Analisis KS 26B

download Analisis KS 26B

of 23

Transcript of Analisis KS 26B

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    1/23

    1. A. Apa saja jenis-jenis demam? Tentukan jenis demam pada kasustersebut!

    Demam kontinyu (Gambar 1.) atau sustained fever ditandai oleh peningkatan

    suhu tubuh yang menetap dengan fluktuasi maksimal 0,4oC selama periode 24 jam.

    Fluktuasi diurnal suhu normal biasanya tidak terjadi atau tidak signifikan.

    Gambar 1. Pola demam pada demam tifoid (memperlihatkan bradikardi relatif)

    Demam remiten ditandai oleh penurunan suhu tiap hari tetapi tidak menapai

    normal dengan fluktuasi melebihi 0,!oC per 24 jam. Pola ini merupakan tipe demam

    yang paling sering ditemukan dalam praktek pediatri dan tidak spesifik untuk

    penyakit tertentu (Gambar 2.). "ariasi diurnal biasanya terjadi, khususnya bila

    demam disebabkan oleh proses infeksi.

    Gambar 2.#emam remiten

    Pada demam intermitensuhu kembali normal setiap hari, umumnya pada pagi hari,

    dan punaknya pada siang hari (Gambar 3.). Pola ini merupakan jenis demam

    terbanyak kedua yang ditemukan di praktek klinis.

    Gambar 3. #emam intermiten

    Demam septik atau hektik terjadi saat demam remiten atau intermiten

    menunjukkan perbedaan antara punak dan titik terendah suhu yang sangat besar.

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    2/23

    Demam quotidian, disebabkan oleh P. "i$a%, ditandai dengan paroksisme demam

    yang terjadi setiap hari.

    Demam quotidian ganda (Gambar 4.)memiliki dua punak dalam &2 jam (siklus

    &2 jam)

    Gambar 4.#emam 'uotidian

    Undulant fever menggambarkan peningkatan suhu seara perlahan dan menetap

    tinggi selama beberapa hari, kemudian seara perlahan turun menjadi normal.

    Demam lama (prolonged fever) menggambarkan satu penyakit dengan lama

    demam melebihi yang diharapkan untuk penyakitnya, ontohnya &0 hari untuk

    infeksi saluran nafas atas.

    Demam rekurenadalah demam yang timbul kembali dengan inter$al irregular pada

    satu penyakit yang melibatkan organ yang sama (ontohnya traktus urinarius) atau

    sistem organ multipel.

    Demam bifasikmenunjukkan satu penyakit dengan 2 episode demam yang berbeda

    (camelback fever pattern, atau saddleback fever). Poliomielitis merupakan ontoh

    klasik dari pola demam ini. ambaran bifasik juga khas untuk leptospirosis, demam

    dengue, demam kuning, Colorado tick fever, spirillary rat-bite fever (*pirillumminus), danAfrican hemorrhagic fever(+arburg, bola, dan demam -assa).

    Relapsingfeverdan demam periodik

    o Demam periodik ditandai oleh episode demam berulang dengan inter$al regular

    atau irregular. /iap episode diikuti satu sampai beberapa hari, beberapa minggu atau

    beberapa bulan suhu normal. Contoh yang dapat dilihat adalah malaria (istilah

    tertiana digunakan bila demam terjadi setiap hari ke1, kuartana bila demam terjadi

    setiap hari ke4) (Gambar 5.)dan bruellosis.

    Gambar 5. Pola demam malaria

    o Relapsing fever adalah istilah yang biasa dipakai untuk demam rekuren yang

    disebabkan oleh sejumlah spesies orrelia (Gambar .)dan ditularkan oleh kutu

    (louseborne 3F) atau tick(tikborne 3F).

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    3/23

    Gambar . Pola demam orreliosis (pola demam relapsing)

    Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi mendadak, yang berulang seara tibatiba

    berlangsung selama 1 5 hari, diikuti oleh periode bebas demam dengan durasi yang

    hampir sama. *uhu maksimal dapat menapai 40,5oC pada tick-borne fever dan

    16,!oC pada louse-borne. ejala penyerta meliputi myalgia, sakit kepala, nyeri

    perut, dan perubahan kesadaran. 3esolusi tiap episode demam dapat disertai Jarish-

    Herxheimer reaction (783) selama beberapa jam (5 9 jam), yang umumnya

    mengikuti pengobatan antibiotik. 3eaksi ini disebabkan oleh pelepasan endoto%in

    saat organisme dihanurkan oleh antibiotik. 783 sangat sering ditemukan setelahmengobati pasien syphillis. 3eaksi ini lebih jarang terlihat pada kasus leptospirosis,

    -yme disease, dan bruellosis. ejala ber$ariasi dari demam ringan dan fatigue

    sampai reaksi anafilaktikfull-blown.

    o Contoh lain adalah ratbite fe$er yang disebabkan oleh *pirillum minus dan

    *treptobaillus moniliformis. 3i:ayat gigitan tikus & &0 minggu sebelum a:itan

    gejala merupakan petunjuk diagnosis.

    o #emam Pelbstein (Gambar !.), digambarkan oleh Pel dan bstein pada &99;,

    pada a:alnya dipikirkan khas untuk limfoma 8odgkin (-8). 8anya sedikit pasien

    dengan penyakit 8odgkin mengalami pola ini, tetapi bila ada, sugestif untuk -8.

    Pola terdiri dari episode rekuren dari demam yang berlangsung 1 &0 hari, diikuti

    oleh periode afebril dalam durasi yang serupa. Penyebab jenis demam ini mungkin

    berhubungan dengan destruksi jaringan atau berhubungan dengan anemia hemolitik.

    Gambar !. Pola demam penyakit 8odgkin (pola Pelbstein)

    erikut adalah polapola demam dan penyakit yang menyertainya.

    "ola Demam "enyakit

    uotidian +alaria karena P. "i$a%

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    4/23

    #ouble 'uotidian

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    5/23

    . A. #akna klinis demam disertai menggili dan berkurang setela keluarkeringat dingin?

    #enandakan T/A0 #AA/A2 %eriode demam* dingin* dan menggigil

    B. Bagaimana patofsiologi demam disertai menggili dan berkurang

    setela keluar keringat dingin?

    *ebagai akibat dari perkembangan parasit plasmodium dalam tubuh yang

    menyebabkan pemeahan eritrosit seara periodi (pecahnya skizon darah yang

    telah matang dan masuknya merozoit darah kedalam aliran darah), menyebabkan

    timbul demam yang naik turun. 8al ini dapat terjadi karena terjadi reaksi tubuh

    ketika terjadi infeksi, yaitu dengan mengeluarkan suatu ?at yang dapat

    menyebabkan demam, yaitu pirogen. Pirogen dapat berupa pirogen eksogen dan

    pirogen endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh seperti toksin, produk

    bakteri dan bakteri itu sendiri mempunyai kemampuan untuk merangsang

    pelepasan pirogen endogen yang disebut sitokin, diantaranya interleukin&,

    interleukin5, dan /AF (umor !ecrosis "actor). Pirogen ini dapat merangsanghipotalamus, yang berfungsi sebagai termostat tubuh, untuk meningkatkan sekresi

    prostaglandin dan mengubahset-point temperatur di hipotalamus, yang kemudian

    dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh (demam). ntuk infeksi oleh parasit

    #lasmodium falciparum, demam terjadi seara berkala biasanya setiap 2 hari

    sekali. #an bila pengeluaran panas melebihi pemasukan panas, maka termostat ini

    akan berusaha menyeimbangkan suhu tersebut dengan ara memerintahkan otot

    otot rangka untuk berkontraksi guna menghasilkan panas tubuh.

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    6/23

    =nfeksi#lasmodium$melepaskan toksin malaria (P=) @ mengakti$asi

    makrofag @ mensekresikan =- &2 @ mengakti$asi sel /h @ mensekresikan =- 1

    @ mengakti$asi sel mast @ mensekresikan 82 @ peningkatan sekresi Es.

    -ambung @ AE*E

    5. A. Bagaimana intepretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaanfsik?

    Temperatur A(illa2 6C 7 8ebris

    #ekanisme2 soal no 1 dan ,

    Hepatomegali2 Hepatomegali juga la+im ditemukan pada malaria. 0el

    kup9er terisi dengan emo+oin $oklat sampai itam* dan sel parenkimdengan emosiderin kuning. 0ebagai akibatnya ati menjadi berwarnake$oklatan agak kelabu atau keitaman. %ada malaria kronis terjadiinfltrasi di4us ole sel mononukleus pada periportal yang meningkatsejalan dengan berulangnya serangan malaria. Hepatomegali denganinfltrasi sel mononukleus merupakan bagian dari syndrome pembesaranati di daera tropis

    0plenomegali2 impa dapat membesar pada serangan akut. impamengalami pembesaran dan pembendungan. %ada titik ini* kapsul tipisdan muda robek* dan pulpa mengalir sebagian. 0esuda beberapa taun*kapsul menebal dan pulpa fbrotik: splenomegali menjadi ire'ersibel.

    "alam limpa dijumpai banyak parasit dalam makro4ag dan sering terjadi4agositosis dari eritrosit yang terin4eksi maupun yang tidak terin4eksi

    . A. Bagaimana intepretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaanpenunjang?

    Hb renda. Hal ini dikarenakan terjadi emolisis dara akibat bentukeritrosit yang muda an$ur setela diin'asi parasit

    ;. ""

    "emam typoid*

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    7/23

    iwayat minum obat malaria satu bulan terakir.

    iwayat mendapat trans4usi dara.

    0elain al-al tersebut di atas* pada tersangka penderita malaria berat*dapat ditemukan keadaan di bawa ini2

    >angguan kesadaran dalam berbagai derajat.

    =eadaan umum yang lema.

    =ejang-kejang.

    %anas sangat tinggi.

    #ata dan tubu kuning.

    %erdaraan idung* gusi* tau saluran $erna.

    a4as $epat @sesak napas.

    #unta terus menerus dan tidak dapat makan minum.

    arna air seni seperti te pekat dan dapat sampai keitaman.

    umla air seni kurang bakan sampai tidak ada.

    Telapak tangan sangat pu$at.

    ,. %emeriksaan 8isik "emam @D;*5oC

    =unjun$ti'a atau telapak tangan pu$at

    %embesaran limpa

    %embesaran ati

    %ada penderita tersangaka malaria berat ditemukan tanda-tanda klinissebagai berikut2

    Temperature re$tal D3EoC.

    adi $apat dan lema.

    Tekanan dara sistolik F;E mmHg pada orang dewasa dan F5E mmHgpada anak-anak.

    8rekuensi napas G5 kali permenit pada orang dewasa atau G3E kali

    permenit pada balita* dan G5E kali permenit pada anak dibawa 1taun.

    %enurunan kesadaran.

    #ani4estasi perdaraan2 ptekie* purpura* ematom.

    Tanda-tanda deidrasi.

    Tanda-tanda anemia berat.

    0klera mata kuning.

    %embesaran limpa dan atau epar.

    >agal ginjal ditandai dengan oligouria sampai anuria.

    >ejala neurologik2 kaku kuduk* reeks patologis positi4.

    . %emeriksaan aboratoriuma. %emeriksaan dengan mikroskopik

    0ebagai standar emas pemeriksaan laboratoris demam malaria padapenderita adala mikroskopik untuk menemukan parasit di dalam daratepi@1. %emeriksaan dara tebal dan tipis untuk menentukan2

    AdaItidaknya parasit malaria.

    0pesies dan stadium Plasmodium

    =epadatan parasit- 0emi kuantitati42

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    8/23

    @- 2 tidak ditemukan parasit dalam 1EE %B

    @J 2 ditemukan 1-1E parasit dalam 1EE %B

    @JJ 2 ditemukan 11-1EE parasit dalam 1EE %B

    @JJJ 2 ditemukan 1-1E parasit dalam 1 %B

    @JJJJ2 ditemukan G1E parasit dalam 1 %B

    - =uantitati4

    umla parasit diitung permikroliter dara pada sediaan daratebal atau sediaan dara tipis.

    b. %emeriksaan dengan tes diagnostik $epat (Rapid Diagnostic Test)#ekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria*

    dengan menggunakan metoda immunokromatograf dalam bentuk dipstik.

    $. Tes serologiTes ini berguna untuk mendeteksi adanya antibodi spesifk teradap

    malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini kurangberman4aat sebagai alat diagnosti$ sebab antibodi baru terbentuk setelabeberapa ari parasitemia. Titer G12,EE dianggap sebagai in4eksi baru*dan tes G12,E dinyatakan positi4.

    6. "

    1E.Kpidemiologi

    +alaria terjadi di sebagian besar daerah tropis di dumia. Plasmodium Faliparum lebih

    banyak terdapat di Efrika, Ae: uinea, dan 8aitiI Plasmodium $i$a% lebih umum ditemukan

    di Emerika /engah. Pre$alensi kedua spesies ini ratarata sama antara di Emerika selatan,

    Aegara bagian Emerika, Esia timur, dan kepulauan Heania.

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    9/23

    pidemiologi malaria bersifat kompleks dan bisa sangat besar didalam area geografi yang

    sempit. *eara klasik endemis didefinisikan dalam istilah of parasitemia rates atau seara

    palpasi dinyatakan sebagai spleen rates pada anakanak usia 26 tahun sebagai hipoendemik

    (J&0K), mesoendemi (&&!0K), hiperendemik (!&;!K), and holoendemik (;!K). #i

    daerah holoendemik dan hiperendemik dimana transmisi P. faliparum sangat hebat sekali,

    orang kemungkinan bisa tergigit nyamuk lebih banyak dalam sehari dan terinfeksi searaberulang kali dalam hidupnya.

    =ndonesia adalah salah satu negara yang masih beresiko malaria karena sampai 200; masih

    terdapat 165 kabupaten (90 persen) endemis malaria. Pada 2009 terdapat &,52 juta kasus

    malaria klinis dan 2006 menjadi &,&4 juta kasus, selain itu jumlah penderita positif malaria

    (hasil pemeriksaan mikroskop terdapat kuman malaria) pada 2009, 255 ribu kasus dan masih

    &66 ribu kasus pada 2006.

    Pada tahun 20&0, +enteri

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    10/23

    11.8aktor isiko

    1,.%atofsiologi

    %atogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit* inang dan

    lingkungan. %atogenesis lebi ditekankan pada terjadinya peningkatan

    permeabilitas pembulu dara daripada koagulasi intra'askuler. )ele karena

    ski+ogoni menyebabkan kerusakan eritrosit maka akan terjadi anemia. Beratnya

    anemi tidak sebanding dengan parasitemia menunjukkan adanya kelainan

    eritrosit selain yang mengandung parasit. Hal ini diduga akibat adanya toksin

    malaria yang menyebabkan gangguan 4ungsi eritrosit dan sebagian eritrosit

    pe$a melalui limpa seingga parasit keluar. 8aktor lain yang menyebabkan

    terjadinya anemia mungkin karena terbentuknya antibodi teradap eritrosit.@

    impa mengalami pembesaran dan pembendungan serta pigmentasi

    seingga muda pe$a. "alam limpa dijumpai banyak parasit dalam makro4ag

    dan sering terjadi 4agositosis dari eritrosit yang terin4eksi maupun yang tidak

    terin4eksi. %ada malaria kronis terjadi yperplasia dari retikulosit diserta

    peningkatan makro4ag.@

    %ada malaria beratm mekanisme patogenesisnya berkaitan dengan in'asi

    mero+oit ke dalam eritrosit seingga menyebabkan eritrosit yang mengandung

    parasit mengalami perubaan struktur danmbiomolekular sel untuk

    mempertaankan keidupan parasit. %erubaan tersebut meliputi mekanisme*

    diantaranya transport membran sel* sitoadherensi, sekuestrasi dan resetting@

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    11/23

    eritrosit juga dapat melekat pada eritrosit yang tidak terin4eksi seingga

    terbentuk roset. @3.

    Resetting adala suatu 4enomena perlekatan antara sebua eritrosit yang

    mengandung merozoit matang yang diselubungi ole sekitar 1E atau lebi

    eritrosit non parasit* seingga berbentu seperti bunga. 0ala satu 4aktor yang

    mempengarui terjadinya resetting adala golongan dara dimana terdapatnya

    antigen golongan dara A dan B yang bertindak sebagai reseptor pada

    permukaan eritrosit yang tidak terin4eksi.@3*

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    12/23

    malaria. T8 dan sitokin dapat menimbulkan demam* ipoglikemia* dan sndrom

    penyakit pernapasan pada orang dewasa@6.

    . 0ekuestrasi eritrosit yang terluka

    Kritrosit yang terin4eksi ole Plasmodium dapat membentuk tonjolan-tonjolan

    @knobs) pada permukaannya. Tonjolan tersebut mengandung antigen dan

    bereaksi dengan antibodi malaria dan berubungan dengan afnitas eritrosit

    yang mengandung parasit teradap endotelium kapiler alat dalam* seingga

    ski+ogoni berlangsung di sirkulasi alat dalam. Kritrosit yang terin4eksi menempel

    pada endotelium dan membentuk gumpalan yang mengandung kapiler yang

    bo$or dan menimbulkan anoksia dan edema jaringan@6.

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    13/23

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    14/23

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    15/23

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    16/23

    =unjungan ke tempat endemik malara

    angsang sinyal ke dorsomedial ipotalamus superior deka

    T8Anemia emolitikenal flter damage

    plasma Hb* metemalbumin* emobilirubin

    =ompensasi peningkatan L H

    0akit kepala

    Hemolisis BC* $lotting%embentukan o* T8

    %embentukan rosette* $lotting* adesi endotel ole reseptor C"- L /CA#1 %4K#

    Terin4eksi %. 4al$iparum

    Berkeringat @trias malaria

    %enurunan kesadaran @>C0 L kejang

    =onjungti'a palpebra anemis

    0klera ikterik

    i'er damage

    /skemik L anemik jaringan

    >8

    Tree$old renHb 3* mgIdl

    esu

    yeri tulang L sendi

    diare

    =ompensasi peningkatan produksi BC

    %enekanan eritropoesis

    #ero+oit ke mukosa usus

    rwarna seperti kopi @emoglobinuria

    angsangan preoptik di anterior ipotalamussuu

    0inyal tidak teratur ke tonus otot rangka

    Termostat

    %roduksi prostaglandin

    angsangan ke endotel ipotala

    %irogen endogen @/-1

    %roses 4agositosis ole makro4ag

    1.Tatalaksana

    . Pengobatan malaria vivaxdan malaria ovale

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    17/23

    ini pertama2 =lorokuinJ%rimakuin

    =ombinasi ini digunakan sebagai pilia utama untuk pengobatan malaria'i'a( dan o'ale. %emakaian klorokuin bertujuan membunu parasit stadiumaseksual dan seksual. %emberian primakuin selain bertujuan untuk membunuipno+oit di sel ati* juga dapat membunu parasit aseksual di eritrosit @.

    "osis total klorokuin7 ,5 mgIkgBB @1(Ir selama ari* primakuin7 E*,5mgIkgBBIr @selama 13 ari.

    Apabila pemberian dosis obat tidak memungkinkan berdasarkan beratbadan penderita obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur* sesuaidengan tabel.

    Tabel 3. %engobatan #alaria 'i'a( dan #alaria o'ale

    Hari enis

    obat

    umla tablet menurut kelompok umur @dosis tunggalE-1 bln ,-11

    bln

    1-3 t 5-6 t 1E-13

    t

    D15

    t

    /

    =lorokui

    n

    N O 1 , -3

    %rimakui

    n

    - - N O P 1

    //

    =lorokui

    n

    N O 1 , -3

    %rimakui

    n

    - - N O P 1

    ///

    =lorokui

    n

    1I< N O 1 1O ,

    %rimakui

    n

    - - N O P 1

    /&-Q/& %rimakui

    n

    - - N O P 1

    %engobatan e4ekti4 apabila sampai dengan ari ke ,< setela pemberianobat* ditemukan keadaan sebagai berikut2 klinis sembu @sejak ari keempatdan tidak ditemukan parasit stadium aseksual sejak ari ketuju @. %engobatantidak e4ekti4 apabila dalam ,< ari setela pemberian obat2 @

    >ejala klinis memburuk dan parasit aseksual positi4* atau >ejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang atau

    timbul kembali setela ari ke-13. >ejala klinis membaik tetapi parasit aseksual timbul kembali antara ari

    ke-15 sampai ari ke-,< @kemungkinan resisten* relaps atau in4eksi baru.%engobatan malaria 'i'a( resisten klorokuin

    ini kedua2 =inaJ%rimakuin

    "osis kina7 1E mgIkgBBIkali @(Ir selama ; ari* primakuin7 E*,5 mgIkgBB@selama 13 ari.

    "osis obat juga dapat ditaksir dengan menggunakan tabel dosisberdasarkan golongan umur sebagai berikut2

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    18/23

    Tabel 5. %engobatan #alaria 'i'a( esisten =lorokuin

    Hari enis

    obat

    umla tablet perari menurut kelompok umurE-1

    bln

    ,-11

    bln

    1-3 t 5-6 t 1E-13

    t

    D 15 t

    1-; =inaR R

    (O (1 (, (1-

    13

    %rimakui

    n

    - - N O P 1

    R2 dosis diberikan per kgBB

    %engobatan malaria 'i'a( yang relaps

    0ama dengan regimen sebelumnya anya dosis primakuin yangditingkatkan. "osis klorokuin diberikan 1 kali perari selama ari* dengan dosistotal ,5 mgIkgBB dan primakuin diberikan selama 13 ari dengan dosis E*5mgIkgBBIari. "osis obat juga dapat ditaksir dengan menggunakan tabel dosisberdasarkan golongan umur@.

    Tabel . %engobatan #alaria 'i'a( yang elaps

    Hari enis

    obat

    umla tablet menurut kelompok golongan umurE-1 bln ,-11

    bln

    1-3 t 5-6 t 1E-13

    t

    D 15

    t

    1

    =lorokui

    n

    N O 1 , -3

    %rimakuin

    - - O 1 1O ,

    ,

    =lorokui

    n

    N O - , -3

    %rimakui

    n

    - - O 1 1O ,

    =lorokui

    n

    1I< N O 1 1O ,

    %rimakui

    n

    - - O 1 1O ,

    13-13 %rimakui

    n

    - - O 1 1O ,

    13.%re'enti4

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    19/23

    yang tidak terlalu lama, seperti turis, peneliti, pega:ai kehutanan dan lainlain.

    ntuk kelompok atau indi$idu yang akan bepergian atau tugas dalam jangka

    :aktu yang lama, sebaiknya menggunakan personal protection seperti pemakaian

    kelambu, ka:at kassa, dan lainlain(1).

    Hlehkarena #% falciparum merupakan spesies yang $irulensinya ukup tinggi maka

    kemoprofilaksisnya terutama ditujukan pada infeksi spesies ini. *ehubungan dengan

    laporan tingginya tingkat resistensi #% falciparum terhadap klorokuin, maka

    doksisiklin menjadi pilihan. #oksisiklin diberikan setiap hari dengan dosis 2

    mgDkg selama tidak lebih dari 45 minggu.

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    20/23

    #iperberat karena gangguan metabolisme, seperti asidosis, hipoglikemi, gangguan ini dapat

    terjadi karena beberapa proses patologis.

    #iduga terjadi sumbatan kapiler pembuluh darah otak sehingga terjadi anoksia otak.

    *umbatan karena eritrosit berparasit sulit melalui kapiler karena proses sitoadherensi dan

    sekuestrasiparasit. /etapi pada penelitian Rarrell, menyatakan bah:a tidak ada perubahan

    erebral blood flo:, erebro $asular resistene, atau erebral metaboli rate for o%ygen pada

    pasien koma dibanding pasien yang telah pulih kesadarannya.

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    21/23

    *ering terjadi pada malaria de:asa. #apat terjadi oleh karena hiperpermiabilitas kapiler dan

    atau kelebihan airan dan mungkin juga karena peningkatan /AFG. Penyebab lain gangguan

    pernafasan &respiratory distress'(1)

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    22/23

    Eliran darah ke hati yang berkurang, sehingga mengganggu bersihan laktatI 5)angguan

    fungsi ginjal, sehingga terganggunya ekresi asam.

    Esidosis metabolik dan gangguan metabolik pernafasan kussmaul, peningkatan asam laktat,

    dan p8 darah menurun (J;,2!) dan penurunan bikarbonat (J &!me').

  • 7/25/2019 Analisis KS 26B

    23/23

    1;.0="/

    Albie 1* 11* 3* 13* ;

    %utra ,* 1,* 5* 15*