWANA SUPER RED DI PD DIAN ARDYKA,

    PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

    MUZAKIR RAHIM

    DEPARTEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2014

    Skripsi

    sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Ekonomi

    pada

    Departemen Agribisnis

  • Judul Skripsi : Analisis Risiko Produksi Pembenihan Ikan Arwana Super red di

    PD Dian Ardyka, Pontianak, Kalimantan Barat.

    Nama : Muzakir Rahim

    NIM : H34114033

    Disetujui oleh,

    Dr. Ir Netti Tinaprilla, MM.

    Pembimbing

    Diketahui oleh,

    Dr.Ir.Nunung Kusnadi, MS

    Ketua Departemen

    Tanggal Lulus :

  • Judul Skripsi : Analisis Risiko Produksi Pembenihan Ikan Arwana Super red di PD Dian Ardyka, Pontianak, Kalimantan Barat.

    Nama : Muzakir Rahim NIM : H34114033

    Disetujui oleh,

    Dr. Ir Ne ti inaprilla, MM.

    Pembimbing

    Diketahui oleh,

    MS

    Tanggal Lulus : 1B MAR 2014

  • PRAKATA

    Puji dan syukur penulis penjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

    Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam

    penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2013 hingga Januari 2014

    ini adalah Analisis Risiko Produksi, dengan judul Analisis Risiko Produksi

    Pembenihan Ikan Arwana Super red di PD Dian Ardyka, Pontianak, Kalimantan

    Barat.

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.Ir.Netti Tinaprila, MM

    selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan arahan.

    Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Ardyka

    Anggriawan B.B.E.ST dari PD Dian Ardyka selaku direktur dan pemilik

    perusahaan, yang telah membantu selama proses pengumpulan data. Ungkapan

    terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ayahanda dan Ibunda, serta seluruh

    saudara dan keluarga atas doa, dukungan dan kasih sayangnya.

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko produksi pembenihan

    yang dihadapi PD Dian Ardyka. Analisis risiko produksi juga dilakukan dengan

    memberikan alternatif strategi penanganan risiko yang sesuai dengan keadaan

    perusahaan.

    Segala upaya dan kerja keras dengan optimal telah dilakukan dalam

    penyusunan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat

    kepada semua pihak.

    Bogor, Maret 2014

    Muzakir Rahim

    NIM H34114033

  • DAFTAR ISI

    DAFTAR TABEL x

    DAFTAR GAMBAR xi

    PENDAHULUAN 1

    Latar Belakang 1

    Rumusan Masalah 5

    Tujuan Penelitian 7

    Manfaat Penelitian 7

    Ruang Lingkup Penelitian 7

    TINJAUAN PUSTAKA 8

    Ikan Arwana Super Red 8

    Sumber Sumber Risiko 9

    Metode Analisis Risiko 10

    Strategi Pengelolaan Risiko 11

    KERANGKA PEMIKIRAN 12

    Kerangka Pemikiran Teoritis 12

    Konsep Risiko dan Ketidakpastian 13

    Sumber Sumber Risiko 13

    Pengukuran Risiko 14

    Pemetaan Risiko 15

    Strategi Penanganan Risiko 16

    Kerangka Pemikiran Operasional 19

    METODE PENELITIAN 21

    Lokasi Dan Waktu Penelitian 21

    Data dan Sumber Data 21

    Metode Pengumpulan Data 21

    Metode Analisis Data 22

    Analisis Kuantitatif 22

    Analisis Manajemen Risiko 26

    HASIL DAN PEMBAHASAN 27

    Gambaran Umum Perusahaan 27

  • Lokasi Perusahaan 29

    Organisasi dan Ketenagakerjaan 29

    Proses Produksi Pembenihan Ikan Arwana Super Red 30

    Pemeliharaan Induk 30

    Pemanenan larva/benih 32

    Pemeliharaan Benih 32

    Analisis Risiko Produksi Pembenihan Arwana Super red 33

    Analisis Perbandingan Berpasangan Sumber Risiko 33

    Analisis Probabilitas 38

    Analisis Dampak Kerugian Sumber Risiko 40

    Pemetaaan Risiko 42

    Strategi Penanganan Risiko 44

    SIMPULAN DAN SARAN 46

    Simpulan 46

    Saran 47

    DAFTAR PUSTAKA 48

    LAMPIRAN 50

    DAFTAR TABEL

    1 Nilai Produk Domestik Bruto nasional pada sektor pertanian,

    peternakan, kehutanan, dan perikanan berdasarkan harga berlaku tahun

    2010-2012 1

    2 Jumlah produksi pada kegiatan budi daya dan penangkapan ikan di

    Indonesia tahun 2007-2011 2

    3 Pasar ekspor ikan hias Indonesia tahun 2011-2012 3

    4 Analisis perbandingan berpasangan sumber risiko 22

    5 Ketenagakerjaan PD Dian Ardyka tahun 2014 30

    6 Hasil analisis perbandingan berpasangan sumber risiko PD Dian

    Ardyka 36

    7 Data produksi PD Dian Ardyka tahun 2012 s.d 2013 38

    8 Hasil perhitungan probabilitas sumber risiko PD Dian Ardyka 39

    9 Hasil perhitungan dampak risiko (VaR) di PD Dian Ardyka 41

    10 Hasil perhitungan status risiko di PD Dian Ardyka 42

  • DAFTAR GAMBAR

    1 Grafik penjualan ekspor benih ikan arwana pada tahun 2001 -2005

    (ekor) 4

    2 Grafik mortalitas benih arwana di PD Dian Ardyka tahun 2012 s.d

    2013 6

    3 Peta Risiko 16

    4 Proses Pengelolaan Risiko Perusahaan 17

    5 Kerangka Pemikiran Operasional 20

    6 Penghindaran Risiko (Strategi Preventif) 26

    7 Meminimalisir dampak risiko (Strategi Mitigasi) 27

    8 Hasil pemetaan risiko di PD Dian Ardyka 43

    9 Pemetaan strategi preventif sumber risiko di PD Dian Ardyka 45

    10 Pemetaan strategi mitigasi sumber risiko di PD Dian Ardyka 46

    LAMPIRAN

    1 Matriks berpasangan sumber risiko tiap responden 51

    2 Penjumlahan skor total dari data matriks berpasangan tiap responden 52

    3 Contoh data historis perusahaan dan cara pencatatan data 53

    4 Data produksi kegiatan pembenihan PD Dian Ardyka tahun 2012 s.d

    2013 54

    5 Perhitungan hatching rate pada kegiatan pemijahan induk di PD Dian

    Ardyka periode produksi tahun 2013 s.d 2014 55

    6 Perhitungan analisis probabilitas kematian benih akibat sumber risiko

    umur larva muda di PD Dian Ardyka tahun 2012 s.d 2013 56

    7 Perhitungan analisis probabilitas kematian benih akibat sumber risiko

    serangan penyakit di PD Dian Ardyka tahun 2012 s.d 2013 57

    8 Perhitungan analisis probabilitas kematian benih akibat sumber risiko

    cacat/afkir di PD Dian Ardyka tahun 2012 s.d 2013 58

    9 Perhitungan analisis probabilitas kematian benih akibat sumber risiko

    telur pecah di PD Dian Ardyka tahun 2012 s.d 2013 59

    10 Perhitungan VaR dari sumber risiko umur benih yang muda di PD

    Dian Ardyka tahun 2012 s.d 2013 60

    11 Perhitungan VaR dari sumber risiko serangan penyakit di PD Dian

    Ardyka tahun 2012 s.d 2013 61

    12 Perhitungan VaR dari sumber risiko cacat/afkir di PD Dian Ardyka

    tahun 2012 s.d 2013 62

    file:///D:\Zakir\Agribisnis%20IPB\Penelitian\Skripsi%20Zakir.docx%23_Toc383167462file:///D:\Zakir\Agribisnis%20IPB\Penelitian\Skripsi%20Zakir.docx%23_Toc383167463file:///D:\Zakir\Agribisnis%20IPB\Penelitian\Skripsi%20Zakir.docx%23_Toc383167464file:///D:\Zakir\Agribisnis%20IPB\Penelitian\Skripsi%20Zakir.docx%23_Toc383167465file:///D:\Zakir\Agribisnis%20IPB\Penelitian\Skripsi%20Zakir.docx%23_Toc383167466file:///D:\Zakir\Agribisnis%20IPB\Penelitian\Skripsi%20Zakir.docx%23_Toc383167467file:///D:\Zakir\Agribisnis%20IPB\Penelitian\Skripsi%20Zakir.docx%23_Toc383167468file:///D:\Zakir\Agribisnis%20IPB\Penelitian\Skripsi%20Zakir.docx%23_Toc383167469

  • 13 Perhitungan VaR dari sumber risiko telur pecah di PD Dian Ardyka

    tahun 2012 s.d 2013 63

    14 Foto yang berkaitan dengan penelitian 64

    15 Alur produksi benih ikan arwana super red di PD Dian Ardyka 65

    file:///D:\Zakir\Agribisnis%20IPB\Penelitian\Skripsi%20Zakir.docx%23_Toc383169897

  • PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Sektor perikanan memberikan kontribusi yang cukup penting dalam

    perekonomian Indonesia. Nilai kontribusi sektor perikanan pada Produk

    Domestik Bruto (PDB) Indonesia menempati urutan kedua setelah sektor tanaman

    bahan makanan diakhir tahun 2012. Nilai kontribusi yang diberikan sektor

    perikanan pada PDB Indonesia mencapai angka Rp255.33 triliun, dibandingkan

    dengan nilai PDB tanaman bahan makanan yang mencapai angka Rp574.33

    triliun, sedangkan sektor lainnya menempati urutan setelah sektor perikanan

    dalam nilai PDB Indonesia. Sektor perkebunan menempati urutan ketiga dengan

    nilai PDB mencapai Rp159.75 triliun, diikuti sektor peternakan yang menempati

    urutan keempat dengan nilai PDB sebesar Rp146.09 triliun dan sektor kehutanan

    yang menempati urutan terakhir dengan nilai PDB mencapai Rp54.91 triliun.

    Semua penjelasan tersebut didasarkan pada data Tabel 1 PDB Indonesia dari

    tahun 2010 hingga akhir tahun 2012.

    Tabel 1 Nilai Produk Domestik Bruto nasional pada sektor pertanian, peternakan,

    kehutanan, dan perikanan berdasarkan harga berlaku tahun 2010-2012

    Lapangan

    Usaha

    Nilai PDB (dalam Rp Milyar) Rata-rata

    perubahan

    (%/tahun) 2010 2011 2012

    Tanaman

    Bahan

    Makanan

    482 377.10 529 968.00 574 330.00 9.12

    Tanaman

    Perkebunan 136 048.50 153 709.30 159 753.90 8.45

    Peternakan 119 371.70 129 297.70 146 089.70 10.65

    Kehutanan 48 289.80 51 781.30 54 906.50 6.64

    Perikanan 199 383.40 226 691.00 255 332.30 13.17

    Total 985 470.50 1 091 447.30 1 190 412.40 9.91

    Sumber : BPS (2013), diolah

    Nilai rata-rata pertumbuhan PDB per tahun pada sektor perikanan lebih

    tinggi dibandingkan nilai rata-rata pertumbuhan PDB pada sektor pertanian

    lainnya, dengan angka rata-rata pertumbuhan mencapai 13.17 persen per

    tahunnya. Pertumbuhan nilai PDB tersebut didukung sebagian besar oleh

    peningkatan produksi pada dua sektor perikanan ikan konsumsi, yakni sektor

    perikanan tangkap dan sektor perikanan budi daya. Pertumbuhan produksi sektor

    perikanan tangkap mengalami pertumbuhan produksi rata-rata sebanyak 6.13

    persen pertahunnya sedangkan pertumbuhan produksi pada perikanan budi daya

    mengalami peningkatan produksi rata-rata sebesar 26.30 persen per tahunnya.

    Penjelasan tersebut dapat dilihat pada tabel 2 peningkatan produksi pada kegiatan

    sektor perikanan budi daya dan sektor perikanan tangkap di Indonesia dari tahun

    2007-2011.

  • 2

    Tabel 2 Jumlah produksi pada kegiatan budi daya dan penangkapan ikan di Indonesia

    tahun 2007-2011

    Jenis Produksi

    (Ton) 2007 2008 2009 2010 2011

    Kenaikan

    rata-rata

    (%/)

    Budi daya 3 193 565 3 855 200 4 708 563 6 277 924 7 928 963 26.30

    Penangkapan 5 044 737 5 003 115 5 107 971 5 834 418 5 714 271 6.13

    Total 8 238 302 8 858 315 9 816 534 11 662 342 13 643 234 16.99

    Sumber : DKP (2012), diolah

    Pertumbuhan nilai PDB Indonesia pada sektor perikanan didukung juga oleh

    pertumbuhan produksi pada sektor perikanan ikan hias di Indonesia. Volume

    ekspor ikan hias mencapai peningkatan hingga 11.56 persen pada tahun 2007-

    2012 (DKP, 2012). Peningkatan tersebut didukung oleh beberapa faktor

    pendukung, seperti luasan areal perairan serta iklim di Indonesia. Luasan perairan

    Indonesia sebesar 3.257.483 km2, dari luas areal perairan tersebut terdapat

    beranekaragam jenis-jenis ikan hias asli Indonesia yang mencapai ratusan species

    akibat oleh iklim tropis di Indonesia. Sebagian besar species ikan hias asli

    Indonesia banyak diminati oleh para hobiis dalam negeri maupun luar negeri

    karena memiliki keunikan warna dan bentuk tubuh yang indah. Beberapa jenis

    ikan hias asli Indonesia yang banyak diminati di pasaran nasional maupun

    internasional yaitu ikan arwana, ikan botia, ikan Pelangi (dari Sulawesi/Genus

    Telmatherina) dan dari Irian (Genus Melanotaenia). Jenis - jenis tersebut

    merupakan ikan asli Indonesia dan bersifat endemik (Kottelat, et al.,1993; Allen,

    1995).

    Salah satu pendukung pertumbuhan produksi ikan hias di Indonesia lainnya

    adalah tingkat permintaan pasar yang cukup tinggi terhadap ikan hias Indonesia.

    Tingkat permintaan pasar ikan hias Indonesia dapat diukur dari laju pertumbuhan

    nilai ekspor total ikan hias di Indonesia. Nilai ekspor total ikan hias yang diterima

    Indonesia pada tahun 2012 sebesar 21.02 juta US$, nilai ini mengalami

    peningkatan dari tahun sebelumnya yakni sebesar 19.90 juta US$ dengan

    persentase peningkatan nilai total ekspor ikan hias mencapai 5.63 persen. Hong

    Kong SAR, Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura merupakan negara-negara

    yang memberikan nilai kontribusi tinggi pada nilai ekspor total ikan hias

    Indonesia tersebut. Nilai kontribusi yang diberikan pada masing-masing negara

    tersebut antara lain, Hongkong SAR memberikan kontribusi sebesar 3.73 juta

    US$, Amerika serikat sebesar 2.68 juta US$, Jepang sebesar 2.40 juta US$, dan

    Singapura sebesar 2.4 juta US$. Peningkatan nilai ekspor ikan hias Indonesia

    hampir terjadi pada seluruh negara tujuan ekspor ikan hias Indonesia pada periode

    tahun 2011-2012, kecuali negara Malaysia, Kanada, dan China yang mengalami

    penurunan nilai terhadap ekspor ikan hias Indonesia. Peningkatan persentase nilai

    ekspor terhadap beberapa tujuan ekspor ikan hias tersebut mengindikasikan

    terdapat peningkatan permintaan ikan hias asli Indonesia yang menjadikan

    peluang bisnis atau memunculkan prospek bagi usaha ikan hias asli Indonesia,

    sehingga terjadi pertumbuhan produksi yang cukup pesat pada komoditas ikan

    hias di Indonesia. Penjelasan uraian di atas dapat dilihat pada tabel 3 tentang

    pasar ekspor ikan hias Indonesia tahun 2011 -2012.

  • 3

    Tabel 3 Pasar ekspor ikan hias Indonesia tahun 2011-2012

    Negara Nilai Ekspor (US$ Juta) Perubahan tahun

    2010-2012 (%) 2010 2011 2012

    Hong Kong

    SAR

    2.62 2.96 3.73 25.88

    Amerika Serikat 2.21 2.00 2.68 34.05

    Jepang 2.77 2.31 2.40 3.68

    Singapura 2.77 2.31 2.40 3.68

    Malaysia 1.85 1.52 0.79 -48.08

    Kanada 0.60 0.87 0.79 -9.09

    China 0.27 1.02 0.71 7.22

    Asia lainnya 0.68 0.66 0.71 7.22

    Jerman 0.50 0.54 0.64 17.97

    Australia 0.50 0.37 0.62 68.77

    Negara lainnya 5.42 5.35 5.32 0.54

    Total 19.77 19.90 21.02 5.63

    Sumber : Kementrian Perdagangan, 2012

    Ikan arwana super red adalah salah satu spesies ikan asli Indonesia yang

    diminati oleh pasar internasional dan menjadi salah satu komoditi yang

    memberikan kontribusi pada nilai ekspor ikan hias di Indonesia pada penjelasan

    tabel di atas. Tingginya minat dan nilai ekonomis yang diberikan para hobiis

    terhadap jenis ikan arwana super red dilihat pada ciri khas dari ikan tersebut,

    seperti sisik di sekujur tubuh bewarna merah dengan dasar kuning emas

    berkilauan, sisik metalik berhias cincin berkelir emas, warna sirip dayung dan

    ekor bewarna merah cerah. (Flona, 2008).

    Ikan arwana super red adalah ikan endemik yang hidup pada tepian sungai

    yang ditumbuhi pepohonan seperti pohon engkana, putat, rasau, dan entangis. Di

    Kalimantan Barat, ikan arwana super red banyak dijumpai di Kabupaten Kapuas

    Hulu Kecamatan Slimbau dan danau Sentarum1. Jenis ikan ini adalah jenis ikan

    yang dilindungi undang-undang (berdasarkan SK Menteri Pertanian

    No.716/Kpts/Um/10/1980, SK Dirjen PHPA No. 07/Kpts/DJ-VI/1988, Instruksi

    Dirjen Perikanan No.IK-250/D.4.2955/83K, SK Menteri Kehutanan

    No.516/Kpts/II/ 1995 dan PP No.7 tahun 1999) dan masuk dalam Appendix I

    CITIES 2 yang merupakan perjanjian international tentang pengaturan

    perdagangan jenis-jenis tumbuhan dan satwa liar serta produk-produknya.

    Perjanjian ini didirikan tahun 1973 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1975,

    oleh karena itu perdagangan ikan arwana super red tidak boleh berasal dari

    penangkapan tetapi harus dari hasil budi daya dan penangkaran.

    Pembudidayaan atau penangkaran ikan arwana super red sudah mulai marak

    dilakukan di berbagai daerah Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena teknologi

    penanganan produksi yang relatif mudah serta kelangsungan hidup yang tinggi

    hingga mencapai 90-100 persen (Emillia, 2002), serta memberikan keuntungan

    yang cukup tinggi pada pembudidaya ikan hias, karena satu anakan ikan arwana

    1 http://aaarwana..blogspot.com/2009/05/arwana-si-ikan-naga.html 2 The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna

    http://aaarwana..blogspot.com/2009/05/arwana-si-ikan-naga.html

  • 4

    super red dengan ukuran 7 cm dapat dihargai sekitar 3 juta rupiah di pasaran

    internasional.

    Salah satu provinsi yang menjadi pusat atau sentra produksi dari kegiatan

    penangkaran ikan arwana super red tersebut adalah provinsi Kalimantan Barat.

    Diakhir tahun 2010, telah tecatat sebanyak 89 perusahaan penangkar yang

    diizinkan melakukan aktivitas perdagangan ikan arwana (Departemen Kehutanan,

    2011). Jumlah angka perusahaan penangkar ikan tersebut masih lebih banyak dari

    jumlah perusahaan penangkar ikan di provinsi lainnya.

    Kegiatan penangkaran ikan arwana super red terbagi atas tiga kegiatan

    produksi seperti pembenihan, pendederan, dan pembesaran. Perusahaan

    penangkaran yang ada di Kalimantan Barat melakukan seluruh rangkaian ketiga

    proses produksi tersebut dalam satu areal perusahaan. Kegiatan pembenihan

    merupakan kegiatan yang terdiri dari proses pemijahan alami ikan arwana,

    pemanenan telur, hingga proses pemeliharaan benih dengan ukuran 7-9 cm.

    Dilanjutkan dengan kegiatan pendederan yang memeliharan benih dari ukuran 9

    cm sampai dengan 15 cm, dan terakhir melakukan kegiatan pembesaran atau

    kegiatan penyediaan induk yang dimulai pada saat ikan berumur kurang lebih 1.5

    tahun hingga 15 tahun atau batas umur produktifnya (Rahim, 2011).

    Kegiatan pembenihan ikan arwana super red memiliki fluktuasi survival

    rate (derajat kelansungan hidup) pada tiap tingkatan ukurannya, benih ukuran 7

    cm memiliki kisaran survival rate sebesar 50-60 persen dan ukuran 9 cm memiliki

    kisaran survival rate sebesar 35-85 persen, sedangkan kegiatan pembesaran

    memiliki kisaran fluktuasi survival rate sebesar 90-95 persen (Apin , 2004;

    Machmud & Hartono 2008; PT Arwana Indonesia, 2009). Data fluktuasi survival

    rate pada tiap tingkatan ukuran menunjukan bahwa kegiatan pembenihan

    merupakan kegiatan yang memiliki risiko tertinggi akbiat terdapat banyaknya

    fluktuasi survival rate yang terjadi dibandingkan survival rate yang terjadi dalam

    kegiatan pembesaran ikan arwana.

    Hasil penjualan dari kegiatan pembenihan ikan arwana super red selalu

    mengalami perubahan jumlah penjualan ikan arwana tiap tahunnya. Berikut

    adalah gambar 1 dari data jumlah ekspor penjualan benih ikan hias arwana super

    red.

    Gambar 1 Grafik penjualan ekspor benih ikan arwana pada tahun 2001 -2005 (ekor)

    Sumber : Departemen Kehutanan tahun 2009

    38296

    52968

    91666

    76919

    99381

    0

    20000

    40000

    60000

    80000

    100000

    120000

    2001 2002 2003 2004 2005

    Ju

    mla

    h E

    ksp

    or

    Tahun

    Ekspor Ikan Arwana

  • 5

    Data di atas memperlihatkan terjadinya perubahan atau fluktuasi hasil

    penjualan benih yang dihasilkan pada kegiatan pembenihan arwana super red

    ditiap tahunnya. Pada tahun 2004 total penjualanan benih mencapai 76 919 ekor,

    angka tersebut mengalami penurunan sebanyak 14 747 ekor dari tahun

    sebelumnya, yang mencapai penjualan sebanyak 91 666 ekor pada tahun 2003.

    Berdasarkan data pasar ekspor sebelumnya, secara total pasar ikan hias

    mengalami pertumbuhan hingga akhir tahun 2011 (termasuk pasar ikan arwana

    super red), sehingga dapat disimpulkan fluktuasi penjualan benih arwana tidak

    disebabkan oleh adanya fluktuasi pasar, akan tetapi disebabkan karena adanya

    fluktuasi produksi. Fluktuasi produksi tersebut menjadi indikasi terjadinya risiko

    produksi pada kegiatan pembenihan. Risiko produksi ditimbulkan oleh

    penanganan produksi yang menggunakan teknologi sederhana dalam kegiatannya.

    Hal ini dikarenakan belum ada teknologi atau penelitian yang melakukan uji coba

    kawin suntik dalam mempercepat proses perkawinan pada ikan arwana, sehingga

    hasil produksi bergantung pada kondisi kondisi air sungai atau habitat

    pembenihan ikan arwana tersebut. Pengontrolan kualitas air menjadi faktor

    penting dalam kegiatan usaha pembenihan ikan arwana, sehingga kualitas air yang

    baik menjadi faktor pendukung keberhasilan suatu kegiatan pembenihan ikan

    arwana, sebaliknya kualitas air yang buruk dapat menimbulkan kerugian dari

    usaha pembenihan ikan arwana.

    Pembuangan limbah pabrik kelapa sawit dan industri tambang ke aliran

    sungai menyebabkan kualitas air sungai di Kalimantan Barat menurun dalam

    periode tahun terakhir. Hal tersebut menimbulkan terjadinya penurunan hasil

    produksi yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar pada kegiatan

    pembenihan ikan arwana super red. Beberapa perusahaan mengalami

    kebangkrutan akibat kejadian tersebut, menurut data kementrian kehutanan di

    tahun 2011 terdapat jumlah 2 perusahaan penangkar yang mencabut hak ijin

    perdagangan ikan arwana akibat usaha yang dijalankan tidak berjalan dengan

    baik, sehingga jumlah perusahaan penangkar yang ada pada tahun 2009 berjumlah

    87 perusahaan penangkar (Departemen Kehutanan, 2011).

    Selain faktor kualitas air, faktor lainnya yang dapat menimbulkan fluktuasi

    produksi tersebut adalah pemberian pakan yang tidak memperhatikan nutrisi bagi

    induk dan benih, serangan hama dan penyakit, serta kualitas benih yang

    dihasilkan, karena benih yang berkualitas buruk/afkir tidak akan dijual kepada

    pasar ikan hias yang ada (Rahim, 2011).

    Oleh sebab itu analisis risiko produksi pada kegiatan pembenihan perlu

    dikaji lebih dalam, agar risiko risiko yang ada dikegiatan pembenihan tersebut

    dapat diidentifikasi dalam upaya meminimalisir risiko untuk mencapai

    keuntungan yang maksimum pada usaha kegiatan bisnis di pembenihan ikan

    arwana.

    Rumusan Masalah

    PD. Dian Ardyka merupakan salah satu perusahaan penangkar atau

    pembenihan ikan arwana super red di Kalimantan Barat yang cukup besar yang

    berlokasi di jalan Transkalimantan gang Kemuning, Kecamatan Sui.Ambawang,

    Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Perusahaan tersebut merupakan salah

  • 6

    satu perusahaan tebesar dari 6 perusahaan eksportir ikan arwana di Kalimantan

    Barat, dan atas dasar inilah peneliti memilih perusahaan sebagai rujukan tempat

    penelitian dari kajian yang diteliti.

    Perusahaan mengalami fluktuasi hasil produksi yang disebabkan oleh

    kematian benih pada kegiatan pembenihan di usaha penangkarannya. Tingkat

    kematian (mortalitas) benih di perusahaan juga mengalami fluktuasi akibat

    sumber risiko yang dihadapinya seperti umur larva yang muda, serangan penyakit,

    dan lainnya. Fluktuasi mortalitas benih didapat dari data produksi perusahaan

    selama 24 bulan di tahun 2012 dan 2013 (Lampiran 1), seperti yang tertera pada

    Gambar 2

    Gambar 2 Grafik mortalitas benih arwana di PD Dian Ardyka tahun 2012 s.d 2013

    Fluktuasi mortalitas benih tersebut menjadi indikasi terjadinya risiko

    produksi pada perusahaan, sehingga perusahaan menanggapi risiko tersebut

    dengan menciptakan teknologi yang baru untuk meminimalisir risiko produksi

    pada usahanya, salah satu contohnya yaitu teknologi water vortex, teknologi

    tersebut dapat digunakan sebagai simulator benih yang ada di dalam rahang induk

    jantan pada saat benih dierami (Rahim, 2011), namun teknologi water vortex

    belum juga mampu mengatasi permasalahan terhadap kerugian yang ditimbulkan

    dari risiko produksi yang ada.

    Pada awal tahun 2013 perusahaan menghadapi permasalahan dalam

    menghadapi ketidaktentuan hasil produksi yang didapat akibat penurunan jumlah

    input berupa larva ikan arwana super red. Penurunan tersebut disebabkan oleh

    beberapa kejadian merugikan, seperti panen larva yang selalu berumur muda serta

    serangan penyakit. Kejadian merugikan tersebut mendorong perusahaan untuk

    mencari alternatif strategi penanganan risiko produksi dalam menghadapi sumber

    risiko tersebut. Hal tersebut menjadi daya tarik untuk dikaji dan diteliti lebih

    dalam mengenai strategi atau upaya yang perlu dilakukan perusahaan dalam

    mengendalikan sumber-sumber risiko serta meminimalisir dampak kerugian yang

    ditimbulkan.

    13,99

    24,18

    40,66

    48,37

    33,24

    24,52

    23,57

    30,23

    29,17

    37,18

    22,22

    13,96

    18,24

    3,435,56

    15,61

    6,22

    13,64

    13,3614,36

    2,46

    12,86

    1,56

    13,43

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    Mortalitas Benih Arwana Super Red di PD Dian Ardyka

    Tahun 2012 - 2013

    Mortalitas Benih (%)

    Tahun 2012

    Mortalitas Benih (%)

    Tahun 2013

  • 7

    Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa

    permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu :

    1. Sumber risiko apa yang terjadi di kegiatan produksi pembenihan ikan arwana super red di PD. Dian Ardyka?

    2. Berapa besar probabilitas dan dampak kerugian yang ditimbulkan dari sumber-sumber risiko tersebut ?

    3. Bagaimana strategi atau upaya yang dilakukan PD Dian Ardyka dalam mengatasi risiko produksi ikan arwana di perusahaannya?

    Tujuan Penelitian

    Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian

    ini adalah :

    1. Mengidentifikasi sumber risiko produksi pembenihan ikan arwana super red yang dihadapi oleh PD Dian Ardyka.

    2. Menganalisis probabilitas dan dampak kerugian yang ditimbulkan dari sumber - sumber risiko yang dihadapi PD Dian Ardyka.

    3. Menganalisis strategi yang dilakukan untuk mengatasi risiko pembenihan ikan arwana super red di PD Dian Ardyka.

    Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian ini adalah :

    1. Sebagai masukan bagi tempat usaha budi daya untuk menjadi bahan pertimbangan dalam meminimalisasi risiko yang dihadapi.

    2. Sebagai masukan bagi pembaca untuk memperluas wawasan. 3. Sebagai tambahan informasi dan referensi untuk penelitian-penelitian

    selanjutnya.

    Ruang Lingkup Penelitian

    PD Dian Ardyka memiliki usaha di bidang usaha ikan arwana super red,

    golden arwana, banjar red, dan hijau arwana. Komoditas yang dikaji pada

    penelitian ini adalah ikan arwana super red. Penelitian ini mengkaji risiko

    produksi ikan arwana super red, khusus pada kegiatan produksi ikan yang hanya

    mencakup pada tahap pembenihan.

    Perhitungan analisis risiko produksi pembenihan yang diteliti hanya

    meliputi bagian proses produksi yang dimulai dari pemanenan telur/benih hingga

    ke proses pemeliharaan benih. Pemberian ruang lingkup penelitian dilakukan

    karena keterbatasan alat serta waktu penelitian.

  • 8

    TINJAUAN PUSTAKA

    Penelitian mengenai aktifitas kegiatan budi daya pembenihan ikan arwana

    super red sudah banyak dilakukan di Indonesia, penelitian tersebut menjelaskan

    karakteristik serta cara membudi dayakan ikan arwana super red, hal ini

    berbanding terbalik dengan penelitian tentang risiko produksi ikan arwana super

    red, sehingga penelitian risiko produksi pada ikan arwana super red jarang

    ditemukan.

    Kesulitan dalam mencari penelitian-penelitian yang berkaitan tentang risiko

    produksi ikan arwana menyebabkan kurangnya literatur pendukung yang relevan

    dalam melancarkan kegiatan penelitian risiko produksi pembenihan ikan arwana

    ini. Penyebab sulitnya literatur didapat dikarenakan kebanyakan para civitas

    akademik masih jarang sekali yang mencoba menganalisis risiko produksi pada

    kegiatan budi daya arwana, khususnya arwana super red.

    Peneliti hanya bisa merujuk pada penelitian-penelitian risiko produksi

    komoditas jenis ikan hias lainnya seperti Analisis Risiko Produksi Ikan Hias pada

    PT Taufan Fish Farm di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat oleh

    Fransmudiyanto Silaban tahun 2011. Penelitian risiko produksi lainnya diambil

    dari komoditas non ikan hias, yakni komoditas ikan konsumsi, seperti Analisis

    Risiko Produksi Pembesaran Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Di CV.

    Jumbo Bintang Lestari Gunungsindur Kabupaten Bogor oleh Titisari Dewiaji

    tahun 2011; Manajemen Risiko Operasional Pada Pemasaran Benih Ikan Patin

    PT.Mitra Mina Nusantara di Kabupaten Bogor, Jawa Barat oleh Azizah

    Purwitasari tahun 2011; serta skripsi yang berjudul Manajemen Risiko Dalam

    Usaha Pembenihan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei), Studi Kasus di

    PT.Suri Tani Pemuka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten ditulis oleh Ana

    Lestari tahun 2009.

    Ikan Arwana Super Red

    Ikan arwana super red merupakan ikan yang hidup di sungai dengan dasar

    berbatu-batu, danau, rawa dan perairan umum pada kondisi arus sedang atau

    lambat, dan juga mampu hidup di perairan yang sedikit asam (pH 4-6). Arwana

    mempunyai kebiasaan menjaga anaknya dalam mulut (mouth breeder) dalam fase

    pengembangbiakkan. Fekunditas telur dari arwana berkisar antara 20-60 butir,

    banyaknya telur pada arwana berkaitan dengan bobot serta umur pada indukan.

    Pengeraman telur dalam mengasuh anakan arwana berlangsung antara 1-2 bulan.

    Anakan arwana mempunyai kuning telur yang akan diserap sebagai makanan

    dalam waktu 1 bulan sampai ukuran 6-7 cm, setelah itu dilepas induknya karena

    dianggap sudah dapat mencari mangsa sendiri. Arwana dewasa dikenal hidup

    menyendiri dan agresif menyerang untuk berkelahi. Arwana aktif berenang di

    permukaan air pada malam hari untuk mencari mangsa, sedangkan pada siang hari

    cenderung tinggal di dasar perairan. Makanan arwana dapat berupa serangga, ikan

    kecil, udang-udangan (crustacea), dan tanaman air. Penyebaran arwana super

    red, endemik hanya ada di Kalimantan Barat, terdapat di Kapuas Hulu (Sungai

  • 9

    Tawang, Sungai Puyam, Sungai Seriang), dan danau-danau di Kalimantan Barat

    (Danau Aji, Danau Saih, Danau Maid, Danau Siluk).

    Ikan arwana adalah ikan yang dilindungi undang-undang (berdasarkan SK

    Menteri Pertanian No.716/Kpts/Um/10/1980, SK Dirjen PHPA No. 07/Kpts/DJ-

    VI/1988, Instruksi Dirjen Perikanan No.IK-250/D.4.2955/83K, SK Menteri

    Kehutanan No.516/Kpts/II/ 1995 dan PP No.7 tahun 1999), khusus di Kalimantan

    Barat telah dikeluarkan pengumuman Gubernur mengenai perlindungan arwana.

    Masuk dalam Red Data Book IUCN tahun 1969 dan tanggal 1 Juli 1975 masuk

    daftar Appendix I CITES. Status appendix I CITES pada arwana, menyebabkan

    perdagangan arwana ke luar negeri harus memenuhi aturan serta standar

    international, sehingga aktivitas penangkaran, perijinan hingga prosedur ekspor

    harus memenuhi aturan-aturan yang berlaku.

    Perdagangan ke luar negeri pada jenis ikan arwana dapat dilakukan oleh

    badan usaha yang telah memiliki izin sebagai pengedar ikan arwana ke luar

    negeri, serta melakukan pembuatan berita acara dalam perdagangan yang

    diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam-

    Departemen Kehutanan, disertai serfifikasi dokumen dari CITIES.

    Kegiatan pembenihan pada umumnya, meliputi kegiatan pemeliharaan

    induk dan kegiatan pemeliharaan benih. Kegiatan pemeliharaan induk pada

    umumnya dilakukan dalam kolam kayu dengan dasar pasir, padat penebaran

    induk berkisar 12 m2/ekor dengan bobot tubuh 5 8 kg/ekor. Pemberian pakan

    dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dengan feeding rate (FR) sebesar 0.4

    persen dari biomassa. Pakan yang diberikan berjenis pakan alami berupa udang,

    sotong, jangkrik, kecoa, dll. Pemijahan induk dilakukan secara alami dengan sex

    ratio (1 ekor jantan : 1 ekor betina). Monitoring perkawinan induk perlu

    dilakukkan untuk mengamati tingkah laku ikan arwana yang melakukan

    perkawinan dimalam hari. Panen telur dilakukan setelah 7 hari dari

    didapatkannya induk ikan yang melakukan perkawinan hasil monitoring malam

    tersebut.

    Satu dapat induk betina menghasilkan telur sebanyak 20-70 butir telur,

    dengan diameter telur sebesar 1.9 cm dan berat telur sebesar 1 gram, besarnya

    jumlah telur serta diam bergantung pada umur indukan, induk yang berumur lebih

    tua biasanya memiliki diam telur yang lebih besar dari induk muda dan jumlah

    telur yang lebih sedikit dibandingkan induk muda. Penetasan telur/hatching rate

    (HR) pada arwana pada umumnya sebesar 100 persen dan tingkat kelangsungan

    hidup/survival rate (SR) dari larva ke benih sebesar 78 persen.

    Pemanenan dilakukan setelah benih mencapai ukuran 7 10 cm,

    pemanenan dilakukan dengan cara memuasakan benih satu hari sebelum

    pengiriman, pengiriman dapat dilakukan pada wadah packing berupa kantong

    plastik, dengan memasukan chip serta sertifikat ke dalam box pengiriman (Rahim,

    2011).

    Sumber Sumber Risiko

    Sumber risiko produksi merupakan sumber atau penyebab munculnya risiko

    produksi yang ada dalam kegiatan budi daya. Ketiga dari empat sumber

    penelitian risiko produksi terdahulu, menjelaskan bahwa sumber risiko produksi

  • 10

    yang banyak ditemui dalam bidang perikanan adalah kondisi perubahan cuaca

    atau iklim yang tidak menentu, serangan penyakit dan hama, kualitas pasokan

    benih ikan yang kurang baik, serta kualitas sumber daya manusia atau tenaga

    kerja yang buruk (Silaban, 2011; Dewiaji, 2011; dan Lestari, 2009). Salah satu

    sumber acuan lainnya menjelaskan, bahwa sumber risiko yang ditemui dalam

    kegiatan usaha budi daya adalah risiko alam, risiko sumber daya manusia, risiko

    teknologi, dan risiko proses (Purwitasari, 2011).

    Melihat rujukan penelitian terdahulu tersebut, peneliti berpendapat bahwa

    masih ada sumber risiko lainnya yang terdapat dalam kegiatan budi daya

    perikanan selain perubahan cuaca, kualitas air, serangan penyakit, kualitas SDM,

    dan kualitas benih, sumber risiko lainnya tersebut dapat berupa kualitas pakan

    serta kualitas indukan. Peneliti berpendapat bahwa pakan yang baik akan

    memberikan nutrisi yang sehat pada ikan, sehingga metabolisme dan produksi

    pada ikan dapat berjalan dengan baik, hal tersebut menciptakan bobot dan jumlah

    telur yang maksimal. Kualitas induk perlu dijadikan sumber risiko karena kualitas

    merupakan kunci dari keberhasilan dalam menciptakan kualitas benih ikan yang

    baik, sehingga kualitas induk menjadi risiko sendiri dalam kegiatan budi daya

    perikanan.

    Semua sumber risiko tersebut dapat terjadi dalam kegiatan penelitian risiko

    produksi pembenihan ini, namun tidak menutup kemungkinan bahwa sumber

    risiko yang terjadi terdapat sumber risiko yang baru dan belum dijelaskan pada

    penjelasan sebelumnya. Penentuan prioritas sumber risiko yang dilakukan pada

    penelitian ini menggunakan analisis perbandingan berpasangan (pairwise

    comparison) yang diadopsi dari manajemen strategi, analisis ini dilakukan untuk

    membandingan salah satu sumber risiko dengan sumber yang lainnya, hal ini

    dilakukan karena peneliti menyadari bahwa kemungkinan data historis yang

    didapat belum mampu menjelaskan semua peristiwa risiko/sumber risiko secara

    keseluruhan yang terjadi di perusahaan, sehingga dengan dilakukannya uji analisis

    perbandingan tersebut dapat mengatasi permasalahan kurang akuratnya data

    histosris yang didapat.

    Metode Analisis Risiko

    Peneliti terdahulu melakukan analisis risiko objek yang ditelitinya melalui

    berbagai pendekatan, salah satu pendekatan analisis risiko produksi tersebut dapat

    menggunakan analisis ukuran risiko seperti mencari nilai expected return, variasi

    atau ragam (variance), standar deviasi atau simpangan baku (standard deviation),

    dan koefisien variasi (coefficient variance). Salah satu penelitian terdahulu

    melakukan pendekatan ukuran risiko tersebut dengan menambahkan kajian

    dampak sumber risiko produksi terhadap pendapatan dengan mengggunakan

    metode Value at Risk/ VaR (Silaban, 2011). Di dalam penelitiannya,

    penggunanaan ukuran expected return, variance, standard deviation, dan

    coefficient variance dipakai untuk membandingkan risiko yang terjadi pada

    beberapa komoditas ikan hias yang dibudi dayakan di PT.Taufan Fish Farm,

    sehingga didapat nilai-nilai pembanding sebagai tolak ukur penilaian risiko dari

    masing-masing komoditas.

  • 11

    Sedangkan (Dewiaji, 2011; Purwitasari, 2011; dan Lestari, 2009) melakukan

    analisis risiko produksi dengan cara menilai probabilitas terhadap sumber-sumber

    risiko produksi yang ada di dalam objek penelitian yang ditelitinya, serta

    mengukur besarnya dampak yang ditimbulkan dari masing-masing sumber risiko.

    Analisis tersebut dilakukan dengan cara metode pengukuran probababilitas

    dengan menggunakan metode Z-Score dan pengukuran besarnya dampak sumber

    risiko dengan menggunakan metode Value at Risk (VaR). Setelah dilakukannya

    analisis probabilitas dan dampak risiko dari sumber risiko, hasil dari analisis

    probabilitas dan dampak risiko dipakai untuk memetakan risiko sehingga didapat

    alternatif penanganan terhadap sumber-sumber risiko yang dihadapi oleh kegiatan

    budi daya objek penelitian. Metode penelitian analisis probabilitas dan dampak

    risiko sangat tepat dilakukan pada penelitian-penelitian tersebut, karena penelitan-

    penelitian tersebut hanya mengkaji satu komoditas yang ada di salah satu

    perusahaan, sehingga mendalami pengetahuan tentang sumber-sumber risiko yang

    terjadi beserta dampak yang ditimbulkan dari sumber risiko tersebut.

    Berdasarkan dua pendekatan analisis risiko tersebut, peneliti mencoba

    menggunakan analisis probabilitas serta mengukur dampak risiko yang

    ditimbulkan pada usaha pembenihan ikan arwana yang merujuk pada penelitian

    terdahulu (Dewiaji, 2011; Purwitasari, 2011; dan Lestari, 2009), hal ini

    dikarenakan peneliti ingin mengkaji sumber risiko yang terjadi di kegiatan

    pembenihan ikan arwana tentunya dengan menambahkan uji coba analisis

    perbandingan pada sumber-sumber risiko yang terjadi.

    Strategi Pengelolaan Risiko

    Strategi pengelolaan risiko sangat perlu dilakukan agar dapat meminimalisir

    dampak dari risiko yang ditimbulkan. Beberapa penelitian terdahulu banyak yang

    menggunakan pemetaan risiko sebagai cara untuk mengetahui alternatif pilihan

    strategi yang dijalankan oleh perusahaan yang diteliti. Pemetaan risiko dapat

    dibuat jika sebelumnya telah mengukur probabilitas risiko dan dampak dari risiko

    yang ditimbulkan dari kegiatan penelitian (Dewiaji, 2011; Purwitasari, 2011; dan

    Lestari, 2009), sedangkan acuan penelitian lainnya (Silaban, 2011) menjelaskan

    strategi pengelolaan risiko hanya didapat dari analisis deskriptif yakni melalui

    wawancara dan observasi lapangan, sehingga pada kegiatan penelitiannya tidak

    terdapat pemetaan risiko yang dapat merumuskan alternatif strategi dengan tepat

    bagi perusahaan yang ditelitinya. Berikut hasil dari perumusan alternatif strategi

    bagi perusahaan pada masing-masing kegiatan penelitian :

    Menurut (Silaban, 2011) strategi yang dilakukan oleh PT. Taufan Fish

    Farm dalam meminimalisir risiko produksi pembenihan ikan hias di perusahaan

    tersebut dengan cara diversifikasi komoditas yang diproduksi. Fungsi

    diversifikasi dilakukan untuk menutupi kegagalan pada salah satu kegiatan

    pembenihan satu jenis ikan hias dengan keuntungan komoditas ikan lainnya.

    Menurut (Dewiaji, 2011) strategi yang perlu dilakukan dalam kegiatan

    produksi lele di CV Jumbo Bintang Lestari adalah dengan menggunakan strategi

    preventif dan mitigasi yang diambil dari hasil pemetaan risiko produksi. Strategi

    preventif yang dilakukan berupa produksi benih ikan lele dumbo, pengawasan

    produksi benih ikan bagi petani mitra, optimalisasi produksi benih,persiapan

  • 12

    kolam, pemberian probiotik, pemberian vitamin, penanganan benih tebar,

    peningkatan keamanan lokasi budi daya. Sedangkan strategi mitigasi yang

    dilakukan adalah menjalin kemitraan dengan pembudi daya benih ikan lele

    dumbo, sistem kontrak dengan petani pembenihan, melakukan pengukuran sampel

    ikan secara berkala, diversifikasi geografis, dan kerjasama dengan supplier pakan.

    Menurut (Purwitasari, 2011) alternatif penanganan risiko operasional yang

    terjadi pada PT MMN dilakukan dalam dua strategi penanganan, yaitu preventif

    dan mitigasi. Strategi preventif dilakukan untuk memperkecil kemungkinan

    terjadinya risiko. Risiko alam, dan proses yang berada pada kuadran I dan II

    ditangani dengan membuat atau memperbaiki sistem dan prosedur serta

    mengembangkan sumber daya manusia. Berdasarkan risiko per kejadian, bencana

    alam, kelalaian, dan pemilihan kendaraan yang salah berada pada kuadran I

    ditangani dengan memperbaiki sistem dan prosedur. Strategi mitigasi yang dapat

    dilakukan untuk mengurangi dampak risiko proses adalah dengan melakukan

    diversifikasi. Berdasarkan risiko per kejadian, risiko yang berada pada kuadran II

    dan IV adalah kecelakaan dan penanganan tidak dilakukan dengan baik.

    Penanganan tidak dilakukan dengan baik dapat ditangani dengan diversifikasi.

    Cara mitigasi yang dilakukan untuk mengurangi dampak terjadinya risiko

    kecelakaan adalah dengan mengalihkan dampak dari risiko ke pihak lain. Strategi

    lain yang digunakan sebagai alternatif strategi yang dilakukan adalah monitor,

    prevent at source, low control dan detect and monitor.

    Menurut (Lestari, 2009) kuadran yang dapat ditangani dengan strategi

    preventif adalah risiko yang terdapat pada kuadran I dan kuadran III, yaitu dengan

    melakukan persiapan bak pemeliharaan, pemeliharaan induk, pemeliharaan larva,

    pengelolaan kualitas air, pengelolaan pakan, pemanenan, dan pengepakan benur,

    serta pelatihan sumber daya manusia dengan melakukan kontrak pembelian yang

    dilakukan oleh pihak perusahaan bersama pihak pemasok pakan. Strategi mitigasi

    risiko dilakukan oleh PT.Suri Tani Pemuka untuk menangani risiko pada kuadran

    II melalui kegiatan pengendalian penyakit dan kegiatan pengadaan serta perlakuan

    induk yang tepat dengan karakteristik induk udang vannamei yang baik.

    Dari penjelasan strategi pada masing-masing acuan penelitian, penulis

    mencoba untuk merumuskan penelitiannya yang merujuk pada pemetaan risiko

    terlebih dahulu (Dewiaji, 2009; Purwitasari, 2011; dan Lestari 2009) agar

    alternatif strategi yang didapat lebih akurat dan tepat, dikarenakan penetuan

    penanganan strategi menggunakan pemetaan risiko.

    KERANGKA PEMIKIRAN

    Kerangka Pemikiran Teoritis

    Dalam kerangka pemikiran teoritis ini, dijelaskan beberapa teori yang

    berkaitan erat dengan topik penelitian yang membahas risiko. Terdapat beberapa

    bahasan teori mengenai risiko yang akan diulas dalam kerangka teori ini, seperti

    konsep risiko dan ketidakpastian, sumber-sumber risiko, pengukuran risiko, serta

    manajemen pengukuran risiko.

  • 13

    Konsep Risiko dan Ketidakpastian

    Di dalam sebuah kegiatan bisnis, pasti didapatkan beberapa masalah yang

    muncul yang mengakibatkan kerugian yang berdampak negatif pada

    kelangsungan usaha bisnis, sehingga masalah tersebut perlu ditangani pelaku

    kegiatan bisnis untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkannya. Masalah-

    masalah yang muncul dalam kegiatan bisnis tersebut seringkali disebut sebagai

    risiko atau ketidakpastian oleh para pelaku bisnis, sehingga risiko dan

    ketidakpastian sangat erat kaitannya, namun keduanya memiliki makna yang

    berbeda.

    Risiko (Risk) diartikan sebagai peluang suatu kejadian yang dapat

    menimbulkan kerugian pada kegiatan usaha tertentu (Robinson & Barry, 1987;

    Harwood et al, 1999; & Kountur, 2006), dimana peluang kejadian tersebut dapat

    diukur kuantitasnya (Robinson & Barry, 1987; Djohanputro, 2008) dikarenakan

    tersedianya informasi apa yang terjadi (Hardaker, 1997; Kountur 2008) atau

    terdapat beberapa hasil/outcome dari data historis kegiatan terdahulu.

    Sedangkan Ketidakpastian sendiri diartikan sebagai peluang suatu kejadian

    yang dapat menimbulkan kerugian pada kegiatan usaha tertentu (Robinson &

    Barry, 1987; Harwood et al, 1999; Kountur, 2006), dimana peluang kejadian

    tersebut tidak dapat diukur kuantitasnya (Robinson & Barry, 1987; Djohanputro,

    2008) dikarenakan tidak tersedianya informasi apa yang terjadi (Hardeker,1997;

    Kountur, 2008) atau tidak terdapat hasil/outcome dari data historis kegiatan

    terdahulu.

    Berdasarkan pengertian risiko dan ketidakpastian di atas, maka letak

    perbedaan antara risiko dan ketidakpastian terdapat pada bisa atau tidaknya

    dilakukan pengukuran kuantitatif terhadap peluang kejadian yang dapat

    menimbulkan kerugian pada kegiatan usaha bisnis, serta ada tidaknya data historis

    kegiatan terdahulu berupa hasil/outcome yang menunjang dalam kegiatan

    pengukuran tersebut.

    Di dalam penelitian ini, konsep risiko dijadikan sebagai acuan dalam

    penelitian, adanya peluang kejadian yang merugikan yang dapat diukur

    kuantitasnya berdasarkan data historis kegiatan terdahulu merupakan hal mutlak

    yang harus ada dalam kegiatan penelitian ini.

    Sumber Sumber Risiko

    Risiko yang terjadi di dalam kegiatan suatu usaha beranekaragam jenisnya

    dan di tiap jenis risiko tersebut terdapat beberapa sumber atau penyebab yang

    menimbulkan munculnya jenis-jenis risiko tersebut. Jenis-jenis risiko yang sering

    dihadapi petani atau pelaku bisnis meliputi risiko produksi, risiko kelembagaan,

    risiko pasar atau harga, risiko kebijakan, dan risiko finansial (Harwood et al,

    1999).

    Risiko produksi berkaitan erat dengan peluang kejadian yang merugikan

    yang ada pada kegiatan produksi atau operasional suatu usaha. Sumber risiko

    atau penyebab munculnya risiko produksi yaitu gagal panen, rendahnya

    produktivitas, kerusakan barang (mutu tidak sesuai) yang ditimbulkan oleh

    serangan hama penyakit, perbedaan iklim, kesalahan sumberdaya manusia dan

    lain sebagainya.

  • 14

    Risiko kelembagaan berkaitan erat dengan aturan atau organisasi yang ada

    di sekitar usaha dan keberlangsungan kegiatan usaha. Sumber risiko yang

    menimbulkan risiko kelembagaan yaitu aturan tertentu yang membuat anggota

    suatu organisasi menjadi kesulitan untuk memasarkan ataupun meningkatkan hasil

    produksinya.

    Risiko pasar merupakan peluang kejadian yang dapat menimbulkan

    kerugian pada aspek pasar dan harga. Risiko pasar dibagi menjadi dua kategori

    baik risiko pasar output maupun risiko pasar input. Sumber risiko atau penyebab

    yang dapat menimbulkan risiko pasar output diantaranya yaitu tidak terjualnya

    barang akibat ketidakpastian mutu, permintaan rendah, ketidakpastian harga

    output, inflasi, daya beli masyarakat, persaingan dan lain sebagainya, sedangkan

    sumber risiko yang menimbulkan risiko pasar input adalah terjadinya kenaikan

    harga input akibat inflasi menyebabkan sulitnya mencari sumber bahan baku yang

    terjangkau.

    Risiko kebijakan berkaitan erat dengan kebijakan pemerintah setempat

    terhadap usaha yang dilakukan. Sumber risiko yang menyebabkan munculnya

    risiko kebijakan antara lain adanya suatu kebijakan tertentu yang dapat

    menghambat kemajuan suatu usaha, misalnya kebijakan tarif ekspor.

    Sedangkan risiko finansial merupakan risiko yang berkaitan erat dengan

    masalah keuangan yang ada pada usaha atau kegiatan bisnis yang sedang

    dijalankan. Sumber risiko yang menimbulkan risiko finansial meliputi adanya

    piutang tak tertagih, likuiditas yang rendah sehingga perputaran usaha menjadi

    terhambat, putarna barang rendah, laba menurun karena terjadinya krisis ekonomi

    dan lain-lain.

    Berdasarkan penjelasan jenis risiko beserta sumber-sumber risiko yang

    dapat menimbulkan risiko pada kegiatan usaha, maka penelitian ini memfokuskan

    atau memusatkan ruang lingkupnya terhadap penelitian risiko produksi, sehingga

    sumber-sumber risiko yang dapat menyebabkan gagalnya panen seperti rendahnya

    produktivitas, kerusakan barang (mutu tidak sesuai) yang ditimbulkan oleh

    serangan hama penyakit, perbedaan iklim, kesalahan sumberdaya manusia dan

    lain sebagainya, menjadi acuan dasar dalam kegiatan penelitian ini.

    Pengukuran Risiko

    Pengukuran risiko perlu dilakukan dalam rangka meminimalisir kerugian

    yang didapat, dengan cara mendata serta mengurutkan sumber-sumber risiko yang

    terjadi sehingga terbentuk tingkat prioritas yang akan digunakan dalam pemilihan

    alternatif atau solusi dalam menghadapi beberapa sumber risiko tersebut.

    Pengukuran risiko yang menggunakan cara pengukuran kemungkinan terjadinya

    risiko bisa disebut dengan analisis probabilitas. Analisis probabilitas meliputi

    pengukuran kejadian yang merugikan dengan pengukuran dampak kerugian yang

    ditimbulkan dari kejadian merugikan tersebut. Analisis probbilitas, meliputi

    kegiatan pengukuran rata-rata kejadian berisiko, pengukuran nilai standar deviasi

    dari kejadian berisiko, penghitungan Z-score dan terakhir pengukuran dampak

    risiko dengan menggunakan metode Value at risk (VaR). Pengukuran dampak

    risiko ini hanya dapat dilakukan apabila terdapat data historis sebelumnya. Hasil

    analisis probabilitas akan menunjukan tingkat kemungkinan terjadinya suatu

  • 15

    sumber risiko beserta tingkat kerugian yang ditimbulkan dari sumber risiko

    tersebut (Kountour, 2008).

    Pengukuran risiko dapat juga diukur pada pengukuran penyimpangan

    (deviation) terhadap return dari suatu aset. Menurut Elton dan Gruber (1995)

    terdapat beberapa ukuran risiko diantaranya adalah nilai varian (variance), standar

    deviasi (standard deviation) dan koefisien variasi (coefficient variation). Ketiga

    ukuran tersebut berkaitan satu sama lain dan nilai variance sebagai penentu

    ukuran yang lainnya. Seperti standard deviation yang merupakan akar kuadrat

    dari variance sedangkan coefficient variation merupakan rasio dari standard

    deviation dengan nilai expected return dari suatu kegiatan usaha. Return yang

    diperoleh dapat berupa pendapatan, produksi atau harga. Hasil keputusan yang

    tepat dalam menganalisis risiko suatu kegiatan usaha harus menggunakan

    perbandingan dengan satuan yang sama. Ukuran risiko yang dapat

    membandingkan dengan satuan yang sama adalah coefficient variation.

    Coefficient variation merupakan ukuran yang tepat bagi pengambil keputusan

    dalam menilai suatu kegiatan usaha dengan mempertimbangkan risiko yang

    dihadapi untuk setiap return yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut. Dengan

    ukuran coefficient variation, penilaian risiko terhadap kegiatan usaha sudah

    dilakukan dengan ukuran yang sama yaitu besarnya risiko untuk setiap return,

    return yang diperoleh dapat berupa pendapatan, produksi atau harga.

    Pemetaan Risiko

    Menurut Djohanputro (2008), risiko selalu terkait dengan dua dimensi,

    pemetaan yang paling tepat juga menggunakan dua dimensi yang sama. Kedua

    dimensi yang dimaksud adalah probabilitas terjadinya risiko dan dampaknya bila

    risiko tersebut terjadi.

    Probabilitas yang merupakan dimensi pertama menyatakan tingkat

    kemungkinan suatu risiko terjadi. Semakin tinggi tingkat kemungkinan risiko

    terjadi, semakin perlu mendapat perhatian. Sebaliknya, semakin rendah

    kemungkikan risiko terjadi, semakin rendah pula kepentingan manajemen untuk

    memberi perhatian kepada risiko yang bersangkutan. Umumnya probabilitas

    dibagi menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

    Dimensi kedua yaitu dampak, merupakan tingkat kegawatan atau biaya

    yang terjadi jika risiko yang bersangkutan benar-benar menjadi kenyataan.

    Semakin tinggi dampak suatu risiko, maka semakin perlu mendapat perhatian

    khusus. Sebaliknya, semakin rendah dampak yang terjadi dari suatu risiko maka

    semakin rendah pula kepentingan manajemen untuk mengalokasikan sumber daya

    untuk menangani risiko yang bersangkutan. Umumnya dimensi dampak dibagi

    menjadi tiga tingkat yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

    Matriks antara kedua dimensi menghasilkan empat kuadran utama.

    Kuadran I merupakan area dengan tingkat probabilitas kejadian antara ambang

    batas (garis) normal sampai daerah tinggi, dengan dampak yang rendah. Risiko

    yang secara rutin terjadi ini tidak terlalu mengganggu pencapaian tujuan dan

    target perusahaan, tetapi akan terasa mengganggu bila risiko yang bersangkutan

    muncul sebagai kenyataan, namun pada umumnya perusahaan mampu dengan

    cepat mengatasi dampak yang muncul.

  • 16

    Kuadran II merupakan area dengan tingkat probabilitas tinggi dan tingkat

    dampak tinggi. Pada kuadran II merupakan kategori risiko yang masuk ke dalam

    prioritas utama. Bila risiko-risiko pada kuadran II terjadi akan menyebabkan

    terancamnya pencapaian tujuan perusahaan.

    Kuadran III merupakan risiko dengan tingkat probabilitas kejadian yang

    rendah dan mengandung dampak yang rendah pula. Risiko-risiko yang muncul

    pada kuadran III cenderung diabaikan sehingga perusahaan tidak perlu

    mengalokasikan sumber dayanya untuk menangani risiko tersebut. Walaupun

    demikian, manajemen tetap perlu untuk memonitor risiko yang masuk dalam

    kuadran III karena suatu risiko bersifat dinamis. Risiko yang saat ini masuk

    dalam kuadran III dapat pindah ke kuadran lain bila ada perubahan ekternal

    maupun internal yang signifikan.

    Kuadran IV merupakan area dengan tingkat probabilitas kejadian yang

    rendah, namun dengan dampak yang tinggi. Artinya, risiko-risiko dalam kuadran

    IV cukup jarang terjadi tetapi apabila sampai terjadi maka akan mengakibatkan

    tidak tercapainya tujuan dan target perusahaan.

    Strategi Penanganan Risiko

    Strategi pengelolaan risiko merupakan langkah-langkah yang dapat

    ditempuh perusahaan untuk menangani terjadinya risiko. Fungsi-fungsi

    manajemen sangat berperan dalam perumusan strategi pengelolaan risiko

    sehingga penentuan strategi dapat dikonsep dalam manajemen risiko.

    Alternatif penanganan risiko pada produk pertanian ada berbagai cara yakni

    dengan diversifikasi usaha, integrasi vertikal, kontrak produksi, kontrak

    pemasaran, perlindungan nilai dan asuransi. Salah satu penanganan risiko yang

    digunakan pada penelitian ini adalah diversifikasi.

    Diversifikasi adalah suatu cara pengurangan risiko dengan cara menyebar

    investasi ke beberapa jenis usaha yang dapat meminimalkan risiko kehilangan

    semua aset perusahaan bila suatu investasi pada salah satu jenis usaha memburuk,

    dalam melakukan perencanaan beberapa jenis investasi tersebut perusahaan

    Kuadran I Kuadran II

    Kuadran III Kuadran IV

    Dampak

    (Rp)

    Probabilitas (Rp)

    Tinggi

    Rendah

    Tinggi

    Garis

    normal

    Rendah Garis

    normal

    Gambar 3 Peta Risiko

    Sumber : (Kountur, 2008)

  • 17

    Gambar 4 Proses Pengelolaan Risiko Perusahaan

    Sumber : Kountur 2006

    penting untuk mempertimbangkan hubungan dan pengaruh investasi tersebut

    terhadap tingkat risiko yang akan dihadapai oleh perusahaan, serta pemilihan jenis

    investasi tersebut harus didasari pada pengurangan tingkat risiko yang terbaik

    dalam menghasilkan tingkat pendapatan yang diinginkan (Barron, 1993).

    Sedangkan kelebihan dari diversifikasi sendiri adalah mengurangi risiko,

    meminimalkan tenaga kerja, mengurangi penggunaan peralatan dan

    meminimalkan biaya, serta keterbatasan yang dimiliki diversifikasi adalah

    membutuhkan perlengkapan khusus, membutuhkan keahlian manajerial yang

    lebih luas dan teknologi menjadi rumit (Hardwood et al, 1999).

    Menurut Kountur (2008), manajemen risiko perusahaan adalah cara

    bagaimana menangani semua risiko yang ada di dalam perusahaan tanpa memilih

    risiko-risiko tertentu saja. Manajemen risiko merupakan cara atau langkah yang

    dapat dilakukan pengambil keputusan untuk menghadapi risiko dengan cara

    meminimalkan kerugian yang terjadi. Tujuan manajemen risiko adalah untuk

    mengelola risiko dengan membuat pelaku usaha sadar akan risiko, sehingga laju

    organisasi bisa dikendalikan. Strategi pengelolaan risiko merupakan suatu proses

    yang berulang pada setiap periode produksi Gambar 4

    Keterangan : garis proses

    garis hasil (ouput)

    Pengidentifikasian risiko merupakan proses penganalisaan untuk

    menemukan secara sistematis dan secara berkesinambungan risiko (kerugian yang

    potensial) yang menantang perusahaan. Dalam manajemen risiko, pengambil

    keputusan perlu mengidentifikasi berbagai jenis risiko yang dihadapi perusahaan,

    maka selanjutnya risiko tersebut kemudian diukur. Perlunya diukur adalah untuk

    menentukan relatif pentingnya dan untuk memperoleh informasi yang akan

    menolong untuk menetapkan kombinasi peralatan manajemen risiko yang cocok

    untuk menanganinya. Menurut Kountur (2008) ada dua strategi penanganan

    risiko yaitu :

    EVALUASI

    IDENTIFIKASI

    RISIKO

    PENGUKURAN

    RISIKO

    PENANGANAN

    RISIKO

    Daftar Risiko

    Expected Return

    Usulan (Strategi

    pengelolaan Risiko)

    PROSES OUTPUT

  • 18

    1. Preventif Preventif dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko. Strategi ini

    dilakukan apabila probabilitas risiko besar. Strategi preventif dapat

    dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :

    a. Membuat atau memperbaiki sistem dan prosedur

    b. Mengembangkan sumberdaya manusia, dan

    c. Memasang atau memperbaiki fasilitas fisik

    2. Mitigasi Mitigasi adalah strategi penanganan risiko yang dimaksud untuk

    memperkecil dampak yang ditimbulkan dari risiko. Strategi mitigasi

    dilakukan untuk menangani risiko yang memiliki dampak yang sangat

    besar. Adapun beberapa cara yang termasuk ke dalam strategi mitigasi

    adalah:

    a. Diversifikasi Diversifikasi adalah cara menempatkan asset atau harta di beberapa

    tempat sehingga jika salah satu tempat terkena musibah tidak akan

    menghabiskan semua asset yang dimiliki. Diversifikasi merupakan

    salah satu cara pengalihan risiko yang paling efektif dalam

    mengurangi dampak risiko

    b. Penggabungan Penggabungan atau yang lebih dikenal dengan istilah merger

    menekankan pola penanganan risiko pada kegiatan penggabungan

    dengan pihak perusahaan lain. Contoh strategi ini adalah perusahaan

    yang melakukan merger atau dengan melakukan akuisisi.

    c. Pengalihan Risiko Pengalihan risiko (transfer of risk) merupakan cara penanganan risiko

    dengan mengalihkan dampak dari risiko ke pihak lain. Cara ini

    bermaksud jika terjadi kerugian pada perusahaan maka yang

    menanggung kerugian tersebut adalah pihak lain. Ada beberapa cara

    yang dapat dilakukan untuk mengalihkan dampak risiko ke pihak lain,

    diantaranya melalui asuransi, leasing, outsourching, dan hedging.

    Pengalihan risiko dapat dilakukan dengan cara mengasuransikan asset

    perusahaan yang dampak risikonya besar, sehingga jika terjadi

    kerugian maka pihak asuransi yang akan menanggung kerugian yang

    dialami perusahaan sesuai dengan kontrak perjanjian yang telah

    disepakati oleh pihak perusahaan dan pihak asuransi. Leasing adalah

    cara dimana asset digunakan tetapi kepemilikannya adalah pihak lain.

    Jika terjadi sesuatu pada asset tersebut maka pemiliknya yang akan

    menanggung kerugian atas asset tersebut.

    Outsourcing merupakan cara dimana pekerjaan diberikan kepada

    pihak lain untuk mengerjakannya sehingga jika terjadi kerugian maka

    perusahaan tidak menanggung kerugian melainkan pihak yang

    melakukan pekerjaan tersebutlah yang menanggung kerugiannya.

    Hedging merupakan cara pengalihan risiko dengan mengurangi

    dampak risiko melalui transaksi penjualan atau pembelian. Beberapa

    cara yang dapat dilakukan untuk melakukan hedging adalah melalui

    forward contract, future contract, option, dan swap.

  • 19

    Kerangka Pemikiran Operasional

    PD. Dian Ardyka memiliki lahan seluas 8 Ha untuk memproduksi berbagai

    jenis ikan arwana diantaranya ikan arwana super red dan golden arwana yang

    dibudi dayakan di dalam media kolam dan akuarium, dengan komoditas utamanya

    yakni ikan arwana super red. Dalam menjalankan kegiatan pembenihan ikan

    arwana super red, PD Dian Ardyka menghadapi kendala yakni adanya

    fluktuasi/perubahan hasil produksi yang menurun akibat dari perubahan kualitas

    air secara mendadak, yang ditimbulkan oleh kondisi cuaca tidak menentu serta

    buangan limbah pabrik dari kegiatan perkebunan kelapa sawit. Fluktuasi jumlah

    benih di perusahaan juga disebabkan karena terdapat serangan penyakit serta

    panen larva yang berumur muda. Perusahaan kesulitan dalam menangani

    perubahan hasil produksi yang tidak menentu tersebut, sehingga diperlukan solusi

    atau penanganan yang tepat terhadap beberapa kejadian yang merugikan tersebut

    dengan menetapkan beberapa alternatif strategi yang harus dijalankan perusahaan.

    Untuk menemukan solusi tersebut, penelitian ini perlu dilakukan dengan

    mengkaji analisis risiko produksi pembenihan yang dilakukan oleh PD Dian

    Ardyka, dengan dimulai melakukan proses pengidentifikasian faktor-faktor

    penyebab risiko produksi yang terjadi, kemudian dilanjutkan melakukan analisis

    probabilitas dari hasli identifikasi sumber-sumber risiko produksi, dan mengukur

    dampak kerugian yang dihasilkan dari sumber risiko produksi tersebut, hasil dari

    data probabilitas risiko dan dampak risiko akan digabungkan untuk membentuk

    pemetaan risiko yang akan berfungsi untuk panduan atau arahan dalam

    menentukan strategi penanganan risiko yang harus dilakukan perusahaan dalam

    mengatasi risiko yang terjadi. Untuk lebih jelas pada alur pemikiran operasional

    dapat dilihat pada Gambar 5

  • 20

    Kegiatan Pembenihan Ikan

    Arwana Super red di

    PD.Dian Ardyka

    Penurunan Kualitas air

    Serangan penyakit

    Kualitas pakan buruk

    Kondisi cuaca yang tidak stabil

    Sumber daya manusia yang

    kurang

    Cacat/afkir

    Umur larva muda

    Kualitas induk buruk

    Telur pecah

    Pemetaan Risiko

    Strategi Penanganan Risiko

    Sumber Sumber

    Risiko

    Analisis perbandingan

    berpasangan sumber-

    sumber risiko

    (pairwise comparison)

    Risiko Produksi

    Analisis

    Probabilitas

    (Z-score)

    Fluktuasi Hasil

    Produksi

    Analisis

    Dampak

    Risiko

    (Metode

    Value at

    risk/VaR)

    Alur hubungan antar variabel

    Alur penggunaan alat penelitian

    Alat penelitian yang digunakan

    Keterangan

    Peluang Harga

    Gambar 5 Kerangka Pemikiran Operasional

  • 21

    METODE PENELITIAN

    Lokasi Dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan di PD Dian Ardyka yang berlokasi di jalan

    Transkalimantan gang kemuning, Kecamatan Sui Ambawang, Kabupaten Kubu

    Raya, Pontianak, Kalimantan Barat. Pemilihan lokasi didasarkan atas posisi

    perusahaan yang merupakan salah satu perusahaan ekspor benih ikan arwana

    super red terbesar di Kaliamantan Barat. Selain posisi perusahaan, pemilihan

    lokasi di PD Dian Ardyka dilakukan untuk melanjutkan kegiatan penelitian

    terdahulu, karena sebelumnya peneliti melakukan tugas akhir untuk

    menyelesaikan studi diploma di perusahaan tersebut. Pengumpulan data dari

    perusahaan PD Dian Ardyka dilakukan dari bulan Desember tahun 2013 sampai

    Januari 2014.

    Data dan Sumber Data

    Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data

    primer diperoleh dari kegiatan pengamatan langsung serta wawancara dengan

    pihak perusahaan meliputi keadaan umum perusahaan, manajemen risiko yang

    diterapkan perusahaan, kegiatan pembenihan ikan arwana super red itu sendiri

    (yang mencakup luas lahan, jumlah produksi, beserta data lainnya). Salah satu

    data sekunder yang digunakan atau diambil pada kegiatan penelitian ini adalah

    data historis produksi yang berjalan di perusahaan tersebut dari tahun awal tahun

    2012 hingga akhir tahun 2013, sedangkan data sekunder lainnya dapat diperoleh

    dari buku, artikel, jurnal, skripsi serta data-data instansi terkait yang mendukung

    kegiatan penelitian ini, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen

    Pertanian, Perpustakaan LSI Institut Pertanian Bogor, internet dan literatur yang

    relevan.

    Metode Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung ke

    lapangan, wawancara dan diskusi dengan pemilik perusahaan dan bawahannya

    seperti teknisi dan sekretaris perusahaan (dalam kelengkapan data). Teknik

    observasi dilakukan untuk melakukan pengamatan pada kegiatan usaha

    pembenihan ikan arwana super red yang dilakukan oleh perusahaan PD Dian

    Ardyka meliputi proses pembenihan dan strategi penanganan risiko. Teknik

    wawancara dan diskusi dilakukan untuk mengindentifikasi sumber-sumber risiko

    yang ada dalam usaha pembenihan ikan hias serta strategi penanganan risiko yang

    selama ini dilakukan oleh pihak perusahaan.

    Metode pemilihan responden yang digunakan pada kegiatan penelitian ini

    adalah metode purposive. Responden dipilih oleh peneliti dengan syarat

    merupakan pihak yang berhubungan dan mengetahui jelas produksi dan risiko

    yang sering dihadapi perusahaan, sehingga responden tertuju pada bagian

    produksi serta pemilik perusahaan di PD Dian Ardyka.

  • 22

    Metode Analisis Data

    Data dan informasi yang diperoleh dari lokasi penelitian serta data

    pendukung lainnya akan diolah secara kuantitatif dan dianalisis secara kualitatif.

    Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis risiko produksi terhadap hasil

    produksi perusahaan yang berfluktuatif (dilihat dari hasil panen) yang dihadapi

    oleh PD Dian Ardyka. Sedangkan untuk analisis kualitatif digunakan untuk

    mengetahui keadaan atau gambaran mengenai keadaan umum perusahaan dan

    manajemen risiko yang diterapkan perusahaan secara pendekatan deskriptif.

    Analisis Kuantitatif

    Analisis kuantitatif terdiri dari analisis risiko yang meliputi analisis

    Pengukuran risiko, probabilitas risiko, dan dampak risiko pada kegiatan

    pembenihan ikan arwana super red di perusahaan.

    1. Analisis Perbandingan Berpasangan Sumber-Sumber Risiko Analisis perbandingan berpasangan dilakukan untuk mengukur tingkat

    prioritas yang terjadi antar sumber risiko. Hal ini dilakukan apabila data

    historis yang didapat belum mencakup semua atau menginterpretasikan

    semua sumber risiko yang terjadi di perusahaan. Analisis perbandingan

    dilakukan dengan melakukan pembobotan atau penilaian skor pada tiap-tiap

    sel yang membandingkan risiko yang satu dengan risiko yang lainnya, uji

    ini dapat dilakukan seperti tabel dibawah :

    Tabel 4 Analisis perbandingan berpasangan sumber risiko

    Sumber

    Risiko A B ... n Total Skor

    Total

    Bobot

    A 1 Xij Xij/X

    B 1 Xij Xij/X

    ... 1 ... ...

    n 1 n n

    Total Xt 1

    Tabel di atas memperlihatkan perbandingan antara kolom-kolom sumber

    risiko yang dilakukan dengan mengisi skor salah satu kolom sumber risiko

    dengan sumber risiko yang lainnya, namun tidak dapat dilakukan penilaian

    skor dalam perbandingan kolom sumber risiko yang sama, karena memiliki

    pengaruh yang sama (hal ini dapat dilihat pada kolom tabel yang di bold

    warna abu-abu). Papan kolom skor disi berdasarkan wawancara beberapa

    pihak-pihak yang berkepentingan di perusahaan, seperti : direktur, teknisi

    hatchery, dan agen perantara penjualan.

    Nilai skor dibuat range sebanyak 10 angka, yang dapat dijelaskan sebagai

    berikut :

    1 = Peluang terjadinya kedua sumber risiko sama besar. 2 = Peluang sumber risiko sedikit lebih besar (1-25 persen lebih

    besar) dari sumber risiko yang dibandingkan

    3 = Peluang sumber risiko lebih besar (26-50 persen lebih besar) dari sumber risiko yang dibandingkan

  • 23

    4 = Peluang sumber risiko sangat besar (51-75 persen lebih besar) dari sumber risiko yang dibandingkan

    5 = Peluang sumber risiko mutlak besarnya (76- 100 persen lebih besar) dari sumber risiko yang dibandingkan

    = Peluang sumber risiko sedikit lebih kecil (1-25 persen lebih

    kecil) dari sumber risiko yang dibandingkan 1/3 = Peluang sumber risiko lebih kecil (26-50 persen lebih kecil) dari

    sumber risiko yang dibandingkan

    = Peluang sumber risiko sangat kecil (51-75 persen lebih kecil)

    dari sumber risiko yang dibandingkan 1/5 = Peluang sumber risiko mutlak kecilnya (76-100 persen lebih

    kecil) dari sumber risiko yang dibandingkan

    Penilaian skor yang dilakukan tiap responden dibantu oleh peneliti dengan

    memberikan asumsi contoh kasus kematian pada benih ikan arwana

    sebanyak 100 ekor yang disebabkan oleh dua sumber risiko yang

    dibandingkan. Responden diberi pilihan untuk memilh sumber risiko

    berdasarkan kriteria penilaian skor.

    Berikutnya nilai skor yang telah diisi tiap responden kemudian ditotalkan

    dan diambil bagi dengan jumlah responden (lihat Lampiran 2), sehingga

    didapat matriks sumber risiko berpasangan total (dapat dilihat pada tabel 6

    bab pembahasan). Nilai kolom matriks berpasangan total dijumlahkan

    secara horizontal sehingga didapat nilai Xij dari tiap baris sumber risiko dan

    didapat jumlah total skor dari semua baris tabel pada nilai Xt. Selanjutnya

    penilaian bobot dilakukan untuk melihat persentase dari tiap-tiap sumber

    risiko yang didapat dari masing-masing barisnya dengan rumus

    membagikan nilai skor pada tiap baris (Xij) dengan total skor secara

    keseluruhan (Xt) sehingga didapat nilai (Xij/Xt). Jika ditotal secara

    keseluruhan nilai (Xij/Xt) maka total nilai pembobotan akan bernilai 1, yang

    menunjukan peluang dari terjadinya suatu kejadian dari sumber-sumber

    risiko yang telah dimasukkan dalam tabel. Hasil penilaian skor pada tabel

    di atas adalah penentuan sumber risiko yang dihitung peluang serta dampak

    kerugian untuk mendapatkan strategi alternatif penanganan risiko lebih

    lanjut, penentuan sumber risiko tersebut didapat dengan cara mengambil

    sumber risiko yang memiliki nilai peluang bobot skor melebihi rata- rata

    total nilai bobot/nilai hasil pembagian 100 persen dengan jumlah sumber

    risiko yang terjadi (Xij/X > n), hal ini dilakukan untuk menilai keakuratan

    pemilihan sumber risiko yang akan diteliti, serta keterbatasan dana

    perusahaan dalam mengatasi sumber risiko yang terjadi.

    2. Analisis Probabilitas Risiko Penilaian risiko pada yang dilakukan pada penelitian ini didasarkan pada

    pengukuran probabilitas. Beberapa ukuran yang dapat digunakan untuk

    mengukur probabilitas diantaranya adalah dengan menghitung rata-rata

    kejadian berisiko, menghitung nilai standar deviasi dari kejadian berisiko,

    dan menghitung Z-score. Hal ini dapat dijelaskan dengan lebih rinci

    sebagai berikut :

  • 24

    a. Menghitung rata-rata mortalitas Rumus yang digunakan untuk mengitung rata-rata adalah :

    Dimana : X = Rata-rata mortalitas benih ikan arwana super red

    xi = Data mortalitas benih ikan arwana super red per bulan selama tahun 2012 hingga 2013

    n = Jumlah data mortalitas benih arwana selama tahun 2012 hingga

    2013

    Perhitungan mortalitas benih ikan arwana di PD Dian Ardyka digunakan

    dalam penelitian ini dikarenakan jumlah input larva yang masuk dalam

    kegiatan produksi perusahaan berbeda tiap bulannya (lihat Lampiran 3).

    Perhitungan mortalitas benih tiap bulan dilakukan dengan cara

    menggabungkan data kematian benih yang terjadi oleh input-input larva

    yang masuk dalam kurun satu bulan sekali, perhitungan tersebut

    dilakukan karena input-input larva perusahaan masuk ke dalam kegiatan

    produksi tidak beraturan, sehingga perlu dibatasi perhitungan mortalitas

    sesuai siklus produksi perusahaan yakni satu bulan siklus produksi.

    b. Menghitung nilai standar deviasi Rumus yang digunakan untuk nilai standar deviasi adalah :

    Dimana :

    s = Standar deviasi dari rata-rata mortalitas

    xi = Jumlah mortalitas benih per bulan dari kejadian berisiko

    x = Rata-rata mortalitas benih dari kejadian berisiko

    n = Jumlah data

    Standar deviasi didapat dari hasil perhitungan rata-rata mortalitas

    benih yang terjadi tiap bulan di perusahaan yang diakibatkan dari

    sumber risiko tertentu. Hasil perhitungan standar deviasi digunakan

    kembali dalam perhitungan z-score.

    c. Menghitung nilai standar (z-score) risiko Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai standar adalah :

    Dimana :

    z = Nilai Z-score dari kejadian berisiko

    y = Batas normal mortalitas benih yang dianggap masih

    menguntungkan dan ditentukan perusahaan

  • 25

    x = Rata-rata mortalitas benih ditiap sumber risiko

    s = Standar deviasi tiap sumber risiko

    Perhitungan z-score didapat setelah mendapatkan hasil perhitungan

    rata-rata mortalitas benih sumber risiko tertentu dengan standar deviasi

    sumber risiko tertentu. Perhitungan z-score dibantu dengan penentuan

    batas normal mortalitas benih untuk sumber risiko tertentu yang

    ditentukan oleh perusahaan. Penentuan batas normal mortalitas akan

    tertera dalam hasil perhitungan di Lampiran.

    d. Menghitung probababilitas terjadinya risiko Setelah nilai Z-score didapat dari hasil perhitungan di atas, maka akan

    dilanjutkan pada pencarian probabilitas terjadinya risiko produksi

    dengan menggunakan tabel distribusi Z (Normal) sehingga dapat

    diketahui tingkat persentase kemungkinan terjadinya kejadian atau

    keadaan pada produksi yang mendatangkan kerugian.

    3. Pengukuran Dampak Risiko Pengukuran dampak risiko pada kegiatan penelitian ini menggunakan

    metode pengukuran VaR (Value at risk) yang menunjukan besarnya potensi

    kerugian dari suatu kejadian yang bisa terjadi pada suatu periode tertentu ke

    depan dengan tingkat toleransi error sebesar 5 persen, tentunya pengukuran

    dengan metode tersebut didukung dengan data historis yang ada pada

    perusahaan PD Dian Ardyka. VaR dihitung dengan rumus berikut :

    Dimana :

    VaR = Value at risk dari risiko produksi di PD Dian Ardyka selama

    tahun 2012 hingga tahun 2013

    x = Rata-rata kerugian pada sumber risiko tertentu

    z = Nilai z yang diambil dari tabel distribusi normal dengan alfa 5%

    s = Standar deviasi

    n = Banyaknya data

    Berbeda dengan perhitungan probabilitas, perhitungan VaR menggunakan

    data jumlah kematian benih bukan mortalitas, hal ini dilakukan untuk

    mengetahui besaran dampak kerugian yang ditimbulkan dari sumber risiko

    tertentu. Perhitungan VaR dalam data historis perusahaan didukung oleh

    data harga penjualan benih ikan arwana super red yang terjadi pada periode

    tahun 2012 s.d 2013. Data jumlah kematian benih untuk sumber risiko

    tertentu tiap bulannya akan dikalikan pada data harga penjualan benih di

    periode tersebut, sehingga akan didapat data kerugian yang ditimbulkan dari

    sumber risiko tertentu tiap bulannya, yang kemudian hasil tersebut akan

    digunakan untuk menentukan rata-rata kerugian serta standar deviasi

    kerugian dari sumber risiko tertentu.

  • 26

    Analisis Manajemen Risiko

    Analisis manajemen risiko produksi yang diterapkan berdasarkan penilaian

    pengambilan keputusan di perusahaan secara subjektif, hal tersebut dilakukan

    untuk melihat kefektifan manajemen risiko dalam meminimalkan risiko produksi.

    Pengelolaan risiko dapat dilakukan dengan mengidentifikasi penyebab-penyebab

    adanya risiko produksi, kemudian melakukan pengukuran risiko, menangani

    risiko dan mengevaluasi risiko serta melihat sejauh mana fungsi manajemen risiko

    yang diterapkan pada usaha pembenihan ikan arwana super red di PD Dian

    Ardyka.

    Sebelum penanganan risiko dilakukan, perlu adanya pengidentifikasian status

    risiko untuk menentukan proritas dalam penanganan risiko. Status risiko didapat

    dari hasil pengkalian probabilitas sumber risiko dengan dampak. Status risiko

    tersebut akan digunakan sebagai dasar pembuatan peta risiko, yang akan berguna

    dalam pemilihan alternatif strategi dari penanganan risiko dapat dilihat pada

    Gambar 6 dan Gambar 7

    Setelah risiko dipetakan hal selanjutnya adalah penanganan atau manajemen

    risiko pada kegiatan usaha. Umumnya strategi penanganan risiko yang dilakukan

    oleh perusahaan dalam menjalankan usaha ada dua, yakni : strategi penghindaran

    risiko (preventif) atau strategi mitigasi (meminimalkan terjadinya risiko).

    a. Strategi Preventif Strategi preventif dilakukan untuk risiko yang tergolong dalam

    probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko yang tinggi. Penentuan

    tinggi atau rendahnya probabilitas didasarkan atas batas normal atau garis

    tengah yang membatasi, batas normal probabilitas risiko yang ditolerir

    perusahaan tersebut ditentukan oleh direktur perusahaan. Penanganan

    risiko pada strategi preventif akan menggeser risiko yang berada pada

    kuadran I ke kuadran III dan menggeser risiko pada kuadran II ke kuadran

    IV. Penanganan risiko ini dapat dilihat pada Gambar 6 :

    Kuadran I Kuadran II

    Kuadran III Kuadran IV

    Dampak

    (Rp)

    Probabilitas (%)

    Tinggi

    Rendah

    Tinggi

    Rendah

    Gambar 6 Penghindaran Risiko (Strategi Preventif)

  • 27

    b. Strategi Mitigasi Strategi mitigasi dilakukan untuk meminimalisir dampak risiko yang

    ditimbulkan pada suatu kejadian, dengan berusaha mengubah risiko yang

    berdampak tinggi menjadi berdampak kecil. Penentuan tinggi atau

    rendahnya dampak kerugian didasarkan atas batas normal atau garis

    tengah yang membatasi, batas normal dampak risiko yang ditolerir

    perusahaan ditentukan oleh direktur perusahaan. Strategi ini menggeser

    risiko yang berada pada kuadran II ke kuadran I dan menggeser kuadran

    IV ke kuadran III. Berikut gambar strategi mitigasi risiko :

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Gambaran Umum Perusahaan

    Perusahaan PD Dian Ardyka merupakan salah satu perusahaan penangkaran

    ikan arwana super red yang cukup besar serta terkenal di pasaran ekpor yang

    berada daerah Kalimantan Barat. Perusahaan mulai berdiri dari tahun 1999 oleh

    bapak Hermanto Halim dengan luas areal peusahaan sebesar 5000 m2. Lahan

    tersebut merupakan lahan yang berbentuk rawa sehingga di awal berdirinya,

    perusahaan belum bisa melakukan aktivitas produksinya selama kurun waktu 3

    tahun atau lebih tepatnya hingga tahun 2002, karena perusahaan melakukan

    konstruksi lahan untuk dijadikan lahan yang siap pakai.

    Di awal kegiatan produksi, perusahaan hanya melakukan kegiatan budi daya

    ikan banjar red arwana, arwana hijau, serta golden arwana. Perusahaan belum

    bisa melakukan kegiatan produksi ikan arwana super red dikarenakan kurangnya

    dana investasi dalam melakukan aktivitas budi daya ikan arwana super red.

    Seiring berjalan kegiatan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan

    mendapatkan peningkatan penerimaan yang cukup besar. Peningkatan

    penerimaan yang diterima perusahaan, menyebabkan adanya perluasan lahan serta

    Kuadran I Kuadran II

    Kuadran III Kuadran IV

    Dampak

    (Rp)

    Probabilitas (%)

    Tinggi

    Rendah

    Tinggi

    Rendah

    Gambar 7 Meminimalisir dampak risiko (Strategi Mitigasi)

  • 28

    penambahan komoditas ikan arwana super red, yang menjadi andalan ekspor ikan

    hias di perusahaan tersebut.

    Penambahan komoditas ikan arwana super red di perusahaan dimulai pada

    awal tahun 2004, dengan melakukan perluasan areal perusahaan serta

    menyediakan kolam indukan ikan arwana super red. Perluasan areal dilakukan

    dengan cara bertahap pada tiap tahunnnya, hingga akhir tahun 2009 luas areal

    perusahaan sebesar 8 hektar dengan jumlah kolam indukan arwana mencapai 40

    kolam yang masing-masing kolam memiliki dimensi luas sebesar 50 x 12 m2.

    Perusahaan mengalami perubahan penerimaan yang begitu besar di akhir

    tahun 2004, hal tersebut diakibatkan nilai rupiah terhadap pembelian ikan arwana

    banjar red, hijau arwana, serta golden arwana mengalami penurunan. Penurunan

    nilai harga pada komoditas-komoditas tersebut diakibatkan mulai banyaknya

    produksi terhadap komoditas karena komoditas-komoditas tersebut tergolong

    mudah dibudi dayakannya.

    Permasalahan perubahan penerimaan perusahaan ditanggapi dengan

    melakukan strategi perubahan komoditas utama, dengan menjadikan ikan arwana

    super red sebagai komoditas utama dari perusahaan tersebut, sehingga di awal

    tahun 2005 kolam - kolam indukan yang telah tersedia diprioritaskan terlebih

    dahulu untuk komoditas ikan arwana super red. Prioritas atau strategi tersebut

    membuahkan hasil bagi perusahaan, ikan hias arwana super red memberikan hasil

    penerimaan perusahaan yang cukup besar serta dari hasil tersebut perusahaan

    mampu memperluas areal perusahaan hingga akhir tahun 2009.

    Keberhasilan strategi yang dijalankan perusahaan telah menjadikan

    perusahaan sebagai perusahaan baru yang menempati peringkat 6 besar dalam