Analisis KS 26B
-
Upload
kristian-sudana-hartanto -
Category
Documents
-
view
242 -
download
0
Transcript of Analisis KS 26B
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
1/23
1. A. Apa saja jenis-jenis demam? Tentukan jenis demam pada kasustersebut!
Demam kontinyu (Gambar 1.) atau sustained fever ditandai oleh peningkatan
suhu tubuh yang menetap dengan fluktuasi maksimal 0,4oC selama periode 24 jam.
Fluktuasi diurnal suhu normal biasanya tidak terjadi atau tidak signifikan.
Gambar 1. Pola demam pada demam tifoid (memperlihatkan bradikardi relatif)
Demam remiten ditandai oleh penurunan suhu tiap hari tetapi tidak menapai
normal dengan fluktuasi melebihi 0,!oC per 24 jam. Pola ini merupakan tipe demam
yang paling sering ditemukan dalam praktek pediatri dan tidak spesifik untuk
penyakit tertentu (Gambar 2.). "ariasi diurnal biasanya terjadi, khususnya bila
demam disebabkan oleh proses infeksi.
Gambar 2.#emam remiten
Pada demam intermitensuhu kembali normal setiap hari, umumnya pada pagi hari,
dan punaknya pada siang hari (Gambar 3.). Pola ini merupakan jenis demam
terbanyak kedua yang ditemukan di praktek klinis.
Gambar 3. #emam intermiten
Demam septik atau hektik terjadi saat demam remiten atau intermiten
menunjukkan perbedaan antara punak dan titik terendah suhu yang sangat besar.
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
2/23
Demam quotidian, disebabkan oleh P. "i$a%, ditandai dengan paroksisme demam
yang terjadi setiap hari.
Demam quotidian ganda (Gambar 4.)memiliki dua punak dalam &2 jam (siklus
&2 jam)
Gambar 4.#emam 'uotidian
Undulant fever menggambarkan peningkatan suhu seara perlahan dan menetap
tinggi selama beberapa hari, kemudian seara perlahan turun menjadi normal.
Demam lama (prolonged fever) menggambarkan satu penyakit dengan lama
demam melebihi yang diharapkan untuk penyakitnya, ontohnya &0 hari untuk
infeksi saluran nafas atas.
Demam rekurenadalah demam yang timbul kembali dengan inter$al irregular pada
satu penyakit yang melibatkan organ yang sama (ontohnya traktus urinarius) atau
sistem organ multipel.
Demam bifasikmenunjukkan satu penyakit dengan 2 episode demam yang berbeda
(camelback fever pattern, atau saddleback fever). Poliomielitis merupakan ontoh
klasik dari pola demam ini. ambaran bifasik juga khas untuk leptospirosis, demam
dengue, demam kuning, Colorado tick fever, spirillary rat-bite fever (*pirillumminus), danAfrican hemorrhagic fever(+arburg, bola, dan demam -assa).
Relapsingfeverdan demam periodik
o Demam periodik ditandai oleh episode demam berulang dengan inter$al regular
atau irregular. /iap episode diikuti satu sampai beberapa hari, beberapa minggu atau
beberapa bulan suhu normal. Contoh yang dapat dilihat adalah malaria (istilah
tertiana digunakan bila demam terjadi setiap hari ke1, kuartana bila demam terjadi
setiap hari ke4) (Gambar 5.)dan bruellosis.
Gambar 5. Pola demam malaria
o Relapsing fever adalah istilah yang biasa dipakai untuk demam rekuren yang
disebabkan oleh sejumlah spesies orrelia (Gambar .)dan ditularkan oleh kutu
(louseborne 3F) atau tick(tikborne 3F).
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
3/23
Gambar . Pola demam orreliosis (pola demam relapsing)
Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi mendadak, yang berulang seara tibatiba
berlangsung selama 1 5 hari, diikuti oleh periode bebas demam dengan durasi yang
hampir sama. *uhu maksimal dapat menapai 40,5oC pada tick-borne fever dan
16,!oC pada louse-borne. ejala penyerta meliputi myalgia, sakit kepala, nyeri
perut, dan perubahan kesadaran. 3esolusi tiap episode demam dapat disertai Jarish-
Herxheimer reaction (783) selama beberapa jam (5 9 jam), yang umumnya
mengikuti pengobatan antibiotik. 3eaksi ini disebabkan oleh pelepasan endoto%in
saat organisme dihanurkan oleh antibiotik. 783 sangat sering ditemukan setelahmengobati pasien syphillis. 3eaksi ini lebih jarang terlihat pada kasus leptospirosis,
-yme disease, dan bruellosis. ejala ber$ariasi dari demam ringan dan fatigue
sampai reaksi anafilaktikfull-blown.
o Contoh lain adalah ratbite fe$er yang disebabkan oleh *pirillum minus dan
*treptobaillus moniliformis. 3i:ayat gigitan tikus & &0 minggu sebelum a:itan
gejala merupakan petunjuk diagnosis.
o #emam Pelbstein (Gambar !.), digambarkan oleh Pel dan bstein pada &99;,
pada a:alnya dipikirkan khas untuk limfoma 8odgkin (-8). 8anya sedikit pasien
dengan penyakit 8odgkin mengalami pola ini, tetapi bila ada, sugestif untuk -8.
Pola terdiri dari episode rekuren dari demam yang berlangsung 1 &0 hari, diikuti
oleh periode afebril dalam durasi yang serupa. Penyebab jenis demam ini mungkin
berhubungan dengan destruksi jaringan atau berhubungan dengan anemia hemolitik.
Gambar !. Pola demam penyakit 8odgkin (pola Pelbstein)
erikut adalah polapola demam dan penyakit yang menyertainya.
"ola Demam "enyakit
uotidian +alaria karena P. "i$a%
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
4/23
#ouble 'uotidian
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
5/23
. A. #akna klinis demam disertai menggili dan berkurang setela keluarkeringat dingin?
#enandakan T/A0 #AA/A2 %eriode demam* dingin* dan menggigil
B. Bagaimana patofsiologi demam disertai menggili dan berkurang
setela keluar keringat dingin?
*ebagai akibat dari perkembangan parasit plasmodium dalam tubuh yang
menyebabkan pemeahan eritrosit seara periodi (pecahnya skizon darah yang
telah matang dan masuknya merozoit darah kedalam aliran darah), menyebabkan
timbul demam yang naik turun. 8al ini dapat terjadi karena terjadi reaksi tubuh
ketika terjadi infeksi, yaitu dengan mengeluarkan suatu ?at yang dapat
menyebabkan demam, yaitu pirogen. Pirogen dapat berupa pirogen eksogen dan
pirogen endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh seperti toksin, produk
bakteri dan bakteri itu sendiri mempunyai kemampuan untuk merangsang
pelepasan pirogen endogen yang disebut sitokin, diantaranya interleukin&,
interleukin5, dan /AF (umor !ecrosis "actor). Pirogen ini dapat merangsanghipotalamus, yang berfungsi sebagai termostat tubuh, untuk meningkatkan sekresi
prostaglandin dan mengubahset-point temperatur di hipotalamus, yang kemudian
dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh (demam). ntuk infeksi oleh parasit
#lasmodium falciparum, demam terjadi seara berkala biasanya setiap 2 hari
sekali. #an bila pengeluaran panas melebihi pemasukan panas, maka termostat ini
akan berusaha menyeimbangkan suhu tersebut dengan ara memerintahkan otot
otot rangka untuk berkontraksi guna menghasilkan panas tubuh.
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
6/23
=nfeksi#lasmodium$melepaskan toksin malaria (P=) @ mengakti$asi
makrofag @ mensekresikan =- &2 @ mengakti$asi sel /h @ mensekresikan =- 1
@ mengakti$asi sel mast @ mensekresikan 82 @ peningkatan sekresi Es.
-ambung @ AE*E
5. A. Bagaimana intepretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaanfsik?
Temperatur A(illa2 6C 7 8ebris
#ekanisme2 soal no 1 dan ,
Hepatomegali2 Hepatomegali juga la+im ditemukan pada malaria. 0el
kup9er terisi dengan emo+oin $oklat sampai itam* dan sel parenkimdengan emosiderin kuning. 0ebagai akibatnya ati menjadi berwarnake$oklatan agak kelabu atau keitaman. %ada malaria kronis terjadiinfltrasi di4us ole sel mononukleus pada periportal yang meningkatsejalan dengan berulangnya serangan malaria. Hepatomegali denganinfltrasi sel mononukleus merupakan bagian dari syndrome pembesaranati di daera tropis
0plenomegali2 impa dapat membesar pada serangan akut. impamengalami pembesaran dan pembendungan. %ada titik ini* kapsul tipisdan muda robek* dan pulpa mengalir sebagian. 0esuda beberapa taun*kapsul menebal dan pulpa fbrotik: splenomegali menjadi ire'ersibel.
"alam limpa dijumpai banyak parasit dalam makro4ag dan sering terjadi4agositosis dari eritrosit yang terin4eksi maupun yang tidak terin4eksi
. A. Bagaimana intepretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaanpenunjang?
Hb renda. Hal ini dikarenakan terjadi emolisis dara akibat bentukeritrosit yang muda an$ur setela diin'asi parasit
;. ""
"emam typoid*
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
7/23
iwayat minum obat malaria satu bulan terakir.
iwayat mendapat trans4usi dara.
0elain al-al tersebut di atas* pada tersangka penderita malaria berat*dapat ditemukan keadaan di bawa ini2
>angguan kesadaran dalam berbagai derajat.
=eadaan umum yang lema.
=ejang-kejang.
%anas sangat tinggi.
#ata dan tubu kuning.
%erdaraan idung* gusi* tau saluran $erna.
a4as $epat @sesak napas.
#unta terus menerus dan tidak dapat makan minum.
arna air seni seperti te pekat dan dapat sampai keitaman.
umla air seni kurang bakan sampai tidak ada.
Telapak tangan sangat pu$at.
,. %emeriksaan 8isik "emam @D;*5oC
=unjun$ti'a atau telapak tangan pu$at
%embesaran limpa
%embesaran ati
%ada penderita tersangaka malaria berat ditemukan tanda-tanda klinissebagai berikut2
Temperature re$tal D3EoC.
adi $apat dan lema.
Tekanan dara sistolik F;E mmHg pada orang dewasa dan F5E mmHgpada anak-anak.
8rekuensi napas G5 kali permenit pada orang dewasa atau G3E kali
permenit pada balita* dan G5E kali permenit pada anak dibawa 1taun.
%enurunan kesadaran.
#ani4estasi perdaraan2 ptekie* purpura* ematom.
Tanda-tanda deidrasi.
Tanda-tanda anemia berat.
0klera mata kuning.
%embesaran limpa dan atau epar.
>agal ginjal ditandai dengan oligouria sampai anuria.
>ejala neurologik2 kaku kuduk* reeks patologis positi4.
. %emeriksaan aboratoriuma. %emeriksaan dengan mikroskopik
0ebagai standar emas pemeriksaan laboratoris demam malaria padapenderita adala mikroskopik untuk menemukan parasit di dalam daratepi@1. %emeriksaan dara tebal dan tipis untuk menentukan2
AdaItidaknya parasit malaria.
0pesies dan stadium Plasmodium
=epadatan parasit- 0emi kuantitati42
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
8/23
@- 2 tidak ditemukan parasit dalam 1EE %B
@J 2 ditemukan 1-1E parasit dalam 1EE %B
@JJ 2 ditemukan 11-1EE parasit dalam 1EE %B
@JJJ 2 ditemukan 1-1E parasit dalam 1 %B
@JJJJ2 ditemukan G1E parasit dalam 1 %B
- =uantitati4
umla parasit diitung permikroliter dara pada sediaan daratebal atau sediaan dara tipis.
b. %emeriksaan dengan tes diagnostik $epat (Rapid Diagnostic Test)#ekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria*
dengan menggunakan metoda immunokromatograf dalam bentuk dipstik.
$. Tes serologiTes ini berguna untuk mendeteksi adanya antibodi spesifk teradap
malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini kurangberman4aat sebagai alat diagnosti$ sebab antibodi baru terbentuk setelabeberapa ari parasitemia. Titer G12,EE dianggap sebagai in4eksi baru*dan tes G12,E dinyatakan positi4.
6. "
1E.Kpidemiologi
+alaria terjadi di sebagian besar daerah tropis di dumia. Plasmodium Faliparum lebih
banyak terdapat di Efrika, Ae: uinea, dan 8aitiI Plasmodium $i$a% lebih umum ditemukan
di Emerika /engah. Pre$alensi kedua spesies ini ratarata sama antara di Emerika selatan,
Aegara bagian Emerika, Esia timur, dan kepulauan Heania.
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
9/23
pidemiologi malaria bersifat kompleks dan bisa sangat besar didalam area geografi yang
sempit. *eara klasik endemis didefinisikan dalam istilah of parasitemia rates atau seara
palpasi dinyatakan sebagai spleen rates pada anakanak usia 26 tahun sebagai hipoendemik
(J&0K), mesoendemi (&&!0K), hiperendemik (!&;!K), and holoendemik (;!K). #i
daerah holoendemik dan hiperendemik dimana transmisi P. faliparum sangat hebat sekali,
orang kemungkinan bisa tergigit nyamuk lebih banyak dalam sehari dan terinfeksi searaberulang kali dalam hidupnya.
=ndonesia adalah salah satu negara yang masih beresiko malaria karena sampai 200; masih
terdapat 165 kabupaten (90 persen) endemis malaria. Pada 2009 terdapat &,52 juta kasus
malaria klinis dan 2006 menjadi &,&4 juta kasus, selain itu jumlah penderita positif malaria
(hasil pemeriksaan mikroskop terdapat kuman malaria) pada 2009, 255 ribu kasus dan masih
&66 ribu kasus pada 2006.
Pada tahun 20&0, +enteri
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
10/23
11.8aktor isiko
1,.%atofsiologi
%atogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit* inang dan
lingkungan. %atogenesis lebi ditekankan pada terjadinya peningkatan
permeabilitas pembulu dara daripada koagulasi intra'askuler. )ele karena
ski+ogoni menyebabkan kerusakan eritrosit maka akan terjadi anemia. Beratnya
anemi tidak sebanding dengan parasitemia menunjukkan adanya kelainan
eritrosit selain yang mengandung parasit. Hal ini diduga akibat adanya toksin
malaria yang menyebabkan gangguan 4ungsi eritrosit dan sebagian eritrosit
pe$a melalui limpa seingga parasit keluar. 8aktor lain yang menyebabkan
terjadinya anemia mungkin karena terbentuknya antibodi teradap eritrosit.@
impa mengalami pembesaran dan pembendungan serta pigmentasi
seingga muda pe$a. "alam limpa dijumpai banyak parasit dalam makro4ag
dan sering terjadi 4agositosis dari eritrosit yang terin4eksi maupun yang tidak
terin4eksi. %ada malaria kronis terjadi yperplasia dari retikulosit diserta
peningkatan makro4ag.@
%ada malaria beratm mekanisme patogenesisnya berkaitan dengan in'asi
mero+oit ke dalam eritrosit seingga menyebabkan eritrosit yang mengandung
parasit mengalami perubaan struktur danmbiomolekular sel untuk
mempertaankan keidupan parasit. %erubaan tersebut meliputi mekanisme*
diantaranya transport membran sel* sitoadherensi, sekuestrasi dan resetting@
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
11/23
eritrosit juga dapat melekat pada eritrosit yang tidak terin4eksi seingga
terbentuk roset. @3.
Resetting adala suatu 4enomena perlekatan antara sebua eritrosit yang
mengandung merozoit matang yang diselubungi ole sekitar 1E atau lebi
eritrosit non parasit* seingga berbentu seperti bunga. 0ala satu 4aktor yang
mempengarui terjadinya resetting adala golongan dara dimana terdapatnya
antigen golongan dara A dan B yang bertindak sebagai reseptor pada
permukaan eritrosit yang tidak terin4eksi.@3*
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
12/23
malaria. T8 dan sitokin dapat menimbulkan demam* ipoglikemia* dan sndrom
penyakit pernapasan pada orang dewasa@6.
. 0ekuestrasi eritrosit yang terluka
Kritrosit yang terin4eksi ole Plasmodium dapat membentuk tonjolan-tonjolan
@knobs) pada permukaannya. Tonjolan tersebut mengandung antigen dan
bereaksi dengan antibodi malaria dan berubungan dengan afnitas eritrosit
yang mengandung parasit teradap endotelium kapiler alat dalam* seingga
ski+ogoni berlangsung di sirkulasi alat dalam. Kritrosit yang terin4eksi menempel
pada endotelium dan membentuk gumpalan yang mengandung kapiler yang
bo$or dan menimbulkan anoksia dan edema jaringan@6.
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
13/23
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
14/23
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
15/23
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
16/23
=unjungan ke tempat endemik malara
angsang sinyal ke dorsomedial ipotalamus superior deka
T8Anemia emolitikenal flter damage
plasma Hb* metemalbumin* emobilirubin
=ompensasi peningkatan L H
0akit kepala
Hemolisis BC* $lotting%embentukan o* T8
%embentukan rosette* $lotting* adesi endotel ole reseptor C"- L /CA#1 %4K#
Terin4eksi %. 4al$iparum
Berkeringat @trias malaria
%enurunan kesadaran @>C0 L kejang
=onjungti'a palpebra anemis
0klera ikterik
i'er damage
/skemik L anemik jaringan
>8
Tree$old renHb 3* mgIdl
esu
yeri tulang L sendi
diare
=ompensasi peningkatan produksi BC
%enekanan eritropoesis
#ero+oit ke mukosa usus
rwarna seperti kopi @emoglobinuria
angsangan preoptik di anterior ipotalamussuu
0inyal tidak teratur ke tonus otot rangka
Termostat
%roduksi prostaglandin
angsangan ke endotel ipotala
%irogen endogen @/-1
%roses 4agositosis ole makro4ag
1.Tatalaksana
. Pengobatan malaria vivaxdan malaria ovale
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
17/23
ini pertama2 =lorokuinJ%rimakuin
=ombinasi ini digunakan sebagai pilia utama untuk pengobatan malaria'i'a( dan o'ale. %emakaian klorokuin bertujuan membunu parasit stadiumaseksual dan seksual. %emberian primakuin selain bertujuan untuk membunuipno+oit di sel ati* juga dapat membunu parasit aseksual di eritrosit @.
"osis total klorokuin7 ,5 mgIkgBB @1(Ir selama ari* primakuin7 E*,5mgIkgBBIr @selama 13 ari.
Apabila pemberian dosis obat tidak memungkinkan berdasarkan beratbadan penderita obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur* sesuaidengan tabel.
Tabel 3. %engobatan #alaria 'i'a( dan #alaria o'ale
Hari enis
obat
umla tablet menurut kelompok umur @dosis tunggalE-1 bln ,-11
bln
1-3 t 5-6 t 1E-13
t
D15
t
/
=lorokui
n
N O 1 , -3
%rimakui
n
- - N O P 1
//
=lorokui
n
N O 1 , -3
%rimakui
n
- - N O P 1
///
=lorokui
n
1I< N O 1 1O ,
%rimakui
n
- - N O P 1
/&-Q/& %rimakui
n
- - N O P 1
%engobatan e4ekti4 apabila sampai dengan ari ke ,< setela pemberianobat* ditemukan keadaan sebagai berikut2 klinis sembu @sejak ari keempatdan tidak ditemukan parasit stadium aseksual sejak ari ketuju @. %engobatantidak e4ekti4 apabila dalam ,< ari setela pemberian obat2 @
>ejala klinis memburuk dan parasit aseksual positi4* atau >ejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang atau
timbul kembali setela ari ke-13. >ejala klinis membaik tetapi parasit aseksual timbul kembali antara ari
ke-15 sampai ari ke-,< @kemungkinan resisten* relaps atau in4eksi baru.%engobatan malaria 'i'a( resisten klorokuin
ini kedua2 =inaJ%rimakuin
"osis kina7 1E mgIkgBBIkali @(Ir selama ; ari* primakuin7 E*,5 mgIkgBB@selama 13 ari.
"osis obat juga dapat ditaksir dengan menggunakan tabel dosisberdasarkan golongan umur sebagai berikut2
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
18/23
Tabel 5. %engobatan #alaria 'i'a( esisten =lorokuin
Hari enis
obat
umla tablet perari menurut kelompok umurE-1
bln
,-11
bln
1-3 t 5-6 t 1E-13
t
D 15 t
1-; =inaR R
(O (1 (, (1-
13
%rimakui
n
- - N O P 1
R2 dosis diberikan per kgBB
%engobatan malaria 'i'a( yang relaps
0ama dengan regimen sebelumnya anya dosis primakuin yangditingkatkan. "osis klorokuin diberikan 1 kali perari selama ari* dengan dosistotal ,5 mgIkgBB dan primakuin diberikan selama 13 ari dengan dosis E*5mgIkgBBIari. "osis obat juga dapat ditaksir dengan menggunakan tabel dosisberdasarkan golongan umur@.
Tabel . %engobatan #alaria 'i'a( yang elaps
Hari enis
obat
umla tablet menurut kelompok golongan umurE-1 bln ,-11
bln
1-3 t 5-6 t 1E-13
t
D 15
t
1
=lorokui
n
N O 1 , -3
%rimakuin
- - O 1 1O ,
,
=lorokui
n
N O - , -3
%rimakui
n
- - O 1 1O ,
=lorokui
n
1I< N O 1 1O ,
%rimakui
n
- - O 1 1O ,
13-13 %rimakui
n
- - O 1 1O ,
13.%re'enti4
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
19/23
yang tidak terlalu lama, seperti turis, peneliti, pega:ai kehutanan dan lainlain.
ntuk kelompok atau indi$idu yang akan bepergian atau tugas dalam jangka
:aktu yang lama, sebaiknya menggunakan personal protection seperti pemakaian
kelambu, ka:at kassa, dan lainlain(1).
Hlehkarena #% falciparum merupakan spesies yang $irulensinya ukup tinggi maka
kemoprofilaksisnya terutama ditujukan pada infeksi spesies ini. *ehubungan dengan
laporan tingginya tingkat resistensi #% falciparum terhadap klorokuin, maka
doksisiklin menjadi pilihan. #oksisiklin diberikan setiap hari dengan dosis 2
mgDkg selama tidak lebih dari 45 minggu.
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
20/23
#iperberat karena gangguan metabolisme, seperti asidosis, hipoglikemi, gangguan ini dapat
terjadi karena beberapa proses patologis.
#iduga terjadi sumbatan kapiler pembuluh darah otak sehingga terjadi anoksia otak.
*umbatan karena eritrosit berparasit sulit melalui kapiler karena proses sitoadherensi dan
sekuestrasiparasit. /etapi pada penelitian Rarrell, menyatakan bah:a tidak ada perubahan
erebral blood flo:, erebro $asular resistene, atau erebral metaboli rate for o%ygen pada
pasien koma dibanding pasien yang telah pulih kesadarannya.
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
21/23
*ering terjadi pada malaria de:asa. #apat terjadi oleh karena hiperpermiabilitas kapiler dan
atau kelebihan airan dan mungkin juga karena peningkatan /AFG. Penyebab lain gangguan
pernafasan &respiratory distress'(1)
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
22/23
Eliran darah ke hati yang berkurang, sehingga mengganggu bersihan laktatI 5)angguan
fungsi ginjal, sehingga terganggunya ekresi asam.
Esidosis metabolik dan gangguan metabolik pernafasan kussmaul, peningkatan asam laktat,
dan p8 darah menurun (J;,2!) dan penurunan bikarbonat (J &!me').
-
7/25/2019 Analisis KS 26B
23/23
1;.0="/
Albie 1* 11* 3* 13* ;
%utra ,* 1,* 5* 15*